Efektivitas Penggunaan Media Gambar Flashcard dalam

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Belajar
Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Anitah (2008:2.5)
berpendapat bahwa hakikat belajar adalah suatu proses melihat, membuat,
mengamati, menyelesaikan masalah, menyimak, dan latihan yang diharapkan
muncul perubahan sikap. Menurut, Slameto (2010:2) mendefinisikan belajar
adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan suatu
perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, melalui hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Gulo (1999:8) belajar
adalah proses perubahan tingkah laku seseorang baik dalam berfikir, bersikap, dan
bertindak. Sejalan dengan pendapat tersebut, Bahri dan Aswan (2010:10-11)
menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku kerena pengalaman
dan latihan yang dilakukannya. Yamin (2007:7) mengemukakan bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan
lingkungan. Oleh karena itu, siswa harus aktif untuk mencari informasi,
pengalaman, maupun keterampilan tersebut, dalam rangka membangun sebuah
makna dari hasil proses belajar.
Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk menambah pengetahuan
atau kecakapan yang dapat digunakan untuk diri sendiri atau lingkungannya.
Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan formal dan nonformal. Contoh dari
lingkungan formal adalah sekolah, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan
nonformal adalah lingkungan sekitar dimana siswa dapat berinteraksi dengan
lingkungannya. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan
peningkatan pengetahuan, keterampilan serta perubahan perilaku, maka
sebenarnya belum mengalami proses belajar. Faktor yang berperan belajar yaitu
faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, kebosanan,
4
5
psikologis dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga,
sekolah dan masyarakat.
2.1.2 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar. Menurut Uno (2008:213), hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif menetap dalam diri seseorang dikarenakan
adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Suprijono (2009:7) bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006:3) hasil belajar
merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari
sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, sedangkan dari sisi guru adalah
bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa
menerimanya.
Slameto (2010:54) menyertakan sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar, yaitu:
a. Faktor intern, merupakan faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar, yang termasuk di dalamnya:
1) Faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh).
2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan).
3) Faktor kelelahan.
b. Faktor ekstern, merupakan faktor yang ada di luar individu, yang termasuk
di dalamnya:
1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan).
2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
6
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode mengajar, dan tugas rumah).
3) Faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Dari beberapa pengertian oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku dan pikiran setelah melakukan
pembelajaran. Perubahan tersebut mencakup semua perubahan yang bersifat
progresif yang diharapkan kearah yang lebih baik. Bagi seorang siswa hasil
belajar ini dapat dilihat melalui perubahan yang terjadi pada seorang siswa mulai
dari belum pandai setelah belajar maka menjadi pandai. Perubahan ini tentunya
setelah siswa berinteraksi dengan lingkungannya yang diukur melalui tes, tugas,
pengamatan, atau evaluasi.
2.1.3 Pembelajaran Konvensional
Dalam
pembelajaran
dunia
pendidikan,
ekspositori.
pembelajaran
Pembelajaran
ini
juga
konvensional
disebut
merupakan
dengan
suatu
pembelajaran yang sering digunakan oleh para guru dan pembelajaran ini
memiliki ciri-ciri diantaranya: lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian,
menekankan pada ketrampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses
dan pembelajaran berpusat pada guru. Paradigma yang menjadi acuan dari
pembelajaran konvensional ini adalah paradigma mengajar. Menurut Sanjaya
dalam Rusmono (2012: 66) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori
dengan nama strategi pembelajaran langsung, karena dalam strategi ini materi
pembelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi itu, karena materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Secara
umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:
a. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima
pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari
informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.
b. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hasil daripada proses.
c. Kegiatan utamanya adalah menerangkan dan siswa mendengarkan/mencatat
yang disampaikan guru.
7
d. Dalam pembelajaran konvensional, metode yang sering digunakan adalah
metode ceramah dengan diiringi penjelasan serta pembagian tugas dan
latihan, atau, metode ekspositori yang kemudian memberikan contoh soal
dan penyelesaiannya serta memberi soal-soal latihan dan siswa disuruh
mengerjakannya.
e. Aktivitas
guru
mendominasi
kelas
dengan
metode
konvensional
(ekspositori) dan aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat
kurang sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar.
2.1.4 Vocabulary
Ada banyak definisi tentang vocabulary. Menurut Zimmerman (dalam
Susanto, 2009:6), vocabulary adalah inti dari sebuah bahasa dan untuk para siswa,
vocabulary adalah kepentingan yang krusial dalam mempelajari sebuah bahasa.
