1 bab i pendahuluan - Digilib ITS

advertisement
Abstrak
Jacket merupakan suatu struktur yang digunakan pada bangunan lepas pantai. Jacket berfungsi untuk
melindungi pile agar tetap pada posisinya, menyokong deck dan melindungi conductor serta menyokong
sub-struktur lainnya Di dalam perhitungannya, gaya gempa merupakan salah satu aspek penting yang
harus diperhatikan didalam merencanakan stuktur jacket.
Tugas akhir ini bertujuan melakukan analisa pushover pada struktur jacket dengan meninjau
kondisi gempa 800 tahun pada struktur jacket terpancang. Analisa dilakukan pada salah satu jacket
platform di perairan Indonesia yang memiliki sensitifitas gempa cukup tinggi. Analisa dilakukan dengan
menggunakan software SACS milik untuk mendapatkan Reserve Strength Ratio (RSR).
Metode pushover digunakan untuk melakukan analisa kekuatan ultimate struktur. Pada struktur
jacket terpancang akan diberikan beban gempa dalam kondisi 800 tahun, dimana gempa tersebut dapat
digolongkan kondisi gempa yang cukup besar dan berdampak pada kegagalan struktur yang berdampak
runtuhnya struktur jacket terpancang. Setelah memberikan beban gempa lalu akan diberikan beban kerja
pada lantai platform secara linier sehingga struktur benar-benar mengalami keruntuhan. Dari analisa
yang dilakukan akan didapat berapa besarnya beban yang mampu ditopang oleh suatu struktur jacket
terpancang akibat beban gempa dan beban kerja.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Jacket merupakan suatu struktur yang
digunakan pada bangunan lepas pantai. Di dalam
perhitungannya, analisa pushover merupakan
salah satu aspek penting yang harus diperhatikan
didalam merencanakan stuktur jacket. Jacket
berfungsi untuk melindungi pile agar tetap pada
posisinya, menyokong deck dan melindungi
konduktor serta menyokong sub-struktur lainnya
seperti boat landing, barge bumper dan lain-lain.
Elemen utama struktur jacket adalah sebagai
berikut:
 Kaki jacket
 Braces (penguat) vertikal, horisontal
dan diagonal
 Joint pertemuan antara kaki jacket dan
braces
 Skirt pile, dll.
Jacket dikembangkan untuk operasi di laut
dangkal dan laut sedang yang dasarnya tebal,
lunak dan berlumpur. Setelah jacket ditempatkan
di posisi yang diinginkan, pile dimasukkan
melalui kaki bangunan dan dipancang dengan
hammer sampai menembus lapisan tanah keras
kemudian dek dipasang dan dilas. Bahan baku
atau material utama struktur jacket yang
digunakan adalah baja. Baja memiliki sifat-sifat
yang menguntungkan untuk dipakai sebagai bahan
struktur yang mampu memikul beban statik
maupun beban dinamik.
Penilaian jacket dilakukan untuk mengetahui
kelayakan maupun keamanan suatu anjungan
selama waktu operasi. Menurut Murdjito (1996),
Salah satu diantara hal yang sangat penting dalam
analisa suatu struktur bangunan lepas pantai
adalah analisa atas kemampuan suatu struktur
untuk memenuhi target desain yang telah
ditetapkan, termasuk disini adalah bahwa struktur
tidak akan mengalami kegagalan dalam berbagai
kondisi kerja. Analisa tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara untuk mendapatkan
kapasitas maksimal struktur untuk menerima
beban.
Analisa pushover dapat di definisikan suatu
metode yang dipakai dalam menganalisa
keruntuhan struktur dan merupakan analisa
nonlinear dengan pembebanan inkremental untuk
menentukan pembebanan yang menyebabkan
struktur runtuh dan juga merupkan salah satu cara
untuk mengetahui besarnya kapasitas struktur
untuk menerima beban maksimal. Metode yang
dilakukan adalah dengan melakukan simulasi
penambahan beban secara bertahap sampai
struktur tersebut runtuh. Dari hasil tersebut akan
diketahui Reserve Strength Ratio (RSR) atau rasio
kekuatan cadangan struktur untuk mengetahui
apakah jacket platform memiliki cukup kekuatan
dan stabilitas untuk tetap menahan beban akibat
overstress lokal yang melebihi tegangan ijin,
namun tanpa keruntuhan
Untuk memenuhi persyaratan kekuatan,
struktur jacket harus didesain atas gempa periodik
dengan interval kejadian 200 tahun (SL/strength
level) dan gempa jarang dengan interval 800 s/d
1000 tahun (DL/ductility level). Dalam tugas akhir
yang akan saya kerjakan membahas tentang
analisa pushover dengan kondisi gempa yang
cukup tinggi yaitu gempa dengan interval 800
tahun pada salah satu struktur jacket terpancang
Bekapai-BL milik perusahaan minyak TOTAL
1
E&P
E
INDON
NESIA yangg berlokasi di perairan
selat makasarr.
Hal tersebbut di atas tid
dak lepas denngan kondisi
platform
p
lepaas pantai yan
ng beroperasi di perairan
Indonesia
I
kh
hususnya jeniis fixed jackket platform
yang
y
kebanyaakan telah meelebihi umur operasinya.
Maka
M
dari ittu, perlu dilaakukan analissa pushover
untuk
u
mengeetahui bagaim
mana kriteria resiko dari
struktur terseebut menginggat resiko yan
ng diterima
apabila
a
struuktur tersebuut gagal saangat besar
konsekuensi
k
yang
y
terjadi.




Berappa besar RSR
R (Reserve Strength
S
Rasiio)
dari struktur
s
jackeet Bekapai-BL
L akibat bebaan
gempaa ?
Berappa UC (Unityy Check) berddasarkan bebaan
statis ?
Bagaiimana melakkukan pemodelan strukttur
rangkka baja pipa yang dim
modelkan daan
dianallisis dengan pprogram SAC
CS ?
Bagaiimana menggetahui perfforma strukttur
jackett pada annalisa pushhover dengaan
menggunakan proggram SACS ?
UAN
I.3 TUJU
Dengan adanya
a
perum
musan masalahh di atas, makka
Tugas Akkhir ini bertujuuan untuk:
 Dapatt melakukann design struktur jackket
dengaan memenuhii kriteria RSR
R dengan caara
non-liinier
pushhover
anallisis
dengaan
menggunakan proggram SACS .
getahui UC ((Unity Checkk) berdasarkaan
 Meng
bebann statis.
 Melakkukan pemoddelan struktu
ur rangka baaja
pipa yang
y
dimodeelkan dan diaanalisis dengaan
prograam SACS.
 Meng
getahui titik kritis
k
akibat pushover
p
padda
jackett dengan mennggunakan proogram SACS.
ASAN MASA
ALAH
I.4 BATA





Gamb
bar 1.1 Strukturr Bangunan Offsshore
(sumber : Murdjito.
M
1996. Diktat
D
Pengantarr Bangunan
Lepas Pantai.)
I.2
I RUMUS
SAN MASAL
LAH
Permasalahan
P
n dalam Tugaas Akhir ini dirumuskan
sebagai berikkut:
Pemodelan Struktuur jacket.
ware yang digunakan dalaam pemodelaan
Softw
dan annalisa struktuur adalah SAC
CS.
Modaa kegagalan dalam analisa hanya saatu
macam
m moda kegagalan, yaiitu disebabkaan
oleh beban kombinasi ultimate akibbat
pushoover .
Strukttur yang ditiinjau untuk analisa adalaah
strukttur pada bagiaan jacket.
Unity Check.
Softw
ware yang diggunakan dalaam menghitunng
UC (Unity
(
Checkk) Peluang
kegagalaan
membber menggunaakan SACS.
Tidakk meninjau biaya
b
pada struktur jackket
terpan
ncang.
I.5 MAN
NFAAT TUG
GAS AKHIR
Penyu
usunan Tugass Akhir ini dih
harapkan dappat
memberik
kan
manfaat
dalaam
bidanng
ketekniksiipilan, teruutama dalam
m menambaah
wawasan tentang ilm
mu bangunann lepas pantaai.
Output yaang dihasilkaan dalam Tu
ugas Akhir ini
i
diharapkaan dapat mem
mberi kemudaahan bagi paara
mahasisw
wa Teknik Sipil ITS yang inggin
merancan
ng jacket stuccture pada bangunan
b
leppas
pantai dengan memperhitungkan gaya gempa
(seismic analysis) dari suatu struktur dengan
menggunakan program bantu SACS. Diharapkan
juga
dapat
menjadi
referensi
untuk
mengembangkan wawasan keilmuan tentang
bangunan lepas pantai yang lebih kompleks di
Jurusan Teknik Sipil ITS di masa yang akan
datang, sehingga dapat menambah wacana baru
dalam bidang structural engineering. Dapat
membedakan pengaruh beban genpa terhadap
bangunan lepas pantai dengan pengaruh beban
gempa
terhadap
bangunan
onshore
(gedung,dam,jembatan,dermaga)
yang
telah
dipelajari di Jurusan Teknik Sipil ITS selama ini.
level) dan gempa jarang dengan interval 800 s/d
1000 tahun (DL/ductility level). Untuk daerah
gempa dengan aktifitas rendah (percepatan gempa
< 0.05 gravitasi), maka tidak perlu dilakukan
analisa gempa (seismic analysis). Untuk daerah
dengan percepatan gempa antara 0.05g s/d 0.1g,
analisa gempa menggunakan periode 800 s/d 1000
tahun dg tanpa mem-perhitungkan deck
apurtenance dan memenuhi syarat kekuatan, maka
desain dapat diterima. Untuk kondisi ini deck
apurtenance harus didesain berdasarkan gempa SL
tanpa gempa DL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 UMUM
Indonesia termasuk wilayah sering mengalami
gempa bumi baik di daratan maupun perairan
lepas. Untuk mengatasi dan mengurangi resiko
yang terjadi akibat gempa maka diperlukan
bangunan yang tahan gempa baik di darat maupun
di laut, sehingga dalam beberapa dekade terakhir
telah banyak dilakukan penelitian untuk
mendapatkan sistem struktur yang mempunyai
respon paling baik terhadap gempa (Hamzah,
2010).
Menurut ISSC (2006), kekuatan ultimate dari
member dan sistem struktur adalah ukuran
sebenarnya dalam penilaian kekuatan yang berarti,
bahwa kekuatan ultimate adalah kapasitas
maksimal yang dapat dimiliki struktur. Tidak ada
penambahan beban yang dapat dibawa melebihi
kekuatan ultimate. Dibawah kombinasi beban
umum, buckling dan yielding mendominasi
kekuatan ultimate pada saat tegangan tekan
dominan, di mana hanya yielding yang
mendominasi kekuatan ultimate ketika tegangan
tarik dominan.
Keandalan sebuah struktur adalah
kemampuan struktur untuk memenuhi tujuan
desain untuk dispesifikasikan waktu yang
ditentukan. Kebanyakan struktur mempunyai
jumlah moda kemungkinan kegagalan. Maka,
dalam penentuan keandalan struktur harus
dilakukan
perhitungan,
dimana
dalam
perhitungannya ada beberapa tahap (Murotsu,
1986).
Untuk memenuhi persyaratan kekuatan,
struktur jacket harus didesain atas gempa periodik
dengan interval kejadian 200 tahun (SL/strength
Gambar 2.1 Peta Zona Gempa Indonesia
(sumber : Kementerian Pekerjaan Umum; 2010)
II.2
DASAR TEORI
II.2.1 Gambaran Singkat SACS 5.2
SACS adalah program yang dikembangkan
untuk analisa struktur dan desain struktur lepas
pantai dan aplikasi rekayasa sipil pada umumnya.
SACS dikembangkan menggunakan program
bahasa Visual C++ dan Microsoft Foundation
Classes (MFC). Dibawah ini merupakan fitur
utama yang dimiliki oleh SACS.
