PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP INTIAL

advertisement
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP INTIAL RETURN DILIHAT DARI
ASPEK CASH BASIS DAN ACCRUAL BASIS
(Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa
Efek Indonesia Periode Januari 2011 – Agustus 2015)
Miranti Dewi Febriani
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang
[email protected]
Yuli Soesetio
Universitas Negeri Malang
[email protected]
Trisetia Wijijayanti
Universitas Negeri Malang
[email protected]
Received: 24-01-17
Reviewed: 05-02-17
Accepted: 26-04-17
Published: 20-07-17
Abstract
The study aims to examine the effect of profitability on Initial Return based
on cash basis and accrual basis. The population in this study is companies
performing IPO in period of January 2011 – Augustus 2015 as many as
111 companies and are adjusted to several criteria in order to get as many
as 70 companies for model 1, 72 companies for model 2, and 53 companies
for model 3. It uses simple regression analysis technique assisted by Gretl
Software. Interstingly, only ROE affect Initial Return and model 1 has
highest R2.
Keywords: Accrual Basis, Cash Basis, Gretl Software, IPO
PENDAHULUAN
public. Go public adalah kegiatan penawaran
Ketersediaan modal yang dibutuhkan perusahaan
saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh
dalam usaha mengembangkan bisnisnya sangat-
emiten kepada masyarakat bedasarkan tata cara
lah besar. Seringkali dana yang dihasilkan dari
yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan
dalam perusahaan belum mencukupi untuk
Pelaksanaannya
melakukan pengembangan usaha, oleh karena itu
Perusahaan yang go public terlebih dahulu
dibutuhkan
luar
melakukan penawaran umum perdana kepada
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana
masyarakat melalui pasar perdana atau yang
tersebut. Alternatif yang dapat digunakan oleh
dikenal dengan IPO (Initial Public Offering).
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana
Upaya ini menjadi pilihan terakhir yang dapat
yang bersumber dari luar perusahaan yaitu
dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi
melalui mekanisme pernyertaan dengan menjual
kebutuhan dana setelah pinjaman atau hutang
saham perusahaan kepada masyarakat atau go
pihak kedua dan laba ditahan. Hal tersebut
dana
yang
berasal
dari
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
(Sunariyah,
2006:32).
50
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
sesuai
dengan
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
teori
pecking
order
yaitu
dalam
menghasilkan
laba
dalam
kegiatan
perusahaan lebih menyukai sumber dana internal
operasinya merupakan fokus utama dalam
dibandingkan dengan sumber dana eksternal.
penilaian prestasi perusahaan sebab laba selain
Apabila kebutuhan dana eksternal cukup besar
merupakan indikator kemampuan perusahaan
maka perusahaan akan memilih menerbitkan
juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai
sekuritas menurut urutan: hutang yang paling
perusahaan di masa yang akan datang (Aryayoga
aman, kemudian hutang yang berisiko tinggi,
& Harjito, 2009). Penelitian ini menggunaan
convertible securities, preferred stock, dan
ROE, ROA, dan arus kas operasi dalam
terakhir saham biasa (Arifin, 2005:94)
mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.
Penentuan besarnya harga jual yang
Alasan menggunakan ROE karena rasio
ditawarkan di pasar perdana didasarkan atas
ini mengukur berapa persen diperoleh laba
kesepakatan antara emiten dan penjamin emisi.
bersih apabila diukur dari modal pemilik
Sedangkan harga saham di pasar sekunder
(Harahap, 2011:305). Tingkat ROE yang tinggi
ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah ada
menunjukkan bahwa semakin efektif perusahaan
melalui kekuatan permintaan dan penawaran di
beroperasi untuk menghasilkan laba yang akan
pasar modal (Samsul, 2006:48). Ada dua
menimbulkan sinyal positif kepada investor.
kemungkinan yang terjadi pada harga saham
Alasan
setelah
dan
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
overpricing. Apabila harga saham saat IPO
memperoleh laba dengan aset yang dimilikinya.
secara signifikan lebih rendah dibandingkan
Dengan kemampuan emiten yang tinggi dalam
dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di
menghasilkan laba dari seluruh aset yang
hari
underpricing,
dimiliki menunjukkan bahwa risiko yang terkait
sedangkan apabila harga saham perdana lebih
dengan keberlangsungan usaha yang akan
tinggi dari harga yang terjadi saat saham tersebut
dihadapi investor semakin kecil. Sedangkan
mulai
dengan
alasan memilih arus kas operasi ialah jumlah kas
overpricing (Susilowati, 2010). Selama periode
yang berasal dari aktivitas operasi, dimana
penelitian yaitu Januari 2011 – Agustus 2015
merupakan indikator
terdapat 111 perusahaan yang melakukan IPO
operasional perusahaan mampu menghasilkan
dan 88 diantaranya mengalami underpricing.
