di bmt syamil ampel boyolali

advertisement
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI
PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL
BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH:
EKO PRASETYO
NIM: 201-12-036
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI
PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL
BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH:
EKO PRASETYO
NIM: 201-12-036
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
MOTTO
“Cobalah untuk tidak menjadi seseorang yang sukses, tapi jadilah orang yang
bernilai”
(Albert Enstein)
“Saya menganggap orang yang bisa mengatasi keinginannya lebih berani
daripada orang yang bisa menaklukan musuhnya, karena kemenangan paling sulit
diraih adalah kemenangan atas diri sendiri”
(Aristoteles)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkahan rahmat dan Hidayah-Nya
dan tugas akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua Orang Tuaku, yang telah memberikan doa, semangat dan kasih
sayang.
2. Adikku yang ikut memberikan semangat.
3. Keluarga besar yang telah memberikan doa dan motivasi.
4. Sahabat-sahabatku yang memberikan kritikan dan bantuan.
5. Seluruh Staf BPRS Sragen Sukowati cabang Boyolali, terima kasih atas
bantuannya.
6. Teman spesial, yang selalu memberikan doa, motivasi, nasehat, bantuan dan
semangat.
7. Teman-teman Diploma III IAIN Salatiga angkatan 2012.
8. Bapak Alfred, terima kasih atas bimbingannya dari awal pembuatan tugas
akhir hingga selesai.
9. Bapak Mifdlol, terima kasih atas motivasinya.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang penulis
memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“STRATEGI
PEMASARAN
PRODUK
SIMPANAN
INVESTASI
PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI” untuk
memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir di antaranya :
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Bapak Drs. Alfred, L., M.Si selaku pembimbing dalam penulisan Tugas
Akhir ini.
4. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si selaku Ketua Jurusan D III
Perbankan Syariah
5. Bapak Mochlasin, M.Ag selaku DPL magang.
6. Kepada pimpinan dan semua staf BMT Syamil Ampel Boyolali.
7. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materi dan
non materi.
8. Rekan-rekan seperjuangan D III Perbankan Syariah 2012, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga
penulisan Tugas Akhir ini memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya.
Salatiga, 9 September 2015
Eko Prasetyo
201 12 036
ABSTRAK
Prasetyo, Eko. 2015. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Investasi Pendidikan
(Si Ipin) Di BMT Syamil Ampel Boyolali. Tugas Akhir Diploma III.
Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Alfred L.,
M.Si
Kata Kunci: Strategi Pemasaran dan Investasi Pendidikan
Penelitian ini merupakan upaya untuk meneliti strategi pemasaran yang
diterapkan BMT Syamil Ampel Boyolali. Pertanyaan utama yang ingin dijawab
melalui penelitian ini adalah (1) Apakah strategi yang digunakan dalam
memasarkan produk Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel
Boyolali?, (2) Apa kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana strategi untuk
mengatasinya?, (3) Bagaimana perkembangan Simpanan Investasi Pendidikan di
BMT Syamil Ampel Bboyolali?. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara dengan
pihak yang terkait BMT Syamil Ampel Boyolali.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi yang digunakan adalah STP
(segmenting, targetting, positioning) dan 7P (product, price, place, promotion,
people, proccess, dan physical evidence). Kemudian untuk kendala yang dihadapi
adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang berinvestasi, banyaknya
persaingan Lembaga Keuangan di wilayah Ampel Boyolali. Perkembangan Si
Ipin di BMT Syamil cukup relatif baik karena minat masyarakat untuk
berinvestasi bertambah.
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ....................................................................................
i
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................
v
MOTTO .........................................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
ABSTRAK ....................................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
4
C. Tujuan Dan Kegunaan ...........................................................
4
D. Telaah Pustaka ........................................................................
5
E. Metode Penelitian ..................................................................
6
F. Penegasan Istilah ....................................................................
8
G. Sistematika Penulisan........................................................ .....
9
BAB II
BAB III
BAB IV
LANDASAN TEORI
A. Baitul Maal Wattamwil...........................................................
11
B. Simpanan......................................................................... .......
14
C. Pemasaran........................................................................ .......
30
LAPORAN OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum BMT Syamil..............................................
40
B. Visi dan Misi .........................................................................
40
C. Struktur Organisasi .................................................................
41
D. Susunan Manajemen BMT Syamil .........................................
41
E. Tugas dan Wewenang Jabatan ...............................................
42
ANALISIS DATA
A. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk
simpanan investasi pendidikan........................................... ....
B. Kendala
BAB V
yang
dihadapi
dan
strategi
79
untuk
menghadapinya... ....................................................................
85
C. Perkembangan Produk Si Ipin........................................... .....
86
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
90
B. Saran ......................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perbandingan tabungan mudharabah dan tabungan wadiah.......
25
Tabel 4.1
Jumlah simpanan investasi pendidikan tahun 2011 s/d 2015 ....
87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Lembaga Keuangan Indonesia .....................................
12
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kepengurusan BMT Syamil ......................
41
Gambar 4.1 Perkembangan Si Ipin dari tahun 2011 s/d 2015...................... ..
88
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baitul Maal Wattamwil merupakan lembaga keuangan mikro yang
dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah), menumbuh kembangkan
bisnis usaha mikro dan kecil dalam mengangkat derajat dan martabat serta
membela kepentingan fakir miskin. Konsep BMT sebenarnya sudah ada sejak
zaman Rasulullah SAW yang dikenal dengan nama bait al-maal dan
berfungsi sebagai pengelola dana amanah dan harta rampasan perang
(ghanimah) pada masa awal islam yang diberikan kepada yang berhak dengan
pertimbangan kemaslahatan umat. Secara kongkrit kelembagaan Baitul Maal
baru dilakukan pada masa Umar bin Khatab ketika kebijakan pendistribusian
dana yang terkumpul mengalami perubahan. Lembaga Baitul Maal itu
berpusat di ibu kota Madinah dan memiliki cabang di propinsi-propinsi
wilayah Islam (Wahyuni, 2011: 1).
Peran BMT dalam upaya memberikan kontribusi kepada bergeraknya
kecil. Dalam rangka mendukung dan membantu kesejahteraan masyarakat,
Indonesia. Salah satunya BMT memberikan kontribusi dalam bidang
pendidikan. Sejarah munculnya BMT di Indonesia sendiri dimulai tahun 1984
yang dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba
menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil.
Kemudian BMT lebih diberdayakan oleh IKMI sebagai sebuah gerakan yang
secara operasional ditindak lanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(Barokah, 2010 : 14).
Dalam aktivitasnya, BMT menciptakan produk untuk Pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
dan
proses
pembelajaran
mengembangkan potensi
agar
dirinya untuk
peserta
memiliki
didik
secara
aktif
kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan suatu mekanisme dalam mengembangkan keahlian
dan pengetahuan manusia. Pentingnya pendidikan bagi setiap generasi untuk
mencetak sumber daya manusia yang berguna. Pendidikan adalah suatu
investasi terhadap sumber daya manusia untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan manusia terlebih lagi dalam pengembangan ekonomi sangat
membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui keunggulan
baik dalam kemampuan akademik dan penguasaan teknologi serta sikap
mental sehingga dapat menjadi manusia yang handal pada bidangnya.
Ada upaya untuk meningkatkan pedidikan. Fasilitas menjadi hal penting
dalam dunia pendidikan, karena fasilitas yang minim membuat siswa dan
tenaga pengajar mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Terlebih
untuk daerah pelosok, fasilitas untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
pendidikan cenderung terabaikan dan kualitas pendidikan di sana juga ikut
menurun. Oleh karena itu, fasilitas pembelajaran ini perlu banyak
diperhatikan, baik oleh pemerintah atau dinas pendidikansetempat untuk
mempunyai standar fasilitas pembelajaran yang layak di setiap sekolah, agar
parasiswa dan tenaga pengajar mendapatkan ruang untuk dapat memperluas
jaringan pendidikan mereka.
Fasilitas pendidikan yang dimaksudkan adalah sarana dan prasarana,
sarana pendidikan itu sendiri adalah semua fasilitas yang mempermudah dan
memperlancar proses pendidikan dan pengajaran dan sifatnya langsung,
misalnya papan tulis, buku, dan sebagainya. Sedangkan prasarana pendidikan
adalah semua benda atau fasilitas yang mempermudah dan memperlacar
proses pendidikan dan pengajaran, misalnya ruangkelas/gedung, meja kursi,
jalan-jalan yang ada di lembaga pendidikan Seperti diketahui di era
globalisasi pendidikan merupakan salah satu kebutuhan sehingga tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ketertinggalan bangsa Indonesia di
bidang pendidikan dibandingkan negara-negara tetangga menyebabkan
pemerintah
terdorong
untuk
memacu
diri
untuk
memiliki
standar
internasional.
Lahirnya BMT Syamil pada tahun 2009 dengan berbagai produk
penghimpunan dan pemberdayaan dana. Salah salah satunya dari produk
penghimpunan ialah simpanan investasi pendidikan diharapkan dapat
membantu orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Mengingat
pentingnya pendidikan bagi masyarakat saat ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk mengetahui
dan mempelajari tentang strategi pemasaran produk yang dilakukan oleh
BMT
Syamil
sehingga
penulis
mengambil
judul
“STRATEGI
PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI PENDIDIKAN (SI
IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diajukan beberapa rumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Simpanan
Investasi Pendidikan (Si Ipin) di BMT Syamil Ampel Boyolali?
2. Apa kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana strategi untuk
mengatasinya?
3. Bagaimana perkembangan Simpanan Investasi Pendidikan di BMT
Syamil Ampel Boyolali?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam memasarkan produk
Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel Boyolali
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana strategi
untuk mengatasinya.
3. Untuk mengetahui perkembangan Simpanan Investasi Pendidikan di BMT
Syamil Ampel Boyolali.
Adapun kegunaan dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Bagi Pembaca
Kegunaan bagi pembaca adalah dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat digunakn sebagai sumber informasi.
2. Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam pendidikan pada program
Diploma III Perbankan Syariah.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
yang lebih luas tentang Simpanan Investasi Pendidikan di BMT
Syamil Ampel Boyolali.
3. Bagi Perguruan Tinggi
a. Dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kualitas sistem
belajar mengajar.
b. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk mahasiswa
khususnya Diploma III Perbankan Syariah.
4. Bagi Lembaga Keuangan Syariah Non Bank
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan
informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, dan dapat
mengembangkan usaha-usahanya.
b. Memberikan masukan melalui saran dan kritik yang bermanfaat dan
membangun
D. Telaah Pustaka
Penelitian menurut Robby Barokah (2010). “Strategi Pemasaran Produk
Simpanan Pendidikan BMT Al Fath IKMI Pamulang”. Skripsi yang meneliti
dan menjelaskan tentang Pemasaran Produk SIDIK kepada para mitranya.
Kemudian, menjelaskan strategi pemasaran khusus yang dilakukan BMT
AlFath IKMI untuk memasarkan produk SIDIK, bagi hasil yang dilakukan
BMT AlFath Sidik adalah berdasarkan dengan pendapatan yang masuk dari
penyaluran pembiayaan.
Penelitian menurut Eni Ekawati (2012) yang berjudul “Strategi
Pemasaran Produk Simpanan Di BMT Sumber Mulia Tuntang Kab.
Semarang”. Menyimpulkan bahwa penelitian ini untuk mengetahui strategi
pemasaran yang digunakan oleh BMT Sumber Mulia Tuntang, strategi yang
dijalankan sudah memenuhi syarat standar yang berlaku.
Penelitian menurut Lugiyanto (2009) yang berjudul “Strategi Pemasaran
pada Baitul Maal Wattamwil SUMBER MULIA Kec. Tuntang Kab.
Semarang”.
menyimpulkan
bahwa
Strategi
yang
digunakan
untuk
mengembangkan lembaga keuangan syariah BMT Sumber Mulia Tuntang,
diperlukan suatu sarana yang efektif dan efisien dalam penyampaian
informasi pada masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini yaitu metode
deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam meneliti kasus, kelompok
manusia, suatu kondisi objek, sitem pemikiran atau kilas peristiwa pada
mas sekarang, gambaran atau lukisan secara sistematis dan fakta yang
terjadi.Sehingga pembaca dapat memahami objek yang diteliti.
