analisis pengaruh stock split dan reverse stock split terhadap return

advertisement
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT
TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN
(Studi Kasus Pada Pcrusahaan Yang Terdaftar dalam Bnrsa Efck Indonesia)
DI SUSUN OLEH:
RAHMAN KURNIAWAN
NIM : 104081002515
:·titcrf.n.
....,,.,·
.. .
:.
......................
··.zr;~·~·c;5·:.:.
~ ...........(£
0.l.0.cc.Q.c;:..::.. ?.:..1£1'<
. ...................
i·fo. lrnfak :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HlDAYATULLAH
JAKARTA
F'ERPU~:T'
UIN SY
,,
--------,
•'Tf:~·~A I
),i·Z l /·\
I
ANALISIS PEN GARUH STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT
TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia)
Slaipsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Saijana
Oleh:
RAHMAN KURNIAWAN
NIM: 104081002515
Di Bawah Bimbingai1
Pembimbing I
Pembimbing II
Titi Dewi Warninda, SE, MSi
NIP. 150 368 746
NIP.150317955
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAY ATULLAR
JAKARTA
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT
TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Saijana
Oleh:
RAHMAN KURNIAWAN
NIM: 104081002515
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Titi Dewi Warninda, SE, Msi
NIP. 150 317 955
NIP. 150 368 746
Penguji Ahli
~t-Herni Ali. HT, SE, MM
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini, Rabu Tanggal Tiga September Dua Ribu Delapan (Tiga Ramadhan
Seribu Empat Ratus Dua Puluh Sembilan) telab dilakukan Ujian Komprehensif
atas nama Rahman Kurniawan dengan NIM : 104081002515 dengan judul slaipsi
"ANALISIS PENGARUI-I STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT
TERI-IADAP RETURN SAI-IAM
DAN VOLUME PERDAGANGAN".
Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Titi D!!wi Warninda, SE, MSi
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MSi
Penguji Ahli
I. DATA PRIBADI
Nama
: Rahman Kurniawan
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 27 Januari 1986
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: JI. Dermaga Baru No.60 Rt. 01/17 Klender,
Jakarta Timur 13470.
: rawanban~mail.com
Email
11. PENDIDIKAN FORMAL
111.
SON 03 Parung
Bog or
1998
MTs N 16 Pulogadung
Jakarta
2001
SMA N 22 Utan Kayu
Jakarta
2004
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2009
PENDIDIKAN NON-FORMAL
Tahun 2003 : Pelatihan aplikasi komputer "Komputer Akuntansi" Bina
Komputer Nusantara, 17-18 Desember 2003.
Tahun 2004 : Pelatihan aplikasi komputer "Dasar Satu Desain Grafis"
Bina Komputer Nusantara, 6-7 Mei 2004.
Tahun 2007 : Seminar keuangan dengan tema "Introduction to Capital
Market" Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam NegeriJakarta, 19 April 2007.
Tahun 2007 : Seminar Ekonomi Syariah dengan tema "Urgensitas
Perekonomian Syariah di Indonesia Dalam Arus Global"
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Jakarta, 29 Mei 2007
IV. PENGALAMAN KERTA
ABSTRACT
This research examines the impact of stock split and reverse stock
split policy on stock return and trading volume on Indonesia Stock
Exchange on periode betweens 2004-2007. During the research's period
distance, there is 30 emiten that execute corporate action stock split and 10
emiten execute reverse stock split. The research has the objective to
examines abnormal return during windows period around the execution of
stock split and reverse stock split, and relate stock return to profitability,
leverage, and volume.
Based on the result of one sample t test, that found there is a
significant abnormal return on the fifth, fourth, and third day before split,
besides that there is also a significant abnormal return on the day before
split until! two days after split. On th reverse stock split, there is a
significant abnormal return on the third dan second day before split,
besides that there is also a significant abnormal return on it's execution
date until! two days after split and on the fifth day after split. However,
there's no a significant volume difference between the days before and after
the stock split or reverse stock split. On the regression test, debt to equity
variable, trading volume variable have significant influence on stock
return, but return on assets variable is not significant.
Keywords : Stock Split, Reverse Stock Split, Stock Return, and Trading
Volume
ABSTRAI(
Penelitian ini menguji dampak dari kebijakan stock split dan reverse
stock split terhadap return saham dan volume perdagangan di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun 2004-2007. Selama rentang periode
penelitian, tercatat sebanyak 30 perusahaan melakukan corporate action
berupa stock split dan 10 perusahaan melakukan revese stock split.
Penelitian bertujuan meneliti abnormal return selama periode jendela di
sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split, perbedaan volume
perdagangan antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split,
dan hubungan profitabilitas, leverage, dan volume terhadap return saham.
Berdasarkan pada hasil pengujian uji one sample test, ditemukan
ada abnormal return yang signifikan pada hari kelima, keempat, dan ketiga
sebelum split, selain itu ada juga abnormal return pada satu hari sebelum
split sampai dua hari setelah split. Pada reverse stock split, ada abnormal
return yang signifikan pada ketiga dan kedua sebelum split, selain itu ada
juga abnormal return yang signifikan pada hari pelaksanaannya sampai
dua hari setelah split dan pada hari kelima setelah split. Namun begitu,
tidak terdapat perbedaan volume yang signifikan antara sebelum dan
setelah stock split dan reverse stock split. Pada uji regresi berganda,
variabel debt to equity ratio dan variabel volume mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return saham, tetapi variabel return on assets
tidak signifikan.
Kata Kunci: Stock Split, Reverse Stock Split, Return Saham, dan Volume
Perdagangan
UTAPENGAN
Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan ralunat dan karunia-Nya se]ama ini. Sholawat serta salam semoga
dilimpahkan selalu kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW besrta
keluarga dan para sahabatnya.
Alhamdulillal1hi Robbil'alamin Penulis ucapkan atas segala pe1tolongan dan
nikmat sehat wal' afiat sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan judul skripsi :"Analisis Pengarult Stock Split Dan Reverse Stock Split
Terhadap Return Saham Dan Volume Perdaga11ga11 Di Bursa Efek l11do11esia"
sebagai tugas akhir kuliah untuk memenuhi sayarat-syarat meraih gelar sarjana.
Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun begitu Penulis telah mencoba semaksimal mungldn untuk
menghindari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu Penulis mohon maaf yang
sebesa-besarnya jika ada kesalal1an dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
sebagai tugas akhir kuliah.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang tak terhingga atas bantuan dan masukan-masukan se!ama proses kuliah
maupun dalam penyelesaian skripsi ini, baik moril maupun materil.
Dan akhirnya, Penulis sampaikan terima kasih yang talc terhingga kepada :
I.
Mama dan Keluarga tercinta, thauk you for your Biggest and Deepest Love,
juga terima kasih atas segala doa, dukungan, dan haraparmya.
2.
Bapak Prof. Dr. Alunad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan ilnrn yang bermanfaat selama kuliah.
3.
Ibu Titi Dewi Warninda, SE, MSi selaku dosen Pembimbing II, terima kasih
untuk semua advice, bimbingan, dan waktunya dalam proses bimbingan.
4.
Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB selaku Ketua Jurusan Falrnltas
5.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial yang telah banyak membantu penulis selama proses perkuliahan.
6.
Seluruh Dosen dan Assisten Dosen yang telah mendidik dan mengajarkan
ilmu-ilmu yang dimilikinya.
7.
Seluruh km·yawan dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
8.
Mang Midi, Mang Iyan, Teh Nyai, Bi Ina, terima kasih banyak telah sangat
membantu selama kuliah baik moril maupun immateriil.
9.
Kakak, saudara-saudara, dan seluruh keluarga besm· tersayang.
10.
Iyos, terima kasih bwat pinjeman komputemya.
11.
Sahabat seperjuangan : Nisa, Vivi (temen-temen kompre, thank guys dah
mw berbagi penat bersmna) Oka, Iik, Dyah (BT Crew, makasih dah mw
dengerin ocehm1" gw.hehe .. ) Tya (makasih bwat bantuanya walctu KKN).
12.
Keluarga Besar Manajemen C : Ahmad, Dennis, Roby (nlkOtin theBaNd,
iang slalu hang out bareng. haha .. hihi .. gajelas) Adu!, Apri, Ekowati, Fahrni,
Imam, Irsad, Isna, Kania, Ryan, Leni, Miftah, Arif, Opank, Cahyo, Pani,
Ramdan, Redy, Sodikin, Sugih, Sulis, Umi -terimakasih semua untuk
kebersamaannya selmna ini, jalanin masa-masa kuliah bersama; pahit-manis,
suka-duka, canda-tawa bersama. -keep in touch selalu y .. -
13.
Fajar, Mahdi, Sawal (Akuntansi '04) terima kasih dah jadi temen
sepe1juangan mencari referensi-referensi bwat skripsi.
14.
Bwat anak" Keuangan B (Good Luck and Keep Up the Good Work).
Dalam penyusunan skripsi ini Penulis sudah semaksimal mungkin untuk
menghindari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati
penulis mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Segala saran dan kritik yang membangun sebagai bahan perbaikan skripsi ini
akan Penulis terima dengan senang hati.
Demikianlah skripsi ini dibuat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
khalayak umum dan Penulis khususnya.
Jakarta,
Februari 2009
DAFTARISI
LEMBAR PEN GESAHAN ....................................................................................
i
DAFTARRIWAYATHIDUP ............................................................................... iv
ABSTRACT .............................................................................................................
v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFT ARTABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
DAFT AR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .... ...... .... ...... ...... .... .. ...... .. ...... .............. .... .... .. .. .. .... .. ..
I
B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian .. .... .. .. .... .. .... .. .... .... .. .... ...... ...... ...... .. .. ...... .. .. .... .... .. ...... .... .. .. . 11
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13
A. Landasan Teori ................................................................................................. 13
I. Stock Split .. .. .. ...... .. ...... ...... ... .... .. .... .. .. .. .... .. ... ...... .. .... .. .. ..... .. .. ... .... .. .. .. ... .... 15
2. Reverse Stock Split .. .. ...... .......... ...... .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. ..... .. .. .. .. .. .. .. .... .... .. .... .. 19
3. Return Sa ham .. ... .. ..... ... ...... ... .... ... ... ... ... .... ... ..... ... .. .... .. ....... ... .... ... .... ... ...... 20
4. Volume Perdagangan ................................................................................. 22
5. Hubungan Stock Split dan Reverse Stock Split Terhadap Return .............. 23
fi
T-Tnhnn<>an Stock Sn/it dan Reverse Stock Snlit Terhadan Volume ............. 24
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 26
C. Kerangka Pemikiran & Hipotesis .................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 37
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 37
C. Metode Pengumpulan Data ..... ... ... ...... ...... .. .... .. ....... .. .... ...... ... ... .. ... .. ... ... ... .... .. 41
D. Metode Analisis ............................................................................................... 43
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 61
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 61
!. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ............... ........................................ 61
2. Perkembangan Usaha ................................................................................. 64
B. Hasil Dan Pembahasan .................................................................................. 67
I. Abnormal Return ......................................................................................... 67
2. Volume Perdagangan ................................................................................. 71
3. Analisis Pengujian Model Regresi {Sebelum ex-date} .............................. 75
a. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 75
b. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 80
c. Pengujian Koefisien Determinasi ........................................................ 83
d. Penguj ian Analisis Regresi Berganda .... .. ... ........... .. ... .. ... ... .. .. .... .. .... ... 84
4. Analisis Pengujian Model Regresi {Setelah ex-date} ................................ 86
a. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 86
d. Pengujian Analisis Regresi Berganda .................................................. 95
C. Interpretasi ..................................................................................................... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 99
A. Kesimpulan . .. ..... .. ... .. ... ... ... .. .... .. .... ... .... .. .... ... .. ... .. ... .. .. ...... .. ... .. ..... ... ... ... ... ... ... 99
B. Saran ................................................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 105
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
Tabel 3 .1
Hasil Perhitungan Jumlah Sampel .................................................... 39
Tabel 3.2
Sampel Emiten Yang Melakukan Stock Split ................................... 40
Tabel 3.3
Sampel Emiten Yang Melakukan Reverse Stock Split ...................... 41
Tabel 4.1
Hasil Uji Analisis Descriptive Abnormal Return .............................. 67
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return .................................... 68
Tabel 4.3
Abnormal Return di Sektar Pelaksanaan Stock Split ......................... 69
Tabel 4.4
Abnormal Return di Sektar Pelaksanaan Reverse Stock Split ........... 70
Tabel 4.5
Hasil Uji Analisis Descriptive Volume Perdagangan ...................... 71
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan ............................. 72
Tabel 4.7
Hasil Uji Beda Volume Stock Split.................................................... 73
Tabel 4.8
Hasil Uji Beda Volume Reverse Stock Split ....................................... 74
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas (Regresi Sebelum exdate) ...................... 77
Tabel 4.10
Hasil Uji Autokorelasi (Regresi Sebelum exdate) ............................ 78
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi (Regresi Sebelum exdate) .................................... 80
Tabel 4.12
Hasil Uji Uji F Simultan (Regresi Sebelum exdate) ......................... 81
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Regresi Sebelum exdate) ............. 83
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinieritas (Regresi Setelah exdate) ........................ 88
Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi (Regresi Setelah exdate) .............................. 89
Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi (Regresi Setelah exdate) ....................................... 91
DAFT AR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran uji Abnormal Return ....................................... 33
Gan1bar 2.2
Kerangka Pemikiran uji beda Volume Perdagangan ........................ 34
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran uji Regresi Berganda ...................................... 35
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data (Regresi Sebelum exdate) ...................... 76
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Regresi Sebelum exdate) .................. 79
Gambar 4.3
Hasil Normalitas Data (Regresi Setelah exdate) ............................... 87
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Regresi Setelah exdate) .................... 90
DAFT AR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
Lampiran I
Hasil Output SPSS (Regresi Sebelum Ex-Date) ............................... I 06
Lan1piran 2
Hasil Output SPSS (Regresi Setelah Ex-Date) ................................. I 08
Lampiran 3
Hasil Output SPSS Descriptive dan Normalitas ............................... 110
Lampiran 4
Hasil Output SPSS Abnonnal Return Stock Split ............................. 111
Lampiran 5
Hasil Output SPSS Abnormal Return Reverse Stock Split ............... 114
Lampiran 6
Hasil Output SPSS Volume Stock Split ............................................ 117
Lampiran 7
Hasil Output SPSS Volume Reverse Stock Split ............................... 118
Lampiran 8
Daftar Sampel Emiten ....................................................................... 119
Lampiran 9
ROA dan DER Sampel Emiten .......................................................... 120
Lampiran 10 Abnormal Return Saham Stock Split ................................................. 121
Lampiran 11
Trading Volume Activity Stock Split ................................................. 122
Lampiran 12 Abnormal Return Saham Reverse Stock Split ................................... 123
Lampiran 13
Trading Volume Activity Reverse Stock Split .................................... 123
BAB!
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki
fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat
sebagai media alternatif dan penghimpun dana (Suad Husnan, 1998:3). Dalam
melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke
borrower (pihak yang memerlukan dana) dengan menginvestasikan dana yang
mereka miliki, lender mengharapkan memperoleh imbalan dari penyerahan
dana tersebut. Dari sisi borrowers, tersedianya dana dari pihak luar
memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedinya
druia basil operasi perusahaan.
Dalrun fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana yang
diperlukan oleh para lenders dan borrowers tanpa harus terlibat langsung
dalrun kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Suad
Husnan, 1998:4). Proses semacam ini diharapkan akan te1jadi peningkatan
produksi, yru1g pada akhirnya secara keseluruhan akan te1jadi peningkatan
kemakmuran. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh intermediasi
keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hru1ya bedanya dalam pasar
modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung,
tanpa perantara keuangan.
Dalam suatu investasi selalu mengandung unsur risk and return. Karena
perolehan yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang,
maka resiko itu juga timbtil karena return yang diterima mungkin lebih besar
atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan. Return merupakan motivasi
investor dalam melakukan investasi, maka pengukuran terhadap return
merupakan cara yang sering digunakan oleh investor dalam membandingkan
alternatif berinvestasi. Mengukur return historis memungkinkan investor
untuk mengetahui keberhasilan mereka dalam melakukan suatu investasi.
Disamping itu return historis juga ikut berperan dalam memperkirakan return
masa depan yang belum diketahui secara pasti.
Para investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan
berdasarkan tingkat toleransinya terhadap resiko, yang dapat berbeda-beda
untuk setiap investor. Bagi investor yang menyukai resiko (risk lover), mereka
akan memilih saham-saham yang mempunyai resiko yang tinggi dengan
harapan dikemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula, sesuai
dengan prinsip investasi, high risk-high return. Sebalilmya, bagi investor yang
tidak menyukai resiko (risk avaster), mereka akan merencanakan keuntungan
yang normal terhadap- investasi yang dilakukan.
Para investor yang bertransaksi dalam bursa efek bertujuan menghimpun
dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya alaupun perusahaanya.
Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang
menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki
1
•
,.
pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar
seperti volume perdagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal
banyak sekali informasi yang dapat di manfaatkan. Selain memiliki fi.mgsi
ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari
sisi lender maupun borrower, adapun daya tarik pasar modal tersebut antara
lain:
I. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi alternatif penghimpun dana
selain sistem perbankan.
2. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan
preferensi resiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender
mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem
perbankan.
Selain kedua aspek yang menjadi daya tarik tersebut, baik bagi lender
maupun borrower, faktor lain yang mempengarnhi permintaan maupun
penawaran adalah tingkat harga saliam tersebut. Bila saham tersebut dinilai
terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaanya akan berkurang. Harga
saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham bersangkutan tidak liquid.
Investor jadi enggan membeli baik karena mereka berpikir sudah mencapai
puncaknya maupun karena biaya yang semakin tinggi. Agar saham bisa liquid
maka sebuah perusahaan go-public mempunyai pilihan menambah jumlah
saham tmtuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan.
Sering kita dengar perusahaan go-public menyatakan akan melakukan
agar sahamnya terlihat lebih attractive bagi investor. Karena secara
psikologis, investor lebih tertarik membeli saham yang harganya lebih murah.
Stock split dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar,
tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli
saham tersebut. Sehingga diharapkan daya tarik investor meningkat terutama
untuk investor kecil.
Namun, apabila yang terjadi adalah sebaliknya, ketika harga pasar dinilai
terlalu rendah dan dirasakan adanya keuntungan dengan harga yang lebih
tinggi, maka perusahaan akan melakukan reverse stock split (kebalikan dari
stock split) yaitu menggabungkan beberapa saham menjadi satu yang
mempunyai nilai nominal lebih besar.
Stock split merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan
mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi
menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai
nominal setengah dari nilai nominal awal (James Van Horne, 1995:508).
Menurut Fred dan Eugene (dalam Novi Andrianto, 2006) stock split adalah
metode akuntansi untuk meningkatkan jumlah saham beredar. Sebagai contoh,
pada pemecahan tiga untuk satu, jumlah saham beredar akan berlipat tiga
dimana setiap pemegang saham akan menerima tiga saham yang dipegang
semula. Pemecahan saham hanya meningkatkan jumlah lembar saham saja,
tetapi tidak menambah modal barn.
Sebagai ilustrasi, misalkan sebelum split perusahaan A memiliki 5 juta
________ t_ ___ _
mengumumkan akan melakukan stock split 2 : 1, harga saham di pasar
menunjukkan harga Rp. 2000. Setelah split, perusahaan A akan memiliki 10
juta lembar saham (5 juta x 2) dengan harga nominal Rp.500 (Rp.1000/2)
sedangkan harga pasar menjadi Rp.l 000 (Rp.2000/2).
Sedangkan reverse stock split adalah pemecahan saham dimana jumlah
saham beredar menurun; misalkan pemecahan sahan1 dimana pemegang
saham menerima satu sa!mm barn atas pertukaran dengan dua saham lama
yang dimiliki (James Van Horne, 1995:511).
Seperti halnya stock split, pengumuman reverse stock split juga memiliki
informasi tertentu yang berkaitan dengan perusahaan. Biasanya informasi
yang dibawa oleh reverse stock split bersifat negatif karena menunjukkan
perusahaan seakan-akan memiliki masalal1 keuangan. Akan tetapi, kesulitan
keuangan sebenarnya bukan merupakan alasan bagi perusahaan untuk
melakukan reverse stock split. Dalam ha! ini perusahaan hanya ingin
menggeser harga sal1amnya ke arah atas di mana biaya perdagangan dan jasa
total lebih rendah.
Stock split dan reverse stock split diyakini sebagai kegiatan perusahaan
dalan1 mendistribusikan tambahan saham dalam bentuk split kepada investor
semata mata memiliki perubal1an yang bersifat "kosmetik" yakni hanya
membagi corporate dalam jumlah yang Iebih kecil. Hal ini disebabkan karena
secara teori split tidak berpengaruh pada perusahaan yang melakukannya dan
proporsi kepemilikan pemegang saliam. Namun bagaimanapun kita dapat
ditimbulkan dari sinyal yang ditimbulkannya di bursa efek dalam bentuk
aktivitas volume perdagangan.
