TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL BANGKA BELITUNG UNTUK CALON TAPAK DISPOSAL LIMBAH RADIOAKTIF PLTN Soegeng Waluyo HS dan Sucipta Bidang Teknologi Penyimpanan Lestari - PTLR BATAN ABSTRAK TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL KEPULAUAN BANGKA BELITUNG UNTUK CALON TAPAK DISPOSAL LIMBAH RADIOAKTIF PLTN. Sebagai antisipasi kebutuhan masa mendatang dalam penyediaan fasilitas nasional pelayanan pengelolaan limbah radioaktif PLTN di Kepulauan Bangka Belitung (Babel), maka salah satunya perlu dipersiapkan fasilitas disposal yang mempertimbangkan aspek keselamatan masyarakat dan lingkungan. Untuk itu sebagai langkah awal perlu dilakukan tinjauan geologi regional Kepulauan Bangka Belitung untuk calon tapak disposal limbah radioaktif PLTN. Kajian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif dengan ruang lingkup studi pustaka, tinjauan terhadap kriteria keselamatan tapak disposal, pengumpulan dan analisis data geologi regional, serta potensinya untuk calon tapak disposal. Berdasarkan data geologi regional diperoleh beberapa potensi calon tapak dengan batuan pengungkung (hostrock) berupa batuan kristalin (granit, granodiorit, adamelit dan lain-lain), hostrock batuan sedimen (batulempung) dan hostrock batuan metamorf (filit, sekis dan lain-lain). Hostrocks tersebut tersebar di pulau Bangka, pulau Belitung dan pulau-pulau kecil di sekitar pulau Bangka dan pulau Belitung. Kata kunci : geologi regional, tapak, disposal, limbah radioaktif ABSTRACT REVIEW OF REGIONAL GEOLOGY OF BANGKA BELITUNG ISLANDS FOR DISPOSAL SITE CANDIDATE FOR NPP RADIOACTIVE WASTE. In anticipation of future needs in the provision of national service facilities on management of NPP radioactive waste in the Bangka Belitung (Babel) Islands, it’s necessary to prepare the disposal facility that consider the safety of public and the environment. Therefore as a first step necessary to review the regional geology of Babel Islands for disposal site candidate for radioactive waste generated from NPP. The study is conducted with descriptive methods with scope of literature studies, review of the safety criteria for disposal site, collection and analysis of regional geological data, as well as its potential for future disposal site. Based on the regional geological data obtained, there are several potential candidate sites with crystalline rocks of hostrock (granite, granodiorite, adamelit etc.), sedimentary rocks of hostrock (mudstone) and metamorphic rocks of hostrock (filit, schist, etc.). The hostrocks are spread on the Babel Islands and small islands around the Babel. Keywords : regional geology, disposal, site, radioactive waste ISBN 978-979-99141-5-6 273 Pemilihan tapak ditujukan untuk mencari PENDAHULUAN Sehubungan pembangunan rencana suatu tapak, yang bila dilengkapi dengan pengoperasian desain, bentuk limbah, tipe dan kualitas dengan dan Nuklir kemasan limbah, penghalang rekayasa (PLTN) pertama di Indonesia khususnya dan kontrol institusional yang memadai, Pembangkit Listrik Tenaga di Kepulauan Bangka Belitung, selain akan menjamin proteksi radiasi dan diperlukan adanya instalasi pengolahan memenuhi limbah, ditentukan oleh badan pengawas. dan tempat penyimpanan persyaratan yang Sebagaimana sementara (interim storage), maka perlu telah telah disposal dikembangkan di negara-negara maju (penyimpanan akhir) limbah radioaktif. dan direkomendasikan oleh International Maka sebagai persiapan awal perlu Nuclear Energy Agency (IAEA), bahwa dilakukan limbah antisipasi