2. Jenis – jenis data
a. Data primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui bukubuku, laporan dan sumber yang lain yng berkenaan dengan lembaga
keuangan syariah.
3. Metode pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan,penulis melakuakan
beberapa teknik,yaitu :
a. Observasi (pengamatan)
Yaitu pengamatan secara langsung terhadap BMT yang akan
diteliti,agar mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
penelitian.
b. Interview (wawancara)
Yaitu teknik pengumpulan data yang mengunakan tanya jawab
kepada pihak BMT , baik kepada manager atau karyawan.
c. Library study (studi kepustakaan)
Yaitu mengumpulkan data dengan mencari serta membaca bukubuku dan mediamasa yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
Sehingga dapat mengetahui teori yang ada.
4. Metode analisis data
Analisis data yang digunakan adalah diskriptif analitik, yaitu data
yang ada bukan angka.
F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dimaksudkan untuk memudahkan dan menghindari
kesalahpaham tentang isilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka
perlu kiranya dijelaskan makna dari istilah yang dipakai dalam penelitian ini :
1. Baitul Maal Wattamwiil
Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan
berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta
menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS)
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Alqur’an dan Sunnah RasulNya (Ilmi 2002: 65).
2. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan
nilai dengan pihak lain (Kotler, 1999: 2).
3. Simpanan
Pengertian menurut Undang-undnang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu
(Kasmir, 2003: 57).
4. Investasi Pendidikan
Investasi Pendidikan yaitu simpanan yang dipersiapkan untuk
kebutuhan pendidikan, yang diharapkan mampu menjadi solusi bagi
permasalahan orang tua dalam merencanakan dan mempersiapkan
pendidikan buah hatinya.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa sub, yaitu:
latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan dan kegunaan, penelitian
terdahulu, metode penelitian,penegasan istilah dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang telaah pustaka yang berisi landasan teoritis
dan terhadap masalah dan ditinjau terhadap hasil karya lain sebelumnya
dilakukan.
Kerangka teoritik yang membahas tentang konsep-konsep teoritik yang
muncul dalam telaah pustaka dalam rangka menjelaskan masalah-masalah
yang dipilih.
BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum, yang berisi sejarah
berdirinya BMT SYAMIL, visi dan misi BMT SYAMIL, tujuan dan fungsi
BMT SYAMIL.
Selanjutnya meliputi data-data diskriptif yang berisi usaha-usaha yang
dilakukan BMT Syamil, produk-produk, struktur organisasi, badan hukum,
lokasi dan permodalan.
Kemudian strategi yang digunakan BMT SYAMIL dalam menghadapi
persaingan antar lembaga keuangan syariah yang ada.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang bagaimana BMT SYAMIL melakukan
strategi dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Baitul Maal Wattamwiil (BMT)
Menurut Ilmi (2002: 65) Baitul Maal Wattamwiil dari segi bahasa
berarti rumah uang dan (rumah) pembiayaan. Menurut istilah, BMT adalah
Lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya
menampung sertra menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq dan
shadaqah (ZIS). Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan AlQur’an dan
Sunnah Rasul-Nya. Karena berorientasi sosial keagamaan, ia tidak dapat
dimanipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba (profit).
Menurut Sudarsono (2003: 85) Peranan BMT bagi masyarakat adalah:
1. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah. Aktif
melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting sistem
ekonomi Islami.
2. Melakukan pembinaan dan pemdaan usaha kecil. BMT harus bersikap
aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro misalnya
dengan jalan pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan
terhadap usaha-usaha nasabah atau masyarakat umum.
3. Melepas ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung
disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam
memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani
masyarakat lebih baik, misalnya selalu tersedia dana setiap saat, borokrasi
yang sederhana dan lain sebagainya.
Gambar 2.1 struktur Lembaga Keuangan di Indonesia
Sumber: Ahmad Sumiyanto, BMT menuju Koperasi Modern
Menurut Heri (2003) dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan
BPR syariah, yakni menggunakan 5 prinsip:
1. Prinsip bagi hasil
Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan
BMT, yaitu :
a. Al- Mudharabah
b. Al- Musyarakah
c. Al-Muzara’ah
d. Al- Musaqah
2. Sistem jual beli
Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang mendalam
pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa
melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak
sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan
ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia
dana, yaitu :
a. Bai’ al-Murabahah
b. Bai’ as-Salam
c. Bai al- Istishna
d. Bai’ al-Bitsaman Ajil
3. Sistem non profit
Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini
merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non komersial. Nasabah
cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja yaitu Pembiayaan Qordul
Hasan.
4. Akad bersyarikat
Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan
masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk)
dengan perjanjian keuntungan kerugian yang disepakati.
a. Al- Musyarakah
b. Al – Mudharabah
5. Produk pembiayaan
Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan kesepakatan
pinjam meminjam untuk melunasi utang beserta bagi hasil setelah jangka
waktu tertentu.
a. Pembiayaan al- Murabahah (MBA)
b. Pembiayaan al- Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
c. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA)
d. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA)
Untuk meningkatkan peran BMT dalam kehidupan masyarakat, maka
BMT terbuka untuk menciptakan produk baru. Tetapi produk tersebut harus
memenuhi syarat:
1. Sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan Syariah
2. Dapat ditangani oleh sistem operasi BMT bersangkutan
3. Membawa kemaslahatan bagi masyarakat
B. Simpanan
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah simpanan
adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah
dan/atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Fatwa DSN-MUI NO: 02/DSN-MUI/IV/2000 menyatakan bahwa
tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan berdasarkan prinsip mudharabah
dan wadi’ah.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) NO: 9/19/2007, wadi’ah adalah
transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana
atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk
mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
Menurut Kasmir (2012:168-169) Penghimpunan Dana sebagimana pada
lembaga bank secara umum dalam penghimpunan dana Bank Syariah
mempraktikkan produk tabungan, giro, dan deposito. Dalam kedua produk
tersebut akad dasar yang dikembangkan, yaitu :
1. Wadi’ah
Wadi’ah merupakan titipan atau simpanan pada Bank Syariah,
prinsip Wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
Baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki. Wadi’ah memiliki 2
prinsip yaitu :
a. Yad Amanah yang artinya tangan amanah. Si penyimpan tidak
bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi
pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau
kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan.
b. Yad Adh-Dhamanah yang artinya adalah tangan penanggung. Dalam
prinsip ini bank sebagai penerima dana dapat memanfaatkan dan
titipan seperti simpanan giro dan tabungan, dan deposito berjangka
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan
negara. Yang terpenting dalam hal ini si penyiman bertanggung jawab
atas segala kehilangan dan kerusakan yang menimpa uang tersebut.
Menurut Dahlan (2012:137) dalam tabungan yang menggunakan akad
wadi’ah, transaksi bank syariah yaitu :
A. Tabungan Wadi’ah
Tabungan Wadi’ah adalah produk yang bersumber dari nasabah
yang sering disebut dana titipan pihak ketiga dalam bentuk tabungan.
b. Tabungan Giro Wadi’ah
Tabungan Giro Wadi’ah adalah produk rekening tabungan dengan
akad wadi’ah yang tertuang dalam Dewan Syariah Nasional (DSN) Fatwa
No: 1/DSN-MUI/IV/2000.
Menurut UU NO: 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, giro
adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah yang
penarikannya
dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
Landasan Hukum :
Dasar Hukum
....         
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya...
2. Mudharabah
Mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak, satu
pihak memberikan modal kepada lainnya untuk berniaga. Kemudian
keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan apa yang telah disepakati.
Menurut Afzalur Rahman, mudharabah sebagai bentuk kontrak
kerjasama yang didasarkan pada prinsip profit sharing, yang satu sebagai
pemilik modal dan yang kedua menjalankan usaha. Modal yang dimaksud
disini harus berupa uang dan tidak boleh berbentuk barang.
Menurut Dahlan (2012:135) jenis mudharabah ada dua, yaitu :
1. Mudharabah Muqayyadah addalah shahibul maal membatasi kepada
mudharib dengan batasan jenis usaha, waktu, dan tempat usaha.
2. Mudharabah Mutlaqah adalah bentuk kerja antara shahibul maal dan
mudharib yang cakupannya sangat luasdan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.
Menurut Wiroso (2005:38) karakteristik Mudharabah adalah:
1. Kedua pihak yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan
mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun
pemilik. Di dalam akad tercantum pernyataan yang harus dilakukan
kedua belah pihak yang mengadakan kontrak dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Di dalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat
maupun tersirat mengeni tujuan kontrak;
b. Penawaran permintaan harus disepakati kedua belah pihak di
dalam kontrak tersebut; dan
c. Maksud penawaran dan penerimaan merupakan suatu kesatuan
informasi yang sama penjelasannya. Perjanjian bisa saja
berlangsung ditandatangani, melainkan bisa juga dilakukan
melalui surat menyurat/koresponden dengan fax atau komputer
yang telah disahkan oleh Cendekia Fiqih Islam dan Organisasi
Konferensi Islam.
2. Modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudhrib
untuk diinvestasikan (dikelola) dalam kegiatan usaha mudharabah.
Adapun syarat-syarat yang tercakup dalam modal adalah sebagai
berikut.
a. Jumlah modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata
uangnya;
b. Modal harus dalm bentuk tunai, seandainya berbentuk asset
menurut Jumhar Ulama Fiqih diperbolehkan asalkan berbentuk
barang niaga dan mempunyai nilai atau historinya pada saat
mengadakan kontrak. Bila asset tersebut berbentuk non-kas yang
siap dimanfaatkan, seperti pesawat dan kapal, diperbolehkan
sebagai
modal
mudharabah
asalkan
mudharib
tetap
menginvestasikan semua modal tersebut dan berbagi hasil dengan
pemilik dana dalam pendapatan dari investasi dan pada akhir
jangka waktu;
c. Modal harus tersedia dalam bentuk tunai tidak dalam bentuk
piutang; dan
d. Modal mudharabah langsung dibayar kepada mudharabah.
Beberapa Fuqaha berbeda pendapat mengenai cara realisasi
pencairan dana yaitu dibayar langsung dengan cara lain
dilaksanakan dengan memungkinkan mudharib untuk memperoleh
manfaat dari modal tersebut bagaimana pun cara akuisisinya.
Sesuai dengan pendapat kedua, pengadaan kontrak dapat
dilaksanakan untuk keseluruhan modal dan pembayarannya
kepada mudharib dapat dibuat dalam beberapa angsuran.
3. Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan
merupakan tujuan mudharabah dengan syarat-syarat seperti berikut:
a. Keuntungan ini haruslah berlaku bagi kedua belah pihak dan tidak
ada satu pihak pun yang akan memilikinya;
b. Haruslah menjadi perhatian dari kedua belah pihak dan tidak
terdapat pihak ketiga yang akan turut memperoleh bagi hasil
darinya. Porsi bagi hasil keuntungan masing-masing pihak harus
disepakati bersama pada saat perjanjian ditandatangani. Bagi hasil
mudharib harus secara jelas dinyatakan pada saat pengadaan
kontrak dilakukan.
4. Jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan adanya
kontribusi
mudharib
dalam
usahanya
untuk
mengembalikan/membayar modal kepada penyedia dana. Jenis
pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan masalah manajemen dari
pembiayaan mudharabah itu sendiri. Di bawah ini merupakan syaratsyarat yang harus diterapkan dalam usaha/pekerjaan mudharabah
adalah sebagai berikut :
a. Bentuk pekerjaan/usaha merupakan hak khusus mudharib tidak
ada intervensi manajemen dari pemilik dana, meskipun demikian
menurut
mahdzab
Hambali
membolehkan
adanya
peran
serta/partisipasi pemilik dana dalam pekerjaan/usaha tersebut;
b. Penyedia dana tidak harus boleh membatasi kegiatan mudharib
agar tidak sukses dalam pencarian laba/keuntungan;
c. Mudharib tidak boleh melanggar hukum syariah Islam dalam
usahanya dan juga harus mematuhi praktik-praktik usaha yang
berlaku; dan
d. Mudharib harus mematuhi syarat-syarat yang diajukan pemilik
dana asalkan syarat-syarat tersebut tidak bertentangan kontrak
mudharabah tersebut.
