6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New Media Abad ke

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 New Media
Abad ke-20 dapat digambarkan sebagai “zaman pertama” media massa.
Abad ini juga ditandai dengan berubahnya ketakjuban maupun ketakutan atas
pengaruh media massa. Walaupun terjadi perubahan yang besar dalam lembaga
dan teknologi media serta dalam masyarakat sendiri dan juga munculnya „ilmu
komunikasi”, perdebatan publik mengenai signifikasi sosial yang potensial dari
“media” sepertinya tidak terlalu berubah. Penggambaran isu yang muncul selama
dua atau tiga dekade awal pada abad ke-20 lebih dari sekedar kepentingan sejarah
dan pemikiran awal memberikan poin rujukan untuk memahami masa kini. 2
Media massa berkembang begitu cepat. Seiring dengan perkembangan
teknologi komunikasi, komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks,
serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai
dengan munculnya media baru. Istilah “New Media” telah digunakan sejak tahun
1960-an dan telah mencakup seperangkat teknologi komunikasi terapan yang
semakin berkembang dan beragam. Menurut Denis McQuail, ciri utama media
baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu
sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang
beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.3
Ada lagi pengertian New Media yang diungkapkan oleh John Vivian dalam
bukunya. John Vivian mengungkapkan bahwa New Media atau Media Baru
adalah perusahaan dan produk media baru yang muncul dari teknologi baru. 4
Adapun perbedaan media baru dari media lama, yakni media baru
Mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran dengan memungkinkan
terjadinya percakapan antar banyak pihak, memungkinkan penerimaan secara
simultan, perubahan dan penyebaran kembali objek-objek budaya, mengganggu
tindakan komunikasi dari posisi pentingnya dari hubungan kewilayahan dan
2
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba Humanika hal. 56
Ibid., hal. 43
4
John Vivian. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Kencana. 2008. hal 16.
3
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
modernitas, menyediakan kontak global secara instan, dan memasukkan subjek
modern atau akhir modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan. Menurut
Poster, Perubahan utama yang berkaitan dengan munculnya media baru yakni: 5
1. Digitalisasi dan kovergensi atas segala aspek media.
2. Interaksi dan konektivitas jaringan yang makin meningkat.
3. Mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima.
4. Adaptasi terhadap peranan publikasi khalayak.
5. Munculnya beragam bentuk baru “pintu” (gateway) media.
6. Pemisahan dan pengaburan dari “lembaga media”.
Tabel 2.1
Perbedaan Antara Era Media Pertama dan Kedua
Era Media Pertama
Era Media Kedua
Tersentral (dari satu sumber ke banyak
Tersebar (dari banyak sumber ke banyak
khalayak)
khalayak)
Komunikasi terjadi satu arah
Komunikasi terjadi timbal balik atau dua
arah
Terbuka peluang sumber atau media
Tertutupnya penguasaan media dan
untuk dikuasai
bebasnya kontrol terhadap sumber
Media merupakan instrumen yang
Media memfasilitasi setiap khalayak
melenggengkan sastra dan
(warga negara)
ketidaksetaraan kelas sosial
Terfragmentasinya khalayak dan
Khalayak bisa terlihat sesuai dengan
dianggap sebagai massa
karakter dan tanpa meninggalkan
keragaman identitasnya masing-masing
Media dianggap dapat atau sebagai alat
Media melibatkan pengalaman khalayak
memengaruhi kesadaran
baik secara ruang maupun waktu
Sumber : Dr.Rulli Nasrullah,M.Si.(2014).“Teori dan Riset Media Siber”6
5
6
Ibid., hal. 151
Dr.Rulli Nasrullah,M.Si.(2014).Teori dan Riset Media Siber, hlm. 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
Ini bermakna bahwa pada media baru khalayak tidak sekedar ditempatkan
sebagai objek yang menjadi sasaran dari pesan. Di era media interaktif, khalayak
dimungkinkan untuk melakukan umpan balik langsung dan bahkan khalayak di
era media interaktif bisa menjadi konsumen dan saat itu juga menjadi produsen
dari informasi. Namun dalam komunikasi termediasi komputer selalu saja ada
bahasa universal, misalnya penggunaan emoticons atau ekspresi diri di dunia siber
dalam percakapan atau komunikasi yang diekspresikan melalui teks, simbol atau
lambang, yang harus dipahami.
2.1.1 Karakteristik New Media
New Media atau media baru merupakan perkembangan baru dari mediamedia yang telah digunakan manusia. Karakternya yang merupakan bentuk digital
tentu memudahkan dalam bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainnya.
