Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349 DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS Darsono, Suyamto, dan Elin Nuraini Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan JL;Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb, Yogyakarta e-mail: [email protected] ABSTRAK DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS. Telah dilakukan desain trafo tegangan tinggi berfrekuensi tinggi 40kHz/17,5kV untuk sumber tegangan tinggi (STT) Cockcroft Walton. Mesin berkas elektron (MBE) dirancangbangun pada 300kV/20mA, dengan mengasumsikan efisiensi pemercepatan berkas elektron 70 %, efisiensi pelipat tegangan 90 % dan efisiensi trafo 90% maka trafo didesain dengan daya 15 kW pada amplitudo masukan 7 kV. Desain trafo frekuensi tinggi(TFT) berdasarkan metode prosedur desain McLyman sebagaimana diuraikan dalam buku panduan berjudul Transformer and Inductor Design Handbook. Untuk memudahkan perhitungan desain dan simulasi digunakan program Excel. Hasil simulasi menunjukkan bahwa faktor penggunaan jendela inti trafo sangat mempengaruhi keakuratan desain. Sedangkan frekuensi trafo mempengaruhi rugi inti. Berdasarkan hasil perhitungan desain diperlukan 6 buah inti ferit bentuk UU320/160/40 mm, jumlah kumparan primer dan sekunder 56 dan 216 lilit, panjang kabel primer dan sekunder 29 dan 137 m, jumlah kawat serabut Cu diameter 0,3 mm yang dibentuk menjadi kabel untuk primer dan sekunder 43 dan 18 biji, dan disipasi daya trafo sebesar 619,08W. Isolasi antar belitan menggunakan plastik PTFE, isolasi enkapsulasi menggunakan minyak trafo dan bahan koker menggunakan plexiglass. Kata kunci : Disain, Trafo frekuensi, tegangan tinggi, Cockcroft Walton, dan MBE. ABSTRACT DESIGN OF A HIGH VOLTAGE, HIGH FREQUENCY TRANSFORMATOR 40kHz/17.5Hz FOR HIGH VOLTAGE SUPLAY OF COCKCROFT WALTON EBM LATEX. A High voltage, high frequency transformator 40kHz/17.5kV for high voltage supply of Cockcroft Walton has been designed. The electron beam machine (EBM) designed for 300kV/20mA, by assumption the efficiency of beam transport 70%, the efficiency of voltage multiplier 90%, the efficiency of transformator 90% therefore the power of transformator must be designed for 15kW at amplitude input 7kV. The transformator design used McLyman procedure methode which is described in Transformer and Inductor Design Handbook. To ease doing simulation and calculating design of transformator the Excel programe was used. The result of simulation shows that the window utilization factor of transformator core affects to the accuracy of design result.The frequency of transformator affects to core loss. Based on the calculating design result, it needs 6 ferrite core of type UU320/160/40 mm, primier and secondary coils of 56 and 216 turns, premier and seconday cable lengths of 29 and 137 m, number of Cu wire with 0,3 mm diameter to form cable for premier and seconday coils of 43 and 18 pieces, power dissipation of transformator of 619.08W. Winding insulation uses PTFE plastic, encapsulation insulation uses oil transformator, and bobbin material uses flexiglass. Keyword : Design, HV/HF,transformator, HV-Cockcroft Walton, EBM PENDAHULUAN B ATAN sedang melakukan rancangbangun MBE dengan kapasitas 300 keV/20 mA dengan sasaran kegiatan satu prototip MBE skala industri untuk proses pra-vulkanisasi karet alam.[1] Sumber tegangan tinggi untuk mempercepat elektron menggunakan generator Cockcroft-Walton. Komponen utama generator Cockcroft-Walton adalah pelipat tegangan, HV terminal dome, electrode ring, trafo frekuensi tinggi.