pengaruh profitabilitas, likuiditas, kepemilikan saham publik dan

advertisement
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN
SAHAM PUBLIK DAN UMUR LISTING TERHADAP
VOLUNTARY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI INDONESIA
Duroriyatul Aulya1 dan Sutono2
STIE Dharmaputra
Jl. Pamularsih Raya No. 16 Semarang 50148 Telp 024-7601410,7600645
[email protected]
[email protected]
Sri Harjanto3
STIE Dharmaputra
[email protected]
Abstraksi
Tujuan yang diinginkan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, kepemilikan Saham dan Umur Listing Terhadap Pengungkapan Sukarela pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 yaitu 22 perusahaan manufaktur. Teknik
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa kepemilikan saham publik dan umur listing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengungkapan sukareka, sedangkan likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Hal
lain yang menarik adalah bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan yang negatif terhadap
pengungkapan sukarela.
Kata Kunci: Profitabilitas, Likuiditas, kepemilikan Saham publik, Umur Listing, Pengungkapan Sukarela
Abstract
The aim of this study is to analyze the effect of profitability, liquidity, public ownership of shares and age
of listing on the Voluntary Disclosure of Manufacturing Companies in Indonesia. The sample in this
study consisted of 22 manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange from 2011 to
2013. Multiple linear regressions was performed to test four hypotheses formulated for this study. The
results showed that public ownership and age listing have a significant impact on the voluntary disclosure
of the annual report, while the liquidity does not affect the voluntary disclosure of the annual report.
Additionally, profitability has a negative significant effect on the voluntary disclosure.
Keywords: profitability, liquidity, public ownership, age of listing, voluntary disclosure
1.
Pendahuluan
investasi dalam pasar modal, juga sebagai
1.1
Latar Belakang
sarana pertanggungjawaban manajemen atas
Selama sepuluh tahun terakhir ini,
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
istilah Good Corporate Governance (GCG)
Proses pembuatan laporan keuangan tahunan
menjadi
tidak
kian
Pertama,
GCG
kunci
sukses
tumbuh
dan
dalam laporan tahunan dan faktor-faktor
panjang,
yang mempengaruhinya. Hal ini sangat
sekaligus memenangkan persaingan bisnis
penting dilakukan karena akan memberikan
global. Kedua, krisis ekonomi di kawasan
gambaran kondisi perusahaan, serta mampu
Asia dan Amerika Latin yang diyakini
menunjukkan sifat perbedaan kelengkapan
muncul karena kegagalan penerapan GCG
ungkapan antar perusahaan dan faktor-faktor
(Daniri, 2005). Salah satu pilar GCG adalah
yang mempengaruhinya. Perusahaan akan
transparansi
adanya
menggunakan laporan tahunannya yang
perbaikan informasi yang menjadi semakin
terdiri atas laporan wajib dan laporan
transparan, maka manajemen akan mampu
sukarela
untuk
menerapkan pengelolaan perusahaan dengan
investor
potensial
baik
kesiapan
Laporan keuangan tahunan perusahaan dapat
perusahaan di Indonesia untuk bersaing di
memberikan gambaran kinerja selama satu
kawasan regional bahkan global.
tahun, dan dapat menjelaskan masa depan
merupakan
populer.
salah
perusahaan
satu
untuk
menguntungkan
serta
Salah
dalam
informasi.
jangka
Dengan
meningkatkan
satu
faktor
yang
lepas
kelengkapan
perusahaan
dari
penelitian
pengungkapan
pemegang
tersebut
maupun
mengenai
(disclosure)
saham
dan
pemerintah.
(Widiyastuti,
2002
mencerminkan informasi tentang kinerja
dalam Kartika, 2009). Dalam pencapaian
perusahaan adalah laporan keuangan yang
efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas
harus dibuat oleh pihak manajemen secara
publik, pengungkapan laporan keuangan
teratur. Laporan keuangan tahunan pada
menjadi faktor yang signifikan. Laporan
dasarnya adalah sumber informasi bagi
keuangan dapat diungkapkan dalam bentuk
investor
penjelasan mengenai kebijakan akuntansi
sebagai
salah
satu
dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan
yang
ditempuh
kontijensi,
metode
persediaan, jumlah saham yang beredar, dan
Dalam beberapa tahun terakhir ini
ukuran alternative, seperti pos-pos yang
terdapat
dicatat berdasarkan historical cost (Naim
stakeholder
dan Rakhman, 2000 dalam Kartika, 2009).
pengungkapan data keuangan. Komponen
Pelaporan keuangan yang utama dari
fenomena
ketidakpuasan
terhadap
para
penyajian
keuangan ditemukan tidak mencukupi untuk
suatu perusahaan disajikan dalam bentuk
memenuhi
laporan
Ketidakpuasan stakeholder disebabkan oleh
keuangan
yang
menyediakan
kebutuhan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
beberapa
serta perubahan posisi keuangan suatu
kepercayaan
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
berinvestasi. Untuk menciptakan rasa aman
besar
pengambilan
dimata stakeholder, perusahaan seharusnya
keputusan ekonomi. Bagi pihak-pihak diluar
memberikan informasi yang rinci, jelas,
manajemen
wajar, dan tepat waktu. Dengan kata lain,
pemakai
dalam
suatu
perusahaan,
laporan
faktor,
akan
rasa
satunya
krisis
aman
dalam
keuangan merupakan jendela informasi yang
informasi
memungkinkan
mengetahui
transparan memberikan gambaran kinerja
kondisi perusahaan tersebut. Pada dasarnya
dan operasional perusahaan sesungguhnya
laporan keuangan terdiri atas lapoaran
(Maines, 2002 dalam Oktaviana, 2009).
pengguna
neraca, laporan rugi laba, serta laporan
perubahan modal. Tetapi dalam praktiknya
sering diikut sertakan laporan keuangan lain
yang sifatnya membantu untuk memperoleh
penjelasan
lanjut
maupun
kepentingan
analisa, seperti laporan perubahan modal
kerja, laporans sumber dan penggunaan kas,
laporan perubahan laba kotor, serta laporan
biaya produksi (Bambang, 1998 dalam
Kartika, 2009).
yang
salah
stakeholder.
disampaikan
harus
Informasi merupakan hal penting
dalam persaingan di dunia bisnis pada masa
perkembangan teknologi seperti sekarang
ini. Untuk itu para pengambil keputusan
membutuhkan informasi-informasi penting
dengan cepat dan lengkap untuk dapat
menunjang keputusan bisnis yang akan
diambil. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
informasi stakeholders atau calon investor,
perusahaan harus melakukan pengungkapan
laporan keuangan yang lebih transparan dan
lengkap
guna mendukung pengambilan
keputusan bisnis yang optimal.