Kemunculannya memberikan dampak besar terhadap kehidupan manusia dan
secara langsung telah merubah pola kehidupan manusia, dimulai dari pola
kehidupan masyarakat, budaya, cara berfikir, dan hampir sampai ke segala aspek
dalam kehidupan manusia sendiri. Namun, sejalan dalam perkembangannya
media baru juga memberikan dampak negatif, seperti dapat mengakses situs yang
berbau pornografi dan kekerasan dengan mudah serta memberikan efek ketagihan
bagi penggunanya. Jadi, sudah seharusnya perkembangan media baru diikuti juga
dengan kebijakan orang yang menggunakannya. Menurut Feldman, media baru
memiliki lima karakteristik, yaitu:7
Pertama, media baru mudah dimanipulasi.Hal ini sering kali mendapat
tanggapan negatif dan menjadi perdebatan, karena media baru memungkinkan
setiap orang untuk memanipulasi dan merubah berbagai data dan informasi
dengan bebas.
Kedua, media baru bersifat networkable. Artinya, konten-konten yang
terdapat dalam media baru dapat dengan mudah dishare dan dipertukarkan antar
pengguna lewat jaringan Internet yang tersedia.
7
Flew, T. 2005. New media : an introduction (edisi kedua). Oxford University Press, hal. 101
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
Ketiga, media baru bersifat compressible. Konten-konten yang ada dalam
media baru dapat diperkecil ukurannya sehingga kapasitasnya dapat dikurangi.
Hal ini memberikemudahan untuk menyimpan konten-konten tersebut dan mensharenya kepada orang lain.
Keempat, media baru sifatnya padat. Dimana kita hanya membutuhkan
wadah yang kecil untuk menyimpan berbagai konten yang ada dalam media baru.
Segala bentuk media baru sudah terbukti dapat memudahkan banyak
orang, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Tetapi tak banyak yang
mengetahui ciri-ciri
media
baru
yang saat
ini hampir
semua orang
menggunakannya. Berikut adalah ciri-ciri media baru menurut Denis McQuail:8
1. Adalah saling keterhubungan (interkonetivitas)
2. Aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim
pesan
3. Interaktivitasnya
4. Kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka
5. Sifatnya yang ada dimana-mana
Tidak hanya memiliki ciri-ciri, tetapi media baru memiliki karakteristik,
dimana karakteristik ini adalah gambaran spesifik pembeda media baru dengan
media lainnya, yaitu:
a. Digital
Digital merupakan syarat wajib untuk dapat dikategorikan sebgai media baru,
berbeda dengan yang lalu, pada media baru, semuanya tesimpat dalam digital.
b. Interaktif
Kebebasan dalam beriinteraksi adalah syarat wajib juga untuk dikategorikan
sebagai media baru, user pada media baru tidak hanya memberikan pesan
namun juga dapat menerima pesan saat itu juga.
c. Hypertextual
Merupakan potongan kata-kata yang akan masuk ke laman yang akan dituju
saat kita klik. Contoh: pengunaan Google, yang memudahkan orang untuk
mencari informasi yang dibutuhkan.
8
McQuail, Denis. 2011.Op. Cit, hal. 43
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
d. Virtual
Adalah sesuatu yang dapat diartikan “tidak nyata”. Tidak nyata yang dimaksud
adalah tidak terdapat wujud fisiknya. Contoh: saat menggunakan foto profil
pada sebuah akun aplikasi sosial media, foto yang terpasang adalah wajah kita
saja melainkan bukan wujud kita yang sebenarnya.
e. Jaringan
Sebuah internet tidak dapat berguna jika tidak terdapat user/pengguna nya.
Dalam hal ini internet dapat menyebabkan sebuah hubungan antar satu
pengguna, dengan pengguna lain.
f. Simulasi
Adalah penyajian kembali peristiwa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi
dalam penyajian barunya diperlukan penambahan efek tertentu.
2.1.2 Jenis – Jenis New Media
Terdapat beberapa jenis bentuk dari new media yang telah ada saat ini,
yaitu sebagai berikut:
a. Mikro komputer
Unit yang berdiri sendiri, biasanya dengan ketentuan untuk memuat perangkat
lunak individual dan kadang-kadang dihubungkan dengan mikrokomputer lain
dalam jaringan. Unit pusat pengolahan mikrokomputer yang membaca dan
mengeksekusi instruksi program adalah berupa sebuah chip semikonduktor
tunggal.
b. Telekonferensi
Pertemuan kelompok kecil yang dimiliki oleh komunikasi elektronik interaktif
antara tiga orang atau lebih dalam dua atau lebih lokasi yang terpisah. Tiga
jenis utama telekonferensing adalah video telekonferensi, telekonferensi
audio, dan telekonferensi komputer.
c. Teleteks
Layanan informasi interaktif yang memungkinkan individu untuk meminta
frame informasi untuk melihat pada layar televisi rumah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
d. Video text
Layanan informasi interaktif yang memungkinkan individu untuk meminta
frames informasi dari sebuah computer pusat untuk melihat pada layar
tampilan video.
e. Komunikasi satelit
Komunikasi satelit terdiri dari pesan telepon, siaran televisi dan pesan lain dari
suatu tempat di permukaan lain. Satelit ini biasanya diletakan di stationer atau
di sekitar khatulistiwa sekita 22.300 mil dari permukaan bumi. Pada dasarnya,
transmisi satelit televisi, telepon.
