ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN (Studi Kasus Pada Pcrusahaan Yang Terdaftar dalam Bnrsa Efck Indonesia) DI SUSUN OLEH: RAHMAN KURNIAWAN NIM : 104081002515 :·titcrf.n. ....,,.,· .. . :. ...................... ··.zr;~·~·c;5·:.:. ~ ...........(£ 0.l.0.cc.Q.c;:..::.. ?.:..1£1'< . ................... i·fo. lrnfak : JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HlDAYATULLAH JAKARTA F'ERPU~:T' UIN SY ,, --------, •'Tf:~·~A I ),i·Z l /·\ I ANALISIS PEN GARUH STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia) Slaipsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Saijana Oleh: RAHMAN KURNIAWAN NIM: 104081002515 Di Bawah Bimbingai1 Pembimbing I Pembimbing II Titi Dewi Warninda, SE, MSi NIP. 150 368 746 NIP.150317955 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAY ATULLAR JAKARTA ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Saijana Oleh: RAHMAN KURNIAWAN NIM: 104081002515 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Titi Dewi Warninda, SE, Msi NIP. 150 317 955 NIP. 150 368 746 Penguji Ahli ~t-Herni Ali. HT, SE, MM JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Hari ini, Rabu Tanggal Tiga September Dua Ribu Delapan (Tiga Ramadhan Seribu Empat Ratus Dua Puluh Sembilan) telab dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rahman Kurniawan dengan NIM : 104081002515 dengan judul slaipsi "ANALISIS PENGARUI-I STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT TERI-IADAP RETURN SAI-IAM DAN VOLUME PERDAGANGAN". Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Jakarta, 03 September 2008 Tim Penguji Ujian Komprehensif Titi D!!wi Warninda, SE, MSi Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul Hamid, MSi Penguji Ahli I. DATA PRIBADI Nama : Rahman Kurniawan Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Januari 1986 Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Alamat : JI. Dermaga Baru No.60 Rt. 01/17 Klender, Jakarta Timur 13470. : rawanban~mail.com Email 11. PENDIDIKAN FORMAL 111. SON 03 Parung Bog or 1998 MTs N 16 Pulogadung Jakarta 2001 SMA N 22 Utan Kayu Jakarta 2004 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 PENDIDIKAN NON-FORMAL Tahun 2003 : Pelatihan aplikasi komputer "Komputer Akuntansi" Bina Komputer Nusantara, 17-18 Desember 2003. Tahun 2004 : Pelatihan aplikasi komputer "Dasar Satu Desain Grafis" Bina Komputer Nusantara, 6-7 Mei 2004. Tahun 2007 : Seminar keuangan dengan tema "Introduction to Capital Market" Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam NegeriJakarta, 19 April 2007. Tahun 2007 : Seminar Ekonomi Syariah dengan tema "Urgensitas Perekonomian Syariah di Indonesia Dalam Arus Global" Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Jakarta, 29 Mei 2007 IV. PENGALAMAN KERTA ABSTRACT This research examines the impact of stock split and reverse stock split policy on stock return and trading volume on Indonesia Stock Exchange on periode betweens 2004-2007. During the research's period distance, there is 30 emiten that execute corporate action stock split and 10 emiten execute reverse stock split. The research has the objective to examines abnormal return during windows period around the execution of stock split and reverse stock split, and relate stock return to profitability, leverage, and volume. Based on the result of one sample t test, that found there is a significant abnormal return on the fifth, fourth, and third day before split, besides that there is also a significant abnormal return on the day before split until! two days after split. On th reverse stock split, there is a significant abnormal return on the third dan second day before split, besides that there is also a significant abnormal return on it's execution date until! two days after split and on the fifth day after split. However, there's no a significant volume difference between the days before and after the stock split or reverse stock split. On the regression test, debt to equity variable, trading volume variable have significant influence on stock return, but return on assets variable is not significant. Keywords : Stock Split, Reverse Stock Split, Stock Return, and Trading Volume ABSTRAI( Penelitian ini menguji dampak dari kebijakan stock split dan reverse stock split terhadap return saham dan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2004-2007. Selama rentang periode penelitian, tercatat sebanyak 30 perusahaan melakukan corporate action berupa stock split dan 10 perusahaan melakukan revese stock split. Penelitian bertujuan meneliti abnormal return selama periode jendela di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split, perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split, dan hubungan profitabilitas, leverage, dan volume terhadap return saham. Berdasarkan pada hasil pengujian uji one sample test, ditemukan ada abnormal return yang signifikan pada hari kelima, keempat, dan ketiga sebelum split, selain itu ada juga abnormal return pada satu hari sebelum split sampai dua hari setelah split. Pada reverse stock split, ada abnormal return yang signifikan pada ketiga dan kedua sebelum split, selain itu ada juga abnormal return yang signifikan pada hari pelaksanaannya sampai dua hari setelah split dan pada hari kelima setelah split. Namun begitu, tidak terdapat perbedaan volume yang signifikan antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split. Pada uji regresi berganda, variabel debt to equity ratio dan variabel volume mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, tetapi variabel return on assets tidak signifikan. Kata Kunci: Stock Split, Reverse Stock Split, Return Saham, dan Volume Perdagangan UTAPENGAN Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan ralunat dan karunia-Nya se]ama ini. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan selalu kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW besrta keluarga dan para sahabatnya. Alhamdulillal1hi Robbil'alamin Penulis ucapkan atas segala pe1tolongan dan nikmat sehat wal' afiat sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul skripsi :"Analisis Pengarult Stock Split Dan Reverse Stock Split Terhadap Return Saham Dan Volume Perdaga11ga11 Di Bursa Efek l11do11esia" sebagai tugas akhir kuliah untuk memenuhi sayarat-syarat meraih gelar sarjana. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun begitu Penulis telah mencoba semaksimal mungldn untuk menghindari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu Penulis mohon maaf yang sebesa-besarnya jika ada kesalal1an dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir kuliah. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan masukan-masukan se!ama proses kuliah maupun dalam penyelesaian skripsi ini, baik moril maupun materil. Dan akhirnya, Penulis sampaikan terima kasih yang talc terhingga kepada : I. Mama dan Keluarga tercinta, thauk you for your Biggest and Deepest Love, juga terima kasih atas segala doa, dukungan, dan haraparmya. 2. Bapak Prof. Dr. Alunad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan ilnrn yang bermanfaat selama kuliah. 3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, MSi selaku dosen Pembimbing II, terima kasih untuk semua advice, bimbingan, dan waktunya dalam proses bimbingan. 4. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB selaku Ketua Jurusan Falrnltas 5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah banyak membantu penulis selama proses perkuliahan. 6. Seluruh Dosen dan Assisten Dosen yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya. 7. Seluruh km·yawan dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. 8. Mang Midi, Mang Iyan, Teh Nyai, Bi Ina, terima kasih banyak telah sangat membantu selama kuliah baik moril maupun immateriil. 9. Kakak, saudara-saudara, dan seluruh keluarga besm· tersayang. 10. Iyos, terima kasih bwat pinjeman komputemya. 11. Sahabat seperjuangan : Nisa, Vivi (temen-temen kompre, thank guys dah mw berbagi penat bersmna) Oka, Iik, Dyah (BT Crew, makasih dah mw dengerin ocehm1" gw.hehe .. ) Tya (makasih bwat bantuanya walctu KKN). 12. Keluarga Besar Manajemen C : Ahmad, Dennis, Roby (nlkOtin theBaNd, iang slalu hang out bareng. haha .. hihi .. gajelas) Adu!, Apri, Ekowati, Fahrni, Imam, Irsad, Isna, Kania, Ryan, Leni, Miftah, Arif, Opank, Cahyo, Pani, Ramdan, Redy, Sodikin, Sugih, Sulis, Umi -terimakasih semua untuk kebersamaannya selmna ini, jalanin masa-masa kuliah bersama; pahit-manis, suka-duka, canda-tawa bersama. -keep in touch selalu y .. - 13. Fajar, Mahdi, Sawal (Akuntansi '04) terima kasih dah jadi temen sepe1juangan mencari referensi-referensi bwat skripsi. 14. Bwat anak" Keuangan B (Good Luck and Keep Up the Good Work). Dalam penyusunan skripsi ini Penulis sudah semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Segala saran dan kritik yang membangun sebagai bahan perbaikan skripsi ini akan Penulis terima dengan senang hati. Demikianlah skripsi ini dibuat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum dan Penulis khususnya. Jakarta, Februari 2009 DAFTARISI LEMBAR PEN GESAHAN .................................................................................... i DAFTARRIWAYATHIDUP ............................................................................... iv ABSTRACT ............................................................................................................. v ABSTRAK ............................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix DAFT ARTABEL ................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii DAFT AR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .... ...... .... ...... ...... .... .. ...... .. ...... .............. .... .... .. .. .. .... .. .. I B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian .. .... .. .. .... .. .... .. .... .... .. .... ...... ...... ...... .. .. ...... .. .. .... .... .. ...... .... .. .. . 11 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13 A. Landasan Teori ................................................................................................. 13 I. Stock Split .. .. .. ...... .. ...... ...... ... .... .. .... .. .. .. .... .. ... ...... .. .... .. .. ..... .. .. ... .... .. .. .. ... .... 15 2. Reverse Stock Split .. .. ...... .......... ...... .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. ..... .. .. .. .. .. .. .. .... .... .. .... .. 19 3. Return Sa ham .. ... .. ..... ... ...... ... .... ... ... ... ... .... ... ..... ... .. .... .. ....... ... .... ... .... ... ...... 20 4. Volume Perdagangan ................................................................................. 22 5. Hubungan Stock Split dan Reverse Stock Split Terhadap Return .............. 23 fi T-Tnhnn<>an Stock Sn/it dan Reverse Stock Snlit Terhadan Volume ............. 24 B. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 26 C. Kerangka Pemikiran & Hipotesis .................................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 37 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 37 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 37 C. Metode Pengumpulan Data ..... ... ... ...... ...... .. .... .. ....... .. .... ...... ... ... .. ... .. ... ... ... .... .. 41 D. Metode Analisis ............................................................................................... 43 E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 61 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 61 !. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ............... ........................................ 61 2. Perkembangan Usaha ................................................................................. 64 B. Hasil Dan Pembahasan .................................................................................. 67 I. Abnormal Return ......................................................................................... 67 2. Volume Perdagangan ................................................................................. 71 3. Analisis Pengujian Model Regresi {Sebelum ex-date} .............................. 75 a. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 75 b. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 80 c. Pengujian Koefisien Determinasi ........................................................ 83 d. Penguj ian Analisis Regresi Berganda .... .. ... ........... .. ... .. ... ... .. .. .... .. .... ... 84 4. Analisis Pengujian Model Regresi {Setelah ex-date} ................................ 86 a. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 86 d. Pengujian Analisis Regresi Berganda .................................................. 95 C. Interpretasi ..................................................................................................... 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 99 A. Kesimpulan . .. ..... .. ... .. ... ... ... .. .... .. .... ... .... .. .... ... .. ... .. ... .. .. ...... .. ... .. ..... ... ... ... ... ... ... 99 B. Saran ................................................................................................................ 101 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 102 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 105 DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman Tabel 3 .1 Hasil Perhitungan Jumlah Sampel .................................................... 39 Tabel 3.2 Sampel Emiten Yang Melakukan Stock Split ................................... 40 Tabel 3.3 Sampel Emiten Yang Melakukan Reverse Stock Split ...................... 41 Tabel 4.1 Hasil Uji Analisis Descriptive Abnormal Return .............................. 67 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return .................................... 68 Tabel 4.3 Abnormal Return di Sektar Pelaksanaan Stock Split ......................... 69 Tabel 4.4 Abnormal Return di Sektar Pelaksanaan Reverse Stock Split ........... 70 Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Descriptive Volume Perdagangan ...................... 71 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan ............................. 72 Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Volume Stock Split.................................................... 73 Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Volume Reverse Stock Split ....................................... 74 Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas (Regresi Sebelum exdate) ...................... 77 Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi (Regresi Sebelum exdate) ............................ 78 Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi (Regresi Sebelum exdate) .................................... 80 Tabel 4.12 Hasil Uji Uji F Simultan (Regresi Sebelum exdate) ......................... 81 Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Regresi Sebelum exdate) ............. 83 Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas (Regresi Setelah exdate) ........................ 88 Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi (Regresi Setelah exdate) .............................. 89 Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi (Regresi Setelah exdate) ....................................... 91 DAFT AR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran uji Abnormal Return ....................................... 33 Gan1bar 2.2 Kerangka Pemikiran uji beda Volume Perdagangan ........................ 34 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran uji Regresi Berganda ...................................... 35 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data (Regresi Sebelum exdate) ...................... 76 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Regresi Sebelum exdate) .................. 79 Gambar 4.3 Hasil Normalitas Data (Regresi Setelah exdate) ............................... 87 Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Regresi Setelah exdate) .................... 90 DAFT AR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman Lampiran I Hasil Output SPSS (Regresi Sebelum Ex-Date) ............................... I 06 Lan1piran 2 Hasil Output SPSS (Regresi Setelah Ex-Date) ................................. I 08 Lampiran 3 Hasil Output SPSS Descriptive dan Normalitas ............................... 110 Lampiran 4 Hasil Output SPSS Abnonnal Return Stock Split ............................. 111 Lampiran 5 Hasil Output SPSS Abnormal Return Reverse Stock Split ............... 114 Lampiran 6 Hasil Output SPSS Volume Stock Split ............................................ 117 Lampiran 7 Hasil Output SPSS Volume Reverse Stock Split ............................... 118 Lampiran 8 Daftar Sampel Emiten ....................................................................... 119 Lampiran 9 ROA dan DER Sampel Emiten .......................................................... 120 Lampiran 10 Abnormal Return Saham Stock Split ................................................. 121 Lampiran 11 Trading Volume Activity Stock Split ................................................. 122 Lampiran 12 Abnormal Return Saham Reverse Stock Split ................................... 123 Lampiran 13 Trading Volume Activity Reverse Stock Split .................................... 123 BAB! PENDAHULUAN A. Latar Bclakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan penghimpun dana (Suad Husnan, 1998:3). Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana) dengan menginvestasikan dana yang mereka miliki, lender mengharapkan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedinya druia basil operasi perusahaan. Dalrun fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para lenders dan borrowers tanpa harus terlibat langsung dalrun kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Suad Husnan, 1998:4). Proses semacam ini diharapkan akan te1jadi peningkatan produksi, yru1g pada akhirnya secara keseluruhan akan te1jadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hru1ya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung, tanpa perantara keuangan. Dalam suatu investasi selalu mengandung unsur risk and return. Karena perolehan yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang, maka resiko itu juga timbtil karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan. Return merupakan motivasi investor dalam melakukan investasi, maka pengukuran terhadap return merupakan cara yang sering digunakan oleh investor dalam membandingkan alternatif berinvestasi. Mengukur return historis memungkinkan investor untuk mengetahui keberhasilan mereka dalam melakukan suatu investasi. Disamping itu return historis juga ikut berperan dalam memperkirakan return masa depan yang belum diketahui secara pasti. Para investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan berdasarkan tingkat toleransinya terhadap resiko, yang dapat berbeda-beda untuk setiap investor. Bagi investor yang menyukai resiko (risk lover), mereka akan memilih saham-saham yang mempunyai resiko yang tinggi dengan harapan dikemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula, sesuai dengan prinsip investasi, high risk-high return. Sebalilmya, bagi investor yang tidak menyukai resiko (risk avaster), mereka akan merencanakan keuntungan yang normal terhadap- investasi yang dilakukan. Para investor yang bertransaksi dalam bursa efek bertujuan menghimpun dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya alaupun perusahaanya. Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki 1 • ,. pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar seperti volume perdagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal banyak sekali informasi yang dapat di manfaatkan. Selain memiliki fi.mgsi ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari sisi lender maupun borrower, adapun daya tarik pasar modal tersebut antara lain: I. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. 2. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan. Selain kedua aspek yang menjadi daya tarik tersebut, baik bagi lender maupun borrower, faktor lain yang mempengarnhi permintaan maupun penawaran adalah tingkat harga saliam tersebut. Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaanya akan berkurang. Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham bersangkutan tidak liquid. Investor jadi enggan membeli baik karena mereka berpikir sudah mencapai puncaknya maupun karena biaya yang semakin tinggi. Agar saham bisa liquid maka sebuah perusahaan go-public mempunyai pilihan menambah jumlah saham tmtuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Sering kita dengar perusahaan go-public menyatakan akan melakukan agar sahamnya terlihat lebih attractive bagi investor. Karena secara psikologis, investor lebih tertarik membeli saham yang harganya lebih murah. Stock split dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar, tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham tersebut. Sehingga diharapkan daya tarik investor meningkat terutama untuk investor kecil. Namun, apabila yang terjadi adalah sebaliknya, ketika harga pasar dinilai terlalu rendah dan dirasakan adanya keuntungan dengan harga yang lebih tinggi, maka perusahaan akan melakukan reverse stock split (kebalikan dari stock split) yaitu menggabungkan beberapa saham menjadi satu yang mempunyai nilai nominal lebih besar. Stock split merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal (James Van Horne, 1995:508). Menurut Fred dan Eugene (dalam Novi Andrianto, 2006) stock split adalah metode akuntansi untuk meningkatkan jumlah saham beredar. Sebagai contoh, pada pemecahan tiga untuk satu, jumlah saham beredar akan berlipat tiga dimana setiap pemegang saham akan menerima tiga saham yang dipegang semula. Pemecahan saham hanya meningkatkan jumlah lembar saham saja, tetapi tidak menambah modal barn. Sebagai ilustrasi, misalkan sebelum split perusahaan A memiliki 5 juta ________ t_ ___ _ mengumumkan akan melakukan stock split 2 : 1, harga saham di pasar menunjukkan harga Rp. 2000. Setelah split, perusahaan A akan memiliki 10 juta lembar saham (5 juta x 2) dengan harga nominal Rp.500 (Rp.1000/2) sedangkan harga pasar menjadi Rp.l 000 (Rp.2000/2). Sedangkan reverse stock split adalah pemecahan saham dimana jumlah saham beredar menurun; misalkan pemecahan sahan1 dimana pemegang saham menerima satu sa!mm barn atas pertukaran dengan dua saham lama yang dimiliki (James Van Horne, 1995:511). Seperti halnya stock split, pengumuman reverse stock split juga memiliki informasi tertentu yang berkaitan dengan perusahaan. Biasanya informasi yang dibawa oleh reverse stock split bersifat negatif karena menunjukkan perusahaan seakan-akan memiliki masalal1 keuangan. Akan tetapi, kesulitan keuangan sebenarnya bukan merupakan alasan bagi perusahaan untuk melakukan reverse stock split. Dalam ha! ini perusahaan hanya ingin menggeser harga sal1amnya ke arah atas di mana biaya perdagangan dan jasa total lebih rendah. Stock split dan reverse stock split diyakini sebagai kegiatan perusahaan dalan1 mendistribusikan tambahan saham dalam bentuk split kepada investor semata mata memiliki perubal1an yang bersifat "kosmetik" yakni hanya membagi corporate dalam jumlah yang Iebih kecil. Hal ini disebabkan karena secara teori split tidak berpengaruh pada perusahaan yang melakukannya dan proporsi kepemilikan pemegang saliam. Namun bagaimanapun kita dapat ditimbulkan dari sinyal yang ditimbulkannya di bursa efek dalam bentuk aktivitas volume perdagangan. Di samping itu, return saham bersama-sama dengan volume perdagangan yang akan diteliti dalam penelitian ini, juga dapat dipengaruhi oleh keputusan stock split atau revrese stock split yang dilakukan perusahaan. Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat tertentu sebagai hasil dari penanaman modal tersebut. Dalam setiap keputusan investasi sebagai seorang yang rasional, perhatian investor akan mengarah pada tingkat pengembalian (rate of return) investasi. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan akan didapat, semakin kecil pula resiko yang harus ditanggung. Return yang diharapkan nantinya akan diperoleh juga dapat dilihat dari aktivitas perdagangan saham itu sendiri, yaitu seberapa sering volume perdagangan saham itu ditransaksikan di lantai bursa. Semakin tinggi volume perdagangan suatu saham, maka akan semakin tinggi kemungkinan return yang akan didapat. Di samping itu, volume perdagangan saham itu sendiri dapat dipengaruhi oleh harga saham tersebut di pasar. Semakin kompetitif harga suatu saham, maka akan semakin tinggi kemungkinan volume perdagangan saham itu akan Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menghubungkan pengarnh dari keputusan stock split dan reverse stock split terhadap kemungkinan pernbahan return saham, dan juga volume perdagangan dari san1pel yang akan diteliti. Pada dasarnya telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai stock split maupun reverse stock split, diantaranya seperti yang dilakukan oleh McGough (1993) yang mengemukakan bahwa manfaat yang diperoleh pada umumnya diperoleh dari stock split yaitu menurnnnya harga saham yang kemudian akan meningkatkan daya tarik investor, menjadikan saham lebih likuid untuk diperdagangkan, dan mengubah para investor odd lot (investor yang membeli saham di bawah 500 lembar menjadi investor round lot (investor yang membeli saham minimal 500 lembar) (dalam Ewijaya dan Indriantoro, 1999:54). Penelitian lain oleh Brennan dan Hughes (1991) (dalam Indah Kurniawati, 2003) menemukan bahwa pengumuman stock split memiliki kandungan informasi yang direspon positif oleh para pelaku pasar modal. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Fama, et.al (1969) (dalam Indah Kurniawati, 2003) justru menunjukkan hasil yang berlawanan yak11i pasar tidak merespon secara positif terhadap pengumuman stock split. Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh stock split terhadap return saham juga dilakukan oleh Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati (2000) yang meneliti mengenai pengaruh stock split terhadap penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa secara keselurnhan, stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan dan persentase spread, tetapi tidak mempengaruhi varians dan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Sedangkan pengujian hubungan antara persentase spread terhadap harga, volume, dan varians untuk masing masing saham menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap spread. Sebaliknya, jika ditinjau sebagai sebuah portofolio, hanya harga yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap spread. Penelitian Iain yang dilaknkan oleh Margaretha Harsono (2004) yang meneliti mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas perdagangan dan pendapatan saham, menemukan beberapa kesimpulan bahwa harga saham mempunyai hubungan yang siginifikan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. N amun di sisi Iain dalam frekuensi perdagangan saham tidak mempunyai hubungan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Hasil analisisnya juga menunjukkan bahwa earning perusahaan yang diproksi dengan operating income setelah stock split tidak Iebih tinggi dari earning sebelum stock split. Berdasarkan pada beberapa basil penelitian di atas, yang menunjukkan perbedaan dan cenderung kontroversi mengenai pengaruh stock split, maka penelitian ini diangggap perlu untuk dilakukan dengan tujuan untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh keputusan stock split dan reverse stock diuji dengan menggunakan regresi berganda dan juga melalui uji beda yang akan dijelaskan lebih rinci pada bab 3. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan dan cara tersendiri dalam upaya menjaga likuiditas saham perusahaannya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan stock split ataupun reverse stock split. Maka dari itu ha! tersebut mendorong penulis mengambil topik ini sebagai pembahasan penelitian dengan perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia, sebagai objek penelitian. Berangkat dari teori dan pemahaman seperti yang telah diuraikan di atas, maka ha! tersebut mendorong penulis mengambil topik ini untuk pembahasan penelitian skripsi dengan judul : ''ANAL/SIS PENGA.RUH STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN" dengan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split selama periode penelitian dari tahun 2004-2007. Namun sebagai pembeda dari penelitian sebelumnya, dalan1 penelitian ini penulis menggunakan dua metode analisis yang mencoba unh1k membandingkan hasil pengujian dengan metode regresi berganda dan juga dengan menggunakan uji beda yang akan dilakukan dengan uji paired sampel t-test. Di samping itu, pada penelitian ini periode penelitianjuga diperpanjang, yaitu dari periode 2004-2007 dengan harapan penelitian akan menjadi semakin signifikan. Untuk dapat lebih memahami dan menghindari kemungkinan melenceng dari penelitian, maim diperlukan identifikasi dan pembatasan masalah sebagai berikut. Berdasarkan latar be!akang masalah di atas, maka peneliti melakukan identifikasi masalah sebagai berikut : I. Mengidentifikasi apakal1 terdapat abnormal return yang signifikan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split. 2. Mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan setelal1 stock split dan reverse stock split. 3. Mengidentifikasi pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan reverse stock split, ROA, DER, dan volwne perdagangan terhadap return saham baik secara parsial maupun secara simultan pada saat sebelum dan setelal1 corporate action. Dalam penelitian ini, peneliti malakukan pembatasan masalah agar penelitian yang akan dilakukan tidak melenceng dari maksud penelitian. Untuk itu peneliti merumuskan batasan masala11 sebagai berikut : I. Perusal1aan yang menjadi objek penelitian (sampel) adalah perusahaan yang sahamnya tedaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split atau reverse stock split selanm periode penelitian. 2. Corporate action yang diteliti dalam penelitian ini, hanyalah stock split dan reverse stock split. 3. Penentuan periode jendela (window period) dalam penelitian ini adalah 11 hari perdagangan yang mencakup 5 hari sebelum pencatatan split, I hari D. Manfaat Penelitian Adapun dengan penelitian ini diharapkan akan rnemberikan manfaatmanfaat sebagai berikut : 1. Bagi Akademisi Penelitian ini memberi bukti empiris tentang bagaimana pengaruh keputusan stock split dan reverse stock split terhadap retrun saham dan volume perdagangan. Selain itu juga dapat memberikan referensi tambahan kepada pihak-pihak lain yang berminat untuk melakukan penelitian yang seJems. 2. Bagi Perusahaan Memberikan kontribusi sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaanperusahaan go-public yang hendak melakukan kebijakan Stock Split atau Reverse Stock Split dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan bagi investor dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengan1bil keputusan investasi. BABU TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi nilai sebuah saham di pasar, semakin kecil kemungkinan saham itu dapat dibeli atau dimiliki oleh banyak orang. Sebaliknya, bila harga saham rendah maka permintaan akan saham itupun akan meningkat, dan akan semakin besar kemungkinan saham itu dapat dimiliki banyak orang (Novi Andrianto, 2006). Di sisi lain para emiten menginginkan sahamnya dapat dimiliki secara luas oleh para investor untuk menjaganya agar tetap likuid di pasar. Karenanya mereka berharap memiliki nilai pasar yang cukup rendah agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal, sehingga daya beli investor meningkat terutan1a para investor kecil yang juga tem1asuk dalam mayoritas investor yang potensial. Untuk menurunkan harga saham di pasar agar menjadi lebih likuid, cara yang biasa digunakan adalah dengan melakukan stock split (pemecahan saham), yaitu dengan earn memecah jumlah lembar saham yang beredar menjadi lebih banyak. Di samping itu, ketika harga dinilai terlalu rendah dan perusahaan melihat adanya kemungkinan untuk menjual sahamnya dengan harga yang lebih tinggi, perusahaan pun dapat melakukan reverse stock split (split-down) yaitu dengan cara mengurangi jumlah lembar saham yang beredar menjadi lebih Sebagai suatu upaya dalam meningkatkan likuiditas sahan1, stock split memiliki dampak bagi investor yang akan melakukan investasi pada suatu pemsahaan, dimana jumlah saham yang dimiliki investor menjadi lebih banyak dengan nilai nominal per lembar saham yang lebih kecil, sehingga harga saham akan cenderung mengalami penurunan dengan nilai kapitalisasi saham yang tidak berubah. Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split serta dampak yang ditimbnlkannya dapat dilihat dalam beberapa teori, diantanya trading range theory dan signaling theory (Manson dan Roger, 1998). Trading range theo1y menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split karena didorong oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split, mereka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal. Saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga akan tetap banyak orang yang mempe1jualbelikannya, dan pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Signalling themy menyatakan bahwa stock split rnemberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock 5plit adalah perusahaan yang mempunyai kondisi kine1ja Namun walaupun begitu, tidak semua perusahaan dapat melakukan stock split. Hal ini dikarenakan, dalam melakukan stock split terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya pengumuman dan biaya pencetakan saham barn. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang disinyalkan yang akan bereaksi positif. Stock split yang dilakukan emiten memerlukan biaya yang harus ditanggung dan hanya perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus yang dapat menanggung biaya tersebut. I. Stock Split Menurut Brigham dan Gapenski (dalam War1g Sutrisno, 2000) Stock split adalah suatu aktivitas yang clilakukan oleh perusahaan go-public untuk meningkatkan jtm1lah saham yang bereclar. Aktivitas tersebut biasanya clilakukan pacla saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Pendapat lain mengatakan bahwa stock split merupakan salah satu bentuk corporate action yang dilakukan emiten, clengan cara memecah jumlah sahamnya (split) menjacli lebih banyak. Hal ini akan secara otomatis juga memecah harga saham, baik harga nominal clan harga pasar. Dalam pengertian lain, stock split diartikan sebagai peningkatan jumlah saham bereclar clengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjacli clua, sehingga terdapat clua sahmn yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah clari nilai nominal awal (James Van Horne, 1998:508). Menurut (Jogiyanto, 2000) stock split berarti memecah selembar saham menjadi n lembar saham, harga per lembar saham baru setelah stock split adalah 1/n dari harga saham per lembar sebelumnya. Sebagai ilustrasi, misalkan sebelum split perusahaan A memiliki 5 juta lembar saham dengan harga nominal Rp. 1000. Pada saat perusahaan mengumumkan akan melakukan stock split 2 : 1, harga saham di pasar menunjukkan harga Rp.2000. Setelah split, perusahaan A akan memiliki 10 juta lembar saham (5 juta x 2) dengan harga nominal Rp.500 (Rp. l 000/2) sedangkan harga pasar menjadi Rp.1000 (Rp.2000/2). Sebagai suatu upaya dalam meningkatkan likuiditas saham, stock split memiliki dampak bagi investor yang akan melakukan investasi pada suatu perusal1aan. Andaikata kita sebagai investor pada perusahaan A yang memiliki 5.000 sahan1 sebelum split, maka nilai investasi kita di perusahaan A sebesar Rp 10 juta (5000 x Rp 2000). Sesudah split, kita akan memiliki 10.000 lembar saham A dengan harga Rp 1000 sehingga total nilai investasi kita Rp 10 juta (10.000 x Rp 1000), atau dengan kata lain stock split tidak membawa perubahan pada nilai investasi kita. Na.mun di luar fakta itu, banyak perusahaan melakuka stock split dengan berbagai tujuan, diantaranya : a. Membuat sahamnya lebih attractive bagi investor Harga saham yang tinggi menyebabkan saham kurang diminati oleh investor, karena membutuhkan investasi yang relatif lebih besar dan sulit membuat saham lebih diminati investor sehingga frekuensi perclagangan saham akan meningkat. Karena secara psikologis, investor lebih te1iarik membeli saham yang harganya lebih murah. Dengan semakin banyak investor tertarik pada saham tersebut, kemungkinan harga akan terus bertumbuh lebih besar, walaupun tidak aclajaminan untuk itu. b. Mencari harga saham optimal Perusahaan melakukan stock split karena harga sahamnya dinilai sudal1 terlalu tinggi, sehingga mengurangi kemampuan investor rite! untuk membelinya. Stock split dilakukan agar harga saham menjadi optimal bagi investor kecil, clan pada alchirnya meningkatkan jumlah pemegang saham perusahaan. Trading range theory menyatakan bahwa harga saham yang relatif tinggi menyebabkan saham perusahaan kurang aktif diperdagangkan. Karena itu, jika harga saham dinilai sudah terlalu tinggi, perusahaan melakukan stock split agar harga sahanrnya dapat dipertahankan pada kisaran tertentu yang dianggap optimal (Anshuman dan Avner, 2002). c. Memberi sinya! positif tentang prospek perusahaan Sebagian perusahaan berupaya menyampaikan infonnasi atau sinyal kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan positif stock split diharapkan memberi sinyal kepacla investor bahwa saham perusahaan masih undervalue, clan akan terjacli peningkatan devident yield d. Menguntungkan pemegang saham Stock split dilakukan dengan tujuan untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan memungkinkan mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna sesudah pemecahan saham tersebut. Bagi sebagian pihak khususnya para emiten, stock split diyakini dapat memberikan berbagai manfaat bagi mereka yaitu menurunnya harga saham sehingga akan menarik lebih banyak investor dan memperluas pasar saham, membuat saham lebih liquid untuk diperdagangkan dan mengubah para investor add lot menjadi investor round lot. Investor add lot adalah investor yang membdi saham dibawah 500 lembar (1 lot). Sedangkan investor round lot adalah investor yang membeli minimal 500 lembar (1 lot). e. Memperluas kepemilikan saham Banyak perusahaan melakukan stock split dengan tujuan mmnperluas kepemilikan dan meningkatkan frekuensi perdagangan saham dengan meningkatkan jumlah lembar saham yang beredar dsn membuatnya lebih dapat dipasarkan (marketable). Untuk tujuan serupa, perusahaan yang sahamnya dinilai relatif rendah, dapat melakukan reverse stock split. Hal tersebut dapat dilakukan karena harga saham yang sangat rendah dapat menyebabkan investor enggan melakukan investasi pada saham tersebut karena ragu akan perkembangan f. Meningkatkan likuiditas saham Stock split menurunkan harga saham dm1 meningkatkan jumlah saham yang diperdagangkan, jumlah pemegang saham, dan tentu saja pada akhirnya meningkatkan likuiditas sahmn (Lmnoreux dan Poon, 2006). 