BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun bisa dipastikan mengandung risiko. Sangat mungkin kita tidak mendapatkan pendapatan apapun. Juga sangat mungkin bahwa kita akan rugi saat kita menjual investasi. seseorang harus menghitung berapa banyak kerugian yang siap ditanggung, seandainya investasi tersebut tidak bisa menghasilkan pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan. Sebagian orang memiliki pengalaman mendapatkan keuntungan besar dari berinvestasi dalam jangka pendek. Orang-orang tersebut sengaja mengambil risiko besar, dengan kemungkinan untuk mendapatkan kerugian yang besar pula, atau terkadang mereka hanya beruntung saja. Bagi kebanyakan orang, sebuah kesempatan untuk berinvestasi harus dikaji secara hati-hati, karena sekali keputusan tersebut dibuat, investasi tersebut harus dimonitor dan dikelola secara seksama.1 Kondisi pada masa depan yang dihadapi nanti akaan terjadi secara tidak pasti. Adaya ketidakpastian menyangkut sesuatu pada masa depan dan manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya. Unit ekonomi ketika dihadapkan 1 . www.bapepam.go.id 1 2 dengan ketidakpastian berusaha melakukan spekulasi, memprediksi atau memahami masa depan dengan informasi yang tersedia dan alat pemproses informasi tersebut. Keberadaan informasi sangat relevan meskipun tidak lengkap untuk memahami dan menilai masa depan mengenali suatu ketidakpastian menjadi sebuah risiko. pengambilan keputusan yang rasional tidak mungkin terwujud ketika tidak ada informasi atau petunjuk sama sekali tentang masa depan atau dikatakan dalam kondisi ketidakpastian.2 Kondisi pasti terjadi ketika keputusan yang diambil didukung oleh informasi yang lengkap sehingga hasil dari setiap tindakan yang dilakukan dapat diestimasi secara akurat. Dalam kondisi ini pengambilan keputusan secara pasti mengetahui apa yang terjadi pada masa datang. Ketika seorang manajer keuangan atau investor mengambil keputusan melakukan investasi pada suatu aktiva keuangan maka dia harus menyadari adaya risiko dari keuntungan yang diharapkannya.3 PT Bursa Efek Jakarta bersama dengan PT Dana Reksa Invesment Managemen (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang mencangkup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah. Saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index merupakan saham yang memenuhi kriteria sahamsaham yang operasionalnya tidak mengandung unsur ribawi, aset likuidnya berkisar antara 17-49%, dan rasio hutangnya 30-33%. 2 . Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), hlm. 138 3 . Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern.................. hlm. 140 3 Perdagangan saham saat ini telah mengalami kemajuan sangat pesat. Hal ini dapat terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi telah banyak membantu transaksi dipasar modal. Setiap investor dapat melakukan investasi dengan mudah dan tanpa harus datang langsung ketempat dia berinvestasi. Jadi, perputaran modal dalam suatu negara tidak hanya berasal dari investor dalam negeri tetapi juga berasal dari investor asing. Setiap kejadian baik dari bidang ekonomi, politik dan keamanan yang terjadi didalam dan luar negeri nantinya akan mempengaruhi pasar modal disuatu negara. Hal ini menunjukan bahwa berinvestasi dipasar saham memiliki risiko karena adanya faktor ketidakpastian. Pelaksanaan kegiatan pengembangan pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2013 senantiasa dipenuhi dengan semangat, optimisme, dan harapan bahwa pasar modal Indonesia akan semakin berkembang, stabil, serta mencatatkan pencapaian kinerja yang baik, meskipun masih terdapat berbagai sentimen dan tantangan sebagai dampak dari gejolak ekonomi global dan perekonomian nasional. Walaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan, yaitu dari 4.316,687 pada akhir tahun 2012 menjadi 4.212,980 pada tanggal 27 Desember 2013 atau turun sebesar 2,40%,4 Dana asing keluar dari pasar saham dipicu pengetatan likuiditas global dan kekhawatiran terhadap inflasi domestic. Hal ini berdampak pada nilai 4 . Tim BEI, “BEI Mendorong Peningkatan Kepercayaan Investor dalam Berinvestasi”. Siaran Press yang disajikan Tim BEI (Diakses 17 Mei 2014). 