DAFTAR ISI Daftar Isi ................................................................................................................................... i Sambutan-sambutan: 1. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ........................................ iii 2. Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia ... iv Himpunan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Tentang Pasar Modal Syariah: 1. Peraturan Nomor IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah: ......................................... 1 • Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-181/BL/2009 ............... 1 • Ketentuan Umum ...................................................................................................... 3 • Penerbitan Atau Pendaftaran Efek Syariah Berupa Saham ...................................... 5 • Penerbitan Sukuk ...................................................................................................... 7 • Penerbitan Saham Dan/Atau Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah ................................................................................................... 10 • Penerbitan Efek Beragun Aset Syariah ...................................................................... 15 • Ketentuan Penutup .................................................................................................... 16 2. Peraturan Nomor IX.A.14 Tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal: ........................................................................................... 18 • Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-131/BL/2006 ............... 18 • Definisi ...................................................................................................................... 20 • Ketentuan Akad Ijarah .............................................................................................. 20 • Ketentuan Akad Kafalah ........................................................................................... 22 • Ketentuan Akad Mudharabah ................................................................................... 24 • Ketentuan Akad Wakalah ......................................................................................... 26 3. Peraturan Nomor II.K.1 Tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah: ........... 28 • Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-180/BL/2009 ............... 28 • Daftar Efek Syariah .................................................................................................... 30 • Pihak Yang Disetujui Bapepam dan LK Sebagai Penerbit Daftar Efek Syariah ....... 31 • Ketentuan Penutup .................................................................................................... 33 • Lampiran 1 ................................................................................................................ 35 Daftar Isi i • Lampiran 2 .................................................................................................................. 37 • Lampiran 3 .................................................................................................................. 38 • Lampiran 4 .................................................................................................................. 39 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Terkait Pasar Modal Syariah: 1. Fatwa Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) ...... 43 2. Fatwa Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah ...................... 49 3. Fatwa Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah ................................ 54 4. Fatwa Nomor: 10/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Wakalah ............................................... 59 5. Fatwa Nomor: 11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Kafalah ................................................. 63 6. Fatwa Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah ................................................................................................. 67 7. Fatwa Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah ................................... 76 8. Fatwa Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah ............. 81 9. Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal ............................................................. 86 10. Fatwa Nomor: 41/DSN-MUI/III/2004 Tentang Obligasi Syariah Ijarah ......................... 95 11. Fatwa Nomor: 50/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Mudharabah Musytarakah .........104 12. Fatwa Nomor: 59/DSN-MUI/V/2007 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi .........................................................................................................110 13. Fatwa Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Syariah (HMETD) Syariah .....................................................................................116 14. Fatwa Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah.......................................125 15.Fatwa Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara ............134 16. Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara .....................................................................................................140 17. Fatwa Nomor: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease Back ...............................147 18. Fatwa Nomor: 72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back ....................................................................................................152 Daftar Istilah Pasar Modal Syariah .......................................................................................... 158 ii Daftar Isi Sambutan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh. Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga buku “Himpunan Peraturan Bapepam dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar Modal Syariah” ini dapat tersusun. Buku ini berisi paket peraturan Bapepam dan LK terkait pasar modal berbasis syariah dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI. Pasar modal berbasis syariah sebagai salah satu pilar dalam industri keuangan syariah telah memberikan bukti sebagai sebuah industri yang tahan uji dalam menghadapi setiap peluang dan tantangan yang dihadapi. Hal tersebut tidak terlepas dari ikhtiar Bapepam dan LK, DSN-MUI dan pihak terkait dalam mengembangkan pasar modal berbasis syariah. Dalam pengembangan pasar modal berbasis syariah 5 tahun ke depan (2010-2014), Bapepam dan LK menerapkan 3 strategi pengembangan yaitu pengembangan regulasi pasar modal berbasis syariah, pengembangan produk syariah dan pengembangan sumber daya manusia. Sebagai wujud dari strategi pengembangan regulasi pasar modal berbasis syariah, Bapepam dan LK telah menerbitkan paket peraturan yang terkait langsung dengan pasar modal berbasis syariah pada tanggal 26 Nopember 2006 yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah serta Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1. tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah pada tanggal 31 Agustus 2007. Sejalan dengan diberlakukannya Peraturan tersebut, Bapepam dan LK telah menerima banyak masukan dari berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan (revisi) peraturan tersebut. Sebagai tindak lanjut atas hal ini, Bapepam dan LK telah melakukan revisi Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 dan Nomor II.K.1 pada tanggal 30 Juni 2009. Penerbitan buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu media dalam upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar maupun masyarakat mengenai penerapan prinsipprinsip syariah di pasar modal. Dengan adanya penerbitan buku ini juga diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi semua pihak yang memiliki minat atau kepentingan terhadap pasar modal berbasis syariah untuk memahami kerangka dalam penerapan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Akhirnya, terima kasih diucapkan kepada DSN-MUI atas bantuan dan kerjasamanya dalam penerbitan buku ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan kepada kita semua dari setiap yang kita usahakan, amin. Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh. Jakarta, April 2010 Ketua Bapepam dan LK ttd A. Fuad Rahmany Sambutan - Sambutan iii Sambutan Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh. Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga buku “Himpunan Peraturan Bapepam dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar Modal Syariah” ini dapat diterbitkan. Buku ini berisi kumpulan paket peraturan Bapepam dan LK terkait pasar modal berbasis syariah dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI yang berhubungan dengan pasar modal syariah. Penerbitan buku ini merupakan salah satu wujud hubungan kerjasama yang erat antara Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dengan Bapepam dan LK dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, khususnya tentang penerapan prinsip-prinsip syariah di pasar modal Indonesia. Selanjutnya, buku ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat, khususnya bagi para pelaku pasar modal syariah dalam melaksanakan kegiatan investasi di pasar modal berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Semoga penerbitan buku ini dapat makin mendorong perkembangan pasar modal syariah dan meningkatkan pemahaman serta partisipasi masyarakat terhadap pasar modal syariah di Indonesia. Akhirnya, kami mengucapkan selamat atas penerbitan buku ”Himpunan Peraturan Bapepam dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar Modal Syariah”, dan semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh. Jakarta, April 2010 Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional MUI ttd K.H. Ma’ruf Amin iv Sambutan - Sambutan Himpunan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Tentang Pasar Modal Syariah Halaman ini sengaja dikosongkan DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-181/BL/2009 TENTANG PENERBITAN EFEK SYARIAH KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penerbitan Efek Syariah serta pengelolaan Reksa Dana Syariah dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-130/BL/2006 tanggal 3 Nopember 2006, dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006. Memperhatikan : Surat Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor: B-194/DSN-MUI/VI/2009 tanggal 25 Juni 2009 perihal Pernyataan DSN-MUI Atas Peraturan Bapepam dan LK; Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK SYARIAH. Pasal 1 Ketentuan mengenai Penerbitan Efek Syariah diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.13 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-130/BL/2006 tanggal 23 Nopember 2006 tentang Penerbitan Efek Syariah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2009. Ditetapkan di pada tanggal : Jakarta : 30 Juni 2009 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 2 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 PERATURAN NOMOR IX.A.13 : PENERBITAN EFEK SYARIAH 1. KETENTUAN UMUM a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Akad Syariah adalah perjanjian/kontrak yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.14 dan/ atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 2) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal adalah Prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI. 3) Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 4) Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 5) Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif, yang pelaksanaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 6) Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 7) Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share)) atas: a) aset berwujud tertentu (a’yan maujudat); b) nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada; Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 3 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 c) jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada; d) aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau e) kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah). b. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah antara lain: 1) perjudian dan permainan yang tergolong judi; 2) perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain: a) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; dan b) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; 3) jasa keuangan ribawi, antara lain: a) bank berbasis bunga; dan b) perusahaan pembiayaan berbasis bunga; 4) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional; 5) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara lain: a) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi); b) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau c) barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 6) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); c. Setiap Pihak yang melakukan penerbitan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip syariah wajib memenuhi: 1) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, Peraturan ini, dan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang ditawarkan; 2) kepatuhan terhadap Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang diterbitkan. 4 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 d. Efek Syariah tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal apabila kegiatan usaha, cara pengelolaan, kekayaan Reksa Dana, dan/atau kekayaan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dari Pihak yang menerbitkan Efek tersebut bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang diterbitkan. e. Pihak yang menerbitkan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal wajib menyatakan bahwa: 1) kegiatan usaha serta cara pengelolaan usaha Pihak yang melakukan Penawaran Umum dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif; 2) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan perusahaan Pihak yang melakukan Penawaran Umum tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; 3) untuk Emiten dan Perusahaan Publik, wajib memiliki anggota direksi dan anggota komisaris yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan 4) untuk Reksa Dana Syariah dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah, wajib memiliki Wakil Manajer Investasi dan penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 2. PENERBITAN ATAU PENDAFTARAN EFEK SYARIAH BERUPA SAHAM Penerbitan atau pendaftaran Efek Syariah berupa saham yang dilakukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, wajib memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pernyataan Pendaftaran dari Emiten atau Perusahaan Publik wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 atau Peraturan Nomor IX.B.1, serta ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan 2) mengungkapkan informasi tambahan dalam Prospektus bahwa: a) dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 5 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 b) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan c) Emiten atau Perusahaan Publik memiliki anggota direksi dan anggota komisaris yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. b. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah berupa saham hanya dapat mengubah anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan usahanya menjadi tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal hanya jika: 1) terdapat usulan dari pemegang saham yang memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas; dan 2) usulan tersebut telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham. c. Pengumuman dan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf b wajib dilakukan dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1. d. Pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c wajib memuat informasi: 1) bahwa usulan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengubah anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan usahanya menjadi tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal berasal dari pemegang saham; 2) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya perubahan anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan usaha dan cara pengelolaan perusahaan; 3) rencana kegiatan dan pengelolaan usaha setelah Emiten tidak memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal; 4) cara penyelesaian terhadap pemegang saham yang tidak setuju atas perubahan tersebut; dan 5) penjelasan bahwa keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang perubahan anggaran dasar hanya berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan pemegang saham dan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak asasi manusia. 6 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 e. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c wajib dikirimkan dengan surat tercatat atau faksimili ke alamat pemegang saham disamping melalui surat kabar. f. Korum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud dalam huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan mengenai perubahan anggaran dasar Perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1 dengan persyaratan bahwa pemegang saham yang mengusulkan perubahan anggaran dasar serta afiliasinya tidak dapat diperhitungkan dalam korum kehadiran. g. Emiten atau Perusahaan Publik yang mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf b wajib menyelesaikan hak-hak pemegang saham yang tidak menyetujui perubahan anggaran dasar dimaksud dengan cara menjamin pembelian saham pemegang saham tersebut pada harga wajar dengan ketentuan sebagai berikut: 1) dalam hal sahamnya tidak tercatat di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan pembelian paling kurang sama dengan harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai independen; 2) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek namun selama 90 (sembilan puluh) hari tidak diperdagangkan atau dihentikan sementara perdagangannya, maka harga pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga tertinggi dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari perdagangan terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya; atau 3) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga tertinggi dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf c. 3. PENERBITAN SUKUK a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran Umum Sukuk wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 dan ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; 2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK, antara lain: a) hasil pemeringkatan dan kontrak perwaliamanatan Sukuk serta Akad Syariah yang terkait dengan penerbitan Sukuk dimaksud; b) surat pernyataan yang menyatakan bahwa: Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 7 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 (1) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b; dan (2) selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b. c) surat pernyataan dari Wali Amanat Sukuk yang menyatakan bahwa Wali Amanat Sukuk mempunyai pejabat penanggung jawab dan/atau tenaga ahli di bidang perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; d) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan hasil pemeringkatan tahunan terbaru kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat Sukuk dan Bursa Efek tempat Sukuk dicatatkan serta mengumumkan hasil pemeringkatan dimaksud paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah berakhirnya masa berlaku hasil pemeringkatan tahunan terakhir; e) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan hasil pemeringkatan terbaru, pernyataan atau pendapat dari perusahaan pemeringkat efek (termasuk pencabutan/pembatalan peringkat) akibat terdapatnya fakta material atau kejadian penting yang dapat mempengaruhi kemampuan Emiten untuk memenuhi kewajibannya dan mempengaruhi risiko yang dihadapi pemegang Sukuk, kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat Sukuk dan Bursa Efek di mana sukuk tersebut dicatatkan, paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya hasil pemeringkatan baru, pernyataan, atau pendapat dimaksud; dan 3) mengungkapkan informasi dalam Prospektus paling kurang meliputi: a) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b, dan Emiten menjamin bahwa selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b; b) Wali Amanat Sukuk mempunyai pejabat penanggungjawab dan/atau tenaga ahli di bidang perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; c) jenis Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan Sukuk, yang disertai dengan penjelasan tentang skema transaksi syariah; 8 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 d) ringkasan Akad Syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang dilakukan oleh para Pihak; e) sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); f) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); g) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); dan h) hasil pemeringkatan Sukuk. b. Kontrak perwaliamanatan penerbitan Sukuk wajib paling kurang memuat: 1) uraian tentang Akad Syariah yang mendasari diterbitkannya Sukuk; 2) penggunaan dana hasil penerbitan Sukuk sesuai dengan karakteristik Akad Syariah; 3) sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran imbal hasil sesuai dengan karakteristik Akad Syariah; 4) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); 5) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); 6) kewajiban Wali Amanat Sukuk untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan dalam rangka memastikan kepatuhan Emiten terhadap Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; 7) tindakan yang harus dilakukan dalam hal Emiten akan mengubah jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk; 8) perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk wajib terlebih dahulu disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUP Sukuk); 9) mekanisme pemenuhan hak pemegang Sukuk yang tidak setuju terhadap perubahan dimaksud; 10)ketentuan yang menyebutkan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan angka 7), angka 8) dan angka 9) di atas dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa Emiten gagal dalam memenuhi kewajibannya; dan 11) mekanisme penanganan dalam hal terjadi kegagalan dalam memenuhi kewajiban. Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 9 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 c. Dalam hal terjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/ atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Sukuk tersebut menjadi batal demi hukum dan Emiten wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang Sukuk. d. Emiten dan Wali Amanat Sukuk wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam kontrak perwaliamanatan. e. Emiten wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk untuk membiayai kegiatan atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. f. Emiten wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan LK dan mengumumkan kepada masyarakat melalui Bursa Efek paling lambat satu hari kerja setelah terpenuhinya kondisi sebagai berikut: 1) seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten; dan/atau 2) dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitan Sukuk. g. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f butir 1) telah terpenuhi, maka perdagangan Sukuk selain Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. h. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f belum terpenuhi, maka perdagangan Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal hanya jika diperdagangkan pada harga nominal. 4. PENERBITAN SAHAM DAN/ATAU UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF REKSA DANA SYARIAH a. Penerbitan Saham Reksa Dana Syariah Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran Umum Saham Reksa Dana Syariah wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.4 dan ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan 2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Pengelolaan dan/atau Kontrak Penyimpanan Reksa Dana serta informasi tambahan dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut: 10 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk kepentingan Direksi Reksa Dana Perseroan (muwakil) di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk melakukan pengelolaan Reksa Dana dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penyimpanan kekayaan; b) dalam anggaran dasar Emiten dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; c) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; d) aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan Emiten dimaksud tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; e) memiliki anggota direksi, Wakil Manajer Investasi, dan penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; f) mekanisme pembersihan kekayaan Emiten dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; g) kata “Syariah” pada nama Emiten; dan h) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada: (1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK; (2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah; (3) Sukuk (Obligasi Syariah); yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia; (4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK; (5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam dan LK; (6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek; Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 11 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 (7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK. (8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan/atau (9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing. b. Penerbitan Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran Umum Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.5 dan ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan 2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif dan informasi tambahan dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut: a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk kepentingan para pemegang unit penyertaan (muwakil) di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif; b) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Reksa Dana dan penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; d) kata “Syariah” pada nama Reksa Dana yang diterbitkan; e) mekanisme pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan f) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada: (1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK; (2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah; 12 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 (3) Sukuk (Obligasi Syariah); yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia; (4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK; (5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam dan LK; (6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek; (7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK; (8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan/atau (9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing. c. Direksi, Manajer Investasi, dan/atau Bank Kustodian wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam Kontrak Pengelolaan, Kontrak Penyimpanan, atau Kontrak Investasi Kolektif. d. Bank Kustodian wajib menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan tembusan kepada Bapepam dan LK apabila pelaksanaan instruksi tersebut mengakibatkan portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf b butir 2) poin f). e. Dalam hal portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf b butir 2) poin f) yang bukan disebabkan oleh tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, maka: 1) Manajer Investasi wajib menjual secepat mungkin dan diselesaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak: Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 13 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 a) Saham tidak lagi tercantum dalam Daftar Efek Syariah, dengan ketentuan selisih lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih tercantum dalam Daftar Efek Syariah dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana dan diperlakukan sebagai dana sosial; dan/atau b) Efek atau instrumen (surat berharga) tidak memenuhi Prinsip-prinsip syariah, dengan ketentuan selisih lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih memenuhi Prinsip-prinsip syariah, dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana dan diperlakukan sebagai dana sosial. 2) Bank Kustodian wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK serta pemegang Efek Reksa Dana, informasi tentang perolehan selisih lebih penjualan Efek sebagaimana dimaksud dalam huruf e butir 1) dan informasi tentang penggunaannya sebagai dana sosial selambat-lambatnya pada hari ke-12 (kedua belas) setiap bulan (jika ada). f. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian mengakibatkan portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf b butir 2) poin f)., maka Bapepam dan LK dapat: 1) melarang Manajer Investasi untuk melakukan penjualan Unit Penyertaan Reksa Dana baru; 2) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Reksa Dana selain dalam rangka pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; 3) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng untuk membeli portfolio yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sesuai dengan harga perolehan dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK; dan/atau 4) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/ atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada butir 1), butir 2), dan butir 3), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan Bank Kustodian. g. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/ atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam huruf f, maka Bapepam dan LK berwenang untuk: 14 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau 2) membubarkan Reksa Dana tersebut. 5. PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran Umum Efek Beragun Aset Syariah wajib: 1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.9 dan ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; 2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah dan informasi tambahan dalam Prospektus hal­-hal sebagai berikut: a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk kepentingan para pemegang Efek Beragun Aset Syariah (muwakil) di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif; b) bahwa aset yang menjadi portofolio Efek Beragun Aset Syariah tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah dan penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; d) kata “Syariah” pada nama Efek Beragun Aset yang diterbitkan; e) mekanisme pembersihan portofolio dan dana Efek Beragun Aset Syariah dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; f) bahwa pengelolaan dana Efek Beragun Aset Syariah dilarang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; g) Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan Efek; h) ringkasan Akad Syariah yang dilakukan oleh para Pihak; i) besarnya nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); dan j) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee). Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 15 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 b. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, mengakibatkan kekayaan Efek Beragun Aset Syariah terdapat unsur kekayaan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Bapepam dan LK dapat: 1) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Efek Beragun Aset selain dalam rangka pembersihan kekayaan Efek Beragun Aset dari unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; 2) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng wajib untuk membeli aset portofolio Efek Beragun Aset dengan harga perolehan atau membersihkan dana Efek Beragun Aset yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK dan/atau secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah ditemukannya pelanggaran tersebut; dan/atau 3) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/ atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan butir 2), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan Bank Kustodian. c. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/ atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam huruf b, maka Bapepam dan LK berwenang untuk: 1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau 2) membubarkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset tersebut. 6. KETENTUAN PENUTUP Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut. 16 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-181/BL/2009 Tanggal : 30 Juni 2009 Ditetapkan di : Jakarta pada Pada tanggal : 30 Juni 2009 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 17 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-131/BL/2006 TENTANG AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa kegiatan ekonomi berbasis syariah harus dilaksanakan berdasarkan asas kesepakatan diantara para pelaku kegiatan ekonomi; b. bahwa dalam syariah Islam asas-asas kesepakatan dalam kegiatan ekonomi diatur dalam berbagai bentuk perjanjian (akad); c. bahwa dalam rangka memberikan kerangka hukum yang memadai terhadap akad syariah yang menjadi dasar kegiatan ekonomi di Pasar Modal Indonesia, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan tentang Akad-akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; 5. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah 18 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG AKAD­AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL. Pasal 1 Ketentuan mengenai Akad-akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.14 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 23 Nopember 2006 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Pjs.Sekretaris Badan ttd. Robinson Simbolon NIP 060047831 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 19 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 PERATURAN NOMOR IX.A.14 : AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Ijarah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek Ijarah. b. Kafalah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak penjamin (kafiil/guarantor) berjanji memberikan jaminan kepada Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashil/debitur) untuk memenuhi kewajiban Pihak yang dijamin kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur). c. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang menyediakan dana (Shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji untuk mengelola modal tersebut. d. Wakalah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada Pihak yang menerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu. 2. Ijarah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa Pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa 1) Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa adalah: a) menerima pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah; b) menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan; c) menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan; d) menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan; 20 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang bukan disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau bukan karena kelalaian Pihak penyewa; dan f) menyatakan secara tertulis bahwa pemberi sewa atau pemberi jasa menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimilikinya kepada penyewa atau pengguna jasa (pernyataan ijab). 2) Hak dan kewajiban penyewa atau pengguna jasa adalah: a) manfaatkan barang dan atau jasa sesuai yang disepakati dalam Ijarah; b) membayar harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah; c) bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai yang disepakati dalam Ijarah; d) menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak material) sesuai yang disepakati dalam Ijarah; e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau karena kelalaian Pihak penyewa; dan f) menyatakan secara tertulis bahwa penyewa atau penerima jasa menerima hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa (pernyataan qabul). c. Persyaratan obyek Ijarah Obyek Ijarah dapat berupa barang dan atau jasa yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang; 2) manfaat atas barang dan jasa dapat diserahkan kepada penyewa atau pengguna jasa; 3) manfaat barang atau jasa harus yang bersifat tidak dilarang oleh syariah Islam (tidak diharamkan); 4) manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas; dan 5) spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui identifikasi fisik, kelaikan, dan jangka waktu pemanfaatannya. Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 21 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 d. Persyaratan penetapan harga sewa atau upah (ujrah) Penetapan harga sewa atau upah (ujrah) wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) besarnya harga sewa atau upah (ujrah) dan cara pembayarannya ditetapkan secara tertulis dalam Ijarah; dan 2) alat pembayaran harga sewa atau upah adalah uang atau bentuk lain termasuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan barang atau jasa yang menjadi obyek dalam Ijarah; dan e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Ijarah Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 2 Peraturan ini, dalam Ijarah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) para pihak dapat menentukan harga sewa atau upah untuk periode waktu tertentu dan meninjau kembali harga sewa atau upah yang berlaku untuk periode berikutnya; dan atau 2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa. 3. Kafalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Persyaratan Pihak yang terlibat dalam Kafalah Pihak penjamin (kafiil/guarantor), Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur), dan Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) yang terlibat dalam Kafalah wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Kewajiban Pihak yang terlibat dalam Kafalah 1) Kewajiban Pihak penjamin (kafiil/guarantor) adalah sebagai berikut: a) memiliki harta yang cukup untuk menjamin kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur); b) memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan hartanya sebagai jaminan atas pemenuhan kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur); dan c) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak penjamin (kafiil/guarantor) menjamin kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) (pernyataan ijab). 22 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 2) Kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) adalah sebagai berikut: a) menyerahkan kewajibannya (hutangnya) kepada Pihak penjamin (kafiil/guarantor); dan b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/ debitur) menerima jaminan dari Pihak penjamin (kafiil/guarantor) (pernyataan qabul). c. Bentuk penjaminan dalam Kafalah Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum, seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee). d. Persyaratan obyek Kafalah (makfuul bihi) Obyek Kafalah adalah kewajiban (piutang) Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/ debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran sejumlah uang, penyerahan barang, dan atau pelaksanaan pekerjaan; 2) kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya; 3) kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang timbul dari hal-hal yang bertentangan dengan syariah Islam; dan 4) harus merupakan piutang mengikat (lazim) yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan. e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Kafalah Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 3 Peraturan ini, dalam Kafalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas penjaminan yang dilakukan oleh Pihak penjamin (kafiil/guarantor). Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan (fee) sebagaimana tersebut di atas, maka Kafalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak; 2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam Kafalah; dan atau 3) jangka waktu penjaminan dalam Kafalah. Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 23 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 4. Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Hak dan kewajiban shahib al-mal dan mudharib 1) Hak dan kewajiban shahib al-mal adalah: a) menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah; b) meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga yang dapat digunakan apabila mudharib melakukan pelanggaran atas akad Mudharabah. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum, seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee); c) mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh mudharib; d) menyediakan seluruh modal yang disepakati; e) menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan f) menyatakan secara tertulis bahwa shahib al-mal menyerahkan modal kepada mudharib untuk dikelola oleh Mudharib sesuai dengan kesepakatan (pernyataan ijab). 2) Hak dan kewajiban mudharib adalah: a) menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah; b) mengelola kegiatan usaha untuk tercapainya tujuan Mudharabah tanpa campur tangan shahib al-mal. c) mengelola modal yang telah diterima dari shahib al-mal sesuai dengan kesepakatan, dan memperhatikan syariah Islam serta kebiasaan yang berlaku; d) menanggung seluruh kerugian usaha yang diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan e) menyatakan secara tertulis bahwa mudharib telah menerima modal dari shahib al-mal dan berjanji untuk mengelola modal tersebut sesuai dengan kesepakatan (pernyataan qabul). 24 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 c. Persyaratan modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah Modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) berupa sejumlah uang dan atau aset, baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang; 2) jika modal yang diberikan dalam bentuk selain uang, maka nilai benda tersebut harus disepakati pada waktu akad; 3) tidak berupa piutang atau tagihan, baik tagihan kepada mudharib maupun kepada Pihak lain; dan 4) dapat diserahkan kepada mudharib dengan cara seluruh atau sebagian pada waktu dan tempat yang telah disepakati. d. Persyaratan kegiatan usaha dalam Mudharabah Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah; dan 2) dilarang dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa yang akan datang yang belum tentu terjadi. e. Pembagian keuntungan dalam Mudharabah Pembagian keuntungan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) keuntungan Mudharabah adalah selisih lebih dari kekayaan Mudharabah dikurangi dengan modal Mudharabah dan kewajiban kepada Pihak lain yang terkait dengan kegiatan Mudharabah; 2) keuntungan Mudharabah merupakan hak shahib al-mal dan mudharib dengan besarnya bagian sesuai dengan kesepakatan; dan 3) besarnya bagian keutungan masing-masing pihak wajib dituangkan secara tertulis dalam bentuk persentase (nisbah). Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 25 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 f. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Mudharabah Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 4 Peraturan ini, dalam Mudharabah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) jangka waktu tertentu untuk masa berlakunya Mudharabah; 2) Mudharib menyediakan biaya operasional sesuai kesepakatan dalam Mudharabah; dan atau 3) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara Shahib al-mal dengan Mudharib. 5. Wakalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi kuasa (muwakkil) dan yang penerima kuasa (wakil) Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil) wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil) dalam Wakalah 1) kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) adalah sebagai berikut: a) memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hal-hal yang boleh dikuasakan; dan b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada Pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan perbuatan hukum tertentu (pernyataan ijab). 2) kewajiban Pihak yang menerima kuasa (wakil) adalah sebagai berikut: a) memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya; b) melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya serta dilarang memberi kuasa kepada Pihak lain kecuali atas persetujuan Pihak yang memberi kuasa (muwakkil); dan c) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang menerima kuasa (wakil) menerima kuasa dari Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) untuk melakukan perbuatan hukum tertentu (pernyataan qabul). 26 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-131/BL/2006 Tanggal : 23 Nopember 2006 d) persyaratan obyek Wakalah Obyek Wakalah adalah perbuatan hukum yang memenuhi syarat sebagai berikut: (1) diketahui dengan jelas jenis perbuatan hukum yang dikuasakan serta cara melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan tersebut; (2) tidak bertentangan dengan syariah Islam; dan (3) dapat dikuasakan menurut syariah Islam. c. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Wakalah Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 5 Peraturan ini, dalam Wakalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas pelaksanaan perbuatan hukum yang dikuasakan. Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan (fee), maka Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak; 2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam Kafalah; dan atau 3) jangka waktu pemberian kuasa. Ditetapkan di Pada tanggal : Jakarta : 23 Nopember 2006 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP. 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Pjs.Sekretaris Badan ttd Robinson Simbolon NIP 060047831 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 27 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-180/BL/2009 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penerbitan Daftar Efek Syariah, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007, dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; Memperhatikan : Surat Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor: B-194/DSN-MUI/VI/2009 tanggal 25 Juni 2009 perihal Pernyataan DSNMUI Atas Peraturan Bapepam dan LK; MEMUTUSKAN: Menetapkan 28 : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN Pasal 1 Ketentuan mengenai Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah diatur dalam Peraturan Nomor II.K.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP- 314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2009. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal : 30 Juni 2009 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 29 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-180/BL/2006 Tanggal : 30 Juni 2009 PERATURAN NOMOR II.K.1: KRITERIA SYARIAH DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK 1. DAFTAR EFEK SYARIAH a. Daftar Efek Syariah adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak yang disetujui Bapepam dan LK. b. Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK meliputi: 1) Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia; 2) Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar; 3) Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah diterbitkan oleh Emiten sebelum ditetapkannya Peraturan ini; 4) Saham Reksa Dana Syariah; 5) Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah; 6) Efek Beragun Aset Syariah; 7) Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang Emiten atau Perusahaan Publik tersebut: a) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b Peraturan Nomor IX.A.13; b) memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut: (1) total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (delapan puluh dua per seratus); (2) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus); 30 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-180/BL/2006 Tanggal : 30 Juni 2009 8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan 9) Efek Syariah lainnya. c. Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak yang telah disetujui Bapepam dan LK meliputi: 1) Saham dan/atau Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri; dan 2) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek. d. Pihak yang disetujui Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat menerbitkan Daftar Efek Syariah sepanjang Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah tersebut disusun dengan menggunakan kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf b butir 7) poin a) dan poin b), untuk Efek berupa saham. 2. PIHAK YANG DISETUJUI BAPEPAM DAN LK SEBAGAI PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH a. Untuk menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d, maka Pihak dimaksud wajib: 1) Memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) berbentuk badan hukum yang berkedudukan di Indonesia; b) memiliki sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah yang berasal dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan; c) memiliki standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah yang paling kurang meliputi: (1) prosedur pengumpulan data termasuk mekanisme permintaan informasi tambahan; (2) prosedur penelaahan, baik periodik maupun insidentil; (3) tujuan penerbitan Daftar Efek Syariah; (4) prosedur pemantauan Daftar Efek Syariah; dan (5) prosedur perubahan Daftar Efek Syariah. Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 31 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-180/BL/2006 Tanggal : 30 Juni 2009 d) bersedia menjalani review yang dilakukan oleh Bapepam dan LK; dan 2) Mengajukan permohonan kepada Bapepam dan LK dan telah mendapat persetujuan Bapepam dan LK. b. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) diajukan dalam rangkap 2 (dua) dengan menggunakan Formulir II.K.1-1 lampiran 1 Peraturan ini dan wajib disertai dengan dokumen-dokumen sebagai berikut: 1) dokumen yang menyangkut pemohon: a) fotokopi akta pendirian beserta akta perubahannya; b) fotokopi dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon; c) daftar sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah beserta daftar riwayat hidupnya; d) dalam hal sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah berasal dari luar pemohon, maka wajib dilengkapi dengan surat penunjukan dari direksi pemohon; e) fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah; dan f) surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani review Bapepam dan LK. 2) dokumen yang menyangkut prosedur dan tata cara penetapan Efek yang masuk dalam Daftar Efek Syariah: a) nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan b) dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang wajib memuat kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi tidak terbatas pada akad dan skema atau struktur masing-masing Sukuk atau Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam Daftar Efek Syariah. c. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) tidak memenuhi syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa: 1) permohonan tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-2 lampiran 2 Peraturan ini; atau 2) permohonan ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-3 lampiran 3 Peraturan ini; 32 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-180/BL/2006 Tanggal : 30 Juni 2009 d. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) memenuhi syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat persetujuan kepada pemohon dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-4 lampiran 4 Peraturan ini. e. Bapepam dan LK dapat meminta tambahan dokumen dan/atau informasi berkaitan dengan permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2). f. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d dapat mengumumkan Daftar Efek Syariah yang diterbitkan atau menggunakannya secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu. g. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d mengumumkan Daftar Efek Syariah kepada masyarakat, maka Pihak tersebut wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK serta wajib mengumumkan setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya perubahan Daftar Efek Syariah dimaksud. h. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d menerbitkan Daftar Efek Syariah secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu, maka penerbit Daftar Efek Syariah wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK dan memberitahukan kepada Pihak tertentu tersebut atas setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang diterbitkan pada hari yang sama dengan terjadinya perubahan tersebut. i. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib melaporkan Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya kepada Bapepam dan LK setelah pelaporan terakhir sebagaimana dimaksud dalam huruf b atau huruf c per tanggal 31 Mei dan 30 Nopember dan disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya. j. Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib menyimpan seluruh dokumen yang terkait dengan Efek dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya untuk jangka waktu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang dokumen perusahaan. 3. KETENTUAN PENUTUP a. Setiap Pihak yang menerbitkan indeks Efek Syariah atau menyusun daftar portofolio investasi Efek Syariah wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang disusun sesuai dengan ketentuan Peraturan ini. b. Bapepam dan LK berwenang: 1) mencabut persetujuan yang telah diberikan kepada Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d, jika dikemudian hari ditemukan pelanggaran; dan/atau Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 33 LAMPIRAN Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-180/BL/2006 Tanggal : 30 Juni 2009 2) memerintahkan kepada Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d untuk mengeluarkan Efek yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b butir 7) poin a) dan poin b) dari Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya. c. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan peraturan ini atau Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan ini. Ditetapkan di Pada tanggal : Jakarta pada : 30 Juni 2009 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008 34 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN FORMULIR NOMOR: II.K.1-1 LAMPIRAN: 1 Peraturan Nomor: II.K.1 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah Jakarta, ....................20... Yth. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan di – ............................... Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut : 1. Nama pemohon : ....................................................................................... 2. Alamat pemohon : ....................................................................................... ....................................................................................... (Nama Jalan & Nomor) : ....................................................................................... (Kota & Kode Pos) 3. Nomor Telepon, Faksimile, dan Email : ....................................................................................... 4. Nomor dan tanggal pengesahan Anggaran Dasar oleh Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia : ....................................................................................... 5. Nomor Pokok Wajib Pajak : ....................................................................................... Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut: 1. Fotokopi akta pendirian beserta akta perubahannya; 2. Fotokopi dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon; 3. Daftar sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah beserta daftar riwayat hidupnya; Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 35 4. Surat penunjukan dari direksi pemohon kepada sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah;*) 5. Fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah; 6. Surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani review Bapepam dan LK 7. Nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan 8. Dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang memuat kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi tidak terbatas pada akad dan skema atau struktur masing-masing Sukuk atau Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam Daftar Efek Syariah Demikianlah permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon, materai …………………… (Nama Lengkap ) *) Jika sumber daya manusia yang berkompeten berasal dari luar perusahaan pemohon 36 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN FORMULIR NOMOR: II.K.1-2 Nomor Lampiran Perihal LAMPIRAN: 2 Peraturan Nomor: II.K.1 : .../BL/20... Jakarta, .......................20... : : Perubahan dan atau tambahan informasi atas Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah Kepada Yth..................................... di.................................. Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka Saudara diminta untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada Bapepam dan LK sebagai berikut: 1. Perubahan yang perlu dilaksanakan adalah: .............................................................................................................................................. 2. Tambahan informasi yang wajib disampaikan adalah: .............................................................................................................................................. Sebelum hal tersebut di atas dipenuhi, permohonan Saudara untuk memperoleh persetujuan belum dapat dipertimbangkan. Demikian agar Saudara maklum. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Ketua, …………………………... NIP.......................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sekretaris Bapepam dan LK; 2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK; dan 3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK. Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 37 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN FORMULIR NOMOR: II.K.1-3 LAMPIRAN: 3 Peraturan Nomor: II.K.1 Nomor : ../BL/20... Jakarta, ...................20... Lampiran : Perihal : Penolakan Atas Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah Kepada Yth ............................ di......................... Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka dengan ini diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. .............................................................................................................................................. 2. .............................................................................................................................................. 3. .............................................................................................................................................. Demikian agar Saudara maklum. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Ketua, …………………………... NIP ......................... Tembusan Kepada Yth : 1. Sekretaris Bapepam dan LK; 2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK; dan 3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK. 38 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN FORMULIR NOMOR: II.K.1-4 LAMPIRAN: 4 Peraturan Nomor: II.K.1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP- .../BL/20.. TENTANG PERSETUJUAN SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH KEPADA PT ........................................................................... (NPWP : ............................) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN Membaca : Surat permohonan memperoleh persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah Nomor ………………. tanggal …………….. serta tambahan kelengkapan dokumen terakhir yang telah disampaikan dengan surat Nomor …………tanggal …………….. Menimbang : bahwa permohonan Saudara telah memenuhi persyaratan dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah. Memperhatikan : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor …………… ; 2. Peraturan Nomor IX.A.13 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-...../BL/20... tanggal ………… tentang Penerbitan Efek Syariah; 3. Peraturan Nomor II.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-.../BL/20.... tanggal ....... tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah 39 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERSETUJUAN SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH KEPADA PT…………………….. Pasal 1 Memberikan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah kepada PT …………..... dengan alamat kantor pusat ………………. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Pasal 3 Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan …………………………… NIP. .....……………….. Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Bapepam dan LK; 2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK; 3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK; 4. Asosiasi Manajer Investasi (AMI); 5. Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI); dan 6. Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI). 40 Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia TERKAIT PASAR MODAL SYARIAH Halaman ini sengaja dikosongkan FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH) Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a.bahwa dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan dana lembaga keuangan syari’ah (LKS), pihak LKS dapat menyalurkan dananya kepada pihak lain dengan cara mudharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak; ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ dilakukan ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ sesuai ˶Ϣ˸δ˶Α dengan syari’ah Islam, b.bahwa agar cara tersebut Ϣ ˶ ϴ ˸ Σ ˶ ή ͉ ϟ Ϧ ˶ Ϥ˸ Σ ή ͉ ϟ Ϳ ˶ Ϣ ˶ ˸δ˶Α DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang mudharabah untuk dijadikan pedoman: oleh LKS. 1. Mengingat Firman Allah QS. al- Mengingat : 1. Firman Allah QS. al: 1.Firman Nisa’ [4]: Allah 29: QS. al-Nisa’ [4]: 29: Nisa’ [4]: 29: ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ... ˸Ϣ˴ϦϜ˵˸ϳ˸Ϩ˶ά˶ϣ͉ϟ ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ή˴ϳ˴Η ... Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ ν ˳ ˴ή˴Η “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) Mengingat 2. 2.2. harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1: [5]: 1: … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ QS.[5]: al-Ma’idah FirmanFirman Allah QS.Allah al-Ma’idah 1: “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….” 3. 3. 4. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283: Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283: ...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅ ϯ˶ά͉ϟ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ ˸ϥ˶Έ˴ϓ.. ...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴ͿKumpulan ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Fatwa Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴DSN-MUI ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅ ϯ˶Terkait ά͉ϟ ͋Ω˴ΆPasar ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱πModal ˸ό˴Α ˸ϢϜ˵Syariah π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ 43 ˸ϥ˶Έ˴ϓ.. Hadis Nabi riwayat Thabrani: Mengingat : 1. … ˶Ω˸ϮFirman Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ1:Allah ˴ ˸ϮϨ˵... ˴ϣ˸Ϣ˴ϦϜ˵ QS. Ύ˴Ϭal͊ϳ˴ή˴Ύ˴ϳ˴Η 2. Firman Allah ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήQS. ϟ ˶ϦϤ˸al-Ma’idah Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δϘ˵˶Αό˵ ˸ϟΎ˶[5]: ˸Ϩ˸ϳ˶ϣ˶ά͉ϟ˳ν Nisa’ [4]: 29: … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ Mengingat ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ:˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶1. Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴ϮFirman ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻAllah ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳQS. ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳal˴ ˴ϳ 3. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283: Nisa’ 29: Firman Allah QS. [5]: 1: ...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η 3. 2. Firman[4]: Allah QS. al-Baqarah [2]: al-Ma’idah 283: 3. ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ... ˴έFirman Ύ˴Ϫ˵Π͉Α˴έ˶Η ˴ϥ˴Ϳ˸ϮϜ˵ ˶ϖ˴Η Allah ˶σ ˸ϢΗ˵˸΅Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴϯ˶ ˴Α… ˸ϢάϜ˵͉ϟ˴ϟ˴˶Ω͋ΩϮ˸Ϯ˴Ά˸ϣϘ˵ϴ˵˴ό˵˸Ϡ˴ϓ˸ϟ˸[2]: ϛ˵˸Ϯ˸΄˴Η˸όϓ˵˴ϻ283: ͉Θ˸ϥ˴ϴ˸ϟ˴˴ϭ͉ϻˬ˵˶·Ϫ˶Ϟ˴Θ˴ϧQS. Ύ˴ϣΎ˴˴Β˸ϟ˴ϦΎ˶Α˶Ϥal-Baqarah ˵ϨϨ˵˴ϣ˴ϣ˸ό˴Ϧ˴Α˴Ϧ˸ϳ˴Ϧ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ˶ϣ͉ϟ˴ Ύ˴˸ϥ Ύ˶ϮΎ˱ΑϠ˵π ˸ϭ˴Α ˴˸Ϣ˸ϜϮ˵˸Ϯπ Ύ˴ϬϬ͊ϳ˶Έ͊ϳ˴ϓ˴..Ύ˴˴ϳ ...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳νyang ˴ή˴Η “…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1: ... Ϫ ˵ Α ͉ έ ˴ Ϳ ˴ ϖ ˶ Θ ͉ ϴ ˴ ϟ ˸ ϭ ˴ ˬ˵ Ϫ Θ ˴ ϧ ˴ Ύ˴ ϣ ˴ Ϧ ˴ Ϥ ˶ Η ˵ ΅ ˸ ϯ˶ ά ϟ ͉ Ω ͋ Ά ˴ ϴ ˵ Ϡ ˸ ϓ ˴ Ύ˱ π ό ˸ ˴ Α Ϣ ˸ Ϝ ˵ π ˵ ό ˸ Α ˴ Ϧ ˴ ϣ ˶ ˴ ϥ ˸ Έ ˶ ˴ϓ.. dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada 4. Hadis Nabi riwayat Thabrani: Allah Tuhannya…”. 3. Firman Allah QS. al-Baqarah … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟ[2]: Ύ˶Α ˸Ϯϓ˵283: ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ 2. Allah 4. ϰ˴ Hadis riwayat 4.Ϡ˴ϋ ˴ρNabi Hadis ˴ή˴Θ˸η˶Firman ˱Δ˴Α˴έΎ˴πNabi ϣ˵Thabrani: ˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟriwayat QS. ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋal-Ma’idah ˶· Thabrani: ˶ΐ͋Ϡ˴τ˵Ϥ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ[5]: Ϧ ˵ ˸Α 5. 6. 7. 1: α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Άϴ˵ή˸Ϡ˴ϓ˸ΤΎ˱˴Απ Α ˸ϢϠ˵˸δϜ˵ π ˵˴ϳ ˴ϻ˸ό˴Α˸ϥ˴Ϧ˴ ˶ϣ˶Ϫ˴˶Β˶Σ˸ϥΎ˴˶Έλ ˴ϓ.. ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α... ˴Ω Ϫ˵˶Ϫ͉Α˶Α˴έ˴ϱ˴Ϳ˶ή ˴Θ˶ϖ ˸θ˴ϳ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϻ˴ϭ˴ϭˬ˵ϪˬΎ˱˴Θϳ˴ϧ˶ΩΎ˴ϣ˴ϭ˴ ˴Ϧ˶Ϫ˶ΑϤΗ˵˴ϝ˸΅˶ΰ ˸Ϩϯ˶ ˴ϳ ά˴ϻ͉ϟ˴ϭ͋Ωˬ˱ ˶Ϫ˶Α˸ό˴Ϛ … ˶Ω˸Ϯ˶ΪϘ˵ ˸Βό˵˴ϋ˸ϟΎ˶Α Ϧ ˴ϝ˶Ϳ Ύ˴Ϥ˸ϟ˴ϝ˴ϊ˸Ϯ˴ϓγ ˵˸Ϯ˸Αϓ˵˴Ϛ˸ϭα ˵˶ϟ˴˴Ϋ˸Ύ͉Ϯ˴ϞΒ˴όϨ˵˴ό˴ϣ˸ϟ˴ϓ ˸ϥ˴ϦΎ˴ϧ˶Έ˸ϳΪ˵˴ϓ˶ά͋ϴ͉ϟ˴γˬ˳ ΔΎ˴˴ΒϬ˴ϥ˸σ͊ϳΎ˴˴˴έϛΎ˴ϳ ˴Ϣϰ˴ ͉Ϡ˴γϠ˴ϋ˴ϭ ˶Ϫ˴ρ˶ϟ˴˴ήϭ˴Θ˶Ϫ˸η˸ϴ˶Firman ˴Ϡ˴ϋ˱Δ˴ΑͿ ˵˴έΎ˴π ϰ͉Ϡϣ˵˴λ ˵ ˴Ω˴έ˴Ϋal-Baqarah Ϫ˵ ˶·σ ˵ ˶ΐ ˸ή˴η͋Ϡ˴τ˴ώϤ˵ ˴Ϡ˸ϟ˴Β˴ϓ ˬ˴ Ϧ˶Ϥ[2]: ˴ο 3. Allah QS. 283: ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ .(˴ϻαΎΒϋ ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϦΑ ϭ ˶Ϫ˶ΑϦϋ ˴ϝ˶ΰςγϭϷ ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ˱ήϰϓ˸Τ˴ΑϲϧήΒτϟ ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ϩϭέ ˴ϻ ˸ϥ˴) ˶Ϫϩ˵˶Β˴ί˶ΣΎ˴Ύ˴Ολ˴΄˴ϓ 4. Nabi ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶ϪHadis ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ˴λ ˶Ϳriwayat ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵Thabrani: ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ ...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅ ϯ˶ά͉ϟ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ ˸ϥ˶Έ˴ϓ.. .(αΎΒϋ ϦΑal-Baqarah Ϧϋ ςγϭϷ ϰϓ[2]: ϲϧήΒτϟ 3. Firman Allah QS. 283: ϩϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τ˵Ϥ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia 5. ˳Ϊ“Abbas ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋbin ˱Δ͉Α˴ΩHadis ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴ΘNabi ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭriwayat ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝIbnu ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻMajah ˴ϭ ˬ˱ή˸Τ˴Α dari ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δShuhaib: ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ mensyaratkan tidak 4. ...Hadis Ϫ˵ ͉Αkepada ˴έ ˴Ϳ Nabi ˶ϖmudharib-nya ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵riwayat Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴ ˴Ϧ˶Ϥagar Η˵Thabrani: ˸΅ ϯ˶ ά͉ϟ ͋Ω˴Άmengarungi ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵lautan π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧdan ˶ϣ˴ ˸ϥtidak ˶Έ˴ϓ.. ˴Ϣmenuruni ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫlembah, ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ˴λ tidak ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯmembeli γ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ήhewan ˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ternak. ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟpersyaratan ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σitu ˴έ serta Jika 5. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib: ˬ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ :Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ.(˶ϬαΎΒϋ ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼϦΑ ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ˴ϢςγϭϷ ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϰϓ ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ϩϭέ Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉ϨϟΎ˴Ο͉ϥ˴΄˴ϓ˴ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θia˸η˶(mudharib) ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝharus Ύ˴Ϥ˸ϟ ˴ϊmenanggung ˴ϓ˴Ω ˴ΫϦϋ ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τresikonya. Ϥ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ ϲϧήΒτϟ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉persyaratan Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίyang ˴ϥΎ˴ϛ dilanggar, Ketika (ΐϴϬλ ϦϋAbbas ϪΟΎϣitu ϦΑdidengar ϩϭέ) ˶ϊ˸ϴRasulullah, ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ήbeliau ˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ ς ˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴Ϙ(HR. Ϥ˵ ˸ϟ˴ϭ ditetapkan ˴Ϋϟ˶·˱Δ͉Αϊ˵˴Hadis Ω˸ϴ˴Β˸ϟ˶Ϫ˴˶Α :˴ϱ ˴Θ˴Β˸θ˸ϟ˴ϳ ͉Ϧ˴ϻ˶Ϭ˴ϭ˸ϴriwayat ϳ˶Ω˴˴ϼϭ˴Λ˶Ϫ:˶Α˴ϝ˴ϝ ˴ϳ ˴ϻϠ˴λ˸ϥ˴͉ϲ˶Ϫ˶Β˶Β͉Ϩ˶ΣϟΎ˴λ 4. Thabrani: ˬ˳˳ΪϞ˶Β˴ϛ˴Ο˴Ε ϰ˴ Δ˵ ˴ϛ˶ή˴ήNabi ˶ϓˬΎ˱˲Ι Ύ˴ϗ˶ΰ˸Ϩ˴Ϣ˴ϳ͉Ϡ˴γ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫˬ˱˶ϟ˴ήϭ˸Τmembenarkannya.” ˶Ϫ˴Α˸ϴ˴Ϡ˶Ϫ˴ϋ˶Α ˴ϚͿ ˵ Ϡ˵˸δϰ͉ ͉ϥ˴ Thabrani dari Ibnu Abbas). ˴Ϣ(͉ϠΐϴϬλ ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭϦϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϪΟΎϣ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ˴λϩϭέ ˶Ϳ)˴ϝ˶ϊ˸Ϯ˸ϴγ ˵˴Β˸Ϡ˴έ˶ϟ ˴ϻϪ˵ σ ˵˶Ζ˸ή˸ϴ˴η ˶Έ˴ϓ˴έˬ˳Ύ˴ΔϘ˴ΒϤ˵˸σ˸ϟ˴˴έϭ ϦΑ Β˸Ϡ˶ϟ ˴ώ˶ή˴Ϡ˸ϴ˴Β˶ό˴ϓ ͉θˬ˴ϦϟΎ˶Α˶Ϥ˴ο ͋ήΒ˵˸ϟ˴Ϛς ˵ ˶ϟ˴Ϋ˸Ϡ˴Χ˴Ϟ˴ϭ˴ό˴ϓˬ˵Δ˸ϥ˴ο ϰ˴ Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ riwayat ˱Δ˴Α˴έΎ˴πIbnu ϣ˵ ˴ϝ.(Ύ˴ϤαΎΒϋ ˸ϟ ˴ϊ˴ϓ˴ΩϦΑ ˴Ϋ˶· Ibnu ˶ΐςγϭϷ ͋Ϡ˴τ˵ϤMajah ˸ϟ ˶Ϊ˸Βϰϓ ˴ϋ Ϧ ˵dari ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟϩϭέ Ύ˴ϧΪ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίΎ˴˴ϥΟΎ˴˴΄ϛ˴ϓ 5. Hadis NabiHadis Majah dariϦϋ Shuhaib: 6. Nabi riwayat Tirmizi dariϲϧήΒτϟ ‘AmrShuhaib: bin ‘Auf: ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ˴ϥˬ˳Ϣ6. ˵Ϥ˶ϟ˴˸ϟϭ˴˶·ϭϊ˵˶ϪΎ˱˸ϴHadis ϣ˴ΒϠ˴ϋ ˴Σ ˸ϭ͉Ϧ˴˶Ϳ ˵͉Ϡ˴γ˴ώ˴ϭ˴Ϡ͉ϻ ˶Ϡ˸ϴ˸δ˴Ϡ‘Amr ˴Αbin ˵ˬ˳ Nabi ˴γ˴ΟϤ˴ϭ˶Ϡ˴˸δ˶Ϫϰ˴ ˵˴ΣΔ˵ ˴ϛ͉Ϟ˴ήϰ͉ ˶ϓ˴ϼ˴ϝ˲Ι˴Σ˸Ϯ˴ϼ γ ˵ ˴ϡ˴έΛ͉ή:˴ΣϪ˵˴ϝσ ˵Tirmizi ˴Β˴ϓ˶Ϫ˶·˶ϟˬ˴dari ˴όϠ˲ΰ˴ϓλ˶˸ϥΎ˴Ο˶Έ‘Auf: ˴ϓ ˴Β˸σ͉ϥϟ˴˴έ˴ Ϟ͉ϠϮ˵ ˸ϟ˴˴ή:Ϳ ˴ΒϠ˸ϟ˴λ Ϭ˱ϻ ˸ϴriwayat Ύ˴Ύ˱ϗ˸ήΤ˴Ϣη˸Ϡλ ˴˴Ϧϭϴ˶˶ϤϤ˶Ϫ˴ο ˴ϋϤ˵˴Ϛ˸ϟͿ ˵˶ϟ˴Ϋ˴Ϧ ˴Ϟ˸ϴϰ͉ ͉ϲ ˶Β͉ϨΔ˸Ϡϟ͊μ .Ύ˱αΎΒϋ ϣ˴ή) ˴Σ˶ϊ˸ϴ͉Ϟ˴ΒϦΑ ˴Σ Ϧϋ ˸ϭ˶Ζ ˴ ˱ϻ˸ϴ˴ΒςγϭϷ ˴ϼ ˴Σ˶ή˸ϴ˴ϡ˶ό͉ή͉θ˴Σϰϓ Ύ˱σ ˸ή˸ϟ˴ης ͉ϻ˸Ϡ˴Χ˶· ˴ϭ˸Ϣ˶Ϭϩϭέ ˶σΔ˴ο ϭ˵ή)˴έη ˵ϩ˵ Ύ˴˴ίϘϰ˴ .( ϲϧήΒτϟ (˴ϥ5.ΐϴϬλ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ Ϡ ˸ ϟ ˶ ϻ ˴ Ϡ ˸ ϟ ˶ ϟΎ˶ Α ή ͋ Β ˵ ˵ ˬ˵ Ϥ˵Ύ˴Ο˸ϟϠ˴˴ϋϟ˴˴΄ϭ˴ϓ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Hadis Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉ϞNabi ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻriwayat ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴ΣIbnu Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ Majah ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δdari Ϥ˵ ˸ϟ ˴ϦShuhaib: ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μ ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σmengandung ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήberkah: ˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ˸Ϣ˶Ϭ˶σtidak ϭ˵ήη ˵ secara ϰ˴Ϡ˴ϋ “Nabi bersabda, ‘Ada tiga.Ύ˱hal yang jual͉ϻ˶·beli ˬ˳Ϟ˴Ο˴ muqaradhah ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ :Δ˵ ˴ϛ˴ή(mudharabah), ˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :dan ˴ϝΎ˴ϗ mencampur ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫgandum ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ dengan ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲjewawut ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ tunai, 7. Hadis Nabi: 6.(ΐϴϬλ Ϧϋ Nabi ‘Amr ϪΟΎϣ ϦΑ tangga, ϩϭέriwayat ) ˶ϊbukan ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ Tirmizi ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ήdijual.” ˸ϴ˶ό͉θdari ϟΎ˶Α (HR. ͋ήdari Β˵˸ϟ ς ˵ Ibnu ˸Ϡ˴Χ ˴ϭbin ˬ˵Majah Δ˴ο‘Auf: ˴έΎ˴ϘϤ˵dari ˸ϟ˴ϭ 5. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah Shuhaib: untuk keperluan rumah untuk Ϊϴόγ ϲΑ Ϧϋ ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) έ ˴ ˴ ή ο ˶ ϻ ˴ 7.Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱Hadis ˴ϥShuhaib). ϣ˴ή˴Σ ͉ϞNabi: ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶˴ϭΎ˴Ο˴έ ˵˴ή˸Ϡ˴ο ͊μ˴ϻϟ˴ ϱέΪΨϟ ˬ˳Ϊϴόγ Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ :ΎϤϫήϴϏϭ Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ.Ύ˱˶ϬϣϲϨτϗέΪϟϭ ˸ϴ˶ϓ ˲Ι ˴Λ˴Σ˴:˴ϝ˸ϭΎ˴˴ϪΟΎϣ ϗ˱ϻ˴Ϣ˴ϼ ͉Ϡ˴γ˴ϭϦΑ ˵ ͉ϻ ϰ͉ ϟϰ˴Ϡ͉ϥ˴ϻϋ˴ ˴Σ ˴ϼ ͉Ϟ‘Amr ˴ϡ˶Ϫ͉ή˶ϟ˴˴Σϭϩϭέ Ύ˱˶Ϫσ˸ϴ˴Ϡ˸ή)˴ϋ˴η˴έͿ ˸Ϣ˶ϬϠ˴ϻ˴λ ˶σ˴ϭϭ˵(ή͉ϲ ˵˶Β˴ή͉Ϩ˴ο ϲΑ ˴ή˶·˶ο ˴έη Hadis NabiϦϋ riwayat Nabi Tirmizi˴ήdari bin ˴Σ‘Auf: 6. Tirmizi ‘Auf: (ΐϴϬλ ϦϋHadis ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέriwayat ) ˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θdari ϟΎ˶Α ͋ήΒ˵‘Amr ˸ϟ ς ˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭbin ˬ˵Δ˴ο έ ˴ Ύ˴ Ϙ Ϥ˵ ˸ϟ˴ϭ (ϱέΪΨϟ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ 7. Hadis Nabi: .Ύ˱ϣriwayat ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭTirmizi ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήdari ˴Σ Ύ˱σ‘Amr ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣbin ˶Ϭ˶σϭ˵‘Auf: ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ 10. Kaidah fiqh: 6. ϲΑ Ϧϋ Hadis Nabi Ϊϴόγ ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑmuslimin ϩϭέ) ˴έkecuali ˴ή˶ο˴ϻperdamaian ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum 10. fiqh:˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˴ϥyang Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δmengharamkan ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱Kaidah ϣ˴ή.˴ΣΎ˴Ϭ˶Ϥ͉Ϟ˸ϳ˶ή˴Σyang ˶· Ύ˴˴ϦΑ˶Ϲϴ˶Ϥyang Ύ˴Ο(ϓϱέΪΨϟ ˵ ˸λ ˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴˴ dan kaum ˸Τ˴ ˴Η˸ϭ˴ϰ˴halal Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴatau ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ menghalalkan ˴ϳ ˸ϥ˴˵ ͉ϻ˶· ͉ϻΔ˵ ˴Σ ˸˶Ϡ˸δ˶ΕϤ˵ ˴ϼ˸ϟharam; ˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ ˶ϰ˶ Ϟ ˵ 7. Hadis Nabi: . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan . Ύ˴ Ϭ Ϥ ˶ ϳ ˸ ή ˶ Τ ˸ Η ˴ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϟ ˲ ϴ ˸ ϟ ˶ Ω ˴ ϝ ͉ Ϊ ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ϻ ͉ · ˶ Δ ˵ Σ ˴ Ύ˴ Α Ϲ ˶ ˸ Ε ˶ ϼ ˴ ϣ ˴ Ύ˴ ό Ϥ ˵ ϟ ˸ ϰ˶ ϓ Ϟ ˵ λ ˸ ˴Ϸ˴ϻ˴ Ϊϴόγ ϲΑ Ϧϋ ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) έ ˴ ˴ ή ο ˶ ϻ ˴ ϭ ˴ έ ˴ ή ˴ ο ˴ yang halal atau menghalalkan yang haram.” (ϱέΪΨϟ Hadis Nabi:Kaidah fiqh: 10. 7. Hadis Nabi: Ϊϴόγ ϲΑ Ϧϋ ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϪΟΎϣ ϟ ˶Ϳ ϦΑ ˶Ϣ˸δ˶Α ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶(ϓϱέΪΨϟ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α 10. Kaidah fiqh: “Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain” (HR, Ibnu Majah, Daraquthni, dan yang lain dari Abu Sa’id al-Khudri). 44 Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼFirman ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Mengingat .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ: ˴ ͉ϻ˶· 1. 10. Kaidah fiqh: Allah QS. Shad [38]: 24: Mengingat 1.˶Α Firman ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ:˶Ϳ ˶Ϣ˸δ Kumpulan FatwaAllah DSN-MUI Terkait Pasar Modal24: QS. Shad [38]: ˴Η ϰ˴˸όϠ˴ϋ˴Α Syariah ˲ϞϠ˸ϴ˴ϋ˶ϟ˴Ω ˸Ϣ͉ϝϬ˵ Ϊ˵π ˴ϣΎ˴˶ϣόϤ˵˱ή˸ϟ ˸ϴϰ˶ ˵ ˶·˸λ ˴Ϸ˴ Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ.˶άΎ˴͉ϟϬ ˶Ϥ͉ϻ˸ϳ˶ή˶· ˸Τˬ˳ξ ϰ˴ ˵˴ϳ ˸ϥ˸ό˴Α˴ ͉ϻ˸ϲ˶·˶ϐΔ˵˸Β˴ϴ˴Σ˴ϟ Ύ˴˶˯Α˶ϹΎ˴τ˸ ˴Ϡ˶Ε Ψ ˵ ˸ϟ˴ϼ ˴Ϧ ˶Μ˴ϛϓ ͉ϥϞ ˴ϭ… Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ͉ϻ˶· ˬ˳ξ˶Ϣ˸όϴ˶Σ˴Α ͉ήϰ˴ϟϠ˴ϋϦ ˸ϢϬ˵Σπ ˵͉ήϟ˸ό˴Α˶Ϳ˸ϲ ˶ϐϢ˸δ Β˴ϴ˴ϟ˶Α … ˶˯Ύ˴τ˸Ϣϫ˵˴ϠΨ ˵ Ύ˴˸ϟϣ ˴Ϧ˲Ϟ˶ϣ˸ϴ˶Ϡ˴ϗ˱˴ϭή˸ϴ˶Ε ˶Μ˴ϛΎ˴Τ͉ϥ˶ϟ˶·Ύ͉˴ϭμ …ϟ ˶ Ϥ˸ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ 7. Hadis Nabi: 8. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, Ϊϴόγ ϲΑ Ϧϋ anak ΎϤϫήϴϏϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) ˴έtak ˴ή˶οada ˴ϻ˴ϭ seorang ˴έ˴ή˴ο˴ϻ mudharib) harta yatimϲϨτϗέΪϟϭ sebagai mudharabah dan ( ϱέΪΨϟ pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma’ (Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838). 9. Qiyas. Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah. 10. fiqh: Kaidah fiqh: 10. Kaidah .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari Selasa, tanggal 29 Dzulhijjah 1420 H./4˶Ϣ˸ϴ˶Σ April ͉ήϟ ˶Ϧ2000 Ϥ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWAMengingat TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH) : 1. Firman Pertama Allah QS. Shad [38]: 24: : Ketentuan Pembiayaan: 1. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ͉ϻ˶· ˬ˳ξ˸ό˴Α ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϢϬ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˸ϲ˶ϐ˸Β˴ϴ˴ϟ ˶˯Ύ˴τ˴ϠΨ ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˱ή˸ϴ˶Μ˴ϛ ͉ϥ˶·˴ϭ… kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. …˸Ϣϫ˵ Ύ˴ϣ ˲Ϟ˸ϴ˶Ϡ˴ϗ˴ϭ ˶ΕΎ˴Τ˶ϟΎ͉μϟ 2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha. 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1: 3. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan ϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣbelah ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟpihak … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯkedua Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ (LKS dengan pengusaha). 4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. 5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. 7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 45 8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN. 9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib. 10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan. Kedua : Rukun dan Syarat Pembiayaan: 1. Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum. 2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad). b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern. 3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut: a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya. b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad. c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi: a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak. b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. 46 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan. 5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal berikut: a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan. b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan. c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu. Ketiga : Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan: 1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu. 2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi. 3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan. 4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 47 Ditetapkan di Tanggal : Jakarta : 29 Dzulhijjah 1420 H. 4 April 2000 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, Prof. KH. Ali Yafie 48 Drs. H.A. Nazri Adlani Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τ˵Ϥ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ .(αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ςγϭϷ ϰϓ ϲϧήΒτϟ ϩϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ 5. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib: ˬ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ :Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ (ΐϴϬλ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ ς ˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭ FATWA 6. DEWAN SYARI’AH NASIONAL Hadis Nabi riwayat Tirmizi NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 dari ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ Ϟ ͉ ˴ΣTentang ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ PEMBIAYAAN MUSYARAKAH 7. Hadis Nabi: Ϊϴόγ ϲΑ Ϧϋ ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ έ˴ ˴ή˴ο˴ϻ (ϱέΪΨϟ Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan usaha terkadang memerlukan dana dari pihak lain, antara lain melalui pembiayaanKaidah musyarakah, 10. fiqh:yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήdan ˸Τ˴Η ϰ˴ Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴakan ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳditanggung ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲbersama ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όsesuai Ϥ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓdengan Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ bahwa keuntungan resiko kesepakatan; b. bahwa pembiayaan musyarakah yang memiliki keunggulan dalam kebersamaan dan keadilan, baik dalam berbagi keuntungan maupun resiko kerugian, kini telah dilakukan oleh lembaga keuangan syari’ah ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α (LKS); c. bahwa agar cara tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang musyarakah untuk dijadikan pedoman oleh LKS. : Mengingat 1. Firman Mengingat [38]: 24:24: : 1. Allah Firman QS. AllahShad QS. Shad [38]: Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ͉ϻ˶· ˬ˳ξ˸ό˴Α ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϢϬ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˸ϲ˶ϐ˸Β˴ϴ˴ϟ ˶˯Ύ˴τ˴ϠΨ ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˱ή˸ϴ˶Μ˴ϛ ͉ϥ˶·˴ϭ… …˸Ϣϫ˵ Ύ˴ϣ ˲Ϟ˸ϴ˶Ϡ˴ϗ˴ϭ ˶ΕΎ˴Τ˶ϟΎ͉μϟ “…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan 2. Allah QS. sedikitlah al-Ma’idah 1: mengerjakanFirman amal shaleh; dan amat mereka[5]: ini….” … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 49 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1: … “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….” 3. Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata: . : “Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah). 4. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: . “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” 5. Taqrir Nabi terhadap kegiatan musyarakah yang dilakukan oleh masyarakat pada saat itu. 6. Ijma’ Ulama atas kebolehan musyarakah. 7. Kaidah fiqh: . “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari Kamis, tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000. MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN MUSYARAKAH Beberapa Ketentuan: 1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut: 50 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad). b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern. 2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut: a. Kompeten dalam perwakilan. memberikan atau diberikan kekuasaan b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal. d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja. e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri. atau 3. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian) a. Modal 1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barangbarang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra. 2) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan. 3) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 51 b. Kerja 1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya. 2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak. c. Keuntungan 1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah. 2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra. 3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya. 4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad. d. Kerugian Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal. 4. Biaya Operasional dan Persengketaan a. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama. b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 52 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Ditetapkan di Tanggal : Jakarta : 08 Muharram 1421 H. 13 April 2000 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, Prof. KH. Ali Yafie Drs. H.A. Nazri Adlani Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 53 FATWA SYARI’AH 3. DEWAN Hadis riwayatNASIONAL Abu Daud dari Abu Hurairah, NO: 09/DSN-MUI/IV/2000 Rasulullah SAW berkata: Tentang ˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Κ ˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴ :ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η ˴Ϳ ͉ϥ˶· PEMBIAYAAN IJARAH .Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Mengingat 4. Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Nisa’ [4]: 29: Menimbang 2. :Hadis Nabi 1. riwayat Firman Allah dari QS. ‘Amr al- bin ‘Auf: Tirmidzi ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥkebutuhan ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σuntuk ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Αsuatu ˲ΰ˶Ύ˴Ο barang ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ :˸Ϧa. ˴ϋ ˱Γ˴έbahwa Ύ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σmasyarakat Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵memperoleh ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟmanfaat Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad pemindahan ...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri; 7. Kaidah fiqh: Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1: b. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh jasa pihak lain guna melakukan pekerjaan dengan ˸Ϯ˶ϟ˴ΩϘ˵ ό˵ ͉ϝ˸ϟΎ˶Ϊ˵Α ˴ϳ˸Ϯ˸ϥϓ˵akad ˸ϭ˴ ˴͉ϻ˸Ϯ˶· Ϩ˵Δ˵˴ϣijarah ˸ϳ˶ά˸͉ϟ ˶Ε Ύ˴Ϭ˴ϼ ͊ϳ˴Ύ˴˴ϣϳ Ύ˴όϤ˵ ˸ϟpembayaran .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τtertentu ˴Η ϰ˴Ϡ… ˴ϋ ˲Ϟ˶Ω˸ϴmelalui ˴Σ Ύ˴˴ϦΑ˶Ϲ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ upah (ujrah/fee); c. bahwa kebutuhan akan ijarah kini dapat dilayani oleh lembaga keuangan 3. Firman(LKS) Allah QS. al-Baqarah syari’ah melalui akad ijarah; ˶Ϣ˸ϴ˶Σpembiayaan ͉ήϟ ˶ϦϤ˸[2]: Σ͉ήϟ 283: ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α d. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang ... Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳmenetapkan ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴fatwa ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅tentang ϯ˶ά͉ϟ ͋Ω˴Άϴ˵akad ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸όijarah ˴Α ˸ϢϜ˵ π ˵ untuk ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ ˸ϥdijadikan ˶Έ˴ϓ.. perlu pedoman oleh LKS. Mengingat : 1. Firman Allah QS. alMengingat Zukhruf [43]: 32: 4. : 1. Firman Hadis Allah Nabi riwayat Thabrani: QS. al-Zukhruf [43]: 32 ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸ηΎ˴˶Ϩ˸ό˱Δ˴ϓ˴Αέ˴έ˴ϭΎ˴πˬΎ˴ϣ˵ϴ˸ϧ͊Ϊ˴ϝϟΎ˴Ϥ˶Γ˸ϟΎ˴ϴ˴Τ˴ϊ˸ϟ˴ϓ˴Ωϲ˶˴ϓΫ˶·˸ϢϬ˵˶ΐ˴Θ˴θ͋Ϡ˴τ˸ϴ˶όϤ˵ ˴ϣ˸ϟ ˸Ϣ˶ΪϬ˵˸ΒϨ˴ϋ˸ϴ˴Α Ϧ ˵Ύ˴Ϩ˸ΑϤ˴δα ˵ ˴ϗ Ύ͉Ϧ ˵Β˴ό˸Τ˸ϟ˴ϧ Ύ˴ˬ˴ϧϚΪ˵ ͋ϴ͋Α˴γ˴έ ˴ϥΖΎ˴ϛ˴Ϥ˸Σ˴έ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶δ˸Ϙ˴ϳ ˸Ϣϫ˵ ˴ ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴˲ήΩ ˸ϴ˶Ϫ˴Χ˶Α ˴ϱ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬΎ˱ ϳ Ω ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ Α ˶ ϝ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬ˱ ή Τ ˸ Α ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ϛ ˴ Ϡ ˵ δ ˸ λ ˸ό˴Α ˴ϕ˸Ϯ˴ϓ ˸ϢϬ˵ ˴π˸ό˴Α ˴Ϛ͋Α˴έ Ζ ˵ ˴Ϥ˸Σ˴έ˴ϭ ˬΎ̒ϳ˶ή˸Ψγ ˵ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϬ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˴ά˶Ψ͉Θ˴ϳ˴ϴ˶ϟ˴ϻ˳Ε˸ϥΎ˴˴Ο˶Ϫ˴έ˶Β˶Σ˴Ω Ύ˴˳ξ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ .˴ϥ˸Ϯό˵ ˴Ϥ˸Π˴ϳ Ύ͉Ϥ˶ϣ .(αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ςγϭϷ ϰϓ ϲϧήΒτϟ ϩϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ 5. “Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah Firman meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa 2. Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: Hadis agar Nabisebagian riwayat Ibnudapat Majah dari Shuhaib: derajat, mereka mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ Tuhanmu ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ˴Ϋ˶·lebih ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡbaik ˴ϋ ˴Ρdari Ύ˴ϨΟ ˵ apa ˴ϼ˴ϓ yang ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻmereka ˸ϭ˴ ˸Ϯό˵kumpulkan.” ˶ο˸ή˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴ ˸ϥ˶·˴ϭ... ˬ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ :Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ ϭ ˴έˬ˴Ϳ ˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟΎ˶Α (ΐϴϬλ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˶ϊ˸ϴ˴Β.˸Ϡ˲ή˶ϟ ˸ϴ˴ϻ˶μ˶Ζ˴Α ˸ϴ˴ϥ˴Β˸Ϡ˸Ϯ˶ϟ Ϡ˵˶ή˴Ϥ˸ϴ˸ό˶ό˴Η͉θΎ˴ϤϟΎ˶˶ΑΑ ˴Ϳ ͋ήΒ˵˸ϟ͉ϥς ˵ ˴ ˸Ϡ˸˴ΧϮ˴ϭϤ˵ ˴Ϡˬ˵˸ϋΔ˴˴ο Ύ˴Ϙ˵Ϥ˸ϟ˴Ϯ˵ ϭ Ϙ͉Η˴ϭ ˬ˶ϑ˸ϭή 54 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 6. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf: 3. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26: ˬΎ˴ϴϴ˸ϧ˸ϧ͊Ϊ͊Ϊϟϟ ˶Γ˶ΓΎ˴Ύ˴ϴϴ˴Τ˴Τ˸ϟ˸ϟ ϲ˶ ϲ˶ϓϓ ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ˴Θ˴Θθ˴θ˸ϴ˸ϴ˶ό˶ό˴ϣ˴ϣ ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ˴Ϩ˴Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α Ύ˴Ύ˴ϨϨ˸Ϥ˸Ϥ˴δ˴δ˴ϗ˴ϗ Ϧ ˵ ˸Τ˸Τ˴ϧ˴ϧ ˬ˴ˬ˴ϚϚ͋Α͋Α˴έ˴έ ˴Ζ ˴Ζ˴Ϥ˴Ϥ˸Σ˸Σ˴έ˴έ..˴ϥ˴ϥ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸Ϯ˸Ϯό˸Ϯ˵ό˵Ϥ˵˴Ϥ˵˴Ϥ˶δ˸Π ˶δ˸Π˸Ϙ˴ϳ˸Ϙ˴ϳ˴ϳΎ͉Ύ͉˸ϢϤ˸ϢϤϫ˵ϫ˵˶ϣ˶ϣ˴˴ Ύ˴Ύ˴ϨϨ˸ό˸ό˴ϓ˴ϓ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ ˬΎ˴ ˵Ϧ ˵ ˴Ϥ˴Ϥ˸Σ˸Σ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ ˬΎ̒ ˬΎ̒ϳϳ˶ή˶ή˸Ψ˸Ψγ ˵ Ύ˱Ύ˱π π˸ό˸ό˴Α˴Α ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ π ˵ ˸ό˸ό˴Α˴Α ˴ά˴ά˶Ψ˶Ψ͉Θ͉Θ˴ϴ˴ϴ˶ϟ˶ϟ ˳Ε ˳ΕΎ˴Ύ˴ΟΟ˴έ˴έ˴Ω˴Ω ˳ξ ˳ξ˸ό˸ό˴Α˴Α ˴ϕ˴ϕ˸Ϯ˸Ϯ˴ϓ˴ϓ ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ˴π ˴π˸ό˸ό˴Α˴Α ή˲˲ή˸ϴ˸ϴ˴Χ˴Χ ˴Ϛ˴Ϛ͋Α͋Α˴έ˴έ Ζ ˵Ζ ˵γ ˵π 2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: ..˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸Ϯό˵ό˵ ˴Ϥ˴Ϥ˸Π˸Π˴ϳ˴ϳ Ύ͉Ύ͉ϤϤ˶ϣ˶ϣ 2. 2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: 2. Firman [2]: 233: ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ ˸ϢAllah Θ˵ ˸Ϥ͉ϠFirman ˴γ QS. ˴Ϋ˶· ˸Ϣal-Baqarah Ϝ˵ ˸ϴAllah ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ ˵QS. ˴ϼ˴ϓal-Baqarah ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭ˴ ˸Ϯό˵ ˶ο[2]: ˸ή˴Θ˸δ233: ˴Η ˸ϥ˴ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴ ˸ϥ˶·˴ϭ... ˴Ϥ˸όϼ Ϥ˸Ϣ˶Αϛ˵˸Ϣ˴Ω˴Ϳ ͉˴˸ϭ˴˴ ˸˸ϮϮ˸ϮϤ˵ό˵ ˴Ϡό˵˶ο ˸ϋ˶ο ˴˸ήϭ˸ή˴Θˬ˴˸δ˴ΘͿ ˸ϟΎ˶Α ˸ϢΘ˵2. ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γFirman ˴ϋ˲ήAllah ˴ΡΎ˴˴Α˴ΡϨ˴ϥ Ο ˵Ύ˴Ϩ˸ϮQS. ˴ϓ˴ΗΎ˴˴ϓal-Baqarah ˸ϥ˸ϥ˴Ϙ˴͉Η˴˸Ϣϭ˸ϢΗ˵Η˵˸Ωˬ˶˸Ω˴έϑ ͉Ϡ˴γ˴Ϋ˶· ˴Ϋ˸Ϣ˶·Ϝ˵ ˸ϴϢ˴Ϡ.Ϝ˵Allah ˸ϴ˴Ϡ˸ϴ˴ϋ˶μ Ο ˵ Ϡ˵˴ϼ ϛ˵˴ϻ˴Ω˴ϻ˸ϭϥ ˴Η Ϯ˵ ˴έ˴˴ ˸ϭ˸ϥή˵˸ϥ˶·˸ό˴ϭ˴Ϥ... [2]:˸δ˴Η233: 233: 2.˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸ϤFirman QS. al-Baqarah [2]: .˲ή˸ϴ.˶μ ˴Α ˴ϥ˴Α ˸Ϯ˴ϥϠ˵˴Ϥ˸Ϯ˸όϠ˵˴Ϥ˴Η˸όΎ˴Ϥ˴ΗΎ˴˶ΑϤ˴Ϳ ͉ϥ ͉ϥ˴ ˸˴Ϯ˸Ϥ˵Ϯ˴ϠϤ˵˸ϋ˴Ϡ˸ϋ˴ϭ˴ϭˬ˴Ϳ ˵ή˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ή˸ϴ˶μ ˶Α ˴Ϳ ˬ˴Ϳ Ϯ˵ Ϯ˵ϘϘ͉Η͉Η˴ϭ˴ϭ ˬ˶ˬ˶ϑ ϑ˸ϭ˸ϭή ˵ ˴ϼ˴ϼ˴ϓ˴ϓ ˸Ϣ˸Ϣϛ˵ϛ˵ ˴Ω˴Ω˴ϻ˴ϻ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˸˸ϮϮό˵ό˵ ˶ο ˶ο˸ή˸ή˴Θ˴Θ˸δ˸δ˴Η˴Η ˸ϥ˸ϥ˴˴ ˸Ϣ˸ϢΗ˵Η˵˸Ω˸Ω˴έ˴έ˴˴ ˸ϥ˸ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ... ... ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸ϴ˸ϴ˴Η˴ΗΎ˴Ύ˴ϣϣ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Ϥ˸Ϥ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ ˴˴ΫΫ˶·˶· ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡϋ˴ϋ ˴Ρ˴ΡΎ˴Ύ˴ϨϨΟ ˵Ο “…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu . ή ˲ ϴ ˸ μ ˶ Α ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϡ ˵ Ϥ ˴ ό ˸ Η ˴ Ύ˴ Ϥ Α ˶ Ϳ ˴ ϥ ͉ ˴ ˸ Ϯ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ϋ ˸ ˴ ϭ ˬ˴ Ϳ Ϯ˵ Ϙ ͉ Η ˴ ϭ ˬ˶ ϑ ϭ ˸ ή ˵ ό ˸ Ϥ ˴ .˲ή˸ϴ˶μ ˴Α ˴ϥ˸ϮϠ˵˴ϤQS. ˸ό˴ΗΎ˴Ϥ˶Αal-Qashash ˴Ϳ ͉ϥ˴ ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ϋ˴ϭ[28]: ˬ˴Ϳ Ϯ˵ Ϙ͉Η˴ϭ ˬ˶ϑ˸ϭή˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ 3. Firman Allah 26: apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah Allah; dan Allah ketahuilah bahwa Allah Maha[28]: Melihat apa yang kamu 3. Firman AllahQS. QS. al-Qashash [28]: 26: 3. kepada Firman al-Qashash 26: ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ϥ ͉ ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ kerjakan.” .Ϧ .Firman ˵ ˴Ϸ˸ϴ˶ϣ˸ ˴ϷQS. ˴Ϙ˴Ε ˸ϟ ˸ή ˴Ε˴Ο˸ή˸΄˴Ο˴ΘQS. ˶Ϧal-Qashash ˴ϣ˴ή26: ˸Ζ˴ϟ˴ϟΎΎ˴ϗ˴ϗ 3.Firman.Ϧ QS. 3.3. ˵Allah ˸ϴFirman ˶ϣϦ ͊ϱ˸ ˶Ϯ͊ϱ˴Ϙal-Qashash ˸ϟ˶ϮAllah Allah ˸γ˸΄˴Θ˸γ[28]: ˶Ϧ ˴ϣal-Qashash ˸ϴ˴ή˴Χ˸ϴ˴Χ͉ϥ͉ϥ˶· ˶·ˬ˵ϩˬ˵˸ήϩ˸ή˶Ο˶Ο[28]: ˸΄[28]: ˴Θ˸΄˸γ˴Θ˸γ ˶Ζ˶Ζ26: ˴Α26: ˴˴Α˴˴ϳ˴ϳ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ ˴˴ΪΪ˸Σ˸Σ˶·˶· ˸Ζ 4. ˵ ˸ϴ˸ϴ˶ϣHadis ˶ϣ˴Ϸ˴Ϸ˸˸ ͊ϱ͊ϱ˶Ϯ˶Ϯ˴Ϙ˴Ϙriwayat ˴Ε˸ή˸ή˴Ο˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ˸γIbn ˸΄˴Θ˴Θ˸γ˸γ ˶Ζ ˶ΖUmar, ˸Ζ˴ϟ˴ϟΎΎ˴ϗ˴ϗ ..Ϧ ˵Ϧ ˸ϟ˸ϟ ˴Ε ˶Ϧ˶Ϧ˴ϣ˴ϣMajah ˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˴Χ˴Χ ͉ϥ͉ϥ˶·˶·dari ˬ˵ˬ˵ϩϩ˸ή˸ή˶Ο˶Ο˸΄Ibnu ˴Α˴Α˴˴˴ϳϳ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ ˴˴ΪΪbahwa ˸Σ˸Σ˶·˶· ˸Ζ Nabi seorang bersabda: “Salah dari kedua wanitaIbn itu berkata, ‘Hai Ambillah ia sebagai 4. Hadis riwayat Majahdari dariayahku! IbnuUmar, Umar, bahwa bahwa 4. orang Hadis riwayat Ibnkarena Majah Ibnu yang bekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik Nabi bersabda: Nabi yangbersabda: kamu ambil untuk bekerja (pada.Ϫ˵kita) ϗ˵ ˴ή˴ϋ adalah ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥorang ˴ ˴Ϟ˸Β˴ϗ yang ϩ˵ ˴ή˸Ο˴kuat ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸlagi ˸ Ϯdapat τ ˵ ˸ϋ˴ 4.dipercaya.’”Hadis Hadis riwayat riwayat Ibn Ibn Majah Majah dari dari Ibnu Ibnu Umar, Umar, bahwa bahwa 4. . Ϫ ˵ ϗ ˵ ή ˴ ϋ ˴ ϒ ͉ Π ˶ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ Ϟ ˴ Β ˸ ϗ ˴ ϩ ˵ ή ˴ Ο ˸ ˴ ή ˴ ϴ ˸ Ο ˶ Ϸ ˴ ˸ Ϯτ ˵ ˸ϋ˴ Nabi bersabda: .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ήUmar, ˴ϋ ͉ϒ˶Πbahwa ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴ϞNabi ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο ˴ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸ Ϯτ ˵ ˸ϋ˴ 4.Nabi Hadisbersabda: riwayat Ibn Majah dari Ibnu bersabda: 5. Hadis riwayat ‘Abd ˴ή˴ϋ˴ϋ ͉ϒ ͉ϒ˶Π˶Π˴ϳ˴ϳ ˸ϥ˸ϥ˴˴ ˴Ϟ˴Ϟdari ˵ ˸ϋ˸ϋ˴˴ ..Ϫ˵Ϫ˵ϗ˵ϗ˵˴ήar-Razzaq ˸Β˸Β˴ϗ˴ϗ ϩ˵ϩ˵˴ή˴ήAbu ˸Ο˸Ο˴˴ ˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˶Ο˶Ο˴Ϸ˴Ϸ˸˸ ϮϮτ ˵τ HurairahHadis dan Abu Sa’id‘Abd al-Khudri, Nabidari s.a.w. bersabda: 5. riwayat ar-Razzaq Abu upah pekerja sebelum keringatnya kering.” 5. “Berikanlah Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: 5. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu .Nabi Hurairah Abu ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥs.a.w. ˶Ϡ˸όϴ˵dan ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴbersabda: ˶Ο˴ ˴ή˴ΟSa’id ˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧal-˴ϣ Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: 5. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu 5. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu .ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ Hurairah dan dan Abu Abu Sa’id Sa’id al-Khudri, al-Khudri, Nabi bersabda: Hurairah .ϩ˵ ˴ήNabi ˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡs.a.w. ˸όs.a.w. ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Οbersabda: ˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ 6. Hadis riwayatpekerja, Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi “Barang siapa mempekerjakan beritahukanlah upahnya.” .ϩ˵˴ή˴ή˸Ο˸Ο˴˴ Ϫ˵Ϫ˵˸Ϥ˸Ϥ˶Ϡ˶Ϡ˸ό˸όϴ˵ϴ˵˸Ϡ˸Ϡ˴ϓ˴ϓ ˱˱ήή˸ϴ˸ϴ˶Ο˶Ο˴˴ ˴ή˴ή˴Ο˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ˸γ ˶Ϧ˶Ϧ˴ϣ˴ϣ Waqqash,Hadis ia berkata: 6. riwayat Abu Daud.ϩ˵dari Sa`d Ibn Abi 6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata: 6. Waqqash, Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi ia berkata: Ύ ϧ ˴ Ύ˴ Ϭ Ϩ ˴ ϓ ˴ ˬ Ύ˴ Ϭ Ϩ ˸ ϣ ˶ ˯ ˶ Ύ˴ Ϥ ϟ ˸ Ύ˶ Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ ΎϨ͉ ϛ˵ Waqqash, ia berkata: 6.Ύ˸ϭ˴ϧ˴Ύ˴Ϭ˳ΐ Hadis riwayat Daud Ibn ϫ ˴ ά ˴ Α ˶ Ύ˴ Ϭ ϳ ˴ ή ˶ Ϝ ˸ ϧ ˵ ϥ ˸ ˶ϟ͉ΰ˴Ϋϟ˸Ϧ˴Ϧ˴ϋDaud ˶Ϫϟ˶ϟ˴ϭϰ˴˶ϪSa`d ˵˶Α Ibn ˴ν ϰ˸έϠ͉˴λ ˵˸Ϝϧ˵˸Ϯγ ˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵ 6. Hadis riwayat Abu Abi ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˴˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴˴ϭ˶ω˴Ϛ ˸έAbu ˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ͉Ϡ˴γ˶ϗ˴˴ϭϮdari ͉δdari ϠSa`d ˴ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ ˴ϷAbi ˸ ˶Ϳϱ˶ήϝ . Δ ˳ π ͉ Waqqash, ia berkata: ˴ϳ˶ή˸ϟΎ˶˸ϜΑberkata: ϧ˵˴Ϊ˶ό˸ϥ˴γ˴ Ύ˴Ύ˴ϣϧ˴ήϭ˴ϣ˶ω ˴˴ϭ˸έ˴Ϛ ϭ Ϡ˴ϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴Ϥ˶ΑͿ ˵ ˴ν ϰ˸έ͉Ϡ˴λ ˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵˶ϓ Ύ˴ϧWaqqash, Ύ˴Ϭ˸ϭ˴Ϩ˴ϓ˴ ˬ˳ΐΎ˴Ϭ˴ϫ˸Ϩ˴ά˶ϣ˶Α ˶˯Ύ˴ϬΎ˴Ϥia ͉ΰϟ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϧ˸Ϧ˶ϣ˴ϋ ˸ϲ˴Ϣ˶ϗ͉Ϡ˴γ˴Ϯ˴ϭ͉δϟ˶Ϫ˶ϟ˴ϰ˴ ˴Ϸ˸ ˶Ϳ ϱ˶ήϝ˵˸Ϝϧ˵˸Ϯγ “Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; .maka, ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯ˳Δ͉π γ ˵ ˴έ˶ϓ kami melakukan hal˶ϗ˴Ϯtersebut danΎ˴Ϥ˶Αmemerintahkan agar ΎΎ˴ϧ˴ϧΎ˴Ύ˴ϬRasulullah Ϭ˴Ϩ˴Ϩϓ˴ϓ ˬˬΎ˴Ύ˴ϬϬ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ ˶˯˶˯melarang Ύ˴ Ϥ ϟ ˸ Ύ˶ Α Ϊ ˴ ό ˶ γ ˴ Ύ˴ ϣ ϭ ˴ ω ˶ έ ˸ ΰ ͉ ϟ Ϧ ˴ ϣ ˶ ϲ ˸ δ ͉ ϟ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ν ˴ έ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϱ ή ˶ Ϝ ˸ ϧ ˵ Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή.˸Ϝ˳Δϧ˵͉π ΎΎ͉Ϩ͉Ϩϛ˵˶ϓϛ˵ ˸˸ϭϭ˴˴kami ˳˳ΐ ΐ˴ϫ˴ϫ˴ά˴άmenyewakannya ˶˶ΑΑ Ύ˴Ύ˴ϬϬ˴ϳ˴ϳ˶ή˶ή˸Ϝ˸Ϝϧ˵ϧ˵ ˸ϥ˸ϥ˴˴ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴ή˴ήdengan ˴˴ϣϣ˴˴ϭ˴ϭ ˴Ϛ˴Ϛemas ˶˶ϟϟ˴Ϋ˴Ϋ ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋatau ˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γperak.” ˴˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ˴˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡϋ˴ϋ Ϳ ˵˵ ϰϰ͉Ϡ͉Ϡ˴λ Ϳ ˴λ ˶Ϳ˶Ϳ ϝ ˵˵ ˸Ϯ˸Ϯγ ϝ ˵˵ ˴έ˴έ γ 7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: 7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: ͉π˶ϓ˶ϓ ..˳Δ˳Δ͉π ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum 9. Kaidah fiqh: .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 55 7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: 7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δterikat Ϥ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣdengan ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σsyarat-syarat ˴ ˸ϭ.˴Ύ˱ϣ˱ϻ˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σmereka ͉ή˴˴Σ˸ϭ˴Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ λ ˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧ ϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵yang ˸ϴ˸Ϣ˴Α ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶Ύ˴ϭ˵Οήη ˵ ˸Ϡϰ˴ ͊μϠ˴ϋϟ˴ ˴η˸ϟ ͉ϻ˴Ϧ˶·mengharamkan ˵ muslimin kecuali syarat . Ύ˱ ϣ ή ˴ Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ Ϡ˴ϋ yang halal atau menghalalkan yang haram.” 8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa. 9. Kaidah fiqh: 9. Kaidah 9. fiqh: Kaidah fiqh: .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” ˶ ˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ ˶ΐ˸Ϡ˴Ο ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϡ͉Ϊ˴Ϙϣ˵ ˶Ϊ˶γΎ˴ϔ˴Ϥ˸ϟ ˯˵ ˸έ˴Ω ˶˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ ˶ΐ˸Ϡ˴Ο ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϡ͉Ϊ˴Ϙϣ˵ ˶Ϊ˶γΎ˴ϔ˴Ϥ˸ϟ ˯˵ ˸έ˴Ω “Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.” ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno˶ϢDewan pada hari Kamis, ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Syari’ah Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶ϢNasional ˸δ˶Α tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000. Menetapkan Pertama Mengingat : 1. Firman Allah QS. alMEMUTUSKAN Mengingat : 1. Firman Allah QS. alKahfi [18]: 19: Kahfi [18]: 19: : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH ˴ Ύ˱ϣ˸ϮSyarat ˴ϳ Ύ˴Ϩ˸Μ˶Β˴ϟ Ijarah: ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟ ˸Ϣ˴ϛ ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˲Ϟ˶Ύ˴ϗ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϯϟ˵˴˯˴δ˴Θ˴ϴ˶ϟ ˸Ϣϫ˵ Ύ˴Ϩ˸Μ˴ό˴Α ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ˴ϭ : Rukun˸ϭdan Ϩ˸Μϡ˴ό˸Ϯ˴Α˴ϳ ˴Ϛ˴ξ ˶ϟά˴ϛ˸ό˴ϭ˴Α ˶Δ˸ϭ˴Ϩ˴˸ϳ˶ΪΎ˱˴Ϥϣ˸ϟ˸Ϯ ˴ϳ ϰ˴Ύ˴Ϩϟ˶·˸Μ˶Β˴ϟϩ˶ά˸˴ϫϮϟ˵Ύ˴˸ϢϗϜ˵ ˶ϗˬ˸˶έϢΘ˵˴Ϯ˸Μ˶Β˶Α˴ϟ ˸Ϣ˸Ϣϛ˵˴ϛ˴Ϊ˴Σ˸Ϣ˴Ϭ˵ ˸Ϩ˸˶ϣϮΜ˵˲Ϟό˴ ˸Α˶Ύ˴Ύ˴ϓϗ ˸Ϣ˴ϝΘ˵ ˸ΜΎ˴ϗ˶Β˴ϟΎ˴ˬ˸ϤϢ˶ΑϬ˵ ˴ϨϢ˵˸ϴ˴Ϡ˴Α˸ϋ˴˸Ϯ˸Ϣϟ˵˴˯Ϝ˵ ˴͊Αδ˴έ˴Θ˴ϴ˸˶ϟϮϟ˵˸ϢΎ˴ϫ˵ϗ Ύ˴ˬ˳ 1. Sighat yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah ˶Δ˴Ϩ˸ϳ.˶Ϊ˱˴ϤΪIjarah, ˸ϟ˴Σ ˴ϰ˴ ϟ · ˶ ϩ˶ ά ϫ ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ϗ ˶ έ ˶ Ϯ ˴ Α ˶ Ϣ ˸ ϛ ˵ Ϊ ˴ Σ ˴ ˴ ˸ Ϯ Μ ˵ ό ˴ Α ˸ Ύ˴ ϓ Ϣ ˸ Θ ˵ Μ ˸ Β ˶ ϟ ˴ Ύ˴ Ϥ Α ˶ Ϣ ˵ Ϡ ˴ ϋ ˸ ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ Α ͊ έ ˴ ˸ Ϯ ϟ ˵ Ύ˴ ϗ ˬ˳ ϡ Ϯ ˸ ϳ ˴ ξ ˴ ˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ ϰ˴ϛ˸ί˴ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˸ήψ ˵ ˸Ϩ˴ϴ˸ό˸Ϡ˴ϓ˴Α pihak.˱yang Ϊ˴Σ˴ ˸ϢϜ˵berakad ˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵(berkontrak), ˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵baik ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ίsecara ˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Ηverbal ˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴όatau ˴σ ϰ˴ϛdalam ˸ί˴ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴bentuk ˸ήψ ˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ lain. 2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan 2. Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang penyewa/pengguna jasa. 2. Firman Allahraja: dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang ucapan Yusuf kepada 3. Obyek akadYusuf ijarah adalah : raja: ucapan kepada a. manfaat barang dan sewa; atau .˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˲φ˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· ˬ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ˶Ϧ˶˴ΰ˴Χ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶ b. manfaat jasa dan upah. Kedua .˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˲φ˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· ˬ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ˶Ϧ˶˴ΰ˴Χ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶ : Ketentuan Obyek Ijarah: 3. dari penggunaan Firman Allah al-Baqarah 1. Obyek ijarah adalah manfaat barangQS. dan/atau jasa. [2]: 283: 3. Firman Allah QS. al-Baqarah 2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan [2]: 283: dalam kontrak. ...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅ ϯ˶ά͉ϟ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ ˸ϥ˶Έ˴ϓ... ...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳatau ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭjasa ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴harus ϣ˴ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅yang ϯ˶ά͉ϟ bersifat ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸όdibolehkan ˴Α ˸ϢϜ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ (tidak ˸ϥ˶Έ˴ϓ... 3. Manfaat barang diharamkan). 4. Firman Allah QS. al-Ma’idah 2: sesuai dengan 4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata[5]: dan 4. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2: syari’ah. .ϥ ˶ ˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ .ϥ ˶ ˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ 56 5. Hadis-hadis Nabi, antara lain: 5. Hadis-hadis Nabi, antara lain: Kumpulan Fatwa DSN-MUI ˬ˶έΎ˴μ˸ϧ˴ϷTerkait ˸ ˴Ϧ˶ϣ ˱ϼPasar Ο ˵ ˴έ˴ϭ Modal ˳ϊ˶ϓ˴έ Ύ˴Syariah Α˴ ˴Κ˴ό˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ˶· ˬ˶έΎ˴μ˸ϧ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ ˱ϼΟ ˵ ˴έ˴ϭ ˳ϊ˶ϓ(˴΄σϮϤϟ έ Ύ˴Α˴ ˴Κϲϓ ˴ό˴Α ϚϟΎϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭϩϭέ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ) ˶Ϫ˶Ι ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶έΎ˴ΤͿ ˵ ˸ϟ ϰ͉ ˵Ύ˴Ο˴έ͉ϭ˴ΰ͉ϥ˴ϓ˶· ˴ΖϠ˸Ϩ˴λ ˶Α ˴Δ˴ϧ˶Ϳ˸ϮϤ˵ ˸ϴ˴ϝ˴ϣ ˸Ϯϩ˵γ (΄σϮϤϟ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸ϮϤ˵ ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ 5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa. 6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik. 7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah. 8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak. 9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak. Ketiga : Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah 1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa: a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan b. Menanggung biaya pemeliharaan barang. c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan. 2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa: a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak. b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materiil). c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut. Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 57 Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 08 Muharram 1421 H. 13 April 2000 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, Prof. KH. Ali Yafie 58 Drs. H.A. Nazri Adlani Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: FATWA ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ DEWAN SYARI’AH .Ύ˱ϣ˴ή˴ΣNASIONAL ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ NO: 10/DSN-MUI/IV/2000 Tentang 9. Kaidah W A fiqh: KALAH .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai suatu ˶ tujuan ˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟsering ˶ΐ˸Ϡ˴Ο diperlukan ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϡ͉Ϊ˴Ϙϣ˵ ˶Ϊ˶γpihak Ύ˴ϔ˴Ϥ˸ϟ ˯˵lain ˸έ˴Ω untuk mewakilinya melalui akad wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan; b. bahwa praktek wakalah pada LKS dilakukan sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa perbankan˶Ϣ˸ϴkepada ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸nasabah; Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α c. bahwa agar praktek wakalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang wakalah untuk dijadikan pedoman oleh Mengingat : LKS. 1. Firman Allah QS. alMengingat 19: al-Kahfi [18]: 19: : 1. Kahfi Firman [18]: Allah QS. ϭ˸ ˴ Ύ˱ϣ˸Ϯ˴ϳ Ύ˴Ϩ˸Μ˶Β˴ϟ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟ ˸Ϣ˴ϛ ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˲Ϟ˶Ύ˴ϗ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϯϟ˵˴˯˴δ˴Θ˴ϴ˶ϟ ˸Ϣϫ˵ Ύ˴Ϩ˸Μ˴ό˴Α ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ˴ϭ ˶Δ˴Ϩ˸ϳ˶Ϊ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˶ά˴ϫ ˸ϢϜ˵ ˶ϗ˶έ˴Ϯ˶Α ˸Ϣϛ˵ ˴Ϊ˴Σ˴ ˸ϮΜ˵ ˴ό˸ΑΎ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟΎ˴Ϥ˶Α Ϣ˵ ˴Ϡ˸ϋ˴ ˸ϢϜ˵ ͊Α˴έ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˳ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴ξ˸ό˴Α .˱Ϊ˴Σ˴ ˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ ϰ˴ϛ˸ί˴ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˸ήψ ˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ ”Dan demikianlah Kami bangkitkan mereka agar saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkata salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)?’ Mereka menjawab: ‘Kita sudah berada (di sini) satu atau 2. Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang setengah hari.’ Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa ucapan raja: suruhlah salah seorang kamu pergi ke kota lama kamuYusuf berada kepada (di sini). Maka dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah makanan .˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋia ˲φmembawa ˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· ˬ˶ν ˸έ˴Ϸ˸ ˶Ϧ˶itu ˴ΰ˴Χuntukmu, ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴όdan ˸Ο˶ hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.’” 3. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283: Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 59 ...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅ ϯ˶ά͉ϟ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ ˸ϥ˶Έ˴ϓ... .˱Ϊ˴Σ˴ ˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ ϰ˴ϛ˸ί˴ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˸ήψ ˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ ˶Δ˴Ϩ˸ϳ˶Ϊ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˶ά˴ϫ ˸ϢϜ˵ ˶ϗ˶έ˴Ϯ˶Α ˸Ϣϛ˵ ˴Ϊ˴Σ˴ ˸ϮΜ˵ ˴ό˸ΑΎ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟΎ˴Ϥ˶Α Ϣ˵ ˴Ϡ˸ϋ˴ ˸ϢϜ˵ ͊Α˴έ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˳ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴ξ˸ό˴Α ˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭAllah ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴdalam ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕQS. ˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵Yusuf ˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό[12]: ˴σ ϰ˴ϛ˸ί55 ˴ Ύ˴Ϭtentang ͊ϳ˴ ˸ήψ ˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ 2..˱Ϊ˴Σ˴ ˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ Firman ucapan Yusuf kepada raja: 2. Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang 2. Firman Allah Allah dalam dalam QS. QS. Yusuf Yusuf [12]: [12]: 55 55 tentang tentang 2. Firman 2. ucapan Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang ucapan Yusuf kepada Yusuf kepada raja: ucapan Yusuf Yusuf kepada kepada raja: ucapan raja: .˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˲φ˸ϴQS. ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧYusuf ˶· ˬ˶ν˸έ˴Ϸ[12]: ˸ ˶Ϧ˶˴ΰ˴Χ55ϰ˴Ϡtentang ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶ 2. Firman Allahraja: dalam ucapan Yusuf kepada raja: ˲φ˸ϴ˸ϴ˶ϔ˶ϔ˴Σ˴Σ ˸ϲ ˸ϲ͋ϧ͋ϧ˶·˶· ˬ˶ˬ˶ν ν˸έ˸έ˴Ϸ ˴Ϸ˸˸ ˶Ϧ˶Ϧ˶˶˴˴ΰΰ˴Χ˴Χ ϰ˴ ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˸ϲ ˸ϲ˶Ϩ˶Ϩ˸Ϡ˸Ϡ˴ό˴ό˸Ο ˸Ο˶˶ ...˲Ϣ˲Ϣ˲Ϣ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ ˲φ “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang .˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋFirman ˲φ˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· Allah ˬ˶ν˸έ˴Ϸ˸QS. ˶Ϧ˶˴ΰ˴Χal-Baqarah ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶ yang pandai menjaga lagi3. berpengalaman.” [2]: 283: 3. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]:Firman 283: 3. 3. Allah QS. QS. al-Baqarah al-Baqarah 3. Firman Allah [2]: 283: [2]: 283: 283:...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅ ϯ˶ά͉ϟ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π [2]: ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ ˸ϥ˶Έ˴ϓ... 3. Firman Allah QS. ˵ al-Baqarah “…Maka, yang [2]: 283: ..jika ....Ϫ˵Ϫ˵Ϫ˵͉Α͉Α͉Α˴έ˴έ˴έsebagian ˴Ϳ˴Ϳ ˶ϖ ˶ϖ˶ϖ͉Θ͉Θ͉Θ˴ϴ˴ϴ˴ϴ˸ϟkamu ˸ϟ˸ϟ˴ϭ˴ϭ˴ϭ ˬ˵ˬ˵ˬ˵ϪϪϪ˴Θ˴Θ˴Θ˴ϧ˴ϧmempercayai ϯ˶άάsebagian π˸ό˸ό˴Α˴Αlain, ˸ϢϜ˵ π ˵ hendaklah ˴ϧΎ˴Ύ˴Ύ˴ϣϣϣ˴˴˴ ˴Ϧ˴Ϧ˶Ϥ˶ϤΗ˵Η˵˸΅˸΅ ϯ˶ ˸ϥ˶Έyang ˶Έ˴ϓ˴ϓ...... ˴Ϳ ͉ϟ͉ϟ hendaklah ͋Ω͋Ω˴Ά˴Άϴ˵ϴ˵˸Ϡ˸Ϡ˴ϓ˴ϓ Ύ˱Ύ˱π ˵π ˸ό˸ό˴Α˴Α ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ˴˴kepada ˸ϥ dipercayai...itu menunaikan amanatnya dan ia˸ϢϜ˵bertakwa Allah 4. Tuhannya…”. ...Ϫ˵Firman ͉Α˴έ ˴Ϳ ˶ϖ͉Θ˴ϴAllah ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴QS. ϣ˴ ˴Ϧ˶Ϥal-Ma’idah Η˵˸΅ ϯ˶ά͉ϟ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱[5]: π˸ό˴Α 2: ˸ϢϜ˵ π ˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴ ˸ϥ˶Έ˴ϓ... 4. 4. Firman Allah QS. [5]: 2:˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴[5]: .˶ϥ˴ϭal-Ma’idah ˸Ϊό˵Allah ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶ϹQS. ˸ ϰ˴ Ϡ˴ϋal-Ma’idah Ϯ˸Ϙ͉Θϟ˴ϭ2:͋ή˶Β˸ϟ Firman 4. 4. Firman Allah Allah QS. QS. al-Ma’idah al-Ma’idah [5]: [5]: 2: 2: ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ Firman ˶Ϲ˶Ϲ˸˸˸QS. ϰ˴ ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˬϯ˴ ˬϯ˴[5]: ϟ˴ϭϭ2:͋ή͋ή˶Β˶Β˸ϟ˸ϟ ϰ˴ ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˸˸ϮϮϧ˵ϧ˵˴ϭ˴ϭΎ˴Ύ˴όό˴Η˴Η˴ϭ˴ϭ ϰ˴ϠϠϠ˴ϋ˴ϋ al-Ma’idah Firman ...˶ϥ˶ϥ˶ϥ˴˴˴ϭϭϭ˸Ϊ˸Ϊ˸Ϊό˵ό˵ό˵Allah ˸ϟ˸ϟ˸ϟ˴˴˴ϭϭϭ ˶Ϣ˶Ϣ˶Ϣ˸Λ˸Λ˸Λ˶Ϲ ϰ˴ ˸˸ϮϮϧ˵ϧ˵˴ϭ˴ϭΎ˴Ύ˴όό˴Η˴Η ˴ϻ ϮϮ˸Ϙ˸Ϙ͉Θ͉Θϟ˴ 4. “Dan dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan 5. tolong-menolonglah Hadis-hadis .˶ϥ˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ˴ϭ Ϣ˶dalam ˸Λ˶ϹNabi, ˸ ϰ˴Ϡ(mengerjakan) ˴ϋ ˸antara Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻlain: ˴ϭ dosa ˬϯ˴Ϯdan ˸Ϙ͉Θϟ˴ϭpelanggaran.” ͋ή˶Β˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ janganlah tolong-menolong ˬ˶ έ Ύ˴ μ ϧ ˸ Ϸ ˴ ˸ Ϧ ˴ ϣ ˶ ϼ ˱ Ο ˵ έ ˴ ϭ ˴ ϊ ˳ ϓ ˶ ˴ έ Ύ˴ Α ˴ Κ ˴ ό ˴ Α ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϟ ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ˶· 5. Hadis-hadis Nabi, antara lain: lain: 5. Hadis-hadis Nabi, antara 5. 5. Hadis-hadisHadis-hadis Nabi, antara lain: Nabi, (΄σϮϤϟ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸ϮϤ˵ ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ μ˸ϧ˸ϧ˸ϧ˴Ϸ ˵ ˴έ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ˴ϭ ˳ϊ˳ϊ˳ϊ˶ϓ˶ϓ˶ϓ˴˴˴έέέ Ύ˴Ύ˴Ύ˴Nabi, ˴Κ˴ό˴ό˴Α˴Α antara ˵ ˴έ˴έ ͉ϥ ͉ϥ˶·˶· ˬ˶ˬ˶έέέΎ˴Ύ˴Ύ˴μ μ ˴Ϸ˴Ϸ˸˸˸ ˴Ϧ˴Ϧ˴ϦHadis-hadis ˱ϼ˱ϼΟ ˵Ο ˴Κ ˵ ϰ͉ ϰ͉ϠϠ˴λ ˴λ ˶Ϳ ˶Ϳ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ ˬ˶5. ˶ϣ˶ϣ˶ϣ ˱ϼ ˵Ο ΑΑΑ˴˴˴ ˴Κ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ˴˴ϭϭlain: ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ ˵Ϳ ˵γ ΄σϮϤϟ ϲϓ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸Ϯ˵Ϥ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ (((΄σϮϤϟ ΄σϮϤϟ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸Ϯ˵Ϥ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ ˬ˶έΎ˴μ˸ϧ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ ˱ϼΟ ˵ ˴έ˴ϭ ˳ϊ˶ϓ˴έ Ύ˴Α˴ ˴Κ˴ό˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ˶· ˵“Rasulullah Ϫ Α˵ Ύ˴Τ˸λ˴ ˶Ϫ˶Α SAW ͉Ϣ˴Ϭ˴ϓ ˴φmewakilkan ˴Ϡ˸Ϗ˴΄˴ϓ ϩ˵ Ύ˴οΎ˴Ϙ˴Θkepada ˴ϳ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ Abu ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Rafi’ ϢϬ͉Ϡϟ dan ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ Anshar ϰ˴Η˴ ˱ϼΟ ˵ ˴έ ͉ϥ˴ (΄σϮϤϟ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩϭέ ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟseorang ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸Ϯ˵Ϥ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Οuntuk ͉ϭ˴ΰ˴ϓ ˬ˱ϻΎ˴Ϙ˴ϣ ͋ϖ˴Τ˸ϟ ˶ΐ(qabul ˶ΣΎ˴μ˶ϟperkawinan ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯϋ ˵ ˴Ω :Nabi ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭdengan) ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋMaimunah ϢϬ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λr.a.” ˶Ϫ͉Ϡϟ(HR. ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έMalik ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ mengawinkan Ϫ˵.Α˵˶ϪΑ˵Ύ˴Ύ˴Τ͋ϨΤ˶γ˸λ ˸λ˴˶ϣ˶Ϫ˶Ϫ˶Α˴Ϟ˶Α ˴Μ͉Ϣ͉Ϣ˸ϣ˴Ϭ˴Ϭ˴˴ϓ˴ϓ͉ϻ˴φ˴φ˶· ˴Ϡ˴Ϡ˸ϏΪ˵˸Ϗ˶Π˴΄˴΄ϓ˴ϓ˴ϧ˴ϻϩ˵ϩ˵Ύ˴Ύ˴ο ο ˱ϼ Ο ˵ ˴έ ͉ϥ˴ ˴γ˴έ˴ϭ˴ϭ Ύ˴ϳ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ:˴Ϡ˴ϠϮ˵ ϢϬ͉ ϰ͉ϠϠ˴Ϟλ ˴λ˸Μ˶ϣ ͉ϲ ͉ϲΎ̒Ϩ˶Β˶Βγ͉Ϩ͉Ϩϟϟϩ˵ ˸Ϯϰ˴ ϰ˴τ ˶Ϫ͉ϠϟΎ˴Ύ˴Ύ˴ϘϘϘ˴Θ˴Θ˴Θ˴ϝϳ˴ϳ˴ϳ Ϯ˵˴Ϣ˴Ϣγ͉Ϡ͉Ϡ˴γ ϗ Ϡ.Ϡϟϟ˶Ϫ͋Ϩ˶γϰ͉ ˵ΗΗ˴˴˸ϋ˱ϼ ˴ Ο Ϫ˵Ϫ˵dalam Α˵ Ύ˴Τ˸λ˸Ϧ˴˴al-Muwaththa’). ˶Ϫ˶Α ͉Ϣ˴Ϭϓ ˴φ˴Ϡ˸Ϗ˴΄˴ϓ ϩ˵ Ύ˴ο ˴ϋ˴ϋ ϟΎ˴ϢϬ͉ ˵:˴ϝ˴έΎ˴ϗ ͉ϥ͉Ϣ˴Λ˵ ˬ˱ϻϻ(Ύ˴˴ΓΎ˴Ϙ˴ήϘ˴ϣ˴ϣ˸ϳ˴ή͋ϖ͋ϖϫ˵˴Τ˴Τ˸ϟϲ˶ ˸ϟ ˶ΐ ˶ΐ ˶ΣΎ˴μ μ ˶ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯϋ ϋ ˵ ˴Ω : ˴ϭ ˴ϗ˶Ϫ˶ϟ˸Ϣ˴Ϝ˵ϭ˴Ϩ˴δ˶Ϫ˸ϴΣ˴Ϡ˴ϋ˴ ˸ϢϢϬ͉ Ϯ˵τ γ˸ϋ˴έ˴ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϘϘ˴ϓ˴ϓ ϰ͉˸ϦϠϠ˴λ ˴λ ˵ϩ˸ϮϮ˵ ϛ˵ ˶ήϠϠϟϟ˸ϴ˴Χϰ͉ ˶ϣ ͉ϥ˶Ϫ˶Ϫ˶Έ͉Ϡ͉Ϡ˴ϓϟϟˬ˵ϝ ˴ ˸Ϧ ϱέΎΨΒϟ ˵γ ˬ˱ˬ˱ϻ Ύ˴Ϙϣ ͋ϖ˴Τ˸ϟ Α˶ΐ ˶Σ˶Σ˴ϋΎ˴Ύ˴μ ˶ϟ˶ϟ ͉ϥ͉ϥ˶Έ˶Έ˴ϓ˴ϓ ˬ˵ˬ˵ϩϩ˸Ϯ˸Ϯϩϭέ ϋ ˵˵ ˴Ω˴Ω )::˴Ϣ˴Ϣ˱˯͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γΎ˴π ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϢϬ͉ ˵ϝ ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ Ϫ˵..˶ϪΑ˵˶ϪΎ˴͋Ϩ͋ϨΤ˶γ˶γ˸λ˸Ϧ˸Ϧ˴˶ϣ˶ϣ˶Ϫ˴Ϟ˶Α˴Ϟ˴Μ˴Μ˸ϣ͉Ϣ˸ϣ˴Ϭ˴˴ϓ͉ϻ͉ϻ˴φ˶·˶· ˴ϠΪ˵Ϊ˵˸Ϗ˶Π˶Π˴΄˴ϧϓ˴ϧ˴ϻ˴ϻϩ˵ Ύ˴˶Ϫο ˴Ϡ˴ϋϟΎ˴ϗϢϬ͉.Ϡ˶Ϫϟ͋Ϩ˶γϰ͉Ϡ˴Ϟ˴λ ͉ϲ Β͉Ϩϟϩ˵ ˸Ϯϰ˴ Η˴˸ϋ˴˱ϼ:Ο ˵˴ϝ˴έΎ˴ϗ ͉ϥ͉ϢΛ˵˴ ˶Ϫ͉Ϡ͉ϠϟϟΎ˴Ϙ˴ϝΘ˴ϝ˴ϳϮ˵ Ϯ˵˴Ϣγγ͉Ϡ˴γ ˴ ˴ϭΎ˴ϳ˶Ϫ:˸ϴϮ˵ έ Μ ˸ ϣ ˶ Ύ̒ Ϩ γ ˶ τ ˵ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϟ˴Μ˸ϣ˴ ͉ϻ˶· Ϊ˵ ˶Π˴ϧ˴ϻ ˶Ϫ͉Ϡϟ ˴ϝϮ˵γ˴έ Ύ˴ϳ :Ϯ˵ϟΎ˴ϗ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˴Ϟ˸Μ˶ϣ Ύ̒Ϩ˶γ ϩ˵ ˸Ϯτ ˵ ˸ϋ˴ :˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵ Hadis dari ˬ˱6. ϻ((˴ΓΎ˴˴ΓήϘ˴ή˴ϣ˸ϳ˸ϳ˴ή˴ή͋ϖϫ˵ϫ˵˴Τϲ˶ ˸ϟ Α˶ΐ ˶ϟ Nabi ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩϩϭέ ˸Ϯriwayat ϋ ˵ ˴Ω ):˴Ϣ͉Ϡ˴γπ˴ϭ˴ϗTirmidzi ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫϴ˴Ϡ˴ϋ ϢϬ͉ Ϡϟ ϰ͉Ϡ‘Amr ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ bin ϝ ˵˸ϮϮ˵τ ˴έ˴ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ϲ˶ ˴ ˸Ϧ˶Σ˴ϋΎ˴μ ϱέΎΨΒϟ ϩϭέ ˵ γ˸ϋ‘Auf: ϱέΎΨΒϟ ˴ϗ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵ ˴Ϩ˴Ϩ˴δ˴δ˸Σ˸Σ˴ ˸Ϣ˸Ϣϛ˵ϛ˵ ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Χ˴Χ ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ ͉ϥ͉ϥ˶Έ˶Έ˴ϓ˴ϓ ˬ˵ˬ˵ϩϩ˸Ϯτ (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶ΑΑ˴˴ ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ϱέΎΨΒϟ ϩϭέ)) ˱˯˱˯Ύ˴Ύ˴π ˵ ˸ϋ˴ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϟ˴Μ˸ϣ˴ ͉ϻ˶· Ϊ˵ ˶Π˴ϧ˴ϻ ˶Ϫ͉Ϡϟ ˴ϝϮ˵γ˴έ Ύ˴ϳ :Ϯ˵ϟΎ˴ϗ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˴Ϟ˸Μ˶ϣ Ύ̒Ϩ˶γ ϩ˵ ˸Ϯτ ˵ ˸ϋ˴ :˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭHadis Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉ϞNabi ˴Σ˴ ˸ϭ˴ riwayat ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴ΣTirmidzi Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧdari ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α bin ˲ΰ˶Ύ˴Ο‘Auf: ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ 6. Hadis Nabi riwayat 6. ˶ή˸ϴ˴Χ ˸Ϧ‘Amr ˶ϣ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯτ (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶ΑHadis ˴ ˸Ϧ˴ϋ ϱέΎΨΒϟ ) ˱˯Ύ˴π˴ϗ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˴δ˸Σ˴ ˸Ϣϛ˵ dari ˵ ˸ϋ˴ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ 6. Nabi.Ύ˱ϩϭέ ϣriwayat ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ Tirmidzi ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή‘Amr ˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭbin ˶σϭ˵ή‘Auf: η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δ˵ϤϤ˵˸ϟ˸ϟ˴˴ϭlaki-laki ϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ˴˴ήή˴Σ˴Σ datang ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴˴ ˸ϭ˸ϭ˴˴kepada ˱ϻ˴ϼ˴ϼ˴Σ˴Σ ˴ϡNabi ˶Ύ˴Ο kepada ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˴ϥ“Seorang ˱ϻriwayat ˵ ͉ϻ ͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ˴Ϧdari SAW untuk 6. ˴ϥ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Hadis Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ͉ϞNabi ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴ΣTirmidzi Ύ˱Ύ˱ΤΤ ˸Ϡ˸Ϡλ ˵λ ϴ˶ϴ˶ϤϤmenagih ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵‘Amr ˸ϟ˸ϟ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴhutang ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰbin ˶Ύ˴Ο ‘Auf: ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ beliau dengan cara kasar, sehingga ϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ...Ύ˱Ύ˱Ύ˱ϣϣϣ˴˴˴ήήή˴Σ˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉Ϟpara ˴˴ΣΣ˴˴ ˸ϭ˸ϭsahabat ˴˴ ˱ϻ ˱ϻ˴ϼ ˴ϼ˴Σ˴Σ berniat ˴˴ϡϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ Ύ˱Ύ˱σ σuntuk ˸˸ήή˴η˴η ͉ϻ ͉ϻ“menanganinya”. ˶˶·· ˸Ϣ˸Ϣ˶Ϭ˶Ϭ˶σ ˶σϭ˵ ήη ˵ ϰ˴ Ϡ˴ϋ lalu ˴ϥBeliau Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥbersabda, ˸ϟ˴ϭ Ύ˱Kaidah ϣ˴ή˴Σ‘Biarkan ͉Ϟ˴Σ˴fiqh: ˸ϭ˴ ia, ˱ϻ˴ϼsebab ˴Σ ˴ϡ͉ήpemilik ˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ hak͉ϻ˶·berhak ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δuntuk Ϥ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴberbicara;’ ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μ ϟ˴ 8. sabdanya, ‘Berikanlah (bayarkanlah) .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σkepada ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼorang ˴Σ ˴ϡ͉ήini ˴Σ unta Ύ˱σ˸ή˴ηumur ͉ϻ˶· ˸Ϣsetahun ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ seperti ϰ˴Ϡ˴ϋ untanya (yang dihutang itu)’. Mereka menjawab, ‘Kami tidak mendapatkannya 8. Kaidah fiqh: 8. Kaidah fiqh: kecuali yangKaidah lebih tua.’ fiqh: Rasulullah kemudian bersabda: ‘Berikanlah kepada-nya. 8. Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling 8. Kaidah fiqh: baik di dalam membayar.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah). 60 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˬ˱ϻΎ˴Ϙ˴ϣ ͋ϖ˴Τ˸ϟ ˶ΐ˶ΣΎ˴μ˶ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯϋ ˵ ˴Ω :˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϢϬ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϟ˴Μ˸ϣ˴ ͉ϻ˶· Ϊ˵ ˶Π˴ϧ˴ϻ ˶Ϫ͉Ϡϟ ˴ϝϮ˵γ˴έ Ύ˴ϳ :Ϯ˵ϟΎ˴ϗ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˴Ϟ˸Μ˶ϣ Ύ̒Ϩ˶γ ϩ˵ ˸Ϯτ ˵ ˸ϋ˴ :˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵ (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴ ˸Ϧ˴ϋ ϱέΎΨΒϟ ϩϭέ) ˱˯Ύ˴π˴ϗ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˴δ˸Σ˴ ˸Ϣϛ˵ ˶ή˸ϴ˴Χ ˸Ϧ˶ϣ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯτ ˵ ˸ϋ˴ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ 6. 6. Hadis NabiHadis riwayatNabi Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:dari ‘Amr riwayat Tirmidzi bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat denganfiqh: syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan 8. Kaidah yang halal atau menghalalkan yang haram.” 7. Umat Islam ijma’ atas kebolehkan wakalah, bahkan memandangnya sebagai sunnah, karena hal itu termasuk jenis ta’awun (tolong-menolong) atas dasar kebaikan dan taqwa, yang oleh al-Qur’an dan hadis. 8. Kaidah fiqh: .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno˶Ϣ˸ϴ˶Σ Dewan pada hari Kamis, ͉ήϟ ˶ϦϤ˸ΣSyari’ah ͉ήϟ ˶Ϳ ˶ϢNasional ˸δ˶Α tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000. MengingatMEMUTUSKAN : 1. QS. Yusuf [12]: 72:: Firman Allah dalam Menetapkan : FATWA TENTANG WAKALAH Pertama : Ketentuan tentang Wakalah: .˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ ˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ ˴ω˴Ϯλ ˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ 1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad). 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2: 2. Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak. .˶ϥ˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ Kedua : Rukun dan Syarat Wakalah: 1. Syarat-syarat muwakkil (yang mewakilkan) 3. Hadis Nabi riwayat Bukhari: a. Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang diwakilkan. ˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η˵ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ ωϮϛϷ ϦΑ ΔϤϠγ Ϧϋ b. Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentu, ˬϯ˴ή˸Χ˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan :˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯ͊Ϡ˴λ :˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya. .˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ Ϩ˵ ˸ϳ˴Ω ͉ϲ˴Ϡ˴ϋ 2. Syarat-syarat wakil (yang mewakili) a. Cakap hukum, 4. Sabda Rasulullah SAW : b. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya, .˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴ ˶ϥamanat. ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴ό˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ ˵ ˴ϭ c. Wakil adalah orang yang diberi 5. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 61 Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ 3. Hal-hal yang diwakilkan a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili, b. Tidak bertentangan dengan syari’ah Islam, c. Dapat diwakilkan menurut syari’ah Islam. Ketiga : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 08 Muharram 1421 H. 13 April 2000 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, Prof. KH. Ali Yafie 62 Drs. H.A. Nazri Adlani Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang KAFALAH Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan usahanya, seseorang sering memerlukan penjaminan dari pihak lain melalui akad kafalah, yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ ‘anhu, ashil); b. bahwa untuk memenuhi Lembaga .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η kebutuhan ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵usaha ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻtersebut, ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε ˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ Keuangan ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Syariah (LKS) berkewajiban untuk menyediakan satu skema penjaminan (kafalah) yang berdasarkan prinsip-prinsip syar’iah; ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α c. bahwa agar kegiatan kafalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟmenetapkan ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ ˶Ϳ ˶Ϣfatwa ˸δ˶Α tentang kafalah untuk Mengingat : LKS. 1. Firman Allah dalam dijadikan pedoman oleh Mengingat QS. Yusuf [12]:QS. 72::Yusuf [12]: 72: : 1. Firman Allah dalam Mengingat : 1. Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: .˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί 72:: ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ ˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ ˴ω˴Ϯλ ˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ “Penyeru-penyeru itu berseru: ‘Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa .˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ ˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ ˴ω˴Ϯλ ˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) 2. unta, dan Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2: beban aku menjamin terhadapnya.” 2. Firman Allah QS. .˶ϥ˴ϭal-Ma’idah ˸Ϊό˵ ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸ [5]: ϰ˴Ϡ˴ϋ2:˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2: .˶ϥ˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ 3. tolong-menolonglah Hadis Nabidalam riwayat Bukhari:kebajikan dan taqwa, dan “Dan (mengerjakan) janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.” ˴ϲ ˶Α ˴ϲ˶Η˵ ˴ϢNabi ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟriwayat ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ Bukhari: ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ ωϮϛϷ ϦΑ ΔϤϠγ Ϧϋ 3.͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π Hadis ˬϯ˴ή˸Χ˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ͉Ϡ˴γ˴ϭϰ˴˶ϪϠ˴ϋ˶ϟ˴ϭ˸Ϯ˶Ϫ͊Ϡ˸ϴ˴λ ˴Ϡ˴ϋ :Ϳ ˵˴ϝΎ˴ϗϰ͉ˬ˸ϠϢ˴λ :˴ϲ˴Γ˴Ω͋Ϡ˴μ Ύ˴Θ˴ϗ ϴ˵˸Ϯ˶ϟ Α˵˳Γ˴˴ί˴ϝΎ˴ϨΎ˴˴Πϗ ˶Αˬ˸Ϣ˴ϲϜ˵ ˶Η˶Β˵˶Σ˴ϢΎ˴λ ˴ό˴ϧ :͉ϲ˸Ϯ˶Β͉Ϩϟ˵Ύ˴ϟϗ ͉ϥˮ˳Ϧ˴ ˸ϳωϮϛϷ ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴϦΑ ˴Ϡ˴ϋ ΔϤϠγ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝϦϋ Ύ˴Ϙ˴ϓ ˬϯ˴ή˸Χ˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴ΠKumpulan ˶Α ˴ϲ˶Η˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Fatwa Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉ Ϡ μ ˴ ϓ ˴ ˬ˴ ϻ : ˸ Ϯ ϟ ˵ Ύ˴ ϗ ˮ˳ Ϧ ϳ ˸ Ω ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϟ ˸ ϫ ˴ : ϝ ˴ Ύ˴ ˴ϋ .˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋPasar ϰ͉Ϡ˴μModal ˴ϓ ˬ˶Ϳ ˴ϝSyariah ˸Ϯγ ˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ϘϨ˵˴ϓ˸ϳ˴ΩˬΎ˴ DSN-MUI Terkait 63Ϭ͉ϲ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ :˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯ͊Ϡ˴λ :˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ .˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ Ϩ˵ ˸ϳ˴Ω ͉ϲ˴Ϡ˴ϋ Mengingat : 1. Firman Allah dalam Mengingat : 1. Firman Allah dalam . Ϣ ˲ ϴ ˸ ϋ ˶ ί ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ύ˴ ϧ ˴ ϭ ˴ ή ˳ ϴ ˸ ό ˶ Α ˴ Ϟ ˵ Ϥ ˸ Σ ˶ Ϫ ˶ Α ˶ ˯ ˴ Ύ˴ Ο ˸Ϧ ˴Ϥ˶ϟϮ˴ϭ˸Ϙ͉Θ˶Ϛ Ϯλ ˵Ϡ˴ϋ Ϊ˵˸Ϯ˶Ϙ˸ϔϧ˵˴ϧϭΎ˴˸όϮ˴Ηϟ˵˴ϭΎ˴ϗ . ϥ ˶ ˴ ϭ Ϊ ˸ ό ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ϣ ˶ Λ ˸ Ϲ ˶ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˸ Ϯ ϧ ˵ ϭ ˴ Ύ ό ˴ Η ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬϯ˴ ϟ˴ϭ˶Ϡ˴Ϥ͋ή˸ϟ ˶Β˴ω˸ϟ ˴ϰ˴ QS. Yusuf [12]: 72:: .˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί 72:: ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ ˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ ˴ω˴Ϯλ ˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ QS. Yusuf [12]: .˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ ˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ ˴ω˴Ϯλ ˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2: .˶ϥ˶Η˵˴ϭ˴Ϣ˸Ϊ͉Ϡό˵˴γ˸ϟ˴˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϣ˶ϟ˸Λ˴˶Ϲϭ ˸ ˶Ϫϰ˴ ˴Η ˴ϻ͉ϲ ˴ϭ ˶Βˬϯ˴ ϭ ͋ή˶Β˸ϟ ϰ˴ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴Ϧϋ ό˴Η˴ϭ ˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ ˸ϴ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ Ϳ ˵˸Ϯϧ˵ ˴ϭϰ͉Ύ˴όϠ˴λ ͉Ϩϟ Ϯ͉ϥ˸Ϙ˴͉Θϟ˴ωϮϛϷ ϦΑϠ˴ϋΔϤϠγ ˸ϟˬ˶˴Ϫϭ˸ϴ˴Ϡ˶Ϣ˴ϋ˸Λ˶Ϲϰ͉ ˸QS. ˸ϻ Ϯϧ˵ ˴ϭ:˸ΎϮ˴όϟ˵˴ΗΎ˴ϗ˴ϻˮ˳˴ϭϦˬϯ˴ Ϯ˶ϣ˸Ϙ͉Θϟ˴˶Ϫϭ˸ϴ2: ϧ˵ ˴ϭϬΎ˴ό˸ϴ˴Ϡ˴Η˴ϋ˴ϭ 2. al-Ma’idah ˬϯ˴ή˸Χ˵ ˳Γ˴ίΎ˴ϨFirman ˴Π˶Α .˴ϲ˶ϥ˶Η˴˵ϭ͉Ϣ˸ΪΛ˵ό˵ Allah Ϡϰ˴ ˴μϠ˴ϋ˴ϓ ˬ˴ ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ[5]: ˴Ϡ˴ϋ͋ή˶Β˸Ϟ˸ϟ˴ϫϰ˴:Ϡ˴ϝ˴ϋΎ˴Ϙ˸˴ϓϮˬΎ˴ 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2: :˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸.Ϣ˶ϥϜ˵ ˴˶Βϭ˶Σ˸ΪΎ˴ό˵λ˸ϟ˴ϭϰ˴˶ϢϠ˸Λ˴ϋ˶Ϲ˸˸Ϯϰ˴ ͊Ϡ˴λ ϟ˵Ύ˴ϗϮˮ˳˸ϘϦ ˸ϴ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˸Ϟ˸Ϯ˴ϫϧ˵ ˴ϭ:˴ϝΎ˴όΎ˴˴ΗϘ˴ϭ˴ϓ Ϡ˴ϋ :˸Ϯ˴ϝϧ˵Ύ˴˴ϭϗ Ύˬ˸˴όϢ˴Η˴ό˴ϻ˴ϧ ˴ϭ:˸Ϯˬϯ˴ ͉Θϟ˴˸ϳϭ˴Ω ͋ή˸Ϧ˶Β˶ϣ˸ϟ ˶Ϫϰ˴ .˶ϥ˴ϭ˸ΪNabi ό˵ ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ˸Λriwayat ˶Ϲ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϮBukhari: ϧ˵ ˴ϭΎ.˴ό˶Ϫ˴Η˸ϴ˴Ϡ˴ϻ ˴ϋ˴ϭϰ͉ˬϯ˴ Ϡ˴μϮ˴ϓ˸Ϙ͉Θˬ˶ϟ˴ Ϳϭ ͋ή˴ϝ˶Β˸Ϯ˸ϟγ ˵ ϰ˴ ˴έϠΎ˴˴ϋϳ Ϫ˵˸Ϩ˵Ϯ˸ϳ˴Ωϧ˵ ˴ϭ͉ϲΎ˴ό˴Ϡ˴Η˴ϋ˴ϭ 3. Hadis 3. Hadis Nabi riwayat Bukhari: “Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk ˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η˵ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ ωϮϛϷ ϦΑ ΔϤϠγ Ϧϋ disalatkan. ia mempunyai utang?’ Sahabat ˴ϲ ͋Ϡ˴μήϴ˵˸Χ˶ϟ ˵˳Γ˳Γ˴ί˴ίΎ˴ϨΎ˴Rasulullah ˴Π˴Π˶Α˶Α ˴ϲ˴ϲ˶Η˶Η˵˵ ˴ϢNabi ͉ϠΛ˵˴γsaw ˴ϭϪ˸ϴ˶Ϫ˴Ϡ˴ϋ˶ϟbertanya, ˴ϭϰ͉˶ϪϠ˴μ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˴ϓ ˬ˴Ϳ ˵ ‘Apakah :ϰ͉ 3. Hadis riwayat ˬϯ˴ Ϩ Ϣ ͉ ˬ˶ ϻBukhari: ˸ϮϠ˴λ ϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳͉ϲϦ˶Β˸ϳ͉Ϩ˴ΩϟKemudian ˸Ϧ͉ϥ˶ϣ˴ ˶ϪωϮϛϷ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟdihadapkan ˴ϫϦΑ :˴ϝΎ˴ΔϤϠγ Ϙ˴ϓ ˬΎ˴ϬϦϋ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ 3. Hadis Nabi riwayat Bukhari: menjawab, ‘Tidak’. Maka, beliau mensalatkannya. 4. Sabda Rasulullah SAW : ˬϯ˴ ήΎ˴Θ˸Χ˴ϗ ˵˸Ϯ˳ΓΑ˵˴ί˴ Ύ˴˴ϝϨ˴ΠΎ˴ϗ˶Α ˬ˸˴ϲϢϜ˵˶Η˵˶Β˶Σ͉ϢΎ˴Λ˵λ ˬ˶Ϫ˸ϴϰ˴ ˴Ϡ˴ϋϠ˴ϋϰ͉˸ϠϮ˴μ ˴ϓ ˬ˴:ϻ˴ϝΎ˴:ϗ˸Ϯˬ˸ϟ˵ϢΎ˴˴όϗ ˴ϧˮ˳:Ϧ˸Ϯ˸ϳ˴Ωϟ˵Ύ˴ϗ˸Ϧˮ˳ ˶ϣϦ˶Ϫ˸ϳ˸ϴ˴Ω˴Ϡ˴ϋ˸Ϧ˶ϣ˸Ϟ˴ϫ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ:˴ϋ˴ϝΎ˴˸ϞϘ˴ϓ˴ϫˬΎ˴:Ϭ˴ϝlagi ˸ϴΎ˴˴Ϡ˴ϋ : Γ ˴ Ω ˴ Ϡ ͊ λ ˴ Ϙ˴ϓ jenazah Sahabat ˴ϲ ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γlain, ˴ίΎ˴Ϩ˴ΠRasulullah ˶Α ˴ϲ˶Η˵ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭpun ˶Ϫ˶ϟ˴ϭbertanya, ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ‘Apakah ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲia˶Β͉Ϩmempunyai ϟ ͉ϥ˴ ωϮϛϷutang?’ ϦΑ ΔϤϠγ Ϧϋ :˴ϲ ˴Γ˴Ω͋Ϡ˴μ Ύ˴Θ˴ϗϴ˵ ˸Ϯ˶ϟ Α˵˳Γ˴˴ί˴ϝΎ˴Ϩ‘Ya’. Ύ˴˴Πϗ ˶Αˬ˸Ϣ˴ϲϜ˵Rasulullah :Ϳ Ϣ˴λ ˴ό˴Ϡ˴ϧ˴ϋ:͉ϲ˸ϰ͉ Ϯ˶Β͉Ϩtemanmu ϟ˵˴μ Ύ˴ϗ ͉ϥˮ˳ Ϧ˴ˬ˶Ϳ ˸ϳωϮϛϷ ˴Ω ˸Ϧ˴ϝitu’ ˶ϣ˸Ϯγ ˶Ϫ(beliau ˸ϴ˴έϦΑ ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϳ ΔϤϠγ ˸ϞϪ˵ Ϩ˵˴ϫ˸ϳ˴Ωsendiri :͉ϲ ˴ϝϦϋ Ύ˴˴ϠϘ˴ϋ˴ϓ ˶ΗΒ˵˶Σ˴ϢΎ˴λ ͉Ϡ˴γ˴ϭϰ˴˶ϪϠ˶ϟ˴ϋberkata, ˴ϭ˸Ϯ.˶Ϫ˶Ϫ͊Ϡ˸ϴ˴λ ˴˸ϴϠ˶Χ˴ϋ˴ ‘Salatkanlah ˵˶ϥ˴ϝ˸ϮΎ˴ϗ˴ϋϰ͉ˬ˸.Ϡ˶Ϫ˸ϲ ϟ ϴ ˸ Ϡ ϓ ˴ ˵ menjawab, ˶ϓ ϬͿ ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴˴ϋϭ ˬϯ˴ή˸Χ˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ˶ϓ ˮ˳Ϊ˵ Ϧ˸Β˴ό˸ϳ˸ϟ˴Ω ˴ϥ˸ϦΎ˴˶ϣϛΎ˴˶Ϫϣ˸ϴ˴Ϡ˶Ϊ˴ϋ˸Β˴ό˸Ϟ˸ϟ˴ϫ˶ϥ:˸Ϯ˴ϝ˴ϋΎ˴Ϙ˴ϓ˸ϲˬΎ˴ ˶Ϫϟ˵˸ϴΎ˴˴Ϡϗ˴ϋˮ˳Ϧϰ͉˸ϳϠΩ˴μ˸Ϧ˴ϓ˶ϣˬ˶Ϳ ˵˴ϫ˴έ:Ύ˴˴ϝϳ Ύ˴menjamin Ϫ˵Ϙ˴ϓϨ˵ ˸ϳ˴ΩˬΎ˴Ϭ͉ϲ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˬϯ˴ή˸Χmau ˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Lalu Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :˸.ϮQatadah ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˴ϝ˸ϮϞγ :tidak ˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴ ˴ϝΎ˴mensalatkannya). ϗ ˬ˸ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϯ͊Ϡ˴λ Abu :˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗberkata, ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ‘Saya ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ :utangnya, ˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴ ˴ϝya Ύ˴ϗ ˬ˸Rasulullah’. ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋMaka ˸Ϯ͊Ϡ˴λ :Rasulullah ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :˸Ϯpun ϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧmenshalatkan ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫjenazah :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ .˶Ϫ˸ϴ˴ϠAkwa’). ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ Ϩ˵ ˸ϳ˴Ω ͉ϲ˴Ϡ˴ϋ tersebut.” (HR. Bukhari dari Salamah bin . Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ ϰ͉ Ϡ μ ˴ ϓ ˴ ˬ˶ Ϳ ϝ ˴ Ϯ ˸ γ ˵ έ ˴ Ύ˴ ϳ Ϫ ˵ Ϩ ˵ ϳ ˸ Ω ˴ ͉ϲ˴Ϡ˴ϋ 4. Sabda Nabi Rasulullah SAW : 5. Hadis riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: 4. Sabda Rasulullah SAW : .˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ίNabi ˶ϪAllah ˶Α Ύ˴ϧ˴˴ϭriwayat ˳ήQS. ˸ϴ˶ό˴Α Ϟ ˵ al-Ma’idah ˸Ϥ˶ΣBukhari: ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ[5]: ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ2:˸ϟ ˴ω˴Ϯλ ˵ 3. Hadis riwayat Bukhari: 2. NabiHadis Firman 3. 4. Sabda Rasulullah SAW : ˴ϥϴ˶ϤΎ˴˶Ϡϛ˸δΎ˴ϣϤ˵ ˸ϟ˶Ϊ˸Β˴Ϧ˴ό˸ϟ˸ϴ˴Α ˶ϥ˲ΰ˸Ϯ˶Ύ˴˴ϋΟ ˸ϲ Ϳ ˵ ˴ϟ˴ϭ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Sabda Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉ϞRasulullah ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ.˴Σ˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴ϡ͉ή˴SAW ˴Σ˶ϥ˸ϮΎ˱˴ϋΤ˸Ϡ˸ϲ λ ˵ ˶ϓ Ϊ˵͉ϻ˸Β˴ό˶· ˸ϟ˴Ϧ ˵ ˶ϓ˸Ϡ͊μ 4. .˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴SAW ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ::˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴ό˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ ˵ ˴ϭ 4. Sabda Rasulullah .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ “Allah menolong hamba selama.˶Ϫhamba ˸ϴ˶Χ˴ ˶ϥ˸Ϯmenolong ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴όsaudaranya.” ˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ ˵ ˴ϭ .˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴ ˶ϥ˸ϮTirmidzi ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴ό˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ ˵ ˴ϭ 5. Nabi Hadis riwayat 5. Hadis riwayat Nabi Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:dari ‘Amr bin ‘Auf: 5. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: 6. Kaidah fiqh: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ 5. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥ Ϯ˵ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ Τ Ϡ ˸ λ ˵ ϻ ͉ · ˶ Ϧ ˴ ϴ˶ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϧ ˴ ϴ ˸ Α ˴ ΰ ˲ ˶ Ύ˴ Ο ˵ ˸Ϡϰ˴ ͊μ˴ϷϠ˴ϋϟ˴˴ . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η . Ύ Ϭ ˴ Ϥ ˶ ϳ ˸ ή ˶ Τ ˸ Η ˴ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϟ ˲ ϴ ˸ ϟ ˶ Ω ˴ ϝ ͉ Ϊ ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ϻ ͉ · ˶ Δ ˵ Σ ˴ Ύ˴ Α Ϲ ˶ ˸ Ε ˶ ϼ ˴ ϣ ˴ Ύ˴ ό Ϥ ˵ ϟ ˸ ϲ ϓ ˶ Ϟ ˵ ˸λ 5. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣdapat ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼdi˴Σ antara ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻmuslimin ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰperdamaian ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˴ϥ “Perdamaian ˴ϥ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟdilakukan ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τkaum ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟkecuali ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭϝ˵ ˶σ˴ΰϭ˵ϳ˵ήέ˵η ˵ ˴ή͉π ϰ˴Ϡ˴ϋ 6. Kaidah fiqh: ϟ˴ muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan 6. Kaidah fiqh: yang halal atau menghalalkan yang haram.” .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Kaidah fiqh: . Ύ Ϭ ˴ Ϥ ˶ ϳ ˸ ή ˶ Τ ˸ Η ˴ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϟ ˲ ϴ ˸ ϟ ˶ Ω ˴ ϝ ͉ Ϊ ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ϻ ͉ · ˶ Δ ˵ Σ ˴ Ύ˴ Α Ϲ ˶ ˸ Ε ˶ ϼ ˴ ϣ ˴ Ύ˴ ό Ϥ ˵ ϟ ˸ ϲ ϓ ˶ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ 6. 6. Kaidah fiqh: 6. Kaidah fiqh:˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ϝ˵˸ϟ ˴ϲ ˵ ˴ή˸λ ΰϳ˵˶ϓ έ˵Ϟ ͉π˴Ϸϟ˴˴ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil ϝ ˵ ˴ ΰ ϳ ˵ έ ˵ ή ˴ π ͉ (al-taradiϲѧοήΘϟ), (al-‘adalah ΔѧϟΪόϟ) (laa dharara walaaϟ˴ yang mengharamkannya.” dhiraar- έήο ϻϭ έήο ϻ ). ϝ ˵ ˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴ ϝ ˵ ˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Mengingat : ˶Ϣ˸ϴdihilangkan.” Allah SWT., ˶Σ͉ήϟ ˶Ϧ1. Ϥ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶ϢFirman ˸δ˶Α “Bahaya (beban berat) harus antara lain: Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno hari walaa Kamis, ˶Ϣ˸ϴ(al-‘adalah ˶ΣDewan ͉ήϟ ˶ϦϤ˸ΣSyari’ah ͉ήϟ ˶ͿΔѧϟΪόϟ) ˶Ϣ˸δNasional ˶Α (laa pada (al-taradiϲѧοήΘϟ), dharara ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήApril ϟ ˶ϦϤ˸Σ2000. ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α tanggal 8 Muharram 1421 H./13 (al-taradiϲѧοήΘϟ), ΔѧϟΪόϟ) (˻(al-‘adalah ̀ϻ˾).:ΓήϘΒϟ) … Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή(laa ˴Σ˴ϭ ˴ϊdharara ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σwalaa ˴ ˴ϭ … dhiraarέήο ϻϭ έήο dhiraarέήο ϻϭ έήο(al-‘adalah ϻ ). (al-taradiϲѧοήΘϟ), (laa dharara walaa Mengingat : (al-‘adalah 1. ΔѧϟΪόϟ) Firman Allah SWT., (al-taradi-ϲѧοήΘϟ), ΔѧϟΪόϟ) (laa dharara walaa dhiraarέήο ϻϭ έήο ϻ ). Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain: dhiraar˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Πlain: ˶Η έήο ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥϻϭ ˴ ͉ϻέήο ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴ϻΒ˸ϟΎ˶). Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ antara Mengingat : (˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ 1. ) …Ύ˴Α(͋ήFirman ˻̂ ή˴Η ϟ ˴ϡ͉ή:˯ΎδϨϟ ˴Σ˴ϭ ˴ϊAllah ˸ϴ)˴Β˸ϟ… Ϳ ˵ ˸ϢϜ˵͉Ϟ˸Ϩ˶ϣSWT., ˴ΣSWT., ˴˳ν ˴ϭ ˴… Mengingat : 1. Firman Allah antara lain: (˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … antara lain: 64 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal (˻ ̀Syariah ˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … ( ˻ ̀ ˾ : ΓήϘΒϟ ) … Ύ˴ Α ή ͋ ϟ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ ϭ ˴ ϊ ˴ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ ˵ ˴Ϧ˴Ϧ ˸ϳ͉Ϟ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ˴Σ͉ϟ˴ Ύ˴˴ϭϬ͊ϳ˴… ( ˺ : ΓΪΎϤϟ ) … Ω ˶ Ϯ ˸ Ϙ ˵ ό ˵ ϟ ˸ Ύ˶ Α ˸ Ϯ ϓ ˵ ϭ ˸ ˴ ˸ Ϯ Ϩ ˵ ϣ ˴ Ύ˴ϳ ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣͿ ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴(˻̂ ˸ϮϠ˵ϛ˵ :˸΄˯ΎδϨϟ ˴Η˴ϻ ˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ… ˴Ϧ˸Ϣ˸ϳϜ˵˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ήΎ˴ϳ˴Η MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG KAFALAH Pertama : Ketentuan Umum Kafalah 1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad). 2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak memberatkan. 3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak. Kedua : Rukun dan Syarat Kafalah 1. Pihak Penjamin (Kafiil) a. Baligh (dewasa) dan berakal sehat. b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut. 2. Pihak Orang yang berutang (Ashiil, Makfuul ‘anhu) a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin. b. Dikenal oleh penjamin. 3. Pihak Orang yang Berpiutang (Makfuul Lahu) a. Diketahui identitasnya. b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa. c. Berakal sehat. 4. Obyek Penjaminan (Makful Bihi) a. Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa uang, benda, maupun pekerjaan. b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin. c. Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan. d. Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya. e. Tidak bertentangan dengan syari’ah (diharamkan). Ketiga : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 65 Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 08 Muharram 1421 H. 13 April 2000 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, Prof. KH. Ali Yafie 66 Drs. H.A. Nazri Adlani Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˶˸Λ˶Ϲ˴ϭ˸ ˸Ϊϰ˴ ό˵ Ϡϟ˸˴ϋ ˴ϭ ˸˶ϢϮ˸Λϧ˵˶Ϲ˴ϭ˸Ύ˴όϰ˴ ϧ˵ ˴ϭΎϮ˴ό˸Ϙ˴Η͉Θϟ˴˴ϻϭ˴ϭ͋ήˬϯ˴ ϟ˴ϭ˸Ϯ͋ήϧ˵˶Β˴ϭ˸ϟΎ˴όϰ˴ .˶ϥ˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ˴ϭ ˶Ϣ.ϥ ˴Η Ϡ˴ϻϋ˴ϭ˸Ϯˬϯ˴ ˶Β˸ϟ Ϯϰ˴˸Ϙ͉ΘϠ˴ϋ ˴Η˴ϭϠ˴ϋ ˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ 3. Bukhari: Nabi riwayat Bukhari: 3.Hadis Nabi Hadis Nabi riwayatHadis Bukhari: riwayat ϴ˵ ˶ϟ˶ϪϠ˴λ ϨͿ ˴ϲ͉ϥϠ˶Η˴λ ˵˴ ˴ϢωϮϛϷ ͉Ϡ˴γ͉ϲ˴ϭ˶Β͉Ϩϟ˶Ϫ˶ϟ˴͉ϥϦΑ ϭ˴ ˶ϪωϮϛϷ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ Ϧϋ ϦΑ ϰ͉Ϡ˴λ ͉Ϩϟ ˸ϴ˳Γ˴Ϡ˴ί˴ϋΎ˴͉ϲ ˵˴Π˶Β˶Α͉Ϩϟϰ͉ ΔϤϠγ͉ϲ˶ΒϦϋ ˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴˴ϲϨ˴Π͋Ϡ˴μ ˶Α ˴ϲϴ˵ ˶ϟ˶Η˵˳Γ˴ίϢ͉ϠΎ˴˴γϨ˴Π˴ϭ˶Α ˶Ϫ˴ϲ˶ϟ˴˶Ηϭ˵ ˴Ϣ˶Ϫ͉Ϡ˸ϴ˴γ˴Ϡ˴ϋ˴ϭ˴ϲͿ ˵˶Ϫ͋Ϡ˶ϟ˴μ ˴ϭϰ͉ ΔϤϠγ ˬϯ˴ ή Χ ˸ ˵ Γ ˳ ί ˴ Ύ˴ Ϩ Π ˴ Α ˶ ϲ ˴ Η ˶ ˵ Ϣ ͉ Λ ˵ ˬ˶ Ϫ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ ϰ͉ Ϡ μ ˴ ϓ ˴ ˬ˴ ϻ : ˸ Ϯ ϟ ˵ Ύ˴ ϗ ˮ˳ Ϧ ϳ ˸ ˸Χ˵˶Η˵˳Γ͉Ϣ˴ίΛ˵Ύ˴Ϩˬ˶˴ΠϪ˶Α˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϲ˶Ηϰ͉ ˵ ͉ϢϠ˴μ Λ˵ ˬ˶˴ϓϪ˸ϴˬ˴˴Ϡϻ ˴ϋ :ϰ͉ ˬϯ˴ή˸Χ˵ ˳Γ˴ίΎ˴ˬϯ˴ Ϩ˴Π˶Αή˴ϲ ˸ϮϠ˴μ ϟ˵Ύ˴ϗ ˴ϓˮ˳ˬ˴Ϧϻ˸ϳ˴Ω:˸˸ϦϮ˶ϣϟ˵Ύ˴ϗ˶Ϫ˸ϴˮ˳˴ϠϦ˴ϋ˸ϳ˴Ω˸Ϟ˴ϫ˸Ϧ˶ϣ:˴ϝ˶ϪΎ˴˸ϴϘ˴Ϡ˴ϓϋˬΎ˴˸ϞϬ˴ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ:˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸ϴ˴Ω˴Ϡ˴ϋ : Γ ˴ Ω ˴ Ύ˴ Θ ϗ ˴ Ϯ ˸ Α˵ ˴ Ύ˴˴ϝλΎ˴ϗ ϰ˴ ˬ˸ϢϠϜ˴ϋ ˵ ˶Β˶Σ˸ϮΎ˴λ :˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴ ˴ϝ:Ύ˴˴Γϗ˴ΩΎ˴ˬ˸ΘϢ˴ϗ Ϝ˵˸Ϯ˶Β˶Σ ͊Ϡ˴λϰ˴ :˴ϝϠ˴ϋΎ˴ϗ ˸Ϯˬ˸Ϣ͊ϠΑ˵˴λ ό˴ ˴ϧ˴ϝ:Ύ˴:˸ϗ˴ϝϮϟ˵ˬ˸Ύ˴Ύ˴ϗϢϗϜ˵ˬ˸ˮ˳˶ΒϢ˶Σ Ϧ˴όΎ˴˸ϳ˴ϧλ ˴Ω:˸˸ϦϮϰ˴ ˶ϣϟ˵Ύ˴ϗϠ˶Ϫ˴ϋ˸ϴˮ˳˴ϠϦ˴ϋ˸Ϯ˸ϳ˴Ω͊Ϡ˸Ϟ˴λ˸Ϧ ˴ϫ ˶ϣ::˴ϝ˴ϝ˶ϪΎ˴Ύ˴˸ϴϘϗ˴Ϡ˴ϓϋˬ˸Ϣ˸Ϟ˴ό˴ϫ˴ϧ ::˸˴ϝϮϟ˵Ύ˴Ύ˴Ϙϗ˴ϓ ˴ϋ ϰ͉ ˵ ˴Ϡέ˴ϋΎ˴.ϳ˶ϪϪ˵˸ϴ˴ϠϨ˵˴ϋ˸ϳ˴Ω ϰ͉ ͉ϲϠ˴μ ˴Ϡ˴ϋ .˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ.˴ϓ˶Ϫ˸ϴˬ˶˴ϠͿ ˴ϝϠ˸Ϯ˴μγ ˵ ˴ϓέˬ˶Ύ˴ϳͿϪ˵Ϩ˵˴ϝ ˸ϳ˴Ω˸Ϯ͉ϲγ 3. 4. 4. Sabda: Rasulullah SAW : 4.Sabda Sabda Rasulullah Rasulullah SAW : SAW FATWA ˶Ϊ˸ϲ˸Β˴˴ό˶ϓ ˸ϟ˶ϥͿ ˵ ˸ϟ˴ϭ˴ϥ .˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ.˶Ϫ˸ϲ˸ϴ˶Χ ϓ ˴Ϊ˵ ˸Β˶ϥ˴ό˸ϟϮ˴ϋ˴ϥΎ˴˸ϲϛ˶ϓΎ˴ϣΪ˵ ˸Β˶Ϊ˴ό˸Β˴ό˸ϟ˸ϟ˴ϥ˶ϥΎ˴ϛ˸Ϯ.Ύ˴˴ϋϣ˶Ϫ˸ϴ˶Χ ˵ ˸Ϯ˶ϥ˴˴ϋϭ˸Ϯ˴ϋ˸ϲ˶ϓ˸ϲΪ˵˶ϓ˸Β˴όͿ DEWAN SYARI’AH NASIONAL NOMOR: 20/DSN-MUI/IV/2001 5. Tentang 5. Tirmidzi riwayat Tirmidzi 5.Hadis Nabi Hadis Nabi riwayatHadis Tirmidzi dari bin ‘Auf:d riwayat dariNabi ‘Amr bin‘Amr ‘Auf: PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI ˵Ο ˶· ˴Ϧϟ UNTUK ˴ϥΎ˱Ϯ˵ ϭ˴Σ˴Ύ˱ϣ˸ϭ˴ή˴ ˴Σ˱ϻSYARI’AH ˵˶Ϡ˸δ͉ϞϤ˵˴Σ͉ϻ˸ϟ˴ ˶·˸ϭ˴Ϧ˴Ϧ˴˸ϴ˴Αϴ˶˱ϻϤ˲ΰ˶Ϡ˴ϼ˸δ˶˴Σ ˴Α Ύ˱˲ΰϟ˴Τ˶˸ϠΎ˴λ ˵ ͉ϻ˸Ϡ͊μ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭREKSA ϣϤ˴ή˶Ϡ˸δ˴ΣϤ˵ ˸ϟ͉Ϟ˴DANA ˴ϼ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴˴ϡ͉ή˸ϭ˴ϥ˴ΣϮ˵˱ϻϤΎ˱˶Ϡ˴ϼ Τ˸δ˸Ϡ˴ΣϤ˵λ ˵ ˸ϟ˴˴ϡϭ͉ή͉ϻΎ˱˴Σϣ˶· ˴˴ϦήΎ˱Τϴ˶˴ΣϤ˸Ϡλ Ύ˴Ϥ˵Ο˸ϟ˴ϡ ˵͉ή˴Ϧ˸Ϡ˴Σ˸ϴ͊μ ή˶σ˴Σ˸ήϭ˵˴ηή͉Ϟη ˸ϭ˸ϢϠ˶Ϭ˴˴ϋ˶σ˱ϻϭ˵ ˴ϼή˴Ση ͉ήϠ˴Σ˴ϋ ˴ϼ˸ή˴Σ˴η˴ϡ͉ήϻ.˴Σ˶·Ύ˱ϣ˸ϢΎ˱˴˶Ϭσ ͉ϻ˴˶·ϰ˴ ˵ ˴ϡϰ˴ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ.˴Ύ˱ϣ˸ϭ˴˴ή˱ϻ˴Σ˴ϼ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴ϡ ͉ή˸ϭ˴Σ ˱ϻΎ˱σ ˵˴Σ Dewan Syari’ah Nasional, setelah: 6. Menimbang 6. 6.Kaidah fiqh: Kaidah fiqh: Kaidah fiqh: : a. bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya .Ύuntuk ˸ϳ˶ή˶· ˴ϼΔ˵˸Τ˴Σ ˸ϴ˶ϟ˴ΩϞ Δ˵ ˴Σ˴ϷΎ˴Α .ΎϠ˴Ϭϋ˶Ϥ˸ϳ˲Ϟ˶ή˸ϴ˸Τ˶ϟ˴Ω˴Η ͉ϝϰ˴Ϊ˵ Ϡ˴ϳ˴ϋ˸ϥ˲Ϟ˴ ˸ϴ͉ϻ˶ϟ˴Ω˶· ͉ϝΔ˵ ˴ΣΪ˵ ˴ϳΎ˴Α˸ϥ˶Ϲ˴Ϭ˴˸ ˶Ϥ͉ϻ˶Ε Α˶Ϲ Ύ˴͉ϝόΪ˵Ϥ˵˴Ϸ˴ϳ˸ϟ˴˸ϥϲ˴ ˶ϓ͉ϻϞ ˵˶· ˸λ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴ ϣ˴ΗΎ˴Ύ˴melakukan όϰ˴ Ϥ˵Ϡ˸ϟ˴ϋ˸ ˶Ε ϲ˲Ϟ˶ϓ˴ϼ ˵˴ϣ˸λ aktifitas ekonomi (mu’amalah) dengan cara yang benar dan baik, serta melarang penimbunan barang, atau membiarkan harta (uang) tidak produktif, sehingga aktifitas ekonomi yang dilakukan dapat ˵ϟ˴˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ ϝ ˵ ˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϝ meningkatkan ekonomi umat; b. bahwa aktifitas ekonomi dalam Islam, selain bertujuan untuk memperoleh keuntungan, harus memperhatikan etika dan hukum ϟ ˶Ϧ˶ϢϤ˸˸δΣ˶Α͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ˶Ϣ˸ϴ͉ή˶Σϟ͉ή˶Ϳ ekonomi Syari’ah; c. bahwa aktifitas ekonomi dalam Islam dilakukan atas dasar suka sama (al-taradi(al-‘adalah suka (al-taradi),ϲѧοήΘϟ), berkeadilan (al-‘adalah ) dan tidak (al-taradi(al-‘adalah ΔѧϟΪόϟ) (laa dharara walaa (al-taradiϲѧοήΘϟ), (al-‘adalah ΔѧϟΪόϟ)ϲѧοήΘϟ), (laa dharara walaa ΔѧϟΪόϟ) saling merugikan (laa dharara walaa dhiraar). dhiraarέήο ϻϭ έήο ϻ ). dhiraar- dhiraarέήο ϻϭέήο έήο ϻϭ ϻ ).έήο ϻ ). d. bahwa salah satu bentuk mu’amalah pada masa kini adalah Reksa : 1. Firm Mengingat :Mengingat 1.Firman Firman Allah SWT., Mengingat : 1. Allah SWT., Dana; antara lain: antara lain: antara lain: e. bahwa dalam Reksa Dana konvensional masih banyak terdapat unsurunsur yang bertentangan (dengan Syari’ah (˻ ̀) … ˾ :Islam, … ͋ή˸ϴϟ˴Β˸ϟ(˴ϡ˻͉ήͿ ˴Σ̀ ˴ϭ͉Ϟ˾akad, ˴Β˴ϭ˸ϟ … Ϳ ˵ ) ͉Ϟ… ˴Σ˴Ύ˴Α˴ϭ͋ήϟ…˴ϡ ˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ Ύ˴ΓήϘΒϟ Α͋ήϟ ˴ϡ)͉ήbaik ˴Σ˴ϭΎ˴Α˴ϊdari ˵segi ˴Σ˴ϊ:˴˸ϴΓήϘΒϟ pelaksanaan investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan. Oleh karena itu, perlu adanya Reksa Dana yang mengatur hal-hal tersebut sesuai dengan Syari’ah Islam; ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ ˸ϥΎ˴Β˴˸ϟΎ˶Α͉ϻ˸Ϣ˶·sesuai Ύ˶˴ϟΑ˴Ϯ˸Ϣ˸ϣϜ˵˴˴Ϩ˸ϴ˸˴ΑϮSyari’ah Ϯ˴ϣϠ˵ϛ˵ ˴Ϧ ˸΄˴Η˴ϻ˸ϳ˶ά͉ϟDSN ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έagar Ύ˴Π˶Η ˸Ϧkegiatan ˴ϥ˴ϋ˸ϮϜ˵˱Γ˴ΗέΎ˴˸ϥΠ˴˶ΗReksa ͉ϻ˴ϥ˶·˸ϮϜ˵˶Ϟ˴Η˶σDana Ϝ˵ ˶Ϟ˴Ϩ˸ϴ˶σ ˴Α Ύ˴˸ϢΒϜ˵˸ϟdengan Ϡ˵˸Ϣϛ˵Ϝ˵˸΄˴ϟΗ˴˴ϻϮ˸ϣ˸˴ϮϨ˵˸Islam, ˸ϮΎ˴Ϩ˵Ϭ˴ϣ͊ϳ˴ ˴ϦΎ˴ϳ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ f. bahwa (˻̂ )… ˴ή˴Η (˻̂ :reksa ˯ΎδϨϟ(˻̂ )dana …:˯ΎδϨϟ ˸ϢϜ˵ untuk ˸Ϩ˶ϣ ˳ν ˴ή˸Ϣ˴ΗϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν memandang perlu menetapkan fatwa tentang djadikan pedoman oleh LKS. )(˺…:ΓΪΎϤϟ ˸ϳ˶ά͉ϟ ˶ΩΎ˴˸ϮϬϘ˵͊ϳό˵˴ ˸ϟΎ˴Ύϳ (˺ :ΓΪΎϤϟ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟ)Ύ˶Α… ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˶Ω˸Ϯ˴ Ϙ˵˸ό˵Ϯ˸ϟϨ˵Ύ˶˴ϣΑ˸(Ϯ˴Ϧ˺ϓ˵˸ϳ˸ϭ˶ά:͉ϟ˴ΓΪΎϤϟ ˸ϮΎ˴ϬϨ˵͊ϳ˴ϣ˴)Ύ˴˴Ϧϳ … Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 67 6. Memperhatikan .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ Kaidah .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τfiqh: ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Kaidah fiqh: : a. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama ϝ ˵ ˴ΰϳ˵ tentang έ˵ ˴ή͉πϟ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Ηtanggal ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ24-25 ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥRabi’ul ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Awal Α˶Ϲ˸ ˶Ε1417 ˴ϼ˴ϣΎ˴όH/29-30 Ϥ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λJuli ˴Ϸ˴ Reksadana Syari’ah, ϝ ˵ ˴ ΰ ϳ ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴ 1997 M. 6. b. Undang-Undang RI nomor ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ8˶ϦTahun Ϥ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ1995 ˶Ϣ˸δ˶Αtentang Pasar Modal. ϝ ˵ ˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴ ˶Ϣ˸ϴ˶ΣInvestment ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟManagement, ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α c. Surat dari PT. Danareksa nomor S-09/01/ PS-DIM. (al-taradi-ϲѧοήΘϟ), (al-‘adalah ΔѧϟΪόϟ) (laa dharara walaa d.dhiraarPendapat peserta hari (al-taradiϲѧοήΘϟ), dhararapada walaa έήο ϻϭRapat έήο ϻ͉ήϟ).˶ϦϤ˸Dewan ˶Ϣ˸ϴ(al-‘adalah ˶ΣPleno Σ͉ήϟ ˶ͿΔѧϟΪόϟ) Syari’ah ˶Ϣ˸δ˶Α (laaNasional Senin, 15 Muharram 1422 H./9 April 2001 dan hari Rabu, 24 dhiraarέήο ϻϭ έήο ϻ ). Muharram 1422 H./18 Mengingat : April 2001. 1. Firman Allah SWT., Mengingat (al-taradiϲѧοήΘϟ), (al-‘adalah (laa dharara walaa Mengingat 1. ΔѧϟΪόϟ) Firman Allah SWT., : 1.antara Firmanlain: Allah SWT., :antara lain: dhiraarέήο ϻϭ έήο ϻ ). antara lain: (˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … Mengingat : (˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ 1. ) …Ύ˴ΑFirman ͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊAllah ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉ϞSWT., ˴Σ˴ ˴ϭ … antara “…dan lain: Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS. al Baqarah [2]: 275). ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ(˻˶σ̀Ύ˴Β˸ϟ˾Ύ˶Α :˸ϢΓήϘΒϟ Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α )˸ϢϜ˵… ˴ϟ˴ϮΎ˴˸ϣΑ͋ή˴ ϟ˸Ϯ˴ϡϠ˵ϛ˵͉ή˸΄˴Σ˴Η˴ϻ˴ϭ ˴ϊ˸Ϯ˸ϴ˴ΒϨ˵˸ϟ˴ϣ Ϳ ˵ ˴Ϧ ˸ϳ͉Ϟ˶ά͉ϟ˴Σ ˴Ύ˴Ϭ˴ϭ͊ϳ˴…Ύ˴ϳ ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ(˴˻̂ ˸ϮϠ˵ϛ˵:˯ΎδϨϟ ˸΄˴Η˴ϻ ˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ… ˴Ϧ˸ϢϜ˵˸ϳ˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ήΎ˴˴Ηϳ (˻̂ :˯ΎδϨϟ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ “Hai ˱Γ˴έΎ˴Πorang ˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ yang ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻberiman! ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶ΑJanganlah ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯkamu ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵saling ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵memakan ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭharta ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ sesamamu dengan jalan yang kecuali (˺batil, :ΓΪΎϤϟ ) …dengan ˶Ω˸Ϯ(Ϙ˵˻̂ ό˵ ˸ϟΎ˶Α:dengan ˸˯ΎδϨϟ Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸)Ϯjalan Ϩ˵… ˴ϣ ˸Ϣ˴ϦϜ˵perniagaan ˸ϳ˸Ϩ˶ά˶ϣ͉ϟ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ήΎ˴ϳ˴Η yang berlaku dengan suka sama (˺ :suka ΓΪΎϤϟdi) antara … ˶Ω˸ϮϘ˵kamu,…” ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ (QS. ˸ϮϨ˵ ˴ϣ al-Nisa’ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴[4]: Ύ˴ϳ 29). (˺ :ΓΪΎϤϟ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. al-Ma’idah [5]: 1). .(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ … .(˻̀̂ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψdianiaya” Η˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ ˴Η˴ϻ … “…kamu tidak (boleh) menganiaya dan:ΓήϘΒϟ tidak) (pula) (QS. al.( ˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ψ ˸ Η ˵ ϻ ˴ ϭ ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˶ ψ ˸ ˴Η˴ϻ … Baqarah [2]: 279). …˸ϢϜ˵ Α͋ έ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴ ˲ΡΎ˴ϨΟ ˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ … …˸ϢϜ˵ Α͋ έ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴ ˲ΡΎ˴ϨΟ ˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ … …˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴ ˲ΡΎ˴ϨΟ ˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ … “…Tidak ada dosa bagimu mencariNabi karunia dari Tuhanmu (QS. 2. untukHadis s.a.w., antara…” lain: al-Baqarah [2]: 198). ˴ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ2.2. ϥ ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήHadis ˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ Nabi ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶s.a.w., Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧantara ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο lain: ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ 2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain: Hadis Nabi s.a.w., antara lain: Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ Ϡ˴ϋϟ˴ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ϰ˴ ˸Ϡ͊μ .( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ ϥ ˴ Ϯ˵ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ Τ Ϡ ˸ λ ˵ ϻ ͉ · ˶ Ϧ ˴ ϴ˶ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϧ ˴ ϴ ˸ Α ˴ ΰ ˲ ˶ Ύ˴ Ο ˵ Ϡ ˸ μ ͊ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˴ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ.(˶·ϑϮϋ ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ϦΑ ή˵ηϭήϤϋ ϰ˴Ϡ˴ϋ .(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ (ϲΤϳ) Ϧϋ ϚϟΎϣϭ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ˴έ˴ή˶ο ˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ ˴ή˴ο˴ϻ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) έ ˴ ˴ ή ο ˶ ˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 68 ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ 3. Kaidah Fiqh: …˸ϢϜ˵ Α͋ έ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴ ˲ΡΎ˴ϨΟ ˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ … 2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain: “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴2.˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡHadis ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵Nabi ͉ϻ˶· ˴Ϧs.a.w., ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧantara ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο lain: ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥkaum Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟmuslimin ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ terikat ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ dengan ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡsyarat-syarat ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶·mereka ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ kecuali ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰsyarat ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡyang ͊μϟ˴ .(ϑϮϋ ϦΑTirmizi ϭήϤϋ mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ dari ‘Amr bin ‘Auf). .(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh (ϲΤϳpula Ϧϋmembahayakan ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari3.Yahya). Kaidah Fiqh: 3. Kaidah Fiqh: .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή3.˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴKaidah ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣFiqh: Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ “Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ada dalil yang mengharamkannya.” ˶Σ͉ήϟ Al-Ma’idah ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α[5]:1: Firman Allah SWT,˶Ϣ˸ϴQS. MEMUTUSKAN … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ FirmanTENTANG Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [5]:1: Menetapkan : FATWA PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI UNTUK REKSA DANA SYARI’AH … Ω ˶ Ϯ ˸ Ϙ ˵ ό ˵ ϟ ˸ Ύ˶ Α ˸ Ϯ ϓ ˵ ϭ ˸ ˴ ˸ Ϯ Ϩ ˵ ϣ ˴ Ϧ ˴ ϳ ˸ ά ˶ ϟ ͉ Ύ˴ Ϭ ϳ ͊ ˴ Ύ ϳ ˴ Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 34: ˱ ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ BAB ϻ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸ϬI˴ό˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴˴ϭ… KETENTUAN UMUM Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 34: Pasal ˱ϻFirman ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛAllah ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ ͉ϥSWT., ˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό1˸ϟΎ˶ΑQS. ˸Ϯϓ˵ ˸ϭAl-Baqarah ˴˴ϭ… [2]: 275: 1. Reksa Dana adalah wadah ˬ͋βyang ˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣdipergunakan ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θuntuk ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ ϡ˵menghimpun Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮdana Ϙ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴dari Α͋ήϟ ˴ϥmasyarakat Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275: ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· oleh Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢManajer Ϭ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ Investasi. ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶άϟ͉ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮϘ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ 2. Portofolio Efek adalahϩ˵ ˴˯˴ϥkumpulan Ύ˴Ο˸ϭΪ˵ ˶ϟ˸ϦΎ˴Χ˴Ϥ˴ϓΎ˴ϬˬΎ˴ϴ˶ϓΑ͋ή˸Ϣefek ϟϫ˵ ˴ϡ˶έ͉ήΎ͉Ϩ˴Σyang ˸ϟ˸λ Ϫ˵˴͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σsecara ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήbersama ϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ(kolektif) Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗoleh ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α para ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ϟ˴ϭΏ ˵ ˴ϊΎ˴˸ϴΤ˴Βdimiliki pemodal dalam Reksa Dana. ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ 3. Manajer Investasi adalah mengelola Portofolio Efek untuk para ˴ϥHadis ˸ϭpihak Ϊ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭyang ϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ kegiatan ˶έriwayat Ύ͉Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴Τusahanya ˸λImam ˴ Nabi al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda: 4. Emiten adalah perusahaan kepada Hadis ˴ϥϮ˵Ϥyang ˶Ϡ˸δϤ˵Nabi ˸ϟ˴ϭmenerbitkan Ύ˱ϣ˴riwayat ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭEfek ˴Imam ˱ϻ˴ϼuntuk ˴Σ ˴ϡal-Tirmidzi ͉ή˴Σditawarkan Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧdari ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ‘Amr ˸ϟ ˴Ϧpublik. ˸ϴ˴Α ˲ΰbin ˶Ύ˴Ο ˵‘Auf ˸Ϡ͊μϟ˴ .Ύ˱ϣ˴ήbersabda: ˴Σutang, ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴surat ˱ϻ˴ϼ˴Σberharga ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ήkomersial, ˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήsaham, η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ al-Muzani, Nabi s.a.w. 5. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μ ϟ˴ efek, dan setiap derivatif dari efek. .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan 6. Reksa Dana Syari’ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip yang lain,akad dariantara Abu Sa’id al-Khudri, Nabi harta s.a.w.(sahib bersabda: Syari’ah Islam, baik dalam bentuk pemodal sebagai pemilik al-mal/ Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, (ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑmaupun ϩϭέ) ˴έantara ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭManajer ˴έ˴ήdan ˴ο˴ϻ Investasi sebagai wakil yang shahib lain, al-maldari dengan pengguna investasi. Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: Kaidah Fiqih:(ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵69 ˸λ˴Ϸ˴ Kaidah Fiqih: 7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib. 8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar pihak lain membeli Efek. 9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. BAB II MEKANISME KEGIATAN REKSA DANA SYARI’AH Pasal 2 1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari’ah terdiri atas: a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. 2. Karakteristik sistem mudarabah adalah: a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal. b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan. c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith). BAB III HUBUNGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN Pasal 3 Hubungan dan Hak Pemodal 1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah. 2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus. 70 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa Dana Syari’ah. 4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syari’ah. 5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali penyertaannya dalam Reksa Dana Syari’ah melalui Manajer Investasi. 6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut. 7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian. 8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah. Pasal 4 Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian 1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus. 2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana Pemodal dan menghitung Nilai Aktiva Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa Dana Syari’ah untuk setiap hari bursa. 3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif tersebut, Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syari’ah. 4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan amanat dari Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith), maka Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkannya. Pasal 5 Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi Manajer Investasi berkewajiban untuk: a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang tercantum dalam kontrak dan Prospektus; b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang Unit Penyertaan disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari kerja berikutnya; c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 71 Pasal 6 Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian Bank Kustodian berkewajiban untuk: a. Memberikan pelayanan Penitipan Kolektif sehubungan dengan kekayaan Reksa Dana; b. Menghitung nilai aktiva bersih dari Unit Penyertaan setiap hari bursa; c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana atas perintah Manajer Investasi; d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan, serta nama, kewarganegaraan, alamat, dan indentitas lainnya dari para pemodal; e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari Unit Penyertaan sesuai dengan kontrak; f. Memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon pemodal. BAB IV PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI Pasal 7 Jenis dan Instrumen Investasi 1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari’ah Islam. 2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi: a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha; b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah; c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syari’ah; Pasal 8 Jenis Usaha Emiten 1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak (Emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syari’ah Islam. 2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syari’ah Islam, antara lain, adalah: a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; 72 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram; d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Pasal 9 Jenis Transaksi yang Dilarang 1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehatihatian (prudential management/ihtiyath), serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar . 2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi: a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu; b. Bai al-Ma’dum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling); c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang; d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutangnya lebih dominan dari modalnya. Pasal 10 Kondisi Emiten yang Tidak Layak Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana Syariah: a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari hutang yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba; b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%, modal 55 %); c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami. BAB V PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI Pasal 11 1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksa Dana Syari’ah akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 73 2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari pendapatan yang diyakini halal (tafriq al-halal min al-haram). 3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari’ah adalah: a. Dari saham dapat berupa: - Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham. - Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten. - Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual-beli saham di pasar modal. b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syari’ah dapat berupa: - Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten. c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syari’ah dapat berupa: - Bagi hasil yang diterima dari issuer. d. Dari Deposito dapat berupa: - Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syari’ah. 4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari’ah dan hasil investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian dan setidak-tidaknya setiap tiga bulan dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal dan Dewan Syari’ah Nasional. 5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syari’ah Nasional serta dilaporkan secara transparan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 1. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur kemudian oleh Dewan Syari’ah Nasional. 2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 74 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 24 Muharram 1422 H. 18 April 2001 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 75 FATWA .(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ) .(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ DEWAN SYARI’AH NASIONAL Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang OBLIGASI SYARI’AH …˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ˸Ϯϐ˵ …˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ 2. Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang Hadis Nab 2. Hadis Nabi s.a ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ˴ϡ͉ήϴ˶Ϥ˴Σ˶Ϡ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή : a. bahwa salah satu bentuk instrumen investasi pada pasar modal (konvensional) adalah obligasi yang selama ini didefinisikan sebagai suatu surat berharga jangka panjang yang bersifat yang ΖϣΎμϟ dikeluarkan oleh Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϦΑ utang Ϧϋ ΪϤΣϭ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭ pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada (ϲ pemegang obligasi; b. bahwa obligasi sebagaimana pengertian atas, yang Kaidah Fiq butir a. tersebut di 3. telah diterbitkan selama ini, masih belum sesuai dengan ketentuan 3. Kaidah Fiqh: syariah sehingga belum dapat mengakomodir kebutuhan .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήmasyarakat ˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴Σ akan obligasi yang sesuai dengan syariah; .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ c. bahwa agar obligasi dapat diterbitkan sesuai dengan prinsip syariah, Dewan Syari’ah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ hal tersebut untuk dijadikan pedoman. ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah … ˶ΩAllah ˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸SWT, Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣQS. ˴Ϧ˸ϳ˶άAl-Ma’idah ͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ Firman [5]: … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ “Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu…”. Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17] 2. Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 34: ˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δAllah ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴ΪSWT, ˸Ϭ˴ό˸ϟ ͉ϥ˶· QS. ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟAl-Isra’ Ύ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴˴ϭ…[17]: 34 Firman ˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴˴ϭ… Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah “…dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan ˬ͋βAllah ˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ϥ ˵SWT., Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ QS. τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳAl-Baqarah ϱ˶ά͉ϟ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ[2]: ˶· ˴ϥ Firman jawabnya.” ˸ϴ˴Βά˸ϟ͉ϟ Ϫ˵ϡ˵͉ϠϮ˵ ϟϘ˴ϳ͉ϞΎ˴˴ΣϤ˴ϛ˴ϭ͉ϻˬΎ˴˶· Α˴ϥ͋ήϮ˵ ϟϣϞ ˵ϮϘ˵˸Μ ˬ͋βϩ˵˴Ϥ˴˯˸ϟΎ˴Ο˴Ϧ˶ϣ˸Ϧ˴Ϥϥ ˵ ˴ϓΎ˴τˬΎ˴˸ϴΑθ ͉͋ήϟ Ϫ˵˴ϡτ ˵͉ή͉Β˴Σ˴Ψ˴ϭ˴Θ˴ϳ˴ϊϱ˶ ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˴Ϛ˸Ϧ˶Ό˴Ϥϟϭ˵ ˴ϓ ΄˴ϓˬΎ˴Α˴Ω͋ήΎ˴ϋϟ ˴ϡ˸Ϧ͉ή˴ϣΣ˴ϭ˴ϭ ˬ˶˴ϊϪ˸ϴ͉Ϡ˴Βϟ˸ϟ ϰ˴ Ϫ˵ ͉Ϡϟϟ˶· ͉Ϟϩ˵ ή˵˴Σ˸ϣ˴˴ϭ˴ϭ ˬΎ˴ˬΑ˴ϒ ͋ήϟ˴Ϡ˴γϞ ˵ ˸ΜΎ˴˶ϣϣ ϊ˵ Ϫ˵˸ϴ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 76 ˵˶· Ύ˴ϩ˵Τή˵ ˸λ ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϥ˴ϓ ˸ϭ˴ΩΪ˵Ύ˴˶ϟϋΎ˴Χ ˸ϦΎ˴Ϭ˴ϣϴ˶˴ϭϓ ˸Ϣˬ˶ϫ˵ Ϫ͉Ϡ˶έϟΎ͉Ϩϟϰ˴ϟΏ ϣ˴˴ϭ˴ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ ˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴Τ˸λ˴ Mengingat : 1. Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [5]:1: (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ Firman Allah SWT,3.QS. Al-Isra’ 34: Kaidah[17]: Fiqh: Fiqh: ˱ϻ ˸ϮΌ˵˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ3.˴ό˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴˴ϭKaidah … ..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η˶Ϣϰ˴ Δ˵Δ˵ ˴Σ˴Σ˶Α Ύ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸˸ ˶Ε ˵Ϟ ˸ϴϰ˴ ˶ΣϠϠ˴ϋ͉ή˴ϋϟ˲Ϟ˲Ϟ˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴ΩϤ˸˴ΩΣ͉ϝ͉ϝ͉ήΪ˵Ϊ˵˴ϳϟ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˶Ϳ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣ˶Ϣ˸δ ˶Ε˴ϼ ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όό˵Ϥ˵Ϥ˸ϟ˸ϟ ϰ˶ ϰ˶ϓϓ Ϟ ˵ ˸λ ˸λ˴Ϸ˴Ϸ 3. Kaidah Fiqh: 3. Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275: Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275: Firman ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ ˴ϦAllah ϰ˴Ϡά˴ϋAl-Ma’idah ˸ϴ˶ϟϘ˴Ω˴ϳ ͉ϝΎ˴ϤΪ˵ ˴ϳ˴ϛ ˸Ϣ͉ϻ˴ϟ ˶·Ύ˴ϣ˴ϥΔ˵[5]:1: ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ ˶ϣ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉SWT, ϟ.Ύ˴Ϫ˵Ϭτ ˵˶Ϥ˸ϳ͉Β˶ή˴Ψ˸ΤQS. ˴Θ˴ϳ˴Η ϱ˶ ͉ϟ ˲Ϟϡ˵ Ϯ˵ ˶Ϣ˶Ϣ˸δ˸δϮ˵ ˶Α˶Α ϣϮϘ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά˶Ϣ˶Ϣ͉ϟ˸ϴ˸ϴ˶Σ˶ΣΎ˴Ϭ͉ή͉ή͊ϳϟϟ˴Ύ˴ϳ˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸ΣΣ͉ή͉ήϟϟ ˶Ϳ … Ϳ ˶ ϩ˵ ˴˯ Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴ϚFirman ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋAllah ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶SWT, Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· QS. ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴Al-Ma’idah ˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ[5]:1: ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ FirmanAllah AllahSWT, SWT,QS. QS. ˶Ϣ˸ϴ˶ΣAl-Isra’ ͉ήAl-Ma’idah ϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ [17]: ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ[5]:1: ˶Α34: Firman ˴ϥ˸ϭ… Ϊ˵ ˶ϟΎ˴Χ˶Ω˸ϮΎ˴Ϙ˵Ϭό˵ϴ˶˸ϟϓΎ˶Α˸Ϣ˸ϫ˵Ϯϓ˵˶έ˸ϭΎ͉˴Ϩϟ˸ϮΏ ˵Ϩ˵ ˴ϣΎ˴Τ˴Ϧ˸λ ˸ϳ˶ά͉ϟ˴ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ ˱ϻ… ˸ϮΌ˵˸δ˶Ω˴ϣ˸Ϯ˴ϥϘ˵ ό˵ Ύ˴˸ϟϛΎ˶Α ˴Ϊ˸˸ϬϮ˴όϓ˵ ˸ϭϟ˴ ͉ϥ˸Ϯ˶· Ϩ˵ˬ˶˴ϣΪ ˸Ϭ˴Ϧ˴ό˸ϳϟ˶άΎ˶Α͉ϟ˸ϮΎ˴Ϭϓ˵͊ϳ˸ϭ˴Ύ˴˴ϳϭ… “Orang yang makan tidak dapat[5]:1: berdiri melainkan seperti Firman Allah (mengambil) SWT, QS.riba Al-Ma’idah Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amrpenyakit bin ‘Auf berdirinya orang lantaran (tekanan) gila. Firman Allah [17]: 34: … ˶Ω˸ϮAllah Ϙ˵Allah ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯyang ϓ˵SWT., ˸ϭSWT, ˴ ˸Ϯkemasukan Ϩ˵ ˴ϣ ˴ϦQS. ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Al-Isra’ ϬAl-Isra’ ͊ϳsyaitan ˴Ύ˴ϳ Firman SWT, QS. [17]: 34:275:mereka berkata Firman QS. Al-Baqarah [2]: Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan al-Muzani, ˱ϻ˸Ϯ˸ϮΌ˵Ό˵˸δ˸δ˴ϣ˴ϣ ˴ϥ˴ϥΎ˴Ύ˴ϛϛ ˴Ϊ˴ΪNabi ˸Ϭ˴ό˸ϟ˸ϟ ͉ϥ͉ϥ˶·˶·s.a.w. ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟΎ˶ΑΑ bersabda: ˸˸ϮϮϓ˵ϓ˵˸ϭ˸ϭ˴˴˴ϭ˴ϭ… (berpendapat), jual sama˶· ˴ϥdengan riba, ˬ͋˱ϻβ ˵ ˴Ύ˴ήsesungguhnya τ˸Ϭ˴Σ˴ό˸ϴθ ͉ ͉Ϟϟ˴ΣϪ˵˴ τ ˵ˬ˶˸ϭΪ͉Β˴˸Ϭ˴Ψ˴ό˱ϻ˴Θ˸ϟ˴ϳΎ˶˴ϼ ϱ˶ ά͉ϟ˴ϡbeli ϡ˵ ˴Σ Ϯ˵… Ϙitu ˴ϳΎ˱ΤΎ˴Ϥ˸Ϡλ Α˴Ϧ͋ή˸ϴϟ˴Αpadahal ˴ϳ Allah ˸ϳ˶άϟ͉ϟ˴ ˴ϥtelah Ϯ˵ Ϥ˶ϠFirman ˸δ˴Ϥmenghalalkan ˵Ϥ˸ϟ˸ϟ˴˴Ϧϭ˶ϣΎ˱ϣϥ Σ ˴ ή ͉ ˵˴ϛ ͉ϻ[17]: ͉ϻriba. ˶· Ϯ˵ ˴Ϧϣϴ˶ϤϮOrang ˶ϠϘ˵˸δ˴ϳ Ϥ˵˴ϻ˸ϟ Ύ˴yang ˲ΰ˴ϥtelah ˶Ϯ˵ Ύ˴ΟϠϛ˵ ˸΄ ˵sampai ˸Ϡ˴Ϧ͊μ AllahjualSWT, QS. Al-Isra’ 34: beli dan mengharamkan ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ.˸ϴΎ˱˴Βϣ˸ϟ˴ήϪ˵˴Σ͉Ϡϟ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴ ˴˸ϭ˴ϭ˴ ˬΎ˴ Α˴ϼ͋ή˴Σϟ ˴ϡϞ ˵ ͉ή˸Μ˶ϣ˴Σ ϊ˵Ύ˱σ˸ϴ˴Β˸ή˸ϟ ˴ηΎ˴Ϥ͉ϻ͉ϧ˶·˶· Ϯ˵ ˴ϚϠ˴ϋ˶ϟ˴Ϋ ˱ϻterus ˸Ϣ˶ϬϟΎ˴˶σϗ ϭ˵˸ϢήϬ˵ η ˵͉ϧ˴΄˶Αriba), ϰ˴ kepadanya berhenti (dari mengambil Firman Allah [2]: 275: ˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣlarangan ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴όSWT., ˸ϟdari ͉ϥ˶· Tuhannya, ˬ˶Ϊ˸ϬQS. ˴όQS. ˸ϟΎ˶Α ˸ϮAl-Baqarah ϓ˵ ˸ϭlalu ˴˴ϭ… Firman Allah SWT., Al-Baqarah [2]: 275: ˴Ϛ Ό ˶ ϟ ˴ ϭ˵ ΄ ϓ ˴ Ω ˴ Ύ˴ ϋ Ϧ ˸ ϣ ˴ ϭ ˴ ˬ˶ Ϫ Ϡ ͉ ϟ ϰ˴ ϟ · ˶ ϩ ˵ ή ˵ ϣ ˸ ˴ ϭ ˴ ˬ ϒ ˴ Ϡ ˴ γ ˴ Ύ˴ ϣ Ϫ ˵ Ϡ ˴ ϓ ˴ ϰ˴ Ϭ Θ ˴ ϧ ˸ Ύ˴ ϓ Ϫ ˶ Α ͋ έ ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ Δ ˲ ψ ˴ ϋ ˶ ˸Ϯ˴ϣ maka baginya ˬ͋ˬ͋β ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ϥ ˵apa Ύ˴Ύ˴ττ˸ϴyang θ ͉θ ϟϟ Ϫ˵Ϫ˵telah τ ˵τ ͉Β͉Β˴Ψ˴Ψ˴Θdiambilnya ˴ϳ˴ϳ ϱ˶ άά͉ϟ͉ϟ ϡ˵ϡ˵ Ϯ˵ ϘϘ˴ϳ˴ϳdahulu Ύ˴Ύ˴ϤϤ˴ϛ˴ϛ ͉ϻ͉ϻ˶·(sebelum ˴ϥ˴ϥϮ˵ ϣϣϮϮϘ˵Ϙ˵˴ϳ˴ϳdatang ˴ϻ˴ϻ Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟϟlarangan); ˴ϥ˴ϥϮ˵ ϠϠϛ˵ϛ˵ ˸΄˸΄˴ϳ˴ϳ ˴Ϧ˴Ϧdan ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ β ϥ ˵ ϴ ˸ ͉ ˵ Θ ˴ ϱ˶ Ϯ˵ · ˶ Ϯ˵ Ϯ˵ urusannya Orang yang mengulangi (mengambil riba), ˴ϥ ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶(terserah) ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟkepada Ώ ˵ Ύ˴Τ˸λAllah. ˴ ϩ˵ϩ˵˴˯˴˯Ύ˴Ύ˴ΟFirman ˸Ϧ˸ϦNabi ˴Ϥ˴Ϥ˴ϓ˴ϓ ˬΎ˴ ͋ή͋ήadalah ϟϟ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴ΣSWT., ˴ϭ˴ϭpenghuni-penghuni ˴ϊ˴ϊImam ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ Ϫ˵Ϫ˵QS. ͉Ϡ͉Ϡϟϟ ͉ϞIbnu ΑΑ͋ή͋ήϟϟ Ϟ ˵Ϟ ϊ˵ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ275: Ύ˴kekal ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ͉ϧ͉ϧ˴΄˴΄˶Α˶Αdan ˴Ϛ Hadis riwayat Majah, al-Daruquthni, maka ituΑΑAllah neraka; Οorang ˬΎ˴ ͉Ϟ˴ΣAl-Baqarah ˴Σ˴˴˴ϭ˴ϭ ˬΎ˴ ˬΎ˴ ˵ ˸Μ˸Μ˶ϣmereka ˶ϣ [2]: Ύ˴ϤϤ͉ϧ͉ϧ˶·˶· Ϯ˵ Ϯ˵diϟϟΎ˴Ύ˴ϗϗdalamnya.” ˴Ϛ˶ϟ˶ϟ˴Ϋ˴Ϋ ˬ͋β˴Ω˴ϤΎ˴˸ϟϋ ˴Ϧdari ˵˴ϭΎ˴τAbu ˸ϴθ ͉ ϟϟ Ϫ˵ϰ˴ τ ˵ ϟ˶·͉Β˴Ψϩ˵˴Θή ˴ϳ ϱ˶˴ϭά͉ϟˬϡ˵˴ϒ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴ϤΎ˴˴ϛϣ͉ϻϪ˵˶·Nabi ϣϮϘ˵˴Θs.a.w. ˴ϳ ϓ˴ϻ ˶ϪΎ˴Α͋͋ή˴έϟbersabda: ˴ϥ˶ϣϮ˵Ϡϛ˵˲Δ˸΄˴ψ ϳ ˴Ϧ ˴Ϛ ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˴ϣ˴ϣϥ ˴Ϡ˴Ϡ˴ϥϓ˴ϓ Ϯ˵ϰ˴ ˶ϋ˶ϋ˸ϳϮ˸Ϯ˶ά˴ϣ͉ϟ˴ϣ Sa’id ˴Ϛ˶Ό˶Ό˴ϟ˴ϟϭ˵ ϭ˵΄΄˴ϓ˴ϓlain, ˴ΩΎ˴ϋ riwayat ˴ϭ ˬ˶ˬ˶ϪϪ͉Ϡ͉ϠImam ϟ ϰ˴ ϟ˶· al-Tirmidzi ϩ˵˵ή˵ ˸ϣ˸ϣ˴al-Khudri, ˴˴ϭal-Tirmidzi ˬ˴ϒ˴Ϡ˴Ϡ˴γ˴γdari Ύ˴ϣ Ϫ˵‘Amr ϰ˴ϬϬbin ˴Θ˸ϧ˸ϧΎ˴Ύ˴‘Amr ϓ ‘Auf ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˸Ϧal-Muzani, ˶ϣ ˲Δ˴ψ 4. yang Hadis Nabi Hadis Nabi riwayat Imam dari bin ‘Auf ϩ ˵ ˯ ˴ Ύ˴ Ο Ϧ ˸ Ϥ ˴ ϓ ˴ ˬΎ˴ Α ή ͋ ϟ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ ϭ ˴ ϊ ˴ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ϫ ˵ Ϡ ͉ ϟ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˴ ˬΎ˴ Α ή ͋ ϟ Ϟ ˵ Μ ˸ ϣ ˶ ϊ ˵ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ύ˴ Ϥ ϧ ͉ · ˶ Ϯ˵ ϟ Ύ˴ ϗ Ϣ ˸ Ϭ ˵ ϧ ͉ ΄ ˴ Α ˶ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴ϥ˴ϥ˸ϭ˸ϭΪΪ˵ ˶ϟ˶ϟs.a.w. Ύ˴Ύ˴ΧΧ Ύ˴Ύ˴ϬϬϴ˶ϴ˶ϓbersabda: ˶έ˶έ(Ύ͉Ύ͉ΎϤϫήϴϏϭ ϨϨϟϟ Ώ ˵Ώ ˴˴ Nabi ϓ ˸Ϣ˸Ϣϫ˵ϫ˵Nabi ˵ Ύ˴Ύ˴ΤΤ˸λ ˸λϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ al-Muzani, s.a.w. bersabda: ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ ˴ Hadis ϥ Ϯ˵Ϥ˴ϥ˶Ϡ˸δ˸ϭ˵ϤΪ˵ ˸ϟ˶ϟ˴Ύ˴ϭΧ Ύ˱Ύ˴ϣϬ˴ϴ˶ήϓ ˴Σ˸Ϣriwayat ˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧdari ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ‘Amr ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰbin ˶Ύ˴Ο ˵‘Auf ˸Ϡ͊μϟ˴ ϫ˵ ͉Ϟ˶έ˴ΣΎ͉Ϩ˴ϟ ˸ϭΏ ˵ ˴ Ύ˴˱ϻ Τ˴ϼ ˸λ˴Σ˴ ˴ϡ͉ήal-Tirmidzi Imam Hadis Nabi Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ Kaidah Fiqih: al-Muzani, al-Muzani, Nabi Nabi s.a.w. s.a.w. bersabda: bersabda: Hadisboleh Nabidilakukan riwayat Imam dari ‘Amr bin ‘Auf “Perjanjian di antara al-Tirmidzi kaum˵͉ϻmuslimin kecuali perjanjian yang ˴ϥ˴ϥϮ˵ ˴˴ Ϡ˱ϻ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ ˴ϋ˴ϼ ˵˵ Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ˴˴ϭϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ˴˴ήήΎ˴˴ΣϬ˴Σ˶Ϥ͉Ϟ˸ϳ͉Ϟ˶ή˴Σ˴Σ˸Τ˴˴˴Η˸ϭ˸ϭϰ˴ ˱ϻ ˴ϼ˲Ϟ˴Σ˴Σ˸ϴ˶ϟ˴Ω˴ϡ˴ϡ͉ή͉ήϝ˴Σ˴ΣΪ˵ ˴ϳ Ύ˱Ύ˱˸ϥΤΤ˴˸Ϡ˸Ϡλ λ ˵ ˶· ͉ϻΔ˵͉ϻ˴Σ˶·˶· Ύ˴˴Ϧ˴ϦΑ˶Ϲϴ˶ϴ˶ϤϤ˸˶Ϡ˶Ϡ˸δ˶Ε ˸δϤ˵Ϥ˵˴ϼ˸ϟ˸ϟ˴ϣ˴Ϧ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˸ϴ˴ΑϤ˵˴Α ˸ϟ˲ΰ˲ΰ˶ϲ˶ ˶Ύ˴Ύ˴ΟΟϓ Ϟ ˵ ˸λ ͊μ˴Ϸϟϟ˴˴ al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda: mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin Ύ˱Ύ˱ϣϣ˴˴ήή˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉ϞIbnu ˴Σ˴Σ˴˴ ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˱ϻ˱ϻMajah, ˴ϼ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ ϠϠ˴ϋ˴ϋ Hadis Nabi riwayat ..Imam al-Daruquthni, dan ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σyang Ύ˱σ˸ήmengharamkan ˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴ terikat syarat-syarat ˴ϥϮ˵lain, Ϥdengan ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭdari Ύ˱ϣ˴ήAbu ˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴Sa’id ˸ϭmereka ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σal-Khudri, ˴ϡkecuali ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡsyarat λ ˵ ͉ϻNabi ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡs.a.w. ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Αbersabda: ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡyang ͊μϟ˴ yang halal atau menghalalkan yang.Ύ˱ϣharam.” ˵˶Ϭ˶σ˶Ϡ˸Πϭ˵˴ΗήΔ˵η˵ ͉Ϙ˴θϰ˴˴ϤϠ˴ϋ˸ϟ˴ ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˴ή˸ή˸ϴ˴η˶δ˸ϴ͉ϻ͉Θϟ˶· ˸Ϣΐ ( ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩ ϭέ ) έ ˴ ˴ ή ο ˶ ˴ϭ ˴έ˴ήdan ˴ο˴ϻ Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, 5. Hadis Nabi riwayat ImamImam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan˴ϻyang lain, Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: yang ˶Γ˴έ˸ϭή˵Nabi ͉πϟ ˴Δs.a.w. ˴ϟs.a.w. ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰbersabda: ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ yang lain, lain, dari dari Abu Abu Sa’id Sa’id al-Khudri, al-Khudri, Nabi bersabda: Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan ((ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϩϩϭέ ˴έ˴έ˴˴ήή˶ο ˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˴έ˴έ˴ή˴ή˴ο Kaidah yangFiqih: lain, dari Abu Sa’id al-Khudri, ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϦΑNabi ϭέ))s.a.w. ˶οbersabda: ˴ο˴ϻ˴ϻ ˶ω˶· Δ˵˸ή˴Σ͉θϦΑ ˵˴ή˸λ ˶ΑΎ˴Ϸ͉Μ˴ϻϟ˴˴ “Tidak boleh membahayakan lain.” ΎϤϫήϴϏϭ ϩ˸˶Ζ ϭέ )ΜϟΎ˴˴έ˴ϣϛΎ˴˴orang ˴ϭ˸ϟϓΎ˶Α˴έϞ ˴ο Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή(˸Τ ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ(merugikan) ˲ϞϲϨτϗέΪϟϭ ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥdiri ˴ ϪΟΎϣ ͉ϻsendiri Ύ˴ϟΎ˶ Α˶ϹΑmaupun ˶Ε˶ΑΎ͉˴ϼ όή˶ϑ Ϥ˵˶ο˸ϟ˸ή ˴ϻό˵ϲ˶ ˵Ζ Kaidah Fiqih: 6. Kaidah Fiqih: Kaidah Fiqih: ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˴ή˸ϴ˶δ˴ϣ˸ϴΎ˴͉ΘόϟϤ˵ ΐ ˵ ˶Ϡ˸Πϓ˴Η Ϟ˵Δ˵ ˸λ ͉Ϙ˴θ˴Ϥ˸ϟ˴ Kaidah Fiqih: Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴ ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ͉ϝΪ˵Ϊ˵ ˴ϳ˴ϳ ˸ϥ˸ϥ˴˴ ͉ϻ͉ϻ˶·˶· Δ˵Δ˵ ˴Σ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸˸ ˶Ε ˶Ε˴ϼ ˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ˸ϟ ϲ˶ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴Ϸ˴˴ “Pada dasarnya, semua dalil Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳbentuk ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋmuamalah ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥboleh ˴ ͉ϻ˶· Δ˵dilakukan ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼkecuali ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ada ϓϞ ˵ ˸λ ˴Ϸ˴ yang mengharamkannya.” ή ˴ ϴ ˸ δ ˶ ϴ ˸ Θ ͉ ϟ ΐ ˵ Ϡ ˶ Π ˸ Η ˴ Δ ˵ Ϙ ͉ θ ˴ ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ˴˴ ˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δϟ˴ή˶ΰ˸ϴ˸Ϩ˶δ˴ϣ˸ϴ͉Θϝ ˵ϟ˶ΰΐ ˵˸Ϩ˴Η˶Ϡ˸Π˸Ϊϗ˴Η Δ˵ ˴Ο͉Ϙ˴θΎ˴Τ ˴ή˸ϴ˶δ˸ϴ͉Θϟ ΐ ˵ ˶Ϡ˸Π˴Η Δ˵ ͉Ϙ˴θ˴Ϥ˸ϟ˴ Γ ˶ έ ˴ ϭ ˸ ή ˵ π ͉ ϟ Δ ˴ ϟ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϣ ˴ ϝ ˵ ΰ ˶ ω ˶ ή θ ͉ ϟΎ˶ Α Ζ ˶ Α ˶ Ύ͉ Μ ϟ Ύ˴ ϛ ϑ ˶ ˵˴Ο˴ΟΎ˴Ύ˴˶ΑΤΤΎ͉Μ˸ϟ˸ϟϟ˴˴˴ “Kesulitan dapat menarik kemudahan.” ˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩή˸Ϩ˴Η˴Ηό˵˸Ϊ˸Ϊ˸ϟ˴ϗΎ˶˴ϗΑΔ˵Δ˵Ζ Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶ω˶ω ˶Ϣ˸δή˸ή˶Α͉θ͉θϟΎ˶ ˵Ζ ϟΎ˶ΑΑ ˶Ζ ˶Ζ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟϟΎ˴Ύ˴ϛϛ ˶ϑ ˶ϑ˸ή˸ήό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ Ζ ˵ ˶Α˶ΑΎΎ͉Μ͉Μϟϟ˴˴ ˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ ˶Ϣ˶Ϣ˸ϴ˸ϴ˶Σ˶Σ͉ή͉ήϟϟ ˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸ΣΣή͉ή͉ ϟϟ ˶Ϳ Ϣ ˶ δ ˸ Α ˶ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸ΣTerkait ͉ήϟ ˶ͿPasar ˶Ϣ˸δ˶Α Modal Syariah 77 Kumpulan Fatwa˶ϢDSN-MUI ή˴˴ή˸ϴ˸ϴ˶δ˶δ˸ϴ˸ϴ͉Θ͉Θϟϟ ΐ ˵ΐ ˵ ˶Ϡ˶Ϡ˸Π˸Π˴Η˴Η Δ˵Δ˵ ͉Ϙ͉Ϙ˴θ˴θ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ˴˴ ˶Γ˶Γ˴έ˴έ˸ϭ˸ϭή˵ή˵ ͉π ˵ϝ˵ ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴Η˴Η ˸Ϊ˸Ϊ˴ϗ˴ϗ Δ˵Δ˵ ˴Ο˴ΟΎ˴Ύ˴ΤΤ˸ϟ˸ϟ˴˴ ͉πϟϟ ˴Δ˴Δ˴ϟ˴ϟ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴ϣ˴ϣ ϝ “Keperluan dapat menduduki posisi darurat.” ˶ω˶ω˸ή˸ή͉θ͉θϟΎ˶ϟΎ˶ΑΑ ˶Ζ ˵Ζ ˶Ζ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟϟΎ˴Ύ˴ϛϛ ˶ϑ ˶ϑ˸ή˸ήό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ Ζ ˵ ˶Α˶ΑΎΎ͉Μ͉Μϟϟ˴˴ “Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang ˶Ϣ˸ϴ˶Ϣ˶Σ˸ϴ˶Σ͉ή͉ήϟϟtidak ˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸ΣΣή͉bertentangan berlaku berdasarkan syara’ (selama ͉ήϟϟ˶Ϳ˶Ϳ ˶Ϣ˶Ϣ˸δ˸δ˶Α˶Α dengan syari’at).” Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang keharaman bunga; 2. Pendapat para ulama tentang keharaman obligasi konvensional yang berbasis bunga; 3. Pendapat para ulama tentang obligasi syariah yang meliputi obligasi yang menggunakan prinsip mudharabah, murabahah, musyarakah, istishna’, ijarah dan salam; 4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah; 5. Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Istishna’, Jual Beli Salam, dan Ijarah; 6. Surat dari PT. AAA Sekuritas No. Ref:08/IB/VII/02 tanggal 5 Juli 2002 tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah; 7. Pendapat para peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI tanggal 14 September 2002 tentang obligasi syariah. MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH Pertama : Ketentuan Umum 1. Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga; 2. Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah; 3. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. 78 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Kedua : Ketentuan Khusus 1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain: a. Mudharabah (Muqaradhah) / Qiradh b. Musyarakah c. Murabahah d. Salam e. Istishna f. Ijarah; 2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah; 3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal; 4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang digunakan; 5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan. Ketiga : Penyelesaian Perselisihan Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Keempat : Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 79 Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 06 Rajab 1423 H. 14 September 2002 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh 80 Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah .(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ) FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 …˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ˸Ϯϐ˵ Tentang OBLIGASI SYARI’AH MUDHARABAH 2. Hadis Nab ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk instrumen investasi pada pasar modal (konvensional) adalah obligasi yang selama ini didefinisikan sebagai suatu ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ϦΑ ΓΩΎΒϋ surat berharga jangka panjang yang bersifat hutang yangΖϣΎμϟ dikeluarkan olehϦϋ ϪΟΎϣ ϦΑ Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada pemegang obligasi; b. bahwa obligasi sebagaimana pengertian butir a. tersebut di3.atas yangKaidah Fiq telah diterbitkan selama ini, masih belum sesuai dengan ketentuan .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τmasyarakat ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴Σ syariah sehingga belum dapat mengakomodir kebutuhan akan obligasi yang sesuai dengan syariah; c. bahwa agar obligasi dapat diterbitkan sesuai dengan prinsip syariah, Dewan Syari’ah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai ˶Ϣ˸ϴ˶Σή͉ ϟ ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α hal tersebut untuk dijadikan pedoman. Mengingat : 1. Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]: 1 Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [ … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ “Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” Firman Allah QS.ra.Al-Isra’ [17] HadisNabi Nabi SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas 2. Hadis SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra.SWT, ˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴˴ϭ… ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ύ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ Allah ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴η Firman ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ .˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ SWT., ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ QS. ˬ˳Δ˴Β˸σAl-Baqarah ˴έ ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ ϲϓ ˴Ϧ˶ϣ ϲϧήΒτϟ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ϩϭέ τ ˵ ͉Β˴Ψ)˴Θ˴ϳϩ˵ ˴ίϱ˶Ύ˴άΟ͉ϟ˴΄˴ϓϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥ (ςγϭϷ ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu ˴ϥMajah ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭdari ϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ Shuhaib ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴Τ˸λ˴ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 81 ,˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴHadis ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θNabi ϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟriwayat ς ˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ,Δ˵ ˴οImam ˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭal-Tirmidz Hadis Nabi SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra. Hadis Nabi SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra. ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ήNabi ˴Θ˸η˶ ˱Δ˴ΑSAW ˴έΎ˴πϣ˵ riwayat ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˴ϊ˴ϓ˴Ω Al-Thabrani ˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋdari Ϧ ˵ ˸Α Ibn α ˵ Ύ͉Β˴όAbbas ˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ Hadis π Ϧ ˵˶Ϫ˶Α˸Α ˴Ϛα ˵ Ϡ˵˸δΎ͉Β˴ϳ˴ό˴ϻ˸ϟ ˸ϥΎ˴ϧ˴Ϊ˵ ͋ϴ˶Ϫ˴γ˶Β˶Σra. ˴ϥΎ˴ϛ ˳Ϊϰ˴ ˶Β˴ϛϠ˴ϋ˴Ε˴ρ˴bin Ϋ˴ή˱Δ˴Θ˸η͉ΑAbdul ˴Ω˶ ˶Ϫ˱Δ˶Α˴Α˴έ˴ϱΎ˴Mutthalib ˶ή˴Θϣ˵˸θ˴ϳϝΎ˴ ˴ϻϤ˴ϭ˸ϟjika Ύ˱ϳ˴ϊ˶Ω˴˴ϓϭ˴Ωmenyerahkan ˶Ϫ˴˶ΑΫ˶·˴ϝ˶ΐ ˶ΰ˸Ϩ˶Ϡ˴ϳ͉τ˴ϻϤ˵ ˴ϭ˸ϟharta ˶Ϊ˱ή˸Β˸Τ˴ϋ˴Α sebagai Abbas MudharabahΎ˴λ ia ˳mensyaratkan ΪϢϠγϭ Β ˶ ϛ ˴ Ε ˴ ˴ Ϋ Δ ˱ Α ͉ ˴ Ω Ϫ ˶ Α ˶ ϱ ˴ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ Ύ˱ ϳ Ω ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ Α ˶ ϝ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ή ˱ Τ ˸ Α ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ϛ ˴ Ϡ ˵ δ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϥ ˸ ˴ Ϫ ˶ Β ˶ Σ ˶ Ύ˴λ ˶ͿϝΎ˴ Ϥ˴ϝ˸ϟ˸Ϯ γ ˵ ˴ϊ˴έ˴ϓnya ˵˴Ϋagar ˸ή˶· ˴η˶ΐtidak ˴Ϧ˶Ϊ˶Ϥ˸Β˴ϋ˴οϦ ˴ϞΎ͉Β˴ό˴ό˴ϓ˸ϟ ˸ϥΎ˴˶Έϧdan ˴ϓΪ˵ ͋ϴ˴γ ˬ˳Δtidak ˴Β˸σ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρϪϴϠϋ ˴ή˴Θ˸η˶Ϳ˱Δkepada ˴ΑϰϠλ ˴έΎ˴πϣ˵ mudharib ˴Ω Ϫ˵ σ ˶Ϡ˴ώ͉τ˴Ϡ˴ΒϤ˵˴ϓ˸ϟ.mengarungi ˵ ˴Ϛ˸Α ˶ϟ˴Ϋα ˵ lautan ˴ϥ Ύ˴˴έϛ ˴ϝ˴ϭ˸ϮΎ˱γ ˵ϳ˶Ω˴έmembeli σ ˵˶Α ˸ή˴ϝ˴η˶ΰ(hewan ˶Ϥ˸Τ˴ο ˶ϟ˴ΫIbn ˴όAbbas ˴ϓϩϭέ ˴ΒΎ˴Ο ˸σ menuruni itu SAW dari ςγϭϷ ˴΄˴έ˴ϓ ˳ΪϢϠγϭ ˶ΒHadis ˴ϛ ˴ΕϪϴϠϋ ˴Ϋ ˱ΔNabi ͉Αlembah, ˴ΩͿ˶Ϫ˶ΑϰϠλ ˴ϱ˶ήserta ˴Θ˸θ˶Ϳ˴ϳ riwayat ˴ϻtidak ˴ϭ Ϫ˵˶ϪAl-Thabrani ˸Ϩ˴ώ˴ϳ ˴Ϡ˴ϻ˴Β˴ϓ˴ϭ.˴Ϧternak. ˱ήϲϓ ˴Α ϲϧήΒτϟ ˶Ϫ˴Ϛ ˶Α Jika ˴Ϛ Ϡ˵˸δ˴Ϟ˴ϳpersyaratan ˴ϻ ˸ϥ˸ϥ˶Έ˴˴ϓ) ˶Ϫϩ˵ˬ˳˴ί˶ΒΔ˶Σra. Ύ˴λ ( ςγϭϷ ϲϓ ϲϧήΒτϟ ϩϭέ ) ϩ ˵ ί ˴ Ύ˴ Ο dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan yang ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ .˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴΄˴έ˴ϓ ditetapkan beliau ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴ΘAbbas ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έituΎ˴πdidengar ϣ˵ ϝΎ˴Ϥ˸ϟRasulullah, ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ membolehkannya. ˶Ϊϲϓ ˸Β˴ϋ ϲϧήΒτϟ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴όϩϭέ ˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίΎ˴˴ϥΟΎ˴˴΄ϛ˴ϓ (ςγϭϷ Ϊ ˳ Β ˶ ϛ ˴ Ε ˴ ˴ Ϋ Δ ˱ Α ͉ ˴ Ω Ϫ ˶ Α ˶ ϱ ˴ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ Ύ˱ ϳ Ω ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ Α ˶ ϝ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ή ˱ Τ ˸ Α ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ϛ ˴ Ϡ ˵ δ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ Hadis SAW riwayat Ibnu Majah Shuhaib HadisNabi Nabi SAW riwayat Ibnudari Majah dari Shuhaib˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ Hadis Nabi riwayat ϢϠγϭ ϪϴϠϋ ͿSAW ϰϠλ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ibnu Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴ηMajah ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ .˴Ϧ˶Ϥdari ˴ο ˴ϚShuhaib ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ ( ςγϭϷ ϲϓ ϲϧήΒτϟ ϩϭέ͉ϲ) ˶Βϩ˵͉Ϩ˴ίϟ Ύ˴Ο͉ϥ˴΄˴ϓ ,˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟNabi ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Βriwayat ˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲ΙIbnu ˴ϼ˴Λ :˴ϝMajah Ύ˴ϗ ϢϠγϭ dari ϪϴϠϋ Shuhaib Ϳ ϰϠλ Hadis ,˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ SAW : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ˶ϊ˸ϴ˲Ι ϼ ˴ Λ ˴ : ϝ ˴ Ύ˴ ϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ ς ˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ,Δ˵ ˴ο͉ϲ˴έ˶Β͉ϨΎ˴ϟϘϤ˵ ˸ϟ͉ϥ˴ϭ˴ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ ς ˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ,Δ˵ ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭ ,˳Ϟ˴Ο˴ bersabda: ϰ˴ϟ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ Ada : Δ˵ ˴ϛtiga ˴ή˴Β˸ϟ hal ͉Ϧ˶Ϭyang ˸ϴ˶ϓ ˲Ιmengandung ˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ jual Ϳ beli ϰϠλtidak ͉ϲ˶Β͉Ϩsecara ϟ ͉ϥ˴ Nabi berkah: Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib tunai, muqaradhah (mudharabah), ˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻdan˶Ζ˸ϴmencampur ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήgandum Β˵˸ϟ ς ˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭhalus ,Δ˵ ˴ο˴έdengan Ύ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Hadis Nabi(jewawut) SAW riwayat al-Tirmidzi dari bukan ‘Amruntuk bin dijual. ‘Auf gandum kasar untuk keperluan rumah tangga, Hadis bin͉ϲ‘Auf ,˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴Nabi ϟ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟSAW ˴ : Δ˵ ˴ϛ˴ήriwayat ˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ιal-Tirmidzi ˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ϢϠγϭdari ϪϴϠϋ‘Amr Ϳ ϰϠλ ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ 3. Hadis dari ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵Nabi ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣSAW ˴ή˴Σ riwayat ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ al-Tirmidzi ˱ϻ˴ϼ˴Σ˶ϊ˸ϴ˴ϡ˴Β˸Ϡ͉ή˶ϟ ˴Σ˴ϻ Ύ˱˶Ζ Τ˸Ϡ˸ϴλ ˵˴Β˸Ϡ˶ϟ‘Amr ͉ϻ˸ϴ˶ό˶· ͉θ˴Ϧbin ϴ˶ϤΑ ˶Ϡ͋ή˸δ‘Auf Ϥ˵˸ϟ˸ϟς ˴Ϧ˸Ϡ˴Χ˸ϴ˴Α˴ϭ˲ΰ,˶Δ˵Ύ˴˴ο Ο ˴έ ˵ Ύ˴˸ϠϘ͊μ ή ˶ ϟΎ˶ Β ˵ ˵ Ϥ˵ ˸ϟ˴ϟ˴ϟ˴ϭ Hadis ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟNabi ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ήSAW ˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ riwayat ˸ϭ.˴Ύ˱ϣ˱ϻ˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σal-Tirmidzi ͉ή˴˴Σ˸ϭ˴Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ λ ˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧdari ϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵‘Amr Ύ˴Οή‘Auf ˵ ˸Ϡϰ˴ ͊μ ˴η˸ϟ ͉ϻ˴Ϧ˶· ˸ϴ˸Ϣ˴Α ˶Ϭ˲ΰbin ˶σ˶ϭ˵ η ˵ Ϡ˴ϋ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ Hadis Nabi SAW riwayat ‘Amr .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σal-Tirmidzi ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σdari Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭbin ˶σϭ˵ή‘Auf η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵Nabi ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴SAW ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴riwayat ˸ϭ˴ diantara ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡIbnu ͉ήkaum ˴Σ Ύ˱ΤMajah, ˸Ϡλ ˵muslimin ͉ϻ˶· ˴Ϧal-Daraquthni, ϴ˶Ϥkecuali ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧperjanjian ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ dan ˸Ϡyang ͊μϟ˴ Hadis Perjanjian yang laindapat daridilakukan Abu Sa’id Al-Khudri: . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ Ϡ˴ϋ mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin yang lain dari Aburiwayat Sa’id Al-Khudri: Hadis Nabi SAW Majah, al-Daraquthni, terikat dengan syarat-syarat merekaIbnu kecuali syarat yang mengharamkan dan yang (ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ yang lainyang dari Sa’id halal atau menghalalkan yangAl-Khudri: haram.ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ (Abu ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan Hadis Nabi SAW(riwayat Majah, al-Daraquthni, yang dari ΎϤϫήϴϏϭIbnu ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) dan ˴έ˴ή˶ο ˴ϻ˴ϭlain ˴έ˴ή˴ο ˴ϻ Abu Sa’id Al-Khudri: yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri: (ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ Seseorang tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Ǧǣ 4. Hadis Nabi riwayat Abu Dawud dan Al-Tirmidzi: Ǧǣ ˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ ͉ϥ ˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ(˴ΩϱάϣήΘϟϭ ϢϠγϭ ϪϴϠϋΩϭΩ Ϳ ϮΑ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ Ǧǣ ϩϭέ ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο͉ϥ˵ (ϱάϣήΘϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο˵ ˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ ͉ϥ Nabi SAW menyerahkan satu dinar kepada(Hakim binΩϭΩ Hizam Ǧǣ ϱάϣήΘϟϭ ϮΑ untuk ϩϭέ) membeli ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο˵ Kaidah Fiqih hewan qurban (HR. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi) Kaidah Fiqih ˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ ͉ϥ ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴kebolehan Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳmenggunakan ˸ϥ˴ ͉ϻϱάϣήΘϟϭ ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ΩϭΩ ˶Ε˴ϼ˴ϣϮΑ Ύ˴όϤ˵Mudharabah ˸ϟ ϲ˶)ϓ Ϟ ˵ ˴ϴ˸λ ˴Ϸ˴˵ 5. Ijma’ para ulamaΎ˴Ϭtentang prinsip ˶Τ˸ο Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟdijelaskan ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ (oleh ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣIbnu Ύ˴Α˶Ϲ˸ Qudamah ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ϩϭέ ˸ϟ ϲ˶ ϓ ˱ΔϞ ˵ ˸λ ˴Ϸ˴ Kaidah FiqihΎ˴sebagaimana dalam investasi dalam alMughni (V/135)Ύ˴Ϭdengan mengutip dalam Al˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴ Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝketerangan Ϊ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶Γ˴έ˶· ˸ϭΔ˵ ή˵˴ΣIbnul Ύ˴Α˶Ϲϟ˸ ˴Δ˶Ε˴ϟMundzir ˵ ˴Ο˸λ ͉π ˶ΰ˴ϼ˸Ϩ˴ϣ˴ϣΎ˴dalam ϝ ˵όϤ˵˶ΰ˸ϟ˸Ϩ˴Η ϲ˶ ˸Ϊ˴ϗϓSubulus Δ˵Ϟ Ύ˴Τ˴Ϸ˸ϟ˴˴ Ijma’, Al-Kasani Al-Shan’ani Kaidah Fiqih dalam Bada-i’ Al-Shanai’, ˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ Salam (III/103), Al-Zarqani dalam Syarhu Al-Muwattha’ (IV/319) dan Ύ˴ Ϭ ˶ Ϥ ϳ ˸ ˶ ή Τ ˸ ˴ Η ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϟ ˲ ϴ ˸ ϟ ˶ Ω ˴ ϝ ͉ Ϊ ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ϻ ͉ · ˶ Δ ˵ Σ ˴ Ύ˴ Α Ϲ ˶ ˸ Ε ˶ ϼ ˴ ϣ ˴ Ύ˴ όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy Adillatuhu ˶Γ˴έWa ˸ϭή˵ ͉π ϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ (IV/838). ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ 82 ˶ ˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ω ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ ˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ ˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ ˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸ Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶ω˶Ϣ˸δ˸ή˶Α͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Mengingat : ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶Ϧ1.Ϥ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶ϢFirman Allah SWT., ˸δ˶Α Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain: antara lain: ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Ǧǣ ˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ ͉ϥ ϩϭέ ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο ˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ(˴ΩϱάϣήΘϟϭ ϢϠγϭ ϪϴϠϋΩϭΩ Ϳ ϮΑ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ ͉ϥ˵ (ϱάϣήΘϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο˵ 6. Kaidah Fiqih Kaidah Fiqih Kaidah Fiqih Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήbentuk ˸Τ˴Η ϰ˴Ϡmuamalah ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳboleh ˸ϥ˴ ͉ϻdilakukan ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε ˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ada ˸ϟ ϲ˶dalil ϓϞ ˵ ˸λ ˴Ϸ˴ “Pada dasarnya semua kecuali yang mengharamkannya. ˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ “Keperluan dapat menduduki posisi darurat.” ˶ ˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ω ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ ˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ “Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (selama ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟtidak ˶ϦϤ˸Σbertentangan ή͉ ϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α dengan syari’at).” ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήbolehnya ϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟmem-fasakh ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang akad Mudharabah, Mengingat : 1. Firman Allah SWT., karena berpandangan bahwa akad Mudharabah adalah ghairu lazim, Mengingat : 1. Firman Allah SWT., diantaranya: Al-Khatib al-Syarbini dalam Mughni al-Muhtaj, Juz II hal antara lain: 319; Ibnulain: Qudamah dalam al-Mughni, V hal 179; Al-Kasani dalam antara Bada-i’ Al-Sana-i’, Juz VIII hal 3655; (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … 2. Pendapat ulama tentang bolehnya pembagian (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ ) …Ύ˴Α͋ήϟpendapatan ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Mudharabah Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … sebelum jatuh tempo selama disepakati dalam akad. Lihat: Ibnu Qudamah, al-Mughni, Juz V/57; ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ 3. Pendapat ˸Ϣ˶Ϩ˶ϣϜ˵ ˸Ά˶ϟ˴ϣ˵Ϯ˸ϣulama ˵ϛ˵ ˸ϭϥ˯˵˶·tentang έ˵ Ύ˴Α͋ή˸ϢϜ˵ϟ˴Ϡ˴ϓ˴Ϧ˸Ϣ˶ϣΘ˵ ˸Βkewajiban Η˵˴ϲ˸ϥ˶Ϙ˴Α˶·˴ϭΎ˴ϣ˶Ϫ˶ϟ˸˸Ϯϭγ ˵έ˵ Mudharib ˴έΫ˴ϭ ˴Ϳ ˶ ˴Ϧ ˸Ϣ˴ϥ˴ϟ˸Ϯ˸ϥϤ˵ ˶ϠΈ˸ψ ˴ϓ ˴Η.˴ϻϦϴ˸para ˸Ϣ˴Θ˵˸Ϩα ˸Ϯ˶ϣϘ˵ ͉Η˳Ώuntuk ˸Ϯ˸ήϨ˵˴Τ˴ϣ˶Α ˸˴ϦϮmenjamin ˸ϳϧ˵˶ά˴Ϋ͉ϟ˸΄˴ϓ Ύ˴˸ϬϮ͊ϳϠ˵˴ό˸ϔΎ˴ϳΗ pengembalian dana Mudharabah dalam.(hal terjadi ta’addi (melampaui ΓήϘΒϟ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ ˵˻̀́ ˴έ˴ϭ -˶Ϳ˻̀̂ ˴Ϧ˶ϣ :˳Ώ ˸ή˴Τ˶Α) ˸˴ϥϮϧ˵˸Ϯ˴ΫϤ˵˸΄˴ϓϠ˸ψ˸ϮΗ˵ Ϡ˵˴ϻό˸ϔ˴ϭ˴Η batas), taqshir (lalai), atau mukhalafah al-syuruth (pelanggaran syarat .(˻̀́-˻̀̂ :ΓήϘΒϟ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ akad). Lihat: Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu (V/3944) dan Muhammad Abdul Mun’im Abu Zaid dalam Nahwa Tathwir ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έNidzam Ύ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵Al-Mudharabah ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Αfi ˸Ϣal-Masharif Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴al-Islamiyah ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵(hal.127); ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Πpara ˶Η ˴ϥ˸Ϯulama Ϝ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ ˶· ˶Ϟ˶σmembolehkan Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴pengalihan Ϯ˸ϣ˴(˻̂ ˸ϮϠ˵ϛ˵:˸΄˯ΎδϨϟ ˴Η˴ϻ kepemilikan ˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ… ˴Ϧ˸Ϣ˸ϳϜ˵˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ ˳ν Ύ˴Ϭporsi ͊ϳ˴˴ήΎ˴ϳ˴Η 4. Pendapat yang (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati(dan ˻̂ :diizinkan ˯ΎδϨϟ) …oleh ˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣpemilik ˳ν˴ή˴Η porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Wahbah AlZuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu; 6) Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ 1992 diAAA 5. tahun Surat dari PT... Sekuritas ˶ͿJeddah: ˶Ϟ˸π ˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵No. ˴Θ˸Α˴ϭ Ref:08/IB/VII/02 ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓtanggal Γ˵ ˴ϼ͉μϟ5˶ΖJuli ˴ϴ˶π2002 ϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah; .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ 6. Pendapat para peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI tanggal 14 September 2002. 7) Sharia Standards AAOIFI no. 12: ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511): Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ 83 MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH Pertama : Ketentuan Umum 1. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. 2. Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi Syariah yang berdasarkan akad Mudharabah dengan memper-hatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah. 3. Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah Mudharib sedangkan pemegang Obligasi Syariah Mudharabah adalah Shahibul Mal Kedua : Ketentuan Khusus 1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah akad Mudharabah; 2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah; 3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal; 4. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah ditentukan sesuai kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) Obligasi Syariah Mudharabah; 5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan secara keseluruhan; 6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah dimulai; 7. Apabila Emiten (Mudharib) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian dan/atau melampaui batas, Mudharib berkewajiban menjamin pengembalian dana Mudharabah, dan Shahibul Mal dapat meminta Mudharib untuk membuat surat pengakuan hutang; 84 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 8. Apabila Emiten (Mudharib) diketahui lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian dan/atau melampaui batas kepada pihak lain, pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) dapat menarik dana Obligasi Syariah Mudharabah; 9. Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama disepakati dalam akad. Ketiga : Penyelesaian Perselisihan Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Keempat : Ketentuan Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di :Jakarta Tanggal :06 Rajab 1423 H. 14 September 2002 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 85 Hadis Nabi SAW riwayat al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ.˴Ύ˱ϣ˱ϻ˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴˴Σ˸ϭΎ˱˴Τ˱ϻ˸Ϡλ ˵˴ϼ˴Σ͉ϻ˴ϡ˶·͉ή˴Ϧ Οήη ˵ ˸Ϡ͊μ ˴Σϴ˶ϤΎ˱σ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ ͉ϻ˴Ϧ˶·˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶Ύ˴ϭ˵ ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˴ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri: yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri: (ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ (ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Ǧǣ Ǧǣ PASAR ˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ήMODAL ˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶Σ DAN ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴PEDOMAN Σ ϰϟ· ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊUMUM ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ ͉ϥ ˶ϪΑ ϪϟPRINSIP ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡΰ˶ Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴ΣDI ϰϟ·BIDANG ˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω(ϱάϣήΘϟϭ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ ͉ϥ˵ PENERAPAN SYARIAH PASAR MODAL ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο (ϱάϣήΘϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο˵ Kaidah Fiqih Kaidah Fiqih Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Menimbang : a. bahwa perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari perkembangan pasar modal; ˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ b. bahwa pasar modal berdasarkan prinsip syariah telah dikembangkan di berbagai negara; ˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ ˶ω˸ή͉θϟΎ˶Modal Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴yang ϛ ˶ϑ˸ήaktivitasnya ό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ c. bahwa umat Islam Indonesia memerlukan Pasar sejalan dengan prinsip syariah; d. bahwa oleh karena itu, untuk tersebut, Dewan ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟmemenuhi ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ ˶Ϳ kebutuhan ˶Ϣ˸δ˶Α ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σή͉ perlu ϟ ˶Ϳ ˶Ϣmenetapkan ˸δ˶Α Syariah Nasional MUI memandang fatwa tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Mengingat : 1. Firman Allah SWT., Pasar Modal. Mengingat : 1. Firman Allah SWT., Mengingat antara lain: : 1. Firman antaraAllah lain:SWT., antara lain: (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … “…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS. alBaqarah [2]: 275). ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ Ϣ˸˴ϥ˴ϟ ˸Ϯ˸ϥϤ˵ ˶Έ˶Ϡ˴ϓ˸ψ.˴Η˴Ϧ ˴ϻ˸ϴ˶Ϩ˸Ϣ˶ϣϜ˵ ˸Ά˶ϟ˴ϣ˵Ϯ˸ϣ˸Ϣ˴Θ˵˸Ϩα ˵ϛ˵ ˸ϥ ˸ϭ˯˵˶· έ˵Ύ˴Α͋ή˸ϢϜ˵ϟ˴Ϡ˴ϓ˴Ϧ˸Ϣ˶ϣΘ˵ ˸ΒΗ˵˴ϲ˸ϥ˶Ϙ˴Α˶·˴ϭΎ˴ϣ˶Ϫ˶ϟ˸˸Ϯϭγ ˵έ˵ ˴έ˴Ϋ˴ϭ˴ϭ ˴Ϳ ˶Ϳ ˸˴ϦϮ˶ϣϘ˵ ͉Η˳Ώ˸Ϯ˸ήϨ˵˴Τ˴ϣ˶Α ˴Ϧ˸Ϯ˸ϳϧ˵˶ά˴Ϋ͉ϟ˸΄˴ϓ Ύ˴˸ϬϮ͊ϳϠ˵˴˴όΎ˸ϔ˴ϳ˴Η ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯ.(γ ˵˻̀́ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ ˴Ϧ˶ϣ :˳Ώ ˸ή˴Τ˶Α) ˸˴ϥ Ϯϧ˵˸Ϯ˴ΫϤ˵˸΄˴ϓ˴Ϡ˸ψ˸ϮΗ˵ Ϡ˵˴ό˴ϻ˸ϔ˴ϭ˴Η -˻̀̂ ΓήϘΒϟ .(˻̀́-˻̀̂ :ΓήϘΒϟ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˸Ϧ˴ϋ Γ˱ ˴έΎ˴Π˶Η ϥ ˴ ˸ϮϜ˵ ˴Η ϥ ˸ ˴ ϻ ͉ ˶· Ϟ ˶ ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ˸ ˴ϋ ˱Γέ˴ Ύ˴Π˶Η ˴ϥϮ˸ Ϝ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ·˶ ˶Ϟσ Ϧ ˶ Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴(˻̂ ˸ϮϠ˵ϛ˵ :˸΄˯ΎδϨϟ ˴Η˴ϻ ˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ… ˴Ϧ˸Ϣ˸ϳϜ˵˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ήΎ˴ϳ˴Η (˻̂ :˯ΎδϨϟ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η 86 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ antara lain: (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥriba ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ(yang ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ belum ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥdipungut) ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣjika ˴ϲ˶Ϙkamu ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭorang-orang έ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Ηyang ˸ϮϨ˵ ˴ϣberiman. ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Maka Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ jika riba) maka ketahuilah bahwa ˴ϥ˸Ϣ˴ϟ˸ϮϤ˵˸ϥkamu ˶Ϡ˶Έ˸ψ˴ϓ ˴Η.˴ϻ˴Ϧ˸ϴ˸Ϣtidak ˵˶Ϩ˶ϣ˶ϟ˸Ά˴Ϯϣ˵ ˸ϣmengerjakan Ϝ ˴˸Ϣ Θ˵α ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϭ˸ϥ˯˵ ˶·έ˵ Ύ˴Α˸Ϣ͋ήϜ˵ϟ˴Ϡ(meninggalkan ˴ϓ ˴Ϧ˸Ϣ˶ϣΘ˵ ˸ΒΗ˵˴ϲ˸ϥ˶Ϙ˴Α˶·˴ϭΎ˴ϣ˶Ϫ˶ϟ˸˸Ϯϭγ ˵sisa έ ˴ ϭ ˴ Ϳ ˶ Ϧ ˴ ϣ ˶ Ώ ˳ ή ˸ Τ ˴ Α ˶ ˸ Ϯ ϧ ˵ ˴ Ϋ ΄ ˸ ϓ ˴ ˸ έ˵Dan ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳjika ˸Ϯkamu Ϙ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣbertaubat ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴ϬϮ(dari ͊ϳϠ˵˴˴ό˸ϔΎ˴Η˴ϳ Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu..(˻̀́ ˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ψ ˸ Η ˵ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ riba) ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴maka α ˵ ˸ϭ˯˵ bagimu έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ pokok ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥhartamu; ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ ˵ ˴έkamu ˴ϭ ˶Ϳ tidak ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ(boleh) ˸ή˴Τ˶Α ˸Ϯmenganiaya ϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ˸ϮϠ˵˴ϻ˴ό˸ϔ˴ϭ˴Η pengambilan ˻̀́ -˻̀̂ :ΓήϘΒϟ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ dan tidak (pula) dianiaya” (QS. al-Baqarah.([2]: 278-279). ˸ ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ Ϧ ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ(˴ ˻̂ ˸ϮϠ˵ϛ˵:˸΄˯ΎδϨϟ ˴Η˴ϻ ˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ… ˴Ϧ˸ϢϜ˵˸ϳ˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ήΎ˴˴Ηϳ “Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu (˻̂ :˯ΎδϨϟ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu,…” (QS. al-Nisa’ [4]: 29). ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ “…Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah…” (QS. Al Jumu’ah [62]: 10). (˺ :ΓΪΎϤϟ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˺ :ΓΪΎϤϟ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ “Hai orang yang beriman! Penuhilah (˺ :ΓΪΎϤϟakad-akad ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵itu…” ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵(QS. ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵al-Ma’idah ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ[5]: ˴ Ύ˴ϳ (˺ :ΓΪΎϤϟ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ 1). 2. 2. Hadis Nabi s.a.w., antara 2. lain: Hadis Nabi s.a.w., antara lain: Hadis Nabi s.a.w., antara lain: 2. ϦΑ ΓΩΎΒϋ Hadis Nabi ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ s.a.w., ϩϭέ) ˴έ˴ήantara ˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έlain: ˴ή˴ο˴ϻ s.a.w., ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ2.ϦΑ ΓΩΎΒϋ Hadis Ϧϋ ϪΟΎϣNabi ϦΑ ϩϭέ ) ˴έ˴ήantara ˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έlain: ˴ή˴ο˴ϻ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ (ϲΤϳ ϚϟΎϣϭ Ϧϋ ΪϤΣϭmembahayakan ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋsendiri Ϧϋ ϪΟΎϣtidak ϦΑ ϩϭέ )pula ˴έϦϋ ˴ήmembahayakan ˶ο ˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ ˴ή˴ο˴ϻ ϦΑ “Tidak ϦΑ Ϧϋboleh ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ diri ΓΩΎΒϋ Ϧϋ dan ϪΟΎϣ ϦΑ boleh ϩϭέ ) έ ˴ ˴ ή ο ˶ ˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ ˴ή˴ο˴ϻ Ϧϋdari ϚϟΎϣϭ orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit,(ϲΤϳ Ahmad Ibn ‘Abbas, ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ ( ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ ) ϙ ˴ Ϊ ˴ Ϩ ˸ ϋ ˶ β ˴ ϴ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ ˶Β˴Η ˴ϻ dan Malik dari Yahya).(ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ “Janganlah yang padamu” ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α kamu ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧmenjual ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ sesuatu Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ ˴ϭ ˬ˳ϊtidak ˸ϴ˴Α ˸ϲada ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲(HR. ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ Al ˲ϒ˴ϠKhomsah ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ ˴β ˸ϴ˴ϟ Hukaim Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻbin ˴ϭ ˬ˸ϦHizam) ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ dari ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ.(˶ϥϢϛΎΤϟϭ Ύ˴σ˸ή˴η˴ϻΔϤϳΰΧ ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭϦΑϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γϱάϣήΘϟ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ.( ˶ϓ ˶ϥϢϛΎΤϟϭ Ύ˴σ˸ή˴η˴ϻΔϤϳΰΧ ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭϦΑϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γϱάϣήΘϟ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϦΑ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ ) έ ˶ ή ˴ ϐ ˴ ϟ ˸ ϊ ˶ ϴ ˸ Α ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ(menetapkan) ϝ ˵ ˸Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ ϦΑ “Tidak (memberikan) halal Ϧϋhalal ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐpinjaman ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋdan˴Ϣ͉Ϡ˴γpenjualan, ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ tidak ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ ήϤϋ dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang((tidak ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ) dan ˶έ˴ή˴ϐtidak ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α halal ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ(melakukan) ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ penjualan ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ sesuatu ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ yang ϰ˴Ϭ˴ϧ ditanggung resikonya, ϦΑ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya(ήϤϋ dari (ήϤϋ kakeknya). (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέKumpulan ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲFatwa ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴όDSN-MUI ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴ Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴModal ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ Syariah ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β87 ͉Ϩϟ ͉ϥ˶· Terkait Pasar ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ(ϰΎ˰δϨϟϭ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ϱάϣήΘϟϭ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· (ϰΎ˰δϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· ˴β ˸ϴ˴ϟϦϋ Ύ˴ϣ ϊ˵ΪϤΣϭ ˸ϴ˴ΑˬϩΪΟ ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧϋ ϦϦϋ ˴Ϥ˸πϪϴϪϴ˴ϳΑΑ˸Ϣ˴ϟϦΑ Ύ˴ϣ ˵ ΐϴόη ˸Αΐϴόη ˶έ˴ϻ˴ϭϦϋˬ˳ϦΑ ϊϦΑϪΟΎϣ ˸ϴ˴Α ˸ϲ ˶ϓ ϦΑ ˶ϥΎ˴σϦϋ ˸ή˴η˴ϻΔδϤΨϟ ˴Α˴ϭϩϭέ ˶Τ˴Ϊ˸Ϩ˴ϳ˴ϻ˶ϋ ˴ϻ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϭήϤϋ Ϧϋ ϪΤΤλϭ ϦΑ ϩϭέ )˴ϭ˴έˬ˲˴ϊή˸ϴ˶ο ˴ϻ˲ϒ˴ϭ˴Ϡ˴γ))˴έ˴ή͊Ϟ˴ϙ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ ΖϣΎ Ϧϋμϟ ϪϴΑ Ϧϋ ϦϋΓΩΎΒϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ ˴ϙ˴ο ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ ) ϙ ˴ Ϊ ˴ Ϩ ˸ ϢϛΎΤϟϭ .(.( ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ˶ϋ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ ( ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β ˸ϴ˴ϟ Ύ˴)ϣ ˸ϊ˴ϙ˶ΒΪ˴Η ˸Ϩ˴ϻ˶ϋ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ΔδϤΨϟ ϭήϤϋ Ϧϋ )ΔδϤΨϟ ϩϭέ ˴ϋϩϭέ ϦΑ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴Ϡϋ ϦΑ ˵Ϳ ϠϠ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ϝ ˸Ϯ˸Ϯγ ˵γ ϦΑ Ϧϋ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ ϩϭέ))) ˶έ˶έ˶έ˴ή˴ή˴ή˴ϐ˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ˸ϟ ˶ϊ˶ϊ˶ϊ˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ ˴γ˴ϭ˴ϭ˴ϭ .(˶Ϫ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴϢϛΎΤϟϭ ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ ϰ͉ λ ˴ Ϳ ˶ ˵ ˵ ˴έ˴έ ϰ˴ ϰ˴ϬϬ˴ϧ˴ϧ ΔϤϳΰΧ ϦΑ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ˴λ ˶ͿϦΑϭ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ϱάϣήΘϟ ˴έ((ήϤϋ ϰ˴ Ϭ˴ϧ ήϤϋ (ήϤϋ “Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar” (HR. Al ˴β ˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵dari ˸ϴ˴Α ˴ϻIbnu ˴ϭ ˬ˸ϦUmar) ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ Baihaqi ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ Ϫϴ Α Ϧϋ ϦΑ ΔδϤΨϟ ϩϭέ ˴ϙϰ˴ ˴Ϊ˸Ϩ͉ϥϬ˶ϋ˴ϧ· ϦΑ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ ) έ ˶ ή ˴ ϐ ˴ ϟ ˸ ˶ϊΐϴόη ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ˴ϋϰ˴ ˴Ϣ͉Ϡ˴γϭήϤϋ ˴ϭ ˶Ϫ˴ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ˸ϴϦϋ Ϳ ˵ ˵ ϰ͉ ˴λϠ˴λ˶Ϳ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵)˸Ϯ˴έγ (((ϪϴϠϋ Ϡϰ͉ ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ ˶ζ ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ ϖϔΘϣ))) ˶ζ ˶ζ˸Π˸Π ˸Π͉Ϩ͉Ϩ͉Ϩϟϟϟ ˶Ϧ˶Ϧ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴ ϰ˴ϬϬϬ˴ϧ˴ϧ˴ϧ ˴Ϣ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ ˴γ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ Ϳ ˵ ΔϤϳΰΧ ϰ͉Ϡ˴λϦΑϭ ˶Ϳ ˴ϝ˴ϝϱάϣήΘϟ ˸Ϯ˵γ ˵(˴έ˴έήϤϋ ͉ϥ· .(˴ϭϢϛΎΤϟϭ (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ϰ˴ϬϬϬ˴ϧ˴ϧ˴ϧ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ))) ˳Δ˳Δ˳Δ˴ό˴ό˴ό˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˴Α ˸ϲ˸ϲ ˶ϓ˶ϓ ˶Ϧ˶Ϧ ˸ϴ˸ϴ˴Θ˴Θ˴ό˴ό˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ϰ˴ ˵Ϳ ͉ϲ ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶·˶· ΩϭΩϦϋ ϮΑϲϘϬϴΒϟ ϩϭέ ˵ Ϡ˴λϰ ϰ͉Ϡ͉Ϡ˴λ ˴λ ϦΑ ϩϭέ) ˸ϲ˶έ)˶ϓ˴ή˶ζ ˴ϐ˶Ϧ˸ϟ˸ϴ˴Θ˶ϊ˴ό˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ˴ϢϬϰ˴ ͉Ϡ˴ϧγ˴Ϣϭ͉Ϡ˴γ˶Ϫ˴ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴ϠͿ ˵ ˵ ϰ͉ Ϡϰ͉ ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵͉ϲ˴έ˵˶Β͉Ϩϟ˴έϰ˴͉ϥ͉ϥ Ϭ˴ϧ (ϪϴϠϋ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ) ˳Δ˴όϖϔΘϣ ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˸Π˴Θ˴ό͉Ϩϟ˸ϴ˴Α ˶Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋϰ˴ϰ˴ Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴ϠͿ ˴ϋ((ϰΎ˰δϨϟϭ ˵ϰΎ˰δϨϟϭ Ϳ ϰ͉Ϡ˶Ϳ˴λ ˴ϝϱάϣήΘϟϭ ͉ϱάϣήΘϟϭ ϲ˸Ϯ˶Βγ ͉Ϩϟ ͉ϥ·˶· (ήϤϋ (ϰΎ˰δϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian” (HR. “Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu” (Muttafaq ‘alaih) Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i). ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) (˳ΔϡΰΣ ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲϦΑ˶ϓ ˶ϦϢϴϜΣ ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴ΑϦϋ ˸Ϧ˴ϋϰϘϬϴΒϟ ϰ˴Ϭ˴ϧ ϩϭέ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ) ˶ϪϪ˵˸ϴ˴Ϡ˴π ˴ϋ ˶Β˸ϘͿ ˵˴Η ϰ͉ϰ ͉ϲ˶Β͉Ϩ˴όϟ˶Β˴Η ͉ϥ˴ϻ˶· Θ˴Σ͉Ϡ˴λ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ((ϡΰΣ ϢϴϜΣ ϩϭέ ˸Ϙ˸Ϙϰ͉ ˴Η˴Η Ϡϰ͉ ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ ˴π ϰ͉ ˴η˸Ϯ͉Ϧ͉Ϧ ͉Ϧγ ˴ϻ· (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣϦΑ ) ˶ζ ˸Π͉ϨϟϦϋ ˶Ϧ˴ϋϰϘϬϴΒϟ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ ˴ϭ ˶Ϫ))˸ϴ˴Ϡ˴ϋϪ˵Ϫ˵ ˴π Ϳ ˵ (˶Β˶ΒϰΎ˰δϨϟϭ ˴λΘΘ˴Σ˴Σ˶ͿΎ˱Ύ˱ΌΌ˸ϴ˸ϴ˴η ˴ϝϱάϣήΘϟϭ ˵ ˴ό˴ό˴έ˶Β˶Β˴Η˴Η͉ϥ˴ϻ “ ( ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ ) Ϫ ˵ π ˴ Β ˶ Ϙ ˸ Η ˴ ϰ͉ Θ Σ ˴ Ύ˱ Ό ϴ ˸ η ˴ Ϧ ͉ ˴ό˶Β˴Η “ ˴ϻ “ “Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya” (HR Baihaqi dari “ Hukaim bin Hizam) Ϯ˵ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ Τ Ϡ ˸ λ ˵ ˴ϥ˴ϥ Ϯ˵ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ Τ Ϡ ˸ λ ˵ ϻ ͉ · ˶ Ϧ ˴ ϴ˶ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϧ ˴ ϴ ˸ Α ˴ ΰ ˲ ˶ Ύ˴ Ο ˵ Ϡ ˸ μ ͊ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ϟ˴ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ͉ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ) Δ ˳ ό ˴ ϴ ˸ Α ˴ ϲ ˸ ϓ ˶ Ϧ ˶ ϴ ˸ Θ ˴ ό ˴ ϴ ˸ Α ˴ Ϧ ˸ ϋ ϰ˴ Ϭ ϧ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ Ϡ ͉ λ ˴ ϲ ͉ Β ˶ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ϭ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ή Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ˴ϋ˴ϋϟ˴˶· ˴ϥϦϋ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϱάϣήΘϟ ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ήϩϭέ ͉Ϟ)˴ΣΎ˱˴ϣϦΑ˴˸ϭήϢϴϜΣ ˴Σ˱ϻΎ˱˴ϼ Τ˸Ϡ˴Σλ ˵ ϩϭέ ˴Ϧ˶· Θϴ˴Σ˸Ϣ˴Α˶Ϭ˲ΰΎ˱˶σΌ˶˸ϴϭ˵ Ύ˴˴ηΟήη ˵͉Ϩ˴όϟ˸Ϡϰ˴ ͊μ (˴ΣϡΰΣ Ϫ˵Ϥπ ˶Βϰ˴ ˴Η ͉ϥϠϠϻ ˴˴ ˴ϡ˸˸ϭ͉ή˴ϰϘϬϴΒϟ ˴˴ϡ͉͉ήϻ˴Σ˶· )˴ϦΎ˱ϴ˶σ ˴Σ˱ϻϼ ͉Ϟ˴ΣϦϋ ˸ή˶Ϡ˸δ˴η˶ΒϤ˵˸Ϙ˸ϟ˴Η͉ϻϰ͉ ˵͉Ϧ .( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ ( ϰΎ˰δϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ.(˶·ϑϮϋ ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ϦΑ ήη ˵ ϭήϤϋ ϰ˴Ϡ“ ˴ϋ .(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ ˴ϥ“Perdamaian Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣdapat ˴ή˴Σ ͉Ϟdilakukan ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼdi˴Σ antara ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τkaum ˸Ϡλ ˵ ͉ϻmuslimin ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟkecuali ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰperdamaian ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ˴ϋ· ˵Κ Ύ˴Ύ˴ϧϡΰΣ ϧϧ˴˴˴ :::ϰ˴ ϰ˴ Ύ˴Ύ˴όόό˴Η˴Η˴Η ϢϴϜΣ ˵Ϳ ˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵Ϙ˵˴ϳ˴ϳ˴ϳ :ϰϘϬϴΒϟ ::˴ϝ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴Ύ˴ϗϗϗ ˴Ϣ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ ϩϭέ ˴Η ϠϠϰ͉ Θ˴Σ˶Ϳ ˴όkaum ˶Β˴Η Ϡ͉ϥ͉ϥ˴ϻ ˶Ϧ˶Ϧ Κ ˵Κ Ϳ ˵Ϳ ˵ϝ˵ϝ˵ ˸ϮϦϋ ˴ϭ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ)˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋϪ˵ Ϳ ˵˴π ˴λ ϝϝ˸Ϯ˸Ϯ͉Ϧγ ˵γ ˴έ˴έϰ˴ ˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Ϝ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θ ͉θϟϟϟterikat ˵ ˶ϟ˶ϟΎ˴˶ϟΎ˴Ύ˴ΛΛΛ Ύ˴(dengan ϰ˴ϟϟϟΎ˴ϦΑ ˵ ϝ ˴γ Ϳ ˵ ˶Β˸Ϙϰ͉ ϰ͉ ˴λϑϮϋ ˶ͿΎ˱Ό˸ϴ˴˴η ˵ϭήϤϋ · muslimin syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan .( ϦΑ ϩϭέ ˵Ζ λ ϩϭέ ˴Α˴Α˴Α˶ϟ˸ϦΎ˴˸Ϧ ˵menghalalkan ˴ή˴ή˴ήϟ˴ΧΎ˴˴Χ ˴˴ΫΫ˶Ϫ˶Έ˶Έ˸ϴ˴ϓ˴ϓ˴Ϡ˴ϋˬ˵ˬ˵Al-Tirmizi ϪϪ˴ΒͿ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵dari Ϊ˵Ϊ˵ ˴Σ˴Σ ˴˴˴ϝ˸Ϧ ˵Ψ ˴ϟ˴ϟ͉ϥΎ˴Ύ˴“ϣϣ· ˶Ϧ ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ)˶ή))halal ͉θΎ˴Ύ˴ϤΎ˴ϤϟϤ˶Ϭ˶Ϭ˶Ϭ˶ϨΚ ˵˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˸ϴatau ˴Ζ ˵˴Β˴Β˶Σ˶Σ ϝ ˵ yang ˸ϮΎ˴Ϙ˵Ύ˴Ύ˴Ϥ˴ϳϤϤϫ˵ϫ˵ϫ˵:Ϊ˵haram” ˴ϝΪ˵Ϊ˵˴Σ˴Σ ˵˴Β˶Σ˶ΣΎ˴Ύ˴λ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˵ ˴ϳ˴ϳ˴έ˸Ϣ˸Ϣbin ϩϭέ ˸ϦΛ˶ϣ˶ϣ˶ϣΎ˴ϧΖ ˵ :˸Ο˸Ο ˸Οϰ˴ ˴Χό˴ΗϪ˵Ϫ˵Ϫ˵˴ΒͿ ˶ΣΎ˴Ύ˴Ύ˴λ λ ˴ΣΎ˴ϗ˴˴˴ ˴ϥϢ˴ϥ ˴ϥ͉ϠΎ˴˴γΎ˴Ύ˴ΧΧ Χ˴ϭ(HR. λ ˸Ϧ˸ϮΨ ˵γ yang ‘Amr ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵(((˴ΣϲϘϬϴΒϟϭ ˴ ˴ϥΎ˴Χ ˴ΫϢϛΎΤϟϭ ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴ϲϨτϗέΪϟϭ λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΩϭΩ Ψ ˵ ˴ϳ ˸ϢϮΑ ˴ϟΎ˴ϣ ‘Auf).) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ(ϲϘϬϴΒϟϭ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻϢϛΎΤϟϭ ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ϲϨτϗέΪϟϭ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴ΟΩϭΩ ˵ ˸Ϡ͊μϮΑϟ˴ ˴ϳ ˴ϻ˴ϻ :ϝΎϗ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ Ϧϋ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ˴ϻ˴ϻ ˶Ϝ˶Ϝ˶Ϝ͉θ˴Θ˴Θ˸Τ ήϤόϣ Ϳ ϝϮγέ ˴ϻ˸ϴ˶·˴Ϝ˶·˶·ή˵˸ϳή˵ή˵˶ϱάϣήΘϟ ˴Θ˸Τ ˸Τ ϝΎϗ ϢϠγϭ Ϳ Ϳ˴ϢΣ͉Ϡ˴γ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳϰ͉͉ϻϠΪΒϋ Ϧϋ ϩϭέ )ϢϠγϭ ˴ΣͿ ˴ϡϭ͉ή˶Ϫ˴Σ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˱Ϧϋ σͿ ˶· ˸Ϣ˶ϬͿϦΑ ˶σ ϭ˵˴ϝ ή˸Ϯη ˵γ ˶Ϧ ϟ˴ϳ˴ϳΚ ˵ ˴ϻ˶ϟ:Ύ˴:ΛϝΎϗ Ύ˴ϧ˴ ϢϠγϭ :ϰ˴Ύ˱ϟϣΎ˴˴όήϪϴϠϋ ˴ΗϪϴϠϋ ˵ ͉ϞͿ ϝ ˵˴Σ˸Ϯ˴ ϰϠλ Ϙ˵ϰϠλ ˴ϳ˸ϭ˴:˴ϝ˱ϻΎ˴ϗ˴ϼ ˵˸ή˴η Ϳ ˴λ ˵ ˴έϰ˴Ϡ͉ϥ˴ϋ· ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) Ί ˲ σ ˶ Ύ˴Χ ˴ϻ˶· ή˵ )˶Ϝ˴ΘΎ˴˸Τ ΪΒϋ Ϳ Ύ˴ϰϠλ ((ϢϠδϣ ϩϭέ ϢϠδϣ .( ϦΑ ϭήϤϋ ϩϭέ Ϥ˶Ϭ˴ϳ ˶Ϩ˸ϴ˴ϻ˴Α ˸Ϧ:ϝΎϗ ˶ϣ Ζ ˵ ϢϠγϭ ˸Ο˴ή˴ΧϪϴϠϋ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴ΣͿ ˴ ˴ϥΎ˴ϝϮγέ Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϧϋ Ϫ˴Β˶ΣͿ Ύ˴λ Ύ˴ϤϑϮϋ ϫ˵ Ϊ˵ϦΑ ˴Σ˴ήϤόϣ ˸Ϧ)Ψ ˵ ˲Ί ˴ϳ ˶σ˸ϢϦϋ ˴ϟΎ˴Ύ˴Χϣ (ϢϠδϣ ϩϭέ)ΩϭΩ ˲Ί˶σϮΑ Ύ˴Χ (ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ “Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah Pihak ketiga ˴ϻ˶· ή˵ ˶Ϝdua ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ :ϝΎϗyang ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ ϢϠγϭ 3. ϪϴϠϋ Ϳselama ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳtidak Kaidah Fiqh: satu ˶dari Ϧ ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Pihak Κ ˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴ :ϰ˴berserikat ϟΎ˴ό3. ˴Η Ϳ ˵ ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ Kaidah :˴ϝΎ˴ϗsalah ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭFiqh: ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋPihak Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ˴λ ˶Ϳmengkhianati ˴ϝ˸Ϯ) γ ˵˲Ί˴έ˶σ͉ϥ 3. Kaidah Fiqh: (ϢϠδϣ ϩϭέ Ύ˴Χ· yang lainnya. Maka, apabila salah satu Pihak mengkhianati yang lain, Aku 3. Kaidah Fiqh: ϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟΎ˴ϣ pun meninggalkan.keduanya” (HR Dawud, Ύ˴Ύ˴ϬϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˶ή˸Τ˸Τ ˴Η˴Η ϰ˴ ϰ˴ ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴAbu ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω˴Ω(͉ϝ͉ϝ͉ϝϲϘϬϴΒϟϭ Ϊ˵Ϊ˵˴ϳ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴Ύ˴ϣϣϣ al-Daraquthni, Δ˵Δ˵ ˴Σ˴Σ Ύ˴Ύ˴ΑΑΑ˶Ϲ˶Ϲ ˸ ˶Ε ˶ΕϲϨτϗέΪϟϭ ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόal-Hakim, ˵Ϥ˸ϟ˸ϟ ϰ˶ ϰ˶ϓϓΩϭΩ ˸λdan ˴Ϸ . Ύ˴ Η ˴ Ϡ Ϟ ˲ Ϊ ˵ Δ ˵ Ύ˴ ˸ ϼ ˴ Ϥ ˵ Ϟ ˵Ϟ˵ ˸λ ˴Ϸ ϢϛΎΤϟϭ ϮΑ . Τ ˸ ϰ˴ ϋ ˴ Σ ˴ Ϲ ˶ al-Baihaqi). .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ ˴ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ :ϝΎϗ ϢϠγϭ 3. ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ Kaidah Fiqh: ϩϭέ ˴ϑ ˴μ(˴Θ˴ΘϢϠδϣ ˴Ϸ˶˶)ί˵ί˵ ˸Ϯ˸Ϯ˲ΊΠ ˵˶σ˴ϳ˴ϳΎ˴Χ ˴ϻ ˶Ϫ˶Ϫ˶Ϫ˶ϧ˶ϧ˶ϧ˸Ϋ˸Ϋ˸Ϋ˶·˶·˶· ˴ϼ˴ϼ ˶Α˶Α˶Α ˶ή˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴ϐ˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ˸ϟ ˶Ϛ˶Ϛ ˸Ϡ˸Ϡ˸Ϡ˶ϣ˶ϣ˶ϣ ˸ϲ˸ϲ ˶ϓ˶ϓ˶ϓ ˴ϑ ͉ή͉ή͉ή˴μ ˴ϳ˴ϳ ˸ϥ˸ϥ˴˴ ˳Ϊ˳Ϊ˴Σ˴Σ˴Ϸ ˵Π ˴ϻ ϼ ˴ Ϛ ˶ ϲ ˸ ϑ ˴ “Dari Ma’mar bin SAW Tidaklah .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳAbdullah, ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴˶ϪϠ˶ϧ˴ϋ˸Ϋ˶· ˲Ϟ˴ϼdari ˸ϴ˶Α˶ϟ˴Ω˶ή͉ϝ˸ϴRasulullah Ϊ˴ϐ˵ ˸ϟ˴ϳ ˸Ϣ˶Ϛ˴ϟ ˸ϠΎ˴˶ϣϣ ˸ϲ Δ˵ ˴Σ˶ϓ Ύ˴˴ϑ Α˶Ϲ͉ή˸ ˴μ ˶Εbersabda: ˴ϼ ϣ ˴ Ύ˴ ό Ϥ ˵ ϟ ˸ ϰ˶ ϓ Ϟ ˵ λ ˸ Ϸ ˴ ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴ ˳Ϊ˴Σ˴Ϸ˶ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah” (HR Muslim). 88 Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173, 3. Kaidah Pendapat Ibnu Ibnu Qudamah Qudamah dalam Fiqh: Al-Mughni juz Pendapat dalam Al-Mughni 5/173, [Beirut: Dar al-Fikr, tanpa thn] : Pendapat Ibnu Qudamah ˶Ϫtanpa ˶ϧ˸Ϋ˶· ˴ϼ˶Αthn] ˶ήdalam ˸ϴ˴ϐ˸ϟ ::˶Ϛ˸Ϡ˶ϣ Al-Mughni ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴ juz ˳Ϊ˴Σ˴Ϸ˶ 5/173, ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ [Beirut:Dar Dar al-Fikr, thn] [Beirut: al-Fikr, tanpa . Ύ˴ Ϭ Ϥ ˶ ϳ ˸ ή ˶ Τ ˸ Η ˴ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϟ ˲ ϴ ˸ ϟ ˶ Ω ˴ ϝ ͉ Ϊ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Δ ˵ Σ ˴ Ύ˴ Α Ϲ ˶ ˸ Ε ˶ ϼ ˴ ϣ ˴ Ύ˴ ό Ϥ ˵ ϟ ˸ ϰ˶ ϓ Ϟ ˵ λ ˸ [Beirut: Dar al-Fikr, tanpa thn] : ˶ϩ˶ϩ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Ϗ ͉μ ϯ˴ή˴Θ˸η ˶ϥ˴Ϸ˶·˴ϭ ˴Ϗ˴Ϛ˴Ϛ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ˸Ϡ˸Ϡ˶ϣ˶ϣ˸ϱ˸ϱ ˸ϱ˶ή˶ή˶ή˴Θ˴Θ˴Θ˸θ˸θ ˸θ˴ϳ˴ϳ˴ϳ Ϫ˵Ϫ˵Ϫ˵͉ϧ͉ϧ͉ϧ˴Ϸ˴Ϸ ˴Ϸ˶˶˶ˬ˴ˬ˴ˬ˴ίίίΎ˴Ύ˴Ύ˴ΟΟ Ο Ϫ˵Ϫ˵Ϫ˵˸Ϩ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϫ˶Ϫ˶Ϝ˶Ϝ˶Ϝ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˶ή˴η˴η ˴η ˴Δ˴Δ˴Δ͉μ ͉μ˶Σ˶Σ ˶Σ ˶Ϧ˶Ϧ ˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˶ή͉θ͉θ ͉θϟϟ Ϊ˵Ϊ˵ ˴Σ˴Σ˴˴ ϯ˴ ϩ ˶ ή ϴ ˸ Ϗ ˴ ή˴Θ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ϩ ˶ ή ˶ ϴ ˸ Ϗ ˴ Ϛ ˴ Ϡ ˸ ϣ ˶ ϱ ˸ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ Ϫ ˵ ϧ ͉ Ϸ ˴ ˶ ˬ˴ ί Ύ˴ Ο Ϫ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ Ϫ ˶ Ϝ ˶ ϳ ˸ ή ˶ η ˴ Δ ˴ μ ͉ Σ ˶ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ ϟ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ ϯ˴ ˴Θ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz ή5/173, [Beirut: Dar tanpa ˶Ϫ˶ϧ˸Ϋal-Zuhaili ˶· ˴ϼ˶Α thn] ˶ή˸ϴ˴ϐ˸ϟ :˶Ϛ˸Ϡdalam ˶ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ήAl-Fiqh ˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴ ˳Ϊ˴ΣAl-Islami ˴Ϸ˶ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ Pendapat Dr.al-Fikr, Wahbah ϢϠδϣ ϩϭέ ϩϭέ)) ˲Ί ((ϢϠδϣ ˲Ί˶σ ˶σΎ˴Ύ˴Χ Χ ˴ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ :ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ (ϢϠδϣ ϩϭέ) ˲Ί˶σΎ˴Χ 3. Kaidah Fiqh: 3. 3. Kaidah Fiqh: Fiqh: Kaidah ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟKaidah ˶Ε˴ϼ ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όό˵ϤϤ˵ ˸ϟ˸ϟ ϰ˶ ϰ˶ϓϓ Ϟ ..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή3. ˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴ ˴Ω˴Ω ͉ϝ͉ϝΪ˵Ϊ˵˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣFiqh: Δ˵Δ˵ ˴Σ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸˸ ˶Ε ˵Ϟ˵ ˸λ ˸λ˴Ϸ ˴Ϸ “Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ dalil yang mengharamkannya.” ˶Ϛ˸Ϡ˸Ϡ˶ϣ˶ϣ ˸ϲ ˸ϲ˶ϓ˶ϓ ˴ϑ ˴ϑ͉ή͉ή˴μ ˴μ˴Θ˴Θ˴ϳ˴ϳ ˸ϥ ˸ϥ˴˴ ˳Ϊ˳Ϊ˴Σ ˴Σ˴Ϸ ˴Ϸ˶˶ ί˵ί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ ˵Π Ϫ˶˶Ϫ˶ϧ˶ϧ˸Ϋ˸Ϋ˶·˶· ˴ϼ˴ϼ˶Α˶Α ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ ˶Ϛ ˵ ˴ϳ˴ϳ ˴ϻ ˴ϻ “Tidak boleh melakukan perbuatan ˶Ϫ˶ϧ˸Ϋ˶· ˴ϼ˶Α ˶ή˸ϴhukum ˴ϐ˸ϟ ˶Ϛ˸Ϡ˶ϣ atas ˸ϲ˶ϓ ˴ϑmilik ͉ή˴μ˴Θ˴ϳorang ˸ϥ˴ ˳Ϊ˴Σlain ˴Ϸ˶ ί˵ ˸Ϯtanpa Π ˵ ˴ϳ ˴ϻ seizinnya.” Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173, Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173, [Beirut: Dar al-Fikr, al-Fikr, tanpa thn] thn] :: Memperhatikan : 1. Pendapat ulama, antara lain: [Beirut: Dar tanpa Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173, • Pendapat dalam Al-Mughni al˶ϩ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Ϗ˴Ϗ ˴ϚIbnu ˴ϚDar ˸Ϡ˶ϣ˶ϣ ˸ϱ˸ϱQudamah ˶ήal-Fikr, ˴Θ˸θ˸θ˴ϳ˴ϳ Ϫ˵Ϫ˵͉ϧ͉ϧ˴Ϸ˴Ϸ˶˶ˬ˴ˬ˴tanpa ίΎ˴Ύ˴ΟΟ Ϫ˵Ϫ˵ ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣthn] ˶Ϫ˶Ϝ˶Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή:˴η˴η ˴Δ˴Δ͉μ ͉μjuz ˶Σ ˶Ϧ˶Ϧ5/173, ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θϟϟ[Beirut: Ϊ˵ ˴Σ ˴Σ˴˴ ϯ˴ ϯ˴ήή˴Θ˴ΘDar ˸η ˶ϥ [Beirut: ϩ ˶ Ϡ ˸ ή ˶ Θ ˴ ί Ϫ ˶ Σ ˶ ϴ ˸ Ϊ ˵ ˸η ˶ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ Fikr, tanpa thn] : ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ ϯ˴ή˴Θ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ Pendapat Dr. Wahbah Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami “Jika salah seorang dari dua orang berserikatdalam membeliAl-Fiqh porsi mitraAl-Islami serikatnya, Pendapat Dr. al-Zuhaili wa Adillatuhu Adillatuhu juzia3/1841: 3/1841: hukumnya boleh karena membeli milik pihak lain.” wa juz Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami • Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu wa Adillatuhu juz 3/1841: juz 3/1841: ˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη ˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ .˳ϢϬ˵ ˸γ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ “Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham ˶ϭyang ˴ ˶Δdimilikinya.” ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴ (ϲϧΎΜϟ) • ϊϴΑϭ Pendapat ulama ΎϬϴϓ yang Δ˵menyatakan ΎϬϴϓ para ΔϛέΎθϤϟϭ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άϬ˴kebolehan ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴Β˵Ϥ˸ϟ jual ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩbeli ͋μϟsaham ˶ΕΎ˴δ͉γpada ˴ΆϤ˵ ˸ϟ lain ˲Δperusahaan-perusahaan ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭyang ˱Γ˴έ˸Ϯmemiliki Ϭ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴ ˱Δ˴ϓbisnis ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵yang ˴ϛ˸ή͋θϟmubah, ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˴antara Ϋ˶· ˬΎϬϤϬγ dikemukakan oleh Dr. Muhammad ‘Abdul Ghaffar al-Syarif (al-Syarif, ˳˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶α˸˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ ˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79); Dr. . Ϛ ͈ η ˴ ϼ ˴ Α ˶ ϝ ˲ ϼ ˴ Σ ˴ ϩ ˶ ά ˶ ϫ˴ ϭ ˬ˶ Δ ϋ ˴ Ύ˴ Ϩ μ ͋ ϟ˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa Musykilatuna al-Hadhirah, [t.t.: Silsilah al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h. 58); Dr. Muhammad Rawas Qal’ahji, (Qal’ahji, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi ˶ΔKeputusan ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ήal-Fiqh ͋θϟ ϰ˶Muktamar ϓ wa ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήal-Syari’ah, η ˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸke-7 ˸ ˴Ώ[Beirut: Ύ˴Τ˸λ ˴ ͉ϥDar ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋal-Nafa’is, ˸ήFiqh ˴η ˲ΰ˶Ύ˴ΟIslami ˶ϢϬ˵1999], ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α tahun Ϟ ˵ h.56). ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ Dhaw’i Majma’ Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa . Ϣ ˳ Ϭ ˵ γ ˸ ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϝ ˵ Ϡ ˶ ˸Ϥ˴ϳ alΎ˴ϣ 1992 di Jeddah: Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], h. 369375) menyatakan: .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ϭ˶ ˴ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΕΎ˴˶Ϣϛ˸ϴ˸ή˶Σ͋θ͉ήϟ˴ϟΎϛ˶ϦϤ˸˳ΔΣ˴Σ͉ήΎ˴ϟΒϣ˵ ˶Ϳ˳Ε˶ϢΎ˴˸δδ˶Α͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴ (ϲϧΎΜϟ) ϊϴΑϭ ΎϬϴϓ ΔϛέΎθϤϟϭ ΎϬϴϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩ͋μϟ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ ˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴ ˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˴Ϋ˶· ˬΎϬϤϬγ ˳a.˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ QS. ˶α˸˴έ al-Maidah ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ ˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δ[5]:1: ϟ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ .͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Islami tahun Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait PasarFiqh Modal Syariah 89 1992 di Jeddah: b. Firman Allah QS. al-Baqarah “(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, ˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θseperti ϟ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛperusahaan ˴ήη ˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ˴Ώdagang Ύ˴Τ˸λ˴ ͉ϥatau ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋperusahaan ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γmanufaktur ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham).˳ϢϬ˵ dan ˸γ˴ ˸Ϧ˶ϣber-syarikah ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan ketidak-jelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan ˶ϭ˴ ˶Δ˴Σsaham Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳadalah ˶έΎ˴Π͋Θϟ ˶Ε Ύ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛdari˳Δ˴Σmodal Ύ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δyang ͉γ˴Άϣ˵ dapat ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵memberikan ˸γ˴ (ϲϧΎΜϟ) karena bagian keuntungan kepada pemiliknya ϊϴΑϭ ΎϬϴϓ ΔϛέΎθϤϟϭ ΎϬϴϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴sebagai δϤ˵ ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άhasil Ϭ˴ϓ ˶Δ˴Σdari Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟusaha ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩperniagaan ͋μϟ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴Άdan Ϥ˵ ˸ϟ manufaktur. ˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έHal ˴ή˴Ϗ itu Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓhukumnya ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵halal, ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴tanpa ˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸όdiragukan.” ˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˴Ϋ˶· ˬΎϬϤϬγ ˳˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶Σpara Ύ˴λ ϰ˴ulama Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳyang ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟmembolehkan ˶α˸˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ ˵ pengalihan ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γkepemilikan ˴ΰ˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ Pendapat . Ϛ ͈ η ˴ ϼ ˴ Α ˶ ϝ ˲ ϼ ˴ Σ ˴ ϩ ˶ ά ˶ ϫ˴ ϭ ˬ˶ Δ ϋ ˴ Ύ˴ Ϩ μ ͋ ϟ˴ ϭ Γ ˶ έ ˴ Ύ˴ Π Θ ͋ ϟ ΐ ˶ δ ˸ ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶oleh ηΎ˴ϧ porsi (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: AlMajmu’ dan Al-Fiqh Al-IslamiFiqh wa Adillatuhu 6) Syarh al-Muhazdzab Keputusan IX/265 Muktamar ke-7 Majma’ Islami IV/881. Keputusan tahun 1992Muktamar di Jeddah: ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Muktamar Jeddah: ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah: Keputusan ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σsaham ͉ήϟ ˶Ϳ dengan ˶Ϣ˸δ˶Α “Boleh menjual atau menjaminkan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan.” 7) Sharia Standards AAOIFI no. 12: .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ 2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶ϪAwal ˶Α ϲ˶π˸Ϙ1417 ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓH/ Ύ˴ϋ˴ή29-30 ϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Dana a. Syariah tanggal 24-25 Rabi’ul QS. al-Maidah [5]:1: Juli 1997 M. .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ 3. Undang-Undang RI nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ 4. SK DSN-MUI No. 01 Tahun 2001 tentang Pedoman Dasar Dewan Syariah Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al 8) Nasional. al-Mu’ashirah (Bairut: Dar 14 al-Maret 5. Nota Mu’amalat Kesepahamanal-Maliyah antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal Fikr, 2006, h. 511): b. Firman Allah QS. al-Baqarah 2003 M./ 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam, APEI, dan SRO tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan dan [2]: ˲έ˴ή233: ˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia. ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴Kesepahaman ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ antara ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ ˵DSN-MUI ˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭdengan ˴ ˸Ϯό˵ ˶ο˸ήSRO ˴Θ˸δ˴Η ˸ϥtanggal ˴ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴ 10 ˸ϥ˶·˴ϭJuli ... 6. Nota . ή ˲ ϴ ˸ μ ˶ Α ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϡ ˵ Ϥ ˴ ό ˸ Η ˴ Ύ˴ Ϥ Α ˶ Ϳ ˴ ϥ ͉ ˴ ˸ Ϯ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ϋ ˸ ˴ ϭ ˬ Ϳ ˴ Ϯ˵ Ϙ Η ͉ ˴ ϭ ˬ˶ ϑ ϭ ˸ ή ˵ ό ˸ Ϥ ˴ ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖJum. ˴Τ˸ϟ ͉ϥAwal ˴Ϸ ˬ˳ν1424 ˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ H ˴ϟ ˴έtentang ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ Kerjasama ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉ϘΤPengembangan ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ ˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ ˵ dan ϳ ˸ϟ˴ϻΎ˶Α 2003 ˴ΩM/10 ί ˵ Ϯ ˸ Π ˵ ϳ ˴ Ύ˴ Ϥ ϧ ͉ · ˶ ϭ ˴ ˬ˶ Ε ˴ έ Ύ˴ ϴ Θ ˶ Χ ˸ ϻ ˶ ˸ Ω ˶ Ϯ ˸ Ϙ ˵ ϋ ˵ ϲ ˸ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Μ ˸ Τ ˴ Α ˴ Ύ˴ Ϥ ϛ ˴ Δ ˴ ο ˴ ϭ ˴ Ύ˴ ό Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϟ ˵ Β ˴ Ϙ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ˯ ˶ ˴ ή θ ͋ ϟΎ˶Α Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia. .˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ ˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ 7. Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15 Maret 2003 M/11Firman Allah QS. al-Qashash 12c.Muharram 1424 H. [28]: 26: 8. Pendapat Rapat Pleno Syariah Nasional pada hari 9) peserta Pendapat TaqiDewan Usmani dalam BuhutsMUI fi Qadhaya Sabtu,Fiqhiy-yah tanggal 08 Sya’ban 1424 H./04 (Darul Oktober 2003 M. Damaskus, Mu’ashirah Qalam, .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ halaman 248): MEMUTUSKAN Menetapkan Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸Ψ˵Ϥ˸ϟ ϝ ˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴ Hadis Qudsi riwayat Hurairah: .˶ϥaΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α : FATWA TENTANG PASAR.Muslim ϩ˵ ΅˵ MODAL ˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴdari ˴Α ί˵ DAN ˸ϮΠ ˵ Abu ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵PEDOMAN ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ UMUM PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR ˴ϒ˴Ϡ˴ΣΖ ˵Ϯ˴έ˸ϣ˴Ϸ:˸˶Δ˴ϣϲ˶Ύ˴ϴϓ˶Ϙ˸ϟ˶ϕ ˸Ϯ˴ϡ˸ϮϘ˵ Τ Ϥ˵ ˸μ˸ό˴ΧΑ ˶ΝΎ˴ϧ˴˴έ˲Δ˸Ω˴Λ˶· ˴ϼ˸ϲ˴Λ ˶ϓ:͉Ϟ˱ϻ˴ΟΎ˴Π˴ϭ˴ϣ ͉ΰ˶ϑ ˴ϋ ˸ήͿ ˵ό˵ ˸Ϡ˶ϟ ˴ϝ͉ϥΎ˴ϗ˶· ˵ Β˵ϱ ˸Μ˴Η )˴Δ͉ϴ˸ϲ ˶ϟΎ˴Ϥ˶Α ˸ϟϰ˴͉ϥτ˶Έ˸ϋ˴ϓ ˴ˬ˶ϝ˲Ϟ˴Ο ˵˴ϳ ˸ϟ˸Ϣ Ϭ˵ ˶ξ MODAL 90 ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˲ϞΟ ˵ ˴έ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ̒.ή˴ϦΣ ˵˸ϳ˶Ϊ˶Α˴ωΎ˴ϋΎ˴Α Ϧ˵ ˲Ϟ˸ΑΟ ˵ ϝ˵˴έ˸Ϯ˴ϭϘ˵ ˴ϳˬ˴Ύ˴έϤ˴Ϊϛ˴Ϗ˶α͉ϢΎ͉Λ˵Ϩϟ(˸ϲ˶ϝ˶Ϥ͊Ϯ˸γ˴Ϥ˴ΘΎ˶˶Α ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 10) Pendapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan : 1. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 2. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum. 3. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal adalah surat berharga yang akad, pengelolaan perusahaannya, maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah. 4. Shariah Compliance Officer (SCO) adalah Pihak atau pejabat dari suatu perusahaan atau lembaga yang telah mendapat sertifikasi dari DSN-MUI dalam pemahaman mengenai Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. 5. Pernyataan Kesesuaian Syariah adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh DSNMUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah. 6. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya. BAB II PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR MODAL Pasal 2 Pasar Modal 1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis Efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah. 2. Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah. BAB III EMITEN YANG MENERBITKAN EFEK SYARIAH Pasal 3 Kriteria Emiten atau Perusahaan Publik 1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 91 2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 1 di atas, antara lain: a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; b. lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; c. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; dan d. produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya; 3. Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menerbitkan Efek Syariah wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan. 4. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan memiliki Shariah Compliance Officer. 5. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai Efek Syariah. BAB IV KRITERIA DAN JENIS EFEK SYARIAH Pasal 4 Jenis Efek Syariah 1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah. 2. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. 3. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. 92 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 4. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/ rabb al-mal) dengan Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. 5. Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolio-nya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah. 6. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan Prinsip-prinsip syariah . BAB V TRANSAKSI EFEK Pasal 5 Transaksi yang dilarang 1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman. 2. Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas meliputi: a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu; b. Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek Syariah) yang belum dimiliki (short selling); c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang; d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan; e. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek Syariah tersebut; dan g. Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu Efek Syariah untuk menyebabkan perubahan harga Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain; h. Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur diatas. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 93 Pasal 6 Harga Pasar Wajar Harga pasar dari Efek Syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. BAB VI PELAPORAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI Pasal 7 Dalam hal DSN-MUI memandang perlu untuk mendapatkan informasi, maka DSN-MUI berhak memperoleh informasi dari Bapepam dan Pihak lain dalam rangka penerapan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Pasar Modal dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau keputusan DSN-MUI. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pada Tanggal : Jakarta 23 Oktober 2002 M. 16 Sya’ban 1423 H. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh 94 Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL Δ˶ ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α NO: ˶Δ˴ϛ˸ή͋θ41/DSN-MUI/III/2004 ϟ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη ˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ ˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη ˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ.˶˳ϢΎ˴ΟϬ˵ ˸γ˶Ϣ˴Ϭ˵ ˸Ϧ˸γ˶ϣ˴Ϸ˴ϥ˸Ύ˶Α˸ϮϞ ˵Ϝ˶Ϡϣ˵˸Ϥ˴Ύ˴ϳό͉ΘΎ˴ϟϣ Tentang .˳ϢϬ˵ ˸γ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ OBLIGASI SYARI’AH IJARAH ˶ϭ˴ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴ (ϲϧΎΜϟ) ϭ˶ ϊϴΑϭ ˴ ˶Δ˴ΣΎϬϴϓ Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ΔϛέΎθϤϟϭ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ ΎϬϴϓ ˶ΕΎ˴ϛ˸ήΔ˵ ͋θ˴Ϥ˴ϫϟ˴ΎΎ˴ϛδϤ˵ ˸ϟ˳Δ˴˴Σ:Ύ˴Β˶ϩϣ˵˶άϬ˴ϓ˳Ε˶ΔΎ˴˴ΣδΎ˴͉γΒϤ˵˴Ά˸ϟϣ˵ ˶Δ͉ϴϰ˶ ˶ϋϓΎ˴Ϩ͋μ˲ϢϬ˵ϟ˸γ˴˶ΕΎ˴(δϲϧΎΜϟ ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ) ϊϴΑϭ ΎϬϴϓ Ϩ͋μ δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ ˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴ΟΎϬϴϓ ˴ϻ˴ϭ ΔϛέΎθϤϟϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β ˸ϴ˴ϟ˴ϭ Δ˵˱Γ˴Ϥέ˴ϫ˸ϮΎ˴Ϭ˵δ˸θϤ˵ ˴ϣ˸ϟ˴ ˸ϭ:˴˶ϩ˶ά˱ΔϬ˴˴ϓϓ˸ϭή˵ ˶Δ˸ό˴Σ˴ϣΎ˴ΒΔ˵Ϥ˴ϛ˸ϟ˸ή͋θ˶Δ͉ϴϟ˶ϋΎ˴˶Ζ ˴ϧΎ˴ϛϟ ˴Ϋ˶Ε˶· Ύ˴ˬΎϬϤϬγ Dewan Syariah Nasional, setelah: ˲Δ˳˴ϟΎ˴˸ΑϬ˶ή˴Ο˶Α ˴ϻ˶Ϫ˶Β˴ϭ˶ΣΎ˴˲έλ˴ή˴Ϗϰ˴Ύ˴ϠϬ˴ϋ˸ϴ˶ϓ Ω˵˴β ˸θ˴ϣ˸˴έ˸ϭ˴˸Ϧ˱Δ˶ϣ˴ϓ˸ϭ˲˯ή˵ ˸ΰ˸όΟ Ϯ˸ ό˵ ˸ϴ˴ϳ˴ϟ˴ϭ˶ϝ˱ΓΎ˴Ϥ˴έ˸ϟ˸Ϯ Ϭ˵ ˶α ˵˴ϣ Δ˵˴Ϣ˴ϛ˸Ϭ˸ή͉δ͋θϟ ϟ͉ϥ˶Ζ ˴Ϸ˶˴ϧΎ˴ˬ˲ϛΓ˴ΰ˴Ϋ˶Ύ˴˶·ΟˬΎϬϤϬγ ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ ˳ Α ˸ ή ˶ Α ˶ Ϫ ˶ Β ˶ Σ ˶ Ύ˴ λ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ω ˵ Ϯ ˸ ό ˵ ϳ ˴ ϝ ˶ Ύ˴ Ϥ ϟ ˸ α ˶ ˸ έ ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ ˯ ˲ ΰ ˸ Ο ˵ Ϣ ˴ Ϭ ˸ δ ͉ ϟ ϥ ͉ Ϸ ˴ ˶ ˬ˲ Γ ΰ ˴ ˶ Ύ˴ Ο Δ ˲ ˴θ˶ΣηΎ˴ϓϧ . Ϛ ͈ η ˴ ϼ ˴ Α ϝ ˲ ϼ ˴ Σ ˴ ϩ ˶ ά ˶ ϫ˴ ϭ ˬ˶ Δ ϋ ˴ Ύ˴ Ϩ μ ͋ ϟ˴ ϭ Γ ˶ έ ˴ Ύ˴ Π Θ ͋ ϟ ΐ ˶ δ ˸ ϛ Ϧ ˸ ϣ ˶ ˯ ˳ ϰ˶ Menimbang : a. bahwa Obligasi Syariah yang telah diterbitkan melalui fatwa DSN. Ϛ ͈ η ˴ ϼ ˴ Α ˶ ϝ ˲ ϼ ˴ Σ ˴ ϩ ˶ ά ˶ ϫ˴ ϭ ˬ˶ Δ ϋ ˴ Ύ˴ Ϩ μ ͋ ϟ˴ ϭ Γ ˶ έ ˴ Ύ˴ Π Θ ͋ ϟ ΐ ˶ δ ˸ ϛ ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ ˯ ˳ ϰ˶ ηΎ˴ϧ MUI adalah Obligasi Syariah Mudharabah, sehingga belum dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap Obligasi Syariah yang lainnya; Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah: Keputusan Majma’ Fiqh Islami tahun b. bahwa dewasa iniMuktamar dibutuhkan ke-7 instrumen obligasi berdasarkan prinsip 1992 di Jeddah: Syariah untuk membiayai transaksi sewa-menyewa, sehingga diperlukan .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ fatwa tentang Obligasi Syariah Ijarah; .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήIjarah ϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήdapat ϟ ˶Ϳ ˶Ϣditerbitkan, ˸δ˶Α c. bahwa agar Obligasi Syariah maka Dewan ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟperlu ˶ϦϤ˸Σ͉ήmenetapkan ϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α fatwa mengenai hal Syariah Nasional memandang tersebut untuk dijadikan pedoman. Mengingat a. Allah SWT., antara lain: QS. al-Maidah [5]:1: : 1. Firman a. a. QS. al-Maidah [5]:1: QS. al-Maidah [5]:1: ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” b. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: b. b. Firman Allah QS. al-BaqarahFirman [2]: 233: Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ ˵ ˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭ˴ ˸Ϯό˵ ˶ο˸ή˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴ ˸ϥ˶·˴ϭ... . ή ˲ ϴ ˸ μ ˶ Α ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ ˸ϟΎ˶Α ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ ˵ Ϡ˵˴Ϥ˸ό˴ϼ˴Η˴ϓΎ˴Ϥ˶Α˸Ϣϛ˵˴Ϳ˴Ω˴ϻ͉ϥ˸ϭ˴˴ ˸Ϯ˸ϮϤ˵ ό˵˴Ϡ˸ϋ˶ο˴ϭ˸ήˬ˴Θ˴Ϳ ˸δ˴Η Ϯ˵ ˸ϥϘ˴͉Η˴ϭ˸ϢΗ˵ˬ˶˸Ωϑ ˴έ˴ ˸ϭή˵˸ϥ˸ό˶·˴ϭ˴Ϥ... ˸ϴ˶μ˴Α ˴ϥanakmu ˸ϮϠ˵˴Ϥ˸ό ˴ΗΎ˴Ϥ˶Αdisusukan ˴Ϳ ͉ϥ˴ ˸ϮϤ˵ ˴Ϡoleh ˸ϋ˴ϭ ˬorang ˴Ϳ Ϯ˵Ϙlain, ͉Η˴ϭ ˬ˶ϑ ˸ϭή˵ ˸ό˴Ϥdosa ˸ϟΎ˶Α “…Dan jika kamu.˲ήingin tidak bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat c. Firman Allah QS. al-Qashash apa yang kamu kerjakan.” [28]: 26: c. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:.Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 95 .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ Firman Allah QS. al-Baqarah b. ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ [2]: 233: b. Firman Allah QS. al-Baqarah ˸ϢΘ˵233: ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ ˵ Firman ˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭAllah ˴Allah ˸Ϯό˵ ˶ο˸ήQS. ˴ΘQS. ˸δ˴Η ˸ϥ˴al-Qashash ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴ ˸ϥ˶·˴ϭ... c. b. Firman al-Baqarah [2]: . ή ˲ ϴ ˸ μ ˶ Α ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϡ ˵ Ϥ ˴ ό ˸ Η ˴ Ύ˴ Ϥ Α ˶ Ϳ ˴ ϥ ͉ ˴ ˸ Ϯ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ϋ ˸ ˴ ϭ ˬ Ϳ ˴ Ϯ˵ Ϙ Η ͉ ˴ ϭ ˬ˶ϑ˸ϭή˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟΎ˶Α c. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26: [28]: b. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]:26: 233: ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ ˵ ˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭ˴ ˸Ϯό˵ ˶ο˸ή˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴ ˸ϥ˶·˴ϭ... [2]: ϣ233: ˵Θ˵ ˸Ϥ˸ϴ˶ϣ͉Ϡ˴γ˴Ϸ˸ ˴͊ϱ ˸΄˴Θˬ˸γ˸ή˴Ϳ˴Θ˸δ˶Ζ˴ΗϮ˵˴Α˴Ϙ˸ϥ˴͉Ηϳ˴˴ϭΎ˴Ϥ˸Ϣˬ˶ϫ˵Η˵ϑ Ύ˴Ύ˶ϗΑ ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ϣ .˸ϢϦ Ϋ.˶·˶Ϯ˲ή˴Ϙ˸Ϣϴ˸ϟ˶μ Ϝ˵ ˸ϴ˴Ε ˴Ϡ˴ϋ ˵˸ό˴Η Ύ˴˶Ϧ ˸Ω˴˴έΪ˸ϭ˸Σ˴ ή Α ˸ή˴ϥ˴Ο˴Ρ˸ϮϠ˵˸΄Ύ˴˴Ϥ˴ΘϨ˸γΟ Ϥ˴ϼ˶Α˴ϣ˴ϓ ˴Ϳ˴ή˸Ϣ˸ϴϛ˵˴Χ͉ϥ˴Ω˴ϻ˴͉ϥ˸ϭ˸Ϯ˶·˴ Ϥ˵ˬ˵ϩ˸˴ϠϮ˸ϋ˸ήό˵˶Ο ˴ϭ˶ο ˵˶·˸ϥ˸ό˸Ζ˶·˴Ϥ˴ϭ˴ϟ˸ϟ... c. Firman Allah QS. al-Qashash ˸ϴ˶μ ˸ϮϠ˵˴ϼ˴Ϥ˸ό˴ϓ ˴ΗΎ˴˸ϢϤϛ˵itu ˶Α ˴Ω˴Ϳ˴ϻberkata, ˴Ϡ˸ϋ‘Hai ˴˸ήϭ˴Θ˸δˬ˴Ϳayahku! ˬ˶˴έϑ Ύ˶Α ˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴ΗΎ˴ “Salah ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡseorang ˴γ ˴Ϋ˶· ˸Ϣdari Ϝ˵ ˸ϴ˴Ϡ.˴ϋ˲ήkedua ˴ΡΎ˴˴ΑϨΟ ˵˴ϥwanita ˸ϭ͉ϥ˴ ˴ ˸˸ϮϮό˵Ϥ˶ο ˴Η ˸ϥϮ˵˴Ϙ͉Η˴˸ϢϭΗ˵ ˸ΩAmbillah ˴ ˸ϭ˸ϥή˵ ˶·˸ό˴ϭ˴Ϥ...˸ϟia sebagai ˸ό˴ΗΎ˴Ϥ˶Α ˴Ϳ orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang [28]: 26: . ή ˲ ϴ ˸ μ ˶ Α ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϡ ˵ Ϥ ˴ ϥ ͉ ˴ ˸ Ϯ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ϋ ˸ ˴ ϭ ˬ Ϳ ˴ Ϯ˵ Ϙ Η ͉ ˴ ϭ ˬ˶ ϑ ϭ ˸ ή ˵ ό ˸ Ϥ ˴ ϟ ˸ Ύ˶ Α paling Qudsi dari Abu Hadis Muslim .a yang baik yangriwayat kamu ambil untuk bekerja (padaHurairah: kita) adalah orang c. .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸdipercaya.’” ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴ΟFirman ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴ΘQS. ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴al-Qashash ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ kuat lagi dapat ˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴ΧAllah Firman Allah QS. ˴[28]: ϒ˴Ϡc. ˴Σ ϱ ) ϲ ˸ Α ˶ ϰ˴ τ ϋ ˸ ˴ Ϟ ˲ Ο ˵ έ ˴ : Δ ˶ ϣ ˴ Ύ˴ ϴ Ϙ ˶ ϟ ˸ ϡ ˴ Ϯ ˸ ϳ ˴ Ϣ ˸ Ϭ ˵ Ϥ ˵ μ ˸ Χ ˴ Ύ˴ ϧ ˴ Δ ˲ Λ ˴ ϼ ˴ ˴Λ :͉Ϟ˴Ο˴ϭal-Qashash ͉ΰ˴ϋ Ϳ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ 26: 2. Hadis-hadis c.ϰ˴ϓ˸Ϯ[28]: ˴Θ˸γΎ˴ϓ ˱26: ή˸ϴ˶ΟNabi ˴ ˴ή˴Οs.a.w., ˸΄˴Θ˸γ ˲ϞΟ ˵antara ˴έ˴ϭ ˬ˵Firman Ϫlain: ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ̒ήAllah Σ ˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ ˵QS. ˴έ˴ϭ ˬ˴έal-Qashash ˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (˸ϲ˶Ϥ˸γΎ˶Α Ϧ ˵ ˸ϴQudsi ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ ˶Ϯriwayat ˴Ϙ˸ϟ ˴ΕMuslim ˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧdari ˴ϣ ˴ή˸ϴAbu ˴Χ ͉ϥ(ϢϠδϣ ˶·Hurairah: ˬ˵ϩ˸ή˶Οϩϭέ ˸΄˴Θ˸γ) ˶Ζ ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˸ό˴Ϊϳ˵ ˸Σ.˸Ϣa˴ϟ˶·˴ϭ˸ΖϪ˵ ˴ϟ˸ϨΎ˴˶ϣϗ a. Hadis riwayat [28]: 26:.Qudsi Hadis .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴ΟMuslim ˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ήdari ˸ϴ˴Χ ͉ϥAbu ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶ΟHurairah: ˸΄˴Θ˸γϩ˵ ˴ή˶Ζ˸Ο˴Α˴˴˴ϳ˶Ϫ˶τ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ ϒ ˴ ˴Ϡ˴Σ ϱ ˲ϞΟ ˵˸ή˴έ˴Ο˸΄:˴Θ˶Δ˸γ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϧ Ϙ˸ϟ˴ϣ˴ϡ˴ή˸Ϯ˴ϳ˸ϴ˴Χ˸ϢϬ˵͉ϥϤ˵ ˶·˸μˬ˵ϩ˴Χ˸ή˶ΟΎ˴ϧ˸΄˴˴Θ˸γ ˲Δ˴Λ˴ϼ˶Ζ ˴Λ :˴Α˴͉Ϟ˴ϳ˴ΟΎ˴˴ϭϤϫ˵͉ΰ˴˴ϋΪ˸ΣͿ ˵˶· ˸Ζ˴ϝ˴ϟΎ˴ϗ .Ϧ ˵ )˸ϴ˶ϣ˸ϲ˴Ϸ˶Α˸ ϰ˴ ͊ϱτ˶Ϯ˸ϋ˴Ϙ˸ϟ˴ ˴Ε ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γQudsi Ύ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ riwayat ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˲ϞΟ ˵Muslim ˴έ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟdari ˴ϛ˴΄˴ϓ ̒ήAbu Σ ˵ ˴ωΎ˴ΑHurairah: ˲ϞΟ ˵ ˴έ˴ϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵.a(˸ϲ˶Ϥ˸γΎ˶Α Hadis Abuϩϭέ Hurairah: b. Hadis Qudsi riwayat Muslim Hadis dari Riwayat Ibn (ϢϠδϣ ) ϩ˵ ˴ή˸ΟMajah ˴ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ .˸Ϣa˴ϟ˴ϭdari Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˴ϒ Ϡ ˴ Σ ˴ ϱ ) ϲ ˸ Α ˶ ϰ˴ τ ϋ ˸ ˴ Ϟ ˲ Ο ˵ έ ˴ : Δ ˶ ϣ ˴ Ύ˴ ϴ Ϙ ˶ ϟ ˸ ϡ ˴ Ϯ ˸ ϳ ˴ Ϣ ˸ Ϭ ˵ Ϥ ˵ μ ˸ Χ ˴ Ύ˴ ϧ ˴ Δ ˲ Λ ˴ ϼ ˴ Λ ˴ : Ϟ ͉ Ο ˴ ϭ ˴ ΰ ͉ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϝ ˴ Ibnu Umar, Hadis riwayat ˴ϒ ϱSubhanahu ) ˸ϲ˶Αbahwa ϰ˴ τ˸ϋ˴wa ˲ϞNabi Ο ˵ Ta’ala ˴έMuslim :˶Δ˴ϣbersabda: Ύ˴ϴberfirman: ˶Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸Ϯdari ˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ Abu ˸μ ˴Χ Ύ˴ϧHurairah: ˴tiga ˲Δ˴Λ˴ϼkelompok ˴Λ :͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰyang ˴ϋ.aͿ ˵ Aku ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ “Allah “Ada ˴Ϡ˴Σ Qudsi ϰ˴ϓ˸Ϯϰ˴ ˴menjadi Θ˸γϓ˸ϮΎ˴ϓ˴Θ˸γ˱ήΎ˴ϓ˸ϴ˶Ο˱musuh ˴ή˸ϴ˶Ο˴ή˴˴Ο˴ή˸΄˴Θ˴Οmereka ˸γ˸΄˴Θ˸γ˲ϞΟ ˵ ˲Ϟ˴έΟ ˴˵pada ϭ˴έˬ˵˴ϭϪ˴Ϩˬ˵˴ϤHari ˴ϪΛ˴Ϩ˴Ϥ˴Ϟ˴Λ ˴ϛ˴Ϟ˴΄Kiamat ˴ϓ˴ϛ˴΄̒˴ϓή̒Σ ˵ήΣ ˴˵ ωnanti. Ύ˴˴ωΑ Ύ˴Α˲Ϟ˲ϞΟ ˵Ο ˴˵έPertama, ˴˴έϭ˴ϭˬ˴έˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ Ϣ ͉ Λ ˵ ( ϲ ˸ Ϥ ˶ γ ˸ ˴Ϊ˴Ϗ orang ͉ϢΛ˵ (˸ϲ˶Ϥyang ˸γΎ˶Ύ˶ΑΑ . Ϫ ˵ ϗ ˵ ή ˴ ϋ ˴ ϒ ͉ Π ˶ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ Ϟ ˴ Β ˸ ϗ ˴ ϩ ˵ ή ˴ Ο ˸ ή ˴ ϴ ˸ Ο ˶ Ϸ ˸ Ϯ˵ τ ˴ϒ˴Ϡ˴Σbersumpah ϱ) ˸ϲ˶Α ϰ˴ τ ϋ ˸ ˴ Ϟ ˲ Ο ˵ έ ˴ : Δ ˶ ϣ ˴ Ύ˴ ϴ Ϙ ˶ ϟ ˸ ϡ ˴ Ϯ ˸ ϳ ˴ Ϣ ˸ Ϭ ˵ Ϥ ˵ μ ˸ Χ ˴ Ύ˴ ϧ ˴ Δ ˲ Λ ˴ ϼ ˴ Λ ˴ : Ϟ ͉ Ο ˴ ϭ ΰ ͉ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϝ ˴ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˴ Ϫ ˶ τ ˶ ό ˸ ϳ ˵ Ϣ ˸ ϟ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˵ atas nama-Ku laluHadis ia mengkhianatinya. (ϢϠδϣ ϩϭέIbn ) Kedua, ϩ˵ ˴ή˸ΟMajah ˴ ˶Ϫ˶τorang ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟdari ˴ϭyang Ϫ˵˸ϋϨΎ˴˸Ϩ˶ϣϗ˴˶ϣ b. Riwayat ϰ˴ϓ˸Ϯmenjual ˴Θ˸γΎ˴ϓ ˱ή˸ϴorang ˶Ο˴ ˴ή˴Οmerdeka ˸΄˴Θ˸γ ˲ϞΟ ˵ (bukan ˴έ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩbudak ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄belian), ˴ϓ ̒ήΣ ˵ ˴ωlalu Ύ˴Α ˲ϞiaΟ ˵ memakan ˴έ˴ϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ (mengambil) ͉ϢΛ˵ (˸ϲ˶Ϥ˸γΎ˶Α Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan (ϢϠδϣ ϩϭέ)seseorang, ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˶Ϫ˶τlalu ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟpekerja ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ itu memenuhi kewajibannya, sedangkan orang itu tidak membayarkan ϩ˵ ˴ή˶Π˸Ο˴ϳ˴ ˸ϥϪ˵ ˴˸Ϥ˴Ϟ˶Ϡ˸ό˸Βϴ˵˴ϗ˸Ϡ˴ϓϩ˵ ˴ή˱ή˸ΟMajah ˸ϴ˴˶Ο˴ή˴ ˸ϴ˴ή˶Ο˴ΟϷ˸΄˴Θ˸γϮ˵τ˶Ϧ˸ϋ˴ϣ˴ .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ .͉ϒ b. b. upahnya” (HR. Muslim). Hadis HadisRiwayat Riwayat Ibn Ibn Majah dari dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: b. Hadis Riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: b. Hadis Riwayat Ibn Majah dari ˸Ο ˴ Ϫ˵˴Ϟ ˸Ϥ˴Ϟ˸ΒAbu ˶Ϡ˴ϗ˸όΒ˴ϗϩϴ˵ ˸Ϡ˴ήϩ˵˴ϓ˴ή˸Ο˱ή˸Ο˴ ˸ϴDaud ˸γϮ˵ τ˶Ϧ˸ϋ˸ϋ˴ϣ˴˴ .Ϫ˵ ϗ˵.˴ήϪ˵ ϗ˵˴ϋ˴ήriwayat ˶Π.ϩ˵ϳ˶Π˴ήϥ τ ˴ϋ͉ϒ͉ϒ ˴ϳ ˸ϥ ˴ή˶Ο˴ή˸ϴ˴˶Ο˸ϴ˴ή˶Ο˴Ϸ˴Ο˴Ϸ˸˸΄˸˴ΘϮ˵ Ibnu d. Umar, bahwa Nabi bersabda: Hadis dari Sa`d “Berikanlah pekerja sebelum keringatnya kering.” Waqqash, ia berkata: Ibn Abiupah .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸ Ϯ˵τ˸ϋ˴ c. Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al ˸ϤϪ˵ ˶Ϡ˸ϤΎ˴˸όϤ˶ϠAbu ˴ϓ˱ή˱ή˸ϴ˸έ˶Ο˸ϴDaud ˶Ο ˴ΘϜ˸γdari d. Ύ˴ϧΎ˴ϬKhudri, ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ Nabi ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Αs.a.w. ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣbersabda: ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟHadis ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯriwayat ˴Ϸ˴ ˴˸˴ή˴ήϱ ϧ˵ ˶ϦΎ͉˶ϦϨ˴ϣϛ˵˴ϣ .͉δϩ˵ ˴ήϟ.ϩ˵˸Ο˴ήϰ˴ ˴˸ΟϠϪ˵˴ϋ ϴ˵˸ό˶Α˸Ϡϴ˵˴ϓ˸Ϡ˴ν ˴Ο˴Ο˸΄˶ή˴Θ˸΄˸γ ˸ϭ˴ Sa`d ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ibn Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸ϜAbi ϧ˵ ˸ϥ˴Waqqash, Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ia˸Ϧ˴ϋberkata: ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ .ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ.˳Δ ͉π ˶Ϧ˴ϣ˶ϓ Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭsiapa ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥmempekerjakan ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰpekerja, ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲberitahukan-lah ˶ϗ˴riwayat Ϯ͉δϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Abu Ϥ˶Α ˴ν˸έDaud ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵dari Ύ͉Ϩϛ˵ Hadis d. “Barang d. Hadis riwayat Abuupahnya.” Daud dari ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ Sa`d Abi Waqqash, berkata: d. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata: Sa`d IbnIbn Abi Waqqash, iaiaberkata: .˳Δ͉π˶ϓ d. Hadis riwayat Abu Daud dari ϧΎ˴ϬIbn Ύ˴ Ϩ ˴ ϓ ˴ ˬΎ˴ Ϭ Ϩ ˸ ϣ ˶ ˯ ˶ Ύ˴ Ϥ ϟ ˸ Ύ˶ Α Ϊ ˴ ό ˶ γ ˴ Ύ˴ ϣ ϭ ˴ ω ˶ έ ˸ ϟ˴Ϧ˶ϣ˴Ϧ˶ϣ˸ϲ˶ϗ˸ϲ˴Ϯ˶ϗ˴͉δϮϟ͉δϟϰ˴ϰ˴ ˴ν˸έ˸έ˴Ϸ˴Ϸ˸ ˸ϱϱ˶ή˶ή˸Ϝ˸Ϝϧ˵ ϧ˵ Ύ͉Ύ͉ϨϨϛ˵ϛ˵ Sa`d Abi Waqqash, ia Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ͉ΰberkata: Ϡ˴ϋϠ˴ϋΎ˴ϤΎ˴˶ΑϤ˶Α˴ν ϭ ˸ ˴ ΐ ˳ ϫ ˴ ά ˴ Α ˶ Ύ˴ Ϭ ϳ ˴ ή ˶ Ϝ ˸ ϧ ˵ ϥ ˸ ˴ Ύ˴ ϧ ή ˴ ϣ ˴ ˴ ϭ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϟ ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ Ϡ˴λ ˶Ϳ˶Ϳ ϝ ˵ ˴έ˴έ ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ϰ͉ Ϡ˴λ ˵ ϝ˵ ˸Ϯ˸Ϯγ ˵γ . Δ ˳ π ͉ Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝ.˳Δϧ˵ ͉π Ύ͉Ϩϛ˵˶ϓ˶ϓ ˸ϭ˴ ˳ΐ ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭpernah ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥmenyewakan ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋtanah ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡdengan ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ(bayaran) ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ hasil ϰ͉Ϡ˴λpertaniannya; ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ “Kami maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan .˳Δ͉π˶ϓ agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.” 96 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ϥ ˴ Ϯ˵ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Nabi Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻriwayat ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟTirmidzi ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ dari ˸Ϡ͊μϟ˴ ‘Amr bin ‘Auf: e. Hadis e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari e. bin ‘Auf: Hadis Nabi riwayat Tirmidzi ϰ˴Ϡ˴ϋ ‘Amr ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Ϥ“Perjanjian ˶Ϡ˸δϤ˵ bin ˸ϟ˴ϭ bin Ύ˱ϣ‘Auf: ˴ήboleh ˴Σ ͉Ϟ˴Σdilakukan ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σdi˴ϡ͉ήantara ˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵kaum ͉ϻ˶· muslimin ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ kecuali ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Οperjanjian ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ‘Auf: ‘Amr ‘Amr ϣ˱ϻ˴ή˴ϼ˴Σ˴Σhalal ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴˴Σ˸ϭatau ˴Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ ͉ϻyang ˵ Ϡ˴ϋϟ˴ ˴ϥϮ˵Ϥyang ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴mengharamkan ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ.˴Ύ˱yang λ ˵ menghalalkan ˴Ϧ˶·˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σharam; ˶Ύ˴ϭ˵Οήη ˵ ˸Ϡϰ˴ ͊μdan ˴ϥ ˴Σ ͉ή͉ή˴ϡsyarat-syarat ˴Σ λ ˵˵ ˸Ϡλ ͉ϻ ˴Ϧ ˸ϟ ˴Ϧ ˵˵˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ ϟ˴ 4. yang ˴ϥ˶Ϡ˶Ϡ˸δ Ϥ˵ ˸ϟΎ˱Ύ˱˴ϣϣϭ˴˴ή ˴ή˴ϼ ˵˴Σfiqih ˲ΰ˶˶syarat ˶Ύ˴Ύ˴ϭ˵ Ύ˴Ο ˴ϥϮ˵ Ϯ˵ϤϤkaum ˸δϮ˵ϤϤ˵˵ ˶Ϡ˸ϟ˸ϟ˸δ˴˴ϭϭmuslimin ήΎ˱ϣ˴Σ ˴Σ˴ή͉Ϟ ͉Ϟ˴Σterikat ˴Σ͉Ϟ˴˴ ˴Σ˸ϭ˸ϭ.˴˴˴Ύ˱ϣ˸ϭ˱ϻ ˱ϻ˴dengan ˴ϼ˱ϻ˴Σ˴Σ ˴Σ˴ϼ͉Ϟ˴Σ˴ϡ˴ϡ˴ΣKaidah ˴˴Σ͉ή˸ϭ˴Σ˴Ύ˱Ύ˱Τ Τ˱ϻΎ˱˸Ϡ˸ϠΤ˴ϼ λ ͉ϻ˴ϡ͉ϻ͉ή˶·˶· ˶·Σmereka ˴Ϧ˴Ϧ:ϴ˶ϴ˶Ύ˱ϤϤϴ˶σϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ ˸δ˶Ϡ˸ή˸δϤϤ˵˵˴ηϤ˵˸ϟ˸ϟkecuali ˴͉ϻϦ˴Ϧ˶·˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˸Ϣ˴Α˶Ϭ˲ΰ˲ΰ˶σ ΟΟήη μ ͊ ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˴ ..Ύ˱Ύ˱ϣϣ.˴˴Ύ˱ήήϣatau ˴Σ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ mengharamkan yang halal menghalalkan yang haram.” ˱ϻ˴ϼ ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴Σ˴ή˴Σ͉Ϟ˴Σ͉Ϟ˴˴Σ˸ϭ˴ ˴˸ϭ˱ϻ˴ ˴ϼ Σ˴Σ˴ϡ͉ή˴ϡ͉ή˴Σ˴ΣΎ˱σΎ˱σ˸ή˸ή˴η˴η͉ϻ͉ϻ˶· ˶·˸Ϣ˸Ϣ˶Ϭ˶Ϭ˶σ˶σϭ˵ϭ˵ήήη ˵η 4. ulama tentang .Ύ˴Ϭkebolehan ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟmelakukan ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻakad ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Αsewa ˶Ϲ˸ ˶Εmenyewa ˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ(Al-Fiqh Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ 3. Ijma’ Kaidah fiqih : al-Islami wa Adillatuh, Dr. Wahbah al-Zuhaili). 4. Kaidah fiqih : 4. ˸ϴ˶ϟ˴ΩKaidah ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴fiqih ͉ϻfiqih ˶· Δ˵ ˴Σ::Ύ˴Α:˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ 4. 4. fiqih : .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϞKaidah Kaidah fiqih 4. Kaidah .˶Ϳ Ϣ˵ ˸ϜΣ ˵ ͉Ϣ˴Μ˴ϓ Δ˵ ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ ˶Ε˴Ϊ˶Οϭ˵ Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϳ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ ϲ˶ϓϓϓ Ϟ ..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶˶ϤϤ.Ύ˴˸ϳ˸ϳϬ˶˶ήή˶Ϥ˸Τ ˴ϋ ˵˵Ϟ˵ ˸λ ˸Τ˸ϳ˶ή˴˴ΗΗ ˸Τϰ˴ ϰ˴˴Η ϠϠϰ˴ ˴ϋϠ˴ϋ˲Ϟ ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˲Ϟ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω˸ϴ˶ϟ͉ϝ ͉ϝ˴Ω ΪΪ˵˵͉ϝ˴ϳ˴ϳΪ˵˸ϥ ˸ϥ˴ϳ ˴˴˸ϥ͉ϻ ͉ϻ˴ ͉ϻ˶·˶· ΔΔ˵˵˶· ˴Σ ˴ΣΔ˵ ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑΎ˴˶Ϲ ˶ϹΑ˶Ϲ˸˸ ˸˶Ε ˶Ε˶Ε˴ϼ ˴ϼ˴ϼ˴ϣ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόΎ˴ό˵Ϥ˵ϤϤ˵˸ϟ˸ϟ˸ϟ ϲ˶ ϲ˶ Ϟ ˸λ˴Ϸ ˴Ϸ˴˴ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil .˶Ϳ Ϣ˵ ˸ϜΣ ˵ ͉Ϣ˴Μ˴ϓ Δ˵ ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ ˶Ε˴Ϊ˶Οϭ˵ Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϳ˴ yang a. mengharamkannya.” Imam al-Syairazi, al.˶Ϳ.˶Ϳ Ϣ˵ ˸ϜϢ˵ Σ ˵˸ϜΣ ˵ ͉Ϣ͉Ϣ˴Μ˴Μ͉Ϣ˴ϓ˴ϓ˴Μ394: ˴ϓΔΔ˵˵ Δ˵˴Τ ˴Τ˴Ϡ˴Ϡ˸μ ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ˸ϟ ˶Ε ˶Ε˴Ϊ˴Ϊ˴Ϊ˶Ο ˶Οϭϭ˵˵ϭ˵ Ύ˴Ύ˴Ύ˴ϤϤϤ˴Ϩ˴Ϩ˴Ϩ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˴˴˴ ..˶Ϳ Ϣ ˵ Ϝ ˸ Σ ˵ Τ ˴ μ ˸ Ε ˶ Ο ˶ Muhadzdzab, juz I, Kitab al-Ijarah, hal. ˶Ϳ Ϣ˵ ˸ϜΣ ˵ ͉Ϣ˴Μ˴ϓ Δ˵ ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ ˶Ε˴Ϊ˶Οϭ˵ Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϳ˴ “Di di sana terdapatal-Syairazi, hukum Allah..” a. mana terdapat kemaslahatan,Imam ˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮalΠ ˵ ˴ϳ Memperhatikan : 1. Pendapat antara Muhadzdzab, 394: ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲpara ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋulama; ˴ί˸Ϯjuz Π ˵ ˴ϳ ˸ϥI, ˴ Kitab ˴ΐ˴Ο˴ϭlain: ˶ϥImam Ύ˴al-Ijarah, ϴImam ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴhal. ˴Β˸ϟal-Syairazi, Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίΎ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ alϰ˴ϟ˶· a. a. al-Syairazi, al- a. Imam al-Syairazi, alMuhadzdzab, ˶Δ˴ΟΎ˴Τ ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴juz ϟ˶· ˴Δ˴ΟI, ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ al-Ijarah, ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶ϊ˶ϓhal. Ύ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ 394: ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Muhadzdzab, juz I,Ύ˴ΤKitab Kitab al-Ijarah, hal. 394: ˶Γ˶Δ˴έ˴ΟΎ˴Ύ˴ΟΤ˶Δ˶Ϲ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˴ Ϯ ˸ Π ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ΐ ˴ Ο ˴ ϭ ˴ ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ϊ ˶ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˴ Ύ˴ Ο Ύ͉ Ϥ Ϡ ˴ ϓ ˴ ˬ˶ ϥ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ ˴Ο˸ϟΎ˴Ύ˴ϛΤ˸ϟ˶ϊΎ˴ϛ˶ϓΎ˴Ϩ˶ϊ˴Ϥ˶ϓ˸ϟΎ˴Ϩ˴Ϥϰ˴ ˸ϟϟ˶·ϰ˴˴Δϟ˴Ο ˶· ˴ΔΎ˴Τ˴Ο˸ϟΎ˴Τ͉ϥ˸ϟ ˴Ϸ͉ϥ˴ϭ˴Ϸ˴ϭ...... ˶Δ˴Σ˶ΔΎ˴˴ΣΒϤ˵Ύ˴Β˸ϟϤ˵ ˸ϟ˶ϊ ˶ϓϊΎ˴˶ϓϨΎ˴˴ϤϨ˸ϟ˴Ϥ˸ϟϰ˴ϰ˴ Ϡ˴ϋϠ˴ϋ˶Γ˴έ˶Γ˴έΎ˴ΟΎ˴Ο˶Ϲ˶Ϲ˸˸ Ϊ˵Ϊ˵˸Ϙ˸Ϙ˴ϋ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ϟ˴ϳ˶· ˶Δ˶Δ˴Ο Ύ˴Ύ˴Τ ϟ ˸ Ύ˴ ϛ ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϰ˴ ϟ · ˶ Δ ˴ Ο ˴ Ύ˴ Τ ϟ ˸ ϥ ͉ Ϸ ˴ ϭ ˴ ... Δ ˶ Σ ˴ Ύ˴ Β Ϥ ˵ ϟ ˸ ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Γ ˶ έ ˴ Ύ˴ Ο Ϲ ˶ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˵ Ϯ ˸ Π ˵˵Ϡ˴ϋ˴ϳ˴ϳ . ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϰ˴ Ο ˴ Τ ϟ ˸ Ύ˴ ϛ ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϰ˴ ϟ · ˶ Δ ˴ Ο ˴ Ύ˴ Τ ϟ ˸ ϥ ͉ Ϸ ˴ ϭ ˴ ... Δ ˶ Σ ˴ Ύ˴ Β Ϥ ˵ ϟ ˸ ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Γ ˶ έ ˴ Ύ˴ Ο Ϲ ˶ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˵ Ϯ ˸ Π ˶Γ˴έ˶Ϲ˸ΟΪ˵˶Ϲ˸Ϙ˸˴ϋΪ˵ ˸Ϙί˴ϋ˸ϮΠ ˵˸ϥϳ˴ ˸ϥ˴ΐ˴ ˴Ο˴ΐ˴ϭ˴Ο˶ϥ ˴ϭ Ύ˴˶ϥϴ˸ϋΎ˴ϴIbnu ˸ Ϡϰ˴ ˴ϋ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϴϟ˴Β˸ϟΪ˵ ϘΪ˵˴ϋ˸Ϙ˴ϋ˴ίίΎ˴ΟΎ˴al-Mughni, ΟΎ͉ϤΎ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓϠ˴ϓ ˬ˶ˬ˶ϥϥΎ˴Ύ˴ϴϴ˸˸ ˴Ϸ˴Ϸ˸ juz Γ˴έΎ˴Οb. ˵˴ί˸Ϯ˴ϳ Π ˴Ϸ˸ϋ˸˴Ϸϰ˴ ˴ϋϠQudamah, ϰ˴ ϟ˶· ˶Γ˶Γ˴έ˴έΎ˴Ύ˴Ο Ϲ ˶ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˴ Ϯ ˸ Π ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ΐ ˴ Ο ˴ ϭ ˴ ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ϊ ˶ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˴ Ύ˴ Ο Ύ͉ Ϥ Ϡ ˴ ϓ ˴ ˬ˶ ϥ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ ϟϟ˶·˶· Ο Ϲ ˶ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˴ Ϯ ˸ Π ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ΐ ˴ Ο ˴ ϭ ˴ ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ϊ ˶ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ϊ ˵ Ϙ ˸ ϋ ˴ ί ˴ Ύ˴ Ο Ύ͉ Ϥ Ϡ ˴ ϓ ˴ ˬ˶ ϥ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ . ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ . ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ VIII, hal. 7: ..˶ϊ˶ϊ˶ϓ˶ϓΎ˴Ύ˴ϨϨ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϡ˴ϋ “Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat ϰ˴ yang dibolehkan… karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan b. . ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ Δ ˶ ϟ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ Ϥ ˴ Α ˶ ϊ ˵ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ˴ ϭ ˬ˶ ϊ ϓ ˶ Ύ Ϩ ˴ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ ( Γ ˵ έ ˴ Ύ˴ Ο Ϲ ˶ ) ϲ ˴ ˶Ϭ˴ϓ Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz terhadap benda. Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka b. IbnuQudamah, Qudamah, al-Mughni, al-Mughni, juz juz VIII, 7: hal. b. Ibnu sudah seharusnya boleh pula akad ijarah atas manfaat.” b. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 7: b. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 7: b. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 7: VIII, c. hal. .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˶ΔIbnu ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓQudamah, Ύ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟal-Mughni, ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ) ˴ϲjuz ˶Ϭ˴ϓ VIII, hal. 7: 7: ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ VIII, hal. 54: .˶ϥΎ˴.ϴ˶ϥ˸ϋΎ˴ϴ˴Ϸ˸ϋ˸˴Ϸ˶Δ˸˴ϟ˶ΰ˶Δ˴ϟ˸Ϩ˶ΰ˴Ϥ˸Ϩ˶Α˴Ϥϊ˵˶Α ˶ϓϊ˵Ύ˴Ϩ˶ϓ˴ϤΎ˴Ϩ˸ϟ˴Ϥ˴ϭ˸ϟ˴ϭˬ˶ϊˬ˶ϊ˶ϓΎ˶ϓ˴ϨΎ˴Ϥ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ˸ϟϊ˵ ϊ˵˸ϴ˴Α˸ϴ˴Α((Γ˵Γ˵˴έ˴έΎ˴Ύ˴ΟΟ˶Ϲ˶Ϲ)) ˴ϲ ˶Ϭ˴ϓ ..˶ϥ ˶ϥΎ˴Ύ˴ϴϴ˸ϋ ˸ϋ˴Ϸ ˴Ϸ˸˸ ˶Δ˶Δ˴ϟ˴ϟ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴Ϥ˴Ϥ˶Α˶Α ϊϊ˵˵ ˶ϓ˶ϓΎ˴Ύ˴ϨϨ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ˴˴ϭϭ ˬ˶ ˬ˶ϊϊ˶ϓ˶ϓΎΎ˴Ϩ˴Ϩ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ ϊϊ˵˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ((ΓΓ˵˵ ˴έ˴έΎ˴Ύ˴Ο Ο˶Ϲ ˶Ϲ)) ˴ϲ ˴ϲ˶Ϭ˶Ϭ˴ϓ˴ϓ “Ijarah adalah jual beli manfaat; Ύ˴Ϭ˴π ˴Β˴ϗ ˴Ϋ˶· ˴Γ˴ήdan ˴Ο˸΄˴Θ˸δmanfaat Ϥ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟberkedudukan ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θsama ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵dengan ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ c. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz benda.” a. Imam Imam al-Syairazi, al.˶ϊ˶ϓΎ˴394: Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ Ϡ˴ϋ a. al-Syairazi, al-Muhadzdzab, juz I, Kitab al-Ijarah, Muhadzdzab, juzjuz I, I, Kitab al-Ijarah, hal. 394: Muhadzdzab, Kitab al-Ijarah, hal. 394: hal. c. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 54: c. Ibnu c. Ibnu Qudamah, Qudamah, al-Mughni, al-Mughni, juz juz VIII, hal. 54: I’anah al-Thalibin, juz III, hal. 108: VIII, hal. 54: Ύ˴ Ϭ π ˴ Β ˴ ϗ ˴ ˴ Ϋ · ˶ Γ ˴ ή ˴ Ο ˴ ΄ ˸ Θ ˴ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϧ ˴ ϴ ˸ ό ˴ ϟ ˸ ή ˴ Ο ͋ Ά ˴ ϳ ˵ ϥ ˸ ˴ ή ˶ Ο ˶ ΄ ˸ Θ ˴ δ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˸ ϟ ˶ ί ˵ Ϯ ˸ Π ˵ ˴ϳ˴ϭ VIII, hal. 54: Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ “Penyewa boleh menyewakan ˴Β͋Ϟ˴ϗ Ϝ˵˴Ϋ˶ϟ ˶· ˴β ˴Γ˴ήbenda ˴Ο˴Ϡ˴ϓ˸΄˴Θ˸δ˭˲ΔϤ˵yang ˸ϟ˶ϋ ˴˴ϦΩ ˸ϴdisewa ˴ό[ΓέΎΟϹ ˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άjika ϳ˵] ˸ϥΎ˴Ϭ˴ia˸ϴ˶ή˴ϟ˶·˶Οtelah ˸΄˴Θ˴Ο˸δΎ˴Ϥ˵Τ˸Ϡmenerima ˶ϟ ί˵ ͉ϥ˸Ϯ˴Π ˵˴ϭ... ˴ϳ˴ϭ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳ΪΎ˴Ύ˴˶ΣϬϬ˴˴π ϭ ϴ ˸ ϴ ˴ Δ ˴ ϟ ˸ ˴ό˴ό˸ϟ˸ϟ ˴ή˴ή͋Ο ˴Ά˴Άϳϳ˵˵ ˸ϥ ˴˴ ˶ή˶ή˶Ο ˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸δ ϤϤ˵˵ ˸Ϡ˸Ϡ˶ϟ˶ϟ ίί˵˵ ˸Ϯ˸ϮΠ ˵˵ ˴ϳ˴ϳ˴ϭ˴ϭ benda tersebut.” Ύ˴Ϭ˴π ˴π˴Β˴Β˴ϗ˴ϗ ˴˴ΫΫ˶·˶· ˴Γ˴Γ.˴ή˴ή˶ϥ˴Ο ˴ΟΎ˴ϴ˸΄˸΄˸ϋ˴Θ˴Θ˸δ ˸δ˴ϷϤϤ˵˵˸ ˸ϟ˸ϟϊ˵ ˸ϴ˴Ϧ ˴Ϧ˴Α ˸ϴ˸ϴ˸Ε Ο ͋ ϥ ˸ Ο ˶ δ ˸ Π ˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˶ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ hal. VIII, 54: al-Mughni,Ibnu c. Qudamah, al-Mughni, juz c. Ibnu Qudamah, juz VIII, hal. 54: I’anah al-Thalibin, juzjuzIII, I’anah al-Thalibin, III,hal. hal.108: 108: I’anah al-Thalibin, juz III, hal. 108: I’anah al-Thalibin, III, hal. 108: al-Majmu’ ˲Ϧ˴Ϝ˸δe. ϛ˵ ˸ή˸Ϯ˴ϣϛ˵ ˸ή˳Ϊ˴ϣ˶Σ˴˳Ϊϭ˶Σ˴ϭ͋Ϟjuz Ϝ˵ ͋Ϟ˶ϟ Ϝ˵ ˴β ˸ϴ˴Ϡ˴ϓImam ˴˶ϋΩ˴Ω[al-Nawawi, ΓέΎΟϹ I’anah al-Thalibin, juz ˲Ϧ˴ϣ˴Ϝ˴ϭ˸δ˴ϣ˲Ώ ˴ϭ ˸Ϯ˲Ώ ˶ϟIII, ˴β ˸ϴhal. ˴Ϡ˴ϓ˭˲Δ˭˲˴ϴΔ˶ϋ˴ϴ108: [ΓέΎΟϹ] ] Ύ˴ϬΎ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˸ϴ˶·˴ϟ˶· ˴Δ˴Δ˴Ο ˴ΟΎ˴Ύ˴ΤΤ˸ϟ˸ϟ ͉ϥ͉ϥ˴˴˴ϭ˴ϭ... ... Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ϴ˸ϋΎ˴ϴ˭˲˴Ϸ˸ϋΔ˸XV, ˴ί˴ί͋ϮΟ ˵͋Ϯ383: ˵˸ϟΠ ˶Ω˴˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ ˴Α[hal. ˸Ε Ο ˵ Ύ˴ϤΎ˴]Ϥ˴ϛ˴ϛΎ˴Ϛ˴Ϭ˴Ϛ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶˶·ά˶ϟ ϟ˸Ε ˵˴ϓ˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˲ϡ97 ˲Ϧ˴Ϝ˸δSyarah ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵al-Muhadzdzah, ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ˸ϴ.˴ϠΎ˴˶ϥ˴ϓjuz ˴ϴϷ˶ϋϊ˵˸ ˴˸ϴϊ˵Ω˴Α ˸ϴ˸Ε ΓέΎΟϹ ˴Δ˸Ε˴Ο˴ί˴ίΎ˴͋ϮΤ͋ϮΠ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯ˸Ϯϛϛ˵˵ ˸ή˸ή˴ϣ˴ϣ ˳Ϊ˳Ϊ˶Σ [[ΓέΎΟϹ ] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴Δ˴Ο ˸ϟ ͉ϥ˴˴ϭ... ˶Σ˴˴ϭϭ ͋Ϟ ͋ϞϜϜ˵˵ ˶ϟ˶ϟ ˴β ˴β.˶ϥ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴ϠΎ˴˴ϓ˴ϓϴ˸ϋ˭˲ ˭˲˴ϷΔΔ˸˴ϴ˴ϴ˶ϋ ˶ϋϊ˵ ˴˴˸ϴΩΩ˴Α ˸Ε ΓέΎΟϹ ˴Ο˴ίΎ˴Ύ˴͋ϮΤ ΤΠ ˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ]˴ϛ Ύ˴Ϛ˴Ϭ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶·ϟ ˸Ε ˵˸ϟ˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˶Ω˴˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˸ϲ˴ϣ˶ϔ˴ϭ˴ϓ ˬ˶˲Ώ ˸ ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ Ε ˸ ί Ϯ Ο ˵ Ύ˴ Ϥ ϛ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ ά˶ ϟ Ε ˸ ί ˴ Ϯ ͋ Π ˵ ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄..˴Θ˶ϥ ˸˶ϥ δΎ˴Ύ˴Ϥ˵ϴϴ˸ϟ˸ϋ ˸ϋ˴Ϸ Ϧ ϴ ό ˴ ϟ ˸ ) Ύ˴ ϫ ή ˴ Ο ͋ Ά ˴ ϳ ˵ ϥ ˸ ή ˵ Ο ˶ ΄ ˸ Θ ˴ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ω ˴ ˴ ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˶ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵έ˴ϓ˴ϓ ˲ϡ˲ϡ˴Ϋ˶Ω˶Ω˶·Ύ˴Ύ˴Χ ΧΎ͉ϣ˴ϭ˴ϭ˴ c. VIII, hal. 54: VIII, hal. 54: Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ d. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, juz XV, hal. 308; I’anah al-Thalibin, al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, hal. 332; al-Dimyathi, I’anah juz III, juz hal.II,108: I’anah al-Thalibin, al-Thalibin, juz III, hal. juz 108:III, hal. 108: I’anah al-Thalibin, III, ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋Ϟjuz Ϝ˵ ˶ϟ ˴β ˸ϴ˴Ϡ˴ϓ hal. ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ108: ˴Ω [ΓέΎΟϹ] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴˴ϭ... ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ˸ϴ˴ϠΎ˴˴ϓϴ˸ϋ˭˲˴ϷΔ˸˴ϴ˶ϋϊ˵ ˴˸ϴΩ˴Α ˸Ε [ΓέΎΟϹ ˴Δ˴Ο˴ίΎ˴͋ϮΤΠ ˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ]˴ϛ Ύ˴Ϛ˴Ϭ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶·ϟ ˸Ε ˵˸ϟ˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˶Ω˴Ύ˴˴ϭΧ...˴ϭ ˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ]˴ϛ Ύ˴Ϛ˴Ϭ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶·ϟ ˸Ε ˵˸ϟ˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˶Ω˴˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ˸ϴ˴ϠΎ˴˴ϓϴ˸ϋ˭˲˴ϷΔ˸˴ϴ˶ϋϊ˵ ˴˸ϴΩ˴Α ˸Ε [ΓέΎΟϹ ˴Δ˴Ο˴ίΎ˴͋ϮΤΠ .˶ϥadanya Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϊ˵akad ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ίijarah ͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ(sewa ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˶ϟmenyewa), ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓ ˲ϡ˶Ωsebab Ύ˴Χ˴ϭ “…kebutuhan orang mendorong tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja). e. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Oleh sebagaimana dibolehkanal-Majmu’ juga menjual e. karena itu, ijarah dibolehkan Imam al-Nawawi, Syarah al-Muhadzdzah, juz XV, hal. 383: benda.” e. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzah, juz XV, hal. 383: Syarah e. Imam al-Nawawi, Syarah ˸ϲ˶ϔ˴ϓ ˬ˶ξ ˸Βal-Muhadzdzah, ˴Ϙ˸ϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χal-Majmu’ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵juz ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴXV, ˴ό˸ϟal-Muhadzdzah, ) Ύ˴ϫhal. ˴ή͋Ο˴Ά383: ϳ˵ ˸ϥ˴ ή˵ ˶Οjuz ˸΄˴Θ˸δϤ˵XV, ˸ϟ ˴Ω˴hal. έ˴ ˴Ϋ383: ˶· Ύ͉ϣ˴ ˸ϲ˶ϔ˴ϓ ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ) Ύ˴ϫ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ :˳Ϫ˸ϥΟ ˴˵ ˸ϭή˵ ˴ ˶ΟΔ˵ ˸΄˴Λ˴Θ˴ϼ˸δ˴ΛϤ˵ ˸ϟ˶Γ˴έ˴ΩΎ˴Ο˴έ˶Ϲ˴ ˸˴Ϋ˶ί˶·˴ϮΎ͉ϣ˴Ο˴ ˵˴ ˸ϭή˵ ˴ ˶ΟΔ˵ ˸΄˴Λ˴Θϼ˸δ˴ΛϤ˵ ˸ϟ˶Γ˴έ˴ΩΎ˴Ο˴έ˶Ϲ˴ ˸˴Ϋ˶ί˶·˴ϮΎ͉ϣ˴Ο˴ ˸ϲ˶ϔ˴ϓ ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ) Ύ˴ϫ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ :˳Ϫ˸ϥΟ :˳ϪΟ ˵ ˸ϭ˴ Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ ˶ί˴Ϯ˴Ο ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϻ ˬ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ ϲ˶ϓ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˳Γ˴ΰ˶Ύ˴Ο ή˵ ˸ϴ˴Ϗ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴ (Ύ˴ϫΪ˵ ˴Σ˴) ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϻ ˬ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ ϲ˶ϓ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˳ˬ˶Γϊ˴ΰ˸ϴ˶˴ΒΎ˴˸ϟΟΎ˴ϛ ή˵˴ϡ͉Ϊ˸ϴ˴Ϗ˴Ϙ˴Η Ύ˴Ύ˴ϤϬ˴ϛ͉ϧ˴ Γ˵ ˴έ(Ύ˴Ύ˴ϫΟΪ˵˶Ϲ˴Σ˸˴˴ϭ) ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϻ ˬ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ ϲ˶ϓ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˳ˬ˶Γϊ˴ΰ˸ϴ˶˴ΒΎ˴˸ϟΟΎ˴ϛ ή˵˴ϡ͉Ϊ˸ϴ˴ϏϘ˴Η Ύ˴ϤϬ˴ϛ͉ϧ˴ Γ˵ ˴έ(Ύ˴Ύ˴ϫΟΪ˵˶Ϲ˴Σ˸˴˴ϭ) ˴έΎ˴˶ϧΟΎ͉Μ˶Ϲ ή˵ ˸ϴ˶μ˴Η˴ϻ Δ˵ ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Δ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸ϟ ˴Ϯϫ˵ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ω˸ϮϘ˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˲Γ˴ΰˬ˶˶ϊΎ˴Ο˸ϴ˴Β˸ϟ˴ΓΎ˴˴έϛ Ύ˴˴ϡΟ͉Ϊ˶Ϲ˴Ϙ˴Η˸ Ύ˴͉ϥϤ˴ϛ (Γ˵˸ϲ ϟ˴ϭ˸˴ϭ) ή˵ ˸ϴ˶μ˴Η˴ϻ Δ˵ ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ.˶Ϧ˸ϟ˴˸ϴϭ˴ό˸ϟˬ˵Δξ ˴˵ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸Β˴ϗ˸ϟ ˶Δ˴Ϯ˴όϫ˵˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˶Ϫ˸ϟ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϲ˶ϓ˴Ω˸Ϯ˸ήϘ˵͋Λ˸ό˴Ά˴Ϥϳ˵˸ϟ˸Ϣ˴Ϡ͉ϥ˴ϓ ˴Ϸˬ˶Ϧˬ˲˸ϴΓ˴ό˴ΰ˸Ϡ˶ϟ˶Ύ˴˶ήΟ͋Ο˴Γ˴Ά˴έϤ˵Ύ˴Ο Ϲ ˶ ˸ ϥ ͉ ˴ ( ϲ ˸ ϧ ˶ Ύ͉ Μ ˸ϟ ˶ξ˸Β˴ϘΑ ˱Δ˴ο˸Ϯϟ˴Β˵ϭ˸Ϙ˴ϣ) ˵˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸Β˴ϗ˸ϟ ˶Δ˴Ϯ˴όϫ˵˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˶Ϫ˸ϟϴ˴Ϡ˴ϋϲ˶ϓ˴Ω˸Ϯ˸ήϘ˵͋Λ˸ό˴Ά˴Ϥϳ˵˸ϟ˸Ϣ˴Ϡ͉ϥ˴ϓ ˴Ϸˬ˶Ϧˬ˲˸ϴΓ˴ό˴ΰ˸Ϡ˶ϟΎ˴˶ήΟ͋Ο˴Γ˴ΆέϤ˵Ύ˴Ο˸ϟ ˶Ϲ˶ξ ή˵ ˸ϴ˶μ˴Η˴ϻ Δ˵ ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ.˶Ϧ˸ϟ˴˸ϴϭ˴ό˸ϟˬ˵Δξ ˸ ͉ϥ˸Β˴ϘΑ(˱Δ˸ϲ˴ο ˶ϧΎ͉Μ˸Ϯϟ˴Β˵ϭ˸Ϙ˴ϣ) . Ϧ ˶ ϴ ˸ ό ˴ ϟ ˸ ξ ˵ Β ˸ ϗ ˴ Δ ˶ ό ˴ ϔ ˴ Ϩ ˸ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϲ˶ ϓ ή ˸ Λ ͋ Ά ˴ ϳ ˵ Ϣ ˸ Ϡ ˴ ϓ ˴ ˬ˶ Ϧ ϴ ˸ ό ˴ Ϡ ˸ ϟ ˶ ή ˶ Ο ͋ Ά ˴ Ϥ ˵ ϟ ˸ ξ ˶ Β ˸ Ϙ ˴ Α Δ ˱ ο ˴ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Θ˴π˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Ο˴ΆϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ Ύ˴ϬΗ˵ ˴έΎ˴Ο˶· ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ (Κ ˵ ˶ϟΎ͉Μ˸Ϯϟ˴Β˵ϭ˸Ϙ˴ϣ) ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Θ˴π˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Ο˴ΆϤ˵.˸ϟ˶Ϫ˶Θ˴π ˴Ϧ˶ϣ˸Β˴ϗΎ˴Ϭ˸ϲΗ˵˶ϓ˴έΎ˴˸Ζ Ο˴δ ˶· ˸ϴί˵˴ϟ ˸ϮΎ˴ϬΠ ˵ ͉ϧ˴ϳϷ(ˬ˶ Κ ˵ ή˶ϟ͋ΟΎ͉Μ˴Άϟ˴Ϥ˵ϭ˸ϟ) ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Θ˴π˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Ο˴ΆϤ˵.˸ϟ˶Ϫ˶Θ˴π Ϧ˶ϣ˸Β˴ϗΎ˴Ϭ˸ϲΗ˵˶ϓ˴έΎ˴˸Ζ Ο˴δ ˶· ˸ϴί˵˴ϟ ˸ϮΎ˴ϬΠ ˵ ͉ϧ˴ϳϷ(ˬ˶ Κ ˵ ή˶ϟ͋ΟΎ͉Μ˴Άϟ˴Ϥ˵ϭ˸ϟ) .˶Ϫ˶Θ˴πyang ˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓdisewa ˸Ζ˴δ˸ϴ˴ϟ Ύ˴kepada Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Οpihak ˴ΆϤ˵ ˸ϟ “Jika penyewa bermaksud menyewakan benda lain sebelum benda itu diterima, maka mengenai kebolehan penyewaan (kedua) tersebut terdapat tiga pendapat. Pertama, tidak boleh, sebagaimana halnya benda yang dibeli; artinya, tidak boleh menjual benda yang dibeli sebelum diterima; sedangkan ijarah (sewa menyewa) sama dengan jual beli (bai’) sebagaimana keterangan terdahulu. 98 Kedua, penyewaan (kedua oleh penyewa) hukumnya boleh (sah), karena obyek ijarah adalah manfaat; sedangkan manfaat tidak dipandang telah diterima hanya dengan pemberi sewa telah menyerahkan benda yang disewakannya. Oleh karena itu, penyerahan benda tidak menimbulkan pengaruh hukum terhadap manfaat.” Ketiga, boleh hukumnya menyewakan benda yang disewa tersebut kepada pemberi sewa (pertama), karena benda itu berada pada tangannya; namun tidak boleh menyewakannya kepada selain pemberi sewa (orang lain), karena benda itu tidak berada pada tangannya.” Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah f. Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz f. VIII, Ibnu hal. 56: f. IbnuQudamah, Qudamah, Al-Mughni, Al-Mughni, juz juz f. Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz VIII, hal. 56: VIII, hal. 56: f. Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz VIII, hal. 56: ˶ϭέ˵ ˴ϭ hal. .Ϊ˵ ˴Ϥ˸Σ˴56: ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ͉κ˴ϧ .˳Γ˴ΩΎ˴ϳ˶ί˴ϭIbnu ˶ή˸Ο˴Ϸ˸ Qudamah, ˶Ϟ˸Μ˶Ϥ˶Α ˶Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ Γ˵ ˴έAl-Mughni, Ύ˴Ο˶· ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸Ϯjuz Π ˵ ˴ϳ˴ϭ f.˴ϱ VIII, ˴ϱ˶ϭϦ έ˵ ˸Α˴ϭ˶ϭ˴ϭέ˵ .˴ϭΪ˵˳έ˴Ϥ˸Ϯ.ΣΪ˵˴Λ˴˴Ϥ˸Σ˸Ϯ˶Ϫ˴˸ϴΑ˵˴Ϡ˴ϭϋ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ͉κ ˴ϧ˶ϓΎ͉.θ˴ϧ˳Γ˴Ωϟ.Ύ˴˳Γϳ˴Ω˶ί˴ϝΎ˴ϳ˴ϭΎ˴˶ίϗ ˴ϭ˶ή˶Ϫ˸Ο˶ή˶Α˴ϭ˴Ϸ ˸.͋ϱ ˶Ϟ˶Ϟ˶ή˸Μ˶Ϥ˸ϫ˸Μ˶Α˶Ϥ͊ΰ˶Α˶Ϧϟ˴˶Ϧ˸ϴϭ˴ό˸ϴ˴ό˸ϟ˶Ϧ˸ϟΓ˵˴δ˴έΓ˵˴Τ˴έΎ˴Ο˸ϟΎ˴˴Οϭ˶· ˶· ˶ή˶ήˬ˳˶Ο˯˶ΟΎ˴˸΄τ ˴Θ˴Θ˸δ˸δ˴ϋϤ˵Ϥ˵ ˸Ϡ˸Ϡ˶ϟ˸Ϧ˶ϟ ί˵˴ϋί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ ˵Π ˵VIII, ˬ͊ ϲ ό ˶ ˴ϱ κ ͉ Ο ˸ Ϸ ˴ ˸ ΄ ˸ ˵˴Ϛ˴ϳ˴ϳ˶ϟ˴ϭ˴ϭΫ hal. 56: . έ ˶ ά ˶ ˸ϨϤ˵˴ϳ˶ϟ˶ϟ˴ϭ˸ϟΫΫ Ϧ ˵ ˸Α˴ϭ˴ϱ Ύ͉˶όθ˶ϓΎ͉ϟ˴ϧθϟ.˴ϝ˳Γ˴ΩΎ˴Ύ˴˴ϝϗϳ˶ίΎ˴ϗ˶Ϫ˴ϭ˶Α˶Ϫ˴ϭ˶ή˶Α˴ϭ˸Ο.͋ϱ ή ˶ ϫ ˸ ΰ ͊ ϟ˴ ϭ Ϧ ˶ δ ˴ Τ ˴ ϟ ˸ ˴ ϭ ˬ˳ ˯ Ύ˴ τ ϋ ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϧ ˵ ˸Α˶ϭ˴˳έϭέ˵ ˸Ϯ˴ϭ˴Λ˳έ.˸ϮΪ˵˸Ϯ˴ΛϤΑ˵˸Σ˴˴ϭ˸Ϯ˴Α˵ ˴˶Ϫ˴ϭˬ͊˸ϴϲ˴Ϡ˴ϋˬ͊˶όϲ˶ϓ͉κ . ϱ ͋ ή ˶ ϫ ˸ ΰ ͊ ϟ˴ ϭ Ϧ ˶ δ ˴ Τ ˴ ϟ ˸ ˴ ϭ ˬ˳ ˯ Ύ˴ τ ϋ ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ ˴Ϛ ˴Ϸ˸ ˶ϞΜ˶Ϥ˶Α ˶Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ Γ˵ έΎ˴Ο˶· ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵˴Ϛ . έ ˶ ά ˶ Ϩ ˸ ˴ϱ “Penyewa dengan sejumlah ˵ ˶ϭ˸Α˴έ˵ϭ˴ϭ ˳έ.˸ϮΪ˵ Ϥ˴Λ ˸Σboleh Ϧ ˸Ϯ˴ Α˵ ˴˶Ϫ˴ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋˬ͊menyewakan ϲ͉κ ˶ό˶ϓΎ͉˴ϧθ.ϟ˳Γ˴ΩΎ˴˴ϝϳ˶ίΎ˴ϗ˴ϭ ˶Ϫbenda ˶˶ήΑ˴ϭ˸Ο˴Ϸ.˸͋ϱ˶Ϟyang ˶ήΜ˸ϫ˶Ϥ͊ΰ˶Α ϟ˴˶Ϧϭdisewanya Ϧ ˶ δ ˴ Τ ˴ ϟ ˸ ˴ ϭ ˬ˳ ˯ Ύ˴ τ ϋ ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϛ ˴ ˸ϴ˴ό˸ϟ Γ˵ έΎ˴Ο˶· ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ Ϥ˵˴ϳ˶ϟ˸ϟ˴ϭΫ bayaran (sewa) yang sama atau lebih tinggi. Hal tersebut telah ditegaskan . έ ˶ ά ˶ ˸ϨϤ˵ ˶ϟ˸ϟΫ ˵ ˸Α˴ϭ ˳έ˸Ϯ˴Λ ˸ϮΑ˵ ˴˴ϭ ˬ͊ϲ˶ό˶ϓΎ͉θϟ ˴ϝΎ˴ϗ ˶Ϫ˶Α˴ϭ .͋ϱ˶ή˸ϫ͊ΰϟ˴ϭ ˶Ϧ˴δ˴Τ˸ϟ˴ϭ ˬ˳˯Ύ˴τ˴ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϛ Ϧ oleh Imam Ahmad. Pendapat yang sama dikemukakan pula ‘Atha’, al˸ϨϤ˵ ˸ϟ g. Ibnu Qudamah, al-Mughni,.˶έ˶άjuz Hasan, dan al-Zuhri; demikian juga dikemukakan oleh Iman Syafi’i, Abu VIII, hal. 113: g. dan Ibn al-Munzir.” Ibnu Ibnu Qudamah, Qudamah, al-Mughni, al-Mughni, juz g. Tsaur g. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 113: VIII, hal. 113: g. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 113: .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥhal. ˸π˴ϳ ˸Ϣ113: ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η Ibnu ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄Qudamah, ˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴al-Mughni, ϣ˴ ˲Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴όjuz ˸ϟ˴ϭ VIII, g. ˸Ϩhal. ˴Ϥ˴ϳ˸π˸Ϣ˴ϟ˴ϳ ˳ς ˸Ϣ˴ϟ˸ϳ˶ή˳ς˸ϔ˸ϳ˴Η˶ή˶ή˸ϔ˴Η˸ϴ˴ϐ˶ή˶Α˸ϴ˴ϐ˸Ζ ˶Α ˸Ζ ˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟϤ˵˸ϟ˶Ϊ˴ϳ˶Ϊ˴ϳ˸ϲ˸ϲ˶ϓ ˶ϓ˲Δ˲Δ˴ϧΎ˴˴ϧϣΎ˴ϣ˴ ˴˲Γ˲Γ˴ή˴ή˴Ο˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˸ϴ˴ό˴ό˸ϟ˸ϟ˴˴ϭϭ .Ύ˴Ϭ˸Ϩ.˴ϤΎ˴Ϭ˸π ˴ϔ˶Ϡ˴Η˴ϔ˶Ϡ˸ϥ˴Η ˶·˸ϥˬ˶˶·ήˬ˶˶Οή˶Ο ˸΄˴Θ˸δ ˵Ϧ VIII, 113: . Ύ˴ Ϭ Ϩ ˸ Ϥ ˴ π ˸ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ ς ˳ ϳ ˸ ή ˶ ϔ ˸ Η ˴ ή ˶ ϴ ˸ ϐ ˴ Α ˶ Ζ ˸ ϔ ˴ Ϡ ˶ Η ˴ ϥ ˸ · ˶ ˬ˶ ή Ο ˶ ΄ ˸ Θ ˴ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϊ ˶ ϳ ˴ ϲ ˸ ϓ ˶ Δ ˲ ϧ ˴ Ύ˴ ϣ ˴ Γ ˲ ή ˴ Ο ˴ ΄ ˸ Θ ˴ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ “Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan h. Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh disebabkan ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐpenyewa ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥtidak ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄diminta ˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲharus ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣbertanggung ˴ ˲Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ jawab ˸ϴ˴όal˸ϟ˴ϭ .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣkelalaian, h. Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh alSunnah (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Juz 3, Cet. Ke-4, hal. (mengganti).” h. Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh alh. Al-Sayyid Sabiq Fiqh alSunnah (Beirut: DarFiqh al-Fikr, 1983), JuzDar Cet. Ke-4, hal. 208, h. Al-Sayyid Sabiq dalam al-Sunnah (Beirut: al-Fikr, 1983), Juz Sunnah (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Juz 3,3,dalam Cet. Ke-4, hal. Sunnah (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Sabiq Juz 3, dalam Cet. Ke-4, 208, h. Al-Sayyid Fiqhhal. al3, Cet. Ke-4, hal. 208, 208, ˴Ϧ208, ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ ... ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ Sunnah (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Juz 3, Cet. Ke-4, hal. ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ .˸Ϯ͉ϞΠ ˵˴ϗ˴ϳ˴ϭ˸ϭ˴...˴Ϊ˴ϳ˸ί˴Γ˴ή˸ϭ˴Ο˴˸΄˴Θ˶Ϫ˸δ˶Α Ϥ˵Ύ˴ϫ˸ϟ˴ή˴Ϧ˴Ο˸ϴ˴όΎ˴˸ϟϣ ˴ή˶Ϟ͋Ο˸Μ˶Ϥ˴Ά˶Αϳ˵ Ύ˴Ϭ˸ϥ˴π ˴ ˶ή˴Β˴ϗ˶Ο˴˸΄Ϋ˴Θ˶·˸δϤ˵˴Γ˸Ϡ˴ή˶ϟ ˴Οί˵ ˸΄˸Ϯ˴Θ˸δΠ ˵ Ϥ˵˴ϳ˴ϭ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό208, ˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ ... ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δ˵Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϭ . Ϟ ͉ ϗ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ Ϊ ˴ ϳ ˴ ί ˸ ˴ ϭ ˸ ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ύ˴ ϫ ή ˴ Ο ˴ ˴ Ύ˴ ϣ Ϟ ˶ Μ ˸ Ϥ ˶ Α ˶ Ύ˴ Ϭ π ˴ Β ˴ ϗ ˴ ˴ Ϋ · ˶ Γ ˴ ή ˴ Ο ˴ ΄ ˸ Θ ˴ δ ˸ ˵ ϳ˴ϭ ... ˴Γή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ Ϥ˵˴ϳ˴ϭ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ.͉Ϟί˵ ˴ϗ˸Ϯ˴Π ˸ϭ˴ ˴Ϊ˴ϳ˸ί˴ ˸ϭ˴ ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϫ˴ή˴Ο˴ Ύ˴ϣ ˶Ϟ˸Μ˶Ϥ˶Α Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δ˵Ϥ˸ϟ ˴...˴Ϊ˴ϳ˸ί˴Γ˴ή˴ ˴Ο˸ϭ˴˸΄˴Θ˶Ϫ˸δ˶ΑϤ˵ Ύ˴barang ˴˸΄Ϋ˴Θ˶·˸δϤ˵˴Γ˸Ϡ˴ή˶ϟ ˴Οί˵ ˸΄˸Ϯ˴Θboleh ˸δΠ ˴ϦPenyewa ˴Άϳ˵ ˴ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ boleh ˸Ϯ.͉ϞΠ ˵ ˴ϗ˴ϳ˴˴ϭ˸ϭmenyewakan ˸ϟϫ ˴ή˴Ϧ˴Ο˸ϴ˴˴ό˸ϟΎ˴ϣsewaan…. ˴ή˶Ϟ͋Ο˸Μ˶Ϥ˴Ά˶Α˵ϳ Ύ˴Ϭ˸ϥ˴π ˴ Ia˶ή˴Β˴ϗ˶Ο(penyewa) ˵ Ϥ˵˴ϳ˸ϟ˴ϭ ˸ϴ˴ό˸ϟ ˴ή͋Ο(musta’jir) Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh i. pula menyewakan kembali dengan harga yang sama pada saat ia menyewa, .͉Ϟ˴ϗ˴ ˸ϭ˴ ˴Ϊ˴ϳ˸ί˴ ˸ϭ˴ ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϫ˴ή˴Ο˴ Ύ˴ϣ ˶Ϟ˸Μ˶Ϥ˶Α Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δalϤ˵ ˸ϟ i. banyak Wahbah al-Zuhaili, lebih lebih sedikit. Islami wa atau Adillatuhu, Cet.4 Juz 5; hal. 3842: al-Fiqh ali. i.Islami wa Adillatuhu, Cet.4 Wahbah al-Fiqh alWahbah al-Zuhaili, al-Fiqh alJuz wa 5;al-Zuhaili, hal. 3842:Cet.4 i. Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami Adillatuhu, Juz 5; hal. Ύ˴Islami Ϭ˶Α ω ˵ Ύ˴wa ϔ˶Θ˸ϧ˶ϻ ˸ Ϫ ˵ Ϡ ˴ ϓ ˴ ϝ ˶ ί ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ Ϧ ˴ ϣ ˶ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϯ ˴ Τ ˸ ϧ ˴ ϭ ˸ ˴ Ύ˱ Η Ϯ ˸ ϧ ˵ Ύ˴ Σ ϭ ˸ ˴ ˱ έ ˴ Ω κ ˲ Ψ ˸ η ˴ ή ˴ Ο ˴ ΄ ˸ Θ ˴ γ ˸ ˴Ϋ˶· Islami Adillatuhu, Cet.4 Juz 5; hal. 3842: wa Adillatuhu, Cet.4 Juz 5; hal. 3842: i.3842: Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al˸ϥΎ˴Ϭ˴˶Α Ϫ˵ ω ˴˵ϟ˴ϭΎ˴ϔ˶Θˬ˶˸ϧΓ˶ϻ˴έ˸Ύ˴ϋϪ˵ ˶Ϲ˴Ϡ˴ϓ˸Ύ˶Α˶ϝ˸ϡ˶ί˴ Ύ˴Ϩ˶Γ˴Ϥ˴έ˸ϟΎ˴Ο˴Ϧ˶Ϲ˶ϣ˸Ύ˶Α Ύ˴˶ϩϤ˶ήϫ˵ ˸ϴ˴Ϯ˴Ϗ˸Τ˴ϧ˶ϥ˸ϭΎ˴˴Ϝ˸γΎ˱Η˸Ϯ˶· ϧ˵˸ϭΎ˴Σ˴ ˶Ϫ˸ϭ˶δ˴˸ϔ˴Ϩ˱˶Αέ˴ϰ˴ Ϩ Ϝ ˸ δ ͊ ϟ Ϧ ˴ ϣ ˶ ˯ ˴ Ύ˴ η Κ ˵ ϴ ˸ Ω ˲κ˸Ψη ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˴Ϋ˴Σ˶· Ύ˴Ϭ˶ΑIslami ˵ ˴˶ΑΎ˴ϔϪ˵ω ˶˵Θ˴ϟ˸ϧ˴ϭΎ˴˶ϻϔ˶Θ˸ˬ˶˸ϧwa ϝ˴ϓ ˸Ύ˶ί˶ΑϝΎ˴Ϩ˶ί˸ϡ˴Ϥ˴Ύ˴˸ϟϨ˶Γ˴Ϥ˴έ˸ϟ˴ϦΎ˴Ο˶ϣ˴Ϧ˶Ϲ˶ϣΎ˴˸ΎϤCet.4 ˴˶ϥ˸ϭ˴Ύ˴Ύ˱ϜΗΎ˱˸ϮγΗ5; ϧ˸Ϯ˵˶·Ύ˴ϧ˵Σ˸ϭΎ˴Σhal. έ˴Ϩ˱έ˶Α˴Ω˴ϰ˴ .Ω˶ϩϨ˲κ ˶ή˲κ ˸Ύ˴ϥϬω Γ˶ϻϪ˵˴έ˸˴ϠΎ˴˴ϓϋϪ˵Adillatuhu, ˶˴ϠϹ ˶ΑΎ˴ϫ˵Ϥ˶ϩ˴Ϯ˶ήϫ˵ ˸Τ˴Ϯ˸ϴ˴Ϗ˴ϧ˸Τ˸ϭ˴ϧJuz ˴ ˸ϭ˶Ϫ˸ϭ˴˶δ˴ ˱˸ϔ3842: ˸Ϝ˸ϴ͊δ˴Ϗ˸Ψ ϟ˸Ψ˴ω˴ηη˴ϦΎ˴Θ˶ϣ˴ϣή˴ή˴Ο ˯˶Ϫ˴ΟΎ˴˸ϴ˸΄˸΄η˶ϓ˴Θ˴Θ˸γ ˵ ˴π ˸γ˴ϊΚ ˴˴˸ϴΫΫ˴Σ˶·˴ϳ˶· ˸ϥ˴ ˸ϥϪ˵ ˴ϟ˴˴ϭϪ˵ ˴ϟˬ˶˴ϭΓ˴έˬ˶Ύ˴Γϋ˴έ˶ϹΎ˴ϋ˸Ύ˶Α˶Ϲ˸Ύ˸ϡ˶Α˴ ˸ϡ˶Γ˴˴έ˶ΓΎ˴˴έΟΎ˴˶ϹΟ˸Ύ˶Ϲ˶Α ˸Ύ˶ϩ˶Α˶ή˶ϩ˸ϴ˶ή˴Ϗ˸ϴ˴Ϗ˶ϥ˶ϥΎ˴ϜΎ˴˸γϜ˸γ˶· ˶·˸ϭ˸ϭ˴ ˴˶Ϫ˶Ϫ˶δ˶δ˸ϔ˴Ϩ˸ϔ˶Α˴Ϩ˶Α ϰ˴ ˵˴ϊΚ ϴ ˸ ˴Σ˴ϳ .ϰ˴Ϩ˶ϩϨ˸Ϝ˶ή˸Ϝ͊δ˸ϴ͊δ˴Ϗϟϟ ˴ω˴Ϧ˴ϦΎ˴˶ϣΘ˶ϣ˴ϣ˴˯˴˯˶ϪΎ˴Ύ˴˸ϴηη˶ϓ Κ π ˴ Ύ˴Ϭ˶Α ω ˵ Ύ˴ϔ˶Θ˸ϧ˶ϻ˸ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˶ϝ˶ίΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϯ˸Τ˴ϧ˸ϭ˴ Ύ˱Η˸Ϯϧ˵ Ύ˴Σ ˸ϭ˴ ˱έ˴Ω ˲κ˸Ψ˴η ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˵ ˸ϴ˴˴ΣΫ˶· .˶ϩ.ϩ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Ϗ˴Ϗ ˴ω˴ωΎ˴Ύ˴ΘΘ˴ϣ˴ϣ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ˴ϊ˴π˴ϳ ˸ϥ ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˶Γ˴έΎ˴ϋ˶Ϲ˸Ύ˶Α ˸ϡ˴ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸Ύ˶Α ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˶ϥΎ˴Ϝ˸γ˶· ˸ϭ˴ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶Α ϰ˴Ϩ˸Ϝ͊δϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴˯Ύ˴η Κ ˵ ˸ϴ˴Σ Dr. tokoAliatauMuhyiddin al-˴ϳ j. “Jika seseorang menyewa rumah, tempat .˶ϩ˶ή˸ϴlainnya, ˴Ϗ ˴ωΎ˴Θ˴ϣAli ˶Ϫia ˸ϴ˶ϓ ˴ϊboleh ˴π memanfaatkannya sesuai dengan kehendaknya, baik ditempatihal. sendiri atau j. Dr. Ali Muhyiddin Ali 352alQarahdaghi, Buhuts fi al-Iqtishad al-Islami, dengan menempatkan orangfilain ke dalamnya melalui akad sewa menyewa j.Qarahdaghi, Dr. Ali Muhyiddin Muhyiddin Ali j. 353: Dr. Ali Ali alBuhuts al-Iqtishad al-Islami, hal. 352atau dengan cara meminjamkan; ia (penyewa) boleh juga menaruh Qarahdaghi, Buhutsfi fial-Iqtishad al-Iqtishad al-Islami, hal. hal. 353: Qarahdaghi, Buhuts al-Islami, j.(memasukkan) Dr. Alitempat Muhyiddin Ali 352albenda orang lain di˸ϟ dalam tersebut.” ˬ ( Ϛ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˶ Ϥ ˸ Θ ͉ ϟΎ˶ Α Δ ˳ ϴ ˴ Ϭ ˶ Θ ˴ Ϩ ˸ ϣ ˵ ή ˶ ϴ ˸ Ϗ ˴ ϱ ) Δ ˶ ϳ ˴ Ω ˶ Ύ˴ ό Γ ˶ έ ˴ Ύ˴ Ο Ϻ ˶ ϟ ˶ ϙ ˳ Ϯ ˸ Ϝ ˵ λ ˵ έ ˵ ˴ Ϊ λ ˸ · ˶ Ϛ ˴ ˶ϟά˴ϛ Ϧ ˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ 353: 353: Qarahdaghi, .˶Ϡϝ˸ϤΎ˴͉ΘϤϟΎ˶Muhyiddin ˸ϋΑ ˴Ϸ˳Δ˸˴ϴ˶Ϭϰ˴ Ο˶·ϱ˸ϡal-Qarahdaghi, ˴)fi ˳Δ˴ϟ˶Δ˸Ϯ˴ϳϘ˵˶Ωal-Iqtishad ˸ϨΎ˴˴ϣό˸ϟ˴ή ˸ϴ˶Γ˴Ϗ˴έΎ˴˸ϭΟ˴˶Ϻ˱ΔBuhuts Ϙ˵ ˸Ϩal-Islami, ˴ϣ˸ϮϜ˵˶ϥλ ˴έΎ˴˶·Ο˴Ϛ ˶·hal. ˸Ζ ˲˯˶Ϝ˴˸ϤϮϳ˵˴γ˴ϭ ˬ(˶Ϛ˸ϴAli ˴Θ˸ϨϠϣ˵˴ϋBuhuts ˶ή˱Γ˴έ˸ϴ˴ϏΎ˴Ali ˶ϟ˴˸Ϯ˳ϙ ˵ Ύ˴fiϴ˸ϋal-Iqtishad έ˵˴Ϸ˴˸Ϊ˴Γ˸λ ˶ϟά˴al-Islami, ϛ˴ϧΎ˴ϛϦ ˵352j. Dr. 353: hal. 352-353: . ϝ ˶ Ύ˴ Ϥ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Γ ˱ έ ˴ Ύ˴ Ο · ˶ ϡ ˸ ˴ Δ ˳ ϟ ˴ Ϯ ˸ Ϙ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˴ ή ˴ ϴ ˸ Ϗ ˴ ϭ ˸ ˴ Δ ˱ ˴ Ϯ ˸ Ϙ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˴ ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ Γ ˴ έ ˴ Ύ˴ Ο · ˶ Ζ ˸ ϧ ˴ Ύ˴ ϛ ˬ ( Ϛ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˶ Ϥ ˸ Θ ͉ ϟΎ˶ Α Δ ˳ ϴ ˴ Ϭ ˶ Θ ˴ Ϩ ˸ ϣ ˵ ή ˶ ϴ ˸ Ϗ ˴ ϱ ) Δ ˶ ϳ ˴ Ω ˶ Ύ˴ ό ϟ ˸ Γ ˶ έ Ύ˴ Ο Ϻ ˶ ϟ ˶ ϙ ˳ Ϯ ˸ Ϝ ˵ λ ˵ έ ˵ ˴ Ϊ λ ˸ · ˶ Ϛ ˴ ϟ ˶ ά˴ ϛ Ϧ ˵ ˬ(˶Ϛ ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ͉ΘϟΎ˶Α ˳Δ˴ϴ˶Ϭ˴Θ˸Ϩϣ˵ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϱ) ˶Δ˴ϳ˶ΩΎ˴ό˸ϟ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϻ˶ϟ ˳ϙ˸ϮϜ˵ λ ˵ έ˵ ˴Ϊ˸λ˶· ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ Ϧ ˵ ˲˯˶Ϝ˶Ϝ˴˸Ϥ˸ϤϮϳ˵ϳ˵˴γϭ˴ϭ . ϝ ˶ Ύ˴ Ϥ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Γ ˱ έ ˴ Ύ˴ Ο · ˶ ϡ ˸ ˴ Δ ˳ ϟ ˴ Ϯ ˸ Ϙ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˴ ή ˴ ϴ ˸ Ϗ ˴ ϭ ˸ ˴ Δ ˱ ϟ ˴ Ϯ ˸ Ϙ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˴ ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ Γ ˴ έ ˴ Ύ˴ Ο · ˶ Ζ ˸ ϧ ˴ Ύ˴ ϛ ˲˯˴Ϯ˴γ ˴ ˳Δ)˴ϟ˸Ϯ˶ΔϘ˵˴ϳ˸Ϩ˶Ω˴ϣΎ˴ό˴ή˸ϟ˸ϴ˴Ϗ˶Γ˴έ˸ϭΎ˴˴Ο˱Δ˶Ϻ˴ϟ˸Ϯ˶ϟ Ϙ˵ ˸Ϩ˳ϙ˴ϣ˸Ϯ˶ϥϜ˵ λ ˴έΎ˴Ο ˬ(.˶Ϛ˶ϝ˸ϴΎ˴˶ϠϤ˸Ϥ˸ϋ͉ΘϟΎ˶˴ϷΑ ˸ ˳Δϰ˴ ˴ϴ˶ϬϠ˴ϋ ˴Θ˸Ϩϣ˵ ˱Γ˴έ˶ήΎ˴˸ϴΟ˴Ϗ˶· ˸ϡϱ ˵Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸέ˵ ˸˴Ϊ˴Γ˸λ ˶· ˶·˴Ϛ˸Ζ ˶ϟά˴˴ϧϛΎ˴ϛϦ ˵ ˲˯˶Ϝ˴˸ϤϮϳ˵˴γ˴ϭ k. .˶ϝΎ˴Ϥ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸ϡ˴ ˳Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸ϨIbnu Qudamah, al-Mughni, ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϭ˴ ˱Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸Ϩ˴ϣ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˴Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˲˯juz ˴Ϯ˴γ V, k. hal. 173: Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz V, hal. 173: Ibnu Qudamah, Qudamah, al-Mughni, al-Mughni, juz juz k. k. Ibnu ˶ϩV, ˶ή˸ϴ˴Ϗhal. ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ173: ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ ϯ˴ή˴Θ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ V,k. 173: ˶ϩhal. ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ(˺̀˼ ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ι Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ˬˬ˴˾ίΎ˴ΝΟ ˭α Ϫ˵ ˸ϨIbnu ˶ϣ Ω˶Ϫ˶ϜˬήϜϔϟ ˸ϳ˶ή˴ηQudamah, ˴ΔέΩ ͉μ˶Σ:ΕϭήϴΑ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ήal-Mughni, ͉θˬΔϣΪϗ ϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ϦΑϻ ϯ˴ή˴ΘϲϨϐϤϟ ˸η juz ˶ϥ˶·˴ϭ) V, hal. 173: ˭α Ω ˬήϜϔϟ έΩ : ΕϭήϴΑ ˬΔϣΪϗ ϦΑϻ ϲϨϐϤϟ ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ Kumpulan ˸ϱ(˶ή˺̀˼ ˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ι ͉ϧFatwa ˴Ϸ˶ ˬˬ˴˾ίΎ˴Ν Ο Ϫ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ Ϫ ˶ Ϝ ˶ ϳ ˸ ή ˶ η ˴ Δ ˴ μ ͉ Σ ˶ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ ϟ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ ϯ˴ ή Θ ˴ η ˸ ϥ ˶ ˶·˴ϭ) Terkait Pasar Modal Syariah ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ(˸θ˺̀˼ ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸι ˶ ˬ˴ίˬΎ˴˾Ο ΝDSN-MUI Ϫ˵ ˸Ϩ˭α ˶ϣ ˶Ϫ˶ϜΩ˸ϳ˶ήˬήϜϔϟ ˴η ˴Δ͉μ ˶Σ :˶ϦΕϭήϴΑ ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θˬΔϣΪϗ ϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ ϦΑϻ ϯ˴ή˴ΘϲϨϐϤϟ ˸η99 ˶ϥ˶·˴ϭ) έΩ ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ(˺̀˼ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θι ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸˬ˾˶ ˬ˴ίΝΎ˴Ο˭α Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣΩ ˶ϪˬήϜϔϟ ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η έΩ ˴Δ͉μ:˶ΣΕϭήϴΑ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ήˬΔϣΪϗ ͉θϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ϦΑϻ ϯ˴ή˴ΘϲϨϐϤϟ ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ) l. I’anah al-Thalibin, (˺̀˼ ι ˬ˾ Ν ˭αAl-Dimyathi, Ω ˬήϜϔϟ έΩ :ΕϭήϴΑ ˬΔϣΪϗ ϦΑϻ ϲϨϐϤϟ) 353: ˬ(˶Ϛ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ͉ΘϟΎ˶Α ˳Δ˴ϴ˶Ϭ˴Θ˸Ϩϣ˵ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϱ) ˶Δ˴ϳ˶ΩΎ˴ό˸ϟ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϻ˶ϟ ˳ϙ˸ϮϜ˵ λ ˵ έ˵ ˴Ϊ˸λ˶· ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ Ϧ ˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ .˶ϝΎ˴Ϥ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸ϡ˴ ˳Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸Ϩ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϭ˴ ˱Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸Ϩ˴ϣ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˴Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˲˯˴Ϯ˴γ ˬ(˶Ϛ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ͉ΘϟΎ˶Α ˳Δ˴ϴ˶Ϭ˴Θ˸Ϩϣ˵ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϱ) ˶Δ˴ϳ˶ΩΎ˴ό˸ϟ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϻ˶ϟ ˳ϙ˸ϮϜ˵ λ ˵ έ˵ ˴Ϊ˸λ˶· ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ Ϧ ˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ . ϝ ˶ Ύ˴ Ϥ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Γ ˱ έ ˴ Ύ˴ Ο · ˶ ϡ ˸ ˴ Δ ˳ ϟ ˴ Ϯ ˸ Ϙ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˴ ή ˴ ϴ ˸ Ϗ ˴ ϭ ˸ ˴ Δ ˱ ϟ ˴ Ϯ ˸ Ϙ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˴ ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ Γ ˴ έ ˴ Ύ˴ Ο · ˶ Ζ ˸ ϧ ˴ Ύ˴ ϛ ˲˯˴Ϯ˴γ Demikian pula dimungkinkan penerbitan Obligasi Ijarah biasa (bukan Ijarah k. Qudamah, al-Mughni, juz Muntahiya Bittamlik), Ibnu baik ijarah atas barang (a’yan), bergerak maupun tidak bergerak, ataupun ijarah atas jasa tenaga kerja. V, hal. 173: k. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz k. V, Ibnu Qudamah, hal. 173: al-Mughni, juz V, hal. 173: ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ ϯ˴ή˴Θ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ (˺̀˼ ι ˬ˾ Ν ˭α Ω ˬήϜϔϟ έΩ :ΕϭήϴΑ ˬΔϣΪϗ ϦΑϻ ϲϨϐϤϟ) ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ ϯ˴ή˴Θ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ (˺̀˼ ι ˬ˾ Ν ˭α Ω ˬήϜϔϟ έΩ :ΕϭήϴΑ ˬΔϣΪϗ ϦΑϻ ϲϨϐϤϟ) “Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, l. Al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, hukumnya boleh, karena ia membeli milik pihak lain.” juz III, hal. 9: Al-Dimyathi, l. l. Al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, juz III, hal. 9:I’anah al-Thalibin, juz III, hal. 9: ˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ ˬ˵Ϧ˴Ϥ͉Μϟ Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ͋Ϊϗ˵ ˴ϭ ˴Ϛ˶ϟΫ ˸ϲ˶ϓ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϥ͋Ϋ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ Ϟ ˵ ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˶Β˴ϳ˴ϻ˴ϭ ˴ΐ˴Θ˴ϛ˴ϭ ...˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˶ϩ˶ΰ˸ϳ˶Ϯ˸Π˴Η ˸ϲ˶ϓ ϱ (Δόϓήϟ ϦΑϻ ΎϓϼΧ ϪϟϮϗ) ...˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ ˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ ˬ˵Ϧ˴Ϥ͉Μϟ Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ͋Ϊϗ˵ ˴ϭ ˴Ϛ˶ϟΫ ˸ϲ˶ϓ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϥ͋Ϋ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ Ϟ ˵ ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˶Β˴ϳ˴ϻ˴ϭ ˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ ˶Ϧ˸Α ϡ˵ ˴ϼ˴ϛ Φϟ· ˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ ˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ Ϫ˵ ϟ˵˸Ϯ˴ϗ :Ϫ˵ ͊μ˴ϧΎ˴ϣ ͊ϱ˶ή˸μ˴Β˸ϟ ή˵ Ϥ˵ϋ Ϊ˵ ͋ϴ͉δϟ ˴ΐ˴Θ˴ϛ˴ϭ ...˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˶ϩ˶ΰ˸ϳ˶Ϯ˸Π˴Η ˸ϲ˶ϓ ϱ (Δόϓήϟ ϦΑϻ ΎϓϼΧ ϪϟϮϗ) ...˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ ϩ͊Ωή˵ ˴ϳ Ϫ˶δ˸ϔ˴ϧ ˸Ϧ˶ϣ ˶Δ͉Β˶Ϭ˸Ϡ˶ϟ ˶Ϫ˶Ϡ˸ϴ˶ϛ˸Ϯ˴Η ˴ϊ˸Ϩ˴ϣ ˸ϢϬ˵ Τ ˵ ˸ϴ˶Ο˸ή˴Η ˸Ϧ˶Ϝϟ ˬϰ˴Ϩ˸ό˴Ϥ˸ϟ ˵ ˸ϴ˴Σ ˸Ϧ˶ϣ ̒Ϊ˶Ο ˲Ϫ˸ϴ˶Ο˴ϭ ˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ ˶Ϧ˸Α ϡ˵ ˴ϼ˴ϛ Φϟ· ˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ ˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ Ϫ˵ ϟ˵˸Ϯ˴ϗ :Ϫ˵ ͊μ˴ϧΎ˴ϣ ͊ϱΚ ˶ή˸μ˴Β˸ϟ ή˵ Ϥ˵ϋ Ϊ˵ ͋ϴ͉δϟ (̂ ι ˬ˼ ˬϦϴΒϟΎτϟ ΔϧΎϋ·) Ϟ ˵ ˸Ϙ˴Ϩϟ Κ ˵ ˸ϴ˴Σ ˸Ϧ˶ϣ ϩ͊Ωή˵ ˴ϳ Ϫ˶δ˸ϔ˴ϧ ˸Ϧ˶ϣ ˶Δ͉Β˶Ϭ˸Ϡ˶ϟ ˶Ϫ˶Ϡ˸ϴ˶ϛ˸Ϯ˴Η ˴ϊ˸Ϩ˴ϣ ˸ϢϬ˵ Τ ˵ ˸ϴ˶Ο˸ή˴Η ˸Ϧ˶Ϝϟ ˬϰ˴Ϩ˸ό˴Ϥ˸ϟ Κ ˵ ˸ϴ˴Σ ˸Ϧ˶ϣ ̒Ϊ˶Ο ˲Ϫ˸ϴ˶Ο˴ϭ “Wakil tidak boleh menjual kepada dirinya sendiri dan kepada (̂ ι ˬ˼ ˬϦϴΒϟΎτϟ ΔϧΎϋ· )Ϟ ˵ ˸Ϙ˴Ϩϟorang Κ ˵ ˸ϴ˴Σyang ˸Ϧ˶ϣ ada di bawah pengampuannya, walaupun hal itu telah diizinkan dan telah pula ditentukan harganya. Hal ini berbeda dengan pendapat Ibnu Rif’ah; m. Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh almaksudnya, menurut Ibnu Rif’ah, wakil boleh menjual kepada dirinya Islami wa Adillatuhu, juz V, 4094: sendiri dan kepada orang yang adahal. di bawah pengampuannya... m. Wahbah al-Zuhaili, al-FiqhSayyid al- Umar al-Bashri menulis sebagai berikut: ‘Pendapat Ibnu Rif’ah tersebut Islami wa Adillatuhu, juz V, hal. 4094: adalah pendapat yang sangat berbobot dan mempunyai landasan hukum, dilihat dari sudut makna (semangat hukum). Hanya saja, dilihat dari sisi naql, pendapat jumhur-yang memandang kuat bahwa wakil (dalam hibah) tidak boleh memberikan (hibah) kepada diri sendiri-menolak pendapat Ibnu Rif’ah tersebut.’” m. Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz V, hal. 4094: Ϫ˶ ˶Α˴ϭ ...˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˴˯˸ϲ͉θϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸ϥ˴ ˶Ϟ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴ ˳Ϛ˶ϟΎ˴ϣ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸ ˶Ϧ˴ϋ ˴ϱ˶ϭέ˵ ˴ϭ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΠ ˵ ˸ϟ Ύ͉ϣ˴˴ϭ ˬ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˶Ϟ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ ˴ϊ˸ϴ˴Α Ύ˱Ϙ˴Ϡ˸τϣ˵ ˴ϥ˸ϭΰ˵ ˸ϴ˶Πϳ˵ ˴ϻ ˴Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ͉ϥ Ϧ ˵ ͉ϴ˴Β˴Θ˴ϳ (˽˹̂̀ ι ˬ˾ Ν ˬΔΒϫϭ) ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟΎ˶Α Ϟ ˵ ͋ϛ˴ϮϤ˵ ˸ϟ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϥ˶Ϋ˴ ˸ϥ˶· ˷ϻ· ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ ˴άϫ ˴ϥ˸ϭΰ˵ ˸ϴ˶Πϳ˵ ˴ϼ˴ϓ 100 “Diriwayatkan dari Imam Malik bahwa wakil tidak boleh membeli sesuatu untuk dirinya. Dengan demikian, nampak jelas bahwa ulama mazhab Hanafi secara mutlak tidak membolehklan wakilMu’alajah melakukan penjualan n. Munzir Qahf, al-‘Ajz untuk (kepada) diri sendiri. Sementara itu, jumhur (mayoritas ulama) tidak fi al-Mizaniyyah al-‘Ammah fi al-Nizham al-Islami, h. 14 membolehkan cara penjualan tersebut kecuali pihak yang mewakilkan dan 16: penjualan kepada diri sendiri.” mengizinkan Ύ˴ϬϜ˵ ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ˴Η ͊Ϣ˶Θ˴ϳ ˬ˱ϼ˸ό˶ϓ ˳Γ˴Ω˸ϮΟ ˵ ˸Ϯ˴ϣ ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯλ ˵ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ ˳ΓέΎ˴Ο˶· ˶ϙ˸ϮϜ˵ λ ˵ έ˵ Ϊ˸λ˶· Ϧ ˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ ˬ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯλ ˵ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ Ύ˴ϫέ˵ ˸ϭ˵Ϊλ ˵ Ϧ ˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϫέ˵ Ύ˴Π˸Ό˶Θ˸γ˴ϭ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ ϲ˶Ϡ˶ϣΎ˴Τ˶ϟ ˴Ϛ˶ϟΫ ˴Ϊ˸ό˴Α Ύ˴ϫ˶έΎ˴Π˸Ό˶Θ˸γ ͉ϢΛ˵ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ ˶Δ˴Ϡ˴Ϥ˴Σ ˸Ϧ˴ϋ ˱ΔϟΎ˴ϛ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶˴ή˶θ˶Α Δ˵ ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ ˵ ˸ϟ ϡ˵ ˸ϮϘ˵ ˴Η ˬϲϣϼγϹ ϡΎψϨϟ ϲϓ ΔϣΎόϟ ΔϴϧΰϴϤϟ ϲϓ ΰΠόϟ ΔΠϟΎόϣ ˬϒΤϗ έάϨϣ) .˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ (˺˽ ι Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˸ϦϜ˵ ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˳Δ͉ϣΎ˴ϋ ˳Δ˴Ϙ˸ϳ˶Ϊ˴Σ ˶Ϟ˸Ο˴ ˸Ϧ˶ϣ ˶έ˸ϮϬ˵ ˸ϤΠ ˵ ˸Ϡ˶ϟ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ ˶ϙ˸ϮϜ˵ λ ˵ ν ˵ ˸ή˴ϋ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϋ˶· Ύ͉ϣ ˯˶ Ύ˴Ϩ˶Α ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ˴Δ˴Ϡ˸ϴ˸μ˴Τ˸ϟ ˴Ϟ˶Ϥ˸ό˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴ ϊ˵ ˸ϴ˶τ˴Θ˸δ˴Η˴ϻ ˴Δ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ ˵ ˸ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϟ˸Β˴ϗ ˸Ϧ˶ϣ ˱Γ˴Ω˸ϮΟ ˵ ˸Ϯ˴ϣ n. Munzir Qahf, Mu’alajah al-‘Ajz fi al-Mizaniyyah al-‘Ammah n. Munzir Qahf, Mu’alajah al-‘Ajz fi fi al-Nizham al-Mizaniyyahal-Islami, al-‘Ammahh.fi14 aldan 16:al-Islami, h. 14 dan 16: Nizham Ύ˴ϬϜ˵ ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ˴Η ͊Ϣ˶Θ˴ϳ ˬ˱ϼ˸ό˶ϓ ˳Γ˴Ω˸ϮΟ ˵ ˸Ϯ˴ϣ ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯ˵λ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ ˳ΓέΎ˴Ο˶· ˶ϙ˸ϮϜ˵ λ ˵ έ˵ Ϊ˸λ˶· Ϧ ˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ ˬ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯλ ˵ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ Ύ˴ϫέ˵ ˸ϭΪ˵ λ ˵ Ϧ ˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϫέ˵ Ύ˴Π˸Ό˶Θ˸γ˴ϭ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ ϲ˶Ϡ˶ϣΎ˴Τ˶ϟ ˴Ϛ˶ϟΫ ˴Ϊ˸ό˴Α Ύ˴ϫ˶έΎ˴Π˸Ό˶Θ˸γ ͉ϢΛ˵ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ ˶Δ˴Ϡ˴Ϥ˴Σ ˸Ϧ˴ϋ ˱ΔϟΎ˴ϛ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶˴ή˶θ˶Α Δ˵ ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ ˵ ˸ϟ ϡ˵ ˸ϮϘ˵ ˴Η ˬϲϣϼγϹ ϡΎψϨϟ ϲϓ ΔϣΎόϟ ΔϴϧΰϴϤϟ ϲϓ ΰΠόϟ ΔΠϟΎόϣ ˬϒΤϗ έάϨϣ) .˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ (˺˽ ι ˸ϦϜ˵ ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˳Δ͉ϣΎ˴ϋ ˳Δ˴Ϙ˸ϳ˶Ϊ˴Σ ˶Ϟ˸Ο˴ ˸Ϧ˶ϣ ˶έ˸ϮϬ˵ ˸ϤΠ ˵ ˸Ϡ˶ϟ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ ˶ϙ˸ϮϜ˵ ˵λ ν ˵ ˸ή˴ϋ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϋ˶· Ύ͉ϣ ˯˶ Ύ˴Ϩ˶Α ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ˴Δ˴Ϡ˸ϴ˸μ˴Τ˸ϟ ˴Ϟ˶Ϥ˸ό˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴ ϊ˵ ˸ϴ˶τ˴Θ˸δ˴Η˴ϻ ˴Δ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ ˵ ˸ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϟ˸Β˴ϗ ˸Ϧ˶ϣ ˱Γ˴Ω˸ϮΟ ˵ ˸Ϯ˴ϣ (˺˿ ι) ˬ˶Ϫ˶Ϝ˶ϟΎ˴ϣ ˸Ϧ˴ϋ ˶Ϟ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ ˴ϑ͊ή˴μ˴Η ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ϑ ˵ ͉ή˴μ˴Θ˴Η Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ ˬ˶Δ˴Ϙ˸ϳ˶Ϊ˴Τ˸ϟ “Penerbitan shukuk (obligasi) ijarah dapat dilakukan terhadap (untuk) aktiva (asset) tetap yang telah ada. Kepemilikan aktiva tersebut beralih ˶Ϣke˸ϴ˶Σpemegang ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟshukuk; ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Αdan (karena itu), penyewaan dilakukan dari mereka. Demikian juga, shukuk ijarah dapat diterbitkan terhadap (untuk) aktiva tetap di mana pemerintah membeli aktiva tersebut sebagai wakil dari pemegang shukuk, kemudian menyewaya dari mereka. Jika shukuk ijarah ditawarkan kepada untuk kepentingan taman Mengingat : 1. publik Firman Allah SWT, umum yang belum ada (belum dibangun), maka pemerintah tidak dapat antara lain: menggunakan dana terkumpul untuk selain pembangunan taman. Hal itu karena pemerintah hanya dalam penggunaan dana tersebut hanya berstatus ϰ˴ Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ wakil ͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴όdari ˸ϧ˴Ϸ˸ pemiliknya.” Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ (˺ sebagai (˺ :ΓΪΎϤϟ) Ϊ˵ ˸ϳ˶ήϳ˵ Ύ˴ϣ Ϣ˵ Ϝ˵ ˸Τ˴ϳ ˴Ϳ ͉ϥ˶· ˬ˲ϡή˵ Σ ˵ ˸ϢΘ˵ ˸ϧ˴˴ϭ ˶Ϊ˸ϴ͉μϟ ϰ͋Ϡ˶Τϣ˵ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ 2. Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah; Fatwa ˴ϦDSN-MUI ˸ϴ˴Α ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ˴Ϋ˶·˴ϭ nomor Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶· 10/DSN-MUI/IV/2000 ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴ ˸Ϣϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ tentang ͉ϥ˶· (˻ Wakalah; Ύ˱όFatwa DSN-MUI nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang ˸ϴ˶Ϥ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϳ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϫ˶Α ˸ϢϜ˵ ψ ˵ ˶ό˴ϳ Ύ͉Ϥ˶ό˶ϧ ˴Ϳ ͉ϥ˶· ˶ϝ˸Ϊ˴ό˸ϟΎ˶Α Ϯ˵ϤϜ˵ ˸Τ˴Η ˸ϥ˴ ˶αΎ͉Ϩϟ PRKS; Fatwa DSN-MUI nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang (˾́ :˯ΎδϨϟ) ˱ή˸ϴ˶μ˴Α Obligasi Syariah; Fatwa DSN-MUI nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal; ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ίPleno ˴΄˸ϟ˴ϭ Ώ ˵ Ύ˴μ ˸ϧ˴΄˸ϟ˴ϭ ή˵ ˶δSyariah ˸ϴ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ή˵ ˸Ϥ˴Ψ ˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵Ϩ˴ϣMUI ˴˯ ˴Ϧϳ˶άtanggal ͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ (˼12 3. Pendapat Rapat Dewan Nasional Muharram(̂˹ 1425/4 Maret ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ ˶Ϟ˴Ϥ˴ϋ ˸Ϧ˶ϣ ˲β˸Ο˶έ :ΓΪΎϤϟ ) ˴ϥϮ˵Τ2004; 4. Surat dari PT. Mandiri Sekuritas No.062/MS/DIR/II/04 perihal Syariah Ijarah. permohonan Fatwa Obligasi (˽ (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) ...Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ... (˾ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ϯ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ Ϯ˵Ϙ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ .(˻̀́ :ΓήϘΒϟ) ˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah (˿ ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ˴˯ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ 101 Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ :˯ΎδϨϟ) Ύ˱Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉Ϡϟ ͉ϥ˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δϔ˵ ˸ϧ˴ ˸ϮϠ˵Θ˵ ˸Ϙ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH IJARAH Pertama : Ketentuan Umum 1. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. 2. Obligasi Syariah Ijarah adalah Obligasi Syariah berdasarkan akad Ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah. 3. Pemegang Obligasi Syariah Ijarah (OSI) dapat bertindak sebagai Musta’jir (penyewa) dan dapat pula bertindak sebagai Mu’jir (pemberi sewa). 4. Emiten dalam kedudukannya sebagai wakil Pemegang OSI dapat menyewa ataupun menyewakan kepada pihak lain dan dapat pula bertindak sebagai penyewa. Kedua : Ketentuan Khusus 1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Ijarah adalah Ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, terutama mengenai rukun dan syarat akad. 2. Obyek Ijarah harus berupa manfaat yang dibolehkan. 3. Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 20/ DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah dan nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. 4. Emiten dalam kedudukannya sebagai penerbit obligasi dapat mengeluarkan OSI baik untuk asset yang telah ada maupun asset yang akan diadakan untuk disewakan. 5. Pemegang OSI sebagai pemilik aset (a’yan) atau manfaat (manafi’) dalam menyewakan (ijarah) asset atau manfaat yang menjadi haknya kepada pihak lain dilakukan melalui Emiten sebagai wakil. 6. Emiten yang bertindak sebagai wakil dari Pemegang OSI dapat menyewa untuk dirinya sendiri atau menyewakan kepada pihak lain. 102 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 7. Dalam hal Emiten bertindak sebagai penyewa untuk dirinya sendiri, maka Emiten wajib membayar sewa dalam jumlah dan waktu yang disepakati sebagai imbalan (‘iwadh ma’lum) sebagaimana jika penyewaan dilakukan kepada pihak lain. 8. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai. 9. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama disepakati dalam akad Ketiga : Penyelesaian Perselisihan Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Keempat : Ketentuan Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 12 Muharram 1425 H 04 Maret 2004 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 103 FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 50/DSN-MUI/III/2006 Tentang AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. bahwa beberapa fatwa DSN yang memuat mudharabah, seperti Fatwa No. 1/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, Fatwa No. 2/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan, Fatwa No.3/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito, Fatwa No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah dan Fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah khususnya mengenai akad Tijarah (Mudharabah) belum memuat akad Mudharabah Musytarakah; b. bahwa akad Mudharabah Musytarakah, yaitu salah satu bentuk akad Mudharabah di mana pengelola (mudharib) turut menyertakan modalnya dalam kerjasama investasi; diperlukan karena mengandung unsur kemudahan dalam pengelolaannya serta dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi para pihak; c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang Mudharabah Musytarakah untuk dijadikan Mengingat : 1. Firman Allah pedoman. Mengingat SWT, antara lain: antara lain: : 1. Firman Allah SWT, ϰ˴Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ ͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸ Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ (˺ :ΓΪΎϤϟ) Ϊ˵ ˸ϳ˶ήϳ˵ Ύ˴ϣ Ϣ˵ Ϝ˵ ˸Τ˴ϳ ˴Ϳ ͉ϥ˶· ˬ˲ϡή˵ Σ ˵ ˸ϢΘ˵ ˸ϧ˴˴ϭ ˶Ϊ˸ϴ͉μϟ ϰ͋Ϡ˶Τϣ˵ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ “Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika ˸ϥ˴ ˶αΎ͉sedang Ϩϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α mengerjakan ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭhaji. ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴Sesungguhnya ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ ϭ͊Ω˴ΆAllah Η˵ ˸ϥ˴ ˸Ϣmenetapkan ϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ ͉ϥ˶· kamu :hukum-hukum ˯ΎδϨϟ) ˱ή˸ϴ˶μ˴Α menurut Ύ˱ό˸ϴ˶Ϥ˴γ ˴ϥΎ˴ϛyang ˴Ϳ ͉ϥdikehendaki-Nya.” ˶· ˬ˶Ϫ˶Α ˸ϢϜ˵ ψ ˵ ˶ό˴ϳ Ύ͉Ϥ˶ό˶ϧ ˴Ϳ(QS. ͉ϥ˶· ˶ϝal-Maidah ˸Ϊ˴ό˸ϟΎ˶Α Ϯ˵ϤϜ˵ ˸Τ˴Η (˾́ [5]: 1) 104 (˺ (˻ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˸Ϧ˶ϣ ˲β˸Ο˶έ ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ˴ϭ Ώ ˵ Ύ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ˴ϭ ή˵ ˶δ˸ϴ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ή˵ ˸Ϥ˴Ψ˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵Ϩ˴ϣ˴˯ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ (̂˹ :ΓΪΎϤϟ) ˴ϥϮ˵Τ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ ˶Ϟ˴Ϥ˴ϋ (˼ Mengingat (˺ :ΓΪΎϤϟ) Ϊ˵ ˸ϳ˶ήϳ˵ Ύ˴ϣ Ϣ˵ Ϝ˵ ˸Τ˴ϳ ˴Ϳ: ͉ϥ˶· ˬ˲ϡή˵ Σ ˵ ˸ϢΘ˵ ˸ϧ˴1. ˴ϭ ˶Ϊ˸ϴ͉μϟ ϰ͋Ϡ˶Τϣ˵ Firman ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋAllah SWT, antara lain: Mengingat : 1. Firman Allah ϰ˴Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ ͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸ Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ (˺ ˸Mengingat ϥ˴ ˶αantara Ύ͉Ϩϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˸Ϣlain: Θ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭ:˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄1. ˸ϟ ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴ ˸Ϣϛ˵Firman ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ Allah ͉ϥ˶· (˻ SWT, ( ˺ : ΓΪΎϤϟ ) Ϊ ˵ ϳ ˸ ή ˶ ϳ ˵ Ύ˴ ϣ Ϣ ˵ Ϝ ˵ Τ ˸ ϳ ˴ Ϳ ˴ ϥ ͉ · ˶ ˬ˲ ϡ ή ˵ Σ ˵ Ϣ ˸ Θ ˵ ϧ ˸ ˴ ϭ ˴ Ϊ ˶ ϴ ˸ μ ͉ ϟ ϰ͋ Ϡ Τ ˶ ϣ ˵ ή ˴ ϴ ˸ Ϗ ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Mengingat : ͉ϥ˶· ˬ˶Ϫ˶Α ˸ϢϜ˵ ψ 1. Firman Allah : ˯ΎδϨϟ ) ˱ ή ϴ ˸ μ ˶ Α ˴ Ύ˱ ό ϴ ˸ Ϥ ˶ γ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ Ϳ ˴ ˵ ό ˶ ϳ ˴ Ύ͉ Ϥ ό ˶ ϧ ˶ Ϳ ˴ ϥ ͉ · ˶ ϝ ˶ Ϊ ˸ ό ˴ ϟ ˸ Ύ˶ Α Ϯ˵ Ϥ Ϝ ˵ Τ ˸ Η ˴ SWT, antara lain: ϰ˴SWT, Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ ͉ϻantara ˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸lain: Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ (˴˾́ ϳ (˺ “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada (ϰ˴ ˺Ϡ˸Θ:ϳ˵ΓΪΎϤϟ ) Ϊ ˵ ϳ ˸ ή ˶ ϳ ˵ Ύ˴ ϣ Ϣ ˵ Ϝ ˵ Τ ˸ ϳ ˴ Ϳ ˴ ϥ ͉ · ˶ ˬ˲ ϡ ή ˵ Σ ˵ Ϣ ˸ Θ ˵ ϧ ˸ ˴ ϭ ˴ Ϊ ˶ ϴ ˸ μ ͉ ϟ ϰ͋ Ϡ Τ ˶ ϣ ˵ ή ˴ ϴ ˸ Ϗ ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ύ˴ϣ ͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸ Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ (˺ yang dan ˸ϥ Ϭ˴ϟ˶Ϡ˸ϫ˸Ζ˴ apabila Ύ˴˸ϟϣΎ˶Α˴΄˸ϟ˸Ϯϭ͊ Ω˴˴ΆΗ˵˸Ϯ˸ϥϨ˵˴ϣ˴ ˸Ϣ˴Ϧϛ˵ ˸ϳή˵˶άϣ˵͉ϟhukum ˸΄˴ϳΎ˴Ϭ˴Ϫ͊ϳ͉Ϡ˴ϟ ˴ϳ͉ϥdi˶· (˻ ϰ˴(˴Ϡ˺˸Θϳ˵˶α:Ύ˴berhak ϣΎ͉Ϩϟ͉ϻ˴Ϧ˶· )˸ϴ˶ϡ˴Αmenerimanya Ύ˴Ϊ˵ό˸Ϣ˸ϳ˸ϧ˶ήΘ˵˴Ϸ˸Ϥϳ˵˴Ϝ˸ Ύ˴˴ΣϣΔ˵ ˴ϤϢ˵˴˸ϴΫϜ˵˶Ϭ˶·˸Τ˴Αϭ˴ϳ˸ϢΎ˴Ϝ˵˴Ϳ ͉Ϡϰ˴ ˶Σˬ˲ϟϡ˵˶·ή˵ ˶ΩΕ ˸ϮϘ˵Ύ˴˸Ϣό˵ϧkamiu ϓ˵͉μ ˸ϭmenetapkan ˺ ΓΪΎϤϟ ϥ ͉ · ˶ Σ ˵ Θ ˵ ϧ ˸ ˴ ϭ ˴ Ϊ ˶ ϴ ˸ ϟ ϰ͋ Ϡ Τ ˶ ϣ ˵ ή ˴ ϴ ˸ Ϗ ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ :antara ˯ΎδϨϟ )manusia, ˱ή˸ϴ˶μ ˴Α˸ϳ˶ήΎ˱όϳ˵hendaklah ˸ϴΎ˴˶Ϥϣ˴γϢ˵ Ϝ˵˴ϥ˸ΤΎ˴ϛ˴ϳ ˴Ϳdengan ˬ˶ϡϪή˵˶Αadil ˸ϢϜ˵ ˸Ϣψ ˵ Θ˵Sesungguhnya ˶ό˴˴ϭϳ Ύ͉˶ΪϤ˸ϴ˶ό͉μ ˶ϧ ˴Ϳ ϰ͉͋ϥϠ˶Τ· Allah ˶ϝ˸Ϊ˴ή˴ό˸ϴ˸ϟ˴ϏΎ˶Αmemberi Ϯ˵ Ϥ˸ϴ˴ϠϜ˵˴ϋ˸Τ˴Η (˸Ϧ˺˶ϣ :˲β ΓΪΎϤϟ ) Ϊ ˵ ϥ ͉ · ˶ ˬ˲ Σ ˵ ϧ ˸ ϟ ϣ ˵ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ˸Ο˶έ ϡ˵ yang Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ˴ϭsebaik-baiknya Ώ ˵ Ύ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ˴ϭ ή˵ ˶δ˸ϴ˴Ϥkepadamu. ˸ϟ˴ϭ ή˵ ˸Ϥ˴Ψ˸ϟ Ύ˴ϤSesungguhnya ͉ϧ˶· Ϯ˵Ϩ˴ϣ˴˯ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Allah Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ (˼ pengajaran (˾́ (̂˹ :ΓΪΎϤϟ ) ˴ϥϮ˵Τ˶ϠMelihat ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵”˸ϮΒ˵(QS. ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥan-Nisa Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ ˶Ϟ[4]: ˴Ϥ˴ϋ adalah Maha Mendengar lagi Maha ˸ϥ˴ ˶αΎ͉Ϩϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴ ˸Ϣϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ ͉ϥ˶· (˻ 58). :˯ΎδϨϟ ) ˱ ή ϴ ˸ μ ˶ Α ˴ Ύ˱ ό ϴ ˸ Ϥ ˶ γ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ Ϳ ˴ ϥ ͉ · ˶ ˬ˶ Ϫ Α ˶ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ψ ˵ ό ˶ ϳ ˴ Ύ͉ Ϥ ό ˶ ϧ ˶ Ϳ ˴ ϥ ͉ · ˶ ϝ ˶ Ϊ ˸ ό ˴ ϟ ˸ Ύ˶ Α Ϯ˵ Ϥ Ϝ ˵ Τ ˸ Η ˴ ˸ϥ˴ ˶αΎ͉Ϩϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴ ˸Ϣϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ ͉ϥ˶· (˻ ˴ ˶αΎ͉)Ϩϟ˱ή˴Ϧ˸ϴ˶μ ˸ϴ˴Α ˴Α˸ϢΘ˵Ύ˱˸Ϥό˴Ϝ˸ϴ˶Ϥ˴Σ˴γ˴Ϋ˴ϥ˶·˴ϭΎ˴ϛ Ύ˴˴Ϳ Ϭ˶Ϡ˸ϫ͉ϥ˴ ˶·ϰ˴ˬ˶ϟϪ˶· ˶Α˶Ε˸ϢϜ˵Ύ˴ϧψ ˴Ϫ͉ϠϤϟ(Ϝ˵˾́ (˻ :˸ϥ˯ΎδϨϟ ˵Ύ˴ϣ˶ό˴΄˴ϳ˸ϟΎ͉Ϥϭ͊ ˶όΩ˶ϧ ˴Ά˴ͿΗ˵ ˸ϥ͉ϥ˴ ˶· ˸Ϣ˶ϝϛ˵ ˸Ϊή˵ ˴όϣ˵˸ϟΎ˶˸΄Α˴ϳ Ϯ˵ ˸Τ͉ϥ˴Η˶· ˸Ϧ ˶ϣ ˲β˸Ο Ύ˴ϟ˸ί˴Α˴΄˸ϟΎ˱˴όϭ˸ϴ˶ϤΏ ˵˴γ Ύ˴˴ϥμ ϧ ˸ ΄ ˴ ϟ ˸ ˴ ϭ ή ˵ δ ˶ ϴ ˸ Ϥ ˴ ϟ ˸ ˴ ϭ ή Ϥ ˸ Ψ ˴ ϟ ˸ Ύ˴ Ϥ ϧ ͉ · ˶ Ϯ˵ Ϩ ϣ ˴ ˴ ˯ Ϧ ϳ˶ ά ϟ ͉ Ύ Ϭ ˴ ϳ ͊ ˴ Ύ˴ ϳ ( :˯ΎδϨϟ ) ˶έ˱ή˸ϴϡ˵˶μ Ύ˴ ϛ Ϳ ˴ ϥ ͉ · ˶ ˬ˶ Ϫ Α ˶ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ψ ˵ ό ˶ ϳ Ύ͉ Ϥ ό ˶ ϧ ˶ Ϳ ˴ ϥ ͉ · ˶ ϝ ˶ Ϊ ˸ ό ˴ ϟ ˸ Ύ˶ Α Ϯ˵ Ϥ Ϝ ˵ Τ ˸ Η ˴ (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) ...Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴(˴ϭ˾́ ... (˼ ˽ (̂˹ :ΓΪΎϤϟ) ˴ϥϮ˵Τ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ ˶Ϟ(˾́ ˴Ϥ˴ϋ “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, ˸Ϧberjudi, ˶ϣ ˲β˸Ο˶έ(berkorban ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ˴ϭ Ώ ˵ untuk) Ύ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ˴ϭberhala, ή˵ ˶δ˸ϴ˴Ϥ˸ϟ˴ϭmengundi ή˵ ˸Ϥ˴Ψ˸ϟ Ύ˴Ϥnasib ͉ϧ˶· Ϯ˵Ϩ˴ϣdengan ˴˯ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟpanah, Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ adalah ΑΏ ͋ήϟΎ˴μtermasuk ˴Ϧ:ΓΪΎϤϟ ϭ˴ϭέ˵˶Ϡ˸ϔΫ˴Η˵ή˵˴ϭ˸ϢϤϜ˵˴ΨͿ͉Ϡ˴ό˸ϟsyaitan. ˴ϣ˴˶ϥ˯Ύ˴˴Ϧτ˴Ϧ˸ϳ˸ϴ˶άϳ˶͉θά͉ϟjauhilah ͉ϟϟ Ύ˴ϬΎ˶Ϟ˴Ϭ͊ϳ˴Ϥ͊ϳ˴ϋΎ˴˴ϳ ˴ϟ Ϯ˵ ˸Ο˸ϮΎ˴ϨϨ˵ϓ˴ϣMaka ˸Ϧ˴Ϧ˶ϣ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˲β˸Άϣ˵˸Οperbuatan ˶έ˸ϢΘ˵˸Ϩϡ˵ϛ˵Ύ˴ϟ˸ίϥ˴΄˶·˸ϟ˴ϭϮ˴(keji ˵̂˹ ˸ϧ˶ϣ˴΄˸ϟ˴˴ϲ ϭ ˶Ϙή˵˴Α)˶δΎ˴˴ϥϣ˸ϴperbuatan ˴ϤϮ˵˸˸ϟΤ Ύ˴ϩ˵Ϥ˸ϮϘ͉ϧΒ˵͉Η˶·˶Ϩ˴ΘϮ˵ (˻̀˾ ...ή˵Ύ˴Α˸Ϥ͋ή˴Ψϟ˸ϟ˴ϡ͉ήΎ˴Ϥkeberuntungan” ˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴϨ˴Βϣ.( ˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡ˴Ϧϟϳ˶͉Ϟά͉ϟ:˴ΣΓήϘΒϟ ˴˴ϭ˴Ϭ͊ϳ... ˸Ϧ˶ϣ ˲β˸Ο˶έ ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ˴ϭ Ώ ˵(̂˹ Ύ˴itu μ ˴΄ΓΪΎϤϟ ˸ϟ˴ϭ :ή˵ΓήϘΒϟ ˸ϟ)˴Τϭmendapat perbuatan-perbuatan kamu :˸ϧagar )˶δ˸ϴ˴ϥ˴ϤϮ˵ ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸Ϯ͉ϧ˶·Β˵ ˶Ϩ˴ΘϮ˵ ˸ΟΎ˴ϓ˴˯˶ϥ˻̀́ Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ Ύ(QS. ˶Ϟ˴Ϥ˴˴ϋΎ˴)ϳ al-Maidah [5]: 90) (̂˹ :ΓΪΎϤϟ) ˴ϥϮ˵Τ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ ˶Ϟ˴Ϥ˴ϋ (˼ ˾ (˼ (˽ ˼ (˻̀˾ :ΓήϘΒϟ) ...Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ... ˴Ϧ˱Γ˸ϴ˴έ˶Ϩ˶ϣΎ˴Π˸Ά˶Ηϣ˵ ˴ϥ˸ϢϮ˵ Θ˵ ˸ϨϜϛ˵ ˴Η ˸ϥ˸ϥ˶·˴ Ϯ˴ Ϙ˴ϻ ͉Η ˸˸ϮϮϨ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ˴˯˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˶ά˸ϳ͉ϟ˶ά͉ϟΎ˴ϬΎ˴͊ϳϬ˴͊ϳ˴˴Ύ˴ϳϳ ͉ϻΑ˶·͋ή˶Ϟϟ˶σ(˴ϦΎ˴˻̀˾ Β˶ϣ˸ϟΎ˶Α˴ϲ˸Ϣ˶ϘϜ˵:˴ΑΓήϘΒϟ ˴Ϩ˸ϴΎ˴˴Αϣ ˸Ϣ˸Ϝ˵ϭ)˴ϟέ˵˴... Ϯ˴Ϋ˸ϣ˴ϭΎ˴˴Α͋ή˴Ϳ ˸ϮϟϠ˵ϛ˵˴ϡϮ˵ ˸΄͉ή˴Η ˴Σ ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ... “…Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan ( ˻̀˾ : ΓήϘΒϟ ) ... Ύ˴ Α ή ͋ ϟ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ϫ˵˶ϣ͉Ϡϟ˳ν͉Ϟ:riba....” (˻̂ :˯ΎδϨϟ) Ύ˱Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉Ϡϟ ͉ϥ˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δϔ˵ ˸ϧ˴ ˸ϮϠ˵Θ˵ ˸Ϙ˴Η ˴ϭ˴ϻ˴ϭ˴ϊ˸ϴ˸Ϣ˴Β.(˸ϟϜ˵˸Ϩ˻̀́ ˴˴ΣΓήϘΒϟ ή˴˴Η˴ϭ˸Ϧ...˴ϋ) (˽ (˾ ˿ (˽ (˽ (QS. Al-Baqarah [2]: 275) ˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ϯ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ Ϯ˵Ϙ͉Η ˸ϮϨ˵˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ (˾ ˴Ϧ ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά˵ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ϯ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ Ϯ˵Ϙ͉Η ˸ϮϨ˵.(˴ϣ˻̀́ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ:ΓήϘΒϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴)ϳ (˾ ˱Γ˴Ϧ˴έ˸ϴΎ˴˶ϨΠ ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄Ϯ˵ ˴Η Ϙ˴ϻ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ˴˯˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˶ά˸ϳ͉ϟ˶ά͉ϟΎ˴ϬΎ˴Ϭ͊ϳ˴͊ϳ˴Ύ˴˴ϳ ˿ ˶ϣ˸Ά˶Η ˵ϣ˴ϥ˸ϢϮ˵Θ˵Ϝ˸Ϩϛ˵˴Η ˸ϥ˴˶· ͉ϻϮ˴˶·Α͋ή˶Ϟϟ˶σΎ˴˴ϦΒ˸ϟ˶ϣΎ˶Α ˴ϲ˸ϢϜ˵˶Ϙ˴ΑϨ˸ϴ˴ΑΎ˴ϣ˸ϢϜ˵˸ϭ˴ϟ˴έ˵Ϯ˴Ϋ˸ϣ˴ϭ ˸˴Ϳ (˾ .(˻̀́ :ΓήϘΒϟ) (˻̂ :˯ΎδϨϟ) Ύ˱Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉Ϡϟ ͉ϥ˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δϔ˵ ˸ϧ˴ ˸ϮϠ˵Θ˵˸Ϙ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˸Ϣ.( Ϝ˵ ˸Ϩ˻̀́ ˶ϣ ˳ν:˴ήΓήϘΒϟ ˴Η ˸Ϧ˴ϋ) 2. orang yang Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Hai beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika antara lain:kamu orang yang beriman” (QS. al-Baqarah [2]: 278). Γ˱ ˴έ Ύ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ˴˯ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ (˿ ˱Γ˴έΎ˴Π:˯ΎδϨϟ ˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ)˴Η Ύ˱˸ϥϤϴ˶˴Σ͉ϻ˴έ˶· ˸Ϣ˶ϞϜ˵ ˶σ ˴Ϧ˸ϳ˶ά˴͉ϟή ˴ΗΎ˴Ϭ˸Ϧ͊ϳ˴˴ϋΎ˴ϳ (˿ (˻̂ ˶Α ˴ϥΎ˴Β˸ϟΎ˴Ύ˶ϛΑ ˴Ϫ˸Ϣ͉ϠϜ˵ϟ˴Ϩ˸ϴ͉ϥ˴Α ˶·˸Ϣˬ˸Ϝ˵ Ϣ˴ϟ˴Ϝ˵Ϯ˴δ˸ϣϔ˵˴ ˸ϧ˴˸Ϯ˸ϮϠ˵ϛ˵Ϡ˵˸΄Θ˵˴Η˸Ϙ˴Η ˴ϻ˴ϻ˴ϭ˸Ϯ˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ˴˸Ϩ˯˶ϣ ˳ν ˿ Ύ˱ϣΎ˴Π˴ή˶Η:˴Σ˯ΎδϨϟ ͉ϞϜ˴Σ˴Η)˴ ˸ϥΎ˱˸ϭϤ˴˴ϴ˶Σ ˵˸Ϙ˴Η˴ϻϰ˴ ˶Ϡ˸δ˸ϳ˶άϤ˵͉ϟ˴˸ϟή˴ϭΎ˴˴ΗϬ... (˺ ˴ϥϮ˵ ͉ϻ˱ϻ˴έ˶·˴ϼ˶Ϟ˸Ϣ˴ΣϜ˵˶σ˶ΑΎ˴˴ϡΒ˴ϥ͉ή˸ϟΎ˶Ύ˴˴ΣΑϛ ˸Ϣ˴ϪΎ˱Ϝ˵σ ˸˴Ϯϭ˵ ϮϨ˵˸Ϣ˴ϣϜ˵˴ϥ˴˸Ϩ˯Ϯ˵ (˱Γ.˴έ˻̂ ͉Ϡ˴Ϩϟ˸ϴ˸ή˴Α͉ϥ˴η˸Ϣ˶·Ϝ˵ ˬ˸͉ϻ˴ϟϢ˴Ϯ˶·Ϝ˵ ˸ϣ˴δ˸Ϣ˴˶Ϭϔ˵ ˸ϧ˶σ ˸Ϡ˵Ϯϛ˵ή˸΄Ϡ˵Θ˴Η˵η ˴ϻϠ˸˴ϭ˴ϋ ˶ϣϤ˴Ϧ˳ν ˸Ϧ͊ϳ˴˴ϋΎ˴ϳ (˻̂ :˯ΎδϨϟ) Ύ˱Hadis-hadis Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉ϠϟNabi ˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δshallallahu ˸ϮϠ˵Θ˵˸Ϙ˴Η Ϧϋ ˴ϻ˴ϭ ϱάϣ ˸ϢϜ˵ alaihi ˸Ϩ˶ϣήΘϟ ˳νϩϭέ ˴ή˴Ηwasallam, ˸Ϧ)˴ϋ (͉ϥϑϮϋ ϦΑϔ˵ ˸ϧ˴ϭήϤϋ 2. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan lain: antara (mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian. Dan Ύ˱ϢϠδϣ ϣ˴ή˴Σ ϩϭέ ͉Ϟ˴Σ˴) Hadis-hadis ˸ϭ˶έ˴˴ή˱ϻ˴ϐ˸ϟ˴ϼ ˴Σ˶ϊ˸ϴ˴Α˴ϡ͉ή˸Ϧ˴Σ˴ϋ Ύ˱σ ˸Ϣ˶ϬϪ˵˶σ͉Ϡϟϭ˵ήϰ͉ η ˵ Ϡ˴λϰ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ͉Ϡϟ˴ϥalaihi Ϯ˵ ϭϰ˴ ... ((˺ 2..janganlah wasallam, ˴ϢNabi ͉Ϡ˸ή˴γ˴η˴ϭ ˶Ϫ͉ϻsesungguhnya ˸ϴ˶·˴Ϡ˴ϋshallallahu ϝ ˵ ϤϮ˵˶Ϡγ˸δ˴έϤ˵ ˸ϟ˴Maha Ϭ˴ϧ ˻ kamu membunuh dirimu; Allah alaihi adalah 2. Hadis-hadis Nabi shallallahu wasallam, ( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣ ήΘϟ ϩϭέ ) (˴ΓHadis-hadis ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ (QS. ϲ˶Α˴ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ antara lain: Penyayang dirimu.” an-Nisa [4] : 29). 2. Nabi shallallahu alaihi wasallam, antara lain: antara lain: 2. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, antara lain: .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ... (˺ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ(˸ήϑϮϋ ˴η ͉ϻ˶· ϦΑ ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭήϤϋ ϭ˵ήη ˵ Ϧϋ ϰ˴Ϡ˴ϋϱάϣ ˴ϥϮ˵ήΘϟ Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ...) (˺ ϢϠδϣ ˴Α ˴ϡ͉ή˸Ϧ˴Σϋ Ϧϋ ˶Ϫ͉ϻ˸ϴ˴Ϡ˶·˴ϋϦΑ Ϫ˵ ˶σ ͉Ϡϟϩϭέ ϰ͉η Ϡ)˴λϰ˴ ˶Ϫ˴ϋή͉Ϡ˶ο ϟ˴ϥ˴ϻϝ ˵Ϯ˵Ϥ˴ϭϮ˵˶Ϡγ˸δ˴έ˴έϤ˵ϩϭέ ϰ˴ Ϭ˴ϻ˴ϧ ˻ .Ύ˱ΪϤΣϭ ϣ˴ή˴Σϩϭέ ͉ϞˬΖϣΎμϟ ˴Σ)˴ ˶έ˸ϭ˴ή ˴ϐ˱ϻ˸ϟ˴ϼ Ύ˱˴Ϣσ͉Ϡ˴γ˸ή(˴ϭ˴η Ϣ ˸ Ϭ ˶ ϭ˵ ή ˵ Ϡ ϟ ˸ ˴ ϭ ... (˺ ϦΑ˶ϊ˴Σ˸ϴΓΩΎΒϋ ΔΟΎϣ έ ˴ ˴ ή ˴ ο ˴ ˼ ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴ Ϧϋ ΔΟΎϣ(ϑϮϋ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ ϱάϣήΘϟϭ ϦΑ Ϧϋ ϭήϤϋ Ϧϋ ˬαΎΒϋ ϱάϣήΘϟ Ύϣϭ ϦΑϩϭέ Ϧϋ) (ϲΤϳ ϚϟϲΎδϨϟϭ ” ϢϠδϣ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ (˻ ϢϠδϣ ) ˶έ˴ή ˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ3.͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉ϠϟKaidah ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫfiqh, ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γantara ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ lain: (˻ ϩϭέ Α˸ϴΓΩΎΒϋ ˴˴Α Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ΪϤΣϭ ˬΖϣΎμϟ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ )˴λ ˴έ˴ή˶Ϫ͉Ϡ˶ο ˴ϻϝ ˴ϭϮ˵ ˴έ˴έ˴ή˴ο ˴ϻ˴ϧ ˼ ϢϠδϣ ϩϭέ )(˴Γ(˴ή˶έ˴Γ˴ή˸ϳ˴ή˴ή˸ϳ˴ϐ˴ήϫ˵˸ϟϦΑ ϫ˵ ϲ˶˶ϊϲ˶ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϫ ˵ Ϡ ͉ ϟ ϰ͉ Ϡ ϟ ˵ γ ϰ˴ Ϭ (˻ Α˴ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ˬαΎΒϋϱάϣήΘϟϭ ϦΑ Ϧϋ (ϲΤϳ ϚϟΎϣϭ (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩϦϋϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ 105 Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳKumpulan ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϞFatwa ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵DSN-MUI ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣTerkait Ύ˴Α˶Ϲ˸ ˶ΕPasar ˴ϼ˴ϣΎ˴όModal ˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ Syariah Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˸ (˺ ” ΪϤΣϭ ˬΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ ((˼ ΪϤΣϭ ˬΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ ˼ lain: Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, 2. antara 2. antara lain: Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ... (˺ 2. lain: Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, antara terikat dengan syarat-syarat mereka buat 2.“Kaum muslimin Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, (ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ yang Ϧϋ ϱάϣ ήΘϟ ϩϭέ ) .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ lain: ͉Ϟsyarat ˴Σ˴ ˸ϭ˴yang ˱ϻ˴ϼ˴Σmengharamkan ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻyang ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σhalal ϭ˵ήη ˵ atau ϰ˴Ϡ˴ϋ menghalalkan ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ... (˺ antara kecuali antara lain: ( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣ ήΘϟ ϩϭέ ) .Ύ˱ϣ˴ήyang ˴Σ ͉Ϟharam.” ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ(HR. ˴ϼ˴Σ ˴ϡTirmidzi ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴ηdari͉ϻ˶·‘Amr ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵bin ήη ˵ ‘Auf) ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ... (˺ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ(˸ήϑϮϋ ˴η ͉ϻ˶·ϦΑ˸Ϣ˶ϬϭήϤϋ ˶σϭ˵ήη ˵ Ϧϋ ϰ˴Ϡ˴ϋϱάϣ ˴ϥϮ˵ήΘϟ Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ϩϭέ ˸ϟ˴ϭ...) (˺ .Ύ˱ϣϢϠδϣ ˴ή˴Σ ϩϭέ ͉Ϟ˴Σ˴) ˸ϭ˶έ˴ ˴ή˱ϻ˴ϐ˴ϼ η ˵ Ϡ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ͉Ϡϟ˴ϥϮ˵ ϤϮ˵˶Ϡγ ˸δ˴έϤ˵ ˸ϟ˴ϭϰ˴... ((˺ ˸ϟ ˴Σ˶ϊ˸ϴ˴ϡ˴Α͉ή˸Ϧ˴Σ˴ϋΎ˱σ˴Ϣ͉Ϡ˸ή˴γ(˴ηϑϮϋ ˴ϭ ͉ϻ˶Ϫ˸ϴ˶·˴Ϡ˴ϋ˸ϢϦΑ˶ϬϪ˵˶σ͉ϠϭήϤϋ ϟϭ˵ήϰ͉ ϝ ˵ ήΘϟ ˻ Ϧϋ˶Ϫϱάϣ ϩϭέϬ)˴ϧ ( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣ ήΘϟ ϩϭέ ) (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ϢϠδϣ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ (˻ ˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵melarang jual ΩϭΩ “Rasulullah yang mengandung gharar” (HR. (SAW ϲ˶Α˴ Ϧϋ ΔΟΎϣbeli ϦΑϭ ϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ϢϠδϣMuslim, ϩϭέ) ˶έTirmizi, ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴ΑNasa’i, ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉ϠAbu ˴γ˴ϭ ˶ϪDaud, ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡdan ϟ ϰ͉Ibnu Ϡ˴λ ˶ϪMajah ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γdari ˴έ ϰ˴ Ϭ˴ϧ (˻ Abu ϢϠδϣ )˴ή˶έ˸ϳ˴ή˴ήϫ˵˴ϐ˸ϟϲ˶ Α˶ϊ˴ ˸ϴϦϋ ˴Α ˸Ϧ˴ϋΔΟΎϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γϦΑϭ ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴ϠΩϭΩ ˴ϋ Ϫ˵ ͉ϠϟϮΑϭ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ ϱάϣήΘϟϭ Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ (˻ Hurairah). ( Γ ˴ ϲΎδϨϟϭ ϢϠδϣ (ΪϤΣϭ ˻ ϩϭέ ϢϠδϣ ϩϭέ ) έ ˶ ή ˴ ϐ ˴ ϟ ˸ ϊ ˶ ϴ ˸ Α ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϫ ˵ Ϡ ͉ ϟ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϫ ˶ Ϡ ͉ ϟ ϝ ˵ Ϯ˵ γ έ ˴ ϰ˴ ϩϭέ ) έ ˶ ή ˴ ϐ ˴ ϟ ˸ ϊ ˶ ϴ ˸ Α ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϫ ˵ Ϡ ͉ ϟ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϫ ˶ Ϡ ͉ ϟ ϝ ˵ Ϯ˵ γ έ ˴ ϰ˴ Ϭ ϧ ˴ ((Ϭ˻ ˬΖϣΎμϟ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭϱάϣήΘϟϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ ˼˴ϧ (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϦΑϲ˶ΑΓΩΎΒϋ ˴ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ) ϲΎδϨϟϭ ( Γ ˴ ή ˴ ϳ ˸ ή ˴ ϫ ˵ ϲ˶ Α ˴ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ (˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑϭ ΩϭΩ ϮΑϭ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ˬαΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ ΪϤΣϭ ˬΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ (˼ Ύϣϭ ˬαΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ( ϲΤϳ Ϧϋ Ϛϟ ” ΪϤΣϭ“Tidak ˬΖϣΎμϟ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϩϭέdan ) ˴έ˴ήtidak ˶ο˴ϻ˴ϭboleh ˴έ˴ή˴οpula ˴ϻ (˼ boleh ϦΑ membahayakan diri ϦΑ sendiri ΪϤΣϭ ˬΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) ˴έ˴ήfiqh, ˶ο˴ϻ˴ϭ antara ˴έ˴ή˴ο˴ϻ lain: (˼ ” 3.(Hadis Kaidah ΪϤΣϭ ˬΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ )˴έΎϣϭ ˴έή˴˶ο ήˬαΎΒϋ ˶ο ˴ϻ˴ϭ˴έϦΑ ˴έ˴ήMajah ˴ή˴ο˴ο ˴ϻ (˼˼ Ϧϋ (ϲΤϳ Ϧϋ Ϛϟ membahayakan orang lain.” Nabi riwayat Ibnu ˬΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ϻ ˴ ( (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ ˬαΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ Ύϣϭ ˬαΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ( ϲΤϳ Ϧϋ Ϛϟ dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ ˬαΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ 3. Kaidah fiqh, antara lain: ” ” dan MalikΎ˴Ϭdari ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸ΤYahya). ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˸ (˺ ”” Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ3. ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴Σ Ύ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ ϓϞ ˵ ˸λ˴Ϸ˸ (˺ 3. Kaidah fiqh, Kaidah antara lain: 3. Kaidahfiqh, fiqh,antara antara lain: lain: Kaidah antara 3. 3. Kaidah fiqh,fiqh, antara lain:lain: . ϥ ˶ Ύ˴ Ϝ ϣ ˸ Ϲ ˶ ˸ έ ˶ Ϊ ˸ Ϙ ˴ Α ˶ ϊ ˵ ϓ ˴ Ϊ ˸ ϳ ˵ έ ˵ ή ˴ ͉πϟ˴ Ύ˴Ϭ˶ϤΎ˴˸ϳϬ˶ή˶Ϥ˸Τ˸ϳ˶ή˴Η˸Τϰ˴ ˴ϋϠ˴ϋ˲Ϟ˸ϴ˲Ϟ˶ϟ˴Ω˸ϴ˶ϟ͉ϝ˴Ω Ϊ˵͉ϝ˴ϳΪ˵˸ϥ˴ϳ ˴˸ϥ͉ϻ˴ ͉ϻ ˶· Δ˵˶· ˴ΣΔ˵ ˴ΣΎ˴ΑΎ˴˶ϹΑ˶Ϲ˸ ˸˶Ε˶Ε˴ϼ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴όΎ˴όϤ˵ Ϥ˵˸ϟ˸ϟϰ˶ ˵Ϟ˵ ˸λ (((˺˺˻ ˴Η Ϡϰ˴ ϰ˶ϓϓϞ ˸λ˴Ϸ˴Ϸ˸˸ Ύ˴Ϭ˶ϤΎ˴˸ϳϬ˶ή˶Ϥ˸Τ˸ϳ˶ή˴Η ˸Τϰ˴˴ΗϠ˴ϋϰ˴Ϡ˲Ϟ˴ϋ˸ϴ˶ϟ˲Ϟ˴Ω˸ϴ˶ϟ͉ϝ˴ΩΪ˵͉ϝ˴ϳ Ϊ˵˸ϥ˴ϳ ˴˸ϥ͉ϻ˴ ˶·͉ϻΔ˵˶·˴ΣΔ˵ Ύ˴˴ΣΑ˶ϹΎ˴Α˸˶Ϲ˶Ε ˴ϼ˴ϼ ϣΎ˴˴ϣόΎ˴˵Ϥό˸ϟϤ˵ ˸ϟϰ˶ ϓ ϓϞ ˵ Ϟ˵˸λ˸λ˴Ϸ˴Ϸ˸ ˸ ˸ ˶Ε ϰ˶ (˺ Ύ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ˸ dilakukan ˶έ˸Ϊ˴Ϙ˶Α ϊ˵ ˴ϓ˸Ϊϳ˵ έ˵kecuali ˴ή͉πϟ˴ (˻ “Pada dasarnya, semua bentuk mu’amalah.˶ϥboleh ada dalil yang mengharamkannya.” .ϝ ˵ ˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴ Ύ˴ϜΎ˴˸ϣϜ˶Ϲ ˵έ˵˴ή˴ή˴ή͉π ͉π ˸ϣ˶Ϲ˸ ˸˶έ˶έ˸Ϊ˸Ϊ˴Ϙ˶Α˴Ϙ˶Αϊ˵ ϊ˵˴ϓ˸Ϊ˴ϓ˸Ϊϳ˵ ϳ˵˵έ ͉πϟ˴ϟ˴ϟ˴ ..˶ϥ˶ϥ..Ύ˴˶ϥ ˶ϥϜΎ˴˸ϣϜ˶Ϲ˸ϣ˸˶Ϲ˶έ˸ ˸Ϊ˶έ˴Ϙ˸Ϊ˶Α˴Ϙϊ˵˶Α.˴ϓϊ˵ϝ˵ ˸Ϊ˴ϓ˴ϳ˵ΰ˸Ϊϳ˵έ ϳ˵ έ˵έ˵ ˴ή˴ή͉π ͉πϟ˴ϟ˴ 106 (˼ ((˻˻ ((˻ ˼ “Segala mudharat harus dihindarkan sedapat mungkin.” Memperhatikan : 1. Pendapat para ..ϝ ˵ϝ ˴˴ΰΰ˴ΰϳ˵ϳ˵ ϳ˵έέ˵έ˵˴ή˴ή˴ή͉π . ϝ ˵ ͉πϟ˴ϟ˴ϟ˴ ulama, antara lain: ˵ ((˼˼ Memperhatikan : 1. para .ϝ ˵ ˴Pendapat ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉π ͉πϟ˴ “Segala (bahaya) harus dihilangkan.” ulama,mudharat antara lain: ˶ϝΎ˴Ϥ˶Α Ύ˱Α˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ ϰ˴ϟ˶· ˴Ν˴ή˴Χ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ (˺ 4. Ijma’, sebagaimana dikemukakan oleh Wahbah Zuhaili: ˱ έ ή ͋ Ϙ ˴ ϣ ˵ Ύ˴ ϫ Ϊ ˴ ό ˸ Α ˴ ϩ ˵ Ύ˴ Ϝ Σ ˴ Ϣ ͉ Λ ˵ ˬ˶ Γ Ϯ ͉ Β ˵ Ϩ ͊ ϟ Ϟ ˴ Β ˸ ϗ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ ϭ ˴ ˬ˳ Ϊ Ϡ ˶ ϳ ˸ Ϯ ˴ Χ ˵ Ζ ˶ Ϩ ˸ Α ˶ Δ ˴ Π ˴ ϳ ˸ Ϊ ˶ Χ ˴ Γ ˶ Ϊ ˴ ϴ ͋ δ ͉ ϟ Ijma’, sebagaimana dikemukakan oleh Wahbah Zuhaili: Memperhatikan Pendapat para ˶ϝΎ˴Ϥ˶Α Ύ˱Α˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ ϰ˴ϟ˶· :˴Ν˴ή:: ˴Χ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ1.1. ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˴ para (˺ Memperhatikan Pendapat Memperhatikan Pendapat para ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ ˬ˺˽˺ :.ι ˬϡΎθϫ 1. ϦΑϻ ΔϳϮΒϨϟ Γήϴδϟ ) .Ϫ˵ ˴ϟ ulama, antara lain: ˱ έ ή ͋ Ϙ ˴ ϣ ˵ Ύ˴ ϫ Ϊ ˴ ό ˸ Α ˴ ϩ ˵ Ύ˴ Ϝ Σ ˴ Ϣ ͉ Λ ˵ ˬ˶ Γ Ϯ ͉ Β ˵ Ϩ ͊ ϟ Ϟ ˴ Β ˸ ϗ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ ϭ ˴ ˬ˳ Ϊ Ϡ ˶ ϳ ˸ Ϯ ˴ Χ ˵ Ζ ˶ Ϩ ˸ Α ˶ Δ ˴ Π ˴ ϳ ˸ Ϊ ˶ Χ ˴ Γ ˶ Ϊ ˴ ϴ ͋ δ ͉ ϟ ulama, ˶Ϣ˸ϴ˶Θ˴ϴ˸ϟantara ˴ϝantara Ύ˴ϣ ˸Ϯlain: ό˵ ˴ϓlain: ˴Ω (˸Ϣ˽˺˺ Ϭ˵ ͉ϧ˴ ˶Δ.˴Αι Ύ˴Τ͉μˬΪϳί ϟ ˴ϦϲΑ ˶ϣ ˳ΔϢόϨϤϟ ˴ϋΎ˴Ϥ˴ΟΪΒϋ ˸Ϧ˴ϋΪϤΤϤϟ ˴ϱ˶ϭέ˵ˬΔΑέΎπϤϟ Ύ˴Ϥ˴ϓ ω ˵ Ύ˴Ϥ˸Ο˶Ϲ˸ Ύ͉ϣ˴˴ϭ ulama, ϡΎψϧ ˬ˺˽˺ϪϘϔϟ :.ι ΔΒϫϮϟήϳϮτΗ ˬϪΘϟΩϭϮΤϧ ϲϣϼγϹ ) Ύ˱ϋˬϡΎ˴ϤΎθϫ ˸Ο˶· ˴ϥϦΑϻ Ύ˴Ϝ˴ϓ ˬ˲ΪΔϳϮΒϨϟ ˴Σ˴ ˸Ϣ˶Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΓήϴδϟ ˸ή˶Ϝ˸Ϩ)ϳ˵ ˸Ϣ.˴ϟϪ˵˴ϭ˴ϟ ˬ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˶έΎ˴ϣ˵π˶ϡϣ˵ Ύ͉θ˶ϡϟΎ͉θϟϰ˴(ϟ˽˺˺ ϰ˴ ˶· ˴ή˴Ν.˴Χ˴ήι ˴Χ ˬΪϳί ˴Ϣ͉Ϡ˴ϭ˴γ˴ϭ˶ϪϲΑ ˶Ϫ˴ϭ˶ϟ˼̂˻˾ ˴ϭϢόϨϤϟ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΪΒϋ Ϳ ˵ ΪϤΤϤϟ ϰ͉ Ϡ˴λˬΔΑέΎπϤϟ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ͉ϥ˴˴ ˬϲϠϴΣΰϟ ˶ϝΎ˴Ϥ˶ϝ˶ϝ˶Α Ύ˴Ύ˴ϤϤΎ˱Α˶Α˶Α˶έΎ˱Ύ˱Ύ˴ΑΑπ ˶· ϟϟ˴Ν ˵ι Ϡ˴λ (((˺˺ ˬβϣΎΨϟ ˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ ϰ˴ ˶· ˴Ν˴ή˴Χ˴Ϣ͉Ϡ˴γ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶ϟ.( ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ˶Ϫ˸ϴ˶Ϫ˴Ϡ˸ϴ˴ϋ˴Ϡ˴ϋ.Ϳ Ϳ ˵ ϰ͉ ϰ͉ Ϡ˴λ ͉ϲ͉ϲ˶Β˶Β͉Ϩ͉Ϩϟ˯ΰΠϟ ϟ ͉ϥ˴ ˺ ˱ έ ή ͋ Ϙ ˴ ϣ ˵ Ύ˴ ϫ Ϊ ˴ ό ˸ Α ˴ ϩ ˵ Ύ˴ Ϝ Σ ˴ Ϣ ͉ Λ ˵ ˬ˶ Γ Ϯ ͉ Β ˵ Ϩ ͊ ϟ Ϟ ˴ Β ˸ ϗ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ ϭ ˴ ˬ˳ Ϊ Ϡ ˶ ϳ ˸ Ϯ ˴ Χ ˵ Ζ ˶ Ϩ ˸ Α ˶ Δ ˴ Π ˴ ϳ ˸ Ϊ ˶ Χ ˴ Γ ˶ Ϊ ˴ ϴ ͋ δ ͉ ϟ ˱έ͋ή˱έ˴Ϙϣ˵͋ή˴ϘΎ˴ϫϣ˵ ˴ΪΎ˴˸όϫ˴Α˴Ϊ˸όϩ˵ Ύ˴˴ΑϜϩ˵˴ΣΎ˴Ϝ˴Σ͉ϢΛ˵ ͉Ϣˬ˶Λ˵Γ͉Ϯˬ˶ΓΒ˵ ͊Ϩ͉ϮϟΒ˵͊Ϩϟ˴Ϟ˸Β˴Ϟ˴ϗ ˸Β˴Ϛ ˶ϟ˴Ϋ˶ϟΫ˴ϥ˴ϥ Ύ˴ϛΎ˴˴ϭϛ˴ϭˬ˳Ϊˬ˳˶ϠΪ˸ϳ˶Ϡ˴Ϯ˸ϳ˴ϮΧ ˵Χ ϗ ˴Ϛ ˵ ˶Ζ˶Ζ˸Ϩ˶Α˸Ϩ˶Α˴ΔΔ˴Π˴Π˸ϳ˶Ϊ˸ϳ˶Ϊ˴Χ˴Χ ˶Γ˶Γ˴Ϊ˴Ϊ͋ϴ͋ϴ͉δ͉δϟϟ “Mengenai bahwa harta ˺˽˺ :.˸ϴ˴Αι˳ϑˬϡ˴ϼ ˬϡ ϦΑϻ ΔϳϮΒϨϟ Γήϴδϟ ˶ϩ˶άήϳϮτΗ ˴ϫ ήϳϮτΗ Ϟ ˵ ˸ϴ˶ϟ˴Ω ϮΤϧ Ύ͉Ijma’, ϣϮΤϧ ˴ .ˬ˶˯˺˽˺ Ύ˴ˬˬϬdiriwayatkan ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ :.˴Ϧι ˶ΧΎθϫ ˶Αsejumlah ˲ω˸ϭή˵ΔϳϮΒϨϟ ˸θ˴ϣsahabat ˲Ϊ˸Ϙ˴ϋ Δ˵ ˴Αmenyerahkan ˴έ)Ύ˴))π...Ϫ˵Ϥ˵ϪϪ˵˵˴ϟ˸ϟ˴ϟ˴ϟ˴ (˻ ϡΎψϧϡΎψϧ Ύθϫ Γήϴδϟ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ ˺˽˺ :.ι ˬϡ Ύθϫ˴ϼϦΑϻ ϦΑϻ ΔϳϮΒϨϟ Γήϴδϟ anak yatim sebagai mudharabah, dan tidak ada seorang pun megingkarinya. ( ˽˺˺ . ι ˬΪϳί ϲΑ ϢόϨϤϟ ΪΒϋ ΪϤΤϤϟ ˬΔΑέΎπϤϟ ϮΤϧ) ˶Δ͉ϳ˶ή˸ϳ˶ή˸Ϙ͉Θϟ(˽˺˺ ˶Δ(͉Ϩ˽˺˺ ͊δϟ .ι ϰ˴ ϟ · ˶ Ϊ ˶ Ϩ ˴ Θ ˴ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ω ˶ Ύ˴ Ϥ Ο ˸ Ϲ ˶ Ύ ˸ Α ˶ Ζ ˴ Β ˴ Λ ˴ Ϊ ˸ Ϙ ˴ ϓ ˴ Δ ˶ ϴ ͉ ϋ ˶ ϭ ˸ ή ˵ θ ˸ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϲΑ ΪϤΤϤϟ ϲΑ ˬΔΑέΎπϤϟ ˶ϩMemperhatikan ˶ά˴ϫ Ϟ ˵karena ˸ϴ˶ϟ˴Ω Ύ͉ϣ˴itu,.˶˯hal Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟtersebut .:ι ˴Ϧ˸ϴˬΪϳί ˴Α ˬΪϳί ˳ϑ ˴ϼ ˶Χ ˴ϼϢόϨϤϟ ˶Α ˲ωΪΒϋ ˸ϭΪΒϋ ή˵ ˸θPendapat ˴ϣΪϤΤϤϟ ˲Ϊ˸Ϙ˴ϋˬΔΑέΎπϤϟ Δ˵ ˴Α˴έΎ˴para πϤ˵ ˸ϟ˴ ulama, (˻ 1.ϢόϨϤϟ Oleh adalah ijma’.” (Wahbah al-Zuhaili, (˺˺ .ι ΔΑέΎπϤϟ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ al-Fiqh alϮΤϧ ) Δ ˶ ϳ ͉ ή ˶ ϳ ˸ ή ˶ Ϙ ˸ Θ ͉ ϟ Δ ˶ Ϩ ͉ δ ͊ ϟ ϰ˴ ϟ · ˶ Ϊ ˶ Ϩ ˴ Θ ˴ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ω ˶ Ύ˴ Ϥ Ο ˸ Ϲ ˶ Ύ ˸ Α ˶ Ζ ˴ Β ˴ Λ ˴ Ϊ ˸ Ϙ ˴ ϓ ˴ Δ ˶ ϴ ͉ ϋ ˶ ϭ ˸ ή ˵ θ ˸ Ϥ ˴ ϟ ˸ Islami wa Adillatuhu, [Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004], juz V, h. 3925). antara lain: (˺˺ .ι ΔΑέΎπϤϟ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ˶ϩ˶ά˴ϫ˶ϝΎ˴ϤϞ ˵˶Α ˸ϴΎ˱˶ϟΑ˴Ω˶έΎ˴π Ύ͉ϣ˴ϣ˵ .˶ϡ˶˯Ύ͉θ Ύ˴Ϭϟ˴Ϙϔ˵ ˸ϟϰ˴ ϟ˶·˴Ϧ˴Ν˸ϴ˴Α˴ή˴Χ˳ϑ˴Ϣ˴ϼ͉Ϡ˴γ˶Χ˴ϭ ˶Ϫ˴ϼ˶ϟ˴˶Αϭ ˶Ϫ˲ω˸ϴ˸ϭ˴Ϡ˴ϋ˵ή˸θͿ ˲Ϊ˸ϘϠ˴ϋ (˻ ˵ ˴ϣ ϰ͉ λ Δ˵͉ϲ˴ΑΑ˴έ˴έ˶Β͉ϨΎ˴Ύ˴ϟπ ͉ϥϤ˵˴˸ϟ˴ ˺ ˶ά˴ϫϞ ˴ϼ˶Α ˶Α ˲ω˲ω˸ϭ˸ϭή ˸Ϙ˴ϋ Δ˵ Δ˵˴Α˴έ πϤ˵Ϥ˵˸ϟ˸ϟ˴˴ ˶ϩ˶ά˴ϫ˶ϩϮΤϧ ˵ )˸ϴ˶ϟϞ˵˴Ω˶Δ˸ϴ͉ϳ˶ϟ˴Ω˶ήΎ͉ϣ˸ϳ˴˶ήΎ͉ϣ˸Ϙ͉Θ˴.ϟ˶˯Ύ˴.Ϭ˶˯˶Δ˴Ϙ͉ϨΎ˴ϔ˵͊δϬ˸ϟ˴Ϙϟϔ˵ ˸ϟ˴Ϧϰ˴˸ϴ˴Ϧϟ˴Α˶· ˸ϴ˴Α˶Ϊ˳ϑ˴Ϩ˴Θ˳ϑ ˴ϼϤ˵˴ϼ ˶Χ˸ϟ˶Χ ˴ϼ ˵ ˵ή˸θ˴Ζ˸θ˴ϣ˴Β˴ϣ˴Λ ˲Ϊ˸Ϊ˲Ϊ˸Ϙ˴ϋ Ύ˴π (˻ δ ˸ ω ˶ Ύ˴ Ϥ Ο ˸ Ϲ ˶ Ύ ˸ Α ˶ Ϙ ˴ ϓ ˴ Δ ˶ ϴ ͉ ϋ ˶ ϭ ˸ ή ˵ θ ˸ Ϥ ˴ ϟ ˸ . Ϫ ˵ ϟ ˴ ˱ έ ͋ Ϙ ˴ ϣ ˵ Ύ˴ ϫ Ϊ ˴ ό ˸ Α ˴ ϩ ˵ Ύ˴ Ϝ Σ ˴ Ϣ ͉ Λ ˵ ˬ˶ Γ Ϯ ͉ Β ˵ Ϩ ͊ ϟ Ϟ ˴ Β ˸ ϗ ˴ Ϛ ˴ ϟ Ϋ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ ϭ ˴ ˬ˳ Ϡ ˶ ϳ ˸ Ϯ ˴ Χ ˵ Ζ ˶ Ϩ ˸ Α ˶ Δ ˴ Π ˴ ϳ ˸ Ϊ ˶ Χ ˴ Γ ˶ Ϊ ˴ ϴ ͋ δ ͉ ϟ ˶ω ˶Ϲ˸Ύ˶Α˸Ύ˶Α ˴Ζ˴Ζ˴Β˴Λ˴Β˴Λ ˸Ϊ˸Ϊ˴Ϙ˴ϓϘ˴ϓ ˶Δ˶Δ͉ϴ˶ϋ ͉ϴ˶ϋ˸ϭ˸ϭή ή˵ ˸θ˸θ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ ϮΤϧϮΤϧ ) ˶Δ)͉ϳ˶ή˶Δ˸ϳ͉ϳ˶ή˶ή˸Ϙ˸ϳ͉Θ˶ήϟ˸Ϙ͉Θϟ˶Δ͉Ϩ͊δ˶Δ͉Ϩϟ͊δϟϰ˴ϟϰ˴ ˶· ϟ˶·Ϊ˴Ϩ˴Θ˶Ϊ˸δ˴Ϩ˴ΘϤ˵˸δ˸ϟϤ˵ ˸ϟ˶ω(˺˺ Ύ˴ϤΎ˴˸ΟϤ˸Ο˶Ϲ.ι ˵ήϳϮτΗ ΔΑέΎπϤϟ ϡΎψϧ ΪϤΤϤϟ ˬΔΑέΎπϤϟ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ ˬ ˺˽˺ :. ι ˬϡΎθϫ ϦΑϻ ΔϳϮΒϨϟ Γήϴδϟ ) (˺˺.ι .ιΔΑέΎπϤϟ ΔΑέΎπϤϟϡΎψϧ ϡΎψϧήϳϮτΗ ήϳϮτΗ (˺˺ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah (˽˺˺ .ι ˬΪϳί ϲΑ ϢόϨϤϟ ΪΒϋ .˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ˸ ˶έ˸Ϊ˴Ϙ˶Α ϊ˵ ˴ϓ˸Ϊϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴ 1. Pendapat (˻ para ˶ϝΎ˴Ϥ˶Α Ύ˱Α˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ ϰ˴ϟ˶· ˴Ν˴ή˴Χ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉.Ϡϝ ˵˴λ˴ΰϳ˵͉ϲέ˵˶Β͉Ϩ˴ήϟ͉π͉ϥϟ˴˴ ˱έ͋ή˴Ϙϣ˵ Ύ˴ϫ˴Ϊ˸ό˴Α ϩ˵ Ύ˴Ϝ˴Σ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Γ͉ϮΒ˵ ͊Ϩϟ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴ϥΎ˴ϛ˴ϭ ˬ˳Ϊ˶Ϡ˸ϳ˴Ϯ˵Χ ˶Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴Π˸ϳ˶Ϊ˴Χ ˶Γ˴Ϊ͋ϴ͉δϟ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ ˬ˺˽˺ :.ι ˬϡΎθϫ ϦΑϻ ΔϳϮΒϨϟ Γήϴδϟ) .Ϫ˵ ˴ϟ (˽˺˺ .ι: ˬΪϳί ϲΑ ϢόϨϤϟ ˬΔΑέΎπϤϟ Memperhatikan 1. ΪΒϋ ΪϤΤϤϟ Pendapat ˺ (˼ Memperhatikan : Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama, ulama, antara lain: antara lain: “Nabi shallallahu alaihi wa sallam pergi berniaga sebagai mudharib ulama, antara lain: ke Syam dengan harta Sayyidah Khadijah binti Khuwailid sebelum menjadi nabi; setelah menjadi nabi, beliau menceritakan perniagaan ˶ϝ˶ϩ˶άΎ˴˴ϫϤ˶Α Ϟ πΎ͉ϣ˵ϣ˴ ˶ϡΎ͉.θ˶˯Ύ˴ϟϬ˴Ϙϰ˴ ˶Ϫ˸ϴ˸ϭ˴Ϡ˴ϋή˵ ˸θͿ ˵˴ϣ ˲Ϊϰ͉˸Ϙ˴ϋ Ϡ˴λ Δ˵ ͉ϲ ϟ Ϥ˵͉ϥ˸ϟ˴˴ ˵Ύ˱Α˸ϴ˶έ˶ϟ˴ΩΎ˴sebagai ϔ˵ ˸ϟϟ˶· ˴Ϧ˴Ν˸ϴ˴ή˴Α ˴Χ(taqrir).” ˳ϑ˴Ϣ͉Ϡ˴ϼ˴γ˶Χ˴ϭ ˶Ϫ˴ϼ˶ϟ˴(Ibn ˶Αϭ ˲ω ˴Α˴έ˶ΒΎ˴͉Ϩπ tersebut penegasan Hisyam, al-Sirah al˱Nabawiyah, έ ή ͋ Ϙ ˴ ϣ ˵ Ύ˴ ϫ Ϊ ˴ ό ˸ Α ˴ ϩ ˵ Ύ˴ Ϝ Σ ˴ Ϣ ͉ Λ ˵ ˬ˶ Γ Ϯ ͉ Β ˵ Ϩ ͊ ϟ Ϟ ˴ Β ˸ ϗ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ ϭ ˴ ˬ˳ Ϊ Ϡ ˶ ϳ ˸ Ϯ ˴ Χ ˵ Ζ ˶ Ϩ ˸ Α ˶ Δ ˴ Π ˴ ϳ ˸ Ϊ ˶ Χ ˴ Γ ˶ ͋ϴ͉δ˴Ϥϟ˸ϟ ϮΤϧ) ˶Δ͉ϳ˶ή˸ϳ˶ή˸Ϙ͉Θ[al-Qahirah: ϟ ˶Δ͉Ϩ͊δϟ ϰ˴ϟ˶· Dar ˶Ϊ˴Ϩ˴Θ˸δϤ˵ al-Hadis, ˸ϟ ˶ωΎ˴Ϥ˸Ο˶Ϲ˸Ύ2004], ˶Α ˴Ζ˴Β˴Λ ˸Ϊjuz ˴Ϙ˴ϓ ˶ΔI,͉ϴ˶ϋh. ˸ϭή˵ ˴Ϊ˸θ 141; ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ :.ι Abu ˬϡ(Ύθϫ ϦΑϻΔΑέΎπϤϟ ΔϳϮΒϨϟ Tathwir Γήϴδϟ ) .alϪ˵ ˴ϟ ˺˺ Zaid, .ι ϡΎψϧ ήϳϮτΗ Muhammad Abd ˬ˺˽˺ al-Mun’im Nahwa ( ˽˺˺ . ι ˬΪϳί ϲΑ ϢόϨϤϟ ΪΒϋ ΪϤΤϤϟ ˬΔΑέΎπϤϟ Mudharabah, [al-Qahirah: Maktabah al-Ma’had al-‘Alami li-alFikr al-Islami, 2000], h. 411). ϩ˶ ˶ά˴ϫ Ϟ ˵ ˸ϴ˶ϟ˴Ω Ύ͉ϣ˴ .˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˳ϑ˴ϼ˶Χ ˴ϼ˶Α ˲ω˸ϭή˵ ˸θ˴ϣ ˲Ϊ˸Ϙ˴ϋ Δ˵ ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ˴ ϮΤϧ) ˶Δ͉ϳ˶ή˸ϳ˶ή˸Ϙ͉Θϟ ˶Δ͉Ϩ͊δϟ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϊ˴Ϩ˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶ωΎ˴Ϥ˸Ο˶Ϲ˸Ύ˶Α ˴Ζ˴Β˴Λ ˸Ϊ˴Ϙ˴ϓ ˶Δ͉ϴ˶ϋ˸ϭή˵ ˸θ˴Ϥ˸ϟ (˺˺ .ι ΔΑέΎπϤϟ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ para ((˺ ˻ (˻ “Mudharabah adalah akad yang disyari’atkan tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan ahli fiqh. Dalil pensyari’atan tersebut ditetapkan dengan ijma’ yang didasarkan pada sunnah taqririyah.” (Muhammad Abd al-Mun’im Abu Zaid, Nahwa Tathwir alMudharabah, [al-Qahirah: Maktabah al-Ma’had al-‘Alami lial-Fikr al-Islami, 2000], h. 411). ˵˴Α˴ϭΪ˴Α˴ϭ˶ϥ˴ϻ˶ϥΎ˴˴ϻϣΎ˴ϣ˴ϙ˶ή˴ϙ˴Θ˶ή˸θ˴Θ˴ϳ˸θ˴ϳ˸ϥ˴˸ϥ˴:ϊ˵ :˶Αϊ˵͉ή˶Α͉ϟήϟϢ˵ ˸δϢ˵˶Ϙ˸δ˸ϟ˴˶Ϙ˸ϟ˴ ϊ˵ ˴Ϥϊ˵˸Π˴Ϥ˴ϳ˸Π˴ϳ˴άϬ˴˴άϓϬ˴ϓ˭Ύ˴Ϥ˭Ύ˴˶ϫϤ˶Ϊ˶ϫ˴Σ˶Ϊ˴˴Σ˴˶ΐ˶ΐ ΣΎ˴˶ΣλΎ˴λϥ ˵ ˴Ϊϥ Ω ˶ϑ Δ˵ ˴Λ˴Λϼ˶Ϧ˴Λ ˸ϴ˶Ϧ˴ϠΟ ˵ ˴έϦ˸ϴ˴Ϧ˴Α ˸ϴ˴ϥ˴Α Ύ˴˴ϥϛΎ˴˸Ϯϛ ˴Ϡ˴ϓ˸Ϯ˴Ϡ.˴ϓ˲.˸ϴ˲˶Τ˸ϴ˴λ ˶Τ˴λ˴Ϯϫ˵˴Ϯ˴ϭϫ˵ ˴ϭ˭˱Δ˭˱˴Α˴έΔ˴ΑΎ˴˴έπΎ˴π ˬ˳Ϣˬ˳ ˴ϫϢ˸έ˴ϫ˶Ω˸έ˶ϑ ˴ϻ˴ϻΔ˵˴Λ˴ϼ ˵˸ϴ˴ϠέΟ ϣ˵ ˴ϭϣ˵ ˴ϭ˱Δ˴ϛ˱Δ˸ή˴ϛ˶η˸ή˶η ˴ ˶ϒ ˸ ˶ΐ ˵˶ΣΎ˴˶ΣλΎ˴λ˴ϥ˶Ϋ˴ϥ˴΄˴ϓ˶Ϋ˴΄ˬ˶˴ϓϥˬ˶Ύ˴ϥϔ˸ϟΎ˴˴ϔ˸ϟ˴ή ˴Χ˴ή˴Ϸ˴Χ˴ϭ˴Ϸ˴ϭ˲ϒ˲ϒ ˸ϥ˴˸ϥ˶ϒ ˸ϟ˴Ϸ˸ϟ˴Ϸ˶ΐ ΣΎ˴˶ΣμΎ˴μ ˶ϟ ˶Ϧϟ ˸ϴ˶Ϧ˴ϔ˸ϟ˸ϴ˴Ϸ˴ϔ˸ϟ˴Ϸΐ ˵˸ ΐ ˸ϟ˴ ˸ϟΎ˴˴Ϥ˶ϫΎ˴Ϥ˶Ϊ˶ϫ˴Σ˶Ϊ˴Ϸ˴Σ˴Ϸ ˵ Ϝ˵˸Ϯ˴ϳ˴ϭϜ˵ ˴ϳ˴ϭ.͉.˴λ ͉˴λ˶Ϧ˸ϴ˶Ϧ˴ϔ˸μ ˸ϴ˴ϔ˸μ ˵͋ή˸Αϟ͋ήϟ˴ϥ˸Ϯ˴ϥϜ˵˸Ϯ˴ϳϜ˵ ˴ϳ˸ϥ˴˸ϥ˴ϰ˴Ϡϰ˴ ͉ή˴μ ϥ ˵ ˸Ϯϥ ˶ϧ ˶ϧΎ˴ϤϬ˵Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϴϬ˵˴Α˴Ϩ˸ϴ˴Α ˵ ˸Α ˴ϋϠ˴ϋΎ˴Ϭ˸ϴΎ˴˶ϓϬ˸ϴ˶ϓ˴ϑ˴ϑ ͉ή˴μ ˴Θ˴ϳ ˴Θ˴ϳ ˵ϠΛ˵ Ϡ˵˶ϒ Λ˵ ˶ϒ ˸ ˶ΐ ˭Ύ˴Ϥ˭Ύ˴Ϭ˵ Ϥ˴Ϩ˸ϴϬ˵˴Α˴Ϩ˸ϴ˶˴Α ˸Α˶͋ή˸Αϟ͋ήϟΎ˴ΜϠ˵Ύ˴Λ˵ΜϠ˵˴ϮΛ˵ ϫ˵˴Ϯ˴ϭϫ˵ ˴ϭ˸ϲ˶ϗ˸ϲΎ˴Β˶ϗ˸ϟΎ˴˴Βϭ˸ϟ˴ϭˬ˶Ϫˬ˶˶ϟΎ˴Ϫϣ˶ϟΎ˴ϣ͋ϖ˴Τ͋ϖ˶Α˴Τ˶Α ˸Α˶͋ή˸Αϟ͋ήϟΚ ˵ Κ ˸ϟ˴Ϸ˸ϟ˴Ϸ˶ΐ ΣΎ˴˶ΣμΎ˴μ ˶ϟ ˶ϟ ˵ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˴Ϛ˶ϟ˴Ϛ˴Ϋ˴ϭ˶ϟ˴Ϋ˴ϭ˭˵Ϫ˭˵ό˵ Ϫ˸Αέ˵ό˸Αέ˵ ˶Ϟ˶ϣ˶ϞΎ˴ό˶ϣ˸ϠΎ˴˶ϟό˴ϭ˸Ϡ˶ϟ˴ϭˬ˶Ϫˬ˶˶ϋϪΎ˴˶ϋΑ˸έΎ˴Α˴˸έ˴Δ˵ ˴Λ˴ϼ Δ˵ ˴Λ˴Λϼ˴Λ˶Ϧ˸ϴ˶Ϧ˴ϔ˸ϟ˸ϴ˴Ϸ˴ϔ˸ϟ˴Ϸ˸˶ΐ˶ΐ Ϫ˵ ˴ϟ Ϫ˵ ˴ϟϞ˶ό˴ϞΟ ˵ ˶όΟ ΣΎ˴˶ΣμΎ˴μ ˶ϟ ˶ϟ Δ˵ ͉μ ˲Δ˴Λ˴Λϼ˴ΛΎ˴Ϭ˸ϨΎ˴˶ϣϬ˸Ϩ˶ϣˬ˳ϢϬ˵ˬ˳Ϣ˸γϬ˵ ˴˸γ˴Δ͉Θ˶γ˴Δ͉Θ˶γϩ˵ Ύ˴Ϩϩ˵˸ϠΎ˴˴όϨ˴Π˸Ϡ˴ό˴ϓ˴Π˴ϓˬ˶ˬ˶˸Α͋ή˸Αϟ͋ήϟϒ ˵˸μ˸μ ˶Ϫ˶ϟΎ˴˶Ϫϣ˶ϟΎ˴ϣΔ˵ ͉μ ˶Σ ˶Σˬ˶Ϟˬ˶˶ϣϞΎ˴ό˶ϣ˸ϠΎ˴˶ϟό˸Ϡ˶ϟ˲Δ˴Λ˴ϼ ˵ ϒ ˶ϧ ˶ϧ Δ˵ ͉μ Ϫ˵ ͊Ϙ˴Θ˶Τ˸δ˴Θ˴ϳ˸δ˴ϳ˲Ϣ˸Ϭ˲Ϣ˴γ˸Ϭ˴ϭ˴γ˴ϭ˶ϥΎ˴˶ϥϤ˸ϬΎ˴Ϥ˴γ˸Ϭ˴γ ˶Ϫ˶Ϝ˶Ϫ˸ϳ˶ήϜ˸ϳ˴η˶ή˴η˶ϝΎ˴˶ϝϣΎ˴ϣΔ˵ ͉μ ˶Σ˴ϭ˶Σ˴ϭˬ˶Ϫˬ˶˶ϜϪ˸ϳ˶ήϜ˸ϳ˴η˶ή˴η˶ϝΎ˴˶ϝϣΎ˴ϣ˸ϲ˶ϓ˸ϲ˶ϓϪ˶Ϡ˴Ϥ˶Ϫ˴ό˶Ϡ˴Ϥ˶Α˴ό˶ΑϪ˵ ͊Ϙ˶Τ :ΓήϫΎϘϟ ] ˬΔϣΪϗϦΑϹ ϦΑϹϰϨϐϤϟ ϰϨϐϤϟ ) ...ϊ˵ Α˵ϊ˵͊ήΑ˵ϟ͊ήϟ˴Ϯϫ˵˴Ϯ˴ϭϫ˵ ˴ϭ˲Ϣ˸Ϭ˲Ϣ˴γ˸Ϭ˴γ˶Ϟ˶ϣ˶ϞΎ˴ό˶ϣ˸ϠΎ˴˶ϟό˸Ϡˬ˳˶ϟϢϬ˵ˬ˳Ϣ˸γϬ˵ ˴˸γΔ˵˴˴όΔ˵˴Α˸έ˴ό˴Α˸έ˴ :ΓήϫΎϘϟ ] ˬΔϣΪϗ ) ... (˼˽́:.ι :.ιˬ˿ˬ˿:.Ν:.Νˬ[˻˹˹˽ ˬ[˻˹˹˽ˬΚϳΪΤϟ ˬΚϳΪΤϟέΩέΩ (˼˽́ (˼(˼ ͋Ώ ˴ ˶Ώ Ϣ͊ ˶Θ˴Η͊Ϣ˴ϭ˶Θ˴Η˴ϭˬ˶ϝˬ˶Ύ˴ϝϤ˸ϟΎ˴Ϥ˸ϟ͋Ώ ˴έ ˴έ˶ϥ˸Ϋ˶ϥ˶Έ˶Α˸Ϋ˶ΈΔ˶Α ˴Α˴έ˶Δ˴ΑΎ˴˴έπΎ˴π Ϥ˵ ˸ϟϤ˵ ˸ϟ˶ϝ Ύ˴˶ϝϣΎ˴ϣ˶α˶α ˸˴έ˸˴έ˸ϲ˶ϓ˸ϲ˴Ϣ˶ϓ ˶Ϭ˴Ϣ˸δ˶Ϭϳ˵˸δ˸ϥϳ˵ ˴˸ϥ˶Ώ έΎ˴˶έπΎ˴π Ϥ˵ ˸Ϡ˶ϟϤ˵˴ϭ˸Ϡ˶ϟ˴ϭ ϣ Ύ˴˶ϝϤ˸ϟΎ˴Ϥ˸ϟ˶α ˶α ˶ΐ ͈Ϟϛ˵͈Ϟϛ˵˶ϝΎ˴˶ϝϣΎ˴˶έϣ ˸Ϊ˶έ˴Ϙ˶Α˸Ϊ˴Ϙ˶Ϧ˶Α ˸ϴ˶Ϧ˴ϓ˴ή˸ϴ˴ϓ͉τ˴ήϟ͉τϟ˴Ϧ˶ϣ˴Ϧ˶ϝ ˸˴έ˸˴έ˸ϲ˶ϓ˸ϲ˶Δ˶ϓ˴ϛ˶Δ˴έ˴ϛΎ˴˴έθΎ˴Ϥ˵θ˸ϟϤ˵ ˸ϟ˶ΐ ˴Β˴δ˴Β˶Α˴δ˶˶Α ˸Α˶͋ή˸Αϟ͋ήϟΔ˵ ˴ϤΔ˵˸δ˴Ϥ˶ϗ˸δ˶ϗ ˶ϩ˶άϭϫ˴ϭˬ˶Ϟˬ˶˴ϤϞ˴ό˴Ϥ˸ϟ˴ό˸ϟ˶Ϧ ˴ϋ˶Ϧ˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˶Ϫ˴ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ͉ϖ˴ϔ͉ϖ͉ΘϤ˵˴ϔ˸ϟ͉ΘϤ˵ ˸ϟϪ˵ ˴Β˸ϴϪ˵˶μ ˴Β˸ϴ˶μ ˵˶έΎ˴˶έπΎ˴π ˵˴ϳ ˸΄͉Ϣ˴ϳ Λ˵ ͉Ϣˬ˸Λ˵ Ϣˬ˸Ϭ˵ Ϣ˸Ϩ˶ϣϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˴ϲ˶ϫ˴ϲ˶ϫ˶ϩ˶άϫ˴ ˴ϧ Ώ ˵˴ϧ Ώ Ϥ˵ ˸ϟϤ˵ ˸ϟά˵ Χ ˵ ά˵˸΄Χ ΔΒϫϭέϮΘϛΪϠϟ έϮΘϛΪϠϟΓήλΎόϤϟ ΓήλΎόϤϟΔϴϟΎϤϟ ΔϴϟΎϤϟΕϼϣΎόϤϟ ΕϼϣΎόϤϟ ΔΒϫϭ ) )Δ˴ϛΔ˴˴ήϛ˴Θ˴ή˸θ˴ΘϤ˵˸θ˸ϟϤ˵ ˸ϟΔ˵ ˴Α˴έΔ˵ ˴ΑΎ˴˴έπΎ˴π Ϥ˵ ˸ϟϤ˵ ˸ϟ (˺˹̀.ι .ιϰϠϴΣΰϟ ϰϠϴΣΰϟ (˺˹̀ (˽(˽ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 107 Bagian keempat: bermusyarakah dua modal dengan badan (orang) pemilik salah satu modal tersebut. Bentuk ini mengga-bungkan syirkah dengan mudharabah; dan hukumnya sah. Apabila di antara dua orang ada 3000 (tiga ribu) dirham: salah seorang memiliki 1000 dan yang lain memiliki 2000, lalu pemilik modal 2000 mengizinkan kepada pemilik modal 1000 untuk mengelola seluruh modal dengan ketentuan ϊ˵ ˴Ϥ˸Π˴ϳ ˴keuntungan άϬ˴ϓ ˭Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σdibagi ˴ ˶ΐ˶Σdua Ύ˴λ antara ϥ ˵ ˴Ϊ˴Α˴ϭ mereka ˶ϥ˴ϻΎ˴ϣ ˴ϙ(50:50), ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸ϥmaka ˴ :ϊ˵ ˶Α͉hukumnya ήϟ Ϣ˵ ˸δ˶Ϙ˸ϟ˴ bahwa ˬ˳Ϣ˴ϫ˸έPemilik ˶Ω ˶ϑ˴ϻ modal Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Ϧ1000 ˸ϴ˴ϠΟ ˵ ˴έ ˴Ϧ ˸ϴ˴Α ˴ϥΎ˴ϛ ˸Ϯ˴Ϡ˴ϓ .1/3 ˲˸ϴ˶Τ˴λ ˵ pertiga) ˴ϭ ˭˱Δ˴Α˴έΎ˴π ϣ˵ ˴ϭ ˱Δ˴ϛ˸ή˶η sah. memperoleh (satu˴Ϯϫ keuntungan, ˸ϥ˴ ˶ϒ˸ϟ˴Ϸyaitu ˸ ˶ΐ˶Σ2/3 Ύ˴μ˶ϟ (dua ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸpertiga) ˸ ΐ ˵ ˶ΣΎ˴λdibagi ˴ϥ˶Ϋ˴΄˴ϓ dua ˬ˶ϥΎ˴ϔantara ˸ϟ˴ ˴ή˴Χ˴Ϸ˴ϭmereka: ˲ϒ˸ϟ˴ Ύ˴Ϥpemilik ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴Ϸ sisanya modal ϥ ˵ ˸ϮϜ˵ ˴ϳ˴ϭ 2000 .͉˴λmemperoleh ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸μ˶ϧ Ύ˴Ϥ¾ Ϭ˵ ˴Ϩ˸ϴ(tiga ˴Α ˵ ˸Αperempat)-nya ͋ήϟ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ dan ϰ˴Ϡ˴ϋamil Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ(mudharib) ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ memperoleh memperoleh ˭Ύ˴ϤϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˶˸Α͋ήϟ¼Ύ˴Μ(seperempat)-nya; Ϡ˵Λ˵ ˴Ϯϫ˵ ˴ϭ ˸ϲ˶ϗΎ˴Β˸ϟ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶ϟhal Ύ˴ϣ ͋ϖini˴Τ˶Αkarena ˶˸Α͋ήϟ amil Κ ˵ Ϡ˵Λ˵ ˶ϒ ˸ϟ˴Ϸ˸ ˶ΐ˶ΣΎ˴μ½˶ϟ (setengah) keuntungan. Oleh karena itu, keuntungan (sisa?) Ϫ˵ ˴ϟ ˴Ϟ˶όΟ ˵ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ˴ϭ ˭˵Ϫό˵ ˸Αέ˵ ˶Ϟ˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶ϋΎ˴Α˸έ˴ Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸ˸ ˶ΐtersebut ˶ΣΎ˴μ˶ϟ kita jadikan ˶Ϫ˶ϟΎ˴ϣ Δ˵ ͉μ˶Σ 6ˬ˶Ϟ(enam) ˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ ˲Δbagian; ˴Λ˴ϼ˴Λ Ύ˴Ϭ˸Ϩ3˶ϣ (tiga) ˬ˳ϢϬ˵ ˸γbagian ˴ ˴Δ͉Θ˶γ untuk ϩ˵ Ύ˴Ϩ˸Ϡ˴ό˴Πamil, ˴ϓ ˬ˶˸Α(yaitu) ͋ήϟ ϒ ˵ porsi ˸μ˶ϧ (keuntungan) modalnya 2 (dua) bagian dan 1 (satu) bagian ia peroleh ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˶ϝΎ˴ϣ Δ˵ ͉μ˶Σ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˶ϝΎ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˶Ϫ˶Ϡ˴Ϥ˴ό˶Α Ϫ˵ ͊Ϙ˶Τ˴Θ˸δ˴ϳ ˲Ϣ˸Ϭ˴γ˴ϭ ˶ϥΎ˴Ϥ˸Ϭ˴γ sebagai bagian karena ia mengelola modal mitranya; sedangkan porsi :ΓήϫΎϘϟ] ˬΔϣΪϗ ϦΑϹ mitranya ϰϨϐϤϟ) ... ϊ˵ Α˵ ͊ήϟ4Ϯ˴ ϫ˵(empat) ˴ϭ ˲Ϣ˸Ϭ˴γ ˶Ϟbagian, ˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ ˬ˳Ϣuntuk Ϭ˵ ˸γ˴ Δ˵ ˴όamil ˴Α˸έ˴ (keuntungan) modal adalah (˼˽́ :.ι ˬ(Ibn ˿ :.ΝQudamah, ˬ[˻˹˹˽ ˬΚϳΪΤϟ έΩ 1 (satu) bagian, yaitu ¼ (seperempat). al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 348). Ϣ͊ ˶Θ˴Η˴ϭ ˬ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ͋Ώ˴έ ˶ϥ˸Ϋ˶Έ˶Α ˶Δ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ ˶ϝΎ˴ϣ ˶α˸˴έ ˸ϲ˶ϓ ˴Ϣ˶Ϭ˸δϳ˵ ˸ϥ˴ ˶Ώ˶έΎ˴πϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ˴ϭ ͈Ϟϛ˵ ˶ϝΎ˴ϣ ˶έ˸Ϊ˴Ϙ˶Α ˶Ϧ˸ϴ˴ϓ˴ή͉τϟ ˴Ϧ˶ϣ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶α˸˴έ ˸ϲϓ˶ ˶Δ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ ˶ΐ˴Β˴δ˶Α ˶˸Α͋ήϟ Δ˵ ˴Ϥ˸δ˶ϗ ˴ϲ˶ϫ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Ϟ˴Ϥ˴ό˸ϟ ˶Ϧ˴ϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ͉ϖ˴ϔ͉ΘϤ˵ ˸ϟ Ϫ˵ ˴Β˸ϴ˶μ˴ϧ Ώ ˵ ˶έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ ά˵ Χ ˵ ˸΄˴ϳ ͉ϢΛ˵ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ ΔΒϫϭ έϮΘϛΪϠϟ ΓήλΎόϤϟ ΔϴϟΎϤϟ ΕϼϣΎόϤϟ) Δ˴ϛ˴ή˴Θ˸θϤ˵ ˸ϟ Δ˵ ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ (˺˹̀ .ι ϰϠϴΣΰϟ (˼ (˽ “Mudharib (pengelola) boleh menyertakan dana ke dalam akumulasi modal dengan seizin rabbul mal (pemilik modal yang awal). Keuntungan dibagi (terlebih duhulu) atas dasar musyarakah (antara mudharib sebagai penyetor modal/dana dengan shahibul mal) sesuai porsi modal masing-masing. Kemudian mudharib mengambil porsinya dari keuntungan atas dasar jasa pengelolaan dana. Hal itu dinamakan Mengingat : 1. Firman Allah mudharabah musytarakah”. (Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat alSWT., antara lain: Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h. 107) 2. Pendapat dan saran peserta Rapat (˻̀˾ : ΓήϘΒϟ ) …Pleno Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ήDewan ˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟSyari’ah Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ Nasional ˴ϭ … pada (˺ 23 Shafar 1427 H/23 Maret 2006. MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ : FATWA TENTANG AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ˸ή˴Τ˶Α ˸Ϯϧ˵˴Ϋ˸΄˴ϓ ˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ : Ketentuan Umum (˻̀́̂ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ (˻ Mudharabah Musytarakah adalah bentuk akad Mudharabah di mana pengelola (mudharib) menyertakan modalnya dalam kerjasama investasi tersebut. 108 ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˻̂ : ˯ΎδϨϟ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah (˼ Kedua : Ketentuan Hukum Mudharabah Musytarakah boleh dilakukan oleh LKS, karena merupakan bagian dari hukum Mudharabah. Ketiga : Ketentuan Akad 1. Akad yang digunakan adalah akad Mudharabah Musytarakah, yaitu perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah. 2. LKS sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama nasabah. 3. LKS sebagai pihak yang menyertakan dananya (musytarik) memperoleh bagian keuntungan berdasarkan porsi modal yang disertakan. 4. Bagian keuntungan sesudah diambil oleh LKS sebagai musytarik dibagi antara LKS sebagai mudharib dengan nasabah dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. 5. Apabila terjadi kerugian maka LKS sebagai musytarik menanggung kerugian sesuai dengan porsi modal yang disertakan. Keempat : Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di :Jakarta Pada Tanggal :23 Shafar 1427 H 23 Maret 2006 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh Drs. H.M. Ichwan Sam Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 109 FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 59/DSN-MUI/V/2007 Tentang OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH KONVERSI Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. bahwa obligasi syariah adalah termasuk instrumen investasi pada pasar modal syariah; b. bahwa obligasi syariah dimungkinkan untuk dikonversi ke saham syariah yang diperjanjikan di depan pada saat penerbitan obligasi syariah; c. bahwa agar obligasi yang kemudian dikonversi ke saham dapat diterbitkan sesuai dengan prinsip syariah, Dewan Syari’ah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman. Mengingat : 1. Firman Allah SWT; antara lain: a. QS. al-Maidah [5]: 1: a. a. QS. al-Maidah 1: QS. [5]: al-Maidah [5]: 1: … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ “Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” b. b. QS. l-Baqarah 282: QS. [2]: l-Baqarah [2]: 282: b. QS. l-Baqarah [2]: 282: ˲ΐ˶ΗΎ˴ϛ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ͉Α ˸ΐΘ˵˸Ϝ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ϩ˵ Ϯ˵ΒΘ˵ ˸ϛΎ˴ϓ ϰ̒Ϥ˴δ͊ϣ ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶· ˳Ϧ˸ϳ˴Ϊ˶Α Ϣ˵ΘϨ˴ϳ˴Ϊ˴Η ˴Ϋ˶· ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ˲ΐ ˸ΐ˶άΘ˵͉ϟ˸Ϝ ˴ϴ˶Ϟ˸ϟ˴ϭ˶Ϡ˸Ϥϩ˵ϴ˵Ϯ˵ ˴Ϊ˶Α Θ˵Ϣ˵˸ϜΘ˴ϳϨ˴ϳ˸ϥ˴Ϊ˴˴Η ˲ΐ ˴Ϋ˶·ΗΎ˴˸ϛϮ˵Ϩ˴Ώ ˴ϣ˸΄ϳ˴Ϧ˴ϻ˸ϳ˶ά˴ϭ͉ϟ ˶ϝΎ˴Ϭ˸Ϊ͊ϳ˴ό˴ ˸ϟΎ˴Ύ˶ϳΑ ͊ϖ˴Τ˶ΗΎ˴˸ϟϛ ˶Ϫ˸ϢϜ˵˸ϴ˴Ϡ˴Ϩϋ˸ϴ͉Α ˸ϱ ˸ϟ˴ϭΒΘ˵ ˸ϛΐΎ˴ϓΘ˵ ˸Ϝϰ̒˴ϴ˸ϠϤ˴ϓ˴δϪ˵͊ϣ˷Ϡϟ˳ϞϪ˵˴Ο˴Ϥ˴͉Ϡ˴ϋϰ˴ϟΎ˴˶·Ϥ˳Ϧ˴ϛ ˸ϳΐ ͊ϖ˴Τ˸ϟ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸ϱ˶ά͉ϟ ˶Ϟ˶Ϡ˸Ϥϴ˵ ˸ϟ˴ϭ ˸ΐΘ˵ ˸Ϝ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ϫ˵ ˷Ϡϟ Ϫ˵ ˴Ϥ͉Ϡ˴ϋ...Ύ˴ϤΎ˱Ό˴ϛ˸ϴ˴η˴ΐϪ˵ Θ˵˸Ϩ˸Ϝ˶ϣ˴ϳ ˸β ˸ϥ˴˴Ψ˲ΐ Η ˶ Ύ˴ ϛ Ώ ˴ ˸Β˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ ͉Α˸΄έ˴ϳ ˴ϻ˴Ϫ˴ϭ˷Ϡϟ ˶ϝ˶ϖ˸Ϊ͉Θ˴ό˴ϴ˸ϟΎ˶˴ϭΑ ... Ύ˱ Ό ϴ ˸ η ˴ Ϫ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ β ˸ Ψ ˴ ˸Β˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ ͉Αtidak ˴έ ˴Ϫ˷Ϡϟ ˶ϖsecara ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ “Hai orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya .Ύ͉Ϩ˶ϣ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ Ύ˴Ϩ͉θdengan ˴Ϗ ˸Ϧ˴ϣ benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya .sebagaimana Ύ͉Ϩ˶ϣ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ Ύ˴Ϩ͉θ˴ϏAllah ˸Ϧ˴ϣ mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang 110 b. Hadis Nabi riwayat Imam al-Thabrani dan alb. Hadis Baihaqi dari IbnNabi Abbasriwayat ra.: Imam al-Thabrani dan alKumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Baihaqi dari Ibn Abbas ra.: ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛ … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ a. QS. al-Maidah [5]: 1: a. QS. al-Maidah [5]: 1: berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia b. QS. l-Baqarah [2]: 282:… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ bertakwa kepada Allah Tuhannya, janganlah ia mengurangi sedikitpun b. QS. l-Baqarah [2]: dan 282: … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ daripada hutangnya….” ˲ΐ˶ΗΎ˴ϛ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ͉Α ˸ΐΘ˵˸Ϝ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ϩ˵ Ϯ˵ΒΘ˵ ˸ϛΎ˴ϓ ϰ̒Ϥ˴δ͊ϣ ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶· ˳Ϧ˸ϳ˴Ϊ˶Α Ϣ˵ΘϨ˴ϳ˴Ϊ˴Η ˴Ϋ˶· ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ 2. Hadis lain: ˲ΐ Ύ˴˸ϟϛ ˶Ϫ˸ϢϜ˵˸ϴ˴Ϡ˴Ϩ˴ϋs.a.w.; ˸ϴ͉Α ˸ϱ ˸ΐ˶άΘ˵͉ϟ˸Ϝ ˴ϴantara Ύ˴ϓΘ˵ ˸Ϝϰ̒˴ϴ˸ϠϤ˴ϓ˴δϪ˵͊ϣ˷Ϡϟ˳ϞϪ˵˴Ο˴Ϥ˴͉Ϡ˴ϋϰ˴ϟΎ˴˶·Ϥ˳Ϧ˴ϛ ˸ϳ˴ΐ ˴Ϊ˶Α Θ˵Ϣ˵˸ϜΘ˴ϳϨ˴ϳ˸ϥ˴Ϊ˴˴Η ˲ΐ ˴Ϋ˶·˶ΗΎ˴˸ϛϮ˵Ϩ˴Ώ ˴ϣ˸΄˴ϳ˴Ϧ˴ϻ˸ϳ˶ά˴ϭ͉ϟ ˶ϝΎ˴Ϭ˸Ϊ͊ϳ˴ό˴ ˸ϟΎ˴Ύ˶ϳΑ ͊ϖ˴Τ˶ΗNabi ˶Ϟ˸ϟ˴ϭ˶Ϡ˸Ϥϩ˵ϴ˵Ϯ˵ ˸ϟ˴ϭΒΘ˵ ˸ϛ˸ΐ b. QS. l-Baqarah [2]: 282: ϖ ͊ Τ ˴ ϟ ˸ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ ϱ ˸ ά ˶ ϟ ͉ Ϟ ˶ Ϡ ˶ Ϥ ˸ ϴ ˵ ϟ ˸ ϭ ˴ ΐ ˸ Θ ˵ Ϝ ˸ ϴ ˴ Ϡ ˸ ϓ ˴ Ϫ ˵ Ϡ ˷ ϟ Ϫ ˵ Ϥ ˴ Ϡ ͉ ϋ ˴ Ύ˴ Ϥ ϛ ˴ ΐ ˴ Θ ˵ Ϝ ˸ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ΐ ˲ Η ˶ Ύ˴ ϛ Ώ ˴ ˸΄˴έ˴ϳ ˴ϻ˴Ϫ˴ϭ˷Ϡϟ ˶ϝMajah ... Ύ˱ Ό ϴ ˸ η ˴ Ϫ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ β ˸ Ψ ˴ Β ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˶ϖ˸Ϊ͉Θ˴ό˴ϴ˸ϟ˸ϟΎ˶˴ϭΑ a. b. Hadis NabiQS. riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah,Ϫ˵ ͉ΑIbnu l-Baqarah [2]: 282: ...Ύ˱Ό˸ϴIbnu ˴η Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣUmar ˸β˴Ψ˸Β˴ϳ dan ˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ Abu ͉Α˴έ ˴Ϫ˷ϠϟBurdah ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ dari Abu al-Hamra’, dan Ahmad dari ˲ΐ ˶ΗΎ˴ϛNiyar; ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ͉Α ˸ΐ Θ˵˸Ϝ˴ϴ˸ϟ˴ϭs.a.w. ϩ˵ Ϯ˵ΒΘ˵ ˸ϛΎ˴bersabda: ϓ ϰ̒Ϥ˴δ͊ϣ ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶· ˳Ϧ˸ϳ˴Ϊ˶Α Ϣ˵ΘϨ˴ϳ˴Ϊ˴Η ˴Ϋ˶· ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ bin Nabi ˲ΐ ˸ΐ˶άΘ˵͉ϟ˸Ϝ ˴ϴ˶Ϟ˸ϟ˴ϭ˶Ϡ˸Ϥϩ˵ϴ˵Ϯ˵ ˴Ϊ˶Α Θ˵Ϣ˵˸ϜΘ˴ϳϨ˴ϳ˸ϥ˴Ϊ˴˴Η ˲ΐ ˴Ϋ˶·˶ΗΎ˴˸ϛϮ˵Ϩ˴Ώ ˴ϣ˸΄˴ϳ˴Ϧ˴ϻ˸ϳ˶ά˴ϭ͉ϟ ˶ϝΎ˴Ϭ˸Ϊ͊ϳ˴ό˴ ˸ϟΎ˴Ύ˶ϳΑ ͊ϖ˴Τ˶ΗΎ˴˸ϟϛ ˶Ϫ˸ϢϜ˵˸ϴ˴Ϡ˴Ϩ˴ϋ˸ϴ͉Α ˸ϱ ˸ϟ˴ϭΒΘ˵ ˸ϛ˸ΐΎ˴ϓΘ˵ ˸Ϝϰ̒˴ϴ˸ϠϤ˴ϓ˴δϪ˵͊ϣ˷Ϡϟ˳ϞϪ˵˴Ο˴Ϥ˴͉Ϡ˴ϋϰ˴ϟΎ˴˶·Ϥ˳Ϧ˴ϛ ˸ϳ˴ΐ ˴β ˴Ϗ˸Ϊ͉Θ˴ό˸Ϧ˴ϴ˸ϟ˸ϟΎ˶˴ϭ˴ϣΑ ͊ϖ˴Τ˸ϟ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸ϱ˶ά͉ϟ ˶Ϟ˶Ϡ˸Ϥϴ˵ ˸ϟ˴ϭ ˸ΐΘ˵ ˸Ϝ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ϫ˵ ˷Ϡϟ Ϫ˵ ˴Ϥ͉Ϡ˴ϋ...Ύ˴ϤΎ˱Ό˴ϛ˸ϴ˴η˴ΐϪ˵ Θ˵˸Ϩ˸Ϝ˶ϣ˴ϳ ˸β ˸ϥ˴˴Ψ˲ΐ Ύ˴Ϩϛ˶ϣ˴ϭ˴Ώ ˸Β˴ϳ.˶ΗΎ͉˴ϻ Ϫ˵ ͉Α˸΄˴έ˴ϳ˸ϴ˴Ϡ˴ϓϻ˴ϪΎ˴˴ϭ˷ϠϨϟ͉θ˶ϝ˶ϖ . Ύ͉ Ϩ ϣ ˶ β ˴ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϓ ˴ Ύ˴ Ϩ θ ͉ ˴Ϗ ͉Θ˸Ϧ˴ϴ˸ϟ˴ϭ˴ϣ ...Ύ˱Ό˸ϴ˴η Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˸β˴Ψ˸Β˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϫ˷Ϡϟ ˶ϖ “Barang siapa menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami.” Imam al-Thabrani b. b. Hadis NabiHadis riwayatNabi Imam riwayat al-Thabrani dan al-Baihaqi .Ύ͉Ϩ˶ϣdari ˴β˸ϴ˴ϠIbn ˴ϓdan Ύ˴Ϩ͉θAbbas ˴Ϗ al˸Ϧ˴ϣ b. Hadis dan alra.: Baihaqi dari IbnNabi Abbasriwayat ra.: Imam al-Thabrani .Ύ͉Ϩ˶ϣ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ Ύ˴Ϩ͉θ˴Ϗ ˸Ϧ˴ϣ Baihaqi dari Ibn Abbas ra.: ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛ b. Hadis Nabi Imam al˴ϻ ˴ή˶Β˴ϛ˴Θ˸η˴Ε ˶ ˱Δ˴Ϋ˴Α˴έriwayat ˴ϊ˴ϭ˴ϓ˴Ω Ύ˱˴ϳΫ˶Ω˶·˴ϭ˶ΐal-Thabrani ˶Ϡ˶Α͉τ˴ϝϤ˵ ˶ΰ˸ϟ ˸Ϩ˶Ϊ˴ϳ ˸Β˴ϻ˴ϋ˴ϭϦ ˵ ˱˸Αήα ˵˸Τdan ˴b. ϮϬ˵ ˸ϥ ˴ϓ ˴˴Ϟ˶Ϫ˴ό˶Β˴ϓ˶Σ˸ϥΎ˴λ ˶Έ˴ϓHadis ˬ˳ϰ˴ Δ˴ΒϠ˸σ˴ϋ˴έ˴ρ˳ΪNabi ˶riwayat ϪΎ˴˶Απ˴ϱϣ˵˶ή˱ϻ ˴Θ˸θΎ˴ϣ˴ϳ ˴ϻ Ϫ ˶ ˴ΑΎ͉Β˶Ϫ˴ό˶Α˸ϟ˴Ϛ˴ϥalϠ˵˸δΎ˴ϛ˴ϳ Imam al-Thabrani dan Baihaqi Ibn Abbas ra.: ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έdari ˴ϓ.ϩ˵ˬ˳˴ίΔ˴ΒΎ˴˸σ έ ˴ Ϊ ˳ Β ˶ ϛ ˴ Ε ˴ ˴ Ϋ Ϫ ˶ Α ˶ ϱ ˴ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ Ύ˱ ϳ Ω ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ Α ˶ ϝ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˱ ή Τ ˸ Α ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ϛ ˴ ˸δ˴ϳ Ο˴΄˴ϓ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ ˶Ϳ ˶ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴ϟ˶· Ϫ˵ ˴σ˸ή˴η ˴ϊ˴ϓ˴ή˴ϓ .˲Ϧ˶ϣΎ˴Ϡ˵ο Baihaqi dari Abbas .ϩ˵ ˴ίΎ˴ΟIbn ˴΄˴ϓ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ ra.: Ϳ ϰϠλ ˶Ϳ ˶ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴ϟ˶· Ϫ˵ ˴σ˸ή˴η ˴ϊ˴ϓ˴ή˴ϓ .˲Ϧ˶ϣΎ˴ο ˴ϻ Abbas Abdul harta ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Βbin ˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋMutthalib ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έjika Ύ˴πϣ˵menyerahkan ˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟsebagai ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ ˸ΑMudharabah α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ ˴ϥΎ˴ϛ ia ˸ϥ mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi ˴ϻ ˴ Ϫ ˶ Β ˶ Σ ˶ Ύ˴ λ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ρ ˴ ή ˴ Θ ˴ η ˸ ˶ Δ ˱ Α ˴ έ ˴ Ύ˴ π ϣ ˵ ϻ ˱ Ύ˴ ϣ ϊ ˴ ϓ ˴ Ω ˴ ˴ Ϋ · ˶ ΐ ˶ Ϡ ˶ τ ͉ Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϊ ˶ Β ˸ ϋ ˴ Ϧ ˵˸Τlautan ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ύ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ˵ ˱˸Αήα ˴ΑΎ͉Β˶Ϫ˴ό˶Α˸ϟ˴Ϛ˴ϥϠ˵dan ˸δΎ˴ϛ˴ϳ tidak lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan Nabi riwayat Imam Ibnu Majah dari ˴Ϯc. Ϭ˵ ˴ϓ ˴Ϟmenuruni ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓHadis ˬ˳ Δ Β ˴ σ ˸ έ ˴ Ϊ ˳ Β ˶ ϛ ˴ Ε ˴ ˴ Ϋ Ϫ ˶ Α ˶ ϱ ˴ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ Ύ˱ ϳ Ω ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ Α ˶ ϝ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˱ ή Τ ˸ Α ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ϛ ˴ Ϡ ˵ ˸δ˴ϳ .ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ ϢϠγϭ ϪϴϠϋriwayat Ϳ ϰϠλ ˶ͿImam ˶ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴ ϟ˶· Ϫ˵ ˴σ˸ήMajah ˴η ˴ϊ˴ϓ˴ή˴ϓ .˲Ϧdari ˶ϣΎ˴ο c. Hadis Nabi Ibnu itu dilanggar, (mudharib) Shuhaib, bersabda: .Nabi ϩ˵ ˴ίΎ˴ia Ο˴΄˴ϓs.a.w. ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳharus ϰϠλ menanggung ˶Ϳ ˶ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴ϟ˶·risikonya. Ϫ˵ ˴σ˸ή˴η ˴ϊ˴ϓ˴ήKemudian ˴ϓ .˲Ϧ˶ϣΎ˴ο Abbas melaporkan persyaratan tersebut kepada Rasulullah, maka beliau Shuhaib, Nabi s.a.w. bersabda: membolehkannya. ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ ρ ˵ ˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭ ˬ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ c. Hadis riwayat dari ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴNabi ˶ό͉θϟΎ˶ Α ͋ήriwayat Β˵ ˸ϟ ρ ˵ ˴ϼNabi ˸ΧImam ˶·˴ϭ ˬ˵Δ˴ο ˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴Majah ϭ ˬ˳ϞImam ˴Ο˴ ϰ˴ ϟ˶ ϊ˵ Ibnu ˸ϴShuhaib, ˴Β˸ϟ˴ : Δ˵ ˴ϛMajah ˴ή˴Β˸ϟNabi ͉Ϧ˶Ϭ.˸ϴ˶ϊ˶ϓ ˸ϴ˲Ι c. Hadis Ibnu dari s.a.w. ˴Β˸Ϡ˶ϟ˴ϼ˴ϻ˴Λ c. Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah Shuhaib, .˶ϊ˸ϴdari ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ bersabda: Nabi s.a.w. bersabda: Shuhaib, Nabi s.a.w. bersabda: ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ ρ ˵ ˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭ ˬ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ d. Hadis ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶ Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ ρ ˵ Nabi ˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ ˬ˵riwayat Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭImam ˬ˳Ϟ˴Ο˴ ϰ˴ϟal-Tirmidzi ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧdan ˶Ϭ.˸ϴ˶ϊ˶ϓ ˸ϴ˲Ι ˴ΒIbn ˸Ϡ˶ϟ˴ϼ˴ϻ˴Λ d. Hadis‘Amr Nabi bin riwayat al-Tirmidzi Ibn Majah dari ‘AufImam al-Muzani, Nabidan s.a.w. . ϊ ˶ ϴ ˸ Β ˴ ˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ Nabi bersabda: tiga halbin yang ‘Auf mengandung berkah: jualNabi beli tidak secara Majah dari Ada ‘Amr al-Muzani, s.a.w. bersabda: tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus dengan bersabda: gandum kasar (jewawut) keperluan tangga, bukan d. Hadis Nabi untuk riwayat Imamrumah al-Tirmidzi dan untuk Ibn ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Hadis Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴ΣNabi ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻriwayat ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱ΤImam ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· al-Tirmidzi ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶dan Ύ˴Ο ˵ ˸ϠIbn ͊μϟ˴ dijual. d. Majah ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭdari Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ‘Amr ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ.˴Ύ˱ϣ˱ϻ˴bin ˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ‘Auf ͉ή˴˴Σ˸ϭ˴Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ λ ˵ al-Muzani, ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ ͉ϻ˴ϦNabi ˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶Ύ˴ϭ˵Οήs.a.w. ˵ ˸Ϡϰ˴ ͊μϠ˴ϋϟ˴ ή Σ ˴ · ˶ η ˵ dari ‘Amr d. Majah Hadis Nabi riwayat Imam dan ‘Amr bersabda: .Ύ˱ϣ˴bin ήal-Tirmidzi ˴Σ ͉Ϟ˴Σ‘Auf ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼal-Muzani, ˴Σ ˴ϡ͉ήIbn ˴Σ Ύ˱σMajah ˸ή˴η ͉ϻNabi ˶· dari ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ ήs.a.w. η ˵ ϰ˴bin Ϡ˴ϋ ‘Auf al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda: bersabda: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˴ϻ˶Ύ˴˴ϭϭ˵Οή˴έη ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ.˴Ύ˱ϣ˱ϻ˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴˴Σ˸ϭ˴Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ λ ˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η.˸ϟ˴έ͉ϻ˴Ϧ˴ή˶·˸ϴ˶ο ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ ˵˴ή˸Ϡ˴ο ͊μϠ˴ϻ ˵ ϰ˴ ˴ϋϟ˴ ˴ϻ˴ϭϭ˵ή˴έη .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η.˴έ͉ϻ˴ή˶· ˶ο ˸Ϣ˶Ϭ˶σ ˵˴ή˴ο ϰ˴Ϡ˴ϻ ˴ϋ Perjanjian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan .˴έyang haram; 4. Kaidah Fiqih ˴ή˶ο˴ϻ ˴ϭ ˴έ˴ή˴οdan ˴ϻ 4. Kaidah Fiqih kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali yang .˴έ˴ή˶ο˴ϻsyarat ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο ˴ϻ mengharamkan yang Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήhalal ˸Τ˴Η ϰ˴Ϡatau ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴyang ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ menghalalkan ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸yang ˶Ε˴ϼ˴ϣharam. Ύ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ 4. Kaidah Fiqih 4. Kaidah Fatwa FiqihDSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 111 Kumpulan ˵ Ϥ˵˶ΰ˸ϟ˸Ϩ˴Ηϲ˶ ˸Ϊϓ˴ϗ Ϟ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶Γ˴έ˶· ˸ϭΔ˵ ή˵˴Σ͉π Ύ˴Α˶Ϲϟ˸ ˴Δ˶Ε˴ϟ˶ΰ˴ϼ˸Ϩ˴ϣ˴ϣΎ˴όϝ ˵Δ˵ ˴Ο˸λΎ˴Τ˴Ϸ˸ϟ˴˴ Γ ˶ έ ˴ ϭ ˸ ή ˵ π ͉ ϟ Δ ˴ ϟ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϣ ˴ ϝ ˵ ΰ ˶ Ϩ ˸ Η ˴ Ϊ ˸ ϗ ˴ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵Δ˵ ˴Ο˸λΎ˴Τ˴Ϸ˸ϟ˴˴ d. Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dan Ibn ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θdari ϟΎ˶Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ‘Amr ρ ˵ ˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ bin ˬ˵Δ˴ο˴έ‘Auf Ύ˴ϘϤ˵ ˸ϟ˴ϭ ˬ˳Ϟal-Muzani, ˴Ο˴ ϰ˴ϟ˶ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴ : Δ˵ ˴ϛNabi ˴ή˴Β˸ϟ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴs.a.w. ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ Majah ˶Ζ ϴ ˸ Β ˴ Ϡ ˸ ϟ ˶ ή ˶ ϴ ˸ ό ˶ θ ͉ ϟΎ˶ ˵˵ ˴ϼ ˴ϼ˴Λ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶ΑΑ ͋ή͋ήΒΒ˵˵ ˸ϟ˸ϟ ρ ρ ˴ϼ˸Χ ˸Χ˶·˶·˴ϭ˴ϭ ˬ˵ ˬ˵ΔΔ˴ο ˴ο˴έ˴έΎ˴Ύ˴ϘϘϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ˴˴ϭϭ ˬ˳ ˬ˳Ϟ Ϟ˴Ο ˴Ο˴˴ ϰ˴ ϰ˴ϟϟ˶˶ ϊϊ˵˵ ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ˴˴ :: ΔΔ˵˵ ˴ϛ˴ϛ˴ή˴ή˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ ͉Ϧ ͉Ϧ˶Ϭ˶Ϭ.˸ϴ˸ϴ˶ϊ˶ϓ˶ϓ ˸ϴ˲Ι ˲Ι ˴Β˸Ϡ˶ϟ˴ϼ˴ϻ˴Λ ..˶ϊ˶ϊ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸Ϡ˸Ϡ˶ϟ˶ϟ ˴ϻ bersabda: ˴ϻ e. Hadis ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δNabi Ϥ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱riwayat ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴ΣImam ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼIbnu ˴Σ ˴ϡ͉ήMajah ˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ dari ͉ϻ˶· ‘Ubadah ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧbin ˸ϴ˴Α ˲ΰal-Shamit, ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ d. Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dan Ibn Ahmad dari Ibn ‘Abbas, Malik dari ‘Amr bin Yahya al-Mazini, . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ Ϡal˴ϋ d. Hadis Nabi Nabi riwayat riwayat Imam Imam al-Tirmidzi al-Tirmidzi dan dan ϰ˴ Ibn d. Hadis Ibn Daraquthni, dan‘Amr yang lain, Abu al-Muzani, Sa’id al-Khudri, Nabis.a.w. s.a.w. Majah dari bin dari ‘Auf Nabi Majah Majah dari dari ‘Amr ‘Amr bin bin ‘Auf ‘Auf al-Muzani, al-Muzani, Nabi Nabi s.a.w. s.a.w. bersabda: bersabda: bersabda: bersabda: .˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ..Ύ˱Ύ˱ϣϣ˴˴ήή˴Σ ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˱ϻ ˸ή˸ή˴η ˶Ϭ˶Ϭ˶σ ˵˵ ϰ˴ ˴Σ ͉Ϟ ͉Ϟ˴Σ ˴Σ˴˴menggunakan ˱ϻ˴ϼ ˴ϼ˴Σ ˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ ˴Σ Ύ˱Ύ˱σ σprinsip ˴η ͉ϻ ͉ϻ˶·˶· ˸Ϣ˸ϢMudharabah ˶σϭ˵ ϭ˵ήήη η ϰ˴ϠϠ˴ϋ ˴ϋ 3. Ijma’ para ulama tentang kebolehan Fiqihdijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam aldalam4.investasi Kaidah sebagaimana ˴ϥ ϭϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ˴˴ήήboleh ˴Σ ˴˴ ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˱ϻ Ύ˱Ύ˱Τ ˵˵sendiri ͉ϻ ϴ˶ϴ˶ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶˶Ύ˴Ύ˴lain. Ο ˵˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ Seseorang ˴ϥϮ˵ Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ ˸δϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ˴˴tidak ˴Σ ͉Ϟ ͉Ϟ˴Σ ˴Σmembahayakan ˱ϻ˴ϼ ˴ϼ˴Σ ˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ ˴Σ diri Τ˸Ϡ˸Ϡλ λ ͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ ˴Ϧmaupun ˸δϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ ˴Ϧ ˴Ϧorang Ο ͊μϟ˴ϟ˴ Mughni (V/135) dengan mengutip keterangan Ibnul Mundzir dalam .˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ Al-Ijma’, Al-Kasani dalam ..˴έ˴έ˴ϣ˴ή˴ήΎ˴όdalam ˶ο ˴ϭ˴ϭϓ˴έ˴έSubulus ˴ο Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴ΗBada-i’ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴAl-Shanai’, ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Al-Shan’ani Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ Ϥ˵ ˸ϟ˴ϻ Ϟ ˵˴ή˴ή˸λ ˶ο ˴ϻϲ˶ ˴ο˴Ϸ˴ϻ ˴ϻ˴ Salam (III/103), Al-Zarqani dalam Syarhu Al-Muwattha’ (IV/319) dan Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy Wa Adillatuhu (IV/838). 4. Fiqih Kaidah Fiqih 4. Kaidah 4. Kaidah Fiqih 4. Kaidah Fiqih ˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϲ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ ˵˵ ˸λ ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴ ϰ˴ϠϠ˴ϋ ˴ϋ ˲Ϟ ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ ͉ϝΪΪ˵˵ ˴ϳ˴ϳ ˸ϥ ˸ϥ˴˴ ͉ϻ ͉ϻ˶·˶· ΔΔ˵˵ ˴Σ ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ ˶Ϲ˸˸ ˶Ε ˶Ε˴ϼ ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ ϲ˶ ϲ˶ϓϓ Ϟ Ϟ ˸λ˴Ϸ ˴Ϸ˴˴ “Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang ˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ mengharamkannya. Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ ˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴ ˶Γ˶Γ˴έ˴έ˸ϭ˸ϭήή˵˵ ͉π ˵˵ ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴Η˴Η ˸Ϊ˸Ϊ˴ϗ˴ϗ ΔΔ˵˵ ˴Ο ͉πϟϟ ˴Δ˴Δ˴ϟ˴ϟ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴ϣ˴ϣ ϝ ϝ ˴ΟΎ˴Ύ˴Τ Τ˸ϟ˸ϟ˴˴ “Keperluan dapat menduduki posisi darurat.” ˶ ˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ ω ˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴ ˶ω ˵˵ ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟ˴ϟ˴ ˶ω˸ή˸ή͉θ ͉θϟΎ˶ ϟΎ˶ΑΑ ˶Ζ ˶Ζ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟΎ˴ ϟΎ˴ϛϛ ˶ϑ ˶ϑ˸ή˸ήόό˵˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ Ζ Ζ “Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syari’at).” Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang bolehnya mem-fasakh akad Mudharabah, karena berpandangan bahwa akad Mudha-rabah adalah ghairu lazim, diantaranya: Al-Khatib al-Syarbini dalam Mughni al-Muhtaj, Juz II hal 319; Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, V hal 179; Al-Kasani dalam Bada-i’ Al-Sana-i’, Juz VIII hal 3655; 2. Pendapat ulama tentang bolehnya pembagian pendapatan Mudharabah sebelum jatuh tempo selama disepakati dalam akad. Lihat: Ibnu Qudamah, al-Mughni, Juz V/57; 3. Pendapat para ulama tentang kewajiban Mudharib untuk menjamin pengembalian dana Mudharabah dalam hal terjadi ta’addi (melampaui batas), taqshir (lalai), atau mukhalafah al-syuruth (pelanggaran syarat akad). Lihat: Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu (V/3944) dan Muhammad Abdul Mun’im Abu Zaid dalam Nahwa Tathwir Nidzam Al-Mudharabah fi al-Masharif al-Islamiyah (hal.127); 112 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 4. Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan porsi (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Wahbah AlZuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu; 6) Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami di Jeddah: 5. tahun Surat 1992 dari PT Bank Ekspor Indonesia No. BS.0060/DIR/03/2007 tanggal 1 Maret 2007 tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah ˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Konversi..˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί 6. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari Rabu, 13 Jumadil Awal 1428 H. / 29 Mei 2007. 7) Sharia Standards AAOIFI no. 12: MEMUTUSKAN Menetapkan ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ : FATWA TENTANG OBLIGASI .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴ϦSYARIAH ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴MUDHARABAH Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ KONVERSI (CONVERTIBLE MUDARABA BONDS) Pertama : Ketentuan Umum 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar al a. Fikr, Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan 2006, h. 511): Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada investor (pemegang ˲έobligasi) ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋyang ΐ ˵ ͉Η˴ήmewajibkan ˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴emiten Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴ηuntuk ˲ΰ˶Ύ˴Ο membayar ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧpendapatan ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·kepada ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ serta ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ήmembayar ˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡkembali Ω˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ dana investor berupa bagi hasil/marjin/fee investasi pada saat jatuh tempo. Ω˴ ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ ˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ b. ί ˵Obligasi ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭSyariah ˬ˶Ε˴έΎ˴ϴ˶Θ˸ΧMudharabah ˶ϻ˸ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ ˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Konversi Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ(Convertible ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ Ϟ ˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳMudaraba ˴ϻ ˶˯˴ή͋θϟΎ˶Α Bonds) adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan .˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ oleh ϰ˴ϟ˶· ˶ωEmiten ͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π ˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ ˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟprinsip Mudharabah dalam rangka menambah kebutuhan modal kerja, dengan opsi investor dapat mengkonversi obligasi menjadi saham Emiten pada saat jatuh tempo (maturity). 9) Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya c. Fiqhiy-yah Saham SyariahMu’ashirah adalah sertifikat (Darul yang menunjukkan bukti kepemilikan Qalam, Damaskus, suatu perusahaan halaman 248): yang diterbitkan oleh Emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip Ύ˱syariah. Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸Ψ˵Ϥ˸ϟ ϝ ˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴ Kedua : Ketentuan Akad .ϩ˵ ΅˵ ˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α ˵Akad Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴyang ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥdigunakan ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸ ϲ˶ ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵Obligasi ˸ϟ ˶ξ˸ό˴Α Syariah ˶Ν˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓMudharabah ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ Konversi ͉ϥ˶· 1. Ζ dalam .˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳsubstansi Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ Fatwa ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α DSNadalah akad mudharabah dengan memperhatikan MUI Nomor 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah, Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, Fatwa DSN-MUI 10) Pendapat JumhurNomor Ulama33/DSN-MUI/IX/2002 sebagaimana dikutiptentang Obligasi Syariah Mudharabah. oleh Wahbah Zuhaily dalam al-Fiqhul Islamy wa cetakan IV,Syariah tahunMudharabah 2004, juz IV, hal 2878: 2. Adillatuh, Emiten dalam Obligasi Konversi bertindak sebagai Mudharib, sedangkan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi ˶Γbertindak ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴sebagai ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶ϹShahibul ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴ΒMal. ˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴ϬDalam ͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τhal ˸ϟ ή˵ ˸ϴpemegang ˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ έ˵ ˸Ϯobligasi Ϭ˵ ˸ϤΟ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭsyariah ˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ ˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ ˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴ .Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α ˵ Ύ͉Ϩϟ ˴ΐ˶Ϗ˴έ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α 113 konversi menggunakan haknya untuk mengonversi obligasi tersebut menjadi saham emiten, akad yang digunakan adalah akad Musyarakah, di mana Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi bertindak sebagai pemegang saham (Hamil al-sahm). Ketiga : Ketentuan Khusus 1. Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah dan Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. 2. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan oleh Emiten (Mudharib) kepada Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non-halal. 3. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah Konversi antara Emiten (Mudharib) dengan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi (Shahibul Mal) ditentukan sesuai dengan kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) Obligasi Syariah Mudharabah Konversi. 4. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan secara keseluruhan. 5. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dimulai. 6. Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dapat dialihkan kepada pihak lain selama disepakati dalam akad. 7. Dalam hal investor melaksanakan opsi untuk mengonversi obligasi menjadi saham emiten, penentuan harga dilakukan pada saat jatuh tempo (maturity) dan sesuai dengan harga pasar saham saat itu atau harga yang disepakati. Keempat : Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah atau Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 114 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Ditetapkan di : Pada Tanggal : Jakarta 13 Jumadil Awal 1428 H 30 Mei 2007 M DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh DRS. H.M. Ichwan Sam Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 115 ϊ˵ ˴Ϥ˸Π˴ϳ ˴άϬ˴ϓ ˭Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴ ˶ΐ˶ΣΎ˴λ ϥ ˵ ˴Ϊ˴Α˴ϭ ˶ϥ˴ϻΎ˴ϣ ˴ϙ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸ϥ˴ :ϊ˵ ˶Α͉ήϟ Ϣ˵ ˸δ˶Ϙ˸ϟ˴ ϊ˵ˬ˳Ϣ˴Ϥ˴ϫ˸Π˸έ˴ϳ˶Ω ˴˶ϑ άϬ˴˴ϻ ϓ ˭Ύ˴Δ˵ Ϥ˴Λ˴ϼ ˶ϫ˶Ϊ˴Λ˴Σ˶Ϧ˴ ˸ϴ˴Ϡ˶ΐ ˵ Ύ˴˴Ϊϛ˴Α˴ϭ˸Ϯ˴Ϡ˴ϓ˶ϥ.˴ϻ˲Ύ˴˸ϴϣ˶Τ˴λ ˴ϙ˶ή˴Ϯ˴Θϫ˵˸θ˴ϭ˴ϳ ˭˱˸ϥΔ˴˴Α˴έ:Ύ˴ϊ˵π˶Α͉ήϣ˵ ˴ϭϟ ˱ΔϢ˵˴ϛ˸δ˸ή˶Ϙ˶η˸ϟ˴ Ο ˵ ˴έ˶ΣΎ˴˴Ϧλ˸ϴ˴Α ˴ϥϥ ˬ˳ Ϣ ϫ ˴ έ ˸ Ω ˶ ϑ ˶ ϻ ˴ Δ ˵ Λ ˴ ϼ ˴ Λ ˴ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ Ο ˵ έ ˴ Ϧ ˴ ϴ ˸ Α ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ Ϯ ˸ Ϡ ˴ ϓ ˴ . ˲ ϴ ˸ Τ ˶ λ ˴ ˭˱Δ˴ϭ˴Α˴έ˲ϒ Ύ˴π˸ϟ˴ϣ˵ Ύ˴˴ϭϤ˶ϫ˱Δ˴ϛ˶Ϊ˴Σ˸ή˴Ϸ ˶η ˸ϥ˴ ˶ϒ˸ϟ˴Ϸ˸ ˶ΐ˶ΣΎ˴μ˶ϟ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸ˸ ΐ ˵ ˶ΣΎ˴λ ˴ϥ˶Ϋ˴΄˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϔ˸ϟ˴˴Ϯϫ˵˴ή˴ϭ˴Χ˴Ϸ ˸ϥ ϥ ˴ ϒ ˶ ϟ ˸ Ϸ ˴ ˸ ΐ ˶ Σ ˶ Ύ˴ μ ϟ ˶ Ϧ ˶ ϴ ˸ ϔ ˴ ϟ ˸ Ϸ ˴ ˸ ΐ ˵ Σ ˶ Ύ˴ λ ϥ ˴ Ϋ ˶ ΄ ˴ ϓ ˴ ˬ˶ ϥ Ύ˴ ϔ ϟ ˸ ˴ ή ˴ Χ ˴ Ϸ ˴ ϭ ˴ ϒ ˲ ϟ ˸ ˴ Ύ˴ Ϥ ϫ ˶ Ϊ ˶ Σ ˴ Ϸ ˴ ˵ ˸ϮϜ˵ ˴ϳ˴ϭ .͉˴λ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸μ˶ϧFATWA Ύ˴ϤϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˵ ˸Α͋ήϟ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ ϥ ˵ ˸ϮϤϬ˵Ϝ˵ ˴Ϩ˴ϳ˸ϴ˴ϭ˴Α ˶.͉˸Α͋ή˴λ ˵ˬ˶Ϫ˸Α͋ή˶ϟΎ˴ϟϣ ͋ϖ˴ϥ˴Τ˸Ϯ˶ΑϜ˵ ˴ϳ˶˸Α˸ϥ͋ή˴ϟ ϰ˴ ˭Ύ˴ ϟ Ύ˴Μ˶ϦϠ˵Λ˵˸ϴ˴ϔ˴Ϯ˸μ ϫ˵ ˴ϭ˶ϧ ˸ϲΎ˴Ϥ˶ϗϬ˵Ύ˴Β˴Ϩ˸ϟ˸ϴ˴˴Αϭ Κ ˵ ϠϠ˵˴ϋΛ˵ ˶ϒΎ˴Ϭ˸ϟ˸ϴ˴Ϸ˶ϓ ˸ ˴ϑ ˶ΐ͉ή˶Σ˴μ Ύ˴μ˴Θ˴ϳ˶ϟ ˭Ύ˴ Ϥ Ϭ ˵ Ϩ ˴ ϴ ˸ Α ˴ ˶ Α ˸ ή ͋ ϟ Ύ˴ Μ Ϡ ˵ Λ ˵ Ϯ ˴ ϫ ˵ ϭ ˴ ϲ ˸ ϗ ˶ Ύ˴ Β ϟ ˸ ˴ ϭ ˬ˶ Ϫ ϟ ˶ Ύ˴ ϣ ϖ ͋ Τ ˴ Α ˶ ˶ Α ˸ ή ͋ ϟ Κ ˵ Ϡ ˵ Λ ˵ ϒ ˶ ϟ ˸ Ϸ ˴ ˸ ΐ ˶ Σ ˶ Ϫ˵ ˴ϟ ˴Ϟ˶όΟ ˵ DEWAN Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ ˴Ϛ˶ϟ˴ΫSYARI’AH ˴ϭ ˭˵Ϫό˵ ˸Αέ˵ ˶Ϟ˶ϣNASIONAL Ύ˴ό˸Ϡ˶ϟ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶ϋΎ˴Α˸έ˴ Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸ˸ ˶ΐ˶ΣΎ˴Ύ˴μ μ˶ϟ˶ϟ Ϫ˵˶Ϫ˴ϟ˶ϟΎ˴ϣ˴Ϟ˶όΔ˵Ο ˵NOMOR: Ϫ ˵ ϧ ͉ Ϸ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ ϭ ˴ ˭˵ Ϫ ό ˵ Α ˸ έ ˵ Ϟ ˶ ϣ ˶ Ύ˴ ό Ϡ ˸ ϟ ˶ ϭ ˴ ˬ˶ Ϫ ϋ ˶ Ύ˴ Α έ ˸ ˴ Δ ˵ Λ ˴ ϼ ˴ Λ ˴ Ϧ ˶ ϴ ˸ ϔ ˴ ϟ ˸ Ϸ ˴ ˸ ΐ ˶ Σ ˶ Ύ˴ μ˶ϧ˶ϟ 65/DSN-MUI/III/2008 ͉μ˶Σ ˬ˶Ϟ˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ ˲Δ˴Λ˴ϼ˴Λ Ύ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˬ˳ϢϬ˵ ˸γ˴ ˴Δ͉Θ˶γ ϩ˵ Ύ˴Ϩ˸Ϡ˴ό˴Π˴ϓ ˬ˶˸Α͋ήϟ ϒ ˵ ˸μ ˶˶ϪϪ˶Ϝ˶ϟΎ˴˸ϳϣ˶ή˴ηΔ˵ ͉μ˶ϝ˶ΣΎ˴ϣ ˬ˶Δ˵Ϟ͉μ ˶ϣΎ˴˶Σό˸Ϡ˴ϭ˶ϟ ˲Δˬ˶ Λ ˴ ϼ ˴ Λ ˴ Ύ˴ Ϭ Ϩ ˸ ϣ ˶ ˬ˳ Ϣ Ϭ ˵ γ ˸ ˴ Δ ˴ Θ ͉ γ ˶ ϩ ˵ Ύ˴ Ϩ Ϡ ˸ ό ˴ Π ˴ ϓ ˴ ˬ˶ Α ˸ ή ͋ ϟ ϒ ˵ μ ˸ Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˶ϝΎ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˶Ϫ˶Ϡ˴Ϥ˴ό˶Α Ϫ˵ ͊Ϙ˶Τ˴Θ˸δ˴ϳ ˲Ϣ˸Ϭ˴γ˴ϭ ˶ϥΎ˴Ϥ˸Ϭ˴γ˶ϧ Tentang ˶Ϫ:ΓήϫΎϘϟ ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ]˶ϝΎ˴ˬΔϣΪϗ ϣ Δ˵ ͉μϦΑϹ ˶Σ˴ϭ ˬ˶ϰϨϐϤϟ Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η) ... ˶ϝΎ˴ϣϊ˵ Α˵ ͊ή˸ϲϟ˶ϓ Ϯ˴˶Ϫϫ˵˶Ϡ˴Ϥ˴ϭ˴ό˶Α˲Ϣ˸ϬϪ˵˴γ͊Ϙ˶Τ˶Ϟ˴Θ˶ϣ˸δΎ˴˴ϳό˸Ϡ˶ϟ˲Ϣ˸Ϭˬ˳˴γϢϬ˵˴ϭ˸γ˴˶ϥΔ˵Ύ˴˴όϤ˴Α˸Ϭ˸έ˴γ˴ HAK MEMESAN DAHULU :ΓήϫΎϘϟEFEK ] ˬΔϣΪϗTERLEBIH ϦΑϹ ϰϨϐϤϟ ) ... Α˵ ͊ήϟ ˬϮ˴˿ϫ˵ (HMETD) ˴ϭ:.Ν˲Ϣ˸Ϭˬ˴γ[˻˹˹˽ ˶Ϟ˶ϣΎ˴όSYARIAH ˸Ϡ˶ϟ ˬΚϳΪΤϟ ˬ˳ϢϬ˵ ˸γ˴ Δ˵ ˴όέΩ ˴Α˸έ˴ (˼˽́ :.ϊ˵ ι ( ˼˽́ :. ι ˬ ˿ :. Ν ˬ [ ˻˹˹˽ ˬΚϳΪΤϟ έΩ ϢϬγϷ Ϧϣ ΓΪϳΪΠϟ ΕέΪλϻ ˯ήη ϲϓ ΔϳϮϟϭϷ ϖΣ (˼ (˼ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Ϣ͊ ˶Θ˴Η˴ϭ ˬ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ͋Ώ˴έ ˶ϥ˸Ϋ˶Έ˶Α ˶Δ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ ˶ϝΎ˴ϣ ˶α˸˴έ ˸ϲ˶ϓ ˴Ϣ˶Ϭ˸δϳ˵ ˸ϥ˴ ˶Ώ˶έΎ˴πϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ˴ϭ (˽ ͊Ϣ͈Ϟ˶Θϛ˵˴Η˴ϭ˶ϝˬ˶Ύ˴ϣϝΎ˴˶έϤ˸Ϊ˸ϟ˴Ϙ˶Α͋Ώ˶Ϧ˴έ˸ϴ˴ϓ˴ή˶ϥ͉τ˸Ϋ˶Έϟ˶Α ˴Ϧ˶Δ˴Α˶ϣ˴έ˶ϝΎ˴π ˶ϓ Ϥ˵˴Ϣ˸ϟ˶Ϭ ˸δ˶ΐϳ˵ ˴Β˸ϥ˴δ˴˶Α ˶Ώ (˽ Ύ˴Ϥ˸ϟϤ˵˸ϟ˶α˶ϝ˸Ύ˴˴έϣ ˸ϲ˶αϓ˶ ˸˶Δ˴έ˴ϛ˴έ˸ϲΎ˴θ ˶˸Α˶έ͋ήΎ˴ϟπΔ˵ Ϥ˵˴Ϥ˸Ϡ˸δ˶ϟ˴ϭ˶ϗ Ϟ ͈ ϛ ˵ ϝ ˶ Ύ˴ ϣ έ ˶ Ϊ ˸ Ϙ ˴ Α ˶ Ϧ ˶ ϴ ˸ ϓ ˴ ή ˴ τ ͉ ϟ Ϧ ˴ ϣ ˶ ϝ ˶ Ύ˴ Ϥ ϟ ˸ α ˶ ˸ έ ˴ ϲ ˸ ϓ ˶ Δ ˶ ϛ ˴ έ ˴ Ύ˴ θ Ϥ ˵ ϟ ˸ ΐ ˶ Β ˴ δ ˴ Α ˶ ˶ Α ˸ ή ͋ ϟ Δ ˵ Ϥ ˴ δ ˸ ϗ ˶ Dewan Syari’ah Nasional, ˴ϲ˶ϫsetelah: ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Ϟ˴Ϥ˴ό˸ϟ ˶Ϧ˴ϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ͉ϖ˴ϔ͉ΘϤ˵ ˸ϟ Ϫ˵ ˴Β˸ϴ˶μ˴ϧ Ώ ˵ ˶έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ ά˵ Χ ˵ ˸΄˴ϳ ͉ϢΛ˵ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˴ϲ˶ϫ ˶ϩ˶άϫ˴ ϭ ˬ˶Ϟ:˴Ϥ˴όΓήλΎόϤϟ ˸ϟ ˶Ϧ˴ϋ ˶Ϫ1. ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΔϴϟΎϤϟ ͉ϖ˴ϔ͉ΘϤ˵ ˸ϟFirman Ϫ˵ ˴Β˸ϴ˶μ˴ϧ Ώ ˵ Allah ˶έΎ˴π Ϥ˵ SWT., ˸ϟ˴Θ˸θά˵Ϥ˵ Χ ˵˸ϟ ˸΄˴ϳ Δ˵ ͉Ϣ˴Α˴έΛ˵ Ύ˴ˬ˸π ϢϬ˵Ϥ˵˸Ϩ˸ϟ˶ϣ Mengingat ΔΒϫϭ έϮΘϛΪϠϟ ΕϼϣΎόϤϟ ) Δ˴ ϛ ή ˴ Menimbang : a. bahwa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan produk ΔΒϫϭ έϮΘϛΪϠϟ ΓήλΎόϤϟ ΔϴϟΎϤϟ ΕϼϣΎόϤϟ ) Δ˴ ϛ ή ˴ Θ ˴ θ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ Δ ˵ Α ˴ έ ˴ Ύ˴ π Ϥ˵ ˸ϟ antara lain: (˺˹̀ .ιmengembangkan ϰϠϴΣΰϟ pasar modal yang keberadaannya diperlukan guna (˺˹̀ .ι ϰϠϴΣΰϟ industri pasar modal secara umum; (˻̀˾ : ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … (˺ b. bahwa Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 & 40/DSN-MUI/X/2003 belum memuat secara khusus tentang HMETD; c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˻ menetapkan fatwa tentang HMETD Syariah. Mengingat α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ Ϣ˸ Ϝ˵ Mengingat ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ:˸ή˴Τ˶Α ˸Ϯϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ˸ϮϠ˵1. ˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶ϨFirman ˶ϣ˸Άϣ˵ Allah : 1. Firman Allah SWT., (˻̀́̂ -˻̀̂antara : ΓήϘΒϟ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ1. ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟFirman ˴Ϯ˸ϣ˴ Mengingat : lain: Allah SWT., antara lain: SWT., antara lain: (˻̀˾ : ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵(˴ϟ˻̀˾ ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ: Ϡ˵ΓήϘΒϟ ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ )˸Ϯ… Ϩ˵ ˴ϣ Ύ˴Α˴Ϧ͋ή˸ϳϟ˶ά͉ϟ˴ϡ͉ήΎ˴Ϭ˴Σ͊ϳ˴ϭ Ύ˴˴ϊϳ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ(˴Σ˼˴ ˴ϭ … “…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan (˻̂ : ˯ΎδϨϟ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ ˱Γriba...” ˴έΎ˴Π˶Η (QS. al-Baqarah [2]: 275). .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ .˵˴ϓ˴Ϧ˸Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˶ϣ˯˵˶ϣ˸˸Άέ˵Ϯϣ˵ϐ˵ ˸Ϣ˴Θ˸Ϣ˸ΑϜ˵˴Θ˵˴Ϡϭ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˶ν έ˵ ˴Ϋ˶ϣϟ˴ϭ˶Ζ ˴Τ˸Ϯϗ˵˶Α Ϙ˵˴͉Η˸ΫϮ˶Έ˴ϓϧ˵˸˴ΫϮ˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϣ˸Ϯ˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˶ά˸ϔ(˴Η͉ϟ˽ ˸ϢΎ˴˴ϟϬ͊ϳ˸ϥ ˴ ˶ΈΎ˴˴ϓϳ ...˶Ϳ ˶Ϟ˸πα ˸Ϣ˸ϥΘ˵ ˸Β˶·Η˵˸έΎ˴˴ϷΑ˸ϥ͋ή˸˶·ϟ˴ϭϰ˶ϓ˴Ϧ˶Ϫ˸˶ϟ˶ϣϭ˸Ϯή˵γ ˵˴ϲ˶θ˴έ˶Ϙ˴Θ˴Α˴ϭ˸ϧΎ˴Ύ˴ϓϣ˶ͿΓ˵ ˴ϼ˸ϭ͉μ ˴Ϧ ˳Ώ˴Ϳ˴ϴ˸ή˶π α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸Ϣ(Θ˵˻̀́̂ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ -˶Ϫ˻̀̂ ˶ϟ˸Ϯγ ˵ ˴έ:˴ϭΓήϘΒϟ ˶Ϳ ˴Ϧ)˶ϣ˴ϥ˸Ϯ˳ΏϤ˵ ˸ή˴Ϡ˸ψ˴ΤΗ˵˶Α ˴ϻ(˸˺˹ Ϯ˴ϭϧ˵˴Ϋ˴ϥ˸΄:˴ϓ˸ϮϤ˵ΔόϤΠϟ ˸˶ϠϮ˸ψϠ˵˴ό˴Η˴ϻ˸ϔ˴Η )˸Ϣ˸ϢϜ˵˴ϟ˶ϟ˴Ϯ˸ϥ˸ϣ˶Έ˴ϓ˴ (˻̀́̂ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ (˺ : ΓΪΎϤϟ ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˾ Γ˱ ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α (˸Ϣ˻̂ Ϝ˵ ˴ϟ˴Ϯ:˸ϣ˴˯ΎδϨϟ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η)˴ϻ… ˸Ϯ˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˳ν ˸ϳ˶ά͉ϟ˴ήΎ˴Ϭ˴Η͊ϳ˸Ϧ ˴ ˴ϋΎ˴ϳ (˻̂ : ˯ΎδϨϟ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ 116 (˺ (˺ (˻ (˻ (˼ (˼ Kumpulan DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 2. Fatwa Hadis Nabi s.a.w., antara lain: ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ν ˶ ˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ...˶ͿΓΩΎΒϋ ˶Ϟ˸πϦϋ ˴ϓ ˸Ϧ˶ϣϪΟΎϣ ˸Ϯϐ˵ ˴ΘϦΑ ˸Α˴ϭ ˶ν ˸ )˴Ϸ˸˴έ˴ϰ˶ ϓ ˸˴ϻϭ˴ϭή˵ ˶θ˴έ˴Θ˸ϧ˴ήΎ˴ϓ˴οΓ˵˴ϻ˴ϼ͉μ(ϟ˺˹˶Ζ:˴ϴ(˶π ϗ˵ ˴Ϋ˶Έ)˴ϓ ΖϣΎμϟ ϦΑ ϩϭέέ ή˶ο ˺ΔόϤΠϟ (˽ (˽ SWT., antara lain: Mengingat 1. Firman Allah Allah Mengingat :: 1. Firman ( ˻̀˾ : ΓήϘΒϟ ) … Ύ˴ Α ή ͋ ϟ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ ϭ ˴ ϊ ˴ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ϳ ˵ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˴ … SWT., antara lain: Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain: Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain: Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan “Hai orang yang beriman! SWT., antara lain: ˻̀˾ ΓήϘΒϟ … ˵ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴˴Maka … sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu ((˻̀˾ :: ΓήϘΒϟ )) … Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟϟorang ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ˴ϭ˴ϭyang ˴ϊ˴ϊ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟberiman. Ϳ ˵Ϳ ˴ϭ˴ϭ … .jika ˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣkamu ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵tidak ˸ϥ˶· Ύ˴Αmengerjakan ͋ή(˻̀˾ ϟ ˴Ϧ˶ϣ: ˴ϲΓήϘΒϟ ˶Ϙ˴Α Ύ˴(meninggalkan ϣ) ˸… ϭέ˵ Ύ˴˴ΫΑ˴ϭ͋ήϟ˴Ϳ˴ϡ͉ή˸˴Σ ϮϘ˵˴ϭsisa ͉Η ˴ϊ˸˸ϴϮ˴Βriba, Ϩ˵˸ϟ˴ϣͿ ˸ϳ͉Ϟ˶ά˴Σ ͉ϟ ˴ Ύ˴˴ϭϬ͊ϳ˴…Ύ˴ϳ ˵ ˴Ϧ ketahuilah Ύ˴˶ϣΑ͋ή˳Ώ ϟ ˸ή˴ϡ͉ή˴Τ˴Σ˶Α ˴ϭ˸Ϯ˴ϊϧ˵˴Ϋ˸ϴ˴Β˸΄Dan ˸ϟ˴ϓ Ϳ ˵˸ϮϠ˵˴όjika ͉Ϟ˸ϔ˴Σ ˴ϭ˴ϟ ˸ϥ… α ˵bahwa ˸ϭ˯˵ έ˵ Allah ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸Ϣdan Θ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ(Rasul-Nya ˶·˻̀˾ ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯ:γ ˵ ΓήϘΒϟ ˴έ˴ϭakan ˶Ϳ) …˴Ϧmemerangimu. ˴Η ˴˸Ϣkamu ˶Έ˴ϓ bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ψ ˸ Η ˵ ϻ ˴ ϭ ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˶ ψ ˸ Η ˴ ϻ ˴ ( ˻̀́̂ ˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) Ϣ ˸ Ϝ ˵ ϟ ˶ ˴ Ϯ ϣ ˸ ˴ .˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˶Ϩ˶Ϩ˶ϣ˶ϣ˸Ά˸Άtidak ϣ ˸˸ϭϭέ˵έ˵tidak .kamu ϣ˵ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Ϩ˸Ϩϛ˵ϛ˵(boleh) ˸ϥ˸ϥ˶·˶· Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήmenganiaya ϟϟ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˴ϲ˴ϲ˶Ϙ˶Ϙ˴Α˴Α Ύ˴Ύ˴ϣdan ˴Ϋ˴Ϋ˴ϭ˴ϭ ˴Ϳ˴Ϳ(pula) ˸˸ϮϮϘ˵Ϙ˵͉Η͉Ηdianiaya” ˸˸ϮϮϨ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά(QS. ͉ϟ͉ϟ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴˴al-Ύ˴Ύ˴ϳϳ α ˵˴Ϧ˸ϴϭ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˯˵ ˸Άέ˵έ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵[2]: γ ˵ ˴έ˴έ˶Ϙ˴Αϭ˴ϭΎ˴ϣ˶Ϳ˶Ϳ˸ϭ˴Ϧ ˳Ώ Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴Ϡ˴ϓ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸Ϣ˸ϥ278-279). έ˵˴Ϧ˴Ϋ˶ϣ˶ϣ˴ϭ ˳Ώ ˴Ϳ˸ή˸ή ˴Τ˴Τ˸Ϯ˶Α˶ΑϘ˵ ͉Η˸˸ϮϮϧ˵˸ϧ˵˴ΫϮ˴Ϋ˸΄˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϓ˴ϣ˸˸ϮϮ˴ϦϠ˵Ϡ˵˴ό˸ϳ˴ό˶ά˸ϔ˸ϔ˴Η͉ϟ˴Η ˸ϢΎ˴˸Ϣ˴ϟϬ˴ϟ ͊ϳ˸ϥ ˴˸ϥ˶ΈΎ˴˶Έ˴ϓϳ˴ϓ α ˵.Baqarah Θ˵Θ˵˸Β˶·˸ΒΗ˵Η˵ Ύ˴Α˸ϥ˸ϥ͋ή˶·˶·ϟ˴ϭ˴ϭ ˴Ϧ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟϣ˶ϟ˸Ϯ˸Ϯγ ˵˴ϲ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ (˸ϥ ˶˻̀́̂ · Ύ˴Α͋ήϟ --˴Ϧ˻̀̂ ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ::˴Α ΓήϘΒϟ Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵))˴Ϋ˴ϥ˴ϭϥ˸Ϯ˸Ϯ˴ͿϤ˵Ϥ˵ ˴Ϡ˴Ϡ˸ψ˸ψ˸Η˵ϮΗ˵ Ϙ˵˴ϻ˴ϻ͉Η˴ϭ˴ϭ˸ϥ Ϯ˴ϥϨ˵˸Ϯ˸Ϯ˴ϣϤ˵Ϥ˵ ˶Ϡ˶Ϡ˸ψ ˴Ϧ˸ψΗ˸ϳ˴Η˴ϻ ˶ά˴ϻ͉ϟ ˸Ϣ˸ϢΎ˴Ϝ˵Ϝ˵Ϭ˶ϟ˶ϟ͊ϳ˴˴Ϯ˴Ϯ˸ϣ˸ϣΎ˴ϳ˴ ( ˻̀́̂ ˻̀̂ ΓήϘΒϟ α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ˸ή˴Τ˶Α ˸Ϯϧ˵˴Ϋ˸΄˴ϓ ˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˵ ˴έΎ˴˸ϭΠ˯˵ ˶Ηέ˵ ˴ϥ˸Ϣ˸ϮϜ˵Ϝ˵ ˴Ϡ˴Η˴ϓ ˸ϥ˸Ϣ(Θ˵˴˻̀́̂ ˸ΒΗ˵͉ϻ˸ϥ ˵ ˴έ˸Ϣ:Ϝ˵˴ϭ˴ϨΓήϘΒϟ ˱Γα ˶· ˶·˶Ϟ˴ϭ˶σ-˶Ϫ˻̀̂ Ύ˴Β˶ϟ˸ϟ˸ϮΎ˶Αγ ˸ϴ˴Α˶Ϳ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϧ˴)Ϯ˶ϣ˴ϥ˸ϣ˴˸Ϯ˳ΏϤ˵˸Ϯ˸ή˴Ϡ˸ψϠ˵˴Τϛ˵ Η˵˸΄˶Α˴Η˴ϻ˸Ϯ˴ϭϧ˵˸Ϯ˴Ϋ˴ϥ˸΄Ϩ˵˴ϓ˸Ϯ˴ϣϤ˵˸˶ϠϮ˸ψ ˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ˸ϔ͉ϟ˴Η ˸Ϣ˸ϢΎ˴Ϝ˵Ϭ˴ϟ˶ϟ͊ϳ˴˴Ϯ˸ϥ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓϳ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ψ ˸ Η ˵ ϻ ˴ ϭ ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˶ ψ ˸ ˴Η˴ϻ ˴˸ϢήϜ˵ ˴Η˶ϟ˴˸ϦϮ˸ϣ˴ϋ˴ (˻̀́̂ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) (˻̂ : ˯ΎδϨϟ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν ((˻˻ (˻ (˻ (˼ ((˼˼ (˼ ˼ ((˽ ...˶Ϳ˶Ϳ ˶Ϟ˶Ϟ˸π ˸π˴ϓ˴ϓ ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ ˸˸ϮϮϐ˵ϐ˵ ˴Θ˴Θ˸Α˸Α˴˴ϭϭ ˶ν ˶ν˸έ˸έ˴Ϸ˴Ϸ˸˸ ϰ˶ ϰ˶ϓϓ ˸˸ϭϭή˵ή˵ ˶θ˶θ˴Θ˴Θ˸ϧ˸ϧΎ˴Ύ˴ϓϓ Γ˵Γ˵˴ϼ˴ϼ͉μ ͉μϟϟ ˶Ζ ˶Ζ˴ϴ˴ϴ˶π ˶πϗ˵ϗ˵ ˴˴ΫΫ˶Έ˶Έ˴ϓ˴ϓ ... ( ˺˹ : ΔόϤΠϟ ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μ(ϟ˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π ϗ˵ ˴Ϋ˶Έ)˴ϓ) ΔόϤΠϟ ... ˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ telah ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯditunaikan ϐ˵(˴Θ˺˸Α˴ϭ: ΓΪΎϤϟ ˶ν˸έsholat, ˴Ϸ)˸ … ϰ˶ϓ ˶Ωmaka ˸˸ϮϭϘ˵ή˵ό˵ ˶θ˸ϟΎ˶Α˴Θ˸ϧbertebaranlah Ύ˴˸Ϯϓ ϓ˵ ˸ϭΓ˵ ˴ϼ μ ͉ ϟ Ζ ˶ ϴ ˴ π ˶ ˶ΈΎ˴˴ϓϳ “…Apabila kamu ˴ ˸ϮϨ˵(˴ϣ˺˹ ˴Ϧ˸ϳ:˶ά͉ϟΔόϤΠϟ Ύ˴ϗ˵Ϭ͊ϳ˴˴Ϋdi ) ( ˺˹ : ΔόϤΠϟ muka bumi dan carilah karunia Allah…” (QS. al-Jumu’ah [62]:) ((˽˽ (˽ ˽ ((˾ 10). ΓΪΎϤϟ )) … … ˶Ω˶Ω˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵ό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ˸˸ϮϮϓ˵ϓ˵˸ϭ˸ϭ˴˴ ˸˸ϮϮϨ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴˴ Ύ˴Ύ˴ϳϳ ((˺˺ :: ΓΪΎϤϟ (˺Nabi : ΓΪΎϤϟ ) … ˶Ωantara ˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ Hadis s.a.w., (˺ : ΓΪΎϤϟ ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯlain: ϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ((˾˾ (˾ (˾ Ϧϋ ϦΑ Nabi ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣantara ϦΑ ϩϭέlain: ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ 2. ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ Hadis s.a.w., 2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain: (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ 2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain: 2. HadisϦΑNabi Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ΓΩΎΒϋ s.a.w., Ϧϋ ϪΟΎϣ ϪΟΎϣantara ϦΑ ϩϭέ ϩϭέlain: ˶ο˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˴έ˴έ˴ή˴ή˴ο ˴ο˴ϻ˴ϻ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϦΑ )) ˴έ˴έ˴˴ήή˶ο ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ(ϲΤϳ ϩϭέϦϋ ) ˴έϚϟΎϣϭ ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭαΎΒϋ ˴έ˴ή˴οϦΑ ˴ϻ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) έ ˴ ˴ ή ο ˶ ϻ ˴ ϭ ˴ έ ˴ ή ˴ ο ˴ ˴ϻ ( ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ ) ϙ ˴ Ϊ ˴ Ϩ ˸ ϋ ˶ β ˴ ϴ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ ϊ ˸ Β ˶ Η ˴ ϻ ˴ ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ (˺ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π(ϳ˵ ϡΰΣ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ϦΑ ˵ ˸Α˶έϢϴϜΣ ˴ϻ˴ϭ ˬ˳Ϧϋ ϊ˸ϴ˴Α ΔδϤΨϟ ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σϩϭέ ˸ή˴η˴ϻ)˴ϭ˴ϙˬ˲˴Ϊϊ˸Ϩ˶ϋ˸ϴ˴Α˴ϭ˴β˲ϒ˸ϴ˴ϟ˴Ϡ˴γΎ˴ϣ ͊Ϟ˸ϊ˶ΤΒ˴Η˴ϳ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ϩϭέ ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ) ˴ϙ ˴β˴Ϊ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˶ϋΎ˴ϣ˴β˸ϊ˸ϴ˶Β˴ϟ˴Η Ύ˴˴ϻϣ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ “Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu.” (HR. ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˬ˸ˬ˸ϦϦ˴Ϥ˴Ϥ˸π ˸π ˵ ˸Α˸Α˶έ˶έ˴ϻbin ˴ϻ˴ϭ.( ˴ϭ ϢϛΎΤϟϭ ˲ϒ˴Ϡ˴ϠϪΤΤλϭ dari ϊ˵Alkhamsah ϳ˵ϳ˵ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟHakim Ύ˴Ύ˴ϣϣ ˵ ˬ˳ˬ˳Hizam) ϊϊ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸ϲ˸ϲ˶ϓ˶ϓ ˶ϥ˶ϥΎ˴Ύ˴σσ˸ή˸ή˴η˴η˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˬ˲ˬ˲ϊϊ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˴ϭ˴ϭ ˲ϒ ˴γ˴γ ͊Ϟ͊Ϟ˶Τ˶Τ˴ϳ˴ϳ˴ϻ˴ϻ ˬϩΪΟ ϪϴΑ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϩϭέ ˴β Ύ˴ϣϣ ϊ˵ˬϩΪΟ ˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ ˴ϭϦϋˬ˸ϦϪϴΑ ˴Ϥ˸πϦϋ ϳ˵Ϧϋ ˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έϦΑ ˴ϻ˴ϭϭήϤϋ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ ˶ϓ ˶ϥΔδϤΨϟ Ύ˴ΔδϤΨϟ σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭϩϭέ ˬ˲ϊ˸ϴ))˴Α˴ϭ˴ϙ˴ϙ˲ϒ ͊Ϟ˸ϴ˶Τ˸ϴ˴ϟ˴ϟ˴ϳΎ˴˴ϻ ˴Ϊ˴Ϊ˸Ϩ˸Ϩ˶ϋ˶ϋ˴Ϡ˴γ˴β ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ.(.(ϢϛΎΤϟϭ ˬ˳ϢϛΎΤϟϭ ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ΔϤϳΰΧ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴ηϦΑϭ ˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϱάϣήΘϟ ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴ϠϪΤΤλϭ ˴γϪΤΤλϭ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˬϩΪΟ Ϧϋ ) ˴ϙϝ ˴β ˴ϟ ϬΎ˴ϣ˴ϧ ϢϠδϣ ϩϭέϪϴΑ ) ˶έϦϋ ˴ή˴ϐ˸ϟΐϴόη ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸ϦϦΑ ˴ϋ.(ϭήϤϋ ˴ϢϢϛΎΤϟϭ ͉Ϡ˴γ˴ϭ Ϧϋ ˶Ϫ˸ϴ˴ϠΔϤϳΰΧ ˴ϋΔδϤΨϟ Ϳ ˵ ϦΑϭ ϰ͉Ϡϩϭέ ˴λϱάϣήΘϟ ˶Ϳ ˵˴Ϊ˸Ϩ˸Ϯ˶ϋγ ˵ϪΤΤλϭ ˴έ ˸ϴϰ˴ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ (ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ((˻˻ (˼ ˻ (˻ ϢϠδϣ ϢϠδϣ ϢϠδϣ ϢϠδϣ ((˽˽ (˽ ˽ ((˾ Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. AlMa’idah [5]: 1). 2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain: ((˺˺ (˻ ˺ (˺ “Hai beriman! Janganlah kamuϠ˵ϛ˵saling memakan harta ˱Γ˴έ˴έΎ˴Ύ˴ΠΠ˶Η˶Η orang ˴Η yang Γ˱sesamamu ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϜ˵Ϝ˵ ˴Ηdengan ˸ϥ˸ϥ˴˴ ͉ϻ͉ϻ˶·˶·jalan ˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴Ύ˴ΒΒyang ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵batil, ˴Ϩ˴Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵kecuali ˴ϟ˴ϟ˴˴ϮϮ˸ϣ˸ϣ˴˴ ˸˸ϮϮdengan Ϡ˵ϛ˵ ˸΄˸΄˴Η˴Η˴ϻ˴ϻ ˸˸ϮϮjalan Ϩ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ ˴Ϧ˴Ϧperniagaan ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴˴ Ύ˴Ύ˴ϳϳ ˯ΎδϨϟ … ˱Γyang ˴έΎ˴Π˶Ηberlaku ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥdengan ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σ Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α sama ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α suka Ϝ˵˻̂ ˴ϟ˴Ϯdi ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η)˴ϻ) … ˸Ϯ˸ϢϨ˵˸Ϣ˴ϣϜ˵Ϝ˵˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ˴Ϧ˳ν ˸ϳ˳ν ˶ά(QS. ͉ϟ˴˴ήήΎ˴Ϭ˴Η˴Η͊ϳ˸Ϧ ˴˸Ϧal(˸Ϣ(˻̂ :˸ϣ:˴˯ΎδϨϟ ˴ϋΎ˴˴ϋϳ suka antara kamu,…” ˱... ΓNisa’ ˴έ˶Ϳ Ύ˴Π˶Η ˶Ϟ[4]: ˴ϥ˸π ˸ϮϜ˵29). ˴˴ϓΗ ˸ϥ ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϟ ˶ σ ˶ Ύ˴ Β ϟ ˸ Ύ˶ Α Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ ˴ ϴ ˸ Α ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ϟ ˴ ˴ Ϯ ϣ ˸ ˴ ˸ Ϯ Ϡ ˵ ϛ ˵ ΄ ˸ Η ˴ ϻ ˴ ˸ Ϯ Ϩ ˵ ϣ ˴ Ϧ ˴ ϳ ˸ ά ˶ ϟ ͉ Ύ˴ Ϭ ϳ ͊ ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸ (ϰ˶ ϓ ˸:ϭ˯ΎδϨϟ ή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ) Γ˵… ˴ϼ͉μ ˴ϴ˶π˴ήϗ˵ ˴Η ˴˸ϦΫ˴ϋ ˶ΈΎ˴˴ϓϳ ˻̂ ˸ϢϜ˵ϟ˸Ϩ˶ϣ˶Ζ˳ν (˻̂ : ˯ΎδϨϟ ) …˸ϢϜ˵(˺˹ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν ˴ ή Η ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ : ΔόϤΠϟ) 2. (˺ membahayakan orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dariϦΑIbn ‘Abbas, dan Malik (ϡΰΣ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ)dari ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋYahya). ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ ϩϭέ)) ˶έ˶έ˴ή˴ή˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ ˶ϊ˶ϊ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ ϰ͉ϠϠ˴λ ˴λ ˶Ϳ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴έ ϰ˴ ϰ˴ϬϬ˴ϧ˴ϧ ϩϭέ ˵Ϳ ˵ϝ ˵γ ( ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ Ϳ ˵ Ϧϋ ϰ͉Ϡ˴λϲΎδϨϟϭ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸ϮϱάϣήΘϟϭ γ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ ϩϭέ ˶έ˴ή˴ϐ)˸ϟ ˶ζ˶ϊ˸Π˸ϴ˴Α͉Ϩϟ˸Ϧ˶Ϧ˴ϋ˴ϋ˴Ϣϰ˴ ͉Ϡ˴γϬ˴ϭ˴ϧ ˴Ϣ˶Ϫ͉Ϡ˴γ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉ Ϡ˴λ ˶Ϳ ˶Ϳϝ ˵ ˸Ϯ˴ϝγ ˵ ˸Ϯ˴έγ (ϪϴϠϋ) ϖϔΘϣ ϭ ˴ Ϫ ˶ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ λ ˴ ˵ ˴έϰ˴͉ϥϬ˴ϧ· ( ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait ModalϱάϣήΘϟϭ Syariah (ήϤϋ ϦΑ ϦϋPasar ϲΎδϨϟϭ ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ ϖϔΘϣ)) ˶ζ ˶ζ˸Π˸Π͉Ϩ͉Ϩϟϟ ˶Ϧ˶Ϧ˴ϋ˴ϋ ϰ˴ ϰ˴ϬϬ˴ϧ˴ϧ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ ϰ͉ϠϠ˴λ ˴λ ˶Ϳ˶Ϳ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴έ ͉ϥ͉ϥ·· ((ϪϴϠϋ ˵Ϳ ˵γ ((˺˺ (˺ ˺ ((˻ ((˼˼ (˼ (˼ (˽ 117 ((˾˾ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ΓΩΎΒϋ ϦΑ(ϩϭέ ϩϭέ)Ϧϋ )˴ϙ˴έ˴Ϊ˴ϚϟΎϣϭ ή˶ο˴ϻ˴ϭ˴ϟαΎΒϋ ˴ϻ˴ϻ ϲΤϳ (ϡΰΣϦΑ ϢϴϜΣϦϋ ϦϋϪΟΎϣ ΔδϤΨϟ Ύ˴˴έ˴έϣ˴ή˴ή˸ϊ˴ο ˶Β˴ΗϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑϦΑΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ(ϲΤϳ ϩϭέϦϋ ) ˴έϚϟΎϣϭ ˴˸Ϩή˶ϋ˶ο˴β˴ϻ˸ϴ˴ϭαΎΒϋ ˴ο ˴ϻ ϦΑ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ ((˺˻ (˺ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π(ϳ˵ ϡΰΣ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ϦΑ ˵ ˸Α˶έϢϴϜΣ ˴ϻ˴ϭ ˬ˳Ϧϋ ϊ˸ϴ˴Α ΔδϤΨϟ ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σϩϭέ ˸ή˴η˴ϻ)˴ϭ˴ϙˬ˲˴Ϊϊ˸Ϩ˶ϋ˸ϴ˴Α˴ϭ˴β˲ϒ˸ϴ˴ϟ˴Ϡ˴γΎ˴ϣ ͊Ϟ˸ϊ˶ΤΒ˴Η˴ϳ˴ϻ ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ϩϭέ ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ ((Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ˴ϙ˴Ϊ˸ϴ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˴ϟ˶ϋΎ˴Ύ˴ϣϣ˴β˸ϊ˸ϊ˶Β˶Β˸ϴ˴Η˴Η˴ϟ ˴ϻ ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ) ˴β ˴ϻΎ˴ϣ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ (˻ ˼ (˻ (˻ ϊ˵(menetapkan) ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πdua ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ syarat Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊsuatu ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓjual ˶ϥΎ˴σ ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲halal ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ keuntungan ϊ˵ˬϩΪΟ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭϦϋˬ˸ϦϪϴΑ ˴Ϥ˸πϳ˵Ϧϋ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ΐϴόη ϣ ˵ ˸Α˶έdalam ˴ϻ ˴ϭ ϭήϤϋ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ ˶ϓ ˶ϥΎ˴ΔδϤΨϟ σbeli, ˸ή˴ηtidak ˴ϻ˴ϭϩϭέ ˬ˲ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ˲ϒ ˴Ϡ˴γ ˴β ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ ϦΑ Ϊ ˴ Ϩ ˸ ϋ ˶ sesuatu ϊ˵ˬϩΪΟ ˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ ˴ϭ ˬ˸yang ϦϪϴΑ ˴Ϥ˸πtidak ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη Ύ˴ditanggung ϣ ˵ ˸Α˶έϦΑ ˴ϻ˴ϭϭήϤϋ ˬ˳resikonya, ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ ˶ϓ ˶ϥΔδϤΨϟ Ύ˴dan σ˸ή˴ηtidak ˴ϻ˴ϭϩϭέ ˬ˲halal ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ(melakukan) ˲ϒ ˴Ϡ˴γ˴β͊Ϟ˸ϴ˶Τ˸ϴ˴ϟ˴ϟ˴ϳΎ˴˴ϻΎ˴ϣϣ Ϧϋ Ϊ ˴ Ϩ ˸ ϋ ˶ ϢϠδϣ ϩϭέϪϴΑ )sesuatu ˶έϦϋ ˴ή˴ϐ˸ϟΐϴόη yang ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸ϦϦΑ ˴ϋ.(ϭήϤϋ ˴ϢϢϛΎΤϟϭ ͉Ϡ˴γada ˴ϭ Ϧϋ ˶Ϫ˸ϴpadamu.” ˴ϠΔϤϳΰΧ ˴ϋΔδϤΨϟ Ϳ ˵ ϦΑϭ ϰ͉Ϡϩϭέ ˴λϱάϣήΘϟ Al-khamsah ˵ ˸Ϩ˶ϋ ˸ϮϪΤΤλϭ γ ˵ ˴β ˴έ ˸ϴ˴ϟϰ˴Ύ˴Ϭϣ˴ϧ penjualan tidak (HR. ˬϩΪΟ Ϧϋ )˶Ϳ˴ϙ ˴Ϊϝ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya; hadis ini ( ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ “Tidak halal (memberikan) pinjaman dan jual beli, tidak halal (˼ (˼ (˼ (˽ ϢϠδϣ ϢϠδϣ ϢϠδϣ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ ϩϭέ ) ϖϔΘϣ ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ) ˶ζ ˶ϊ˸ϴ˸Π˴Α ͉Ϩϟ˸Ϧ˴ϋ˶Ϧ˴ϋ˴Ϣ͉Ϡϰ˴ ˴γϬ˴ϭ˴ϧ(˴ϢήϤϋ ˶Ϫ͉Ϡ˸ϴ˴γ˴Ϡ˴ϋ˴ϭ ϦΑ Ϳ ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϦϋ ϰ͉ Ϡ˴λϰ͉ ˶Ϳ ˶Ϳϝ ˵ ˸ϮϱάϣήΘϟϭ γ ˵ ˸Ϯ˴έγ ϰ˴Ϭ˴ϧ ϲΎδϨϟϭ ( ϪϴϠϋ Ϫ ˶ Ϳ ˵ Ϡ λ ˴ ϝ ˴ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ Ϳ ˵ Ϧϋ ϰ͉Ϡ˴λϲΎδϨϟϭ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸ϮϱάϣήΘϟϭ γ ˵ ˴έ˵ ˴έϰ˴Ϭ͉ϥ˴ϧ· “Rasulullah s.a.w. melarang jual(ήϤϋ beli (yang gharar.” ϦΑ Ϧϋmengandung) ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ (˽ ((˽˾ (˽ Ϭ˴ϧ ϰ˴ ˴Ϣ͉ϠϬ˴γ˴ϧ˴ϭ˴Ϣ͉Ϡ˶Ϫ˴γ˸ϴ˴Ϡ˴ϭϋ ˶ϪͿ ˵˸ϴ˴Ϡ˴ϋϰ͉Ϳ ˴ϝ͉ϲ ˸Ϯγ ˵˶Β͉Ϩ˴έϟ ͉ϥ˶· ΩϭΩ ϮΑ(ϪϴϠϋ ϩϭέϖϔΘϣ ) ˳Δ˴ό)˸ϴ˴Α˶ζ ˸ϲ˸Π˶ϓ ͉Ϩ˶Ϧϟ˸ϴ˴Θ˶Ϧ˴ό˴ϋ˸ϴ˴Α ϰ˴ ˸Ϧ˴ϋ ˵Ϡ˴λ ϰ͉˶ͿϠ˴λ (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ (ϲΎ˰δϨϟϭ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝϱάϣήΘϟϭ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (˾ ˿ (˾ (˾ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ(ϲΎ˰δϨϟϭ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟϭ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ(˴ϋϲΎ˰δϨϟϭ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟϭ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· (ϲΎ˰δϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ (˿ (˿ (˿ dinyatakan shahih oleh Tirmizi, Ibn Khuzaimah, dan Hakim). (HR. Muslim, Tirmizi, dan Nasa’i dari Ibnu Umar). “Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu” (Muttafaq ‘alaih). “Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i). (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ Ϫ˵ π ˴ ˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ (̀ (̀ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ Ύ˱ϣ˴ή)˴ΣΎ˱ϣ͉Ϟ˴ή˴Σ˴Σ˴ ͉Ϟ˸ϭ˴Σ ˴ ˴˱ϻ˸ϭ˴ϼ˴ ˴Σ˱ϻ˴ϼ˴ϡ˴Σ͉ή˴Σ˴ϡ͉ήΎ˱˴ΣΤ˸ϠΎ˱λ ˵σ˸ή˴η͉ϻ˶·͉ϻ˴Ϧ˶· ϴ˶˸ϢϤ˶Ϭ˶Ϡ˶σ ˸δϭ˵ Ϥ˵ ˸ϟή η ˸ϴ˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰ˶˴ϥΎ˴ΟϮ˵Ϥ˶Ϡ ˵˸δ˸ϠϤ˵͊μ˸ϟ˴ϭϟ˴ ϩϭέ ˵ ˴Ϧϰ˴ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η(ϑϮϋ ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϦΑϭ˵ήϭήϤϋ η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϦϋ ˴ϥϮ˵ϱάϣήΘϟ Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ (ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ (́ (́ “Janganlah menjual sesuatu hingga kamu menguasainya.” (HR. Baihaqi dari Hakim bin Hizam). “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan Κ ˵ yang ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴haram; ϧ˴ :ϰ˴ϟΎ˴όdan ˴Η Ϳ ˵ kaum ϝ ˵ ˸ϮϘ˵muslimin ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γterikat ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋdengan Ϳ ˵ ϰ͉syarat-syarat Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵mereka ˴έ ͉ϥ· ˵kecuali Λ Ύ˴ϧ˴Ύ˴syarat ˵ Ύ˴Χϝ ˵mengharamkan ˸Ϯ˴ΫϘ˵˶Έ˴ϳ˴ϓ :ˬ˵˴ϝϪΎ˴˴Βϗ˶Σ˴ϢΎ˴λ ͉Ϡ˴γ˴ϭ yang ˵ ˸ϦΨ ˵˴Ϝ˸ϳ˴έ˶ή͉θ͉ϥϟ· Ϫ˵ Κ ˴Β˶Σ˶ϟΎ˴Ύ˴λ Ϥ:ϫ˵ϰ˴Ϊ˵ϟ˴ΣΎ˴ό˴˴Ηyang ˴ϥͿ Ύ˴Ϥ˶Ϫϫ˵˸ϴ˴ϠΪ˵˴ϋ˴Σhalal ˴Ϳ ˵ϰ͉atau ˴ϳϠ˴λ˸Ϣ˴ϟ ˶Ϳmenghalalkan Ύ˴ϣ ˴ϝ˶Ϧ˸Ϯ˸ϴγ Ϫ˵yang ˴Β˶ΣΎ˴(λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ(HR. ˴ ˴ϥΎ˴Al-Tirmizi Χ ˴ϲϨτϗέΪϟϭ Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶Σdari Ύ˴λΩϭΩ Ύ˴Ϥϫ˵ ϮΑ Ϊ˵ ˴Σbin ˴ϩϭέ ˸Ϧ‘Auf). Ψ ˵ )˴ϳ Ύ˴Ϥ˸Ϣ˶Ϭ˴ϟ ˶Ϩ˸ϴ˴ΑΎ˴ϣ˸Ϧ˶ϣ˶ϦΖ haram” ‘Amr ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ˵˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˸Ο˶ή˴ή͉θ˴Χϟ ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ ˴ϻ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ ˴ϻ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ 118 (̂ (̂ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 3. 3. Kaidah Fiqh: Kaidah Fiqh: (˺˹ (˺˹ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ Ϫ˵ ˴πϦΑ˶Β˸Ϙ˴ΗϭήϤϋ ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ϧϋ Ό˸ϴ˴η ϱάϣήΘϟ ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ (ϑϮϋ (̀ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˱ϻ˴ϡϼ͉ή˴Σ˴Σ ˴ϡ͉ήΎ˱Τ˴Σ˸Ϡλ ˵˴Ϧ˸ϴϰ˴ Ϥ˵ ˸ϟ˴ϟ˴ϭ Ύ˱ϣϩϭέ ˴ή˴Σ) Ύ˱͉Ϟϣ˴Σ˴ή˴˴Σ˸ϭ͉Ϟ˴ ˴Σ˱ϻ˴ ˴ϼ˸ϭ˴Σ ˵Ύ˱σ˸ή͉ϻ˴η˶· ͉ϻ˴Ϧ˶·ϴ˶Ϥ˸Ϣ˶ϬϠ˸δ˶σϤ˵ϭ˵˸ϟήη ˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰ˶˴ϥ Ύ˴ΟϮ˵Ϥ ˵˶Ϡ˸δ˸Ϡ͊μ Ύ˱ϩϭέ ϣΚ ˵˴ϢΎ˱σ ˴Ϧ Ϥ˵ϭ˵˸ϟϰ͉ ˴Ϧ˸ϴϰ˴ ˴Α Ϡ˶Ϳ˴ϋ˲ΰϦϋ ˵˶Ϡ˸δ˴έ˸Ϡ͊μ ˵ ˴ή˶ϟΎ˴˴ΣΛ) Ύ˴Ύ˱ϧϣ͉Ϟ˴˴˴Σή:˴˴Σ ϰ˴ϟ˸ϭΎ˴͉Ϟό˴˴Σ˴Η ˱ϻ ˵ ˸ϭ˴ϼ˴˴Σ˱ϻ ϝ ˵ ˸Ϯ˴ϼ˴ϡϘ˵͉ή˴Σ˴ϳ ˴Σ:˴ϡ˴ϝ͉ήΎ˱Ύ˴Τ ͉Ϡ˴γ˸ή˴ϭ͉ϻ˴η˶·˶Ϫ(͉ϻ˸ϴϑϮϋ ˴Ϡ˶·˴ϋϴ˶˸ϢϤ˶ϬͿ ˵˶Ϡ˸δ˶σϦΑ ˶˴ϥΎ˴˴ϝΟϮ˵˸ϮϱάϣήΘϟ ˵ ˴Ϳ ˴Σϗ ˸Ϡλ ή ϭήϤϋ η ˵Ϡ˴λ Ϥγ Ϥ˵ ˸ϟ͉ϥ˴ϭϟ˴· ϩϭέ ͉ήϪ˴Σ˴Β˶ΣΎ˱Ύ˴σλ˸ή˴ηΎ˴(Ϥ͉ϻϑϮϋ η ˵˴ϳ ˸Ϣϰ˴ Ϥ˸ϴ˴Ϝ˶Ϡ˸δ˸ϳ˶ήϤ˵ ͉θ˸ϟ˴ϭϟ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴)λΎ˱ϣ˴ήΎ˴Ϥ˴Σϫ˵ Ϊ˵͉Ϟ˴Σ˴Σ˴ ˴ ˴ϥ˸ϭΎ˴˴Χ˱ϻ˴ϼ˴Ϋ˴Σ˶Έ˴ϓ ˴ϡˬ˵ ϫ˵ ˶·Ϊ˵ ˴Σ˸Ϣ˶Ϭ˴ ˶σϦΑ ˸Ϧϭ˵Ψ ˵ήϭήϤϋ ˴ϟ Ϡ˴ϋΎ˴Ϧϋ ϣ˴ϥϮ˵ ˶ϦϱάϣήΘϟ ( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ (́ (́ ((́ ̂ Κ ˵“Rasulullah ό˴˴Η ˱ϻͿ ˵ ˴ϼ bersabda, ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϴ˶Ϥ˶ϠͿ ˵˸δberfirman:”Aku ˵˸Ϡadalah ˴έ ϟ˴͉ϥ · ((̂ Ύ˱ϣ˶ϟ˴Ύ˴ήΛ ˴ΣΎ˴ϧ˴͉Ϟ:˴Σϰ˴˴ϟΎ˴˸ϭs.a.w. ˴Σϝ˵ ˸Ϯ˴ϡϘ˵͉ή˴ϳ ˴Σ:˴ϝΎ˱Ύ˴ΤϗAllah ˸Ϡλ ˵˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ͉ϻTa’ala ˶·˶Ϫ˴Ϧ Ϥ˵ ˸ϟϰ͉˴ϦϠ˴λ ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ϳ˶Ύ˴Ο˴ϝ˸Ϯ ˵γ ͊μ ́ Pihak Ketiga dari dua pihak yang berserikat selama salah satu pihak ˵Κ Ϫ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ Χ ˴ Ϋ Έ ˶ ϓ ˴ ˬ˵ Ϫ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ ϟ ˵ ϩϭέ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴)ϧ˴ Ύ˱:ϣϰ˴ ϟ Ύ˴ ό Η ˴ Ϳ ˵ ϝ ˵ Ϯ ˸ Ϙ ˵ ϳ ˴ : ϝ ˴ Ύ˴ ϗ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϳ ˶ ϝ ˴ Ϯ ˸ γ ˵ έ ˴ ϥ ͉ · ( ̂ ˴ή˴Σ ͉ϞͿ ˸ϭ˸Ϯ˴Ϙ˵ ˴ϳ ˱ϻ:lainnya. ˴ϼ˴Σ ˴Ϣ˴ϡ͉Ϡ˴γ͉ή˴ϭMaka, ˴Σ ˶ϪΎ˱˸ϴσ ˸ήapabila ˴ηͿ ͉ϻϰ͉˶· Ϡ˴λ ˸Ϣsalah ˶Ϭ˶σϭ˵ήsatu η ˵ ˸Ϯγ ϰ˴Ϡ˴ϋ͉ϥ·˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ(˸ϟ˴̂ϭ Κ Ύ˴ϧmengkhianati ˴ Ύ˴:ϤϢϠγϭ ϰ˴ ˵˴ϥ˴ΣΎ˴Χ˴ϝ ˵Ϳ ˵˴ ϩϭέ ˸ϦͿ tidak yang Ϧϋ (˺˹ (ϝΎϗ ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ΩϭΩ )˴ϳΪΒϋ Ύ˴Ϥ˸Ϣ˴ϟ˶Ϭ˶Ϳ ˶ϨϦΑ ˸ϴΎ˴ϦΑ ˴Αϣ˸Ϧ˴ϝήϤόϣ ˶ϣϦ ˵˵˴Ϝ˸ϳ˴έpihak ˸Ο˶ήϦϋ ˴ή͉θϦϋ ˴Χϟ ϱάϣήΘϟ Ϫ˵˵ ˴ϻ ˴Β˶Σ˶ϟΎ˴:Ύ˴Λλ ϫ˵ ϟΪ˵Ύ˴˴Σό˴Η˴ ϪϴϠϋ ˴ΫϲϨτϗέΪϟϭ ˶ΈϰϠλ ˴ϓ ˴ϝˬ˵ϪΎ˴ϗ˴Β˶ΣͿ Ύ˴λϝϮγέ Ύ˴Ϥϫ˵˴Ϡ˴ϋΪ˵ϮΑ ˴Σ Ψ ˵(ϑϮϋ ˸ϴΖ ϭήϤϋ Ϫ˵ mengkhianati ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ Χ ˴ Ϋ Έ ˶ ϓ ˴ ˬ˵ Ϫ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ ϟ yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya.” (HR ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) Ί ˲ σ ˶ Ύ˴ Χ ϻ ͉ · ˶ ή ˵ Ϝ Θ ˴ Τ ˸ ϳ ˴ ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ al-Hakim, ϲϘϬϴΒϟϭ al-Daraquthni, ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ dan ϩϭέal-Baihaqi). ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ Abu( Dawud, Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ (́ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ϥ ˴ Ϯ˵ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ˴ϻΚ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ ( ˺˹ ˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴ :ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η Ϳ ˵ ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝ3. Ύ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵Kaidah ϰ͉Ϡ˴λ Fiqh: ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (˸ϟ˴̂ϭ ( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) Ί ˲ σ ˶ Ύ˴ Χ ϻ ͉ · ˶ ή ˵ Ϝ ˶ Θ ˴ Τ ˸ ϳ ˴ ˴ϻ˸Ϧ:˶ϣ ϝΎϗ ϰϠλ ϝϮγέ Ϳ Ύ˴ΪΒϋ ήϤόϣ Ζ ˵ ˸ΟϢϠγϭ ˴ή˴Χ Ϫ˵ ϪϴϠϋ ˴Β˶ΣΎ˴λͿ ϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˴ϥͿ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϪϦϋ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴ΣϦΑ Ψ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟϦϋ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή((˺˹ ͉θϟ ˴ϻ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ ͿΎ˴ϤϰϠλ ͿΎ˴ΧϝϮγέ Ϧϋ Ϳ )ΪΒϋ ϦΑΎ˴˴Χ˸ϦήϤόϣ Ϧϋ ˺˹ ( ϢϠδϣ ϩϭέ Ί ˲ σ ˶ ϻ ͉ · ˶ ή ˵ Ϝ ˶ Θ ˴ Τ ˸ ϳ ˴ “Dari Ma’mar bin Abdullah, dari Rasulullah s.a.w. bersabda: ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ) Ύ˴ Ϥ Ϭ ˶ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴(ϣ ϢϠδϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲϩϭέ ˸ ˶Ε˴ϼ) ˴ϣ˲ΊΎ˴ό˶σϤ˵ Ύ˴˸ϟΧ ϰ˶ (˶Ϩ˺˸ϴ˴Α ͉ϻϓ˶· Ϟ˵ή˵ ˸λ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴Ϸ˴ϳ Tidaklah melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang yang Κ ˵bersalah.” ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴ :ϰ˴(HR ϟΎ˴ό˴Η Ϳ ˵ Muslim). ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· “Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang ϝΎϗ dalil ϢϠγϭyang ϪϴϠϋmengharamkannya.” Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ tidak:ada ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ (̂ 3. Kaidah Fiqh: Ϧ ˸ ϣ ˶ Ζ ˵ Ο ˸ ή ˴ Χ ˴ Ϫ ˵ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ Χ ˴ Ϋ Έ ˶ ϓ ˴ ˬ˵ Ϫ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ ϟ 3. Kaidah Fiqh: : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ 3. Ϳ ϝϮγέϢϛΎΤϟϭ ϦϋKaidah Ϳ ΪΒϋ Fiqh: ϦΑ ήϤόϣ (˺˹˸ϴ˴Α ˲ϊϓ˶ΑΎ˴Ϟ ϊ˵Ϧϋ ΩϭΩ ϮΑ˶ΑΎ͉˴ϷΘϟϩϭέ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ(˶ϟ˴Ω3.ϲϘϬϴΒϟϭ ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Kaidah Α˶Ϲ˸ϲϨτϗέΪϟϭ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴Fiqh: όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ ˵Η ˸λ ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ(˶Ϩ˻ ˺ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ (˺ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ (˺ “ (˺˹ (˻ 3. : Kaidah Mengingat 1. ( Fiqh: ϢϠδϣ ϩϭέFirman ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻAllah ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ (˻ SWT.,Ύ˴Ϭ˶Ϥantara lain: Η ϊ˵ ˴Ϸ˶ΑΎ͉Θϟ (˻ ˵˶ΑΎ˴˸λ ˺ “ ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ˲ϊϞ “Yang mengikuti itu sama hukumnya dengan yang diikuti.” 3. ) …Ύ˴ΑKaidah (˻̀˾ : ΓήϘΒϟ ͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ Fiqh: ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … (˺ : 1. Firman Allah Memperhatikan : 1. Mengingat Pendapat ulama, antara lain: Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τlain: ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω: ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α1. ˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ˲ϊFirman ϰ˶˶ΑΎ˴ϓΗ Ϟ ˵ϊ˵ ˸λ ˺ SWT., antara ˶ΑΎ͉Θ˴ϷϟAllah ((˻ Mengingat 1) Pendapat Ibnu Qudamah juz Firman 5/173 [Beirut: Mengingat : dalam Al-Mughni 1. Allah Dar SWT., antara lain: al-Fikr, tanpa tahun] : SWT., antara lain: (˻̀˾ : ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … (˺ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˲ϊ˸ϳ˶ά˶Α͉ϟΎ˴Η Ύ˴ϊ˵Ϭ˶Α͊ϳΎ͉˴ΘϟΎ˴ϳ ((˻ ˻˴ϭ (˻̀˾ ΓήϘΒϟ ) Ϫ˵… ˴ϭ ˴ϊ˶Σ˸ϴ˴Β˶Ϧ ˸ϟ ˸ϴͿ ˵˴Ϝ˸Ϯ˸ϳ˶ήϠ˵˴ό͉Ϟ͉θ˸ϔ˴Σ˴Ηϟ˴˸ϢΪ˵˴ϭ˴ϟ ˴Σ… ˴Θ˶·˸θ˴ϭ ˴ϳ ˶ϪϪ˵˶ϟ˸Ϯ͉ϧ:˴Ϸγ ˶˴έ˴ί˴ϭΎ˴Ο˶Ϳ ˶ή˴ϡ˸ήη͉ή˴Τ˴ΣΔ˶Α͉μ α ˵ ˸ϭ˯˵ ˶ϩέ˵˶ή˸ϴ˸Ϣ˴ϏϜ˵ ˴Ϡ˴Ϛ ˴ϓ ˸Ϡ˸Ϣ˶ϣΘ˵˸Β˸ϱ Η˵ ˶ή˸ϥ ˸Ϩ˶ϣ˴ϦΎ˴Ύ˴˶Ϫ˶ϣΑΑ͋ή͋ή˶Ϝ˸ϳϟϟ˳Ώ ˸ϥ˴ ˶Έϯ˴ ˴ϓ ή˴Θ˸η ˶ϥ((˶·˺ (˻̀˾ : ˵ΓήϘΒϟ )… ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ˸Ϯ˴ϊϧ˵˸ϴ˴Ϋ˴Β˸΄˸ϟ˴ϓ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … ˺ “Jika salah(seorang dari dua orang) berserikat ˻̀́ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻmembeli ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψporsi ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵mitra ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.” ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˶· ˸Ϡ˶ϣΎ˴Α͋ή˸ϱϟ˶ή˴Ϧ˴Θ˸θ˶ϣ˴ϳ ˴ϲ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˴ίΎ˴Ο˸ϭϪ˵έ˵ ˸Ϩ˴Ϋ˶ϣ˴ϭ˶Ϫ˶Ϝ˴Ϳ˸ϳ˶ή ˴η˸ϮϘ˵˴Δ͉Η͉μ ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ά͉θ͉ϟ ϟΎ˴ϬΪ˵ ͊ϳ˴Σ˴ ˴Ύ˴ϳϯ˴ή˴Θ˸η ˶ϥ(˶·˻˴ϭ .2) Dr. ˶Δ˴Ϧ˴Β˸ϴ˸δ˶Ϩ˶ϣ˶ϨPendapat ˶Α˸Άϣ˵˶Δ˴ϛ˸Ϣ˸ήΘ˵˸Ϩ͋θϛ˵ ϟ˸ϥϰ˶ ϓ ˯˵ Ύ˴ϛWahbah ˴ήη ˵ ˶Ϣ˶ϘϬ˵ ˴Α˸γΎ˴˴Ϸϣ al-Zuhaili ˸ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴ ͉ϥdalam ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸Ϯ˸ήϨ˵ ˴ϣ˴ηAl-Fiqh ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ Al-Islami ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉wa Θϟ ˵.˱Γ˴Ϧ˴έ˸ϴΎ˴˶Ϩ˸ϭΠ α ˵˶ϣAdillatuhu ˯ ˵˸Ά˶Η ϣ˵ ˴ϥ˸Ϣ˸ϢϮϜ˵Θ˵Ϝ˵˸Ϩ˴Ϡϛ˵˴Η˴ϓ ϥ˸ϥ˸ϢΘ˵˴˶·˸ΒΗ˵juz έ ϥ ˸ · ˶ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϟ ˶ Ϯ ˸ γ ˵ έ ˴ ϭ ˴ Ϳ ˶ Ϧ ˴ ϣ ˶ Ώ ˳ ή ˸ Τ ˴ Α ˶ ˸ Ϯ ϧ ˵ Ϋ ˴ ΄ ˸ ϓ ˴ ˸ Ϯ Ϡ ˵ ό ˴ ϔ ˸ Η ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ ϥ ˸ Έ ˶ ϓ ˴ 3/1841: Ύ˴ Α ή ͋ ϟ Ϧ ˴ ϣ ˶ ϲ ˴ Ϙ ˶ Α ˴ Ύ˴ ϣ ˸ ϭ έ ˵ Ϋ ˴ ϭ ˴ Ϳ ˴ ˸ Ϯ Ϙ ˵ Η ͉ ˸ Ϯ Ϩ ˵ ϣ ˴ Ϧ ˴ ϳ ˸ ά ˶ ϟ ͉ Ύ˴ Ϭ ϳ ͊ ˴ Ύ˴ ϳ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ .˳ϢϬ˵ ˸γ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ(Ύ˼˻˴ϣ .˵ ˴Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˸Άέ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸ϥΘ˵ ˸Β˶·(Η˵ ˻̀́ Ύ˴Α˸ϥ͋ή˶·ϟ˴ϭ -˴Ϧ˶Ϫ˻̀̂ Ύ˴ϣ˶Ϳ˸ϭ˴Ϧ έ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˸Ϯ˴ͿϤ˵˸ή˴Ϡ˸ψ˴Τ˸ϮΗ˵˶Α Ϙ˵˴ϻ͉Η˸Ϯ˴ϭϧ˵˸˴ΫϮ˴ϥ˸΄Ϩ˵˴ϓ˸Ϯ˴ϣϤ˵˸˶ϠϮ˴Ϧ ˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ ˴Ϯ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓϳ˴ (˻ α ˶ϟ˶ϣ˸Ϯγ ˵˴ϲ˴έ˶Ϙ:˴Α˴ϭ ΓήϘΒϟ ˸ϔ˴Η͉ϟ˴˸Ϣ˸ϢήΎ˴Ϝ˵˴ϟϬ˴Η˶ϟ͊ϳ˴˸ϥ (˻̂)˶ϣϥ: ˳Ώ ˯ΎδϨϟ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ˸ψϠ˵˴ό˳ν Ϧ ˴ϋ α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵˶Δ˴Β˸δ˸Ϣ˶ϨϜ˵ ˶Α˴Ϡ˴ϓ˶Δ˴ϛ˸Ϣ˸ήΘ˵(˸Β͋θΗ˵˻̀́ ˸ϟϥϰ˶ ˶·˴ϭϓ-˻̀̂ ˶Ϫ˯˵ ˶ϟΎ˴˸Ϯϛγ ˵˴ή˴έη ϭ ˴ Ϳ ˶ Ϧ ˴ ϣ ˶ Ώ ˳ ή ˸ Τ ˴ Α ˶ ˸ Ϯ ϧ ˵ Ϋ ˴ ΄ ˸ ϓ ˴ ˸ Ϯ Ϡ ˵ ό ˴ ϔ ˸ Η ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ ϥ ˸ Έ ˶ ϓ ˴ ˵: ΓήϘΒϟ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸) ˴Ώ ˴ϥΎ˴˸ϮΤϤ˵ ˸λ ˴Ϡ˸ψ˴Η˵ ͉ϥ˴ϻ˴Ϸ˴ϭ ˶˴ϥΎ˱ϋ˸Ϯ˸ήϤ˵ ˴η ˶Ϡ˸ψ˴Η˲ΰ˴ϻ˶Ύ˴Ο˸ϢϜ˵ ˶ϟ˶Ϣ˴Ϭ˵Ϯ˸γ˸ϣ˴˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ (˻̀́ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ.˳ϢϬ˵˸ϢϜ˵˸γ˶ϟ˴˴Ϯ˸Ϧ˸ϣ˶ϣ˴ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ menyatakan: halaman dengan saham ˱Γ... ˴έ˶Ϳ Ύ˴Π“Bermuamalah ˶Η ˶Ϟ˴ϥ˸π ˸ϮϜ˵ ˴ϓ˴Η 369-375) ˸ϥ Α ˸Ϣ˸έϜ˵ ˴Ϩ(melakukan Ϝ˵ ˴ϟϓ˴Ϯ˸˸ϣϭ˴ή˵ ˸˶θϮ˴ΘϠ˵kegiatan ϛ˵˸ϧΎ˴˸΄ϓ˴Η˴ϻΓ˵ ˴ϼ˸Ϯ͉μ Ϩ˵ ˴ϣϟtransaksi ˴Ϧ˶Ζ˸ϳ˶ά˴ϴ͉ϟ˶π Ύ˴ϗ˵Ϭ͊ϳ˴˴Ϋatas) ˼ ˸Ϧ˴˶ϣ ͉ϻ˸Ϯ˶· ϐ˵˶Ϟ˴Θ˸Α˶σ˴ϭΎ˴Β˸ϟΎ˶˶ν ˴Ϸ˸ϴ˴Α˸ ˸Ϣϰ˶ ˶ΈΎ˴˴ϓϳ ((˽ hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan ( ˻̂ : ˯ΎδϨϟ ) … Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ ν ˳ ˴ ή Η ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Ηsesuai ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Ηdengan ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· saham ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Αyang ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴdimilikinya.” ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ(˺˹ ˴Ϧ˸ϳ˶ά:͉ϟΔόϤΠϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴)ϳ (˼ ϳ369-375) ˶έ˶· Ύ˴Π˶Ϟ͋Θ˶σϟΎ˴Β˸ϟΎ˶˶Ε ˸ή˴Ϩ˸ϴ͋θ Ύ˴˸ΒϮ˵ϣϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˳Ε Ύ˴δ˸Ϯ͉γϨ˵ ˴ϣ˴Άϣ˵ ˴Ϧ˸ϳϰ˶ Ϭ˵˴ ˸γΎ˴ϳ˴ (ϲϧΎΜϟ ˱Γ˴έ˶ϭΎ˴˴Π˶Η˶Δhalaman ˴ϥΣ˸ϮΎ˴ΒϜ˵˵Ϥ˴Η˸ϟ˸ϥ˴˶Δ͉ϻ Α ˸ϢΎ˴ϛϜ˵menyatakan: ˴Α (ϟ˴˸ϢΎ˻̂ Ϝ˵ϛ˴ϟ˴Ϯ˳Δ:˸ϣ˴Σ˯ΎδϨϟ ˶ά͉ϟϓ˴ήΎ˴Ϭ˴Η˲Ϣ͊ϳ˸Ϧ (˼) )˴ϻ… ˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν ˴ϋ ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫ(Ύ˴˻̂ δϤ˵ ˸ϟ:˴ ˯ΎδϨϟ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ )˶Δ… ˴ΣΎ˴Β˸Ϣ˵ϤϜ˵˸ϟ˸Ϩ˶ϣ ˶Δ˳ν ͉ϴ˶ϋΎ˴˴Ϩή͋μ ˴Η ˸Ϧϟ˴ϋ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ ˲Δ˴ϟ˶Ϳ Ύ˴Ϭ˴Ο˶ϭ˴˶Ϟ˴ϻ˸π˶Δ˴ϭ˴Σ˴ϓ ˲έΎ˴Β˸ϦϤ˵˴ή˶ϣ˸ϟ˴Ϗ ˸ϮΎ˴˶ΔϬϐ͉ϳ˵˸ϴ˶έ˴Θ˶ϓ˸ΑΎ˴˴Πϭ˴β͋Θϟ˶ν ˸ϴ˴ϟ˴ϭ˶Ε˸έ˱ΓΎ˴˴Ϸ˴έϛ˸˸ϮήϬ˵͋θϰ˶ ˸θϟ˴ϓΎ˴ϣϛ ˸ϭ˸ϭ˳Δή˵˴ ˴Σ˶θ˱ΔΎ˴˴Θ˴ϓΒ˸ϧ˸ϭϣ˵Ύ˴ϓή˵ ˸ό˳Ε ˴ϣ˴ϼΎ˴͉μ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ˴ϴϰ˶ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˴˴ϓΫ˴˶· ˬΎ˴ Ϭ˶ϤϬ˵ (˸γ˽)˴ ... (˺Ω˵ ˸Ϯ:ό˵ ΓΪΎϤϟ ) … ˶Ω˸ϮϘ˵˸Ϧό˵ ˸ϟ˶ϣΎ˶Α ˲˯˸Ϯ˸ΰϓ˵ ˸ϭΓ˵Ο ˴ ˸δ˴ϢϮ˸Ϭ͉γϨ˵ϟ˴ϣ͉δ˴Άϟϣ˵˶Ζ ˴Ϧ˸ϳ͉ϥ˶ά˶π ͉ϟ˴Ϸϓ ˶Ύ˴ϗ˵Ϭˬ˲˲Ϣ͊ϳ˴Γ˴Ϭ˵Ϋ˴ΰ˶Έ˸γ Ύ˴ϳ˶Ύ˴Ο (ϲϧΎΜϟ (˾ ˳˸Α˶ή˶Αϊ˵ ˸ϴ˶Ϫ˴Α˴ϭ˶Β˶ΣΎ˴Ύ˴Ϭλ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ϳ ˴ ϝ ˶ Ύ˴ Ϥ ϟ ˸ α ˶ ˸ έ ˴ ˵ Δ ˲ ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴Β(Ϥ˵ ˺˹ ˸ϟ ˶Δ:͉ϴ˶ϋΔόϤΠϟ Ύ˴Ϩ͋μϟ ) ˶ΕΎ˴δ͉γ˴θ˴Ά˶ΣϤ˵ Ύ˴˸ϟϓ ˸Ϯϐ˵ .˴Θ˸Α͈Ϛ˴ϭ˴η Fatwa ˶ν έ ˸ Ϸ ˴ ˸ Γ ˵ ϼ ˴ μ ͉ ϟ Ζ ˶ ϴ ˴ π ˶ ϗ ˵ ˴ Ϋ Έ ˶ ϓ ˴ ( ˽ ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣKumpulan ϰ˶ ϓ ˸ ϭ ή ˵ θ ˶ Θ ˴ ϧ ˸ Ύ˴ ϓ Pasar ˴ϼ˴β˶Α ˸έϴ˲ϝ˴ϟ˴ϭϷ˴ϼDSN-MUI ˬ˶˸ϭ˶θΔ˴˴Θ˴ϋ˸ϧ˱ΔΎ˴Ύ˴ϓ˴Ϩ˸ϭ͋μ ϭ Δ˵˶ΓϟModal ˶ΐ ϰ˶ Ϭ˴Ο˴ϓ ˴ϻ˸Ϧ˴ϭ˶ϣ ˲έ˸˴ήϮ˴Ϗ ˸θ˸ϭϭ˴ϣή˵ Terkait ή˵Γ˴ϼ˸όϟ˴˴ϣ͉μ ˴ϛ˴έ˸ήΎ˴Π͋θ͋ΘϟϟSyariah ˶Ζ ˶ϤϬ˵η(˸γ˽Ύ˴ϧ˴ ϐ˵ ˴Θ˸ΑΎ˴˴Ϭϭ˸ϴ˶ϓ˶ν ˸˱Γ˴Σ˴έϰ˶˸Ϯ˶ϩϓϬ˵˶άϫ˴ ϗ˵ ˴ϧ˸δΎ˴˴ϛΫ˴ϛ˶Έ)˴ϓ˴Ϋ˸Ϧ˶·˶ϣˬΎ˴˳˯Ϭ119 ...˶Ϳ ˲Δ˶Ϟ˴ϟΎ˴˸π (˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π ΔόϤΠϟ ˳˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶α˸˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ ˵ ˴Ϣ(˸Ϭ˺˹ ͉δϟ: ͉ϥΔόϤΠϟ ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ)˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ .͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α Κ ˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴ :ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η Ϳ ˵ ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (̂ ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ˲ϊΩϭΩ ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ϮΑ ˶ΑΎ͉Θϟϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ(˶Ϩ˸ϴ˻˴Α : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ (˺˹ 3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis yang mubah, antara lain : ϝΎϗ ϰϠλ Ϳ ˶ϩdikemukakan ˶ή“˸ϴϢϠγϭ ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣϪϴϠϋ ˸ϱ˶ήͿ ˴Θ˸θ˴ϳoleh Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˴ίDr. Ύ˴Ο ϝϮγέ Ϫ˵ Muhammad ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳϦϋ ˶ή˴η Ϳ ˴Δ͉μΪΒϋ ˶Σ‘Abdul ˶ϦϦΑ ˸ϴ˴Ϝ˸ϳήϤόϣ ˶ή͉θGhaffar ϟ Ϊ˵Ϧϋ ˴Σ˴ ϯ˴ήal-Syarif ˴Θ˸η(˶ϥ˺˹ ˶·˴ϭ (al-Syarif, Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah, ([Beirut: Dar) Ibn ϢϠδϣ ϩϭέ ˲Ί˶σΎ˴Hazm, Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ1999], ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ 3. Kaidah Fiqh: halaman 78-79); Dr. Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa “ Musykilatuna al-Hadhirah, [tanpa tempat: Silsilah al-Tsaqafah alΎ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ (˺ Islamiyah, ˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ1958], ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛhalaman ˴ήη ˵ 3.˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ58); ˸ ˴ΏKaidah Ύ˴ΤDr. ˸λ˴ Muhammad ͉ϥ˴ϷFiqh: ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴ΟRawas ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ΎQal’ahji, ˶Α Ϟ ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ (Qal’ahji, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi .Dhaw’i ˳ϢϬ˵ ˸γ˴ ˸Ϧ˶ϣal-Fiqhi ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ wa Ύ˴ϣ al-Syari’ah, Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή[Beirut: ˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϞDar ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝal-Nafa’is, Ϊ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴1999], Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼhalaman ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ56). Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ (˺ ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ 4) Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa al-Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], halaman 369-375) menyatakan: halaman 369-375) menyatakan: ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ (˻ (˻ ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Ϊ˵ ˴Σ˴ ϯ˴ή˴Θ˸η ˶ϥ˶·˴ϭ ϭ˶ ˴ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴ (ϲϧΎΜϟ) ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩ͋μϟ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ ϟ Ϊ˵˴ϧΎ˴˴Σϛ˴ ˴ϯ˴ ˴Θ˸ηϬ˶Ϥ˶ϥϬ˵ ˸γ˶·˴ϭ˴ ˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο˶ϩ˶ή˴ϻ˸ϴ˴ϭϏ ˲έ˴Ϛ˴ή˸Ϡ˶ϣ˴Ϗ˸ϱΎ˴˶ήϬ˸ϴ˴Θ˶ϓ˸θ˴ϳβϪ˵ ˸ϴ͉ϧ˴ϟϷ˴ϭ˶ ˴ί˱Γ˴έΎ˴Ο˸ϮϬ˵Ϫ˸θϨ˶ϣ˴ϣ˶Ϫ˸ϭ˶Ϝ˸ϳ˴˶ή˱Δ˴η˴ϓ˸ϭ˴Δή˵͉μ ˸ό˴ϣ˶Σ Δ˵˶Ϧ˴ϛ˸ϴή˴Ϝ͋θ˸ϳ˶ήϟ͉θ˶Ζ Ϋ˶·ήˬΎ˴ ˵ ˸ϟ ˶ϢϬ˵˶α˸γ˸˴Ϸ˴έ˸ ˴Ώ ˳˸Α˶ή˶Α ˶Δ˶Ϫ˴Β˶Β˸δ˶Σ˶ϨΎ˴˶Αλ˶Δ˴ϛ˸ήϰ˴͋θϠ˴ϋϟ ϰ˶ Ω˵ ˸Ϯϓό˵ ˯˵˴ϳ Ύ˴ϛ˶ϝ˴ήΎ˴Ϥη ˸Ϧ˶ϣΎ˴Τ˲˯˸λ˸ΰ˴Ο ˵ ͉ϥ˴Ϣ˴Ϸ˸Ϭ˶͉δΎ˱ϋϟ˸ή͉ϥ˴η˴Ϸ˲ΰ˶ ˶ˬ˲Ύ˴ΓΟ˴ΰ˶˶ϢΎ˴Ϭ˵Ο˸γ˴Ϸ˲Δ˴θ˸Ύ˶Α˶ΣϞ˵ Ύ˴ϓϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ .͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΐ.˳Ϣ˸δϬ˵ ˴ϛ˸γ˴˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ˳˯˴ϥ ϰ˶˸ϮηϜ˵Ύ˴˶Ϡϧ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δkedua), ˴ϛ˸ή͋θϟ ϰ˶adalah ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη ˵ saham-saham ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ˴ΏΎ˴Τ˸λyang ˴ ͉ϥ˴Ϸ˶terdapat Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴dalam Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸperseroan ˸Ύ˶Α Ϟ ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ “(Jenis . Ϣ ˳ Ϭ ˵ γ ˸ ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϝ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan (Δ͉ μ Σ ˶ ) halaman 369-375) menyatakan: manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham) dan ber-syarikah (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta 6) ˶ϭ˴ ˶Δ˴ΣKeputusan Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ sahamnya, ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋ΘϟMuktamar ˶Εjika Ύ˴ϛ˸ή͋θperusahaan ϟ˴Ύϛ ke-7 ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ Majma’ ˳Εitu Ύ˴δ͉γdikenal ˴Άϣ˵ Fiqh ϰ˶ϓ serta ˲ϢϬ˵Islami ˸γ˴tidak (ϲϧΎΜϟ) menjual-belikan halaman 369-375) menyatakan: tahun 1992 di Jeddah: mengandung ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ketidakpastian Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ dan Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δketidak-jelasan Ϥ˵ ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟyang ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩsignifikan, ͋μϟ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ hukumnya ˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο boleh. ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴ϏHal Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓitu˴βkarena ˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ saham ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴ ˱Δadalah ˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵bagian ˴ϛ˸ή͋θϟ ˶Ζdari ˴ϧΎ˴ϛ ˴modal Ϋ˶· ˬΎ˴Ϭ˶ϤϬ˵ ˸γ˴ ˶ϭ˴ ˶Δdapat ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˸ή˶Δ͋θ͉ϳ˶έϟΎ˴Πϡ˵ Ύ˴͋Θψ ϟ ˶ϧ Ϫ˶Ε˶Α Ύ˴ϰ˶ ϛ˸ήkeuntungan ͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴Σ Ύ˴Βϣ˵˴ήϣ˵ kepada ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Ά˰˸ϫϣ˵ ˴έpemiliknya ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴ (˴ΑϲϧΎΜϟ ˶ΓΎ˴ϋ ˵ ˲Δ)˴ϳ˴θ˶ΣΎ˴ϓ yang ˳˸Α˶ή˶Α.˶Δ˶Ϫ˴ϛ˶Βmemberikan ˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ π ˴ϳ ˶ϝ˴Θ˸ϘΎ˴˴ϳϤΎ˴˸ϟϣ ˶α ˸˴έ ˸Ϧ˴ϊ˶ϣ ˴ϣ˲˯Ϫ˵˸ΰϨ˵Ο ˵ ˴Ϣ˸Ϭ˸ϭ͉δ˴ ϟˬ˶Ϣ˸Ϭ͉ϥ͉δ˴Ϸϟ˶ ˬ˲ϊ˵Γ˸ϴ˴ΰsebagai ˶ί˵Ύ˴Ο˸ϮΠ ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ ϭ ˴ Ύ˴ Ϭ ϴ ˸ ϓ ˶ Δ ˵ ϛ ˴ έ ˴ Ύ˴ θ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ύ˴ Ϭ ϴ ˸ ϓ ˶ Δ ˵ Ϥ ˴ ϫ ˴ Ύ˴ δ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ : ϩ ˶ ά ˶ Ϭ˴ ϓ Δ ˶ Σ ˴ Ύ˴ Β Ϥ ˵ ϟ ˸ Δ ˶ ϴ ͉ ϋ ˶ Ύ˴ Ϩ μ ͋ ϟ Ε ˶ Ύ˴ δ γ ͉ Ά ˴ Ϥ ˵ ˸ϟ hasil dari usaha perniagaan itu hukumnya .͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝdan ˴ϼ˴Σ manufaktur. ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴Hal ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π ͋Θϟ ˶ΐ ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ Δ ˲ ϟ ˴ Ύ˴ Ϭ Ο ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ έ ˲ ή ˴ Ϗ ˴ Ύ˴ Ϭ ϴ ˸ ϓ ˶ β ˴ ϴ ˸ ϟ ˴ ϭ ˴ Γ ˱ έ ˴ Ϯ ˸ Ϭ ˵ θ ˸ ϣ ˴ ϭ ˸ ˴ Δ ˱ ϓ ˴ ϭ ˸ ή ˵ ό ˸ ϣ ˴ Δ ˵ ϛ ˴ ή ˸ θ ͋ ϟ Ζ ˶ ϧ ˴ Ύ˴ ϛ ˴ Ϋ · ˶ ˬΎ˴ Ϭ Ϥ ˶ Ϭ ˵ γ ˸ ˴ halal, tanpa diragukan.” Ύ˴Sharia λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Standards Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶α ˸˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰno. Ο ˵ ˴Ϣ˸Ϭ12: ͉δϟ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ 7)˳˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶Σpara AAOIFI 5) Pendapat ulama yang .͈Ϛ˴η ˴ϼ ˶Α ˲ϝ˴ϼmembolehkan ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴pengalihan ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΐ˸δkepemilikan ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ porsi (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan ˴oleh ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴pemilik ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻporsi Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δlain ˴ϛ˶ή͉θϟdari ϡ˵ Ύ˴ψsuatu ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π Ϙ ˸ ϳ ˴ Ύ˴ ϣ Γ ˶ Ύ˴ ϋ ˴ ή ϣ ˵ ϊ ˴ ϣ ˴ Ϣ ˶ Ϭ ˵ γ ˸ Ϸ ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ surat berharga (bi-idzni˸ syarikihi). . ˯ ˶ ˴ ή θ ͋ ϟ ϲ˶ ϓ Ϧ ˴ ϴ ˸ Ϥ ˶ ϫ ˶ Ύ˴ δ Ϥ ˵ ϟ ˸ Δ ˶ ϳ ͉ Ϯ ˶ ϟ ˴ ϭ ˸ ˴ Ϟ ˵ Μ ˸ ϣ ˶ ˬ˶ Δ ό ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ ϟ Keputusan Muktamar ke-7dan Majma’ Islami Lihat:6) Al-Majmu’ Syarh al-Muhazdzab IX/265 Al-FiqhFiqh Al-Islami (Δ͉ μ Σ ˶ ) wa Adillatuhu IV/881. tahun 1992 di Jeddah: 6) Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ ke-7 Fiqh Majma’ Islami tahun 6) Keputusan Muktamar Fiqh 1992 Islamidi ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣal-Zuhaili ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έdalam ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ al˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψWahbah ˵ ˴ϳ 8) Pendapat Jeddah: tahun 1992 di Jeddah: 120 Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ .˶Δ˴ϛ˸ήh.͋θϟ511): ˵ ˴ϳ 7) Sharia Standards AAOIFI no. 12: “Boleh ˲έ˴ή˴ο menjual ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ήatau ˴Θ˴ϳ ˴ϻmenjaminkan ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ saham Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰdengan ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳmemperhatikan ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έperaturan ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· yang berlaku pada perseroan.” ... Δ ˳ ϴ ͉ ϋ ˶ ή ˸ η ˴ Γ ˳ Ϊ ˴ ϋ ˶ Ύ˴ ϗ ϭ ˸ ˴ ϲ ˳ ϋ ˶ ή ˸ η ˴ Ϣ ˳ Ϝ ˸ Σ ˵ ϊ ˴ ϣ ˴ ϡ ˲ ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γΩ˵˴ϷΎ˴μ ˸ ϊ˵ ˴Η˸ϴ˴Α˸ϭί˵˴ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ 7) Sharia Standards AAOIFI no. 12: .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δ˵Ϥ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δ˵Ϥ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alKumpulan Fatwa DSN-MUI Fikr, Terkait2006, Pasar Modal Syariah h. 511): 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ al-Maliyah ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋal-Mu’ashirah ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ(Bairut: ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴ϦDar ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴alΪ˸λ· ͉ϥ˶· Fikr, 2006, h. 511): tahun 1992 ͋θϟJeddah: ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ .˶Δ˴ϛ˸ήdi ˵ ˴ϳ .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ 7) Sharia Standards no. 12: 7) ShariaAAOIFI Standards AAOIFI no. 12: 7) ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴ΨSharia ϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶ΔStandards ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶ϪAAOIFI ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣno. ˶ΓΎ˴ϋ˴12: ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ “Boleh menjual saham dengan .memperhatikan ˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫperaturan Ύ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭyang ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣditetapkan ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ oleh perseroan sepanjang tidak menyalahi hukum syariah, seperti aturan 8) Pendapat Wahbah dalam Saham alperseroan tentang Hak Prioritas Pemegangal-Zuhaili Saham untuk Membeli Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alBaru.” 8) Pendapat Fikr, 2006, h. 511): Wahbah al-Zuhaili dalam al- 8) Pendapat Wahbah al-Zuhailial-Mu’ashirah dalam al-Mu’amalat al-Maliyah alMu’amalat al-Maliyah (Bairut: Dar alMu’ashirah (Bairut: Dar al-Fikr, 2006, h. 511): Fikr, ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ2006, ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Ηh. ˴ή˴Θ˴ϳ511): ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ Ω˴ ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ ˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ ˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ Ϟ ˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯˴ή͋θϟΎ˶Α .˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ ˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ “Menerbitkan dua opsi (Hak Prioritas Pemegang Saham untuk Membeli Saham Baru - HMETD - dan Waran) ini hukumnya boleh menurut syariah 9) Pendapat Taqikarena Usmani fi Qadhaya sepanjang yang saya tahu, hal dalam itu tidakBuhuts menimbulkan bahaya (kerugian) hukum atau Mu’ashirah ˴ΩFiqhiy-yah ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖ˴Τatau ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸpelanggaran ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ terhadap ˴έ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ(Darul ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ ϟ˶·Qalam, ˶Ϧ˸ϴkaidah ͉Ϙ˴Τ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άsyara’... ϫDamaskus, Ϟ ˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ halaman ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥboleh ͉ϧ˶·˴ϭ248): ˬ˶mengalihkan Ε˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˶Ω˸Ϯdua Ϙ˵ ϋ ˵ hak ˸ϲ˶ϓ Ύ˴(opsi) Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴ini Ϥ˴ϛ kepada ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵pihak ˸ϟ Ϟ ˵ ˴Β˸Ϙketiga ˴ϳ ˴ϻ ˶˯dengan ˴ή͋θϟΎ˶Α “Tidak .˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ untuk ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ήmembeli ˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ tidak Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ ˵ ί˵dapat Ύ˴Ϩ͉Θϟ imbalan, karena hak semata (mujarrad) Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸ΨϤ˵ ˸ϟ ϝ ˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴ dipertukarkan dengan imbalan sebagaimana yang telah kami bahas pada .ϩ˵ ΅˵ ˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α masalah akad-akad opsi. Hak tersebut boleh dilepaskan secara cuma-cuma (gratis) 9) Ζ ˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴkepada ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟPendapat ͉ϥ˶Έorang ˴ϓ ˬ˶ϝ˴Ϯlain.” ˸ϣ˴ϷTaqi ˸ ϲ˶ϓ Usmani ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ξdalam ˸ό˴Α ˶Ν˴έBuhuts ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Πfi˴ϣ Qadhaya ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶· Fiqhiy-yah Mu’ashirah (Darul ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋQalam, Ϧ ˵ ˸ΑFiqhiy-yah ϝ ˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛDamaskus, ˶αMu’ashirah Ύ͉Ϩϟ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α 9) Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi.˴ϦQadhaya halaman 248): (Darul Qalam, Damaskus, halaman 248): Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸ΨϤ˵ ˸ϟ ϝ ˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴ hal 2878: .ϩ˵ ΅˵ ˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α ˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ή˵ ˸ϴ˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΟ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Ζ ˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶· ˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ ˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ ˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴ .˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α ϝ ˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α .Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α ˵ Ύ͉Ϩϟ ˴ΐ˶Ϗ˴έ “Pendapat yang dipilih di kalangan ulama muta’akhirin dari madzhab Hanafi menyatakan bahwa jika hak-hak ini berkaitan dengan aset tetap hal 2878: maka hal itu adalah harta secara hukum yang boleh dijual dan dibelikan. ˶Γ˴ίΎ˴ϴ(kebiasaan ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ masyarakat) ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻ˶ϢΎ˴ϣ˸ϴmempunyai :˶Δ˶Ϳ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˶Ϣuntuk ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸Ϥsebagian Ο ˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Urf ˶Σή˵͉ή˴Βϟ˴Θ˸ό˶ϦΗ˵ Ϥ˸Ύ˴ΣϬ͉ϧ͉ή˶· ϟperan ˸δ˸ϟ˶Α ή˵ ˸ϴ˴Ϗmemasukkan ˴ϻ˴ϭ ˸Ζke˴Β˶Ϡσ ˵ dalam Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ(kategori) ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋharta, ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ karena Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ ˵ ˸Ϙ˴Ϥsesuatu ˸ϟ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧdinyatakan ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μharta ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ hak bila˴ masyarakat menganggapnya sebagai harta, sebagaimana.Ύ˴Ϭpendapat Ibnu ϴ ˸ ϓ ˶ α ˵ Ύ͉ Ϩ ϟ ΐ ˴ Ϗ ˶ Mengingat : 1. Firman Allah SWT., ˴έ Abidin.” antara lain: (˻̀˾ : ΓήϘΒϟ) …Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸ΣTerkait ͉ήϟ ˶ͿPasar ˶Ϣ˸δ˶Α Modal Syariah Kumpulan Fatwa˶ϢDSN-MUI Mengingat : 1. (˺ 121 Firman Allah SWT., .ϩ˵ ΅˵ ˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ζ ˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶· .˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α ϝ ˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α 10) Pendapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip oleh Wahbah Zuhaily dalam al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV, hal hal2878: 2878: ˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ή˵ ˸ϴ˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΟ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ ˴ ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ ϻ ˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ ˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴ .Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α ˵ Ύ͉Ϩϟ ˴ΐ˶Ϗ˴έ Jumhur fuqaha selain Hanafi berpendapat: bahwa ia (hak manfaat, hak yang berhubungan dengan harta dan hak semata) dipandang sebagai harta karena dapat dikuasai dengan menguasai pokok dan sumbernya, juga karena manfaat adalah tujuan yang dimaksudkan dari benda, dan kalau ˶Σ͉ήϟ ˶Ϧbenda Ϥ˸Σ͉ήϟ tidak ˶Ϳ ˶Ϣ˸δakan ˶Α dicari dan diinginkan bukan karena manfaatnya,˶Ϣ˸ϴsuatu oleh manusia. Mengingat : 1. Firman Allah SWT., 2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa Dana Syariahantara tanggallain: 24-25 Rabi’ul Awal 1417 H / 29-30 Juli 1997 M. 3. Fatwa DSN-MUI (˻̀˾ No.20: ΓήϘΒϟ Tahun ) …2001 Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ήtentang ˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ ˵Pedoman ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ …Pelaksanaan (˺ Investasi Reksa Dana Syariah dan No. 40 Tahun 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar Modal. 4. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14 Maret 2003 M. APEI, ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵/ 11 ˸ϥ˶· Muharram Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ1424 ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ H˸ϭdan έ˵ ˴Ϋ˴ϭ Pernyataan ˴Ϳ ˸ϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵Bersama ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Bapepam, Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˻ dan SRO tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ˸ή˴Τ˶Α ˸Ϯϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣdan ˸Άϣ˵ Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia. (˻̀́ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ 5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli 2003 M / 10 Jum. Awal 1424 H tentang Kerjasama Pengembangan dan Implementasi Prinsip˴ϥSyariah di˶· Pasar ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Modal Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Indonesia. ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˼ (˻̂ : ˯ΎδϨϟ )… ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ήpada ˴Η ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ14-15 ˴έΎ˴Π˶Η 6. Hasil Keputusan Workshop Pasar Modal Syariah di˸ϢϜ˵Jakarta Maret 2003 M / 11-12 Muharram 1424 H. 7. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari ˶Ϳ ˶Ϟ˸π28 ˴ϓ ˸ϦShafar ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α˴1429 ϭ ˶ν˸έH/6 ˴Ϸ˸ ϰ˶Maret ϓ ˸ϭή˵ ˶θ2008 ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼM. ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ (˽ Kamis,...tanggal (˺˹ : ΔόϤΠϟ) MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (˾ BERDASARKAN ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸ϮSYARIAH ϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˺ : ΓΪΎϤϟ ) … (HMETD) PRINSIP Pertama : Ketentuan Umum Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan : 2. adalah Hadis s.a.w., antara lain: Umum. 1. Emiten PihakNabi yang melakukan Penawaran ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ (˺ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ 122 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ (˻ 2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah. 3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya. 4. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak yang melekat pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru; termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan. 5. Harga pelaksanaan HMETD Syariah adalah harga yang telah ditetapkan oleh Emiten bagi pemegang HMETD Syariah untuk membeli efek yang baru diterbitkan selama periode yang ditetapkan. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Emiten boleh menerbitkan HMETD Syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 4 Ketentuan Umum fatwa ini. 2. Pemegang HMETD Syariah boleh mengalihkan HMETD Syariah yang dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan. 3. Pemegang HMETD Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise) haknya, dengan ketentuan Efek hasil pelaksanaan tersebut merupakan Efek Syariah. 4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam HMETD Syariah didasarkan atas prinsip wa’d (janji) yang dinyatakan bersifat mengikat bagi emiten. 5. Harga pelaksanaan dari HMETD Syariah harus mencerminkan kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal 6, Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal). 6. Transaksi atas HMETD Syariah harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan untuk melakukan spekulasi dan manipulasi. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 123 Ketiga : Ketentuan Penutup 1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai HMETD Syariah di Pasar Modal dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau keputusan DSN-MUI. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 28 Shafar 1428 H 06 Maret 2008 M DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh 124 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Drs. H.M. Ichwan Sam Ύ˱ϣΎ˱ϣ˴ή˴ή˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴˴ ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˱ϻ˱ϻ˴ϼ˴ϼ˴Σ˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ Ύ˱Ύ˱ΤΤ˸Ϡ˸Ϡλ ˵λ ˵ ˵ ͉ϻ͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ˴Ϧϴ˶ϴ˶ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶˶Ύ˴Ύ˴ΟΟ ˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ ͊μϟ˴ϟ˴ ϩϭέ ) Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ϥ ˴ Ϯ˵ Ϥ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˸ϟ˴˴ϭϭ ((ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ ϱάϣήΘϟ ((́ ́ Κ ˵Κ ˵Ϳ ˵ϝ˵ ˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵˴ϳ˴ϳ ::˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ ˵Ϳ ˵γ ˵ ˶ϟΎ˴˶ϟΛΎ˴Λ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴˴ ::ϰ˴ ϰ˴ϟΎ˴ϟΎ˴όό˴Η˴Η Ϳ ˵ ϝ ˵ ϰ͉ ϰ͉ϠϠ˴λ ˴λ ˶Ϳ ˶Ϳ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴έ ͉ϥ͉ϥ·· Ϫ˵ Ϫ˵˴Β˶Σ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ Χ ˴ Ϋ Έ ˶ ϓ ˴ ˬ˵ Ϫ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Ϧ ˶ ϴ ˸ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θϟϟ (( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ˵Ζ ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ)) Ύ˴Ύ˴ϤϤ˶Ϭ˶Ϭ˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˸Ο˴ή˴ή˴Χ˴Χ ((̂ ̂ FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL ˴ϻ˴ϻ :: ϝΎϗ ϢϠγϭ Ϳ ϝΎϗNOMOR: ϢϠγϭ ϪϴϠϋ ϪϴϠϋ66/DSN-MUI/III/2008 Ϳ ϰϠλ ϰϠλ Ϳ Ϳ ϝϮγέ ϝϮγέ Ϧϋ Ϧϋ Ϳ Ϳ ΪΒϋ ΪΒϋ ϦΑ ϦΑ ήϤόϣ ήϤόϣ Ϧϋ Ϧϋ (( ϢϠδϣ ϩϭέ ) Ί ˲ σ ˶ Ύ˴ Χ ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ͉ϻ˶·˶· ή˵ή˵ ˶Ϝ˶Ϝ˴Θ˴Θ˸Τ˸Τ˴ϳ˴ϳ ((˺˹ ˺˹ Tentang WARAN SYARIAH 3. 3. Kaidah Kaidah Fiqh: Fiqh: Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴ ˵Ϟ˵ ˸λ ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ͉ϝΪ˵Ϊ˵˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣ Δ˵Δ˵ ˴Σ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸˸ ˶Ε ˶Ε˴ϼ ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ ϰ˶ ϰ˶ϓϓ Ϟ ˸λ˴Ϸ ˴Ϸ ((˺ ˺ Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. Bahwa Waran merupakan produk pasar modal yang keberadaannya diperlukan guna mengembangkan industri pasar modal ˲ϊ˶ΑΎ˴Ηsecara ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ umum;(˻ ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ (˻ b. bahwa Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 dan 40/DSN-MUI/X/2003 belum memuat secara khusus tentang Waran; c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu Mengingat 1. Firman Allah Mengingat 1. menetapkan fatwa tentang:: Waran Syariah. Mengingat SWT., antara lain: antaraSWT., lain:antara lain: : 1. SWT., Firman Allah ((˻̀˾ ˵ ͉Ϟ˴Σ˴ ˴ϭ … ˻̀˾ :: ΓήϘΒϟ ΓήϘΒϟ)) … …Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟϟ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϳ “…dan Allah menghalalkan jual beli dan meng-haramkan riba...” (QS. al-Baqarah [2]: 275). ..˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˸ϴ˶Ϩϣ˶ϣ˸Ά˸Άϣ˵ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Ϩ˸Ϩϛ˵ϛ˵ ˸ϥ˸ϥ˶·˶· Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟϟ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˴ϲ˴ϲ˶Ϙ˶Ϙ˴Α˴Α Ύ˴Ύ˴ϣϣ ˸˸ϭϭέ˵έ˵ ˴Ϋ˴Ϋ˴ϭ˴ϭ ˴Ϳ˴Ϳ ˸˸ϮϮϘ˵ ͉Η ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ α ˵α ˵γ ˵ ˸ϭ˸ϭ˯˵˯˵έ˵έ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵˴Ϡ˴ϓϠ˴ϓ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Β˸ΒΗ˵Η˵ ˸ϥ˸ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ˸Ϯ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ ˶Ϳ˶Ϳ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˳Ώ ˳Ώ˸ή˸ή˴Τ˴Τ˶Α˶Α ˸Ϯϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ((˻̀́ ˻̀́ --˻̀̂ ˻̀̂ :: ΓήϘΒϟ ΓήϘΒϟ )) ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϤ˵Ϥ˵ ˴Ϡ˴Ϡ˸ψ˸ψΗ˵Η˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ (˺ “Hai orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang beriman. Maka ˱˱ΓΓjika Ύ˴Π˶Η˶Ηkamu ˶· ˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴Ύ˴ΒΒ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵˴Ϩ˴Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α(meninggalkan ˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵ ˴ϟ˴ϟ˴˴ϮϮ˸ϣ˸ϣ˴˴ ˸˸ϮϮϠ˵Ϡ˵ϛ˵ϛ˵ ˸΄˸΄˴Ηsisa ˴ϻ ˸Ϯriba, Ϩ˵ ˴ϣ ˴Ϧketahuilah ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ˴έ˴έΎ˴Π ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϜ˵Ϝ˵˴Η˴Ηtidak ˸ϥ˸ϥ˴˴ ͉ϻ͉ϻ˶·mengerjakan bahwa Allah dan Rasul-Nya akan jika˴ήkamu ((˻̂ ˻̂memerangimu. :: ˯ΎδϨϟ ˯ΎδϨϟ ) …˸ϢDan Ϝ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν ˴Η ˸Ϧ˴ϋ bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (QS. alBaqarah [2]: 278-279). ˸π˴ϓ˴ϓ ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ ˸˸ϮϮϐ˵ϐ˵˴Θ˴Θ˸Α˸Α˴˴ϭϭ ˶ν ˶ν˸έ˸έ˴Ϸ˴Ϸ˸˸ ϰ˶ ...˶Ϳ˶Ϳ ˶Ϟ˶Ϟ˸π ϰ˶ϓϓ ˸˸ϭϭή˵ή˵ ˶θ˶θ˴Θ˴Θ˸ϧ˸ϧΎ˴Ύ˴ϓϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ... (˺˹ : ΔόϤΠϟ) Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ΓΪΎϤϟ )) … … ˶Ω˶Ω˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵ό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ˸˸ϮϮϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ((˺˺ :: ΓΪΎϤϟ (˻ (˼ (˽ 125 (˾ SWT., (˸ϥ˻̀˾ ˵ ˸Ϯ Ϡ˵͉Ϟ α ˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸Ϣantara Ϝ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ lain: ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ:˸ϮΓήϘΒϟ γ ˵ ˴έ˴ϭ )˶Ϳ… ˴ϦΎ˴Α˶ϣ͋ήϟ˳Ώ˴ϡ˸ή͉ή˴Τ˴Σ˶Α˴ϭ˸Ϯ˴ϊϧ˵˸ϴ˴ΫΒ˸ϟ΄˴ϓ Ϳ ˴ό˸ϔ˴Σ˴Η ˴ ˸Ϣ˴ϭ˴ϟ … ˸ϥ˶Έ˴ϓ (˻̀˾ : ΓήϘΒϟ ) …)Ύ˴Α͋ή˴ϥϟ˸ϮϤ˵˴ϡ˴Ϡ͉ή˸ψ˴ΣΗ˵ ˴ϭ˴ϻ˴ϭ˴ϊ˸ϴ˴ϥ˴Β˸ϟ˸ϮϤ˵Ϳ ˵ ˶Ϡ˸ψ ͉Ϟ˴Η˴ϻ˴Σ˴˸ϢϜ˵˴ϭ˶ϟ˴… (˻̀́ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ Ϯ˸ϣ˴ ˵ ˴Ϧ ˸ϳ͉Ϟ˶ά˴Σ͉ϟ ˴ Ύ˴˴ϭϬ͊ϳ˴…Ύ˴ϳ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α(͋ή˻̀˾ ϟ ˴Ϧ˶ϣ: ˴ϲΓήϘΒϟ ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ) ˸… ϭέ˵ Ύ˴˴ΫΑ˴ϭ͋ήϟ˴Ϳ˴ϡ͉ή˸˴ΣϮϘ˵˴ϭ͉Η ˴ϊ˸˸ϴϮ˴Β˸ϟϨ˵˴ϣͿ α ˵˴ϲ˴έ˶Ϙ˴Α˴ϭ Ύ˴ϣ˶Ϳ˸ϭ˴Ϧ .˵ ˴Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˸Άέ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸ϥΘ˵˸Β˶·Η˵ Ύ˴Α˸ϥ͋ή˶·ϟ˴ϭ ˴Ϧ˶Ϫ˶ϟ˶ϣ˸Ϯγ έ˵ ˴Ϋ˶ϣ˴ϭ ˳Ώ˴Ϳ˸ή ˴Τ˸Ϯ˶Α Ϙ˵ ͉Η˸Ϯϧ˵˸˴ΫϮ˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϣ˸Ϯ˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˶ά˸ϔ˴Η͉ϟ ˸ϢΎ˴˴ϟϬ͊ϳ˸ϥ ˴ ˶ΈΎ˴˴ϓϳ ˴Α ˸˸ϢϭϜ˵έ˵˴Ϧ˴ϟ)˴˴Ϋ˶ϣϮ˴ϭ˴ϥ˸ϣ˸Ϯ˳Ώ ˴˴ͿϤ˵˸˸ήϮ˴Ϡ˸ψ˴Τ Ϡ˵˸ϛ˵ϮΗ˵˶Α˸΄Ϙ˵˴Ηϻ͉Η˴ϻ˸Ϯ˴ϭϧ˵˸˸Ϯ˴Ϋ˴ϥϮ˸΄Ϩ˵Ϩ˵˴ϓ˸Ϯϣ˴ϣϤ˵˸˶ϠϮ˴Ϧ ˶ά˸ϔ͉ϟ˴Η͉ϟ˸Ϣ˸ϢΎ˴Ύ˴Ϝ˵Ϭ˴ϟϬ˶ϟ͊ϳ˴͊ϳ˴Ϯ˸ϥ˴ ˸ϣΎ˴˶ΈΎ˴ϳ˴ϓ˴ϳ ˸ψ˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˴Η˸ϳ˶ά˴ϻ ˵˴Ϧ˱Γ˴έ˸ϴ˶Ϩ˸ϭΎ˴˶ϣΠ ˯˵˸Άέ˵˶Ηϣ˵ ˴ϥ˸Ϣ˸ϮϜ˵Θ˸ϨϜ˵˴Ϡϛ˵˴ϓ˴Η ˸ϥϢ˸ϥΘ˵˶·(˸Β˴Η˵˻̀́ ˶Ϫ˶ϣΎ˴˶ϟΒ˸Ϯ˸ϟΎ˶˴ϲ γ ˵Α ˴έ˶Ϙ˸Ϣ:˴Α˴ϭϜ˵ ΓήϘΒϟ .α Ύ˴͉ϻΑ˸ϥ͋ή˶· ˶·ϟ˴ϭ˶Ϟ-˶σ ˴Ϧ˻̀̂ Ύ˴˴Ϩϣ˸ϴ˶Ϳ .˵ ˴Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˸Άέ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸ϥΘ˵ ˸Β˶·(Η˵ ˻̀́ Ύ˴Α˸ϥ͋ή˶·ϟ˴ϭ -˴Ϧ˶Ϫ˻̀̂ Ύ˴ϣ˶Ϳ˸(ϭ˻̂ έ˵ )˴Ϋ˶ϣ˴ϭ˴ϥ:˳Ώ ˴ͿϤ˵˸ή˴Ϡ˸ψ˴Τ˸ϮΗ˵˶Α Ϙ˵˴ϻ)͉Η˸Ϯ˴ϭ… ˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ ˴Ϯ˸Ϧ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϋ˴ϓϳ ˸Ϯ˯ΎδϨϟ ˸ψϠ˵˴ό˳ν α ˶ϟ˶ϣ˸Ϯγ ˵˴ϲ˴έ˶Ϙ:˴Α˴ϭ ΓήϘΒϟ ˴Ϧ ϧ˵˸˴ΫϮ˴ϥ˸΄Ϩ˵˴ϓ˸Ϣ˸Ϯ˴ϣϜ˵Ϥ˵˸˸Ϩ˶ϠϮ˶ϣ˴Ϧ ˸ϔ˴Η͉ϟ ˴˸Ϣ˸ϢήΎ˴Ϝ˵˴ϟϬ˴Η˶ϟ͊ϳ˴˸ϥ α ˵ .“Hai ϭ ˸ ˯ ˵ έ ˵ Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϡ ˴ ϓ ˴ Ϣ ˸ Θ ˵ Β ˸ Η ˵ ϥ ˸ · ˶ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϟ ˶ Ϯ ˸ γ ˵ έ ˴ ϭ ˴ Ϳ ˶ Ϧ ˴ ϣ ˶ Ώ ˳ ή ˸ Τ ˴ Α ˶ ˸ Ϯ ϧ ˵ Ϋ ˴ ΄ ˸ ϓ ˴ ˸ Ϯ Ϡ ˵ ό ˴ ϔ ˸ Η ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ ϥ ˸ :˶Ϙ˴ΑΓήϘΒϟ Ϥ˵ ˴Ϡ˸ψ ˶ϟ˴͊ϳϮ˴ ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓ˴ϳ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άorang ϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ yang ˸ϥ(˶·˻̀́ Ύ˴Αberiman! ͋ήϟ-˻̀̂ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲJanganlah Ύ˴ϣ ˸ϭέ˵) ˴Ϋ˴ϥkamu ˴ϭ˸Ϯ˴Ϳ ˸Η˵saling Ϯ˴ϻϘ˵ ͉Η˴ϭ ˸˴ϥϮmemakan Ϩ˵˸Ϯ˴ϣϤ˵˶Ϡ˸ψ˴Ϧ˴Η˸ϳ˴ϻ˶ά͉ϟ˸ϢϜ˵Ύ˴Ϭharta ( ˻̀́ ˻̀̂ : ΓήϘΒϟ ) ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˴ ψ ˸ Η ˵ ϻ ˴ ϭ ˴ ϥ ˴ Ϯ ˸ Ϥ ˵ Ϡ ˶ ψ ˸ Η ˴ ϻ ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ˱Γα ˴έΎ˴˸ϭΠ˯˵ ˶Ηέ˵ ˴ϥ˸ϢϮϜ˵Ϝ˵˴Ϡdengan ˴Ηϓ ˸ϥ˸ϢΘ˵˴˸ΒΗ˵͉ϻ˸ϥ ˶·jalan ˸ϟϮΎ˶Αγ ˴Ϩ˸ϴ˴Α˶Ϳ˸ϢϜ˵ kecuali ˴ϟϦ˴Ϯ˶ϣ˸ϣ˴˳Ώ˸Ϯ˸ήdengan Ϡ˵˴Τϛ˵ ˸΄˶Α˴Η˴ϻ˸Ϯϧ˵˸˴ΫϮjalan ˴ ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓ˴ϳ ˵sesamamu ˶·Ϟ˴ϭ˶σ˶ϪΎ˴Β˶ϟyang ˵ ˴έ˸ϢϜ˵˴ϭbatil, ˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϣ˸Ϯ˴ϦϠ˵perniagaan ˴ό˸ϳ˶ά˸ϔ͉ϟ˴Η ˸ϢΎ˴Ϭ˴ϟ˶ϟ˴͊ϳϮ˸ϥ yang berlaku˴ϓ ˸Ϧ dengan suka sama˴Ϸ˸suka di ή kamu,…” (QS. ˴ϼ˸Ϯ˴ϥ͉μ ϰ˶ ˵Ϥ˵antara )˴ϻΓ˵˴ϭ… ˸ϢϨ˵˸Ϯ˴ϣϜ˵Ϥ˵ϟ˸Ϩ˶Ϡϣ˸ψ ˳ν Ϯ˴˴Ϋal˸ϣ˴ϋΎ˴˶Έϳ˴ϓ ˱Γ... ˴έΎ˴˶Ϳ Π˶Η ˴ϥ˶Ϟ˸Ϯ˸π Ϝ˵ ˴Η ˸ϥ˴(˶ϣ˻̀́ ͉ϻ˸˶·Ϯ˶Ϟϐ˵ ˴Θ˶σ-˸Α˴˻̀̂ Ύ˴ϭΒ˸ϟΎ˶˶ν Α ˸Ϣ:Ϝ˵˸έ˴ϨΓήϘΒϟ ˸ϴ˴Α (˸Ϣ˻̂ Ϝ˵ ˴ϟϓ)˴Ϯ˴ϥ:˸ϣ˸ϭ˴˸Ϯ˯ΎδϨϟ ˸˶θ Ϯ˴Ϡ˸ψϠ˵˴Θϛ˵˸ϧΗ˵Ύ˴˸΄ϓ˴Η˴ϻ ˴Ϧ˶Ζ ˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ˴ϴ͉ϟ˶π ˴˸ϢήΎ˴Ϝ˵ϗ˵Ϭ˴Η˶ϟ͊ϳ˴˸Ϧ [4]: 29). ( ˺˹ : ΔόϤΠϟ ˱ΓNisa’ ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϣ(Ϝ˵˻̂ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ:˴ ˯ΎδϨϟ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ) … ˸ϮϨ˵˸Ϣ˴ϣϜ˵˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˳ν ˸ϳ˶ά͉ϟ ˴ήΎ˴Ϭ˴Η͊ϳ˴˸Ϧ˴ϋ Ύ˴)ϳ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α (˸Ϣ˻̂ Ϝ˵ ˴ϟ˴Ϯ:˸ϣ˴˯ΎδϨϟ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η)˴ϻ… ˸Ϯ˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˳ν ˸ϳ˶ά͉ϟ˴ήΎ˴Ϭ˴Η͊ϳ˸Ϧ ˴ ˴ϋΎ˴ϳ ˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ϟ˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˶Ζ ˳ν ˴ϼ˸Ϯ͉μ ϰ˶ ή˵ ˸˶θϮ˴ΘϠ˵ϛ˵˸ϧΎ˴˸΄ϓ˴Η)˴ϻΓ˵… ˱Γ...˴έ˶Ϳ Ύ˴Π˶Η ˶Ϟ˴ϥ˸π ˸ϮϜ˵ ˴ϓΗ ˸ϥϦ˴˶ϣ ͉ϻ˸Ϯ˶· ϐ˵˶Ϟ˴Θ˸Α˶σ˴ϭΎ˴Β˸ϟΎ˶˶ν Α ˸Ϣ˸έϜ˵ ˴ϨϷ˸ϴ˴Α˸(˸Ϣ˻̂ Ϝ˵ ˴ϟϓ˴Ϯ:˸˸ϣϭ˴˯ΎδϨϟ ˸ϳ˶ά˴ϴ͉ϟ˶π ˴ήΎ˴ϗ˵Ϭ˴Η ͊ϳ˸Ϧ˴˴Ϋ˴ϋ˶ΈΎ˴˴ϓϳ ΓΪΎϤϟ ˸Ϯ˸ϢϜ˵(Ϩ˵ϟ˴ϣ˺˹ ˴Ϧ˳ν ˸ϳ:˴ϴ˶ά˶π ͉ϟ˴ήϗ˵Ύ˴˴ΗϬ͊ϳ˸Ϧ ΔόϤΠϟ ˻̂ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ζ ˸έ˴Ϸ˸)(… ˴ϼ˴ ͉μ ˴˴Ϋ˴ϋ˶ΈΎ˴)˴ϓϳ ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵ (˴Θ˸Α˺˴ϭ: ˶ν ϰ˶ ϓ ˶Ω˸:ϭ˸Ϯ˯ΎδϨϟ ή˵Ϙ˵ ό˵˶θ˸ϟΎ˶˴ΘΑ˸ϧΎ˴˸ϓϮ)ϓ˵Γ˵˸ϭ… ΔόϤΠϟ kamu ˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ telah ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯditunaikan ϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸsholat, ˸ ϰ˶ϓ maka ϗ˵ ˴Ϋ˶Έdi)˴ϓ ...“…Apabila ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧbertebaranlah Ύ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μ(ϟ˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π ˶Ϳ ˶Ϟbumi ˸π˴ϓ ˸Ϧdan ˶ϣ ˸Ϯcarilah ϐ˵ ˴Θ˸Α˴ϭ ˶ν ˸έ˴Ϸ˸ ϰ˶ ͉μ(ϟ˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π ϗ˵ [62]: ˴Ϋ˶Έ)˴ϓ ...muka ϓ ˸ϭή˵ ˶θ˴Θ(QS. ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼal-Jumu’ah karunia Allah…” ΔόϤΠϟ ( ˺˹ : ΔόϤΠϟ 10). ϮϨ˵ϟ˴ϣ ˶Ζ ˴Ϧ˸ϳ˴ϴ˶ά˶π ͉ϟ Ύ˴ϗ˵Ϭ͊ϳ˴˴Ϋ˶ΈΎ˴)˴ϓϳ ˶ν˸έ˴Ϸ)˸ … ϰ˶ϓ ˶Ω˸˸ϮϭϘ˵ήό˵ ˶θ˸ϟΎ˶Α˴Θ˸ϧΎ˴˸Ϯϓ ϓ˵ ˸ϭΓ˵ ˴ϼ˴ ˸͉μ ...˶Ϳ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϯϐ˵(˴Θ˺˸Α˴ϭ: ΓΪΎϤϟ (˺ Nabi : ΓΪΎϤϟs.a.w., ) … ˶Ωantara ˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯlain: ϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵(˴ϣ˺˹ ˴Ϧ˸ϳ:˶ά͉ϟΔόϤΠϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴)ϳ 2. Hadis (˺ : ΓΪΎϤϟ ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (˺ϦΑ: ΓΩΎΒϋ ΓΪΎϤϟϦϋ )… ˶Ω˸ϮϘ˵ϦΑ ό˵ ˸ϟΎ˶Αϩϭέ ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ)˴ ˴έ˸Ϯ˴ήϨ˵ ˴ϣ˶ο ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ˴έ Ύ˴˴ήϬ˴ο ͊ϳ˴ Ύ˴˴ϻϳ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϪΟΎϣ “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…”˴ϻ˴ϭ(QS. Al(˺Nabi : ΓΪΎϤϟ ) … ˶Ωantara ˸ϮϘ˵ ό˵(˸ϟϲΤϳ Ύ˶Α ˸Ϯlain: ϓ˵Ϧϋ ˸ϭ˴ ˸ϮϚϟΎϣϭ Ϩ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳαΎΒϋ ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ϦΑ Ύ˴ϳ Ma’idah [5]: 1). Hadis s.a.w., 2. Hadisantara Nabilain: s.a.w., antara lain: 2. 2. Hadis Nabi s.a.w., ΓΩΎΒϋ s.a.w., Ϧϋ ϪΟΎϣantara ϦΑ ϩϭέlain: ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ 2.Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ HadisϦΑNabi 2.Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ Hadis Nabi s.a.w., antara lain: ( ϲΤϳ Ϧϋ (ϡΰΣϦΑϦΑΓΩΎΒϋ ϢϴϜΣϦϋ ϦϋϪΟΎϣ ΔδϤΨϟ ϟ Ύ˴˴έϣ ˴ή˸ϊ˴ο ˶Β˴ΗϦΑ ϦΑϩϭέ ϩϭέ))˴ϙ˴έ˴ΪϚϟΎϣϭ ˴˸Ϩή˶ϋ˶ο˴β˴ϻ˸ϴ˴ϭαΎΒϋ ˴ϻ 2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain: ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ(ϲΤϳ ϩϭέϦϋ ) ˴έϚϟΎϣϭ ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭαΎΒϋ ˴έ˴ή˴οϦΑ ˴ϻ “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ) έ ˴ ˴ ή ο ˶ ϻ ˴ ϭ ˴ έ ˴ ή ˴ ο ˴ ˴ϻ membahayakan (HR. Majah ‘Ubadah ϩϭέ ˴Ϊϊ˸Ϩ˶ϋ˸ϴ˴Α˴ϭ˴β ˸ϴ˴ϟ ˴ϠΎ˴˴γϣ ͊Ϟ˸ϊ˶ΒΤ˴Ηbin ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π(ϳ˵ϡΰΣ ˸Ϣorang ˴ϟ Ύ˴ϣϦΑ ˵ lain” ˸ΑϢϴϜΣ ˶έ˴ϻ˴ϭ Ϧϋ ˬ˳ϊ˸ϴ˴ΑΔδϤΨϟ ˸ϲIbn ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ ˸ή˴η˴ϻ) ˴ϭ˴ϙdari ˬ˲ ˲ϒ ˴ϳ˴ϻ ( ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari Yahya). Shamit, ˬϩΪΟ ϦϋAhmad ϪϴΑ (Ϧϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϙ˴Ϊ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˶ϋΎ˴ϣ˴β˸ϊ˸ϴ˶Β˴ϟΗ Ύ˴˴ϻϣ ϡΰΣΐϴόη ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ϩϭέ ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ) ˴β .( ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϪΤΤλϭ ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ)ada ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩpadamu.” ˶ϋ ˴β˴Ϊ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˶ϋΎ˴ϣ˴β˸ϊ(HR. ˶Β˴Η ˴ϻ Ϧϋ ϭήϤϋ “Janganlah kamu menjual yang ϊ˵ˬϩΪΟ ˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ ˴ϭ ˬ˸ϦϪϴΑ ˴Ϥ˸π ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έϦΑ ˴ϻ˴ϭsesuatu ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ ˶ϓ ˶ϥΔδϤΨϟ Ύ˴σtidak ˸ή˴η˴ϻ˴ϭϩϭέ ˬ˲ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ˲ϒ ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˸ϴ˶Τ˴ϟ ˴ϳΎ˴˴ϻϣ Alkhamsah bin ˬϩΪΟ ϢϠδϣ ϩϭέϪϴΑ ) dari ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟHakim ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸ϦϦΑ ˴ϋ.(ϢϛΎΤϟϭ ˴ϢHizam) ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴΔϤϳΰΧ ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϦΑϭ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟ ˶Ϳ ˴Ϊϝ ˵ ˸Ϩ˸Ϯ˶ϋϪΤΤλϭ γ ˵ έ ˸ϴϰ˴ Ϭ˴ϧ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭϦϋ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵Ϧϋ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ΐϴόη ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ϭήϤϋ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ ˶ϓ ˶ϥΎ˴ΔδϤΨϟ σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭϩϭέ ˬ˲ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ˲ϒ ˴Ϡ˴γ˴β ͊Ϟ˶Τ˴ϟ ˴ϳΎ˴˴ϻϣ (ήϤϋ ϦΑ˸ή˴ηϦϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ ϊ˵ˬϩΪΟ ˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ ˴ϭ ˬ˸ϦϪϴΑ ˴Ϥ˸πϦϋ ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έϦΑ ˴ϻ˴ϭ.(ϭήϤϋ ˬ˳ϢϛΎΤϟϭ ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ ϓ ˶ ϥ ˶ Ύ˴ σ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬ˲ ϊ ϴ ˸ Α ˴ ϭ ˴ ϒ ˲ Ϡ ˴ γ ˴ Ϟ ͊ Τ ˶ ϳ ˴ Ϧϋ ΔδϤΨϟ ϩϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴˴ϻϣ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˵ ˸Α˶έ˴ϻ.( ˴ϭ ϢϛΎΤϟϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ ˶ϓΔϤϳΰΧ ˶ϥΔδϤΨϟ Ύ˴σ˸ή˴ηϦΑϭ ˴ϻ˴ϭϩϭέ ˬ˲ϱάϣήΘϟ ϊ)˸ϴ˴Αϭ˴ϙ˴Ϊ˲ϒ˸Ϩ˶ϋ˴ϠϪΤΤλϭ ˴γ˴β͊Ϟ˸ϴ˶Τ˴ϟ ˴ϳΎ˴˴ϻϣ .(ϭήϤϋ ϢϛΎΤϟϭϦϋΔϤϳΰΧ ϦΑϭϩϭέ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ΔδϤΨϟ ) ϙ ˴ Ϊ ˴ Ϩ ˸ ϋ ˶ ˴ϟ ϬΎ˴ϣ˴ϧ ϢϠδϣ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴β ˴έ ˸ϴϰ˴ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ ϢϠδϣ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ Ϳ ˵ Ϧϋ ϰ͉Ϡ˴λϲΎδϨϟϭ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸ϮϱάϣήΘϟϭ γ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ “ Tidak halal (memberikan) pinjaman dan jual beli, tidak halal ( ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ϢϠδϣ ϩϭέ) ˶έdua ˴ή˴ϐ˸ϟsyarat ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧdalam ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γsuatu ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴjual ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵beli, ϰ͉ Ϡ˴λ halal ˶Ϳ ϝ ˵keuntungan ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ (menetapkan) tidak ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˶έtidak ˴ή˴ϐ˸ϟ ditanggung ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣresikonya, ͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ Ϳ ˵ Ϧϋ ϰ͉Ϡ˴λϲΎδϨϟϭ ˶Ϳ (melakukan) ϝ ˵ ˸ϮϱάϣήΘϟϭ γ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ sesuatu yang dan tidak halal ( ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ ϢϠδϣ ϩϭέ)sesuatu ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ yang ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧtidak ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γada ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴpadamu.” ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ penjualan (HR.˶Ϳ Al-khamsah (ήϤϋ ϦΑ ϲΎδϨϟϭ hadis ϱάϣήΘϟϭ dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dariϦϋkakeknya; ini 126 dinyatakan shahih oleh Tirmizi, Ibn Khuzaimah, dan Hakim). Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah (˺ (˺ ˺ ((˻ (˻ ˼ ((˻ (˻ (˻ (˼ ˽ ((˼ (˼ (˼ ˽ (˼ ((˽ ˾ (˽ (˽ ˾ (˽ (˾ (˾ ((˾ ˺ (˾ (˺ ˻ (˺ (˺ (˺ (˺ ((˼˻ (˻ (˻ (˻ (˼ (˻ (˼ (˽ (˼ (˼ (˼ (˽ (˽ (˽ (˽ (˽ .(ϢϛΎΤϟϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑϭ ϱάϣήΘϟ ϪΤΤλϭ ϢϠδϣ ϩϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ (ήϤϋ ϦΑ Ϧϋ ϲΎδϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ “Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar.” (HR. Muslim, Tirmizi, dan Nasa’i dari Ibnu Umar). (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· ( ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ ) ζ ˶ Π ˸ Ϩ ͉ ϟ Ϧ ˶ ϋ ˴ ϰ˴ Ϭ ϧ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϳ ˶ ϝ ˴ Ϯ ˸ γ ˵palsu” ˴έ ͉ϥ· “Rasulullah s.a.w.) ˶ζ melarang penawaran (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ(untuk) ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γmelakukan ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (Muttafaq ‘alaih). (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ(˴Ϡ˴ϋϲΎ˰δϨϟϭ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟϭ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ(˴ϋϲͿ ˵Ύ˰δϨϟϭ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟϭ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ͉ϥ˶· ΩϭΩ ϮΑ(ϪϴϠϋ ϩϭέϖϔΘϣ ) ˳Δ˴ό)˸ϴ˴Α˶ζ ˸ϲ˸Π˶ϓ ͉Ϩ˶Ϧϟ˸ϴ˴Θ˶Ϧ˴ό˴ϋ˸ϴ˴Α ϰ˴ ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴ Ϭ˴γ˴ϧ˴ϭ˴Ϣ͉Ϡ˶Ϫ˴γ˸ϴ˴Ϡ˴ϭϋ ˶ϪͿ ˸ϴ˴Ϡ(˴ϋϲϰ͉Ϳ ˵Ύ˰δϨϟϭ ϰ͉˶ͿϠ˴λ ͉ϲ ͉ϥ˶· ϱάϣήΘϟϭ Ϭ ϧ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ ˵ Ϡ λ ˴ ϝ ˴ ˸Ϯγ ˵˶Β͉Ϩ˴έϟAbu “Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli.” (HR. ( ϲ Ύ˰δϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i). (˽ (˾ (˾ (˾ (˾ (˿ (˿ (˿ (˾ ˿ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ (ϡΰΣ) ˳ΔϦΑ ˸Ϙ˴Η ϰ͉ ˸ϴ˴η ϲ ͉Ϧ˶Β˴ό͉Ϩ˸ϴϟ˶Β˴Η ͉ϥ˴ϻ˶· ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ˴ό˸ϴ˴ΑϢϴϜΣ ˸ϲ˶ϓ ˶ϦϦϋ ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴϰϘϬϴΒϟ ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴ϩϭέ Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭϪ˵ ˴π ˶Ϫ˸ϴ˶Β˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ Θ˴Σϰ͉Ύ˱ϠΌ˴λ ( ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ Ϫ ˵ π ˴ Β ˶ Ϙ ˸ Η ˴ ϰ͉ Θ Σ ˴ Ύ˱ Ό ϴ ˸ η ˴ ͉Ϧ˴ό(HR. ˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ (ϲΎ˰δϨϟϭ ϱάϣήΘϟϭ “Janganlah menjual sesuatu hingga kamu menguasainya.” (̀ (̀ (̀ ˿ (̀ Ύ˱ϣBaihaqi ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σdari ˴ ˸ϭ˴ Hakim ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡbin ͉ή˴Σ Hizam). Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ (́ (́ (́ (̀ ́ muslimin Κ ˵ “Perdamaian ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴ :ϰ˴ϟ˴Ύ˴ό˸ϭ˴Ηdapat Ϳ ˵ ˴ϼϝ ˵˴Σ˸Ϯdilakukan Ϙ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˵di ˴γ˴ϭantara ˵ kaum ϰ͉ ˵kecuali Ύ˱Κ ͉ϻ˶Ϫ˶Ϫ˶·˸ϴ˴Ϡ˸ϴ˴ϋ˴Ϡ˴Ϧ˴ϋhalal ϴ˶ϤͿ ˸ϟatau ϠϠ˴λ ˴Ϧ˸ϴ˴Α˶Ϳ˶Ϳ ˲ΰ˶Ύ˴˴ϝ˴ϝΟ˸Ϯ˸Ϯγ ˵ ˴έ˴έ˸Ϡ͊μ͉ϥ͉ϥϟ˴·· ˵ϣ˴˶ϟήΎ˴Λ˴ΣΎ˴ϧ˴͉Ϟ˴Σ:ϰ˴ ϟΎ˴yang ό˴˴Η ˱ϻͿ ˵ mengharamkan ϝ ˵ ˸Ϯ˴ϡϘ˵ ͉ή˴ϳ ˴Σ:˴ϝΎ˴Ύ˱ϗΤ˸Ϡ˴Ϣλ ͉Ϡ˴γ˴ϭyang Ϳ ˵˶Ϡ˸δ Ϥ˵ ϰ͉ ˴λ γ ˵ perdamaian menghalalkan Ϫ˵ ˴Βϩϭέ ˶ΣΎ˴˶ϟλ Ύ˴˴Ϥ˴ή:ϫ˵ ϰ˴ Ϊ˵ ˴ΣϟΎ˴͉Ϟό˴ ˴ΗΣ˴ϥ˴Ϳ Ύ˴˸ϭΧ ˴ ϝ˵˱ϻ˴˸ϮΫ˴ϼ˶ΈϘ˵˴ϓϳ˴Σ :ˬ˵˴ϡϝϪ͉ήΎ˴˴Βϗ˶Σ Ύ˴˴Ϣλ Ύ˴Ϥ˶Ϫϫ˵͉ϻ Ϊ˵˴ϋ˶·˴Σ˸Ϣ˴˶ϬͿ ˸Ϧ ϭ˵ Ψ ˵ϰ͉ ˴ϳϠη ˸Ϣϰ˴ ˴ϟ Ϡ˶ͿΎ˴˴ϋϣ ˴ϥ˴ϝ˶ϦϮ˵˸Ϯ˸ϴϤ˴Ϝγ ˸ϳ˶ή͉θϟ ˵yang Κ Ύ˴ Λ Ύ˴ ϧ ˵ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ ϴ ˸ Ϡ ˴ ˵ λ ˴ ˵ ) Ύ˱ ϣ Σ ˴ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ σ ˶ ή ˵ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵dan ˴Σ˴ kaum ˴ϥΎ˴Χ ˴muslimin Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴terikat λ Ύ˴Ϥϫ˵ dengan Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵syarat-syarat ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴmereka ˴Ϝ˶Ϡ˸δ˸ϳ˴έ˶ήϤ˵ ͉θ˸ϟ͉ϥ˴ϭϟ· haram; ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ) Ύ˴ Ϥ Ϭ ˶ Ϩ ˶ ϴ ˸ Α ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ Ζ ˵ Ο˴ή˴Χ ˵kecuali Κ Ύ˴ ϧ ˴ : ϰ˴ ϟ Ύ˴ ό Η ˴ Ϳ ˵ ϝ ˵ Ϯ ˸ Ϙ ˵ ϳ ˴ : ϝ ˴ Ύ˴ ϗ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϳ ˶ ϝ ˴ Ϯ ˸ γ ˵ Ϫ˴Β˶ΣϟΎ˴(Ύ˴Λλ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ Χ ˴ Ϋ Έ ˶ ϓ ˴ ˬ˵ Ϫ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ( ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ syarat yang mengharamkan yangϮΑhalal ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϩϭέatau ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩmenghalalkan ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸ϳ˴έ˸Ο˶ή˴ή͉θ͉ϥ˴Χϟ· Ϫyang ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ(HR. ˴ϢϛΎΤϟϭ ˴ϥΎ˴Al-Tirmizi Χ ˴ΫϲϨτϗέΪϟϭ ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶Σdari Ύ˴λΩϭΩ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Ϧ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ (haram” ϲϘϬϴΒϟϭ ϮΑ ϩϭέ ) Ύ˴ Ϥ Ϭ ˶ Ϩ ˶ ϴ ˸ Α ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ Ζ ˵ ˸Ο˶ή˴ή͉θ˴Χϟ ‘Amr bin ‘Auf). ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ ((̂ (́ ̂ (̂ (̂ ˴ϻΚ ˵˴ϻ:˶ϟ:Ύ˴ϝΎϗ Λ ϝΎϗ Ύ˴ϧ˴ϢϠγϭ :ϰ˴ϟΎ˴όϪϴϠϋ ˴ΗϪϴϠϋ Ϳ ˵ ͿͿ ϝ ˵ ˸ϮϰϠλ Ϙ˵ϰϠλ ˴ϳ :˴ϝΎ˴Ϳ ϗͿ˴Ϣ͉ϠϝϮγέ ˴γϝϮγέ ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϦϋ ˵ Ϳ Ϳϰ͉ΪΒϋ ϠΪΒϋ ˴λ ϦΑ ˶ͿϦΑ ήϤόϣ ˴ϝήϤόϣ ˸Ϯγ ˵ ˴έϦϋ ͉ϥ· ϢϠγϭ ϦϋͿ Ϧϋ ((Ύ˴ϤϢϠδϣ ) Ί ˲ σ ˶ Ύ˴ Χ ϻ ͉ · ˶ ή ˵ Ϝ ˶ Θ ˴ Τ ˸ ˴ϻ ϝΎϗ Ύ˴ϢϠγϭ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ Ϫ˵ ˴Β˶Σ:Ύ˴λ Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ϪϴϠϋ ˴ϥΎ˴ΧͿ˴ΫϰϠλ ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴ΒͿ ˶ΣΎ˴λϝϮγέ ˵ϢϠδϣ ϫ Ϊ˵Ϧϋ ˴Σ˴ϩϭέ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ ϣ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή θ ͉ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τϟ˴ϳ˴ϳ ˴ϻ : (ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϲϨτϗέΪϟϭ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋϩϭέ Ϳ)ΪΒϋ ( ϢϠδϣ ϩϭέ )Ύ˴Ϥ˲Ί˶Ϭ˶σ ˴Θή˸Τ˴Χ˴ϳ ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϨϦΑ ˸ϴ˴ΑΎ˴Χ˸ϦήϤόϣ ˶ϣ͉ϻ˶·Ζ ˵ ή˵ ˸Ο˶ϜϦϋ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ((˺˹ (̂ ˺˹ (˺˹ (˺˹ Ύ˱ϣ˴ή) ˴ΣΎ˱ϣ˴͉Ϟή˴Σ˴Σ˴ ͉Ϟ˸ϭ˴Σ˴ ˴ ˱ϻ˸ϭ˴ϼ ˵σ˸ή˴η͉ϻ˶·͉ϻ˶·˴Ϧ˸Ϣϴ˶Ϥ˶Ϭ˶Ϡ˶σ˸δϭ˵ Ϥ˵ ˸ϟ˵ ˴Ϧϰ˴ ˸ϴ˴ΑϠ˴ϋ˲ΰ˶˴ϥΎ˴ΟϮ˵Ϥ˶Ϡ ˵˸δ˸ϠϤ˵͊μ ϩϭέ ˴ ˱ϻ˴Σ˴ϼ˴ϡ˴Σ͉ή˴Σ˴ϡ͉ή˴ΣΎ˱ΤΎ˱˸Ϡ˸Ϡλ ˸ϟ˴ϭϟ˴ Ύ˱ϩϭέ ϣ˴ή˴Σ) Ύ˱ϣ͉Ϟ˴˴Σή˴˴Σ ˸ϭ͉Ϟ˴˴Σ˱ϻ ˵Ύ˱σ˸ή͉ϻ˴η˶· ͉ϻ˴Ϧ˶· ϴ˶˸ϢϤ˶Ϭ˶Ϡ˸δ˶σϤ˵ϭ˵ή˸ϟήη ˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰ˶˴ϥΎ˴ΟϮ˵Ϥ ˵˶Ϡ˸δ˸Ϡ͊μ ˴ ˸ϭ˴ϼ˴˴Σ˱ϻ˴ϼ˴ϡ͉ή˴Σ˴Σ˴ϡ͉ήΎ˱Τ ˴Σ λ η ˵ ˴Ϧ˸ϴϰ˴ Ϥ˵ ˸ϟ˴ϭϟ˴ Ύ˱ϩϭέ ϣ˴ή˴Σ) Ύ˱ϣ͉Ϟ˴(˴ΣήϡΰΣ ˴Σ ˸ϭ͉Ϟ˴˴ΣϦΑ˱ϻ ͉ή˴Σ˴Σ˴ϡ͉ήϰϘϬϴΒϟ Ύ˱Τ ˵Ύ˱σ˸ήϩϭέ ͉ϻ˴η(˶·(ϑϮϋ ˴Ϧ˶· ϴ˶˸ϢϤϪ˵˶Ϭ˶Ϡ˴π ˸δ˶σϦΑ Ϥ˵ϭ˵ ˴ϦΘ˸ϴϰ˴ ˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰϦϋ ˵˶Ϡ˴ό˸δϴ˸Ϡ˶Β͊μ ˴ ˸ϭ˴ϼϢϴϜΣ ˴˴Σ˱ϻ˴ϼ˴ϡϦϋ ˴Σ˸Ϡλ ͉ϻϑϮϋ η ˵ϰ͉ Ϥ˵˴Η˸ϟ˴˴ϻϭϟ˴ ˶Β˸ϟϘήϭήϤϋ ˴ΗϭήϤϋ Σ Ύ˱Ϧϋ Ό˶˸ϴ˴ϥΎ˴ηΟϮ˵ϱάϣήΘϟ ͉ϦϤ ϦΑ ϱάϣήΘϟ ϩϭέ) Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η (͉ϻϑϮϋ ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϦΑ ϭ˵ήϭήϤϋ η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϦϋ ˴ϥϮ˵ϱάϣήΘϟ Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ (ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ “Rasulullah s.a.w. bersabda, Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah dari dua pihak yang berserikat selama salah satu pihak 3.Pihak Fiqh: 3. KetigaKaidah Kaidah Fiqh: tidak mengkhianati yangFiqh: lainnya. Maka, apabila salah satu pihak 3. Kaidah ˴ϻ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan (HR 3. Ύ˴ϬΎ˴˶ϤϬ˸ϳ˶Ϥ˶ήKaidah Ϡ˴ϋϠ˴ϋ˲ϞFiqh: ˸˸ ˶Ε ˴ϼ˴ϼ)˴ϣ˴ϣkeduanya.” Ύ˴Ύ˴όό˶σ Ϥ˵˵Ϥ˸ϟΎ˴˸ϟΧ ˵Ϟ˵ή˵˸λ ˸ϳal-Daraquthni, ˶ή˸Τ˸Τ˴Η ˴Ηϰ˴ϰ˴ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˸ϴ˴Ω˶ϟ˴Ω͉ϝ͉ϝΪ˵ Ϊ˵˴ϳal-Hakim, ˴ϳ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ ˴ϟΎ˴ϣΎ˴(ϣΔ˵ϢϠδϣ Δ˵˴Σ˴ΣΎ˴ΑΎ˴Α˶Ϲdan ˶Ϲϩϭέ ˶Εal-Baihaqi). ϰ˶ ϰ˶͉ϻϓϓ˶·Ϟ ˸λ ˴Ϸ˴ϳ ˲Ί ˶Ϝ˴Θ˴Ϸ˸Τ Abu Dawud, Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ 3. Kaidah Fiqh: ϊ˲˲ϊ˶Α˶ΑΎ˴Ύ˴ΗΗ ϊ˵ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ ˲ϊϓ˶ΑΎ˴Ϟ ϊ˵ ˶ΑΎ͉˴ϷΘϟ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ ˵Η ˸λ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ (˺˹ ((˺ ˺ (˺ (˺ (˻ (˻ (˻ ˺ 127 (˻ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˵ ˴ ˱ϻϝ˵˴ϼ˸Ϯ˴ΣϘ˵ ˴ϳ ˴ϡ:͉ή˴ϝ˴ΣΎ˴ϗ Ύ˱Τ ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϳ ˸ϟϠ˴λ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ ˶Ύ˴˴ϝΟ˸Ϯγ ˵ ˴έ˸Ϡ͊μ͉ϥϟ˴· ́ Κ ˵˵ ˶ϟ˶ϟΎ˴Ύ˴ΛΛΎ˱ϣΎ˴Ύ˴˴ϧϧή˴˴ ˴Σ::ϰ˴ ˵˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ϰ͉ ˵ (((̂ Κ ϰ˴ϟϟΎ˴Ύ˴όό˴Η˴Η Ϳ Ϳ ˵ ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ ˴ϋ Ϳ ϰ͉ϑϮϋ Ϡ˴λ ˶Ϳ Ϳ˸ϴ˴ΑϦΑ ˸Ϧ˴ϝ˶ϣϭήϤϋ ˸Ϯ˵γ ˴έ˸Ο˴ή͉ϥϦϋ · ϱάϣήΘϟ ̂ ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϩϭέ )Ϥϫ˵ Ύ˱Ϊ˵ϣ˴Σ˴ή˴ϢϛΎΤϟϭ ˴Σ˴ϥΎ˴͉ϞΧ˴Σ˴˴ΫϲϨτϗέΪϟϭ ˸ϭ˶Έ˴ϓ˴ ˬ˵˱ϻϪ˴ϼ ˴ΣΎ˴λ˴ϡΩϭΩ ͉ήΎ˴˴ΣϤϫ˵ ϮΑ Ύ˱Ϊ˵σ˴Σ˸ή˴ϩϭέ ˴η˸Ϧ(Ψ ͉ϻ)˴ϳ˶·Ύ˴Ϥ˸Ϣ˸Ϣ˶Ϭ˴ϟ˶Ϭ˶Ϩ˶σ ϭ˵ή˶Ϧη ˵ ˸ϴΖ ϰ˴ Ϡ͉θ˴ϋ˴Χϟ ˴ϥϮ˵ Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ ϪϪ˵˵ ˴Β˴Β˶Σ Ύ˴ λ Ύ˴ Β Σ ˶ ˵ Ύ˴ ϣ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή ˶ ˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ (ϑϮϋ ϦΑ˶ϣ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ (( ϲϘϬϴΒϟϭ ˵˵ ˸Ο ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ΩϭΩ ϮΑ ϮΑ ϩϭέ ϩϭέ)) Ύ˴Ύ˴ϤϤ˶Ϭ˶Ϭ˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ ˸Ϧ˶ϣ Ζ Ζ ˸Ο˴ή˴ή˴Χ ˴Χ ˵ ˶ϟ:Ύ˴ΛϝΎϗ Ύ˴ϧ˴ :ϢϠγϭ ϰ˴ϟΎ˴ό˴ΗϪϴϠϋ Ϳ ˵ ϝ ˵Ϳ˸ϮϘ˵ ˴ϳϰϠλ :˴ϝΎ˴ϗ Ϳ ˴Ϣ͉Ϡ˴γϝϮγέ ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϦϋ Ϳ ˵ Ϳ ϰ͉Ϡ˴λ ˴ϝήϤόϣ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥϦϋ · (̂ ˴ϻΚ ΪΒϋ˶ͿϦΑ (˺˹ ˸Ϧ˶ϣ Κ ˵˵ ˶ϟ˸ΟΎ˴Λ˴ήΎ˴˴Χϧ˴ :Ϫ˵ϰ˴ Ζ ˴Β˶ΣϟΎ˴όΎ˴λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ Χ ˴ Ϋ Έ ˶ ϓ ˴ ˬ˵ Ϫ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ϊ ˵ Σ ˴ ˴ Ϧ ˸ Ψ ˵ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Ύ˴ ϣ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϝ ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) Ί ˲ σ ˶ Ύ˴ Χ ϻ ͉ · ˶ ή ˵ Ϝ ˶ Θ ˴ Τ ˸ ϳ ˴ ˴Η Ϳ ˵ ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (ϟ̂ ˴ϻ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ ((˺˹ ˴“Dari ϻ :: ˸ϦϝΎϗ ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ ˺˹ ( ϲϘϬϴΒϟϭ Ϣϛ ΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩ ϮΑ ϩϭέ ) Ύ˴ Ϥ Ϭ ˶ Ϩ ˶ ˶ϣMa’mar Ζ ˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵bin ˴Β˶ΣΎ˴λAbdullah, Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˴ϥdari Ύ˴Χ (˴ΫϢϠδϣ ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Βϩϭέ ˶ΣΎ˴λ) Ύ˴s.a.w. Ϥϫ˵˶σΪ˵ Ύ˴˴ΣΧ˴ ͉ϻbersabda: ˸Ϧ˶·Ψ ˵ ή˵˴ϳ ˶Ϝ˸Ϣ˴Θ˴ϟ˸ΤΎ˴˴ϳϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θ˸ϴϟ˴Α Rasulullah ˲Ί ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) Ί ˲ σ ˶ Ύ˴ Χ ϻ ͉ · ˶ ˶ϜϮΑ ˴Θ˸Τ˴ϳϩϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α Tidaklah melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali ( ϲϘϬϴΒϟϭ ϢϛΎΤϟϭ ϲϨτϗέΪϟϭ ΩϭΩή˵ orang yang bersalah.” (HR Muslim). 3. Kaidah Fiqh: : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ ϰϠλ Ϳ 3. Kaidah Fiqh: 3. Kaidah Fiqh: ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ (˺˹ 3. : ϝΎϗ ϢϠγϭ Ύ˴Ϭ˶ϤKaidah ˸ϳ˶ήϪϴϠϋ ˸Τ˴Η ϰ˴Ϳ Ϡ˴ϋFiqh: ˲Ϟ ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝͿ Ϊ˵ ˴ϳ ˸ϢϝϮγέ ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣϦϋ Ύ˴Α(˶Ϲ˸ϢϠδϣ ˶Ε˴ϼΪΒϋ ˴ϣϩϭέ Ύ˴ό˵ϤϦΑ˸ϟ )ϰ˶ Ϟ ˵ ˸λ ˴Ϸ͉ϻ ˶· ή ˺˴ϻ ϰϠλ Ϳ ήϤόϣ ˲Ίϓ ˶σ Ύ˴ΧϦϋ ˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ(˴ϳ(˺˹ ( ϢϠδϣ ϩϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ ˵˵ ˸λ ((˺ ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴ ϰ˴ϠϠ˴ϋ ˴ϋ ˲Ϟ ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ ͉ϝΪΪ˵˵ ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣ ΔΔ˵˵ ˴Σ ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ ˶Ϲ˸˸ ˶Ε ˶Ε˴ϼ ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όό˵Ϥ˵Ϥ˸ϟ˸ϟ ϰ˶ ϰ˶ϓϓ Ϟ Ϟ ˸λ˴Ϸ ˴Ϸ ˺ Memperhatikan: 1. “Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang 3. ada dalil Kaidah Fiqh: tidak yang mengharamkannya.” ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ (˻ ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΘΘϟϟ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ˲ϊ˲ϊϞ ˵˶Α˶ΑΎ˴Ύ˴ΗΗ˸λϊϊ˵˵ ˴Ϸ Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ (((˻ ˻˺ (˺ 3. Kaidah Fiqh: “Yang mengikuti itu sama hukumnya dengan yang diikuti.” Pendapat ulama, antara lain: ˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ (˻ ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θ[Beirut: ϟ (˻ 1) Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz ˲ϊ5/173 Dar al-Fikr, tanpa tahun] : ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ˶ϩ˶ή˴Ϛ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣϪ˵ ˸Ϩ˶Ϫ˶ϣ˶Ϝ˶Ϫ˸ϳ˶ή˶Ϝ˸ϳ˴η˶ή˴η˴Δ͉μ ˶Σ˶Σ˶Ϧ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϴ˸ϳ˴Ϝ˶ή˸ϳ˶ή͉θ͉θϟϟΪ˵ Ϊ˵˴Σ˴Σ˴ ˴ϯ˴ ˸ϴ˴Ϗ˸Ϡ˶ϣ˴Ϛ˸ϱ˸Ϡ˶ϣ˶ή˸ϱ˴Θ˸θ˶ή˴ϳ˴Θ˸θϪ˵ ͉ϧ˴ϳ˴ϷϪ˵ ˶͉ϧ˴ί˴ϷΎ˴˶Ο˴ίΎ˴Ο ˴Δ͉μ ϯ˴ήή˴Θ˴Θ˸η˸η ˶ϥ˶ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ “Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.” 2) Pendapat Pendapat Dr.Dr.Wahbah dalam Al-Fiqh 2) Pendapat Wahbahal-Zuhaili al-Zuhaili dalam Al-Fiqh 2) Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu 3/1841: Al-Islami wajuz Adillatuhu juzjuz3/1841: Al-Islami wa Adillatuhu 3/1841: ˵ Ϭ˵ ˸γ˶ϢϬ˵˴Ϸ˸γ˸˴Ϸ˴Ώ ˸ ˴Ώ Τ˸λ ͉ϥ˴Ϸ ˶Δ˴Β˸δ˶ϨΔ˶Α˴Β˸δ˶Δ˶Ϩ˴ϛ˶Α˸ή˶Δ͋θ˴ϛϟ˸ή͋θϰ˶ϟϓ ϰ˶ ˯˵ ϓΎ˴ϛ˯˵˴ήΎ˴η ˵ϛ˴ή˶Ϣη Ύ˴ΤΎ˴˸λ ˴ ͉ϥ˴ ˴Ϸ ˶ Ύ˱˶ϋΎ˱ϋ˸ή˸ή˴η˴η˲ΰ˲ΰ˶Ύ˴˶ΟΎ˴Ο˶Ϣ˶ϢϬ˵ Ϭ˵˸γ˸γ˴Ϸ˴Ϸ˸Ύ˸Ύ˶Α˶Α Ϟ ˵Ϟ˵ ϣ˵ϣ˵ ˴Ύ˴Ύό͉ό͉ΘΘϟϟ .˳Ϣ.Ϭ˵˳ϢϬ˵˸γ˸γ˴ ˴˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϜ˵Ϝ˵˶Ϡ˶Ϡ˸Ϥ˸Ϥ˴ϳ˴ϳ Ύ˴Ύ˴ϣ “Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham “ “ hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.” halaman 369-375) menyatakan: halaman 369-375) menyatakan: 3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada ˶ϭ˶Δ˴˴ΣΎ˴Β˶ΔϤ˵˴Σ˸ϟΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ˶Δ͉ϳ˶έ˶ΔΎ˴Π ͉ϳ˶έ͋ΘΎ˴ϟΠ͋Θϟ˶ΕΎ˴˶Ε ˸ήϟ˴Ύ͋θϛϟ˴Ύϛ˳Δ˴Σ˳ΔΎ˴˴ΣΒ˵ϣΎ˴Βϣ˵ ˳Ε˳Ε ϲϧΎΜϟ)) ˶ϭ˴ perusahaan-perusahaan ϛ˸ήΎ˴ϛ͋θyang δΎ˴δ͉γ͉γ˴Άϣ˵˴Άϣ˵ yang ϰ˶ϰ˶ ϓ ϓ mubah, ˲Ϣ˲ϢϬ˵ Ϭ˵˸γ˸γ˴ ˴ ((ϲϧΎΜϟ memiliki Ύ˴bisnis antara ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ ϭ ˴ Ύ˴ Ϭ ϴ ˸ ϓ ˶ Δ ˵ ϛ ˴ έ ˴ Ύ˴ θ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ ϭ Ύ˴ Ϭ ϴ ˸ ϓ ˶ Δ ˵ Ϥ ˴ ϫ ˴ Ύ˴ δ Ϥ ˵ ϟ ˸ ˴ : ϩ ˶ ά ˶ Ϭ˴ ϓ Δ ˶ Σ ˴ Ύ˴ Β Ϥ ˵ ϟ ˸ Δ ˶ ϴ ͉ ϋ ˶ Ύ˴ Ϩ μ ͋ ϟ Ε ˶ Ύ˴ δ ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭlain Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓdikemukakan Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˴Ϭoleh ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϤDr. ˴ϫΎ˴δϤ˵Muhammad ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴Β‘Abdul ˵Ϥ˸ϟ ˶Δ͉ϴ˶ϋGhaffar Ύ˴Ϩ͋μϟ ˶Εal-Syarif Ύ˴δ͉γ͉γ˴Ά˴ΆϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ ˲(al-Syarif, Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έBuhuts ˴ή˴Ϗ Ύ˴ϬFiqhiyyah ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έMu’ashirah, ˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴ ˱Δ˴ϓ[Beirut: ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛDar ˸ή͋θϟIbn ˶Ζ˴ϧΎ˴Hazm, ϛ ˴Ϋ˶· ˬΎ˴1999], ˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴ ˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˴Ϋ˶· ˬΎ˴ϬϬ˶Ϥ˶ϤϬ˵Ϭ˵ ˸γ˸γ˴˴ ˳˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳMuhammad ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶α˸˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ ˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ(Musa, ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶Σwa Ύ˴ϓ ˳˸Α˶ήhalaman ˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ 78-79); ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸ϮDr. ό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶α˸˴έ ˸Ϧ˶ϣYusuf ˲˯˸ΰΟ ˵ Musa ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰal-Islam ˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ .͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ[tanpa ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ tempat: ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴Silsilah ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ al-Tsaqafah ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηalΎ˴ϧ Musykilatuna al-Hadhirah, .͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ Islamiyah, 1958], halaman 58); Dr. Muhammad Rawas Qal’ahji, (Qal’ahji, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhaw’i al-Fiqhi wa al-Syari’ah, [Beirut: Dar al-Nafa’is, 1999], halaman 56). 128 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη ˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ .˳ϢϬ˵ ˸γ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ 4) “ Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa al-Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], halaman 369-375) menyatakan: halaman 369-375) menyatakan: ϭ˶ ˴ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴ (ϲϧΎΜϟ) ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩ͋μϟ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ ˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴ ˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˴Ϋ˶· ˬΎ˴Ϭ˶ϤϬ˵ ˸γ˴ ˳˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶α˸˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ ˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ .͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ “(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham) dan ber-syarikah (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjual-belikan sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan ketidak-jelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu karena saham adalah bagian dari modal yang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai hasil dari usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu hukumnya halal, tanpa diragukan.” 5) Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan porsi (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). (Δ͉ μμ ˶Σ)˶Σ6)Al-Majmu’ Lihat: Syarh al-Muhazdzab IX/265 Al-FiqhFiqh Al-Islami (Δ͉ ) Keputusan Muktamar ke-7dan Majma’ Islami wa Adillatuhu IV/881. tahun 1992 di Jeddah: Keputusan Fiqh Islamidi 6) Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh 1992 6)6)Keputusan MuktamarMuktamar ke-7 Majma’ke-7 FiqhMajma’ Islami tahun tahun tahun1992 1992didi.Jeddah: Jeddah: Jeddah: ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ .˶Δ.˴ϛ˶Δ˸ή˴ϛ͋θ˸ήϟ͋θϟϡ˵ Ύϡ˵˴ψΎ˴ψ˶ϧ ˶ϧϪ˶ΑϪ˶Αϰ˶ϰ˶ ππ˴Θ˸Ϙ˴Θ˴ϳ˸Ϙ˴ϳΎ˴ϣΎ˴ϣ˶ΓΎ˴˶ΓϋΎ˴ϋ˴ή˴ήϣ˵ ϣ˵ ˴ϊ˴ϊ˴ϣ˴ϣϪ˵ Ϫ˵Ϩ˵Ϩ˵˰˸ϫ˰˸ϫ˴έ˴έ ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˬ˶ˬ˶ϢϢ˸Ϭ˸Ϭ͉δ͉δϟϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ “Boleh7) menjual atau menjaminkan saham dengan memperhatikan peraturan Sharia Standards AAOIFI no. 12: yang berlaku pada perseroan.” 7) ˴ϡΎ˴Standards Standards no. 12: Ϝ˸ΣSharia ˴ Sharia ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ Standards ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ήno. ͉θϟAAOIFI ϡ˵AAOIFI Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ12: ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ 7)7)Sharia AAOIFI 12: no. .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ ˴ ϡ Ύ˴ Ϝ Σ ˸ ˴ ϒ ˵ ϟ ˶ Ύ˴ Ψ ϳ ˵ ϻ ˴ Ύ͉ Ϥ ϣ ˶ Δ ˶ ϛ ˴ ή ˶ θ ͉ ϟ ϡ ˵ Ύ˴ ψ ϧ ˶ Ϫ ˶ Α ˶ ϲ˶ π Ϙ ˸ ϳ ˴ Ύ˴ ϣ Γ ˶ Ύ˴ ϋ ˴ ή ϣ ˵ ϊ ˴ ϣ ˴ Ϣ ˶ Ϭ ˵ γ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϊ ˵ ˵ ˴ϳ˴ϳ ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ί˵ί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ ˵Π . ˯ ˶ ˴ ή θ ͋ ϟ ϲ˶ ϓ Ϧ ˴ ϴ ˸ Ϥ ˶ ϫ ˶ Ύ˴ δ Ϥ ˵ ϟ ˸ Δ ˶ ϳ ͉ Ϯ ˶ ϟ ˴ ϭ ˸ ˴ Ϟ ˵ Μ ˸ ϣ ˶ ˬ˶ Δ ό ˴ ϳ ˸ ή ˶ θ ͉ .