Di samping itu, return saham bersama-sama dengan volume perdagangan
yang akan diteliti dalam penelitian ini, juga dapat dipengaruhi oleh keputusan
stock split atau revrese stock split yang dilakukan perusahaan.
Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal
baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk
mendapatkan manfaat tertentu sebagai hasil dari penanaman modal tersebut.
Dalam setiap keputusan investasi sebagai seorang yang rasional, perhatian
investor akan mengarah pada tingkat pengembalian (rate of return) investasi.
Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko
suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Begitu juga sebaliknya,
semakin kecil return yang diharapkan akan didapat, semakin kecil pula resiko
yang harus ditanggung.
Return yang diharapkan nantinya akan diperoleh juga dapat dilihat dari
aktivitas perdagangan saham itu sendiri, yaitu seberapa sering volume
perdagangan saham itu ditransaksikan di lantai bursa. Semakin tinggi volume
perdagangan suatu saham, maka akan semakin tinggi kemungkinan return
yang akan didapat.
Di samping itu, volume perdagangan saham itu sendiri dapat dipengaruhi
oleh harga saham tersebut di pasar. Semakin kompetitif harga suatu saham,
maka akan semakin tinggi kemungkinan volume perdagangan saham itu akan
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menghubungkan pengarnh
dari keputusan stock split dan reverse stock split terhadap kemungkinan
pernbahan return saham, dan juga volume perdagangan dari san1pel yang akan
diteliti.
Pada dasarnya telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai stock
split maupun reverse stock split, diantaranya seperti yang dilakukan oleh
McGough (1993) yang mengemukakan bahwa manfaat yang diperoleh pada
umumnya diperoleh dari stock split yaitu menurnnnya harga saham yang
kemudian akan meningkatkan daya tarik investor, menjadikan saham lebih
likuid untuk diperdagangkan, dan mengubah para investor odd lot (investor
yang membeli saham di bawah 500 lembar menjadi investor round lot
(investor yang membeli saham minimal 500 lembar) (dalam Ewijaya dan
Indriantoro, 1999:54).
Penelitian lain oleh Brennan dan Hughes (1991) (dalam Indah Kurniawati,
2003) menemukan bahwa pengumuman stock split memiliki kandungan
informasi yang direspon positif oleh para pelaku pasar modal. Sementara
penelitian yang dilakukan oleh Fama, et.al (1969) (dalam Indah Kurniawati,
2003) justru menunjukkan hasil yang berlawanan yak11i pasar tidak merespon
secara positif terhadap pengumuman stock split.
Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh stock split terhadap return
saham juga dilakukan oleh Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha dan Soffy
Susilowati (2000) yang meneliti mengenai pengaruh stock split terhadap
penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa secara keselurnhan, stock split
hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan dan persentase spread,
tetapi tidak mempengaruhi varians dan abnormal return baik ditinjau secara
individual maupun sebagai sebuah portofolio. Sedangkan pengujian hubungan
antara persentase spread terhadap harga, volume, dan varians untuk masing masing saham menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap spread. Sebaliknya, jika ditinjau sebagai sebuah
portofolio, hanya harga yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
spread.
Penelitian Iain yang dilaknkan oleh Margaretha Harsono (2004) yang
meneliti mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas perdagangan dan
pendapatan saham, menemukan beberapa kesimpulan bahwa harga saham
mempunyai hubungan yang siginifikan dengan keputusan perusahaan
melakukan stock split. N amun di sisi Iain dalam frekuensi perdagangan saham
tidak mempunyai hubungan dengan keputusan perusahaan melakukan stock
split. Hasil analisisnya juga menunjukkan bahwa earning perusahaan yang
diproksi dengan operating income setelah stock split tidak Iebih tinggi dari
earning sebelum stock split.
Berdasarkan pada beberapa basil penelitian di atas, yang menunjukkan
perbedaan dan cenderung kontroversi mengenai pengaruh stock split, maka
penelitian ini diangggap perlu untuk dilakukan dengan tujuan untuk menguji
secara empiris mengenai pengaruh keputusan stock split dan reverse stock
diuji dengan menggunakan regresi berganda dan juga melalui uji beda yang
akan dijelaskan lebih rinci pada bab 3.
Setiap perusahaan mempunyai kebijakan dan cara tersendiri dalam upaya
menjaga likuiditas saham perusahaannya, salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan cara melakukan stock split ataupun reverse stock
split. Maka dari itu ha! tersebut mendorong penulis mengambil topik ini
sebagai pembahasan penelitian dengan perusahaan yang listed di Bursa Efek
Indonesia, sebagai objek penelitian.
Berangkat dari teori dan pemahaman seperti yang telah diuraikan di atas,
maka ha! tersebut mendorong penulis mengambil topik ini untuk pembahasan
penelitian skripsi dengan judul : ''ANAL/SIS PENGA.RUH STOCK SPLIT
DAN REVERSE STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM, DAN
VOLUME PERDAGANGAN" dengan studi kasus pada perusahaan yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split
dan reverse stock split selama periode penelitian dari tahun 2004-2007.
Namun sebagai pembeda dari penelitian sebelumnya, dalan1 penelitian ini
penulis
menggunakan
dua
metode
analisis
yang
mencoba
unh1k
membandingkan hasil pengujian dengan metode regresi berganda dan juga
dengan menggunakan uji beda yang akan dilakukan dengan uji paired sampel
t-test. Di samping itu, pada penelitian ini periode penelitianjuga diperpanjang,
yaitu dari periode 2004-2007 dengan harapan penelitian akan menjadi
semakin signifikan.
Untuk dapat lebih memahami dan menghindari kemungkinan melenceng
dari penelitian, maim diperlukan identifikasi dan pembatasan masalah sebagai
berikut. Berdasarkan latar be!akang masalah di atas, maka peneliti melakukan
identifikasi masalah sebagai berikut :
I. Mengidentifikasi apakal1 terdapat abnormal return yang signifikan pada
hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split.
2. Mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham
yang signifikan sebelum dan setelal1 stock split dan reverse stock split.
3. Mengidentifikasi pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan
reverse stock split, ROA, DER, dan volwne perdagangan terhadap return
saham baik secara parsial maupun secara simultan pada saat sebelum dan
setelal1 corporate action.
Dalam penelitian ini, peneliti malakukan pembatasan masalah agar
penelitian yang akan dilakukan tidak melenceng dari maksud penelitian.
Untuk itu peneliti merumuskan batasan masala11 sebagai berikut :
I. Perusal1aan yang menjadi objek penelitian (sampel) adalah perusahaan
yang sahamnya tedaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan
kebijakan stock split atau reverse stock split selanm periode penelitian.
2. Corporate action yang diteliti dalam penelitian ini, hanyalah stock split
dan reverse stock split.
3. Penentuan periode jendela (window period) dalam penelitian ini adalah 11
hari perdagangan yang mencakup 5 hari sebelum pencatatan split, I hari
D. Manfaat Penelitian
Adapun dengan penelitian ini diharapkan akan rnemberikan manfaatmanfaat sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini memberi bukti empiris tentang bagaimana pengaruh
keputusan stock split dan reverse stock split terhadap retrun saham dan
volume perdagangan. Selain itu juga dapat memberikan referensi tambahan
kepada pihak-pihak lain yang berminat untuk melakukan penelitian yang
seJems.
2. Bagi Perusahaan
Memberikan kontribusi sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaanperusahaan go-public yang hendak melakukan kebijakan Stock Split atau
Reverse Stock Split dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
3. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan
bagi investor dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk
memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengan1bil keputusan
investasi.
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham
adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi nilai sebuah saham di
pasar, semakin kecil kemungkinan saham itu dapat dibeli atau dimiliki oleh
banyak orang. Sebaliknya, bila harga saham rendah maka permintaan akan
saham itupun akan meningkat, dan akan semakin besar kemungkinan saham
itu dapat dimiliki banyak orang (Novi Andrianto, 2006).
Di sisi lain para emiten menginginkan sahamnya dapat dimiliki secara luas
oleh para investor untuk menjaganya agar tetap likuid di pasar. Karenanya
mereka berharap memiliki nilai pasar yang cukup rendah agar sahamnya tetap
berada dalam rentang perdagangan yang optimal, sehingga daya beli investor
meningkat terutan1a para investor kecil yang juga tem1asuk dalam mayoritas
investor yang potensial. Untuk menurunkan harga saham di pasar agar
menjadi lebih likuid, cara yang biasa digunakan adalah dengan melakukan
stock split (pemecahan saham), yaitu dengan earn memecah jumlah lembar
saham yang beredar menjadi lebih banyak.
Di samping itu, ketika harga dinilai terlalu rendah dan perusahaan melihat
adanya kemungkinan untuk menjual sahamnya dengan harga yang lebih
tinggi, perusahaan pun dapat melakukan reverse stock split (split-down) yaitu
dengan cara mengurangi jumlah lembar saham yang beredar menjadi lebih
Sebagai suatu upaya dalam meningkatkan likuiditas sahan1, stock split
memiliki dampak bagi investor yang akan melakukan investasi pada suatu
pemsahaan, dimana jumlah saham yang dimiliki investor menjadi lebih
banyak dengan nilai nominal per lembar saham yang lebih kecil, sehingga
harga saham akan cenderung mengalami penurunan dengan nilai kapitalisasi
saham yang tidak berubah.
Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan
stock split serta dampak yang ditimbnlkannya dapat dilihat dalam beberapa
teori, diantanya trading range theory dan signaling theory (Manson dan
Roger, 1998).
Trading range theo1y menyatakan bahwa manajemen melakukan stock
split karena didorong oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan
anggapan bahwa dengan melakukan stock split, mereka dapat menjaga harga
saham agar tidak terlalu mahal. Saham dipecah karena ada batas harga yang
optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga
akan tetap banyak orang yang mempe1jualbelikannya, dan pada akhirnya akan
meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
Signalling themy menyatakan bahwa stock split rnemberikan sinyal yang
positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa
depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya.
Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang
melakukan stock 5plit adalah perusahaan yang mempunyai kondisi kine1ja
Namun walaupun begitu, tidak semua perusahaan dapat melakukan stock
split. Hal ini dikarenakan, dalam melakukan stock split terdapat biaya-biaya
yang harus dikeluarkan seperti biaya pengumuman dan biaya pencetakan
saham barn. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang disinyalkan
yang akan bereaksi positif. Stock split yang dilakukan emiten memerlukan
biaya yang harus ditanggung dan hanya perusahaan yang mempunyai prospek
yang bagus yang dapat menanggung biaya tersebut.
I. Stock Split
Menurut Brigham dan Gapenski (dalam War1g Sutrisno, 2000) Stock
split adalah suatu aktivitas yang clilakukan oleh perusahaan go-public
untuk meningkatkan jtm1lah saham yang bereclar. Aktivitas tersebut
biasanya clilakukan pacla saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan
mengurangi kemampuan investor untuk membelinya.
Pendapat lain mengatakan bahwa stock split merupakan salah satu
bentuk corporate action yang dilakukan emiten, clengan cara memecah
jumlah sahamnya (split) menjacli lebih banyak. Hal ini akan secara
otomatis juga memecah harga saham, baik harga nominal clan harga pasar.
Dalam pengertian lain, stock split diartikan sebagai peningkatan
jumlah saham bereclar clengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan
nilai nominal satu saham dibagi menjacli clua, sehingga terdapat clua sahmn
yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah clari nilai nominal
awal (James Van Horne, 1998:508).
Menurut (Jogiyanto, 2000) stock split berarti memecah selembar
saham menjadi n lembar saham, harga per lembar saham baru setelah
stock split adalah 1/n dari harga saham per lembar sebelumnya.
Sebagai ilustrasi, misalkan sebelum split perusahaan A memiliki 5 juta
lembar saham dengan harga nominal Rp. 1000. Pada saat perusahaan
mengumumkan akan melakukan stock split 2 : 1, harga saham di pasar
menunjukkan harga Rp.2000. Setelah split, perusahaan A akan memiliki
10 juta lembar saham (5 juta x 2) dengan harga nominal Rp.500
(Rp. l 000/2) sedangkan harga pasar menjadi Rp.1000 (Rp.2000/2).
Sebagai suatu upaya dalam meningkatkan likuiditas saham, stock split
memiliki dampak bagi investor yang akan melakukan investasi pada suatu
perusal1aan. Andaikata kita sebagai investor pada perusahaan A yang
memiliki 5.000 sahan1 sebelum split, maka nilai investasi kita di
perusahaan A sebesar Rp 10 juta (5000 x Rp 2000). Sesudah split, kita
akan memiliki 10.000 lembar saham A dengan harga Rp 1000 sehingga
total nilai investasi kita Rp 10 juta (10.000 x Rp 1000), atau dengan kata
lain stock split tidak membawa perubahan pada nilai investasi kita.
Na.mun di luar fakta itu, banyak perusahaan melakuka stock split
dengan berbagai tujuan, diantaranya :
a. Membuat sahamnya lebih attractive bagi investor
Harga saham yang tinggi menyebabkan saham kurang diminati oleh
investor, karena membutuhkan investasi yang relatif lebih besar dan sulit
membuat saham lebih diminati investor sehingga frekuensi perclagangan
saham akan meningkat. Karena secara psikologis, investor lebih te1iarik
membeli saham yang harganya lebih murah. Dengan semakin banyak
investor tertarik pada saham tersebut, kemungkinan harga akan terus
bertumbuh lebih besar, walaupun tidak aclajaminan untuk itu.
b. Mencari harga saham optimal
Perusahaan melakukan stock split karena harga sahamnya dinilai sudal1
terlalu tinggi, sehingga mengurangi kemampuan investor rite! untuk
membelinya. Stock split dilakukan agar harga saham menjadi optimal bagi
investor kecil, clan pada alchirnya meningkatkan jumlah pemegang saham
perusahaan.
Trading range theory menyatakan bahwa harga saham yang relatif
tinggi menyebabkan saham perusahaan kurang aktif diperdagangkan.
Karena itu, jika harga saham dinilai sudah terlalu tinggi, perusahaan
melakukan stock split agar harga sahanrnya dapat dipertahankan pada
kisaran tertentu yang dianggap optimal (Anshuman dan Avner, 2002).
c. Memberi sinya! positif tentang prospek perusahaan
Sebagian perusahaan berupaya menyampaikan infonnasi atau sinyal
kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan positif
stock split diharapkan memberi sinyal kepacla investor bahwa saham
perusahaan masih undervalue, clan akan terjacli peningkatan devident yield
d. Menguntungkan pemegang saham
Stock split dilakukan dengan tujuan untuk menguntungkan pemegang
saham yang ada dengan memungkinkan mereka untuk mengambil manfaat
dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna sesudah pemecahan
saham tersebut.
Bagi sebagian pihak khususnya para emiten, stock split diyakini dapat
memberikan berbagai manfaat bagi mereka yaitu menurunnya harga
saham sehingga akan menarik lebih banyak investor dan memperluas
pasar saham, membuat saham lebih liquid untuk diperdagangkan dan
mengubah para investor add lot menjadi investor round lot.
Investor add lot adalah investor yang membdi saham dibawah 500
lembar (1 lot). Sedangkan investor round lot adalah investor yang
membeli minimal 500 lembar (1 lot).
e. Memperluas kepemilikan saham
Banyak perusahaan melakukan stock split dengan tujuan mmnperluas
kepemilikan dan meningkatkan frekuensi perdagangan saham dengan
meningkatkan jumlah lembar saham yang beredar dsn membuatnya lebih
dapat dipasarkan (marketable).
Untuk tujuan serupa, perusahaan yang sahamnya dinilai relatif rendah,
dapat melakukan reverse stock split. Hal tersebut dapat dilakukan karena
harga saham yang sangat rendah dapat menyebabkan investor enggan
melakukan investasi pada saham tersebut karena ragu akan perkembangan
f.
Meningkatkan likuiditas saham
Stock split menurunkan harga saham dm1 meningkatkan jumlah saham
yang diperdagangkan, jumlah pemegang saham, dan tentu saja pada
akhirnya meningkatkan likuiditas sahmn (Lmnoreux dan Poon, 2006).
2. Reverse Stock Split
Pada dasm·nya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan
yaitu pemecaham sahan1 naik (split-up) dan pemecahan saham turun (split-
down) atau yang biasa dikenal dengan reverse stock split. Reverse stock
split adalah peningkatm1 nilai nominal perlembar saham dm·i mengurangi
jumlah saham ym1g beredar, misalnya pemecahan saham dengan faktor I :
2, I : 3 dan I : 4. Reverse stock split dilakukan ketika harga sahmn dinilai
terlalu rendah,sehingga dianggap tidak memiliki prospek yang culrnp baik.
Penge1tian lain mengenai reverse stock split adalah pemecahan sahmn
dimana jumlah saham beredar menurun; misalkan pemecalrnn saham
dimana pemegang salmm menerima satu saham baru atas pe1tukaran
dengan dua sahmn lmna yang dimiliki (Jan1es Van Horne, 1998:511).
Sebagai ilustrasi, sebuah pernsaham1 sebelum rne:lalrnkllil reverse stock
split memiliki 400.000 lembar saham dengan nilai pari $5, kemudian
perusahaan memutuskm1 untuk melakukan reverse stock split 4 menjadi I,
dimana untuk setiap 4 lembar sal1am yang dimilikinya, pemegang saham
akan menerima I sahmn baru. Setelah melakukan reverse stock split, nilai
pari per lembar salrnm alcan menjadi $20 ($5 x 4) dan saham yang beredar
stock split digunakan untuk meningkatkan harga pasar sahan1 jika harga
saham yang ada dianggap terlalu rendah.
Seperti halnya stock split, pengumuman reverse stock. split juga
memiliki informasi tertentu yang berkaitan dengan perusahaan. Biasanya
infonnasi yang dibawa oleh reverse stock split bersifat negatif karena
menunjukkan perusahaan seakan-akan memiliki rnasalah keuangan. Akan
tetapi, kesulitan keuangan sebenarnya bukan merupakan alasan bagi
perusahaan untuk melakukan reverse stock split. Dalam ha! ini pernsahaan
hanya ingin menggeser harga sahamnya ke arah atas di mana biaya
perdagangan dan jasa total lebih rendah.
3. Return Saham
Investor yang mgm memaksimalkan keuntungan yang diharapkan
harus juga menoleransi resiko (Fischer, 1996:65). Investasi yang efisien
adalah investasi yang memberikan resiko tertentu dengan tingkat
keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan yang terbesar dengan
resiko terkecil.
Dengan kata lain, kalau ada dua usulan investasi yang memberikan
tingkat keuntungan yang sama, tetapi mempunyai resiko yang berbeda,
maka investor yang rasional atau memilih investasi yang mempunyai
resiko lebih kecil (Suad Husnan, 1998:169). Return merupakan motivasi
dan prinsip penting dalam investasi serta mempakan kunci yang
memungkinkan investor memutuskan pilihan alternatif investasinya
Return yang dimaksud dalam penelitian ini adalah abnormal return,
yaitu selisih antara expected return dengan actual return. Menurnt (Fisher,
1996:67) ada dua istilah dalam return, diantaranya. :
a. Realized return (return realisasi atau Actual Return)
Realized return mernpakan return yang terjadi. Return realisasi
dihitung berda.sarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kine1ja dari perusahaan.
b. Expected return (return ekspektasi)
Expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang
sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Selain realized return dan expected return, ada dua komponen return
dalam investasi, yaitu :
a. Retun normal atau return yang diharapkan
Tingkat keuntungan ini merupakan bagian dari tingkat keuntungan
aktual yang diperkirakan (atau diharapkan) oleh pemegang saham,
tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki
oleh para pemodal.
b. Abnormal return
Abnormal return merupakan tingkat keuntungan yang tidak pasti
atau beresiko, bagian dari tingkat keuntungan ini berasal dari informasi
Resiko mernpakan kemungkinan penyimpanan tingkat keuntungan
yang sesungguhnya atau aktual return dari tingkat keuntungan yang
diharapkan atau expected return (James Van Horne, 1998:37).
Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman
modal baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk
mendapatkan manfaat tertentu sebagai hasil dari penanaman modal
tersebut. Dalam setiap keputusan investasi sebagai seorang yang rasional,
perhatian investor akan mengarah pada tingkat pengembalian (rate of
return) investasi. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif,
semakin besar resiko suatu sekuritas, semakin besar return yang
diharapkan. Begitu juga sebalilmya, semakin keciI return yang diharapkan
akan didapat, semakin kecil pula resiko yang harus ditanggung.
