perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i EVALUASI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK PADA PENGOBATAN
KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PADA TAHUN 2010
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi
Oleh
Andika Puspita Dewi
NIM. M3508007
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang
telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.
Surakarta, 5 Oktober 2011
Andika Puspita Dewi
M3508007
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK PADA PENGOBATAN
KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PADA TAHUN 2010
INTISARI
Mual dan muntah merupakan efek samping paling ringan yang sering dialami
pasien kanker payudara setelah kemoterapi. Efek samping ini dapat dicegah dengan
pemberian terapi obat antiemetik. Ketepatan dalam pemberian obat antiemetik akan
meningkatkan keamanan dan efektifitas penggunaan obat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penggunaan antiemetik pada pengobatan kanker payudara di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif non analitik secara
retrospektif. Sampel penelitian yang digunakan adalah pasien rawat inap di RSUD
Dr. Moewardi selama tahun 2010 yang menderita kanker payudara, tidak memiliki
penyakit penyerta dan menggunakan antiemetik. Data yang diperoleh kemudian
disajikan dalam bentuk diagram dan tabeluntuk mengetahui penggunaan antiemetik
pasien kanker payudara. Penggunaan antiemetik dievaluasi berdasarkan ketepatan
indikasi, ketepatan obat, ketepatan penderita, ketepatan dosis dan membandingkan
hasil penelitian dengan standar National Comprehensive Canver Network (NCCN)
2010.
Hasil penelitian yaitu pasien yang paling rentan menderita kanker payudara
pada usia 46-50 tahun sebesar 41%. Distribusi stadium kanker payudara terbanyak
pada stadium III sebesar59%. Distribusi keluhan yang paling sering dialami oleh
penderita kanker payudara akibat kemoterapi adalah mual muntah yaitu sebanyak
53%. Distribusi obat antiemetik yang paling sering digunakan penderita kanker
payudara adalah ondansetron sebesar 84%. Penggunaan antiemetik di Instalasi Rawat
Inap Dr. Moewardi Surakarta periode 2010 sudah memenuhi ketepatan indikasi,
ketepatan obat, ketepatan penderita, ketepatan dosis dan sesuai dengan standar.
Kata kunci : mual muntah, evaluasi, dan RSUD Dr. Moewardi
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
AN EVAUATION OF THE ANTIEMETIC DRUG USE IN THE BREAST
CANCER MEDICATION AT THE IN-PATIENT INTALLATION OF
THE LOCAL GENERAL HOSPITAL OF DR. MOEWARDI,
SURAKARTA IN 2010
ABSTRACT
Nausea and vomiting are the lightest side effects experienced by breast cancer
clients following the chemotherapy treatment. They can be prevented by the
antiemetic drug administration. The right antimetic drug administration will increase
the safety and the effectiveness of drug use. The objective of this research is to
investigate the antiemetic drug use in the breast cancer medication at the In-patient
Installation of the Local General Hospital of Dr. Moewardi, Surakarta.
This research used the descriptive non-analytic method retrospectively.
Samples of the research were the hospitalized clients at the Local General Hospital of
Dr. Moewardi, Surakarta in 2010 wqho suffered from the brteast cancer but did not
suffer other disease, and who used the antiemetic drug. The data of the research were
displayed in diagrams and tables to find out the antiemetic drug by the breast cancer
patient. The antimetic drug use was evaluated according to the criteria of right
indication, right drug, right patient. And right dosage and the comparison between the
result of the research and standard of National Comprehensive Cancer Network
(NCCN).
The result of the research are as follows: (1) the clients who are most
vulnerable to the breast cancer are aged 46-50 nyears old (41%); (2) the largest
distribution of the breast cancer stadium is SStadium III (59%); (3) the most frequent
complaints experienced by the breast cancer clients due to the chemotherapy are
nausea and vomiting (53%); (4) the most frequent distribution of the antiemetic drug
used by the breast cancer clients is ondansetrone (84%); and (5) the antiemetic drug
use at the In-patient Instalallation of the Local General Hospital of Dr. Moewardi,
Surakarta in 2010 has fulfilled the criteria of right indication, right drug, right patient,
right dosage and standard.
Keywords: Nause and vomiting, evaluation, and the Local General Hospital of Dr.
Moewardi, Surakarta
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
Tujuan hidup kita bukanlah untuk menjadi berbahagia. Tujuan hidup kita adalah
untuk menjadi sebab bagi kebahagiaan, bagi diri sendiri dan bagi sebanyak mungkin
orang lain (Mario Teguh).
Semangat terbesar yang ada adalah senyum dari orang tua dan orang-orang yang
menyayangi kita.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang selalu menuntunku untuk tetap tabah, kuat, dan semangat
dalam menjalani hidup.
2. Orangtua tercinta yang tidak pernah lelah memberi do’a, kasih sayang, dan
dukungan baik secara moral dan material padaku.
3. Adik saya tersayang, Aprilia yang senantiasa memberi semangat.
4. Keluarga besar saya yang senantiasa mendoakan dan mengingatkan saya untuk
kelancaran TA, terimakasih atas dukungannya.
5. Sahabat-sahabat terdekat Arga, Muthi, Tika, Niska, Awal, Ratna, Nurul, Andra,
Anjan dan masih banyak lagi yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
6. Teman-teman almamater D3 Farmasi UNS Angkatan 2008
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
“Evaluasi Penggunaan Antiemetik pada Pengobatan Kanker Payudara di Instalasi
Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada Tahun 2010”. Tugas akhir ini
dimaksudkan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS.
2. Ahmad Ainurofiq, M. Si., Apt., selaku Kepala Program Studi D3 Farmasi,
FMIPA UNS.
3. Rita Rakhmawati, M. Si.,Apt., selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas
bimbingan dan motivasi yang telah diberikan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
4. Bambang Sugeng Wijanarko selaku kepala bidang pendididkan dan
penelitian RSUD Dr. Moewardi Surakarta atas izin yang telah diberikan
untuk melaksanakan penelitian.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Seluruh staf rekam medikatas bantuan yang telah diberikan selama
penelitian.
6. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta sebagai tempat
penelitian
7. Seluruh mahasiswa D3 Farmasi FMIPA UNS.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa-jasa yang telah
membimbing dan membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya penelitian
ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Surakarta, 5 Oktober 2011
Penyusun
Andika Puspita Dewi
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iii
INTISARI ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xv
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
4
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Kanker Payudara............................................................................
5
1. Pengertian ..................................................................................
5
2. Penyebab ....................................................................................
5
3. Tipe Kanker Payudara ................................................................
6
4. Tahapan Stadium .......................................................................
7
5. Pengobatan Kanker Payudara ....................................................
8
6. Protokol Kemoterapi ..................................................................
9
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Mual Muntah..................................................................................