Menurut
Oktaviana
Menurut teori keagenan (agency
theory), manajer akan memilih kebijakan
(2009),
yang dapat mengoptimalkan kepentingan
pengungkapan informasi perusahaan perlu
manajer itu sendiri. Penelitian terdahulu
dilakukan
menyebutkan bahwa masalah teori keagenan
secara
berimbang,
artinya
informasi yang disampaikan bukan hanya
dapat
dikurangi
dengan
yang bersifat positif namun juga informasi
pengungkapan.
yang bersifat negatif. Hal ini dimaksudkan
menyatakan bahwa peningkatan transparansi
untuk menghindari adanya informasi yang
dan
salah dan informasi yang penting yang
kontribusi untuk menyelaraskan kepentingan
disembunyikan oleh manajemen perushaan
manajer dan pemegang saham. Dengan
(asimetri informasi) yang dapat merugikan
demikian
pihak eksternal.
pengungkapan
Ball
pengungkapan
dapat
meningkatkan
(2006)
akan
misalnya,
memberikan
disimpulkan
sukarela
bahwa
merupakan
Hasudung dan Didin (2008) dalam
mekanisme untuk mengendalikan kinerja
Daniel (2013) mengemukakan ada dua jenis
manajer, mengurangi terjadinya asismetri
pengungkapan yaitu pengungkapan wajib
informasi dan memonitor biaya keagenan.
merupakan pengungkapan minimum yang
Ada banyak faktor yang diduga
disyaratkan oleh standar akuntansi yang
mempengaruhi luas pengungkapan sukarela
berlaku
dalam
dan
pengungkapan
sukarela
laporan
tahunan
merupakan pengungkapan yang dilakukan
Diantaranya
sukarela perusahaan tanpa diharuskan oleh
tingkat leverage, umur listing perusahaan,
peraturan
Pengungkapan
ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas,
sukarela laporan keuangan dapat membantu
porsi saham publik, operating profit margin,
investor dalam memahami strategi bisnis
return
manajemen
yang
perusahaan. Dalam penelitian ini yang akan
bersangkutan. Penelitian ini mengkhususkan
dibahas adalah tingkat profitabilitas, tingkat
pada pengungkapan sukarela saja.
likuiditas, porsi kepemilikan saham oleh
yang
berlaku.
pada
perusahaan
on
adalah
perusahaan.
equity,
tingkat
dan
likuiditas,
status
modal
publik dan umur listing perusahaan karena
bervariasinya hasil penelitian terdahulu yang
menggunakan
variabel-variabel
a.
tersebut.
perusahaan
manufaktur
yang
profitabilitas
berpengaruh
positif terhadap pengungkapan sukarela
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
Apakah
dalam laporan tahunan?
b.
Apakah likuiditas berpengaruh positif
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
terhadap pengungkapan sukarela dalam
periode 2011 sampai 2013. Berdasarkan
laporan tahunan?
uraian diatas, penelitian ini mengambil judul
“PENGARUH
c.
PROFITABILITAS,
Apakah porsi kepemilikan saham publik
berpengaruh
positif
terhadap
LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN SAHAM
pengungkapan sukarela dalam laporan
DAN UMUR LISTING TERHADAP
tahunan?
PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA
d.
Apakah
umur
listing
perusahaan
positif
terhadap
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
berpengaruh
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-
pengungkapan sukarela dalam laporan
2013”
tahunan?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah
tersebut, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut:
a.
Untuk menguji secara empiris pengaruh
profitabilitas terhadap pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan.
1.2
b.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
diatas,
likuiditas
perumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Untuk menguji secara empiris pengaruh
terhadap
pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan.
c.
Untuk menguji secara empiris pengaruh
porsi
kepemilikan
saham
publik
d.
terhadap pengungkapan sukarela dalam
publik di Indonesia harus sesuai dengan
laporan tahunan.
Standar
Untuk menguji secara empiris pengaruh
dikeluarkan
umur
Keuanagn Indonesia (IAI).
listing
perusahaan
terhadap
pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan.
Akuntansi
Keuangan
oleh
Ikatan
Pengungkapan
yang
Akuntansi
sukarela
adalah
pengungkapan yang dilakukan perusahaan
diluar
yang
diwajibkan
oleh
standar
akuntansi atau peraturan badan pengawas.
2.
Telaah Pustaka
2.1
Pengungkapan Sukarela (Voluntary
Semua
Disclosure)
perusahaan
publik
diwajibkan
memenuhi pengungkapan minimum, namun
berbeda secara substansial dalam hal jumlah
Menurut Hasdung dan Didin (2008)
tambahan informasi yang diungkapkan ke
dalam Daniel (2013) jenis pengungkapan
pasar modal. Salah satu cara meningkatkan
laporan
kredibilitas
keuangan
itu
ada
2
yaitu,
perusahaan
adalah
melalui
pengungkapan wajib dan pengungkapan
pengungkapan sukarela secara lebih luas dan
sukarela.
membantu
Pengungkapan
wajib
adalah
pengungkapan minimum yang disyaratkan
yang
pengungkapan
menjadi
wajib
adalah
dalam
memahami
strategi bisnis manajemen.
