i DAFTAR ISI Daftar Isi

advertisement
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...................................................................................................................................
i
Sambutan-sambutan:
1. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ........................................
iii
2. Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia ...
iv
Himpunan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Tentang
Pasar Modal Syariah:
1. Peraturan Nomor IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah: .........................................
1
• Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-181/BL/2009 ...............
1
• Ketentuan Umum ......................................................................................................
3
• Penerbitan Atau Pendaftaran Efek Syariah Berupa Saham ......................................
5
• Penerbitan Sukuk ......................................................................................................
7
• Penerbitan Saham Dan/Atau Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif
Reksa Dana Syariah ................................................................................................... 10
• Penerbitan Efek Beragun Aset Syariah ......................................................................
15
• Ketentuan Penutup ....................................................................................................
16
2. Peraturan Nomor IX.A.14 Tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan
Efek Syariah Di Pasar Modal: ...........................................................................................
18
• Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-131/BL/2006 ...............
18
• Definisi ......................................................................................................................
20
• Ketentuan Akad Ijarah ..............................................................................................
20
• Ketentuan Akad Kafalah ...........................................................................................
22
• Ketentuan Akad Mudharabah ...................................................................................
24
• Ketentuan Akad Wakalah .........................................................................................
26
3. Peraturan Nomor II.K.1 Tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah: ...........
28
• Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-180/BL/2009 ...............
28
• Daftar Efek Syariah ....................................................................................................
30
• Pihak Yang Disetujui Bapepam dan LK Sebagai Penerbit Daftar Efek Syariah .......
31
• Ketentuan Penutup ....................................................................................................
33
• Lampiran 1 ................................................................................................................
35
Daftar Isi
i
• Lampiran 2 .................................................................................................................. 37
• Lampiran 3 .................................................................................................................. 38
• Lampiran 4 .................................................................................................................. 39
Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Terkait Pasar Modal Syariah:
1. Fatwa Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) ...... 43
2. Fatwa Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah ...................... 49
3. Fatwa Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah ................................ 54
4. Fatwa Nomor: 10/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Wakalah ............................................... 59
5. Fatwa Nomor: 11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Kafalah ................................................. 63
6. Fatwa Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah ................................................................................................. 67
7. Fatwa Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah ................................... 76
8. Fatwa Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah ............. 81
9. Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal ............................................................. 86
10. Fatwa Nomor: 41/DSN-MUI/III/2004 Tentang Obligasi Syariah Ijarah ......................... 95
11. Fatwa Nomor: 50/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Mudharabah Musytarakah .........104
12. Fatwa Nomor: 59/DSN-MUI/V/2007 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi .........................................................................................................110
13. Fatwa Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Syariah (HMETD) Syariah .....................................................................................116
14. Fatwa Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah.......................................125
15.Fatwa Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara ............134
16. Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara .....................................................................................................140
17. Fatwa Nomor: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease Back ...............................147
18. Fatwa Nomor: 72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back ....................................................................................................152
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah .......................................................................................... 158
ii
Daftar Isi
Sambutan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga buku “Himpunan Peraturan Bapepam dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan
Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar
Modal Syariah” ini dapat tersusun. Buku ini berisi paket peraturan Bapepam dan LK terkait pasar
modal berbasis syariah dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI.
Pasar modal berbasis syariah sebagai salah satu pilar dalam industri keuangan syariah telah
memberikan bukti sebagai sebuah industri yang tahan uji dalam menghadapi setiap peluang dan
tantangan yang dihadapi. Hal tersebut tidak terlepas dari ikhtiar Bapepam dan LK, DSN-MUI
dan pihak terkait dalam mengembangkan pasar modal berbasis syariah. Dalam pengembangan
pasar modal berbasis syariah 5 tahun ke depan (2010-2014), Bapepam dan LK menerapkan 3
strategi pengembangan yaitu pengembangan regulasi pasar modal berbasis syariah, pengembangan
produk syariah dan pengembangan sumber daya manusia.
Sebagai wujud dari strategi pengembangan regulasi pasar modal berbasis syariah, Bapepam
dan LK telah menerbitkan paket peraturan yang terkait langsung dengan pasar modal berbasis
syariah pada tanggal 26 Nopember 2006 yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad yang digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah serta Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1. tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah pada tanggal 31 Agustus 2007. Sejalan dengan diberlakukannya
Peraturan tersebut, Bapepam dan LK telah menerima banyak masukan dari berbagai pihak dalam
rangka penyempurnaan (revisi) peraturan tersebut. Sebagai tindak lanjut atas hal ini, Bapepam
dan LK telah melakukan revisi Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 dan Nomor II.K.1
pada tanggal 30 Juni 2009.
Penerbitan buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu media dalam upaya peningkatan
pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar maupun masyarakat mengenai penerapan prinsipprinsip syariah di pasar modal. Dengan adanya penerbitan buku ini juga diharapkan dapat
memberikan kemudahan bagi semua pihak yang memiliki minat atau kepentingan terhadap pasar
modal berbasis syariah untuk memahami kerangka dalam penerapan prinsip-prinsip syariah di
pasar modal.
Akhirnya, terima kasih diucapkan kepada DSN-MUI atas bantuan dan kerjasamanya dalam
penerbitan buku ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan kepada kita semua dari
setiap yang kita usahakan, amin.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.
Jakarta, April 2010
Ketua Bapepam dan LK
ttd
A. Fuad Rahmany
Sambutan - Sambutan
iii
Sambutan Ketua Badan Pelaksana Harian
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga
buku “Himpunan Peraturan Bapepam dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan Kumpulan
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar Modal
Syariah” ini dapat diterbitkan. Buku ini berisi kumpulan paket peraturan Bapepam dan LK
terkait pasar modal berbasis syariah dan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI yang
berhubungan dengan pasar modal syariah.
Penerbitan buku ini merupakan salah satu wujud hubungan kerjasama yang erat antara
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dengan Bapepam dan LK dalam
rangka mengembangkan pasar modal syariah, khususnya tentang penerapan prinsip-prinsip
syariah di pasar modal Indonesia. Selanjutnya, buku ini diharapkan dapat dijadikan pedoman
bagi masyarakat, khususnya bagi para pelaku pasar modal syariah dalam melaksanakan kegiatan
investasi di pasar modal berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Semoga penerbitan buku ini dapat
makin mendorong perkembangan pasar modal syariah dan meningkatkan pemahaman serta
partisipasi masyarakat terhadap pasar modal syariah di Indonesia.
Akhirnya, kami mengucapkan selamat atas penerbitan buku ”Himpunan Peraturan Bapepam
dan LK mengenai Pasar Modal Syariah dan Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait Pasar Modal Syariah”, dan semoga dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahhi Wa Barakatuh.
Jakarta,
April 2010
Ketua Badan Pelaksana Harian
Dewan Syariah Nasional MUI
ttd
K.H. Ma’ruf Amin
iv
Sambutan - Sambutan
Himpunan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan
Tentang Pasar Modal Syariah
Halaman ini sengaja dikosongkan
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
SALINAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR: KEP-181/BL/2009
TENTANG
PENERBITAN EFEK SYARIAH
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang
: bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
penerbitan Efek Syariah serta pengelolaan Reksa Dana Syariah dan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah, dipandang perlu
untuk menyempurnakan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah,
lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-130/BL/2006
tanggal 3 Nopember 2006, dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang baru;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3608);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4372);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006.
Memperhatikan
: Surat Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
Nomor: B-194/DSN-MUI/VI/2009 tanggal 25 Juni 2009 perihal
Pernyataan DSN-MUI Atas Peraturan Bapepam dan LK;
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
1
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN
LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK SYARIAH.
Pasal 1
Ketentuan mengenai Penerbitan Efek Syariah diatur dalam Peraturan
Nomor IX.A.13 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor: KEP-130/BL/2006 tanggal 23 Nopember 2006 tentang
Penerbitan Efek Syariah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2009.
Ditetapkan di
pada tanggal
: Jakarta
: 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008
2
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
PERATURAN NOMOR IX.A.13 : PENERBITAN EFEK SYARIAH
1. KETENTUAN UMUM
a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1) Akad Syariah adalah perjanjian/kontrak yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.14 dan/
atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal.
2) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal adalah Prinsip-prinsip hukum Islam dalam
kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI), sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan
dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada
fatwa DSN-MUI.
3) Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar
Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang
menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal.
4) Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
5) Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah adalah kontrak antara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset di mana
Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif
dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif, yang
pelaksanaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
6) Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan
yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
7) Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi
(syuyu’/undivided share)) atas:
a) aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);
b) nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada;
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
3
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
c) jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;
d) aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau
e) kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah).
b. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah antara lain:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2) perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
a) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; dan
b) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
3) jasa keuangan ribawi, antara lain:
a) bank berbasis bunga; dan
b) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
4) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),
antara lain asuransi konvensional;
5) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara
lain:
a) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
b) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan
oleh DSN-MUI; dan/atau
c) barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
6) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
c. Setiap Pihak yang melakukan penerbitan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan
usaha serta cara pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip syariah wajib memenuhi:
1) Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, Peraturan ini, dan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang ditawarkan;
2) kepatuhan terhadap Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek
Syariah yang diterbitkan.
4
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
d. Efek Syariah tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal apabila kegiatan
usaha, cara pengelolaan, kekayaan Reksa Dana, dan/atau kekayaan Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset dari Pihak yang menerbitkan Efek tersebut bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang terkait dengan Efek Syariah yang
diterbitkan.
e. Pihak yang menerbitkan Efek Syariah dan menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaannya berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal wajib menyatakan
bahwa:
1) kegiatan usaha serta cara pengelolaan usaha Pihak yang melakukan Penawaran
Umum dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sebagaimana
tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif;
2) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan cara
pengelolaan perusahaan Pihak yang melakukan Penawaran Umum tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
3) untuk Emiten dan Perusahaan Publik, wajib memiliki anggota direksi dan anggota
komisaris yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal; dan
4) untuk Reksa Dana Syariah dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah,
wajib memiliki Wakil Manajer Investasi dan penanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
2. PENERBITAN ATAU PENDAFTARAN EFEK SYARIAH BERUPA SAHAM
Penerbitan atau pendaftaran Efek Syariah berupa saham yang dilakukan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya
berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, wajib memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pernyataan Pendaftaran dari Emiten
atau Perusahaan Publik wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 atau Peraturan Nomor IX.B.1, serta
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mengungkapkan informasi tambahan dalam Prospektus bahwa:
a) dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
5
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
b) jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad, dan
cara pengelolaan Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
c) Emiten atau Perusahaan Publik memiliki anggota direksi dan anggota komisaris
yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal.
b. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah berupa saham hanya
dapat mengubah anggaran dasar yang terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan
usahanya menjadi tidak lagi memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal hanya
jika:
1) terdapat usulan dari pemegang saham yang memenuhi syarat sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas; dan
2) usulan tersebut telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Pengumuman dan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud
dalam huruf b wajib dilakukan dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1.
d. Pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c
wajib memuat informasi:
1) bahwa usulan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengubah anggaran dasar yang
terkait dengan kegiatan dan cara pengelolaan usahanya menjadi tidak lagi memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal berasal dari pemegang saham;
2) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya perubahan anggaran dasar yang
terkait dengan kegiatan usaha dan cara pengelolaan perusahaan;
3) rencana kegiatan dan pengelolaan usaha setelah Emiten tidak memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal;
4) cara penyelesaian terhadap pemegang saham yang tidak setuju atas perubahan
tersebut; dan
5) penjelasan bahwa keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang perubahan
anggaran dasar hanya berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan pemegang
saham dan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak
asasi manusia.
6
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
e. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c wajib
dikirimkan dengan surat tercatat atau faksimili ke alamat pemegang saham disamping
melalui surat kabar.
f. Korum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud dalam huruf b
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan mengenai perubahan anggaran dasar Perseroan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.J.1 dengan persyaratan bahwa pemegang
saham yang mengusulkan perubahan anggaran dasar serta afiliasinya tidak dapat
diperhitungkan dalam korum kehadiran.
g. Emiten atau Perusahaan Publik yang mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam huruf b wajib menyelesaikan hak-hak pemegang saham yang tidak menyetujui
perubahan anggaran dasar dimaksud dengan cara menjamin pembelian saham pemegang
saham tersebut pada harga wajar dengan ketentuan sebagai berikut:
1) dalam hal sahamnya tidak tercatat di Bursa Efek, maka harga pelaksanaan pembelian
paling kurang sama dengan harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai independen;
2) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek namun selama
90 (sembilan puluh) hari tidak diperdagangkan atau dihentikan sementara
perdagangannya, maka harga pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga
tertinggi dalam waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari perdagangan
terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya; atau
3) dalam hal sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga
pelaksanaan pembelian paling kurang sebesar harga tertinggi dalam jangka waktu
90 (sembilan puluh) hari terakhir sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang
Saham perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf c.
3. PENERBITAN SUKUK
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran
Umum Sukuk wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1 dan ketentuan tentang Penawaran
Umum yang terkait lainnya;
2) menyampaikan kepada Bapepam dan LK, antara lain:
a) hasil pemeringkatan dan kontrak perwaliamanatan Sukuk serta Akad Syariah
yang terkait dengan penerbitan Sukuk dimaksud;
b) surat pernyataan yang menyatakan bahwa:
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
7
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
(1) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b; dan
(2) selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak
akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf b.
c) surat pernyataan dari Wali Amanat Sukuk yang menyatakan bahwa Wali Amanat
Sukuk mempunyai pejabat penanggung jawab dan/atau tenaga ahli di bidang
perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
d) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan
hasil pemeringkatan tahunan terbaru kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat
Sukuk dan Bursa Efek tempat Sukuk dicatatkan serta mengumumkan hasil
pemeringkatan dimaksud paling kurang dalam satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
setelah berakhirnya masa berlaku hasil pemeringkatan tahunan terakhir;
e) surat pernyataan yang menyatakan kesanggupan Emiten untuk menyampaikan
hasil pemeringkatan terbaru, pernyataan atau pendapat dari perusahaan
pemeringkat efek (termasuk pencabutan/pembatalan peringkat) akibat
terdapatnya fakta material atau kejadian penting yang dapat mempengaruhi
kemampuan Emiten untuk memenuhi kewajibannya dan mempengaruhi risiko
yang dihadapi pemegang Sukuk, kepada Bapepam dan LK, Wali Amanat Sukuk
dan Bursa Efek di mana sukuk tersebut dicatatkan, paling kurang dalam satu
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling
lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah diterimanya hasil pemeringkatan
baru, pernyataan, atau pendapat dimaksud; dan
3) mengungkapkan informasi dalam Prospektus paling kurang meliputi:
a) kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b, dan
Emiten menjamin bahwa selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari
penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b;
b) Wali Amanat Sukuk mempunyai pejabat penanggungjawab dan/atau tenaga ahli
di bidang perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) jenis Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
Sukuk, yang disertai dengan penjelasan tentang skema transaksi syariah;
8
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
d) ringkasan Akad Syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang dilakukan oleh
para Pihak;
e) sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran bagi hasil,
marjin, atau imbal jasa (fee);
f) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee);
g) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee); dan
h) hasil pemeringkatan Sukuk.
b. Kontrak perwaliamanatan penerbitan Sukuk wajib paling kurang memuat:
1) uraian tentang Akad Syariah yang mendasari diterbitkannya Sukuk;
2) penggunaan dana hasil penerbitan Sukuk sesuai dengan karakteristik Akad Syariah;
3) sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran imbal hasil sesuai
dengan karakteristik Akad Syariah;
4) besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee);
5) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee);
6) kewajiban Wali Amanat Sukuk untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan
dalam rangka memastikan kepatuhan Emiten terhadap Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal;
7) tindakan yang harus dilakukan dalam hal Emiten akan mengubah jenis Akad Syariah,
isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu yang mendasari penerbitan
Sukuk;
8) perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/atau aset tertentu
yang mendasari penerbitan Sukuk wajib terlebih dahulu disetujui oleh Rapat Umum
Pemegang Sukuk (RUP Sukuk);
9) mekanisme pemenuhan hak pemegang Sukuk yang tidak setuju terhadap perubahan
dimaksud;
10)ketentuan yang menyebutkan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan angka 7), angka
8) dan angka 9) di atas dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa Emiten gagal
dalam memenuhi kewajibannya; dan
11) mekanisme penanganan dalam hal terjadi kegagalan dalam memenuhi kewajiban.
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
9
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
c. Dalam hal terjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan/
atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Sukuk tersebut menjadi batal demi hukum
dan Emiten wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang Sukuk.
d. Emiten dan Wali Amanat Sukuk wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur
dalam kontrak perwaliamanatan.
e. Emiten wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk untuk membiayai
kegiatan atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal.
f. Emiten wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan LK dan mengumumkan
kepada masyarakat melalui Bursa Efek paling lambat satu hari kerja setelah terpenuhinya
kondisi sebagai berikut:
1) seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten; dan/atau
2) dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitan
Sukuk.
g. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f butir 1) telah terpenuhi, maka
perdagangan Sukuk selain Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah telah memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
h. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf f belum terpenuhi, maka
perdagangan Sukuk mudharabah dan/atau musyarakah memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal hanya jika diperdagangkan pada harga nominal.
4. PENERBITAN SAHAM DAN/ATAU UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI
KOLEKTIF REKSA DANA SYARIAH
a. Penerbitan Saham Reksa Dana Syariah
Sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan ini, Emiten yang melakukan Penawaran
Umum Saham Reksa Dana Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.4 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Pengelolaan dan/atau Kontrak
Penyimpanan Reksa Dana serta informasi tambahan dalam Prospektus hal-hal
sebagai berikut:
10
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan Direksi Reksa Dana Perseroan (muwakil) di mana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk melakukan pengelolaan Reksa Dana dan Bank Kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan penyimpanan kekayaan;
b) dalam anggaran dasar Emiten dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal;
c) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal;
d) aset yang dikelola, akad, dan cara pengelolaan Emiten dimaksud tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
e) memiliki anggota direksi, Wakil Manajer Investasi, dan penanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian yang mengerti kegiatankegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
f) mekanisme pembersihan kekayaan Emiten dari unsur-unsur yang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
g) kata “Syariah” pada nama Emiten; dan
h) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada:
(1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK;
(2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah;
(3) Sukuk (Obligasi Syariah);
yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa
Efek di Indonesia;
(4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam
dan LK;
(6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek;
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
11
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
(7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari
perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK.
(8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia
menjadi salah satu anggotanya; dan/atau
(9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo
kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing.
b. Penerbitan Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah.
Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran
Umum Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.5 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya; dan
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif dan informasi tambahan
dalam Prospektus hal-hal sebagai berikut:
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan para pemegang unit penyertaan (muwakil) di mana Manajer
Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan
Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif;
b) kebijakan investasi Reksa Dana tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal;
c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Reksa Dana dan
penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian
mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di
Pasar Modal;
d) kata “Syariah” pada nama Reksa Dana yang diterbitkan;
e) mekanisme pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal; dan
f) dana kelolaan Reksa Dana Syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada:
(1) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK;
(2) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waran syariah;
12
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
(3) Sukuk (Obligasi Syariah);
yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa
Efek di Indonesia;
(4) Saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(5) Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri, dan termasuk dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui oleh Bapepam
dan LK;
(6) Efek Beragun Aset Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek;
(7) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari
perusahaan pemeringkat Efek serta termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang ditetapkan oleh Pihak yang disetujui Bapepam dan LK;
(8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia
menjadi salah satu anggotanya; dan/atau
(9) Instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo
kurang dari satu tahun, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing.
c. Direksi, Manajer Investasi, dan/atau Bank Kustodian wajib melaksanakan seluruh
ketentuan yang diatur dalam Kontrak Pengelolaan, Kontrak Penyimpanan, atau Kontrak
Investasi Kolektif.
d. Bank Kustodian wajib menolak instruksi Manajer Investasi secara tertulis dengan
tembusan kepada Bapepam dan LK apabila pelaksanaan instruksi tersebut mengakibatkan
portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau
instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf
b butir 2) poin f).
e. Dalam hal portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain
Efek atau instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h)
atau huruf b butir 2) poin f) yang bukan disebabkan oleh tindakan Manajer Investasi dan
Bank Kustodian, maka:
1) Manajer Investasi wajib menjual secepat mungkin dan diselesaikan paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja sejak:
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
13
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
a) Saham tidak lagi tercantum dalam Daftar Efek Syariah, dengan ketentuan selisih
lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih tercantum dalam Daftar
Efek Syariah dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana
dan diperlakukan sebagai dana sosial; dan/atau
b) Efek atau instrumen (surat berharga) tidak memenuhi Prinsip-prinsip syariah,
dengan ketentuan selisih lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat masih
memenuhi Prinsip-prinsip syariah, dipisahkan dari perhitungan Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksa Dana dan diperlakukan sebagai dana sosial.
2) Bank Kustodian wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK serta pemegang Efek
Reksa Dana, informasi tentang perolehan selisih lebih penjualan Efek sebagaimana
dimaksud dalam huruf e butir 1) dan informasi tentang penggunaannya sebagai dana
sosial selambat-lambatnya pada hari ke-12 (kedua belas) setiap bulan (jika ada).
f. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian mengakibatkan
portofolio Reksa Dana terdapat Efek atau instrumen (surat berharga) selain Efek atau
instrumen (surat berharga) sebagaimana diatur dalam huruf a butir 2) poin h) atau huruf
b butir 2) poin f)., maka Bapepam dan LK dapat:
1) melarang Manajer Investasi untuk melakukan penjualan Unit Penyertaan Reksa
Dana baru;
2) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Reksa
Dana selain dalam rangka pembersihan kekayaan Reksa Dana dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
3) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng untuk
membeli portfolio yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal
sesuai dengan harga perolehan dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK;
dan/atau
4) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/
atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada
butir 1), butir 2), dan butir 3), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2
(kedua) setelah diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan
Bank Kustodian.
g. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/
atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana
dimaksud dalam huruf f, maka Bapepam dan LK berwenang untuk:
14
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau
2) membubarkan Reksa Dana tersebut.
5. PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH
a. Sepanjang tidak diatur lain dalam Peraturan ini, Pihak yang melakukan Penawaran
Umum Efek Beragun Aset Syariah wajib:
1) mengikuti ketentuan Peraturan Nomor IX.A.1, Peraturan Nomor IX.C.9 dan
ketentuan tentang Penawaran Umum yang terkait lainnya;
2) mencantumkan ketentuan dalam Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
Syariah dan informasi tambahan dalam Prospektus hal­-hal sebagai berikut:
a) bahwa Manajer Investasi dan Bank Kustodian (wakiliin) bertindak untuk
kepentingan para pemegang Efek Beragun Aset Syariah (muwakil) di mana
Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif
dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif;
b) bahwa aset yang menjadi portofolio Efek Beragun Aset Syariah tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
c) Wakil Manajer Investasi yang melaksanakan pengelolaan Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset Syariah dan penanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan Kustodian pada Bank Kustodian mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
d) kata “Syariah” pada nama Efek Beragun Aset yang diterbitkan;
e) mekanisme pembersihan portofolio dan dana Efek Beragun Aset Syariah dari
unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
f) bahwa pengelolaan dana Efek Beragun Aset Syariah dilarang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
g) Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
Efek;
h) ringkasan Akad Syariah yang dilakukan oleh para Pihak;
i) besarnya nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee); dan
j) rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa (fee).
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
15
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
b. Dalam hal karena tindakan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, mengakibatkan
kekayaan Efek Beragun Aset Syariah terdapat unsur kekayaan yang bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, maka Bapepam dan LK dapat:
1) melarang Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengalihkan kekayaan Efek
Beragun Aset selain dalam rangka pembersihan kekayaan Efek Beragun Aset dari
unsur-unsur yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal;
2) mewajibkan Manajer Investasi dan Bank Kustodian secara tanggung renteng wajib
untuk membeli aset portofolio Efek Beragun Aset dengan harga perolehan atau
membersihkan dana Efek Beragun Aset yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal dalam waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK dan/atau
secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah ditemukannya
pelanggaran tersebut; dan/atau
3) mewajibkan Manajer Investasi untuk mengumumkan kepada publik larangan dan/
atau kewajiban yang ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud pada butir
1) dan butir 2), sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah
diterimanya surat Bapepam dan LK, dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa
Indonesia dan berperedaran nasional atas biaya Manajer Investasi dan Bank
Kustodian.
c. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak mematuhi larangan dan/
atau tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Bapepam dan LK sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, maka Bapepam dan LK berwenang untuk:
1) mengganti Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian; atau
2) membubarkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset tersebut.
6. KETENTUAN PENUTUP
Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat
mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak
yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
16
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-181/BL/2009
Tanggal : 30 Juni 2009
Ditetapkan di : Jakarta pada
Pada tanggal : 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
17
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
SALINAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR: KEP-131/BL/2006
TENTANG
AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR
MODAL
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang
:
a. bahwa kegiatan ekonomi berbasis syariah harus dilaksanakan berdasarkan
asas kesepakatan diantara para pelaku kegiatan ekonomi;
b. bahwa dalam syariah Islam asas-asas kesepakatan dalam kegiatan
ekonomi diatur dalam berbagai bentuk perjanjian (akad);
c. bahwa dalam rangka memberikan kerangka hukum yang memadai
terhadap akad syariah yang menjadi dasar kegiatan ekonomi di Pasar
Modal Indonesia, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan
Bapepam dan Lembaga Keuangan tentang Akad-akad Yang Digunakan
Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3608);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006;
5. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
18
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN
LEMBAGA KEUANGAN TENTANG AKAD­AKAD YANG DIGUNAKAN
DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL.
Pasal 1
Ketentuan mengenai Akad-akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek
Syariah Di Pasar Modal diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.14 sebagaimana
dimuat dalam Lampiran Keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Nopember 2006
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan,
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Pjs.Sekretaris Badan
ttd.
Robinson Simbolon
NIP 060047831
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
19
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
PERATURAN NOMOR IX.A.14
: AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM
PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR
MODAL
1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
a. Ijarah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi
sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan
hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang
dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang
menjadi obyek Ijarah.
b. Kafalah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak penjamin (kafiil/guarantor) berjanji
memberikan jaminan kepada Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashil/debitur) untuk
memenuhi kewajiban Pihak yang dijamin kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur).
c. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang menyediakan dana
(Shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk menyerahkan modal
dan pengelola (mudharib) berjanji untuk mengelola modal tersebut.
d. Wakalah adalah perjanjian (akad) di mana Pihak yang memberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada Pihak yang menerima kuasa (wakil) untuk melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu.
2. Ijarah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau
pengguna jasa
Pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna
jasa wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum
baik menurut syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa
1) Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa adalah:
a) menerima pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam
Ijarah;
b) menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan;
c) menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan;
d) menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan;
20
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang bukan disebabkan
oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau bukan karena kelalaian
Pihak penyewa; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa pemberi sewa atau pemberi jasa menyerahkan
hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa
yang dimilikinya kepada penyewa atau pengguna jasa (pernyataan ijab).
2) Hak dan kewajiban penyewa atau pengguna jasa adalah:
a) manfaatkan barang dan atau jasa sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
b) membayar harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
c) bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya
sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
d) menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak material)
sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
e) bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang disebabkan oleh
pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau karena kelalaian Pihak
penyewa; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa penyewa atau penerima jasa menerima hak
penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang
dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa (pernyataan qabul).
c. Persyaratan obyek Ijarah
Obyek Ijarah dapat berupa barang dan atau jasa yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang;
2) manfaat atas barang dan jasa dapat diserahkan kepada penyewa atau pengguna jasa;
3) manfaat barang atau jasa harus yang bersifat tidak dilarang oleh syariah Islam (tidak
diharamkan);
4) manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas; dan
5) spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui
identifikasi fisik, kelaikan, dan jangka waktu pemanfaatannya.
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
21
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
d. Persyaratan penetapan harga sewa atau upah (ujrah)
Penetapan harga sewa atau upah (ujrah) wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) besarnya harga sewa atau upah (ujrah) dan cara pembayarannya ditetapkan secara
tertulis dalam Ijarah; dan
2) alat pembayaran harga sewa atau upah adalah uang atau bentuk lain termasuk jasa
(manfaat lain) dari jenis yang sama dengan barang atau jasa yang menjadi obyek
dalam Ijarah; dan
e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Ijarah
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 2 Peraturan ini, dalam Ijarah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para pihak dapat menentukan harga sewa atau upah untuk periode waktu tertentu
dan meninjau kembali harga sewa atau upah yang berlaku untuk periode berikutnya;
dan atau
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara pemberi sewa atau
pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa.
3. Kafalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Pihak yang terlibat dalam Kafalah
Pihak penjamin (kafiil/guarantor), Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur), dan
Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) yang terlibat dalam Kafalah wajib memiliki kecakapan
dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kewajiban Pihak yang terlibat dalam Kafalah
1) Kewajiban Pihak penjamin (kafiil/guarantor) adalah sebagai berikut:
a) memiliki harta yang cukup untuk menjamin kewajiban Pihak yang dijamin
(makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur);
b) memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan hartanya sebagai jaminan atas
pemenuhan kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) kepada
Pihak lain (makfuul lahu/kreditur); dan
c) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak penjamin (kafiil/guarantor) menjamin
kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) kepada Pihak lain
(makfuul lahu/kreditur) (pernyataan ijab).
22
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
2) Kewajiban Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/debitur) adalah sebagai berikut:
a) menyerahkan kewajibannya (hutangnya) kepada Pihak penjamin (kafiil/guarantor);
dan
b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/
debitur) menerima jaminan dari Pihak penjamin (kafiil/guarantor) (pernyataan
qabul).
c. Bentuk penjaminan dalam Kafalah
Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum,
seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee).
d. Persyaratan obyek Kafalah (makfuul bihi)
Obyek Kafalah adalah kewajiban (piutang) Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/
debitur) kepada Pihak lain (makfuul lahu/kreditur) yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran sejumlah uang, penyerahan
barang, dan atau pelaksanaan pekerjaan;
2) kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya;
3) kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang timbul dari hal-hal yang
bertentangan dengan syariah Islam; dan
4) harus merupakan piutang mengikat (lazim) yang tidak mungkin hapus kecuali setelah
dibayar atau dibebaskan.
e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Kafalah
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 3 Peraturan ini, dalam Kafalah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas penjaminan yang dilakukan
oleh Pihak penjamin (kafiil/guarantor). Dalam hal para Pihak menyepakati adanya
imbalan (fee) sebagaimana tersebut di atas, maka Kafalah tersebut bersifat mengikat
dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak;
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam
Kafalah; dan atau
3) jangka waktu penjaminan dalam Kafalah.
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
23
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
4. Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib
Pihak yang dapat menjadi shahib al-mal dan mudharib wajib memiliki kecakapan dan
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hak dan kewajiban shahib al-mal dan mudharib
1) Hak dan kewajiban shahib al-mal adalah:
a) menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah;
b) meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga yang dapat digunakan apabila
mudharib melakukan pelanggaran atas akad Mudharabah. Jaminan tersebut
dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum, seperti jaminan
perusahaan (corporate guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee);
c) mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh mudharib;
d) menyediakan seluruh modal yang disepakati;
e) menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak diakibatkan oleh kelalaian,
kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan
f) menyatakan secara tertulis bahwa shahib al-mal menyerahkan modal kepada
mudharib untuk dikelola oleh Mudharib sesuai dengan kesepakatan (pernyataan
ijab).
2) Hak dan kewajiban mudharib adalah:
a) menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah;
b) mengelola kegiatan usaha untuk tercapainya tujuan Mudharabah tanpa campur
tangan shahib al-mal.
c) mengelola modal yang telah diterima dari shahib al-mal sesuai dengan kesepakatan,
dan memperhatikan syariah Islam serta kebiasaan yang berlaku;
d) menanggung seluruh kerugian usaha yang diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan
dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan
e) menyatakan secara tertulis bahwa mudharib telah menerima modal dari shahib
al-mal dan berjanji untuk mengelola modal tersebut sesuai dengan kesepakatan
(pernyataan qabul).
24
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
c. Persyaratan modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah
Modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) berupa sejumlah uang dan atau aset, baik berupa benda berwujud maupun tidak
berwujud, yang dapat dinilai dengan uang;
2) jika modal yang diberikan dalam bentuk selain uang, maka nilai benda tersebut
harus disepakati pada waktu akad;
3) tidak berupa piutang atau tagihan, baik tagihan kepada mudharib maupun kepada
Pihak lain; dan
4) dapat diserahkan kepada mudharib dengan cara seluruh atau sebagian pada waktu
dan tempat yang telah disepakati.
d. Persyaratan kegiatan usaha dalam Mudharabah
Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1) tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan Nomor IX.A.13
tentang Penerbitan Efek Syariah; dan
2) dilarang dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa yang akan datang yang
belum tentu terjadi.
e. Pembagian keuntungan dalam Mudharabah
Pembagian keuntungan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) keuntungan Mudharabah adalah selisih lebih dari kekayaan Mudharabah dikurangi
dengan modal Mudharabah dan kewajiban kepada Pihak lain yang terkait dengan
kegiatan Mudharabah;
2) keuntungan Mudharabah merupakan hak shahib al-mal dan mudharib dengan
besarnya bagian sesuai dengan kesepakatan; dan
3) besarnya bagian keutungan masing-masing pihak wajib dituangkan secara tertulis
dalam bentuk persentase (nisbah).
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
25
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
f. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Mudharabah
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 4 Peraturan ini, dalam Mudharabah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) jangka waktu tertentu untuk masa berlakunya Mudharabah;
2) Mudharib menyediakan biaya operasional sesuai kesepakatan dalam Mudharabah;
dan atau
3) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara Shahib al-mal dengan
Mudharib.
5. Wakalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi kuasa (muwakkil) dan yang penerima
kuasa (wakil)
Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil) wajib
memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut
syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) dan Pihak yang menerima kuasa (wakil)
dalam Wakalah
1) kewajiban Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) adalah sebagai berikut:
a) memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hal-hal
yang boleh dikuasakan; dan
b) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang memberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada Pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan
perbuatan hukum tertentu (pernyataan ijab).
2) kewajiban Pihak yang menerima kuasa (wakil) adalah sebagai berikut:
a) memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan
kepadanya;
b) melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya serta dilarang
memberi kuasa kepada Pihak lain kecuali atas persetujuan Pihak yang memberi
kuasa (muwakkil); dan
c) menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang menerima kuasa (wakil) menerima
kuasa dari Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) untuk melakukan perbuatan
hukum tertentu (pernyataan qabul).
26
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-131/BL/2006
Tanggal : 23 Nopember 2006
d) persyaratan obyek Wakalah
Obyek Wakalah adalah perbuatan hukum yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
(1) diketahui dengan jelas jenis perbuatan hukum yang dikuasakan serta cara
melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan tersebut;
(2) tidak bertentangan dengan syariah Islam; dan
(3) dapat dikuasakan menurut syariah Islam.
c. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Wakalah
Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 5 Peraturan ini, dalam Wakalah dapat
disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee) atas pelaksanaan perbuatan
hukum yang dikuasakan. Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan
(fee), maka Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara
sepihak;
2) penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam
Kafalah; dan atau
3) jangka waktu pemberian kuasa.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Jakarta
: 23 Nopember 2006
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP. 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Pjs.Sekretaris Badan
ttd
Robinson Simbolon
NIP 060047831
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
27
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
SALINAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR: KEP-180/BL/2009
TENTANG
KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN,
Menimbang
: bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penerbitan
Daftar Efek Syariah, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK Nomor: Kep-314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007,
dengan menetapkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan yang baru;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3608);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4372);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006;
Memperhatikan : Surat Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor:
B-194/DSN-MUI/VI/2009 tanggal 25 Juni 2009 perihal Pernyataan DSNMUI Atas Peraturan Bapepam dan LK;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan 28
: KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN
LEMBAGA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN
DAFTAR EFEK SYARIAH.
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
Pasal 1
Ketentuan mengenai Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah diatur
dalam Peraturan Nomor II.K.1 sebagaimana dimuat dalam Lampiran
Keputusan ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor: KEP- 314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2009.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal : 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
29
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-180/BL/2006
Tanggal : 30 Juni 2009
PERATURAN NOMOR II.K.1: KRITERIA
SYARIAH
DAN
PENERBITAN
DAFTAR
EFEK
1. DAFTAR EFEK SYARIAH
a. Daftar Efek Syariah adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau Pihak yang
disetujui Bapepam dan LK.
b. Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan
LK meliputi:
1) Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia;
2) Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa
kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip
syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar;
3) Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah diterbitkan
oleh Emiten sebelum ditetapkannya Peraturan ini;
4) Saham Reksa Dana Syariah;
5) Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah;
6) Efek Beragun Aset Syariah;
7) Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah
dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang
tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, sepanjang Emiten atau Perusahaan Publik tersebut:
a) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b
Peraturan Nomor IX.A.13;
b) memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
(1) total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (delapan puluh dua per seratus);
(2) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak
lebih dari 10% (sepuluh per seratus);
30
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-180/BL/2006
Tanggal : 30 Juni 2009
8) Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan
oleh lembaga internasional di mana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu
anggotanya; dan
9) Efek Syariah lainnya.
c. Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak yang telah
disetujui Bapepam dan LK meliputi:
1) Saham dan/atau Sukuk yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diperdagangkan di Bursa Efek di luar negeri; dan
2) surat berharga komersial syariah (sharia commercial paper) yang memenuhi Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal dan sudah mendapat peringkat dari perusahaan
pemeringkat Efek.
d. Pihak yang disetujui Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat
menerbitkan Daftar Efek Syariah sepanjang Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah
tersebut disusun dengan menggunakan kriteria sebagaimana dimaksud dalam huruf b
butir 7) poin a) dan poin b), untuk Efek berupa saham.
2. PIHAK YANG DISETUJUI BAPEPAM DAN LK SEBAGAI PENERBIT DAFTAR EFEK
SYARIAH
a. Untuk menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d, maka Pihak
dimaksud wajib:
1) Memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) berbentuk badan hukum yang berkedudukan di Indonesia;
b) memiliki sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah yang berasal
dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan;
c) memiliki standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah yang paling
kurang meliputi:
(1) prosedur pengumpulan data termasuk mekanisme permintaan informasi
tambahan;
(2) prosedur penelaahan, baik periodik maupun insidentil;
(3) tujuan penerbitan Daftar Efek Syariah;
(4) prosedur pemantauan Daftar Efek Syariah; dan
(5) prosedur perubahan Daftar Efek Syariah.
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
31
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-180/BL/2006
Tanggal : 30 Juni 2009
d) bersedia menjalani review yang dilakukan oleh Bapepam dan LK; dan
2) Mengajukan permohonan kepada Bapepam dan LK dan telah mendapat persetujuan
Bapepam dan LK.
b. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir 2) diajukan dalam rangkap 2
(dua) dengan menggunakan Formulir II.K.1-1 lampiran 1 Peraturan ini dan wajib disertai
dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1) dokumen yang menyangkut pemohon:
a) fotokopi akta pendirian beserta akta perubahannya;
b) fotokopi dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon;
c) daftar sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah beserta daftar
riwayat hidupnya;
d) dalam hal sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah berasal dari
luar pemohon, maka wajib dilengkapi dengan surat penunjukan dari direksi
pemohon;
e) fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah;
dan
f) surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani
review Bapepam dan LK.
2) dokumen yang menyangkut prosedur dan tata cara penetapan Efek yang masuk
dalam Daftar Efek Syariah:
a) nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan
b) dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah
yang wajib memuat kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi
tidak terbatas pada akad dan skema atau struktur masing-masing Sukuk atau
Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam Daftar Efek Syariah.
c. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) tidak memenuhi
syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang
menyatakan bahwa:
1) permohonan tidak lengkap dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-2 lampiran
2 Peraturan ini; atau
2) permohonan ditolak dengan menggunakan Formulir Nomor II.K.1-3 lampiran 3
Peraturan ini;
32
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-180/BL/2006
Tanggal : 30 Juni 2009
d. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2) memenuhi
syarat, maka Bapepam dan LK memberikan surat persetujuan kepada pemohon dengan
menggunakan Formulir Nomor II.K.1-4 lampiran 4 Peraturan ini.
e. Bapepam dan LK dapat meminta tambahan dokumen dan/atau informasi berkaitan
dengan permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a poin 2).
f. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d dapat mengumumkan Daftar
Efek Syariah yang diterbitkan atau menggunakannya secara terbatas untuk kepentingan
Pihak tertentu.
g. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d mengumumkan
Daftar Efek Syariah kepada masyarakat, maka Pihak tersebut wajib melaporkan kepada
Bapepam dan LK serta wajib mengumumkan setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang
diterbitkannya dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya
perubahan Daftar Efek Syariah dimaksud.
h. Dalam hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d menerbitkan Daftar
Efek Syariah secara terbatas untuk kepentingan Pihak tertentu, maka penerbit Daftar
Efek Syariah wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK dan memberitahukan kepada
Pihak tertentu tersebut atas setiap perubahan Daftar Efek Syariah yang diterbitkan pada
hari yang sama dengan terjadinya perubahan tersebut.
i. Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib melaporkan Daftar
Efek Syariah yang diterbitkannya kepada Bapepam dan LK setelah pelaporan terakhir
sebagaimana dimaksud dalam huruf b atau huruf c per tanggal 31 Mei dan 30 Nopember
dan disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
j. Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d wajib menyimpan seluruh dokumen
yang terkait dengan Efek dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkannya untuk jangka
waktu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang dokumen
perusahaan.
3. KETENTUAN PENUTUP
a. Setiap Pihak yang menerbitkan indeks Efek Syariah atau menyusun daftar portofolio
investasi Efek Syariah wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang disusun sesuai
dengan ketentuan Peraturan ini.
b. Bapepam dan LK berwenang:
1) mencabut persetujuan yang telah diberikan kepada Pihak sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf d, jika dikemudian hari ditemukan pelanggaran; dan/atau
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
33
LAMPIRAN
Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor : Kep-180/BL/2006
Tanggal : 30 Juni 2009
2) memerintahkan kepada Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d
untuk mengeluarkan Efek yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 huruf b butir 7) poin a) dan poin b) dari Daftar Efek Syariah yang
diterbitkannya.
c. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan
LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap Pihak yang melanggar ketentuan
peraturan ini atau Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan
ini.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Jakarta pada
: 30 Juni 2009
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
ttd.
A. Fuad Rahmany
NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum
ttd.
Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008
34
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
FORMULIR NOMOR: II.K.1-1
LAMPIRAN: 1
Peraturan Nomor: II.K.1
Nomor
:
Lampiran
:
Perihal
: Permohonan Persetujuan sebagai
Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah
Jakarta, ....................20...
Yth. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan
di –
...............................
Dengan ini kami mengajukan permohonan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar
Efek Syariah. Untuk bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan data sebagai berikut :
1. Nama pemohon
: .......................................................................................
2. Alamat pemohon
: .......................................................................................
.......................................................................................
(Nama Jalan & Nomor)
: .......................................................................................
(Kota & Kode Pos)
3. Nomor Telepon, Faksimile,
dan Email
: .......................................................................................
4.
Nomor dan tanggal
pengesahan Anggaran Dasar oleh
Departemen Hukum
Dan Hak Asasi Manusia
: .......................................................................................
5. Nomor Pokok Wajib Pajak
: .......................................................................................
Melengkapi permohonan ini, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Fotokopi akta pendirian beserta akta perubahannya;
2. Fotokopi dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama pemohon;
3. Daftar sumber daya manusia yang berkompeten di bidang syariah beserta daftar riwayat
hidupnya;
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
35
4. Surat penunjukan dari direksi pemohon kepada sumber daya manusia yang berkompeten di
bidang syariah;*)
5. Fotokopi dokumen standar prosedur operasi penyusunan Daftar Efek Syariah;
6. Surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa pemohon bersedia menjalani review
Bapepam dan LK
7. Nama dan jenis Efek yang akan dimuat dalam Daftar Efek Syariah; dan
8. Dokumen kertas kerja penelaahan Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang memuat
kriteria yang digunakan dalam penelaahan termasuk tetapi tidak terbatas pada akad dan
skema atau struktur masing-masing Sukuk atau Efek Syariah lainnya yang dimasukkan dalam
Daftar Efek Syariah
Demikianlah permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Pemohon,
materai
……………………
(Nama Lengkap )
*) Jika sumber daya manusia yang berkompeten
berasal dari luar perusahaan pemohon
36
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
FORMULIR NOMOR: II.K.1-2
Nomor
Lampiran
Perihal
LAMPIRAN: 2
Peraturan Nomor: II.K.1
: .../BL/20...
Jakarta, .......................20...
:
: Perubahan dan atau tambahan informasi atas Permohonan Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah
Kepada
Yth.....................................
di..................................
Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat
Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka Saudara diminta
untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan informasi yang bersangkutan kepada
Bapepam dan LK sebagai berikut:
1. Perubahan yang perlu dilaksanakan adalah:
..............................................................................................................................................
2. Tambahan informasi yang wajib disampaikan adalah:
..............................................................................................................................................
Sebelum hal tersebut di atas dipenuhi, permohonan Saudara untuk memperoleh
persetujuan belum dapat dipertimbangkan.
Demikian agar Saudara maklum.
Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan
Ketua,
…………………………...
NIP..........................
Tembusan Kepada Yth :
1. Sekretaris Bapepam dan LK;
2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK; dan
3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK.
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
37
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
FORMULIR NOMOR: II.K.1-3
LAMPIRAN: 3
Peraturan Nomor: II.K.1
Nomor
: ../BL/20...
Jakarta, ...................20...
Lampiran
:
Perihal
: Penolakan Atas Permohonan
Persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah
Kepada
Yth ............................
di.........................
Setelah diadakan penelaahan atas dokumen yang Saudara sampaikan melalui surat
Nomor ......................... tanggal ......................... perihal ........................., maka dengan ini
diputuskan bahwa permohonan Saudara ditolak dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. ..............................................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................................
3. ..............................................................................................................................................
Demikian agar Saudara maklum.
Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan
Ketua,
…………………………...
NIP .........................
Tembusan Kepada Yth :
1. Sekretaris Bapepam dan LK;
2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK; dan
3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK.
38
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
FORMULIR NOMOR: II.K.1-4
LAMPIRAN: 4
Peraturan Nomor: II.K.1
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
NOMOR : KEP- .../BL/20..
TENTANG
PERSETUJUAN SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH
KEPADA PT ...........................................................................
(NPWP : ............................)
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
DAN LEMBAGA KEUANGAN
Membaca
: Surat permohonan memperoleh persetujuan sebagai Pihak Penerbit
Daftar Efek Syariah Nomor ………………. tanggal ……………..
serta tambahan kelengkapan dokumen terakhir yang telah disampaikan
dengan surat Nomor …………tanggal ……………..
Menimbang
: bahwa
permohonan
Saudara
telah
memenuhi
persyaratan
dan atas dasar itu dapat dipertimbangkan untuk diberikan
persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah.
Memperhatikan : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor …………… ;
2. Peraturan
Nomor
IX.A.13
Lampiran
Keputusan
Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor: Kep-...../BL/20... tanggal ………… tentang Penerbitan Efek
Syariah;
3. Peraturan Nomor II.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-.../BL/20.... tanggal
....... tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
39
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN
LEMBAGA KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERSETUJUAN
SEBAGAI PIHAK PENERBIT DAFTAR EFEK SYARIAH KEPADA
PT……………………..
Pasal 1
Memberikan persetujuan sebagai Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah kepada
PT …………..... dengan alamat kantor pusat ……………….
Pasal 2
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 3
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
dapat diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
……………………………
NIP. .....………………..
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Sekretaris Bapepam dan LK;
2. Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Bapepam dan LK;
3. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, Bapepam dan LK;
4. Asosiasi Manajer Investasi (AMI);
5. Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI); dan
6. Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI).
40
Himpunan Peraturan Pasar Modal Syariah
Kumpulan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
TERKAIT PASAR MODAL SYARIAH
Halaman ini sengaja dikosongkan
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 07/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
PEMBIAYAAN MUDHARABAH (QIRADH)
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a.bahwa dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan dana lembaga
keuangan syari’ah (LKS), pihak LKS dapat menyalurkan dananya kepada
pihak lain dengan cara mudharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha
antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS)
menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudharib,
nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak;
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ dilakukan
˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ sesuai
˶Ϣ˸δ˶Α dengan syari’ah Islam,
b.bahwa agar cara tersebut
Ϣ
˶
ϴ
˸
Σ
˶
ή
͉
ϟ΍
Ϧ
˶
Ϥ˸
Σ
ή
͉
ϟ΍
Ϳ
˶
΍
Ϣ
˶
˸δ˶Α
DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang mudharabah untuk
dijadikan pedoman: oleh LKS. 1.
Mengingat
Firman Allah QS. al-
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. al: 1.Firman
Nisa’
[4]: Allah
29: QS. al-Nisa’ [4]: 29:
Nisa’ [4]: 29:
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ...΁ ˸Ϣ˴ϦϜ˵˸ϳ˸Ϩ˶ά˶ϣ͉ϟ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΍˴ή΂˴ϳ˴Η
...
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
ν
˳
΍˴ή˴Η
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil)
Mengingat
2.
2.2.
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan sukarela di antaramu…”.
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:
[5]: 1:
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
QS.[5]:
al-Ma’idah
FirmanFirman
Allah QS.Allah
al-Ma’idah
1:
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”
3.
3.
4.
Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅΍ ϯ˶ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ ˸ϥ˶Έ˴ϓ..
...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴ͿKumpulan
΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Fatwa
Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃DSN-MUI
˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅΍ ϯ˶Terkait
ά͉ϟ΍ ͋Ω˴ΆPasar
ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱πModal
˸ό˴Α ˸ϢϜ˵Syariah
π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ 43
˸ϥ˶Έ˴ϓ..
Hadis Nabi riwayat Thabrani:
Mengingat
:
1. … ˶Ω˸ϮFirman
Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ1:Allah
˴΃ ΍˸ϮϨ˵...
˴ϣ΁˸Ϣ˴ϦϜ˵ QS.
Ύ˴Ϭal͊ϳ΍˴ή˴΃Ύ˴ϳ˴Η
2.
Firman Allah
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήQS.
ϟ΍ ˶ϦϤ˸al-Ma’idah
Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δϘ˵˶Αό˵ ˸ϟΎ˶[5]:
˸Ϩ˸ϳ˶ϣ˶ά͉ϟ΍˳ν
Nisa’ [4]: 29:
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
Mengingat
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ:˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶1.
Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴ϮFirman
˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻAllah
΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳQS.
˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳal˴΃ ΂˴ϳ
3.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]:
283:
Nisa’
29:
Firman
Allah QS.
[5]: 1: ...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
3. 2.
Firman[4]:
Allah
QS. al-Baqarah
[2]: al-Ma’idah
283:
3. ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ...
˴έFirman
Ύ˴Ϫ˵Π͉Α˴έ˶Η ˴ϥ˴Ϳ˸Ϯ΍Ϝ˵ ˶ϖ˴Η Allah
˶σ
˸ϢΗ˵˸΅Ϝ˵ ΍˴Ϩ˸ϴϯ˶
˴Α…
˸ϢάϜ˵͉ϟ΍˴ϟ΍˴˶Ω͋ΩϮ˸Ϯ˴Ά˸ϣϘ˵ϴ˵˴΃ό˵˸Ϡ˴ϓ˸ϟ΍˸[2]:
ϛ˵΍˸Ϯ˸΄˴Η˸όϓ˵˴ϻ283:
͉Θ˸ϥ˴ϴ˸ϟ˴΃˴ϭ͉ϻˬ˵˶·Ϫ˶Ϟ˴Θ˴ϧQS.
Ύ˴ϣΎ˴˴΃Β˸ϟ˴ϦΎ˶Α˶Ϥal-Baqarah
˵ϨϨ˵˴ϣ˴ϣ΁˸ό΁˴Ϧ˴Α˴Ϧ˸ϳ˴Ϧ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ˶ϣ΍͉ϟ˴΃΍ Ύ˴˸ϥ
Ύ˶ϮΎ˱ΑϠ˵π
˸ϭ˴Α ˴΃˸Ϣ΍˸ϜϮ˵΍˸Ϯπ
Ύ˴ϬϬ͊ϳ˶Έ͊ϳ˴΃ϓ˴΃..Ύ˴΂˴ϳ
...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳νyang
΍˴ή˴Η
“…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah
2.
Firman
Allah
QS.
al-Ma’idah
[5]:
1:
...
Ϫ
˵
Α
͉
έ
˴
Ϳ
˴
΍
ϖ
˶
Θ
͉
ϴ
˴
ϟ
˸
ϭ
˴
ˬ˵
Ϫ
Θ
˴
ϧ
˴
Ύ˴
ϣ
΃
˴
Ϧ
˴
Ϥ
˶
Η
˵
΅
˸
΍
ϯ˶
ά
ϟ
͉
΍
Ω
͋
Ά
˴
ϴ
˵
Ϡ
˸
ϓ
˴
Ύ˱
π
ό
˸
˴
Α
Ϣ
˸
Ϝ
˵
π
˵
ό
˸
Α
˴
Ϧ
˴
ϣ
˶
΃
˴
ϥ
˸
Έ
˶
˴ϓ..
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada
4.
Hadis Nabi riwayat Thabrani:
Allah Tuhannya…”.
3.
Firman Allah QS. al-Baqarah
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟ[2]:
Ύ˶Α ΍˸Ϯϓ˵283:
˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
2.
Allah
4. ϰ˴
Hadis
riwayat
4.Ϡ˴ϋ ˴ρNabi
Hadis
˴ή˴Θ˸η˶΍Firman
˱Δ˴Α˴έΎ˴πNabi
ϣ˵Thabrani:
˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟriwayat
΍ QS.
˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋal-Ma’idah
˶· Thabrani:
˶ΐ͋Ϡ˴τ˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ[5]:
Ϧ
˵ ˸Α
5.
6.
7.
1:
α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ
˴Άϴ˵ή˸Ϡ˴ϓ˸ΤΎ˱˴Απ
Α ˸ϢϠ˵˸δϜ˵ π
˵˴ϳ ˴ϻ˸ό˴Α˸ϥ˴Ϧ˴΃ ˶ϣ˶Ϫ˴΃˶Β˶Σ˸ϥΎ˴˶Έλ
˴ϓ..
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α...
΍˴Ω Ϫ˵˶Ϫ͉Α˶Α˴έ˴ϱ˴Ϳ˶ή΍ ˴Θ˶ϖ
˸θ˴ϳ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϻ˴ϭ˴ϭˬ˵ϪˬΎ˱˴Θϳ˴ϧ˶ΩΎ˴ϣ΍˴ϭ˴΃ ˴Ϧ˶Ϫ˶ΑϤΗ˵˴ϝ˸΅˶ΰ΍ ˸Ϩϯ˶
˴ϳ ά˴ϻ͉ϟ΍˴ϭ͋Ωˬ΍˱
˶Ϫ˶Α˸ό˴Ϛ
… ˶Ω˸Ϯ˶ΪϘ˵ ˸Βό˵˴ϋ˸ϟΎ˶Α Ϧ
˴ϝ˶Ϳ
Ύ˴Ϥ΍˸ϟ΍˴ϝ˴ϊ˸Ϯ˴ϓγ
˵΍˸Ϯ˸Αϓ˵˴Ϛ˸ϭα
˵˶ϟ˴΃˴Ϋ΍˸Ύ͉Ϯ˴ϞΒ˴όϨ˵˴ό˴ϣ˸ϟ΍˴ϓ΁ ˸ϥ˴ϦΎ˴ϧ˶Έ˸ϳΪ˵˴ϓ˶ά͋ϴ͉ϟ˴γˬ˳΍ ΔΎ˴˴ΒϬ˴ϥ˸σ͊ϳΎ˴˴΃˴έϛΎ˴ϳ
˴Ϣϰ˴
͉Ϡ˴γϠ˴ϋ˴ϭ ˶Ϫ˴ρ˶ϟ΁˴˴ήϭ˴Θ˶Ϫ˸η˸ϴ˶΍Firman
˴Ϡ˴ϋ˱Δ˴ΑͿ
˵˴έ΍Ύ˴π
ϰ͉Ϡϣ˵˴λ
˵ ˴Ω˴έ΍˴Ϋal-Baqarah
Ϫ˵ ˶·σ
˵ ˶ΐ
˸ή˴η͋Ϡ˴τ˴ώϤ˵ ˴Ϡ˸ϟ˴Β΍˴ϓ ˬ˴
Ϧ˶Ϥ[2]:
˴ο
3.
Allah
QS.
283:
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ .(˴ϻαΎΒϋ
˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϦΑ΍
ϭ ˶Ϫ˶ΑϦϋ
˴ϝ˶ΰςγϭϷ΍
˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ΍˱ήϰϓ˸Τ˴Αϲϧ΍ήΒτϟ΍
˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ϩ΍ϭέ
˴ϻ ˸ϥ˴΃) ˶Ϫϩ˵˶Β˴ί˶ΣΎ˴Ύ˴Ολ˴΄˴ϓ
4.
Nabi
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶ϪHadis
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉
Ϡ˴λ ˶Ϳriwayat
΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵Thabrani:
˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ
...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅΍ ϯ˶ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ ˸ϥ˶Έ˴ϓ..
.(αΎΒϋ
ϦΑ΍al-Baqarah
Ϧϋ ςγϭϷ΍ ϰϓ[2]:
ϲϧ΍ήΒτϟ΍
3.
Firman Allah
QS.
283: ϩ΍ϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τ˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ
Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia
5.
˳Ϊ“Abbas
˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋbin
˱Δ͉Α΍˴ΩHadis
˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴ΘNabi
˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭriwayat
ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝIbnu
˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻMajah
˴ϭ ˬ΍˱ή˸Τ˴Α dari
˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δShuhaib:
˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
mensyaratkan
tidak
4.
...Hadis
Ϫ˵ ͉Αkepada
˴έ ˴Ϳ΍ Nabi
˶ϖmudharib-nya
͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵riwayat
Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ ˴Ϧ˶Ϥagar
Η˵Thabrani:
˸΅΍ ϯ˶
ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άmengarungi
ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵lautan
π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧdan
˶ϣ˴΃ ˸ϥtidak
˶Έ˴ϓ..
˴Ϣmenuruni
͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫlembah,
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉
Ϡ˴λ tidak
˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯmembeli
γ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ήhewan
˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ternak.
ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ
˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟpersyaratan
˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σitu
˴έ
serta
Jika
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib:
ˬ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ :Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ.(˶ϬαΎΒϋ
˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼϦΑ΍
˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ˴ϢςγϭϷ΍
͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϰϓ
ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉ϩ΍ϭέ
Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍Ύ˴Ο͉ϥ˴΄˴ϓ˴΃
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θia˸η˶΍(mudharib)
˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝharus
Ύ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϊmenanggung
˴ϓ˴Ω ΍˴ΫϦϋ
˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τresikonya.
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ ϲϧ΍ήΒτϟ΍
Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉persyaratan
Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίyang
˴ϥΎ˴ϛ
dilanggar,
Ketika
(ΐϴϬλ ϦϋAbbas
ϪΟΎϣitu
ϦΑ΍didengar
ϩ΍ϭέ) ˶ϊ˸ϴRasulullah,
˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ήbeliau
˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ΍ ς
˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴Ϙ(HR.
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
ditetapkan
΍˴Ϋϟ˶·˱Δ͉Αϊ˵΍˴Hadis
Ω˸ϴ˴Β˸ϟ˶Ϫ˴΍˶Α :˴ϱ
˴Θ˴Β˸θ˸ϟ΍˴ϳ ͉Ϧ˴ϻ˶Ϭ˴ϭ˸ϴriwayat
ϳ˶Ω΍˴˴ϼϭ˴Λ˶Ϫ:˶Α˴ϝ˴ϝ
˴ϳ ˴ϻϠ˴λ˸ϥ˴΃͉ϲ˶Ϫ˶Β˶Β͉Ϩ˶Σϟ΍Ύ˴λ
4.
Thabrani:
ˬ˳˳ΪϞ˶Β˴ϛ˴Ο˴Ε
΃ ϰ˴
Δ˵ ˴ϛ˶ή˴ήNabi
˶ϓˬΎ˱˲Ι
Ύ˴ϗ˶ΰ˸Ϩ˴Ϣ˴ϳ͉Ϡ˴γ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫˬ΍˱˶ϟ΁˴ήϭ˸Τmembenarkannya.”
˶Ϫ˴Α˸ϴ˴Ϡ˶Ϫ˴ϋ˶Α ˴ϚͿ
˵ Ϡ˵΍˸δϰ͉
͉ϥ˴΃
Thabrani
dari
Ibnu
Abbas).
˴Ϣ(͉ϠΐϴϬλ
˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭϦϋ
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϪΟΎϣ
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉
Ϡ˴λϩ΍ϭέ
˶Ϳ΍)˴ϝ˶ϊ˸Ϯ˸ϴγ
˵˴Β˸Ϡ˴έ˶ϟ ˴ϻϪ˵ σ
˵˶Ζ˸ή˸ϴ˴η
˶Έ˴ϓ˴έˬ˳Ύ˴ΔϘ˴ΒϤ˵˸σ˸ϟ΍˴˴έϭ
ϦΑ΍
Β˸Ϡ˶ϟ ˴ώ˶ή˴Ϡ˸ϴ˴Β˶ό˴ϓ ͉θˬ˴ϦϟΎ˶Α˶Ϥ˴ο
͋ήΒ˵˸ϟ΍˴Ϛς
˵ ˶ϟ˴Ϋ˸Ϡ˴Χ˴Ϟ˴ϭ˴ό˴ϓˬ˵Δ˸ϥ˴ο
ϰ˴
Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ riwayat
˱Δ˴Α˴έΎ˴πIbnu
ϣ˵ ˴ϝ.(Ύ˴ϤαΎΒϋ
˸ϟ΍ ˴ϊ˴ϓ˴ΩϦΑ΍
΍˴Ϋ˶· Ibnu
˶ΐςγϭϷ΍
͋Ϡ˴τ˵ϤMajah
˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Βϰϓ
˴ϋ Ϧ
˵dari
˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟϩ΍ϭέ
΍ Ύ˴ϧΪ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίΎ˴˴ϥΟΎ˴˴΄ϛ˴ϓ
5.
Hadis NabiHadis
Majah
dariϦϋ
Shuhaib:
6.
Nabi
riwayat
Tirmizi
dariϲϧ΍ήΒτϟ΍
‘AmrShuhaib:
bin ‘Auf:
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ΍˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
˴ϥˬ˳Ϣ6.
˵Ϥ˶ϟ΁˴˸ϟϭ΍˴˶·ϭϊ˵˶ϪΎ˱˸ϴHadis
ϣ˴ΒϠ˴ϋ
˴Σ
΃΍ ˸ϭ͉Ϧ˴΃˶Ϳ
˵͉Ϡ˴γ˴ώ˴ϭ˴Ϡ͉ϻ
˶Ϡ˸ϴ˸δ˴Ϡ‘Amr
˴Αbin
˵ˬ˳
Nabi
˴γ˴ΟϤ˴ϭ˶Ϡ˴΃˸δ˶Ϫϰ˴
˵˴ΣΔ˵ ΍˴ϛ͉Ϟ˴ήϰ͉
΍˶ϓ˴ϼ˴ϝ˲Ι˴Σ˸Ϯ˴ϼ
γ
˵ ˴ϡ˴έΛ͉ή:˴ΣϪ˵˴ϝσ
˵Tirmizi
˴Β˴ϓ˶Ϫ˶·˶ϟˬ˴dari
˴όϠ˲ΰ˴ϓλ˶΋˸ϥΎ˴Ο˶Έ‘Auf:
˴ϓ ΢
˴Β˸σ͉ϥϟ˴˴έ΍˴΃
Ϟ͉ϠϮ˵
˸ϟ΍˴˴΍ή:Ϳ
˴ΒϠ˸ϟ˴λ
Ϭ˱ϻ
˸ϴriwayat
Ύ˴Ύ˱ϗ˸ήΤ˴Ϣη˸Ϡλ
΁˴˴Ϧϭϴ˶˶ϤϤ˶Ϫ˴ο
˴ϋϤ˵˴Ϛ˸ϟ΍Ϳ
˵˶ϟ˴Ϋ˴Ϧ΍ ˴Ϟ˸ϴϰ͉
͉ϲ
˶Β͉ϨΔ˸Ϡϟ΍͊μ
.Ύ˱αΎΒϋ
ϣ΍˴ή) ˴Σ˶ϊ˸ϴ͉Ϟ˴ΒϦΑ΍
˴Σ
΃ Ϧϋ
˸ϭ˶Ζ
˴΃ ˱ϻ˸ϴ˴ΒςγϭϷ΍
˴ϼ
˴Σ˶ή˸ϴ˴ϡ˶ό͉ή͉θ˴Σϰϓ
Ύ˱σ
˸ή˸ϟ΍˴ης
͉ϻ˸Ϡ˴Χ˶· ˴ϭ˸Ϣ˶Ϭϩ΍ϭέ
˶σΔ˴ο
ϭ˵ή)˴έη
˵ϩ˵ Ύ˴˴ίϘϰ˴
.(
ϲϧ΍ήΒτϟ΍
(˴ϥ5.ΐϴϬλ
Ϧϋ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
Ϡ
˸
ϟ
˶
ϻ
˴
Ϡ
˸
ϟ
˶
ϟΎ˶
Α
ή
͋
Β
˵
˵
ˬ˵
Ϥ˵Ύ˴Ο˸ϟϠ΍˴˴ϋϟ˴˴΄ϭ΍˴ϓ
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Hadis
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉ϞNabi
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻriwayat
˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴ΣIbnu
Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ Majah
͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δdari
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ˴ϦShuhaib:
˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μ
ϣ΍˴ή˴Σ
͉Ϟ˴Σmengandung
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήberkah:
˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η
˸Ϣ˶Ϭ˶σtidak
ϭ˵ήη
˵ secara
ϰ˴Ϡ˴ϋ
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga.Ύ˱hal
yang
jual͉ϻ˶·beli
ˬ˳Ϟ˴Ο˴΃ muqaradhah
ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ :Δ˵ ˴ϛ˴ή(mudharabah),
˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :dan
˴ϝΎ˴ϗ mencampur
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫgandum
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ dengan
ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲjewawut
˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃
tunai,
7.
Hadis Nabi:
6.(ΐϴϬλ Ϧϋ
Nabi
‘Amr
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍ tangga,
ϩ΍ϭέriwayat
) ˶ϊbukan
˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ Tirmizi
˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ήdijual.”
˸ϴ˶ό͉θdari
ϟΎ˶Α (HR.
͋ήdari
Β˵˸ϟ΍ ς
˵ Ibnu
˸Ϡ˴Χ
˴ϭbin
ˬ˵Majah
Δ˴ο‘Auf:
˴έΎ˴ϘϤ˵dari
˸ϟ΍˴ϭ
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu
Majah
Shuhaib:
untuk keperluan
rumah
untuk
Ϊϴόγ
ϲΑ΃
Ϧϋ
ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)
έ
˴
΍˴
ή
ο
˶
ϻ
˴
7.Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱Hadis
˴ϥShuhaib).
ϣ΍˴ή˴Σ ͉ϞNabi:
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋˴ϭΎ˴Ο˴έ΢
˵˴ή˸Ϡ˴ο
͊μ˴ϻϟ˴΍
ϱέΪΨϟ΍
ˬ˳Ϊϴόγ
Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴
ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ :ΎϤϫήϴϏϭ
Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ.Ύ˱˶ϬϣϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˸ϴ˶ϓ ˲Ι
˴Λ˴Σ˴΃:˴ϝ˸ϭΎ˴˴΃ϪΟΎϣ
ϗ˱ϻ˴Ϣ˴ϼ
͉Ϡ˴γ˴ϭϦΑ΍
˵ ͉ϻ
ϰ͉
ϟ΍ϰ˴Ϡ͉ϥ˴ϻϋ˴΃
˴Σ ˴ϼ
͉Ϟ‘Amr
˴ϡ˶Ϫ͉ή˶ϟ΁˴˴Σϭϩ΍ϭέ
Ύ˱˶Ϫσ˸ϴ˴Ϡ˸ή)˴ϋ˴η˴έͿ
˸Ϣ˶ϬϠ˴ϻ˴λ
˶σ˴ϭϭ˵(ή͉ϲ
˵˶Β˴ή͉Ϩ˴ο
ϲΑ΃
΍˴ή΍˶·˶ο
˴έη
Hadis
NabiϦϋ
riwayat Nabi
Tirmizi΍˴ήdari
bin ˴Σ‘Auf:
6.
Tirmizi
‘Auf:
(ΐϴϬλ ϦϋHadis
ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέriwayat
) ˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ
˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θdari
ϟΎ˶Α ͋ήΒ˵‘Amr
˸ϟ΍ ς
˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭbin
ˬ˵Δ˴ο
έ
˴
Ύ˴
Ϙ
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
(ϱέΪΨϟ΍
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
7.
Hadis Nabi:
.Ύ˱ϣriwayat
΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭTirmizi
˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήdari
˴Σ Ύ˱σ‘Amr
˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣbin
˶Ϭ˶σϭ˵‘Auf:
ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
10.
Kaidah
fiqh:
6. ϲΑ΃ Ϧϋ
Hadis
Nabi
Ϊϴόγ
ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍muslimin
ϩ΍ϭέ) ˴έkecuali
΍˴ή˶ο˴ϻperdamaian
˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
“Perdamaian
dapat
dilakukan
di
antara
kaum
10.
fiqh:˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˴ϥyang
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δmengharamkan
˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱Kaidah
ϣ΍˴ή.˴ΣΎ˴Ϭ˶Ϥ͉Ϟ˸ϳ˶ή˴Σyang
˶· Ύ˴˴ϦΑ˶Ϲϴ˶Ϥyang
Ύ˴Ο(ϓϱέΪΨϟ΍
˵ ˸λ
˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴˴΍΍
dan
kaum
˸Τ˴΃ ˴Η˸ϭ˴΃ϰ˴halal
Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴatau
˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ menghalalkan
˴ϳ ˸ϥ˴΃˵ ͉ϻ˶· ͉ϻΔ˵ ˴Σ
˸΍˶Ϡ˸δ˶ΕϤ˵ ˴ϼ˸ϟ΍haram;
˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ΍ ˶΋ϰ˶
Ϟ
˵΢
7.
Hadis
Nabi:
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴Ϡ˴ϋ
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
.
Ύ˴
Ϭ
Ϥ
˶
ϳ
˸
ή
˶
Τ
˸
Η
˴
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϟ
˲
ϴ
˸
ϟ
˶
Ω
˴
ϝ
͉
Ϊ
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ϻ
͉
·
˶
Δ
˵
Σ
˴
Ύ˴
Α
Ϲ
˶
΍
˸
Ε
˶
ϼ
˴
ϣ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϰ˶
ϓ
Ϟ
˵
λ
˸
˴Ϸ˴ϻ˴΍
Ϊϴόγ
ϲΑ΃
Ϧϋ
ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)
έ
˴
΍˴
ή
ο
˶
ϻ
˴
ϭ
˴
έ
˴
ή
˴
ο
˴
yang halal atau menghalalkan yang haram.”
(ϱέΪΨϟ΍
Hadis Nabi:Kaidah fiqh:
10.
7.
Hadis Nabi:
Ϊϴόγ ϲΑ΃ Ϧϋ ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϪΟΎϣ
ϟ΍ ˶Ϳ΍ ϦΑ΍
˶Ϣ˸δ˶Α ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶(ϓϱέΪΨϟ΍
Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
10.
Kaidah fiqh:
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain”
(HR, Ibnu Majah, Daraquthni, dan yang lain dari Abu Sa’id al-Khudri).
44
Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼFirman
˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Mengingat .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ: ˴΃ ͉ϻ˶· 1.
10.
Kaidah
fiqh:
Allah
QS. Shad [38]: 24:
Mengingat
1.˶Α
Firman
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍:˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ
Kumpulan FatwaAllah
DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal24:
QS.
Shad
[38]:
˴Η ϰ˴˸όϠ˴ϋ˴Α Syariah
˲ϞϠ˸ϴ˴ϋ˶ϟ˴Ω ˸Ϣ͉ϝϬ˵ Ϊ˵π
˴ϣΎ˴˶ϣόϤ˵΍˱ή˸ϟ΍ ˸ϴϰ˶
˵ ˶·˸λ
˴Ϸ˴΍
΍Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ.˶άΎ˴͉ϟϬ΍ ˶Ϥ͉ϻ˸ϳ˶ή˶· ˸Τˬ˳ξ
ϰ˴
˵˴ϳ ˸ϥ˸ό˴Α˴΃ ͉ϻ˸ϲ˶·˶ϐΔ˵˸Β˴ϴ˴Σ˴ϟ Ύ˴˶˯Α˶ϹΎ˴τ˸΍ ˴Ϡ˶Ε
Ψ
˵ ˸ϟ˴ϼ
΍ ˴Ϧ
˶Μ˴ϛϓ ͉ϥϞ
˴ϭ…
΍Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ ͉ϻ˶· ˬ˳ξ˶Ϣ˸όϴ˶Σ˴Α ͉ήϰ˴ϟ΍Ϡ˴ϋϦ
˸ϢϬ˵Σπ
˵͉ήϟ΍˸ό˴Α˶Ϳ˸ϲ΍ ˶ϐϢ˸δ
Β˴ϴ˴ϟ˶Α …
˶˯Ύ˴τ˸Ϣϫ˵˴ϠΨ
˵ Ύ˴˸ϟϣ΍ ˴Ϧ˲Ϟ˶ϣ˸ϴ˶Ϡ˴ϗ΍˱˴ϭή˸ϴ˶Ε
˶Μ˴ϛΎ˴Τ͉ϥ˶ϟ˶·Ύ͉˴ϭμ
…ϟ΍
˶ Ϥ˸
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
7.
Hadis Nabi:
8. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang,
Ϊϴόγ ϲΑ΃
Ϧϋ anak
ΎϤϫήϴϏϭ
ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
) ˴έtak
΍˴ή˶οada
˴ϻ˴ϭ seorang
˴έ˴ή˴ο˴ϻ
mudharib)
harta
yatimϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
sebagai mudharabah
dan
(
ϱέΪΨϟ΍
pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma’
(Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838).
9. Qiyas. Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.
10. fiqh: Kaidah fiqh:
10. Kaidah
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.”
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari Selasa,
tanggal 29 Dzulhijjah 1420 H./4˶Ϣ˸ϴ˶Σ
April
͉ήϟ΍ ˶Ϧ2000
Ϥ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWAMengingat
TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH
(QIRADH)
: 1.
Firman
Pertama
Allah
QS. Shad [38]: 24:
: Ketentuan
Pembiayaan:
1. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS
΍Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ ͉ϻ˶· ˬ˳ξ˸ό˴Α ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϢϬ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˸ϲ˶ϐ˸Β˴ϴ˴ϟ ˶˯Ύ˴τ˴ϠΨ
˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ΍˱ή˸ϴ˶Μ˴ϛ ͉ϥ˶·˴ϭ…
kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
…˸Ϣϫ˵ Ύ˴ϣ ˲Ϟ˸ϴ˶Ϡ˴ϗ˴ϭ ˶ΕΎ˴Τ˶ϟΎ͉μϟ΍
2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)
membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha
(nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha.
2.
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:
3. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan
ϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣbelah
΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍pihak
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯkedua
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
(LKS dengan pengusaha).
4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati
bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam
managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan.
5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk
tunai dan bukan piutang.
6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan
yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan,
namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat
meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya
dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran
terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
45
8. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian
keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.
9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau
melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak
mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
Kedua
: Rukun dan Syarat Pembiayaan:
1. Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap
hukum.
2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia
dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai
berikut:
a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal
diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai
pada waktu akad.
c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.
4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:
a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
disyaratkan hanya untuk satu pihak.
b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui
dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam
bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan.
Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
46
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian
apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,
atau pelanggaran kesepakatan.
5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan
(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan
pengawasan.
b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan.
c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.
Ketiga
: Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:
1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di
masa depan yang belum tentu terjadi.
3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari
kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
47
Ditetapkan di
Tanggal
: Jakarta
: 29 Dzulhijjah 1420 H.
4 April
2000 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
48
Drs. H.A. Nazri Adlani
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τ˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ΍˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ
.(αΎΒϋ ϦΑ΍ Ϧϋ ςγϭϷ΍ ϰϓ ϲϧ΍ήΒτϟ΍ ϩ΍ϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ
5.
Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:
ˬ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ :Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃
(ΐϴϬλ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ΍ ς
˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
FATWA
6.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
Hadis Nabi riwayat Tirmizi
NO: 08/DSN-MUI/IV/2000
dari ‘Amr bin ‘Auf:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ Ϟ
͉ ˴ΣTentang
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
7.
Hadis Nabi:
Ϊϴόγ ϲΑ΃ Ϧϋ ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ έ˴ ˴ή˴ο˴ϻ
(ϱέΪΨϟ΍
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan
usaha terkadang memerlukan dana dari pihak lain, antara lain melalui
pembiayaanKaidah
musyarakah,
10.
fiqh:yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήdan
˸Τ˴Η ϰ˴
Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴakan
˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳditanggung
˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲbersama
˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όsesuai
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓdengan
Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
bahwa keuntungan
resiko
kesepakatan;
b. bahwa pembiayaan musyarakah yang memiliki keunggulan dalam
kebersamaan dan keadilan, baik dalam berbagi keuntungan maupun
resiko kerugian, kini telah dilakukan oleh lembaga keuangan syari’ah
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
(LKS);
c. bahwa agar cara tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah
Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang musyarakah
untuk dijadikan pedoman oleh LKS. :
Mengingat
1.
Firman
Mengingat
[38]:
24:24:
: 1. Allah
Firman QS.
AllahShad
QS. Shad
[38]:
΍Ϯ˵Ϡ˶Ϥ˴ϋ˴ϭ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ ͉ϻ˶· ˬ˳ξ˸ό˴Α ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϢϬ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˸ϲ˶ϐ˸Β˴ϴ˴ϟ ˶˯Ύ˴τ˴ϠΨ
˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ΍˱ή˸ϴ˶Μ˴ϛ ͉ϥ˶·˴ϭ…
…˸Ϣϫ˵ Ύ˴ϣ ˲Ϟ˸ϴ˶Ϡ˴ϗ˴ϭ ˶ΕΎ˴Τ˶ϟΎ͉μϟ΍
“…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian
dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan
2.
Allah
QS. sedikitlah
al-Ma’idah
1:
mengerjakanFirman
amal shaleh;
dan amat
mereka[5]:
ini….”
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
49
2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:
…
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”
3. Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
.
:
“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat
selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu
pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang
dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).
4. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
.
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram.”
5. Taqrir Nabi terhadap kegiatan musyarakah yang dilakukan oleh
masyarakat pada saat itu.
6. Ijma’ Ulama atas kebolehan musyarakah.
7. Kaidah fiqh:
.
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.”
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari Kamis,
tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWA TENTANG PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
Beberapa Ketentuan:
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
50
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Kompeten dalam
perwakilan.
memberikan
atau
diberikan
kekuasaan
b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap
mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.
c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam
proses bisnis normal.
d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk
mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang
untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan
kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan
yang disengaja.
e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan
menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.
atau
3. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)
a. Modal
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang
nilainya sama.
Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barangbarang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset,
harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh
para mitra.
2) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan,
menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah
kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.
3) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada
jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan,
LKS dapat meminta jaminan.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
51
b. Kerja
1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja
bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan
kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh
menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama
pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing
dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.
c. Keuntungan
1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk
menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi
keuntungan atau penghentian musyarakah.
2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional
atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang
ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.
3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan
melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu
diberikan kepadanya.
4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas
dalam akad.
d. Kerugian
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional
menurut saham masing-masing dalam modal.
4. Biaya Operasional dan Persengketaan
a. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
52
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Ditetapkan di
Tanggal
: Jakarta
: 08 Muharram 1421 H.
13 April
2000 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
Drs. H.A. Nazri Adlani
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
53
FATWA
SYARI’AH
3. DEWAN
Hadis
riwayatNASIONAL
Abu Daud dari Abu Hurairah,
NO:
09/DSN-MUI/IV/2000
Rasulullah SAW berkata:
Tentang
˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Κ
˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃ :ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η ˴Ϳ΍ ͉ϥ˶·
PEMBIAYAAN IJARAH .Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Mengingat
4.
Dewan Syari’ah
Nasional,
setelah:
Nisa’
[4]: 29:
Menimbang
2.
:Hadis Nabi
1. riwayat
Firman
Allah dari
QS. ‘Amr
al- bin ‘Auf:
Tirmidzi
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥkebutuhan
˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σuntuk
˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Αsuatu
˲ΰ˶΋Ύ˴Ο barang
΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
:˸Ϧa.
˴ϋ ˱Γ˴έbahwa
Ύ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σmasyarakat
Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵memperoleh
˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍manfaat
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴Ϡ˴ϋ
sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad pemindahan
...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang
itu sendiri;
7.
Kaidah fiqh:
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:
b. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh jasa pihak lain guna
melakukan pekerjaan
dengan
˸Ϯ˶ϟ˴ΩϘ˵ ό˵ ͉ϝ˸ϟΎ˶Ϊ˵Α ˴ϳ΍˸Ϯ˸ϥϓ˵akad
˸ϭ˴΃ ˴΃͉ϻ΍˸Ϯ˶· Ϩ˵Δ˵˴ϣijarah
˸ϳ˶ά˸΍͉ϟ΍ ˶Ε
Ύ˴Ϭ˴ϼ
͊ϳ˴΃Ύ˴˴ϣϳ Ύ˴όϤ˵ ˸ϟpembayaran
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τtertentu
˴Η ϰ˴Ϡ…
˴ϋ ˲Ϟ˶Ω˸ϴmelalui
˴Σ΁ Ύ˴˴ϦΑ˶Ϲ
΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
upah (ujrah/fee);
c. bahwa kebutuhan akan ijarah kini dapat dilayani oleh lembaga keuangan
3.
Firman(LKS)
Allah
QS. al-Baqarah
syari’ah
melalui
akad
ijarah;
˶Ϣ˸ϴ˶Σpembiayaan
͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸[2]:
Σ͉ήϟ΍ 283:
˶Ϳ
΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
d. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang
...
Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳmenetapkan
΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃fatwa
˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅΍tentang
ϯ˶ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άϴ˵akad
˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸όijarah
˴Α ˸ϢϜ˵ π
˵ untuk
˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ ˸ϥdijadikan
˶Έ˴ϓ..
perlu
pedoman
oleh
LKS.
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alMengingat
Zukhruf
[43]:
32:
4. : 1. Firman
Hadis Allah
Nabi
riwayat
Thabrani:
QS.
al-Zukhruf
[43]: 32
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸ηΎ˴˶΍Ϩ˸ό˱Δ˴ϓ˴Αέ˴έ˴ϭΎ˴πˬΎ˴ϣ˵ϴ˸ϧ͊Ϊ˴ϝϟ΍Ύ˴Ϥ˶Γ˸ϟΎ˴΍ϴ˴Τ˴ϊ˸ϟ˴ϓ΍˴Ωϲ˶΍˴ϓΫ˶·˸ϢϬ˵˶ΐ˴Θ˴θ͋Ϡ˴τ˸ϴ˶όϤ˵ ˴ϣ˸ϟ΍ ˸Ϣ˶ΪϬ˵˸ΒϨ˴ϋ˸ϴ˴Α Ϧ
˵Ύ˴Ϩ˸ΑϤ˴δα
˵ ˴ϗ Ύ͉Ϧ
˵Β˴ό˸Τ˸ϟ΍˴ϧ Ύ˴ˬ˴ϧϚΪ˵ ͋ϴ͋Α˴γ˴έ ˴ϥΖΎ˴ϛ˴Ϥ˸Σ˴έ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶δ˸Ϙ˴ϳ ˸Ϣϫ˵ ˴΃
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴˲ήΩ ˸ϴ˶Ϫ˴Χ˶Α ˴ϱ
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬΎ˱
ϳ
Ω
˶
΍˴
ϭ
Ϫ
˶
Α
˶
ϝ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬ΍˱
ή
Τ
˸
Α
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ϛ
˴
Ϡ
˵
δ
˸
λ ˸ό˴Α ˴ϕ˸Ϯ˴ϓ ˸ϢϬ˵ ˴π˸ό˴Α
˴Ϛ͋Α˴έ Ζ
˵ ˴Ϥ˸Σ˴έ˴ϭ ˬΎ̒ϳ˶ή˸Ψγ
˵ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϬ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˴ά˶Ψ͉Θ˴ϳ˴ϴ˶ϟ˴ϻ˳Ε˸ϥΎ˴˴΃Ο˶Ϫ˴έ˶Β˶Σ˴Ω Ύ˴˳ξ
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ .˴ϥ˸Ϯό˵ ˴Ϥ˸Π˴ϳ Ύ͉Ϥ˶ϣ
.(αΎΒϋ ϦΑ΍ Ϧϋ ςγϭϷ΍ ϰϓ ϲϧ΍ήΒτϟ΍ ϩ΍ϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ
5.
“Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami
telah Firman
meninggikan
sebagian
mereka
atas sebagian
yang lain beberapa
2.
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]: 233:
Hadis agar
Nabisebagian
riwayat
Ibnudapat
Majah
dari Shuhaib:
derajat,
mereka
mempergunakan
sebagian yang lain. Dan
rahmat
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ Tuhanmu
˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ΍˴Ϋ˶·lebih
˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡbaik
˴ϋ ˴Ρdari
Ύ˴ϨΟ
˵ apa
˴ϼ˴ϓ yang
˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻmereka
˸ϭ˴΃ ΍˸Ϯό˵kumpulkan.”
˶ο˸ή˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴΃ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴΃ ˸ϥ˶·˴ϭ...
ˬ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶· ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ :Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃
ϭ ˴έˬ˴Ϳ
˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟΎ˶Α
(ΐϴϬλ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˶ϊ˸ϴ˴Β.˸Ϡ˲ή˶ϟ ˸ϴ˴ϻ˶μ˶Ζ˴Α ˸ϴ˴ϥ˴Β˸Ϡ˸Ϯ˶ϟ Ϡ˵˶ή˴Ϥ˸ϴ˸ό˶ό˴Η͉θΎ˴ϤϟΎ˶˶ΑΑ ˴Ϳ
͋ήΒ˵΍˸ϟ΍͉ϥς
˵ ˴΃ ˸Ϡ΍˸˴ΧϮ˴ϭϤ˵ ˴Ϡˬ˵˸ϋΔ΍˴˴ο
Ύ˴Ϙ˵Ϥ΍˸ϟ΍˴΍Ϯ˵
ϭ Ϙ͉Η΍˴ϭ ˬ˶ϑ˸ϭή
54
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
6.
Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf:
3.
Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:
ˬΎ˴ϴϴ˸ϧ˸ϧ͊Ϊ͊Ϊϟ΍ϟ΍ ˶Γ˶ΓΎ˴Ύ˴ϴϴ˴Τ˴Τ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϲ˶
ϲ˶ϓϓ ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ˴Θ˴Θθ˴θ˸ϴ˸ϴ˶ό˶ό˴ϣ˴ϣ ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ˴Ϩ˴Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α Ύ˴Ύ˴ϨϨ˸Ϥ˸Ϥ˴δ˴δ˴ϗ˴ϗ Ϧ
˵ ˸Τ˸Τ˴ϧ˴ϧ ˬ˴ˬ˴ϚϚ͋Α͋Α˴έ˴έ ˴Ζ
˴Ζ˴Ϥ˴Ϥ˸Σ˸Σ˴έ˴έ..˴ϥ˴ϥ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸Ϯ˸Ϯό˸Ϯ˵ό˵Ϥ˵˴Ϥ˵˴Ϥ˶δ˸Π
˶δ˸Π˸Ϙ˴ϳ˸Ϙ˴ϳ˴ϳΎ͉Ύ͉˸ϢϤ˸ϢϤϫ˵ϫ˵˶ϣ˶ϣ˴΃˴΃
Ύ˴Ύ˴ϨϨ˸ό˸ό˴ϓ˴ϓ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ ˬΎ˴
˵Ϧ
˵ ˴Ϥ˴Ϥ˸Σ˸Σ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ ˬΎ̒
ˬΎ̒ϳϳ˶ή˶ή˸Ψ˸Ψγ
˵ Ύ˱Ύ˱π
π˸ό˸ό˴Α˴Α ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ π
˵ ˸ό˸ό˴Α˴Α ˴ά˴ά˶Ψ˶Ψ͉Θ͉Θ˴ϴ˴ϴ˶ϟ˶ϟ ˳Ε
˳ΕΎ˴Ύ˴ΟΟ˴έ˴έ˴Ω˴Ω ˳ξ
˳ξ˸ό˸ό˴Α˴Α ˴ϕ˴ϕ˸Ϯ˸Ϯ˴ϓ˴ϓ ˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ˴π
˴π˸ό˸ό˴Α˴Α
ή˲˲ή˸ϴ˸ϴ˴Χ˴Χ ˴Ϛ˴Ϛ͋Α͋Α˴έ˴έ Ζ
˵Ζ
˵γ
˵π
2.
Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233: ..˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸Ϯό˵ό˵ ˴Ϥ˴Ϥ˸Π˸Π˴ϳ˴ϳ Ύ͉Ύ͉ϤϤ˶ϣ˶ϣ
2. 2.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
[2]:
233:
2. Firman
[2]:
233:
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ ˸ϢAllah
Θ˵ ˸Ϥ͉ϠFirman
˴γ QS.
΍˴Ϋ˶· ˸Ϣal-Baqarah
Ϝ˵ ˸ϴAllah
˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ
˵QS.
˴ϼ˴ϓal-Baqarah
˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭ˴΃ ΍˸Ϯό˵ ˶ο[2]:
˸ή˴Θ˸δ233:
˴Η ˸ϥ˴΃ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴΃ ˸ϥ˶·˴ϭ...
˴Ϥ˸όϼ
Ϥ˸Ϣ˶Αϛ˵˸Ϣ˴Ω˴Ϳ
͉˴΃˸ϭ˴΃˴΃ ΍˸΍˸ϮϮ΍˸ϮϤ˵ό˵ ˴Ϡό˵˶ο
˸ϋ˶ο
΍˴˸ήϭ˸ή˴Θˬ˴˸δ˴ΘͿ
˸ϟΎ˶Α
˸ϢΘ˵2.
˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γFirman
˴ϋ˲ήAllah
˴ΡΎ˴˴Α˴ΡϨ˴ϥ
Ο
˵Ύ˴Ϩ˸ϮQS.
˴ϓ˴ΗΎ˴˴ϓal-Baqarah
˸ϥ˸ϥ˴΃Ϙ˴΃͉Η΍˴˸Ϣϭ˸ϢΗ˵Η˵˸Ωˬ˶˸Ω˴έϑ
͉Ϡ˴γ΍˴Ϋ˶· ΍˴Ϋ˸Ϣ˶·Ϝ˵ ˸ϴϢ˴Ϡ.Ϝ˵Allah
˸ϴ˴Ϡ˸ϴ˴ϋ˶μ
Ο
˵ Ϡ˵˴ϼ
ϛ˵˴ϻ˴Ω΍˴ϻ˸ϭϥ
˴Η΍ ΍Ϯ˵
˴έ˴΃˴΃ ˸ϭ˸ϥή˵˸ϥ˶·˸ό˴ϭ˴Ϥ...
[2]:˸δ˴Η233:
233:
2.˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸ϤFirman
QS.
al-Baqarah
[2]:
.˲ή˸ϴ.˶μ
˴Α ˴ϥ˴Α ˸Ϯ˴ϥϠ˵˴Ϥ˸Ϯ˸όϠ˵˴Ϥ˴Η˸όΎ˴Ϥ˴ΗΎ˴˶ΑϤ˴Ϳ
΍ ͉ϥ΍ ͉ϥ˴΃ ΍˸˴΃Ϯ΍˸Ϥ˵Ϯ˴ϠϤ˵˸ϋ˴Ϡ˸ϋ΍˴ϭ΍˴ϭˬ˴Ϳ
˵ή˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟΎ˶Α
˲ή˸ϴ˶μ
˶Α ˴Ϳ
ˬ˴Ϳ΍ ΍΍Ϯ˵
΍Ϯ˵ϘϘ͉Η͉Η΍˴ϭ΍˴ϭ ˬ˶ˬ˶ϑ
ϑ˸ϭ˸ϭή
˵ ˴ϼ˴ϼ˴ϓ˴ϓ ˸Ϣ˸Ϣϛ˵ϛ˵ ˴Ω˴Ω˴ϻ˴ϻ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ΍˸΍˸ϮϮό˵ό˵ ˶ο
˶ο˸ή˸ή˴Θ˴Θ˸δ˸δ˴Η˴Η ˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ ˸Ϣ˸ϢΗ˵Η˵˸Ω˸Ω˴έ˴έ˴΃˴΃ ˸ϥ˸ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ...
...
˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸ϴ˸ϴ˴Η˴Η΁Ύ˴΁Ύ˴ϣϣ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Ϥ˸Ϥ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ ΍˴΍˴ΫΫ˶·˶· ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡϋ˴ϋ ˴Ρ˴ΡΎ˴Ύ˴ϨϨΟ
˵Ο
“…Dan jika kamu ingin
anakmu
disusukan
oleh
orang
lain,
tidak
dosa
bagimu
.
ή
˲
ϴ
˸
μ
˶
Α
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϡ
˵
Ϥ
˴
ό
˸
Η
˴
Ύ˴
Ϥ
Α
˶
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
΃
˴
΍˸
Ϯ
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ϋ
˸
΍˴
ϭ
ˬ˴
Ϳ
΍
΍Ϯ˵
Ϙ
͉
Η
΍˴
ϭ
ˬ˶
ϑ
ϭ
˸
ή
˵
ό
˸
Ϥ
˴
.˲ή˸ϴ˶μ
˴Α ˴ϥ˸ϮϠ˵˴ϤQS.
˸ό˴ΗΎ˴Ϥ˶Αal-Qashash
˴Ϳ΍ ͉ϥ˴΃ ΍˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ϋ΍˴ϭ[28]:
ˬ˴Ϳ΍ ΍Ϯ˵
Ϙ͉Η΍˴ϭ ˬ˶ϑ˸ϭή˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ
3.
Firman
Allah
26:
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah
Allah;
dan Allah
ketahuilah
bahwa
Allah Maha[28]:
Melihat
apa yang kamu
3.
Firman
AllahQS.
QS.
al-Qashash
[28]:
26:
3. kepada
Firman
al-Qashash
26:
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ϥ
͉ ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
kerjakan.” .Ϧ
.Firman
˵ ˴Ϸ˸ϴ˶ϣ˸΍ ˴ϷQS.
˴Ϙ˴Ε
˸ϟ΍ ˸ή
˴Ε˴Ο˸ή˸΄˴Ο˴ΘQS.
˶Ϧal-Qashash
˴ϣ˴ή26:
˸Ζ˴ϟ˴ϟΎΎ˴ϗ˴ϗ
3.Firman.Ϧ
QS.
3.3.
˵Allah
˸ϴFirman
˶ϣϦ
͊ϱ˸΍ ˶Ϯ͊ϱ˴Ϙal-Qashash
˸ϟ˶ϮAllah
΍Allah
˸γ˸΄˴Θ΍˸γ[28]:
˶Ϧ΍ ˴ϣal-Qashash
˸ϴ˴ή˴Χ˸ϴ˴Χ͉ϥ͉ϥ˶· ˶·ˬ˵ϩˬ˵˸ήϩ˸ή˶Ο˶Ο[28]:
˸΄[28]:
˴Θ˸΄˸γ˴Θ˸γ΍ ΍˶Ζ˶Ζ26:
˴Α26:
˴΃˴Α΂˴˴΃ϳ΂˴ϳ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ ΍˴΍˴ΪΪ˸Σ˸Σ˶·˶· ˸Ζ
4.
˵ ˸ϴ˸ϴ˶ϣHadis
˶ϣ˴Ϸ˴Ϸ˸΍˸΍ ͊ϱ͊ϱ˶Ϯ˶Ϯ˴Ϙ˴Ϙriwayat
˴Ε˸ή˸ή˴Ο˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ˸γIbn
˸΄˴Θ˴Θ˸γ˸γ΍΍ ˶Ζ
˶ΖUmar,
˸Ζ˴ϟ˴ϟΎΎ˴ϗ˴ϗ
..Ϧ
˵Ϧ
˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ε
΍΍ ˶Ϧ˶Ϧ˴ϣ˴ϣMajah
˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˴Χ˴Χ ͉ϥ͉ϥ˶·˶·dari
ˬ˵ˬ˵ϩϩ˸ή˸ή˶Ο˶Ο˸΄Ibnu
˴Α˴Α΃˴΃΂˴΂˴ϳϳ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ ΍˴΍˴ΪΪbahwa
˸Σ˸Σ˶·˶· ˸Ζ
Nabi seorang
bersabda:
“Salah
dari kedua
wanitaIbn
itu berkata,
‘Hai
Ambillah
ia
sebagai
4.
Hadis
riwayat
Majahdari
dariayahku!
IbnuUmar,
Umar, bahwa
bahwa
4. orang
Hadis
riwayat
Ibnkarena
Majah
Ibnu
yang
bekerja
(pada
kita),
sesungguhnya
orang
yang
paling
baik
Nabi bersabda:
Nabi
yangbersabda:
kamu ambil untuk bekerja (pada.Ϫ˵kita)
ϗ˵ ˴ή˴ϋ adalah
͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥorang
˴΃ ˴Ϟ˸Β˴ϗ yang
ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃kuat
˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸlagi
˸΍ ΍Ϯdapat
τ
˵ ˸ϋ˴΃
4.dipercaya.’”Hadis
Hadis riwayat
riwayat Ibn
Ibn Majah
Majah dari
dari Ibnu
Ibnu Umar,
Umar, bahwa
bahwa
4.
.
Ϫ
˵
ϗ
˵
ή
˴
ϋ
˴
ϒ
͉
Π
˶
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
Ϟ
˴
Β
˸
ϗ
˴
ϩ
˵
ή
˴
Ο
˸
΃
˴
ή
˴
ϴ
˸
Ο
˶
Ϸ
˴
˸΍ ΍Ϯτ
˵ ˸ϋ˴΃
Nabi
bersabda:
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ήUmar,
˴ϋ ͉ϒ˶Πbahwa
˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴ϞNabi
˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο
˴΃ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸΍ ΍Ϯτ
˵ ˸ϋ˴΃
4.Nabi
Hadisbersabda:
riwayat Ibn Majah dari Ibnu
bersabda:
5.
Hadis riwayat ‘Abd
˴ή˴ϋ˴ϋ ͉ϒ
͉ϒ˶Π˶Π˴ϳ˴ϳ ˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ ˴Ϟ˴Ϟdari
˵ ˸ϋ˸ϋ˴΃˴΃
..Ϫ˵Ϫ˵ϗ˵ϗ˵˴ήar-Razzaq
˸Β˸Β˴ϗ˴ϗ ϩ˵ϩ˵˴ή˴ήAbu
˸Ο˸Ο˴΃˴΃ ˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˶Ο˶Ο˴Ϸ˴Ϸ˸΍˸΍ ΍Ϯ΍Ϯτ
˵τ
HurairahHadis
dan Abu
Sa’id‘Abd
al-Khudri,
Nabidari
s.a.w.
bersabda:
5.
riwayat
ar-Razzaq
Abu
upah pekerja sebelum keringatnya kering.”
5. “Berikanlah
Hadis
riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu
Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
5.
Hadis
riwayat
‘Abd
ar-Razzaq
dari Abu .Nabi
Hurairah
Abu
ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥs.a.w.
˶Ϡ˸όϴ˵dan
˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴbersabda:
˶Ο˴΃ ˴ή˴ΟSa’id
˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧal-˴ϣ
Hurairah dan Abu Sa’id
al-Khudri,
Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
5.
Hadis
riwayat
‘Abd
ar-Razzaq
dari
Abu
5.
Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu
.ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ
Hurairah dan
dan Abu
Abu Sa’id
Sa’id al-Khudri,
al-Khudri,
Nabi
bersabda:
Hurairah
.ϩ˵ ˴ήNabi
˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡs.a.w.
˸όs.a.w.
ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Οbersabda:
˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ
6.
Hadis
riwayatpekerja,
Abu Daud
dari Sa`d
Ibn Abi
“Barang
siapa
mempekerjakan
beritahukanlah
upahnya.”
.ϩ˵˴ή˴ή˸Ο˸Ο˴΃˴΃ Ϫ˵Ϫ˵˸Ϥ˸Ϥ˶Ϡ˶Ϡ˸ό˸όϴ˵ϴ˵˸Ϡ˸Ϡ˴ϓ˴ϓ ΍˱΍˱ήή˸ϴ˸ϴ˶Ο˶Ο˴΃˴΃ ˴ή˴ή˴Ο˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ˸γ΍΍ ˶Ϧ˶Ϧ˴ϣ˴ϣ
Waqqash,Hadis
ia berkata:
6.
riwayat Abu Daud.ϩ˵dari
Sa`d Ibn Abi
6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:
6. Waqqash,
Hadis
riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi
ia berkata:
Ύ
ϧ
˴
Ύ˴
Ϭ
Ϩ
˴
ϓ
˴
ˬ
Ύ˴
Ϭ
Ϩ
˸
ϣ
˶
˯
˶
Ύ˴
Ϥ
ϟ
˸
Ύ˶
Α
˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ ΎϨ͉ ϛ˵
Waqqash, ia berkata:
6.Ύ˸ϭ˴ϧ˴΃Ύ˴Ϭ˳ΐ
Hadis
riwayat
Daud
Ibn
ϫ
˴
ά
˴
Α
˶
Ύ˴
Ϭ
ϳ
˴
ή
˶
Ϝ
˸
ϧ
˵
ϥ
˸
˶ϟ͉ΰ˴Ϋϟ΍˸Ϧ˴Ϧ˴ϋDaud
˶Ϫϟ΍˶ϟ΁˴ϭϰ˴˶ϪSa`d
˵˶Α Ibn
΍˴ν
ϰ˸έϠ͉˴λ
˵˸Ϝϧ˵˸Ϯγ
˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵
6.
Hadis
riwayat
Abu
Abi
˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˴΃˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴΃˴ϭ˶ω˴Ϛ
˸έAbu
˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ͉Ϡ˴γ˶ϗ΍˴˴ϭϮdari
͉δdari
ϠSa`d
˴ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ
˴ϷAbi
˸΍ ˶Ϳϱ΍˶ήϝ
.
Δ
˳
π
͉
Waqqash,
ia
berkata:
˴ϳ˶ή˸ϟΎ˶˸ϜΑberkata:
ϧ˵˴Ϊ˶ό˸ϥ˴γ˴΃ Ύ˴Ύ˴ϣϧ˴ήϭ˴ϣ˶ω
˴΃˴ϭ˸έ˴Ϛ
ϭ Ϡ˴ϋ
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴Ϥ˶ΑͿ
˵ ˴ν
΍ ϰ˸έ͉Ϡ˴λ
˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵˶ϓ
Ύ˴ϧWaqqash,
Ύ˴Ϭ˸ϭ˴Ϩ˴ϓ˴΃ ˬ˳ΐΎ˴Ϭ˴ϫ˸Ϩ˴ά˶ϣ˶Α ˶˯Ύ˴ϬΎ˴Ϥia
͉ΰϟ΍˶ϟ˴Ϋ ˴Ϧ˸Ϧ˶ϣ˴ϋ ˸ϲ˴Ϣ˶ϗ͉Ϡ˴γ΍˴Ϯ˴ϭ͉δϟ΍˶Ϫ˶ϟ΁˴ϰ˴
˴Ϸ˸΍ ˶Ϳ
ϱ΍˶ήϝ˵˸Ϝϧ˵˸Ϯγ
“Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; .maka,
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˳Δ͉π
γ
˵ ˴έ˶ϓ
kami
melakukan
hal˶ϗ΍˴Ϯtersebut
danΎ˴Ϥ˶Αmemerintahkan
agar
ΎΎ˴ϧ˴ϧΎ˴Ύ˴ϬRasulullah
Ϭ˴Ϩ˴Ϩϓ˴ϓ ˬˬΎ˴Ύ˴ϬϬ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ ˶˯˶˯melarang
Ύ˴
Ϥ
ϟ
˸
Ύ˶
Α
Ϊ
˴
ό
˶
γ
˴
Ύ˴
ϣ
ϭ
˴
ω
˶
έ
˸
ΰ
͉
ϟ΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
ϲ
˸
δ
͉
ϟ΍
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ν
˴
έ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϱ
ή
˶
Ϝ
˸
ϧ
˵
Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή.˸Ϝ˳Δϧ˵͉π
ΎΎ͉Ϩ͉Ϩϛ˵˶ϓϛ˵
˸˸ϭϭ˴΃˴΃kami
˳˳ΐ
ΐ˴ϫ˴ϫ˴ά˴άmenyewakannya
˶˶ΑΑ Ύ˴Ύ˴ϬϬ˴ϳ˴ϳ˶ή˶ή˸Ϝ˸Ϝϧ˵ϧ˵ ˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴ή˴ήdengan
˴˴ϣϣ˴΃˴΃ϭ˴ϭ ˴Ϛ˴Ϛemas
˶˶ϟϟ˴Ϋ˴Ϋ ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋatau
˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γperak.”
˴˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ΁˴΁˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡϋ˴ϋ Ϳ
˵˵ ΍΍ ϰϰ͉Ϡ͉Ϡ˴λ
Ϳ
˴λ ˶Ϳ˶Ϳ΍΍ ϝ
˵˵ ˸Ϯ˸Ϯγ
ϝ
˵˵ ˴έ˴έ
γ
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
͉π˶ϓ˶ϓ
..˳Δ˳Δ͉π
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
9.
Kaidah fiqh:
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
55
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δterikat
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣdengan
΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σsyarat-syarat
˴΃ ˸ϭ.˴΃Ύ˱ϣ˱ϻ΍˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σmereka
͉ή˴΃˴Σ˸ϭ˴΃Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ
λ
˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧ
ϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵yang
˸ϴ˸Ϣ˴Α ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶΋Ύ˴ϭ˵Οήη
˵ ˸Ϡϰ˴
͊μϠ˴ϋϟ˴΍
˴η˸ϟ΍ ͉ϻ˴Ϧ˶·mengharamkan
˵΢
muslimin
kecuali
syarat
.
Ύ˱
ϣ
΍
ή
˴
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
Ϡ˴ϋ
yang halal atau menghalalkan yang haram.”
8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa.
9.
Kaidah fiqh:
9. Kaidah
9. fiqh: Kaidah fiqh:
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.”
˶ ˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶ΐ˸Ϡ˴Ο ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϡ͉Ϊ˴Ϙϣ˵ ˶Ϊ˶γΎ˴ϔ˴Ϥ˸ϟ΍ ˯˵ ˸έ˴Ω
΢
˶΢˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶ΐ˸Ϡ˴Ο ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϡ͉Ϊ˴Ϙϣ˵ ˶Ϊ˶γΎ˴ϔ˴Ϥ˸ϟ΍ ˯˵ ˸έ˴Ω
“Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus didahulukan atas
mendatangkan kemaslahatan.”
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno˶ϢDewan
pada hari Kamis,
˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Syari’ah
Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶ϢNasional
˸δ˶Α
tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.
Menetapkan
Pertama
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alMEMUTUSKAN
Mengingat
:
1.
Firman Allah QS. alKahfi [18]: 19:
Kahfi
[18]:
19:
: FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH
˴΃ Ύ˱ϣ˸ϮSyarat
˴ϳ Ύ˴Ϩ˸Μ˶Β˴ϟ Ijarah:
΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟ ˸Ϣ˴ϛ ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˲Ϟ˶΋Ύ˴ϗ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ΍˸Ϯϟ˵˴˯΂˴δ˴Θ˴ϴ˶ϟ ˸Ϣϫ˵ Ύ˴Ϩ˸Μ˴ό˴Α ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ˴ϭ
: Rukun˸ϭdan
Ϩ˸Μϡ˴ό˸Ϯ˴Α˴ϳ ˴Ϛ˴ξ
˶ϟά˴ϛ˸ό˴ϭ˴Α
˶Δ˸ϭ˴Ϩ˴΃˸ϳ˶ΪΎ˱˴Ϥϣ˸ϟ˸Ϯ΍ ˴ϳ ϰ˴Ύ˴Ϩϟ˶·˸Μ˶Β˴ϟϩ˶ά΍˸˴ϫϮϟ˵Ύ˴˸ϢϗϜ˵ ˶ϗˬ˸˶έϢΘ˵˴Ϯ˸Μ˶Β˶Α˴ϟ ˸Ϣ˸Ϣϛ˵˴ϛ˴Ϊ˴Σ˸Ϣ˴΃Ϭ˵ ˸Ϩ΍˸˶ϣϮΜ˵˲Ϟό˴ ˸Α˶΋Ύ˴Ύ˴ϓϗ ˸Ϣ˴ϝΘ˵ ˸ΜΎ˴ϗ˶Β˴ϟΎ˴ˬ˸ϤϢ˶ΑϬ˵ ˴ϨϢ˵˸ϴ˴Ϡ˴Α˸ϋ˴΃΍˸Ϯ˸Ϣϟ˵˴˯Ϝ˵ ΂˴͊Αδ˴έ˴Θ˴ϴ΍˸˶ϟϮϟ˵˸ϢΎ˴ϫ˵ϗ Ύ˴ˬ˳
1. Sighat
yaitu
ijab
dan
qabul
berupa
pernyataan
dari
kedua
belah
˶Δ˴Ϩ˸ϳ.˶Ϊ΍˱˴ϤΪIjarah,
˸ϟ˴Σ΍ ˴΃ϰ˴
ϟ
·
˶
ϩ˶
ά
ϫ
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ϗ
˶
έ
˶
Ϯ
˴
Α
˶
Ϣ
˸
ϛ
˵
Ϊ
˴
Σ
˴
΃
˴
΍˸
Ϯ
Μ
˵
ό
˴
Α
˸
Ύ˴
ϓ
Ϣ
˸
Θ
˵
Μ
˸
Β
˶
ϟ
˴
Ύ˴
Ϥ
Α
˶
Ϣ
˵
Ϡ
˴
ϋ
˸
΃
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Α
͊
έ
˴
΍˸
Ϯ
ϟ
˵
Ύ˴
ϗ
ˬ˳
ϡ
Ϯ
˸
ϳ
˴
ξ
˴
˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ ϰ˴ϛ˸ί˴΃ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ˸ήψ
˵ ˸Ϩ˴ϴ˸ό˸Ϡ˴ϓ˴Α
pihak.΍˱yang
Ϊ˴Σ˴΃ ˸ϢϜ˵berakad
˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵(berkontrak),
˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵baik
˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ίsecara
˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Ηverbal
˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴όatau
˴σ ϰ˴ϛdalam
˸ί˴΃ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃bentuk
˸ήψ
˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ
lain.
2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan
2.
Firman
Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang
penyewa/pengguna
jasa.
2.
Firman
Allahraja:
dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang
ucapan
Yusuf
kepada
3. Obyek
akadYusuf
ijarah adalah
: raja:
ucapan
kepada
a. manfaat barang dan sewa; atau
.˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˲φ˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· ˬ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ˶Ϧ˶΋΍˴ΰ˴Χ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶΍
b. manfaat jasa dan upah.
Kedua
.˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˲φ˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· ˬ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ˶Ϧ˶΋΍˴ΰ˴Χ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶΍
: Ketentuan Obyek Ijarah:
3. dari penggunaan
Firman Allah
al-Baqarah
1. Obyek ijarah adalah manfaat
barangQS.
dan/atau
jasa.
[2]: 283:
3.
Firman Allah QS. al-Baqarah
2. Manfaat
barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan
[2]: 283:
dalam kontrak.
...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅΍ ϯ˶ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ ˸ϥ˶Έ˴ϓ...
...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳatau
΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭjasa
ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴harus
ϣ˴΃ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅yang
΍ ϯ˶ά͉ϟ΍ bersifat
͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸όdibolehkan
˴Α ˸ϢϜ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ (tidak
˸ϥ˶Έ˴ϓ...
3. Manfaat barang
diharamkan).
4.
Firman
Allah
QS. al-Ma’idah
2: sesuai dengan
4. Kesanggupan
memenuhi
manfaat
harus nyata[5]:
dan
4.
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:
syari’ah.
.ϥ
˶ ΍˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ΍˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
.ϥ
˶ ΍˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ΍˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
56
5.
Hadis-hadis Nabi, antara lain:
5.
Hadis-hadis Nabi, antara lain:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
ˬ˶έΎ˴μ˸ϧ˴ϷTerkait
˸΍ ˴Ϧ˶ϣ ˱ϼPasar
Ο
˵ ˴έ˴ϭ Modal
˳ϊ˶ϓ΍˴έ Ύ˴Syariah
Α˴΃ ˴Κ˴ό˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ˶·
ˬ˶έΎ˴μ˸ϧ˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ ˱ϼΟ
˵ ˴έ˴ϭ ˳ϊ˶ϓ(΍˴΄σϮϤϟ΍
έ Ύ˴Α˴΃ ˴Κϲϓ
˴ό˴Α ϚϟΎϣ
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭϩ΍ϭέ
˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ) ˶Ϫ˶Ι
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶έΎ˴ΤͿ
˵ ˸ϟ΍΍ ϰ͉
˵Ύ˴Ο˴έ͉ϭ˴ΰ͉ϥ˴ϓ˶·
˴ΖϠ˸Ϩ˴λ
˶Α ˴Δ˴ϧ˶Ϳ˸ϮϤ˵΍ ˸ϴ˴ϝ˴ϣ ˸Ϯϩ˵γ
(΄σϮϤϟ΍ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩ΍ϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸ϮϤ˵ ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ
5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah
kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.
8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari
jenis yang sama dengan obyek kontrak.
9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat
diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.
Ketiga
: Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah
1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:
a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.
c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.
2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:
a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga
keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak
materiil).
c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari
penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak
penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab
atas kerusakan tersebut.
Keempat
: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
57
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.
13 April 2000 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
58
Drs. H.A. Nazri Adlani
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
7.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
FATWA
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
DEWAN SYARI’AH
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴ΣNASIONAL
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
NO: 10/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
9.
Kaidah
W A fiqh:
KALAH
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa dalam rangka mencapai suatu ˶΢
tujuan
˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟsering
΍ ˶ΐ˸Ϡ˴Ο diperlukan
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϡ͉Ϊ˴Ϙϣ˵ ˶Ϊ˶γpihak
Ύ˴ϔ˴Ϥ˸ϟ΍ ˯˵lain
˸έ˴Ω
untuk mewakilinya melalui akad wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan
oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan;
b. bahwa praktek wakalah pada LKS dilakukan sebagai salah satu bentuk
pelayanan jasa perbankan˶Ϣ˸ϴkepada
˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸nasabah;
Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
c. bahwa agar praktek wakalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran
Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang wakalah untuk
dijadikan pedoman oleh
Mengingat
: LKS. 1.
Firman Allah QS. alMengingat
19: al-Kahfi [18]: 19:
: 1. Kahfi
Firman [18]:
Allah QS.
ϭ˸ ˴΃ Ύ˱ϣ˸Ϯ˴ϳ Ύ˴Ϩ˸Μ˶Β˴ϟ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟ ˸Ϣ˴ϛ ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˲Ϟ˶΋Ύ˴ϗ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ΍˸Ϯϟ˵˴˯΂˴δ˴Θ˴ϴ˶ϟ ˸Ϣϫ˵ Ύ˴Ϩ˸Μ˴ό˴Α ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ˴ϭ
˶Δ˴Ϩ˸ϳ˶Ϊ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˶ά˴ϫ ˸ϢϜ˵ ˶ϗ˶έ˴Ϯ˶Α ˸Ϣϛ˵ ˴Ϊ˴Σ˴΃ ΍˸ϮΜ˵ ˴ό˸ΑΎ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟΎ˴Ϥ˶Α Ϣ˵ ˴Ϡ˸ϋ˴΃ ˸ϢϜ˵ ͊Α˴έ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˳ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴ξ˸ό˴Α
.΍˱Ϊ˴Σ˴΃ ˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ ϰ˴ϛ˸ί˴΃ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ˸ήψ
˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ
”Dan demikianlah Kami bangkitkan mereka agar saling bertanya di antara
mereka sendiri. Berkata salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah
kamu berada (di sini)?’ Mereka menjawab: ‘Kita sudah berada (di sini) satu atau
2.
Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang
setengah hari.’ Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
ucapan
raja: suruhlah salah seorang kamu pergi ke kota
lama kamuYusuf
berada kepada
(di sini). Maka
dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah makanan
yang lebih baik, maka hendaklah
makanan
.˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋia ˲φmembawa
˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· ˬ˶ν
˸έ˴Ϸ˸΍ ˶Ϧ˶΋itu
΍˴ΰ˴Χuntukmu,
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴όdan
˸Ο˶΍
hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan
halmu kepada seseorang pun.’”
3.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]: 283:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
59
...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅΍ ϯ˶ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ ˸ϥ˶Έ˴ϓ...
.΍˱Ϊ˴Σ˴΃ ˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭ ˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕ˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵ ˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ ϰ˴ϛ˸ί˴΃ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ˸ήψ
˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ
˶Δ˴Ϩ˸ϳ˶Ϊ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˶ά˴ϫ ˸ϢϜ˵ ˶ϗ˶έ˴Ϯ˶Α ˸Ϣϛ˵ ˴Ϊ˴Σ˴΃ ΍˸ϮΜ˵ ˴ό˸ΑΎ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸Μ˶Β˴ϟΎ˴Ϥ˶Α Ϣ˵ ˴Ϡ˸ϋ˴΃ ˸ϢϜ˵ ͊Α˴έ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˳ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴ξ˸ό˴Α
˴ή˶ό˸θϳ˵ ˴ϻ˴ϭAllah
˸ϒ͉τ˴Ϡ˴Θ˴ϴdalam
˸ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ϕQS.
˸ί˶ή˶Α ˸ϢϜ˵Yusuf
˶Η˸΄˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό[12]:
˴σ ϰ˴ϛ˸ί55
˴΃ Ύ˴Ϭtentang
͊ϳ˴΃ ˸ήψ
˵ ˸Ϩ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ
2..΍˱Ϊ˴Σ˴΃ ˸ϢϜ˵ ˶Α ͉ϥ
Firman
ucapan Yusuf
kepada
raja:
2.
Firman
Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]:
55
tentang
2.
Firman Allah
Allah dalam
dalam QS.
QS. Yusuf
Yusuf [12]:
[12]: 55
55 tentang
tentang
2.
Firman
2. ucapan
Firman Allah
dalam
QS.
Yusuf
[12]: 55 tentang ucapan Yusuf kepada
Yusuf
kepada
raja:
ucapan Yusuf
Yusuf kepada
kepada raja:
ucapan
raja:
.˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˲φ˸ϴQS.
˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧYusuf
˶· ˬ˶ν˸έ˴Ϸ[12]:
˸΍ ˶Ϧ˶΋΍˴ΰ˴Χ55ϰ˴Ϡtentang
˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶΍
2.
Firman Allahraja:
dalam
ucapan Yusuf kepada raja:
˲φ˸ϴ˸ϴ˶ϔ˶ϔ˴Σ˴Σ ˸ϲ
˸ϲ͋ϧ͋ϧ˶·˶· ˬ˶ˬ˶ν
ν˸έ˸έ˴Ϸ
˴Ϸ˸΍˸΍ ˶Ϧ˶Ϧ˶΋˶΋΍˴΍˴ΰΰ˴Χ˴Χ ϰ˴
ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˸ϲ
˸ϲ˶Ϩ˶Ϩ˸Ϡ˸Ϡ˴ό˴ό˸Ο
˸Ο˶΍˶΍
...˲Ϣ˲Ϣ˲Ϣ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ ˲φ
“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang
.˲Ϣ˸ϴ˴Ϡ˴ϋFirman
˲φ˸ϴ˶ϔ˴Σ ˸ϲ͋ϧ˶· Allah
ˬ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍QS.
˶Ϧ˶΋΍˴ΰ˴Χal-Baqarah
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˸ϲ˶Ϩ˸Ϡ˴ό˸Ο˶΍
yang pandai menjaga lagi3.
berpengalaman.”
[2]: 283:
3. Firman
Allah QS. al-Baqarah
[2]:Firman
283:
3.
3.
Allah QS.
QS. al-Baqarah
al-Baqarah
3.
Firman Allah
[2]:
283:
[2]: 283:
283:...Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϳ΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ ˴Ϧ˶ϤΗ˵˸΅΍ ϯ˶ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱π˸ό˴Α ˸ϢϜ˵ π
[2]:
˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ ˸ϥ˶Έ˴ϓ...
3.
Firman Allah QS. ˵ al-Baqarah
“…Maka,
yang
[2]:
283:
..jika
....Ϫ˵Ϫ˵Ϫ˵͉Α͉Α͉Α˴έ˴έ˴έsebagian
˴Ϳ˴Ϳ΍΍΍ ˶ϖ
˶ϖ˶ϖ͉Θ͉Θ͉Θ˴ϴ˴ϴ˴ϴ˸ϟkamu
˸ϟ˸ϟ˴ϭ˴ϭ˴ϭ ˬ˵ˬ˵ˬ˵ϪϪϪ˴Θ˴Θ˴Θ˴ϧ˴ϧmempercayai
ϯ˶άάsebagian
π˸ό˸ό˴Α˴Αlain,
˸ϢϜ˵ π
˵ hendaklah
˴ϧΎ˴Ύ˴Ύ˴ϣϣϣ˴΃˴΃˴΃ ˴Ϧ˴Ϧ˶Ϥ˶ϤΗ˵Η˵˸΅˸΅΍΍ ϯ˶
˸ϥ˶Έyang
˶Έ˴ϓ˴ϓ......
˴Ϳ
͉ϟ͉ϟ΍΍ hendaklah
͋Ω͋Ω˴Ά˴Άϴ˵ϴ˵˸Ϡ˸Ϡ˴ϓ˴ϓ Ύ˱Ύ˱π
˵π
˸ό˸ό˴Α˴Α ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ˴΃˴΃kepada
˸ϥ
dipercayai...itu
menunaikan
amanatnya
dan
ia˸ϢϜ˵bertakwa
Allah
4. Tuhannya…”.
...Ϫ˵Firman
͉Α˴έ ˴Ϳ΍ ˶ϖ͉Θ˴ϴAllah
˸ϟ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Θ˴ϧΎ˴QS.
ϣ˴΃ ˴Ϧ˶Ϥal-Ma’idah
Η˵˸΅΍ ϯ˶ά͉ϟ΍ ͋Ω˴Άϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ Ύ˱[5]:
π˸ό˴Α 2:
˸ϢϜ˵ π
˵ ˸ό˴Α ˴Ϧ˶ϣ˴΃ ˸ϥ˶Έ˴ϓ...
4. 4.
Firman Allah
QS.
[5]:
2:΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴[5]:
.˶ϥ΍˴ϭal-Ma’idah
˸Ϊό˵Allah
˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶ϹQS.
˸΍ ϰ˴
Ϡ˴ϋal-Ma’idah
Ϯ˸Ϙ͉Θϟ΍˴ϭ2:͋ή˶Β˸ϟ΍
Firman
4.
4.
Firman Allah
Allah QS.
QS. al-Ma’idah
al-Ma’idah [5]:
[5]: 2:
2: ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
Firman
˶Ϲ˶Ϲ˸΍˸΍˸΍QS.
ϰ˴
˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˬϯ˴
ˬϯ˴[5]:
ϟ΍˴ϭϭ2:͋ή͋ή˶Β˶Β˸ϟ˸ϟ΍΍ ϰ˴
ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ΍˸΍˸ϮϮϧ˵ϧ˵˴ϭ˴ϭΎ˴Ύ˴όό˴Η˴Η˴ϭ˴ϭ
ϰ˴ϠϠϠ˴ϋ˴ϋ al-Ma’idah
Firman
...˶ϥ˶ϥ˶ϥ΍˴΍˴΍˴ϭϭϭ˸Ϊ˸Ϊ˸Ϊό˵ό˵ό˵Allah
˸ϟ˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴΍˴ϭϭϭ ˶Ϣ˶Ϣ˶Ϣ˸Λ˸Λ˸Λ˶Ϲ
ϰ˴
΍˸΍˸ϮϮϧ˵ϧ˵˴ϭ˴ϭΎ˴Ύ˴όό˴Η˴Η ˴ϻ
ϮϮ˸Ϙ˸Ϙ͉Θ͉Θϟ΍˴
4.
“Dan
dalam
(mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan
5. tolong-menolonglah
Hadis-hadis
.˶ϥ΍˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ϣ˶dalam
˸Λ˶ϹNabi,
˸΍ ϰ˴Ϡ(mengerjakan)
˴ϋ ΍˸antara
Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻlain:
˴ϭ dosa
ˬϯ˴Ϯdan
˸Ϙ͉Θϟ΍˴ϭpelanggaran.”
͋ή˶Β˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
janganlah tolong-menolong
ˬ˶
έ
Ύ˴
μ
ϧ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
Ϧ
˴
ϣ
˶
ϼ
˱
Ο
˵
έ
˴
ϭ
˴
ϊ
˳
ϓ
˶
΍˴
έ
Ύ˴
Α
΃
˴
Κ
˴
ό
˴
Α
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϟ
˶
΁˴
ϭ
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ͉
Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ˶·
5.
Hadis-hadis
Nabi,
antara lain:
lain:
5.
Hadis-hadis
Nabi, antara
5. 5.
Hadis-hadisHadis-hadis
Nabi, antara lain:
Nabi,
(΄σϮϤϟ΍ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩ΍ϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸ϮϤ˵ ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ
μ˸ϧ˸ϧ˸ϧ˴Ϸ
˵ ˴έ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ˴ϭ ˳ϊ˳ϊ˳ϊ˶ϓ˶ϓ˶ϓ΍˴΍˴΍˴έέέ Ύ˴Ύ˴Ύ˴Nabi,
˴Κ˴ό˴ό˴Α˴Α antara
˵ ˴έ˴έ ͉ϥ
͉ϥ˶·˶·
ˬ˶ˬ˶έέέΎ˴Ύ˴Ύ˴μ
μ
˴Ϸ˴Ϸ˸΍˸΍˸΍ ˴Ϧ˴Ϧ˴ϦHadis-hadis
˱ϼ˱ϼΟ
˵Ο
˴Κ
˵ ΍΍ ϰ͉
ϰ͉ϠϠ˴λ
˴λ ˶Ϳ
˶Ϳ΍΍ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ
ˬ˶5.