4. Volume Perdagangan
Volume perdagangan merupakan basil dari interaksi antara investor
dengan
emiten
terhadap
sal1am
yang
diperdagangkan.
Volume
perdagangan sangat dipengaruhi oleh harga saham yang diperdagangkan.
Karena secara teoritis, semakin tinggi harga sal1am, malca akan semakin
rendah frekuensi perdagangan saliam yang terjadi, begitu juga sebaliknya.
Dalam ha! ini hukum permintaan dan penawaran kembali akan berlaku,
dan tentu saja sebagai konsekuensinya, harga saham yang tinggi akan
menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru.
Volnme perdagangan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai
waktu tertentu, biasanya harian (Wang Sutrisno, 2000). Pengertian lain
mengenai volume perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual
beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan
frekuensi transaksi, dapat diketahui saham tersebut diminati atau tidak
oleh investor (Margaretha, 2004).
5. Hubungan Stock Split dan Reverse Stock Split dengan Return
Signalling Theory menyatakan bahwa stock split memberikan
infomrnsi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan
yang substansial. Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan
merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Stock
Split dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada
publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Investor
akan menangkap sinyal tersebut dan kemudian menggunakam1ya untuk
memprediksi peningkatan earning jangka panjang. Dengan stock split,
perusahaan mengharapkan respon investor terhadap perubahan harga
sahamnya agar ada peningkatan volume transaksi perdagangan terhadap
saham tersebut di bursa, yang pada akhirnya juga. akan meningkatkan
return yang diharapkan dari keputusan melakukan stock split atau reverse
stock split.
Reaksi pasar terhadap stock split sebenarnya bukanlah terhadap
tindakan stock spit itu sendiri, melainkan terhadap prospek perusahaan di
masa depan yang disinyalkan oleh stock split terse but (Marwata, 200 I).
6. Hubungan Stock Split dan Reverse Stock Split dengan Volume
Trading range theory menyatakan bahwa manajemen melakukan stock
split karena didorong oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan
anggapan bahwa dengan melakukan stock split,. mereka dapat menjaga
harga saham agar tidak terlalu mahal. Menurut teori ini, harga saham yang
terlalu tinggi menyebabkan saham tersebut kurang aktif diperdagangkan.
Dengan adanya stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi
sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi
sehingga kepemilikan saham dan jumlah transaksi (volume perdagangan)
akan semakin meningkat yang mengakibatkan saham tersebut semakin
likuid. Teori ini melihat hubungan stock split sebaga:i upaya meningkatkan
likuiditas perusahaan seoptimal mungkin sesuai dengan fakta kondisi
perusahaan.
Seperti halnya stock split, perusahaan juga melakukan reverse stock
split karena ingin meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya. Harga
saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan
kurang baik, karena menunjukkan perusahaan seakan-akan memiliki
masalah keuangan. Dengan reverse stock split, harga saham menjadi tidak
terlalu rendah (berada pada rentang optimal) sehingga akan mensinyalkan
kepada investor bahwa perusahaan tidak memiliki masa!ah kinerja
perusahaan clan memiliki prospek tumbuh di masa clepan, sehingga akan
meningkatkan aktivitas volume perdagangan saham tersebut.
7. Hubungan ROA, DER, dan Volume dengan Return
Return On Assets sebagai salab satu dari rasio profitabilitas biasa
digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba
yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Mengenai
kaitannya dengan return saham, menurut teori dan pendapat (Modigliani
dan Miller, dalan1 IG.K.A. Ulupui, 2005) menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh earnings power dari asset perusahaan.
Semakin tinggi
earnings power, semakin efisien perputaran asset dan
semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini
berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang dalam ha! ini adalab
return saham.
Debt to Equity Ratio merupakan salah satu dari leverage yang
digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh
pemilik perusabaan dalan1 proporsinya dengan dana yang diperoleh dari
kreditur perusabaan (Erlina, 2002). Semakin tinggi proporsi debt relatif
terhadap ekuitas meningkatkan resiko perusabaan (IG.K.A. Ulupui, 2005).
DER juga secara langsung terkait dengan resiko berinvestasi pada saham
suatu emiten. Semakin tinggi DER, maka persepsi pasar akan resiko
berinvestasi pada saham juga akan semakin meningkat. Hal ini tentunya
akan meajadi sesuatu yang dicari oleh para investor kategori risk lover.
Tetapi tentunya ukuran resiko ini adalah suatu ha! yang relatif, tergantung
pada pilihan investor dan karakteristik industri perusahaan.
Menurut (Margaretha, 2004), Volume perdagangan saham adalah
berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada
waktu te1ientu. Dengan frekuensi transaksi, dapat diketahui saham tersebut
diminati atau tidak oleh investor. Hal ini berkaitim dengan tingkat return
yang diharapkan yang dapat dilihat dari aktivitas perdagangan saham itu
sendiri,
yaitu
seberapa
sering
volume
perdagangan
saham
itu
ditransaksikan di lantai bursa. Semakin tinggi volume perdagangan suatu
saham, maka akan semakin tinggi kemungkinan return yang akan didapat.
Disamping itu, volume perdagangan saham itu sendiri dapat
dipengaruhi oleh harga saham tersebut di pasar. Semakin kompetitif harga
suatu
saham,
maka
akan
semakin
tinggi
kemungkinan
volume
perdagangan saham itu akan meningkat.
B. Penelitian Terdahulu
Wang Sutrisno, et al. (2000) meneliti mengenai pengaruh stock split
terhadap likuiditas clan return saham di Bursa Efek Jakarta. Mereka
menemukan bahwa secara kesel uruhan, hasil dari penelitiannya menunjuldcan
bahwa stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan clan
persentase spread, tetapi tidak mempengaruhi varians clan abnormal return
baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Sedangkan
pengujian lrnbungan antara persentase spread terhadap harga, volume, clan
varians untuk masing-masing saham menunjukkan bahwa ketiga variabel
tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap spread. Sebaliknya, jika
ditinjau sebagai sebuah portofolio, hanya harga yang
m~mpunyai
pengaruh
yang signifikan terhadap spread.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dwi Martani dan Melinda Savitri
(2006) mengenai dampak stock split dan reverse stock split terhadap return
saham dan volume perdagangan, menemukan bahwa ada abnormal return
yang signifikan pada tanggal pemecahan dihari kelima sebelum pemecahan.
Sedangkan pada reverse stock split, ada abnormal return yang signifikan
antara hari ketiga sebelum sampai hari pertama setelah pemecahan. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa reverse stock split memiliki dan1pak yang
lebih terhadap retnrn saham dibanding stock split. Ada perbedaan volume
yang signifikan antara hari-hari sebelum dan setelah stock split atau reverse
stock split. Volume perdagangan dan Return On Assets (ROA) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return market (disesuaikan) tetapi Debt to
Equity Ratio (DER) tidak signifikan.
Margaretha Harsono (2004) juga melakukan penelitian mengenai stock
split dengan tema analisis pemecahan saham : dampaknya terhadap likuiditas
perdagangan dan pendapatan saham, menemukan beberapa kesimpulan bahwa
harga saham mempunyai hubungan yang siginifikan dengan keputusan
perusahaan melakukan stock split. Namun di sisi lain dalam frekuensi
perdagangan saham tidak mempunyai hubungan dengan keputusan perusahaan
melakukan stock split. Hasil analisisnya juga menunjukkan bahwa earning
perusahaan yang diproksi dengan operating income setelah stock split tidak
i
I
Penelitian yang dilakukan Indah Kumiawati (2003) menemukan bahwa
pengumuman stock split memiliki kandungan informasi sehingga direspon
oleh para pelaku pasar di Bursa Efek Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa
pasar bereaksi karenaa mengetahui prospek perusahaar1 yang bagus di masa
depan yang disinyalkan melalui stock split, dimana hanya perusahaan yang
memiliki kinerja yang baguslah yang dapat melakukan stock split. Pada
pengujian likuiditas saham menunjukkan hanya beta saja yang memiliki
perbedaan yang signifikan, sedangkan volum perdagangan dan bid ask spread
tidak signifikan meskipun berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa te1jadi
penuruanan likuiditas setelah stock split.
Penelitian lain yang dilakukan Irwan Adi Ekaputra dan Okta Zuriani Eka
Putri (2006) yang meneliti mengenai stock split, fraksi perdagangan, dan
likuiditas saham di Bursa Efek Jakai1a, menemukan bahwa stockk split
meningkatkai1 likuiditas dua dimensi kelompok saham yang mengalami
penurunan fraksi perdagangan, dan tidak mempengaruhi likuiditas kelompok
yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan.
S1~baliknya,
stock split
memperburuk likuiditas tiga dimensi kelompok saham yang mengalami
penurunan fraksi perdagangan, namun tidak mempengaruhi likuiditas
kelompok saham yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan. Kedua
fakta ini mendukung dugaai1 awak bahwa dampak stock split pada likuiditas
tergantung dari fraksi perdagangan saham setelah stock split. Aksi stock split
terbukti meningkatkan likuiditas dua dimensi, namun tidak memperbaiki
perdagangan. Ketidakmampuan stock split memperbaiki likuiditas tiga
dimensi disebabkan proporsi penurnnan width yang cenderung lebih besar
dibandingkan penurunan relative spread.
C. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis
Penelitian ini akan meneliti signifikansi keberadaan abnormal return pada
hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split, perubahan
volume perdagangan pada masa sebelum dan setelah pelaksanaan stock split
atau reverse stock split, seiia pengaruh variable return on asset (ROA), debt to
equity ratio (DER), dan volume perdagangan terhadap return saham.
Salah satu alasan melakukan split adalah untuk mencapai likuiditas saham
yang lebih tinggi. Likuiditas menjadi penting untuk memastikan saham tidak
tidur dan karenanya lebih mudah untuk diperdagangkan oleh investor. Dalam
menentukan likuiditas, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan.
Penelitian menggunakan volume perdagangan sebagai proksi dari likuiditas.
Oleh karena itu, volume perdagangan diperhitungkan menjadi salah satu
variabel independen dalam penelitian ini.
Return saham secara umum dipengaruhi oleh beberapa variabel. Berbagai
penelitian juga telah mencoba untuk menggunakan variabel ini, salah satu
diantaranya adalah profitabilitas. Variabel ini mempunyai beberapa proksi
dalam bentuk rasio. Salah satu dari rasio-rasio itu adalah Return On Asset
(ROA), yang sering digunakan dan ditemukan signifikan di Indonesia
(Kennedy (2003)) dalam mempengaruhi return secara umum. ROA aclalah
menghasilkan pendapatan bersih dari total asset yang dimiliki (Keown,
Martin, Petty, Scott (2002)).
Disamping itu, variabel lain dalam laporan keuangan yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam berinvestasi adalah proporsi hutang terhadap ekuitas
yang diwakili oleh debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang
menggambaskan
bagaimana
sebenarnya
proporsi
pembiayaan
suatu
perusahaan (Keown, Martin, Petty, Scott (2002)). DER juga secara langsung
terkait dengan resiko berinvestasi pada saham suatu emiten. Semakin tinggi
DER, malca persepsi pasar akan resiko berinvestasi pada saham juga akan
semakin meningkat. Tetapi ukuran resiko ini adalah ha! yang relatif,
tergantung pada pilihan investor dan karakteristik industri perusabaan. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2001), variabel Debt to Equity Ratio
(DER) memberikan pengaruh signifikan terhadap return sabam yang
melakukan split pada tahun 1999-2000.
Volume perdagangan pada hari pelaksanaan akan mengalami pergerakan
yang berbeda dari hari sebelumnya. Penelitian yang dilakukan De Medeiros
dan Doornik (2005), menemukan bahwa return bergantung pada volume
perdagangan, namun tidak sebaliknya.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk flowchart
(diagram) yang berawal dari penentuan perusahaan-perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian, sampai dengan hasil
dari uji hipotesis yang alcan dilakukan.
data. Untulc itu alcan dilalcukan uji normalitas sebelum melalcukan uji statistik.
Normalitas data akan dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Selain itu, pengujian terakbir juga dilalcukan untuk mengetahui pengaruh
variabel Dummy, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham
yang akan dilalcukan dengan analisis regresi Iinier berganda. Namun sebelum
melakukan uji regresi berganda, maka alcan dilalculcan dulu uji normalitas dan
uji asumsi klasik yang terdiri dari; uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan
uji heteroskedastisitas. Setelah pengujian regresi dilalcukan, maka selanjutnya
dilakukan pengujian mengenai ketepatan model regresi (.r;oodness offit), yaitu
dengan melakukan uji T parsial, uji F simultan, dan uji koefisien determinasi.
Semua pengujian akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Tahap
terakbir dari proses pengujian hipotesis ini adalah interpretasi dari basil
pengujian hipotesis. Untuk memperjelas uraian tersebut, maka dibuatlah
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar2.I
Kerangka Pemikiran uji Abnormal Return
Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Sampel
(2004-2007)
Stock Split
[ Reverse Stock Split
Abnormal Return
Normalitas
One Sample Test
Interpretasi
Gambar2.2
Kerangka Pemikiran uji beda Volume Perdagangan
Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Sampel
(2004-2007)
Stock Split
[ Reverse Stock Split
Volume Perdagangan
Normalitas
Data Normal
[ Data Tidak Normal
Parametrik Test
~on Parametrik Test
Paired Sample T-Test
[
[
Interpretasi
Wilcoxon Test
r--
Gambar2.3
Kerangka Pemikiran uji Regresi Berganda
Bursa Efek Indonesia
I
I
-----
Perusahaan Sampel
(2004-2007)
v
v
Dummy Variabel:
1 = Stock Split
O = Reverse Stock
Return
On
Assets
I
DebtW
Equity
Ratio
J
v
Volume
Perdagangan
I
v
Return Saham
v
Normalitas
"
Uji Asumsi Klasik
'f'
Uji Regresi Berganda
I
'f'
...
I
Uji F Simultan
J
I
l Uji T Parsial JCu:~
I
'ff
Interpretasi
I
Berdasarkan pada pola kerangka pemikiran tersebut, maka dapat disusun
hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho1 : Tidak terdapat abnormal return yang signifikan pada hari-hari di
sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split.
Hai
Terdapat abnormal return yang signifikan pada hari-hari di sekitar
pelaksanaan stock split dan reverse stock split.
Ho2
Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan
antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split.
H02
Terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan
antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split.
H03
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan
reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap
return saham secara parsial.
H0 3
Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan
reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap
return saham secara parsial.
Ho4
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stock split dan
reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap
return saham secara simultan.
H04
Terdapat pengaruh yang sign!fikan dari variabel stock split dan
reverse stock split, ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa (event study) dalam
bentuk pengujian hipotesis yang menjelaskan hubimgan sebab akibat antar
veriabel dalam penelitian pada Bursa Efek Indonesia, dengan objek penelitian
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.
Adapun ruang lingkup variabel yang diteliti aclalah melihat bagaimana
pengaruh keputusan stock split clan reverse stock split terhaclap return saham
clan volume perclagangan saham pada perusahaan-perusahaan yang terclaftar di
Bursa Efek Indonesia.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan clari obyek yang ciri-cirinya akan diteliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusaliaan go-public
yang saliamnya aktif cliperdagangkan clan melakukan kebijakan stock split
atau reverse stock split di bursa efek Indonesia pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2007.
Dari populasi tersebut, kemuclian dian1bil sampel yang akan diteliti,
sampel dari penelitian ini aclalah perusahaan yang terclaftar clalam Bursa Efek
Indonesia dan yang melakukan stock split atau reverse stock split selania
dengan maksud untuk mendapatkan sampel yang dapat mewakili populasinya.
Tujmumya adalah untulc memperoleh data sesuai dengan kelompok kunci
yang akan mewakili penelitian ini. Adapun sampel yang akan dipilih harus
mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang
melakukan kebijakan stock split atau reverse stock split selan1a periode
penelitian.
2. Sampel tidak meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan corporate
action yang lain (seperti pembagian deviden, pembagian saham bonus,
merger dan akuisisi, tindakan !PO, dan right issue) selama periode
penelitian, untuk menghindari dari adanya pengaruh gabungan yang
disebabkan oleh adanya corporate action tersebut, karena itu akan
mempengaruhi keakuratan hasil penelitian.
3. Sampel yang dipilih adalah saham yang aktif diperdagangkan sedikitnya
satu minggu be1turut-turut (lima hari perdagangan).
4. Perusahaan dengan data yang tidak lengkap, tidak termasuk dalam sampel.
Selama Januari 2004 samapi dengan September 2007 telah te1jadi 41
peristiwa stock split, dengan dua perusahaan melakukannya dua kali, dan
terjadi delapan corporate action lain, sehingga jumlah sampel menjadi 33
peristiwa stock split oleh 31 perusahaan.
Emiten yang sahamnya jarang diperdagangkan sehingga dianggap tidak
likuid dan dikeluarkan dari sampel sebanyak dua perusahaan. Pertimbangan
selama paling tidalc satu minggu berturut-turut (lima hari perdagangan)
sehingga akan mempengaruhi keakuratan penelitian.
Selain itu, satu perusahaan lagi juga dikeluarkan dari sampel karena
memilik data yru1g tidak lengkap. Proses penyeleksian sampel yang dilakukan
dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria yang telah ditentukan di atas
menyisakan sampel akhir yang akan digunakan dalrun penelitian stock split
sebanyak 30 peristiwa dengan dua perusahaan melakukan dua kali stock split.
Sedangkan untuk reverse stock split selama periode penelitian telah te1jadi
15 peristiwa reverse stock split, dan te1jadi empat corporate action lain.
Disamping itu, emiten yang datanya tidak lengkap d.an dikeluarkan dari
sampel sebanyak satu perusahaan. Proses penyeleksian ini menyisakan sampel
akhir yang akan digunakan dalam penelitian reverse stock split sebanyak I 0
peristiwa reverse stock split perusalman dengan 10 pernsahaan.
Tabel 3.1
Perhitungan Jumlah Sampel
SS RSS
Emiten yang melaksanakan stock split dan reverse stock split
41
15
Emiten yang melaksanakan corporate action lain
(8)
(4)
Emiten yang tidak likuid
(2)
(0)
Emiten yang datanya tidak lengkap
(1)
(!)
Jumlah san1pel yang digunalcan dalam penelitian
30
10
Berdasarkan pada teknik sampling yang dilakukau. seperti di atas, maka
para emiten yang masuk sampel dalam penelitian stock split adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Emiten yang melakukan Stock Split talrnn 2004-2007
No Kode Emiten
Nama Perusahaan
1
DNKS
Dankos Laboratories,Tbk
2
DAVO
Davomas Abadi,Tbk
3
EKAD
Ekadharma International,Tbk
INCO
4
International Nickel Indonesia.Tbk
5
JIHD
Jakarta International Hotel & Develooment, Tbk
KLBF
Kalbe Farma.Tbk
6
RALS
Ramavana Lestari Sentosa,Tbk
7
RIGS
8
Rigs Tenders,Tbk
TLKM
Telekomunikasi Indonesia,Tbk
9
10
CTRS
Cioutra Surva,Tbk
HEXA
Hexindo Adioerkasa,Tbk
11
12
HITS
Humouss Intermoda Transoortasi,Tbk
13
PRAS
Prima Allov Steel,Tbk
14
SMAR
SMART,Tbk
15
TGKA
llaaraksa Satria,Tbk
16
APOL
Aroeni Pratama Ocean Line.Tbk
17
BBLD
Bina Danatama Finance,Tbk
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara.Tbk
18
Java Real Prooertv,Tbk
19
JRPT
PJAA
Pembanaunan Java Ancol,Tbk
20
21
TSPC
Temoo Scan Pacific,Tbk
22
AKR Coroorindo.Tbk
AKRA
23
ANTM
Aneka Tambana (Persero) .Tbk
24
DAVO
Davomas Abadi.Tbk
25
HADE
Hortus Danavest,Tbk
26
HITS
Humr:iuss Intermoda Transr:iortasi,Tbk
27
JPRS
Java Pari Steel.Tbk
28
PWON
Pakuwon Jati.Tbk
29
SMGR
Semen Gresik (Persero) .Tbk
30
SOBI
Sorini Corooration,Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Sedangkan untuk emiten yang masuk sampel dalam penelitian reverse
stock split adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Emiten yang melakukan Reverse Stock Split tahun 2004-2007
No
Kode Emiten
Nama IPerusahtaan
BNGA
Bank Niaaa,Tbk
BNLI
Bank Permata,Tbk
2
PLAS
3
Palm Asia Coroora Tbk
SIPD
4
Sierad Produce, Tbk
INDX
Indoexchanqe,Tbk
5
LPLI
Lirmo E-NEf,Tbk
6
SRSN
Sarasa Nuaraha,Tbk
7
UNIT
United Capital Indonesia,Tbk
8
BKSL
Bukit Sentul,Tbk
9
JAKA
Jaka Artha Graha,Tbk
10
Sumber : Bursa Efek Indonesia
1
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang telah didapat dan diolah oleh pihak lain yang telah tersedia. Adapun
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan metode
kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti; buku, jurnal, surat
kabar, Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), dan berbagai situs website
(diantaranya; www.idx.co.id, www.indoexchange.com, www.ksei.co.id clan
situs-situs laim1ya).
