ISSN 1410 - 413X Juni 2001 Volume 13 Nomor 1 Perubahan Kandungan Bahan Organik dan Protein pada Fermentasi Campuran Onggok dan Kotoran Ayam Kompetensi Perkembangan Oosit Sapi Hasil Kriopreservasi dengan Metode Pembekuan Lambat Hubungan antara Sifat Andik dan Kelas Kesesuaian Lahan di Bromo-Tengger-Semeru Induksi Pembentukan Umbi Mikro Uwi (Dioscorea alata L.) Perubahan Hematologik dan Struktur Organ Osmoregulasi Ikan Tawes (Puntius javanicus Blkr) setelah dipelihara dalam Medium Kalsium Hipoklorit (Ca(OCI)2 Peranan Chitin dari Limbah Pengolahan Udang sebagai Pemaeu Pertumbuhan Ikan Gurami, Osphronemus gourami (Laeepede) O. Sjofjan, Aulani'am, Irfan D., Surisdiarto S. Wahjuningsih, S. Djati, G. Ciptadi, N. Isnaini, A. Pramana, Suyadi 9 M. Munir 16 T. Wardiyati, F. Matulessy, S.M. Sitompul, I. Mariska 29 H. Suprastyani 35 H. Kartikaningsih, Y. Suryanti, Subagyo, A.M. Hariati, D.G.A. Wiadnya 44 Pengaruh Pengolahan Tanah dan Dosis Pupuk P terhadap Kadar C Organik Tanah, Serapan P, . Hasil dan Mutu Tembakau di Tanah Andosol, Kabupaten Temanggung; Jawa Tengah Djajadi, N'.Aini, R. Suntari, . A.S. Murdiyati Pengaruh Enzim Papain dalam Ransum Pakan terhadap Pertumbuhan dan Deposisi Nutrien pada Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) Soelistyowati, AW. Ekawati, M.R. Fadholi, M.S. Widodo, B.S. Widodo 65 M. Dewani, Syekhfani, Syamsulbahri, MDawam, N. Aini 76 Kajian Ekologis Caeing Rambut (Tubifexsp.) dalam Upaya Mengorbitkannya sebagai Indikator Biologis Peneemaran Bahan Organik di Perairan M.A. Fadholi, Mulyanto, U. Zakiyah 82 Pengaruh Senyawa Anestetik Linamarin Biji Karet (Hevea brasiliensis, Muell. Arg) pada Transportasi Ikan Gurami Ukuran Konsumsi sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Ikan Gurami Segar dan Hidup B. Susilo W., E. Yuli H., M. Musa 92 Pengaruh Persentase Naungan dan Varietas terhadap Hasil dan Kualitas Bunga Krisan , (Chrysanthemum morifolium Ram.) Pola Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat (BAL) Asal Usus Halus Sapi Perah pada Berbagai Suhu Lingkungan Identifikasi, Biologi, Komposisi, dan Daerah Penyebaran Sumberdaya Ikan Teri (Stolephorus spp.) di Perairan Selat Madura H. Soetanto, M.C. Padaga, Y.N. Angraeni 103 D. Setyohadi, JI. Widodo, D. Nugroho, D.G.A. Wiadnya, A.M. Hariati 109 Penanggung Jawab: Prof. Dr. H. Eka Afnan Troena, S.E. (Rektor) Waldl: Prof. Dr. Ir. H. Luqman Hakim, M.S. (Ketua Lembaga Penelitian) DEWAN REDAKSI Ketua, Prof. Dr. Ir. H. Moch. Munir M.S. Anggota, Prof. Dr. Ir. Soemamo, M.S. Prof. Dr. dr. H. Djanggan Sargowo, DSPD, DSPJ Prof. Dr. Sutiman B. Sumitro, SU Dr. Ir. Rustidja M.S. Prof. Dr. Ir. Hj. Liliek SulistJowati Alamat RedaksUPenerbit: Lembaga Penelitian, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Malang 65145 Telp. (0341) 551611 psw. 301,575824. Fax. (0341) 575823 [email protected]. JURNAL ILMU-ILMU HAYATI (Life Sciences), V0L.13 - NO.1, JUNI2001 ------------------. PENGARUH PENGOLABAN TANAH DAN DOSIS PUPUK P TERHADAP KADAR C ORGANIK TANAH, SERAPAN P, BASIL DAN MUTU TEMBAKAU DI TANAH ANDOSOL, KABUPATENTEMANGGUNG,JAWA TENGAH Djajadi 2), N. Aini 1), R. Suntari 1), dan A.S. Murdiyati 2) Faku1tas Pertanian Universitas Brawijaya 1) Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang2) ABSTRAK Penelitian dilakukan di Desa Glapansari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2000. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh cara pengolahan tanah dan dosis pupuk P terhadap kadar C organik tanah, kadar P jaringan tanaman, pertumbuhan (tinggi tanaman), basil (berat daun basah dan rajangan kering), serta indeks mutu dan indeks tanaman tembakau temanggung. Perlakuan yang diuji adalah cara pengolahan tanah (Pengolahan tanah minimal dan intensif) dan dosis pupuk P (0, 36, 72, 108 dan .! ~ -'\ ~'" ~:O~/ha). Rancangan Petak Terbagi dengan empat kali ulangan digunakan dalam penelitian iru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan antara pengolahan tanah dan dosis pupuk P berpengaruh terhadap kadar P jaringan tanaman Kadar C organik