AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP INTIAL RETURN DILIHAT DARI ASPEK CASH BASIS DAN ACCRUAL BASIS (Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2011 – Agustus 2015) Miranti Dewi Febriani Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang [email protected] Yuli Soesetio Universitas Negeri Malang [email protected] Trisetia Wijijayanti Universitas Negeri Malang [email protected] Received: 24-01-17 Reviewed: 05-02-17 Accepted: 26-04-17 Published: 20-07-17 Abstract The study aims to examine the effect of profitability on Initial Return based on cash basis and accrual basis. The population in this study is companies performing IPO in period of January 2011 – Augustus 2015 as many as 111 companies and are adjusted to several criteria in order to get as many as 70 companies for model 1, 72 companies for model 2, and 53 companies for model 3. It uses simple regression analysis technique assisted by Gretl Software. Interstingly, only ROE affect Initial Return and model 1 has highest R2. Keywords: Accrual Basis, Cash Basis, Gretl Software, IPO PENDAHULUAN public. Go public adalah kegiatan penawaran Ketersediaan modal yang dibutuhkan perusahaan saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh dalam usaha mengembangkan bisnisnya sangat- emiten kepada masyarakat bedasarkan tata cara lah besar. Seringkali dana yang dihasilkan dari yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan dalam perusahaan belum mencukupi untuk Pelaksanaannya melakukan pengembangan usaha, oleh karena itu Perusahaan yang go public terlebih dahulu dibutuhkan luar melakukan penawaran umum perdana kepada perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana masyarakat melalui pasar perdana atau yang tersebut. Alternatif yang dapat digunakan oleh dikenal dengan IPO (Initial Public Offering). perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana Upaya ini menjadi pilihan terakhir yang dapat yang bersumber dari luar perusahaan yaitu dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi melalui mekanisme pernyertaan dengan menjual kebutuhan dana setelah pinjaman atau hutang saham perusahaan kepada masyarakat atau go pihak kedua dan laba ditahan. Hal tersebut dana yang berasal dari Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi (Sunariyah, 2006:32). 50 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 sesuai dengan http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj teori pecking order yaitu dalam menghasilkan laba dalam kegiatan perusahaan lebih menyukai sumber dana internal operasinya merupakan fokus utama dalam dibandingkan dengan sumber dana eksternal. penilaian prestasi perusahaan sebab laba selain Apabila kebutuhan dana eksternal cukup besar merupakan indikator kemampuan perusahaan maka perusahaan akan memilih menerbitkan juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai sekuritas menurut urutan: hutang yang paling perusahaan di masa yang akan datang (Aryayoga aman, kemudian hutang yang berisiko tinggi, & Harjito, 2009). Penelitian ini menggunaan convertible securities, preferred stock, dan ROE, ROA, dan arus kas operasi dalam terakhir saham biasa (Arifin, 2005:94) mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Penentuan besarnya harga jual yang Alasan menggunakan ROE karena rasio ditawarkan di pasar perdana didasarkan atas ini mengukur berapa persen diperoleh laba kesepakatan antara emiten dan penjamin emisi. bersih apabila diukur dari modal pemilik Sedangkan harga saham di pasar sekunder (Harahap, 2011:305). Tingkat ROE yang tinggi ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah ada menunjukkan bahwa semakin efektif perusahaan melalui kekuatan permintaan dan penawaran di beroperasi untuk menghasilkan laba yang akan pasar modal (Samsul, 2006:48). Ada dua menimbulkan sinyal positif kepada investor. kemungkinan yang terjadi pada harga saham Alasan setelah dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam overpricing. Apabila harga saham saat IPO memperoleh laba dengan aset yang dimilikinya. secara signifikan lebih rendah dibandingkan Dengan kemampuan emiten yang tinggi dalam dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di menghasilkan laba dari seluruh aset yang hari underpricing, dimiliki menunjukkan bahwa risiko yang terkait sedangkan apabila harga saham perdana lebih dengan keberlangsungan usaha yang akan tinggi dari harga yang terjadi saat saham tersebut dihadapi investor semakin kecil. Sedangkan mulai dengan alasan memilih arus kas operasi ialah jumlah kas overpricing (Susilowati, 2010). Selama periode yang berasal dari aktivitas operasi, dimana penelitian yaitu Januari 2011 – Agustus 2015 merupakan indikator terdapat 111 perusahaan yang melakukan IPO operasional perusahaan mampu menghasilkan dan 88 diantaranya mengalami underpricing. arus kas yang cukup guna melunasi pinjaman, penwaran pertama yaitu maka terjadi diperdagangkan Penting bagi underpricing disebut investor untuk memilih ROA karena rasio ini apakah dalam proses mem- memelihara kemampuan operasi perusahaan, perhatikan tingkat profitabilitas suatu per- membayar dividen, dan melakukan investasi usahaan sebelum memutuskan untuk menanam- baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan kan modal karena kemampuan perusahaan dari luar (Ginting, 2012:41). Tingginya tingkat Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 51 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj profitabilitas yang diukur menggunakan ROE, akuntansi dan keuangan. Di mana dari sisi ROA, dan arus kas operasi akan memberikan akuntansi, profitabilitas diproksikan dengan sinyal positif kepada investor bahwa perusahaan ROE dan ROA yang dicatat menggunakan memiliki prospek yang bagus di masa yang akan metode pencatatan accrual basis. Sedangkan datang sebab dengan tingginya profitabilitas pada sisi keuangan, profitabilitas diproksikan akan menurunkan ketidakpastiaan perusahaan di dengan arus kas operasi yang dicatat dengan masa yang akan datang. Dengan tingkat metode cash basis. profitabilitas yang tinggi dapat dimanfaatkan oleh emiten terjadinya dalam memperkecil peluang underpricing sebab emiten dan underwriter cenderung untuk tidak menentukan Sesuai dari penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan harga penawaran yang rendah di bawah harga antara sewajarnya. perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Menurut beberapa penelitan terdahulu masih terdapat research gap mengenai ROE, ROA, dan arus kas operasi seperti penelitian ROE dan initial return pada Efek Indonesia periode Januari 2011 – Agustus 2015? 2) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan yang dilakukan oleh. Witjaksono (2012) yng antara ROA dan initial return pada menemukan bahwa ROE berpengaruh terhadap perusahaan yang melakukan IPO di Bursa initial return, namun. Isfaatun dan Hatta (2010) Efek Indonesia periode Januari 2011 – menemukan ROE tidak berpengaruh terhadap Agustus 2015? initial return. Aini (2009), Ghozali (2002), dan 3) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan Nugroho (2009) menemukan bahwa ROA antara arus kas operasi dan initial return pada berpengaruh terhadap initial return, sedangkan perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Aisyah Efek Indonesia periode Januari 2011 – (2009) dan Kristiantari (2013) menemukan ROA tidak berpengaruh. Penelitian Agustus 2015? Bodin & Samuelsson (2010) menunjukkan 4) Manakah diantara tiga model yang memiliki bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap koefisien determinasi yang paling tinggi? underpricing, sedangkan Sandsjo & Westgren (2012) menemukan arus kas tidak berpengaruh KAJIAN TEORI terhadap underpricing. Initial Return Berbeda dengan beberapa penelitian Sarana perusahaan dalam mengembangkan terdahulu, penelitian ini melihat pengaruh usaha guna menghimpun dana dari masyarakat profitabilitas terhadap initial return dari sisi luas adalah dengan melakukan go public. Saat Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 52 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj pertama kalinya menjual saham atau obligasi (Sudana, 2015:25). Profitabilitas yang tinggi kepada masyarakat umum disebut dengan Initial menunjukkan kemampuan perusahaan dalam Public Offering (IPO). Setelah