arus kas yang cukup guna melunasi pinjaman,
penwaran
pertama
yaitu
maka
terjadi
diperdagangkan
Penting
bagi
underpricing
disebut
investor
untuk
memilih
ROA
karena
rasio
ini
apakah dalam proses
mem-
memelihara kemampuan operasi perusahaan,
perhatikan tingkat profitabilitas suatu per-
membayar dividen, dan melakukan investasi
usahaan sebelum memutuskan untuk menanam-
baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan
kan modal karena kemampuan perusahaan
dari luar (Ginting, 2012:41). Tingginya tingkat
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
51
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
profitabilitas yang diukur menggunakan ROE,
akuntansi dan keuangan. Di mana dari sisi
ROA, dan arus kas operasi akan memberikan
akuntansi, profitabilitas diproksikan dengan
sinyal positif kepada investor bahwa perusahaan
ROE dan ROA yang dicatat menggunakan
memiliki prospek yang bagus di masa yang akan
metode pencatatan accrual basis. Sedangkan
datang sebab dengan tingginya profitabilitas
pada sisi keuangan, profitabilitas diproksikan
akan menurunkan ketidakpastiaan perusahaan di
dengan arus kas operasi yang dicatat dengan
masa yang akan datang. Dengan tingkat
metode cash basis.
profitabilitas yang tinggi dapat dimanfaatkan
oleh
emiten
terjadinya
dalam
memperkecil
peluang
underpricing sebab emiten dan
underwriter cenderung untuk tidak menentukan
Sesuai dari penjelasan latar belakang
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
harga penawaran yang rendah di bawah harga
antara
sewajarnya.
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa
Menurut beberapa penelitan terdahulu
masih terdapat research gap mengenai ROE,
ROA, dan arus kas operasi seperti penelitian
ROE
dan
initial
return
pada
Efek Indonesia periode Januari 2011 –
Agustus 2015?
2) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
yang dilakukan oleh. Witjaksono (2012) yng
antara ROA dan initial return
pada
menemukan bahwa ROE berpengaruh terhadap
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa
initial return, namun. Isfaatun dan Hatta (2010)
Efek Indonesia periode Januari 2011 –
menemukan ROE tidak berpengaruh terhadap
Agustus 2015?
initial return. Aini (2009), Ghozali (2002), dan
3) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
Nugroho (2009) menemukan bahwa ROA
antara arus kas operasi dan initial return pada
berpengaruh terhadap initial return, sedangkan
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa
Aisyah
Efek Indonesia periode Januari 2011 –
(2009)
dan
Kristiantari
(2013)
menemukan ROA tidak berpengaruh. Penelitian
Agustus 2015?
Bodin & Samuelsson (2010) menunjukkan
4) Manakah diantara tiga model yang memiliki
bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap
koefisien determinasi yang paling tinggi?
underpricing, sedangkan Sandsjo & Westgren
(2012) menemukan arus kas tidak berpengaruh
KAJIAN TEORI
terhadap underpricing.
Initial Return
Berbeda
dengan
beberapa
penelitian
Sarana
perusahaan
dalam
mengembangkan
terdahulu, penelitian ini melihat pengaruh
usaha guna menghimpun dana dari masyarakat
profitabilitas terhadap initial return dari sisi
luas adalah dengan melakukan go public. Saat
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
52
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
pertama kalinya menjual saham atau obligasi
(Sudana, 2015:25). Profitabilitas yang tinggi
kepada masyarakat umum disebut dengan Initial
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
Public Offering (IPO). Setelah saham dijual di
menghasilkan
pasar
perdana
didaftarkan
di
kemudian
pasar
laba.
Informasi
kemampuan
mengenai
saham
tersebut
tingginya
sekunder.
Dengan
menghasilkan laba merupakan informasi yang
mendaftarkan saham tersebut di bursa efek maka
penting
saham tersebut mulai diperdagangkan bersama
menanamkan
efek-efek yang lain.