Aclapun data yang dibutuhkan meliputi :
1. Tanggal Peristiwa (execution date) stock split dan reverse stock split
Tanggal Peristiwa atau hari pelaksanaan (execution date) adalah hari
didistribusikannya atau ditariknya saham sehubungan dengan pelaksanaan
2. Data harga saham penutupan harian
Data harga saham harian yang digunakan adalah data harga saham
harian pada saat penutupan yang tersedia dalam laporan data harga saham
harian emiten. Data ini dikumpulkan selanm rentang yang mencakup
seluruh periode penelitian yaitu mulai dari Desember 2003 sampai dengan
Desember 2007.
3. Data variabel ROA dan DER
Data variabel ROA dan DER yang digunakan dalam penelitian didapat
dari laporan keuangan yang diumumkan oleh emiten yang melaksanakan
stock split atau reverse stock split.
4. Data volume perdagangan saham
Untuk mengukur likuiditas setelah pelaksanaan (execution date I exdate) stock split atau reverse stock split digunakan data volume
perdagangan saham di sekitar hari pelaksanaannya. Data volume
perdagangan adalah data harian yang didapat dari data perdagangan saham
harian Bursa Efek Indonesia.
Data volume yang digunakan adalab data adjusted volume yang
merupakan volume transalcsi yang telah disesuaikan dengan penambahan
atau pengurangan saliam yang beredar baik yang disebabkan oleh stock
split, reverse stock split, stock deviden, atau corporate action lainnya yang
dapat merubahjumlah lembar saham yang beredar.
D. Mctode Analisis
Penentuan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan
berdasarkan pada variabel yang akan diteliti, berurutan sesuai dengan rumusan
masalah pada bah sebelu11111ya. Pengujian metode analisis diawali dengan
melakukan pengujian terhadap keberadaan abnormal return pada hari-hari di
sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split, perbedaan volume
perdagangan antara sebelum dan setelah stock split atau revrese stock split,
dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel seperti ROA, DER, dan volume
perdagangan terhadap return saham yang akan menggunakan uji regresi
berganda.
1. Abnormal Return
Pada bagian ini akan diuji keberadaan abnormal return pada hari-hari
di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split dari perusahaan
yang melakukan corporate action tersebut selama periode tahun 20042007. Oleh sebab itu pene!itian akan dilakukan sebanyak dua kali, masingmasing untuk peristiwa stock split dan reverse stock split.
Periode penelitian untuk abnormal return ditentukan berdasarkan
periode event, yaitu lima hari sebelum sarnpai dengan lima hari setelah
kejadian stock split atau reverse stock split. Dalam penentuan periode
jendela ini memang tidak ada patokan atau standar yang pasti, baik clari
buku-buku maupun jurnal-jurnal penelitian.
Menurut Jogiyanto (2003; 436), larnanya periode jendela atau periocle
yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor
(misalnya pengumuman laba dan pengumuman dividen), periode
jendelanya dapat pendek, disebabkan oleh investor yang dapat bereaksi
cepat. Sebaliknya untuk peristiwa yang nilai ekonomi sulit ditentukan oleh
investor, maka periode jendelanya dapat panjang misalnya untuk peristiwa
merger.
Pengujian abnormal return akan menggunakan uji beda one sampel
test, dengan terlebih dahulu mencari return saham untuk masing-masing
sampel dengan rumus :
P;, - P; t-1
Dimana:
R;,
: Return saham i pada hari ke-t
P;,
: Harga saham i pada hari ke-t
P;,. 1
:
Harga saham i pada hari ke t-i
Setelah diketahui nilai return sahan1, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung abnormal return menggunakan mode! market-adjusted return
yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
AR;,
=
Rit - Rmt
Dimana:
AR;,
•Abnormal Return saham i pada hari ke--t
R;,
•Return Saham i pada hari ke-t
Untuk mengetahui nilai return market yang dimaksud, dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
IHSG, - IHSG,.1
Rmt
IHSG,. 1
Dimana:
Rmt
: Return Market pada hari ke-t
II-ISGt-1
: IHSG pada hari ke-t
IHSGt-1
: IHSG pada hari ke- t-1
Pengujian signifikansi abnormal return akan dilakukan dengan
UJI
statistik one sample t test dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
terhadap data yang akan diuji menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Pengujian one sample t test dilakukan untuk meng1ui perbedaan rata-rata
sampel dengan nilai hipotesisnya (Cornelius Trihendradi, 2005 : 31 ).
Proses pengujian akan dilakukan menggunakan program SPSS 16 dan
output-nya sebagai dasar interpretasi.
2. Volume Perdaga11ga11
Pendekatan atau indikator yang digunakan untuk membandingkan
Iikuiditas antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split atau reverse
stock split adalah dengan menggunakan data volume perdagangan. Dalam
membandingkan kedua sampel volume perdagangan, penelitian akan
menggunakan uji Paired Sample I-test atau uji Wilcoxon. Pencntuan
penggunaan uji statistik mana yang akan digunaka11, ditentukan dengan
dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Dari hasil uji
nom1alitas inilah dapat ditentukan, apakah penelitian akan menggunakan
uji Paired Sample T-Test Gika data berdistribusi normal/parametrik), atau
uji Wilcoxon Gika data tidak berdistribusi normal/non parametrik).
a. Paired Sample T Test
Uji paired sample t test digunakan jenis datanya berpasangan dan tidak
saling be bas (dependen). Perbandingan pada dua san1pel dependen berarti
membandingkan setiap data dari kelompok pertama dengan data kelompok
kedua yang diambil dari sumber yang sama biasa disebut data
berpasangan. Pasangan-pasangan ini diperbandingkan dengan melihat
perbedaan atau selisih dari masing-masing data. Hipotesis yang diuji
adalah apakah rata-rata dari perbedaan ini sama dengan no! atau tidak.
Paired sample t-test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata
antara dua sampel berpasangan. Uji ini biasanya melibatkan pengukuran
pada suatu variabel atas pengaruh atau perlakuan tertentu. Sebelum dan
sesudah pemberian pengaruh atau perlakuan terte:ntu variabel tersebut
diukur, apakah te1jadi perubahan yang signifikan atau tidak? (Cornelius
Trihendradi, 2005:38).
Pengujian paired sampel t-test dapat dilakukan clengan runmsan t-test
yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang
berkorelasi, yang akan dilakukan clengan rnenggu:nakan program SPSS 16
(Sugiyono, 2005:119):
X1
: Rata-rata sampel 1
X2
: Rata-rata sampel 2
S1
: Simpangan baku sampel 1
S2
: Simpangan baku sampel 2
si2
: Varians sampel 1
sl
: Varians sampel 2
r
: Korelasi antara dua sampel
Dalam melakukan uji paired sample I-test, ada beberapa langkah
penguJian hipotesis yang harus dilakukan (Cornelius Trihendradi,
2005:40), diantaranya:
L
Menetapkan hipotesis no!.
11.
Melakukan konversi ke nilai t.
Uji dilakukan dengan paired sample t-test dimana nilai t adalah hasil
bagi dari selisih rata-rata pasangan dengan standard en-or mean.
Std Error Mean
_L(xi -x,)'- (_Lx, -x,)'
n
n(n-I)
iii. Mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan berpegang pada
ft
1 -
Jika t hitung (nilai mutlak) < t tabel, maka Ho diterima.
Jika t hitung (nilai mutlak) > t tabel, maka Ho ditolak. Atau
Jika Sig > a, maka Ho diterima.
Jika Sig <a , maka Ho ditolak.
Dalam penelitian ini paired sample Hest diuji dengan a
= 5%, dan uji
dua pihak (Two Tail Test). Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, bila t
hitung lebih kecil atau sama dengan (:<=) t label, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Harga t lritung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-)
nya (Sugiyono, 2005:95).
b. Wilcoxon Sign Rank Test
Uji Wilcoxon merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam
uji tanda besarnya selisih nilai angka antarapositif clan negatif tidak
diperhitungkan, sedangkan dalam uji wilcoxon ha! ini diperhitungkan.
Seperti dalam uji tanda, teknik ini digunakan u.11tuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentu ordinal atau
betjenjang (Sugiyono, 2005:131).
Uji ini disebut juga uji peringkat/rangking bettanda. Hal ini karena di
samping memberi tanda positif (+) dan negatif (-) untuk menunjukkan
perbedaan dalam pengujian, dilakukan pula pemberian peringkat/rangking
pada perbedaan tersebut (Cornelius Trihendradi, 2005: 148).
Hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa stock split adalah :
Ho : Tidak terdapat perubahan volume perdagangan saham antara
periode sebelum dengan setelah pelaksanaan stock split.
H 1 : Terdapat perubahan volume perdagangan saham antara periode
sebelum dengan setelah pelaksanaan stock split.
Sedangkan hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa reverse stock split
adalah:
Ho : Tidak terdapat perubahan volume perdagangan saham antara
periode sebelum dengan setelah pelaksanaan reverse stock split.
H 1 : Terdapat perubahan volume perdagangan saham antara periode
sebelum dengan setelah pelaksanaan reverse stock split.
3. Pe11gujia11 Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi berganda akan dilakukan untuk menguji seberapa
besar pengaruh variabel-variabel seperti variabel dummy (stock split dan
reverse stock split), ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return
saham. Namun sebelum melakukan uji regresi linier berganda, maka akan
dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari ; uji
Multikolinieritas, Autokorelasi, dan Heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data
Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melakukan analisis
grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif
dari normal. Distribusi nomml akan membentuk satu garis lurus diagonal,
clan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghazali, 2002:74).
b. Uji Asumsi I<Jasik
1) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharnsnya tidak te1jadi korelasi di antara
variabel bebas. Jika variabel bebas sating berkorelasi, maim variabelvariabel ini dapat dikatakan tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama
dengan no! (Imam Ghazali, 2002:57).
Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya rnultikolinieritas pada
model regresi dapat dilakukan dengan melihat kriteria sebagai berikut :
i) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai
10 maim dikatal(an terdapat masalah multikolinieritas dan sebaliknya
jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10 maka pada
ii) Dilihat dari nilai tolerance
Jika model pada regresi memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10
maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas dan jika sebaliknya
model regresi memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 maka dapat
dikatakan model regresi tidak terdapat masalah multikolinieritas.
(Ghozali, 200 I).
2) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pad a periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamalcan ada problem autokorelasi (Imam Ghazali, 2002:61 ).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahu:i terjadi atau tidaknya
autokorelasi pada model regresi, maka akan digunakan uji DurbinWatson (DW test).
Menurut Durbin Watson Statistics, pengambilan keputusan ada
atau tidaknya autokorelasi didasarkan pada 5 kondisi autokorelasi :
o
O<d<dL
o dL<d <dU
: ada autokorelasi positif.
: inconclusive (ragu-ragu ada autokorelasi positif).
o dU < d < 4-dU : tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif.
o 4-dU <d< 4-dL : inconclusive (ragu-ragu ada autokorelasi negatif).
Selain itu menurut Singgih Santoso (2000 :218) secara umum angka
D-W yang dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan adalah:
o
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
o
Angka D-W berada di antara -2 sampai dengan 2 berarti tidak ada
autokorelasi.
o Angka D-W diatas 2 berarti terdapat autokorelasi negatif.
Jika ada masalah autokorelasi, maim model regresi yang
seharusnya signifikan (dilihat angka F dan signifikannya), menjadi
tidak layak untuk dipakai Uji F (uji secara simultan).
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi te1jadi ketidalrnamaan variance dari residual satu
penganmtan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut hete:roskedastisitas (Imam
Ghazali, 2002:69).
Model regresi yang baik adalal1 model yang di dalamnya tidak
te1jadi heteroskedastisitas. Menurut (Imam Ghazali), ada cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred) dengan
residualnya (Sresid). Deteksi ini dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara Sresid dan Zpred
residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hal
ini didasarka pada analisis :
o Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur,
maka mengindikasikan telal1 terjadi
heteroskedastisitas.
o Jika tidalc terdapat pola yang jelas, se1ia titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak te1jadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan bila peneliti bermaksud
meramalkan keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, bila dua atau
lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaik-turunkan nilainya) (Sugiyono, 2005:250).
Model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Y = 0.1 + o.2D + b1ROA + b2DER + hJVOL
Dimana:
y
: Return Saham
: Konstanta
: Nilai Koefisien Variabel Dummy
: Nilai Koefisien Variabel Independen
D
: Variabel Dummy;
= 1 Tilr~ mPl~ln1Ir~n .C::.tri,-./r .<:::nlit
ROA
: Return On Assets
DER
: Debt to Equity Ratio
VOL
: VolumePerdagangan
Setelah melakukan pengujian regresi berganda, maka langkah
selanjutnya adalah menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dengan mengukur dari goodness of fitnya.
Secara statistik, setidaknya ha! ini dapat cliukur clari nilai statistik t,
nilai statistik F, clan koefisien clete1minasinya. Penghitungan statistik
clisebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah kritis (daerah climana HO ditolak). Sebaliknya akan
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya beracla clalam daerah
Ho cliterima (Imam Ghazali, 2002:44).
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik f dilakukan pada clasamya untuk menunjukkan
apakah variabel inclependen yang climasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat/ clepenclen. Pengujian hipotesis clapat menggunakan statistik
F clengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
o
Quick look ; bila nilai F lebih besar claripacla 4 maka Ho clapat
ditolak pacla derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
clapat menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
semua variabel inclependen secara sere:ntak dan signifikan
o Membandingkan nilai F dari hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hasil perhitungan lebih besar
dmipada nilai F menurut tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. (Ghazali, 2002).
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secma individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Adapun menurut (Ghazali, 2002) dalam
melakukan uji t dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o
Quick Look ; dilakukan bila jumlah degree of freedom adalah
20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesm 5%, maka Ho
dapat ditolak bila nilai t lebih besm dmi 2 (dalam nilai absolut).
Dengan kata lain hipotesis Ha dapat diterima, yang menyatakan
bahwa
suatu
variabel
independen
secara
individual
mempengaruhi variabel dependen.
o Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai tabel, kita dapat menerima hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secma individual mempengaruhi varibel dependen.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2 )
Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di
antara no! dan satu. Nilai R2 yang keci:I menandakan bahwa
kemampuan variabel-variabel independ.en dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
Namun,
kelemahan
mendasar
penggunaan
koefisien
determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel depende.
Oleh
karena
itu,
banyak
peneliti
menganjurkan
untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana
model regresi yang baik. Karena tidak sepe1ti R2, nilai adjusted R2
dapat
naik
atau
turun
apabila
satu
variabel
independen
ditambahkan ke dalam model. (Ghazali, 2002).
E. Operasional Variabel Penelitian
I. Stock Split
Stock split adalah peningkatan jumlah :iaham beredar dengan
mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham
dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing
memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal (James Van
Home, 1995:508).
Stock split merupakan penurunan nilai nominal perlembar saham yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya
dalam stock split biasa dikenal istilah faktor pemecahan (split factor) 2 : 1,
3:1dan4:1.
2. Reverse Stock Split
Reverse stock split adalah peningkatan nilai nominal perlembar saham
dari mengurangi jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham
dengan faktor 1 : 2, 1 : 3 dan 1 : 4.
Pengertian lain mengenai reverse stock split adalah pemecahan saham
dimana jumlah saham beredar menurun; misalkan pemecahan saham
dimana pemegang saham menerima satu saham. baru atas pertukaran
dengan dua saham lan1a yang dimiliki (James Van Horne, 1995:511).
3. Return Saham
Return saham adalah tingkat pengembalian yang diperoleh atau akan
diharapkan oleh investor atas investasi saham yang dilakukan. Return yang
dimaksud dalam penelitian ini abnormal return, yang merupakan selisih
antara expected return dengan aktual return.
Return merupakan motivasi dan prinsip penting dalam investasi serta
merupakan kunci yang memungkinkan investor memutuskan pilihan
Untuk menilai return saham, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Pit-Pit-I
Dimana:
Rit
: Return saham i pada hari ke-t
Pit
: Harga saham i pada hari ke-t
Pit-l
: Harga saham i pada hari ke t-i
Setelah diketahui nilai return saham, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung abnormal return menggunakan model market-adjusted return
yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
ARit =
R;t - Rmt
Dimana:
ARit
: Abnormal Return saham i pada hari ke-t
R;,
: Return Saham i pada hari ke-t
Rmt
: Return Pasar
Untuk mengetahui nilai return market yang dimaksud, dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
IHSG, - II-ISGt-1
IHSGt-1
Dimana:
Rmt
: Return Market pada hari ke-t
IHSG,_1
: IHSG pada hari ke-t
IHSGt-1
: IHSG pada hari ke- t-l
1
r'
~lN
tJ"f1\~.1v:,\
1
I
11U JAKJ\HT;>,
-··-------~·-"--~J
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menghitung Average Abnormal
Return (AAR) saham pada hari ke-t dengan menggw1akan rumus sebagai
berikut:
AAR
=
N
Dimana
AAR
: Average Abnormal Return
, Abnormal Return Sahan1 i pada hari ke-t
N
: Jumlah San1pel
4. Return On Assets
Return On Assets adalah ukuran profitabilitas yang meliputi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih dari total
asset yang dimiliki (Keown, Maiiin, Petty, Scott (2002))
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang
dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi yang
perusahaan (Erlina, 2002).
Return On Assets dapat dicari dengai1 rumus sebagai berikut :
Laba Bersih Setelah Pajak
ROA
x 100%
=
Total Aktiva
5. Debt to Equity Ratio
Menurut Soemarsono (1990), Debt to Equity Ratio merupakan
kewaiiban vang mengukur persentase dana yang disediakan kreditur.
Makin rendah kewajiban ini makin besar penyangga kerngian yang
mungkin timbul pada waktu likuidasi. Dengan demikian, kemampuan
melunasi selurub kewajibannya juga makin besar.
Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagi berilut :
Total Debt
DER
x100%
Total Equity
6. Volume Perdagangan
Volume perdagangan sahan1 adalah berapa kali transaksi jual beli
terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan
frekuensi transaksi, dapat diketahui saham tersebut diminati atau tidak
oleh investor (Margaretha, 2004).
Volume perdagangan saham dapat diketahui dengan menggunakan
indikator Trading Volume Activity (George Foster, 1986:375) dengan
rumus sebagai berikut :
Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
TVA=
Saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Sejarah pasar modal di Indonesia telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia yang
diselenggarakan oleh Vereniging Voor Ejfectenhandel.zaaz Berdasarkan
pengalaman Belanda, pendirian bursa efek di Batavia adalah dalam rangka
memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh
secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang dipe1jualbelikan merupakan
saham dan obligasi yang ditebitkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, se1ta
efek-efek Belanda lainnya.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia,
dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat
be1jalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang clikeluarkan
pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia clapat
clilihat sebagai berikut:
o
14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
o
1914-1918 : Bursa Efek di Batavia clitutup selama Perang Dunia I.
o
1925-1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya.
o Awai tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang clan Surabaya clitutup.
o
1942-1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup lagi selama Perang Dunia II.
o
1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman
Wiradinata) clan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohaclikusumo ).
Instrumen yang diperclagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
o
1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif.
o
1956-1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
o
10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oJ.eh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEP AM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal inipun kemudian cliperingati sebagai HUT Pasar Modal (BEJ).
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT.
Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
o
1977-1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu, hal ni tercermin dari
jwnlal1 emiten hingga 1987 barn mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
o
1987 : Ditandai dengan hadimya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudalmn bagi
perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
o
1988 - 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
semakin meningkat.
o 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efok (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
o
Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Pake! Desember 88 (P AKDES
88) yang memberikan kemudalrnn perusahaan untuk go publik dan
beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
o
16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.
o
13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ, dan BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
o
22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
o
10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang -Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
mulai Januari 1996.
o
1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
o 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
o
2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
o 2007 : Penggabtmgan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakmta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pcrkcmbangan Usaha
Sejak tahun 1995, perkembangan kinerja bursa regional di Asia Pasifik
relatif bervariasi. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks harga sahamnya.
Bursa Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan ratarata indeks tahunan sebesar 12, 76%. Peningkatan ini merupakan yang
tertinggi dibm1dingkan dengan pergerakan indeks bursa regional lainnya.
Perkembangan indeks ini tetap menunjukkan peningkatan yang positif,
meskipun beberapa negara Asia seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan
termasuk Indonesia mengalami laisis ekonomi pada periode 1997-1999.