Pengungkapan
oleh standar akuntansi yang berlaku. Di
Indonesia
investor
otoritas
dilakukan
dalam
Badan
mengenai
kebijakan
sukarela
bentuk
dapat
penjelasan
akuntansi
yang
(BAPEPAM)
ditempuh, metode persediaan, jumlah saham
Berdasarkan keputusan ketua Bapepam dan
yang beredar dan ukuran alternatif, misalnya
LK Nomor : Kep-431/BL/2012 Tanggal : 1
pos-pos yang dicatat berdasarkan historical
Agustus tentang pedoman penyajian dan
cost.
Pengawas
Pasar
Modal
pengungkapan laporan keuangan perusahaan
Pengungkapan
sukarela
oleh
publik mensyaratkan elemen-elemen yang
perusahaan bermanfaat untuk memperoleh
seharusnya
biaya modal yang lebih rendah yang
wajib
diungkapkan
dalam
penyusunan laporan keuangan perusahaan
berkaitan
dengan
berkurangnya
resiko
informasi bagi investor dan kreditur. Dengan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
demikian investor dan kreditor bersedia
profitabilitas
membeli sekuritas dengan harga tinggi,
pengungkapan
akibat dari harga tinggi tersebut biaya modal
tahunan.
perusahaan menjadi rendah.
H1 : Diduga profitabilitas berpengaruh
2.2
mempengaruhi
sukarela
dalam
luas
laporan
positif terhadap pengungkapan sukarela
Profitabilitas
Menurut
dapat
Subair
(2013)
dalam laporan tahunan.
rasio
profitabilitas adalah rasio yang mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan,
asset, dan modal. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Shinghvi dan Desai (1971) dalam
Kartika
(2009)
mengutarakan
bahwa
rentabilitas ekonomi dan profit margin yang
tinggi akan mendorong para manajer untuk
memberikan informasi yang lebih terinci,
sebab mereka ingin meyakinkan investor
terhadap
profitabilitas
mendorong
manajemen.
perusahaan
kompensasi
Profitabilitas
dan
terhadap
yang
tinggi
menunjukkan tingginya laba yang diperoleh
oleh perusahaan. Dengan profitabilitas yang
tinggi
manajer
perusahaan
akan
mengungkap lebih banyak laporan keuangan
untuk menunjukkan kinerja dari perusahaan.
2.3
Likuiditas
Tingkat likuiditas merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka panjang
pendeknya kepada kreditor jangka penedek
(Hanafi, Mamdud dan Abdul, 2009).Tingkat
likuiditas dianggap sebagai indicator penting
kesehatan secara umum, karena untuk
melihat kesehatan sebuah perusahaan, yang
pertama
kali
dilihat
adalah
tingkat
likuiditasnya dahulu. Ini dikarenakan tingkat
likuiditas mengukur kemampuan sumber kas
perushaan
jangka
untuk
pendek
memenuhi
(Wild,
dkk.
kewajiban
2005;38).
Kuatnya kondisi keuangan (financial) suatu
perusahaan cenderung melakukan keluasan
pengungkapan laporan keuangan yang lebih
komprehensif
dibandingkan
pada
perusahaan yang memiliki kondisi keuangan
(financial) yang lemah. Perusahaan dengan
kondisi keuangan yang kuat dianggap
dituntut untuk dibuka dan dengan demikian
mampu
pengungkapan perusahaan semakin luas.
menanggung
ditimbulkan
biaya-biaya
dengan
adanya
yang
luas
Informasi
tingkat
kepemilikan
akan
pengungkapan laporan keuangan yang lebih
digunakan oleh investor pertanda prospek
komprehensif.
dapat
suatu perusahaan, dengan kata lain semakin
dapat
banyak saham yang dimiliki oleh publik
sukarela
berarti semakin tinggi perusahaan dalam
dikatakan
Kesimpulannya,
bahwa
mempengaruhi
likuiditas
pengungkapan
dalam laporan tahunan.
memberikan deviden dan layak beroperasi
H2 : Diduga likuiditas berpengaruh positif
terus menerus untuk itu perusahaan dituntut
terhadap pengungkapan sukarela dalam
untuk
laporan tahunan.
komprehensif.
2.4
H3 : Diduga kepemilikan saham perusahaan
Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan
menunjukkan
jumlah
memberikan
informasi
yang
saham
publik
oleh publik berpengaruh positif terhadap
pemegang
saham
pengungkapan
perusahaan yang tersebar di publik. Menurut
sukarela
dalam
laporan
tahunan.
Suta (2002:93) dalam Mahmud (2009)
umumnya komposisi saham perusahaan
yang telah go public, sekitar 70% oleh
saham masih dikuasai oleh founderdan 30%
2.5
Umur Listing
Umur
listing
perusahaan
sisanya dimiliki oleh publik. Ainun dan
menunjukkan lama perusahaan tersebut
Fuad
terdaftar
(2000)
dalam
Kartika
(2009)
dalam
Bursa
Efek
Indonesia
mengemukakan adanya perbedaan dalam
sebagai perusahaan go publik. Menurut
proporsi saham yang dimiliki oleh investor
Susanto
luar
mengatakan
dapat
mempengaruhi
kelengkapan
(1992)
dalam
bahwa
Adhi
perusahaan
(2012)
yang
pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini
terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan
karena
yang
memberikan laporan keuangan yang lebih
membutuhkan informasi tentang perusahaan,
lengkap dibandingkan dengan perusahaan-
semakin banyak pula detail-detail butir yang
perusahaan
semakin
banyak
pihak
lain.
Hal
ini
dikarenakan
perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai
penelitian dapat digambarkan dalam bentuk
pengalaman
diagram sebagai berikut:
lebih
dalam
pelaporan
keuangan tahunan. Adhi (2012) mengatakan
bahwa perusahaan yang lebih lama listing
Profitabilitas
menyediakan publisitas informasi yang lebih
listing
sebagai
bagian
dari
praktik
akuntabilitas
yang
ditetapkan
BAPEPAM.