Menurut
Harga yang terbentuk di pasar perdana
dalam
perusahaan
membuat
keputusan
modalnya
Sudana
pada
(2015:25)
dalam
untuk
perusahaan.
ROE
secara
matematis dapat dihitung dengan rumus:
adalah akibat dari hasil kesepakatan antara
emiten dengan underwriter. Setelah melakukan
penawaran umum, saham diperjualbelikan di
Return On Asset (ROA)
pasar sekunder. Harga yang terbentuk di pasar
ROA merupakan rasio profitabilitas untuk
sekunder
mengukur
merupakan
hasil
dari
kekuatan
kemampuan
manajemen
dalam
penawaran dan permintaan. Selisih antara harga
menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset
saham di pasar sekunder dengan harga di pasar
(Kasmir, 2010:115). ROA digunakan untuk
perdana atau saat IPO disebut sebagai initial
mengukur tingkat pengembalian investasi yang
return. Menurut Susilowati (2010) initial return
telah
secara matematis dapat dirumuskan sebagai
menggunakan
berikut.
dimilikinya. ROA yang positif menunjukkan
dilakukan
oleh
seluruh
perusahaan
dana
(aktiva)
dengan
yang
bahwa total aktiva yang digunakan untuk
beroperasi mampu memberikan laba kepada
Keterangan:
perusahaan. Menurut Su (2004), ROA dapat
IR : Initial Return
dihitung dengan menggunakan formula berikut:
Pt1: harga penutupan (closing price)
Pt0: harga penawaran perdana (offering price)
Arus Kas Operasi
Return On Equity (ROE)
Aktivitas kas yang timbul dari aktivitas operasi
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan
adalah suatu indikator utama keberhasilan
untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan
operasi.
menggunakan modal sendiri yang dimiliki
menunjukkan
perusahaan untuk mengetahui efektivitas dan
menjaga
efisiensi
membayar kewajiban, dividen, dan melakukan
pengelolaan
modal
sendiri
yang
Jumlah
arus
kas
bersih
operasi
entitas
dalam
operasinya
untuk
kemampuan
kemampuan
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
53
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
investasi
(Andayani,
ke
sumber
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
pendanaan
eksternal
Menurut
Prihadi
2007:31).
Model 1
ROE
(2010:215) profitabilitas yang berbasis kas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
Initial Return
Model 2
berikut.
Initial Return
ROA
Model 3
AKO
Initial Return
HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan penejelasan diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis
H1: Return on equity (ROE) berpengaruh
Gambar 1. Model Rancangan Penelitian
signifikan terhadap initial return pada
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa
Populasi dalam penelitian ini adalah
Efek Indonesia periode Januari 2011 –
seluruh perusahaan IPO yang underpricing pada
Agustus 2015.
periode tahun 2011-2015 yaitu berjumlah 88
H2: Return On Asset (ROA) berpengaruh
perusahaan. Pemilihan sampel dalam penelitian
signifikan terhadap initial return pada
ini menggunakan metode purposive sampling
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa
dengan
Efek Indonesia periode Januari 2011 –
representative sesuai dengan kriteria yang
Agustus 2015.
ditentukan, sehingga terpilih sampel pada model
tujuan
mendapatkan
sampel
yang
H3: Arus kas operasi berpengaruh signifikan
1 sebanyak 70 perusahaan, pada model 2
terhadap initial return pada perusahaan
sebanyak 72 perusahaan, dan model 3 sebanyak
yang melakukan IPO di Bursa Efek
53 perusahaan.
Ada tiga (3) macam uji asumsi klasik
Indonesia periode Januari 2011 – Agustus
2015.
H4: Model 1 memiliki koefisien determinasi
yang paling tinggi.
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
normalitas,
uji
autokorelasi,
dan
uji
heteroskedastisitas. Sedangkan model analisis
yang
digunakan
adalah
3
model
regresi
METODE PENELITIAN
sederhana. tingkat signifikansi yang digunaka
Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini
dala penelitian ini adalah 5% atau 0,05.
adalah sebagai berikut.