9
1. Pengertian ..................................................................................
9
2. Patofisiologi ............................................................................... 10
3. Tipe Mual Muntah Akibat Kemoterapi ...................................... 10
4. Klasifikasi Agen Sitotoksik Berdasarkan Resiko Mual Muntah 12
5. Terapi Mual Muntah ................................................................. 12
C. Pengobatan yang Rasional ............................................................. 14
D. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 15
E. Keterangan Empiris ...................................................................... 15
BAB III Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 16
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 16
C. Alat dan Bahan............................................................................... 16
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 16
E. Cara Kerja ...................................................................................... 17
F. Analisis Data ................................................................................. 18
BAB IV Hasil dan Pembahasan
A. Proses Penelusuran Data ............................................................... 19
B. Distribusi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia, dan Domisili ......................................................................... 19
C. Distribusi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium,
Keluhan dan Karakteristik Penggunaan Antiemetik .................... 23
D. Rasionalitas Penggunaan Antiemetik pada Penderita Kanker
Payudara BerdasarkanTepat Indikasi, Penderita, Obat dan Dosis . 28
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 35
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.
Klasifikasi stadium klinis kanker payudara ........................................
7
Tabel II. Klasifikasi agen sitotoksik berdasarkan resiko mual muntah menurut
Dipiro, 2008 ........................................................................................ 12
Tabel III. Obat-obat antiemetik yang digunakan ................................................ 13
Tabel IV. Data indikasi obat-obat antiemetik yang diberikan pada pasien
kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi .......................................... 29
Tabel V. Data rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan
penderita ............................................................................................. 30
Tabel VI. Data rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan obat 31
Tabel VII.Daftar antiemetik yang diresepkan pada pasien kanker payudara di
RSUD Dr. Moewardi .......................................................................... 32
Tabel VIII.Data rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan dosis
............................................................................................................ 33
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan jenis
kelamin .............................................................................................. 20
Gambar 2. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan usia ......... 21
Gambar 3. Diagram persentase penderita kanker payudara berdasarkan domisili
........................................................................................................... 23
Gambar 4. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan stadium ... 24
Gambar 5. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan keluhan ... 25
Gambar 6. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan
karakteristik penggunaan antiemetik ................................................ 27
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data pasien ..................................................................................... 37
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
CTZ = Chemoreseptor Trigger Zone
DCIS = Ductal Carcinoma In Situ
HER = High Estrogen Receptor
IM
= Intramuskular
IV
= Intravena
LCIS = Lobular Carcinoma In Situ
NCCN = National Comprehensive Cancer Network
Prn
= Pro renata (bila perlu)
WHO = World Health Organization
5-HT3 = Golongan antagonis reseptor serotonin tipe-3
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan tumor ganas adalah sekelompok sel kanker yang
menyerang jaringan sekitar/menyebar (metastasis) ke organ lain dalam tubuh. Selsel kanker dapat tumbuh dan membentuk tumor yang dapat menggantikan atau
mengubah jaringan normal baik di payudara dan di bagian lain dari tubuh, seperti
hati, paru-paru atau tulang. Kanker payudara biasanya terjadi pada lobulus
payudara dimana susu diproduksi atau di saluran yang mengalirkan susu dari
payudara. Kanker payudara tidak hanya diderita pada wanita yang sudah
menopause tetapi dapat juga terjadi pada semua usia. Kanker payudara juga dapat
terjadi pada pria tetapi hal tersebut sangat jarang (Anonim, 2010).
Menurut WHO kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak
ditemukan pada wanita. Berdasarkan penelitian WHO, 8-9% wanita akan
mengalami kanker payudara. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker
payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat.
Pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan
lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di
Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa
kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya pada
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
wanita. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker
payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan.
Stadium kanker menurut (National Comprehensive Cancer Network
(NCCN) dibagi ke dalam empat stadium berdasarkan jenis kanker invasif atau
noninvasif, ukuran tumor, jumlah kelenjar getah bening, dan penyebarannya ke
jaringan tubuh yang lain (Anonim, 2010). Kemoterapi merupakan cara untuk
menghambat penyebaran sel-sel kanker dalam tubuh (Rahmawati, 2009). Namun
efek samping yang ditimbulkan adalah mual dan muntah. Mual dan muntah
merupakan salah satu efek samping yang sering terjadi pada pasien yang
mendapat kemoterapi, umumnya disebabkan oleh obat-obat kemoterapi yang
digunakan. Kondisi ini dapat menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi
pasien kemoterapi. Mengingat mual muntah dapat menyebabkan dehidrasi dan
gangguan asupan zat makanan, serta penolakan pasien terhadap pengobatan
antineoplastik maka penatalaksanaan mual-muntah akibat kemoterapi harus
efektif (Firmansyah, 2010).
Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa
78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan
hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat
ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor
gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida,
konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan
pertama merupakan jalan pertama perkembangan kanker payudara.
Pemberian antiemetik harus dilakukan untuk mencegah efek mual,
muntah, dan gejala lain sebagai akibat kemoterapi. Penatalaksanaan pemberian
obat disesuaikan dengan potensi emetogen (agen emetik) kemoterapi dan resiko
mual muntah yang akan terjadi. Obat yang akan menimbulkan resiko mual,
muntah yang tinggi akan diberikan pada hari pertama kemoterapi kemudian
regimen obat lain diberikan pada hari berikutnya (Hesketh, 2008).
Dalam memberikan terapi, RSUD Dr. Moewardi Surakarta memiliki
protokol sendiri untuk menentukan rasionalitas obat-obat antiemetik pada kanker
payudara karena kemoterapi. Selain protokol lokal ini, terdapat juga standar terapi
antiemetik internasional dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN)
tahun 2010. Evaluasi obat-obat antiemetik sangat diperlukan dalam pengobatan
kemoterapi sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang evaluasi
penggunaan antiemetik pada pengobatan kanker payudara di instalasi rawat inap
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah penggunaan antiemetik sudah tepat indikasi, tepat penderita, tepat
obat dan tepat dosis pada pengobatan kanker payudara di Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Moewardi dan sesuai dengan standar dari National Comprehensive
Cancer Network (NCCN) tahun 2010 ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi penggunaan antiemetik
yang meliputi ketepatan indikasi, ketepatan penderita, ketepatan obat, dan
ketepatan dosis pada pengobatan kanker payudara di Instalasi Rawat Inap RSUD
Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2010 dibandingkan dengan standar dari
National Comprehensive Cancer Network (NCCN).
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Mengetahui rasionalitas pengobatan antiemetik pada pengobatan kanker
payudara.
2. Meningkatkan keamanan dan efektifitas obat–obat antiemetik pada pasien
kanker payudara.
3. Sebagai informasi penunjang dalam memberikan obat-obat antiemetik pada
pasien kemoterapi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KANKER PAYUDARA
1. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker yang menyerang jaringan payudara.
Kanker payudara menyebabkan sel-sel terus tumbuh dan membelah secara
abnormal dan tidak terkendali. Jaringan abnormal ini juga dapat menyebar dan
menyerang organ lain dalam tubuh (Anonim, 2010).
2. Penyebab
Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui secara spesifik, akan
tetapi sejumlah faktor diketahui dapat meningkatkan resiko kanker payudara
meliputi:
-
Faktor endokrin
Faktor endokrin sering dikaitkan dengan kejadian kanker payudara.