kebutuhan tinjauan geologi regional radioaktif aktivitas rendah- kepulauan Bangka Belitung sebagai sedang dari PLTN dapat ditempatkan disposal untuk limbah aktivitas rendah- dalam near surface disposal (NSD), sedang dan aktivitas tinggi yang harus sedangkan limbah aktivitas tinggi (bahan mempertimbangkan aspek keselamatan bakar bekas) dapat disimpan secara masyarakat dan lingkungan. Studi ini merupakan bagian dari kegiatan studi lestari dalam deep geological disposal (DGD)[1]. calon tapak disposal limbah radioaktif Sebagai acuan dalam pemilihan PLTN yang termasuk dalam program tapak, telah dirumuskan kriteria tapak percepatan disposal pembangunan pengoperasian PLTN di dan Bangka Belitung. limbah rendah-sedang radioaktif (NSD) dan aktivitas aktivitas tinggi (DGD) khususnya terkait dengan Studi ini juga merupakan langkah aspek geologi, yang disarikan dari awal sebelum dilakukan pemilihan tapak berbagai disposal sebagai berikut. untuk mengetahui potensi referensi seperti diuraikan kondisi geologi regional sebagai calon Berbagai faktor penting yang tapak disposal limbah radioaktif PLTN. wajib dipertimbangkan dalam pemilihan 274 ISBN 978-979-99141-5-6 tektonik dan radioaktif adalah sebagai berikut[2] : rendah sehingga 1. Geologi mengisolasi sistem disposal tidak tapak penyimpanan Tata geologi akhir dari limbah tapak harus mampu mengisolasi limbah dan kegempaan yang kemampuan akan terancam bahaya. 5. Proses-proses permukaan membatasi lepasnya radionuklida ke Proses-proses biosfer. Tata geologi juga harus banjir, tanah longsor atau erosi pada menunjang daerah stabilitas sistem permukaan tapak seperti seharusnya dengan frekuensi tidak disposal, dan menjamin volume terdapat dan yang cukup serta sifat-sifat teknis intensitas yang dapat mempengaruhi yang memadai untuk implementasi kemampuan sistem disposal. memenuhi standar/persyaratan disposal keselamatan. 2. Hidrogeologi Tata hidrogeologi dari tapak harus Kriteria tapak untuk penyimpanan dengan aliran air tanah yang rendah dan memiliki jalur pengaliran yang panjang untuk menghambat lestari limbah radioaktif aktifitas tinggi yang berupa fasilitas DGD (deep geological disposal) khususnya aspek transportasi radionuklida. geologi, diacu dari hasil rangkuman 3. Geokimia berbagai referensi internasional sebagai Aspek kimia air tanah dan media geologi menunjang pembatasan lepasnya radionuklida dari fasilitas disposal keawetan dan tidak mengurangi penghalang rekayasa (engineered barrier) secara nyata. 4. Tektonik dan kegempaan Tapak seharusnya ditempatkan berikut[3] : 1. Kriteria geometri Lokasi seharusnya memiliki formasi geologi yang cukup luas dan tebal sehingga mencukupi sebagai ruang sistem disposal, zona penyangga bawah permukaan (buffer zone) dan daerah eksklusif di permukaan bumi. dalam suatu daerah dengan aktivitas ISBN 978-979-99141-5-6 275 Menurut estimasi yang didasarkan 3. Kriteria hidrologi pada kerapatan penempatan limbah Karakteristik yang host lingkungan geologi harus mampu (HGE), membatasi aliran air tanah dalam diijinkan geological dan sifat environment maka host geological system (HGS) hidrologi dari sistem repositori. 2 harus memiliki luas antara 8-10 km Arah dan kecepatan aliran air tanah dan ketebalan minimum 200 m dalam host environment (HE), sifat (untuk batuan plastis) atau 500 m sorpsi dari HE bersamaan dengan (untuk dimensi dan kedalaman HGS harus batuan Kedalaman padat minimum keras). repositori mampu menahan antara 300-500 m dari permukaan radionuklida bumi. dengan 100.000 tahun. 