Admin Server Linux (Debian 6.0 Squeeze)

advertisement
Admin Server Linux . . . . . . . 1
Membangun
SERVER LINUX
DEBIAN 6.0 ( SQUEEZE )
Kompetensi ke-17 / Kls.XII TKJ
TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
SMK NEGERI 1 TALAGA
Jl. Sekolah No. 20 Talagakulon, Kec. Talaga, Kab. Majalengka 45463 Tlp. 0233-3316613
http://www.smkn1talaga.net/web
.::.
e-mail : [email protected]
Admin Server Linux . . . . . . . 2
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN .......................................................................................................................3
1.1. Komputer Server...................................................................................................................4
1.2. Fitur–Fitur Server..................................................................................................................7
1.3. Spesifikasi Hardware............................................................................................................8
1.4. Spesifikasi Software............................................................................................................12
2. SISTEM OPERASI SERVER....................................................................................................13
2.1. Instalasi Debian 6.0 (Squeeze)............................................................................................15
2.2. Perintah Linux.....................................................................................................................30
2.3. Port dalam Server................................................................................................................34
2.4. Konfigurasi NIC / LAN Card.............................................................................................35
3. APLIKASI SERVER..................................................................................................................37
3.1. dhcp3-server (DHCP).........................................................................................................37
3.2. bind9 (DNS)........................................................................................................................39
3.3. apache2 (Web / HTTP).......................................................................................................43
3.4. postfix (Mail)......................................................................................................................46
3.5. proftpd (FTP)......................................................................................................................52
3.6. samba (File & Printer Sharing)...........................................................................................54
3.7. mysql-server (Database).....................................................................................................57
3.8. squid (Proxy).......................................................................................................................60
4. KEAMANAN SERVER.............................................................................................................60
4.1. Username dan Password.....................................................................................................60
4.2. Web / https..........................................................................................................................61
4.3. htacces.................................................................................................................................61
4.4. ssh.......................................................................................................................................61
4.5. ssl........................................................................................................................................61
5. MONITORING / REMOTE SERVER.......................................................................................61
5.1. Monitoring Server...............................................................................................................61
5.2. Remote Server.....................................................................................................................61
Admin Server Linux . . . . . . . 3
1. PENDAHULUAN
Di era Teknologi Informasi sekarang ini manusia dituntut untuk mendapatkan
segala informasi dengan cepat dan akurat. Selain itu juga harus dapat menyimpan
informasi / data pribadi yang dapat diakses dengan cepat pula. Dengan kata lain
manusia membutuhkan informasi yang cepat dan akurat.
Gbr. Penggunaan Server
Informasi /data (baik data pribadi, data kelompok, data perusahaan, ataupun datadata lainnya) sebenarnya dapat disimpan dalam dua cara yaitu :
1. Disimpan pada tempat Dinamis (yang dapat bergerak dan dapat dibawa kemanamana) seperti Buku Agenda, PDA, Laptop, dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa kita
dapat
mengakses
dan
menyimpan
data
kapan
dan
dimana
pun
kita
memerlukannya, akan tetapi resikonya kita harus selalu membawa perangkat
penyimpan data tersebut.
2. Disimpan pada tempat Statis (berada pada satu tempat dan tidak bisa dibawa
kemana-mana) seperti Komputer server (Server Internet). Hal ini berarti kita tidak
perlu lagi membawa perangkat penyimpanan data tersebut karena kita dapat
mengkses dan menyimpan data kapan dan dimanapun berada, dengan catatan
ada jaringan internet dan perangkat untuk mengkoneksikan ke internetnya.
Dari dua tempat penyimpanan tersebut tentunya yang lebih praktis digunakan setiap
inidividu sekarang ini adalah cara ke dua (cara statis) karena cukup membawa satu
perangkat saja (Handphone yang sudah mendukung internet browser) maka sudah
Admin Server Linux . . . . . . . 4
dapat menyimpan dan mengambil data yang diperlukannya saat bekerja atau
berbisnis.
Internet Banking juga sistemnya sama seperti cara ke dua tadi yaitu menggunakan
Komputer Server yang dapat diakses melalui internet sehingga nasaabah dapat
melakukan transaksi dimanapun berada, dan masih banyak contoh lainnya yang
menggunakan cara ke dua karena ke praktisannya.
1.1. Komputer Server
Komputer server sebenarnya sama seperti komputer-komputer lainnya
yang biasa digunakan dalam pekerjaan sehari-hari. Perbedaannya ada pada
Kecepatan
Proses,
Kapasitas
Penyimpanan,
dan
Ketahanan
perangkatnya.
Komputer server harus memiliki kecepatan premrosesan yang sangat tinggi
karena akan diakses oleh jutaan pengguna dimanapun yang mungkin secara
bersamaan mengaksesnya. Selain itu juga harus memiliki kapasitas penyimpanan
yang sangat besar karena akan digunakan sebagai tempat penyimpanan data
oleh jutaan pengguna dimanapun berada, dan yang terakhir komputer server
harus memiliki ketahanan dalam pengoperasian yang terus-menerus (nonstop)
karena juataan pengguna akan menggunakan data tersebut kapan pun saat
mereka membutuhkannya (baik itu pagi, siang, atau malam) selama 24 jam.
Gbr. Server Lokal
Admin Server Linux . . . . . . . 5
Salah satu contoh komputer server adalah server lokal pada suatu instansi
(perusahaan).
Masing-masing
divisi/bagian
di
perusahaan
tersebut
dapat
mengambil dan menyimpan data perusahaan pada server lokal. Data tersebut
dapat digunakan oleh divisi lain yang membutuhkannya sehingga antar divisi jika
membutuhkan data tidak perlu mengantarkan ke divisi lain tetapi cukup
mengakses pada komputer di divisinya saja. Selain itu, cabang perusahan yang
lokasinya di luar kota juga dapat mengaksesnya melalui internet.
Contoh lain yang lebih besar lagi adalah server Google, Yahoo, dan serverserver lainnya. Kedua server tersebut tidak pernah berhenti beroperasi dan
kalaupun ada perawatan maka sebelum server utama dihentikan, server
cadangan sudah beroperasi terlebih dahulu sehinnga pelayanan data tidak
terhenti dan seolah-olah server tersebut tak pernah dimatikan.
Gbr. Server Google
Admin Server Linux . . . . . . . 6
Gbr. Server Yahoo
Komputer server juga harus memiliki karakter Availibility (Ketersediaan)
dan Scalability (Ketercakupan).
Availibility maksudnya adalah : sebuah server harus mampu selalu tersedia
“melayani” user/client secara terus menerus, yang di-istilahkan dengan 24-jam x
7 hari seminggu. Server juga seharusnya hanya memiliki sedikit “Fault-Tolerant”,
yaitu gangguan yang menyebabkan downtime (kegagalan sistem server). Jadi
dapat disimpulkan karakter availibility merupakan kemampuan server untuk
merespon segala hal permintaan user kapan-pun waktunya.
Definisi
Scalability
adalah :
sebuah
server
harus
dapat
ditingkatkan
kemampuannya, yaitu dari sisi performa, fungsi & penambahan jumlah klien.
Scalability dibagi menjadi dua, yaitu :
• Scale-Up,
yaitu
kemampuan
server
untuk
di-upgrade
komponen
&
periferalnya (misal : Processor atau RAM) sehingga performa-nya secara
keseluruhan akan meningkat dan waktu penggunaan (life-cyle) bisa lebih
lama.
• Scale-Out, yaitu kemampuan unit server untuk ditambah (misal dari satu
menjadi tiga unit) agar beban kerja pemrosesannya dapat dibagi rata dan
lebih optimal. Misalnya : sebuah perusahaan membuat memisahkan fungsi
web e-commerce pada server (Web Server) terpisah dari server database-nya.
Salah satu implementasi dari Scale-Out adalah pada server rackmount dan
blade system yang akan diterangkan selanjutnya.
Admin Server Linux . . . . . . . 7
1.2. Fitur–Fitur Server
Sebuah server biasanya memiliki dan menyediakan fitur-fitur yang
diperlukan oleh client. Fitur ini bisa disediakan hanya 1 saja atau bahkan bisa
lebih dari satu. Hal ini tergantung pada kebutuhan dan ketersediaan infrastruktur
yang ada.
Secara umum setiap server memiliki fitur-fitur yang sama akan tetapi
fitur-fitur itu memiliki kelebihan masing-masing tergantung pada sistem operasi
server yang digunakannya. Fitur yang umum terdapat pada server adalah
sebagai berikut :
a. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
Fitur ini menyediakan pemberian no IP (Internet Protocol) secara otomatis
untuk setiap Client yang terhubung ke server. Nomor ini diberikan pada saat
pertama kali komputer client tersebut dinyalakan lalu terkoneksi ke server.
Setiap no IP yang diberikan diawali dari nomor terkecil dan tidak akan ada
nomor yang sama karena jika nomor tersebut telah digunakan, maka
diberikan nomor baru untuk client yang baru terkoneksi (baru nyala).
b. DNS (Domain Name System)
Dengan layanan DNS maka client tidak harus menghafalkan setiap IP address
server yang akan diakses. Client hanya menuliskan Address nya untuk dapat
mengakses server karena fungsi dari DNS ini adalah menerjemahkan no IP ke
Address dan sebaliknya menerjemahkan Address ke no IP kembali.
c. HTTP (Hypertext Transfer Protocol)
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan data/informasi berbasis web (data
HTML) dan biasanya disebut sebagai web server.
Client dapat berbagi dan
menyimpan data di server dengan datanya berbasis web.
d. Mail
Server menyediakan layanan pengelolaan surat elektronik (email) dimana
client dapat berbagi informasi/data yang berbentuk surat elektronik. Client
dapat mengirim dan menerima surat dan dapat pula menyisipkan lampiran
file gambar, data, dan lainnya.
e. FTP (File Transfer Protocol)
Fitur ini menyediakan layanan untuk menyimpan dan mengambil informasi
berbentuk file dan dapat diakses dimana saja tanpa dibatasi oleh perbedaan
network / subnetting. Dengan demikian seseorang dapat barbagi data / file
langsung (file word, excel, software, dan lainnya), akan tetapi dapat
Admin Server Linux . . . . . . . 8
memperkecil ukuran file yang akan dibaginya untuk mempercepat proses
transfer datanya yaitu dengan mengkompress data tersebut terlebih dahulu.
f. Sharing (File dan Printer)
Fitur ini mirip dengan FTP akan tetapi pada fitur ini setiap client yang akan
berbagi / share (file atau printer) harus terkoneksi dalam network / subnetting
yang sama. Jika berbeda subnet / network maka tidak bisa saling berbagi.