Hal ini berhubungan dengan durasi terjadinya menstruasi. Resiko kanker
payudara meningkat antara onset menstruasi dan usia kehamilan pertama
dimana terjadi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan reaksi sel
secara berlebih pada jaringan payudara.
-
Faktor genetik
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dapat memperbesar
kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Pada pasien yang
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
demikian cenderung memiliki payudara padat dan penyakit payudara jinak.
Faktor gen mungkin berperan dalam menentukan kepadatan payudara.
-
Lingkungan dan gaya hidup
Diet merupakan faktor lingkungan yang berhubungan dengan asupan
makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan berlemak jenuh seperti
daging (mengandung karsinogen) dapat meningkatkan resiko kanker
payudara. Untuk mencegah resiko kanker payudara disarankan mencukupi
asupan makanan berserat dan vitamin (vitamin A, C, E, dan β karoten)
(Michaud et al, 2010).
3. Tipe Kanker Payudara
Kanker payudara dibagi berdasarkan tempat tumbuh dan menyebarnya
sel-sel kanker, baik di duktus maupun lobulus. Tipe kanker payudara dibagi
menjadi 2, yaitu:
a) noninvasif (carcinoma in situ)
Carcinoma adalah kata lain dari kanker, carsinoma in situ berarti
kanker yang masih dini, terbatas pada jaringan payudara dan belum menyebar
ke organ tubuh lain. Carcinoma in situ terdiri dari lobular carcinoma in situ
(LCIS) dan ductal carcinoma in situ (DCIS). LCIS yaitu sel kanker ada di
lobulus dan tidak tumbuh menembus dinding lobulus jaringan lemak
payudara. DCIS yaitu sel kanker ada di ductus dan tidak menyebar menembus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
dinding ductus jaringan lemak payudara. Tipe invasif punya kemungkinan
berkembang menjadi invasif.
b) Invasif (carcinoma ex situ)
Sel-sel kanker telah menyebar dan menyerang jaringan di sekitar
payudara (Anonim, 2010).
4. Tahapan Stadium
Menurut NCCN (2010), klasifikasi stadium klinis kanker payudara dapat dilihat
pada Tabel I.
Tabel I. Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Payudara
Stadium
0
I
II A
II B
III A
III B
III C
IV
T (Tumor)
T1s
T1
T0
T1
T2
T2
T3
T0
T1
T2
T3
T3
T4
semua T
semua T
N (Nodus)
N0
N0
N1
N1
N0
N1
N0
N2
N2
N2
N1
N2
semua N
N3
semua N
M (Metastase)
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
Keterangan tabel :
T1s : carcinoma insitu adalah non infiltrating intraductal carcinoma dimana tak teraba tumor
T0 : tumor tak teraba, tetapi menyebar ke jaringan terdekat
T1 : diameter tumor 2cm atau lebih kecil
T2 : diameter tumor antara 2-5 cm
T3 : diameter tumor lebih dari 5cm
T4 : tumor dengan segala ukuran dimana telah mencapai dinding dada,
infiltras pada kulit
N0 : pemeriksaan klinis dan pengamatan di bawah mikroskop, kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening
N1 : kanker telah menyebar di 1-3 kelenjar getah bening di ketiak
N2 : kanker telah menyebar di 4-9 kelenjar getah bening di ketiak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
N3 : kanker telah menyebar di 10 atau bahkan lebih di kelenjar getah bening pada ketiak
M0 : tidak terdapat metastase jauh
M1 : sudah terdapat metastase jauh
5. Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara meliputi :
a) Pembedahan
Pembedahan digunakan untuk penatalaksanaan kanker stadium dini.
Pembedahan dapat berupa lumpektomi (hanya menghilangkan tumor dan
sedikit sel normal di sekitar jaringan tumor pada payudara) ataupun
mastektomi (pengangkatan seluruh payudara tanpa nodus limfa dibawah
lengan).
b) Terapi radiasi
Terapi
menurunkan
ini
resiko
diterapkan
setelah
kekambuhan,
juga
menjalani
pembedahan
untuk
sebelum
pembedahan
untuk
mengecilkan masa tumor.
c) Kemoterapi
Kemoterapi juga diterapkan setelah menjalani pembedahan untuk
menurunkan resiko kekambuhan, sebelum pembedahan untuk mengecilkan
masa tumor, dan sebagai terapi utama saat terjadi kekambuhan.
d) Terapi hormonal
Terapi ini bermanfaat pada reseptor estrogen dan progesteron positif
baik pada stadium dini maupun metastasis. Terapi ini digunakan baik secara
tunggal ataupun setelah kemoterapi, misalnya : tamoxifen, letrozol.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
e) Terapi gen
Terapi ini digunakan pada kanker stadium lanjut atau sebagai adjuvan
terapi pada kanker stadium awal, dimana terdapat protein HER2, misalnya
trastuzumab, lapatinib (Rahmawati, 2009).
6. Protokol Kemoterapi
Pendekatan perawatan untuk pengelolaan pengobatan kanker payudara
sangat diperlukan. Pendekatan perawatan dengan pemberian antiemetik bertujuan
untuk mencegah atau menghilangkan mual dan muntah. Antiemetik diperlukan
untuk mengantisipasi terjadinya mual dan muntah agar dapat terkontrol dengan
baik. Dalam penggunaan antiemetik harus dipastikan pemberiannya optimal
dalam setiap siklusnya. Sediaan obat entiemetik dapat berupa oral maupun IV
tergantung kebutuhan dan keadaan pasien. Obat antimetik yang biasa digunakan
adalah golongan 5-HT3 yang efektif dalam dosis tunggal. Penggunaan golongan
kortikosteroid digunakan untuk mual muntah yang tertunda (Anonim, 2011d).
B. MUAL MUNTAH
1. Pengertian
Mual diartikan sebagai keinginan untuk muntah atau gejala yang
dirasakan di tenggorokan dan di sekitar lambung, yang menandakan akan segera
muntah. Muntah diartikan sebagai pengeluaran isi lambung melalui mulut, yang
seringkali membutuhkan dorongan yang sangat kuat (Dipiro, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
2. Patofisiologi
Daerah yang berperan dalam proses mual dan muntah adalah pusat
muntah yang terletak di medula oblongata dan daerah pemicu kemoreseptor/
Cemoreseptor Trigger Zone (CTZ) yang terletak di area postrema. Obat–obat
kemoterapi (atau metabolitnya) dapat mengaktivasi langsung daerah pemicu
kemoreseptor atau di pusat muntah. Beberapa reseptor di kedua daerah tersebut,
termasuk dopamine tipe 2 (DA2) dan serotonin tipe 3 (5-HT3) berperan penting
(Firmansyah, 2010).
