STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) DISUSUN OLEH: EKO PRASETYO NIM: 201-12-036 JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) DISUSUN OLEH: EKO PRASETYO NIM: 201-12-036 JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 MOTTO “Cobalah untuk tidak menjadi seseorang yang sukses, tapi jadilah orang yang bernilai” (Albert Enstein) “Saya menganggap orang yang bisa mengatasi keinginannya lebih berani daripada orang yang bisa menaklukan musuhnya, karena kemenangan paling sulit diraih adalah kemenangan atas diri sendiri” (Aristoteles) HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkahan rahmat dan Hidayah-Nya dan tugas akhir ini saya persembahkan kepada: 1. Kedua Orang Tuaku, yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang. 2. Adikku yang ikut memberikan semangat. 3. Keluarga besar yang telah memberikan doa dan motivasi. 4. Sahabat-sahabatku yang memberikan kritikan dan bantuan. 5. Seluruh Staf BPRS Sragen Sukowati cabang Boyolali, terima kasih atas bantuannya. 6. Teman spesial, yang selalu memberikan doa, motivasi, nasehat, bantuan dan semangat. 7. Teman-teman Diploma III IAIN Salatiga angkatan 2012. 8. Bapak Alfred, terima kasih atas bimbingannya dari awal pembuatan tugas akhir hingga selesai. 9. Bapak Mifdlol, terima kasih atas motivasinya. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir di antaranya : 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Bapak Drs. Alfred, L., M.Si selaku pembimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini. 4. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah 5. Bapak Mochlasin, M.Ag selaku DPL magang. 6. Kepada pimpinan dan semua staf BMT Syamil Ampel Boyolali. 7. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materi dan non materi. 8. Rekan-rekan seperjuangan D III Perbankan Syariah 2012, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Salatiga, 9 September 2015 Eko Prasetyo 201 12 036 ABSTRAK Prasetyo, Eko. 2015. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Investasi Pendidikan (Si Ipin) Di BMT Syamil Ampel Boyolali. Tugas Akhir Diploma III. Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Alfred L., M.Si Kata Kunci: Strategi Pemasaran dan Investasi Pendidikan Penelitian ini merupakan upaya untuk meneliti strategi pemasaran yang diterapkan BMT Syamil Ampel Boyolali. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel Boyolali?, (2) Apa kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana strategi untuk mengatasinya?, (3) Bagaimana perkembangan Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel Bboyolali?. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait BMT Syamil Ampel Boyolali. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi yang digunakan adalah STP (segmenting, targetting, positioning) dan 7P (product, price, place, promotion, people, proccess, dan physical evidence). Kemudian untuk kendala yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang berinvestasi, banyaknya persaingan Lembaga Keuangan di wilayah Ampel Boyolali. Perkembangan Si Ipin di BMT Syamil cukup relatif baik karena minat masyarakat untuk berinvestasi bertambah. DAFTAR ISI HALAMAN COVER .................................................................................... i HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... v MOTTO ......................................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK .................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................. 4 C. Tujuan Dan Kegunaan ........................................................... 4 D. Telaah Pustaka ........................................................................ 5 E. Metode Penelitian .................................................................. 6 F. Penegasan Istilah .................................................................... 8 G. Sistematika Penulisan........................................................ ..... 9 BAB II BAB III BAB IV LANDASAN TEORI A. Baitul Maal Wattamwil........................................................... 11 B. Simpanan......................................................................... ....... 14 C. Pemasaran........................................................................ ....... 30 LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum BMT Syamil.............................................. 40 B. Visi dan Misi ......................................................................... 40 C. Struktur Organisasi ................................................................. 41 D. Susunan Manajemen BMT Syamil ......................................... 41 E. Tugas dan Wewenang Jabatan ............................................... 42 ANALISIS DATA A. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk simpanan investasi pendidikan........................................... .... B. Kendala BAB V yang dihadapi dan strategi 79 untuk menghadapinya... .................................................................... 85 C. Perkembangan Produk Si Ipin........................................... ..... 86 PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 90 B. Saran ...................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbandingan tabungan mudharabah dan tabungan wadiah....... 25 Tabel 4.1 Jumlah simpanan investasi pendidikan tahun 2011 s/d 2015 .... 87 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Lembaga Keuangan Indonesia ..................................... 12 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kepengurusan BMT Syamil ...................... 41 Gambar 4.1 Perkembangan Si Ipin dari tahun 2011 s/d 2015...................... .. 88 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wattamwil merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan fakir miskin. Konsep BMT sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW yang dikenal dengan nama bait al-maal dan berfungsi sebagai pengelola dana amanah dan harta rampasan perang (ghanimah) pada masa awal islam yang diberikan kepada yang berhak dengan pertimbangan kemaslahatan umat. Secara kongkrit kelembagaan Baitul Maal baru dilakukan pada masa Umar bin Khatab ketika kebijakan pendistribusian dana yang terkumpul mengalami perubahan. Lembaga Baitul Maal itu berpusat di ibu kota Madinah dan memiliki cabang di propinsi-propinsi wilayah Islam (Wahyuni, 2011: 1). Peran BMT dalam upaya memberikan kontribusi kepada bergeraknya kecil. Dalam rangka mendukung dan membantu kesejahteraan masyarakat, Indonesia. Salah satunya BMT memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan. Sejarah munculnya BMT di Indonesia sendiri dimulai tahun 1984 yang dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil. Kemudian BMT lebih diberdayakan oleh IKMI sebagai sebuah gerakan yang secara operasional ditindak lanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Barokah, 2010 : 14). Dalam aktivitasnya, BMT menciptakan produk untuk Pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran mengembangkan potensi agar dirinya untuk peserta memiliki didik secara aktif kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan suatu mekanisme dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan manusia. Pentingnya pendidikan bagi setiap generasi untuk mencetak sumber daya manusia yang berguna. Pendidikan adalah suatu investasi terhadap sumber daya manusia untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia terlebih lagi dalam pengembangan ekonomi sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui keunggulan baik dalam kemampuan akademik dan penguasaan teknologi serta sikap mental sehingga dapat menjadi manusia yang handal pada bidangnya. Ada upaya untuk meningkatkan pedidikan. Fasilitas menjadi hal penting dalam dunia pendidikan, karena fasilitas yang minim membuat siswa dan tenaga pengajar mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Terlebih untuk daerah pelosok, fasilitas untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan cenderung terabaikan dan kualitas pendidikan di sana juga ikut menurun. Oleh karena itu, fasilitas pembelajaran ini perlu banyak diperhatikan, baik oleh pemerintah atau dinas pendidikansetempat untuk mempunyai standar fasilitas pembelajaran yang layak di setiap sekolah, agar parasiswa dan tenaga pengajar mendapatkan ruang untuk dapat memperluas jaringan pendidikan mereka. Fasilitas pendidikan yang dimaksudkan adalah sarana dan prasarana, sarana pendidikan itu sendiri adalah semua fasilitas yang mempermudah dan memperlancar proses pendidikan dan pengajaran dan sifatnya langsung, misalnya papan tulis, buku, dan sebagainya. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua benda atau fasilitas yang mempermudah dan memperlacar proses pendidikan dan pengajaran, misalnya ruangkelas/gedung, meja kursi, jalan-jalan yang ada di lembaga pendidikan Seperti diketahui di era globalisasi pendidikan merupakan salah satu kebutuhan sehingga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ketertinggalan bangsa Indonesia di bidang pendidikan dibandingkan negara-negara tetangga menyebabkan pemerintah terdorong untuk memacu diri untuk memiliki standar internasional. Lahirnya BMT Syamil pada tahun 2009 dengan berbagai produk penghimpunan dan pemberdayaan dana. Salah salah satunya dari produk penghimpunan ialah simpanan investasi pendidikan diharapkan dapat membantu orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Mengingat pentingnya pendidikan bagi masyarakat saat ini. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk mengetahui dan mempelajari tentang strategi pemasaran produk yang dilakukan oleh BMT Syamil sehingga penulis mengambil judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN INVESTASI PENDIDIKAN (SI IPIN) DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diajukan beberapa rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Simpanan Investasi Pendidikan (Si Ipin) di BMT Syamil Ampel Boyolali? 2. Apa kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana strategi untuk mengatasinya? 3. Bagaimana perkembangan Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel Boyolali? C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel Boyolali 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana strategi untuk mengatasinya. 3. Untuk mengetahui perkembangan Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel Boyolali. Adapun kegunaan dari penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Bagi Pembaca Kegunaan bagi pembaca adalah dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakn sebagai sumber informasi. 2. Bagi Penulis a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam pendidikan pada program Diploma III Perbankan Syariah. b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang Simpanan Investasi Pendidikan di BMT Syamil Ampel Boyolali. 3. Bagi Perguruan Tinggi a. Dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kualitas sistem belajar mengajar. b. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk mahasiswa khususnya Diploma III Perbankan Syariah. 