• Modeling
Fitur ini berisi pemodelan struktur, geometri
dan material properties, peralatan dan
appurtenance, dan pemodelan beban.
• Analysis & Design
Fitur ini dapat melakukan analisa dan desain
struktur. Seperti Linear Static Analysis, Static
condensation (Super Elements), analisa
interaksi struktur Soil-Pile, cek API RP 2A
tubular member dan joint , AISC Check of
Steel Shapes, cek API Bulletin 2V, DNV 30.1
dan DNV RP C201 Stiffened Plate, dan cek
API Bulletin 2U Cylindrical Shell.
• Dynamic Analysis
Dalam analisa dinamis dapat dilakukan solusi
frekuensi dan mode shapes, analisa respon
3
spektrum gempa (Earthquake Response
Spectrum Analysis), analisa time domain
linear dynamic terhadap gelombang reguler,
gelombang acak, ground accelerations and
general time-dependent loads, analisa
frequency domain terhadap gelombang
reguler.
• Non-linear Analysis
Dalam analisa non-linear berisi analisa
inkremen non-linear statis dengan material
dan geometris non-linear. Dan analisa dinamis
terhadap gelombang regular, gelombang acak,
earthquake motions and general timedependent termasuk beban geometric and
material nonlinearities.
• Fatigue
Analisa Spectral and Discrete Fatigue untuk
tubular joints, analisa Spectral and Discrete
Fatigue untuk Steel Shape members, analisa
Spectral Fatigue untuk Finite Elements
utilizing principal stresses dan analisa
Random Wave Fatigue utilizing rain-flow
counting algorithm.
Selain fitur tersebut diatas, SACS mempunyai
fitur model translator. Dimana dalam fitur ini,
SACS dapat menerjemahkan atau mengirim dan
menerima data ke program lain seperti MOSES,
PDMS dan ANSYS. Jadi apabila kita ingin
menganalisa program lain menggunakan SACS,
kita dapat menggunakannya di dalam model
translator.
II.2.2 Gambaran Umum Struktur Jacket
Menurut Hastanto (2000), struktur jacket
merupakan bentuk struktur terpancang (fixed
Structure) yang terdiri atas beberapa komponen
utama yaitu:
 Deck/Geladak yang berfungsi sebagai
penunjang seluruh kegiatan, tempat
fasilitas dan tempat bekerja para personel.
 Template/jacket yang berfungsi sebagai
penerus beban baik beban vertikal dari
geladak maupun beban lateral dari angin,
gelombang, arus dan boat impact ke
pondasi.
 Pondasi yang berfungsi untuk meneruskan
beban dari jacket ke tanah.
Selain itu juga ada subkomponen dari masingmasing komponen utama dari jacket yaitu:
 Subkomponen dari struktur geladak antara
lain: skid beam, plat geladak deck beam,
4
kaki geladak, longitudinal trusses dan
wind girders.
 Subkomponen dari jacket antara lain : legs,
horizontal dan vertical bracing, launch
runner dan detail element (boat landing,
barge bumpers dan walkways).
 Subkomponen dari posisi antara lain : skirt
pile sleeves, skirt pile bracing, piles.
Beberapa sistem jacket yang ada di dunia,
mempunyai perbedaan utama mengenai jumlah
kaki, konfigurasi sistem bracing serta fungsinya.
Jumlah kaki pada setiap jacket bervariasi dari satu
hingga delapan kaki dengan membentuk
konfigurasi tertentu. Demikian juga dengan sistem
konfigurasi bracingnya dari yang sederhana
sampai yang kompleks (McClelland, 1986).
II.2.3 Penilaian Platform
Dalam penilaian sebuah platform yang
sudah ada, terdapat enam komponen proses
penilaian yaitu:
1. Pemilihan anjungan (platform selection).
2. Pengkategorian (categorization).
3. Penilaian kondisi (assessment condition).
4. Cek basis desain (design basis check).
5. Analisa (analysis check).
6. Pertimbangan Mitigasi (consideration of
mitigation)
Kategori untuk keamanan dan keselamatan adalah
sebagai berikut (API RP 2A) :
1. L-1 : adanya personel tanpa evakuasi
(manned non evacuated)
2. L-2 : adanya personel dengan evakuasi
(manned evacuated)
3. L-3 : tidak ada personel (unmanned)
Kategori untuk konsekuensi kegagalan
:
kegagalan dengan konsekuensi
1. L-1
tinggi (high consequence of failure)
2. L-2 : kegagalan dengan konsekuensi
menengah (medium consequence of
failure)
3. L-3 : kegagalan dengan konsekuensi rendah
(low consequence of failure)
Untuk kondisi perairan di luar Amerika dan Teluk
meksiko, pengkategorian yang digunakan hanya
dua saja, yaitu : L-1 dan L-3 dengan konsekuensi
L-1 dan L-3 (API RP 2A, 2002), yang nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan
faktor beban dan RSR.
II.2.4 Teori Pembebanan
Gambar 2.2 Kriteria Penilaian anjugan
(sumber : API RP 2; 2002)
 L-1 High Consequence of Failure
Tingkatan ini berdasarkan atas anjungan utama
yang berpotensial pada sumur aliran minyak atau
gas asam pada saat struktur mengalami kegagalan.
Dengan tambahan, termasuk anjungan dimana
penanganannya tidak direncanakan. Anjungan
yang mendukung transportasi minyak dan fasilitas
penyimpanan untuk pelayaran kapal yang tidak
rutin juga dipertimbangkan menjadi konsekuensi
tinggi.
 L-2 Medium Consequence of Failure
Konsekuensi medium atau menengah berdasarkan
atas anjungan dimana produksi akan dihentikan
selama kejadian desain. Semua sumur yang dapat
mengalir pada saat struktur mengalami kegagalan
harus berfungsi semuanya, subsurface safety
valves yang dirancang dan dicoba berdasarkan
regulasi API. Penyimpan minyak dibatasi untuk
proses inventori dan transfer pipeline.
 L-3 Low Consequence of Failure
Kategori konsekuensi rendah berdasarkan pada
anjungan minimal dimana produksi dapat
dihentikan selama kejadian desain. Semua sumur
yang dapat mengalir pada anjungan pada saat
gagal harus berfungsi keseluruhannya, subsurface
safety valves, yang dirancang dan diuji berdasar
regulasi API. Anjungan yang masuk dalam
kategori ini mempunyai kedalaman operasi tidak
lebih dari 100 feet.
Dalam suatu proses perancangan bangunan
lepas pantai, untuk menentukan kemampuan kerja
suatu struktur akan dipengaruhi oleh beban yang
terjadi pada bangunan tersebut. Sehingga
perancang harus menentukan akurasi atau
ketepatan beban yang akan diterapkan dalam
perancangan.
Menurut (Soedjono, 1999), beban-beban yang
harus dipertimbangkan dalam perancangan
bangunan lepas pantai adalah sebagai berikut :
1. Beban mati (Dead Load)
Beban mati (dead load) adalah beban dari
komponen-komponan kering serta bebanbeban
peralatan,
perlengkapan
dan
permesinan yang tidak berubah dari mode
operasi pada suatu struktur, meliputi: berat
struktur, berat peralatan dari permesinan yang
tidak digunakan untuk pengeboran atau proses
pengeboran.
2. Beban hidup (Live Load)
Beban hidup adalah beban yang terjadi pada
platform atau bangunan lepas pantai selama
dipakai/berfungsi dan tidak berubah dari mode
operasi satu ke mode operasi yang lain.
3. Beban akibat kecelakaan (Accidental Load)
Beban kecelakaan merupakan beban yang
tidak dapat diduga sebelumnya yang terjadi
pada suatu bangunan lepas pantai, misalnya
tabrakan dengan kapal pemandu operasi,
putusnya tali tambat, kebakaran, letusan
4. Beban lingkungan (Environmetal Load)
Beban lingkungan adalah beban yang terjadi
karena dipengaruhi oleh lingkungan dimana
suatu bangunan lepas pantai dioperasikan atau
bekerja. Beban lingkungan yang biasanya
digunakan dalam perancangan adalah : Beban
Gelombang, arus, gempa dan angin.
II.2.5 Kriteria Tegangan Ijin
II.2.5.1 Tegangan Tarik Aksial
Tegangan tarik ijin Ft menurut API RP 2A (2002),
untuk member silinder ditentukan dari:
Ft = 0.6Fy............................................. (2.1)
Dimana : Fy adalah kekuatan yield (Mpa)
II.2.5.2 Tagangan Tekan Aksial
Tegangan tekan ijin Fa menurut API RP 2A
(2002), untuk member silinder ditentukan dari:
 Kl r 2 
 Fy
1 
untuk
2C c2 

Fa 
3Kl r  Kl r 
5/3

8C c
8C c3
Kl/r < Cc .........(2.2)
5
Fa 
12 2 E
23Kl r 
2
12 2 E 
Cc  

 Fy 
untuk Kl/r  Cc..........(2.3)
12
…............................…. (2.4)
Dimana:
Cc = Modulus Elastisitas
E = Faktor Panjang Efektif
L = Panjang tanpa bracing
r = jari-jari girasi
Tegangan tekan ijin Fb menurut API RP 2A
(2002), untuk member silinder ditentukan dari:
D 1500

t
Fy
................ (2.5)
FyD 

Fb  0.84  1.74
Fy
Et 

untuk
1500 D 3000
 
........... ...................(2.6)
Fy
t
Fy
FyD 

Fb  0.72  0.58
Fy
Et 

3000 D
untuk
  300 .............................. (2.7)
Fy
t
II.2.5.4 Konsep Analisa Inelastia Non-Linier
Analisa inelastis global dilakukan untuk
mengetahui apakah anjungan memiliki cukup
kekuatan dan stabilitas untuk tetap menahan
kriteria pembebanan dengan overstress lokal dan
kerusakan ijin, namun tanpa keruntuhan. Pada
level analisa ini, tegangan telah melampaui level
elastis dan pemodelan overstress member,
sambungan dan pondasi harus mengenali kapasitas
ultimate atau juga perilaku post buckling dari
batas pembeban elastis (API, 2002).
Pada analisa ultimate, elemen struktur
dibiarkan untuk menerima beban yang melebihi
kapasitasnya, elemen-elemen dapat meneruskan
beban untuk mencapai kapasitasnya, tergantung
pada ductility dan perilaku pasca elastis elemenelemen tersebut. Beberapa elemen mungkin
menunjukkan gejala kerusakan dan mengalami
inelastis yielding.
6
Analisa batas tegangan ultimate dilakukan
untuk mengetahui kekuatan maksimum struktur
menahan beban yang terjadi. Dalam analisa ini
menggunakan metode pushover dengan cara
penambahan beban lateral sampai struktur
mengalami keruntuhan. Berikut ini merupakan
gambar diagram tegangan regangan struktur baja.
II.2.6 Reserve Strenght Ratio (RSR)
II.2.5.3 Tegangan Bending
Fb  0.75Fy untuk
II.2.5.5 Batas Tegangan Ultimate
Struktur jacket mempuyai Reserve
Strength Ratio (RSR) yang berbeda untuk setiap
arah pembebanan. RSR didefinisikan sebagai rasio
dari beban ultimate lateral anjungan menerima
pada strukturnya kondisi beban lateral lingkungan
800 tahun, dihitung menggunakan prosedur
rekomendasi API RP 2A (2002).
RSR dapat dihitung dengan mengunakan
persamaan:
• RSR
= Beban Struktur Collapse
Beban kondisi awal
= P awal + Total P increment … (2.8)
P awal
Dimana:
P awal
=P pada desain level kondisi 800
tahun.
P increment =P pada analisa pushover
II.2.7 Metode Kegagalan Struktur
Pola kegagalan struktur akan ditinjau pada
member struktur, dimana member yang ditinjau
adalah member pada bagian jacket, yaitu pada
member brace jacket yang mengalami kegagalan.