[2] Komponen utama tersebut yang belum dilakukan rancangbangun adalah trafo frekuensi tinggi. Pada saat ini trafo frekuensi tinggi dengan spesifikasi yang diinginkan tidak ada di pasaran baik dalam negeri maupun luar negeri, sehingga harus dirancangbangun sendiri. Di samping itu juga untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam rancangbangun dan meningkatkan kandungan lokal DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS Darsono, dkk 5 Volume 14 , November 2012 dari komponen-komponen trafo tersebut. Langkah rancangbangun meliputi desain, pengadaan bahan, konstruksi, uji fungsi dan keandalan. Pada makalah dilaporkan hasil desain trafo frekuensi tinggi bertegangan tinggi untuk sumber tegangan tinggi Cockcroft Walton-MBE. Metode desain mengacu pada prosedur desain McLyman sebagaimana diuraikan dalam buku panduan berjudul Transformer and Inductor Design Handbook[3] Mengingat luaran daya MBE yang dirancangbangun 6 kW dengan mengasumsikan efisiensi pelipat tegangan 90 % dan pemercepatan berkas elektron 70 %, efisiensi trafo 90 %, sehingga trafo frekuensi tinggi yang didesain harus mempunyai spesifikasi daya 15 kW, frekuensi dan amplitudo masukan sesuai osilator daya yaitu 40 kHz dan 7 kV serta amplitudo luaran sesuai pelipat tegangan yaitu 17,5 kV. Standar desain transfomator frekuensi tinggi sangat berbeda dengan standar trafo biasa. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: a) insulation material, b) core loss and heat dissipation, c) skin effect.[4,5] Pada trafo frekuensi tinggi harus diperhatikan skin effect karena pada frekuensi tinggi densitas arus pada bagian permukaan lebih besar dibandingkan dibagian tengah ketika arus mengalir pada kawat email. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam desain trafo frekuensi tinggi adalah inti trafo, yang harus menggunakan inti dari bahan ferit, tidak bisa menggunakan besi lunak. Perhitungan desain trafo frekuensi tinggi berdasarkan prosedur McLyman menggunakan program Excel untuk memudahkan perhitungan dan simulasi. Adapun luaran kegiatan desain adalah spesifikasi trafo frekuensi tinggi bertegangan tinggi. TATA KERJA Desain trafo frekuensi tinggi (TFT) berdasarkan prosedur desain McLyman sebagaimana diuraikan dalam buku panduan berjudul Transformer and Inductor Design Handbook[3]. Adapun diagram alir prosedur desain seperti ditunjukkan pada Gambar 1 pada Lampiran. Desain trafo pada prinsipnya hanya terdiri dari inti trafo dan kumparan, namun demikian dalam mendesain trafo frekuensi tinggi dan tegangan tinggi memerlukan pertimbangan detail bahan dari inti trafo, kumparan, dan isolasi serta rugi daya dan tata letak. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 : 5- 15 ISSN 1411-1349 A. Desain Inti Trafo Trafo yang dibuat beroperasi pada frekuensi tinggi maka inti trafo yang digunakan harus bahan ferit untuk mengurari rugi arus eddy dan histerisis. Bahan dasar ferit merupakan paduan MnZn atau NiZn, kemudian dengan menambahkan unsur tertentu maka akan menghasilkan sifat magnet yang sangat berbeda. Bahan ini mempunyai resistivitas elektrik yang tinggi sehingga rugi arus eddy kecil bahkan bisa diabaikan. Lebih jauh bahan ferit ini mempunyai rugi histerisis rendah pada frekuensi tertentu. Ada banyak jenis bahan ferit yang masing-masing mempunyai frekuensi operasi tertentu mulai dari puluhan kHz sampai dengan puluhan MHz seperti disajikan acuan[5] sehingga dalam desain inti magnet harus dipilih bahan ferit yang sesuai dengan frekuensi operasi dari trafo yang didesain. Dalam hal ini trafo didesain beroperasi pada frekuensi tinggi (40 kHz ), dan tegangan tinggi (tegangan primer Vp = 7 kV, tegangan sekunder Vs = 17,5 kV) pada daya (Po = 15 kW) maka diperlukan dimensi inti trafo yang cukup besar. a) Dimensi inti trafo Mengingat trafo akan menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi maka kumparan primer dan sekunder tidak berada dalam satu inti magnet trafo. Untuk itu diperlukan inti trafo ferit bentuk C-core atau U-core. Untuk menentukan dimensi inti trafo yang optimum maka harus dihitung dulu besarnya area product (Ap) berdasarkan daya trafo yang akan didesain dan densitas fluks magnet optimum dari bahan ferit yang digunakan. Ap ini merupakan perkalian area jendela (Aw) dengan area tampang lintang inti (Ac). Untuk menjamin rugi-rugi inti rendah maka umumnya densitas fluks magnet Bm dibatasi sampai 0,20 T, dalam desain ini Bm ditentukan 0,15T untuk mengurangi rugi inti magnet. Parameter lain yang diperlukan pada