Batasan
kegiatan
mudharib
sehubungan
dengan
dana
mudharabah adalah sebagai berikut:
a. Harus benar-benar memiliki usaha sesuai dengan kontrak yang
merupakan pekerjaan utama dan cabang kegiatannya;
b. Pekerjaan atau usaha yang dimiliki harus sesuai dengan surat
kuasa umum. Kesemuanya ini merupakan pekerjaan yang tidak
mempunyai hubungan dengan kegiatan usaha utama, namun
merupakan
penunjang
dalam
perlakuan
investasi
seperti
perpaduan dengan dana mudharabah dan dananya sendiri; dan
c. Pekerjaan atau usaha yang tidak akan dimiliki terkecuali dengan
suatu ijin tertulis dari pemilik dana tersebut. Pekerjaan atau usaha
ini tidak mengarahkan kepada pengembangan dana atau pun pada
kewajiban atau utang baru apapun di pihak pemilik atas dana
tersebut seperti peminjaman account dan mudharabah.
5. Modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemilik dana,
sehingga tidak dapat ditarik sewaktu-waktu. Penarikan dana
mudharabah hanya dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang
disepakati (periode yang telah ditentukan). Penarikan dana yang
dilakukan setiap saat akan membawa dampak berkurangnya
pembagian hasil usaha oleh nasabah yang menginvestasikan dananya.
6. Garansi dalam mudharabah untuk menunjukkan adanya tanggung
jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana
dalam semua pekerjaannya. Peraturan jaminan dalam mudharabah,
hal
ini
bahwa
mudharib
akan
bertanggungjawab
untuk
mengembalikan modal kepada pemilik dana dalam hal apapun, dan
tidak diperbolehkan pada waktu jatuh tempo, kenyataan bahwa
kepemilikan mudharib akan dana tersebut dibuat sebagai suatu trust
dan dengan demikian tidak menjamin dana tersebut kecuali dalam hal
pelanggaran.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 59 tentang
Akuntansi Perbankan Syariah, dijelaskan karakteristik mudharabah sebagai
berikut:
1. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara Shahibul maal (Pemilik
dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbaj bagi hasil menurut
kesepakatan di muka.
2. Jika usaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh
pemilik dana, kecuali jika ditentukan adanya kelalaian atau kesalahan
oleh
pengelola
dana
seperti
penyelewengan,
kecurangan,
dan
penyalahgunaan dana.
3. Mudharabah terdiri dari dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah
(Investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (Investasi terikat)
4. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib) dalam
pengelolaan investasinya.
5. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan batasan kepada pengelola dana (mudharib) mengenai tempat,
cara, dan objek investasi. Sebagai contoh, pengelola dana (mudharib)
dapat diperintahkan yakni:
a. Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;
b. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan,
tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; dan
c. Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri
melalui pihak ketiga.
6. Bank dapat bertindak baik sebagai pemilik dana maupun pengelola dana.
Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana maka dana yang disalurkan
disebut pembiayaan mudharabah. Apabila banj sebagai pengelola dana
maka dana yang diterima adalah sebagai berikut:
a.
Dalam mudharabah muqayyadah disajikan dalam laporan perubahah
investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah.
b. Dalam mudharabah muthlaqah disajikan dalam neraca sebagai
investasi tidak terikat.
Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI)
karakteristik mudharabah muthlaqah atau investasi tidak terikat yaitu:
1. Mudharabah
terdiri dari dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah
(investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat).
Bab ini hanya membahas bank sebagai pengelola dana pihak ketiga yang
dikelompokkan dalam unsur investasi tidak terikat. Untuk mudharabah
muqayyadah bank sebagai agen dibahas dalam bagian tersendiri
sedangkan bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dibahas dalam
pembiayaan mudharabah.
2. Investasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau ekuitas bank,
karena bank tidak berkewajiban mengembalikan dana tersebut apabila
terjadi kerugian pengelola dana yang disebabkan kelalaian atau kesalahan
bank sebagai mudharib.
3. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue
sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan setelah dikurangi beban
yang berkaitan dengan pengelola dana mudharabah sedangkan bagi
pendapatan, dihitung dari total pendapatan pengelolaan mudharabah.
4. Jika bank menggunakan metode bagi laba (Profit Sharing) dan usaha
mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana
(shahibul maal), kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan
bank sebagai pengelola dana (mudharib).
5. Kelalian atau kesalahan bank sebagai pengelola dana disebabkan,
misalnya
a. Tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad;
b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur)yang lazim
dan atau yang telah ditentukan di dalam akad; dan
c. Hasil keputusan dari badan arbitrase atau pengadilan
6. Jika bank menggunakan metode bagi pendapatan (revenue sharing)maka
pemilik dana (shahibul maal) tidak akan menanggung kerugian, kecuali
bank di likuidasi dengan kondisi realisasi asset bank lebih kecil dari
kewajiban.
7. Investasi tidak terikat, antara lain:
a. Tabungan mudharabah yaitu investasi tidak terikat pihak ketiga pada
bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati.
b. Deposito mudharabah adalah investasi tidak terikat pihak ketiga pada
bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu dengan pembagian hasil usaha sesuai dengan nisbah yang
telah disepakati di muka antara nasabah dengan bank syariah yang
bersangkutan.
Tabel 2.1 Tabel perbandingan tabungan mudharabah dan tabungan
wadiah
No
1
2
Tabungan
Tabungan
Mudharabah
Wadiah
Transaksi
Sifat dana
Penarikan
Investasi
Titipan
Hanya dapat dilakukan
Dapat dilakukan
pada periode/ waktu
sewaktu-waktu
tertentu
Bagi hasil
3
Insentif
Bonus (jika ada/
diberikan oleh
penerima titipan)
Tidak dijamin
Dijamin
dikembalikan semua
dikembalikan
Pengembalian
4
dana
semua
Sumber: Wiroso, 2005:20
Perhitungan bagi hasil tabungan dilakukan berdasarkan besarnya
dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagi hasil dimana
dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo harian setiap
tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil. Periode
perhitungan bagi hasil tersebut tidak harus sama dengan jumlah hari
dalam periode perhitungan bagi hasil dihitung mulai tanggal awal periode
(satu hari setelah tanggal tutup buku/ perhitungan bagi hasil yang lalu)
sampai dengan tanggal tutup buku atau perhitungan bagi hasil. Dalam
melakukan
perhitungan
saldo
rata-rata
dapat
dilakukan
dengan
komputerisasi tetapi dapat juga dilakukan secara manual atau secara
tradisional (Wiroso, 2005:52).
Menurut Sumiyanto (2008:130) proses perhitungan bagi hasil dalam
praktiknya terdapat mekanisme yaitu:
1. Profit Sharing yang berarti perhitungan bagi hasil yang didasarkan
pada hasil net (bersih) dari total pendapatan setelah dikurangi biayabiaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
2. Revenue Sharing yang berarti perhitungan bagi hasil didasarkan
kepada total pendapatan yang diterima sebelum dikurangi biaya-biaya
yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
3. Rukun dan Syarat
Menurut Sudirman, Mansyur, Sulhan, Zubair dan al-Hakim
(2008:159) rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu, sehingga
sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur tersebut
yang
membentuknya. Dalam fiqh Islam, transaksi terbentuk karena adanya
unsur-unsur atau rukun-rukun yang membentuknya. Menurut para ahli
hukum Islam kontemporer, rukun yang membentuk akad itu ada empat,
yaitu:
a. Para pihak yang membuat transaksi;
b. Pernyataan kehendak para pihak;
c. Objek transaksi; dan
d. Tujuan transaksi.
Dalam literatur fiqh Islam telah disebutkan bahwa syarat yang dapat
membentuk
sebuah
transaksi
dalam
praktik
mualamah
dapat
dikategorikan menjadi delapan syarat yaitu:
a. Tamyis;
b. Berbilang Pihak;
c. Persesuaian ijab qobul;
d. Kesatuan majelis transaksi;
e. Objek transaksi dapat diserah terimakan;
f. Objek transaksi dapat ditentukan;
g. Objek transaksi dapat ditransaksikan; dan
h. Tujuan transaksi tidak bertentangan dengan syara’.
4. Dasar Hukum
...         ...
Artinya : ...sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan di
muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT...(QS. AlMuzzammil: 20)
...        ...
Artinya : ...tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki
hasil perniagaan) dari Tuhanmu... (QS Al-Baqarah: 198)
a. Hadis Nabi riwayat Ibnu Abbas
Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai
mudharabah. Ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak
mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli
hewan ternak, jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus
menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu
didengar Rasulullah, beliau membenarkannya (HR Thabrani dari Ibnu
Abbas).
b. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah
Nabi bersabda “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual
beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur
gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk
dijual (HR Ibnu Majah dari Shuhaib).
c. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf
Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram.
d. Ijma diriwayatkan oleh sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang
mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada
seorangpun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang
sebagai ijma’ (Zuhaily, Al Fiqh Al Islami wa Adituhu, 1989, 4/838)
e. Qiyas. Transaksi mudharabah yakni penyerahan sejumlah harta (dana,
modal) dari satu pihak (malik, shahibul maal) kepada pihak lain
(Amil,
mudharib)
untuk
diperniagakan
(diproduktifkan)
dan
keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan, di qiyas-kan
kepada transaksi musaqah.
f. Kaidah fiqh “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
g. Para ulama menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang
mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha
memproduktifkan sementara itu, tidak sedikit pula orang yang tidak
memiliki
harta
namun
ia
memiliki
kemampuan
dalam
memproduktikannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama
diantara kedua pihak tersebut.
C. Pemasaran
a. Pengertian
Menurut Kotler (1994:20) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
melalui proses itu individu-individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka
butuhkan
dan
inginkan
dengan
cara
menciptakan
dan
memepertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain.
Pemasaran Bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, Baik
produk simpanan (Giro, tabungan dan deposito), pinjaman atau jasa
lainnya. Penyediaan keinginan dan kebutuhan produk bank ini harus
dilakukan melalui perencanaan yang matang, baik untuk perencanaan
jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya, dilakukan oleh
bankir yang profesional. Kemudian perlu dilakukan pengawasan dan
pengendalian secara terus menerus agar tidak menyimpang dari yang
sudah direncanakan. Pada akhirnya, kegiatan pemasaran bank diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah juga akan memberikan
kepuasan kepada para nasabahnya (Kasmir:2003: 69).
b. Tujuan Pemasaran Bank
Menurut Kasmir (2004: 66-67) secara umum tujuan pemasaran bank
adalah untuk :
1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
2. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung
tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan
kepada nasabah lainnya melalui ceritanya (getuk tular).
3. Memaksimumkan
pilihan
(ragam
produk)
dalam
arti
bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki
beragam pilihan pula.
4. Memaksimumkan
mutu
hidup
dengan
memberikan
berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
c. Konsep Pemasaran
Menurut Kasmir (2004: 171) dalam kegiatan pemasaran terdapat
beberapa konsep pemasaran di mana masing-masing konsep memiliki
tujuan yang berbeda. Konsep ini timbul dari satu periode ke periode
lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik produsen maupun
konsumen. Penggunaan ini tergantung kepada perusahaan yang juga
dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan.
Ada 5 konsep dalam pemasaran di mana setiap konsep dapat
dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan, yaitu :
1. Konsep Produksi
Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya
manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi distribusi.
Konsep ini merupakan salah satu falsafah tertua yang menjadi
penuntun para penjual dan merupakan konsep yang menekankan pada
volume produksi yang seluas-luasnya dengan harga serendah
mungkin.
2. Konsep Produk
Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi
produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik secara
keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu perusahaan harus
mencurahkan upaya terus menerus dalam perbaikan produk. Konsep
ini menimbulkan adanya Marketing Nyopia (pemandangan yang
dangkal terhadap pemasaran). Konsep produk merupakan konsep
yang menekankan kepada kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang
terbaik.
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan berpikir bahwa konsumen tidak akan membeli
cukup banyak produk terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha
promosi dan penjualan yang kokoh. Konsep ini biasanya diterapkan
pada produk-produk asuransi, ensiklopedia atau kapling-kapling
pemakaman, juga untuk lembaga nirlaba sepertipartai politik (parpol).
Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif
melalui usaha-usaha promosi yang gencar.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai
sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan
secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan pesaing.
`Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran dan
memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisen
yang dilakukan pesaing.
5. Konsep pemasaran masyarakat
Konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini
menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar
serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat.
Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk
diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan
atau paling tidak menggunakan konsep pemasaran. Dalam kedua
konsep itu jelas tertuang bahwa pelanggan benar-benar harus
diperhatikan. Tujuan adalah pelanggan tetap setia menggunakan
produk atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh bank.
Aktifitas Pemasaran yang perlu dilakukan oleh organisasi perbankan
menurut Danupranata (2013:40) adalah
1. Riset pemasaran
Merupakan studi mengenai kebutuhan dan keinginan nasabah
pengguna jasa bank dan cara-cara agar bank dapat dapat memenuhi
kebutuhan nasabah tersebut. Riset pemasaran dapat diperoleh dengan
cara menyewa (jasa) sebuah perusahaan riset pemasaran untuk
melakukan penelitian. Di sisi lain, kebanyakan perusahaan besar
memiliki departemen riset pemasaran tersendiri.
2. Perilaku nasabah (Customer/ customer behavior)
Merupakan studi dari proses keputusan mengapa nasabah
bersedia menjadi nasabah bank dengan memanfaatkan produk-produk
yang ditawarkannya.
3. Loyalitas merek (brand loyality)
Merupakan pola perilaku reguler dari nasabah yang selalu setia
menggunakan jasa perbankan berdasarkan pada keputusan terhadap
suatu layanan dan produk yang ditawarkan.
Menurut Malayu dan Hasibuan (1996:190) pemasaran bank adalah
kegiatan operasional bank yang cukup penting untuk pendorong kemajuan
bank bersangkutan untuk mencapai tujuan. Jika pemasaran bank ini
berhasil baik, maka bank tersebut akan dikenal dan mendapat
kepercayaan (soliditas) dari masyarakat, sehingga penjualan produkproduknya akan lebih lancar pula. Pemasaran dapat dilakukan dengan
cara promosi, misalnya membuat iklan.
Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang lain sari
penjualan pribadi, pengiklanan dan publisitas yang mendorong pembelian
konsumen dan pedagang secara berdaya guna seperti peragaan, ekposisi,
demonstrasi. Program promosi penjualan terdiri dari dua kelompok yaitu:
a. Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan
konsumen/ nasabah, dengan menyediakan brosur, demonstrasi dan
jasa konsultasi.
b. Kegiatan yang ditujukan untuk mendorong mereka. Dalam hal ini
bank dapat memberikan contoh produk dan atau pemberian hadiah.
d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Menurut Lupiyoadi (2001, 58) marketing mix adalah tool atau alat
bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran
yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan
positioning yang diterapkan dapat berjalan sukses. Elemen marketing mix
yaitu:
a. Product (produk)
Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah manfaat kepada konsumen.
b. Price (harga)
Strategi penentuan harga (price) sangat signifikan dalam
memberikan value kepada konsumen dan mempengaruhi produk, serta
keputusan konsumen untuk membeli. Price juga berhubungan dengan
pendapatan atau turut mempengaruhi suplly atau marketing channels.
c. Place (tempat)
Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan
keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan
bagaimana cara penyimpanan jasa kepada konsumen dan di mana
lokasi yang strategis.
d. Promotion (promosi)
Promosi mengambil peran penting dalam hal ini, yaitu biaya
yang dikeluarkan lebih besar untuk membuat situs menjadi lebih
terkenal.
e. People (Sumber daya manusia)
Sumber daya manusia berfungsi sebagai sevice provider sangat
mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam sumber
daya manusia ini sehubungan dengan seleksi, tranning, dan motivasi.
Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk
menyadari pentingnya pekerjaan, yaitu memberikan kepuasan dalam
memenuhi kebutuhannya.
f. Process (proses)
Proses merupakan gabungan semua aktifitas, umunya terdiri dari
prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktifitas dan hal-hal rutin, di
mana jasa dihasilkan dan disampaikan konsumen.
g. Physical Evidence (Bukti fisik)
Produk berupa pelayanan merupakan sesuatu hal yang bersifat
tidak berwujud atau tidak dapat diukur secara pasti seperti halnya
pada sebuah produk yang berbentuk barang. Cara dan bentuk
pelayanan kepada pelanggan merupakan bukti nyata yang seharusnya
dirasakan atau dianggap bukti fisik bagi para pelanggannya, yang
suatu hari nanti diharapkan akan memberikan sebuah testimoni positif
kepada
masyarakat
umum
guna
mendukung
percepatan
perkembangan menuju arah yang lebih baik lagi.
Dalam memasarkan produk simpanan, ada beberapa strategi yang
dapat diterapkan KJKS BMT menurut Sumiyanto (2008:117), yaitu :
1. Penetapan target dan insentifnya. Dalam
hal ini harus ditetapkan
berapa target funding (nominal per prduk simpanan dan jumlah
customer) yang akan dihimpun hingga target per-individu marketer
agar jelas arah kebijakan funding-nya. Dengan demikian harus
diformulasikan pola insentif untuk funding yang adil dan transparan.
Ini agar marketer termotivasi untuk melakukan kinerja yang
maksimal.
2. Melakukan inovasi pendanaan
3. Pencitraan (brand image). Mewujudkan bahwa KJKS BMT dikelola
secara professional (baik SDM, pembukuan, dan pelayanan). Secara
kelembagaan harus diupayakan meraih dukungan dari tokoh-tokoh
masyarakat. Pengelola harus menanamkan bahwa KJKS BMT adalah
lembaga dari, oleh dan untuk umat. Menanamkan bahwa KJKS BMT
adalah sebagai sebuah lembaga yang strategis untuk memberdayakan
umat baik ekonomi, pola pikir dan ketaqwaan. KJKS BMT mampu
mendekati dan dekat dengan masyarakat muslim khususnya aghnia
serta pengusaha muslim. Mewujudkan dan membuktikan bahwa
simpanan dialokasikan untuk peningkatan kualitas hidup umat.
4. Keunggulan produk. Misalnya; bagi hasil simpanan bersaing dengan
lembaga lain, minimal sama. Dari segi pelayanan, prosedur
pembiayaan dan simpanan aman, mudah dan professional. Pengelola
BMT berisiniatif untuk memberikan pelayanan yang mantap kepada
anggota.
5. Transparansi dan akuntabilitas. Membuktikan bahwa simpanan aggota
aman dan pengelola bersikap amanah.
6. Ekspansi pendanaan. Membuka diri menggalang kerja sama dan
proaktif (sehingga memungkinkan mendapat dana-dana dari lembaga
lain)
7. Promosi atau iklan. Ini dapat dilakukan dengan mengirim surat-surat
baik berisi informasi, laporan perkembangan, permohonan modal dan
lain-lain.
8. Pendekatan. Ini dapat dilakukan dengan:
a. Aktif mengadakan pertemuan dan pengajian yang menghimpun
potensi umat Islam.
b. Menyebarkan opini tentang ekonomi syariah, zakat dan haramnya
riba.
c. Presentasi di setiap waktu kesempatan di kalangan umat Islam
(masyarakat umum, pedagang, pengusaha, tokoh, birokrat, dan
lain-lain).
d. Pendekatan langsung (anjangsana) ke calon anggota potensial.
9. Menjalin kerjasama. Ini dapat dilakukan dengan:
a. Pembuatan proposal-proposal kerjasama dengan lembaga terkait
lain seperti BAZDA dan Pemda.
b. Melakukan penjajangan dengan pihak perbankan untuk melakukan
executing dan chanelling pembiayaan.
BAB III
LAPORAN OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum BMT Syamil
BMT Syamil merupakan nama baru dari BMT Syariah Sejahtera
Cabang Ampel yang berdiri tahun 2009. BMT Syamil beralamat di Jl.
Ampel-Candi No. 8 (Timur Tugu Lilin) Ampel, Boyolali 57352.
B. Visi dan Misi
Visi
Komitmen dalam syariah, amanah dalam muamalah.
Misi:
a.
Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
b.
Sebagai wadah pemberdayaan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
c.
Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran
perekonomian nasional.
d.
C.
Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi.
Struktur Organisasi
Rapat
Anggota
Pengawas
Pengawas
Syariah
syari’ah
Gambar 3.1 Sturuktur Organisasi
Sumber: SOP BMT Syamil
D. Susunan Manajemen BMT SYAMIL
1. Pengurus
1. Ketua
: Joko Purnomo, M.Pd
2. Sekretaris
: Nur Arifin
3. Bendahara
: Catur Riyanto
2. Pengawas
1. Ketua
: Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si
2. Anggota
: a. Ahmad Hasyim, S.Si
b. Abdul Rachman
3. Pengelola
Manajer
: Sumiyati, S.Hi
Admin & Teller
: Fitri Yunia Romadhoni, A.Md.Ei
Marketing
: Arief Suryanto, S.Pd
Putri Novianti
Eva Hindun Khasanah A.Md
Eko Prasetyo
E. Tugas dan Wewenang Jabatan
1. Dewan Pengawas Syari’ah
a. Identitas Jabatan
1) Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan yang dibentuk
untuk melakukan fungsi pengawasan kesyariahan. Oleh karena itu
badan ini bekerja sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah
ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia, dalam hal ini Dewan
Syariah Nasional (DSN);
2) Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus terdiri dari para alim ulama
dibidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan
umum di bidang “baytut tamwiil” (keuangan bank dan atau
koperasi). Persyaratan lebih lanjut mempertimbangkan ketentuan
Dewan Syariah Nasional (DSN); dan
3) Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa
DSN dalam rangka kesesuaian produk atau jasa KJKS dengan
ketentuan dan prinsip syariah Islam.
b. Fungsi Utama Jabatan DPS adalah:
Melakukan pengawasan terhadap keseluruhan aspek organisasi
dan usaha KJKS sehingga benar-benar sesuai dengan prinsip syariah
Islam.
c. Tanggung Jawab DPS adalah:
1) Memastikan produk atau jasa KJKS sesuai dengan syariah;
2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan
syariah; dan
3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan
dan membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan
konsisten bermuamalah secara Islami melalui wadah KJKS.
d. Tugas-Tugas Pokok DPS adalah:
1) Memastikan produk dan jasa KJKS sesuai dengan syariah;
2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan
syariah;
3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan
dan membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan
konsisten bermuamalah secara Islam melalui wadah KJKS; dan
4) Membantu
terlaksananya
pendidikan
anggota
yang
meningkatkan kualitas aqidah, syariah dan akhlaq anggota.
dapat
e. Wewenang DPS adalah:
1) Meneliti barang, catatan, berkas, bukti-bukti dan dokumen lainnya
yang ada pada KJKS;
2) Mendapatkan keterangan yang diperlukan baik dari pengurus,
manajemen atau staf dan anggota;
3) Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus dan
manajemen KJKS;
4) Menggunakan
fasilitas
yang
tersedia
untuk
kelancaran
pelaksanaan tugasnya atas persetujuan pengurus; dan
5) Melaporkan kepada DSN dan pihak berwenang tentang keadaan
kesyariahan KJKS.