Sehingga apabila ada salah satu atau lebih member
brace jacket gagal pada lokasi tertentu, kegagalan
member tersebut akan mempengaruhi fungsi dari
struktur jacket. Kegagalan member yang
dimaksud adalah dimana member tersebut sudah
tidak dapat menahan beban yang diterima atau
member tersebut dalam kondisi melebihi kekuatan
ultimate struktur sehingga mengalami deformasi
plastis. Sehingga fungsi dan sistem struktur sudah
tidak memenuhi syarat untuk beroperasi karena
mengalami collapse. Akibat dari kegagalan
struktur tersebut akan menimbulkan resiko yang
mempunyai konsekuensi yang berdampak buruk.
Bahaya yang ditimbulkan bisa bepengaruh pada
keseimbangan ekosistem laut karena merusak
lingkungan laut dan menimbulkan kerugian pihak
owner struktur. Dan yang lebih bahaya lagi adalah
resiko kehilangan nyawa manusia..
II.3
MENGHITUNG DATA GEMPA
Beban gempa dirancang untuk keperluan
perencanaan struktur tergantung pada besaran
percepatan gempa maksimum. Informasi tentang
besaran kwantatif dari suatu gempa dinyatakan
dalam magnitude dengan skala Richter.
Magnitude dari suatu gempa merupakan suatu
besaran untuk mengukur energi yang dilepas oleh
gempa tersebut, dengan demikian magnitude tidak
memberikan
gambaran
langsung
untuk
kepentingan peencanaan struktur.
Kekuatan gempa pada suatu lokasi
bergantung pada karakteristik dari mekanisme
sumber gempa, panjangnya perjalanan gelombang
seismic. Kondisi geologi dan topografi setempat.
Usaha untuk menghitung gerakan seismic pada
lokasi tertentu tidaklah praktis maka sebagai
gantinya digunakan persamaan empiris yang
mengekspresikan parameter gerakan seismic pada
suatu lokasi. Persamaan ini biasa disebut sebagai
persamaan
atenuasi.
Dengan
melakukan
pendekatan dari perhitungan data gempa yang ada
selama 105 tahun.
II.3.1
Hiposenter adalah titik di dalam bumi
yang menjadi pusat gempa bumi atau dapat
dikatakan adalah suatu sumber gempa di
kedalaman bumi dan lokasi pusat gempa
ditentukan berdasarkan pengukuran gelombang
seismic. Menurut (Wahyudi, 2008) Jarak
hiposenter dengan lokasi struktur dapat dihitung
dengan rumus :
.………….….(2.10)
Dimana :
HP
Distance
Depth
= Jarak hiposenter
= Jarak dari episenter ke
lokasi struktur
= Jarak Episenter
Dapat pula digamabarkan hubungan
antara episenter, hiposenter dan distance :
Lokasi
D
episente
Distance
Distance adalah jarak episenter dengan
lokasi dimana struktur
jacket Bekapai-BL
beridiri, sedangkan episenter atau yang juga
dikenal dengan kata episentrum adalah titik di
permukaan bumi yang berada tepat di atas atau di
bawah kejadian lokal yang mempengaruhi
permukaan bumi. Episentrum terletak di atas
dimana gempa terjadi. Episentrum berlawanan
dengan hiposenter, lokasi sebenarnya gempa yang
terjadi di dalam bumi.
Menurut (Wahyudi, 2008) Distance dapat
dihitung dengan mengunakan rumus :
11.....(2.9)
dimana :
D = distance
LU1 = Posisi derajat lintang utara struktur.
LU2 = Posisi derajat lintang utara puast gempa.
BT1 = Posisi derajat bujur timur struktur.
BT2 = Posisi derajat bujur timur pusat gempa.
H
R
Sumber gempa
Gambar 2.3 garis hubung hiposenter, episenter, distance
Dimana :
D = Jarak Episenter ke lokasi
struktur (distance)
H = Jarak Episenter
R = Jarak Hiposenter
II.3.3 Seismic Ground Acceleration
Relasi dari ground acceleration pada
lokasi, magnitude, dan jarak hiposeneter. Menurut
(Mohraz, 2005) Persamaan atenuasi memiliki
banyak
pilihan
cara
dalam
melakukan
perhitungan, pada studi kasus saat ini saya
menggunakan rumus Donovan :
1080 .
25
.
… … … … … … … . . … … … . . 2.11
II.3.2 Hiposenter
Dimana :
7
y = Percepatan gempa dalam Cm/det2.
R = Jarak hiposenter dalam Km.
M = Magnitude dalam skala Richter.
N = Exceedance rate dengan umur
bangunan
T = Periode ulang
Rn = Resiko selama umur bangunan
II.3.4 Annual Exceedance Rate
Dari hasil perhitungan sebelumnya
selanjutnya dihitung annual Exceedance rate (n)
dengan hanya mempertimbangkan percepatan
dengan suatu rumus sebagai berikut (Wahyudi,
2008) :
… . . . 2.12
Dimana :
II.3.8 Faktor Amplifikasi
Setelah melakukan perhitungan dengan
mendapatkan nilai dari percepatan tanah
maksimum maka akan dilanjutkan melakukan
ploting dengan table factor amplifikasi untuk
mendapatkan nilai dari percepatan dan
perpindahan dengan mengalikan nilai percepatan
maksimum dengan harga pada tabel factor
amplifikasi sebagai berikut :
n = Annual Exceedance rate / tahun
II.3.5 Resiko Tahunan
Resiko tahunan sebuah gempa dengan
membererikan suatu periode ulang tertentu maka
untuk dapat menghitung dengan menggunakan
rumus (Wahyudi, 2008) :
1
… … … … … … … … … … … … … … 2.13
Dimana :
RA = Resiko tahunan gempa
T = Periode ulang gempa (tahunan)
II.3.6 Resiko Gempa
Dengan diketahuinya resiko tahunan,
dapat ditentukan besarnya resiko gempa untuk
suatu periode ulang tertentu selama masa manfaat
bangunan, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Wahyudi, 2008) :
t
RN = 1 – ( 1 – RA ) ............................(2.14)
Dimana :
RN = Resiko gempa
t = Masa manfaat bangunan (tahun)
RA = Resiko tahunan gempa
II.3.7 Exceedance Rate Umur Bangunan
Umur bangunan suatu struktur harus
memiliki kekuatan terhadap gempa secara
maksimal maka dengan memperhitungkan antara
periode ulang (T), resiko selama umur bangunan
(RN) maka dioperoleh exceedance rate dengan
umur bangunan dengan rumus sebagai berikut
(Wahyudi, 2008) :
N
T
Dimana :
8
ln 1
R
…………………….(2.15)
Tabel 2.1 Faktor Amplifikasi Gempa
Redaman
Kritis
(%)
Faktor Amplifikasi
Percepatan
Perpindahan
0.5
A
(33
Hz)
1.0
B (9
Hz)
4.96
C
(2.5
Hz)
5.95
D
Hz)
(0.25
2.0
1.0
3.54
4.25
2.50
5.0
1.0
2.61
3.13
2.05
7.0
1.0
2.27
2.72
1.88
10.0
1.0
1.90
2.28
1.70
3.20
(sumber : Wahyudi. 2008. Diktat Perhitungan Analisa
Gempa.)
Kemudian dari nilai hasil kali dengan table
amplifikasi sebelumnya akan didapatkan suatu nilai
yang akan diplotkan pada grafik spektrum gempa
berikut ini untuk mendapatkan nilai faktor respons
gempa ( C ) menurut Spektrum Respons Gempa
Rencana :
Gambar 2.4 Grafik Faktor Respon Gempa
II.3.9 Beban Geser Dasar Nominal
Apabila kategori struktur memiliki Faktor
Keutamaan strukturnya untuk suatu arah sumbu
utama denah struktur dan sekaligus arah
pembebanan Gempa Rencana memiliki faktor
reduksi gempa R dan waktu getar alami
fundamental T1,maka beban geser dasar nominal
statik ekuivalen V yang terjadi di tingkat dasar
dapat dihitung menurut persamaan (SNI – 1726 –
2002) :
… … … … . … … 2.20
4
Dimana :
Ti = Periode
Sa = spektrum akselerasi
Sd = spectra displacement
g = 9.81 m/s2
BAB III
METODOLOGI
III.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI
Mulai
.
… … … … … … … … … … … 2.16
Dimana :
C = Nilai faktor respons gempa yang
didapat dari spectrum respon
Wt = Berat total gedung
R = Faktor reduksi gempa
II.4
ACCELERATION DISPLACEMENT
RESPONSE SPECTRA (ADRS )
Applikasi dari kapasitas teknik spektra dari
respon sepktrum dan kapasitas dari kurva struktur
yang diplotkan di dalam spektrum akselerasi
dengan spektrum displacement. Spectra diplotkan
dalam formasi yang disebut Acceleration
Displacement
Response
Spectra
(ADRS),(Mahaney et al, 1993).
Setiap nilai dari respon kurva spektrum
diikuti dengan akselerasi spektra, velocity spectra,
displacement spectra dan periode. Untuk
mendapatkan pendekatan nilai dari tersebut diatas
menurut ATC 40 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
STUDI LITRATUR
PENGUMPULAN DATA (DATA STRUKTUR,
DATA GEMPA DAN PAYLOAD)
PEMILIHAN TIPE STRUKTUR JACKET
PERHITUNGAN DATA GEMPA 800 TAHUN
PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SACS 5.2
PEMODELAN BATANG TUBULAR DAN
.PEMBEBANAN STATIS STRUKTUR JACKET
MENGHITUNG UC (UNITY CHECK)
NOT
OK
KONTROL
O
K
PUSH OVER BEBAN GEMPA 800 TAHUN
MENGHITUNG RSR
KESIMPULAN
… … … … … … … . . . 2.17
∆
,
Dimana :
Vi
1 roof
PFi
W
… . … … . . 2.18
= Velocity
= Roof level amplitudo
= Participation Factor
= Wight of structure
SELESAI
Gambar 3.1 Flow chart metodologi
III.1.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan tujuan
untuk lebih memahami tentang konsep
perancangan, pembebanan lingkungan, desain
kekuatan struktur baja, dan lain-lain.
III.1.2 Pengumpulan Data
Dan dilanjutkan dengan memasukkan rumus
Acceleration Displacement Respon Spectra
(ADRS)
Pengumpulan data dilakukan dengan
tujuan untuk masukan (input) perhitungan yang
akan dilakukan dalam perencanaan struktur jacket.
Data yang digunakan pada perencanaan
struktur jacket dalam tugas akhir ini merupakan
9
data asli sesuai dengan kondisi dilapangan yang
sumbernya diperoleh dari Jurusan Teknik
Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan - Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Struktur
jacket Bekapai-BL merupakan jenis jacket
convensional yang terpancang (fixed convensional
jacket platform) empat kaki yang didesain oleh
P.T. MCDERMOTT, Indonesia, dengan masa
service life selama 25 tahun. Anjungan dimiliki
dan dioperasikan oleh TOTAL E&P, Indonesia.
Berikut adalah beberapa gambaran data yang akan
digunakan dalam perencanaan struktur jacket :
Nama Perusahaan : TOTAL E&P, Indonesia
Lokasi
: Perairan Selat Makasar –
Indonesia
Koordinat
: Lintang Utara 0059’45.39”
Bujur Timur 117050’42.61”
Kedalaman laut : 112 feet (34.13 meter)
Berat Platform : 1567 ton (15670 KN)
Kecepatan angin kondisi badai sebesar 50 knot
dan pada kondisi operasi 25 knot.



Zona kedalaman : Minimum = 1.0 KM
Maximum = 740.0KM
Zona waktu
: 22-01-1905 s/d 31-032010
Zona magnitude : Minimum = 2.0 Skala
Richter
Maximum = 8.0 Skala
Richter
Adapun data gempa selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 1.