˶ϣ˶ϣ˶ϣ ˱ϼ
˵Ο
ΑΑΑ˴΃˴΃˴΃ ˴Κ
˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ΁˴΁˴ϭϭlain:
˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ
˵Ϳ
˵γ
΄σϮϤϟ΍ ϲϓ
ϲϓ ϚϟΎϣ ϩ΍ϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸Ϯ˵Ϥ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ
(((΄σϮϤϟ΍
΄σϮϤϟ΍
ϲϓ ϚϟΎϣ ϩ΍ϭέ) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸Ϯ˵Ϥ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Ο͉ϭ˴ΰ˴ϓ
ˬ˶έΎ˴μ˸ϧ˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ ˱ϼΟ
˵ ˴έ˴ϭ ˳ϊ˶ϓ΍˴έ Ύ˴Α˴΃ ˴Κ˴ό˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ˶·
˵“Rasulullah
Ϫ
Α˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃ ˶Ϫ˶Α SAW
͉Ϣ˴Ϭ˴ϓ ˴φmewakilkan
˴Ϡ˸Ϗ˴΄˴ϓ ϩ˵ Ύ˴οΎ˴Ϙ˴Θkepada
˴ϳ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ Abu
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Rafi’
ϢϬ͉Ϡϟ΍ dan
ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ Anshar
ϰ˴Η˴΃ ˱ϼΟ
˵ ˴έ ͉ϥ˴΃
(΄σϮϤϟ΍ ϲϓ ϚϟΎϣ ϩ΍ϭέ
) ˶Ι˶έΎ˴Τ˸ϟseorang
΍ ˴Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴ϧ˸Ϯ˵Ϥ˸ϴ˴ϣ ϩ˵ Ύ˴Οuntuk
͉ϭ˴ΰ˴ϓ
ˬ˱ϻΎ˴Ϙ˴ϣ ͋ϖ˴Τ˸ϟ΍ ˶ΐ(qabul
˶ΣΎ˴μ˶ϟperkawinan
͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯϋ
˵ ˴Ω :Nabi
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭdengan)
˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋMaimunah
ϢϬ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λr.a.”
˶Ϫ͉Ϡϟ΍(HR.
ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έMalik
˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
mengawinkan
Ϫ˵.Α˵˶ϪΑ˵Ύ˴Ύ˴Τ͋ϨΤ˶γ˸λ
˸λ˴΃˶ϣ˶Ϫ˶Ϫ˶Α˴Ϟ˶Α ˴Μ͉Ϣ͉Ϣ˸ϣ˴Ϭ˴Ϭ˴΃˴ϓ˴ϓ͉ϻ˴φ˴φ˶· ˴Ϡ˴Ϡ˸ϏΪ˵˸Ϗ˶Π˴΄˴΄ϓ˴ϓ˴ϧ˴ϻϩ˵ϩ˵Ύ˴Ύ˴ο
ο
˱ϼ
Ο
˵ ˴έ ͉ϥ˴΃
˴γ˴έ˴ϭ˴ϭ Ύ˴ϳ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ:˴Ϡ˴Ϡ΍Ϯ˵
ϢϬ͉
ϰ͉ϠϠ˴Ϟλ
˴λ˸Μ˶ϣ ͉ϲ
͉ϲΎ̒Ϩ˶Β˶Βγ͉Ϩ͉Ϩϟ΍ϟ΍ϩ˵ ˸Ϯϰ˴
ϰ˴τ
˶Ϫ͉Ϡϟ΍Ύ˴Ύ˴Ύ˴ϘϘϘ˴Θ˴Θ˴Θ˴ϝϳ˴ϳ˴ϳ Ϯ˵˴Ϣ˴Ϣγ͉Ϡ͉Ϡ˴γ
ϗ Ϡ.Ϡϟ΍ϟ΍˶Ϫ͋Ϩ˶γϰ͉
˵ΗΗ˴΃˴΃˸ϋ˱ϼ
˴΃ Ο
Ϫ˵Ϫ˵dalam
Α˵ Ύ˴Τ˸λ˸Ϧ˴΃˴΃al-Muwaththa’).
˶Ϫ˶Α ͉Ϣ˴Ϭϓ ˴φ˴Ϡ˸Ϗ˴΄˴ϓ ϩ˵ Ύ˴ο
˴ϋ˴ϋ ϟΎ˴ϢϬ͉
˵:˴ϝ˴έΎ˴ϗ ͉ϥ͉Ϣ˴΃Λ˵
ˬ˱ϻϻ(Ύ˴˴ΓΎ˴Ϙ˴ήϘ˴ϣ˴ϣ˸ϳ˴ή͋ϖ͋ϖϫ˵˴Τ˴Τ˸ϟϲ˶
˸ϟ΍ ˶ΐ
˶ΐ
˶ΣΎ˴μ
μ
˶ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯϋ
ϋ
˵ ˴Ω : ˴ϭ ˴ϗ˶Ϫ˶ϟ˸Ϣ΁˴Ϝ˵ϭ˴Ϩ˴δ˶Ϫ˸ϴΣ˴Ϡ˴ϋ˴΃ ˸ϢϢϬ͉
Ϯ˵τ
γ˸ϋ˴έ˴΃ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϘϘ˴ϓ˴ϓ
ϰ͉˸ϦϠϠ˴λ
˴λ
˵ϩ˸ϮϮ˵
ϛ˵ ˶ήϠϠϟ΍ϟ΍˸ϴ˴Χϰ͉
˶ϣ ͉ϥ˶Ϫ˶Ϫ˶Έ͉Ϡ͉Ϡ˴ϓϟ΍ϟ΍ˬ˵ϝ
˴΃ ˸Ϧ
ϱέΎΨΒϟ΍
˵γ
ˬ˱ˬ˱ϻ
Ύ˴Ϙϣ ͋ϖ˴Τ˸ϟ΍΍ Α˶ΐ
˶Σ˶Σ˴ϋΎ˴Ύ˴μ
˶ϟ˶ϟ ͉ϥ͉ϥ˶Έ˶Έ˴ϓ˴ϓ ˬ˵ˬ˵ϩϩ˸Ϯ˸Ϯϩ΍ϭέ
ϋ
˵˵ ˴Ω˴Ω )::˴Ϣ˴Ϣ˱˯͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γΎ˴π
˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϢϬ͉
˵ϝ
˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
Ϫ˵..˶ϪΑ˵˶ϪΎ˴͋Ϩ͋ϨΤ˶γ˶γ˸λ˸Ϧ˸Ϧ˴΃˶ϣ˶ϣ˶Ϫ˴Ϟ˶Α˴Ϟ˴Μ˴Μ˸ϣ͉Ϣ˸ϣ˴Ϭ΃˴΃˴ϓ͉ϻ͉ϻ˴φ˶·˶· ˴ϠΪ˵Ϊ˵˸Ϗ˶Π˶Π˴΄˴ϧϓ˴ϧ˴ϻ˴ϻϩ˵ Ύ˴˶Ϫο
˴Ϡ˴ϋϟΎ˴ϗϢϬ͉.Ϡ˶Ϫϟ΍͋Ϩ˶γϰ͉Ϡ˴Ϟ˴λ
͉ϲ
Β͉Ϩϟ΍ϩ˵ ˸Ϯϰ˴
Η˴΃˸ϋ˴΃˱ϼ:Ο
˵˴ϝ˴έΎ˴ϗ ͉ϥ͉ϢΛ˵˴΃
˶Ϫ͉Ϡ͉Ϡϟ΍ϟ΍Ύ˴Ϙ˴ϝΘ˴ϝ˴ϳϮ˵
Ϯ˵˴Ϣγγ͉Ϡ˴γ
˴ ˴ϭΎ˴ϳ˶Ϫ:˸ϴ΍Ϯ˵
έ
Μ
˸
ϣ
˶
Ύ̒
Ϩ
γ
˶
τ
˵
.˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϟ˴Μ˸ϣ˴΃ ͉ϻ˶· Ϊ˵ ˶Π˴ϧ˴ϻ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ˴ϝϮ˵γ˴έ Ύ˴ϳ :΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˴Ϟ˸Μ˶ϣ Ύ̒Ϩ˶γ ϩ˵ ˸Ϯτ
˵ ˸ϋ˴΃ :˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵
Hadis
dari
ˬ˱6.
ϻ((˴ΓΎ˴˴ΓήϘ˴ή˴ϣ˸ϳ˸ϳ˴ή˴ή͋ϖϫ˵ϫ˵˴Τϲ˶
˸ϟ΍ Α˶ΐ
˶ϟ Nabi
͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩϩ΍ϭέ
˸Ϯriwayat
ϋ
˵ ˴Ω ):˴Ϣ͉Ϡ˴γπ˴ϭ˴ϗTirmidzi
˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫϴ˴Ϡ˴ϋ ϢϬ͉
Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ‘Amr
˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ bin
ϝ
˵˸ϮϮ˵τ
˴έ˴΃ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
ϲ˶
˴΃ ˸Ϧ˶Σ˴ϋΎ˴μ
ϱέΎΨΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
˵ γ˸ϋ‘Auf:
ϱέΎΨΒϟ΍
˴ϗ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵ ˴Ϩ˴Ϩ˴δ˴δ˸Σ˸Σ˴΃΃ ˸Ϣ˸Ϣϛ˵ϛ˵ ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Χ˴Χ ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ ͉ϥ͉ϥ˶Έ˶Έ˴ϓ˴ϓ ˬ˵ˬ˵ϩϩ˸Ϯτ
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶ΑΑ˴΃˴΃ ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ϱέΎΨΒϟ΍
ϩ΍ϭέ)) ˱˯˱˯Ύ˴Ύ˴π
˵ ˸ϋ˴΃ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
.˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϟ˴Μ˸ϣ˴΃ ͉ϻ˶· Ϊ˵ ˶Π˴ϧ˴ϻ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ˴ϝϮ˵γ˴έ Ύ˴ϳ :΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˴Ϟ˸Μ˶ϣ Ύ̒Ϩ˶γ ϩ˵ ˸Ϯτ
˵ ˸ϋ˴΃ :˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭHadis
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉ϞNabi
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ riwayat
˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴ΣTirmidzi
Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧdari
ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α bin
˲ΰ˶΋Ύ˴Ο‘Auf:
΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
6.
Hadis
Nabi
riwayat
6.
˶ή˸ϴ˴Χ ˸Ϧ‘Amr
˶ϣ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯτ
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶ΑHadis
˴΃ ˸Ϧ˴ϋ ϱέΎΨΒϟ΍
) ˱˯Ύ˴π˴ϗ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˴δ˸Σ˴΃ ˸Ϣϛ˵ dari
˵ ˸ϋ˴΃ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
6.
Nabi.Ύ˱ϩ΍ϭέ
ϣriwayat
΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ Tirmidzi
˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή‘Amr
˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭbin
˶σϭ˵ή‘Auf:
η
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
˴ϥϮ˵Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δ˵ϤϤ˵˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴ϭlaki-laki
ϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ΍˴΍˴ήή˴Σ˴Σ datang
͉Ϟ˴Σ˴Σ˴΃˴΃ ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃kepada
˱ϻ˴ϼ˴ϼ˴Σ˴Σ ˴ϡNabi
˶΋Ύ˴Ο kepada
΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
˴ϥ“Seorang
˱ϻriwayat
˵ ͉ϻ
͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ˴Ϧdari
SAW
untuk
6.
˴ϥ
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Hadis
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ͉ϞNabi
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ
˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴ΣTirmidzi
Ύ˱Ύ˱ΤΤ
˸Ϡ˸Ϡλ
˵λ
ϴ˶ϴ˶ϤϤmenagih
˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵‘Amr
˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴhutang
˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰbin
˶΋Ύ˴Ο ‘Auf:
΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
beliau dengan cara kasar, sehingga
ϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
...Ύ˱Ύ˱Ύ˱ϣϣϣ΍˴΍˴΍˴ήήή˴Σ˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉Ϟpara
˴˴ΣΣ˴΃˴΃ ˸ϭ˸ϭsahabat
˴˴΃΃ ˱ϻ
˱ϻ˴ϼ
˴ϼ˴Σ˴Σ berniat
˴˴ϡϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ Ύ˱Ύ˱σ
σuntuk
˸˸ήή˴η˴η ͉ϻ
͉ϻ“menanganinya”.
˶˶·· ˸Ϣ˸Ϣ˶Ϭ˶Ϭ˶σ
˶σϭ˵
ήη
˵ ϰ˴
Ϡ˴ϋ
lalu
˴ϥBeliau
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥbersabda,
˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱Kaidah
ϣ΍˴ή˴Σ‘Biarkan
͉Ϟ˴Σ˴΃fiqh:
˸ϭ˴΃ ia,
˱ϻ˴ϼsebab
˴Σ ˴ϡ͉ήpemilik
˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ hak͉ϻ˶·berhak
˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δuntuk
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴberbicara;’
˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μ
ϟ˴΍
8.
sabdanya, ‘Berikanlah (bayarkanlah)
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σkepada
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼorang
˴Σ ˴ϡ͉ήini
˴Σ unta
Ύ˱σ˸ή˴ηumur
͉ϻ˶· ˸Ϣsetahun
˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ seperti
ϰ˴Ϡ˴ϋ
untanya (yang dihutang itu)’. Mereka menjawab, ‘Kami tidak mendapatkannya
8.
Kaidah
fiqh:
8.
Kaidah
fiqh:
kecuali yangKaidah
lebih tua.’ fiqh:
Rasulullah kemudian bersabda: ‘Berikanlah kepada-nya.
8.
Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling
8.
Kaidah
fiqh:
baik di dalam
membayar.”
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah).
60
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
ˬ˱ϻΎ˴Ϙ˴ϣ ͋ϖ˴Τ˸ϟ΍ ˶ΐ˶ΣΎ˴μ˶ϟ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯϋ
˵ ˴Ω :˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϢϬ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
.˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϟ˴Μ˸ϣ˴΃ ͉ϻ˶· Ϊ˵ ˶Π˴ϧ˴ϻ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ˴ϝϮ˵γ˴έ Ύ˴ϳ :΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ .˶Ϫ͋Ϩ˶γ ˴Ϟ˸Μ˶ϣ Ύ̒Ϩ˶γ ϩ˵ ˸Ϯτ
˵ ˸ϋ˴΃ :˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴΃ ˸Ϧ˴ϋ ϱέΎΨΒϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˱˯Ύ˴π˴ϗ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˴δ˸Σ˴΃ ˸Ϣϛ˵ ˶ή˸ϴ˴Χ ˸Ϧ˶ϣ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϩ˸Ϯτ
˵ ˸ϋ˴΃ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
6. 6.
Hadis NabiHadis
riwayatNabi
Tirmidzi
dari ‘Amr
bin ‘Auf:dari ‘Amr
riwayat
Tirmidzi
bin ‘Auf:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat
denganfiqh:
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
8.
Kaidah
yang halal atau menghalalkan yang haram.”
7. Umat Islam ijma’ atas kebolehkan wakalah, bahkan memandangnya
sebagai sunnah, karena hal itu termasuk jenis ta’awun (tolong-menolong)
atas dasar kebaikan dan taqwa, yang oleh al-Qur’an dan hadis.
8. Kaidah fiqh:
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.”
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno˶Ϣ˸ϴ˶Σ
Dewan
pada hari Kamis,
͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸ΣSyari’ah
͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶ϢNasional
˸δ˶Α
tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.
MengingatMEMUTUSKAN
:
1.
QS. Yusuf [12]: 72::
Firman Allah dalam
Menetapkan
: FATWA TENTANG WAKALAH
Pertama
: Ketentuan tentang Wakalah:
.˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴΃˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ
˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ω΍˴Ϯλ
˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2.
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:
2. Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan
secara sepihak. .˶ϥ΍˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ΍˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
Kedua
: Rukun dan Syarat Wakalah:
1. Syarat-syarat muwakkil (yang mewakilkan)
3.
Hadis Nabi riwayat Bukhari:
a. Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang diwakilkan.
˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃ ωϮϛϷ΍ ϦΑ ΔϤϠγ Ϧϋ
b. Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentu,
ˬϯ˴ή˸Χ΃˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan
:˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴΃ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯ͊Ϡ˴λ :˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya.
.˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ Ϩ˵ ˸ϳ˴Ω ͉ϲ˴Ϡ˴ϋ
2. Syarat-syarat wakil (yang mewakili)
a. Cakap hukum,
4.
Sabda Rasulullah SAW :
b. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya,
.˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴΃ ˶ϥamanat.
˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴ό˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ΍ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ
˵ ΍˴ϭ
c. Wakil adalah orang yang diberi
5.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
61
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
3. Hal-hal yang diwakilkan
a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili,
b. Tidak bertentangan dengan syari’ah Islam,
c. Dapat diwakilkan menurut syari’ah Islam.
Ketiga
: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.
13 April 2000 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
62
Drs. H.A. Nazri Adlani
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 11/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
KAFALAH
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa dalam rangka menjalankan usahanya, seseorang sering
memerlukan penjaminan dari pihak lain melalui akad kafalah, yaitu
jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
‘anhu, ashil);
b. bahwa untuk memenuhi
Lembaga
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η kebutuhan
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵usaha
˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻtersebut,
˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε
˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ Keuangan
ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Syariah (LKS) berkewajiban untuk menyediakan satu skema penjaminan
(kafalah) yang berdasarkan prinsip-prinsip syar’iah;
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
c. bahwa agar kegiatan kafalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran
Islam, DSN memandang perlu
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍menetapkan
˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣfatwa
˸δ˶Α tentang kafalah untuk
Mengingat
: LKS. 1.
Firman Allah dalam
dijadikan
pedoman oleh
Mengingat
QS. Yusuf
[12]:QS.
72::Yusuf [12]: 72:
: 1. Firman
Allah dalam
Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
QS. Yusuf [12]:
.˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί 72::
˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴΃˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ
˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ω΍˴Ϯλ
˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ
“Penyeru-penyeru itu berseru: ‘Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa
.˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴΃˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ
˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ω΍˴Ϯλ
˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ
yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat)
2. unta, dan
Firman
Allah QS.
al-Ma’idah [5]: 2:
beban
aku menjamin
terhadapnya.”
2. Firman Allah QS.
.˶ϥ΍˴ϭal-Ma’idah
˸Ϊό˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸΍ [5]:
ϰ˴Ϡ˴ϋ2:΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ΍˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
2.
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:
.˶ϥ΍˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ˸Λ˶Ϲ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬϯ˴Ϯ˸Ϙ͉Θϟ΍˴ϭ ͋ή˶Β˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
3. tolong-menolonglah
Hadis Nabidalam
riwayat
Bukhari:kebajikan dan taqwa, dan
“Dan
(mengerjakan)
janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.”
˴ϲ
˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ˴ϢNabi
͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟriwayat
΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ Bukhari:
΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃ ωϮϛϷ΍ ϦΑ ΔϤϠγ Ϧϋ
3.͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π
Hadis
ˬϯ˴ή˸Χ΃˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
͉Ϡ˴γ˴ϭϰ˴˶ϪϠ˴ϋ˶ϟ΁˴ϭ΍˸Ϯ˶Ϫ͊Ϡ˸ϴ˴λ
˴Ϡ˴ϋ :Ϳ
˵˴ϝ΍Ύ˴ϗϰ͉ˬ˸ϠϢ˴λ
:˴ϲ˴Γ˴Ω͋Ϡ˴μ
Ύ˴Θ˴ϗ ϴ˵˸Ϯ˶ϟ Α˵˳Γ˴΃˴ί˴ϝΎ˴ϨΎ˴˴Πϗ ˶Αˬ˸Ϣ˴ϲϜ˵ ˶Η˶Β΃˵˶Σ˴ϢΎ˴λ
˴ό˴ϧ :͉ϲ΍˸Ϯ˶Β͉Ϩϟ˵Ύ˴ϟ΍ϗ ͉ϥˮ˳Ϧ˴΃ ˸ϳωϮϛϷ΍
˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴϦΑ
˴Ϡ˴ϋ ΔϤϠγ
˸Ϟ˴ϫ :˴ϝϦϋ
Ύ˴Ϙ˴ϓ
ˬϯ˴ή˸Χ΃˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴ΠKumpulan
˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Fatwa
Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉
Ϡ
μ
˴
ϓ
˴
ˬ˴
ϻ
:
΍˸
Ϯ
ϟ
˵
Ύ˴
ϗ
ˮ˳
Ϧ
ϳ
˸
Ω
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϟ
˸
ϫ
˴
:
ϝ
˴
Ύ˴
˴ϋ
.˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋPasar
ϰ͉Ϡ˴μModal
˴ϓ ˬ˶Ϳ΍ ˴ϝSyariah
˸Ϯγ
˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ϘϨ˵˴ϓ˸ϳ˴ΩˬΎ˴
DSN-MUI Terkait
63Ϭ͉ϲ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ
:˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴΃ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯ͊Ϡ˴λ :˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
.˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ Ϩ˵ ˸ϳ˴Ω ͉ϲ˴Ϡ˴ϋ
Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
Mengingat
:
1.
Firman Allah dalam
.
Ϣ
˲
ϴ
˸
ϋ
˶
ί
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ύ˴
ϧ
΃
˴
ϭ
˴
ή
˳
ϴ
˸
ό
˶
Α
˴
Ϟ
˵
Ϥ
˸
Σ
˶
Ϫ
˶
Α
˶
˯
˴
Ύ˴
Ο
˸Ϧ
˴Ϥ˶ϟϮ˴ϭ˸Ϙ͉Θ˶Ϛ
Ϯλ
˵Ϡ˴ϋ Ϊ˵΍˸Ϯ˶Ϙ˸ϔϧ˵˴ϧϭΎ˴΍˸όϮ˴Ηϟ˵˴ϭΎ˴ϗ
.
ϥ
˶
΍˴
ϭ
Ϊ
˸
ό
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ϣ
˶
Λ
˸
Ϲ
˶
΍
˸
ϰ˴
Ϡ
ϋ
΍˸
Ϯ
ϧ
˵
ϭ
˴
Ύ
ό
˴
Η
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬϯ˴
ϟ΍˴ϭ˶Ϡ˴Ϥ͋ή˸ϟ΍ ˶Β˴ω˸ϟ΍ ΍˴ϰ˴
QS. Yusuf [12]: 72::
.˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί 72::
˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴΃˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ
˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ω΍˴Ϯλ
˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ
QS. Yusuf [12]:
.˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ί ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϧ˴΃˴ϭ ˳ή˸ϴ˶ό˴Α Ϟ
˵ ˸Ϥ˶Σ ˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ω΍˴Ϯλ
˵ Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ
Ϊ˵ ˶Ϙ˸ϔ˴ϧ ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ
2.
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:
.˶ϥ˶Η΃˵΍˴ϭ˴Ϣ˸Ϊ͉Ϡό˵˴γ˸ϟ΍˴˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϣ˶ϟ˸Λ΁˴˶Ϲϭ ˸΍ ˶Ϫϰ˴
˴Η ˴ϻ͉ϲ
˴ϭ ˶Βˬϯ˴
ϭ ͋ή˶Β˸ϟ΍ ϰ˴
΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴Ϧϋ
ό˴Η˴ϭ
˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ
˸ϴ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ Ϳ
˵΍˸Ϯ΍ϧ˵ ˴ϭϰ͉Ύ˴όϠ˴λ
͉Ϩϟ΍ Ϯ͉ϥ˸Ϙ˴΃͉Θϟ΍˴ωϮϛϷ΍
ϦΑϠ˴ϋΔϤϠγ
˸ϟˬ˶΍˴Ϫϭ˸ϴ˴Ϡ˶Ϣ˴ϋ˸Λ˶Ϲϰ͉
˸΍QS.
΍˸ϻ
Ϯϧ˵ ˴ϭ:΍˸ΎϮ˴όϟ˵˴ΗΎ˴ϗ˴ϻˮ˳˴ϭϦˬϯ˴
Ϯ˶ϣ˸Ϙ͉Θϟ΍˴˶Ϫϭ˸ϴ2:
ϧ˵ ˴ϭϬΎ˴ό˸ϴ˴Ϡ˴Η˴ϋ˴ϭ
2.
al-Ma’idah
ˬϯ˴ή˸Χ΃˵ ˳Γ˴ίΎ˴ϨFirman
˴Π˶Α .˴ϲ˶ϥ˶Η΍˴΃˵ϭ͉Ϣ˸ΪΛ˵ό˵ Allah
Ϡϰ˴
˴μϠ˴ϋ˴ϓ ˬ˴
˸ϳ˴Ω ˸Ϧ[5]:
˴Ϡ˴ϋ͋ή˶Β˸Ϟ˸ϟ΍˴ϫϰ˴:Ϡ˴ϝ˴ϋΎ˴Ϙ΍˸˴ϓϮˬΎ˴
2.
Firman
Allah
QS.
al-Ma’idah
[5]:
2:
:˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴΃ ˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸.Ϣ˶ϥϜ˵ ΍˴˶Βϭ˶Σ˸ΪΎ˴ό˵λ˸ϟ΍˴ϭϰ˴˶ϢϠ˸Λ˴ϋ˶Ϲ˸΍΍˸Ϯϰ˴
͊Ϡ˴λ
ϟ˵Ύ˴ϗϮˮ˳˸ϘϦ
˸ϴ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˸Ϟ΍˸Ϯ˴ϫϧ˵ ˴ϭ:˴ϝΎ˴όΎ˴˴ΗϘ˴ϭ˴ϓ
Ϡ˴ϋ :΍˸Ϯ˴ϝϧ˵Ύ˴˴ϭϗ Ύˬ˸˴όϢ˴Η˴ό˴ϻ˴ϧ ˴ϭ:΍˸Ϯˬϯ˴
͉Θϟ΍˴˸ϳϭ˴Ω ͋ή˸Ϧ˶Β˶ϣ˸ϟ΍ ˶Ϫϰ˴
.˶ϥ΍˴ϭ˸ΪNabi
ό˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ˸Λriwayat
˶Ϲ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸ϮBukhari:
ϧ˵ ˴ϭΎ.˴ό˶Ϫ˴Η˸ϴ˴Ϡ˴ϻ
˴ϋ˴ϭϰ͉ˬϯ˴
Ϡ˴μϮ˴ϓ˸Ϙ͉Θˬ˶ϟ΍˴
Ϳϭ΍ ͋ή˴ϝ˶Β˸Ϯ˸ϟ΍γ
˵ ϰ˴
˴έϠΎ˴˴ϋϳ Ϫ˵΍˸Ϩ˵Ϯ˸ϳ˴Ωϧ˵ ˴ϭ͉ϲΎ˴ό˴Ϡ˴Η˴ϋ˴ϭ
3.
Hadis
3.
Hadis Nabi riwayat Bukhari:
“Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk
˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃ ωϮϛϷ΍ ϦΑ ΔϤϠγ Ϧϋ
disalatkan.
ia mempunyai
utang?’
Sahabat
˴ϲ
͋Ϡ˴μήϴ˵˸Χ˶ϟ ΃˵˳Γ˳Γ˴ί˴ίΎ˴ϨΎ˴Rasulullah
˴Π˴Π˶Α˶Α ˴ϲ˴ϲ˶Η˶Η΃˵΃˵ ˴ϢNabi
͉ϠΛ˵˴γsaw
˴ϭϪ˸ϴ˶Ϫ˴Ϡ˴ϋ˶ϟbertanya,
΁˴ϭϰ͉˶ϪϠ˴μ
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˴ϓ ˬ˴Ϳ
˵ ‘Apakah
΍ :ϰ͉
3.
Hadis
riwayat
ˬϯ˴
Ϩ
Ϣ
͉
ˬ˶
ϻBukhari:
΍˸ϮϠ˴λ
ϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳͉ϲϦ˶Β˸ϳ͉Ϩ˴Ωϟ΍Kemudian
˸Ϧ͉ϥ˶ϣ˴΃ ˶ϪωϮϛϷ΍
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟdihadapkan
˴ϫϦΑ
:˴ϝΎ˴ΔϤϠγ
Ϙ˴ϓ ˬΎ˴ϬϦϋ
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
3.
Hadis
Nabi
riwayat
Bukhari:
menjawab,
‘Tidak’.
Maka,
beliau
mensalatkannya.
4.
Sabda
Rasulullah
SAW
:
ˬϯ˴
ήΎ˴Θ˸Χ˴ϗ ΃˵˸Ϯ˳ΓΑ˵˴ί˴΃ Ύ˴˴ϝϨ˴ΠΎ˴ϗ˶Α ˬ˸˴ϲϢϜ˵˶Η΃˵˶Β˶Σ͉ϢΎ˴Λ˵λ
ˬ˶Ϫ˸ϴϰ˴
˴Ϡ˴ϋϠ˴ϋϰ͉΍˸ϠϮ˴μ
˴ϓ ˬ˴:ϻ˴ϝΎ˴:ϗ΍˸Ϯˬ˸ϟ˵ϢΎ˴˴όϗ ˴ϧˮ˳:Ϧ΍˸Ϯ˸ϳ˴Ωϟ˵Ύ˴ϗ˸Ϧˮ˳
˶ϣϦ˶Ϫ˸ϳ˸ϴ˴Ω˴Ϡ˴ϋ˸Ϧ˶ϣ˸Ϟ˴ϫ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ:˴ϋ˴ϝΎ˴˸ϞϘ˴ϓ˴ϫˬΎ˴:Ϭ˴ϝlagi
˸ϴΎ˴˴Ϡ˴ϋ
:
Γ
˴
Ω
˴
Ϡ
͊
λ
˴
Ϙ˴ϓ
jenazah
Sahabat
˴ϲ
͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γlain,
˴ίΎ˴Ϩ˴ΠRasulullah
˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭpun
˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭbertanya,
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ‘Apakah
΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲia˶Β͉Ϩmempunyai
ϟ΍ ͉ϥ˴΃ ωϮϛϷ΍utang?’
ϦΑ ΔϤϠγ
Ϧϋ
:˴ϲ
˴Γ˴Ω͋Ϡ˴μ
Ύ˴Θ˴ϗϴ˵ ˸Ϯ˶ϟ Α˵˳Γ˴΃˴ί˴ϝΎ˴Ϩ‘Ya’.
Ύ˴˴Πϗ ˶Αˬ˸Ϣ˴ϲϜ˵Rasulullah
:Ϳ
Ϣ˴λ
˴ό˴Ϡ˴ϧ˴ϋ:͉ϲ΍˸ϰ͉
Ϯ˶Β͉Ϩtemanmu
ϟ˵˴μ
Ύ˴ϗ ͉ϥˮ˳
Ϧ˴΃ˬ˶Ϳ
˸ϳωϮϛϷ΍
˴Ω΍ ˸Ϧ˴ϝitu’
˶ϣ˸Ϯγ
˶Ϫ(beliau
˸ϴ˴έϦΑ
˴Ϡ˴ϋΎ˴ϳ ΔϤϠγ
˸ϞϪ˵ Ϩ˵˴ϫ˸ϳ˴Ωsendiri
:͉ϲ
˴ϝϦϋ
Ύ˴˴ϠϘ˴ϋ˴ϓ
˶ΗΒ΃˵˶Σ˴ϢΎ˴λ
͉Ϡ˴γ˴ϭϰ˴˶ϪϠ˶ϟ˴ϋberkata,
΁˴ϭ΍˸Ϯ.˶Ϫ˶Ϫ͊Ϡ˸ϴ˴λ
˴˸ϴϠ˶Χ˴ϋ˴΃ ‘Salatkanlah
˵˶ϥ˴ϝ˸Ϯ΍Ύ˴ϗ˴ϋϰ͉ˬ˸.Ϡ˶Ϫ˸ϲ
ϟ΍
ϴ
˸
Ϡ
ϓ
˴
˵
menjawab,
˶ϓ ϬͿ
˵ ˸ϴ˴Ϡ΍˴˴ϋϭ
ˬϯ˴ή˸Χ΃˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ˶ϓ ˮ˳Ϊ˵ Ϧ˸Β˴ό˸ϳ˸ϟ˴Ω΍ ˴ϥ˸ϦΎ˴˶ϣϛΎ˴˶Ϫϣ˸ϴ˴Ϡ˶Ϊ˴ϋ˸Β˴ό˸Ϟ˸ϟ΍˴ϫ˶ϥ:˸Ϯ˴ϝ˴ϋΎ˴Ϙ˴ϓ˸ϲˬΎ˴
˶Ϫϟ˵˸ϴΎ˴˴Ϡϗ˴ϋˮ˳Ϧϰ͉˸ϳϠΩ˴μ˸Ϧ˴ϓ˶ϣˬ˶Ϳ
˵˴ϫ˴έ:Ύ˴˴ϝϳ Ύ˴menjamin
Ϫ˵Ϙ˴ϓϨ˵ ˸ϳ˴ΩˬΎ˴Ϭ͉ϲ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
ˬϯ˴ή˸Χmau
΃˵ ˳Γ˴ίΎ˴Ϩ˴Π˶Α ˴ϲ˶Η΃˵ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Lalu
Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˴ϻ :΍˸.ϮQatadah
˶Ϫ˸ϴ΍˴Ϡ˴ϋ˴ϝ˸ϮϞγ
:tidak
˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴΃ ˴ϝΎ˴mensalatkannya).
ϗ ˬ˸ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ΍˸Ϯ͊Ϡ˴λ Abu
:˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗberkata,
ˮ˳Ϧ˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ‘Saya
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫ :˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
:utangnya,
˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴΃ ˴ϝya
Ύ˴ϗ ˬ˸Rasulullah’.
ϢϜ˵ ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋMaka
΍˸Ϯ͊Ϡ˴λ :Rasulullah
˴ϝΎ˴ϗ ˬ˸Ϣ˴ό˴ϧ :΍˸Ϯpun
ϟ˵Ύ˴ϗ ˮ˳Ϧmenshalatkan
˸ϳ˴Ω ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸Ϟ˴ϫjenazah
:˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ
.˶Ϫ˸ϴ˴ϠAkwa’).
˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ˴ϓ ˬ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έΎ˴ϳ Ϫ˵ Ϩ˵ ˸ϳ˴Ω ͉ϲ˴Ϡ˴ϋ
tersebut.”
(HR.
Bukhari
dari
Salamah
bin
.
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
ϰ͉
Ϡ
μ
˴
ϓ
˴
ˬ˶
Ϳ
΍
ϝ
˴
Ϯ
˸
γ
˵
έ
˴
Ύ˴
ϳ
Ϫ
˵
Ϩ
˵
ϳ
˸
Ω
˴
͉ϲ˴Ϡ˴ϋ
4.
Sabda Nabi
Rasulullah
SAW
:
5.
Hadis
riwayat
Tirmidzi
dari ‘Amr bin ‘Auf:
4.
Sabda
Rasulullah
SAW
:
.˲Ϣ˸ϴ˶ϋ˴ίNabi
˶ϪAllah
˶Α Ύ˴ϧ˴΃˴ϭriwayat
˳ήQS.
˸ϴ˶ό˴Α Ϟ
˵ al-Ma’idah
˸Ϥ˶ΣBukhari:
˶Ϫ˶Α ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˶ϟ[5]:
˴ϭ ˶Ϛ˶Ϡ˴Ϥ2:˸ϟ΍ ˴ω΍˴Ϯλ
˵
3. Hadis
riwayat
Bukhari:
2. NabiHadis
Firman
3.
4. Sabda Rasulullah SAW :
΍ ˴ϥϴ˶ϤΎ˴˶Ϡϛ˸δΎ˴ϣϤ˵ ˸ϟ΍˶Ϊ˸Β˴Ϧ˴ό˸ϟ˸ϴ΍˴Α ˶ϥ˲ΰ˸Ϯ˶΋Ύ˴˴ϋΟ ˸ϲ΢
Ϳ
˵ ΍˴ϟ˴ϭ΍
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Sabda
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉ϞRasulullah
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ.˴Σ˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴ϡ͉ή˴΃SAW
˴Σ˶ϥ˸ϮΎ˱˴ϋΤ˸Ϡ˸ϲ
λ
˵ ˶ϓ Ϊ˵͉ϻ˸Β˴ό˶· ˸ϟ˴Ϧ
˵ ˶ϓ˸Ϡ͊μ
4.
.˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴΃SAW
˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ::˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴ό˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ΍ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ
˵ ΍˴ϭ
4.
Sabda Rasulullah
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
“Allah menolong hamba selama.˶Ϫhamba
˸ϴ˶Χ˴΃ ˶ϥ˸Ϯmenolong
˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴όsaudaranya.”
˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ΍ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ
˵ ΍˴ϭ
.˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴΃ ˶ϥ˸ϮTirmidzi
˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϊ˵ ˸Β˴ό˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛΎ˴ϣ ˶Ϊ˸Β˴ό˸ϟ΍ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ ˸ϲ˶ϓ Ϳ
˵ ΍˴ϭ
5. Nabi Hadis
riwayat
5. Hadis
riwayat Nabi
Tirmidzi
dari ‘Amr bin ‘Auf:dari ‘Amr bin ‘Auf:
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
‘Amr
bin
‘Auf:
6.
Kaidah fiqh:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
5.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
‘Amr
bin
‘Auf:
˴ϥ
Ϯ˵
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
Τ
Ϡ
˸
λ
˵
ϻ
͉
·
˶
Ϧ
˴
ϴ˶
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϧ
˴
ϴ
˸
Α
˴
ΰ
˲
΋
˶
Ύ˴
Ο
΢
˵
˸Ϡϰ˴
͊μ˴ϷϠ˴ϋϟ˴˴΍΍
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
.
Ύ
Ϭ
˴
Ϥ
˶
ϳ
˸
ή
˶
Τ
˸
Η
˴
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϟ
˲
ϴ
˸
ϟ
˶
Ω
˴
ϝ
͉
Ϊ
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ϻ
͉
·
˶
Δ
˵
Σ
˴
Ύ˴
Α
Ϲ
˶
΍
˸
Ε
˶
ϼ
˴
ϣ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϲ
ϓ
˶
Ϟ
˵
˸λ
5.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣdapat
΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼdi˴Σ antara
˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻmuslimin
˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰperdamaian
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
˴ϥ
“Perdamaian
˴ϥ
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟdilakukan
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τkaum
˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟkecuali
΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴Ϡ˴ϋ
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭϝ˵ ˶σ΍˴ΰϭ˵ϳ˵ήέ˵η
˵ ˴ή͉π
ϰ˴Ϡ˴ϋ
6.
Kaidah
fiqh:
ϟ˴΍
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
6.
Kaidah
fiqh:
yang halal atau menghalalkan yang haram.”
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Kaidah
fiqh:
.
Ύ
Ϭ
˴
Ϥ
˶
ϳ
˸
ή
˶
Τ
˸
Η
˴
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϟ
˲
ϴ
˸
ϟ
˶
Ω
˴
ϝ
͉
Ϊ
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ϻ
͉
·
˶
Δ
˵
Σ
˴
Ύ˴
Α
Ϲ
˶
΍
˸
Ε
˶
ϼ
˴
ϣ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϲ
ϓ
˶
Ϟ
˵
˸λ˴Ϸ˴΍
6. 6.
Kaidah fiqh:
6.
Kaidah fiqh:˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ϝ˵˸ϟ΍ ΍˴ϲ
˵ ˴ή˸λ
ΰϳ˵˶ϓ έ˵Ϟ
͉π˴Ϸϟ˴΍˴
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada
dalil
ϝ
˵
΍˴
ΰ
ϳ
˵
έ
˵
ή
˴
π
͉
(al-taradiϲѧο΍ήΘϟ΍), (al-‘adalah Δѧϟ΍Ϊόϟ΍) (laa dharara walaaϟ˴΍
yang
mengharamkannya.”
dhiraar- έ΍ήο ϻϭ έήο ϻ ).
ϝ
˵ ΍˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴΍
ϝ
˵ ΍˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴΍
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Mengingat
: ˶Ϣ˸ϴdihilangkan.”
Allah SWT.,
˶Σ͉ήϟ΍ ˶Ϧ1.
Ϥ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶ϢFirman
˸δ˶Α
“Bahaya
(beban berat) harus
antara
lain:
Memperhatikan : Pendapat
peserta Rapat
Pleno
hari walaa
Kamis,
˶Ϣ˸ϴ(al-‘adalah
˶ΣDewan
͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸ΣSyari’ah
͉ήϟ΍ ˶ͿΔѧϟ΍Ϊόϟ΍)
΍ ˶Ϣ˸δNasional
˶Α (laa pada
(al-taradiϲѧο΍ήΘϟ΍),
dharara
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήApril
ϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ2000.
͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
tanggal
8
Muharram
1421
H./13
(al-taradiϲѧο΍ήΘϟ΍),
Δѧϟ΍Ϊόϟ΍)
(˻(al-‘adalah
̀ϻ˾).:ΓήϘΒϟ΍) …
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή(laa
˴Σ˴ϭ ˴ϊdharara
˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σwalaa
˴΃ ˴ϭ …
dhiraarέ΍ήο
ϻϭ έήο
dhiraarέ΍ήο
ϻϭ έήο(al-‘adalah
ϻ ).
(al-taradiϲѧο΍ήΘϟ΍),
(laa dharara
walaa
Mengingat
: (al-‘adalah
1. Δѧϟ΍Ϊόϟ΍)
Firman
Allah SWT.,
(al-taradi-ϲѧο΍ήΘϟ΍),
Δѧϟ΍Ϊόϟ΍)
(laa dharara
walaa
dhiraarέ΍ήο
ϻϭ
έήο
ϻ
).
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
antara
lain:
dhiraar˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Πlain:
˶Η έ΍ήο
˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥϻϭ
˴΃ ͉ϻέήο
˶· ˶Ϟ˶σΎ˴ϻΒ˸ϟΎ˶).
Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
antara
Mengingat
: (˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ΍
1. ) …Ύ˴Α(͋ήFirman
˻̂
ή˴Η
ϟ΍ ˴ϡ͉ή:˯ΎδϨϟ΍
˴Σ˴ϭ ˴ϊAllah
˸ϴ)˴Β˸ϟ…
΍Ϳ
˵ ˸Ϣ΍Ϝ˵͉Ϟ˸Ϩ˶ϣSWT.,
˴ΣSWT.,
˴΃˳ν
˴ϭ ΍˴…
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
antara lain:
(˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
antara lain:
64
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal
(˻ ̀Syariah
˾ :ΓήϘΒϟ΍)
…Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
(
˻
̀
˾
:
ΓήϘΒϟ΍
)
…
Ύ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
ϭ
˴
ϊ
˴
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
˵΁ ˴Ϧ˴Ϧ
΍ ˸ϳ͉Ϟ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ˴Σ͉ϟ΍΍˴΃ Ύ˴˴ϭϬ͊ϳ˴΃…
(
˺
:
ΓΪ΋ΎϤϟ΍
)
…
Ω
˶
Ϯ
˸
Ϙ
˵
ό
˵
ϟ
˸
Ύ˶
Α
΍˸
Ϯ
ϓ
˵
ϭ
˸
΃
˴
΍˸
Ϯ
Ϩ
˵
ϣ
˴
Ύ˴ϳ
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁Ϳ
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃(˻̂
΍˸ϮϠ˵ϛ˵ :˸΄˯ΎδϨϟ΍
˴Η˴ϻ ΍˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ…
΁ ˴Ϧ˸Ϣ˸ϳϜ˵˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΍˴ήΎ˴ϳ˴Η
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWA TENTANG KAFALAH
Pertama
: Ketentuan Umum Kafalah
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang
tidak memberatkan.
3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan
secara sepihak.
Kedua
: Rukun dan Syarat Kafalah
1. Pihak Penjamin (Kafiil)
a. Baligh (dewasa) dan berakal sehat.
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan
hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
2. Pihak Orang yang berutang (Ashiil, Makfuul ‘anhu)
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin.
b. Dikenal oleh penjamin.
3. Pihak Orang yang Berpiutang (Makfuul Lahu)
a. Diketahui identitasnya.
b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.
c. Berakal sehat.
4. Obyek Penjaminan (Makful Bihi)
a. Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa
uang, benda, maupun pekerjaan.
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin.
c. Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin
hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.
d. Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
e. Tidak bertentangan dengan syari’ah (diharamkan).
Ketiga
: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
65
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 08 Muharram 1421 H.
13 April 2000 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
66
Drs. H.A. Nazri Adlani
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˶˸Λ˶Ϲ΍˴ϭ˸΍ ˸Ϊϰ˴
ό˵ Ϡϟ˸˴ϋ
΍˴ϭ ΍˸˶ϢϮ˸Λϧ˵˶Ϲ˴ϭ˸΍Ύ˴όϰ˴
ϧ˵ ˴ϭΎϮ˴ό˸Ϙ˴Η͉Θϟ΍˴˴ϻϭ˴ϭ͋ήˬϯ˴
ϟ΍˴ϭ΍˸Ϯ͋ήϧ˵˶Β˴ϭ˸ϟ΍Ύ˴όϰ˴
.˶ϥ΍˴ϭ˸Ϊό˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˶Ϣ.ϥ
˴Η Ϡ˴ϻϋ˴ϭ΍˸Ϯˬϯ˴
˶Β˸ϟ΍ Ϯϰ˴˸Ϙ͉ΘϠ˴ϋ
˴Η˴ϭϠ˴ϋ ΍˸Ϯϧ˵ ˴ϭΎ˴ό˴Η˴ϭ
3. Bukhari:
Nabi riwayat Bukhari:
3.Hadis Nabi
Hadis
Nabi
riwayatHadis
Bukhari:
riwayat
ϴ˵ ˶ϟ˶ϪϠ˴λ
ϨͿ
˴ϲ͉ϥϠ˶Η˴λ
΃˵˴΃ ˴ϢωϮϛϷ΍
͉Ϡ˴γ͉ϲ˴ϭ˶Β͉Ϩϟ΍˶Ϫ˶ϟ΁˴͉ϥϦΑ
ϭ˴΃ ˶ϪωϮϛϷ΍
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ Ϧϋ
΍ ϦΑ
ϰ͉Ϡ˴λ
͉Ϩϟ΍
˸ϴ˳Γ˴Ϡ˴ί˴ϋΎ˴͉ϲ
˵˴Π˶Β˶Α͉Ϩ΍ϟ΍ϰ͉
ΔϤϠγ͉ϲ˶ΒϦϋ
˴ϲ͋Ϡ˴μϴ˵ ˶ϟ ˳Γ˴ίΎ˴˴ϲϨ˴Π͋Ϡ˴μ
˶Α ˴ϲϴ˵ ˶ϟ˶Η΃˵˳Γ˴ίϢ͉ϠΎ˴˴γϨ˴Π˴ϭ˶Α ˶Ϫ˴ϲ˶ϟ΁˴˶Ηϭ΃˵ ˴Ϣ˶Ϫ͉Ϡ˸ϴ˴γ˴Ϡ˴ϋ˴ϭ˴ϲͿ
˵˶Ϫ͋Ϡ˶ϟ˴μ
΍΁˴ϭϰ͉
ΔϤϠγ
ˬϯ˴
ή
Χ
˸
΃
˵
Γ
˳
ί
˴
Ύ˴
Ϩ
Π
˴
Α
˶
ϲ
˴
Η
˶
΃
˵
Ϣ
͉
Λ
˵
ˬ˶
Ϫ
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
ϰ͉
Ϡ
μ
˴
ϓ
˴
ˬ˴
ϻ
:
΍˸
Ϯ
ϟ
˵
Ύ˴
ϗ
ˮ˳
Ϧ
ϳ
˸
˸Χ΃˵˶Η΃˵˳Γ͉Ϣ˴ίΛ˵Ύ˴Ϩˬ˶˴ΠϪ˶Α˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
ϲ˶Ηϰ͉
΃˵ ͉ϢϠ˴μ
Λ˵ ˬ˶˴ϓϪ˸ϴˬ˴˴Ϡϻ
˴ϋ :ϰ͉
ˬϯ˴ή˸Χ΃˵ ˳Γ˴ίΎ˴ˬϯ˴
Ϩ˴Π˶Αή˴ϲ
΍˸ϮϠ˴μ
ϟ˵Ύ˴ϗ ˴ϓˮ˳ˬ˴Ϧϻ˸ϳ˴Ω:΍˸˸ϦϮ˶ϣϟ˵Ύ˴ϗ˶Ϫ˸ϴˮ˳˴ϠϦ˴ϋ˸ϳ˴Ω˸Ϟ˴ϫ˸Ϧ˶ϣ:˴ϝ˶ϪΎ˴˸ϴϘ˴Ϡ˴ϓϋˬΎ˴˸ϞϬ˴ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ:˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸ϴ˴Ω˴Ϡ˴ϋ
:
Γ
˴
Ω
˴
Ύ˴
Θ
ϗ
˴
Ϯ
˸
Α˵ ˴΃ Ύ˴˴ϝλΎ˴ϗ ϰ˴
ˬ˸ϢϠϜ˴ϋ
˵ ˶Β˶Σ΍˸ϮΎ˴λ
:˴Γ˴ΩΎ˴Θ˴ϗ ˸ϮΑ˵ ˴΃ ˴ϝ:Ύ˴˴Γϗ˴ΩΎ˴ˬ˸ΘϢ˴ϗ Ϝ˵˸Ϯ˶Β˶Σ
͊Ϡ˴λϰ˴
:˴ϝϠ˴ϋΎ˴ϗ ΍˸Ϯˬ˸Ϣ͊ϠΑ˵˴λ
ό˴΃ ˴ϧ˴ϝ:Ύ˴:΍˸ϗ˴ϝϮϟ˵ˬ˸Ύ˴Ύ˴ϗϢϗϜ˵ˬ˸ˮ˳˶ΒϢ˶Σ
Ϧ˴όΎ˴˸ϳ˴ϧλ
˴Ω:΍˸˸ϦϮϰ˴
˶ϣϟ˵Ύ˴ϗϠ˶Ϫ˴ϋ˸ϴˮ˳˴ϠϦ˴ϋ΍˸Ϯ˸ϳ˴Ω͊Ϡ˸Ϟ˴λ˸Ϧ
˴ϫ ˶ϣ::˴ϝ˴ϝ˶ϪΎ˴Ύ˴˸ϴϘϗ˴Ϡ˴ϓϋˬ˸Ϣ˸Ϟ˴ό˴ϫ˴ϧ ::΍˸˴ϝϮϟ˵Ύ˴Ύ˴Ϙϗ˴ϓ
˴ϋ ΍ϰ͉
˵ ˴Ϡέ˴ϋΎ˴.ϳ˶ϪϪ˵˸ϴ˴ϠϨ˵˴ϋ˸ϳ˴Ω ϰ͉
͉ϲϠ˴μ
˴Ϡ˴ϋ
.˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϰ͉Ϡ˴μ.˴ϓ˶Ϫ˸ϴˬ˶˴ϠͿ
˴ϝϠ˸Ϯ˴μγ
˵ ˴ϓέˬ˶Ύ˴ϳͿϪ˵΍Ϩ˵˴ϝ
˸ϳ˴Ω˸Ϯ͉ϲγ
3.
4.
4.
Sabda: Rasulullah SAW :
4.Sabda
Sabda Rasulullah
Rasulullah
SAW : SAW
FATWA
˶Ϊ˸ϲ˸Β˴΃˴ό˶ϓ ˸ϟ˶ϥͿ
˵ ˸ϟ΍΍˴ϭ˴ϥ
.˶Ϫ˸ϴ˶Χ˴΃ ˶ϥ˸Ϯ˴ϋ.˶Ϫ˸ϲ˸ϴ˶Χ
ϓ ˴΃Ϊ˵ ˸Β˶ϥ˴ό˸ϟϮ΍˴ϋ˴ϥΎ˴˸ϲϛ˶ϓΎ˴ϣΪ˵ ˸Β˶Ϊ˴ό˸Β˴ό˸ϟ΍˸ϟ΍˴ϥ˶ϥΎ˴ϛ˸Ϯ.Ύ˴˴ϋϣ˶Ϫ˸ϴ˶Χ
˵΍ ˸Ϯ˶ϥ΍˴˴ϋϭ˸Ϯ˴ϋ˸ϲ˶ϓ˸ϲΪ˵˶ϓ˸Β˴όͿ
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NOMOR: 20/DSN-MUI/IV/2001
5.
Tentang
5. Tirmidzi
riwayat
Tirmidzi
5.Hadis Nabi
Hadis
Nabi
riwayatHadis
Tirmidzi
dari
bin ‘Auf:d
riwayat
dariNabi
‘Amr
bin‘Amr
‘Auf:
PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI
˵Ο ΢
˶· ˴Ϧϟ
UNTUK
˴ϥΎ˱Ϯ˵
ϭ˴Σ˴΃Ύ˱ϣ˸ϭ΍˴ή˴΃ ˴Σ˱ϻSYARI’AH
˵˶Ϡ˸δ͉ϞϤ˵˴Σ͉ϻ˸ϟ˴΃΍ ˶·˸ϭ˴Ϧ˴Ϧ˴΃˸ϴ˴Αϴ˶˱ϻϤ˲ΰ˶Ϡ˴ϼ˸δ˶΋˴Σ
˴Α Ύ˱˲ΰϟ˴Τ΍˶΋˸ϠΎ˴λ
˵ ͉ϻ˸Ϡ͊μ
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭREKSA
ϣϤ΍˴ή˶Ϡ˸δ˴ΣϤ˵ ˸ϟ͉Ϟ΍˴DANA
˴ϼ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴΃˴ϡ͉ή˸ϭ˴ϥ˴΃ΣϮ˵˱ϻϤΎ˱˶Ϡ˴ϼ
Τ˸δ˸Ϡ˴ΣϤ˵λ
˵ ˸ϟ΍˴˴ϡϭ͉ή͉ϻΎ˱˴Σϣ˶· ΍˴˴ϦήΎ˱Τϴ˶˴ΣϤ˸Ϡλ
Ύ˴Ϥ˵Ο˸ϟ΍˴ϡ΢
˵͉ή˴Ϧ˸Ϡ˴Σ˸ϴ͊μ
ή˶σ˴Σ˸ήϭ˵˴ηή͉Ϟη
˸ϭ˸ϢϠ˶Ϭ˴΃˴ϋ˶σ˱ϻϭ˵
˴ϼή˴Ση
͉ήϠ˴Σ˴ϋ
˴ϼ˸ή˴Σ˴η˴ϡ͉ήϻ.˴Σ˶·Ύ˱ϣ˸ϢΎ˱΍˴˶Ϭσ
͉ϻ˴΃˶·ϰ˴
˵ ˴ϡϰ˴
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ.˴΃Ύ˱ϣ˸ϭ΍˴˴΃ή˱ϻ˴Σ˴ϼ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴ϡ΃ ͉ή˸ϭ˴Σ΃ ˱ϻΎ˱σ
˵˴Σ
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
6.
Menimbang
6.
6.Kaidah fiqh:
Kaidah fiqh:
Kaidah fiqh:
: a. bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya .Ύuntuk
˸ϳ˶ή˶· ˴ϼΔ˵˸Τ˴Σ
˸ϴ˶ϟ˴ΩϞ
Δ˵ ˴Σ˴ϷΎ˴Α
.ΎϠ˴Ϭϋ˶Ϥ˸ϳ˲Ϟ˶ή˸ϴ˸Τ˶ϟ˴Ω˴Η ͉ϝϰ˴Ϊ˵ Ϡ˴ϳ˴ϋ˸ϥ˲Ϟ˴΃ ˸ϴ͉ϻ˶ϟ˴Ω˶· ͉ϝΔ˵ ˴ΣΪ˵ ˴ϳΎ˴Α˸ϥ˶Ϲ˴Ϭ˴΃˸΍ ˶Ϥ͉ϻ˶Ε
Α˶Ϲ
Ύ˴͉ϝόΪ˵Ϥ˵˴Ϸ˴ϳ˸ϟ΍˴΍˸ϥϲ˴΃ ˶ϓ͉ϻϞ
˵˶· ˸λ
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴
ϣ˴ΗΎ˴Ύ˴melakukan
όϰ˴
Ϥ˵Ϡ˸ϟ˴ϋ˸΍ ˶Ε
ϲ˲Ϟ˶ϓ˴ϼ
˵˴ϣ˸λ
aktifitas ekonomi (mu’amalah) dengan cara yang benar dan baik,
serta melarang penimbunan barang, atau membiarkan harta (uang)
tidak produktif, sehingga aktifitas ekonomi yang dilakukan dapat
˵ϟ˴΍΍˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ
ϝ
˵ ΍˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϝ
meningkatkan ekonomi umat;
b. bahwa aktifitas ekonomi dalam Islam, selain bertujuan untuk
memperoleh keuntungan, harus memperhatikan etika dan hukum
ϟ΍ ΍˶Ϧ˶ϢϤ˸˸δΣ˶Α͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ˶Ϣ˸ϴ͉ή˶Σϟ΍͉ή˶Ϳ
ekonomi Syari’ah;
c. bahwa aktifitas ekonomi dalam Islam dilakukan atas dasar suka sama
(al-taradi(al-‘adalah
suka
(al-taradi),ϲѧο΍ήΘϟ΍),
berkeadilan
(al-‘adalah
) dan
tidak
(al-taradi(al-‘adalah
Δѧϟ΍Ϊόϟ΍)
(laa
dharara
walaa
(al-taradiϲѧο΍ήΘϟ΍),
(al-‘adalah
Δѧϟ΍Ϊόϟ΍)ϲѧο΍ήΘϟ΍),
(laa
dharara
walaa Δѧϟ΍Ϊόϟ΍)
saling
merugikan
(laa
dharara
walaa
dhiraar).
dhiraarέ΍ήο
ϻϭ
έήο
ϻ
).
dhiraar- dhiraarέ΍ήο ϻϭέ΍ήο
έήο ϻϭ
ϻ ).έήο ϻ ).
d. bahwa salah satu bentuk mu’amalah
pada masa kini adalah
Reksa
:
1.
Firm
Mengingat
:Mengingat
1.Firman Firman
Allah
SWT.,
Mengingat
:
1.
Allah
SWT.,
Dana;
antara lain:
antara lain:
antara lain:
e. bahwa dalam Reksa Dana konvensional masih banyak terdapat unsurunsur yang bertentangan (dengan
Syari’ah
(˻ ̀) …
˾ :Islam,
…
͋ή˸ϴϟ΍˴Β˸ϟ΍(˴ϡ˻͉ήͿ
˴Σ̀΍ ˴ϭ͉Ϟ˾akad,
˴Β˴ϭ˸ϟ΍ …
Ϳ
˵ ΍) ͉Ϟ…
˴Σ˴΃Ύ˴Α˴ϭ͋ήϟ΍…˴ϡ
˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ΍
Ύ˴ΓήϘΒϟ΍
Α͋ήϟ΍ ˴ϡ)͉ήbaik
˴Σ˴ϭΎ˴Α˴ϊdari
˵segi
˴Σ˴ϊ:˴΃˸ϴΓήϘΒϟ΍
pelaksanaan investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan.
Oleh karena itu, perlu adanya Reksa Dana yang mengatur hal-hal
tersebut sesuai dengan Syari’ah Islam;
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵
˸ϥΎ˴Β˴΃˸ϟΎ˶Α͉ϻ˸Ϣ˶·sesuai
Ύ˶˴ϟΑ΍˴Ϯ˸Ϣ˸ϣϜ˵˴΃˴Ϩ˸ϴ΍˸˴ΑϮSyari’ah
Ϯ˴ϣ΁Ϡ˵ϛ˵ ˴Ϧ
˸΄˴Η˴ϻ˸ϳ˶ά͉ϟDSN
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έagar
Ύ˴Π˶Η ˸Ϧkegiatan
˴ϥ˴ϋ˸ϮϜ˵˱Γ˴ΗέΎ˴˸ϥΠ˴΃˶ΗReksa
͉ϻ˴ϥ˶·˸ϮϜ˵˶Ϟ˴Η˶σDana
Ϝ˵ ˶Ϟ˴Ϩ˸ϴ˶σ
˴Α Ύ˴˸ϢΒϜ˵˸ϟdengan
Ϡ˵˸Ϣϛ˵Ϝ˵˸΄˴ϟΗ΍˴˴ϻϮ˸ϣ΍˸˴΃ϮϨ˵΍˸Islam,
΍΍˸ϮΎ˴Ϩ˵Ϭ˴ϣ͊ϳ΁˴΃ ˴ϦΎ˴ϳ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
f. bahwa
(˻̂
)…
΍˴ή˴Η
(˻̂ :reksa
˯ΎδϨϟ΍(˻̂
)dana
…:˯ΎδϨϟ΍
˸ϢϜ˵ untuk
˸Ϩ˶ϣ ˳ν
΍˴ή˸Ϣ˴ΗϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν
memandang perlu menetapkan fatwa tentang
djadikan pedoman oleh LKS.
)(˺…:ΓΪ΋ΎϤϟ΍
˸ϳ˶ά͉ϟ΍ ˶ΩΎ˴˸ϮϬϘ˵͊ϳό˵˴΃ ˸ϟΎ˴Ύϳ
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍
˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟ)Ύ˶Α…
΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˶Ω˸Ϯ˴΃ Ϙ˵΍˸ό˵Ϯ˸ϟϨ˵Ύ˶˴ϣΑ΁΍˸(Ϯ˴Ϧ˺ϓ˵˸ϳ˸ϭ˶ά:͉ϟ˴΃ΓΪ΋ΎϤϟ΍
΍ ΍˸ϮΎ˴ϬϨ˵͊ϳ˴ϣ˴΃΁)Ύ˴˴Ϧϳ …
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
67
6.
Memperhatikan
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
Kaidah
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τfiqh:
˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Kaidah fiqh:
: a. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama
ϝ
˵ ΍˴ΰϳ˵ tentang
έ˵ ˴ή͉πϟ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Ηtanggal
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ24-25
˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥRabi’ul
˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Awal
Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε1417
˴ϼ˴ϣΎ˴όH/29-30
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λJuli
˴Ϸ˴΍
Reksadana Syari’ah,
ϝ
˵
΍˴
ΰ
ϳ
˵
έ˵ ˴ή͉πϟ˴΍
1997 M.
6.
b. Undang-Undang RI nomor
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍8˶ϦTahun
Ϥ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ1995
΍ ˶Ϣ˸δ˶Αtentang Pasar Modal.
ϝ
˵ ΍˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴΍
˶Ϣ˸ϴ˶ΣInvestment
͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍Management,
˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
c. Surat dari PT. Danareksa
nomor S-09/01/
PS-DIM.
(al-taradi-ϲѧο΍ήΘϟ΍), (al-‘adalah Δѧϟ΍Ϊόϟ΍) (laa dharara walaa
d.dhiraarPendapat
peserta
hari
(al-taradiϲѧο΍ήΘϟ΍),
dhararapada
walaa
έ΍ήο
ϻϭRapat
έήο
ϻ͉ήϟ΍).˶ϦϤ˸Dewan
˶Ϣ˸ϴ(al-‘adalah
˶ΣPleno
Σ͉ήϟ΍ ˶ͿΔѧϟ΍Ϊόϟ΍)
΍ Syari’ah
˶Ϣ˸δ˶Α (laaNasional
Senin, 15 Muharram 1422 H./9 April 2001 dan hari Rabu, 24
dhiraarέ΍ήο ϻϭ έήο
ϻ ).
Muharram 1422 H./18
Mengingat
: April 2001.
1.
Firman Allah SWT.,
Mengingat
(al-taradiϲѧο΍ήΘϟ΍),
(al-‘adalah
(laa dharara
walaa
Mengingat
1. Δѧϟ΍Ϊόϟ΍)
Firman
Allah SWT.,
: 1.antara
Firmanlain:
Allah
SWT., :antara
lain:
dhiraarέ΍ήο ϻϭ έήο ϻ ).
antara lain:
(˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
Mengingat
: (˻ ̀ ˾ :ΓήϘΒϟ΍
1. ) …Ύ˴ΑFirman
͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊAllah
˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉ϞSWT.,
˴Σ˴΃ ˴ϭ …
antara
“…dan lain:
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS. al
Baqarah [2]: 275).
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ(˻˶σ̀Ύ˴Β˸ϟ˾Ύ˶Α :˸ϢΓήϘΒϟ΍
Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α )˸ϢϜ˵…
˴ϟ΍˴ϮΎ˴˸ϣΑ͋ή˴΃ ϟ΍΍˸Ϯ˴ϡϠ˵ϛ˵͉ή˸΄˴Σ˴Η˴ϻ˴ϭ ˴ϊ΍˸Ϯ˸ϴ˴ΒϨ˵˸ϟ˴ϣ΍ ΁Ϳ
˵ ˴Ϧ΍ ˸ϳ͉Ϟ˶ά͉ϟ˴Σ΍ ˴΃Ύ˴Ϭ˴ϭ͊ϳ˴΃…Ύ˴ϳ
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ(˴΃˻̂
΍˸ϮϠ˵ϛ˵:˯ΎδϨϟ΍
˸΄˴Η˴ϻ ΍˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ…
΁ ˴Ϧ˸ϢϜ˵˸ϳ˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΍˴ήΎ˴˴Ηϳ
(˻̂ :˯ΎδϨϟ΍) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
˸Ϧ˴ϋ
“Hai
˱Γ˴έΎ˴Πorang
˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ yang
˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻberiman!
˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶ΑJanganlah
˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯkamu
˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵saling
˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵memakan
˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭharta
͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
sesamamu dengan jalan yang
kecuali
(˺batil,
:ΓΪ΋ΎϤϟ΍
) …dengan
˶Ω˸Ϯ(Ϙ˵˻̂
ό˵ ˸ϟΎ˶Α:dengan
΍˸˯ΎδϨϟ΍
Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸)Ϯjalan
Ϩ˵…
˴ϣ΁ ˸Ϣ˴ϦϜ˵perniagaan
˸ϳ˸Ϩ˶ά˶ϣ͉ϟ΍˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ΍˴˴΃ήΎ˴ϳ˴Η
yang berlaku dengan suka sama
(˺ :suka
ΓΪ΋ΎϤϟ΍di) antara
… ˶Ω˸ϮϘ˵kamu,…”
ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ (QS.
΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ al-Nisa’
˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃[4]:
Ύ˴ϳ
29).
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. al-Ma’idah
[5]: 1).
.(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ΍) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ …
.(˻̀̂
˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψdianiaya”
Η˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ
˴Η˴ϻ …
“…kamu tidak (boleh) menganiaya
dan:ΓήϘΒϟ΍
tidak) (pula)
(QS.
al.(
˻̀̂
:
ΓήϘΒϟ΍
)
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ψ
˸
Η
˵
ϻ
˴
ϭ
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˶
ψ
˸
˴Η˴ϻ …
Baqarah [2]: 279).
…˸ϢϜ˵ Α͋ έ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴΃ ˲ΡΎ˴ϨΟ
˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ …
…˸ϢϜ˵ Α͋ έ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴΃ ˲ΡΎ˴ϨΟ
˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ …
…˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴΃ ˲ΡΎ˴ϨΟ
˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ …
“…Tidak ada dosa bagimu
mencariNabi
karunia
dari Tuhanmu
(QS.
2. untukHadis
s.a.w.,
antara…”
lain:
al-Baqarah [2]: 198).
˴ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ2.2.
ϥ
˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήHadis
˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ Nabi
͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶s.a.w.,
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧantara
˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο lain:
΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
2. Hadis Nabi s.a.w., antara
lain: Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
Ϡ˴ϋϟ˴΍
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ϰ˴
˸Ϡ͊μ
.(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
ϥ
˴
Ϯ˵
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
Τ
Ϡ
˸
λ
˵
ϻ
͉
·
˶
Ϧ
˴
ϴ˶
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϧ
˴
ϴ
˸
Α
˴
ΰ
˲
΋
˶
Ύ˴
Ο
΢
˵
Ϡ
˸
μ
͊
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˴΍
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ.(˶·ϑϮϋ
˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ϦΑ
ή˵ηϭήϤϋ
ϰ˴Ϡ˴ϋ
.(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
(ϲΤϳ) Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
˴έ΍˴ή˶ο
˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ΍
˴ή˴ο˴ϻ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ΪϤΣ΃ϭ
ΖϣΎμϟ΍
ϦΑ
ΓΩΎΒϋ
Ϧϋ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)
έ
˴
΍˴
ή
ο
˶
˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
68
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒόϟ΍
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ΍
3.
Kaidah Fiqh:
…˸ϢϜ˵ Α͋ έ˴ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ˴΃ ˲ΡΎ˴ϨΟ
˵ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ …
2.
Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
“Perdamaian dapat dilakukan
di antara kaum
muslimin kecuali
perdamaian
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃2.˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡHadis
͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵Nabi
͉ϻ˶· ˴Ϧs.a.w.,
ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧantara
˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο lain:
΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴Ϡ˴ϋ
˴ϥkaum
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟmuslimin
΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ terikat
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ dengan
˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡsyarat-syarat
͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶·mereka
˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ kecuali
˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰsyarat
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡyang
͊μϟ˴΍
.(ϑϮϋ
ϦΑTirmizi
ϭήϤϋ
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram”
(HR.
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
dari ‘Amr bin ‘Auf).
.(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ΍
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
(ϲΤϳpula
Ϧϋmembahayakan
ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ΍
orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn
‘Abbas, dan Malik dari3.Yahya). Kaidah Fiqh:
3. Kaidah Fiqh: .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή3.˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴKaidah
˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣFiqh:
Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
ada dalil yang mengharamkannya.”
˶Σ͉ήϟ΍ Al-Ma’idah
˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α[5]:1:
Firman Allah
SWT,˶Ϣ˸ϴQS.
MEMUTUSKAN
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
FirmanTENTANG
Allah SWT,
QS. Al-Ma’idah
[5]:1:
Menetapkan
: FATWA
PEDOMAN
PELAKSANAAN
INVESTASI
UNTUK
REKSA
DANA
SYARI’AH
…
Ω
˶
Ϯ
˸
Ϙ
˵
ό
˵
ϟ
˸
Ύ˶
Α
΍˸
Ϯ
ϓ
˵
ϭ
˸
΃
˴
΍˸
Ϯ
Ϩ
˵
ϣ
˴
΁
Ϧ
˴
ϳ
˸
ά
˶
ϟ
͉
΍
Ύ˴
Ϭ
ϳ
͊
΃
˴
Ύ
ϳ
˴
Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 34:
˱ ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ΍ BAB
ϻ
͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸ϬI˴ό˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃˴ϭ…
KETENTUAN
UMUM
Firman Allah SWT, QS.
Al-Isra’ [17]: 34:
Pasal
˱ϻFirman
˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛAllah
˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ΍ ͉ϥSWT.,
˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό1˸ϟΎ˶ΑQS.
΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭAl-Baqarah
˴΃˴ϭ…
[2]: 275:
1. Reksa Dana adalah wadah
ˬ͋βyang
˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣdipergunakan
ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θuntuk
˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ΍ ϡ˵menghimpun
Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮdana
Ϙ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴dari
Α͋ήϟ΍ ˴ϥmasyarakat
Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan
kembali
dalam
portofolio
efek
Firman
Allah
SWT.,
QS.
Al-Baqarah
[2]:
275:
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· oleh
΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢManajer
Ϭ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
Investasi.
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶άϟ͉΍ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮϘ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
2. Portofolio Efek adalahϩ˵ ˴˯˴ϥkumpulan
Ύ˴Ο˸ϭΪ˵ ˶ϟ˸ϦΎ˴Χ˴Ϥ˴ϓΎ˴ϬˬΎ˴ϴ˶ϓΑ͋ή˸Ϣefek
ϟ΍ϫ˵ ˴ϡ˶έ͉ήΎ͉Ϩ˴Σyang
˸ϟ˸λ
΍ Ϫ˵˴΃͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σsecara
˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήbersama
ϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ(kolektif)
΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗoleh
˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α para
˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
ϟ΍˴ϭΏ
˵ ˴ϊΎ˴˸ϴΤ˴Βdimiliki
pemodal dalam Reksa Dana.
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
3. Manajer Investasi adalah
mengelola
Portofolio
Efek untuk
para
˴ϥHadis
˸ϭpihak
Ϊ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭyang
ϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ kegiatan
˶έriwayat
Ύ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴Τusahanya
˸λImam
˴΃
Nabi
al-Tirmidzi
dari ‘Amr
bin ‘Auf
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.
al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:
4. Emiten adalah perusahaan
kepada
Hadis
˴ϥϮ˵Ϥyang
˶Ϡ˸δϤ˵Nabi
˸ϟ΍˴ϭmenerbitkan
Ύ˱ϣ΍˴riwayat
ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭEfek
˴΃Imam
˱ϻ˴ϼuntuk
˴Σ ˴ϡal-Tirmidzi
͉ή˴Σditawarkan
Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧdari
ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ‘Amr
˸ϟ΍ ˴Ϧpublik.
˸ϴ˴Α ˲ΰbin
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵‘Auf
˸Ϡ͊μϟ˴΍
.Ύ˱ϣ΍˴ήbersabda:
˴Σutang,
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃surat
˱ϻ˴ϼ˴Σberharga
˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ήkomersial,
˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήsaham,
η
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
5. Efek adalah surat berharga,
yaitu surat
pengakuan
obligasi, tanda bukti utang,
unit
penyertaan
kontrak
investasi
kolektif,
kontrak
berjangka
atas
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μ
ϟ˴΍
efek, dan setiap derivatif dari efek.
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan
6. Reksa Dana Syari’ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
yang
lain,akad
dariantara
Abu Sa’id
al-Khudri,
Nabi harta
s.a.w.(sahib
bersabda:
Syari’ah Islam, baik dalam
bentuk
pemodal
sebagai pemilik
al-mal/
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah,
al-Daruquthni,
Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai
wakil
shahib al-mal,
(ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ ϦΑ΍maupun
ϩ΍ϭέ) ˴έantara
΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭManajer
˴έ˴ήdan
˴ο˴ϻ
Investasi sebagai wakil yang
shahib lain,
al-maldari
dengan
pengguna
investasi.
Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
Kaidah Fiqih:(ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵69
˸λ˴Ϸ˴΍
Kaidah Fiqih:
7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang memberikan hartanya
kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh
(dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat
yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal
sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib.
8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan
tujuan agar pihak lain membeli Efek.
9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penitipan Efek
dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, dan
hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.
BAB II
MEKANISME KEGIATAN REKSA DANA SYARI’AH
Pasal 2
1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari’ah terdiri atas:
a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan
b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah.
2. Karakteristik sistem mudarabah adalah:
a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi
dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah
pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi
tertentu kepada pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.
c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang
dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).
BAB III
HUBUNGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Hubungan dan Hak Pemodal
1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah.
2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan mandat kepada
Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.
70
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa Dana
Syari’ah.
4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syari’ah.
5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali penyertaannya
dalam Reksa Dana Syari’ah melalui Manajer Investasi.
6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut.
7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh
dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.
8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan Reksa Dana
Syariah.
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian
1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal,
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.
2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana Pemodal dan
menghitung Nilai Aktiva Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa Dana Syari’ah untuk
setiap hari bursa.
3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif tersebut,
Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas
persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syari’ah.
4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan amanat dari
Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank
Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith), maka Manajer Investasi dan/atau Bank
Kustodian bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkannya.
Pasal 5
Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi berkewajiban untuk:
a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang tercantum dalam
kontrak dan Prospektus;
b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang Unit Penyertaan
disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari kerja berikutnya;
c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan
d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan
Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
71
Pasal 6
Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian
Bank Kustodian berkewajiban untuk:
a. Memberikan pelayanan Penitipan Kolektif sehubungan dengan kekayaan Reksa Dana;
b. Menghitung nilai aktiva bersih dari Unit Penyertaan setiap hari bursa;
c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana atas perintah Manajer Investasi;
d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit
Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan, serta nama, kewarganegaraan, alamat, dan indentitas
lainnya dari para pemodal;
e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari Unit Penyertaan sesuai dengan kontrak;
f. Memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon
pemodal.
BAB IV
PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI
Pasal 7
Jenis dan Instrumen Investasi
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari’ah
Islam.
2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen
didasarkan pada tingkat laba usaha;
b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;
c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syari’ah;
Pasal 8
Jenis Usaha Emiten
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak (Emiten) yang
jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syari’ah Islam.
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syari’ah Islam, antara lain, adalah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional;
72
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan
minuman yang haram;
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun
jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Pasal 9
Jenis Transaksi yang Dilarang
1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehatihatian (prudential management/ihtiyath), serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang
di dalamnya mengandung unsur gharar .
2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-Ma’dum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling);
c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi
orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;
d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutangnya
lebih dominan dari modalnya.
Pasal 10
Kondisi Emiten yang Tidak Layak
Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana Syariah:
a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari hutang
yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba;
b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%,
modal 55 %);
c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha
yang Islami.
BAB V
PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI
Pasal 11
1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksa Dana Syari’ah
akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
73
2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi
harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari
pendapatan yang diyakini halal (tafriq al-halal min al-haram).
3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari’ah adalah:
a. Dari saham dapat berupa:
- Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang
dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk
saham.
- Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh
emiten.
- Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual-beli saham di
pasar modal.
b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syari’ah dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten.
c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syari’ah dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima dari issuer.
d. Dari Deposito dapat berupa:
- Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syari’ah.
4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari’ah dan hasil investasi
yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian dan setidak-tidaknya setiap tiga bulan
dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal
dan Dewan Syari’ah Nasional.
5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan digunakan untuk
kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syari’ah
Nasional serta dilaporkan secara transparan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur kemudian oleh
Dewan Syari’ah Nasional.
2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara
para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
74
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal
: 24 Muharram 1422 H.
18
April 2001 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
75
FATWA
.(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ΍)
.(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ΍) ˴ϥ˸ϮϤ˵
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002
Tentang
OBLIGASI SYARI’AH
…˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ΍˸Ϯϐ˵
…˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Β˴Η ˸ϥ
2.
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
Hadis Nab
2.
Hadis Nabi s.a
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶·
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
˴ϡ͉ήϴ˶Ϥ˴Σ˶Ϡ
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧ
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή
: a. bahwa salah satu bentuk instrumen investasi pada pasar modal
(konvensional) adalah obligasi yang selama ini didefinisikan sebagai suatu
surat berharga jangka panjang yang bersifat
yang ΖϣΎμϟ΍
dikeluarkan
oleh Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ
ϦΑ΍ utang
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ
ϦΑ ΓΩΎΒϋ
Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭ
pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada
(ϲ
pemegang obligasi;
b. bahwa obligasi sebagaimana pengertian
atas, yang Kaidah Fiq
butir a. tersebut di 3.
telah diterbitkan selama ini, masih belum sesuai dengan ketentuan
3.
Kaidah Fiqh:
syariah sehingga belum dapat mengakomodir
kebutuhan
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήmasyarakat
˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴Σ
akan obligasi yang sesuai dengan syariah;
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍
c. bahwa agar obligasi dapat diterbitkan
sesuai dengan prinsip syariah,
Dewan Syari’ah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ
hal tersebut untuk dijadikan pedoman.
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah
… ˶ΩAllah
˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸SWT,
Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣQS.
΁ ˴Ϧ˸ϳ˶άAl-Ma’idah
͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
Firman
[5]:
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
“Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu…”.
Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]
2. Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 34:
˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δAllah
˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴ΪSWT,
˸Ϭ˴ό˸ϟ΍ ͉ϥ˶· QS.
ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟAl-Isra’
Ύ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃˴ϭ…[17]: 34
Firman
˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ΍ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃˴ϭ…
Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah
“…dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
ˬ͋βAllah
˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ϥ
˵SWT.,
Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ QS.
τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳAl-Baqarah
ϱ˶ά͉ϟ΍ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ[2]:
˶· ˴ϥ
Firman
jawabnya.”
˸ϴ˴Βά˸ϟ΍͉ϟ΍ Ϫ˵ϡ˵͉ϠϮ˵
ϟ΍Ϙ˴ϳ͉ϞΎ˴˴ΣϤ˴΃ϛ˴ϭ͉ϻˬΎ˴˶· Α˴ϥ͋ήϮ˵
ϟ΍ϣϞ
˵ϮϘ˵˸Μ
ˬ͋βϩ˵˴Ϥ˴˯˸ϟ΍Ύ˴Ο˴Ϧ˶ϣ˸Ϧ˴Ϥϥ
˵ ˴ϓΎ˴τˬΎ˴˸ϴΑθ
͉͋ήϟ΍ Ϫ˵˴ϡτ
˵͉ή͉Β˴Σ˴Ψ˴ϭ˴Θ˴ϳ˴ϊϱ˶
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˴Ϛ˸Ϧ˶Ό˴Ϥϟϭ˵
˴ϓ ΄˴ϓˬΎ˴Α˴Ω͋ήΎ˴ϋϟ΍ ˴ϡ˸Ϧ͉ή˴ϣΣ˴ϭ˴ϭ ˬ˶˴ϊϪ˸ϴ͉Ϡ˴Βϟ΍˸ϟ΍ ϰ˴
Ϫ˵ ͉Ϡϟϟ΍˶· ͉Ϟϩ˵ ή˵˴Σ˸ϣ˴΃˴ϭ΃˴ϭ ˬΎ˴ˬΑ˴ϒ
͋ήϟ΍˴Ϡ˴γϞ
˵ ˸ΜΎ˴˶ϣϣ ϊ˵ Ϫ˵˸ϴ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
76
˵˶· Ύ˴ϩ˵Τή˵ ˸λ
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϥ˴ϓ ˸ϭ˴ΩΪ˵Ύ˴˶ϟϋΎ˴Χ ˸ϦΎ˴Ϭ˴ϣϴ˶˴ϭϓ ˸Ϣˬ˶ϫ˵ Ϫ͉Ϡ˶έϟ΍Ύ͉Ϩϟ΍ϰ˴ϟΏ
ϣ˴΃˴ϭ˴΃ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ
˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃
Mengingat
: 1. Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [5]:1:
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ΍
Firman
Allah SWT,3.QS. Al-Isra’
34:
Kaidah[17]:
Fiqh:
Fiqh:
˱ϻ ˸ϮΌ˵˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ΍ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ3.˴ό˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃˴ϭKaidah
…
..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η˶Ϣϰ˴
Δ˵Δ˵ ˴Σ˴Σ˶Α Ύ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸΍˸΍ ˶Ε
˵Ϟ
˸ϴϰ˴
˶ΣϠϠ˴ϋ͉ή˴ϋϟ΍˲Ϟ˲Ϟ˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴ΩϤ˸˴ΩΣ͉ϝ͉ϝ͉ήΪ˵Ϊ˵˴ϳϟ΍˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˶Ϳ˴ϟ˴ϟ Ύ˴΍Ύ˴ϣϣ˶Ϣ˸δ
˶Ε˴ϼ
˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όό˵Ϥ˵Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϰ˶
ϰ˶ϓϓ Ϟ
˵ ˸λ
˸λ˴Ϸ˴Ϸ΃΃
3.
Kaidah
Fiqh:
3. Firman
Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275:
Firman
Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275:
Firman
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϦAllah
ϰ˴Ϡά˴ϋAl-Ma’idah
˸ϴ˶ϟϘ˴Ω˴ϳ ͉ϝΎ˴ϤΪ˵ ˴ϳ˴ϛ ˸Ϣ͉ϻ˴ϟ ˶·Ύ˴ϣ˴ϥΔ˵[5]:1:
˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
˶ϣ ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉SWT,
ϟ΍.Ύ˴Ϫ˵Ϭτ
˵˶Ϥ˸ϳ͉Β˶ή˴Ψ˸ΤQS.
˴Θ˴ϳ˴Η ϱ˶
͉ϟ΍ ˲Ϟϡ˵ Ϯ˵
΍΍ ˶Ϣ˶Ϣ˸δ˸δϮ˵
˶Α˶Α ϣϮϘ˵ ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά˶Ϣ˶Ϣ͉ϟ˸ϴ΍˸ϴ˶Σ˶ΣΎ˴Ϭ͉ή͉ή͊ϳϟ΍ϟ΍˴΃Ύ˴ϳ˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸ΣΣ͉ή͉ήϟ΍ϟ΍ ˶Ϳ
…
Ϳ
˶
ϩ˵ ˴˯ Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
˴ϚFirman
˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋAllah
˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶SWT,
Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· QS.
ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃Al-Ma’idah
˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ[5]:1:
ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
FirmanAllah
AllahSWT,
SWT,QS.
QS.
˶Ϣ˸ϴ˶ΣAl-Isra’
͉ήAl-Ma’idah
ϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ [17]:
˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ[5]:1:
˶Α34:
Firman
˴ϥ˸ϭ…
Ϊ˵ ˶ϟΎ˴Χ˶Ω˸ϮΎ˴Ϙ˵Ϭό˵ϴ˶˸ϟϓΎ˶Α˸Ϣ΍˸ϫ˵Ϯϓ˵˶έ˸ϭΎ͉˴΃Ϩϟ΍΍˸ϮΏ
˵Ϩ˵ ˴ϣ΁Ύ˴Τ˴Ϧ˸λ
˸ϳ˶ά͉ϟ˴΃΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
˱ϻ…
˸ϮΌ˵˸δ˶Ω˴ϣ˸Ϯ˴ϥϘ˵ ό˵ Ύ˴˸ϟϛΎ˶Α ˴Ϊ΍˸˸ϬϮ˴όϓ˵ ˸ϭϟ΍˴΃ ͉ϥ΍˸Ϯ˶· Ϩ˵ˬ˶˴ϣΪ΁ ˸Ϭ˴Ϧ˴ό˸ϳϟ˶άΎ˶Α͉ϟ΍΍˸ϮΎ˴Ϭϓ˵͊ϳ˸ϭ˴΃Ύ˴΃˴ϳϭ…
“Orang
yang makan
tidak dapat[5]:1:
berdiri melainkan seperti
Firman
Allah (mengambil)
SWT, QS.riba
Al-Ma’idah
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dari
‘Amrpenyakit
bin ‘Auf
berdirinya
orang
lantaran
(tekanan)
gila.
Firman
Allah
[17]:
34:
… ˶Ω˸ϮAllah
Ϙ˵Allah
ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯyang
ϓ˵SWT.,
˸ϭSWT,
˴΃ ΍˸Ϯkemasukan
Ϩ˵ ˴ϣ΁ ˴ϦQS.
˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Al-Isra’
ϬAl-Isra’
͊ϳsyaitan
˴΃Ύ˴ϳ
Firman
SWT,
QS.
[17]:
34:275:mereka berkata
Firman
QS.
Al-Baqarah
[2]:
Keadaan
mereka
yang
demikian
itu
adalah
disebabkan
al-Muzani,
˱ϻ˸Ϯ˸ϮΌ˵Ό˵˸δ˸δ˴ϣ˴ϣ ˴ϥ˴ϥΎ˴Ύ˴ϛϛ ˴Ϊ˴ΪNabi
˸Ϭ˴ό˸ϟ˸ϟ΍΍ ͉ϥ͉ϥ˶·˶·s.a.w.
ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟΎ˶ΑΑ bersabda:
΍˸΍˸ϮϮϓ˵ϓ˵˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃˴ϭ˴ϭ…
(berpendapat),
jual
sama˶· ˴ϥdengan
riba,
ˬ͋˱ϻβ
˵ ΍˴Ύ˴ήsesungguhnya
τ˸Ϭ˴Σ˴ό˸ϴθ
͉ ͉Ϟϟ΍˴ΣϪ˵˴΃ τ
˵ˬ˶˸ϭΪ͉Β˴΃˸Ϭ˴Ψ˴ό˱ϻ˴Θ˸ϟ˴ϳΎ˶˴ϼ
ϱ˶
ά͉ϟ˴ϡ΍beli
ϡ˵ ˴Σ
Ϯ˵…
Ϙitu
˴ϳΎ˱ΤΎ˴Ϥ˸Ϡλ
Α˴Ϧ͋ή˸ϴϟ΍˴Αpadahal
˴ϳ Allah
˸ϳ˶άϟ͉ϟ˴΍΍
˴ϥtelah
Ϯ˵
Ϥ˶ϠFirman
˸δ˴Ϥmenghalalkan
˵Ϥ˸ϟ΍˸ϟ΍˴˴Ϧϭ˶ϣΎ˱ϣϥ
Σ
˴
ή
͉
˵˴ϛ ͉ϻ[17]:
͉ϻriba.
˶· Ϯ˵
˴Ϧϣϴ˶ϤϮOrang
˶ϠϘ˵˸δ˴ϳ Ϥ˵˴ϻ˸ϟ΍ Ύ˴yang
˲ΰ˴ϥtelah
˶΋Ϯ˵
Ύ˴ΟϠϛ˵ ˸΄΢
˵sampai
˸Ϡ˴Ϧ͊μ
AllahjualSWT,
QS.
Al-Isra’
34:
beli
dan
mengharamkan
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ.˸ϴΎ˱˴Βϣ˸ϟ΍˴΍ήϪ˵˴Σ͉Ϡϟ΍͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴΃ ˴΃˸ϭ˴ϭ˴΃ ˬΎ˴
Α˴ϼ͋ή˴Σϟ΍ ˴ϡϞ
˵ ͉ή˸Μ˶ϣ˴Σ ϊ˵Ύ˱σ˸ϴ˴Β˸ή˸ϟ΍ ˴ηΎ˴Ϥ͉ϻ͉ϧ˶·˶· ΍Ϯ˵
˴ϚϠ˴ϋ˶ϟ˴Ϋ
˱ϻterus
˸Ϣ˶ϬϟΎ˴˶σϗ ϭ˵˸ϢήϬ˵ η
˵͉ϧ˴΄˶Αriba),
ϰ˴
kepadanya
berhenti
(dari
mengambil
Firman
Allah
[2]:
275:
˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣlarangan
˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴όSWT.,
˸ϟdari
΍ ͉ϥ˶· Tuhannya,
ˬ˶Ϊ˸ϬQS.
˴όQS.
˸ϟΎ˶Α ΍˸ϮAl-Baqarah
ϓ˵ ˸ϭlalu
˴΃˴ϭ…
Firman
Allah
SWT.,
Al-Baqarah
[2]:
275:
˴Ϛ
Ό
˶
ϟ
˴
ϭ˵
΄
ϓ
˴
Ω
˴
Ύ˴
ϋ
Ϧ
˸
ϣ
˴
ϭ
˴
ˬ˶
Ϫ
Ϡ
͉
ϟ΍
ϰ˴
ϟ
·
˶
ϩ
˵
ή
˵
ϣ
˸
΃
˴
ϭ
˴
ˬ
ϒ
˴
Ϡ
˴
γ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϫ
˵
Ϡ
˴
ϓ
˴
ϰ˴
Ϭ
Θ
˴
ϧ
˸
Ύ˴
ϓ
Ϫ
˶
Α
͋
έ
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
Δ
˲
ψ
˴
ϋ
˶
˸Ϯ˴ϣ
maka
baginya
ˬ͋ˬ͋β
˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ϥ
˵apa
Ύ˴Ύ˴ττ˸ϴyang
θ
͉θ
ϟ΍ϟ΍ Ϫ˵Ϫ˵telah
τ
˵τ
͉Β͉Β˴Ψ˴Ψ˴Θdiambilnya
˴ϳ˴ϳ ϱ˶
άά͉ϟ͉ϟ΍΍ ϡ˵ϡ˵ Ϯ˵
ϘϘ˴ϳ˴ϳdahulu
Ύ˴Ύ˴ϤϤ˴ϛ˴ϛ ͉ϻ͉ϻ˶·(sebelum
˴ϥ˴ϥϮ˵
ϣϣϮϮϘ˵Ϙ˵˴ϳ˴ϳdatang
˴ϻ˴ϻ Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟ΍ϟ΍larangan);
˴ϥ˴ϥϮ˵
ϠϠϛ˵ϛ˵ ˸΄˸΄˴ϳ˴ϳ ˴Ϧ˴Ϧdan
˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ΍΍
β
ϥ
˵
ϴ
˸
͉
˵
Θ
˴
ϱ˶
Ϯ˵
·
˶
Ϯ˵
Ϯ˵
urusannya
Orang yang mengulangi (mengambil riba),
˴ϥ
˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶(terserah)
ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍kepada
Ώ
˵ Ύ˴Τ˸λAllah.
˴΃
ϩ˵ϩ˵˴˯˴˯Ύ˴Ύ˴ΟFirman
˸Ϧ˸ϦNabi
˴Ϥ˴Ϥ˴ϓ˴ϓ ˬΎ˴
͋ή͋ήadalah
ϟ΍ϟ΍ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴ΣSWT.,
˴ϭ˴ϭpenghuni-penghuni
˴ϊ˴ϊImam
˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ΍΍ Ϫ˵Ϫ˵QS.
͉Ϡ͉Ϡϟ΍ϟ΍ ͉ϞIbnu
ΑΑ͋ή͋ήϟ΍ϟ΍ Ϟ
˵Ϟ
ϊ˵ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ΍΍275:
Ύ˴kekal
˸Ϣ˸ϢϬ˵Ϭ˵ ͉ϧ͉ϧ˴΄˴΄˶Α˶Αdan
˴Ϛ
Hadis
riwayat
Majah,
al-Daruquthni,
maka
ituΑΑAllah
neraka;
Οorang
ˬΎ˴
͉Ϟ˴ΣAl-Baqarah
˴Σ˴΃˴΃˴ϭ˴ϭ ˬΎ˴
ˬΎ˴
˵ ˸Μ˸Μ˶ϣmereka
˶ϣ [2]:
Ύ˴ϤϤ͉ϧ͉ϧ˶·˶· ΍Ϯ˵
΍Ϯ˵diϟϟΎ˴Ύ˴ϗϗdalamnya.”
˴Ϛ˶ϟ˶ϟ˴Ϋ˴Ϋ
ˬ͋β˴Ω˴ϤΎ˴˸ϟϋ΍ ˴Ϧdari
˵˴ϭΎ˴τAbu
˸ϴθ
͉ ϟ΍ϟ΍ Ϫ˵ϰ˴
τ
˵ ϟ˶·͉Β˴Ψϩ˵˴Θή
˴ϳ ϱ˶˴ϭά͉ϟ΍ˬϡ˵˴ϒ
Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴ϤΎ˴˴ϛϣ͉ϻϪ˵˶·Nabi
ϣϮϘ˵˴Θs.a.w.
˴ϳ ϓ˴ϻ ˶ϪΎ˴Α͋͋ή˴έϟ΍bersabda:
˴ϥ˶ϣϮ˵Ϡϛ˵˲Δ˸΄˴ψ
ϳ ˴Ϧ
˴Ϛ
˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˴ϣ˴ϣϥ
˴Ϡ˴Ϡ˴ϥϓ˴ϓ Ϯ˵ϰ˴
˶ϋ˶ϋ˸ϳϮ˸Ϯ˶ά˴ϣ͉ϟ˴ϣ΍
Sa’id
˴Ϛ˶Ό˶Ό˴ϟ˴ϟϭ˵
ϭ˵΄΄˴ϓ˴ϓlain,
˴ΩΎ˴ϋ riwayat
˴ϭ ˬ˶ˬ˶ϪϪ͉Ϡ͉ϠImam
ϟ΍ ϰ˴
ϟ˶· al-Tirmidzi
ϩ˵˵ή˵ ˸ϣ˸ϣ˴΃al-Khudri,
˴΃˴ϭal-Tirmidzi
ˬ˴ϒ˴Ϡ˴Ϡ˴γ˴γdari
Ύ˴ϣ Ϫ˵‘Amr
ϰ˴ϬϬbin
˴Θ˸ϧ˸ϧΎ˴Ύ˴‘Amr
ϓ ‘Auf
˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˸Ϧal-Muzani,
˶ϣ ˲Δ˴ψ
4. yang
Hadis
Nabi
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
dari
bin
‘Auf
ϩ
˵
˯
˴
Ύ˴
Ο
Ϧ
˸
Ϥ
˴
ϓ
˴
ˬΎ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
ϭ
˴
ϊ
˴
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ϫ
˵
Ϡ
͉
ϟ΍
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˴
ˬΎ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
Ϟ
˵
Μ
˸
ϣ
˶
ϊ
˵
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ύ˴
Ϥ
ϧ
͉
·
˶
΍Ϯ˵
ϟ
Ύ˴
ϗ
Ϣ
˸
Ϭ
˵
ϧ
͉
΄
˴
Α
˶
˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
˴ϥ˴ϥ˸ϭ˸ϭΪΪ˵ ˶ϟ˶ϟs.a.w.
Ύ˴Ύ˴ΧΧ Ύ˴Ύ˴ϬϬϴ˶ϴ˶ϓbersabda:
˶έ˶έ(Ύ͉Ύ͉ΎϤϫήϴϏϭ
ϨϨϟ΍ϟ΍ Ώ
˵Ώ
˴΃˴΃
Nabi
ϓ ˸Ϣ˸Ϣϫ˵ϫ˵Nabi
˵ Ύ˴Ύ˴ΤΤ˸λ
˸λϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
al-Muzani,
s.a.w.
bersabda:
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
˴ Hadis
ϥ
Ϯ˵Ϥ˴ϥ˶Ϡ˸δ˸ϭ˵ϤΪ˵ ˸ϟ˶ϟ΍˴Ύ˴ϭΧ Ύ˱Ύ˴ϣϬ΍˴ϴ˶ήϓ ˴Σ˸Ϣriwayat
˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧdari
ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ‘Amr
˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰbin
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵‘Auf
˸Ϡ͊μϟ˴΍
ϫ˵ ͉Ϟ˶έ˴ΣΎ͉Ϩ˴΃ϟ΍ ˸ϭΏ
˵ ˴΃ Ύ˴˱ϻ
Τ˴ϼ
˸λ˴Σ˴΃ ˴ϡ͉ήal-Tirmidzi
Imam
Hadis Nabi
Nabi riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dari
‘Amr
bin
‘Auf
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴Ϡ˴ϋ
Kaidah
Fiqih:
al-Muzani,
al-Muzani, Nabi
Nabi s.a.w.
s.a.w. bersabda:
bersabda:
Hadisboleh
Nabidilakukan
riwayat
Imam
dari
‘Amr
bin΢
‘Auf
“Perjanjian
di
antara al-Tirmidzi
kaum˵͉ϻmuslimin
kecuali
perjanjian
yang
˴ϥ˴ϥϮ˵
˴΃˴΃ Ϡ˱ϻ
˸Ϡ˸Ϡ͊μ
˴ϋ˴ϼ
˵˵΢
Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴ϭϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ΍˴΍˴ήήΎ˴˴ΣϬ˴Σ˶Ϥ͉Ϟ˸ϳ͉Ϟ˶ή˴Σ˴Σ˸Τ˴΃˴΃˴Η˸ϭ˸ϭϰ˴
˱ϻ
˴ϼ˲Ϟ˴Σ˴Σ˸ϴ˶ϟ˴Ω˴ϡ˴ϡ͉ή͉ήϝ˴Σ˴ΣΪ˵ ˴ϳ Ύ˱Ύ˱˸ϥΤΤ˴΃˸Ϡ˸Ϡλ
λ
˵ ˶· ͉ϻΔ˵͉ϻ˴Σ˶·˶· Ύ˴˴Ϧ˴ϦΑ˶Ϲϴ˶ϴ˶ϤϤ˸΍˶Ϡ˶Ϡ˸δ˶Ε
˸δϤ˵Ϥ˵˴ϼ˸ϟ˸ϟ΍΍˴ϣ˴Ϧ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˸ϴ˴ΑϤ˵˴Α ˸ϟ˲ΰ΍˲ΰ˶΋ϲ˶
˶΋Ύ˴Ύ˴ΟΟϓ Ϟ
˵ ˸λ
͊μ˴Ϸϟϟ˴΍˴΍
al-Muzani,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
kaum
muslimin
Ύ˱Ύ˱ϣϣ΍˴΍˴ήή˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉ϞIbnu
˴Σ˴Σ˴΃˴΃ ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ˱ϻ˱ϻMajah,
˴ϼ
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
ϠϠ˴ϋ˴ϋ
Hadis Nabi riwayat ..Imam
al-Daruquthni,
dan
˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σyang
Ύ˱σ˸ήmengharamkan
˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴
terikat
syarat-syarat
˴ϥϮ˵lain,
Ϥdengan
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭdari
Ύ˱ϣ΍˴ήAbu
˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃Sa’id
˸ϭmereka
˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σal-Khudri,
˴ϡkecuali
͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡsyarat
λ
˵ ͉ϻNabi
˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡs.a.w.
˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Αbersabda:
˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡyang
͊μϟ˴΍
yang
halal atau menghalalkan yang.Ύ˱ϣharam.”
˵˶Ϭ˶σ˶Ϡ˸Πϭ˵˴ΗήΔ˵η˵ ͉Ϙ˴θϰ˴˴ϤϠ˴ϋ˸ϟ˴΍
΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˴ή˸ή˸ϴ˴η˶δ˸ϴ͉ϻ͉Θϟ΍˶· ˸Ϣΐ
(
ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ
΍ϭέ
)
έ
˴
΍˴
ή
ο
˶
˴ϭ ˴έ˴ήdan
˴ο˴ϻ
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah,
al-Daruquthni,
5. Hadis
Nabi
riwayat
ImamImam
Ibnu Majah,
al-Daruquthni,
dan˴ϻyang
lain,
Hadis
Nabi
riwayat
Ibnu Majah,
al-Daruquthni,
dan
dari
Abu
Sa’id
al-Khudri,
Nabi
s.a.w.
bersabda:
yang
˶Γ˴έ˸ϭή˵Nabi
͉πϟ΍ ˴Δs.a.w.
˴ϟs.a.w.
˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰbersabda:
˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
yang lain,
lain, dari
dari Abu
Abu Sa’id
Sa’id al-Khudri,
al-Khudri,
Nabi
bersabda:
Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan
((ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ
ϩϩ΍ϭέ
˴έ˴έ΍˴΍˴ήή˶ο
˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˴έ˴έ˴ή˴ή˴ο
Kaidah
yangFiqih:
lain, dari
Abu Sa’id
al-Khudri,
ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ ϦΑ΍
ϦΑ΍Nabi
΍ϭέ))s.a.w.
˶οbersabda:
˴ο˴ϻ˴ϻ
˶ω˶· Δ˵˸ή˴Σ͉θϦΑ΍
˵˴ή˸λ
˶ΑΎ˴Ϸ͉Μ˴ϻϟ˴΍˴΍
“Tidak boleh membahayakan
lain.”
ΎϤϫήϴϏϭ
ϩ˸΍˶Ζ
΍ϭέ
)ΜϟΎ˴˴έ˴ϣϛΎ˴΍˴orang
˴ϭ˸ϟϓΎ˶Α˴έϞ
˴ο
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή(˸Τ
˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ(merugikan)
˲ϞϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥdiri
˴΃ ϪΟΎϣ
͉ϻsendiri
Ύ˴ϟΎ˶
Α˶ϹΑmaupun
˶Ε˶ΑΎ͉˴ϼ
όή˶ϑ
Ϥ˵˶ο˸ϟ˸ή΍ ˴ϻό˵ϲ˶
˵Ζ
Kaidah
Fiqih:
6. Kaidah
Fiqih:
Kaidah
Fiqih:
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
˴ή˸ϴ˶δ˴ϣ˸ϴΎ˴͉Θόϟ΍Ϥ˵ ΐ
˵ ˶Ϡ˸Πϓ˴Η Ϟ˵Δ˵ ˸λ
͉Ϙ˴θ˴Ϥ˸ϟ˴΍
Kaidah Fiqih:
Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴
ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ͉ϝΪ˵Ϊ˵ ˴ϳ˴ϳ ˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ ͉ϻ͉ϻ˶·˶· Δ˵Δ˵ ˴Σ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸΍˸΍ ˶Ε
˶Ε˴ϼ
˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϲ˶
ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴Ϸ˴΍˴΍
“Pada dasarnya, semua
dalil
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳbentuk
˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋmuamalah
˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥboleh
˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵dilakukan
˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼkecuali
˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ada
ϓϞ
˵ ˸λ
˴Ϸ˴΍
yang mengharamkannya.”
ή
˴
ϴ
˸
δ
˶
ϴ
˸
Θ
͉
ϟ΍
ΐ
˵
Ϡ
˶
Π
˸
Η
˴
Δ
˵
Ϙ
͉
θ
˴
˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ˴΍˴΍
˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δϟ˴ή˶ΰ˸ϴ˸Ϩ˶δ˴ϣ˸ϴ͉Θϝ
˵ϟ΍˶ΰΐ
˵˸Ϩ˴Η˶Ϡ˸Π˸Ϊϗ˴Η Δ˵ ˴Ο͉Ϙ˴θΎ˴Τ
˴ή˸ϴ˶δ˸ϴ͉Θϟ΍ ΐ
˵ ˶Ϡ˸Π˴Η Δ˵ ͉Ϙ˴θ˴Ϥ˸ϟ˴΍
Γ
˶
έ
˴
ϭ
˸
ή
˵
π
͉
ϟ΍
Δ
˴
ϟ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϣ
˴
ϝ
˵
ΰ
˶
ω
˶
ή
θ
͉
ϟΎ˶
Α
Ζ
˶
Α
˶
Ύ͉
Μ
ϟ
Ύ˴
ϛ
ϑ
˶
˵˴Ο˴ΟΎ˴Ύ˴˶ΑΤΤΎ͉Μ˸ϟ˸ϟϟ˴΍˴΍˴΍
“Kesulitan dapat menarik kemudahan.”
˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩή˸Ϩ˴Η˴Ηό˵˸Ϊ˸Ϊ˸ϟ˴ϗΎ˶˴ϗΑΔ˵Δ˵Ζ
Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶ω˶ω
˶Ϣ˸δή˸ή˶Α͉θ͉θϟΎ˶
˵Ζ
ϟΎ˶ΑΑ ˶Ζ
˶Ζ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟϟΎ˴Ύ˴ϛϛ ˶ϑ
˶ϑ˸ή˸ήό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ Ζ
˵ ˶Α˶ΑΎΎ͉Μ͉Μϟϟ˴΍˴΍
˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
˶Ϣ˶Ϣ˸ϴ˸ϴ˶Σ˶Σ͉ή͉ήϟ΍ϟ΍ ˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸ΣΣή͉ή͉ ϟ΍ϟ΍ ˶Ϳ
΍
Ϣ
˶
δ
˸
Α
˶
˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸ΣTerkait
͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍Pasar
˶Ϣ˸δ˶Α Modal Syariah 77
Kumpulan Fatwa˶ϢDSN-MUI
ή˴˴ή˸ϴ˸ϴ˶δ˶δ˸ϴ˸ϴ͉Θ͉Θϟ΍ϟ΍ ΐ
˵ΐ
˵ ˶Ϡ˶Ϡ˸Π˸Π˴Η˴Η Δ˵Δ˵ ͉Ϙ͉Ϙ˴θ˴θ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ˴΍˴΍
˶Γ˶Γ˴έ˴έ˸ϭ˸ϭή˵ή˵ ͉π
˵ϝ˵ ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴Η˴Η ˸Ϊ˸Ϊ˴ϗ˴ϗ Δ˵Δ˵ ˴Ο˴ΟΎ˴Ύ˴ΤΤ˸ϟ˸ϟ˴΍˴΍
͉πϟ΍ϟ΍ ˴Δ˴Δ˴ϟ˴ϟ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴ϣ˴ϣ ϝ
“Keperluan dapat menduduki posisi darurat.”
˶ω˶ω˸ή˸ή͉θ͉θϟΎ˶ϟΎ˶ΑΑ ˶Ζ
˵Ζ
˶Ζ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟϟΎ˴Ύ˴ϛϛ ˶ϑ
˶ϑ˸ή˸ήό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ Ζ
˵ ˶Α˶ΑΎΎ͉Μ͉Μϟϟ˴΍˴΍
“Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
˶Ϣ˸ϴ˶Ϣ˶Σ˸ϴ˶Σ͉ή͉ήϟ΍ϟ΍tidak
˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸ΣΣή͉bertentangan
berlaku berdasarkan syara’ (selama
͉ήϟ΍ϟ΍˶Ϳ˶Ϳ΍ ΍˶Ϣ˶Ϣ˸δ˸δ˶Α˶Α dengan syari’at).”
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang keharaman bunga;
2. Pendapat para ulama tentang keharaman obligasi konvensional yang
berbasis bunga;
3. Pendapat para ulama tentang obligasi syariah yang meliputi obligasi yang
menggunakan prinsip mudharabah, murabahah, musyarakah, istishna’,
ijarah dan salam;
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah;
5. Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang Murabahah,
Mudharabah, Musyarakah, Istishna’, Jual Beli Salam, dan Ijarah;
6. Surat dari PT. AAA Sekuritas No. Ref:08/IB/VII/02 tanggal 5 Juli 2002
tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah;
7. Pendapat para peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI tanggal
14 September 2002 tentang obligasi syariah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH
Pertama
: Ketentuan Umum
1. Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang
bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga;
2. Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan
prinsip-prinsip syariah;
3. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
78
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Kedua
: Ketentuan Khusus
1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara
lain:
a. Mudharabah (Muqaradhah) / Qiradh
b. Musyarakah
c. Murabahah
d. Salam
e. Istishna
f. Ijarah;
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah;
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari
unsur non halal;
4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai
akad yang digunakan;
5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.
Ketiga
: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat
: Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
79
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 06 Rajab 1423 H.
14 September 2002 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
80
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
.(˻̀̂ :ΓήϘΒϟ΍)
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002
…˸ϢϜ˵ ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˱ϼ˸π˴ϓ ΍˸Ϯϐ˵
Tentang
OBLIGASI SYARI’AH MUDHARABAH
2.
Hadis Nab
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶·
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa salah satu bentuk instrumen investasi pada pasar modal
(konvensional) adalah obligasi yang selama ini didefinisikan sebagai suatu
ϦΑ΍ Ϧϋ
ΪϤΣ΃ϭ
ϦΑ ΓΩΎΒϋ
surat berharga jangka panjang yang bersifat
hutang
yangΖϣΎμϟ΍
dikeluarkan
olehϦϋ ϪΟΎϣ ϦΑ
Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga
pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada
pemegang obligasi;
b. bahwa obligasi sebagaimana pengertian
butir a. tersebut di3.atas yangKaidah Fiq
telah diterbitkan selama ini, masih belum sesuai dengan ketentuan
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τmasyarakat
˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴Σ
syariah sehingga belum dapat mengakomodir kebutuhan
akan obligasi yang sesuai dengan syariah;
c. bahwa agar obligasi dapat diterbitkan sesuai dengan prinsip syariah,
Dewan Syari’ah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai
˶Ϣ˸ϴ˶Σή͉ ϟ΍ ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
hal tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
: 1. Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]: 1
Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
“Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…”
Firman
Allah
QS.ra.Al-Isra’ [17]
HadisNabi
Nabi
SAW
riwayat
Al-Thabrani
dari Ibn
Abbas
2. Hadis
SAW
riwayat
Al-Thabrani
dari
Ibn Abbas
ra.SWT,
˱ϻ˸ϮΌ˵ ˸δ˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟ΍ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϊ˸Ϭ˴ό˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃˴ϭ…
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ύ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ΍˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
Allah
ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴η Firman
˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ .˴Ϧ˶Ϥ˴ο
˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ SWT.,
˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ QS.
ˬ˳Δ˴Β˸σAl-Baqarah
˴έ
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍ ϲϓ
˴Ϧ˶ϣ ϲϧ΍ήΒτϟ΍
ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ϩ΍ϭέ
τ
˵ ͉Β˴Ψ)˴Θ˴ϳϩ˵ ˴ίϱ˶Ύ˴άΟ͉ϟ˴΄΍˴ϓϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥ
(ςγϭϷ΍
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu ˴ϥMajah
˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭdari
ϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ Shuhaib
˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
81
,˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃
˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴHadis
˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θNabi
ϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ΍riwayat
ς
˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ,Δ˵ ˴οImam
˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭal-Tirmidz
Hadis Nabi SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra.
Hadis Nabi SAW riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra.
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ήNabi
˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴ΑSAW
˴έΎ˴πϣ˵ riwayat
ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϊ˴ϓ˴Ω Al-Thabrani
΍˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋdari
Ϧ
˵ ˸Α Ibn
α
˵ Ύ͉Β˴όAbbas
˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ
Hadis
π
Ϧ
˵˶Ϫ˶Α˸Α ˴Ϛα
˵ Ϡ˵˸δΎ͉Β˴ϳ˴ό˴ϻ˸ϟ΍ ˸ϥΎ˴ϧ˴΃Ϊ˵ ͋ϴ˶Ϫ˴γ˶Β˶Σra.
˴ϥΎ˴ϛ
˳Ϊϰ˴
˶Β˴ϛϠ˴ϋ˴Ε˴ρ΍˴bin
Ϋ˴ή˱Δ˴Θ˸η͉ΑAbdul
΍˴Ω˶΍ ˶Ϫ˱Δ˶Α˴Α˴έ˴ϱΎ˴Mutthalib
˶ή˴Θϣ˵˸θ˴ϳϝΎ˴
˴ϻϤ˴ϭ˸ϟ΍jika
Ύ˱ϳ˴ϊ˶Ω΍˴˴ϓϭ˴Ωmenyerahkan
˶Ϫ΍˴˶ΑΫ˶·˴ϝ˶ΐ
˶ΰ˸Ϩ˶Ϡ˴ϳ͉τ˴ϻϤ˵ ˴ϭ˸ϟ΍harta
΍˶Ϊ˱ή˸Β˸Τ˴ϋ˴Α sebagai
Abbas
MudharabahΎ˴λ
ia
˳mensyaratkan
ΪϢϠγϭ
Β
˶
ϛ
˴
Ε
˴
΍˴
Ϋ
Δ
˱
Α
͉
΍˴
Ω
Ϫ
˶
Α
˶
ϱ
˴
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
Ύ˱
ϳ
Ω
˶
΍˴
ϭ
Ϫ
˶
Α
˶
ϝ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
΍
ή
˱
Τ
˸
Α
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ϛ
˴
Ϡ
˵
δ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϥ
˸
΃
˴
Ϫ
˶
Β
˶
Σ
˶
Ύ˴λ
˶ͿϝΎ˴
΍ Ϥ˴ϝ˸ϟ˸Ϯ΍ γ
˵ ˴ϊ˴έ˴ϓnya
˵΍˴Ϋagar
˸ή˶· ˴η˶ΐtidak
˴Ϧ˶Ϊ˶Ϥ˸Β˴ϋ˴οϦ
˴ϞΎ͉Β˴ό˴ό˴ϓ˸ϟ΍ ˸ϥΎ˴˶Έϧdan
˴ϓΪ˵ ͋ϴ˴γ
ˬ˳Δtidak
˴Β˸σ
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρϪϴϠϋ
˴ή˴Θ˸η˶΍Ϳ΍˱Δkepada
˴ΑϰϠλ
˴έΎ˴πϣ˵ mudharib
˴Ω Ϫ˵ σ
˶Ϡ˴ώ͉τ˴Ϡ˴ΒϤ˵˴ϓ˸ϟ΍.mengarungi
˵ ˴Ϛ˸Α ˶ϟ˴Ϋα
˵ lautan
˴ϥ
Ύ˴˴έϛ
˴ϝ˴ϭ˸ϮΎ˱γ
˵ϳ˶Ω˴έmembeli
σ
˵˶Α ˸ή˴ϝ˴η˶ΰ(hewan
˶Ϥ˸Τ˴ο
˶ϟ˴ΫIbn
˴όAbbas
˴ϓϩ΍ϭέ
˴ΒΎ˴Ο
˸σ
menuruni
itu
SAW
dari
ςγϭϷ΍
˴΄˴έ˴ϓ
˳ΪϢϠγϭ
˶ΒHadis
˴ϛ ˴ΕϪϴϠϋ
΍˴Ϋ ˱ΔNabi
͉Αlembah,
΍˴ΩͿ΍˶Ϫ˶ΑϰϠλ
˴ϱ˶ήserta
˴Θ˸θ˶Ϳ˴ϳ ΍riwayat
˴ϻtidak
΍˴ϭ Ϫ˵˶ϪAl-Thabrani
˸Ϩ˴ώ˴ϳ ˴Ϡ˴ϻ˴Β˴ϓ˴ϭ.˴Ϧ΍ternak.
˱ήϲϓ
˴Α ϲϧ΍ήΒτϟ΍
˶Ϫ˴Ϛ
˶Α Jika
˴Ϛ
Ϡ˵˸δ˴Ϟ˴ϳpersyaratan
˴ϻ ˸ϥ˸ϥ˶Έ˴΃˴ϓ) ˶Ϫϩ˵ˬ˳˴ί˶ΒΔ˶Σra.
Ύ˴λ
(
ςγϭϷ΍
ϲϓ
ϲϧ΍ήΒτϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
ϩ
˵
ί
˴
Ύ˴
Ο
dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung
risikonya.
Ketika
persyaratan
yang
ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ .˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴΄˴έ˴ϓ
ditetapkan
beliau
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴ΘAbbas
˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έituΎ˴πdidengar
ϣ˵ ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍Rasulullah,
˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ
˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ΍ membolehkannya.
˶Ϊϲϓ
˸Β˴ϋ ϲϧ΍ήΒτϟ΍
Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴όϩ΍ϭέ
˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίΎ˴˴ϥΟΎ˴˴΄ϛ˴ϓ
(ςγϭϷ΍
Ϊ
˳
Β
˶
ϛ
˴
Ε
˴
΍˴
Ϋ
Δ
˱
Α
͉
΍˴
Ω
Ϫ
˶
Α
˶
ϱ
˴
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
Ύ˱
ϳ
Ω
˶
΍˴
ϭ
Ϫ
˶
Α
˶
ϝ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
΍
ή
˱
Τ
˸
Α
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ϛ
˴
Ϡ
˵
δ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
Hadis
SAW
riwayat
Ibnu Majah
Shuhaib
HadisNabi
Nabi
SAW
riwayat
Ibnudari
Majah
dari Shuhaib˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
Hadis
Nabi
riwayat
ϢϠγϭ ϪϴϠϋ
Ϳ΍SAW
ϰϠλ ˶Ϳ
΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ibnu
Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴ηMajah
˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ .˴Ϧ˶Ϥdari
˴ο ˴ϚShuhaib
˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ
(
ςγϭϷ΍
ϲϓ
ϲϧ΍ήΒτϟ΍
ϩ΍ϭέ͉ϲ) ˶Βϩ˵͉Ϩ˴ίϟ΍ Ύ˴Ο͉ϥ˴΄΃˴ϓ
,˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟNabi
˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Βriwayat
˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲ΙIbnu
˴ϼ˴Λ :˴ϝMajah
Ύ˴ϗ ϢϠγϭ dari
ϪϴϠϋ Shuhaib
Ϳ΍ ϰϠλ
Hadis
,˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ SAW
: Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ˶ϊ˸ϴ˲Ι
ϼ
˴
Λ
˴
:
ϝ
˴
Ύ˴
ϗ
ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ
Ϳ΍
ϰϠλ
˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ΍ ς
˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ,Δ˵ ˴ο͉ϲ˴έ˶Β͉ϨΎ˴ϟ΍ϘϤ˵ ˸ϟ͉ϥ΍˴ϭ˴΃
˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ ˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵˸ϟ΍ ς
˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭ ,Δ˵ ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
,˳Ϟ˴Ο˴΃ bersabda:
ϰ˴ϟ˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ Ada
: Δ˵ ˴ϛtiga
˴ή˴Β˸ϟ΍ hal
͉Ϧ˶Ϭyang
˸ϴ˶ϓ ˲Ιmengandung
˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ jual
Ϳ΍ beli
ϰϠλtidak
͉ϲ˶Β͉Ϩsecara
ϟ΍ ͉ϥ˴΃
Nabi
berkah:
Hadis
Nabi
SAW
riwayat
Ibnu
Majah
dari
Shuhaib
tunai, muqaradhah (mudharabah),
˶ϊ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻdan˶Ζ˸ϴmencampur
˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήgandum
Β˵˸ϟ΍ ς
˵ ˸Ϡ˴Χ˴ϭhalus
,Δ˵ ˴ο˴έdengan
Ύ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
Hadis
Nabi(jewawut)
SAW riwayat
al-Tirmidzi
dari bukan
‘Amruntuk
bin dijual.
‘Auf
gandum kasar
untuk keperluan
rumah tangga,
Hadis
bin͉ϲ‘Auf
,˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴Nabi
ϟ˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟSAW
˴΍ : Δ˵ ˴ϛ˴ήriwayat
˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ιal-Tirmidzi
˴ϼ˴Λ :˴ϝΎ˴ϗ ϢϠγϭdari
ϪϴϠϋ‘Amr
Ϳ΍ ϰϠλ
˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃
3. Hadis
dari
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵Nabi
˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣSAW
΍˴ή˴Σ riwayat
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ al-Tirmidzi
˱ϻ˴ϼ˴Σ˶ϊ˸ϴ˴ϡ˴Β˸Ϡ͉ή˶ϟ ˴Σ˴ϻ Ύ˱˶Ζ
Τ˸Ϡ˸ϴλ
˵˴Β˸Ϡ˶ϟ‘Amr
͉ϻ˸ϴ˶ό˶· ͉θ˴Ϧbin
ϴ˶ϤΑ ˶Ϡ͋ή˸δ‘Auf
Ϥ˵˸ϟ΍˸ϟ΍ς
˴Ϧ˸Ϡ˴Χ˸ϴ˴Α˴ϭ˲ΰ,˶΋Δ˵Ύ˴˴ο
Ο ˴έ΢
˵ Ύ˴˸ϠϘ͊μ
ή
˶
ϟΎ˶
Β
˵
˵
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϟ˴ϟ˴ϭ΍΍
Hadis
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟNabi
΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ήSAW
˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ riwayat
˸ϭ.˴΃Ύ˱ϣ˱ϻ΍˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σal-Tirmidzi
͉ή˴΃˴Σ˸ϭ˴΃Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ
λ
˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧdari
ϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵‘Amr
Ύ˴Οή‘Auf
˵ ˸Ϡϰ˴
͊μ
˴η˸ϟ΍ ͉ϻ˴Ϧ˶· ˸ϴ˸Ϣ˴Α ˶Ϭ˲ΰbin
˶σ˶΋ϭ˵
η
˵΢
Ϡ˴ϋ
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
Hadis Nabi SAW riwayat
‘Amr
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σal-Tirmidzi
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σdari
Ύ˱σ˸ή˴η
͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭbin
˶σϭ˵ή‘Auf
η
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵Nabi
˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴SAW
ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃riwayat
˸ϭ˴΃ diantara
˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡIbnu
͉ήkaum
˴Σ Ύ˱ΤMajah,
˸Ϡλ
˵muslimin
͉ϻ˶· ˴Ϧal-Daraquthni,
ϴ˶Ϥkecuali
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧperjanjian
˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ dan
˸Ϡyang
͊μϟ˴΍
Hadis
Perjanjian
yang laindapat
daridilakukan
Abu Sa’id
Al-Khudri:
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
Ϡ˴ϋ
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
kaum
muslimin
yang lain
dari
Aburiwayat
Sa’id Al-Khudri:
Hadis
Nabi
SAW
Majah,
al-Daraquthni,
terikat dengan
syarat-syarat
merekaIbnu
kecuali
syarat yang
mengharamkan dan
yang
(ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
yang
lainyang
dari
Sa’id
halal atau
menghalalkan
yangAl-Khudri:
haram.ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
(Abu
ΎϤϫήϴϏϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
Hadis
Nabi SAW(riwayat
Majah, al-Daraquthni,
yang
dari
ΎϤϫήϴϏϭIbnu
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) dan
˴έ΍˴ή˶ο
˴ϻ˴ϭlain
˴έ˴ή˴ο
˴ϻ
Abu
Sa’id
Al-Khudri:
yang
lain
dari
Abu
Sa’id
Al-Khudri:
(ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
Seseorang
tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
ƒ†‹•ƒ„‹”‹™ƒ›ƒ–„—ƒ™—††ƒŽǦ‹”‹†œ‹ǣ
4. Hadis
Nabi riwayat Abu Dawud dan Al-Tirmidzi:
ƒ†‹•ƒ„‹”‹™ƒ›ƒ–„—ƒ™—††ƒŽǦ‹”‹†œ‹ǣ
˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ΍ ͉ϥ΃
˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ(˴ΩϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϢϠγϭ ϪϴϠϋΩϭ΍Ω
Ϳ΍ ϮΑ΃
ϰϠλ
˴ϝϮγήϟ΍
ƒ†‹•ƒ„‹”‹™ƒ›ƒ–„—ƒ™—††ƒŽǦ‹”‹†œ‹ǣ
ϩ΍ϭέ
) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο͉ϥ΃˵΃
(ϱάϣήΘϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο΃˵
˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ΍ ͉ϥ΃
Nabi
SAW menyerahkan satu dinar kepada(Hakim
binΩϭ΍Ω
Hizam
ƒ†‹•ƒ„‹”‹™ƒ›ƒ–„—ƒ™—††ƒŽǦ‹”‹†œ‹ǣ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϮΑ΃ untuk
ϩ΍ϭέ) membeli
˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο΃˵
Kaidah
Fiqih
hewan qurban
(HR. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi)
Kaidah
Fiqih
˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ΍ ͉ϥ΃
˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴kebolehan
Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳmenggunakan
˸ϥ˴΃ ͉ϻϱάϣήΘϟ΍ϭ
˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ Ωϭ΍Ω
˶Ε˴ϼ˴ϣϮΑ΃
Ύ˴όϤ˵Mudharabah
˸ϟ΍ ϲ˶)ϓ Ϟ
˵ ˴ϴ˸λ
˴Ϸ˴΍΃˵
5. Ijma’ para ulamaΎ˴Ϭtentang
prinsip
˶Τ˸ο
Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟdijelaskan
˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ (oleh
͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣIbnu
Ύ˴Α˶Ϲ˸΍ Qudamah
˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ϩ΍ϭέ
˸ϟ΍ ϲ˶
ϓ ˱ΔϞ
˵ ˸λ
˴Ϸ˴΍
Kaidah
FiqihΎ˴sebagaimana
dalam investasi
dalam alMughni (V/135)Ύ˴Ϭdengan
mengutip
dalam
Al˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴
Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝketerangan
Ϊ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶Γ˴έ˶· ˸ϭΔ˵ ή˵˴ΣIbnul
Ύ˴Α˶Ϲϟ΍˸΍ ˴Δ˶Ε˴ϟMundzir
˵ ˴Ο˸λ
͉π
˶ΰ˴ϼ˸Ϩ˴ϣ˴ϣΎ˴dalam
ϝ
˵όϤ˵˶ΰ˸ϟ˸Ϩ΍˴Η ϲ˶
˸Ϊ˴ϗϓSubulus
Δ˵Ϟ
Ύ˴Τ˴Ϸ˸ϟ˴΍˴΍
Ijma’,
Al-Kasani
Al-Shan’ani
Kaidah
Fiqih dalam Bada-i’ Al-Shanai’,
˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
Salam (III/103), Al-Zarqani dalam Syarhu Al-Muwattha’ (IV/319) dan
Ύ˴
Ϭ
˶
Ϥ
ϳ
˸
˶
ή
Τ
˸
˴
Η
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϟ
˲
ϴ
˸
ϟ
˶
Ω
˴
ϝ
͉
Ϊ
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ϻ
͉
·
˶
Δ
˵
Σ
˴
Ύ˴
Α
Ϲ
˶
΍
˸
Ε
˶
ϼ
˴
ϣ
˴
Ύ˴
όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy
Adillatuhu
˶Γ˴έWa
˸ϭή˵ ͉π
ϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ (IV/838).
˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
82
˶ ˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
ω
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸
Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶ω˶Ϣ˸δ˸ή˶Α͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Mengingat
: ˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶Ϧ1.Ϥ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶ϢFirman
Allah SWT.,
˸δ˶Α
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
antara lain:
antara lain:
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
ƒ†‹•ƒ„‹”‹™ƒ›ƒ–„—ƒ™—††ƒŽǦ‹”‹†œ‹ǣ
˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ΍ ͉ϥ΃
ϩ΍ϭέ
) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο
˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴Σ ϰϟ· ΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ(˴ΩϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϢϠγϭ ϪϴϠϋΩϭ΍Ω
Ϳ΍ ϮΑ΃
ϰϠλ
˴ϝϮγήϟ΍
͉ϥ΃˵
(ϱάϣήΘϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο΃˵
6. Kaidah
Fiqih
Kaidah
Fiqih
Kaidah Fiqih
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήbentuk
˸Τ˴Η ϰ˴Ϡmuamalah
˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳboleh
˸ϥ˴΃ ͉ϻdilakukan
˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε
˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ada
˸ϟ΍ ϲ˶dalil
ϓϞ
˵ ˸λ
˴Ϸ˴΍
“Pada dasarnya semua
kecuali
yang
mengharamkannya.
˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
“Keperluan dapat menduduki posisi darurat.”
˶ ˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
ω
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
“Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara’ (selama
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍tidak
˶ϦϤ˸Σbertentangan
ή͉ ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α dengan syari’at).”
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήbolehnya
ϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍mem-fasakh
˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang
akad Mudharabah,
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
karena berpandangan bahwa akad Mudharabah
adalah
ghairu
lazim,
Mengingat
:
1.
Firman
Allah
SWT.,
diantaranya:
Al-Khatib
al-Syarbini
dalam
Mughni
al-Muhtaj,
Juz II hal
antara lain:
319;
Ibnulain:
Qudamah dalam al-Mughni, V hal 179; Al-Kasani dalam
antara
Bada-i’ Al-Sana-i’, Juz VIII hal 3655;
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
2. Pendapat ulama tentang bolehnya
pembagian
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍
) …Ύ˴Α͋ήϟ΍pendapatan
˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Mudharabah
Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
sebelum jatuh tempo selama disepakati dalam akad. Lihat: Ibnu
Qudamah, al-Mughni, Juz V/57;
˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
3. Pendapat
˸Ϣ˶Ϩ˶ϣϜ˵ ˸Ά˶ϟ΍˴ϣ˵Ϯ˸ϣulama
˵ϛ˵ ˸ϭϥ˯˵˶·tentang
έ˵ Ύ˴Α͋ή˸ϢϜ˵ϟ΍˴Ϡ˴ϓ˴Ϧ˸Ϣ˶ϣΘ˵ ˸Βkewajiban
Η˵˴ϲ˸ϥ˶Ϙ˴Α˶·˴ϭΎ˴ϣ˶Ϫ˶ϟ΍˸˸Ϯϭγ
˵έ˵ Mudharib
˴έΫ˴ϭ ˴Ϳ
˶ ΍ ˴Ϧ
˸Ϣ˴ϥ˴ϟ˸Ϯ˸ϥϤ˵ ˶ϠΈ˸ψ
˴ϓ ˴Η.˴ϻϦϴ˸para
˸Ϣ˴΃Θ˵˸Ϩα
΍˸Ϯ˶ϣϘ˵ ͉Η΍˳Ώuntuk
΍˸Ϯ˸ήϨ˵˴Τ˴ϣ˶Α΁ ΍˸˴ϦϮmenjamin
˸ϳϧ˵˶ά˴Ϋ͉ϟ˸΄΍˴ϓ Ύ˴΍˸ϬϮ͊ϳϠ˵˴΃ό˸ϔΎ˴ϳΗ
pengembalian dana Mudharabah dalam.(hal
terjadi
ta’addi
(melampaui
ΓήϘΒϟ΍
˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ
˵˻̀́
˴έ˴ϭ -˶Ϳ˻̀̂
΍ ˴Ϧ˶ϣ :˳Ώ
˸ή˴Τ˶Α) ΍˸˴ϥϮϧ˵˸Ϯ˴ΫϤ˵˸΄˴ϓϠ˸ψ΍˸ϮΗ˵ Ϡ˵˴ϻό˸ϔ˴ϭ˴Η
batas), taqshir (lalai), atau mukhalafah al-syuruth (pelanggaran syarat
.(˻̀́-˻̀̂ :ΓήϘΒϟ΍) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ
akad). Lihat: Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu
(V/3944) dan Muhammad Abdul Mun’im Abu Zaid dalam Nahwa
Tathwir
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έNidzam
Ύ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵Al-Mudharabah
˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Αfi ˸Ϣal-Masharif
Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃al-Islamiyah
΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵(hal.127);
˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Πpara
˶Η ˴ϥ˸Ϯulama
Ϝ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ
˶· ˶Ϟ˶σmembolehkan
Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴pengalihan
Ϯ˸ϣ˴΃(˻̂
΍˸ϮϠ˵ϛ˵:˸΄˯ΎδϨϟ΍
˴Η˴ϻ kepemilikan
΍˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ…
΁ ˴Ϧ˸Ϣ˸ϳϜ˵˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭporsi
͊ϳ˴΃΍˴ήΎ˴ϳ˴Η
4. Pendapat
yang
(Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati(dan
˻̂ :diizinkan
˯ΎδϨϟ΍) …oleh
˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣpemilik
˳ν΍˴ή˴Η
porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Wahbah AlZuhaili dalam
Al-Fiqh Al-Islami
wa Adillatuhu;
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma’ Fiqh Islami
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
1992
diAAA
5. tahun
Surat dari
PT...
Sekuritas
˶ͿJeddah:
΍ ˶Ϟ˸π
˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵No.
˴Θ˸Α΍˴ϭ Ref:08/IB/VII/02
˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓtanggal
Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍5˶ΖJuli
˴ϴ˶π2002
ϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah;
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
6. Pendapat para peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI tanggal
14 September 2002.
7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511):
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
83
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH
Pertama
: Ketentuan Umum
1. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
2. Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi Syariah yang berdasarkan
akad Mudharabah dengan memper-hatikan substansi Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Mudharabah.
3. Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah Mudharib sedangkan
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah adalah Shahibul Mal
Kedua
: Ketentuan Khusus
1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah akad
Mudharabah;
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah;
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari
unsur non halal;
4. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah ditentukan
sesuai kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) Obligasi Syariah
Mudharabah;
5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan
secara keseluruhan;
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah dimulai;
7. Apabila Emiten (Mudharib) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian
dan/atau melampaui batas, Mudharib berkewajiban menjamin
pengembalian dana Mudharabah, dan Shahibul Mal dapat meminta
Mudharib untuk membuat surat pengakuan hutang;
84
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
8. Apabila Emiten (Mudharib) diketahui lalai dan/atau melanggar syarat
perjanjian dan/atau melampaui batas kepada pihak lain, pemegang
Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) dapat menarik dana
Obligasi Syariah Mudharabah;
9. Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah dapat dialihkan kepada
pihak lain, selama disepakati dalam akad.
Ketiga
: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat
: Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
:Jakarta
Tanggal
:06 Rajab 1423 H.
14 September 2002 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
85
Hadis Nabi SAW riwayat al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ.˴΃Ύ˱ϣ˱ϻ΍˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴΃˴Σ˸ϭΎ˱˴΃Τ˱ϻ˸Ϡλ
˵˴ϼ˴Σ͉ϻ˴ϡ˶·͉ή˴Ϧ
Οήη
˵ ˸Ϡ͊μ
˴Σϴ˶ϤΎ˱σ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ΍ ͉ϻ˴Ϧ˶·˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶΋Ύ˴ϭ˵
˵΢
ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˴΍
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan
yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri:
yang lain dari Abu Sa’id Al-Khudri:
(ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
(ΎϤϫήϴϏϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 40/DSN-MUI/X/2003
Tentang
ƒ†‹•ƒ„‹”‹™ƒ›ƒ–„—ƒ™—††ƒŽǦ‹”‹†œ‹ǣ
ƒ†‹•ƒ„‹”‹™ƒ›ƒ–„—ƒ™—††ƒŽǦ‹”‹†œ‹ǣ
PASAR
˶ϪΑ Ϫϟ ˴ϱ˶ήMODAL
˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶Σ DAN
˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴PEDOMAN
Σ ϰϟ· ΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊUMUM
˴ϓ˴Ω ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˴ϝϮγήϟ΍ ͉ϥ΃
˶ϪΑ ϪϟPRINSIP
˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϴ˶ϟ ˳ϡ΍ΰ˶
Σ ˶ϦΑ ˶ϢϴϜ˴ΣDI
ϰϟ·BIDANG
΍˱έΎ˴Ϩ˸ϳ˶Ω ˴ϊ˴ϓ˴Ω(ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϢϠγϭ ϪϴϠϋ
Ϳ΍ ϰϠλ
˴ϝϮγήϟ΍
͉ϥ΃΃˵
PENERAPAN
SYARIAH
PASAR
MODAL
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ
) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο
(ϱάϣήΘϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˱Δ˴ϴ˶Τ˸ο΃˵
Kaidah Fiqih
Kaidah Fiqih
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Menimbang
: a. bahwa perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari
perkembangan pasar modal;
˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
b. bahwa pasar modal berdasarkan prinsip syariah telah dikembangkan di
berbagai negara;
˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
˶ω˸ή͉θϟΎ˶Modal
Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴yang
ϛ ˶ϑ˸ήaktivitasnya
ό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
c. bahwa umat Islam Indonesia memerlukan Pasar
sejalan dengan prinsip syariah; d. bahwa oleh karena itu, untuk
tersebut, Dewan
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍memenuhi
˶ϦϤ˸Σή͉ ϟ΍ ˶Ϳ΍ kebutuhan
˶Ϣ˸δ˶Α
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σή͉ perlu
ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣmenetapkan
˸δ˶Α
Syariah Nasional MUI memandang
fatwa tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
Pasar
Modal.
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
Mengingat
antara lain:
: 1. Firman
antaraAllah
lain:SWT., antara lain:
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
“…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS. alBaqarah [2]: 275).
˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
Ϣ˸˴ϥ˴ϟ ˸Ϯ˸ϥϤ˵ ˶Έ˶Ϡ˴ϓ˸ψ.˴Η˴Ϧ
˴ϻ˸ϴ˶Ϩ˸Ϣ˶ϣϜ˵ ˸Ά˶ϟ΍˴ϣ˵Ϯ˸ϣ˸Ϣ˴΃Θ˵˸Ϩα
˵ϛ˵ ˸ϥ
˸ϭ˯˵˶· έ˵Ύ˴Α͋ή˸ϢϜ˵ϟ΍˴Ϡ˴ϓ˴Ϧ˸Ϣ˶ϣΘ˵ ˸ΒΗ˵˴ϲ˸ϥ˶Ϙ˴Α˶·˴ϭΎ˴ϣ˶Ϫ˶ϟ΍˸˸Ϯϭγ
˵έ˵ ˴έ˴Ϋ˴ϭ˴ϭ ˴Ϳ
˶Ϳ΍΍ ΍˸˴ϦϮ˶ϣϘ˵ ͉Η΍˳Ώ΍˸Ϯ˸ήϨ˵˴Τ˴ϣ΁˶Α ˴Ϧ΍˸Ϯ˸ϳϧ˵˶ά˴Ϋ͉ϟ˸΄΍˴ϓ Ύ˴΍˸ϬϮ͊ϳϠ˵˴΃˴όΎ˸ϔ˴ϳ˴Η
˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯ.(γ
˵˻̀́
˴έ˴ϭ ˶Ϳ
΍ ˴Ϧ˶ϣ :˳Ώ
˸ή˴Τ˶Α) ΍˸˴ϥ
Ϯϧ˵˸Ϯ˴ΫϤ˵˸΄˴ϓ˴Ϡ˸ψ΍˸ϮΗ˵ Ϡ˵˴ό˴ϻ˸ϔ˴ϭ˴Η
-˻̀̂
ΓήϘΒϟ΍
.(˻̀́-˻̀̂ :ΓήϘΒϟ΍) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ
˸Ϧ˴ϋ Γ˱ ˴έΎ˴Π˶Η ϥ
˴ ˸ϮϜ˵ ˴Η ϥ
˸ ˴΃ ϻ
͉ ˶· Ϟ
˶ ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˸ ˴ϋ ˱Γέ˴ Ύ˴Π˶Η ˴ϥϮ˸ Ϝ˵ ˴Η ˸ϥ΃˴ ͉ϻ·˶ ˶Ϟσ
Ϧ
˶ Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃(˻̂
΍˸ϮϠ˵ϛ˵ :˸΄˯ΎδϨϟ΍
˴Η˴ϻ ΍˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ…
΁ ˴Ϧ˸Ϣ˸ϳϜ˵˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΍˴ήΎ˴ϳ˴Η
(˻̂ :˯ΎδϨϟ΍) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
86
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
antara lain:
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa
˸Ϣ˴ϟ ˸ϥriba
˶Έ˴ϓ .˴Ϧ(yang
˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ belum
˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥdipungut)
˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣjika
˴ϲ˶Ϙkamu
˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭorang-orang
έ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Ηyang
΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣberiman.
΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Maka
Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
jika
riba)
maka
ketahuilah
bahwa
˴ϥ˸Ϣ˴ϟ˸ϮϤ˵˸ϥkamu
˶Ϡ˶Έ˸ψ˴ϓ ˴Η.˴ϻ˴Ϧ˸ϴ˸Ϣtidak
˵˶Ϩ˶ϣ˶ϟ˸Ά΍˴Ϯϣ˵ ˸ϣmengerjakan
Ϝ
˴˸Ϣ΃ Θ˵α
˵˸Ϩϛ˵ ˸ϭ˸ϥ˯˵ ˶·έ˵ Ύ˴Α˸Ϣ͋ήϜ˵ϟ΍˴Ϡ(meninggalkan
˴ϓ ˴Ϧ˸Ϣ˶ϣΘ˵ ˸ΒΗ˵˴ϲ˸ϥ˶Ϙ˴Α˶·˴ϭΎ˴ϣ˶Ϫ˶ϟ΍˸˸Ϯϭγ
˵sisa
έ
˴
ϭ
˴
Ϳ
˶
΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
Ώ
˳
ή
˸
Τ
˴
Α
˶
΍˸
Ϯ
ϧ
˵
˴
Ϋ
΄
˸
ϓ
˴
΍˸
έ˵Dan
˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳjika
΍ ΍˸Ϯkamu
Ϙ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣbertaubat
΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴ϬϮ(dari
͊ϳϠ˵˴΃˴ό˸ϔΎ˴Η˴ϳ
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu..(˻̀́
˻̀̂
:
ΓήϘΒϟ΍
)
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ψ
˸
Η
˵
˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ riba)
˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃maka
α
˵ ˸ϭ˯˵ bagimu
έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ pokok
˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥhartamu;
˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ
˵ ˴έkamu
˴ϭ ˶Ϳ΍ tidak
˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ(boleh)
˸ή˴Τ˶Α ΍˸Ϯmenganiaya
ϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ΍˸ϮϠ˵˴ϻ˴ό˸ϔ˴ϭ˴Η
pengambilan
˻̀́
-˻̀̂ :ΓήϘΒϟ΍) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ
dan tidak (pula) dianiaya” (QS. al-Baqarah.([2]:
278-279).
˸ ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
Ϧ
˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ(˴΃ ˻̂
΍˸ϮϠ˵ϛ˵:˸΄˯ΎδϨϟ΍
˴Η˴ϻ ΍˸Ϯ)Ϩ˵ ˴ϣ…
΁ ˴Ϧ˸ϢϜ˵˸ϳ˶ά˸Ϩ͉ϟ˶ϣ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΍˴ήΎ˴˴Ηϳ
“Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan
harta
sesamamu
(˻̂ :˯ΎδϨϟ΍) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu,…” (QS. al-Nisa’ [4]: 29).
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
“…Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi
dan carilah karunia Allah…” (QS. Al Jumu’ah [62]: 10).
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
“Hai orang yang beriman! Penuhilah
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍akad-akad
) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵itu…”
˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵(QS.
˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵al-Ma’idah
˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ[5]:
˴΃ Ύ˴ϳ
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
1).
2.
2. Hadis Nabi s.a.w., antara
2. lain:
Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
2. ϦΑ ΓΩΎΒϋ Hadis
Nabi
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍
Ϧϋ ϪΟΎϣ
ϦΑ΍ s.a.w.,
ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ήantara
˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έlain:
˴ή˴ο˴ϻ
s.a.w.,
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍2.ϦΑ ΓΩΎΒϋ Hadis
Ϧϋ ϪΟΎϣNabi
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
) ˴έ΍˴ήantara
˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έlain:
˴ή˴ο˴ϻ
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ΍
(ϲΤϳ
ϚϟΎϣϭ
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭmembahayakan
ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋsendiri
Ϧϋ ϪΟΎϣtidak
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
)pula
˴έϦϋ
΍˴ήmembahayakan
˶ο
˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ΍
˴ή˴ο˴ϻ
ϦΑ΍
“Tidak
ϦΑ΍ Ϧϋboleh
ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ diri
ΓΩΎΒϋ Ϧϋ dan
ϪΟΎϣ ϦΑ΍ boleh
ϩ΍ϭέ
)
έ
˴
΍˴
ή
ο
˶
˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ΍
˴ή˴ο˴ϻ
Ϧϋdari
ϚϟΎϣϭ
orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit,(ϲΤϳ
Ahmad
Ibn ‘Abbas,
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒόϟ΍
(
ϡ΍ΰΣ
ϦΑ
ϢϴϜΣ
Ϧϋ
ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
ϙ
˴
Ϊ
˴
Ϩ
˸
ϋ
˶
β
˴
ϴ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
˶Β˴Η ˴ϻ
dan Malik dari Yahya).(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ
˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
“Janganlah
yang
padamu”
˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α kamu
˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧmenjual
˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ sesuatu
Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ
˴ϭ ˬ˳ϊtidak
˸ϴ˴Α ˸ϲada
˶ϓ ˶ϥΎ˴σ
˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲(HR.
ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ Al
˲ϒ˴ϠKhomsah
˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
˴β
˸ϴ˴ϟ Hukaim
Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻbin
˴ϭ ˬ˸ϦHizam)
˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
dari
ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ
ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ
˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ.(˶ϥϢϛΎΤϟ΍ϭ
Ύ˴σ˸ή˴η˴ϻΔϤϳΰΧ
˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭϦΑ΍ϭ
˲ϒ˴Ϡ˴γϱάϣήΘϟ΍
͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ.(
˶ϓ ˶ϥϢϛΎΤϟ΍ϭ
Ύ˴σ˸ή˴η˴ϻΔϤϳΰΧ
˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭϦΑ΍ϭ
˲ϒ˴Ϡ˴γϱάϣήΘϟ΍
͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ
ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍
ϦΑ΍
Ϧϋ
ϲϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
έ
˶
ή
˴
ϐ
˴
ϟ
˸
΍
ϊ
˶
ϴ
˸
Α
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ
˶Ϳ΍(menetapkan)
ϝ
˵ ˸Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
ϦΑ΍
“Tidak
(memberikan)
halal
Ϧϋhalal
ϲϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐpinjaman
˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋdan˴Ϣ͉Ϡ˴γpenjualan,
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ tidak
΍ ϰ͉Ϡ˴λ
˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
ήϤϋ
dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang((tidak
ήϤϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ) dan
˶έ˴ή˴ϐtidak
˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α halal
˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ(melakukan)
͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍penjualan
ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ sesuatu
ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ yang
ϰ˴Ϭ˴ϧ
ditanggung
resikonya,
ϦΑ΍ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya(ήϤϋ
dari
(ήϤϋ
kakeknya).
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέKumpulan
) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲFatwa
˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴όDSN-MUI
˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴
Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴModal
˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍Syariah
ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β87
͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
Terkait
Pasar
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ(ϰ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
(ϰ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
˴β
˸ϴ˴ϟϦϋ
Ύ˴ϣ ϊ˵ΪϤΣ΃ϭ
˸ϴ˴ΑˬϩΪΟ
˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧϋ
ϦϦϋ
˴Ϥ˸πϪϴϪϴ˴ϳΑ΃Α΃˸Ϣ˴ϟϦΑ
Ύ˴ϣ ΢
˵ ΐϴόη
˸Αΐϴόη
˶έ˴ϻ˴ϭϦϋˬ˳ϦΑ
ϊϦΑϪΟΎϣ
˸ϴ˴Α ˸ϲ
˶ϓ ϦΑ΍
˶ϥΎ˴σϦϋ
˸ή˴η˴ϻΔδϤΨϟ΍
˴Α˴ϭϩ΍ϭέ
˶Τ˴Ϊ˸Ϩ˴ϳ˴ϻ˶ϋ
˴ϻ
ϪΤΤλϭ
ˬϩΪΟ
Ϧϋ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϪΤΤλϭ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)˴ϭ˴έˬ˲΍˴ϊή˸ϴ˶ο
˴ϻ˲ϒ˴ϭ˴Ϡ˴γ))˴έ˴ή͊Ϟ˴ϙ
ϪΤΤλϭ
ˬϩΪΟ ΖϣΎ
Ϧϋμϟ΍
ϪϴΑ΃ Ϧϋ
ϦϋΓΩΎΒϋ
ΐϴόη
ϦΑ ϭήϤϋ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ
˴ϙ˴ο
˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ
ϪΤΤλϭ ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ
Ϧϋ
ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
ϙ
˴
Ϊ
˴
Ϩ
˸
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
.(.(
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍
(ϲΤϳ
Ϧϋ ϚϟΎϣϭ
αΎΒόϟ΍˶ϋ
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍
˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
(
ϡ΍ΰΣ
ϦΑ
ϢϴϜΣ Ϧϋ
˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β
˸ϴ˴ϟ Ύ˴)ϣ ˸ϊ˴ϙ˶ΒΪ˴Η ˸Ϩ˴ϻ˶ϋ
ϪΤΤλϭ
ˬϩΪΟ Ϧϋ
ϪϴΑ΃ Ϧϋ ΐϴόη
ϦΑ ΔδϤΨϟ΍
ϭήϤϋ
Ϧϋ )ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ
˴ϋϩ΍ϭέ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ϲϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴Ϡϋ
ϦΑ΍
˵Ϳ
ϠϠ˴λ
˶Ϳ
΍΍ ϝ
˵ϝ
˸Ϯ˸Ϯγ
˵γ
ϦΑ΍ Ϧϋ
Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ΍
ϲϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ
ϩ΍ϭέ))) ˶έ˶έ˶έ˴ή˴ή˴ή˴ϐ˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ˸ϟ΍΍΍ ˶ϊ˶ϊ˶ϊ˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ
˸Ϧ˴ϋ˴ϋ
˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ
˴γ˴ϭ˴ϭ˴ϭ .(˶Ϫ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴϢϛΎΤϟ΍ϭ
˴ϋ Ϳ
˵ ΍΍ ϰ͉
ϰ͉
λ
˴
Ϳ
˶
˵
˵ ˴έ˴έ ϰ˴
ϰ˴ϬϬ˴ϧ˴ϧ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉
Ϡ˴λ ˶ͿϦΑ΍ϭ
΍ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ϱάϣήΘϟ΍
˴έ((ήϤϋ
ϰ˴
Ϭ˴ϧ
ήϤϋ
(ήϤϋ
“Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar” (HR.
Al
˴β
˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ϊ˵dari
˸ϴ˴Α ˴ϻIbnu
˴ϭ ˬ˸ϦUmar)
˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
Baihaqi
ϪΤΤλϭ
ˬϩΪΟ
Ϧϋ
Ϫϴ
Α΃
Ϧϋ
ϦΑ
ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ
˴ϙϰ˴
˴Ϊ˸Ϩ͉ϥϬ˶ϋ˴ϧ·
ϦΑ΍ Ϧϋ ϲϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
έ
˶
ή
˴
ϐ
˴
ϟ
˸
΍
˶ϊΐϴόη
˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ˴ϋϰ˴
˴Ϣ͉Ϡ˴γϭήϤϋ
˴ϭ ˶Ϫ˴ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ˸ϴϦϋ
Ϳ
˵ ΍˵ ϰ͉
˴λϠ˴λ˶Ϳ΍˶Ϳ
ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵)˸Ϯ˴έγ
(((ϪϴϠϋ
΍΍Ϡϰ͉
ϪϴϠϋ
ϖϔΘϣ
˶ζ
ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ
ϖϔΘϣ))) ˶ζ
˶ζ˸Π˸Π
˸Π͉Ϩ͉Ϩ͉Ϩϟ΍ϟ΍ϟ΍ ˶Ϧ˶Ϧ
˶Ϧ˴ϋ ϰ˴
ϰ˴ϬϬϬ˴ϧ˴ϧ˴ϧ ˴Ϣ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ
˴γ
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ
Ϳ
˵ ΔϤϳΰΧ
ϰ͉Ϡ˴λϦΑ΍ϭ
˶Ϳ΍΍ ˴ϝ˴ϝϱάϣήΘϟ΍
˸Ϯ˵γ
˵(˴έ˴έήϤϋ
͉ϥ·
.(˴ϭϢϛΎΤϟ΍ϭ
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
ϰ˴ϬϬϬ˴ϧ˴ϧ˴ϧ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
))) ˳Δ˳Δ˳Δ˴ό˴ό˴ό˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˴Α ˸ϲ˸ϲ
˶ϓ˶ϓ ˶Ϧ˶Ϧ
˸ϴ˸ϴ˴Θ˴Θ˴ό˴ό˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ϰ˴
˵Ϳ
͉ϲ
˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·˶·
Ωϭ΍ΩϦϋ
ϮΑ΃ϲϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
˵ ΍Ϡ΍˴λϰ
ϰ͉Ϡ΍͉Ϡ˴λ
˴λ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ) ˸ϲ˶έ)˶ϓ˴ή˶ζ
˴ϐ˶Ϧ˸ϟ΍˸ϴ˴Θ˶ϊ˴ό˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ˴ϢϬϰ˴
͉Ϡ˴ϧγ˴Ϣϭ͉Ϡ˴γ˶Ϫ˴ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴ϠͿ
˵ ΍˵ ϰ͉
Ϡϰ͉
˴λ
˶Ϳ
ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵͉ϲ˴έ˵˶Β͉Ϩϟ΍˴έϰ˴͉ϥ͉ϥ
Ϭ˴ϧ
(ϪϴϠϋ
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ
) ˳Δ˴όϖϔΘϣ
˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˸Π˴Θ˴ό͉Ϩϟ΍˸ϴ˴Α ˶Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋϰ˴ϰ˴
Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴ϠͿ
˴ϋ(΍(ϰ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
˵ϰ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
Ϳ
΍ ϰ͉Ϡ˶Ϳ˴λ΍ ˴ϝϱάϣήΘϟ΍ϭ
͉ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϲ˸Ϯ˶Βγ
͉Ϩϟ΍ ͉ϥ·˶·
(ήϤϋ
(ϰ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
“Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi
pembelian”
(HR.
“Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu” (Muttafaq
‘alaih)
Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i).
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) (˳Δϡ΍ΰΣ
˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲϦΑ˶ϓ ˶ϦϢϴϜΣ
˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴ΑϦϋ
˸Ϧ˴ϋϰϘϬϴΒϟ΍
ϰ˴Ϭ˴ϧ ϩ΍ϭέ
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ) ˶ϪϪ˵˸ϴ˴Ϡ˴π
˴ϋ ˶Β˸ϘͿ
˵˴Η ΍ϰ͉ϰ
͉ϲ˶Β͉Ϩ˴όϟ΍˶Β˴Η ͉ϥ˴ϻ˶·
Θ˴Σ͉Ϡ˴λ
Ύ˱Ό˸ϴ˴η
((ϡ΍ΰΣ
ϢϴϜΣ
ϩ΍ϭέ
˸Ϙ˸Ϙϰ͉
˴Η˴Η Ϡϰ͉
ϡ΍ΰΣ
ϦΑ
ϢϴϜΣ
Ϧϋ
ϰϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
˴π
ϰ͉
˴η˸Ϯ͉Ϧ͉Ϧ
͉Ϧγ
˴ϻ·
(ϪϴϠϋ
ϖϔΘϣϦΑ
) ˶ζ
˸Π͉Ϩϟ΍Ϧϋ
˶Ϧ˴ϋϰϘϬϴΒϟ΍
ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ
˴ϭ ˶Ϫ))˸ϴ˴Ϡ˴ϋϪ˵Ϫ˵ ˴π
Ϳ
˵ (΍˶Β˶Βϰ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
˴λΘΘ˴Σ˴Σ˶ͿΎ˱Ύ˱Ό΍Ό˸ϴ˸ϴ˴η
˴ϝϱάϣήΘϟ΍ϭ
˵ ˴ό˴ό˴έ˶Β˶Β˴Η˴Η͉ϥ˴ϻ
“
(
ϡ΍ΰΣ
ϦΑ
ϢϴϜΣ
Ϧϋ
ϰϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
Ϫ
˵
π
˴
Β
˶
Ϙ
˸
Η
˴
ϰ͉
Θ
Σ
˴
Ύ˱
Ό
ϴ
˸
η
˴
Ϧ
͉
˴ό˶Β˴Η “
˴ϻ
“
“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya” (HR Baihaqi dari
“
Hukaim bin Hizam)
Ϯ˵
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
Τ
Ϡ
˸
λ
˵
˴ϥ˴ϥ
Ϯ˵
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
Τ
Ϡ
˸
λ
˵
ϻ
͉
·
˶
Ϧ
˴
ϴ˶
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϧ
˴
ϴ
˸
Α
˴
ΰ
˲
΋
˶
Ύ˴
Ο
΢
˵
Ϡ
˸
μ
͊
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴ϟ˴΍΍
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
͉
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
)
Δ
˳
ό
˴
ϴ
˸
Α
˴
ϲ
˸
ϓ
˶
Ϧ
˶
ϴ
˸
Θ
˴
ό
˴
ϴ
˸
Α
˴
Ϧ
˸
ϋ
ϰ˴
Ϭ
ϧ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ
Ϡ
͉
λ
˴
ϲ
͉
Β
˶
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
ϭ
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
ή
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
˴ϋ˴ϋϟ˴˶·΍
˴ϥϦϋ
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϱάϣήΘϟ΍
˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ήϩ΍ϭέ
͉Ϟ)˴ΣΎ˱˴΃ϣϦΑ΍˴˸ϭή΃ϢϴϜΣ
˴Σ˱ϻΎ˱˴ϼ
Τ˸Ϡ˴Σλ
˵ ϩ΍ϭέ
˴Ϧ˶· Θϴ˴Σ˸Ϣ˴Α˶Ϭ˲ΰΎ˱˶σΌ˶΋˸ϴϭ˵
Ύ˴˴ηΟήη
˵͉Ϩ˴όϟ΍˸Ϡϰ˴
͊μ
(˴Σϡ΍ΰΣ
Ϫ˵Ϥπ
˶Βϰ˴
˴Η ͉ϥϠϠϻ
˴˴΃ ˴ϡ˸˸ϭ͉ή˴΃ϰϘϬϴΒϟ΍
˴˴ϡ͉͉ήϻ˴Σ˶· )˴ϦΎ˱ϴ˶σ
˴Σ˱ϻϼ
͉Ϟ˴ΣϦϋ
˸ή˶Ϡ˸δ˴η˶ΒϤ˵˸Ϙ˸ϟ˴Η΍͉ϻϰ͉
˵͉Ϧ΢
.(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
(
ϰ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ.(˶·ϑϮϋ
˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ϦΑ
ήη
˵ ϭήϤϋ
ϰ˴Ϡ“
˴ϋ
.(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ
˴ϥ“Perdamaian
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣdapat
΍˴ή˴Σ ͉Ϟdilakukan
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼdi˴Σ antara
˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τkaum
˸Ϡλ
˵ ͉ϻmuslimin
˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟkecuali
΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰperdamaian
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
yang
mengharamkan
yang
halal
atau
menghalalkan
yang
haram;
dan
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
˴ϋ·
˵Κ
Ύ˴Ύ˴ϧϡ΍ΰΣ
ϧϧ˴΃˴΃˴΃ :::ϰ˴
ϰ˴
Ύ˴Ύ˴όόό˴Η˴Η˴Η ϢϴϜΣ
˵Ϳ
˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵Ϙ˵˴ϳ˴ϳ˴ϳ :ϰϘϬϴΒϟ΍
::˴ϝ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴Ύ˴ϗϗϗ ˴Ϣ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ
ϩ΍ϭέ
˴Η ϠϠϰ͉
Θ˴Σ˶Ϳ
˴όkaum
˶Β˴Η Ϡ͉ϥ͉ϥ˴ϻ
˶Ϧ˶Ϧ
Κ
˵Κ
Ϳ
˵Ϳ
˵ϝ˵ϝ˵ ˸ϮϦϋ
˴ϭ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ)˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋϪ˵ Ϳ
˵˴π
˴λ
ϝϝ˸Ϯ˸Ϯ͉Ϧγ
˵γ
˴έ˴έϰ˴
˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Ϝ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θ
͉θϟ΍ϟ΍ϟ΍terikat
˵ ˶ϟ˶ϟΎ˴˶ϟΎ˴Ύ˴ΛΛΛ Ύ˴(dengan
ϰ˴ϟϟϟΎ˴ϦΑ
˵ ΍΍΍ ϝ
˴γ
Ϳ
˵ ΍΍˶Β˸Ϙϰ͉
ϰ͉
˴λϑϮϋ
˶ͿΎ˱΍Ό΍˸ϴ˴˴η
˵ϭήϤϋ
·
muslimin
syarat-syarat
mereka
kecuali
syarat
yang
mengharamkan
.(
ϦΑ
ϩ΍ϭέ
˵Ζ
λ
ϩ΍ϭέ
˴Α˴Α˴Α˶ϟ˸ϦΎ˴˸Ϧ
˵menghalalkan
˴ή˴ή˴ήϟ˴ΧΎ˴˴Χ
΍˴΍˴ΫΫ˶Ϫ˶Έ˶Έ˸ϴ˴ϓ˴ϓ˴Ϡ˴ϋˬ˵ˬ˵Al-Tirmizi
ϪϪ˴ΒͿ
Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵dari
Ϊ˵Ϊ˵ ˴Σ˴Σ΍ ˴΃˴΃˴ϝ˸Ϧ
˵Ψ
˴ϟ˴ϟ͉ϥΎ˴Ύ˴“ϣϣ·
˶Ϧ
˸ϴ˴Ϝ˸ϳ)˶ή))halal
͉θΎ˴Ύ˴ϤΎ˴Ϥϟ΍Ϥ˶Ϭ˶Ϭ˶Ϭ˶ϨΚ
˵˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˸ϴatau
˴΃Ζ
˵˴Β˴Β˶Σ˶Σ
ϝ
˵ yang
˸ϮΎ˴Ϙ˵Ύ˴Ύ˴Ϥ˴ϳϤϤϫ˵ϫ˵ϫ˵:Ϊ˵haram”
˴ϝΪ˵Ϊ˵˴Σ˴Σ
˵˴Β˶Σ˶Σ΍Ύ˴Ύ˴λ
ϰ͉Ϡ˴λ
˶Ϳ
˵ ˴ϳ˴ϳ˴έ˸Ϣ˸Ϣbin
ϩ΍ϭέ
˸ϦΛ˶ϣ˶ϣ˶ϣΎ˴ϧΖ
˵ :˸Ο˸Ο
˸Οϰ˴
˴Χό˴ΗϪ˵Ϫ˵Ϫ˵˴ΒͿ
˶Σ΍Ύ˴Ύ˴Ύ˴λ
λ
˴ΣΎ˴ϗ˴΃˴΃˴΃ ˴ϥϢ˴ϥ
˴ϥ͉ϠΎ˴˴γΎ˴Ύ˴ΧΧ
Χ˴ϭ(HR.
λ
˸Ϧ˸ϮΨ
˵γ
yang
‘Amr
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵(((˴ΣϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
˴΃ ˴ϥΎ˴Χ ΍˴ΫϢϛΎΤϟ΍ϭ
˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
λ
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΩϭ΍Ω
Ψ
˵ ˴ϳ ˸ϢϮΑ΃
˴ϟΎ˴ϣ
‘Auf).) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ(ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻϢϛΎΤϟ΍ϭ
˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴ΟΩϭ΍Ω
΢
˵ ˸Ϡ͊μϮΑ΃ϟ˴΍
˴ϳ ˴ϻ˴ϻ
:ϝΎϗ
ΪΒϋ ϦΑ
ήϤόϣ Ϧϋ
Ϧϋ
ϪϴϠϋ
Ϳ΍
ϰϠλ
Ϳ΍
ϝϮγέ
Ϧϋ
Ϳ΍
˴ϻ˴ϻ
˶Ϝ˶Ϝ˶Ϝ͉θ˴Θ˴Θ˸Τ
ήϤόϣ
Ϳ΍
ϝϮγέ
˴ϻ˸ϴ˶·˴Ϝ˶·˶·ή˵˸ϳή˵ή˵˶ϱάϣήΘϟ΍
˴Θ˸Τ
˸Τ
ϝΎϗ
ϢϠγϭ
Ϳ΍
Ϳ΍˴ϢΣ͉Ϡ˴γ
ϝϮγέ
Ϧϋ
Ϳ΍ϰ͉͉ϻϠΪΒϋ
Ϧϋ
ϩ΍ϭέ
)ϢϠγϭ
˴ΣͿ
˴ϡϭ͉ή˶Ϫ˴Σ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˱Ϧϋ
σͿ
˶· ˸Ϣ˶ϬͿϦΑ
˶σ΍ ϭ˵˴ϝ
ή˸Ϯη
˵γ
˶Ϧ
ϟ΍˴ϳ˴ϳΚ
˵ ˴ϻ˶ϟ:Ύ˴:ΛϝΎϗ
Ύ˴ϧ˴΃ ϢϠγϭ
:ϰ˴Ύ˱ϟϣΎ˴΍˴όήϪϴϠϋ
˴ΗϪϴϠϋ
˵ ΍͉ϞͿ΍
ϝ
˵˴Σ˸Ϯ˴΃ ϰϠλ
Ϙ˵ϰϠλ
˴ϳ˸ϭ˴΃:˴ϝ˱ϻΎ˴ϗ˴ϼ
˵˸ή˴η
΍Ϳ΍
˴λ
˵ ˴έϰ˴Ϡ͉ϥ˴ϋ·
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
Ί
˲
σ
˶
Ύ˴Χ
˴ϻ˶· ή˵ )˶Ϝ˴ΘΎ˴˸Τ
ΪΒϋ
Ϳ΍ Ύ˴ϰϠλ
((ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
ϢϠδϣ
.(
ϦΑ
ϭήϤϋ
ϩ΍ϭέ
Ϥ˶Ϭ˴ϳ ˶Ϩ˸ϴ˴ϻ˴Α ˸Ϧ:ϝΎϗ
˶ϣ Ζ
˵ ϢϠγϭ
˸Ο˴ή˴ΧϪϴϠϋ
Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ
Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴ΣͿ΍
˴΃ ˴ϥΎ˴ϝϮγέ
Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϧϋ
Ϫ˴Β˶ΣͿ΍
Ύ˴λ
Ύ˴ϤϑϮϋ
ϫ˵ Ϊ˵ϦΑ
˴Σ˴΃ήϤόϣ
˸Ϧ)Ψ
˵ ˲Ί
˴ϳ ˶σ˸ϢϦϋ
˴ϟΎ˴Ύ˴Χϣ
(ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ)Ωϭ΍Ω
˲Ί˶σϮΑ΃
Ύ˴Χ
(ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
“Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah Pihak ketiga
˴ϻ˶· ή˵ ˶Ϝdua
˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ :ϝΎϗyang
ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
ϢϠγϭ 3.
ϪϴϠϋ Ϳ΍selama
ϰϠλ
Ϳ΍ ϝϮγέ
Ϧϋ Ϳ΍tidak
Kaidah
Fiqh:
satu
˶dari
Ϧ
˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Pihak
Κ
˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃ :ϰ˴berserikat
ϟΎ˴ό3.
˴Η Ϳ
˵ ΍ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ Kaidah
:˴ϝΎ˴ϗsalah
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭFiqh:
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋPihak
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉
Ϡ˴λ ˶Ϳmengkhianati
΍ ˴ϝ˸Ϯ) γ
˵˲Ί˴έ˶σ͉ϥ
3.
Kaidah
Fiqh:
(ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
Ύ˴Χ·
yang lainnya. Maka, apabila
salah
satu
Pihak
mengkhianati
yang
lain,
Aku
3.
Kaidah
Fiqh:
ϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟΎ˴ϣ
pun meninggalkan.keduanya”
(HR
Dawud,
Ύ˴Ύ˴ϬϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˶ή˸Τ˸Τ
˴Η˴Η ϰ˴
ϰ˴
ϠϠ˴ϋ˴ϋ
˲Ϟ˲Ϟ˸ϴAbu
˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω˴Ω(͉ϝ͉ϝ͉ϝϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
Ϊ˵Ϊ˵˴ϳ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴Ύ˴ϣϣϣ al-Daraquthni,
Δ˵Δ˵ ˴Σ˴Σ
Ύ˴Ύ˴ΑΑΑ˶Ϲ˶Ϲ
˸΍ ˶Ε
˶ΕϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόal-Hakim,
˵Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϰ˶
ϰ˶ϓϓΩϭ΍Ω
˸λdan
˴Ϸ΃΃
.
Ύ˴
Η
˴
Ϡ
Ϟ
˲
Ϊ
˵
Δ
˵
Ύ˴
΍
˸
ϼ
˴
Ϥ
˵
Ϟ
˵Ϟ˵ ˸λ
˴Ϸ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϮΑ΃
.
Τ
˸
ϰ˴
ϋ
˴
Σ
˴
Ϲ
˶
al-Baihaqi).
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
˴ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ :ϝΎϗ ϢϠγϭ 3.
ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ
Ϳ΍ ϝϮγέ
Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
Kaidah
Fiqh:
ϩ΍ϭέ
˴ϑ
˴μ(˴Θ˴ΘϢϠδϣ
˴Ϸ˶˶)ί˵ί˵ ˸Ϯ˸Ϯ˲ΊΠ
˵˶σ˴ϳ˴ϳΎ˴Χ
˴ϻ
˶Ϫ˶Ϫ˶Ϫ˶ϧ˶ϧ˶ϧ˸Ϋ˸Ϋ˸Ϋ˶·˶·˶· ˴ϼ˴ϼ
˶Α˶Α˶Α ˶ή˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴ϐ˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ˸ϟ΍΍΍ ˶Ϛ˶Ϛ
˸Ϡ˸Ϡ˸Ϡ˶ϣ˶ϣ˶ϣ ˸ϲ˸ϲ
˶ϓ˶ϓ˶ϓ ˴ϑ
͉ή͉ή͉ή˴μ
˴ϳ˴ϳ ˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ ˳Ϊ˳Ϊ˴Σ˴Σ˴Ϸ
˵Π
˴ϻ
ϼ
˴
Ϛ
˶
ϲ
˸
ϑ
˴
“Dari Ma’mar bin
SAW
Tidaklah
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳAbdullah,
˶ή˸Τ˴Η ϰ˴˶ϪϠ˶ϧ˴ϋ˸Ϋ˶· ˲Ϟ˴ϼdari
˸ϴ˶Α˶ϟ˴Ω˶ή͉ϝ˸ϴRasulullah
Ϊ˴ϐ˵ ˸ϟ˴ϳ΍ ˸Ϣ˶Ϛ˴ϟ ˸ϠΎ˴˶ϣϣ ˸ϲ
Δ˵ ˴Σ˶ϓ Ύ˴˴ϑ
Α˶Ϲ͉ή˸΍ ˴μ
˶Εbersabda:
˴ϼ
ϣ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϰ˶
ϓ
Ϟ
˵
λ
˸
Ϸ
˴
˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˳Ϊ˴Σ˴Ϸ˶ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ΃
melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah” (HR
Muslim).
88
Pendapat
Ibnu
Qudamah
dalam
Al-Mughni
juz 5/173,
3.
Kaidah
Pendapat Ibnu
Ibnu Qudamah
Qudamah
dalam Fiqh:
Al-Mughni juz
Pendapat
dalam
Al-Mughni
5/173,
[Beirut:
Dar
al-Fikr,
tanpa
thn]
:
Pendapat
Ibnu
Qudamah
˶Ϫtanpa
˶ϧ˸Ϋ˶· ˴ϼ˶Αthn]
˶ήdalam
˸ϴ˴ϐ˸ϟ΍ ::˶Ϛ˸Ϡ˶ϣ Al-Mughni
˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ juz
˳Ϊ˴Σ˴Ϸ˶ 5/173,
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
[Beirut:Dar
Dar
al-Fikr,
thn]
[Beirut:
al-Fikr,
tanpa
.
Ύ˴
Ϭ
Ϥ
˶
ϳ
˸
ή
˶
Τ
˸
Η
˴
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϟ
˲
ϴ
˸
ϟ
˶
Ω
˴
ϝ
͉
Ϊ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Δ
˵
Σ
˴
Ύ˴
Α
Ϲ
˶
΍
˸
Ε
˶
ϼ
˴
ϣ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϰ˶
ϓ
Ϟ
˵
λ
˸
[Beirut:
Dar
al-Fikr,
tanpa
thn]
:
˶ϩ˶ϩ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Ϗ
͉μ
ϯ˴ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ˴Ϸ˶·˴ϭ΃
˴Ϗ˴Ϛ˴Ϛ
˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ˸Ϡ˸Ϡ˶ϣ˶ϣ˸ϱ˸ϱ
˸ϱ˶ή˶ή˶ή˴Θ˴Θ˴Θ˸θ˸θ
˸θ˴ϳ˴ϳ˴ϳ Ϫ˵Ϫ˵Ϫ˵͉ϧ͉ϧ͉ϧ˴Ϸ˴Ϸ
˴Ϸ˶˶˶ˬ˴ˬ˴ˬ˴ίίίΎ˴Ύ˴Ύ˴ΟΟ
Ο Ϫ˵Ϫ˵Ϫ˵˸Ϩ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϫ˶Ϫ˶Ϝ˶Ϝ˶Ϝ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˶ή˴η˴η
˴η ˴Δ˴Δ˴Δ͉μ
͉μ˶Σ˶Σ
˶Σ ˶Ϧ˶Ϧ
˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˶ή͉θ͉θ
͉θϟ΍ϟ΍ Ϊ˵Ϊ˵ ˴Σ˴Σ˴΃˴΃ ϯ˴
ϩ
˶
ή
ϴ
˸
Ϗ
˴
ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
ϩ
˶
ή
˶
ϴ
˸
Ϗ
˴
Ϛ
˴
Ϡ
˸
ϣ
˶
ϱ
˸
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
Ϫ
˵
ϧ
͉
Ϸ
˴
˶
ˬ˴
ί
Ύ˴
Ο
Ϫ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
Ϫ
˶
Ϝ
˶
ϳ
˸
ή
˶
η
˴
Δ
˴
μ
͉
Σ
˶
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
ϟ΍
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
ϯ˴
˴Θ˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ
Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz ή5/173,
[Beirut:
Dar
tanpa
˶Ϫ˶ϧ˸Ϋal-Zuhaili
˶· ˴ϼ˶Α thn]
˶ή˸ϴ˴ϐ˸ϟ΍ :˶Ϛ˸Ϡdalam
˶ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ήAl-Fiqh
˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˳Ϊ˴ΣAl-Islami
˴Ϸ˶ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
Pendapat
Dr.al-Fikr,
Wahbah
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ
ϩ΍ϭέ)) ˲Ί
((ϢϠδϣ
˲Ί˶σ
˶σΎ˴Ύ˴Χ
Χ
˴ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ :ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ Ϳ΍ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
(ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ) ˲Ί˶σΎ˴Χ
3. Kaidah Fiqh:
3.
3.
Kaidah Fiqh:
Fiqh:
Kaidah
ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟKaidah
˶Ε˴ϼ
˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όό˵ϤϤ˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϰ˶
ϰ˶ϓϓ Ϟ
..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή3.
˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴
˴Ω˴Ω ͉ϝ͉ϝΪ˵Ϊ˵˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣFiqh:
Δ˵Δ˵ ˴Σ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸΍˸΍ ˶Ε
˵Ϟ˵ ˸λ
˸λ˴Ϸ
˴Ϸ΃΃
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
dalil yang mengharamkannya.”
˶Ϛ˸Ϡ˸Ϡ˶ϣ˶ϣ ˸ϲ
˸ϲ˶ϓ˶ϓ ˴ϑ
˴ϑ͉ή͉ή˴μ
˴μ˴Θ˴Θ˴ϳ˴ϳ ˸ϥ
˸ϥ˴΃˴΃ ˳Ϊ˳Ϊ˴Σ
˴Σ˴Ϸ
˴Ϸ˶˶ ί˵ί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ
˵Π
Ϫ˶˶Ϫ˶ϧ˶ϧ˸Ϋ˸Ϋ˶·˶· ˴ϼ˴ϼ˶Α˶Α ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˶Ϛ
˵ ˴ϳ˴ϳ ˴ϻ
˴ϻ
“Tidak boleh melakukan perbuatan
˶Ϫ˶ϧ˸Ϋ˶· ˴ϼ˶Α ˶ή˸ϴhukum
˴ϐ˸ϟ΍ ˶Ϛ˸Ϡ˶ϣ atas
˸ϲ˶ϓ ˴ϑmilik
͉ή˴μ˴Θ˴ϳorang
˸ϥ˴΃ ˳Ϊ˴Σlain
˴Ϸ˶ ί˵ ˸Ϯtanpa
Π
˵ ˴ϳ ˴ϻ
seizinnya.”
Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173,
Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173,
[Beirut:
Dar al-Fikr,
al-Fikr,
tanpa thn]
thn] ::
Memperhatikan : 1. Pendapat
ulama,
antara
lain:
[Beirut:
Dar
tanpa
Pendapat
Ibnu
Qudamah
dalam Al-Mughni
juz 5/173,
• Pendapat
dalam
Al-Mughni
al˶ϩ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Ϗ˴Ϗ ˴ϚIbnu
˴ϚDar
˸Ϡ˶ϣ˶ϣ ˸ϱ˸ϱQudamah
˶ήal-Fikr,
˴Θ˸θ˸θ˴ϳ˴ϳ Ϫ˵Ϫ˵͉ϧ͉ϧ˴Ϸ˴Ϸ˶˶ˬ˴ˬ˴tanpa
ίΎ˴Ύ˴ΟΟ Ϫ˵Ϫ˵ ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣthn]
˶Ϫ˶Ϝ˶Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή:˴η˴η ˴Δ˴Δ͉μ
͉μjuz
˶Σ ˶Ϧ˶Ϧ5/173,
˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θϟ΍ϟ΍[Beirut:
Ϊ˵ ˴Σ
˴Σ˴΃˴΃ ϯ˴
ϯ˴ήή˴Θ˴ΘDar
˸η΍΍ ˶ϥ
[Beirut:
ϩ
˶
Ϡ
˸
ή
˶
Θ
˴
ί
Ϫ
˶
Σ
˶
ϴ
˸
Ϊ
˵
˸η
˶ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ
Fikr, tanpa thn] :
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ϯ˴ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ
Pendapat
Dr. Wahbah
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
“Jika
salah seorang
dari
dua orang
berserikatdalam
membeliAl-Fiqh
porsi mitraAl-Islami
serikatnya,
Pendapat
Dr.
al-Zuhaili
wa Adillatuhu
Adillatuhu
juzia3/1841:
3/1841:
hukumnya
boleh karena
membeli milik pihak lain.”
wa
juz
Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami
• Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu
wa Adillatuhu juz 3/1841:
juz 3/1841:
˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη
˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴΃ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ
˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
.˳ϢϬ˵ ˸γ˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ
“Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya
boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham
˶ϭyang
˴΃ ˶Δdimilikinya.”
˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴΃ (ϲϧΎΜϟ΍)
• ϊϴΑϭ
Pendapat
ulama ΎϬϴϓ
yang Δ˵menyatakan
ΎϬϴϓ para
ΔϛέΎθϤϟ΍ϭ
˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άϬ˴kebolehan
ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴Β˵Ϥ˸ϟ΍ jual
˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩbeli
͋μϟ΍saham
˶ΕΎ˴δ͉γpada
˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
lain
˲Δperusahaan-perusahaan
˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭyang
˱Γ˴έ˸Ϯmemiliki
Ϭ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴΃ ˱Δ˴ϓbisnis
˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵yang
˴ϛ˸ή͋θϟ΍mubah,
˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ΍˴antara
Ϋ˶· ˬΎϬϤϬγ΃
dikemukakan
oleh
Dr.
Muhammad
‘Abdul
Ghaffar
al-Syarif
(al-Syarif,
˳΢˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶α˸΃˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ
˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79); Dr.
.
Ϛ
͈
η
˴
ϼ
˴
Α
˶
ϝ
˲
ϼ
˴
Σ
˴
ϩ
˶
ά
˶
ϫ˴
ϭ
ˬ˶
Δ
ϋ
˴
Ύ˴
Ϩ
μ
͋
ϟ΍˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ
Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa Musykilatuna al-Hadhirah,
[t.t.: Silsilah al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h. 58); Dr. Muhammad
Rawas Qal’ahji, (Qal’ahji, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi
˶ΔKeputusan
˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ήal-Fiqh
͋θϟ΍ ϰ˶Muktamar
ϓ wa
˯˵ Ύ˴ϛ˴ήal-Syari’ah,
η
˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸke-7
˸΍ ˴Ώ[Beirut:
Ύ˴Τ˸λ
˴΃ ͉ϥDar
˴Ϸ˶ Ύ˱ϋal-Nafa’is,
˸ήFiqh
˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴ΟIslami
˶ϢϬ˵1999],
˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α tahun
Ϟ
˵ h.56).
ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
Dhaw’i
Majma’
Syaikh
Dr.
‘Umar
bin
‘Abdul
‘Aziz
al-Matrak
(Al-Matrak,
al-Riba
wa
.
Ϣ
˳
Ϭ
˵
γ
˸
΃
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϝ
˵
Ϡ
˶
˸Ϥ˴ϳ alΎ˴ϣ
1992 di Jeddah:
Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], h. 369375) menyatakan:
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
ϭ˶ ˴΃ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΕΎ˴˶Ϣϛ˸ϴ˸ή˶Σ͋θ͉ήϟ˴ϟ΍Ύϛ˶ϦϤ˸˳ΔΣ˴Σ͉ήΎ˴ϟ΍Βϣ˵ ˶Ϳ΍˳Ε˶ϢΎ˴˸δδ˶Α͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴΃ (ϲϧΎΜϟ΍)
ϊϴΑϭ ΎϬϴϓ ΔϛέΎθϤϟ΍ϭ ΎϬϴϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴΃ ˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· ˬΎϬϤϬγ΃
˳΢a.˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ QS.
˶α˸΃˴έ al-Maidah
˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ
˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δ[5]:1:
ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
.͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma’
Islami tahun
Kumpulan
Fatwa DSN-MUI
Terkait PasarFiqh
Modal Syariah
89
1992 di Jeddah:
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
“(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang
dibolehkan,
˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θseperti
ϟ΍ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛperusahaan
˴ήη
˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ˴Ώdagang
Ύ˴Τ˸λ˴΃ ͉ϥatau
˴Ϸ˶ Ύ˱ϋperusahaan
˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γmanufaktur
˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ
˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham).˳ϢϬ˵ dan
˸γ˴΃ ˸Ϧ˶ϣber-syarikah
˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ
(berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya,
jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan
ketidak-jelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan
˶ϭ˴΃ ˶Δ˴Σsaham
Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳadalah
˶έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶Ε
Ύ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛdari˳Δ˴Σmodal
Ύ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δyang
͉γ˴Άϣ˵ dapat
ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵memberikan
˸γ˴΃ (ϲϧΎΜϟ΍)
karena
bagian
keuntungan
kepada pemiliknya
ϊϴΑϭ ΎϬϴϓ ΔϛέΎθϤϟ΍ϭ
ΎϬϴϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴sebagai
δϤ˵ ˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άhasil
Ϭ˴ϓ ˶Δ˴Σdari
Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍usaha
˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩperniagaan
͋μϟ΍ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴Άdan
Ϥ˵ ˸ϟ΍
manufaktur.
˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έHal
˴ή˴Ϗ itu
Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓhukumnya
˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵halal,
˸θ˴ϣ ˸ϭ˴΃tanpa
˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸όdiragukan.”
˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· ˬΎϬϤϬγ΃
˳΢˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶Σpara
Ύ˴λ ϰ˴ulama
Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳyang
˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍membolehkan
˶α˸΃˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ
˵ pengalihan
˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γkepemilikan
˴ΰ˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
Pendapat
.
Ϛ
͈
η
˴
ϼ
˴
Α
˶
ϝ
˲
ϼ
˴
Σ
˴
ϩ
˶
ά
˶
ϫ˴
ϭ
ˬ˶
Δ
ϋ
˴
Ύ˴
Ϩ
μ
͋
ϟ΍˴
ϭ
Γ
˶
έ
˴
Ύ˴
Π
Θ
͋
ϟ΍
ΐ
˶
δ
˸
˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶oleh
ηΎ˴ϧ
porsi (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan
pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: AlMajmu’
dan Al-Fiqh
Al-IslamiFiqh
wa Adillatuhu
6) Syarh al-Muhazdzab
Keputusan IX/265
Muktamar
ke-7 Majma’
Islami
IV/881.
Keputusan
tahun 1992Muktamar
di Jeddah: ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun
1992 di Muktamar
Jeddah: ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
Keputusan
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σsaham
͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ dengan
˶Ϣ˸δ˶Α
“Boleh menjual atau menjaminkan
tetap memperhatikan
peraturan
yang
berlaku
pada
perseroan.”
7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶ϪAwal
˶Α ϲ˶π˸Ϙ1417
˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓH/
Ύ˴ϋ΍˴ή29-30
ϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
Dana
a. Syariah tanggal 24-25 Rabi’ul
QS. al-Maidah
[5]:1: Juli 1997 M.
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
3. Undang-Undang RI nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
4. SK DSN-MUI No. 01 Tahun 2001 tentang Pedoman Dasar Dewan
Syariah
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam al 8) Nasional.
al-Mu’ashirah
(Bairut:
Dar 14
al-Maret
5. Nota Mu’amalat
Kesepahamanal-Maliyah
antara DSN-MUI
dengan Bapepam
tanggal
Fikr,
2006,
h.
511):
b.
Firman
Allah
QS.
al-Baqarah
2003 M./ 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam, APEI,
dan
SRO
tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan dan
[2]:
˲έ˴ή233:
˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴Kesepahaman
ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ΍˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ antara
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ
˵DSN-MUI
˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭdengan
˴΃ ΍˸Ϯό˵ ˶ο˸ήSRO
˴Θ˸δ˴Η ˸ϥtanggal
˴΃ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴΃ 10
˸ϥ˶·˴ϭJuli
...
6. Nota
.
ή
˲
ϴ
˸
μ
˶
Α
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϡ
˵
Ϥ
˴
ό
˸
Η
˴
Ύ˴
Ϥ
Α
˶
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
΃
˴
΍˸
Ϯ
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ϋ
˸
΍˴
ϭ
ˬ
Ϳ
˴
΍
΍Ϯ˵
Ϙ
Η
͉
΍˴
ϭ
ˬ˶
ϑ
ϭ
˸
ή
˵
ό
˸
Ϥ
˴
͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖJum.
˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥAwal
˴Ϸ ˬ˳ν1424
˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ H
˴ϟ ΍˴έtentang
˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ Kerjasama
˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉ϘΤPengembangan
˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ
˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ
˵ dan
ϳ ˸ϟ˴ϻΎ˶Α
2003 ˴ΩM/10
ί
˵
Ϯ
˸
Π
˵
ϳ
˴
Ύ˴
Ϥ
ϧ
͉
·
˶
ϭ
˴
ˬ˶
Ε
΍˴
έ
Ύ˴
ϴ
Θ
˶
Χ
˸
ϻ
˶
΍
˸
Ω
˶
Ϯ
˸
Ϙ
˵
ϋ
˵
ϲ
˸
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Μ
˸
Τ
˴
Α
˴
Ύ˴
Ϥ
ϛ
˴
Δ
˴
ο
˴
ϭ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϟ
˵
Β
˴
Ϙ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
˯
˶
΍˴
ή
θ
͋
ϟΎ˶Α
Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
.˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ΁ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ
˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍
7. Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15 Maret 2003 M/11Firman Allah QS. al-Qashash
12c.Muharram 1424 H.
[28]: 26:
8. Pendapat
Rapat Pleno
Syariah
Nasional
pada hari
9) peserta
Pendapat
TaqiDewan
Usmani
dalam
BuhutsMUI
fi Qadhaya
Sabtu,Fiqhiy-yah
tanggal 08 Sya’ban
1424 H./04 (Darul
Oktober 2003
M. Damaskus,
Mu’ashirah
Qalam,
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
halaman 248):
MEMUTUSKAN
Menetapkan Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸Ψ˵Ϥ˸ϟ΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴΍
Hadis
Qudsi riwayat
Hurairah:
.˶ϥaΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α
: FATWA
TENTANG
PASAR.Muslim
ϩ˵ ΅˵ MODAL
΍˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴdari
˴Α ί˵ DAN
˸ϮΠ
˵ Abu
˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵PEDOMAN
˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ UMUM
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR
˴ϒ˴Ϡ˴ΣΖ
˵Ϯ˴έ˸ϣ˴Ϸ:˸΍˶Δ˴ϣϲ˶Ύ˴ϴϓ˶Ϙ˸ϟ˶ϕ΍ ˸Ϯ˴ϡ˸ϮϘ˵ Τ
Ϥ˵ ˸μ˸ό˴ΧΑ ˶ΝΎ˴ϧ΍˴˴΃έ˲Δ˸Ω˴Λ˶· ˴ϼ˸ϲ˴Λ ˶ϓ:͉Ϟ˱ϻ˴ΟΎ˴Π˴ϭ˴ϣ ͉ΰ˶ϑ
˴ϋ ˸ήͿ
˵ό˵ ˸Ϡ΍˶ϟ ˴ϝ͉ϥΎ˴ϗ˶·
˵ Β˵ϱ΃
˸Μ˴Η )˴Δ͉ϴ˸ϲ
˶ϟΎ˴Ϥ˶Α ˸ϟ΍ϰ˴͉ϥτ˶Έ˸ϋ˴ϓ ˴΃ˬ˶ϝ˲Ϟ΍˴Ο
˵˴ϳ ˸ϟ˸Ϣ΍ Ϭ˵ ˶ξ
MODAL
90
ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˲ϞΟ
˵ ˴έ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ΍̒.ή˴ϦΣ
˵˸ϳ˶Ϊ˶Α˴ωΎ˴ϋΎ˴Α Ϧ˵ ˲Ϟ˸Α΍Ο
˵ ϝ˵˴έ˸Ϯ˴ϭϘ˵ ˴ϳˬ˴Ύ˴έϤ˴Ϊϛ˴Ϗ˶α͉ϢΎ͉Λ˵Ϩϟ΍(˸ϲ˶ϝ˶Ϥ͊Ϯ˸γ˴Ϥ˴ΘΎ˶˶Α
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
) ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
10)
Pendapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan :
1. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek.
2. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
3. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal adalah surat berharga yang akad, pengelolaan perusahaannya, maupun
cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
4. Shariah Compliance Officer (SCO) adalah Pihak atau pejabat dari suatu perusahaan atau
lembaga yang telah mendapat sertifikasi dari DSN-MUI dalam pemahaman mengenai
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
5. Pernyataan Kesesuaian Syariah adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh DSNMUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan Prinsip-prinsip
Syariah.
6. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam
fatwa terkait lainnya.
BAB II
PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR MODAL
Pasal 2
Pasar Modal
1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis Efek
yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah
apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
2. Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh
Pernyataan Kesesuaian Syariah.
BAB III
EMITEN YANG MENERBITKAN EFEK SYARIAH
Pasal 3
Kriteria Emiten atau Perusahaan Publik
1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan
Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
91
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 angka 1 di atas, antara lain:
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional;
c. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; dan
d. produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat.
e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah)
hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya;
3. Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menerbitkan Efek Syariah wajib untuk
menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atas Efek Syariah
yang dikeluarkan.
4. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib menjamin bahwa
kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan memiliki Shariah Compliance
Officer.
5. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah sewaktu-waktu
tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang diterbitkan dengan sendirinya
sudah bukan sebagai Efek Syariah.
BAB IV
KRITERIA DAN JENIS EFEK SYARIAH
Pasal 4
Jenis Efek Syariah
1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana Syariah, Kontrak
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang
sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
2. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria
sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak
istimewa.
3. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah yang
dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
92
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
4. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/
rabb al-mal) dengan Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna
investasi.
5. Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA
Syariah yang portofolio-nya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh
lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan
investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
6. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam
jangka waktu tertentu yang sesuai dengan Prinsip-prinsip syariah .
BAB V
TRANSAKSI EFEK
Pasal 5
Transaksi yang dilarang
1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur
dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman.
2. Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman
sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek Syariah) yang belum dimiliki
(short selling);
c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan
atas transaksi yang dilarang;
d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
e. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah dengan fasilitas pinjaman
berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek Syariah tersebut; dan
g. Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu Efek
Syariah untuk menyebabkan perubahan harga Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi
Pihak lain;
h. Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur diatas.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
93
Pasal 6
Harga Pasar Wajar
Harga pasar dari Efek Syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari
aset yang menjadi dasar penerbitan Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang
teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa.
BAB VI
PELAPORAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI
Pasal 7
Dalam hal DSN-MUI memandang perlu untuk mendapatkan informasi, maka DSN-MUI
berhak memperoleh informasi dari Bapepam dan Pihak lain dalam rangka penerapan Prinsipprinsip Syariah di Pasar Modal.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Pasar Modal dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di
dalamnya yang belum diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal
:
Jakarta
23 Oktober 2002 M.
16 Sya’ban 1423 H.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
94
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
Δ˶ ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α NO:
˶Δ˴ϛ˸ή͋θ41/DSN-MUI/III/2004
ϟ΍ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη
˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴΃ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ
˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη
˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴΃ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ.˶΋˳ϢΎ˴ΟϬ˵ ˸γ˶Ϣ˴΃Ϭ˵ ˸Ϧ˸γ˶ϣ˴Ϸ˴ϥ˸Ύ˶Α˸ϮϞ
˵Ϝ˶Ϡϣ˵˸Ϥ˴Ύ˴ϳό͉ΘΎ˴ϟ΍ϣ
Tentang
.˳ϢϬ˵ ˸γ˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ
OBLIGASI SYARI’AH IJARAH
˶ϭ˴΃ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴΃ (ϲϧΎΜϟ΍)
ϭ˶ ϊϴΑϭ
˴΃ ˶Δ˴ΣΎϬϴϓ
Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ΔϛέΎθϤϟ΍ϭ
˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ΍ ΎϬϴϓ
˶ΕΎ˴ϛ˸ήΔ˵ ͋θ˴Ϥ˴ϫϟ˴ΎΎ˴ϛδϤ˵ ˸ϟ˳Δ˴΍˴Σ:Ύ˴Β˶ϩϣ˵˶άϬ˴ϓ˳Ε˶ΔΎ˴˴ΣδΎ˴͉γΒϤ˵˴Ά˸ϟ΍ϣ˵ ˶Δ͉ϴϰ˶
˶ϋϓΎ˴Ϩ͋μ˲ϢϬ˵ϟ΍˸γ˴΃˶ΕΎ˴(δϲϧΎΜϟ΍
͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ)΍
ϊϴΑϭ
ΎϬϴϓ
Ϩ͋μ
δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴ΟΎϬϴϓ
˴ϻ˴ϭ ΔϛέΎθϤϟ΍ϭ
˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β
˸ϴ˴ϟ˴ϭ Δ˵˱Γ˴Ϥέ˴ϫ˸ϮΎ˴Ϭ˵δ˸θϤ˵ ˴ϣ˸ϟ˴΍ ˸ϭ:˴΃˶ϩ˶ά˱ΔϬ˴˴ϓϓ˸ϭή˵ ˶Δ˸ό˴Σ˴ϣΎ˴ΒΔ˵Ϥ˴ϛ˸ϟ΍˸ή͋θ˶Δ͉ϴϟ΍˶ϋΎ˴˶Ζ
˴ϧΎ˴ϛϟ΍ ΍˴Ϋ˶Ε˶· Ύ˴ˬΎϬϤϬγ΃
Dewan Syariah Nasional, setelah:
˲Δ˳΢˴ϟΎ˴˸ΑϬ˶ή˴Ο˶Α ˴ϻ˶Ϫ˶Β˴ϭ˶ΣΎ˴˲έλ˴ή˴Ϗϰ˴Ύ˴ϠϬ˴ϋ˸ϴ˶ϓ Ω˵˴β
˸θ˴ϣ˸΃˴έ˸ϭ˴΃˸Ϧ˱Δ˶ϣ˴ϓ˸ϭ˲˯ή˵ ˸ΰ˸όΟ
Ϯ˸ ό˵ ˸ϴ˴ϳ˴ϟ˴ϭ˶ϝ˱ΓΎ˴Ϥ˴έ˸ϟ˸Ϯ΍ Ϭ˵ ˶α
˵˴ϣ Δ˵˴Ϣ˴ϛ˸Ϭ˸ή͉δ͋θϟ΍ ϟ΍͉ϥ˶Ζ
˴Ϸ˶˴ϧΎ˴ˬ˲ϛΓ˴ΰ΍˴Ϋ˶΋Ύ˴˶·ΟˬΎϬϤϬγ΃
˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
΢
˳
Α
˸
ή
˶
Α
˶
Ϫ
˶
Β
˶
Σ
˶
Ύ˴
λ
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ω
˵
Ϯ
˸
ό
˵
ϳ
˴
ϝ
˶
Ύ˴
Ϥ
ϟ
˸
΍
α
˶
΃
˸
έ
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
˯
˲
ΰ
˸
Ο
˵
Ϣ
˴
Ϭ
˸
δ
͉
ϟ΍
ϥ
͉
Ϸ
˴
˶
ˬ˲
Γ
ΰ
˴
΋
˶
Ύ˴
Ο
Δ
˲
˴θ˶ΣηΎ˴ϓϧ
.
Ϛ
͈
η
˴
ϼ
˴
Α
ϝ
˲
ϼ
˴
Σ
˴
ϩ
˶
ά
˶
ϫ˴
ϭ
ˬ˶
Δ
ϋ
˴
Ύ˴
Ϩ
μ
͋
ϟ΍˴
ϭ
Γ
˶
έ
˴
Ύ˴
Π
Θ
͋
ϟ΍
ΐ
˶
δ
˸
ϛ
Ϧ
˸
ϣ
˶
˯
˳
ϰ˶
Menimbang
: a. bahwa Obligasi Syariah yang telah diterbitkan melalui fatwa DSN.
Ϛ
͈
η
˴
ϼ
˴
Α
˶
ϝ
˲
ϼ
˴
Σ
˴
ϩ
˶
ά
˶
ϫ˴
ϭ
ˬ˶
Δ
ϋ
˴
Ύ˴
Ϩ
μ
͋
ϟ΍˴
ϭ
Γ
˶
έ
˴
Ύ˴
Π
Θ
͋
ϟ΍
ΐ
˶
δ
˸
ϛ
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
˯
˳
ϰ˶
ηΎ˴ϧ
MUI adalah Obligasi Syariah Mudharabah, sehingga belum dapat
mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap Obligasi Syariah yang
lainnya;
Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun
1992
di Jeddah:
Keputusan
Majma’
Fiqh
Islami tahun
b. bahwa
dewasa
iniMuktamar
dibutuhkan ke-7
instrumen
obligasi
berdasarkan
prinsip
1992
di
Jeddah:
Syariah untuk membiayai transaksi sewa-menyewa, sehingga diperlukan
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
fatwa tentang Obligasi Syariah Ijarah;
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήIjarah
ϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήdapat
ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣditerbitkan,
˸δ˶Α
c. bahwa agar Obligasi Syariah
maka Dewan
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍perlu
˶ϦϤ˸Σ͉ήmenetapkan
ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α fatwa mengenai hal
Syariah Nasional memandang
tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
a. Allah SWT., antara lain: QS. al-Maidah [5]:1:
: 1. Firman
a. a.
QS. al-Maidah [5]:1:
QS. al-Maidah [5]:1:
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…”
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]: 233:
b. b.
Firman
Allah QS. al-BaqarahFirman
[2]: 233: Allah QS. al-Baqarah
[2]: 233:
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ΍˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ
˵ ˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭ˴΃ ΍˸Ϯό˵ ˶ο˸ή˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴΃ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴΃ ˸ϥ˶·˴ϭ...
.
ή
˲
ϴ
˸
μ
˶
Α
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
˸ϟΎ˶Α
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ΍˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ
˵ Ϡ˵˴Ϥ˸ό˴ϼ˴Η˴ϓΎ˴Ϥ˶Α˸Ϣϛ˵˴Ϳ˴Ω΍˴ϻ͉ϥ˸ϭ˴΃˴΃ ΍˸Ϯ΍˸ϮϤ˵ ό˵˴Ϡ˸ϋ˶ο΍˴ϭ˸ήˬ˴Θ˴Ϳ
˸δ˴Η΍ ΍Ϯ˵
˸ϥϘ˴΃͉Η΍˴ϭ˸ϢΗ˵ˬ˶˸Ωϑ
˴έ˴΃ ˸ϭή˵˸ϥ˸ό˶·˴ϭ˴Ϥ...
˸ϴ˶μ˴Α ˴ϥanakmu
˸ϮϠ˵˴Ϥ˸ό ˴ΗΎ˴Ϥ˶Αdisusukan
˴Ϳ΍ ͉ϥ˴΃ ΍˸ϮϤ˵ ˴Ϡoleh
˸ϋ΍˴ϭ ˬorang
˴Ϳ΍ ΍Ϯ˵Ϙlain,
͉Η΍˴ϭ ˬ˶ϑ
˸ϭή˵ ˸ό˴Ϥdosa
˸ϟΎ˶Α
“…Dan
jika kamu.˲ήingin
tidak
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertaqwalah kepada Allah; dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
c.
Firman Allah QS. al-Qashash
apa yang kamu kerjakan.”
[28]:
26:
c.
Firman Allah QS. al-Qashash
[28]: 26:.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
95
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
Firman Allah QS. al-Baqarah
b.
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
[2]: 233:
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
˸ϢΘ˵233:
˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ΍˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ
˵ Firman
˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭAllah
˴΃Allah
΍˸Ϯό˵ ˶ο˸ήQS.
˴ΘQS.
˸δ˴Η ˸ϥ˴΃al-Qashash
˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴΃ ˸ϥ˶·˴ϭ...
c. b.
Firman
al-Baqarah
[2]:
.
ή
˲
ϴ
˸
μ
˶
Α
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϡ
˵
Ϥ
˴
ό
˸
Η
˴
Ύ˴
Ϥ
Α
˶
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
΃
˴
΍˸
Ϯ
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ϋ
˸
΍˴
ϭ
ˬ
Ϳ
˴
΍
΍Ϯ˵
Ϙ
Η
͉
΍˴
ϭ
ˬ˶ϑ˸ϭή˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟΎ˶Α
c.
Firman
Allah
QS.
al-Qashash
[28]:
26:
[28]:
b.
Firman Allah QS. al-Baqarah
[2]:26:
233:
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴
˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡ˴γ ΍˴Ϋ˶· ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴ΡΎ˴ϨΟ
˵ ˴ϼ˴ϓ ˸Ϣϛ˵ ˴Ω˴ϻ˸ϭ˴΃ ΍˸Ϯό˵ ˶ο˸ή˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴΃ ˸ϢΗ˵ ˸Ω˴έ˴΃ ˸ϥ˶·˴ϭ...
[2]:
ϣ233:
˵Θ˵ ˸Ϥ˸ϴ˶ϣ͉Ϡ˴γ˴Ϸ˸΍ ΍˴͊ϱ
˸΄˴Θˬ˸γ˸ή˴Ϳ΍˴Θ˸δ΍˶Ζ˴Η΍Ϯ˵˴Α˴΃Ϙ˸ϥ΂˴͉Ηϳ΍˴˴΃ϭΎ˴Ϥ˸Ϣˬ˶ϫ˵Η˵ϑ
Ύ˴Ύ˶ϗΑ
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴ϣ .˸ϢϦ
Ϋ.˶·˶Ϯ˲ή˴Ϙ˸Ϣϴ˸ϟ˶μ
Ϝ˵΍ ˸ϴ˴Ε
˴Ϡ˴ϋ
˵˸ό˴Η΍ Ύ˴˶Ϧ
˸Ω΍˴˴έΪ˸ϭ˸Σ˴΃ ή
Α ˸ή˴ϥ˴Ο˴Ρ˸ϮϠ˵˸΄Ύ˴˴Ϥ˴ΘϨ˸γΟ
Ϥ˴ϼ˶Α˴ϣ˴ϓ ˴Ϳ˴ή˸Ϣ΍˸ϴϛ˵˴Χ͉ϥ˴Ω˴ϻ˴΃͉ϥ˸ϭ΍˸Ϯ˶·˴΃ Ϥ˵ˬ˵ϩ΍˸˴ϠϮ˸ϋ˸ήό˵˶Ο
΍˴ϭ˶ο
˵˶·˸ϥ˸ό˸Ζ˶·˴Ϥ˴ϭ˴ϟ˸ϟ...
c.
Firman
Allah
QS.
al-Qashash
˸ϴ˶μ
˸ϮϠ˵˴ϼ˴Ϥ˸ό˴ϓ ˴ΗΎ˴˸ϢϤϛ˵itu
˶Α ˴Ω˴Ϳ˴ϻ΍berkata,
˴Ϡ˸ϋ‘Hai
΍˴˸ήϭ˴Θ˸δˬ˴Ϳayahku!
ˬ˶˴έϑ
Ύ˶Α
˸ϢΘ˵ ˸ϴ˴Η΁Ύ˴
“Salah
ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ͉Ϡseorang
˴γ ΍˴Ϋ˶· ˸Ϣdari
Ϝ˵ ˸ϴ˴Ϡ.˴ϋ˲ήkedua
˴ΡΎ˴˴ΑϨΟ
˵˴ϥwanita
˸ϭ͉ϥ˴΃ ˴΃ ΍˸΍˸ϮϮό˵Ϥ˶ο
˴Η ΍ ˸ϥ΍Ϯ˵˴΃Ϙ͉Η΍˴˸ϢϭΗ˵ ˸ΩAmbillah
˴΃ ˸ϭ˸ϥή˵ ˶·˸ό˴ϭ˴Ϥ...˸ϟia
sebagai
˸ό˴ΗΎ˴Ϥ˶Α ˴Ϳ
orang yang
bekerja
(pada
kita),
karena
sesungguhnya
orang
yang
[28]:
26:
.
ή
˲
ϴ
˸
μ
˶
Α
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϡ
˵
Ϥ
˴
΍
ϥ
͉
΃
˴
΍˸
Ϯ
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ϋ
˸
΍˴
ϭ
ˬ
Ϳ
˴
΍
΍Ϯ˵
Ϙ
Η
͉
΍˴
ϭ
ˬ˶
ϑ
ϭ
˸
ή
˵
ό
˸
Ϥ
˴
ϟ
˸
Ύ˶
Α
paling Qudsi
dari Abu
Hadis
Muslim
.a yang
baik yangriwayat
kamu ambil
untuk bekerja
(padaHurairah:
kita) adalah orang
c.
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸdipercaya.’”
˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴ΟFirman
͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴ΘQS.
˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴al-Qashash
ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
kuat lagi dapat
˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴ΧAllah
Firman
Allah
QS.
˴[28]:
ϒ˴Ϡc.
˴Σ ϱ΃
)
ϲ
˸
Α
˶
ϰ˴
τ
ϋ
˸
΃
˴
Ϟ
˲
Ο
˵
έ
˴
:
Δ
˶
ϣ
˴
Ύ˴
ϴ
Ϙ
˶
ϟ
˸
΍
ϡ
˴
Ϯ
˸
ϳ
˴
Ϣ
˸
Ϭ
˵
Ϥ
˵
μ
˸
Χ
˴
Ύ˴
ϧ
΃
˴
Δ
˲
Λ
˴
ϼ
˴
˴Λ :͉Ϟ˴Ο˴ϭal-Qashash
͉ΰ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ˴ϝΎ˴ϗ
26:
2. Hadis-hadis
c.ϰ˴ϓ˸Ϯ[28]:
˴Θ˸γΎ˴ϓ ΍˱26:
ή˸ϴ˶ΟNabi
˴΃ ˴ή˴Οs.a.w.,
˸΄˴Θ˸γ΍ ˲ϞΟ
˵antara
˴έ˴ϭ ˬ˵Firman
Ϫlain:
˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ΍̒ήAllah
Σ
˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ
˵QS.
˴έ˴ϭ ˬ˴έal-Qashash
˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (˸ϲ˶Ϥ˸γΎ˶Α
Ϧ
˵ ˸ϴQudsi
˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ
˶Ϯriwayat
˴Ϙ˸ϟ΍ ˴ΕMuslim
˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧdari
˴ϣ ˴ή˸ϴAbu
˴Χ ͉ϥ(ϢϠδϣ
˶·Hurairah:
ˬ˵ϩ˸ή˶Οϩ΍ϭέ
˸΄˴Θ˸γ΍) ˶Ζ
˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ˸ό΍˴Ϊϳ˵ ˸Σ.˸Ϣa˴ϟ˶·˴ϭ˸ΖϪ˵ ˴ϟ˸ϨΎ˴˶ϣϗ
a.
Hadis
riwayat
[28]:
26:.Qudsi
Hadis
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ
˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴ΟMuslim
˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ήdari
˸ϴ˴Χ ͉ϥAbu
˶· ˬ˵ϩ˸ή˶ΟHurairah:
˸΄˴Θ˸γ΍ϩ˵ ˴ή˶Ζ˸Ο˴Α˴΃˴΃΂˴ϳ˶Ϫ˶τ
Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
ϒ
˴ ˴Ϡ˴Σ ϱ΃
˲ϞΟ
˵˸ή˴έ˴Ο˸΄:˴Θ˶Δ˸γ˴ϣ΍Ύ˴ϴ˶Ϧ
Ϙ˸ϟ΍˴ϣ˴ϡ˴ή˸Ϯ˴ϳ˸ϴ˴Χ˸ϢϬ˵͉ϥϤ˵ ˶·˸μˬ˵ϩ˴Χ˸ή˶ΟΎ˴ϧ˸΄˴΃˴Θ˸γ
˲Δ˴Λ΍˴ϼ˶Ζ
˴Λ :˴Α˴΃͉Ϟ΂˴ϳ˴ΟΎ˴˴ϭϤϫ˵͉ΰ΍˴˴ϋΪ˸ΣͿ
˵˶· ΍˸Ζ˴ϝ˴ϟΎ˴ϗ
.Ϧ
˵ )˸ϴ˶ϣ˸ϲ˴Ϸ˶Α˸΍ ϰ˴
͊ϱτ˶Ϯ˸ϋ˴Ϙ˸ϟ˴΃΍ ˴Ε
ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γQudsi
Ύ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ riwayat
˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˲ϞΟ
˵Muslim
˴έ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟdari
˴ϛ˴΄˴ϓ ΍̒ήAbu
Σ
˵ ˴ωΎ˴ΑHurairah:
˲ϞΟ
˵ ˴έ˴ϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵.a(˸ϲ˶Ϥ˸γΎ˶Α
Hadis
Abuϩ΍ϭέ
Hurairah:
b. Hadis Qudsi riwayat Muslim
Hadis dari
Riwayat
Ibn
(ϢϠδϣ
) ϩ˵ ˴ή˸ΟMajah
˴΃ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ .˸Ϣa˴ϟ˴ϭdari
Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ
˴ϒ
Ϡ
˴
Σ
˴
ϱ΃
)
ϲ
˸
Α
˶
ϰ˴
τ
ϋ
˸
΃
˴
Ϟ
˲
Ο
˵
έ
˴
:
Δ
˶
ϣ
˴
Ύ˴
ϴ
Ϙ
˶
ϟ
˸
΍
ϡ
˴
Ϯ
˸
ϳ
˴
Ϣ
˸
Ϭ
˵
Ϥ
˵
μ
˸
Χ
˴
Ύ˴
ϧ
΃
˴
Δ
˲
Λ
˴
ϼ
˴
Λ
˴
:
Ϟ
͉
Ο
˴
ϭ
˴
ΰ
͉
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϝ
˴
Ibnu
Umar,
Hadis
riwayat
˴ϒ
ϱ΃Subhanahu
) ˸ϲ˶Αbahwa
ϰ˴
τ˸ϋ˴΃wa
˲ϞNabi
Ο
˵ Ta’ala
˴έMuslim
:˶Δ˴ϣbersabda:
Ύ˴ϴberfirman:
˶Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸Ϯdari
˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ Abu
˸μ
˴Χ Ύ˴ϧHurairah:
˴΃tiga
˲Δ˴Λ˴ϼkelompok
˴Λ :͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰyang
˴ϋ.aͿ
˵ ΍ Aku
˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ
“Allah
“Ada
˴Ϡ˴Σ Qudsi
ϰ˴ϓ˸Ϯϰ˴
˴menjadi
Θ˸γϓ˸ϮΎ˴ϓ˴Θ˸γ΍˱ήΎ˴ϓ˸ϴ˶Ο΍˱musuh
˴ή΃˸ϴ˶Ο˴ή˴΃˴Ο˴ή˸΄˴Θ˴Οmereka
˸γ˸΄΍˴Θ˸γ˲Ϟ΍Ο
˵ ˲Ϟ˴έΟ
˴˵pada
ϭ˴έˬ˵˴ϭϪ˴Ϩˬ˵˴ϤHari
˴ϪΛ˴Ϩ˴Ϥ˴Ϟ˴Λ ˴ϛ˴Ϟ˴΄Kiamat
˴ϓ˴ϛ˴΄΍̒˴ϓή΍̒Σ
˵ήΣ
˴˵ ωnanti.
Ύ˴˴ωΑ Ύ˴Α˲Ϟ˲ϞΟ
˵Ο
˴˵έPertama,
˴˴έϭ˴ϭˬ˴έˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ
Ϣ
͉
Λ
˵
(
ϲ
˸
Ϥ
˶
γ
˸
˴Ϊ˴Ϗ orang
͉ϢΛ˵ (˸ϲ˶Ϥyang
˸γΎ˶Ύ˶ΑΑ
.
Ϫ
˵
ϗ
˵
ή
˴
ϋ
˴
ϒ
͉
Π
˶
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
Ϟ
˴
Β
˸
ϗ
˴
ϩ
˵
ή
˴
Ο
˸
΃
ή
˴
ϴ
˸
Ο
˶
Ϸ
΍
˸
΍Ϯ˵
τ
˴ϒ˴Ϡ˴Σbersumpah
ϱ΃) ˸ϲ˶Α ϰ˴
τ
ϋ
˸
΃
˴
Ϟ
˲
Ο
˵
έ
˴
:
Δ
˶
ϣ
˴
Ύ˴
ϴ
Ϙ
˶
ϟ
˸
΍
ϡ
˴
Ϯ
˸
ϳ
˴
Ϣ
˸
Ϭ
˵
Ϥ
˵
μ
˸
Χ
˴
Ύ˴
ϧ
΃
˴
Δ
˲
Λ
˴
ϼ
˴
Λ
˴
:
Ϟ
͉
Ο
˴
ϭ
ΰ
͉
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϝ
˴
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
˴
Ϫ
˶
τ
˶
ό
˸
ϳ
˵
Ϣ
˸
ϟ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˵
atas nama-Ku laluHadis
ia mengkhianatinya.
(ϢϠδϣ ϩ΍ϭέIbn
) Kedua,
ϩ˵ ˴ή˸ΟMajah
˴΃ ˶Ϫ˶τorang
˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟdari
˴ϭyang
Ϫ˵˸ϋϨΎ˴˸Ϩ˶ϣϗ˴΃˶ϣ
b.
Riwayat
ϰ˴ϓ˸Ϯmenjual
˴Θ˸γΎ˴ϓ ΍˱ή˸ϴorang
˶Ο˴΃ ˴ή˴Οmerdeka
˸΄˴Θ˸γ΍ ˲ϞΟ
˵ (bukan
˴έ˴ϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩbudak
˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄belian),
˴ϓ ΍̒ήΣ
˵ ˴ωlalu
Ύ˴Α ˲ϞiaΟ
˵ memakan
˴έ˴ϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ (mengambil)
͉ϢΛ˵ (˸ϲ˶Ϥ˸γΎ˶Α
Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
keuntungannya.
Ketiga, orang yang memperkerjakan
(ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ)seseorang,
ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˶τlalu
˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟpekerja
˴ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ
itu memenuhi kewajibannya, sedangkan orang itu tidak membayarkan
ϩ˵ ˴ή˶Π˸Ο˴ϳ˴΃ ˸ϥϪ˵ ˴΃˸Ϥ˴Ϟ˶Ϡ˸ό˸Βϴ˵˴ϗ˸Ϡ˴ϓϩ˵ ˴ή΍˱ή˸ΟMajah
˸ϴ˴΃˶Ο˴ή˴΃ ˸ϴ˴ή˶Ο˴ΟϷ˸΄΍˴Θ˸γ΍Ϯ˵΍τ˶Ϧ˸ϋ˴ϣ˴΃
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ .͉ϒ
b. b.
upahnya” (HR. Muslim). Hadis
HadisRiwayat
Riwayat Ibn
Ibn Majah dari
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
b. Hadis Riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
b.
Hadis Riwayat Ibn Majah dari
˸Ο
˴΃ Ϫ˵˴Ϟ΃ ˸Ϥ˴Ϟ˸ΒAbu
˶Ϡ˴ϗ˸όΒ˴ϗϩϴ˵ ˸Ϡ˴ήϩ˵˴ϓ˴ή˸Ο΍˱ή˸Ο˴΃ ˸ϴDaud
˸γ΍Ϯ˵
΍τ˶Ϧ˸ϋ˸ϋ˴ϣ˴΃˴΃
.Ϫ˵ ϗ˵.˴ήϪ˵ ϗ˵˴ϋ˴ήriwayat
˶Π.ϩ˵ϳ˶Π˴ήϥ
τ
˴ϋ͉ϒ͉ϒ
˴ϳ ˸ϥ
˴΃ή˶Ο˴ή˸ϴ˴΃˶Ο˸ϴ˴ή˶Ο˴Ϸ˴Ο˴Ϸ˸΍˸΄˸΍˴Θ΍Ϯ˵
Ibnu
d. Umar, bahwa Nabi bersabda:
Hadis
dari
Sa`d
“Berikanlah
pekerja sebelum
keringatnya kering.”
Waqqash,
ia berkata:
Ibn Abiupah
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸΍ ΍Ϯ˵τ˸ϋ˴΃
c. Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al΃ ˸ϤϪ˵ ˶Ϡ˸ϤΎ˴˸όϤ˶ϠAbu
˴ϓ΍˱ή΍˱ή˸ϴ˸έ˶Ο˸ϴDaud
˶Ο
˴ΘϜ˸γdari
d.
Ύ˴ϧΎ˴ϬKhudri,
˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ Nabi
˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Αs.a.w.
˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣbersabda:
˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍Hadis
˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯriwayat
˴Ϸ˴΃ ˴΃˸΍˴ή˴ήϱ
ϧ˵΍ ΍˶ϦΎ͉˶ϦϨ˴ϣϛ˵˴ϣ
.͉δϩ˵ ˴ήϟ΍.ϩ˵˸Ο˴ήϰ˴
˴΃˸ΟϠϪ˵˴ϋ
ϴ˵˸ό˶Α˸Ϡϴ˵˴ϓ˸Ϡ˴ν
˴Ο˴Ο˸΄˶ή˴Θ˸΄˸γ
˸ϭ˴΃ Sa`d
˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ibn
Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸ϜAbi
ϧ˵ ˸ϥ˴΃Waqqash,
Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ia˸Ϧ˴ϋberkata:
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
.ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ.˳Δ΍ ͉π
˶Ϧ˴ϣ˶ϓ
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭsiapa
˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥmempekerjakan
˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰpekerja,
ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲberitahukan-lah
˶ϗ΍˴riwayat
Ϯ͉δϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Abu
Ϥ˶Α ˴ν˸έDaud
˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵dari
Ύ͉Ϩϛ˵
Hadis
d.
“Barang
d.
Hadis
riwayat
Abuupahnya.”
Daud dari
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
Sa`d
Abi
Waqqash,
berkata:
d.
Hadis
riwayat
Abu
Daud dari
Sa`d
Ibn Abi Waqqash, ia berkata:
Sa`d
IbnIbn
Abi
Waqqash,
iaiaberkata:
.˳Δ͉π˶ϓ
d.
Hadis riwayat Abu Daud dari
ϧΎ˴ϬIbn
Ύ˴
Ϩ
˴
ϓ
˴
ˬΎ˴
Ϭ
Ϩ
˸
ϣ
˶
˯
˶
Ύ˴
Ϥ
ϟ
˸
Ύ˶
Α
Ϊ
˴
ό
˶
γ
˴
Ύ˴
ϣ
ϭ
˴
ω
˶
έ
˸
ϟ΍˴Ϧ˶ϣ˴Ϧ˶ϣ˸ϲ˶ϗ˸ϲ΍˴Ϯ˶ϗ΍˴͉δϮϟ΍͉δϟ΍ϰ˴ϰ˴
˴ν˸έ˸έ˴Ϸ˴Ϸ˸΍ ˸΍ϱϱ˶ή˶ή˸Ϝ˸Ϝϧ˵ ϧ˵ Ύ͉Ύ͉ϨϨϛ˵ϛ˵
Sa`d
Abi
Waqqash,
ia
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍͉ΰberkata:
Ϡ˴ϋϠ˴ϋΎ˴ϤΎ˴˶ΑϤ˶Α˴ν
ϭ
˸
΃
˴
ΐ
˳
ϫ
˴
ά
˴
Α
˶
Ύ˴
Ϭ
ϳ
˴
ή
˶
Ϝ
˸
ϧ
˵
ϥ
˸
΃
˴
Ύ˴
ϧ
ή
˴
ϣ
˴
΃
˴
ϭ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϟ
˶
΁˴
ϭ
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
Ϡ˴λ ˶Ϳ˶Ϳ΍ ΍ ϝ
˵ ˴έ˴έ
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉ϰ͉
Ϡ˴λ
˵ ϝ˵ ˸Ϯ˸Ϯγ
˵γ
.
Δ
˳
π
͉
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝ.˳Δϧ˵ ͉π
Ύ͉Ϩϛ˵˶ϓ˶ϓ
˸ϭ˴΃ ˳ΐ
˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭpernah
˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥmenyewakan
˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋtanah
˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡdengan
˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ(bayaran)
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍hasil
ϰ͉Ϡ˴λpertaniannya;
˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
“Kami
maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan
.˳Δ͉π˶ϓ
agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”
96
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
e.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari
‘Amr
bin
‘Auf:
e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
e.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari
ϥ
˴
Ϯ˵
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Nabi
Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻriwayat
˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍Tirmidzi
˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ dari
˸Ϡ͊μϟ˴΍
‘Amr
bin
‘Auf:
e.
Hadis
e.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
e.
Hadis
Nabi
riwayat
Tirmidzi
dari
e. bin ‘Auf:
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi ϰ˴Ϡ˴ϋ
‘Amr
‘Amr
bin
‘Auf:
˴ϥϮ˵Ϥ“Perjanjian
˶Ϡ˸δϤ˵ bin
˸ϟ΍˴ϭ bin
Ύ˱ϣ‘Auf:
΍˴ήboleh
˴Σ ͉Ϟ˴Σdilakukan
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σdi˴ϡ͉ήantara
˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵kaum
͉ϻ˶· muslimin
˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ kecuali
˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Οperjanjian
΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
‘Auf:
‘Amr
‘Amr
ϣ˱ϻ΍˴ή˴ϼ˴Σ˴Σhalal
͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴΃˴Σ˸ϭatau
˴΃Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ
˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ΍ ͉ϻyang
˵΢
Ϡ˴ϋϟ˴΍
˴ϥϮ˵Ϥyang
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴mengharamkan
ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ.˴΃Ύ˱yang
λ
˵ menghalalkan
˴Ϧ˶·˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σharam;
˶΋Ύ˴ϭ˵Οήη
˵ ˸Ϡϰ˴
͊μdan
˴ϥ
˴Σ
͉ή͉ή˴ϡsyarat-syarat
˴Σ
λ
˵˵ ˸Ϡλ
͉ϻ
˴Ϧ
΍΍˸ϟ΍ ˴Ϧ
΢
˵˵΢˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ
ϟ˴΍
4.
yang
˴ϥ˶Ϡ˶Ϡ˸δ
Ϥ˵ ˸ϟΎ˱Ύ˱΍˴ϣϣϭ΍˴΍˴ή
˴΃ή˴ϼ
˵˴Σfiqih
˲ΰ˶΋˶΋syarat
˶΋Ύ˴Ύ˴ϭ˵
Ύ˴Ο
˴ϥϮ˵
Ϯ˵ϤϤkaum
˸δϮ˵ϤϤ˵˵ ˶Ϡ˸ϟ˸ϟ˸δ΍˴΍˴ϭϭmuslimin
ήΎ˱ϣ˴Σ
˴Σ΍˴ή͉Ϟ
͉Ϟ˴Σterikat
˴Σ͉Ϟ˴΃˴΃ ˴Σ˸ϭ˸ϭ.˴΃˴΃˴΃Ύ˱ϣ˸ϭ˱ϻ
˱ϻ΍˴dengan
˴ϼ˱ϻ˴Σ˴Σ
˴Σ˴ϼ͉Ϟ˴Σ˴ϡ˴ϡ˴ΣKaidah
˴˴΃Σ͉ή˸ϭ˴Σ˴΃Ύ˱Ύ˱Τ
Τ˱ϻΎ˱˸Ϡ˸ϠΤ˴ϼ
λ
͉ϻ˴ϡ͉ϻ͉ή˶·˶· ˶·Σmereka
˴Ϧ˴Ϧ:ϴ˶ϴ˶Ύ˱ϤϤϴ˶σϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ
˸δ˶Ϡ˸ή˸δϤϤ˵˵˴ηϤ˵˸ϟ˸ϟkecuali
˴͉ϻϦ˴Ϧ˶·˸ϴ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˸Ϣ˴Α˶Ϭ˲ΰ˲ΰ˶σ
ΟΟήη
΢
μ
͊
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˴΍
..Ύ˱Ύ˱ϣϣ.΍˴΍˴Ύ˱ήήϣatau
˴Σ
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
mengharamkan yang halal
menghalalkan
yang
haram.”
˱ϻ˴ϼ
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
˴Σ΍˴ή˴Σ͉Ϟ˴Σ͉Ϟ˴΃˴Σ˸ϭ˴΃ ˴΃˸ϭ˱ϻ˴΃ ˴ϼ
Σ˴Σ˴ϡ͉ή˴ϡ͉ή˴Σ˴ΣΎ˱σΎ˱σ˸ή˸ή˴η˴η͉ϻ͉ϻ˶· ˶·˸Ϣ˸Ϣ˶Ϭ˶Ϭ˶σ˶σϭ˵ϭ˵ήήη
˵η
4. ulama tentang
.Ύ˴Ϭkebolehan
˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟmelakukan
˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻakad
˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Αsewa
˶Ϲ˸΍ ˶Εmenyewa
˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ(Al-Fiqh
Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
3. Ijma’
Kaidah fiqih :
al-Islami wa Adillatuh, Dr. Wahbah al-Zuhaili).
4.
Kaidah fiqih :
4.
˸ϴ˶ϟ˴ΩKaidah
͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃fiqih
͉ϻfiqih
˶· Δ˵ ˴Σ::Ύ˴Α:˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
4. 4. fiqih : .Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϞKaidah
Kaidah
fiqih
4. Kaidah
.˶Ϳ΍ Ϣ˵ ˸ϜΣ
˵ ͉Ϣ˴Μ˴ϓ Δ˵ ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ε˴Ϊ˶Οϭ˵ Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϳ˴΃
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
ϲ˶ϓϓϓ Ϟ
..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶˶ϤϤ.Ύ˴˸ϳ˸ϳϬ˶˶ήή˶Ϥ˸Τ
˴ϋ
˵˵Ϟ˵ ˸λ
˸Τ˸ϳ˶ή˴˴ΗΗ ˸Τϰ˴
ϰ˴˴Η ϠϠϰ˴
˴ϋϠ˴ϋ˲Ϟ
˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˲Ϟ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω˸ϴ˶ϟ͉ϝ
͉ϝ˴Ω ΪΪ˵˵͉ϝ˴ϳ˴ϳΪ˵˸ϥ
˸ϥ˴ϳ ˴΃˴΃˸ϥ͉ϻ
͉ϻ˴΃ ͉ϻ˶·˶· ΔΔ˵˵˶· ˴Σ
˴ΣΔ˵ ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑΎ˴˶Ϲ
˶ϹΑ˶Ϲ˸΍˸΍ ˸΍˶Ε
˶Ε˶Ε˴ϼ
˴ϼ˴ϼ˴ϣ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόΎ˴ό˵Ϥ˵ϤϤ˵˸ϟ˸ϟ΍΍˸ϟ΍ ϲ˶
ϲ˶
Ϟ
˸λ˴Ϸ
˴Ϸ˴΍˴΍
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
.˶Ϳ΍ Ϣ˵ ˸ϜΣ
˵ ͉Ϣ˴Μ˴ϓ Δ˵ ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ε˴Ϊ˶Οϭ˵ Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϳ˴΃
yang a.
mengharamkannya.”
Imam
al-Syairazi,
al.˶Ϳ.˶Ϳ΍ Ϣ˵΍ ˸ϜϢ˵ Σ
˵˸ϜΣ
˵ ͉Ϣ͉Ϣ˴Μ˴Μ͉Ϣ˴ϓ˴ϓ˴Μ394:
˴ϓΔΔ˵˵ Δ˵˴Τ
˴Τ˴Ϡ˴Ϡ˸μ
˴Ϡ˸μ˴Ϥ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍˸ϟ΍ ˶Ε
˶Ε˴Ϊ˴Ϊ˴Ϊ˶Ο
˶Οϭϭ˵˵ϭ˵ Ύ˴Ύ˴Ύ˴ϤϤϤ˴Ϩ˴Ϩ˴Ϩ˸ϳ˸ϳ˸ϳ˴΃˴΃˴΃
..˶Ϳ
΍
Ϣ
˵
Ϝ
˸
Σ
˵
Τ
˴
μ
˸
Ε
˶
Ο
˶
Muhadzdzab, juz I, Kitab al-Ijarah,
hal.
˶Ϳ΍ Ϣ˵ ˸ϜΣ
˵ ͉Ϣ˴Μ˴ϓ Δ˵ ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ε˴Ϊ˶Οϭ˵ Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϳ˴΃
“Di
di sana terdapatal-Syairazi,
hukum Allah..”
a. mana terdapat kemaslahatan,Imam
˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮalΠ
˵ ˴ϳ
Memperhatikan : 1. Pendapat
antara
Muhadzdzab,
394:
˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲpara
΍˸ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋulama;
˴ί˸Ϯjuz
Π
˵ ˴ϳ ˸ϥI,
˴΃ Kitab
˴ΐ˴Ο˴ϭlain:
˶ϥImam
Ύ˴al-Ijarah,
ϴImam
˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴhal.
˴Β˸ϟ΍al-Syairazi,
Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ
˴ίΎ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ alϰ˴ϟ˶·
a. a.
al-Syairazi,
al-
a.
Imam
al-Syairazi,
alMuhadzdzab,
˶Δ˴ΟΎ˴Τ ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴juz
ϟ˶· ˴Δ˴ΟI,
˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ al-Ijarah,
...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϊ˶ϓhal.
Ύ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ 394:
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
Muhadzdzab,
juz
I,Ύ˴ΤKitab
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394:
˶Γ˶Δ˴έ˴ΟΎ˴Ύ˴ΟΤ˶Δ˶Ϲ
΍
˸
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˴
Ϯ
˸
Π
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ΐ
˴
Ο
˴
ϭ
˴
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ϊ
˶
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˴
Ύ˴
Ο
Ύ͉
Ϥ
Ϡ
˴
ϓ
˴
ˬ˶
ϥ
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
˴Ο˸ϟΎ˴Ύ˴ϛΤ˸ϟ˶ϊΎ˴ϛ˶ϓΎ˴Ϩ˶ϊ˴Ϥ˶ϓ˸ϟΎ˴΍Ϩ˴Ϥϰ˴
˸ϟ΍ϟ˶·ϰ˴˴Δϟ˴Ο
˶· ˴ΔΎ˴Τ˴Ο˸ϟΎ˴΍Τ͉ϥ˸ϟ΍ ˴Ϸ͉ϥ˴ϭ˴Ϸ˴ϭ......
˶Δ˴Σ˶ΔΎ˴˴ΣΒϤ˵Ύ˴Β˸ϟϤ˵΍ ˸ϟ˶ϊ΍ ˶ϓϊΎ˴˶ϓϨΎ˴˴ϤϨ˸ϟ˴Ϥ΍˸ϟ΍ϰ˴ϰ˴
Ϡ˴ϋϠ˴ϋ˶Γ˴έ˶Γ˴έΎ˴ΟΎ˴Ο˶Ϲ˶Ϲ˸΍˸΍ Ϊ˵Ϊ˵˸Ϙ˸Ϙ˴ϋ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ϟ˴ϳ˶·
˶Δ˶Δ˴Ο
Ύ˴Ύ˴Τ
ϟ
˸
Ύ˴
ϛ
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϰ˴
ϟ
·
˶
Δ
˴
Ο
˴
Ύ˴
Τ
ϟ
˸
΍
ϥ
͉
Ϸ
˴
ϭ
˴
...
Δ
˶
Σ
˴
Ύ˴
Β
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Γ
˶
έ
˴
Ύ˴
Ο
Ϲ
˶
΍
˸
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˵
Ϯ
˸
Π
˵˵Ϡ˴ϋ˴ϳ˴ϳ
.
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϰ˴
Ο
˴
Τ
ϟ
˸
Ύ˴
ϛ
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϰ˴
ϟ
·
˶
Δ
˴
Ο
˴
Ύ˴
Τ
ϟ
˸
΍
ϥ
͉
Ϸ
˴
ϭ
˴
...
Δ
˶
Σ
˴
Ύ˴
Β
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Γ
˶
έ
˴
Ύ˴
Ο
Ϲ
˶
΍
˸
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˵
Ϯ
˸
Π
˶Γ˴έ˶Ϲ˸΍ΟΪ˵˶Ϲ˸Ϙ˸΍˴ϋΪ˵ ˸Ϙί˴ϋ˸ϮΠ
˵˸ϥϳ˴΃ ˸ϥ˴ΐ˴΃ ˴Ο˴ΐ˴ϭ˴Ο˶ϥ
˴ϭ Ύ˴˶ϥϴ˸ϋΎ˴ϴIbnu
˸΍ Ϡϰ˴
˴ϋ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϴϟ΍˴Β˸ϟ΍Ϊ˵ ϘΪ˵˴ϋ˸Ϙ˴ϋ˴ίίΎ˴ΟΎ˴al-Mughni,
ΟΎ͉ϤΎ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓϠ˴ϓ ˬ˶ˬ˶ϥϥΎ˴Ύ˴ϴϴ˸˸ ˴Ϸ˴Ϸ˸΍ juz
Γ˴έΎ˴Οb.
˵˴ί˸Ϯ˴ϳ Π
˴Ϸ˸ϋ˸΍˴Ϸϰ˴
˴ϋϠQudamah,
ϰ˴
ϟ˶·
˶Γ˶Γ˴έ˴έΎ˴Ύ˴Ο
Ϲ
˶
΍
˸
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˴
Ϯ
˸
Π
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ΐ
˴
Ο
˴
ϭ
˴
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ϊ
˶
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˴
Ύ˴
Ο
Ύ͉
Ϥ
Ϡ
˴
ϓ
˴
ˬ˶
ϥ
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
ϟϟ˶·˶·
Ο
Ϲ
˶
΍
˸
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˴
Ϯ
˸
Π
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ΐ
˴
Ο
˴
ϭ
˴
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ϊ
˶
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ϊ
˵
Ϙ
˸
ϋ
˴
ί
˴
Ύ˴
Ο
Ύ͉
Ϥ
Ϡ
˴
ϓ
˴
ˬ˶
ϥ
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
.
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
.
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
VIII,
hal.
7:
..˶ϊ˶ϊ˶ϓ˶ϓΎ˴Ύ˴ϨϨ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϡ˴ϋ
“Boleh
melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat ϰ˴
yang
dibolehkan…
karena keperluan
terhadap
manfaat
sama
dengan
keperluan
b.
.
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
Δ
˶
ϟ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
Ϥ
˴
Α
˶
ϊ
˵
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ˬ˶
ϊ
ϓ
˶
Ύ
Ϩ
˴
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
(
Γ
˵
έ
˴
Ύ˴
Ο
Ϲ
˶
΍
)
ϲ
˴
˶Ϭ˴ϓ
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
terhadap benda. Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka
b.
IbnuQudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
VIII,
7:
hal.
b.
Ibnu
sudah
seharusnya
boleh pula akad
ijarah
atas manfaat.”
b.
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
juz
VIII,
hal.
7:
b.
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
juz
VIII,
hal.
7:
b.
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni, juz VIII, hal. 7:
VIII,
c. hal.
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˶ΔIbnu
˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓQudamah,
Ύ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍al-Mughni,
ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍) ˴ϲjuz
˶Ϭ˴ϓ
VIII,
hal. 7:
7:
˴ϲ˶Ϭ˴ϓ
VIII, hal. 54: .˶ϥΎ˴.ϴ˶ϥ˸ϋΎ˴ϴ˴Ϸ˸ϋ˸΍˴Ϸ˶Δ˸΍˴ϟ˶ΰ˶Δ˴ϟ˸Ϩ˶ΰ˴Ϥ˸Ϩ˶Α˴Ϥϊ˵˶Α ˶ϓϊ˵Ύ˴Ϩ˶ϓ˴ϤΎ˴Ϩ˸ϟ˴Ϥ΍˴ϭ˸ϟ΍˴ϭˬ˶ϊˬ˶ϊ˶ϓΎ˶ϓ˴ϨΎ˴Ϥ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍˸ϟ΍ϊ˵ ϊ˵˸ϴ˴Α˸ϴ˴Α((Γ˵Γ˵˴έ˴έΎ˴Ύ˴ΟΟ˶Ϲ˶Ϲ΍΍)) ˴ϲ
˶Ϭ˴ϓ
..˶ϥ
˶ϥΎ˴Ύ˴ϴϴ˸ϋ
˸ϋ˴Ϸ
˴Ϸ˸΍˸΍ ˶Δ˶Δ˴ϟ˴ϟ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴Ϥ˴Ϥ˶Α˶Α ϊϊ˵˵ ˶ϓ˶ϓΎ˴Ύ˴ϨϨ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴ϭϭ ˬ˶
ˬ˶ϊϊ˶ϓ˶ϓΎΎ˴Ϩ˴Ϩ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϊϊ˵˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ((ΓΓ˵˵ ˴έ˴έΎ˴Ύ˴Ο
Ο˶Ϲ
˶Ϲ΍΍)) ˴ϲ
˴ϲ˶Ϭ˶Ϭ˴ϓ˴ϓ
“Ijarah adalah jual beli
manfaat;
Ύ˴Ϭ˴π
˴Β˴ϗ ΍˴Ϋ˶· ˴Γ˴ήdan
˴Ο˸΄˴Θ˸δmanfaat
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍berkedudukan
˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θsama
˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵dengan
˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ
c.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
benda.”
a. Imam
Imam
al-Syairazi,
al.˶ϊ˶ϓΎ˴394:
Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴
Ϡ˴ϋ
a.
al-Syairazi,
al-Muhadzdzab,
juz I, Kitab
al-Ijarah,
Muhadzdzab,
juzjuz
I, I,
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394:
Muhadzdzab,
Kitab
al-Ijarah,
hal.
394: hal.
c.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
VIII, hal. 54:
c.
Ibnu
c.
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
VIII,
hal. 54:
I’anah
al-Thalibin,
juz
III,
hal.
108:
VIII,
hal.
54:
Ύ˴
Ϭ
π
˴
Β
˴
ϗ
˴
΍˴
Ϋ
·
˶
Γ
˴
ή
˴
Ο
˴
΄
˸
Θ
˴
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϧ
˴
ϴ
˸
ό
˴
ϟ
˸
΍
ή
˴
Ο
͋
Ά
˴
ϳ
˵
ϥ
˸
΃
˴
ή
˶
Ο
˶
΄
˸
Θ
˴
δ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˸
ϟ
˶
ί
˵
Ϯ
˸
Π
˵ ˴ϳ˴ϭ
VIII, hal. 54:
Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ΍˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ
“Penyewa boleh menyewakan
˴Β͋Ϟ˴ϗ Ϝ˵΍˴Ϋ˶ϟ ˶· ˴β
˴Γ˴ήbenda
˴Ο˴Ϡ˴ϓ˸΄˴Θ˸δ˭˲ΔϤ˵yang
˸ϟ˶ϋ΍ ΍˴˴ϦΩ ˸ϴdisewa
˴ό[ΓέΎΟϹ΍
˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άjika
ϳ˵] ˸ϥΎ˴Ϭ˴΃ia˸ϴ˶ή˴ϟ˶·˶Οtelah
˸΄˴Θ˴Ο˸δΎ˴Ϥ˵Τ˸Ϡmenerima
˶ϟ΍ ί˵ ͉ϥ˸Ϯ˴΃Π
˵˴ϭ...
˴ϳ˴ϭ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳ΪΎ˴Ύ˴˶ΣϬϬ΍˴˴π
ϭ
ϴ
˸
ϴ
˴
Δ
˴
ϟ
˸
˴ό˴ό˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴ή˴ή͋Ο
˴Ά˴Άϳϳ˵˵ ˸ϥ
˴΃˴΃ ˶ή˶ή˶Ο
˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸δ
ϤϤ˵˵ ˸Ϡ˸Ϡ˶ϟ˶ϟ ίί˵˵ ˸Ϯ˸ϮΠ
˵˵ ˴ϳ˴ϳ˴ϭ˴ϭ
benda tersebut.” Ύ˴Ϭ˴π
˴π˴Β˴Β˴ϗ˴ϗ ΍˴΍˴ΫΫ˶·˶· ˴Γ˴Γ.˴ή˴ή˶ϥ˴Ο
˴ΟΎ˴ϴ˸΄˸΄˸ϋ˴Θ˴Θ˸δ
˸δ˴ϷϤϤ˵˵˸΍ ˸ϟ˸ϟϊ˵΍΍ ˸ϴ˴Ϧ
˴Ϧ˴Α ˸ϴ˸ϴ˸Ε
Ο
͋
ϥ
˸
Ο
˶
δ
˸
Π
˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˶ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ
hal.
VIII,
54: al-Mughni,Ibnu
c.
Qudamah,
al-Mughni, juz
c.
Ibnu
Qudamah,
juz VIII,
hal. 54:
I’anah
al-Thalibin,
juzjuzIII,
I’anah
al-Thalibin,
III,hal.
hal.108:
108:
I’anah al-Thalibin, juz III, hal. 108:
I’anah
al-Thalibin,
III,
hal.
108:
al-Majmu’
˲Ϧ˴Ϝ˸δe.
ϛ˵ ˸ή˸Ϯ˴ϣϛ˵ ˸ή˳Ϊ˴ϣ˶Σ΍˴˳Ϊϭ˶Σ΍˴ϭ͋Ϟjuz
Ϝ˵ ͋Ϟ˶ϟ Ϝ˵ ˴β
˸ϴ˴Ϡ˴ϓImam
΍˴˶ϋΩ΍˴Ω[al-Nawawi,
ΓέΎΟϹ΍
I’anah
al-Thalibin,
juz
˲Ϧ˴ϣ˴Ϝ˴ϭ˸δ˴ϣ˲Ώ
˴ϭ ˸Ϯ˲Ώ
˶ϟIII,
˴β
˸ϴhal.
˴Ϡ˴ϓ˭˲Δ˭˲˴ϴΔ˶ϋ˴ϴ108:
[ΓέΎΟϹ΍] ] Ύ˴ϬΎ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˸ϴ˶·˴ϟ˶· ˴Δ˴Δ˴Ο
˴ΟΎ˴Ύ˴ΤΤ˸ϟ˸ϟ΍΍ ͉ϥ͉ϥ˴΃˴΃˴ϭ˴ϭ...
...
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
ϴ˸ϋΎ˴ϴ˭˲˴Ϸ˸ϋΔ˸΍XV,
˴ί˴ί͋ϮΟ
˵͋Ϯ383:
˵˸ϟΠ
˶Ω˴΃˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ
˴Α[hal.
˸Ε
Ο
˵ Ύ˴ϤΎ˴]Ϥ˴ϛ˴ϛΎ˴Ϛ˴Ϭ˴Ϛ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶˶·ά˶ϟ ϟ˸Ε
˵΍˴ϓ˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˲ϡ97
˲Ϧ˴Ϝ˸δSyarah
˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵al-Muhadzdzah,
˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ˸ϴ.˴ϠΎ˴˶ϥ˴ϓjuz
˴ϴϷ˶ϋϊ˵˸΍ ΍˴˸ϴϊ˵Ω˴Α ˸ϴ˸Ε
ΓέΎΟϹ΍
˴Δ˸Ε˴Ο˴ί˴ίΎ˴͋ϮΤ͋ϮΠ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯ˸Ϯϛϛ˵˵ ˸ή˸ή˴ϣ˴ϣ ˳Ϊ˳Ϊ˶Σ
[[ΓέΎΟϹ΍
] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴Δ˴Ο
˸ϟ΍ ͉ϥ˴΃˴ϭ...
˶Σ΍˴΍˴ϭϭ ͋Ϟ
͋ϞϜϜ˵˵ ˶ϟ˶ϟ ˴β
˴β.˶ϥ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴ϠΎ˴˴ϓ˴ϓϴ˸ϋ˭˲
˭˲˴ϷΔΔ˸΍˴ϴ˴ϴ˶ϋ
˶ϋϊ˵ ΍˴΍˴˸ϴΩΩ˴Α ˸Ε
ΓέΎΟϹ΍
˴Ο˴ίΎ˴Ύ˴͋ϮΤ
ΤΠ
˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ]˴ϛ Ύ˴Ϛ˴Ϭ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶·ϟ ˸Ε
˵˸ϟ΍˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˶Ω˴΃˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˸ϲ˴ϣ˶ϔ˴ϭ˴ϓ ˬ˶˲Ώ
΍
˸
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
Ε
˸
ί
Ϯ
Ο
˵
Ύ˴
Ϥ
ϛ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
ά˶
ϟ
Ε
˸
ί
˴
Ϯ
͋
Π
˵
ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χ΁ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄..˴Θ˶ϥ
˸˶ϥ
δΎ˴Ύ˴Ϥ˵ϴϴ˸ϟ˸ϋ
΍˸ϋ˴Ϸ
Ϧ
ϴ
ό
˴
ϟ
˸
΍
)
Ύ˴
ϫ
ή
˴
Ο
͋
Ά
˴
ϳ
˵
ϥ
˸
΃
ή
˵
Ο
˶
΄
˸
Θ
˴
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ω
˴
΍˴
˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˶ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵έ˴ϓ˴ϓ΃ ˲ϡ˲ϡ΍˴Ϋ˶Ω˶Ω˶·Ύ˴Ύ˴Χ
ΧΎ͉ϣ˴ϭ˴ϭ˴΃
c.
VIII, hal. 54:
VIII, hal. 54:
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ΍˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ
Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ΍˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ
Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ΍˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ
d. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, juz XV, hal. 308;
I’anah al-Thalibin,
al-Syarbini,
Mughni al-Muhtaj,
hal. 332; al-Dimyathi, I’anah
juz III, juz
hal.II,108:
I’anah al-Thalibin,
al-Thalibin,
juz III, hal. juz
108:III, hal. 108:
I’anah
al-Thalibin,
III,
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ
˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋Ϟjuz
Ϝ˵ ˶ϟ ˴β
˸ϴ˴Ϡ˴ϓ hal.
˭˲Δ˴ϴ˶ϋ108:
΍˴Ω [ΓέΎΟϹ΍] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴΃˴ϭ...
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ˸ϴ˴ϠΎ˴˴ϓϴ˸ϋ˭˲˴ϷΔ˸΍˴ϴ˶ϋϊ˵ ΍˴˸ϴΩ˴Α ˸Ε
[ΓέΎΟϹ΍
˴Δ˴Ο˴ίΎ˴͋ϮΤΠ
˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ]˴ϛ Ύ˴Ϛ˴Ϭ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶·ϟ ˸Ε
˵˸ϟ΍˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˶Ω˴΃Ύ˴˴ϭΧ...˴ϭ
˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ]˴ϛ Ύ˴Ϛ˴Ϭ˸ϴ˶ϟ˴ϟά˶˶·ϟ ˸Ε
˵˸ϟ΍˴ϓ ͉ϥ˲ϡ˶Ω˴΃˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ˸ϴ˴ϠΎ˴˴ϓϴ˸ϋ˭˲˴ϷΔ˸΍˴ϴ˶ϋϊ˵ ΍˴˸ϴΩ˴Α ˸Ε
[ΓέΎΟϹ΍
˴Δ˴Ο˴ίΎ˴͋ϮΤΠ
.˶ϥadanya
Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϊ˵akad
˸ϴ˴Α ˸Ε˴ίijarah
͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ(sewa
˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˶ϟmenyewa),
˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓ ˲ϡ˶Ωsebab
Ύ˴Χ˴ϭ
“…kebutuhan
orang
mendorong
tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).
e.
Imam al-Nawawi, al-Majmu’
Oleh
sebagaimana
dibolehkanal-Majmu’
juga menjual
e. karena itu, ijarah dibolehkan
Imam
al-Nawawi,
Syarah al-Muhadzdzah, juz XV, hal. 383:
benda.”
e.
Imam
al-Nawawi,
al-Majmu’
Syarah al-Muhadzdzah, juz
XV, hal.
383:
Syarah
e. Imam
al-Nawawi,
Syarah
˸ϲ˶ϔ˴ϓ ˬ˶ξ
˸Βal-Muhadzdzah,
˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χal-Majmu’
΁ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵juz
˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴXV,
˴ό˸ϟ΍al-Muhadzdzah,
) Ύ˴ϫhal.
˴ή͋Ο˴Ά383:
ϳ˵ ˸ϥ˴΃ ή˵ ˶Οjuz
˸΄˴Θ˸δϤ˵XV,
˸ϟ΍ ˴Ω΍˴hal.
έ˴΃ ΍˴Ϋ383:
˶· Ύ͉ϣ˴΃
˸ϲ˶ϔ˴ϓ ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χ΁ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍) Ύ˴ϫ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ :˳Ϫ˸ϥΟ
˴˵΃ ˸ϭή˵ ˴΃ ˶ΟΔ˵ ˸΄˴Λ˴Θ˴ϼ˸δ˴ΛϤ˵ ˸ϟ˶Γ΍˴έ˴ΩΎ˴Ο΍˴έ˶Ϲ˴΃ ˸΍΍˴Ϋ˶ί˶·΍˴ϮΎ͉ϣ˴Ο˴΃
˵˴΃ ˸ϭή˵ ˴΃ ˶ΟΔ˵ ˸΄˴Λ˴Θϼ˸δ˴ΛϤ˵ ˸ϟ˶Γ΍˴έ˴ΩΎ˴Ο΍˴έ˶Ϲ˴΃ ˸΍΍˴Ϋ˶ί˶·΍˴ϮΎ͉ϣ˴Ο˴΃
˸ϲ˶ϔ˴ϓ ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴ή˴Χ΁ (˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍) Ύ˴ϫ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ :˳Ϫ˸ϥΟ
:˳ϪΟ
˵ ˸ϭ˴΃ Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ ˶ί΍˴Ϯ˴Ο
ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϻ ˬ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˳Γ˴ΰ˶΋Ύ˴Ο ή˵ ˸ϴ˴Ϗ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴΃ (Ύ˴ϫΪ˵ ˴Σ˴΃)
ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϻ ˬ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˳ˬ˶Γϊ˴ΰ˸ϴ˶΋˴ΒΎ˴˸ϟΟΎ˴ϛ ή˵˴ϡ͉Ϊ˸ϴ˴Ϗ˴Ϙ˴Η Ύ˴Ύ˴ϤϬ˴ϛ͉ϧ˴΃ Γ˵ ˴έ(Ύ˴Ύ˴ϫΟΪ˵˶Ϲ˴Σ˸΍˴΃˴ϭ)
ˬ˶ξ˸Β˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϻ ˬ˶ϊ˸ϴ˶Β˴Ϥ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˳ˬ˶Γϊ˴ΰ˸ϴ˶΋˴ΒΎ˴˸ϟΟΎ˴ϛ ή˵˴ϡ͉Ϊ˸ϴ˴ϏϘ˴Η Ύ˴ϤϬ˴ϛ͉ϧ˴΃ Γ˵ ˴έ(Ύ˴Ύ˴ϫΟΪ˵˶Ϲ˴Σ˸΍˴΃˴ϭ)
˴έΎ˴˶ϧΟΎ͉Μ˶Ϲ
ή˵ ˸ϴ˶μ˴Η˴ϻ Δ˵ ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˵Δ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϯϫ˵ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ω˸ϮϘ˵ ˸ό˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˲Γ˴ΰˬ˶˶΋ϊΎ˴Ο˸ϴ˴Β˸ϟ˴ΓΎ˴˴έϛ Ύ˴˴ϡΟ͉Ϊ˶Ϲ˴Ϙ˴Η˸΍ Ύ˴͉ϥϤ˴ϛ΃ (Γ˵˸ϲ
ϟ΍˴ϭ˸΍˴ϭ)
ή˵ ˸ϴ˶μ˴Η˴ϻ Δ˵ ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ.˶Ϧ˸ϟ΍˴˸ϴϭ˴ό˸ϟˬ˵΍Δξ
˴˵ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸Β˴ϗ˸ϟ΍ ˶Δ˴Ϯ˴όϫ˵˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˶Ϫ˸ϟ˸ϴ΍˴Ϡ˴ϋϲ˶ϓ˴Ω˸Ϯ˸ήϘ˵͋Λ˸ό˴Ά˴Ϥϳ˵˸ϟ΍˸Ϣ˴Ϡ͉ϥ˴ϓ ˴Ϸˬ˶Ϧˬ˲˸ϴΓ˴ό˴ΰ˸Ϡ˶ϟ˶΋Ύ˴˶ήΟ͋Ο˴Γ˴Ά˴έϤ˵Ύ˴Ο
Ϲ
˶
΍
˸
ϥ
͉
΃
˴
(
ϲ
˸
ϧ
˶
Ύ͉
Μ
˸ϟ΍ ˶ξ˸Β˴ϘΑ ˱Δ˴ο˸Ϯϟ΍˴Β˵ϭ˸Ϙ˴ϣ)
˵˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˸Β˴ϗ˸ϟ΍ ˶Δ˴Ϯ˴όϫ˵˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ˶Ϫ˸ϟϴ΍˴Ϡ˴ϋϲ˶ϓ˴Ω˸Ϯ˸ήϘ˵͋Λ˸ό˴Ά˴Ϥϳ˵˸ϟ΍˸Ϣ˴Ϡ͉ϥ˴ϓ ˴Ϸˬ˶Ϧˬ˲˸ϴΓ˴ό˴ΰ˸Ϡ˶ϟ΋Ύ˴˶ήΟ͋Ο˴Γ˴ΆέϤ˵Ύ˴Ο˸ϟ΍ ˶Ϲ˶ξ
ή˵ ˸ϴ˶μ˴Η˴ϻ Δ˵ ˴ό˴ϔ˸Ϩ˴Ϥ.˶Ϧ˸ϟ΍˴˸ϴϭ˴ό˸ϟˬ˵΍Δξ
˸΍ ͉ϥ˸Β˴Ϙ΃Α(˱Δ˸ϲ˴ο
˶ϧΎ͉Μ˸Ϯϟ΍˴Β˵ϭ˸Ϙ˴ϣ)
.