Martin (dalam Susanto, 2009:6) memaparkan bahawa vocabulary adalah bagian
dari bahasa yang sering diselaraskan berdasar pada situasi kemasyarakatan
sesorang, dan dapat berganti dari satu ke lainnya.
Karena banyaknya daftar dari kata, cara dalam pembelajaran adalah hal
penting untuk membuat murid menguasai vocabulary. Guru harus memilih cara
yang tepat dalam mengejar, khususnya di sekolah dasar.
2.1.5 Pembelajaran Vocabulary di Sekolah Dasar
Pembelajaran vocabulary dapat difokuskan untuk membantu siswa dalam
membangun pengetahuan tentang kata dalam rangka penggunaan kata secara baik
dan efektif (Cameron, 2009:75). Cameron (2009:84) menyatakan ada lima
tahapan penting yang mendasari pembelajaran terhadap vocabulary, yaitu:
a. Memiliki sumber untuk menemukan kata-kata baru,
b. Gunakan gambar yang jelas, atau dapat dipadukan dengan suara untuk
menggambarkan kata baru tersebut,
c. Pelajari arti dari kata baru tersebut,
d. Buat ikatan ingatan yang kuat antara bentuk dan arti dari kata tersebut,
e. Menggunakan kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Nation (dalam Cameron, 2009:85) ada beberapa daftar teknik dasar
yang dapat digunakan guru untuk mengajarkan kosakata baru, keseluruhan yang
8
ada pada daftar ini dapat digunakan di dalam ruang kelas anak sekolah dasar,
antara lain:
a. Menggunakan sebuah benda atau objek,
b. Menggunakan potongan dari sebuah bentuk,
c. Menggunakan gerakan anggota tubuh,
d. Menampikan sebuat tindakan,
e. Foto,
f. Menggambar diagram di papan tulis,
g. Gambar dari buku;
h. Menganalisis definisi dari suatu kata dari penjelasan guru,
i. Meletakkan kata tersebut dalam konteks kalimat, serta
j. Menerjemahkan ke bahasa lain.
2.1.6 Lingkup Materi Vocabulary kelas II SDN Salatiga 06 Semester II
Dari silabus pegangan guru Bahasa Inggris kelas II A dan II B SDN Salatiga
06, tertera bahwa materi pokok adalah penguasaan istilah-istilah sederhana yang
ditemui di jalan, terutama nama-nama alat transportasi yang berada di darat
(Silabus, 2007:8). Pengenalan vocabulary baru pada materi ini diantaranya adalah
car, bus, train, taxi, jeep, pedestrian, pavement, dan lain-lain (Suprapti, 2006:313). Sebagian besar materi gambar diambil dari buku ETAS tahun 2010 hal 1
sampai 7.
Dari kajian materi Bahasa Inggris khususnya vocabulary kelas II SDN
Salatiga 06 di atas, peneliti menyimpulkan bahwa materi vocabulary pada kelas II
A dan II B adalah benda- benda yang ada di sekitar jalan raya terutama alat- alat
transportasi.
2.1.7 Media Pembelajaran
Menurut Indriana (2011:13) media adalah sebuah alat untuk menyalurkan
komunikasi. Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium. Bila dipandang dari sisi kebahasaan, media adalah perantara
antara sumber pesan dan penerima pesan. Beberapa contoh yang perlu diketahui
diantaranya adalah film, televisi, media cetak, komputer, instruktur. Contoh
tersebut dapat dijadikan media pembelajaran apabila dapat mengangkut pesan-
9
pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, harus ada kecocokan
antara media, metode, dan pesan yang akan dikirim.
Briggs (dalam Indriana 2011:2) mengutarakan bahwa media pembelajaran
adalah alat fisik untuk menyampaikan materi dalam bentuk film, rekaman video,
gambar, dan sebagainya. Briggs menambahkan bahwa penggunaan media dapat
merangsang peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sujana dan Rivai (1990)
memberikan pendapat bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang
digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran. Beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran di antaranya:
a. Ketepatannya terhadap tujuan pembelajaran
b. Dukungan terhadap isi meteri pelajaran
c. Kemudahan memperoleh media
d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya
e. Ketersediaan waktu dalam pelaksanaannya
f. Sesuai dengan taraf belajar siswa.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu yang sangat berguna dalam proses belajar
mengajar, karena penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa belajar
dengan lebih baik, serta terangsang untuk memahami subjek yang tengah
diajarkan dalam bentuk komunikasi yang lebih efektif dan efisien. Alat ini
mencakup semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk menerapkan
pembelajaran dan memfasilitasi prestasi siswa untuk meraih tujuan pembelajaran.