Setiap client dapat berbagi sebuah printer (mencetak data lewat printer) dari
mana saja (dari client mana saja).
g. Database
Client dapat menyimpan, mengambil, dan menampilkan database yang
diinginkan pada sebuah server dengan fitur ini dimanapun dia berada. Akan
tetapi database ini akan dapat diproses melalui aplikasi database yang
berbasis web.
h. Proxy
Fitur ini menyediakan layanan keamanan jaringan (firewall) dan akan
mengelola / mengatur / bahkan memproteksi client yang terkoneksi ke server.
Selain itu juga menyediakan layanan cache web / memori sementara untuk
menyimpan data-data web yang sering diakses oleh client pada rentang
waktu tertentu sehingga akan menghebat bandwidth.
1.3. Spesifikasi Hardware
Sebuah server yang bagus biasanya akan beroperasi / running 24 jam
nonstop tanpa henti, kecuali saat perawatan server, maka server akan dimatikan
sejenak tetapi server cadangan tetap berfungsi karena untuk melayani client
yang membutuhkan data dari server setiap saat. Dengan demikian server
tersebut secara hardware harus tahan terhadap panas, kerja yang multitasking
secara maksimal.
Oleh karena itu spesifikasi hardware dari sebuah server yang harus diperhatikan
adalah :
a. Motherboard harus memiliki Address dan Data Bus yang cukup besar yang
nantinya digunakan sebagai transfer data secara maksimal. Harus memiliki
socket memory (RAM) yang support besar kapasitasnya, juga harus support
processor yang tertinggi / tercepat pemrosesannya.
Admin Server Linux . . . . . . . 9
Gbr. Motherboard INTEL-S5500BCR
Spesifikasi Tehnik :
–
–
–
–
–
–
–
Processor Support
Chipset
Memory
Storage
Integrated LAN
Integrated Graphics
Harga
:
:
:
:
:
:
:
Up to 2 Intel Xeon processors 5500 or 5600 series
Intel® 5500 chipset with Intel® I/O Controller Hub ICH10R
8 DDR3 DIMM sockets (800/1066/1333 MHz)
6 SATA ports (3 Gbps) via ICH10R
2 Embedded dual Intel® Gigabit Ethernet Controllers
8 MB allocated to graphics
Rp. 3.589.000,-
b. Microprocessor / Processor harus memiliki kemampuan mengolah / memproses
data yang maksimal dan ditunjang dengan FSB yang maksimal pula sehingga
proses akan lebih maksimal.
Spesifikasi Tehnik :
– Clock Speed
: 3.46 GHz
– c# of Cores
: 6 Core
– Memory Cache : 12 MB
– QPI / FSB
: 6.4 GT/s
– Socket Support : FCLGA1366
– Harga
: US $1,663
Gbr. Processor INTEL Xeon 5600
Admin Server Linux . . . . . . . 10
c. Memory (RAM) harus memiliki transfer data yang maksimal dan tentunya
memiliki kapasitas data yang maksimal pula.
Gbr. Memory/RAM DDR 3
Spesifikasi Tehnik :
– Clock Speed
– Capacity
– Socket
– Pin
: 1333 MHz
: 2 GB / 4 GB / 8 GB / 16 GB
: DIMM (DDR3)
: 240 pin
d. Harddisk harus memiliki putaran cylinder yang maksimal sehingga pembacaan
datanya pun akan maksimal.
Spesifikasi Tehnik :
Gbr. Hard Disk SATA
– Model
– Interface
– Capacity
: Baracuda ST32000542AS
– Spin Speed
: 5900 RPM
: Rp. 1.000.000,-
– Price
: SATA 3Gb/s
: 2 TB
Admin Server Linux . . . . . . . 11
e. NIC / LAN Card sebagai sarana komunikasi server dengan client, harus
memiliki kecepatan hingga GigaByte karena akan banyak clien yang akan
koneksi ke server.
Spesifikasi Tehnik :
– Model
: Intel E10G41AT2
– Interface
– Connectors
: PCI Express 2.0 x8
– Speed
: 10Gbps
: US$ 525
– Price
Gbr. LAN Card Gigabits
: 1 x RJ45
f. Power Supply harus tahan terhadap panas dan daya tinggi serta tahan
terhadap perubahan tegangan yang bisa naik / turun sehingga tidak
menggangu kerja Processor.
Spesifikasi Tehnik :
– Model
– Wattage
– Form Fa ctor
: ULTRA ULT-LSP750
– Input Voltage
– Price
: 115V ~ 230V
: US$ 79.99
: 750 W
: ATX
Gbr. Power Supply
Admin Server Linux . . . . . . . 12
g. Pendingin / Heatsink harus memadai baik pendingin dalam komputer sendiri
maupun pendingin ruangan sehingga suhu pada komputer akan stabil dan
komputer akan bekerja dengan maksimal pula.
1.4. Spesifikasi Software
Software yang digunakan pada sebuah server tentunya harus memiliki spesifikasi
yang akan menghasilkan kerja server tersebut akan maksimal, dengan kata lain
tidak ada proses yang tertunda atau berputar-putar sehingga mengganggu kinerja
server. Adapun spesifikasi software bagi sebuah server agar mendapatkan kerja
maksimal adalah :
a. Operating System / Sistem Operasi harus dapat mengakses langsung ke titik
yang diperintahkan tanpa perantara / penerjemah proses lainnya.
b. Aplikasi server dan jaringan harus terbaru dan support untuk semua jenis
komputer client serta stabil.
c. Konfigurasi harus seefektif mungkin sehinnga tidak menggangu konfigurasi
lainnya saat konfiguri yang satu terganggu.
d. Mempunyai sistem keamanan (Security System) yang tinggi sehingga data
aman dan tidak dapat dirusak / dimodifikasi selain oleh yang memilikinya saja.
e. Memiliki antivirus yang baik.
Dari kesekian spesifikasi software yang disarankan untuk sebuah terdapat dua
pilihan software yang tersedia, yaitu yang menggunakan software private license
atau yang General Public License (GPL). Kedua pilihan tersebut tentunya memiliki
kelebihan masing-masing tergantung dari kebutuhannya. Akan tetapi secara
umum kelebihan terbesar terdapat pada software yang General Public License
(GPL) yang lebih dikenal dengan nama Linux. Hal ini disebabkan dalam OS
(Operating System) linux sudah terdapat semua aplikasi server yang dibutuhkan
dengan fitur-fitur yang sama seperti software private license. Selain itu karena
GPL maka tidak harus mengeluarkan biaya tambahan pada setiap softwarenya.
Admin Server Linux . . . . . . . 13
2. SISTEM OPERASI SERVER
Karena server akan melayani banyak client, maka sistem operasi yang paling
efektif untuk sebuah server adalah sistem operasi yang mendukung jaringan,
multitasking (dapat mengerjakan beberapa operasi secara bersamaan), multiuser
(dapat diakses oleh banyak pengguna secara bersamaan), dan biasanya berbasis
text (karena perintahnya langsung diakses ke hardware tanpa banyak konversi
perintah seperti pada GUI sehingga akan menghemat RAM komputer). Selain itu juga
harus mendukung keamanan / security yang sangat ketat atau berlapis, serta dari
segi biaya tentu lebih murah.
Pilihan dari semua itu tentunya mengarah kepada Linux, dimana linux adalah
sistem operasi yang mendukung jaringan, multitasking, multiuser, support Server &
Desktop (text & GUI), keamanannya tinggi dan berlapis serta tentunya GPL (Lisensi
Publik) sehingga tidak perlu bayar lisensi.
Sistem operasi Linux ini digolongkan ke dalam 3 kelompok besar yaitu Debian,
Slackware, dan RedHat.
Dari tiga kelompok besar ini kemudian berkembanglah
distro-distro linux lainnya yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhannya,
diantaranya adalah :
1. Kelompok Debian : Debian, BackTrack, Damn Small Linux (DSL), Helix, Knoppix,
MEPIS, Ubuntu, Ultimate Edition, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ultimate Edition
Admin Server Linux . . . . . . . 14
2. Kelompok Slackware : Slackware, SuSE, VectorLinux, Zenwalk, Kongoni, dan
masih banyak lagi yang lainnya.
3. Kelompok RedHat : RedHat, Mandrake, PCLinuxOS, Fedora, CentOS, Mandriva,
Caldera, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Linux yang banyak digunakan sebagai sistem operasi server adalah kelompok
Redhat, diantaranya adalah Red Hat Enterprise Linux (RHEL) dan Fedora, tetapi
pada prinsipnya semua distro linux dapat dijadikan server.
Admin Server Linux . . . . . . . 15
2.1. Instalasi Debian 6.0 (Squeeze)
Sebelum
melakukan
instalasi
sistem
operasi
linux,
yang
harus
diperhatikan terlebih dahulu adalah pembagian partisi linux dimana partisi ini
harus dibuat didalam proses instalasinya. Partisi ini menggunakan sistem file
ext2, ext3, atau ext4 yang berbeda dengan sistem file di windows.
Partisi minimal yang harus ada didalam instalasi linux sebanyak dua
partisi yaitu partisi “ / “ (baca: root ) dan partisi “ swap “, dimana “ / “ adalah
partisi utama yang akan diisi dengan sistem linux dan partisi “ swap “ adalah
partisi yang difungsikan sebagai Virtual Memory dari sistem linux tersebut.
Fungsi Virtual Memory ini adalah sebagai memory tambahan bagi sistem linux
yang akan digunakan jika memory utama (RAM yang ada di Motherboard) sudah
penuh oleh sistem linux.