Ϧ
˶
ϴ
˸
ό
˴
ϟ
˸
΍
ξ
˵
Β
˸
ϗ
˴
Δ
˶
ό
˴
ϔ
˴
Ϩ
˸
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϲ˶
ϓ
ή
˸
Λ
͋
Ά
˴
ϳ
˵
Ϣ
˸
Ϡ
˴
ϓ
˴
ˬ˶
Ϧ
ϴ
˸
ό
˴
Ϡ
˸
ϟ
˶
ή
˶
Ο
͋
Ά
˴
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ξ
˶
Β
˸
Ϙ
˴
Α
Δ
˱
ο
˴
˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Θ˴π˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Ο˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ Ύ˴ϬΗ˵ ˴έΎ˴Ο˶· ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ (Κ
˵ ˶ϟΎ͉Μ˸Ϯϟ΍˴Β˵ϭ˸Ϙ˴ϣ)
˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Θ˴π˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Ο˴ΆϤ˵.˸ϟ˶Ϫ΍˶Θ˴π
˴Ϧ˶ϣ˸Β˴ϗΎ˴Ϭ˸ϲΗ˵˶ϓ˴έΎ˴˸Ζ
Ο˴δ
˶· ˸ϴί˵˴ϟ ˸ϮΎ˴ϬΠ
˵ ͉ϧ˴ϳϷ(ˬ˶
Κ
˵ ή˶ϟ͋ΟΎ͉Μ˴Άϟ΍˴Ϥ˵ϭ˸ϟ)΍
˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Θ˴π˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Ο˴ΆϤ˵.˸ϟ˶Ϫ΍˶Θ˴π
Ϧ˶ϣ˸Β˴ϗΎ˴Ϭ˸ϲΗ˵˶ϓ˴έΎ˴˸Ζ
Ο˴δ
˶· ˸ϴί˵˴ϟ ˸ϮΎ˴ϬΠ
˵ ͉ϧ˴ϳϷ(ˬ˶
Κ
˵ ή˶ϟ͋ΟΎ͉Μ˴Άϟ΍˴Ϥ˵ϭ˸ϟ)΍
.˶Ϫ˶Θ˴πyang
˸Β˴ϗ ˸ϲ˶ϓdisewa
˸Ζ˴δ˸ϴ˴ϟ Ύ˴kepada
Ϭ͉ϧϷ ˬ˶ή͋Οpihak
˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
“Jika penyewa bermaksud menyewakan benda
lain sebelum benda itu diterima, maka mengenai kebolehan penyewaan
(kedua) tersebut terdapat tiga pendapat. Pertama, tidak boleh, sebagaimana
halnya benda yang dibeli; artinya, tidak boleh menjual benda yang dibeli
sebelum diterima; sedangkan ijarah (sewa menyewa) sama dengan jual beli
(bai’) sebagaimana keterangan terdahulu.
98
Kedua, penyewaan (kedua oleh penyewa) hukumnya boleh (sah), karena
obyek ijarah adalah manfaat; sedangkan manfaat tidak dipandang telah
diterima hanya dengan pemberi sewa telah menyerahkan benda yang
disewakannya. Oleh karena itu, penyerahan benda tidak menimbulkan
pengaruh hukum terhadap manfaat.”
Ketiga, boleh hukumnya menyewakan benda yang disewa tersebut kepada
pemberi sewa (pertama), karena benda itu berada pada tangannya; namun
tidak boleh menyewakannya kepada selain pemberi sewa (orang lain), karena
benda itu tidak berada pada tangannya.”
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
f.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz
f. VIII,
Ibnu
hal. 56:
f.
IbnuQudamah,
Qudamah, Al-Mughni,
Al-Mughni, juz
juz
f. Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz VIII, hal. 56:
VIII,
hal.
56:
f.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz
VIII, hal. 56:
˶ϭέ˵ ˴ϭ hal.
.Ϊ˵ ˴Ϥ˸Σ˴΃56:
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ͉κ˴ϧ .˳Γ˴ΩΎ˴ϳ˶ί˴ϭIbnu
˶ή˸Ο˴Ϸ˸΍ Qudamah,
˶Ϟ˸Μ˶Ϥ˶Α ˶Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ Γ˵ ˴έAl-Mughni,
Ύ˴Ο˶· ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸Ϯjuz
Π
˵ ˴ϳ˴ϭ
f.˴ϱ
VIII,
˴ϱ˶ϭϦ
έ˵ ˸Α˴ϭ˶ϭ΍˴ϭέ˵ .˴ϭΪ˵˳έ˴Ϥ˸Ϯ.ΣΪ˵˴Λ˴΃˴Ϥ˸Σ˸Ϯ˶Ϫ˴΃˸ϴΑ˵˴Ϡ΃˴ϭϋ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ͉κ
˴ϧ˶ϓΎ͉.θ˴ϧ˳Γ˴Ωϟ΍.Ύ˴˳Γϳ˴Ω˶ί˴ϝΎ˴ϳ˴ϭΎ˴˶ίϗ ˴ϭ˶ή˶Ϫ˸Ο˶ή˶Α˴ϭ˴Ϸ
˸΍.͋ϱ
˶Ϟ˶Ϟ˶ή˸Μ˶Ϥ˸ϫ˸Μ˶Α˶Ϥ͊ΰ˶Α˶Ϧϟ΍˴˶Ϧ˸ϴϭ˴ό˸ϴ˴ό˸ϟ΍˶Ϧ˸ϟ΍Γ˵˴δ˴έΓ˵˴Τ˴έΎ˴Ο˸ϟΎ˴΍˴Οϭ˶· ˶· ˶ή˶ήˬ˳˶Ο˯˶ΟΎ˴˸΄τ
˴Θ˴Θ˸δ˸δ˴ϋϤ˵Ϥ˵ ˸Ϡ˸Ϡ˶ϟ˸Ϧ˶ϟ ί˵˴ϋί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ
˵Π
˵VIII,
ˬ͊
ϲ
ό
˶
˴ϱ
κ
͉
Ο
˸
Ϸ
˴
΍
˸
΄
˸
˵˴Ϛ˴ϳ˴ϳ˶ϟ˴ϭ˴ϭΫ
hal. 56:
.
έ
˶
ά
˶
˸ϨϤ˵˴ϳ˶ϟ˶ϟ˴ϭ˸ϟΫΫ΍
Ϧ
˵ ˸Α΍˴ϭ˴ϱ
Ύ͉˶όθ˶ϓΎ͉ϟ΍˴ϧθϟ΍.˴ϝ˳Γ˴ΩΎ˴Ύ˴˴ϝϗϳ˶ίΎ˴ϗ˶Ϫ˴ϭ˶Α˶Ϫ˴ϭ˶ή˶Α˴ϭ˸Ο.͋ϱ
ή
˶
ϫ
˸
ΰ
͊
ϟ΍˴
ϭ
Ϧ
˶
δ
˴
Τ
˴
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ˬ˳
˯
Ύ˴
τ
ϋ
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϧ
˵ ˸Α˶ϭ΍˴˳έϭέ˵ ˸Ϯ˴ϭ˴Λ˳έ.˸ϮΪ˵˸Ϯ˴ΛϤΑ˵˸Σ˴΃˴ϭ˸Ϯ˴΃Α˵ ˴΃˶Ϫ˴ϭˬ͊˸ϴϲ˴Ϡ˴ϋˬ͊˶όϲ˶ϓ͉κ
.
ϱ
͋
ή
˶
ϫ
˸
ΰ
͊
ϟ΍˴
ϭ
Ϧ
˶
δ
˴
Τ
˴
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ˬ˳
˯
Ύ˴
τ
ϋ
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
˴Ϛ
˴Ϸ˸΍ ˶ϞΜ˶Ϥ˶Α ˶Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ Γ˵ έΎ˴Ο˶· ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵˴Ϛ
.
έ
˶
ά
˶
Ϩ
˸
˴ϱ
“Penyewa
dengan
sejumlah
˵ ˶ϭ˸Α΍˴έ˵ϭ˴ϭ ˳έ.˸ϮΪ˵ Ϥ˴Λ ˸Σboleh
Ϧ
˸Ϯ˴΃ Α˵ ˴΃˶Ϫ˴ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋˬ͊menyewakan
ϲ͉κ
˶ό˶ϓΎ͉˴ϧθ.ϟ΍˳Γ˴ΩΎ˴˴ϝϳ˶ίΎ˴ϗ˴ϭ ˶Ϫbenda
˶˶ήΑ˴ϭ˸Ο˴Ϸ.˸΍͋ϱ˶Ϟyang
˶ήΜ˸ϫ˶Ϥ͊ΰ˶Α ϟ΍˴˶Ϧϭdisewanya
Ϧ
˶
δ
˴
Τ
˴
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ˬ˳
˯
Ύ˴
τ
ϋ
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϛ
˴
˸ϴ˴ό˸ϟ΍ Γ˵ έΎ˴Ο˶· ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ Ϥ˵˴ϳ˶ϟ˸ϟ˴ϭΫ΍
bayaran
(sewa)
yang
sama
atau
lebih
tinggi.
Hal
tersebut
telah
ditegaskan
.
έ
˶
ά
˶
˸ϨϤ˵ ˶ϟ˸ϟΫ΍
˵ ˸Α΍˴ϭ ˳έ˸Ϯ˴Λ ˸ϮΑ˵ ˴΃˴ϭ ˬ͊ϲ˶ό˶ϓΎ͉θϟ΍ ˴ϝΎ˴ϗ ˶Ϫ˶Α˴ϭ .͋ϱ˶ή˸ϫ͊ΰϟ΍˴ϭ ˶Ϧ˴δ˴Τ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˳˯Ύ˴τ˴ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϛ
Ϧ
oleh Imam Ahmad. Pendapat yang sama dikemukakan pula ‘Atha’, al˸ϨϤ˵ ˸ϟ΍
g.
Ibnu Qudamah, al-Mughni,.˶έ˶άjuz
Hasan,
dan al-Zuhri; demikian juga dikemukakan oleh Iman Syafi’i, Abu
VIII,
hal.
113:
g. dan Ibn al-Munzir.” Ibnu
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
g. Tsaur
g.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
VIII,
hal.
113:
VIII,
hal.
113:
g. Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz VIII, hal. 113:
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥhal.
˸π˴ϳ ˸Ϣ113:
˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η Ibnu
˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄Qudamah,
˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴al-Mughni,
ϣ˴΃ ˲Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴όjuz
˸ϟ΍˴ϭ
VIII,
g.
˸Ϩhal.
˴Ϥ˴ϳ˸π˸Ϣ˴ϟ˴ϳ ˳ς
˸Ϣ˴ϟ˸ϳ˶ή˳ς˸ϔ˸ϳ˴Η˶ή˶ή˸ϔ˴Η˸ϴ˴ϐ˶ή˶Α˸ϴ˴ϐ˸Ζ
˶Α ˸Ζ
˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟϤ˵΍˸ϟ΍˶Ϊ˴ϳ˶Ϊ˴ϳ˸ϲ˸ϲ˶ϓ ˶ϓ˲Δ˲Δ˴ϧΎ˴˴ϧϣΎ˴ϣ˴΃ ˴΃˲Γ˲Γ˴ή˴ή˴Ο˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˸ϴ˴ό˴ό˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴ϭϭ
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ.˴ϤΎ˴Ϭ˸π
˴ϔ˶Ϡ˴Η˴ϔ˶Ϡ˸ϥ˴Η ˶·˸ϥˬ˶˶·ήˬ˶˶Οή˶Ο
˸΄˴Θ˸δ
˵Ϧ
VIII,
113:
.
Ύ˴
Ϭ
Ϩ
˸
Ϥ
˴
π
˸
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
ς
˳
ϳ
˸
ή
˶
ϔ
˸
Η
˴
ή
˶
ϴ
˸
ϐ
˴
Α
˶
Ζ
˸
ϔ
˴
Ϡ
˶
Η
˴
ϥ
˸
·
˶
ˬ˶
ή
Ο
˶
΄
˸
Θ
˴
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϊ
˶
ϳ
˴
ϲ
˸
ϓ
˶
Δ
˲
ϧ
˴
Ύ˴
ϣ
΃
˴
Γ
˲
ή
˴
Ο
˴
΄
˸
Θ
˴
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϧ
˵
˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
“Benda
yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan
h.
Al-Sayyid
Sabiq
dalam
Fiqh
disebabkan
˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐpenyewa
˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥtidak
˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄diminta
˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲharus
˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣbertanggung
˴΃ ˲Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ jawab
˸ϴ˴όal˸ϟ΍˴ϭ
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣkelalaian,
h.
Al-Sayyid
Sabiq
dalam
Fiqh
alSunnah
(Beirut:
Dar
al-Fikr,
1983),
Juz
3,
Cet.
Ke-4,
hal.
(mengganti).”
h. Al-Sayyid Sabiq dalam Fiqh alh.
Al-Sayyid
Sabiq
Fiqh
alSunnah
(Beirut:
DarFiqh
al-Fikr,
1983),
JuzDar
Cet.
Ke-4,
hal.
208,
h.
Al-Sayyid
Sabiq dalam
al-Sunnah
(Beirut:
al-Fikr,
1983),
Juz
Sunnah
(Beirut:
Dar
al-Fikr,
1983),
Juz
3,3,dalam
Cet.
Ke-4,
hal.
Sunnah
(Beirut:
Dar al-Fikr,
1983), Sabiq
Juz 3, dalam
Cet. Ke-4,
208,
h.
Al-Sayyid
Fiqhhal.
al3,
Cet. Ke-4,
hal. 208,
208,
˴Ϧ208,
˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ ... ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ
Sunnah
(Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Juz 3, Cet. Ke-4, hal.
˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ .˸Ϯ͉ϞΠ
˵˴ϗ˴΃ϳ˴ϭ˸ϭ˴΃...˴Ϊ˴ϳ˸ί˴Γ˴΃ή˸ϭ˴Ο˴΃˸΄˴Θ˶Ϫ˸δ˶Α Ϥ˵Ύ˴ϫ˸ϟ΍˴ή˴Ϧ˴Ο˸ϴ˴΃όΎ˴˸ϟ΍ϣ ˴ή˶Ϟ͋Ο˸Μ˶Ϥ˴Ά˶Αϳ˵ Ύ˴Ϭ˸ϥ˴π
˴΃ ˶ή˴Β˴ϗ˶Ο΍˴˸΄Ϋ˴Θ˶·˸δϤ˵˴Γ˸Ϡ˴ή˶ϟ ˴Οί˵ ˸΄˸Ϯ˴Θ˸δΠ
˵ Ϥ˵˴ϳ˴ϭ˸ϟ΍
˴Ϧ˸ϴ˴ό208,
˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ ... ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϭ
.
Ϟ
͉
ϗ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
Ϊ
˴
ϳ
˴
ί
˸
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ύ˴
ϫ
ή
˴
Ο
˴
΃
˴
Ύ˴
ϣ
Ϟ
˶
Μ
˸
Ϥ
˶
Α
˶
Ύ˴
Ϭ
π
˴
Β
˴
ϗ
˴
΍˴
Ϋ
·
˶
Γ
˴
ή
˴
Ο
˴
΄
˸
Θ
˴
δ
˸
˵ ϳ˴ϭ ... ˴Γή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ Ϥ˵˴ϳ˴ϭ˸ϟ΍
˴Ϧ˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο˴Άϳ˵ ˴ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ.͉Ϟί˵ ˴ϗ˸Ϯ˴΃Π
˸ϭ˴΃ ˴Ϊ˴ϳ˸ί˴΃ ˸ϭ˴΃ ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϫ˴ή˴Ο˴΃ Ύ˴ϣ ˶Ϟ˸Μ˶Ϥ˶Α Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ΍˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δ˵Ϥ˸ϟ΍
˴΃...˴Ϊ˴ϳ˸ί˴Γ˴ή˴΃ ˴Ο˸ϭ˴΃˸΄˴Θ˶Ϫ˸δ˶ΑϤ˵ Ύ˴barang
΍˴˸΄Ϋ˴Θ˶·˸δϤ˵˴Γ˸Ϡ˴ή˶ϟ ˴Οί˵ ˸΄˸Ϯ˴Θboleh
˸δΠ
˴ϦPenyewa
˴Άϳ˵ ˴ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ ί˵ boleh
˸Ϯ.͉ϞΠ
˵ ˴ϗ˴ϳ˴΃˴ϭ˸ϭmenyewakan
˸ϟϫ΍ ˴ή˴Ϧ˴Ο˸ϴ˴΃˴ό˸ϟΎ˴΍ϣsewaan….
˴ή˶Ϟ͋Ο˸Μ˶Ϥ˴Ά˶Α˵ϳ Ύ˴Ϭ˸ϥ˴π
˴΃ Ia˶ή˴Β˴ϗ˶Ο(penyewa)
˵ Ϥ˵˴ϳ˸ϟ˴ϭ΍
˸ϴ˴ό˸ϟ΍ ˴ή͋Ο(musta’jir)
Wahbah
al-Zuhaili,
al-Fiqh
i.
pula
menyewakan
kembali
dengan
harga
yang
sama
pada
saat
ia
menyewa,
.͉Ϟ˴ϗ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˴Ϊ˴ϳ˸ί˴΃ ˸ϭ˴΃ ˶Ϫ˶Α Ύ˴ϫ˴ή˴Ο˴΃ Ύ˴ϣ ˶Ϟ˸Μ˶Ϥ˶Α Ύ˴Ϭ˴π˴Β˴ϗ ΍˴Ϋ˶· ˴Γ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δalϤ˵ ˸ϟ΍
i. banyak
Wahbah
al-Zuhaili,
lebih
lebih sedikit.
Islami
wa atau
Adillatuhu,
Cet.4
Juz 5; hal.
3842: al-Fiqh ali. i.Islami wa Adillatuhu, Cet.4
Wahbah
al-Fiqh
alWahbah
al-Zuhaili,
al-Fiqh
alJuz wa
5;al-Zuhaili,
hal. 3842:Cet.4
i. Wahbah
al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami
Adillatuhu,
Juz 5; hal.
Ύ˴Islami
Ϭ˶Α ω
˵ Ύ˴wa
ϔ˶Θ˸ϧ˶ϻ
΍
˸
Ϫ
˵
Ϡ
˴
ϓ
˴
ϝ
˶
ί
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϯ
˴
Τ
˸
ϧ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Ύ˱
Η
Ϯ
˸
ϧ
˵
Ύ˴
Σ
ϭ
˸
΃
˴
΍˱
έ
΍˴
Ω
κ
˲
Ψ
˸
η
˴
ή
˴
Ο
˴
΄
˸
Θ
˴
γ
˸
΍
΍˴Ϋ˶·
Islami
Adillatuhu,
Cet.4
Juz
5;
hal.
3842:
wa
Adillatuhu,
Cet.4
Juz
5;
hal.
3842:
i.3842:
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al˸ϥΎ˴Ϭ˴΃˶Α Ϫ˵ ω
˴˵ϟ˴ϭΎ˴ϔ˶Θˬ˶˸ϧΓ˶ϻ˴έ˸΍Ύ˴ϋϪ˵ ˶Ϲ˴Ϡ˴ϓ˸Ύ˶Α˶ϝ˸ϡ˶ί˴΃ Ύ˴Ϩ˶Γ˴Ϥ˴έ˸ϟΎ˴΍Ο˴Ϧ˶Ϲ˶ϣ˸Ύ˶Α Ύ˴˶ϩϤ˶ήϫ˵ ˸ϴ˴Ϯ˴Ϗ˸Τ˴ϧ˶ϥ˸ϭΎ˴˴΃Ϝ˸γΎ˱Η˸Ϯ˶· ϧ˵˸ϭΎ˴Σ˴΃ ˶Ϫ˸ϭ˶δ˴΃˸ϔ˴Ϩ΍˱˶Αέ΍˴ϰ˴
Ϩ
Ϝ
˸
δ
͊
ϟ΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
˯
˴
Ύ˴
η
Κ
˵
ϴ
˸
Ω ˲κ˸Ψη ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ΍˴Ϋ˴Σ˶·
Ύ˴Ϭ˶ΑIslami
˵ ˴΃˶ΑΎ˴ϔϪ˵ω
˶˵Θ˴ϟ˸ϧ˴ϭΎ˴˶ϻϔ˶Θ˸΍ˬ˶˸ϧwa
ϝ˴ϓ ˸Ύ˶ί˶ΑϝΎ˴Ϩ˶ί˸ϡ˴Ϥ˴΃Ύ˴˸ϟϨ΍˶Γ˴Ϥ˴έ˸ϟ˴Ϧ΍Ύ˴Ο˶ϣ˴Ϧ˶Ϲ˶ϣΎ˴˸ΎϤCet.4
˴΃˶ϥ˸ϭ˴΃Ύ˴Ύ˱ϜΗΎ˱˸ϮγΗ5;
ϧ˸Ϯ˵˶·Ύ˴ϧ˵Σ˸ϭΎ˴Σhal.
έ˴Ϩ΍˱έ˶Α΍˴Ω΍˴ϰ˴
.Ω˶ϩϨ˲κ
˶ή˲κ
˸Ύ˴ϥϬω
Γ˶ϻϪ˵˴έ˸΍˴ϠΎ˴˴ϓϋϪ˵Adillatuhu,
˶˴ϠϹ
˶ΑΎ˴ϫ˵Ϥ˶ϩ˴Ϯ˶ήϫ˵ ˸Τ˴Ϯ˸ϴ˴Ϗ˴ϧ˸Τ˸ϭ˴ϧJuz
˴΃ ˸ϭ˶Ϫ˸ϭ˴΃˶δ˴΃ ΍˱˸ϔ3842:
˸Ϝ˸ϴ͊δ˴Ϗ˸Ψ
ϟ΍˸Ψ˴ω˴ηη˴ϦΎ˴Θ˶ϣ˴ϣή˴ή˴Ο
˯˶Ϫ˴ΟΎ˴˸ϴ˸΄˸΄η˶ϓ˴Θ˴Θ˸γ
˵΍΍ ˴π
˸γ˴ϊΚ
΍˴΍˴˸ϴΫΫ˴Σ˶·˴ϳ˶·
˸ϥ˴΃ ˸ϥϪ˵ ˴ϟ˴΃˴ϭϪ˵ ˴ϟˬ˶˴ϭΓ˴έˬ˶Ύ˴Γϋ˴έ˶ϹΎ˴ϋ˸Ύ˶Α˶Ϲ˸Ύ˸ϡ˶Α˴΃ ˸ϡ˶Γ˴΃˴έ˶ΓΎ˴˴έΟΎ˴˶ϹΟ˸Ύ˶Ϲ˶Α ˸Ύ˶ϩ˶Α˶ή˶ϩ˸ϴ˶ή˴Ϗ˸ϴ˴Ϗ˶ϥ˶ϥΎ˴ϜΎ˴˸γϜ˸γ˶· ˶·˸ϭ˸ϭ˴΃ ˴΃˶Ϫ˶Ϫ˶δ˶δ˸ϔ˴Ϩ˸ϔ˶Α˴Ϩ˶Α ϰ˴
˵˴ϊΚ
ϴ
˸
˴Σ˴ϳ
.ϰ˴Ϩ˶ϩϨ˸Ϝ˶ή˸Ϝ͊δ˸ϴ͊δ˴Ϗϟ΍ϟ΍ ˴ω˴Ϧ˴ϦΎ˴˶ϣΘ˶ϣ˴ϣ˴˯˴˯˶ϪΎ˴Ύ˴˸ϴηη˶ϓ Κ
π
˴
Ύ˴Ϭ˶Α ω
˵ Ύ˴ϔ˶Θ˸ϧ˶ϻ˸΍ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˶ϝ˶ίΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴Ϯ˸Τ˴ϧ˸ϭ˴΃ Ύ˱Η˸Ϯϧ˵ Ύ˴Σ ˸ϭ˴΃ ΍˱έ΍˴Ω ˲κ˸Ψ˴η ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˵΍ ˸ϴ΍˴˴ΣΫ˶·
.˶ϩ.ϩ˶ή˶ή˸ϴ˸ϴ˴Ϗ˴Ϗ ˴ω˴ωΎ˴Ύ˴ΘΘ˴ϣ˴ϣ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ˴ϊ˴π˴ϳ
˸ϥ ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˶Γ˴έΎ˴ϋ˶Ϲ˸Ύ˶Α ˸ϡ˴΃ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸Ύ˶Α ˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˶ϥΎ˴Ϝ˸γ˶· ˸ϭ˴΃ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶Α ϰ˴Ϩ˸Ϝ͊δϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴˯Ύ˴η Κ
˵ ˸ϴ˴Σ
Dr. tokoAliatauMuhyiddin
al-˴ϳ
j.
“Jika
seseorang menyewa rumah,
tempat
.˶ϩ˶ή˸ϴlainnya,
˴Ϗ ˴ωΎ˴Θ˴ϣAli
˶Ϫia
˸ϴ˶ϓ ˴ϊboleh
˴π
memanfaatkannya
sesuai dengan
kehendaknya,
baik ditempatihal.
sendiri
atau
j.
Dr.
Ali Muhyiddin
Ali 352alQarahdaghi,
Buhuts
fi al-Iqtishad
al-Islami,
dengan
menempatkan
orangfilain
ke dalamnya
melalui
akad sewa
menyewa
j.Qarahdaghi,
Dr.
Ali Muhyiddin
Muhyiddin
Ali
j. 353:
Dr.
Ali
Ali
alBuhuts
al-Iqtishad
al-Islami,
hal.
352atau dengan cara meminjamkan; ia (penyewa) boleh juga menaruh
Qarahdaghi,
Buhutsfi fial-Iqtishad
al-Iqtishad
al-Islami, hal.
hal.
353:
Qarahdaghi,
Buhuts
al-Islami,
j.(memasukkan)
Dr.
Alitempat
Muhyiddin
Ali 352albenda
orang
lain
di˸ϟ΍ dalam
tersebut.”
ˬ
(
Ϛ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˶
Ϥ
˸
Θ
͉
ϟΎ˶
Α
Δ
˳
ϴ
˴
Ϭ
˶
Θ
˴
Ϩ
˸
ϣ
˵
ή
˶
ϴ
˸
Ϗ
˴
ϱ΃
)
Δ
˶
ϳ
˴
Ω
˶
Ύ˴
ό
Γ
˶
έ
˴
Ύ˴
Ο
Ϻ
˶
ϟ
˶
ϙ
˳
Ϯ
˸
Ϝ
˵
λ
˵
έ
˵
΍˴
Ϊ
λ
˸
·
˶
Ϛ
˴
˶ϟά˴ϛ Ϧ
˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ
353:
353:
Qarahdaghi,
.˶Ϡϝ˸ϤΎ˴͉ΘϤϟΎ˶Muhyiddin
˸ϋΑ ˴Ϸ˳Δ˸΍˴ϴ˶Ϭϰ˴
Ο˶·ϱ΃˸ϡal-Qarahdaghi,
˴΃)fi
˳Δ˴ϟ˶Δ˸Ϯ˴ϳϘ˵˶Ωal-Iqtishad
˸ϨΎ˴˴ϣό˸ϟ˴ή΍ ˸ϴ˶Γ˴Ϗ˴έΎ˴˸ϭΟ˴΃˶Ϻ˱ΔBuhuts
Ϙ˵ ˸Ϩal-Islami,
˴ϣ˸ϮϜ˵˶ϥλ
˴έΎ˴˶·Ο˴Ϛ
˶·hal.
˸Ζ
˲˯˶Ϝ΍˴˸ϤϮϳ˵˴γ˴ϭ
ˬ(˶Ϛ˸ϴAli
˴Θ˸ϨϠϣ˵˴ϋBuhuts
˶ή˱Γ˴έ˸ϴ˴ϏΎ˴Ali
˶ϟ˴˸Ϯ˳ϙ
˵ Ύ˴fiϴ˸ϋal-Iqtishad
έ˵˴Ϸ΍˴˸΍Ϊ˴Γ˸λ
˶ϟά˴al-Islami,
ϛ˴ϧΎ˴ϛϦ
˵352j. Dr.
353:
hal.
352-353:
.
ϝ
˶
Ύ˴
Ϥ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Γ
˱
έ
˴
Ύ˴
Ο
·
˶
ϡ
˸
΃
˴
Δ
˳
ϟ
˴
Ϯ
˸
Ϙ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˴
ή
˴
ϴ
˸
Ϗ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Δ
˱
˴
Ϯ
˸
Ϙ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˴
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
Γ
˴
έ
˴
Ύ˴
Ο
·
˶
Ζ
˸
ϧ
˴
Ύ˴
ϛ
ˬ
(
Ϛ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˶
Ϥ
˸
Θ
͉
ϟΎ˶
Α
Δ
˳
ϴ
˴
Ϭ
˶
Θ
˴
Ϩ
˸
ϣ
˵
ή
˶
ϴ
˸
Ϗ
˴
ϱ΃
)
Δ
˶
ϳ
˴
Ω
˶
Ύ˴
ό
ϟ
˸
΍
Γ
˶
έ
Ύ˴
Ο
Ϻ
˶
ϟ
˶
ϙ
˳
Ϯ
˸
Ϝ
˵
λ
˵
έ
˵
΍˴
Ϊ
λ
˸
·
˶
Ϛ
˴
ϟ
˶
ά˴
ϛ
Ϧ
˵
ˬ(˶Ϛ ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ͉ΘϟΎ˶Α ˳Δ˴ϴ˶Ϭ˴Θ˸Ϩϣ˵ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϱ΃) ˶Δ˴ϳ˶ΩΎ˴ό˸ϟ΍ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϻ˶ϟ ˳ϙ˸ϮϜ˵ λ
˵ έ˵ ΍˴Ϊ˸λ˶· ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ Ϧ
˵ ˲˯˶Ϝ˶Ϝ΍˴˸Ϥ˸ϤϮϳ˵ϳ˵˴γϭ˴ϭ
.
ϝ
˶
Ύ˴
Ϥ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Γ
˱
έ
˴
Ύ˴
Ο
·
˶
ϡ
˸
΃
˴
Δ
˳
ϟ
˴
Ϯ
˸
Ϙ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˴
ή
˴
ϴ
˸
Ϗ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Δ
˱
ϟ
˴
Ϯ
˸
Ϙ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˴
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
Γ
˴
έ
˴
Ύ˴
Ο
·
˶
Ζ
˸
ϧ
˴
Ύ˴
ϛ
˲˯΍˴Ϯ˴γ
˴΃ ˳Δ)˴ϟ˸Ϯ˶ΔϘ˵˴ϳ˸Ϩ˶Ω˴ϣΎ˴ό˴ή˸ϟ΍˸ϴ˴Ϗ˶Γ˴έ˸ϭΎ˴˴΃Ο˱Δ˶Ϻ˴ϟ˸Ϯ˶ϟ Ϙ˵ ˸Ϩ˳ϙ˴ϣ˸Ϯ˶ϥϜ˵ λ
˴έΎ˴Ο
ˬ(.˶Ϛ˶ϝ˸ϴΎ˴˶ϠϤ˸Ϥ˸ϋ͉ΘϟΎ˶˴ϷΑ ˸΍ ˳Δϰ˴
˴ϴ˶ϬϠ˴ϋ
˴Θ˸Ϩϣ˵ ˱Γ˴έ˶ήΎ˴˸ϴΟ˴Ϗ˶· ˸ϡϱ΃
˵Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸέ˵ ˸΍΍˴Ϊ˴Γ˸λ
˶· ˶·˴Ϛ˸Ζ
˶ϟά˴˴ϧϛΎ˴ϛϦ
˵ ˲˯˶Ϝ΍˴˸ϤϮϳ˵˴γ˴ϭ
k. .˶ϝΎ˴Ϥ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸ϡ˴΃ ˳Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸ϨIbnu
Qudamah,
al-Mughni,
˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϭ˴΃ ˱Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸Ϩ˴ϣ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˴Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˲˯juz
΍˴Ϯ˴γ
V,
k. hal. 173:
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
V, hal. 173:
Ibnu Qudamah,
Qudamah, al-Mughni,
al-Mughni, juz
juz
k. k.
Ibnu
˶ϩV,
˶ή˸ϴ˴Ϗhal.
˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ173:
˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ϯ˴ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ
V,k.
173:
˶ϩhal.
˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ
˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ(˺̀˼
˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ι
Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ˬˬ˴˾ίΎ˴ΝΟ ˭α
Ϫ˵ ˸ϨIbnu
˶ϣ Ω˶Ϫ˶ϜˬήϜϔϟ΍
˸ϳ˶ή˴ηQudamah,
˴Δέ΍Ω
͉μ˶Σ:ΕϭήϴΑ
˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ήal-Mughni,
͉θˬΔϣ΍Ϊϗ
ϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ϦΑϻ
ϯ˴ή˴ΘϲϨϐϤϟ΍
˸η΍ juz
˶ϥ˶·˴ϭ)
V,
hal.
173:
˭α
Ω
ˬήϜϔϟ΍
έ΍Ω
:
ΕϭήϴΑ
ˬΔϣ΍Ϊϗ
ϦΑϻ
ϲϨϐϤϟ΍
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ Kumpulan
˸ϱ(˶ή˺̀˼
˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ι
͉ϧFatwa
˴Ϸ˶ ˬˬ˴˾ίΎ˴Ν
Ο
Ϫ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
Ϫ
˶
Ϝ
˶
ϳ
˸
ή
˶
η
˴
Δ
˴
μ
͉
Σ
˶
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
ϟ΍
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
ϯ˴
ή
Θ
˴
η
˸
΍
ϥ
˶
˶·˴ϭ)
Terkait Pasar Modal Syariah
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ(˸θ˺̀˼
˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸι
˶ ˬ˴ίˬΎ˴˾Ο ΝDSN-MUI
Ϫ˵ ˸Ϩ˭α
˶ϣ ˶Ϫ˶ϜΩ˸ϳ˶ήˬήϜϔϟ΍
˴η ˴Δ͉μ
˶Σ :˶ϦΕϭήϴΑ
˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θˬΔϣ΍Ϊϗ
ϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ϦΑϻ
ϯ˴ή˴ΘϲϨϐϤϟ΍
˸η99
΍ ˶ϥ˶·˴ϭ)
έ΍Ω
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ(˺̀˼
˸ϱ˶ή˴Θ˸θι
˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸˬ˾˶ ˬ˴ίΝΎ˴Ο˭α
Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣΩ ˶ϪˬήϜϔϟ΍
˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η έ΍Ω
˴Δ͉μ:˶ΣΕϭήϴΑ
˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ήˬΔϣ΍Ϊϗ
͉θϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ϦΑϻ
ϯ˴ή˴ΘϲϨϐϤϟ΍
˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ)
l.
I’anah
al-Thalibin,
(˺̀˼ ι ˬ˾ Ν ˭αAl-Dimyathi,
Ω ˬήϜϔϟ΍ έ΍Ω :ΕϭήϴΑ
ˬΔϣ΍Ϊϗ
ϦΑϻ ϲϨϐϤϟ΍)
353:
ˬ(˶Ϛ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ͉ΘϟΎ˶Α ˳Δ˴ϴ˶Ϭ˴Θ˸Ϩϣ˵ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϱ΃) ˶Δ˴ϳ˶ΩΎ˴ό˸ϟ΍ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϻ˶ϟ ˳ϙ˸ϮϜ˵ λ
˵ έ˵ ΍˴Ϊ˸λ˶· ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ Ϧ
˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ
.˶ϝΎ˴Ϥ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸ϡ˴΃ ˳Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸Ϩ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϭ˴΃ ˱Δ˴ϟ˸ϮϘ˵ ˸Ϩ˴ϣ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˴Γ˴έΎ˴Ο˶· ˸Ζ˴ϧΎ˴ϛ ˲˯΍˴Ϯ˴γ
ˬ(˶Ϛ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ͉ΘϟΎ˶Α ˳Δ˴ϴ˶Ϭ˴Θ˸Ϩϣ˵ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϱ΃) ˶Δ˴ϳ˶ΩΎ˴ό˸ϟ΍ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϻ˶ϟ ˳ϙ˸ϮϜ˵ λ
˵ έ˵ ΍˴Ϊ˸λ˶· ˴Ϛ˶ϟά˴ϛ Ϧ
˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ
.
ϝ
˶
Ύ˴
Ϥ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Γ
˱
έ
˴
Ύ˴
Ο
·
˶
ϡ
˸
΃
˴
Δ
˳
ϟ
˴
Ϯ
˸
Ϙ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˴
ή
˴
ϴ
˸
Ϗ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Δ
˱
ϟ
˴
Ϯ
˸
Ϙ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˴
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
Γ
˴
έ
˴
Ύ˴
Ο
·
˶
Ζ
˸
ϧ
˴
Ύ˴
ϛ
˲˯΍˴Ϯ˴γ
Demikian pula dimungkinkan penerbitan Obligasi Ijarah biasa (bukan
Ijarah
k.
Qudamah,
al-Mughni,
juz
Muntahiya Bittamlik), Ibnu
baik ijarah
atas barang
(a’yan), bergerak
maupun
tidak
bergerak, ataupun ijarah atas jasa tenaga kerja.
V,
hal.
173:
k.
Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz
k. V,
Ibnu
Qudamah,
hal.
173: al-Mughni, juz V, hal. 173:
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ϯ˴ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ
(˺̀˼ ι ˬ˾ Ν ˭α Ω ˬήϜϔϟ΍ έ΍Ω :ΕϭήϴΑ ˬΔϣ΍Ϊϗ ϦΑϻ ϲϨϐϤϟ΍)
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˬ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ϯ˴ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ
(˺̀˼ ι ˬ˾ Ν ˭α Ω ˬήϜϔϟ΍ έ΍Ω :ΕϭήϴΑ ˬΔϣ΍Ϊϗ ϦΑϻ ϲϨϐϤϟ΍)
“Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya,
l.
Al-Dimyathi,
I’anah al-Thalibin,
hukumnya
boleh, karena ia membeli
milik pihak lain.”
juz
III,
hal.
9:
Al-Dimyathi,
l. l.
Al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin,
juz III, hal. 9:I’anah al-Thalibin,
juz III, hal. 9:
˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ ˬ˵Ϧ˴Ϥ͉Μϟ΍ Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ͋Ϊϗ˵ ˴ϭ ˴Ϛ˶ϟΫ ˸ϲ˶ϓ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϥ͋Ϋ΃˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ Ϟ
˵ ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˶Β˴ϳ˴ϻ˴ϭ
˴ΐ˴Θ˴ϛ˴ϭ ...˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˶ϩ˶ΰ˸ϳ˶Ϯ˸Π˴Η ˸ϲ˶ϓ ϱ΃ (Δόϓήϟ΍ ϦΑϻ ΎϓϼΧ ϪϟϮϗ) ...˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ΍
˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ ˬ˵Ϧ˴Ϥ͉Μϟ΍ Ϫ˵ ˴ϟ ˴έ͋Ϊϗ˵ ˴ϭ ˴Ϛ˶ϟΫ ˸ϲ˶ϓ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϥ͋Ϋ΃˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ Ϟ
˵ ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˶Β˴ϳ˴ϻ˴ϭ
˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ΍ ˶Ϧ˸Α΍ ϡ˵ ˴ϼ˴ϛ Φϟ· ˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ΍ ˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ Ϫ˵ ϟ˵˸Ϯ˴ϗ :Ϫ˵ ͊μ˴ϧΎ˴ϣ ͊ϱ˶ή˸μ˴Β˸ϟ΍ ή˵ Ϥ˵ϋ Ϊ˵ ͋ϴ͉δϟ΍
˴ΐ˴Θ˴ϛ˴ϭ ...˶Ϫ˸ϴ͋ϟ˴Ϯϣ˵ ˴ϭ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˶ϩ˶ΰ˸ϳ˶Ϯ˸Π˴Η ˸ϲ˶ϓ ϱ΃ (Δόϓήϟ΍ ϦΑϻ ΎϓϼΧ ϪϟϮϗ) ...˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ΍
ϩ͊Ωή˵ ˴ϳ Ϫ˶δ˸ϔ˴ϧ ˸Ϧ˶ϣ ˶Δ͉Β˶Ϭ˸Ϡ˶ϟ ˶Ϫ˶Ϡ˸ϴ˶ϛ˸Ϯ˴Η ˴ϊ˸Ϩ˴ϣ ˸ϢϬ˵ Τ
˵ ˸ϴ˶Ο˸ή˴Η ˸Ϧ˶Ϝϟ ˬϰ˴Ϩ˸ό˴Ϥ˸ϟ΍ ˵ ˸ϴ˴Σ ˸Ϧ˶ϣ ΍̒Ϊ˶Ο ˲Ϫ˸ϴ˶Ο˴ϭ
˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ΍ ˶Ϧ˸Α΍ ϡ˵ ˴ϼ˴ϛ Φϟ· ˶Δ˴ό˸ϓ͋ήϟ΍ ˶Ϧ˸Α˶ϻ Ύ˱ϓ˴ϼ˴Χ Ϫ˵ ϟ˵˸Ϯ˴ϗ :Ϫ˵ ͊μ˴ϧΎ˴ϣ ͊ϱΚ
˶ή˸μ˴Β˸ϟ΍ ή˵ Ϥ˵ϋ Ϊ˵ ͋ϴ͉δϟ΍
(̂ ι ˬ˼ ˬϦϴΒϟΎτϟ΍ ΔϧΎϋ·) Ϟ
˵ ˸Ϙ˴Ϩϟ΍ Κ
˵ ˸ϴ˴Σ ˸Ϧ˶ϣ
ϩ͊Ωή˵ ˴ϳ Ϫ˶δ˸ϔ˴ϧ ˸Ϧ˶ϣ ˶Δ͉Β˶Ϭ˸Ϡ˶ϟ ˶Ϫ˶Ϡ˸ϴ˶ϛ˸Ϯ˴Η ˴ϊ˸Ϩ˴ϣ ˸ϢϬ˵ Τ
˵ ˸ϴ˶Ο˸ή˴Η ˸Ϧ˶Ϝϟ ˬϰ˴Ϩ˸ό˴Ϥ˸ϟ΍ Κ
˵ ˸ϴ˴Σ ˸Ϧ˶ϣ ΍̒Ϊ˶Ο ˲Ϫ˸ϴ˶Ο˴ϭ
“Wakil
tidak boleh menjual kepada
dirinya
sendiri dan
kepada
(̂ ι
ˬ˼ ˬϦϴΒϟΎτϟ΍
ΔϧΎϋ·
)Ϟ
˵ ˸Ϙ˴Ϩϟ΍orang
Κ
˵ ˸ϴ˴Σyang
˸Ϧ˶ϣ
ada di bawah pengampuannya, walaupun hal itu telah diizinkan dan telah
pula ditentukan harganya. Hal ini berbeda dengan pendapat Ibnu Rif’ah;
m.
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh almaksudnya, menurut Ibnu Rif’ah, wakil boleh menjual kepada dirinya
Islami
wa
Adillatuhu,
juz
V,
4094:
sendiri
dan
kepada
orang
yang
adahal.
di bawah
pengampuannya...
m.
Wahbah
al-Zuhaili,
al-FiqhSayyid
al-
Umar al-Bashri
menulis sebagai
berikut:
‘Pendapat Ibnu Rif’ah tersebut
Islami
wa Adillatuhu,
juz V,
hal. 4094:
adalah pendapat yang sangat berbobot dan mempunyai landasan hukum,
dilihat dari sudut makna (semangat hukum). Hanya saja, dilihat dari sisi
naql, pendapat jumhur-yang memandang kuat bahwa wakil (dalam hibah)
tidak boleh memberikan (hibah) kepada diri sendiri-menolak pendapat Ibnu
Rif’ah tersebut.’”
m. Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz V, hal. 4094:
Ϫ˶ ˶Α˴ϭ ...˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˴˯˸ϲ͉θϟ΍ ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˶Ϟ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸Ϡ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴΃ ˳Ϛ˶ϟΎ˴ϣ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸΍ ˶Ϧ˴ϋ ˴ϱ˶ϭέ˵ ˴ϭ
έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΠ
˵ ˸ϟ΍ Ύ͉ϣ˴΃˴ϭ ˬ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴Ϩ˶ϟ ˶Ϟ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ΍ ˴ϊ˸ϴ˴Α Ύ˱Ϙ˴Ϡ˸τϣ˵ ˴ϥ˸ϭΰ˵ ˸ϴ˶Πϳ˵ ˴ϻ ˴Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ΃ Ϧ
˵ ͉ϴ˴Β˴Θ˴ϳ
(˽˹̂̀ ι ˬ˾ Ν ˬΔΒϫϭ) ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟΎ˶Α Ϟ
˵ ͋ϛ˴ϮϤ˵ ˸ϟ΍ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϥ˶Ϋ˴΃ ˸ϥ˶· ˷ϻ· ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ ΍˴άϫ ˴ϥ˸ϭΰ˵ ˸ϴ˶Πϳ˵ ˴ϼ˴ϓ
100
“Diriwayatkan
dari Imam Malik bahwa wakil tidak boleh membeli sesuatu
untuk dirinya. Dengan demikian, nampak jelas bahwa ulama mazhab
Hanafi
secara mutlak tidak membolehklan
wakilMu’alajah
melakukan penjualan
n.
Munzir Qahf,
al-‘Ajz
untuk (kepada) diri sendiri. Sementara itu, jumhur (mayoritas ulama) tidak
fi al-Mizaniyyah al-‘Ammah fi al-Nizham al-Islami, h. 14
membolehkan cara penjualan tersebut kecuali pihak yang mewakilkan
dan 16: penjualan kepada diri sendiri.”
mengizinkan
Ύ˴ϬϜ˵ ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ˴Η ͊Ϣ˶Θ˴ϳ ˬ˱ϼ˸ό˶ϓ ˳Γ˴Ω˸ϮΟ
˵ ˸Ϯ˴ϣ ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯλ
˵ ΃ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ ˳ΓέΎ˴Ο˶· ˶ϙ˸ϮϜ˵ λ
˵ έ˵ ΍Ϊ˸λ˶· Ϧ
˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ
ˬ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯλ
˵ ΃ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ Ύ˴ϫέ˵ ˸ϭ˵Ϊλ
˵ Ϧ
˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϫέ˵ Ύ˴Π˸Ό˶Θ˸γ΍˴ϭ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ΍ ϲ˶Ϡ˶ϣΎ˴Τ˶ϟ
˴Ϛ˶ϟΫ ˴Ϊ˸ό˴Α Ύ˴ϫ˶έΎ˴Π˸Ό˶Θ˸γ΍ ͉ϢΛ˵ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ΍ ˶Δ˴Ϡ˴Ϥ˴Σ ˸Ϧ˴ϋ ˱ΔϟΎ˴ϛ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶΋΍˴ή˶θ˶Α Δ˵ ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ϡ˵ ˸ϮϘ˵ ˴Η
ˬϲϣϼγϹ΍ ϡΎψϨϟ΍ ϲϓ ΔϣΎόϟ΍ Δϴϧ΍ΰϴϤϟ΍ ϲϓ ΰΠόϟ΍ ΔΠϟΎόϣ ˬϒΤϗ έάϨϣ) .˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ
(˺˽ ι
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˸ϦϜ˵ ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˳Δ͉ϣΎ˴ϋ ˳Δ˴Ϙ˸ϳ˶Ϊ˴Σ ˶Ϟ˸Ο˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˶έ˸ϮϬ˵ ˸ϤΠ
˵ ˸Ϡ˶ϟ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ ˶ϙ˸ϮϜ˵ λ
˵ ν
˵ ˸ή˴ϋ ˴ϥΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· Ύ͉ϣ΃
˯˶ Ύ˴Ϩ˶Α ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ˴Δ˴Ϡ˸ϴ˸μ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϟ˶Ϥ˸ό˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˶τ˴Θ˸δ˴Η˴ϻ ˴Δ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϟ˸Β˴ϗ ˸Ϧ˶ϣ ˱Γ˴Ω˸ϮΟ
˵ ˸Ϯ˴ϣ
n.
Munzir Qahf, Mu’alajah al-‘Ajz
fi
al-Mizaniyyah
al-‘Ammah
n. Munzir Qahf, Mu’alajah al-‘Ajz fi
fi al-Nizham
al-Mizaniyyahal-Islami,
al-‘Ammahh.fi14
aldan
16:al-Islami, h. 14 dan 16:
Nizham
Ύ˴ϬϜ˵ ˸ϴ˶Ϡ˸Ϥ˴Η ͊Ϣ˶Θ˴ϳ ˬ˱ϼ˸ό˶ϓ ˳Γ˴Ω˸ϮΟ
˵ ˸Ϯ˴ϣ ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯ˵λ΃ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ ˳ΓέΎ˴Ο˶· ˶ϙ˸ϮϜ˵ λ
˵ έ˵ ΍Ϊ˸λ˶· Ϧ
˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ ˴ϭ
ˬ˳Δ˴Θ˶ΑΎ˴Λ ˳ϝ˸Ϯλ
˵ ΃ ˴˯Ύ˴Ϙ˶ϟ Ύ˴ϫέ˵ ˸ϭΪ˵ λ
˵ Ϧ
˵ ˶Ϝ˸Ϥϳ˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϫέ˵ Ύ˴Π˸Ό˶Θ˸γ΍˴ϭ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ΍ ϲ˶Ϡ˶ϣΎ˴Τ˶ϟ
˴Ϛ˶ϟΫ ˴Ϊ˸ό˴Α Ύ˴ϫ˶έΎ˴Π˸Ό˶Θ˸γ΍ ͉ϢΛ˵ ˬ˶ϙ˸ϮϜ˵ ͊μϟ΍ ˶Δ˴Ϡ˴Ϥ˴Σ ˸Ϧ˴ϋ ˱ΔϟΎ˴ϛ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶΋΍˴ή˶θ˶Α Δ˵ ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ϡ˵ ˸ϮϘ˵ ˴Η
ˬϲϣϼγϹ΍ ϡΎψϨϟ΍ ϲϓ ΔϣΎόϟ΍ Δϴϧ΍ΰϴϤϟ΍ ϲϓ ΰΠόϟ΍ ΔΠϟΎόϣ ˬϒΤϗ έάϨϣ) .˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ
(˺˽ ι
˸ϦϜ˵ ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˳Δ͉ϣΎ˴ϋ ˳Δ˴Ϙ˸ϳ˶Ϊ˴Σ ˶Ϟ˸Ο˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˶έ˸ϮϬ˵ ˸ϤΠ
˵ ˸Ϡ˶ϟ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ ˶ϙ˸ϮϜ˵ ˵λ ν
˵ ˸ή˴ϋ ˴ϥΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· Ύ͉ϣ΃
˯˶ Ύ˴Ϩ˶Α ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϲ˶ϓ ˴Δ˴Ϡ˸ϴ˸μ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϟ˶Ϥ˸ό˴Θ˸δ˴Η ˸ϥ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˶τ˴Θ˸δ˴Η˴ϻ ˴Δ˴ϣ˸ϮϜ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϟ˸Β˴ϗ ˸Ϧ˶ϣ ˱Γ˴Ω˸ϮΟ
˵ ˸Ϯ˴ϣ
(˺˿ ι) ˬ˶Ϫ˶Ϝ˶ϟΎ˴ϣ ˸Ϧ˴ϋ ˶Ϟ˸ϴ˶ϛ˴Ϯ˸ϟ΍ ˴ϑ͊ή˴μ˴Η ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ϑ
˵ ͉ή˴μ˴Θ˴Η Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ ˬ˶Δ˴Ϙ˸ϳ˶Ϊ˴Τ˸ϟ΍
“Penerbitan shukuk (obligasi) ijarah dapat dilakukan terhadap (untuk)
aktiva (asset) tetap yang telah ada. Kepemilikan aktiva tersebut beralih
˶Ϣke˸ϴ˶Σpemegang
͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍shukuk;
˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Αdan (karena itu), penyewaan dilakukan dari mereka.
Demikian juga, shukuk ijarah dapat diterbitkan terhadap (untuk) aktiva
tetap di mana pemerintah membeli aktiva tersebut sebagai wakil dari
pemegang shukuk, kemudian menyewaya dari mereka.
Jika shukuk ijarah ditawarkan
kepada
untuk kepentingan
taman
Mengingat
:
1. publik
Firman
Allah SWT,
umum yang belum ada (belum dibangun), maka pemerintah tidak dapat
antara lain:
menggunakan dana terkumpul untuk selain pembangunan taman. Hal itu
karena pemerintah hanya dalam penggunaan dana tersebut hanya berstatus
ϰ˴
Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ wakil
͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴όdari
˸ϧ˴Ϸ˸΍ pemiliknya.”
Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ΃˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ (˺
sebagai
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) Ϊ˵ ˸ϳ˶ήϳ˵ Ύ˴ϣ Ϣ˵ Ϝ˵ ˸Τ˴ϳ ˴Ϳ΍ ͉ϥ˶· ˬ˲ϡή˵ Σ
˵ ˸ϢΘ˵ ˸ϧ˴΃˴ϭ ˶Ϊ˸ϴ͉μϟ΍ ϰ͋Ϡ˶Τϣ˵ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
2. Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Ijarah; Fatwa ˴ϦDSN-MUI
˸ϴ˴Α ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ΍˴Ϋ˶·˴ϭ nomor
Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶· 10/DSN-MUI/IV/2000
˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ΍ ΍ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴΃ ˸Ϣϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ tentang
͉ϥ˶· (˻
Wakalah; Ύ˱όFatwa
DSN-MUI
nomor
29/DSN-MUI/VI/2002
tentang
˸ϴ˶Ϥ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϳ΍ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϫ˶Α ˸ϢϜ˵ ψ
˵ ˶ό˴ϳ Ύ͉Ϥ˶ό˶ϧ ˴Ϳ΍ ͉ϥ˶· ˶ϝ˸Ϊ˴ό˸ϟΎ˶Α ΍Ϯ˵ϤϜ˵ ˸Τ˴Η ˸ϥ˴΃ ˶αΎ͉Ϩϟ΍
PRKS; Fatwa DSN-MUI nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang
(˾́ :˯ΎδϨϟ΍) ΍˱ή˸ϴ˶μ˴Α
Obligasi Syariah; Fatwa DSN-MUI nomor 40/DSN-MUI/X/2003
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal;
ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ίPleno
˴΄˸ϟ΍˴ϭ Ώ
˵ Ύ˴μ
˸ϧ˴΄˸ϟ΍˴ϭ ή˵ ˶δSyariah
˸ϴ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ή˵ ˸Ϥ˴Ψ
˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵Ϩ˴ϣMUI
΍˴˯ ˴Ϧϳ˶άtanggal
͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ (˼12
3. Pendapat Rapat
Dewan
Nasional
Muharram(̂˹
1425/4
Maret
˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ ˶Ϟ˴Ϥ˴ϋ ˸Ϧ˶ϣ ˲β˸Ο˶έ
:ΓΪ΋ΎϤϟ΍
) ˴ϥϮ˵Τ2004;
4. Surat dari PT. Mandiri Sekuritas No.062/MS/DIR/II/04 perihal
Syariah Ijarah.
permohonan
Fatwa
Obligasi
(˽
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) ...Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ...
(˾
˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· ΍Ϯ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍Ϯ˵Ϙ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
.(˻̀́ :ΓήϘΒϟ΍) ˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
(˿
˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΍˴˯ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ 101
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
:˯ΎδϨϟ΍) Ύ˱Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ ͉ϥ˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δϔ˵ ˸ϧ˴΃ ΍˸ϮϠ˵Θ˵ ˸Ϙ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWA TENTANG OBLIGASI SYARIAH IJARAH
Pertama
: Ketentuan Umum
1. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
2. Obligasi Syariah Ijarah adalah Obligasi Syariah berdasarkan akad Ijarah
dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
3. Pemegang Obligasi Syariah Ijarah (OSI) dapat bertindak sebagai Musta’jir
(penyewa) dan dapat pula bertindak sebagai Mu’jir (pemberi sewa).
4. Emiten dalam kedudukannya sebagai wakil Pemegang OSI dapat
menyewa ataupun menyewakan kepada pihak lain dan dapat pula
bertindak sebagai penyewa.
Kedua
: Ketentuan Khusus
1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Ijarah adalah Ijarah
dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, terutama mengenai rukun
dan syarat akad.
2. Obyek Ijarah harus berupa manfaat yang dibolehkan.
3. Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan
syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 20/
DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk
Reksadana Syariah dan nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal.
4. Emiten dalam kedudukannya sebagai penerbit obligasi dapat
mengeluarkan OSI baik untuk asset yang telah ada maupun asset yang
akan diadakan untuk disewakan.
5. Pemegang OSI sebagai pemilik aset (a’yan) atau manfaat (manafi’) dalam
menyewakan (ijarah) asset atau manfaat yang menjadi haknya kepada
pihak lain dilakukan melalui Emiten sebagai wakil.
6. Emiten yang bertindak sebagai wakil dari Pemegang OSI dapat menyewa
untuk dirinya sendiri atau menyewakan kepada pihak lain.
102
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
7. Dalam hal Emiten bertindak sebagai penyewa untuk dirinya sendiri, maka
Emiten wajib membayar sewa dalam jumlah dan waktu yang disepakati
sebagai imbalan (‘iwadh ma’lum) sebagaimana jika penyewaan dilakukan
kepada pihak lain.
8. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai.
9. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain,
selama disepakati dalam akad
Ketiga
: Penyelesaian Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat
: Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal : 12 Muharram 1425 H
04 Maret 2004 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
103
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 50/DSN-MUI/III/2006
Tentang
AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa beberapa fatwa DSN yang memuat mudharabah, seperti Fatwa No.
1/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, Fatwa No. 2/DSN-MUI/IV/2000
tentang Tabungan, Fatwa No.3/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito,
Fatwa No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah dan
Fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah khususnya mengenai akad Tijarah (Mudharabah) belum memuat
akad Mudharabah Musytarakah;
b. bahwa akad Mudharabah Musytarakah, yaitu salah satu bentuk akad
Mudharabah di mana pengelola (mudharib) turut menyertakan modalnya
dalam kerjasama investasi; diperlukan karena mengandung unsur
kemudahan dalam pengelolaannya serta dapat memberikan manfaat
yang lebih besar bagi para pihak;
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional memandang perlu
menetapkan fatwa tentang Mudharabah Musytarakah untuk dijadikan
Mengingat
:
1.
Firman Allah
pedoman.
Mengingat
SWT, antara
lain: antara lain:
: 1. Firman
Allah SWT,
ϰ˴Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ ͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸΍ Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ΃˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) Ϊ˵ ˸ϳ˶ήϳ˵ Ύ˴ϣ Ϣ˵ Ϝ˵ ˸Τ˴ϳ ˴Ϳ΍ ͉ϥ˶· ˬ˲ϡή˵ Σ
˵ ˸ϢΘ˵ ˸ϧ˴΃˴ϭ ˶Ϊ˸ϴ͉μϟ΍ ϰ͋Ϡ˶Τϣ˵ ˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
“Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu.
(Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika
˸ϥ˴΃ ˶αΎ͉sedang
Ϩϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α mengerjakan
˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ΍˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭhaji.
˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴Sesungguhnya
ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ΍ ΍ϭ͊Ω˴ΆAllah
Η˵ ˸ϥ˴΃ ˸Ϣmenetapkan
ϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ ͉ϥ˶·
kamu
:hukum-hukum
˯ΎδϨϟ΍) ΍˱ή˸ϴ˶μ˴Α menurut
Ύ˱ό˸ϴ˶Ϥ˴γ ˴ϥΎ˴ϛyang
˴Ϳ΍ ͉ϥdikehendaki-Nya.”
˶· ˬ˶Ϫ˶Α ˸ϢϜ˵ ψ
˵ ˶ό˴ϳ Ύ͉Ϥ˶ό˶ϧ ˴Ϳ(QS.
΍ ͉ϥ˶· ˶ϝal-Maidah
˸Ϊ˴ό˸ϟΎ˶Α ΍Ϯ˵ϤϜ˵ ˸Τ˴Η
(˾́
[5]: 1)
104
(˺
(˻
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˸Ϧ˶ϣ ˲β˸Ο˶έ ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ΍˴ϭ Ώ
˵ Ύ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ΍˴ϭ ή˵ ˶δ˸ϴ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ή˵ ˸Ϥ˴Ψ˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΍˴˯ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
(̂˹ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) ˴ϥϮ˵Τ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ ˶Ϟ˴Ϥ˴ϋ
(˼
Mengingat
(˺ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) Ϊ˵ ˸ϳ˶ήϳ˵ Ύ˴ϣ Ϣ˵ Ϝ˵ ˸Τ˴ϳ ˴Ϳ:΍ ͉ϥ˶· ˬ˲ϡή˵ Σ
˵ ˸ϢΘ˵ ˸ϧ˴΃1.
˴ϭ ˶Ϊ˸ϴ͉μϟ΍ ϰ͋Ϡ˶Τϣ˵ Firman
˴ή˸ϴ˴Ϗ ˸ϢϜ˵ ˸ϴ˴Ϡ˴ϋAllah
SWT, antara lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
ϰ˴Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ ͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸΍ Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ΃˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
(˺
˸Mengingat
ϥ˴΃ ˶αantara
Ύ͉Ϩϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˸Ϣlain:
Θ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ΍˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭ:˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄1.
˸ϟ΍ ΍ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴΃ ˸Ϣϛ˵Firman
ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ Allah
͉ϥ˶·
(˻
SWT,
(
˺
:
ΓΪ΋ΎϤϟ΍
)
Ϊ
˵
ϳ
˸
ή
˶
ϳ
˵
Ύ˴
ϣ
Ϣ
˵
Ϝ
˵
Τ
˸
ϳ
˴
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
·
˶
ˬ˲
ϡ
ή
˵
Σ
˵
Ϣ
˸
Θ
˵
ϧ
˸
΃
˴
ϭ
˴
Ϊ
˶
ϴ
˸
μ
͉
ϟ΍
ϰ͋
Ϡ
Τ
˶
ϣ
˵
ή
˴
ϴ
˸
Ϗ
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Mengingat
:΍ ͉ϥ˶· ˬ˶Ϫ˶Α ˸ϢϜ˵ ψ
1.
Firman
Allah
:
˯ΎδϨϟ΍
)
΍˱
ή
ϴ
˸
μ
˶
Α
˴
Ύ˱
ό
ϴ
˸
Ϥ
˶
γ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
Ϳ
˴
˵
ό
˶
ϳ
˴
Ύ͉
Ϥ
ό
˶
ϧ
˶
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
·
˶
ϝ
˶
Ϊ
˸
ό
˴
ϟ
˸
Ύ˶
Α
΍Ϯ˵
Ϥ
Ϝ
˵
Τ
˸
Η
˴
SWT, antara lain:
ϰ˴SWT,
Ϡ˸Θϳ˵ Ύ˴ϣ ͉ϻantara
˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸΍lain:
Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ΃˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ (΂˴˾́
ϳ
(˺
“Sesungguhnya
Allah
menyuruh
kamu
menyampaikan
amanat
kepada
(ϰ˴
˺Ϡ˸Θ:ϳ˵ΓΪ΋ΎϤϟ΍
)
Ϊ
˵
ϳ
˸
ή
˶
ϳ
˵
Ύ˴
ϣ
Ϣ
˵
Ϝ
˵
Τ
˸
ϳ
˴
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
·
˶
ˬ˲
ϡ
ή
˵
Σ
˵
Ϣ
˸
Θ
˵
ϧ
˸
΃
˴
ϭ
˴
Ϊ
˶
ϴ
˸
μ
͉
ϟ΍
ϰ͋
Ϡ
Τ
˶
ϣ
˵
ή
˴
ϴ
˸
Ϗ
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ύ˴ϣ ͉ϻ˶· ˶ϡΎ˴ό˸ϧ˴Ϸ˸΍ Δ˵ ˴Ϥ˸ϴ˶Ϭ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ ˸Ζ͉Ϡ˶Σ΃˵ ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
(˺
yang
dan
˸ϥ
Ϭ˴ϟ˶Ϡ˸ϫ˸Ζ˴΃ apabila
Ύ˴˸ϟϣΎ˶Α˴΄˸ϟ΍΍˸Ϯ΍ϭ͊
Ω˴΃˴ΆΗ˵΍˸Ϯ˸ϥϨ˵˴ϣ˴΃΁ ˸Ϣ˴Ϧϛ˵ ˸ϳή˵˶άϣ˵͉ϟ΍hukum
˸΄˴ϳΎ˴Ϭ˴Ϫ͊ϳ͉Ϡ˴΃ϟ΍ ΂˴ϳ͉ϥdi˶·
(˻
ϰ˴(˴΃Ϡ˺˸Θϳ˵˶α:Ύ˴berhak
ϣΎ͉Ϩϟ΍͉ϻ˴Ϧ˶· )˸ϴ˶ϡ˴Αmenerimanya
Ύ˴Ϊ˵ό˸Ϣ˸ϳ˸ϧ˶ήΘ˵˴Ϸ˸Ϥϳ˵˴Ϝ˸΍ Ύ˴˴ΣϣΔ˵ ˴ϤϢ˵΍˴˸ϴΫϜ˵˶Ϭ˶·˸Τ˴Αϭ˴ϳ˸ϢΎ˴Ϝ˵˴Ϳ
͉Ϡϰ˴
˶Σˬ˲ϟϡ΃˵˶·ή˵ ˶ΩΕ
˸ϮϘ˵Ύ˴˸Ϣό˵ϧkamiu
ϓ˵͉μ
˸ϭmenetapkan
˺
ΓΪ΋ΎϤϟ΍
΍
ϥ
͉
·
˶
Σ
˵
Θ
˵
ϧ
˸
΃
˴
ϭ
˴
Ϊ
˶
ϴ
˸
ϟ΍
ϰ͋
Ϡ
Τ
˶
ϣ
˵
ή
˴
ϴ
˸
Ϗ
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
:antara
˯ΎδϨϟ΍
)manusia,
΍˱ή˸ϴ˶μ
˴Α˸ϳ˶ήΎ˱όϳ˵hendaklah
˸ϴΎ˴˶Ϥϣ˴γϢ˵ Ϝ˵˴ϥ˸ΤΎ˴ϛ˴ϳ ˴Ϳdengan
ˬ˶ϡϪή˵˶Αadil
˸ϢϜ˵ ˸Ϣψ
˵ Θ˵Sesungguhnya
˶ό˴΃˴ϭϳ Ύ͉˶ΪϤ˸ϴ˶ό͉μ
˶ϧ ˴Ϳ
΍ϰ͉͋ϥϠ˶Τ· Allah
˶ϝ˸Ϊ˴ή˴ό˸ϴ˸ϟ˴ϏΎ˶Αmemberi
΍Ϯ˵
Ϥ˸ϴ˴ϠϜ˵˴ϋ˸Τ˴Η
(˸Ϧ˺˶ϣ :˲β
ΓΪ΋ΎϤϟ΍
)
Ϊ
˵
΍
ϥ
͉
·
˶
ˬ˲
Σ
˵
ϧ
˸
ϟ΍
ϣ
˵
Ϣ
˸
Ϝ
˵
˸Ο˶έ ϡ˵ yang
Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ΍˴ϭsebaik-baiknya
Ώ
˵ Ύ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ΍˴ϭ ή˵ ˶δ˸ϴ˴Ϥkepadamu.
˸ϟ΍˴ϭ ή˵ ˸Ϥ˴Ψ˸ϟ΍ Ύ˴ϤSesungguhnya
͉ϧ˶· ΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΍˴˯ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Allah
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
(˼
pengajaran
(˾́
(̂˹ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍
) ˴ϥϮ˵Τ˶ϠMelihat
˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵”˸ϮΒ˵(QS.
˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥan-Nisa
Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ ˶Ϟ[4]:
˴Ϥ˴ϋ
adalah
Maha
Mendengar
lagi
Maha
˸ϥ˴΃ ˶αΎ͉Ϩϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ΍˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ΍ ΍ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴΃ ˸Ϣϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ ͉ϥ˶·
(˻
58).
:˯ΎδϨϟ΍
)
΍˱
ή
ϴ
˸
μ
˶
Α
˴
Ύ˱
ό
ϴ
˸
Ϥ
˶
γ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
·
˶
ˬ˶
Ϫ
Α
˶
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ψ
˵
ό
˶
ϳ
˴
Ύ͉
Ϥ
ό
˶
ϧ
˶
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
·
˶
ϝ
˶
Ϊ
˸
ό
˴
ϟ
˸
Ύ˶
Α
΍Ϯ˵
Ϥ
Ϝ
˵
Τ
˸
Η
˴
˸ϥ˴΃ ˶αΎ͉Ϩϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˸ϢΘ˵ ˸Ϥ˴Ϝ˴Σ ΍˴Ϋ˶·˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶· ˶ΕΎ˴ϧΎ˴ϣ˴΄˸ϟ΍ ΍ϭ͊Ω˴ΆΗ˵ ˸ϥ˴΃ ˸Ϣϛ˵ ή˵ ϣ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ ͉ϥ˶·
(˻
˴΃ ˶αΎ͉)Ϩϟ΍΍˱ή˴Ϧ˸ϴ˶μ
˸ϴ˴Α ˴Α˸ϢΘ˵Ύ˱˸Ϥό˴Ϝ˸ϴ˶Ϥ˴Σ˴γ΍˴Ϋ˴ϥ˶·˴ϭΎ˴ϛ Ύ˴˴Ϳ
Ϭ˶Ϡ΍˸ϫ͉ϥ˴΃ ˶·ϰ˴ˬ˶ϟϪ˶· ˶Α˶Ε˸ϢϜ˵Ύ˴ϧψ
˴Ϫ͉ϠϤϟ΍(Ϝ˵˾́
(˻
:˸ϥ˯ΎδϨϟ΍
˵Ύ˴ϣ˶ό˴΄˴ϳ˸ϟ΍Ύ͉Ϥ΍ϭ͊
˶όΩ˶ϧ ˴Ά˴ͿΗ˵ ΍˸ϥ͉ϥ˴΃ ˶· ˸Ϣ˶ϝϛ˵ ˸Ϊή˵ ˴όϣ˵˸ϟΎ˶˸΄Α˴ϳ ΍Ϯ˵
˸Τ͉ϥ˴Η˶·
˸Ϧ
˶ϣ ˲β˸Ο
Ύ˴ϟ˸ί˴Α˴΄˸ϟΎ˱΍˴όϭ˸ϴ˶ϤΏ
˵˴γ Ύ˴˴ϥμ
ϧ
˸
΄
˴
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ή
˵
δ
˶
ϴ
˸
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ή
Ϥ
˸
Ψ
˴
ϟ
˸
΍
Ύ˴
Ϥ
ϧ
͉
·
˶
΍Ϯ˵
Ϩ
ϣ
˴
΍˴
˯
Ϧ
ϳ˶
ά
ϟ
͉
΍
Ύ
Ϭ
˴
ϳ
͊
΃
˴
Ύ˴
ϳ
(
:˯ΎδϨϟ΍
) ˶έ΍˱ή˸ϴϡ˵˶μ
Ύ˴
ϛ
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
·
˶
ˬ˶
Ϫ
Α
˶
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ψ
˵
ό
˶
ϳ
Ύ͉
Ϥ
ό
˶
ϧ
˶
Ϳ
˴
΍
ϥ
͉
·
˶
ϝ
˶
Ϊ
˸
ό
˴
ϟ
˸
Ύ˶
Α
΍Ϯ˵
Ϥ
Ϝ
˵
Τ
˸
Η
˴
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) ...Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃(˴ϭ˾́
...
(˼
˽
(̂˹ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) ˴ϥϮ˵Τ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ ˶Ϟ(˾́
˴Ϥ˴ϋ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
˸Ϧberjudi,
˶ϣ ˲β˸Ο˶έ(berkorban
ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ΍˴ϭ Ώ
˵ untuk)
Ύ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ΍˴ϭberhala,
ή˵ ˶δ˸ϴ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭmengundi
ή˵ ˸Ϥ˴Ψ˸ϟ΍ Ύ˴Ϥnasib
͉ϧ˶· ΍Ϯ˵Ϩ˴ϣdengan
΍˴˯ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍panah,
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
adalah
ΑΏ
͋ήϟ΍Ύ˴μtermasuk
˴Ϧ:ΓΪ΋ΎϤϟ΍
ϭ΍˴ϭέ˵˶Ϡ˸ϔΫ˴Η˵ή˵˴ϭ˸ϢϤϜ˵˴ΨͿ͉Ϡ˴ό˸ϟ΍syaitan.
˴ϣ΍˴˶ϥ΁˯Ύ˴˴Ϧτ˴Ϧ˸ϳ˸ϴ˶άϳ˶͉θά͉ϟjauhilah
΍͉ϟϟ΍΍ Ύ˴ϬΎ˶Ϟ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ϥ͊ϳ˴΃ϋΎ˴΂˴ϳ
˴ϟ ΍Ϯ˵
˸Ο΍˸ϮΎ˴ϨϨ˵ϓ˴ϣMaka
˸Ϧ˴Ϧ˶ϣ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˲β˸Άϣ˵˸Οperbuatan
˶έ˸ϢΘ˵˸Ϩϡ˵ϛ˵Ύ˴ϟ˸ίϥ˴΄˶·˸ϟ΍˴ϭ΍Ϯ˴(keji
˵̂˹
˸ϧ˶ϣ˴΄˸ϟ΍˴˴ϲ
ϭ ˶Ϙή˵˴Α)˶δΎ˴˴ϥϣ˸ϴperbuatan
˴ϤϮ˵΍˸˸ϟΤ
Ύ˴ϩ˵Ϥ˸ϮϘ͉ϧΒ˵͉Η˶·˶Ϩ΍˴Θ΍Ϯ˵
(˻̀˾
...ή˵Ύ˴Α˸Ϥ͋ή˴Ψϟ΍˸ϟ΍˴ϡ͉ήΎ˴Ϥkeberuntungan”
˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴϨ˴Βϣ.(
˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡ˴Ϧϟ΍ϳ˶͉Ϟά͉ϟ:˴Σ΍ΓήϘΒϟ΍
˴΃˴ϭ˴Ϭ͊ϳ...
˸Ϧ˶ϣ ˲β˸Ο˶έ ϡ˵ Ύ˴ϟ˸ί˴΄˸ϟ΍˴ϭ Ώ
˵(̂˹
Ύ˴itu
μ
˴΄ΓΪ΋ΎϤϟ΍
˸ϟ΍˴ϭ :ή˵ΓήϘΒϟ΍
˸ϟ)΍˴Τϭmendapat
perbuatan-perbuatan
kamu
:˸ϧagar
)˶δ˸ϴ˴ϥ˴ϤϮ˵
˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸Ϯ͉ϧ˶·Β˵ ˶Ϩ˴Θ΍Ϯ˵
˸ΟΎ˴ϓ΍˴˯˶ϥ˻̀́
Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ Ύ(QS.
˶Ϟ˴Ϥ˴΃˴ϋΎ˴)ϳ
al-Maidah [5]: 90) (̂˹ :ΓΪ΋ΎϤϟ΍) ˴ϥϮ˵Τ˶Ϡ˸ϔΗ˵ ˸ϢϜ˵ ͉Ϡ˴ό˴ϟ ϩ˵ ˸ϮΒ˵ ˶Ϩ˴Θ˸ΟΎ˴ϓ ˶ϥΎ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ ˶Ϟ˴Ϥ˴ϋ
(˼
˾
(˼
(˽
˼
(˻̀˾ :ΓήϘΒϟ΍) ...Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ...
˴Ϧ˱Γ˸ϴ˴έ˶Ϩ˶ϣΎ˴Π˸Ά˶Ηϣ˵ ˴ϥ˸ϢϮ˵
Θ˵ ˸ϨϜϛ˵ ˴Η ˸ϥ˸ϥ˶·˴΃ ΍Ϯ˴
Ϙ˴ϻ
͉Η΍ ΍˸΍˸ϮϮϨ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ΁΍˴˯˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˶ά˸ϳ͉ϟ˶ά΍͉ϟ΍Ύ˴ϬΎ˴͊ϳϬ˴΃͊ϳ˴΃΂˴Ύ˴ϳϳ
͉ϻΑ˶·͋ή˶Ϟϟ΍˶σ(˴ϦΎ˴˻̀˾
Β˶ϣ˸ϟΎ˶Α˴ϲ˸Ϣ˶ϘϜ˵:˴ΑΓήϘΒϟ΍
˴Ϩ˸ϴΎ˴˴Αϣ ˸Ϣ΍˸Ϝ˵ϭ)˴ϟέ˵΍˴...
Ϯ˴Ϋ˸ϣ˴ϭΎ˴˴΃Α͋ή˴Ϳ
΍˸Ϯϟ΍΍Ϡ˵ϛ˵˴ϡ΍Ϯ˵
˸΄͉ή˴Η ˴Σ
˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ...
“…Dan Allah menghalalkan
jual
beli
dan
mengharamkan
(
˻̀˾
:
ΓήϘΒϟ΍
)
...
Ύ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ϫ˵˶ϣ͉Ϡϟ΍˳ν͉Ϟ:riba....”
(˻̂ :˯ΎδϨϟ΍) Ύ˱Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ ͉ϥ˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δϔ˵ ˸ϧ˴΃ ΍˸ϮϠ˵Θ˵ ˸Ϙ˴Η ˴ϭ˴ϻ˴ϭ˴ϊ˸ϴ˸Ϣ˴Β.(˸ϟϜ˵΍˸Ϩ˻̀́
΍˴˴ΣΓήϘΒϟ΍
ή˴΃˴Η˴ϭ˸Ϧ...˴ϋ)
(˽
(˾
˿
(˽
(˽
(QS. Al-Baqarah [2]: 275)
˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· ΍Ϯ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍Ϯ˵Ϙ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
(˾
˴Ϧ ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά˵ϣ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· ΍Ϯ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍Ϯ˵Ϙ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵.(˴ϣ΁˻̀́
˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍:ΓήϘΒϟ΍
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴)ϳ
(˾
˱Γ˴Ϧ˴έ˸ϴΎ˴˶ϨΠ
ϮϠ˵΍ϛ˵ ˸΄΍Ϯ˵
˴Η Ϙ˴ϻ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΍˴΁˯˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˶ά˸ϳ͉ϟ˶ά΍͉ϟ΍Ύ˴ϬΎ˴Ϭ͊ϳ˴΃͊ϳ˴΃Ύ˴΂˴ϳ
˿
˶ϣ˸Ά˶Η ˵ϣ˴ϥ˸ϢϮ˵Θ˵Ϝ˸Ϩϛ˵˴Η ˸ϥ˴΃˶· ͉ϻ΍Ϯ˴˶·Α͋ή˶Ϟϟ΍˶σΎ˴˴ϦΒ˸ϟ˶ϣΎ˶Α ˴ϲ˸ϢϜ˵˶Ϙ˴ΑϨ˸ϴ˴ΑΎ˴ϣ˸ϢϜ˵΍˸ϭ˴ϟ΍˴έ˵Ϯ˴Ϋ˸ϣ˴ϭ΃ ΍˸˴Ϳ
(˾
.(˻̀́ :ΓήϘΒϟ΍)
(˻̂ :˯ΎδϨϟ΍) Ύ˱Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍ ͉ϥ˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δϔ˵ ˸ϧ˴΃ ΍˸ϮϠ˵Θ˵˸Ϙ˴Η ˴ϻ˴ϭ ˸Ϣ.(
Ϝ˵ ˸Ϩ˻̀́
˶ϣ ˳ν:΍˴ήΓήϘΒϟ΍
˴Η ˸Ϧ˴ϋ)
2. orang yang
Hadis-hadis
Nabi shallallahu
alaihi
wasallam,
“Hai
beriman! Bertaqwalah
kepada Allah dan
tinggalkan
sisa
riba jika
antara
lain:kamu orang yang beriman” (QS. al-Baqarah [2]: 278).
Γ˱ ˴έ Ύ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΍˴˯ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
(˿
˱Γ˴έΎ˴Π:˯ΎδϨϟ΍
˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ)˴Η Ύ˱˸ϥϤϴ˶˴΃Σ͉ϻ˴έ˶· ˸Ϣ˶ϞϜ˵ ˶σ
˴Ϧ˸ϳ˶ά΍˴͉ϟή΍ ˴ΗΎ˴Ϭ˸Ϧ͊ϳ˴΃˴ϋΎ˴ϳ
(˿
(˻̂
˶Α ˴ϥΎ˴Β˸ϟΎ˴Ύ˶ϛΑ ˴Ϫ˸Ϣ͉ϠϜ˵ϟ΍˴Ϩ˸ϴ͉ϥ˴Α ˶·˸Ϣˬ˸Ϝ˵ Ϣ˴ϟ΍˴Ϝ˵Ϯ˴δ˸ϣϔ˵˴΃ ˸ϧ˴΃΍˸Ϯ΍˸ϮϠ˵ϛ˵Ϡ˵˸΄Θ˵˴Η˸Ϙ˴Η ˴ϻ˴ϻ˴ϭ΍˸Ϯ˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ΍˴˸Ϩ˯˶ϣ ˳ν
˿
Ύ˱ϣΎ˴Π΍˴ή˶Η:˴Σ˯ΎδϨϟ΍
͉ϞϜ˴Σ˴Η)˴΃ ˸ϥΎ˱˸ϭϤ˴΃˴΃ϴ˶Σ
˵˸Ϙ˴Η˴ϻϰ˴
˶Ϡ˸δ˸ϳ˶άϤ˵͉ϟ΍˴΍˸ϟή΍˴ϭΎ˴˴ΗϬ...
(˺
˴ϥϮ˵
͉ϻ˱ϻ˴έ˶·˴ϼ˶Ϟ˸Ϣ˴ΣϜ˵˶σ˶ΑΎ˴˴ϡΒ˴ϥ͉ή˸ϟΎ˶Ύ˴˴ΣΑϛ ˸Ϣ˴ϪΎ˱Ϝ˵σ
΍˸˴΃Ϯϭ˵
ϮϨ˵˸Ϣ˴ϣϜ˵˴ϥ΍˴˸Ϩ˯Ϯ˵
(˱Γ.˴έ˻̂
͉Ϡ˴Ϩϟ΍˸ϴ˸ή˴Α͉ϥ˴η˸Ϣ˶·Ϝ˵ ˬ˸͉ϻ˴ϟϢ΍˴Ϯ˶·Ϝ˵ ˸ϣ˴δ˸Ϣ˴΃˶Ϭϔ˵ ˸ϧ˶σ
΍˸Ϡ˵Ϯϛ˵ή˸΄Ϡ˵Θ˴Η˵η
˴ϻϠ΍˸˴ϭ˴ϋ
˶ϣϤ˴Ϧ˳ν
˸Ϧ͊ϳ˴΃˴ϋΎ˴ϳ
(˻̂ :˯ΎδϨϟ΍) Ύ˱Hadis-hadis
Ϥϴ˶Σ˴έ ˸ϢϜ˵ ˶Α ˴ϥΎ˴ϛ ˴Ϫ͉Ϡϟ΍Nabi
˶· ˬ˸ϢϜ˵ ˴δshallallahu
΍˸ϮϠ˵Θ˵˸Ϙ˴Η Ϧϋ
˴ϻ˴ϭ ϱάϣ
˸ϢϜ˵ alaihi
˸Ϩ˶ϣήΘϟ΍
˳νϩ΍ϭέ
΍˴ή˴Ηwasallam,
˸Ϧ)˴ϋ
(͉ϥϑϮϋ
ϦΑϔ˵ ˸ϧ˴΃ϭήϤϋ
2.
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kalian memakan
lain:
antara
(mengambil)
harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa
perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian. Dan
Ύ˱ϢϠδϣ
ϣ΍˴ή˴Σ ϩ΍ϭέ
͉Ϟ˴Σ˴΃) Hadis-hadis
˸ϭ˶έ˴΃˴ή˱ϻ˴ϐ˸ϟ˴ϼ΍ ˴Σ˶ϊ˸ϴ˴Α˴ϡ͉ή˸Ϧ˴Σ˴ϋ Ύ˱σ
˸Ϣ˶ϬϪ˵˶σ͉Ϡϟ΍ϭ˵ήϰ͉
η
˵ Ϡ˴λϰ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ͉Ϡϟ΍˴ϥalaihi
Ϯ˵
ϭϰ˴
...
((˺
2..janganlah
wasallam,
˴ϢNabi
͉Ϡ˸ή˴γ˴η˴ϭ ˶Ϫ͉ϻsesungguhnya
˸ϴ˶·˴Ϡ˴ϋshallallahu
ϝ
˵ ϤϮ˵˶Ϡγ˸δ˴έϤ˵ ˸ϟ΍˴Maha
Ϭ˴ϧ
˻
kamu
membunuh dirimu;
Allah alaihi
adalah
2.
Hadis-hadis
Nabi
shallallahu
wasallam,
(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϱάϣ
ήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
(˴ΓHadis-hadis
˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ (QS.
ϲ˶Α˴΃ Ϧϋ
ΔΟΎϣ
ϦΑ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃ϭ ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
antara
lain:
Penyayang
dirimu.”
an-Nisa
[4]
:
29).
2.
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,
antara lain:
antara lain:
2. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, antara lain:
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ...
(˺
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ(˸ήϑϮϋ
˴η ͉ϻ˶· ϦΑ
˸Ϣ˶Ϭ˶σϭήϤϋ
ϭ˵ήη
˵ Ϧϋ
ϰ˴Ϡ˴ϋϱάϣ
˴ϥϮ˵ήΘϟ΍
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ...)
(˺
ϢϠδϣ
˴Α ˴ϡ͉ή˸Ϧ˴Σϋ Ϧϋ
˶Ϫ͉ϻ˸ϴ˴Ϡ˶·˴ϋϦΑ΍
Ϫ˵ ˶σ
͉Ϡϟ΍ϩ΍ϭέ
ϰ͉η
Ϡ)˴λϰ˴
˶Ϫ˴ϋή͉Ϡ˶ο
ϟ΍˴ϥ˴ϻϝ
˵Ϯ˵Ϥ˴ϭϮ˵˶Ϡγ˸δ˴έ˴έϤ˵ϩ΍ϭέ
ϰ˴
Ϭ˴ϻ˴ϧ
˻
.Ύ˱ΪϤΣ΃ϭ
ϣ΍˴ή˴Σϩ΍ϭέ
͉ϞˬΖϣΎμϟ΍
˴Σ)˴΃ ˶έ˸ϭ˴ή΃ ˴ϐ˱ϻ˸ϟ΍˴ϼ
Ύ˱˴Ϣσ͉Ϡ˴γ˸ή(˴ϭ˴η
Ϣ
˸
Ϭ
˶
ϭ˵
ή
˵
Ϡ
ϟ
˸
΍˴
ϭ
...
(˺
ϦΑ˶ϊ˴Σ˸ϴΓΩΎΒϋ
ΔΟΎϣ
έ
˴
΍˴
ή
˴
ο
˴
˼
ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ)
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴΃ Ϧϋ ΔΟΎϣ(ϑϮϋ
ϦΑ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϦΑ Ϧϋ
ϭήϤϋ
Ϧϋ ˬαΎΒϋ
ϱάϣήΘϟ΍
Ύϣϭ
ϦΑ΍ϩ΍ϭέ
Ϧϋ)
(ϲΤϳ
Ϛϟϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
”
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
(˻
ϢϠδϣ
) ˶έ˴ή ˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ3.͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍Kaidah
ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫfiqh,
͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γantara
˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ lain: (˻
ϩ΍ϭέ
Α˸ϴΓΩΎΒϋ
˴΃˴Α Ϧϋ
ΔΟΎϣ
ϦΑ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃ϭ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ΪϤΣ΃ϭ
ˬΖϣΎμϟ΍
Ϧϋ
ΔΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)˴λ
˴έ΍˴ή˶Ϫ͉Ϡ˶ο
˴ϻϝ
˴ϭϮ˵
˴έ˴έ˴ή˴ο
˴ϻ˴ϧ
˼
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)(˴Γ(˴ή˶έ˴Γ˴ή˸ϳ˴ή˴ή˸ϳ˴ϐ˴ήϫ˵˸ϟϦΑ
΍ϫ˵ ϲ˶˶ϊϲ˶
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϫ
˵
Ϡ
͉
ϟ΍
ϰ͉
Ϡ
ϟ΍
˵
γ
ϰ˴
Ϭ
(˻
Α˴΃ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ϭ ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ˬαΎΒϋϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϦΑ΍ Ϧϋ
(ϲΤϳ
ϚϟΎϣϭ
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴΃ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ΍ϭ
Ωϭ΍ΩϦϋϮΑ΃ϭ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
105
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳKumpulan
˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϞFatwa
˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵DSN-MUI
˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣTerkait
Ύ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶ΕPasar
˴ϼ˴ϣΎ˴όModal
˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Syariah
Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˸΍
(˺
”
ΪϤΣ΃ϭ
ˬΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
((˼
ΪϤΣ΃ϭ ˬΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
˼
lain: Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam,
2.
antara
2. antara lain:
Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam,
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ...
(˺
2. lain: Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam,
antara
terikat dengan
syarat-syarat
mereka
buat
2.“Kaum muslimin
Hadis-hadis
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam,
(ϑϮϋ
ϦΑ ϭήϤϋ yang
Ϧϋ ϱάϣ
ήΘϟ΍ ϩ΍ϭέ
)
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ lain:
͉Ϟsyarat
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃yang
˱ϻ˴ϼ˴Σmengharamkan
˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻyang
˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σhalal
ϭ˵ήη
˵ atau
ϰ˴Ϡ˴ϋ menghalalkan
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ...
(˺
antara
kecuali
antara
lain:
(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϱάϣ
ήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
.Ύ˱ϣ΍˴ήyang
˴Σ ͉Ϟharam.”
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ(HR.
˴ϼ˴Σ ˴ϡTirmidzi
͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴ηdari͉ϻ˶·‘Amr
˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵bin
ήη
˵ ‘Auf)
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ...
(˺
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ(˸ήϑϮϋ
˴η ͉ϻ˶·ϦΑ˸Ϣ˶ϬϭήϤϋ
˶σϭ˵ήη
˵ Ϧϋ
ϰ˴Ϡ˴ϋϱάϣ
˴ϥϮ˵ήΘϟ΍
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ϩ΍ϭέ
˸ϟ΍˴ϭ...)
(˺
.Ύ˱ϣϢϠδϣ
΍˴ή˴Σ ϩ΍ϭέ
͉Ϟ˴Σ˴΃) ˸ϭ˶έ˴΃ ˴ή˱ϻ˴ϐ˴ϼ
η
˵ Ϡ˴λ
ϰ˴Ϡ˴ϋ͉Ϡϟ΍˴ϥϮ˵
ϤϮ˵˶Ϡγ
˸δ˴έϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭϰ˴...
((˺
˸ϟ΍ ˴Σ˶ϊ˸ϴ˴ϡ˴Α͉ή˸Ϧ˴Σ˴ϋΎ˱σ˴Ϣ͉Ϡ˸ή˴γ(˴ηϑϮϋ
˴ϭ ͉ϻ˶Ϫ˸ϴ˶·˴Ϡ˴ϋ˸ϢϦΑ˶ϬϪ˵˶σ͉ϠϭήϤϋ
ϟ΍ϭ˵ήϰ͉
ϝ
˵ ήΘϟ΍
˻
Ϧϋ˶Ϫϱάϣ
ϩ΍ϭέϬ)˴ϧ
(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϱάϣ
ήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α˴΃ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ϭ ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
(˻
˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵melarang
jual
Ωϭ΍Ω
“Rasulullah
yang
mengandung
gharar”
(HR.
(SAW
ϲ˶Α˴΃ Ϧϋ
ΔΟΎϣbeli
ϦΑ΍ϭ
ϮΑ΃ϭ ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϢϠδϣMuslim,
ϩ΍ϭέ) ˶έTirmizi,
˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴ΑNasa’i,
˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉ϠAbu
˴γ˴ϭ ˶ϪDaud,
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡdan
ϟ΍ ϰ͉Ibnu
Ϡ˴λ ˶ϪMajah
͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γdari
˴έ ϰ˴
Ϭ˴ϧ
(˻
Abu
ϢϠδϣ
)˴ή˶έ˸ϳ˴ή˴ήϫ˵˴ϐ˸ϟϲ˶
΍ Α˶ϊ˴΃ ˸ϴϦϋ
˴Α ˸Ϧ˴ϋΔΟΎϣ
˴Ϣ͉Ϡ˴γϦΑ΍ϭ
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴ϠΩϭ΍Ω
˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ϮΑ΃ϭ
ϰ͉Ϡ˴λ
˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
Ϯ˵γ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
(˻
Hurairah).
(
Γ
˴
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϢϠδϣ
(ΪϤΣ΃ϭ
˻ ϩ΍ϭέ
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
έ
˶
ή
˴
ϐ
˴
ϟ
˸
΍
ϊ
˶
ϴ
˸
Α
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϫ
˵
Ϡ
͉
ϟ΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϫ
˶
Ϡ
͉
ϟ΍
ϝ
˵
Ϯ˵
γ
έ
˴
ϰ˴
ϩ΍ϭέ
)
έ
˶
ή
˴
ϐ
˴
ϟ
˸
΍
ϊ
˶
ϴ
˸
Α
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϫ
˵
Ϡ
͉
ϟ΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϫ
˶
Ϡ
͉
ϟ΍
ϝ
˵
Ϯ˵
γ
έ
˴
ϰ˴
Ϭ
ϧ
˴
((Ϭ˻
ˬΖϣΎμϟ΍
Ϧϋ ΔΟΎϣ
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭϱάϣήΘϟ΍ϭ
˴έ˴ή˴ο˴ϻ
˼˴ϧ
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϦΑϲ˶ΑΓΩΎΒϋ
˴΃ Ϧϋ ΔΟΎϣ
ϦΑ΍ϭ Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃ϭ) ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
(
Γ
˴
ή
˴
ϳ
˸
ή
˴
ϫ
˵
ϲ˶
Α
΃
˴
Ϧϋ
ΔΟΎϣ
ϦΑ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃ϭ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
(˴Γ˴ή˸ϳ˴ήϫ˵ ϲ˶Α΃ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ϭ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ˬαΎΒϋ ϦΑ΍ Ϧϋ
(ϲΤϳ
Ϧϋ ϚϟΎϣϭ
ΪϤΣ΃ϭ ˬΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
(˼
Ύϣϭ
ˬαΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
Ϛϟ
”
ΪϤΣ΃ϭ“Tidak
ˬΖϣΎμϟ΍
ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ΔΟΎϣ
ϩ΍ϭέdan
) ˴έ΍˴ήtidak
˶ο˴ϻ˴ϭboleh
˴έ˴ή˴οpula
˴ϻ
(˼
boleh ϦΑ
membahayakan
diri ϦΑ΍
sendiri
ΪϤΣ΃ϭ
ˬΖϣΎμϟ΍
ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ
ΔΟΎϣ
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
) ˴έ΍˴ήfiqh,
˶ο˴ϻ˴ϭ antara
˴έ˴ή˴ο˴ϻ lain: (˼
”
3.(Hadis
Kaidah
ΪϤΣ΃ϭ
ˬΖϣΎμϟ΍
ϦΑ
ΓΩΎΒϋ
Ϧϋ
ΔΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)˴έΎϣϭ
˴έή΍˴˶ο
ήˬαΎΒϋ
˶ο
˴ϻ˴ϭ˴έϦΑ΍
˴έ˴ήMajah
˴ή˴ο˴ο
˴ϻ
(˼˼
Ϧϋ
(ϲΤϳ
Ϧϋ
Ϛϟ
membahayakan
orang
lain.”
Nabi
riwayat
Ibnu
ˬΖϣΎμϟ΍
ϦΑ ΓΩΎΒϋ
Ϧϋ
ΔΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)
΍˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ϻ
˴
(
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ ˬαΎΒϋ ϦΑ΍ Ϧϋ
Ύϣϭ
ˬαΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
Ϛϟ
dari
‘Ubadah
bin
Shamit,
riwayat
Ahmad
dari
Ibnu
‘Abbas,
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
ˬαΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ΪϤΣ΃ϭ
3.
Kaidah fiqh, antara lain:
” ” dan MalikΎ˴Ϭdari
˶Ϥ˸ϳ˶ή˸ΤYahya).
˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˸΍
(˺
””
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ3.
˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴Σ
Ύ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶
ϓϞ
˵ ˸λ˴Ϸ˸΍
(˺
3. Kaidah fiqh,
Kaidah
antara lain: 3.
Kaidahfiqh,
fiqh,antara
antara lain:
lain:
Kaidah
antara
3. 3.
Kaidah
fiqh,fiqh,
antara
lain:lain:
.
ϥ
˶
Ύ˴
Ϝ
ϣ
˸
Ϲ
˶
΍
˸
έ
˶
Ϊ
˸
Ϙ
˴
Α
˶
ϊ
˵
ϓ
˴
Ϊ
˸
ϳ
˵
έ
˵
ή
˴
͉πϟ˴΍
Ύ˴Ϭ˶ϤΎ˴˸ϳϬ˶ή˶Ϥ˸Τ˸ϳ˶ή˴Η˸Τϰ˴
˴ϋϠ˴ϋ˲Ϟ˸ϴ˲Ϟ˶ϟ˴Ω˸ϴ˶ϟ͉ϝ˴Ω Ϊ˵͉ϝ˴ϳΪ˵˸ϥ˴ϳ ˴΃˸ϥ͉ϻ˴΃ ͉ϻ
˶· Δ˵˶· ˴ΣΔ˵ ˴ΣΎ˴ΑΎ˴˶ϹΑ˶Ϲ˸΍ ˸΍˶Ε˶Ε˴ϼ˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴όΎ˴όϤ˵ Ϥ˵˸ϟ΍˸ϟ΍ϰ˶
˵Ϟ˵ ˸λ
(((˺˺˻
˴Η Ϡϰ˴
ϰ˶ϓϓϞ
˸λ˴Ϸ˴Ϸ˸΍˸΍
Ύ˴Ϭ˶ϤΎ˴˸ϳϬ˶ή˶Ϥ˸Τ˸ϳ˶ή˴Η ˸Τϰ˴˴ΗϠ˴ϋϰ˴Ϡ˲Ϟ˴ϋ˸ϴ˶ϟ˲Ϟ˴Ω˸ϴ˶ϟ͉ϝ˴ΩΪ˵͉ϝ˴ϳ Ϊ˵˸ϥ˴ϳ ˴΃˸ϥ͉ϻ˴΃ ˶·͉ϻΔ˵˶·˴ΣΔ˵ Ύ˴˴ΣΑ˶ϹΎ˴Α˸΍˶Ϲ˶Ε
˴ϼ˴ϼ
ϣΎ˴˴ϣόΎ˴˵Ϥό˸ϟϤ˵΍ ˸ϟϰ˶
ϓ ϓϞ
˵ Ϟ˵˸λ˸λ˴Ϸ˴Ϸ˸΍ ˸΍
˸΍ ˶Ε
΍ ϰ˶
(˺
Ύ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ˸΍ dilakukan
˶έ˸Ϊ˴Ϙ˶Α ϊ˵ ˴ϓ˸Ϊϳ˵ έ˵kecuali
˴ή͉πϟ˴΍
(˻
“Pada dasarnya, semua bentuk mu’amalah.˶ϥboleh
ada dalil yang mengharamkannya.”
.ϝ
˵ ΍˴ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴΍
Ύ˴ϜΎ˴˸ϣϜ˶Ϲ
˵έ˵˴ή˴ή˴ή͉π
͉π
˸ϣ˶Ϲ˸΍ ˸΍˶έ˶έ˸Ϊ˸Ϊ˴Ϙ˶Α˴Ϙ˶Αϊ˵ ϊ˵˴ϓ˸Ϊ˴ϓ˸Ϊϳ˵ ϳ˵˵έ
͉πϟ˴΍ϟ˴ϟ˴΍΍
..˶ϥ˶ϥ..Ύ˴˶ϥ
˶ϥϜΎ˴˸ϣϜ˶Ϲ˸ϣ˸΍˶Ϲ˶έ˸΍ ˸Ϊ˶έ˴Ϙ˸Ϊ˶Α˴Ϙϊ˵˶Α.˴ϓϊ˵ϝ˵ ˸Ϊ˴ϓ΍˴ϳ˵ΰ˸Ϊϳ˵έ
ϳ˵ έ˵έ˵ ˴ή˴ή͉π
͉πϟ˴ϟ˴΍΍
106
(˼
((˻˻
((˻
˼
“Segala mudharat harus dihindarkan sedapat mungkin.”
Memperhatikan
:
1.
Pendapat para
..ϝ
˵ϝ
΍˴΍˴ΰΰ΍˴ΰϳ˵ϳ˵ ϳ˵έέ˵έ˵˴ή˴ή˴ή͉π
.
ϝ
˵
͉πϟ˴΍ϟ˴ϟ˴΍΍
ulama,
antara
lain:
˵
((˼˼
Memperhatikan
:
1.
para
.ϝ
˵ ΍˴Pendapat
ΰϳ˵ έ˵ ˴ή͉π
͉πϟ˴΍
“Segala
(bahaya) harus dihilangkan.”
ulama,mudharat
antara lain:
˶ϝΎ˴Ϥ˶Α Ύ˱Α˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ˴Ν˴ή˴Χ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃
(˺
4. Ijma’,
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Wahbah
Zuhaili:
΍˱
έ
ή
͋
Ϙ
˴
ϣ
˵
Ύ˴
ϫ
Ϊ
˴
ό
˸
Α
˴
ϩ
˵
Ύ˴
Ϝ
Σ
˴
Ϣ
͉
Λ
˵
ˬ˶
Γ
Ϯ
͉
Β
˵
Ϩ
͊
ϟ΍
Ϟ
˴
Β
˸
ϗ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
ϭ
˴
ˬ˳
Ϊ
Ϡ
˶
ϳ
˸
Ϯ
˴
Χ
˵
Ζ
˶
Ϩ
˸
Α
˶
Δ
˴
Π
˴
ϳ
˸
Ϊ
˶
Χ
˴
Γ
˶
Ϊ
˴
ϴ
͋
δ
͉
ϟ΍
Ijma’,
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Wahbah
Zuhaili:
Memperhatikan
Pendapat
para
˶ϝΎ˴Ϥ˶Α Ύ˱Α˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ΍ ϰ˴ϟ˶· :˴Ν˴ή:: ˴Χ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ1.1.
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˴΃ para
(˺
Memperhatikan
Pendapat
Memperhatikan
Pendapat
para
ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ ˬ˺˽˺ :.ι ˬϡΎθϫ 1.
ϦΑϻ ΔϳϮΒϨϟ΍ Γήϴδϟ΍
) .Ϫ˵ ˴ϟ
ulama,
antara
lain:
΍˱
έ
ή
͋
Ϙ
˴
ϣ
˵
Ύ˴
ϫ
Ϊ
˴
ό
˸
Α
˴
ϩ
˵
Ύ˴
Ϝ
Σ
˴
Ϣ
͉
Λ
˵
ˬ˶
Γ
Ϯ
͉
Β
˵
Ϩ
͊
ϟ΍
Ϟ
˴
Β
˸
ϗ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
ϭ
˴
ˬ˳
Ϊ
Ϡ
˶
ϳ
˸
Ϯ
˴
Χ
˵
Ζ
˶
Ϩ
˸
Α
˶
Δ
˴
Π
˴
ϳ
˸
Ϊ
˶
Χ
˴
Γ
˶
Ϊ
˴
ϴ
͋
δ
͉
ϟ΍
ulama,
˶Ϣ˸ϴ˶Θ˴ϴ˸ϟ΍antara
˴ϝantara
Ύ˴ϣ ΍˸Ϯlain:
ό˵ ˴ϓlain:
˴Ω (˸Ϣ˽˺˺
Ϭ˵ ͉ϧ˴΃ ˶Δ.˴Αι
Ύ˴Τ͉μˬΪϳί
ϟ΍ ˴ϦϲΑ΃
˶ϣ ˳ΔϢόϨϤϟ΍
˴ϋΎ˴Ϥ˴ΟΪΒϋ
˸Ϧ˴ϋΪϤΤϤϟ
˴ϱ˶ϭέ˵ˬΔΑέΎπϤϟ΍
Ύ˴Ϥ˴ϓ ω
˵ Ύ˴Ϥ˸Ο˶Ϲ˸΍ Ύ͉ϣ˴΃˴ϭ
ulama,
ϡΎψϧ
ˬ˺˽˺ϪϘϔϟ΍
:.ι
ΔΒϫϮϟήϳϮτΗ
ˬϪΘϟΩ΃ϭϮΤϧ
ϲϣϼγϹ΍
) Ύ˱ϋˬϡΎ˴ϤΎθϫ
˸Ο˶· ˴ϥϦΑϻ
Ύ˴Ϝ˴ϓ ˬ˲ΪΔϳϮΒϨϟ΍
˴Σ˴΃ ˸Ϣ˶Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΓήϴδϟ΍
˸ή˶Ϝ˸Ϩ)ϳ˵ ˸Ϣ.˴ϟϪ˵˴ϭ˴ϟ ˬ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵
˶έΎ˴ϣ˵π˶ϡϣ˵ Ύ͉θ˶ϡϟ΍Ύ͉θϟ΍ϰ˴(ϟ˽˺˺
ϰ˴
˶· ˴ή˴Ν.˴Χ˴ήι
˴Χ ˬΪϳί
˴Ϣ͉Ϡ˴ϭ˴γ˴ϭ˶ϪϲΑ΃
˶Ϫ΁˴ϭ˶ϟ˼̂˻˾
΁˴ϭϢόϨϤϟ΍
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΪΒϋ
Ϳ
˵ ΍ ΍ΪϤΤϤϟ
ϰ͉
Ϡ˴λˬΔΑέΎπϤϟ΍
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ͉ϥ˴΃˴΃ ˬϲϠϴΣΰϟ΍
˶ϝΎ˴Ϥ˶ϝ˶ϝ˶Α Ύ˴Ύ˴ϤϤΎ˱Α˶Α˶Α˶έΎ˱Ύ˱Ύ˴ΑΑπ
˶· ϟϟ˴Ν
˵ι
Ϡ˴λ
(((˺˺
ˬβϣΎΨϟ΍
˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ΍ ϰ˴
˶· ˴Ν˴ή˴Χ˴Ϣ͉Ϡ˴γ
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶ϟ.(
˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ˶Ϫ˸ϴ˶Ϫ˴Ϡ˸ϴ˴ϋ˴Ϡ˴ϋ.Ϳ
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉
ϰ͉
Ϡ˴λ ͉ϲ͉ϲ˶Β˶Β͉Ϩ͉Ϩϟ΍˯ΰΠϟ΍
ϟ΍ ͉ϥ˴΃
˺
΍˱
έ
ή
͋
Ϙ
˴
ϣ
˵
Ύ˴
ϫ
Ϊ
˴
ό
˸
Α
˴
ϩ
˵
Ύ˴
Ϝ
Σ
˴
Ϣ
͉
Λ
˵
ˬ˶
Γ
Ϯ
͉
Β
˵
Ϩ
͊
ϟ΍
Ϟ
˴
Β
˸
ϗ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
ϭ
˴
ˬ˳
Ϊ
Ϡ
˶
ϳ
˸
Ϯ
˴
Χ
˵
Ζ
˶
Ϩ
˸
Α
˶
Δ
˴
Π
˴
ϳ
˸
Ϊ
˶
Χ
˴
Γ
˶
Ϊ
˴
ϴ
͋
δ
͉
ϟ΍
΍˱έ͋ή΍˱έ˴Ϙϣ˵͋ή˴ϘΎ˴ϫϣ˵ ˴ΪΎ˴˸όϫ˴Α˴Ϊ˸όϩ˵ Ύ˴˴ΑϜϩ˵˴ΣΎ˴Ϝ˴Σ͉ϢΛ˵ ͉Ϣˬ˶Λ˵Γ͉Ϯˬ˶ΓΒ˵ ͊Ϩ͉Ϯϟ΍Β˵͊Ϩϟ΍˴Ϟ˸Β˴Ϟ˴ϗ ˸Β˴Ϛ
˶ϟ˴Ϋ˶ϟΫ˴ϥ˴ϥ
Ύ˴ϛΎ˴˴ϭϛ˴ϭˬ˳Ϊˬ˳˶ϠΪ˸ϳ˶Ϡ˴Ϯ˸ϳ˴ϮΧ
˵Χ
ϗ ˴Ϛ
˵ ˶Ζ˶Ζ˸Ϩ˶Α˸Ϩ˶Α˴ΔΔ˴Π˴Π˸ϳ˶Ϊ˸ϳ˶Ϊ˴Χ˴Χ ˶Γ˶Γ˴Ϊ˴Ϊ͋ϴ͋ϴ͉δ͉δϟ΍ϟ΍
“Mengenai
bahwa
harta
˺˽˺
:.˸ϴ˴Αι˳ϑˬϡ˴ϼ
ˬϡ
ϦΑϻ
ΔϳϮΒϨϟ΍
Γήϴδϟ΍
˶ϩ˶άήϳϮτΗ
˴ϫ ήϳϮτΗ
Ϟ
˵ ˸ϴ˶ϟ˴Ω ϮΤϧ
Ύ͉Ijma’,
ϣϮΤϧ
˴΃ .ˬ˶˯˺˽˺
Ύ˴ˬˬϬdiriwayatkan
˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍ :.˴Ϧι
˶ΧΎθϫ
˶Αsejumlah
˲ω˸ϭή˵ΔϳϮΒϨϟ΍
˸θ˴ϣsahabat
˲Ϊ˸Ϙ˴ϋ
Δ˵ ˴Αmenyerahkan
˴έ)Ύ˴))π...Ϫ˵Ϥ˵ϪϪ˵˵˴ϟ˸ϟ˴ϟ˴ϟ˴΍
(˻
ϡΎψϧϡΎψϧ
Ύθϫ
Γήϴδϟ΍
ϡΎψϧ
ήϳϮτΗ
ϮΤϧ
˺˽˺
:.ι ˬϡ
Ύθϫ˴ϼϦΑϻ
ϦΑϻ
ΔϳϮΒϨϟ΍
Γήϴδϟ΍
anak
yatim
sebagai
mudharabah,
dan
tidak
ada
seorang
pun
megingkarinya.
(
˽˺˺
.
ι
ˬΪϳί
ϲΑ΃
ϢόϨϤϟ΍
ΪΒϋ
ΪϤΤϤϟ
ˬΔΑέΎπϤϟ΍
ϮΤϧ) ˶Δ͉ϳ˶ή˸ϳ˶ή˸Ϙ͉Θϟ΍(˽˺˺
˶Δ(͉Ϩ˽˺˺
͊δϟ΍ .ι
ϰ˴
ϟ
·
˶
Ϊ
˶
Ϩ
˴
Θ
˴
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ω
˶
Ύ˴
Ϥ
Ο
˸
Ϲ
˶
Ύ
˸
Α
˶
Ζ
˴
Β
˴
Λ
˴
Ϊ
˸
Ϙ
˴
ϓ
˴
Δ
˶
ϴ
͉
ϋ
˶
ϭ
˸
ή
˵
θ
˸
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϲΑ΃
ΪϤΤϤϟ
ϲΑ΃
ˬΔΑέΎπϤϟ΍
˶ϩMemperhatikan
˶ά˴ϫ Ϟ
˵karena
˸ϴ˶ϟ˴Ω Ύ͉ϣ˴΃itu,.˶˯hal
Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟtersebut
΍ .:ι
˴Ϧ˸ϴˬΪϳί
˴Α ˬΪϳί
˳ϑ
˴ϼ
˶Χ
˴ϼϢόϨϤϟ΍
˶Α ˲ωΪΒϋ
˸ϭΪΒϋ
ή˵ ˸θPendapat
˴ϣΪϤΤϤϟ
˲Ϊ˸Ϙ˴ϋˬΔΑέΎπϤϟ΍
Δ˵ ˴Α˴έΎ˴para
πϤ˵ ˸ϟ˴΍ ulama,
(˻
1.ϢόϨϤϟ΍
Oleh
adalah
ijma’.”
(Wahbah
al-Zuhaili,
(˺˺
.ι ΔΑέΎπϤϟ΍
ϡΎψϧ
ήϳϮτΗ al-Fiqh alϮΤϧ
)
Δ
˶
ϳ
͉
ή
˶
ϳ
˸
ή
˶
Ϙ
˸
Θ
͉
ϟ΍
Δ
˶
Ϩ
͉
δ
͊
ϟ΍
ϰ˴
ϟ
·
˶
Ϊ
˶
Ϩ
˴
Θ
˴
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ω
˶
Ύ˴
Ϥ
Ο
˸
Ϲ
˶
Ύ
˸
Α
˶
Ζ
˴
Β
˴
Λ
˴
Ϊ
˸
Ϙ
˴
ϓ
˴
Δ
˶
ϴ
͉
ϋ
˶
ϭ
˸
ή
˵
θ
˸
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
Islami
wa
Adillatuhu,
[Damsyiq:
Dar
al-Fikr,
2004],
juz
V,
h.
3925).
antara lain:
(˺˺ .ι ΔΑέΎπϤϟ΍ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ
˶ϩ˶ά˴ϫ˶ϝΎ˴ϤϞ
˵˶Α ˸ϴΎ˱˶ϟΑ˴Ω˶έΎ˴π
Ύ͉ϣ˴΃ϣ˵ .˶ϡ˶˯Ύ͉θ
Ύ˴Ϭϟ΍˴Ϙϔ˵ ˸ϟϰ˴
΍ ϟ˶·˴Ϧ˴Ν˸ϴ˴Α˴ή˴Χ˳ϑ˴Ϣ˴ϼ͉Ϡ˴γ˶Χ˴ϭ ˶Ϫ˴ϼ˶ϟ΁˴˶Αϭ ˶Ϫ˲ω˸ϴ˸ϭ˴Ϡ˴ϋ˵ή˸θͿ
˲Ϊ˸ϘϠ˴ϋ
(˻
˵ ˴ϣ΍ ϰ͉
λ Δ˵͉ϲ˴ΑΑ˴έ˴έ˶Β͉ϨΎ˴Ύ˴ϟ΍π
͉ϥϤ˵˴΃˸ϟ˴΍
˺
˶ά˴ϫϞ
˴ϼ˶Α ˶Α ˲ω˲ω˸ϭ˸ϭή
˸Ϙ˴ϋ Δ˵ Δ˵˴Α˴έ
πϤ˵Ϥ˵˸ϟ˸ϟ˴΍˴΍
˶ϩ˶ά˴ϫ˶ϩϮΤϧ
˵ )˸ϴ˶ϟϞ˵˴Ω˶Δ˸ϴ͉ϳ˶ϟ˴Ω˶ήΎ͉ϣ˸ϳ˴΃˶ήΎ͉ϣ˸Ϙ͉Θ˴΃.ϟ΍˶˯Ύ˴.Ϭ˶˯˶Δ˴Ϙ͉ϨΎ˴ϔ˵͊δϬ˸ϟ˴Ϙ΍ϟ΍ϔ˵ ˸ϟ΍˴Ϧϰ˴˸ϴ˴Ϧϟ˴Α˶· ˸ϴ˴Α˶Ϊ˳ϑ˴Ϩ˴Θ˳ϑ
˴ϼϤ˵˴ϼ
˶Χ˸ϟ΍˶Χ ˴ϼ
˵ ˵ή˸θ˴Ζ˸θ˴ϣ˴Β˴ϣ˴Λ ˲Ϊ˸Ϊ˲Ϊ˸Ϙ˴ϋ
Ύ˴π
(˻
δ
˸
ω
˶
Ύ˴
Ϥ
Ο
˸
Ϲ
˶
Ύ
˸
Α
˶
Ϙ
˴
ϓ
˴
Δ
˶
ϴ
͉
ϋ
˶
ϭ
˸
ή
˵
θ
˸
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
.
Ϫ
˵
ϟ
˴
΍˱
έ
͋
Ϙ
˴
ϣ
˵
Ύ˴
ϫ
Ϊ
˴
ό
˸
Α
˴
ϩ
˵
Ύ˴
Ϝ
Σ
˴
Ϣ
͉
Λ
˵
ˬ˶
Γ
Ϯ
͉
Β
˵
Ϩ
͊
ϟ΍
Ϟ
˴
Β
˸
ϗ
˴
Ϛ
˴
ϟ
Ϋ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
ϭ
˴
ˬ˳
Ϡ
˶
ϳ
˸
Ϯ
˴
Χ
˵
Ζ
˶
Ϩ
˸
Α
˶
Δ
˴
Π
˴
ϳ
˸
Ϊ
˶
Χ
˴
Γ
˶
Ϊ
˴
ϴ
͋
δ
͉
ϟ΍
˶ω
˶Ϲ˸Ύ˶Α˸Ύ˶Α ˴Ζ˴Ζ˴Β˴Λ˴Β˴Λ ˸Ϊ˸Ϊ˴Ϙ˴ϓϘ˴ϓ ˶Δ˶Δ͉ϴ˶ϋ
͉ϴ˶ϋ˸ϭ˸ϭή
ή˵ ˸θ˸θ˴Ϥ˴Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍
ϮΤϧϮΤϧ
) ˶Δ)͉ϳ˶ή˶Δ˸ϳ͉ϳ˶ή˶ή˸Ϙ˸ϳ͉Θ˶ήϟ΍˸Ϙ͉Θϟ΍˶Δ͉Ϩ͊δ˶Δ͉Ϩϟ΍͊δϟ΍ϰ˴ϟϰ˴
˶· ϟ˶·Ϊ˴Ϩ˴Θ˶Ϊ˸δ˴Ϩ˴ΘϤ˵˸δ˸ϟϤ˵΍ ˸ϟ΍˶ω(˺˺
Ύ˴ϤΎ˴˸ΟϤ˸Ο˶Ϲ.ι
˵ήϳϮτΗ
ΔΑέΎπϤϟ΍
ϡΎψϧ
ΪϤΤϤϟ ˬΔΑέΎπϤϟ΍ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ
ˬ
˺˽˺
:.
ι
ˬϡΎθϫ
ϦΑϻ
ΔϳϮΒϨϟ
΍
Γήϴδϟ΍
)
(˺˺.ι
.ιΔΑέΎπϤϟ΍
ΔΑέΎπϤϟ΍ϡΎψϧ
ϡΎψϧήϳϮτΗ
ήϳϮτΗ
(˺˺
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
(˽˺˺ .ι ˬΪϳί ϲΑ΃ ϢόϨϤϟ΍ ΪΒϋ
.˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ˸΍ ˶έ˸Ϊ˴Ϙ˶Α ϊ˵ ˴ϓ˸Ϊϳ˵ έ˵ ˴ή͉πϟ˴΍
1.
Pendapat
(˻
para
˶ϝΎ˴Ϥ˶Α Ύ˱Α˶έΎ˴πϣ˵ ˶ϡΎ͉θϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ˴Ν˴ή˴Χ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉.Ϡϝ
˵˴λ΍˴ΰϳ˵͉ϲέ˵˶Β͉Ϩ˴ήϟ΍͉π͉ϥϟ˴΍˴΃
΍˱έ͋ή˴Ϙϣ˵ Ύ˴ϫ˴Ϊ˸ό˴Α ϩ˵ Ύ˴Ϝ˴Σ ͉ϢΛ˵ ˬ˶Γ͉ϮΒ˵ ͊Ϩϟ΍ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴ϥΎ˴ϛ˴ϭ ˬ˳Ϊ˶Ϡ˸ϳ˴Ϯ˵Χ ˶Ζ˸Ϩ˶Α ˴Δ˴Π˸ϳ˶Ϊ˴Χ ˶Γ˴Ϊ͋ϴ͉δϟ΍
ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ ˬ˺˽˺ :.ι ˬϡΎθϫ ϦΑϻ ΔϳϮΒϨϟ΍ Γήϴδϟ΍) .Ϫ˵ ˴ϟ
(˽˺˺ .ι: ˬΪϳί ϲΑ΃ ϢόϨϤϟ΍
ˬΔΑέΎπϤϟ΍
Memperhatikan
1. ΪΒϋ ΪϤΤϤϟ Pendapat
˺
(˼
Memperhatikan
:
Memperhatikan : 1. Pendapat
para ulama,
ulama, antara
lain: antara lain:
“Nabi
shallallahu
alaihi wa sallam pergi berniaga sebagai mudharib
ulama,
antara lain:
ke Syam dengan harta Sayyidah Khadijah binti Khuwailid sebelum
menjadi nabi; setelah menjadi nabi, beliau menceritakan perniagaan
˶ϝ˶ϩ˶άΎ˴˴ϫϤ˶Α Ϟ
πΎ͉ϣ˵ϣ˴΃ ˶ϡΎ͉.θ˶˯Ύ˴ϟ΍Ϭ˴Ϙϰ˴
˶Ϫ˸ϴ˸ϭ˴Ϡ˴ϋή˵ ˸θͿ
˵˴ϣ΍ ˲Ϊϰ͉˸Ϙ˴ϋ
Ϡ˴λ Δ˵ ͉ϲ
ϟ΍ Ϥ˵͉ϥ˸ϟ˴΍˴΃
˵Ύ˱Α˸ϴ˶έ˶ϟ˴ΩΎ˴sebagai
ϔ˵ ˸ϟ΍ϟ˶· ˴Ϧ˴Ν˸ϴ˴ή˴Α ˴Χ(taqrir).”
˳ϑ˴Ϣ͉Ϡ˴ϼ˴γ˶Χ˴ϭ ˶Ϫ˴ϼ˶ϟ΁˴(Ibn
˶Αϭ ˲ω
˴Α˴έ˶ΒΎ˴͉Ϩπ
tersebut
penegasan
Hisyam,
al-Sirah
al΍˱Nabawiyah,
έ
ή
͋
Ϙ
˴
ϣ
˵
Ύ˴
ϫ
Ϊ
˴
ό
˸
Α
˴
ϩ
˵
Ύ˴
Ϝ
Σ
˴
Ϣ
͉
Λ
˵
ˬ˶
Γ
Ϯ
͉
Β
˵
Ϩ
͊
ϟ΍
Ϟ
˴
Β
˸
ϗ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
ϭ
˴
ˬ˳
Ϊ
Ϡ
˶
ϳ
˸
Ϯ
˴
Χ
˵
Ζ
˶
Ϩ
˸
Α
˶
Δ
˴
Π
˴
ϳ
˸
Ϊ
˶
Χ
˴
Γ
˶
͋ϴ͉δ˴Ϥϟ΍˸ϟ΍
ϮΤϧ) ˶Δ͉ϳ˶ή˸ϳ˶ή˸Ϙ͉Θ[al-Qahirah:
ϟ΍ ˶Δ͉Ϩ͊δϟ΍ ϰ˴ϟ˶· Dar
˶Ϊ˴Ϩ˴Θ˸δϤ˵ al-Hadis,
˸ϟ΍ ˶ωΎ˴Ϥ˸Ο˶Ϲ˸Ύ2004],
˶Α ˴Ζ˴Β˴Λ ˸Ϊjuz
˴Ϙ˴ϓ ˶ΔI,͉ϴ˶ϋh.
˸ϭή˵ ˴Ϊ˸θ
141;
ϡΎψϧ ήϳϮτΗ ϮΤϧ
:.ι Abu
ˬϡ(Ύθϫ
ϦΑϻΔΑέΎπϤϟ΍
ΔϳϮΒϨϟ΍ Tathwir
Γήϴδϟ΍
) .alϪ˵ ˴ϟ
˺˺ Zaid,
.ι
ϡΎψϧ ήϳϮτΗ
Muhammad
Abd ˬ˺˽˺
al-Mun’im
Nahwa
(
˽˺˺
.
ι
ˬΪϳί
ϲΑ΃
ϢόϨϤϟ΍
ΪΒϋ
ΪϤΤϤϟ
ˬΔΑέΎπϤϟ΍
Mudharabah, [al-Qahirah: Maktabah al-Ma’had al-‘Alami li-alFikr al-Islami, 2000], h. 411).