Dari beberapa indikator lainnya, di tahun 2004 bursa Indonesia juga
menunjukkan perkembangan yang meningkat. Hal tersebut terlihat dari
perkembangan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat 34,01 % dan nilai
tetapi, peranan pasar modal Indonesia terhadap perekonomian negara, yang
terlihat dari perbandingan nilai kapitalisasi pasar terhadap Produk Domestik
Brnto (PDB), masih berada pada posisi yang cukup rendah. Pada tahun 2004,
rasio nilai kapitalisasi pasar terhadap PDB di Indonesia hanya mencapai
29,5%, sementara beberapa bursa regional lainnya telah melampaui 100%. Di
sisi lain, kondisi ini menunjukkan masih besarnya potensi pengembangan
pasar modal Indonesia.
Perkembangan penggalangan dana melalui pasar modal Indonesia sangat
terpengarnh oleh kondisi mak.ro ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika k.risis
ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, jumlah emiten hanya
tumbuh sebesar 1 % dengan nilai emisi saham tumbuh sebesar 7, 1% pada
tahw1 1998 dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan w1tuk obligasi, tidak
ada emiten yang menerbitkan obligasi sepanjang tahun 1998. setelah
mengalami stagnasi pasca k.risis ekonomi, pasar saham mulai kembali
bergairah sejak tahun 1999. Pada talmn
1999 nilai e:misi saham melonjak
sebesar 172,2% yaitu dari Rp. 75,9 triliun pada tahun 1998 menjadi Rp. 206, 7
triliun pada talmn 1999. Setelah meningkat secara signifikan pada tahun 1999,
selanjutnya memasuki tahun 2000 hingga pertengal1an 2005 jumlah emiten
saham hanya tumbuh rata-rata 4,5% per tahun, dengan nilai emisi mengalami
pertumbuhan rata-rata 3,4% pada periode yang sama.
Nilai kapitalisasi pasar pada tahun 2000 hingga 2002 sempat mengalami
penurunan akibat kondisi ekonomi mak.ro yang tidak stabil. Namun demikian,
pengaruh pada perdagangan di bursa sehingga nilai kapitalisasi pasar kembali
tumbuh mencapai Rp. 765,81 triliun pada bulan Juni 2005. Selaujutnya, rasio
nilai kapitalisasi pasar terhadap PDB pada tahun 2004 mencapai 29,5% yaug
merupakau peningkatan yang cukup signifikau dalau1 lima tahun terakhir
setelah masa krisis. Untuk perkembangau emisi saham, terlihat tidak terlalu
signifikan, namun trausaksi saham di BEJ bergerak cukup aktif. Rata-rata nilai
perdagangau pada periode 1999 hingga Juni 2005 berada pada kisaran Rp.
794,43 milliar per hari dengan volume sahau1 berkisar 1,03 milliar lembar per
hari dan frekuensi berkisar 16 ribu trausaksi per hari.
Sepanjang tahun 2006, tercatat 12 perusahaan melakukan Initial Public
Offering. Namun, pada nilai emisi saham terjadi penurunan sebesar 15%, dari
Rp. 3,54 triliun di tahun 2005 menjadi Rp. 3,01 triliun di tahun 2006. Total
nilai trausaksi saham di BEJ sau1pai akhir tahun 2006 mencapai Rp. 443
triliun, meningkat 9,11% dibanding dengan trausaksi tahlm 2005. Tahun 2006
merupakan talmn pertama bergabungnya Direktorat Jenderal Lembaga
Keuaugau dengau Badan Pengawas Pasar Modal. Diharapkan dengan
bergabungnya
kedua
otoritas
tersebut
menjadi
Bapepam-LK
dapat
menciptakan sinergi yang lebih baik lagi antara industri pasar modal dan
lembaga keuangan lainnya.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Abnormal Retum
a. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (Mean), standard deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghazali, 2005 : 19). Berikut ini
adalah analisis deskriptifuntuk variabel abnormal return :
Tabel 4:1
Hasil Uji Analisis Deskriptif Abnormal Return
Descri11tille statistics
AR.Stock Split
AR Reverse Split
Valid N {listwise) .
N
3.30
110
110
Minimum
-.8323
-.1822
Maximum
9453
9.0128
Mean
052529
4.6"1864
Std, Deviation
.2072441
t5859669
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk
penelitian abnormal return yang melakukan stock split (N) ada 330. Dari 330
sampel ini, abnormal return terkecil (Minimum) adalah ··0,8323 dan abnormal
return terbesar (Maximum) adalah 0,9453. Rata-rata abnormal return dari 330
sampel adalah 0,052526 dengan standard deviasi sebe:mr 0,2072399.
Pada penelitian reverse stock split jumlal1 sampel untuk penelitian
abnormal return (N) ada 110. Dari 110 sampel ini, abnormal return terkecil
(Minimum) adalah -0, 1822 dan abnormal return terbesar (Maximum) aclalal1
9,0128. Rata-rata abnormal return dari 110 sampel aclalah 0,467864 clengan
b. Pengujian Hipotesis
Keberadaan abnormal return dalam penelitian berangkat dari hipotesis
yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan pada harihari di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Namun,
sebelum melakukan pengujian hipotesis maka akan dilakukan uji nonnalitas
data sebagai berikut :
Ho
: Data terdistribusi secara nonnal.
Ha
: Data tidak terdistribusi secara normal.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return
One-Sample Koltnogorov-Smirnov Test
1-------------------1~A-"R-".·"'st=o,tk Snlit
N
278
Normal Parameters"'
Mean-4.083932
sid, Deviation
1.6'830150
Most Extreme Differences
Ab-sOJute_
.069
PoSitlve
.069
Ne;gauy·e;
-.056
KOltnogorov-Smirnov z
1.153
Asymp. Sig. (2-tailed)
.140
AR Reverse
Snlit
98
-3.312523
2'1348491
.099
.099
-.063
.978
.295
a ..Test distribution 1s·:Norma1.
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat nilai K-S untuk variabel
abnormal return perusahaan yang melakukan stock split sebesar 1.153 dengan
probabilitas signifikansi 0.140 dan nilainya berada di atas a
=
0.05, hal ini
berarti hipotesis nol diterima atan variabel abnormal return terdistribusi
secara normal.
Pada penelitian reverse stock split, nilai K-S untuk variabel abnormal
return sebesar 0. 978 dengan probabilitas signifikansi 0.295 dan nilai ini
ha .. ,,.rl,,.
Ai
'-"t<'.lc
f'i
= n ()"
h~l
ini hP.r::irli hinotesis
nol diterima atau variabel
Pada sampel perusahaan yang melakukan stock split ditemukan terdapat
abnormal return yang positif dan signifikan pada a
=
1% pada hari kelima,
keempat, dan ketiga, serta satu hari (a= 5%) sebelum split. Selain itu, tepat
pada hari pelaksanaan sampai dua hm-i setelah split juga ditemukan abnormal
return yang positif dan signifikan pada a = 1% dan pada hm-i ketiga (a =10%)
setelah split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang
menyatakan tidak terdapat abnormal return pacla hm-i-hari di sekitar
pelaksanaan stock split tidak diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian maka
hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat abnormal return pada hari-hari
di sekitm- pelaksanaan stock split diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya,
seperti yang dilakukan oleh Nuryadin (2004), Melinda Savitri dan Dwi
Maiiani (2006). Tabel 4.3 menunjukkan basil penelitian seperti yang
dimaksud di atas, mengenai abn01mal return pada hari-hari di sekitar
pelaksanaan stock split.
Tabel 4.3
I ksanaai1 S toe kS;p,lit
A bnorma l Return d'1 se k'1tar Pea
Siqnifikansi
AR
Siq
t-stat
Hari
H -5
H -4
H -3
H -2
H -1
H 0
H +1
H +2
H +3
H +4
H +5
N
0.0175
0.0186
0.0172
0.0094
0.0184
0.4142
0.0302
0.0176
0.0127
0.0130
0.0090
: 30
5.047
0.000
3.606
0.001
3.245
0.003
1.635
0.113
2.638
0.013
3.972
0.000
3.177
0.004
3.531
0.001
1.993
0.056
1.647
0.110
1.685
0.103
:
signifikan
a.=
10%
***
*
*
*
ts
**
*
*
*
***
ts
ts
Selanjutnya, penelitian pada sampel perusahaan yang melakukan reverse
stock split ditemukan abnormal return yang positif dan signifikan pada a= 5%
pada hari ketiga dan kedua sebelum split. Selain itu, tepat pada hari
pelaksanaan (a
=
I%) dan juga pada hari pertama, kedua, dan kelima setelah
split ditemukan terdapat abnormal return yang positif dan signifikan pada a =
5%. Pada hari ketiga setelah split juga ditemukan abnormal return yang
positif dan signifikan pada a = I 0%. Hal ini sekaligus membuktikm1 bahwa
hipotesis yang menyatakan tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di
sekitar pelaksmiaan reverse stock split tidak diterima atau dengan kata lain Ho
ditolak. Hal ini serupa dengan penelitian ym1g dilakukm1 oleh Melinda Savitri
dan Dwi Martani (2006). Tabel 4.4 menunjuldrnn hasil penelitian yang
dimaksud di atas.
Tabel 4.4
Abnormal Return di sekitm· Pelaksanaan Reverse Stock Split
N
*
**
Hari
AR
H -5
H -4
H -3
H -2
H -1
H 0
H +1
H +2
H +3
H +4
H +5
0.0240
0.0730
0.0271
0.0676
0.0421
4.7237
0.0868
-3.3233
0.0169
0.0108
0.0229
: 10
: signifikan a = 1%
: sionifikan a= 5%
Sumber : Data d10lah
t-stat
Sig_
0.847
0.41.9
1.826
0.101
0.031
2.563
2.369
0.042
0.329
1.039
5.200
0.001
2.489
0.034
O.Ol.9
2.843
0.088
1.915
0.362
0.960
0.042
2.364
***
: signifikan a = 10%
: tidak signifikan
ts
Sicmifikansi
ts
ts
**
**
ts
*
**
**
***
ts
**
2. Volume Perdaga11ga11
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yang dilakukan untuk variabel volume perdagangan
pada penelitian stock split dan reverse stock split adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Analisis DeskriptifVolume Perdagangan
Descriptive statistics
Vol. stock Split
Vol. Reverse Split
Valid N (\istwise)
N
30111
10¢'
Minimum
.0000
:0000
Maximum
.0345.
.001771
.0833.
.006337
100
Sumber : Output SPSS
i~m
Std. Deviation
.0033382
.011.9318
-
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk
penelitian volume perdagangan yang melakukan stock split (N) ada 300. Dari
300 sampel ini, volume perdagangan terkecil (Minimum) adalah 0,0000 dan
volume perdagangan terbesar (Maximum) adalah 0,0345. Rata-rata volume
perdagangan dari 300 sampel adalah 0,001773 dengan standard deviasi
sebesar 0,0033382.
Pada penelitian reverse stock split jumlah sampel untuk penelitian volume
perdagangan (N) ada 100. Dari 100 sampel ini, volume perdagangan terkecil
(Minimum) adalah 0,0000 dan volume perdagangan terbesar (Maximum)
adalah 0,033. Rata-rata volume perdagangan dari 100 sampel adalah 0,006337
dengan standard deviasi sebesar 0,0119318.
b. Pengujian Hipotesis
Pendekatan atau indikatoy yang digunakan untulc membandingkan
likuiditas antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split atau reverse stock
split adalah dengan menggunakan data volume perdagangan. Pengujian
hipotesis akan dilakukan dengan paired sample t test atau wilcoxon signed
rank test. Penentuan penggunaan uji statistik mana yang akan digunakan,
ditentukan dengan terlebih dahulu melihat kenormalan data. Untuk itu akan
dilakukan uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan
One~Sample
Kolrnogorov-Smirnov Test
--~---~
Vo!ss
N
,l\lorma!-Parame1ers"
Most Extreme Differences
100
Mean
-7.780EO
-6,3'15EO
std. Deviation
Absolute
Positive
2:059BEO
1.7396EO
. 07 4
.036
.029
Negative
Kolmot1orov-sm1rnov_z
Asym·p. ·Slg .. -(2-:taHed)'
a: Test distribution
Volrss
:~84
~07,4
1.:247
-.036
.356
.089
1 ~ooo
-.071
is Norma.I.
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat nilai K-S untuk variabel
volume perdagangan perusahaan yang melakukan stock split sebesar 1.247
dengan probabilitas signifikansi 0.089 dan nilainya berada di atas a= 0.05, ha!
ini berarti hipotesis no! diterima atau variabel
volume perdagangan
terdistribusi secara normal.
Pada penelitian reverse stock split, nilai K-S untuk variabel volume
perdagangan sebesar 0.356 dengan probabilitas signifikansi 1.000 dan nilai ini
berada di atas a
=
0.05, ha! ini berarti hiootesis no! diterima atau variabel
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut yang diketahui data terdistribusi
normal, maka pengujian hipotesis akan menggunakan uji paired sample t test.
Pengujian hipotesis akan dilakukan terhadap sampel emiten yang melakukan
stock split dan emiten yang melakukan reverse stock split.
Berikut adalah hasil pengujian hipotesis untuk sampel perusahaan yang
melakukan stock split dengan uji paired sample t test :
Tabel 4.7
Hasil Uji Beda Volume Stock Split
Paired Samples Te~
Mean
Poir1 Vol. Slock Spltl)SebelumJ
·Vol. s1ockSn11irsetelahi ·5.101E·4
Sumber : Output SPSS
Paired Differences
~
95% Confidence lnleNal Ofthe
Difference
Sid Error
Mean
Lower
Uooer
Sid. De•ation
.00427555
.00034910
·.00119995
.00017969
I
-1.461
di
149
Sia 11-\ai!edl
.146
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangru1
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.146 dan Thitung se:besar -1.461 dimana
diperoleh Ttabel dengan a= 0.025 merupakan setengah dari nilai a (0.05), dru1
df= 149, sebesar 1.976. Nilai signifikru1si ini berada di atas a= 0.025. Karena
T111iung (-1.461) lebih kecil dari Ttabel (1.976) maka Ho diterima, yang berarti
tidak ada perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara
sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.
Hasil penelitian ini serupa dengru1 penelitian yang dilakukan oleh Indah
Kurniawati (2003) yang menemukan bahwa volume perdagangan dan bid ask
spread tidak signifikan meskipun berbeda antara sebelum dru1 setelah.
menemukan bahwa Stock split yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di
BEJ pada tahun 2001-2003, secara statistika tidak mengakibatkan adanya
perubahan volume perdagangan saham relatif yang signifikan.
Pada penelitian reverse stock split,
pengujian mengenai volume
perdaganganjuga dilakukan dengan menggunakanpaired sample t test dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8
Basil Uji Beda Volume Reverse Stock Split
p,ired Samples Test
Pairnd Differences
·95% Confidence lnle"'I oflh
'
Difference
Mean
Pair1
Vol. Reverse Splil
webelumJ ·Vol. Reverse ·3.479E·3
ir Iii ISelelaM
Sid. De•ation
.01486287
Sid. Error
Mean
.00210193
lower
•00770358
·Uo
OO'.744 10
I
-1 £55
Siri 12-tailed\
df
49
104
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangan
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.104 dan T hitung sebesar -1.655 dimana
diperoleh Ttabel dengan a = 0.025 merupakan setengah clari nilai a (0.05), clan
df = 49, sebesar 2.009. Nilai signifikansi ini berada di atas a= 0.025. Karena
Thitung (-1.655) lebih kecil dari Ttabcl (2.009) maka Ho diterima, yang berarti
tidak ada perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara
sebelum clan setelah pelaksanaan reverse stock split.
Basil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Melinda
Savitri (2006), yang menemukan bahwa terdapat perbedaan volume
perdagangan saham yang signifikan antara hari-hari sebelum clan setelah stock
Hasil ini juga berarti tidak sesuai dengan konsep dari trading range theory
yang menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split karena didorong
oleh prilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan
melakukan stock split, mereka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu
mahal (rentang harga optimal). Harga saham inilah yang pada akhirnya akan
meningkatkan likuiditas perdagangan saham setelah stock split.
3. Analisis Pe11g11jia11 Model Regresi {Sebelum ex date}
a. Pengujian Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. (Imam Ghazali, 2002:74).
'
'
Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melakukan analisis
grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif
dari normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal,
dan plating data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
data normal, maka garis yang menggambarkan data sesunggulmya akan
mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghazali, 2002:74).
Untuk mengetahui distribusi data antara variabel independen dengan
variabel dependen terdistribusi dengan normal atau mendekati normal
Gambar4.l
Hasil Uji Normalitas Data
Normal p:..p Ptot·_q-f-R:egr_essh;>n $tan·dardi;i:ed Re'sidual
Dep~ndent
Variable:- Return
1-,0'-r-~---..,-----~-
a.a
0.2
0;2
0,4
0.6
CLO
'LO
Observed C.um Prob
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan pada gambar di atas, terlihat bahwa titik-titik observasi
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Dengan demikian, maka dapat diindikasikan bahwa data ini memenuhi
asumsi normalitas.
2) Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengu11 apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent)
atau tidak. Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa model regresi
yang baik harus terbebas dari gejala multikolinieritas, atau dengan kata
lain tidak te1jadi korelasi diantara variabel bebasnya.
Suatu model dikatakan tidak terdapat multikolinieritas apabila
mempunyai nilai VIF dibawah angka 10 dan mempunyai angka tolerance
Tabel 4.9
Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas
Coefficients~
.Unstandardized Coefficients
Uoool
8
Std.Error
1
(Const$nij
.004
.005
ROA
.069
.075
DER
.81.4
.200
VOL
-1.649
.526.
CA
.015
.004
a. Dependent Variable: Return
Standardizeg
Coefficients
Beta
.13B
.493
-.38.1
.448
t
.B55
1.089
4:006
.J.132
3.534
Sin.
.399
.283
.000
.003
.001
Collineari' .Statistics
Tolerance
Vlf
.897
.975
.965
.892
1.115
1.016
1.036
1.121
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa masing-masing
variabel independen (ROA, DER, VOL, dan CA) memiliki angka tolerance
diatas 0, 10 dan nilai VIF di bawah l 0,0. Dengan demikian dapat
diisimpulkan bahwa pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas
antar variabel bebas dalam model regresi. Semakin sedikit penyimpangan
dalam suatu model, maka hasil regresi yang dihasilkan semakin baik.
3) Uji Asumsi Autokorelasi
Uji autokorelasi be1iujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika te1jacli korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi (Imam Ghazali, 2002:61 ).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satn sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui te1jadi atau tidaknya
Dalam penelitian ini, pengujian autokolerasi dilakukan dengan melihat
nilai uji Durbin Watson (DW-nya). Untuk pengambilan keputusan
diguna:kan kriteria jika nilai DW berada pada angka -2 sampai dengan +2
(Singgih Santoso, 2000 : 218), ma:ka dapat dikata:kan tidak terdapat
autokolerasi. Hasil uji autokorealasi dapat dilihat pada tabel berilcut ini :
Tabel 4.10
Hasil Uji Asumsi Autokorelasi
Madel summaiy'
Channe St.l!iSUC!i
AdjusteciR
Snuare
Mode
R RSnuafe
1
.707'
.499
.W
a. Prnd'iclo1s: (Conslanzy, c~ DER, VOL, ROA
I
ffid.Error of
theEstimale
.0109290
RSquare
Channe
FChanne
499
Vl6
dll
dQ
4
J>
Sin.f Channe
.000
DurbinWatson
1.223
b. DependentVariable: Relurn
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa angka DW bernilai +l.223, ha!
ini berarti angka DW terletak diantara -2 dan +2. Dengan demikian dapat
disimpulkan pada model ini tida:k terdapat gejala autokorelasi.
4) Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas (Imam Ghazali, 2002:69).
Dalam
penelitian
ini,
pengujian
asumsi
heteroskedastisitas
menggunakan grafik scaterplot, dengan dasar pengambilan keputusan jika
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak te1jadi heteroskedastisitas, dan
jika titik-titik tidak menyebar maka terjadi heteroskedastisitas. Adapun
hasil dari uji heteroskedastisitas terlihat pada gambar berikut :
Gambar4.2
Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Return
0
0
0
0
0
.o
0
i)''6
·o·
.,
C)'b
0
.J
.,
,,
3
Regression Standardized Pteditted Valu<>
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan gambar di atas terlihat data sudah menyebar secara acak
dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pad a sum bu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa
pada model ini sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas, sehingga
model ini layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasrkan
masukan variabel independennya.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah masing-masing
variabel independen (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Volume Perdagangan (VOL), dan Corporate Action (variabel dummy untuk
stock split dan reverse stock split) terhadap variabel dependen (Return Saham)
mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan, maka dilaknkan
pengujian Uji-funtuk pengujian variabel independen secara simultan dan Uji-t
pada masing-masing variabel independen.