2.2 Karakteristik Masyarakat Maya
Masyarakat Maya adalah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang
tidak dapat secara langsung diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat
dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas. Pada awalnya masyarakat maya
adalah sebuah fantasi manusia tenang dunia lain yang lebih maju dari dunia saat
ini. Fantasi tersebut adalah sebah hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan
makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap
kekuasaan materi dan alam semesta. Namun ketika teknologi manusia mampu
mengungkapkan misteri pengetahuan itu, maka manusia mampu menciptakan
ruang kehidupan baru bagi manusia di dalam dunia hiper-realitas itu.9
Kehidupan masyarakat maya, identik dengan budaya-budaya pencitraan,
dan makna yang setiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis.
Masyarakat cyber menciptakan culture universal yang dapat dijelaskan
sebagaimana yang dimiliki oleh masyarakat nyata, yaitu:
1) Peralatan dan perlengkapan hidup
Peralatan dan perlengkapan hidup masyarakat maya adalah teknologi informasi
yang umumnya dikenal dengan mesin-mesin komputer dan mesin-mesin
elektronika lain yang membantu kerja atau dibantu oleh mesin komputer. Saat
9
Bungin, Burhan H.M, 2007; Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu sosial, Jakarta : Kencana Prenama Media Group. hal 160-161
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
ini mesin-mesin yang dimaksud telah dapat memproduksi diri sampai pada
tingkat yang diinginkan.
2) Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi
Masyarakat maya memiliki mata pencaharian yang sangat menonjol dan
spesifik dalam bentuk menjual jasa dengan sistem ekonomi subtitusi.
3) Sistem kemsyarakatan
Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan dalam masyarakat maya adalah
dalam bentuk sistem kelompok jaringan baik intra maupun antar jaringan yang
ada dalam masyarakat maya.10
2.3 Media Sosial
Media jejaring sosial merupakan nama lain dari social media online.
Media jejaring sosial dikategorikan ke dalam social media online bukan mass
media online, karena memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini
publik yang berkembang di masyrakat. Selain mempunyai kekuatan sosial, politik
dan budaya media jejaring sosial juga memiliki kekuatan lain dari perspektif
komunikasi selain sebagai alat atau media komunikasi, berperan untuk
membentuk publisitas dan pencitraan inidividu atau lembaga. 11
Untuk menjelasan hal ini, fuchs mengawalinya dengan perkembangan kata
Web 2.0 yang di populerkan oleh O’Reilly (2005). Web merujuk dari media
internet yang tidak lagi sekedar penghubung antara individu dengan perangkat
(teknologi dan jaringan) komputer yang selama ini ada dan terjadi dalam Web 1.0,
tetapi telah melibatkan individu untuk mempublikasikan secara bersama, saling
mengolah dan melengkapi data, web sebagai platform atau program yang bisa
dikembangakan, sampai pada pengguna dengan jaringan dan alur yang sangat
panjang (the long tail).12
10
Ibid., Hal 166
Elvinaro Ardianto, Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi, (Bandung: ASPIKOM, 2011),
hlm: 7-8.
12
Dr.Rulli Nasrullah,M.Si, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
(Bandung: Simbosa Rekatama Media, 2015), hal: 8.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
Berdasarkan teori-teori sosial yang dikembangkan oleh Durkheim, Weber,
Tonnies maupun Marx, dapat disimpulkan bahwa media sosial bisa dilihat dari
perkembangan
bagaimana
hubungan individu dengan perangkat
media.
Karakteristik kerja komputer dalam Web 1.0 berdasarkan pengenalan individu
terhadap individu lain (human communication) dalam jaringan antarindividu.
Terakhir, dalam Web 3.0 karakteristik teknologi dan relasi yang terjadi terlihat
dari bagaimana manusia (users) bekerja sama (human co-operation).13
2.3.1 Karakteristik Media Sosial
Dari berbagai penjelasan mengenai media sosial, Abbas menyebutkan
karakteristik dari media sosial sebagaimana berikut:14
a. Content yang disampaikan dan dibagikan kepada banyak orang dan tidak
terbatas pada satu orang tertentu.
b. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat.
c. Isi disampaikan secara online dan langsung.
d. Content dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga
tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan
sendiri oleh pengguna
e. Media sosial menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.
f. Dalam content media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti
identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis),
hubungan (relasi), reputasi (status) dan kelompok (group).
2.3.2 Jenis-Jenis Media Sosial
Kaplan & Haenlein dalam Abbas membuat klasifikasi untuk berbagai jenis
media sosial yang ada berdasarkan ciri-ciri penggunaannya. Menurut Kaplan &
13
Ibid.