2.1.8 Media Gambar
Media gambar atau bisa disebut media gambar diam adalah media visual
yang dihasilkan melalui proses fotografi. Keunggulan dari media ini adalah sudah
umum digunakan, mudah dipahami, menarik, banyak memuat penjelasan daripada
menggunakan media verbal. Media gambar dapat memberikan detail dalam
bentuk gambar apa adanya yang berdampak pada meningkatnya taraf ingatan
siswa dibandingkan menggunakan metode verbal. Selain itu media gambar
bersifat konkret; mengatasi ruang dan waktu; mengatasi keterbatasan pengamatan;
mudah penggunaannya, murah pembuatannya. Namun kelemahan dari media
10
gambar adalah hanya menekankan pada penggunaan indera mata, ukuran terbatas
pada kelompok besar (Indriana, 2011:64-65).
Menurut Indriana (2011:66) media pembelajaran yang baik harus
memenuhi beberapa aspek dibawah ini:
a. Harus bersifat asli dan dapat dipercaya
b. Harus sederhana agar mudah dipahami
c. Ukuran harus menyesuaikan keadaan pebelajar
d. Mengandung gerak dan perbuatan
e. Pemilihan gambar harus tepat, jangan sampai terlalu rumit atau terlalu
sederhana
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacammacam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor (Hamalik,
1994:95).
Menurut Rohani (1997:6-7), fungsi praktis yang dijalankan oleh media
gambar adalah:
a. Mengatasi perbedaan pengalaman antar peserta didik
b. Mengatasi batas ruang dan waktu, jadi bisa dipergunakan di mana saja
serta kapan saja.
c. Menyerderhanakan kerumitan materi
Kelebihan penggunaan media gambar menurut Sadiman (1996:31) adalah:
d. Sifatnya konkret dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah,
jika dibandingkan dengan bahasa verbal
e. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
f. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
g. Memperjelas masalah bidang apa saja
h. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan
Kelebihan media gambar yang lain menurut Suleiman (1981:29)
diantaranya:
a. Mudah diperoleh.
b. Koleksi gambar dapat diperbesar.
11
c. Mudah pemakaiannya.
Adapun kelemahan media gambar menurut Rahadi (2003:27) diantaranya
adalah:
a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat
dilihat oleh sekelompok siswa.
b. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subjektif.
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif
dalam pembelajaran.
Hamalik (1994:81) Landasan dalam proses penggunaan media gambar
diantaranya adalah:
a. Gambar bersifat konkret yang mudah dipahami siswa.
b. Gambar mengatasi batas ruang dan waktu dengan cara mewakili objek
aslinya.
c. Membantu mengatasi daya pancaindra manusia. Contohnya mengamati
objek yang sangat kecil.
d. Dapat menjelaskan suatu masalah.
e. Murah dan mudah didapat.
f. Mudah digunakan.
Pemilihan gambar yang baik harus meliputi kriteria-kriteria di bawah ini
(Hamalik, 1994:85-86):
a. Keaslian gambar dengan objek aslinya.
b. Kesederhanaan dalam gambar.
c. Gambar sebaiknya berobjek sesuatu yang sedang bergerak.
d. Gunakan bentuk yang sudah umum untuk anak- anak.
e. Tidak perlu menggunakan teknik fotografi yang tinggi.
f. Sesuaikan dengan tujuan yang dicapai.
2.1.9 Flashcard
Flashcard biasanya berisi kata-kata, gambar, atau kombinasinya untuk
mengembangkan perbendaharaan kosakata pada umumnya dan vocabulary bahasa
asing pada khususnya (Wibawa, 1991:30). penggunaan flashcard sangat cocok
untuk meningkatkan perbendaharaan vocabulary, karena dalam flashcard ada dua
12
sisi yang saling membelakangi. Sisi tersebuat berisi kata asing baru dan sisi
belakangnya diberi keterangan yang memuat keterangan dari sisi depannya.
Penggunaan gambar pada sebuah muka kartu memiliki dampak besar pada proses
belajar dan penanaman konsep dalam ingatan (Madden, 2002:244-245).
Flashcard adalah media pembelajaran berbentuk kartu bergambar yang
berukuran 25 cm×30 cm. gambar yang ditampilkan adalah gambaran tangan, foto,
atau gambar yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran kartu-kartu
tersebut. Kelebihan dari media flashcard adalah bersifat portabel, praktis
pembuatan dan penggunaannya, gampang diingat karena gambar-gambar
berwarna sangat menarik perhatian, menyenangkan sebagai media pembelajaran
bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan (Indriana, 2011:68-69).