perhitungan Ap adalah sbb: Pt adalah apparent power capability (Pt = 2Po), k = 4,4 adalah koefisien bentuk sinyal input gelombang sinus, Ku adalah faktor pemanfaatan jendela inti magnet (besarnya tergantung area konduktor tembaga, area kabel, area kumparan, dan jendela inti magnet) yang besarnya tergantung kawat tembaga dan bundel kawat konduktor, f adalah frekuensi trafo, sedangkan Kj adalah koefisien densitas arus pada 25oC untuk bentuk C-core atau U-core menurut McLyman. Dengan menggunakan prosedur desain trafo McLyman langkah ke 4 pada Gambar 1 maka diperoleh nilai Ap. Selanjutnya dari nilai Ap dilakukan perhitungan volume inti trafo (Vc ), luas permukan inti trafo (At.) dan densitas arus trafo berdasarkan langkah ke 6 dari Gambar 1 dengan Kv 6 Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349 adalah koefisiensi volume, Ks adalah koefisien luas permukaan. Dari hasil perhitungan Ap, Vc, At. maka dimensi inti trafo yang optimum dapat ditentukan, sedangkan dari perhitungan rapat arus J akan menentukan diameter kawat tembaga dari kumparan primer dan sekunder. Kebanyakan bahan ferit yang sudah siap ada dipasaran dari fabrikan TDK Jepang berdimensi kecil, sedangkan bahan ferit yang mempunyai dimensi besar yang sudah siap ada dipasaran adalah buatan China. Pada desain trafo disini menggunakan bahan inti trafo ferit buatan Cina dengan dimensi dan spesifikasi seperti ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 2. Gambar 2. Dimensi inti trafo dan foto inti trafo ferit. Tabel 1. Spesifikasi inti trafo bahan ferit. Parameter(参数) Core constant(磁芯常数) Symbol( 示) C1 Value(数据) 0.7 Unit( 位) mm-1 度) Le 1120 mm Effective area(有效截面 ) Ae 1600 mm2 Effective volume(有效体 ) Ve 1792000 mm3 AL 4100 nH/N2 W 8601 g Effective pathlength(有效 Inductance factor( 感因数) Weight of set(重量) UU320 UU320/160/40 Other name(其他名称) Product code ( 品 ) S/N Faktor pemanfaatan jendela inti trafo dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.[5] Ku = S1.S2.S3.S4 (1) dengan S1 adalah nisbah area konduktor tembaga terhadap area kabel, S2 adalah nisbah area gulungan terhadap area jendela yang digunakan, S3 adalah nisbah area jendela yang digunakan terhadap area jendela, S4 adalah nisbah area jendela yang digunakan terhadap jumlahan area jendela yang digunakan dan area insulasi. Untuk memperoleh desain trafo optimum maka dilakukan simulasi pengaruh perubahan nilai Ku terhadap perubahan nilai area product Ap. Dalam desain trafo ini besarnya nilai Ku ditentukan secara S/N:P03160240 eksperimen dengan menentukan nilai S1,S2,S3 dan S4. b) Rugi-rugi inti Rugi-rugi inti adalah salah satu sifat trafo AC yang paling penting. Beberapa energi tidak dapat dipulihkan karena magnetisasi bahan inti dan energi dirubah ke panas. Hal ini teramati sebagai histerisis dari kurva B-H. Fluks AC di dalam inti menyebabkan arus yang proposional dengan frekuensi eksitasi, sehingga rugi-rugi inti naik sebagai kuadrat frekuensi untuk bahan inti mempunyai resistivitas murni. Fabrikan bahan magnet biasanya memberikan informasi rugi daya spesifik dari jenis bahan ferit. Berdasarkan eksperimen dari bahan ferit besarnya rugi-rugi inti dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut.[5] DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS Darsono, dkk 7 Volume 14 , November 2012 d PL = af c Bm dengan f adalah frekuensi operasi (kHz), Bm adalah densitas fluks magnet (kgauss), a,c dan d adalah koefisien dari kurva rugi spesifik bahan magnet. Untuk bahan ferit MnZn pada frekuensi 10 kHz<f<100 kHz besarnya koefisen a, c dan d masing-masing adalah 0,0717; 1,72 dan 2,66. Untuk mengetahui pengaruh densitas fluks magnet terhadap rugi inti trafo dilakukan simulasi untuk berbagai nilai Bm yaitu 0,15T, 0,20T dan 0,25T. Jika data karakteristik inti trafo dari fabrikan lengkap maka dapat pula dihitung rugi inti pada suhu lebih tinggi dari suhu kamar menggunakan prosedur desain langkah ke 19. B. Desain Kumparan Trafo a) Jumlah lilitan primer dan sekunder Kumparan trafo terdiri dari koker, lilitan kabel, dan insulasi