2. Kriteria stabilitas jangka panjang ke lepasnya biosfer sampai Lingkungan geologi harus memiliki Lokasi GD harus merupakan suatu permeabilitas dan gradien hidrolik blok geologi yang stabil, tidak dekat sangat rendah (antara 1x10-9 s/d dengan batas tektonik, aktivitas dan 1x10-11 m/detik). intensitas kegempaan rendah, bebas 4. Kriteria geokimia dari aktivitas volkanisme. Karakteristik Sifat mekanik dan geofisik batuan geokimia dari lingkungan geologi pengungkung harus memadai untuk (batuan menjamin stabilitas disposal. Lokasi menahan repositori harus memperhitungkan radionuklida ke biosfer. keberadaan features alamiah dan dan fisiko-kimia air) mobilitas dan harus mampu dan migrasi 5. Kriteria geo-ekonomi buatan untuk prediksi kemungkinan Daerah dengan potensi sumberdaya ketidakstabilan struktur. mineral, geotermal, air mineral dan Lokasi repositori harus ditempatkan air tanah perlu dihindari. Lokasi pada daerah yang bebas atau kecil repositori harus pengaruh kriteria distribusi penduduk dan tata proses-proses alamiah juga memenuhi denudasi dan pengangkatan (up-lift). 276 ISBN 978-979-99141-5-6 Secara guna lahan masa kini dan yang akan geografis, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak datang. pada 10–20’ Lintang Selatan (LS) dan METODOLOGI Kajian deskriptif ini 1040 50’-108018’ Bujur Timur (BT), dilakukan secara dengan kondisi geologi berikut : terhadap regional kepulauan Bangka Belitung. Data kondisi geologi regional diperoleh dari peta geologi regional berskala [5] Utara , lembar Bangka Selatan dan lembar Belitung . Data geologi dan beserta pulau-pulau kecil lainnya Di sebelah Barat berbatasan dengan Di sebelah Timur berbatasan dengan Di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna Di reconnaissance sekunder[7]. dilakukan Evaluasi terhadap dan data secara awal kondisi geologi regional tersebut terutama berkaitan dengan potensi batuan yang ada di daerah Babel sebagai disposal hostrocks bagi limbah radioaktif PLTN baik yang aktivitas rendah-sedang maupun yang aktivitas tinggi. Propinsi Belitung ISBN 978-979-99141-5-6 berbatasan Kepulauan merupakan Bangka Propinsi yang No. 24 tahun 2000, tanggal 4 Desember 2000, yang sebelumnya termasuk salah satu Kabupaten dari Propinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari wilayah daratan dan lautan dengan total luas wilayah sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN Belitung Selatan dibentuk berdasarkan Undang-Undang 1. Kondisi Umum Kepulauan Bangka sebelah dengan Laut Jawa. diperoleh juga dari data pengamatan secara sebagai Selat Karimata, [6] kondisi umum daerah Bangka Belitung wilayah selat Bangka, 1:250.000 yang meliputi lembar Bangka [4] batas-batas Luas Wilayah Daratan : 16.424,14 km2 Luas wilayah Lautan : 65.301,00 km2 277 Luas Wilayah Daratan dan dalam 6 (enam) Kabupaten dan 1 (satu) Lautan : 81.725,14 Km Kota, dengan luas wilayah seperti terlihat pada Tabel 1. Dari total wilayah daratan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi Tabel 1. Luas wilayah kabupaten dan kota di Propinsi Bangka Belitung[7] Propinsi Kepulauan Bangka (enam) Kabupaten dan 1 (satu) Kota. Belitung secara geografis meliputi Pulau Dalam wilayah administrasi pemerintah Bangka dan Pulau Belitung. Wilayah Kabupaten/Kota terbagi dalam wilayah Administrasi kecamatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi 6 kelurahan/desa dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah kecamatan, kelurahan/desa dan jumlah penduduk menurut kabupaten/kota di Propinsi Bangka Belitung[7] 278 ISBN 