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
54
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
HASIL PENELITIAN
apabila nilai probability lebih besar dari level of
Hasil Uji Asumsi Klasik
significant (alpha=5%). Nilai Breusch Pagan
Uji normalitas penelitian ini menggunakan Uji
Test pada model ROE terhadap initial return
Jarque-Bera. Pada program Gretl, pengujian
sebesar 0,004, nilai Breusch Pagan Test pada
normalitas Jarque-Berra test dilakukan dengan
model ROA terhadap initial return sebesar 0,001
membandingkan
Jarque-Bera
dan nilai Breusch Pagan Test pada model arus
dengan level of significant. Uji Jarque Berra
kas operasi terhadap initial return sebesar 0,945.
pada model ROE terhadap initial return
Nilai probabilitas dari kedua model tersebut
memiliki nilai probability 0,135, model ROA
lebih kecil dari level of significant (alpha=5%),
terhadap initial return memiliki nilai probability
sehingga asumsi heterokedastisitas tidak ter-
0,099, dan model arus kas operasi terhadap intial
penuhi. Untuk mengatasi hal ini dilakukan
return memiliki nilai probability 0,137. Nilai
menggunakan regresi dengan Heterokedasticity-
probability ini lebih besar dari dari level of
Robust Standard Errors.
significant
probabilitas
(alpha=5%),
sehingga
asumsi
normalitas terpenuhi.
Hasil Uji Analisis Regresi
Uji Autokorelasi pada penelitian ini
dilihat apabila nilai uji Durbin Watson (DW)
berada pada nilai dU – (4-dU) maka persamaan
regresi tidak mengandung masalah autokorelasi
atau residual tidak saling berkorelasi atau
berhubungan.
Berdasarkan
hasil
yang
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi
Model
Variabel
Koefisien
Prob
R2
Model
Konstanta
0,583
<0,000
0,061
1
ROE
-0,289
0,021
Model
Konstanta
0,530
<0,000
2
ROA
-0,217
0,289
Konstanta
0,454
<0,00
didapatkan nilai Durbin Watson (DW) pada
model ROE terhadap initial return sebesar
1,786, model ROA
terhadap initial return
Model
3
Arus Kas
Operasi
0,015
0,001
0,038
0,841
sebesar 1,736 dan model arus kas operasi
Berdasarkan Tabel 1 maka persamaan regresi
terhadap initial return sebesar 1,825 dimana nilai
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
tersebut berada pada kriteria dU – (4-dU).
Model 1
Dengan demikian residual yang dihasilkan dari
IR= 0,583 – 0,289 ROE
persamaan
regresi
yang
telah
diestimasi
Konstanta sebesar 0,583 pada model 1
mengindikasikan bahwa apabila variabel Return
dinyatakan tidak ada autokorelasi.
dilihat
On Equity (ROE) bernilai konstan maka
Residual
besarnya initial return sebesar 0,583. Koefisien
dinyatakan memiliki ragam yang homogen
Return On Equity (ROE) sebesar -0,289
Uji
melalui
heterokedastisitas
Breusch
Pagan
dapat
Test.
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
55
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
mengindikasikan bahwa Return On Equity
(ROA) terhadap initial return sebesar 1,5%
berpengaruh negatif terhadap initial return. Hal
sedangkan sisanya sebesar 98,5% merupakan
ini berarti apabila Return On Equity meningkat
kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas
1% maka cenderung dapat menurunkan initial
dalam penelitian ini. Kontribusi arus kas operasi
return sebesar 28,9%.
terhadap initial return sebesar 0,1%. Hal ini
Model 2
berarti keragaman variabel initial return dapat
IR = 0,530 - 0,217 ROA
dijelaskan oleh variabel arus kas operasi sebesar
Konstanta sebesar 0,530 pada model 2
0,1%
sedangkan
sisanya
sebesar
99,9%
mengindikasikan bahwa apabila variabel Return
merupakan kontribusi dari variabel lain yang
On Asset (ROA) bernilai konstan maka besarnya
tidak dibahas dalam penelitian ini. Dari data di
initial return sebesar 0,530. Koefisien Return On
atas dapat disimpulkan bahwa di antara ketiga
Asset sebesar -0,217 dengan tingkay signifikansi
variabel penelitian yang digunakan, variabel
0,289 mengindikasikan bahwa Return On Asset
ROE yang memiliki pengaruh paling besar
(ROA) tidak berpengaruh terhadap initial return.
terhadap initial return dengan nilai koefisien
Artinya secara statistik, Return On Asset (ROA)
determinasi sebesar 6,1%.
tidak berpengaruhterhadap initial return.