M. Rifai Abbas, dkk, Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian Perdagangan
RI,(Jakarta: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014), hlm: 27.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
Haenlein, pada dasarnya media sosial dapat dibagi menjadi enam jenis, antara lain
yaitu:15
a. Proyek kolaborasi, yaitu sebuah website yang mengizinkan user-nya mengubah,
menambah dan membuang content-content yang berada di website, contohnya
Wikipedia.
b. Blog dan microblog, yaitu user bebas mengekpresikan sesuatu seperti
curhat/kritik terhadap kebijakan pemerintah, contohnya Twitter.
c. Content yaitu user dan pengguna website untuk saling share content, seperti
video, gambar, suara, contohnya YouTube, SoundCold, Tumblr dan lainnya.
d. Situs jejaring sosial yaitu sebuah aplikasi yang mengizinkan user saling
terhubung dengan orang lain dan berisikan informasi pribadi dan dapat dilihat
orang lain, contohnya Facebook, Blackberry Messanger, Messanger, Path,
WhatsApp dan sebagainya.
e. Virtual Game World yaitu dunia virtual yang menggunakan teknologi 3D,
dimana user berbentuk avatar dan berinteraksi dengan orang lain, contohnya
Games Online.
f. Virtual Sosial World yaitu dunia virtual yang user merasa hidup di dunia maya
dan berinteraksi dengan yang lain, contohnya Second Life.
2.4 Online Shop
2.4.1 Karakteristik Online Shop
Dengan adanya internet mempermudah aktivitas banyak orang. Salah
satunya adalah berbelanja, orang tak perlu lagi keluar rumah dan berbelanja di
swalayan, supermarket, plaza, butik, ataupun pasar, orang cukup duduk di depan
komputer, atau malah sekarang bisa lewat ponsel, memilih dan memesan barang
kesukaannya, jual beli barang via internet, disebut e-commerce atau online
shopping.16
Online shopping adalah pembelian yang dilakukan via internet sebagai
media pemasaran dengan menggunakan website sebagai katalog. Kelebihan online
15
16
Ibid., hlm: 28.
Ollie, Membuat Toko Online dengan Multiply. Jakarta:Media Kita.2008.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
shop adalah selain pembeli bisa melihat desain produk yang sudah ada konsumen
juga bisa merequest desain hingga pembayaran secara online.17
2.4.2 Manfaat Online Shop
Manfaat online shop bagi pembeli atau konsumen adalah sebagai
berikut:18
a. Kemudahan
Pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari dimana mereka berada.
Mereka tidak harus berkendara, mencari tempat parkir, dan berbelanja
melewati gang yang panjang untuk mencari dan memeriksa barang-barang.
Dan mereka tidak harus berkendara ke toko, hanya untuk menemukan bahwa
barang yang dicari sudah habis.
b. Informasi
Pelanggan dapat memperoleh setumpuk informasi komparatif tentang
perusahaan, produk, dan pesaing tanpa meninggalkan kantor atau rumah
mereka. Mereka dapat memusatkan perhatian pada kriteria objektif seperti
harga, kualitas, kinerja, dan ketersediaan.
c. Tingkat keterpaksaan yang lebih sedikit
Pelanggan tidak perlu menghadapi atau melayani bujukan dan faktor-faktor
emosional.
Sedangkan manfaat dari online shop bagi pemasar adalah:19
a. Penyesuaian yang cepat terhadap kondisi pasar
Perusahaan dapat dengan cepat menambahkan produk pada penawaran mereka
serta mengubah harga dan deskripsi produk.
b. Biaya yang lebih rendah
Pemasar online mencegah biaya pengelolaan toko dan biaya sewa, asuransi dan
prasarana yang menyertainya. Mereka dapat membuat katalog digital dengan
biaya yang jauh lebih rendah daripada percetakan dan pengiriman catalog
kertas.
17
Ibid.
Ibid.
19
Ibid.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
c. Pemupukan hubungan
Pemasar online dapat berbicara dengan pelanggan dan belajar lebih banyak dari
mereka. Pemasar juga dapat meng-upload laporan yang berguna, atau demo
gratis perangkat lunak mereka, atau contoh gratis surat berkala mereka ke
dalam sistem. Pelanggan kemudian dapat mendownload perangkat-perangkat
tersebut ke dalam kotak surat elektronik mereka.
d. Pengukuran besarnya pemasar
Pemasar dapat mengetahui seberapa banyak orang yang mengunjungi situs
online mereka dan berapa banyak yang singgah ditempat tertentu dalam situs
tersebut. Informasi ini dapat membantu pemasar meningkatkan penawaran dan
iklan mereka.