antar lilitan kabel. Banyak lilitan kabel primer Np maupun sekunder Ns dihitung berdasarkan prosedur desain trafo McLyman langkah ke 8 dan 9. Perhitungan Np dan Ns menggunakan data yang sama pada perhitungan desain Ap dengan tambahan data nilai luas tampang lintang inti trafo Ac nilai tegangan primer Vp dan tegangan sekunder Vs. b) Diameter kabel dan konduktor Cu Besarnya diameter kabel dihitung berdasarkan prosedur desain trafo McLyman langkah ke 10 dan 11, dengan menggunakan data hasil perhitungan rapat arus trafo J pada langkah ke 6 dan daya spesifikasi trafo yang didesain yaitu Po adalah 15 kW. Mengingat trafo beroperasi pada frekuensi tinggi maka harus diperhitungkan skin effect. Pada frekuensi tinggi rapat arus pada permukaan konduktor lebih tinggi dari bagian dalam konduktor dengan kata lain arus cenderung mengalir pada permukaan. Hal ini akan menyebabkan tahanan konduktor naik dikarenakan kedalaman penetrasi medan magnet dalam bahan mengecil. Tahanan konduktor yang membesar ini akan menyebabkan rugi konduktor yang tinggi. Untuk mengeliminasi rugi konduktor maka diameter kabel konduktor dibuat dari sejumlah kawat tembaga yang kecil (<0,3mm) dibentuk kabel konduktor. Besarnya diameter kabel dihitung berdasarkan prosedur desain trafo McLyman langkah ke 11 dengan jumlah konduktor Cu tiap kabel (bundel Cu) menggunakan prosedur desain langkah ke 12. Panjang kawat primer dan sekunder yang diperlukan menggunakan prosedur langkah ke 13. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 : 5- 15 ISSN 1411-1349 c) Koker Dimensi koker menyesuaikan dengan dimensi inti trafo. Karena inti trafo bentuk U-core maka dimensi koker berbetuk balok dengan pada kedua ujung balok diberi kupingan. Bahan yang digunakan bisa menggunakan flexiglass atau vertinex. C. Desain Isolasi Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan sehingga antara penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau percikan. Ada tiga jenis isolasi tegangan tinggi yaitu bentuk solid (misal kertas, nylon, flexiglass), gas (misal SF6, CO2+N2), dan cair (misal oli trafo,oli silicon). Dalam merancang trafo frekuensi tinggi bertegangan tinggi, isolasi merupakan hal yang sangat diperhatikan sbb: 1. Isolasi antara lilitan kabel, Adanya skin effect pada frekuensi tinggi mengakibatkan arus mengalir dipermukaan konduktor sehingga isolasi antara lilitan kabel harus baik. Dalam prakteknya kabel untuk frekuensi tinggi menggunakan kabel khusus yang terdiri dari beberapa kawat konduktor Cu diameter kecil dan diparalel dengan masing-masing kawal terisolasi atau dengan plat konduktor sehingga diperoleh perbandingan keliling dibagi penampang konduktor lebih besar dibanding kawat tunggal berpenampang sama. Dalam hal ini menggunakan nylon sebagai pengikat kemudian dilapisi insulator dari fiberlateks. 2. Isolasi antara belitan (winding), pada trafo tegangan tinggi khususnya pada kumparan sekunder bisa mencapai orde 5 kV. Untuk trafo isolasi oli umumnya isolasi antara belitan menggunakan diamond paper, prespan atau , dalam hal ini menggunakan plastik mika (PTFE) . 3. Isolasi kumparan sekunder dan primer, beda tegangan ini bisa mencapai puluhan kV tergantung trafo yang dibuat. Isolasi yang baik bisa pakai minyak trafo dialab B, isovoltine atau gas SF6, dalam hal ini menggunakan minyak trafo. 4. Isolasi kumparan dengan inti trafo, pada trafo tegangan tinggi khususnya pada daerah sekunder mempunyai electrical field stress yang sangat tinggi. Bobin (kumparan) umumnya menggunakan bahan flexiglass karena mempunyai banyak pilihan tebal yang sesuai dengan kebutuhan dibandingkan 8 Volume 14, November 2012 dalam hal ini D. Disipasi Daya Trafo Disipasi daya trafo terdiri dari rugi inti trafo dan rugi konduktor Cu. Rugi pada konduktor Cu dapat dihitung berdasarkan prosedur desain trafo McLyman langkah ke 15 dengan terlebih dahulu menghitung tahanan primer dan sekunder menggunakan prosedur desain langkah ke 14. Dalam perhitungan ini resistivitas konduktor Cu berdasarkan acuan, sedangkan banyaknya konduktor Cu dan luas penampang konduktor Cu menggunakan data pada perhitungan diameter kabel dan konduktor Cu. Rugi inti trafo menggunakan perhitungan rugi inti sebelumnya. Besarnya disipasi daya dihitung menggunakan prosedur desain langkah ke 18. untuk kumparan dibuat sendiri. Oleh karena itu sebelum melakukan perhitungan detail paramater inti trafo pelu diteliti parameter dominan dalam perhitungan. Hasil simulasi evaluasi geometri inti magnet trafo menggunakan prosedur langkah ke 4 dan 6 dari Gambar 1 disajikan pada Tabel 2. 