Iebih unggi 36% pada tanah dengan pengolahan tanah minimal daripada kadar C organik tanah dengan pengolahan tanah intensif. Pengolahan tanah minimal dengan dosis 72 kg P20s/ha menghasilkan kadar P tertinggi (0,53%). Pemupukan P berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman yang diekspresikan oleh peningkatan tinggi tanaman. Perbedaan cara pengolahan tanah dan peningkatan dosis P sampai 144 kg Pz05/ha tidak berpengaruh terhadap hasil berat daun basah dan rajangan kering. Dosis pupuk P berpengaruh terhadap indeks tanaman, dan dosis 36 kg P20sfha cudah cul=p untuk U1cU~:>asi1kan nilai indeks tanaman yang tinggi. Kata kunci: Pengolahan tanah, Dosis pupuk P, Kadar C-organik tanah, Srapan P, Tembakau, Andosol THE EFFECT OF TILLAGE AND FERTILIZER APPLICATION RATES ON c SOIL ORGAl\TICMATERIAL, P ABSORBTION AND TOBACCO QUALITY IN ANDOSOL, TEMANGGUNG REGENCY, CENTRAL JAVA. ABSTRACT This study was conducted in Glapansari Village, Bulu District, Temanggung Regency, Central Java between May and October 2000. The aim of this study was to find out the effects of tillage practices used and P fertilizer application rates on the soil C organic material contect, the P content in plant tissue, on the resulting growth (height) and on both fresh and dried cut leaf weights rates achieved, and also of tobacco quality and Temanggung tobacco indexes. The tillage activities studied were tillage practice (both low and intensive) and P fertilizer application rates (0,36,72,108 and 144 Kgs PzOsfHa. A split plot randomized design with 4 replicates was used. 56 • ------------ Pengaruh Pengolahan Tanah dan Dosis Pupuk P Terhadap Kadar C Organik Tanah, Serapan Results show that the interaction between soil tillage P application rates affected P content in tobacco plants. The soil C organic material content for low tillage rate soils was 36% higher than for those having intensive tillage Soils with low tillage and 72 Kgs P20s/ha gave the highest tobacco plant P content. However, neither differing tillage practices nor higher P fertilizer rates had significant affects on fresh and dried cut leaf weights Fertilizer application rates influenced plant index, and the P fertilizer application rate of 36 kgs P20s/ha was sufficient to achieve a high plant index. Keywords: Soil tillage, P rates, Soil C organik, P absorbtion, Tobacco, Andosol PENDAHULUAN Terikatnya ion fosfat pada permukaan mineral tanah Andosol juga menyebabkan kebutuhan pemupukan P yang tinggi, yaitu melebihi dari dosis yang diperlukan untuk mengurangi afinitas ion fosfat (Munir, 1998). Hal ini yang menyebabkan peningkatan dosis pemupukan P dari 0 sampai 90 kg P20S tidak menunjukkan pengaruh terhadap hasil dan mutu tembakau Temanggung (Rochman et al., 1999). Oleh karena peranan unsur P yang sangat penting dalam pertumbuhan, hasil dan mutu tembakau, maka meskipun peningkatan dosis pupuk P tidak nyata pengaruhnya, saat ini petani menambahkan pupuk P sampai dosis 138 kg P20S/ ha (Balittas, 1990). Namun dernikian dosis pupuk P yang tinggi tersebut dikhawatirkan akan semakin menambah akumulasi unsur P di dalam tanah, sehingga harus dikurangi dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemupukan P adalah dengan usaha konservasi bahan organik, yaitu antara lain dengan cara mengurangi intensitas pengolahan tanah. Konservasi bahan organik dengan cara mengurangi instensitas pengolahan tanah temyata selain dilaporkan dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah, juga dapat meningkatkan enzim fosfatase yang dibutuhkan oleh bakteri palarnt fosfat dalam meningkatkan aktivitasnya (Oberson et al., 1993). Oleh karena itu penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan dosis pemupukan P terhadap kadar C organik tanah, serapan tanaman tembakau terhadap unsur P, pertumbuhan (tinggi tanaman), hasil (berat daun basah dan rajangan kering), indeks mutu, dan indeks tanaman tembakau temanggung, Tembakau merupakan komoditi utama bagi 15.600 petani di Kabupaten Temanggung, dan menyumbang pendapatan petani