4 tukar rupiah yang menyentuh nilai terendah sejak awal tahun dan pelemahan harga saham. Korelasi harga saham pada bulan juni setidaknya dipicu likuiditas pada trend musiman diindonesia yaitu ramadhan, idul fitri dan liburan anak sekolah. Pasar saham pada bulan Juli 2013 ini masih mengalami masa konsolidasi. Selain faktor kenaikan data inflasi dalam negeri akibat kenaikan harga BBM bersubsidi dan tren musiman (liburan anak sekolah, puasa dan lebaran) perlu diperhatikan pula faktor global yaitu rencana pengurangan stimulus Amerika Serikat, perkembangan disistem perbankan Cina dan kemajuan program stimulus dijepang. Secara historis, faktor global mungkin akan lebih berperan mempengaruhi arah gerak pasar modal diindonesia.5 Kekhawatiran pasar modal terhadap jadwal QE tapering (kebijakan penarikan kembali keuangan) yang mungkin terjadi lebih cepat dibandingkan ekspektasi mengakibatkan sentimen pasar saham kembali melemah dengan berkurangnya volume perdagangan menjelang akhir tahun diiringi dengan kenaikan suku bunga yang diluar ekspektasi.6 Selain itu Kondisi makroekonomi indonesia masih akan menghadapi tantangan perlambatan pertumbuhan ekonomi, sebagai dampak kebijakan moneter ketat untuk menjaga stabilitas pasar keuangan, suku bunga acuan (BI Rate) masih memiliki potensi untuk dinaikan sampai dengan kisaran 8%.7 5 . www.dplkmuamalat.com (Bulan Juli 2013) . www.dplkmuamalat.com (November 2013) 7 , www.dplkmuamalat.com (Bulan Desember 2013) 6 5 Sementara itu nilai tukar rupiah di 2014 mengalami depresiasi terhadap dolar AS namun mencatat apresiasi terhadap mata uang mitra dagang utama lainnya. Tekanan terhadap rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kekhawatiran terhadap normalisasi kebijakan The Fed. dinamika geopolitik dan perlambatan ekonomi global. Sementara dari faktor internal pelemahan rupiah juga sedikit banyak dipengaruhi oleh perilaku investor (wait-and-see) yang sempat menahan aktivitas transaksinya di tengah tahun 2014 untuk menunggu kejelasan politik. Kondisi politik yang penuh dengan ketidakpastian tersebut juga membuat beberapa calon emiten memutuskan untuk menunda mencatatkan sahamnya di BEI dan berdampak pada tidak terpenuhinya target emiten baru sebanyak 30 emiten untuk tahun 2014.8 Perubahan tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko sistematik. Apabila tingkat suku bunga tinggi, maka para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka dibank, dan sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka para investor akan lebih memilih berinvestasi disaham.9 Pada bulan februari 2014, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 201 poin (4,56%). Rilisnya data-data makro ekonomi yang semakin membaik seperti cadangan devisa yang kembali diatas $ 100 miliar, current account deficit yang menyempit menjadi 1,98% dari GDP per 4Q13, 8 . Tim BEI, “Annual Report 2014”. (Diakses tanggal 17 April 2016) . Ida Roza, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2011” (Semarang: Skripsi IAIN Walisongo, 2012), hlm. 8 9 6 serta menguatnya kembali mata uang rupiah dibawah level 12.000an. membuat kembali munculnya optimisme berinvestasi diindonesia.10 Para investor banyak yang menyukai adanya risiko yang tinggi karena dalam risiko yang tinggi tersebut cenderung terdapat potensi tingkat return yang tinggi pula. Konsep ini dikenal dengan istilah ”High Return High Risk, Low Return Low Risk”. Konsep ini mengatakan bahwa setiap potensi keuntungan tinggi yang mungkin diperoleh cenderung menyimpan potensi kerugian yang tinggi, sementara potensi return yang relatif normal akan memberikan tingkat risiko kerugian yang relatif rendah pula. Risiko adalah penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan penyimpangannya tingkat berarti pengembalian semakin besar aktual. tingkat Semakin risikonya besar Secara