Model 3
PEMBAHASAN
IR = 0,454 + 0,038 AKO
Penelitian ini melihat pengaruh profitabilitas
Konstanta
sebesar
0,454
pada
model
3
terhadap initial return dasi sisi akuntansi dan
mengindikasikan bahwa apabila variabel arus
keuangan.
kas operasi bernilai konstan maka besarnya
profitabilitas diproksikan dengan ROE dan ROA
initial return sebesar 0,454. Koefisien arus kas
yang dicatat menggukanan metode pencatatan
operasi sebesar 0,038 dengan tingkat signifikansi
accrual basis. Sedangka pas sisi keuangan,
0,841 mengindikasikan bahwa arus kas operasi
profitabilitas diproksikan dengan arus kas
tidak
return.
operasi yang dicatat dengan metode cash basis.
Artinya secara statistik, arus kas operasi tidak
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh ROE
berpengaruhterhadap initial return. Pengujian
menunjukkan
Koefisien Determinasi
initial return. Hal ini mengindikasikan bahwa
berpengaruh
terhadap
initial
Di
mana
dari
sisis
akuntansi,
berpengaruh negatif terhadap
Kontribusi Return On Equity (ROE)
ketika terjadinya peningkatan (penurunan) nilai
terhadap initial return return sebesar 6,1%
ROE disertai dengan penurunan (peningkatan)
sedangkan sisanya sebesar 93,9% merupakan
initial return. Hasil penelitian ini sejalan dengan
kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas
hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono
dalam penelitian ini. Kontribusi Return On Asset
(2012) dan Kurniawan (2005) namun ber-
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
56
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
banding
terbalik
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
dengan
yang
(Syamsuddin, 2009:64). Dengan melihat angka
dilakukan Isfaatun dan Hatta (2010). Sedangkan
Return On Equity dari sebuah perusahaan,
hasil pengujian profitabilitas yang juga dilihat
investor dapat memperoleh informasi yang lebih
dari sisi akrual yang diproksikan oleh ROA tidak
terperinci
terdapat pengaruh terhadap initial return. Hasil
mempengaruhi
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
fundamental
Aisyah (2009) dan Kristiantari (2013) namun
melalui
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Aini
hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan
(2009) dan Nugroho (2009).
melalui indikator harga saham dan struktur
Berpengaruhnya
penelitian
profitabilitas
yang
tentang
rasio
kinerja
perusahaan.
perusahaan
dimensi
keuangan
yang
yang
Kinerja
diproksikan
profitabilitas
memiliki
modal perusahaan berkenaan dengan besarnya
diproksikan ROE terhadap initial return diduga
komposisi
disebabkan profitabilitas yang dilihat dari sisi
2009:111). Dengan demikian Return On Equity
akrual
yang
dinilai memiliki informasi lebih komprehensif
sebenarnya kepada investor dan merupakan
oleh investor karena dapat menggambarkan
standar yang dapat diterima umum. Basis akrual
struktur modal sebuah perusahaan dan tingkat
dapat memberikan gambaran yang lebih baik
risiko yang dihadapi oleh investor.
basis
memberikan
informasi
utang
perusahaan
(Harmono,
terkait dengan kinerja keuangan perusahaan
Tidak berpengaruhnya profitabilitas yang
yang selanjutnya dapat digunakan perusahaan
diproksikan oleh ROA terhadap initial return
untuk membuat kebijakan yang relevan untuk
mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya nilai
masa yang akan datang. Adanya informasi yang
ROA yang dimiliki oleh perusahaan tidak
didapat oleh investor melalui laporan keuangan
disertai dengan perubahan initial return yang
suatu perusahaan dapat dimanfaatkan untuk
diperoleh investor. Dilihat dari segi pencatatan,
mengambil
karena
Return On Assets (ROA) memiliki komponen
pengembalian modal yang baik dapat menjamin
yang dicatat berdasarkan accrual basis, dengan
investor mendapatkan keuntungan yang diharap.
kata lain laba diakui pada saat terjadinya
Dilihat dari komponen yang membentuk ROE,
transaksi bukan
Return On Equity menggambarkan tiga hal
pengeluaran kas. Namun pencatatan berdasarkan
pokok
basis akrual memberikan kebebasan kepada
keputusan
terkait
kemampuan
sebuah
perusahaan
yang
tepat
perusahaan,
menghasilkan
yaitu
ke-
pihak
manajemen
pada saat penerimaan atau
dalam
memilih
metode
untungan atas komponen sales (profitability),
akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan
efisiensi perusahaan dalam mengelola aset
standar akuntansi yang berlaku. Beberapa
(assets management), dan utang yang dipakai
manajer menggunakan kebebasan tersebut untuk
dalam melakukan usaha (financial leverage)
keuntungan pribadi yang akan berdampak pada
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
57
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
kualitas
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
laporan
keuangan.