2. Reverse Stock Split Pada dasm·nya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu pemecaham sahan1 naik (split-up) dan pemecahan saham turun (split- down) atau yang biasa dikenal dengan reverse stock split. Reverse stock split adalah peningkatm1 nilai nominal perlembar saham dm·i mengurangi jumlah saham ym1g beredar, misalnya pemecahan saham dengan faktor I : 2, I : 3 dan I : 4. Reverse stock split dilakukan ketika harga sahmn dinilai terlalu rendah,sehingga dianggap tidak memiliki prospek yang culrnp baik. Penge1tian lain mengenai reverse stock split adalah pemecahan sahmn dimana jumlah saham beredar menurun; misalkan pemecalrnn saham dimana pemegang salmm menerima satu saham baru atas pe1tukaran dengan dua sahmn lmna yang dimiliki (Jan1es Van Horne, 1998:511). Sebagai ilustrasi, sebuah pernsaham1 sebelum rne:lalrnkllil reverse stock split memiliki 400.000 lembar saham dengan nilai pari $5, kemudian perusahaan memutuskm1 untuk melakukan reverse stock split 4 menjadi I, dimana untuk setiap 4 lembar sal1am yang dimilikinya, pemegang saham akan menerima I sahmn baru. Setelah melakukan reverse stock split, nilai pari per lembar salrnm alcan menjadi $20 ($5 x 4) dan saham yang beredar stock split digunakan untuk meningkatkan harga pasar sahan1 jika harga saham yang ada dianggap terlalu rendah. Seperti halnya stock split, pengumuman reverse stock. split juga memiliki informasi tertentu yang berkaitan dengan perusahaan. Biasanya infonnasi yang dibawa oleh reverse stock split bersifat negatif karena menunjukkan perusahaan seakan-akan memiliki rnasalah keuangan. Akan tetapi, kesulitan keuangan sebenarnya bukan merupakan alasan bagi perusahaan untuk melakukan reverse stock split. Dalam ha! ini pernsahaan hanya ingin menggeser harga sahamnya ke arah atas di mana biaya perdagangan dan jasa total lebih rendah. 3. Return Saham Investor yang mgm memaksimalkan keuntungan yang diharapkan harus juga menoleransi resiko (Fischer, 1996:65). Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan resiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan yang terbesar dengan resiko terkecil. Dengan kata lain, kalau ada dua usulan investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang sama, tetapi mempunyai resiko yang berbeda, maka investor yang rasional atau memilih investasi yang mempunyai resiko lebih kecil (Suad Husnan, 1998:169). Return merupakan motivasi dan prinsip penting dalam investasi serta mempakan kunci yang memungkinkan investor memutuskan pilihan alternatif investasinya Return yang dimaksud dalam penelitian ini adalah abnormal return, yaitu selisih antara expected return dengan actual return. Menurnt (Fisher, 1996:67) ada dua istilah dalam return, diantaranya. : a. Realized return (return realisasi atau Actual Return) Realized return mernpakan return yang terjadi. Return realisasi dihitung berda.sarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kine1ja dari perusahaan. b. Expected return (return ekspektasi) Expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Selain realized return dan expected return, ada dua komponen return dalam investasi, yaitu : a. Retun normal atau return yang diharapkan Tingkat keuntungan ini merupakan bagian dari tingkat keuntungan aktual yang diperkirakan (atau diharapkan) oleh pemegang saham, tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki oleh para pemodal. b. Abnormal return Abnormal return merupakan tingkat keuntungan yang tidak pasti atau beresiko, bagian dari tingkat keuntungan ini berasal dari informasi Resiko mernpakan kemungkinan penyimpanan tingkat keuntungan yang sesungguhnya atau aktual return dari tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected return (James Van Horne, 1998:37). Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat tertentu sebagai hasil dari penanaman modal tersebut. Dalam setiap keputusan investasi sebagai seorang yang rasional, perhatian investor akan mengarah pada tingkat pengembalian (rate of return) investasi. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Begitu juga sebalilmya, semakin keciI return yang diharapkan akan didapat, semakin kecil pula resiko yang harus ditanggung. 4. Volume Perdagangan Volume perdagangan merupakan basil dari interaksi antara investor dengan emiten terhadap sal1am yang diperdagangkan. Volume perdagangan sangat dipengaruhi oleh harga saham yang diperdagangkan. Karena secara teoritis, semakin tinggi harga sal1am, malca akan semakin rendah frekuensi perdagangan saliam yang terjadi, begitu juga sebaliknya. Dalam ha! ini hukum permintaan dan penawaran kembali akan berlaku, dan tentu saja sebagai konsekuensinya, harga saham yang tinggi akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru. Volnme perdagangan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai waktu tertentu, biasanya harian (Wang Sutrisno, 2000). Pengertian lain mengenai volume perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan frekuensi transaksi, dapat diketahui saham tersebut diminati atau tidak oleh investor (Margaretha, 2004). 5. Hubungan Stock Split dan Reverse Stock Split dengan Return Signalling Theory menyatakan bahwa stock split memberikan infomrnsi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Stock Split dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Investor akan menangkap sinyal tersebut dan kemudian menggunakam1ya untuk memprediksi peningkatan earning jangka panjang. Dengan stock split, perusahaan mengharapkan respon investor terhadap perubahan harga sahamnya agar ada peningkatan volume transaksi perdagangan terhadap saham tersebut di bursa, yang pada akhirnya juga. akan meningkatkan return yang diharapkan dari keputusan melakukan stock split atau reverse stock split. Reaksi pasar terhadap stock split sebenarnya bukanlah terhadap tindakan stock spit itu sendiri, melainkan terhadap prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan oleh stock split terse but (Marwata, 200 I). 6. Hubungan Stock Split dan Reverse Stock Split dengan Volume Trading range theory menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split karena didorong oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split,. mereka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal. Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham tersebut kurang aktif diperdagangkan. Dengan adanya stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi sehingga kepemilikan saham dan jumlah transaksi (volume perdagangan) akan semakin meningkat yang mengakibatkan saham tersebut semakin likuid. Teori ini melihat hubungan stock split sebaga:i upaya meningkatkan likuiditas perusahaan seoptimal mungkin sesuai dengan fakta kondisi perusahaan. Seperti halnya stock split, perusahaan juga melakukan reverse stock split karena ingin meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, karena menunjukkan perusahaan seakan-akan memiliki masalah keuangan. Dengan reverse stock split, harga saham menjadi tidak terlalu rendah (berada pada rentang optimal) sehingga akan mensinyalkan kepada investor bahwa perusahaan tidak memiliki masa!ah kinerja perusahaan clan memiliki prospek tumbuh di masa clepan, sehingga akan meningkatkan aktivitas volume perdagangan saham tersebut. 7. Hubungan ROA, DER, dan Volume dengan Return Return On Assets sebagai salab satu dari rasio profitabilitas biasa digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Mengenai kaitannya dengan return saham, menurut teori dan pendapat (Modigliani dan Miller, dalan1 IG.K.A. Ulupui, 2005) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari asset perusahaan. Semakin tinggi earnings power, semakin efisien perputaran asset dan semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang dalam ha! ini adalab return saham. Debt to Equity Ratio merupakan salah satu dari leverage yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik perusabaan dalan1 proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusabaan (Erlina, 2002). Semakin tinggi proporsi debt relatif terhadap ekuitas meningkatkan resiko perusabaan (IG.K.A. Ulupui, 2005). DER juga secara langsung terkait dengan resiko berinvestasi pada saham suatu emiten. Semakin tinggi DER, maka persepsi pasar akan resiko berinvestasi pada saham juga akan semakin meningkat. Hal ini tentunya akan meajadi sesuatu yang dicari oleh para investor kategori risk lover. Tetapi tentunya ukuran resiko ini adalah suatu ha! yang relatif, tergantung pada pilihan investor dan karakteristik industri perusahaan. Menurut (Margaretha, 2004), Volume perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu te1ientu. Dengan frekuensi transaksi, dapat diketahui saham tersebut diminati atau tidak oleh investor. Hal ini berkaitim dengan tingkat return yang diharapkan yang dapat dilihat dari aktivitas perdagangan saham itu sendiri, yaitu seberapa sering volume perdagangan saham itu ditransaksikan di lantai bursa. Semakin tinggi volume perdagangan suatu saham, maka akan semakin tinggi kemungkinan return yang akan didapat. Disamping itu, volume perdagangan saham itu sendiri dapat dipengaruhi oleh harga saham tersebut di pasar. Semakin kompetitif harga suatu saham, maka akan semakin tinggi kemungkinan volume perdagangan saham itu akan meningkat. B. Penelitian Terdahulu Wang Sutrisno, et al. (2000) meneliti mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas clan return saham di Bursa Efek Jakarta. Mereka menemukan bahwa secara kesel uruhan, hasil dari penelitiannya menunjuldcan bahwa stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan clan persentase spread, tetapi tidak mempengaruhi varians clan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Sedangkan pengujian lrnbungan antara persentase spread terhadap harga, volume, clan varians untuk masing-masing saham menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap spread. Sebaliknya, jika ditinjau sebagai sebuah portofolio, hanya harga yang m~mpunyai pengaruh yang signifikan terhadap spread. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dwi Martani dan Melinda Savitri (2006) mengenai dampak stock split dan reverse stock split terhadap return saham dan volume perdagangan, menemukan bahwa ada abnormal return yang signifikan pada tanggal pemecahan dihari kelima sebelum pemecahan. Sedangkan pada reverse stock split, ada abnormal return yang signifikan antara hari ketiga sebelum sampai hari pertama setelah pemecahan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa reverse stock split memiliki dan1pak yang lebih terhadap retnrn saham dibanding stock split. Ada perbedaan volume yang signifikan antara hari-hari sebelum dan setelah stock split atau reverse stock split. Volume perdagangan dan Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return market (disesuaikan) tetapi Debt to Equity Ratio (DER) tidak signifikan. Margaretha Harsono (2004) juga melakukan penelitian mengenai stock split dengan tema analisis pemecahan saham : dampaknya terhadap likuiditas perdagangan dan pendapatan saham, menemukan beberapa kesimpulan bahwa harga saham mempunyai hubungan yang siginifikan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Namun di sisi lain dalam frekuensi perdagangan saham tidak mempunyai hubungan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Hasil analisisnya juga menunjukkan bahwa earning perusahaan yang diproksi dengan operating income setelah stock split tidak i I Penelitian yang dilakukan Indah Kumiawati (2003) menemukan bahwa pengumuman stock split memiliki kandungan informasi sehingga direspon oleh para pelaku pasar di Bursa Efek Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi karenaa mengetahui prospek perusahaar1 yang bagus di masa depan yang disinyalkan melalui stock split, dimana hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baguslah yang dapat melakukan stock split. Pada pengujian likuiditas saham menunjukkan hanya beta saja yang memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan volum perdagangan dan bid ask spread tidak signifikan meskipun berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa te1jadi penuruanan likuiditas setelah stock split. Penelitian lain yang dilakukan Irwan Adi Ekaputra dan Okta Zuriani Eka Putri (2006) yang meneliti mengenai stock split, fraksi perdagangan, dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakai1a, menemukan bahwa stockk split meningkatkai1 likuiditas dua dimensi kelompok saham yang mengalami penurunan fraksi perdagangan, dan tidak mempengaruhi likuiditas kelompok yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan. S1~baliknya, stock split memperburuk likuiditas tiga dimensi kelompok saham yang mengalami penurunan fraksi perdagangan, namun tidak mempengaruhi likuiditas kelompok saham yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan. Kedua fakta ini mendukung dugaai1 awak bahwa dampak stock split pada likuiditas tergantung dari fraksi perdagangan saham setelah stock split. Aksi stock split terbukti meningkatkan likuiditas dua dimensi, namun tidak memperbaiki perdagangan. Ketidakmampuan stock split memperbaiki likuiditas tiga dimensi disebabkan proporsi penurnnan width yang cenderung lebih besar dibandingkan penurunan relative spread. C. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian ini akan meneliti signifikansi keberadaan abnormal return pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split, perubahan volume perdagangan pada masa sebelum dan setelah pelaksanaan stock split atau reverse stock split, seiia pengaruh variable return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), dan volume perdagangan terhadap return saham. Salah satu alasan melakukan split adalah untuk mencapai likuiditas saham yang lebih tinggi. Likuiditas menjadi penting untuk memastikan saham tidak tidur dan karenanya lebih mudah untuk diperdagangkan oleh investor. Dalam menentukan likuiditas, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan. Penelitian menggunakan volume perdagangan sebagai proksi dari likuiditas. Oleh karena itu, volume perdagangan diperhitungkan menjadi salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Return saham secara umum dipengaruhi oleh beberapa variabel. Berbagai penelitian juga telah mencoba untuk menggunakan variabel ini, salah satu diantaranya adalah profitabilitas. Variabel ini mempunyai beberapa proksi dalam bentuk rasio. Salah satu dari rasio-rasio itu adalah Return On Asset (ROA), yang sering digunakan dan ditemukan signifikan di Indonesia (Kennedy (2003)) dalam mempengaruhi return secara umum. ROA aclalah menghasilkan pendapatan bersih dari total asset yang dimiliki (Keown, Martin, Petty, Scott (2002)). Disamping itu, variabel lain dalam laporan keuangan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi adalah proporsi hutang terhadap ekuitas yang diwakili oleh debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang menggambaskan bagaimana sebenarnya proporsi pembiayaan suatu perusahaan (Keown, Martin, Petty, Scott (2002)). DER juga secara langsung terkait dengan resiko berinvestasi pada saham suatu emiten. Semakin tinggi DER, malca persepsi pasar akan resiko berinvestasi pada saham juga akan semakin meningkat. Tetapi ukuran resiko ini adalah ha! yang relatif, tergantung pada pilihan investor dan karakteristik industri perusabaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2001), variabel Debt to Equity Ratio (DER) memberikan pengaruh signifikan terhadap return sabam yang melakukan split pada tahun 1999-2000. Volume perdagangan pada hari pelaksanaan akan mengalami pergerakan yang berbeda dari hari sebelumnya. Penelitian yang dilakukan De Medeiros dan Doornik (2005), menemukan bahwa return bergantung pada volume perdagangan, namun tidak sebaliknya. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk flowchart (diagram) yang berawal dari penentuan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian, sampai dengan hasil dari uji hipotesis yang alcan dilakukan. data. Untulc itu alcan dilalcukan uji normalitas sebelum melalcukan uji statistik. Normalitas data akan dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Selain itu, pengujian terakbir juga dilalcukan untuk mengetahui pengaruh variabel Dummy, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham yang akan dilalcukan dengan analisis regresi Iinier berganda. Namun sebelum melakukan uji regresi berganda, maka alcan dilalculcan dulu uji normalitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari; uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Setelah pengujian regresi dilalcukan, maka selanjutnya dilakukan pengujian mengenai ketepatan model regresi (.r;oodness offit), yaitu dengan melakukan uji T parsial, uji F simultan, dan uji koefisien determinasi. Semua pengujian akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Tahap terakbir dari proses pengujian hipotesis ini adalah interpretasi dari basil pengujian hipotesis. Untuk memperjelas uraian tersebut, maka dibuatlah kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar2.I Kerangka Pemikiran uji Abnormal Return Bursa Efek Indonesia Perusahaan Sampel (2004-2007) Stock Split [ Reverse Stock Split Abnormal Return Normalitas One Sample Test Interpretasi Gambar2.2 Kerangka Pemikiran uji beda Volume Perdagangan Bursa Efek Indonesia Perusahaan Sampel (2004-2007) Stock Split [ Reverse Stock Split Volume Perdagangan Normalitas Data Normal [ Data Tidak Normal Parametrik Test ~on Parametrik Test Paired Sample T-Test [ [ Interpretasi Wilcoxon Test r-- Gambar2.3 Kerangka Pemikiran uji Regresi Berganda Bursa Efek Indonesia I I ----- Perusahaan Sampel (2004-2007) v v Dummy Variabel: 1 = Stock Split O = Reverse Stock Return On Assets I DebtW Equity Ratio J v Volume Perdagangan I v Return Saham v Normalitas " Uji Asumsi Klasik 'f' Uji Regresi Berganda I 'f' ... I Uji F Simultan J I l Uji T Parsial JCu:~ I 'ff Interpretasi I Berdasarkan pada pola kerangka pemikiran tersebut, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : Ho1 : Tidak terdapat abnormal return yang signifikan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split. Hai Terdapat abnormal return yang signifikan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split. Ho2 Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split. H02 Terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split. H03 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham secara parsial. H0 3 Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham secara parsial. Ho4 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham secara simultan. H04 Terdapat pengaruh yang sign!fikan dari variabel stock split dan reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa (event study) dalam bentuk pengujian hipotesis yang menjelaskan hubimgan sebab akibat antar veriabel dalam penelitian pada Bursa Efek Indonesia, dengan objek penelitian perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Adapun ruang lingkup variabel yang diteliti aclalah melihat bagaimana pengaruh keputusan stock split clan reverse stock split terhaclap return saham clan volume perclagangan saham pada perusahaan-perusahaan yang terclaftar di Bursa Efek Indonesia. B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan clari obyek yang ciri-cirinya akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusaliaan go-public yang saliamnya aktif cliperdagangkan clan melakukan kebijakan stock split atau reverse stock split di bursa efek Indonesia pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Dari populasi tersebut, kemuclian dian1bil sampel yang akan diteliti, sampel dari penelitian ini aclalah perusahaan yang terclaftar clalam Bursa Efek Indonesia dan yang melakukan stock split atau reverse stock split selania dengan maksud untuk mendapatkan sampel yang dapat mewakili populasinya. Tujmumya adalah untulc memperoleh data sesuai dengan kelompok kunci yang akan mewakili penelitian ini. Adapun sampel yang akan dipilih harus mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split atau reverse stock split selan1a periode penelitian. 