saham dijual di menghasilkan pasar perdana didaftarkan di kemudian pasar laba. Informasi kemampuan mengenai saham tersebut tingginya sekunder. Dengan menghasilkan laba merupakan informasi yang mendaftarkan saham tersebut di bursa efek maka penting saham tersebut mulai diperdagangkan bersama menanamkan efek-efek yang lain. Menurut Harga yang terbentuk di pasar perdana dalam perusahaan membuat keputusan modalnya Sudana pada (2015:25) dalam untuk perusahaan. ROE secara matematis dapat dihitung dengan rumus: adalah akibat dari hasil kesepakatan antara emiten dengan underwriter. Setelah melakukan penawaran umum, saham diperjualbelikan di Return On Asset (ROA) pasar sekunder. Harga yang terbentuk di pasar ROA merupakan rasio profitabilitas untuk sekunder mengukur merupakan hasil dari kekuatan kemampuan manajemen dalam penawaran dan permintaan. Selisih antara harga menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset saham di pasar sekunder dengan harga di pasar (Kasmir, 2010:115). ROA digunakan untuk perdana atau saat IPO disebut sebagai initial mengukur tingkat pengembalian investasi yang return. Menurut Susilowati (2010) initial return telah secara matematis dapat dirumuskan sebagai menggunakan berikut. dimilikinya. ROA yang positif menunjukkan dilakukan oleh seluruh perusahaan dana (aktiva) dengan yang bahwa total aktiva yang digunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba kepada Keterangan: perusahaan. Menurut Su (2004), ROA dapat IR : Initial Return dihitung dengan menggunakan formula berikut: Pt1: harga penutupan (closing price) Pt0: harga penawaran perdana (offering price) Arus Kas Operasi Return On Equity (ROE) Aktivitas kas yang timbul dari aktivitas operasi ROE menunjukkan kemampuan perusahaan adalah suatu indikator utama keberhasilan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan operasi. menggunakan modal sendiri yang dimiliki menunjukkan perusahaan untuk mengetahui efektivitas dan menjaga efisiensi membayar kewajiban, dividen, dan melakukan pengelolaan modal sendiri yang Jumlah arus kas bersih operasi entitas dalam operasinya untuk kemampuan kemampuan dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 53 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 investasi (Andayani, ke sumber http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj pendanaan eksternal Menurut Prihadi 2007:31). Model 1 ROE (2010:215) profitabilitas yang berbasis kas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai Initial Return Model 2 berikut. Initial Return ROA Model 3 AKO Initial Return HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan penejelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis H1: Return on equity (ROE) berpengaruh Gambar 1. Model Rancangan Penelitian signifikan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Populasi dalam penelitian ini adalah Efek Indonesia periode Januari 2011 – seluruh perusahaan IPO yang underpricing pada Agustus 2015. periode tahun 2011-2015 yaitu berjumlah 88 H2: Return On Asset (ROA) berpengaruh perusahaan. Pemilihan sampel dalam penelitian signifikan terhadap initial return pada ini menggunakan metode purposive sampling perusahaan yang melakukan IPO di Bursa dengan Efek Indonesia periode Januari 2011 – representative sesuai dengan kriteria yang Agustus 2015. ditentukan, sehingga terpilih sampel pada model tujuan mendapatkan sampel yang H3: Arus kas operasi berpengaruh signifikan 1 sebanyak 70 perusahaan, pada model 2 terhadap initial return pada perusahaan sebanyak 72 perusahaan, dan model 3 sebanyak yang melakukan IPO di Bursa Efek 53 perusahaan. Ada tiga (3) macam uji asumsi klasik Indonesia periode Januari 2011 – Agustus 2015. H4: Model 1 memiliki koefisien determinasi yang paling tinggi. yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Sedangkan model analisis yang digunakan adalah 3 model regresi METODE PENELITIAN sederhana. tingkat signifikansi yang digunaka Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini dala penelitian ini adalah 5% atau 0,05. adalah sebagai berikut. Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 54 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj HASIL PENELITIAN apabila nilai probability lebih besar dari level of Hasil Uji Asumsi Klasik significant (alpha=5%). Nilai Breusch Pagan Uji normalitas penelitian ini menggunakan Uji Test pada model ROE terhadap initial return Jarque-Bera. Pada program Gretl, pengujian sebesar 0,004, nilai Breusch Pagan Test pada normalitas Jarque-Berra test dilakukan dengan model ROA terhadap initial return sebesar 0,001 membandingkan Jarque-Bera dan nilai Breusch Pagan Test pada model arus dengan level of significant. Uji Jarque Berra kas operasi terhadap initial return sebesar 0,945. pada model ROE terhadap initial return Nilai probabilitas dari kedua model tersebut memiliki nilai probability 0,135, model ROA lebih kecil dari level of significant (alpha=5%), terhadap initial return memiliki nilai probability sehingga asumsi heterokedastisitas tidak ter- 0,099, dan model arus kas operasi terhadap intial penuhi. Untuk mengatasi hal ini dilakukan return memiliki nilai probability 0,137. Nilai menggunakan regresi dengan Heterokedasticity- probability ini lebih besar dari dari level of Robust Standard Errors. significant probabilitas (alpha=5%), sehingga asumsi normalitas terpenuhi. Hasil Uji Analisis Regresi Uji Autokorelasi pada penelitian ini dilihat apabila nilai uji Durbin Watson (DW) berada pada nilai dU – (4-dU) maka persamaan regresi tidak mengandung masalah autokorelasi atau residual tidak saling berkorelasi atau berhubungan. Berdasarkan hasil yang Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi Model Variabel Koefisien Prob R2 Model Konstanta 0,583 <0,000 0,061 1 ROE -0,289 0,021 Model Konstanta 0,530 <0,000 2 ROA -0,217 0,289 Konstanta 0,454 <0,00 didapatkan nilai Durbin Watson (DW) pada model ROE terhadap initial return sebesar 1,786, model ROA terhadap initial return Model 3 Arus Kas Operasi 0,015 0,001 0,038 0,841 sebesar 1,736 dan model arus kas operasi Berdasarkan Tabel 1 maka persamaan regresi terhadap initial return sebesar 1,825 dimana nilai untuk penelitian ini adalah sebagai berikut. tersebut berada pada kriteria dU – (4-dU). Model 1 Dengan demikian residual yang dihasilkan dari IR= 0,583 – 0,289 ROE persamaan regresi yang telah diestimasi Konstanta sebesar 0,583 pada model 1 mengindikasikan bahwa apabila variabel Return dinyatakan tidak ada autokorelasi. dilihat On Equity (ROE) bernilai konstan maka Residual besarnya initial return sebesar 0,583. Koefisien dinyatakan memiliki ragam yang homogen Return On Equity (ROE) sebesar -0,289 Uji melalui heterokedastisitas Breusch Pagan dapat Test. Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 55 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj mengindikasikan bahwa Return On Equity (ROA) terhadap initial return sebesar 1,5% berpengaruh negatif terhadap initial return. Hal sedangkan sisanya sebesar 98,5% merupakan ini berarti apabila Return On Equity meningkat kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas 1% maka cenderung dapat menurunkan initial dalam penelitian ini. Kontribusi arus kas operasi return sebesar 28,9%. terhadap initial return sebesar 0,1%. Hal ini Model 2 berarti keragaman variabel initial return dapat IR = 0,530 - 0,217 ROA dijelaskan oleh variabel arus kas operasi sebesar Konstanta sebesar 0,530 pada model 2 0,1% sedangkan sisanya sebesar 99,9% mengindikasikan bahwa apabila variabel Return merupakan kontribusi dari variabel lain yang On Asset (ROA) bernilai konstan maka besarnya tidak dibahas dalam penelitian ini. Dari data di initial return sebesar 0,530. Koefisien Return On atas dapat disimpulkan bahwa di antara ketiga Asset sebesar -0,217 dengan tingkay signifikansi variabel penelitian yang digunakan, variabel 0,289 mengindikasikan bahwa Return On Asset ROE yang memiliki pengaruh paling besar (ROA) tidak berpengaruh terhadap initial return. terhadap initial return dengan nilai koefisien Artinya secara statistik, Return On Asset (ROA) determinasi sebesar 6,1%. tidak berpengaruhterhadap initial return. Model 3 PEMBAHASAN IR = 0,454 + 0,038 AKO Penelitian ini melihat pengaruh profitabilitas Konstanta sebesar 0,454 pada