2. Manajer
a. Identitas Manajer
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Badan Pengurus; membawahi
langsung Kepala Bagian (Kabag.) Operasional, Kabag. Pemasaran.
b. Fungsi Manajer
1) Memimpin Usaha KJKS di wilayah kerjanya sesuai dengan tujuan dan
kebijakan umum yang telah ditentukan KJKS;
2) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh
aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari anggota dan
lainnya serta penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama
lembaga serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan
dengan aktifitas utama tersebut dalam upaya mencapai target;
3) Melindungi dan menjaga asset perusahaan yang berada dalam
tanggung jawabnya;
4) Membina hubungan dengan anggota, calon anggota, dan pihak lain
(customer) yang dilayani dengan tujuan untuk mengembangkan
pelayanan yang lebih baik; dan
5) Membina hubungan kerjasama eksternal dan internal, baik dengan
para pembina koperasi setempat, badan usaha lainnya (Dep Kop
UKM, INKOPSYAH, Dinas Pasar, Perusahaan Pengelola Pasar dan
lain-lain) maupun secara internal dengan seluruh aparat pelaksana,
demi meningkatkan produktifitas usaha.
c. Tanggung Jawab Manajer:
1) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus dan
disetujui Rapat Anggota;
2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan rencana
jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi (finansial
maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya akan dibawa
pada Rapat Anggota;
3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampaui batas
wewenang manajemen;
4) Mengusulkan kepada pengurus tentang penambahan, pengangkatan,
pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
operasional KJKS;
5) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya
harian dan Tercapainya target yang telah ditetapkan secara
keseluruhan;
6) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya
kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan, serta seluruh asset
KJKS;
7) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat
laporan secara periodik kepada Badan Pengurus , berupa :
a) Bertanggung jawab atas selesainya tugas dan kewajiban harian
seluruh Bidang/ Bagian;
b) Tercapainya lingkup kerja yang nyaman untuk semua pekerja
yang berorientasi pada pencapaian target;
c) Bertanggung jawab atas terealisasinya semua program kerja;
d) Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain secara baik dan
menguntungkan dalam rangka memenuhi kebutuhan lembaga;
e) Bertanggung jawab atas terciptanya suasana kerja yang dinamis
dan harmonis;
f) Bertanggung jawab atas tersedianya bahan Rapat Anggota
Tahunan
g) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan
batas wewenang yang ada pada kantor Cabang/Unit; dan
h) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi
operasional kantor cabang.
d. Tugas- Tugas Pokok Manajer:
1) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus
dan disetujui Rapat Anggota;
2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan
rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi
(finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya
akan dibawa pada Rapat Anggota;
3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas
wewenang manajemen;
4) Mengusulkan penambahan, pengangkatan dan mempromosikan
serta pemberhentian karyawan pada kantor cabang/unit;
5) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya
harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara
keseluruhan;
6) Membuka peluang/akses kerja sama dengan jaringan/ lembaga lain
dalam upaya mencapai target;
7) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya
kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan dengan cara:
a) Mengetahui jumlah dan keberadaan asset yang menjadi
tanggung jawabnya;
b) Mengatur dan mengawasi penggunaan asset yang ada;
c) Memaksimalkan penggunaan asset yang untuk kepentingan
kantor;
d) Menyimpan asset pada tempat yang telah disediakan;
e) Mengupayakan
terjaganya
likuiditas
dengan
mengatur
manajemen dana seoptimal mungkin hingga tidak terjadi dana
rush maupun ide;
f) Mengupayakan strategi-strategi khusus dalam penghimpunan dana
dan penyaluran dana;
g) Mengupayakan
strategi-strategi
baru
dan
handal
dalam
menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah;
h) Melakukan kontrol terhadap keseluruhan harta KJKS;
8) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat
laporan secara periodik yaitu:
a) Menetapkan tujuan penilaian prestasi kerja;
b) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan;
c) Merencanakan dan merancang sistem hubungan kerja yang
memotivasi karyawan untuk bekerjasama dalam mencapai
sasaran lembaga;
d) Mengevaluasi pola hubungan bila diperlukan;
e) Menetapkan dan mengatur semua kegiatan operasional menurut
bagian dan kemampuan masing-masing karyawan;
f) Mendelegasikan semua karyawan kegiatan operasional kepada
karyawan sesuai dengan bagian masingmasing karyawan;
g) Mengkoordinasi tugas operasional yang akan dilaksanakan
maupun yang telah dilaksanakan oleh karyawan yang satu
dengan karyawan yang lain;
h) Membuat laporan pembiayaan yang meliputi:
a) Jumlah dan jenis pembiayaan yang telah direalisasikan; dan
b) Jumlah tagihan margin pembiayaan, menurut jangka waktu
dan jenis jaminan.
i) Membuat laporan tabungan dan membuat laporan pembukuan
yang meliputi:
a) Jumlah dan jenis tabungan yang berhasil dihimpun;
b) Jumlah pokok dari tabungan;
c) Membuat base financing rate dari jumlah tabungan yang
berhasil dihimpun;
d) Membuat Neraca Bulanan dan Sisa Hasil Usaha;
e) Perincian pendapatan dan biaya operasional; dan
f) Pendapatan dan tagihan yang sudah diterima ataupun yang
belum diterima.
9) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan
batas wewenang yang ada pada wilayah masing-masing,
a) Meneliti dan memberi kode surat berharga seperti Simpanan
Berjangka; dan
b) Menandatangani Giro Bilyet dan Cheque sesuai dengan
kebutuhan untuk likuiditas dan pembayaran.
10) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi
operasional kantor wilayah masing-masing,
a) Mengacu pada rencana anggaran dengan menggali pendapatan
dari
bagi
hasil,
administrasi
pembiayaan
dan
kegiatan
operasional lainnya (Fee Base Income);
b) Menarik pendapatan sudah diterima ataupun yang belum
diterima dari pembiayaan bermasalah;
c) Melakukan efisiensi dengan cara melakukan skala prioritas
biaya; dan
d) Pengawasan penggunaan biaya.
e. Wewenang Manajer:
1) Memimpin Rapat Komite untuk memberikan keputusan terhadap
pengajuan pembiayaan;
2) Menyetujui / menolak secara tertulis pengajuan rapat komite secara
musyawarah dengan alasan-alasan yang jelas;
3) Menyetujui / menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan
batasan wewenang;
4) Menyetujui pengeluaran uang untuk pembelian aktiva tetap sesuai
dengan batas wewenang;
5) Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya
operasional lain sesuai dengan batas wewenang;
6) Menyetujui / menolak penggunaan keuangan yang diajukan yang
tidak melalui prosedur;
7) Memberikan terguran dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan
bawahan;
8) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
9) Mengusulkan promosi, rotasi dan PHK sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
10) Mengadakan kerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
lembaga dalam upaya mencapai target proyeksi dan tidak merugikan
lembaga; dan
11) Memutuskan menolak atau menerima kerjasama dengan pihak lain
dalam sesuai dengan kegiatan utama KJKS dengan alasan-alasan yang
dapat diterima.
3. Kepala Bagian Operasional
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja: Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi: Di bawah Manajer KJKS sejajar Kabag.
Pemasaran, membawahi seksi Pembukuan/Akuntansi, Layanan Mitra
usaha, Teller, serta SDM & Umum.
b. Fungsi Kabag Operasional:
Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh
aktifitas dibidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak
internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme
KJKS atau UJKS Koperasi khususnya dalam pelayanan terhadap mitra
maupun anggota KJKS
c. Tanggung Jawab Kabag Operasional:
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra/anggota KJKS;
2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada
dalam operasional KJKS;
3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan
dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat
dan sah baik harian, bulanan ataupun sesuai dengan periode yang
dibutuhkan, Terarsipkannya seluruh dokumen-dokumen keuangan,
dokumen lembaga, dokumen pembiayaan serta dokumen penting
lainnya;
4) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat
manajemen dan rapat operasional;
5) Terselenggaranya seluruh aktifitas rumah tangga KJKS; dan
6) Terselenggaranya
absensi
kehadiran
karyawan
dan
terdokumentasinya hasil penilaian seluruh karyawan.
d. Tugas-Tugas Pokok Kabag Operasional
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra/ anggota KJKS;
2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada
dalam operasional KJKS;
3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan
dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat
dan sah baik harian, bulanan maupun sesuai dengan periode yang
dibutuhkan;
4) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat
manajemen dan rapat operasional;
5) Terselenggaranya seluruh aktifitas rumah tangga KJKS; dan
6) Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan dokumentasi
hasil penilaian seluruh karyawan serta pengajuan gaji.
e.
Wewenang Kabag Operasional
1)
Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang;
2)
Mengajukan biaya operasional dan kebutuhan lain yang
dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan di bidang operasional
kepada Manajer KJKS untuk dipertimbangkan;
3)
Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam
batas wewenang;
4)
Melakukan kontrol terhadap kehadiran karyawan;
5)
Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional;
6)
Menegur karyawan bidang operasional apabila bekerja tidak
sesuai dengan prosedur yang berlaku;
7)
Menyetujui pemotongan biaya administrasi tabungan untuk
tabungan yang tidak bermutasi selama 6 bulan atau sesuai dengan
kebijakan KJKS ;
8)
Meminta pihak-pihak tertentu yang memegang tanggung jawab
dana KJKS (uang muka biaya, TL pembiayaan lainnya) untuk
cepat menyelesaikannya, apabila waktu yang disepakati sudah
tiba; dan
9)
Memberikan masukan dan membantu bagian operasional lainnya
yang memerlukan bantuan, dalam kapasitasnya sebagai Kabag
Operasional.
4. Teller
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional
b. Fungsi Teller
Merencanakan dan melaksanakan seluruh transaksi yang sifatnya tunai.
c. Tanggung Jawab Teller
1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas;
2) Terselesaikannya laporan kas harian;
3) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan
evaluasi; dan
4) Menerima setoran dan penarikan tabungan serta simpanan berjangka.
d. Tugas-Tugas Pokok Teller
1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas
a) Melakukan penghitungan kas pada pagi dan sore hari saat akan
dimulainya hari kerja dan akhirnya hari kerja yang harus
disaksikan oleh petugas yang berwenang;
b) Meneliti setiap keaslian uang masuk agar terhindar dari uang
palsu;
c) Menjaga ruang dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan;
d) Mengarsipkan laporan mutasi vault pada tempat yang aman; dan
e) Melakukan cross check antara vault dengan neraca dan
rekapitulasi kas.
2) Terselesaikannya laporan kas harian
a) Menerima dan mengeluarkan transaksi tunai sesuai dengan batas
wewenang;
b) Melakukan pengesahan pada bukti transaksi baik paraf maupun
validasi;
c) Menyusun bukti-bukti transaksi keluar dan masuk serta
memberikan nomor bukti;
d) Membuat rekapitulasi transaksi masuk dan keluar serta meminta
validasi dari pihak yang berwenang; dan
e) Melakukan cross check antara rekapitulasi kas dengan mutasi
vault dan neraca.
3) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan
evaluasi
a) Membuat laporan kas masuk dan keluar pada setiap akhir bulan
untuk setiap akun-akun yang penting; dan
b) Meminta pengesahan laporan arus kas dari yang berwenang
sebagai laporan yang sah.
4) Menerima setoran dan penarikan tabungan
a) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran
(dalam slip setoran harus tertera nilai uang dalam bentuk angka
dan huruf dengan nilai yang sama, pengisian slip harus ditulis
dengan jelas);
b) Mencocokkan saldo tabungan pada buku tabungan anggota
dengan kartu tabungan anggota bersangkutan yang ada di
komputer, bila terjadi selisih maka bagian ini harus mencatat
tambahan itu terlebih dahulu baru kemudian mencatat ke dalam
buku tabungan dan kartu tabungan anggota;
c) Membubuhkan stempel pada slip setelah dimasukkan ke dalam
komputer;
d) Menyerahkan copy slip setoran kepada anggota, sebagai bukti
penerimaan setoran;
e) Menyerahkan semua slip setoran kepada bagian umum setelah
tutup jam kas;
f) Menerima dan memeriksa slip penarikan, kartu dan buku
simpanan anggota;
g) Memeriksa dan membubuhkan paraf tanda persetujuan di slip
penarikan kemudian menyerahkan kembali kepada bagian
pembukuan;
h) Untuk pengambilan di atas batas wewenang diminta persetujuan
pimpinan (paraf pada slip pengambilan) atas pengambilan
tabungan tersebut (perhatikan saldo
yang tersisa harus
memenuhi ketentuan yang ada); dan
i) Mencatat jumlah pengambilan tabungan pada buku tabungan.
e. Wewenang Teller
1) Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang terjadi di
KJKS;
2) Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan yang ada;
3) Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang diberikan atau
atas persetujuan yang berwenang;
4) Menolak pengeluaran kas apabila tidak ada bukti-bukti pendukung
yang kuat;
5) Mengetahui kode brankas tetapi tidak memegang kuncinya ataupun
sebaliknya; dan
6) Meminta pertanggungjawaban keuangan kas kecil jika batas waktu
pertanggungjawaban telah tiba.
5.