Menurut
Marwata
H1
(X1)
banyak dibanding perusahaan yang baru saja
Likuiditas
oleh
(X2)
(2001)
dalam Adhi (2012) umur listing perusahaan
Saham Publik
diperkirakan memiliki hubungna positif
(X3)
dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan
yang mendasari adalah bahwa perusahaan
Umur Listing
yang berumur lebih tua memliki pengalaman
(X4)
lebih
banyak
laporan
bahwa
dalam
keuangan,
umur
listing
mempengaruhi
mempublikasikan
sehingga
pengungkapan
Luas
Pengungkapan
Sukarela (Y)
H3
H4
Gambar 1. Kerangka pemikiran dan
dikatakan
perusahaan
H2
pengembangan hipotesis
dapat
sukarela
dalam laporan tahunan.
H4 : Diduga umur listing perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
pengungkapan sukarela dalam laporan
3.
Metodologi Penelitian
3.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi
tahunan.
yang terdiri atas objek atau subyek yang
mempunyai
2.6
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan
penelitian
telaah
sebelumnya,
kualitas
dan
karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
pustaka
maka
dan
model
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh
perusahaan
manufaktur
3) Merupakan perusahaan yang bergerak
yang
terdaftar di BEI selama periode 2011 sampai
di sektor manufaktur.
4) Menampilkan data dan informasi yang
dengan 2013¸yaitu sebanyak 149 perusahaan
digunakan
yang selalu menerbitkan laporan keuangan
profitabilitas, likuiditas, kepemilikan
tercakup
profitabilitas,
saham
kepemilikan
saham
Perusahaan
manufaktur
dan
likuiditas,
untuk
publik
analisis
dan
umur
pengaruh
listing
umur
listing.
perusahaan dalam penyampaian laporan
dipilih
dalam
keuangan pada perusahaan manyufaktur
penelitian ini karena jumlahnya paling
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
banyak sehingga dianggap dapat mewakili
dari tahun 2011 sampai dengan 2013.
perusahaan go publik.
Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
3.2
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2008). Pada penelitian
ini digunakan metode purposive sampling
yang berarti penentuan sampel berdasarkan
kriteria. Kriteria-kriteria yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
1) Perusahaan yang listing di BEI secara
berturut-turut dari tahun 2011 sampai
dengan 2013.
2) Menerbitkan laporan keuangan dan
annual report dari tahun 2011 sampai
dengan 2013.
BEI tahun 2011-2013 yaitu 22 perusahaan
manufaktur. Dengan metode pooling data
atau gabungan antara time series data dan
data cross section tahun 2011 – 2013,
sehingga
apabila
dijumlahkan
terdapat
sampel (n) sebanyak 66.
Definisi operasional dan pengukuran
variabel dapat dilihat pada bagian Lampiran
Tabel 1.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari berbagai
sumber, data tersebut terdiri dari:
a.
Daftar emiten yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011 sampai
b.
c.
dengan 2013 yang merupakan sampel
penelitian ini meliputi nilai minimum,
penelitian.
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan
Laporan keuangan tahun buku 2011
deviasi standar dari data yang diolah. Hasil
sampai dengan 2013 dari perusahaan
analisis deskriptif yang dapat dilihat pada
sampel penelitian.
Tabel 2 bagian lampiran berguna untuk
Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek
mendukung interpretasi terhadap analisis
Indonesia, di Gallery Investasi BEI,
dengan teknik lainnya (Ghozali, 2009).
serta sumber lain yang relevan dalam
penelitian ini.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Merupakan
3.4
Metode Pengumpulan Data
dimaksud
Data dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang diperoleh dari annual
report, laporan keuangan perusahaan dan
dari Indonesia Capital Market Directory
(ICMD). Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
diperoleh
oleh
peneliti
dari
uji
untuk
asumsi
mengetahui
yang
apakah
penggunaan model regresi linier berganda
sebagai alat analisis telah memenuhi asumsi
klasik yaitu terdistribusi secara normal,
variabel
tidak
multikolinearitas,
mengandung
autokorelasi,
dan
heteroskedastisitas.
subyek
penelitiannya. Data sekunder diperoleh dari
sumber tidak langsung biasanya berupa data
dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia.
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji
normalitas
bertujuan
menguji
apakah dalam model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi
3.5
Analisis Data
yang baik memiliki distribusi data normal
3.5.1. Statistik Deskriptif
atau mendekati normal. Salah satu cara
Penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif
berganda.
dan
metode
Statistik
analisis
regresi
deskriptif
dalam
termudah untuk melihat normalitas adalah
dengan
melihat
membandingkan
histogram
antara
data
yang
obsevasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi
multikolinearitas antar variabel bebas dalam
normal.
model regresi ini.
Dari gambar 2 menunjukkan bahwa
plotting
data
tidak
jauh
dari
garis
3.5.2.3.Uji Autokolerasi
diagonalnya dan menempel pada garis
Autokolerasi pada model regresi
diagonal. Hal ini berarti bahwa data
artinya ada korelasi antar anggota sampel
terdistribusi normal. Selain dengan normal
yang diurutkan berdasarkan waktu saling
probability plot, pendeteksian normalitas
berkorelasi.
dapat dilakukan dengan uji statistik. Untuk
korelasi
menguji
normalitas
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai
dengan
uji
residual
dilakukan
non
parametric
statistik
Untuk
dalam
mengetahui
suatu
model
adanya
regresi
uji dubin Watson (uji DW).
kolmogorof-smirnov (K-S) dengan level
Hasil uji dari Tabel 5 menunjukkan
signifikansi > 0,05. Berdasarkan tabel 3,
hasil DW test (Durbin Watson test) sebesar
hasil uji kolmogorof smirnov menunjukkan
1,698 (du=1,6974; 4-du =2,3026). Hal ini
bahwa nilai Asymp 0,061 lebih besar dari
berarti model regresi di atas tidak terdapat
0,05. Hal ini berarti bahwa data residual
masalah autokolerasi, karena angka DW test
terdistribusi normal.
berada diantara du tabel dan (4-du tabel),
oleh karena itu model regresi ini dinyatakan
layak untuk dipakai.