ϩ˶ ˶ά˴ϫ Ϟ
˵ ˸ϴ˶ϟ˴Ω Ύ͉ϣ˴΃ .˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˳ϑ˴ϼ˶Χ ˴ϼ˶Α ˲ω˸ϭή˵ ˸θ˴ϣ ˲Ϊ˸Ϙ˴ϋ Δ˵ ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ˴΍
ϮΤϧ) ˶Δ͉ϳ˶ή˸ϳ˶ή˸Ϙ͉Θϟ΍ ˶Δ͉Ϩ͊δϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϊ˴Ϩ˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ωΎ˴Ϥ˸Ο˶Ϲ˸Ύ˶Α ˴Ζ˴Β˴Λ ˸Ϊ˴Ϙ˴ϓ ˶Δ͉ϴ˶ϋ˸ϭή˵ ˸θ˴Ϥ˸ϟ΍
(˺˺ .ι ΔΑέΎπϤϟ΍ ϡΎψϧ ήϳϮτΗ
para
((˺
˻
(˻
“Mudharabah adalah akad yang disyari’atkan tanpa ada perbedaan
pendapat di kalangan ahli fiqh. Dalil pensyari’atan tersebut
ditetapkan dengan ijma’ yang didasarkan pada sunnah taqririyah.”
(Muhammad Abd al-Mun’im Abu Zaid, Nahwa Tathwir alMudharabah, [al-Qahirah: Maktabah al-Ma’had al-‘Alami lial-Fikr al-Islami, 2000], h. 411).
˵˴Α˴ϭΪ˴Α˴ϭ˶ϥ˴ϻ˶ϥΎ˴˴ϻϣΎ˴ϣ˴ϙ˶ή˴ϙ˴Θ˶ή˸θ˴Θ˴ϳ˸θ˴ϳ˸ϥ˴΃˸ϥ˴΃:ϊ˵ :˶Αϊ˵΍͉ή˶Α΍͉ϟ΍ήϟ΍Ϣ˵ ˸δϢ˵˶Ϙ˸δ˸ϟ˴΍˶Ϙ˸ϟ˴΍
ϊ˵ ˴Ϥϊ˵˸Π˴Ϥ˴ϳ˸Π˴ϳ΍˴άϬ˴΍˴άϓϬ˴ϓ˭Ύ˴Ϥ˭Ύ˴˶ϫϤ˶Ϊ˶ϫ˴Σ˶Ϊ˴΃˴Σ˴΃˶ΐ˶ΐ
ΣΎ˴˶ΣλΎ˴λϥ
˵ ˴Ϊϥ
Ω ˶ϑ
Δ˵ ˴Λ˴Λϼ˶Ϧ˴Λ ˸ϴ˶Ϧ˴ϠΟ
˵ ˴έϦ˸ϴ˴Ϧ˴Α ˸ϴ˴ϥ˴Α Ύ˴˴ϥϛΎ˴˸Ϯϛ ˴Ϡ˴ϓ˸Ϯ˴Ϡ.˴ϓ˲΢.˸ϴ˲΢˶Τ˸ϴ˴λ
˶Τ˴λ˴Ϯϫ˵˴Ϯ˴ϭϫ˵ ˴ϭ˭˱Δ˭˱˴Α˴έΔ˴ΑΎ˴˴έπΎ˴π
ˬ˳Ϣˬ˳
˴ϫϢ˸έ˴ϫ˶Ω˸έ˶ϑ
˴ϻ΁˴ϻΔ˵΁˴Λ˴ϼ
˵˸ϴ˴ϠέΟ
ϣ˵ ˴ϭϣ˵ ˴ϭ˱Δ˴ϛ˱Δ˸ή˴ϛ˶η˸ή˶η
˴΃ ˶ϒ
˸΍ ˶ΐ
˵˶ΣΎ˴˶ΣλΎ˴λ˴ϥ˶Ϋ˴ϥ˴΄˴ϓ˶Ϋ˴΄ˬ˶˴ϓϥˬ˶Ύ˴ϥϔ˸ϟΎ˴˴΃ϔ˸ϟ˴ή΃ ˴Χ˴ή˴Ϸ˴Χ˴ϭ˴Ϸ˴ϭ˲ϒ˲ϒ
˸ϥ˴΃˸ϥ˶ϒ
˸ϟ˴Ϸ˸ϟ΍˴Ϸ˶ΐ
ΣΎ˴˶ΣμΎ˴μ
˶ϟ ˶Ϧϟ ˸ϴ˶Ϧ˴ϔ˸ϟ˸ϴ˴Ϸ˴ϔ˸ϟ΍˴Ϸΐ
˵˸΍ ΐ
˸ϟ˴΃ ˸ϟΎ˴˴΃Ϥ˶ϫΎ˴Ϥ˶Ϊ˶ϫ˴Σ˶Ϊ˴Ϸ˴Σ˴Ϸ
˵ Ϝ˵˸Ϯ˴ϳ˴ϭϜ˵ ˴ϳ˴ϭ.͉΢.˴λ
͉΢˴λ˶Ϧ˸ϴ˶Ϧ˴ϔ˸μ
˸ϴ˴ϔ˸μ
˵͋ή˸Αϟ΍͋ήϟ΍˴ϥ˸Ϯ˴ϥϜ˵˸Ϯ˴ϳϜ˵ ˴ϳ˸ϥ˴΃˸ϥ˴΃ϰ˴Ϡϰ˴
͉ή˴μ
ϥ
˵ ˸Ϯϥ
˶ϧ ˶ϧΎ˴ϤϬ˵Ύ˴Ϥ˴Ϩ˸ϴϬ˵˴Α˴Ϩ˸ϴ˴Α΢
˵ ˸Α΢
˴ϋϠ˴ϋΎ˴Ϭ˸ϴΎ˴˶ϓϬ˸ϴ˶ϓ˴ϑ˴ϑ
͉ή˴μ
˴Θ˴ϳ ˴Θ˴ϳ
˵ϠΛ˵ Ϡ˵˶ϒ
Λ˵ ˶ϒ
˸΍ ˶ΐ
˭Ύ˴Ϥ˭Ύ˴Ϭ˵ Ϥ˴Ϩ˸ϴϬ˵˴Α˴Ϩ˸ϴ˶΢˴Α ˸Α˶΢͋ή˸Αϟ΍͋ήϟ΍Ύ˴ΜϠ˵Ύ˴Λ˵ΜϠ˵˴ϮΛ˵ ϫ˵˴Ϯ˴ϭϫ˵ ˴ϭ˸ϲ˶ϗ˸ϲΎ˴Β˶ϗ˸ϟΎ˴΍˴Βϭ˸ϟ΍˴ϭˬ˶Ϫˬ˶˶ϟΎ˴Ϫϣ˶ϟΎ˴ϣ͋ϖ˴Τ͋ϖ˶Α˴Τ˶΢Α ˸Α˶΢͋ή˸Αϟ΍͋ήϟ΍Κ
˵ Κ
˸ϟ˴Ϸ˸ϟ΍˴Ϸ˶ΐ
ΣΎ˴˶ΣμΎ˴μ
˶ϟ ˶ϟ
˵ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ
Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˴Ϛ˶ϟ˴Ϛ˴Ϋ˴ϭ˶ϟ˴Ϋ˴ϭ˭˵Ϫ˭˵ό˵ Ϫ˸Αέ˵ό˸Αέ˵ ˶Ϟ˶ϣ˶ϞΎ˴ό˶ϣ˸ϠΎ˴˶ϟό˴ϭ˸Ϡ˶ϟ˴ϭˬ˶Ϫˬ˶˶ϋϪΎ˴˶ϋΑ˸έΎ˴Α˴΃˸έ˴΃Δ˵ ˴Λ˴ϼ
Δ˵ ˴Λ˴Λϼ˴Λ˶Ϧ˸ϴ˶Ϧ˴ϔ˸ϟ˸ϴ˴Ϸ˴ϔ˸ϟ΍˴Ϸ˸΍˶ΐ˶ΐ
Ϫ˵ ˴ϟ Ϫ˵ ˴ϟϞ˶ό˴ϞΟ
˵ ˶όΟ
ΣΎ˴˶ΣμΎ˴μ
˶ϟ ˶ϟ
Δ˵ ͉μ
˲Δ˴Λ˴Λϼ˴ΛΎ˴Ϭ˸ϨΎ˴˶ϣϬ˸Ϩ˶ϣˬ˳ϢϬ˵ˬ˳Ϣ˸γϬ˵ ˴΃˸γ΃˴Δ͉Θ˶γ˴Δ͉Θ˶γϩ˵ Ύ˴Ϩϩ˵˸ϠΎ˴˴όϨ˴Π˸Ϡ˴ό˴ϓ˴Π˴ϓˬ˶΢ˬ˶˸Α΢͋ή˸Αϟ΍͋ήϟ΍ϒ
˵˸μ˸μ
˶Ϫ˶ϟΎ˴˶Ϫϣ˶ϟΎ˴ϣΔ˵ ͉μ
˶Σ ˶Σˬ˶Ϟˬ˶˶ϣϞΎ˴ό˶ϣ˸ϠΎ˴˶ϟό˸Ϡ˶ϟ˲Δ˴Λ˴ϼ
˵ ϒ
˶ϧ ˶ϧ
Δ˵ ͉μ
Ϫ˵ ͊Ϙ˴Θ˶Τ˸δ˴Θ˴ϳ˸δ˴ϳ˲Ϣ˸Ϭ˲Ϣ˴γ˸Ϭ˴ϭ˴γ˴ϭ˶ϥΎ˴˶ϥϤ˸ϬΎ˴Ϥ˴γ˸Ϭ˴γ
˶Ϫ˶Ϝ˶Ϫ˸ϳ˶ήϜ˸ϳ˴η˶ή˴η˶ϝΎ˴˶ϝϣΎ˴ϣΔ˵ ͉μ
˶Σ˴ϭ˶Σ˴ϭˬ˶Ϫˬ˶˶ϜϪ˸ϳ˶ήϜ˸ϳ˴η˶ή˴η˶ϝΎ˴˶ϝϣΎ˴ϣ˸ϲ˶ϓ˸ϲ˶ϓϪ˶Ϡ˴Ϥ˶Ϫ˴ό˶Ϡ˴Ϥ˶Α˴ό˶ΑϪ˵ ͊Ϙ˶Τ
:ΓήϫΎϘϟ΍
] ˬΔϣ΍ΪϗϦΑϹ
ϦΑϹϰϨϐϤϟ΍
ϰϨϐϤϟ΍
) ...ϊ˵ Α˵ϊ˵͊ήΑ˵ϟ΍͊ήϟ΍˴Ϯϫ˵˴Ϯ˴ϭϫ˵ ˴ϭ˲Ϣ˸Ϭ˲Ϣ˴γ˸Ϭ˴γ˶Ϟ˶ϣ˶ϞΎ˴ό˶ϣ˸ϠΎ˴˶ϟό˸Ϡˬ˳˶ϟϢϬ˵ˬ˳Ϣ˸γϬ˵ ˴΃˸γΔ˵˴΃˴όΔ˵˴Α˸έ˴ό˴Α΃˸έ˴΃
:ΓήϫΎϘϟ΍
] ˬΔϣ΍Ϊϗ
) ...
(˼˽́:.ι
:.ιˬ˿ˬ˿:.Ν:.Νˬ[˻˹˹˽
ˬ[˻˹˹˽ˬΚϳΪΤϟ΍
ˬΚϳΪΤϟ΍έ΍Ωέ΍Ω
(˼˽́
(˼(˼
΍ ͋Ώ
˴΃ ˶Ώ
Ϣ͊ ˶Θ˴Η͊Ϣ˴ϭ˶Θ˴Η˴ϭˬ˶ϝˬ˶Ύ˴ϝϤ˸ϟΎ˴΍Ϥ˸ϟ͋Ώ
˴έ ˴έ˶ϥ˸Ϋ˶ϥ˶Έ˶Α˸Ϋ˶ΈΔ˶Α ˴Α˴έ˶Δ˴ΑΎ˴˴έπΎ˴π
Ϥ˵ ˸ϟ΍Ϥ˵ ˸ϟ˶ϝ΍ Ύ˴˶ϝϣΎ˴ϣ˶α˶α
˸΃˴έ˸΃˴έ˸ϲ˶ϓ˸ϲ˴Ϣ˶ϓ ˶Ϭ˴Ϣ˸δ˶Ϭϳ˵˸δ˸ϥϳ˵ ˴΃˸ϥ˶Ώ
έΎ˴˶έπΎ˴π
Ϥ˵ ˸Ϡ˶ϟϤ˵˴ϭ˸Ϡ˶ϟ˴ϭ
ϣ Ύ˴˶ϝϤ˸ϟΎ˴΍Ϥ˸ϟ˶α
΍ ˶α
΍ ˶ΐ
͈Ϟϛ˵͈Ϟϛ˵˶ϝΎ˴˶ϝϣΎ˴˶έϣ ˸Ϊ˶έ˴Ϙ˶Α˸Ϊ˴Ϙ˶Ϧ˶Α ˸ϴ˶Ϧ˴ϓ˴ή˸ϴ˴ϓ͉τ˴ήϟ΍͉τϟ΍˴Ϧ˶ϣ˴Ϧ˶ϝ
˸΃˴έ˸΃˴έ˸ϲ˶ϓ˸ϲ˶Δ˶ϓ˴ϛ˶Δ˴έ˴ϛΎ˴˴έθΎ˴Ϥ˵θ˸ϟ΍Ϥ˵ ˸ϟ˶ΐ
˴Β˴δ˴Β˶Α˴δ˶΢˶Α ˸Α˶΢͋ή˸Αϟ΍͋ήϟ΍Δ˵ ˴ϤΔ˵˸δ˴Ϥ˶ϗ˸δ˶ϗ
˶ϩ˶άϭϫ˴ϭˬ˶Ϟˬ˶˴ϤϞ˴ό˴Ϥ˸ϟ΍˴ό˸ϟ˶Ϧ΍ ˴ϋ˶Ϧ˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˶Ϫ˴ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ͉ϖ˴ϔ͉ϖ͉ΘϤ˵˴ϔ˸ϟ͉Θ΍Ϥ˵ ˸ϟϪ˵΍ ˴Β˸ϴϪ˵˶μ
˴Β˸ϴ˶μ
˵˶έΎ˴˶έπΎ˴π
˵˴ϳ ˸΄͉Ϣ˴ϳ Λ˵ ͉Ϣˬ˸Λ˵ Ϣˬ˸Ϭ˵ Ϣ˸Ϩ˶ϣϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ
˴ϲ˶ϫ˴ϲ˶ϫ˶ϩ˶άϫ˴
˴ϧ Ώ
˵˴ϧ Ώ
Ϥ˵ ˸ϟ΍Ϥ˵ ˸ϟά˵΍ Χ
˵ ά˵˸΄Χ
ΔΒϫϭέϮΘϛΪϠϟ
έϮΘϛΪϠϟΓήλΎόϤϟ΍
ΓήλΎόϤϟ΍ΔϴϟΎϤϟ΍
ΔϴϟΎϤϟ΍ΕϼϣΎόϤϟ΍
ΕϼϣΎόϤϟ΍
ΔΒϫϭ
) )Δ˴ϛΔ˴˴ήϛ˴Θ˴ή˸θ˴ΘϤ˵˸θ˸ϟ΍Ϥ˵ ˸ϟ΍Δ˵ ˴Α˴έΔ˵ ˴ΑΎ˴˴έπΎ˴π
Ϥ˵ ˸ϟ΍Ϥ˵ ˸ϟ΍
(˺˹̀.ι
.ιϰϠϴΣΰϟ΍
ϰϠϴΣΰϟ΍
(˺˹̀
(˽(˽
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
107
Bagian keempat: bermusyarakah dua modal dengan badan (orang)
pemilik salah satu modal tersebut. Bentuk ini mengga-bungkan syirkah
dengan mudharabah; dan hukumnya sah. Apabila di antara dua orang
ada 3000 (tiga ribu) dirham: salah seorang memiliki 1000 dan yang
lain memiliki 2000, lalu pemilik modal 2000 mengizinkan kepada
pemilik modal 1000 untuk mengelola seluruh modal dengan ketentuan
ϊ˵ ˴Ϥ˸Π˴ϳ ΍˴keuntungan
άϬ˴ϓ ˭Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σdibagi
˴΃ ˶ΐ˶Σdua
Ύ˴λ antara
ϥ
˵ ˴Ϊ˴Α˴ϭ mereka
˶ϥ˴ϻΎ˴ϣ ˴ϙ(50:50),
˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸ϥmaka
˴΃ :ϊ˵ ˶Α΍͉hukumnya
ήϟ΍ Ϣ˵ ˸δ˶Ϙ˸ϟ˴΍
bahwa
ˬ˳Ϣ˴ϫ˸έPemilik
˶Ω ˶ϑ˴ϻ΁ modal
Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Ϧ1000
˸ϴ˴ϠΟ
˵ ˴έ ˴Ϧ
˸ϴ˴Α ˴ϥΎ˴ϛ ˸Ϯ˴Ϡ˴ϓ .1/3
˲΢˸ϴ˶Τ˴λ
˵ pertiga)
˴ϭ ˭˱Δ˴Α˴έΎ˴π
ϣ˵ ˴ϭ ˱Δ˴ϛ˸ή˶η
sah.
memperoleh
(satu˴Ϯϫ
keuntungan,
˸ϥ˴΃ ˶ϒ˸ϟ˴Ϸyaitu
˸΍ ˶ΐ˶Σ2/3
Ύ˴μ˶ϟ (dua
˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸpertiga)
˸΍ ΐ
˵ ˶ΣΎ˴λdibagi
˴ϥ˶Ϋ˴΄˴ϓ dua
ˬ˶ϥΎ˴ϔantara
˸ϟ˴΃ ˴ή˴Χ˴Ϸ˴ϭmereka:
˲ϒ˸ϟ˴΃ Ύ˴Ϥpemilik
˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴Ϸ
sisanya
modal
ϥ
˵ ˸ϮϜ˵ ˴ϳ˴ϭ 2000
.͉΢˴λmemperoleh
˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸μ˶ϧ Ύ˴Ϥ¾
Ϭ˵ ˴Ϩ˸ϴ(tiga
˴Α ΢
˵ ˸Αperempat)-nya
͋ήϟ΍ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ dan
ϰ˴Ϡ˴ϋamil
Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ(mudharib)
˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ
memperoleh
memperoleh
˭Ύ˴ϤϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˶΢˸Α͋ήϟ΍¼Ύ˴Μ(seperempat)-nya;
Ϡ˵Λ˵ ˴Ϯϫ˵ ˴ϭ ˸ϲ˶ϗΎ˴Β˸ϟ΍˴ϭ ˬ˶Ϫ˶ϟhal
Ύ˴ϣ ͋ϖini˴Τ˶Αkarena
˶΢˸Α͋ήϟ΍ amil
Κ
˵ Ϡ˵Λ˵ ˶ϒ
˸ϟ˴Ϸ˸΍ ˶ΐ˶ΣΎ˴μ½˶ϟ
(setengah)
keuntungan.
Oleh
karena
itu,
keuntungan
(sisa?)
Ϫ˵ ˴ϟ ˴Ϟ˶όΟ
˵ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ˴ϭ ˭˵Ϫό˵ ˸Αέ˵ ˶Ϟ˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶ϋΎ˴Α˸έ˴΃ Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸ˸΍ ˶ΐtersebut
˶ΣΎ˴μ˶ϟ
kita
jadikan
˶Ϫ˶ϟΎ˴ϣ Δ˵ ͉μ˶Σ 6ˬ˶Ϟ(enam)
˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ ˲Δbagian;
˴Λ˴ϼ˴Λ Ύ˴Ϭ˸Ϩ3˶ϣ (tiga)
ˬ˳ϢϬ˵ ˸γbagian
˴΃ ˴Δ͉Θ˶γ untuk
ϩ˵ Ύ˴Ϩ˸Ϡ˴ό˴Πamil,
˴ϓ ˬ˶΢˸Α(yaitu)
͋ήϟ΍ ϒ
˵ porsi
˸μ˶ϧ
(keuntungan) modalnya 2 (dua) bagian dan 1 (satu) bagian ia peroleh
˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˶ϝΎ˴ϣ Δ˵ ͉μ˶Σ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˶ϝΎ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˶Ϫ˶Ϡ˴Ϥ˴ό˶Α Ϫ˵ ͊Ϙ˶Τ˴Θ˸δ˴ϳ ˲Ϣ˸Ϭ˴γ˴ϭ ˶ϥΎ˴Ϥ˸Ϭ˴γ
sebagai bagian karena ia mengelola modal mitranya; sedangkan porsi
:ΓήϫΎϘϟ΍] ˬΔϣ΍Ϊϗ
ϦΑϹ mitranya
ϰϨϐϤϟ΍) ...
ϊ˵ Α˵ ͊ήϟ΍4Ϯ˴ ϫ˵(empat)
˴ϭ ˲Ϣ˸Ϭ˴γ ˶Ϟbagian,
˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ ˬ˳Ϣuntuk
Ϭ˵ ˸γ˴΃ Δ˵ ˴όamil
˴Α˸έ˴΃
(keuntungan)
modal
adalah
(˼˽́ :.ι ˬ(Ibn
˿ :.ΝQudamah,
ˬ[˻˹˹˽ ˬΚϳΪΤϟ΍
έ΍Ω
1 (satu) bagian, yaitu ¼ (seperempat).
al-Mughni,
[Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 348).
Ϣ͊ ˶Θ˴Η˴ϭ ˬ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ͋Ώ˴έ ˶ϥ˸Ϋ˶Έ˶Α ˶Δ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϝΎ˴ϣ ˶α˸΃˴έ ˸ϲ˶ϓ ˴Ϣ˶Ϭ˸δϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶Ώ˶έΎ˴πϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ˴ϭ
͈Ϟϛ˵ ˶ϝΎ˴ϣ ˶έ˸Ϊ˴Ϙ˶Α ˶Ϧ˸ϴ˴ϓ˴ή͉τϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶α˸΃˴έ ˸ϲϓ˶ ˶Δ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ΐ˴Β˴δ˶Α ˶΢˸Α͋ήϟ΍ Δ˵ ˴Ϥ˸δ˶ϗ
˴ϲ˶ϫ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Ϟ˴Ϥ˴ό˸ϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ͉ϖ˴ϔ͉ΘϤ˵ ˸ϟ΍ Ϫ˵ ˴Β˸ϴ˶μ˴ϧ Ώ
˵ ˶έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ΍ ά˵ Χ
˵ ˸΄˴ϳ ͉ϢΛ˵ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ
ΔΒϫϭ έϮΘϛΪϠϟ ΓήλΎόϤϟ΍ ΔϴϟΎϤϟ΍ ΕϼϣΎόϤϟ΍) Δ˴ϛ˴ή˴Θ˸θϤ˵ ˸ϟ΍ Δ˵ ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ΍
(˺˹̀ .ι ϰϠϴΣΰϟ΍
(˼
(˽
“Mudharib (pengelola) boleh menyertakan dana ke dalam akumulasi
modal dengan seizin rabbul mal (pemilik modal yang awal).
Keuntungan dibagi (terlebih duhulu) atas dasar musyarakah (antara
mudharib sebagai penyetor modal/dana dengan shahibul mal) sesuai
porsi modal masing-masing. Kemudian mudharib mengambil porsinya
dari keuntungan atas dasar jasa pengelolaan dana. Hal itu dinamakan
Mengingat
:
1.
Firman Allah
mudharabah musytarakah”. (Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat alSWT.,
antara
lain:
Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h. 107)
2. Pendapat dan saran
peserta
Rapat
(˻̀˾
: ΓήϘΒϟ΍
) …Pleno
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ήDewan
˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟSyari’ah
΍Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ Nasional
˴ϭ … pada
(˺
23 Shafar 1427 H/23 Maret 2006.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
.˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
: FATWA TENTANG AKAD MUDHARABAH MUSYTARAKAH
α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ˸ή˴Τ˶Α ΍˸Ϯϧ˵˴Ϋ˸΄˴ϓ ΍˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ
: Ketentuan Umum
(˻̀́̂ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ΍ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃
(˻
Mudharabah Musytarakah adalah bentuk akad Mudharabah di mana
pengelola (mudharib) menyertakan modalnya dalam kerjasama investasi
tersebut.
108
˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˻̂ : ˯ΎδϨϟ΍ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
(˼
Kedua
: Ketentuan Hukum
Mudharabah Musytarakah boleh dilakukan oleh LKS, karena merupakan
bagian dari hukum Mudharabah.
Ketiga
: Ketentuan Akad
1. Akad yang digunakan adalah akad Mudharabah Musytarakah, yaitu
perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah.
2. LKS sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam investasi
bersama nasabah.
3. LKS sebagai pihak yang menyertakan dananya (musytarik) memperoleh
bagian keuntungan berdasarkan porsi modal yang disertakan.
4. Bagian keuntungan sesudah diambil oleh LKS sebagai musytarik dibagi
antara LKS sebagai mudharib dengan nasabah dana sesuai dengan
nisbah yang disepakati.
5. Apabila terjadi kerugian maka LKS sebagai musytarik menanggung
kerugian sesuai dengan porsi modal yang disertakan.
Keempat
: Ketentuan Penutup
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
:Jakarta
Pada Tanggal
:23 Shafar 1427 H
23 Maret 2006 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
Drs. H.M. Ichwan Sam
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
109
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 59/DSN-MUI/V/2007
Tentang
OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH KONVERSI
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa obligasi syariah adalah termasuk instrumen investasi pada pasar
modal syariah;
b. bahwa obligasi syariah dimungkinkan untuk dikonversi ke saham syariah
yang diperjanjikan di depan pada saat penerbitan obligasi syariah;
c. bahwa
agar obligasi yang kemudian dikonversi ke saham dapat diterbitkan
sesuai
dengan prinsip syariah, Dewan Syari’ah Nasional memandang perlu
menetapkan fatwa mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
: 1. Firman Allah SWT; antara lain:
a.
QS. al-Maidah [5]: 1:
a. a.
QS. al-Maidah
1:
QS. [5]:
al-Maidah
[5]: 1:
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
“Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…”
b. b.
QS. l-Baqarah
282:
QS. [2]:
l-Baqarah
[2]: 282:
b.
QS. l-Baqarah [2]: 282:
˲ΐ˶ΗΎ˴ϛ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ͉Α ˸ΐΘ˵˸Ϝ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ϩ˵ Ϯ˵ΒΘ˵ ˸ϛΎ˴ϓ ϰ̒Ϥ˴δ͊ϣ ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶· ˳Ϧ˸ϳ˴Ϊ˶Α Ϣ˵ΘϨ˴ϳ΍˴Ϊ˴Η ΍˴Ϋ˶· ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˲ΐ
˸ΐ˶άΘ˵͉ϟ˸Ϝ΍ ˴ϴ˶Ϟ˸ϟ˴ϭ˶Ϡ˸Ϥϩ˵ϴ˵Ϯ˵
˴Ϊ˶Α Θ˵Ϣ˵˸ϜΘ˴ϳϨ˴ϳ˸ϥ΍˴Ϊ˴΃˴Η ˲ΐ
΍˴Ϋ˶·ΗΎ˴˸΍ϛϮ˵Ϩ˴Ώ
˴ϣ΁˸΄ϳ˴Ϧ˴ϻ˸ϳ˶ά˴ϭ͉ϟ΍ ˶ϝΎ˴Ϭ˸Ϊ͊ϳ˴ό˴΃ ˸ϟΎ˴Ύ˶ϳΑ
͊ϖ˴Τ˶ΗΎ˴˸ϟϛ΍ ˶Ϫ˸ϢϜ˵˸ϴ˴Ϡ˴Ϩϋ˸ϴ͉Α ˸ϱ
˸ϟ˴ϭΒΘ˵ ˸ϛΐΎ˴ϓΘ˵ ˸Ϝϰ̒˴ϴ˸ϠϤ˴ϓ˴δϪ˵͊ϣ˷Ϡϟ΍˳ϞϪ˵˴Ο˴Ϥ˴΃͉Ϡ˴ϋϰ˴ϟΎ˴˶·Ϥ˳Ϧ˴ϛ ˸ϳΐ
͊ϖ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸ϱ˶ά͉ϟ΍ ˶Ϟ˶Ϡ˸Ϥϴ˵ ˸ϟ˴ϭ ˸ΐΘ˵ ˸Ϝ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ Ϫ˵ ˴Ϥ͉Ϡ˴ϋ...Ύ˴ϤΎ˱Ό˴ϛ˸ϴ˴η˴ΐϪ˵ Θ˵˸Ϩ˸Ϝ˶ϣ˴ϳ ˸β
˸ϥ˴΃˴Ψ˲ΐ
Η
˶
Ύ˴
ϛ
Ώ
˴
˸Β˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ ͉Α˸΄έ˴ϳ ˴ϻ˴Ϫ˴ϭ˷Ϡϟ΍ ˶ϝ˶ϖ˸Ϊ͉Θ˴ό˴ϴ˸ϟΎ˶˴ϭΑ
...
Ύ˱
Ό
ϴ
˸
η
˴
Ϫ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
β
˸
Ψ
˴
˸Β˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ ͉Αtidak
˴έ ˴Ϫ˷Ϡϟ΍ ˶ϖsecara
͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ
“Hai orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
.Ύ͉Ϩ˶ϣ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ Ύ˴Ϩ͉θdengan
˴Ϗ ˸Ϧ˴ϣ
benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya .sebagaimana
Ύ͉Ϩ˶ϣ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ Ύ˴Ϩ͉θ˴ϏAllah
˸Ϧ˴ϣ
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
110
b.
Hadis Nabi riwayat Imam al-Thabrani dan alb.
Hadis
Baihaqi dari
IbnNabi
Abbasriwayat
ra.: Imam al-Thabrani dan alKumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Baihaqi dari Ibn Abbas ra.:
˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛ
˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛ
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
a.
QS. al-Maidah [5]: 1:
a.
QS. al-Maidah [5]: 1:
berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
b.
QS. l-Baqarah [2]: 282:… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
bertakwa kepada
Allah Tuhannya,
janganlah ia mengurangi sedikitpun
b.
QS. l-Baqarah
[2]: dan
282:
… ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃Ύ˴ϳ
daripada hutangnya….”
˲ΐ˶ΗΎ˴ϛ ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ͉Α ˸ΐΘ˵˸Ϝ˴ϴ˸ϟ˴ϭ ϩ˵ Ϯ˵ΒΘ˵ ˸ϛΎ˴ϓ ϰ̒Ϥ˴δ͊ϣ ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶· ˳Ϧ˸ϳ˴Ϊ˶Α Ϣ˵ΘϨ˴ϳ΍˴Ϊ˴Η ΍˴Ϋ˶· ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
2. Hadis
lain:
˲ΐ
Ύ˴˸ϟϛ΍ ˶Ϫ˸ϢϜ˵˸ϴ˴Ϡ˴Ϩ˴ϋs.a.w.;
˸ϴ͉Α ˸ϱ
˸ΐ˶άΘ˵͉ϟ˸Ϝ΍ ˴ϴantara
Ύ˴ϓΘ˵ ˸Ϝϰ̒˴ϴ˸ϠϤ˴ϓ˴δϪ˵͊ϣ˷Ϡϟ΍˳ϞϪ˵˴Ο˴Ϥ˴΃͉Ϡ˴ϋϰ˴ϟΎ˴˶·Ϥ˳Ϧ˴ϛ ˸ϳ˴ΐ
˴Ϊ˶Α Θ˵Ϣ˵˸ϜΘ˴ϳϨ˴ϳ˸ϥ΍˴Ϊ˴΃˴Η ˲ΐ
΍˴Ϋ˶·˶ΗΎ˴˸΍ϛϮ˵Ϩ˴Ώ
˴ϣ΁˸΄˴ϳ˴Ϧ˴ϻ˸ϳ˶ά˴ϭ͉ϟ΍ ˶ϝΎ˴Ϭ˸Ϊ͊ϳ˴ό˴΃ ˸ϟΎ˴Ύ˶ϳΑ
͊ϖ˴Τ˶ΗNabi
˶Ϟ˸ϟ˴ϭ˶Ϡ˸Ϥϩ˵ϴ˵Ϯ˵
˸ϟ˴ϭΒΘ˵ ˸ϛ˸ΐ
b.
QS.
l-Baqarah
[2]:
282:
ϖ
͊
Τ
˴
ϟ
˸
΍
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
ϱ
˸
ά
˶
ϟ
͉
΍
Ϟ
˶
Ϡ
˶
Ϥ
˸
ϴ
˵
ϟ
˸
ϭ
˴
ΐ
˸
Θ
˵
Ϝ
˸
ϴ
˴
Ϡ
˸
ϓ
˴
Ϫ
˵
Ϡ
˷
ϟ΍
Ϫ
˵
Ϥ
˴
Ϡ
͉
ϋ
˴
Ύ˴
Ϥ
ϛ
˴
ΐ
˴
Θ
˵
Ϝ
˸
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ΐ
˲
Η
˶
Ύ˴
ϛ
Ώ
˴
˸΄˴έ˴ϳ ˴ϻ˴Ϫ˴ϭ˷Ϡϟ΍ ˶ϝMajah
...
Ύ˱
Ό
ϴ
˸
η
˴
Ϫ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
β
˸
Ψ
˴
Β
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
˶ϖ˸Ϊ͉Θ˴ό˴ϴ˸ϟ˸ϟΎ˶˴ϭΑ
a. b.
Hadis NabiQS.
riwayat
Imam Muslim
dari Abu Hurairah,Ϫ˵ ͉ΑIbnu
l-Baqarah
[2]: 282:
...Ύ˱Ό˸ϴIbnu
˴η Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣUmar
˸β˴Ψ˸Β˴ϳ dan
˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ Abu
͉Α˴έ ˴Ϫ˷Ϡϟ΍Burdah
˶ϖ͉Θ˴ϴ˸ϟ˴ϭ
dari Abu al-Hamra’, dan Ahmad dari
˲ΐ
˶ΗΎ˴ϛNiyar;
˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ͉Α ˸ΐ
Θ˵˸Ϝ˴ϴ˸ϟ˴ϭs.a.w.
ϩ˵ Ϯ˵ΒΘ˵ ˸ϛΎ˴bersabda:
ϓ ϰ̒Ϥ˴δ͊ϣ ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶· ˳Ϧ˸ϳ˴Ϊ˶Α Ϣ˵ΘϨ˴ϳ΍˴Ϊ˴Η ΍˴Ϋ˶· ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
bin
Nabi
˲ΐ
˸ΐ˶άΘ˵͉ϟ˸Ϝ΍ ˴ϴ˶Ϟ˸ϟ˴ϭ˶Ϡ˸Ϥϩ˵ϴ˵Ϯ˵
˴Ϊ˶Α Θ˵Ϣ˵˸ϜΘ˴ϳϨ˴ϳ˸ϥ΍˴Ϊ˴΃˴Η ˲ΐ
΍˴Ϋ˶·˶ΗΎ˴˸΍ϛϮ˵Ϩ˴Ώ
˴ϣ΁˸΄˴ϳ˴Ϧ˴ϻ˸ϳ˶ά˴ϭ͉ϟ΍ ˶ϝΎ˴Ϭ˸Ϊ͊ϳ˴ό˴΃ ˸ϟΎ˴Ύ˶ϳΑ
͊ϖ˴Τ˶ΗΎ˴˸ϟϛ΍ ˶Ϫ˸ϢϜ˵˸ϴ˴Ϡ˴Ϩ˴ϋ˸ϴ͉Α ˸ϱ
˸ϟ˴ϭΒΘ˵ ˸ϛ˸ΐΎ˴ϓΘ˵ ˸Ϝϰ̒˴ϴ˸ϠϤ˴ϓ˴δϪ˵͊ϣ˷Ϡϟ΍˳ϞϪ˵˴Ο˴Ϥ˴΃͉Ϡ˴ϋϰ˴ϟΎ˴˶·Ϥ˳Ϧ˴ϛ ˸ϳ˴ΐ
˴β
˴Ϗ˸Ϊ͉Θ˴ό˸Ϧ˴ϴ˸ϟ˸ϟΎ˶˴ϭ˴ϣΑ
͊ϖ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˸ϱ˶ά͉ϟ΍ ˶Ϟ˶Ϡ˸Ϥϴ˵ ˸ϟ˴ϭ ˸ΐΘ˵ ˸Ϝ˴ϴ˸Ϡ˴ϓ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ Ϫ˵ ˴Ϥ͉Ϡ˴ϋ...Ύ˴ϤΎ˱Ό˴ϛ˸ϴ˴η˴ΐϪ˵ Θ˵˸Ϩ˸Ϝ˶ϣ˴ϳ ˸β
˸ϥ˴΃˴Ψ˲ΐ
Ύ˴Ϩϛ˶ϣ˴ϭ˴Ώ
˸Β˴ϳ.˶ΗΎ͉˴ϻ
Ϫ˵ ͉Α˸΄˴έ˴ϳ˸ϴ˴Ϡ˴ϓϻ˴ϪΎ˴˴ϭ˷ϠϨϟ΍͉θ˶ϝ˶ϖ
.
Ύ͉
Ϩ
ϣ
˶
β
˴
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϓ
˴
Ύ˴
Ϩ
θ
͉
˴Ϗ ͉Θ˸Ϧ˴ϴ˸ϟ˴ϭ˴ϣ
...Ύ˱Ό˸ϴ˴η Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˸β˴Ψ˸Β˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ϫ˵ ͉Α˴έ ˴Ϫ˷Ϡϟ΍ ˶ϖ
“Barang siapa menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami.”
Imam
al-Thabrani
b. b.
Hadis NabiHadis
riwayatNabi
Imam riwayat
al-Thabrani
dan al-Baihaqi
.Ύ͉Ϩ˶ϣdari
˴β˸ϴ˴ϠIbn
˴ϓdan
Ύ˴Ϩ͉θAbbas
˴Ϗ al˸Ϧ˴ϣ
b.
Hadis
dan
alra.:
Baihaqi
dari
IbnNabi
Abbasriwayat
ra.: Imam al-Thabrani
.Ύ͉Ϩ˶ϣ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ Ύ˴Ϩ͉θ˴Ϗ ˸Ϧ˴ϣ
Baihaqi dari Ibn Abbas ra.:
˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛ
b.
Hadis
Nabi
Imam
al˴ϻ
˴ή˶Β˴ϛ˴Θ˸η˴Ε
˶΍ ˱Δ΍˴Ϋ˴Α˴έriwayat
˴ϊ˴ϭ˴ϓ˴Ω Ύ˱΍˴ϳΫ˶Ω˶·΍˴ϭ˶ΐal-Thabrani
˶Ϡ˶Α͉τ˴ϝϤ˵ ˶ΰ˸ϟ΍ ˸Ϩ˶Ϊ˴ϳ ˸Β˴ϻ˴ϋ˴ϭϦ
˵ ΍˱˸Αήα
˵˸Τdan
˴b.
ϮϬ˵ ˸ϥ
˴ϓ ˴΃˴Ϟ˶Ϫ˴ό˶Β˴ϓ˶Σ˸ϥΎ˴λ
˶Έ˴ϓHadis
ˬ˳ϰ˴
Δ˴ΒϠ˸σ˴ϋ˴έ˴ρ˳ΪNabi
˶riwayat
ϪΎ˴˶Απ˴ϱϣ˵˶ή˱ϻ
˴Θ˸θΎ˴ϣ˴ϳ ˴ϻ
Ϫ
˶
˴ΑΎ͉Β˶Ϫ˴ό˶Α˸ϟ΍˴Ϛ˴ϥalϠ˵˸δΎ˴ϛ˴ϳ
Imam
al-Thabrani
dan
Baihaqi
Ibn
Abbas
ra.:
˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έdari
˴ϓ.ϩ˵ˬ˳˴ίΔ˴ΒΎ˴˸σ
έ
˴
Ϊ
˳
Β
˶
ϛ
˴
Ε
˴
΍˴
Ϋ
Ϫ
˶
Α
˶
ϱ
˴
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
Ύ˱
ϳ
Ω
˶
΍˴
ϭ
Ϫ
˶
Α
˶
ϝ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
΍˱
ή
Τ
˸
Α
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ϛ
˴
˸δ˴ϳ
Ο˴΄˴ϓ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ ˶Ϳ΍ ˶ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴ϟ˶· Ϫ˵ ˴σ˸ή˴η ˴ϊ˴ϓ˴ή˴ϓ .˲Ϧ˶ϣΎ˴Ϡ˵ο
Baihaqi dari
Abbas
.ϩ˵ ˴ίΎ˴ΟIbn
˴΄˴ϓ ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ ra.:
Ϳ΍ ϰϠλ ˶Ϳ΍ ˶ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴ϟ˶· Ϫ˵ ˴σ˸ή˴η ˴ϊ˴ϓ˴ή˴ϓ .˲Ϧ˶ϣΎ˴ο
˴ϻ
Abbas
Abdul
harta
˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Βbin
˶ΣΎ˴λ
ϰ˴Ϡ˴ϋMutthalib
˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έjika
Ύ˴πϣ˵menyerahkan
˱ϻΎ˴ϣ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ
˶Ϡ͉τϤ˵ ˸ϟ΍sebagai
˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ ˸ΑMudharabah
α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ ˴ϥΎ˴ϛ
ia ˸ϥ
mensyaratkan
kepada
mudharib-nya
agar
tidak
mengarungi
˴ϻ
΃
˴
Ϫ
˶
Β
˶
Σ
˶
Ύ˴
λ
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ρ
˴
ή
˴
Θ
˴
η
˸
΍
˶
Δ
˱
Α
˴
έ
˴
Ύ˴
π
ϣ
˵
ϻ
˱
Ύ˴
ϣ
ϊ
˴
ϓ
˴
Ω
˴
΍˴
Ϋ
·
˶
ΐ
˶
Ϡ
˶
τ
͉
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϊ
˶
Β
˸
ϋ
˴
Ϧ
˵˸Τlautan
˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ ˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ Ύ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ˵ ΍˱˸Αήα
˴ΑΎ͉Β˶Ϫ˴ό˶Α˸ϟ΍˴Ϛ˴ϥϠ˵dan
˸δΎ˴ϛ˴ϳ
tidak
lembah,
serta
tidak
membeli
hewan
ternak.
Jika
persyaratan
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah
dari
˴Ϯc.
Ϭ˵ ˴ϓ ˴Ϟmenuruni
˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓHadis
ˬ˳
Δ
Β
˴
σ
˸
έ
˴
Ϊ
˳
Β
˶
ϛ
˴
Ε
˴
΍˴
Ϋ
Ϫ
˶
Α
˶
ϱ
˴
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
Ύ˱
ϳ
Ω
˶
΍˴
ϭ
Ϫ
˶
Α
˶
ϝ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
΍˱
ή
Τ
˸
Α
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ϛ
˴
Ϡ
˵
˸δ˴ϳ
.ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ ϢϠγϭ
ϪϴϠϋriwayat
Ϳ΍ ϰϠλ ˶ͿImam
΍ ˶ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴
ϟ˶· Ϫ˵ ˴σ˸ήMajah
˴η ˴ϊ˴ϓ˴ή˴ϓ .˲Ϧdari
˶ϣΎ˴ο
c.
Hadis
Nabi
Ibnu
itu dilanggar,
(mudharib)
Shuhaib,
bersabda:
.Nabi
ϩ˵ ˴ίΎ˴ia
Ο˴΄˴ϓs.a.w.
ϢϠγϭ ϪϴϠϋ
Ϳ΍harus
ϰϠλ menanggung
˶Ϳ΍ ˶ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴ϟ˶·risikonya.
Ϫ˵ ˴σ˸ή˴η ˴ϊ˴ϓ˴ήKemudian
˴ϓ .˲Ϧ˶ϣΎ˴ο
Abbas melaporkan
persyaratan
tersebut kepada Rasulullah, maka beliau
Shuhaib,
Nabi s.a.w.
bersabda:
membolehkannya.
˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ΍ ρ
˵ ˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ
c.
Hadis
riwayat
dari
˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴNabi
˶ό͉θϟΎ˶
Α ͋ήriwayat
Β˵ ˸ϟ΍ ρ
˵ ˴ϼNabi
˸ΧImam
˶·˴ϭ ˬ˵Δ˴ο
˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴Majah
ϭ ˬ˳ϞImam
˴Ο˴΃ ϰ˴
ϟ˶΍ ϊ˵ Ibnu
˸ϴShuhaib,
˴Β˸ϟ˴΍ : Δ˵ ˴ϛMajah
˴ή˴Β˸ϟ΍Nabi
͉Ϧ˶Ϭ.˸ϴ˶ϊ˶ϓ ˸ϴ˲Ι
c. Hadis
Ibnu
dari
s.a.w.
˴Β˸Ϡ˶ϟ˴ϼ˴ϻ˴Λ
c.
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
Ibnu
Majah
Shuhaib,
.˶ϊ˸ϴdari
˴Β˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ
bersabda: Nabi s.a.w. bersabda:
Shuhaib, Nabi s.a.w. bersabda:
˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ΍ ρ
˵ ˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ ˬ˵Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴ˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ
d.
Hadis
˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶
Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ΍ ρ
˵ Nabi
˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ ˬ˵riwayat
Δ˴ο˴έΎ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭImam
ˬ˳Ϟ˴Ο˴΃ ϰ˴ϟal-Tirmidzi
˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ : Δ˵ ˴ϛ˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧdan
˶Ϭ.˸ϴ˶ϊ˶ϓ ˸ϴ˲Ι
˴ΒIbn
˸Ϡ˶ϟ˴ϼ˴ϻ˴Λ
d.
Hadis‘Amr
Nabi bin
riwayat
al-Tirmidzi
Ibn
Majah dari
‘AufImam
al-Muzani,
Nabidan
s.a.w.
.
ϊ
˶
ϴ
˸
Β
˴
˸Ϡ˶ϟ ˴ϻ
Nabi
bersabda:
tiga halbin
yang ‘Auf
mengandung
berkah: jualNabi
beli tidak
secara
Majah
dari Ada
‘Amr
al-Muzani,
s.a.w.
bersabda:
tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus dengan
bersabda:
gandum
kasar
(jewawut)
keperluan
tangga, bukan
d.
Hadis
Nabi untuk
riwayat
Imamrumah
al-Tirmidzi
dan untuk
Ibn
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Hadis
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴ΣNabi
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻriwayat
˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱ΤImam
˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· al-Tirmidzi
˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋dan
Ύ˴Ο ΢
˵ ˸ϠIbn
͊μϟ˴΍
dijual.
d.
Majah
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭdari
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ‘Amr
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ.˴΃Ύ˱ϣ˱ϻ΍˴bin
˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ‘Auf
͉ή˴΃˴Σ˸ϭ˴΃Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ
λ
˵ al-Muzani,
͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ΍ ͉ϻ˴ϦNabi
˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶΋Ύ˴ϭ˵Οήs.a.w.
΢
˵ ˸Ϡϰ˴
͊μϠ˴ϋϟ˴΍
ή
Σ
˴
·
˶
η
˵
dari
‘Amr
d. Majah
Hadis Nabi
riwayat
Imam
dan
‘Amr
bersabda:
.Ύ˱ϣ΍˴bin
ήal-Tirmidzi
˴Σ ͉Ϟ˴Σ‘Auf
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼal-Muzani,
˴Σ ˴ϡ͉ήIbn
˴Σ Ύ˱σMajah
˸ή˴η ͉ϻNabi
˶· dari
˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵
ήs.a.w.
η
˵ ϰ˴bin
Ϡ˴ϋ
‘Auf
al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:
bersabda:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
˴ϻ˶΋Ύ˴˴ϭϭ˵Οή˴έη
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ.˴΃Ύ˱ϣ˱ϻ΍˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴΃˴Σ˸ϭ˴΃Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ
λ
˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η.˸ϟ΍˴έ͉ϻ΍˴Ϧ˴ή˶·˸ϴ˶ο
˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ
˵˴ή˸Ϡ˴ο
͊μϠ˴ϻ
˵΢
ϰ˴
˴ϋϟ˴΍
˴ϻ˴ϭϭ˵ή˴έη
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η.˴έ͉ϻ΍˴ή˶· ˶ο
˸Ϣ˶Ϭ˶σ
˵˴ή˴ο
ϰ˴Ϡ˴ϻ
˴ϋ
Perjanjian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perjanjian
yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan .˴έyang
haram;
4.
Kaidah Fiqih
΍˴ή˶ο˴ϻ
˴ϭ ˴έ˴ή˴οdan
˴ϻ
4.
Kaidah
Fiqih
kaum muslimin
terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali
yang
.˴έ΍˴ή˶ο˴ϻsyarat
˴ϭ ˴έ˴ή˴ο
˴ϻ
mengharamkan yang
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήhalal
˸Τ˴Η ϰ˴Ϡatau
˴ϋ ˲Ϟ˸ϴyang
˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ menghalalkan
˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍yang
˶Ε˴ϼ˴ϣharam.
Ύ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
4.
Kaidah Fiqih
4.
Kaidah Fatwa
FiqihDSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah 111
Kumpulan
˵ Ϥ˵˶ΰ˸ϟ΍˸Ϩ˴Ηϲ˶
˸Ϊϓ˴ϗ Ϟ
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶Γ˴έ˶· ˸ϭΔ˵ ή˵˴Σ͉π
Ύ˴Α˶Ϲϟ΍˸΍ ˴Δ˶Ε˴ϟ˶ΰ˴ϼ˸Ϩ˴ϣ˴ϣΎ˴όϝ
˵Δ˵ ˴Ο˸λΎ˴Τ˴Ϸ˸ϟ˴΍˴΍
Γ
˶
έ
˴
ϭ
˸
ή
˵
π
͉
ϟ΍
Δ
˴
ϟ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϣ
˴
ϝ
˵
ΰ
˶
Ϩ
˸
Η
˴
Ϊ
˸
ϗ
˴
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵Δ˵ ˴Ο˸λΎ˴Τ˴Ϸ˸ϟ˴΍˴΍
d.
Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dan Ibn
˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θdari
ϟΎ˶Α ͋ήΒ˵ ˸ϟ΍‘Amr
ρ
˵ ˴ϼ˸Χ˶·˴ϭ bin
ˬ˵Δ˴ο˴έ‘Auf
Ύ˴ϘϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˳Ϟal-Muzani,
˴Ο˴΃ ϰ˴ϟ˶΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ˴΍ : Δ˵ ˴ϛNabi
˴ή˴Β˸ϟ΍ ͉Ϧ˶Ϭ˸ϴs.a.w.
˶ϓ ˲Ι˴ϼ˴Λ
Majah
˶Ζ
ϴ
˸
Β
˴
Ϡ
˸
ϟ
˶
ή
˶
ϴ
˸
ό
˶
θ
͉
ϟΎ˶
˵˵ ˴ϼ
˴ϼ˴Λ
˶Ζ˸ϴ˴Β˸Ϡ˶ϟ ˶ή˸ϴ˶ό͉θϟΎ˶ΑΑ ͋ή͋ήΒΒ˵˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ρ
ρ
˴ϼ˸Χ
˸Χ˶·˶·˴ϭ˴ϭ ˬ˵
ˬ˵ΔΔ˴ο
˴ο˴έ˴έΎ˴Ύ˴ϘϘϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴ϭϭ ˬ˳
ˬ˳Ϟ
Ϟ˴Ο
˴Ο˴΃˴΃ ϰ˴
ϰ˴ϟϟ˶΍˶΍ ϊϊ˵˵ ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ˴΍˴΍ :: ΔΔ˵˵ ˴ϛ˴ϛ˴ή˴ή˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ΍΍ ͉Ϧ
͉Ϧ˶Ϭ˶Ϭ.˸ϴ˸ϴ˶ϊ˶ϓ˶ϓ ˸ϴ˲Ι
˲Ι
˴Β˸Ϡ˶ϟ˴ϼ˴ϻ˴Λ
..˶ϊ˶ϊ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸Ϡ˸Ϡ˶ϟ˶ϟ ˴ϻ
bersabda:
˴ϻ
e. Hadis
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δNabi
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱riwayat
ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴ΣImam
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼIbnu
˴Σ ˴ϡ͉ήMajah
˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ dari
͉ϻ˶· ‘Ubadah
˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧbin
˸ϴ˴Α ˲ΰal-Shamit,
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
d.
Hadis
Nabi
riwayat
Imam
al-Tirmidzi
dan
Ibn
Ahmad
dari
Ibn
‘Abbas,
Malik
dari
‘Amr
bin
Yahya
al-Mazini,
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
Ϡal˴ϋ
d.
Hadis Nabi
Nabi riwayat
riwayat Imam
Imam al-Tirmidzi
al-Tirmidzi dan
dan ϰ˴
Ibn
d.
Hadis
Ibn
Daraquthni,
dan‘Amr
yang lain,
Abu al-Muzani,
Sa’id al-Khudri,
Nabis.a.w.
s.a.w.
Majah dari
bin dari
‘Auf
Nabi
Majah
Majah dari
dari ‘Amr
‘Amr bin
bin ‘Auf
‘Auf al-Muzani,
al-Muzani, Nabi
Nabi s.a.w.
s.a.w.
bersabda:
bersabda:
bersabda:
bersabda:
.˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
..Ύ˱Ύ˱ϣϣ΍˴΍˴ήή˴Σ
˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ˱ϻ
˸ή˸ή˴η
˶Ϭ˶Ϭ˶σ
˵˵ ϰ˴
˴Σ ͉Ϟ
͉Ϟ˴Σ
˴Σ˴΃˴΃menggunakan
˱ϻ˴ϼ
˴ϼ˴Σ
˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ
˴Σ Ύ˱Ύ˱σ
σprinsip
˴η ͉ϻ
͉ϻ˶·˶· ˸Ϣ˸ϢMudharabah
˶σϭ˵
ϭ˵ήήη
η
ϰ˴ϠϠ˴ϋ
˴ϋ
3. Ijma’ para ulama tentang kebolehan
Fiqihdijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam aldalam4.investasi Kaidah
sebagaimana
˴ϥ
ϭϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ΍˴΍˴ήήboleh
˴Σ
˴΃˴΃ ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ˱ϻ
Ύ˱Ύ˱Τ
˵˵sendiri
͉ϻ
ϴ˶ϴ˶ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ
˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶΋˶΋Ύ˴Ύ˴lain.
Ο
˵˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ
Seseorang
˴ϥϮ˵
Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ
˸δϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴tidak
˴Σ ͉Ϟ
͉Ϟ˴Σ
˴Σmembahayakan
˱ϻ˴ϼ
˴ϼ˴Σ
˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ
˴Σ diri
Τ˸Ϡ˸Ϡλ
λ
͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ
˴Ϧmaupun
˸δϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ϧ
˴Ϧorang
Ο΢
΢
͊μϟ˴ϟ˴΍΍
Mughni (V/135) dengan mengutip keterangan Ibnul Mundzir dalam
.˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
Al-Ijma’, Al-Kasani dalam
..˴έ˴έ˴ϣ΍΍˴ή˴ήΎ˴όdalam
˶ο
˴ϭ˴ϭϓ˴έ˴έSubulus
˴ο
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴ΗBada-i’
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴAl-Shanai’,
˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Al-Shan’ani
Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϻ
Ϟ
˵˴ή˴ή˸λ
˶ο
˴ϻϲ˶
˴ο˴Ϸ˴ϻ
˴ϻ˴΍
Salam (III/103), Al-Zarqani dalam Syarhu Al-Muwattha’ (IV/319) dan
Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy Wa Adillatuhu (IV/838).
4. Fiqih Kaidah Fiqih
4. Kaidah
4.
Kaidah
Fiqih
4.
Kaidah Fiqih
˶Γ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ
˵˵ ˸λ
˸Τ˴Η˴Η ϰ˴
ϰ˴ϠϠ˴ϋ
˴ϋ ˲Ϟ
˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ
͉ϝΪΪ˵˵ ˴ϳ˴ϳ ˸ϥ
˸ϥ˴΃˴΃ ͉ϻ
͉ϻ˶·˶· ΔΔ˵˵ ˴Σ
˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ
˶Ϲ˸΍˸΍ ˶Ε
˶Ε˴ϼ
˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϲ˶
ϲ˶ϓϓ Ϟ
Ϟ
˸λ˴Ϸ
˴Ϸ˴΍˴΍
“Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
˶ω˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
mengharamkannya.
Γ˶ ˴έ˸ϭή˵ ͉πϟ΍ ˴Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴ϣ ϝ
˵ ˶ΰ˸Ϩ˴Η ˸Ϊ˴ϗ Δ˵ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ˴΍
˶Γ˶Γ˴έ˴έ˸ϭ˸ϭήή˵˵ ͉π
˵˵ ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴Η˴Η ˸Ϊ˸Ϊ˴ϗ˴ϗ ΔΔ˵˵ ˴Ο
͉πϟ΍ϟ΍ ˴Δ˴Δ˴ϟ˴ϟ˶ΰ˶ΰ˸Ϩ˸Ϩ˴ϣ˴ϣ ϝ
ϝ
˴ΟΎ˴Ύ˴Τ
Τ˸ϟ˸ϟ˴΍˴΍
“Keperluan dapat menduduki posisi darurat.”
˶ ˸ή͉θϟΎ˶Α ˶Ζ˶ΑΎ͉ΜϟΎ˴ϛ ˶ϑ˸ήό˵ ˸ϟΎ˶Α Ζ
ω
˵ ˶ΑΎ͉Μϟ˴΍
˶ω
˵˵ ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟ˴ϟ˴΍΍
˶ω˸ή˸ή͉θ
͉θϟΎ˶
ϟΎ˶ΑΑ ˶Ζ
˶Ζ˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΜΜϟΎ˴
ϟΎ˴ϛϛ ˶ϑ
˶ϑ˸ή˸ήόό˵˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ Ζ
Ζ
“Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syari’at).”
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama tentang bolehnya mem-fasakh akad Mudharabah,
karena berpandangan bahwa akad Mudha-rabah adalah ghairu lazim,
diantaranya: Al-Khatib al-Syarbini dalam Mughni al-Muhtaj, Juz II hal
319; Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, V hal 179; Al-Kasani dalam
Bada-i’ Al-Sana-i’, Juz VIII hal 3655;
2. Pendapat ulama tentang bolehnya pembagian pendapatan Mudharabah
sebelum jatuh tempo selama disepakati dalam akad. Lihat: Ibnu
Qudamah, al-Mughni, Juz V/57;
3. Pendapat para ulama tentang kewajiban Mudharib untuk menjamin
pengembalian dana Mudharabah dalam hal terjadi ta’addi (melampaui
batas), taqshir (lalai), atau mukhalafah al-syuruth (pelanggaran syarat
akad). Lihat: Wahbah Al-Zuhaily dalam Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu
(V/3944) dan Muhammad Abdul Mun’im Abu Zaid dalam Nahwa
Tathwir Nidzam Al-Mudharabah fi al-Masharif al-Islamiyah (hal.127);
112
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
4. Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan porsi
(Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan oleh pemilik
porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Wahbah AlZuhaili dalam
Al-Fiqh Al-Islami
wa Adillatuhu;
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7 Majma’ Fiqh Islami
di Jeddah:
5. tahun
Surat 1992
dari PT
Bank Ekspor Indonesia No. BS.0060/DIR/03/2007
tanggal 1 Maret 2007 tentang Permohonan Fatwa Obligasi Syariah
˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
Konversi..˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί
6. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari
Rabu, 13 Jumadil Awal 1428 H. / 29 Mei 2007.
7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:
MEMUTUSKAN
Menetapkan
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
: FATWA TENTANG OBLIGASI
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴ϦSYARIAH
˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃MUDHARABAH
Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
KONVERSI (CONVERTIBLE MUDARABA BONDS)
Pertama
: Ketentuan Umum
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar al a. Fikr,
Obligasi
Syariah
adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
2006,
h. 511):
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan
prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada investor (pemegang
˲έobligasi)
˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋyang
ΐ
˵ ͉Η˴ήmewajibkan
˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴emiten
Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴ηuntuk
˲ΰ˶΋Ύ˴Ο membayar
˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧpendapatan
˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·kepada
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ serta
˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ήmembayar
˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡkembali
Ω˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃ dana
investor berupa bagi hasil/marjin/fee
investasi pada saat jatuh tempo.
Ω˴ ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ΍˴έ˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ
˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
b. ί
˵Obligasi
˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭSyariah
ˬ˶Ε΍˴έΎ˴ϴ˶Θ˸ΧMudharabah
˶ϻ˸΍ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ
˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Konversi
Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ(Convertible
˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳMudaraba
˴ϻ ˶˯΍˴ή͋θϟΎ˶Α Bonds)
adalah obligasi syariah yang diterbitkan
berdasarkan
.˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ΁ oleh
ϰ˴ϟ˶· ˶ωEmiten
͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π
˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ
˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍prinsip
Mudharabah dalam rangka menambah kebutuhan modal kerja, dengan
opsi investor dapat mengkonversi obligasi menjadi saham Emiten pada
saat jatuh tempo (maturity).
9)
Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya
c. Fiqhiy-yah
Saham SyariahMu’ashirah
adalah sertifikat (Darul
yang menunjukkan
bukti kepemilikan
Qalam, Damaskus,
suatu perusahaan
halaman
248): yang diterbitkan oleh Emiten yang kegiatan usaha
maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip
Ύ˱syariah.
Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸Ψ˵Ϥ˸ϟ΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴΍
Kedua
: Ketentuan Akad
.ϩ˵ ΅˵ ΍˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α
˵Akad
Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴyang
˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥdigunakan
˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸΍ ϲ˶
ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵Obligasi
˸ϟ΍ ˶ξ˸ό˴Α Syariah
˶Ν΍˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓMudharabah
˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ Konversi
͉ϥ˶·
1. Ζ
dalam
.˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α΍ ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳsubstansi
Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ΍ Fatwa
˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α DSNadalah akad mudharabah dengan memperhatikan
MUI Nomor 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah,
Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah, Fatwa
DSN-MUI
10)
Pendapat
JumhurNomor
Ulama33/DSN-MUI/IX/2002
sebagaimana dikutiptentang
Obligasi
Syariah Mudharabah.
oleh
Wahbah
Zuhaily dalam al-Fiqhul Islamy wa
cetakan
IV,Syariah
tahunMudharabah
2004, juz IV,
hal 2878:
2. Adillatuh,
Emiten dalam
Obligasi
Konversi
bertindak sebagai
Mudharib, sedangkan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
˶Γbertindak
˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴sebagai
ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶ϹShahibul
ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴ΒMal.
˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴ϬDalam
͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τhal
˸ϟ΍ ή˵ ˸ϴpemegang
˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍ έ˵ ˸Ϯobligasi
Ϭ˵ ˸ϤΟ
˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭsyariah
˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ
˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ
˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴΃
.Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α
˵ Ύ͉Ϩϟ΍ ˴ΐ˶Ϗ˴έ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
113
konversi menggunakan haknya untuk mengonversi obligasi tersebut
menjadi saham emiten, akad yang digunakan adalah akad Musyarakah,
di mana Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi bertindak
sebagai pemegang saham (Hamil al-sahm).
Ketiga
: Ketentuan Khusus
1. Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan
prinsip syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI
Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksadana Syariah dan Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal.
2. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan oleh Emiten (Mudharib)
kepada Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi (Shahibul Mal)
harus bersih dari unsur non-halal.
3. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah Konversi antara
Emiten (Mudharib) dengan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah
Konversi (Shahibul Mal) ditentukan sesuai dengan kesepakatan, sebelum
emisi (penerbitan) Obligasi Syariah Mudharabah Konversi.
4. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan
secara keseluruhan.
5. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dimulai.
6. Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dapat dialihkan
kepada pihak lain selama disepakati dalam akad.
7. Dalam hal investor melaksanakan opsi untuk mengonversi obligasi
menjadi saham emiten, penentuan harga dilakukan pada saat jatuh
tempo (maturity) dan sesuai dengan harga pasar saham saat itu atau harga
yang disepakati.
Keempat
: Ketentuan Penutup
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syariah atau Pengadilan Agama setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
114
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Jakarta
13 Jumadil Awal 1428 H
30
Mei
2007 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh
DRS. H.M. Ichwan Sam
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
115
ϊ˵ ˴Ϥ˸Π˴ϳ ΍˴άϬ˴ϓ ˭Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴΃ ˶ΐ˶ΣΎ˴λ ϥ
˵ ˴Ϊ˴Α˴ϭ ˶ϥ˴ϻΎ˴ϣ ˴ϙ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ :ϊ˵ ˶Α΍͉ήϟ΍ Ϣ˵ ˸δ˶Ϙ˸ϟ˴΍
ϊ˵ˬ˳Ϣ˴Ϥ˴ϫ˸Π˸έ˴ϳ˶Ω ΍˴˶ϑ
άϬ˴˴ϻ
ϓ ΁˭Ύ˴Δ˵ Ϥ˴Λ˴ϼ
˶ϫ˶Ϊ˴Λ˴Σ˶Ϧ˴΃ ˸ϴ˴Ϡ˶ΐ
˵ Ύ˴˴Ϊϛ˴Α˴ϭ˸Ϯ˴Ϡ˴ϓ˶ϥ.˴ϻ˲΢Ύ˴˸ϴϣ˶Τ˴λ
˴ϙ˶ή˴Ϯ˴Θϫ˵˸θ˴ϭ˴ϳ ˭˱˸ϥΔ˴΃˴Α˴έ:Ύ˴ϊ˵π˶Α΍͉ήϣ˵ ˴ϭϟ΍ ˱ΔϢ˵˴ϛ˸δ˸ή˶Ϙ˶η˸ϟ˴΍
Ο
˵ ˴έ˶ΣΎ˴˴Ϧλ˸ϴ˴Α ˴ϥϥ
ˬ˳
Ϣ
ϫ
˴
έ
˸
Ω
˶
ϑ
˶
ϻ
˴
΁
Δ
˵
Λ
˴
ϼ
˴
Λ
˴
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
Ο
˵
έ
˴
Ϧ
˴
ϴ
˸
Α
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
Ϯ
˸
Ϡ
˴
ϓ
˴
.
΢
˲
ϴ
˸
Τ
˶
λ
˴
˭˱Δ˴ϭ˴Α˴έ˲ϒ
Ύ˴π˸ϟ˴΃ϣ˵ Ύ˴˴ϭϤ˶ϫ˱Δ˴ϛ˶Ϊ˴Σ˸ή˴Ϸ
˶η
˸ϥ˴΃ ˶ϒ˸ϟ˴Ϸ˸΍ ˶ΐ˶ΣΎ˴μ˶ϟ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸ˸΍ ΐ
˵ ˶ΣΎ˴λ ˴ϥ˶Ϋ˴΄˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϔ˸ϟ˴΃˴Ϯϫ˵˴ή˴ϭ˴Χ˴Ϸ
˸ϥ
ϥ
΃
˴
ϒ
˶
ϟ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ΐ
˶
Σ
˶
Ύ˴
μ
ϟ
˶
Ϧ
˶
ϴ
˸
ϔ
˴
ϟ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ΐ
˵
Σ
˶
Ύ˴
λ
ϥ
˴
Ϋ
˶
΄
˴
ϓ
˴
ˬ˶
ϥ
Ύ˴
ϔ
ϟ
˸
΃
˴
ή
˴
Χ
˴
Ϸ
˴
ϭ
˴
ϒ
˲
ϟ
˸
΃
˴
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˶
Ϊ
˶
Σ
˴
Ϸ
˴
˵ ˸ϮϜ˵ ˴ϳ˴ϭ .͉΢˴λ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸μ˶ϧFATWA
Ύ˴ϤϬ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ΢
˵ ˸Α͋ήϟ΍ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ
ϥ
˵ ˸ϮϤϬ˵Ϝ˵ ˴Ϩ˴ϳ˸ϴ˴ϭ˴Α ˶΢.͉΢˸Α͋ή˴λ
˵ˬ˶Ϫ˸Α͋ή˶ϟΎ˴ϟ΍ϣ ͋ϖ˴ϥ˴Τ˸Ϯ˶ΑϜ˵ ˴ϳ˶΢˸Α˸ϥ͋ή˴΃ϟ΍ ϰ˴
˭Ύ˴
ϟ΍ Ύ˴Μ˶ϦϠ˵Λ˵˸ϴ˴ϔ˴Ϯ˸μ
ϫ˵ ˴ϭ˶ϧ ˸ϲΎ˴Ϥ˶ϗϬ˵Ύ˴Β˴Ϩ˸ϟ˸ϴ΍˴˴Αϭ ΢
Κ
˵ ϠϠ˵˴ϋΛ˵ ˶ϒΎ˴Ϭ˸ϟ˸ϴ˴Ϸ˶ϓ ˸΍ ˴ϑ
˶ΐ͉ή˶Σ˴μ
Ύ˴μ˴Θ˴ϳ˶ϟ
˭Ύ˴
Ϥ
Ϭ
˵
Ϩ
˴
ϴ
˸
Α
˴
΢
˶
Α
˸
ή
͋
ϟ΍
Ύ˴
Μ
Ϡ
˵
Λ
˵
Ϯ
˴
ϫ
˵
ϭ
˴
ϲ
˸
ϗ
˶
Ύ˴
Β
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ˬ˶
Ϫ
ϟ
˶
Ύ˴
ϣ
ϖ
͋
Τ
˴
Α
˶
΢
˶
Α
˸
ή
͋
ϟ΍
Κ
˵
Ϡ
˵
Λ
˵
ϒ
˶
ϟ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ΐ
˶
Σ
˶
Ϫ˵ ˴ϟ ˴Ϟ˶όΟ
˵ DEWAN
Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ ˴Ϛ˶ϟ˴ΫSYARI’AH
˴ϭ ˭˵Ϫό˵ ˸Αέ˵ ˶Ϟ˶ϣNASIONAL
Ύ˴ό˸Ϡ˶ϟ˴ϭ ˬ˶Ϫ˶ϋΎ˴Α˸έ˴΃ Δ˵ ˴Λ˴ϼ˴Λ ˶Ϧ˸ϴ˴ϔ˸ϟ˴Ϸ˸΍ ˶ΐ˶ΣΎ˴Ύ˴μ
μ˶ϟ˶ϟ
Ϫ˵˶Ϫ˴ϟ˶ϟΎ˴ϣ˴Ϟ˶όΔ˵Ο
˵NOMOR:
Ϫ
˵
ϧ
͉
Ϸ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
ϭ
˴
˭˵
Ϫ
ό
˵
Α
˸
έ
˵
Ϟ
˶
ϣ
˶
Ύ˴
ό
Ϡ
˸
ϟ
˶
ϭ
˴
ˬ˶
Ϫ
ϋ
˶
Ύ˴
Α
έ
˸
΃
˴
Δ
˵
Λ
˴
ϼ
˴
Λ
˴
Ϧ
˶
ϴ
˸
ϔ
˴
ϟ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ΐ
˶
Σ
˶
Ύ˴
μ˶ϧ˶ϟ
65/DSN-MUI/III/2008
͉μ˶Σ ˬ˶Ϟ˶ϣΎ˴ό˸Ϡ˶ϟ ˲Δ˴Λ˴ϼ˴Λ Ύ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˬ˳ϢϬ˵ ˸γ˴΃ ˴Δ͉Θ˶γ ϩ˵ Ύ˴Ϩ˸Ϡ˴ό˴Π˴ϓ ˬ˶΢˸Α͋ήϟ΍ ϒ
˵ ˸μ
˶˶ϪϪ˶Ϝ˶ϟΎ˴˸ϳϣ˶ή˴ηΔ˵ ͉μ˶ϝ˶ΣΎ˴ϣ ˬ˶Δ˵Ϟ͉μ
˶ϣΎ˴˶Σό˸Ϡ˴ϭ˶ϟ ˲Δˬ˶
Λ
˴
ϼ
˴
Λ
˴
Ύ˴
Ϭ
Ϩ
˸
ϣ
˶
ˬ˳
Ϣ
Ϭ
˵
γ
˸
΃
˴
Δ
˴
Θ
͉
γ
˶
ϩ
˵
Ύ˴
Ϩ
Ϡ
˸
ό
˴
Π
˴
ϓ
˴
ˬ˶
΢
Α
˸
ή
͋
ϟ΍
ϒ
˵
μ
˸
Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˶ϝΎ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˶Ϫ˶Ϡ˴Ϥ˴ό˶Α Ϫ˵ ͊Ϙ˶Τ˴Θ˸δ˴ϳ ˲Ϣ˸Ϭ˴γ˴ϭ ˶ϥΎ˴Ϥ˸Ϭ˴γ˶ϧ
Tentang
˶Ϫ:ΓήϫΎϘϟ΍
˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ]˶ϝΎ˴ˬΔϣ΍Ϊϗ
ϣ Δ˵ ͉μϦΑϹ
˶Σ˴ϭ ˬ˶ϰϨϐϤϟ΍
Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η) ...
˶ϝΎ˴ϣϊ˵ Α˵ ͊ή˸ϲϟ΍˶ϓ Ϯ˴˶Ϫϫ˵˶Ϡ˴Ϥ˴ϭ˴ό˶Α˲Ϣ˸ϬϪ˵˴γ͊Ϙ˶Τ˶Ϟ˴Θ˶ϣ˸δΎ˴˴ϳό˸Ϡ˶ϟ˲Ϣ˸Ϭˬ˳˴γϢϬ˵˴ϭ˸γ˴΃˶ϥΔ˵Ύ˴˴όϤ˴Α˸Ϭ˸έ˴γ˴΃
HAK MEMESAN
DAHULU
:ΓήϫΎϘϟ΍EFEK
] ˬΔϣ΍ΪϗTERLEBIH
ϦΑϹ ϰϨϐϤϟ΍
)
...
Α˵ ͊ήϟ΍ ˬϮ˴˿ϫ˵ (HMETD)
˴ϭ:.Ν˲Ϣ˸Ϭˬ˴γ[˻˹˹˽
˶Ϟ˶ϣΎ˴όSYARIAH
˸Ϡ˶ϟ ˬΚϳΪΤϟ΍
ˬ˳ϢϬ˵ ˸γ˴΃ Δ˵ ˴όέ΍Ω
˴Α˸έ˴΃
(˼˽́ :.ϊ˵ ι
(
˼˽́
:.
ι
ˬ
˿
:.
Ν
ˬ
[
˻˹˹˽
ˬΚϳΪΤϟ΍
έ΍Ω
ϢϬγϷ΍ Ϧϣ ΓΪϳΪΠϟ΍ Ε΍έ΍Ϊλϻ΍ ˯΍ήη ϲϓ ΔϳϮϟϭϷ΍ ϖΣ
(˼
(˼
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Ϣ͊ ˶Θ˴Η˴ϭ ˬ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ͋Ώ˴έ ˶ϥ˸Ϋ˶Έ˶Α ˶Δ˴Α˴έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϝΎ˴ϣ ˶α˸΃˴έ ˸ϲ˶ϓ ˴Ϣ˶Ϭ˸δϳ˵ ˸ϥ˴΃ ˶Ώ˶έΎ˴πϤ˵ ˸Ϡ˶ϟ˴ϭ
(˽
͊Ϣ͈Ϟ˶Θϛ˵˴Η˴ϭ˶ϝˬ˶Ύ˴ϣϝΎ˴˶έϤ˸Ϊ˸ϟ΍˴Ϙ˶Α͋Ώ˶Ϧ˴έ˸ϴ˴ϓ˴ή˶ϥ͉τ˸Ϋ˶Έϟ΍˶Α ˴Ϧ˶Δ˴Α˶ϣ˴έ˶ϝΎ˴π
˶ϓ Ϥ˵˴Ϣ˸ϟ˶Ϭ΍ ˸δ˶ΐϳ˵ ˴Β˸ϥ˴δ˴΃˶Α ˶Ώ
(˽
Ύ˴Ϥ˸ϟϤ˵΍˸ϟ΍˶α˶ϝ˸΃Ύ˴˴έϣ ˸ϲ˶αϓ˶ ˸΃˶Δ˴έ˴ϛ˴έ˸ϲΎ˴θ
˶΢˸Α˶έ͋ήΎ˴ϟ΍πΔ˵ Ϥ˵˴Ϥ˸Ϡ˸δ˶ϟ˴ϭ˶ϗ
Ϟ
͈
ϛ
˵
ϝ
˶
Ύ˴
ϣ
έ
˶
Ϊ
˸
Ϙ
˴
Α
˶
Ϧ
˶
ϴ
˸
ϓ
˴
ή
˴
τ
͉
ϟ΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
ϝ
˶
Ύ˴
Ϥ
ϟ
˸
΍
α
˶
΃
˸
έ
˴
ϲ
˸
ϓ
˶
Δ
˶
ϛ
˴
έ
˴
Ύ˴
θ
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ΐ
˶
Β
˴
δ
˴
Α
˶
΢
˶
Α
˸
ή
͋
ϟ΍
Δ
˵
Ϥ
˴
δ
˸
ϗ
˶
Dewan Syari’ah Nasional,
˴ϲ˶ϫsetelah:
˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Ϟ˴Ϥ˴ό˸ϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ͉ϖ˴ϔ͉ΘϤ˵ ˸ϟ΍ Ϫ˵ ˴Β˸ϴ˶μ˴ϧ Ώ
˵ ˶έΎ˴πϤ˵ ˸ϟ΍ ά˵ Χ
˵ ˸΄˴ϳ ͉ϢΛ˵ ˬ˸ϢϬ˵ ˸Ϩ˶ϣ
˴ϲ˶ϫ ˶ϩ˶άϫ˴
ϭ ˬ˶Ϟ:˴Ϥ˴όΓήλΎόϤϟ΍
˸ϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ˶Ϫ1.
˸ϴ˴Ϡ˴ϋΔϴϟΎϤϟ΍
͉ϖ˴ϔ͉ΘϤ˵ ˸ϟ΍Firman
Ϫ˵ ˴Β˸ϴ˶μ˴ϧ Ώ
˵ Allah
˶έΎ˴π
Ϥ˵ SWT.,
˸ϟ˴Θ΍˸θά˵Ϥ˵ Χ
˵˸ϟ΍ ˸΄˴ϳ Δ˵ ͉Ϣ˴Α˴έΛ˵ Ύ˴ˬ˸π
ϢϬ˵Ϥ˵˸Ϩ˸ϟ˶ϣ΍
Mengingat
ΔΒϫϭ
έϮΘϛΪϠϟ
ΕϼϣΎόϤϟ΍
)
Δ˴
ϛ
ή
˴
Menimbang
: a. bahwa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
merupakan
produk
ΔΒϫϭ
έϮΘϛΪϠϟ
ΓήλΎόϤϟ΍
ΔϴϟΎϤϟ΍
ΕϼϣΎόϤϟ΍
)
Δ˴
ϛ
ή
˴
Θ
˴
θ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Δ
˵
Α
˴
έ
˴
Ύ˴
π
Ϥ˵ ˸ϟ΍
antara lain:
(˺˹̀
.ιmengembangkan
ϰϠϴΣΰϟ΍
pasar modal yang keberadaannya diperlukan
guna
(˺˹̀ .ι ϰϠϴΣΰϟ΍
industri pasar modal secara umum;
(˻̀˾ : ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
(˺
b. bahwa Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 & 40/DSN-MUI/X/2003
belum memuat secara khusus tentang HMETD;
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu
˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˻
menetapkan fatwa tentang HMETD Syariah.
Mengingat
α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ Ϣ˸ Ϝ˵ Mengingat
˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ:˸ή˴Τ˶Α ΍˸Ϯϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ΍˸ϮϠ˵1.
˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶ϨFirman
˶ϣ˸Άϣ˵
Allah
: 1. Firman
Allah
SWT.,
(˻̀́̂
-˻̀̂antara
: ΓήϘΒϟ΍
) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ1.
˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟFirman
΍˴Ϯ˸ϣ˴΃
Mengingat
: lain:
Allah
SWT., antara lain:
SWT., antara lain:
(˻̀˾ : ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵(˴ϟ˻̀˾
΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸Ϯ: Ϡ˵ΓήϘΒϟ΍
ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ )΍˸Ϯ…
Ϩ˵ ˴ϣ΁ Ύ˴Α˴Ϧ͋ή˸ϳϟ΍˶ά͉ϟ΍˴ϡ͉ήΎ˴Ϭ˴Σ͊ϳ˴ϭ΃ Ύ˴˴ϊϳ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ(˴Σ˼˴΃ ˴ϭ …
“…dan Allah menghalalkan
jual
beli
dan
mengharamkan
(˻̂ : ˯ΎδϨϟ΍ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ ˱Γriba...”
˴έΎ˴Π˶Η (QS.
al-Baqarah [2]: 275).
.˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
.˵˴ϓ˴Ϧ˸Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˶ϣ˯˵˶ϣ΍˸˸Άέ˵Ϯϣ˵ϐ˵ ˸Ϣ˴Θ˸Ϣ˸ΑϜ˵΍˴Θ˵˴Ϡϭ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˶ν
έ˵ ˴Ϋ˶ϣϟ΍˴ϭ˶Ζ
΍ ˴Τ΍˸Ϯϗ˵˶Α Ϙ˵΍˴͉Η΍˸Ϋ΍Ϯ˶Έ˴ϓϧ˵΍˸˴ΫϮ˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϣ΁΍˸Ϯ˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˶ά˸ϔ(˴Η͉ϟ˽΍ ˸ϢΎ˴˴ϟϬ͊ϳ˸ϥ
˴΃ ˶ΈΎ˴˴ϓϳ
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸πα
˸Ϣ˸ϥΘ˵ ˸Β˶·Η˵˸έΎ˴˴ϷΑ˸ϥ͋ή˸΍˶·ϟ΍˴ϭϰ˶ϓ˴Ϧ˶Ϫ΍˸˶ϟ˶ϣϭ˸Ϯή˵γ
˵˴ϲ˶θ˴έ˶Ϙ˴Θ˴Α˴ϭ˸ϧΎ˴Ύ˴ϓϣ˶ͿΓ˵ ˴ϼ΍΍˸ϭ͉μ
˴Ϧ
˳Ώ˴Ϳ˴ϴ˸ή˶π
α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸Ϣ(Θ˵˻̀́̂
˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ -˶Ϫ˻̀̂
˶ϟ˸Ϯγ
˵ ˴έ:˴ϭΓήϘΒϟ΍
˶Ϳ΍ ˴Ϧ)˶ϣ˴ϥ˸Ϯ˳ΏϤ˵ ˸ή˴Ϡ˸ψ˴ΤΗ˵˶Α ˴ϻ(΍˸˺˹
Ϯ˴ϭϧ˵˴Ϋ˴ϥ˸΄:˴ϓ˸ϮϤ˵ΔόϤΠϟ΍
΍˸˶ϠϮ˸ψϠ˵˴ό˴Η˴ϻ˸ϔ˴Η )˸Ϣ˸ϢϜ˵˴ϟ˶ϟ΍˴Ϯ˸ϥ˸ϣ˶Έ˴ϓ˴΃
(˻̀́̂ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ΍ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃
(˺ : ΓΪ΋ΎϤϟ΍ ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˾
Γ˱ ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α (˸Ϣ˻̂
Ϝ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ:˸ϣ˴΃˯ΎδϨϟ΍
΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η)˴ϻ…
΍˸Ϯ˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ΁˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˳ν
˸ϳ˶ά͉ϟ΍΍˴ήΎ˴Ϭ˴Η͊ϳ˸Ϧ
˴΃ ˴ϋΎ˴ϳ
(˻̂ : ˯ΎδϨϟ΍ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η ˸Ϧ˴ϋ
116
(˺
(˺
(˻
(˻
(˼
(˼
Kumpulan
DSN-MUI
Terkait
Pasar Modal
Syariah
2. Fatwa Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ν
˶ ˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
...˶ͿΓΩΎΒϋ
΍ ˶Ϟ˸πϦϋ
˴ϓ ˸Ϧ˶ϣϪΟΎϣ
΍˸Ϯϐ˵ ˴ΘϦΑ΍
˸Α΍˴ϭ ˶ν
˸ )˴Ϸ˸΍˴έ΍˴ϰ˶
ϓ ΍˸˴ϻϭ˴ϭή˵ ˶θ˴έ˴Θ˸ϧ˴ήΎ˴ϓ˴οΓ˵˴ϻ˴ϼ͉μ(ϟ΍˺˹˶Ζ:˴ϴ(˶π
ϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ)˴ϓ
ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ
ϩ΍ϭέέ
ή˶ο
˺ΔόϤΠϟ΍
(˽
(˽
SWT., antara lain:
Mengingat
1.
Firman Allah
Allah
Mengingat
::
1.
Firman
(
˻̀˾
:
ΓήϘΒϟ΍
)
…
Ύ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
ϭ
˴
ϊ
˴
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ϳ
˵
΍
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˴
…
SWT.,
antara
lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
SWT., antara lain:
Mengingat
:
1.
Firman Allah
SWT.,
antara
lain: Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
“Hai orang
yang beriman!
SWT.,
antara
lain:
˻̀˾
ΓήϘΒϟ΍
…
˵ ΍΍ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴΃˴΃Maka
…
sisa riba (yang belum
dipungut)
jika
kamu
((˻̀˾
:: ΓήϘΒϟ΍
)) …
Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟ΍ϟ΍orang
˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ˴ϭ˴ϭyang
˴ϊ˴ϊ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟberiman.
΍΍ Ϳ
˵Ϳ
˴ϭ˴ϭ …
.jika
˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣkamu
˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵tidak
˸ϥ˶· Ύ˴Αmengerjakan
͋ή(˻̀˾
ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ: ˴ϲΓήϘΒϟ΍
˶Ϙ˴Α Ύ˴(meninggalkan
ϣ) ΍˸…
ϭέ˵ Ύ˴˴ΫΑ˴ϭ͋ήϟ΍˴Ϳ˴ϡ΍͉ή΍˸˴Σ
ϮϘ˵˴ϭsisa
͉Η΍ ˴ϊ΍˸˸ϴϮ˴Βriba,
Ϩ˵˸ϟ΍˴ϣ΁Ϳ
˸ϳ͉Ϟ˶ά˴Σ
͉ϟ΍ ˴΃ Ύ˴˴ϭϬ͊ϳ˴΃…Ύ˴ϳ
˵ ˴Ϧ΍ ketahuilah
Ύ˴˶ϣΑ͋ή˳Ώ
ϟ΍ ˸ή˴ϡ͉ή˴Τ˴Σ˶Α ˴ϭ΍˸Ϯ˴ϊϧ˵˴Ϋ˸ϴ˴Β˸΄Dan
˸ϟ˴ϓ΍ Ϳ
˵΍˸Ϯ΍Ϡ˵˴όjika
͉Ϟ˸ϔ˴Σ
˴ϭ˴ϟ ˸ϥ…
α
˵bahwa
˸ϭ˯˵ έ˵ Allah
˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸Ϣdan
Θ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ(Rasul-Nya
˶·˻̀˾
˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯ:γ
˵ ΓήϘΒϟ΍
˴έ˴ϭakan
˶Ϳ) ΍…˴Ϧmemerangimu.
˴Η ˴΃˸Ϣkamu
˶Έ˴ϓ
bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ψ
˸
Η
˵
ϻ
˴
ϭ
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˶
ψ
˸
Η
˴
ϻ
˴
(
˻̀́̂
˻̀̂
:
ΓήϘΒϟ΍
)
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ϟ
˶
΍˴
Ϯ
ϣ
˸
˴΃
.˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˶Ϩ˶Ϩ˶ϣ˶ϣ˸Ά˸Άtidak
ϣ ΍˸΍˸ϭϭέ˵έ˵tidak
.kamu
ϣ˵ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Ϩ˸Ϩϛ˵ϛ˵(boleh)
˸ϥ˸ϥ˶·˶· Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήmenganiaya
ϟ΍ϟ΍ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˴ϲ˴ϲ˶Ϙ˶Ϙ˴Α˴Α Ύ˴Ύ˴ϣdan
˴Ϋ˴Ϋ˴ϭ˴ϭ ˴Ϳ˴Ϳ(pula)
΍΍ ΍˸΍˸ϮϮϘ˵Ϙ˵͉Η͉Η΍΍dianiaya”
΍˸΍˸ϮϮϨ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ΁΁ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά(QS.
͉ϟ͉ϟ΍΍ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴΃˴΃al-Ύ˴Ύ˴ϳϳ
α
˵˴Ϧ˸ϴϭ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˯˵ ˸Άέ˵έ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵[2]:
γ
˵ ˴έ˴έ˶Ϙ˴Αϭ˴ϭΎ˴ϣ˶Ϳ˶Ϳ΍΍˸΍ϭ˴Ϧ
˳Ώ
Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴Ϡ˴ϓ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸Ϣ˸ϥ278-279).
έ˵˴Ϧ˴Ϋ˶ϣ˶ϣ˴ϭ ˳Ώ
˴Ϳ˸ή˸ή΍ ˴Τ˴Τ΍˸Ϯ˶Α˶ΑϘ˵ ͉Η΍˸΍˸΍ϮϮϧ˵΍˸ϧ˵˴ΫϮ˴Ϋ˸΄˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϓ˴ϣ΁΍˸΍˸ϮϮ˴ϦϠ˵Ϡ˵˴ό˸ϳ˴ό˶ά˸ϔ˸ϔ˴Η͉ϟ˴Η΍ ˸ϢΎ˴˸Ϣ˴ϟϬ˴ϟ ͊ϳ˸ϥ
˴΃˸ϥ˶ΈΎ˴˶Έ˴ϓϳ˴ϓ
α
˵.Baqarah
Θ˵Θ˵˸Β˶·˸ΒΗ˵Η˵ Ύ˴Α˸ϥ˸ϥ͋ή˶·˶·ϟ΍˴ϭ˴ϭ ˴Ϧ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟϣ˶ϟ˸Ϯ˸Ϯγ
˵˴ϲ
.˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵ (˸ϥ
˶˻̀́̂
· Ύ˴Α͋ήϟ΍ --˴Ϧ˻̀̂
˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ::˴Α ΓήϘΒϟ΍
Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵))˴Ϋ˴ϥ˴ϭϥ˸Ϯ˸Ϯ˴ͿϤ˵Ϥ˵ ˴Ϡ΍˴Ϡ˸ψ˸ψ΍˸Η˵ϮΗ˵ Ϙ˵˴ϻ˴ϻ͉Η΍˴ϭ˴ϭ΍˸ϥ
Ϯ˴ϥϨ˵˸Ϯ˸Ϯ˴ϣϤ˵Ϥ˵΁ ˶Ϡ˶Ϡ˸ψ
˴Ϧ˸ψΗ˸ϳ˴Η˴ϻ
˶ά˴ϻ͉ϟ΍ ˸Ϣ˸ϢΎ˴Ϝ˵Ϝ˵Ϭ˶ϟ˶ϟ͊ϳ΍˴΍˴Ϯ˴΃Ϯ˸ϣ˸ϣΎ˴ϳ΃˴΃
(
˻̀́̂
˻̀̂
ΓήϘΒϟ΍
α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ˸ή˴Τ˶Α ΍˸Ϯϧ˵˴Ϋ˸΄˴ϓ ΍˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ
˵ ˴έΎ˴˸ϭΠ˯˵ ˶Ηέ˵ ˴ϥ˸Ϣ˸ϮϜ˵Ϝ˵ ˴Ϡ˴Η˴ϓ ˸ϥ˸Ϣ(Θ˵˴΃˻̀́̂
˸ΒΗ˵͉ϻ˸ϥ
˵ ˴έ˸Ϣ:Ϝ˵˴ϭ˴ϨΓήϘΒϟ΍
˱Γα
˶· ˶·˶Ϟ˴ϭ˶σ-˶Ϫ˻̀̂
Ύ˴Β˶ϟ˸ϟ˸ϮΎ˶Αγ
˸ϴ˴Α˶Ϳ˸Ϣ΍Ϝ˵ ˴ϟ˴Ϧ΍˴)Ϯ˶ϣ˴ϥ˸ϣ˴΃˸Ϯ˳ΏϤ˵΍˸Ϯ˸ή˴Ϡ˸ψϠ˵˴Τϛ˵ Η˵˸΄˶Α˴Η˴ϻ΍˸Ϯ˴ϭϧ˵΍˸Ϯ˴Ϋ˴ϥ˸΄Ϩ˵˴ϓ˸Ϯ˴ϣϤ˵΁΍˸˶ϠϮ˸ψ
˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ˸ϔ͉ϟ˴Η΍ ˸Ϣ˸ϢΎ˴Ϝ˵Ϭ˴ϟ˶ϟ͊ϳ΍˴˴΃Ϯ˸ϥ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓϳ˴΃
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ψ
˸
Η
˵
ϻ
˴
ϭ
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˶
ψ
˸
˴Η˴ϻ ΍˴˸ϢήϜ˵ ˴Η˶ϟ΍˴˸ϦϮ˸ϣ˴ϋ˴΃
(˻̀́̂ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ΍
)
(˻̂ : ˯ΎδϨϟ΍ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν
((˻˻
(˻
(˻
(˼
((˼˼
(˼
˼
((˽
...˶Ϳ˶Ϳ΍΍ ˶Ϟ˶Ϟ˸π
˸π˴ϓ˴ϓ ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ ΍˸΍˸ϮϮϐ˵ϐ˵ ˴Θ˴Θ˸Α˸Α΍˴΍˴ϭϭ ˶ν
˶ν˸έ˸έ˴Ϸ˴Ϸ˸΍˸΍ ϰ˶
ϰ˶ϓϓ ΍˸΍˸ϭϭή˵ή˵ ˶θ˶θ˴Θ˴Θ˸ϧ˸ϧΎ˴Ύ˴ϓϓ Γ˵Γ˵˴ϼ˴ϼ͉μ
͉μϟ΍ϟ΍ ˶Ζ
˶Ζ˴ϴ˴ϴ˶π
˶πϗ˵ϗ˵ ΍˴΍˴ΫΫ˶Έ˶Έ˴ϓ˴ϓ
...
(
˺˹
:
ΔόϤΠϟ΍
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μ(ϟ΍˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π
ϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ)˴ϓ)
ΔόϤΠϟ΍
...
˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ telah
˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯditunaikan
ϐ˵(˴Θ˺˸Α΍˴ϭ: ΓΪ΋ΎϤϟ΍
˶ν˸έsholat,
˴Ϸ)˸΍ …
ϰ˶ϓ ˶Ωmaka
΍˸˸ϮϭϘ˵ή˵ό˵ ˶θ˸ϟΎ˶Α˴Θ˸ϧbertebaranlah
Ύ˴΍˸Ϯϓ ϓ˵ ˸ϭΓ˵ ˴ϼ
μ
͉
ϟ΍
Ζ
˶
ϴ
˴
π
˶
˶ΈΎ˴˴ϓϳ
“…Apabila
kamu
˴΃ ΍˸ϮϨ˵(˴ϣ˺˹
΁ ˴Ϧ˸ϳ:˶ά͉ϟΔόϤΠϟ΍
΍ Ύ˴ϗ˵Ϭ͊ϳ΍˴˴΃Ϋdi
)
(
˺˹
:
ΔόϤΠϟ΍
muka bumi dan carilah karunia Allah…” (QS. al-Jumu’ah [62]:)
((˽˽
(˽
˽
((˾
10).
ΓΪ΋ΎϤϟ΍ )) …
… ˶Ω˶Ω˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵ό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ΍˸΍˸ϮϮϓ˵ϓ˵˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ΍˸΍˸ϮϮϨ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ΁΁ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ΍΍ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴΃˴΃ Ύ˴Ύ˴ϳϳ
((˺˺ :: ΓΪ΋ΎϤϟ΍
(˺Nabi
: ΓΪ΋ΎϤϟ΍
) … ˶Ωantara
˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
Hadis
s.a.w.,
(˺ : ΓΪ΋ΎϤϟ΍
) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯlain:
ϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
((˾˾
(˾
(˾
Ϧϋ
ϦΑ Nabi
ΓΩΎΒϋ Ϧϋ
ϪΟΎϣantara
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέlain:
) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
2. ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍
Hadis
s.a.w.,
2.
Hadis
Nabi s.a.w.,
antara lain:
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ΍
2.
Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
2.
HadisϦΑNabi
Ϧϋ
ΪϤΣ΃ϭ
ΖϣΎμϟ΍
ΓΩΎΒϋ s.a.w.,
Ϧϋ ϪΟΎϣ
ϪΟΎϣantara
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
ϩ΍ϭέlain:
˶ο˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˴έ˴έ˴ή˴ή˴ο
˴ο˴ϻ˴ϻ
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ
ΓΩΎΒϋ
Ϧϋ
ϦΑ΍
)) ˴έ˴έ΍˴΍˴ήή˶ο
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍(ϲΤϳ
ϩ΍ϭέϦϋ
) ˴έϚϟΎϣϭ
΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭαΎΒϋ
˴έ˴ή˴οϦΑ΍
˴ϻ
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍
ϦΑ
ΓΩΎΒϋ
Ϧϋ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)
έ
˴
΍˴
ή
ο
˶
ϻ
˴
ϭ
˴
έ
˴
ή
˴
ο
˴
˴ϻ
(
ϡ΍ΰΣ
ϦΑ
ϢϴϜΣ
Ϧϋ
ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
ϙ
˴
Ϊ
˴
Ϩ
˸
ϋ
˶
β
˴
ϴ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
ϊ
˸
Β
˶
Η
˴
ϻ
˴
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒϋ
ϦΑ΍
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ΍
(˺
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π(ϳ˵ ϡ΍ΰΣ
˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ϦΑ
΢
˵ ˸Α˶έϢϴϜΣ
˴ϻ˴ϭ ˬ˳Ϧϋ
ϊ˸ϴ˴Α ΔδϤΨϟ΍
˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σϩ΍ϭέ
˸ή˴η˴ϻ)˴ϭ˴ϙˬ˲˴Ϊϊ˸Ϩ˶ϋ˸ϴ˴Α˴ϭ˴β˲ϒ˸ϴ˴ϟ˴Ϡ˴γΎ˴ϣ ͊Ϟ˸ϊ˶ΤΒ˴Η˴ϳ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ
ϦΑ ϢϴϜΣ
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ) ϩ΍ϭέ
˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ) ˴ϙ
˴β˴Ϊ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˶ϋΎ˴ϣ˴β˸ϊ˸ϴ˶Β˴ϟ˴Η Ύ˴˴ϻϣ
ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ Ϧϋ
ΐϴόη
ϦΑ ϭήϤϋ
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍
“Janganlah kamu menjual sesuatu
yang
tidak
ada
padamu.”
(HR.
ΔϤϳΰΧ ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍
ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˬ˸ˬ˸ϦϦ˴Ϥ˴Ϥ˸π
˸π
˵ ˸Α˸Α˶έ˶έ˴ϻbin
˴ϻ˴ϭ.(
˴ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ
˲ϒ˴Ϡ˴ϠϪΤΤλϭ
dari
ϊ˵Alkhamsah
ϳ˵ϳ˵ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟHakim
Ύ˴Ύ˴ϣϣ ΢
˵΢
ˬ˳ˬ˳Hizam)
ϊϊ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸ϲ˸ϲ˶ϓ˶ϓ ˶ϥ˶ϥΎ˴Ύ˴σσ˸ή˸ή˴η˴η˴ϻ˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˬ˲ˬ˲ϊϊ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α˴ϭ˴ϭ ˲ϒ
˴γ˴γ ͊Ϟ͊Ϟ˶Τ˶Τ˴ϳ˴ϳ˴ϻ˴ϻ
ˬϩΪΟ
ϪϴΑ΃
ΐϴόη
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϩ΍ϭέ
˴β
Ύ˴ϣϣ
ϊ˵ˬϩΪΟ
˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ
˴ϭϦϋˬ˸ϦϪϴΑ΃
˴Ϥ˸πϦϋ
ϳ˵Ϧϋ
˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη
Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έϦΑ
˴ϻ˴ϭϭήϤϋ
ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ
˶ϓ ˶ϥΔδϤΨϟ΍
Ύ˴ΔδϤΨϟ΍
σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭϩ΍ϭέ
ˬ˲ϊ˸ϴ))˴Α˴ϭ˴ϙ˴ϙ˲ϒ
͊Ϟ˸ϴ˶Τ˸ϴ˴ϟ˴ϟ˴ϳΎ˴˴ϻ
˴Ϊ˴Ϊ˸Ϩ˸Ϩ˶ϋ˶ϋ˴Ϡ˴γ˴β
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ.(.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ˬ˳ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ΔϤϳΰΧ
˶ϥΎ˴σ˸ή˴ηϦΑ΍ϭ
˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϱάϣήΘϟ΍
ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴ϠϪΤΤλϭ
˴γϪΤΤλϭ
͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍
ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ Ϧϋ ΐϴόη ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ
ˬϩΪΟ Ϧϋ
) ΍˴ϙϝ
˴β
˴ϟ ϬΎ˴ϣ˴ϧ
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέϪϴΑ΃
) ˶έϦϋ
˴ή˴ϐ˸ϟ΍ΐϴόη
˶ϊ˸ϴ˴Α ˸ϦϦΑ
˴ϋ.(ϭήϤϋ
˴ϢϢϛΎΤϟ΍ϭ
͉Ϡ˴γ˴ϭ Ϧϋ
˶Ϫ˸ϴ˴ϠΔϤϳΰΧ
˴ϋΔδϤΨϟ΍
Ϳ
˵ ΍ ϦΑ΍ϭ
ϰ͉Ϡϩ΍ϭέ
˴λϱάϣήΘϟ΍
˶Ϳ
˵˴Ϊ˸Ϩ˸Ϯ˶ϋγ
˵ϪΤΤλϭ
˴έ ˸ϴϰ˴
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍
ϪΤΤλϭ
(ήϤϋ ϦΑ΍ Ϧϋ ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
((˻˻
(˼
˻
(˻
ϢϠδϣ
ϢϠδϣ
ϢϠδϣ
ϢϠδϣ
((˽˽
(˽
˽
((˾
Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. AlMa’idah [5]: 1).
2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
((˺˺
(˻
˺
(˺
“Hai
beriman!
Janganlah
kamuϠ˵ϛ˵saling
memakan
harta
˱Γ˴έ˴έΎ˴Ύ˴ΠΠ˶Η˶Η orang
˴Η yang
Γ˱sesamamu
˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϜ˵Ϝ˵ ˴Ηdengan
˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ ͉ϻ͉ϻ˶·˶·jalan
˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴Ύ˴ΒΒyang
˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵batil,
˴Ϩ˴Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵kecuali
˴ϟ˴ϟ΍˴΍˴ϮϮ˸ϣ˸ϣ˴΃˴΃ ΍˸΍˸ϮϮdengan
Ϡ˵ϛ˵ ˸΄˸΄˴Η˴Η˴ϻ˴ϻ ΍˸΍˸ϮϮjalan
Ϩ˵Ϩ˵˴ϣ˴ϣ΁΁ ˴Ϧ˴Ϧperniagaan
˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ΍΍ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴΃˴΃ Ύ˴Ύ˴ϳϳ
˯ΎδϨϟ΍
…
˱Γyang
˴έΎ˴Π˶Ηberlaku
˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥdengan
˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σ
Ύ˴Β˸ϟΎ˶Α sama
˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α suka
Ϝ˵˻̂
˴ϟ΍˴Ϯdi
΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η)˴ϻ) …
΍˸Ϯ˸ϢϨ˵˸Ϣ˴ϣϜ˵Ϝ˵΁˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ˴Ϧ˳ν
˸ϳ˳ν
˶ά(QS.
͉ϟ΍΍˴΍˴ήήΎ˴Ϭ˴Η˴Η͊ϳ˸Ϧ
˴΃˸Ϧal(˸Ϣ(˻̂
:˸ϣ:˴΃˯ΎδϨϟ΍
˴ϋΎ˴˴ϋϳ
suka
antara
kamu,…”
˱...
ΓNisa’
˴έ˶Ϳ
Ύ˴Π΍˶Η ˶Ϟ[4]:
˴ϥ˸π
˸ϮϜ˵29).
˴˴ϓΗ ˸ϥ
΃
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϟ
˶
σ
˶
Ύ˴
Β
ϟ
˸
Ύ˶
Α
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ
˴
ϴ
˸
Α
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ϟ
˴
΍˴
Ϯ
ϣ
˸
΃
˴
΍˸
Ϯ
Ϡ
˵
ϛ
˵
΄
˸
Η
˴
ϻ
˴
΍˸
Ϯ
Ϩ
˵
ϣ
˴
΁
Ϧ
˴
ϳ
˸
ά
˶
ϟ
͉
΍
Ύ˴
Ϭ
ϳ
͊
΃
˴
˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸ˸΍ (ϰ˶
ϓ ΍˸:ϭ˯ΎδϨϟ΍
ή˵ ˶θ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ) Γ˵…
˴ϼ͉μ
˴ϴ˶π΍˴ήϗ˵ ˴Η ΍˴˸ϦΫ˴ϋ
˶ΈΎ˴˴ϓϳ
˻̂
˸ϢϜ˵ϟ΍˸Ϩ˶ϣ˶Ζ˳ν
(˻̂ : ˯ΎδϨϟ΍ ) …˸ϢϜ˵(˺˹
˸Ϩ˶ϣ ˳ν
΍˴
ή
Η
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
: ΔόϤΠϟ΍)
2.
(˺
membahayakan orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin
Shamit, Ahmad
dariϦΑIbn
‘Abbas,
dan Malik
(ϡ΍ΰΣ
ϢϴϜΣ
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ)dari
˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋYahya).
˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
ϩ΍ϭέ)) ˶έ˶έ˴ή˴ή˴ϐ˴ϐ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˶ϊ˶ϊ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ
˵ ΍΍ ϰ͉
ϰ͉ϠϠ˴λ
˴λ ˶Ϳ˶Ϳ΍΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴έ ϰ˴
ϰ˴ϬϬ˴ϧ˴ϧ
ϩ΍ϭέ
˵Ϳ
˵ϝ
˵γ
(
ήϤϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ΍
Ϳ
˵ ΍ Ϧϋ
ϰ͉Ϡ˴λϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸ϮϱάϣήΘϟ΍ϭ
γ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
ϩ΍ϭέ
˶έ˴ή˴ϐ)˸ϟ΍ ˶ζ˶ϊ˸Π˸ϴ˴Α͉Ϩϟ΍˸Ϧ˶Ϧ˴ϋ˴ϋ˴Ϣϰ˴
͉Ϡ˴γϬ˴ϭ˴ϧ ˴Ϣ˶Ϫ͉Ϡ˴γ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
Ϳ
˵˸ϴ˴Ϡ˴ϋ΍ ϰ͉
Ϡ΍˴λ
˶Ϳ΍ ˶Ϳϝ
˵΍ ˸Ϯ˴ϝγ
˵ ˸Ϯ˴έγ
(ϪϴϠϋ) ϖϔΘϣ
ϭ
˴
Ϫ
˶
Ϳ
˵
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
˵ ˴έϰ˴͉ϥϬ˴ϧ·
(
ήϤϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
ModalϱάϣήΘϟ΍ϭ
Syariah
(ήϤϋ ϦΑ΍
ϦϋPasar
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ
ϖϔΘϣ)) ˶ζ
˶ζ˸Π˸Π͉Ϩ͉Ϩϟ΍ϟ΍ ˶Ϧ˶Ϧ˴ϋ˴ϋ ϰ˴
ϰ˴ϬϬ˴ϧ˴ϧ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ
˵ ΍΍ ϰ͉
ϰ͉ϠϠ˴λ
˴λ ˶Ϳ˶Ϳ΍΍ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴έ ͉ϥ͉ϥ··
((ϪϴϠϋ
˵Ϳ
˵γ
((˺˺
(˺
˺
((˻
((˼˼
(˼
(˼
(˽
117
((˾˾
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍
ΓΩΎΒϋ
ϦΑ΍(ϩ΍ϭέ
ϩ΍ϭέ)Ϧϋ
)˴ϙ˴έ˴Ϊ΍˴ϚϟΎϣϭ
ή˶ο˴ϻ˴ϭ˴ϟαΎΒϋ
˴ϻ˴ϻ
ϲΤϳ
(ϡ΍ΰΣϦΑ
ϢϴϜΣϦϋ
ϦϋϪΟΎϣ
ΔδϤΨϟ΍
Ύ˴˴έ˴έϣ˴ή˴ή˸ϊ˴ο
˶Β˴ΗϦΑ΍
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍
ϦΑϦΑΓΩΎΒϋ
Ϧϋ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍(ϲΤϳ
ϩ΍ϭέϦϋ
) ˴έϚϟΎϣϭ
΍˴˸Ϩή˶ϋ˶ο˴β˴ϻ˸ϴ˴ϭαΎΒϋ
˴ο
˴ϻ
ϦΑ΍
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ΍
((˺˻
(˺
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π(ϳ˵ ϡ΍ΰΣ
˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ϦΑ
΢
˵ ˸Α˶έϢϴϜΣ
˴ϻ˴ϭ ˬ˳Ϧϋ
ϊ˸ϴ˴Α ΔδϤΨϟ΍
˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σϩ΍ϭέ
˸ή˴η˴ϻ)˴ϭ˴ϙˬ˲˴Ϊϊ˸Ϩ˶ϋ˸ϴ˴Α˴ϭ˴β˲ϒ˸ϴ˴ϟ˴Ϡ˴γΎ˴ϣ ͊Ϟ˸ϊ˶ΤΒ˴Η˴ϳ˴ϻ
ϡ΍ΰΣ
ϦΑ ϢϴϜΣ
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ) ϩ΍ϭέ
˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β
ˬϩΪΟ Ϧϋ ϪϴΑ΃ ((Ϧϋ
ΐϴόη
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ΔδϤΨϟ΍
˴ϙ˴Ϊ˸ϴ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˴ϟ˶ϋΎ˴Ύ˴ϣϣ˴β˸ϊ˸ϊ˶Β˶Β˸ϴ˴Η˴Η˴ϟ ˴ϻ
ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ) ˴β
˴ϻΎ˴ϣ
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ ϪΤΤλϭ
(˻
˼
(˻
(˻
ϊ˵(menetapkan)
˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πdua
ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ syarat
Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊsuatu
˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓjual
˶ϥΎ˴σ
˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲halal
ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ
˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
keuntungan
ϊ˵ˬϩΪΟ
˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭϦϋˬ˸ϦϪϴΑ΃
˴Ϥ˸πϳ˵Ϧϋ
˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ΐϴόη
ϣ΢
˵ ˸Α˶έdalam
˴ϻ
˴ϭ ϭήϤϋ
ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ
˶ϓ ˶ϥΎ˴ΔδϤΨϟ΍
σbeli,
˸ή˴ηtidak
˴ϻ˴ϭϩ΍ϭέ
ˬ˲ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ˲ϒ
˴Ϡ˴γ ˴β
͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
ϦΑ
Ϊ
˴
Ϩ
˸
ϋ
˶
sesuatu
ϊ˵ˬϩΪΟ
˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ
˴ϭ ˬ˸yang
ϦϪϴΑ΃
˴Ϥ˸πtidak
ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη
Ύ˴ditanggung
ϣ΢
˵ ˸Α˶έϦΑ
˴ϻ˴ϭϭήϤϋ
ˬ˳resikonya,
ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ
˶ϓ ˶ϥΔδϤΨϟ΍
Ύ˴dan
σ˸ή˴ηtidak
˴ϻ˴ϭϩ΍ϭέ
ˬ˲halal
ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ(melakukan)
˲ϒ
˴Ϡ˴γ˴β͊Ϟ˸ϴ˶Τ˸ϴ˴ϟ˴ϟ˴ϳΎ˴˴ϻΎ˴ϣϣ
Ϧϋ
Ϊ
˴
Ϩ
˸
ϋ
˶
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέϪϴΑ΃
)sesuatu
˶έϦϋ
˴ή˴ϐ˸ϟΐϴόη
΍ yang
˶ϊ˸ϴ˴Α ˸ϦϦΑ
˴ϋ.(ϭήϤϋ
˴ϢϢϛΎΤϟ΍ϭ
͉Ϡ˴γada
˴ϭ Ϧϋ
˶Ϫ˸ϴpadamu.”
˴ϠΔϤϳΰΧ
˴ϋΔδϤΨϟ΍
Ϳ
˵ ΍ ϦΑ΍ϭ
ϰ͉Ϡϩ΍ϭέ
˴λϱάϣήΘϟ΍
΍Al-khamsah
˵ ˸Ϩ˶ϋ
˸ϮϪΤΤλϭ
γ
˵ ˴β
˴έ ˸ϴ˴ϟϰ˴Ύ˴Ϭϣ˴ϧ
penjualan
tidak
(HR.
ˬϩΪΟ
Ϧϋ
)˶Ϳ˴ϙ
˴Ϊϝ
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍
ϪΤΤλϭ
dari ‘Amr bin Syu’aib dari
ayahnya
dari
kakeknya;
hadis
ini
(
ήϤϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ ϪΤΤλϭ
“Tidak halal (memberikan) pinjaman dan jual beli, tidak halal
(˼
(˼
(˼
(˽
ϢϠδϣ
ϢϠδϣ
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
ϩ΍ϭέ
) ϖϔΘϣ
˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ)΍ ˶ζ
˶ϊ˸ϴ˸Π˴Α ͉Ϩϟ΍˸Ϧ˴ϋ˶Ϧ˴ϋ˴Ϣ͉Ϡϰ˴
˴γϬ˴ϭ˴ϧ(˴ϢήϤϋ
˶Ϫ͉Ϡ˸ϴ˴γ˴Ϡ˴ϋ˴ϭ ϦΑ΍
Ϳ
˵ ˸ϴ˴Ϡ΍˴ϋϦϋ
ϰ͉
Ϡ΍˴λϰ͉
˶Ϳ΍ ˶Ϳϝ
˵ ΍˸ϮϱάϣήΘϟ΍ϭ
γ
˵ ˸Ϯ˴έγ
ϰ˴Ϭ˴ϧ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
(
ϪϴϠϋ
Ϫ
˶
Ϳ
˵
Ϡ
λ
˴
ϝ
˴
ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ΍
Ϳ
˵ ΍ Ϧϋ
ϰ͉Ϡ˴λϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸ϮϱάϣήΘϟ΍ϭ
γ
˵ ˴έ˵ ˴έϰ˴Ϭ͉ϥ˴ϧ·
“Rasulullah s.a.w. melarang jual(ήϤϋ
beli (yang
gharar.”
ϦΑ΍ Ϧϋmengandung)
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
(˽
((˽˾
(˽
Ϭ˴ϧ ϰ˴
˴Ϣ͉ϠϬ˴γ˴ϧ˴ϭ˴Ϣ͉Ϡ˶Ϫ˴γ˸ϴ˴Ϡ˴ϭϋ ˶ϪͿ
˵˸ϴ˴Ϡ΍˴ϋϰ͉Ϳ
΍ ˴ϝ͉ϲ
˸Ϯγ
˵˶Β͉Ϩ˴έϟ΍ ͉ϥ˶·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃(ϪϴϠϋ
ϩ΍ϭέϖϔΘϣ
) ˳Δ˴ό)˸ϴ˴Α˶ζ
˸ϲ˸Π˶ϓ ͉Ϩ˶Ϧϟ΍˸ϴ˴Θ˶Ϧ˴ό˴ϋ˸ϴ˴Α ϰ˴
˸Ϧ˴ϋ
˵Ϡ˴λ
΍ ϰ͉˶ͿϠ˴λ
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍(ϲ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝϱάϣήΘϟ΍ϭ
˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(˾
˿
(˾
(˾
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ(ϲ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟ΍ϭ
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ(˴ϋϲ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟ΍ϭ
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
(ϲ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
(˿
(˿
(˿
dinyatakan shahih oleh Tirmizi, Ibn Khuzaimah, dan Hakim).
(HR. Muslim, Tirmizi, dan Nasa’i dari Ibnu Umar).
“Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu”
(Muttafaq ‘alaih).
“Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli.” (HR. Abu
Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i).
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ Ϫ˵ π
˴ ˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
(̀
(̀
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
Ύ˱ϣ΍˴ή)˴ΣΎ˱ϣ͉Ϟ΍˴ή˴Σ˴Σ˴΃ ͉Ϟ˸ϭ˴Σ
˴΃ ˴΃˱ϻ˸ϭ˴ϼ˴΃ ˴Σ˱ϻ˴ϼ˴ϡ˴Σ͉ή˴Σ˴ϡ͉ήΎ˱˴ΣΤ˸ϠΎ˱λ
˵σ˸ή˴η͉ϻ˶·͉ϻ˴Ϧ˶· ϴ˶˸ϢϤ˶Ϭ˶Ϡ˶σ
˸δϭ˵
Ϥ˵ ˸ϟή΍ η
˸ϴ˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰ˶΋˴ϥΎ˴ΟϮ˵Ϥ˶Ϡ΢
˵˸δ˸ϠϤ˵͊μ˸ϟ΍˴ϭϟ˴΍
ϩ΍ϭέ
˵ ˴Ϧϰ˴
ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η(ϑϮϋ
͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϦΑϭ˵ήϭήϤϋ
η
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϦϋ
˴ϥϮ˵ϱάϣήΘϟ΍
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍
(́
(́
“Janganlah menjual sesuatu hingga kamu menguasainya.” (HR.
Baihaqi dari Hakim bin Hizam).
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
Κ
˵ yang
˶ϟΎ˴Λ Ύ˴haram;
ϧ˴΃ :ϰ˴ϟΎ˴όdan
˴Η Ϳ
˵ kaum
΍ ϝ
˵ ˸ϮϘ˵muslimin
˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γterikat
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋdengan
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉syarat-syarat
Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵mereka
˴έ ͉ϥ·
˵kecuali
Λ Ύ˴ϧ˴΃Ύ˴syarat
˵ Ύ˴΍Χϝ
˵mengharamkan
˸Ϯ΍˴ΫϘ˵˶Έ˴ϳ˴ϓ :ˬ˵˴ϝϪΎ˴˴Βϗ˶Σ˴ϢΎ˴λ
͉Ϡ˴γ˴ϭ yang
˵ ΍˸ϦΨ
˵˴Ϝ˸ϳ˴έ˶ή͉θ͉ϥϟ΍·
Ϫ˵ Κ
˴Β˶Σ˶ϟΎ˴Ύ˴λ
Ϥ:ϫ˵ϰ˴Ϊ˵ϟ˴ΣΎ˴ό˴΃˴Ηyang
˴ϥͿ
Ύ˴Ϥ˶Ϫϫ˵˸ϴ˴ϠΪ˵˴ϋ˴Σhalal
˴΃Ϳ
˵ϰ͉atau
˴ϳϠ˴λ˸Ϣ˴ϟ ˶Ϳmenghalalkan
Ύ˴ϣ΍ ˴ϝ˶Ϧ˸Ϯ˸ϴγ
Ϫ˵yang
˴Β˶ΣΎ˴(λ
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ(HR.
˴΃ ˴ϥΎ˴Al-Tirmizi
Χ ΍˴ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶Σdari
Ύ˴λΩϭ΍Ω
Ύ˴Ϥϫ˵ ϮΑ΃
Ϊ˵ ˴Σbin
˴΃ϩ΍ϭέ
˸Ϧ‘Auf).
Ψ
˵ )˴ϳ Ύ˴Ϥ˸Ϣ˶Ϭ˴ϟ ˶Ϩ˸ϴ˴ΑΎ˴ϣ˸Ϧ˶ϣ˶ϦΖ
haram”
‘Amr
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
˵˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˸Ο˶ή˴ή͉θ˴Χϟ΍
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ
˴ϻ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ Ϳ΍ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
˴ϻ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ Ϳ΍ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
( ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ
( ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ
118
(̂
(̂
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
3.
3.
Kaidah Fiqh:
Kaidah Fiqh:
(˺˹
(˺˹
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ
Ϫ˵ ˴πϦΑ˶Β˸Ϙ˴ΗϭήϤϋ
ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ϧϋ
Ό˸ϴ˴η ϱάϣήΘϟ΍
͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϑϮϋ
(̀
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
΃ ˱ϻ˴ϡϼ͉ή˴Σ˴Σ ˴ϡ͉ήΎ˱Τ˴Σ˸Ϡλ
˵˴Ϧ˸ϴϰ˴
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϟ˴ϭ΍
Ύ˱ϣϩ΍ϭέ
΍˴ή˴Σ) Ύ˱͉Ϟϣ˴Σ΍˴ή˴΃˴Σ˸ϭ͉Ϟ˴΃ ˴Σ˱ϻ˴΃ ˴ϼ˸ϭ˴Σ
˵Ύ˱σ˸ή͉ϻ˴η˶· ͉ϻ˴Ϧ˶·ϴ˶Ϥ˸Ϣ˶ϬϠ˸δ˶σϤ˵ϭ˵˸ϟ΍ήη
˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰ˶΋˴ϥ
Ύ˴ΟϮ˵Ϥ΢
˵˶Ϡ˸δ˸Ϡ͊μ
Ύ˱ϩ΍ϭέ
ϣΚ
˵˴ϢΎ˱σ
˴Ϧ
Ϥ˵ϭ˵˸ϟϰ͉
˴Ϧ˸ϴϰ˴
˴Α Ϡ˶Ϳ˴ϋ˲ΰϦϋ
˵˶Ϡ˸δ˴έ˸Ϡ͊μ
˵ ΍˴ή˶ϟΎ˴˴ΣΛ) Ύ˴Ύ˱ϧϣ͉Ϟ˴΃΍˴˴Σή:˴΃˴Σ
ϰ˴ϟ˸ϭΎ˴͉Ϟό˴΃˴Σ˴Η ˱ϻ
˵ ˸ϭ˴ϼ΍˴΃˴Σ˱ϻ
ϝ
˵ ˸Ϯ˴ϼ˴ϡϘ˵͉ή˴Σ˴ϳ ˴Σ:˴ϡ˴ϝ͉ήΎ˱Ύ˴Τ
͉Ϡ˴γ˸ή˴ϭ͉ϻ˴η˶·˶Ϫ(͉ϻ˸ϴϑϮϋ
˴Ϡ˶·˴ϋϴ˶˸ϢϤ˶ϬͿ
˵˶Ϡ˸δ˶σ΍ϦΑ
΍˶΋˴ϥΎ˴˴ϝΟϮ˵˸ϮϱάϣήΘϟ΍
˵΢
˴΃Ϳ
˴Σϗ ˸Ϡλ
ή΍ ϭήϤϋ
η
˵Ϡ˴λ
Ϥγ
Ϥ˵ ˸ϟ͉ϥ΍˴ϭϟ˴΍·
ϩ΍ϭέ
͉ήϪ˴Σ˴Β˶ΣΎ˱Ύ˴σλ˸ή˴ηΎ˴(Ϥ͉ϻϑϮϋ
η
˵˴ϳ ˸Ϣϰ˴
Ϥ˸ϴ˴Ϝ˶Ϡ˸δ˸ϳ˶ήϤ˵ ͉θ˸ϟ΍˴ϭϟ΍
Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴)λΎ˱ϣ΍˴ήΎ˴Ϥ˴Σϫ˵ Ϊ˵͉Ϟ˴Σ˴Σ˴΃ ˴΃ ˴ϥ˸ϭΎ˴˴΃Χ˱ϻ˴ϼ΍˴Ϋ˴Σ˶Έ˴ϓ ˴ϡˬ˵
ϫ˵ ˶·Ϊ˵ ˴Σ˸Ϣ˶Ϭ˴΃ ˶σϦΑ
˸Ϧϭ˵Ψ
˵ήϭήϤϋ
˴ϟ Ϡ˴ϋΎ˴Ϧϋ
ϣ˴ϥϮ˵
˶ϦϱάϣήΘϟ΍
(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ
(́
(́
((́
̂
Κ
˵“Rasulullah
ό˴΃˴Η ˱ϻͿ
˵ ˴ϼ΍ bersabda,
˸ϴ˴Ϡ˴ϋϴ˶Ϥ˶ϠͿ
˵˸δberfirman:”Aku
˵˸Ϡadalah
˴έ ϟ˴͉ϥ΍ ·
((̂
Ύ˱ϣ˶ϟ΍˴Ύ˴ήΛ ˴ΣΎ˴ϧ˴΃͉Ϟ:˴Σϰ˴˴΃ϟΎ˴˸ϭs.a.w.
˴Σϝ˵ ˸Ϯ˴ϡϘ˵͉ή˴ϳ ˴Σ:˴ϝΎ˱Ύ˴ΤϗAllah
˸Ϡλ
˵˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ͉ϻTa’ala
˶·˶Ϫ˴Ϧ
Ϥ˵΍ ˸ϟ΍ϰ͉˴ϦϠ˴λ
˸ϴ˴Α ˲ΰ˶Ϳ˶΋΍Ύ˴Ο˴ϝ˸Ϯ΢
˵γ
͊μ
́
Pihak
Ketiga
dari
dua
pihak
yang
berserikat
selama
salah
satu
pihak
˵Κ
Ϫ
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
ϥ
˴
Ύ˴
Χ
΍˴
Ϋ
Έ
˶
ϓ
˴
ˬ˵
Ϫ
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
ϟ΍
˵ ϩ΍ϭέ
˶ϟΎ˴Λ Ύ˴)ϧ˴΃ Ύ˱:ϣϰ˴
ϟ
Ύ˴
ό
Η
˴
Ϳ
˵
΍
ϝ
˵
Ϯ
˸
Ϙ
˵
ϳ
˴
:
ϝ
˴
Ύ˴
ϗ
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϳ
˶
΍
ϝ
˴
Ϯ
˸
γ
˵
έ
˴
ϥ
͉
·
(
̂
΍˴ή˴Σ ͉ϞͿ
˸ϭ˸Ϯ˴΃Ϙ˵ ˴ϳ ˱ϻ:lainnya.
˴ϼ˴Σ ˴Ϣ˴ϡ͉Ϡ˴γ͉ή˴ϭMaka,
˴Σ ˶ϪΎ˱˸ϴσ
˸ήapabila
˴ηͿ
͉ϻϰ͉˶· Ϡ˴λ
˸Ϣsalah
˶Ϭ˶σϭ˵΍ήsatu
η
˵ ˸Ϯγ
ϰ˴Ϡ˴ϋ͉ϥ·˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δ˵Ϥ(˸ϟ΍˴̂ϭ
Κ
Ύ˴ϧmengkhianati
˴΃ Ύ˴:ϤϢϠγϭ
ϰ˴
˵˴ϥ˴Σ΍Ύ˴Χ˴΃ϝ
˵Ϳ΍
˵˴΃ ϩ΍ϭέ
΍˸ϦͿ΍
tidak
yang
Ϧϋ
(˺˹
(ϝΎϗ
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
)˴ϳΪΒϋ
Ύ˴Ϥ˸Ϣ˴ϟ˶Ϭ˶Ϳ
˶ϨϦΑ
˸ϴΎ˴ϦΑ
˴Αϣ˸Ϧ˴ϝήϤόϣ
˶ϣϦ
˵˵˴Ϝ˸ϳ˴έpihak
˸Ο˶ήϦϋ
˴ή͉θϦϋ
˴Χϟ΍ ϱάϣήΘϟ΍
Ϫ˵˵ ˴ϻ
˴Β˶Σ˶ϟΎ˴:Ύ˴Λλ
ϫ˵ ϟΪ˵Ύ˴˴Σό˴Η˴΃ ϪϴϠϋ
΍˴ΫϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˶ΈϰϠλ
˴ϓ ˴ϝˬ˵ϪΎ˴ϗ˴Β˶ΣͿ΍
Ύ˴λϝϮγέ
Ύ˴Ϥϫ˵˴Ϡ˴ϋΪ˵ϮΑ΃
˴Σ
Ψ
˵(ϑϮϋ
˸ϴΖ
ϭήϤϋ
Ϫ˵ mengkhianati
˴Β˶ΣΎ˴λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
ϥ
˴
Ύ˴
Χ
΍˴
Ϋ
Έ
˶
ϓ
˴
ˬ˵
Ϫ
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
ϟ΍
yang
lain,
Aku
pun
meninggalkan
keduanya.”