SDM & Umum
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional
b. Fungsi SDM & Umum:
1) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta
hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan (absensi, cuti dan lain-lain),
pendidikan, pelatihan, karir dan hubungan antar karyawan; dan
2) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum lainnya
yang tidak termasuk dalam kegiatan bidang operasional koperasi yang
telah diatur secara khusus dalam bidang pemasaran, operasional dan
lain-lain.
c. Tanggung Jawab SDM & Umum:
1) Bertanggung jawab langsung pada Kabag. Operasional untuk bidang
umum dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer KJKS atau
untuk bidang SDM;
2) Bertanggung jawab dalam hal pengadministrasian danpemeliharaan
data karyawan serta hal-hal lain yang menyangkut ketenagakerjaan;
3) Bertanggung jawab dalam hal kebutuhan rumah tangga KJKS,
pengelolaan inventaris dan pembelian inventaris kantor;
4) Melakukan kegiatan administrasi pembukuan saldo ke rekening
simpanan harian; dan
5) Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan hubungan kepada
pengawas, pengurus dan seluruh anggota KJKS dan juga pihak
eksternal.
d. Tugas-Tugas Pokok SDM & Umum:
1) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum,
pengelolaan inventaris serta pembelian inventaris kantor.
a) Menyediakan segala kebutuhan rumah tangga KJKS dengan
berkoordinasi dengan bagian lain;
b) Bertanggung jawab pengelolaan inventaris kantor; dan
c) Menyediakan Kebutuhan ATK dan hal-hal lain yangberhubungan
dengan kebutuhan rumah tangga KJKS.
2) Melakukan kegiatan administrasi Tabungan dan Simpanan Berjangka:
a) Menerima daftar calon atau anggota yang mempunyai Simpanan
dalam bentuk Tabungan atau Simpanan Berjangka;
b) Meminta
kesepakatan
anggota
untuk
memindahkan
saldo
rekening; dan
c) Mengarsipkan slip-slip transaksi Tabungan dan Simpanan
Berjangka.
3) Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan hubungan eksternal KJKS
a)
Pengurusan pembayaran pajak; dan
b)
Membuat laporan bulanan dan slip mutasi berkaitan dengan
akuntan publik.
4) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta
hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan, pendidikan, pelatihan,
karir dan hubungan antar karyawan.
a) Mempersiapkan absensi, memonitor dan mengadministrasikannya
dengan baik;
b) Mengatur kegiatan dan penjadwalan cuti,ketidakhadiran serta halhal lain yang berhubungan dengan penunjukkan tugas karyawan
(administrasi SPJ, Surat Tugas & Surat Jalan dan lain-lain);
c) Mengatur pelaksanaan pendidikan, pelatihan, training, seminar
dan lain-lain sehubungan dengan peningkatan dan pengembangan
pengetahuan dan kompetensi karyawan;
d) Bersama-sama Manajer KJKS
melakukan evaluasi terhadap
jenjang karir, pengaturan; dan mutasi, penetapan Job Description
& Job Goal serta tindakan reward dan punishment kepada
karyawan.
e.
Wewenang SDM & Umum:
1) Memegang kas kecil sesuai dengan kebijakan yang ada untuk
kebutuhan rumah tangga;
2) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal umum;
3) Membuat usulan tentang kebutuhan inventaris (pengadaan dan
administrasi inventaris);
4) Melakukan pencairan dana untuk kebutuhan pengadaan inventaris
kantor;
5) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan;
6) Membuat evaluasi terhadap absensi, job description & goal,
kompetensi, motivasi, profesional dan aktivitas karyawan lainnya
yang berhubungan dengan pencapaian prestasi kerja; dan
7) Memberikan rekomendasi atas prestasi kerja karyawan sehubungan
dengan kegiatan mutasi, promosi, diklat & training serta reward dan
punishment.
6. Akuntansi/ Pembukuan
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional
b. Fungsi Akuntansi/ Pembukuan
Mengelola administrasi keuangan hingga ke pelaporan keuangan
c. Tanggung Jawab Akuntansi/ Pembukuan
1) Pembuatan laporan keuangan;
2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan
secara langsung dengan keuangan;
3) Menyiapkan laporan-laporan untuk keperluan analisis keuangan
lembaga; dan
4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas.
d. Tugas-Tugas Pokok Akuntansi/ Pembukuan
1) Pembuatan laporan keuangan:
a) Membuat laporan keuangan harian meliputi neraca dan laba rugi;
b) Membuat laporan keuangan akhir bulan, arus kas dan buku besar;
dan
c) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis
lembaga.
2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan
secara langsung dengan keuangan:
a) Mengarsipkan seluruh berkas keuangan sesuai dengan kebijakan
pengarsipan yang digunakan; dan
b) Menjaga keamanan arsip dan memastikan bahwa seluruh arsip
terjaga keamanannya dengan baik.
3) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis
lembaga:
a) Membuat perincian biaya dan pendapatan bulanan; dan
b) Melakukan
analisis
khususnya
untuk
biaya
operasional
menyangkut dengan tingkat efisiensi.
4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas (sebagai
petugas alternatif/petugas pengganti):
a) Serah terima brankas dari Kabag Operasional.
b) Pengeluaran uang pagi hari, pada saat jam kerja.
c) Penyimpanan uang pada saat jam kerja dan pada saat sore hari.
e. Wewenang Akuntansi/ Pembukuan
1. Mengarsipkan dan mengamankan bukti-bukti pembukuan / transaksi;
2. Meminta
kelengkapan
administrasi
pada
pertanggungjawaban
keuangan;
3. Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan; dan
4. Menerbitkan laporan keuangan atas persetujuan Manajer KJKS untuk
keperluan publikasi.
7. Kepala Bagian Pemasaran
a. Identitas Jabatan:
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Manajer KJKS
Koperasi, sejajar Kabag. Operasional. Membawahi seksi-seksi Adm.
Pembiayaan, Staf Pemasaran dan Staf Penagihan.
b. Fungsi Kepala Bagian Pemasaran:
Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target financing dan
funding serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam
upaya mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan
bermasalah.
c. Tanggung Jawab Kepala Bagian Pemasaran:
1) Tercapainya target pemasaran baik funding, financing maupun
collecting;
2) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan permasalahan di
tingkat pemasaran;
3) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran;
4) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan dan
melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan pasar
serta proses penyelesaian pembiayaan bermasalah; dan
5) Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit.
d. Tugas-Tugas Pokok Kepala Bagian Pemasaran
1) Tercapainya target pemasaran baik funding maupun financing:
a) Membuat target-target yang ingin dicapai dengan melihat
kapasitas AO yang ada;
b) Melakukan pemantauan terhadap hasil yang dicapai AO sesuai
dengan target yang diberikan;
c) Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai AO atas yang
diberikan; dan
d) Memberikan masukan dan perbaikan jika diperlukan.
2) Terselenggaranya rapat bagian pemasaran dan terselesaikannya
permasalahan di tingkat pemasaran:
a) Membuat jadwal rutin rapat pemasaran dan memastikan agendaagenda yang penting untuk dibahas;
b) Memastikan seluruh bahan rapat sudah tersedia dan lengkap (data,
daftar masalah, dan lain-lain);
c) Memimpin rapat;
d) Memastikan diperoleh jalan keluar dalam membahas masalah pada
akhir rapat; dan
e) Memastikan notulasi rapat dibuat dan terdokumentasi dengan
baik.
3) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran.
a) Menciptakan alat kontrol untuk memudahkan penilaian kinerja
bagian pemasaran;
b) Melakukan penilaian pada periode tertentu atas kinerja pemasaran
antara lain meliputi capaian target per AO serta mencatat
pelanggaran-pelanggaran dari sisi pemasaran yang dilakukan olah
AO;
c) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan;
d) Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan
pasar;
e) Menerima dari bagian AO berkas pengajuan pembiayaan (daftar
pengajuan
pembiayaan,
analisis
pembiayaan
dari
bagian
pembiayaan dan kelengkapan;
f) syarat administrasi yang mungkin diperlukan, seperti: KTA, KK,
surat izin suami /istri, surat atas jaminan dan lain-lain);
g) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas
pengajuan
pembiayaan anggota dan mendiskusikan dengan baik;
h) Secara berkala dan terencana melakukan kunjungan pasar untuk
melihat potensi-potensi yang perlu dikembangkan;
i) Bersama dengan Manajer KJKS membicarakan peluang-peluang
pasar yang ada dan kemungkinan pengembangannya;
j) Menerima daftar pembiayaan anggota yang bermasalah (kurang
lancar, diragukan dan macet) dari bagian AO;
k) Memeriksa daftar pembiayaan bermasalah apakah benar telah
memenuhi kriteria pembiayaan bermasalah dan menandatangani
sebagai tanda persetujuan;
l) Menyerahkannya kembali daftar pembiayaan bermasalah kepada
Staf Pemasaran dan Staf; dan
m) Penagihan serta melaporkannya pada Manajer KJKS.
4) Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit:
a) Menerima data dari bagian pembiayaan (nota debet/nota kredit),
pemasangan plafond, perpanjangan plafond, pelunasan plafond,
order dari bagian pembiayaan untuk perubahan bagi hasil/jatuh
tempo/perubahan plafond;
b) Mendata Komputer; dan
c) Menyimpan bukti ND dan NK dan dikeluarkan kembali setelah
satu bulan.
e.
Wewenang Kepala Bagian Pemasaran:
1) Memberi usulan untuk pengembangan pasar, potensi bisnis dan
strategi-strategi lainnya yang berhubungan dengan bisnis existing,
peluang bisnis dan penyelesaian pembiayaan bermasalah kepada
Manajer KJKS;
2) Menentukan target funding, financing dan penyelesaian pembiayaan
bermasalah bersama dengan Manajer KJKS;
3) Memimpin dan menentukan agenda rapat pemasaran; dan
4) Melakukan penilaian terhadap Staf Pemasaran (AO/FO) dan Staf
Penagihan (RO).
8. Staf Pemasaran
a. Identitas Jabatan:
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran
b. Fungsi Staf Pemasaran:
1) Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan serta
memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan
hasil analisis yang telah dilakukan;
2) Melayani permohonan penyimpanan dana (tabungan & deposito)
dengan bekerja sama dengan bagian Layanan Mitra usaha; dan
3) Melakukan sosialisasi seluruh produk KJKS atau UJKS Koperasi dan
melakukan upaya kerjasama atau sindikasi dengan pihak/lembaga
lainnya.
c. Tanggung Jawab Staf Pemasaran:
1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai
dengan proses yang sebenarnya;
2) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan
lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat
komite;
3) Memastikan proses penyimpanan dana telah dilakukan dengan tepat
dan lengkap serta sesuai dengan sistem dan prosedur yang dimiliki;
4) Membantu terselesaikannya pembiayaan bermasalah;
5) Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya
pengembangan pasar (funding dan financing); dan
6) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan
angsuran pembiayaan mitra.
d. Tugas-Tugas Pokok Staf Pemasaran:
1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai
dengan proses yang sebenarnya:
a) Melayani pengajuan pembiayaan dan memberikan penjelasan
mengenai produk pembiayaan;
b) Melakukan pengumpulan informasi mengenai calon mitra melalui
kegiatan wawancara dan on the spot (kunjungan lapangan) baik
tempat usaha maupun jaminannya; dan
c) Mengupayakan kelengkapan syarat yang dibutuhkan dari calon
mitra.
2) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan
lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat
komite:
a) Membuat analisis pembiayaan secara tertulis dari hasil wawancara
dan kunjungan lapangan; dan
b) Memberikan penjelasan secara jelas dan lengkap atas pertanyaan
dan saran peserta komite.
3) Membantu terselesaikannya pembiayaan bermasalah:
a) Melakukan analisis bersama Kabag. Pemasaran dan Staf
Penagihan atas pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah; dan
b) Membantu proses penyelesaian pembiayaan bermasalah.
4) Melihat peluang dan potensi yang ada dalam upaya pengembangan
pasar:
a) Memberikan masukan untuk pengembangan pasar dengan
memberikan gambaran mengenai potensi pasar yang ada;
b) Menghimpun data-data yang diperlukan yang relevan dengan
kebutuhan untuk pengembangan pasar; dan
c) Melakukan langkah-langkah secara terencana dan terkoordinasi
dengan Kabag. Pemasaran dan bagian pemasaran lainnya dalam
kaitannya dengan pengembangan pasar.
5) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan
angsuran pembiayaan mitra:
a) Melakukan monitoring paska dropping, untuk melihat ketepatan
alokasi dana;
b) Melakukan monitoring terhadap angsuran mitra; dan
c) Melakukan peringatan baik secara lisan maupun secara tertulis
dari Administrasi Pembiayaan atas keterlambatan angsuran mitra.
e. Wewenang Staf Pemasaran:
1) Memberi usulan untuk pengembangan pasar kepada Manajer KJKS;
2) Menentukan target funding dan financing bersama dengan Manajer
KJKS ;
3) Ikut menentukan dan mengatur agenda rapat di bagian pemasaran; dan
4) Melakukan
koordinasi
dengan
Staf
Penagihan
untuk
target
penyelesaian pembiayaan bermasalah.