1) Uji F Simultan
Uji statistik f dilakukan pada dasarnya untuk menunjukk:an apakah
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai
pengaruh seeara bersama-sama terhadap variabel terikat/ dependen.
Pada bagian ini akan diuji pengaruh varibel independen (Return On
Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan, dan
Corporate Action) terhadap varibel dependen (return saham) secara
bersama-sama atau simultan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Basil Uji F Simultan
ANOVA'
..
.. ·
.Sum of
Mnrlel
1
Regression
Residual
Total
Squares
:004
,004
:008
Mean 8QL1are
df
4
3.5
39
a..Predictors: (Const~nl); CA, DER,\/OL, ROA
IJ .. Depenct \iariable:Return
ehf
'
001
omI
F
8.726
SiQ:
.000'
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa secara sirnultan atau
bersarna-sarna variabel independen memiliki tingkat signifikansi sebesar
0.000, angka signifikan ini lebih kecil dari alpha 5%, atau
Fhitung
sebesar
8.726 dimana diperoleh Ftabel dengan alpha 5% dan df1= 4, df2= 35 sebesar
± 2.69, malca dapat disirnpulkan bahwa hipotesis Ho ditolak. Dengan
demikian hipotesis altematif diterima yang artinya secara signifikan sernua
variabel indepeden (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Volume Perdagangan,
dan Corporate Action) berpengarnh secara
signifikan terhadap variabel dependen (return saham).
2) Uji T Parsial
Uji t pada dasarnya rnenunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalarn rnenerangkan variasi variabel
dependen dengan rnenggunalcan model regresi. Berikut adalah tabel hasil
regresi berganda dari masing-masing variabel independent :
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi
c_oefficie11ts11•
Unstandardited Coeffitients
"-"-'
1
'8
(Constant)
ROA
DER
VOL
.oo4
.075
.814
,1549
CA
.015
a.. Depenctenl Variab.le: Return
Sumber : Output SPSS
Sid. Erroi
.005
.069
.2QO
.526
.004
sranctardized
Coeffic!8ntS
seta
.138
.493
·.381
.448 .
t
.855
1;089
4.0.66
,3'.132
3.534
Sia.
.399
283
000
.003
.001
Collineari Statistics
To!era·nce
VIF
.891
.975
.965
.892
1.115
1.026
1.036
1.121
a) Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial ROA
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,283 atau 28,3% dan Thitung sebesar
1,089 dimana diperoleh Tiabel dengan alpha 5% dan df '= 39, sebesar 2,022.
Hipotesis Ho diterima, karena angka signifikansi berada di atas alpha 5%,
yang artinya bahwa variabel Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham.
b) Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial DER
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0% dan Thitung sebesar
4,066 dimana diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df = 39, sebesar 2,022.
Hipotesis Ho ditolak, karena angka signifikansi berada di bawah alpha 5%,
yang artinya bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
secara signifikan terhadap return saharn.
c) Volume Perdagangan (VOL)
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial volume
perdagangan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,003 atau 0,3% dan
Thitungsebesar-3,132 dimana diperoleh T1abe1dengan alpha 5% dan df= 39,
sebesar 2,022. Nilai signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, maka Ho
ditolak, yang artinya bahwa Volume Perdagangan berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham.
d) Corporate Action (CA)
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa secara parsial corporate
action (dalam ha! ini, stock dan reverse stock split) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,001 atau 0,1 % dan Thinmg sebesar 3,534 dimana
diperoleh Ttabcl dengan alpha 5% dan df
39, sebesar 2,022. Nilai
=
signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, dengan demikian maka
hipotesis Ho ditolak, yang artinya bahwa C01porate Action berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham.
c. Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
menandakan
bahwa
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen anmt terbatas. Koefisien determinasi
dan Adjusted R 2 dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Sumnrnl)I'
..·
Chinoe Slalisl
MiusledR Sld.Eirorof
RSnuare
sauare
lhe Estimale
I
}07'
499
.m .0109290
a. Predictors: (ConstanQ, CA, DER, VOl, ROA
Mode
R
b. Dependent Varjabfo: Return
Sumber : Output SPSS
RSquare
Chariae
f Chanoe
499
8.726
dll
Sia. FChanne
dQ
.4
35
.ODO
Durbin
Wal§on
1223
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat angka koefisien determinasi (Adjusted
R square) sebesar 0,442 atau 44,2%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen Return On Assets, Debt to Equiy Ratio, Volume Perdagangan, dan
Corporate Action dapat menjelaskan variabel dependen return saham sebesar
44,2% dan sisanya sebesar 55,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
penelitian ini.
d. Pengujian Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan analisis basil penelitian didapatkan tiga vaiiabel independen
yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham yaitu Debt to
Equity Ratio, Volume Perdagangan, dan Corporate Action. Hasil persainaan
regresi sebagai berikut :
R; = 0,004 + 0,015 CA+ 0,814 DER-1,649 VOL
Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstanta menyatakan bahwa
jika variabel independen bemilai no! maka nilai Ri (return saham) adalah
sebesar 0,004. Dengai1 kata lain, apabila tidak ada pengaruh atau perubahan
dari variabel Corporate Action, Debt to Equity Ratio, dan Volume atau jika
Xi,X2 ,X3 ~ 0, maka nilai variabel dependen return saham adalah sebesar 0,004.
Untuk variabel Corporate Action terlihat bahwa return yang dihasilkai1
akibat dari stock split (included group) 0,015 lebih tinggi dai·ipada return yang
dihasilkan dari reverse stock split (excluded group). Dengan kata lain return
yang diakibatkan dari stock split 1,5% lebih tinggi dari return yang
diakibatkan oleh reverse stock split dengan asumsi variabel independent
Koefisien Debt to Equity Ratio adalah sebesar 0.814, artinya jika debt to
equity ratio mengalami kenaikan 1 satuan, maka akart menyebabkan kenaikan
return sebesar 0.814 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan.
Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa debt equity ratio berpengaruh
positif terhadap return saham.
Berdasarkan pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa koefisien Volume
Perdagangan bertanda negatif sebesar -1.649, ha! ini menmtjukkan jika
volume perdagangan mengalan1i kenaikan sebesar 1 satuan malm akan
menyebabkan penurunan return saham sebesar 1.649 dengan asumsi variabel
lain diabaikan dan konstan. Dengan demikian dapat dii.nterpretasikan bahwa
volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap return saham.
4. Analisis Pengujian Model Regresi {Setelall ex date}
a. Pengiljian Asumsi Klasik
I) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempu:nyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. (Imam Ghazali, 2002:74).
Penguj ian normalitas data dapat dilakukan dengan melakukan analisis
grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif
dari normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal,
dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika c\istribusi
data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis c\iagonalnya (Imam Ghazali, 2002:74).
Untuk mengetahui distribusi data antara variabel indepenclen dengan
variable depenclen terdistribnsi dengan normal atau mendekati normal
dapat c\ilihat pada gambar beriknt ini :
Gambar4.3
Hasil Uji Normalitas Data
No.rm.al P-P :Pl9t of:Regre.S.sion..St~odardi:.;;:~d R.esidµt\I
Dependent Var'it:ibl¢'·: Return
1.,0·~-----------
0.8
·6~
0.2
0
o.o•-f>'=-~--~---~­
o.o
0.2
0.4
o,s
a;a
Observed.Cum Pr.ob
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan gambar 4.3 diatas, terlihat bahwa titik-titik obsevasi
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Dengan demikian, maka dapat diindikasikan bahwa data ini memenuhi
asumsi normalitas.
2) Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent)
atau tidak. Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa model regresi
yang bail< hams terbebas dari gejala multikolinieritas, atau dengan kata
lain tidak te1jadi korelasi diantara variabel bebasnya.
Suatu model dikatakan tidak terdapat multikolinieritas apabila
mempunyai nilai VIF dibawal1 angka I 0 dan mempunyai angka tolerance
Tabel 4.14
Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas
Coefficients~
'I.Jn siand ard!ied-Coeffiflents
'Std, error
ll
"·"-'
(COns-tcint)
1
ROA
DER
VOL
CA
a.
,':if~!.012
.425
-LOBB
-.008
:oo4
.050
.145'
.394
.003
-
i:;1~-naatdizeo
COliinearit Statistics
Coefficients
Beta
.035
.407
·.364
-.365
I
4'215
c239
2i~-HL
'2.558
-2.478
Sin.
.000
c812
.006
.015
.018
Tolerance
.891
.966
.Q29
.866
VIF
1.122
1.036
1.077
1.154
Depen_d_e:n!Vali_a,hle-_'.:R~turh
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, menunjukkan bahwa masing-masing
variabel independen (ROA, DER, VOL, dan CA) memiliki angka tolerance
diatas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10,0. Dengan demikian dapat
diisimpulkan bahwa pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas
antar variabel bebas dalam model regresi. Semakin sedikit penyimpangan
dalam suatu model, maka basil regresi yang dihasilkan semakin baik.
3) Uji Asumsi Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika te1jadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi (Imam Ghazali, 2002:61 ).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanJang
waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya
autokorelasi pada model regresi, digunakan uji Durbin-Watson (DW test).
Dalam penelitian ini, pengujian autokolerasi dilakukan dengan melihat
nilai uji Durbin Watson (DW-nya). Untuk pengambilan keputusan
digunakan kriteria jika nilai DW berada pada angka -2 sampai dengan +2
(Singgih Santoso, 2000:218), maka dapat dikatakan tidak terdapat masalah
autokolerasi. Hasil uji autokorealasi dapat dilihat pada tabel beriln1t ini :
Tabel 4.15
Hasil Uji Asumsi Autokorelasi
Madel Summaiy•
Channa Slatistics
MiusledR
sauare
I
.58~
.261
a Prediclors (ConslanO,C~ DER, VOL, ROA
b. Oependenl Variable: Relum
rode
R
RSnuare
.342
Sld.Enorol
me tstirriafo
.0078998
RSguare
Chanoe
FChanne
.342
t554
dll
dQ
4
Sia. FCha 000
35
.005
Dmbirr
Wa!Son
1.642
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa angka DW bernilai + 1.642, ha!
ini berarti m1gka DW terletak diantara -2 dan +2. Dengan demikim1 dapat
disimpulkan pada model ini tidalc tedapat gejala autokorelasi.
4) Uj i Asumsi Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas (Imam Ghazali, 2002:69).
Dalam
penelitian
1111,
penguJ1m1
asums1
heteroskedastisitas
menggunakan grafik scaterplot, dengan dasar pengarnbilan keputusan jika
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan
jika titik-titik tidak menyebar maka terjadi heteroskedastisitas. Adapun
hasil dari uji heteroskedastisitas terlihat pada gambar berikut :
Gambar4.4
Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Scatterplot
DependentVariabJe: Return
4
.b
0
(j)
b
o:_._._,_ i'.J
:o
. P'g.
_,
-2
-1
0
_R_egr,es;si9tcSt:indarµj:Ze_d:Pre~icted
2
3
\13.lue
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan gambar 4.4 di atas terlihat data sudah menyebar secara
acak dan tidak membentuk pola te1ientu yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada model ini sudah terbebas dari gejala
heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi
variabel dependen berdasrkan masukan variabel independennya.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah masing-masing
variabel independen (Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Volume Perdagangan (VOL), dan Corporate Action (variabel dummy untuk
stock split dan reverse stock split) terhadap variabel dependen (Return Saham)
mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan, maka dilakukan
pengujian Uji-T pada masing-masing variabel independen dan Uji-F untuk
pengujian variabel independen secara simultan.
1) Uji F Simultan
Uji statistik f dilakukan pada dasarnya untuk menunjukkan apakah
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen.
Pada bagian ini akan diuji pengaruh varibel independen (Return On
Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan, dan
Corporate Action) terhadap varibel dependen (return saham) secara
bersama-sama atau simultan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.16
Hasil Uji F Simultan
ANOVA"
s~.m
Mnrlol
1
Regression
Resiqua.l
. '·
Total
of
Siiuares
·.
.001
.002
.003·
df
4
35
39
a.,.Pre~i~\orn,•JCons_t~ntJ, qA,D ER:yoL, .ROft.
b. oep~l1ctelifv~t1ab1~: R~\Urn
'
~
Mean Sau arE'
00(I
oocI
F
4.554:
Sia.
.005•
Berdasarkan tabel 4.16 tersebut dapat dilihat bahwa secara simultan
atau bersama-sama variabel independen memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0.005, angka signifikan ini lebih kecil dari alpha 5%, atau
sebesar 4.554 dimana diperoleh
Ftabcl
Fhitung
dengan alpha 5% dan df1= 4, df2= 35
sebesar ±2.69, dengan begitu maka dapat disimpu!kan bahwa hipotesis Ho
ditolak. Dengan demikian hipotesis altematif diterirna yang artinya secara
signifikan semua variabel indepeden (Return On Assets (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), Volume Perdagangan, dan Corporate Action)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (return saham).
2) Uji T Parsial
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dengan menggunakan model regresi. Berikut ini adalah tabel
hasil regresi berganda dari masing-masing variabel independen :
Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Coeffitients
""""'
1
B
(Conilanl).
..01i
ROA
.012
DER
.425.
VOL
·1:008
CA
·.008
.a ..Dep_en_d en~ Va rlabre: .Rel~_rn
Std. Error
.004
.050
.145
.394
.003
s1a·noardized
CO"effitrentS
set a
.035
.40.7
·.364
·.365
I
4.215
.239
2.9.1B
'2.558
·2.478
Sia.
.000
.Bf2
.006
.015
.018
Collinearit Slallstlcs
Tolerance
VIF
.891
.966
.929
.866
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil uj i t statistik tersebut, dapat dilihat bahwa :
1.122
1.036
1.077
1.154
a) Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial ROA
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,812 atau 81,2% dan T1iitung sebesar
0,239 dimana diperoleh Tiabcl dengan alpha 5% dan df = 39, sebesar 2,022.
Hipotesis Ho diterima, karena angka signifikansi berada di atas alpha 5%,
yang artinya bahwa variabel Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return sahan1.
b) Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan label 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial DER
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,006 atau 0.6% dan T1iitung sebesar
2,919 dimana diperoleh
Tiabcl
dengan alpha 5% dan df= 39, sebesar 2,022.
Hipotesis Ho ditolak, karena angka signifikansi berada di bawah alpha 5%,
yang filtinya bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham.
c) Volume Perdagangan (VOL)
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial volume
perdagangan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,015 atau 1,5% dan
T hitung sebesar -2,558 dimana diperoleh T1abel dengan alpha 5% dan df = 39,
sebesar 2,022. Nilai signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, maka Ho
ditolak, yang artinya bahwa Volume Perdagangan berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham.
d) Corporate Action (CA)
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa secara parsial corporate
action (dalam ha! ini, stock dan reverse stock split) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,018 atau 0,1% dan Thitung sebesar -2,478 dimana
diperoleh Ttabel dengan alpha 5% dan df =39, sebesar 2,022. Nilai
signifikansi ini berada di bawah alpha 5%, dengan demikian maka
hipotesis Ho ditolak, yang artinya bahwa Co1porate Action berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham.
c. Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien detenninasi adalah di antara no! dan satu. Nilai R2 yang kecil
menandakan
bahwa
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Koefisien determinasi
dan Adjusted R 2 dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summal)J'
Chanoe Sia/is lies
MjustedR Sid. E1rnrof
Snuare
lheEslimale
I
:341
.007&990
.585'
.267
a. Prndictois: (ConstanQ, CA, DER, VO~ ROA
Mode
.
R
RSouare
b. DependinlVariabte: Retom
Sumber : Output SPSS
RSquare
Chanue
341
FChanae
4.55(
dfl
E
011
4
35
Sin.f Channe
.005
Dmbin·
Watson
1.641
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat angka koefisien determinasi
(Adjusted R square) sebesar 0,267 atau 26,7%. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen Return On Assets, Debt to Equiy Ratio, Volume
Perdagangan, dan Corporate Action dapat menjelaskan variabel dependen
return saham sebesar 26,7% dan sisanya sebesar 73,3% dijelaskan oleh
vmiabel-variabel lain di luar penelitian ini.
d.
Pengzljian Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan tiga variabel independen
yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return sahan1 yaitu Debt to
Equity Ratio, Volume Perdagangan, dan Corporate Action. Hasil persamaan
regresi sebagai berikut :
R; = 0,017- 0,008 CA+ 0,425 DER -1,008 VOL
Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstanta menyatakan bahwa
jika vm-iabel independen bernilai no! malca nilai Ri (return saham) adalah
sebesar 0,017. Dengm1 kata lain, apabila tidak ada pengm·uh atau perubahan
dari variabel Corporate Action, Debt to Equity Ratio, dan Volume atau jika
Xi,X2 ,X3 ~ 0, maka nilai variabel dependen return saham adalah sebesar 0,017.
Untuk variabel Corporate Action terlihat bahwa return yang dihasilkan
akibat dari stock split (included group) 0,008 lebih rendah daripada return
yang akibatkan dari reverse stock split (excluded group). Dengan kata lain
return yang diakibatkan dari stock split 0,8% lebih rendah dari return yang
diakibatkan oleh reverse stock split dengan asumsi variabel independent
Koefisien Debt to Equity Ratio adalah sebesar 0.425, aitinya jika debt to
equity ratio mengalaini kenaikan 1 satuan, maka akan menyebabkan kenaikan
return sebesar 0.425 dengan asumsi variabel lain diabaikan clan konstan.
Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa debt equity ratio berpengaruh
positif terhadap return saham.
Berdasarkan pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa koefisien Volume
Perdagangan be1tanda negatif sebesar -1.008, ha! ini menunjukkan jika
volume perdagangan mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan
menyebabkan penurunan return sahain sebesar 1.008 dengan asumsi variabel
lain diabaikan dan konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa
volume perdagangan berpengaruh negatifterhadap return sahain.
C. Interpretasi
Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas,
ditemukan terdapat abnormal return yang positif dan sig)lifikan pada hari-hari
di sekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Hal ini sekaligus
membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan tidak terdapat abnormal
return pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split clan reverse stock split
tidak diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian maka hipotesis alternatif
yang menyatakan terdapat abnormal return pacla hari-hari di sekitar
pelaksanaan stock split dan reverse stock split diterima. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Martini
(2006) yang menemukan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan
pada tanggal pemecahan dan pada hari kelima sebelum split. Pada reverse
stock split juga trerdapat abnormal return yang signifikan pada hari ketiga,
kedua, dan pada hari pelaksanaanya. Pada hari pertarna, kedua, ketiga, dan
kelima setelah hari pelaksanaannya juga teradapat abnormal return yang
positif dan signifikan.
Pada penelitian volume perdagangan, hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh lndah Kurniawati (2003) yang menemukan
pada pengujian likuiditas saham menunjukkan hanya beta saja yang memiliki
perbedaan yang signifikan, scdangkan volume perdagangan clan bid ask
spread meskipun berbeda tetapi tidak signifikan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terjadi penurunan likuiditas setelah stock split.
Volume perdagangan ditemukan positif berbeda nanrnn tidak signifikan
antara sebelum dengan setelah pelaksanaan stock split atau reverse stock split.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indah
Retno Rahayu (2006), yang menemukan bahwa stock oplit yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan di BEJ pada tahun 2001-2003, secara statistika
tidak mengakibatkan adanya perubahan volume perdagangan saham relatif
yang signifikan.
Pengujian regresi yang meneliti pengaruh variabel return on assets, debt to
equity ratio, dan volume perdagangan terhadap return saham, ditemukan dua
dari tiga variabel independen yang diteliti signifikan dan konsisten pada
periode sebelum dan setelah keputusan stock split atau reverse stock split.
Kedua variabel ini adalah variabel debt to equity ratio dan variabel volume
perdagangan. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Melinda Savitri dan Dwi Mariani (2006) yang menemukan bahwa variabel
return on assets dan volume perdagangan memiliki pengaruh yang signifikan,
tetapi variabel debt to equity ratio tidak signifikan.
BABY
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menguji dampak dari kebijakan stock split dan reverse stock
split terhadap return saham dan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia
pada periode talrnn 2004-2007. Selama rentang periode penelitian, tercatat
sebanyak 30 perusahaan melakukan corporate action berupa stock split dan I 0
perusabaan melakukan revese stock split. Penelitian ini bertujuan meneliti
keberadaan abnormal return pada hari-hari disekitar pelaksanaan stock split
dan reverse stock split, meneliti perbedaan volume perdagangan saham antara
sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split, serta meneliti pengaruh
variabel ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap return saham.