Partisi dalam sistem linux dibagi menjadi 2 macam yaitu partisi Primary
dan partisi
Logical, dimana primary berjumlah maksimal 4 partisi sedangkan
Logical bisa berjumlah banyak partisi. Penamaan partisi ini tergantung dari
device yang terpasang pada sebuah komputer. Device yang dapat dipartisi
tersebut diantaranya adalah Harddisk, Flashdisk, dan storage device / media
penyimpanan lainnya. Biasanya device ini diberi nama sdxn, dimana “x” adalah
variabel dari nama device yang terpasang dan “n” adalah nomor partisi ke
berapa dari suatu device.
Sebagai contoh jika terpasang sebuah harddisk dengan 6 buah partisi,
diantaranya 4 partisi primary dan 2 partisi logical, maka penamaan dari device ini
adalah sebagai berikut :
– Partisi 1 (Primary 1) memiliki nama sda1
– Partisi 2 (Primary 2) memiliki nama sda2
– Partisi 3 (Primary 3) memiliki nama sda3
– Partisi 4 (Primary 4) memiliki nama sda4
– Partisi 5 (Logical 1) memiliki nama sda5
– Partisi 6 (Logical 2) memiliki nama sda6
dimana “a” adalah keterangan dari harddisk pertama / device 1 dan “1” s/d “6”
adalah nomor partisi ke-1 s/d ke-6 dari harddisk tersebut.
Admin Server Linux . . . . . . . 16
Selain partisi tersebut, sebenarnya masih ada beberapa partisi yang akan
lebih baik dibuat untuk menyimpan direktori-direktori yang ada dibawah direktori
“ / “. Partisi tersebut dibuat untuk menyimpan direktori-direktori yaitu direktori
“ /home “, “ /boot “, “ /var “, “ /usr “, dan “ /tmp “. Secara normal direktoridirektori ini berada dibawah direktori “ / “ pada partisi utama. Susunan direktori
linux secara umum adalah sebagai berikut :
Gbr. Struktur Direktori Linux
Langkah Instalasi Linux Debian 6.0 ( ) Server
1.
Siapkan semua kebutuhan instalasi seperti DVD Debian 6.0 Unit PC yang
dilengkapi dengan DVD Drive.
2.
Setting Boot Order pada BIOS setup menjadi CD/DVD sebagai media booting
yang pertama (First Boot).
Admin Server Linux . . . . . . . 17
3.
Lakukan booting hingga muncul tampilan awal seperti gambar berikut :
Gbr. 1 Tampilan awal BootingCD
4.
Pilih “Install” kemudian tekan “ENTER”
Gbr. 2 Select a language
5.
Pilih “English – English” kemudian tekan “ENTER”
Admin Server Linux . . . . . . . 18
Gbr. 3 Select your location
6.
Pilih “United States” kemudian tekan “ENTER”
Gbr. 4 Select a keyboard layout
7.
Pilih “American English” kemudian tekan “ENTER” dan tunggu proses loading
files...
Admin Server Linux . . . . . . . 19
Gbr. 5 Configure the network
8.
Kosongkan saja, kemudian tekan “ENTER”
Gbr. 5a Configure the network (Hostname)
9.
Tulis “debian” sebagai hostname nya, kemudian tekan “ENTER”
Admin Server Linux . . . . . . . 20
Gbr. 5b Configure the network (Domain name)
10. Kosongkan saja, kemudian tekan “ENTER”
Gbr. 6 Set up user and passwords (root password)
11. Tulis “utama” kemudian tekan “ENTER”
Admin Server Linux . . . . . . . 21
Gbr. 6a Set up user and passwords (retype root)
12. Tulis “utama”
sekali lagi sebagai konfirmasi password kemudian tekan
“ENTER”
Gbr. 6b Set up user and passwords_Full name
13. Tulis “Kelas XII TKJ” kemudian tekan “ENTER”
Admin Server Linux . . . . . . . 22
Gbr. 6c Set up user and passwords_Username
14. Tulis username-nya“tekaje” kemudian tekan “ENTER”
Gbr. 6d Set up user and passwords_Password
15. Tulis password-nya “latihan” kemudian tekan “ENTER”
Admin Server Linux . . . . . . . 23
Gbr. 6e Set up user and passwords_Re-enter Password
16. Tulis kembali passwordnya “latihan” kemudian tekan “ENTER”
Gbr. 7 Configure the clock
17. Pilih “East Indiana” kemudian tekan “ENTER”, tunggu proses...
Admin Server Linux . . . . . . . 24
Gbr. 8 Partition disks
18. Pilih “Guided – use entire disk” kemudian tekan “ENTER”
Gbr. 8 Partition disks _ Select disk to partition
19. Tekan “ENTER” saja...
Admin Server Linux . . . . . . . 25
Gbr. 8 Partition disks _ Partitioning scheme
20. Disini Tekan “ENTER” lagi...
Gbr. 8 Partition disks _ Finish Partitioning
21. Disini Tekan “ENTER” lagi...
Admin Server Linux . . . . . . . 26
Gbr. 8 Partition disks _ Write changes to disks
22. Pilih “<Yes>” kemudian Tekan “ENTER”, tunggu prosess ...
Gbr. 8 Scan another CD or DVD
23. Pilih “<No>” kemudian Tekan “ENTER”
Admin Server Linux . . . . . . . 27
Gbr. 8a Use a network mirror
24. Pilih “<No>” kemudian Tekan “ENTER”, tunggu prosess ...
Gbr. 8b Configurasi repository
25. Pilih “<Continue>” kemudian Tekan “ENTER”, tunggu prosess install
software...
Admin Server Linux . . . . . . . 28
Gbr. 9 Participate in the package usage
26. Pilih “<No>” kemudian Tekan “ENTER”, tunggu prosess install software...
Gbr. 10 Software selection
27. Pilih hanya “Standard system utulities” kemudian Tekan “ENTER”, tunggu
prosess install software...
Admin Server Linux . . . . . . . 29
Gbr. 11 Configure grub-pc (boot loader)
28. Pilih “<Yes>” kemudian Tekan “ENTER”, tunggu prosess ...
Gbr. 12 Finish the installation
29. Pilih “<Continue>” kemudian Tekan “ENTER”, tunggu prosess restart...
30. Selesai proses instalasi.
Admin Server Linux . . . . . . . 30
2.2. Perintah Linux
Perintah linux harus dikuasai bagi seorang administrator server karena
hanya dengan perintah itu dia bisa berinteraksi dengan server baik local
(berinteraksi pada servernya langsung) ataupun remote (berinteraksi dengan
server melalui jaringan dari luar server).
Sebelum mempelajari perintah lunux tentunya ada satu hal yang perlu
diketahui oleh seorang operator ataupun administrator server linux yaitu
keterangan prompt yang muncul setelah proses booting selesai. Keteranga
tersebut adalah sebagai berikut :
rusnandi@server1:~$
keterangan :
rusnandi
= adalah nama user yang sedang aktif
@
= adalah batas pemisah antara Username dan Computer Name / Host Name
server1
= adalah nama dari Computer Name / Host Name
:
= adalah pembatas antara Computer Name / Host Name dan direktori utama User
~
= adalah tanda direktori utama / root directory dari pengguna / user biasa
$
= adalah tanda prompt dari Pengguna Biasa / User
root@server1:/#
keterangan :
root
= adalah nama user yang sedang aktif
@
= adalah batas pemisah antara Username dan Computer Name / Host Name
server1 = adalah nama dari Computer Name / Host Name
:
= adalah pembatas antara Computer Name / Host Name dan direktori utama User
/
= adalah tanda direktori utama / root directory dari Pengguna Super/ Super User
#
= adalah tanda prompt dari Pengguna Super / Super User
Selain keterangan prompt, yang perlu diperhatikan lagi bagi seorang
administrator server linux adalah hak akses file. Hak akses ini nantinya akan
membatasi / memproteksi siapa saja yang bisa menangani file tersebut.
Ketentuan dari hak akses file adalah sebagai berikut :
1
2
3
4
5
drwxr-xr-x
4 root
-rw-r--r--
1 rusnandi rusnandi
root
6
1024
lrwxrwxrwx 1 rusnandi rusnandi
7
8
9
2011-04-24 23:53 boot
115172 2011-05-02 06:18 LA32C450.pdf
54
2011-06-03 15:24 squid -> /home/squid.pdf
Gbr. Identitas File
Admin Server Linux . . . . . . . 31
Keterangan Identitas File :
1. Indikator Direktori ( d ), File ( - ), atau Link / Shortcut ( l )
2. Hak akses file
3. Jumlah File / Direktori didalamnya
4. Pemilik User
5. Pemilik Group
6. Kapasitas file / direktori
7. Thn-Bln-Tgl file dibuat / diedit
8. Jam:Menit file dibuat / diedit
9. Nama File / direktori / link berikut keterangannya
Hak akses pada identitas file diatas memiliki 3 wilayah sebagai berikut :
“rwx rwxrwx “
Warna merah merupakan hak akses dari pengguna “root”
Warna hijau merupakan hak akses dari pengguna “group”
Warna biru merupakan hak akses dari pengguna “other” / “guest”
dimana “root” berkuasa penuh terhadap sistem linux, “group” berhak mengakses
pada wilayah groupnya saja, sedangkan “other” atau “guest” hanya terbatas
diluar kedua wilayah tadi.
Hak akses ini memiliki 3 ketentuan yaitu :
“r” = read,
menandakan bahwa file tersebut bisa dibaca.
“w” = write,
menandakan bahwa file tersebut bisa diubah / dihapus.
“x” = execute, menandakan bahwa file tersebut bisa dieksekusi / dijalankan.
Ketentuan nilai dari hak akses ini adalah sebagai berikut :
“r” = 4 (mempunyai nilai 4),
“w” = 2 (mempunyai nilai 2),
“x” = 1 (mempunyai nilai 1),
sehingga jika ada keterangan file seperti berikut :
-rw–r--r--
1 rusnandi rusnandi
115172 2011-05-02 06:18 LA32C450.pdf
maka file tersebut dapat dibaca dan dihapus/diedit oleh user root, hanya dapat
dibaca oleh group dan other / guest. Kalau kita konfersi hak aksesnya ke desimal,
maka menjadi 644 dimana 6=( - r w ), 4=( r - - ), dan 4=( r - - ).