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟϟ 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam “Boleh menjual saham dengan memperhatikan peraturan yangal-ditetapkan Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Daraturan aloleh perseroan sepanjang tidak menyalahi hukum syariah, seperti Fikr, 2006,Hak h. 511): perseroan tentang Prioritas Pemegang Saham untuk Membeli Saham 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alBaru.” Mu’amalatal-Maliyah al-Maliyahal-Mu’ashirah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar Dar alMu’amalat ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶(Bairut: Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳal˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· Fikr, 2006, h. 511): Fikr, 2006, h. 511): ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˴Ω˸ϴ˴Ϡ͉ή˴ϋ˴Πΐ ˵Ϥ˸ϟ͉Η˴ή͉ϖ˴Θ˴Τ˴ϳ ˸ϟ˴ϻ ͉ϥ˸Ϋ˴Ϸ˶· ˬ˵ˬ˳Ϣν ˴Ϡ˸ϋ˴Ϯ˶όΎ˴Ϥ˶Α ˸ϴϪ˵˶ϓ ˴ϟ Ύ˱˴ϋέ˸ή˶Ϊ˸λ ˴η ˵˲ΰ˸Ϧ˶Ύ˴˴ϣΟ ˶ή˶Ϧ˸ϴ˴Ϗ˸ϳ˴έϰ˴ Ύ˴ϴ˶Θϟ˶·˸Χ˶Ϧ˶ϻ˸ϴ˸͉Ϙ˴Τ˴Ϧ˸ϟ˸ϳ ˴ά˶Ϧϫ˸ϳ˴ά˴έϫ˴ΪϞ˵˸λ ˸Ϙ˴ϧ ·ί˵ ͉ϥ˸Ϯ˶·Π ˵ ˴ϳ ˴ϻ ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ... ˸ ˳Δ˶Ω˸Ϯ͉ϴ˶ϋϘ˵ ϋ ˵˸ή˴η˸ϲ˳Γ˶ϓ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϨΎ˴˸Μϗ˴Τ˸ϭ˴Α ˴ Ύ˴˳ϲ Ϥ˴ϛ˶ϋ˸ή˴Δ˴ο ˴ϻ ˴Η ˶˯˸ϭ˴ή˴ ͋θϟΎ˶Α η ˴ϭ˳Ϣ˸ϜΎ˴όΣ ˵Ϥ˵ ˸ϟ˴ϊ ˴ϣϞ˵ ˴Β˲ϡ˸ϘΩ˵˴ϳΎ˴μ ˶ήϟ˴Χ˶· ˶Ϧϰ˴ ˴Ω͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ.˴Ϗ˴Ϧ˸ϳϰ˴ ˸ϴ͉Ϙϟ˴Τ˶· ˶ω ˸ϟ ͊ή˶Ϧ˴Β˸ϳ͉Θ˴άϟΎ˶ϫΑ ˱ΎϞ ˵ϧΎ˴˸ϘΠ˴ϧ ˴ϣί˵ Ϫ˵˸Ϯ˸ϨΠ ˵˴ϋ˴ϳ ϝ˵˴ϻί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ ˴Ω͉ήί˵˴Π˸ϮϤ˵ Π ˸˵ϟ˴ϳ ͉ϖΎ˴Ϥ˴Τ͉ϧ˸ϟ˶·˴ϭ͉ϥˬ˶˴ϷΕˬ˳˴έν Ϯ ˴ ό ˶ Α ˶ Ϫ ˵ ϟ ˴ ˴ έ Ϊ ˶ λ ˸ ˵ Ϧ ˸ ϣ ˴ ή ˶ ϴ ˸ Ϗ ˴ ϰ˴ ϟ · ˶ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϙ ͉ Τ ˴ ϟ ˸ Ϧ ˶ ϳ ˸ ά ˴ ϫ Ϟ ˵ Ϙ ˸ ϧ ˴ ί ˵ Ϯ ˸ Π ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ ˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ Ϟ ˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯˴ή͋θϟΎ˶Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ Kumpulan ˬ˶Ε˴έΎ˴ϴ˶Θ˸ΧFatwa ˶ϻ˸ ˶Ω˸ϮDSN-MUI Ϙ˵ ϋ ˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴ϨTerkait ˸Μ.˴Τ˴Ϧ˴Α˸ϳ˶ήΎ˴˴ΧϤ˴ϛPasar Δ ˴ ο ˴ ϭ ˴ Ύ˴ ό Ϥ ˵ ϟ ˸ Ϟ ˵ Β ˴ Ϙ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ˯ ˶ ˴ ή θ ͋ Modal Syariah 129 ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ ˵ ί˵ Ύ˴ϨϟΎ˶ ͉ΘϟΑ .˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ ϰ˴ϟdalam ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶ΑBuhuts ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩfi ˴ϋ Qadhaya ϝ ˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ 9) Pendapat Taqi Usmani Fiqhiy-yah Mu’ashirah (Darul Qalam, Damaskus, ˵͉δ˸Μϟ˶ϣ ϊ˵ˬ˶Δ˸ϴ˴Α˴όί˵˸ϳ˶ή˸Ϯ͉θΠ (Δ͉μ˶Σ) .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π.˴Θ˶˯˸Ϙ˴ϳ˴ήΎ˴ϣ͋θϟ˶ΓΎ˴ϋϲ˶˴ήϓ ϣ˵˴Ϧ˸ϴ˴ϊ˶Ϥ˴ϣ˶ϫΎ˴Ϫ˵δϨ˵ ˰˸Ϥ˵ϫ˸ϟ˴έ˶Δ˸ϭ͉ϳ˶Ϯ˴ ˴ϟˬ˶˸ϭϢ˴˸ϬϞ ˵ ϟ˴ϳ 6) Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam altahun 1992 di Jeddah: 7) Sharia Standards AAOIFI no.(Bairut: 12: 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al-Mu’amalat al-Maliyah Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah Dar al- alMu’ashirah (Bairut: Dar al-Fikr, 2006, h. 511): Fikr, 2006, ˸ήh. ͋θΎ͉Ϥϟ511): Ύ˴ϋ˴˸Ϙή˴ϳ ϣ˵Ύ˴ϣ˴ϊ˶Γ˴ϣΎ˴ϋϪ˵ ˴Ϩ˵ή˰˸ϫϣ˵ ˴έ˴ϊ˸ϭ˴ϣ˴ ˶Ϣˬ˶Ϭ˵Ϣ˸γ ˸Ϭ͉δ˴Ϸϟ˸ ϊ˵ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ί˵ί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ˴ϳ ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψ.˶Δϳ˵˴ϛ˴ϻ ˶ϣϡ˵ Ύ˶Δ˴ψ˴ϛ˶ϧ˶ή˶Ϫ͉θ˶Αϟϰ˶ϡ˵π Ύ˴ψ˴Θ˶ϧ˸Ϙ˴ϳ˶Ϫ˶ΑΎ˴ϣϲ˶˶Γπ ˵Π ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ.˸ϴ˶˯˶ϓ˴ήΎ˱ϋ͋θ˸ήϟ˴ηϲ˶˲ΰϓ ˶˴ϦΎ˴Ο˸ϴ˶Ϥ˶ϫϦΎ˴˸ϳδ˴έϤ˵Ύ˴ϴ˸ϟ˶Θ ˸Χ˶Δ˶ϻ͉ϳ˶Ϯ˸˴ϟ˸ϭ˴Ϧ˴˸ϳ˴άϞ ˵ ϫ˸Μ˶ϣ˴έˬ˶˴ΔΪ˸λ ˴ό˸ϳ˶ή· ͉θ͉ϥϟ˶· ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ 7) Sharia Standards AAOIFI no. 12: ˴Ω͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ ˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ ˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ Ϟ ˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯˴ή͋θϟΎ˶Α Mu’amalat Dar al-ί˵ ˸ϮΠ ˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴ ϒ ˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻal-Maliyah Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ ϡ˵ Ύ˴al-Mu’ashirah ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶.˴Ϧπ˸ϳ˶ή˸Ϙ˴ϳ˴ΧΎ˴ϣϰ˴˶ΓϟΎ˴˶·ϋ(Bairut: ˶ω˴ή͊ήϣ˵˴Β͉Θ˴ϊϟΎ˶Α˴ϣ ˱Ύ˶ϢϧΎ˴Ϭ˵Π˸γ˴ϣ˴ϷϪ˵˸ ˸Ϩϊ˵˴ϋ˸ϴ˴Αϝ ˵ ί˵ Ύ˴Ϩ˵͉Θϟ˴ϳ Fikr, 2006, h. 511): .˶˯˴ή͋θϟ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ “Menerbitkan dua opsi (Hak Prioritas Pemegang Saham untuk Membeli ˲έ˴ή˴ο ˶ϪBaru ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ - ͉ΗHMETD ˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵-Ϣdan ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Waran) Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ήini ˴η ˲ΰhukumnya ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θboleh ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧmenurut ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ · ͉ϥ˶· Saham syariah 9) Pendapat Taqikarena Usmani sepanjang yang saya tahu, itu ... ˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ήhal ˴η ˳Γ˴Ϊdalam ˶ϋΎ˴ϗ tidak ˸ϭ˴ ˳ϲBuhuts ˶ϋ˸ήmenimbulkan ˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ fi˴ϊQadhaya ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴bahaya μ˴Η ˸ϭ˴ 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al-Damaskus, Fiqhiy-yah Mu’ashirah Qalam, (kerugian) atau pelanggaran terhadap(Darul hukum atau kaidah syara’... “Tidak Fikr, ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴2006, Ϥboleh ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶mengalihkan Εh.˴έ511): Ύ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˶Ω˸Ϯdua Ϙ˵ ϋ ˵ hak ˸ϲ˶ϓ Ύ˴(opsi) Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴ini Ϥ˴ϛ kepada ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵pihak ˸ϟ Ϟ ˵ ˴Β˸Ϙketiga ˴ϳ ˴ϻ ˶˯dengan ˴ή͋θϟΎ˶Α imbalan, karena hak semata (mujarrad) untuk membeli Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ.˴Τ˴Ϧ˸ϟ˸ϳ˶ή˴Ϧ˴Χ˶ϣ ϰ˴ ˴Ϧϟ˸ϳ˶·ή˶ω͋Χ͊ή˴΄˴Θ˴ΒϤ˵͉Θ˸ϟϟΎ˶ Α˴Ϊ˱Ύ˸ϨϧΎ˴ ˶ϋΠέ˵˴ϣΎ˴tidak ˵ίdapat Ϫ˵Θ˸Ψ˸Ϩ˴ϋϤ˵ ˸ϟϝ ˵ϝ Ύ˴˸ϮϨ˴Ϙ͉Θ˸ϟϟ˴ dipertukarkan telah kami bahas ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Ηdengan ˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶·imbalan ˬ˵.Ϣϩ˵˴Ϡ΅˵˸ϋ˴˴ήΎ˴˶ηϤsebagaimana ˸˴ϭϴ˶ϓ Ϫ˵Ύ˱ό˵ϋ˸ϴ˸ή˴Α ˴ηί˵ ˸Ϯ˲ΰΠ ˶˵ ˴ϳΎ˴ΟΎ˱yang Ϧ ˶ ϳ ˸ έ ˴ Ύ˴ ϴ Θ ˶ Χ ˸ ϻ ˶ ˸ Ϧ ˴ ϳ ˸ ά ˴ ϫ έ ˴ ˴ Ϊ λ ˸ ·˴Ϸ͉ϥ˸Ύ˶Α˶· Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋpada masalah akad-akad opsi. Hak ... tersebut ˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴ηboleh ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗdilepaskan ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η secara ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣcuma-cuma ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ (gratis) kepada orang lain.” Ζ ˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶· Mu’amalat ˴Ωhalaman ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖ˴Τ˸ϟ248): ͉ϥal-Maliyah ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ˴έal-Mu’ashirah ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· (Bairut: ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫDar Ϟ ˵ ˸Ϙ˴ϧalί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ω˴9) ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ ͉ϖ˴Τ˸ϟPendapat ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶όTaqi ˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ˴έUsmani ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ήdalam ˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶ϦBuhuts ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫfi Ϟ ˵Qadhaya ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α Fiqhiy-yah ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αMu’ashirah Ύ͉Ϩϟ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α 9) Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi.˴ϦQadhaya Fiqhiy-yah ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε˴Mu’ashirah έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ ˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴(Darul Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴ΔQalam, ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ Ϟ ˵ ˴ΒDamaskus, ˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯˴ή͋θϟΎ˶Α (Darul Qalam, Damaskus, halaman 248): halaman 248): .˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ ˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ 10) Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ Pendapat ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴Jumhur ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔUlama ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧsebagaimana ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸Ψdikutip Ϥ˵ ˸ϟ ϝ ˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴ oleh Wahbah Zuhaily .ϩ˵ ΅˵ ˴ή˶η˴ϭ dalam Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳal-Fiqhul Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ Islamy ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋwa ˴Ϸ˸Ύ˶Α 9) Taqitahun Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya Adillatuh,Pendapat cetakan IV, 2004, juz IV, hal 2878: Fiqhiy-yah Ζ ˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ Mu’ashirah ˬ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ(Darul ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν˴Qalam, έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴ΠDamaskus, ˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶· halaman 248): ˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :.˶Δ˴Ϧ͉ϴ˸ϳ˶ϔ˶Ϊ˴Ϩ˴Τ ˸ϮϬ˵Ύ͉Ϩ˸ϤϟΟ ˵ ˶ϝ˴ϝ͊ϮΎ˴˴Ϥϗ˴Θϭ˶Α ˶ΑΎ˴ϋ˸ϟ Ϧ ˵ή˸ϴΑ˴Ϗ ϝ ˵ ˶˯˸ϮΎ˴Ϙ˵Ϭ˴ϳ˴ϘΎ˴ϔ˵Ϥ˸ϟ˴ϛέ˵˶α ˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ ˵ Ύ˴ϣyang Ύ˴ϫ˴ϻ dipilih ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥdi Ύ˴ϴ˸ϋkalangan ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ ˵ulama ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ ˴ϲmuta’akhirin ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έdari ˴Ϊ˸μ˴ϣmadzhab ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴ “Pendapat Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ ˴Ϊ.˸ϨΎ˴˶ϋϬ˸ϴέ˵˶ϓ Ύ˴α Ϥ˵Ϩϟ˸ϟ ˴ΐ ϝ ˵ ˸Ϯ˶Ϗ˴Ϙ˴έ˸ϟ˴ ˵Θ˸ΨΎ͉aset Hanafi menyatakan bahwa jika hak-hak ini berkaitan dengan tetap .ϩ˵ ΅˵ ˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α maka adalah harta secara hukum yang sebagaimana boleh dijual dan dibelikan. 10) hal ituPendapat Jumhur Ulama dikutip oleh Ζ ˵ Β˵ ˸Μ˴Η(kebiasaan ˴Δ͉ϴ˶ϟWahbah Ύ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶Έmasyarakat) ˴ϓ ˬ˶ϝ˴ϮZuhaily ˸ϣ˴Ϸ˸ ϲ˶ ϓ ˶ϕ˸Ϯdalam Ϙ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ξ ˸ό˴Αal-Fiqhul ˶Ν˴έ˸Ω˶· memasukkan ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Islamy Π˴ϣ ˶ϑsebagian ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟwa ͉ϥ˶· Urf mempunyai peran untuk Adillatuh, IV, ˶Ϣ˸ϴharta, ˶Σtahun ͉ήϟ ˶Ϧkarena Ϥ˸Σ2004, ͉ήϟ.˴Ϧ ˶Ϳsesuatu ˶ϢΑΎ˸δ˴ϋ˶Α Ϧ ˸ϳ˶Ϊjuz ˵IV, ˸Αdinyatakan ϝ ˵ hal ˸ϮϘ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ2878: ˴ϛ ˶αharta Ύ͉Ϩϟ ˶ϝ͊Ϯbila ˴Ϥ˴Θ˶Α hak ke dalamcetakan (kategori) masyarakat menganggapnya sebagai harta, sebagaimana pendapat Ibnu ˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ή˵ ˸ϴ˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΟ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Abidin.” ˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ ˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ ˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴ Pendapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip 10) P10) endapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip oleh Wahbah .Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α ˵ Ύ͉ϨϟZuhaily ˴ΐ˶Ϗ˴έ oleh Wahbah Zuhaily dalam al-Fiqhul Islamy dalam al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juzwa IV, a. QS. An-Nisaa’ [4]: 29 Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV, hal 2878: hal 2878: ˴ϟ˴͉ϴϮ˶ϔ˴Ϩ˸ϣ˶Ϣ˴Τ˴˸δ˸ϟ˸˶ΑϮή˵Ϡ˵ϛ˵˸ϴ˴Ϗ˸΄˴Η˴ϻ˶˯Ύ˴˸ϬϮ˴ϘϨ˵ϔ˵˴ϣ˸ϟ έ˵˴Ϧ˸Ϯ˸ϳϬ˵˶ά͉ϟ˸ϤΟ Γ˶˸Ϧ˴ί˴ϋΎ˴ϴ˶Τ˱Γ˴έ˶Α Ύ˴Ύ˴ΠϬ˶Η˶Η˴ί˴ϥΎ˴ϴ˸Ϯ˶ΣϜ˵ ˴Η˶ϥΎ˴˸ϥϜ˴˸ϣ˶Ϲ͉ϻ˶·ˬ˱ϻ˶Ϟ˶ϢΎ˴˶σ˸ϴϣ˶ΣΎ˴Β͉ή˵˸ϟΎ˶ϟ˴ΒΑ˴Θ˸ό˶Ϧ˸ϢΗ˵Ϝ˵Ϥ˸˴ϨΎ˴Σ˸ϴϬ˴Α͉ήϧ˶·ϟ˸ϢϜ˵:˶ΔͿ ˵ Ύ˴Ϭ˴ϝ͊ϳ˴Ύ˴ϗ˴˴ϭϳ ... Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ ˴ή˴Η˴ ˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ ˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯ μ ˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ ˳ν Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ .Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α ˵ Ύ͉Ϩϟ ˴ΐ˶Ϗ˴έ b. a. 130 QS. Al-Baqarah [2]: 275 [4]: 29 Ϣ˶ ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸ΣQS. ͉ήϟ ˶ͿAn-Nisaa’ ˶Ϣ˸δ˶Α ˬ͋β ˵˴ϥΎ˴˸ϮτϜ˵˸ϴ˴Ηθ ͉ ϟ˸ϥ˴Ϫ˵ τ ˵͉ϻ͉Β˶·˴Ψ˶Ϟ˴Θ˴ϳ˶σϱ˶ ˴ϥ˸ϳϮ˵˶άϠ͉ϟϛ˵ ˸΄˴ϳΎ˴Ϭ˴Ϧ͊ϳ˴˸ϳ˶ά˴͉ϟϳ ˸Ϧ ˴ϋ ˴Ϥ˱Γ˸ϟ˴έ Ύ˴˴ϦΠ˶ϣ˶Η ϥ Ύ˴Βά˸ϟΎ˶͉ϟΑ ϡ˵˸ϢϮ˵ Ϝ˵ ˴ϨϘ˸ϴ˴ϳ˴Α Ύ˴Ϥ˸Ϣ˴ϛϜ˵ ˴ϟ˴͉ϻϮ˶·˸ϣ˴˴ϥϮ˵ ˸ϮϣϠ˵Ϯ˵ ϛ˵ Ϙ˸΄˴Η˴ϳ˴ϻ˴ϻ ˸ϮΎ˴ΑϨ˵͋ή˴ϣϟ ˴Ϧ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ ˴΄˶Α ˴Ϛ˴ή˶ϟ˴Ϋ˴Η ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ...ϟΎ˴˸ϢϗϜ˵ ˸Ϩ˸Ϣ˶ϣϬ˵ ͉ϧ˳ν ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ ˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴Τ˸λ˴ Jumhur fuqaha selain Hanafi berpendapat: bahwa ia (hak manfaat, hak yang berhubungan dengan harta dan hak semata) dipandang sebagai harta karena dapat dikuasai dengan menguasai pokok dan sumbernya, juga karena manfaat adalah tujuan yang dimaksudkan dari benda, dan kalau bukan karena manfaatnya, suatu benda tidak akan dicari dan diinginkan oleh manusia. 2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa Dana Syariah tanggal 24-25 Rabi’ul Awal 1417 H / 29-30 Juli 1997 M. 3. Fatwa DSN-MUI No.20 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Reksa Dana Syariah dan No.40 Tahun 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar Modal. 4. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14 Maret 2003 M. / 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam, APEI, dan SRO tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan dan Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia. 5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli 2003 M / 10 Jum. Awal 1424 H tentang Kerjasama Pengembangan dan Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia. 6. Hasil Keputusan Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15 Maret 2003 M / 11-12 Muharram 1424 H. 7. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari Kamis, tanggal 28 Shafar 1429 H / 6 Maret 2008 M. MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG WARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH Pertama : Ketentuan Umum Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan : 1. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum. 2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah. 3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 131 4. Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari emiten pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya tersebut. 5. Harga pelaksanaan Waran Syariah adalah harga yang telah ditetapkan oleh Emiten bagi pemegang waran untuk membeli efek yang baru diterbitkan selama periode yang ditetapkan. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Perusahaan boleh menerbitkan Waran Syariah sebagaimana diatur dalam angka 4 Kententuan Umum fatwa ini; 2. Pemegang Waran Syariah boleh mengalihkan Waran Syariah yang dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan; 3. Pemegang Waran Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise) haknya dengan ketentuan saham hasil pelaksanaan tersebut dapat dikategori Efek Syariah 4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam Waran Syariah didasarkan atas prinsip wa’d yang dinyatakan bersifat mengikat bagi emiten. 5. Harga pelaksanaan dari Waran Syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal 6, Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal) 6. Pelaksanaan transaksi atas Waran Syariah harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi. Ketiga : Ketentuan Penutup 1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Waran Syariah di Pasar Modal dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau keputusan DSN-MUI. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 132 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 28 Shafar 1428 H 06 Maret 2008 M DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh DRS. H.M. Ichwan Sam Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 133 8) Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511): ˲έ˴ή˴ο ˶Ϫϴ˸ ˴Ϡ˴ϋ ΐ ˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ Ϋ˸ ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶· ...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ ˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴ Ω˴ ͉ή˴ΠϤ˵ ϟ˸ ͉ϖ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ˶Ϊ˸λ˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ ˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϻ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε˴έΎ˴ϴ˶ΘΧ ˸ ˶ϻ˸ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ ˵ ϲ ˸ ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ Ϟ ˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯˴ή͋θϟΎ˶Α .˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ ˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ FATWA 9) Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya DEWAN SYARI’AH NASIONAL Fiqhiy-yah Mu’ashirah (Darul Qalam, Damaskus, NO: 69/DSN-MUI/VI/2008 halaman 248): Tentang Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ Ϧ ˸ ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸ΨϤ˵ ˸ϟ ϝ ˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴ SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA .ϩ˵ ΅˵ ˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ ˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ζ ˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥϟ˸ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ˴Ϯϣ˸ ˴Ϸ˸ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ ˵ ˸ϟ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶· .˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ ˵ ˸Α ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi dan pasar 10) syariah Pendapat Jumhur Ulamaadanya sebagaimana keuangan dalam negeri diperlukan instrumen dikutip investasi oleh syariah Wahbah Zuhaily dalam al-Fiqhul wa berbasis untuk mengoptimalkan pemanfaatanIslamy dana-dana Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV, hal 2878: masyarakat; b. bahwa ˶Γ˴ίΎ˴ϴsesuai ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίdengan Ύ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴ϜUndang-Undang ϣ˸ ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶·Nomor :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ 19 ή˵ ˸ϴ˴ϏTahun ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ2008 έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸Ϥtentang Ο ˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Surat ˴ϻ˴ϭBerharga Ζ ˸ ˴Β˶Ϡσ ˵ Ύ˴ϣ Syariah Ύ˴ϫ˴ϻ Ϯ˸ ˴ϟ˴ϭ Negara ˬ˶ϥΎ˴ϴϋ ˸ ˴Ϸ˸(SBSN), ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ ˵ Pemerintah ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸdapat ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έmenerbitkan ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴ surat berharga berbasis syariah dalam rangka menunjang kesinambungan .Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α ˵ Ύ͉Ϩϟ ˴ΐ˶Ϗ˴έ fiskal dan memperluas sumber pembiayaan negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam haruf a dan huruf b, Dewan Syari’ah Indonesia (DSN˶Ϣ˸ϴ˶ΣNasional ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήMajelis ϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δUlama ˶Α MUI) memandang perlu menetapkan fatwa tentang Surat Berharga Syariah Negara untuk dijadikan pedoman. Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain: a. QS. An-Nisaa’ [4]: 29 a. QS. An-Nisaa’ [4]: 29 Ϧ ˸ ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˸ Ϝ˵ ˴Η ϥ ˸ ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Βϟ˸ Ύ˶Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ ˴ϳ ...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”. b. 134 QS. Al-Baqarah [2]: 275 ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ˸ ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊϴ˸ ˴Βϟ˸ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο Ϧ ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ Ϧ ˸ ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ ˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴Τ˸λ˴ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν˴ή˴Η b. Al-Baqarah [2]: 275 b. QS. QS. Al-Baqarah [2]: 275 ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ ˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴Τ˸λ˴ “Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” c. QS. Al-Baqarah [2]: 278: c. c. c. QS. Al-Baqarah [2]: 278: QS. Al-Baqarah [2]: 278: ˴ ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά͊ϣ Ϣ˵ΘϨ˵ϛ ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭ˵έ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϫ˷Ϡϟ ˸Ϯ˵Ϙ͉Η ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ Ϧ ˴Ϧϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά͊ϣ Ϣ˵ΘϨ˵ϛ ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴ΑQS. Ύ˴ϣ ˸ϭ˵Al-Baqarah έ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϫ˷Ϡϟ ˸Ϯ˵Ϙ͉Η ˸Ϯ˵[2]: Ϩ˴ϣ ˴Ϧ278: ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ “Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” ˴Ϧϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά͊ϣ Ϣ˵ΘϨ˵ϛ ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸ϭ˵έ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϫ˷Ϡϟ ˸Ϯ˵ϘΗ͉ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ QS. Al-Maidah [5]: 1 QS. Al-Maidah [5]: 1 d. Al-Maidah [5]: 1 d. QS. d. d. ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ [5]: ˸ϮϨ˵ ˴ϣ 1˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ QS....Al-Maidah “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ (teks Abu Dawud), ia berkata: 2. Hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, antara lain: (teks Abu Dawud), ia berkata: a. Hadits Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴riwayat Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟAhmad, Ύ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭAbu ˶ω˸έ͉ΰDawud, ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗdan ˴Ϯδ ͉ ϟAd-Daruquthni ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ dari ϱ˶ή˸Ϝϧ˵Sa`d Ύ͉Ϩϛ˵ Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴ϨAbi ˴ϓ ˬΎ˴ ϬWaqqash ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Dawud), Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό(teks ˴γΎ˴ϣ˴ϭiaAbu ˶ωberkata: ˸έ͉ΰDawud), ϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴ia Ϯδ ͉ berkata: ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵ Ibn (teks Abu ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ ϭ˸ ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ .˳Δ͉π˶ϓ . Δ ˳ π ͉ Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩ˶ϓϛ˵ ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ .˳Δ͉π˶ϓ b. Hadits Nabi riwayat b. Hadits Nabi riwayat Thabrani Ibnu Abbas: “Dulu kami dari menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertanian yang Thabrani dari Ibnu Abbas: tumbuh di˸ϟ bagian ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ήdi˴Θ˸ηpinggir ˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴selokan πϣ˵ ˴ϝΎ˴dan Ϥ˸ϟ ˴ϊyang ˴ϓ˴Ω ˴tumbuh Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τ˵ϤHadits ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ ˵ yang ˸Α Nabi α ˵ dialiri Ύ͉Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧair; Ϊ˵ ͋ϴ˴γmaka, ˴ϥΎ˴ϛ b. ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸ηmelarang ˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵kami ˴ϝΎ˴Ϥmelakukan ˸ϟ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· hal ˶ΐ͋Ϡ˴τtersebut ˵Ϥ˸ϟ ˶Ϊ˸Β˴ϋdan Ϧ ˵ ˸Αmemerintahkan α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧriwayat Ϊ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ Rasulullah ˳Thabrani Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ωdari ˶Ϫ˶Α ˴ϱIbnu ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻAbbas: ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴agar λ ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Εmenyewakannya ˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳdengan ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Αatau ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ kami ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯemas γ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴ηperak.” ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ ˴Ϣ͉ϠϠ˴γ˴ϋ˴ϭ ˴ρ˶Ϫ˶ϟ˴ή˴ϭ˴Θ˸η˶Ϫ˶˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˱Δ˴Α˴έͿ ˵ Ύ˴πϰ͉ϣ˵Ϡ˴λ˴ϝΎ˴˶ͿϤ˸ϟ ˴ϝ˴ϊ˸Ϯ˴ϓγ ˵ ˴έ Ϫ˵˶·σ ˵ ˶ΐ ˸ή˴η͋Ϡ˴τ˴ώϤ˵ ˴Ϡ˸ϟ˴Β˴ϓ ˬ˴ Ϧ˸Β˴ϋ˶Ϥ˴οϦ ˴έ ϰ˴ ˵ ˸Α˴Ϛα ˵˶ϟ˴Ϋ Ύ͉˴ϞΒ˴ό˴όϩϭέ ˸ϟ˴ϓ ˸ϥΎ˴ϧ˶Έ)˴ϓΪ˵ ͋ϴϩ˵ˬ˳˴γ˴ίΔ˴ΒΎ˴˸σ .(αΎΒϋ ˴ΩϦΑ˴ΫϦϋ ςγϭϷ˶Ϊϰϓ ϲϧήΒτϟ Ο˴ϥ˴΄Ύ˴˴ϓϛ .(αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ςγϭϷ ϰϓ ϲϧήΒτϟ ϩϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ .( αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ςγϭϷ ϰϓ ϲϧήΒτϟ ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ c. Hadits Qudsi ϩϭέ riwayat c. Hadits Qudsi riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata: Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata: Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 135 c.˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ Hadits ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θ ϟ Κ ˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴Qudsi :ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴ϟΎ˴riwayat ό˴Η ˴Ϳ ͉ϥ˶· ˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ Κ ˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴ :ϝ ˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η ˴Ϳ ͉ϥ˶· . Ύ˴ Ϥ Ϭ ˶ Ϩ ˶ ϴ ˸ Α ˴ Ϧ ˸ ϣ ˶ Ζ ˵ Ο ˸ ή ˴ Χ ˴ Ϫ ˵ Β ˴ Σ ˶ Ύ˴ λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ Abu Dawud dari Abu Hurairah, .Rasulullah berkata: Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ήSAW ˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ.˳ΔΎ˴Ϭ͉π ͊ϳ˴˴˶ϓϳ ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ Ύ˴Ύ˴ϤϤ˶Α˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵ Ύ˴ϧΎ˴Ύ˴ϧϬΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓϨ˴ϓ ˬΎ˴ˬΎ˴ϬϬ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ ˶˯˶˯Ύ˴ϤΎ˴Ϥ˸ϟΎ˶˸ϟΎ˶ΑΑ ˴Ϊ˴Ϊ˶ό˶ό˴γ˴γΎ˴Ύ˴ϣϣ˴ϭ˴ϭ ˶ω˶ω˸έ˸έ͉ΰ͉ΰϟϟ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˸ϲ˸ϲ˶ϗ˶ϗ˴˴ϮϮ͉δ͉δϟϟ ϰ˴ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˸ϭ˸ϭ˴ ˴(teks ˳ΐ˳ΐ˴ϫ˴ϫ˴ά˴ά˶Α˶ΑAbu Ύ˴ϬΎ˴Ϭ˴ϳ˴ϳ˶ή˶ή˸Ϝ˸ϜDawud), ϧ˵ϧ˵ ˸ϥ˸ϥ˴˴ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴ή˴ή˴ϣ˴ϣ˴˴ϭ˴ϭia˴Ϛ˴Ϛberkata: ˶ϟ˶ϟ˴Ϋ˴Ϋ ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ˴˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ ˵Ϳ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ b.(teks Abu Dawud), ia berkata: Hadits Nabi riwayat .˳Δ͉π˶ϓ b. Hadits riwayat Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ Nabi ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣdari ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Ibnu Α ˴Ϊ˶όThabrani ˴γΎ˴Abbas: ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰdari ϟ ˴Ϧ˶ϣIbnu ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δAbbas: ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵ Thabrani ˴Ϩ˴ϓ ˴ϫˬΎ˴ ˴Ϸ˸ ˶Ϳϱ˶ήϝ ˸ϭΎ˴ϧ˴Ύ˴Ϭ˳ΐ ˴άϬ˶Α ˸ϨΎ˴˶ϣϬ˴ϳ˶˯˶ήΎ˴˸ϜϤϧ˵˸ϟΎ˶Α˸ϥ˴Ϊ ˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴˴ϭ˶ω˴Ϛ˸έ˶ϟ͉ΰ˴Ϋϟ˸Ϧ˴Ϧ˴ϋ˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ͉Ϡ˴γ˶ϗ˴ϭ˴Ϯ͉δ˶Ϫ˶ϟϟ˴ϭϰ˴˶ϪϠ˴ϋ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ ˵˶Α ˴ν ϰ͉Ϡ˸έ˴λ ˵˸Ϝ˸Ϯϧ˵ γ ˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ϊ˴ϓ˴Ω ˴Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τϤ˵Hadits ˸ϟ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ˶Ϊ˸Β˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϦ ˵ ˸Α Ϳ α ˵ ϰ͉ Ύ͉Β˴όϠ˴λ ˸ϟ Ύ˴˶Ϳ ϧΪ˵ ͋ϴ˴γϝ˵.˳Δ˸Ϯ˴ϥ͉π ˵Nabi γ ˵ Ύ˴˴έϛ˶ϓ b.b.˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟΫ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭHadits riwayat ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε˴Ϋ ˱Δ͉Α˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴ ˶Ϫ˶Β.˶Σ˳ΔΎ˴͉π λ˶ϓ Thabrani dariIbnu Ibnu Abbas: Thabrani ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴdari ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ Abbas: ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ Ϫ˵ σ ˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ ϰ˴Ϡb. πϣ˵ϣ˵ ˴ϝ˴ϝ.(Ύ˴Ύ˴ϤαΎΒϋ Ϥ˸ϟ˸ϟ ˴ϊ˴ϊ˴ϓ˴ϓΩϦΑ ˴Ω ˴˴ΫΫ˶·Ϧϋ ˶· ˶ΐ ˶ΐςγϭϷ ˸Β˴ϋ˴ϋ ϲϧήΒτϟ ˵ ˸Α˸Α Nabi ϰ˴ ˴ϋϠ˴ϋ ˴ρ˴ρ˴ή˴ή˴Θ˴Θ˸η˸η˶˶ ˱Δ˱Δ˴Α˴Αέ˴έΎ˴Ύ˴π ͋Ϡ͋Ϡ˴τ˴τϤ˵Ϥ˵Hadits ˸ϟ˸ϟ ˶Ϊ˶Ϊ˸Βϰϓ Ϧ ˵Ϧ α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟϩϭέ Ύ˴ϧriwayat Ϊ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίΎ˴˴ϥΟΎ˴˴΄ϛ˴ϓ Ϊ ˳ Β ˶ ϛ ˴ Ε ˴ ˴ Ϋ Δ ˱ Α ͉ ˴ Ω Ϫ ˶ Α ˶ ϱ ˴ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬΎ˱ ϳ Ω ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ Α ˶ ϝ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬ˱ ή Τ ˸ Α ˴ Ϫ ˶ Α ˶ b. Hadits Nabi riwayat Ϊ ˳ Β ˶ ϛ ˴ Ε ˴ ˴ Ϋ Δ ˱ Α ͉ ˴ Ω Ϫ ˶ Α ˶ ϱ ˴ ή ˶ Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬΎ˱ ϳ Ω ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ Α ˶ ϝ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϭ ˴ ˬ˱ ή Τ ˸ Α ˴ Ϫ ˶ Α ˶ Ϛ ˴ Ϡ ˵ δ ˸ ϳ ˴ ϻ ˴ ϥ ˸ ˴ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ “Abbas bin Abdul jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, Thabrani dariMuthallib Ibnu Abbas: ˴γmensyaratkan ˵ kepada ϰ͉ ˴λ ˶Ϳ ˶ͿAbbas: ˵ ˴έ˴έ Ϫ˵Ϫ˵σ ˵ ˸ή˸ήagar ˴Β˴ϓ˴ϓ ˬ˴ˬ˴ϦϦ˶Ϥ˶Ϥmengarungi ˴ο ˴Ϛ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ lautan ˴Ϣia˴Ϣ͉Ϡ˴γ͉ϠThabrani ˴ϭ˴ϭ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˴˶ϟϭ˴ϭ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϠ˴ϋdari Ϳ ˵Ϳ ϰ͉ ϠϠ˴λ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ ˵γ ˵σ ˴η˴η ˴ώ˴ώ˴Ϡ˴ϠΒtidak ˴ο ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Βdan ˸σ˴έ Ibnu mudharib-nya ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ .(˴ϝαΎΒϋ Ύ˴Ϥ˸ϟ ˴ϊ˴ϓϦΑ ˴Ω ˴ΫϦϋ ˶· ˶ΐςγϭϷ ͋Ϡ˴τϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊϰϓ ˸Β˴ϋ ϲϧήΒτϟ Ϧ ˵ ˸Α α ˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ tidak lembah,.(serta tidak membeli hewan ternak. Jikaϩϭέ persyaratan αΎΒϋ ϦΑ Ϧϋ ςγϭϷ ϰϓ ϲϧήΒτϟ ) ϩ ˵ ί ˴ Ύ˴ c.˳Ϊϰ˴˶Β˴ϛϠ˴ϋmenuruni Hadits Qudsi riwayat ˸ϟˬΎ˱ϳ˴ϊ˶Ω˴ϓ˴ϭ˴Ω ˶Ϫ˴Ϋ˶Α ˶·˴ϝ˶ΐ ˵ ˶Ϫ˸Α˶ ˴Ϛα ˵ Ϡ˵˸δΎ͉Β˴ϳό˸ϟ˴ϻ ˸ϥ Ύ˴ϧΪ˵˴ ͋ϴ˶Ϫ˴γ˶Β˶Σ˴ϥΎ˴Ολ Ύ˴˴΄ϛ˴ϓ ˴Ε˴ρ˴Ϋ˴ή˱Δ˴Θ˸η ͉Α˴Ω˶ia˶Ϫ˱Δ(mudharib) ˶Α˴Α˴έ˴ϱΎ˴π ˶ή˴Θ˸θϣ˵ ˴ϳ ˴ϝ˴ϻΎ˴˴ϭϤharus ΰ˸Ϩ͋Ϡ˴ϳ˴τ˴ϻϤ˵ ˴ϭ˸ϟresikonya. ˬ˱˶Ϊή˸Β˴ϋ˸Τ˴ΑϦ itu dilanggar, menanggung Ketika persyaratan Abu dari SAW ˳Ϊ˴Ϣ˶Β͉Ϡ˴γ ϛ ˴ϭ˴ΕDawud ˴Θ˸θAbu ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Hurairah, ˬΎ˱˴ϝϳ˶Ω˸Ϯ˴γ ˶ΑϪ˵ σ ˴ϳ ˴ϻώ˴ϭϠ˴Β˴ϓˬ˱ˬ˴ήϦ˸Τ˶Ϥ˴Αο˶Ϫ˶Α˴Ϛ ˴Ϛ˶ϟ˴ΫϠ˵˸δ˴Ϟ˴ϳ ˴ό˴ϻ˴ϓberkata: ˶Ϫ˴Ϋ˶ϟ˴ϭ˱Δ͉Α˶Ϫ˴Ω˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ˶ΑAbbas Ϳ ˵˴ϱ˶ήϰ͉ Ϡ˴λ ˵ϭ˴έ˶ϪRasulullah, ˵˴ϝ˶ΰ˸ή˸Ϩ˴ηRasulullah ˸ϥ˶Έ˴˴ϓ ˶Ϫˬ˳˶ΒΔ˶Σ˴ΒΎ˴˸σλ˴έ yang ditetapkan itu ˶Ϳ didengar beliau membenarkannya.” ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ.(˶ͿαΎΒϋ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ϦΑ ˴έ Ϫ˵Ϧϋ σ ˵ ˸ή˴ηςγϭϷ ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧϰϓ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴όϩϭέ ˴ϓ ˸ϥ˶Έ)˴ϓ ϩ˵ˬ˳˴ίΔ˴ΒΎ˴˸σ ϲϧήΒτϟ Ο˴΄έ˴ϓ Qudsi ˴ϥc.Ύ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓQudsi ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴Abu Ψ ˵ ˴ϳ Dawud ˸Ϣ˴ϟ ϦΑ Ύ˴ϣ ˶Ϧ ˸ϴ˴Ϝdari ˸ϳςγϭϷ ˶ήHadits ͉θHadits ϟAbu Κ ˵ ϰϓ ˶ϟΎ˴ΛHurairah, Ύ˴ϲϧήΒτϟ ϧ˴Qudsi :ϝ ˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ ϩϭέ ϰ˴ ϟΎ˴riwayat ό)˴Η ϩ˵˴Ϳ˴ίΎ˴Ο͉ϥ˴΄˶·˴ϓ c. c. Hadits riwayat Rasulullah .(˸ϦαΎΒϋ Ϧϋ Ύ˴Rasulullah Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ ˵ ˸Ο˴ήSAW ˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴berkata: λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ SAW berkata: AbuDawud Dawuddari dari Abu Abu Hurairah, Hurairah,.Rasulullah Abu c. Hadits Qudsi riwayat λ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ Ϊ˵Ϊ˵˴Σ˴Σ˴˴ ˸Ϧ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣ ˶Ϧ˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θHadits ˵ ˶ϟ˶ϟΎ˴Ύ˴ΛΛ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴˴Qudsi ˵ ˸Ϯ˸ϮϘ˵˵Ϙ˴ϳ˴ϳ ϰ˴ ϰ˴ϟϟΎ˴Ύ˴riwayat ˴Ϳ ͉ϥ͉ϥ˶·˶· ˴ϥ˴ϥΎ˴c. ΧΎ˴Χ ˴Ϋ˴Ϋ˶Έ˴ϓ˶Έ˴ϓ ˬ˵ˬ˵ϪϪ˴Β˴Β˶Σ˶ΣΎ˴Ύ˴λ ˵Ψ ϟϟ Κ ˵Κ ::ϝ ˵ϝ όό˴Η˴Η ˴Ϳ Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata: ϤHadits ˵ ˸Ο˸ΟNabi λ ˶Ϭ˶Ϭ˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ Ζ ˵Ζ ˴ή˴ήSAW ˴Χ˴Χ Ϫ˵Ϫ˵ ˴Β˴Β˶Σ˶ΣΎ˴Ύ˴berkata: λ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ Ϊ˵Ϊ˵ ˴Σ˴Σ˴˴ d.Abu Dawud dari Abu Hurairah,..Ύ˴Ύ˴ϤRasulullah riwayat “Allah pihak ketiga Tirmidzi ˴ϥΎ˴Χ ˴SWT Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫdan ˴Βberfirman: ˶ΣΎ˴λIbnu Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ Majah ˴Σ‘Aku ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳadalah ˸Ϣdari ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ‘Amr ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟbin Κ ˵ ˶ϟΎ˴‘Auf: Λ Ύ˴dari ϧ˴ :ϝ ˵ dua ˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴orang ϟΎ˴ό˴Η ˴Ϳyang ͉ϥ˶· bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang ˴ϥΎ˴Χ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴ ˸ϦΨ ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ.˸ϳΎ˴˶ήϤ͉θ˶Ϭ˶Ϩϟ˸ϴ˴ΑΚ ˵ ˸Ϧ˶ϟϣΎ˴ΛΖ ˵˴Χ˸ϮϘ˵Ϫ˴ϳ˴Β˶Σϰ˴Ύ˴ϟλ Ύ˴ό˴ΗΎ˴Ϥ˴Ϳϫ˵lain. Ϊ˵ ˴Σ ͉ϥ˴˶· ˵ Ύ˴ϧ˸Ο˴ ˴ή:ϝ Jika keluar Nabi riwayat ˴ϥd.Ϯ˵Ϥsalah ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭsatu Ύ˱ϣ˴ήpihak ˴Σ ͉Ϟ˴Σtelah ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻberkhianat, ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱ΤAku ˸Ϡλ ˵.Ύ˴Hadits ˶ϠΖ ˸ϟmereka.” Ύ˴riwayat Ο Ύ˴ ˵Ϥ˸Ϡϫ˵͊μ ϤHadits ˶Ϭ͉ϻ˶Ϩ˸ϴ˶·˴Α ˴Ϧ˸ ϴ˶ϣ˶Ϥdari ˵˸δϤ˵˸ΟNabi ˴ή ˴Χ˴Ϧ˸ϴϪ˵˴Α˴Β˶Σ˲ΰΎ˴˶λ Ϊ˵ ˴Σϟ˴˴ d. .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟdan ˴Σ˴ ˸ϭIbnu ˴‘Amr ˱ϻ˴ϼ˴ΣMajah ˴ϡbin ͉ήbin ˴Σ Ύ˱dari σ ˸ή˴η‘Amr ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭbin ˶σϭ˵ή‘Auf: η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ Tirmidzi dan IbnuTirmidzi Majah dari ‘Amr ‘Auf: d. Tirmidzi Hadits Nabi riwayat dan Ibnu Majah dari ‘Auf: d. Hadits Nabi riwayat Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˸δ˶Ϡ˸δϤ˵ Ϥ˵˸ϟ˴˸ϟϭ˴ϭ Ύ˱ϣΎ˱ϣ˴ή˴ή˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴˴ ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˱ϻ˱ϻ˴ϼ˴ϼ˴Σ˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ Ύ˱Ύ˱ΤΤ˸Ϡ˸Ϡλ ˵ Hadits ˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ ͊μϟ˴ϟ˴ ˴ϥ˴ϥϮ˵d. ˵λ ͉ϻ͉ϻ˶·˶·bin ˴Ϧ˴Ϧϴϴ˶Ϥ˶Ϥ‘Auf: ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ Nabi ˸ϟ˸ϟ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶˶Ύ˴Ύ˴riwayat ΟΟ ˵ Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ ϣ˴ή˴Σ 3. ͉Ϟ˴Σdari ˴ ˸ϭKaidah ˴ ˱ϻ‘Amr ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήbin ˴Σ Ύ˱σ‘Auf: ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ Tirmidzi dan Ibnu.Ύ˱Majah Fiqih: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ dapat Ύ˱ϣ˴ή˴Σ dilakukan ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼdi˴Σantara ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱kaum Τ˸Ϡλ ˵ muslimin ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵kecuali ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰperdamaian ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ “Perdamaian ˴ϥϮ˵Ϥmengharamkan ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴.ήΎ˴Ϭ˴Σ˶Ϥ˸ϳ͉Ϟ˶ή˴Σ˸Τyang ˴˴Η ˸ϭϰ˴ ͉ή͉ϝ˴˴ΣΪ˵ ˸ϭ˴ϳ ˴Ύ˱˸ϥΤ˱ϻmenghalalkan λ ˵͉ϻ˴Σ˶· Δ˵͉ϻ˴ϡ˴Σ͉ή˶· Ύ˴Σ˴ϦΑ˶ϹϴΎ˱˶Ϥ˸σ˶Ϡ˶Ε ˸δ˸ήϤ˵˴η˴ϼ˸ϟyang ˴ϣ͉ϻ˴ϦΎ˴ό˶·˸ϴϤ˵˴Α˸Ϣ˸ϟ˶Ϭharam; ˶Ύ˴ϭ˵ΟϓήϞ ˵ ˸λ ˸Ϡϰ˴ ͊μ .˴Ύ˱Ϡϣ˱ϻ ή˴ϼ˲Ϟ˴Σ˴Σ˸ϴ˶ϟ͉Ϟ˴Ω˴ϡ˴Σatau ˵ yang dan ˴ϋ˴halal ˴˸Ϡ˴ϼ ˲ΰ˶σϰ˶ ˵η ˴ϷϠ˴ϋϟ˴˴ . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ Ϡ˴ϋ kaum muslimin terikat dengan 3. Kaidahmereka Fiqih:kecuali syarat yang 3.syarat-syarat Kaidah Fiqih: mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˶Δ˸ϴ˶ϟ3. ˶ϟΩ˴Ω˴Ϡ͉ϝ˸μ ͉ϝΪ˵Ϊ˵˴ϳϤ˴ϳKaidah ˴ϼϠ˴ϣ˴ϣ˴ϋΎ˴Ύ˴όό˶ϡϤ˵Ϥ˵Ύ˴˸ϟ˸ϟϣ˶Ϲϰ˶ ϰ˶ ˵ ͊ή˸λ ˸λ˴μ˴Ϸ ˴Ϸ˴Η˴ ..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴ ˴ϼ ˵Ϟ ˴Τ ˸ϟϥ˸ϥΎ˶Α˴˴˲ρ͉ϻ͉ϻ˸Ϯ˶·˶·Ϩ˵ΔΔ˵˴ϣ˴Σ˴ΣFiqih: ˶ΔΎ˴Ύ˴Α͉ϴΑ˶Ϲ ϋ˶Ϲ˸͉ή˸ ˶Ε ϟ˶Εϰ˴ ˸ϓϓϑ ˵Ϟ 3. Kaidah Fiqih: .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥbentuk ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴muamalah Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˶Δ˸ϴ˴Τ˶ϟ˴Ω˴Ϡ˸μ ͉ϝΪ˵˴Ϥ˴ϳ˸ϟboleh ˸ϥΑ ˴˲ρ͉ϻ˸Ϯ˶·Ϩ˵dilakukan Δ˵ ˴Σ˶ΔΎ˴͉ϴΑ˶ϋ˶Ϲ͉ή˸ ϟ˶Εϰ˴ ˴ϼkecuali ˴ϣ˴ϋΎ˴ό˶ϡ˵ϤΎ˴˸ϟϣ ˶Ϲϰ˶ada ϓϑ Ϟ ˵ ˸λ˴μ ˴Ϸ˴ Ύ˶ ϣ ˴ Ϡ ˸ ˵ “Pada dasarnya, semua ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μPendapat ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴpara ˶ϋ͉ήϟ ϰ˴ Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲtentang ˸ ϑ ˵ ͊ή͊ήdalil ˴μ˴Η˴Η 2. ulama yang mengharamkannya.” kebijakan pemerintah; antara lain: ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴ˶ϋ͉ήϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸ ϑ ˵ ͊ή˴μ˴Η ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴ˶ϋ͉ήϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸ ϑ ˵ ͊ή˴μ˴Η Pendapat para ulama tentang ˸Ϧ2.˶ϣ˴ϭ ˭˸ϢϬ˵ ˴ϟ ˴Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ϯ˴ή˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴ϟ˸ϭ͉ΪPendapat ϟ ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϲ˶ϓ para ˴ϑ ͉ή˴μulama ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴ ˶ϡΎ˴ϣtentang ˶Ϻ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ 2. “Tindakan Imam [pemegang otoritas] terhadap rakyat harus mengikuti kebijakan pemerintah; antara lain: Δ ˶ ϴ ˴ ϓ ˶ Ύ˴ Ϝ ϟ ˸ ϝ ˶ ˴ Ϯ ϣ ˸ ϸ ˴ ϟ ˸ ή ˶ ϴ ˸ ϓ ˶ Ϯ ˸ Θ ˴ ϟ ˶ Ϧ ˴ ϴ ˸ Ϥ ˶ Ϡ ˶ δ ˸ Ϥ ˵ ϟ ˸ ϝ ˶ Ύ˴ ϣ Ζ ˶ ϴ ˸ Α ˴ ϙ ˶ ϼ ˴ ϣ ˸ ˴ ξ ˶ ό ˸ Β ˴ ϟ ˶ Ϫ ˵ ό ˵ ϴ ˸ Α ˴ ˶ ϟ ˶ Ύ˴ μ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϩ ˶ ά ˶ ϫ kebijakan pemerintah; antara mashlahat.” (Al-Suyuthi, Al-Asybah walain: al-Nazha’ir, tahqiq: Muhammad 2. Pendapat para ulama tentang ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ύ̒ ϴ Ϩ ˶ Β ˸ ϣ ˴ ϥ ˴ Ύ˴ ϛ ˴ Ϋ · ˶ ϡ ˶ Ύ˴ ϣ Ϲ ˶ ˸ Ϟ ˴ ό ˸ ϓ ˶ ϥ ͉ Ϸ ˴ ˶ ˬ˶ Δ ϣ ͉ Ύ˴ ό ϟ ˸ Ϣ ˶ Ϭ ˶ Η ˶ Ύ˴ Ο Ύ˴ Σ ϭ ˴ Ϣ ˸ Ϭ ˶ Τ ˶ ϟ ˶ Ύ˴ μ ϣ ˴ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ϕ ˶ Ύ˴ ϔ ϧ ˸ Ϻ ˶ al-Mu’tashim bi Allah al-Baghdadi, [Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi,˶ϟ 2. Pendapat ˴Τ˴ϠϬ˸μ ˴Ϡ˸μ ϯ˴ ˴ϑ ˴μ ˴Θό˴ϳ˴ϳ˴Θ˴ϳ˸ϥ˸ϥΎ˴˴˴Ϥ˶ϡ˶ϡ˸ϴΎ˴˶ϓΎ˴ϣϣtentang Ϻ˴Τ˶ϟ˶ϟ˴Ϡ˸μ ˵ ˸ϟ˴ϳ˴ϳ ˴ϔ˶ϣ˴ϭ233) ˴ϟ˴ϭΎ˴Χ˭˸˭˸ϢϢϬ˵˸ϥϬ˵˴ϟ˶Έ˴ϟ˴ϓ˴Δ˴Δ˴ΤˬΎ˴ ˴Ϙpemerintah; ˴ϓ˴˴Ϥϭ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ˴˶ϪΫ˶Ϫ˶·˸ϴ˸ϴ˶ϓ˶ϓ͉ϻϯ˴ ˶· ήΎ˱ήϋ˴ϳ˴ϳ˸ήΎ˴Ύ˴Ϥ˴ηϤantara ˶Δ˶ϝ˶ϝ͉ϣ˴˴Ύ˴ϮϮό˸ϣ˸ϣϟ˴˴ ˶έ˸ϲ˸ϲ˸Ϯ˶ϓ˶ϓϣ˵ ˴ϑ Ϸ ˵para ˸Ύ͉ή͉ή˶Α ˴μ ϖ ˵ ͉Ϡ˴Θulama ˶Δ˶Ϻ 1987], ˸ϦΎ˴˸ϦϬ˶ϣkebijakan ˸ϴ˸ϴ˶ϓ˶ϓ˸ά˶Δϔ˵˶Δ˸Ϩ˴ϟ˴ϟϳ˸ϭ˸ϭ͉Ϊ˸Ϣ͉Ϊϟ˴ϟϟlain: ί˵ί˵ ˸Ϯ˸Ϯ˴ϤΠ ˵Π kebijakan pemerintah; antara lain: ˶Δ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝ˸ϟ ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴ϸ˸ϟ ˶ή˸ϴ˶ϓ˸Ϯ˴Θ˶ϟ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶ϝΎ˴ϣ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˶ϙ˴ϼ˸ϣ˴ ˶ξ˸ό˴Β˶ϟ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ˶˶ϟΎ˴μ.˴Ϥ˸ά˸ϟϔ˵˸Ϩ˴ϳ˶ϩ˶ά˸Ϣϫ˴ϟ ˶Δ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝ˸ϟ ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴ϸ˸ϟ ˶ή˸ϴ˶ϓ˸Ϯ˴Θ˶ϟ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶ϝΎ˴ϣ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˶ϙ˴ϼ˸ϣ˴ ˶ξ˸ό˴Β˶ϟ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ˶˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ̒ϴ˶Ϩ˸Β˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϋ˶·˴Ϥ˶ϡ˸ϟΎ˴ϣ˶Ϫ˶Ϲ˸ϴ˶ϓ˸ ϯ˴ ˴Ϟ˸ό˶ϓ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ ˶Ϣ˶Ϭ˶ΗΎ˴˴Ο˸ϲΎ˴Σ˶ϓ ˴ϭ˴ϑ˸Ϣ͉ή˶Ϭ˴μ ˶Τ˶ϟΎ˴μ ϰ˴ ˶Ϻ ˴ϳ ˸ϥ˴ϣ˴ϣ˴ ϰ˴ ˶ϡΎ˴ϠϠϣ˴ϋ˴ϋ˶Ϻ˶ϕ ˶ϟϕί˵Ύ˴Ύ˴ϔϔ˸Ϯ˸ϧ˸ϧ˶Ϻ Π ˵ ˴ϳ˶ϟ˶ϟ ϰ˴Ϡ˸Ϧ˴ϋ˶ϣ˴ϭΎ̒ϴ˶Ϩ˭˸˸Β˴ϣϢϬ˵ ˴ϥ˴ϟ ˴ΔΎ˴ϛ˴Τ˴Ϡ˴˸μ Ϋ˶· ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸ ˴Ϟ˸όή˶ϓ˴ϳ ͉ϥΎ˴Ϥ˴Ϸ˸ϴ˶ϓ˶ ˬ˶˶ΔΔ˴ϟ͉ϣ˸ϭΎ˴͉Ϊόϟ˸ϟ ˶ϝ˶Ϣ˴˶ϬϮ˶Η˸ϣΎ˴Ο Ύ˴Σ˴ϭ ˸Ϣ˶Ϭ˶Τ˶ϟΎ˴˴Θμ ˴ϭϜ˸ϟ˭˸˸ϥϢ˶ϝϬ˵Έ˴ϓ˴ϟ˴ϮˬΎ˴ ˴Δ˸ϣ˴ΤϬ˴ϸ˴ϠϘ˸μ Ύ˴Ϥ˵ ˸ϟϴ˸ά˶ϓ ϔ˵˶ϝΔ˸Ϩ˴ϳϟΎ˴˸ϭϣ˸Ϣ͉Ϊ˴ϟϟ˶Ζ˶Δ˶ϝ˸ϴ͉ϣ˴ΑΎ˴˴όϮ˶ϙ˸ϟϣ˴ϼ ˴ ˶έ˸ϲ ˴ϑ ˵ ϫ˸ϟ˴ϳ Ύ˴Ϭ˶Δ˸Ϧ˴ϔ˴ϴϟ˶ϣϓΎ˴Ύ˴Χ ˴ϓϟ˴ϭ˶ή˴Ϥ˸ϟ˴ϴΫ˶ϓ˸Ϯ˶·Ϫ˴Θ˸ϴ͉ϻ˶ϟϓ ˶·˴Ϧϯ˴Ύ˱˸ϴϋή˶Ϥ˶Ϡ˴ϳ˸ή˸δ˴η Ϸ ˵ ˸Ύ͉ή˶Α˸ό˴μ ˵˶ϟ ͉ϠϪ˵˴Θό˴ϳό˵˴Θ˴ϳ˸ϴϥ˴Α Ύ˴˴Ϥ˶˶ϡ˸ϴ˶ϟΎ˴ϓΎ˴ϣμ ˶ΔϺ˴Τ˴Ϥ˶ϟ ˴Ϡ˸ϟί˵˸μ ϣ˸Ϯ˴˶ϓϣ˵˶ξ Βϖ ˸Ϯ˶ϩ˴Ϥ˶άΠ Ύ˴Ϭ˴ϔ˶Δ˴ϟ˴ϴΎ˴˶ϓΧΎ˴Ϝ˸ϟ˸ϥ ˶Έ˶ϝ˴ϓ ˴ˬΎ˴ Ϭ˴Ϙ˴ϓ˸ϟ˴ϭ ˶ή˴Ϋ˸ϴϓ˶·˸Ϯ͉ϻ˴Θϟ˶· ˴ϦΎ˱ϋ˸ϴ˶Ϥ˸ή˶Ϡ˸δ˴ηϤ˵ ˸ϟ˸άϔ˵ ˸Ϩϝ˴ϳ Ύ˴ϣ˸Ϣ˴ϟ ˶Ζ˶Δ͉ϣ˸ϴ˴ΑΎ˴ό˶ϙ˸ϟ ˴ϼ˶έ˸ϣ˸Ϯ˴ϣ˵ ˶ξ Ϸ ˵ ˸Ύ˶Α ϖ ˵ ͉Ϡ˴όό˵˴Θ˴ϳ˸ϴ˴ΑΎ˴Ϥ˶˸ϴ˶ϟ˶ϓΎ˴μ ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥάϫ˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ̒ϴ˶Ϩ˸Β˴ϣϮ˴ϥ˸ϣ˴ϸ Ύ˴ϛ ˴Ϋ˶· ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸ ˴Ϟ˸ό˶ϓ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ ˶ϢϬ˶ΗΎ˴ΟΎ˴Σ˴ϭ ˸Ϣ˸ό˶Ϭ˴Β˶Τ˶ϟ ˶ϟϪ˵Ύ˴μ ˴ϣ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴Ϥ.˶ϕ˸άϟϔ˵Ύ˴ϔ˸Ϩ˶ϩ˸ϧ˴ϳ˶Ϻ ˸Ϣ˶ϟ˴ .˸άϔ˵Ύ˴˸Ϩϔ˴ϳ˸ϧ˶Ϻ˸Ϣ˴ϟ˶ϟ ϰ˴ ͉ϥ˴Ϸ˸ά˶ϔ˵ˬ˶˸Ϩ˴ϳΔ͉ϣ˸ϢΎ˴˴ϟό˶Δ˸ϟ͉ϣ˶ϢΎ˴ό˶Ϭ˸ϟ˶ΗΎ˴Ο˶έΎ˴˸ϮΣϣ˵˴ϭϷ Ύ˴ϬϠ˴ϔ˴ϋϟΎ˴ΧΎ̒ϴ˶Ϩ˸ϥ˸Β˴ϣ˶Έ˴ϓ ˴ϥˬΎ˴Ύ˴ϛϬ˴Ϙ˴ϓ˴Ϋ˴ϭ˶· ˶ϡ˴ΫΎ˴ϣ˶· ˶Ϲ͉ϻ˸˶· ˴ϞΎ˱ϋ˸ό˶ϓ˸ή˴η ˵ ˸ϢΎ˶ΑϬ˶Τϖ ˵ ˶ϟ͉ϠΎ˴˴όμ ˴Θ˴ϳ ˴ϣΎ˴Ϥϰ˴ ˴Ϥ˸ϟ ˸ϴ˶ϓϠ˴ϋ˶Δ˴Τ˶ϕ˴Ϡ˸μ Ύ˴Ϭ˴ϔ˴ϟΎ˴ΧTerkait ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬΎ˴Pasar Ϭ˴Ϙ˴ϓ˴ϭ Modal ˴Ϋ˶· ͉ϻ˶· Syariah Ύ˱ϋ˸ή˴η ˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ ˶έ˸Ϯϣ˵ Ϸ ˵ ˸Ύ˶Α ϖ ˵ ͉Ϡ˴ό˴Θ˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴Τ.˸ά˴Ϡ˸μ Kumpulan Fatwa DSN-MUI ϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ˴Ϥ˸Ϣ˸ϟ˴ϟ .˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ 3. Kaidah Fiqih: 136 ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴ˶ϋ͉ήϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸ ϑ ˵ ͊ή˴μ˴Η Memperhatikan : 1. Fatwa-fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI tentang Ijarah, Mudharabah, Istishna’ dan Musyarakah; 2. Pendapat para ulama tentang 2. Pendapat para ulama tentangantara kebijakan pemerintah; antara lain: kebijakan pemerintah; lain: ˸Ϧ˶ϣ˴ϭ ˭˸ϢϬ˵ ˴ϟ ˴Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ϯ˴ή˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴ϟ˸ϭ͉Ϊϟ ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ Δ˶ ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝ˸ϟ ˶ϝ˴Ϯ˸ϣϸ ˴ ˸ϟ ˶ή˸ϴ˶ϓ˸Ϯ˴Θ˶ϟ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶ϝΎ˴ϣ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˶ϙ˴ϼ˸ϣ˴ ˶ξ˸ό˴Β˶ϟ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ˶˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ ˶ϩ˶άϫ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ̒ϴ˶Ϩ˸Β˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϋ˶· ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸ ˴Ϟ˸ό˶ϓ ͉ϥϷ ˴ ˶ ˬ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ ˶Ϣ˶Ϭ˶ΗΎ˴ΟΎ˴Σ˴ϭ ˸Ϣ˶Ϭ˶Τ˶ϟΎ˴μ˴ϣ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϕΎ˴ϔ˸ϧ˶Ϻ˶ϟ Ύ˴Ϭ˴ϔ˴ϟΎ˴Χ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˴Ϙ˴ϓ˴ϭ ˴Ϋ˶· ͉ϻ˶· Ύ˱ϋ˸ή˴η ˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ ˶έ˸Ϯϣ˵ Ϸ ˵ ˸Ύ˶Α ϖ ˵ ͉Ϡ˴ό˴Θ˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ .˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ “Imam (kepala negara, pemegang otoritas) boleh melakukan kebijakan terhadap kekayaan negara untuk hal-hal yang dipandangnnya mengandung maslahat bagi mereka (warga negara); di antara kemaslahatan tersebut adalah menjual sebagian kekayaan baitul mal (perbendaharaan negara) guna menghimpun dana yang cukup untuk membiayai kemaslahatan dan kebutuhan umum mereka. Hal itu mengingat bahwa kebijakan Imam, apabila didasarkan pada maslahat yang berhubungan dengan urusan umum, dipandang tidak sah menurut hukum Syariah kecuali jika sesuai dengan maslahah; jika tidak sesuai dengan maslahah maka kebijakan tersebut tidak sah” (lihat Ibn Nujaim, al-Asybah wa al-Nazha’ir, tahqiq: ’Abd al-’Aziz Muhammad al-Wakil, [al-Qahirah: Mu’assasah al-Halabi, 1968], h. 124; Walid Khalid al-Syayiji, al-Madkhal ila al-Maliyah al-’Ammah al-Islamiyah, [Yordan: Dar al-Nafa’is, 2005], h. 201-202). ˸ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο˴έ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ “Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal… karena imam (kepala negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia boleh melakukan kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn ’Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar, [Beirut: Dar al-Kutub jilid 6, h. 298). ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ Ϧ ˶al-’Ilmiyah, Ϥ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ2003], ˶Α 3. Pendapat para ulama tentang mobilisasi dana untuk menutup defisit anggaran pemerintah (lihat, antara lain, Mundzir Qahf, al-Siyasah alMaliyah Dawruha wa Dhawabithuha fi al-Iqtishad al-Islami, [Damsyiq: Dar a. QS. an-Nisaa[4]: 29 al-Fikr, 2006], h. 60-92); 4. Surat Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έdari Ύ˴Π˶Η Direktur ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ Jenderal ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟPengelolaan Ύ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴ϮUtang ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ Departemen ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧϳ˶Keuangan ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ Republik Indonesia No. S-158/PU/2008 tanggal 11 Pebruari 2008 Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν˴ή˴Η tentang Permohonan Fatwa SBSN-Ijarah Sale and Lease Back; 5. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008. b. QS. al-Baqarah[2]: 275 ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ ˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴ΧModal Ύ˴Ϭϴ˶ϓ Syariah ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˵ 137 Ύ˴Τ˸λ˴ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA Pertama : Ketentuan Umum ˸ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο˴έ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ 1. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut Sukuk Negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian bagian (ΔμΣ) kepemilikan aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Lease Back(έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ). 2. Aset SBSN adalah obyek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik Negara (BMN) yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau bangunan, maupun selain tanah dan/atau bangunan yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan dasar penerbitan SBSN. 3. Imbalan adalah semua pembayaran yang diberikan kepada Pemegang SBSN yang dapat berupa ujrah (uang sewa), bagi hasil, atau bentuk pembayaran lain sesuai dengan akad yang digunakan sampai dengan jatuh tempo SBSN. 4. Perusahaan Penerbit SBSN adalah badan hukum yang didirikan untuk melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN. Kedua : Ketentuan Khusus 1. Akad yang digunakan dalam penerbitan SBSN dapat berupa: a. Ijarah; b. Mudharabah; c. Musyarakah; d. Istishna’; e. Akad lain sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2. Penggunaan akad-akad sebagaimana dimaksud dalam angka 1 butir a s.d. butir e, harus memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI terkait dengan masing-masing akad. 3. SBSN dapat diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah atau melalui Perusahaan Penerbit SBSN. 4. Penggunaan Aset SBSN harus sesuai dengan prinsip syariah. 5. Penggunaan dana hasil penerbitan SBSN tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. 6. Pemindahan kepemilikan SBSN oleh pemegang SBSN di pasar sekunder harus mengikuti kaidah yang sesuai dengan sifat akad yang digunakan pada saat penerbitan. 138 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 7. Pemerintah wajib membayar imbalan serta nilai nominal atau dana SBSN kepada pemegang SBSN pada saat jatuh tempo sesuai akad yang digunakan. 8. Pemerintah boleh membeli sebagian atau seluruh SBSN sebelum jatuh tempo dengan mengikuti ketentuan dalam akad yang digunakan pada saat penerbitan. 9. Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN boleh menerbitkan kembali suatu seri SBSN. Ketiga : Penutup 1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai prinsip syariah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 22 Jumadil Akhir 1429 H. 26 Juni 2008 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh DRS. H.M. Ichwan Sam Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 139 FATWA NASIONAL ˸ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻDEWAN ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥSYARI’AH ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο˴έ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ NO: 70/DSN-MUI/VI/2008 ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ Tentang METODE PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Dewan Syari’aha.Nasional, setelah: Menimbang QS. an-Nisaa[4]: 29 : a. bahwa untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, penerbitan Surat Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶ΗBerharga ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ Syariah ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟNegara Ύ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α (SBSN) ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵ Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻumumnya ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟdilakukan Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ dengan cara pada ˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν˴ή˴Η lelang dan bookbuilding; b. bahwa untuk menjamin terpenuhinya aspek syariah dalam penerbitan Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δpelaksanaan ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣlelang ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸdan ...˶ϝbookbuilding Ύ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶οtermasuk ˴έ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τpenentuan ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ SBSN,˸ϥ˴maka b. al-Baqarah[2]: ˬ˴Ϧ275 ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ harga SBSN harus sesuaiQS. dengan prinsip syariah; dimaksud ˬ͋β˴Ϥ˸ϟc.˴Ϧ˶ϣbahwa ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟberdasarkan Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟpertimbangan ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣsebagaimana Ϯ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵ Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ dalam haruf a dan huruf b, Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama (DSNϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴ϚIndonesia ˶ϟ˴Ϋ Metode Penerbitan ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋMUI) ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ memandang ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣperlu ˴˴ϭ ˬ˴ϒmenetapkan ˴Ϡ˴γ ˶ϢΎ˴ϣ˸ϴ˶ΣϪ˵͉ή˴Ϡϟ˴ϓ ˶Ϧϰ˴Ϥ˸ϬΣ˴Θfatwa ˸ϧ͉ήΎ˴ϓϟ ˶Ϫ˶Ϳ͋Α˴έtentang Ϧ ˸ ϣ ˶ Δ ˲ ψ ˴ ϋ ˶ Ϯ ˸ ϣ ˴ ˶Ϣ˸δ˶Α SBSN untuk dijadikan pedoman. ˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴Τ˸λ˴ Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain: c. a. QS. a. an-Nisaa[4]: 29 QS.[5]: an-Nisaa[4]: 29 QS. Al-Maidah 1 Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ ͉ϻ˶· Ϟ ˶...˶σΎ˴Ω˶Β˸Ϯ˸ϟΎ˶Ϙ˵Αό˵ ˸ϟ˸ϢΎ˶Ϝ˵Α ˴Ϩ˸˸ϴϮ˴Α ϓ˵ ˸ϭ˸ϢϜ˵˴ ˴ϟ˸˴ϮϮϨ˵˸ϣ˴ϣ˴ ˸˴ϦϮ˵˸ϳϠ˶άϛ˵ ͉ϟ˸΄˴Η Ύ˴Ϭ˴ϻ͊ϳ˴˴˸ϳϮ˵Ϩ˴ϣ Ϧ ˴ ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν˴ή˴Η 140 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang (teks Abu Dawud): berlaku b. dengan suka sama-suka di antara QS.kamu.” al-Baqarah[2]: 275 ˴Ϛ˶Θ˸ϴ˴Α ϲ˶ϓ Ύ˴ϣ˴ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ Ϫ˵ ϟ˵˴΄˸δ˴ϳ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ϰ˴Η˴ ˶έΎ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ ˸Ϧ˶ϣ Ύ˱ϠΟ ˵ ˴έ ͉ϥ˴ Ύ˴τ˸ό˸ϴθ ͉˴Α ϟς ˵˸Β˴ϧ˴ϭ͉Β˴ΨϪ˵˴Θ˴ϳπϱ˶˸όά˴Α͉ϟβ Ύ˴Ϥ˴ϛ˸Ϡ˶Σ͉ϻϰ˴ ˶· ˴ϥϠ˴ΑϮ˵˴ϝϣΎ˴Ϯ˵ϗϘ˴ϳ˲˯˸ϲ ˴ϻ ˴ηΎ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟ ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ ˵ ˴ήˬ͋˸θβ˴ϧ ˴Ϥ˲ΐ˸ϟ ˸ό˴Ϧ˴ϗ˴ϭ˶ϣ Ϫ˵ϥ˴π ˵δ ˵Ϫτ ˵ ϡ˵ Ϯ˵˴Β˸ϠϘ˴ϧϳ ˲β ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ˶ϪˬΎ˴ ˵˶Ϭ˶Α˸Μ˶ϣϲ˶ϊ˵Ϩ˶Θ˸ϴ˸˴Β˸ϟ˴ϝΎ˴Ύ˴Ϥϗ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ϩ˵͉Ϡϟ˴˯Ύ˴Οϰ͉Ϡ˴λ ͉ϠϟΑ͋ήϝ ˵ ϟϮ˵γ˴ϡ͉ή˴έ˴ΣΎ˴˴ϭϤϫ˵˴ϊ˴ά˸ϴ˴Χ˴Β˸ϟ˴΄˴ϓ Ϫ˵Ύ˴͉ϠϤϟ˶Ϭ˶Α͉Ϟϩ˵˴ΣΎ˴Η˴˴ϭ΄˴ϓ ˬΎ˴ ˴ϝΑΎ˴͋ήϗ ϟΎ˴ϤϞ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴Ϛ˴ϣ˶Ό˴ϟϭ˵ ˴ϝ΄Ύ˴˴ϓϗ ˴Ω˳ϢΎ˴˴ϫϋ˸έ˶Ϊ˸Ϧ˶Α ˴ϣΎ˴Ϥ˴ϭϫ˵ ά˵ˬ˶Χ ˵Ϫ͉ϠϟΎ˴ϧϰ˴ ˴ ˲Ϟϟ˶· Ο ˵ ϩ˵˴έή˵ ˸ϣ˴ϝ˴˴ϭΎ˴ϗ ˬ˴ ˶Ϧϒ ˸ϳ˴ά˴Ϡϫ˴γϱ˶Ύ˴ϣή˴Θ˸θϪ˵ ˴Ϡϳ˴ϓ ˸Ϧϰ˴ ˴ϣϬ˴ϝΘ˸ϧΎ˴ϗϓ˴ϭ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ ˵ Ύ˴Τ˸λ˴ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ͋Ϊϟ ˴ά˴Χ˴˴ϭ ϩ˵ Ύ͉ϳ˶· Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ ˵ Ύ˴ϧ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˱Λ˴ϥ Ύ˴Ϡ˴Λ˸ϭΪ˵˸ϭ˶ϟ˴Ύ˴Χ˶Ϧ˸ϴΎ˴˴ΗϬ͉ήϴ˶ϓ˴ϣ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ ˶ή˴Θ˸η˴ϭ ˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴΄˶Α ˶ή˴Θ˸η ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ ͉ϱ˶έΎ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴˴ϭ ˱ΩϮ˵ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ ˶Ϫϴ˶ϓ ͉Ϊ˴θ˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϲ˶Ϩ˶Η˸΄˴ϓ Ύ˱ϣϭ˵Ϊ˴ϗ ˶ή˴Χ˸ϟΎ˶Α Ϟ ˵ Ο ˵ ͉ ή ϟ ΐ ˴ ϫ ˴ ά ˴ ϓ ˴ Ύ˱ ϣ Ϯ ˸ ϳ ˴ ή ˴ θ ˴ ϋ ˴ Δ ˴ δ ˴ Ϥ ˸ Χ ˴ ˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴ Ύ˴ϟ˴ϭ ˸ϊ˶Α˴ϭ ˸ΐ˶τ˴Θ˸ΣΎ˴ϓQS. ˸ΐ˴ϫ˸ΫAl-Maidah Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵ ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α[5]: 1 c. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah Ύ˴Ϭ˶π˸ό˴Β˶Α˴ϭ Ύ˱Α˸Ϯ˴Λ Ύ˴Ϭ˶π˸ό˴Β˶Α ϯ˴ή˴Θ˸ηΎ˴ϓ ˴Ϣ˶ϫ˴έ˴Ω ˴Γ˴ή˸θ˴ϋ ˴ΏΎ˴λ˴ ˸Ϊ˴ϗ˴ϭ ˴˯Ύ˴Π˴ϓ ϊ˵ ϴ˶Β˴ϳ˴ϭ ΐ ˵ ˶τ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴˯ϲ˶Π˴Η ˸ϥ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϛ˴ϟ ˲ή˸ϴ˴Χ ˴ά˴ϫ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵... γ˴έ˶Ω˸Ϯ˴ϝϘ˵ Ύ˴ό˵Ϙ˸ϟ˴ϓΎ˶Α Ύ˱˸ϣϮΎ˴ϓ˵ό˸ϭ˴σ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ ˳ή˸Ϙ˴ϓ ϱ˶ά˶ϟ ˳Δ˴ΛΎ˴Ϡ˴Μ˶ϟ Ύ͉ϟ˶· ˵ Ϡ˵˸μ˴Η Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ ϺΎ˴˶ϟΒ˸ϟ͉ϥΎ˶Α˴Ϸ˸ϢϜ˵... ˸ϲϠϛ˵˶ο˸΄˴Η˴έ˴ϻ˴ ϊ˵˸Ϯ˵˸ϴ˴ΑϨ˴ϣ˶ϥ ˵Ύ˴ϳ˴ Ϧ˴ϋ˸ϥ˴˱Γ˴έϪ˵ Ύ˴˴ϟ˴ϭΠ˶Ηˬ˱Δ˴ϥ͉ϣϮ˵Ύ˴ϋϜ˴Η ˱Δϥ˴˴ϳ˴ϻ ˶ϭ͉ϻ˶·˶ϡΎ˴˶Ϟϣ˶σ ˴Ϩ˸ϴ˴Α˶ϝΎ˴˸ϢϤϜ˵˸ϟ˴ϟ˴Ϯ˶Ζ˸ϣ˴˸ϴ˴Α ˸Ϯ˵ Ύ˴˴Ϧτϳ˶˸Ϡά͊δ͉ϟϠ˶ϟ Ύ˴Ϭί˵ ͊ϳ˸Ϯ˴ Π ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸Ϣ˸ϲϜ˵ ˶ϓϨ͋ϣ˴ϑ˳ν ͉ή˴μ ˴ή˴Θ˴Ηϳ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α QS. al-Baqarah[2]: 275 ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˬ͋βa.˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴QS. Ϥ˴ϛ ͉ϻan-Nisaa[4]: ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ29˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϛ˶Όa. ˴Ϧ˴ ϟϭ˵ϋ΄˴ϓ ˱Γ˴ΩέΎ˴Ύ˴ϋΠ˶Η ˸Ϧ˴ϥ˴ϣϮ˵˴ϭϜ˴Ηˬ˶Ϫϥ˴͉Ϡϟ ͉ϻϰ˴ ϟ · ˶ ϩ ˵ ή ˵ ϣ ˸ ˴ ϭ ˴ ˬ˴ ϒ Ϡ ˴ γ ˴ Ύ˴ ϣ ˶· Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴ΑQS. ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯan-Nisaa[4]: ˸ϣϪ˵˴ ˴Ϡ˴ϓ˸Ϯ˵Ϡϰ˴ ϛ˵ ˸΄Ϭ˴Η˴Θ˸ϧ˴ϻΎ˴ϓ ˸˶ϪϮ˵͋ΑϨ˴έϣ29 ˸Ϧ˴ ˶ϣϳ˶ά͉ϟ˲Δ˴ψΎ˴Ϭ˶ϋ͊ϳ˴˸Ϯ˴ϣΎ˴ϳ ˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉˸ϢϨϟϜ˵ Ϩ͋ϣΏ ˵ ˳ν Ύ˴Τ˸λ ˴ή˴Η Ϧ˴ ϋ Γ ˱ έ ˴ Ύ˴ Π Η ˶ ϥ ˴ Ϯ˵ Ϝ Η ˴ ϥ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϟ ˶ σ ˶ Ύ˴ Β ϟ ˸ Ύ˶ Α Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ ˴ ϴ ˸ Α ˴ Ϣ ˸ Ϝ ˵ ϟ ˴ ˴ Ϯ ϣ ˸ ˴ ˸ Ϯ˵ Ϡ ϛ ˵ ΄ ˸ Η ˴ ϻ ˴ ˸ Ϯ˵ Ϩ ϣ ˴ Ϧ ˴ ϳ˶ ά ϟ ͉ Ύ˴ Ϭ ϳ ͊ ˴ Ύ˴ϳ ”Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ͋ ϣ ν ˳ ˴ ή berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.˴Η b. b. QS. al-Baqarah[2]: 275 Keadaan mereka yang demikian ituQS. adalah disebabkan[5]: mereka b. QS. al-Baqarah[2]: 275 c. Al-Maidah 1 berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Orang ˬ͋β˴Ϥtelah ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ menghalalkan ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θjual ˴ϳ ϱ˶άbeli ͉ϟ ϡ˵ Ϯ˵dan Ϙ˴ϳQS. Ύ˴Ϥmengharamkan ˴ϛ...͉ϻal-Baqarah[2]: b. ˶Ω˶·˸Ϯ˴ϥϘ˵ ό˵Ϯ˵˸ϟϣΎ˶ΑϮ˵Ϙ˸Ϯ˴ϳ ϓ˵˴ϻ˸ϭ˴ Ύ˴riba. ˸ΑϮ͋ήϨ˵ϟ˴ϣ˴ϥ275 ˴ϦϮ˵˸ϳϠ˶άϛ˵ ͉ϟ˸΄˴ϳ Ύ˴˴ϦϬyang ͊ϳ˸ ˴˶ά˴͉ϟϳ telah berhenti ϩ˵ ˴˯Ύ˴Οsampai ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴kepadanya Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊlarangan ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟdari ˴Σ˴˴ϭ Tuhannya, ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵lalu ˸ϴ˴Β˸ϟ terus Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α (dari ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ mengambil ˬ͋ ˴Ϥ΄˸ϟ˴ϓ ˴Ϧ˴ΩΎ˴˶ϣϋriba), ϥ ˵ ˸ϦΎ˴τ˴ϣ˸ϴ˴ϭmaka θ ͉ ϟˬ˶ϪϪ˵͉Ϡϟτ ˵ baginya ͉Βϰ˴ ˴Ψ˴Θϟ˴ϳ˶· ϱ˶ ˴ϳ Ύ˴˴ϠϤ˴γ˴ϛtelah ͉ϻΎ˴ϣ˶· ˴ϥϪ˵diambilnya Ϯ˵ϘϬ˴ϳ ˴Θ˸ϧ˴ϻΎ˴ϓ Ύ˴Α˶Ϫdahulu ͋ή͋Α˴έϟ ˴ϥ˸ϦϮ˵˶ϣϠϛ˵(sebelum ˴Ϛβ ˶Ό˴ϟϭ˵ ϩ˵ ή˵ άapa ˸ϣ͉ϟ˴˴ϭϡ˵ Ϯ˵yang ˬ˴Ϙϒ ˴ϠϮ˵ ˴ϓ ϣϰ˴ ˲Δ˸΄˴ϳ˴ψ˴Ϧ˶ϋ˸ϳ˸Ϯ˶ά͉ϟ˴ϣ datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang ϩ ˵ ˯ ˴ Ύ˴ Ο Ϧ ˸ Ϥ ˴ ϓ ˴ ˬΎ˴ Α ή ͋ ϟ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ ϭ ˴ ϊ ˴ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ϫ ˵ Ϡ ͉ ϟ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˴ ˬΎ˴ Α ή ͋ ϟ Ϟ ˵ Μ ˸ ϣ ˶ ϊ ˵ ϴ ˸ Β ˴ ϟ ˸ Ύ˴ Ϥ ϧ ͉ · ˶ Ϯ˵ ϟ Ύ˴ ϗ Ϣ ˸ Ϭ ˵ ˴Ϛ˸λ˶ϟ˴Ϋ˴ ˴ϥϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ Ώ͉ϧ˴΄Ύ˴˶ΑΤyang (teks Abu Dawud): mengulangi orang ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ(mengambil ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ riba), ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵maka ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ ˴Ϡ˴γ Ύ˴itu ϣ Ϫ˵ adalah ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴penghuni-penghuni ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ ˶ϟΎ˴ΗΧ˴ ˶έΎ˴ϬΎ˴ϴ˶μ ϓ ˸Ϣ˸ϧϫ˵˴΄˸ϟ˶έ˸ϦΎ͉Ϩ˶ϣϟ Ύ˱Ώ ˵ϠΟ ˴Ϛneraka; ˶Θ˸ϴ˴Α ϲ˶ϓ mereka Ύ˴ϣ˴ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓkekal Ϫ˵ ϟ˵˴΄˸δ˴ϳdi˴Ϣ͉Ϡdalamnya.” ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β˴ϥ͉Ϩϟ˸ϭΪ˵ϰ˴ ˵ Ύ˴˴έΤ˸λ ͉ϥ˴ Ύ˴Ϥc.˸ϟ Al-Maidah ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ ˵ ˴ή˸θ[5]: ˴ϧ ˲ΐ1˸ό˴ϗ˴ϭ Ϫ˵ ˴π˸ό˴Α ς ˵δ ˵ ˸ΒQS. ˴ϧ˴ϭ Ϫ˵ ˴π ˸ό˴Α β ˵ ˴Β˸Ϡ˴ϧ ˲β˸Ϡ˶Σ[5]: ϰ˴Ϡ˴Α1˴ϝΎ˴ϗ ˲˯˸ϲ˴η c. ˯˶QS. Al-Maidah ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴ά˴Χ˴΄˴ϓ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Α ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Α ϲ˶Ϩ˶Θ˸ ˴ϝΎ˴ϗ ˸ϮήϨ˵˴Θϣ˸θ1˴ϳϦ˸Ϧ ϳ˶ά˴ϣ͉ϟ ˴ϝ Ύ˴ϬΎ˴͊ϳϗ˴˴ϭ˴ϳ [5]: Ϣ˳ ˴ϫc. ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ ˵ QS. Ύ˴ϧ˴ ˲Ϟ...Ο ˵Al-Maidah ˴έ˶Ω˸Ϯ˴ϝϘ˵ ό˵Ύ˴ϗ˸ϟΎ˶Α˶Ϧ˸˸ϳϮ˴άϓ˵˴ϫ˸ϭ˴ϱ˶ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϥ ˴ ϫ ˴ έ ˸ Ϊ ͋ ϟ ά ˴ Χ ˴ ˴ ϭ ˴ ϩ ˵ Ύ͉ ϳ · ˶ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ Ύ˴ τ ϋ ˸ ΄ ˴ ϓ ˴ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϥ ˴ ϫ ˴ έ ˸ Ϊ ˶ Α ˶ Ύ˴ Ϥ ϫ ˵ ά ˵ Χ ˵ Ύ˴ ϧ ˴ Ϟ ˲ Ο ˵ έ ˴ ϝ ˴ Ύ˴ ϗ Ύ˱ Λ Ύ˴ Ϡ Λ ˴ ϭ ˸ ˴ Ϧ ˶ ˸ϴ˴Η͉ή˴ϣ “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” ˸Ϯϓ˵˶έ˸ϭΎ˴˴μ˸Ϯ˸ϧϨ˵˴΄˴ϣ˸ϟ ˴ϦΎ˴Ϥ˸ϳϫ˵˶ά͉ϟΎ˴τΎ˴Ϭ˸ϋ͊ϳ˴˴˴ϭ˴ϳ ˶ή˴Θ˸η˴ϭ ˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴΄˶Α ˶ή˴Θ... ˸η ˶Ω˸Ϯ˴ϝϘ˵Ύ˴ό˵ϗ˸ϟ˴ϭΎ˶Α ͉ϱ 2. Hadits-hadits ˱ΩϮ˵(teks ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭAbu ˶ϪNabi ˸ϴ˴Ϡ˴ϋDawud): Ϫ˵ ͉Ϡshallallahu ϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ alaihi ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ wasallam, ˶Ϫϴ˶ϓ ͉Ϊ˴θ˴ϓ ˶Ϫ˶Α antara ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ ˶Ϫ˶Α lain: ϲ˶Ϩ˶Η˸΄˴ϓ Ύ˱ϣϭ˵Ϊ˴ϗ ˶ή˴Χ˸ϟΎ˶Α a. Ϟ ˵Hadits Ο ˵ ͉ήϟ ˴ΐNabi ˴ϫ˴ά˴ϓ Ύ˱riwayat ϣ˸Ϯ˴ϳ ˴ή˴θ˴ϋAbu ˴Δ˴δ˸ϤDawud ˴Χ ˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴dan Ύ˴ϟ˴ϭ Ibn ˸ϊ˶Α˴ϭ Majah ˸ΐ˶τ˴Θ˸ΣΎ˴ϓdari ˸ΐ˴ϫAnas ˸Ϋ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϝbin Ύ˴ϗ ͉ϢMalik Λ˵ ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α ˴Ϛ˶Θ˸ό˸ϴ˴Α˴ΒAbu ϓΎ˱ΑΎ˴˸ϮϣDawud): Ύ˴˶π Ϙ˴ϓ ˸όϪ˵ ˴Βϟ˵˴΄˶Α˸δϯ˴ ˴ϳ ή˴Ϣ͉Ϡ˴Θ˴γ˸η˴ϭΎ˴ϓ ˶Ϫ˴Ϣ˸ϴ˶ϫ˴Ϡ˴ϋ˴έϪ˵˴Ω͉Ϡϟ˴Γ˴ήϰ͉ ͉Ϩϟ ˴ϰ˴ ˵ ˶τ˴έ˴Θ˸Τ͉ϥ˴ϳ˴ (teks Ύ˴(teks Ϭ˶π ˶Αϲ˶ ˴ϭ Abu ˴Λ˴ Ύ˴˴ϝϬDawud): ˸θϠ˴λ ˴ϋ ˴Ώ͉ϲΎ˴˶Βλ ˸ΪΗ˴ϗ˴˴ϭ˶έ˴˯Ύ˴Ύ˴μ Π˴ϓ˸ϧ˴΄ϊ˵˸ϟϴ˶˸Ϧ Β˴ϳ˴ϭ˶ϣ Ύ˱ΐ ˵ϠΟ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟ ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ ˴π˸ό˴Α ς ˵ ˸Β˴ϧ˴ϭ Ϫ˵ ˴π˸ό˴Α β ˵ ˴Β˸Ϡ˴ϧ ˲β˸Ϡ˶Σ ϰ˴Ϡ˴Α ˴ϝΎ˴ϗ ˲˯˸ϲ˴η ˴˯ϲ˶˴Ϛ Π˴Η ˸ϥ˴ϓ ˸ϦΎ˴ϣ˶ϣ˴ ˴ϝ˴Ϛ˵Ύ˴Ϙ˴ϟ˴ϓ˴ή˲ήϪ˵˸θϟ˵˸ϴ˴΄˴ϧ˴Χ˸δ˲ΐ ˴ά˴Ϣ˸ό˴ϫ͉Ϡ˴ϗ˴γ˴ϭ˴ϭ˴ϢϪ˵͉Ϡ˴γ ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˵˴Ϡ˴ϋδ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉ϲ͉Ϡ˶Β˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˵Ύ˱ϣ˴έΎ˴ό͉ϥ˴σ˴ ˶ϩ˶Ϊ˶Θ˴ϴ˸ϴ˶Α˴Α ˴Ϣϲ˶ ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴϠ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉˴ϳϠ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ˶Ϫ˸ϴϝ ˵˴Ϡ˴ϋϮ˵γϪ˵ ˴έ͉Ϡϟ Ύ˴ϰ͉ Ϥϫ˵Ϡ˴λ ά˴Χ˴΄˴ϓ Ύ˴͉ϨϤϟ˶Ϭ˶Αϰ˴ϩ˵ΗΎ˴˴Η˴΄˶έ˴ϓ Ύ˴˴ϝμΎ˴ϗ˸ϧ˴΄Ύ˴˸ϟϤ ˶Ϭ˸Ϧ˶Α˶ϣϲ˶Ύ˱ϨϠΟ ˶Θ˸ ˴ϝΎ˴ϗ ˳ή˸Ϙ˶˯˴ϓ Ύ˴Ϥϱ˶˸ϟά˶ϟ˸Ϧ˳Δ˶ϣ˴ΛΎ˴˶ϪϠ˴Μϴ˶˶ϟϓ Ύ͉Ώ ϟ˵ ˶· ˴ή ˵˸θϠ˵˴ϧ˸μ˲ΐ˴Η ˸όΎ˴˴ϗϟ˴ϭ˴ΔϪ˵˴ϟ˴΄˴π ˸δ˴Ϥ˸ό˸ϟ˴Α ς ͉˵ϥ˶·δ Δ ˶ ϣ ˴ Ύ˴ ϴ Ϙ ˶ ϟ ˸ ϡ ˴ Ϯ ˸ ϳ ˴ Ϛ ˴ Ϭ ˶ Ο ˸ ˴ϭ ˸Ϡϲ˶ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ ˵Ύ˴ϗ ˴Β˶Ϧ˸Ϡ˴ϧ˸ϳ˴ά˲β ˶Σϓήϰ˴ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ ˳Ϣϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ άΧ ˵˵ ˸Β˴ϧΎ˴˴ϭϧ˴ Ϫ˵˲Ϟ˴π Ο ˵ ˴έ˸ό˴Α˴ϝβ ˴ϫ ϱ˶ ˴Θ˸θϠ˴Α˴ϳ ˴ϝ˸ϦΎ˴ϗ˴ϣ ˲˯˴ϝ˸ϲΎ˴ϗ˴η˴ϭ ˳ϊ˶ΟϮ˵ϣ ˳ϡ˴Ω ϱ˶˴ϓά˶ϟΎ˴Ϥ˸ϭ˶Ϭ˴˶Α ˳ϊϩ˵˶ψΎ˴Η˴΄˸ϔϓϣ˵ ˴ϝ˳ϡ˸ήΎ˴ϗϏ ˵ ϱ˶ά˶ϟ ˸ϭ˴ ˳ϊ˶ϗ˸Ϊϣ˵ ˶ϩϦ˶Ϊ˸ϴ˴˴Ϥ˶Α ˴ϫ˴Ϣ˸έ͉Ϡ˴γ͋Ϊϟ˴ϭ ˴ά˶Ϫ˴Χ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˴ϭ Ϫ˵ϩ˵ ͉ϠΎ͉ϟϳ˶· ϰ͉ ˶Ϫ͉Ϡ˴΄ϟ˴ϓ ϝ ˵˶ϦϮ˵ Ύ˴ϤϠϫ˵˴λ Ύ˴τ˸ϋ ˸ϴ˴Ϥγ˴ϫ˴έ˸έ˶ΪΎ˴˶ΑϤϫ˵Ύ˴Ϥ˴άϫ˵˴Χά˵˴΄Χ ˵ Ύ˴ϧ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˴Ύ˱ϤΛΎ˴˶ϬϠ˶Α˴Λ ˸ϭϲ˶˴Ϩ˶Θ˶Ϧ˸˸ϴ˴Η˴ϝ͉ήΎ˴˴ϣϗ ˳Ϣ˶ή˴ϫ˴Θ˸ηέ˴˶Ωϭϰ˴˴ϚϠ˴ϋ˶Ϡ˸ϫΪ˵˴ ϳ˶ΰϰ˴˴ϳϟ˶·˸Ϧ˴ϣϩ˵ ˸ά˶Β˴ϝ˸ϧΎ˴ϓϗ ˳ϢΎ˱˴ϫϣΎ˴˸έό˶Ϊ˴σ˶Α Ύ˴ϤΎ˴Ϥϫ˵ ˶ϫά˵ ˶ΪΧ ˵ ˴Σ ˴΄˶ΑΎ˴ϧ˴˶ή˲Ϟ˴Θ˸ηΟ ˵ ˴έ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ˴ϭ ˶Ϧ͉ϱ˸ϳ˴ά˶έ˴ϫΎ˴μ ϱ˶ή˸ϧ˴΄˴Θ˸ϟ˸θ ˴ϳΎ˴Ϥ˸Ϧϫ˵ ˴ϣΎ˴τ˴ϝ˸ϋΎ˴ϗ˴˴ϭ ˶Ϧ Ϥϫ˵Ϡ˴λ Ύ˴τ˸ϋ˶Ϫ˴΄͉Ϡ˴ϓϟ ˶Ϧϝ ˴Ϥγ˴ϫ˴έ˸ ˶Ϊ˶ϪΑ ϴ˶ϓΎ˴Ϥ͉Ϊϫ˵˴θά˵ ˴ϓΧ ˵ ˶Ϫ ˶ΑΎ˴ϧϩ˵˴Ύ˴Η˲Ϟ˴΄˴ϓΟ ˵ ˶Ϫ˴έ˶Α ϲ˶ ˴ϝΎ˴Ϩϗ˶Η˸΄˴ϓΎ˱ΛΎ˱Ύ˴ϣϠ˴Λϭ˵˸ϭΪ˴ϗ ˶ήϦ˴Χ˸ϴ˴Η˸͉ήϟΎ˶˴ϣΑ ˱Ω˸ϴϮ˵˴Ϥϋ˴ϫ˸έ˴Ϣ͋Ϊ͉Ϡ˴γϟ˴ϭ˴ά˴Χ˶Ϫ˸ϴ˴˴Ϡϭ˴ϋ ϩ˵Ϫ˵Ύ͉ϳ͉Ϡ˶·ϟ Ύ˴ϰ͉ ˵ ˸ϴϮ˵ b.˶ή˴Θ˸η˴ϭ ˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴όσ Ύ˴Ϥ˶ϫ˶ΪΣ˴΄˶Α ˶ήHadits Nabi riwayat ˶έΎ˴˴ϫμ Ϟ ˵Ο ˵ ͉ήϟ ˴ΐ˴ϫ˴ά˴ϓ Ύ˱ϣ˸Ϯ˴ϳ ˴ή˴θ˴ϋ ˴Δ˴δ˸Ϥ˴Χ ˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴ Ύ˴ϟ˴ϭ ˸ϊ˴Θ˶Α˸η˴ϭ ˸ΐ˴ϝ˶τΎ˴ϗ˴Θ˴ϭ˸ΣΎ˴ϓ͉ϱ˸ΐ ˸Ϋ˸ϧ˴΄Ϫ˵˸ϟ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϤΎ˴ϗϫ˵ Ύ˴͉ϢτΛ˵ ˸ϋ˶ϩ˶Ϊ˴˴ϴϭ˶Α Tirmizi bin Malik: ˱Ύ˴ΩϬϮ˵˶π ϋ ˸ό˴Ϣ˴Β͉Ϡ˶Α˴γϭdari ˴ϭΎ˱Α˶Ϫ˸Ϯ˸ϴ˴Λ˴Ϡ˴ϋAnas Ϫ ˵ Ϡ ͉ ϟ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϫ ˶ Ϡ ͉ ϟ ϝ ˵ Ϯ˵ γ έ ˴ Ϫ ˶ ϴ˶ ϓ Ϊ ͉ θ ˴ ϓ ˴ Ϫ ˶ Α ˶ ϩ ˵ Ύ˴ Η ΄ ˴ ϓ ˴ Ϫ ˶ Α ˶ ϲ˶ Ϩ Η ˶ ΄ ˸ ϓ ˴ Ύ˱ ϣ ϭ˵ Ύ˴Ϭ˶π˸ό˴Β˶Α ϯ˴ή˴Θ˸ηΎ˴ϓ ˴Ϣ˶ϫ˴έ˴Ω ˴Γ˴ή˸θ˴ϋ ˴ΏΎ˴λ˴ ˸Ϊ˴ϗ˴ϭ ˴˯Ύ˴Π˴ϓ ϊ˵ ϴ˶Β˴ϳ˴ϭΪ˴ϗΐ ˵ ˶ή˶τ˴Χ˴Θ˸˸ΤϟΎ˶Α˴ϳ Ϟ ˵˴˯ϲ˶ Ο ˵ ͉ήΠϟ˴Η ˴ΐ ϫ ˴ ά ˴ ϓ ˴ Ύ˱ ϣ Ϯ ˸ ϳ ˴ ή ˴ θ ˴ ϋ ˴ Δ ˴ δ ˴ Ϥ ˸ Χ ˴ Ϛ ˴ Ϩ ͉ ϳ ˴ έ ˴ ˴ Ύ˴ ϟ ϭ ˴ ϊ ˸ Α ˶ ϭ ˴ ΐ ˸ τ ˶ Θ ˴ Σ ˸ Ύ˴ ϓ ΐ ˸ ϫ ˴ Ϋ ˸ Ϫ ˵ ϟ ˴ ϝ ˴ Ύ˴ ϗ ˴ϴ˶Α ˸ϥ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϛϟ ˲ ˸ϴ˴Χ ˴άϫ Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ͉ϢΎ˱Λ˵ϣΎ˴˶ϩό˶Ϊσ ˴ά˴ϫΎ˴˳ήϬ˸Ϙϱ˶ ή Θ ˴ θ ˸ ϳ ˴ Ϧ ˸ ϣ ˴ ϝ ˴ Ύ˴ ϗ ϭ ˴ Ύ˱ Σ Ϊ ˴ ϗ ˴ ϭ ˴ Ύ˱ δ Ϡ ˸ Σ ˶ ω ˴ Ύ˴ Α Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϫ ˵ Ϡ ͉ ϟ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϫ ˶ Ϡ ͉ ϟ ϝ ˴ Ϯ˵ γ έ ˴ ϥ ͉ ˶π ό ˸ Β ˴ Α ˶ ϭ ˴ Ύ˱ Α Ϯ ˸ Λ ˴ Ύ˴ Ϭ π ˶ ό ˸ Β ˴ Α ˶ ϯ˴ ή Θ ˴ η ˸ Ύ˴ ϓ Ϣ ˴ ϫ ˶ ˴ έ Ω ˴ Γ ˴ ή ˴ θ ˸ ϋ ˴ Ώ ˴ Ύ˴ λ ˴ Ϊ ˸ ϗ ˴ ϭ ˴ ˯ ˴ Ύ˴ Π ϓ ˴ ϊ ˵ ϴ˶ Β ϳ ˴ ϭ ˴ ΐ ˵ τ ˶ Θ ˴ Τ ˸ ˴ϓ ϱ˶ά˶ϟ ˳Δ˴ΛΎ˴ϠΜ˶ϟ Ύ͉ϟ˶· ˵ Ϡ˵˸μ˴Η Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ˴˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ˴˯ϲ˶ ˴Ϣ͉ϠΠ˴γ˴Η˴ϭ ˸ϥ˶Ϫ˸ϴ˴˴Ϡ˴ϋ˸Ϧ˶ϣϪ˵ ͉Ϡϟ˴Ϛ˴ϟϰ͉Ϡ˲ή˴λ Η˵ϰ˸άά˴Χ͉Ϡ˶ϟ˴λ ˴˸ϭ˲Ϟ˴ Ο ˵˳ϊ˶Ϫ͉Ϡ˶ψ ˴έϟ˸ϔ˴ϝ ˴Ϙ˴ϝ˸ϟά˴Ύ˴ϭ˶ϟϘ˴ϓ˸ϭ˴β ˸ϴ˴Χ ͊ϲ˴ά˶Β˴ϫ͉Ϩϟ ˴Ϣ˴ϝ͉Ϡ˴γΎ˴Ϙ˴ϭ˴ϓ ˳Ϣ˳ϊ˶Ϫ˴ϫ˶Ο˸ϴ˸έ˴Ϡ˴ϋϮ˵˶Ϊϣ˶Α Ϫ˵˳ϡΎ˴͉ϠϤ˴ΩϟϬ˵ ϱ˶ ˵ Ύ˴Ϯ˵ ˴έ ˴Ϊϱ˶ ϣ˵ϝ ˳ϡϘ˸ή˴ϓγϏ ˵˴Ρ ˴Ύ˱ϣ˳ϊ˸ϠΎ˴˶Τ˶ϗό˸Ϊ˴σ˸ϟϣ˵ . Ϫ ˵ Ϩ ˸ ϣ ˶ Ύ˴ Ϥ Ϭ ˵ ϋ ˴ Ύ˴ Β ϓ ˴ Ϧ ˶ ϴ ˸ Ϥ ˴ ϫ ˴ έ ˸ Ω ˶ Ϟ ˲ Ο ˵ έ ˴ ϩ ˵ Ύ˴ τ ϋ ˸ ΄ ˴ ϓ ˴ Ϣ ˳ ϫ ˴ έ ˸ Ω ˶ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϊ ˵ ϳ˶ ΰ ϳ ˴ Ϧ ˸ ϣ ˴ Ϣ ˳ ϫ ˴ έ ˸ Ω ˶ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ ˳ή˸Ϙ˴ϓ ϱ˶ά˶ϟ ˳Δ˴ΛΎ˴Ϡ˴Μ˶ϟ Ύ͉ϟ˶· ˵ Ϡ˵˸μ˴Η Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥ˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄Ϊ˵˸δϳ˶˴Ϥΰ˸ϟ˴ϳ ˳ϊ˶ΟϮ˵ϣ ˳ϡ˴Ω ϱ˶ά˶ϟ ˸ϭ˴ ˳ϊ˶ψ˸ϔϣ˵ ˳ϡ˸ήϏ ˵ ϱ˶ά˶ϟ ˸ϭ˴ ˳ϊ˶ϗ˸Ϊϣ˵ b. Hadits Nabi riwayat c. ”Seorang laki-laki dari kaum Ansar datang Nabi untuk Haditsmenemui Nabi Imam alTirmizi dari Anas bin Malik: meminta (sesuatu yang dari ia perlukan). Nabi “Apakah di b. Hadits Nabiia riwayat Bukhari dan Muslim Nafi’ dari Ibnbertanya: ’Umar, berkata rumahmu ada sesuatu?” Ia menjawab: “Ada, selembar hils (alas yang ˴ά˴ϫ ϱ˶ ή˴Θ˸θdari ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ Anas ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Ύ˱Σbin ˴Ϊ˴ϗ˴ϭ Malik: Ύ˱δ˸Ϡ˶Σ ˴ωΎ˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ˴ϝϮ˵γ˴έ ͉ϥ˴ Tirmizi (teks Muslim): biasanya digelarkan di rumah) yang sebagiannya kami pakai dan ˸Ϧ˴ϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ͊ϲ˶Β͉Ϩϟ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴ϤϬ˵ Η˵ ˸ά˴Χ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˴Ρ˴Ϊ˴Ϙ˸ϟ˴ϭ ˴β˸Ϡ˶Τ˸ϟ ˴ά˴ϫ ϱ˶ Ύ˴˶Ϧϗ˴ϭ˸ϴ˴Ϥ˴ϫΎ˱)Σ˸έ˶ζ ˴Ϊ˶Ω˴ϗ˴ϭ˸Π ˸ϴ˶Ϫ˴Ϡ˴ϋ .Ϫ˵ή˸Ϩ˶ϣ˴Θ˸θΎ˴˴ϳϤ(ϪϴϠϋ Ϭ˵˸Ϧ˴ϋ˴ϣΎ˴Β˴ϝϓϖϔΘϣ ˲ϞΟ ˵͉ϨΎ˱ϟδ˴έ˸Ϡ˶Ϧ˶Σϩ˵ ˴ϋ Ύ˴τ˴ωϰ˴ ˸ϋΎ˴Α˴΄Ϭ˴ϓ˴ϧϢ˳Ϣ͉Ϡ˴Ϣγ˴ϫ͉Ϡ˴γ ˸έϭ ˶Ω˴ϭ˶Ϫϰ˴ ˸ϦϠ˴λ ˸ϴϠ˴Ϡϋ˴ϋϪ˵Ϊ˵͉ϠͿ ˵ϳ˶ϟΰ˴ϳϰ͉ ϰ͉ Ϡ˴ϣλ˳Ϣ˴ϫ˶Ϫ˶Ϳ͉Ϡ˸έϟ˶Ω˴ϝϰ˴˸ϮϮ˵Ϡγ ˵˴ϋ˴έΪ˵ ϳ˶͉ϥΰ·˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ͊ϲ˶Β͉Ϩϟ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴ϤϬ˵ Η˵ ˸ά˴Χ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˴Ρ˴Ϊ˴Ϙ˸ϟ˴ϭ ˴β˸Ϡ˶Τ˸ϟ .Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϤϬ˵ ˴ϋΎ˴Β˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ω ˲ϞΟ ˵ ˴έ ϩ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 141 Hadits Nabi Imam ald.c. Hadits Nabi riwayat Bukhari danHukaim Muslimbin dariHizam, Nafi’ dari ’Umar, ia berkata Baihaqi dari NabiIbn saw bersabda: c. Hadits Nabi Imam al(teks Muslim): ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ ˴Ϧ˶ϣ ϥ ˵ Ύ˴τ˸ϴθ ͉ ϟ Ϫ˵ τ ˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ Ϟ ˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ sebagiannya kami gelar, dan sebuah qa’b˴ϥ(qadah, ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶gelas) ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉yang Ϩϟ Ώ ˵ Ύ˴biasa Τ˸λ˴ kami gunakan untuk minum air.” Nabi bersabda: “Coba anda serahkan kepada saya kedua barang tersebut.” Laki-laki itu kemudianQS. mengambil dan[5]: menyerahkan c. Al-Maidah 1 keduanya kepada Nabi. Nabi pun menerimanya. Kemudian Nabi menawarkan: ”Sipakah yang mau ... membeli ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭdua ˴ ˸ϮϨ˵barang ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴ini?” Ϭ͊ϳ˴˴ϳ Seseorang berkata: ”Saya siap membeli keduanya dg harga 1 (satu) dirham.” Nabi menawarkan lagi, hingga dua atau tiga kali: ”Man yazid ’ala dirhamin (teks Abu(siapakah Dawud):yang mau menambahkan pada satu dirham)?” Seseorang menjawab: ”Saya mau membeli keduanya dengan harga dua ˴Ϛ˶Θ˸ϴdirham.” ˴Α ϲ˶ϓ Ύ˴ϣ˴ ˴ϝΎ˴Nabi Ϙ˴ϓ Ϫ˵ ϟ˵˴΄˸δpun ˴ϳ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭmenyerahkan ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λkedua ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ ϰ˴benda Η˴ ˶έΎ˴μitu ˸ϧ˴΄˸ϟ ˸Ϧkepadanya ˶ϣ Ύ˱ϠΟ ˵ ˴έ ͉ϥ˴ dan dirham, ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟmenerima ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ ˵ ˴ήdua ˸θ˴ϧ ˲ΐ ˸ό˴ϗ˴ϭ Ϫ˵ ˴πlalu ˸ό˴Α ς ˵δ ˵menyerahkan ˸Β˴ϧ˴ϭ Ϫ˵ ˴π˸ό˴Α β ˵ ˴Β˸Ϡuang ˴ϧ ˲β˸Ϡ˶Σ(dua ϰ˴Ϡ˴Α ˴ϝdirham) Ύ˴ϗ ˲˯˸ϲ˴η tadi ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Αkepada ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴorang ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ Ansar ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫtersebut, ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ Ύ˴dan Ϥϫ˵ ˴ά˴Χbersabda: ˴΄˴ϓ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Α ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ”Belilah ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Αmakanan ϲ˶Ϩ˶Θ˸ ˴ϝΎ˴ϗ dg satu dirham, lalu berikan kepada keluargamu; satu dirham lagi ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ ˵ Ύ˴ϧ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ ˶Ϧ˸ϳ˴ά˴ϫ ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ kamu belikan kapak dan nanti serahkan kepadaku.” Orang menyerahkan ˶ή˴Θ˸η˴ϭ tersebut ˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴ ϰ˴ϟ˶·kemudian ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴΄˶Α ˶ή˴Θ˸ηkapak ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ kepada ͉ϱ˶έΎ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟNabi; Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τNabi ˸ϋ˴˴ϭ menerimanya ˱ΩϮ˵ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋlalu Ϫ˵ ͉Ϡϟ Nabi ϰ͉Ϡ˴λ memasangkan ˶Ϫ͉Ϡϟ ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έ ˶Ϫϴ˶ϓ ͉Ϊ˴θkayu ˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϩ˵ Ύ˴(memberinya Η˴΄˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϲ˶Ϩ˶Η˸΄˴ϓ Ύ˱ϣϭ˵Ϊgagang). ˴ϗ ˶ή˴Χ˸ϟΎ˶Α Nabi Ϟ ˵Ο ˵ ͉ήbersabda: ϟ ˴ΐ˴ϫ˴ά˴ϓ Ύ˱ϣ˸Ϯ”Pergilah ˴ϳ ˴ή˴θ˴ϋ ˴Δ˴δ˸Ϥmencari ˴Χ ˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴ kayu Ύ˴ϟ˴ϭ ˸ϊ˶Α˴ϭbakar ˸ΐ˶τ˴Θ˸Σ(hathab), Ύ˴ϓ ˸ΐ˴ϫ˸Ϋ dan Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗjuallah! ͉ϢΛ˵ ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α Saya Ύ˴Ϭ˶πtidak ˸ό˴Β˶Α˴ϭ Ύ˱mau Α˸Ϯ˴Λ Ύ˴Ϭmelihatmu ˶π˸ό˴Β˶Α ϯ˴ή˴Θ˸ηΎ˴selama ϓ ˴Ϣ˶ϫ˴έ˴Ω 15 ˴Γ˴ή˸θhari.” ˴ϋ ˴ΏΎ˴λ˴ ˸Ϊ˴ϗ˴ϭ ˴˯Ύ˴Π˴ϓ ϊ˵ ϴ˶Β˴ϳ˴ϭ ΐ ˵ ˶τ˴Θ˸Τ˴ϳ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ͋Ϊϟ ˴ά˴Χ˴˴ϭ ϩ˵ Ύ͉ϳ˶· Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ ˵ Ύ˴ϧ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˱ΛΎ˴Ϡ˴Λ ˸ϭ˴ ˶Ϧ˸ϴ˴Η͉ή˴ϣ ˴˯ϲ˶Π˴Η ˸ϥ˴ ˸Ϧorang ˶ϣ ˴Ϛ˴ϟ ˲ήitu ˸ϴ˴Χ pergi ˴ά˴ϫ ˴Ϣ͉Ϡ˴γmencari ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ kayu ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ dan ϝ ˵ Ϯ˵γ˴έmenjualnya. ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ Kemudian bakar ˳ή˸Ϙ˴ϓ ϱ˶άitu ˶ϟ ˳Δ˴Λ-Ύ˴Ϡ˴Μdan ˶ϟ Ύ͉ϟ˶· telah ˵ Ϡ˵˸μ˴Η mendapat Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ ͉ϥuang ˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ10 ˸ϟ ˴ϡdirham ˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ- orang ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵tersebut Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ Setelah ˶ΟϮ˵belikan ϣ ˳ϡ˴Ω ϱ˶ά˶ϟ makanan ˸ϭ˴ ˳ϊ˶ψ˸ϔϣ˵ ˳ϡ˸ήdan Ϗ ˵ ϱ˶άpakaian. ˶ϟ ˸ϭ˴ ˳ϊ˶ϗ˸Ϊϣ˵ datang lagi; lalu uang tersebut ˳ϊia Rasul bersabda: ”Apa yang kamu lakukan itu lebih baik bagi kamu daripada kamu meminta-minta yang kelak pada hari kiamat akan menjadi nuktah (noda) di wajahmu....” (HR. Abu Dawud). b. Hadits Nabi riwayat Tirmizi Anas bin Malik: b. Hadits Nabidari riwayat Tirmizi dari Anas bin Malik: ˴ά˴ϫ ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Ύ˱Σ˴Ϊ˴ϗ˴ϭ Ύ˱δ˸Ϡ˶Σ ˴ωΎ˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ ˴ϝϮ˵γ˴έ ͉ϥ˴ ˸ ˴ϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ ϰ͉Ϡ˴λ ͊ϲ˶Β͉Ϩϟ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴ϤϬ˵ Η˵ ˸ά˴Χ˴ ˲ϞΟ Ϧ ˵ ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˴Ρ˴Ϊ˴Ϙ˸ϟ˴ϭ ˴β˸Ϡ˶Τ˸ϟ .Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϤϬ˵ ˴ϋΎ˴Β˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ω ˲ϞΟ ˵ ˴έ ϩ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ Rasulullah saw. menjual sehelai hils (alas yang biasanya digelarkan dic.rumah) dan sebuah qadah (gelas). Beliau menawarkan: ”Sipakah Hadits Nabi Imam alyang mau membeli hils dan qadah ini?” Seseorang berkata: ”Saya siap Bukhari dan Muslim dari Nafi’ dari Ibn ’Umar, ia berkata membeli keduanya dg harga 1 (satu) dirham.” Nabi menawarkan (teks Muslim): lagi, hingga dua kali: ”Man yazid ’ala dirhamin (siapakah yang mau menambahkan pada satu dirham)?” Lalu seseorang menyerahkan (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ Beliau ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γpun ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋmenjual Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λkedua ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯbenda γ ˵ ˴έ ͉ϥ· dua dirham kepada Rasulullah.” itu kepadanya. d. Hadits Nabi riwayat Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda: (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ) Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ 142 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˸Ϧ˴ϣ ˴Ϣ.͉ϠϪ˵˴γ˸Ϩ˴ϭ˶ϣ Ύ˴˶ϪϤ˸ϴ˴ϠϬ˵˴ϋ˴ϋΎ˴Ϫ˵Β͉Ϡ˴ϓϟ˶Ϧϰ͉ ˴ϓ ˳Ϣ˸ϋ˴ϫ˴΄˴ϓ˸έ˶Ϊ˳Ϣ˶Α˴ϫ˸έΎ˴Ϥ˶ΩϬ˵ Η˵ϰ˴ ˸ά˴Χ ˵ΰ˴έ˴ϳ ˸Ϧ˴ϝ˴ϣΎ˴Ϙ˳Ϣ˴ϓ˴ϫ˴Ρ˸έ˴Ϊ˶Ω˴Ϙ˸ϟϰ˴ ˴ϭϠ˴ϋ˴βΪ˵˸Ϡϳ˶˶Τΰ˸ϟ˴ϳ ˸ϴ˴ϤϠ˴λ ˴ϫ˸έ˶Ω͊ϲ˲Ϟ˶Β͉ϨΟ ˵ϟ˴έ˴ϝϩ˵Ύ˴ϘΎ˴τ Ϡ˴ϋ˴ ˲Ϟ Ϊ˵ ϳ˶Ο .Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϤϬ˵ ˴ϋΎ˴Β˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ω ˲ϞΟ ˵ ˴έ ϩ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ c. Hadits Nabi Imam al- c. Nabidan Hadits Nabi Imam alc. Hadits Imam al-Bukhari Muslim dari dari ia Ibnberkata ’Umar, Bukhari Muslim daridan Nafi’ dari IbnNafi’ ’Umar, Bukhari danMuslim): Muslim dari Nafi’ dari Ibn ’Umar, ia berkata ia (teks berkata (teks Muslim): (teks Muslim): (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· (ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ˴ϝ˸Ϯγ ˵ ˴έ ͉ϥ· “Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu.” (Muttafaq ‘alaih). d. Hadits Nabi riwayat d. Nabidari Hadits Nabi Nabi riwayat d. Hadits riwayat Baihaqi dari Hukaim bin saw Baihaqi Hukaim bin Hizam, Nabi sawHizam, bersabda: bersabda: Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda: (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ) Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ (ϡΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ ϩϭέ) Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ e. Hadits Nabi riwayat Ibn e. “Janganlah menjual sesuatu hingga kamu memilikinya.” Hadits Nabi riwayat Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dari riwayat ‘Ubadah Shamit, Ahmad dariShamit, Ibn ‘Abbas, e. Majah Hadits Ibnbin Majah dari ‘Ubadah Ahmad e. Nabi Hadits bin Nabi riwayat Ibn dan Malik daridan Yahya dari Ibn ‘Abbas, Malikbin dariShamit, Yahya Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari Yahya Majah dari ‘Ubadah Yahya ϦΑdan ϦϋMalik ΪϤΣϭ dari ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ (ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ (ϲΤϳ) ˴έϦϋ ϚϟΎϣϭ ϦΑ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ ˴ή˶ο ˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ ˴ή˴ο˴ϻ (ϲΤϳ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pulaϦϋ membahayakan orang lain” (HR.). f Hadits Nabi riwayat Hadits Nabi f fTirmidzi Hadits Nabi riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah ‘Amr binriwayat ‘Auf: dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin dari ‘Auf: f Hadits Nabi riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Tirmidzi Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴dan ή˴Σ ͉ϞIbnu ˴Σ˴ ˸ϭ˴Majah ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήdari ˴Σ Ύ˱Τ‘Amr ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶·bin ˴Ϧϴ˶Ϥ‘Auf: ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ .˸ϭΎ˱ϣ˴ ˴ή˱ϻ˴Σ˴ϼ˴Σ͉Ϟ˴Σ˴ϡ˴͉ή˸ϭ˴Σ˴ Ύ˱˱ϻΤ˴ϼ˸Ϡλ ˵ ˴Σ ˴ϡ͉ϻ͉ή˶·˴Σ˴ϦΎ˱ϴ˶σ Ϥ˶Ϡ˸ήδ˴ηϤ˵ ˸ϟ͉ϻ˴Ϧ˶· ˸ϴ˸Ϣ˴Α˶Ϭ˲ΰ˶σ˶ϭ˵ Ύ˴Οήη ˵ ˸Ϡϰ˴ ͊μϠϠ˴ϋ ˵ ϰ˴ ˴ϋϟ˴ “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau3.menghalalkan Kaidah Fiqih haram.” 3. Kaidah yang Fiqih 3. Kaidah Fiqih 3. Kaidah Fiqih .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Lelang ( ΓΪ˴ϳΰϤϟ ) Lelang ( ΓΪ˴ϳΰϤϟ ) Memperhatikan : 1. Pendapat para mobilisasi dana untuk menutup defisit Lelang ) sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο( ulama ˵ΓΪ˴)ϳΰϤϟtentang sewa pemerintah ( ˲Γ˴ή˸Ο˵ ) anggaran (lihat, antara lain, Mundzir Qahf, al-Siyasah alsewa ( ˲Γ˴ή˸Ο˵ ) ( ˲Άσ persekongkolan ˵ ˴Ϯ˴Η ) fi al-Iqtishad al-Islami, [Damsyiq: Dar Maliyah Dawruha wa Dhawabithuha persekongkolan ( ˲Άσ ˵ ˴Ϯ˴Η ) persekongkolan ˵ );˴Ϯ˴Η ) al-Fikr, 2006], h. penipuan (˲β60-92); ˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ(˴ή˲Ά˴Ϗσ penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ); (˲βJenderal ˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴ϏPengelolaan ); 2. Surat penipuan dari Direktur Utang Departemen Keuangan (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ) Republik Indonesia No. S-158/PU/2008 tanggal 11 Pebruari 2008 (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ) (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ Sale ϊϴΒϟ)and Lease Back; tentang Permohonan Fatwa SBSN - Ijarah Ϣ˶ ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α ˶Ϣ˸ϴ˶Ϣ˶Σ˸ϴ˶Σ͉ή͉ήϟϟ˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸ ΣΣ͉ή͉ήϟϟ˶Ϳ˶Ϳ ˶Ϣ˶Ϣ˸δ˸δ˶Α˶Α a. a.a. Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah QS. Al-Maidah [5]: 1 QS. QS.Al-Maidah Al-Maidah [5]: [5]: 11 143 Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ 3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008. 3. MEMUTUSKAN Kaidah Fiqih Menetapkan : FATWA TENTANG .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήMETODE ˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟPENERBITAN ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶ϹSURAT ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ BERHARGA ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ SYARIAH NEGARA Pertama : Ketentuan Umum 1. Lelang Lelang ( ΓΪ˴ϳΰϤϟ ) SBSN adalah penjualan SBSN yang dilakukan e. Hadits Nabi r melalui investor menyampaikan penawaran sewa ( ˲ΓAgen ˴ή˸Ο˵ ) Lelang yang mana Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari I pembelian baik secara kompetitif maupun non kompetitif melalui persekongkolan ( Ά ˲ σ ˵ ˴ Ϯ Η ˴ ) dan Malik dari Yahya Peserta Lelang. penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ); 2. Bookbuilding adalah kegiatanϦΑ penjualan SBSN kepada Ϧϋ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ investor ΓΩΎΒϋ Ϧϋmelalui ϪΟΎϣ ϦΑ ϩϭέ) ˴έ˴ή Agen Penjual di mana Agen Penjual mengumpulkan pemesanan (ϲΤϳ Ϧϋ (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ) pembelian dalam periode penawaran yang telah ditentukan. 