Berdasarkan pada basil pembahasan yang telah dilakukan dengan metode
analisis uji one sample t test (untuk meneliti signifikansi abnormal return),
paired sample test (meneliti ada tidaknya perbedaan volume perdagangan
antara sebelum dan setelah corporate action) dan juga metode analisis regeresi
berganda (untuk meneliti pengaruh variabel return on assets (ROA), debt to
equity ratio (DER), dan volume perdagangan terhadap return saham), maim
dapat diperoleh beberapa kesimpulan bahwa :
1. Pada sampel perusahaan yang melakukan stock split ditemukan terdapat
abnormal return yang positif dan signifikan pada (1 = 1% pada hari kelima,
keempat, dan ketiga, serta satu hari (a
=
5%) sebelum split. Selain itu,
abnormal return yang positif clan signifikan pacla a
=
0
I% clan pacla hari
ketiga (a =10%) setelah split.
2. Pacla sarnpel perusahaan yang melakukan reverse stock split clitemukan
abnormal return yang positif clan signifikan pacla a = 5% pacla hari ketiga
clan keclua sebelum split. Selain itu, tepat pacla hari pelaksanaan (a= 1%)
clan juga pacla hari pertarna, keclua, clan kelima setelah split clitemukan
terclapat abnormal return yang positif clan signifikan pacla a = 5%. Pacla
hari ketiga setelah split juga clitenmkan abnormal return yang positif clan
signifikan pacla a = I 0%.
3. Pacla penelitian volume perclagangan, untuk perusahaan yang rnelakukan
stock split, ticlak terclapat perbeclaan volume perclagangan saham yang
signifikan antara periocle sebelum clan setelah pelaksanaan stock split.
4. Pacla penelitian terhaclap perusahaan yang melakukan reverse stock split
juga ticlak clitemukan perbeclaan volume perclagangan sahan1 yang
signifikan antara periocle sebelum clan setelah reverse stock split.
5. Hasil Uji regresi bergancla menunjukkan clari empat variabel inclepenclen,
hanya tiga variabel (debt equity ratio, volume perclagangan, clan variabel
dummy (corporate action)) yang signifikan clan konsisten mempengaruhi
return saharn, baik pacla periocle sebelum maupun setelah pelaksanaan
corporate action.
6. VaTiabel Debt Equity Ratio memiliki pengaruh yang positif clan signifikan
terhaclap return sahan1. Variabel ini konsisten clalam mempengaruhi return
7. Variabel Volume Perdagangan memiliki pengarum yang negatif dan
signifikan terhadap return saham.
Variabel
ini konsisten dalam
mempengarnhi return pada periode sebelum dan setelah corporate action.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian di atas, dapat disimpulkan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi para investor, sebaiknya melakukan analisa yang mendalam apabila
hendak melakukan investasi dalam pasar modal, karena stock split atau
reverse stock split bukanlah satu-satunya corporate action yang dapat
meningkatkan atau menurunkan return saham atau volume perdagangan
suatu perusahaan.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan evaluasi
untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui kebijakan stock split atau
reverse stock split.
3. Dalam penelitian ini model regresi menggunakan tiga variabel independen
yaitu return on assets, debt to equity ratio, clan volume perdagangan. Bagi
peneliti yang hendak rnelakukan penelitian sejenis, penulis menyarankan
untuk menambah variabel independen lain seperti ukuran perusahaan.
Selain itu, windows period juga hendaknya diperpanjang agar dapat dilihat
lebih jelas bagaimana pengaruh keputusan stock split dan reverse stock
DAFTARPUSTAKA
Andrianto, Novi dan Ria Ratna Ariawati. 2006. Pengaruh Pemecahan Saham
Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Empirik Pada Perusahaan
Anelca Industri di BEJ). Jurnal Akuntansi Manajemen, Vol.3 No.1 : Jakarta.
Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya. 2006. Metode Penelitian Keuangan:
Prosedur, Ide, dan Kontrol- edisi I. Graha Ilmu; Yogyakarta.
Block, Stanley B. Geoffrey A. Hirt. 2002. Foundations Of Fi'nancial Management
- I 01h edition. McGraw-Hill : New York.
Brigham, Eugene F. Joel F. Houston. 2004. "Fundamental of Financial
Management" I ot11 edition. Harcourt Brace : Florida.
Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Kencana : Jakarta.
Ekaputra, Irwan Adi dan Okta Zuriani Eka Putri. 2006. Stock Split, Fraksi
Perdagangan, dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Usahawan No.12, Th.XXXV Desember 2006: Jakarta.
Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis }vfultivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Undip : Semarang.
Gitman, Lawrence J. 2006. Principles Of Management Finance. Pearson
Education : Boston.
Harsono, Margaretha. 2004. Analisi Pemecahan Saham : Dampaknya Terhadap
Likuiditas Perdagangan dan Pendapatan Saham. Jurnal Balance Unika
Atmajaya, Vol.I, No. I Maret 2004 : Jakarta.
I-Iartono. 2008. SPSS 16: Analisis Data Statistika dan Penelitian. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
I-Iendrawaty, Ernie. 2007. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Alas Peristiwa
Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 Di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol.3 No.2 Januari 2007 : Lampung.
Higgins, Robert C. 2004. Analysis For Financial Management. McGraw-Hill
New York.
I-Iusnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas - Edisi
Ketif!.a. UPP AMP YKPN : Jakarta.
Jogiyanto dan Wahyu Anggraini. 2000. Penelitian Tentang Informasi Laba dan
Deviden Kas Yang Dibawa Oleh Pengumuman Pemecahan Saham. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No. I, April 2000 : Jakarta.
Kristijadi, Emanuel dan Luciana Spica Almilia. 2005. Analisis Kandungan
Informasi Dan Efek Intra Jndustri Pengumuman Stock Split Yang Dilakukan
Oleh Perusahaan Bertumbuh Dan Tidak Bertumbuh. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Indonesia Vol.20 No. I, Januari 2005 : Surabaya.
Kurniawati, Indah. 2003. Analisis Kandungan lnformasi Stock Split dan
Likuiditas Saham : Studi Empiris pada Non-Synchronous Trading. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.3, September 2003 : Jakruia.
Mruiani, Dwi dan melinda Savitri. 2006. The Analisys Of Stock Split and Reverse
Stock Split On Stock Return and Volume (The Case Of Jakarta Stock
Exchange). The Journal Of Accounting, Vol.3, No.I : Jakarta.
Rahayu, Indah Retno. 2006. Reaksi Pasar Terhadap Peris1iwa Stock Split Yang
Terjadi Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1 (unpublished) Universitas Islrun
Indonesia : Yogyakarta.
Ross, Stephen A,. Randolph W. Westerfield,. Jeffrey Jaffe. 2002. Corporate
Finance 61" Edition. McGraw-Hill: New York.
Santoso, Purbayu Budi. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan
SPSS. Andi Offset : Y ogyakarta.
Santoso, Singgih. 200 I. Statistik and Product Service Solution/SPSS. Elex Media
Komputindo : Jakarta.
Santosos, Singgih. 2005. Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. E!ex
Media Komputindo: Jakarta.
Sugiyono. 2004. }vfetode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bru1dung.
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Supriyadi. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stock Split. Skripsi
S-1 (unpublished) Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta
Sutrisno, Wru1g,. Francisca Yuniarta. Soffy Susilowati. 2000. Pengaruh Stock
Split Terhadap Likuiditas dan return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jumal
Manajemen & KewiraaJl, Vol.2, No.2 September 2000: Surabaya.
Trihendradi, Cornelius. 2005. Statistik lnferen Teori Dasar dan Aplikasinya
Menrzrzunakan SPSS- Fdi.<i T ANOT · V<>avohdo
Ulupui, IG. K. A. 2005. Analisis Pengaruh Rasia Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
Dan Projitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Dengan Kategori lndustri Barang Konsumsi di
BEJ). Fakultas Ekonomi Universitas Udayana: Bali.
Van, Horne James. 1998. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan - Buku 2.
Prentice Hall: New York.
Weston, J. Fred and Bringham, Thomas E. 1995. lv!anajemen Keuangan.
Binampa Alsara : Jakarta.
www.idx.co.id
www.ksei.co.id
LAMPIRAN - LAMF IRAN
1
Lampiran 1
Hasil Ouput SPSS
Regresi Periode Sebelu1n Ex-l>ate
·oe~c:Hiltivi!'.StafjStics
Mean
'Return .. 01:3J04
,'-
'
ROA
65~
Std! Deviation
.01463}9
.0267194
:0088492
.003385.4
.43853
,,bt4702 .
Jllos75
voL
.. 004214
.2500
.CA
N·'---'I
40
40
40
40
40
Model Srnnmaiy•
--
'.----
Chanae Stalistics
Adjus\ed R St{Errorof
RSauare
souare
\lie Estimale
1
:499
.m .0109290
707'.
«Predic\Ors:\Cons\anl),CN DER, VO~ROA
Mode
r
R
RSquare
Chanae FChanae
.499
8726
df1
!IQ
4
SiN.F Cha nae
.000
35
Du1bin·
Watson
1223
b. Dependgn!Vana~Je'Relum
ANOVA"
lauu~;~~'
.
h<ndol
1
..
MeanSquare
df
RegressiOn
4
.oq4
flMJdual
i004.
35
Totai
:008
39
acPrecti.ctor.s:(Cons.t•nt),(;:A, [)E.R;.'(OL,.ROf\
b. DepenctentVariable: Riitiirn
Sia.
F
.ooo•
8:726
:001
doo
Coefficients.:i
_.'
Unstandardited Coefficients
''""''
1
B
(Constant)
Std. Error
''
~tand,,dited
·coefficients'
Beta
RbA
.004
.075
.005
;069
.138
DER
,814
.29p
.4$3
VO.L
't.64.9;
'526.
-:i81
CA
n1
~
-
"o
Collinearit Statistics
Tol'erance
VIF
I
.855
1:089
4.066
8 iri,
.399
;283
.897
.975
S:Ji2
.000
.off3"
.961;
1.115
1.026
1.036
nn1
()(')'\
• •'H
".l'i::'.':>A•,
1;.0---------------0.8
..0
e
a..
E
::>.
0:6
u
-.:I
"'
.,,.u
~
0.4
<:>.:
..=Li .
0,2
0.0°-li':ZC..:.--~-'-----"'--'---------~----'-I
0:0
0.2
0.4
0.6
Cl.8
1 .0
0.bservedCum Pr<>b
Scatterplot
DependehtVariable:.Return
4
0
·-p.
i~:i
b.Ci
0
0
.
(I
co
(I
0
.0
-2
-1:
0
Regression Standar«izE!<IPredicted Value
2
3
Lampiran 2
Hasil Ouput SPSS
Rcgresi Periode Setclah Ex-Date
bescriptive•.statistics
Mean
Ri'!tqrn
ROA
.011804
.OHid2
•Slci:Dev:iatio.n
.0092278
.o2o7t94
DER
.01.08i'.5
.0043:2[)
:7500
.. 0088492
.. 0033311
:43853
VOL
CA
.M
4JJ
.40
40
40
40·
Model_ ~mnmaiy~
Channe'S!.3listics
Mode
AdiustedR
snuare'
RSnuare
1
.585'
.342
161
a. PreUictors• (Constant);.CA; DER, VOL, ROA
R
Std. Error or
!hr!ES!imale
.0078998
RSquare
Chancre
.342
Ouibin·
F-Channe
dft
dQ
4.554
4
35
Sia. FChanoe
.005
Walson
1.641
F
4..554
Sia.
.005'
n. DepeMentVatlante• Return
sum.Qf
Si:liJares,
:001
.\)02
Regression
Residu~1
:003
Total
Meansauare
df
4
.ooo
35
.orio
39
a. Predi.c. tors:•(Conslant),:CA,DER;VOL,
.R.o
... {;,
- - -- - ' - - -.-,'
·,
- b. Ci.e pen dent Vari abl~:.Relurn
_--'
Coefficients.,
....
Unsiand-ardized:coeffic'ients
B
"""el
1
s·rd: Error
.bo.4
Standardlied
·Cbeffici8ntS
Beta
comnearit _Stallstics
1
4.2i5
(Gonstant)
.. 017
ROA
.012
;050
:035
DER
.425
.145
V:OL
:\:Orjg.
.39L
407
' •.36:4
CA.
-~-f'lf'l>l
nn?-
_.')t:te:;
.239
.2.9.19.
..1~5a
'l A7n
Si a.
.000
.312
.006
Tolerance
.01~
.Jli9
O<O
.891
,966
........ ,..
VIF
1.122
1.0.36
r.on
.... ,..
1.0~--------------·
0.8
o.o·-l"='---~-'-----------·----'l
0,0
0.2
O.G
0.4
0 .. 8
f.o
Obseryed cum Prqb
Sca.tterplot
Depel1derit.Varfable: Return
4
0
Q·
0
db
%'
oo
--'_¢i
-2.
'1
.o
0
3
Lampiran 3
Hasil Output SPSS
Descriptive Abnormal Return
Oescriptive·statistics
N
AR stock Split
ARHever.se Split
Valid N (lislwise)
Minimum
330
-8323
110
.110
-.1822
Maximum
.9.45.3
9.0128
Mean
.0 5W29
.4 67B64
Std:Devialion
20724.41
1.5859669
Normalitas Abnormal Return
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AR Stoel< Snlil
278
-4.083932
1.6830150
.069
.069
-.056
1.153
.140
.
N
Normal p·arameters"'
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolinogorov-Smirnov Z
Asymp. l?ig. (2-tail~d)
·AR Reverse
Sh lit
98
-3.. 312523
2.1348491
.099
.099
-.063
.978
.295
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Volume Perdagangan
Oescriptive statistics
N
300
100
1.00
Vol. Stock Split
Vol. Reverse Split
Valid N (lislwise)
Minimum
.0000
.0000
Mean
'Maximum
.0345. .0.01 i'73
.0833 ·. .006'.137
Std. Deviation
.0033382 .
.0119318
Normalitas Volume Perdagangan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Vol. Stoel<
Sri it
N
Normal Parameters..
Most fa1remeDifferences
Koltnogorov-Smirnov Z
Asvmo_ Rief 1?-t::iilP.rl)
300
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
.0017'73
.0033382
.298
.ns
-.~~98
5. 155
r.-r.;.,.
VOL Reverse
Sr lit
100
.006337
.0119318
.299
.261
-.299
2.986
Lampiran 4
Hasil Ouput SPSS
Abnormal Return Stock Split
One-Sample Siatlstics
N
AR .Stock Split H - 5
30
Mean
.017.537
Std: Deviation
:01903'.12
Std. Error
·Mean
.0034750
One.Sample Test
·Test:varue ·:::,.o
:g59::it~oiitfri8ru:-·e-lnte"t".J<ll.-.ofthe
Differe·nce
l~re~h._
1--------l.--L--J-__!dlif_--J-'s~;~-~,2~'1llialliilellidiL-j'__!D&llliflelliro~n~<~e-•~·~l&o~wllier~·-+--'-u~·-l!.l!!!"e~r-~
i..;Ac:R.:_S::;l.:..OC:::kc:S"'p"'lilc;.H;_-..:s'-L_"'5"'04"-'7'---'---"'-29"-'---'·"'oo,,,o'-·"--"':ll"'f7,_.5"'3"'70,,_·'"'-·---"':o-"10"'4"'3"-o..,___-":0"'2-"46"'4"'4_.
One-Sample statistics
N
AR Stock Split H - 4
30
Mean
.018619
Sid' Deviation
.0282793
Std ..Error
Mean
.0051631
One-Sample Test
·Testvarue-= o
95'X> ·.co htTct ehc e-_ th_teNal o(th e
Difference
AR StockSplit H - 4
t
3.606
Mean
df
Sin. 12.tailed'
Lower
Difrerenca
.001-
29
:Ofil6187
Uoner
.008059
.029178
One-Sample statistics
N
AR.Stock Split H- 3
30
Mean
.017213
Std:. Deviation
:0290520
Std. Error
Mean
.0053041
One-Sample Test
Test Value = O
.·
~
AR StockSpllt H-'3
t
3.245
df
29
Slo. 12-talled'
.003
Mean
Difference
.0172127
95% Confidence lntetvaLofthe
Difference
Lower
.006364
Urn) er
.028061
Mean
.00§374
N
30
Std. Error
Mean
sw Deviation
'"'-·!---"'=+-·--!
.03141 0,..::6:...·'--"''0"'0""57;,,;:3,~4""8...J
TeStValue = o
9s%- Cohtfrj_ence 1rfr81Vilh)fthe
Difference
AR Stock SplitH - 2
1
1.635
Mean
,Sin . .f2-tailed''
df
29
Diff8r8nce
.0093740
.it3
u~~er.
Lower
-.002355
.021.103
One-Sample statistics
Mean
.01 S3S8
N
AR Stock.SPiit H • 1
30
Std. Error
Mean
:006%
Std: Deviation
.0381757
Test Value= o
95 % Confidence lnteivaLofthe
Difference
AR Slock Split H - 1
t
2.638
Mean
Difference
.0183877
Sic.. 12-tailedl
.013
df
29
u.-..-.er
Lower
.004133
.032643
One-Sample Statistics
N
' AR .stock spli!H-o
Mean
.414225
30
Std Deviation
.5711316
Std. Error
Mean
.1042739
One.Sample Jest
Test Value = o
95% Cohfiilence lnte.Val ofthe
Difference
AR Slo.c.k Split H • 0
t
3:972
Mean
SJn: '2-talle,.,,.·
df
29
Lower
o•fference
.000
.4142250
u~
. . er
:627489
.200961
One-Sample statistics
Mean
N
AR Stock SplitH
+
1
30
.030150
Std, Deviation
.05198 69
Std: Error
Mean
.0094915
One-SampleTesi
Test Value= o
95% Confidence lnteJVal of the
Difference
AR StockSplil.H + 1
1
3.177
'Si". 12-taHed\
df
29
:004
Mean
Difference
.0301'500
Lower
,1)10738
Urit'ler
.049562
one~sample Statistics
i
Std,···E···r·r·OI~,
Mean ·.
stiLbevlation
Mean
AR Stock Split H t
30
:0272660
.0049781
One-Sample-Test
Test-Value= O
95%-c:onfid8tice Interval of the
Difference
AR Stock SplitH + 2
t
3 531
Mean
Sin, 12-tailefl\
df
.our
29
Lower
.007395
Difference
.0175760
U"'-er
:027757
One-Sample statistics
N:
Mean
AR .Stock splitH +·3.
:Of2i41l · ·
30
Std. Deviaticrn
:03503•10
st~.e~~or-i
00639w
One-Sample-Test
Testvaiue=·o
95 % Confid8nce Interval- of the
Difference
AR Stock Split H + 3
t
1.993
Mean
Sin. 12-tailed\
.d56
df
29
Lower
':000336
Difference
.0127460
u~"'er
,025828
One-Sample Statistics
Iii:
AR.StockSplit H t 4
3()
Mean
.012961
9td_,.ErrnrQ·
....
std. Deviation ·.J---'M"'e"'a"'n'-·
:0431130
:0078713
TeStValUe =: 0
_:as%-contidei-n_ce h1teiv~Lofthe
Dlffe-rence
AR Stock Split H + 4
t
1.647
M8an
Sln:12-tailed\
.11
df
a
29
U"' .... er
Lower
Difference
.01291513
-.003137
,029060
One-Sample Statistics
N
AR Stock Split H .+ 5
30'
Mean
:009001
Std, Devlatic•n
.02925 05
Std: Error
Mean
.0053404
One..:sa1nple_·Tes1:
Test Value· =·O
95% Confidence lnte1Val of the
Difference
t
AR Sto_ck-SplitH + 5
1Jl85
Sin: 12-tal!ed'
df
29:
,fD3
Di~Ei~~-gce
:0090010
Lower
',001.921
u·~"er
:019923
Lampiran 5
Basil Ouput SPSS
Abnormal Return Reverse Stock Split
One-Sample statistics
N
AR Reverse H - 5
Mean
.023984
10
Std: Error
Mean
.0283051
Sfd. Deviation
.0895084
One-Sample Test
T9StValue =- 0
95.'% Confidence Interval of the
Difference
t
AR Reverse·H- 5
Me_ah
Differehce.0239840
Sio. 12-talled\
df
.847
9
.419
Lower
-.040046
U"' .... er
.088014
One-Sample Statistics
N
AR .Revel.seH- 4
Mean
:072956
10
Std: Error
Mean
.039956
Std. Deviation
.1263543
One-Sarnple Test
Test Value; o
95(f0. ContidenceJilteival bf the
Difference
t
AR Reverse·H- 4
1.826
Sia. 12-tailed\
df
9
.101
Me_a_n
Difference
.0729560
Lower
-.017432
!Jnner
.163344
One-Sam1ile·StatiStics
N
AR Re\1erse H - 3
,1 0 -_
Mean
.027137
Std. Deviation
.0334867
Std.' Error
Mean
.010589
One-Satnple Test
~-Confidence lnte1Val oithe
Difference
Lampiran 6
Hasil Uji Paired sample T Test
Volume Perdagangan Stock Split
PairedSamples statistics
Mean
Pair1
Vol. StocKSplit [Sebelum]
.Vol;StockSpjit [Setelah]
...