4. Bagi Lembaga Keuangan Syariah Non Bank a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, dan dapat mengembangkan usaha-usahanya. b. Memberikan masukan melalui saran dan kritik yang bermanfaat dan membangun D. Telaah Pustaka Penelitian menurut Robby Barokah (2010). “Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pendidikan BMT Al Fath IKMI Pamulang”. Skripsi yang meneliti dan menjelaskan tentang Pemasaran Produk SIDIK kepada para mitranya. Kemudian, menjelaskan strategi pemasaran khusus yang dilakukan BMT AlFath IKMI untuk memasarkan produk SIDIK, bagi hasil yang dilakukan BMT AlFath Sidik adalah berdasarkan dengan pendapatan yang masuk dari penyaluran pembiayaan. Penelitian menurut Eni Ekawati (2012) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Simpanan Di BMT Sumber Mulia Tuntang Kab. Semarang”. Menyimpulkan bahwa penelitian ini untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan oleh BMT Sumber Mulia Tuntang, strategi yang dijalankan sudah memenuhi syarat standar yang berlaku. Penelitian menurut Lugiyanto (2009) yang berjudul “Strategi Pemasaran pada Baitul Maal Wattamwil SUMBER MULIA Kec. Tuntang Kab. Semarang”. menyimpulkan bahwa Strategi yang digunakan untuk mengembangkan lembaga keuangan syariah BMT Sumber Mulia Tuntang, diperlukan suatu sarana yang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi pada masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam meneliti kasus, kelompok manusia, suatu kondisi objek, sitem pemikiran atau kilas peristiwa pada mas sekarang, gambaran atau lukisan secara sistematis dan fakta yang terjadi.Sehingga pembaca dapat memahami objek yang diteliti. 2. Jenis – jenis data a. Data primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber. b. Data sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui bukubuku, laporan dan sumber yang lain yng berkenaan dengan lembaga keuangan syariah. 3. Metode pengumpulan data Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan,penulis melakuakan beberapa teknik,yaitu : a. Observasi (pengamatan) Yaitu pengamatan secara langsung terhadap BMT yang akan diteliti,agar mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. b. Interview (wawancara) Yaitu teknik pengumpulan data yang mengunakan tanya jawab kepada pihak BMT , baik kepada manager atau karyawan. c. Library study (studi kepustakaan) Yaitu mengumpulkan data dengan mencari serta membaca bukubuku dan mediamasa yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Sehingga dapat mengetahui teori yang ada. 4. Metode analisis data Analisis data yang digunakan adalah diskriptif analitik, yaitu data yang ada bukan angka. F. Penegasan Istilah Penegasan istilah dimaksudkan untuk memudahkan dan menghindari kesalahpaham tentang isilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu kiranya dijelaskan makna dari istilah yang dipakai dalam penelitian ini : 1. Baitul Maal Wattamwiil Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Alqur’an dan Sunnah RasulNya (Ilmi 2002: 65). 2. Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain (Kotler, 1999: 2). 3. Simpanan Pengertian menurut Undang-undnang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2003: 57). 4. Investasi Pendidikan Investasi Pendidikan yaitu simpanan yang dipersiapkan untuk kebutuhan pendidikan, yang diharapkan mampu menjadi solusi bagi permasalahan orang tua dalam merencanakan dan mempersiapkan pendidikan buah hatinya. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa sub, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian,penegasan istilah dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang telaah pustaka yang berisi landasan teoritis dan terhadap masalah dan ditinjau terhadap hasil karya lain sebelumnya dilakukan. Kerangka teoritik yang membahas tentang konsep-konsep teoritik yang muncul dalam telaah pustaka dalam rangka menjelaskan masalah-masalah yang dipilih. BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN Bab ini membahas tentang gambaran umum, yang berisi sejarah berdirinya BMT SYAMIL, visi dan misi BMT SYAMIL, tujuan dan fungsi BMT SYAMIL. Selanjutnya meliputi data-data diskriptif yang berisi usaha-usaha yang dilakukan BMT Syamil, produk-produk, struktur organisasi, badan hukum, lokasi dan permodalan. Kemudian strategi yang digunakan BMT SYAMIL dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah yang ada. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan tentang bagaimana BMT SYAMIL melakukan strategi dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Maal Wattamwiil (BMT) Menurut Ilmi (2002: 65) Baitul Maal Wattamwiil dari segi bahasa berarti rumah uang dan (rumah) pembiayaan. Menurut istilah, BMT adalah Lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung sertra menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq dan shadaqah (ZIS). Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan AlQur’an dan Sunnah Rasul-Nya. Karena berorientasi sosial keagamaan, ia tidak dapat dimanipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba (profit). Menurut Sudarsono (2003: 85) Peranan BMT bagi masyarakat adalah: 1. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah. Aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting sistem ekonomi Islami. 2. Melakukan pembinaan dan pemdaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro misalnya dengan jalan pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah atau masyarakat umum. 3. Melepas ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani masyarakat lebih baik, misalnya selalu tersedia dana setiap saat, borokrasi yang sederhana dan lain sebagainya. Gambar 2.1 struktur Lembaga Keuangan di Indonesia Sumber: Ahmad Sumiyanto, BMT menuju Koperasi Modern Menurut Heri (2003) dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR syariah, yakni menggunakan 5 prinsip: 1. Prinsip bagi hasil Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan BMT, yaitu : a. Al- Mudharabah b. Al- Musyarakah c. Al-Muzara’ah d. Al- Musaqah 2. Sistem jual beli Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang mendalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana, yaitu : a. Bai’ al-Murabahah b. Bai’ as-Salam c. Bai al- Istishna d. Bai’ al-Bitsaman Ajil 3. Sistem non profit Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja yaitu Pembiayaan Qordul Hasan. 4. Akad bersyarikat Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian keuntungan kerugian yang disepakati. a. Al- Musyarakah b. Al – Mudharabah 5. Produk pembiayaan Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi utang beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. a. Pembiayaan al- Murabahah (MBA) b. Pembiayaan al- Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) c. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA) d. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA) Untuk meningkatkan peran BMT dalam kehidupan masyarakat, maka BMT terbuka untuk menciptakan produk baru. Tetapi produk tersebut harus memenuhi syarat: 1. Sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan Syariah 2. Dapat ditangani oleh sistem operasi BMT bersangkutan 3. Membawa kemaslahatan bagi masyarakat B. Simpanan Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Fatwa DSN-MUI NO: 02/DSN-MUI/IV/2000 menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah. Peraturan Bank Indonesia (PBI) NO: 9/19/2007, wadi’ah adalah transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu. Menurut Kasmir (2012:168-169) Penghimpunan Dana sebagimana pada lembaga bank secara umum dalam penghimpunan dana Bank Syariah mempraktikkan produk tabungan, giro, dan deposito. Dalam kedua produk tersebut akad dasar yang dikembangkan, yaitu : 1. Wadi’ah Wadi’ah merupakan titipan atau simpanan pada Bank Syariah, prinsip Wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, Baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki. Wadi’ah memiliki 2 prinsip yaitu : a. Yad Amanah yang artinya tangan amanah. Si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan. b. Yad Adh-Dhamanah yang artinya adalah tangan penanggung. Dalam prinsip ini bank sebagai penerima dana dapat memanfaatkan dan titipan seperti simpanan giro dan tabungan, dan deposito berjangka untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan negara. Yang terpenting dalam hal ini si penyiman bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang menimpa uang tersebut. Menurut Dahlan (2012:137) dalam tabungan yang menggunakan akad wadi’ah, transaksi bank syariah yaitu : A. Tabungan Wadi’ah Tabungan Wadi’ah adalah produk yang bersumber dari nasabah yang sering disebut dana titipan pihak ketiga dalam bentuk tabungan. b. Tabungan Giro Wadi’ah Tabungan Giro Wadi’ah adalah produk rekening tabungan dengan akad wadi’ah yang tertuang dalam Dewan Syariah Nasional (DSN) Fatwa No: 1/DSN-MUI/IV/2000. Menurut UU NO: 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, giro adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan. Landasan Hukum : Dasar Hukum .... Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya... 2. Mudharabah Mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak, satu pihak memberikan modal kepada lainnya untuk berniaga. Kemudian keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan apa yang telah disepakati. Menurut Afzalur Rahman, mudharabah sebagai bentuk kontrak kerjasama yang didasarkan pada prinsip profit sharing, yang satu sebagai pemilik modal dan yang kedua menjalankan usaha. Modal yang dimaksud disini harus berupa uang dan tidak boleh berbentuk barang. Menurut Dahlan (2012:135) jenis mudharabah ada dua, yaitu : 1. Mudharabah Muqayyadah addalah shahibul maal membatasi kepada mudharib dengan batasan jenis usaha, waktu, dan tempat usaha. 2. Mudharabah Mutlaqah adalah bentuk kerja antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luasdan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Menurut Wiroso (2005:38) karakteristik Mudharabah adalah: 1. Kedua pihak yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik. Di dalam akad tercantum pernyataan yang harus dilakukan kedua belah pihak yang mengadakan kontrak dengan ketentuan sebagai berikut : a. Di dalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat maupun tersirat mengeni tujuan kontrak; b. Penawaran permintaan harus disepakati kedua belah pihak di dalam kontrak tersebut; dan c. Maksud penawaran dan penerimaan merupakan suatu kesatuan informasi yang sama penjelasannya. Perjanjian bisa saja berlangsung ditandatangani, melainkan bisa juga dilakukan melalui surat menyurat/koresponden dengan fax atau komputer yang telah disahkan oleh Cendekia Fiqih Islam dan Organisasi Konferensi Islam. 2. Modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudhrib untuk diinvestasikan (dikelola) dalam kegiatan usaha mudharabah. Adapun syarat-syarat yang tercakup dalam modal adalah sebagai berikut. a. Jumlah modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya; b. Modal harus dalm bentuk tunai, seandainya berbentuk asset menurut Jumhar Ulama Fiqih diperbolehkan asalkan berbentuk barang niaga dan mempunyai nilai atau historinya pada saat mengadakan kontrak. Bila asset tersebut berbentuk non-kas yang siap dimanfaatkan, seperti pesawat dan kapal, diperbolehkan sebagai modal mudharabah asalkan mudharib tetap menginvestasikan semua modal tersebut dan berbagi hasil dengan pemilik dana dalam pendapatan dari investasi dan pada akhir jangka waktu; c. Modal harus tersedia dalam bentuk tunai tidak dalam bentuk piutang; dan d. Modal mudharabah langsung dibayar kepada mudharabah. Beberapa Fuqaha berbeda pendapat mengenai cara realisasi pencairan dana yaitu dibayar langsung dengan cara lain dilaksanakan dengan memungkinkan mudharib untuk memperoleh manfaat dari modal tersebut bagaimana pun cara akuisisinya. Sesuai dengan pendapat kedua, pengadaan kontrak dapat dilaksanakan untuk keseluruhan modal dan pembayarannya kepada mudharib dapat dibuat dalam beberapa angsuran. 3. Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan tujuan mudharabah dengan syarat-syarat seperti berikut: a. Keuntungan ini haruslah berlaku bagi kedua belah pihak dan tidak ada satu pihak pun yang akan memilikinya; b. Haruslah menjadi perhatian dari kedua belah pihak dan tidak terdapat pihak ketiga yang akan turut memperoleh bagi hasil darinya. Porsi bagi hasil keuntungan masing-masing pihak harus disepakati bersama pada saat perjanjian ditandatangani. Bagi hasil mudharib harus secara jelas dinyatakan pada saat pengadaan kontrak dilakukan. 4. Jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan adanya kontribusi mudharib dalam usahanya untuk mengembalikan/membayar modal kepada penyedia dana. Jenis pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan masalah manajemen dari pembiayaan mudharabah itu sendiri. Di bawah ini merupakan syaratsyarat yang harus diterapkan dalam usaha/pekerjaan mudharabah adalah sebagai berikut : a. Bentuk pekerjaan/usaha merupakan hak khusus mudharib tidak ada intervensi manajemen dari pemilik dana, meskipun demikian menurut mahdzab Hambali membolehkan adanya peran serta/partisipasi pemilik dana dalam pekerjaan/usaha tersebut; b. Penyedia dana tidak harus boleh membatasi kegiatan mudharib agar tidak sukses dalam pencarian laba/keuntungan; c. Mudharib tidak boleh melanggar hukum syariah Islam dalam usahanya dan juga harus mematuhi praktik-praktik usaha yang berlaku; dan d. Mudharib harus mematuhi syarat-syarat yang diajukan pemilik dana asalkan syarat-syarat tersebut tidak bertentangan kontrak mudharabah tersebut. Batasan kegiatan mudharib sehubungan dengan dana mudharabah adalah sebagai berikut: a. Harus benar-benar memiliki usaha sesuai dengan kontrak yang merupakan pekerjaan utama dan cabang kegiatannya; b. Pekerjaan atau usaha yang dimiliki harus sesuai dengan surat kuasa umum. Kesemuanya ini merupakan pekerjaan yang tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan usaha utama, namun merupakan penunjang dalam perlakuan investasi seperti perpaduan dengan dana mudharabah dan dananya sendiri; dan c. Pekerjaan atau usaha yang tidak akan dimiliki terkecuali dengan suatu ijin tertulis dari pemilik dana tersebut. Pekerjaan atau usaha ini tidak mengarahkan kepada pengembangan dana atau pun pada kewajiban atau utang baru apapun di pihak pemilik atas dana tersebut seperti peminjaman account dan mudharabah. 5. Modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemilik dana, sehingga tidak dapat ditarik sewaktu-waktu. Penarikan dana mudharabah hanya dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang disepakati (periode yang telah ditentukan). Penarikan dana yang dilakukan setiap saat akan membawa dampak berkurangnya pembagian hasil usaha oleh nasabah yang menginvestasikan dananya. 6. Garansi dalam mudharabah untuk menunjukkan adanya tanggung jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana dalam semua pekerjaannya. Peraturan jaminan dalam mudharabah, hal ini bahwa mudharib akan bertanggungjawab untuk mengembalikan modal kepada pemilik dana dalam hal apapun, dan tidak diperbolehkan pada waktu jatuh tempo, kenyataan bahwa kepemilikan mudharib akan dana tersebut dibuat sebagai suatu trust dan dengan demikian tidak menjamin dana tersebut kecuali dalam hal pelanggaran. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, dijelaskan karakteristik mudharabah sebagai berikut: 1. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara Shahibul maal (Pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbaj bagi hasil menurut kesepakatan di muka. 2. Jika usaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika ditentukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana. 3. Mudharabah terdiri dari dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah (Investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (Investasi terikat) 4. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib) dalam pengelolaan investasinya. 5. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana (mudharib) mengenai tempat, cara, dan objek investasi. Sebagai contoh, pengelola dana (mudharib) dapat diperintahkan yakni: a. Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya; b. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; dan c. Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri melalui pihak ketiga. 6. Bank dapat bertindak baik sebagai pemilik dana maupun pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana maka dana yang disalurkan disebut pembiayaan mudharabah. Apabila banj sebagai pengelola dana maka dana yang diterima adalah sebagai berikut: a. Dalam mudharabah muqayyadah disajikan dalam laporan perubahah investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah. b. Dalam mudharabah muthlaqah disajikan dalam neraca sebagai investasi tidak terikat. Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) karakteristik mudharabah muthlaqah atau investasi tidak terikat yaitu: 1. Mudharabah terdiri dari dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat). Bab ini hanya membahas bank sebagai pengelola dana pihak ketiga yang dikelompokkan dalam unsur investasi tidak terikat. Untuk mudharabah muqayyadah bank sebagai agen dibahas dalam bagian tersendiri sedangkan bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dibahas dalam pembiayaan mudharabah. 2. Investasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau ekuitas bank, karena bank tidak berkewajiban mengembalikan dana tersebut apabila terjadi kerugian pengelola dana yang disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudharib. 3. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelola dana mudharabah sedangkan bagi pendapatan, dihitung dari total pendapatan pengelolaan mudharabah. 4. Jika bank menggunakan metode bagi laba (Profit Sharing) dan usaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana (shahibul maal), kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan bank sebagai pengelola dana (mudharib). 5. Kelalian atau kesalahan bank sebagai pengelola dana disebabkan, misalnya a. Tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad; b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur)yang lazim dan atau yang telah ditentukan di dalam akad; dan c. Hasil keputusan dari badan arbitrase atau pengadilan 6. Jika bank menggunakan metode bagi pendapatan (revenue sharing)maka pemilik dana (shahibul maal) tidak akan menanggung kerugian, kecuali bank di likuidasi dengan kondisi realisasi asset bank lebih kecil dari kewajiban. 7. Investasi tidak terikat, antara lain: a. Tabungan mudharabah yaitu investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. b. Deposito mudharabah adalah investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu dengan pembagian hasil usaha sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di muka antara nasabah dengan bank syariah yang bersangkutan. Tabel 2.1 Tabel perbandingan tabungan mudharabah dan tabungan wadiah No 1 2 Tabungan Tabungan Mudharabah Wadiah Transaksi Sifat dana Penarikan Investasi Titipan Hanya dapat dilakukan Dapat dilakukan pada periode/ waktu sewaktu-waktu tertentu Bagi hasil 3 Insentif Bonus (jika ada/ diberikan oleh penerima titipan) Tidak dijamin Dijamin dikembalikan semua dikembalikan Pengembalian 4 dana semua Sumber: Wiroso, 2005:20 Perhitungan bagi hasil tabungan dilakukan berdasarkan besarnya dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagi hasil dimana dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo harian setiap tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil. Periode perhitungan bagi hasil tersebut tidak harus sama dengan jumlah hari dalam periode perhitungan bagi hasil dihitung mulai tanggal awal periode (satu hari setelah tanggal tutup buku/ perhitungan bagi hasil yang lalu) sampai dengan tanggal tutup buku atau perhitungan bagi hasil. Dalam melakukan perhitungan saldo rata-rata dapat dilakukan dengan komputerisasi tetapi dapat juga dilakukan secara manual atau secara tradisional (Wiroso, 2005:52). Menurut Sumiyanto (2008:130) proses perhitungan bagi hasil dalam praktiknya terdapat mekanisme yaitu: 1. Profit Sharing yang berarti perhitungan bagi hasil yang didasarkan pada hasil net (bersih) dari total pendapatan setelah dikurangi biayabiaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 2. Revenue Sharing yang berarti perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total pendapatan yang diterima sebelum dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 3. Rukun dan Syarat Menurut Sudirman, Mansyur, Sulhan, Zubair dan al-Hakim (2008:159) rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu, sehingga sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur tersebut yang membentuknya. Dalam fiqh Islam, transaksi terbentuk karena adanya unsur-unsur atau rukun-rukun yang membentuknya. Menurut para ahli hukum Islam kontemporer, rukun yang membentuk akad itu ada empat, yaitu: a. Para pihak yang membuat transaksi; b. Pernyataan kehendak para pihak; c. Objek transaksi; dan d. Tujuan transaksi. Dalam literatur fiqh Islam telah disebutkan bahwa syarat yang dapat membentuk sebuah transaksi dalam praktik mualamah dapat dikategorikan menjadi delapan syarat yaitu: a. Tamyis; b. Berbilang Pihak; c. Persesuaian ijab qobul; d. Kesatuan majelis transaksi; e. Objek transaksi dapat diserah terimakan; f. Objek transaksi dapat ditentukan; g. Objek transaksi dapat ditransaksikan; dan h. Tujuan transaksi tidak bertentangan dengan syara’. 4. Dasar Hukum ... ... Artinya : ...sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT...(QS. AlMuzzammil: 20) ... ... Artinya : ...tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu... (QS Al-Baqarah: 198) a. Hadis Nabi riwayat Ibnu Abbas Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah. Ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak, jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya (HR Thabrani dari Ibnu Abbas). b. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah Nabi bersabda “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual (HR Ibnu Majah dari Shuhaib). c. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. d. Ijma diriwayatkan oleh sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorangpun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma’ (Zuhaily, Al Fiqh Al Islami wa Adituhu, 1989, 4/838) e. Qiyas. Transaksi mudharabah yakni penyerahan sejumlah harta (dana, modal) dari satu pihak (malik, shahibul maal) kepada pihak lain (Amil, mudharib) untuk diperniagakan (diproduktifkan) dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan, di qiyas-kan kepada transaksi musaqah. f. Kaidah fiqh “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. g. Para ulama menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktifkan sementara itu, tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia memiliki kemampuan dalam memproduktikannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama diantara kedua pihak tersebut. C. Pemasaran a. Pengertian Menurut Kotler (1994:20) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses itu individu-individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan memepertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain. Pemasaran Bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, Baik produk simpanan (Giro, tabungan dan deposito), pinjaman atau jasa lainnya. Penyediaan keinginan dan kebutuhan produk bank ini harus dilakukan melalui perencanaan yang matang, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya, dilakukan oleh bankir yang profesional. Kemudian perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian secara terus menerus agar tidak menyimpang dari yang sudah direncanakan. Pada akhirnya, kegiatan pemasaran bank diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah juga akan memberikan kepuasan kepada para nasabahnya (Kasmir:2003: 69). b. Tujuan Pemasaran Bank Menurut Kasmir (2004: 66-67) secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk : 1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. 2. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya (getuk tular). 3. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. 4. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. c. Konsep Pemasaran Menurut Kasmir (2004: 171) dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep pemasaran di mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda. Konsep ini timbul dari satu periode ke periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik produsen maupun konsumen. Penggunaan ini tergantung kepada perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Ada 5 konsep dalam pemasaran di mana setiap konsep dapat dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan, yaitu : 1. Konsep Produksi Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi distribusi. Konsep ini merupakan salah satu falsafah tertua yang menjadi penuntun para penjual dan merupakan konsep yang menekankan pada volume produksi yang seluas-luasnya dengan harga serendah mungkin. 