III.1.3 Pengumpulan Data Gempa
Pengumpulan data lingkungan yang
berupa gempa adalah suatu element yang sangat
penting dalam pengerjaan tugas akhir yang saya
kerjakan. Dalam hal tersebut melibatkan pihak
terkait yang khusus dalam menangani gempa di
Indonesia, dikarenakan ke validan data sangat
penting untuk suksesnya pengerjaan tugas akhir
tersebut.
Di Indonesia sendiri merupakan salah satu
satu negara yang memiliki rutinitas gempa
sehingga badan terkait disini memiliki validitas
data yang tercatat sangat akurat yaitu Badan
Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika atau yang
sering disebut BMKG. BMKG mempunyai status
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan.
BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pada saat ini Badan Meteorologi Dan Geofisika
telah memiliki banyak stasiun gempa yang
mencatat adanya gempa di seluruh wilayah di
Indonesia. Adapun data teknis yang saya dapatkan
untuk menunjang tugas akhir yang saya kerjakan
adalah sebagai berikut :
Daerah Data Zona Gempa :
 Bujur Timur 1160 dan Lintang Utara 30
 Bujur Barat 1240 dan Lintang Utara 30
 Bujur Timur 1160 dan Lintang Selatan 60
 Bujur Barat 1240 dan Lintang Selatan 60
10
Gambar 3.2. Struktur platform Bekapai-BL
Gambar 3.3. Peta lokasi struktur platform Bekapai-BL
III.1.4 Pemilihan Tipe struktur Jacket
Pemilihan tipe struktur jacket meliputi
jarak antar kaki jacket maupun kaki pada batter,
dan pola perangkaan yang akan digunakan dalam
merencanakan struktur jacket juga merupkan hal
penting dalam pendesainan struktur jacket.
III.1.5 Perhitungan Data Gempa
Perhitungan data gampa adalah dengan
melakukan pendekatan perhitungan nilai dari data
gempa yang ada sehingga mendapatkan nilai
untuk besarnya data gempa selama delapan ratus
tahun yang diinginkan. Pembahasan perhitungan
data gemba tersebut akan dibahas lebih lanjut pada
bab selanjutnya.
III.1.6 Pemodelan Pada Program Bantu
(SACS 5.2)
Setelah semua tahapan penentuan
konfigurasi struktur dan penentuan member serta
beban lingkungan maka akan dilakukan
permodelan struktur dengan software SACS 5.2
yang meliputi pembuatan model geometri,
pendefinisian member section dan material
property, tumpuan model beban independen dan
kombinasi sesuai standar API-RP2A. Pemodelan
struktur jacket Bekapai-BL menggunakan
software SACS. Data gambar struktur yang
digunakan untuk pemodelan adalah data gambar
dari technical drawing SACS. Dimana data
gambar tersebut meliputi dimensi jacket dan jenis
material. Setelah dimasukkan properties dari tiaptiap member akan diketahui berat struktur itu
sendiri (self weight). Hasil dari modeling dapat
dilihat pada gambar 3.2 dan 3.3 berikut ini:
Pemodelan struktur jacket Bekapai-BL
menggunakan software SACS. Data gambar
struktur yang digunakan untuk pemodelan adalah
data gambar dari technical drawing SACS.
Dimana data gambar tersebut meliputi dimensi
jacket dan jenis material.
Setelah dimasukkan properties dari tiap-tiap
member akan diketahui berat struktur itu sendiri
(self weight). Hasil dari modeling dapat dilihat
pada gambar 3.4 dan 3.5 berikut ini:
Gambar 3.4 maindeck dan cellardeck
Gambar 3.5 Jacket, boat landing dan conductors
III.1.7 Perencanaan Batang Tubular dan
Sambungan
1. Batang Tarik
Batang tarik lazim dijumpai pada struktur
baja sebagai member (batang) struktural pada
struktur rangka berjenis menara. Keadaan batas
kekuatan yang berpengaruh bagi suatu batang
tarik dapat berupa :
a. Pelelehan penampang lintang bruto
batang pada tempat yang jauh dari
titik sambungan
b. Retakan dari suatu luas bersih
efektif (yakni melalui lubanglubang) pada sambungan.
2. Batang Tekan
Pada umumnya batang tekan akan
mengalami buckling (tekuk) atau lenturan tiba-tiba
akibat ketidakstabilan sebelum mencapai kekuatan
penuh material baja tersebut. Hanya batang yang
sangat pendek saja yang dapat dibebani sampai ke
tegangan lelehnya. Karena itu diperlukan
pengetahuan yang mendalam tentang stabilitas
tekan untuk desain batang tekan dalam struktur
baja.
III.1.8 Pembebanan Statis Struktur Jacket
Analisis ini ditujuan untuk menentukan
kekuatan struktur dalam menahan beban
operasional baik dalam kondisi normal maupun
kondisi badai yang kemungkinan terjadi selama
operasi. Dalam analisis statis dilakukan
pengkajian kekuatan struktur API Check dan
untuk melihat besarnya tegangan aktual yang
teijadi terhadap tegangan ijin struktur dengan
Unity Check (Interation ratio Check). Struktur
11
mempunyai basic load atau beban dasar yang
terdiri dari beban deck dan beban jacket seperti
pada tabel dibawah berikut ini.
tetap menahan beban akibat overstress lokal yang
melebihi tegangan ijin, yang berakibat keruntuhan.
BAB IV
ANALISA DATA GEMPA
Tabel 3.1 Basic Load
LC
Unit (KN)
DESCRIPTION
IV.1
X
Y
Z
-
-
15670
UMUM
Analisa kekuatan struktur ultimate
menggunakan metode pushover dalam SACS 5.2
merupakan analisa statis nonlinear. Untuk
mendapatkan solusi hasil dari load case, beban
diberikan secara inkremen yang digunakan untuk
melakukan analisa statis nonlinear pushover
dengan SACS 5.2.
Beban gempa dirancang untuk keperluan
perencanaan struktur tergantung pada besaran
percepatan gempa maksimum. Informasi tentang
besaran kwantatif dari suatu gempa dinyatakan
dalam magnitude dengan skala Richter.
Magnitude dari suatu gempa merupakan suatu
besaran untuk mengukur energi yang dilepas oleh
gempa tersebut, dengan demikian magnitude tidak
memberikan
gambaran
langsung
untuk
kepentingan peencanaan struktur.
Kekuatan gempa pada suatu lokasi
bergantung pada karakteristik dari mekanisme
sumber gempa, panjangnya perjalanan gelombang
seismic. Kondisi geologi dan topografi setempat.
Usaha untuk menghitung gerakan seismic pada
lokasi tertentu tidaklah praktis maka sebagai
gantinya digunakan persamaan empiris yang
mengekspresikan parameter gerakan seismic pada
suatu lokasi. Persamaan ini biasa disebut sebagai
persamaan
atenuasi.
Dengan
melakukan
pendekatan dari perhitungan data gempa yang ada
selama 105 tahun. Data perhitungan selengkapnya
terdapat pada lampiran 2.
III.1.11 RSR
IV.1.1 Distance
1
Dead Weight of Structure
(Deck)
III.1.9 Menghitung UC (Unity Check)
Dilanjutkan ke tahap analisa statis, dalam
analisa ini akan diketahui uc (unity check) dari
struktur. Apabila dalam tahap ini mengalami
kegagalan maka perlu diadakan peninjauan ulang
struktur jacket Bekapai-BL. Hasil UC<=1.0
sebagai batas maximum yang dapat diterima.
III.1.10 Analisa Ultimate Strength Nonlinear
Pushover
(Reserve
Strenghth
Ratio)
Analisa Pushover
Ada dua jenis load case dalam pemodelan
beban analisa pushover. Load case pertama yaitu
beban vertikal yang bekerja pada struktur. Beban
vertikal ini termasuk beban dek meliputi deadload
dan live load. Kemudian loadcase yang kedua
adalah beban horisontal yang merupakan beban
lingkungan kondisi ekstrim, yaitu beban
gelombang, angin dan arus.
Dalam analisa pushover, struktur akan
dikenai beban vertikal yang merupakan beban
konstan. Kemudian beban horisontal akan
ditingkatkan dengan faktor beban yang telah
ditentukan sampai struktur tersebut kolaps. Faktor
beban yang menyebabkan struktur kolaps
memberikan Reserve Strength Ratio (RSR)
terutama akibat beban lingkungan ekstrim pada
masing-masing arah pembebanannya. Melakukan
analisa pushover pada struktur jacket Bekapai-BL
dimana analaisa tersebut menghasilkan nilai RSR
untuk mengetahui apakah jacket platform
memiliki cukup kekuatan dan stabilitas untuk
12
Dari persamaan (2.9) Menurut (Wahyudi,
2008)
Distance
dapat
dihitung
dengan
mengunakan rumus :
0.9959
1.5
117.84
120
111
366.02
dimana :
D = distance
LU1 = Posisi derajat lintang utara
struktur.
LU2 = Posisi derajat lintang utara
puast gempa.
BT1 = Posisi derajat bujur timur
struktur.
BT2 = Posisi derajat bujur timur
pusat gempa.
IV.1.2 Hiposenter
Dari
persamaan
(2.10).
Menurut
(Wahyudi, 2008) Jarak hiposenter dengan lokasi
struktur dapat dihitung dengan rumus :
366.02
367.51
33
Dimana :
HP
= Jarak hiposenter
Distance = Jarak dari episenter ke lokasi
Gambar 4.1 Grafik Hubung Regresi Polynomial
struktur
Depth
= Jarak Episenter
IV.1.3 Seismic Ground Acceleration
Dari persamaan (2.11) relasi dari ground
acceleration pada lokasi, magnitude, dan jarak
hiposeneter. Menurut (Mohraz, 2005) Persamaan
atenuasi memiliki banyak pilihan cara dalam
melakukan perhitungan, pada studi kasus saat ini
saya menggunakan rumus Donovan :
.
1080 .
10.5
/
367.51 25 .
Dimana :
y = Percepatan gempa dalam Cm/det2.
R = Jarak hiposenter dalam Km.
M = Magnitude dalam skala Richter.
IV.1.4 Menghitung Annual Exceedance Rate
Dari persamaan (2.12) dari hasil
perhitungan sebelumnya selanjutnya dihitung
annual Exceedance rate (n) dengan hanya
mempertimbangkan percepatan dengan suatu
rumus sebagai berikut (Wahyudi, 2008) :
63
4329
0.0146
Dimana :
IV.1.6 Resiko Tahunan
Dari persamaan (2.13) dari perhitungan
yang sebelumnya maka akan dicari resiko tahunan
gempa periode ulang 800 tahun maka :
1
0.00125
800
Dimana :
RA = Resiko tahunan gempa
T = Periode ulang gempa (tahunan)
IV.1.7 Resiko Gempa
Dengan mengacu persamaan (2.14)
dengan diketahuinya resiko tahunan, dapat
ditentukan besarnya resiko gempa terhadap
bangunan untuk suatu periode ulang tertentu
selama masa manfaat bangunan, dimana umur
rencana bangunan adalah 20 tahun dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Wahyudi,
2008) :
RN = 1 – ( 1 – 0.00125 )20
= 0.0247
Dimana :
RN = Resiko gempa
t = Masa manfaat bangunan ( tahun)
RA = Resiko tahunan gempa
n = Annual Exceedance rate / tahun
IV.1.5 Menentukan Garis Regresi
Dari harga-harga yang didapat nilai ln
pada persamaan-persamaan (2.11) dan persamaan
(2.12) dibuat suatu hubungan polynomial dengan
mengambil suatu persamaan regressi sebagai
berikut :
IV.1.8 Exceedance Rate Dengan Umur
Bangunan
Dari persamaan (2.15) umur bangunan
suatu struktur harus memiliki kekuatan terhadap
gempa
secara
maksimal
maka
dengan
memperhitungkan antara periode ulang (T), resiko
selama umur bangunan (RN) maka dioperoleh
exceedance rate dengan umur bangunan dengan
rumus sebagai berikut (Wahyudi, 2008) :
1
ln 1 0.0247
800
0.00003127
Dimana :
13
N = Exceedance rate dengan umur
bangunan
T = Periode ulang
Rn = Resiko selama umur bangunan
gempa ( C ) menurut Spektrum Respons Gempa
Rencana.