model 3 terhadap initial return dasi sisi akuntansi dan mengindikasikan bahwa apabila variabel arus keuangan. kas operasi bernilai konstan maka besarnya profitabilitas diproksikan dengan ROE dan ROA initial return sebesar 0,454. Koefisien arus kas yang dicatat menggukanan metode pencatatan operasi sebesar 0,038 dengan tingkat signifikansi accrual basis. Sedangka pas sisi keuangan, 0,841 mengindikasikan bahwa arus kas operasi profitabilitas diproksikan dengan arus kas tidak return. operasi yang dicatat dengan metode cash basis. Artinya secara statistik, arus kas operasi tidak Berdasarkan hasil pengujian pengaruh ROE berpengaruhterhadap initial return. Pengujian menunjukkan Koefisien Determinasi initial return. Hal ini mengindikasikan bahwa berpengaruh terhadap initial Di mana dari sisis akuntansi, berpengaruh negatif terhadap Kontribusi Return On Equity (ROE) ketika terjadinya peningkatan (penurunan) nilai terhadap initial return return sebesar 6,1% ROE disertai dengan penurunan (peningkatan) sedangkan sisanya sebesar 93,9% merupakan initial return. Hasil penelitian ini sejalan dengan kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono dalam penelitian ini. Kontribusi Return On Asset (2012) dan Kurniawan (2005) namun ber- Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 56 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 banding terbalik http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj dengan yang (Syamsuddin, 2009:64). Dengan melihat angka dilakukan Isfaatun dan Hatta (2010). Sedangkan Return On Equity dari sebuah perusahaan, hasil pengujian profitabilitas yang juga dilihat investor dapat memperoleh informasi yang lebih dari sisi akrual yang diproksikan oleh ROA tidak terperinci terdapat pengaruh terhadap initial return. Hasil mempengaruhi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan fundamental Aisyah (2009) dan Kristiantari (2013) namun melalui berbeda dengan penelitian yang dilakukan Aini hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan (2009) dan Nugroho (2009). melalui indikator harga saham dan struktur Berpengaruhnya penelitian profitabilitas yang tentang rasio kinerja perusahaan. perusahaan dimensi keuangan yang yang Kinerja diproksikan profitabilitas memiliki modal perusahaan berkenaan dengan besarnya diproksikan ROE terhadap initial return diduga komposisi disebabkan profitabilitas yang dilihat dari sisi 2009:111). Dengan demikian Return On Equity akrual yang dinilai memiliki informasi lebih komprehensif sebenarnya kepada investor dan merupakan oleh investor karena dapat menggambarkan standar yang dapat diterima umum. Basis akrual struktur modal sebuah perusahaan dan tingkat dapat memberikan gambaran yang lebih baik risiko yang dihadapi oleh investor. basis memberikan informasi utang perusahaan (Harmono, terkait dengan kinerja keuangan perusahaan Tidak berpengaruhnya profitabilitas yang yang selanjutnya dapat digunakan perusahaan diproksikan oleh ROA terhadap initial return untuk membuat kebijakan yang relevan untuk mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya nilai masa yang akan datang. Adanya informasi yang ROA yang dimiliki oleh perusahaan tidak didapat oleh investor melalui laporan keuangan disertai dengan perubahan initial return yang suatu perusahaan dapat dimanfaatkan untuk diperoleh investor. Dilihat dari segi pencatatan, mengambil karena Return On Assets (ROA) memiliki komponen pengembalian modal yang baik dapat menjamin yang dicatat berdasarkan accrual basis, dengan investor mendapatkan keuntungan yang diharap. kata lain laba diakui pada saat terjadinya Dilihat dari komponen yang membentuk ROE, transaksi bukan Return On Equity menggambarkan tiga hal pengeluaran kas. Namun pencatatan berdasarkan pokok basis akrual memberikan kebebasan kepada keputusan terkait kemampuan sebuah perusahaan yang tepat perusahaan, menghasilkan yaitu ke- pihak manajemen pada saat penerimaan atau dalam memilih metode untungan atas komponen sales (profitability), akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan efisiensi perusahaan dalam mengelola aset standar akuntansi yang berlaku. Beberapa (assets management), dan utang yang dipakai manajer menggunakan kebebasan tersebut untuk dalam melakukan usaha (financial leverage) keuntungan pribadi yang akan berdampak pada Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 57 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 kualitas http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj laporan keuangan. akan biaya yang termasuk kewajiban dan pendapatan berusaha untuk menarik minat investor sehingga belum dicatat. Selain itu, penggunaan basis kas akan menimbulkan peluang bagi manajemen ini untuk melakukan disfunctional behavior berupa menentukan suatu kebijakan di masa yang akan manajemen laba (earning management) yang datang karena selalu berpatokan pada kas. Tidak diharapkan berpengaruhnya arus kas operasi terhadap intial dapat Emiten meningkatkan kinerja akan menyulitkan return dilakukan mengakibatkan sebagian besar nilai arus kas operasi selama informasi keuangan yang disajikan perusahaan periode penelitian berada pada klasifikasi rendah tidak menunjukan kondisi yang sesungguhnya dengan dibuktikannya hanya 1 perusahaan yang terkait dengan kinerja perusahaan. Hal tersebut menghasilkan laba operasi senilai 75,9% hingga mengakibatkan 110,7% dari aset yang dimiliki oleh perusahaan. perusahaan investor tidak memiliki disebabkan Dengan disajikan perusahaan belum mampu untuk mengelola kas emiten. Sehingga dalam melakukan investasi di saham IPO, investor tidak menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pembelian saham. investor kondisi kepercayaan atas informasi keuangan yang oleh demikian karena untuk perusahaan. Praktik manajemen laba yang oleh diduga manajemen menilai bahwa secara efisien. Selain dari segi pencatatan, hal lain yang diduga menjadi penyebab tidak berpengaruhnya Hasil pengamatan menunjukkan bahwa profitabilitas yang dilihat dari sisi akrual dan kas terdapat hubungan positif tetapi tidak terdapat basis terhadap initial return ada beberapa faktor pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi penyebab yaitu sebagai berikut. Pertama, praktik terhadap initial return. Laporan arus kas dicatat manajemen laba berdasarkan metode cash basis. Pencatatan perusahaan. Hal berbasis kas merupakan teknik pencatatan ketika penelitian Saiful (2004) menemukan bahwa transaksi terjadi, di mana uang benar-benar manajemen laba dilakukan pada periode 2 tahun diterima/dikeluarkan. Pendapatan diakui pada sebelum IPO, dan 2 tahun setelah IPO. Adanya saat diterimanya kas sehingga benar-benar praktik manajemen laba ini, informasi yang mencerminkan disajikan posisi keuangan sebenarnya oleh yang dilakukan oleh tersebut dibuktikan oleh emiten tidak menunjukkan sehingga laporan keuangan yang disajikan kondisi yang sesungguhnya. Tindakan tersebut memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada membuat investor memiliki kepercayaan atas saat laporan tersebut. Apabila laba dari suatu laporan keuangan yang diterbitkan sebab laporan perusahaan diukur dengan metode cash basis keuangan tersebut dapat dimanipulasi oleh pihak maka perhitungan laba rugi perusahaan tidak manajer sehingga investor tidak menggunakan memberikan informasi komprehensif Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi sebab 58 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 laporan http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj keuangan sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham. informasi akuntansi turut mempengaruhi investor sehingga tidak menganalisis informasi Kedua, kecenderungan underpricing yang akuntansi sebelum dialami oleh perusahaan IPO. Keadaan ini pembelian saham. membuat investor untuk tidak menganalisis menggunakan laporan keuangan yang disediakan oleh emiten dalam mengambil keputusan membeli saham karena harga cenderung bersifat trader, yaitu melakukan aksi penawaran di pasar perdana selalu lebih rendah profit taking dengan harapan memperoleh dibandingkan dengan harga penutupan di pasar capital gain. Menurut Haryanto (2012) investor sekunder hari pertama. Ketiga, perilaku investor di Indonesia diyakini masih belum memanfaat- yang mengandalkan