akan
biaya yang termasuk kewajiban dan pendapatan
berusaha untuk menarik minat investor sehingga
belum dicatat. Selain itu, penggunaan basis kas
akan menimbulkan peluang bagi manajemen
ini
untuk melakukan disfunctional behavior berupa
menentukan suatu kebijakan di masa yang akan
manajemen laba (earning management) yang
datang karena selalu berpatokan pada kas. Tidak
diharapkan
berpengaruhnya arus kas operasi terhadap intial
dapat
Emiten
meningkatkan
kinerja
akan
menyulitkan
return
dilakukan
mengakibatkan
sebagian besar nilai arus kas operasi selama
informasi keuangan yang disajikan perusahaan
periode penelitian berada pada klasifikasi rendah
tidak menunjukan kondisi yang sesungguhnya
dengan dibuktikannya hanya 1 perusahaan yang
terkait dengan kinerja perusahaan. Hal tersebut
menghasilkan laba operasi senilai 75,9% hingga
mengakibatkan
110,7% dari aset yang dimiliki oleh perusahaan.
perusahaan
investor
tidak
memiliki
disebabkan
Dengan
disajikan
perusahaan belum mampu untuk mengelola kas
emiten.
Sehingga
dalam
melakukan investasi di saham IPO, investor
tidak menggunakan laporan keuangan sebagai
dasar pembelian saham.
investor
kondisi
kepercayaan atas informasi keuangan yang
oleh
demikian
karena
untuk
perusahaan. Praktik manajemen laba yang
oleh
diduga
manajemen
menilai
bahwa
secara efisien.
Selain dari segi pencatatan, hal lain yang
diduga menjadi penyebab tidak berpengaruhnya
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
profitabilitas yang dilihat dari sisi akrual dan kas
terdapat hubungan positif tetapi tidak terdapat
basis terhadap initial return ada beberapa faktor
pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi
penyebab yaitu sebagai berikut. Pertama, praktik
terhadap initial return. Laporan arus kas dicatat
manajemen
laba
berdasarkan metode cash basis. Pencatatan
perusahaan.
Hal
berbasis kas merupakan teknik pencatatan ketika
penelitian Saiful (2004) menemukan bahwa
transaksi terjadi, di mana uang benar-benar
manajemen laba dilakukan pada periode 2 tahun
diterima/dikeluarkan. Pendapatan diakui pada
sebelum IPO, dan 2 tahun setelah IPO. Adanya
saat diterimanya kas sehingga benar-benar
praktik manajemen laba ini, informasi yang
mencerminkan
disajikan
posisi
keuangan
sebenarnya
oleh
yang
dilakukan
oleh
tersebut
dibuktikan
oleh
emiten
tidak
menunjukkan
sehingga laporan keuangan yang disajikan
kondisi yang sesungguhnya. Tindakan tersebut
memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada
membuat investor memiliki kepercayaan atas
saat laporan tersebut. Apabila laba dari suatu
laporan keuangan yang diterbitkan sebab laporan
perusahaan diukur dengan metode cash basis
keuangan tersebut dapat dimanipulasi oleh pihak
maka perhitungan laba rugi perusahaan tidak
manajer sehingga investor tidak menggunakan
memberikan
informasi
komprehensif
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
sebab
58
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
laporan
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
keuangan
sebelum
mengambil
keputusan untuk membeli saham.
informasi
akuntansi
turut
mempengaruhi
investor sehingga tidak menganalisis informasi
Kedua, kecenderungan underpricing yang
akuntansi
sebelum
dialami oleh perusahaan IPO. Keadaan ini
pembelian
saham.
membuat investor untuk tidak menganalisis
menggunakan
laporan keuangan yang disediakan oleh emiten
dalam mengambil keputusan membeli saham
karena
harga
cenderung bersifat trader, yaitu melakukan aksi
penawaran di pasar perdana selalu lebih rendah
profit taking dengan harapan memperoleh
dibandingkan dengan harga penutupan di pasar
capital gain. Menurut Haryanto (2012) investor
sekunder hari pertama. Ketiga, perilaku investor
di Indonesia diyakini masih belum memanfaat-
yang mengandalkan sikap kepercayaan diri yang
kan secara maksimal informasi keuangan yang
berlebihan.