sebesar 70-80% dari total pendapatan usahataninya.Budidaya tembakau ini tersebar di enam kecamatan dengan luas areal penanaman 20.000 ha. Dengan kekhasannya yang aromatis, maka tembakau temanggung dibutuhkan oleh hampir semua pabrik rokok kretek, sehingga harganya paling mahal dari harga tembakau jenis lokal yang lain. Hal ini yang mendorong petani untuk memacu peningkatan produksi dan mutu tembakau dengan mengelola lahan secara intensif, baik dalam hal pengolahan tanah maupun dalam hal pemupukan. Di Temanggung, pengolahan tanah intensif pada jenis tanah Andosol diduga telah menyebabkan menurunnya kadar C organik tanah. Murdiyati et al. (1991) melaporkan bahwa lahan-lahan di 9 desa sentra produksi tembakau di Temanggung mempunyai kadar C organik tanah yang sangat rendah. Selain itu pengolahan tanah intensif yang di. lakukan pada jenis tanah Andosol yang bersifat remah, seperti halnya jenis tanah di Temanggung, akan semakin memperkecil ukuran partikel tanah dan porositas tanah, yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan sistem perakaran. Kondisi ini diperparah oleh sifat tanah Andosol yang mempunyai afinitas tinggi terhadap ion fosfat, karena terikat oleh Al-oktahedral di permukaan alofan mineralnya (Munir, 1998). Hal ini dibuktikan oleh Murdiyati et al (1991) yang menemukan kadar P tersedia di lahan tembakau di Temanggung adalah sangat rendah sampai rendah (2-20 ppm). 57 JURNAL ILMU-ILMU HAYATI (Life Sciences). VOL.13 - NO.1. JUNI 2001 ------------------ MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Desa Glapansari, Kecamatan Parakan,Kabupaten Temanggung, yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2000. Jenis tanah lokasi penelitian adalah Andosol dengan sifat-sifat fisik dan kimia tanah seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel L Sifat-sifat fisik dan kimia tanah penelitian Sifat-Sifat pH H20 1:1 KCll N Ka~~r . 4.20 C organik (%) 4.80 1.12 (Rendah/h.m) N total (%) 0.17 (Rendah/low) CIN ratio 7 (Rendah/low) P Olsen (mg/kg) 8. 12 (Sangat rendah/ very low) P total (mg/kg) 449.96 (Sangat tinggi/ very high) K (NH~OAc I N pm) (me/Ioug) Ca (NH40Ac 1 N pH7) (meIlOO14) Mg (NH~OAc IN pH7) (me/IOOg) Aldd (KCl 1 N) (me/IOOg) 2.46 (Sangat tinggi/ very high) 0.06 Fedd. (KCl I N) (me/IOOg) 0.35 0.40 (Sangat rendah/ very low) 3.80 (Tinggi/high) Pasir (%) 36 Debu (%) Liat (%) 49 25 Tekstur Lempung berdebu Rancangan Kelompok Petak Terbagi dengan empat kali ulangan digunakan dalam penelitian ini. Sebagai petak utama adalah cara pengolahan tanah dan sebagai anak petak adalah dosis pupuk P. Pengolahan tanah yang diuji terdiri atas dua cara, yaitu (1) Pengolahan tanah intensif (cara petani setempat) dan (2) Pengolahan tanah minimal. Dosis pupuk P yang diuji terdiri dari lima level, yaitu sebanyak 0, 3(), 72, 108 dan 144 kg P205/ha atau setara dengan 0, 5, 10, 15 dan 20 g SP36/tanaman. Pengolahan tanah intensif dilakukan dengan cara mencangkul dan membalik pennukaan tanah sampai kedalaman 30 em. Setelah tanah selesai diolah, maka dibuat guludan penanaman dan lubang temp at pupuk kandang (kowakan). Sedangkan pengolahan tanah minimal dilakukan dengan langsung membuat guludan penanaman dan lubang • temp at pupuk kandang (kowakan). Sambil membersihkan sisa-sisa tanaman jagung yang ditanam sebelum tanaman tembakau. Pemberian pupuk kandang dilakukan sehari sebelum tanam yaitu sebanyak 0,75 g I tanaman. Demikian juga halnya dengan pemberian pupuk SP 36 sebagai sumber pupuk P dilakukan sehari sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan. Pupuk ZA digunakan sebagai pupuk dasar diberikan dua kali sebanyak 30 g/tanaman, yaitu 15 g/ tanaman pada umur 7 hari setelah tanam (RST) dan sisanya pada umur 21 HST .' Bibit tembakau temanggung jenis Genjah Kemloko ditanam dengan jarak 80 em x 50 cm pada minggu ketiga bulan Mei 2000. Penanaman tersebut mengalami keterlarnbatan karena pada bulan Mei curah hujan di lokasi penelitian sudah sangat berkurang. Oleh karena itu pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, selain