IV.1.9 Percepatan Tanah Maksimum
Mengingat bahwa umur bangunan struktur
jacket Bekapai-BL adalah 20 Tahun maka untuk
perencanaan beban gempa dengan kemungkinan
terjadi
selama
umur
bangunan
dapat
direkomendasikan dengan periode ulang 800
tahun. Gempa rancangan ini dapat dipakai sebagai
dasar kreteria SSE (Safe Shutdown Earthquake)
untuk lokasi struktur jacket Bekapai-BL dengan
data :
Periode ulang (T)
= 800 tahun
Umur rencana (t)
= 20 tahun
Faktor redaman
= 5%
Natural periode bangunan = 1.76
Dengan memasukkan hasil analisa regresi
polynomial pada gambar grafik (4.1) maka untuk
mendapatkan nilai percepatan tanah maksimum
dapat diperoleh dengan rumus :
ln Y = - 0.56ln(N) + 0.287
Maka :
Y = exp  0.287-0.56 ln(N) 
= 443.99 cm / s2
= 0.45274509 g
Gambar 4.2 Grafik Hasil Faktor Respon Gempa
Maka dari hasil ploting pada grafik faktor
respon gempa didapatkan nilai C sebesar 1.1 SSE.
IV.1.10 Faktor Amplifikasi
IV.1.11 Beban Geser Dasar Nominal
Setelah melakukan perhitungan dengan
mendapatkan nilai dari percepatan tanah
maksimum maka akan dilanjutkan melakukan
ploting dengan table factor amplifikasi (2.1) untuk
mendapatkan nilai dari percepatan dan
perpindahan dengan mengalikan nilai percepatan
maksimum dengan hasil pada tabel factor
amplifikasi sebagai berikut :
Pada persamaan (2.16) apabila kategori
struktur memiliki Faktor Keutamaan strukturnya
untuk suatu arah sumbu utama denah struktur dan
sekaligus arah pembebanan Gempa Rencana
memiliki faktor reduksi gempa R dan waktu getar
alami fundamental T1,maka beban geser dasar
nominal statik ekuivalen V yang terjadi di tingkat
dasar dapat dihitung menurut persamaan (SNI –
1726 – 2002) :
Tabel 4.1 Hasil Faktor Amplifikasi Gempa
Reda
man
Kritis
(%)
0.5
SS
E
OBE
Maka :
Faktor Amplifikasi
Percepatan
A(33Hz
)
0.45
0.23
B (9
Hz)
1.18
0.59
Perpindahan
C(2.5Hz)
D (0.25 Hz)
1.42
0.93
0.71
0.46
Kemudian dari nilai hasil kali dengan table
amplifikasi sebelumnya akan didapatkan suatu nilai
yang akan diplotkan pada grafik spektrum gempa
berikut ini untuk mendapatkan nilai faktor respons
1.1 1
1567
3.5
= 228.334 T = 4924.8 KN
Dimana :
C = Nilai Faktor Respons Gempa yang
didapat dari Spektrum Respon
Wt = Berat Total Gedung
R = Faktor Reduksi Gempa
Dari perhitunga diatas maka didapatkan
nilai beban statik ekuvalen dari gempa rencana
yaitu sebesar 4924.8 KN.
BAB V
14
PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
STRUKTUR JACKET
V.1
UMUM
Jacket adalah tiang-tiang disekitar sumur
ekplorasi yang berfungsi untuk melindungi pile
agar tetap pada posisinya, menyokong deck dan
melindungi conductor serta menyokong substruktur lainnya seperti boat landing, barge
bumper dan lain-lain. Element utama struktur
jacket adalah sebagai berikut:
 Kaki jacket
 Braces (penguat) vertikal, horisontal dan
diagonal
 Joint pertemuan antara kaki jacket dan braces
 Skirt pile
 Boat landing, barge bumper, riser, conductor
bracing, mud-muts dan lain sebagainya.
Jacket dipasang mulai dari garis mudline
sampai
deck
substruktur.
Kaki
jacket
mengarahkan pile sewaktu pemancangan pile.
Jacket termasuk elemen struktur yang mendasar
pada platform yang memberi dukungan terhadap
tumbukan kapal yang berlabuh, sistem proteksi
terhadap korosi, sistem navigasi dan lain-lain.
Agar dapat menyokong semua beban yang
dikenakan terhadap struktur jacket dan melindungi
bagian penting lainnya dari offshore structure,
maka struktur jacket harus dirancang sedemikian
rupa agar sesuai dengan kondisi lingkungan,
beban yang dipikul, dan lain sebagainya.
V.2
PENGENALAN
PROGRAM
BANTU
SACS 5.2
Seluruh pemodelan dan perhitungan dari
perancangan struktur jacket pada Tugas Akhir ini
menggunakan program bantu SACS 5.2.
SACS 5.2 adalah salah satu perangkat lunak
(software) untuk analisa struktur baik struktur
lepas pantai maupun untuk struktur teknik sipil
yang dikembangkan oleh Engineering Dynamics
Inc. Kelebihan dari software ini adalah user
friendly sehingga mudah untuk menjalankannya,
seperti mempermudah dalam desain, memodelkan
beban lingkungan seperti beban gelombang, arus,
angin, marine growth, dan beban beban yang lain.
Selain itu proses penganalisaannya lebih mudah
seperti analisa statis (inplace analysis), analisa
dinamis, fatigue analysis dan macam – macam
output yang ingin ditampilkan berdasarkan codes
yang dipakai.
Selain itu, SACS 5.2 memiliki beberapa
modul untuk pemodelan struktur dan beban, selain
itu juga modul-modul untuk analysis processing,
post processing, dan menampilkan ouput
perhitungan dan perencanaan.
V.3
DATA
PERANCANGAN
DAN
PEMBEBANAN STRUKTUR
Pemodelan struktur jacket dilakukan dengan
bantuan software SACS 5.2. Semua data yang
digunakan pada pemodelan struktur jacket dalam
tugas akhir ini, baik berupa data beban, maupun
data struktur merupakan data asli sesuai dengan
kondisi yang ada dilapangan. Dengan kondisi data
gempa pada perairan dan data yang sesuai yang
didapatkan dari Badan Meteorologi Klimatologi
Dan Geofisika atau yang sering disebut BMKG.
V.3.1 Data Beban Geladak
Beban yang digunakan dalam input data
untuk perancangan struktur jacket adalah beban
geladak/deck (topside loads) yang nantinya akan
didistribusi ke kaki geladak (deck leg). Data beban
yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Data beban geladak/topside loads
LOAD
LOAD QUANTITY
Minimum Dead Load
482 tonnes
Maximum Dead Load
1567 tonnes
(sumber : TOTAL INDONESIA BEKAPAI BL DESIGN
APPRAISAL )
V.3.2
Data Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan faktor
dengan pengaruh terbesar
pada kebutuhan
kekuatan dan ruangan minimal bagi sebuah
anjungan lepas pantai. Angin, badai, arus, dan
gelombang tidak hanya membawa beban lateral
pada anjungan, namun juga mempersulit
dukungan logistik bahan-bahan yang dibutuhkan
bagi kegiatan di anjungan, yang kemudian akan
memperbesar jumlah storage yang dibutuhkan,
dan secara mencolok akan memperbesar payload,
yaitu beban pada modul geladak anjungan.
Selanjutnya, akibat payload membesar, akan
dibutuhkan struktur yang lebih besar.
Data lingkungan yang digunakan dalam
perancangan struktur jacket pada tugas akhir ini
adalah pada saat kondisi badai dengan periode
ulang 100 tahun.
V.3.3
Kedalaman Laut
Kedalaman laut merupakan ukuran untuk
memerlukan besarnya tantangan yang harus
15
dihadapi oleh sebuah struktur anjungan lepas
pantai. Untuk kondisi Iingkungan yang
bagaimanapun (gempa, angin, gelombang, dsb),
pengaruh kondisi Iingkungan ini bertambah
dengan pertambahan kedalaman. Kedalaman ini
juga akan menentukan tinggi struktur penyangga
yang terendam air, dan ukuran, bentuk, dan berat
struktur rangka penyangga ini akan menetukan
pemilihan jenis anjungan dan akan mempengaruhi
persyaratan yang harus dipenuhi oleh galangan
fabrikasi dan tongkang pengangkat yang
dibutuhkan.
Tabel 5.2 Data Kedalaman Laut
Minimum Water
Depth
Maximum Water
Depth
36.95 meter
Horizontal Brace I (BC1)
Horizontal Brace II (BCII)
Diagonal Brace I (DB I)
Diagonal Brace II (DB I1)
Jacket Leg (JL1)
Conductor (RI)
Conductor Guide (RS I)
Conductor Guide (RS II)
Batter / kemiringan
Profil Member
OD 16 in; WT 0,5 in
OD 20 in; WT 0,5 in
OD 16 in; WT 0,5 in
OD 12 in; WT 0,5 in
OD 35.5 in;WT 1.25
in
OD 12 in; WT 0,25 in
OD 34 in; WT 0,5 in
OD 34 in; WT 1 in
1 : 10
(sumber : TOTAL INDONESIA BEKAPAI BL DESIGN
34.45 meter
APPRAISAL )
Marine Growth
Struktur yang terbenam di dalam air akan
mengalami pertambahan luas area melintang
akibat adanya marine growth. Marine growth
ditimbulkan oleh organisme laut yang menempel
pada struktur. Pertambahan luas melintang ini
mengakibatkan gaya gelombang yang diterima
oleh struktur menjadi lebih besar.
Ukuran ketebalan marine growth
bervariasi pada tiap bagian struktur, dengan
ketebalan maksimum adalah 5.0 inch.
c.
Keterangan
APPRAISAL )
(sumber : TOTAL INDONESIA BEKAPAI BL DESIGN
V.3.4
Tabel 5.3 Dimensi dan jenis profil member struktur jacket
Data Gempa
Data dimensi struktur :
 Tinggi chord di atas permukaan laut
2 meter
 Tinggi chord di bawah permukaan laut
30 meter
 Tinggi jacket leg dari dasar laut
40.35 meter
 Tinggi riser dari lantai atas-bawah
38.35 meter
V.4 PEMODELAN STRUKTUR
:
:
:
:
Pemodelan struktur dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SACS 5.2
dengan memberikan simbol/nama pada
masing-masing joint dan member struktur
yang membentuk struktur jacket tersebut,
sesuai dengan ukuran dan karakteristiknya.
Data lingkungan yang berupa gempa
adalah data ntuk memastikan bahwa tidak terjadi
kerusakan struktur akibat goncangan gempa bumi
(earthquake), Untuk memastikan struktur telah
mempunyai ukuran elemen yang cukup untuk
menerima beban gempa bumi serta bertujuan
untuk memastikan jacket yg terletak pada daerah
aktif gempa tidak runtuh (collapse) akibat gempa
jarang (800 s/d 1000 th). Dari perhitungan yang
sudah dilakukan diatas maka didapatkan nilai
kekuatan sebesar 0.4 g atau sebesar 4924.8 KN.
V.3.5
Data Struktur
Pemodelan struktur jacket dengan
menggunakan program SACS 5.2 yang
didalamnya akan dimasukkan data profil yang
digunakan dalam desain jacket. Dengan data profil
member sebagai berikut:
16
Asumsi pemodelan
platform
jacket adalah pola K atau diagonal tunggal,
dengan alasan sebagai berikut :
 Lokasi struktur jacket terletak pada
daerah perairan dangkal sehingga tidak
membutuhkan kekakuan tinggi serta
tidak ada atau terletak pada daerah
dengan gaya seismik rendah
 Mempunyai jumlah titik pertemuan
batang (joint) yang lebih sedikit
sehingga dapat meminimalisir pengaruh
gelombang dan korosi
V.4.1 Pemodelan Joint Struktur Jacket
Gambar 5.1 Tampak jacket dalam tampilan dua dimensi
6.2 m (top of jacket)
4.2 m (lantai
1)
+00.00 (mean sea level)
Pada struktur jacket terdapat
pertemuan antar member yang disebut
dengan joint dimana setiap joint
memiliki penamaan tersendiri pada
program SACS 5.2 sehingga kita dapat
mengetahui posisi dari joint pada
struktur jacket tersebut dan berbedabeda pada masing-masing joint.