Admin Server Linux . . . . . . . 32
Perintah linux yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
a). su
=> digunakan untuk login / masuk sebagai pengguna super (Super User)
dimana hanya pengguna ini yang dapat menangani sistem linux,
pengguna yang lain hanya bisa menangani data penggunanya saja
tetapi tidak bisa mengubah sistem.
penulisan : su <Enter>
b). ls
=> untuk melihat isi suatu direktori
penulisan: ls <Enter>
contoh : ls -la
c). exit
<Enter>
=> untuk keluar dari user / logout
penulisan : exit <Enter>
d). cd
=> untuk pindah direktori
penulisan : cd [target_direktori]
contoh : cd /home/rusnandi
e). mkdir
=> untuk membuat direktori
penulisan : mkdir [target_direktori]
contoh : mkdir /home/dataku
f). rmdir
=> untuk menghapus direktori
penulisan : rmdir [target_direktori]
contoh : rmdir /home/dataku
g). rm
=> untuk menghapus file
penulisan : rm [target_file]
contoh : rm /home/rusnandi/test.odt
h). mv
=> untuk memindahkan / mengganti nama file
penulisan : mv [file_sumber] [target_file / target_direktori]
contoh : mv /home/rusnandi/test.odt /home/dia/
i). cp
=> untuk membuat duplikat / copy file
penulisan : cp [sumber] [target]
contoh : cp /home/rusnandi/test.odt /home/rusnandi/coba.odt
Admin Server Linux . . . . . . . 33
j). ln
=> untuk membuat link file
penulisan : ln -s [namafilesumber] [namalink]
contoh : ln -s /home/rusnandi/data.odt /home/data
k). mount
=> mendaftarkan device agar bisa dibaca (membuat titik kait)
l). umount
=> melepaskan device jika selesai digunakan (mencabut titik kait)
penulisan : mount [sumber] [target]
contoh : mount /dev/sdb1 /home/dataflash
penulisan : Umount [target]
contoh : umount /dev/sdb1
m). ifconfig => mengetahui konfigurasi network interface yang terpasang
penulisan : ifconfig [parameter]
contoh : ifconfig -a
n). nano/pico=> untuk mengedit/membuat suatu file (ada display menu)
penulisan : nano [nama_file]
contoh : nano configuration.conf
o). vi/vim
=> fungsinya sama seperti nano/pico (tanpa display menu)
penulisan : vi [nama_file]
contoh : vi configuration.conf
p). apt-get install => melakukan instalasi paket aplikasi linux yang terdapat
dalam repository.
penulisan : apt-get install [nama_file_aplikasi]
contoh : apt-get install bind9
q). apt-get remove => melakukan penghapusan / pencabutan paket aplikasi
linux yang ada di server.
penulisan : apt-get remove [nama_file_aplikasi]
contoh : apt-get remove bind9
r). apt-cdrom add => menambah daftar repository yang ada dalam cd image
repository linux kedalam sumber repository sistem linux
yang sedang beroperasi.
penulisan : apt-cdrom add
contoh : apt-cdrom add
Admin Server Linux . . . . . . . 34
2.3. Port dalam Server
Sebuah port dalam protokol jaringan TCP/IP, adalah mekanisme yang
mengizinkan suatu komputer dapat terkoneksi dengan komputer lainnya dan
program di dalam jaringan. Port dapat mengidentifikasikan aplikasi dan layanan
yang
menggunakan
koneksi
di
dalam
jaringan
TCP/IP,
port
juga
mengidentifikasikan sebuah proses tertentu di mana sebuah server dapat
memberikan sebuah layanan kepada klien atau bagaimana sebuah klien dapat
mengakses sebuah layanan yang ada dalam server.
Port dapat dikenali dengan angka 16-bit (dua byte) yang disebut dengan
Port Number dan diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang
digunakan, ke dalam Port TCP dan Port UDP. Karena memiliki angka 16-bit, maka
total maksimum jumlah port untuk setiap protokol transport yang digunakan
adalah 65536 buah.
Dilihat dari penomorannya, port UDP dan TCP dibagi menjadi tiga jenis, yakni
sebagai berikut:
▪ Well-known Port : yang pada awalnya berkisar antara 0 hingga 255 tapi
kemudian diperlebar untuk mendukung antara 0 hingga 1023. Port number
yang termasuk ke dalam well-known port, selalu merepresentasikan layanan
jaringan yang sama, dan ditetapkan oleh Internet Assigned Number Authority
(IANA). Beberapa di antara port-port yang berada di dalam range Well-known
port masih belum ditetapkan dan direservasikan untuk digunakan oleh
layanan yang bakal ada di masa depan. Well-known port didefinisikan dalam
RFC 1060.
▪ Registered Port : Port-port yang digunakan oleh vendor-vendor komputer
atau jaringan yang berbeda untuk mendukung aplikasi dan sistem operasi
yang mereka buat. Registered port juga diketahui dan didaftarkan oleh IANA
tapi tidak dialokasikan secara permanen, sehingga vendor lainnya dapat
menggunakan port number yang sama. Range registered port berkisar dari
1024 hingga 49151 dan beberapa port di antaranya adalah Dynamically
Assigned Port.
Admin Server Linux . . . . . . . 35
▪ Dynamically Assigned Port: merupakan port-port yang ditetapkan oleh
sistem operasi atau aplikasi yang digunakan untuk melayani request dari
pengguna sesuai dengan kebutuhan. Dynamically Assigned Port berkisar dari
1024 hingga 65536 dan dapat digunakan atau dilepaskan sesuai kebutuhan.
Sedangkan port yang sering digunakan dalam komputer server adalah sebagai
berikut :
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
→
21: File Transfer Protocol (FTP)
22: Secure Shell (SSH)
23: Telnet remote login service
25: Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)
53: Domain Name System (DNS) service
80: Hypertext Transfer Protocol (HTTP) used in the World Wide Web
110: Post Office Protocol (POP)
119: Network News Transfer Protocol (NNTP)
143: Internet Message Access Protocol (IMAP)
161: Simple Network Management Protocol (SNMP)
443: HTTPs with Transport Layer Security or Secure Sockets Layer (TLS/SSL)
2.4. Konfigurasi NIC / LAN Card
Konfigurasi awal yang perlu diperhatikan setelah instalasi OS adalah
konfigurasi NIC / LAN Card. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa LAN
Card sudah terkonfigurasi dengan benar atau tidak. Jika belum terkonfigurasi
dengan benar, maka perlu diperbaiki.
File konfigurasi NIC / LAN Card diberi nama “interfaces” yang ada di dalam
subdirektori “network” dan “etc” (/etc/network). File ini berisi data-data IP
address antara lain address, network, netmask, broadcast, dns-nameservers,
dan data konfigurasi interface jaringan lainnya.
jika belum pernah dikonfigurasi interfaces-nya (masih kondisi default)
maka isi dari file tersebut seperti berikut :
auto lo
iface lo inet loopback
dimana “lo” merupakan nama interface yang di set.
Admin Server Linux . . . . . . . 36
Untuk melakukan konfigurasi LAN Card (jika menggunakan 1 buah LAN
card yang terpasang) dengan IP address otomatis (dynamic) dari server,
kita
bisa tulis perintahnya diikuti nama file konfigurasi yang akan kita edit, akan
tetapi posisi kita harus sebagai “root”. Perintahnya sebagai berikut :
root@server1:# nano /etc/network/interfaces
kemudian masukan konfigurasi berikut ke dalam file interfaces tersebut.
auto eth0
iface eth0 inet dhcp
“eth0” merupakan nama interface (LAN card) yang terpasang dan “dhcp”
menandakan bahwa LAN card tersebut di set dengan pemberian IP address
otomatis dari server DHCP.
Sedangkan jika LAN card tersebut ingin di set static (diberi nomor
IP=192.168.1.55/24 dengan gateway=192.168.1.254 dan dns=192.168.1.1),
maka isi dari konfigurasi file interfaces-nya adalah sebagai berikut :
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.55
netmask 255.255.255.0
network 192.168.1.0
broadcast 192.168.1.255
gateway 192.168.1.254
dns-nameservers 192.168.1.1
dimana :
eth0
=
nama interface / LAN card
static
=
keterangan bahwa setting IP addres menggunakan manual / static
address
=
nomor IP address yang akan diberikan / diset pada LAN card
netmask
=
nilai dari subnet mask ( “/24”) dalam bentuk desimal
network
=
nomor IP address terendah pada subnet tersebut
broadcast
=
nomor IP address tertinggi pada subnet tersebut
gateway
= nomor IP address yang dijadikan gateway didalam router pada subnet
tersebut
dns-nameservers
= nomor IP address yang dijadikan dns untuk koneksi ke internetnya.
Admin Server Linux . . . . . . . 37
3. APLIKASI SERVER
Aplikasi server merupakan software aplikasi yang disediakan linux khusus untuk
server. Aplikasi ini disediakan untuk menangani berbagai kebutuhan client sehingga
client dapat mengaksesnya dengan mudah dimana pun dia berada.
Untuk meringankan beban kerja suatu server, biasanya satu aplikasi server
hanya ditanam / diinstall pada satu server komputer saja. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi bila terjadi banyak client yang mengakses aplikasi server secara
bersamaan, dengan demikian jika hanya satu aplikasi server yang terpasang maka
kerja server akan maksimal.
3.1. dhcp3-server (DHCP)
dhcp3-server adalah aplikasi yang disediakan linux debian khusus untuk
menangani fitur pemberian no IP secara otomatis dari server kepada client, atau
lebih dikenal dengan istilah DHCP server.
Secara default sebuah OS linux tidak menyertakan aplikasi ini, akan tetapi
kita harus menginstallnya secara manual. Untuk melakukan installasi fitur DHCP
server kita harus menuliskan perintah sebagai berikut :
# apt-get install dhcp3-server
Setelah terinstall maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengeditan file
konfigurasi dari fitur DHCP server ini. File tersebut bernama “dhcpd.conf” yang
ada di direktori “dhcp” dan “etc” (“/etc/dhcp”). Untuk melakukan pengeditan kita
tuliskan perintahnya sebagai berikut :
# nano /etc/dhcp/dhcpd.conf
kemudian akan muncul isi dari file dhcpd.conf tersebut dan kita tinggal
mengaktifkan settingan dari dhcp servernya dengan cara membuang tanda “#”
yang ada didepan instruksinya dan mengubah no IP address dan subnetmask nya
sesuai dengan kebutuhan kita. Kita cari instruksi seperti berikut ini pada file
dhcpd.conf tersebut.