sikap kepercayaan diri yang kan secara maksimal informasi keuangan yang berlebihan. telah ada seringkali kecenderungan Investor overconfidence dipublikasikan laporan dalam tidak keuangan pengambilan melakukan analisis fundamental karena mereka investor Indonesia merupakan investor spekulan telah lama berkecimpung di dunia investasi dan yang mempunyai dana lebih tanpa disertai selalu mengalami keberhasilan. Pada akhirnya pengetahuan investor berinvestasi. mengandalkan membeli menganalisis saham laporan saham informasi yang keputusan berinvestasi sebab sebagian besar hanya membeli Investor keputusan tidak sebelum sebelum yang bahwa mengambil pengalaman tanpa keuangan. dan keterampilan dalam harus Dari beberapa perilaku investor di atas Menurut yang tidak menggunakan informasi akuntansi Christanti dan Mahastanti (2011) semakin lama sebagai seorang investor melakukan investasi maka mengambil keputusan investasinya menjadi semakin berkurang atau semakin sedikit faktor penyebab tidak berpengaruhnya ROA terhadap yang dipertimbangkan sebab semakin lama initial return. Hasil penelitian ini membuktikan maka semakin banyak pengalaman sehingga bahwa informasi keuangan tidak memberikan keputusan investasi lebih banyak berdasarkan manfaat dalam penentuan keputusan investasi. pengalaman. Hal ini dibuktikan oleh temuan Aprilianto, dkk. Adanya investor yang melakukan salah basis yang keputusan akan memberikan dampak pertimbangan dalam (2014) bahwa informasi akuntansi adalah satu pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman dimiliki satu informasi vital investasi dalam tetapi pengambilan ternyata tidak terjadinya herding, yaitu keadaan di mana sepenuhnya investor menggunakannya, bahkan investor lain mengikuti pembelian saham tanpa ada yang tidak memahaminya. Berdasarkan melakukan analisis fundamental. Selain itu, beberapa faktor di atas diduga menjadi penyebab ketidakcanggihan investor dalam menganalisis Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 59 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj tidak berpengaruhnya profitabilitas terhadap KESIMPULAN DAN SARAN intial return yang diperoleh investor. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, diantara 1. Return On Equity (ROE) berpengaruh ketiga model yang menjelaskan tentang variabel terhadap initial return pada perusahaan independen yang mempengaruhi initial return, yang melakukan Initial Public Offering model 1 yang menjelaskan Return On Equity (IPO) periode Januari 2011 – Agustus 2015. (ROE) sebagai variabel independen dan initial 2. Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh return sebagai variabel dependen menempati terhadap initial return pada perusahaan urutan tertinggi menjelaskan bagaimana variabel yang melakukan Initial Public Offering independen mempengaruhi variabel dependen. (IPO) periode Januari 2011 – Agustus 2015. Informasi Return On Equity lebih komprehensif 3. Arus kas operasi tidak berpengaruh jika dibandingkan dengan Return On Asset dan terhadap initial return pada perusahaan arus kas operasi. Keunggulan Return On Equity yang melakukan Initil Public Offering dilihat dari komponen pembentuknya, yaitu (IPO) periode Januari 2011 – Agustus 2015. Earning After Tax sebagai denominator yang 4. Model 1 yang menggunakan variable ROE bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan sebagai proksi profitabilitas menjadi model secara keseluruhan sehingga laba yang tersedia terbaik untuk menjelaskan varian variabel ditujukan kepada pemegang saham. Berbeda initial return. dengan komponen pembentuk Return On Asset Saran yaitu Earning Before Interest and Tax yang Peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan dimaksudkan kinerja jangka waktu penelitian yang lebih panjang dari manajemen. Dengan demikian investor lebih penelitian ini agar memperoleh hasil yang lebih tertarik menggunakan nilai Return On Equity akurat. Selain itu peneliti selanjutnya sebaiknya sebagai pengambilan menambah variabel bebas lain yang menjadi keputusan jika dibandingkan dengan Return On proksi profitabilitas misalnya profit margin, Asset serta arus kas operasi. Hal tersebut CFROI, EPS, dan Free Cash Flow, dan juga dibuktikan dengan berpengaruhnya Return On peneliti selanjutnya hendaknya perusahaan yang Equity terhadap initial return dan didukung oleh diteliti sebaiknya perusahaan di sektor yang koefisien determinasi yang menyatakan bahwa sama agar hasil yang diperoleh lebih baik dan Return On Equity memiliki pengaruh besar di terfokus. antara untuk pertimbangan ketiga variabel mengukur dalam independen yang digunakan dalam penelitian ini. Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 60 AKRUAL: Jurnal Akuntansi p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 DAFTAR PUSTAKA Aini, S. 2009. Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offring (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Aisyah, I. S. 2009. Pengaruh Variabel-Variabel Keuangan pada Initial Return Saham di Pasar Perdana. Trikonomika. 8(1); 22-31. Andayani, W. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Malang: Bayumedia Publishing. Arifin, Z. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Penerbit Ekonosia: Yogyakarta. Aryayoga, R. & Harjito, A. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Return Saham Di Bursa Efek Indonesia. Fenomena. 7(1). Aprilianto, dkk. 2014. Perilaku investor saham individual dalam pengambilan keputusan investasi: studi hermeneutika-kritis. eJournal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. 1(1); 16-31 Bodin, V. & Samuelsson, C. 2010. Is operating cash flow a contributing factor to IPO underpricing? A study of all IPOs conducted on the Stockholm stock exchange from 1995-2010. Bachelor Thesis. Ghotenburg University. Christanti, N. & Mahastanti, L. A. 2011. FaktorFaktor Yang Dipertimbangkan Investor Dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. 4(3); 3751. Ghozali, I. & Mansur, M. 2002. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 4(1). Ginting, S. 2012 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ 45 Di BEI. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 2(2); 39-48. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scored. Jakarta: Bumi Aksara. Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj Isfaatun, E & Hataa, A J. 2010. Analisis Informasi Penentu Harga Saham Saat Initial Public Offering. Jurnal Ekonomi Bisnis. 15(1). Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Kristiantari, I. D. A. 2013. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntasi dan Himanika Jinah. 2(2); 785811. Kurniawan, B. 2005. Analisis Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Initial Return dan Return 7 Hari Setelah IPO. SNA MALANG. Nugroho, A. S. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Initial Return Setelah IPO di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Prihadi, T. 2010. Analisis Laporan Keuangan Teori & Aplikasi. Jakarta: PPM Manajemen. Saiful. 2004. Hubungan Manajemen Laba (Earning Management) dengan Kinerja Operasi dan Return Saham di Sekitar IPO. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 7(3); 316-332. Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Sandsjo, M. & Westgren, J. 2012. IPO Underpricing – Can it be predicted? A quatitative research study of Swedish IPOs 1997-2011. Sweden: Jonkoping Su, Dongwei. 2004. Leverage, Insider Ownership and The Undepricing of IPOs in China. Journal Of International Financial Markets Institutions & Money. Sudana, I Made. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Susilowati, Y. 2010. Konsekuensi Signal Prospektus Perusahaan Terhadap Initial Return Saham Pada Pasar Perdana Di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Keuangan dan Perbankan. 2(1); 23-37. 61 AKRUAL: Jurnal Akuntansi p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 Vol 8, No 2, (April) 2017 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj Syamsuddin, L. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rajawali Pers. Witjaksono, L.S. 2012. Analisis Faktor-Faktor Keuangan Yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2002-2010. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. 1(1); 33-37 Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 62