2. Konsep Produk Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik secara keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu perusahaan harus mencurahkan upaya terus menerus dalam perbaikan produk. Konsep ini menimbulkan adanya Marketing Nyopia (pemandangan yang dangkal terhadap pemasaran). Konsep produk merupakan konsep yang menekankan kepada kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang terbaik. 3. Konsep Penjualan Konsep penjualan berpikir bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh. Konsep ini biasanya diterapkan pada produk-produk asuransi, ensiklopedia atau kapling-kapling pemakaman, juga untuk lembaga nirlaba sepertipartai politik (parpol). Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar. 4. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan pesaing. `Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisen yang dilakukan pesaing. 5. Konsep pemasaran masyarakat Konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak menggunakan konsep pemasaran. Dalam kedua konsep itu jelas tertuang bahwa pelanggan benar-benar harus diperhatikan. Tujuan adalah pelanggan tetap setia menggunakan produk atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh bank. Aktifitas Pemasaran yang perlu dilakukan oleh organisasi perbankan menurut Danupranata (2013:40) adalah 1. Riset pemasaran Merupakan studi mengenai kebutuhan dan keinginan nasabah pengguna jasa bank dan cara-cara agar bank dapat dapat memenuhi kebutuhan nasabah tersebut. Riset pemasaran dapat diperoleh dengan cara menyewa (jasa) sebuah perusahaan riset pemasaran untuk melakukan penelitian. Di sisi lain, kebanyakan perusahaan besar memiliki departemen riset pemasaran tersendiri. 2. Perilaku nasabah (Customer/ customer behavior) Merupakan studi dari proses keputusan mengapa nasabah bersedia menjadi nasabah bank dengan memanfaatkan produk-produk yang ditawarkannya. 3. Loyalitas merek (brand loyality) Merupakan pola perilaku reguler dari nasabah yang selalu setia menggunakan jasa perbankan berdasarkan pada keputusan terhadap suatu layanan dan produk yang ditawarkan. Menurut Malayu dan Hasibuan (1996:190) pemasaran bank adalah kegiatan operasional bank yang cukup penting untuk pendorong kemajuan bank bersangkutan untuk mencapai tujuan. Jika pemasaran bank ini berhasil baik, maka bank tersebut akan dikenal dan mendapat kepercayaan (soliditas) dari masyarakat, sehingga penjualan produkproduknya akan lebih lancar pula. Pemasaran dapat dilakukan dengan cara promosi, misalnya membuat iklan. Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang lain sari penjualan pribadi, pengiklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan pedagang secara berdaya guna seperti peragaan, ekposisi, demonstrasi. Program promosi penjualan terdiri dari dua kelompok yaitu: a. Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan konsumen/ nasabah, dengan menyediakan brosur, demonstrasi dan jasa konsultasi. b. Kegiatan yang ditujukan untuk mendorong mereka. Dalam hal ini bank dapat memberikan contoh produk dan atau pemberian hadiah. d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Menurut Lupiyoadi (2001, 58) marketing mix adalah tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang diterapkan dapat berjalan sukses. Elemen marketing mix yaitu: a. Product (produk) Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah manfaat kepada konsumen. b. Price (harga) Strategi penentuan harga (price) sangat signifikan dalam memberikan value kepada konsumen dan mempengaruhi produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Price juga berhubungan dengan pendapatan atau turut mempengaruhi suplly atau marketing channels. c. Place (tempat) Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyimpanan jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis. d. Promotion (promosi) Promosi mengambil peran penting dalam hal ini, yaitu biaya yang dikeluarkan lebih besar untuk membuat situs menjadi lebih terkenal. e. People (Sumber daya manusia) Sumber daya manusia berfungsi sebagai sevice provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam sumber daya manusia ini sehubungan dengan seleksi, tranning, dan motivasi. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan, yaitu memberikan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. f. Process (proses) Proses merupakan gabungan semua aktifitas, umunya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktifitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan konsumen. g. Physical Evidence (Bukti fisik) Produk berupa pelayanan merupakan sesuatu hal yang bersifat tidak berwujud atau tidak dapat diukur secara pasti seperti halnya pada sebuah produk yang berbentuk barang. Cara dan bentuk pelayanan kepada pelanggan merupakan bukti nyata yang seharusnya dirasakan atau dianggap bukti fisik bagi para pelanggannya, yang suatu hari nanti diharapkan akan memberikan sebuah testimoni positif kepada masyarakat umum guna mendukung percepatan perkembangan menuju arah yang lebih baik lagi. Dalam memasarkan produk simpanan, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan KJKS BMT menurut Sumiyanto (2008:117), yaitu : 1. Penetapan target dan insentifnya. Dalam hal ini harus ditetapkan berapa target funding (nominal per prduk simpanan dan jumlah customer) yang akan dihimpun hingga target per-individu marketer agar jelas arah kebijakan funding-nya. Dengan demikian harus diformulasikan pola insentif untuk funding yang adil dan transparan. Ini agar marketer termotivasi untuk melakukan kinerja yang maksimal. 2. Melakukan inovasi pendanaan 3. Pencitraan (brand image). Mewujudkan bahwa KJKS BMT dikelola secara professional (baik SDM, pembukuan, dan pelayanan). Secara kelembagaan harus diupayakan meraih dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat. Pengelola harus menanamkan bahwa KJKS BMT adalah lembaga dari, oleh dan untuk umat. Menanamkan bahwa KJKS BMT adalah sebagai sebuah lembaga yang strategis untuk memberdayakan umat baik ekonomi, pola pikir dan ketaqwaan. KJKS BMT mampu mendekati dan dekat dengan masyarakat muslim khususnya aghnia serta pengusaha muslim. Mewujudkan dan membuktikan bahwa simpanan dialokasikan untuk peningkatan kualitas hidup umat. 4. Keunggulan produk. Misalnya; bagi hasil simpanan bersaing dengan lembaga lain, minimal sama. Dari segi pelayanan, prosedur pembiayaan dan simpanan aman, mudah dan professional. Pengelola BMT berisiniatif untuk memberikan pelayanan yang mantap kepada anggota. 5. Transparansi dan akuntabilitas. Membuktikan bahwa simpanan aggota aman dan pengelola bersikap amanah. 6. Ekspansi pendanaan. Membuka diri menggalang kerja sama dan proaktif (sehingga memungkinkan mendapat dana-dana dari lembaga lain) 7. Promosi atau iklan. Ini dapat dilakukan dengan mengirim surat-surat baik berisi informasi, laporan perkembangan, permohonan modal dan lain-lain. 8. Pendekatan. Ini dapat dilakukan dengan: a. Aktif mengadakan pertemuan dan pengajian yang menghimpun potensi umat Islam. b. Menyebarkan opini tentang ekonomi syariah, zakat dan haramnya riba. c. Presentasi di setiap waktu kesempatan di kalangan umat Islam (masyarakat umum, pedagang, pengusaha, tokoh, birokrat, dan lain-lain). d. Pendekatan langsung (anjangsana) ke calon anggota potensial. 9. Menjalin kerjasama. Ini dapat dilakukan dengan: a. Pembuatan proposal-proposal kerjasama dengan lembaga terkait lain seperti BAZDA dan Pemda. b. Melakukan penjajangan dengan pihak perbankan untuk melakukan executing dan chanelling pembiayaan. BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum BMT Syamil BMT Syamil merupakan nama baru dari BMT Syariah Sejahtera Cabang Ampel yang berdiri tahun 2009. BMT Syamil beralamat di Jl. Ampel-Candi No. 8 (Timur Tugu Lilin) Ampel, Boyolali 57352. B. Visi dan Misi Visi Komitmen dalam syariah, amanah dalam muamalah. Misi: a. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. b. Sebagai wadah pemberdayaan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. c. Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran perekonomian nasional. d. C. Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi. Struktur Organisasi Rapat Anggota Pengawas Pengawas Syariah syari’ah Gambar 3.1 Sturuktur Organisasi Sumber: SOP BMT Syamil D. Susunan Manajemen BMT SYAMIL 1. Pengurus 1. Ketua : Joko Purnomo, M.Pd 2. Sekretaris : Nur Arifin 3. Bendahara : Catur Riyanto 2. Pengawas 1. Ketua : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si 2. Anggota : a. Ahmad Hasyim, S.Si b. Abdul Rachman 3. Pengelola Manajer : Sumiyati, S.Hi Admin & Teller : Fitri Yunia Romadhoni, A.Md.Ei Marketing : Arief Suryanto, S.Pd Putri Novianti Eva Hindun Khasanah A.Md Eko Prasetyo E. Tugas dan Wewenang Jabatan 1. Dewan Pengawas Syari’ah a. Identitas Jabatan 1) Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan yang dibentuk untuk melakukan fungsi pengawasan kesyariahan. Oleh karena itu badan ini bekerja sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia, dalam hal ini Dewan Syariah Nasional (DSN); 2) Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus terdiri dari para alim ulama dibidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di bidang “baytut tamwiil” (keuangan bank dan atau koperasi). Persyaratan lebih lanjut mempertimbangkan ketentuan Dewan Syariah Nasional (DSN); dan 3) Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa DSN dalam rangka kesesuaian produk atau jasa KJKS dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam. b. Fungsi Utama Jabatan DPS adalah: Melakukan pengawasan terhadap keseluruhan aspek organisasi dan usaha KJKS sehingga benar-benar sesuai dengan prinsip syariah Islam. c. Tanggung Jawab DPS adalah: 1) Memastikan produk atau jasa KJKS sesuai dengan syariah; 2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan syariah; dan 3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan konsisten bermuamalah secara Islami melalui wadah KJKS. d. Tugas-Tugas Pokok DPS adalah: 1) Memastikan produk dan jasa KJKS sesuai dengan syariah; 2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan syariah; 3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan konsisten bermuamalah secara Islam melalui wadah KJKS; dan 4) Membantu terlaksananya pendidikan anggota yang meningkatkan kualitas aqidah, syariah dan akhlaq anggota. dapat e. Wewenang DPS adalah: 1) Meneliti barang, catatan, berkas, bukti-bukti dan dokumen lainnya yang ada pada KJKS; 2) Mendapatkan keterangan yang diperlukan baik dari pengurus, manajemen atau staf dan anggota; 3) Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus dan manajemen KJKS; 4) Menggunakan fasilitas yang tersedia untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya atas persetujuan pengurus; dan 5) Melaporkan kepada DSN dan pihak berwenang tentang keadaan kesyariahan KJKS. 2. Manajer a. Identitas Manajer Posisi dalam Organisasi : Di bawah Badan Pengurus; membawahi langsung Kepala Bagian (Kabag.) Operasional, Kabag. Pemasaran. b. Fungsi Manajer 1) Memimpin Usaha KJKS di wilayah kerjanya sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum yang telah ditentukan KJKS; 2) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari anggota dan lainnya serta penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama lembaga serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan aktifitas utama tersebut dalam upaya mencapai target; 3) Melindungi dan menjaga asset perusahaan yang berada dalam tanggung jawabnya; 4) Membina hubungan dengan anggota, calon