Trafo 3 Fasa Hubungan Star/Star 0o , Delta/Delta 0o A. Tujuan Menentukan pergeseran sudut 0o antara garis netral dari kumparan primer hubungan Bintang (Star) dan kumparan sekunder hubungan Bintang (Star) suatu Trafo 3 Fasa. Serta pergeseran sudut 0 o antara garis netral dari kumparan primer hubungan Delta (∆) suatu Trafo 3 Fasa. B. Teori Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y) Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil, pada transformator tegangan tinggi Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya. Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi. Tegangan masing-masing primer phasa adalah : Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah : Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ) Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan. Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan tegangannya adalah : Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah : Dimana: IL = Arus line to line IP = arus phasa C. Alat dan Bahan 1. Transformator 3 Fasa 220 Volt 2. Voltmeter AC/DC 3. Power Pack 4. Kabel Penghubung Secukupnya D. Gambar Rangkaian Transformator Y/Y00 Transformator ∆/∆00 E. Tabel Pengamatan Data Pengamatan Trafo 3 Fasa hubungan Y/Y0o VAB 220V 200V 180V VBC 220V 200V 180V VCA 220V 200V 180V Vab 120V 110V 95V Vbc 123V 110V 95V Vca 121V 110V 95V Vbc 125V 115V 100V Vca 125V 110V 100V Data Pengamatan Trafo 3 Fasa hubungan ∆/∆0o VAB 220V 200V 180V VBC 220V 200V 180V VCA 220V 200V 180V Vab 125V 115V 100V F. Analisis Dari data pengamatan jika dianalisis maka akan terlihat keakuratan atau keadaan trafo apakah masih baik atau tidak, karena jika dikaji dari teorinya trafo akan baik jika tegangan disetiap titik pada sisi sekunder sama. Kemudian untuk pengaruh tegangan primer terhadap tegangan sekunder, tegangan primer akan mempengaruhi nilai tegangan sekunder tersebut, jika nilai tegangan primer dinaikan secara bertahap maka nilai tegangan pada sekunder juga akan naik secara bertahap, begitu juga dengan penurunnya. G. Kesimpulan Dari percobaan dan anlisis dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan primer akan berpengaruh terhadap nilai tegangan sekunder. Kemudian sudut pergeseran hubungan star/star dan delta/delta 0 0 dapat dilihat perhimpitan antara ketiga garis antara sisi primer dan sekunder sehingga tidak ada perbedaan atau pergeseran 00. LAPORAN IV PRAKTIKUM MESIN LISTRIK OLEH: NAMA : FITRAH HIDAYAT NIM : 14130050 PRODI : D4. TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI DOSEN : ASWARDI, M.T. SEKSI : 201511300020 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015-2016