9. Administrasi Pembiayaan
1) Identitas Jabatan:
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran
2) Fungsi Administrasi Pembiayaan:
Mengelola administrasi data mitra usaha, melakukan proses pembiayaan
mulai dari pencairan hingga pelunasan, membuat akad-akad dan surat surat perjanjian lain.
3) Tanggung Jawab Administrasi Pembiayaan
1) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping);
2) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan;
3) Pengarsipan jaminan pembiayaan;
4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan;
5) Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon;
6) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan;
7) Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra yang akan dan
telah jatuh tempo;
8) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain;
9) Pemeliharaan
arsip–arsip
pembiayaan; dan
dari
pengajuan
sampai
terealisir
10) Selalu mengontrol masa berlaku persyaratan administrasi pemohon
(KTP, Izin Usaha, Sewa Kios/Toko dan lain-lain).
4) Tugas-Tugas Pokok Administrasi Pembiayaan
1) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping) dan
melakukan proses dropping:.
a) Memeriksa kelengkapan administrasi mitra yang akan dropping;
b) Membuat aqad pembiayaan, tanda terima jaminan, kartu angsuran
dan pengawasan, kupon pembiayaan (untuk yang harian);
c) Membaca akad kepada mitra pembiayaan; dan
d) Mengisikan buku registrasi mitra pembiayaan secara lengkap.
2) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan:
a) Memeriksa kelengkapan administrasi untuk diarsipkan;
b) Mengarsipkan akad pembiayaan serta berkas pendukung lainnya
sesuai dengan nomor rekening;
c) Menyimpan kartu pengawasan sesuai dengan nomor urut/nomor
rekening mitra pembiayaan; dan
d) Hanya mengeluarkan berkas pada saat dibutuhkan dengan bukti
catatan pengeluaran dan memastikan berkas yang telah selesai
digunakan telah dikembalikan pada tempatnya.
3) Pengarsipan jaminan pembiayaan:
a) Memastikan jaminan telah diperiksa dan disetujui pihak yang
berwenang (AO dan Manajer KJKS) dengan bukti tandatangan
yang tertera pada lembar penerimaan jaminan;
b) Memberikan lembaran Tanda Terima Jaminan asli kepada mitra,
dan mencatatnya pada buku registrasi jaminan;
c) Menyimpan Tanda Terima Jaminan copy dengan surat jaminan ke
dalam brankas jaminan;
d) Mengeluarkan jaminan apabila diperlukan atas sepengetahuan
Kabag Pemasaran dan Manajer KJKS secara tertulis; dan
e) Melakukan kontrol atas jaminan-jaminan yang ada.
4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan:
a) Menerima angsuran dan mencatatnya ke dalam buku/kartu
pengawasan pembiayaan;
b) Menyesuaikan kartu angsuran mitra dengan kartu pengawasan
yang ada;
c) Meneliti/menghitung kembali sisa hutang mitra, untuk mitra yang
akan melakukan pelunasan; dan
d) Menerima setoran dari petugas kolektor.
5) Membantu pengisian setoran dari kolektor dan meneliti setoran yang
masuk sesuai dengan jumlah kupon yang dikeluarkan.
a) Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon;
b) Menyiapkan kupon apabila petugas kolektor akan berangkat;
c) Membuat daftar kupon yang dikeluarkan dan dikembalikan; dan
d) Melakukan pengecekan apabila terjadi selisih kupon antara yang
seharusnya ada (tersisa) dengan yang tersisa.
6) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan
7) Membuat laporan pembiayaan bulanan yang terdiri dari :
a) Laporan Dropping per bulan dan total dropping selama per tahun;
b) Laporan lengkap PYD dan mutasinya;
c) Laporan PYD yang akan jatuh tempo;
d) Laporan kolektibilitas (tingkat kelancaran pembiayaan);
e) Laporan prestasi AO & RO (capaian target AO/RO);
f) Laporan PYD Pekanan;
g) Daftar mitra yang harus ditagih; dan
h) Daftar mitra yang akan dan telah jatuh tempo pada pekan tersebut.
8) Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra yang akan dan
telah jatuh tempo:
a) Membuat dan mengirimkan surat teguran pada mitra yang telah
jatuh tempo;
b) Membuat dan mengirimkan surat peringatan pada mitra yang akan
jatuh tempo; dan
c) Melakukan kontrol atas tindak lanjut surat pemberitahuan dan
peringatan yang dikirimkan kepada mitra.
9) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain:
5) Wewenang Administrasi Pembiayaan:
1) Memberikan nomor rekening mitra pembiayaan;
2) Melakukan pengamanan atas data-data pembiayaan serta arsip-arsip
pendukung;
3) Mengeluarkan laporan resmi mengenai perkembangan pembiayaan
atas persetujuan Manajer KJKS atau UJKS Koperasi;
4) Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan; dan
5) Ikut memberikan kontribusi/ usulan dalam rapat komite.
10. Staf Penagihan
a. Identitas Jabatan:
Unit Kerja
: Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi
: Di bawah Kabag. Pemasaran
b. Fungsi Staf Penagihan:
1) Melakukan penagihan terhadap angsuran/pembayaran pembiayaan
baik untuk mitra usaha yang tidak bermasalah maupun yang
bermasalah serta melakukan pengambilan terhadap mitra usaha
funding; dan
2) Memberikan jalan keluar dan langkah-langkah penyelesaian bagi
mitra usaha yang bermasalah serta melakukan tindakan penarikan,
penyitaan, penjualan jaminan dan lain-lain yang berhubungan dengan
aspek hukum.
c. Tanggung Jawab Staf Penagihan
1) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai dengan
waktunya;
2) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan dana
yang disetorkan ke KJKS; dan
3) Menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah.
d. Tugas-Tugas Pokok Staf Penagihan
1) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih
sesuai
dengan waktunya:
a) Membuat rencana/jadwal penagihan harian, mingguan dan bulanan;
dan
b) Menyiapkan peralatan administrasi yang dibutuhkan untuk
menjemput tabungan/angsuran pembiayaan.
2) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan dana
yang disetorkan ke KJKS
a) Menghitung seluruh uang yang dijemput;
b) Membuat daftar angsuran seluruh mitra yang menyetorkan
uangnya;
c) Menyerahkannya kepada Teller, dan memastikan seluruh setoran
tidak ada yang tertinggal dan tidak terjadi selisih antara catatan
dengan uang yang diserahkan;
3) Membantu memberikan jalan keluar dan solusi bagi mitra usaha yang
bermasalah, melakukan penjualan jaminan, dan upaya-upaya lainnya
baik secara kekeluargaan maupun hukum yang berlaku.
e. Wewenang Staf Penagihan:
1) Menerima setoran dana atas nama KJKS terhadap mitra-mitra
pembiayaan maupun mitra penabung (sesuai dengan kebijakan yang
ada); dan
2) Melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan aspek
hukum terhadap mitra yang bermasalah.
F. Produk
1. Penghimpun Dana
a. Simpanan Pokok Khusus (Si Pokus)
b. Simpanan Umum Islam (Si Umi)
Simpanan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Setoran awal
minimal Rp. 10.000,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,00
c. Simpanan Mandiri Persiapan (Si Mapan)
Simpanan yang dipergunakan untuk mempersiapkan berbagai
jenis kebutuhan dengan nisbah (30:70). Jenis simpanan antara lain:
1) “Si Didik” merupakan simpanan untuk persiapan pendidikan, dan
pengambilannya sesuai dengan kenaikan kelas atau pergantian
semester.
2) “Si Qurban” merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan
untuk Qurban. Pengambilan simpanan sebulan sebelum hari raya
Idhul Qurban.
3) “Si Haji” merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk
menunaikan ibadah Haji
4) “Si Pensi” merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk
tabungan pensiun/ hari tua.
d. Jimpitan:
1) Jimpitan Sadranan merupakan simpanan untuk persiapan Nyadran.
2) Jimpitan Lebaran merupakan simpanan untuk persiapan Lebaran.
e. Simpanan Investasi ( Si Vesta)
1) Investasi Berjangka Semakin Membawa Untung (Si Jaka
Sembung)
Merupakan simpanan berjangka waktu 3, 6, & 12 bulan
serta
mendapat
bagi
hasil.
Setoran
awal
minimal
Rp.
1.000.000,00. Bagi hasil untuk 3 bulan (35:65), 6 bulan (40:60),
12 bulan (45:55)
2) Investasi Berkah (Si Berkah)
Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya
pada suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan.
3) Investasi Peduli (Si Dul)
Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya
pada suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan untuk
kepentingan sosial/kepedulian.
4) Investasi Pendidikan (Si ipin)
Merupakan simpanan yang dipersiapkan untuk kebutuhan
pendidikan dengan jangka waktu 1 s/d 15 tahun.
3. Pemberdayaan Dana
1. Pembiayaan Musyarakah
Merupakan kerjasama antara dua pihak untuk usaha dengan
modal dan pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan kedua
belah pihak.
2. Pembiayaan Mudharabah
Merupakan modal usaha, BMT sebagai pemodal 100% dan
pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan antara kedua belah
pihak.
3. Pembiayaan Murabahah/Jual Beli
Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli.
Pembayaran dilakukan berdasarkan jatuh tempo sesuai kesepakatan.
4. Pembiayaan Ba’i Bitsaman ‘Ajil (BBA)
Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli
dengan sistem pembayaran diangsur sesuai kesepakatan.
5. Pembiayaan Ijarah merupakan sewa menyewa antara BMT dengan
anggota.
6. Pembiayaan Talangan Haji merupakan pembiaayan untuk Talangan
Haji.
7. Rahn merupakan Gadai dengan sistem Syari’ah.
BAB IV
ANALISIS
A. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Simpanan Investasi
Pendidikan (Si Ipin) di BMT Syamil Ampel Boyolali
Dalam penelitian strategi yang digunakan dalam memasarkan produk
simpanan investasi pendidikan di BMT Syamil, penulis melakukan
wawancara dengan Account Officer/marketing BMT Syamil Ampel Boyolali
kepada Ibu Putri Novianti pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 Hasil
wawancara sebagai berikut:
Ada beberapa komponen strategi pemasaran simpanan investasi di BMT
Syamil yaitu:
1. STP (Segmenting, Targeting, dan Positioning)
a. Segmenting
Segmenting pada BMT Syamil Ampel Boyolali pembagian
pasar berdasarkan variabel geografis. Variabel geografis yaitu
pembagian berdasarkan per wilayah.
b. Targetting
Target pasar simpanan investasi pendidikan pada BMT Syamil
Ampel yaitu:
1) Perumahan atau perorangan untuk yang memiliki anak TK, SD,
SMP, dan SMA/SMK.
2) Usaha kecil dan menengah yang menjadi target pasar adalah
toko/warung mikro dan pedagang kaki lima.
c. Positioning
Penetapan posisi produk simpanan investasi pendidikan pada
BMT Syamil Ampel yaitu berkaitan dengan posisi di mana suatu
produk atau jasa menempati suatu pasar sebagaimana yang
dipersepsikan oleh target pasar, seperti nama julukan produk
simpanan investasi pendidikan adalah Si Ipin agar mudah diingat oleh
masyarakat diposisikan sebagai simpanan untuk pendidikan.
Dengan melaksanakan segmenting, targeting dan positioning pasar,
kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang
dimiliki BMT dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam
rangka memberikan kepuasan bagi anggota.