anggota, dan pihak lain (customer) yang dilayani dengan tujuan untuk mengembangkan pelayanan yang lebih baik; dan 5) Membina hubungan kerjasama eksternal dan internal, baik dengan para pembina koperasi setempat, badan usaha lainnya (Dep Kop UKM, INKOPSYAH, Dinas Pasar, Perusahaan Pengelola Pasar dan lain-lain) maupun secara internal dengan seluruh aparat pelaksana, demi meningkatkan produktifitas usaha. c. Tanggung Jawab Manajer: 1) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus dan disetujui Rapat Anggota; 2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi (finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya akan dibawa pada Rapat Anggota; 3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampaui batas wewenang manajemen; 4) Mengusulkan kepada pengurus tentang penambahan, pengangkatan, pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan operasional KJKS; 5) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya harian dan Tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan; 6) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan, serta seluruh asset KJKS; 7) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat laporan secara periodik kepada Badan Pengurus , berupa : a) Bertanggung jawab atas selesainya tugas dan kewajiban harian seluruh Bidang/ Bagian; b) Tercapainya lingkup kerja yang nyaman untuk semua pekerja yang berorientasi pada pencapaian target; c) Bertanggung jawab atas terealisasinya semua program kerja; d) Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain secara baik dan menguntungkan dalam rangka memenuhi kebutuhan lembaga; e) Bertanggung jawab atas terciptanya suasana kerja yang dinamis dan harmonis; f) Bertanggung jawab atas tersedianya bahan Rapat Anggota Tahunan g) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan batas wewenang yang ada pada kantor Cabang/Unit; dan h) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi operasional kantor cabang. d. Tugas- Tugas Pokok Manajer: 1) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus dan disetujui Rapat Anggota; 2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi (finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya akan dibawa pada Rapat Anggota; 3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas wewenang manajemen; 4) Mengusulkan penambahan, pengangkatan dan mempromosikan serta pemberhentian karyawan pada kantor cabang/unit; 5) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan; 6) Membuka peluang/akses kerja sama dengan jaringan/ lembaga lain dalam upaya mencapai target; 7) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan dengan cara: a) Mengetahui jumlah dan keberadaan asset yang menjadi tanggung jawabnya; b) Mengatur dan mengawasi penggunaan asset yang ada; c) Memaksimalkan penggunaan asset yang untuk kepentingan kantor; d) Menyimpan asset pada tempat yang telah disediakan; e) Mengupayakan terjaganya likuiditas dengan mengatur manajemen dana seoptimal mungkin hingga tidak terjadi dana rush maupun ide; f) Mengupayakan strategi-strategi khusus dalam penghimpunan dana dan penyaluran dana; g) Mengupayakan strategi-strategi baru dan handal dalam menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah; h) Melakukan kontrol terhadap keseluruhan harta KJKS; 8) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat laporan secara periodik yaitu: a) Menetapkan tujuan penilaian prestasi kerja; b) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan; c) Merencanakan dan merancang sistem hubungan kerja yang memotivasi karyawan untuk bekerjasama dalam mencapai sasaran lembaga; d) Mengevaluasi pola hubungan bila diperlukan; e) Menetapkan dan mengatur semua kegiatan operasional menurut bagian dan kemampuan masing-masing karyawan; f) Mendelegasikan semua karyawan kegiatan operasional kepada karyawan sesuai dengan bagian masingmasing karyawan; g) Mengkoordinasi tugas operasional yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan oleh karyawan yang satu dengan karyawan yang lain; h) Membuat laporan pembiayaan yang meliputi: a) Jumlah dan jenis pembiayaan yang telah direalisasikan; dan b) Jumlah tagihan margin pembiayaan, menurut jangka waktu dan jenis jaminan. i) Membuat laporan tabungan dan membuat laporan pembukuan yang meliputi: a) Jumlah dan jenis tabungan yang berhasil dihimpun; b) Jumlah pokok dari tabungan; c) Membuat base financing rate dari jumlah tabungan yang berhasil dihimpun; d) Membuat Neraca Bulanan dan Sisa Hasil Usaha; e) Perincian pendapatan dan biaya operasional; dan f) Pendapatan dan tagihan yang sudah diterima ataupun yang belum diterima. 9) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan batas wewenang yang ada pada wilayah masing-masing, a) Meneliti dan memberi kode surat berharga seperti Simpanan Berjangka; dan b) Menandatangani Giro Bilyet dan Cheque sesuai dengan kebutuhan untuk likuiditas dan pembayaran. 10) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi operasional kantor wilayah masing-masing, a) Mengacu pada rencana anggaran dengan menggali pendapatan dari bagi hasil, administrasi pembiayaan dan kegiatan operasional lainnya (Fee Base Income); b) Menarik pendapatan sudah diterima ataupun yang belum diterima dari pembiayaan bermasalah; c) Melakukan efisiensi dengan cara melakukan skala prioritas biaya; dan d) Pengawasan penggunaan biaya. e. Wewenang Manajer: 1) Memimpin Rapat Komite untuk memberikan keputusan terhadap pengajuan pembiayaan; 2) Menyetujui / menolak secara tertulis pengajuan rapat komite secara musyawarah dengan alasan-alasan yang jelas; 3) Menyetujui / menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan batasan wewenang; 4) Menyetujui pengeluaran uang untuk pembelian aktiva tetap sesuai dengan batas wewenang; 5) Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya operasional lain sesuai dengan batas wewenang; 6) Menyetujui / menolak penggunaan keuangan yang diajukan yang tidak melalui prosedur; 7) Memberikan terguran dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan bawahan; 8) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 9) Mengusulkan promosi, rotasi dan PHK sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 10) Mengadakan kerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan lembaga dalam upaya mencapai target proyeksi dan tidak merugikan lembaga; dan 11) Memutuskan menolak atau menerima kerjasama dengan pihak lain dalam sesuai dengan kegiatan utama KJKS dengan alasan-alasan yang dapat diterima. 3. Kepala Bagian Operasional a. Identitas Jabatan Unit Kerja: Bagian Operasional Posisi dalam Organisasi: Di bawah Manajer KJKS sejajar Kabag. Pemasaran, membawahi seksi Pembukuan/Akuntansi, Layanan Mitra usaha, Teller, serta SDM & Umum. b. Fungsi Kabag Operasional: Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktifitas dibidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme KJKS atau UJKS Koperasi khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota KJKS c. Tanggung Jawab Kabag Operasional: 1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence) kepada mitra/anggota KJKS; 2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada dalam operasional KJKS; 3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat dan sah baik harian, bulanan ataupun sesuai dengan periode yang dibutuhkan, Terarsipkannya seluruh dokumen-dokumen keuangan, dokumen lembaga, dokumen pembiayaan serta dokumen penting lainnya; 4) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen dan rapat operasional; 5) Terselenggaranya seluruh aktifitas rumah tangga KJKS; dan 6) Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan terdokumentasinya hasil penilaian seluruh karyawan. d. Tugas-Tugas Pokok Kabag Operasional 1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence) kepada mitra/ anggota KJKS; 2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada dalam operasional KJKS; 3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat dan sah baik harian, bulanan maupun sesuai dengan periode yang dibutuhkan; 4) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen dan rapat operasional; 5) Terselenggaranya seluruh aktifitas rumah tangga KJKS; dan 6) Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan dokumentasi hasil penilaian seluruh karyawan serta pengajuan gaji. e. Wewenang Kabag Operasional 1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang; 2) Mengajukan biaya operasional dan kebutuhan lain yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan di bidang operasional kepada Manajer KJKS untuk dipertimbangkan; 3) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam batas wewenang; 4) Melakukan kontrol terhadap kehadiran karyawan; 5) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional; 6) Menegur karyawan bidang operasional apabila bekerja tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku; 7) Menyetujui pemotongan biaya administrasi tabungan untuk tabungan yang tidak bermutasi selama 6 bulan atau sesuai dengan kebijakan KJKS ; 8) Meminta pihak-pihak tertentu yang memegang tanggung jawab dana KJKS (uang muka biaya, TL pembiayaan lainnya) untuk cepat menyelesaikannya, apabila waktu yang disepakati sudah tiba; dan 9) Memberikan masukan dan membantu bagian operasional lainnya yang memerlukan bantuan, dalam kapasitasnya sebagai Kabag Operasional. 4. Teller a. Identitas Jabatan Unit Kerja : Bagian Operasional Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional b. Fungsi Teller Merencanakan dan melaksanakan seluruh transaksi yang sifatnya tunai. c. Tanggung Jawab Teller 1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas; 2) Terselesaikannya laporan kas harian; 3) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan evaluasi; dan 4) Menerima setoran dan penarikan tabungan serta simpanan berjangka. d. Tugas-Tugas Pokok Teller 1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas a) Melakukan penghitungan kas pada pagi dan sore hari saat akan dimulainya hari kerja dan akhirnya hari kerja yang harus disaksikan oleh petugas yang berwenang; b) Meneliti setiap keaslian uang masuk agar terhindar dari uang palsu; c) Menjaga ruang dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan; d) Mengarsipkan laporan mutasi vault pada tempat yang aman; dan e) Melakukan cross check antara vault dengan neraca dan rekapitulasi kas. 2) Terselesaikannya laporan kas harian a) Menerima dan mengeluarkan transaksi tunai sesuai dengan batas wewenang; b) Melakukan pengesahan pada bukti transaksi baik paraf maupun validasi; c) Menyusun bukti-bukti transaksi keluar dan masuk serta memberikan nomor bukti; d) Membuat rekapitulasi transaksi masuk dan keluar serta meminta validasi dari pihak yang berwenang; dan e) Melakukan cross check antara rekapitulasi kas dengan mutasi vault dan neraca. 3) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan evaluasi a) Membuat laporan kas masuk dan keluar pada setiap akhir bulan untuk setiap akun-akun yang penting; dan b) Meminta pengesahan laporan arus kas dari yang berwenang sebagai laporan yang sah. 4) Menerima setoran dan penarikan tabungan a) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran (dalam slip setoran harus tertera nilai uang dalam bentuk angka dan huruf dengan nilai yang sama, pengisian slip harus ditulis dengan jelas); b) Mencocokkan saldo tabungan pada buku tabungan anggota dengan kartu tabungan anggota bersangkutan yang ada di komputer, bila terjadi selisih maka bagian ini harus mencatat tambahan itu terlebih dahulu baru kemudian mencatat ke dalam buku tabungan dan kartu tabungan anggota; c) Membubuhkan stempel pada slip setelah dimasukkan ke dalam komputer; d) Menyerahkan copy slip setoran kepada anggota, sebagai bukti penerimaan setoran; e) Menyerahkan semua slip setoran kepada bagian umum setelah tutup jam kas; f) Menerima dan memeriksa slip penarikan, kartu dan buku simpanan anggota; g) Memeriksa dan membubuhkan paraf tanda persetujuan di slip penarikan kemudian menyerahkan kembali kepada bagian pembukuan; h) Untuk pengambilan di atas batas wewenang diminta persetujuan pimpinan (paraf pada slip pengambilan) atas pengambilan tabungan tersebut (perhatikan saldo yang tersisa harus memenuhi ketentuan yang ada); dan i) Mencatat jumlah pengambilan tabungan pada buku tabungan. e. Wewenang Teller 1) Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang terjadi di KJKS; 2) Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan yang ada; 3) Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang diberikan atau atas persetujuan yang berwenang; 4) Menolak pengeluaran kas apabila tidak ada bukti-bukti pendukung yang kuat; 5) Mengetahui kode brankas tetapi tidak memegang kuncinya ataupun sebaliknya; dan 6) Meminta pertanggungjawaban keuangan kas kecil jika batas waktu pertanggungjawaban telah tiba. 5. SDM & Umum a. Identitas Jabatan Unit Kerja : Bagian Operasional Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional b. Fungsi SDM & Umum: 1) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan (absensi, cuti dan lain-lain), pendidikan, pelatihan, karir dan hubungan antar karyawan; dan 2) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum lainnya yang tidak termasuk dalam kegiatan bidang operasional koperasi yang telah diatur secara khusus dalam bidang pemasaran, operasional dan lain-lain. c. Tanggung Jawab SDM & Umum: 1) Bertanggung jawab langsung pada Kabag. Operasional untuk bidang umum dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer KJKS atau untuk bidang SDM; 2) Bertanggung jawab dalam hal pengadministrasian danpemeliharaan data karyawan serta hal-hal lain yang menyangkut ketenagakerjaan; 3) Bertanggung jawab dalam hal kebutuhan rumah tangga KJKS, pengelolaan inventaris dan pembelian inventaris kantor; 4) Melakukan kegiatan administrasi pembukuan saldo ke rekening simpanan harian; dan 5) Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan hubungan kepada pengawas, pengurus dan seluruh anggota KJKS dan juga pihak eksternal. d. Tugas-Tugas Pokok SDM & Umum: 1) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum, pengelolaan inventaris serta pembelian inventaris kantor. a) Menyediakan segala kebutuhan rumah tangga KJKS dengan berkoordinasi dengan bagian lain; b) Bertanggung jawab pengelolaan inventaris kantor; dan c) Menyediakan Kebutuhan ATK dan hal-hal lain yangberhubungan dengan kebutuhan rumah tangga KJKS. 2) Melakukan kegiatan administrasi Tabungan dan Simpanan Berjangka: a) Menerima daftar calon atau anggota yang mempunyai Simpanan dalam bentuk Tabungan atau Simpanan Berjangka; b) Meminta kesepakatan anggota untuk memindahkan saldo rekening; dan c) Mengarsipkan slip-slip transaksi Tabungan dan Simpanan Berjangka. 3) Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan hubungan eksternal KJKS a) Pengurusan pembayaran pajak; dan b) Membuat laporan bulanan dan slip mutasi berkaitan dengan akuntan publik. 4) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan, pendidikan, pelatihan, karir dan hubungan antar karyawan. a) Mempersiapkan absensi, memonitor dan mengadministrasikannya dengan baik; b) Mengatur kegiatan dan penjadwalan cuti,ketidakhadiran serta halhal lain yang berhubungan dengan penunjukkan tugas karyawan (administrasi SPJ, Surat Tugas & Surat Jalan dan lain-lain); c) Mengatur pelaksanaan pendidikan, pelatihan, training, seminar dan lain-lain sehubungan dengan peningkatan dan pengembangan pengetahuan dan kompetensi karyawan; d) Bersama-sama Manajer KJKS melakukan evaluasi terhadap jenjang karir, pengaturan; dan mutasi, penetapan Job Description & Job Goal serta tindakan reward dan punishment kepada karyawan. e. Wewenang SDM & Umum: 1) Memegang kas kecil sesuai dengan kebijakan yang ada untuk kebutuhan rumah tangga; 2) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal umum; 3) Membuat usulan tentang kebutuhan inventaris (pengadaan dan administrasi inventaris); 4) Melakukan pencairan dana untuk kebutuhan pengadaan inventaris kantor; 5) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan; 6) Membuat evaluasi terhadap absensi, job description & goal, kompetensi, motivasi, profesional dan aktivitas karyawan lainnya yang berhubungan dengan pencapaian prestasi kerja; dan 7) Memberikan rekomendasi atas prestasi kerja karyawan sehubungan dengan kegiatan mutasi, promosi, diklat & training serta reward dan punishment. 6. Akuntansi/ Pembukuan a. Identitas Jabatan Unit Kerja : Bagian Operasional Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional b. Fungsi Akuntansi/ Pembukuan Mengelola administrasi keuangan hingga ke pelaporan keuangan c. Tanggung Jawab Akuntansi/ Pembukuan 1) Pembuatan laporan keuangan; 2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan secara langsung dengan keuangan; 3) Menyiapkan laporan-laporan untuk keperluan analisis keuangan lembaga; dan 4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas. d. Tugas-Tugas Pokok Akuntansi/ Pembukuan 1) Pembuatan laporan keuangan: a) Membuat laporan keuangan harian meliputi neraca dan laba rugi; b) Membuat laporan keuangan akhir bulan, arus kas dan buku besar; dan c) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis lembaga. 2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan secara langsung dengan keuangan: a) Mengarsipkan seluruh berkas keuangan sesuai dengan kebijakan pengarsipan yang digunakan; dan b) Menjaga keamanan arsip dan memastikan bahwa seluruh arsip terjaga keamanannya dengan baik. 3) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis lembaga: a) Membuat perincian biaya dan pendapatan bulanan; dan b) Melakukan analisis khususnya untuk biaya operasional menyangkut dengan tingkat efisiensi. 4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas (sebagai petugas alternatif/petugas pengganti): a) Serah terima brankas dari Kabag Operasional. b) Pengeluaran uang pagi hari, pada saat jam kerja. c) Penyimpanan uang pada saat jam kerja dan pada saat sore hari. e. Wewenang Akuntansi/ Pembukuan 1. Mengarsipkan dan mengamankan bukti-bukti pembukuan / transaksi; 2. Meminta kelengkapan administrasi pada pertanggungjawaban keuangan; 3. Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan; dan 4. Menerbitkan laporan keuangan atas persetujuan Manajer KJKS untuk keperluan publikasi. 7. Kepala Bagian Pemasaran a. Identitas Jabatan: Unit Kerja : Bagian Pemasaran Posisi dalam Organisasi : Di bawah Manajer KJKS Koperasi, sejajar Kabag. Operasional. Membawahi seksi-seksi Adm. Pembiayaan, Staf Pemasaran dan Staf Penagihan. b. Fungsi Kepala Bagian Pemasaran: Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target financing dan funding serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah. c. Tanggung Jawab Kepala Bagian Pemasaran: 1) Tercapainya target pemasaran baik funding, financing maupun collecting; 2) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan permasalahan di tingkat pemasaran; 3) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran; 4) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan dan melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan pasar serta proses penyelesaian pembiayaan bermasalah; dan 5) Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit. d. Tugas-Tugas Pokok Kepala Bagian Pemasaran 1) Tercapainya target pemasaran baik funding maupun financing: a) Membuat target-target yang ingin dicapai dengan melihat kapasitas AO yang ada; b) Melakukan pemantauan terhadap hasil yang dicapai AO sesuai dengan target yang diberikan; c) Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai AO atas yang diberikan; dan d) Memberikan masukan dan perbaikan jika diperlukan. 2) Terselenggaranya rapat bagian pemasaran dan terselesaikannya permasalahan di tingkat pemasaran: a) Membuat jadwal rutin rapat pemasaran dan memastikan agendaagenda yang penting untuk dibahas; b) Memastikan seluruh bahan rapat sudah tersedia dan lengkap (data, daftar masalah, dan lain-lain); c) Memimpin rapat; d) Memastikan diperoleh jalan keluar dalam membahas masalah pada akhir rapat; dan e) Memastikan notulasi rapat dibuat dan terdokumentasi dengan baik. 3) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran. a) Menciptakan alat kontrol untuk memudahkan penilaian kinerja bagian pemasaran; b) Melakukan penilaian pada periode tertentu atas kinerja pemasaran antara lain meliputi capaian target per AO serta mencatat pelanggaran-pelanggaran dari sisi pemasaran yang dilakukan olah AO; c) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan; d) Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan pasar; e) Menerima dari bagian AO berkas pengajuan pembiayaan (daftar pengajuan pembiayaan, analisis pembiayaan dari bagian pembiayaan dan kelengkapan; f) syarat administrasi yang mungkin diperlukan, seperti: KTA, KK, surat izin suami /istri, surat atas jaminan dan lain-lain); g) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas pengajuan pembiayaan anggota dan mendiskusikan dengan baik; h) Secara berkala dan terencana melakukan kunjungan pasar untuk melihat potensi-potensi yang perlu dikembangkan; i) Bersama dengan Manajer KJKS membicarakan peluang-peluang pasar yang ada dan kemungkinan pengembangannya; j) Menerima daftar pembiayaan anggota yang bermasalah (kurang lancar, diragukan dan macet) dari bagian AO; k) Memeriksa daftar pembiayaan bermasalah apakah benar telah memenuhi kriteria pembiayaan bermasalah dan menandatangani sebagai tanda persetujuan; l) Menyerahkannya kembali daftar pembiayaan bermasalah kepada Staf Pemasaran dan Staf; dan m) Penagihan serta melaporkannya pada Manajer KJKS. 4) Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit: a) Menerima data dari bagian pembiayaan (nota debet/nota kredit), pemasangan plafond, perpanjangan plafond, pelunasan plafond, order dari bagian pembiayaan untuk perubahan bagi hasil/jatuh tempo/perubahan plafond; b) Mendata Komputer; dan c) Menyimpan bukti ND dan NK dan dikeluarkan kembali setelah satu bulan. e. Wewenang Kepala Bagian Pemasaran: 1) Memberi usulan untuk pengembangan pasar, potensi bisnis dan strategi-strategi lainnya yang berhubungan dengan bisnis existing, peluang bisnis dan penyelesaian pembiayaan bermasalah kepada Manajer KJKS; 2) Menentukan target funding, financing dan penyelesaian pembiayaan bermasalah bersama dengan Manajer KJKS; 3) Memimpin dan menentukan agenda rapat pemasaran; dan 4) Melakukan penilaian terhadap Staf Pemasaran (AO/FO) dan Staf Penagihan (RO). 8. Staf Pemasaran a. Identitas Jabatan: Unit Kerja : Bagian Pemasaran Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran b. Fungsi Staf Pemasaran: 1) Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan; 2) Melayani permohonan penyimpanan dana (tabungan & deposito) dengan bekerja sama dengan bagian Layanan Mitra usaha; dan 3) Melakukan sosialisasi seluruh produk KJKS atau UJKS Koperasi dan melakukan upaya kerjasama atau sindikasi dengan pihak/lembaga lainnya. c. Tanggung Jawab Staf Pemasaran: 1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai dengan proses yang sebenarnya; 2) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat komite; 3) Memastikan proses penyimpanan dana telah dilakukan dengan tepat dan lengkap serta sesuai dengan sistem dan prosedur yang dimiliki; 4) Membantu terselesaikannya pembiayaan bermasalah; 5) Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya pengembangan pasar (funding dan financing); dan 6) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan angsuran pembiayaan mitra. d. Tugas-Tugas Pokok Staf Pemasaran: 1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai dengan proses yang sebenarnya: a) Melayani pengajuan pembiayaan dan memberikan penjelasan mengenai produk pembiayaan; b) Melakukan pengumpulan informasi mengenai calon mitra melalui kegiatan wawancara dan on the spot (kunjungan lapangan) baik tempat usaha maupun jaminannya; dan c) Mengupayakan kelengkapan syarat yang dibutuhkan dari calon mitra. 2) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat komite: a) Membuat analisis pembiayaan secara tertulis dari hasil wawancara dan kunjungan lapangan; dan b) Memberikan penjelasan secara jelas dan lengkap atas pertanyaan dan saran peserta komite. 3) Membantu terselesaikannya pembiayaan bermasalah: a) Melakukan analisis bersama Kabag. Pemasaran dan Staf Penagihan atas pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah; dan b) Membantu proses penyelesaian pembiayaan bermasalah. 4) Melihat peluang dan potensi yang ada dalam upaya pengembangan pasar: a) Memberikan masukan untuk pengembangan pasar dengan memberikan gambaran mengenai potensi pasar yang ada; b) Menghimpun data-data yang diperlukan yang relevan dengan kebutuhan untuk pengembangan pasar; dan c) Melakukan langkah-langkah secara terencana dan terkoordinasi dengan Kabag. Pemasaran dan bagian pemasaran lainnya dalam kaitannya dengan pengembangan pasar. 5) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan angsuran pembiayaan mitra: a) Melakukan monitoring paska dropping, untuk melihat ketepatan alokasi dana; b) Melakukan monitoring terhadap angsuran mitra; dan c) Melakukan peringatan baik secara lisan maupun secara tertulis dari Administrasi Pembiayaan atas keterlambatan angsuran mitra. e. Wewenang Staf Pemasaran: 1) Memberi usulan untuk pengembangan pasar kepada Manajer KJKS; 2) Menentukan target funding dan financing bersama dengan Manajer KJKS ; 3) Ikut menentukan dan mengatur agenda rapat di bagian pemasaran; dan 4) Melakukan koordinasi dengan Staf Penagihan untuk target penyelesaian pembiayaan bermasalah. 9. Administrasi Pembiayaan 1) Identitas Jabatan: Unit Kerja : Bagian Pemasaran Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran 2) Fungsi Administrasi Pembiayaan: Mengelola administrasi data mitra usaha, melakukan proses pembiayaan mulai dari pencairan hingga pelunasan, membuat akad-akad dan surat surat perjanjian lain. 3) Tanggung Jawab Administrasi Pembiayaan 1) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping); 2) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan; 3) Pengarsipan jaminan pembiayaan; 4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan; 5) Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon; 6) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan; 7) Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra yang akan dan telah jatuh tempo; 8) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain; 9) Pemeliharaan arsip–arsip pembiayaan; dan dari pengajuan sampai terealisir 10) Selalu mengontrol masa berlaku persyaratan administrasi pemohon (KTP, Izin Usaha, Sewa Kios/Toko dan lain-lain). 4) Tugas-Tugas Pokok Administrasi Pembiayaan 1) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping) dan melakukan proses dropping:. a) Memeriksa kelengkapan administrasi mitra yang akan dropping; b) Membuat aqad pembiayaan, tanda terima jaminan, kartu angsuran dan pengawasan, kupon pembiayaan (untuk yang harian); c) Membaca akad kepada mitra pembiayaan; dan d) Mengisikan buku registrasi mitra pembiayaan secara lengkap. 2) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan: a) Memeriksa kelengkapan administrasi untuk diarsipkan; b) Mengarsipkan akad pembiayaan serta berkas pendukung lainnya sesuai dengan nomor rekening; c) Menyimpan kartu pengawasan sesuai dengan nomor urut/nomor rekening mitra pembiayaan; dan d) Hanya mengeluarkan berkas pada saat dibutuhkan dengan bukti catatan pengeluaran dan memastikan berkas yang telah selesai digunakan telah dikembalikan pada tempatnya. 3) Pengarsipan jaminan pembiayaan: a) Memastikan jaminan telah diperiksa dan disetujui pihak yang berwenang (AO dan Manajer KJKS) dengan bukti tandatangan yang tertera pada lembar penerimaan jaminan; b) Memberikan lembaran Tanda Terima Jaminan asli kepada mitra, dan mencatatnya pada buku registrasi jaminan; c) Menyimpan Tanda Terima Jaminan copy dengan surat jaminan ke dalam brankas jaminan; d) Mengeluarkan jaminan apabila diperlukan atas sepengetahuan Kabag Pemasaran dan Manajer KJKS secara tertulis; dan e) Melakukan kontrol atas jaminan-jaminan yang ada. 4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan: a) Menerima angsuran dan mencatatnya ke dalam buku/kartu pengawasan pembiayaan; b) Menyesuaikan kartu angsuran mitra dengan kartu pengawasan yang ada; c) Meneliti/menghitung kembali sisa hutang mitra, untuk mitra yang akan melakukan pelunasan; dan d) Menerima setoran dari petugas kolektor. 5) Membantu pengisian setoran dari kolektor dan meneliti setoran yang masuk sesuai dengan jumlah kupon yang dikeluarkan. a) Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon; b) Menyiapkan kupon apabila petugas kolektor akan berangkat; c) Membuat daftar kupon yang dikeluarkan dan dikembalikan; dan d) Melakukan pengecekan apabila terjadi selisih kupon antara yang seharusnya ada (tersisa) dengan yang tersisa. 6) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan 7) Membuat laporan pembiayaan bulanan yang terdiri dari : a) Laporan Dropping per bulan dan total dropping selama per tahun; b) Laporan lengkap PYD dan mutasinya; c) Laporan PYD yang akan jatuh tempo; d) Laporan kolektibilitas (tingkat kelancaran pembiayaan); e) Laporan prestasi AO & RO (capaian target AO/RO); f) Laporan PYD Pekanan; g) Daftar mitra yang harus ditagih; dan h) Daftar mitra yang akan dan telah jatuh tempo pada pekan tersebut. 8) Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra yang akan dan telah jatuh tempo: a) Membuat dan mengirimkan surat teguran pada mitra yang telah jatuh tempo; b) Membuat dan mengirimkan surat peringatan pada mitra yang akan jatuh tempo; dan c) Melakukan kontrol atas tindak lanjut surat pemberitahuan dan peringatan yang dikirimkan kepada mitra. 9) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain: 5) Wewenang Administrasi Pembiayaan: 1) Memberikan nomor rekening mitra pembiayaan; 2) Melakukan pengamanan atas data-data pembiayaan serta arsip-arsip pendukung; 3) Mengeluarkan laporan resmi mengenai perkembangan pembiayaan atas persetujuan Manajer KJKS atau UJKS Koperasi; 4) Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan; dan 5) Ikut memberikan kontribusi/ usulan dalam rapat komite. 10. Staf Penagihan a. Identitas Jabatan: Unit Kerja : Bagian Pemasaran Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran b. Fungsi Staf Penagihan: 1) Melakukan penagihan terhadap angsuran/pembayaran pembiayaan baik untuk mitra usaha yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah serta melakukan pengambilan terhadap mitra usaha funding; dan 2) Memberikan jalan keluar dan langkah-langkah penyelesaian bagi mitra usaha yang bermasalah serta melakukan tindakan penarikan, penyitaan, penjualan jaminan dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek hukum. c. Tanggung Jawab Staf Penagihan 1) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai dengan waktunya; 2) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan dana yang disetorkan ke KJKS; dan 3) Menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah. d. Tugas-Tugas Pokok Staf Penagihan 1) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai dengan waktunya: a) Membuat rencana/jadwal penagihan harian, mingguan dan bulanan; dan b) Menyiapkan peralatan administrasi yang dibutuhkan untuk menjemput tabungan/angsuran pembiayaan. 2) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan dana yang disetorkan ke KJKS a) Menghitung seluruh uang yang dijemput; b) Membuat daftar angsuran seluruh mitra yang menyetorkan uangnya; c) Menyerahkannya kepada Teller, dan memastikan seluruh setoran tidak ada yang tertinggal dan tidak terjadi selisih antara catatan dengan uang yang diserahkan; 3) Membantu memberikan jalan keluar dan solusi bagi mitra usaha yang bermasalah, melakukan penjualan jaminan, dan upaya-upaya lainnya baik secara kekeluargaan maupun hukum yang berlaku. e. Wewenang Staf Penagihan: 1) Menerima setoran dana atas nama KJKS terhadap mitra-mitra pembiayaan maupun mitra penabung (sesuai dengan kebijakan yang ada); dan 2) Melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan aspek hukum terhadap mitra yang bermasalah. F. Produk 1. Penghimpun Dana a. Simpanan Pokok Khusus (Si Pokus) b. Simpanan Umum Islam (Si Umi) Simpanan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Setoran awal minimal Rp. 10.000,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,00 c. Simpanan Mandiri Persiapan (Si Mapan) Simpanan yang dipergunakan untuk mempersiapkan berbagai jenis kebutuhan dengan nisbah (30:70). Jenis simpanan antara lain: 1) “Si Didik” merupakan simpanan untuk persiapan pendidikan, dan pengambilannya sesuai dengan kenaikan kelas atau pergantian semester. 2) “Si Qurban” merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk Qurban. Pengambilan simpanan sebulan sebelum hari raya Idhul Qurban. 3) “Si Haji” merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk menunaikan ibadah Haji 4) “Si Pensi” merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk tabungan pensiun/ hari tua. d. Jimpitan: 1) Jimpitan Sadranan merupakan simpanan untuk persiapan Nyadran. 2) Jimpitan Lebaran merupakan simpanan untuk persiapan Lebaran. e. Simpanan Investasi ( Si Vesta) 1) Investasi Berjangka Semakin Membawa Untung (Si Jaka Sembung) Merupakan simpanan berjangka waktu 3, 6, & 12 bulan serta mendapat bagi hasil. Setoran awal minimal Rp. 1.000.000,00. Bagi hasil untuk 3 bulan (35:65), 6 bulan (40:60), 12 bulan (45:55) 2) Investasi Berkah (Si Berkah) Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya pada suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan. 3) Investasi Peduli (Si Dul) Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya pada suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan untuk kepentingan sosial/kepedulian. 4) Investasi Pendidikan (Si ipin) Merupakan simpanan yang dipersiapkan untuk kebutuhan pendidikan dengan jangka waktu 1 s/d 15 tahun. 3. Pemberdayaan Dana 1. Pembiayaan Musyarakah Merupakan kerjasama antara dua pihak untuk usaha dengan modal dan pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan kedua belah pihak. 2. Pembiayaan Mudharabah Merupakan modal usaha, BMT sebagai pemodal 100% dan pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak. 3. Pembiayaan Murabahah/Jual Beli Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli. Pembayaran dilakukan berdasarkan jatuh tempo sesuai kesepakatan. 4. Pembiayaan Ba’i Bitsaman ‘Ajil (BBA) Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli dengan sistem pembayaran diangsur sesuai kesepakatan. 5. Pembiayaan Ijarah merupakan sewa menyewa antara BMT dengan anggota. 6. Pembiayaan Talangan Haji merupakan pembiaayan untuk Talangan Haji. 7. Rahn merupakan Gadai dengan sistem Syari’ah. BAB IV ANALISIS A. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Simpanan Investasi Pendidikan (Si Ipin) di BMT Syamil Ampel Boyolali Dalam penelitian strategi yang digunakan dalam memasarkan produk simpanan investasi pendidikan di BMT Syamil, penulis melakukan wawancara dengan Account Officer/marketing BMT Syamil Ampel Boyolali kepada Ibu Putri Novianti pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015 Hasil wawancara sebagai berikut: Ada beberapa komponen strategi pemasaran simpanan investasi di BMT Syamil yaitu: 1. STP (Segmenting, Targeting, dan Positioning) a. Segmenting Segmenting pada BMT Syamil Ampel Boyolali pembagian pasar berdasarkan variabel geografis. Variabel geografis yaitu pembagian berdasarkan per wilayah. b. Targetting Target pasar simpanan investasi pendidikan pada BMT Syamil Ampel yaitu: 1) Perumahan atau perorangan untuk yang memiliki anak TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. 