(HR
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
Ί
˲
σ
˶
Ύ˴
Χ
ϻ
͉
·
˶
ή
˵
Ϝ
Θ
˴
Τ
˸
ϳ
˴
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ
al-Hakim,
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ al-Daraquthni,
ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ dan
ϩ΍ϭέal-Baihaqi).
) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ
Abu( Dawud,
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
(́
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ϥ
˴
Ϯ˵
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
˴ϻΚ
:
ϝΎϗ
ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ
Ϳ΍
ϰϠλ
Ϳ΍
ϝϮγέ
Ϧϋ
Ϳ΍
ΪΒϋ
ϦΑ
ήϤόϣ
Ϧϋ
(
˺˹
˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃ :ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η Ϳ
˵ ΍ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝ3.
Ύ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵Kaidah
΍ ϰ͉Ϡ˴λ Fiqh:
˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(˸ϟ΍˴̂ϭ
(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
Ί
˲
σ
˶
Ύ˴
Χ
ϻ
͉
·
˶
ή
˵
Ϝ
˶
Θ
˴
Τ
˸
ϳ
˴
˴ϻ˸Ϧ:˶ϣ ϝΎϗ
ϰϠλ
ϝϮγέ
Ϳ΍ Ύ˴ΪΒϋ
ήϤόϣ
Ζ
˵ ˸ΟϢϠγϭ
˴ή˴Χ Ϫ˵ ϪϴϠϋ
˴Β˶ΣΎ˴λͿ΍
ϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˴ϥͿ΍
΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵ϪϦϋ
˴Β˶ΣΎ˴λ
Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴ΣϦΑ
Ψ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟϦϋ
Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή((˺˹
͉θϟ΍
˴ϻ : ϝΎϗ
ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ
Ϳ΍Ύ˴ϤϰϠλ
Ϳ΍Ύ˴ΧϝϮγέ
Ϧϋ
Ϳ΍ )ΪΒϋ
ϦΑΎ˴˴΃Χ˸ϦήϤόϣ
Ϧϋ
˺˹
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
Ί
˲
σ
˶
ϻ
͉
·
˶
ή
˵
Ϝ
˶
Θ
˴
Τ
˸
ϳ
˴
“Dari Ma’mar
bin
Abdullah,
dari
Rasulullah
s.a.w.
bersabda:
(
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˴
Ϥ
Ϭ
˶
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴(ϣ ϢϠδϣ
Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲϩ΍ϭέ
˸΍ ˶Ε˴ϼ) ˴ϣ˲ΊΎ˴ό˶σϤ˵ Ύ˴˸ϟΧ΍ ϰ˶
(˶Ϩ˺˸ϴ˴Α
͉ϻϓ˶· Ϟ˵ή˵ ˸λ
˶Ϝ˴Θ˸Τ˴Ϸ˴ϳ΃
Tidaklah melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang
yang Κ
˵bersalah.”
˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃ :ϰ˴(HR
ϟΎ˴ό˴Η Ϳ
˵ Muslim).
΍ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang
ϝΎϗ dalil
ϢϠγϭyang
ϪϴϠϋmengharamkannya.”
Ϳ΍ ϰϠλ Ϳ΍ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
tidak:ada
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
(̂
3.
Kaidah Fiqh:
Ϧ
˸
ϣ
˶
Ζ
˵
Ο
˸
ή
˴
Χ
˴
Ϫ
˵
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
ϥ
˴
Ύ˴
Χ
΍˴
Ϋ
Έ
˶
ϓ
˴
ˬ˵
Ϫ
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
ϟ΍
3. Kaidah
Fiqh:
: ϝΎϗ ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ 3.
Ϳ΍ ϝϮγέϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϦϋKaidah
Ϳ΍ ΪΒϋ Fiqh:
ϦΑ ήϤόϣ
(˺˹˸ϴ˴Α
˲ϊϓ˶ΑΎ˴Ϟ
ϊ˵Ϧϋ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃˶ΑΎ͉˴ϷΘϟ΍ϩ΍ϭέ
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ(˶ϟ˴Ω3.ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Kaidah
Α˶Ϲ˸΍ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴Fiqh:
όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶
˵Η ˸λ
΃ ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ(˶Ϩ˻
˺
( ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
(˺
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
(˺
“
(˺˹
(˻
3. :
Kaidah
Mengingat
1. ( Fiqh:
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέFirman
) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻAllah
˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
(˻
SWT.,Ύ˴Ϭ˶Ϥantara
lain:
Η ϊ˵ ˴Ϸ˶ΑΎ͉Θ΃ϟ΍
(˻
˵˶ΑΎ˴˸λ
˺
“ ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ˲ϊϞ
“Yang mengikuti itu sama hukumnya dengan yang diikuti.”
3. ) …Ύ˴ΑKaidah
(˻̀˾ : ΓήϘΒϟ΍
͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ Fiqh:
˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
(˺
:
1.
Firman Allah
Memperhatikan : 1. Mengingat
Pendapat ulama, antara lain:
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τlain:
˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω: ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α1.
˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ˲ϊFirman
ϰ˶˶ΑΎ˴ϓΗ Ϟ
˵ϊ˵ ˸λ
˺
SWT., antara
˶ΑΎ͉Θ˴Ϸϟ΍΃Allah ((˻
Mengingat
1) Pendapat Ibnu Qudamah
juz Firman
5/173 [Beirut:
Mengingat
: dalam Al-Mughni
1.
Allah Dar
SWT.,
antara
lain:
al-Fikr,
tanpa
tahun] :
SWT.,
antara
lain:
(˻̀˾ : ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
(˺
.˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˲ϊ˸ϳ˶ά˶Α͉ϟΎ˴΍Η Ύ˴ϊ˵Ϭ˶Α͊ϳΎ͉˴΃Θϟ΍Ύ˴ϳ
((˻
˻˴ϭ
(˻̀˾
ΓήϘΒϟ΍
) Ϫ˵…
˴ϭ ˴ϊ˶Σ˸ϴ˴Β˶Ϧ
˸ϟ΍ ˸ϴͿ
˵˴Ϝ΍˸Ϯ˸ϳ΍˶ήϠ˵˴ό͉Ϟ͉θ˸ϔ˴Σ˴Ηϟ΍˴΃˸ϢΪ˵˴ϭ˴ϟ ˴Σ…
˴Θ˶·˸θ˴ϭ ˴ϳ ˶ϪϪ˵˶ϟ˸Ϯ͉ϧ:˴Ϸγ
˶˴έ˴ί˴ϭΎ˴Ο˶Ϳ
˶ή˴ϡ˸ήη͉ή˴Τ˴ΣΔ˶Α͉μ
α
˵ ˸ϭ˯˵ ˶ϩέ˵˶ή˸ϴ˸Ϣ˴ϏϜ˵ ˴Ϡ˴Ϛ
˴ϓ ˸Ϡ˸Ϣ˶ϣΘ˵˸Β˸ϱ
Η˵ ˶ή˸ϥ
΍˸Ϩ˶ϣ˴ϦΎ˴Ύ˴˶Ϫ˶ϣΑΑ͋ή͋ή˶Ϝ˸ϳϟ΍ϟ΍˳Ώ
˸ϥ˴΃ ˶Έϯ˴
˴ϓ ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ((˶·˺
(˻̀˾
: ˵ΓήϘΒϟ΍
)…
˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ΍˸Ϯ˴ϊϧ˵˸ϴ˴Ϋ˴Β˸΄˸ϟ˴ϓ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
˺
“Jika salah(seorang
dari dua
orang) berserikat
˻̀́ -˻̀̂
: ΓήϘΒϟ΍
˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻmembeli
˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψporsi
˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵mitra
˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ serikatnya,
hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.”
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˶· ˸Ϡ˶ϣΎ˴Α͋ή˸ϱϟ΍˶ή˴Ϧ˴Θ˸θ˶ϣ˴ϳ ˴ϲ
Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˴ίΎ˴Ο΍˸ϭϪ˵έ˵ ˸Ϩ˴Ϋ˶ϣ˴ϭ˶Ϫ˶Ϝ˴Ϳ˸ϳ˶ή΍ ˴η΍˸ϮϘ˵˴Δ͉Η͉μ
˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ά͉θ͉ϟ΍ ϟ΍Ύ˴ϬΪ˵ ͊ϳ˴Σ˴΃ ˴΃Ύ˴ϳϯ˴ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ(˶·˻˴ϭ
.2)
Dr.
˶Δ˴Ϧ˴Β˸ϴ˸δ˶Ϩ˶ϣ˶ϨPendapat
˶Α˸Άϣ˵˶Δ˴ϛ˸Ϣ˸ήΘ˵˸Ϩ͋θϛ˵ ϟ΍˸ϥϰ˶
ϓ ˯˵ Ύ˴ϛWahbah
˴ήη
˵ ˶Ϣ˶ϘϬ˵ ˴Α˸γΎ˴˴Ϸϣ al-Zuhaili
˸΍ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴΃ ͉ϥdalam
˴Ϸ˶΍ Ύ˱ϋ΍˸Ϯ˸ήϨ˵ ˴ϣ˴η΁Al-Fiqh
˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ Al-Islami
˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ
˵ ϣ˵ ˴Ύό͉wa
Θϟ΍
˵.˱Γ˴Ϧ˴έ˸ϴΎ˴˶Ϩ˸ϭΠ
α
˵˶ϣAdillatuhu
˯
˵˸Ά˶Η ϣ˵ ˴ϥ˸Ϣ˸ϢϮϜ˵Θ˵Ϝ˵˸Ϩ˴Ϡϛ˵˴Η˴ϓ ϥ˸ϥ˸ϢΘ˵˴΃˶·˸ΒΗ˵juz
έ
ϥ
˸
·
˶
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϟ
˶
Ϯ
˸
γ
˵
έ
˴
ϭ
˴
Ϳ
˶
΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
Ώ
˳
ή
˸
Τ
˴
Α
˶
΍˸
Ϯ
ϧ
˵
Ϋ
˴
΄
˸
ϓ
˴
΍˸
Ϯ
Ϡ
˵
ό
˴
ϔ
˸
Η
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
ϥ
˸
Έ
˶
ϓ
˴
3/1841:
Ύ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
ϲ
˴
Ϙ
˶
Α
˴
Ύ˴
ϣ
΍˸
ϭ
έ
˵
Ϋ
˴
ϭ
˴
Ϳ
˴
΍
΍˸
Ϯ
Ϙ
˵
Η
͉
΍
΍˸
Ϯ
Ϩ
˵
ϣ
˴
΁
Ϧ
˴
ϳ
˸
ά
˶
ϟ
͉
΍
Ύ˴
Ϭ
ϳ
͊
΃
˴
Ύ˴
ϳ
͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ
.˳ϢϬ˵ ˸γ˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ(Ύ˼˻˴ϣ
.˵ ˴Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˸Άέ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸ϥΘ˵ ˸Β˶·(Η˵ ˻̀́
Ύ˴Α˸ϥ͋ή˶·ϟ΍˴ϭ -˴Ϧ˶Ϫ˻̀̂
Ύ˴ϣ˶Ϳ΍΍˸ϭ˴Ϧ
έ˵ ˴Ϋ˴ϭ ˸Ϯ˴ͿϤ˵˸ή΍˴Ϡ˸ψ˴Τ΍˸ϮΗ˵˶Α Ϙ˵˴ϻ͉Η΍˸΍Ϯ˴ϭϧ˵΍˸˴ΫϮ˴ϥ˸΄Ϩ˵˴ϓ˸Ϯ˴ϣϤ˵΁΍˸˶ϠϮ˴Ϧ
˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ
˴΃Ϯ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓϳ˴΃
(˻
α
˶ϟ˶ϣ˸Ϯγ
˵˴ϲ˴έ˶Ϙ:˴Α˴ϭ ΓήϘΒϟ΍
˸ϔ˴Η͉ϟ΍΍˴˸Ϣ˸ϢήΎ˴Ϝ˵˴ϟϬ˴Η˶ϟ͊ϳ΍˴˸ϥ
(˻̂)˶ϣϥ: ˳Ώ
˯ΎδϨϟ΍ ) …˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ˸ψϠ˵˴ό˳ν
Ϧ
˴ϋ
α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵˶Δ˴Β˸δ˸Ϣ˶ϨϜ˵ ˶Α˴Ϡ˴ϓ˶Δ˴ϛ˸Ϣ˸ήΘ˵(˸Β͋θΗ˵˻̀́
˸ϟ΍ϥϰ˶
˶·˴ϭϓ-˻̀̂
˶Ϫ˯˵ ˶ϟΎ˴˸Ϯϛγ
˵˴ή˴έη
ϭ
˴
Ϳ
˶
΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
Ώ
˳
ή
˸
Τ
˴
Α
˶
΍˸
Ϯ
ϧ
˵
Ϋ
˴
΄
˸
ϓ
˴
΍˸
Ϯ
Ϡ
˵
ό
˴
ϔ
˸
Η
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
ϥ
˸
Έ
˶
ϓ
˴
˵: ΓήϘΒϟ΍
˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍) ˴Ώ
˴ϥΎ˴˸ϮΤϤ˵ ˸λ
˴Ϡ˸ψ˴΃Η˵ ͉ϥ˴ϻ˴Ϸ˴ϭ ˶˴ϥΎ˱ϋ˸Ϯ˸ήϤ˵ ˴η
˶Ϡ˸ψ˴Η˲ΰ˴ϻ˶΋Ύ˴Ο˸ϢϜ˵ ˶ϟ˶Ϣ΍˴Ϭ˵Ϯ˸γ˸ϣ˴΃˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
(˻̀́ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ΍ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ.˳ϢϬ˵˸ϢϜ˵˸γ˶ϟ˴΃΍˴Ϯ˸Ϧ˸ϣ˶ϣ˴΃ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ
menyatakan:
halaman
dengan
saham
˱Γ...
˴έ˶Ϳ
Ύ˴Π΍“Bermuamalah
˶Η ˶Ϟ˴ϥ˸π
˸ϮϜ˵ ˴ϓ˴Η 369-375)
˸ϥ
Α ˸Ϣ˸έϜ˵ ˴Ϩ(melakukan
Ϝ˵ ˴ϟϓ΍˴Ϯ΍˸˸ϣϭ˴΃ή˵ ΍˸˶θϮ˴ΘϠ˵kegiatan
ϛ˵˸ϧΎ˴˸΄ϓ˴Η˴ϻΓ˵ ˴ϼ΍˸Ϯ͉μ
Ϩ˵ ˴ϣϟ΍΁transaksi
˴Ϧ˶Ζ˸ϳ˶ά˴ϴ͉ϟ˶π
΍ Ύ˴ϗ˵Ϭ͊ϳ΍˴˴΃Ϋatas)
˼
˸Ϧ˴΃˶ϣ ͉ϻ΍˸Ϯ˶· ϐ˵˶Ϟ˴Θ˸Α˶σ΍˴ϭΎ˴Β˸ϟΎ˶˶ν
˴Ϸ˸ϴ˴Α˸΍ ˸Ϣϰ˶
˶ΈΎ˴˴ϓϳ
((˽
hukumnya boleh, karena pemilik
saham
adalah
mitra
dalam
perseroan
(
˻̂
:
˯ΎδϨϟ΍
)
…
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
ν
˳
΍˴
ή
Η
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
˱Γ˴έΎ˴Π˶Ηsesuai
˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Ηdengan
˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· saham
˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Αyang
˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴdimilikinya.”
˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ(΁˺˹
˴Ϧ˸ϳ˶ά:͉ϟ΍ΔόϤΠϟ΍
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴)ϳ
(˼
ϳ369-375)
˶έ˶· Ύ˴Π˶Ϟ͋Θ˶σϟ΍Ύ˴Β˸ϟΎ˶˶Ε
˸ή˴Ϩ˸ϴ͋θ
Ύ˴΍˸ΒϮ˵ϣϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˳Ε
Ύ˴δ΍˸Ϯ͉γϨ˵ ˴ϣ˴Ά΁ϣ˵ ˴Ϧ˸ϳϰ˶
Ϭ˵˴΃ ˸γΎ˴ϳ˴΃ (ϲϧΎΜϟ΍
˱Γ˴έ˶ϭΎ˴˴΃Π˶Η˶Δhalaman
˴ϥΣ˸ϮΎ˴ΒϜ˵˵Ϥ˴Η˸ϟ΍˸ϥ˴΃˶Δ͉ϻ
Α ˸ϢΎ˴ϛϜ˵menyatakan:
˴Α (ϟ˴˸ϢΎ˻̂
Ϝ˵ϛ˴ϟ΍˴Ϯ˳Δ:˸ϣ˴Σ΃˯ΎδϨϟ΍
˶ά͉ϟ΍ϓ΍˴ήΎ˴Ϭ˴Η˲Ϣ͊ϳ˸Ϧ
(˼)
)˴ϻ…
˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν
˴ϋ
ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫ(Ύ˴˻̂
δϤ˵ ˸ϟ:˴΍ ˯ΎδϨϟ΍
:˶ϩ˶άϬ˴ϓ )˶Δ…
˴ΣΎ˴Β˸Ϣ˵ϤϜ˵˸ϟ΍˸Ϩ˶ϣ ˶Δ˳ν
͉ϴ˶ϋΎ˴΍˴Ϩή͋μ
˴Η ˸Ϧϟ΍˴ϋ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
˲Δ˴ϟ˶Ϳ
Ύ˴Ϭ΍˴Ο˶ϭ˴΃˶Ϟ˴ϻ˸π˶Δ˴ϭ˴Σ˴ϓ ˲έΎ˴Β˸ϦϤ˵˴ή˶ϣ˸ϟ˴Ϗ΍ ΍˸ϮΎ˴˶ΔϬϐ͉ϳ˵˸ϴ˶έ˴Θ˶ϓ˸ΑΎ˴΍˴Πϭ˴β͋Θϟ΍˶ν
˸ϴ˴ϟ˴ϭ˶Ε˸έ˱ΓΎ˴˴Ϸ˴έϛ˸΍˸ϮήϬ˵͋θϰ˶
˸θϟ˴ϓΎ˴ϣϛ ΍˸ϭ˸ϭ˳Δή˵˴΃ ˴Σ˶θ˱ΔΎ˴˴Θ˴ϓΒ˸ϧ˸ϭϣ˵Ύ˴ϓή˵ ˸ό˳Ε
˴ϣ˴ϼΎ˴͉μ
Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ΍˴ϴϰ˶
˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ΍˴˴ϓΫ˴΃˶· ˬΎ˴
Ϭ˶ϤϬ˵ (˸γ˽)˴΃
...
(˺Ω˵ ˸Ϯ:ό˵ ΓΪ΋ΎϤϟ΍
)΍ …
˶Ω˸ϮϘ˵˸Ϧό˵ ˸ϟ˶ϣΎ˶Α ˲˯΍˸Ϯ˸ΰϓ˵ ˸ϭΓ˵Ο
˴΃ ΍˸δ˴ϢϮ˸Ϭ͉γϨ˵ϟ΍˴ϣ͉δ˴Ά΁ϟ΍ϣ˵˶Ζ
˴Ϧ˸ϳ͉ϥ˶ά˶π
͉ϟ˴Ϸ΍ϓ ˶Ύ˴ϗ˵Ϭˬ˲˲Ϣ͊ϳ΍˴Γ˴΃Ϭ˵Ϋ˴ΰ˶Έ˸γ
Ύ˴ϳ˶΋Ύ˴Ο (ϲϧΎΜϟ΍
(˾
˳΢˸Α˶ή˶Αϊ˵ ˸ϴ˶Ϫ˴Α˴ϭ˶Β˶ΣΎ˴Ύ˴Ϭλ
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ϳ
˴
ϝ
˶
Ύ˴
Ϥ
ϟ
˸
α
˶
΃
˸
έ
˴
˵
Δ
˲
˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴Β(Ϥ˵ ˺˹
˸ϟ΍ ˶Δ:͉ϴ˶ϋΔόϤΠϟ΍
Ύ˴Ϩ͋μϟ΍ ) ˶ΕΎ˴δ͉γ˴θ˴Ά˶ΣϤ˵ Ύ˴˸ϟϓ΍
΍˸Ϯϐ˵ .˴Θ˸Α͈Ϛ΍˴ϭ˴η Fatwa
˶ν
έ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
Γ
˵
ϼ
˴
μ
͉
ϟ΍
Ζ
˶
ϴ
˴
π
˶
ϗ
˵
΍˴
Ϋ
Έ
˶
ϓ
˴
(
˽
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣKumpulan
ϰ˶
ϓ
΍˸
ϭ
ή
˵
θ
˶
Θ
˴
ϧ
˸
Ύ˴
ϓ
Pasar
˴ϼ˴β˶Α ˸έϴ˲ϝ˴ϟ˴ϭϷ˴ϼDSN-MUI
ˬ˶˸ϭ˶θΔ˴΃˴Θ˴ϋ˸ϧ˱ΔΎ˴Ύ˴ϓ˴Ϩ˸ϭ͋μ
ϭ Δ˵˶Γϟ΍Modal
˶ΐ
ϰ˶
Ϭ˴Ο˴ϓ ˴ϻ˸Ϧ˴ϭ˶ϣ ˲έ΍˸˴ήϮ˴Ϗ
˸θ΍˸ϭϭ˴ϣή˵ Terkait
ή˵Γ˴ϼ˸όϟ΍˴˴ϣ͉μ
˴ϛ˴έ˸ήΎ˴Π͋θ͋Θϟ΍ϟ΍Syariah
˶Ζ
˶ϤϬ˵η(˸γ˽Ύ˴ϧ˴΃
ϐ˵ ˴Θ˸ΑΎ˴΍˴Ϭϭ˸ϴ˶ϓ˶ν
˸΍˱Γ˴Σ˴έϰ˶˸Ϯ˶ϩϓϬ˵˶άϫ˴
ϗ˵ ˴ϧ˸δΎ˴΍˴ϛΫ˴ϛ˶Έ)˴ϓ΍˴Ϋ˸Ϧ˶·˶ϣˬΎ˴˳˯Ϭ119
...˶Ϳ΍ ˲Δ˶Ϟ˴ϟΎ˴˸π
(˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π
ΔόϤΠϟ΍
˳΢˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶α˸΃˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ
˵ ˴Ϣ(˸Ϭ˺˹
͉δϟ΍: ͉ϥΔόϤΠϟ΍
˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ)˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
.͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α
Κ
˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃ :ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η Ϳ
˵ ΍ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(̂
˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ˲ϊΩϭ΍Ω
˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ϮΑ΃
˶ΑΎ͉Θϟ΍ϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ(˶Ϩ˸ϴ˻˴Α
: ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ Ϳ΍ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
(˺˹
3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada
( ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ
perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis yang mubah, antara
lain
: ϝΎϗ
ϰϠλ
Ϳ΍
˶ϩdikemukakan
˶ή“˸ϴϢϠγϭ
˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣϪϴϠϋ
˸ϱ˶ήͿ΍
˴Θ˸θ˴ϳoleh
Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˴ίDr.
Ύ˴Ο ϝϮγέ
Ϫ˵ Muhammad
˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳϦϋ
˶ή˴η Ϳ΍
˴Δ͉μΪΒϋ
˶Σ‘Abdul
˶ϦϦΑ
˸ϴ˴Ϝ˸ϳήϤόϣ
˶ή͉θGhaffar
ϟ΍ Ϊ˵Ϧϋ
˴Σ˴΃ ϯ˴ήal-Syarif
˴Θ˸η΍(˶ϥ˺˹
˶·˴ϭ
(al-Syarif, Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah, ([Beirut:
Dar) Ibn
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ
˲Ί˶σΎ˴Hazm,
Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ1999],
˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ
3.
Kaidah
Fiqh:
halaman 78-79); Dr. Muhammad Yusuf Musa (Musa, al-Islam wa
“
Musykilatuna
al-Hadhirah, [tanpa tempat: Silsilah al-Tsaqafah alΎ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
(˺
Islamiyah,
˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍1958],
ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛhalaman
˴ήη
˵ 3.˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ58);
˸΍ ˴ΏKaidah
Ύ˴ΤDr.
˸λ˴΃ Muhammad
͉ϥ˴ϷFiqh:
˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴ΟRawas
˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸ΎQal’ahji,
˶Α Ϟ
˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
(Qal’ahji, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi .Dhaw’i
˳ϢϬ˵ ˸γ˴΃ ˸Ϧ˶ϣal-Fiqhi
˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ wa
Ύ˴ϣ
al-Syari’ah,
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή[Beirut:
˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲ϞDar
˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝal-Nafa’is,
Ϊ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴1999],
Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼhalaman
˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ56).
Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
(˺
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
4) Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa
al-Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H],
halaman 369-375) menyatakan:
halaman 369-375) menyatakan:
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
(˻
(˻
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ ˴Ϛ˸Ϡ˶ϣ ˸ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ Ϫ˵ ͉ϧ˴Ϸ˶ ˴ίΎ˴Ο Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˶Ϫ˶Ϝ˸ϳ˶ή˴η ˴Δ͉μ˶Σ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ϯ˴ή˴Θ˸η΍ ˶ϥ˶·˴ϭ
ϭ˶ ˴΃ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴΃ (ϲϧΎΜϟ΍)
ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
ϟ΍ Ϊ˵˴ϧΎ˴˴Σϛ˴΃ ΍˴ϯ˴
˴Θ˸ηϬ΍˶Ϥ˶ϥϬ˵ ˸γ˶·˴ϭ˴΃
˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο˶ϩ˶ή˴ϻ˸ϴ˴ϭϏ ˲έ˴Ϛ˴ή˸Ϡ˶ϣ˴Ϗ˸ϱΎ˴˶ήϬ˸ϴ˴Θ˶ϓ˸θ˴ϳβϪ˵ ˸ϴ͉ϧ˴ϟϷ˴ϭ˶ ˴ί˱Γ˴έΎ˴Ο˸ϮϬ˵Ϫ˸θϨ˶ϣ˴ϣ˶Ϫ˸ϭ˶Ϝ˸ϳ˴΃˶ή˱Δ˴η˴ϓ˸ϭ˴Δή˵͉μ
˸ό˴ϣ˶Σ Δ˵˶Ϧ˴ϛ˸ϴή˴Ϝ͋θ˸ϳ˶ήϟ΍͉θ˶Ζ
Ϋ˶·ήˬΎ˴
˵ ˸ϟ΍ ˶ϢϬ˵˶α˸γ˸΃˴Ϸ˴έ˸΍ ˴Ώ
˳΢˸Α˶ή˶Α ˶Δ˶Ϫ˴Β˶Β˸δ˶Σ˶ϨΎ˴˶Αλ˶Δ˴ϛ˸ήϰ˴͋θϠ˴ϋϟ΍ ϰ˶
Ω˵ ˸Ϯϓό˵ ˯˵˴ϳ Ύ˴ϛ˶ϝ˴ήΎ˴Ϥη
˸Ϧ˶ϣΎ˴Τ˲˯˸λ˸ΰ˴΃Ο
˵ ͉ϥ˴Ϣ˴Ϸ˸Ϭ˶͉δΎ˱ϋϟ΍˸ή͉ϥ˴η˴Ϸ˲ΰ˶ ˶΋ˬ˲Ύ˴ΓΟ˴ΰ˶΋˶ϢΎ˴Ϭ˵Ο˸γ˴Ϸ˲Δ˴θ˸Ύ˶Α˶ΣϞ˵ Ύ˴ϓϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
.͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΐ.˳Ϣ˸δϬ˵ ˴ϛ˸γ˴΃˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ˳˯˴ϥ
ϰ˶˸ϮηϜ˵Ύ˴˶Ϡϧ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ
˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δkedua),
˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϰ˶adalah
ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη
˵ saham-saham
˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ˴ΏΎ˴Τ˸λyang
˴΃ ͉ϥ˴Ϸ˶terdapat
Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴dalam
Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸperseroan
˸Ύ˶Α Ϟ
˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
“(Jenis
.
Ϣ
˳
Ϭ
˵
γ
˸
΃
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϝ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ
yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan
(Δ͉
μ
Σ
˶
)
halaman
369-375)
menyatakan:
manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham)
dan ber-syarikah (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta
6) ˶ϭ˴΃ ˶Δ˴ΣKeputusan
Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ sahamnya,
˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ΍Muktamar
˶Εjika
Ύ˴ϛ˸ή͋θperusahaan
ϟ˴Ύϛ ke-7
˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ Majma’
˳Εitu
Ύ˴δ͉γdikenal
˴Άϣ˵ Fiqh
ϰ˶ϓ serta
˲ϢϬ˵Islami
˸γ˴΃tidak
(ϲϧΎΜϟ΍)
menjual-belikan
halaman
369-375)
menyatakan:
tahun
1992
di
Jeddah:
mengandung
ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ketidakpastian
Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ dan
Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δketidak-jelasan
Ϥ˵ ˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍yang
˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩsignifikan,
͋μϟ΍ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
hukumnya
˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο boleh.
˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴ϏHal
Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓitu˴βkarena
˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ saham
˸θ˴ϣ ˸ϭ˴΃ ˱Δadalah
˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵bagian
˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ˶Ζdari
˴ϧΎ˴ϛ ΍˴modal
Ϋ˶· ˬΎ˴Ϭ˶ϤϬ˵ ˸γ˴΃
˶ϭ˴΃ ˶Δdapat
˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˸ή˶Δ͋θ͉ϳ˶έϟ΍Ύ˴Πϡ˵ Ύ˴͋Θψ
ϟ΍ ˶ϧ Ϫ˶Ε˶Α Ύ˴ϰ˶
ϛ˸ήkeuntungan
͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴Σ
Ύ˴Βϣ˵΍˴ήϣ˵ kepada
˳ΕΎ˴δ͉γ˴Ά˰˸ϫϣ˵ ˴έpemiliknya
ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴΃ (˴ΑϲϧΎΜϟ΍
˶ΓΎ˴ϋ
˵ ˲Δ)˴ϳ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
yang
˳΢˸Α˶ή˶Α.˶Δ˶Ϫ˴ϛ˶Βmemberikan
˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ
Ω˵ ˸Ϯό˵ π
˴ϳ ˶ϝ˴Θ˸ϘΎ˴˴ϳϤΎ˴˸ϟ΍ϣ ˶α
˸΃˴έ ˸Ϧ˴ϊ˶ϣ ˴ϣ˲˯Ϫ˵˸ΰϨ˵Ο
˵ ˴Ϣ˸Ϭ˸ϭ͉δ˴΃ ϟ΍ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉ϥ͉δ˴Ϸϟ΍˶ ˬ˲ϊ˵Γ˸ϴ˴ΰsebagai
˶΋ί˵Ύ˴Ο˸ϮΠ
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
ϭ
˴
Ύ˴
Ϭ
ϴ
˸
ϓ
˶
Δ
˵
ϛ
˴
έ
˴
Ύ˴
θ
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ύ˴
Ϭ
ϴ
˸
ϓ
˶
Δ
˵
Ϥ
˴
ϫ
˴
Ύ˴
δ
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
˴
:
ϩ
˶
ά
˶
Ϭ˴
ϓ
Δ
˶
Σ
˴
Ύ˴
Β
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Δ
˶
ϴ
͉
ϋ
˶
Ύ˴
Ϩ
μ
͋
ϟ΍
Ε
˶
Ύ˴
δ
γ
͉
Ά
˴
Ϥ
˵
˸ϟ΍
hasil dari usaha perniagaan
itu
hukumnya
.͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝdan
˴ϼ˴Σ manufaktur.
˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴Hal
ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π
͋Θϟ΍ ˶ΐ
˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ
Δ
˲
ϟ
˴
Ύ˴
Ϭ
Ο
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
έ
˲
ή
˴
Ϗ
˴
Ύ˴
Ϭ
ϴ
˸
ϓ
˶
β
˴
ϴ
˸
ϟ
˴
ϭ
˴
Γ
˱
έ
˴
Ϯ
˸
Ϭ
˵
θ
˸
ϣ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Δ
˱
ϓ
˴
ϭ
˸
ή
˵
ό
˸
ϣ
˴
Δ
˵
ϛ
˴
ή
˸
θ
͋
ϟ΍
Ζ
˶
ϧ
˴
Ύ˴
ϛ
΍˴
Ϋ
·
˶
ˬΎ˴
Ϭ
Ϥ
˶
Ϭ
˵
γ
˸
˴΃
halal, tanpa diragukan.”
Ύ˴Sharia
λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Standards
Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶α
˸΃˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰno.
Ο
˵ ˴Ϣ˸Ϭ12:
͉δϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
7)˳΢˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶Σpara
AAOIFI
5) Pendapat
ulama
yang
.͈Ϛ˴η ˴ϼ
˶Α ˲ϝ˴ϼmembolehkan
˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴pengalihan
ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΐ˸δkepemilikan
˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ
porsi (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan
˴oleh
ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃pemilik
ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻporsi
Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δlain
˴ϛ˶ή͉θϟ΍dari
ϡ˵ Ύ˴ψsuatu
˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π
Ϙ
˸
ϳ
˴
Ύ˴
ϣ
Γ
˶
Ύ˴
ϋ
΍˴
ή
ϣ
˵
ϊ
˴
ϣ
˴
Ϣ
˶
Ϭ
˵
γ
˸
Ϸ
˴
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
surat berharga (bi-idzni˸΍ syarikihi).
.
˯
˶
΍˴
ή
θ
͋
ϟ΍
ϲ˶
ϓ
Ϧ
˴
ϴ
˸
Ϥ
˶
ϫ
˶
Ύ˴
δ
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Δ
˶
ϳ
͉
Ϯ
˶
ϟ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Ϟ
˵
Μ
˸
ϣ
˶
ˬ˶
Δ
ό
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
ϟ΍
Keputusan
Muktamar
ke-7dan
Majma’
Islami
Lihat:6)
Al-Majmu’
Syarh al-Muhazdzab
IX/265
Al-FiqhFiqh
Al-Islami
(Δ͉
μ
Σ
˶
)
wa Adillatuhu
IV/881.
tahun 1992
di Jeddah:
6) Keputusan
Muktamar ke-7
Majma’ ke-7
Fiqh Majma’
Islami tahun
6)
Keputusan
Muktamar
Fiqh 1992
Islamidi
˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣal-Zuhaili
˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έdalam
˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ al˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψWahbah
˵ ˴ϳ
8)
Pendapat
Jeddah:
tahun 1992 di Jeddah:
120
Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006,
ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
.˶Δ˴ϛ˸ήh.͋θϟ΍511):
˵ ˴ϳ
7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:
“Boleh
˲έ˴ή˴ο menjual
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ήatau
˴Θ˴ϳ ˴ϻmenjaminkan
˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ saham
Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰdengan
˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳmemperhatikan
˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έperaturan
΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
yang berlaku
pada
perseroan.”
...
Δ
˳
ϴ
͉
ϋ
˶
ή
˸
η
˴
Γ
˳
Ϊ
˴
ϋ
˶
Ύ˴
ϗ
ϭ
˸
΃
˴
ϲ
˳
ϋ
˶
ή
˸
η
˴
Ϣ
˳
Ϝ
˸
Σ
˵
ϊ
˴
ϣ
˴
ϡ
˲
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γΩ˵˴ϷΎ˴μ
˸΍ ϊ˵ ˴Η˸ϴ˴Α˸ϭί˵˴΃ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
7)
Sharia Standards AAOIFI
no.
12:
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δ˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δ˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alKumpulan Fatwa DSN-MUI Fikr,
Terkait2006,
Pasar Modal
Syariah
h. 511):
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ al-Maliyah
ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋal-Mu’ashirah
˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ(Bairut:
˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴ϦDar
˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴alΪ˸λ· ͉ϥ˶·
Fikr, 2006, h. 511):
tahun 1992
͋θϟ΍Jeddah:
ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
.˶Δ˴ϛ˸ήdi
˵ ˴ϳ
.˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
7) Sharia
Standards
no. 12:
7)
ShariaAAOIFI
Standards
AAOIFI no. 12:
7)
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴ΨSharia
ϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶ΔStandards
˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶ϪAAOIFI
˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣno.
˶ΓΎ˴ϋ΍˴12:
ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
“Boleh menjual saham dengan .memperhatikan
˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫperaturan
Ύ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭyang
˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣditetapkan
ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
oleh perseroan sepanjang tidak menyalahi hukum syariah, seperti aturan
8)
Pendapat
Wahbah
dalam Saham
alperseroan
tentang
Hak Prioritas
Pemegangal-Zuhaili
Saham untuk Membeli
Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alBaru.”
8)
Pendapat
Fikr, 2006,
h. 511): Wahbah
al-Zuhaili
dalam
al-
8) Pendapat
Wahbah
al-Zuhailial-Mu’ashirah
dalam al-Mu’amalat
al-Maliyah
alMu’amalat
al-Maliyah
(Bairut:
Dar alMu’ashirah
(Bairut:
Dar
al-Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr,
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ2006,
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Ηh.
˴ή˴Θ˴ϳ511):
˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
Ω˴ ͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ΍˴έ˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ
˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε΍˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ
˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯΍˴ή͋θϟΎ˶Α
.˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ΁ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ
˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍
“Menerbitkan dua opsi (Hak Prioritas Pemegang Saham untuk Membeli
Saham Baru - HMETD - dan Waran) ini hukumnya boleh menurut syariah
9)
Pendapat
Taqikarena
Usmani
fi Qadhaya
sepanjang
yang
saya tahu,
hal dalam
itu tidakBuhuts
menimbulkan
bahaya
(kerugian)
hukum
atau
Mu’ashirah
˴ΩFiqhiy-yah
͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖ˴Τatau
˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸpelanggaran
ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ terhadap
΍˴έ˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ(Darul
˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴
ϟ˶·Qalam,
˶Ϧ˸ϴkaidah
͉Ϙ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άsyara’...
ϫDamaskus,
Ϟ
˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
halaman
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥboleh
͉ϧ˶·˴ϭ248):
ˬ˶mengalihkan
Ε΍˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˶Ω˸Ϯdua
Ϙ˵ ϋ
˵ hak
˸ϲ˶ϓ Ύ˴(opsi)
Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴ini
Ϥ˴ϛ kepada
˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵pihak
˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴Β˸Ϙketiga
˴ϳ ˴ϻ ˶˯dengan
΍˴ή͋θϟΎ˶Α
“Tidak
.˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ΁ untuk
ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ήmembeli
˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ tidak
Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ
˵ ί˵dapat
Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍
imbalan, karena hak semata (mujarrad)
Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸ΨϤ˵ ˸ϟ΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴΍
dipertukarkan dengan imbalan sebagaimana yang telah kami bahas pada
.ϩ˵ ΅˵ ΍˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α
masalah akad-akad opsi. Hak tersebut boleh dilepaskan secara cuma-cuma
(gratis)
9)
Ζ
˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴkepada
˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ΍Pendapat
͉ϥ˶Έorang
˴ϓ ˬ˶ϝ΍˴Ϯlain.”
˸ϣ˴ϷTaqi
˸΍ ϲ˶ϓ Usmani
˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ξdalam
˸ό˴Α ˶Ν΍˴έBuhuts
˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Πfi˴ϣ Qadhaya
˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶·
Fiqhiy-yah
Mu’ashirah
(Darul
˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋQalam,
Ϧ
˵ ˸Α΍Fiqhiy-yah
ϝ
˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛDamaskus,
˶αMu’ashirah
Ύ͉Ϩϟ΍ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α
9) Pendapat
Taqi Usmani
dalam Buhuts
fi.˴ϦQadhaya
halaman
248):
(Darul
Qalam,
Damaskus, halaman 248):
Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸ΨϤ˵ ˸ϟ΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴΍
hal 2878:
.ϩ˵ ΅˵ ΍˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α
˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ή˵ ˸ϴ˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΟ
˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ
Ζ
˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸΍ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν΍˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶·
˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ
˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ
˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴΃
.˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ΍ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α
.Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α
˵ Ύ͉Ϩϟ΍ ˴ΐ˶Ϗ˴έ
“Pendapat yang dipilih di kalangan ulama muta’akhirin dari madzhab
Hanafi menyatakan bahwa jika hak-hak ini berkaitan dengan aset tetap
hal 2878:
maka hal itu adalah harta secara hukum yang boleh dijual dan dibelikan.
˶Γ˴ίΎ˴ϴ(kebiasaan
˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ masyarakat)
˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻ˶ϢΎ˴ϣ˸ϴmempunyai
:˶Δ˶Ϳ͉ϴ˶ϔ΍˴Ϩ˴Τ˶Ϣuntuk
˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸Ϥsebagian
Ο
˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ
Urf
˶Σή˵͉ή˴Βϟ΍˴Θ˸ό˶ϦΗ˵ Ϥ˸Ύ˴ΣϬ͉ϧ͉ή˶· ϟ΍peran
˸δ˸ϟ΍˶Α ή˵ ˸ϴ˴Ϗmemasukkan
˴ϻ˴ϭ ˸Ζke˴Β˶Ϡσ
˵ dalam
Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ(kategori)
˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋharta,
˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ karena
Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ
˵ ˸Ϙ˴Ϥsesuatu
˸ϟ΍ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧdinyatakan
˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μharta
˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ
hak
bila˴΃
masyarakat menganggapnya sebagai harta, sebagaimana.Ύ˴Ϭpendapat
Ibnu
ϴ
˸
ϓ
˶
α
˵
Ύ͉
Ϩ
ϟ΍
ΐ
˴
Ϗ
˶
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT., ˴έ
Abidin.”
antara lain:
(˻̀˾ : ΓήϘΒϟ΍) …Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸ΣTerkait
͉ήϟ΍ ˶ͿPasar
΍ ˶Ϣ˸δ˶Α Modal Syariah
Kumpulan Fatwa˶ϢDSN-MUI
Mengingat
:
1.
(˺
121
Firman Allah SWT.,
.ϩ˵ ΅˵ ΍˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α
Ζ
˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸΍ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν΍˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶·
.˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ΍ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α
10) Pendapat Jumhur Ulama sebagaimana dikutip oleh Wahbah Zuhaily
dalam al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV,
hal
hal2878:
2878:
˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ή˵ ˸ϴ˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΟ
˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ
˴ ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ
ϻ
˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ
˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴΃
.Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α
˵ Ύ͉Ϩϟ΍ ˴ΐ˶Ϗ˴έ
Jumhur fuqaha selain Hanafi berpendapat: bahwa ia (hak manfaat, hak
yang berhubungan dengan harta dan hak semata) dipandang sebagai harta
karena dapat dikuasai dengan menguasai pokok dan sumbernya, juga
karena manfaat adalah tujuan yang dimaksudkan dari benda, dan kalau
˶Σ͉ήϟ΍ ˶Ϧbenda
Ϥ˸Σ͉ήϟ΍ tidak
˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δakan
˶Α dicari dan diinginkan
bukan karena manfaatnya,˶Ϣ˸ϴsuatu
oleh manusia.
Mengingat
:
1.
Firman Allah SWT.,
2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa Dana
Syariahantara
tanggallain:
24-25 Rabi’ul Awal 1417 H / 29-30 Juli 1997 M.
3. Fatwa DSN-MUI (˻̀˾
No.20: ΓήϘΒϟ΍
Tahun
) …2001
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ήtentang
˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
˵Pedoman
΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …Pelaksanaan
(˺
Investasi Reksa Dana Syariah dan No. 40 Tahun 2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar Modal.
4. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14 Maret
2003 M.
APEI,
˸ϢΘ˵ ˸Ϩϛ˵/ 11
˸ϥ˶· Muharram
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ1424
˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ H΍˸ϭdan
έ˵ ˴Ϋ˴ϭ Pernyataan
˴Ϳ΍ ΍˸ϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵Bersama
˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Bapepam,
Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˻
dan SRO
tanggal
14
Maret
2003
tentang
Kerjasama
Pengembangan
α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸ϢϜ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ ˸ϥ˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴ϭ ˶Ϳ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˳Ώ˸ή˴Τ˶Α ΍˸Ϯϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ΍˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ .˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣdan
˸Άϣ˵
Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
(˻̀́ -˻̀̂ : ΓήϘΒϟ΍ ) ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˴Ϡ˸ψΗ˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃
5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli 2003 M /
10 Jum. Awal 1424 H tentang Kerjasama Pengembangan dan Implementasi
Prinsip˴ϥSyariah
di˶· Pasar
˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ
˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Modal
Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α Indonesia.
˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˼
(˻̂ : ˯ΎδϨϟ΍
)…
˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ήpada
˴Η ˸Ϧ˴ϋ ˱Γ14-15
˴έΎ˴Π˶Η
6. Hasil Keputusan Workshop Pasar Modal
Syariah
di˸ϢϜ˵Jakarta
Maret 2003 M / 11-12 Muharram 1424 H.
7. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π28
˴ϓ ˸ϦShafar
˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴1429
ϭ ˶ν˸έH/6
˴Ϸ˸΍ ϰ˶Maret
ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ2008
˴Θ˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼM.
͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
(˽
Kamis,...tanggal
(˺˹ : ΔόϤΠϟ΍)
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU
(˾ BERDASARKAN
˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸ϮSYARIAH
ϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˺ : ΓΪ΋ΎϤϟ΍ ) …
(HMETD)
PRINSIP
Pertama
: Ketentuan Umum
Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan :
2. adalah
Hadis
s.a.w., antara
lain: Umum.
1. Emiten
PihakNabi
yang melakukan
Penawaran
ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
(˺
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒϋ ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ
122
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
(˻
2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah.
3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas
ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik
ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya.
4. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak
yang melekat pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk
membeli Efek baru; termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan
menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak
tersebut wajib dapat dialihkan.
5. Harga pelaksanaan HMETD Syariah adalah harga yang telah ditetapkan
oleh Emiten bagi pemegang HMETD Syariah untuk membeli efek yang
baru diterbitkan selama periode yang ditetapkan.
Kedua
: Ketentuan Hukum
1. Emiten boleh menerbitkan HMETD Syariah sebagaimana dimaksud
dalam angka 4 Ketentuan Umum fatwa ini.
2. Pemegang HMETD Syariah boleh mengalihkan HMETD Syariah yang
dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan.
3. Pemegang HMETD Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise)
haknya, dengan ketentuan Efek hasil pelaksanaan tersebut merupakan
Efek Syariah.
4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam HMETD Syariah didasarkan
atas prinsip wa’d (janji) yang dinyatakan bersifat mengikat bagi
emiten.
5. Harga pelaksanaan dari HMETD Syariah harus mencerminkan
kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan
Efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur,
wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal 6, Fatwa No.
40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal).
6. Transaksi atas HMETD Syariah harus dilakukan menurut prinsip
kehati-hatian serta tidak diperbolehkan untuk melakukan spekulasi
dan manipulasi.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
123
Ketiga
: Ketentuan Penutup
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai HMETD Syariah di Pasar Modal
dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum
diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 28 Shafar 1428 H
06 Maret 2008 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh
124
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Drs. H.M. Ichwan Sam
Ύ˱ϣΎ˱ϣ΍˴ή΍˴ή˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴΃˴΃ ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ˱ϻ˱ϻ˴ϼ˴ϼ˴Σ˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ Ύ˱Ύ˱ΤΤ˸Ϡ˸Ϡλ
˵λ
˵΢
˵ ͉ϻ͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ˴Ϧϴ˶ϴ˶ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶΋˶΋Ύ˴Ύ˴ΟΟ ΢
˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ
͊μϟ˴ϟ˴΍΍
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ϥ
˴
Ϯ˵
Ϥ
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ˸ϟ΍˴΍˴ϭϭ
((ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍
ϱάϣήΘϟ΍
((́
́
Κ
˵Κ
˵Ϳ
˵ϝ˵ ˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵˴ϳ˴ϳ ::˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ
˵Ϳ
˵γ
˵ ˶ϟΎ˴˶ϟΛΎ˴Λ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴΃˴΃ ::ϰ˴
ϰ˴ϟΎ˴ϟΎ˴όό˴Η˴Η Ϳ
˵ ΍΍ ϝ
˵ ΍΍ ϰ͉
ϰ͉ϠϠ˴λ
˴λ ˶Ϳ
˶Ϳ΍΍ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴έ ͉ϥ͉ϥ··
Ϫ˵ Ϫ˵˴Β˶Σ
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
ϥ
˴
Ύ˴
Χ
΍˴
Ϋ
Έ
˶
ϓ
˴
ˬ˵
Ϫ
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϧ
˶
ϴ
˸
˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θϟ΍ϟ΍
(( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
˵Ζ
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ)) Ύ˴Ύ˴ϤϤ˶Ϭ˶Ϭ˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˸Ο˴ή˴ή˴Χ˴Χ
((̂
̂
FATWA
DEWAN
SYARI’AH
NASIONAL
˴ϻ˴ϻ :: ϝΎϗ
ϢϠγϭ
Ϳ΍
ϝΎϗNOMOR:
ϢϠγϭ ϪϴϠϋ
ϪϴϠϋ66/DSN-MUI/III/2008
Ϳ΍ ϰϠλ
ϰϠλ Ϳ΍
Ϳ΍ ϝϮγέ
ϝϮγέ Ϧϋ
Ϧϋ Ϳ΍
Ϳ΍ ΪΒϋ
ΪΒϋ ϦΑ
ϦΑ ήϤόϣ
ήϤόϣ Ϧϋ
Ϧϋ
(( ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
Ί
˲
σ
˶
Ύ˴
Χ
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ͉ϻ˶·˶· ή˵ή˵ ˶Ϝ˶Ϝ˴Θ˴Θ˸Τ˸Τ˴ϳ˴ϳ
((˺˹
˺˹
Tentang
WARAN SYARIAH
3.
3.
Kaidah
Kaidah Fiqh:
Fiqh:
Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴
˵Ϟ˵ ˸λ
ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ͉ϝΪ˵Ϊ˵˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣ Δ˵Δ˵ ˴Σ˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ˶Ϲ˸΍˸΍ ˶Ε
˶Ε˴ϼ
˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όόϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϰ˶
ϰ˶ϓϓ Ϟ
˸λ˴Ϸ
˴Ϸ΃΃
((˺
˺
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. Bahwa Waran merupakan produk pasar modal yang keberadaannya
diperlukan guna mengembangkan industri pasar modal
˲ϊ˶ΑΎ˴Ηsecara
ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍ umum;(˻
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
(˻
b. bahwa Fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 dan 40/DSN-MUI/X/2003
belum memuat secara khusus tentang Waran;
c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu
Mengingat
1.
Firman Allah
Mengingat
1.
menetapkan fatwa tentang:: Waran Syariah.
Mengingat
SWT.,
antara
lain:
antaraSWT.,
lain:antara lain:
: 1. SWT.,
Firman Allah
((˻̀˾
˵ ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˴ϭ …
˻̀˾ :: ΓήϘΒϟ΍
ΓήϘΒϟ΍)) …
…Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟ΍ϟ΍ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϳ
“…dan Allah menghalalkan jual beli dan meng-haramkan riba...”
(QS. al-Baqarah [2]: 275).
..˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˸ϴ˶Ϩϣ˶ϣ˸Ά˸Άϣ˵ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Ϩ˸Ϩϛ˵ϛ˵ ˸ϥ˸ϥ˶·˶· Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟ΍ϟ΍ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˴ϲ˴ϲ˶Ϙ˶Ϙ˴Α˴Α Ύ˴Ύ˴ϣϣ ΍˸΍˸ϭϭέ˵έ˵ ˴Ϋ˴Ϋ˴ϭ˴ϭ ˴Ϳ˴Ϳ΍΍ ΍˸΍˸ϮϮϘ˵ ͉Η΍ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
α
˵α
˵γ
˵ ˸ϭ˸ϭ˯˵˯˵έ˵έ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵˴Ϡ˴ϓϠ˴ϓ ˸Ϣ˸ϢΘ˵Θ˵˸Β˸ΒΗ˵Η˵ ˸ϥ˸ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ˸Ϯ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴έ˴ϭ˴ϭ ˶Ϳ˶Ϳ΍΍ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˳Ώ
˳Ώ˸ή˸ή˴Τ˴Τ˶Α˶Α ΍˸Ϯϧ˵ ˴Ϋ˸΄˴ϓ ΍˸ϮϠ˵˴ό˸ϔ˴Η ˸Ϣ˴ϟ ˸ϥ˶Έ˴ϓ
((˻̀́
˻̀́ --˻̀̂
˻̀̂ :: ΓήϘΒϟ΍
ΓήϘΒϟ΍ )) ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϤ˵Ϥ˵ ˴Ϡ˴Ϡ˸ψ˸ψΗ˵Η˵ ˴ϻ˴ϭ ˴ϥ˸ϮϤ˵ ˶Ϡ˸ψ˴Η˴ϻ ˸ϢϜ˵ ˶ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃
(˺
“Hai orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang beriman. Maka
˱˱ΓΓjika
Ύ˴Π˶Η˶Ηkamu
˶· ˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴Ύ˴ΒΒ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵˴Ϩ˴Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α(meninggalkan
˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵Ϝ˵ ˴ϟ˴ϟ΍˴΍˴ϮϮ˸ϣ˸ϣ˴΃˴΃ ΍˸΍˸ϮϮϠ˵Ϡ˵ϛ˵ϛ˵ ˸΄˸΄˴Ηsisa
˴ϻ ΍˸Ϯriba,
Ϩ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧketahuilah
˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˴έ˴έΎ˴Π
˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϜ˵Ϝ˵˴Η˴Ηtidak
˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ ͉ϻ͉ϻ˶·mengerjakan
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
jika΍˴ήkamu
((˻̂
˻̂memerangimu.
:: ˯ΎδϨϟ΍
˯ΎδϨϟ΍ ) …˸ϢDan
Ϝ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν
˴Η ˸Ϧ˴ϋ
bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (QS. alBaqarah [2]: 278-279).
˸π˴ϓ˴ϓ ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ ΍˸΍˸ϮϮϐ˵ϐ˵˴Θ˴Θ˸Α˸Α΍˴΍˴ϭϭ ˶ν
˶ν˸έ˸έ˴Ϸ˴Ϸ˸΍˸΍ ϰ˶
...˶Ϳ˶Ϳ΍΍ ˶Ϟ˶Ϟ˸π
ϰ˶ϓϓ ΍˸΍˸ϭϭή˵ή˵ ˶θ˶θ˴Θ˴Θ˸ϧ˸ϧΎ˴Ύ˴ϓϓ Γ˵ ˴ϼ͉μϟ΍ ˶Ζ˴ϴ˶πϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ
...
(˺˹ : ΔόϤΠϟ΍)
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
ΓΪ΋ΎϤϟ΍ )) …
… ˶Ω˶Ω˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵ό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ΍˸΍˸ϮϮϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
((˺˺ :: ΓΪ΋ΎϤϟ΍
(˻
(˼
(˽
125
(˾
SWT.,
(˸ϥ˻̀˾
˵ ΍˸Ϯ΍ Ϡ˵͉Ϟ
α
˵ ˸ϭ˯˵ έ˵ ˸Ϣantara
Ϝ˵ ˴Ϡ˴ϓ ˸ϢΘ˵ ˸ΒΗ˵ lain:
˶·˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ:˸ϮΓήϘΒϟ΍
γ
˵ ˴έ˴ϭ )˶Ϳ…
΍ ˴ϦΎ˴Α˶ϣ͋ήϟ΍˳Ώ˴ϡ˸ή͉ή˴Τ˴Σ˶Α˴ϭ΍˸Ϯ˴ϊϧ˵˸ϴ˴ΫΒ˸ϟ΄΍˴ϓ Ϳ
˴ό˸ϔ˴Σ˴Η ˴΃ ˸Ϣ˴ϭ˴ϟ …
˸ϥ˶Έ˴ϓ
(˻̀˾
: ΓήϘΒϟ΍
) …)Ύ˴Α͋ή˴ϥϟ΍˸ϮϤ˵˴ϡ˴Ϡ͉ή˸ψ˴ΣΗ˵ ˴ϭ˴ϻ˴ϭ˴ϊ˸ϴ˴ϥ˴Β˸ϟ΍˸ϮϤ˵Ϳ
˵ ˶Ϡ˸ψ
΍ ͉Ϟ˴Η˴ϻ˴Σ˴΃˸ϢϜ˵˴ϭ˶ϟ΍˴…
(˻̀́
-˻̀̂
: ΓήϘΒϟ΍
Ϯ˸ϣ˴΃
˵ ˴Ϧ΍ ˸ϳ͉Ϟ˶ά˴Σ͉ϟ΍ ˴΃ Ύ˴˴ϭϬ͊ϳ˴΃…Ύ˴ϳ
.˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ ˸ϥ˶· Ύ˴Α(͋ή˻̀˾
ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ: ˴ϲΓήϘΒϟ΍
˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ) ΍˸…
ϭέ˵ Ύ˴˴ΫΑ˴ϭ͋ήϟ΍˴Ϳ˴ϡ΍͉ή΍˸˴ΣϮϘ˵˴ϭ͉Η΍ ˴ϊ΍˸˸ϴϮ˴Β˸ϟϨ˵΍˴ϣ΁Ϳ
α
˵˴ϲ˴έ˶Ϙ˴Α˴ϭ Ύ˴ϣ˶Ϳ΍΍˸ϭ˴Ϧ
.˵ ˴Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˸Άέ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸ϥΘ˵˸Β˶·Η˵ Ύ˴Α˸ϥ͋ή˶·ϟ΍˴ϭ ˴Ϧ˶Ϫ˶ϟ˶ϣ˸Ϯγ
έ˵ ˴Ϋ˶ϣ˴ϭ ˳Ώ˴Ϳ˸ή΍ ˴Τ΍˸Ϯ˶Α Ϙ˵ ͉Η΍˸΍Ϯϧ˵΍˸˴ΫϮ˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϣ΁΍˸Ϯ˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˶ά˸ϔ˴Η͉ϟ΍ ˸ϢΎ˴˴ϟϬ͊ϳ˸ϥ
˴΃ ˶ΈΎ˴˴ϓϳ
˴Α ΍˸΍˸ϢϭϜ˵έ˵˴Ϧ˴ϟ)΍˴˴Ϋ˶ϣϮ˴ϭ˴ϥ˸ϣ˸Ϯ˳Ώ
˴΃˴ͿϤ˵΍˸˸ή΍Ϯ˴Ϡ˸ψ˴Τ
Ϡ˵΍˸ϛ˵ϮΗ˵˶Α˸΄Ϙ˵˴Ηϻ͉Η˴ϻ΍˸΍Ϯ˴ϭϧ˵΍˸΍˸Ϯ˴Ϋ˴ϥϮ˸΄Ϩ˵Ϩ˵˴ϓ˸Ϯϣ˴ϣϤ˵΁΁΍˸˶ϠϮ˴Ϧ
˶ά˸ϔ͉ϟ˴Η͉ϟ΍΍˸Ϣ˸ϢΎ˴Ύ˴Ϝ˵Ϭ˴ϟϬ˶ϟ͊ϳ΍˴͊ϳ˴΃Ϯ˸ϥ˴΃ ˸ϣΎ˴˶ΈΎ˴ϳ˴ϓ˴΃ϳ
˸ψ˴ϦϠ˵˴ό˸ϳ˴Η˸ϳ˶ά˴ϻ
˵˴Ϧ˱Γ˴έ˸ϴ˶Ϩ˸ϭΎ˴˶ϣΠ
˯˵˸Άέ˵˶Ηϣ˵ ˴ϥ˸Ϣ˸ϮϜ˵Θ˸ϨϜ˵˴Ϡϛ˵˴ϓ˴Η ˸ϥϢ˸ϥΘ˵˶·(˸Β˴΃Η˵˻̀́
˶Ϫ˶ϣΎ˴˶ϟΒ˸Ϯ˸ϟΎ˶˴ϲ
γ
˵Α ˴έ˶Ϙ˸Ϣ:˴Α˴ϭϜ˵ ΓήϘΒϟ΍
.α
Ύ˴͉ϻΑ˸ϥ͋ή˶· ˶·ϟ΍˴ϭ˶Ϟ-˶σ
˴Ϧ˻̀̂
Ύ˴˴Ϩϣ˸ϴ˶Ϳ
.˵ ˴Ϧ˸ϴ˸ϭ˶Ϩ˯˵˶ϣ˸Άέ˵ ϣ˵ ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Θ˵˴Ϡ˸Ϩ˴ϓϛ˵ ˸Ϣ˸ϥΘ˵ ˸Β˶·(Η˵ ˻̀́
Ύ˴Α˸ϥ͋ή˶·ϟ΍˴ϭ -˴Ϧ˶Ϫ˻̀̂
Ύ˴ϣ˶Ϳ΍΍˸(ϭ˻̂
έ˵ )˴Ϋ˶ϣ˴ϭ˴ϥ:˳Ώ
˴ͿϤ˵˸ή΍˴Ϡ˸ψ˴Τ΍˸ϮΗ˵˶Α Ϙ˵˴ϻ)͉Η΍˸΍Ϯ˴ϭ…
˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ
˴΃Ϯ˸Ϧ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϋ˴ϓϳ΃
˸Ϯ˯ΎδϨϟ΍
˸ψϠ˵˴ό˳ν
α
˶ϟ˶ϣ˸Ϯγ
˵˴ϲ˴έ˶Ϙ:˴Α˴ϭ ΓήϘΒϟ΍
˴Ϧ
ϧ˵΍˸˴ΫϮ˴ϥ˸΄Ϩ˵˴ϓ˸Ϣ˸Ϯ˴ϣϜ˵Ϥ˵΁΍˸˸Ϩ˶ϠϮ˶ϣ˴Ϧ
˸ϔ˴Η͉ϟ΍ ΍˴˸Ϣ˸ϢήΎ˴Ϝ˵˴ϟϬ˴Η˶ϟ͊ϳ΍˴˸ϥ
α
˵ .“Hai
ϭ
˸
˯
˵
έ
˵
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϡ
˴
ϓ
˴
Ϣ
˸
Θ
˵
Β
˸
Η
˵
ϥ
˸
·
˶
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϟ
˶
Ϯ
˸
γ
˵
έ
˴
ϭ
˴
Ϳ
˶
΍
Ϧ
˴
ϣ
˶
Ώ
˳
ή
˸
Τ
˴
Α
˶
΍˸
Ϯ
ϧ
˵
Ϋ
˴
΄
˸
ϓ
˴
΍˸
Ϯ
Ϡ
˵
ό
˴
ϔ
˸
Η
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
ϥ
˸
:˶Ϙ˴ΑΓήϘΒϟ΍
Ϥ˵ ˴Ϡ˸ψ
˶ϟ΍˴͊ϳϮ˴΃ ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓ˴΃ϳ
˴Ϧ˸ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Άorang
ϣ˵ ˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ yang
˸ϥ(˶·˻̀́
Ύ˴Αberiman!
͋ήϟ΍-˻̀̂
˴Ϧ˶ϣ ˴ϲJanganlah
Ύ˴ϣ ΍˸ϭέ˵) ˴Ϋ˴ϥkamu
˴ϭ˸Ϯ˴Ϳ
΍ ΍˸Η˵saling
Ϯ˴ϻϘ˵ ͉Η˴ϭ΍ ΍˸˴ϥϮmemakan
Ϩ˵˸Ϯ˴ϣϤ˵΁˶Ϡ˸ψ˴Ϧ˴Η˸ϳ˴ϻ˶ά͉ϟ΍˸ϢϜ˵Ύ˴Ϭharta
(
˻̀́
˻̀̂
:
ΓήϘΒϟ΍
)
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˴
ψ
˸
Η
˵
ϻ
˴
ϭ
˴
ϥ
˴
Ϯ
˸
Ϥ
˵
Ϡ
˶
ψ
˸
Η
˴
ϻ
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
˱Γα
˴έΎ˴˸ϭΠ˯˵ ˶Ηέ˵ ˴ϥ˸ϢϮϜ˵Ϝ˵˴Ϡdengan
˴Ηϓ ˸ϥ˸ϢΘ˵˴΃˸ΒΗ˵͉ϻ˸ϥ
˶·jalan
˸ϟϮΎ˶Αγ
˴Ϩ˸ϴ˴Α˶Ϳ˸Ϣ΍Ϝ˵ kecuali
˴ϟϦ΍˴Ϯ˶ϣ˸ϣ˴΃˳Ώ΍˸Ϯ˸ήdengan
Ϡ˵˴Τϛ˵ ˸΄˶Α˴Η˴ϻ΍˸Ϯϧ˵΍˸˴ΫϮjalan
˴΃ ˸ϣ˶ΈΎ˴˴ϓ˴΃ϳ
˵sesamamu
˶·Ϟ˴ϭ˶σ˶ϪΎ˴Β˶ϟyang
˵ ˴έ˸ϢϜ˵˴ϭbatil,
˸΄Ϩ˵˴ϓ˴ϣ΁΍˸Ϯ˴ϦϠ˵perniagaan
˴ό˸ϳ˶ά˸ϔ͉ϟ˴Η΍ ˸ϢΎ˴Ϭ˴ϟ˶ϟ΍˴͊ϳϮ˸ϥ
yang
berlaku˴ϓ ˸Ϧ
dengan
suka
sama˴Ϸ˸΍suka
di ή
kamu,…”
(QS.
˴ϼ΍˸Ϯ˴ϥ͉μ
ϰ˶
˵Ϥ˵antara
)˴ϻΓ˵˴ϭ…
˸ϢϨ˵˸Ϯ˴ϣϜ˵Ϥ˵ϟ΍΁˸Ϩ˶Ϡϣ˸ψ
˳ν
Ϯ˴΃΍˴Ϋal˸ϣ˴ϋΎ˴˶Έϳ˴ϓ΃
˱Γ...
˴έΎ˴˶Ϳ
Π˶Η΍ ˴ϥ˶Ϟ˸Ϯ˸π
Ϝ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃(˶ϣ˻̀́
͉ϻ΍˸˶·Ϯ˶Ϟϐ˵ ˴Θ˶σ-˸Α΍˴˻̀̂
Ύ˴ϭΒ˸ϟΎ˶˶ν
Α ˸Ϣ:Ϝ˵˸έ˴ϨΓήϘΒϟ΍
˸ϴ˴Α (˸Ϣ˻̂
Ϝ˵ ˴ϟϓ)΍˴Ϯ˴ϥ:˸ϣ΍˸ϭ˴΃˸Ϯ˯ΎδϨϟ΍
΍˸˶θ
Ϯ˴Ϡ˸ψϠ˵˴Θϛ˵˸ϧΗ˵Ύ˴˸΄ϓ˴Η˴ϻ
˴Ϧ˶Ζ
˸ϳ˴Η˶ά˴ϻ˴ϴ͉ϟ˶π
΍΍˴˸ϢήΎ˴Ϝ˵ϗ˵Ϭ˴Η˶ϟ͊ϳ΍˴˸Ϧ
[4]: 29).
(
˺˹
:
ΔόϤΠϟ΍
˱ΓNisa’
˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϣ(Ϝ˵˻̂
˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ:˴΃ ˯ΎδϨϟ΍
΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ) …
΍˸ϮϨ˵˸Ϣ˴ϣϜ˵΁˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˳ν
˸ϳ˶ά͉ϟ΍ ΍˴ήΎ˴Ϭ˴Η͊ϳ˴΃˸Ϧ˴ϋ
Ύ˴)ϳ
˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˴Η ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α (˸Ϣ˻̂
Ϝ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ:˸ϣ˴΃˯ΎδϨϟ΍
΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η)˴ϻ…
΍˸Ϯ˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ΁˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˳ν
˸ϳ˶ά͉ϟ΍΍˴ήΎ˴Ϭ˴Η͊ϳ˸Ϧ
˴΃ ˴ϋΎ˴ϳ
˸ϢϨ˵ ˴ϣϜ˵ ϟ΍΁˸Ϩ˶ϣ˴Ϧ˶Ζ
˳ν
˴ϼ΍˸Ϯ͉μ
ϰ˶
ή˵ ΍˸˶θϮ˴ΘϠ˵ϛ˵˸ϧΎ˴˸΄ϓ˴Η)˴ϻΓ˵…
˱Γ...˴έ˶Ϳ
Ύ˴Π΍˶Η ˶Ϟ˴ϥ˸π
˸ϮϜ˵ ˴ϓΗ ˸ϥϦ˴΃˶ϣ ͉ϻ΍˸Ϯ˶· ϐ˵˶Ϟ˴Θ˸Α˶σ΍˴ϭΎ˴Β˸ϟΎ˶˶ν
Α ˸Ϣ˸έϜ˵ ˴ϨϷ˸ϴ˴Α˸΍(˸Ϣ˻̂
Ϝ˵ ˴ϟϓ΍˴Ϯ:΍˸˸ϣϭ˴΃˯ΎδϨϟ΍
˸ϳ˶ά˴ϴ͉ϟ˶π
΍΍˴ήΎ˴ϗ˵Ϭ˴Η ͊ϳ˸Ϧ΍˴˴΃Ϋ˴ϋ˶ΈΎ˴˴ϓϳ
ΓΪ΋ΎϤϟ΍
΍˸Ϯ˸ϢϜ˵(Ϩ˵ϟ΍˴ϣ˺˹
˴Ϧ˳ν
˸ϳ:˴ϴ˶ά˶π
͉ϟ΍˴΍ήϗ˵Ύ˴˴ΗϬ͊ϳ˸Ϧ
ΔόϤΠϟ΍
˻̂
˸Ϩ˶ϣ΁ ˶Ζ
˸έ˴Ϸ˸΍)(…
˴ϼ˴΃ ͉μ
΍˴˴΃Ϋ˴ϋ˶ΈΎ˴)˴ϓϳ
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵ (˴Θ˸Α˺΍˴ϭ: ˶ν
ϰ˶
ϓ ˶Ω΍˸:ϭ˸Ϯ˯ΎδϨϟ΍
ή˵Ϙ˵ ό˵˶θ˸ϟΎ˶˴ΘΑ˸ϧΎ˴΍˸ϓϮ)ϓ˵Γ˵˸ϭ…
ΔόϤΠϟ΍
kamu
˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ telah
˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯditunaikan
ϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν˸έ˴Ϸsholat,
˸΍ ϰ˶ϓ maka
ϗ˵ ΍˴Ϋ˶Έdi)˴ϓ
...“…Apabila
΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ˸ϧbertebaranlah
Ύ˴ϓ Γ˵ ˴ϼ͉μ(ϟ΍˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π
˶Ϳ΍ ˶Ϟbumi
˸π˴ϓ ˸Ϧdan
˶ϣ ΍˸Ϯcarilah
ϐ˵ ˴Θ˸Α΍˴ϭ ˶ν
˸έ˴Ϸ˸΍ ϰ˶
͉μ(ϟ΍˺˹˶Ζ:˴ϴ˶π
ϗ˵ [62]:
΍˴Ϋ˶Έ)˴ϓ
...muka
ϓ ΍˸ϭή˵ ˶θ˴Θ(QS.
˸ϧΎ˴ϓ Γ˵ ˴ϼal-Jumu’ah
karunia
Allah…”
ΔόϤΠϟ΍
(
˺˹
:
ΔόϤΠϟ΍
10).
ϮϨ˵ϟ΍˴ϣ΁ ˶Ζ
˴Ϧ˸ϳ˴ϴ˶ά˶π
͉ϟ΍ Ύ˴ϗ˵Ϭ͊ϳ΍˴˴΃Ϋ˶ΈΎ˴)˴ϓϳ
˶ν˸έ˴Ϸ)˸΍ …
ϰ˶ϓ ˶Ω΍˸˸ϮϭϘ˵ήό˵ ˶θ˸ϟΎ˶Α˴Θ˸ϧΎ˴΍˸Ϯϓ ϓ˵ ˸ϭΓ˵ ˴ϼ˴΃ ΍˸͉μ
...˶Ϳ΍ ˶Ϟ˸π˴ϓ ˸Ϧ˶ϣ ΍˸Ϯϐ˵(˴Θ˺˸Α΍˴ϭ: ΓΪ΋ΎϤϟ΍
(˺ Nabi
: ΓΪ΋ΎϤϟ΍s.a.w.,
) … ˶Ωantara
˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯlain:
ϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵(˴ϣ˺˹
΁ ˴Ϧ˸ϳ:˶ά͉ϟΔόϤΠϟ΍
΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴)ϳ
2.
Hadis
(˺ : ΓΪ΋ΎϤϟ΍ ) … ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(˺ϦΑ: ΓΩΎΒϋ
ΓΪ΋ΎϤϟ΍Ϧϋ
)…
˶Ω˸ϮϘ˵ϦΑ΍
ό˵ ˸ϟΎ˶Αϩ΍ϭέ
΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ)˴΃ ˴έ΍˸Ϯ΍˴ήϨ˵ ˴ϣ˶ο
΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ˴έ΍ Ύ˴˴ήϬ˴ο
͊ϳ˴΃ Ύ˴˴ϻϳ
Ϧϋ
ΪϤΣ΃ϭ
ΖϣΎμϟ΍
ϪΟΎϣ
“Hai orang yang beriman!
Penuhilah
akad-akad
itu…”˴ϻ˴ϭ(QS.
Al(˺Nabi
: ΓΪ΋ΎϤϟ΍
) … ˶Ωantara
˸ϮϘ˵ ό˵(˸ϟϲΤϳ
Ύ˶Α ΍˸Ϯlain:
ϓ˵Ϧϋ
˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϚϟΎϣϭ
Ϩ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳαΎΒϋ
˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ϦΑ΍
Ύ˴ϳ
Ma’idah [5]: 1).
Hadis
s.a.w.,
2.
Hadisantara
Nabilain:
s.a.w., antara lain:
2. 2.
Hadis Nabi s.a.w.,
ΓΩΎΒϋ s.a.w.,
Ϧϋ ϪΟΎϣantara
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέlain:
) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
2.Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍
HadisϦΑNabi
2.Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍
Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
(ϡ΍ΰΣϦΑϦΑΓΩΎΒϋ
ϢϴϜΣϦϋ
ϦϋϪΟΎϣ
ΔδϤΨϟ΍
ϟ Ύ˴˴έϣ ˴ή˸ϊ˴ο
˶Β˴ΗϦΑ΍
ϦΑ΍ϩ΍ϭέ
ϩ΍ϭέ))˴ϙ˴έ˴ΪϚϟΎϣϭ
΍˴˸Ϩή˶ϋ˶ο˴β˴ϻ˸ϴ˴ϭαΎΒϋ
˴ϻ
2.
Hadis
Nabi
s.a.w.,
antara
lain:
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍(ϲΤϳ
ϩ΍ϭέϦϋ
) ˴έϚϟΎϣϭ
΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭαΎΒϋ
˴έ˴ή˴οϦΑ΍
˴ϻ
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan
tidak boleh
pula
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ΪϤΣ΃ϭ
ΖϣΎμϟ΍
ϦΑ
ΓΩΎΒϋ
Ϧϋ
ϪΟΎϣ
ϦΑ΍
ϩ΍ϭέ
)
έ
˴
΍˴
ή
ο
˶
ϻ
˴
ϭ
˴
έ
˴
ή
˴
ο
˴
˴ϻ
membahayakan
(HR.
Majah
‘Ubadah
ϩ΍ϭέ
˴Ϊϊ˸Ϩ˶ϋ˸ϴ˴Α˴ϭ˴β
˸ϴ˴ϟ ˴ϠΎ˴˴γϣ ͊Ϟ˸ϊ˶ΒΤ˴Ηbin
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸π(ϳ˵ϡ΍ΰΣ
˸Ϣorang
˴ϟ Ύ˴ϣϦΑ΢
˵ lain”
˸ΑϢϴϜΣ
˶έ˴ϻ˴ϭ Ϧϋ
ˬ˳ϊ˸ϴ˴ΑΔδϤΨϟ΍
˸ϲIbn
˶ϓ ˶ϥΎ˴σ
˸ή˴η˴ϻ) ˴ϭ˴ϙdari
ˬ˲
˲ϒ
˴ϳ˴ϻ
(
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒϋ
ϦΑ΍
dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari Yahya).
Shamit,
ˬϩΪΟ ϦϋAhmad
ϪϴΑ΃ (Ϧϋ
ϦΑ ϭήϤϋ
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍
ϙ˴Ϊ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˶ϋΎ˴ϣ˴β˸ϊ˸ϴ˶Β˴ϟΗ Ύ˴˴ϻϣ
ϡ΍ΰΣΐϴόη
ϦΑ ϢϴϜΣ
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ) ϩ΍ϭέ
˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ) ˴β
.(
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϪΤΤλϭ
ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴ϣ ˸ϊ˶Β˴Η ˴ϻ
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶ϥΎ˴σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭ ˬ˲ϊ˸ϴ˴Α˴ϭ ˲ϒ˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˶Τ˴ϳ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ
ϦΑ ϢϴϜΣ
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍
ϩ΍ϭέ)ada
˴ϙ˴Ϊ˸Ϩpadamu.”
˶ϋ ˴β˴Ϊ˸ϴ˸Ϩ˴ϟ˶ϋΎ˴ϣ˴β˸ϊ(HR.
˶Β˴Η ˴ϻ
Ϧϋ
ϭήϤϋ
“Janganlah
kamu
menjual
yang
ϊ˵ˬϩΪΟ
˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ
˴ϭ ˬ˸ϦϪϴΑ΃
˴Ϥ˸π
ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη
Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έϦΑ
˴ϻ˴ϭsesuatu
ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ
˶ϓ ˶ϥΔδϤΨϟ΍
Ύ˴σtidak
˸ή˴η˴ϻ˴ϭϩ΍ϭέ
ˬ˲ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ˲ϒ
˴Ϡ˴γ ͊Ϟ˸ϴ˶Τ˴ϟ ˴ϳΎ˴˴ϻϣ
Alkhamsah
bin
ˬϩΪΟ
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέϪϴΑ΃
) dari
˶έ˴ή˴ϐ˸ϟHakim
΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸ϦϦΑ
˴ϋ.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ
˴ϢHizam)
͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴΔϤϳΰΧ
˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϦΑ΍ϭ
ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟ΍
˶Ϳ΍ ˴Ϊϝ
˵ ˸Ϩ˸Ϯ˶ϋϪΤΤλϭ
γ
˵ έ ˸ϴϰ˴
Ϭ˴ϧ
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭϦϋ
ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵Ϧϋ
˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ΐϴόη
ϣ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ˴ϭ ϭήϤϋ
ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ
˶ϓ ˶ϥΎ˴ΔδϤΨϟ΍
σ˸ή˴η˴ϻ˴ϭϩ΍ϭέ
ˬ˲ϊ˸ϴ)˴Α˴ϭ˴ϙ˲ϒ
˴Ϡ˴γ˴β
͊Ϟ˶Τ˴ϟ ˴ϳΎ˴˴ϻϣ
(ήϤϋ
ϦΑ΍˸ή˴ηϦϋ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍
ϪΤΤλϭ
ϊ˵ˬϩΪΟ
˸ϴ˴Α ˴ϻϦϋ
˴ϭ ˬ˸ϦϪϴΑ΃
˴Ϥ˸πϦϋ
ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ ΐϴόη
Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έϦΑ
˴ϻ˴ϭ.(ϭήϤϋ
ˬ˳ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲ
ϓ
˶
ϥ
˶
Ύ˴
σ
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬ˲
ϊ
ϴ
˸
Α
˴
ϭ
˴
ϒ
˲
Ϡ
˴
γ
˴
Ϟ
͊
Τ
˶
ϳ
˴
Ϧϋ ΔδϤΨϟ΍ ϩ΍ϭέ) ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ ˴β˸ϴ˴ϟ Ύ˴˴ϻϣ
ˬϩΪΟ
Ϧϋ
ϪϴΑ΃
Ϧϋ
ΐϴόη
ϦΑ
ϭήϤϋ
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˴ϻ˴ϭ ˬ˸Ϧ˴Ϥ˸πϳ˵ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ΢
˵ ˸Α˶έ˴ϻ.(
˴ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ˬ˳ϊ˸ϴ˴Α ˸ϲϦϋ
˶ϓΔϤϳΰΧ
˶ϥΔδϤΨϟ΍
Ύ˴σ˸ή˴ηϦΑ΍ϭ
˴ϻ˴ϭϩ΍ϭέ
ˬ˲ϱάϣήΘϟ΍
ϊ)˸ϴ˴Αϭ˴ϙ˴Ϊ˲ϒ˸Ϩ˶ϋ˴ϠϪΤΤλϭ
˴γ˴β͊Ϟ˸ϴ˶Τ˴ϟ ˴ϳΎ˴˴ϻϣ
.(ϭήϤϋ
ϢϛΎΤϟ΍ϭϦϋΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭϩ΍ϭέ
ϱάϣήΘϟ΍
ϪΤΤλϭ
ˬϩΪΟ
Ϧϋ
ϪϴΑ΃
Ϧϋ
ΐϴόη
ϦΑ
ΔδϤΨϟ΍
)
ϙ
˴
Ϊ
˴
Ϩ
˸
ϋ
˶
˴ϟ ϬΎ˴ϣ˴ϧ
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴β
˴έ ˸ϴϰ˴
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ΔϤϳΰΧ
ϦΑ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍
ϪΤΤλϭ
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ΍
Ϳ
˵ ΍ Ϧϋ
ϰ͉Ϡ˴λϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸ϮϱάϣήΘϟ΍ϭ
γ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
“ Tidak halal (memberikan) pinjaman dan jual beli, tidak halal
(
ήϤϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ) ˶έdua
˴ή˴ϐ˸ϟ΍syarat
˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧdalam
˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γsuatu
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴjual
˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵beli,
΍ ϰ͉
Ϡ˴λ halal
˶Ϳ΍ ϝ
˵keuntungan
˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
(menetapkan)
tidak
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
) ˶έtidak
˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ditanggung
˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣresikonya,
͉Ϡ˴γ˴ϭ(ήϤϋ
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ϦΑ΍
Ϳ
˵ ΍ Ϧϋ
ϰ͉Ϡ˴λϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
˶Ϳ΍ (melakukan)
ϝ
˵ ˸ϮϱάϣήΘϟ΍ϭ
γ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
sesuatu
yang
dan
tidak
halal
(
ήϤϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ)sesuatu
˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ yang
˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧtidak
˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γada
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴpadamu.”
˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ
ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
penjualan
(HR.˶Ϳ΍ Al-khamsah
(ήϤϋ ϦΑ΍
ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ hadis
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya
dariϦϋkakeknya;
ini
126
dinyatakan shahih oleh Tirmizi, Ibn Khuzaimah, dan Hakim).
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
(˺
(˺
˺
((˻
(˻
˼
((˻
(˻
(˻
(˼
˽
((˼
(˼
(˼
˽
(˼
((˽
˾
(˽
(˽
˾
(˽
(˾
(˾
((˾
˺
(˾
(˺
˻
(˺
(˺
(˺
(˺
((˼˻
(˻
(˻
(˻
(˼
(˻
(˼
(˽
(˼
(˼
(˼
(˽
(˽
(˽
(˽
(˽
.(ϢϛΎΤϟ΍ϭ ΔϤϳΰΧ ϦΑ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ ϪΤΤλϭ
ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ) ˶έ˴ή˴ϐ˸ϟ΍ ˶ϊ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ ϰ˴Ϭ˴ϧ
(ήϤϋ ϦΑ΍ Ϧϋ ϲ΋ΎδϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
“Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) gharar.”
(HR. Muslim, Tirmizi, dan Nasa’i dari Ibnu Umar).
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(
ϪϴϠϋ
ϖϔΘϣ
)
ζ
˶
Π
˸
Ϩ
͉
ϟ΍
Ϧ
˶
ϋ
˴
ϰ˴
Ϭ
ϧ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϳ
˶
΍
ϝ
˴
Ϯ
˸
γ
˵palsu”
˴έ ͉ϥ·
“Rasulullah
s.a.w.) ˶ζ
melarang
penawaran
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ
˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ(untuk)
ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γmelakukan
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉
Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(Muttafaq
‘alaih).
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ(˴Ϡ˴ϋϲ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟ΍ϭ
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) ˳Δ˴ό˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴ˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ(˴ϋϲͿ
˵΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
΍ ϰ͉Ϡ˴λϱάϣήΘϟ΍ϭ
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ͉ϥ˶·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃(ϪϴϠϋ
ϩ΍ϭέϖϔΘϣ
) ˳Δ˴ό)˸ϴ˴Α˶ζ
˸ϲ˸Π˶ϓ ͉Ϩ˶Ϧϟ΍˸ϴ˴Θ˶Ϧ˴ό˴ϋ˸ϴ˴Α ϰ˴
˸Ϧ˴ϋ
ϰ˴
Ϭ˴γ˴ϧ˴ϭ˴Ϣ͉Ϡ˶Ϫ˴γ˸ϴ˴Ϡ˴ϭϋ ˶ϪͿ
˸ϴ˴Ϡ(΍˴ϋϲϰ͉Ϳ
˵΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
΍ ϰ͉˶ͿϠ˴λ
͉ϲ
͉ϥ˶·
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
Ϭ
ϧ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
˵
Ϡ
λ
˴
΍
ϝ
˴
˸Ϯγ
˵˶Β͉Ϩ˴έϟ΍Abu
“Nabi s.a.w. melarang dua jual beli dalam satu jual beli.” (HR.
(
ϲ
΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ
ϱάϣήΘϟ΍ϭ
Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i).
(˽
(˾
(˾
(˾
(˾
(˿
(˿
(˿
(˾
˿
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ) ˳ΔϦΑ
˸Ϙ˴Η ϰ͉
˸ϴ˴η ϲ
͉Ϧ˶Β˴ό͉Ϩ˸ϴϟ΍˶Β˴Η ͉ϥ˴ϻ˶·
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ
˴ό˸ϴ˴ΑϢϴϜΣ
˸ϲ˶ϓ ˶ϦϦϋ
˸ϴ˴Θ˴ό˸ϴϰϘϬϴΒϟ΍
˴Α ˸Ϧ˴ϋ ϰ˴ϩ΍ϭέ
Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭϪ˵ ˴π
˶Ϫ˸ϴ˶Β˴Ϡ˴ϋ
Ϳ
˵ Θ΍˴Σϰ͉Ύ˱ϠΌ˴λ
(
ϡ΍ΰΣ
ϦΑ
ϢϴϜΣ
Ϧϋ
ϰϘϬϴΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
Ϫ
˵
π
˴
Β
˶
Ϙ
˸
Η
˴
ϰ͉
Θ
Σ
˴
Ύ˱
Ό
ϴ
˸
η
˴
͉Ϧ˴ό(HR.
˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϲ΋Ύ˰δϨϟ΍ϭ ϱάϣήΘϟ΍ϭ
“Janganlah menjual sesuatu hingga kamu menguasainya.”
(̀
(̀
(̀
˿
(̀
Ύ˱ϣBaihaqi
΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σdari
˴΃ ˸ϭ˴΃ Hakim
˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡbin
͉ή˴Σ Hizam).
Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
(́
(́
(́
(̀
́
muslimin
Κ
˵ “Perdamaian
˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃ :ϰ˴ϟ˴΃Ύ˴ό˸ϭ˴Ηdapat
Ϳ
˵ ΍˴ϼϝ
˵˴Σ˸Ϯdilakukan
Ϙ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˵di
˴γ˴ϭantara
˵ kaum
΍ ϰ͉
˵kecuali
Ύ˱Κ
͉ϻ˶Ϫ˶Ϫ˶·˸ϴ˴Ϡ˸ϴ˴ϋ˴Ϡ˴Ϧ˴ϋhalal
ϴ˶ϤͿ
˸ϟatau
΍ϠϠ˴λ
˴Ϧ˸ϴ˴Α˶Ϳ˶Ϳ
˲ΰ΍΍˶΋Ύ˴˴ϝ˴ϝΟ˸Ϯ˸Ϯγ
˵ ˴έ˴έ˸Ϡ͊μ͉ϥ͉ϥϟ˴·΍·
˵ϣ΍˴˶ϟήΎ˴Λ˴ΣΎ˴ϧ˴΃͉Ϟ˴Σ:ϰ˴
ϟΎ˴yang
ό˴΃˴Η ˱ϻͿ
˵ ΍mengharamkan
ϝ
˵ ˸Ϯ˴ϡϘ˵ ͉ή˴ϳ ˴Σ:˴ϝΎ˴Ύ˱ϗΤ˸Ϡ˴Ϣλ
͉Ϡ˴γ˴ϭyang
Ϳ
˵˶Ϡ˸δ΍ Ϥ˵ ϰ͉
˴λ
γ
˵΢
perdamaian
menghalalkan
Ϫ˵ ˴Βϩ΍ϭέ
˶ΣΎ˴˶ϟλ
Ύ˴˴΃Ϥ΍˴ή:ϫ˵ ϰ˴
Ϊ˵ ˴ΣϟΎ˴͉Ϟό˴΃ ˴ΗΣ˴ϥ˴΃Ϳ
Ύ˴˸ϭΧ΍ ˴΃ ϝ˵˱ϻ΍˴˸ϮΫ˴ϼ˶ΈϘ˵˴ϓϳ˴Σ :ˬ˵˴ϡϝϪ͉ήΎ˴˴Βϗ˶Σ
Ύ˴˴Ϣλ
Ύ˴Ϥ˶Ϫϫ˵͉ϻ
Ϊ˵˴ϋ˶·˴Σ˸Ϣ˴΃˶ϬͿ
˸Ϧ΍ ϭ˵
Ψ
˵ϰ͉
˴ϳϠη
˸Ϣϰ˴
˴ϟ Ϡ˶ͿΎ˴˴ϋϣ΍ ˴ϥ˴ϝ˶ϦϮ˵˸Ϯ˸ϴϤ˴Ϝγ
˸ϳ˶ή͉θϟ΍
˵yang
Κ
Ύ˴
Λ
Ύ˴
ϧ
˵
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
ϴ
˸
Ϡ
˴
˵
λ
˴
˵
)
Ύ˱
ϣ
Σ
˴
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
σ
˶
ή
˵
Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵dan
˴Σ˴΃ kaum
˴ϥΎ˴Χ ΍˴muslimin
Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴terikat
λ Ύ˴Ϥϫ˵ dengan
Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵syarat-syarat
˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴmereka
˴Ϝ˶Ϡ˸δ˸ϳ˴έ˶ήϤ˵ ͉θ˸ϟ͉ϥ΍˴ϭϟ΍·
haram;
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˴
Ϥ
Ϭ
˶
Ϩ
˶
ϴ
˸
Α
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
Ζ
˵
Ο˴ή˴Χ
˵kecuali
Κ
Ύ˴
ϧ
΃
˴
:
ϰ˴
ϟ
Ύ˴
ό
Η
˴
Ϳ
˵
΍
ϝ
˵
Ϯ
˸
Ϙ
˵
ϳ
˴
:
ϝ
˴
Ύ˴
ϗ
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϳ
˶
΍
ϝ
˴
Ϯ
˸
γ
˵
Ϫ˴Β˶ΣϟΎ˴(Ύ˴Λλ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
ϥ
˴
Ύ˴
Χ
΍˴
Ϋ
Έ
˶
ϓ
˴
ˬ˵
Ϫ
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
(
ϑϮϋ
ϦΑ
ϭήϤϋ
Ϧϋ
ϱάϣήΘϟ΍
syarat yang
mengharamkan
yangϮΑ΃halal
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω
ϩ΍ϭέatau
) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩmenghalalkan
˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸ϳ˴έ˸Ο˶ή˴ή͉θ͉ϥ˴Χϟ΍·
Ϫyang
˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ(HR.
˴΃ϢϛΎΤϟ΍ϭ
˴ϥΎ˴Al-Tirmizi
Χ ΍˴ΫϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶Σdari
Ύ˴λΩϭ΍Ω
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϧ
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
(haram”
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˴
Ϥ
Ϭ
˶
Ϩ
˶
ϴ
˸
Α
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
Ζ
˵
˸Ο˶ή˴ή͉θ˴Χϟ΍
‘Amr bin ‘Auf).
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ
((̂
(́
̂
(̂
(̂
˴ϻΚ
˵˴ϻ:˶ϟ:Ύ˴ϝΎϗ
Λ ϝΎϗ
Ύ˴ϧ˴΃ϢϠγϭ
:ϰ˴ϟΎ˴όϪϴϠϋ
˴ΗϪϴϠϋ
Ϳ
˵ ΍Ϳ΍Ϳ΍
ϝ
˵ ˸ϮϰϠλ
Ϙ˵ϰϠλ
˴ϳ :˴ϝΎ˴Ϳ΍
ϗͿ΍˴Ϣ͉ϠϝϮγέ
˴γϝϮγέ
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϦϋ
˵ Ϳ΍
΍Ϳ΍ϰ͉ΪΒϋ
ϠΪΒϋ
˴λ ϦΑ
˶ͿϦΑ΍ ήϤόϣ
˴ϝήϤόϣ
˸Ϯγ
˵ ˴έϦϋ
͉ϥ·
ϢϠγϭ
ϦϋͿ
Ϧϋ
((Ύ˴ϤϢϠδϣ
)
Ί
˲
σ
˶
Ύ˴
Χ
ϻ
͉
·
˶
ή
˵
Ϝ
˶
Θ
˴
Τ
˸
˴ϻ
ϝΎϗ Ύ˴ϢϠγϭ
Ϳ΍
ΪΒϋ
ϦΑ
ήϤόϣ
Ϧϋ
Ϫ˵ ˴Β˶Σ:Ύ˴λ
Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ϪϴϠϋ
˴ϥΎ˴ΧͿ΍΍˴ΫϰϠλ
˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴ΒͿ΍
˶ΣΎ˴λϝϮγέ
˵ϢϠδϣ
ϫ
Ϊ˵Ϧϋ
˴Σ˴΃ϩ΍ϭέ
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
ϣ
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
θ
͉
ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τϟ΍˴ϳ˴ϳ
˴ϻ : (ϝΎϗ
ϢϠγϭ ϪϴϠϋ
Ϳ΍ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϰϠλ Ϳ΍ ϝϮγέ
Ϧϋϩ΍ϭέ
Ϳ΍)ΪΒϋ
( ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)Ύ˴Ϥ˲Ί˶Ϭ˶σ
˴Θή˸Τ˴Χ˴ϳ
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϨϦΑ
˸ϴ˴ΑΎ˴Χ˸ϦήϤόϣ
˶ϣ͉ϻ˶·Ζ
˵ ή˵ ˸Ο˶ϜϦϋ
( ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ
((˺˹
(̂
˺˹
(˺˹
(˺˹
Ύ˱ϣ΍˴ή) ˴ΣΎ˱ϣ΍˴͉Ϟή˴Σ˴Σ˴΃ ͉Ϟ˸ϭ˴Σ˴΃ ˴΃ ˱ϻ˸ϭ˴ϼ
˵σ˸ή˴η͉ϻ˶·͉ϻ˶·˴Ϧ˸Ϣϴ˶Ϥ˶Ϭ˶Ϡ˶σ˸δϭ˵
Ϥ˵ ˸ϟ΍˵ ˴Ϧϰ˴
˸ϴ˴ΑϠ˴ϋ˲ΰ˶΋˴ϥΎ˴ΟϮ˵Ϥ˶Ϡ΢
˵˸δ˸ϠϤ˵͊μ
ϩ΍ϭέ
˴΃ ˱ϻ˴Σ˴ϼ˴ϡ˴Σ͉ή˴Σ˴ϡ͉ή˴ΣΎ˱ΤΎ˱˸Ϡ˸Ϡλ
˸ϟ΍˴ϭϟ˴΍
Ύ˱ϩ΍ϭέ
ϣ΍˴ή˴Σ) Ύ˱ϣ͉Ϟ΍˴˴Σή˴΃˴Σ ˸ϭ͉Ϟ˴΃˴Σ˱ϻ
˵Ύ˱σ˸ή͉ϻ˴η˶· ͉ϻ˴Ϧ˶· ϴ˶˸ϢϤ˶Ϭ˶Ϡ˸δ˶σϤ˵ϭ˵ή˸ϟή΍η
˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰ˶΋˴ϥΎ˴ΟϮ˵Ϥ΢
˵˶Ϡ˸δ˸Ϡ͊μ
˴΃ ˸ϭ˴ϼ˴΃˴Σ˱ϻ˴ϼ˴ϡ͉ή˴Σ˴Σ˴ϡ͉ήΎ˱Τ
˴Σ λ
η
˵ ˴Ϧ˸ϴϰ˴
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϭϟ˴΍
Ύ˱ϩ΍ϭέ
ϣ΍˴ή˴Σ) Ύ˱ϣ͉Ϟ΍˴(˴Σήϡ΍ΰΣ
˴΃Σ ˸ϭ͉Ϟ˴΃˴ΣϦΑ˱ϻ
͉ή˴Σ˴Σ˴ϡ͉ήϰϘϬϴΒϟ΍
Ύ˱Τ
˵Ύ˱σ˸ήϩ΍ϭέ
͉ϻ˴η(˶·(ϑϮϋ
˴Ϧ˶· ϴ˶˸ϢϤϪ˵˶Ϭ˶Ϡ˴π
˸δ˶σϦΑ
Ϥ˵ϭ˵
˴ϦΘ˸ϴϰ˴
˴Α Ϡ˴ϋ˲ΰϦϋ
˵˶Ϡ˴ό˸δϴ˸Ϡ˶Β͊μ
˴΃ ˸ϭ˴ϼϢϴϜΣ
˴΃˴Σ˱ϻ˴ϼ˴ϡϦϋ
˴Σ˸Ϡλ
͉ϻϑϮϋ
η
˵ϰ͉
Ϥ˵˴Η˸ϟ΍˴˴ϻϭϟ˴΍
˶Β˸ϟϘή΍ϭήϤϋ
˴ΗϭήϤϋ
Σ
Ύ˱Ϧϋ
Ό˶΋˸ϴ˴ϥΎ˴ηΟϮ˵ϱάϣήΘϟ΍
͉ϦϤ΢
ϦΑ
ϱάϣήΘϟ΍
ϩ΍ϭέ) Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η (͉ϻϑϮϋ
˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϦΑ
ϭ˵ήϭήϤϋ
η
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋϦϋ
˴ϥϮ˵ϱάϣήΘϟ΍
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
(ϑϮϋ ϦΑ ϭήϤϋ Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍
“Rasulullah s.a.w. bersabda, Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah
dari
dua pihak
yang berserikat selama salah satu pihak
3.Pihak
Fiqh:
3. KetigaKaidah
Kaidah
Fiqh:
tidak
mengkhianati
yangFiqh:
lainnya. Maka, apabila salah satu pihak
3.
Kaidah
˴ϻ : ϝΎϗ ϢϠγϭ ϪϴϠϋ Ϳ΍ ϰϠλ Ϳ΍ ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
mengkhianati
yang
lain,
Aku pun
meninggalkan
(HR
3.
Ύ˴ϬΎ˴˶ϤϬ˸ϳ˶Ϥ˶ήKaidah
Ϡ˴ϋϠ˴ϋ˲ϞFiqh:
˸΍˸΍ ˶Ε
˴ϼ˴ϼ)˴ϣ˴ϣkeduanya.”
Ύ˴Ύ˴όό˶σ
Ϥ˵˵Ϥ˸ϟΎ˴˸ϟ΍Χ
˵Ϟ˵ή˵˸λ
˸ϳal-Daraquthni,
˶ή˸Τ˸Τ˴Η ˴Ηϰ˴ϰ˴
˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˸ϴ˴Ω˶ϟ˴Ω͉ϝ͉ϝΪ˵ Ϊ˵˴ϳal-Hakim,
˴ϳ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ ˴ϟΎ˴ϣΎ˴(ϣΔ˵ϢϠδϣ
Δ˵˴Σ˴ΣΎ˴ΑΎ˴Α˶Ϲdan
˶Ϲϩ΍ϭέ
˶Εal-Baihaqi).
΍ ϰ˶
ϰ˶͉ϻϓϓ˶·Ϟ
˸λ
˴Ϸ΃˴ϳ΃
˲Ί
˶Ϝ˴Θ˴Ϸ˸Τ
Abu
Dawud,
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
3.
Kaidah Fiqh:
ϊ˲˲ϊ˶Α˶ΑΎ˴Ύ˴ΗΗ ϊ˵ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
˲ϊϓ˶ΑΎ˴Ϟ
ϊ˵ ˶ΑΎ͉˴ϷΘϟ΍΃
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶
˵Η ˸λ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
(˺˹
((˺
˺
(˺
(˺
(˻
(˻
(˻
˺
127
(˻
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˵ ˴΃ ΍˱ϻϝ˵˴ϼ˸Ϯ˴ΣϘ˵ ˴ϳ ˴ϡ:͉ή˴ϝ˴ΣΎ˴ϗ Ύ˱Τ
˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϳ
˸ϟ΍Ϡ˴λ
˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ΍ ˶΋Ύ˴˴ϝΟ˸Ϯγ
˵ ˴έ˸Ϡ͊μ͉ϥϟ˴΍·
́
Κ
˵˵ ˶ϟ˶ϟΎ˴Ύ˴ΛΛΎ˱ϣΎ˴Ύ˴΍˴ϧϧή˴΃˴΃ ˴Σ::ϰ˴
˵˵Ϥ˶Ϡ΍΍˸δϤ˵ϰ͉
˵΢
(((̂
Κ
ϰ˴ϟϟΎ˴Ύ˴όό˴Η˴Η Ϳ
Ϳ
˵ ΍ ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ
˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ
˴ϋ Ϳ
ϰ͉ϑϮϋ
Ϡ˴λ ˶Ϳ
Ϳ˸ϴ˴ΑϦΑ
΍ ˸Ϧ˴ϝ˶ϣϭήϤϋ
˸Ϯ˵γ
˴έ˸Ο˴ή͉ϥϦϋ
· ϱάϣήΘϟ΍
̂
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
ϩ΍ϭέ
)Ϥϫ˵ Ύ˱Ϊ˵ϣ˴Σ΍˴ή˴΃ϢϛΎΤϟ΍ϭ
˴Σ˴ϥΎ˴͉ϞΧ˴Σ˴΃΍˴ΫϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
˸ϭ˶Έ˴ϓ˴΃ ˬ˵˱ϻϪ˴ϼ
˴ΣΎ˴λ˴ϡΩϭ΍Ω
͉ήΎ˴˴ΣϤϫ˵ ϮΑ΃
Ύ˱Ϊ˵σ˴Σ˸ή˴΃ϩ΍ϭέ
˴η˸Ϧ(Ψ
͉ϻ)˴ϳ˶·Ύ˴Ϥ˸Ϣ˸Ϣ˶Ϭ˴ϟ˶Ϭ˶Ϩ˶σ
ϭ˵ή˶Ϧη
˵ ˸ϴΖ
ϰ˴
Ϡ͉θ˴ϋ˴Χϟ΍ ˴ϥϮ˵
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ
ϪϪ˵˵ ˴Β˴Β˶Σ
Ύ˴
λ
Ύ˴
Β
Σ
˶
˵
Ύ˴
ϣ
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
˶
˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍
(ϑϮϋ ϦΑ˶ϣ ϭήϤϋ
Ϧϋ ϱάϣήΘϟ΍
(( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
˵˵ ˸Ο
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ
ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ω
Ωϭ΍Ω ϮΑ΃
ϮΑ΃ ϩ΍ϭέ
ϩ΍ϭέ)) Ύ˴Ύ˴ϤϤ˶Ϭ˶Ϭ˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ
˸Ϧ˶ϣ Ζ
Ζ
˸Ο˴ή˴ή˴Χ
˴Χ
˵ ˶ϟ:Ύ˴ΛϝΎϗ
Ύ˴ϧ˴΃ :ϢϠγϭ
ϰ˴ϟΎ˴ό˴ΗϪϴϠϋ
Ϳ
˵ ΍ϝ
˵Ϳ΍˸ϮϘ˵ ˴ϳϰϠλ
:˴ϝΎ˴ϗ Ϳ΍
˴Ϣ͉Ϡ˴γϝϮγέ
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϦϋ
Ϳ
˵ ΍ Ϳ΍
ϰ͉Ϡ˴λ
΍ ˴ϝήϤόϣ
˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥϦϋ
·
(̂
˴ϻΚ
ΪΒϋ˶ͿϦΑ
(˺˹
˸Ϧ˶ϣ Κ
˵˵ ˶ϟ˸ΟΎ˴Λ˴ήΎ˴˴Χϧ˴΃ :Ϫ˵ϰ˴
Ζ
˴Β˶ΣϟΎ˴όΎ˴λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
ϥ
˴
Ύ˴
Χ
΍˴
Ϋ
Έ
˶
ϓ
˴
ˬ˵
Ϫ
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ϊ
˵
Σ
˴
΃
˴
Ϧ
˸
Ψ
˵
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Ύ˴
ϣ
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϝ
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
Ί
˲
σ
˶
Ύ˴
Χ
ϻ
͉
·
˶
ή
˵
Ϝ
˶
Θ
˴
Τ
˸
ϳ
˴
˴Η Ϳ
˵ ΍ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ :˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(ϟ΍̂
˴ϻ
ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ
Ϳ΍
ϰϠλ
Ϳ΍
ϝϮγέ
Ϧϋ
Ϳ΍
ΪΒϋ
ϦΑ
ήϤόϣ
Ϧϋ
((˺˹
˴“Dari
ϻ :: ˸ϦϝΎϗ
ϝΎϗ
ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ
Ϳ΍
ϰϠλ
Ϳ΍
ϝϮγέ
Ϧϋ
Ϳ΍
ΪΒϋ
ϦΑ
ήϤόϣ
Ϧϋ
˺˹
(
ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ
Ϣϛ
ΎΤϟ΍ϭ
ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ
Ωϭ΍Ω
ϮΑ΃
ϩ΍ϭέ
)
Ύ˴
Ϥ
Ϭ
˶
Ϩ
˶
˶ϣMa’mar
Ζ
˵ ˸Ο˴ή˴Χ Ϫ˵bin
˴Β˶ΣΎ˴λAbdullah,
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˴ϥdari
Ύ˴Χ (΍˴ΫϢϠδϣ
˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Βϩ΍ϭέ
˶ΣΎ˴λ) Ύ˴s.a.w.
Ϥϫ˵˶σΪ˵ Ύ˴˴ΣΧ˴΃ ͉ϻbersabda:
˸Ϧ˶·Ψ
˵ ή˵˴ϳ ˶Ϝ˸Ϣ˴Θ˴ϟ˸ΤΎ˴˴ϳϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θ˸ϴϟ΍˴Α
Rasulullah
˲Ί
(
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)
Ί
˲
σ
˶
Ύ˴
Χ
ϻ
͉
·
˶
˶ϜϮΑ΃
˴Θ˸Τ˴ϳϩ΍ϭέ) Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α
Tidaklah melakukan ihtikar
(penimbunan/monopoli)
kecuali
( ϲϘϬϴΒϟ΍ϭ ϢϛΎΤϟ΍ϭ ϲϨτϗέ΍Ϊϟ΍ϭ Ωϭ΍Ωή˵ orang
yang bersalah.” (HR Muslim).
3.
Kaidah Fiqh:
: ϝΎϗ ϢϠγϭ
ϪϴϠϋ
Ϳ΍ ϰϠλ
Ϳ΍
3. Kaidah
Fiqh:
3.
Kaidah
Fiqh:
ϝϮγέ Ϧϋ Ϳ΍ ΪΒϋ ϦΑ ήϤόϣ Ϧϋ
(˺˹
3. : ϝΎϗ ϢϠγϭ
Ύ˴Ϭ˶ϤKaidah
˸ϳ˶ήϪϴϠϋ
˸Τ˴Η ϰ˴Ϳ΍
Ϡ˴ϋFiqh:
˲Ϟ
˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝͿ΍
Ϊ˵ ˴ϳ ˸ϢϝϮγέ
˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣϦϋ
Ύ˴Α(˶Ϲ˸΍ϢϠδϣ
˶Ε˴ϼΪΒϋ
˴ϣϩ΍ϭέ
Ύ˴ό˵ϤϦΑ˸ϟ΍ )ϰ˶
Ϟ
˵ ˸λ
˴Ϸ͉ϻ΃ ˶· ή
˺˴ϻ
ϰϠλ
Ϳ΍
ήϤόϣ
˲Ίϓ ˶σ
Ύ˴ΧϦϋ
˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ(˴ϳ(˺˹
( ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ ) ˲Ί˶σΎ˴Χ ͉ϻ˶· ή˵ ˶Ϝ˴Θ˸Τ˴ϳ ˴ϻ
Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ
˵˵ ˸λ
((˺
˸Τ˴Η˴Η ϰ˴
ϰ˴ϠϠ˴ϋ
˴ϋ ˲Ϟ
˲Ϟ˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˴Ω˴Ω ͉ϝ
͉ϝΪΪ˵˵ ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣ ΔΔ˵˵ ˴Σ
˴ΣΎ˴Ύ˴ΑΑ˶Ϲ
˶Ϲ˸΍˸΍ ˶Ε
˶Ε˴ϼ
˴ϼ˴ϣ˴ϣΎ˴Ύ˴όό˵Ϥ˵Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍ ϰ˶
ϰ˶ϓϓ Ϟ
Ϟ
˸λ˴Ϸ
˴Ϸ΃΃
˺
Memperhatikan: 1.
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang
3. ada dalil
Kaidah
Fiqh:
tidak
yang mengharamkannya.”
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
(˻
˶Α˶ΑΎ͉Ύ͉ΘΘ΃ϟ΍ϟ΍
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ˲ϊ˲ϊϞ
˵˶Α˶ΑΎ˴Ύ˴ΗΗ˸λϊϊ˵˵ ˴Ϸ
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ΃
(((˻
˻˺
(˺
3.
Kaidah Fiqh:
“Yang mengikuti itu sama hukumnya dengan yang diikuti.”
Pendapat ulama, antara lain:
˲ϊ˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θϟ΍
(˻
˶ΑΎ˴Η ϊ˵ ˶ΑΎ͉Θ[Beirut:
ϟ΍
(˻
1) Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz ˲ϊ5/173
Dar
al-Fikr, tanpa tahun] :
˶ϩ˶ή˸ϴ˴Ϗ˶ϩ˶ή˴Ϛ
Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣϪ˵ ˸Ϩ˶Ϫ˶ϣ˶Ϝ˶Ϫ˸ϳ˶ή˶Ϝ˸ϳ˴η˶ή˴η˴Δ͉μ
˶Σ˶Σ˶Ϧ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϴ˸ϳ˴Ϝ˶ή˸ϳ˶ή͉θ͉θϟ΍ϟ΍Ϊ˵ Ϊ˵˴Σ˴Σ˴΃ ˴΃ϯ˴
˸ϴ˴Ϗ˸Ϡ˶ϣ˴Ϛ˸ϱ˸Ϡ˶ϣ˶ή˸ϱ˴Θ˸θ˶ή˴ϳ˴Θ˸θϪ˵ ͉ϧ˴ϳ˴ϷϪ˵ ˶͉ϧ˴ί˴ϷΎ˴˶Ο˴ίΎ˴Ο
˴Δ͉μ
ϯ˴ήή˴Θ˴Θ˸η˸η΍΍ ˶ϥ˶ϥ˶·˶·˴ϭ˴ϭ
“Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya,
hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.”
2) Pendapat
Pendapat
Dr.Dr.Wahbah
dalam
Al-Fiqh
2)
Pendapat
Wahbahal-Zuhaili
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
2)
Dr. Wahbah
al-Zuhaili
dalam
Al-Fiqh
Al-Islami
wa
Adillatuhu
3/1841:
Al-Islami
wajuz
Adillatuhu
juzjuz3/1841:
Al-Islami
wa
Adillatuhu
3/1841:
˵ Ϭ˵ ˸γ˶ϢϬ˵˴Ϸ˸γ˸΍˴Ϸ˴Ώ
˸΍ ˴Ώ
Τ˸λ
͉ϥ˴Ϸ
˶Δ˴Β˸δ˶ϨΔ˶Α˴Β˸δ˶Δ˶Ϩ˴ϛ˶Α˸ή˶Δ͋θ˴ϛϟ΍˸ή͋θϰ˶ϟ΍ϓ ϰ˶
˯˵ ϓΎ˴ϛ˯˵˴ήΎ˴η
˵ϛ˴ή˶Ϣη
Ύ˴ΤΎ˴˸λ
˴΃ ͉ϥ˴΃ ˴Ϸ
˶ Ύ˱˶ϋΎ˱ϋ˸ή˸ή˴η˴η˲ΰ˲ΰ˶΋Ύ˴˶΋ΟΎ˴Ο˶Ϣ˶ϢϬ˵ Ϭ˵˸γ˸γ˴Ϸ˴Ϸ˸Ύ˸Ύ˶Α˶Α Ϟ
˵Ϟ˵ ϣ˵ϣ˵ ˴Ύ˴Ύό͉ό͉ΘΘϟ΍ϟ΍
.˳Ϣ.Ϭ˵˳ϢϬ˵˸γ˸γ˴΃ ˴΃˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ˴ϥ˴ϥ˸Ϯ˸ϮϜ˵Ϝ˵˶Ϡ˶Ϡ˸Ϥ˸Ϥ˴ϳ˴ϳ Ύ˴Ύ˴ϣ
“Bermuamalah
dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham
“
“ hukumnya
boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan
sesuai
dengan
saham yang
dimilikinya.”
halaman
369-375)
menyatakan:
halaman
369-375)
menyatakan:
3) Pendapat para ulama yang menyatakan boleh jual beli saham pada
˶ϭ˶Δ˴΃˴ΣΎ˴Β˶ΔϤ˵˴Σ˸ϟ΍Ύ˴ΒϤ˵ ˸ϟ˶Δ΍͉ϳ˶έ˶ΔΎ˴Π
͉ϳ˶έ͋ΘΎ˴ϟ΍Π͋Θϟ΍˶ΕΎ˴˶Ε
˸ήϟ˴Ύ͋θϛϟ˴Ύϛ˳Δ˴Σ˳ΔΎ˴˴ΣΒ˵ϣΎ˴Βϣ˵ ˳Ε˳Ε
ϲϧΎΜϟ΍))
˶ϭ˴΃ perusahaan-perusahaan
ϛ˸ήΎ˴ϛ͋θyang
δΎ˴δ͉γ͉γ˴Άϣ˵˴Άϣ˵ yang
ϰ˶ϰ˶
ϓ ϓ mubah,
˲Ϣ˲ϢϬ˵ Ϭ˵˸γ˸γ˴΃ ˴΃ ((ϲϧΎΜϟ΍
memiliki Ύ˴bisnis
antara
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
ϭ
˴
Ύ˴
Ϭ
ϴ
˸
ϓ
˶
Δ
˵
ϛ
˴
έ
˴
Ύ˴
θ
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍˴
ϭ
Ύ˴
Ϭ
ϴ
˸
ϓ
˶
Δ
˵
Ϥ
˴
ϫ
˴
Ύ˴
δ
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
˴
:
ϩ
˶
ά
˶
Ϭ˴
ϓ
Δ
˶
Σ
˴
Ύ˴
Β
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Δ
˶
ϴ
͉
ϋ
˶
Ύ˴
Ϩ
μ
͋
ϟ΍
Ε
˶
Ύ˴
δ
ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭlain
Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓdikemukakan
Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˴Ϭoleh
˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϤDr.
˴ϫΎ˴δϤ˵Muhammad
˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴Β‘Abdul
˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϴ˶ϋGhaffar
Ύ˴Ϩ͋μϟ΍ ˶Εal-Syarif
Ύ˴δ͉γ͉γ˴Ά˴ΆϤ˵Ϥ˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍
˲(al-Syarif,
Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έBuhuts
˴ή˴Ϗ Ύ˴ϬFiqhiyyah
˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έMu’ashirah,
˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴΃ ˱Δ˴ϓ[Beirut:
˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛDar
˸ή͋θϟ΍Ibn
˶Ζ˴ϧΎ˴Hazm,
ϛ ΍˴Ϋ˶· ˬΎ˴1999],
˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴΃ ˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· ˬΎ˴ϬϬ˶Ϥ˶ϤϬ˵Ϭ˵ ˸γ˸γ˴΃˴΃
˳΢˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳMuhammad
˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶α˸΃˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ
˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍(Musa,
͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶Σwa
Ύ˴ϓ
˳΢˸Α˶ήhalaman
˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ 78-79);
ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸ϮDr.
ό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶α˸΃˴έ ˸Ϧ˶ϣYusuf
˲˯˸ΰΟ
˵ Musa
˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰal-Islam
˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
.͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ[tanpa
˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ tempat:
ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴Silsilah
ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ al-Tsaqafah
˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηalΎ˴ϧ
Musykilatuna al-Hadhirah,
.͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ
Islamiyah, 1958], halaman 58); Dr. Muhammad Rawas Qal’ahji,
(Qal’ahji, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhaw’i al-Fiqhi wa
al-Syari’ah, [Beirut: Dar al-Nafa’is, 1999], halaman 56).
128
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˶Δ˴Β˸δ˶Ϩ˶Α ˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϰ˶ϓ ˯˵ Ύ˴ϛ˴ήη
˵ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ˴ΏΎ˴Τ˸λ˴΃ ͉ϥ˴Ϸ˶ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸Ύ˶Α Ϟ
˵ ϣ˵ ˴Ύό͉Θϟ΍
.˳ϢϬ˵ ˸γ˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥ˸ϮϜ˵ ˶Ϡ˸Ϥ˴ϳ Ύ˴ϣ
4) “
Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa
al-Mu’amalat al-Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H],
halaman
369-375)
menyatakan:
halaman 369-375)
menyatakan:
ϭ˶ ˴΃ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΕΎ˴ϛ˸ή͋θϟ˴Ύϛ ˳Δ˴ΣΎ˴Βϣ˵ ˳ΕΎ˴δ͉γ˴Άϣ˵ ϰ˶ϓ ˲ϢϬ˵ ˸γ˴΃ (ϲϧΎΜϟ΍)
ϊ˵ ˸ϴ˴Α˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴ϛ˴έΎ˴θϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Δ˵ ˴Ϥ˴ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ˴΍ :˶ϩ˶άϬ˴ϓ ˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϴ˶ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍ ˶ΕΎ˴δ͉γ˴ΆϤ˵ ˸ϟ΍
˲Δ˴ϟΎ˴Ϭ˴Ο ˴ϻ˴ϭ ˲έ˴ή˴Ϗ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ ˴β˸ϴ˴ϟ˴ϭ ˱Γ˴έ˸ϮϬ˵ ˸θ˴ϣ ˸ϭ˴΃ ˱Δ˴ϓ˸ϭή˵ ˸ό˴ϣ Δ˵ ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ˶Ζ˴ϧΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· ˬΎ˴Ϭ˶ϤϬ˵ ˸γ˴΃
˳΢˸Α˶ή˶Α ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ω˵ ˸Ϯό˵ ˴ϳ ˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶α˸΃˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲˯˸ΰΟ
˵ ˴Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˲Γ˴ΰ˶΋Ύ˴Ο ˲Δ˴θ˶ΣΎ˴ϓ
.͈Ϛ˴η ˴ϼ˶Α ˲ϝ˴ϼ˴Σ ˶ϩ˶άϫ˴ϭ ˬ˶Δ˴ϋΎ˴Ϩ͋μϟ΍˴ϭ ˶Γ˴έΎ˴Π͋Θϟ΍ ˶ΐ˸δ˴ϛ ˸Ϧ˶ϣ ˳˯ϰ˶ηΎ˴ϧ
“(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan
yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan
manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham)
dan ber-syarikah (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta
menjual-belikan sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta tidak
mengandung ketidakpastian dan ketidak-jelasan yang signifikan,
hukumnya boleh. Hal itu karena saham adalah bagian dari modal
yang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai
hasil dari usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu hukumnya
halal, tanpa diragukan.”
5) Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan
porsi (Δ͉μ˶Σ) suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan
oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi).
(Δ͉
μμ
˶Σ)˶Σ6)Al-Majmu’
Lihat:
Syarh al-Muhazdzab
IX/265
Al-FiqhFiqh
Al-Islami
(Δ͉
)
Keputusan
Muktamar
ke-7dan
Majma’
Islami
wa Adillatuhu IV/881.
tahun 1992 di Jeddah:
Keputusan
Fiqh
Islamidi
6)
Keputusan
Muktamar
ke-7
Majma’
Fiqh 1992
6)6)Keputusan
MuktamarMuktamar
ke-7 Majma’ke-7
FiqhMajma’
Islami tahun
tahun
tahun1992
1992didi.Jeddah:
Jeddah:
Jeddah:
˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π˴Θ˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ Ϫ˵ Ϩ˵ ˰˸ϫ˴έ ˸ϭ˴΃ ˬ˶Ϣ˸Ϭ͉δϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
.˶Δ.˴ϛ˶Δ˸ή˴ϛ͋θ˸ήϟ΍͋θϟ΍ϡ˵ Ύϡ˵˴ψΎ˴ψ˶ϧ ˶ϧϪ˶ΑϪ˶Αϰ˶ϰ˶
ππ˴Θ˸Ϙ˴Θ˴ϳ˸Ϙ˴ϳΎ˴ϣΎ˴ϣ˶ΓΎ˴˶ΓϋΎ˴ϋ΍˴ή΍˴ήϣ˵ ϣ˵ ˴ϊ˴ϊ˴ϣ˴ϣϪ˵ Ϫ˵Ϩ˵Ϩ˵˰˸ϫ˰˸ϫ˴έ˴έ ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ˬ˶ˬ˶ϢϢ˸Ϭ˸Ϭ͉δ͉δϟ΍ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
“Boleh7)
menjual atau
menjaminkan
saham
dengan memperhatikan
peraturan
Sharia
Standards
AAOIFI
no. 12:
yang berlaku pada perseroan.”
7) ˴ϡΎ˴Standards
Standards
no.
12:
Ϝ˸ΣSharia
˴΃ Sharia
ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ Standards
˴ϻ
Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ήno.
͉θϟ΍AAOIFI
ϡ˵AAOIFI
Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π
˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ12:
˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
7)7)Sharia
AAOIFI
12:
no.
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
˴
ϡ
Ύ˴
Ϝ
Σ
˸
΃
˴
ϒ
˵
ϟ
˶
Ύ˴
Ψ
ϳ
˵
ϻ
˴
Ύ͉
Ϥ
ϣ
˶
Δ
˶
ϛ
˴
ή
˶
θ
͉
ϟ΍
ϡ
˵
Ύ˴
ψ
ϧ
˶
Ϫ
˶
Α
˶
ϲ˶
π
Ϙ
˸
ϳ
˴
Ύ˴
ϣ
Γ
˶
Ύ˴
ϋ
΍˴
ή
ϣ
˵
ϊ
˴
ϣ
˴
Ϣ
˶
Ϭ
˵
γ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϊ
˵
˵ ˴ϳ˴ϳ
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶π˸Ϙ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ΓΎ˴ϋ΍˴ήϣ˵ ˴ϊ˴ϣ ˶ϢϬ˵ ˸γ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ί˵ί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ
˵Π
.
˯
˶
΍˴
ή
θ
͋
ϟ΍
ϲ˶
ϓ
Ϧ
˴
ϴ
˸
Ϥ
˶
ϫ
˶
Ύ˴
δ
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Δ
˶
ϳ
͉
Ϯ
˶
ϟ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Ϟ
˵
Μ
˸
ϣ
˶
ˬ˶
Δ
ό
˴
ϳ
˸
ή
˶
θ
͉
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍ϟ΍
8)
Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
“Boleh menjual saham dengan memperhatikan peraturan yangal-ditetapkan
Mu’amalat
al-Maliyah
al-Mu’ashirah
(Bairut:
Daraturan
aloleh perseroan
sepanjang
tidak menyalahi
hukum syariah,
seperti
Fikr,
2006,Hak
h. 511):
perseroan
tentang
Prioritas
Pemegang
Saham
untuk
Membeli
Saham
8)
Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam
al8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alBaru.”
Mu’amalatal-Maliyah
al-Maliyahal-Mu’ashirah
al-Mu’ashirah (Bairut: Dar
Dar alMu’amalat
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋(Bairut:
Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳal˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr, 2006, h. 511):
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˴Ω˸ϴ˴Ϡ͉ή˴ϋ˴Πΐ
˵Ϥ˸ϟ΍͉Η˴ή͉ϖ˴Θ˴Τ˴ϳ ˸ϟ˴ϻ΍ ͉ϥ˸Ϋ˴Ϸ˶· ˬ˵ˬ˳Ϣν
˴Ϡ˸ϋ˴΃Ϯ˶όΎ˴Ϥ˶Α ˸ϴϪ˵˶ϓ ˴ϟ Ύ˱΍˴ϋέ˸ή˶Ϊ˸λ
˴η ΃˵˲ΰ˸Ϧ˶΋Ύ˴˴ϣΟ ˶ή˶Ϧ˸ϴ˴Ϗ˸ϳ˴έϰ˴
Ύ˴ϴ˶Θϟ˶·˸Χ˶Ϧ˶ϻ˸ϴ˸΍͉Ϙ˴Τ˴Ϧ˸ϟ˸ϳ΍ ˴ά˶Ϧϫ˸ϳ˴ά˴έϫ΍˴ΪϞ˵˸λ
˸Ϙ˴ϧ ·ί˵ ͉ϥ˸Ϯ˶·Π
˵ ˴ϳ ˴ϻ
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε΍˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ...