2. Sampel tidak meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan corporate action yang lain (seperti pembagian deviden, pembagian saham bonus, merger dan akuisisi, tindakan !PO, dan right issue) selama periode penelitian, untuk menghindari dari adanya pengaruh gabungan yang disebabkan oleh adanya corporate action tersebut, karena itu akan mempengaruhi keakuratan hasil penelitian. 3. Sampel yang dipilih adalah saham yang aktif diperdagangkan sedikitnya satu minggu be1turut-turut (lima hari perdagangan). 4. Perusahaan dengan data yang tidak lengkap, tidak termasuk dalam sampel. Selama Januari 2004 samapi dengan September 2007 telah te1jadi 41 peristiwa stock split, dengan dua perusahaan melakukannya dua kali, dan terjadi delapan corporate action lain, sehingga jumlah sampel menjadi 33 peristiwa stock split oleh 31 perusahaan. Emiten yang sahamnya jarang diperdagangkan sehingga dianggap tidak likuid dan dikeluarkan dari sampel sebanyak dua perusahaan. Pertimbangan selama paling tidalc satu minggu berturut-turut (lima hari perdagangan) sehingga akan mempengaruhi keakuratan penelitian. Selain itu, satu perusahaan lagi juga dikeluarkan dari sampel karena memilik data yru1g tidak lengkap. Proses penyeleksian sampel yang dilakukan dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria yang telah ditentukan di atas menyisakan sampel akhir yang akan digunakan dalrun penelitian stock split sebanyak 30 peristiwa dengan dua perusahaan melakukan dua kali stock split. Sedangkan untuk reverse stock split selama periode penelitian telah te1jadi 15 peristiwa reverse stock split, dan te1jadi empat corporate action lain. Disamping itu, emiten yang datanya tidak lengkap d.an dikeluarkan dari sampel sebanyak satu perusahaan. Proses penyeleksian ini menyisakan sampel akhir yang akan digunakan dalam penelitian reverse stock split sebanyak I 0 peristiwa reverse stock split perusalman dengan 10 pernsahaan. Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel SS RSS Emiten yang melaksanakan stock split dan reverse stock split 41 15 Emiten yang melaksanakan corporate action lain (8) (4) Emiten yang tidak likuid (2) (0) Emiten yang datanya tidak lengkap (1) (!) Jumlah san1pel yang digunalcan dalam penelitian 30 10 Berdasarkan pada teknik sampling yang dilakukau. seperti di atas, maka para emiten yang masuk sampel dalam penelitian stock split adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Emiten yang melakukan Stock Split talrnn 2004-2007 No Kode Emiten Nama Perusahaan 1 DNKS Dankos Laboratories,Tbk 2 DAVO Davomas Abadi,Tbk 3 EKAD Ekadharma International,Tbk INCO 4 International Nickel Indonesia.Tbk 5 JIHD Jakarta International Hotel & Develooment, Tbk KLBF Kalbe Farma.Tbk 6 RALS Ramavana Lestari Sentosa,Tbk 7 RIGS 8 Rigs Tenders,Tbk TLKM Telekomunikasi Indonesia,Tbk 9 10 CTRS Cioutra Surva,Tbk HEXA Hexindo Adioerkasa,Tbk 11 12 HITS Humouss Intermoda Transoortasi,Tbk 13 PRAS Prima Allov Steel,Tbk 14 SMAR SMART,Tbk 15 TGKA llaaraksa Satria,Tbk 16 APOL Aroeni Pratama Ocean Line.Tbk 17 BBLD Bina Danatama Finance,Tbk DPNS Duta Pertiwi Nusantara.Tbk 18 Java Real Prooertv,Tbk 19 JRPT PJAA Pembanaunan Java Ancol,Tbk 20 21 TSPC Temoo Scan Pacific,Tbk 22 AKR Coroorindo.Tbk AKRA 23 ANTM Aneka Tambana (Persero) .Tbk 24 DAVO Davomas Abadi.Tbk 25 HADE Hortus Danavest,Tbk 26 HITS Humr:iuss Intermoda Transr:iortasi,Tbk 27 JPRS Java Pari Steel.Tbk 28 PWON Pakuwon Jati.Tbk 29 SMGR Semen Gresik (Persero) .Tbk 30 SOBI Sorini Corooration,Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia Sedangkan untuk emiten yang masuk sampel dalam penelitian reverse stock split adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Emiten yang melakukan Reverse Stock Split tahun 2004-2007 No Kode Emiten Nama IPerusahtaan BNGA Bank Niaaa,Tbk BNLI Bank Permata,Tbk 2 PLAS 3 Palm Asia Coroora Tbk SIPD 4 Sierad Produce, Tbk INDX Indoexchanqe,Tbk 5 LPLI Lirmo E-NEf,Tbk 6 SRSN Sarasa Nuaraha,Tbk 7 UNIT United Capital Indonesia,Tbk 8 BKSL Bukit Sentul,Tbk 9 JAKA Jaka Artha Graha,Tbk 10 Sumber : Bursa Efek Indonesia 1 C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah didapat dan diolah oleh pihak lain yang telah tersedia. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan metode kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti; buku, jurnal, surat kabar, Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), dan berbagai situs website (diantaranya; www.idx.co.id, www.indoexchange.com, www.ksei.co.id clan situs-situs laim1ya). Aclapun data yang dibutuhkan meliputi : 1. Tanggal Peristiwa (execution date) stock split dan reverse stock split Tanggal Peristiwa atau hari pelaksanaan (execution date) adalah hari didistribusikannya atau ditariknya saham sehubungan dengan pelaksanaan 2. Data harga saham penutupan harian Data harga saham harian yang digunakan adalah data harga saham harian pada saat penutupan yang tersedia dalam laporan data harga saham harian emiten. Data ini dikumpulkan selanm rentang yang mencakup seluruh periode penelitian yaitu mulai dari Desember 2003 sampai dengan Desember 2007. 3. Data variabel ROA dan DER Data variabel ROA dan DER yang digunakan dalam penelitian didapat dari laporan keuangan yang diumumkan oleh emiten yang melaksanakan stock split atau reverse stock split. 4. Data volume perdagangan saham Untuk mengukur likuiditas setelah pelaksanaan (execution date I exdate) stock split atau reverse stock split digunakan data volume perdagangan saham di sekitar hari pelaksanaannya. Data volume perdagangan adalah data harian yang didapat dari data perdagangan saham harian Bursa Efek Indonesia. Data volume yang digunakan adalab data adjusted volume yang merupakan volume transalcsi yang telah disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan saliam yang beredar baik yang disebabkan oleh stock split, reverse stock split, stock deviden, atau corporate action lainnya yang dapat merubahjumlah lembar saham yang beredar. D. Mctode Analisis Penentuan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan pada variabel yang akan diteliti, berurutan sesuai dengan rumusan masalah pada bah sebelu11111ya. Pengujian metode analisis diawali dengan melakukan pengujian terhadap keberadaan abnormal return pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split, perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan setelah stock split atau revrese stock split, dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel seperti ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham yang akan menggunakan uji regresi berganda. 1. Abnormal Return Pada bagian ini akan diuji keberadaan abnormal return pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split dari perusahaan yang melakukan corporate action tersebut selama periode tahun 20042007. Oleh sebab itu pene!itian akan dilakukan sebanyak dua kali, masingmasing untuk peristiwa stock split dan reverse stock split. Periode penelitian untuk abnormal return ditentukan berdasarkan periode event, yaitu lima hari sebelum sarnpai dengan lima hari setelah kejadian stock split atau reverse stock split. Dalam penentuan periode jendela ini memang tidak ada patokan atau standar yang pasti, baik clari buku-buku maupun jurnal-jurnal penelitian. Menurut Jogiyanto (2003; 436), larnanya periode jendela atau periocle yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor (misalnya pengumuman laba dan pengumuman dividen), periode jendelanya dapat pendek, disebabkan oleh investor yang dapat bereaksi cepat. Sebaliknya untuk peristiwa yang nilai ekonomi sulit ditentukan oleh investor, maka periode jendelanya dapat panjang misalnya untuk peristiwa merger. Pengujian abnormal return akan menggunakan uji beda one sampel test, dengan terlebih dahulu mencari return saham untuk masing-masing sampel dengan rumus : P;, - P; t-1 Dimana: R;, : Return saham i pada hari ke-t P;, : Harga saham i pada hari ke-t P;,. 1 : Harga saham i pada hari ke t-i Setelah diketahui nilai return sahan1, maka langkah selanjutnya adalah menghitung abnormal return menggunakan mode! market-adjusted return yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : AR;, = Rit - Rmt Dimana: AR;, •Abnormal Return saham i pada hari ke--t R;, •Return Saham i pada hari ke-t Untuk mengetahui nilai return market yang dimaksud, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : IHSG, - IHSG,.1 Rmt IHSG,. 1 Dimana: Rmt : Return Market pada hari ke-t II-ISGt-1 : IHSG pada hari ke-t IHSGt-1 : IHSG pada hari ke- t-1 Pengujian signifikansi abnormal return akan dilakukan dengan UJI statistik one sample t test dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data yang akan diuji menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pengujian one sample t test dilakukan untuk meng1ui perbedaan rata-rata sampel dengan nilai hipotesisnya (Cornelius Trihendradi, 2005 : 31 ). Proses pengujian akan dilakukan menggunakan program SPSS 16 dan output-nya sebagai dasar interpretasi. 2. Volume Perdaga11ga11 Pendekatan atau indikator yang digunakan untuk membandingkan Iikuiditas antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split atau reverse stock split adalah dengan menggunakan data volume perdagangan. Dalam membandingkan kedua sampel volume perdagangan, penelitian akan menggunakan uji Paired Sample I-test atau uji Wilcoxon. Pencntuan penggunaan uji statistik mana yang akan digunaka11, ditentukan dengan dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dari hasil uji nom1alitas inilah dapat ditentukan, apakah penelitian akan menggunakan uji Paired Sample T-Test Gika data berdistribusi normal/parametrik), atau uji Wilcoxon Gika data tidak berdistribusi normal/non parametrik). a. Paired Sample T Test Uji paired sample t test digunakan jenis datanya berpasangan dan tidak saling be bas (dependen). Perbandingan pada dua san1pel dependen berarti membandingkan setiap data dari kelompok pertama dengan data kelompok kedua yang diambil dari sumber yang sama biasa disebut data berpasangan. Pasangan-pasangan ini diperbandingkan dengan melihat perbedaan atau selisih dari masing-masing data. Hipotesis yang diuji adalah apakah rata-rata dari perbedaan ini sama dengan no! atau tidak. Paired sample t-test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel berpasangan. Uji ini biasanya melibatkan pengukuran pada suatu variabel atas pengaruh atau perlakuan tertentu. Sebelum dan sesudah pemberian pengaruh atau perlakuan terte:ntu variabel tersebut diukur, apakah te1jadi perubahan yang signifikan atau tidak? (Cornelius Trihendradi, 2005:38). Pengujian paired sampel t-test dapat dilakukan clengan runmsan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi, yang akan dilakukan clengan rnenggu:nakan program SPSS 16 (Sugiyono, 2005:119): X1 : Rata-rata sampel 1 X2 : Rata-rata sampel 2 S1 : Simpangan baku sampel 1 S2 : Simpangan baku sampel 2 si2 : Varians sampel 1 sl : Varians sampel 2 r : Korelasi antara dua sampel Dalam melakukan uji paired sample I-test, ada beberapa langkah penguJian hipotesis yang harus dilakukan (Cornelius Trihendradi, 2005:40), diantaranya: L Menetapkan hipotesis no!. 11. Melakukan konversi ke nilai t. Uji dilakukan dengan paired sample t-test dimana nilai t adalah hasil bagi dari selisih rata-rata pasangan dengan standard en-or mean. Std Error Mean _L(xi -x,)'- (_Lx, -x,)' n n(n-I) iii. Mengambil keputusan. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan berpegang pada ft 1 - Jika t hitung (nilai mutlak) < t tabel, maka Ho diterima. Jika t hitung (nilai mutlak) > t tabel, maka Ho ditolak. Atau Jika Sig > a, maka Ho diterima. Jika Sig <a , maka Ho ditolak. Dalam penelitian ini paired sample Hest diuji dengan a = 5%, dan uji dua pihak (Two Tail Test). Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, bila t hitung lebih kecil atau sama dengan (:<=) t label, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Harga t lritung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya (Sugiyono, 2005:95). b. Wilcoxon Sign Rank Test Uji Wilcoxon merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda besarnya selisih nilai angka antarapositif clan negatif tidak diperhitungkan, sedangkan dalam uji wilcoxon ha! ini diperhitungkan. Seperti dalam uji tanda, teknik ini digunakan u.11tuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentu ordinal atau betjenjang (Sugiyono, 2005:131). Uji ini disebut juga uji peringkat/rangking bettanda. Hal ini karena di samping memberi tanda positif (+) dan negatif (-) untuk menunjukkan perbedaan dalam pengujian, dilakukan pula pemberian peringkat/rangking pada perbedaan tersebut (Cornelius Trihendradi, 2005: 148). Hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa stock split adalah : Ho : Tidak terdapat perubahan volume perdagangan saham antara periode sebelum dengan setelah pelaksanaan stock split. H 1 : Terdapat perubahan volume perdagangan saham antara periode sebelum dengan setelah pelaksanaan stock split. Sedangkan hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa reverse stock split adalah: Ho : Tidak terdapat perubahan volume perdagangan saham antara periode sebelum dengan setelah pelaksanaan reverse stock split. H 1 : Terdapat perubahan volume perdagangan saham antara periode sebelum dengan setelah pelaksanaan reverse stock split. 3. Pe11gujia11 Regresi Linier Berganda Pengujian regresi berganda akan dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel-variabel seperti variabel dummy (stock split dan reverse stock split), ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham. Namun sebelum melakukan uji regresi linier berganda, maka akan dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari ; uji Multikolinieritas, Autokorelasi, dan Heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari normal. Distribusi nomml akan membentuk satu garis lurus diagonal, clan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghazali, 2002:74). b. Uji Asumsi I<Jasik 1) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharnsnya tidak te1jadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas sating berkorelasi, maim variabelvariabel ini dapat dikatakan tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan no! (Imam Ghazali, 2002:57). Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya rnultikolinieritas pada model regresi dapat dilakukan dengan melihat kriteria sebagai berikut : i) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai 10 maim dikatal(an terdapat masalah multikolinieritas dan sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10 maka pada ii) Dilihat dari nilai tolerance Jika model pada regresi memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas dan jika sebaliknya model regresi memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 maka dapat dikatakan model regresi tidak terdapat masalah multikolinieritas. (Ghozali, 200 I). 2) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pad a periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamalcan ada problem autokorelasi (Imam Ghazali, 2002:61 ). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahu:i terjadi atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, maka akan digunakan uji DurbinWatson (DW test). Menurut Durbin Watson Statistics, pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi didasarkan pada 5 kondisi autokorelasi : o O<d<dL o dL<d <dU : ada autokorelasi positif. : inconclusive (ragu-ragu ada autokorelasi positif). o dU < d < 4-dU : tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif. o 4-dU <d< 4-dL : inconclusive (ragu-ragu ada autokorelasi negatif). Selain itu menurut Singgih Santoso (2000 :218) secara umum angka D-W yang dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan adalah: o Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. o Angka D-W berada di antara -2 sampai dengan 2 berarti tidak ada autokorelasi. o Angka D-W diatas 2 berarti terdapat autokorelasi negatif. Jika ada masalah autokorelasi, maim model regresi yang seharusnya signifikan (dilihat angka F dan signifikannya), menjadi tidak layak untuk dipakai Uji F (uji secara simultan). 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi te1jadi ketidalrnamaan variance dari residual satu penganmtan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut hete:roskedastisitas (Imam Ghazali, 2002:69). Model regresi yang baik adalal1 model yang di dalamnya tidak te1jadi heteroskedastisitas. Menurut (Imam Ghazali), ada cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred) dengan residualnya (Sresid). Deteksi ini dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara Sresid dan Zpred residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hal ini didasarka pada analisis : o Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telal1 terjadi heteroskedastisitas. o Jika tidalc terdapat pola yang jelas, se1ia titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak te1jadi heteroskedastisitas. c. Uji Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya) (Sugiyono, 2005:250). Model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = 0.1 + o.2D + b1ROA + b2DER + hJVOL Dimana: y : Return Saham : Konstanta : Nilai Koefisien Variabel Dummy : Nilai Koefisien Variabel Independen D : Variabel Dummy; = 1 Tilr~ mPl~ln1Ir~n .C::.tri,-./r .<:::nlit ROA : Return On Assets DER : Debt to Equity Ratio VOL : VolumePerdagangan Setelah melakukan pengujian regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dengan mengukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ha! ini dapat cliukur clari nilai statistik t, nilai statistik F, clan koefisien clete1minasinya. Penghitungan statistik clisebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah climana HO ditolak). Sebaliknya akan disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya beracla clalam daerah Ho cliterima (Imam Ghazali, 2002:44). 