磁芯总损耗 50KHz Cor e l oss 磁芯损耗 Cor e l oss Pc(W) menggunakan vertinex, menggunakan flexiglass. ISSN 1411-1349 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 200mT 150mT 100mT 80mT 50mT 0 Kenaikan suhu dapat dihitung menggunakan prosedur desain langkah ke 21, karena menggunakan suhu pendinginan minyak trafo maka akan dihitung tersendiri yang merupakan bagian dari desain casis trafo. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Inti Trafo Perhitungan desain trafo frekuensi tinggi berdasarkan prosedur desain McLyman seperti pada diagram alir Gambar 1 dilakukan menggunakan program Excel. Sebagai input perhitungan adalah tegangan primer Vp = 7 kV, tegangan sekunder Vs = 17,5kV, daya trafo Po = 15 kW, frekuensi osilator f = 40kHz sesuai dengan user reguirement, koefisien untuk gelombang sinus k = 4,4, koefisien lain yang diperlukan pada perhitungan, dan fluks magnet inti. Pada desain trafo digunakan inti trafo bentuk U maka koefisien yang diperlukan pada perhitungan yaitu[4,5] : koefisien densitas arus Kj = 323, koefisiens volume U-core Kv = 17,9, koefisien luas permukan U-core Ks = 39,2. Koefisien pemanfaatan jendela inti trafo ditentukan berdasarkan jenis kabel yang Ku digunakan sedangkan fluks magnet inti Bm ditentukan berdasarkan karakteristik inti trafo. Spesifikasi inti ferit trafo fabrikan Cina seperti diperlihatkan pada Gambar 3[6]. Dengan mempertimbangkan faktor desain ditentukan fluks medan magnet maksimum Bm = 0,15T. Dimensi trafo sangat ditentukan dari perhitungan area product Ap = WaAc sedangkan area product ditentukan oleh nilai Ku. Besarnya nilai Ku ditentukan oleh jenis kabel yang digunakan, dalam hal ini kabel yang digunakan Gambar 3. 40 60 80 100 120 Temper at ur e Pengaruh suhu terhadap rugi inti untuk berbagai fluks densitas magnet. Dari Tabel 2 terlihat bahwa parameter dominan desain yang sangat mempengaruhi hasil perhitungan adalah faktor pemanfaatan jendela Ku. Dari Tabel 2 terlihat bahwa harga Ku sangat menentukan optimalisasi desain karena dengan perubahan harga Ku dari 0,01 menjadi 0,02 besarnya harga Ap berubah sangat drastis lebih dari 50%. Lebih detail pengaruh Ku pada besarnya nilai Ap yang akan menentukan dimensi trafo disajikan pada Gambar 3 . Terlihat pada Gambar 4 bahwa penyimpangan nilai Ku 10% akan menyebabkan penyimpangan nilai Ap sekitar 20%. Jadi untuk mendapatkan hasil desain yang optimum maka penentuan harga Ku harus benar hati-hati dan teliti. Besarnya nilai paramter Ku dapat ditentukan dari jenis kabel yang akan digunakan untuk primer dan sekunder. Dalam hal ini kabel dibuat menggunakan kawat serabut Cu diameter 0,3 mm yang diberi isolasi nylon dan isolasi bakar. Untuk primer menggunakan 42 biji kawat Cu dengan diameter 2,142 mm yang mampu mengalirkan arus 2 A. Sedangkan untuk sekunder menggunakan 20 biji kawat Cu dengan diameter 1,642 mm yang mampu mengalirkan arus 0,8A. Setelah kawat serabut dipilin menggunakan nylon dan diikat menggunakan isolator bakar diameter bundle Cu (kabel) primer menjadi 8 mm sedangkan diameter kabel sekunder menjadi 6,5 mm. Dengan menggunakan bahan inti ferit dari fabrikan Cina DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS Darsono, dkk 20 温度 E. Kenaikan Suhu Trafo 9 Volume 14 , November 2012 ISSN 1411-1349 Tabel 2. Hasil simulasi pengaruh Ku pada parameter geometri inti trafo dan rapat arus. Persyaratan desain B=0,15 T, Vp=7 kV, Vs=17,5kV Po=15 kW, f=40kHz Efisiensi=90% Toleransi kenaikan temperatur ∆T=50oC Parameter geometri inti Vc (cm3) At (cm2) Ap (cm4) 12993(Ku=0,01) 5814 Ku=0,02) 2008 (Ku=0,05) 21784(Ku=0,01) 11919 (Ku=0,02) 5370 (Ku=0,05) D eviasi Ap(%) yang mempunyai window area 57600 mm2 dan persamaan (1) maka besarnya variabel Ku dapat ditentukan seperti pada Tabel 3. 