Warna dan bau obat-obat kemoterapi (dan bahkan rangsangan yang
berhubungan dengan kemoterapi, seperti tanda di ruang pengobatan atau dokter
atau perawat yang memberi terapi) dapat mengaktivasi pusat muntah yang lebih
tinggi di pusat otak dan memicu muntah. Obat-obat kemoterapi dapat pula bekerja
secara perifer, dengan menyebabkan kerusakan sel di saluran pencernaan, dan
melepaskan serotonin dari sel enterokromafin mukosa usus halus. Serotonin yang
dilepaskan akan mengaktifkan reseptor 5-HT3 pada saraf vagus dan serat aferen
nervus splanknikus yang kemudian membawa sinyal sensoris ke medula sehingga
terjadi respons muntah (Firmansyah, 2010).
3. Tipe Mual-Muntah akibat Kemoterapi
Secara garis besar, didasarkan pada onset-nya, terdapat 3 (tiga) tipe mual
muntah terinduksi kemoterapi / Chemotherapy Induced Nauseae–Vomiting
(CINV) , yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
a) CINV Akut (acute nausea and vomiting)
CINV akut didefinisikan sebagai mual muntah yang terjadi dalam 24
jam setelah pasien mendapat kemoterapi. Pada pasien yang tidak mendapat
profilaksis, keadaan ini dapat terjadi dalam satu sampai dua jam setelah
kemoterapi, dengan insiden puncak rata-rata pada empat sampai enam jam
pertama.
b) CINV Lambat (delayed nausea and vomiting)
CINV disebut onset lambat bila mual muntah terjadi setelah 24 jam
setelah kemoterapi. Sering terjadi pada pemberian cisplatin dosis tinggi. Jika
pasien tidak mendapat terapi profilaksis, biasanya keadaan ini terjadi sekitar
48 sampai 72 jam setelah kemoterapi diberikan, dan berkurang secara
bertahap setelah 2 sampai 3 hari sesudahnya. Meskipun dibandingkan dengan
CINV akut, kekerapan CINV lambat ini lebih rendah, namun CINV ini
kurang dapat diatasi dengan baik oleh obat-obat antiemetik yang ada bila
dibandingkan dengan episode akut. CINV ini, selain akibat pemberian terapi
sisplatin, dapat juga oleh karboplatin, siklofosfamid, dan antrasiklin.
c) CINV Antisipasi (anticipatory nausea and vomiting)
Kondisi ini adalah sebuah kondisi respon pasien yang pernah
mengalami mual-muntah selama siklus kemoterapi sebelumnya. Pemberian
antiemetik selama siklus awal kemoterapi menyebabkan kondisi ini tidak lagi
menjadi masalah signifikan (Firmansyah, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
4. Klasifikasi agen sitotoksik berdasarkan resiko mual muntah
Klasifikasi agen sitotoksik berdasarkan resiko mual muntah menurut
Dipiro (2008) dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Klasifikasi agen sitotoksik berdasarkan resiko mual muntah menurut
DiPiro (2008)
Level 1
(frekuensi
mual
dan
muntah kurang dari 10%)
bevacizumab, bleomycin, busulfan, 2-Chlorodeoxyadenosin, fludarabin,
rituximab, vinblastin, vincristin, vinorelbine
Level 2
(frekuensi
mual
dan
muntah 10% - 30%)
Level 3
(frekuensi
mual
dan
muntah 30% - 90%)
bortezomib, cetuximab, cytarabin ≤ 1g/m2 , docetaxel, etoposide,
fluorouracil, gemcitabine, methotrexate, mitomycin, mitoxantron,
paclitaxel, pemetrexed, topotecan, trastuzumab
carboplatin, cytarabin ≥1g/m2 , cyclophosphamid < 1500mg/m2
,daunorubicin, doxorubicin, epirubicin, idarubicin, ifosfamid, irinotecan,
oxaliplatin
Level 4
(frekuensi
mual
muntah > 90%)
carmustin, cisplatin, cyclophospamid ≥ 1500mg/m2,
dactinomycin, mechlorethamine, streptozotocin
dan
dacarbazin,
5. Terapi mual dan muntah
Secara garis besar terapi yang digunakan meliputi 2 macam, yaitu :
a) Terapi nonfarmakologi
Terapi nonfarmakologi yang digunakan untuk menanggulangi mual
muntah misalnya diet (untuk mual muntah ringan karena pengaruh intake
makanan), intervensi behavioral seperti relaksasi dan hipnotis (Sukandar dkk,
2008).
a) Terapi farmakologi dengan antiemetik
commit to user
13
Tabel III. Obat-obat antiemetik yang digunakan
No.
1.
Golongan Obat
Antasid
Mekanisme Kerja
menetralkan asam lambung
Indikasi
mual muntah
Efek Samping
diare, konstipasi
2.
Antihistamin,
antikolinergik
memotong alur jalannya afferent
visceral
mual muntah
mengantuk, bingung, mulut kering,
retensi urin
Contoh
Al(OH), Mg(OH)2,
CaCO3
difenhidramin
Dosis
15-30 ml
sediaan
larutan
Aturan Pakai
tiap 2-4jam(prn)
25-50mg
tab, cap, larutan
IM, IV
tiap 4-6jam(prn)
tiap 2-4 jam(prn)
tiap 4-6jam(prn)
10-50mg
3.
4.
Antagonis H2
Fenotiazin
menghambat reseptor H2 yang
mensekresi asam lambung
memblokade dopamine yang
mirip CTZ
mual muntah
mual muntah
mengantuk, bingung, pandangan
kabur, mulut kering, retensi urin
sedasi berlebihan
tab, tab hisap,
cap
tab
dimenhidrinat
50-100mg
cyklizin
simetidin
50mg
200mg
tab
famotidin
10mg
tab
nizatidin
75mg
tab
ranitidin
75mg
tab
klorpromazin,
10-25mg
tab, larutan
IM, IV
25-50mg
IM
proklorperazin
5-10mg
tiap 4-6jam(prn)
2xsehari
(prn)
2xsehari
(prn)
2xsehari
(prn)
2xsehari
(prn)
tiap4-6jam(prn)
tiap 4-6jam(prn)
tiap 3-4jam(prn)
tiap 3-4jam(prn)
tiap 4-6jam (prn)
IV
2.5-10mg
5.
Kortikosteroid
6.
Metoclopramide
7.
SSRI
melibatkan penghambatan
prostaglandin
memblokade reseptor pusat
dopaminergik di CTZ
menghambat reseptor serotonin
pre sinap di syaraf sensoris vagus
di saluran cerna
mual muntah
akut dan tunda
mual muntah
tunda
mual
muntah
akut
sakit kepala, perut tidak nyaman
prometazin,
deksametashone
12.5-25mg
8mg
tab, larutan, IM,
IV, supp
IV
extrapiramidal
metoclopramide
10mg
IV
konstipasi, diare, sakit kepala, pusing
ondansetron,
8mg
IV
granisetron,
1mg
IV
dolanosetron,
100mg
IV
13
1 atau 2xsehari
(prn)
tiap 6jam (prn)
3xsehari (prn)
sehari (prn)
sehari (prn)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
C. Pengobatan yang Rasional
Penerapan penggunaan obat yang rasional merupakan pelayanan kesehatan
yang bersifat menyeluruh, melibatkan dokter, puskesmas, dan pengguna obat.