-6.68 m (lantai 2)
501L
1145
1171
1134
1143
1144
581L
1136
1163
1137
1146
-20.21m (lantai 3)
1147
1148
1135
1142
519L
1139
1138
599L
-30 m
Gambar 5.3 Contoh penamaan joint struktur jacket
-34.15 m (dasar laut)
-40.15 m (bottom of jacket)
Gambar 5.2 Bentuk dan dimensi ketinggian struktur jacket
(feet)
Pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2
dapat dilihat pemodelan struktur jacket tipe
kaki empat yang direncanakan dalam Tugas
Akhir ini. Pola perangkaan (model brace)
yang digunakan dalam perencanaan struktur
Jumlah joint yang terdapat pada
struktur jacket tipe kaki empat dalam Tugas
Akhir ini adalah sebanyak 423 joint. Detail
dari penamaan joint struktur jacket ini
adalah sebagai berikut:
 001P, 019P, 081P, 099P, 101P, 119P,
181P, 199P, 201P, 219P, 281P, 299P,
301P, 319P, 381P, 399P, 401P, 419P,
481P, 499P, 501P, 519P, 581P, 599P.
 101L, 119L, 181L, 199L, 201L, 219L,
281L, 299L, 301L, 319L, 381L, 399L,
401L, 419L, 481L, 499L, 501L, 519L,
581L, 599L, 601L, 619L, 681L, 699L,
701L, 719L, 781L, 799L.
17
 1002,
1009,
1033,
1050,
1056,
1062,
1068,
1074,
1087,
1093,
1099,
1105,
1111,
1117,
1123,
1129,
1136,
1142,
1148,
1163,
1169,
1175,
1181,
1187,
1203,
1210,
1216,
1222,
1234,
1242,
1248,
1254,
1260,
1266,
1274,
1280,
1286,
1293,
1299,
1305,
1311,
1317,
1323,
1329,
1335,
1341,
1347,
1353,
1359,
1365,
1371,
8002,
8008,
8029,
8035,
8041,
18
1003,
1020,
1036,
1051,
1057,
1063,
1069,
1075,
1088,
1094,
1100,
1106,
1112,
1118,
1124,
1130,
1137,
1143,
1149,
1164,
1170,
1176,
1182,
1188,
1204,
1211,
1217,
1223,
1235,
1243,
1249,
1255,
1261,
1269,
1275,
1281,
1287,
1294,
1300,
1306,
1312,
1318,
1324,
1330,
1336,
1342,
1348,
1354,
1360,
1366,
1372,
8003,
8009,
8030,
8036,
8042,
1005,
1022,
1041,
1052,
1058,
1064,
1070,
1076,
1089,
1095,
1101,
1107,
1113,
1119,
1125,
1131,
1138,
1144,
1150,
1165,
1171,
1177,
1183,
1189,
1205,
1212,
1218,
1224,
1238,
1244,
1250,
1256,
1262,
1270,
1276,
1282,
1288,
1295,
1301,
1307,
1313,
1319,
1325,
1331,
1337,
1343,
1349,
1355,
1361,
1367,
1373,
8004,
8020,
8031,
8037,
8043,
1006,
1025,
1042,
1053,
1059,
1065,
1071,
1078,
1090,
1096,
1102,
1108,
1114,
1120,
1126,
1132,
1139,
1145,
1151,
1166,
1172,
1178,
1184,
1200,
1206,
1213,
1219,
1225,
1239,
1245,
1251,
1257,
1263,
1271,
1277,
1283,
1289,
1296,
1302,
1308,
1314,
1320,
1326,
1332,
1338,
1344,
1350.
1356,
1362,
1368,
1374,
8005,
8021,
8032,
8038,
8044,
1007,
1028,
1048,
1054,
1060,
1066,
1072,
1079,
1091,
1097,
1103,
1109,
1115,
1121,
1127,
1134,
1140,
1146,
1152,
1167,
1173,
1179,
1185,
1201,
1207,
1214,
1220,
1226,
1240,
1246,
1252,
1258,
1264,
1272,
1278,
1284,
1290,
1297,
1303,
1309,
1315,
1321,
1327,
1333,
1339,
1345,
1351,
1357,
1363,
1369,
1375,
8006,
8022,
8033,
8039,
8045,
1008,
1032,
1049,
1055,
1061,
1067,
1073,
1086,
1092,
1098,
1104,
1110,
1116,
1122,
1128,
1135,
1141,
1147,
1162,
1168,
1174,
1180,
1186,
1202,
1209,
1215,
1221,
1229,
1241,
1247,
1253,
1259,
1265,
1273,
1279,
1285,
1291,
1298,
1304,
1310,
1316,
1322,
1328,
1334,
1340,
1346,
1352,
1358,
1364,
1370,
8001,
8007,
8028,
8034,
8040,
8046,
8047, 8048, 8049,
8053, 8054, 8055,
8059, 8060, 8061,
8065, 8066, 8067,
8071, 8072, 8073,
8077, 8078, 8079.
8050,
8056,
8062,
8068,
8074,
8051,
8057,
8063,
8069,
8075,
8052,
8058,
8064,
8070,
8076,
V.4.2 Pemodelan Member Struktur
Jacket
Member struktur jacket merupakan
elemen-elemen struktur yang terdiri dari
profil-profil yang tersusun sehingga
membentuk suatu struktur. Pemodelan
member pada struktur jacket dalam
Tugas Akhir ini adalah sesuai dengan
karakteristik dan jenis elemen yang
dibutuhkan dalam merancang struktur
jacket yang direncanakan.
RS
RS
BC
DB
JL
BC
DB
R
Gambar 5.4 Detail member struktur jacket
Detail dari member tersebut adalah :
1. BC I
Adalah Horizontal Barce yang memiliki
ukuran dan karakteristik sebagai berikut :
- Outer Diameter (OD) : 40.640 cm
- Web Thickness (WT) : 1.905 cm
- E Modulus
: 20000 kN/sq
cm
- G Modulus
: 8000 kN/sq
cm
- Yield Strength
: 24.800 kN/sq
cm
- Density
: 7.849 ton/m3
: 56.4640 m
- Total Length
2. BC II
Adalah Horizontal Barce yang memiliki
ukuran dan karakteristik sebagai berikut :
- Outer Diameter (OD) : 40.640 cm
- Web Thickness (WT) : 1.270 cm
: 20000 kN/sq
- E Modulus
cm
- G Modulus
: 8000 kN/sq
cm
- Yield Strength
: 24.800 kN/sq
cm
: 7.849 ton/m3
- Density
- Total Length
: 141.3240 m
3. DB I
Adalah Diagonal Barce yang memiliki
ukuran dan karakteristik sebagai berikut :
- Outer Diameter (OD) : 45.720 cm
- Web Thickness (WT) : 1.905 cm
- E Modulus
: 20000 kN/sq
cm
: 8000 kN/sq
- G Modulus
cm
- Yield Strength
: 24.800 kN/sq
cm
- Density
: 7.849 ton/m3
: 74.9960 m
- Total Length
4. DB II
Adalah Diagonal Brace yang memiliki
ukuran dan karakteristik sebagai berikut :
- Outer Diameter (OD) : 50.800 cm
- Web Thickness (WT) : 1.270 cm
: 20000 kN/sq
- E Modulus
cm
- G Modulus
: 8000 kN/sq
cm
- Yield Strength
: 24.800 kN/sq
cm
- Density
: 7.849 ton/m3
: 487.6460 m
- Total Length
5. RS I
Adalah Conductor Guide atau bisa juga
disebut sebagai Riser Guide yang
memiliki ukuran dan karakteristik sebagai
berikut :
- Outer Diameter (OD) : 30.480 cm
- Web Thickness (WT) : 0.952 cm
: 20000 kN/sq
- E Modulus
cm
- G Modulus
: 8000 kN/sq
cm
- Yield Strength
: 24.800 kN/sq
cm
- Density
: 7.849 ton/m3
: 595.71 m
- Total Length
6. RS II
Adalah Conductor Guide atau bisa juga
disebut sebagai Riser Guide yang
memiliki ukuran dan karakteristik sebagai
berikut :
- Outer Diameter (OD) : 40.640 cm
- Web Thickness (WT) : 1.270 cm
: 20000 kN/sq
- E Modulus
cm
- G Modulus
: 8000 kN/sq
cm
- Yield Strength
: 24.800 kN/sq
cm
- Density
: 7.849 ton/m3
: 254.229 m
- Total Length
7. RI
Adalah Riser yang memiliki ukuran dan
karakteristik sebagai berikut :
- Outer Diameter (OD) : 76.200 cm
- Web Thickness (WT) : 2.540 cm
: 20000 kN/sq
- E Modulus
cm
- G Modulus
: 8000 kN/sq
cm
- Yield Strength
: 24.800 kN/sq
cm
- Density
: 7.849 ton/m3
- Total Length
: 460.2 m
8. JL1
Adalah Jacket Leg yang merupakan kaki
jacket atau bisa disebut juga sebagai
chord yang memiliki ukuran dan
karakteristik sebagai berikut :
- Outer Diameter (OD) : 90.170 cm
- Web Thickness (WT) : 3.175 cm
- E Modulus
: 20000 kN/sq
cm
19
-
G Modulus
cm
Yield Strength
cm
Density
Total Length
: 8000 kN/sq
: 24.800 kN/sq
: 7.849 ton/m3
: 187.244 m
V.4.3 Offsetting
Offseting dilakukan setelah setiap
member pembentuk struktur jacket
diberi nama sesuai dengan ukuran dan
karakteristiknya. Offsetting dilakukan
terhadap setiap joint pertemuan ujung
member yang terdapat penumpukan.
Offsetting,
adalah
upaya
memindahkan
ujung-ujung
setiap
member
dengan
mengubah-ubah
koordinat sumbu X, Y, dan Z pada
ujung-ujung setiap member yang
bertemu pada setiap joint pembentuk
struktur jacket pada posisi sedemikian
hingga. Sehingga setiap member yang
bertemu pada joint tidak mengalami over
stress akibat penumpukan ujung member
pada joint. Karena hal ini akan
berpengaruh kepada UC (Unity Check)
pada setiap joint. Semakin rapi
offsetting, maka semakin baik pula
pemodelannya. Dalam offsetting, sumbu
yang digunakan adalah sumbu lokal
struktur.
Berikut ini akan ditampilkan
pemodelan member yang sebelum dan
sesudah dilakukan offsetting pada
beberapa joint :
Gambar 5.6 Tampak joint 581L sesudah dilakukan offsetting
 Joint 319L :
Gambar 5.7 Tampak joint 319L sebelum dilakukan offsetting
Gambar 5.8 Tampak joint 319L sesudah dilakukan offsetting
 Joint 519L :
 Joint 581L :
Gambar 5.5 Tampak joint 581L sebelum dilakukan offsetting
20
Gambar 5.9 Tampak joint 519L sebelum dilakukan offsetting
V.4.4
Pemodelan Akhir Struktur Jacket
Bekapai - BL Dengan Program SACS
5.2
Gambar 5.10 Tampak joint 519L sesudah dilakukan
offsetting
 Joint 1138 :
Gambar 5.13 Tampak isometri struktur jacket
Gambar 5.11 Tampak joint 1138 sebelum dilakukan
offsetting
Gambar 5.14 Tampak atas struktur jacket Bekapai
– BL
Gambar 5.12 Tampak joint 1138 sesudah dilakukan
offsetting
Gambar 5.15 Tampak bawah struktur jacket
Bekapai – BL
21
V.5
PEMODELAN BEBAN STATIS
Pemodelan statis pada struktur jacket
dirancang dengan perhitungan bahwa struktur
jacket menerima beban deck/platform yang berupa
gaya aksial kebawah sebesar 1567 Ton ≈ 15670
KN yang disalurkan secara merata pada masingmasing kaki jacket sebesar 3917.5 KN. Berikut ini
akan ditampilkan gambar pembebanan akibat
beban deck/platform pada struktur jacket.