2.5 Instagram Sebagai Media Komunikasi
2.5.1 Karasteristik Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi aplikasi berbagi foto dan video yang
memungkinkan pengguna mengambil foto dan video, menerapkan filter digital,
dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik
instagram sendiri. Karakteristik dan keunikan Instagram yakni hanya berisi aliran
karya fotografi dari para penggunanya. Fitur utamanya mirip dengan Twitter,
mulai dari penggunaan istilah “pengikut” untuk akun yang saling terhubung satu
sama lain, sampai ke fitur @mention dan hastag. Meskipun di Twitter sudah
menempatkan fiutr berbagai foto dengan fokus utama dalam pengembangan
produk, Instagram tetap palig unggul di platfirm fotografi berjejaring. Dominasi
Instagram, lagi-lagi karena produk ini didedikasikan secara khusus untuk
menjalin relasi digital lewat karya fotografi. 20
Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada
masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat
menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya.
Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja
20
Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, 2014, Hal. 157
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan
cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari “instan-telegram”.
Gambar 2.1 Ikon Instagram
Sumber: Website Instagram Brand Assets
Ciri khas Instagram adalah hasil fotonya yang berupa persegi, mirip
dengan produk Kodak Instamatic dan gambar-gambar yang dihasilkan oleh foto
Polaroid berbeda dengan kamera modern yang biasanya memiliki bentuk persegi
panjang atau dengan rasio perbandingan bentuk 16: 9.
2.5.2 Fitur Instagram
Instagram memiliki fitur-fitur yang berbeda dengan jejaring sosial lainnya,
diantara sekian banyak fitur yang ada di Instagram, ada beberapa fitur yang
digunakan oleh online shop dalam menjalanan komunikasi pemasarannya, fitur
tersebut adalah:
1. Followers (Pengikut)
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut akun
pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian
komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan
memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah
diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur
yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer
atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam Instagram.
2. Upload Foto (Mengunggah Foto)
Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah
dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang hendak ingin
diunggah dapat diperoleh melalui kamera iDevice ataupun foto-foto yang ada
di album foto di iDevice tersebut.
3. Kamera
Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam
iDevice tersebut. Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung
menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang
dikehendaki oleh pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya
adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Foto-foto
yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu,
melainkan Instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran yang
digunakan di dalam Instagram adalah dengan rasio 3 : 2 atau hanya sebatas
berbentuk kotak saja.
4. Efek Foto
Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek-efek yang dapat digunakan
oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek
tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan,
Inkwell, Walden Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville, Gotham, 1977, dan
Lord Kelvin. Namun tepat pada tanggal 20 September yang lalu Instagram
telah menambahkan 4 buah efek terbaru yaitu; Valencia, Amaro, Rise,
Hudson dan telah menghapus 3 efek, Apollo,Poprockeet, dan Gotham dari
dalam fitur tersebut
5. Judul Foto
Setelah foto tersebut disunting, maka foto akan dibawa ke halaman
selanjutnya, dimana foto tersebut akan diunggah ke dalam Instagram sendiri
ataupun ke jejaring sosial lainnya. Dimana di dalamnya tidak hanya ada
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
pilihan untuk mengunggah pada jejaring sosial atau tidak, tetapi juga untuk
memasukkan judul foto, dan menambahkan lokasi foto tersebut.
6. Arroba
Seperti Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki fitur yang
dimana para penggunanya dapat menyinggung pengguna lain yang juga,
dengan manambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan akun Instagram
dari pengguna tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat menyinggung
pengguna lainnya di dalam judul foto, melainkan juga pada bagian komentar
foto. Para pengguna dapat menyinggung pengguna lainnya dengan
memasukkan akun Instagram dari pengguna tersebut. Pada dasarnya dalam
menyinggung pengguna yang lainnya, yang dimaksudkan adalah untuk
berkomunikasi dengan pengguna yang telah disinggung tersebut.
7. Geotagging
Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya adalah bagian
Geotag. Bagian ini akan muncul ketika para pengguna iDevice mengaktifkan
GPS mereka di dalam iDevice mereka. Dengan demikian iDevice tersebut
dapat mendeteksi lokasi para pengguna Instagram tersebut berada.
8. Jejaring Sosial
Dalam berbagi foto, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di
dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui
jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, dan
Flickr yang tersedia di halaman Instagram untuk membagi foto tersebut.
9. Tanda suka (like)
Instagram juga memiliki sebuah fitur tanda suka yang fungsinya memiliki
kesamaan dengan yang disediakan Facebook, yaitu sebagai penanda bahwa
pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah. Berdasarkan dengan
durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah foto di dalam Instagram, hal
itulah yang menjadi faktor khusus yang mempengaruhi foto tersebut terkenal
atau tidak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
10. Popular (Explore)
Bila sebuah foto masuk ke dalam halaman popular, yang merupakan tempat
kumpulan dari foto-foto popular dari seluruh dunia pada saat itu. Secara tidak
langsung foto tersebut akan menjadi suatu hal yang dikenal oleh masyarakat
mancanegara, sehingga jumlah pengikut juga dapat bertambah lebih banyak.