pengendalian hama, penyiangan gulma, pemangkasan, dan pengendalian sirung (tunas ketiak daun). Penyiraman dilakukan setiap tiga hari sekali dengan cara menyiram tanaman sebanyak 0,5 liter air/tanaman. Pengendalian hama ulat selain dilakukan dengan cara mekanis, juga dilakukan dengan menyemprotkan insektisida matador. Penyiangan gulma dilakukan secara mekanis. Pemangkasan bunga tembakau dilakukan pada saat kuncup bunga mulai tampak. Sedangkan strung dikendalikan dengan menggunakan Prol. Panen dilakukan dengan memetik daun sebanyak lima kali sesuai dengan kemasakan daun. Pengamatan dilakukan terhadap parameterparameter kadar C organik tanah, kadar P jaringan tanaman, tinggi tanaman, luas daun, berat daun basah dan berat kering daun rajangan, dan indeks mutu tembakau, serta indeks tanaman. Kadar C organik tanah Sampel tanah untuk penentuan kadar C organik tanah dikumpulkan setelah tanaman tembakau selesai dipanen. Pengambilan sampel dilakukan sampai kedalaman 10 em sebanyak 1 titik yang ditentukan secara aeak pada setiap plot perlakuan. Penentuan kadar C organik tanah berdasarkan metode Walkley Black. ° 58 . • ------------ Pengaruh Pengolahan Tanah. dan Dosis Pupuk P Terhadap Kadar C Organik Tanah, Serapan Kadar P jaringan tanaman Jaringan tanaman yang dianalisa untuk penentuan kadar P meliputi daun, batang, akar, tunas ketiak daun, dan bunga yang berasal dari satu tanaman yang diambil pada setiap perlakuan. Kadar P ditentukan berdasarkan metode kolorimetri. Indeks Tanaman Indeks tanaman menggambarkan nilai hasil penjualan tembakau, yaitu hasil perkalian antara hasil tanaman (berat kering rajangan per hektar) dikalikan indeks mutu. .. BASIL DAN PEMBABASAN Kadar C organik Tingg! tanaman Hasil analisis ragam terhadap parameter kadar Parameter tinggi tanaman diukur pada 10 C organik tanah diketahui bahwa interaksi pertanaman sampel per perlakuan dan dilakukan secara periodik pada umur 30, 45 dan 65 HST.Tinggi lakuan antara pengolahan tanah dan dosis P tidak tanaman diukur mulai pangkal batang sampai titik berpengaruh nyata.Pengaruh masing-masing faktor perlakuan pengolahan tanah dan dosis pupuk P tumbuh, yaitu tunas pucuk pada ujung batang. terhadap kadar C organik tanah yang sampelnya Berat daun basah dikumpulkan dan dianalisis setelah panen temBerat daun basah merupakan jumlah berat bakau berakhir disajikan pada Tabel 2. dari berat masing-masing petikan, yaitu berat yang Tabel2. Pengaruh pengolahan tanah dan dosis pupuk P terhadap kadar C organik tanah setelah di ditimbang setelah daun dipetik. tanami tembakau temanggung Genjab KemJoko Berat daun rajangan kering Berat daun rajangan kering merupakan berat total daun setelah melalui proses perajangan dan pengenngan. PerJakuan Pengolahan tanah Minimal Intensif BNT(LSD)S% Mutu tembakau Mutu tembakau dilakukan pada tembakau rajangan dan penilaiannya dilakukan oleh PT. Gudang Garam, sebagai konsumen terbesar tembakau temanggung. Penilaian mutu tembakau dilakukan pada sampel rajangan seberat 100 g yang diambil dari setiap perlakuan pada setiap kali petik atau panen. Setelah diperoleh nilai mutu dan harganya, maka mutu tembakau diekspresikan dengan nilai indeks mutu (grade index) yang nilainya ditentukan de~gan rumus: 1M = ...:;.,i=....:.I x Bi) _ I 1.34 a" 0.98 b I I O.lS I US I 101 BNT(LSD) t.n. 5% I U8 1.28 Ll9 12.52 Dari Tabel 2 diketahui bahwa lahan yang di olah secara minimal mempunyai kadar C organik tanah lebih tinggi daripada lahan yang diolah intensif Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengolahan tanah secara intensif menurunkan kadar C organik tanah sebesar 36% dari kadar C organik tanah pada lahan yang diolah secara minimal. Hasil ini sejalan dengoo penelitian-penelitian LBi 1=1 n I Angka-angka yang didampingi hurufyang berbeda menunjukkan berbedanyata pada tarafp 0.05 dengan uji BNT 5 % (Numbers followed by different letters are significantly different at p 0.05 with LSD 5 %) t.n. = tidak nyata n IM A B I Dosis P (kg P2Oslha) 0 36 72 108 144 KK(CV)% n L(Ai IHKadar C organik tanah