3.5.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini dilakukan
dengan melihat Variance Infition Factor
3.5.2.4.Uji Heteroskedastisitas
(VIF). Uji ini bertujuan untuk menguji
Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
apakah dalam model regresi ditemukan
menguji apakah dalam model regresi terjadi
adanya
bebas
ketidaksamaan variance dari residual data
(Independence Variable). Dari tabel 4
yang ada. Model regresi yang baik adalah
terlihat setiap variabel bebas mempunyai
yang
nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10. Jadi
heteroskedastisitas. Cara yang digunakan
dapat
dalam pengujian ini adalah dengan analisis
kolerasi
antar
disimpulkan
variabel
bahwa
tidak
ada
tidak
mengalami
gejala
grafik plot antara nilai prediksi variabel
(hipotesis
terikat
ditolak).
(ZPRED)
(SRISED).
dengan
Deteksi
residualnya
ada
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat adnya pola tertentu pada grafik
scatter plot
antara SRISED dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi –Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar diatas angka 0 pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskadastisitas (Ghozali, 2009). Pada
gambar 3 menunjukkan bahwa titik-titik
rnenyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu
y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedasitas.
2)
Bila F-hitung > F-tabel, maka model
regresi cocok (hipotesis diterima).
Berdasarkan tabel 6, nilai F hitung sebesar
6,641 dengan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model tersebut merupakan model yang fit.
3.5.2.2 Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien
dasarnya untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel
dependen
Uji statistik F digunakan untuk
model
sangat
terbatas.
Nilai
yang
mendekati satu berarti variabel independen
3.5.2.1 Uji F
apakah
pada
independen dalam menjelaskan veriabel
3.5.3. Uji Kelayakan Model
menguji
determinasi
regresi
yang
digunakan cocok atau tidak (Ghozali, 2009).
Dasar dalam pengambilan keputusannya
adalah:
1) Bila F-hitung < F-tabel, maka model
regresi
cocok
tidak
memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan dalam memprediksi variabel
dependen (Ghozali, 2009).
Dari tabel 7, angka koefisien
determinasi (Adjusted R Square) sebesar
0,258. Hal ini berarti bahwa variabel
Profitabilitas, Likuiditas dan Kepemilikan
Saham, dan Umur Perusahaan mempunyai
peranan 25,8% secara bersama-sama untuk
dapat
menjelaskan
menerangkan
berganda karena memiliki satu variable
variabel Pengungkapan Sukarela. Sedangkan
dependen dan lebih dari satu variable
sisanya sebesar 74,2% (100% - 25,8%)
independen (Ghozali, 2009). Analisis regresi
dijelaskan
linier berganda ini di gunakan untuk
oleh
atau
variabel
lain
yang
mempengaruhi Pengungkapan Sukarela.
menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas,
kepemilikan
saham
Uji statistik t digunakan untuk
analisis
variabel
sebagai berikut:
dalam
menerangkan
dependen
(Ghozali,
listing
laporan tahunan. Dalam penelitian ini,
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
secara
umur
terhadap luas pengungkapan sukarela dalam
3.5.3 Uji Hipotesis (Uji t)
independen,
dan
individual,
variasi
2009).
regresi
berganda
dirumuskan
variabel
Dasar
pengambilan keputusannya adalah:
a. Bila nilai signifikansi < 0,05, maka
Y
=
ketepatan waktu
variabel independen secara individual
pelaporan keuangan
berpengaruh terhadap variabel dependen
α
= konstanta
atau dalam hal ini hipotesis diterima.
X1
= profitabilitas
b. Bila nilai signifikansi > 0,05, maka
X2
= likuiditas
variabel independen secara individual
X3
=
tidak berpengaruh terhadap variabel
saham
dependen atau dalam hal ini hipotesis
X4
= umur listing
ditolak.
β 1,2,3,4
= koefisien regresi
e
=
3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda
kepemilikan
error atau faktor
gangguan lain yangmempengaruhi Y
Analisis regresi ini digunakan untuk
menguji
pengaruh
beberapa
variable
4.
Hasil Penelitian
4.1
Analisis Regresi Linier Berganda
independen terhadap variable dependen.
Penelitian ini menggunakan regresi linier
Hasil
analisis
dengan
program
Profitabilitas (X1) berpengaruh signifikan
SPSS dapat dilihat dari table 8, maka dapat
terhadap
diketahui persamaan regresi dari penelitian
mempunyai arah hubungan negatif, sehingga
ini. Adapun persamaan regresi linier yang
semakin
terbentuk adalah:
Pengungkapan Sukarela akan menurun.
Y
= -0,479 - 0,034 Profitabilitas
Pengungkapan
tinggi
Sukarela
profitabilitas
dan
maka
Dengan demikian hipotesis pertama dalam
+ 0,239 Likuiditas + 0,045
penelitian ini ditolak.
Kepemilikan Saham + 1,856
4.2.2
Umur perusahaan
Pengujian Hipotesis 2
Dari
tabel
9,
nilai
t-hitung
Likuiditas (X2) adalah sebesar 1,627 dan
4.2
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 yaitu
Pengujian Hipotesis
sebesar 0,109. Hal ini menunjukkan bahwa
Uji hipotesis 1 sampai dengan 4
diuji dengan uji parameter individual (uji
statistik t) yang bertujuan untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen
secara
parsial
(individu)
terhadap variabel dependen. Nilai dari uji t
dilihat p-value (pada kolom sig) pada
masing-masing variabel independen. Jika
nilai p-value lebih kecil dari level of
signifikan 0,05. Tabel 9 menunjukkan hasil
variabel Likuiditas (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Pengungkapan Sukarela
dan mempunyai arah hubungan positif,
sehingga tinggi rendahnya Likuiditas tidak
mempengaruhi
peningkatan
maupun
penurunan Pengungkapan Sukarela pada
perusahaan
Sektor
Manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011
– 2013. Dengan demikian hipotesis kedua
dalam penelitian ini ditolak.
dari analisis adalah sebagai berikut.