978-979-99141-5-6 Gambar 1. Peta Administratif Propinsi Kepulauan Bangka Belitung[7] Ponggok, Gelasa, Panjang, Tujuh dan 2. Morfologi Daerah Belitung Kepulauan umumnya bergelombang relatif Bangka datar, berbukit-bukit. Permukaan tanah pegunungan relatif rendah (sebagian besar berada pada ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan laut) digunakan untuk usaha perkebunan dan penambangan timah mencapai ± 1.167.039 Ha[7]. Ditinjau dari morfologi wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan gugusan dua pulau besar yaitu Pulau Bangka, Pulau Belitung, yang di sekitarnya dikelilingi pulaupulau kecil. Adapun pulau-pulau kecil yang mengelilingi Pulau Bangka antara lain : pulau-pulau kecil Mendanau serta pulaupulau kecil lainnya baik yang bernama maupun yang tidak bernama. Secara morfologi gambaran keadaan wilayah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Pulau Bangka berada pada ketinggian antara 0 sampai dengan > 400 meter dari permukaan air laut dengan kemiringan lereng berkisar antara 0 - > 25 %, wilayah dengan ketinggian > 400 meter dari permukaan air laut berada pada sekitar hulu Sungai Mabat yaitu Gunung Maras, umumnya datar hingga berbukit. Wilayah dengan kemiringan lereng antara 0-5% umumnya berada pada kaki bukit, lembah antar sungaisungai yang relatif pendek dan kecil Pulau Nangka, Penyu, Burung, Lepar, ISBN 978-979-99141-5-6 279 dengan dataran aluvial ke arah Selatan- atau satuan batuan secara urut dari muda Timur, Selatan, Barat dan Utara Pulau ke tua sebagai berikut[4-5] : Aluvium (Qa) berupa bongkah , Bangka. Pulau Belitung umumnya berada krakal, krikil, pasir lempung dan di ketinggian 0 sampai dengan 500 m gambut; Endapan Rawa (Qs) terdiri dari dari lumpur lanau dan pasir permukaan air laut dengan kemiringan lereng berkisar antara 0 - > Formasi Ranggam (TQr) 25 %, wilayah dengan ketinggian < 500 merupakan perselingan batu pasir, batu m dari permukaan air laut berada sekitar lempung dan batu lempung tufan dengan hulu Sungai Manggar yaitu Gunung sisipan tipis, batu lanau dan bahan Mang dan hulu Sungai Limo Manis yaitu organik; berlapis baik, struktur sedimen Gunung Tajemlak , dengan kemiringan berupa perarian sejajar dan pelapisan lereng antara 0 - 5 % berada dan pada silang siur. Tebal 150 m fosil yang dataran aluvial di lembah antara sungai dijumpai antara lain moluska Amonia sp. wilayah Timur, Selatan, Barat dan utara Dan menunjukkan umur relatif tidak Pulau Belitung . lebih tua dari Miosen akhir. umumnya Granit Klabat (TRJkg) berupa berada pada ketinggian antara 0-100 granit, granodiorit, adamelit, diorit dan meter dari permukaan air laut, umumnya diorit kuarsa, setempat dijumpai retas berbukit aplit dan pegmatid. Terkekarkan dan Pulau-pulau dengan kecil kemiringan lereng antara 0 – 15 %, pulau pulau kecil secara tersesarkan, serta umum hanya memiliki 1 kecamatan penyabung (PTRD). Secara radiometri bahkan pada umumnya hanya berupa menunjukkan umur 217 juta tahun desa atau dukuh bahkan ada yang tidak (kurang lebih lima atau trias akhir). bernama. menerobos diabas Formasi Tanjunggenting (TRt) terdiri dari perselingan batupasir malih, 3. Geologi 3.1. Pulau Bangka batu pasir, batu pasir lempungan dan batu lempung dengan lensa batu Secara stratigrafi regional, pulau gamping, setempat dijumpai oksida besi. Bangka tersusun oleh beberapa formasi Berlapis baik, terlipat kuat, terkekarkan 280 ISBN 978-979-99141-5-6 dan tersesarkan; tebalnya 250 sampai muda hingga yang paling tua sebagai 1.250 m. Di dalam batu gamping berikut[8] : dijumpai