Proses dasar penggunaan flashcard dalam pembelajaran menurut Indriana
(2011:136):
a. Proses Pembuatan Flashcard.
1) Siapkan kertas tebal sebagai penampang gambar,
2) Tandai dengan menggunakan pensil dan penggaris ukuran 25 x 30
cm,
3) Potong kertas sesuai tanda lalu tempelkan gambar,
4) Berikan tulisan atau pesan pada bagian belakang kartu tersebut
sesuai dengan objek yang ada di bagian depannya.
b. Proses Persiapan
1) Kuasai dan latih terlebih dahulu ketrampilan untuk menggunakan
flashcard. Siapkan pula bahan dan alat-alat pendukung yang
diperlukan.
2) Siapkan jumlah flashcard yang cukup dan susun sesuai urutannya.
Dan, tentukan juga butuh atau tidaknya terhadap bantuan media
lain.
3) Atur posisi tempat duduk antara guru dan pebelajar. Hal ini
berhubungan dengan posisi guru sebagai penyampai pesan harus
dapat disimak oleh seluruh siswa.
13
4) Mengkondisikan siswa serta menempatkannya pada posisi duduk
yang memungkinkan siswa dapat melihat media dengan jelas.
Posisi yang baik adalah dengan membentuk lingkaran, sedangkan
guru menerangkan dengan cara memutar pada poros lingkaran.
c. Proses Pengoprasian Flashcard
1) Kartu-kartu yang telah disusun dipegang setinggi dada dan
menghadap ke siswa,
2) Cabut satu-persatu kartu setelah guru selesai menerangkan,
3) Berikan kartu-kartu pada siswa yang berada di dekat guru, mintalah
untuk mengamati kartu tersebut, lalu teruskan kepada siswa yang
lain hingga seluruh siswa kebagian,
4) Padukan dengan permainan yang kreatif.
Dari kajian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan
flashcard dapat membantu pembelajaran Bahasa Inggris. Kerena gambar
berwarna yang ada di dalam flashcard dapat menarik minat dari peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran terhadap kosakata baru. Tahapan
penggunaan flashcard adalah menyiapkan materi dan flashcard, mengatur posisi
peserta ajar, menunjukkan gambar diiringi penerangan tentang gambar tersebut,
lalu gunakan permainan sederhana dan kreatif untuk mematangkan konsep yang
telah tertanam dalam otak siswa.
2.1.10 Flashing Picture
Permainan Flashing Picture dipilih sebagai paduan permainan kreatif
karena pemainan ini salah satu yang cocok untuk penggunaan media gambar
flashcard. Permainan ini menggunakan flashcard untuk tebak-tebakan dalam
sebuah kelompok kecil. Wright dalam Joklová (2009:18-19) berpendapat bahwa
Flashing Picture game adalah permainan yang cocok untuk pelatihan dan
pengujian vocabulary. Prosedur permainannya adalah:
a. Membagi kelas menjadi beberapa keompok kecil,
b. Pada tiap kelompok seorang siswa menampilkan gambar yang ada pada
flashcard miliknya lalu siswa lain menebak apa nama gambar tersebut
c. Dilakukan bergiliran sampai siswa terakhir.
14
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Di bawah ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
“Efektivitas Penggunaan Media Gambar Flashcard dalam meningkatkan
penguasaan vocabulary Bahasa Inggris siswa Kelas I B SDN Salatiga 06 Kota
Salatiga” adalah:
a. “The Effectiveness of Using Picture and Texts in Teaching Vocabulary”, oleh
Cindy Revani Dethan salah satu mahasiswi dari FBS UKSW yang diterbitkan
tahun 2011. Di akhir penelitiannya, Dethan berhasil menyimpulkan bahwa
belajar vocabulary menggunakan gambar lebih efektif daripada menggunakan
teks.
b. “The Use of Picture Storybook in teaching Vocabulary to 5th graders of
Elementary School” yang diteliti oleh Novita Mayang Hapsari dari FBS
UKSW menyatakan bahwa dalam pembelajaran vocabulary penggunaan buku
cerita bergambar lebih efektif dari pada penggunaan buku cerita teks.
c. “The Effectiveness of Using Picture and Song in Developing Children’s
Vocabulary: A Comparative Study” yang telah diselesaikan oleh Niki Ayu
Kusumaning Hapri dari FBS UKSW 2010 mengidikasikan bahwa
mempelajari Vocabulary baru melalui gambar lebih efektif dari pada melalui
lagu.