Indeks Mutu harga pada tahun penilaian = Berat masing-masing petikan = mutu masing-masing petikan = banyaknya petikan = = Indeks 59 JURNAL ILMU-ILMU HAYATI (Life Sciences), V0L.13 - NO.1, JUNI2001 -----------------. terhadap kadar C organik tanah. Namun demikian terdapat kecenderungan semakin meningkat dosis P akan semakin meningkat pula kadar C organik tanah. yang dilakukan dalam jangka panjang pada jenis tanah dan kondisi iklim yang berbeda. Blecharczyk et al. (1999) dengan penelitiannya cara pengolahan tanah selama tiga tahun di daerah yang beriklim sub tropis, yaitu di Poznan, Polandia, melaporkan bahwa pengolahan tanah minimal meningkatkan kadar C organik tanah dibandingkan dengan pengolahan tanah intesif. Demikian juga halnya dengan hasil penelitian jangka panjang selama 25 tahun yang dilakukan .Zhi Guo et al. (1998) yang memperoleh bahwa kadar C organik tanah pada lahan yang diolah minimal adalah nyata lebih tinggi daripada kadar C organik tanah yang diolah intensif. Pada penelitian ini, pengolahan tanah minimal yang dilakukan dalam satu tahun musim pertanaman tembakau telah mampu untuk mengkonservasi bahan organik tanah (C organik yang lebih tinggi). Hal ini dimungkinkan karena jenis tanah penelitian termasuk remah dengan kandungan pasir 36% dan debu 49% (Tabel 1). Pada kondisi jenis tanah yang demikian, pengolahan tanah intensif akan lebih mudah dikerjakan dan akan lebih mempercepat proses dekomposisi bahan organik tanah. Seperti halnya yang dinyatakan oleh Golchin et al. (1995) bahwa pembersihan lahan dan pengolahan tanah akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik tanah, sehingga akan mengurangi kadarnya di dalam tanah. Pengolahan tanah intensif dalam penelitian ini dilakukan dengan membuang sisasisa tanaman dan mencangkul dan membalik tanah, sehingga akan lebih mempercepat kehilangan kadar bahan organik tanah. Selain itu karena adanya proses pembalikan solum tanah pada saat pencangkulan akan menyebabkan bagian bawah solum tanah akan lebih terekspose oleh sinar matahari yang juga akan mempercepat proses dekomposisi. Dengan melakukan penelitian di daerah tropis, Ley et al. (1990) juga melaporkan bahwa pembersihan sisa-sisa tanaman dan pengolahan tanah telah menyebabkan penurunan kadar bahan organik tanah. Dari Tabel 2 diketahui bahwa pemberian pupuk P sehari sebelum tanam menunjukkan bahwa peningkatan dosis pupuk P dari 0 sampai 144 kg P20siha ternyata tidak berpengaruh nyata Kadar P jaringan tanaman Interaksi perlakuan antara pengolahan tanah dan dosis pupuk P berpengaruh nyata terhadap kadar P jaringan tanaman (Tabel 3). Pengolahan tanah minimal yang disertai dengan pemberian dosis pupuk P sebanyak 72 kg P20siha menyebabkan tanaman berkadar P tertinggi dalam jaringan tanamannya tembakau, yaitu sebesar 0,53%. Tabel3. Pengaruh interaksi antara pengolahan tanah dan dosis pupuk P terhadap kadar P jaringan tanaman tembakau temanggung Genjah Kemloko , .. PerJakiJan Pengolahan x Dosis P Tanah (kR P20S /ha) Minimal 0 36 72 108 Intensif 144 0 36 72 108 144 BNT (LSD) 5% KK(CV)% .: "C K!l~~rP -; OJ3b 0.33 b 0.53 a O.26b OJ7b 0.34 b OJOb 0.24 b 0.30b 0.35 b 0.15 24.26 Tinggi Tanaman Pertumbuhan tinggi tanaman tembakau Temanggung pada umur 30, 45 dan 60 HST nyata dipengaruhi oleh peningkatan dosis pupuk P. Dari Tabel 4 diketahui bahwa semakin banyak pupuk P yang diberikan maka akan semakin tinggi pula tanaman tembakau. Pada ketiga waktu pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa peningkatan tertinggi dicapai pada dosis P tertinggi, yaitu 144 kg P20S. Namun demikian dosis 36 kg P20stidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan dosis tertinggi tersebut dalam meningkatkan tinggi tanaman. Unsur P merupakan salah unsur terpenting setelah unsur N yang dibutuhkan tanaman 60 Pengaruh Pengolahan Tanah dan Dosis Pupuk P Terhadap Kadar C Organik Tanoh, Serapan • ------------ rajangan kering tembakau. Demikian pula halnya dengan peningkatn dosis pupuk P samapai 144 kg P20S ternyata tidak berpengaruh terhadap peningkatan