Admin Server Linux . . . . . . . 38
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.100 192.168.1.200;
option domain-name-servers ns1.tekaje.net;
option domain-name “tekaje.net”;
option routers 192.168.1.254
option broadcast-address 192.168.1.255
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
dimana :
subnet
= no IP awal dari subnet yang akan diotomatiskan (192.168.1.0)
netmask
= nilai subnet mask dalam desimal (255.255.255.0 )
range
= batasan IP yang akan diotomatiskan yaitu dari 192.168.1.100
sampai 192.168.1.200
option domain-name-servers
= nama server (ns1.tekaje.net)
option domain-name
= nama DNS (tekaje.net)
option routers
= no
IP
gateway
pada
subnet
yang
diotomatiskan yaitu 192.168.1.254
option broadcast-address
= no
IP
tertinggi
dari
subnet
yang
diotomatiskan yaitu 192.168.1.255
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengeditan konfigurasi interface yang
digunakan untuk DCHP ini pada file “dhcp3-server” yang ada dalam direktori
“default” dan “etc” (“/etc/default”). Perintah untuk mengedit file konfigurasi
tersebut adalah sebagai berikut :
# nano /etc/default/dhcp3-server
kemudian akan muncul isi konfigurasi tersebut dan isi parameter
yang
bertuliskan
yang
INTERFACES=“”
dengan
interfaces
dari
server
DHCP
digunakan. Dalam hal ini isi dengan eth0, sehingga berisikan seperti berikut ini :
INTERFACES=”eth0”
Langkah terakhir adalah melakukan restart aplikasi dhcp3-server dengan
perintah seperti berikut :
# /etc/init.d/dhcp3-server restart
Selanjutnya kita bisa lakukan pengujian pada komputer client dengan mengeset
IP addressnya dengan automatic / dynamic.
Admin Server Linux . . . . . . . 39
3.2. bind9 (DNS)
Aplikasi ini berfungsi untuk menyediakan layanan DNS server, dimana
memiliki 2 fungsi yaitu sebagai penerjemah / pengkonversi dari address ke no IP
dan fungsi yang kedua adalah menterjemahkan / mengkonversi dari no IP ke
address. Fungsi penerjemah address ke IP dikonfigurasi dalam sebuah file dan
biasanya diberi nama “*.zone” (dikenal dengan nama file forward), sedangkan
fungsi penerjemah IP ke address biasanya disimpan dalam file yang diberi nama
“*.rev” (dikenal dengan nama file reverse). Konfigurasi utama untuk settingan
DNS ini terdapat dalam file yang bernama “named.conf” yang berada di dalam
direktori “bind” dan “etc” (“/etc/bind”).
Untuk membuat sebuah DNS server, langkah pertama adalah kita install
terlebih dahulu aplikasi “bind9” yang sudah terdapat dalam repository debian.
Perintah instalasinya adalah sebagai berikut :
# apt-get install bind9
Setelah terinstall maka langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi
terhadap file “named.conf” dan membuat file forward (“*.zone”) dan file
reverse
(“*.rev”).
Untuk
mengedit
konfigurasi
utama
(file
“named.conf.default-zones”) yang ada di dalam direktori “bind” dan “etc”
(“/etc/bind”) maka kita gunakan perintahnya sebagai berikut :
# nano /etc/bind/named.conf.default-zones
Kemudian akan muncul konfigurasi standar dan kita tinggak menambahkan
konfigurasi tambahan untuk DNS yang akan kita buat. Parameter yang harus kita
copy adalah dua parameter seperti berikut :
dimana :
zone “localhost” {
= setting forward zone (diberi nama “localhost”)
file “/etc/bind/db.local”;
= nama file untuk parameter konfigurasi forward
Admin Server Linux . . . . . . . 40
(diberi nama “db.local”)
zone “127.in-addr.arpa” {
= setting reverse zone (diberi nama “127.inaddr.arpa”)
file “/etc/bind/db.127
= nama file untuk parameter konfigurasi forward
(diberi nama “db.127”)
kita copy atau ketik ulang kedua parameter diatas dan hasil copy-nya disimpan
dibaris paling bawah dari file tersebut dan diubah parameternya sesuai dengan
DNS yang akan kita buat seperti berikut :
zone "tekaje.net" {
type master;
file "/etc/bind/db.tekaje.zone";
};
zone "1.168.192.in-addr.arpa" {
type master;
file "/etc/bind/db.tekaje.rev";
};
dimana :
zone “tekaje.net” {
= setting
forward
zone
(diberi
nama
“tekaje.net”)
file “/etc/bind/db.tekaje.zone” = nama file untuk parameter konfigurasi forward
(diberi nama “db.tekaje.zone”)
zone “1.168.192.in-addr.arpa”=
setting
reverse
zone (diberi nama “1.168.192.in-addr.arpa”)
file “/etc/bind/db.tekaje.rev
= nama file untuk parameter konfigurasi forward
(diberi nama “db.tekaje.rev”)
Setelah mengedit file konfigurasi utama tersebut, maka langkah selanjutnya
adalah membuat settingan file forward dengan nama “db.tekaje.zone” dan file
reverse “db.tekaje.rev” dimana kedua file tersebut terletak satu direktori
dengan file “named.conf.default-zones”. Cara membuat file-file tersebut
adalah dengan meng-copy file “db.local” menjadi “db.tekaje.zone” dan copy
file “db.127” menjadi “db.tekaje.rev”. Langkah meng-copy-nya sebagai
berikut :
# cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.tekaje.zone
# cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.tekaje.rev
Admin Server Linux . . . . . . . 41
Setelah di-copy, maka langkah selanjutnya adalah mengedit satu-persatu file
konfigurasi tersebut. Pertama kita edit file “db.tekaje.zone” dengan perintah
sebagai berikut :
# nano /etc/bind/db.tekaje.zone
kemudian edit isi / parameter file tersebut sesuai dengan data yang kita
butuhkan sebagai berikut :
$TTL
@
604800
IN
SOA
;
@
ns1
www
IN
IN
IN
NS
A
CNAME
ns1.tekaje.net.
2
604800
86400
2419200
604800 )
root.tekaje.net. (
; Serial
; Refresh
; Retry
; Expire
; Negative Cache TTL
ns1.tekaje.net.
192.168.1.55
ns1
Langkah kedua kita edit file “db.tekaje.rev” dengan perintah sebagai berikut :
# nano /etc/bind/db.tekaje.rev
kemudian edit isi / parameter file tersebut sesuai dengan data yang kita
butuhkan sebagai berikut :
$TTL
@
604800
IN
SOA
;
@
55
IN
IN
NS
PTR
ns1.tekaje.net. root.tekaje.net. (
1
; Serial
604800
; Refresh
86400
; Retry
2419200
; Expire
604800 )
; Negative Cache TTL
ns1.tekaje.net.
www.tekaje.net.
Setelah semua konfigurasi selesai jangan lupa untuk melakukan restart aplikasi
yang sudah diedit tadi. Hal ini dimaksudkan agar konfigurasi yang baru saja
dibuat dapat langsung diproses/dijalankan. Perintah untuk melakukan restart
aplikasi bind9 adalah sebagai berikut :
# /etc/init.d/bind9 restart
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian DNS pada komputer server
diawali dengan mengecek konfigurasi dari file “resolv.conf” yang ada didalam
Admin Server Linux . . . . . . . 42
direktori “etc” dengan perintah sebagai berikut :
# nano /etc/resolv.conf
masukan parameter berikut kedalam file “resolv.conf” (jika file tersebut belum
ada parameterna / berbeda parameternya dengan parameter yang berikut) :
nameserver 192.168.1.55
Jika sudah sama “resolv.conf” nya maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengetesan aplikasi DNS servernya dari komputer server itu sendiri dengan
perintah sebagai berikut :
# nslookup www.tekaje.net
(pengujian fungsi forward)
Jika DNS berfungsi dengan benar / berhasil maka seharusnya akan muncul
seperti tampilan berikut :
Pengetesan kedua masih dilakukan dengan perintah yang sama tp diikuti no IP
sehingga perintahnya sebagai berikut :
# nslookup 192.168.1.55
(pengujian fungsi reverse)
Jika DNS berfungsi dengan benar / berhasil maka seharusnya akan muncul
seperti tampilan berikut :
Admin Server Linux . . . . . . . 43
3.3. apache2 (Web / HTTP)
Apache 2 adalah aplikasi server yang berfungsi untuk mengelola dan
menampilkan halaman web pada server (disebut web server). Aplikasi ini juga
sudah termasuk dalam repository debian dan merupakan aplikasi default web /
http server linux. Pada instalasi standar / desktop, aplikasi apache ini belum
tersinstal. Oleh karena itu untuk membuat suatu web / http server, kita harus
melakukan instalasi aplikasi ini secara manual.
Langkah instalasinya sama seperti instalasi aplikasi server yang lainnya
yaitu menggunakan perintah seperti berikut :
# apt-get install apache2
Setelah proses instalasi selesai maka default direktori tempat menyimpan file
web / http nya diberi nama “www” yang berada didalam direktori “var”
(“/var/www”). File utama / standar yang sudah ada pada saat instalasi apache2
adalah file “index.html”. File ini adalah default file yang akan dibaca pada saat
kita membuka halaman utama / home pada sebuah situs.
Untuk melakukan pengetesan web server, kita bisa lakukan browsing di client
dengan web browsing dan tulis address-nya seperti berikut :
address : http://www.tekaje.net
jika web server berjalan dengan baik maka akan tampil pada browser seperti
berikut :
Direktori tempat menyimpan halaman web ini dapat kita pindahkan dari
direktori defaultnya ke direktori lain. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
mengelola file-file web jika suatu server memiliki/menangani berbagai macam
halaman web atau memiliki banyak user yang menyimpan / hosting web pada
Admin Server Linux . . . . . . . 44
server tersebut. Pemindahan / pengarahan direktori default halaman web ini
dilakukan dengan konfigurasi pada “Virtual Host”.
Virtual Host ini memiliki tiga metode yaitu :
1. Name-based yaitu menggunakan banyak Host Name (web site) pada
sebuah web server yang memiliki satu IP address (disebut juga sub domain).