2) Usaha kecil dan menengah yang menjadi target pasar adalah toko/warung mikro dan pedagang kaki lima. c. Positioning Penetapan posisi produk simpanan investasi pendidikan pada BMT Syamil Ampel yaitu berkaitan dengan posisi di mana suatu produk atau jasa menempati suatu pasar sebagaimana yang dipersepsikan oleh target pasar, seperti nama julukan produk simpanan investasi pendidikan adalah Si Ipin agar mudah diingat oleh masyarakat diposisikan sebagai simpanan untuk pendidikan. Dengan melaksanakan segmenting, targeting dan positioning pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki BMT dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi anggota. 2. Marketing mix (Bauran Pemasaran) Dengan menggunakan bauran pemasaran kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif dan dapat mencapai tujuan BMT. Marketing mix yang digunakan oleh BMT Syamil adalah: a. Strategi Produk (Product) Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk yang berkualitas tinggi. Maka BMT Syamil menggunakan strategi produk dengan cara menawarkan produk simpanan investasi yang memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan lainnya. Dalam hal ini strategi produk simpanan investasi pendidikan disebut dengan “Si Ipin” agar dalam memasarkan produk ini orang mudah mengingatnya bahwa produk simpanan investasi pendidikan ini milik BMT Syamil Ampel. b. Strategi Harga (Price) Strategi harga BMT Syamil dalam memberikan bagi hasil sesuai jangka waktu kepada anggota adalah sebagai berikut: 1) 1 tahun sebesar 35% 2) 2 tahun sebesar 45% 3) 3 tahun sebesar 47% 4) 4 s/d 6 tahun sebesar 49% 5) 6 s/d 9 tahun sebesar 51% 6) 9 s/d 15 tahun sebesar 53% Dari pendapatan BMT Syamil setiap bulannya. c. Strategi Tempat (Place) Lokasi BMT Syamil yang strategis ditujukan agar anggota mudah dalam bertransaksi. Dalam hal ini penentuan lokasi pada BMT Syamil di Jalan Ampel-candi no 8 kecamatan Ampel kabupaten Boyolali, berdekatan dengan pasar karena dianggap paling rutin melakukan simpan dan pinjam uang atau dalam arti perputaran uang sangat cepat sehingga berkembangnya BMT Syamil akan sangat pesat. Lokasi BMT Syamil Ampel transportasinya sangat mudah. Strategi lokasi yang ditetapkan BMT Syamil Ampel dalam mencapai sasarannya sehubungan dengan penghimpunan dana masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Melakukan prospect atau kunjungan kepada usaha kecil dan menengah seperti pedagang kaki lima dan warung. 2) Mendatangi instansi kantor pemerintah seperti kecamatan dan kelurahan. 3) Mendatangi pasar secara rutin. 4) Melakukan prospect perorangan dengan berkunjung tiap RT seperti pertemuan ibu-ibu. 5) Menjemput setoran ke lokasi anggota (jemput bola). d. Strategi Promosi (Promotion) Adapun bentuk promosi simpanan investasi yang telah dilakukan BMT Syamil Ampel dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat adalah: 1) Iklan BMT Syamil memperkenalkan produk simpanan investasi pendidikan dengan membuat brosur yang menarik dan disertai dengan dicantumkannya simulasi bagi hasil yang bertujuan untuk memudahkan calon anggota untuk mempelajari. 2) Hubungan Masyarakat Pegawai BMT Syamil seperti Manajer, Customer Service, Account Officer, dan Teller dalam menjaga hubungan dengan masyarakat yaitu menjaga sikap atau etika yang baik kepada semua anggota seperti sopan santun, tata krama, ramah, mengerti apa yang dibutuhkan anggota. Selain itu BMT Syamil juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di wilayah sekitar dan setiap setahun sekali BMT Syamil memberikan sumbangan dan hadiah kepada masyarakat sekitar. e. Sumber Daya Manusia (People) People merupakan aset utama dalam BMT, hal ini semua karyawan di BMT diberikan pelatihan dan motivasi. Pelatihan yang diberikan penguasaan tugas, wewenang dan tanggung jawab. BMT Syamil memberikan motivasi yaitu seperti pemberian bonus atau reward. Setiap hari karyawan BMT Syamil mengadakan briefing. f. Proses (process) Proses seperti buka rekening, setoran dan penarikan simpanan investasi pendidikan sangatlah mudah, tidak menyulitkan anggotanya. Simpanan investasi pendidikan menggunakan prinsip mudharabah. Karena pada saat jatuh tempo simpanan investasi pendidikan akan mendapatkan bagi hasil. Proses membuka rekening simpanan investasi pendidikan adalah: 1) Mengisi formulir pembukaan rekening. 2) Menyerahkan berkas KTP untuk proses pembuatan buku rekening simpanan. 3) Membayar setoran awal. 4) Usia minimal 17 tahun, maksimal 55 tahun dimana maksimal usia penabung 65 tahun pada saat jatuh tempo. 5) Jangka waktu minimal 1 tahun s/d 15 tahun. Proses setoran simpanan investasi pendidikan : 1) Menulis jumlah setoran pada slip setoran. 2) Menyerahkan buku simpanan untuk dicetak. Proses penarikan simpanan investasi pendidikan 1) Simpanan telah jatuh tempo sesuai waktu yang telah disepakati. 2) Membawa ktp sebagai bukti kepemilikan rekening. 3) Mengisi slip penarikan. 4) Menyerahkan buku simpanan untuk dicetak. g. Bukti fisik (Physical Evidence) Perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung kualitas produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen yaitu dengan kecepatan layanan seperti senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Selain hal itu BMT Syamil juga memprioritaskan kenyamanan anggota seperti tidak adanya antrian panjang, tetapi disediakan tempat duduk yang memadai bagi anggota yang menunggu antrian. Sehingga anggota tidak merasa capek atau letih menunggu antrian. Tata ruang BMT Syamil dalam penyusunannya mengacu pada peralatan dan sitem komputerisasi yang modern seuai dengan fungsinya untuk memfasilitasi tercapainya tujuan anggota dan karyawan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal dari dalam adalah : 1) Penerangan Penerangan pada ruangan BMT Syamil sudah cukup memadai. 2) Sirkulasi udara Pada BMT Syamil telah memberikan kenyamanan dalam ruangan. 3) Bau-bauan Pemakaian kipas angin disertai dengan pengharum ruangan adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu di sekitar tempat kerja. 4) Pewarnaan Warna kantor BMT Syamil yang serasi dapat memberikan suasana sejuk dan nyaman. B. Kendala-kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk simpanan investasi pendidikan dan strategi untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaan strategi pemasaran Simpanan Investasi Pendidikan tidak terlepas dari adanya kendala-kendala yang dihadapi, yaitu : 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap simpanan investasi pendidikan, khususnya di wilayah Ampel. 2. Banyaknya persaingan lembaga keuangan. 3. Masih kurangnya minat untuk berinvestasi pendidikan, kebanyakan masih memilih Simpanan Umum Islami (Si Umi), karena bisa diambil setiap saat. Kendala dalam melakukan pemasaran Si Ipin dapat diselesaikan dengan manajemen yang ada. Kendala yang muncul akan berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan Si Ipin. Berikut adalah strategi untuk menghadapi kendala: 1. BMT Syamil harus meningkatkan SDM agar dapat bersaing dengan lembaga keuangan yang lain, dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada marketing. 2. BMT Syamil seharusnya meningkatkan promosi agar masyarakat bisa mengetahui produk BMT Syamil khususnya Si Ipin, dikarenakan banyak masyarakat wilayah Kecamatan Ampel yang belum mengetahui produk Si Ipin, sesuai dengan tujuan promosi adalah memberikan informasi. C. Perkembangan Produk Simpanan Investasi Pendidikan Simpanan Investasi Pendidikan pada BMT Syamil adalah tabungan berjangka waktu dengan sistem setoran bulanan yang dikelola secara syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah yaitu, akad antara pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Berikut ini adalah perkembangan simpanan investasi pendidikan tahun 2011-2015. Tabel 4.1 Jumlah Simpanan Investasi dari Tahun 2011 s/d 2015 No Tahun Jumlah Nasabah Total 1 2011 20 Rp. 21.942.259,90 2 2012 16 Rp. 13.200.396,78 3 2013 24 Rp. 24.192.819,52 4 2014 23 Rp. 29.280.400,73 5 2015 10 Rp. 4.612.852,61 *Untuk tahun 2015, perhitungan data baru sampai bulan september Dilihat dari tabel diatas, simpanan investasi pendidikan tahun 2011 s/d 2013 jumlah anggota dan jumlah nominal setiap tahun meningkat, hal ini dipengaruhi oleh minat masyarakat yang semakin banyak dan cara pelayanan anggota yang semakin baik. Tahun 2014, jumlah nasabah menurun mengalami sedikit penurunan, hal ini disebabkan oleh adanya kendala seperti persaingan. Walaupun jumlah anggota mengalami penurunan, tetapi jumlah nominal relatif meningkat, dikarenakan minat anggota untuk berinvestasi khususnya investasi pendidikan semakin meningkat. Sampai dengan bulan september 2015, jumlah nasabah masih sedikit tetapi prediksi sampai dengan akhir tahun 2015, jumlah nasabah dan nominal akan melebihi tahun 2014. Strategi yang digunakan BMT Syamil untuk memasarkan produk simpanan investasi pendidikan ingin menggunakan prinsip 7P dan STP telah dianggap berhasil, karena jumlah tiap tahunnya relatif meningkat dan sesuai target. Semakin meningkat minat masyarakat terhadap simpanan investasi pendidikan, maka akan semakin banyak Aset dan dana berputar. Dengan bertambahnya aset dan dana berputar, maka akan berpengaruh terhadap keuntungan dan kemajuan BMT Syamil. Berikut ditunjukkan perkembangan melalui grafik : 35.000.000 30.000.000 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 0 Total Dana 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Dana Masuk Si Ipin tahun 2011-2015 Dari grafik diatas bisa disimpulkan bahwa pada tahun 2011 sebagai tahun dasar dari penelitian ini, merupakan jumlah pemasukan yang besar. Kemudian tahun 2012 terjadi penurunan yaitu Rp. 8.741.863, dikarenakan karena adanya penarikan dari 4 orang anggota. Hal ini dikarenakan penyimpan mengambil uang untuk menyekolahkan anaknya dan juga dikarenakan juga penyimpan mengambil jangka waktu yang pendek. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan yaitu Rp. 11.080.004 dikarenakan ada 8 orang anggota baru dan diantaranya ada yang mengambil jangka waktu 2 tahun. Pada tahun 2014 terjadi kenaikan yaitu Rp. 5.087.581 juga ada penarikan dari 1 orang anggota. Pada tahun 2015 terjadi penurunan yang besar yaitu Rp. 24.667.548. Hal ini dikarenakan adanya penarikan dari 13 orang anggota yang ingin menyekolahkan anaknya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Strategi yang digunakan BMT Syamil dalam memasarkan produk simpanan investasi pendidikan yaitu menggunakan konsep STP (segmentasi, targeting, positoning) dan 7P (product, price, place, promotion, people, proccess, dan physical evidence). 2. Kendala yang dihadapi oleh marketing yaitu masyarakat kurang berminat karena belum begitu paham dengan invetasi. Kemudian, adanya banyak lembaga keuangan yang menjadi pesaing di wilayah Ampel. Strategi yang dihadapi untuk menghadapi kendala tersebut adalah dengan memberikan pengetahuan manfaat dari berinvestasi. Didukung dengan adanya penjelasan lebih lanjut ketika mengambil tabungan. Menghadapi persaingan, Marketing lebih meningkatkan mutu dan pelayanan. 3. Perkembangan produk Si Ipin pada tahun 2011 s/d 2013 jumlah anggota dan nominal setiap tahun relatif meningkat. Walaupun jumlah anggota mengalami penurunan, dikarenakan berkurangnya minat masyarakat untuk berinvestasi . Sampai dengan bulan september 2015, jumlah nasabah masih sedikit tetapi prediksi sampai dengan akhir tahun 2015, jumlah nasabah dan nominal akan melebihi tahun 2014. B. Saran 1. Untuk BMT Syamil a) Sebaiknya marketing di BMT Syamil dibagi menjadi dua, yaitu : marketing untuk funding dan landing. b) Sebaiknya untuk strategi promotion lebih ditingkatkan lagi, agar mendapatkan jumlah anggota yang lebih banyak dan perkembangan lebih pesat. c) Sebaiknya lebih giat lagi untuk memberikan pengetahuan kepada masyararakat tentang Investasi terutama Simpanan Investasi Pendidikan. 2. Untuk Peneliti Selanjutnya a) Sebaiknya mencari strategi khusus agar lebih efektif untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan strategi pemasaran simpanan, agar penelitian lebih baik dan lebih lengkap.