3917.5 KN
3917.5 KN
Gambar 5.16 Tampak jacket Bekapai – BL pada bentang
tengah
3917.5 KN
3917.5 KN
Gambar 5.17 Tampak depan dan belakang struktur jacket
Bekapai – BL
Gambar 5.19 Penyaluran beban deck/platform pada
struktur jacket
V.6
Gambar 5.18 Tampak samping kiri dan kanan struktur jacket
Bekapai-BL
22
PEMODELAN BEBAN PUSHOVER
Ada dua jenis load case dalam pemodelan
beban analisa pushover. Load case pertama yaitu
beban vertikal yang bekerja pada struktur. Beban
vertikal ini termasuk beban dek meliputi deadload
yaitu 1567 Ton ≈ 15670 KN yang disalurkan
secara merata pada masing-masing kaki jacket
sebesar 3917.5 KN. Kemudian loadcase yang
kedua adalah beban horisontal yang merupakan
beban lingkungan kondisi ekstrim, yaitu beban
force dari gempa sebesar 4924.8 KN yang dibagi
merata pada empat joint paling atas yang memiliki
masa paling besar pada masing-masing joint
menerima beban sebesar 1231.2 KN. Dalam
analisa pushover, struktur akan dikenai beban
vertikal yang merupakan beban konstan.
Kemudian beban horisontal akan ditingkatkan
dengan faktor beban yang telah ditentukan sampai
struktur tersebut kolaps. Faktor beban yang
menyebabkan struktur kolaps memberikan
Reserve Strength Ratio (RSR) terutama akibat
beban lingkungan ekstrim pada masing-masing
arah pembebanannya.
3917.5 KN
3917.5 KN
3917.5 KN
1231.2 KN
1231.2 KN
3917.5 KN
1231.2 KN
1231.2 KN
yang digunakan merupakan data fix, dengan kata
lain seluruh beban platform yang ada digabungkan
dengan seluruh beban statis, berat sendiri, dan
beban pushover yang kemudian disalurkan sesuai
arah pembebanan.
BAB VI
ANALISIS STRUKTUR
VI.1 UMUM
Setelah seluruh tahap pemodelan struktur
jacket selesai dilakukan, langkah selanjutnya
adalah memasukkan seluruh beban yang ada untuk
sesuai dengan pembebanan yang dibutuhkan untuk
analisis struktur jacket.
VI.2 ANALISIS STATIS
VI.2.1 Massa Total (Total Mass)
Dalam hal ini analisis statis dilakukan
untuk mendapatkan nilai massa total (total mass)
pada struktur jacket. Dari hasil pemodelan SACS
5.2 dapat diketahui massa struktur secara
keseluruhan (total mass) sebesar 5818.766 KN
(581.8766 ton).
Massa total struktur didapatkan dari hasil
analisis SACS 5.2 setelah memasukkan seluruh
data struktur jacket yang telah dibuat yang
kemudian dilakukan proses running. Setelah
proses running selesai dilakukan, kemudian untuk
melihat massa total pada hasil running dapat
dilihat pada toolbar Load dan selanjutnya dipilih
menu Self Weight sehingga muncul nilai massa
total struktur sebesar 5818.766 KNseperti yang
terlampir pada Lampiran 3.
VI.2.2 Titik Berat (Center of Gravity)
Analisis statis juga digunakan untuk
mencari letak dari titik berat/center of gravity.
Berdasarkan perhitungan SACS 5.2, didapatkan
letak titik berat (center of gravity) dari struktur
jacket dengan uraian sebagai berikut :
Gambar 5.20 Penyaluran beban pushover pada struktur
```````````````jacket Bekapai-BL
V.7
 X :
 Y :
 Z :
-1.241 meter
- 0.048 meter
-16.889 meter
KOMBINASI PEMBEBANAN
Dari beban-beban yang ada, akan
didefinisikan beban gabungan (combined load)
dari tiap arah beban gempa. Pada program SACS
5.2 setelah seluruh desain struktur selesai didesain
kemudian seluruh beban-beban yang akan
digabungkan dimasukkan sebagai input data.
Kombinasi pembebanan yang dilakukan
adalah kondisi saat statis karena data platform
Letak titik berat (center of gravity)
struktur didapatkan dari hasil analisis SACS 5.2
pada file saclst.bekapai pada bagian summary of
seastate generated dead and bouyancy loads
seperti terdapat pada Lampiran 3.
23
Gambar 6.1 Letak Center of Gravity struktur jacket
Gambar 7.1 menunjukkan letak dari
center of gravity (titik berat) dari struktur jacket.
Letak titik tersebut ditunjukkan dengan titik hitam
bulat yang terletak pada koordinat (X = -1.241; Y
= -0.048; Z = -16.889) dalam satuan meter.
VI.2.3 Pusat
Daya
Apung
(Center
of
Buoyancy)
Berdasarkan perhitungan SACS 5.2,
didapatkan letak pusat daya apung (center of
buoyancy) dari struktur jacket dengan uraian
sebagai berikut :
 X : -1.162 meter
 Y : -0.068 meter
 Z : -20.225 meter

Letak titik pusat daya apung (center of
buoyancy) struktur didapatkan dari hasil analisis
SACS 5.2 pada file saclst.bekapai pada bagian
summary of seastate generated dead and
buoyancy loads, sehingga muncul letak center of
buoyancy seperti yang terlihat pada Gambar 7.2.
24
Gambar 6.2
Letak Center of Buoyancy struktur jacket
Gambar 7.2 menunjukkan letak dari
center of buoyancy (pusat apung) dari struktu
jacket. Letak titik tersebut ditunjukkan dengan
titik hitam bulat yang terletak pada koordinat (X =
-1.162; Y = -0.068; Z = -20.225) dalam satuan
feet. Untuk hasil secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 3.
VI.2.4
Tahapan Analisis Statis Linier
Langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah :
dimana isi file tersebut antara lain :
a. SACINP
b. JCNINP
SACINP
Memuat data modelling
struktur, properties, beban,
seastate.
JCNINP
Merupakan file yang berisi
tentang
penjelasan
sambungan (joint can).
Buka program SACS
1
2
Gambar 6.3 Tampilan SACS 5.2
Kemudian lihat anak panah sesuai urutan
nomornya, penjelasannya sebagai berikut :
1. Gunakan linear static analysis untuk
melakukan perhitungan statis.
2. Buka Start Wizard, dan pilih nama file
sacinp yang akan di analisis.
Gambar 6.5 Analysis Options untuk analisa statis pada opsi
Element Check
Setelah itu akan tampil Analysis Options.
Check list sesuai kebutuhan perhitungan.
Dalam option analysis ini ada beberapa
option yang masuk dalam proses
perhitungan, antara lain :
a. general
b. seastate
c. foundation
d. element check
e. postvue
f. joint check
g. dll.
Adapun yang kita butuhkan dalam laporan
statis nanti harus didefinisikan, antara
lain;
Gambar 6.4 Analysis Options untuk analisa statis pada opsi
Foundation
Gambar 6.6 Analysis Options untuk analisa statis pada opsi
Postvue
Gambar 6.7 Analysis Options untuk analisa statis pada opsi
Joint Check
25
Tabel 7.1 Maximum Unity Check
NO
1
2
3
Gambar 6.8 Tampilan saat proses check list selesai
Setelah proses check list selesai, akan
tampil seperti Gambar 7.8. Selanjutnya masuk
dalam proses running, jalankan atau klik Run,
tunggu sampai proses analisis selesai dilakukan
oleh program SACS. Apabila berhasil maka akan
ada 2 output :
a. saclst : merupakan text output hasil
proses perhitungan
b. pvdb : merupakan gambar yang dapat
memperlihatkan
gaya-gaya
sesuai
model
dan
pembebanannya.
Kemudian buka file saclst, dari file
tersebut kita akan mengambil nilai-nilai hasil
analisis terhadap struktur platform.
VI.2.5 Hasil Perhitungan Statis Analisis
Dari hasil running program SACS 5.2
untuk perhitungan analisis statis (beban mati)
pada struktur jacket dapat dilihat output yang
dihasilkan adalah :
1. Maximum Joint Displacements :
Dari hasil analisa didapatkan
maximum joint deflection pada masingmasing arah X, Y, dan Z. Untuk hasil
lebih lengkap, dapat dilihat pada
Lampiran 3 (Static Analysis Summary)
pada bagian joint deflections and
rotations.
2. Maximum Unity check :
Unity check adalah Critical
condition stress dibagi Maximum
condition stress. Menurut API RP 2A
WSD suatu struktur dikatakan aman jika
struktur tersebut mempunyai unity check
< 1.0. Unity check maksimum struktur
Jacket adalah sebagai berikut
26
MEMBER
001P-1005
(DB2)
019P-1042
(DB2)
099P-1041
(DB2)
UNITY
CHECK
LC
0.671
3
0.649
3
0.674
3
Dari hasil analisis di atas, dapat
diketahui 3 member paling kritis, yaitu member
001P-1005, 019P-1042, dan 099P-1041,
dengan detail perhitungan sebagai berikut :
3.
Member Group Summary
Dari hasil perhitungan SACS 5.2 untuk
member group summary dapat diketahui 3
member paling kritis, antara lain member
001P-1005, member 019P-1042, dan
member 009P-1041 dengan detail sebagai
berikut :
 Member 001P-1005
o Group ID
: DB2
o Load Condition
:3
o Axial stress
: -71.53
N/mm2
o Allowable Stresses
: 135.06
N/mm2
o Load Value
: 15670 KN
o Maximum Unity Check : 0.671
 Member 019P-1042
o Group ID
: DB2
o Load Condition
:3
o Axial stress
: -69.41
N/mm2
o Allowable Stresses
: 135.06
N/mm2
o Load Value
: 15670 KN
o Maximum Unity Check : 0.649
 Member 099P-1041
o Group ID
: DB2
o Load Condition
:3
o Axial stress
: -71.08
N/mm2
o Allowable Stresses
: 135.06
N/mm2
o Load Value
: 15670 KN
o Maximum Unity Check : 0.674
Menurut API RP 2A WSD suatu
struktur dikatakan aman jika struktur tersebut
mempunyai unity check < 1.0. Contoh
perhitungan pada member 001P – 1005
sebagai berikut :
 Member 001P – 1005
Grup ID
: (DB2)
L (Panjang)
: 6.068 meter =
606.8 cm
OD (Outer Diameter)
: 50.800 cm
t (Tebal Member)
: 1.270 cm
Fy
: 24800 kN/sq cm
E (Modulus Elastisitas)
: 20000 kN/sq cm
K (Faktor panjang efektif) : 1
: ¼ * π * (50.8² -
A (Luas permukaan)
2.54²)
: 2020.73 cm²
: 7.849
t/m³
7.849 x 10-6
γ member
t/cm3
Mencari momen inersia
Jari-jari luar (R1)
Jari-jari dalam (R2)
ρ = γ member
: 25.4 cm
: 24.13 cm
: 7.849
t/m³
: 7.849 x 10-6
t/cm3
tebal
dm
m
:
: 1.270 cm
: ρ.dV
: ρ.2πr.dr.t
: ρ.2πt.r.dt
: π. ρ. t (R1² - R2²)
: 3.14*7.849*10-6*1.27(25.4²-24.13²)
: 0.001968 t
:
 r ² dm
R2
: 2. π. ρ. t
R1
 r ³ dr
R2
: ½ * π. ρ. t (R14-R24)
: ½ * π. ρ. t (R12-R22)( R12+R22)
: ½ * m * ( R12+R22)
: ½ * 0.001968 * (25.42 + 24.132)
: 1.207 cm4
r (jari-jari girasi)
Axial compression stress :
Berdasarkan hasil perhitungan SACS 5.2,
pada persamaan (2.2), (2.3), (2.4) nilai axial
compression stress pada member 001P-1005
adalah,
fa = 6.5 N/mm2
Berdasarkan API RP 2A WSD 2000 pasal
3.2.1, pada persamaan besar tegangan aksial
tekan ijin adalah,
 2 2 E 

Cc  

 Fy 
0.5
0.5
 2  2 20000 

Cc  

24.8


Cc  126.10
KL
 24.566
r
KL
 Cc, maka
r
2


KL
r  Fy
1 

2 Cc 2 



Fa 
3
 KL   KL 
3
 

5   r  r 
3
8 Cc
8 Cc 3
 
R1
I (Momen Inersia)
Axial tension stress :
Berdasarkan hasil perhitungan SACS 5.2,
pada persmaan (2.1) nilai axial tension stress
pada member 001P-1005 adalah,
ft = -71.53 N/mm2
Berdasarkan API RP 2A WSD 2000 pasal
3.2.1, besar tegangan aksial tarik ijin adalah,
Ft = 0.6 Fy
Ft = 0.6 * 24.8
Ft = 14.88 N/mm2
Sehingga,
ft < Ft
.............................(memenuhi)
: /
: 24.7 cm
Fa 

24.5662  24.8
1 
2 
 2 x126.10 
3
5  324.566   (24.566)
3 8 x126.10 8 x126.10 3
Fa = 13.99 N/mm2
Sehingga,
fa < Fa
.......................... (memenuhi)
Unity Check (fa / Fa) = 0.46
27
t
27

1
.