350 300 250 200 150 100 50 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 Ku Gambar 4: Pengaruh paramater Ku terhadap area product. Tabel 3. Hasil Perhitungan parameter Ku. Varibel Ku S1 S2 S3 S4 Nilai 0,116706 0,753968 0,328125 0,303614 Ku 0,008766 Dengan menggunakan nilai Ku yang sudah tetap maka nilai parameter geometri inti trafo dan rapat arus dihitung ulang dengan hasil seperti pada Tabel 4. Untuk menghasilkan desain yang optimum yaitu rugi-rugi inti dan kawat tembaga rendah maka harus dipilih inti magnet trafo yang sesuai dengan parameter pada Tabel 4. Jika area product inti trafo yang dipilih lebih besar dari hasil perhitungan maka densitas daya yang dihasilkan akan kecil. Hal ini mengakibatkan trafo terlalu besar untuk aplikasi yang dikehendaki. Sebaliknya jika area product inti trafo lebih kecil dari hasil perhitungan maka kenaikan suhu akan lebih besar dari Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 : 5- 15 4468 (Ku=0,01) 2989 (Ku=0,02) 1756 (Ku=0,05) J (A/cm2) 143,3(Ku=0,01) 158,3 (Ku=0,02) 180,8 (Ku=0,05) perhitungan. Hal ini akan menyebabkan trafo menjadi panas dan insulasi gulungan menjadi stress. Idealnya inti trafo yang dipilih yang mempunyai spesifikasi Ap, Vc, dan At seperti data perhitungan pada Tabel 4. Namun realitanya memilih inti magnet trafo yang sesuai dengan hasil perhitungan tidaklah mudah khususnya untuk trafo yang didesain khusus seperti untuk STT Cockroft Walton. Dari Tabel 4 ditentukan paramter inti trafo bentuk U, Wa = 24 cm x 24 cm, maka luas inti (core area) Ac = 4 cm x 12 cm. Untuk itu diperlukan U-320 fabrikan sebanyak 6 potong. Sebetulnya hanya diperlukan tampang lintang inti Ac = 4 cm x 8 cm atau diperlukan sebanyak 4 potong. Untuk mengurangi disipasi daya akibat gulungan kawat tembaga sehingga mengurangi panas yang terbentuk pada inti trafo maka dipilih tampang lintang inti Ac = 4 cm x 12 cm. Disamping itu dengan pemilihan tampang lintang inti yang lebih besar maka tegangan dadal antara gulungan akan lebih kecil jika dibandingkan dengan tampang lintang yang kecil pada tegangan tinggi yang sama. Setelah menentukan dimensi inti trafo perlu dihitung rugi inti magnet trafo. Dari data fabrikan seperti pada Gambar 3 besarnya rugi inti ferit pada fluks medan magnet 0,15T dan dioperasikan pada 50 kHz adalah 200 W untuk suhu operasi 40o C. Rugi inti ferit dapat ditentukan berdasarkan persamaan empiris berdasarkan persamaan (2). Berdasarkan persamaan (2) untuk Bm = 0,15 T maka besarnya rugi inti adalah 0,1138 W/cm3. Untuk volume satu inti 1792 cm3 besarnya rugi inti adalah 202,5 W sehingga besarnya disipasi daya untuk tiga kali volume inti adalah 607,5 W. Secara empiris berdasarkan persamaan 2 besarnya disipasi daya inti sebagai fungsi frekuensi operasi seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Terlihat untuk frekuensi yang lebih rendah akan menghasilkan rugi daya inti yang kecil. 10 Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349 Tabel 4. Hasil perhitungan parameter geometri inti dan rapat arus. Persyaratan desain B=0,15 T; Vp=7 kV; Vs=17,5kV; Po=15 kW Ku=0,008766; f=40kHz; Efisiensi=90% Toleransi kenaikan temperatur ∆T=50oC Pengaruh frekuensi terhadap disipasi … asi daya inti (W) 0 50 100 Berdasarkan uraian perhitungan dan hasil pembahasan diatas maka detail desain parameter inti trafo dapat diringkas seperti pada Tabel 5. 