2. Marketing mix (Bauran Pemasaran)
Dengan menggunakan bauran pemasaran kegiatan pemasaran
menjadi lebih efektif dan dapat mencapai tujuan BMT. Marketing mix
yang digunakan oleh BMT Syamil adalah:
a. Strategi Produk (Product)
Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk yang
berkualitas tinggi. Maka BMT Syamil menggunakan strategi produk
dengan cara menawarkan produk simpanan investasi yang memiliki
nilai yang lebih baik dibandingkan dengan lainnya. Dalam hal ini
strategi produk simpanan investasi pendidikan disebut dengan “Si
Ipin” agar dalam memasarkan produk ini orang mudah mengingatnya
bahwa produk simpanan investasi pendidikan ini milik BMT Syamil
Ampel.
b. Strategi Harga (Price)
Strategi harga BMT Syamil dalam memberikan bagi hasil sesuai
jangka waktu kepada anggota adalah sebagai berikut:
1) 1 tahun sebesar 35%
2) 2 tahun sebesar 45%
3) 3 tahun sebesar 47%
4) 4 s/d 6 tahun sebesar 49%
5) 6 s/d 9 tahun sebesar 51%
6) 9 s/d 15 tahun sebesar 53%
Dari pendapatan BMT Syamil setiap bulannya.
c. Strategi Tempat (Place)
Lokasi BMT Syamil yang strategis ditujukan agar anggota
mudah dalam bertransaksi. Dalam hal ini penentuan lokasi pada BMT
Syamil di Jalan Ampel-candi no 8 kecamatan Ampel kabupaten
Boyolali, berdekatan dengan pasar karena dianggap paling rutin
melakukan simpan dan pinjam uang atau dalam arti perputaran uang
sangat cepat sehingga berkembangnya BMT Syamil akan sangat
pesat. Lokasi BMT Syamil Ampel transportasinya sangat mudah.
Strategi lokasi yang ditetapkan BMT Syamil Ampel dalam mencapai
sasarannya sehubungan dengan penghimpunan dana masyarakat
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan prospect atau kunjungan kepada usaha kecil dan
menengah seperti pedagang kaki lima dan warung.
2) Mendatangi instansi kantor pemerintah seperti kecamatan dan
kelurahan.
3) Mendatangi pasar secara rutin.
4) Melakukan prospect perorangan dengan berkunjung tiap RT
seperti pertemuan ibu-ibu.
5) Menjemput setoran ke lokasi anggota (jemput bola).
d. Strategi Promosi (Promotion)
Adapun bentuk promosi simpanan investasi yang telah
dilakukan BMT Syamil Ampel dalam memperkenalkan produknya
kepada masyarakat adalah:
1) Iklan
BMT Syamil memperkenalkan produk simpanan investasi
pendidikan dengan membuat brosur yang menarik dan disertai
dengan dicantumkannya simulasi bagi hasil yang bertujuan untuk
memudahkan calon anggota untuk mempelajari.
2) Hubungan Masyarakat
Pegawai BMT Syamil seperti Manajer, Customer Service,
Account Officer, dan Teller dalam menjaga hubungan dengan
masyarakat yaitu menjaga sikap atau etika yang baik kepada
semua anggota seperti sopan santun, tata krama, ramah, mengerti
apa yang dibutuhkan anggota. Selain itu BMT Syamil juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan sosial di wilayah sekitar dan setiap
setahun sekali BMT Syamil memberikan sumbangan dan hadiah
kepada masyarakat sekitar.
e. Sumber Daya Manusia (People)
People merupakan aset utama dalam BMT, hal ini semua
karyawan di BMT diberikan pelatihan dan motivasi. Pelatihan yang
diberikan penguasaan tugas, wewenang dan tanggung jawab. BMT
Syamil memberikan motivasi yaitu seperti pemberian bonus atau
reward. Setiap hari karyawan BMT Syamil mengadakan briefing.
f. Proses (process)
Proses seperti buka rekening, setoran dan penarikan simpanan
investasi pendidikan sangatlah mudah, tidak menyulitkan anggotanya.
Simpanan investasi pendidikan menggunakan prinsip mudharabah.
Karena pada saat jatuh tempo simpanan investasi pendidikan akan
mendapatkan bagi hasil.
Proses membuka rekening simpanan investasi pendidikan
adalah:
1) Mengisi formulir pembukaan rekening.
2) Menyerahkan berkas KTP untuk proses pembuatan buku rekening
simpanan.
3) Membayar setoran awal.
4) Usia minimal 17 tahun, maksimal 55 tahun dimana maksimal usia
penabung 65 tahun pada saat jatuh tempo.
5) Jangka waktu minimal 1 tahun s/d 15 tahun.
Proses setoran simpanan investasi pendidikan :
1) Menulis jumlah setoran pada slip setoran.
2) Menyerahkan buku simpanan untuk dicetak.
Proses penarikan simpanan investasi pendidikan
1) Simpanan telah jatuh tempo sesuai waktu yang telah disepakati.
2) Membawa ktp sebagai bukti kepemilikan rekening.
3) Mengisi slip penarikan.
4) Menyerahkan buku simpanan untuk dicetak.
g. Bukti fisik (Physical Evidence)
Perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung kualitas produk
dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen yaitu dengan
kecepatan layanan seperti senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.
Selain hal itu BMT Syamil juga memprioritaskan kenyamanan
anggota seperti tidak adanya antrian panjang, tetapi disediakan tempat
duduk yang memadai bagi anggota yang menunggu antrian. Sehingga
anggota tidak merasa capek atau letih menunggu antrian. Tata ruang
BMT Syamil dalam penyusunannya mengacu pada peralatan dan
sitem komputerisasi yang modern seuai dengan fungsinya untuk
memfasilitasi tercapainya tujuan anggota dan karyawan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal
dari dalam adalah :
1) Penerangan
Penerangan pada ruangan BMT Syamil sudah cukup
memadai.
2) Sirkulasi udara
Pada BMT Syamil telah memberikan kenyamanan dalam
ruangan.
3) Bau-bauan
Pemakaian kipas angin disertai dengan pengharum ruangan
adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan
bau-bauan yang mengganggu di sekitar tempat kerja.
4) Pewarnaan
Warna kantor BMT Syamil yang serasi dapat memberikan
suasana sejuk dan nyaman.
B. Kendala-kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk simpanan
investasi pendidikan dan strategi untuk mengatasinya.
Dalam pelaksanaan strategi pemasaran Simpanan Investasi Pendidikan
tidak terlepas dari adanya kendala-kendala yang dihadapi, yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap simpanan investasi
pendidikan, khususnya di wilayah Ampel.
2. Banyaknya persaingan lembaga keuangan.
3. Masih kurangnya minat untuk berinvestasi pendidikan, kebanyakan masih
memilih Simpanan Umum Islami (Si Umi), karena bisa diambil setiap
saat.
Kendala dalam melakukan pemasaran Si Ipin dapat diselesaikan dengan
manajemen yang ada. Kendala yang muncul akan berdampak terhadap
pertumbuhan dan perkembangan Si Ipin. Berikut adalah strategi untuk
menghadapi kendala:
1. BMT Syamil harus meningkatkan SDM agar dapat bersaing dengan
lembaga keuangan yang lain, dengan memberikan pelatihan dan
pendidikan kepada marketing.
2. BMT Syamil seharusnya meningkatkan promosi agar masyarakat bisa
mengetahui produk BMT Syamil khususnya Si Ipin, dikarenakan banyak
masyarakat wilayah Kecamatan Ampel yang belum mengetahui produk
Si Ipin, sesuai dengan tujuan promosi adalah memberikan informasi.
C. Perkembangan Produk Simpanan Investasi Pendidikan
Simpanan Investasi Pendidikan pada BMT Syamil adalah tabungan
berjangka waktu dengan sistem setoran bulanan yang dikelola secara syariah
dengan akad Mudharabah Mutlaqah yaitu, akad antara pemilik modal
(shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh
keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati. Berikut ini adalah perkembangan simpanan investasi pendidikan
tahun 2011-2015.
Tabel 4.1 Jumlah Simpanan Investasi dari Tahun 2011 s/d 2015
No
Tahun
Jumlah Nasabah
Total
1
2011
20
Rp. 21.942.259,90
2
2012
16
Rp. 13.200.396,78
3
2013
24
Rp. 24.192.819,52
4
2014
23
Rp. 29.280.400,73
5
2015
10
Rp.
4.612.852,61
*Untuk tahun 2015, perhitungan data baru sampai bulan september
Dilihat dari tabel diatas, simpanan investasi pendidikan tahun 2011 s/d
2013 jumlah anggota dan jumlah nominal setiap tahun meningkat, hal ini
dipengaruhi oleh minat masyarakat yang semakin banyak dan cara pelayanan
anggota yang semakin baik. Tahun 2014, jumlah nasabah menurun
mengalami sedikit penurunan, hal ini disebabkan oleh adanya kendala seperti
persaingan. Walaupun jumlah anggota mengalami penurunan, tetapi jumlah
nominal relatif meningkat, dikarenakan minat anggota untuk berinvestasi
khususnya investasi pendidikan semakin meningkat. Sampai dengan bulan
september 2015, jumlah nasabah masih sedikit tetapi prediksi sampai dengan
akhir tahun 2015, jumlah nasabah dan nominal akan melebihi tahun 2014.
Strategi yang digunakan BMT Syamil untuk memasarkan produk
simpanan investasi pendidikan ingin menggunakan prinsip 7P dan STP telah
dianggap berhasil, karena jumlah tiap tahunnya relatif meningkat dan sesuai
target. Semakin meningkat minat masyarakat terhadap simpanan investasi
pendidikan, maka akan semakin banyak Aset dan dana berputar. Dengan
bertambahnya aset dan dana berputar, maka akan berpengaruh terhadap
keuntungan dan kemajuan BMT Syamil.
Berikut ditunjukkan perkembangan melalui grafik :
35.000.000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
Total Dana
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Dana Masuk Si Ipin tahun 2011-2015
Dari grafik diatas bisa disimpulkan bahwa pada tahun 2011 sebagai
tahun dasar dari penelitian ini, merupakan jumlah pemasukan yang besar.
Kemudian tahun 2012 terjadi penurunan yaitu Rp. 8.741.863, dikarenakan
karena adanya penarikan dari 4 orang anggota. Hal ini dikarenakan
penyimpan mengambil uang untuk menyekolahkan anaknya dan juga
dikarenakan juga penyimpan mengambil jangka waktu yang pendek. Pada
tahun 2013 terjadi kenaikan yaitu Rp. 11.080.004 dikarenakan ada 8 orang
anggota baru dan diantaranya ada yang mengambil jangka waktu 2 tahun.
Pada tahun 2014 terjadi kenaikan yaitu Rp. 5.087.581 juga ada penarikan
dari 1 orang anggota. Pada tahun 2015 terjadi penurunan yang besar yaitu
Rp. 24.667.548. Hal ini dikarenakan adanya penarikan dari 13 orang anggota
yang ingin menyekolahkan anaknya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Strategi yang digunakan BMT Syamil dalam memasarkan produk
simpanan investasi pendidikan yaitu menggunakan konsep STP
(segmentasi, targeting, positoning) dan 7P (product, price, place,
promotion, people, proccess, dan physical evidence).
2. Kendala yang dihadapi oleh marketing yaitu masyarakat kurang berminat
karena belum begitu paham dengan invetasi. Kemudian, adanya banyak
lembaga keuangan yang menjadi pesaing di wilayah Ampel. Strategi yang
dihadapi untuk menghadapi kendala tersebut adalah dengan memberikan
pengetahuan manfaat dari berinvestasi. Didukung dengan adanya
penjelasan lebih lanjut ketika mengambil tabungan. Menghadapi
persaingan, Marketing lebih meningkatkan mutu dan pelayanan.
3. Perkembangan produk Si Ipin pada tahun 2011 s/d 2013 jumlah anggota
dan nominal setiap tahun relatif meningkat. Walaupun jumlah anggota
mengalami penurunan, dikarenakan berkurangnya minat masyarakat
untuk berinvestasi . Sampai dengan bulan september 2015, jumlah
nasabah masih sedikit tetapi prediksi sampai dengan akhir tahun 2015,
jumlah nasabah dan nominal akan melebihi tahun 2014.
B. Saran
1. Untuk BMT Syamil
a) Sebaiknya marketing di BMT Syamil dibagi menjadi dua, yaitu :
marketing untuk funding dan landing.
b) Sebaiknya untuk strategi promotion lebih ditingkatkan lagi, agar
mendapatkan jumlah anggota yang lebih banyak dan perkembangan
lebih pesat.
c) Sebaiknya lebih giat lagi untuk memberikan pengetahuan kepada
masyararakat
tentang
Investasi
terutama
Simpanan
Investasi
Pendidikan.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
a) Sebaiknya mencari strategi khusus agar lebih efektif untuk penelitian
selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun
referensi yang terkait dengan strategi pemasaran simpanan, agar
penelitian lebih baik dan lebih lengkap.
Download