4.2.3
4.2.1 Pengujian Hipotesis 1
Nilai t-hitung Kepemilikan Saham
Nilai t-hitung Profitabilitas (X1)
adalah sebesar -2,892 dan nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
Pengujian Hipotesis 3
variabel
(X3)
adalah
sebesar
2,046
dan
nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,045. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel
Kepemilikan
berpengaruh
Saham
signifikan
(X3)
4.3.1
terhadap
Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan Sukarela dan mempunyai
Profitabilitas merupakan rasio yang
arah hubungan positif, sehingga semakin
mengukur
tinggi
akan
menghasilkan laba pada tingkat penjualan,
mempengaruhi peningkatan Pengungkapan
aset, dan ekuitas. Tingkat profitabilitas yang
Sukarela
Sektor
semakin tinggi mencerminkan kemampuan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
entitas dalam menghasilkan laba yang
Indonesia tahun 2011 – 2013. Dengan
semakin tinggi, sehingga entitas mampu
demikian hipotesis ketiga dalam penelitian
untuk meningkatkan tanggung jawab sosial,
ini dapat diterima.
serta melakukan pengungkapan tanggung
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4
jawab sosialnya dalam laporan keuangan
Kepemilikan
pada
Saham
perusahaan
Dari tabel 9, nilai t-hitung Umur
kemampuan
entitas
dalam
dengan lebih luas.
Perusahaan (X4) adalah sebesar 3,512 dan
Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu
bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan
sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa
namun
variabel Umur Perusahaan (X4) berpengaruh
sukarela pada perusahaan manufaktur yang
signifikan terhadap Pengungkapan Sukarela
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011
dan mempunyai arah hubungan positif,
– 2013. Hal ini berarti bahwa profitabilitas
sehingga semakin tinggi Umur Perusahaan
yang tinggi tidak menjamin semakin luasnya
akan
pengungkapan
mempengaruhi
peningkatan
negatif
terhadap
sukarela
pengungkapan
yang
disajikan.
Pengungkapan Sukarela pada perusahaan
Alasan dari kondisi ini adalah perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
dengan
Indonesia tahun 2011 – 2013. Dengan
mencerminkan kondisi finansial dan modal
demikian
kerja yang cukup sehingga perusahaan akan
hipotesis
keempat
dalam
profitabilitas
tinggi
mengungkapkan
akan
penelitian ini dapat diterima.
cenderung
informasi
4.3 Pembahasan
seperlunya saja. Sebaliknya, perusahaan
yang memiliki profitabilitas rendah akan
menyebabkan
manajemen
ingin
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
menyampaikan informasi lain yang lebih
Indonesia
banyak untuk menutupi profitabilitas yang
pengungkapan secara luas dimana hal
rendah
tersebut
tersebut
sebagai
upaya
untuk
tahun
akan
2011-2013
berdampak
dalam
pada
image
menjaga kelangsungan usaha perusahaan
perusahaan. Penelitian ini memperkuat hasil
melalui
pengungkapan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
sebagai
alat
laporan tahunan
pengawasan
bagi
kinerja
manajemen.
Benardi et al. (2009) dan Wardani (2012)
yang menyatakan bahwa tingkat likuiditas
tidak
4.3.2 Pengaruh
Likuiditas
Terhadap
Pengungkapan Sukarela
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sukarela.
4.3.3
Pengaruh
Kepemilikan
Saham
Likuiditas merupakan rasio untuk
Terhadap Pengungkapan Sukarela
mengetahui kemampuan perusahaan dalam
Struktur kepemilikan (ownership
membayar
kewajiban
jangka
pendek.
structure)
adalah
perbandingan
jumlah
Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi
saham yang dimiliki oleh orang dalam
akan memberikan sinyal kepada perusahaan
(insiders) dengan jumlah saham
yang lain, bahwa mereka lebih baik dari
dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain
pada perusahaan lain, dengan melakukan
struktur kepemilikan saham adalah proporsi
kegiatan
kepemilikan
yang
berhubungan
dengan
institusional,
yang
kepemilikan
lingkungan sosial. Sinyal tersebut dilakukan
manajemen,dan kepemilikan asing dalam
dengan cara memberikan informasi yang
kepemilikan
lebih luas tentang tanggungjawab sosial dan
menjalankan kegiatannya, suatu perusahaan
lingkungan yang mereka lakukan.
diwakili oleh direksi (agents) yang ditunjuk
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa
Likuiditas
pemegang
perusahaan.
saham
Dalam
(principals).
berpengaruh
Kepemilikan saham sebagai monitoring
signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
terhadap kinerja manajemen termasuk dalam
Hal ini dapat disebabkan karena adanya
menyampaikan
kerahasiaan
Semakin tinggi kepemilikan saham oleh
data
tidak
oleh
saham
likuiditas
perusahaan
pengungkapan
sukarela.
publik maka semakin tinggi pengawasan
cenderung untuk lebih terampil dalam
terhadap
pengumpulan,
kinerja
penelitian
ini
manajemen.
menunjukkan
Hasil
bahwa
pemrosesan
menghasilkan informasi ketika diperlukan,
Kepemilikan saham berpengaruh terhadap
karena
pengungkapan sukarela. Sehingga semakin
pengalaman yang cukup.
tinggi
kepemilikan
saham
perusahaan
perusahaan
bahwa
mempengaruhi
signifikan
tingginya
pengungkapan sukarela.
telah
memperoleh
Hasil penelitian ini menunjukkan
manufaktur tahun 2011 – 2013 akan
semakin
dan
Umur
Perusahaan
terhadap
berpengaruh
Pengungkapan
Sukarela. Perusahaan dengan umur yang
Hasil penelitian ini mendukung
tinggi melaporkan pengungkapan sukarela.
penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak
Perusahaan yang sudah lama listing akan
dan
menjaga
Widiastuti
(2004)
bahwa
porsi
reputasi
perusahaan
masyarakat
pengungkapan sukarela. Namun demikian,
Pengungkapan Sukarela. Hasil penelitian ini
hasil ini tidak sejalan dengan Wardani
tidak mendukung Wardani (2012) yang
(2012) yang menemukan bahwa porsi
menyatakan
kepemilikan
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan
berpengaruh
oleh
terhadap
publik
tidak
pengungkapan
bahwa
tepat
mata
kepemilikan saham berpengaruh terhadap
saham
dengan
di
umur
melaporkan
perusahaan
sukarela.
sukarela.