5. Hasil perhitungan detail desain paramater inti trafo. Parameter Inti Trafo Bentuk Inti/Dimensi UU320/160/40 mm Wa 240 x 240 mm2 Volume efektif 3 x 179200 mm3 Ac 40 x 120 mm2 Fluks magent maksimum Rugi Inti 0,15T 607 Watt Desain Kumparan Trafo 24428,99 Tabel 6. No Series1 Frekuensi kumparan (kHZ) Gambar 5. Pengaruh frekuensi terhadap disipasi daya inti. Tabel 15138,05 1 2 2000 0 Parameter geometri inti Vc (cm3) At (cm2) Ap (cm4) 4823,041 Hasil perhitungan kumparan trafo. Spesifikasi Paramater Jumlah lilitan Kabel serabut lilitan Φ=0,3mm a) Jumlah b) Diameter kabel c) Panjang J (A/cm2) 140,5197 detail Primer desain 56 Sekunder 216 43 8 mm 29 m 18 6,5 mm 137 m Dimensi koker menyesuaikan dengan dimensi inti trafo. Karena inti trafo bentuk U-core maka dimensi koker berbentuk balok dengan pada kedua ujung balok diberi kupingan. Bahan yang digunakan untuk koker menggunakan flexiglass. Desain Isolasi Dalam merancang trafo frekuensi tinggi bertegangan tinggi, isolasi merupakan hal yang sangat diperhatikan. Isolasi padat digunakan pada pembuatan kumparan dan koker, serta isolasi minyak trafo digunakan untuk enkapsulasi trafo. Karena trafo beroperasi pada frekuensi tinggi maka ada skin effect yang mengakibatkan arus mengalir dipermukaan konduktor sehingga isolasi antara lilitan kabel harus baik. Adapun isolasi yang digunakan pada desain trafo frekuensi tinggi seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Pengisolasian trafo frekuensi tinggi. Banyak lilitan kabel primer Np maupun sekunder Ns dihitung berdasarkan prosedur desain trafo McLyman langkah ke 8 dan 9 dengan data Ac dan Bm seperti pada Tabel 5. Besarnya diameter kabel dihitung berdasarkan prosedur desain trafo McLyman langkah ke 11 dengan mengggunakan hasil perhitungan rapat arus pada Tabel 4. Jumlah konduktor Cu tiap kabel menggunakan prosedur desain langkah ke 12, yang dalam hal ini digunakan kawat serabut Cu diameter 0,3 mm. Panjang kawat primer dan sekunder yang diperlukan menggunakan prosedur langkah ke 13. Hasil perhitungan desain parameter kumparan trafo seperti ditunjukkan pada Tabel 6. No 1 Pengisolasian Isolasi antara lilitan kabel 2 Isolasi antara belitan (winding) Isolasi kumparan dengan inti trafo Enkapsulasi trafo 3 4 Isolasi yang digunakan Nylon untuk pengikat kawat email serabut Cu dan selongsong isolasi bakar untuk isolasi antar lilitan Plastik mika (PTFE) Flexiglass Minyak trafo Adapun karakteristik minyak trafo yang digunakan seperti ditunjukkan pada Gambar 6. DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS Darsono, dkk 11 Tegadan dadal (kV) Volume 14 , November 2012 ISSN 1411-1349 500 e) menggunakan minyak trafo dengan bahan koker menggunakan plexiglass. Disipasi daya trafo sebesar 619,08 W. 400 300 DAFTAR PUSTAKA 200 [1] DARSONO, Rancangan Dasar Mesin Berkas Elektron 300 keV/20 mA Untuk Industri Lateks Alam, Prosiding PPI Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, Edisi khusus, Yogyakarta, Juli 2006. 100 0 0 20 40 60 Jarak elektroda (mm) Gambar 6. Karakteristik tegangan dadal oli trafo STT-MBE. Disipasi Daya Trafo Disipasi daya trafo berasal dari rugi inti ferit trafo dan rugi konduktor tembaga yang besarnya disipasi daya dihitung menggunakan prosedur desain langkah ke 18. Rugi inti ferit trafo telah dihitung yang besarnya 607 W. Rugi konduktor tembaga dihitung menggunakan prosedur McLyman langkah ke 14 yang besarnya 2,02 W untuk kumparan primer dan 10,6 untuk kumparan sekunder. Dalam perhitungan ini resistivitas konduktor Cu berdasarkan acuan sebesar 1,71881 x 10-6 Ωcm[4], sedangkan banyaknya konduktor Cu dan luas penampang konduktor Cu menggunakan data pada perhitungan diameter kabel dan konduktor Cu. Besarnya disipasi daya trafo P = 607 W + 2,02 W + 10,6 W = 619,08 W. [2] NAIDU, M.S., KAMARAJU, V., High Voltage Engineering (2nd Edition), Mc GrawHill (1996). [3] MCLYMAN, W. T., "Transformer and Inductor Design Handbook (second edition)",New York: Marcel Decker, Inc., 1984. [4] FOTHERGILL, J. C., “A Novel Prototype Design for a Transformer for High Voltage, High Frequency High Power Use”, IEEE Transactions on Power Delivery, Vol. 16, No. 1, January, 2001. [5] BOLBORICI, V., “Design of low profile transformers for high frequency operation”, Thesis submitted for Master of Applied Science Graduate Department of Electricai and Cornputer Engineering University of Toronto, 1999. [6] www.cwsbytemark.com TANYA JAWAB KESIMPULAN Telah dilakukan perhitungan detail desain trafo frekuensi tinggi