fosil Entrocus sp, dan Encrinus Aluvium (Qa) terdiri dari bongkah sp, fosil ini menunjukkan umur trias; , kerakal, kerikil, pasir, lempung dan lingkungan pengendapan diperkirakan gambut; Pasir Berkarbon (Qpk) berupa laut dangkal. Lokasi tipe terdapat di pasir karbonan kehitaman bersisipan Tanjunggenting dan dapat dikorelasikan lempung. Tidak padu, berbutir sedang dengan Formasi Bintan. sampai halus, mengandung mineral berat Diabas Penyabung (PTRD) dan lignit. Setempat, dijumpai lapisan dan yang mengandung mineral kasiterit. tersesarkan, diterobos oleh granit klabat Satuan ini menindih tak selaras batuan (TRJ kg) dan menerobos Komplek pra tersier, ketebalan sekitar 1-5 m. berupa diabas, Malihan Pemali terkekarkan ( CP p). Formasi Umur tersusun diperkirakan Permian. oleh Tajam batu pasir (PCTm) kuarsa (CPP) bersisipan batu lanau terlipat sedang tersusun oleh filit dan sekis dengan hingga kuat dan termalihkan rendah. sisipan kuarsit dan lensa batu gamping. Batu pasir berwarna putih –hijau, padat, Terkekarkan, terlipat, tersesarkan dan berbutir halus sampai kasar, menyudut diterobos oleh granit Klabat. Deroever tanggung- membundar, memperlihatkan (1951) lapisan Komplek Pemali menjumpai fosil berumur bersusun dan sejajar, Permian pada batu gamping, di dekat Air terkekarkan. Batu lanau berwarna hijau Duren, sebelah selatan tenggara Pemali. sampai kecoklatan, termalihkan sedang, Umur diduga Permian dengan lokasi tipe tebal lapisan 2-40 cm. Biji timah primer di daerah Pemali. dijumpai bersama kuarsa dalam urat rekah dan jejaring. Formasi ini diduga 3.2. Pulau Belitung Stratigrafi pulau menjari dengan Formasi Kelapakampit Belitung dan pulau-pulau kecil di sekitarnya dapat diuraikan secara urut dari yang berumur yang berumur Permo-karbon. Formasi Kelapa Kampit (PCKs) berupa batuan sedimen flisch yang terlipat lemah sampai sedang, ISBN 978-979-99141-5-6 281 terdiri atas batupasir malih berselingan api, fragmen umumnya basal berukuran dengan batusabak, batulumpur, serpih, 20-40 batulanau tufan, dan rijang. Batupasir membundar tanggung dengan matrik malih berwarna putih sampai kelabu pasir kasar. Satuan ini terendapkan muda, kompak, berbutir halus-kasar, dalam lingkungan laut dan diduga menyudut tanggung-membundar. Tebal menjemari dengan Kelapa Kampit. cm, lapisan 2-7 meter. Setempat dijumpai lapisan bersusun, silang-siur dan menyudut tanggung - Granit Tanjung Pandan (Trtg) tersusun oleh granit, terdaunkan kelabu gelembur gelombang. Batu sabak dan muda, batu hitam, sangat kasar, butir hipidiomorfik terdiri dan atas kuarsa, felspar, plagioklas, biotit mengandung kasiterit dan galena. Tebal horenblenda. Batuan ini termasuk dalam perlapisan 5-20 tipe berwarna hitam, serpih menunjukkan berwarna pelapisan cm. sejajar Batulumpur berlembar, tebal holokristalin, “S” berbutir kasar- (PITFIELD, 1987, dalam BAHARUDIN & SIDARTO, 1995)[8], pelapisan 4-6 m. Batulanau tufan kelabu mengandung muda, kompak, tebal pelapisan 1-4 m. mineral Rijang, mutlaknya berdasarkan K-Ar berkisar kelabu muda kemerahan, kersikan, mengandung radiolaria tebal greysand kasiterit yang kaya primer. Umur dari 208-245 juta tahun yang lalu. pelapisan 10 sampai 20 m. Formasi ini Adamelit Baginda (Jma) berupa berumur Permo-karbon. Formasi ini adamelit, terendapkan laut holokristalin, ekuigranular berbutir kasar dengan ketebalan yang tersingkap lebih dengan mineral penyusun terdiri atas dari 500 m. kuarsa, dalam lingkungan kelabu felspar, sampai kehijauan, plagioklas, biotit, Formasi Siantu (PCsv) terdiri horenblenda, serta