2. IP-based yaitu menggunakan banyak IP addres untuk banyak website (1 IP
address untuk 1 website).
Dalam hal ini kita akan membahas “Name-based” Virtual Host saja yang biasa
digunakan untuk membuat sub domain.
Untuk membuat “Virtual Host” langkah yang harus dipersiapkan adalah
mengedit file konfigurasi web server yang bernama “default” yang ada dalam
direktori
“sites-available”,
dibawah
“apache2”
dan
“etc”
(“/etc/apache2/sites-available”), membuat direktori dokumen / file web,
menempatkan
file
webnya,
dan
mengkonfigurasi
sub
domain-nya
pada
konfigurasi DNS (dalam file db.tekaje.zone dan db.tekaje.rev).
Langkah awal dalam membuat Virtual host adalah mengedit file konfigurasi web
servernya sebagai berikut :
# nano /etc/apache2/sites-available/default
setelah itu akan muncul konfigurasinya dan kita tinggal menambahkan
parameter berikut ini pada bagian bawah file tersebut :
<VirtualHost *:80>
ServerAdmin [email protected]
ServerName rusnandi.tekaje.net
DocumentRoot /home/rusnandi/web
</VirtualHost>
Langkah kedua adalah mengedit file “db.tekaje.zone” dengan perintah
sebagai berikut :
# nano /etc/bind/db.tekaje.zone
Setelah itu modifikasi / tambahkan parameter tersebut pada bagian bawah
dengan parameter dibawah ini :
rusnandi
IN
CNAME
ns1
Admin Server Linux . . . . . . . 45
Langkah ketiga adalah mengedit file “db.tekaje.rev” dengan perintah sebagai
berikut :
# nano /etc/bind/db.tekaje.rev
Setelah itu modifikasi / tambahkan parameter tersebut pada bagian bawah
dengan parameter dibawah ini :
55
IN
PTR
rusnandi.tekaje.net.
Langkah keempat adalah membuat direktori tempat menyimpan file web
dengan perintah sebagai berikut :
# mkdir /home/rusnandi/web
Langkah kelima adalah mengcopy file web ke dalam direktori yang sudah kita
buat tadi.
Sebagai langkah terakhir kita harus melakukan restart aplikasi yang sudah kita
ubah konfigurasinya tadi (apache2 dan bind9) dengan perintah sebagai berikut :
# /etc/init.d/apache2 restart
# /etc/init.d/bind9 restart
untuk melakukan pengujian pada sisi client, kita gunakan web browser seperti
pada pengujian web server hanya address yang kita tulis adalah address sub
domain yang kita tuliskan pada kolom address di web browser seperti berikut
ini :
address : http://rusnandi.tekaje.net
dan bila sukses /
berhasil konfigurasinya berjalan dengan benar, maka akan
muncul tampilan pada web browser tersebut seperti berikut :
Admin Server Linux . . . . . . . 46
3.4. postfix (Mail)
Salah satu aplikasi mail server adalah “postfix” merupakan MTA (mail
Transfer Agen mengelola/menangani mail di dalam server. Dalam mail server ini
terdapat dua fungsi yaitu fungsi untuk mengirim mail dari client/mail server luar
ke mail server kita yang menggunakan protokol SMTP dan fungsi untuk
mengambil / mengirim mail dari server kita ke client/mail server luar lain yang
menggunakan protokol POP3 atau IMAP. File-file pendukung mail server ini harus
diinstall yaitu “postfix”, “courier-pop”, “courier-imap”. Selain mail server,
kita juga perlu tambahan aplikasi untuk dapat membaca / menampilkan email
yang ada pada mail server tersebut dengan aplikasi Email Client seperti
“Squirrelmail”.
Untuk memulai membangun web server maka langkah pertama adalah
menginstall semua aplikasi pendukung mail server tersebut. Proses instalasi
dapat dilakukan sekaligus / bersamaan dengan menggunakan perintah sebagai
berikut :
# apt-get install postfix courier-imap courier-pop squirrelmail
Setelah itu akan muncul tampilan berikut :
pilih “Internet Sites”, selanjutnya muncul tampilan berikut :
Admin Server Linux . . . . . . . 47
Tulis : “mail.tekaje.net”, selanjutnya muncul tampilan berikut :
Pilih “No”, tunggu proses.....
Setelah proses instalasi selesai, maka langkah kedua adalah melakukan
konfigurasi mail server pada file “main.cf” yang berada dalam direktori
“postfix” dan “etc” (“/etc/postfix”). Perintah untuk mengedit file tersebut
adalah sebagai berikut :
# nano /etc/postfix/main.cf
Setelah itu akan muncul tampilan konfigurasi, diantaranya sebagai berikut :
Admin Server Linux . . . . . . . 48
kita tinggal memodifikasi settingan tersebut dengan parameter yang bergaris
tebal / bold sebagai berikut :
myhostname = server-lenny
alias_maps = hash:/etc/aliases
alias_database = hash:/etc/aliases
myorigin = /etc/mailname
mydestination = mail.sekolah.sch.id, server-lenny, localhost.localdomain, localhost
relayhost =
mynetworks = 192.168.0.0/24 127.0.0.0/8
#mailbox_command = procmail -a “$EXTENSION”
mailbox_size_limit = 0
recipient_delimiter = +
inet_interfaces = all
home_mailbox = Maildir/
Langkah ketiga adalah membuat direktori yang nantinya digunakan untuk
menyimpan file email di masing-masing user. Nama direktorinya adalah
“Maildir” yang dibuat di dalam direktori “skel” dan “etc” (“/etc/skel”).
Perintah untuk membuat direktori tersebut adalah sebagai berikut :
# maildirmake /etc/skel/Maildir
Langkah keempat adalah menambahkan parameter untuk “mail.tekaje.net”
pada konfigurasi DNS dalam file “db.tekaje.zone” dan “db.tekaje.rev”.
Parameter yang harus dimasukan ke dalam “db.tekaje.zone” di baris paling
bawah adalah sebagai berikut : (perintahnya sama seperti edit DNS)
mail
IN
CNAME
ns1
Sedangkan Parameter yang harus dimasukan ke dalam “db.tekaje.rev” di baris
paling bawah adalah sebagai berikut : (perintahnya sama seperti edit DNS)
55
IN
PTR
mail.tekaje.net.
Selesai sudah proses membangun web server linux dan jangan lupa untuk
melakukan restart semua aplikasi pendukung mail server yaitu “postfix”,
”courier-imap”, “courier-pop”, “courier-authdaemon” dengan perintah
sebagai berikut :
# /etc/init.d/postfix restart
# /etc/init.d/courier-imap restart
# /etc/init.d/courier-pop restart
# /etc/init.d/courier-authdaemon restart
Admin Server Linux . . . . . . . 49
Sekarang
kita
lakukan
pengetesan
mail
server
tersebut
dengan
menggunakan perintah telnet. Akan tetapi sebelum melakukan pengetesan kita
perlu membuat user account sebagai pengguna mail server tersebut. Kita buat
user “siswa” dengan perintah sebagai berikut :
# adduser siswa
Kemudian muncul pertanyaan yang harus diisi sebagi identitas user tersebut.
Isikan data-data user pada pertanyaan tersebut untuk user pertama dengan
data yang dicetak tebal / bold sebagai berikut :
Adding user `siswa' ...
Adding new group `siswa' (1001) ...
Adding new user `siswa' (1001) with group `siswa' ...
Creating home directory `/home/siswa' ...
Copying files from `/etc/skel' ...
Enter new UNIX password: siswa
Retype new UNIX password: siswa
passwd: password updated successfully
Changing the user information for siswa
Enter the new value, or press ENTER for the default
Full Name []: Siswa
Room Number []:
Work Phone []:
Home Phone []:
Other []:
Is the information correct? [Y/n] y
Selanjutnya kita buat satu user lagi dengan nama “siswi” agar kita bisa tes
kirim surat dari “siswa” ke “siswi” dengan perintah sama seperti pembuatan
user “siswa” yaitu :
# adduser siswi
Kemudian muncul pertanyaan seperti tadi yang harus diisi sebagi identitas user
tersebut. Isikan data-data user pada pertanyaan tersebut untuk user kedua ini
dengan data yang dicetak tebal / bold sebagai berikut :
Adding user `siswa' ...
Adding new group `siswa' (1002) ...
Adding new user `siswa' (1002) with group `siswi' ...
Creating home directory `/home/siswi' ...
Copying files from `/etc/skel' ...
Enter new UNIX password: siswi
Retype new UNIX password: siswi
passwd: password updated successfully
Changing the user information for siswa
Enter the new value, or press ENTER for the default
Admin Server Linux . . . . . . . 50
Full Name []: Siswi
Room Number []:
Work Phone []:
Home Phone []:
Other []:
Is the information correct? [Y/n] y
Setelah ke dua user tersebut dibuat, maka kita dapat melakukan tes mail
server pada komputer server tersebut dengan menggunakan perintah “telnet” .
Perintah “telnet” ini diikuti dengan port 25 untuk mengirim surat ke server dan
port 110 untuk membaca surat yang ada di server. Perintah untuk melakukan
tes mengirim surat dari user “siswa” ke user “siswi” dengan pesannya adalah
“Apa kabar...?” adalah sebagai berikut :
# telnet mail.tekaje.net 25
kemudian muncul seperti berikut dan isikan isian tersebut dengan yang dicetak
tebal / bold :
mail from: [email protected]
250 2.1.0 Ok
rcpt to: [email protected]
250 2.1.5 Ok
data
354 End data with <CR><LF>.<CR><LF>
Apa kabar...?
.
250 2.0.0 Ok: queued as AAFE416BB
quit
221 2.0.0 Bye
Sekarang kita periksa apakah email tersebut telah sampai ke user “siswi”
dengan perintah sebagai berikut :
# telnet mail.tekaje.net 110
kemudian muncul seperti berikut dan isikan isian tersebut dengan yang dicetak
tebal / bold :
Admin Server Linux . . . . . . . 51
user siswa
+OK Password required.
pass siswi
+OK logged in.
stat
+OK 1 460
retr 1
Jika muncul seperti tampilan diatas, berarti mail server sudah berjalan dengan
baik.