...
N
150
Std. Deviation
.0 011'3656
Std.Error
Mean
.00022344
150
.0 03E:3957
.00031350
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Vol. Stock Split [Sebelum]
& Vol. stock Split [SetelahJ
150
Correlalio
.18
Pawed Samples Te~
Pair,1
Mean
Vol. StockS~tit \1,ebelum\ -5.101 E-4
-Vol. stock lrlil Setelahl
Std. Deviation
.·
.00421555
Paired Differences
95% Canfidence lnleNal of llie
Dllfefence
Std.Error
Mean
Lower
Uonel'
I
di
Sin.12-laM
.
:00034910
·.00119995
.00017 969
-rn1
149
,146
Lampiran 7
Hasil Uji Paired sample T Test
Volume Perdagangan Reverse Stock Split
Paired Samples statistics
Mean
Pair 1
Vol.Reverse Split
[Sel;Jelum]
Vol.Reverse.Split
[SetelahJ
...
Std. Error
Mean
Std. Deviation
N
50
007899.15
.00111i'11
50
01480099
.00209318
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Vol.Reverse Split
[SebelWn] & Vol.Reverse
,Split[setelahJ
Sia.
Correlation
50
.2:ig'
.069
Paired Samples Jest
Mean
Pair I Vol. Reverse Splil
fSebelumJ' Vol. Reverse ·3.479&3
Solil ISelelahl
Paired Differences
95% Confidence lnlewal of !he
Di!erente
SM: Error
Sid. De\1alion
Mean
Lower
Uooer
.014B8287
.00110193
·.00770358
.00074 438
I
-1.655
df
Siod2·1aileil\
49
.104
Lampiran 8
Daftar Samoel Em1ten vanq MeIa k u kan liorpprate action
No
Emiten
1
DNKS
2
DAVO
EKAD
3
!NCO
4
JIHD
5
6
KLBF
7
RALS
RIGS
8
TLKM
9
10
CTRS
HEXA
11
HITS
12
PRAS
13
14
SMAR
TGKA
15
16
APOL
BBLD
17
DPNS
18
19
JRPT
PJAA
20
21
TSPC
22
AKRA
ANTM
23
DAVO
24
HADE
25
HITS
26
27
JPRS
28
PWON
29
SMGR
30
SOB!
BNGA
31
BNLJ
32
PLAS
33
SIPD
34
INDX
35
LPL!
36
37
SRSN
UNIT
38
BKSL
39
40
JAKA
Keterangan
Nama Perusahaan
Dankos Laboratories,Tbk
Davomas Abadi,Tbk
Ekadharma International,Tbk
International Nickel Indonesia,Tbk
Jakarta International Hotel & Development,Tbk
Kalbe Farma,Tbk
Ramayana Lestari Sentosa,Tbk
Rigs Tenders,Tbk
Telekomunikasi Indonesia,Tbk
Ciputra Surya,Tbk
Hexindo Adiperkasa,Tbk
Humpuss Intermoda Transportasi,Tbk
Prima Alloy Steel,Tbk
SMART,Tbk
Tigaraksa Satria,Tbk
Arpeni Pratama Ocean Line,Tbk
Bina Danatama Finance,Tbk
Duta Pertiwi Nusantara,Tbk
Jaya Real Property,Tbk
Pembangunan Jaya Ancol,Tbk
Tempo Scan Pacific,Tbk
AKR Corporindo,Tbk
Aneka Tambang (Persero) ,Tbk
Davomas Abadi,Tbk
Hortus Danavest,Tbk
Humpuss lntermoda Transportasi,Tbk
Jaya Pari Steel,Tbk
Pakuwon Jati,Tbk
Semen Gresik (Persero) ,Tbk
Sorini Corporation,Tbk
Bank Niaga,Tbk
Bank Permata,Tbk
Palm Asia Corpora,Tbk
Sierad Produce, Tbk
Indoexchange,Tbk
Lippa E-NET,Tbk
Sarasa Nugraha,Tbk
United Capital Indonesia,Tbk
Bukit Sentul,Tbk
Jaka Artha Graha, Tbk
Listing-Trading Date
06 Februari 2004
17 Desember 2004
10 Februari 2004
03 Agustus 2004
.12 Mei 2004
02 Januari 2004
22 Oktober 2004
18 Agustus 2004
28 September 2004
25 Juli 2005
1 September 2005
15 Desember 2005
20 September 2005
20 Juni 2005
30 Agustus 2005
24 Nopember 2006
02 Oktober 2006
08 Juni 2006
14 Agustus 2006
10 Juli 2006
14 September 2006
27 Juli 2007
12 Juli 2007
28 Mei 2007
10 September 2007
11 September 2007
12 Desember 2007
19 September 2007
07 Agustus 2007
22 Agustus 2007
21 Mei 2004
08 Juni 2004
18 Maret 2004
15 Oktober 2004
25 Agustus 2005
28 Maret 2005
06 Oktober 2005
30 Mei 2005
01 Agustus 2006
19 Juli 2006
CA
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
RSS
RSS
RSS
RSS
RSS
RSS
RSS
RSS
RSS
RSS
Lampiran 9
ROA dan DER Samoe Emiten vanq Me aku kan Coroorate action
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Emiten
Nama Perusahaan
Dankos Laboratories.Tbk
DNKS
Davomas Abadi.Tbk
DAVO
Ekadharma International Tbk
EKAD
International Nickel Indonesia.Tbk
!NCO
Jakarta International Hotel & Develooment.Tbk
JIHD
KLBF
Kalbe Farma.Tbk
RALS
Ramavana Lestari Sentosa.Tbk
Rias Tenders Tbk
RIGS
Telekomunikasi Indonesia.Tbk
TLKM
Ciautra Sun•a,Tbk
CTRS
Hexindo Adiperkasa,Tbk
11
HEXA
Humpuss Intermoda Transportasi,Tbk
12
HITS
13
PRAS
Prima Alloy Steel,Tbk
14
SMAR
SMARTTbk
15
TGKA
Tioaraksa Satria.Tbk
Aroeni Pratama Ocean Line Tbk
16
APOL
17
Bina Danatama Finance,Tbk
BBLD
Duta Pertiwi Nusantara,Tbk
18
DPNS
Java Real Prooertv Tbk
19
JRPT
Pembanaunan Java Ancol.Tbk
20
PJAA
21
Temoo Scan Pacific Tbk
TSPC
22
AKR Coroorindo.Tbk
AKRA
23
ANTM
Aneka Tambanq IPersero) .Tbk
24
DAVO
Davomas Abadi.Tbk
25
HADE
Hortus Danavest.Tbk
26
HITS
Humpuss Intermoda Transoortasi,Tbk
27
JPRS
Java Pari Steel Tbk
28
PWON
Pakuwon Jati Tbk
29
SMGR
Semen Gresik IPersero\ .Tbk
SOB!
Sorini Corooration.Tbk
30
BNGA
Bank Niaoa Tbk
31
BNLI
32
Bank Permata.Tbk
PLAS
33
Palm Asia Corpora Tbk
SIPD
Sierad Produce Tbk
34
INDX
Indoexchanae.Tbk
35
LPL!
Unno E-NET Tbk
36
SRSN
Sarasa
Nuaraha.Tbk
37
UNIT
38
United Caoital Indonesia.Tbk
BKSL
39
Bukit Sentul,Tbk
JAKA
Jaka Altha Graha,Tbk
40
Keterangan : (dalam %)
ROA
8.00
6.00
9.89
5.22
8.68
2.62
6.18
7.34
2.48
9.32
3.25
6.00
1.25
5.17
3.98
2.39
8.00
4.83
6.85
8.69
4.75
5.50
4.60
5.40
0.40
1.70
1.50
2.70
2.80
1.20
2.45
2.21
2.00
4.90
6.09
5.23
7.00
0.37
1.00
0.87
DER
0.81
1.29
0.18
0.40
1.70
1.26
0.54
0.04
1.53
0.97
2.10
1.17
3.33
1.38
2.24
1.38
0.60
0.29
0.55
0.32
0.23
1.57
0.37
2.27
1.86
0.48
0.22
1.99
0.27
0.83
2.03
2.55
0.43
3.10
0.04
1.35
1.47
0.00
0.21
0.15
Abnormal Return STOCK SPLIT
H-5
H-4
H-3
H-2
H-0
HEXA
HITS
PRAS
SMAR
TGKA
APOL
BBLD
DPNS
JRPT
PJAA
TSPC
AKRA
0.0280
0.0094
0.0042
0.0266
0.0061
0.0149
-0.0025
0.0003
0.0412
0.0249
0.0143
0.0280
-0.0167
0.0156
0.0110
0.0123
0.0252
0.0082
0.0072
0.0053
0.0122
0.0487
0.0261
0.0100
0.0626
-0.0056
0.0712
-0.0247
0.0037
-0.0153
0.0068
0.0032
0.0122
-0.0015
0.1125
0.0046
0.0288
0.0068
0.0326
0.0198
0.0053
0.0373
0.0519
0.0135
0.0147
0.0111
0.0048
0.0033
-0.0695
0.0046
0.0076
-0.0160
0.0302
0.0484
0.0129
0.0272
0.0124
0.0255
0.0121
0.0153
0.0790
0.0349
0.0964
0.0065
-0.0509
0.0547
0.0497
0.0096
0.0014
0.0730
0.0032
0.0030
0.0023
0.0006
0.0843
0.0060
-0.0055
0.0055
0.0122
-0.0213
0.0204
0.0133
-0.0653
0.0086
0.0016
0.0188
ANTM
n
nn1i:::
VoVVk.J
0.0515
0.0104
0.0125
0.0027
-0.0377
DAVO
HADE
HITS
JPRS
PWON
SMGR
SOB!
0.0826
0.0186
0.0085
0.0140
0.0149
0.0088
0.0523
-0.0036
0.0007
0.0002
0.0112
0.0058
0.0203
0.0055
0.0123
0.0002
-0.0028
0.0368
-0.0013
0.0139
0.0594
0.0467
0.0028
0.0086
0.0334
0.0011
0.0033
0.0141
-0.5220
0.8169
0.7994
0.7554
0.5262
0.3916
0.8091
0.9021
0.5018
-0.5055
0.7945
0.7849
-0.7862
0.7795
0.9453
0.5219
0.4830
-0.4542
0.8093
0.4888
0.9091
0.7681
-0.8051
0.5325
0.5401
0.4977
0.7792
0.3005
0.8955
-0.8323
0.0175
0.0186
0.0172
0.0094
0.4142
Emiten
I
DNKS
DAVO
EKAD
!NCO
JIHD
KLBF
RALS
RIGS
TLKM
CTRS
Rata-Rata
I
H-1
H+l
H+2
H+3
H+4
H+5
0.0555
0.0192
0.0306
0.0027
-0.0156
0.0816
0.0214
0.0053
0.0052
0.0127
0.0065
0.0070
0.0145
0.0143
0.0516
0.0078
0.0005
0.0351
0.0295
0.0676
0.0026
0.0500
0.0039
0.0254
0.0414
0.0135
0.0677
-0.1415
0.0071
0.0288
0.0497
0.1128
-0.1055
0.0159
0.0061
0.1178
0.0044
0.0071
0.0265
0.0268
0.0050
0.0039
0.0086
0.0942
0.0012
0.0201
-0.0251
0.1755
0.0129
0.0182
0.0882
0.0456
-0.0159
0.0203
0.0244
-0.0058
0.0773
0.0701
0.0122
0.0120
0.0006
0.0098
0.0937
0.0106
0.0178
0.0889
0.0223
0.0043
0.0029
0.0148
0.0234
0.0165
0.0262
0.0959
0.0103
0.0329
0.0004
0.0013
-0.0095
0.0090
0.0072
0.0113
0.0122
0.0016
0.0007
0.0058
0.0057
0.0134
0.0094
-0.0120
0.0039
-0.0091
0.0092
0.0009
0.0708
0.0702
0.0093
0.0985
0.0072
0.0072
0.0074
0.0006
0.0038
0.0790
0.0032
-0.0132
0.0571
0.0070
0.0019
0.0088
-0.0332
0.0211
0.0066
0.0141
0.0058
0.0362
0.0024
-0.0847
0.0052
-0.0151
0.0048
0.0013
0.0027
0.0181
0.0373
0.0174
0.0152
0.0140
0.0111
0.0262
0.0218
0.0021
0.1643
0.1306
-0.0152
0.0322
0.0030
0.0019
-0.0025
-0.0184
0.0172
0.0028
-0.0067
0.0226
-0.0763
0.0252
-0.0422
0.0032
-0.0065
-0.0426
0.0112
0.1043
-0.0449
0.0221
0.0596
0.0019
0.0097
0.0058
0.0035
0.0087
0.0149
-0.0030
0.0139
-0.0074
-0.0092
0.0588
0.0060
0.0064
-0.0064
0.0060
0.0188
0.0315
-0.0084
0.0011
0.0278
-0.0308
0.0241
-0.0158
0.0024
0.0184
0.0302
0.0176
0.0127
0.0130
0.0090
-0.0186
- -------- - -------,. -
Emiten
I
DNKS
DAVO
EKAD
!NCO
JIHD
KLBF
RALS
RIGS
TLKM
CTRS
HEXA
HITS
PRAS
SMAR
TGKA
APOL
BBLD
DPNS
JRPT
PJAA
TSPC
AKRA
,A,NTM
DAVO
HADE
HITS
JPRS
PWON
SMGR
SOB!
Rata-Rata
-
-
--
-
H-4
H-5
H-3
H-2
H+1
H+5
H-1
H+2
H+4
H+3
0.00115
0.00034
0.00245
0.00032
0.00031
0.00020
0.00019
0.00005
0.00064
0.00069
0.00000
0.00001
0.00003
0.00000
0.00000
0.00000
0.00010
0.00005
0.00001
0.00000
0.00011
0.00078
0.00068
0.00001
0.00005
0.00000
0.00101
0.00004
0.00000
0.00000
0.00012
0.00023
0.00005
0.00043
0.00075
0.00056
0.00089
0.00011
0.00076
0.00049
0.00133
0.00166
0.00255
0.00343
0.00683
0.00659
0.00237
0.00094
0.00879
0.01449
0.00020
0.00020
0.00239
0.00368
0.00329
0.00054
0.00064
0.00023
0.00029
0.00359
0.00013
0.00012
0.00013
0.00024
0.00265
0.00393
0.00031
0.00622
0.00538
0.00010
0.00011
0.00013
0.00011
0.00026
0.00001
0.00008
0.00008
0.00004
0.00008
0.00040
0.00206
0.00046
0.00066
0.00036
0.00052
0.00153
0.00021
0.00056
0.00133
0.00519
0.00200
0.00152
0.03448
0.00398
0.00686
0.00145
0.00951
0.01223
0.01080
0.00846
0.00041
0.00056
0.00057
0.00002
0.00006
0.00363
0.00019
0.00011
0.00252
0.00202
0.00003
0.00004
0.00003
0.00001
0.00001
0.00003
0.00003
0.00001
0.00001
0.00001
0.00021
0.00174
0.00029
0.00003
0.00003
0.00002
0.00003
0.00001
0.00002
0.00002
0.00000
0.00000
0.00002
0.00005
0.00007
0.00004
0.00002
0.00000
0.00077
0.00030
0.00052
0.00074
0.00074
0.00002
0.00004
0.00005
0.00007
0.00040
0.00062
0.00005
0.00368
0.00099
0.00169
0.00059
0.00088
0.00073
0.00075
0.00042
0.00123
0.00112
0.00001
0.00001
0.00065
0.00001
0.00001
0.00001
0.00002
0.00001
0.00005
0.00000
0.00057
0.00029
0.00245
0.00085
0.00132
0.00066
0.00023
0.00132
0.00087
0.00173
0.00008
0.00002
0.00015
0.00982
0.00184
0.00039
0.00009
0.00184
0.01132
0.00030
0.00040
0.00130
0.00919
0.00028
0.00065
0.00620
0.00279
0.00056
0.00114
0.00033
0.00563
0.00197
0.00525
0.00617
0.00474
0.00230
0.00205
0.00316
0.00480
0.00456
0.00255
0.00330
0.00230
0.00372
0.00333
0.00389
0.00472
0.00392
0.00247
0.00288
0.01462
0.01870
0.00796
0.00773
0.01185
0.00287
0.00087
0.00159
0.00417
0.00214
0.00003
0.00004
0.00024
0.00252
0.00013
0.00004
0.00134
0.00002
0.00006
0.00018
0.00002
0.00007
0.00009
0.00007
0.00035
0.00009
0.00112
0.00069
0.00048
0.00065
0.00001
0.00001
0.00001
0.00001
0.00156
0.00025
0.00001
0.00112
0.00000
0.00001
0.00029
0.00279
0.00370
0.00539
0.00530
0.00693
0.00570
0.00123
0.00285
0.00169
0.00004
0.00005
0.00004
0.00003
0.00003
0.00000
0.00004
0.00001
0.00000
0.00000
0.00052
0.00055
0.00113
0.00036
0.00161
0.00108
0.00071
0.00046
0.00014
0.00046
0.00612
0.00664
0.00057
0.00584
0.00167
0.00369
0.00560
0.00142
O.OOS68
0.00285
0.00115 0.00159 0.00180 0.00179 0.00127 0.00187 0.00262 0.00142 0.00258 0.00165
Abnormal Return REVERSE STOCK SPLIT
I
I
!
H-5
H-4
H-3
H-2
H-1
H-0
H+1
H+2
H+3
H+4
H+5
ONKS
DAVO
EKAD
!NCO
JIHD
KLBF
RALS
RIGS
TLKM
CTRS
0.1227
0.1151
-0.1822
0.0105
0.0213
0.1158
0.0413
0.0053
-0.0227
0.0127
-0.1028
0.1232
0.2041
0.3282
0.0112
0.0032
0.1469
0.0028
0.0039
0.0088
0.0750
0.0166
0.0190
0.0127
0.0107
0.1009
0.0038
-0.0037
0.0135
0.0228
-0.0115
0.1135
0.0110
0.2665
0.0095
0.1202
0.1414
0.0051
0.0051
0.0151
-0.0453
0.0041
0.1466
0.3374
0.0288
0.0758
-0.1455
0.0068
0.0107
0.0016
8.68862.6627
1.4245
7.0024
4.4745
9.0128
1.8403
6.5986
3.1283
2.4043
-0.0301
0.0090
0.1100
0.0120
0.2801
0.0006
0.0088
0.0605
0.1743
0.2431
-0.0237
0.0329
0.1186
0.0301
0.0913
0.0048
0.0074
0.0230
0.1605
0.0722
0.0012
0.0038
0.0859
0.0148
0.0381
-0.0141
0.0026
0.0207
0.0070
0.0087
0.0013
0.0111
-0.0751
0.0079
0.0099
0.0252
0.0024
0.0287
0.0333
0.0631
0.0076
0.0226
0.0678
-0.0199
0.0666
0.0047
0.0113
0.0040
0.0053
0.0586
Rata-Rata
0.0240
0.0730
0.0271
0.0676
0.0421
4.7237
0.0868
0.0517
0.0169
0.0108
0.0229
Emiten
ran 13
·dino Vo/,
~••N-
~
___ w .... _
..
.... _... ___
-·---- -- --
Emiten
H-5
H-4
H-3
H-2
H-1
H+1
H+2
H+3
H+4
H+5
BNGA
BNU
PLAS
SIPD
INDX
LPU
SRSN
UNIT
BKSL
JAKA
0.03218
0.00081
0.00046
0.00027
0.00221
0.00214
0.00066
0.00060
0.00003
0.00222
0.03670
0.00084
0.00057
0.00004
0.00412
0.01124
0.00558
0.00600
0.00005
0.00183
0.00004
0.00012
0.00281
0.00051
0.02537
0.00088
0.00369
0.00089
0.00019
0.00288
0.00009
0.00146
0.00127
0.00027
0.00412
0.00039
0.01154
0.00263
0.00063
0.00193
0.00801
0.00048
0.00459
0.00124
0.00741
0.00846
0.01980
0.00716
0.00167
0.00077
0.00867
0.00102
0.00633
0.00216
0.08333
0.00358
0.00210
0.01623
0.00074
0.00490
0.02720
0.00033
0.00872
0.00406
0.01884
0.00091
0.00353
0.00573
0.00111
0.00319
0.01977
0.00048
0.00513
''
0.00702
0.05081
0.00007
0.00186
0.00185
0.00092
0.00128
0.02839
0.00015
0.00532
0.00135
0.03295
0.00006
0.00126
0.00067
0.00166
0.00060
0.00901
0.00072
0.00918
0.00017
0.00274
0.00027
0.00217
0.00024
0.01476
0.00029
~ata-Rata
0.0042
0.0067
0.0037
0.0024
0.0060
0.0129
0.0074
0.0089
0.0072
0.0040
I
Download