˸΍ ˳Δ˶Ω˸Ϯ͉ϴ˶ϋϘ˵ ϋ
˵˸ή˴η˸ϲ˳Γ˶ϓ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϨΎ˴˸Μϗ˴Τ˸ϭ˴Α ˴΃ Ύ˴˳ϲ
Ϥ˴ϛ˶ϋ˸ή˴Δ˴ο
˴ϻ ˴Η ˶˯˸ϭ΍˴ή˴΃ ͋θϟΎ˶Α
η ˴ϭ˳Ϣ˸ϜΎ˴όΣ
˵Ϥ˵ ˸ϟ˴ϊ΍ ˴ϣϞ˵ ˴Β˲ϡ˸ϘΩ˵˴ϳΎ˴μ
˶ήϟ˴Χ˶· ΁˶Ϧϰ˴
˴Ω͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ΍˴έ˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ.˴Ϗ˴Ϧ˸ϳϰ˴
˸ϴ͉Ϙϟ˴Τ˶· ˶ω
˸ϟ΍ ͊ή˶Ϧ˴Β˸ϳ͉Θ˴άϟΎ˶ϫΑ ˱ΎϞ
˵ϧΎ˴˸ϘΠ˴ϧ ˴ϣί˵ Ϫ˵˸Ϯ˸ϨΠ
˵˴ϋ˴ϳ ϝ˵˴ϻί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍
˴Ω͉ήί˵˴Π˸ϮϤ˵ Π
˸˵ϟ΍˴ϳ ͉ϖΎ˴Ϥ˴Τ͉ϧ˸ϟ˶·΍˴ϭ͉ϥˬ˶˴ϷΕˬ˳΍˴έν
Ϯ
˴
ό
˶
Α
˶
Ϫ
˵
ϟ
˴
΍˴
έ
Ϊ
˶
λ
˸
΃
˵
Ϧ
˸
ϣ
˴
ή
˶
ϴ
˸
Ϗ
˴
ϰ˴
ϟ
·
˶
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϙ
͉
Τ
˴
ϟ
˸
΍
Ϧ
˶
ϳ
˸
ά
˴
ϫ
Ϟ
˵
Ϙ
˸
ϧ
˴
ί
˵
Ϯ
˸
Π
˵
˴ϳ ˴ϻ
Ύ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ
˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯΍˴ή͋θϟΎ˶Α
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ Kumpulan
ˬ˶Ε΍˴έΎ˴ϴ˶Θ˸ΧFatwa
˶ϻ˸΍ ˶Ω˸ϮDSN-MUI
Ϙ˵ ϋ
˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴ϨTerkait
˸Μ.˴Τ˴Ϧ˴Α˸ϳ˶ήΎ˴˴ΧϤ˴ϛPasar
Δ
˴
ο
˴
ϭ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
Ϟ
˵
Β
˴
Ϙ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
˯
˶
΍˴
ή
θ
͋
Modal
Syariah
129
΁ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ
˵ ί˵ Ύ˴ϨϟΎ˶
͉Θϟ΍Α
.˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ΁ ϰ˴ϟdalam
˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶ΑBuhuts
˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩfi
˴ϋ Qadhaya
ϝ
˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍
9)
Pendapat Taqi Usmani
Fiqhiy-yah Mu’ashirah
(Darul Qalam, Damaskus,
˵͉δ˸Μϟ΍˶ϣ ϊ˵ˬ˶Δ˸ϴ˴Α˴όί˵˸ϳ˶ή˸Ϯ͉θΠ
(Δ͉μ˶Σ) .˶Δ˴ϛ˸ή͋θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϰ˶π.˴Θ˶˯˸Ϙ˴ϳ΍˴ήΎ˴ϣ͋θϟ΍˶ΓΎ˴ϋϲ˶΍˴ήϓ ϣ˵˴Ϧ˸ϴ˴ϊ˶Ϥ˴ϣ˶ϫΎ˴Ϫ˵δϨ˵ ˰˸Ϥ˵ϫ˸ϟ΍˴έ˶Δ˸ϭ͉ϳ˶Ϯ˴΃ ˴ϟˬ˶˸ϭϢ˴΃˸ϬϞ
˵ ϟ΍˴ϳ
6)
Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami
8)
Pendapat
Wahbah al-Zuhaili dalam altahun
1992
di Jeddah:
7)
Sharia
Standards
AAOIFI
no.(Bairut:
12:
8) Pendapat
Wahbah
al-Zuhaili
dalam al-Mu’amalat
al-Maliyah
Mu’amalat
al-Maliyah
al-Mu’ashirah
Dar al- alMu’ashirah
(Bairut:
Dar
al-Fikr,
2006,
h.
511):
Fikr, 2006,
˸ήh.
͋θΎ͉Ϥϟ΍511):
Ύ˴ϋ΍˴˸Ϙή˴ϳ ϣ˵Ύ˴ϣ˴ϊ˶Γ˴ϣΎ˴ϋϪ˵ ΍˴Ϩ˵ή˰˸ϫϣ˵ ˴έ˴ϊ˸ϭ˴ϣ˴΃ ˶Ϣˬ˶Ϭ˵Ϣ˸γ
˸Ϭ͉δ˴Ϸϟ΍˸΍ ϊ˵ϊ˵ ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ί˵ί˵ ˸Ϯ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ˴ϳ
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψ.˶Δϳ˵˴ϛ˴ϻ
˶ϣϡ˵ Ύ˶Δ˴ψ˴ϛ˶ϧ˶ή˶Ϫ͉θ˶Αϟ΍ϰ˶ϡ˵π
Ύ˴ψ˴Θ˶ϧ˸Ϙ˴ϳ˶Ϫ˶ΑΎ˴ϣϲ˶˶Γπ
˵Π
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ.˸ϴ˶˯˶ϓ΍˴ήΎ˱ϋ͋θ˸ήϟ΍˴ηϲ˶˲ΰϓ ˶΋˴ϦΎ˴Ο˸ϴ˶Ϥ˶ϫϦΎ˴˸ϳδ˴έϤ˵Ύ˴ϴ˸ϟ˶Θ΍ ˸Χ˶Δ˶ϻ͉ϳ˶Ϯ˸΍˴ϟ˸ϭ˴Ϧ˴΃˸ϳ˴άϞ
˵ ϫ˸Μ˶ϣ˴έˬ˶΍˴ΔΪ˸λ
˴ό˸ϳ˶ή· ͉θ͉ϥϟ΍˶·
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
7)
Sharia Standards AAOIFI no. 12:
˴Ω͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ΍˴έ˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ
˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε΍˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ
˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯΍˴ή͋θϟΎ˶Α
Mu’amalat
Dar al-ί˵ ˸ϮΠ
˴ϡΎ˴Ϝ˸Σ˴΃ ϒ
˵ ˶ϟΎ˴Ψϳ˵ ˴ϻal-Maliyah
Ύ͉Ϥ˶ϣ ˶Δ˴ϛ˶ή͉θϟ΍ ϡ˵ Ύ˴al-Mu’ashirah
ψ˶ϧ ˶Ϫ˶Α ϲ˶.˴Ϧπ˸ϳ˶ή˸Ϙ˴ϳ˴ΧΎ˴΁ϣϰ˴˶ΓϟΎ˴˶·ϋ(Bairut:
˶ω΍˴ή͊ήϣ˵˴Β͉Θ˴ϊϟΎ˶Α˴ϣ ˱Ύ˶ϢϧΎ˴Ϭ˵Π˸γ˴ϣ˴ϷϪ˵˸΍ ˸Ϩϊ˵˴ϋ˸ϴ˴Αϝ
˵ ί˵ Ύ˴Ϩ˵͉Θϟ΍˴ϳ
Fikr, 2006, h. 511):
.˶˯΍˴ή͋θϟ΍ ϲ˶ϓ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶ϫΎ˴δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Δ͉ϳ˶Ϯ˴ϟ˸ϭ˴΃ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ˬ˶Δ˴ό˸ϳ˶ή͉θϟ΍
“Menerbitkan dua opsi (Hak Prioritas Pemegang Saham untuk Membeli
˲έ˴ή˴ο ˶ϪBaru
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ - ͉ΗHMETD
˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶· ˬ˵-Ϣdan
˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Waran)
Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ήini
˴η ˲ΰhukumnya
˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θboleh
˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧmenurut
˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ
· ͉ϥ˶·
Saham
syariah
9)
Pendapat
Taqikarena
Usmani
sepanjang
yang
saya tahu,
itu
...
˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ήhal
˴η ˳Γ˴Ϊdalam
˶ϋΎ˴ϗ tidak
˸ϭ˴΃ ˳ϲBuhuts
˶ϋ˸ήmenimbulkan
˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ fi˴ϊQadhaya
˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴bahaya
μ˴Η ˸ϭ˴΃
8)
Pendapat
Wahbah al-Zuhaili
dalam al-Damaskus,
Fiqhiy-yah
Mu’ashirah
Qalam,
(kerugian)
atau pelanggaran
terhadap(Darul
hukum atau
kaidah syara’...
“Tidak
Fikr,
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴2006,
Ϥboleh
͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶mengalihkan
Εh.΍˴έ511):
Ύ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˶Ω˸Ϯdua
Ϙ˵ ϋ
˵ hak
˸ϲ˶ϓ Ύ˴(opsi)
Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴ini
Ϥ˴ϛ kepada
˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵pihak
˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴Β˸Ϙketiga
˴ϳ ˴ϻ ˶˯dengan
΍˴ή͋θϟΎ˶Α
imbalan,
karena
hak
semata
(mujarrad)
untuk
membeli
Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ.˴Τ˴Ϧ˸ϟ˸ϳ΍˶ή˴Ϧ˴Χ˶ϣ΁ ϰ˴
˴Ϧϟ˸ϳ˶·ή˶ω͋Χ͊ή˴΄˴Θ˴ΒϤ˵͉Θ˸ϟϟΎ˶΍ Α˴Ϊ˱Ύ˸ϨϧΎ˴
˶ϋΠέ˵˴ϣΎ˴tidak
˵ίdapat
Ϫ˵Θ˸Ψ˸Ϩ˴ϋϤ˵ ˸ϟ΍ϝ
˵ϝ
Ύ˴˸ϮϨ˴Ϙ͉Θ˸ϟϟ΍˴΍
dipertukarkan
telah
kami
bahas
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Ηdengan
˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ ˸Ϋ˶·imbalan
ˬ˵.Ϣϩ˵˴Ϡ΅˵˸ϋ΍˴˴΃ήΎ˴˶ηϤsebagaimana
˸˴ϭϴ˶ϓ Ϫ˵Ύ˱ό˵ϋ˸ϴ˸ή˴Α ˴ηί˵ ˸Ϯ˲ΰΠ
˶˵ ΋˴ϳΎ˴ΟΎ˱yang
Ϧ
˶
ϳ
˸
έ
˴
Ύ˴
ϴ
Θ
˶
Χ
˸
ϻ
˶
΍
˸
Ϧ
˴
ϳ
˸
ά
˴
ϫ
έ
˴
΍˴
Ϊ
λ
˸
·˴Ϸ͉ϥ˸Ύ˶Α˶·
Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋpada
masalah akad-akad opsi. Hak ...
tersebut
˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴ηboleh
˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗdilepaskan
˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η secara
˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣcuma-cuma
˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
(gratis)
kepada
orang
lain.”
Ζ
˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸΍ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν΍˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶·
Mu’amalat
˴Ωhalaman
͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖ˴Τ˸ϟ248):
΍ ͉ϥal-Maliyah
˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ΍˴έal-Mu’ashirah
˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· (Bairut:
˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫDar
Ϟ
˵ ˸Ϙ˴ϧalί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
Ω˴9)
͉ή˴ΠϤ˵ ˸ϟ΍ ͉ϖ˴Τ˸ϟPendapat
΍ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶όTaqi
˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ΍˴έUsmani
˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ήdalam
˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶ϦBuhuts
˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫfi Ϟ
˵Qadhaya
˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α΍ Fiqhiy-yah
ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αMu’ashirah
Ύ͉Ϩϟ΍ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α
9) Pendapat
Taqi Usmani dalam Buhuts
fi.˴ϦQadhaya
Fiqhiy-yah
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε΍˴Mu’ashirah
έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ
˵ ˸ϲ˶ϓ Ύ˴(Darul
Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴ΔQalam,
˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴ΒDamaskus,
˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯΍˴ή͋θϟΎ˶Α
(Darul Qalam, Damaskus, halaman 248):
halaman 248):
.˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ΁ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ
˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍
10)
Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ Pendapat
˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴Jumhur
ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔUlama
˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧsebagaimana
˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸Ψdikutip
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴΍
oleh Wahbah Zuhaily
.ϩ˵ ΅˵ ΍˴ή˶η˴ϭ dalam
Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳal-Fiqhul
Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ Islamy
˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋwa
˴Ϸ˸Ύ˶Α
9)
Taqitahun
Usmani
dalam
Buhuts
fi Qadhaya
Adillatuh,Pendapat
cetakan IV,
2004,
juz IV,
hal 2878:
Fiqhiy-yah
Ζ
˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶Έ˴ϓ Mu’ashirah
ˬ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴Ϸ˸΍ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ(Darul
΍ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν΍˴Qalam,
έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴ΠDamaskus,
˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶·
halaman
248):
˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :.˶Δ˴Ϧ͉ϴ˸ϳ˶ϔ˶Ϊ˴Ϩ˴Τ
˸ϮϬ˵Ύ͉Ϩ˸Ϥϟ΍Ο
˵ ˶ϝ˴ϝ͊ϮΎ˴˴Ϥϗ˴Θϭ˶Α
˶ΑΎ˴ϋ˸ϟ΍ Ϧ
˵ή˸ϴΑ˴Ϗ
΍ϝ
˵ ˶˯˸ϮΎ˴Ϙ˵Ϭ˴ϳ˴ϘΎ˴ϔ˵Ϥ˸ϟ΍˴ϛέ˵˶α
˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ
˵ Ύ˴ϣyang
Ύ˴ϫ˴ϻ dipilih
˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥdi
Ύ˴ϴ˸ϋkalangan
˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ
˵ulama
˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϲmuta’akhirin
˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έdari
˴Ϊ˸μ˴ϣmadzhab
˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴΃
“Pendapat
Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ ˸Ϧ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϊ.˸ϨΎ˴˶ϋϬ˸ϴέ˵˶ϓ Ύ˴α
Ϥ˵Ϩϟ΍˸ϟ΍ ˴ΐ
ϝ
˵ ˸Ϯ˶Ϗ˴Ϙ˴έ˸ϟ˴΍
˵Θ˸ΨΎ͉aset
Hanafi menyatakan bahwa jika hak-hak ini berkaitan dengan
tetap
.ϩ˵ ΅˵ ΍˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α
maka
adalah harta
secara hukum
yang sebagaimana
boleh dijual dan dibelikan.
10) hal ituPendapat
Jumhur
Ulama
dikutip
oleh
Ζ
˵ Β˵ ˸Μ˴Η(kebiasaan
˴Δ͉ϴ˶ϟWahbah
Ύ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶Έmasyarakat)
˴ϓ ˬ˶ϝ΍˴ϮZuhaily
˸ϣ˴Ϸ˸΍ ϲ˶
ϓ ˶ϕ˸Ϯdalam
Ϙ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ξ
˸ό˴Αal-Fiqhul
˶Ν΍˴έ˸Ω˶· memasukkan
˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Islamy
Π˴ϣ ˶ϑsebagian
˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟwa
͉ϥ˶·
Urf
mempunyai
peran
untuk
Adillatuh,
IV,
˶Ϣ˸ϴharta,
˶Σtahun
͉ήϟ΍ ˶Ϧkarena
Ϥ˸Σ2004,
͉ήϟ΍.˴Ϧ
˶Ϳsesuatu
˶ϢΑΎ˸δ˴ϋ˶Α Ϧ
˸ϳ΍˶Ϊjuz
˵IV,
˸Α΍dinyatakan
ϝ
˵ hal
˸ϮϘ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ2878:
˴ϛ ˶αharta
Ύ͉Ϩϟ΍ ˶ϝ͊Ϯbila
˴Ϥ˴Θ˶Α
hak
ke dalamcetakan
(kategori)
masyarakat menganggapnya sebagai harta, sebagaimana pendapat Ibnu
˶Γ˴ίΎ˴ϴ˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίΎ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴Ϝ˸ϣ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶· :˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ή˵ ˸ϴ˴Ϗ ˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍ έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸ϤΟ
˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ
Abidin.”
˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ
˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ
˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴΃
Pendapat
Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip
10) P10)
endapat Jumhur
Ulama
sebagaimana
dikutip
oleh Wahbah
.Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α
˵ Ύ͉Ϩϟ΍Zuhaily
˴ΐ˶Ϗ˴έ
oleh
Wahbah
Zuhaily
dalam
al-Fiqhul
Islamy
dalam al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juzwa
IV,
a.
QS.
An-Nisaa’
[4]:
29
Adillatuh, cetakan IV, tahun 2004, juz IV, hal 2878:
hal 2878:
˴ϟ΍˴͉ϴϮ˶ϔ΍˴Ϩ˸ϣ˶Ϣ˴Τ˴΃˸δ˸ϟ΍΍˸˶ΑϮή˵Ϡ˵ϛ˵˸ϴ˴Ϗ˸΄˴Η˴ϻ˶˯Ύ˴΍˸ϬϮ˴ϘϨ˵ϔ˵˴ϣ˸ϟ΍΁ έ˵˴Ϧ˸Ϯ˸ϳϬ˵˶ά͉ϟ˸Ϥ΍Ο
Γ˶˸Ϧ˴ί˴ϋΎ˴ϴ˶Τ˱Γ˴έ˶Α Ύ˴Ύ˴ΠϬ˶Η˶Η˴ί˴ϥΎ˴ϴ˸Ϯ˶ΣϜ˵ ˴Η˶ϥΎ˴˸ϥϜ˴΃˸ϣ˶Ϲ͉ϻ˶·ˬ˱ϻ˶Ϟ˶ϢΎ˴˶σ˸ϴϣ˶ΣΎ˴Β͉ή˵˸ϟΎ˶ϟ΍˴ΒΑ˴Θ˸ό˶Ϧ˸ϢΗ˵Ϝ˵Ϥ˸˴ϨΎ˴Σ˸ϴϬ˴Α͉ήϧ˶·ϟ΍˸ϢϜ˵:˶ΔͿ
˵ Ύ˴Ϭ˴ϝ͊ϳ˴΃Ύ˴ϗ΂˴˴ϭϳ
...
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
΍˴ή˴Η˴΃
˴ϻ˴ϭ ˸Ζ˴Β˶Ϡσ
˵ Ύ˴ϣ Ύ˴ϫ˴ϻ ˸Ϯ˴ϟ˴ϭ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯ μ
˵ ˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸ˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έ˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ ˳ν
Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ
.Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α
˵ Ύ͉Ϩϟ΍ ˴ΐ˶Ϗ˴έ
b.
a.
130
QS. Al-Baqarah [2]: 275
[4]: 29
Ϣ˶ ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸ΣQS.
͉ήϟ΍ ˶ͿAn-Nisaa’
΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
ˬ͋β
˵˴ϥΎ˴˸ϮτϜ˵˸ϴ˴Ηθ
͉ ϟ΍˸ϥ˴΃Ϫ˵ τ
˵͉ϻ͉Β˶·˴Ψ˶Ϟ˴Θ˴ϳ˶σϱ˶
˴ϥ˸ϳϮ˵˶άϠ͉ϟϛ˵΍ ˸΄˴ϳΎ˴Ϭ˴Ϧ͊ϳ˴΃˸ϳ˶ά΂˴͉ϟϳ΍
˸Ϧ
˴ϋ ˴Ϥ˱Γ˸ϟ˴έ΍ Ύ˴˴ϦΠ˶ϣ˶Η ϥ
Ύ˴Βά˸ϟΎ˶͉ϟΑ΍ ϡ˵˸ϢϮ˵
Ϝ˵ ˴ϨϘ˸ϴ˴ϳ˴Α Ύ˴Ϥ˸Ϣ˴ϛϜ˵ ˴ϟ΍˴͉ϻϮ˶·˸ϣ˴΃˴ϥϮ˵
΍˸ϮϣϠ˵Ϯ˵
ϛ˵ Ϙ˸΄˴Η˴ϳ˴ϻ˴ϻ ΍˸ϮΎ˴ΑϨ˵͋ή˴ϣϟ΍΁ ˴Ϧ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Pasar
Modal
Syariah
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵
˴΄˶Α ˴Ϛ΍˴ή˶ϟ˴Ϋ˴Η
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
...ϟΎ˴˸ϢϗϜ˵ ˸Ϩ˸Ϣ˶ϣϬ˵ ͉ϧ˳ν
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃
Jumhur fuqaha selain Hanafi berpendapat: bahwa ia (hak manfaat, hak
yang berhubungan dengan harta dan hak semata) dipandang sebagai harta
karena dapat dikuasai dengan menguasai pokok dan sumbernya, juga
karena manfaat adalah tujuan yang dimaksudkan dari benda, dan kalau
bukan karena manfaatnya, suatu benda tidak akan dicari dan diinginkan
oleh manusia.
2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa
Dana Syariah tanggal 24-25 Rabi’ul Awal 1417 H / 29-30 Juli 1997 M.
3. Fatwa DSN-MUI No.20 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi Reksa Dana Syariah dan No.40 Tahun 2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar
Modal.
4. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14 Maret
2003 M. / 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam,
APEI, dan SRO tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan
dan Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli
2003 M / 10 Jum. Awal 1424 H tentang Kerjasama Pengembangan dan
Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
6. Hasil Keputusan Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15
Maret 2003 M / 11-12 Muharram 1424 H.
7. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari
Kamis, tanggal 28 Shafar 1429 H / 6 Maret 2008 M.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG WARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Pertama
: Ketentuan Umum
Dalam Fatwa ini yang dimaksud dengan :
1. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip
Syariah.
3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas
ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik
ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
131
4. Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang
termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari
emiten pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau
lebih sejak diterbitkannya tersebut.
5. Harga pelaksanaan Waran Syariah adalah harga yang telah ditetapkan
oleh Emiten bagi pemegang waran untuk membeli efek yang baru
diterbitkan selama periode yang ditetapkan.
Kedua
: Ketentuan Hukum
1. Perusahaan boleh menerbitkan Waran Syariah sebagaimana diatur
dalam angka 4 Kententuan Umum fatwa ini;
2. Pemegang Waran Syariah boleh mengalihkan Waran Syariah yang
dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh imbalan;
3. Pemegang Waran Syariah hanya boleh melaksanakan (exercise) haknya
dengan ketentuan saham hasil pelaksanaan tersebut dapat dikategori
Efek Syariah
4. Harga pelaksanaan yang ditawarkan dalam Waran Syariah didasarkan
atas prinsip wa’d yang dinyatakan bersifat mengikat bagi emiten.
5. Harga pelaksanaan dari Waran Syariah harus mencerminkan nilai
valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar
penerbitan efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar
yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. (Ref. Bab V Pasal
6, Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal)
6. Pelaksanaan transaksi atas Waran Syariah harus dilakukan menurut
prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi
dan manipulasi.
Ketiga : Ketentuan Penutup
1. Prinsip-prinsip Syariah mengenai Waran Syariah di Pasar Modal
dan seluruh mekanisme kegiatan terkait di dalamnya yang belum
diatur dalam fatwa ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam fatwa atau
keputusan DSN-MUI.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
132
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal
: 28 Shafar 1428 H
06 Maret 2008 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh
DRS. H.M. Ichwan Sam
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
133
8)
Pendapat Wahbah al-Zuhaili dalam alMu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah (Bairut: Dar alFikr, 2006, h. 511):
˲έ˴ή˴ο ˶Ϫϴ˸ ˴Ϡ˴ϋ ΐ
˵ ͉Η˴ή˴Θ˴ϳ ˴ϻ Ϋ˸ ˶· ˬ˵Ϣ˴Ϡ˸ϋ˴΃ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ Ύ˱ϋ˸ή˴η ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ˶Ϧ˸ϳ˴έΎ˴ϴ˶Θ˸Χ˶ϻ˸΍ ˴Ϧ˸ϳ˴άϫ ˴έ΍˴Ϊ˸λ· ͉ϥ˶·
...˳Δ͉ϴ˶ϋ˸ή˴η ˳Γ˴Ϊ˶ϋΎ˴ϗ ˸ϭ˴΃ ˳ϲ˶ϋ˸ή˴η ˳Ϣ˸ϜΣ
˵ ˴ϊ˴ϣ ˲ϡΩ˵ Ύ˴μ˴Η ˸ϭ˴΃
Ω˴ ͉ή˴ΠϤ˵ ϟ˸ ΍ ͉ϖ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ ˬ˳ν˴Ϯ˶ό˶Α Ϫ˵ ˴ϟ ΍˴έ˶Ϊ˸λ΃˵ ˸Ϧ˴ϣ ˶ή˸ϴ˴Ϗ ϰ˴ϟ˶· ˶Ϧ˸ϴ͉Ϙ˴Τ˸ϟ΍ ˶Ϧ˸ϳ˴άϫ Ϟ
˵ ˸Ϙ˴ϧ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˴ϻ
ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·˴ϭ ˬ˶Ε΍˴έΎ˴ϴ˶ΘΧ
˸ ˶ϻ΍˸ ˶Ω˸ϮϘ˵ ϋ
˵ ϲ
˸ ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Μ˴Τ˴Α Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Δ˴ο˴ϭΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˵ ˴Β˸Ϙ˴ϳ ˴ϻ ˶˯΍˴ή͋θϟΎ˶Α
.˴Ϧ˸ϳ˶ή˴Χ΁ ϰ˴ϟ˶· ˶ω͊ή˴Β͉ΘϟΎ˶Α ˱ΎϧΎ˴Π˴ϣ Ϫ˵ ˸Ϩ˴ϋ ϝ
˵ ί˵ Ύ˴Ϩ͉Θϟ΍
FATWA
9)
Pendapat Taqi Usmani dalam Buhuts fi Qadhaya
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
Fiqhiy-yah
Mu’ashirah
(Darul Qalam, Damaskus,
NO: 69/DSN-MUI/VI/2008
halaman 248):
Tentang
Ύ˱Ϙ͋Ϡ˴ό˴Θϣ˵ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ Ϧ
˸ ˶ϣ ˴ϥΎ˴ϛ Ύ˴ϣ ͉ϥ˶΍ ˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴Ϧ˸ϳ˶ή͋Χ˴΄˴ΘϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ έ˵ Ύ˴Θ˸ΨϤ˵ ˸ϟ΍ ϝ
˵ ˸Ϯ˴Ϙ˸ϟ˴΍
SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
.ϩ˵ ΅˵ ΍˴ή˶η˴ϭ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ Ύ˱Ϥ˸ϜΣ
˵ ˲ϝΎ˴ϣ ˴ϮϬ˵ ˴ϓ ˶Δ˴Θ˶ΑΎ͉Μϟ΍ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸Ύ˶Α
Ζ
˵ Β˵ ˸Μ˴Η ˴Δ͉ϴ˶ϟΎ˴Ϥϟ˸ ΍ ͉ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˶ϝ΍˴Ϯϣ˸ ˴Ϸ΍˸ ϲ˶ϓ ˶ϕ˸ϮϘ˵ Τ
˵ ˸ϟ΍ ˶ξ˸ό˴Α ˶Ν΍˴έ˸Ω˶· ˸ϲ˶ϓ ˱ϻΎ˴Π˴ϣ ˶ϑ˸ήό˵ ˸Ϡ˶ϟ ͉ϥ˶·
.˴Ϧ˸ϳ˶Ϊ˶ΑΎ˴ϋ Ϧ
˵ ˸Α΍ ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˶αΎ͉Ϩϟ΍ ˶ϝ͊Ϯ˴Ϥ˴Θ˶Α
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Menimbang
: a. bahwa dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi dan pasar
10) syariah
Pendapat
Jumhur
Ulamaadanya
sebagaimana
keuangan
dalam negeri
diperlukan
instrumen dikutip
investasi
oleh syariah
Wahbah
Zuhaily
dalam al-Fiqhul
wa
berbasis
untuk
mengoptimalkan
pemanfaatanIslamy
dana-dana
Adillatuh,
cetakan
IV,
tahun
2004,
juz
IV,
hal
2878:
masyarakat;
b. bahwa
˶Γ˴ίΎ˴ϴsesuai
˶Τ˶Α Ύ˴Ϭ˶Η˴ίdengan
Ύ˴ϴ˶Σ ˶ϥΎ˴ϜUndang-Undang
ϣ˸ ˶Ϲ ˬ˱ϻΎ˴ϣ ή˵ ˴Β˴Θ˸όΗ˵ Ύ˴Ϭ͉ϧ˶·Nomor
:˶Δ͉ϴ˶ϔ˴Ϩ˴Τ˸ϟ΍ 19
ή˵ ˸ϴ˴ϏTahun
˶˯Ύ˴Ϭ˴Ϙϔ˵ ˸ϟ΍2008
έ˵ ˸ϮϬ˵ ˸Ϥtentang
Ο
˵ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ
Surat
˴ϻ˴ϭBerharga
Ζ
˸ ˴Β˶Ϡσ
˵ Ύ˴ϣ Syariah
Ύ˴ϫ˴ϻ Ϯ˸ ˴ϟ˴ϭ Negara
ˬ˶ϥΎ˴ϴϋ
˸ ˴Ϸ΍˸(SBSN),
˴Ϧ˶ϣ Γ˵ ˴Ω˸Ϯμ
˵ Pemerintah
˸Ϙ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϲ˶ϫ Ύ˴Ϭ͉ϧ˴Ϸdapat
˴ϭ ˬΎ˴ϫ˶έmenerbitkan
˴Ϊ˸μ˴ϣ˴ϭ Ύ˴Ϭ˶Ϡ˸λ˴΃
surat berharga berbasis syariah dalam rangka menunjang kesinambungan
.Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ α
˵ Ύ͉Ϩϟ΍ ˴ΐ˶Ϗ˴έ
fiskal dan memperluas sumber pembiayaan negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam haruf a
dan huruf b, Dewan Syari’ah
Indonesia (DSN˶Ϣ˸ϴ˶ΣNasional
͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήMajelis
ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δUlama
˶Α
MUI) memandang perlu menetapkan fatwa tentang Surat Berharga
Syariah Negara untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
: 1. Firman Allah SWT., antara lain:
a. QS. An-Nisaa’ [4]: 29
a.
QS. An-Nisaa’ [4]: 29
Ϧ
˸ ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˸ Ϝ˵ ˴Η ϥ
˸ ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Βϟ˸ Ύ˶Α Ϣ˸ Ϝ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ϮϠ˵ϛ˵ ˸΄˴Η˴ϻ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ ΂˴ϳ
...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil)
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”.
b.
134
QS. Al-Baqarah [2]: 275
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ΍ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
˸ ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊϴ˸ ˴Βϟ˸ ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο Ϧ
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ Ϧ
˸ ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
...˸ϢϜ˵ ˸Ϩ˶ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
b. Al-Baqarah [2]: 275
b. QS.
QS. Al-Baqarah [2]: 275
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ΍ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃
“Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.”
c. QS. Al-Baqarah [2]: 278:
c.
c.
c.
QS. Al-Baqarah [2]: 278:
QS. Al-Baqarah [2]: 278:
˴ ϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά͊ϣ Ϣ˵ΘϨ˵ϛ ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸΍ϭ˵έ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϫ˷Ϡϟ΍ ˸΍Ϯ˵Ϙ͉Η΍ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
Ϧ
˴Ϧϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά͊ϣ Ϣ˵ΘϨ˵ϛ ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴ΑQS.
Ύ˴ϣ ˸΍ϭ˵Al-Baqarah
έ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϫ˷Ϡϟ΍ ˸΍Ϯ˵Ϙ͉Η΍ ˸΍Ϯ˵[2]:
Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧ278:
ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
“Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”
˴Ϧϴ˶Ϩ˶ϣ˸Ά͊ϣ Ϣ˵ΘϨ˵ϛ ϥ˶· Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˴ϲ˶Ϙ˴Α Ύ˴ϣ ˸΍ϭ˵έ˴Ϋ˴ϭ ˴Ϫ˷Ϡϟ΍ ˸΍Ϯ˵ϘΗ͉΍ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
QS. Al-Maidah [5]: 1
QS. Al-Maidah [5]: 1
d. Al-Maidah [5]: 1
d. QS.
d.
d.
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ [5]:
΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ 1˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
QS....Al-Maidah
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…”
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
(teks Abu
Dawud),
ia berkata:
2. Hadits-hadits
Nabi
shallallahu
alaihi wa sallam, antara lain:
(teks Abu
Dawud),
ia berkata:
a. Hadits
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴riwayat
Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟAhmad,
Ύ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭAbu
˶ω˸έ͉ΰDawud,
ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗdan
΍˴Ϯδ
͉ ϟ΍Ad-Daruquthni
ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ dari
ϱ˶ή˸Ϝϧ˵Sa`d
Ύ͉Ϩϛ˵
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴ϨAbi
˴ϓ ˬΎ˴
ϬWaqqash
˸Ϩ˶ϣ ˶˯Dawud),
Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό(teks
˴γΎ˴ϣ˴ϭiaAbu
˶ωberkata:
˸έ͉ΰDawud),
ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴ia
Ϯδ
͉ berkata:
ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵
Ibn
(teks
Abu
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
ϭ˸ ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
.˳Δ͉π˶ϓ
.
Δ
˳
π
͉
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩ˶ϓϛ˵
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
.˳Δ͉π˶ϓ
b.
Hadits Nabi riwayat
b.
Hadits Nabi riwayat
Thabrani
Ibnu Abbas:
“Dulu
kami dari
menyewakan
tanah dengan (bayaran) hasil pertanian yang
Thabrani
dari
Ibnu Abbas:
tumbuh
di˸ϟ΍ bagian
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ήdi˴Θ˸ηpinggir
˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴selokan
πϣ˵ ˴ϝΎ˴dan
Ϥ˸ϟ΍ ˴ϊyang
˴ϓ˴Ω ΍˴tumbuh
Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τ˵ϤHadits
˶Ϊ˸Β˴ϋ Ϧ
˵ yang
˸Α Nabi
α
˵ dialiri
Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧair;
Ϊ˵ ͋ϴ˴γmaka,
˴ϥΎ˴ϛ
b.
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸ηmelarang
˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵kami
˴ϝΎ˴Ϥmelakukan
˸ϟ΍ ˴ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· hal
˶ΐ͋Ϡ˴τtersebut
˵Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϊ˸Β˴ϋdan
Ϧ
˵ ˸Αmemerintahkan
α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧriwayat
Ϊ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ
Rasulullah
˳Thabrani
Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ωdari
˶Ϫ˶Α ˴ϱIbnu
˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻAbbas:
˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ΍˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴agar
λ
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Εmenyewakannya
΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳdengan
˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Αatau
˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ΍˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
kami
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯemas
γ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴ηperak.”
˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ
˴Ϣ͉ϠϠ˴γ˴ϋ˴ϭ ˴ρ˶Ϫ˶ϟ˴ή΁˴ϭ˴Θ˸η˶Ϫ˶΍˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˱Δ˴Α˴έͿ
˵ Ύ˴΍πϰ͉ϣ˵Ϡ˴λ˴ϝΎ˴˶ͿϤ˸ϟ΍΍ ˴ϝ˴ϊ˸Ϯ˴ϓγ
˵ ˴έ Ϫ˵˶·σ
˵ ˶ΐ
˸ή˴η͋Ϡ˴τ˴ώϤ˵ ˴Ϡ˸ϟ˴Β΍˴ϓ ˬ˴
Ϧ˸Β˴ϋ˶Ϥ˴οϦ
˴έ
ϰ˴
˵ ˸Α˴Ϛα
˵˶ϟ˴Ϋ Ύ͉˴ϞΒ˴ό˴όϩ΍ϭέ
˸ϟ˴ϓ΍ ˸ϥΎ˴ϧ˶Έ)˴ϓΪ˵ ͋ϴϩ˵ˬ˳˴γ˴ίΔ˴ΒΎ˴˸σ
.(αΎΒϋ ˴ΩϦΑ΍΍˴ΫϦϋ
ςγϭϷ΍˶Ϊϰϓ
ϲϧ΍ήΒτϟ΍
Ο˴ϥ˴΄Ύ˴˴ϓϛ
.(αΎΒϋ ϦΑ΍ Ϧϋ ςγϭϷ΍ ϰϓ ϲϧ΍ήΒτϟ΍ ϩ΍ϭέ) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ΍˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ
.(
αΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ςγϭϷ΍
ϰϓ ϲϧ΍ήΒτϟ΍
) ϩ˵ ˴ίΎ˴Ο˴΄˴ϓ
c.
Hadits
Qudsi ϩ΍ϭέ
riwayat
c.
Hadits Qudsi riwayat
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
135
c.˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
Hadits
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θ
ϟ΍ Κ
˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃Qudsi
:ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴ϟΎ˴riwayat
ό˴Η ˴Ϳ΍ ͉ϥ˶·
˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍ Κ
˵ ˶ϟΎ˴Λ Ύ˴ϧ˴΃ :ϝ
˵ ˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴ϟΎ˴ό˴Η ˴Ϳ΍ ͉ϥ˶·
.
Ύ˴
Ϥ
Ϭ
˶
Ϩ
˶
ϴ
˸
Α
˴
Ϧ
˸
ϣ
˶
Ζ
˵
Ο
˸
ή
˴
Χ
˴
Ϫ
˵
Β
˴
Σ
˶
Ύ˴
λ
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃
Abu Dawud dari Abu Hurairah, .Rasulullah
berkata:
Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ήSAW
˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴λ
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍.˳ΔΎ˴Ϭ͉π
͊ϳ˴΃΂˴˶ϓϳ
ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ Ύ˴Ύ˴ϤϤ˶Α˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵
Ύ˴ϧΎ˴Ύ˴ϧϬΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓϨ˴ϓ ˬΎ˴ˬΎ˴ϬϬ˸Ϩ˸Ϩ˶ϣ˶ϣ ˶˯˶˯Ύ˴ϤΎ˴Ϥ˸ϟΎ˶˸ϟΎ˶ΑΑ ˴Ϊ˴Ϊ˶ό˶ό˴γ˴γΎ˴Ύ˴ϣϣ˴ϭ˴ϭ ˶ω˶ω˸έ˸έ͉ΰ͉ΰϟ΍ϟ΍ ˴Ϧ˴Ϧ˶ϣ˶ϣ ˸ϲ˸ϲ˶ϗ˶ϗ΍˴΍˴ϮϮ͉δ͉δϟ΍ϟ΍ ϰ˴
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˸ϭ˸ϭ˴΃ ˴΃(teks
˳ΐ˳ΐ˴ϫ˴ϫ˴ά˴ά˶Α˶ΑAbu
Ύ˴ϬΎ˴Ϭ˴ϳ˴ϳ˶ή˶ή˸Ϝ˸ϜDawud),
ϧ˵ϧ˵ ˸ϥ˸ϥ˴΃˴΃ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴ή˴ή˴ϣ˴ϣ˴΃˴΃ϭ˴ϭia˴Ϛ˴Ϛberkata:
˶ϟ˶ϟ˴Ϋ˴Ϋ ˸Ϧ˸Ϧ˴ϋ˴ϋ ˴Ϣ˴Ϣ͉Ϡ͉Ϡ˴γ˴γ˴ϭ˴ϭ ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ˶ϟ΁˴΁˴ϭϭ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ Ϳ
˵Ϳ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
b.(teks Abu Dawud), ia berkata: Hadits Nabi riwayat
.˳Δ͉π˶ϓ
b. Hadits
riwayat
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ Nabi
ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣdari
˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Ibnu
Α ˴Ϊ˶όThabrani
˴γΎ˴Abbas:
ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰdari
ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣIbnu
˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δAbbas:
ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵
Thabrani
˴Ϩ˴ϓ ˴ϫˬΎ˴
˴Ϸ˸΍ ˶Ϳϱ˶΍ήϝ
˸ϭΎ˴ϧ˴΃Ύ˴Ϭ˳ΐ
˴άϬ˶Α ˸ϨΎ˴˶ϣϬ˴ϳ˶˯˶ήΎ˴˸ϜϤϧ˵˸ϟΎ˶Α˸ϥ˴Ϊ΃ ˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴΃˴ϭ˶ω˴Ϛ˸έ˶ϟ͉ΰ˴Ϋϟ΍˸Ϧ˴Ϧ˴ϋ˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ͉Ϡ˴γ˶ϗ˴ϭ΍˴Ϯ͉δ˶Ϫ˶ϟϟ΍΁˴ϭϰ˴˶ϪϠ˴ϋ
˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ
˵˶Α ΍˴ν
ϰ͉Ϡ˸έ˴λ
˵˸Ϝ˸Ϯϧ˵ γ
˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ ˴ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˴ϓ˴Ω ΍˴Ϋ˶· ˶ΐ͋Ϡ˴τϤ˵Hadits
˸ϟ˶Ϫ΍˶ϟ΁˴ϭ˶Ϊ˸Β˴ϋ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϦ
˵ ˸Α Ϳ
α
˵΍ ϰ͉
Ύ͉Β˴όϠ˴λ
˸ϟ΍ Ύ˴˶Ϳ
ϧΪ˵ ΍͋ϴ˴γϝ˵.˳Δ˸Ϯ˴ϥ͉π
˵Nabi
γ
˵ Ύ˴˴έϛ˶ϓ
b.b.˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟΫ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭHadits
riwayat
˳Ϊ˶Β˴ϛ ˴Ε΍˴Ϋ ˱Δ͉Α΍˴Ω ˶Ϫ˶Α ˴ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬΎ˱ϳ˶Ω΍˴ϭ ˶Ϫ˶Α ˴ϝ˶ΰ˸Ϩ˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ˬ΍˱ή˸Τ˴Α ˶Ϫ˶Α ˴ϚϠ˵˸δ˴ϳ ˴ϻ ˸ϥ˴΃ ˶Ϫ˶Β.˶Σ˳ΔΎ˴͉π
λ˶ϓ
Thabrani dariIbnu
Ibnu Abbas:
Thabrani
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴdari
˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ Abbas:
˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ Ϫ˵ σ
˵ ˸ή˴η ˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧ˶Ϥ˴ο ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Β˸σ˴έ
ϰ˴Ϡb.
πϣ˵ϣ˵ ˴ϝ˴ϝ.(Ύ˴Ύ˴ϤαΎΒϋ
Ϥ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴ϊ˴ϊ˴ϓ˴ϓΩϦΑ΍
˴Ω ΍˴΍˴ΫΫ˶·Ϧϋ
˶· ˶ΐ
˶ΐςγϭϷ΍
˸Β˴ϋ˴ϋ ϲϧ΍ήΒτϟ΍
˵ ˸Α˸Α Nabi
ϰ˴
˴ϋϠ˴ϋ ˴ρ˴ρ˴ή˴ή˴Θ˴Θ˸η˸η˶΍˶΍ ˱Δ˱Δ˴Α˴Αέ˴έΎ˴Ύ˴π
͋Ϡ͋Ϡ˴τ˴τϤ˵Ϥ˵Hadits
˸ϟ˸ϟ΍΍ ˶Ϊ˶Ϊ˸Βϰϓ
Ϧ
˵Ϧ
α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟϩ΍ϭέ
΍ Ύ˴ϧriwayat
Ϊ˵)͋ϴ˴γϩ˵ ˴ίΎ˴˴ϥΟΎ˴˴΄ϛ˴ϓ
Ϊ
˳
Β
˶
ϛ
˴
Ε
˴
΍˴
Ϋ
Δ
˱
Α
͉
΍˴
Ω
Ϫ
˶
Α
˶
ϱ
˴
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬΎ˱
ϳ
Ω
˶
΍˴
ϭ
Ϫ
˶
Α
˶
ϝ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬ΍˱
ή
Τ
˸
Α
˴
Ϫ
˶
Α
˶
b.
Hadits
Nabi
riwayat
Ϊ
˳
Β
˶
ϛ
˴
Ε
˴
΍˴
Ϋ
Δ
˱
Α
͉
΍˴
Ω
Ϫ
˶
Α
˶
ϱ
˴
ή
˶
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬΎ˱
ϳ
Ω
˶
΍˴
ϭ
Ϫ
˶
Α
˶
ϝ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϭ
˴
ˬ΍˱
ή
Τ
˸
Α
˴
Ϫ
˶
Α
˶
Ϛ
˴
Ϡ
˵
δ
˸
ϳ
˴
ϻ
˴
ϥ
˸
˴΃ ˶Ϫ˶Β˶ΣΎ˴λ
“Abbas
bin Abdul
jika menyerahkan harta sebagai mudharabah,
Thabrani
dariMuthallib
Ibnu Abbas:
˴γmensyaratkan
˵ kepada
ϰ͉
˴λ ˶Ϳ
˶ͿAbbas:
˵ ˴έ˴έ Ϫ˵Ϫ˵σ
˵ ˸ή˸ήagar
˴Β˴ϓ˴ϓ ˬ˴ˬ˴ϦϦ˶Ϥ˶Ϥmengarungi
˴ο ˴Ϛ
˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴ό˴ϓ lautan
˴Ϣia˴Ϣ͉Ϡ˴γ͉ϠThabrani
˴ϭ˴ϭ˶Ϫ˶Ϫ˶ϟ΁˴˶ϟϭ΁˴ϭ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϠ˴ϋdari
Ϳ
˵Ϳ
΍΍ ϰ͉
ϠϠ˴λ
΍΍ ˴ϝ˴ϝ˸Ϯ˸Ϯγ
˵γ
˵σ
˴η˴η ˴ώ˴ώ˴Ϡ˴ϠΒtidak
˴ο
˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬ˳Δ˴Βdan
˸σ˴έ
Ibnu
mudharib-nya
ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴ρ˴ή˴Θ˸η˶΍ ˱Δ˴Α˴έΎ˴πϣ˵ .(˴ϝαΎΒϋ
Ύ˴Ϥ˸ϟ΍ ˴ϊ˴ϓϦΑ΍
˴Ω ΍˴ΫϦϋ
˶· ˶ΐςγϭϷ΍
͋Ϡ˴τϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊϰϓ
˸Β˴ϋ ϲϧ΍ήΒτϟ΍
Ϧ
˵ ˸Α α
˵ Ύ͉Β˴ό˸ϟ΍ Ύ˴ϧΪ˵ ͋ϴ˴γ ˴ϥΎ˴ϛ
tidak
lembah,.(serta
tidak
membeli
hewan
ternak.
Jikaϩ΍ϭέ
persyaratan
αΎΒϋ
ϦΑ΍
Ϧϋ
ςγϭϷ΍
ϰϓ
ϲϧ΍ήΒτϟ΍
)
ϩ
˵
ί
˴
Ύ˴
c.˳Ϊϰ˴˶Β˴ϛϠ˴ϋmenuruni
Hadits
Qudsi
riwayat
˸ϟ΍ˬΎ˱ϳ˴ϊ˶Ω˴ϓ΍˴ϭ˴Ω ˶Ϫ΍˴Ϋ˶Α ˶·˴ϝ˶ΐ
˵ ˶Ϫ˸Α˶ ˴Ϛα
˵ Ϡ˵˸δΎ͉Β˴ϳό˸ϟ˴ϻ΍ ˸ϥ
Ύ˴ϧΪ˵˴΃ ͋ϴ˶Ϫ˴γ˶Β˶Σ˴ϥΎ˴Ολ
Ύ˴˴΄ϛ˴ϓ
˴Ε˴ρ΍˴Ϋ˴ή˱Δ˴Θ˸η
͉Α΍˴Ω˶΍ia˶Ϫ˱Δ(mudharib)
˶Α˴Α˴έ˴ϱΎ˴π
˶ή˴Θ˸θϣ˵ ˴ϳ ˴ϝ˴ϻΎ˴˴ϭϤharus
ΰ˸Ϩ͋Ϡ˴ϳ˴τ˴ϻϤ˵ ˴ϭ˸ϟ΍resikonya.
ˬ΍˱˶Ϊή˸Β˴ϋ˸Τ˴ΑϦ
itu
dilanggar,
menanggung
Ketika
persyaratan
Abu
dari
SAW
˳Ϊ˴Ϣ˶Β͉Ϡ˴γ
ϛ ˴ϭ˴ΕDawud
˴Θ˸θAbu
˴ϳ ˴ϻ˴ϭ ΍Hurairah,
ˬΎ˱˴ϝϳ˶Ω˸Ϯ΍˴γ
˶ΑϪ˵ σ
˴ϳ ˴ϻώ˴ϭϠ˴Β˴ϓˬ΍˱ˬ˴ήϦ˸Τ˶Ϥ˴Αο˶Ϫ˶Α˴Ϛ
˴Ϛ˶ϟ˴ΫϠ˵˸δ˴Ϟ˴ϳ ˴ό˴ϻ˴ϓberkata:
˶Ϫ΍˴Ϋ˶ϟ΁˴ϭ˱Δ͉Α˶Ϫ΍˴Ω˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˶Ϫ˶ΑAbbas
Ϳ
˵˴ϱ΍˶ήϰ͉
Ϡ˴λ
˵ϭ˴έ˶ϪRasulullah,
˵˴ϝ˶ΰ˸ή˸Ϩ˴ηRasulullah
˸ϥ˶Έ˴΃˴ϓ ˶Ϫˬ˳˶ΒΔ˶Σ˴ΒΎ˴˸σλ˴έ
yang
ditetapkan
itu ˶Ϳ
didengar
beliau membenarkannya.”
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ.(˶ͿαΎΒϋ
΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ϦΑ΍
˴έ Ϫ˵Ϧϋ
σ
˵ ˸ή˴ηςγϭϷ΍
˴ώ˴Ϡ˴Β˴ϓ ˬ˴Ϧϰϓ˶Ϥ˴ο
˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˴Ϟ˴όϩ΍ϭέ
˴ϓ ˸ϥ˶Έ)˴ϓ ϩ˵ˬ˳˴ίΔ˴ΒΎ˴˸σ
ϲϧ΍ήΒτϟ΍
Ο˴΄έ˴ϓ
Qudsi
˴ϥc.Ύ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓQudsi
ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃Abu
Ψ
˵ ˴ϳ Dawud
˸Ϣ˴ϟ ϦΑ΍
Ύ˴ϣ ˶Ϧ
˸ϴ˴Ϝdari
˸ϳςγϭϷ΍
˶ήHadits
͉θHadits
ϟ΍Abu
Κ
˵ ϰϓ
˶ϟΎ˴ΛHurairah,
Ύ˴ϲϧ΍ήΒτϟ΍
ϧ˴΃Qudsi
:ϝ
˵ ˸Ϯ˵Ϙ˴ϳ ϩ΍ϭέ
ϰ˴
ϟΎ˴riwayat
ό)˴Η ϩ˵˴Ϳ˴ί΍Ύ˴Ο͉ϥ˴΄˶·˴ϓ
c. c.
Hadits
riwayat
Rasulullah
.(˸ϦαΎΒϋ
Ϧϋ
Ύ˴Rasulullah
Ϥ˶Ϭ˶Ϩ˸ϴ˴Α ˸Ϧ˶ϣ Ζ
˵ ˸Ο˴ήSAW
˴Χ Ϫ˵ ˴Β˶ΣΎ˴berkata:
λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃
SAW
berkata:
AbuDawud
Dawuddari
dari Abu
Abu Hurairah,
Hurairah,.Rasulullah
Abu
c.
Hadits Qudsi riwayat
λ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ Ϊ˵Ϊ˵˴Σ˴Σ˴΃˴΃ ˸Ϧ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ Ύ˴Ύ˴ϣϣ ˶Ϧ˶Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Ϝ˴Ϝ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή͉θ͉θHadits
˵ ˶ϟ˶ϟΎ˴Ύ˴ΛΛ Ύ˴Ύ˴ϧϧ˴΃˴΃Qudsi
˵ ˸Ϯ˸ϮϘ˵˵Ϙ˴ϳ˴ϳ ϰ˴
ϰ˴ϟϟΎ˴Ύ˴riwayat
˴Ϳ΍΍ ͉ϥ͉ϥ˶·˶·
˴ϥ˴ϥΎ˴c.
ΧΎ˴Χ ΍˴Ϋ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ˶Έ˴ϓ ˬ˵ˬ˵ϪϪ˴Β˴Β˶Σ˶ΣΎ˴Ύ˴λ
˵Ψ
ϟ΍ϟ΍ Κ
˵Κ
::ϝ
˵ϝ
όό˴Η˴Η ˴Ϳ
Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah
SAW
berkata:
ϤHadits
˵ ˸Ο˸ΟNabi
λ
˶Ϭ˶Ϭ˶Ϩ˶Ϩ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˸Ϧ˸Ϧ˶ϣ˶ϣ Ζ
˵Ζ
˴ή˴ήSAW
˴Χ˴Χ Ϫ˵Ϫ˵ ˴Β˴Β˶Σ˶ΣΎ˴Ύ˴berkata:
λ
Ύ˴Ύ˴ϤϤϫ˵ϫ˵ Ϊ˵Ϊ˵ ˴Σ˴Σ˴΃˴΃
d.Abu Dawud dari Abu Hurairah,..Ύ˴Ύ˴ϤRasulullah
riwayat
“Allah
pihak
ketiga
Tirmidzi
˴ϥΎ˴Χ ΍˴SWT
Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫdan
˴Βberfirman:
˶ΣΎ˴λIbnu
Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ Majah
˴Σ‘Aku
˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳadalah
˸Ϣdari
˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ‘Amr
˸ϴ˴Ϝ˸ϳ˶ή͉θϟ΍bin
Κ
˵ ˶ϟΎ˴‘Auf:
Λ Ύ˴dari
ϧ˴΃ :ϝ
˵ dua
˸ϮϘ˵ ˴ϳ ϰ˴orang
ϟΎ˴ό˴Η ˴Ϳyang
΍ ͉ϥ˶·
bersyarikat
selama
salah
satu
pihak
tidak
mengkhianati
pihak
yang
˴ϥΎ˴Χ ΍˴Ϋ˶Έ˴ϓ ˬ˵Ϫ˴Β˶ΣΎ˴λ Ύ˴Ϥϫ˵ Ϊ˵ ˴Σ˴΃ ˸ϦΨ
˵ ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ Ύ˴ϣ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϝ.˸ϳΎ˴˶ήϤ͉θ˶Ϭ˶Ϩϟ΍˸ϴ˴ΑΚ
˵ ˸Ϧ˶ϟϣΎ˴ΛΖ
˵˴Χ˸ϮϘ˵Ϫ˴ϳ˴Β˶Σϰ˴Ύ˴ϟλ
Ύ˴ό˴ΗΎ˴Ϥ˴Ϳϫ˵lain.
΍Ϊ˵ ˴Σ
͉ϥ˴΃˶·
˵ Ύ˴ϧ˸Ο˴΃ ˴ή:ϝ
Jika
keluar
Nabi
riwayat
˴ϥd.Ϯ˵Ϥsalah
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭsatu
Ύ˱ϣ΍˴ήpihak
˴Σ ͉Ϟ˴Σtelah
˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻberkhianat,
˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱ΤAku
˸Ϡλ
˵.Ύ˴Hadits
˶ϠΖ
˸ϟmereka.”
Ύ˴riwayat
Ο Ύ˴΢
˵Ϥ˸Ϡϫ˵͊μ
ϤHadits
˶Ϭ͉ϻ˶Ϩ˸ϴ˶·˴Α ˴Ϧ˸ ϴ˶ϣ˶Ϥdari
˵˸δϤ˵˸ΟNabi
˴ή΍ ˴Χ˴Ϧ˸ϴϪ˵˴Α˴Β˶Σ˲ΰΎ˴˶΋λ
Ϊ˵ ˴Σϟ˴΍˴΃
d.
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟdan
˴Σ˴΃ ˸ϭIbnu
˴΃‘Amr
˱ϻ˴ϼ˴ΣMajah
˴ϡbin
͉ήbin
˴Σ Ύ˱dari
σ
˸ή˴η‘Amr
͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭbin
˶σϭ˵ή‘Auf:
η
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
Tirmidzi
dan
IbnuTirmidzi
Majah
dari
‘Amr
‘Auf:
d. Tirmidzi
Hadits
Nabi
riwayat
dan
Ibnu
Majah
dari
‘Auf:
d.
Hadits Nabi riwayat
Ϯ˵ϤϤ˶Ϡ˸δ˶Ϡ˸δϤ˵ Ϥ˵˸ϟ΍˴˸ϟϭ΍˴ϭ Ύ˱ϣΎ˱ϣ΍˴ή΍˴ή˴Σ˴Σ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ˴Σ˴΃˴΃ ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ˱ϻ˱ϻ˴ϼ˴ϼ˴Σ˴Σ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ Ύ˱Ύ˱ΤΤ˸Ϡ˸Ϡλ
˵ Hadits
˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ
͊μϟ˴ϟ˴΍΍
˴ϥ˴ϥϮ˵d.
˵λ
͉ϻ͉ϻ˶·˶·bin
˴Ϧ˴Ϧϴϴ˶Ϥ˶Ϥ‘Auf:
˶Ϡ˶Ϡ˸δ˸δϤ˵Ϥ˵ Nabi
˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ϧ˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶΋˶΋Ύ˴Ύ˴riwayat
ΟΟ ΢
˵΢
Tirmidzi
dan Ibnu Majah dari ‘Amr
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
ϣ΍˴ή˴Σ 3.
͉Ϟ˴Σdari
˴΃ ˸ϭKaidah
˴΃ ˱ϻ‘Amr
˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήbin
˴Σ Ύ˱σ‘Auf:
˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ
Tirmidzi dan Ibnu.Ύ˱Majah
Fiqih:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ dapat
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ dilakukan
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼdi˴Σantara
˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱kaum
Τ˸Ϡλ
˵ muslimin
͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵kecuali
˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰperdamaian
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
“Perdamaian
˴ϥϮ˵Ϥmengharamkan
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴.ήΎ˴Ϭ˴Σ˶Ϥ˸ϳ͉Ϟ˶ή˴Σ˸Τyang
˴΃˴Η ˸ϭϰ˴
͉ή͉ϝ˴΃˴ΣΪ˵ ˸ϭ˴ϳ ˴΃Ύ˱˸ϥΤ˱ϻmenghalalkan
λ
˵͉ϻ˴Σ˶· Δ˵͉ϻ˴ϡ˴Σ͉ή˶· Ύ˴Σ˴ϦΑ˶ϹϴΎ˱˶Ϥ˸΍σ˶Ϡ˶Ε
˸δ˸ήϤ˵˴η˴ϼ˸ϟyang
΍˴ϣ͉ϻ˴ϦΎ˴ό˶·˸ϴϤ˵˴Α˸Ϣ˸ϟ˶Ϭharam;
˶΋Ύ˴ϭ˵ΟϓήϞ
˵ ˸λ
˸Ϡϰ˴
͊μ
.˴΃Ύ˱Ϡϣ˱ϻ
ή˴ϼ˲Ϟ˴Σ˴Σ˸ϴ˶ϟ͉Ϟ˴Ω˴ϡ˴Σatau
˵΢
yang
dan
˴ϋ΍˴halal
˴΃˸Ϡ˴ϼ
΍˲ΰ˶σϰ˶
˵η
˴ϷϠ˴ϋϟ˴˴΍΍
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
Ϡ˴ϋ
kaum muslimin terikat dengan 3.
Kaidahmereka
Fiqih:kecuali syarat yang
3.syarat-syarat
Kaidah
Fiqih:
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
ϰ˴ϠϠ˴ϋ˴ϋ ˲Ϟ˲Ϟ˸ϴ˶Δ˸ϴ˶ϟ3.
˶ϟΩ˴Ω˴Ϡ͉ϝ˸μ
͉ϝΪ˵Ϊ˵˴ϳϤ˴ϳKaidah
˴ϼϠ˴ϣ˴ϣ˴ϋΎ˴Ύ˴όό˶ϡϤ˵Ϥ˵Ύ˴˸ϟ˸ϟϣ΍΍˶Ϲϰ˶
ϰ˶
˵ ͊ή˸λ
˸λ˴μ˴Ϸ
˴Ϸ˴Η΍˴΍
..Ύ˴Ύ˴ϬϬ˶Ϥ˶Ϥ˸ϳ˸ϳ˶ή˶ή˸Τ˸Τ˴Η˴Η ϰ˴
˴ϼ
˵Ϟ
˴Τ
˸ϟϥ˸ϥΎ˶Α˴΃˴΃˲ρ͉ϻ͉ϻ˸Ϯ˶·˶·Ϩ˵ΔΔ˵˴ϣ˴Σ˴ΣFiqih:
˶ΔΎ˴Ύ˴Α͉ϴΑ˶Ϲ
ϋ˶Ϲ˸΍͉ή˸΍ ˶Ε
ϟ΍˶Εϰ˴
˸΍ϓϓϑ
˵Ϟ
3. Kaidah Fiqih:
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥbentuk
˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴muamalah
Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˶Δ˸ϴ˴Τ˶ϟ˴Ω˴Ϡ˸μ
͉ϝΪ˵˴Ϥ˴ϳ˸ϟboleh
˸ϥΑ ˴΃˲ρ͉ϻ˸Ϯ˶·Ϩ˵dilakukan
Δ˵ ˴Σ˶ΔΎ˴͉ϴΑ˶ϋ˶Ϲ͉ή˸΍ ϟ΍˶Εϰ˴
˴ϼkecuali
˴ϣ˴ϋΎ˴ό˶ϡ˵ϤΎ˴˸ϟϣ΍ ˶Ϲϰ˶ada
ϓϑ
Ϟ
˵ ˸λ˴μ
˴Ϸ˴΍
Ύ˶
ϣ
˴
Ϡ
΍
˸
˵
“Pada dasarnya, semua
˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μPendapat
˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴpara
˶ϋ͉ήϟ΍ ϰ˴
Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲtentang
˸΍ ϑ
˵ ͊ή͊ήdalil
˴μ˴Η˴Η
2.
ulama
yang mengharamkannya.”
kebijakan pemerintah; antara
lain:
˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴ˶ϋ͉ήϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸΍ ϑ
˵ ͊ή˴μ˴Η
˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴ˶ϋ͉ήϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸΍ ϑ
˵ ͊ή˴μ˴Η
Pendapat
para
ulama
tentang
˸Ϧ2.˶ϣ˴ϭ ˭˸ϢϬ˵ ˴ϟ ˴Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ϯ˴ή˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴ϟ˸ϭ͉ΪPendapat
ϟ΍ ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸ϲ˶ϓ para
˴ϑ
͉ή˴μulama
˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˶ϡΎ˴ϣtentang
˶Ϻ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
2.
“Tindakan
Imam [pemegang otoritas] terhadap rakyat
harus mengikuti
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
Δ
˶
ϴ
˴
ϓ
˶
Ύ˴
Ϝ
ϟ
˸
΍
ϝ
˶
΍˴
Ϯ
ϣ
˸
ϸ
˴
ϟ
˸
΍
ή
˶
ϴ
˸
ϓ
˶
Ϯ
˸
Θ
˴
ϟ
˶
Ϧ
˴
ϴ
˸
Ϥ
˶
Ϡ
˶
δ
˸
Ϥ
˵
ϟ
˸
΍
ϝ
˶
Ύ˴
ϣ
Ζ
˶
ϴ
˸
Α
˴
ϙ
˶
ϼ
˴
ϣ
˸
΃
˴
ξ
˶
ό
˸
Β
˴
ϟ
˶
Ϫ
˵
ό
˵
ϴ
˸
Α
˴
΢
˶
ϟ
˶
Ύ˴
μ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϩ
˶
ά
˶
ϫ
kebijakan
pemerintah;
antara
mashlahat.”
(Al-Suyuthi,
Al-Asybah
walain:
al-Nazha’ir, tahqiq: Muhammad
2.
Pendapat
para
ulama
tentang
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ύ̒
ϴ
Ϩ
˶
Β
˸
ϣ
˴
ϥ
˴
Ύ˴
ϛ
΍˴
Ϋ
·
˶
ϡ
˶
Ύ˴
ϣ
Ϲ
˶
΍
˸
Ϟ
˴
ό
˸
ϓ
˶
ϥ
͉
Ϸ
˴
˶
ˬ˶
Δ
ϣ
͉
Ύ˴
ό
ϟ
˸
΍
Ϣ
˶
Ϭ
˶
Η
˶
Ύ˴
Ο
Ύ˴
Σ
ϭ
˴
Ϣ
˸
Ϭ
˶
Τ
˶
ϟ
˶
Ύ˴
μ
ϣ
˴
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
ϕ
˶
Ύ˴
ϔ
ϧ
˸
Ϻ
˶
al-Mu’tashim bi Allah al-Baghdadi, [Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi,˶ϟ
2.
Pendapat
˴Τ˴ϠϬ˸μ
˴Ϡ˸μ
ϯ˴
˴ϑ
˴μ
˴Θό˴ϳ˴ϳ˴Θ˴ϳ˸ϥ˸ϥΎ˴˴΃˴΃Ϥ˶ϡ˶ϡ˸ϴΎ˴˶ϓΎ˴ϣϣtentang
Ϻ˴Τ˶ϟ˶ϟ˴Ϡ˸μ
˵ ˸ϟ΍˴ϳ˴ϳ
˴ϔ˶ϣ˴ϭ233)
˴ϟ˴ϭΎ˴Χ˭˸˭˸ϢϢϬ˵˸ϥϬ˵˴ϟ˶Έ˴ϟ˴ϓ˴Δ˴Δ˴ΤˬΎ˴
˴Ϙpemerintah;
˴ϓ΍˴˴Ϥϭ˴Ϥ˸ϟ΍˸ϟ΍΍˴˶ϪΫ˶Ϫ˶·˸ϴ˸ϴ˶ϓ˶ϓ͉ϻϯ˴
˶· ήΎ˱ήϋ˴ϳ˴ϳ˸ήΎ˴Ύ˴Ϥ˴ηϤantara
˶Δ˶ϝ˶ϝ͉ϣ΍˴΍˴Ύ˴ϮϮό˸ϣ˸ϣϟ΍˴΃˴΃ ˶έ˸ϲ˸ϲ˸Ϯ˶ϓ˶ϓϣ˵ ˴ϑ
Ϸ
˵para
˸Ύ͉ή͉ή˶Α ˴μ
ϖ
˵ ͉Ϡ˴Θulama
˶Δ˶Ϻ
1987],
˸ϦΎ˴˸ϦϬ˶ϣkebijakan
˸ϴ˸ϴ˶ϓ˶ϓ˸ά˶Δϔ˵˶Δ˸Ϩ˴ϟ˴ϟϳ˸ϭ˸ϭ͉Ϊ˸Ϣ͉Ϊϟ΍˴ϟϟ΍lain:
ί˵ί˵ ˸Ϯ˸Ϯ˴ϤΠ
˵Π
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
˶Δ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝ˸ϟ΍ ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴ϸ˸ϟ΍ ˶ή˸ϴ˶ϓ˸Ϯ˴Θ˶ϟ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϝΎ˴ϣ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˶ϙ˴ϼ˸ϣ˴΃ ˶ξ˸ό˴Β˶ϟ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ˶΢˶ϟΎ˴μ.˴Ϥ˸ά˸ϟϔ˵΍˸Ϩ˴ϳ˶ϩ˶ά˸Ϣϫ˴ϟ
˶Δ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝ˸ϟ΍ ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴ϸ˸ϟ΍ ˶ή˸ϴ˶ϓ˸Ϯ˴Θ˶ϟ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϝΎ˴ϣ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˶ϙ˴ϼ˸ϣ˴΃ ˶ξ˸ό˴Β˶ϟ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ˶΢˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ
ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ̒ϴ˶Ϩ˸Β˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶·˴Ϥ˶ϡ˸ϟ΍Ύ˴ϣ˶Ϫ˶Ϲ˸ϴ˶ϓ˸΍ ϯ˴
˴Ϟ˸ό˶ϓ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ΍ ˶Ϣ˶Ϭ˶ΗΎ˴˴΃Ο˸ϲΎ˴Σ˶ϓ ˴ϭ˴ϑ˸Ϣ͉ή˶Ϭ˴μ
˶Τ˶ϟΎ˴μ
ϰ˴
˶Ϻ
˴ϳ ˸ϥ˴ϣ˴ϣ˴΃ ϰ˴
˶ϡΎ˴ϠϠϣ˴ϋ˴ϋ˶Ϻ˶ϕ
˶ϟϕί˵Ύ˴Ύ˴ϔϔ˸Ϯ˸ϧ˸ϧ˶Ϻ
Π
˵ ˴ϳ˶ϟ˶ϟ
ϰ˴Ϡ˸Ϧ˴ϋ˶ϣ˴ϭΎ̒ϴ˶Ϩ˭˸˸Β˴ϣϢϬ˵ ˴ϥ˴ϟ ˴ΔΎ˴ϛ˴Τ˴Ϡ΍˴˸μ
Ϋ˶· ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸΍ ˴Ϟ˸όή˶ϓ˴ϳ ͉ϥΎ˴Ϥ˴Ϸ˸ϴ˶ϓ˶ ˬ˶˶ΔΔ˴ϟ͉ϣ˸ϭΎ˴͉Ϊόϟ΍˸ϟ΍ ˶ϝ˶Ϣ΍˴˶ϬϮ˶Η˸ϣΎ˴Ο
Ύ˴Σ˴ϭ ˸Ϣ˶Ϭ˶Τ˶ϟΎ˴˴Θμ
˴ϭϜ˸ϟ˭˸΍˸ϥϢ˶ϝϬ˵Έ˴ϓ˴ϟ΍˴ϮˬΎ˴
˴Δ˸ϣ˴ΤϬ˴ϸ˴ϠϘ˸μ
Ύ˴Ϥ˵ ˸ϟϴ΍˸ά˶ϓ ϔ˵˶ϝΔ˸Ϩ˴ϳϟΎ˴˸ϭϣ˸Ϣ͉Ϊ˴ϟϟ΍˶Ζ˶Δ˶ϝ˸ϴ͉ϣ˴ΑΎ˴΍˴όϮ˶ϙ˸ϟϣ΍˴ϼ
˴΃ ˶έ˸ϲ
˴ϑ
˵ ϫ˸ϟ˴ϳ΍
Ύ˴Ϭ˶Δ˸Ϧ˴ϔ˴ϴϟ˶ϣϓΎ˴Ύ˴Χ
˴ϓϟ΍΍˴ϭ˶ή˴Ϥ˸ϟ΍˴ϴ΍Ϋ˶ϓ˸Ϯ˶·Ϫ˴Θ˸ϴ͉ϻ˶ϟϓ ˶·˴Ϧϯ˴Ύ˱˸ϴϋή˶Ϥ˶Ϡ˴ϳ˸ή˸δ˴η
Ϸ
˵ ˸Ύ͉ή˶Α˸ό˴μ
˵˶ϟ ͉ϠϪ˵˴Θό˴ϳό˵˴Θ˴ϳ˸ϴϥ˴Α Ύ˴˴΃Ϥ˶΢˶ϡ˸ϴ˶ϟΎ˴ϓΎ˴ϣμ
˶ΔϺ˴Τ˴Ϥ˶ϟ ˴Ϡ˸ϟί˵˸μ
ϣ˸Ϯ˴΃˶ϓϣ˵˶ξ
Βϖ
΍ ˸Ϯ˶ϩ˴Ϥ˶άΠ
Ύ˴Ϭ˴ϔ˶Δ˴ϟ˴ϴΎ˴˶ϓΧΎ˴Ϝ˸ϟ˸ϥ΍ ˶Έ˶ϝ˴ϓ ΍˴ˬΎ˴
Ϭ˴Ϙ˴ϓ˸ϟ΍˴΍ϭ ˶ή΍˴Ϋ˸ϴϓ˶·˸Ϯ͉ϻ˴Θϟ˶· ˴ϦΎ˱ϋ˸ϴ˶Ϥ˸ή˶Ϡ˸δ˴ηϤ˵ ˸ϟ˸ά΍ϔ˵ ˸Ϩϝ˴ϳ Ύ˴ϣ˸Ϣ˴ϟ ˶Ζ˶Δ͉ϣ˸ϴ˴ΑΎ˴ό˶ϙ˸ϟ΍ ˴ϼ˶έ˸ϣ˸Ϯ˴΃ϣ˵ ˶ξ
Ϸ
˵ ˸Ύ˶Α ϖ
˵ ͉Ϡ˴όό˵˴Θ˴ϳ˸ϴ˴ΑΎ˴Ϥ˶΢˸ϴ˶ϟ˶ϓΎ˴μ
˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥάϫ˸ϟ΍
ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ̒ϴ˶Ϩ˸Β˴ϣϮ˴ϥ˸ϣ˴ϸ
Ύ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸΍ ˴Ϟ˸ό˶ϓ ͉ϥ˴Ϸ˶ ˬ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ΍ ˶ϢϬ˶ΗΎ˴ΟΎ˴Σ˴ϭ ˸Ϣ˸ό˶Ϭ˴Β˶Τ˶ϟ ˶ϟϪ˵Ύ˴μ
˴ϣ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˴Ϥ.˶ϕ˸άϟ΍ϔ˵Ύ˴ϔ˸Ϩ˶ϩ˸ϧ˴ϳ˶Ϻ
˸Ϣ˶ϟ˴
.˸άϔ˵Ύ˴˸Ϩϔ˴ϳ˸ϧ˶Ϻ˸Ϣ˴ϟ˶ϟ
ϰ˴
͉ϥ˴Ϸ˸ά˶ϔ˵ˬ˶˸Ϩ˴ϳΔ͉ϣ˸ϢΎ˴˴ϟό˶Δ˸ϟ΍͉ϣ˶ϢΎ˴ό˶Ϭ˸ϟ˶Η΍Ύ˴Ο˶έΎ˴˸ϮΣϣ˵˴ϭϷ
Ύ˴ϬϠ˴ϔ˴ϋϟΎ˴ΧΎ̒ϴ˶Ϩ˸ϥ˸Β˴ϣ˶Έ˴ϓ ˴ϥˬΎ˴Ύ˴ϛϬ˴Ϙ˴ϓ΍˴Ϋ΍˴ϭ˶· ˶ϡ΍˴ΫΎ˴ϣ˶· ˶Ϲ͉ϻ˸΍˶· ˴ϞΎ˱ϋ˸ό˶ϓ˸ή˴η
˵ ˸ϢΎ˶ΑϬ˶Τϖ
˵ ˶ϟ͉ϠΎ˴˴όμ
˴Θ˴ϳ ˴ϣΎ˴Ϥϰ˴
˴Ϥ˸ϟ΍
˸ϴ˶ϓϠ˴ϋ˶Δ˴Τ˶ϕ˴Ϡ˸μ
Ύ˴Ϭ˴ϔ˴ϟΎ˴ΧTerkait
˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬΎ˴Pasar
Ϭ˴Ϙ˴ϓ΍˴ϭ Modal
΍˴Ϋ˶· ͉ϻ˶· Syariah
Ύ˱ϋ˸ή˴η ˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ΍ ˶έ˸Ϯϣ˵ Ϸ
˵ ˸Ύ˶Α ϖ
˵ ͉Ϡ˴ό˴Θ˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴Τ.˸ά˴Ϡ˸μ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
ϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ˴Ϥ˸Ϣ˸ϟ˴ϟ΍
.˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ
3. Kaidah Fiqih:
136
˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˲ρ˸ϮϨ˵ ˴ϣ ˶Δ͉ϴ˶ϋ͉ήϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸΍ ϑ
˵ ͊ή˴μ˴Η
Memperhatikan : 1. Fatwa-fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI tentang Ijarah, Mudharabah,
Istishna’
dan Musyarakah;
2.
Pendapat para ulama tentang
2. Pendapat
para
ulama tentangantara
kebijakan
pemerintah; antara lain:
kebijakan
pemerintah;
lain:
˸Ϧ˶ϣ˴ϭ ˭˸ϢϬ˵ ˴ϟ ˴Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ϯ˴ή˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴ϟ˸ϭ͉Ϊϟ΍ ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
Δ˶ ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝ˸ϟ΍ ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣϸ
˴ ˸ϟ΍ ˶ή˸ϴ˶ϓ˸Ϯ˴Θ˶ϟ ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϝΎ˴ϣ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˶ϙ˴ϼ˸ϣ˴΃ ˶ξ˸ό˴Β˶ϟ Ϫ˵ ό˵ ˸ϴ˴Α ˶΢˶ϟΎ˴μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶ϩ˶άϫ
ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ̒ϴ˶Ϩ˸Β˴ϣ ˴ϥΎ˴ϛ ΍˴Ϋ˶· ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϲ˸΍ ˴Ϟ˸ό˶ϓ ͉ϥϷ
˴ ˶ ˬ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ΍ ˶Ϣ˶Ϭ˶ΗΎ˴ΟΎ˴Σ˴ϭ ˸Ϣ˶Ϭ˶Τ˶ϟΎ˴μ˴ϣ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϕΎ˴ϔ˸ϧ˶Ϻ˶ϟ
Ύ˴Ϭ˴ϔ˴ϟΎ˴Χ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˴Ϙ˴ϓ΍˴ϭ ΍˴Ϋ˶· ͉ϻ˶· Ύ˱ϋ˸ή˴η ˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ΍ ˶έ˸Ϯϣ˵ Ϸ
˵ ˸Ύ˶Α ϖ
˵ ͉Ϡ˴ό˴Θ˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍
.˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ
“Imam (kepala negara, pemegang otoritas) boleh melakukan kebijakan terhadap
kekayaan negara untuk hal-hal yang dipandangnnya mengandung maslahat
bagi mereka (warga negara); di antara kemaslahatan tersebut adalah menjual
sebagian kekayaan baitul mal (perbendaharaan negara) guna menghimpun dana
yang cukup untuk membiayai kemaslahatan dan kebutuhan umum mereka.
Hal itu mengingat bahwa kebijakan Imam, apabila didasarkan pada maslahat
yang berhubungan dengan urusan umum, dipandang tidak sah menurut
hukum Syariah kecuali jika sesuai dengan maslahah; jika tidak sesuai dengan
maslahah maka kebijakan tersebut tidak sah” (lihat Ibn Nujaim, al-Asybah
wa al-Nazha’ir, tahqiq: ’Abd al-’Aziz Muhammad al-Wakil, [al-Qahirah:
Mu’assasah al-Halabi, 1968], h. 124; Walid Khalid al-Syayiji, al-Madkhal
ila al-Maliyah al-’Ammah al-Islamiyah, [Yordan: Dar al-Nafa’is, 2005], h.
201-202).
˸ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο΍˴έ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ
“Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal… karena imam (kepala
negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia boleh melakukan
kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn ’Abidin, Hasyiyah Radd
al-Muhtar, [Beirut: Dar al-Kutub
jilid 6, h. 298).
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ Ϧ
˶al-’Ilmiyah,
Ϥ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ2003],
˶Α
3. Pendapat para ulama tentang mobilisasi dana untuk menutup defisit
anggaran pemerintah (lihat, antara lain, Mundzir Qahf, al-Siyasah alMaliyah Dawruha wa Dhawabithuha fi al-Iqtishad al-Islami, [Damsyiq: Dar
a.
QS. an-Nisaa[4]: 29
al-Fikr,
2006], h. 60-92);
4. Surat
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έdari
Ύ˴Π˶Η Direktur
˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ Jenderal
͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟPengelolaan
Ύ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴ϮUtang
˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ Departemen
˸΄˴Η ˴ϻ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶Keuangan
ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
Republik Indonesia No. S-158/PU/2008 tanggal 11 Pebruari 2008
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ͋ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
tentang Permohonan Fatwa SBSN-Ijarah Sale and Lease Back;
5. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
b.
QS. al-Baqarah[2]: 275
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ΍ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴ΧModal
Ύ˴Ϭϴ˶ϓ Syariah
˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ 137
Ύ˴Τ˸λ˴΃
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWA TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
Pertama
: Ketentuan Umum
˸ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο΍˴έ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ
1. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut Sukuk Negara adalah
Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian
bagian (ΔμΣ) kepemilikan aset SBSN, baik dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing.
Lease Back(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍).
2. Aset SBSN adalah obyek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik
Negara (BMN) yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau
bangunan, maupun selain tanah dan/atau bangunan yang dalam rangka
penerbitan SBSN dijadikan dasar penerbitan SBSN.
3. Imbalan adalah semua pembayaran yang diberikan kepada Pemegang
SBSN yang dapat berupa ujrah (uang sewa), bagi hasil, atau bentuk
pembayaran lain sesuai dengan akad yang digunakan sampai dengan
jatuh tempo SBSN.
4. Perusahaan Penerbit SBSN adalah badan hukum yang didirikan untuk
melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN.
Kedua
: Ketentuan Khusus
1. Akad yang digunakan dalam penerbitan SBSN dapat berupa:
a. Ijarah;
b. Mudharabah;
c. Musyarakah;
d. Istishna’;
e. Akad lain sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Penggunaan akad-akad sebagaimana dimaksud dalam angka 1 butir a
s.d. butir e, harus memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI terkait
dengan masing-masing akad.
3. SBSN dapat diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah atau melalui
Perusahaan Penerbit SBSN.
4. Penggunaan Aset SBSN harus sesuai dengan prinsip syariah.
5. Penggunaan dana hasil penerbitan SBSN tidak boleh bertentangan
dengan prinsip syariah.
6. Pemindahan kepemilikan SBSN oleh pemegang SBSN di pasar sekunder
harus mengikuti kaidah yang sesuai dengan sifat akad yang digunakan
pada saat penerbitan.
138
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
7. Pemerintah wajib membayar imbalan serta nilai nominal atau dana
SBSN kepada pemegang SBSN pada saat jatuh tempo sesuai akad yang
digunakan.
8. Pemerintah boleh membeli sebagian atau seluruh SBSN sebelum jatuh
tempo dengan mengikuti ketentuan dalam akad yang digunakan pada
saat penerbitan.
9. Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN boleh menerbitkan kembali
suatu seri SBSN.
Ketiga
: Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh
DRS. H.M. Ichwan Sam
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
139
FATWA
NASIONAL
˸ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻDEWAN
˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥSYARI’AH
˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ
˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο΍˴έ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
NO: 70/DSN-MUI/VI/2008
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ
Tentang
METODE PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Dewan Syari’aha.Nasional, setelah:
Menimbang
QS. an-Nisaa[4]: 29
: a. bahwa untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, penerbitan Surat
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶ΗBerharga
˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ Syariah
͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟNegara
Ύ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α (SBSN)
˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵
Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻumumnya
˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟdilakukan
΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ dengan cara
pada
˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
lelang dan bookbuilding;
b. bahwa untuk menjamin terpenuhinya aspek syariah dalam penerbitan
Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δpelaksanaan
͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣlelang
˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸdan
...˶ϝbookbuilding
Ύ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶οtermasuk
΍˴έ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τpenentuan
˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
SBSN,˸ϥ˴΃maka
b.
al-Baqarah[2]:
ˬ˴Ϧ275
˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ
harga SBSN harus sesuaiQS.
dengan
prinsip syariah;
dimaksud
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍c.˴Ϧ˶ϣbahwa
ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍berdasarkan
Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ΍pertimbangan
ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣsebagaimana
Ϯ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵
Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ dalam haruf a
dan
huruf
b,
Dewan
Syari’ah
Nasional
Majelis
Ulama
(DSNϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴ϚIndonesia
˶ϟ˴Ϋ
Metode
Penerbitan
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋMUI)
˸Ϧ˴ϣ˴ϭ memandang
ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣperlu
˴΃˴ϭ ˬ˴ϒmenetapkan
˴Ϡ˴γ ˶ϢΎ˴ϣ˸ϴ˶ΣϪ˵͉ή˴Ϡϟ΍˴ϓ ˶Ϧϰ˴Ϥ˸ϬΣ˴Θfatwa
˸ϧ͉ήΎ˴ϓϟ΍ ˶Ϫ˶Ϳ͋Α˴έtentang
Ϧ
˸
ϣ
˶
Δ
˲
ψ
˴
ϋ
˶
Ϯ
˸
ϣ
˴
΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
SBSN untuk dijadikan pedoman.
˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃
Mengingat
: 1. Firman Allah SWT., antara lain:
c.
a. QS.
a. an-Nisaa[4]: 29
QS.[5]:
an-Nisaa[4]:
29
QS. Al-Maidah
1
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Ϟ
˶...˶σΎ˴Ω˶Β˸Ϯ˸ϟΎ˶Ϙ˵Αό˵ ˸ϟ˸ϢΎ˶Ϝ˵Α ˴Ϩ΍˸˸ϴϮ˴Α ϓ˵ ˸ϭ˸ϢϜ˵˴΃ ˴ϟ΍˸΍˴ϮϮϨ˵˸ϣ˴ϣ˴΃΃ ˸΍˴ϦϮ˵˸ϳϠ˶άϛ˵ ͉ϟ˸΄΍˴Η Ύ˴Ϭ˴ϻ͊ϳ˴΃΂˴˸΍ϳϮ˵Ϩ˴ϣ΁ Ϧ
˴ ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
140
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
(teks Abu Dawud):
berlaku
b. dengan suka sama-suka di antara
QS.kamu.”
al-Baqarah[2]: 275
˴Ϛ˶Θ˸ϴ˴Α ϲ˶ϓ Ύ˴ϣ˴΃ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ Ϫ˵ ϟ˵˴΄˸δ˴ϳ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ϰ˴Η˴΃ ˶έΎ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ΍ ˸Ϧ˶ϣ Ύ˱ϠΟ
˵ ˴έ ͉ϥ˴΃
Ύ˴τ˸ό˸ϴθ
͉˴Α ϟ΍ς
˵˸Β˴ϧ˴ϭ͉Β˴ΨϪ˵˴Θ˴ϳπϱ˶˸όά˴Α͉ϟ΍β
Ύ˴Ϥ˴ϛ˸Ϡ˶Σ͉ϻϰ˴
˶· ˴ϥϠ˴ΑϮ˵˴ϝϣΎ˴Ϯ˵ϗϘ˴ϳ˲˯˸ϲ
˴ϻ ˴ηΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟ΍ ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ
˵ ˴ήˬ͋˸θβ˴ϧ ˴Ϥ˲ΐ˸ϟ΍ ˸ό˴Ϧ˴ϗ˴ϭ˶ϣ Ϫ˵ϥ˴π
˵δ
˵Ϫτ
˵ ϡ˵ Ϯ˵˴Β˸ϠϘ˴ϧϳ ˲β
˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ˶ϪˬΎ˴
˵˶Ϭ˶Α˸Μ˶ϣϲ˶ϊ˵Ϩ˶Θ˸ϴ˸΋˴Β΍˸ϟ΍˴ϝΎ˴Ύ˴Ϥϗ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ϩ˵͉Ϡϟ΍˴˯Ύ˴Οϰ͉Ϡ˴λ
͉Ϡϟ΍Α͋ήϝ
˵ ϟ΍Ϯ˵γ˴ϡ͉ή˴έ˴ΣΎ˴˴ϭϤϫ˵˴ϊ˴ά˸ϴ˴Χ˴Β˸ϟ˴΄΍˴ϓ Ϫ˵Ύ˴͉ϠϤϟ΍˶Ϭ˶Α͉Ϟϩ˵˴ΣΎ˴Η˴΃˴ϭ΄˴ϓ ˬΎ˴
˴ϝΑΎ˴͋ήϗ ϟ΍Ύ˴ϤϞ
˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴Ϛ˴ϣ˶Ό˴ϟϭ˵
˴ϝ΄Ύ˴˴ϓϗ ˴Ω˳ϢΎ˴˴ϫϋ˸έ˶Ϊ˸Ϧ˶Α ˴ϣΎ˴Ϥ˴ϭϫ˵ ά˵ˬ˶Χ
˵Ϫ͉Ϡ΁ϟ΍Ύ˴ϧϰ˴
˴΃ ˲Ϟϟ˶· Ο
˵ ϩ˵˴έή˵ ˸ϣ˴ϝ˴΃˴ϭΎ˴ϗ ˬ˴
˶Ϧϒ
˸ϳ˴ά˴Ϡϫ˴γϱ˶Ύ˴ϣή˴Θ˸θϪ˵ ˴Ϡϳ˴ϓ ˸Ϧϰ˴
˴ϣϬ˴ϝΘ˸ϧΎ˴ϗϓ˴ϭ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
˵ Ύ˴Τ˸λ˴΃
˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ͋Ϊϟ΍ ˴ά˴Χ˴΃˴ϭ ϩ˵ Ύ͉ϳ˶· Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ
˵ ΁ Ύ˴ϧ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˱Λ˴ϥ
Ύ˴Ϡ˴Λ˸ϭΪ˵˸ϭ˶ϟ˴΃Ύ˴Χ˶Ϧ˸ϴΎ˴˴ΗϬ͉ήϴ˶ϓ˴ϣ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ
˶ή˴Θ˸η΍˴ϭ ˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴΄˶Α ˶ή˴Θ˸η΍ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ ͉ϱ˶έΎ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟ΍ Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΃˴ϭ
΍˱ΩϮ˵ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ ˶Ϫϴ˶ϓ ͉Ϊ˴θ˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϲ˶Ϩ˶Η˸΄˴ϓ Ύ˱ϣϭ˵Ϊ˴ϗ ˶ή˴Χ΂˸ϟΎ˶Α
Ϟ
˵
Ο
˵
͉
ή
ϟ΍
ΐ
˴
ϫ
˴
ά
˴
ϓ
˴
Ύ˱
ϣ
Ϯ
˸
ϳ
˴
ή
˴
θ
˴
ϋ
˴
Δ
˴
δ
˴
Ϥ
˸
Χ
˴
˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴΃ Ύ˴ϟ˴ϭ ˸ϊ˶Α˴ϭ ˸ΐ˶τ˴Θ˸ΣΎ˴ϓQS.
˸ΐ˴ϫ˸ΫAl-Maidah
΍ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ ͉ϢΛ˵ ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α[5]: 1
c.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
Ύ˴Ϭ˶π˸ό˴Β˶Α˴ϭ Ύ˱Α˸Ϯ˴Λ Ύ˴Ϭ˶π˸ό˴Β˶Α ϯ˴ή˴Θ˸ηΎ˴ϓ ˴Ϣ˶ϫ΍˴έ˴Ω ˴Γ˴ή˸θ˴ϋ ˴ΏΎ˴λ˴΃ ˸Ϊ˴ϗ˴ϭ ˴˯Ύ˴Π˴ϓ ϊ˵ ϴ˶Β˴ϳ˴ϭ ΐ
˵ ˶τ˴Θ˸Τ˴ϳ
˴˯ϲ˶Π˴Η ˸ϥ˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϛ˴ϟ ˲ή˸ϴ˴Χ ΍˴ά˴ϫ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵...
γ˴έ˶Ω˸Ϯ˴ϝϘ˵ Ύ˴ό˵Ϙ˸ϟ˴ϓΎ˶Α Ύ˱΍˸ϣϮΎ˴ϓ˵ό˸ϭ˴σ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
˳ή˸Ϙ˴ϓ ϱ˶ά˶ϟ ˳Δ˴ΛΎ˴Ϡ˴Μ˶ϟ Ύ͉ϟ˶· ΢
˵ Ϡ˵˸μ˴Η Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ΍
ϺΎ˴˶ϟΒ˸ϟ͉ϥΎ˶Α˴Ϸ˸ϢϜ˵...
˸ϲϠϛ˵˶ο˸΄˴Η΍˴έ˴ϻ˴΃ ϊ˵˸΍Ϯ˵˸ϴ˴ΑϨ˴ϣ˶ϥ
˵Ύ˴ϳ˴
Ϧ˴ϋ˸ϥ˴΃˱Γ˴έϪ˵ Ύ˴˴ϟ˴ϭΠ˶Ηˬ˱Δ˴ϥ͉ϣϮ˵Ύ˴ϋϜ˴Η ˱Δϥ˴˴ϳ˴ϻ΃ ˶ϭ͉ϻ˶·˶ϡΎ˴˶Ϟϣ˶σ
˴Ϩ˸ϴ˴Α˶ϝΎ˴˸ϢϤϜ˵˸ϟ΍˴ϟ΍˴Ϯ˶Ζ˸ϣ˴΃˸ϴ˴Α ˸΍Ϯ˵
΁ Ύ˴˴Ϧτϳ˶˸Ϡά͊δ͉ϟ΍Ϡ˶ϟ Ύ˴Ϭί˵ ͊ϳ˸Ϯ˴΃ Π
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸Ϣ˸ϲϜ˵ ˶ϓϨ͋ϣ˴ϑ˳ν
͉ή˴μ
΍˴ή˴Θ˴Ηϳ
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
QS. al-Baqarah[2]: 275
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
ˬ͋βa.˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴ͉θϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ΍ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴QS.
Ϥ˴ϛ ͉ϻan-Nisaa[4]:
˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍29˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
˴Ϛ˶Όa.
˴Ϧ˴
ϟϭ˵ϋ΄˴ϓ ˱Γ˴ΩέΎ˴Ύ˴ϋΠ˶Η ˸Ϧ˴ϥ˴ϣϮ˵˴ϭϜ˴Ηˬ˶Ϫϥ˴͉Ϡϟ΍΃ ͉ϻϰ˴
ϟ
·
˶
ϩ
˵
ή
˵
ϣ
˸
΃
˴
ϭ
˴
ˬ˴
ϒ
Ϡ
˴
γ
˴
Ύ˴
ϣ
˶· Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴ΑQS.
˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯan-Nisaa[4]:
˸ϣϪ˵˴΃ ˴Ϡ˴ϓ˸΍Ϯ˵Ϡϰ˴
ϛ˵ ˸΄Ϭ˴Η˴Θ˸ϧ˴ϻΎ˴ϓ ˸΍˶ϪϮ˵͋ΑϨ˴έϣ29
΁ ˸Ϧ˴ ˶ϣϳ˶ά͉ϟ΍˲Δ˴ψΎ˴Ϭ˶ϋ͊ϳ˴΃˸Ϯ˴ϣΎ˴ϳ
˴ϥ˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉˸ϢϨϟ΍Ϝ˵ Ϩ͋ϣΏ
˵ ˳ν
Ύ˴Τ˸λ
΍˴ή˴΃Η
Ϧ˴
ϋ
Γ
˱
έ
˴
Ύ˴
Π
Η
˶
ϥ
˴
Ϯ˵
Ϝ
Η
˴
ϥ˴
΃
ϻ
͉
·
˶
Ϟ
˶
σ
˶
Ύ˴
Β
ϟ
˸
Ύ˶
Α
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ
˴
ϴ
˸
Α
˴
Ϣ
˸
Ϝ
˵
ϟ
˴
΍˴
Ϯ
ϣ
˸
΃
˴
΍
˸
Ϯ˵
Ϡ
ϛ
˵
΄
˸
Η
˴
ϻ
˴
΍
˸
Ϯ˵
Ϩ
ϣ
˴
΁
Ϧ
˴
ϳ˶
ά
ϟ
͉
΍
Ύ˴
Ϭ
ϳ
͊
΃
˴
Ύ˴ϳ
”Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ͋
ϣ
ν
˳
΍˴
ή
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.˴Η
b. b.
QS. al-Baqarah[2]: 275
Keadaan
mereka yang demikian ituQS.
adalah
disebabkan[5]:
mereka
b.
QS.
al-Baqarah[2]:
275
c.
Al-Maidah
1 berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah
Orang
ˬ͋β˴Ϥtelah
˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ menghalalkan
ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θjual
˴ϳ ϱ˶άbeli
͉ϟ΍ ϡ˵ Ϯ˵dan
Ϙ˴ϳQS.
Ύ˴Ϥmengharamkan
˴ϛ...͉ϻal-Baqarah[2]:
b.
˶Ω˶·˸Ϯ˴ϥϘ˵ ό˵Ϯ˵˸ϟϣΎ˶ΑϮ˵Ϙ΍˸Ϯ˴ϳ ϓ˵˴ϻ˸ϭ˴΃ Ύ˴riba.
΍˸ΑϮ͋ήϨ˵ϟ΍˴ϣ΃˴ϥ275
˴ϦϮ˵˸ϳϠ˶άϛ˵ ͉ϟ˸΄΍˴ϳ Ύ˴˴ϦϬyang
͊ϳ˸ ˴΃˶ά΂˴͉ϟϳ΍
telah
berhenti
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Οsampai
˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴kepadanya
Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊlarangan
˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟdari
˴Σ˴΃˴ϭ Tuhannya,
ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵lalu
˸ϴ˴Β˸ϟ΍ terus
Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵
ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α (dari
˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
mengambil
ˬ͋
˴Ϥ΄˸ϟ˴ϓ΍ ˴Ϧ˴ΩΎ˴˶ϣϋriba),
ϥ
˵ ˸ϦΎ˴τ˴ϣ˸ϴ˴ϭmaka
θ
͉ ϟ΍ˬ˶ϪϪ˵͉Ϡϟ΍τ
˵ baginya
͉Βϰ˴
˴Ψ˴Θϟ˴ϳ˶· ϱ˶
˴ϳ Ύ˴˴ϠϤ˴γ˴ϛtelah
͉ϻΎ˴ϣ˶· ˴ϥϪ˵diambilnya
Ϯ˵ϘϬ˴ϳ ˴Θ˸ϧ˴ϻΎ˴ϓ Ύ˴Α˶Ϫdahulu
͋ή͋Α˴έϟ΍ ˴ϥ˸ϦϮ˵˶ϣϠϛ˵(sebelum
˴Ϛβ
˶Ό˴ϟϭ˵
ϩ˵ ή˵ άapa
˸ϣ͉ϟ΍˴΃˴ϭϡ˵ Ϯ˵yang
ˬ˴Ϙϒ
˴ϠϮ˵
˴ϓ ϣϰ˴
˲Δ˸΄˴ϳ˴ψ˴Ϧ˶ϋ˸ϳ˸Ϯ˶ά͉ϟ˴ϣ΍
datang
larangan);
dan
urusannya
(terserah)
kepada
Allah.
Orang
ϩ
˵
˯
˴
Ύ˴
Ο
Ϧ
˸
Ϥ
˴
ϓ
˴
ˬΎ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
ϭ
˴
ϊ
˴
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ϫ
˵
Ϡ
͉
ϟ΍
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˴
ˬΎ˴
Α
ή
͋
ϟ΍
Ϟ
˵
Μ
˸
ϣ
˶
ϊ
˵
ϴ
˸
Β
˴
ϟ
˸
΍
Ύ˴
Ϥ
ϧ
͉
·
˶
΍Ϯ˵
ϟ
Ύ˴
ϗ
Ϣ
˸
Ϭ
˵
˴Ϛ˸λ˶ϟ˴Ϋ˴΃
˴ϥϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉Ϩϟ΍ Ώ͉ϧ˴΄Ύ˴˶ΑΤyang
(teks Abu Dawud):
mengulangi
orang
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ(mengambil
˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ riba),
ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵maka
˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ
˴Ϡ˴γ Ύ˴itu
ϣ Ϫ˵ adalah
˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴penghuni-penghuni
ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
˶ϟΎ˴ΗΧ˴΃ ˶έΎ˴ϬΎ˴ϴ˶μ
ϓ ˸Ϣ˸ϧϫ˵˴΄˸ϟ΍˶έ˸ϦΎ͉Ϩ˶ϣϟ΍ Ύ˱Ώ
˵ϠΟ
˴Ϛneraka;
˶Θ˸ϴ˴Α ϲ˶ϓ mereka
Ύ˴ϣ˴΃ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓkekal
Ϫ˵ ϟ˵˴΄˸δ˴ϳdi˴Ϣ͉Ϡdalamnya.”
˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͉ϲ˶Β˴ϥ͉Ϩϟ΍˸ϭΪ˵ϰ˴
˵ Ύ˴˴έΤ˸λ
͉ϥ˴΃
Ύ˴Ϥc.˸ϟ΍ Al-Maidah
˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ
˵ ˴ή˸θ[5]:
˴ϧ ˲ΐ1˸ό˴ϗ˴ϭ Ϫ˵ ˴π˸ό˴Α ς
˵δ
˵ ˸ΒQS.
˴ϧ˴ϭ Ϫ˵ ˴π
˸ό˴Α β
˵ ˴Β˸Ϡ˴ϧ ˲β˸Ϡ˶Σ[5]:
ϰ˴Ϡ˴Α1˴ϝΎ˴ϗ ˲˯˸ϲ˴η
c. ˯˶QS.
Al-Maidah
˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ Ύ˴Ϥϫ˵ ˴ά˴Χ˴΄˴ϓ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Α ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Α ϲ˶Ϩ˶Θ˸΋΍ ˴ϝΎ˴ϗ
΍˸ϮήϨ˵˴Θϣ˸θ΃1˴ϳϦ˸Ϧ
ϳ˶ά˴ϣ͉ϟ΍ ˴ϝ
Ύ˴ϬΎ˴͊ϳϗ˴΃˴ϭ΂˴ϳ
[5]:
Ϣ˳ ˴ϫc.
˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ
˵ ΁ QS.
Ύ˴ϧ˴΃ ˲Ϟ...Ο
˵Al-Maidah
˴έ˶Ω˸Ϯ˴ϝϘ˵ ό˵Ύ˴ϗ˸ϟΎ˶Α˶Ϧ΍˸˸ϳϮ˴άϓ˵˴ϫ˸ϭ˴΃ϱ˶
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϥ
˴
ϫ
˴
έ
˸
Ϊ
͋
ϟ΍
ά
˴
Χ
˴
΃
˴
ϭ
˴
ϩ
˵
Ύ͉
ϳ
·
˶
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
Ύ˴
τ
ϋ
˸
΄
˴
ϓ
˴
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϥ
˴
ϫ
˴
έ
˸
Ϊ
˶
Α
˶
Ύ˴
Ϥ
ϫ
˵
ά
˵
Χ
˵
΁
Ύ˴
ϧ
΃
˴
Ϟ
˲
Ο
˵
έ
˴
ϝ
˴
Ύ˴
ϗ
Ύ˱
Λ
Ύ˴
Ϡ
Λ
˴
ϭ
˸
΃
˴
Ϧ
˶
˸ϴ˴Η͉ή˴ϣ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…”
΍˸Ϯϓ˵˶έ˸ϭΎ˴˴΃μ΍˸Ϯ˸ϧϨ˵˴΄˴ϣ˸ϟ΍΃ ˴ϦΎ˴Ϥ˸ϳϫ˵˶ά͉ϟΎ˴΍τΎ˴Ϭ˸ϋ͊ϳ˴΃˴΃˴ϭ΂˴ϳ
˶ή˴Θ˸η΍˴ϭ ˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴΄˶Α ˶ή˴Θ...
˸η΍ ˶Ω˸Ϯ˴ϝϘ˵Ύ˴ό˵ϗ˸ϟ˴ϭΎ˶Α ͉ϱ
2. Hadits-hadits
΍˱ΩϮ˵(teks
ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭAbu
˶ϪNabi
˸ϴ˴Ϡ˴ϋDawud):
Ϫ˵ ͉Ϡshallallahu
ϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ alaihi
ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ wasallam,
˶Ϫϴ˶ϓ ͉Ϊ˴θ˴ϓ ˶Ϫ˶Α antara
ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ ˶Ϫ˶Α lain:
ϲ˶Ϩ˶Η˸΄˴ϓ Ύ˱ϣϭ˵Ϊ˴ϗ ˶ή˴Χ΂˸ϟΎ˶Α
a. Ϟ
˵Hadits
Ο
˵ ͉ήϟ΍ ˴ΐNabi
˴ϫ˴ά˴ϓ Ύ˱riwayat
ϣ˸Ϯ˴ϳ ˴ή˴θ˴ϋAbu
˴Δ˴δ˸ϤDawud
˴Χ ˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴΃dan
Ύ˴ϟ˴ϭ Ibn
˸ϊ˶Α˴ϭ Majah
˸ΐ˶τ˴Θ˸ΣΎ˴ϓdari
˸ΐ˴ϫAnas
˸Ϋ΍ Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϝbin
Ύ˴ϗ ͉ϢMalik
Λ˵ ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α
˴Ϛ˶Θ˸ό˸ϴ˴Α˴ΒAbu
ϓΎ˱ΑΎ˴˸ϮϣDawud):
Ύ˴˶π
Ϙ˴ϓ ˸όϪ˵ ˴Βϟ˵˴΄˶Α˸δϯ˴
˴ϳ ή˴Ϣ͉Ϡ˴Θ˴γ˸η˴ϭΎ˴ϓ ˶Ϫ˴Ϣ˸ϴ˶ϫ˴Ϡ˴ϋ΍˴έϪ˵˴Ω͉Ϡϟ΍˴Γ˴ήϰ͉
͉Ϩϟ΍ ˴΃ϰ˴
˵ ˶τ˴έ˴Θ˸Τ͉ϥ˴ϳ˴΃
(teks
Ύ˴(teks
Ϭ˶π
˶Αϲ˶
˴ϭ Abu
˴Λ˴΃ Ύ˴˴ϝϬDawud):
˸θϠ˴λ
˴ϋ ˴Ώ͉ϲΎ˴˶Βλ
˸ΪΗ˴ϗ˴΃˴ϭ˶έ˴˯Ύ˴Ύ˴μ
Π˴ϓ˸ϧ˴΄ϊ˵˸ϟ΍ϴ˶˸Ϧ
Β˴ϳ˴ϭ˶ϣ Ύ˱ΐ
˵ϠΟ
˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟ΍ ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ
˴π˸ό˴Α ς
˵ ˸Β˴ϧ˴ϭ Ϫ˵ ˴π˸ό˴Α β
˵ ˴Β˸Ϡ˴ϧ ˲β˸Ϡ˶Σ ϰ˴Ϡ˴Α ˴ϝΎ˴ϗ ˲˯˸ϲ˴η
˴˯ϲ˶˴Ϛ
Π˴Η ˸ϥ˴΃ϓ ˸ϦΎ˴ϣ˶ϣ˴΃ ˴ϝ˴Ϛ˵Ύ˴Ϙ˴ϟ˴ϓ˴ή˲ήϪ˵˸θϟ˵˸ϴ˴΄˴ϧ˴Χ˸δ˲ΐ
΍˴ά˴Ϣ˸ό˴ϫ͉Ϡ˴ϗ˴γ˴ϭ˴ϭ˴ϢϪ˵͉Ϡ˴γ
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˵˴Ϡ˴ϋδ
Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉ϲ͉Ϡ˶Β˴λ
˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˵Ύ˱ϣ˴έΎ˴ό͉ϥ˴σ˴΃
˶ϩ˶Ϊ˶Θ˴ϴ˸ϴ˶Α˴Α ˴Ϣϲ˶
͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴϠ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉˴ϳϠ˴λ
˶Ϫ͉Ϡϟ΍˶Ϫ˸ϴϝ
˵˴Ϡ˴ϋϮ˵γϪ˵ ˴έ͉Ϡϟ΍ Ύ˴ϰ͉
Ϥϫ˵Ϡ˴λ
ά˴Χ˴΄˴ϓ Ύ˴͉ϨϤϟ΍˶Ϭ˶Αϰ˴ϩ˵ΗΎ˴˴΃Η˴΄˶έ˴ϓ Ύ˴˴ϝμΎ˴ϗ˸ϧ˴΄Ύ˴˸ϟϤ΍ ˶Ϭ˸Ϧ˶Α˶ϣϲ˶Ύ˱ϨϠΟ
˶Θ˸΋΍ ˴ϝΎ˴ϗ
˳ή˸Ϙ˶˯˴ϓ Ύ˴Ϥϱ˶˸ϟ΍ά˶ϟ˸Ϧ˳Δ˶ϣ˴ΛΎ˴˶ϪϠ˴Μϴ˶˶ϟϓ Ύ͉Ώ
ϟ˵ ˶· ˴ή΢
˵˸θϠ˵˴ϧ˸μ˲ΐ˴Η ˸όΎ˴˴ϗϟ˴ϭ˴ΔϪ˵˴ϟ˴΄˴π
˸δ˴Ϥ˸ό˸ϟ˴Α΍ ς
͉˵ϥ˶·δ
Δ
˶
ϣ
˴
Ύ˴
ϴ
Ϙ
˶
ϟ
˸
΍
ϡ
˴
Ϯ
˸
ϳ
˴
Ϛ
˴
Ϭ
˶
Ο
˸
˴ϭ ˸Ϡϲ˶
˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ΍
˵Ύ˴ϗ ˴Β˶Ϧ˸Ϡ˴ϧ˸ϳ˴ά˲β
˶Σϓήϰ˴
˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ ˳Ϣϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ άΧ
˵˵ ΁˸Β˴ϧΎ˴˴ϭϧ˴΃ Ϫ˵˲Ϟ˴π
Ο
˵ ˴έ˸ό˴Α˴ϝβ
˴ϫ ϱ˶
˴Θ˸θϠ˴Α˴ϳ ˴ϝ˸ϦΎ˴ϗ˴ϣ ˲˯˴ϝ˸ϲΎ˴ϗ˴η˴ϭ
˳ϊ˶ΟϮ˵ϣ ˳ϡ˴Ω ϱ˶˴ϓά˶ϟΎ˴Ϥ˸ϭ˶Ϭ˴΃˶Α ˳ϊϩ˵˶ψΎ˴Η˴΄˸ϔϓϣ˵ ˴ϝ˳ϡ˸ήΎ˴ϗϏ
˵ ϱ˶ά˶ϟ ˸ϭ˴΃ ˳ϊ˶ϗ˸Ϊϣ˵
˶ϩϦ˶Ϊ˸ϴ˴˴Ϥ˶Α ˴ϫ˴Ϣ˸έ͉Ϡ˴γ͋Ϊϟ΍˴ϭ ˴ά˶Ϫ˴Χ˸ϴ˴Ϡ˴΃ϋ˴ϭ Ϫ˵ϩ˵ ͉ϠΎ͉ϟ΍ϳ˶· ϰ͉
˶Ϫ͉Ϡ˴΄ϟ΍˴ϓ ϝ
˵˶ϦϮ˵
Ύ˴ϤϠϫ˵˴λ
Ύ˴τ˸ϋ
˸ϴ˴Ϥγ˴ϫ˴έ˸έ˶ΪΎ˴˶ΑϤϫ˵Ύ˴Ϥ˴άϫ˵˴Χά˵˴΄Χ
˵ ΁ Ύ˴ϧ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˴Ύ˱ϤΛΎ˴˶ϬϠ˶Α˴Λ ˸ϭϲ˶˴΃Ϩ˶Θ˶Ϧ˸΋΍˸ϴ˴Η˴ϝ͉ήΎ˴˴ϣϗ
˳Ϣ˶ή˴ϫ˴Θ˸ηέ΍˴˶Ωϭϰ˴˴ϚϠ˴ϋ˶Ϡ˸ϫΪ˵˴΃ ϳ˶ΰϰ˴˴ϳϟ˶·˸Ϧ˴ϣϩ˵ ˸ά˶Β˴ϝ˸ϧΎ˴ϓϗ ˳ϢΎ˱˴ϫϣΎ˴˸έό˶Ϊ˴σ˶Α Ύ˴ϤΎ˴Ϥϫ˵ ˶ϫά˵ ˶ΪΧ
˵ ˴Σ΁ ˴΄˶ΑΎ˴ϧ˴΃˶ή˲Ϟ˴Θ˸ηΟ
˵ ΍˴έ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ˴ϭ ˶Ϧ͉ϱ˸ϳ˴ά˶έ˴ϫΎ˴μ
ϱ˶ή˸ϧ˴΄˴Θ˸ϟ˸θ
΍ ˴ϳΎ˴Ϥ˸Ϧϫ˵ ˴ϣΎ˴τ˴ϝ˸ϋΎ˴ϗ˴΃˴ϭ
˶Ϧ
Ϥϫ˵Ϡ˴λ
Ύ˴τ˸ϋ˶Ϫ˴΄͉Ϡ˴ϓϟ΍ ˶Ϧϝ
˴Ϥγ˴ϫ˴έ˸ ˶Ϊ˶ϪΑ ϴ˶ϓΎ˴Ϥ͉Ϊϫ˵˴θά˵ ˴ϓΧ
˵ ˶Ϫ΁ ˶ΑΎ˴ϧϩ˵˴΃Ύ˴Η˲Ϟ˴΄˴ϓΟ
˵ ˶Ϫ˴έ˶Α ϲ˶
˴ϝΎ˴Ϩϗ˶Η˸΄˴ϓΎ˱ΛΎ˱Ύ˴ϣϠ˴Λϭ˵˸ϭΪ˴ϗ΃ ˶ήϦ˴Χ˸ϴ˴Η΂˸͉ήϟΎ˶˴ϣΑ
΍˱Ω˸ϴϮ˵˴Ϥϋ˴ϫ˸έ˴Ϣ͋Ϊ͉Ϡ˴γϟ΍˴ϭ˴ά˴Χ˶Ϫ˸ϴ˴΃˴Ϡϭ˴ϋ ϩ˵Ϫ˵Ύ͉ϳ͉Ϡ˶·ϟ΍ Ύ˴ϰ͉
˵ ˸ϴϮ˵
b.˶ή˴Θ˸η΍˴ϭ ˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴όσ Ύ˴Ϥ˶ϫ˶ΪΣ˴΄˶Α ˶ήHadits
Nabi
riwayat
˶έΎ˴˴ϫμ
Ϟ
˵Ο
˵ ͉ήϟ΍ ˴ΐ˴ϫ˴ά˴ϓ Ύ˱ϣ˸Ϯ˴ϳ ˴ή˴θ˴ϋ ˴Δ˴δ˸Ϥ˴Χ ˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴΃ Ύ˴ϟ˴ϭ ˸ϊ˴Θ˶Α˸η˴ϭ ΍˸ΐ˴ϝ˶τΎ˴ϗ˴Θ˴ϭ˸ΣΎ˴ϓ͉ϱ˸ΐ
˸Ϋ΍˸ϧ˴΄Ϫ˵˸ϟ˴ϟ΍ ˴ϝΎ˴ϤΎ˴ϗϫ˵ Ύ˴͉ϢτΛ˵ ˸ϋ˶ϩ˶Ϊ˴΃˴ϴϭ˶Α
Tirmizi
bin
Malik:
΍˱Ύ˴ΩϬϮ˵˶π
ϋ ˸ό˴Ϣ˴Β͉Ϡ˶Α˴γϭdari
˴ϭΎ˱Α˶Ϫ˸Ϯ˸ϴ˴Λ˴Ϡ˴ϋAnas
Ϫ
˵
Ϡ
͉
ϟ΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϫ
˶
Ϡ
͉
ϟ΍
ϝ
˵
Ϯ˵
γ
έ
˴
Ϫ
˶
ϴ˶
ϓ
Ϊ
͉
θ
˴
ϓ
˴
Ϫ
˶
Α
˶
ϩ
˵
Ύ˴
Η
΄
˴
ϓ
˴
Ϫ
˶
Α
˶
ϲ˶
Ϩ
Η
˶
΄
˸
ϓ
˴
Ύ˱
ϣ
ϭ˵
Ύ˴Ϭ˶π˸ό˴Β˶Α ϯ˴ή˴Θ˸ηΎ˴ϓ ˴Ϣ˶ϫ΍˴έ˴Ω ˴Γ˴ή˸θ˴ϋ ˴ΏΎ˴λ˴΃ ˸Ϊ˴ϗ˴ϭ ˴˯Ύ˴Π˴ϓ ϊ˵ ϴ˶Β˴ϳ˴ϭΪ˴ϗΐ
˵ ˶ή˶τ˴Χ˴Θ΂˸˸ΤϟΎ˶Α˴ϳ
Ϟ
˵˴˯ϲ˶
Ο
˵ ͉ήΠϟ΍˴Η ˴ΐ
ϫ
˴
ά
˴
ϓ
˴
Ύ˱
ϣ
Ϯ
˸
ϳ
˴
ή
˴
θ
˴
ϋ
˴
Δ
˴
δ
˴
Ϥ
˸
Χ
˴
Ϛ
˴
Ϩ
͉
ϳ
˴
έ
˴
΃
˴
Ύ˴
ϟ
ϭ
˴
ϊ
˸
Α
˶
ϭ
˴
ΐ
˸
τ
˶
Θ
˴
Σ
˸
Ύ˴
ϓ
ΐ
˸
ϫ
˴
Ϋ
˸
΍
Ϫ
˵
ϟ
˴
ϝ
˴
Ύ˴
ϗ
˴ϴ˶Α
˸ϥ˴΃ ˸Ϧ˶ϣ ˴Ϛϟ ˲ ˸ϴ˴Χ ΍˴άϫ Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ͉ϢΎ˱Λ˵ϣΎ˴˶ϩό˶Ϊσ
΍˴ά˴ϫΎ˴˳ήϬ˸Ϙϱ˶
ή
Θ
˴
θ
˸
ϳ
˴
Ϧ
˸
ϣ
˴
ϝ
˴
Ύ˴
ϗ
ϭ
˴
Ύ˱
Σ
Ϊ
˴
ϗ
˴
ϭ
˴
Ύ˱
δ
Ϡ
˸
Σ
˶
ω
˴
Ύ˴
Α
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϫ
˵
Ϡ
͉
ϟ΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϫ
˶
Ϡ
͉
ϟ΍
ϝ
˴
Ϯ˵
γ
έ
˴
ϥ
͉
˶π
ό
˸
Β
˴
Α
˶
ϭ
˴
Ύ˱
Α
Ϯ
˸
Λ
˴
Ύ˴
Ϭ
π
˶
ό
˸
Β
˴
Α
˶
ϯ˴
ή
Θ
˴
η
˸
Ύ˴
ϓ
Ϣ
˴
ϫ
˶
΍˴
έ
Ω
˴
Γ
˴
ή
˴
θ
˸
ϋ
˴
Ώ
˴
Ύ˴
λ
΃
˴
Ϊ
˸
ϗ
˴
ϭ
˴
˯
˴
Ύ˴
Π
ϓ
˴
ϊ
˵
ϴ˶
Β
ϳ
˴
ϭ
˴
ΐ
˵
τ
˶
Θ
˴
Τ
˸
˴ϓ ϱ˶ά˶ϟ ˳Δ˴ΛΎ˴ϠΜ˶ϟ Ύ͉ϟ˶· ΢
˵ Ϡ˵˸μ˴Η Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ˴΃˴ϳ΍
˸Ϧ˴ϣ˴˯ϲ˶
˴Ϣ͉ϠΠ˴γ˴Η˴ϭ ˸ϥ˶Ϫ˸ϴ˴΃˴Ϡ˴ϋ˸Ϧ˶ϣϪ˵ ͉Ϡϟ΍˴Ϛ˴ϟϰ͉Ϡ˲ή˴λ
Η˵ϰ˸άά˴Χ͉Ϡ˶ϟ˴λ
˴΃˸ϭ˲Ϟ˴΃ Ο
˵˳ϊ˶Ϫ͉Ϡ˶ψ
˴έϟ΍˸ϔ˴ϝ
˴Ϙ˴ϝ˸ϟά΍˴Ύ˴ϭ˶ϟϘ˴ϓ˸ϭ˴β
˸ϴ˴Χ ͊ϲ΍˴ά˶Β˴ϫ͉Ϩϟ΍ ˴Ϣ˴ϝ͉Ϡ˴γΎ˴Ϙ˴ϭ˴ϓ ˳Ϣ˳ϊ˶Ϫ˴ϫ˶Ο˸ϴ˸έ˴Ϡ˴ϋϮ˵˶Ϊϣ˶Α Ϫ˵˳ϡΎ˴͉ϠϤ˴Ωϟ΍Ϭ˵ ϱ˶
˵ Ύ˴Ϯ˵
˴έ ˴Ϊϱ˶
ϣ˵ϝ
˳ϡϘ˸ή˴ϓγϏ
˵˴Ρ
˴΃Ύ˱ϣ˳ϊ˸ϠΎ˴˶Τ˶ϗό˸Ϊ˴σ˸ϟϣ˵΍
.
Ϫ
˵
Ϩ
˸
ϣ
˶
Ύ˴
Ϥ
Ϭ
˵
ϋ
˴
Ύ˴
Β
ϓ
˴
Ϧ
˶
ϴ
˸
Ϥ
˴
ϫ
˴
έ
˸
Ω
˶
Ϟ
˲
Ο
˵
έ
˴
ϩ
˵
Ύ˴
τ
ϋ
˸
΄
˴
ϓ
˴
Ϣ
˳
ϫ
˴
έ
˸
Ω
˶
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϊ
˵
ϳ˶
ΰ
ϳ
˴
Ϧ
˸
ϣ
˴
Ϣ
˳
ϫ
˴
έ
˸
Ω
˶
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
˳ή˸Ϙ˴ϓ ϱ˶ά˶ϟ ˳Δ˴ΛΎ˴Ϡ˴Μ˶ϟ Ύ͉ϟ˶· ΢
˵ Ϡ˵˸μ˴Η Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥ˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵ Δ˵ ˴ϟ˴΄Ϊ˵˸δϳ˶˴Ϥΰ˸ϟ˴ϳ΍
˳ϊ˶ΟϮ˵ϣ ˳ϡ˴Ω ϱ˶ά˶ϟ ˸ϭ˴΃ ˳ϊ˶ψ˸ϔϣ˵ ˳ϡ˸ήϏ
˵ ϱ˶ά˶ϟ ˸ϭ˴΃ ˳ϊ˶ϗ˸Ϊϣ˵
b.
Hadits Nabi riwayat
c.
”Seorang laki-laki dari kaum Ansar datang
Nabi untuk
Haditsmenemui
Nabi Imam
alTirmizi dari Anas bin Malik:
meminta
(sesuatu
yang dari
ia perlukan).
Nabi
“Apakah
di
b.
Hadits
Nabiia
riwayat
Bukhari
dan
Muslim
Nafi’ dari
Ibnbertanya:
’Umar,
berkata
rumahmu ada sesuatu?” Ia menjawab: “Ada, selembar hils (alas yang
΍˴ά˴ϫ ϱ˶
ή˴Θ˸θdari
˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ Anas
˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Ύ˱Σbin
˴Ϊ˴ϗ˴ϭ Malik:
Ύ˱δ˸Ϡ˶Σ ˴ωΎ˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ˴ϝϮ˵γ˴έ ͉ϥ˴΃
Tirmizi
(teks
Muslim):
biasanya
digelarkan di rumah) yang sebagiannya kami pakai dan
˸Ϧ˴ϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͊ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴ϤϬ˵ Η˵ ˸ά˴Χ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˴Ρ˴Ϊ˴Ϙ˸ϟ΍˴ϭ ˴β˸Ϡ˶Τ˸ϟ΍
΍˴ά˴ϫ ϱ˶
Ύ˴˶Ϧϗ˴ϭ˸ϴ˴Ϥ˴ϫΎ˱)Σ˸έ˶ζ
˴Ϊ˶Ω˴ϗ˴ϭ˸Π
˸ϴ˶Ϫ˴Ϡ˴ϋ
.Ϫ˵ή˸Ϩ˶ϣ˴Θ˸θΎ˴˴ϳϤ(ϪϴϠϋ
Ϭ˵˸Ϧ˴ϋ˴ϣΎ˴Β˴ϝϓϖϔΘϣ
˲ϞΟ
˵͉ϨΎ˱ϟ΍δ˴έ˸Ϡ˶Ϧ˶Σϩ˵ ˴ϋ
Ύ˴τ˴ωϰ˴
˸ϋΎ˴Α˴΄Ϭ˴ϓ˴ϧϢ˳Ϣ͉Ϡ˴Ϣγ˴ϫ͉Ϡ˴γ
˸έϭ ˶Ω˴ϭ˶Ϫϰ˴
˸ϦϠ˴λ
˸ϴϠ˴Ϡϋ˴ϋϪ˵Ϊ˵͉ϠͿ
˵ϳ˶ϟ΍ΰ΍˴ϳϰ͉
ϰ͉
Ϡ˴ϣλ˳Ϣ˴ϫ˶Ϫ˶Ϳ͉Ϡ˸έϟ΍΍˶Ω˴ϝϰ˴˸ϮϮ˵Ϡγ
˵˴ϋ˴έΪ˵ ϳ˶͉ϥΰ·˴ϳ΃
˸Ϧ˴ϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͊ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴ϤϬ˵ Η˵ ˸ά˴Χ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˴Ρ˴Ϊ˴Ϙ˸ϟ΍˴ϭ ˴β˸Ϡ˶Τ˸ϟ΍
.Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϤϬ˵ ˴ϋΎ˴Β˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ω ˲ϞΟ
˵ ˴έ ϩ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar
Modal
Syariah
141
Hadits
Nabi
Imam
ald.c.
Hadits
Nabi
riwayat
Bukhari
danHukaim
Muslimbin
dariHizam,
Nafi’ dari
’Umar,
ia berkata
Baihaqi
dari
NabiIbn
saw
bersabda:
c.
Hadits Nabi Imam al(teks Muslim):
ˬ͋β˴Ϥ˸ϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ϥ
˵ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϫ˵ τ
˵ ͉Β˴Ψ˴Θ˴ϳ ϱ˶ά͉ϟ΍ ϡ˵ Ϯ˵Ϙ˴ϳ Ύ˴Ϥ˴ϛ ͉ϻ˶· ˴ϥϮ˵ϣϮ˵Ϙ˴ϳ ˴ϻ Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴ϳ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
ϩ˵ ˴˯Ύ˴Ο ˸Ϧ˴Ϥ˴ϓ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ ˬΎ˴Α͋ήϟ΍ Ϟ
˵ ˸Μ˶ϣ ϊ˵ ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ύ˴Ϥ͉ϧ˶· ΍Ϯ˵ϟΎ˴ϗ ˸ϢϬ˵ ͉ϧ˴΄˶Α ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ
˴Ϛ˶Ό˴ϟϭ˵΄˴ϓ ˴ΩΎ˴ϋ ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ ˬ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ϩ˵ ή˵ ˸ϣ˴΃˴ϭ ˬ˴ϒ˴Ϡ˴γ Ύ˴ϣ Ϫ˵ ˴Ϡ˴ϓ ϰ˴Ϭ˴Θ˸ϧΎ˴ϓ ˶Ϫ͋Α˴έ ˸Ϧ˶ϣ ˲Δ˴ψ˶ϋ˸Ϯ˴ϣ
sebagiannya kami gelar, dan sebuah qa’b˴ϥ(qadah,
˸ϭΪ˵ ˶ϟΎ˴Χ Ύ˴Ϭϴ˶gelas)
ϓ ˸Ϣϫ˵ ˶έΎ͉yang
Ϩϟ΍ Ώ
˵ Ύ˴biasa
Τ˸λ˴΃
kami gunakan untuk minum air.”
Nabi bersabda: “Coba anda serahkan kepada saya kedua barang
tersebut.”
Laki-laki itu kemudianQS.
mengambil
dan[5]:
menyerahkan
c.
Al-Maidah
1
keduanya kepada Nabi. Nabi pun menerimanya. Kemudian
Nabi menawarkan: ”Sipakah yang mau
... membeli
˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭdua
˴΃ ΍˸ϮϨ˵barang
˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴ini?”
Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
Seseorang berkata: ”Saya siap membeli keduanya dg harga 1 (satu)
dirham.” Nabi menawarkan lagi, hingga dua atau tiga kali: ”Man yazid
’ala
dirhamin
(teks
Abu(siapakah
Dawud):yang mau menambahkan pada satu dirham)?”
Seseorang menjawab: ”Saya mau membeli keduanya dengan harga
dua
˴Ϛ˶Θ˸ϴdirham.”