telah
ada
seringkali
kecenderungan
Investor
overconfidence
dipublikasikan
laporan
dalam
tidak
keuangan
pengambilan
melakukan analisis fundamental karena mereka
investor Indonesia merupakan investor spekulan
telah lama berkecimpung di dunia investasi dan
yang mempunyai dana lebih tanpa disertai
selalu mengalami keberhasilan. Pada akhirnya
pengetahuan
investor
berinvestasi.
mengandalkan
membeli
menganalisis
saham
laporan
saham
informasi
yang
keputusan berinvestasi sebab sebagian besar
hanya
membeli
Investor
keputusan
tidak
sebelum
sebelum
yang
bahwa
mengambil
pengalaman
tanpa
keuangan.
dan
keterampilan
dalam
harus
Dari beberapa perilaku investor di atas
Menurut
yang tidak menggunakan informasi akuntansi
Christanti dan Mahastanti (2011) semakin lama
sebagai
seorang investor melakukan investasi maka
mengambil keputusan investasinya menjadi
semakin berkurang atau semakin sedikit faktor
penyebab tidak berpengaruhnya ROA terhadap
yang dipertimbangkan sebab semakin lama
initial return. Hasil penelitian ini membuktikan
maka semakin banyak pengalaman sehingga
bahwa informasi keuangan tidak memberikan
keputusan investasi lebih banyak berdasarkan
manfaat dalam penentuan keputusan investasi.
pengalaman.
Hal ini dibuktikan oleh temuan Aprilianto, dkk.
Adanya
investor
yang
melakukan
salah
basis
yang
keputusan
akan
memberikan
dampak
pertimbangan
dalam
(2014) bahwa informasi akuntansi adalah satu
pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
dimiliki
satu
informasi
vital
investasi
dalam
tetapi
pengambilan
ternyata
tidak
terjadinya herding, yaitu keadaan di mana
sepenuhnya investor menggunakannya, bahkan
investor lain mengikuti pembelian saham tanpa
ada yang tidak memahaminya. Berdasarkan
melakukan analisis fundamental. Selain itu,
beberapa faktor di atas diduga menjadi penyebab
ketidakcanggihan investor dalam menganalisis
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
59
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
tidak berpengaruhnya profitabilitas terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN
intial return yang diperoleh investor.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, diantara
1.
Return On Equity (ROE) berpengaruh
ketiga model yang menjelaskan tentang variabel
terhadap initial return pada perusahaan
independen yang mempengaruhi initial return,
yang melakukan Initial Public Offering
model 1 yang menjelaskan Return On Equity
(IPO) periode Januari 2011 – Agustus 2015.
(ROE) sebagai variabel independen dan initial
2.
Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh
return sebagai variabel dependen menempati
terhadap initial return pada perusahaan
urutan tertinggi menjelaskan bagaimana variabel
yang melakukan Initial Public Offering
independen mempengaruhi variabel dependen.
(IPO) periode Januari 2011 – Agustus 2015.
Informasi Return On Equity lebih komprehensif
3.
Arus
kas
operasi
tidak
berpengaruh
jika dibandingkan dengan Return On Asset dan
terhadap initial return pada perusahaan
arus kas operasi. Keunggulan Return On Equity
yang melakukan Initil Public Offering
dilihat dari komponen pembentuknya, yaitu
(IPO) periode Januari 2011 – Agustus 2015.
Earning After Tax sebagai denominator yang
4.
Model 1 yang menggunakan variable ROE
bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan
sebagai proksi profitabilitas menjadi model
secara keseluruhan sehingga laba yang tersedia
terbaik untuk menjelaskan varian variabel
ditujukan kepada pemegang saham. Berbeda
initial return.
dengan komponen pembentuk Return On Asset
Saran
yaitu Earning Before Interest and Tax yang
Peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan
dimaksudkan
kinerja
jangka waktu penelitian yang lebih panjang dari
manajemen. Dengan demikian investor lebih
penelitian ini agar memperoleh hasil yang lebih
tertarik menggunakan nilai Return On Equity
akurat. Selain itu peneliti selanjutnya sebaiknya
sebagai
pengambilan
menambah variabel bebas lain yang menjadi
keputusan jika dibandingkan dengan Return On
proksi profitabilitas misalnya profit margin,
Asset serta arus kas operasi. Hal tersebut
CFROI, EPS, dan Free Cash Flow, dan juga
dibuktikan dengan berpengaruhnya Return On
peneliti selanjutnya hendaknya perusahaan yang
Equity terhadap initial return dan didukung oleh
diteliti sebaiknya perusahaan di sektor yang
koefisien determinasi yang menyatakan bahwa
sama agar hasil yang diperoleh lebih baik dan
Return On Equity memiliki pengaruh besar di
terfokus.
antara
untuk
pertimbangan
ketiga
variabel
mengukur
dalam
independen
yang
digunakan dalam penelitian ini.