bertegangan tinggi dengan menggunakan panduan desain McLyman. Perhitungan dilakukan menggunakan program Excel diperoleh spesifikasi trafo frekuensi tinggi bertegangan tinggi sbb: a) Dimensi inti trafo menggunakan inti ferit bentuk UU320/160/40 mm sebanyak 6 buah. b) Kumparan primer dan sekunder berjumlah 56 dan 216 lilit menggunakan kawat serabut email Cu diameter 0,5 mm yang diikat menggunakan nylon dan diselongsong menggunakan isolasi bakar. c) Kawat serabut email Cu sebanyak 43 biji untuk lilitan kabel primer dan sebanyak 18 biji untuk lilitan kabel sekunder dengan panjang masingmasing 29 m dan 137 m d) Isolasi antar belitan menggunakan plastik PTFE, sedangkan isolasi enkapsulasi Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 : 5- 15 Jumari − Dalam mendesain trafo tegangan tinggi setelah N dan diameter kawat sudah ditemukan kemudian dalam pemilihan jenis kawat yang memenuhi syarat untuk digunakan? Darsono • Pemilihan jenis kawat yang memenuhi syarat ditentukan secara eksperimen dengan mengukur diameter, panjang dan tahanan maka diperoleh resistivitas. Juga dilakukan penimbangan untuk menentukan penghantar tembaga Edi Trijono − Batas frekuensi tinggi gelombang elektromagnetik adalah 70 MHz sehingga trafo yang beroperasi pada frekuensi 40 kHz belum mengalami dampak “skin effect” pada konduktor yang digunakannya. Desain trafo 40 12 Volume 14, November 2012 kHz menggunakan kabel serabut justru memberi kerugian ruang lilitan dan biaya. Mengapa desain trafo Bapak, tidak mengacu pada nilaiekonomi yang maksimum ? Darsono • Skin effect tidak hanya frekuensi orde MHz, tapi berlaku untuk sumber AC orde Hz. Pada sumber AC arus yang mengalir pada DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS Darsono, dkk ISSN 1411-1349 konduktor diameter A tidak terdistribusi merata, tetapi arus bagian kulit lebih rapat dibandingkan bagian tengah. Justru dengan memakai kabel serabut “copper loss” sangat rendah sehingga trafo lebih efisien sehingga menjadi ekonomis. 13 Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349 LAMPIRAN Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Desain Trafo Frekuensi Tinggi Tentukan Input Disain:Vp, Vs,f,Po ,k, Ku ,η dan ∆T A Tentukan lilitan primer ⎛ V p .10 4 N p = ⎜⎜ ⎝ k .Bm f . Ae Pilih bahan magnet sesuai f=>range f, Bm, specific loss curve. Tentukan Bm, dari specific loss curve. Tentukan lilitan sekunder ⎛ Np. ⎞ ⎟V Ns = ⎜ ⎜ .V p ⎟ s ⎝ ⎠ Hitung area product Ap=WaAc ⎛ Pt 10 4 ⎜ Ap = ⎜ k .Bm fK u K j ⎝ ⎞ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎟ ⎟ ⎠ 1,16 Hitung arus sekunder dan primer Is = Evaluasi Geometri Inti P0 Vs IP = P0 /η Vp Hitung penampang kawat primer & sekunder Hitung volume dan luas permukaan inti At = K s A p0 , 5 Hitung densitas arus trafo J = K j Ap−0 ,125 V C = K V A p0 , 75 Tentukan dimensi inti: Ap dipilih>Aphitung Îoversize, densitas daya kecil Ap dipilih< Aphitung Îtrafo panas, insulasi belitan stress A wp = IP J A ws = I2 J A penampang kawat Cu dia 0,3 mm jumlah kawat primer & sekunder np = A wp ns = A A ws A Ae,Wa Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 14, November 2012 : 5 - 15 A B 14 Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349 B Rugi inti empiris PL = af c Bmd Untuk 10kHz<f<100 kHz Îa=0,0717; c=1,72 dan d=2,66. Hitung Panjang kawat primer & sekunder l P = MLTP N P l S = MLTS N S Perhitungan rugi inti pd T-ambient+∆T dari data grafik: Hitung tahanan primer & sekunder RP = l P ρ An p ; RS = l S ρ An S PFe −25 = w1 ; PFe −100 = w2 maka PT + ∆T = w1 + (T + ∆T ) − 25 ( w2 − w1 ) 100 − 25 Hitung rugi kawat Cu primer & sekunder PCP = I P2 RP ; PCS = I S2 RS Disipasi daya W = PFe + PCu Estimasi total rugi trafo P∑= P0 η − P0 Perhitungan kenaikan temperartur:Asumsi rugi trafo P∑ maka radiasi termal ω R = k rε (T24 − T1 4 ) Rugi inti dan kawat Cu pd PFe (core loss)=PCU (Cu loss) PCu = P∑ P ; PFe = ∑ 2 2 radiasi konveksi gas ω C = k C F ( ∆T )ξ P SELESAI DESAIN TRAFO TEGANGAN TINGGI BERFREKUENSI TINGGI 40kHz/17,5kV UNTUK STT COCKCROFT WALTON MBE LATEKS Darsono, dkk 15