11. Instastory
Instastory merupakan fitur baru yang ada di Instagram. Instastory berfungsi
untuk mengirim foto ataupun video secara live. Pada fitur ini pengguna dapat
mengedit foto atau video yang mereka bagikan seperti memberikan tulisan,
lokasi, warna, dan tag pengguna lainnya
2.6 Khalayak
Khalayak bisa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,
pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah
satu aktor dari proses komunikasi karena itu unsur khalayak tidak boleh
diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan
oleh khalayak. Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok
dan masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa
yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi berlangsung. 21
Khalayak memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 22
1. Khalayak sebagai penggarap informasi
Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima
(khalayak) bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan
dengan “bentuk informasi” tertentu akan melakukan “decoding” (pemecahan atau
penginterpretasian kode). Akhirnya, tidak semua isi informasi akan diserap oleh
si penerima secara utuh. Artinya, satu atau beberapa bagian dari isi pesan itu
tidak akan dicerna atau diolah karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan
dan pengalaman hidupnya, atau karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan,
minat, dan keinginannya. Beberapa studi menunjukan bahwa tingkat pendidikan
21
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal:
159.
22
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hal.74
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
seseorang secara signifikan turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi
yang sampai kepada dirinya. Orang yang latar belakang pendidikannya relatif
“tinggi”, disamping tinggi rasa ingin tahunya tentang sesuatu juga cenderung
lebih kritis, selektif, dan banyak pertimbangan dibandingkan dengan orang yang
latar belakang pendidikannya lebih rendah. Itulah sebabnya mempengaruhi sikap
dan pendapat orang yang berpendidikan tinggi jauh lebih sulit dibandingkan
dengan orang yang berlatar belakang pendidikannya lebih rendah.
2. Khalayak sebagai “problem solver”
Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka
hadapi. Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara-cara pemecahannya. Dari
pihak penerima pesan (khalayak), salah satu fungsi yang diharapkan dari
penyebaran informasi melalui media massa adalah bahwa informasi tersebut
mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian
informasi atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam
memecahkan permasalahan atau malah mungkin menambah kesulitan atau
permasalahan baru, jelas tidak akan mendapatkan perhatian mereka.
3. Khalayak sebagai mediator
Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak
sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bisa
melalui berbagai tahap dan barisan. Proses penyebaran informasi yang demikian
lazim disebut “multi-step flow of communication”. Seorang warga khalayak
setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan kembali
meneruskan informasi tersebut kepada orang-orang lainnya. Dan orang-orang
yang menerima informasi inipun selanjutnya akan menyampaikan kembali ke
orang-orang lain. Dalam proses pengolahan informasi terjadi proses seleksi yang
mencakup perhatian (selective attention), persepsi (selective perception), dan
daya ingat (selective recall).
4. Khalayak yang mencari pembela
Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi
rasa ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang
mempengaruhi keyakinannya, atau karena faktor-faktor lainnya. Dalam keadaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang
dipandang bisa mendukung atau membela keyakinannya. Motivasi mencari
informasi yang diharapkan akan dapat menjadi “pembela”, keyakinan merupakan
salah satu faktor yang mendorong terjadinya seleksi media. Dengan perkataan
lain, seseorang memilih satu medium tertentu dengan alasan bahwa informasi
yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat
keyakinan.
5. Khalayak sebagai anggota kelompok
Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai
kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun informal. Yang dimaksud
dengan kelompok formal disini antara lain ABRI, KOPRI, Serikat Buruh, dan
lain-lainnya. Sedangkan yang termasuk kelompok informal misalnya kelompokkelompok hobi, seperti contoh pecinta alam, kelompok olahraga, dan lain-lain.
6. Khalayak sebagai kelompok
Secara sosiologis masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok orang yang
mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri bisa menyangkut ciri demografis seperti
jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa, dan bisa juga berdasarkan ciri-ciri
nondemografis seperti nilai, hobi, orientasi dan lain-lain.
2.6.1 Pemahaman Interpretasi Khalayak Aktif
Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau
gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbolsimbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan)
atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).23 Menurut definisi,
interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu
obyek (karya seni, ajaran dan lain-lain) cukup jelas maknanya, obyek tersebut
tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat
merujuk pada proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya. Suatu
interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran
23
Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: PT. Buku Seru, 2013), hal:
110.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol
spesifik. Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar, matematika atau
berbagai bentuk bahasa lainnya.