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
60
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
DAFTAR PUSTAKA
Aini, S. 2009. Pengaruh Variabel Keuangan dan
Non Keuangan Terhadap Underpricing
Pada Perusahaan yang Melakukan Initial
Public Offring (IPO) di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Aisyah, I. S. 2009. Pengaruh Variabel-Variabel
Keuangan pada Initial Return Saham di
Pasar Perdana. Trikonomika. 8(1); 22-31.
Andayani, W. 2007. Akuntansi Sektor Publik.
Malang: Bayumedia Publishing.
Arifin, Z. 2005. Teori Keuangan dan Pasar
Modal. Penerbit Ekonosia: Yogyakarta.
Aryayoga, R. & Harjito, A. 2009. Analisis
Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Return
Saham Di Bursa Efek Indonesia.
Fenomena. 7(1).
Aprilianto, dkk. 2014. Perilaku investor saham
individual dalam pengambilan keputusan
investasi: studi hermeneutika-kritis. eJournal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi.
1(1); 16-31
Bodin, V. & Samuelsson, C. 2010. Is operating
cash flow a contributing factor to IPO
underpricing? A study of all IPOs
conducted on the Stockholm stock
exchange from 1995-2010. Bachelor
Thesis. Ghotenburg University.
Christanti, N. & Mahastanti, L. A. 2011. FaktorFaktor Yang Dipertimbangkan Investor
Dalam Melakukan Investasi. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan. 4(3); 3751.
Ghozali, I. & Mansur, M. 2002. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Underpriced Di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 4(1).
Ginting,
S.
2012
Analisis
Pengaruh
Pertumbuhan Arus Kas Dan Profitabilitas
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
LQ 45 Di BEI. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil, 2(2); 39-48.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis
Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis
Balanced Scored. Jakarta: Bumi Aksara.
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Isfaatun, E & Hataa, A J. 2010. Analisis
Informasi Penentu Harga Saham Saat
Initial Public Offering. Jurnal Ekonomi
Bisnis. 15(1).
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Kencana
Kristiantari, I. D. A. 2013. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Underpricing
Saham Pada Penawaran Saham Perdana
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Akuntasi dan Himanika Jinah. 2(2); 785811.
Kurniawan, B. 2005. Analisis Pengaruh Variabel
Keuangan dan Non Keuangan Terhadap
Initial Return dan Return 7 Hari Setelah
IPO. SNA MALANG.
Nugroho, A. S. 2009. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Initial Return
Setelah IPO di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Prihadi, T. 2010. Analisis Laporan Keuangan
Teori & Aplikasi. Jakarta: PPM
Manajemen.
Saiful. 2004. Hubungan Manajemen Laba
(Earning Management) dengan Kinerja
Operasi dan Return Saham di Sekitar IPO.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 7(3);
316-332.
Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen
Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sandsjo, M. & Westgren, J. 2012. IPO
Underpricing – Can it be predicted? A
quatitative research study of Swedish
IPOs 1997-2011. Sweden: Jonkoping
Su, Dongwei. 2004. Leverage, Insider
Ownership and The Undepricing of IPOs
in China. Journal Of International
Financial Markets Institutions & Money.
Sudana, I Made. 2015. Manajemen Keuangan
Perusahaan Teori & Praktik. Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar
Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Susilowati, Y. 2010. Konsekuensi Signal
Prospektus Perusahaan Terhadap Initial
Return Saham Pada Pasar Perdana Di
Bursa
Efek
Indonesia.
Dinamika
Keuangan dan Perbankan. 2(1); 23-37.
61
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
Vol 8, No 2, (April) 2017
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Syamsuddin, L. 2009. Manajemen Keuangan
Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam
Perencanaan,
Pengawasan,
dan
Pengambilan
Keputusan.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Witjaksono, L.S. 2012. Analisis Faktor-Faktor
Keuangan
Yang
Mempengaruhi
Fenomena Underpricing Pada Perusahaan
Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia 2002-2010. Berkala
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. 1(1); 33-37
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
62
Download