keseluruhan risiko investasi terbagi menjadi dua jenis: Pertama, risiko sistematik atau risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang dipengaruhi oleh faktor makro seperti: inflasi, pertumbuhan ekonomi, kurs valuta asing, tingkat bunga dan kebijakan pemerintah dibidang ekonomi. Kedua, risiko tidak sistematik atau risiko yang dapat didiversifikasi yang dipengaruhi oleh faktor mikro seperti: struktur modal, struktur aktiva, likuiditas dan ukuran perusahaan. Rasio likuiditas bertujuan menaksir kemampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan komitmen pembayaran keuangannya. Semakin tinggi angka rasio likuiditas, akan semakin baik bagi 10 . www.dplkmuamalat.com (februari 2014) 7 investor. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan. Kenaikan harga saham ini mengidikasikan meningkatnya kinerja perusahaan dan hal ini juga akan berdampak para investor karena mereka akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasinya. Perusahaan dengan struktur modal yang didominasi oleh hutang cenderung dijauhi investor, disebabkan tingginya hutang merupakan beban yang akan mereka tanggung ketika menjadi pemegang saham. Hutang yang tinggi menyebabkan return yang diterima juga kecil.11. Berdasarkan latarbelakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Likuiditas dan Struktur Modal Terhadap Risiko Investasi Saham Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014”. B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh secara parsial tingkat suku bunga terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014? 2. Apakah ada pengaruh secara parsial likuiditas terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014? 11 . Tita Deswira, “Pengaruh Likuiditas, Strukrur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index” (Padang: Skripsi Universitas Negeri Padang, 2013), hlm. 3 8 3. Apakah ada pengaruh secara parsial struktur modal terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014? 4. Apakah ada pengaruh secara simultan tingkat suku bunga, likuiditas dan struktur modal terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas tehadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014. 4. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan tingkat suku bunga, likuiditas dan struktur modal terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index periode tahun 2011-2014. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi STAIN Pekalongan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mahasiswa menambah pengetahuan tentang pengaruh tingkat suku bunga, likuiditas dan struktur modal terhadap risiko investasi saham yang 9 terdaftar pada Jakarta Islamic Index serta menambah koleksi buku perpustakaan STAIN Pekalongan. 2. Bagi Penulis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis. 3. Bagi Investor. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dalam mengetahui risiko sebuah investasi dan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan ringkasan skripsi yang memberikan gambaran mengenai hal-hal yang diuraikan penulis dan akan mempermudah pembaca dalam memahami isi skripsi. Dalam hal ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan.. BAB II berisi tentang Kerangka Teori yang terdiri dari Teori Signaling, Pasar Modal, Pasar Modal Syariah, Jakarta Islamic Index (JII), Investasi, Risiko, Tingkat Suku Bunga, Likuiditas, Struktur Modal, Tinjauan Pustaka, Kerangka Berpikir dan Hipotesis. BAB III berisi tentang Metode Penelitian yang terdiri dari Jenis dan Pendekatan Penelitian, Setting Penelitian, Variabel Penelitian, Populasi, 10 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian, Teknik Pengolahan dan Analisis Data. Bab IV berisi tentang Analisis Data dan Pembahasan yang terdiri dari Deskripsi Data, Analisis Data yang meliputi Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Berganda dan Uji t (Parsial), Uji f (Simultan), Koefisien Determinasi dan Pembahasan. Bab V berisi tentang Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.