Khalayak aktif, menurut Stuart Hall lebih memperhatikan audiens sebagai
penonton media dalam hal melakukan pengawasan diri atau decoding terhadap
teks media yang diterimanya. 24 Penelitian khalayak -analisis resepsi- menurutnya
memfokuskan pada perhatian individu dalam proses komunikasi massa dalam
decoding, yaitu pada proses pemaknaan dan pemahaman yang mendalam atas teks
media dan bagaimana individu menginterpretasikan isi media. 25
Khalayak aktif menurut Mark Levy dan Sven Windahl (1985) dalam
Richard dan Turner menyatakan istilah aktivitas khalayak merujuk pada orientasi
sukarela dan selektif oleh khalayak terhadap proses komunikasi. Singkatnya, hal
ini menyatakan bahwa penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan
yang didefinisikan oleh khalayak itu sendiri dan bahwa partisipasi aktif dalam
proses komunikasi mungkin difasilitasi, dibatasi atau mempengaruhi kepuasan
dan pengaruh yang dihubungkan oleh eksposur. Pemikiran terbaru juga
mengatakan bahwa aktivitas khalayak paling baik dikonseptualisasikan sebagai
sebuah variable konstruk dengan khalayak mempertunjukkan berbagai jenis dan
tingkat aktivitas.26
Sedangkan menurut Jay G. Blumler (1979) dalam Richard dan Turner
juga menjelaskan beberapa jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh
konsumen media termasuk didalamnya: 27
1. Kegunaan, yaitu menggunakan media untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu. Misalnya: orang mendengarkan radio di mobil untuk mendapatkan
informasi di lalu lintas.
24
Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktek, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008, hal: 237.
Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya Edisi Kelima,
Jakarta: Salemba Humanika, 2010, hal: 257.
26
Richard West dan Lynn Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, Jakarta:
Salemba Humanika, 2008, hal: 109.
27
Ibid., hal: 110.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
2. Kesenjangan, yaitu terjadi ketika motivasi awal orang menentukan
penggunaan media. Contohnya : ketika orang ingin dihibur mereka menonton
komedi.
3. Selektivitas, yaitu penggunaan media oleh anggota khalayak untuk
menunjukkan minat mereka. Contoh : ketika menyukai musik pop maka akan
melihat tayangan musik pop.
4. Kesulitan unutk mempengaruhi, yaitu menunjukan pada anggota khalayak
yang mempengaruhi makna mereka sendiri dari isi dan mempengaruhi apa
yang mereka fikirkan dan lakukan. Contoh: orang membeli produk
berdasarkan kualitas dan nilai daripada berdasarkan kampanye periklanan.
2.7 Teori Encoding/ Decoding Stuart Hall
Menurut Stuart Hall (1974), riset khalayak mempunyai perhatian langsung
terhadap analisis dalam konteks sosial dan politik dimana isi media diproduksi
(encoding), serta konsumsi isi media dalam konteks kehidupan sehari-hari
(decoding). Dalam model komunikasi encoding-decoding ini, Stuart Hall dalam
Storey28 menggambarkan media sebagai suatu wacana yang penuh dengan makna
(meaningful discourse) yang di-encoding-kan menurut struktur pengertian dari
organisasi produksi media massa dan pendukungnya, di-decoding-kan menurut
struktur pengertian dan kerangka pengetahuan yang berbeda-beda situasinya pada
setiap khalayak. Decoding yang dilakukan oleh khalayak dapat menghasilkan
wacana yang lebih beragam dibandingkan dari yang diharapkan oleh pengirim.
Prinsip utama model komunikasi ini adalah bahwa isi pesan media menghasilkan
banyak penafsiran, terdapat masyarakat interpretatif yang bervariasi dan pemirsa
memiliki kekuasaan dalam menentukan makna pesan seperti pada bagan berikut.
28
Storey, John. 2010. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop : Pengantar Komprehensif Teori
dan Metode. Yogyakarta : Jalasutra. Hal.13
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
Program sebagai wacana
yang bermakna
encoding
decoding
struktur-struktur makna 1
struktur-struktur makna 2
kerangka pengetahuan
kerangkapengetahuan
--------------------------
--------------------------
hubungan produksi
hubungan produksi
--------------------------
--------------------------
infrastuktur teknis
infrastruktur teknis
Gambar 2.2 Encoding-Decoding29
Bagan ini menjelaskan bahwa momen produksi media dibingkai
seluruhnya oleh makna-makna dan ide-ide seperti praktik pengetahuan yang
menyangkut rutinitas produksi, secara historis mendefinisikan keahlian teknis,
ideologi profesional, pengetahuan institusional, definisi dan asumsi, asumsi
tentang khalayak dan seterusnya membingkai komposisi program melalui struktur
produksi ini. pada tahap pertama bagaimana produsen, artis, tim kreatif
memproses pembentukan isu atau ide yang akan diciptakan melihat dari indikatorindikator diatas, tahap kedua, pada tahap ini proses pemaknaan atas pembentukan
isu tersebut melihat bagaimana isu tersebut dikendalikan, misalnya dalam
mengendalikan
bahasa,
teks
yang
menggambarkan
makna
yang
akan
disampaikan, tahap ketiga adalah tahapan terakhir dari sebuah proses komunikasi
massa televisual, inilah yang dikatakan dengan encoding khalayak terhadap
sebuah tayangan, decoding muncul setelah terjadi encoding, bagaimana
pemahaman khalayak dalam melihat tayangan atau isu sesuai presepsi masingmasing. Presepsi dijadikan bahan untuk menafsirkan wacana televisiual sehingga
lahir pemahaman atas realitas tayangan isu yang dibentuk. 30
29
30
Ibid., Hal. 12
Ibid., Hal. 12-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
Menurut Hall akan ada tiga bentuk pembacaan antara penulis teks dan
pembaca serta bagaimana pesan itu dibaca di antara keduanya: 31
1. Dominant-Hegemonic Position
Yaitu, audiens mengambil makna yang mengandung arti dari isi media dan
meng-decode-nya sesuai dengan makna yang dimaksud (preferred reading)
yang ditawarkan teks media. Audiens sudah punya pemahaman yang sama,
tidak akan ada pengulangan pesan, pandangan komunikator dan komunikan
sama, langsung menerima.