4.3.4 Pengaruh
Umur
Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Sukarela
Perusahaan yang memiliki umur
5.
Simpulan Dan Saran
5.1
Simpulan
yang lebih tua cenderung untuk lebih
Berdasarkan hasil analisis yang
terampil dalam pengumpulan, pemrosesan
telah dilakukan terhadap 22 perusahaan
dan
menghasilkan
informasi
ketika
sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
perusahaan
telah
(BEI) periode penelitian 2011 – 2013,
cukup.
tentang pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Perusahaan dengan umur yang makin tua,
Kepemilikan Saham, dan Umur Perusahaan
diperlukan,
karena
memperoleh
pengalaman
yang
terhadap pengungkapan Sukarela, dapat
mempunyai
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
sehingga semakin tinggi Kepemilikan
1.
Variabel Profitabilitas (X1) berpengaruh
Saham
signifikan
peningkatan Pengungkapan Sukarela
terhadap
Pengungkapan
pengungkapan
Sukarela
akan
hubungan
positif,
mempengaruhi
dan
pada perusahaan Sektor Manufaktur
mempunyai arah hubungan negatif,
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sehingga semakin tinggi profitabilitas
tahun 2011 – 2013. Dengan demikian
akan
hipotesis ketiga dalam penelitian ini
berakibat
Pengungkapan
menurunnya
Sukarela
pada
perusahaan Sektor Manufaktur yang
dapat diterima.
4.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011
2.
arah
–
2013.
Umur
berpengaruh
signifikan
(X4)
terhadap
Sukarela
hipotesis pertama dalam penelitian ini
mempunyai
hubungan
positif,
ditolak.
sehingga
tinggi
Umur
Likuiditas
berpengaruh
Pengungkapan
tinggi
penurunan
(X2)
tidak
arah
semakin
Perusahaan
akan
dan
mempengaruhi
signifikan
terhadap
peningkatan Pengungkapan Sukarela
Sukarela,
sehingga
pada perusahaan Sektor Manufaktur
rendahnya
mempengaruhi
demikian
Listing
Pengungkapan
Variabel
Dengan
Variabel
Likuiditas
peningkatan
Pengungkapan
tidak
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
maupun
tahun 2011 – 2013. Dengan demikian
Sukarela
hipotesis keempat dalam penelitian ini
pada perusahaan Sektor Manufaktur
dapat diterima.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011 – 2013. Dengan demikian
5.2
Saran
hipotesis kedua dalam penelitian ini
ditolak.
3.
Variabel
Berdasarkan kesimpulan di atas,
maka dapat disampaikan saran yaitu sebagai
Kepemilikan
berpengaruh
Pengungkapan
Saham
signifikan
Sukarela
(X3)
terhadap
dan
berikut :
1.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel kepemilikan Saham oleh
publik
dan
Umur
berpengaruh
Perusahaan
signifikan
Pengungkapan
terhadap
Sukarela.
Dengan
demikian, maka saran yang dapat
Umur
investor,
dapat
menjelaskan
atau
menerangkan
variabel Pengungkapan Sukarela.
Keterbatasan lain dalam penelitian
ini adalah periode waktu penelitian yang
memperhatikan kedua variabel tersebut
hanya meliputi jangka waktu 3 (tiga) tahun
di
sebelum
yaitu tahun 2011-2013. Selain itu, penelitian
melakukan keputusan investasi karena
ini hanya menggunakan satu jenis industri
kedua variuabel tersebut menunjukkan
yaitu manufaktur sebagai sampel.
pengaruh
perusahaan
yang
signifikan
terhadap
pengungkapan Sukarela.
2.
mempunyai
lebih
dalam
untuk
hanya
peranan 25,8% secara bersama-sama untuk
peneliti berikan kepada calon investor
maupun
Perusahaan
Bagi
manajemen
5.4
perusahaan
Usulan Penelitian Selanjutnya
perlu
Bagi peneliti selanjutnya, dapat
menerapan tatakelola perusahaan yang
menambah variabel penelitian seperti Good
baik (good corporate governance/GCG),
Corporate Governance, Kebijakan Deviden,
itu merupakan hal penting yang perlu
Net Profit Margin sehingga nilai koefisien
diterapkan di Indonesia, terutama bagi
determinasi dapat meningkat.
perusahaan-perusahaan yang mengelola
Selain itu, penelitian selanjutnya
dana publik seperti perusahaan yang
dapat menggunakan jangka waktu penelitian
terdaftar di bursa efek, perusahaan
lebih dari 3 tahun dan lebih banyak jenis
perbankan, dan perusahaan BUMN.
industri untuk memperoleh hasil penelitian
yang lebih valid.
5.3
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini
adalah
angka
koefisien
determinasi
(Adjusted R Square) sebesar 0,258. Hal ini
berarti
bahwa
variabel
Profitabilitas,
Likuiditas dan Kepemilikan Saham, dan
Daftar Pustaka
Adhi,
Nurseto. 2012. Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan
Terhadap
Luas
Pengungkapan Sukarela Dan
Implikasinya
Terhadap
Asimetri Informasi. Skripsi.