Langkah penting dalam penerapan penggunaan obat yang rasional, yaitu:
1. Diagnosa tepat
2. Peresepan efektif, aman dan ekonomis
3. Pelayanan yang baik
4. Penggunaan obat pasien dengan informasi yang sesuai (Aslam, 2003).
Penerapan penggunaan obat yang rasional
memberi manfaat
yaitu
mengoptimalisasi tujuan pengobatan yang ingin dicapai dengan meminimalkan efek
samping obat dengan rasio manfaat dan resiko yang optimal serta berkurangnya
beban biaya pengobatan yang diperlukan (Aslam, 2003).
Menurut Vance dan Millington (1986), prinsip yang harus dilaksanakan untuk
mencapai pengobatan yang rasional yaitu:
1. Tepat indikasi, merupakan diagnosis penyakit yang akurat
2. Tepat penderita, yaitu tidak ada kontraindikasi/ kondisi khusus yang dapat
mempermudah timbulnya efek samping
3. Tepat obat, yaitu efektif, aman dan ekonomis sesuai dengan kondisi pasien
4. Tepat dosis, yaitu, takaran obat dan lama pemberian obat sesuai dengan kondisi
pasien
5. Waspada efek samping obat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Pasien dengan diagnosis
kanker payudara yang
menjalani kemoterapi
Ketepatan indikasi
Rasionalitas
penggunaan
antiemetik
Ketepatan penderita
Ketepatan obat
Ketepatan dosis
Perlu antiemetik
- Kontraindikasi
- Kondisi pasien
- Keamanan dan kemanfaatan
antiemetik
- Pemilihan cara pemakaian
- frekuensi pemberian
E. KETERANGAN EMPIRIS
Evaluasi penggunaan antiemetik pada pasien kanker payudara di Instalasi
Rawat Inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sudah memenuhi tepat indikasi, tepat
penderita, tepat obat dan tepat dosis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif non analitik secara
retrospektif.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di bagian rekam medik Rawat Inap RSUD dr. Moewardi
pada bulan Juli-September tahun 2010.
C. Alat dan Bahan
Bahan dan sumber data yang digunakan adalah rekam medik/medical record
yang meliputi nomor catatan medik, identitas pasien, diagnosa, catatan pemberian
obat antiemetik, data laboratorium, obat antiemetik yang digunakan (nama obat,
jumlah, dosis, rute penggunaan dan lama pemberian).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini
populasi yang diperlukan adalah semua pasien kanker payudara yang
menggunakan antiemetik di RSUD dr. Moewardi.
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
2. Sampel
Sampel merupakan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Sampel dalam penelitian ini dari pasien kanker payudara di Dr.
Moewardi Surakarta pada tahun 2010 yaitu sebanyak 70 orang dari jumlah pasien
yang ada. Kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu pasien rawat inap di RSUD Dr.
Moewardi selama tahun 2010 yang menderita kanker payudara, tidak memiliki
penyakit penyerta dan menggunakan antiemetik.
E. Cara Kerja
Proposal
Ijin
Penelitian
Pengumpulan
Data
Data deskripsi pasien
Terapi
antiemetik
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Penyusunan
commitTA
to user
Diagnosa
pasien
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
F. Analisis Data
Data rasionalitas penggunaan antiemetik pada pasien kanker payudara periode
tahun 2010 yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif sebagai berikut:
1) Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin, usia dan domisili.
Jenis kelamin, usia dan domisili dihitung dari semua pasien kanker payudara yang
menggunakan antiemetik
2) Distribusi pasien berdasarkan stadium, keluhan dan karakteristik penggunaan
antiemetik.
Stadium, keluhan dan karakteristik penggunaan antiemetik pada pasien kanker
payudara dihitung persentasenya.
3) Rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan indikasi, ketepatan
penderita, ketepatan obat, dan ketepatan dosis.
Analisa rasionalitas penggunaan antiemetik dengan membandingkan indikasi,
penderita, obat dan dosis berdasarkan standar NCCN 2010,
4) Pengolahan data
Data yang diperoleh dianalisis dengan program Microsoft Office Excel 2000.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses Penelusuran Data
Proses penelusuran data dilakukan dengan mengamati dan menganalisa kartu
rekam medis penderita kanker payudara di Instalasi Rawat Inap Dr. Moewardi
Surakarta periode tahun 2010. Selama tahun 2010 ada 251 pasien yang didiagnosa
kanker payudara di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Berdasarkan data tersebut hanya ada 164 pasien yang rekam mediknya ditemukan.
Hal ini dimungkinkan saat pengambilan data, rekam medik pasien tidak dapat
ditemukan pada tempat yang semestinya. Oleh karena itu didapatkan 70 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel yang didapat kemudian dianalisis untuk
menentukan kerasionalan penggunaan antiemetik pada penderita kanker payudara.
B. Distribusi Penderita Kanker Payudara berdasarkan
Jenis Kelamin, Usia, dan Domisili
Penderita kanker payudara di Instalasi Rawat Inap Dr. Moewardi Surakarta
didistribusikan berdasarkan jenis kelamin, usia dan domisili.
1. Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan jenis kelamin
Tujuan penggambaran distribusi penderita kanker payudara berdasarkan jenis
kelamin adalah untuk mengetahui pasien yang paling banyak menderita kanker
payudara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
menderita kanker payudara (97%) dibandingkan laki-laki (3%). Hasil penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.
120
persentase (%)
100
Jenis Kelamin (%)
97
80
60
40
20
3
0
perempuan
laki-laki
jenis kelamin
Gambar 1. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan data di atas kanker payudara tidak terbatas pada perempuan saja,
namun dapat terjadi pula pada laki-laki. Laki-laki juga dapat terkena kanker
payudara, tetapi hal itu sangat jarang terjadi (Michaud et al, 2008). Dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya (Rakhmawati, 2009), pasien pada tahun 2010 lebih
bervariasi. Pada tahun 2008 pasien kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi diderita
oleh perempuan sebanyak 100% dari 75 pasien yang diteliti.
Menurut NCCN, kanker payudara sering terjadi pada perempuan yang sudah
menopause, tetapi dapat terjadi pada semua usia. Perempuan sangat rentan menderita
kanker payudara karena pengaruh peningkatan hormon estrogen dan progesteron
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
yang lebih cepat dibanding laki-laki. Reseptor progesteron dan estrogen dapat
digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan sel kanker. Reseptor ini disebut reseptor
estrogen positif atau reseptor estrogen negatif dan reseptor progesteron positif atau
progesteron negatif (Anonim, 2010).
2. Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan usia
Tujuan penggambaran distribusi penderita kanker payudara berdasarkan usia
adalah untuk mengetahui usia pasien yang mudah menderita kanker payudara.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien usia lebih dari 40 tahun
lebih mudah menderita kanker payudara dibandingkan dengan pasien usia kurang dari
atau sama dengan 40 tahun dan jumlah terbanyak pada pasien wanita pada usia 46-50
tahun. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
35
persentase (%)
30
25
20
15
perempuan
10
laki-laki
5
0
rentang usia
Gambar 2. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan usia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Hasil penelitian di atas dibandingkan dengan penelitian (Rakmawati, 2009)
yang menggolongkan usia dalam rentang tiap 10 tahun dan didapat hasil pasien
kanker payudara paling banyak diderita pada usia 41-50 tahun sebesar 45% dari 75
pasien yang diteliti. Kanker payudara adalah penyebab kematian kanker terbesar pada
wanita usia 20-59 tahun (Michaud et al, 2008). Faktor resiko terjadinya kanker
payudara pada wanita yaitu usia awal menstruasi, usia menopause, dan kemampuan
mempunyai anak. Wanita yang menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun
mempunyai resiko berkembangnya kanker payudara lebih besar daripada wanita usia
16 tahun atau lebih. Tidak punya anak dan usia lebih dari 30 tahun pada kelahiran
anak pertama dapat memperbesar resiko perkembangan kanker payudara, dua kali
lipat. Wanita yang punya anak lebih dari usia 35 tahun mempunyai resiko yang lebih
kecil dibanding wanita yang tidak punya anak (Michaud et al, 2008).
3. Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan domisili
Tujuan penggambaran distribusi penderita kanker payudara berdasarkan domisili
adalah untuk mengetahui domisili pasien kanker payudara yang sering berobat di
RSUD Dr. Moewardi. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pasien yang
berdomisili di luar Surakarta lebih banyak daripada pasien yang berdomisili di
Surakarta. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
20
13
11 10
7
3 1
6
11
6
3
1 1 1 1 1 1
Surakarta
Karanganyar
Wonogiri
Semarang
Salatiga
Boyolali
Sukoharjo
Klaten
Ngawi
Blora
Sragen
Sidoarjo
Magetan
Magelang
Ponorogo
Gunung Kidul
Pacitan
persentase (%)
Jumlah Pasien (%)
Surakarta
Jumlah Pasien (%)
Luar Daerah
Gambar 3. Diagram persentase penderita kanker payudara berdasarkan domisili
Berdasarkan persentase Gambar 3 diketahui pasien kanker payudara di RSUD
Dr. Moewardi mayoritas adalah pasien yang berdomisili di luar daerah Surakarta.
Hasil tersebut sesuai dengan klasifikasi RSUD Dr. Moewardi yang berakreditasi tipe
A. RSUD Dr. Moewardi digolongkan tipe A karena mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis spesialistik maupun subspesialistik yang menjadikan
rumah sakit ini sebagai rumah sakit rujukan tertinggi untuk wilayah Surakarta dan
sekitarnya (Siregar dan Amalia, 2003).
C. Distribusi Penderita Kanker Payudara berdasarkan Stadium, Keluhan dan
Karakteristik Penggunaan Antiemetik
1. Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan stadium
Tujuan penggambaran distribusi penderita kanker payudara berdasarkan stadium
adalah untuk mengetahui stadium kanker yang banyak diderita pasien kanker
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
payudara. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa stadium kanker yang banyak
diderita pasien kanker payudara pada stadium tiga. Hasil penelitian dapat dilihat pada
Gambar 4.
Persentase Stadium Kanker Payudara (%)
7% 1%
17%
16%
I
II
III
59%
IV
Tidak Diketahui
Gambar 4. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan stadium
Hasil penelitian di atas dibandingkan dengan penelitian Rahmawati (2009)
diperoleh hasil yaitu pasien yang dirawat paling banyak pada stadium III sebesar 80%
dari 75 pasien yang diteliti. Pada rekam medik pasien, sebagian besar ditulis dengan
metode TNM, hanya sebagian kecil saja yang ditulis langsung dengan angka romawi.
Metode TNM adalah T (Tumor), N (Nodus), dan M (Metastase), yang
dikombinasikan dan dilambangkan dengan angka romawi ke dalam 5 tingkatan
(stadium 0, stadium 1, stadium II, stadium III, dan stadium IV). Pengelompokan
stadium berdasarkan terapinya dibagi menjadi dua yaitu kemoterapi adjuvan dan neo
adjuvant. Kemoterapi adjuvant diberikan setelah pembedahan dengan tujuan untuk
mencegah kekambuhan pada stadium I dan II. Neoadjuvan adalah kemoterapi yang
bertujuan untuk memperkecil ukuran kanker sehingga kanker dapat diangkat pada
stadium III dan IV (Anonim, 2010). Pada penelitian ini terdapat 7% dari jumlah total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
pasien yang belum diketahui, hal ini dikarenakan data dalam rekam medik pasien
kurang lengkap sehingga menyulitkan dalam menentukan stadium.
2. Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan
Tujuan penggambaran distribusi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan
adalah untuk mengetahui keluhan yang sering dialami pasien kanker payudara akibat
kemoterapi. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa keluhan yang sering dialami
pasien kanker payudara akibat kemoterapi adalah mual muntah. Hasil penelitian
dapat dilihat pada Gambar 5.
60
53
Persentase Keluhan (%)
50
prosentase
40
30
20
20
11
10
10
3
1
0
mual
mual, muntah
diare
pusing
nyeri
mual, muntah,
nyeri
keluhan
Gambar 5. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan keluhan
Hasil di atas sebanding dengan penelitian Rakhmawati (2009) keluhan yang
paling banyak diderita pasien kanker payudara adalah mual dan muntah. Mual
muntah yang diinduksi kemoterapi (chemotherapy-induced-nausea and vomiting–
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
CINV) merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan bagi pasien selama
menjalani terapi kanker. Muntah tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup, tetapi
dapat menyebabkan penolakan pengobatan antineoplastik. Selain itu, muntah yang
tidak terkendali dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan metabolisme yang
mencolok, dan pengurangan masukan zat makanan. Hal ini yang menjadikan
penatalaksanaan mual-muntah akibat kemoterapi harus berjalan efektif (Firmansyah,
2010).
3. Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan karakteristik penggunaan
antiemetik
Tujuan penggambaran distribusi penderita kanker payudara berdasarkan
karakteristik penggunaan antiemetik adalah untuk mengetahui obat antiemetik yang
sering diresepkan dalam mengatasi keluhan mual muntah akibat kemoterapi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa obat antiemetik yang paling
sering diresepkan adalah ondansetron dalam dosis tunggal. Hasil penelitian dapat
dilihat pada Gambar 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
prosentase
27
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
84
1
Persentase Antiemetik (%)
7
1
1
4
antiemetik
Gambar 6. Diagram jumlah penderita kanker payudara berdasarkan karakteristik
penggunaan antiemetik
Ondansetron merupakan antiemetik golongan antagonis reseptor serotonin
tipe 3 (5-HT3). Ondansetron dapat diberikan dalam dosis tunggal sebelum
kemoterapi maupun sesudah kemoterapi (intravena/per oral). Obat ini efektif untuk
mengobati tingkatan terapi penyebab muntah (Firmansyah, 2010). Mekanisme
kerjanya diduga dilangsungkan dengan mengantagonisasi reseptor 5-HT yang
terdapat pada CTZ di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran
cerna (Anonim, 2007b). Ondansetron biasanya diberikan secara iv 30 menit sebelum
kemoterapi. Efeknya diperkuat dengan pemberian dexamethasone (20 mg per infus)
sebelum kemoterapi (Tjay dan Rahardja, 2007). Ondansetron berkompetisi dengan
histamin bebas untuk mengikat reseptor H1. Obat ini juga bersifat kompetitif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
terhadap efek histamin pada saluran gastrointestinal, uterus, pembuluh darah besar
dan otot bronkial. Penghambatan reseptor H1 juga menekan pembentukan edema,
panas dan gatal yang disebabkan histamin (Anonim, 2011a). Obat-obat antimuntah
sering dikombinasi dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan menurunkan
toksisitas.