berat daun basah dan berat rajangan kering tembakau. tembakau untuk mendukung pertumbuhan, hasil dan mutunya (Tso,1972). Peranannya yang terlibat dalam proses metabolisme, fotosintesis, dan fosforilasi menyebabkan unsur P akan menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman hila terdapat dalam jumlah yang kurang. Lahan tembakau yang digunakan dalam penelitian ini berkadar P tersedia sangat rendah, yaitu sebesar 8,12 mg/kg (Tabel 1). Hal ini yang mungkin menyebabkan peningkatan dosis P sampai .144 kg P205lha berpengaruh terhadap peningkatan tinggi tanaman pada umur pengamatan 30, 45, dan 60 HST masing-masing sebesar 29,06, 45,61, dan 39,94% dibanding tanaman tembakau yang tidak dipupuk P. Pengaruh dosis tertinggi (144 kg P20slha) terhadap tinngi tanaman tidak berbeda nyata dengan dosis 36 kg P20slha. T abel 5. Pengaruh pengolahan tanah dan dosis pupuk P terhadap berat daun basah dan dauo rajangan kering tanaman tembakau temanggung Genjah Kemloko :< Pengolahan tanah Minimal 'lntensif BNT(LSD) terhadap tinggi tanaman tembakau temanggung Genjah Kemloko pada umur 30, 45 dan 60 HST .' ./> ._ii' 1'>.Tinil!!jdja:riamart'i-"""'" ..',.' BNT (LSD) 5% 'P~d~~k~j~n'~,·.··'··I,.3(J;HsTn.; ·,·4SHST.·'·, ",60BS"f" L .", ....•..•. i I '(p,Mi)' .'.",{li~Pl,•."•... ,(QA)?)C Pengolahan tanah Minimal Intensif 21.28 17.52 33.77 25.95 76.23 56.38 BNT (LSD) 5% Ln t.n t.n 16.76 b* 18.75ab 19.00 ab 20.89 a 21.63 a 23.46 e 27.50 be 31.36 ab 32.84 ab 34.16 a 53.95 e 58.82 be 69.53 ab 73.70 a 75.50 a 3.28 5.34 11.90 18.30 16.09 12.64 Dosis P (kg P205Jha) 0 36 72 108 144 BNT(LSD) KK(CV) % 5% 5% Dosis P (kg P2OsJha) 0 36 72 108 144 4. Pengaruh pengolahan tanah dan dosis pupuk P Tabel .... .',-",;..:•.... ,.' ,o, "'", I KK(CV)% I 3304 3260 483 476 tn tn 2944 3177 3205 3486 3597 430 463 479 500 528 t.n tn 13.62 1109 I I Ln. = tidak nyata Peningkatan pemupukan P tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tembakau (berat daun basah dan berat rajangan kering). Hal ini mungkin berkaitan dengan kurangnya kelembaban tanah akibat terlarnbatnya waktu tanam, sehingga proses kelarutan pupuk P juga berkurang. Sebagaimana halnya yang dinyatakan oleh Holford (1997) bahwa tanarnan menyerap unsur P dalam bentuk ion P dari larutan tanah. Oleh karena itu dengan berkurangnya air dalarn tanah maka kelarutan pupuk P di dalam tanah juga akan berkurang sehingga akan mengurangi serapan P. Meskipun tanarnan tembakau yang ditanam pada lahan yang diolah secara minimal dan dipupuk dengan 72 kg P20S mengandung kadar P jaringan tanaman tertinggi sebesar 0,53%. (Tabel 3). Penelitian ini dilakukan di lahan kering dimana pengairan berasal dari air hujan. Pada kondisi normal, umumnya penanarnan di daerah ini dilakukan: pada minggu keempat bulan Maret sarnpai minggu pertarna bulan April, yaitu pada saat setelah tanarnan jagung dipanen. Angka-angka pada kolom yang sarna yang diikuti huruf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf p 0.05 dengan uji BNT 5 % (Number in the same collumn followed by the letters are not significantly different at p 0.05 with l,SD test 5%). t.n. = tidak nyata Berat daun basah dan rajangan kering Dalam Tabel 5 disajikan pengaruh perlakuan pengolahan tanah dan dosis pupuk P terhadap berat daun basah dan rajangan kering tembakau. Perbedaan cara pengolahan tanah temyata tidak berpengaruh nyata terhadap berat daun basah dan 61 (Life Sciences), VOL.13 - NO.1, JUNI2001 e Sedangkan pelaksanaan tanam pada penelitian ini dilakukan pada minggu ketiga bulan Mei, yaitu pada saat eurah bujan sudah mulai banyak berkurang sehingga diperkirakan juga akan mengurangi kelarutan pupuk P yang diberikan. Tidak berpengaruhnya cara pengolahan tanah terhadap parameter-parameter kadar P jaringan tanaman, pertumbuhan (tinggi tanaman), hasil tanaman (berat dann produksi), indeks mutu dan indeks tanaman diduga karena jenis tanah pereobaan yang bersifat remah (eiri jenis tanah Andosol) sehingga memudahkan untuk pertumbuhan dan perkembangan akar. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan dan perakaran tanaman sangat di pengaruhi oleh sifat kekerasan tanah, yang biasanya diukur dengan ketahanan penetrasi (penetration resistance). Patterson et al. (1995) menyatakan bahwa pertumbuhan akar tanaman akan terhambat bila ditanam pada tanah yang mempunyai kekerasan 2-3 Mpa. Sedangkan Weiacb et al. (1992) melaporkan bahwa perpanjangan tunas akar jagung terhambat pada tanah dengan kekerasan 1,1 Mpa dan pertumbuhan akar serta perkeeambahan terhenti pada tanah dengan kekerasan 2 Mpa. Pada penelitian ini dimana tanaman tembakau ditanam pada jenis tanah Andosol yang remah diduga kekerasan tanah tidak menjadi penghambat pertumbuhan akar tanaman. Oleh karena itu perbedaan eara pengolahan tanah diduga tidak berpengaruh terbadap pertumbuhan akar tanaman, yang pengaruhnya diekspresikan terhadap kadar P jaringan tanaman, pertumbuhan, basil dan indeks mutu tembakau. Parameter indeks tanaman merupakan indikator indeks basil penjualan basil tembakau, yaitu basil perkalian antara parameter basil berat rajangan kering dengan indeks mutu yang dihasilkan. Dengan demikian semakin tinggi nilai indeks tanaman menunjukkan bahwa hasil penjualan ternbakau juga semakin tinggi. Pada penelitian ini pemupukan dosis P sebanyak 108 kg P20s/ba menghasilkan nilai indeks tanaman tertinggi, tetapi dosis pupuk sebanyak 36 kg P20s/ba pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan dosis 108 kg P20siha tersebut. Berpengaruhnya peningkatan dosis P terbadap nilai indeks tanaman tersebut diduga berkaitan dengan nilai indeks mutu yang dihasilkan. Dari anahsis kore1asi didapatkan hasil korelasi yang nyata antara nilai indeks mutu dan indeks tanaman, JURNAL ILMU-ILMU HAYATI Indeks Mutu dan Indeks Tanaman Berdasarkan hasil analisis ragam diketabui bahwa interaksi perlakuan antara pengolahan tanah dan dosis pupuk P tidak berpengaruh nyata terhadap parameter indeks mutu dan indeks tanaman. Oleh karena itu pengaruh masing-masing perlakuan perbedaan cara pengolahan tanah dan peningkatan dosis pupuk P disajikan seeara terpisah, seperti terlibat pada Tabel 6. Tabel6. Pengaruh pengolahan tanah dan dosis pupuk P terhadap indeks mutu dan indeks tanaman tembakau temanggung Genjah Kemloko Perlakuan Pengolahan tanah Minimal Intensif BNT(LSD) 5% Dosis P (kg Pl0s/ha) 0 36 72 108 144 BNT (LSD) 5% KK(CV)% IndeksMutu Indeks Tanaman 54.64 49.28 25.73 23.24 t.n tn 51.44 52.92 50.78 43.34 51.32 21.02 b 24.18 ab 24.15ab 27.99 a 25.80 a t.n 3.57 9.95 11.85 Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti hurufyang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tarafp 0.05 dengan uji BNT 5 % (Number in the same coflumn followed by the letters are not significantly different at p 0.05 with LSD test 5% ); t.n, = tidak nyata Peningkatan dosis pupuk P berpengaruh terhadap indeks tanaman, yang merupakan paramater yang mengekspresikan indeks basil penjualan ternbakau. Peningkatan indeks tanaman tertinggi sebesar 27,99 dihasilkan oleh tanaman tembakau yang dipupuk P dengan dosis 108 kg P205/ha. Namun demikian dosis pupuk sebesar 36 kg P202/ ba sudah cukup untuk memperoleb indeks tanaman tembakau yang tidak berbeda nyata dengan nilai indeks tanaman tertinggi. 62 • ------------- Pengaruh Pengolahan Tanah dan Dosis Pupuk P Terhadap Kadar C Organik Tanah. Serapan dengan persamaan regresi y = 0,346 + 7,21x (R2 = 0,64**, Y = indeks tanaman, X = indeks mutu). Hasil ini menunjukkan bahwa tembakau adalah komoditi yang hasil penjualannya sangat dipengaruhi oleh mutu yang dihasilkan. KESIMPULAN Pengolahan tanah minimal mampu mengkonservasi kadar C organik tanah. Lahan yang diolah secara minimal mempunyai kadar C organik tanah yang lebih tinggi 36% daripada kadar C organik tanah pada lahan yang diolah intensif. Interaksi perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap kadar P jaringan tanaman, yaitu tanah yang diolah minimal dan dipupuk dengan dosis 72 kg P205/ha menghasilkan kadar P tertinggi (0,53%). Pemupukan P berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman yang diekspresikan oleh peningkatan tinggi tanaman pada umur tanaman 30, 45 dan 60 hari setelah tanam, masingmasing sebesar 29,06, 45,61, dan 39,94%. Perbedaan cara pengolahan tanah dan peningkatan dosis P sampai 144 kg P20s/ha tidak berpengaruh terhadap hasil berat daun basah dan rajangan kering.Dosis pupuk P berpengaruh terhadap indeks tanaman, dan dosis 36 kg P20s/hu sudah cukup untuk menghasilkan nilai indeks tanaman yang tinggi. UCAPAN TERIMA KAsm Ditujukan ke Proyek ARM-P Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian yang teJah membiayai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Balittas. 1990. Survei Pertembakauan di Indonesia. Laporan Kerjasama Penelitian Balai penelitian Tembakau dan Tanaman Serat dengan PT. Sampoerna. Bathke,G.R, Cassel,DK, Hargrove,W.L., and Porter, P.M. 1992. Modification of soil properties and root growth response. Soil Science 154 (4): 317329. Blecharczyk,A., Skrzyczak,G., Malecka.I, dan Piechota, T. 1999. EtTect of ditTerentiated soil tillage on physical properties and yield of winter wheat 63 and Pea. Folia Universitatis Agriculturae Stetinensis, Agricultura, 74 : 171 - 179. Blevins, RL. dan frye, w.w. 1993. Conservation Tillage: An ecological approach to soil management.Advances in Agronomy.Edited by Donald, L. Sparkers, 51 : 35 - 78. Franzluebers, A.I dan Arshad, M.A. 1996. Water stable aggregation and organic matter in four soils under conventional and zero tillage. Canadian Journal of Soil Science, 76 : 387 - 393. Golchin, A., Clarke, P, Oades, I.M., Skjemstad, 10. 1995.The etTects of cultivation on the composition of organic matter and structural stability of soils. Australian Journal of Soil Research, 33: 975 - 993. Hawks,S.N. dan Collins, w.x 1986. Principles of Flue Cured Tobacco Production. N.C. State University Holford, I.C.R 1997. Soil Phosphorus: Its measurement, and its uptake by plants Australian Journal of Soil Research. 35 (2): 227 - 290. Ley, GJ., Mullins, c.s., dan lal, R. 1989. Hard-setting behaviour of some structurally weak tropical soils. Soil and Tillage Research, 13 .365 - 381. Munir, M. 1998. "Tanah-tanah Utama di Indonesia", Pustaka Jaya. Jakarta. Murdiyati <\ S 1988 Penetapan taraf hara 1\). P dan T< kritis pada tanaman tembakau virginia fc. Thesis Magister Sains, IPE, Boger. Murdiyati, AS., Dalmadiyo, G, Mukani, Suwarso, Isdiyoso, S.H, Rachman, A, dan Adi, RH 1991. Observasi lahan lincat tembakau temanggung Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang. 31 p. Naidu, R., McClure, ~, McKenzie, N.l, and Fitzpatrick, RW. 1996. "Soil solution composition and aggregate stability changes caused by longterm farming at four contrasting site in South Australia", Aust. I. Soil Res., 34 • 511 - 527. Oberson, A., Fardeau, I.e., Besson, lM., dan Sticher, H. 1993. Soil phosphorus dynamics in cropping systems managed according to conventional and biological agricultural metbods. Biology & Fertility of Soils, 16 (2) : 111- 117. Pikul, J.L.J.R dan Aase, I.K. 1995. Inflitration and soil properties as atTected by annual cropping in the Nortbern Great Plains.Agronomy Journal. 87 (4): 656 - 662. JURNAL ILMU-ILMU HAYATI (life Sciences). VOL.13 - NO.1. JUNI 2001 ------------------- • Unger, P.W. 1995. Organic matter and water stable Rochman, F., Rachman, A, Murdiyati, AS, Suwarso, dan Herawati, A 1999. "Respon galur unggul aggregate distribution in ridge - tilled surface soil. Soil Science American Journal, 59: 1141 - tembakau terhadap pengurangan dosis pupuk fosfat", Laporan Penelitian Balai Penelitian Tem- 1145. Zhi Guo, Zhang, Xu Qi, dan Blevins, RL.. 1998. bakau dan Tanaman Serat. Malang. Tisdall,JM. dan Oades, lM.1982.0rganic matter and water stable aggregates in soils. Journal of Soil Science, 33: 141- 163. Influences of long-term mulched no-tillage treatment on some soil physical and chemical properties and corn yields. Acta Pedologica Sinica., 35 (3): 384 - 391. Tso, T.C. 1972. Physiology and biochemistry of tobacco plants. Dowden, Hutchinson and Ross, Inc. Stroudburg, Pa. 64