yF
8.24
60

t

F
y,maka
Bending Stress:
Berdasarkan hasil perhitungan SACS 5.2,
pada persamaan (2.5), (2.6), (2.7) didapatkan
nilai bending stress terbesar terdapat pada
member 001P-1005, yaitu:
fb = 1.04 N/mm2
-
Summation of Forces and Moments
Seastate Basic Load Description
Seastate Basic Load Summary
Applied Load Summary
Joint Deflections and Rotations
Reaction Forces and Moments
Element Unity Check Report
Member Group Summary
Untuk hasil perhitungan analisis
statis secara lengkap dan detail, dapat
dilihat pada Lampiran 3 (Static Analysis
Summary).
VI.3 ANALISIS PUSHOVER
VI.3.1 Tahapan Analisis Pushover
Tegangan bending ijin (API RP 2A WSD
2000 pasal 3.2.3),
Fb = 0.75 x 24.8
= 18.6 N/mm2
fb<Fb ………………………….(memenuhi)
1. Masukkan data Input model yang telah
digunakan pada proses pembebana
statis pada SACS 5.2, sacinp. Pada 1
folder.
2. Masukan data input dead load, Self
Weight,pushover
load pada model
yang telah dibuat dengan memberikan
nama pada joint load yang akan dibuat.
Unity Check (fb / Fb) = 0.05
Dari perhitungan manual di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada member 001P-1005
mengalami unity check maksimum pada tegangan
tarik aksial.
Gambar 6.10 Joint load pada SACS 5.2
3. Mengubah number of increments,
starting load factor, ending load factor
dengan nilai pembagi sesuai yang kita
inginkan dalam tahap analisa pushover
pada file clpinp
Gambar 6.9 Gaya dalam yang terjadi pada member 001P1005P
Pada Gambar 5.11 dapat dilihat gambar
gaya dalam yang terjadi pada salah satu member
kritis pada struktur jacket yang direncanakan pada
Tugas Akhir ini, yaitu pada member 001P-1005.
Selain beberapa hasil perhitungan
SACS 5.2 yang telah dijabarkan, hasil
perhitungan analisis inplace yang
diperoleh antara lain sebagai berikut :
- Summary of Seastate Generated Dead and
Buoyancy Loads
28
Gambar 6.11 File clpinp pada SACS 5.2
Gambar 6.12 loading sequance pada SACS 5.2
4. Sebelum running pada SACS 5.2
persiapkanlah model pada posisi full
plastic collapse analysis.
5. Buat folder baru untuk memindahkan
hasil full plastic collapse analysis (clprst).
Gambar 6.15 Hasil full plastic collapse analysis load step23 pada SACS 5.2
Gambar 6.16 Hasil full plastic collapse analysis load step24 pada SACS 5.2
Gambar 6.13 full plastic collapse analysis pada SACS 5.2
6. Running Processing full plastic collapse
analysis.
7. Untuk melihat hasil dari analisa pushover
pada SACS 5.2 dapat dilihat pada file
clprst yang didalamnya juga terdapat load
step, load factor pada struktur jacket.
Gambar 6.17 Hasil full plastic collapse analysis load step25 pada SACS 5.2
Gambar 6.14 Hasil full plastic collapse analysis load step22 pada SACS 5.2
Gambar 6.18 Hasil full plastic collapse analysis load step26 pada SACS 5.2
29
VI.3.2 Hasil Perhitungan Analisis Pushover
Struktur jacket mempuyai Reserve
Strength Ratio (RSR) yang berbeda untuk setiap
arah pembebanan. RSR didefinisikan sebagai rasio
dari beban ultimate lateral anjungan menerima
pada strukturnya kondisi beban lateral lingkungan
800 tahun, dihitung menggunakan prosedur
rekomendasi API RP 2A (2002). Dengan nilai
berikut :
Dimana:
P awal
= P pada desain level kondisi
800 tahun.
P increment = P pada analisa pushover
Tabel 6.3 Hasil Reserve Strenght Ratio Pushover load
NO JOINT
1.
2.
3.
4.
Tabel 6.2 Pushover Joint load
LOAD
STEP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
RESERVE
STRENGHT
RATIO (RSR)
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Dengan peningtkatan beban yang telah
direncanakan memberikan beban pushover
direncanakan pada top of jacket dikarenan massa
paling besar terdapat pada joint tersebut sehingga
sangat berpengaruh besar pada keandalan dari
struktur jacket. RSR dapat dihitung dengan
mengunakan persamaan:
• RSR
30
= Beban Struktur Collapse
Beban kondisi awal
= P awal + Total P increment
P awal
LOAD
(-x) KN
1231.2
1231.2
1231.2
1231.2
519 L
501 L
581 L
599 L
Total load
LOAD
STEP
1-26
1-26
1-26
1-26
LOAD
FACTOR
0.1 – 2.6
0.1 – 2.6
0.1 – 2.6
0.1 – 2.6
4924.8
Dengan melihat pada hasil perhitungan
analisa pushover pada table 7.3 maka dapat
dekatahui keruntuhan struktur jacket terletak pada
peningkatan ke-26 dengan hasil nilai RSR sebesar
3.6. Untuk melihat hasil analisa pushover dan
joint displacement selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 4. Dari hasil diatas maka contoh
perhitungan struktur collapse diambil pada load
step terakhir ketika struktur jacket mengalami
keruntuhan. Dengan perhitungan sebagai berikut :
• RSR
=
Beban Struktur Collapse
Beban kondisi awal
= 4924.8 + (4924.8 x 2.6)
4924.8
= 3.6
Kriteria pushover Menurut API
RP 2A (2002) :
L-1:
high
consequence-manned
nonevacuated/ unmanned
 RSR > 1.6
L-2:Low consequence-unmanned
 RSR > 0.8
Dari hasil diatas maka struktur jacket
Bekapai – BL termasuk pada katagori high
consequence. Tingkatan ini berdasarkan atas
anjungan utama yang berpotensial pada sumur
aliran minyak atau gas asam pada saat struktur
mengalami kegagalan.
VI.4
HASIL ACCELERATION
DISPLACEMENT RESPONSE
SPECTRA (ADRS )
Dari persamaan 2.17 sampai dengan
persamaan 2.20 maka berikut ini adalah contoh
perhitungan manual dari analisa Acceleration
Displacement Respon Spectra (ADRS) yang
berfungsi sebagai saraana untuk meelihat perform
ma
kekuatan struktur denggan gempa reencana dimanna
dimaksudk
kan apakah struktur
s
cukuup andal dalaam
menerimaa beban gempaa yang diberikkan :
Sa I 
492.48
28
 0.03142
156
670
Sd I 
0.8004
 0.61374
1.311
masukkan
Daan dilanjutkann dengan mem
rumus Accceleration Dissplacement Respon
R
Spectrra
(ADRS)
Sdi 
0.12
x1.13 x100 x9.8  0.2805
4 2
Hasil dari contoh perhitungaan
diatas dappat dilihat lebbih lengkap pada
p
lampiraan
5. Berikutt ini adalah grafik
g
hasil peerhitungan daari
analisa Accelerationn Displacem
ment Respoon
mpilkan jugga
Spectra (ADRS) diimana ditam
perbandinngan keandalan strukutu
ur pada zonna
gempa yanng berbeda-beeda.
Gambar66.19 Grafik Acceeleration Displaacement Respon
S
Spectra
BA
AB VII
PEN
NUTUP
ESIMPULAN
N
VII.1 KE
Adapun kesimpulan yang dappat
dipeeroleh dari berbagai analisis
a
dalaam
Tuggas Akhir dengan juudul Analissa
Pusshover Denggan Kondisi Gempa 8000
Tahhun Pada Sttruktur Jackeet Terpancanng
dalaah sebagai beerikut :
1. Dengan aanalisa data gempa 800 tahun
t
didapatkann besarnya nilai
n
beban gempa
pada daeerah struktuur jacket adalah
a
sebesar 0.4 g (4924.8 KN)
K
2. Dengan analisis
a
statiis struktur dapat
diketahui massa total dari
d struktur jacket
j
yang dirancang, yaitu sebesar 58188.766
KN (581.88766 ton)
3. Dengan analisis
a
statiss dapat dikeetahui
bahwa jaccket yang diddesain cukupp kuat
untuk bert
rtahan pada kondisi
k
bebann mati
pada strukktur jacket Bekapai
B
- BL
L. Hal
ini dapat dilihat
d
dari beesarnya UC (Unity
check) paada setiap jo
oint dan meember
yang menyusun strukktur jacket yang
tidak lebihh besar daripaada 1.
4. Reserve Strength Ratio (R
RSR)
struktur aadalah 3.6 pada pembebbanan
top of jaacket. RSR
R tersebut masih
m
aman kaarena lebih besar dariipada
RSR minnimum yang telah yang telah
ditetapkaan oleh API RP 2A untuk
u
platform kategori unmanned non
evacuatedd yaitu 1.6
VII.2 SARAN
Setelah melakukan analisa statis dan
pushover terhadap struktur jacket yang
didesain berdasarkan data yang ada dengan
menggunakan program SACS 5.2, penulis
memberikan beberapa saran antara lain:
1. Untuk
kedepannya
penulis
menyarankan kepada mahasiswa
yang mengambil tugas akhir dengan
menggunakan sofware ini supaya
mengembangkan
lagi
metode
nonlinear analisis untuk kasus-kasus
lainnya.
2. Perlu memperkenalkan ilmu bangunan
lepas pantai lebih dalam di lingkungan
Teknik Sipil khususnya mengenai
struktur bangunan lepas pantai.
3. Perlu dilakukan studi lebih lanjut
mengenai ilmu bangunan lepas pantai
didalam analisa yang lebih komplek
dengan memperhatikan aspek yang lebih
detail lagi.
4. Membandingkan dengan struktur jacket
yang asli, karena perencanaan struktur
jacket yang dirancang dalam Tugas
Akhir ini adalah sebagai sarana untuk
memperkenalkan ilmu bangunan lepas
pantai khususnya struktur jacket yang
sengaja dibuat sebagai pijakan awal
untuk mempelajari ilmu bangunan lepas
pantai secara sederhana di jurusan
Teknik Sipil ITS.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
32
Download