mineral sekunder dari lava basal dan breksi gunung api. seperti klorit, karbonat, limonit dan Lava basal, hijau tua, pejal, kasat mata, oksida besi. Berdasarkan analisis kimia setempat menunjukkan struktur lava batuan ini termasuk ke dalam tipe granit bantal. Kemas antar butir terdiri atas “I” plagioklas, BAHARUDIN & SIDARTO, 1995)[8], piroksin, dan mineral sekunder klorit, kalsit. Breksi gunung 282 yang (PITFIELD, tidak 1987, mengandung dalam mineral ISBN 978-979-99141-5-6 kasiterit. Umur mutlaknya berkisar dari seperti yang diuraikan tersebut di atas 160-208 juta tahun dan dikaitkan dengan konsep disposal Granodiorit Burung Mandi beserta kriteria lokasi/tapak (Kbg) tersusun oleh granodiorit kelabu berhubungan muda sampai kehijauan, holokristalin, dapat diambil beberapa pilihan seperti ekuigranular, ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4. hipidiomorfik. Mineral dengan geologi, yang maka penyusun adalah kuarsa, plagioklas, Di P. Bangka dan pulau-pulau felspar, biotit, horenblenda, dan mineral kecil di sekitarnya (P. Lepar) ada sekunder seperti klorit, karbonat dan beberapa formasi geologi yang secara oksida besi. Berdasarkan hasil analisa litologi bisa dipilih untuk hostrocks kima, batuan ini termasuk ke dalam fasilitas NSD dan DGD yaitu Granit granit tipe “I” (PITFIELD, 1987, dalam Klabat (granit, grano-diorit, adamelit, [8] BAHARUDIN & SIDARTO, 1995) . diorit Umur mutlaknya 115-180 juta tahun. dijumpai retas aplit dan pegmatit), Diorit Kuarsa Batu Besi (Kbd) dan Diabas diorit kuarsa, Penyabung Pemali setempat (diabas) terdiri dari diorit kuarsa, warna hijau- Komplek kelabu muda, holokristalin, berbutir Sedangkan di P. Belitung dan pulau- sedang, hipidiomorfik granular, mineral pulau sekitarnya (P. Seliu, P. Liat), penyusunnya adalah kuarsa, plagioklas, formasi geologi yang berpotensi sebagai K-felspar, biotit, hornblenda klorit , dan hostrocks NSD dan DGD adalah Granit oksida besi. Umur mutlaknya 115-160 Tanjung juta tahun. Baginda (adamelit), Granodiorit Burung Pandan (filit dan dan (granit), sekis). Adamelit Mandi (granodiorit) dan Diorit Kuarsa Batu Besi (diorit kuarsa). 4. Pembahasan Berdasarkan kondisi geologi regional Kepulauan Bangka Belitung Tabel 3. Potensi hostrock untuk NSD dan DGD ISBN 978-979-99141-5-6 283 di Bangka dan pulau-pulau sekitarnya BATUAN UTAMA Qa : Lempungbongkah lepaslepas; Qs : Lempung, lanau dan pasir; Qak : Pasir kuarsa Perselingan batu pasir, batulempung dan batulempung tufan STRUKTUR GEOLOGI --- Granit Klabat (TRJkg) Umur : 201 s/d 223 juta tahun (Trias akhir – Jura awal) Granit, granodiorit, adamelit, diorit dan diorit kuarsa, setempat dijumpai retas aplit dan pegmatit Sesar dan kelurusan 4 Formasi Tanjunggenting (TRt) Umur : Trias awal Sesar dan kelurusan 5 Diabas Penyabung (PTRD) Komplek Pemali (CPP) Umur : Perm atau Karbon Perselingan batu pasir malihan, batupasir, batu pasir lempungan dan batu lempung Diabas NO FORMASI 1 Aluvium (Qa), Endapan rawa (Qs), Pasir Kuarsa (Qak) Pasir Kuarsa (Qak) Umur : Holosen 2 Formasi Ranggam (TQr) Umur : Miosen akhir s/d Plistoen awal 3 6 Filit dan sekis --- --- LOKASI Sepanjang dataran pantai dan sungai Daerah antara Nibung s/d Lubukbesar, bagian utara Bangka Selatan dan daerah Lesat. ......., Bagian tengah Bangka Selatan, Tj. Bedaun, Tj. Mempu-nai, Tobo-ali, Tj. Ba-ginda, P. Lepar. Menyebar merata di seluruh pulau Hulu S. Kurau (utara Bukit Murup) SLD X NSD RCD X DGD X X X X V V V X X X V V V V V V Keterangan : V = berpotensi, X = tidak berpotensi Tabel 4. Potensi