Langkah
yang
terakhir
dari
pengetesan
mail
server
ini
adalah
menggunakan aplikasi basis web yang dapat diakses dari client atau sering
disebut sebagai aplikasi email-client. Dalam hal ini kita gunakan “squirrelmail”.
Untuk
dapat
mengoperasikan
“squirrelmail”,
kita
harus
membuat
/
menambahkan konfigurasi “Virtual Host” terlebih dahulu pada web servernya.
Masukan parameter “Virtual Host” berikut ke file konfigurasi web server
“default” yang ada dalam direktori “sites-available” dibawah “apache2”, dan
“etc” (“/etc/apache2/sites-available/default”) dan letakkan di paling bawah :
<VirtualHost *:80>
ServerAdmin [email protected]
DocumentRoot /usr/share/squirrelmail
ServerName mail.tekaje.net
</VirtualHost>
Setelah itu jalankan ulang aplikasi “apache2” dengan perintah :
# /etc/init.d/apache2 restart
Admin Server Linux . . . . . . . 52
Selanjutnya kita coba menggunakan web browser yang ada di client untuk
mencoba mengakses mail server dengan menuliskan pada kolom address
seperti berikut :
address : http://mail.tekaje.net
Kemudian kalau konfigurasi “Virtual Host” untuk squirrelmail-nya benar, maka
akan muncul tampilan seperti gambar berikut :
3.5. proftpd (FTP)
FTP adalah protokol jaringan basis TCP/IP yang digunakan untuk berbagi
file antar client dan server dalam jaringan tersebut. Salah satu software
aplikasinya adalah proftpd yang biasanya sudah termasuk dalam paket distro
linux. FTP server biasa digunakan sebagai fasilitas download/upload dalam
sebuah server. Dengan aplikasi ini kita bisa mengirim file ke server (upload)
atau mengambil file dari server (download).
Untuk membangun sebuah FTP server kita perlu install salah satu
aplikasinya dulu, dalam hal ini kita perlu install proftpd sebagi langkah awal.
Perintahnya sebagi berikut :
# apt-get install proftpd
kemudian akan tampil seperti berikut :
pilih “standalone”, tunggu proses...
Admin Server Linux . . . . . . . 53
Setelah proses instalasi selesai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengetesan dari komputer server itu sendiri dengan perintah sebagai berikut :
# ftp localhost
kemudian muncul seperti tampilan berikut dan isi seperti yang dicetak tebal /
bold :
Connected to localhost.
220 ProFTPD 1.3.3a Server (Debian) [::ffff:127.0.0.1]
Name (localhost:tekaje): siswa
331 Password required for administrator
Password: siswa <password tidak akan tampil karakternya>
230 User siswa logged in
Remote system type is UNIX.
Using binary mode to transfer files.
ftp>
setelah muncul seperti di atas, maka aplikasi “proftpd” sudah berfungsi dengan
benar. Kita bisa melihat isi direktori user kita yang ada di server dengan perintah
“ls -la” pada prompt “ftp>”. Kemudian muncul seperti tampilan berikut :
tampilan tersebut adalah isi dari direktori utama dengan user “siswa”, kita bisa
mengakhiri koneksi ftp tersebut dengan perintah “quit”.
Kita bisa lakukan juga pengetesan ftp server ini di komputer client yang
terhubung ke server dengan menuliskan “ftp://www.tekaje.net” pada kolom
address dalam aplikasi web browser seperti berikut :
kemudian akan muncul konfirmasi username dan password seperti
berikut ini :
gambar
Admin Server Linux . . . . . . . 54
isikan username dan password dengan account “siswa” yang sudah dibuat di
awal, maka akan muncul tampilan dari direktori utama user tersebut seperti
berikut :
kita bisa mengatur/mengubah konfigurasi aplikasi ini pada file “proftpd.conf”
yang ada dalam direktori “proftpd” dan “etc” (“/etc/proftpd”).
3.6. samba (File & Printer Sharing)
Samba adalah aplikasi server yang berfungsi untuk menangani sharing
file atau sharing printer. Aplikasi ini sangat diperlukan bagi client yang
membutuhkan sumber data yang dapat digunakan bersama-sama sehingga satu
data bisa dibagi-bagi / diambil ke dan dari semua client yang memerlukannya.
Sharing ini dapat dilakukan pada komputer yang terhubung jaringan dalam satu
subnet saja, akan tetapi tidak berlaku jika berbeda subnet.
Untuk membuat suatu samba server, maka kita perlu menginstall terlebih
dahulu aplikasi samba tersebut dengan perintah sebagai berikut :
# apt-get install samba
Admin Server Linux . . . . . . . 55
Kemudian akan muncul seperti gambar berikut :
tulis “workgroup” atau tergantung group apa yang akan kita buat dalam
jaringan samba tersebut. Setelah itu muncul tampilan seperti berikut :
pilih “No” kemudian tunggu proses...
Setelah proses instalasi aplikasi selesai, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan editing pada file konfigurasi samba dengan nama filenya “smb.conf”
yang terletak dalam direktori “samba” dan “etc” (“/etc/samba”). Perubahan
konfigurasi ini sesuai dengan kebutuhan kita saja.
Untuk membuat mengaktifkan password sharing sesuai dengan user
maka konfigurasi yang perlu diedit adalah “# security = user”. Perintah edit
filenya adalah sebagai berikut :
# nano /etc/samba/smb.conf
kemudian muncul isi dari konfigurasi file tersebut dan kita cari baris konfigurasi
yang berisi “# security = user”. Hapus tanda “#” untuk mengaktifkan fungsi
sekuritinya sehingga menjadi “security = user”.
Admin Server Linux . . . . . . . 56
Untuk membuat direktori / file sharing, maka kita perlu menambahkan
parameter sebagai berikut :
#.....
[data-sharing]
comment = data yang di sharing
path = /home/rusnandi/data
browseable = yes
read only = yes
guest ok = yes
#......
keterangan :
[data-sharing]
=> nama sharing yang tampil di komputer lain
comment
=> keterangan dari yang disharing
path = /home/rusnandi/data
=> direktori yang di sharing
browsable
=> dapat di brown dari komputer lain
read only
= > hak akses direktori
guest ok
=> user guest dapat mengakses direktori sharing
Langkah terakhir adalah melakukan test aplikasi pada komputer server itu
sendiri apakah aplikasi sudah berjalan dengan baik atau tidak, tetapi jangan
lupa untuk melakukan restart aplikasi samba tersebut agar konfigurasi yang
baru dapat diproses. Perintah testnya sebagai berikut :
# testparam
kemudian akan muncul tampilan sebagi berikut :
gambar diatas menunjukkan bahwa aplikasi berjalam dengan baik dan yang
dilakukan sharing adalah direktori “homes”(untuk file sharing dan “printer”
(untuk printer sharing).
Admin Server Linux . . . . . . . 57
3.7. mysql-server (Database)
Mysql-server
adalah
aplikasi
server
yang
berfungsi
untuk
menangani/mengelola database pada komputer server. Sedangkan untuk
mengelola
database
pada
mysql
tersebut
bisa
kita
gunakan
aplikasi
“phpmyadmin” yang dapat membaca / menulis database.
Aplikasi ini juga sudah terdapat dalam paket repository debian, hanya saja
harus diinstall secara manual karena aplikasi ini tidak otomatis terinstall.
Langkah
pertama
adalah
instalasi
“mysql-server”
dengan
menggunakan
perintah sebagai berikut :
# apt-get install mysql-server
kemudian akan muncul tampilan seperti berikut “
tulis password untuk masuk “mysql” dengan “utama”, password ini digunakan
untuk koneksi ke mysql-server. Kemudian akan muncul lagi tampilan konfirmasi
password tersebut seperti berikut :
tulis ulang password tersebut dengan “utama”, tunggu proses...
Admin Server Linux . . . . . . . 58
Setelah selesai proses instalasi, langkah selanjutnya adalah melakukan test
apakah aplikasi mysql-server sudah bekerja dengan benar. Untuk melakukan test
mysql kita gunakan perintah berikut :
# mysql -u root -p
kemudian muncul isian password yang harus kita isi dengan password “root”
yang sudah kita masukan pada saat instalasi mysql-server tadi. Isikan seperti
yang tercetak tebal / bold seperti berikut :
Enter password: root <karakter tidak ditampilkan>
Welcome to the MySQL monitor. Commands end with ; or \g.
Your MySQL connection id is 35
Server version: 5.0.51a-24 (Debian)
Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the buffer.
mysql>
Setelah masuk ke aplikasi mysql server, kita bisa lihat database yang ada
didalam mysql-server tersebut dengan perintah seperti berikut :
mysql> show databases;
maka akan muncul tampilan seperti berikut :
+------------------------------+
| Database
|
+------------------------------+
| information_schema |
| mysql
|
+------------------------------+
2 rows in set (0.00 sec)
mysql>
tampilan diatas menandakan bahwa belum ada database yang dibuat.
Kita bisa mengakhiri koneksi mysql tersebut dengan perintah “quit” sebagai
berikut :
mysql> quit
Admin Server Linux . . . . . . . 59
Pembacaan/penulisan data dari dan ke mysql server bisa juga dilakukan dengan
aplikasi bebrbasis web. Dalam hal ini adalah phpmyadmin. Untuk menginstall
aplikasi sini kita gunakan perintah sebagai berikut :
# apt-get install phpmyadmin
kemudian akan muncul tampilan seperti berikut :
kita pilih / ceklis “apache2”, selanjutnya tunggu proses...
Setelah installasi selesai maka kita bisa melakukan test aplikasi phpmyadmin
tersebut pada menggunakan web browser di komputer client dengan menuliskan
address dari phpmyadmin tersebut sebagai berikut :
address : http://www.tekaje.net/phpmyadmin
setelah itu jika aplikasi phpmyadmin tersebut telah terinstall dengan benar maka
akan muncul tampilan seperti gambar berikut :
kita tinggal menuliskan username dan password database mysql-nya.
Admin Server Linux . . . . . . . 60
3.8. squid (Proxy)
Proxy merupakan salah satu fitur penting dalam sebuah server. Proxy
mempunyai dua fungsi, pertama adalah sebagai cache web artinya akan
menyimpan data-data web yang sudah dikunjungi oleh suatu client dan bila ada
client lain yang mengunjungi web yang sama maka client tersebut tidak
browsing ke internet melainkan menggunakan data web yang ada di proxy saja.