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik f dilakukan pada clasamya untuk menunjukkan apakah variabel inclependen yang climasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/ clepenclen. Pengujian hipotesis clapat menggunakan statistik F clengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : o Quick look ; bila nilai F lebih besar claripacla 4 maka Ho clapat ditolak pacla derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita clapat menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel inclependen secara sere:ntak dan signifikan o Membandingkan nilai F dari hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hasil perhitungan lebih besar dmipada nilai F menurut tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. (Ghazali, 2002). 2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secma individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun menurut (Ghazali, 2002) dalam melakukan uji t dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : o Quick Look ; dilakukan bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesm 5%, maka Ho dapat ditolak bila nilai t lebih besm dmi 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain hipotesis Ha dapat diterima, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. o Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai tabel, kita dapat menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secma individual mempengaruhi varibel dependen. 3. Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara no! dan satu. Nilai R2 yang keci:I menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independ.en dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Namun, kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel depende. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang baik. Karena tidak sepe1ti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. (Ghazali, 2002). E. Operasional Variabel Penelitian I. Stock Split Stock split adalah peningkatan jumlah :iaham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal (James Van Home, 1995:508). Stock split merupakan penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya dalam stock split biasa dikenal istilah faktor pemecahan (split factor) 2 : 1, 3:1dan4:1. 2. Reverse Stock Split Reverse stock split adalah peningkatan nilai nominal perlembar saham dari mengurangi jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan faktor 1 : 2, 1 : 3 dan 1 : 4. Pengertian lain mengenai reverse stock split adalah pemecahan saham dimana jumlah saham beredar menurun; misalkan pemecahan saham dimana pemegang saham menerima satu saham. baru atas pertukaran dengan dua saham lan1a yang dimiliki (James Van Horne, 1995:511). 3. Return Saham Return saham adalah tingkat pengembalian yang diperoleh atau akan diharapkan oleh investor atas investasi saham yang dilakukan. Return yang dimaksud dalam penelitian ini abnormal return, yang merupakan selisih antara expected return dengan aktual return. Return merupakan motivasi dan prinsip penting dalam investasi serta merupakan kunci yang memungkinkan investor memutuskan pilihan Untuk menilai return saham, dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Pit-Pit-I Dimana: Rit : Return saham i pada hari ke-t Pit : Harga saham i pada hari ke-t Pit-l : Harga saham i pada hari ke t-i Setelah diketahui nilai return saham, maka langkah selanjutnya adalah menghitung abnormal return menggunakan model market-adjusted return yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : ARit = R;t - Rmt Dimana: ARit : Abnormal Return saham i pada hari ke-t R;, : Return Saham i pada hari ke-t Rmt : Return Pasar Untuk mengetahui nilai return market yang dimaksud, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : IHSG, - II-ISGt-1 IHSGt-1 Dimana: Rmt : Return Market pada hari ke-t IHSG,_1 : IHSG pada hari ke-t IHSGt-1 : IHSG pada hari ke- t-l 1 r' ~lN tJ"f1\~.1v:,\ 1 I 11U JAKJ\HT;>, -··-------~·-"--~J Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menghitung Average Abnormal Return (AAR) saham pada hari ke-t dengan menggw1akan rumus sebagai berikut: AAR = N Dimana AAR : Average Abnormal Return , Abnormal Return Sahan1 i pada hari ke-t N : Jumlah San1pel 4. Return On Assets Return On Assets adalah ukuran profitabilitas yang meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih dari total asset yang dimiliki (Keown, Maiiin, Petty, Scott (2002)) Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi yang perusahaan (Erlina, 2002). Return On Assets dapat dicari dengai1 rumus sebagai berikut : Laba Bersih Setelah Pajak ROA x 100% = Total Aktiva 5. Debt to Equity Ratio Menurut Soemarsono (1990), Debt to Equity Ratio merupakan kewaiiban vang mengukur persentase dana yang disediakan kreditur. Makin rendah kewajiban ini makin besar penyangga kerngian yang mungkin timbul pada waktu likuidasi. Dengan demikian, kemampuan melunasi selurub kewajibannya juga makin besar. Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagi berilut : Total Debt DER x100% Total Equity 6. Volume Perdagangan Volume perdagangan sahan1 adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan frekuensi transaksi, dapat diketahui saham tersebut diminati atau tidak oleh investor (Margaretha, 2004). Volume perdagangan saham dapat diketahui dengan menggunakan indikator Trading Volume Activity (George Foster, 1986:375) dengan rumus sebagai berikut : Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVA= Saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Sejarah pasar modal di Indonesia telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor Ejfectenhandel.zaaz Berdasarkan pengalaman Belanda, pendirian bursa efek di Batavia adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang dipe1jualbelikan merupakan saham dan obligasi yang ditebitkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, se1ta efek-efek Belanda lainnya. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat be1jalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang clikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia clapat clilihat sebagai berikut: o 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. o 1914-1918 : Bursa Efek di Batavia clitutup selama Perang Dunia I. o 1925-1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya. o Awai tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang clan Surabaya clitutup. o 1942-1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup lagi selama Perang Dunia II. o 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) clan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohaclikusumo ). Instrumen yang diperclagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950) o 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif. o 1956-1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum. o 10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oJ.eh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEP AM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal inipun kemudian cliperingati sebagai HUT Pasar Modal (BEJ). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama. o 1977-1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu, hal ni tercermin dari jwnlal1 emiten hingga 1987 barn mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. o 1987 : Ditandai dengan hadimya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudalmn bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. o 1988 - 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat semakin meningkat. o 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efok (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. o Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Pake! Desember 88 (P AKDES 88) yang memberikan kemudalrnn perusahaan untuk go publik dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. o 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya. o 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ, dan BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. o 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan o 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang -Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. o 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. o 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. o 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). o 2007 : Penggabtmgan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakmta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Pcrkcmbangan Usaha Sejak tahun 1995, perkembangan kinerja bursa regional di Asia Pasifik relatif bervariasi. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks harga sahamnya. Bursa Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan ratarata indeks tahunan sebesar 12, 76%. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi dibm1dingkan dengan pergerakan indeks bursa regional lainnya. Perkembangan indeks ini tetap menunjukkan peningkatan yang positif, meskipun beberapa negara Asia seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan termasuk Indonesia mengalami laisis ekonomi pada periode 1997-1999. Dari beberapa indikator lainnya, di tahun 2004 bursa Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang meningkat. Hal tersebut terlihat dari perkembangan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat 34,01 % dan nilai tetapi, peranan pasar modal Indonesia terhadap perekonomian negara, yang terlihat dari perbandingan nilai kapitalisasi pasar terhadap Produk Domestik Brnto (PDB), masih berada pada posisi yang cukup rendah. Pada tahun 2004, rasio nilai kapitalisasi pasar terhadap PDB di Indonesia hanya mencapai 29,5%, sementara beberapa bursa regional lainnya telah melampaui 100%. Di sisi lain, kondisi ini menunjukkan masih besarnya potensi pengembangan pasar modal Indonesia. Perkembangan penggalangan dana melalui pasar modal Indonesia sangat terpengarnh oleh kondisi mak.ro ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika k.risis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, jumlah emiten hanya tumbuh sebesar 1 % dengan nilai emisi saham tumbuh sebesar 7, 1% pada tahw1 1998 dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan w1tuk obligasi, tidak ada emiten yang menerbitkan obligasi sepanjang tahun 1998. setelah mengalami stagnasi pasca k.risis ekonomi, pasar saham mulai kembali bergairah sejak tahun 1999. Pada talmn 1999 nilai e:misi saham melonjak sebesar 172,2% yaitu dari Rp. 75,9 triliun pada tahun 1998 menjadi Rp. 206, 7 triliun pada talmn 1999. Setelah meningkat secara signifikan pada tahun 1999, selanjutnya memasuki tahun 2000 hingga pertengal1an 2005 jumlah emiten saham hanya tumbuh rata-rata 4,5% per tahun, dengan nilai emisi mengalami pertumbuhan rata-rata 3,4% pada periode yang sama. Nilai kapitalisasi pasar pada tahun 2000 hingga 2002 sempat mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi mak.ro yang tidak stabil. Namun demikian, pengaruh pada perdagangan di bursa sehingga nilai kapitalisasi pasar kembali tumbuh mencapai Rp. 765,81 triliun pada bulan Juni 2005. Selaujutnya, rasio nilai kapitalisasi pasar terhadap PDB pada tahun 2004 mencapai 29,5% yaug merupakau peningkatan yang cukup signifikau dalau1 lima tahun terakhir setelah masa krisis. Untuk perkembangau emisi saham, terlihat tidak terlalu signifikan, namun trausaksi saham di BEJ bergerak cukup aktif. Rata-rata nilai perdagangau pada periode 1999 hingga Juni 2005 berada pada kisaran Rp. 794,43 milliar per hari dengan volume sahau1 berkisar 1,03 milliar lembar per hari dan frekuensi berkisar 16 ribu trausaksi per hari. Sepanjang tahun 2006, tercatat 12 perusahaan melakukan Initial Public Offering. Namun, pada nilai emisi saham terjadi penurunan sebesar 15%, dari Rp. 3,54 triliun di tahun 2005 menjadi Rp. 3,01 triliun di tahun 2006. Total nilai trausaksi saham di BEJ sau1pai akhir tahun 2006 mencapai Rp. 443 triliun, meningkat 9,11% dibanding dengan trausaksi tahlm 2005. Tahun 2006 merupakan talmn pertama bergabungnya Direktorat Jenderal Lembaga Keuaugau dengau Badan Pengawas Pasar Modal. Diharapkan dengan bergabungnya kedua otoritas tersebut menjadi Bapepam-LK dapat menciptakan sinergi yang lebih baik lagi antara industri pasar modal dan lembaga keuangan lainnya. B. Hasil dan Pembahasan 1. Abnormal Retum a. Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (Mean), standard deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghazali, 2005 : 19). Berikut ini adalah analisis deskriptifuntuk variabel abnormal return : Tabel 4:1 Hasil Uji Analisis Deskriptif Abnormal Return Descri11tille statistics AR.Stock Split AR Reverse Split Valid N {listwise) . N 3.30 110 110 Minimum -.8323 -.1822 Maximum 9453 9.0128 Mean 052529 4.6"1864 Std, Deviation .2072441 t5859669 Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk penelitian abnormal return yang melakukan stock split (N) ada 330. Dari 330 sampel ini, abnormal return terkecil (Minimum) adalah ··0,8323 dan abnormal return terbesar (Maximum) adalah 0,9453. Rata-rata abnormal return dari 330 sampel adalah 0,052526 dengan standard deviasi sebe:mr 0,2072399. Pada penelitian reverse stock split jumlal1 sampel untuk penelitian abnormal return (N) ada 110. Dari 110 sampel ini, abnormal return terkecil (Minimum) adalah -0, 1822 dan abnormal return terbesar (Maximum) aclalal1 9,0128. Rata-rata abnormal return dari 110 sampel aclalah 0,467864 clengan b. Pengujian Hipotesis Keberadaan abnormal return dalam penelitian berangkat dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan pada harihari di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Namun, sebelum melakukan pengujian hipotesis maka akan dilakukan uji nonnalitas data sebagai berikut : Ho : Data terdistribusi secara nonnal. Ha : Data tidak terdistribusi secara normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return One-Sample Koltnogorov-Smirnov Test 1-------------------1~A-"R-".·"'st=o,tk Snlit N 278 Normal Parameters"' Mean-4.083932 sid, Deviation 1.6'830150 Most Extreme Differences Ab-sOJute_ .069 PoSitlve .069 Ne;gauy·e; -.056 KOltnogorov-Smirnov z 1.153 Asymp. Sig. (2-tailed) .140 AR Reverse Snlit 98 -3.312523 2'1348491 .099 .099 -.063 .978 .295 a ..Test distribution 1s·:Norma1. Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat nilai K-S untuk variabel abnormal return perusahaan yang melakukan stock split sebesar 1.153 dengan probabilitas signifikansi 0.140 dan nilainya berada di atas a = 0.05, hal ini berarti hipotesis nol diterima atan variabel abnormal return terdistribusi secara normal. Pada penelitian reverse stock split, nilai K-S untuk variabel abnormal return sebesar 0. 978 dengan probabilitas signifikansi 0.295 dan nilai ini ha .. ,,.rl,,. Ai '-"t<'.lc f'i = n ()" h~l ini hP.r::irli hinotesis nol diterima atau variabel Pada sampel perusahaan yang melakukan stock split ditemukan terdapat abnormal return yang positif dan signifikan pada a = 1% pada hari kelima, keempat, dan ketiga, serta satu hari (a= 5%) sebelum split. Selain itu, tepat pada hari pelaksanaan sampai dua hm-i setelah split juga ditemukan abnormal return yang positif dan signifikan pada a = 1% dan pada hm-i ketiga (a =10%) setelah split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan tidak terdapat abnormal return pacla hm-i-hari di sekitar pelaksanaan stock split tidak diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitm- pelaksanaan stock split diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Nuryadin (2004), Melinda Savitri dan Dwi Maiiani (2006). Tabel 4.3 menunjukkan basil penelitian seperti yang dimaksud di atas, mengenai abn01mal return pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split. Tabel 4.3 I ksanaai1 S toe kS;p,lit A bnorma l Return d'1 se k'1tar Pea Siqnifikansi AR Siq t-stat Hari H -5 H -4 H -3 H -2 H -1 H 0 H +1 H +2 H +3 H +4 H +5 N 0.0175 0.0186 0.0172 0.0094 0.0184 0.4142 0.0302 0.0176 0.0127 0.0130 0.0090 : 30 5.047 0.000 3.606 0.001 3.245 0.003 1.635 0.113 2.638 0.013 3.972 0.000 3.177 0.004 3.531 0.001 1.993 0.056 1.647 0.110 1.685 0.103 : signifikan a.= 10% *** * * * ts ** * * * *** ts ts Selanjutnya, penelitian pada sampel perusahaan yang melakukan reverse stock split ditemukan abnormal return yang positif dan signifikan pada a= 5% pada hari ketiga dan kedua sebelum split. Selain itu, tepat pada hari pelaksanaan (a = I%) dan juga pada hari pertama, kedua, dan kelima setelah split ditemukan terdapat abnormal return yang positif dan signifikan pada a = 5%. Pada hari ketiga setelah split juga ditemukan abnormal return yang positif dan signifikan pada a = I 0%. Hal ini sekaligus membuktikm1 bahwa hipotesis yang menyatakan tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pelaksmiaan reverse stock split tidak diterima atau dengan kata lain Ho ditolak. Hal ini serupa dengan penelitian ym1g dilakukm1 oleh Melinda Savitri dan Dwi Martani (2006). Tabel 4.4 menunjuldrnn hasil penelitian yang dimaksud di atas. Tabel 4.4 Abnormal Return di sekitm· Pelaksanaan Reverse Stock Split N * ** Hari AR H -5 H -4 H -3 H -2 H -1 H 0 H +1 H +2 H +3 H +4 H +5 0.0240 0.0730 0.0271 0.0676 0.0421 4.7237 0.0868 -3.3233 0.0169 0.0108 0.0229 : 10 : signifikan a = 1% : sionifikan a= 5% Sumber : Data d10lah t-stat Sig_ 0.847 0.41.9 1.826 0.101 0.031 2.563 2.369 0.042 0.329 1.039 5.200 0.001 2.489 0.034 O.Ol.9 2.843 0.088 1.915 0.362 0.960 0.042 2.364 *** : signifikan a = 10% : tidak signifikan ts Sicmifikansi ts ts ** ** ts * ** ** *** ts ** 2. Volume Perdaga11ga11 a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yang dilakukan untuk variabel volume perdagangan pada penelitian stock split dan reverse stock split adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis DeskriptifVolume Perdagangan Descriptive statistics Vol. stock Split Vol. Reverse Split Valid N (\istwise) N 30111 10¢' Minimum .0000 :0000 Maximum .0345. .001771 .0833. .006337 100 Sumber : Output SPSS i~m Std. Deviation .0033382 .011.9318 - Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk penelitian volume perdagangan yang melakukan stock split (N) ada 300. Dari 300 sampel ini, volume perdagangan terkecil (Minimum) adalah 0,0000 dan volume perdagangan terbesar (Maximum) adalah 0,0345. Rata-rata volume perdagangan dari 300 sampel adalah 0,001773 dengan standard deviasi sebesar 0,0033382. Pada penelitian reverse stock split jumlah sampel untuk penelitian volume perdagangan (N) ada 100. Dari 100 sampel ini, volume perdagangan terkecil (Minimum) adalah 0,0000 dan volume perdagangan terbesar (Maximum) adalah 0,033. Rata-rata volume perdagangan dari 100 sampel adalah 0,006337 dengan standard deviasi sebesar 0,0119318. b. Pengujian Hipotesis Pendekatan atau indikatoy yang digunakan untulc membandingkan likuiditas antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split atau reverse stock split adalah dengan menggunakan data volume perdagangan. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan paired sample t test atau wilcoxon signed rank test. Penentuan penggunaan uji statistik mana yang akan digunakan, ditentukan dengan terlebih dahulu melihat kenormalan data. Untuk itu akan dilakukan uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan One~Sample Kolrnogorov-Smirnov Test --~---~ Vo!ss N ,l\lorma!-Parame1ers" Most Extreme Differences 100 Mean -7.780EO -6,3'15EO std. Deviation Absolute Positive 2:059BEO 1.7396EO . 07 4 .036 .029 Negative Kolmot1orov-sm1rnov_z Asym·p. ·Slg .. -(2-:taHed)' a: Test distribution Volrss :~84 ~07,4 1.:247 -.036 .356 .089 1 ~ooo -.071 is Norma.I. Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat nilai K-S untuk variabel volume perdagangan perusahaan yang melakukan stock split sebesar 1.247 dengan probabilitas signifikansi 0.089 dan nilainya berada di atas a= 0.05, ha! ini berarti hipotesis no! diterima atau variabel volume perdagangan terdistribusi secara normal. Pada penelitian reverse stock split, nilai K-S untuk variabel volume perdagangan sebesar 0.356 dengan probabilitas signifikansi 1.000 dan nilai ini berada di atas a = 0.05, ha! ini berarti hiootesis no! diterima atau variabel Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut yang diketahui data terdistribusi normal, maka pengujian hipotesis akan menggunakan uji paired sample t test. Pengujian hipotesis akan dilakukan terhadap sampel emiten yang melakukan stock split dan emiten yang melakukan reverse stock split. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis untuk sampel perusahaan yang melakukan stock split dengan uji paired sample t test : Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Volume Stock Split Paired Samples Te~ Mean Poir1 Vol. Slock Spltl)SebelumJ ·Vol. s1ockSn11irsetelahi ·5.101E·4 Sumber : Output SPSS Paired Differences ~ 95% Confidence lnleNal Ofthe Difference Sid Error Mean Lower Uooer Sid. De•ation .00427555 .00034910 ·.00119995 .00017969 I -1.461 di 149 Sia 11-\ai!edl .146 Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangru1 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.146 dan Thitung se:besar -1.461 dimana diperoleh Ttabel dengan a= 0.025 merupakan setengah dari nilai a (0.05), dru1 df= 149, sebesar 1.976. Nilai signifikru1si ini berada di atas a= 0.025. Karena T111iung (-1.461) lebih kecil dari Ttabel (1.976) maka Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split. Hasil penelitian ini serupa dengru1 penelitian yang dilakukan oleh Indah Kurniawati (2003) yang menemukan bahwa volume perdagangan dan bid ask spread tidak signifikan meskipun berbeda antara sebelum dru1 setelah. menemukan bahwa Stock split yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di BEJ pada tahun 2001-2003, secara statistika tidak mengakibatkan adanya perubahan volume perdagangan saham relatif yang signifikan. Pada penelitian reverse stock split, pengujian mengenai volume perdaganganjuga dilakukan dengan menggunakanpaired sample t test dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Basil Uji Beda Volume Reverse Stock Split p,ired Samples Test Pairnd Differences ·95% Confidence lnle"'I oflh ' Difference Mean Pair1 Vol. Reverse Splil webelumJ ·Vol. Reverse ·3.479E·3 ir Iii ISelelaM Sid. De•ation .01486287 Sid. Error Mean .00210193 lower •00770358 ·Uo OO'.744 10 I -1 £55 Siri 12-tailed\ df 49 104 Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.104 dan T hitung sebesar -1.655 dimana diperoleh Ttabel dengan a = 0.025 merupakan setengah clari nilai a (0.05), clan df = 49, sebesar 2.009. Nilai signifikansi ini berada di atas a= 0.025. Karena Thitung (-1.655) lebih kecil dari Ttabcl (2.009) maka Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum clan setelah pelaksanaan reverse stock split. Basil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Melinda Savitri (2006), yang menemukan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara hari-hari sebelum clan setelah stock Hasil ini juga berarti tidak sesuai dengan konsep dari trading range theory yang menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split karena didorong oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split, mereka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal (rentang harga optimal). Harga saham inilah yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham setelah stock split. 3. Analisis Pe11g11jia11 Model Regresi {Sebelum ex date} a. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. (Imam Ghazali, 2002:74). ' ' Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plating data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesunggulmya akan mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghazali, 2002:74). Untuk mengetahui distribusi data antara variabel independen dengan variabel dependen terdistribusi dengan normal atau mendekati normal Gambar4.l Hasil Uji Normalitas Data Normal p:..p Ptot·_q-f-R:egr_essh;>n $tan·dardi;i:ed Re'sidual Dep~ndent Variable:- Return 1-,0'-r-~---..,-----~- a.a 0.2 0;2 0,4 0.6 CLO 'LO Observed C.um Prob Sumber : Output SPSS Berdasarkan pada gambar di atas, terlihat bahwa titik-titik observasi menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, maka dapat diindikasikan bahwa data ini memenuhi asumsi normalitas. 2) Uji Asumsi Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengu11 apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent) atau tidak. Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa model regresi yang baik harus terbebas dari gejala multikolinieritas, atau dengan kata lain tidak te1jadi korelasi diantara variabel bebasnya. Suatu model dikatakan tidak terdapat multikolinieritas apabila mempunyai nilai VIF dibawah angka 10 dan mempunyai angka tolerance Tabel 4.9 Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Coefficients~ .Unstandardized Coefficients Uoool 8 Std.Error 1 (Const$nij .004 .005 ROA .069 .075 DER .81.4 .200 VOL -1.649 .526. CA .015 .004 a. Dependent Variable: Return Standardizeg Coefficients Beta .13B .493 -.38.1 .448 t .B55 1.089 4:006 .J.132 3.534 Sin. .399 .283 .000 .003 .001 Collineari' .Statistics Tolerance Vlf .897 .975 .965 .892 1.115 1.016 1.036 1.121 Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen (ROA, DER, VOL, dan CA) memiliki angka tolerance diatas 0, 10 dan nilai VIF di bawah l 0,0. Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. Semakin sedikit penyimpangan dalam suatu model, maka hasil regresi yang dihasilkan semakin baik. 3) Uji Asumsi Autokorelasi Uji autokorelasi be1iujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika te1jacli korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Imam Ghazali, 2002:61 ). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satn sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui te1jadi atau tidaknya Dalam penelitian ini, pengujian autokolerasi dilakukan dengan melihat nilai uji Durbin Watson (DW-nya). Untuk pengambilan keputusan diguna:kan kriteria jika nilai DW berada pada angka -2 sampai dengan +2 (Singgih Santoso, 2000 : 218), ma:ka dapat dikata:kan tidak terdapat autokolerasi. Hasil uji autokorealasi dapat dilihat pada tabel berilcut ini : Tabel 4.10 Hasil Uji Asumsi Autokorelasi Madel summaiy' Channe St.l!iSUC!i AdjusteciR Snuare Mode R RSnuafe 1 .707' .499 .W a. Prnd'iclo1s: (Conslanzy, c~ DER, VOL, ROA I ffid.Error of theEstimale .0109290 RSquare Channe FChanne 499 Vl6 dll dQ 4 J> Sin.f Channe .000 DurbinWatson 1.223 b. DependentVariable: Relurn Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa angka DW bernilai +l.223, ha! ini berarti angka DW terletak diantara -2 dan +2. Dengan demikian dapat disimpulkan pada model ini tida:k terdapat gejala autokorelasi. 4) Uji Asumsi Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Imam Ghazali, 2002:69). Dalam penelitian ini, pengujian asumsi heteroskedastisitas menggunakan grafik scaterplot, dengan dasar pengambilan keputusan jika bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak te1jadi heteroskedastisitas, dan jika titik-titik tidak menyebar maka terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas terlihat pada gambar berikut : Gambar4.2 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas Scatterplot Dependent Variable: Return 0 0 0 0 0 .o 0 i)''6 ·o· ., C)'b 0 .J ., ,, 3 Regression Standardized Pteditted Valu<> Sumber : Output SPSS Berdasarkan gambar di atas terlihat data sudah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pad a sum bu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa pada model ini sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasrkan masukan variabel independennya. b. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah masing-masing variabel independen (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan (VOL), dan Corporate Action (variabel dummy untuk stock split dan reverse stock split) terhadap variabel dependen (Return Saham) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan, maka dilaknkan pengujian Uji-funtuk pengujian variabel independen secara simultan dan Uji-t pada masing-masing variabel independen. 1) Uji F Simultan Uji statistik f dilakukan pada dasarnya untuk menunjukk:an apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh seeara bersama-sama terhadap variabel terikat/ dependen. Pada bagian ini akan diuji pengaruh varibel independen (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan, dan Corporate Action) terhadap varibel dependen (return saham) secara bersama-sama atau simultan yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Basil Uji F Simultan ANOVA' .. .. · .Sum of Mnrlel 1 Regression Residual Total Squares :004 ,004 :008 Mean 8QL1are df 4 3.5 39 a..Predictors: (Const~nl); CA, DER,\/OL, ROA IJ .. Depenct \iariable:Return ehf ' 001 omI F 8.726 SiQ: .000' Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa secara sirnultan atau bersarna-sarna variabel independen memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000, angka signifikan ini lebih kecil dari alpha 5%, atau Fhitung sebesar 8.726 dimana diperoleh Ftabel dengan alpha 5% dan df1= 4, df2= 35 sebesar ± 2.69, malca dapat disirnpulkan bahwa hipotesis Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis altematif diterima yang artinya secara signifikan sernua variabel indepeden (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan, dan Corporate Action) berpengarnh secara signifikan terhadap variabel dependen (return saham). 2) Uji T Parsial Uji t pada dasarnya rnenunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalarn rnenerangkan variasi variabel dependen dengan rnenggunalcan model regresi. Berikut adalah tabel hasil regresi berganda dari masing-masing variabel independent : Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi c_oefficie11ts11• Unstandardited Coeffitients "-"-' 1 '8 (Constant) ROA DER VOL .oo4 .075 .814 ,1549 CA .015 a.. Depenctenl Variab.le: Return Sumber : Output SPSS Sid. Erroi .005 .069 .2QO .526 .004 sranctardized Coeffic!8ntS seta .138 .493 ·.381 .448 . t .855 1;089 4.0.66 ,3'.132 3.534 Sia. .399 283 000 .003 .001 Collineari Statistics To!era·nce VIF .891 .975 .965 .892 1.115 1.026 1.036 1.121 a) Return On Assets (ROA) Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial ROA memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,283 atau 28,3% dan Thitung sebesar 1,089 dimana diperoleh Tiabel dengan alpha 5% dan df '= 39, sebesar 2,022. Hipotesis Ho diterima, karena angka signifikansi berada di atas alpha 5%, yang artinya bahwa variabel Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. b) Debt to Equity Ratio (DER) Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial DER memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0% dan Thitung sebesar 4,066 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df = 39, sebesar 2,022. Hipotesis Ho ditolak, karena angka signifikansi berada di bawah alpha 5%, yang artinya bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap return saharn. c) Volume Perdagangan (VOL) Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial volume perdagangan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,003 atau 0,3% dan Thitungsebesar-3,132 dimana diperoleh T1abe1dengan alpha 5% dan df= 39, sebesar 2,022. Nilai signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, maka Ho ditolak, yang artinya bahwa Volume Perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. d) Corporate Action (CA) Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial corporate action (dalam ha! ini, stock dan reverse stock split) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001 atau 0,1 % dan Thinmg sebesar 3,534 dimana diperoleh Ttabcl dengan alpha 5% dan df 39, sebesar 2,022. Nilai = signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, dengan demikian maka hipotesis Ho ditolak, yang artinya bahwa C01porate Action berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. c. Pengujian Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen anmt terbatas. Koefisien determinasi dan Adjusted R 2 dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Sumnrnl)I' ..· Chinoe Slalisl MiusledR Sld.Eirorof RSnuare sauare lhe Estimale I }07' 499 .m .0109290 a. Predictors: (ConstanQ, CA, DER, VOl, ROA Mode R b. Dependent Varjabfo: Return Sumber : Output SPSS RSquare Chariae f Chanoe 499 8.726 dll Sia. FChanne dQ .4 35 .ODO Durbin Wal§on 1223 Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat angka koefisien determinasi (Adjusted R square) sebesar 0,442 atau 44,2%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen Return On Assets, Debt to Equiy Ratio, Volume Perdagangan, dan Corporate Action dapat menjelaskan variabel dependen return saham sebesar 44,2% dan sisanya sebesar 55,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini. d. Pengujian Analisis Regresi Berganda Berdasarkan analisis basil penelitian didapatkan tiga vaiiabel independen yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham yaitu Debt to Equity Ratio, Volume Perdagangan, dan Corporate Action. Hasil persainaan regresi sebagai berikut : R; = 0,004 + 0,015 CA+ 0,814 DER-1,649 VOL Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstanta menyatakan bahwa jika variabel independen bemilai no! maka nilai Ri (return saham) adalah sebesar 0,004. Dengai1 kata lain, apabila tidak ada pengaruh atau perubahan dari variabel Corporate Action, Debt to Equity Ratio, dan Volume atau jika Xi,X2 ,X3 ~ 0, maka nilai variabel dependen return saham adalah sebesar 0,004. Untuk variabel Corporate Action terlihat bahwa return yang dihasilkai1 akibat dari stock split (included group) 0,015 lebih tinggi dai·ipada return yang dihasilkan dari reverse stock split (excluded group). Dengan kata lain return yang diakibatkan dari stock split 1,5% lebih tinggi dari return yang diakibatkan oleh reverse stock split dengan asumsi variabel independent Koefisien Debt to Equity Ratio adalah sebesar 0.814, artinya jika debt to equity ratio mengalami kenaikan 1 satuan, maka akart menyebabkan kenaikan return sebesar 0.814 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa debt equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa koefisien Volume Perdagangan bertanda negatif sebesar -1.649, ha! ini menmtjukkan jika volume perdagangan mengalan1i kenaikan sebesar 1 satuan malm akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 1.649 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Dengan demikian dapat dii.nterpretasikan bahwa volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap return saham. 4. Analisis Pengujian Model Regresi {Setelall ex date} a. Pengiljian Asumsi Klasik I) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempu:nyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. (Imam Ghazali, 2002:74). Penguj ian normalitas data dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika c\istribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis c\iagonalnya (Imam Ghazali, 2002:74). Untuk mengetahui distribusi data antara variabel indepenclen dengan variable depenclen terdistribnsi dengan normal atau mendekati normal dapat c\ilihat pada gambar beriknt ini : Gambar4.3 Hasil Uji Normalitas Data No.rm.al P-P :Pl9t of:Regre.S.sion..St~odardi:.;;:~d R.esidµt\I Dependent Var'it:ibl¢'·: Return 1.,0·~----------- 0.8 ·6~ 0.2 0 o.o•-f>'=-~--~---~­ o.o 0.2 0.4 o,s a;a Observed.Cum Pr.ob Sumber : Output SPSS Berdasarkan gambar 4.3 diatas, terlihat bahwa titik-titik obsevasi menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, maka dapat diindikasikan bahwa data ini memenuhi asumsi normalitas. 2) Uji Asumsi Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent) atau tidak. Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa model regresi yang bail< hams terbebas dari gejala multikolinieritas, atau dengan kata lain tidak te1jadi korelasi diantara variabel bebasnya. Suatu model dikatakan tidak terdapat multikolinieritas apabila mempunyai nilai VIF dibawal1 angka I 0 dan mempunyai angka tolerance Tabel 4.14 Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Coefficients~ 'I.Jn siand ard!ied-Coeffiflents 'Std, error ll "·"-' (COns-tcint) 1 ROA DER VOL CA a. ,':if~!.012 .425 -LOBB -.008 :oo4 .050 .145' .394 .003 - i:;1~-naatdizeo COliinearit Statistics Coefficients Beta .035 .407 ·.364 -.365 I 4'215 c239 2i~-HL '2.558 -2.478 Sin. .000 c812 .006 .015 .018 Tolerance .891 .966 .Q29 .866 VIF 1.122 1.036 1.077 1.154 Depen_d_e:n!Vali_a,hle-_'.:R~turh Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.14 di atas, menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen (ROA, DER, VOL, dan CA) memiliki angka tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10,0. Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. Semakin sedikit penyimpangan dalam suatu model, maka basil regresi yang dihasilkan semakin baik. 3) Uji Asumsi Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika te1jadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Imam Ghazali, 2002:61 ). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanJang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Dalam penelitian ini, pengujian autokolerasi dilakukan dengan melihat nilai uji Durbin Watson (DW-nya). Untuk pengambilan keputusan digunakan kriteria jika nilai DW berada pada angka -2 sampai dengan +2 (Singgih Santoso, 2000:218), maka dapat dikatakan tidak terdapat masalah autokolerasi. Hasil uji autokorealasi dapat dilihat pada tabel beriln1t ini : Tabel 4.15 Hasil Uji Asumsi Autokorelasi Madel Summaiy• Channa Slatistics MiusledR sauare I .58~ .261 a Prediclors (ConslanO,C~ DER, VOL, ROA b. Oependenl Variable: Relum rode R RSnuare .342 Sld.Enorol me tstirriafo .0078998 RSguare Chanoe FChanne .342 t554 dll dQ 4 Sia. FCha 000 35 .005 Dmbirr Wa!Son 1.642 Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa angka DW bernilai + 1.642, ha! ini berarti m1gka DW terletak diantara -2 dan +2. Dengan demikim1 dapat disimpulkan pada model ini tidalc tedapat gejala autokorelasi. 4) Uj i Asumsi Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Imam Ghazali, 2002:69). Dalam penelitian 1111, penguJ1m1 asums1 heteroskedastisitas menggunakan grafik scaterplot, dengan dasar pengarnbilan keputusan jika bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan jika titik-titik tidak menyebar maka terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas terlihat pada gambar berikut : Gambar4.4 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas Scatterplot DependentVariabJe: Return 4 .b 0 (j) b o:_._._,_ i'.J :o . P'g. _, -2 -1 0 _R_egr,es;si9tcSt:indarµj:Ze_d:Pre~icted 2 3 \13.lue Sumber : Output SPSS Berdasarkan gambar 4.4 di atas terlihat data sudah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola te1ientu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa pada model ini sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasrkan masukan variabel independennya. b. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah masing-masing variabel independen (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan (VOL), dan Corporate Action (variabel dummy untuk stock split dan reverse stock split) terhadap variabel dependen (Return Saham) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan, maka dilakukan pengujian Uji-T pada masing-masing variabel independen dan Uji-F untuk pengujian variabel independen secara simultan. 1) Uji F Simultan Uji statistik f dilakukan pada dasarnya untuk menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen. Pada bagian ini akan diuji pengaruh varibel independen (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan, dan Corporate Action) terhadap varibel dependen (return saham) secara bersama-sama atau simultan yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.16 Hasil Uji F Simultan ANOVA" s~.m Mnrlol 1 Regression Resiqua.l . '· Total of Siiuares ·. .001 .002 .003· df 4 35 39 a.,.Pre~i~\orn,•JCons_t~ntJ, qA,D ER:yoL, .ROft. b. oep~l1ctelifv~t1ab1~: R~\Urn ' ~ Mean Sau arE' 00(I oocI F 4.554: Sia. .005• Berdasarkan tabel 4.16 tersebut dapat dilihat bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.005, angka signifikan ini lebih kecil dari alpha 5%, atau sebesar 4.554 dimana diperoleh Ftabcl Fhitung dengan alpha 5% dan df1= 4, df2= 35 sebesar ±2.69, dengan begitu maka dapat disimpu!kan bahwa hipotesis Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis altematif diterirna yang artinya secara signifikan semua variabel indepeden (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan, dan Corporate Action) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (return saham). 2) Uji T Parsial Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan menggunakan model regresi. Berikut ini adalah tabel hasil regresi berganda dari masing-masing variabel independen : Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Coefficientsa Unstandardized Coeffitients """"' 1 B (Conilanl). ..01i ROA .012 DER .425. VOL ·1:008 CA ·.008 .a ..Dep_en_d en~ Va rlabre: .Rel~_rn Std. Error .004 .050 .145 .394 .003 s1a·noardized CO"effitrentS set a .035 .40.7 ·.364 ·.365 I 4.215 .239 2.9.1B '2.558 ·2.478 Sia. .000 .Bf2 .006 .015 .018 Collinearit Slallstlcs Tolerance VIF .891 .966 .929 .866 Sumber : Output SPSS Berdasarkan hasil uj i t statistik tersebut, dapat dilihat bahwa : 1.122 1.036 1.077 1.154 a) Return On Assets (ROA) Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial ROA memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,812 atau 81,2% dan T1iitung sebesar 0,239 dimana diperoleh Tiabcl dengan alpha 5% dan df = 39, sebesar 2,022. Hipotesis Ho diterima, karena angka signifikansi berada di atas alpha 5%, yang artinya bahwa variabel Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return sahan1. b) Debt to Equity Ratio (DER) Berdasarkan label 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial DER memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,006 atau 0.6% dan T1iitung sebesar 2,919 dimana diperoleh Tiabcl dengan alpha 5% dan df= 39, sebesar 2,022. Hipotesis Ho ditolak, karena angka signifikansi berada di bawah alpha 5%, yang filtinya bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. c) Volume Perdagangan (VOL) Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial volume perdagangan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,015 atau 1,5% dan T hitung sebesar -2,558 dimana diperoleh T1abel dengan alpha 5% dan df = 39, sebesar 2,022. Nilai signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, maka Ho ditolak, yang artinya bahwa Volume Perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. d) Corporate Action (CA) Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial corporate action (dalam ha! ini, stock dan reverse stock split) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,018 atau 0,1% dan Thitung sebesar -2,478 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df =39, sebesar 2,022. Nilai signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, dengan demikian maka hipotesis Ho ditolak, yang artinya bahwa Co1porate Action berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. c. Pengujian Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien detenninasi adalah di antara no! dan satu. Nilai R2 yang kecil menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Koefisien determinasi dan Adjusted R 2 dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summal)J' Chanoe Sia/is lies MjustedR Sid. E1rnrof Snuare lheEslimale I :341 .007&990 .585' .267 a. Prndictois: (ConstanQ, CA, DER, VO~ ROA Mode . R RSouare b. DependinlVariabte: Retom Sumber : Output SPSS RSquare Chanue 341 FChanae 4.55( dfl E 011 4 35 Sin.f Channe .005 Dmbin· Watson 1.641 Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat angka koefisien determinasi (Adjusted R square) sebesar 0,267 atau 26,7%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen Return On Assets, Debt to Equiy Ratio, Volume Perdagangan, dan Corporate Action dapat menjelaskan variabel dependen return saham sebesar 26,7% dan sisanya sebesar 73,3% dijelaskan oleh vmiabel-variabel lain di luar penelitian ini. d. Pengzljian Analisis Regresi Berganda Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan tiga variabel independen yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return sahan1 yaitu Debt to Equity Ratio, Volume Perdagangan, dan Corporate Action. Hasil persamaan regresi sebagai berikut : R; = 0,017- 0,008 CA+ 0,425 DER -1,008 VOL Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstanta menyatakan bahwa jika vm-iabel independen bernilai no! malca nilai Ri (return saham) adalah sebesar 0,017. Dengm1 kata lain, apabila tidak ada pengm·uh atau perubahan dari variabel Corporate Action, Debt to Equity Ratio, dan Volume atau jika Xi,X2 ,X3 ~ 0, maka nilai variabel dependen return saham adalah sebesar 0,017. Untuk variabel Corporate Action terlihat bahwa return yang dihasilkan akibat dari stock split (included group) 0,008 lebih rendah daripada return yang akibatkan dari reverse stock split (excluded group). Dengan kata lain return yang diakibatkan dari stock split 0,8% lebih rendah dari return yang diakibatkan oleh reverse stock split dengan asumsi variabel independent Koefisien Debt to Equity Ratio adalah sebesar 0.425, aitinya jika debt to equity ratio mengalaini kenaikan 1 satuan, maka akan menyebabkan kenaikan return sebesar 0.425 dengan asumsi variabel lain diabaikan clan konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa debt equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa koefisien Volume Perdagangan be1tanda negatif sebesar -1.008, ha! ini menunjukkan jika volume perdagangan mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan penurunan return sahain sebesar 1.008 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa volume perdagangan berpengaruh negatifterhadap return sahain. C. Interpretasi Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas, ditemukan terdapat abnormal return yang positif dan sig)lifikan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split clan reverse stock split tidak diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat abnormal return pacla hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Martini (2006) yang menemukan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan pada tanggal pemecahan dan pada hari kelima sebelum split. Pada reverse stock split juga trerdapat abnormal return yang signifikan pada hari ketiga, kedua, dan pada hari pelaksanaanya. Pada hari pertarna, kedua, ketiga, dan kelima setelah hari pelaksanaannya juga teradapat abnormal return yang positif dan signifikan. Pada penelitian volume perdagangan, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh lndah Kurniawati (2003) yang menemukan pada pengujian likuiditas saham menunjukkan hanya beta saja yang memiliki perbedaan yang signifikan, scdangkan volume perdagangan clan bid ask spread meskipun berbeda tetapi tidak signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan likuiditas setelah stock split. Volume perdagangan ditemukan positif berbeda nanrnn tidak signifikan antara sebelum dengan setelah pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indah Retno Rahayu (2006), yang menemukan bahwa stock oplit yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di BEJ pada tahun 2001-2003, secara statistika tidak mengakibatkan adanya perubahan volume perdagangan saham relatif yang signifikan. Pengujian regresi yang meneliti pengaruh variabel return on assets, debt to equity ratio, dan volume perdagangan terhadap return saham, ditemukan dua dari tiga variabel independen yang diteliti signifikan dan konsisten pada periode sebelum dan setelah keputusan stock split atau reverse stock split. Kedua variabel ini adalah variabel debt to equity ratio dan variabel volume perdagangan. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Melinda Savitri dan Dwi Mariani (2006) yang menemukan bahwa variabel return on assets dan volume perdagangan memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi variabel debt to equity ratio tidak signifikan. BABY KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini menguji dampak dari kebijakan stock split dan reverse stock split terhadap return saham dan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada periode talrnn 2004-2007. Selama rentang periode penelitian, tercatat sebanyak 30 perusahaan melakukan corporate action berupa stock split dan I 0 perusabaan melakukan revese stock split. Penelitian ini bertujuan meneliti keberadaan abnormal return pada hari-hari disekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split, meneliti perbedaan volume perdagangan saham antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split, serta meneliti pengaruh variabel ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham. Berdasarkan pada basil pembahasan yang telah dilakukan dengan metode analisis uji one sample t test (untuk meneliti signifikansi abnormal return), paired sample test (meneliti ada tidaknya perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan setelah corporate action) dan juga metode analisis regeresi berganda (untuk meneliti pengaruh variabel return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), dan volume perdagangan terhadap return saham), maim dapat diperoleh beberapa kesimpulan bahwa : 1. Pada sampel perusahaan yang melakukan stock split ditemukan terdapat abnormal return yang positif dan signifikan pada (1 = 1% pada hari kelima, keempat, dan ketiga, serta satu hari (a = 5%) sebelum split. Selain itu, abnormal return yang positif clan signifikan pacla a = 0 I% clan pacla hari ketiga (a =10%) setelah split. 2. Pacla sarnpel perusahaan yang melakukan reverse stock split clitemukan abnormal return yang positif clan signifikan pacla a = 5% pacla hari ketiga clan keclua sebelum split. Selain itu, tepat pacla hari pelaksanaan (a= 1%) clan juga pacla hari pertarna, keclua, clan kelima setelah split clitemukan terclapat abnormal return yang positif clan signifikan pacla a = 5%. Pacla hari ketiga setelah split juga clitenmkan abnormal return yang positif clan signifikan pacla a = I 0%. 3. Pacla penelitian volume perclagangan, untuk perusahaan yang rnelakukan stock split, ticlak terclapat perbeclaan volume perclagangan saham yang signifikan antara periocle sebelum clan setelah pelaksanaan stock split. 4. Pacla penelitian terhaclap perusahaan yang melakukan reverse stock split juga ticlak clitemukan perbeclaan volume perclagangan sahan1 yang signifikan antara periocle sebelum clan setelah reverse stock split. 5. Hasil Uji regresi bergancla menunjukkan clari empat variabel inclepenclen, hanya tiga variabel (debt equity ratio, volume perclagangan, clan variabel dummy (corporate action)) yang signifikan clan konsisten mempengaruhi return saharn, baik pacla periocle sebelum maupun setelah pelaksanaan corporate action. 6. VaTiabel Debt Equity Ratio memiliki pengaruh yang positif clan signifikan terhaclap return sahan1. Variabel ini konsisten clalam mempengaruhi return 7. Variabel Volume Perdagangan memiliki pengarum yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Variabel ini konsisten dalam mempengarnhi return pada periode sebelum dan setelah corporate action. B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan penelitian di atas, dapat disimpulkan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi para investor, sebaiknya melakukan analisa yang mendalam apabila hendak melakukan investasi dalam pasar modal, karena stock split atau reverse stock split bukanlah satu-satunya corporate action yang dapat meningkatkan atau menurunkan return saham atau volume perdagangan suatu perusahaan. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui kebijakan stock split atau reverse stock split. 3. Dalam penelitian ini model regresi menggunakan tiga variabel independen yaitu return on assets, debt to equity ratio, clan volume perdagangan. Bagi peneliti yang hendak rnelakukan penelitian sejenis, penulis menyarankan untuk menambah variabel independen lain seperti ukuran perusahaan. Selain itu, windows period juga hendaknya diperpanjang agar dapat dilihat lebih jelas bagaimana pengaruh keputusan stock split dan reverse stock DAFTARPUSTAKA Andrianto, Novi dan Ria Ratna Ariawati. 2006. Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Empirik Pada Perusahaan Anelca Industri di BEJ). Jurnal Akuntansi Manajemen, Vol.3 No.1 : Jakarta. Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya. 2006. Metode Penelitian Keuangan: Prosedur, Ide, dan Kontrol- edisi I. Graha Ilmu; Yogyakarta. Block, Stanley B. Geoffrey A. Hirt. 2002. Foundations Of Fi'nancial Management - I 01h edition. McGraw-Hill : New York. Brigham, Eugene F. Joel F. Houston. 2004. "Fundamental of Financial Management" I ot11 edition. Harcourt Brace : Florida. Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Kencana : Jakarta. Ekaputra, Irwan Adi dan Okta Zuriani Eka Putri. 2006. Stock Split, Fraksi Perdagangan, dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Usahawan No.12, Th.XXXV Desember 2006: Jakarta. Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis }vfultivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip : Semarang. Gitman, Lawrence J. 2006. Principles Of Management Finance. Pearson Education : Boston. Harsono, Margaretha. 2004. Analisi Pemecahan Saham : Dampaknya Terhadap Likuiditas Perdagangan dan Pendapatan Saham. Jurnal Balance Unika Atmajaya, Vol.I, No. I Maret 2004 : Jakarta. I-Iartono. 2008. SPSS 16: Analisis Data Statistika dan Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. I-Iendrawaty, Ernie. 2007. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Alas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol.3 No.2 Januari 2007 : Lampung. Higgins, Robert C. 2004. Analysis For Financial Management. McGraw-Hill New York. I-Iusnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas - Edisi Ketif!.a. UPP AMP YKPN : Jakarta. Jogiyanto dan Wahyu Anggraini. 2000. Penelitian Tentang Informasi Laba dan Deviden Kas Yang Dibawa Oleh Pengumuman Pemecahan Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No. I, April 2000 : Jakarta. Kristijadi, Emanuel dan Luciana Spica Almilia. 2005. Analisis Kandungan Informasi Dan Efek Intra Jndustri Pengumuman Stock Split Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Bertumbuh Dan Tidak Bertumbuh. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia Vol.20 No. I, Januari 2005 : Surabaya. Kurniawati, Indah. 2003. Analisis Kandungan lnformasi Stock Split dan Likuiditas Saham : Studi Empiris pada Non-Synchronous Trading. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.3, September 2003 : Jakruia. Mruiani, Dwi dan melinda Savitri. 2006. The Analisys Of Stock Split and Reverse Stock Split On Stock Return and Volume (The Case Of Jakarta Stock Exchange). The Journal Of Accounting, Vol.3, No.I : Jakarta. Rahayu, Indah Retno. 2006. Reaksi Pasar Terhadap Peris1iwa Stock Split Yang Terjadi Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1 (unpublished) Universitas Islrun Indonesia : Yogyakarta. Ross, Stephen A,. Randolph W. Westerfield,. Jeffrey Jaffe. 2002. Corporate Finance 61" Edition. McGraw-Hill: New York. Santoso, Purbayu Budi. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andi Offset : Y ogyakarta. Santoso, Singgih. 200 I. Statistik and Product Service Solution/SPSS. Elex Media Komputindo : Jakarta. Santosos, Singgih. 2005. Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. E!ex Media Komputindo: Jakarta. Sugiyono. 2004. }vfetode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bru1dung. Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Supriyadi. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stock Split. Skripsi S-1 (unpublished) Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta Sutrisno, Wru1g,. Francisca Yuniarta. Soffy Susilowati. 2000. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jumal Manajemen & KewiraaJl, Vol.2, No.2 September 2000: Surabaya. Trihendradi, Cornelius. 2005. Statistik lnferen Teori Dasar dan Aplikasinya Menrzrzunakan SPSS- Fdi.<i T ANOT · V<>avohdo Ulupui, IG. K. A. 2005. Analisis Pengaruh Rasia Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Projitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori lndustri Barang Konsumsi di BEJ). Fakultas Ekonomi Universitas Udayana: Bali. Van, Horne James. 1998. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan - Buku 2. Prentice Hall: New York. Weston, J. Fred and Bringham, Thomas E. 1995. lv!anajemen Keuangan. Binampa Alsara : Jakarta. www.idx.co.id www.ksei.co.id LAMPIRAN - LAMF IRAN 1 Lampiran 1 Hasil Ouput SPSS Regresi Periode Sebelu1n Ex-l>ate ·oe~c:Hiltivi!'.StafjStics Mean 'Return .. 01:3J04 ,'- ' ROA 65~ Std! Deviation .01463}9 .0267194 :0088492 .003385.4 .43853 ,,bt4702 . Jllos75 voL .. 004214 .2500 .CA N·'---'I 40 40 40 40 40 Model Srnnmaiy• -- '.---- Chanae Stalistics Adjus\ed R St{Errorof RSauare souare \lie Estimale 1 :499 .m .0109290 707'. «Predic\Ors:\Cons\anl),CN DER, VO~ROA Mode r R RSquare Chanae FChanae .499 8726 df1 !IQ 4 SiN.F Cha nae .000 35 Du1bin· Watson 1223 b. Dependgn!Vana~Je'Relum ANOVA" lauu~;~~' . h<ndol 1 .. MeanSquare df RegressiOn 4 .oq4 flMJdual i004. 35 Totai :008 39 acPrecti.ctor.s:(Cons.t•nt),(;:A, [)E.R;.'(OL,.ROf\ b. DepenctentVariable: Riitiirn Sia. F .ooo• 8:726 :001 doo Coefficients.:i _.' Unstandardited Coefficients ''""'' 1 B (Constant) Std. Error '' ~tand,,dited ·coefficients' Beta RbA .004 .075 .005 ;069 .138 DER ,814 .29p .4$3 VO.L 't.64.9; '526. -:i81 CA n1 ~ - "o Collinearit Statistics Tol'erance VIF I .855 1:089 4.066 8 iri, .399 ;283 .897 .975 S:Ji2 .000 .off3" .961; 1.115 1.026 1.036 nn1 ()(')'\ • •'H ".l'i::'.':>A•, 1;.0---------------0.8 ..0 e a.. E ::>. 0:6 u -.:I "' .,,.u ~ 0.4 <:>.: ..=Li . 0,2 0.0°-li':ZC..:.--~-'-----"'--'---------~----'-I 0:0 0.2 0.4 0.6 Cl.8 1 .0 0.bservedCum Pr<>b Scatterplot DependehtVariable:.Return 4 0 ·-p. i~:i b.Ci 0 0 . (I co (I 0 .0 -2 -1: 0 Regression Standar«izE!<IPredicted Value 2 3 Lampiran 2 Hasil Ouput SPSS Rcgresi Periode Setclah Ex-Date bescriptive•.statistics Mean Ri'!tqrn ROA .011804 .OHid2 •Slci:Dev:iatio.n .0092278 .o2o7t94 DER .01.08i'.5 .0043:2[) :7500 .. 0088492 .. 0033311 :43853 VOL CA .M 4JJ .40 40 40 40· Model_ ~mnmaiy~ Channe'S!.3listics Mode AdiustedR snuare' RSnuare 1 .585' .342 161 a. PreUictors• (Constant);.CA; DER, VOL, ROA R Std. Error or !hr!ES!imale .0078998 RSquare Chancre .342 Ouibin· F-Channe dft dQ 4.554 4 35 Sia. FChanoe .005 Walson 1.641 F 4..554 Sia. .005' n. DepeMentVatlante• Return sum.Qf Si:liJares, :001 .