2.3 Kerangka Pikir
Bahasa Inggris adalah bahasa asing untuk siswa SDN Salatiga 06.
Pembelajaran Bahasa Inggris sering dianggap susah untuk dipahami. Hal ini
dikarenakan mempelajari bahasa asing atau bahasa kedua harus menggunakan
cara dan pendukung pembelajaran yang tepat. Kesulitan ini dapat dilihat dari nilai
yang belum memuaskan. Pembelajaran yang masih umum digunakan adalah
pembelajaran yang menempatkan guru sebagai pusatnya. Hal ini membuat siswa
menjadi pasif dan kurang berminat mengikuti jalannya pembelajaran. Padahal,
minat siswa adalah faktor penting dalam belajar. Minat dapat tumbuh apabila
proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan, bervariasi, dan suasana yang
kondusif. Banyak faktor yang dapat medukung adanya peningkatan hasil belajar.
Diantaranya guru, siswa, materi, metode penyampaian, media, dan faktor lainnya.
15
Salah satu faktor yang dapat membantu pembelajaran siswa adalah
penggunaan media pembelajaran. Media yang dipilih peneliti adalah media
gambar flashcard. Flashcard adalah suatu media yang berwujud kartu berukuran
25 cm × 30 cm untuk flashcard besar dan 9 cm × 6 cm untuk flashcard kecil. Ada
gambar di sisi depan dan keterangan mengenai gambar tersebut di sisi
belakangnya. Flashcard sangat menarik karena penampilan gambar berwarna
dapat menarik perhatian siswa SD. Kelebihan lainnya adalah penggunaan
flashcard memungkinkan diadakannya metode permainan yang edukatif sekaligus
menyenangkan.
Mereka
dapat
memainkannya
secara
berpasangan
atau
berkelompok secara mandiri.
Prinsip penggunaan media ini adalah 1) mempersiapkan flashcard, 2)
mengatur tempat duduk siswa menjadi bentuk melingkar dengan guru berada di
tengah-tengah, 3) menerangkan satu per satu flashcard, 4) memberikan flashcard
kepada siswa untuk diamati secara mandiri dan bergantian, 5) memadukan dengan
permainan kreatif.
Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan hasil belajar antara kelas
konvensional (tidak menggunakan media gambar flashcard) dengan kelas yang
menggunakan media gambar flashcard dimana pada kelas kontrol pembelajaran
dilakukan seperti biasa dan kelas eksperimen pembelajaran menggunakan media
gambar flashcard. Jika siswa belajar dengan diberikan perlakuan menggunakan
media gambar flashcard memperoleh penguasaan vocabulary yang lebih tinggi
daripada kelas konvensional maka penggunaan media gambar flashcard efektif
dalam meningkatkan penguasaan vocabulary Bahasa Inggris siswa kelas II SDN
Salatiga 06. Adapun gambar dari kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut ini:
16
1. Mempersiapkan
flashcard
Kegiatan
Belajar
Mengajar
Kelas II
Pembelajaran
Pembelajaran
Menggunakan
media gambar
flashcard
2. Mengatur tempat
duduk
3. Menerangkan
flashcard
Hasil
Penguasaan
vocabulary
kelas yang
menggunakan
media gambar
flashcard
4. Siswa mengamati
flashcard
5. Permainan kreatif
1. Ceramah
Pembelajaran
konvensional
2. Tanya Jawab
Hasil
Penguasaan
vocabulary
kelas
Konvensional
3. Evaluasi
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka berfikir, peneliti mengemukakan hipotesis
penelitian yaitu terdapat perbedaan pada hasil belajar Bahasa Inggris yang
menggunaan media gambar flashcard sebagai berikut:
2.4.1. Hipotesis nol
H0 : X1 = X2. Yaitu “Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris kelas eksperimen
(Kelas II B) sama dengan rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris Kelas kontrol
(Kelas II A). Artinya tidak ada perbedaan efektivan penggunaan media
pembelajaran dengan pembelajaran konvensional”
2.4.2. Hipotesis alternatif
H1 : X1 > X2. Yaitu “Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris kelas
eksperimen (Kelas IIB) lebih besar dari rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris
Kelas kontrol (Kelas IIA). Artinya ada keefektifan penggunaan media gambar
flashcard dengan pembelajaran konvensional”
Download