Hal ini tentunya akan menghemat pemakaian bandwidth internet pada jaringan
tersebut. Fungsi yang kedua dari proxy adalah untuk membatasi/mengendalikan
akses dari client seperti autentikasi user, blok situs-situs tertentu, memblok
banner, dan lain-lain.
Salah satu aplikasi dari proxy ini adalah “squid” yang sudah terdapat
dalam paket distro linux. Squid ini merupakan standar aplikasi proxy linux. Ada
juga aplikasi proxy lainnya selain squid.
Langkah pertama dalam membangun sebuah proxy server adalah
melakukan installasi aplikasi squid dengan perintah sebagai berikut :
# apt-get install squid
Setelah terinstall kita dapat melakukan perubahan konfigurasi file “squid.conf”
sesuai dengan kebutuhan kita. Konfigurasi yang biasa diedit adalah “access list”
dan “http_access”. Untuk mengedit konfigurasi squid kita gunakan perintah
berikut :
# nano /etc/squid/squid.conf
kemudian cari dan ubah / edit parameter dari file tersebut seperti parameter
dibawah ini :
1.
http_port 3128 (baris 1110)
Option ini akan menentukan di port berapa squid akan berjalan (biasanya di port 3128
dan 8080)
2.
icp_port 3130 (baris 3916)
Adalah port yang digunakan squid untuk menerima dan mengirim permintaan/request
ICP dari dan ke cache tetangga ( lain squid) atau dengan kata lain saling bertukar
informasi cache antar squid. Jadi jika hanya satu squid, lebih baik di off-kan. Untuk
menonaktifkan berikan nilai “0 “ (nol).
Jika anda menggunakan ICP, tentukan parent dan sibling squid, contoh:
cache_peer 192.168.1.1 parent
3128 3130 (baris 1318)
cache_peer 10.4.1.1
3128 3130 (baris 1319)
sibling
Admin Server Linux . . . . . . . 61
3.
cache_mem 32 MB (baris 1732)
digunakan untuk menentukan besaranya cache memori yang digunakan squid untuk
melakukan caching objects ( In-Transit objects, Hot Objects, Negative-Cached objects).
Sebaikanya besarnya sekitar 1/3 RAM yang digunakan.
4.
maximum_object_size 10240 KB
minimum_object_size 8 KB
Untuk menentukan besarnya object yang akan disimpan dalam hardisk, setting diatas
berarti hanya object yang berukuran diantara 8 KB s/d 1024 KB saja yang akan
disimpan, sedang object yang berukuran dibawah 8 KB ataupun object yang lebih besar
dari 10240 KB tidak akan disimpan.
5.
maximum_object_size_in_memory 42 KB (baris 1741)
Untuk menentukan besar object maksimum yang akan diusahakan untuk di caching pada
cache memori , semakin besar adalah semakin baik karena sangat membantu untuk
mengoptimasi squid melakukan caching object (lihat cache_mem).
6.
cache_dir ufs /home/squid 10240 32 512 (baris 1939)
Jangan lupa buatlah direktori /home/squid dan ubah kepemilikannya ( dalam hal ini
adalah dimiliki oleh yang menjalankan squid yaitu user : squid ), dengan perintah
sebagai berikut :
# mkdir /home/squid
# chown squid.squid -fR /home/squid
7.
Parameter untuk transparent proxy
• httpd_accel_host virtual
• httpd_accel_port 80
• httpd_accel_with_proxy on
• httpd_accel_uses_host_header on
8.
cache_access_log /var/log/squid/access.log
Digunakan untuk menentukan namafile dan letak file log yang akan mencatat siapa saja
dan apa saja request yang diterima squid melalui port HTTP dan ICP. Dalam hal ini
namanya adalah access.log.
9.
cache_store_log /var/log/squid/store.log
Untuk menentukan namafile dan letak file log yang akan mencatat aktifitas storage
manager. Dimana akan dicatat objects apa saja yang ditolak dan objects apa saja yang
disimpan dan berapa lama. Untuk menonaktifkannya tulis saja none .
10. forwarded_for on
Digunakan untuk mengijinkan request http terhadap IP Address system . Contohnya
begini : misal ada suatu website yang diberi script agar bisa menampilkan/mendapatkan
IP Address Proxy pengunjung sekaligus bisa menampilkan/mendapatkan IP system yang
Admin Server Linux . . . . . . . 62
mengakses/merequest (melalui proxy) walaupun system memiliki IP invisible (IP local).
Jika
parameter
ini
di
setting
off,
maka
request
http
untuk
IP
system
yang
mengakses/merequest akan menghasilkan unknown , jadi bukan berupa IP Address.
11. cache_mgr [email protected]
Jika cache mati, email tersebut akan dihubungi.
12. acl all src 0.0.0.0/0.0.0.0
acl manager proto cache_object
acl localhost src 127.0.0.1/255.255.255.255
acl to_localhost dst 127.0.0.0/8
acl to_localhost dst 127.0.0.0/8
ACL (Access List) adalah daftar siapa saja yang dibolehkan atau ditolak untuk
menggunakan proxy (squid) atau dengan kata lain adalah pendefinisian user/clients
squid. Daftar diatas adalah defaultnya. Artinya siapa saja (dari IP mana saja) selain yang
didefinisikan akan diwakili/didefinisikan dengan nama all (ingat ini hanya pendefinisian
nama saja, dan disesuaikan dengan defaultnya). Baik dilanjut, acl manager proto cache
adalah untuk mendefinisikan cache_object dengan nama yang mewakilinya adalah
manager.
Selanjutnya,
localhost
mewakili
source
127.0.0.1/255.255.255.255
(ip
localhost) dan to_localhost mewakili tujuan network 127.0.0.0/8.
contoh :
Kita akan mengkonfigurasikan network kita misal ada 3 (tiga) network, yang akan kita
definisikan dengan nama LANsatu, LANdua dan LANtiga ( 192.168.1.0/24; 172.16.5.0/24;
dan 10.4.1.0/24) maka penulisaannya adalah:
acl
acl
acl
acl
acl
acl
acl
all src 0.0.0.0/0.0.0.0
LANsatu src 192.168.1.0/255.255.255.0
LANdua src 172.16.1.0/255.255.255.0
LANtiga src 10.4.1.0/255.255.255.0
manager proto cache_object
localhost src 127.0.0.1/255.255.255.255
to_localhost dst 127.0.0.0/8
Selanjutnya kita juga dapat menentukan port mana saja yang diijinkan untuk di request :
acl
acl
acl
acl
acl
acl
acl
acl
acl
acl
SSL_ports port 443 563
Safe_ports port 80
Safe_ports port 21
Safe_ports port 443 563
Safe_ports port 70
Safe_ports port 210
Safe_ports port 1025-65535
Safe_ports port 280
Safe_ports port 488
Safe_ports port 591
#
#
#
#
#
#
#
#
#
http
ftp
https, snews
gopher
wais
unregistered ports
http-mgmt
gss-http
filemaker
Admin Server Linux . . . . . . . 63
acl Safe_ports port 777
# multiling http
acl CONNECT method CONNECT
Acl dengan nama CONNNECT memiliki metode CONNECT
Selanjutnya adalah mengkonfigurasi rulesnya.
http_access allow LANsatu
http_access allow LANdua
http_access allow LANtiga
http_access allow localhost
http_access deny all
Artinya, ketiga network dan localhost yang telah didefinisikan diatas diijinkan untuk
mengakses data melalui port http, sedang selain itu (all) akan ditolak.
http_access deny !Safe_ports
http_access deny CONNECT !SSL_ports
Digunakan untuk menolak request port http dan koneksi untuk port yang tidak
diketahui (selain port yang didefinisikan diatas [Safe_ports] ).
http_reply_access allow LANsatu
http_reply_access allow LANdua
http_reply_access allow LANtiga
http_reply_access allow localhost
http_reply_access deny all
Untuk mengijinkan memberi jawaban request clients (LANsatu, LANdua, LANtiga,
localhost), dan menolak selain itu all. Konfigurasi ini adalah kebalikan http_access
( untuk menjawab request http_access).
icp_access allow LANsatu
icp_access allow LANdua
icp_access allow LANtiga
icp_access allow localhost
icp_access deny all
Artinya, ketiga network dan localhost yang telah didefinisikan diatas diijinkan untuk
mengakses data melalui port icp, sedang selain itu (all) akan ditolak. Ini berlaku jika
setiap LAN memiliki squid dan ICP diaktifkan.
Langkah selanjutnya adalah membuat direktori cache (cache_dir) dengan
perintah sebagai berikut :
# squid -z
Jika sudah selesai melakukan konfigurasi, maka jalankan ulang squid dengan
perintah sebagai berikut :
# /etc/init.d/squid restart
Admin Server Linux . . . . . . . 64
Terakhir kita bisa tes squid dari sisi server apakah sudah bekerja dengan
perintah sebagai berikut :
# ps ax |grep squid
Jika hasilnya seperti tampilan dibawah ini, maka berarti squid sudah berjalan,
ingat angka 10102 bisa jadi tidak sama dengan angka yang anda dapatkan.
Tidak mengapa itu hanya menunjukkan PID saja,
squid -D.
Referensi :
1. http://opensource.telkomspeedy.com/wiki
2. http://www.google.co.id
3. http://www.bhinneka.com
4. http://www.intel.com
5. http://www.seagate.com
6. http://www.newegg.com
7. http://www.compusa.com
8. http://www.pcpower.com
9. http://www.delta.com
10. http://www.kojingkomputer.com
11. http://id.wikipedia.org/wiki/Port_TCP_dan_UDP
12. http://en.wikipedia.org/wiki/Port_number
Akronim :
QPI = QuickPath Interconnect
FSB = Front Side Bus
GT/s = Gigatransfers per Second
DIMM = Dual In-line Memory Module
URL = Uniform Resource Locator
SMTP = Simple Mail Transfer Protocol
POP3 = Post Office Protocol
IMAP = Internet Message Access Protocol
MTA = Message Transfer Agent
MSA = Mail Submission Agent
MUA = Mail User Agent
yang penting ada terlihat
Download