Golongan
kortikosteroid
seperti
dexamethasone
bekerja
dengan
meningkatkan aktivitas antimuntah bila diberikan bersama antagonis reseptor 5-HT3
(Firmansyah, 2010).
Metoclopramide merupakan golongan benzamid yang berkhasiat antiemetik
berdasarkan awalnya blokade reseptor dopamine di CTZ. Disamping itu zat ini juga
memperkuat pergerakan dan pengosongan lambung yang efektif pada semua muntah
(Tjay dan Rahardja, 2007). Obat ini dapat mencegah muntah pada 30-40% pasien dan
efektif mengurangi muntah pada sebagian besar pasien (Firmansyah, 2010).
Deksamethasone merupakan golongan kortikosteroid. Obat ini efektif untuk
kemoterapi penyebab muntah ringan sampai sedang. Mekanisme antimuntahnya tidak
diketahui secara pasti, tetapi diduga melibatkan penghambatan prostaglandin
(Anonim, 2007a). Kombinasi golongan kortikosteroid dengan golongan 5-HT3 efektif
mengobati antiemetik akut dan tertunda (Hesketh, 2008).
D. Rasionalitas Penggunaan Antiemetik pada Penderita Kanker Payudara
berdasarkan Ketepatan Indikasi, Penderita, Obat, dan Dosis
1. Rasionalitas Penggunaan Zat Emetik pada Penderita Kanker Payudara
berdasarkan Ketepatan Indikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Ketepatan indikasi penggunaan antiemetik pada penderita kanker payudara sudah
rasional sesuai dengan standar NCCN. Data indikasi obat-obat antiemetik yang
diberikan pada pasien kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi dapat dilihat pada
Tabel IV.
Tabel IV. Data indikasi obat-obat antiemetik yang diberikan pada pasien kanker payudara di
RSUD Dr. Moewardi
Antiemetik
Indikasi
ondansetron
kemoterapi dan radiasi yang menyebabkan
mual dan muntah tingkat sedang dan berat
mual muntah terutama pada gangguan saluran
cerna pada pengobatan dengan sitotoksik atau
radioterapi
efektif mengobati mual muntah yang
diakibatkan oleh sitostatika dan kemoterapi
metoclopramide
dexamethasone
Sesuai/
Sesuai
sesuai
Tidak
sesuai
sesuai
Penggunaan antiemetik bertujuan untuk mencegah dan mengurangi mual,
muntah pada pasien kemoterapi. Ondansetron dapat diberikan sebagai obat tunggal
(oral maupun intravena) sebelum kemoterapi dan efektif terhadap semua tingkatan
terapi penyebab muntah. Metoclopramide merupakan obat yang sangat efektif pada
dosis tinggi penyebab muntah. Dexamethasone efektif untuk mengobati penyebab
muntah ringan sampai sedang. Obat-obat antiemetik dapat dikombinasi dengan tujuan
meningkatkan
efektivitas
dan
menurunkan
toksisitas
(Firmansyah,
2010).
Berdasarkan data dari Tabel IV dapat disimpulkan bahwa penggunaan antiemetik
pada penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi sudah tepat indikasi.
Hasil penelitian pada tabel di atas sesuai dengan penelitian rahmawati (2009)
yaitu pemberian obat-obat antiemetik pada pasien kanker payudara sesuai dengan
standar NCCN. Dalam penelitiannya Rakmawati (2009) mengemukakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
pemberian terapi premedikasi dan paskamedikasi disesuaikan dengan tingkat
emetogenik (agen antiemetik) tinggi, sedang dan rendah. Terapi premedikasi
diberikan sebelum kemoterapi sedangkan terapi paskamedikasi diberikan pada hari
berikutnya setelah kemoterapi (hari ke-2, ke-3, ke-4). Menurut protokol kemoterapi,
pemberian terapi premedikasi dan paskamedikasi harus diberikan pada pemberian
kemoterapi.
2. Rasionalitas
Penggunaan
Antiemetik
pada
Penderita
Kanker
Payudara
berdasarkan Ketepatan Penderita
Ketepatan penderita pada pasien kanker payudara sudah rasional sesuai dengan
NCCN dengan mempertimbangkan ada tidaknya kontraindikasi dan interaksi obat
dengan obat. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel V.
Tabel V. Data rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan penderita
Kategori
Uraian
sesuai
tidak sesuai
tidak ada kontraindikasi
ada kontraindikasi
Jumlah
Pasien
70
0
Persentase
(%)
100
0
Kontraindikasi berkaitan dengan kondisi tubuh pasien. Ketepatan pemberian
obat dilihat dari tidak adanya kontraindikasi artinya obat yang diberikan pada pasien
aman digunakan, tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan dan tidak
memperparah
kondisi
pasien
(Widodo,
2004).
Kontraindikasi
penggunaan
ondansetron yaitu hipersensitivitas, ibu hamil, menyusui dan penderita gangguan hati.
Deksamethasone dikontraindikasikan pada kondisi hipersensitif, infeksi cerebral,
pemberian kortikosteroid jangka panjang dapat memperparah cushing. Pemberian
dosis tunggal dalam jumlah besar bila diperlukan selalu dapat dibenarkan, keadaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
yang mungkin dapat merupakan kontraindikasi relatif dapat dilupakan, terutama pada
keadaan yang mengancam jiwa pasien. Kontraindikasi relatif yaitu diabetes mellitus,
tukak peptik, infeksi berat dan gangguan kardiovaskuler lain (Anonim, 2007b).
Metoclopramide kontraindikasi sekresi bronkial pada saluran pernapasan sehingga
memperberat serangan asma akut (Anonim, 2007a).
3. Rasionalitas
Penggunaan
Antiemetik
pada
Penderita
Kanker
Payudara
berdasarkan Ketepatan Obat
Penggunaan antiemetik pada penderita kanker payudara sudah rasional sesuai
dengan NCCN. Pemberian antiemetik sudah tepat obat dengan mempertimbangkan
kondisi fisiologis dan usia pasien yang disesuaikan dengan riwayat pengobatan yang
ada. Data rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan penderita dapat
dilihat pada Tabel VI.