3. Peserta Lelang adalah lembaga keuangan yang ditunjuk oleh Menteri ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟdalam ˶ϦϤ˸Σ͉ήpelaksanaan ϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Keuangan untuk ikut serta lelang SBSN di pasar f Hadits perdana. Nab Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf: 4. Penawaran Pembelian Kompetitif adalah pengajuan penawaran ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭvolume Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟdan ˴Σ˴ ˸ϭtingkat ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡimbal ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡhasil λ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ pembelian dengan mencantumkan a. QS. Al-Maidah [5]: 1 .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· (yield) yang diinginkan penawar. ... adalah ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸pengajuan Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧpenawaran ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ 5. Penawaran Pembelian Non Kompetitif pembelian dengan mencantumkan volume tanpa tingkat imbal hasil (yield). 3. Kaidah Fiqih QS. perusahaan al-Qashashefek [28]: 26ditunjuk 6. b. Agen Penjual adalah bank dan/atau yang .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήpenjualan ˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟSBSN. ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό oleh Menteri Keuangan untuk melaksanakan .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ 7. Agen Lelang adalah pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan lelang SBSN. Lelang ( ΓΪ˴ ϳΰϤϟ ) [18]: 8. c. Imbalan adalah semua pembayaran yang diberikan kepada QS. al-Kahfii 77 pemegang SBSN yang dapat berupa sewa sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο˵ ) , bagi hasil, margin, atau bentuk pembayaran lainnya sesuai dengan ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡakad ˴ϋ ˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ persekongkolan ( ˲Ά˴Εσ ˵ ˸ά˴Ϯ˴Ψyang ˴Η͉ΗΎ˴)ϟ ˴Ζ˸Όdigunakan sampai dengan jatuh tempo SBSN. penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ); 9. Imbalan Berjalan (accrued return) adalah dana yang dibayarkan oleh investor kepada Pemerintah yang diperlakukan sebagai titipan d. QS. al-Baqarah[2]: 275 ϊϣ (έΎΠΌΘγϻ ϊϴΒϟ) (wadi’ah) dan akan dikembalikan pada saat pembayaran imbalan pertama kali. Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α 10. Harga Seragam (uniform price) adalah tingkat harga yang sama yang dibayarkan oleh seluruh investor yang pemesanan pembeliannya e.dimenangkan. QS. an-Nisaa[4]: 29 144 Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Αa.˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ Ϧ ˴ ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴QS. Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳAl-Maidah [5 ˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν˴ή˴Η ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸Ϯ Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah f dan Ibnu Majah dari ‘Amr binHadits Tirmidzi ‘Auf: Nabi riw Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf: ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶ϤϠ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰϰ˴ ˶Ύ˴ϠΟ˴ϋ ˵ . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ήη ˵ 11. Harga Beragam (multiple price) adalah harga yang dibayarkan oleh investor yang pemesanan pembeliannya dimenangkan sesuai dengan harga penawaran masing-masing yang diajukan. 3. Kaidah Fiqih Kedua : 3. Kaidah Fiqih .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ 1. Lelang dan bookbuilding dalam penerbitan SBSN boleh dilakukan . Ύ˴ Ϭ Ϥ ˶ ϳ ˸ ή ˶ Τ ˸ Η ˴ ϰ˴ Ϡ ϋ ˴ Ϟ ˲ ϴ ˸ ϟ ˶ Ω ˴ ϝ ͉ Ϊ ˵ ϳ ˴ ϥ ˸ ˴ ϻ ͉ · ˶ Δ ˵ Σ ˴ Ύ˴ Α Ϲ ˶ ˸ Ε ˶ ϼ ˴ ϣ ˴ Ύ˴ ό Ϥ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ dengan ketentuan sebagai berikut: Ketentuan Khusus a. informasi mengenai ketentuan lelang dan bookbuilding, termasuk ΓΪ˴ϳΰϤϟakan ) diterbitkan diumumkan secara spesifikasiLelang SBSN ( yang terbuka kepada masyarakat; Lelang ( ΓΪ˴ ϳΰϤϟ ) sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο˵ ) sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο˵()˲Άσ b. tidak adapersekongkolan persekongkolan ˵ ˴Ϯ˴Η ) diantara para pihak yang terlibat; penipuan persekongkolan ˵ ˴Ϯ˴Η ) (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);( ˲Άσ c. tidak ada unsurpenipuan penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);; (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ) d. pemenang lelang atau investor yang pemesanan pembeliannya (έΎΠΌΘγϻ ϊϴΒϟ) dimenangkan dalam hal bookbuilding, tidak bolehϊϣ membatalkan penawaran lelang atau pemesanan ˶Ϣ˸ϴ˶Σpembeliannya ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣsecara ˸δ˶Α sepihak; ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σtermasuk ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Αdenda e. Pemerintah boleh mengenakan sanksi ˶Ϣtertentu (gharamah) untuk memberikan efek jera (ta’zir) kepada pemenang lelang atau investor yang membatalkan penawaran lelang atau a. pembeliannya secara sepihak. QS. Al-Maidah [5]: 1 pemesanan a. QS. Al-Maidah [5]: 1 2. Penentuan harga dalam penerbitan SBSN dengan...cara ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ lelang ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴atau ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ bookbuilding boleh menggunakan salah satu dari 2 (dua) metode ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ sebagai berikut: a. harga ditetapkan seragam (uniform price) untuk seluruh b. QS. al-Qashash [28]: 26 penawaran pembelian yang dimenangkan, yang dapat berupa [28]: 26 b. QS. al-Qashash harga lebih besar dari premium), .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸnilai ˸ ͊ϱ˶Ϯnominal ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ(at ˸γ ˶Ϧ ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· lebih ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θkecil ˸γ ˶Ζdari ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ nilai nominal (at discount) .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣatau ˴Ϸ˸ ͊ϱsama ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Εdengan ˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧnilai ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χnominal ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ(at ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ par) SBSN; c. al-Kahfii b. harga ditetapkan beragam (multiple price) QS. sesuai dengan [18]: harga 77 penawaran masing-masing investor yang dimenangkan, yang [18]: 77 c. QS. al-Kahfii ˱ή˸Ο(at ˴ ˶Ϫ˸ϴpremium), ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ dapat berupa harga lebih besar dari nilai nominal lebih kecil dari nilai nominal (at discount) atau sama dengan ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫnilai ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η nominal (at par) SBSN; 3. Ketentuan mengenai harga SBSN sebagaimana dimaksud pada 275 d. QS. al-Baqarah[2]: angka 2 tidak berlaku untuk SBSN yang diterbitkan dengan akad d. QS. al-Baqarah[2]: 275 Mudharabah dan Musyarakah yang hanya boleh ditetapkan Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σpada ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ nilai nominal SBSN (at par). Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ 4. Pada saat penyelesaian (settlement) SBSN, selain harga sebagaimana e. angka 2, investor dapat QS. an-Nisaa[4]: 29 dimaksud pada membayar Imbalan Berjalan. e. QS. an-Nisaa[4]: 29 Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ ͉ϻ˶· Ϟ ˶ ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϣ˸Ϝ˵Ϯ˵Ϩ͋Ϩϣ˴ϣ˳ν ˴Ϧϳ˶˴άή͉ϟ˴Η Ύ ˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 145 Ketiga : Penutup 1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai prinsip syariah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 22 Jumadil Akhir 1429 H. 26 Juni 2008 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh DRS. H.M. Ichwan Sam 146 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah ˴ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ϥ ˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ή˴Σe. ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ.˴Ύ˱ϣ˱ϻ˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴˴Σ˸ϭ˴Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ λ ˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ ͉ϻ˴Ϧ˶·Hadits ˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶Ύ˴ϭ˵Οήη ˵Nabi ˸Ϡϰ˴ ͊μϠ˴ϋϟ˴ riwayat Ibn ˵ e. Hadits Nabi riwayat Ibn . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ Ϡ˴ϋ Ibn ‘Abbas, Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dan dan Malik Malik dari dari Yahya Yahya 3. Kaidah Fiqih ϦΑ ΖϣΎμϟ ϦΑ Ϧϋ 3. Kaidah Fiqih ϦΑ Ϧϋ Ϧϋ ΪϤΣϭ ΪϤΣϭ ΖϣΎμϟ ϦΑ ΓΩΎΒϋ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϪΟΎϣ ϦΑ ϦΑ ϩϭέ ϩϭέ)) ˴έ˴έ˴˴ήή˶ο ˶ο˴ϻ ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˴έ˴έ˴ή˴ή˴ο ˴ο˴ϻ ˴ϻ ((ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ ff Hadits Hadits Nabi Nabi riwayat riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf: FATWA Lelang ( ΓΪ˴ϳΰϤϟ ) Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf: Lelang ( ΓΪ˴ϳΰϤϟ ) sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο˵ ) DEWAN SYARI’AH NASIONAL ˶Ϡ˶Ϡ˸δ Ϥ˵ ˸ϟ˴˴ϭϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ˴˴ήή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵˵ ͉ϻ ˵˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο˵ ) ˴ϥ ˴ϥϮ˵ Ϯ˵ϤϤNO: λ ͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ ˴Ϧϴ˶ϴ˶ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ ˸δϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ ˴Ϧ ˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶˶Ύ˴Ύ˴Ο Ο ͊μϟ˴ϟ˴ persekongkolan (˸δ˲ΆϤ˵ ˸ϟσ ˵ ˴71/DSN-MUI/VI/2008 Ϯ˴Η ) ˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ.˴Ύ˱ϣ˱ϻ˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴˴Σ˸ϭ˴Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ persekongkolan ( ˲Άσ ˵ ˴Ϯ˴Η ) .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴ϠϠ˴ϋ ˴ϋ penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ); Tentang penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ); SALE AND LEASE BACK (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ) 3. (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ) 3. Kaidah Kaidah Fiqih Fiqih Ϣ˶ ˸ϴ˶Σ͉ήϟ.Ύ˴˶ϦϬ˶ϤϤ˸˸ϳΣ˶ή͉ή˸Τϟ˴Η ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˲Ϟ˶Α˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ϰ˴ϠϠ˴ϋ ˵˵ ˸λ ˸λ˴Ϸ ˴Ϸ˴˴ ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ.Ύ˴˶ϦϬ˶ϤϤ˸˸ϳΣ˶ή͉ή˸Τϟ˴Η ϰ˴ ˶Ϳ˴ϋ˶Ϣ˸δ˲Ϟ˶Α˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ Dewan Syari’ah Nasional, setelah: Lelang ( ΓΪ˴ϳΰϤϟ ) QS. Al-Maidah [5]: 1 a. ΓΪ˴ϳΰϤϟ ) berkembang suatu kebutuhan jual beli suatu Menimbang a. : a. bahwaLelang dalam (masyarakat QS. Al-Maidah [5]: 1 sewa (( ˲Γ˲Γ˴ή˴ή˸Ο aset untuk sewakemudian ˸Ο˵˵ )) pembeli menyewakan kembali aset kepada penjual, Ύ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ persekongkolan ˲Ά˲Άσ ˵˵ ... ˴˴ϮϮLease ˴Η˴Η˶Ω˶Ω))˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵ ό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟBack; yang disebut dengan Sale(( and ... Ύ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ persekongkolan σ ((˲β ˴ή˴ή˴Ϗ b. bahwapenipuan dalam rangka kebutuhan masyarakat tersebut, penipuan ˲β˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˸Ϊ˸Ϊ˴Η˴Η // ˲έ˲έmemenuhi ˴Ϗ); ); diperlukan aturan Sale and Lease Back yang 26 sesuai dengan prinsip b. QS. al-Qashash [28]: syariah; b. QS. al-Qashash (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ [28]: ϊϴΒϟ) 26 (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ) Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱberdasarkan ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Οsebagaimana ΄˸ ˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ dalam huruf c. .bahwa .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γpertimbangan ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴dimaksud Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ ˶Ϣ˶Ϣ˸ϴ˸ϴ˶Σ ή ͉ ϟ Ϧ ˶ ˸δ a dan huruf b, Dewan Syari’ah Nasional Ulama Indonesia ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸ Ϥ˸Σ Σ͉ή͉ήϟϟ ˶Ϳ ˶Ϳ ˶Ϣ˶ϢMajelis ˸δ˶Α˶Α memandang perlu menetapkan fatwa tentang Sale and Lease Back untuk dijadikan pedoman. c. QS. al-Kahfii [18]: 77 Mengingat c. d. d. e. e. Ϧ˴ϋ Ϧ˴ϋ QS. al-Kahfii [18]: 77 ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋQS. ˴Ε˸ά˴ΨAl-Maidah ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ[5]: 1 a. a. Al-Maidah [5]: 1 ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋQS. ˴Ε˸ά˴ΨAl-Maidah ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ[5]: 1 a. QS. ... ... ˶Ω˶Ω˸Ϯ˸ϮϘϘ˵˵ όό˵˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ˸˸ϮϮϓϓ˵˵ ˸ϭ˸ϭ˴˴ ˸˸ϮϮϨϨ˵˵ ˴ϣ˴ϣ ˴Ϧ ˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴˴˴˴ϳϳ : 1. Firman Allah SWT., antara lain: “Hai orang-orang yangQS. beriman, penuhilah akad-akad al-Baqarah[2]: 275 itu…” QS. al-Baqarah[2]: 275 QS. al-Qashash [28]: 26 b. Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡQS. ͉ή˴Σ˴ϭal-Qashash ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ[28]: 26 Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ..Ϧ ˵˵ ˸ϴ˸ϴ˶ϣ˶ϣ˴Ϸ Ϧ ˴Ϸ˸˸ ͊ϱ ͊ϱ˶Ϯ˶Ϯ˴Ϙ˴Ϙ˸ϟ˸ϟ ˴Ε ˴Ε˸ή˸ή˴Ο ˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ ˸γ ˶Ϧ ˶Ϧ˴ϣ˴ϣ ˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˴Χ ˴Χ ͉ϥ ͉ϥ˶·˶· ˬ˵ ˬ˵ϩϩ˸ή˸ή˶Ο ˶Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ ˸γ ˶Ζ ˶Ζ˴Α˴Α˴˴˴˴ϳϳ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫϫ˵˵ ˴˴ΪΪ˸Σ ˸Σ˶·˶· ˸Ζ ˸Ζ˴ϟ˴ϟΎ˴Ύ˴ϗϗ “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia QS. an-Nisaa[4]: 29 sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena QS. an-Nisaa[4]: 29 sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada adalah orang yang QS. ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Ηc. ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣal-Kahfii ˴Ϧϳ˶ά͉ϟkita) Ύ˴Ϭ͊ϳ˴[18]: Ύ˴ϳ 77 77 ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝkuat ˴Ηc.ϥ˴lagi ͉ϻ˶· dapat ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶dipercaya.” Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η QS. ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩal-Kahfii ˴ϣ ˴Ϧ˸ϢϜ˵ϳ˶άϨ͋ϣ͉ϟ ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴[18]: Ύ˴ ϳ ή˴Η ˸ϢϜ˵˴Ϩ͋ϣ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˳ν ˴ή˴Η ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ ˱˱ή˸ ή˸Ο Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ϋ ˴Ε ˴Ε˸ά˸ά˴Ψ ˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ b. QS. b. al-Qashash [28]: 26 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah d. d. QS. QS. al-Baqarah[2]: al-Baqarah[2]: 275 275 147 .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ c.c. c. al-Kahfii [18]: 77 c. QS. Musa berkata: ”Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.” d.d. d. al-Baqarah[2]: 275 d. QS. QS. QS.al-Kahfii al-Kahfii [18]: [18]: 77 77 QS. al-Kahfii [18]: 77 ˱ή˸ ˱ή˸ΟΟ˴˴ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ ˴Ε ˴Ε˸ά˸ά˴Ψ˴Ψ͉Η͉ΗΎ˴Ύ˴ϟϟ ˴Ζ ˴Ζ˸Ό˸Ό˶η ˶η ˸Ϯ˸Ϯ˴ϟ˴ϟ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ QS. QS.al-Baqarah[2]: al-Baqarah[2]: 275 275 QS. al-Baqarah[2]: 275 Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟϟ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ˴ϭ˴ϭ ˴ϊ˴ϊ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ Ϫ˵Ϫ˵ ˷Ϡ˷Ϡϟϟ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ ˴Σ˴˴˴ϭ˴ϭ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. e. QS. e.e. an-Nisaa[4]: 29 QS. QS.an-Nisaa[4]: an-Nisaa[4]: 29 e. QS. an-Nisaa[4]: 29 Ϧ˴ϋϦ˴ϋ˱Γ˴έ˱ΓΎ˴˴έΠΎ˴˶ΗΠ˶Η˴ϥϮ˵ ͉ϻ͉ϻ˶· ˶·˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴ΒΎ˴ϟ˸ΒΎ˶˸ϟΑΎ˶ΑϢ˸ Ϝ˵˸ϢϜ˵˴Ϩ˸ϴ˴Ϩ˴Α˸ϴ˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Ϝ˵˴ϟ˴˴ϟϮ˴Ϯ˸ϣ˸ϣ˴˴ ˸Ϯ˵ ˴ϥϜϮ˵˴ΗϜ˴Ηϥ˴ϥ˴ ˸Ϯ˵ϠϠϛ˵ϛ˵˸΄˸΄˴Η˴Η ˴ϻ˴ϻ ˸˸Ϯ˵ Ϯ˵ϨϨ˴ϣ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ ˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν˴ή˴Η ˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν˴ή˴Η “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” 2. Hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, antaraQudsi lain: a. Hadits riwayat Ibnu Majah dariQudsi Abu Majah Hurairah a. Imam Hadits al-Bukhari, Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu dari a. Qudsi riwayatAhmad, Hadits riwayat Abu Hurairah (teks al-Bukhari), Nabi bersabda: (teks al-Bukhari), Nabi bersabda: Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu Hurairah a. ˴ϒ(teks ˴Ϡ˴Σ ϱ)al-Bukhari), ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έNabi :ΔϣΎϴ˶bersabda: Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ ˸μHadits ˴Χ Ύ˴ϧ˴ ˲Δ˴Λ˴ϼQudsi ˴Λ :͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰ˴ϋriwayat Ϳ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Hurairah ϰ˴ϓ˴ϒ ˸Ϯ˴Θ˴Ϡ˸γ˴ΣΎ˴ϓϱ˱ή)˸ϴ˶Οϰ˶˴Α ˴ήϰ˴˴Οτ˸΄˴Θ˸ϋ˸γ˴ ˶ ˲Ϟ˲ϞΟ ˵˵ ˴έ˴έϭ:ΔϣΎϴ˶ Ο ˬ˵Ϫ˴ϨϘ˴Ϥ˸ϟ˴Λ ˴ϡ˴Ϟ˸Ϯ˴ϛ˴ϳ ˴΄˴ϓ˸ϢϬ˵̒Ϥ˵ή˸μ Σ ˵ ˴Χ˴ωΎ˴Ύ˴Αϧ˴˲Ϟ˲ΔΟ ˵˴Λ˴ϼ˴έ˴Λϭ Abu ˬ˴ έ Ϊ ˴ Ϗ ˴ Ϣ ͉ Λ ˵ ( ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α :͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰ˴ϋ Ϳ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ (teks al-Bukhari), Nabi bersabda: ( ϱέΎΨΒϟ ϩϭέ ) ϩ ˵ ή ˴ Ο ˸ ˴ Ϫ ˶ τ ˶ ό ˸ ϳ ˵ Ϣ ˸ ˴ϟϭϤϪ˸γ ˵ ˸ϨΎ˶˶ϣΑ ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˶ ˲ϞΟ ˵ ˴έϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ̒ήΣ ˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ ˵ ˴έϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (ϰ˶ “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Ada tiga kelompok yang ˴ϒ˴Ϡ˴Σ ϱ) ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ :ΔϣΎϴ˶Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˸Ϣ(Ϭ˵ϱέΎΨΒϟ Ϥ˵ ˸μ˴Χ Ύ˴ϧϩϭέ ˴ ˲Δ˴Λ˴ϼ) ˴Λϩ˵ ˴ή:͉Ϟ˸Ο˴Ο˴ ˴ϭ˶Ϫ˶τ͉ΰ˸ό˴ϋϳ˵ ˸ϢͿ ˵˴ϟϭ Ϫ˵˴ϝ˸ϨΎ˴˶ϣϗ Aku memusuhi mereka pada Hari Kiamat nanti. Pertama, orang yang ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˶ ˲ϞΟ ˵ ˴έϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ̒ήΣ ˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ ˵ ˴έϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α bersumpah atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya. Kedua, orang b. Haditsϩϭέ)Riwayat (ϱέΎΨΒϟ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟIbnu ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ yang menjual orang merdeka (bukan budak belian), lalu ia memakan Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: b. Hadits Riwayat Ibnu (mengambil) keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan seseorang, Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: lalu ia meminta pekerja itu memenuhi kewajibannya, sedangkan ia tidak .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸ Ϯ˵τ˸ϋ˴ b. Hadits Riwayat Ibnu membayarkan upahnya.” .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Πbersabda: ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸ Ϯ˵τ˸ϋ˴ Majah dari Ibnu bahwa b. Hadits Riwayat Ibnu Umar, Majah dari IbnuNabi Umar, bahwa Nabi bersabda: c. .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ Hadits ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴ ˴Ϟriwayat ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˴ή˸ϴ˶ΟAbd ˴Ϸ˸ Ϯ˵τar˸ϋ˴ c. Hadits riwayat Abd arRazzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id alc. Hadits riwayat Abd ars.a.w. bersabda: Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: .ϩ˵ ˴ή˸ΟSa’id ˴ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵al-Khudri, ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Nabi . ϩ ˵ ή ˴ Ο ˸ ˴ Ϫ ˵ Ϥ ˸ Ϡ ˶ ό ˸ ϴ ˵ Ϡ ˸ ϓ ˴ ˱ ή ϴ ˸ Ο ˶ ˴ ή ˴ Ο ˴ ΄ ˸ Θ ˴ γ ˸ ˶Ϧ˴ϣ s.a.w. bersabda: 148 “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.” .ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥriwayat ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ήAhmad, ˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ d. Hadits d. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi Abu Dawud, dan Dawud), Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi Waqqash (teks Abu ia berkata: d. Hadits riwayat Ahmad, Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata: Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Ύ˴ϧΎ˴Abu Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴ Ϭ˸ϨDawud, ˶ϣ ˶˯Ύ˴Pasar Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶όModal ˴γdan Ύ˴ϣ˴ϭ Syariah ˶ωAd-Daruquthni ˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δϟ ϰ˴dari Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α Sa`d ˴ν˸έ˴Ϸ˸Ibn ϱ˶ή˸Ϝϧ˵Abi Ύ͉Ϩϛ˵ ϧ˳ΐ Ύ˴Ϭ˴Ϩ˴ϫ˴ϓ˴ά˶ΑˬΎ˴ϬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ˴ϳ˶ή˶˯˸Ϝ(teks Ύ˴ϧ˵Ϥ˸ϟ˸ϥΎ˶Α˴ ˴ΪΎ˴Abu ˶όϧ˴ή˴γ˴ϣΎ˴ϣ˴˴ϭ˴ϭDawud), ˶ω˸έ˶ϟ˴Ϋ͉ΰ˸Ϧ ϟ ˴ϋ˴Ϧ˶ϣ˴Ϣ͉Ϡia ˸ϲ ˴Ϯ˶Ϫ͉δ˶ϟ˴ϟϭ ϰ˴ ˸ϭ˴Ύ˴Waqqash ˴Ϛ ˴γ˴ϭ˶ϗberkata: ˶ϪϠ˸ϴ˴ϋ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ ˵ ˶Α ˴ν ϰ͉Ϡ˸έ˴λ˴Ϸ˸ ˶Ϳϱ˶ήϝ ˵˸Ϝ˸Ϯϧ˵ γ ˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵ ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵.˳Δ˸Ϯ͉π γ ˵ ˴έ˶ϓ c. Hadits riwayat Abd ar.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ .ϩ˵ ˴ή˶Π˸Ο˴ϳ ˴˸ϥϪ˵˴ ˸Ϥ˴Ϟ˶Ϡ˸όΒ˴ϗϴ˵ ˸Ϡϩ˵˴ϓ˴ή˱ή˸Ο˸ϴ˴˶Ο˴ή˴˸ϴ˶Ο˴ή˴Ϸ Ο˸΄˴ΘϮ˵ ˸γτ˶Ϧ˸ϋ˴ϣ˴ Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi c. Hadits riwayat Abd ars.a.w. bersabda: d. Hadits Ahmad, Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’idriwayat al-Khudri, Nabi Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi c. Hadits riwayat Abd ars.a.w. riwayat bersabda: Hadits Ahmad, d. d. Hadits Ahmad, Abu Dawud, dan .ϩ˵Ad-Daruquthni ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥriwayat ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ήdari ˴Ο˸΄˴Θ˸γSa`d ˶Ϧ˴ϣ Razzaq dari Hurairah dan Abu Sa’id Waqqash (teksAbu Abu Dawud), ia berkata: Ibn AbiDawud, Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata: Abu dan Ad-Daruquthni dari al-Khudri, Sa`d Ibn Nabi Abi .ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ s.a.w. bersabda: Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata: Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵ Ahmad, ˸ϭΎ˴ϧ˴Ύ˴d. ˴ά˶ΑϬ˸ϨΎ˴˶ϣϬ˴ϳ˶˯˶ήΎ˴˸ϜϤϧ˵˸ϟΎ˶Α˸ϥ˴Ϊ˴ ˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴˴ϭ ˶ω˴Ϛ˸έ˶ϟ͉ΰ˴Ϋ ϟ˸Ϧ˴Ϧ˴ϋ˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ ͉Ϡ˴γ˶ϗ˴ϭ˴Ϯ͉δ˶ϪHadits Ϳ ˵˶Αϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ˴ν ˵˸γ˸Ϝ˸Ϯϧ˵ γ ˵˶ϦΎ͉Ϩ˴έϣϛ˵ .˶ϟϟϩ˵˴˴ήϭϰ˴ ˸Ο˶Ϫ˴Ϡ˸ϴ˴ϋϪ˵˴Ϡ˴ϋ˸ϤΎ˴˶ϠϤ˸όriwayat ˱ϰ͉ ήϠ˸ϴ˸έ˴λ ˶Ο˴Ϸ˴ ˸˴ή˶Ϳ ˴Ο˸΄ή˴Θϝ Ϭ˳ΐ ˴Ϩ˴ϓ ˴ϫˬΎ˴ ϱ˶ Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi . Δ ˳ π ͉ ˸ϭd.˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ Hadits ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋriwayat Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ Ahmad, ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ˶ϓ Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata: “Dulu menyewakan tanah dengan (bayaran) pertanian Abu kami Dawud, dan Ad-Daruquthni dari hasil Sa`d Ibn .Abi ˳Δyang ͉π˶ϓ tumbuh selokan dan yang tumbuh di bagian yang dialiri Ahmad, air; maka, d. di pinggir Hadits riwayat Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata: Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩmelarang ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊkami ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣhal˸ϲ˶ϗtersebut ˴ϮHadits ͉δϟ ϰ˴dan Ϡ˴ϋ Ύ˴ϤNabi ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ riwayat ϱ˶ή˸Ϝϧ˵agar Ύ͉Ϩϛ˵ e. Rasulullah Abu Dawud, dan melakukan Ad-Daruquthni dari memerintahkan Sa`d Ibn Abi ϭ ˸ ˴ ΐ ˳ ϫ ˴ ά ˴ Α ˶ Ύ˴ Ϭ ϳ ˴ ή ˶ Ϝ ˸ ϧ ˵ ϥ ˸ ˴ Ύ˴ ϧ ή ˴ ϣ ˴ ˴ ϭ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϟ ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϳ ˶ ϝ ˵ Ϯ ˸ γ ˵ ˴έ kami emas Tirmidzi e. riwayat Ύ˴ϧΎ˴Waqqash Ϭ˴Ϩ˴ϓ menyewakannya ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ dari ˶˯Ύ˴(teks Ϥ˸ϟΎ˶Α‘Amr ˴Ϊ˶όAbu ˴γdengan Ύ˴ϣ˴ϭbin ˶ω˸έ‘Auf: ͉ΰϟ ˴Ϧatau ˶ϣ ˸ϲ ϮHadits ͉δϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶ΑNabi ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ ή˸Ϝ.ϧ˵˳Δ͉π Ύ͉Ϩϛ˵˶ϓ Dawud), ia˶ϗ˴perak.” berkata: ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴άNabi ˶Α Ύ˴Ϭdari ˴ϳ˶ήriwayat ˸Ϝϧ˵ ˸ϥ‘Amr ˴ Ύ˴ϧTirmidzi ˴ή˴ϣ˴bin ˴ϭ ˴Ϛ‘Auf: ˶ϟ˴Ϋ dari ˸Ϧ˴ϋ ‘Amr ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫbin ˶ϟ˴ϭ ‘Auf: ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ e. Tirmidzi Hadits ˴ϥϮ˵ ˴ϭϬ˸ϨΎ˱˶ϣϣ˴˶˯ήΎ˴˴ΣϤ˸ϟΎ˶͉ϞΑ ˴Σ˴Ϊ˶ό˴ ˴γ˸ϭΎ˴˴ϣ˴ϭ˱ϻ˴ϼ ˵ ˴Ϯ͉δ͉ϻϟ˶· ϰ˴ ˴ϦϠϴ˶˴ϋϤ˶Ϡ˸δΎ˴ϤϤ˵˶Α˸ϟ˴ν ˴Ϧ˸ϴ˸έ˴Α ˴Ϸ˲ΰ˸˶Ύ˴ϱ˶ Οή ˵˸Ϝ.˳Δ˸Ϡϧ˵͊μ Ύ˴ϧϤΎ˴Ϭ˶Ϡ˸δ˴Ϩ˴ϓϤ˵ ˸ϟˬΎ˴ ˶ω˴Σ ˸έ͉ΰ˴ϡϟ͉ή˴Σ ˴Ϧ˶ϣΎ˱Τ˸ϲ˸Ϡ˶ϗλ Ύ͉Ϩϟ˴ϛ˵˶ϓ ͉π . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴ ϭ ˸ ˴ ΐ ˳ ϫ ˴ ά ˴ Α ˶ Ύ˴ Ϭ ϳ ˴ ή ˶ Ϝ ˸ ϧ ˵ ϥ ˸ ˴ Ύ˴ ϧ ή ˴ ϣ ˴ ˴ ϭ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϟ ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϳ ˶ ϝ ˵ Ϯ ˸ γ ˵ ˴έϟ˴ ˴ϥϮ˵e.Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ ˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ Hadits ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤNabi ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴΑ ˲ΰ˶Ύ˴riwayat Ο Ϡ͊μϠ˴ϋ . Δ ˳ π ͉ .Ύ˱ϣbin ˴ή˴Σ ‘Auf: ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ˶ϓ Tirmidzi dari ‘Amr e. Hadits Nabi riwayat “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian Tirmidzi ˴ϥϮ˵Ϥmengharamkan ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭdari Ύ˱ϣ˴ή˴Σ‘Amr ͉Ϟ˴Σyang ˴ ˸ϭbin ˴ ˱ϻhalal ˴ϼ‘Auf: ˴Σ ˴ϡatau ͉ή˴ΣKaidah Ύ˱Τmenghalalkan ˸Ϡλ ˵ ͉ϻFiqih: ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟyang ˴Ϧ˸ϴ˴Α haram; ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μ ϟ˴ yang dan 4. e. Nabi kaum muslimin terikat dengan .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ syarat-syarat ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼHadits ˴Σ ˴ϡmereka ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ήkecuali ˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭsyarat ˶σriwayat ϭ˵ήη ˵ yang ϰ˴Ϡ˴ϋ 4.˴ϡ͉ή˴ΣKaidah Fiqih: Tirmidzi bin ˴ϥϮ˵ Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣdari ˴ή.˴Σyang ˴ ˴Η˸ϭ˴ϰ˴˱ϻ ˵ ͉ϻ˶·͉ϻΔ˵ ˶·˴Σyang ˴ϦΎ˴Αϴ˶˶ϹϤ˸˶Ϡharam.” ˸δ˶ΕϤ˵ ˴ϼ ˸ϟ ˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ ˶ϰ˶ Ύ˴Οϓ Ϟ ˵ ˸λ ˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴˴ mengharamkan Ύ˴Ϭ˶Ϥ͉Ϟ‘Amr ˸ϳ˴Σ ˶ήhalal ˸Τ Ϡatau ˴ϋ˴ϼ˲Ϟ˴Σ‘Auf: ˸ϴmenghalalkan ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳΎ˱Τ˸ϥ˸Ϡ˴λ ˵ .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ 3. Ijma’ ˴ϥ ulama ˸ϳ͉Ϟ˶ή˴Σ˸Τ˴˴Η ˸ϭϰ˴˴ Ϡ˴ϋ ˶· ͉ϻ Δ˵ ˴Σ˶· Ύ˴˴Ϧsewa Α˶Ϲϴ˶Ϥ˸˶Ϡ˸δ˶ΕϤ˵menyewa. ˴ϼ˸ϟ ˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ ˶ϰ˶ ˵ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ tentang ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴.ήΎ˴Ϭ˴Σ˶Ϥkebolehan ˱ϻ˴ϼ˲Ϟmelakukan ˴Σ˸ϴ˶ϟ˴Ω˴ϡ͉ήϝ˴ΣΪ˵ ˴ϳ Ύ˱˸ϥΤ˴˸Ϡλ ˵͉ϻakad Ύ˴Οϓ Ϟ ˵ ˸λ ˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴˴ 4. Kaidah Fiqih: . Ύ˱ ϣ ˴ ή Σ ˴ Ϟ ͉ Σ ˴ ˴ ϭ ˸ ˴ ϻ ˱ ϼ ˴ Σ ˴ ϡ ˴ ή ͉ Σ ˴ Ύ˱ σ ή ˸ η ˴ ϻ ͉ · ˶ Ϣ ˸ Ϭ ˶ σ ˶ ϭ˵ ή η ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ 4. Kaidah Fiqih: juz I Kitab al-Ijarah hal. 394: .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η hal. ϰ˴Ϡ˴ϋ 394: ˲Ϟ4.˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝKaidah Ϊ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵Fiqih: ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ ϰ˶ϓ Ϟ ˵ ˸λ˴Ϸ˴ juz I Kitab al-Ijarah Δ˶ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ “Pada semua ˶Γ˴έ˴ΟΎ˴dasarnya, ˵ϰ˴˴ϳϟ˶·˸ϥ˴Δbentuk ˴ ˴ΐ˴Ο˸ϟ˴ϭ͉ϥmuamalah ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ4.˴Ϸ˸ ϰ˴Kaidah Ϡ˴ϋboleh ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟdilakukan Ϊ˵Fiqih: ˸Ϙ˴ϋ ˴ίϠ˴ϋΎ˴Ο˶Γ˴έΎ͉kecuali Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΪ˵Ύ˴ϴada ˴Ϸ˸ dalil ϰ˴ Ύ˴ΟΤ˶Ϲ˸ϟΎ˴˸ϛ Ϊ˵˶ϊ˸Ϙ˴ϋ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˴ί˸ϟ˸Ϯ .Π ˸Ϙϓ˸ϋ˴ϋϞ Π ˵ ϟ˴ϳ˶· Ύ˴ϬϤ˸ϳ˶ή˴Ο˸ΤΎ˴˴ΗΤϰ˴ Ϡ˴ϋ˴Ϸ˲Ϟ˴ϭ˸ϴ˶ϟ˴Ω...͉ϝ˶ΔΪ˵˴Σ˴ϳ Ύ˴˸ϥΒϤ˵˴˸ϟ͉ϻ˶ϊ˶· ˶ϓΔ˵Ύ˴Ϩ˴Σ˴ϤΎ˴˸ϟΑ˶Ϲϰ˴ ˸ ˶Ε˴ϼϣΎ˴όΟϤ˵˶Ϲ˸ϟ ˸ ϰ˶ ˵ ί˵˸λ˸Ϯ˴Ϸ yang˶Δmengharamkannya.” .˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έjuz Ύ˴Ο˶Ϲ˸I Ϊ˵Kitab ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ ˵al-Ijarah ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴ΐ˴Ο˴ϭhal. ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ394: ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίΎ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴ϟ˶· .Ύ˴Ϭ˶Ϥantara ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴lain: Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ.˸ϟ˶ϊϰ˶ Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama; ˶ϓΎ˴Ϩϓ˴ϤϞ˵˸ϟ˸λ ϰ˴˴ϷϠ˴ϋ˴ ˶Δ˴ΟIΎ˴ΤKitab ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴al-Muhadzdzab, Ϩ˴Ϥal-Ijarah ˸ϟ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τhal. ˸ϟ ͉ϥjuz ˴Ϸ394: ˴ϭ I...Kitab ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ al-Ijarah ˸ϟ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ Ϡ˴ϋ ˶Γ394: ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ juz a. Al-Syairazi, hal. b.˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ibnu ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίQudamah, Ύ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ alϰ˴ϟ˶· juz I Kitab al-Ijarah hal. 394: . ϊ ˶ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϰ˴ Mughni, VIII /7: ˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ Ibnu ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ϠQudamah, ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮalΠ ˵Ϡ˴ϋ˴ϳ b. ˶Γ˴έ˶ΔΎ˴˴ΟΟΎ˴˶ϹΤ˸˸ϟΎ˴Ϊ˵ϛ˸Ϙ˴ϋ˶ϊVIII ˵ ˴ϳϰ˴ ˸ϥϟ˶· ˴˴Δ˴ΐ ˶ϥ˴Ϸ Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίϠΎ˴˴ϋΟ ˶ΓΎ͉˴έϤΎ˴˴ϠΟ˴ϓ ˶Ϲˬ˶ϥ˸ Ύ˴Ϊ˵ϴ˸Ϙ˸ϋ˴ϋ˴Ϸί˵˸ ˸Ϯϰ˴ Mughni, /7: ˶ϓΎ˴˴ίϨ˴Ϥ˸Ϯ˸ϟΠ ˴Ο.Ύ˴˶ϥ˴ΟΤΎ˴˴ϭ˸ϟϴ˸ϋ͉ϥ ˵˶Ϭϟ˴ϳ˴ϓ˶· ˴Ϸ˸ ˴ϭ˶Δ˴ϟ˶ΰ...˸Ϩ˴Ϥ˶Δ˶Α˴Σϊ˵Ύ˴Β˶ϓϤ˵Ύ˴˸ϟϨ˴Ϥ˶ϊ˸ϟ˴˶ϓϭΎ˴Ϩˬ˶˴Ϥϊ˸ϟ˶ϓΎ˴ϰ˴ Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έ.˶ϊΎ˴˶ϓΟΎ˴Ϩ˶Ϲ˴Ϥ˸ϟ) ϰ˴ ˴ϲΠ Ϡ˴ϋϟ˶· ˶Γb. ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊIbnu ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίQudamah, Ύ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ alϰ˴ .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋijarah ˴Ϸ˸ ˶Δ˴ϟ˶ΰ(sewa ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴menyewa) Ϩ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥatas ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α manfaat (Γ˵ ˴έ.˶ϊΎ˴Ο ˴ϲϠ˶Ϭ˴ϋ˴ϓ “Boleh melakukan akad yang ˶ϓΎ˴Ϩ˶Ϲ˴Ϥ˸ϟ) ϰ˴ Mughni, VIII dibolehkan… karena/7: keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan b. Qudamah, alterhadap benda. Oleh karena akad jual beliIbnu atas benda dibolehkan, maka .˶ϥΎ˴ϴakad ˸ϋ˴Ϸ˸ ˶Δijarah ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵atas ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟmanfaat.” ˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ sudah seharusnya boleh pula I’anah al-Thalibin, Mughni, VIII /7: III/108: b. Ibnu Qudamah, alMughni, VIII /7: b. I’anah Ibnu Qudamah, al-Mughni, VIII /7: al-Thalibin, III/108: Ϸ˸˸ϴ˴Ϡ˶Δ˴ϓ˴ϟ˶ΰ˭˲˸ϨΔ˴Ϥ˴ϴ˶Α˶ϋϊ˵˴Ω˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ[˶Γ˸ϟ˴˴έϭΎ˴Οˬ˶ϊ˶Ϲ˶ϓΎ˴]Ϩ˴Ϥ˸ϟΎ˴Ϭϊ˵˸ϴ˴ϟ˸ϴ˶·˴Α ˴Δ(Γ˵˴Ο˴έΎ˴Ύ˴ΤΟ˸ϟ˶Ϲ ˶Ϭ˴ϓ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ .͋Ϟ˶ϥϜ˵Ύ˴ϴ˶ϟ˸ϋ˴β ͉ϥ) ˴˴ϲϭ... . ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ Ε ˸ ί ˴ Ϯ ͋ Ο ˵ Ύ˴ Ϥ ϛ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ ά˴ ϟ Ε ˸ ί ˴ Ϯ ͋ Π ˵ ϓ ˴ ϡ ˲ Ω ˶ Ύ˴ Χ . ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ Δ ˶ ϟ ˴ ΰ ˶ Ϩ ˸ Ϥ ˴ Α ˶ ϊ ˵ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ˴ ϭ ˬ˶ ϊ ϓ ˶ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ ϟ ˸ ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ ( Γ ˵ έ ˴ Ύ˴ Ο Ϲ ˶ ) ϲ ˴ ˶Ϭ˴ϭ˴ϓ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴˴ϭ... I’anah al-Thalibin, III/108: .˶ϥΎ˴ϴdan ˸ϋ˴Ϸ˸manfaat ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋Ϯberkedudukan Ο ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Εsama ˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓdengan ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ “Ijarah adalah jual beli manfaat; benda.” ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴˴ϭ... I’anah al-Thalibin, III/108: .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ I’anah al-Thalibin, III/108: ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴˴ϭ... ˶ϥΎ˴˸ϴϴ˴Ϡ˸ϋ ˵ Modal ˶ϟ˸ϴά˴˴ϟ˶·ϟ ˸Ε ˵˸ϟ˴ϓ 149 ˲ϡ˶Ω˴Ύ˴˴ϭΧ...˴ϭ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ Kumpulan ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶ΣFatwa ˴ϭ ͋ϞDSN-MUI Ϝ˵ ˶ϟ .˴β ˴ϓ ˴Ϸ˭˲ Δ˸ ˴ϴϊ˵˶ϋ˸ϴ˴˴ΑΩ ˸Ε [˴ί˶Γ˴έ͋ϮΎ˴Ο ˶ϹΎ˴Ϥ]˴ϛ ˴Ϛ Ύ˴ϬSyariah ˴Δ˴Ο˴ίΎ˴͋ϮΤΠ ͉ϥ Terkait Pasar .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ c. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; alSyarbini, Mughni al-Muhtaj, II/332; al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, I’anah III/108: al-Thalibin, III/108: ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ ͉ϥ˴˴ϭ... .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ “…kebutuhan orang mendorong adanya akad ijarah (sewa menyewa), sebab tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja). Oleh karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana dibolehkan juga menjual benda.” d. Ibnu Qudamah, al- Mughni, VIII,al-Mughni, 113: d. Ibnu Qudamah, VIII, 113: .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ “Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan disebabkan kelalaian, penyewa tidak diminta harus bertanggung jawab (mengganti).” 22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008. 2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008. MEMUTUSKAN ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Menetapkan : FATWA TENTANG SALE AND LEASE BACK Pertama : Ketentuan Umum Lease Back (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ); Sale and Lease Back adalah jual beli suatu aset yang kemudian pembeli menyewakan aset tersebut kepada penjual. Kedua : Ketentuana.Hukum QS. Al-Maidah [5]: 1 Sale and Lease Back hukumnya boleh. Ketiga : Ketentuan Khusus ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ 1. Akad yang digunakan adalah Bai’ dan Ijarah yang dilaksanakan secara terpisah. b. QS. al-Qashash [28]: 26 2. Dalam akad Bai’, pembeli boleh berjanji kepada penjual untuk menjual .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ kembali kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan. 3. Akad Ijarah baru dapat dilakukan setelah terjadi jual beli atas aset yang akan dijadikan sebagai obyek Ijarah. QS. al-Kahfii [18]: 77 c. 4. Obyek Ijarah adalah barang yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis. ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ 5. Rukun dan syarat Ijarah dalam fatwa Sale and Lease Back ini harus memperhatikan substansi ketentuan terkait dalam fatwa DSN-MUI Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah. d. QS. al-Baqarah[2]: 275 Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ 150 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah e. QS. an-Nisaa[4]: 29 6. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad. 7. Biaya-biaya yang timbul dalam pemeliharaan Obyek Sale and Lease Back diatur dalam akad. Keempat : Penutup 1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai prinsip syariah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di :Jakarta Pada Tanggal :22 Jumadil Akhir 1429 H. 26 Juni 2008 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M.A. Sahal mahfudh DRS. H.M. Ichwan Sam Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 151 d. Mughni, VIII, 113: Ibnu al- Qudamah, .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥFATWA ˶· ˬ˶ή˶ΟIbnu ˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟalϦ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ d. Qudamah, Mughni, VIII, 113:DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 72/DSN-MUI/VI/2008 .Ύ˴Ϭ22 ˸Ϩ˴Ϥ˸π ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴ΗAkhir ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ1429 ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶H. ή˶Ο/˸΄˴Θ˸δ26 Ϥ˵ ˸ϟJuni ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ2008. ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ Jumadil Tentang SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA IJARAH SALE AND LEASE BACK 22 Jumadil Akhird.1429 H. / 26 Juni 2008. d. ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Mughni, VIII, 113: Mughni, VIII, 113: Ibnu Ibnu Qudamah, Qudamah, alal- .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ Dewan Syari’ah Nasional, setelah: ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α Menimbang Lease Back (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ); : a. bahwa masyarakat dan pemerintah memerlukan instrumen keuangan berbasis syariah berupa Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang 22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008. 22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008.Sale and Lease Back menggunakan akad Ijarah dengan mekanisme a. Back (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ QS.);;Al-Maidah [5]: 1 Lease b. bahwa fatwa DSN-MUI tentang Sale and ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶SBSN Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸dan ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧfatwa ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳtentang ˴˴ϳ Lease Back belum mencakup˶Ϣ˸ϴpenjelasan rinci tentang SBSN Ijarah yang ˶Σ͉ή1ϟ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α a. QS. Al-Maidah [5]: ˶Ϣ˸ϴ˶Σand ͉ήϟ ˶ϦLease Ϥ˸Σ͉ήϟBack; ˶Ϳ ˶Ϣ˸δ˶Α menggunakan mekanisme Sale b. c. bahwa berdasarkan pertimbangan QS. dalam haruf ... ˶Ω˸ϮϘ˵al-Qashash ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵sebagaimana ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ[28]: ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴26 Ϭdimaksud ͊ϳ˴˴ϳ a dan huruf b, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia .memandang Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸Lease ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε ˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ(menetapkan ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥϊϣ˶· ˬ˵fatwa ϩ˸ή˶Ο); ΄˸ ˴Θ˸γtentang ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴SBSN Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· Ijarah ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ Sale and Lease perlu Back έΎΠΌΘγϻ ϊϴΒϟ Lease Back (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ); Back untuk dijadikan pedoman. b. QS. al-Qashash [28]: 26 Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain: c. .Ϧ QS.QS. Al-Maidah [5]: ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙa. ˸ήal-Kahfii ˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ[18]: Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ77 ˶· ˸Ζ˴ϟ11Ύ˴ϗ a.˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩQS. Al-Maidah [5]: a. QS. Al-Maidah [5]: 1 c. d. d. 152 b. QS. 26 b. al-Qashash [28]:QS. QS. ˱ή˸Οal-Baqarah[2]: ˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζal-Qashash ˸Ό˶η275 ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ [28]: 26 b. e. ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά... ˴Ψ͉ΗΎ˴˶Ωϟ ˸Ϯ˴ΖϘ˵ ό˵˸Ό˸ϟ˶ηΎ˶Α ˸Ϯ˸Ϯ˴ϟ ϓ˵˴ϝ˸ϭΎ˴˴ϗ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ ... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴ ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ [18]: 77akad-akad itu…” “Hai orang-orangQS. yangal-Kahfii beriman, penuhilah QS. al-Qashash [28]: 26 .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γΎ˴Α͋ή˶Ϧϟ˴ϣ ˴ϡ˴ή͉ή˸ϴ˴Σ Χ˴ϭ͉ϥ˴ϊ˶· ˸ϴˬ˵˴Βϩ˸ϟ˸ήϪ˵˶Ο˷Ϡϟ˸΄˴Θ˸γ͉Ϟ˴Σ˶Ζ˴˴ϭ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ “Salah seorang dari wanita itu berkata, QS.kedua al-Baqarah[2]: 275 ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling ambil untuk bekerja adalah an-Nisaa[4]: 29 c. baik yang kamuQS. QS. 77orang yang ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟal-Kahfii Ϫ˵(pada ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σkita) ˴˴ϭ [18]: c. lagi dapat dipercaya.” Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭQS. al-Kahfii [18]: 77 kuat Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ˱ή˸˴ϦΟϳ˶˴ά˶Ϫ͉ϟ˸ϴ˴ϠΎ˴˴ϋϬ͊ϳ˴Ε Ύ˴˸άϳ˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ Ϣ ˸ Ϝ ˵ Ϩ͋ ϣ ν ˳ ˴ή˴Η Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah e. QS. an-Nisaa[4]: 29 275 Ϧ˴ϋ Γ˱ ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ d. ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵QS. Ϩ˴ϣ ˴Ϧal-Baqarah[2]: ϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ d. al-Baqarah[2]: a. Hadits QS. Qudsi riwayat 275 .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ζ˴Α˴˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ...͉ϥ˶·˶Ωˬ˵˸ϮϩϘ˵˸ήό˵ ˶Ο˸ϟΎ˶Α˸΄˴Θ˸˸γϮϓ˵ ˸ϭ˶Ζ˴ ˴Α˸Ϯ˴˴Ϩ˵ϳ˴ϣΎ˴Ϥ˴Ϧϫ˵ ˸ϳ˴˶άΪ͉ϟ˸Σ ˶·Ύ˴Ϭ˸Ζ͊ϳ˴˴˴ϟϳΎ˴ϗ c. QS. al-Kahfii [18]: 77 QS. al-Kahfii [18]: 77 QS. al-Qashash [28]: 26 c. QS. al-Kahfii [18]: ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε ˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ 77 ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ .Ϧ ˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶·˱ή˸ˬ˵Ο ϩ˸ή˴ ˶Ο˶Ϫ˸΄˸ϴ˴Θ˴Ϡ˸γ˴ϋ ˴Ε ˶Ζ˸ά˴Α˴Ψ ˴˴ϳΗ͉ Ύ˴Ύ˴ϟϤ˴Ζ ϫ˵ ˴Ϊ˸Ό˶η˸Σ˶·˸Ϯ˸Ζ ˴ϟ ˴ϝ˴ϟΎ˴ϗΎ˴ϗ “Musa berkata: ”Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk c. c. QS. b. al-Kahfii [18]: 77 itu.” d. d. d. QS. c. al-Baqarah[2]: 275 d. QS. al-Baqarah[2]: 275 QS. al-Baqarah[2]: 275 QS. al-Kahfii [18]: 77 QS. al-Baqarah[2]: Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β275 ˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ ˱ή˸Ο˴ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴriba”. ˴Β˸ϟ Ϫ˵ ˷Ϡϟ ͉Ϟ˴Σ˴˴ϭ “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan e. e. QS. an-Nisaa[4]: 29 QS. e. QS.an-Nisaa[4]: an-Nisaa[4]: 29 29 d. QS. al-Baqarah[2]: 275 e. QS. an-Nisaa[4]: 29 Ϧ˴ϋϦ˴ϋ˱Γ˴έ˱ΓΎ˴˴έΠΎ˴˶ΗΠ˶Η˴ϥϮ˵ ͉ϻ͉ϻ˶· ˶·˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴ΒΎ˴˸ϟΒΎ˶˸ϟΑΎ˶Α˸ϢϜ˵˸ϢϜ˵˴Ϩ˸ϴ˴Ϩ˴Α˸ϴ˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Ϝ˵˴ϟ˴˴ϟϮ˴Ϯ˸ϣ˸ϣ˴ ˴ ˸Ϯ˵ ˴ϥϜϮ˵˴ΗϜ˴Ηϥ˴ϥ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵Ϡϛ˵˸΄˸΄˴Η˴Η ˴ϻ˴ϻ ˸˸Ϯ˵ Ϯ˵ϨϨ˴ϣ˴ϣ ˴Ϧ˴Ϧϳ˶ϳ˶άά͉ϟ͉ϟ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴˴ Ύ˴Ύ˴ϳϳ Ύ˴Α͋ήϟ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ˸Ϣ Ϝ˵Ϫ˵Ϩ͋˷Ϡϣϟ ˳ν ͉Ϟ˴Σ˴˴ή˴ϭ˴Η Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧ˸Ϣϳ˶Ϝ˵άϨ͉͋ϟϣ ˳ν Ύ˴Ϭ͊ϳ˴˴ήΎ˴ϳ˴Η “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta ˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν ˴ή˴Η sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang a. Hadits e.a. dengan suka sama-suka di antara QS. kamu.” an-Nisaa[4]: 29 riwayat berlaku Hadits Qudsi Qudsi riwayat Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu Hurairah Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu Hurairah a. Hadits Qudsi riwayat 2. Hadits-hadits antara Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η Nabi ˴ϥϮ˵Ϝ˴Ηshallallahu ϥ˴ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Βalaihi ˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴwasallam, ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸Ϯ˵ Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ lain: ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴ Ύ˴ϳ (teks (teksal-Bukhari), al-Bukhari),Nabi Nabibersabda: bersabda: Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Ibnu Abu˸ϢMajah Hurairah Ϝ˵ Ϩ͋ϣ ˳νdari ˴ή˴Η a. Hadits Qudsi riwayat Imam al-Bukhari, Ahmad, (teks al-Bukhari), Nabi bersabda: Abu Hurairah (teks al-Bukhari), Nabi bersabda: ˴ϒ˴ϒ ˴Ϡ˴Σ˴Ϡ˴Σϱϱ ) )ϰ˶Αϰ˶ϰ˴ ττ ˸ϋ˸ϋ˴ ˴˲Ϟ˲ϞΟ ˵Ο Ϙ˸ϟϘ˸ϟ˴ϡ˸Ϯ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴ϳ˸Ϣ˸ϢϬ˵ Ϭ˵Ϥ˵ Ϥ˵˸μ ˵Ϳ Α ϰ˴ ˵˴έ˴έ:ΔϣΎϴ˶ :ΔϣΎϴ˶ ˸μ˴Χ˴Χ Ύ˴ϧΎ˴ϧ˴˴ ˲Δ˲Δ˴ΛΛ˴˴ϼ˴ϼ˴Λ˴Λ ::͉Ϟ͉Ϟ˴Ο˴Ο˴ϭ˴ϭ ͉ΰ͉ΰ˴ϋ˴ϋ Ϳ ˵ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ ϰ˴ϓϰ˴ ˸Ϯϓ˴ΘϮ˸γ˴ΘΎ˴˸γϓ Ύ˴˱ϓή˱˸ϴή˶Ο˸ϴ˴˶Ο˴ή ˴Οή˴Ο ˸΄˴Θ˸γ΄˴Θ˸γ˶ ˶˲Ϟ˲ϞΟ ˵Ο ˴˵έ˴έϭϭˬ˵Ϫˬ˵˴ϨϪ˴Ϥ˴ϨϤ˴Λ ˴Λ˴Ϟ˴Ϟ˴ϛϛ˴΄˴ϓ΄˴˴ϓ̒ή̒ήΣ ˵Σ ω ˴ Ύ˴ Α Ϟ ˲ Ο ˵ έ ˴ ϭ ˬ˴ έ Ϊ ˴ Ϗ ˴ Ϣ ͉ Λ ˵ ( ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α ˵˴Χ ˴ωΎ˴ϧΎ˴˴Α ˲Δ˲Ϟ˴ΛΟ ˵˴ϼ˴έ˴Λ ϭ:͉Ϟˬ˴έ˴Ο˴Ϊ˴ϭ˴Ϗ͉ΰ͉Ϣ˴ϋ Ϳ ˴ϒa.˴Ϡ˴Σ ϱ) ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴ ˲ϞΟ ˵ ˴έ :ΔϣΎϴ˶Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ ˸μ ˵ ˴ϝΎ˴ϗ Hadits Qudsi riwayat ((ϢϠδϣ ϩϭέ )) ϩ˵ϩ˵˴ή˴ή˸Ο˸Ο˴˴ ˶Ϫ˶Ϫ˶τ˶τ˸ό˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ϢϠδϣ ϩϭέ ϰ˴Imam ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ˱al-Bukhari, ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˶ ˲ϞAhmad, Ο ˵ ˴έϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴ΛIbnu ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ Majah ̒ήΣ ˵ ˴ωΎ˴Α dari ˲ϞΟ ˵ ˴έϭAbu ˬ˴έ˴Ϊ˴ϏHurairah ͉ϢΛ˵ (ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α (teks al-Bukhari), Nabi bersabda: (ϢϠδϣ ϩϭέ) ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Ada tiga kelompok yang b.˴Ϡ˴Σ ϱ) ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴ ˲ϞΟ Hadits Riwayat b. Hadits ˴ϒ :ΔϣΎϴ˶ Ϙ˸ϟ ˴ϡ˸ϮKiamat ˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ ˸μ ˴Χnanti. Ύ˴ϧ˴ ˲Δ˴Λ˴ϼPertama, ˴ΛRiwayat :͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰorang ˴ϋ Ϳ ˵ Ibn ˴ϝΎ˴ϗ Aku memusuhi mereka˵ ˴έ pada Hari yang Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda: bersumpah ˶Ο˴ ˴ή˴Οnama-Ku ˸΄˴Θ˸γ˶ ˲ϞΟ ˵ ˴έϭ lalu ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ia ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓmengkhianatinya. ̒ήHadits Σ ˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ ˵ ˴έϭRiwayat ˬ˴έ˴ΪKedua, ˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (ϰ˶Ϥorang ˸γΎ˶Α b.ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ˱ή˸ϴatas Ibn yang menjual orang Umar, merdekabahwa (bukan Nabi budak belian), (ϢϠδϣ ϩϭέ) ϩ˵ ˴ήlalu ˸Ο˴ ˶Ϫia˶τ˸όmemakan ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Majah dari Ibnu Ϫ˵ϗ˴ήϗ˵ ˴ή˴ϋ˴ϋ͉ϒ ͉ϒ˶Π˶Πbersabda: ˸ϥ˴˴ ˴Ϟ˴Ϟ˸Β˸Β˴ϗ˴ϗ ϩ˵ϩ˵˴ή˴ή˸Ο˸Ο˴˴ ˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˶Οseseorang, ˴Ϸ˸ Ϯ˵τ˸ϋ˴ ˴ϳ˴ϳ˸ϥ (mengambil) keuntungannya. Ketiga,.Ϫ˵.orang yang memperkerjakan lalu ia meminta pekerja itu memenuhi .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ήϋ ˴kewajibannya, ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵sedangkan ˴ή˸Ο˴ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸iaϮ˵tidak τ˸ϋ˴ membayarkan upahnya.” b. Hadits Riwayat Ibn b. Hadits Ibn Majah IbnuNabi Umar,bersabda: bahwa Nabi bersabda: MajahRiwayat dari Ibnu Umar,dari bahwa .Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸ Ϯ˵τ˸ϋ˴ c. Hadits riwayat Abd ar “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id als.a.w. Nabi bersabda: Khudri, s.a.w. bersabda: .ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ ˶Ϧ˴ϣ “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.” d. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata: Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 153 Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯδ ͉ ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵ ˸ϭ˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ ˴έ .Hadits ϩ˵ ˴ή˸Ο˴ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όriwayat ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴ ˴ήAbd ˴Ο˸΄˴Θ˸γ ar˶Ϧ˴ϣ c. Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi c. Hadits ard.s.a.w. bersabda: Hadits riwayat riwayat Abd Ahmad, Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi d. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Abu Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi d. Hadits riwayat Ahmad, Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d .ϩ˵ ˴ή˸Οdari ˴ Ϫ˵ ˸Ϥriwayat ˶Ϡ˸όϴ˵Sa`d ˸Ϡ˴ϓ ˱ή˸ϴ˶Ο˴Ibn ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γAbi ar˶Ϧ˴ϣ s.a.w. bersabda: c. AbiDawud, Abd Abu Ad-Daruquthni Ibn Waqqash (teks Abu Dawud), ia Hadits berkata: Waqqash (teks dan Abu Dawud), ia berkata: Razzaq dari Sa’id al-Khudri, Nabi Waqqash (teksAbu AbuHurairah Dawud),dan ia Abu berkata: ˱ή˸ϴ˸έ˶Ο˴Ϸ˴ ˸˴ήϱ˶ ˴Ο˸΄ή˴Θ˸γ˸Ϝϧ˵ ˶ϦΎ͉Ϩ˴ϣϛ˵ Ύ˴ϧΎ˴s.a.w. Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩbersabda: ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ˴Ϯ͉δ.ϩ˵ϟ˴ή˸Οϰ˴˴ ϠϪ˵˴ϋ˸Ϥ˶ϠΎ˴˸όϤϴ˵˶Α˸Ϡ˴ϓ˴ν d. Hadits riwayat Ahmad, Ύ˴˸ϭϧ˴Ύ˴Ϭ˳ΐ ˴Ϩ˴ϓ ˴ϫˬΎ˴˴άϬ˶Α ˸Ϩ˶ϣΎ˴Ϭ˴ϳ˶˯˶ήΎ˴Ϥ˸Ϝϧ˵˸ϟΎ˶Α˸ϥ˴Ϊ˴˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴˴ϭ˶ω˴Ϛ˸έ˶ϟ͉ΰ˴Ϋϟ˸Ϧ˴Ϧ˴ϋ˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ͉Ϡ˴γ˶ϗ˴˴ϭϮ͉δ˶Ϫϟ˶ϟ˴ϭϰ˴˶ϪϠ˴ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ ˴Ϸ˸ ˶Ϳϱ˶ήϝ ˵˶Α ˴ν ϰ͉˸έϠ˴λ ˵˸Ϝϧ˵˸Ϯγ ˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵ ˸ϭ˴ Abu ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Dawud, Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴dan ϧ˴ή˴ϣ˴˴ϭ Ad-Daruquthni ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ.ϩ˵˶ϟ˴˴ήϭ˸Ο˶Ϫ˴dari ˸ϴϪ˵˴Ϡ˴ϋ ˵ϴ˸Ϡ˴ϓSa`d ˱ϰ͉ ˶Ϳ˴Ο˸΄˴Θ˸γϝ ˵ .˳Δ˸ϮAbi γ ˵˶Ϧ˴ϣέ˶ϓ ˸Ϥ˶Ϡ˸όͿ ή˸ϴϠ˶Ο˴λ˴ ˴ήIbn ͉π .˳Δyang ͉π˶ϓ d.Waqqash Hadits riwayat Ahmad, “Dulu kami menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertanian (teks Abu Dawud), ia berkata: tumbuh di pinggir selokan yang tumbuh di bagian dialiriIbn air; maka, Abu Dawud, dan dan Ad-Daruquthni dariyang Sa`d Abi Rasulullah hal˸ϲ˶ϗtersebut Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩmelarang ˶ϣ(teks ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α Abu ˴Ϊkami ˶ό˴γΎ˴ϣDawud), ˴ϭmelakukan ˶ω˸έ͉ΰϟ ˴Ϧ˶ϣia ˴ϮHadits δ ͉ ϟ ϰ˴dan Ϡ˴ϋ riwayat Ύ˴Ϥmemerintahkan ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸Ahmad, ϱ˶ή˸Ϝϧ˵agar Ύ͉Ϩϛ˵ Hadits e.d. Nabi riwayat Waqqash berkata: kami menyewakannya dengan emas atau perak.” ϭ ˸ ˴ ΐ ˳ ϫ ˴ ά ˴ Α ˶ Ύ˴ Ϭ ϳ ˴ ή ˶ Ϝ ˸ ϧ ˵ ϥ ˸ ˴ Ύ˴ ϧ ή ˴ ϣ ˴ ˴ ϭ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ Ϋ ˴ Ϧ ˸ ϋ ˴ Ϣ ˴ Ϡ ͉ γ ˴ ϭ ˴ Ϫ ˶ ϟ ˶ ˴ ϭ Ϫ ˶ ϴ ˸ Ϡ ˴ ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉ Ϡ λ ˴ Ϳ ˶ ϝ ˵ Ϯ ˸ γ ˵ e. Hadits riwayat Abu Dawud, dan bin Ad-Daruquthni dari Nabi Sa`d Ibn Abi˴έ Tirmidzi dari ‘Amr ‘Auf: . Ύ˴ϧΎ˴Waqqash Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴ϬNabi ˸Ϩ˶ϣ dari ˶˯Ύ˴riwayat Ϥ˸ϟΎ˶Α‘Amr ˴Ϊ˶όAbu ˴γTirmidzi Ύ˴ϣ˴ϭbin ˶ω˸έ‘Auf: ͉ΰϟdari ˴Ϧ˶ϣ‘Amr ˸ϲ˶ϗ˴berkata: Ϯ͉δbin ϟ ϰ˴‘Auf: Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵˳Δ͉π Ύ͉Ϩϛ˵˶ϓ e. Tirmidzi Hadits (teks Dawud), ia ˸ϭ˴ϥ˴Ϯ˵Ϥ˳ΐ˶Ϡ˸δ˴ϫϤ˵˴ά˶Α˸ϟ˴ϭΎ˴ϬΎ˱˴ϳϣ˶ή˴˸Ϝήϧ˵˴Σ˸ϥ͉Ϟ˴ ˴ΣΎ˴ϧ˴˴ή˸ϭ˴ϣ˴ ˴ϭ˱ϻ˴ϼ Ϛ˴Σ ˶ϟ˴Ϋ ˴ϡ˸Ϧ͉ή˴ϋ˴Σ ˴ϢΎ˱͉ϠΤ˴γ˸Ϡ˴ϭλ ˵Ϥ˵ ˸ϟ ϰ͉ γ ˵ ˴έϟ˴ ˵ ˶Ϫ˶ϟ͉ϻ˴ϭ˶· ˴Ϧ˶Ϫ˸ϴϴ˶˴ϠϤ˴ϋ˶Ϡ˸δͿ ˴Ϧ˸ϴϠ˴λ Α ˲ΰ˶˶Ϳ Ύ˴Ο ˵ϝ˸ϮϠ͊μ Ύ˴ϧϤΎ˴Ϭ˶Ϡ˸δ˴Ϩ˴ϓϤ˵ ˬΎ˴ ͉ ͉ϻϟ˴ϡ˶·͉ήϰ˴ Ύ˴˸ήϤϤ˵˶Α˴η˸ϟ˴ν ˸˶Ύ˴ϱ˶ Ύ͉ϨϠϛ˵˴ϋϟ˴˶ϓ ͉π ˴ϥϮ˵ ˸ϟ˴ϭϬ˸Ϩ˶ϣΎ˱ϣ˴˶˯ήΎ˴Ϥ˴Σ˸ϟΎ˶Α͉Ϟ˴ΪΣ˶ό˴˴γ˸ϭΎ˴.ϣ˴Ύ˱˴ϭϣ˱ϻ˴ή˶ω ˴ϼ˴Σ˸έ˴Σ͉ΰ͉Ϟ˴ϡϟ˴Σ͉ή˴Ϧ ˵˴ϼ˴Ϯ˴Σδ ϦϠϴ˶˴ϋϤΎ˱σ˶Ϡ˸δ ͊μ Σ˸ϭ˶ϣ˴Ύ˱Τ˸ϲ˱ϻ˸Ϡ˶ϗλ ˴Σ ͉ϻ˴Ϧ˶·˸ϴέ˴Α˸Ϣ˴Ϸ˶Ϭ˲ΰ˶σ ϭ˵Οήήη ˵˸Ϝ.ϧ˵˳Δ˸Ϡϰ˴ ˸ϭe.˴ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴ Ύ˴ϧ˴ή.˴ϣΎ˱ϣ˴˴ϭ˴ή˴Σ Ϛ˶ϟ͉Ϟ ˴Ϋ ˴Σ˸Ϧ˴˴ϋ˸ϭ˴˴Ϣ˱ϻ ͉Ϡ˴γ˴ϼ˴ϭ˴ΣHadits ˶Ϫ˶ϟ˴ϡ˴ϭ͉ή˴Σ˶Ϫ˸ϴΎ˱˴Ϡσ ˴ϋ˸ήͿ ˵˴ηNabi ͉ϻϰ͉˶· Ϡ˴λ γ ˵ Ϡ˴έϋ ˸Ϣ˶Ϭ˶σ˶Ϳϭ˵riwayat ή η ˵ϝ˸Ϯϰ˴ .˳Δ͉π˶ϓ Tirmidzi dapat dari ‘Amr bindi‘Auf: “Perdamaian dilakukan antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal menghalalkan yang haram; dan e. Hadits riwayat 4. atau Kaidah Fiqih:Nabi ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡmuslimin ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣ˴ήterikat ˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ dengan ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σsyarat-syarat ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻmereka ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δkecuali Ϥ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰsyarat ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡyang ͊μϟ˴ kaum 4. Kaidah Fiqih: Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf: .Ύ˱atau ˴Σ˶· Δ˵˴ϡyang σ˶Ε ˸ήNabi ˴η˴ϼ˴ϣ͉ϻΎ˴ό˶· Ϥ˵˸Ϣ˶Ϭ˸ϟ˶σϰ˶ ϭ˵ϓήϞ ˵ ˸λ ϰ˴˴Ϸ Ϡ˴ϋ˴ mengharamkan e. riwayat .yang Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήhalal ˸Τ˴Η ϰ˴ Ϡϣ˴ϋ˴ή˲Ϟ˴Σ˸ϴmenghalalkan ˶ϟ͉Ϟ˴Ω ˴Σ͉ϝ˴Ϊ˵ ˸ϭ˴ϳ ˴˸ϥ˱ϻ˴ ˴ϼ͉ϻHadits ˴Σ͉ήΎ˴˴ΣΑ˶ϹΎ˱˸haram.” ˵η ˶Ϥ͉Ϟ‘Amr ˸ϳ˴Σ˶ή˴˸Τ˸ϭ˴Η ˴ϰ˴bin ˸ϴ˶ϟ˴ϡ˴Ω͉ή͉ϝ˴ΣΪ˵ ˴ϳΎ˱Τ˸ϥ˸Ϡ˴λ ˶·͉ϻΔ˵ ˶·˴Σ˴ϦΎ˴sewa Αϴ˶˶ϹϤ˸˶Ϡ˸δ˶ΕϤ˵menyewa. ˴ϼ ˵ Tirmidzi ‘Auf: Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˴ϭtentang Ύ˱ϣdari ˴ή.˴ΣΎ˴Ϭkebolehan ˱ϻϠ˴ϋ˴ϼ˲Ϟ ˴Σmelakukan ˵ ͉ϻakad ˸ϟ ˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ ˶ϰ˶ Ύ˴Οϓ Ϟ ˵ ˸λ ˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴˴ 3. Ijma’˴ϥϮ˵ ulama .Ύ˱ϣ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ 4. Kaidah 4.˴ϡ͉ή˴Σ Kaidah ˴ϥϮ˵Fiqih: ϤI ˶Ϡ˸δ Ϥ˵ ˸ϟ˴ϭ Ύ˱ϣal-Ijarah ˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴hal. ˱ϻ˴ϼ˴Σ394: Ύ˱Τ˸Ϡλ ˵ ͉ϻ˶· Fiqih: ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ύ˴Ο ˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ juz Kitab .hal. Ύ˱ϣ˴ή˴Σ394: ͉Ϟ˴Σ˴ ˸ϭ˴ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη ˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ juz I Kitab al-Ijarah ˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴.ϟΎ˴˶·Ϭ˶Ϥ˴Δ˸ϳ˴Ο˶ήΎ˴˸ΤΤ˴Η˸ϟϰ˴͉ϥϠ˴ϋ˴Ϸ˴ϭ˲Ϟ˸ϴ... ˶Γ˴έ˴ϣΎ˴Ύ˴Οό˶Ϲ Ϊ˵ ˸Ϙϓ˴ϋϞ˵ ί˵˸λ˸ϮΠ ˵˴Ϸ˴ϳ ˶ϟ˴Ω ˶Δ͉ϝ˴ΣΪ˵ Ύ˴˴ϳΒϤ˵˸ϥ˸ϟ˴ ͉ϻ˶ϊ˶·ϓΎ˴Δ˵Ϩ˴ϤΣ˸ϟΎ˴Α˶Ϲϰ˴˸Ϡ˴ϋ˶Ε˴ϼ Ϥ˵ ˸ϟ˸ ϰ˶ ˶ΔΓ˴έΟΎ˴Ύ˴ΟΤ˶Ϲ˸ϟΎ˴ϛ˸ Ϊ˵˶ϊ˸Ϙ˴ϋ ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˴ί˸ϟ˸Ϯ Π Ύ˴Τ˴Ο˸ϟ˴ϭ͉ϥ˶ϥ˴ϷΎ˴˴ϭϴ4. ˴ϤΪ˵ ˸ϟϘ˴ϋϰ˴˴ίϠ˴ϋΎ˴Ο˶Γ˴έΎ͉ϤΎ˴Ο Π ˵ ϟ˴ϳ˶· ˵ϰ˴˴ϳϟ˶·˸ϥ˴Δ˴˴Ο˴ΐ ˸ϋ... ˴Ϸ˸˶Δ˴ΣKaidah ϰ˴Ύ˴ϠΒ˴ϋϤ˵ ˸ϟ˶ϊ˶ϊ˸ϴ˴Β˶ϓ˸ϟΎ˴ϨFiqih: ˴Ϡ˴ϓ ˶Ϲˬ˶˸ϥΪ˵Ύ˴ϴ˸Ϙ˸ϋ˴ ˴Ϸί˵˸ ˸Ϯϰ˴ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίΎ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶.ϥ˶ϊ˶ϓΎ˴ϴΎ˴˸ϋ ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˶· Ϩ˴Ϥ˴Ϸ˸ϟ˸ ϰ˴ yang mengharamkannya.” Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡhal. ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ4. ˶ϟ394: ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳKaidah ˸ϥ˴ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣFiqih: Ύ˴Α˶Ϲ˸ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ.˶ϊϰ˶ ˵˸ϟ˸λ ˶ϓΎ˴Ϩϓ˴ϤϞ ϰ˴˴Ϸ Ϡ˴ϋ˴ juz I Kitab.al-Ijarah Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama; antara lain: Ϭ˶Ϥϟ˶·˸ϳ˶ή˴Δ˸Τ ˸ ˶Ε ˵ ˸λ ˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ.Ύ˴ϰ˴ ˴Ο˴ΗΎ˴Τϰ˴˸ϟϠ˴ϋ͉ϥ˴Ϸ˲Ϟ˴ϭ˸ϴ˶ϟ˴Ω...͉ϝ˶ΔΪ˵ ˴Σϳ Ύ˴˸ϥΒϤ˵˴ ˸ϟ͉ϻ ˶·ϊΔ˵˶ϓΎ˴˴ΣϨ˴ϤΎ˴Α˸ϟ˶Ϲϰ˴ Ϡ˴ϋ˴ϼ˶Γ˴ϣέΎ˴Ύ˴όΟϤ˵ ˶Ϲ˸ϟ˸ϰ˶ Ϊ˵ ϓ˸Ϙ˴ϋϞ ί˵ ˸Ϯ˴ϷΠ ˵ ˴˴ϳ b.˶Γέ˴ Ύ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋal-Muhadzdzab, Ibnu a. Al-Syairazi, ˴ί˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴ΐ˴Ο˴ϭ juz ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋI ˴ϷKitab ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋal-Ijarah ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ hal. ˴ίQudamah, Ύ˴Ο394: Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ alϰ˴ϟ˶· 154 juz I Kitab al-Ijarah b. Ibnu Qudamah, alMughni, VIII /7: hal. 394: .˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ Ϡ˴ϋ Mughni, ˶Δ˴Οjuz Ύ˴Τ˸ϟΎ˴Iϛ Kitab ˶ϊ˶ϓΎ˴VIII Ϩ˴Ϥ˸ϟ al-Ijarah ϰ˴/7: ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ hal. ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ394: ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˴ϟ˶ΰ˸˸Ϩ˴Ϥϰ˴˶Α Ϡ˴ϋ ϊ˵ ˶ϓΎ˴˶ϊϨ˴Ϥ˸ϴ˴Β˸ϟ˸ϟ˴ϭ Ϊ˵ˬ˶˸Ϙϊ˴ϋ˶ϓΎ˴Ϩ˴ί˴ϤΎ˴˸ϟΟ ϊ˵ Ύ͉˸ϴϤ˴Α˴Ϡ˴ϓ(Γ˵ˬ˶˴έϥΎ˴Ο ˶Ϲ˴Ϸ)˸ ˴ϲϰ˴˶Ϭϟ˴ϓ˶· ˶Γ˴έ˶ΔΎ˴˴ΟΟΎ˴˶ϹΤ˸˸ϟΎ˴Ϊ˵ϛ˸Ϙ˴ϋ˶ϊ˶ϓΎ˴˴ίϨ˴Ϥ˸Ϯ˸ϟΠ ˵ ϰ˴ ˴ϳ ˸ϥ ˴ ˴ΐ.˶ϥ˴ΟΎ˴˴ϭϴ˸ϋ˶ϥ˴ϷΎ˴˸ϴ˸ϋ˶Δ˴Ϸ Ύ˴ϴ˸ϋ˴ϋ ϟ˶· ˴Δ˴Ο.Ύ˴˶ϥΤΎ˴˸ϟϴ˸ϋ͉ϥ˴Ϸ˴Ϸ˸ ˴ϭ˶Δ˴ϟ... ˶Δ˴Ϥ˴Σ˶Α Ύ˴ϊ˵ΒϤ˵˶ϓΎ˴˸ϟϨ˴Ϥ˶ϊ˸ϟ˴˶ϓϭΎ˴Ϩ˴Ϥˬ˶ϊ˸ϟ ˶ϓϰ˴ Ϡ˴ϋ˸ϟ ϊ˵˶Γ˴έ˸ϴ˴ΑΎ˴Ο(˶Ϲ ˸ Ύ˴Ϊ˵Ο˸Ϙ˶Ϲ Π ˵˶Ϭ˴ϳ˴ϓ ΰ ˶ Ϩ ˸ Ύ˴ Ϩ Ϥ ˴ Γ ˵ έ ˴ )ί˵ ˸Ϯ˴ϲal˶Γb. ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊIbnu ˸ϴ˴Β˸ϟ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίQudamah, Ύ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶.ϥ˶ϊ˶ϓΎ˴ϴΎ˴˸ϋϨ˴Ϥ˴Ϸ˸ϟ˸ ϰ˴ ϰ˴Ϡϟ˴ϋ˶· Mughni, VIII /7: “Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang .˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϰ˴ Ϡ˴ϋ al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, III/108: dibolehkan… karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan al-Dimyathi, I’anah .˶ϥal-Thalibin, Ύ˴ϴ˸ϋakad ˴Ϸ˸ ˶Δ˴ϟ˶ΰjual ˸Ϩ˴Ϥ˶Α beli ϊ˵ ˶ϓIII/108: Ύ˴Ibnu Ϩ˴Ϥatas ˸ϟ˴ϭ ˬ˶benda ϊ˶ϓΎ˴ϨQudamah, ˴Ϥ˸ϟ dibolehkan, ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ)maka ˴ϲ ˶Ϭ˴ϓ b. alterhadap benda. Oleh karena ˲sudah Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭseharusnya ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊboleh ˶Σ˴ϭ pula ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β ϴ ˸ Ϡ ˴ ϓ ˴ ˭˲ Δ ϴ ˴ ϋ ˶ ˴ Ω [ Γ ˶ έ ˴ Ύ˴ Ο Ϲ ˶ ] Ύ˴ Ϭ ϴ ˸ ϟ ˴ · ˶ Δ ˴ Ο ˴ Ύ˴ Τ ϟ ˸ ϥ ͉ ˴ ϭ ˴ ... akad ijarah atas manfaat.” Mughni, VIII /7: Ibnu ˲Ϧ˴Ϝb.˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ ˸ϴ˴Ϡ˴ϓΎ˴ϴ˸ϋ˭˲Δ˴Ϸ˴ϴ˸˶ϋϊ˵˴Ω˸ϴ˴Α [˸Ε ˶Γ˴έ˴ίΎ˴͋ϮΟ˵Ο˶ϹΎ˴]Ϥ˴ϛQudamah, Ύ˴Ϭ˴Ϛ˸ϴ˴ϟ˶ϟ·ά˴ϟ˴Δ˸Ε ˴ΟΎ˴˴ίΤ͋Ϯ˸ϟΠ ˵ ͉ϥ ˴ϓ ˲ϡ˴˴ϭ˶ΩalΎ˴Χ...˴ϭ Mughni, VIII al-Mughni, /7: b. Ibnu Qudamah, VIII /7: . ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ Ε ˸ ί ˴ Ϯ ͋ Ο ˵ Ύ˴ Ϥ ϛ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ ά˴ ϟ Ε ˸ ί ˴ Ϯ ͋ Π ˵ ϓ ˴ ϡ ˲ Ω ˶ Ύ˴ al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ ˴Ϸ˸ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴ϨIII/108: ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ) ˴ϲΧ˶Ϭ˴ϭ˴ϓ .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴Ϩ[˴Ϥ˶Γ˸ϟ˴έ˴ϭΎ˴Οˬ˶˶Ϲ ϊ˶ϓΎ˴]Ϩ˴ϤΎ˴˸ϟϬ ˸ϴϊ˵˴ϟ˶·˸ϴ˴Α˴Δ(˴ΟΓ˵ ˴έΎ˴ΤΎ˴Ο˸ϟ˶Ϲ͉ϥ)˴˴ϭ˴ϲ˶Ϭ...˴ϓ d.˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ˴Ω Ibnu Qudamah, al d. “Ijarah adalah jual beli manfaat;.˶ϥdan Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸmanfaat ˸ ϊ˵ ˸ϴIII/108: ˴ΑIbnu ˸Ε˴ίberkedudukan ͋ϮΟ ˵ Ύ˴ϤQudamah, ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Εsama ˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓdengan ˲ϡ˶ΩΎ˴alΧ˴ϭ al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, Mughni, VIII, 113: benda.” Mughni, VIII, I’anah 113: al-Thalibin, III/108: al-Dimyathi, ˲Ϧ˴Ϝ˸δ.Ύ˴Ϭ˴ϣ˸Ϩ˴ϭ˴Ϥ˸π ˲Ώ˴ϳ˸Ϯ˸Ϣϛ˵ ˴ϟ˸ή˳ς˴ϣ ˸ϳ˶ή˳Ϊ˶Σ˸ϔ˴Η˴ϭ˶ή˸ϴ˴ϐ͋Ϟ˶ΑϜ˵ ˸Ζ ˶ϟ ˴ϔβ ˶Ϲ˶ϓ]˲Δ˴ϧΎ˴Ύ˴Ϭϣ˸ϴ˴˴ϟ˶·Γ˵ ˴ή˴Δ˴Ο˴Ο˸΄Ύ˴˴ΘΤ˸δ˸ϟϤ˵ ˸ϟ͉ϥϦ ˶Ϡ˴Η ˸ϴ˸ϥ˴Ϡ˴ϓ˶· ˬ˶˭˲ήΔ˴ϴ˶Ο˶ϋ˸΄˴˴ΘΩ˸δϤ˵[˸ϟ˶Γ˴έ˶ΪΎ˴˴ϳΟ˸ϲ ˵˴˴ϭ˸ϴ˴ό˸ϟ... ˴ϭ ˸ϴΩ˴ΑϤ˵ ˸Ε ˵˸ϟ͉ϥ˴ϓ Ϧ Χ... .˴ϜΎ˴Ϭ˸δ˸Ϩ˴ϣϤ˴ϭ˸π˲Ώ ˴ϳ ˸ϢϮ˴ϟϛ˵ ˳ς˸ή˴ϣ˸ϳ˶ή˸ϔ˳Ϊ˴Η˶Σ˶ή˴ϭ˸ϴ˴ϐ˶Α͋Ϟ˸Ζ ˴Η.˶ϥ˸ϥ˸ϴΎ˴˴Ϡ˶·˴ϓϴ˸ϋˬ˶˭˲ ή˴ϷΔ˶Ο˸˴ϴ˶ϋ˸΄ϊ˵˴Θ˴δ ˶Γέ˴ί˶ΪΎ˴˴ϳ͋ϮΟ˵Ο ˸ϲ˶Ϲ˶ϓΎ˴]Ϥ˲Δ˴ϛϧΎ˴Qudamah, ˵˴˲ϡ˴ϭ˶Ω˸ϴ˴όΎ˴al˸ϟ˴˴ϭ ˲Ϧd. Ϝ˵ ˶ϟ ˴ϔ˶Ϡ˴β [˸ϟIbnu Ϭϣ˴Ϛ˸ϴ˴˴ϟ˶ϟ·Γ˵ά˴˴ήϟ˴Δ˴Ο˸Ε ˴Ο˸΄Ύ˴Θ˴ίΤ˸δ͋Ϯ˸ϟϤ˵Π .˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ Mughni, 113: Syariah Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait VIII, Pasar Modal 2. Pendapat ˶Ο˸΄˴Θ˸δIbnu Ϥ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲpara ˶ϓ ˲ΔQudamah, ˴ϧΎ˴ϣulama ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵tentang ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴όal˸ϟ˴ϭ d. .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ήPendapat 2. para ulama tentang b. b. Mughni, VIII /7:/7: Mughni, VIII Ibnu Ibnu Qudamah, Qudamah, alal- b. Ibnu Qudamah, alMughni, VIII /7: .˶ϥΎ˴.ϴ˶ϥ˸ϋΎ˴˴Ϸϴ˸ϋ˸ ˴Ϸ˶Δ˸˴ϟ˶ΰ˶Δ˸Ϩ˴ϟ˴Ϥ˶ΰ˶Α˸Ϩ˴Ϥϊ˵˶Α ˶ϓϊ˵Ύ˴Ϩ˶ϓ˴ϤΎ˴Ϩ˸ϟ˴Ϥ˴ϭ˸ϟ˴ϭˬ˶ϊˬ˶˶ϓϊΎ˴˶ϓϨΎ˴˴ϤϨ˸ϟ˴Ϥ˸ϟϊ˵ ϊ˵˸ϴ˴Α˸ϴ˴Α((Γ˵ Γ˵˴έ˴έΎ˴Ύ˴ΟΟ˶Ϲ˶Ϲ)) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ c. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; al.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴ϷII/332; ˸ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵al-Dimyathi, ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟI’anah ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έal-Thalibin, Ύ˴Ο˶Ϲ) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ Syarbini, Mughni al-Muhtaj, III/108: al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin,III/108: III/108: al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, III/108: ˴ϣ˴ϭ˸Ϯϛ˵˲Ώ˸ή˸Ϯ˴ϣϛ˵ ˸ή˳Ϊ˴ϣ˶Σ˴˳Ϊϭ˶Σ˴͋ϞϭϜ˵ ˶ϟ͋ϞϜ˵˴β ˶ϟ ˸ϴ˴β Ύ˴Τ˸ϟ˸ϟ ͉ϥ͉ϥ˴˴˴ϭ˴ϭ ... ... ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˲Ϧ˴ϣ˴ϭ˴Ϝ˸δ˲Ώ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϴ˴Ϡ˭˲˴ϓΔϴ˴˭˲˶ϋΔ˴ϴ˴˶ϋΩ ˴Ω[˶Γ[˴έ˶ΓΎ˴˴έΟΎ˴Ο˶Ϲ˶Ϲ]]Ύ˴ϬΎ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˸ϴ˶·˴ϟ˶· ˴Δ˴Δ˴Ο˴ΟΎ˴Τ . ϥ ˶ Ύ˴ ϴ ϋ ˸ Ϸ ˴ ˸ ϊ ˵ ϴ ˸ Α ˴ Ε ˸ ί ˴ Ϯ ͋ Ο ˵ Ύ˴ Ϥ ϛ ˴ Ϛ ˴ ϟ ˶ ά˴ ϟ Ε ˸ ί ˴ Ϯ ͋ Π ˵ ϓ ˴ ϡ ˲ Ω ˶ Ύ˴ Χ Ύ˴ϴ˸ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϓϷ ˴ ˸˭˲Δϊ˵ ˴ϴ˸ϴ˶ϋ˴Α ˴Ω˸Ε[˴ί˶Γ͋Ϯ˴έΟ ˵Ύ˴Ο˶ϹΎ˴Ϥ˴ϛ] ˴ϚΎ˴Ϭ˶ϟ˸ϴά˴˴ϟ˶·ϟ ˸Ε ˵ ˴ϓ͉ϥ˲ϡ˴˶Ω˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ˴ϭ ˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ.˶ϥ˴β ˴Δ˴Ο˴ίΎ˴Τ͋Ϯ˸ϟΠ “…kebutuhan orang mendorong .adanya ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸ akad ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Εijarah ˴ί͋ϮΟ ˵ Ύ˴Ϥ(sewa ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴menyewa), ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ ˵ ˴ϓ ˲ϡsebab ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja). Oleh juga menjual d. karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana Ibnu dibolehkan Qudamah, alIbnu Qudamah, albenda.” Mughni, VIII, 113: d. d. VIII, 113: Mughni, d. Ibnu Qudamah, VIII, 113: Mughni, VIII,al-Mughni, 113: Ibnu Qudamah, al- .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ Ϧ ˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ˴ϭ “Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan disebabkan kelalaian, penyewa tidakPendapat diminta harus jawab 2. para bertanggung ulama tentang (mengganti).” Pendapat para ulama tentang kebijakan pemerintah; antara lain: 2. 2. Pendapat para ulama tentang kebijakan pemerintah; antara lain: 2. Pendapat para ulama tentang kebijakan pemerintah; antara lain: kebijakan pemerintah; antara lain: ˸Ϧ˶ϣ˴ϭ ˭˸ϢϬ˵ ˴ϟ ˴Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ϯ˴ή˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴ϟ˸ϭ͉Ϊϟ ˶ϝ˴Ϯ˸ϣ˴ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˸ϣ˴Δ˴ϸ˴Τ˴Ϥ˸ϟ˴Ϡ˸μ˶ήϪ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ˸ϟ˸Ϯϯ˴ ˴Θ˶Ϫ˶ϟ˸ϴή˶ϓ˴Ϧ˴ϳϯ˴ ˸ϴ˶ϤΎ˴ήϤ˶Ϡ˸δ˴ϳ˸ϴ˶ϓϤ˵Ύ˴Ϥ˸ϟ˶Δ˸ϴ˴ϟ˶ϓ˸ϭ˶ϝ˶Δ͉ΪΎ˴˴ϟϟϣ˸ϭ͉Ϊ˶Ζ ˸ό͉ή˴Β˴μ ˶ϟ ˴Θ˴ϳϪ˵˴Θό˵˴ϳ˸ϥ˸ϴ˸ϥ˴Α˴ ˴˶ϡ˶ϡΎ˴˶ϟϣΎ˴Ύ˴ϣμ ˸ ˶ϣ˴ϭ˶Δ˭˸˴ϴ˸Ϧ˶ϓϢΎ˴Ϭ˶ϣ˵Ϝ˴ϭ˴ϟ˸ϟ˴Δ˭˸˶ϝ˴ΤϢϬ˵˴˴ϠϮ˴ϟ˸μ Ϧ ϝϟ˴˸ϴϮ˶ϝ˴Α˸ϣ˴˶ϙϮ˴ ˸ϣ˴ϼ ˸ϲ˴ ˸ϣ˶ϓ˸ϲ˴ ˴ϑ ͉ή˴μ ˶Ϻ˶Ϻ˶ϟ˴Ϥ˶ϟ ˸ϟί˵ί˵ ˸Ϯ˸Ϯ˶ϩΠ ˵˶άϫ˴ϳ ˶ϓ˶ξ ˴ϑ ϣ˸Ϯ˶Ϲ˴Θ˸ϴ˶ϟϤ˸ ˶Ϡ˴Ϧ˸δ ˴Ϟ˸ϴ˸όϤ˵˶ ˶ϓ˸ϟϠ˸δ͉ϥϤ˵˶ϝ˴Ϸ˸ϟΎ˴ ϣ˶ ˶ϝˬ˶Δ˶Ζ ˶Ϭ˶ϙ˶Η˸ϣΎ˴˴ϼΟ˴ ˸ϣΎ˴˶ξ Σ˴ ˴ϭ˶ξ ˴ϋ ˴Ϥ˴Ϥ˶ϕ˸ϟ˸ϟΎ˴ϔ˶ϩ˸ϧ˶άϺϫ˶ϟ ˶Δ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝϰ˴ ˸ϟ˶ΔϠ˴ϋϴϝ ˶˶ϓΎ˴˴ϜΎ̒Ϯϴ˸ϟ˶Ϩ˸ϣ˸Βϸ ˴ϣ˶ϝ˴˸ϟ˴ϥϮ ˸ϣΎ˴˶ήϛ˴ϸ˸ϴ˴˸ϟ˶ϓΫ˸Ϯ˶·˶ή˴Θ˶ϟϡ˸ϴΎ˴˶ϓ˴Ϧ ˴Α˸ϟ˶ϙ ˸ό˸Ϣ˴Β˶Ϭ˸ό˶ϟ˶Τ˴Β˶ϟϪ˵˶ϟό˵Ύ˴Ϫμ ˸ϴό˵˴Α˸ϴ˴Αϣ˶˶ϰ˴ ˶ϟΎ˴˶ϟμ Ύ˴ϣ͉ Ύ˴˸ϴό˶Ζ ˸ϴ˴Α˶Ϣ˴ϼ Ύ˴Ϡμ ˸ά˶Δϔ˵͉ϣ˶˸Ϩˬ˴ϳΎ˴˶Δό˸Ϣ͉ϣ˸ϟ˴ϟΎ˴ό˶Δ˶Ϣ˸ϟ͉ϣ˶ϬΎ˴˶ΗϢόΎ˴˶ϬΟ ˸ϟ˶ΗΎ˴˶έΟΣ˸ϮΎ˴˴ϭΣϣ˵ ˴ϭϷ ˵˸Ϣ˶Ϭ˸Ύ˸Ϣ˶Α˶Τ˶Ϭϖ ˵˶ΤϟΎ˴μ ˴Θ˴ϳ˴ϣ˴ϣΎ˴ϰ˴ Ϥϰ˴ ˸ϴϠ˶ϓ˴ϋ ˴Ϥ˸ϟ˶ϟ Ύ̒˸ϥϴ˶ϨΎ˴˶Έ˸Βϛ˴ϓϣ ˬΎ˴ ˶ϓ˴η˶͉ϥˬ˴Ϸ ˶ϟ͉ϠΎ˴˴όμ Ϡ˴ϋ˶Δ˴Τ˶ϕ˶ϕ˴Ϡ˸μ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴ϬΎ̒ϰ˴ ϴ˴ϔ˶Ϩ˴ϟ˸ΒϠΎ˴˴ϋϣΧ ˴ϥ ˴˴ϥΫϬ˶·Ύ˴ϛ˴Ϙ˴ϓ˶ϡ˴Ύ˴˴ϭϣΫ˶·˶Ϲ˴Ϋ˶ϡ˸˶·Ύ˴ϣ˴Ϟ͉ϻ˶Ϲ˸ό˶·˸˶ϓΎ˱˴Ϟϋ͉ϥ˸ό˸ή˴Ϸ Ύ˴Ύ˴ϔϔ˸ϧ˶Ϻ . ά ˸ ϔ ˵ Ϩ ˸ ϳ ˴ Ύ˴ Ϭ ϔ ˴ ϟ ˴ Ύ˴ Χ ϥ ˸ Έ ˶ ϓ ˴ ˬΎ˴ Ϭ Ϙ ˴ ϓ ˴ ˴ ϭ ˴ Ϋ · ˶ ϻ ͉ · ˶ Ύ˱ ϋ ή ˸ η ˴ ά ˸ ϔ ˵ Ϩ ˸ ϳ ˴ Ϣ ˸ ϟ ˴ Δ ˶ ϣ ͉ Ύ˴ ό ϟ ˸ έ ˶ Ϯ ˸ ϣ ˵ Ϸ ˵ Ύ ˸ Α ˶ ϖ ˵ Ϡ ͉ ό ˴ Θ ˴ ϳ ˴ Ύ˴ Ϥ ϴ ˸ ϓ ˶ Δ ˶ Τ ˴ Ϡ ˴ μ ˸ Ύ˴Ϭ˴ϔ˴ϟΎ˴Χ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬΎ˴ϬϘ˴ϓ˴ϭ ˴Ϋ˶· ͉ϻ˶· Ύ˱ϋ˸ή˴η ˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣϟ ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ ˶έ˸Ϯϣ˵ Ϸ ˵ ˸Ύ˶Α ϖ ˵ ͉Ϡ˴όΘ˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ ˴Ϥ˸Ϣ˸ϟ˴ϟ ..˸ά˸άϔ˵ϔ˵˸Ϩ˸Ϩ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ “Imam (kepala negara, pemegang otoritas) boleh melakukan kebijakan terhadap kekayaan negara untuk hal-hal yang dipandangnnya mengandung maslahat bagi mereka (warga negara); di antara kemaslahatan tersebut adalah menjual sebagian kekayaan baitul mal (perbendaharaan negara) guna menghimpun dana yang cukup untuk membiayai kemaslahatan dan kebutuhan umum mereka. Hal itu mengingat bahwa kebijakan Imam, apabila didasarkan pada maslahat yang berhubungan dengan urusan umum, dipandang tidak sah menurut hukum Syariah kecuali jika sesuai dengan maslahah; jika tidak sesuai dengan maslahah maka kebijakan tersebut tidak sah” (lihat Ibn Nujaim, al-Asybah wa al-Nazha’ir, tahqiq: ’Abd al-’Aziz Muhammad al-Wakil, [al-Qahirah: Mu’assasah alHalabi, 1968], h. 124; Walid Khalid al-Syayiji, al-Madkhal ila al-Maliyah al-’Ammah al-Islamiyah, [Yordan: Dar al-Nafa’is, 2005], h. 201-202). ˸ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο˴έ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ “Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal… karena imam (kepala negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia bagian (ΔμΣ) kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn boleh melakukan Lease Back(έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ). Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 155 ’Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar, [Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyah, 2003], jilid 6, h. 298). 3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008. MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA IJARAH SALE AND LEASE BACK Pertama : Ketentuan Umum ˸ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δ 1. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat disebut Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian bagian (ΔμΣ) kepemilikan aset SBSN. Lease Back(έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ). ˸ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο˴έ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ ˵ ˴ϳ 2. Sale and Lease Back adalah jual beli aset ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥsuatu ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶ ˶ϟΎ˴μyang ˴ϣ ˸ϲ˶ϓkemudian ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ pembeli menyewakan aset tersebut kepada penjual. 3. SBSN Ijarah Sale and Lease Back adalah SBSN yang diterbitkan bagian (ΔμΣ) dengan menggunakan akad Ijarah dengan mekanisme Sale and Lease Lease Back Back (έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ). . Kedua : Ketentuan Khusus 1. Pemerintah boleh melakukan transaksi dengan Perusahaan Penerbit SBSN yang didirikan oleh Pemerintah atau dengan pihak lain yang ditunjuk oleh Pemerintah. 2. Pemerintah menjual aset yang akan dijadikan Obyek Ijarah kepada Perusahaan Penerbit SBSN atau pihak lain melalui wakilnya yang ˸ϥ˴ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭberjanji ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δuntuk ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣmenjual ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...kembali ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ ˶Ζ˸ϴ˴Αaset ˸ϲ˶οyang ˴έ˴ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ditunjuk dan pembeli ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ ˶˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή dibelinya sesuai dengan kesepakatan. 3. Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN menerbitkan SBSN sebagai bukti atas bagian bagian (ΔμΣ) kepemilikan Obyek Ijarah, yang dibeli oleh investor pada tingkat harga tertentu sesuai kesepakatan. Lease Back(έΎΠΌΘγϻ ϊϣ ϊϴΒϟ). 4. Pemerintah menyewa Obyek Ijarah dengan memberikan imbalan (ujrah) kepada Pemegang SBSN selama jangka waktu SBSN. 5. Pemerintah sebagai Penyewa wajib memelihara dan menjaga Obyek Ijarah sampai dengan berakhirnya masa sewa. 6. Pemerintah dapat membeli sebagian atau seluruh Aset SBSN sebelum jatuh tempo SBSN dan/atau sebelum berakhirnya masa sewa Aset SBSN, dengan mebayar sesuai dengan kesepakatan. 156 Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 7. Untuk pembelian Aset SBSN sebelum jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada angka 6, para pihak melakukan perubahan atau pengakhiran terhadap akad SBSN. 8. Pemegang SBSN dapat mengalihkan kepemilikan SBSN Ijarah kepada pihak lain dengan harga yang disepakati. Ketiga : Penutup 1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai kesepakatan berdasarkan prinsip syariah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di :Jakarta Pada Tanggal :22 Jumadil Akhir 1429 H. 26 Juni 2008 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh DRS. H.M. Ichwan Sam Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 157 Daftar Istilah Pasar Modal Syariah Akad : Perjanjian atau kontrak yang merupakan pertalian ijab dengan qabul menurut cara-cara yang disyari’atkan dan berpengaruh terhadap obyeknya Al-Ijarah : Perjanjian (akad) di mana pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek ijarah Al-Qard : Sebuah kontrak pinjaman antara dua pihak atas dasar kesejahteraan sosial atau untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek dari peminjam. Jumlah pembayaran harus setara dengan jumlah yang dipinjam. Namun demikian sah untuk peminjam membayar lebih dari jumlah yang dipinjam selama tidak dinyatakan atau disepakati pada saat kontrak. Amanah : Kepercayaan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu. Ashil : Disebut juga Makful’anhu, salah satu pihak dalam akad kafalah yang pada dasarnya mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan kepada seseorang atau pihak, namun kemudian kewajibannya itu ditanggung oleh pihak lain. Asuransi syariah : Usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah pihak/orang melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai syariah Badan Arbitrase Syariah : Badan yang dipilih oleh para pihak yang melakukan akad untuk menyelesaikan suatu permasalahan berdasarkan prinsip syariah. Bai’ al-dain : Sebuah transaksi yang melibatkan penjualan dan pembelian surat berharga atau sertifikat hutang yang sesuai dengan Syariah. Efek atau sertifikat hutang yang diterbitkan oleh debitur kepada kreditur sebagai bukti hutang. Bank Kustodian : Bank yang kegiatan usahanya memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya Bathil : Salah, batal; cara yang tidak dibenarkan oleh syariah Islam 158 Daftar Istilah Pasar Modal Syariah Capital Gain : Keuntungan yang diperoleh dari jual beli surat berharga Dana sosial : Dana yang disimpan lembaga keuangan syariah untuk keperluan sosial. Sumber dana dapat berasal dari zakat, infaq dan sadaqah, atau dari pendapatan non halal Dividen : Bagian laba bersih yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya Efek : Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif (reksadana), kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek Efek Syariah : Efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal Emiten : Pihak yang melakukan penawaran umum Fatwa : Ketetapan hukum Islam Fee : Persentase atau jumlah tertentu yang diberikan atas suatu penyerahan jasa Gharar : Ketidakjelasan yang menimbulkan perselisihan Hari Bursa : Hari kerja normal saat transaksi bursa dilaksanakan, mulai hari Senin sampai Jumat kecuali hari libur nasional dan hari libur khusus. Hawalah : Akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayar)-nya Hibah : Hadiah atau pemberian yang diberikan kepada seseorang Ikhtiyath : Kehati-hatian Ijab : Pernyataan pihak pertama dalam suatu akad yang menunjukkan kehendaknya untuk melakukan akad Ijma : Ketetapan hukum Islam yang disepakati oleh semua ulama pada suatu masa InsiderTrading : Transaksi jual beli efek di bursa berdasarkan keputusan/ informasi signifikan dari orang dalam perusahaan atau pihak lainnya yang mempunyai keterkaitan transaksi yang erat dengan perusahaan yang bersangkutan Istishna’ : Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat, shani’) Daftar Istilah Pasar Modal Syariah 159 Jahalah : Ketidakjelasan Jaminan : Harta berwujud atau surat berharga yang diberikan kepada pihak yang memberikan dana atas suatu kontrak keuangan, misalnya kontrak peminjaman uang Jualah : kontrak yang menjanjikan hadiah untuk tindakan tertentu atau prestasi yang dicapai Jumhur ulama : Mayoritas ulama Kafalah : Perjanjian (akad) di mana Pihak penjamin (kafiil/guarantor) berjanji memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin (makfuul’anhu/debitur) untuk memenuhi kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain (makfuul lahu/kreditur) Kafil : Pihak yang memberikan jaminan untuk menanggung kewajiban pihak lain dalam akad wakalah Kaidah Fiqh : Adagium hukum Islam Lelang : atau muzayadah, yaitu menawarkan suatu barang untuk dijual dengan cara yang dapat menaikkan harga untuk memperoleh harga terbaik/tertinggi sedangkan akadnya dilakukan pada salah satu harga yang muncul Musta’jir : Penyewa (Lessee), pihak yang mengambil manfaat dari penggunaan asset dalam akad ijarah Mu’jir : Pemberi sewa (Lessor), pemilik asset dalam akad ijarah Maisir : Setiap kegiatan yang melibatkan perjudian di mana pihak yang memenangkan perjudian akan mengambil taruhannya dan pihak yang kalah akan kehilangan taruhannya. Makful ‘anhu : Pihak yang dijamin dalam akad kafalah Makful Bihi : Kewajiban seseorang atau pihak yang kemudian mendapat jaminan dari pihak lain dalam akad kafalah Makful Lahu : Pihak yang meminta jaminan Manajer Investasi : Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pension, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Mu’allaq : Bergantung Mu’amalah Syar’iyyah : Hubungan sosial, termasuk kegiatan bisnis yang sejalan atau didasarkan pada prinsip-prinsip syariah 160 Daftar Istilah Pasar Modal Syariah Mudharabah : Perjanjian (akad) di mana pihak yang menyediakan dana (shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji mengelola modal tersebut Mudharat : Bahaya, kerugian Mudharib : Pengelola Dana (modal) dalam akad mudharabah; dalam mazhab Syafi’I disebut ‘amil Muqaradhah : Istilah lain untuk akad mudharabah Murabahah : Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya denga harga yang lebih tinggi sebagai laba Mustashni’ : Orang/pihak yang melakukan pembelian dalam akad istishna Musyarakah : Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko (kerugian) akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan Najsy : Penawaran palsu; yakni penawaran atas suatu barang yang dilakukan bukan Karena motif membeli, tetapi hanya bermotifkan agar pihak lain berani memberi dengan harga tinggi Nilai Aktiva Bersih : Jumlah kekayaan reksadana setelah dikurangi seluruh kewajiban Nisbah : Rasio perbandingan pembagian keuntungan antara para pihak dalam akad bagi hasil Over the Counter : Penyerahan transaksi pembelian dan penjualan efek yang dilakukan di luar bursa Pemindahbukuan : Proses transaksi dalam bank dengan mengkredit (menambah) suatu rekening dengan mendebit (mengurangi) rekening lainnya Penawaran umum : Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang Pasar Modal dan peraturan lainnya Pendapatan non halal : Pendapatan yang diterima dari suatu sumber kegiatan atau transaksi yang tidak sesuai dengan syariah Islam Portofolio Efek : Kumpulan efek yang dimiliki secara bersama (kolektif) oleh para pemodal dalam Reksadana Profit Sharing : Prinsip bagi untung hasil usaha di antara para pihak dalam suatu bentuk kerja sama yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan biaya pengelolaan dana Daftar Istilah Pasar Modal Syariah 161 Prospektus : Setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek Qabul : Pernyataan penerimaan terhadap suatu akad, sebagai jawaban terhadap ijab Qiradh : Istilah lain untuk akad mudharabah Qiyas : Analogi atau pemisalan. Dalam mazhab Syafi, qiyas menempati urutan keempat dalam sumber hukum Islam sesudah ALquran, hadist dan Ijma Reksa Dana : Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi Ribawi : Sebuah peningkatan, dalam transaksi pinjaman atau dalam pertukaran komoditi, masih harus dibayar kepada pemilik (pemberi pinjaman) tanpa memberikan nilai balas jasa yang setara dalam pembayaran kepada pihak lain. Rights : Hak untuk memesan efek terlebih dahulu yang diberikan kepada pemegang saham untuk melakukan pembelian terlebih dahulu dalam suatu penawaran dengan ketentuan tertentu Risywah : Suatu pemberian yang bertujuan untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya, membenarkan yang bathil dan menjadikan yang bathil sebagai sesuatu yang benar Rukun : Komponen esensial yang membentuk suatu perbuatan hokum, dan ketiadaannya membatalkan perbuatan hokum tersebut Shahib al-mal : Pemilik pemodal; istilah lainnya adalah malik, dan rabb al-mal Shani : Pembuat, penjual; yakni pihak yang menerima pesanan pembuatan barang dalam akad istishna’ Short Selling : Tindakan spekulasi dengan menjual saham yang tidak dimiliki terlebih dahulu dengan harapan terjadinya penurunan harga saham sehingga dapat melakukan pembelian untuk menutupi penjualan tersebut dan memperoleh keuntungan Syarat : Hal yang menyebabkan suatu perbuatan hokum sah dilakukan, dan berada diluar perbuatan hukum tersebut Ta’alluq : Keterkaitan. Sebuah akad tidak boleh terkait dengan akad yang lain Tabarru’ : Semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial 162 Daftar Istilah Pasar Modal Syariah Tafriq al-halal min al-haram: Pemisahan hal-hal yang halal dari yang haram. Apabila dalam suatu akad terdapat sesuatu yang haram dan dapat dipisahkan dari yang halal, maka pihak yang melakukan akad wajib memisahkan keduanya, yaitu dengan mengambil yang halal dan membuang yang haram. Tijarah : Semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial Ujrah : Imbalan Unit Penyertaan : Satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif Wa’d : Janji yang disampaikan salah satu pihak untuk melaksanakan suatu transaksi Wadi’ah : Titipan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk dijaga dan dikembalikan ketika diminta kembali. Wakalah : Akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan Wakalah bil ujrah : Akad wakalah dengan memberikan fee atau imbalan kepada wakil Wali Amanat : Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang Zhulm : Kedzaliman, yaitu suatu perbuatan yang merugikan, mengambil atau menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan secara syariah, sehingga dapat dianggap sebagai salah satu bentuk penganiayaan. Daftar Istilah Pasar Modal Syariah 163 Halaman ini sengaja dikosongkan