\)02 Regression Residu~1 :003 Total Meansauare df 4 .ooo 35 .orio 39 a. Predi.c. tors:•(Conslant),:CA,DER;VOL, .R.o ... {;, - - -- - ' - - -.-,' ·, - b. Ci.e pen dent Vari abl~:.Relurn _--' Coefficients., .... Unsiand-ardized:coeffic'ients B """el 1 s·rd: Error .bo.4 Standardlied ·Cbeffici8ntS Beta comnearit _Stallstics 1 4.2i5 (Gonstant) .. 017 ROA .012 ;050 :035 DER .425 .145 V:OL :\:Orjg. .39L 407 ' •.36:4 CA. -~-f'lf'l>l nn?- _.')t:te:; .239 .2.9.19. ..1~5a 'l A7n Si a. .000 .312 .006 Tolerance .01~ .Jli9 O<O .891 ,966 ........ ,.. VIF 1.122 1.0.36 r.on .... ,.. 1.0~--------------· 0.8 o.o·-l"='---~-'-----------·----'l 0,0 0.2 O.G 0.4 0 .. 8 f.o Obseryed cum Prqb Sca.tterplot Depel1derit.Varfable: Return 4 0 Q· 0 db %' oo --'_¢i -2. '1 .o 0 3 Lampiran 3 Hasil Output SPSS Descriptive Abnormal Return Oescriptive·statistics N AR stock Split ARHever.se Split Valid N (lislwise) Minimum 330 -8323 110 .110 -.1822 Maximum .9.45.3 9.0128 Mean .0 5W29 .4 67B64 Std:Devialion 20724.41 1.5859669 Normalitas Abnormal Return One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AR Stoel< Snlil 278 -4.083932 1.6830150 .069 .069 -.056 1.153 .140 . N Normal p·arameters"' Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolinogorov-Smirnov Z Asymp. l?ig. (2-tail~d) ·AR Reverse Sh lit 98 -3.. 312523 2.1348491 .099 .099 -.063 .978 .295 a. Test distribution is Normal. Descriptive Volume Perdagangan Oescriptive statistics N 300 100 1.00 Vol. Stock Split Vol. Reverse Split Valid N (lislwise) Minimum .0000 .0000 Mean 'Maximum .0345. .0.01 i'73 .0833 ·. .006'.137 Std. Deviation .0033382 . .0119318 Normalitas Volume Perdagangan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Vol. Stoel< Sri it N Normal Parameters.. Most fa1remeDifferences Koltnogorov-Smirnov Z Asvmo_ Rief 1?-t::iilP.rl) 300 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative .0017'73 .0033382 .298 .ns -.~~98 5. 155 r.-r.;.,. VOL Reverse Sr lit 100 .006337 .0119318 .299 .261 -.299 2.986 Lampiran 4 Hasil Ouput SPSS Abnormal Return Stock Split One-Sample Siatlstics N AR .Stock Split H - 5 30 Mean .017.537 Std: Deviation :01903'.12 Std. Error ·Mean .0034750 One.Sample Test ·Test:varue ·:::,.o :g59::it~oiitfri8ru:-·e-lnte"t".J<ll.-.ofthe Differe·nce l~re~h._ 1--------l.--L--J-__!dlif_--J-'s~;~-~,2~'1llialliilellidiL-j'__!D&llliflelliro~n~<~e-•~·~l&o~wllier~·-+--'-u~·-l!.l!!!"e~r-~ i..;Ac:R.:_S::;l.:..OC:::kc:S"'p"'lilc;.H;_-..:s'-L_"'5"'04"-'7'---'---"'-29"-'---'·"'oo,,,o'-·"--"':ll"'f7,_.5"'3"'70,,_·'"'-·---"':o-"10"'4"'3"-o..,___-":0"'2-"46"'4"'4_. One-Sample statistics N AR Stock Split H - 4 30 Mean .018619 Sid' Deviation .0282793 Std ..Error Mean .0051631 One-Sample Test ·Testvarue-= o 95'X> ·.co htTct ehc e-_ th_teNal o(th e Difference AR StockSplit H - 4 t 3.606 Mean df Sin. 12.tailed' Lower Difrerenca .001- 29 :Ofil6187 Uoner .008059 .029178 One-Sample statistics N AR.Stock Split H- 3 30 Mean .017213 Std:. Deviation :0290520 Std. Error Mean .0053041 One-Sample Test Test Value = O .· ~ AR StockSpllt H-'3 t 3.245 df 29 Slo. 12-talled' .003 Mean Difference .0172127 95% Confidence lntetvaLofthe Difference Lower .006364 Urn) er .028061 Mean .00§374 N 30 Std. Error Mean sw Deviation '"'-·!---"'=+-·--! .03141 0,..::6:...·'--"''0"'0""57;,,;:3,~4""8...J TeStValue = o 9s%- Cohtfrj_ence 1rfr81Vilh)fthe Difference AR Stock SplitH - 2 1 1.635 Mean ,Sin . .f2-tailed'' df 29 Diff8r8nce .0093740 .it3 u~~er. Lower -.002355 .021.103 One-Sample statistics Mean .01 S3S8 N AR Stock.SPiit H • 1 30 Std. Error Mean :006% Std: Deviation .0381757 Test Value= o 95 % Confidence lnteivaLofthe Difference AR Slock Split H - 1 t 2.638 Mean Difference .0183877 Sic.. 12-tailedl .013 df 29 u.-..-.er Lower .004133 .032643 One-Sample Statistics N ' AR .stock spli!H-o Mean .414225 30 Std Deviation .5711316 Std. Error Mean .1042739 One.Sample Jest Test Value = o 95% Cohfiilence lnte.Val ofthe Difference AR Slo.c.k Split H • 0 t 3:972 Mean SJn: '2-talle,.,,.· df 29 Lower o•fference .000 .4142250 u~ . . er :627489 .200961 One-Sample statistics Mean N AR Stock SplitH + 1 30 .030150 Std, Deviation .05198 69 Std: Error Mean .0094915 One-SampleTesi Test Value= o 95% Confidence lnteJVal of the Difference AR StockSplil.H + 1 1 3.177 'Si". 12-taHed\ df 29 :004 Mean Difference .0301'500 Lower ,1)10738 Urit'ler .049562 one~sample Statistics i Std,···E···r·r·OI~, Mean ·. stiLbevlation Mean AR Stock Split H t 30 :0272660 .0049781 One-Sample-Test Test-Value= O 95%-c:onfid8tice Interval of the Difference AR Stock SplitH + 2 t 3 531 Mean Sin, 12-tailefl\ df .our 29 Lower .007395 Difference .0175760 U"'-er :027757 One-Sample statistics N: Mean AR .Stock splitH +·3. :Of2i41l · · 30 Std. Deviaticrn :03503•10 st~.e~~or-i 00639w One-Sample-Test Testvaiue=·o 95 % Confid8nce Interval- of the Difference AR Stock Split H + 3 t 1.993 Mean Sin. 12-tailed\ .d56 df 29 Lower ':000336 Difference .0127460 u~"'er ,025828 One-Sample Statistics Iii: AR.StockSplit H t 4 3() Mean .012961 9td_,.ErrnrQ· .... std. Deviation ·.J---'M"'e"'a"'n'-· :0431130 :0078713 TeStValUe =: 0 _:as%-contidei-n_ce h1teiv~Lofthe Dlffe-rence AR Stock Split H + 4 t 1.647 M8an Sln:12-tailed\ .11 df a 29 U"' .... er Lower Difference .01291513 -.003137 ,029060 One-Sample Statistics N AR Stock Split H .+ 5 30' Mean :009001 Std, Devlatic•n .02925 05 Std: Error Mean .0053404 One..:sa1nple_·Tes1: Test Value· =·O 95% Confidence lnte1Val of the Difference t AR Sto_ck-SplitH + 5 1Jl85 Sin: 12-tal!ed' df 29: ,fD3 Di~Ei~~-gce :0090010 Lower ',001.921 u·~"er :019923 Lampiran 5 Basil Ouput SPSS Abnormal Return Reverse Stock Split One-Sample statistics N AR Reverse H - 5 Mean .023984 10 Std: Error Mean .0283051 Sfd. Deviation .0895084 One-Sample Test T9StValue =- 0 95.'% Confidence Interval of the Difference t AR Reverse·H- 5 Me_ah Differehce.0239840 Sio. 12-talled\ df .847 9 .419 Lower -.040046 U"' .... er .088014 One-Sample Statistics N AR .Revel.seH- 4 Mean :072956 10 Std: Error Mean .039956 Std. Deviation .1263543 One-Sarnple Test Test Value; o 95(f0. ContidenceJilteival bf the Difference t AR Reverse·H- 4 1.826 Sia. 12-tailed\ df 9 .101 Me_a_n Difference .0729560 Lower -.017432 !Jnner .163344 One-Sam1ile·StatiStics N AR Re\1erse H - 3 ,1 0 -_ Mean .027137 Std. Deviation .0334867 Std.' Error Mean .010589 One-Satnple Test ~-Confidence lnte1Val oithe Difference Lampiran 6 Hasil Uji Paired sample T Test Volume Perdagangan Stock Split PairedSamples statistics Mean Pair1 Vol. StocKSplit [Sebelum] .Vol;StockSpjit [Setelah] ... ... N 150 Std. Deviation .0 011'3656 Std.Error Mean .00022344 150 .0 03E:3957 .00031350 Paired Samples Correlations N Pair 1 Vol. Stock Split [Sebelum] & Vol. stock Split [SetelahJ 150 Correlalio .18 Pawed Samples Te~ Pair,1 Mean Vol. StockS~tit \1,ebelum\ -5.101 E-4 -Vol. stock lrlil Setelahl Std. Deviation .· .00421555 Paired Differences 95% Canfidence lnleNal of llie Dllfefence Std.Error Mean Lower Uonel' I di Sin.12-laM . :00034910 ·.00119995 .00017 969 -rn1 149 ,146 Lampiran 7 Hasil Uji Paired sample T Test Volume Perdagangan Reverse Stock Split Paired Samples statistics Mean Pair 1 Vol.Reverse Split [Sel;Jelum] Vol.Reverse.Split [SetelahJ ... Std. Error Mean Std. Deviation N 50 007899.15 .00111i'11 50 01480099 .00209318 Paired Samples Correlations N Pair 1 Vol.Reverse Split [SebelWn] & Vol.Reverse ,Split[setelahJ Sia. Correlation 50 .2:ig' .069 Paired Samples Jest Mean Pair I Vol. Reverse Splil fSebelumJ' Vol. Reverse ·3.479&3 Solil ISelelahl Paired Differences 95% Confidence lnlewal of !he Di!erente SM: Error Sid. De\1alion Mean Lower Uooer .014B8287 .00110193 ·.00770358 .00074 438 I -1.655 df Siod2·1aileil\ 49 .104 Lampiran 8 Daftar Samoel Em1ten vanq MeIa k u kan liorpprate action No Emiten 1 DNKS 2 DAVO EKAD 3 !NCO 4 JIHD 5 6 KLBF 7 RALS RIGS 8 TLKM 9 10 CTRS HEXA 11 HITS 12 PRAS 13 14 SMAR TGKA 15 16 APOL BBLD 17 DPNS 18 19 JRPT PJAA 20 21 TSPC 22 AKRA ANTM 23 DAVO 24 HADE 25 HITS 26 27 JPRS 28 PWON 29 SMGR 30 SOB! BNGA 31 BNLJ 32 PLAS 33 SIPD 34 INDX 35 LPL! 36 37 SRSN UNIT 38 BKSL 39 40 JAKA Keterangan Nama Perusahaan Dankos Laboratories,Tbk Davomas Abadi,Tbk Ekadharma International,Tbk International Nickel Indonesia,Tbk Jakarta International Hotel & Development,Tbk Kalbe Farma,Tbk Ramayana Lestari Sentosa,Tbk Rigs Tenders,Tbk Telekomunikasi Indonesia,Tbk Ciputra Surya,Tbk Hexindo Adiperkasa,Tbk Humpuss Intermoda Transportasi,Tbk Prima Alloy Steel,Tbk SMART,Tbk Tigaraksa Satria,Tbk Arpeni Pratama Ocean Line,Tbk Bina Danatama Finance,Tbk Duta Pertiwi Nusantara,Tbk Jaya Real Property,Tbk Pembangunan Jaya Ancol,Tbk Tempo Scan Pacific,Tbk AKR Corporindo,Tbk Aneka Tambang (Persero) ,Tbk Davomas Abadi,Tbk Hortus Danavest,Tbk Humpuss lntermoda Transportasi,Tbk Jaya Pari Steel,Tbk Pakuwon Jati,Tbk Semen Gresik (Persero) ,Tbk Sorini Corporation,Tbk Bank Niaga,Tbk Bank Permata,Tbk Palm Asia Corpora,Tbk Sierad Produce, Tbk Indoexchange,Tbk Lippa E-NET,Tbk Sarasa Nugraha,Tbk United Capital Indonesia,Tbk Bukit Sentul,Tbk Jaka Artha Graha, Tbk Listing-Trading Date 06 Februari 2004 17 Desember 2004 10 Februari 2004 03 Agustus 2004 .12 Mei 2004 02 Januari 2004 22 Oktober 2004 18 Agustus 2004 28 September 2004 25 Juli 2005 1 September 2005 15 Desember 2005 20 September 2005 20 Juni 2005 30 Agustus 2005 24 Nopember 2006 02 Oktober 2006 08 Juni 2006 14 Agustus 2006 10 Juli 2006 14 September 2006 27 Juli 2007 12 Juli 2007 28 Mei 2007 10 September 2007 11 September 2007 12 Desember 2007 19 September 2007 07 Agustus 2007 22 Agustus 2007 21 Mei 2004 08 Juni 2004 18 Maret 2004 15 Oktober 2004 25 Agustus 2005 28 Maret 2005 06 Oktober 2005 30 Mei 2005 01 Agustus 2006 19 Juli 2006 CA SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS RSS RSS RSS RSS RSS RSS RSS RSS RSS RSS Lampiran 9 ROA dan DER Samoe Emiten vanq Me aku kan Coroorate action No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Emiten Nama Perusahaan Dankos Laboratories.Tbk DNKS Davomas Abadi.Tbk DAVO Ekadharma International Tbk EKAD International Nickel Indonesia.Tbk !NCO Jakarta International Hotel & Develooment.Tbk JIHD KLBF Kalbe Farma.Tbk RALS Ramavana Lestari Sentosa.Tbk Rias Tenders Tbk RIGS Telekomunikasi Indonesia.Tbk TLKM Ciautra Sun•a,Tbk CTRS Hexindo Adiperkasa,Tbk 11 HEXA Humpuss Intermoda Transportasi,Tbk 12 HITS 13 PRAS Prima Alloy Steel,Tbk 14 SMAR SMARTTbk 15 TGKA Tioaraksa Satria.Tbk Aroeni Pratama Ocean Line Tbk 16 APOL 17 Bina Danatama Finance,Tbk BBLD Duta Pertiwi Nusantara,Tbk 18 DPNS Java Real Prooertv Tbk 19 JRPT Pembanaunan Java Ancol.Tbk 20 PJAA 21 Temoo Scan Pacific Tbk TSPC 22 AKR Coroorindo.Tbk AKRA 23 ANTM Aneka Tambanq IPersero) .Tbk 24 DAVO Davomas Abadi.Tbk 25 HADE Hortus Danavest.Tbk 26 HITS Humpuss Intermoda Transoortasi,Tbk 27 JPRS Java Pari Steel Tbk 28 PWON Pakuwon Jati Tbk 29 SMGR Semen Gresik IPersero\ .Tbk SOB! Sorini Corooration.Tbk 30 BNGA Bank Niaoa Tbk 31 BNLI 32 Bank Permata.Tbk PLAS 33 Palm Asia Corpora Tbk SIPD Sierad Produce Tbk 34 INDX Indoexchanae.Tbk 35 LPL! Unno E-NET Tbk 36 SRSN Sarasa Nuaraha.Tbk 37 UNIT 38 United Caoital Indonesia.Tbk BKSL 39 Bukit Sentul,Tbk JAKA Jaka Altha Graha,Tbk 40 Keterangan : (dalam %) ROA 8.00 6.00 9.89 5.22 8.68 2.62 6.18 7.34 2.48 9.32 3.25 6.00 1.25 5.17 3.98 2.39 8.00 4.83 6.85 8.69 4.75 5.50 4.60 5.40 0.40 1.70 1.50 2.70 2.80 1.20 2.45 2.21 2.00 4.90 6.09 5.23 7.00 0.37 1.00 0.87 DER 0.81 1.29 0.18 0.40 1.70 1.26 0.54 0.04 1.53 0.97 2.10 1.17 3.33 1.38 2.24 1.38 0.60 0.29 0.55 0.32 0.23 1.57 0.37 2.27 1.86 0.48 0.22 1.99 0.27 0.83 2.03 2.55 0.43 3.10 0.04 1.35 1.47 0.00 0.21 0.15 Abnormal Return STOCK SPLIT H-5 H-4 H-3 H-2 H-0 HEXA HITS PRAS SMAR TGKA APOL BBLD DPNS JRPT PJAA TSPC AKRA 0.0280 0.0094 0.0042 0.0266 0.0061 0.0149 -0.0025 0.0003 0.0412 0.0249 0.0143 0.0280 -0.0167 0.0156 0.0110 0.0123 0.0252 0.0082 0.0072 0.0053 0.0122 0.0487 0.0261 0.0100 0.0626 -0.0056 0.0712 -0.0247 0.0037 -0.0153 0.0068 0.0032 0.0122 -0.0015 0.1125 0.0046 0.0288 0.0068 0.0326 0.0198 0.0053 0.0373 0.0519 0.0135 0.0147 0.0111 0.0048 0.0033 -0.0695 0.0046 0.0076 -0.0160 0.0302 0.0484 0.0129 0.0272 0.0124 0.0255 0.0121 0.0153 0.0790 0.0349 0.0964 0.0065 -0.0509 0.0547 0.0497 0.0096 0.0014 0.0730 0.0032 0.0030 0.0023 0.0006 0.0843 0.0060 -0.0055 0.0055 0.0122 -0.0213 0.0204 0.0133 -0.0653 0.0086 0.0016 0.0188 ANTM n nn1i::: VoVVk.J 0.0515 0.0104 0.0125 0.0027 -0.0377 DAVO HADE HITS JPRS PWON SMGR SOB! 0.0826 0.0186 0.0085 0.0140 0.0149 0.0088 0.0523 -0.0036 0.0007 0.0002 0.0112 0.0058 0.0203 0.0055 0.0123 0.0002 -0.0028 0.0368 -0.0013 0.0139 0.0594 0.0467 0.0028 0.0086 0.0334 0.0011 0.0033 0.0141 -0.5220 0.8169 0.7994 0.7554 0.5262 0.3916 0.8091 0.9021 0.5018 -0.5055 0.7945 0.7849 -0.7862 0.7795 0.9453 0.5219 0.4830 -0.4542 0.8093 0.4888 0.9091 0.7681 -0.8051 0.5325 0.5401 0.4977 0.7792 0.3005 0.8955 -0.8323 0.0175 0.0186 0.0172 0.0094 0.4142 Emiten I DNKS DAVO EKAD !NCO JIHD KLBF RALS RIGS TLKM CTRS Rata-Rata I H-1 H+l H+2 H+3 H+4 H+5 0.0555 0.0192 0.0306 0.0027 -0.0156 0.0816 0.0214 0.0053 0.0052 0.0127 0.0065 0.0070 0.0145 0.0143 0.0516 0.0078 0.0005 0.0351 0.0295 0.0676 0.0026 0.0500 0.0039 0.0254 0.0414 0.0135 0.0677 -0.1415 0.0071 0.0288 0.0497 0.1128 -0.1055 0.0159 0.0061 0.1178 0.0044 0.0071 0.0265 0.0268 0.0050 0.0039 0.0086 0.0942 0.0012 0.0201 -0.0251 0.1755 0.0129 0.0182 0.0882 0.0456 -0.0159 0.0203 0.0244 -0.0058 0.0773 0.0701 0.0122 0.0120 0.0006 0.0098 0.0937 0.0106 0.0178 0.0889 0.0223 0.0043 0.0029 0.0148 0.0234 0.0165 0.0262 0.0959 0.0103 0.0329 0.0004 0.0013 -0.0095 0.0090 0.0072 0.0113 0.0122 0.0016 0.0007 0.0058 0.0057 0.0134 0.0094 -0.0120 0.0039 -0.0091 0.0092 0.0009 0.0708 0.0702 0.0093 0.0985 0.0072 0.0072 0.0074 0.0006 0.0038 0.0790 0.0032 -0.0132 0.0571 0.0070 0.0019 0.0088 -0.0332 0.0211 0.0066 0.0141 0.0058 0.0362 0.0024 -0.0847 0.0052 -0.0151 0.0048 0.0013 0.0027 0.0181 0.0373 0.0174 0.0152 0.0140 0.0111 0.0262 0.0218 0.0021 0.1643 0.1306 -0.0152 0.0322 0.0030 0.0019 -0.0025 -0.0184 0.0172 0.0028 -0.0067 0.0226 -0.0763 0.0252 -0.0422 0.0032 -0.0065 -0.0426 0.0112 0.1043 -0.0449 0.0221 0.0596 0.0019 0.0097 0.0058 0.0035 0.0087 0.0149 -0.0030 0.0139 -0.0074 -0.0092 0.0588 0.0060 0.0064 -0.0064 0.0060 0.0188 0.0315 -0.0084 0.0011 0.0278 -0.0308 0.0241 -0.0158 0.0024 0.0184 0.0302 0.0176 0.0127 0.0130 0.0090 -0.0186 - -------- - -------,. - Emiten I DNKS DAVO EKAD !NCO JIHD KLBF RALS RIGS TLKM CTRS HEXA HITS PRAS SMAR TGKA APOL BBLD DPNS JRPT PJAA TSPC AKRA ,A,NTM DAVO HADE HITS JPRS PWON SMGR SOB! Rata-Rata - - -- - H-4 H-5 H-3 H-2 H+1 H+5 H-1 H+2 H+4 H+3 0.00115 0.00034 0.00245 0.00032 0.00031 0.00020 0.00019 0.00005 0.00064 0.00069 0.00000 0.00001 0.00003 0.00000 0.00000 0.00000 0.00010 0.00005 0.00001 0.00000 0.00011 0.00078 0.00068 0.00001 0.00005 0.00000 0.00101 0.00004 0.00000 0.00000 0.00012 0.00023 0.00005 0.00043 0.00075 0.00056 0.00089 0.00011 0.00076 0.00049 0.00133 0.00166 0.00255 0.00343 0.00683 0.00659 0.00237 0.00094 0.00879 0.01449 0.00020 0.00020 0.00239 0.00368 0.00329 0.00054 0.00064 0.00023 0.00029 0.00359 0.00013 0.00012 0.00013 0.00024 0.00265 0.00393 0.00031 0.00622 0.00538 0.00010 0.00011 0.00013 0.00011 0.00026 0.00001 0.00008 0.00008 0.00004 0.00008 0.00040 0.00206 0.00046 0.00066 0.00036 0.00052 0.00153 0.00021 0.00056 0.00133 0.00519 0.00200 0.00152 0.03448 0.00398 0.00686 0.00145 0.00951 0.01223 0.01080 0.00846 0.00041 0.00056 0.00057 0.00002 0.00006 0.00363 0.00019 0.00011 0.00252 0.00202 0.00003 0.00004 0.00003 0.00001 0.00001 0.00003 0.00003 0.00001 0.00001 0.00001 0.00021 0.00174 0.00029 0.00003 0.00003 0.00002 0.00003 0.00001 0.00002 0.00002 0.00000 0.00000 0.00002 0.00005 0.00007 0.00004 0.00002 0.00000 0.00077 0.00030 0.00052 0.00074 0.00074 0.00002 0.00004 0.00005 0.00007 0.00040 0.00062 0.00005 0.00368 0.00099 0.00169 0.00059 0.00088 0.00073 0.00075 0.00042 0.00123 0.00112 0.00001 0.00001 0.00065 0.00001 0.00001 0.00001 0.00002 0.00001 0.00005 0.00000 0.00057 0.00029 0.00245 0.00085 0.00132 0.00066 0.00023 0.00132 0.00087 0.00173 0.00008 0.00002 0.00015 0.00982 0.00184 0.00039 0.00009 0.00184 0.01132 0.00030 0.00040 0.00130 0.00919 0.00028 0.00065 0.00620 0.00279 0.00056 0.00114 0.00033 0.00563 0.00197 0.00525 0.00617 0.00474 0.00230 0.00205 0.00316 0.00480 0.00456 0.00255 0.00330 0.00230 0.00372 0.00333 0.00389 0.00472 0.00392 0.00247 0.00288 0.01462 0.01870 0.00796 0.00773 0.01185 0.00287 0.00087 0.00159 0.00417 0.00214 0.00003 0.00004 0.00024 0.00252 0.00013 0.00004 0.00134 0.00002 0.00006 0.00018 0.00002 0.00007 0.00009 0.00007 0.00035 0.00009 0.00112 0.00069 0.00048 0.00065 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00156 0.00025 0.00001 0.00112 0.00000 0.00001 0.00029 0.00279 0.00370 0.00539 0.00530 0.00693 0.00570 0.00123 0.00285 0.00169 0.00004 0.00005 0.00004 0.00003 0.00003 0.00000 0.00004 0.00001 0.00000 0.00000 0.00052 0.00055 0.00113 0.00036 0.00161 0.00108 0.00071 0.00046 0.00014 0.00046 0.00612 0.00664 0.00057 0.00584 0.00167 0.00369 0.00560 0.00142 O.OOS68 0.00285 0.00115 0.00159 0.00180 0.00179 0.00127 0.00187 0.00262 0.00142 0.00258 0.00165 Abnormal Return REVERSE STOCK SPLIT I I ! H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H-0 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 ONKS DAVO EKAD !NCO JIHD KLBF RALS RIGS TLKM CTRS 0.1227 0.1151 -0.1822 0.0105 0.0213 0.1158 0.0413 0.0053 -0.0227 0.0127 -0.1028 0.1232 0.2041 0.3282 0.0112 0.0032 0.1469 0.0028 0.0039 0.0088 0.0750 0.0166 0.0190 0.0127 0.0107 0.1009 0.0038 -0.0037 0.0135 0.0228 -0.0115 0.1135 0.0110 0.2665 0.0095 0.1202 0.1414 0.0051 0.0051 0.0151 -0.0453 0.0041 0.1466 0.3374 0.0288 0.0758 -0.1455 0.0068 0.0107 0.0016 8.68862.6627 1.4245 7.0024 4.4745 9.0128 1.8403 6.5986 3.1283 2.4043 -0.0301 0.0090 0.1100 0.0120 0.2801 0.0006 0.0088 0.0605 0.1743 0.2431 -0.0237 0.0329 0.1186 0.0301 0.0913 0.0048 0.0074 0.0230 0.1605 0.0722 0.0012 0.0038 0.0859 0.0148 0.0381 -0.0141 0.0026 0.0207 0.0070 0.0087 0.0013 0.0111 -0.0751 0.0079 0.0099 0.0252 0.0024 0.0287 0.0333 0.0631 0.0076 0.0226 0.0678 -0.0199 0.0666 0.0047 0.0113 0.0040 0.0053 0.0586 Rata-Rata 0.0240 0.0730 0.0271 0.0676 0.0421 4.7237 0.0868 0.0517 0.0169 0.0108 0.0229 Emiten ran 13 ·dino Vo/, ~••N- ~ ___ w .... _ .. .... _... ___ -·---- -- -- Emiten H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 BNGA BNU PLAS SIPD INDX LPU SRSN UNIT BKSL JAKA 0.03218 0.00081 0.00046 0.00027 0.00221 0.00214 0.00066 0.00060 0.00003 0.00222 0.03670 0.00084 0.00057 0.00004 0.00412 0.01124 0.00558 0.00600 0.00005 0.00183 0.00004 0.00012 0.00281 0.00051 0.02537 0.00088 0.00369 0.00089 0.00019 0.00288 0.00009 0.00146 0.00127 0.00027 0.00412 0.00039 0.01154 0.00263 0.00063 0.00193 0.00801 0.00048 0.00459 0.00124 0.00741 0.00846 0.01980 0.00716 0.00167 0.00077 0.00867 0.00102 0.00633 0.00216 0.08333 0.00358 0.00210 0.01623 0.00074 0.00490 0.02720 0.00033 0.00872 0.00406 0.01884 0.00091 0.00353 0.00573 0.00111 0.00319 0.01977 0.00048 0.00513 '' 0.00702 0.05081 0.00007 0.00186 0.00185 0.00092 0.00128 0.02839 0.00015 0.00532 0.00135 0.03295 0.00006 0.00126 0.00067 0.00166 0.00060 0.00901 0.00072 0.00918 0.00017 0.00274 0.00027 0.00217 0.00024 0.01476 0.00029 ~ata-Rata 0.0042 0.0067 0.0037 0.0024 0.0060 0.0129 0.0074 0.0089 0.0072 0.0040 I