Tabel VI. Data rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan obat
Kategori
Uraian
sesuai
tidak sesuai
kondisi fisiologis, usia pasien
Jumlah
Pasien
70
0
Persentase
(%)
100
0
Ketepatan penderita yaitu pengobatan yang mempertimbangkan kondisi
fisiologis dan usia pasien (Vance dan Millington, 1986). Berdasarkan tabel di atas,
diketahui bahwa pemberian obat-obatan untuk penderita kanker payudara sudah
sesuai dengan ketepatan obat. Hal ini dikarenakan, dalam setiap pemberian terapi
pengobatan selalu dilakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit tumor dan
dokter ahli penyakit dalam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Pemberian antiemetik untuk pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi sangat diperlukan sebagai terapi pendukung untuk mencegah mual dan
muntah. Mual dan muntah merupakan efek samping yang sering dialami pasien
kemoterapi. Prinsip dasar dalam mengambil keputusan tentang pengobatan
antiemetik adalah bahwa pencegahan mual muntah secara lengkap merupakan tujuan
utama. Resiko mual muntah pada pasien tidak dapat diprediksi karena tergantung dari
kondisi fisiologis pasien itu sendiri (Hesketh, 2008).
4. Rasionalitas
Penggunaan
Antiemetik
pada
Penderita
Kanker
Payudara
berdasarkan Ketepatan Dosis
Penggunaan antiemetik pada pasien kanker payudara sudah rasional sesuai
dengan NCCN 2010. Daftar obat antiemetik yang diresepkan dan data rasionalitas
penggunaan antiemetik dapat dilihat pada Tabel VII dan Tabel VIII.
Tabel VII. Daftar antiemetik yang diresepkan pada pasien kanker payudara di RSUD Dr.
Moewardi
No
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
Dosis
Aturan
Pakai
2x1
Dosis
menurut
NCCN
10-40mg
Dosis menurut
Formularium
RS
5mg/ml
1.
metoclopramide
metoclopramide
1amp/12j
2.
ondansetron
cedantron
dantroxal
ondansetron
injeksi
im/iv
injeksi
injeksi
injeksi
4mg/12j
1amp/8j
4mg/12j
2x1
3x1
2x1
8-12mg
(max
32mg/hari)
4mg/2ml
4mg/2ml
4mg/2ml
3.
dexamethasone
dexamethasone
injeksi
1amp/6j
4x1
12mg PO
hari ke-1,
8mg hari
ke-2- hari
ke-4
5mg/ml
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Tabel VIII. Data rasionalitas penggunaan antiemetik berdasarkan ketepatan dosis
Kategori
Uraian
sesuai
tidak sesuai
frekuensi pemberian, cara pemberian,
kesesuaian dosis standar dengan dosis
pemberian
Jumlah
Pasien
70
0
Persentase
(%)
100
0
Berdasarkan tabel diketahui bahwa 70 pasien atau 100%, memenuhi
kesesuaian dalam frekuensi pemberian, cara pemberian, kesesuaian dosis standar
dengan dosis pemberian. Obat-obatan antiemetik pada pasien kanker payudara
diberikan dalam bentuk injeksi karena lebih efektif dan distribusi obat lebih cepat
dibanding cara lain. Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit, melalui kulit atau selaput lendir (Anief, 2006).
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan secara retrospektif dirasa kurang optimal karena data yang diperoleh
kurang lengkap. Hal ini karena keterbatasan pencatatan yang dilakukan rekam medik
oleh petugas kesehatan sehingga data laboratorium dan berat badan pasien kurang
lengkap. Hal lain yang juga merupakan kelemahan dalam penelitian di rumah sakit
ini adalah sulitnya memperoleh protokol kemoterapi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa evaluasi penggunaan
antiemetik pada pengobatan kanker payudara di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Moewardi Surakarta pada tahun 2010 sudah rasional yang memenuhi ketepatan
indikasi, ketepatan pasien, ketepatan dosis, dan ketepatan obat sesuai standar
NCCN.
2. Saran
-
Dapat diteliti lebih lanjut mengenai evaluasi penggunaan antiemetik pada
pasien kanker payudara dengan menggunakan metode kohort.
-
Penyusunan berkas rekam medik sebaiknya lebih teratur, lengkap dan rapi.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh, 2006, Ilmu Meracik Obat, UGM Press, Yogyakarta.
Anonim, 2011a, Dexamethasone, http://www.dinkes.jabarprov.go.id, 8 September
2011.
Anonim, 2011b, Ondansetron, http://www.dinkes.jabarprov.go.id, 8 September
2011.
Anonim, 2011c, Acces Medicine, http://accessmedicine.com, 20 September 2011.
Anonim, 2011d, BC Cancer Agency-SC Nausea protocol, http://www.bcca.bc.ca,
11 November 2011.
Anonim, 2010, Breast cancer, http://www.nccn.org, 20 Juni 2011.
Anonim, 2007a, Farmakologi dan Terapi, edisi 5, bagian Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 297.
Anonim, 2007b, Farmakologi dan Terapi, edisi 4, bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 297, 593.
Aslam, M., Tan, K.C., Prayitno, A., 2003, Farmasi Klinis Menuju Pengobatan
Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, hal: 335-340, PT. Elex Media
Komputindo Kel. Gramedia, Jakarta.
Dipiro, Cecily, V., 2008, Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, dalam
Dipiro, Joseph, T., Talbert, Robert, L., Gary, C,Y.,Gary, R, Matzke.,
Barbara, G, Wells., L, Michael, Posey., sevent edition, 607, 608, Mc
Graw Hill, New York
Michaud, Laura, Boehnke., Espirito, Janet, L., Francisco, J, Esteva., 2008,
Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach dalam Dipiro, Joseph, T.,
Talbert, Robert, L., Gary, C,Y.,Gary, R, Matzke., Barbara, G, Wells., L,
Michael, Posey., sevent edition, 2122-2125, Mc Graw Hill, New York.
Rahmawati, Z.N., 2009, Evaluasi Penggunaan Antiemetik dalam Penatalaksanaan
Mual Muntah karena Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara di Rumah
Sakit Dr. Moewardi Surakarta pada Tahun 2008, Skripsi, Progam Sarjana,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Siregar, Charles J.P., Lia Amalia, 2003, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan
Penerapan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Tjay, Tan H. dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting (Khasiat Penggunaan
dan Efek-efek sampingnya), Edisi IV, Jakarta.
Firmansyah, M. Adi ., 2010, Cermin Dunia Kedokteran: Penatalaksanaan Mual
Muntah yang Diinduksi Kemoterapi,CDK, 37: 249-253.
Hesketh, Paul J., 2008. Chemotherapy
http://www.nejm.org, 22 Juli 2011
Induced
Nauseae
Vomiting,
Vance, M.A. dan Millington, W.R., 1986, Principle of Irrational Drug Therapy,
Int. J. Health science,16(3): 355,361.
Widodo, R., 2004, Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat, cetakan
pertama, Kreasi Wacana, Yogyakarta.
Sukandar, Elin Yulinah., Andrajati, Retnosari., Joseph I, S., I Ketut, Adnyana.,
A, Adji P,S., Kusnandar, ISO Farmakoterapi, 378-381, ISFI, Jakarta
commit to user
Download