2. Negotiated Position
Yaitu, mayoritas audiens memahami hampir semua apa yang telah
didefinisikan dan ditandakan dalam teks media. Audiens bisa menolak bagian
yang dikemukakan, dipihak lain akan menerima bagian yang lain.
3. Oppositional Position
Yaitu, audiens memaknai pesan secara kritis dan menemukan adanya bias
dalam penyampaian pesan dan berusaha untuk tidak menerimanya secara
mentah-mentah.
Dalam
hal
ini
audiens
berusaha
untuk
melakukan
demitologisasi terhadap teks.
Pengalaman khalayak dengan media massa setiap harinya akan tergantung
pada lokasi sosial, umur, budaya, pekerjaan, jenis kelamin dan lainnya. Analisis
resepsi dapat melihat mengapa khalayak memaknai sesuatu secara berbeda,
faktor-faktor psikologis dan sosial budaya. 32 Oleh Karena itu, walaupun makna
dikonstruksikan oleh khalayak, namun hal-hal di atas juga akan membatasi
pemaknaan khalayak terhadap teks di media massa. Pada saat khalayak
mengkonsumsi media massa, maka ia akan memaknainya sesuai dengan budaya,
agama, pendidikan, kepentingan lingkungan, serta nilai-nilai yang mereka sudah
anut sejak dulu.33
31
Meenakshi Durham dan Douglas Kellner, Media and Cultural Studies, (Key Works: Blackwell
Publisher,2002), Hal. 174-175
32
Dimas Narotama, Analisis Resepsi Terhadap Tayangan Republik Mimpi, Skripsi, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2008), hal: 4.
33
Masayu Hanim, Studi Tentang Pornografi, Kekerasan dan Mistik di Televisi Cenderung
Memotivasi Perilaku Negatif (Studi Tentang Persepsi Masyarakat Makassar dan Bandung),
(Jurnal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2007), hal: 39.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
Banyak penelitian komunikasi yang meyakini bahwa khalayak tidak dapat
digolongkan sebagai massa yang tidak memiliki susunan. Namun, khalayak terdiri
atas banyak komunitas yang sangat berbeda, yang masing-masing memiliki nilainilai, gagasan dan ketertarikan sendiri. Isi media ditafsirkan dalam komunitas
menurut makna yang dikembangkan secara sosial dalam kelompok tersebut dan
individu lebih dipengaruhi oleh rekan-rekan mereka daripada oleh media.34
Makna sebuah program atau pesan tidak pernah ditentukan sendiri, tetapi
bersifat komunal. Ini merupakan bagian dari tradisi sebuah kelompok, komunitas
dan budaya. Implikasinya adalah bahwa ketika anda bergabung dalam sebuah
komunitas. Anda menerima kegiatan dan makna yang terus ada dari komunitas
atau kelompok tersebut. Tindakan yang menentukan pemaknaan kelompok untuk
isi media dilakukan dalam interaksi antaranggota kelompok. Dengan kata lain,
bagaimana kita bertindak terhadap media dan pemaknaan apa yang muncul dari
tindakan tersebut disebut interaksi sosial.35
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana penerimaan
khalayak dalam memaknai pemanfaatan media sosial Instagram untuk Online
Shop. Dimana penerimaan tersebut dikategorikan kedalam tiga hipotesis posisi
khalayak dalam proses decoding menurut Hall. Kategori dominant hegemonic
dilekatkan pada khalayak yang memaknai gaya hidup yang sudah serba online
sama sebagaimana yang ditampilkan melalui online shop yang ada pada media
sosial Instagram. Kategori negotiated dilekatkan pada khalayak yang memaknai
gaya hidup belanja onlinne sama seperti nilai-nilai dominan yang ditampilkan
melalui online shop Instagram namun dalam pemaknaan tersebut mereka juga
menyatakan ketidaksetujuannya dengan beberapa aspek yang menurutnya tidak
sesuai dengan latar belakang sosial dan budayanya. Sedangkan kategori
oppositional dilekatkan pada khalayak yang cenderung melakukan pemaknaan
yang berlawanan dengan gaya hidup komsumtif yang ditampilkan oleh online
shop Instagram.
34
Stephen W. Littlejohn dan Keren E. Foss, Teori Komunikasi (Theories Of Human
Communication), (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hal: 419.
35
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download