Universitas
Diponegoro
Semarang.
Ball, R. 2006. International Financial
Reporting Standards (IFRS):
Pros and Cons for Investors.
Accounting and Business
Research.
Vol.
36.
International
Accounting
Policy Forum, pp. 5 – 27.
Benardi, Meliana, Sutrisno dan
Prihat Assih. 2009. Faktorfaktor yang Mempengaruhi
Luas Pengungkapan dan
Implikasinya
terhadap
Asimetri
Informasi,
Simposium
Nasional
Akuntansi 12.
Daniel, N. U. 2013. Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Leverage, dan Likuiditas
Terhadap
Luas
Pengungkapan
Laporan
Keuangan.
Daniri
Achmad. 2005. Good
Corporate
Governance,
konsep dan penelitiannya
dalam konteks Indonesia.
Jakarta: PT Ray Indonesia
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariative
Dengan
Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hanafi, M. M. & Abdul, H. 2009.
Analisis
Laporan
Keuangan.
UPP
STIE
YKPN: YOGYAKARTA
Kartika, A. 2009. Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Tahunan Keuangan
Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar
di BEI. Eksplanasi, Vol.4
No.7 Edisi Mei 2009.
Mahmud, M. 2009. Faktor-Faktor
Fundamental
Yang
Mempengaruhi Kelengkapan
Pengungkapan
Laporan
Keuangan. Skripsi. Fakultas
Ekonomi
Universitas
Brawijaya.
Oktaviana, Ardiasih. 2009. Analisis
Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan
Terhadap
Pengungkapan
Sukarela
Perusahaan.
Simanjuntak, Binsar H. dan Lusy
Widiastuti. 2004. Faktorfaktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.
Jurnal
Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 7
No. 3, pp. 351-366.
Subair,
F. 2013. Karakteristik
Perusahaan dan Industri
Terhadap
Pengungkapan
Dalam Laporan Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur
yang gopublik. Jurnal EMBA.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabet.
Wardani, R. P. 2012. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan
Sukarela.
Jurnal
Akuntansi
dan
Keuangan, Vol. 14 No. 1, pp
1-15.
Wild, J. J, Subramanyam, K. R. &
Halsey, R.F. 2005. Analisis
Laporan Keuangan, Edisi
delapan, Salemba Empat,
Buku satu : Jakarta.
LAMPIRAN
No
1
Variabel
Dependen:
Pengungkapan
Sukarela
2
Independen:
Profitabilitas
3
Likuiditas
4
Saham Publik
5
Umur Listing
Tabel 1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi
Pengukuran
Skala
Banyaknya
Indeks
informasi
pengungkapan
tambahan yang sukarela
diungkapkan
dalam
laporan
tahunan
perusahaan
Rasio
Kemampuan
suatu perusahaan
untuk
menyediakan
reward keuangan
yang
cukup
untuk
memberikan
daya tarik dan
menjaga
pendanaan
perusahaan
Kemampuan
suatu perusahaan
untuk memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya
Persentase saham
yang
dimiliki
oleh publik
Lamanya
perusahaan
terdaftar di BEI
sampai dengan
tahun
pengambilan
sampel
EAT
Total Aktiva
Rasio
Aktiva lancar
Hutang lancar
Rasio
∑ Saham publik
Total saham
Rasio
2013 dikurangi
dengan
tahun
pertama
kali
perusahaan
terdaftar di BEI
Nominal
Sumber: Wardani (2012)
Tabel 2
Statistik Deskriptif Data-data Penelitian Periode Tahun 2011 – 2013
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Profitabilitas
66
.16
34.44
8.7824
6.81642
Likuiditas
66
.85
9.34
2.4624
1.72743
Kepemilikan Saham
66
5.68
51.52
19.6955
13.50989
Umur Perusahaan
66
50.00
297.00
2.1032E2
57.37466
Pengungkapan Sukarela
66
.88
.97
.9521
.02459
Valid N (listwise)
66
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Gambar 2
Uji Normalitas Data
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
66
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
-.0030303
Std. Deviation
.19237590
Absolute
.163
Positive
.163
Negative
-.097
1.320
.061
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
66
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
-.0030303
Std. Deviation
.19237590
Absolute
.163
Positive
.163
Negative
-.097
Kolmogorov-Smirnov Z
1.320
Asymp. Sig. (2-tailed)
.061
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
Profitabilitas
.814
1.228
Likuiditas
.758
1.319
Kepemilikan Saham
.702
1.425
Umur Perusahaan
.753
1.329
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
.551
R Square
a
.303
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
.258
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
.18328
Durbin-Watson
1.698
Gambar 3
Uji Heterokedastisitas
Tabel 6
Hasil Uji F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Df
Mean Square
.892
4
.223
Residual
2.049
61
.034
Total
2.942
65
F
Sig.
6.641
a. Predictors: (Constant), Umur Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas, Kepemilikan Saham
b. Dependent Variable: Pengungkapan Sukarela
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 7
.000
a
Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Model
R
1
.551
R Square
a
Adjusted R
Square
.303
Std. Error of the
Estimate
.258
Durbin-Watson
.18328
1.698
a. Predictors: (Constant), Umur Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas, Kepemilikan
Saham
b. Dependent Variable: Pengungkapan Sukarela
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
(Constant)
-.479
.330
Profitabilitas
-.034
.012
-.342
Likuiditas
.239
.147
.200
Kepemilikan Saham
.045
.022
.261
1.856
.528
.433
Umur Perusahaan
a. Dependent Variable: Pengungkapan Sukarela
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis (uji t)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
-.479
.330
Profitabilitas
-.034
.012
Likuiditas
.239
Kepemilikan Saham
Umur Perusahaan
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
-1.449
.152
-.342
-2.892
.005
.147
.200
1.627
.109
.045
.022
.261
2.046
.045
1.856
.528
.433
3.512
.001
a. Dependent Variable: Pengungkapan Sukarela
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Download