hostrock untuk NSD dan DGD 284 ISBN 978-979-99141-5-6 di Belitung dan pulau-pulau sekitarnya NO FORMASI BATUAN UTAMA STRUKTUR GEOLOGI --- LOKASI NSD DGD SLD X RCD X X X X Bagian tengah P. Belitung memanjang s/d baratdaya pulau, dan di bagian tenggara pulau Belitung. Hampir di seluruh pulau Belitung selain formasiformasi/unit batuan yang lain Sekitar P. Siantu X X X X X X X X X 1 Aluvium (Qa) Umur : Holosen Lempung-bongkah lepas-lepas 2 Pasir Berkarbon (Qpk) Umur : Plistosen Formasi Tajam (PCTm) Umur : PermoKarbon Pasir karbonan kehitaman bersisipan lempung Batupasir kuarsa bersisipan batulanau --- 4 Formasi Kelapa Kampit (PCKs) Umur : PermoKarbon Lipatan dan kelurusan 5 Formasi Siantu (PCsv) Umur : Permo-Karbon Granit Tanjung Pandan (Trtg) Umur : 208 s/d 245 juta tahun Adamelit Baginda (Jma) Umur : 160 s/d 208 juta tahun Batupasir malih berselingan dengan batusabak, batulumpur, serpih, batu-lanau tufan, dan rijang Lava basal dan breksi gunung api Granit Kelurusankelurusan diduga sesar Bagian baratlaut P. Belitung V V V Adamelit Kelurusankelurusan V V V Granodiorit Kelurusankelurusan Daratan dekat pantai baratdaya P. Belitung, Tj. Batuayer, Tj. Klumpang dan P. Seliu G. Burungmandi dan G. Bolong V V V Diorit kuarsa Kelurusankelurusan G. Batubesi V V V 3 6 7 8 9 Granodiorit Burung Mandi (Kbg) Umur : 115 s/d 160 juta tahun Diorit Kuarsa Batu Besi (Kbd) Umur : 115 s/d 160 juta tahun Sesar dan kelurusan diduga sesar --- Sepanjang dataran pantai dan sungai Airmerah dan Barat Kubing X Keterangan : V = berpotensi, X = tidak berpotensi KESIMPULAN Berdasarkan formasi geologi yang berpotensi sebagai kondisi geologi hostrocks NSD dan DGD. regional Kepulauan Bangka Belitung dan Di P. Bangka dan pulau-pulau dikaitkan dengan konsep disposal beserta kecil di sekitarnya, formasi geologi yang kriteria lokasi/tapak yang terkait dengan geologi, maka ada beberapa pilihan secara litologi berpotensi untuk hostrocks adalah Granit Klabat (granit, grano-diorit, adamelit, diorit dan diorit ISBN 978-979-99141-5-6 285 kuarsa, retas aplit dan pegmatit), Diabas Seminar Penyabung Limbah (diabas) dan Komplek Pemali (filit dan sekis). Sedangkan di P. Belitung dan pulau-pulau sekitarnya, formasi geologi yang berpotensi sebagai hostrocks adalah Granit Tanjung Pandan (granit), Adamelit Baginda (adamelit), Granodiorit Burung Mandi (granodiorit) dan Diorit Kuarsa Batu Besi (diorit kuarsa). Teknologi VIII, PTLR 5. SUCIPTA dan PRATOMO, B.S., Kriteria Lokasi Penyimpanan Lestari Limbah Radioaktif Tanah Dalam (Deep Geological Indonesia, PPI PLTN, BATAN, Jakarta, 2010. of di P3TM BATAN, Yogyakarta, 2003. ANDI MANGGA dan Geologi B. Lembar Bangka Utara, Pusat Penelitian dan 1. Program Percepatan Pembangunan Siting Disposal) PDIPTN DJAMAL, Peta 2. IAEA, BATAN, Serpong, 2011. 6. S. DAFTAR PUSTAKA Pengelolaan Near Surface Pengembangan Geologi, Bandung, 1994. 7. MARGONO, U., SUPANDJONO, Disposal Facilities, Safety Series No. RJB. 111 G-3.1, IAEA, Vienna, 1994. Geologi Lembar Bangka Selatan, 3. INTERNATIONAL ENERGY Disposal AGENCY, of ATOMIC “Geological Radioactive Waste”, Safety Requirements No. WS-R-4, IAEA, Vienna, 2006. dan E. PARTOYO, Peta Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1995. 8. BAHARUDDIN dan SIDARTO, Peta Geologi Lembar Penelitian dan Belitung, Pusat Pengembangan Geologi, Bandung, 1995. 4. SUCIPTA, Pemilihan Tapak Potensial untuk Penyimpanan Lestari Limbah 9. BAPPEDA PROPINSI BANGKA BELITUNG, 2010. Radioaktif di Pulau Jawa, Prosiding 286 ISBN 978-979-99141-5-6 ISBN 978-979-99141-5-6 287