˴Α ϲ˶ϓ Ύ˴ϣ˴΃ ˴ϝΎ˴Nabi
Ϙ˴ϓ Ϫ˵ ϟ˵˴΄˸δpun
˴ϳ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭmenyerahkan
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λkedua
͉ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ϰ˴benda
Η˴΃ ˶έΎ˴μitu
˸ϧ˴΄˸ϟ΍ ˸Ϧkepadanya
˶ϣ Ύ˱ϠΟ
˵ ˴έ ͉ϥ˴΃
dan
dirham,
˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟmenerima
΍ ˸Ϧ˶ϣ ˶Ϫϴ˶ϓ Ώ
˵ ˴ήdua
˸θ˴ϧ ˲ΐ
˸ό˴ϗ˴ϭ Ϫ˵ ˴πlalu
˸ό˴Α ς
˵δ
˵menyerahkan
˸Β˴ϧ˴ϭ Ϫ˵ ˴π˸ό˴Α β
˵ ˴Β˸Ϡuang
˴ϧ ˲β˸Ϡ˶Σ(dua
ϰ˴Ϡ˴Α ˴ϝdirham)
Ύ˴ϗ ˲˯˸ϲ˴η
tadi
˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Αkepada
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴorang
˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ Ansar
ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫtersebut,
͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ Ύ˴dan
Ϥϫ˵ ˴ά˴Χbersabda:
˴΄˴ϓ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Α ϩ˵ Ύ˴Η˴΄˴ϓ”Belilah
˴ϝΎ˴ϗ Ύ˴Ϥ˶Ϭ˶Αmakanan
ϲ˶Ϩ˶Θ˸΋΍ ˴ϝΎ˴ϗ
dg satu dirham, lalu berikan kepada keluargamu; satu dirham lagi
˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ
˵ ΁ Ύ˴ϧ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ ˶Ϧ˸ϳ˴ά˴ϫ ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ
kamu belikan kapak dan nanti serahkan kepadaku.”
Orang
menyerahkan
˶ή˴Θ˸η΍˴ϭ tersebut
˴Ϛ˶Ϡ˸ϫ˴΃ ϰ˴ϟ˶·kemudian
ϩ˵ ˸ά˶Β˸ϧΎ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ
Ύ˴Ϥ˶ϫ˶Ϊ˴Σ˴΄˶Α ˶ή˴Θ˸η΍kapak
˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ kepada
͉ϱ˶έΎ˴μ˸ϧ˴΄˸ϟNabi;
΍ Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τNabi
˸ϋ˴΃˴ϭ
menerimanya
΍˱ΩϮ˵ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋlalu
Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ Nabi
ϰ͉Ϡ˴λ memasangkan
˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έ ˶Ϫϴ˶ϓ ͉Ϊ˴θkayu
˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϩ˵ Ύ˴(memberinya
Η˴΄˴ϓ ˶Ϫ˶Α ϲ˶Ϩ˶Η˸΄˴ϓ Ύ˱ϣϭ˵Ϊgagang).
˴ϗ ˶ή˴Χ΂˸ϟΎ˶Α
Nabi
Ϟ
˵Ο
˵ ͉ήbersabda:
ϟ΍ ˴ΐ˴ϫ˴ά˴ϓ Ύ˱ϣ˸Ϯ”Pergilah
˴ϳ ˴ή˴θ˴ϋ ˴Δ˴δ˸Ϥmencari
˴Χ ˴Ϛ͉Ϩ˴ϳ˴έ˴΃ kayu
Ύ˴ϟ˴ϭ ˸ϊ˶Α˴ϭbakar
˸ΐ˶τ˴Θ˸Σ(hathab),
Ύ˴ϓ ˸ΐ˴ϫ˸Ϋ΍ dan
Ϫ˵ ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗjuallah!
͉ϢΛ˵ ˶ϩ˶Ϊ˴ϴ˶Α
Saya
Ύ˴Ϭ˶πtidak
˸ό˴Β˶Α˴ϭ Ύ˱mau
Α˸Ϯ˴Λ Ύ˴Ϭmelihatmu
˶π˸ό˴Β˶Α ϯ˴ή˴Θ˸ηΎ˴selama
ϓ ˴Ϣ˶ϫ΍˴έ˴Ω 15
˴Γ˴ή˸θhari.”
˴ϋ ˴ΏΎ˴λ˴΃ ˸Ϊ˴ϗ˴ϭ ˴˯Ύ˴Π˴ϓ ϊ˵ ϴ˶Β˴ϳ˴ϭ ΐ
˵ ˶τ˴Θ˸Τ˴ϳ
˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ͋Ϊϟ΍ ˴ά˴Χ˴΃˴ϭ ϩ˵ Ύ͉ϳ˶· Ύ˴Ϥϫ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴Ϥϫ˵ ά˵ Χ
˵ ΁ Ύ˴ϧ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ Ύ˱ΛΎ˴Ϡ˴Λ ˸ϭ˴΃ ˶Ϧ˸ϴ˴Η͉ή˴ϣ
˴˯ϲ˶Π˴Η ˸ϥ˴΃ ˸Ϧorang
˶ϣ ˴Ϛ˴ϟ ˲ήitu
˸ϴ˴Χ pergi
΍˴ά˴ϫ ˴Ϣ͉Ϡ˴γmencari
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ kayu
͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ
˶Ϫ͉Ϡϟ΍ dan
ϝ
˵ Ϯ˵γ˴έmenjualnya.
˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ Ύ˱ϣΎ˴ό˴σ
Kemudian
bakar
˳ή˸Ϙ˴ϓ ϱ˶άitu
˶ϟ ˳Δ˴Λ-Ύ˴Ϡ˴Μdan
˶ϟ Ύ͉ϟ˶· telah
΢
˵ Ϡ˵˸μ˴Η mendapat
Ύ˴ϟ ˴Δ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ΍ ͉ϥuang
˶· ˶Δ˴ϣΎ˴ϴ˶Ϙ10
˸ϟ΍ ˴ϡdirham
˸Ϯ˴ϳ ˴Ϛ˶Ϭ˸Ο˴ϭ- orang
ϲ˶ϓ ˱Δ˴Θ˸Ϝϧ˵tersebut
Δ˵ ˴ϟ˴΄˸δ˴Ϥ˸ϟ΍
Setelah
˶ΟϮ˵belikan
ϣ ˳ϡ˴Ω ϱ˶ά˶ϟ makanan
˸ϭ˴΃ ˳ϊ˶ψ˸ϔϣ˵ ˳ϡ˸ήdan
Ϗ
˵ ϱ˶άpakaian.
˶ϟ ˸ϭ˴΃ ˳ϊ˶ϗ˸Ϊϣ˵
datang lagi; lalu uang tersebut ˳ϊia
Rasul bersabda: ”Apa yang kamu lakukan itu lebih baik bagi kamu
daripada kamu meminta-minta yang kelak pada hari kiamat akan
menjadi
nuktah (noda) di wajahmu....” (HR.
Abu Dawud).
b.
Hadits
Nabi riwayat
Tirmizi
Anas
bin Malik:
b. Hadits
Nabidari
riwayat
Tirmizi
dari Anas bin Malik:
΍˴ά˴ϫ ϱ˶ή˴Θ˸θ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˴ϝΎ˴ϗ˴ϭ Ύ˱Σ˴Ϊ˴ϗ˴ϭ Ύ˱δ˸Ϡ˶Σ ˴ωΎ˴Α ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ˴ϝϮ˵γ˴έ ͉ϥ˴΃
˸ ˴ϣ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϫ˵ ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͊ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ϊ˶Α Ύ˴ϤϬ˵ Η˵ ˸ά˴Χ˴΃ ˲ϞΟ
Ϧ
˵ ˴έ ˴ϝΎ˴Ϙ˴ϓ ˴Ρ˴Ϊ˴Ϙ˸ϟ΍˴ϭ ˴β˸Ϡ˶Τ˸ϟ΍
.Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϤϬ˵ ˴ϋΎ˴Β˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ω ˲ϞΟ
˵ ˴έ ϩ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ
Rasulullah saw. menjual sehelai hils (alas yang biasanya digelarkan
dic.rumah) dan sebuah qadah (gelas). Beliau
menawarkan:
”Sipakah
Hadits
Nabi Imam
alyang mau membeli hils dan qadah ini?” Seseorang berkata: ”Saya siap
Bukhari
dan
Muslim
dari
Nafi’
dari
Ibn
’Umar,
ia
berkata
membeli keduanya dg harga 1 (satu) dirham.” Nabi menawarkan
(teks
Muslim):
lagi,
hingga
dua kali: ”Man yazid ’ala dirhamin (siapakah yang mau
menambahkan pada satu dirham)?” Lalu seseorang menyerahkan
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ
) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ Beliau
ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γpun
˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋmenjual
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λkedua
˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯbenda
γ
˵ ˴έ ͉ϥ·
dua dirham kepada
Rasulullah.”
itu kepadanya.
d.
Hadits Nabi riwayat
Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda:
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
142
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˸Ϧ˴ϣ ˴Ϣ.͉ϠϪ˵˴γ˸Ϩ˴ϭ˶ϣ Ύ˴˶ϪϤ˸ϴ˴ϠϬ˵˴ϋ˴ϋΎ˴Ϫ˵Β͉Ϡ˴ϓϟ΍˶Ϧϰ͉
˴ϓ ˳Ϣ˸ϋ˴ϫ˴΄˴ϓ˸έ˶Ϊ˳Ϣ˶Α˴ϫ˸έΎ˴Ϥ˶ΩϬ˵ Η˵ϰ˴
˸ά˴Χ
˵ΰ˴έ˴ϳ ˸Ϧ˴ϝ˴ϣΎ˴Ϙ˳Ϣ˴ϓ˴ϫ˴Ρ˸έ˴Ϊ˶Ω˴Ϙ˸ϟϰ˴
΍˴ϭϠ˴ϋ˴βΪ˵˸Ϡϳ˶˶Τΰ˸ϟ˴ϳ΍
˸ϴ˴ϤϠ˴λ
˴ϫ˸έ˶Ω͊ϲ˲Ϟ˶Β͉ϨΟ
˵ϟ΍˴έ˴ϝϩ˵Ύ˴ϘΎ˴τ
Ϡ˴ϋ˴΃ ˲Ϟ
Ϊ˵ ϳ˶Ο
.Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ Ύ˴ϤϬ˵ ˴ϋΎ˴Β˴ϓ ˶Ϧ˸ϴ˴Ϥ˴ϫ˸έ˶Ω ˲ϞΟ
˵ ˴έ ϩ˵ Ύ˴τ˸ϋ˴΄˴ϓ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ ˸Ϧ˴ϣ ˳Ϣ˴ϫ˸έ˶Ω ϰ˴Ϡ˴ϋ Ϊ˵ ϳ˶ΰ˴ϳ
c.
Hadits Nabi Imam al-
c. Nabidan
Hadits
Nabi
Imam
alc. Hadits
Imam
al-Bukhari
Muslim
dari
dari ia
Ibnberkata
’Umar,
Bukhari
Muslim
daridan
Nafi’
dari
IbnNafi’
’Umar,
Bukhari
danMuslim):
Muslim dari Nafi’ dari Ibn ’Umar, ia berkata
ia (teks
berkata
(teks
Muslim):
(teks Muslim):
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
(ϪϴϠϋ ϖϔΘϣ) ˶ζ˸Π͉Ϩϟ΍ ˶Ϧ˴ϋ ϰ˴Ϭ˴ϧ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ˴ϝ˸Ϯγ
˵ ˴έ ͉ϥ·
“Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu.”
(Muttafaq ‘alaih).
d.
Hadits
Nabi
riwayat
d. Nabidari
Hadits
Nabi Nabi
riwayat
d. Hadits
riwayat
Baihaqi
dari Hukaim
bin
saw
Baihaqi
Hukaim
bin Hizam,
Nabi
sawHizam,
bersabda:
bersabda:
Baihaqi dari Hukaim bin Hizam, Nabi saw bersabda:
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
(ϡ΍ΰΣ ϦΑ ϢϴϜΣ Ϧϋ ϰϘϬϴΒϟ΍ ϩ΍ϭέ) Ϫ˵ ˴π˶Β˸Ϙ˴Η ϰ͉Θ˴Σ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ͉Ϧ˴ό˸ϴ˶Β˴Η ˴ϻ
e.
Hadits Nabi riwayat Ibn
e.
“Janganlah menjual sesuatu hingga kamu memilikinya.”
Hadits Nabi riwayat Ibn
Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas,
dari riwayat
‘Ubadah
Shamit,
Ahmad
dariShamit,
Ibn
‘Abbas,
e. Majah
Hadits
Ibnbin
Majah
dari ‘Ubadah
Ahmad
e. Nabi
Hadits bin
Nabi
riwayat
Ibn
dan
Malik
daridan
Yahya
dari
Ibn
‘Abbas,
Malikbin
dariShamit,
Yahya Ahmad dari Ibn ‘Abbas,
dan
Malik
dari
Yahya
Majah
dari
‘Ubadah
Yahya
ϦΑ΍dan
ϦϋMalik
ΪϤΣ΃ϭ dari
ΖϣΎμϟ΍
ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή˶ο˴ϻ˴ϭ ˴έ˴ή˴ο˴ϻ
(ϲΤϳ Ϧϋ ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ΍
(ϲΤϳ) ˴έϦϋ
ϚϟΎϣϭ
ϦΑ΍ Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ ΖϣΎμϟ΍ ϦΑ ΓΩΎΒϋ Ϧϋ ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
΍˴ή˶ο
˴ϻ˴ϭ ˴έαΎΒόϟ΍
˴ή˴ο˴ϻ
(ϲΤϳ
ϚϟΎϣϭ αΎΒόϟ΍
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
pulaϦϋ
membahayakan
orang lain” (HR.).
f
Hadits Nabi riwayat
Hadits
Nabi
f fTirmidzi
Hadits Nabi
riwayat
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
‘Amr binriwayat
‘Auf:
dan
Ibnu
Majah
dari
‘Amr
bin dari
‘Auf:
f
Hadits
Nabi
riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf:
˴ϥϮ˵Tirmidzi
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴dan
ή˴Σ ͉ϞIbnu
˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃Majah
˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ήdari
˴Σ Ύ˱Τ‘Amr
˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶·bin
˴Ϧϴ˶Ϥ‘Auf:
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ .˸ϭΎ˱ϣ˴΃ ΍˴ή˱ϻ˴Σ˴ϼ˴Σ͉Ϟ˴Σ˴ϡ˴΃͉ή˸ϭ˴Σ˴΃ Ύ˱˱ϻΤ˴ϼ˸Ϡλ
˵ ˴Σ ˴ϡ͉ϻ͉ή˶·˴Σ˴ϦΎ˱ϴ˶σ
Ϥ˶Ϡ˸ήδ˴ηϤ˵ ˸ϟ΍͉ϻ˴Ϧ˶· ˸ϴ˸Ϣ˴Α˶Ϭ˲ΰ˶σ˶΋ϭ˵
Ύ˴Οήη
˵ ˸Ϡϰ˴
͊μϠϠ˴ϋ
˵΢
ϰ˴
˴ϋϟ˴΍
“Perdamaian dapat dilakukan
di
antara
kaum
muslimin
kecuali
perdamaian
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan
kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau3.menghalalkan
Kaidah Fiqih
haram.”
3. Kaidah yang
Fiqih
3. Kaidah Fiqih
3. Kaidah Fiqih
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya.”
Lelang ( ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍ )
Lelang ( ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍ )
Memperhatikan : 1. Pendapat
para
mobilisasi dana untuk menutup defisit
Lelang
)
sewa
( ˲Γ˴ή˸Ο( ulama
΃˵ΓΪ˴)ϳ΍ΰϤϟ΍tentang
sewa pemerintah
( ˲Γ˴ή˸Ο΃˵ )
anggaran
(lihat, antara lain, Mundzir Qahf, al-Siyasah alsewa ( ˲Γ˴ή˸Ο΃˵ ) ( ˲Άσ
persekongkolan
˵ ΍˴Ϯ˴Η ) fi al-Iqtishad al-Islami, [Damsyiq: Dar
Maliyah
Dawruha wa Dhawabithuha
persekongkolan
( ˲Άσ
˵ ΍˴Ϯ˴Η )
persekongkolan
˵ );΍˴Ϯ˴Η )
al-Fikr,
2006], h.
penipuan
(˲β60-92);
˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ(˴ή˲Ά˴Ϗσ
penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);
(˲βJenderal
˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴ϏPengelolaan
);
2. Surat penipuan
dari Direktur
Utang Departemen Keuangan
(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍)
Republik Indonesia No. S-158/PU/2008
tanggal 11 Pebruari 2008
(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍)
(έΎΠΌΘγϻ΍
ϊϣ Sale
ϊϴΒϟ΍)and Lease Back;
tentang Permohonan Fatwa SBSN
- Ijarah
Ϣ˶ ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
˶Ϣ˸ϴ˶Ϣ˶Σ˸ϴ˶Σ͉ή͉ήϟ΍ϟ΍˶Ϧ˶ϦϤ˸Ϥ˸
ΣΣ͉ή͉ήϟ΍ϟ΍˶Ϳ˶Ϳ΍ ΍˶Ϣ˶Ϣ˸δ˸δ˶Α˶Α
a.
a.a.
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
QS. Al-Maidah [5]: 1
QS.
QS.Al-Maidah
Al-Maidah [5]:
[5]: 11
143
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
3.
MEMUTUSKAN
Kaidah Fiqih
Menetapkan :
FATWA TENTANG
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήMETODE
˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟPENERBITAN
˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶ϹSURAT
˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ BERHARGA
˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
SYARIAH NEGARA
Pertama :
Ketentuan Umum
1. Lelang
Lelang ( ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍ ) SBSN adalah
penjualan SBSN yang dilakukan
e.
Hadits Nabi r
melalui
investor menyampaikan penawaran
sewa
( ˲ΓAgen
˴ή˸Ο΃˵ ) Lelang yang mana
Majah
dari
‘Ubadah
bin
Shamit,
Ahmad
dari I
pembelian baik secara kompetitif maupun non kompetitif melalui
persekongkolan
(
Ά
˲
σ
˵
΍˴
Ϯ
Η
˴
)
dan Malik dari Yahya
Peserta Lelang.
penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);
2. Bookbuilding adalah kegiatanϦΑ΍
penjualan
SBSN
kepada
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ
ΖϣΎμϟ΍
ϦΑ investor
ΓΩΎΒϋ Ϧϋmelalui
ϪΟΎϣ ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ) ˴έ΍˴ή
Agen Penjual di mana Agen Penjual mengumpulkan pemesanan
(ϲΤϳ Ϧϋ
(έΎΠΌΘγϻ΍
ϊϣ ϊϴΒϟ΍)
pembelian dalam periode
penawaran
yang telah ditentukan.
3. Peserta Lelang adalah lembaga keuangan yang ditunjuk oleh Menteri
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍dalam
˶ϦϤ˸Σ͉ήpelaksanaan
ϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Keuangan untuk ikut serta
lelang SBSN di pasar
f
Hadits
perdana.
Nab
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf:
4. Penawaran Pembelian Kompetitif adalah pengajuan penawaran
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭvolume
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟdan
˴Σ˴΃ ˸ϭtingkat
˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡimbal
͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡhasil
λ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ
pembelian dengan mencantumkan
a.
QS. Al-Maidah [5]: 1
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶·
(yield) yang diinginkan penawar.
... adalah
˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸pengajuan
Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧpenawaran
˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
5. Penawaran Pembelian Non Kompetitif
pembelian dengan mencantumkan volume tanpa tingkat imbal hasil
(yield).
3. Kaidah Fiqih
QS. perusahaan
al-Qashashefek
[28]:
26ditunjuk
6. b.
Agen Penjual adalah bank dan/atau
yang
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήpenjualan
˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟSBSN.
˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό
oleh Menteri Keuangan untuk melaksanakan
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
7. Agen Lelang adalah pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan lelang
SBSN.
Lelang
( ΓΪ˴
ϳ΍ΰϤϟ΍
) [18]:
8. c.
Imbalan adalah semua pembayaran
yang
diberikan
kepada
QS.
al-Kahfii
77 pemegang
SBSN yang dapat berupa sewa
sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο΃˵ ) , bagi hasil, margin, atau
bentuk pembayaran lainnya sesuai dengan
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡakad
˴ϋ
˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
persekongkolan
( ˲Ά˴Εσ
˵ ˸ά΍˴Ϯ˴Ψyang
˴Η͉ΗΎ˴)ϟ ˴Ζ˸Όdigunakan
sampai dengan jatuh tempo SBSN.
penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);
9. Imbalan Berjalan (accrued return) adalah dana yang dibayarkan oleh
investor kepada Pemerintah yang
diperlakukan sebagai
titipan
d.
QS. al-Baqarah[2]:
275 ϊϣ
(έΎΠΌΘγϻ΍
ϊϴΒϟ΍)
(wadi’ah) dan akan dikembalikan pada saat pembayaran imbalan
pertama kali.
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
10. Harga Seragam (uniform price) adalah tingkat harga yang sama yang
dibayarkan oleh seluruh investor yang pemesanan pembeliannya
e.dimenangkan.
QS. an-Nisaa[4]: 29
144
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Αa.˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ Ϧ
˴ ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴QS.
Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳAl-Maidah [5
˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸Ϯ
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
f dan Ibnu Majah dari ‘Amr binHadits
Tirmidzi
‘Auf: Nabi riw
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf:
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶ϤϠ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰϰ˴
˶΋Ύ˴ϠΟ˴ϋ ΢
˵
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵ήη
˵
11. Harga Beragam (multiple price) adalah harga yang dibayarkan oleh
investor yang pemesanan pembeliannya dimenangkan sesuai dengan
harga penawaran
masing-masing yang
diajukan.
3. Kaidah Fiqih
Kedua :
3. Kaidah Fiqih
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
1. Lelang dan bookbuilding dalam penerbitan SBSN boleh dilakukan
.
Ύ˴
Ϭ
Ϥ
˶
ϳ
˸
ή
˶
Τ
˸
Η
˴
ϰ˴
Ϡ
ϋ
˴
Ϟ
˲
ϴ
˸
ϟ
˶
Ω
˴
ϝ
͉
Ϊ
˵
ϳ
˴
ϥ
˸
΃
˴
ϻ
͉
·
˶
Δ
˵
Σ
˴
Ύ˴
Α
Ϲ
˶
΍
˸
Ε
˶
ϼ
˴
ϣ
˴
Ύ˴
ό
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵
dengan ketentuan sebagai berikut:
Ketentuan Khusus
a. informasi mengenai ketentuan lelang dan bookbuilding, termasuk
ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍akan
) diterbitkan diumumkan secara
spesifikasiLelang
SBSN ( yang
terbuka kepada
masyarakat;
Lelang
(
ΓΪ˴
ϳ΍ΰϤϟ΍ )
sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο΃˵ )
sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο΃˵()˲Άσ
b. tidak adapersekongkolan
persekongkolan
˵ ΍˴Ϯ˴Η ) diantara para pihak yang
terlibat; penipuan
persekongkolan
˵ ΍˴Ϯ˴Η )
(˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);( ˲Άσ
c. tidak ada unsurpenipuan
penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);;
(έΎΠΌΘγϻ΍
ϊϣ ϊϴΒϟ΍)
d. pemenang lelang atau investor yang
pemesanan
pembeliannya
(έΎΠΌΘγϻ΍
ϊϴΒϟ΍)
dimenangkan dalam hal bookbuilding, tidak bolehϊϣ
membatalkan
penawaran lelang atau pemesanan
˶Ϣ˸ϴ˶Σpembeliannya
͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣsecara
˸δ˶Α sepihak;
˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σtermasuk
͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Αdenda
e. Pemerintah boleh mengenakan sanksi ˶Ϣtertentu
(gharamah) untuk memberikan efek jera (ta’zir) kepada pemenang
lelang atau investor yang membatalkan penawaran lelang atau
a. pembeliannya secara sepihak. QS. Al-Maidah [5]: 1
pemesanan
a.
QS. Al-Maidah [5]: 1
2. Penentuan harga dalam penerbitan SBSN dengan...cara
˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ lelang
˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃atau
΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
bookbuilding boleh menggunakan salah satu dari 2 (dua) metode
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍
sebagai berikut:
a. harga ditetapkan
seragam (uniform price)
untuk seluruh
b.
QS. al-Qashash
[28]: 26
penawaran pembelian
yang
dimenangkan,
yang
dapat
berupa [28]: 26
b.
QS.
al-Qashash
harga lebih besar dari
premium),
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸnilai
˸΍ ͊ϱ˶Ϯnominal
˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ(at
˸γ΍ ˶Ϧ
˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· lebih
ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θkecil
˸γ΍ ˶Ζdari
˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
nilai nominal (at discount)
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣatau
˴Ϸ˸΍ ͊ϱsama
˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Εdengan
˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧnilai
˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χnominal
͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ(at
˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ
par) SBSN;
c.
al-Kahfii
b. harga ditetapkan
beragam (multiple price) QS.
sesuai
dengan [18]:
harga 77
penawaran masing-masing
investor yang dimenangkan,
yang [18]: 77
c.
QS. al-Kahfii
˱΍ή˸Ο(at
˴΃ ˶Ϫ˸ϴpremium),
˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
dapat berupa harga lebih besar dari nilai nominal
lebih kecil dari nilai nominal (at discount) atau sama dengan
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫnilai
˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η
nominal (at par) SBSN;
3. Ketentuan mengenai
harga SBSN sebagaimana
dimaksud pada 275
d.
QS. al-Baqarah[2]:
angka 2 tidak berlaku
untuk
SBSN
yang
diterbitkan
dengan
akad
d.
QS.
al-Baqarah[2]:
275
Mudharabah dan Musyarakah yang hanya boleh ditetapkan
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σpada
˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
nilai nominal SBSN (at par).
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍
4. Pada saat penyelesaian (settlement) SBSN, selain harga sebagaimana
e. angka 2, investor dapat QS.
an-Nisaa[4]:
29
dimaksud pada
membayar
Imbalan
Berjalan.
e.
QS. an-Nisaa[4]: 29
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Ϟ
˶ ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸Ϣ˸΍Ϝ˵Ϯ˵Ϩ͋Ϩϣ˴ϣ΁˳ν
˴Ϧϳ˶΍˴άή͉ϟ˴Η΍ Ύ
˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
145
Ketiga :
Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal
: 22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh
DRS. H.M. Ichwan Sam
146
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
˴ Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
ϥ
˵ ͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σe. ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ.˴΃Ύ˱ϣ˱ϻ΍˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴΃˴Σ˸ϭ˴΃Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ
λ
˵ ˴Σ ͉ϻ˴ϡ͉ή˶· ˴Σ˴Ϧϴ˶Ύ˱Ϥσ˶Ϡ˸δ˸ήϤ˵˴η˸ϟ΍ ͉ϻ˴Ϧ˶·Hadits
˸ϴ˴Α˸Ϣ˶Ϭ˲ΰ˶σ˶΋Ύ˴ϭ˵Οήη
˵Nabi
˸Ϡϰ˴
͊μϠ˴ϋϟ˴΍ riwayat Ibn
˵΢
e.
Hadits
Nabi
riwayat Ibn
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
Ϡ˴ϋ Ibn ‘Abbas,
Majah
dari
‘Ubadah
bin
Shamit,
Ahmad
dari
Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas,
dan
dan Malik
Malik dari
dari Yahya
Yahya
3.
Kaidah
Fiqih
ϦΑ΍
ΖϣΎμϟ΍
ϦΑ
Ϧϋ
3.
Kaidah
Fiqih
ϦΑ΍ Ϧϋ
Ϧϋ ΪϤΣ΃ϭ
ΪϤΣ΃ϭ
ΖϣΎμϟ΍
ϦΑ ΓΩΎΒϋ
ΓΩΎΒϋ
Ϧϋ ϪΟΎϣ
ϪΟΎϣ ϦΑ΍
ϦΑ΍ ϩ΍ϭέ
ϩ΍ϭέ)) ˴έ˴έ΍˴΍˴ήή˶ο
˶ο˴ϻ
˴ϻ˴ϭ˴ϭ ˴έ˴έ˴ή˴ή˴ο
˴ο˴ϻ
˴ϻ
((ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒόϟ΍
ϲΤϳ
Ϧϋ
ϚϟΎϣϭ
αΎΒόϟ΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
ff
Hadits
Hadits Nabi
Nabi riwayat
riwayat
Tirmidzi
dan
Ibnu
Majah
dari
‘Amr
bin
‘Auf:
FATWA
Lelang ( ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍
)
Tirmidzi
dan Ibnu Majah dari ‘Amr bin ‘Auf:
Lelang ( ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍
)
sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο΃˵ ) DEWAN SYARI’AH NASIONAL
˶Ϡ˶Ϡ˸δ
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴΍˴ϭϭ Ύ˱Ύ˱ϣϣ΍˴΍˴ήή˴Σ
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵˵ ͉ϻ
˵˵ ˸Ϡ˸Ϡ͊μ
sewa ( ˲Γ˴ή˸Ο΃˵ ) ˴ϥ
˴ϥϮ˵
Ϯ˵ϤϤNO:
λ
͉ϻ˶·˶· ˴Ϧ
˴Ϧϴ˶ϴ˶ϤϤ˶Ϡ˶Ϡ˸δ
˸δϤϤ˵˵ ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ϧ
˴Ϧ˸ϴ˸ϴ˴Α˴Α ˲ΰ˲ΰ˶΋˶΋Ύ˴Ύ˴Ο
Ο΢
΢
͊μϟ˴ϟ˴΍΍
persekongkolan
(˸δ˲ΆϤ˵ ˸ϟσ
˵ ΍˴71/DSN-MUI/VI/2008
Ϯ˴Η ) ˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ.˴΃Ύ˱ϣ˱ϻ΍˴ή˴ϼ˴Σ˴Σ͉Ϟ˴ϡ˴Σ͉ή˴΃˴Σ˸ϭ˴΃Ύ˱Τ˱ϻ˸Ϡ˴ϼ
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
persekongkolan ( ˲Άσ
˵ ΍˴Ϯ˴Η )
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴ϠϠ˴ϋ
˴ϋ
penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ); Tentang
penipuan (˲β˸ϴ˶ϟ˸Ϊ˴Η / ˲έ˴ή˴Ϗ);
SALE AND LEASE BACK
(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍)
3.
(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍)
3.
Kaidah
Kaidah Fiqih
Fiqih
Ϣ˶ ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍.Ύ˴˶ϦϬ˶ϤϤ˸˸ϳΣ˶ή͉ή˸Τϟ΍˴Η ˶Ϳ
˶Ϣ˸δ˲Ϟ˶Α˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
ϰ˴ϠϠ΍˴ϋ
˵˵ ˸λ
˸λ˴Ϸ
˴Ϸ˴΍˴΍
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍.Ύ˴˶ϦϬ˶ϤϤ˸˸ϳΣ˶ή͉ή˸Τϟ΍˴Η ϰ˴
˶Ϳ΍˴ϋ˶Ϣ˸δ˲Ϟ˶Α˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
Lelang ( ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍ ) QS. Al-Maidah [5]: 1
a.
ΓΪ˴ϳ΍ΰϤϟ΍ ) berkembang suatu kebutuhan jual beli suatu
Menimbang a. : a. bahwaLelang
dalam (masyarakat
QS. Al-Maidah [5]: 1
sewa
(( ˲Γ˲Γ˴ή˴ή˸Ο
aset untuk
sewakemudian
˸Ο΃΃˵˵ )) pembeli menyewakan kembali aset kepada penjual,
Ύ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
persekongkolan
˲Ά˲Άσ
˵˵ ...
΍˴΍˴ϮϮLease
˴Η˴Η˶Ω˶Ω))˸Ϯ˸ϮϘ˵Ϙ˵ ό˵ό˵ ˸ϟ˸ϟBack;
yang disebut
dengan Sale(( and
...
Ύ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
persekongkolan
σ
((˲β
˴ή˴ή˴Ϗ
b. bahwapenipuan
dalam rangka
kebutuhan masyarakat tersebut,
penipuan
˲β˸ϴ˸ϴ˶ϟ˶ϟ˸Ϊ˸Ϊ˴Η˴Η // ˲έ˲έmemenuhi
˴Ϗ);
);
diperlukan
aturan
Sale
and
Lease
Back
yang 26
sesuai dengan prinsip
b.
QS. al-Qashash [28]:
syariah;
b.
QS. al-Qashash
(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ [28]:
ϊϴΒϟ΍) 26
(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍)
Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱberdasarkan
˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Οsebagaimana
΄˸ ˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ dalam huruf
c. .bahwa
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍pertimbangan
˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴dimaksud
Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
˶Ϣ˶Ϣ˸ϴ˸ϴ˶Σ
ή
͉
ϟ΍
Ϧ
˶
˸δ
a dan huruf b, Dewan Syari’ah
Nasional
Ulama Indonesia
˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸
Ϥ˸Σ
Σ͉ή͉ήϟ΍ϟ΍ ˶Ϳ
˶Ϳ΍΍ ˶Ϣ˶ϢMajelis
˸δ˶Α˶Α
memandang perlu menetapkan fatwa tentang Sale and Lease Back untuk
dijadikan pedoman.
c.
QS. al-Kahfii [18]: 77
Mengingat
c.
d.
d.
e.
e.
Ϧ˴ϋ
Ϧ˴ϋ
QS. al-Kahfii [18]: 77
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋQS.
˴Ε˸ά˴ΨAl-Maidah
͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ[5]: 1
a.
a. Al-Maidah [5]: 1
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋQS.
˴Ε˸ά˴ΨAl-Maidah
͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ[5]: 1
a. QS.
...
... ˶Ω˶Ω˸Ϯ˸ϮϘϘ˵˵ όό˵˵ ˸ϟ˸ϟΎ˶Ύ˶ΑΑ ΍˸΍˸ϮϮϓϓ˵˵ ˸ϭ˸ϭ˴΃˴΃ ΍˸΍˸ϮϮϨϨ˵˵ ˴ϣ˴ϣ΃΃ ˴Ϧ
˴Ϧ˸ϳ˸ϳ˶ά˶ά͉ϟ͉ϟ΍΍ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴΃˴΃΂˴΂˴ϳϳ
: 1. Firman Allah SWT., antara lain:
“Hai orang-orang yangQS.
beriman,
penuhilah akad-akad
al-Baqarah[2]:
275 itu…”
QS. al-Baqarah[2]: 275
QS. al-Qashash
[28]: 26
b.
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡQS.
͉ή˴Σ˴ϭal-Qashash
˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ[28]: 26
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
..Ϧ
˵˵ ˸ϴ˸ϴ˶ϣ˶ϣ˴Ϸ
Ϧ
˴Ϸ˸΍˸΍ ͊ϱ
͊ϱ˶Ϯ˶Ϯ˴Ϙ˴Ϙ˸ϟ˸ϟ΍΍ ˴Ε
˴Ε˸ή˸ή˴Ο
˴Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ
˸γ΍΍ ˶Ϧ
˶Ϧ˴ϣ˴ϣ ˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˴Χ
˴Χ ͉ϥ
͉ϥ˶·˶· ˬ˵
ˬ˵ϩϩ˸ή˸ή˶Ο
˶Ο˸΄˸΄˴Θ˴Θ˸γ
˸γ΍΍ ˶Ζ
˶Ζ˴Α˴Α˴΃˴΃΂˴΂˴ϳϳ Ύ˴Ύ˴ϤϤϫϫ˵˵ ΍˴΍˴ΪΪ˸Σ
˸Σ˶·˶· ˸Ζ
˸Ζ˴ϟ˴ϟΎ˴Ύ˴ϗϗ
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia
QS. an-Nisaa[4]: 29
sebagai orang yang bekerja
(pada kita), karena
QS. an-Nisaa[4]:
29 sesungguhnya orang yang
paling
baik
yang
kamu
ambil
untuk
bekerja
(pada
adalah
orang yang
QS.
˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Ηc.
ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ
˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣal-Kahfii
΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍kita)
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃[18]:
Ύ˴ϳ 77
77
˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝkuat
˴Ηc.ϥ˴΃lagi
͉ϻ˶· dapat
˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶dipercaya.”
Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η QS.
˴ϻ ˸΍Ϯ˵Ϩal-Kahfii
˴ϣ΁ ˴Ϧ˸ϢϜ˵ϳ˶άϨ͋ϣ͉ϟ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΍˴[18]:
Ύ˴
ϳ
ή˴Η
˸ϢϜ˵˴΃Ϩ͋ϣ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˳ν
΍˴ή˴Η ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
˱΍˱΍ή˸
ή˸Ο
Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ
˴ϋ ˴Ε
˴Ε˸ά˸ά˴Ψ
˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
b. QS.
b. al-Qashash [28]: 26
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
d.
d.
QS.
QS. al-Baqarah[2]:
al-Baqarah[2]: 275
275
147
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
c.c.
c. al-Kahfii [18]: 77
c. QS.
Musa berkata: ”Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk
itu.”
d.d.
d. al-Baqarah[2]: 275
d. QS.
QS.
QS.al-Kahfii
al-Kahfii [18]:
[18]: 77
77
QS. al-Kahfii [18]: 77
˱΍ή˸
˱΍ή˸ΟΟ˴΃˴΃ ˶Ϫ˶Ϫ˸ϴ˸ϴ˴Ϡ˴Ϡ˴ϋ˴ϋ ˴Ε
˴Ε˸ά˸ά˴Ψ˴Ψ͉Η͉ΗΎ˴Ύ˴ϟϟ ˴Ζ
˴Ζ˸Ό˸Ό˶η
˶η ˸Ϯ˸Ϯ˴ϟ˴ϟ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
QS.
QS.al-Baqarah[2]:
al-Baqarah[2]: 275
275
QS. al-Baqarah[2]: 275
Ύ˴Ύ˴ΑΑ͋ή͋ήϟ΍ϟ΍ ˴ϡ˴ϡ͉ή͉ή˴Σ˴Σ˴ϭ˴ϭ ˴ϊ˴ϊ˸ϴ˸ϴ˴Β˴Β˸ϟ˸ϟ΍΍ Ϫ˵Ϫ˵ ˷Ϡ˷Ϡϟ΍ϟ΍ ͉Ϟ͉Ϟ˴Σ
˴Σ˴΃˴΃˴ϭ˴ϭ
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
e. QS.
e.e. an-Nisaa[4]: 29
QS.
QS.an-Nisaa[4]:
an-Nisaa[4]: 29
e.
QS. an-Nisaa[4]: 29
Ϧ˴ϋϦ˴ϋ˱Γ˴έ˱ΓΎ˴˴έΠΎ˴˶ΗΠ˶Η˴ϥϮ˵
΃ ΃͉ϻ͉ϻ˶· ˶·˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴ΒΎ˴ϟ˸ΒΎ˶˸ϟΑΎ˶ΑϢ˸ Ϝ˵˸ϢϜ˵˴Ϩ˸ϴ˴Ϩ˴Α˸ϴ˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Ϝ˵˴ϟ΍˴˴ϟϮ΍˴Ϯ˸ϣ˸ϣ˴΃˴΃ ˸΍Ϯ˵
˴ϥϜϮ˵˴ΗϜ˴Ηϥ˴ϥ˴
˸΍Ϯ˵ϠϠϛ˵ϛ˵˸΄˸΄˴Η˴Η ˴ϻ˴ϻ ˸΍˸΍Ϯ˵
Ϯ˵ϨϨ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν΍˴ή˴Η
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.”
2. Hadits-hadits
Nabi shallallahu alaihi wasallam,
antaraQudsi
lain:
a.
Hadits
riwayat
Ibnu Majah
dariQudsi
Abu Majah
Hurairah
a. Imam
Hadits al-Bukhari,
Imam al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
dari
a. Qudsi riwayatAhmad,
Hadits
riwayat
Abu Hurairah
(teks al-Bukhari),
Nabi bersabda:
(teks
al-Bukhari),
Nabi bersabda:
Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu Hurairah
a.
˴ϒ(teks
˴Ϡ˴Σ ϱ΃)al-Bukhari),
ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έNabi
:ΔϣΎϴ˶bersabda:
Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ ˸μHadits
˴Χ Ύ˴ϧ˴΃ ˲Δ˴Λ˴ϼQudsi
˴Λ :͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰ˴ϋriwayat
Ϳ
˵ ΍ ˴ϝΎ˴ϗ
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Hurairah
ϰ˴ϓ˴ϒ
˸Ϯ˴Θ˴Ϡ˸γ˴ΣΎ˴ϓϱ΃΍˱ή)˸ϴ˶Οϰ˶˴΃Α ˴ήϰ˴˴Οτ˸΄˴Θ˸ϋ˸γ˴΃ ˶΍ ˲Ϟ˲ϞΟ
˵˵ ˴έ˴έϭ:ΔϣΎϴ˶
Ο
ˬ˵Ϫ˴ϨϘ˴Ϥ˸ϟ΍˴Λ ˴ϡ˴Ϟ˸Ϯ˴ϛ˴ϳ ˴΄˴ϓ˸ϢϬ˵΍̒Ϥ˵ή˸μ
Σ
˵ ˴Χ˴ωΎ˴Ύ˴Αϧ˴΃˲Ϟ˲ΔΟ
˵˴Λ˴ϼ˴έ˴Λϭ Abu
ˬ˴
έ
Ϊ
˴
Ϗ
˴
Ϣ
͉
Λ
˵
(
ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α
:͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ˴ϝΎ˴ϗ
(teks al-Bukhari), Nabi bersabda:
(
ϱέΎΨΒϟ΍
ϩ΍ϭέ
)
ϩ
˵
ή
˴
Ο
˸
΃
˴
Ϫ
˶
τ
˶
ό
˸
ϳ
˵
Ϣ
˸
˴ϟϭϤϪ˸γ
˵ ˸ϨΎ˶˶ϣΑ
ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˶΍ ˲ϞΟ
˵ ˴έϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ΍̒ήΣ
˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ
˵ ˴έϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (ϰ˶
“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Ada
tiga
kelompok
yang
˴ϒ˴Ϡ˴Σ ϱ΃) ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ :ΔϣΎϴ˶Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˸Ϣ(Ϭ˵ϱέΎΨΒϟ΍
Ϥ˵ ˸μ˴Χ Ύ˴ϧϩ΍ϭέ
˴΃ ˲Δ˴Λ˴ϼ) ˴Λϩ˵ ˴ή:͉Ϟ˸Ο˴Ο˴΃ ˴ϭ˶Ϫ˶τ͉ΰ˸ό˴ϋϳ˵ ˸ϢͿ
˵˴ϟϭ΍ Ϫ˵˴ϝ˸ϨΎ˴˶ϣϗ
Aku memusuhi mereka pada Hari Kiamat nanti. Pertama, orang yang
ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˶΍ ˲ϞΟ
˵ ˴έϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ ΍̒ήΣ
˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ
˵ ˴έϭ ˬ˴έ˴Ϊ˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α
bersumpah atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya.
Kedua, orang
b.
Haditsϩ΍ϭέ)Riwayat
(ϱέΎΨΒϟ΍
ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟIbnu
ϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ
yang menjual orang merdeka (bukan budak belian), lalu ia memakan
Majah
dari Ibnu Umar, bahwa Nabi
bersabda:
b.
Hadits
Riwayat
Ibnu
(mengambil) keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan seseorang,
Majah
dari Ibnu
Umar,
bahwa Nabi
bersabda:
lalu
ia meminta
pekerja
itu memenuhi
kewajibannya,
sedangkan ia tidak
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸΍ ΍Ϯ˵τ˸ϋ˴΃
b.
Hadits Riwayat Ibnu
membayarkan
upahnya.”
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Πbersabda:
˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸΍ ΍Ϯ˵τ˸ϋ˴΃
Majah
dari Ibnu
bahwa
b. Hadits
Riwayat
Ibnu Umar,
Majah dari
IbnuNabi
Umar, bahwa Nabi bersabda:
c.
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ Hadits
͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴Ϟriwayat
˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˴ή˸ϴ˶ΟAbd
˴Ϸ˸΍ ΍Ϯ˵τar˸ϋ˴΃
c.
Hadits
riwayat
Abd
arRazzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Sa’id
al-Khudri,
Nabi
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”
Razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi
s.a.w.
bersabda:
c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id alc.
Hadits riwayat Abd ars.a.w.
bersabda:
Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
.ϩ˵ ˴ή˸ΟSa’id
˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵al-Khudri,
˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ
΍ ˶Ϧ˴ϣ
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu
Nabi
.
ϩ
˵
ή
˴
Ο
˸
΃
˴
Ϫ
˵
Ϥ
˸
Ϡ
˶
ό
˸
ϴ
˵
Ϡ
˸
ϓ
˴
΍˱
ή
ϴ
˸
Ο
˶
΃
˴
ή
˴
Ο
˴
΄
˸
Θ
˴
γ
˸
΍
˶Ϧ˴ϣ
s.a.w. bersabda:
148
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”
.ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥriwayat
˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ήAhmad,
˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ
d.
Hadits
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi
Abu Dawud,
dan Dawud),
Ad-Daruquthni
dari Sa`d Ibn Abi
Waqqash
(teks Abu
ia berkata:
d.
Hadits riwayat Ahmad,
Waqqash
(teks Abu Dawud), ia berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait
Ύ˴ϧΎ˴Abu
Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴
Ϭ˸ϨDawud,
˶ϣ ˶˯Ύ˴Pasar
Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶όModal
˴γdan
Ύ˴ϣ˴ϭ Syariah
˶ωAd-Daruquthni
˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δϟ΍ ϰ˴dari
Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α Sa`d
˴ν˸έ˴Ϸ˸΍Ibn
ϱ˶ή˸Ϝϧ˵Abi
Ύ͉Ϩϛ˵
ϧ˳ΐ
Ύ˴Ϭ˴Ϩ˴ϫ˴ϓ˴ά˶ΑˬΎ˴ϬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ˴ϳ˶ή˶˯˸Ϝ(teks
Ύ˴ϧ˵Ϥ˸ϟ˸ϥΎ˶Α˴΃ ˴ΪΎ˴Abu
˶όϧ˴ή˴γ˴ϣΎ˴ϣ˴΃˴ϭ˴ϭDawud),
˶ω˸έ˶ϟ˴Ϋ͉ΰ˸Ϧ
ϟ΍ ˴ϋ˴Ϧ˶ϣ˴Ϣ͉Ϡia
˸ϲ
΍˴Ϯ˶Ϫ͉δ˶ϟ΁˴ϟ΍ϭ ϰ˴
˸ϭ˴΃Ύ˴Waqqash
˴Ϛ
˴γ˴ϭ˶ϗberkata:
˶ϪϠ˸ϴ˴ϋ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ
˵ ˶Α ΍˴ν
ϰ͉Ϡ˸έ˴λ˴Ϸ˸΍ ˶Ϳϱ˶΍ήϝ
˵˸Ϝ˸Ϯϧ˵ γ
˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵.˳Δ˸Ϯ͉π
γ
˵ ˴έ˶ϓ
c.
Hadits riwayat Abd
ar.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ
.ϩ˵ ˴ή˶Π˸Ο˴ϳ ˴΃˸ϥϪ˵˴΃ ˸Ϥ˴Ϟ˶Ϡ˸όΒ˴ϗϴ˵ ˸Ϡϩ˵˴ϓ˴ή΍˱ή˸Ο˸ϴ˴΃˶Ο˴ή˴΃˸ϴ˶Ο˴ή˴Ϸ
Ο˸΍΄˴Θ΍Ϯ˵
˸γ΍τ˶Ϧ˸ϋ˴ϣ˴΃
Razzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Sa’id
al-Khudri,
Nabi
c.
Hadits riwayat Abd ars.a.w. bersabda:
d.
Hadits
Ahmad,
Razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu
Sa’idriwayat
al-Khudri,
Nabi
Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi
c.
Hadits
riwayat
Abd
ars.a.w. riwayat
bersabda:
Hadits
Ahmad,
d. d.
Hadits
Ahmad, Abu Dawud, dan
.ϩ˵Ad-Daruquthni
˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥriwayat
˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ήdari
˴Ο˸΄˴Θ˸γSa`d
΍ ˶Ϧ˴ϣ
Razzaq
dari
Hurairah
dan
Abu
Sa’id
Waqqash
(teksAbu
Abu
Dawud),
ia berkata:
Ibn
AbiDawud,
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia berkata:
Abu
dan
Ad-Daruquthni
dari al-Khudri,
Sa`d Ibn Nabi
Abi
.ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ
s.a.w.
bersabda:
Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata:
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵
Ahmad,
˸ϭΎ˴ϧ˴΃Ύ˴d.
˴ά˶ΑϬ˸ϨΎ˴˶ϣϬ˴ϳ˶˯˶ήΎ˴˸ϜϤϧ˵˸ϟΎ˶Α˸ϥ˴Ϊ˴΃ ˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴΃˴ϭ ˶ω˴Ϛ˸έ˶ϟ͉ΰ˴Ϋ ϟ΍˸Ϧ˴Ϧ˴ϋ˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ
͉Ϡ˴γ˶ϗ˴ϭ΍˴Ϯ͉δ˶ϪHadits
Ϳ
˵˶Αϴ˵ ˸Ϡ΍˴ϓ˴ν
˵˸γ˸Ϝ˸Ϯϧ˵΍ γ
˵˶ϦΎ͉Ϩ˴έϣϛ˵
.˶ϟϟ΍ϩ˵΁˴˴ήϭϰ˴
˸Ο˶Ϫ˴΃Ϡ˸ϴ˴ϋϪ˵˴Ϡ˴ϋ˸ϤΎ˴˶ϠϤ˸όriwayat
΍˱ϰ͉
ήϠ˸ϴ˸έ˴λ
˶Ο˴Ϸ˴΃ ˸΍˴ή˶Ϳ
˴Ο΍˸΄ή˴Θϝ
Ϭ˳ΐ
˴Ϩ˴ϓ ˴ϫˬΎ˴
ϱ˶
Abu
Dawud,
dan
Ad-Daruquthni
dari
Sa`d
Ibn
Abi
.
Δ
˳
π
͉
˸ϭd.˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ Hadits
˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋriwayat
Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ Ahmad,
˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ˶ϓ
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia
berkata:
“Dulu
menyewakan
tanah dengan (bayaran)
pertanian
Abu kami
Dawud,
dan Ad-Daruquthni
dari hasil
Sa`d
Ibn .Abi
˳Δyang
͉π˶ϓ
tumbuh
selokan
dan
yang tumbuh
di
bagian yang
dialiri Ahmad,
air; maka,
d. di pinggir
Hadits
riwayat
Waqqash
(teks
Abu
Dawud),
ia
berkata:
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩmelarang
˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊkami
˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣhal˸ϲ˶ϗtersebut
΍˴ϮHadits
͉δϟ΍ ϰ˴dan
Ϡ˴ϋ Ύ˴ϤNabi
˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ riwayat
ϱ˶ή˸Ϝϧ˵agar
Ύ͉Ϩϛ˵
e.
Rasulullah
Abu Dawud,
dan melakukan
Ad-Daruquthni
dari memerintahkan
Sa`d Ibn Abi
ϭ
˸
΃
˴
ΐ
˳
ϫ
˴
ά
˴
Α
˶
Ύ˴
Ϭ
ϳ
˴
ή
˶
Ϝ
˸
ϧ
˵
ϥ
˸
΃
˴
Ύ˴
ϧ
ή
˴
ϣ
˴
΃
˴
ϭ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϟ
˶
΁˴
ϭ
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϳ
˶
΍
ϝ
˵
Ϯ
˸
γ
˵
˴έ
kami
emas
Tirmidzi
e.
riwayat
Ύ˴ϧΎ˴Waqqash
Ϭ˴Ϩ˴ϓ menyewakannya
ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ dari
˶˯Ύ˴(teks
Ϥ˸ϟΎ˶Α‘Amr
˴Ϊ˶όAbu
˴γdengan
Ύ˴ϣ˴ϭbin
˶ω˸έ‘Auf:
͉ΰϟ΍ ˴Ϧatau
˶ϣ ˸ϲ
ϮHadits
͉δϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶ΑNabi
˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶
ή˸Ϝ.ϧ˵˳Δ͉π
Ύ͉Ϩϛ˵˶ϓ
Dawud),
ia˶ϗ΍˴perak.”
berkata:
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴άNabi
˶Α Ύ˴Ϭdari
˴ϳ˶ήriwayat
˸Ϝϧ˵ ˸ϥ‘Amr
˴΃ Ύ˴ϧTirmidzi
˴ή˴ϣ˴΃bin
˴ϭ ˴Ϛ‘Auf:
˶ϟ˴Ϋ dari
˸Ϧ˴ϋ ‘Amr
˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫbin
˶ϟ΁˴ϭ ‘Auf:
˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
e. Tirmidzi
Hadits
˴ϥϮ˵
΍˴ϭϬ˸ϨΎ˱˶ϣϣ΍˴˶˯ήΎ˴˴ΣϤ˸ϟΎ˶͉ϞΑ ˴Σ˴Ϊ˶ό˴΃ ˴γ˸ϭΎ˴˴΃ϣ˴ϭ˱ϻ˴ϼ
˵ ΍˴Ϯ͉δ͉ϻϟ΍˶· ϰ˴
˴ϦϠϴ˶˴ϋϤ˶Ϡ˸δΎ˴ϤϤ˵˶Α˸ϟ΍˴ν
˴Ϧ˸ϴ˸έ˴Α ˴Ϸ˲ΰ˸΍˶΋Ύ˴ϱ˶
Οή΢
˵˸Ϝ.˳Δ˸Ϡϧ˵͊μ
Ύ˴ϧϤΎ˴Ϭ˶Ϡ˸δ˴Ϩ˴ϓϤ˵ ˸ϟˬΎ˴
˶ω˴Σ
˸έ͉ΰ˴ϡϟ΍͉ή˴Σ
˴Ϧ˶ϣΎ˱Τ˸ϲ˸Ϡ˶ϗλ
Ύ͉Ϩϟ˴ϛ˵˶ϓ΍
͉π
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴
ϭ
˸
΃
˴
ΐ
˳
ϫ
˴
ά
˴
Α
˶
Ύ˴
Ϭ
ϳ
˴
ή
˶
Ϝ
˸
ϧ
˵
ϥ
˸
΃
˴
Ύ˴
ϧ
ή
˴
ϣ
˴
΃
˴
ϭ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϟ
˶
΁˴
ϭ
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϳ
˶
΍
ϝ
˵
Ϯ
˸
γ
˵
˴έϟ˴΍
˴ϥϮ˵e.Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ ˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ Hadits
͉ϻ˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤNabi
˸ϟ ˴Ϧ˸ϴΑ ˲ΰ˶΋Ύ˴riwayat
Ο ΢Ϡ͊μϠ˴ϋ
.
Δ
˳
π
͉
.Ύ˱ϣbin
΍˴ή˴Σ ‘Auf:
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ˶ϓ
Tirmidzi dari ‘Amr
e.
Hadits
Nabi
riwayat
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
Tirmidzi
˴ϥϮ˵Ϥmengharamkan
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭdari
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ‘Amr
͉Ϟ˴Σyang
˴΃ ˸ϭbin
˴΃ ˱ϻhalal
˴ϼ‘Auf:
˴Σ ˴ϡatau
͉ή˴ΣKaidah
Ύ˱Τmenghalalkan
˸Ϡλ
˵ ͉ϻFiqih:
˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟyang
΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α haram;
˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μ
ϟ˴΍
yang
dan
4.
e.
Nabi
kaum muslimin terikat dengan
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ syarat-syarat
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼHadits
˴Σ ˴ϡmereka
͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ήkecuali
˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭsyarat
˶σriwayat
ϭ˵ήη
˵ yang
ϰ˴Ϡ˴ϋ
4.˴ϡ͉ή˴ΣKaidah
Fiqih:
Tirmidzi
bin
˴ϥϮ˵
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣdari
΍˴ή.˴Σyang
˴΃ ˴Η˸ϭ˴΃ϰ˴˱ϻ
˵ ͉ϻ˶·͉ϻΔ˵ ˶·˴Σyang
˴ϦΎ˴Αϴ˶˶ϹϤ˸΍˶Ϡharam.”
˸δ˶ΕϤ˵ ˴ϼ
˸ϟ΍ ˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ΍ ˶΋ϰ˶
Ύ˴Οϓ Ϟ
˵ ˸λ
˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴΍˴΍
mengharamkan
Ύ˴Ϭ˶Ϥ͉Ϟ‘Amr
˸ϳ˴Σ
˶ήhalal
˸Τ
Ϡatau
˴ϋ˴ϼ˲Ϟ˴Σ‘Auf:
˸ϴmenghalalkan
˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳΎ˱Τ˸ϥ˸Ϡ˴΃λ
˵΢
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
3. Ijma’ ˴ϥ
ulama
˸ϳ͉Ϟ˶ή˴Σ˸Τ˴΃˴Η ˸ϭϰ˴˴΃ Ϡ˴ϋ
˶· ͉ϻ
Δ˵ ˴Σ˶· Ύ˴˴Ϧsewa
Α˶Ϲϴ˶Ϥ˸΍˶Ϡ˸δ˶ΕϤ˵menyewa.
˴ϼ˸ϟ΍ ˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ΍ ˶΋ϰ˶
˵΢
Ϯ˵Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ tentang
˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴.ήΎ˴Ϭ˴Σ˶Ϥkebolehan
˱ϻ˴ϼ˲Ϟmelakukan
˴Σ˸ϴ˶ϟ˴Ω˴ϡ͉ήϝ˴ΣΪ˵ ˴ϳ Ύ˱˸ϥΤ˴΃˸Ϡλ
˵͉ϻakad
Ύ˴Οϓ Ϟ
˵ ˸λ
˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴΍˴
4.
Kaidah
Fiqih:
.
Ύ˱
ϣ
΍˴
ή
Σ
˴
Ϟ
͉
Σ
˴
΃
˴
ϭ
˸
΃
˴
ϻ
˱
ϼ
˴
Σ
˴
ϡ
˴
ή
͉
Σ
˴
Ύ˱
σ
ή
˸
η
˴
ϻ
͉
·
˶
Ϣ
˸
Ϭ
˶
σ
˶
ϭ˵
ή
η
˵
ϰ˴Ϡ˴ϋ
4. Kaidah Fiqih:
juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:
.Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η hal.
ϰ˴Ϡ˴ϋ 394:
˲Ϟ4.˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝKaidah
Ϊ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵Fiqih:
˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ˸ϟ΍ ϰ˶ϓ Ϟ
˵ ˸λ˴Ϸ˴΍
juz I Kitab al-Ijarah
Δ˶ ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
“Pada
semua
˶Γ˴έ˴ΟΎ˴dasarnya,
˵ϰ˴˴ϳϟ˶·˸ϥ˴Δbentuk
˴΃ ˴ΐ˴Ο˸ϟ΍˴ϭ͉ϥmuamalah
˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ4.˴Ϸ˸΍ ϰ˴Kaidah
Ϡ˴ϋboleh
˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍dilakukan
Ϊ˵Fiqih:
˸Ϙ˴ϋ ˴ίϠ˴ϋΎ˴Ο˶Γ˴έΎ͉kecuali
Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΪ˵Ύ˴ϴada
˴Ϸ˸΍ dalil
ϰ˴
Ύ˴ΟΤ˶Ϲ˸ϟΎ˴˸΍ϛ Ϊ˵˶ϊ˸Ϙ˴ϋ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˴ί˸ϟ˸Ϯ΍ .Π
˸Ϙϓ˸ϋ˴ϋϞ
Π
˵ ϟ΍˴ϳ˶·
Ύ˴ϬϤ˸ϳ˶ή˴Ο˸ΤΎ˴˴ΗΤϰ˴
Ϡ˴ϋ˴Ϸ˲Ϟ˴ϭ˸ϴ˶ϟ˴Ω...͉ϝ˶ΔΪ˵˴Σ˴ϳ Ύ˴˸ϥΒϤ˵˴΃˸ϟ΍͉ϻ˶ϊ˶· ˶ϓΔ˵Ύ˴Ϩ˴Σ˴ϤΎ˴˸ϟΑ΍˶Ϲϰ˴
˸΍ ˶Ε˴ϼϣΎ˴όΟϤ˵˶Ϲ˸ϟ ˸΍ ϰ˶
˵ ί˵˸λ˸Ϯ˴Ϸ
yang˶Δmengharamkannya.”
.˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ
˶Γ˴έjuz
Ύ˴Ο˶Ϲ˸΍I Ϊ˵Kitab
˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ
˵al-Ijarah
˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴ΐ˴Ο˴ϭhal.
˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ394:
˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίΎ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴ϟ˶·
.Ύ˴Ϭ˶Ϥantara
˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴lain:
Ϡ˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ˶ϟ˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣΎ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴ό˵Ϥ.˸ϟ΍˶ϊϰ˶
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama;
˶ϓΎ˴Ϩϓ˴ϤϞ˵˸ϟ΍˸λ
ϰ˴˴ϷϠ˴ϋ˴΍
˶Δ˴ΟIΎ˴ΤKitab
˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴al-Muhadzdzab,
Ϩ˴Ϥal-Ijarah
˸ϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τhal.
˸ϟ΍ ͉ϥjuz
˴Ϸ394:
˴ϭ I...Kitab
˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ al-Ijarah
˸ϟ΍ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴
Ϡ˴ϋ ˶Γ394:
˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
juz
a. Al-Syairazi,
hal.
b.˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ibnu
˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίQudamah,
Ύ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ alϰ˴ϟ˶·
juz I Kitab
al-Ijarah
hal. 394:
.
ϊ
˶
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϰ˴
Mughni,
VIII
/7:
˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴Ϸ˴ϭ ...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ Ibnu
˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴ϠQudamah,
˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮalΠ
˵Ϡ˴ϋ˴ϳ
b.
˶Γ˴έ˶ΔΎ˴˴ΟΟΎ˴˶ϹΤ˸΍˸ϟΎ˴Ϊ˵ϛ˸Ϙ˴ϋ˶ϊVIII
˵΍ ˴ϳϰ˴
˸ϥϟ˶· ˴΃˴Δ˴ΐ
˶ϥ˴Ϸ
Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίϠΎ˴˴ϋΟ ˶ΓΎ͉˴έϤΎ˴˴ϠΟ˴ϓ ˶Ϲˬ˶ϥ˸΍ Ύ˴Ϊ˵ϴ˸Ϙ˸ϋ˴ϋ˴Ϸί˵˸΍ ˸Ϯϰ˴
Mughni,
/7:
˶ϓΎ˴˴ίϨ˴Ϥ˸Ϯ˸ϟΠ
˴Ο.Ύ˴˶ϥ˴ΟΤΎ˴˴ϭ˸ϟϴ΍˸ϋ͉ϥ
˵˶Ϭϟ˴ϳ˴ϓ˶·
˴Ϸ˸΍ ˴ϭ˶Δ˴ϟ˶ΰ...˸Ϩ˴Ϥ˶Δ˶Α˴Σϊ˵Ύ˴Β˶ϓϤ˵Ύ˴˸ϟϨ΍˴Ϥ˶ϊ˸ϟ΍˴˶ϓϭΎ˴Ϩˬ˶˴Ϥϊ˸ϟ΍˶ϓΎ˴ϰ˴
Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έ.˶ϊΎ˴˶ϓΟΎ˴Ϩ˶Ϲ˴Ϥ΍˸ϟ)΍ ϰ˴
˴ϲΠ
Ϡ˴ϋϟ˶·
˶Γb.
˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊIbnu
˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίQudamah,
Ύ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ alϰ˴
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋijarah
˴Ϸ˸΍ ˶Δ˴ϟ˶ΰ(sewa
˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴menyewa)
Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥatas
˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α manfaat
(Γ˵ ˴έ.˶ϊΎ˴Ο
˴ϲϠ˶Ϭ˴ϋ˴ϓ
“Boleh melakukan akad
yang
˶ϓΎ˴Ϩ˶Ϲ˴Ϥ΍˸ϟ)΍ ϰ˴
Mughni, VIII
dibolehkan…
karena/7:
keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan
b.
Qudamah,
alterhadap
benda. Oleh karena akad jual beliIbnu
atas benda
dibolehkan, maka
.˶ϥΎ˴ϴakad
˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˶Δijarah
˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵atas
˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟmanfaat.”
΍˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ
sudah
seharusnya
boleh
pula
I’anah
al-Thalibin,
Mughni,
VIII /7: III/108:
b.
Ibnu Qudamah, alMughni,
VIII
/7:
b. I’anah
Ibnu
Qudamah,
al-Mughni,
VIII
/7:
al-Thalibin, III/108:
Ϸ˸΍˸ϴ˴Ϡ˶Δ˴ϓ˴ϟ˶ΰ˭˲˸ϨΔ˴Ϥ˴ϴ˶Α˶ϋϊ˵΍˴Ω˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ[˶Γ˸ϟ΍˴˴έϭΎ˴Οˬ˶ϊ˶Ϲ˶ϓ΍Ύ˴]Ϩ˴Ϥ˸ϟΎ˴΍Ϭϊ˵˸ϴ˴ϟ˸ϴ˶·˴Α ˴Δ(Γ˵˴Ο˴έΎ˴Ύ˴ΤΟ˸ϟ˶Ϲ
˶Ϭ˴ϓ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ .͋Ϟ˶ϥϜ˵Ύ˴ϴ˶ϟ˸ϋ˴β
΍ ΍͉ϥ) ˴΃˴ϲϭ...
.
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
Ε
˸
ί
˴
Ϯ
͋
Ο
˵
Ύ˴
Ϥ
ϛ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
ά˴
ϟ
Ε
˸
ί
˴
Ϯ
͋
Π
˵
ϓ
˴
ϡ
˲
Ω
˶
Ύ˴
Χ
.
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
Δ
˶
ϟ
˴
ΰ
˶
Ϩ
˸
Ϥ
˴
Α
˶
ϊ
˵
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍˴
ϭ
ˬ˶
ϊ
ϓ
˶
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
ϟ
˸
΍
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
(
Γ
˵
έ
˴
Ύ˴
Ο
Ϲ
˶
΍
)
ϲ
˴
˶Ϭ˴ϭ˴ϓ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ΍˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴΃˴ϭ...
I’anah al-Thalibin, III/108:
.˶ϥΎ˴ϴdan
˸ϋ˴Ϸ˸΍manfaat
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋Ϯberkedudukan
Ο
˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Εsama
˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓdengan
˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ
“Ijarah adalah jual beli manfaat;
benda.”
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ΍˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴΃˴ϭ...
I’anah al-Thalibin, III/108:
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ
I’anah al-Thalibin, III/108:
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ΍˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴΃˴ϭ...
˶ϥΎ˴˸ϴϴ˴Ϡ˸ϋ
˵ Modal
˶ϟ˸ϴά˴˴ϟ˶·ϟ ˸Ε
˵˸ϟ΍˴ϓ 149
˲ϡ˶Ω˴΃Ύ˴˴ϭΧ...˴ϭ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ Kumpulan
˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶ΣFatwa
΍˴ϭ ͋ϞDSN-MUI
Ϝ˵ ˶ϟ .˴β
˴ϓ ˴Ϸ˭˲
Δ˸΍ ˴ϴϊ˵˶ϋ˸ϴ΍˴˴ΑΩ ˸Ε
[˴ί˶Γ˴έ͋ϮΎ˴Ο
˶ϹΎ˴Ϥ΍]˴ϛ ˴Ϛ
Ύ˴ϬSyariah
˴Δ˴Ο˴ίΎ˴͋ϮΤΠ
͉ϥ
Terkait
Pasar
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ
c. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; alSyarbini, Mughni al-Muhtaj, II/332; al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin,
I’anah
III/108: al-Thalibin, III/108:
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ΍˴Ω [˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍] Ύ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ ͉ϥ˴΃˴ϭ...
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ
“…kebutuhan orang mendorong adanya akad ijarah (sewa menyewa), sebab
tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).
Oleh karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana dibolehkan juga menjual
benda.”
d.
Ibnu Qudamah, al-
Mughni,
VIII,al-Mughni,
113:
d. Ibnu
Qudamah,
VIII, 113:
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
“Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika
rusak bukan disebabkan kelalaian, penyewa tidak diminta harus
bertanggung jawab (mengganti).”
22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008.
2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
MEMUTUSKAN
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Menetapkan
: FATWA TENTANG SALE AND LEASE BACK
Pertama
: Ketentuan Umum
Lease Back (έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍);
Sale and Lease Back adalah jual beli suatu aset yang kemudian pembeli
menyewakan aset tersebut kepada penjual.
Kedua : Ketentuana.Hukum
QS. Al-Maidah [5]: 1
Sale and Lease Back hukumnya boleh.
Ketiga
: Ketentuan Khusus
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
1. Akad yang digunakan adalah Bai’ dan Ijarah yang dilaksanakan secara
terpisah.
b.
QS. al-Qashash [28]: 26
2. Dalam akad Bai’, pembeli boleh berjanji kepada penjual untuk menjual
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
kembali kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan.
3. Akad Ijarah baru dapat dilakukan setelah terjadi jual beli atas aset yang
akan dijadikan
sebagai obyek Ijarah. QS. al-Kahfii [18]: 77
c.
4. Obyek Ijarah adalah barang yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis.
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
5. Rukun dan syarat Ijarah dalam fatwa Sale and Lease Back ini harus
memperhatikan substansi ketentuan terkait dalam fatwa DSN-MUI
Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
d.
QS. al-Baqarah[2]: 275
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
150
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
e.
QS. an-Nisaa[4]: 29
6. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.
7. Biaya-biaya yang timbul dalam pemeliharaan Obyek Sale and Lease Back
diatur dalam akad.
Keempat
: Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan sesuai prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Jakarta
Pada Tanggal :22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
DR. K.H. M.A. Sahal mahfudh
DRS. H.M. Ichwan Sam
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
151
d.
Mughni, VIII, 113:
Ibnu
al-
Qudamah,
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥFATWA
˶· ˬ˶ή˶ΟIbnu
˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ
˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟal΍Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
d.
Qudamah,
Mughni, VIII, 113:DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 72/DSN-MUI/VI/2008
.Ύ˴Ϭ22
˸Ϩ˴Ϥ˸π
˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴ΗAkhir
˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ1429
˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶H.
ή˶Ο/˸΄˴Θ˸δ26
Ϥ˵ ˸ϟ΍Juni
˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ2008.
˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
Jumadil
Tentang
SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
IJARAH SALE AND LEASE BACK
22 Jumadil Akhird.1429 H. / 26 Juni 2008.
d.
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Mughni, VIII, 113:
Mughni, VIII, 113:
Ibnu
Ibnu
Qudamah,
Qudamah,
alal-
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
Dewan Syari’ah Nasional, setelah:
˶Ϣ˸ϴ˶Σ͉ήϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
Menimbang
Lease Back (έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍);
: a. bahwa masyarakat dan pemerintah memerlukan instrumen keuangan
berbasis syariah berupa Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang
22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008.
22 Jumadil
Akhir
1429
H. / 26
Juni 2008.Sale and Lease Back
menggunakan
akad
Ijarah
dengan
mekanisme
a. Back (έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍
QS.);;Al-Maidah [5]: 1
Lease
b. bahwa fatwa DSN-MUI tentang
Sale and
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶SBSN
Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸dan
ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧfatwa
˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳtentang
˴΃΂˴ϳ
Lease Back belum mencakup˶Ϣ˸ϴpenjelasan
rinci
tentang
SBSN
Ijarah
yang
˶Σ͉ή1ϟ΍ ˶ϦϤ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
a.
QS. Al-Maidah [5]:
˶Ϣ˸ϴ˶Σand
͉ήϟ΍ ˶ϦLease
Ϥ˸Σ͉ήϟ΍Back;
˶Ϳ΍ ˶Ϣ˸δ˶Α
menggunakan mekanisme Sale
b. c. bahwa berdasarkan pertimbangan
QS.
dalam haruf
...
˶Ω˸ϮϘ˵al-Qashash
ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵sebagaimana
˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃[28]:
˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴26
Ϭdimaksud
͊ϳ˴΃΂˴ϳ
a dan huruf b, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
.memandang
Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍Lease
͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε
˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ(menetapkan
΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥϊϣ˶· ˬ˵fatwa
ϩ˸ή˶Ο);
΄˸ ˴Θ˸γtentang
΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴SBSN
Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· Ijarah
˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ Sale and Lease
perlu
Back
έΎΠΌΘγϻ΍
ϊϴΒϟ΍
Lease
Back (έΎΠΌΘγϻ΍
ϊϣ ϊϴΒϟ΍);
Back
untuk
dijadikan
pedoman.
b.
QS. al-Qashash [28]: 26
Mengingat
: 1. Firman Allah SWT., antara lain:
c. .Ϧ
QS.QS.
Al-Maidah
[5]:
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙa.
˸ήal-Kahfii
˶Ο˸΄˴Θ˸γ
΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ[18]:
Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ77
˶· ˸Ζ˴ϟ11Ύ˴ϗ
a.˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩQS.
Al-Maidah
[5]:
a. QS. Al-Maidah [5]: 1
c.
d.
d.
152
b. QS.
26
b. al-Qashash [28]:QS.
QS.
˱΍ή˸Οal-Baqarah[2]:
˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ
͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζal-Qashash
˸Ό˶η275
˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ [28]: 26
b.
e.
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά...
˴Ψ͉ΗΎ˴˶Ωϟ ˸Ϯ˴ΖϘ˵ ό˵˸Ό˸ϟ˶ηΎ˶Α ˸Ϯ΍˸Ϯ˴ϟ ϓ˵˴ϝ˸ϭΎ˴˴΃ϗ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
... ˶Ω˸ϮϘ˵ ό˵ ˸ϟΎ˶Α ΍˸Ϯϓ˵ ˸ϭ˴΃ ΍˸ϮϨ˵ ˴ϣ΃ ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΂˴ϳ
[18]: 77akad-akad itu…”
“Hai orang-orangQS.
yangal-Kahfii
beriman, penuhilah
QS. al-Qashash [28]: 26
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γΎ˴΍Α͋ή˶Ϧϟ΍˴ϣ ˴ϡ˴ή͉ή˸ϴ˴Σ
Χ˴ϭ͉ϥ˴ϊ˶· ˸ϴˬ˵˴Βϩ˸ϟ΍˸ήϪ˵˶Ο˷Ϡϟ΍˸΄˴Θ˸γ͉Ϟ΍˴Σ˶Ζ˴΃˴ϭ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
“Salah seorang dari
wanita itu berkata,
QS.kedua
al-Baqarah[2]:
275 ‘Hai ayahku! Ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling
ambil
untuk bekerja
adalah
an-Nisaa[4]:
29
c. baik yang kamuQS.
QS.
77orang yang
˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍al-Kahfii
Ϫ˵(pada
˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σkita)
˴΃˴ϭ [18]:
c. lagi dapat dipercaya.” Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭQS.
al-Kahfii
[18]: 77
kuat
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ˱΍΁ή˸˴ϦΟϳ˶˴΃ά˶Ϫ͉ϟ΍˸ϴ˴ϠΎ˴˴ϋϬ͊ϳ˴Ε
΃ Ύ˴˸άϳ˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
Ϣ
˸
Ϝ
˵
Ϩ͋
ϣ
ν
˳
΍˴ή˴Η
Kumpulan
Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar
Modal
Syariah
e.
QS.
an-Nisaa[4]:
29
275
Ϧ˴ϋ Γ˱ ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ d.
͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ΍˸ Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸΍Ϯ˵QS.
Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧal-Baqarah[2]:
ϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
d.
al-Baqarah[2]:
a.
Hadits QS.
Qudsi
riwayat 275
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶· ˬ˵ϩ˸ή˶Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ζ˴Α˴΃΂˴ϳ Ύ˴Ϥϫ˵ ΍˴Ϊ˸Σ˶· ˸Ζ˴ϟΎ˴ϗ
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ...͉ϥ˶·˶Ωˬ˵˸ϮϩϘ˵˸ήό˵ ˶Ο˸ϟΎ˶Α˸΄˴Θ΍˸˸γϮ΍ϓ˵ ˸ϭ˶Ζ˴΃ ˴Α΍˸Ϯ˴΃΂˴Ϩ˵ϳ˴ϣΎ˴΃Ϥ˴Ϧϫ˵ ˸ϳ΍˴˶άΪ͉ϟ˸Σ΍ ˶·Ύ˴Ϭ˸Ζ͊ϳ˴΃΂˴˴ϟϳΎ˴ϗ
c.
QS. al-Kahfii [18]: 77
QS. al-Kahfii [18]: 77
QS. al-Qashash
[28]: 26
c.
QS.
al-Kahfii
[18]:
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε
˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ 77
˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
.Ϧ
˵ ˸ϴ˶ϣ˴Ϸ˸΍ ͊ϱ˶Ϯ˴Ϙ˸ϟ΍ ˴Ε˸ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ ˴ή˸ϴ˴Χ ͉ϥ˶·˱΍ή˸ˬ˵Ο
ϩ˸ή˴΃ ˶Ο˶Ϫ˸΄˸ϴ˴Θ˴Ϡ˸γ˴ϋ΍ ˴Ε
˶Ζ˸ά˴Α˴Ψ
˴΃΂˴ϳΗ͉ Ύ˴Ύ˴ϟϤ˴Ζ
ϫ˵ ΍˴Ϊ˸Ό˶η˸Σ˶·˸Ϯ˸Ζ
˴ϟ ˴ϝ˴ϟΎ˴ϗΎ˴ϗ
“Musa berkata: ”Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah
untuk
c.
c. QS.
b. al-Kahfii [18]: 77
itu.”
d.
d.
d. QS.
c. al-Baqarah[2]: 275
d.
QS. al-Baqarah[2]: 275
QS. al-Baqarah[2]: 275
QS. al-Kahfii [18]: 77
QS. al-Baqarah[2]:
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β275
˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
˱΍ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˴Ε˸ά˴Ψ͉ΗΎ˴ϟ ˴Ζ˸Ό˶η ˸Ϯ˴ϟ ˴ϝΎ˴ϗ
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴriba”.
˴Β˸ϟ΍ Ϫ˵ ˷Ϡϟ΍ ͉Ϟ˴Σ˴΃˴ϭ
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
e. e.
QS. an-Nisaa[4]: 29
QS.
e.
QS.an-Nisaa[4]:
an-Nisaa[4]: 29
29
d.
QS. al-Baqarah[2]: 275
e.
QS.
an-Nisaa[4]:
29
Ϧ˴ϋϦ˴ϋ˱Γ˴έ˱ΓΎ˴˴έΠΎ˴˶ΗΠ˶Η˴ϥϮ˵
΃ ΃͉ϻ͉ϻ˶· ˶·˶Ϟ˶Ϟ˶σ˶σΎ˴ΒΎ˴˸ϟΒΎ˶˸ϟΑΎ˶Α˸ϢϜ˵˸ϢϜ˵˴Ϩ˸ϴ˴Ϩ˴Α˸ϴ˴Α ˸Ϣ˸ϢϜ˵ Ϝ˵˴ϟ΍˴˴ϟϮ΍˴Ϯ˸ϣ˸ϣ˴΃ ˴΃ ˸΍Ϯ˵
˴ϥϜϮ˵˴ΗϜ˴Ηϥ˴ϥ˴
˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵Ϡϛ˵˸΄˸΄˴Η˴Η ˴ϻ˴ϻ ˸΍˸΍Ϯ˵
Ϯ˵ϨϨ˴ϣ˴ϣ΁΁ ˴Ϧ˴Ϧϳ˶ϳ˶άά͉ϟ͉ϟ΍΍ Ύ˴Ύ˴ϬϬ͊ϳ͊ϳ˴΃˴΃ Ύ˴Ύ˴ϳϳ
Ύ˴Α͋ήϟ΍ ˴ϡ͉ή˴Σ˴ϭ ˴ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ˸Ϣ΍ Ϝ˵Ϫ˵Ϩ͋˷Ϡϣϟ΍ ˳ν
͉Ϟ˴Σ΍˴˴΃ή˴ϭ˴Η
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η ˴ϥϮ˵Ϝ˴Η ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Β˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴ˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ ˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧ˸Ϣϳ˶Ϝ˵άϨ͉͋ϟϣ΍ ˳ν
Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃΍˴ήΎ˴ϳ˴Η
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta
˸ϢϜ˵ Ϩ͋ϣ ˳ν
΍˴ή˴Η
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
a.
Hadits
e.a. dengan suka sama-suka di antara
QS. kamu.”
an-Nisaa[4]:
29 riwayat
berlaku
Hadits Qudsi
Qudsi
riwayat
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Abu
Hurairah
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari
Abu
Hurairah
a.
Hadits
Qudsi
riwayat
2. Hadits-hadits
antara
Ϧ˴ϋ ˱Γ˴έΎ˴Π˶Η Nabi
˴ϥϮ˵Ϝ˴Ηshallallahu
ϥ˴΃ ͉ϻ˶· ˶Ϟ˶σΎ˴Βalaihi
˸ϟΎ˶Α ˸ϢϜ˵ ˴Ϩ˸ϴwasallam,
˴Α ˸ϢϜ˵ ˴ϟ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸΍Ϯ˵
Ϡϛ˵ ˸΄˴Η ˴ϻ lain:
˸΍Ϯ˵Ϩ˴ϣ΁ ˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍ Ύ˴Ϭ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
(teks
(teksal-Bukhari),
al-Bukhari),Nabi
Nabibersabda:
bersabda:
Imam
al-Bukhari,
Ahmad,
Ibnu
Majah
dari Ibnu
Abu˸ϢMajah
Hurairah
Ϝ˵ Ϩ͋ϣ ˳νdari
΍˴ή˴Η
a. Hadits Qudsi riwayat Imam al-Bukhari, Ahmad,
(teks
al-Bukhari),
Nabi
bersabda:
Abu
Hurairah
(teks
al-Bukhari),
Nabi
bersabda:
˴ϒ˴ϒ
˴Ϡ˴Σ˴Ϡ˴Σϱ΃ϱ΃
) )ϰ˶Αϰ˶ϰ˴
ττ
˸ϋ˸ϋ˴΃ ˴΃˲Ϟ˲ϞΟ
˵Ο
Ϙ˸ϟϘ΍˸ϟ΍˴ϡ˸Ϯ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˴ϳ˸Ϣ˸ϢϬ˵ Ϭ˵Ϥ˵ Ϥ˵˸μ
˵Ϳ
Α ϰ˴
˵˴έ˴έ:ΔϣΎϴ˶
:ΔϣΎϴ˶
˸μ˴Χ˴Χ Ύ˴ϧΎ˴ϧ˴΃˴΃ ˲Δ˲Δ˴ΛΛ˴˴ϼ˴ϼ˴Λ˴Λ ::͉Ϟ͉Ϟ˴Ο˴Ο˴ϭ˴ϭ ͉ΰ͉ΰ˴ϋ˴ϋ Ϳ
˵ ΍΍ ˴ϝ˴ϝΎ˴Ύ˴ϗϗ
ϰ˴ϓϰ˴
˸Ϯϓ˴ΘϮ˸γ˴ΘΎ˴˸γϓ Ύ˴΍˱ϓή΍˱˸ϴή˶Ο˸ϴ˴΃˶Ο˴ή΃ ˴Οή˴Ο
˸΄˴Θ˸γ΄˴Θ˸γ˶΍ ˶΍˲Ϟ˲ϞΟ
˵Ο
˴˵έ˴έϭϭˬ˵Ϫˬ˵˴ϨϪ˴Ϥ˴ϨϤ˴Λ ˴Λ˴Ϟ˴Ϟ˴ϛϛ˴΄˴ϓ΄˴˴ϓ΍̒ή΍̒ήΣ
˵Σ
ω
˴
Ύ˴
Α
Ϟ
˲
Ο
˵
έ
˴
ϭ
ˬ˴
έ
Ϊ
˴
Ϗ
˴
Ϣ
͉
Λ
˵
(
ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α
˵˴Χ ˴ωΎ˴ϧΎ˴˴΃Α ˲Δ˲Ϟ˴ΛΟ
˵˴ϼ˴έ˴Λ ϭ:͉Ϟˬ˴έ˴Ο˴Ϊ˴ϭ˴Ϗ͉ΰ͉Ϣ˴ϋ Ϳ
˴ϒa.˴Ϡ˴Σ ϱ΃) ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴΃ ˲ϞΟ
˵ ˴έ :ΔϣΎϴ˶Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸Ϯ˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ ˸μ
˵ ΍ ˴ϝΎ˴ϗ
Hadits
Qudsi riwayat
((ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
)) ϩ˵ϩ˵˴ή˴ή˸Ο˸Ο˴΃˴΃ ˶Ϫ˶Ϫ˶τ˶τ˸ό˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ
ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ
ϰ˴Imam
ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ΍˱al-Bukhari,
ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ˶΍ ˲ϞAhmad,
Ο
˵ ˴έϭ ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴ΛIbnu
˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓ Majah
΍̒ήΣ
˵ ˴ωΎ˴Α dari
˲ϞΟ
˵ ˴έϭAbu
ˬ˴έ˴Ϊ˴ϏHurairah
͉ϢΛ˵ (ϰ˶Ϥ˸γΎ˶Α
(teks al-Bukhari), Nabi bersabda: (ϢϠδϣ ϩ΍ϭέ) ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˶Ϫ˶τ˸όϳ˵ ˸Ϣ˴ϟϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Ada tiga kelompok yang
b.˴Ϡ˴Σ ϱ΃) ϰ˶Α ϰ˴τ˸ϋ˴΃ ˲ϞΟ
Hadits
Riwayat
b.
Hadits
˴ϒ
:ΔϣΎϴ˶
Ϙ˸ϟ΍ ˴ϡ˸ϮKiamat
˴ϳ ˸ϢϬ˵ Ϥ˵ ˸μ
˴Χnanti.
Ύ˴ϧ˴΃ ˲Δ˴Λ˴ϼPertama,
˴ΛRiwayat
:͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰorang
˴ϋ Ϳ
˵ ΍ Ibn
˴ϝΎ˴ϗ
Aku
memusuhi mereka˵ ˴έ
pada
Hari
yang
Majah
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
Majah
dari
Ibnu
Umar,
bahwa
Nabi
bersabda:
bersumpah
˶Ο˴΃ ˴ή˴Οnama-Ku
˸΄˴Θ˸γ˶΍ ˲ϞΟ
˵ ˴έϭ lalu
ˬ˵Ϫ˴Ϩ˴Ϥ˴Λ ia
˴Ϟ˴ϛ˴΄˴ϓmengkhianatinya.
΍̒ήHadits
Σ
˵ ˴ωΎ˴Α ˲ϞΟ
˵ ˴έϭRiwayat
ˬ˴έ˴ΪKedua,
˴Ϗ ͉ϢΛ˵ (ϰ˶Ϥorang
˸γΎ˶Α
b.ϰ˴ϓ˸Ϯ˴Θ˸γΎ˴ϓ ΍˱ή˸ϴatas
Ibn
yang
menjual
orang Umar,
merdekabahwa
(bukan Nabi
budak
belian),
(ϢϠδϣ
ϩ΍ϭέ) ϩ˵ ˴ήlalu
˸Ο˴΃ ˶Ϫia˶τ˸όmemakan
ϳ˵ ˸Ϣ˴ϟϭ Ϫ˵ ˸Ϩ˶ϣ
Majah
dari Ibnu
Ϫ˵ϗ˴ήϗ˵ ˴ή˴ϋ˴ϋ͉ϒ
͉ϒ˶Π˶Πbersabda:
˸ϥ˴΃˴΃ ˴Ϟ˴Ϟ˸Β˸Β˴ϗ˴ϗ ϩ˵ϩ˵˴ή˴ή˸Ο˸Ο˴΃˴΃ ˴ή˴ή˸ϴ˸ϴ˶Οseseorang,
˴Ϸ˸΍ ΍Ϯ˵τ˸ϋ˴΃
˴ϳ˴ϳ˸ϥ
(mengambil) keuntungannya. Ketiga,.Ϫ˵.orang
yang
memperkerjakan
lalu ia meminta pekerja itu memenuhi
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ήϋ
˴kewajibannya,
͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵sedangkan
˴ή˸Ο˴΃ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸΍ia΍Ϯ˵tidak
τ˸ϋ˴΃
membayarkan upahnya.”
b.
Hadits
Riwayat
Ibn
b. Hadits
Ibn Majah
IbnuNabi
Umar,bersabda:
bahwa Nabi bersabda:
MajahRiwayat
dari Ibnu
Umar,dari
bahwa
.Ϫ˵ ϗ˵ ˴ή˴ϋ ͉ϒ˶Π˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴Ϟ˸Β˴ϗ ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ ˴ή˸ϴ˶Ο˴Ϸ˸΍ ΍Ϯ˵τ˸ϋ˴΃
c.
Hadits
riwayat Abd ar “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya
kering.”
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi
c. Hadits riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id als.a.w. Nabi
bersabda:
Khudri,
s.a.w. bersabda:
.ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ˶Ϧ˴ϣ
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”
d.
Hadits riwayat Ahmad,
Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn Abi
Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata:
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
153
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩ˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯδ
͉ ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵ Ύ͉Ϩϛ˵
˸ϭ˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˶ϟ΁˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϳ΍ ϝ
˵ ˸Ϯγ
˵ ˴έ
.Hadits
ϩ˵ ˴ή˸Ο˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥ˶Ϡ˸όriwayat
ϴ˵ ˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃ ˴ήAbd
˴Ο˸΄˴Θ˸γ΍ ar˶Ϧ˴ϣ
c.
Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi
c.
Hadits
ard.s.a.w. bersabda:
Hadits riwayat
riwayat Abd
Ahmad,
Razzaq
dari
Abu
Hurairah
dan
Abu
Sa’id
al-Khudri,
Nabi
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Abu Dawud,
dan Abu
Ad-Daruquthni
dari Sa`d Ibn
Abi
d. Hadits
riwayat Ahmad,
Dawud, dan Ad-Daruquthni
dari Sa`d
.ϩ˵ ˴ή˸Οdari
˴΃ Ϫ˵ ˸Ϥriwayat
˶Ϡ˸όϴ˵Sa`d
˸Ϡ˴ϓ ΍˱ή˸ϴ˶Ο˴΃Ibn
˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸γAbi
΍ar˶Ϧ˴ϣ
s.a.w.
bersabda:
c. AbiDawud,
Abd
Abu
Ad-Daruquthni
Ibn
Waqqash
(teks Abu
Dawud),
ia Hadits
berkata:
Waqqash
(teks dan
Abu
Dawud),
ia berkata:
Razzaq dari
Sa’id al-Khudri, Nabi
Waqqash
(teksAbu
AbuHurairah
Dawud),dan
ia Abu
berkata:
΍˱ή˸ϴ˸έ˶Ο˴Ϸ˴΃ ˸΍˴ήϱ˶
˴Ο˸΄ή˴Θ˸γ˸Ϝϧ˵΍ ˶ϦΎ͉Ϩ˴ϣϛ˵
Ύ˴ϧΎ˴s.a.w.
Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩbersabda:
˶ϣ ˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α ˴Ϊ˶ό˴γΎ˴ϣ˴ϭ ˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣ ˸ϲ˶ϗ΍˴Ϯ͉δ.ϩ˵ϟ΍˴ή˸Οϰ˴˴΃ ϠϪ˵˴ϋ˸Ϥ˶ϠΎ˴˸όϤϴ˵˶Α˸Ϡ˴ϓ˴ν
d.
Hadits
riwayat
Ahmad,
Ύ˴˸ϭϧ˴΃Ύ˴Ϭ˳ΐ
˴Ϩ˴ϓ ˴ϫˬΎ˴˴άϬ˶Α ˸Ϩ˶ϣΎ˴Ϭ˴ϳ˶˯˶ήΎ˴Ϥ˸Ϝϧ˵˸ϟΎ˶Α˸ϥ˴Ϊ˴΃˶όΎ˴˴γϧ˴ήΎ˴ϣ˴ϣ˴ϭ˴΃˴ϭ˶ω˴Ϛ˸έ˶ϟ͉ΰ˴Ϋϟ΍˸Ϧ˴Ϧ˴ϋ˶ϣ ˴Ϣ˸ϲ͉Ϡ˴γ˶ϗ΍˴˴ϭϮ͉δ˶Ϫϟ΍˶ϟ΁˴ϭϰ˴˶ϪϠ˴ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϋΎ˴ϤͿ
˴Ϸ˸΍ ˶Ϳϱ˶΍ήϝ
˵˶Α ΍˴ν
ϰ͉˸έϠ˴λ
˵˸Ϝϧ˵˸Ϯγ
˵Ύ͉Ϩ˴έϛ˵
˸ϭ˴΃ Abu
˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Dawud,
Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴dan
ϧ˴ή˴ϣ˴΃˴ϭ Ad-Daruquthni
˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ.ϩ˵˶ϟ΁˴˴ήϭ˸Ο˶Ϫ˴΃dari
˸ϴϪ˵˴Ϡ˴ϋ
˵ϴ˸Ϡ˴ϓSa`d
΍ ΍˱ϰ͉
˶Ϳ˴Ο΍˸΄˴Θ˸γϝ
˵ .΍˳Δ˸ϮAbi
γ
˵˶Ϧ˴ϣέ˶ϓ
˸Ϥ˶Ϡ˸όͿ
ή˸ϴϠ˶Ο˴λ˴΃ ˴ήIbn
͉π
.˳Δyang
͉π˶ϓ
d.Waqqash
Hadits riwayat
Ahmad,
“Dulu
kami menyewakan
tanah dengan
(bayaran)
hasil pertanian
(teks Abu Dawud),
ia berkata:
tumbuh
di pinggir selokan
yang tumbuh di bagian
dialiriIbn
air; maka,
Abu Dawud,
dan dan
Ad-Daruquthni
dariyang
Sa`d
Abi
Rasulullah
hal˸ϲ˶ϗtersebut
Ύ˴ϧΎ˴Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴Ϭ˸Ϩmelarang
˶ϣ(teks
˶˯Ύ˴Ϥ˸ϟΎ˶Α Abu
˴Ϊkami
˶ό˴γΎ˴ϣDawud),
˴ϭmelakukan
˶ω˸έ͉ΰϟ΍ ˴Ϧ˶ϣia
΍˴ϮHadits
δ
͉ ϟ΍ ϰ˴dan
Ϡ˴ϋ riwayat
Ύ˴Ϥmemerintahkan
˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍Ahmad,
ϱ˶ή˸Ϝϧ˵agar
Ύ͉Ϩϛ˵
Hadits
e.d.
Nabi
riwayat
Waqqash
berkata:
kami
menyewakannya
dengan
emas
atau
perak.”
ϭ
˸
΃
˴
ΐ
˳
ϫ
˴
ά
˴
Α
˶
Ύ˴
Ϭ
ϳ
˴
ή
˶
Ϝ
˸
ϧ
˵
ϥ
˸
΃
˴
Ύ˴
ϧ
ή
˴
ϣ
˴
΃
˴
ϭ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
Ϋ
˴
Ϧ
˸
ϋ
˴
Ϣ
˴
Ϡ
͉
γ
˴
ϭ
˴
Ϫ
˶
ϟ
˶
΁˴
ϭ
Ϫ
˶
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϋ
˴
Ϳ
˵
΍
ϰ͉
Ϡ
λ
˴
Ϳ
˶
΍
ϝ
˵
Ϯ
˸
γ
˵
e.
Hadits
riwayat
Abu Dawud,
dan bin
Ad-Daruquthni
dari Nabi
Sa`d Ibn
Abi˴έ
Tirmidzi
dari ‘Amr
‘Auf:
.
Ύ˴ϧΎ˴Waqqash
Ϭ˴Ϩ˴ϓ ˬΎ˴ϬNabi
˸Ϩ˶ϣ dari
˶˯Ύ˴riwayat
Ϥ˸ϟΎ˶Α‘Amr
˴Ϊ˶όAbu
˴γTirmidzi
Ύ˴ϣ˴ϭbin
˶ω˸έ‘Auf:
͉ΰϟ΍dari
˴Ϧ˶ϣ‘Amr
˸ϲ˶ϗ΍˴berkata:
Ϯ͉δbin
ϟ΍ ϰ˴‘Auf:
Ϡ˴ϋ Ύ˴Ϥ˶Α ˴ν˸έ˴Ϸ˸΍ ϱ˶ή˸Ϝϧ˵˳Δ͉π
Ύ͉Ϩϛ˵˶ϓ
e. Tirmidzi
Hadits
(teks
Dawud),
ia
˸ϭ˴ϥ˴΃Ϯ˵Ϥ˳ΐ˶Ϡ˸δ˴ϫϤ˵˴ά˶Α˸ϟ΍˴ϭΎ˴ϬΎ˱˴ϳϣ˶ή΍˴˸Ϝήϧ˵˴Σ˸ϥ͉Ϟ˴΃ ˴ΣΎ˴ϧ˴΃˴ή˸ϭ˴ϣ˴΃ ˴ϭ˱ϻ˴ϼ
Ϛ˴Σ
˶ϟ˴Ϋ ˴ϡ˸Ϧ͉ή˴ϋ˴Σ ˴ϢΎ˱͉ϠΤ˴γ˸Ϡ˴ϭλ
˵Ϥ˵ ˸ϟ΍ ϰ͉
γ
˵ ˴έϟ˴΍
˵ ˶Ϫ˶ϟ͉ϻ΁˴ϭ˶· ˴Ϧ˶Ϫ˸ϴϴ˶˴ϠϤ˴ϋ˶Ϡ˸δͿ
˴Ϧ˸ϴϠ˴λ
Α ˲ΰ˶΋˶Ϳ
Ύ˴Ο΍ ΢
˵ϝ˸ϮϠ͊μ
Ύ˴ϧϤΎ˴Ϭ˶Ϡ˸δ˴Ϩ˴ϓϤ˵ ˬΎ˴
͉ ͉ϻϟ΍˴ϡ˶·͉ήϰ˴
Ύ˴˸ήϤϤ˵˶Α˴η˸ϟ΍˴ν
˸΍˶΋Ύ˴ϱ˶
Ύ͉ϨϠϛ˵˴ϋϟ˴˶ϓ΍
͉π
˴ϥϮ˵
˸ϟ΍˴ϭϬ˸Ϩ˶ϣΎ˱ϣ΍˴˶˯ήΎ˴Ϥ˴Σ˸ϟΎ˶Α͉Ϟ˴ΪΣ˶ό˴΃˴γ˸ϭΎ˴.ϣ˴΃Ύ˱˴ϭϣ˱ϻ΍˴ή˶ω
˴ϼ˴Σ˸έ˴Σ͉ΰ͉Ϟ˴ϡϟ΍˴Σ͉ή˴Ϧ
˵˴ϼ΍˴Ϯ˴Σδ
ϦϠϴ˶˴ϋϤΎ˱σ˶Ϡ˸δ
͊μ
΃Σ˸ϭ˶ϣ˴΃Ύ˱Τ˸ϲ˱ϻ˸Ϡ˶ϗλ
˴Σ
͉ϻ˴Ϧ˶·˸ϴέ˴Α˸Ϣ˴Ϸ˶Ϭ˲ΰ˶σ
ϭ˵Οήήη
˵΢˸Ϝ.ϧ˵˳Δ˸Ϡϰ˴
˸ϭe.˴΃ ˳ΐ˴ϫ˴ά˶Α Ύ˴Ϭ˴ϳ˶ή˸Ϝϧ˵ ˸ϥ˴΃ Ύ˴ϧ˴ή.˴ϣΎ˱ϣ˴΃˴ϭ΍˴ή˴Σ
Ϛ˶ϟ͉Ϟ
˴Ϋ ˴Σ˸Ϧ˴΃˴ϋ˸ϭ˴΃˴Ϣ˱ϻ
͉Ϡ˴γ˴ϼ˴ϭ˴ΣHadits
˶Ϫ˶ϟ˴ϡ΁˴ϭ͉ή˴Σ˶Ϫ˸ϴΎ˱˴Ϡσ
˴ϋ˸ήͿ
˵˴ηNabi
΍ ͉ϻϰ͉˶· Ϡ˴λ
γ
˵ Ϡ˴έϋ
˸Ϣ˶Ϭ˶σ˶Ϳϭ˵riwayat
ή΍ η
˵ϝ˸Ϯϰ˴
.˳Δ͉π˶ϓ
Tirmidzi dapat
dari ‘Amr
bindi‘Auf:
“Perdamaian
dilakukan
antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal
menghalalkan
yang haram;
dan
e.
Hadits
riwayat
4. atau
Kaidah
Fiqih:Nabi
˴ϥϮ˵Ϥ˶Ϡmuslimin
˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣ΍˴ήterikat
˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ dengan
˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σsyarat-syarat
˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻmereka
˶· ˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δkecuali
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰsyarat
˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡyang
͊μϟ˴΍
kaum
4.
Kaidah
Fiqih:
Tirmidzi dari ‘Amr bin
‘Auf:
.Ύ˱atau
˴Σ˶· Δ˵˴ϡyang
σ˶Ε
˸ήNabi
˴η˴ϼ˴ϣ͉ϻΎ˴ό˶· Ϥ˵˸Ϣ˶Ϭ˸ϟ΍˶σϰ˶
ϭ˵ϓήϞ
˵ ˸λ
ϰ˴˴Ϸ
Ϡ˴ϋ˴΍
mengharamkan
e.
riwayat
.yang
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ήhalal
˸Τ˴Η ϰ˴
Ϡϣ˴ϋ΍˴ή˲Ϟ˴Σ˸ϴmenghalalkan
˶ϟ͉Ϟ˴Ω ˴Σ͉ϝ˴΃Ϊ˵ ˸ϭ˴ϳ ˴΃˸ϥ˱ϻ˴΃ ˴ϼ͉ϻHadits
˴Σ͉ήΎ˴˴ΣΑ˶ϹΎ˱˸΍haram.”
˵η
˶Ϥ͉Ϟ‘Amr
˸ϳ˴Σ˶ή˴΃˸Τ˸ϭ˴Η ˴΃ϰ˴bin
˸ϴ˶ϟ˴ϡ˴Ω͉ή͉ϝ˴ΣΪ˵ ˴ϳΎ˱Τ˸ϥ˸Ϡ˴΃λ
˶·͉ϻΔ˵ ˶·˴Σ˴ϦΎ˴sewa
Αϴ˶˶ϹϤ˸΍˶Ϡ˸δ˶ΕϤ˵menyewa.
˴ϼ
˵΢
Tirmidzi
‘Auf:
Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭtentang
Ύ˱ϣdari
΍˴ή.˴ΣΎ˴Ϭkebolehan
˱ϻϠ˴ϋ˴ϼ˲Ϟ
˴Σmelakukan
˵ ͉ϻakad
˸ϟ΍ ˴ϣ˴ϦΎ˴ό˸ϴ˴ΑϤ˵ ˸ϟ˲ΰ΍ ˶΋ϰ˶
Ύ˴Οϓ Ϟ
˵ ˸λ
˸Ϡ͊μ˴Ϸϟ˴˴΍
3. Ijma’˴ϥϮ˵
ulama
.Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
4. Kaidah
4.˴ϡ͉ή˴Σ Kaidah
˴ϥϮ˵Fiqih:
ϤI ˶Ϡ˸δ
Ϥ˵ ˸ϟ΍˴ϭ Ύ˱ϣal-Ijarah
΍˴ή˴Σ ͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃hal.
˱ϻ˴ϼ˴Σ394:
Ύ˱Τ˸Ϡλ
˵ ͉ϻ˶· Fiqih:
˴Ϧϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˴Ϧ˸ϴ˴Α ˲ΰ˶΋Ύ˴Ο ΢
˵ ˸Ϡ͊μϟ˴΍
juz
Kitab
.hal.
Ύ˱ϣ΍˴ή˴Σ394:
͉Ϟ˴Σ˴΃ ˸ϭ˴΃ ˱ϻ˴ϼ˴Σ ˴ϡ͉ή˴Σ Ύ˱σ˸ή˴η ͉ϻ˶· ˸Ϣ˶Ϭ˶σϭ˵ήη
˵ ϰ˴Ϡ˴ϋ
juz
I
Kitab
al-Ijarah
˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴.ϟΎ˴˶·Ϭ˶Ϥ˴Δ˸ϳ˴Ο˶ήΎ˴˸ΤΤ˴Η˸ϟ΍ϰ˴͉ϥϠ˴ϋ˴Ϸ˴ϭ˲Ϟ˸ϴ...
˶Γ˴έ˴ϣΎ˴Ύ˴Οό˶Ϲ
Ϊ˵ ˸Ϙϓ˴ϋϞ˵ ί˵˸λ˸ϮΠ
˵˴Ϸ˴ϳ΍
˶ϟ˴Ω ˶Δ͉ϝ˴ΣΪ˵ Ύ˴˴ϳΒϤ˵˸ϥ˸ϟ˴΃΍ ͉ϻ˶ϊ˶·ϓΎ˴Δ˵Ϩ˴ϤΣ˸ϟΎ˴΍Α˶Ϲϰ˴˸΍Ϡ˴ϋ˶Ε˴ϼ
Ϥ˵ ˸ϟ˸΍ ϰ˶
˶ΔΓ˴έΟΎ˴Ύ˴ΟΤ˶Ϲ˸ϟΎ˴ϛ˸΍ Ϊ˵˶ϊ˸Ϙ˴ϋ
˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˴ί˸ϟ˸Ϯ΍ Π
Ύ˴Τ˴Ο˸ϟ΍˴ϭ͉ϥ˶ϥ˴ϷΎ˴˴ϭϴ4.
˴ϤΪ˵ ˸ϟϘ΍˴ϋϰ˴˴ίϠ˴ϋΎ˴Ο˶Γ˴έΎ͉ϤΎ˴Ο
Π
˵ ϟ˴ϳ˶·
˵ϰ˴˴ϳϟ˶·˸ϥ˴Δ˴΃˴Ο˴ΐ
˸ϋ...
˴Ϸ˸΍˶Δ˴ΣKaidah
ϰ˴Ύ˴ϠΒ˴ϋϤ˵ ˸ϟ΍˶ϊ˶ϊ˸ϴ˴Β˶ϓ˸ϟΎ˴΍ϨFiqih:
˴Ϡ˴ϓ ˶Ϲˬ˶˸΍ϥΪ˵Ύ˴ϴ˸Ϙ˸ϋ˴ ˴Ϸί˵˸΍ ˸Ϯϰ˴
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίΎ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶.ϥ˶ϊ˶ϓΎ˴ϴΎ˴˸ϋ
ϰ˴Ϡ˴ϋϟ˶·
Ϩ˴Ϥ˴Ϸ˸ϟ΍˸΍ ϰ˴
yang mengharamkannya.”
Ύ˴Ϭ˶Ϥ˸ϳ˶ή˸Τ˴Η ϰ˴Ϡhal.
˴ϋ ˲Ϟ˸ϴ4.
˶ϟ394:
˴Ω ͉ϝΪ˵ ˴ϳKaidah
˸ϥ˴΃ ͉ϻ˶· Δ˵ ˴ΣFiqih:
Ύ˴Α˶Ϲ˸΍ ˶Ε˴ϼ˴ϣΎ˴όϤ˵ ˸ϟ.΍˶ϊϰ˶
˵˸ϟ΍˸λ
˶ϓΎ˴Ϩϓ˴ϤϞ
ϰ˴˴Ϸ
Ϡ˴ϋ˴΍
juz I Kitab.al-Ijarah
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama; antara lain:
Ϭ˶Ϥϟ˶·˸ϳ˶ή˴Δ˸Τ
˸΍ ˶Ε
˵ ˸λ
˶Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟΎ˴ϛ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍.Ύ˴ϰ˴
˴Ο˴ΗΎ˴Τϰ˴˸ϟ΍Ϡ˴ϋ͉ϥ˴Ϸ˲Ϟ˴ϭ˸ϴ˶ϟ˴Ω...͉ϝ˶ΔΪ˵ ˴Σϳ Ύ˴˸ϥΒϤ˵˴΃ ˸ϟ͉ϻ΍ ˶·ϊΔ˵˶ϓΎ˴˴ΣϨ˴ϤΎ˴Α˸ϟ΍˶Ϲϰ˴
Ϡ˴ϋ˴ϼ˶Γ˴ϣέΎ˴Ύ˴όΟϤ˵ ˶Ϲ˸ϟ΍˸΍ϰ˶
Ϊ˵ ϓ˸Ϙ˴ϋϞ
ί˵ ˸Ϯ˴ϷΠ
˵ ˴΍˴ϳ
b.˶Γέ˴ Ύ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋal-Muhadzdzab,
Ibnu
a. Al-Syairazi,
˴ί˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴ΐ˴Ο˴ϭ juz
˶ϥΎ˴ϴ˸ϋI ˴ϷKitab
˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋal-Ijarah
˶ϊ˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ hal.
˴ίQudamah,
Ύ˴Ο394:
Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ alϰ˴ϟ˶·
154
juz
I Kitab
al-Ijarah
b.
Ibnu Qudamah,
alMughni,
VIII
/7: hal. 394:
.˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴
Ϡ˴ϋ
Mughni,
˶Δ˴Οjuz
Ύ˴Τ˸ϟΎ˴Iϛ Kitab
˶ϊ˶ϓΎ˴VIII
Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ al-Ijarah
ϰ˴/7:
ϟ˶· ˴Δ˴ΟΎ˴Τ˸ϟ΍ hal.
͉ϥ˴Ϸ˴ϭ394:
...˶Δ˴ΣΎ˴ΒϤ˵ ˸ϟ΍ ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶Γ˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
˴ϟ˶ΰ˸΍˸Ϩ˴Ϥϰ˴˶Α Ϡ˴ϋ
ϊ˵ ˶ϓΎ˴˶ϊϨ˴Ϥ˸ϴ˴Β˸ϟ˸ϟ΍˴΍ϭ Ϊ˵ˬ˶˸Ϙϊ˴ϋ˶ϓΎ˴Ϩ˴ί˴ϤΎ˴˸ϟΟ΍ ϊ˵ Ύ͉˸ϴϤ˴Α˴Ϡ˴ϓ(Γ˵ˬ˶˴έϥΎ˴Ο
˶Ϲ˴Ϸ΍)˸΍ ˴ϲϰ˴˶Ϭϟ˴ϓ˶·
˶Γ˴έ˶ΔΎ˴˴ΟΟΎ˴˶ϹΤ˸΍˸ϟΎ˴Ϊ˵ϛ˸Ϙ˴ϋ˶ϊ˶ϓΎ˴˴ίϨ˴Ϥ˸Ϯ˸ϟΠ
˵΍ ϰ˴
˴ϳ ˸ϥ
˴΃ ˴ΐ.˶ϥ˴ΟΎ˴˴ϭϴ˸ϋ˶ϥ˴ϷΎ˴˸΍ϴ˸ϋ˶Δ˴Ϸ
Ύ˴ϴ˸ϋ˴ϋ
ϟ˶· ˴Δ˴Ο.Ύ˴˶ϥΤΎ˴˸ϟϴ΍˸ϋ͉ϥ˴Ϸ˴Ϸ˸΍ ˴ϭ˶Δ˴ϟ...
˶Δ˴Ϥ˴Σ˶Α Ύ˴ϊ˵ΒϤ˵˶ϓΎ˴˸ϟϨ΍˴Ϥ˶ϊ˸ϟ΍˴˶ϓϭΎ˴Ϩ˴Ϥˬ˶ϊ˸ϟ΍ ˶ϓϰ˴
Ϡ˴ϋ˸ϟ΍ ϊ˵˶Γ˴έ˸ϴ˴ΑΎ˴Ο(˶Ϲ
˸΍ Ύ˴Ϊ˵Ο˸Ϙ˶Ϲ
Π
˵˶Ϭ˴ϳ˴ϓ
ΰ
˶
Ϩ
˸
Ύ˴
Ϩ
Ϥ
˴
Γ
˵
έ
˴
΍)ί˵ ˸Ϯ˴ϲal˶Γb.
˴έΎ˴Ο˶Ϲ˸΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ί˸ϮΠ
˵ ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˴ΐ˴Ο˴ϭ ˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϰ˴Ϡ˴ϋ ˶ϊIbnu
˸ϴ˴Β˸ϟ΍ Ϊ˵ ˸Ϙ˴ϋ ˴ίQudamah,
Ύ˴Ο Ύ͉Ϥ˴Ϡ˴ϓ ˬ˶.ϥ˶ϊ˶ϓΎ˴ϴΎ˴˸ϋϨ˴Ϥ˴Ϸ˸ϟ΍˸΍ ϰ˴
ϰ˴Ϡϟ˴ϋ˶·
Mughni,
VIII /7:
“Boleh
melakukan
akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat
yang
.˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϰ˴
Ϡ˴ϋ
al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, III/108:
dibolehkan… karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan
al-Dimyathi,
I’anah
.˶ϥal-Thalibin,
Ύ˴ϴ˸ϋakad
˴Ϸ˸΍ ˶Δ˴ϟ˶ΰjual
˸Ϩ˴Ϥ˶Α beli
ϊ˵ ˶ϓIII/108:
Ύ˴Ibnu
Ϩ˴Ϥatas
˸ϟ΍˴ϭ ˬ˶benda
ϊ˶ϓΎ˴ϨQudamah,
˴Ϥ˸ϟ΍ dibolehkan,
ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍)maka
˴ϲ
˶Ϭ˴ϓ
b.
alterhadap benda. Oleh
karena
˲sudah
Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭseharusnya
˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊboleh
˶Σ΍˴ϭ pula
͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β
ϴ
˸
Ϡ
˴
ϓ
˴
˭˲
Δ
ϴ
˴
ϋ
˶
΍˴
Ω
[
Γ
˶
έ
˴
Ύ˴
Ο
Ϲ
˶
΍
]
Ύ˴
Ϭ
ϴ
˸
ϟ
˴
·
˶
Δ
˴
Ο
˴
Ύ˴
Τ
ϟ
˸
΍
ϥ
͉
΃
˴
ϭ
˴
...
akad ijarah atas
manfaat.”
Mughni,
VIII /7:
Ibnu
˲Ϧ˴Ϝb.˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β.˶ϥ
˸ϴ˴Ϡ˴ϓΎ˴ϴ˸ϋ˭˲Δ˴Ϸ˴ϴ˸΍˶ϋϊ˵΍˴Ω˸ϴ˴Α [˸Ε
˶Γ˴έ˴ίΎ˴͋ϮΟ˵Ο˶Ϲ΍Ύ˴]Ϥ˴ϛQudamah,
Ύ˴Ϭ˴Ϛ˸ϴ˴ϟ˶ϟ·ά˴ϟ˴Δ˸Ε
˴ΟΎ˴˴ίΤ͋Ϯ˸ϟ΍Π
˵ ͉ϥ
˴ϓ ˲ϡ˴΃˴ϭ˶ΩalΎ˴Χ...˴ϭ
Mughni,
VIII al-Mughni,
/7:
b. Ibnu
Qudamah,
VIII
/7:
.
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
Ε
˸
ί
˴
Ϯ
͋
Ο
˵
Ύ˴
Ϥ
ϛ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
ά˴
ϟ
Ε
˸
ί
˴
Ϯ
͋
Π
˵
ϓ
˴
ϡ
˲
Ω
˶
Ύ˴
al-Dimyathi, I’anah
al-Thalibin,
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ
˴Ϸ˸΍ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴ϨIII/108:
˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έΎ˴Ο˶Ϲ΍) ˴ϲΧ˶Ϭ˴ϭ˴ϓ
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵ ˶ϓΎ˴Ϩ[˴Ϥ˶Γ˸ϟ˴έ΍˴ϭΎ˴Οˬ˶˶Ϲ
ϊ˶ϓ΍Ύ˴]Ϩ˴ϤΎ˴˸ϟϬ΍ ˸ϴϊ˵˴ϟ˶·˸ϴ˴Α˴Δ(˴ΟΓ˵ ˴έΎ˴ΤΎ˴Ο˸ϟ΍˶Ϲ͉ϥ΍)˴΃˴ϭ˴ϲ˶Ϭ...˴ϓ
d.˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ ˴β˸ϴ˴Ϡ˴ϓ ˭˲Δ˴ϴ˶ϋ΍˴Ω Ibnu
Qudamah, al d.
“Ijarah adalah jual beli manfaat;.˶ϥdan
Ύ˴ϴ˸ϋ˴Ϸmanfaat
˸΍ ϊ˵ ˸ϴIII/108:
˴ΑIbnu
˸Ε˴ίberkedudukan
͋ϮΟ
˵ Ύ˴ϤQudamah,
˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Εsama
˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓdengan
˲ϡ˶ΩΎ˴alΧ˴ϭ
al-Dimyathi,
I’anah
al-Thalibin,
Mughni,
VIII,
113:
benda.”
Mughni,
VIII, I’anah
113: al-Thalibin, III/108:
al-Dimyathi,
˲Ϧ˴Ϝ˸δ.Ύ˴Ϭ˴ϣ˸Ϩ˴ϭ˴Ϥ˸π
˲Ώ˴ϳ˸Ϯ˸Ϣϛ˵ ˴ϟ˸ή˳ς˴ϣ ˸ϳ˶ή˳Ϊ˶Σ˸ϔ˴Η΍˴ϭ˶ή˸ϴ˴ϐ͋Ϟ˶ΑϜ˵ ˸Ζ
˶ϟ ˴ϔβ
˶Ϲ˶ϓ΍]˲Δ˴ϧΎ˴Ύ˴Ϭϣ˸ϴ˴΃˴ϟ˶·Γ˵ ˴ή˴Δ˴Ο˴Ο˸΄Ύ˴˴ΘΤ˸δ˸ϟϤ˵΍ ˸ϟ΍͉ϥϦ
˶Ϡ˴Η ˸ϴ˸ϥ˴Ϡ˴ϓ˶· ˬ˶˭˲ήΔ˴ϴ˶Ο˶ϋ˸΄΍˴˴ΘΩ˸δϤ˵[˸ϟ˶Γ΍˴έ˶ΪΎ˴˴ϳΟ˸ϲ
˵˴΃˴ϭ˸ϴ˴ό˸ϟ...
΍˴ϭ
˸ϴΩ˴ΑϤ˵ ˸Ε
˵˸ϟ΍͉ϥ˴ϓ Ϧ
Χ...
.˴ϜΎ˴Ϭ˸δ˸Ϩ˴ϣϤ˴ϭ˸π˲Ώ
˴ϳ ˸ϢϮ˴ϟϛ˵ ˳ς˸ή˴ϣ˸ϳ˶ή˸ϔ˳Ϊ˴Η˶Σ˶ή΍˴ϭ˸ϴ˴ϐ˶Α͋Ϟ˸Ζ
˴Η.˶ϥ˸ϥ˸ϴΎ˴˴Ϡ˶·˴ϓϴ˸ϋˬ˶˭˲
ή˴ϷΔ˶Ο˸΍˴ϴ˶ϋ˸΄ϊ˵˴Θ΍˴δ
΍˶Γέ˴ί˶ΪΎ˴˴ϳ͋ϮΟ˵Ο
˸ϲ˶Ϲ˶ϓ΍Ύ˴]Ϥ˲Δ˴ϛϧΎ˴Qudamah,
˵˴΃˲ϡ˴ϭ˶Ω˸ϴ˴όΎ˴al˸ϟ΍˴˴ϭ
˲Ϧd.
Ϝ˵ ˶ϟ ˴ϔ˶Ϡ˴β
[˸ϟIbnu
Ϭϣ˴Ϛ˸ϴ˴΃˴ϟ˶ϟ·Γ˵ά˴˴ήϟ˴Δ˴Ο˸Ε
˴Ο˸΄Ύ˴Θ˴ίΤ˸δ͋Ϯ˸ϟϤ˵΍Π
.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Ε˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓ ˲ϡ˶ΩΎ˴Χ˴ϭ
Mughni,
113: Syariah
Kumpulan Fatwa DSN-MUI
Terkait VIII,
Pasar Modal
2.
Pendapat
˶Ο˸΄˴Θ˸δIbnu
Ϥ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲpara
˶ϓ ˲ΔQudamah,
˴ϧΎ˴ϣulama
˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵tentang
˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴όal˸ϟ΍˴ϭ
d. .Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ήPendapat
2.
para
ulama tentang
b. b.
Mughni,
VIII
/7:/7:
Mughni,
VIII
Ibnu
Ibnu Qudamah,
Qudamah,
alal-
b.
Ibnu Qudamah, alMughni, VIII /7:
.˶ϥΎ˴.ϴ˶ϥ˸ϋΎ˴˴Ϸϴ˸ϋ˸΍ ˴Ϸ˶Δ˸΍˴ϟ˶ΰ˶Δ˸Ϩ˴ϟ˴Ϥ˶ΰ˶Α˸Ϩ˴Ϥϊ˵˶Α ˶ϓϊ˵Ύ˴Ϩ˶ϓ˴ϤΎ˴Ϩ˸ϟ˴Ϥ΍˴ϭ˸ϟ΍˴ϭˬ˶ϊˬ˶˶ϓϊΎ˴˶ϓϨΎ˴˴ϤϨ˸ϟ˴Ϥ΍˸ϟ΍ϊ˵ ϊ˵˸ϴ˴Α˸ϴ˴Α((Γ˵ Γ˵˴έ˴έΎ˴Ύ˴ΟΟ˶Ϲ˶Ϲ΍΍)) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ
c. Imam al-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, XV/308; al.˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴ϷII/332;
˸΍ ˶Δ˴ϟ˶ΰ˸Ϩ˴Ϥ˶Α ϊ˵al-Dimyathi,
˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟ΍˴ϭ ˬ˶ϊ˶ϓΎ˴Ϩ˴Ϥ˸ϟI’anah
΍ ϊ˵ ˸ϴ˴Α (Γ˵ ˴έal-Thalibin,
Ύ˴Ο˶Ϲ΍) ˴ϲ˶Ϭ˴ϓ
Syarbini, Mughni al-Muhtaj,
III/108:
al-Dimyathi,
I’anah
al-Thalibin,III/108:
III/108:
al-Dimyathi,
I’anah
al-Thalibin,
al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, III/108:
˴ϣ˴ϭ˸Ϯϛ˵˲Ώ˸ή˸Ϯ˴ϣϛ˵ ˸ή˳Ϊ˴ϣ˶Σ΍˴˳Ϊϭ˶Σ΍˴͋ϞϭϜ˵ ˶ϟ͋ϞϜ˵˴β
˶ϟ ˸ϴ˴β
Ύ˴Τ˸ϟ˸ϟ΍΍ ͉ϥ͉ϥ˴΃˴΃˴ϭ˴ϭ ...
...
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˲Ϧ˴ϣ˴ϭ˴Ϝ˸δ˲Ώ
˴Ϡ˴ϓ ˸ϴ˴Ϡ˭˲˴ϓΔϴ˴˭˲˶ϋΔ˴ϴ΍˴˶ϋΩ ΍˴Ω[˶Γ[˴έ˶ΓΎ˴˴έΟΎ˴Ο˶Ϲ˶Ϲ΍]΍]Ύ˴ϬΎ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˸ϴ˶·˴ϟ˶· ˴Δ˴Δ˴Ο˴ΟΎ˴Τ
.
ϥ
˶
Ύ˴
ϴ
ϋ
˸
Ϸ
˴
΍
˸
ϊ
˵
ϴ
˸
Α
˴
Ε
˸
ί
˴
Ϯ
͋
Ο
˵
Ύ˴
Ϥ
ϛ
˴
Ϛ
˴
ϟ
˶
ά˴
ϟ
Ε
˸
ί
˴
Ϯ
͋
Π
˵
ϓ
˴
ϡ
˲
Ω
˶
Ύ˴
Χ
Ύ˴ϴ˸ϋ˸ϴ˴Ϡ˴ϓϷ
˴ ˸΍˭˲Δϊ˵ ˴ϴ˸ϴ˶ϋ˴Α ΍˴Ω˸Ε[˴ί˶Γ͋Ϯ˴έΟ
˵Ύ˴Ο˶ϹΎ˴Ϥ΍˴ϛ] ˴ϚΎ˴Ϭ˶ϟ˸ϴά˴˴ϟ˶·ϟ ˸Ε
˵΍ ˴ϓ͉ϥ˲ϡ˴΃˶Ω˴ϭΎ˴Χ...˴ϭ˴ϭ
˲Ϧ˴Ϝ˸δ˴ϣ˴ϭ ˲Ώ˸Ϯϛ˵ ˸ή˴ϣ ˳Ϊ˶Σ΍˴ϭ ͋ϞϜ˵ ˶ϟ.˶ϥ˴β
˴Δ˴Ο˴ίΎ˴Τ͋Ϯ˸ϟΠ
“…kebutuhan orang mendorong .adanya
˶ϥΎ˴ϴ˸ϋ˴Ϸ˸΍ akad
ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˸Εijarah
˴ί͋ϮΟ
˵ Ύ˴Ϥ(sewa
˴ϛ ˴Ϛ˶ϟά˴menyewa),
ϟ ˸Ε˴ί͋ϮΠ
˵ ˴ϓ ˲ϡsebab
˶ΩΎ˴Χ˴ϭ
tidak setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja).
Oleh
juga menjual
d. karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana
Ibnu dibolehkan
Qudamah,
alIbnu
Qudamah,
albenda.”
Mughni, VIII, 113:
d.
d. VIII, 113:
Mughni,
d. Ibnu
Qudamah,
VIII, 113:
Mughni,
VIII,al-Mughni,
113:
Ibnu
Qudamah,
al-
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
.Ύ˴Ϭ˸Ϩ˴Ϥ˸π˴ϳ ˸Ϣ˴ϟ ˳ς˸ϳ˶ή˸ϔ˴Η ˶ή˸ϴ˴ϐ˶Α ˸Ζ˴ϔ˶Ϡ˴Η ˸ϥ˶· ˬ˶ή˶Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶Ϊ˴ϳ ˸ϲ˶ϓ ˲Δ˴ϧΎ˴ϣ˴΃ Γ˵ ˴ή˴Ο˸΄˴Θ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
˵ ˸ϴ˴ό˸ϟ΍˴ϭ
“Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan
disebabkan
kelalaian, penyewa tidakPendapat
diminta harus
jawab
2.
para bertanggung
ulama tentang
(mengganti).”
Pendapat
para
ulama
tentang
kebijakan pemerintah; antara lain:
2. 2.
Pendapat para ulama tentang
kebijakan
pemerintah;
antara
lain:
2. Pendapat
para
ulama
tentang
kebijakan
pemerintah; antara lain:
kebijakan pemerintah; antara lain:
˸Ϧ˶ϣ˴ϭ ˭˸ϢϬ˵ ˴ϟ ˴Δ˴Τ˴Ϡ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ϫ˸ϴ˶ϓ ϯ˴ή˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴ϟ˸ϭ͉Ϊϟ΍ ˶ϝ΍˴Ϯ˸ϣ˴΃ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ ˸ϥ˴΃ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
˸ϣ˴Δ˴ϸ˴Τ˴Ϥ˸ϟ˴Ϡ΍˸μ˶ήϪ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ˸ϟ΍˸Ϯϯ˴
˴Θ˶Ϫ˶ϟ˸ϴή˶ϓ˴Ϧ˴ϳϯ˴
˸ϴ˶ϤΎ˴ήϤ˶Ϡ˸δ˴ϳ˸ϴ˶ϓϤ˵Ύ˴Ϥ˸ϟ˶Δ΍˸ϴ˴ϟ˶ϓ˸ϭ˶ϝ˶Δ͉ΪΎ˴˴ϟϟ΍ϣ˸ϭ͉Ϊ˶Ζ
˸ό͉ή˴Β˴μ
˶ϟ ˴Θ˴ϳϪ˵˴Θό˵˴ϳ˸ϥ˸ϴ˸ϥ˴Α˴΃ ˴΃˶΢ϡ˶ϡΎ˴˶ϟϣΎ˴Ύ˴ϣμ
˸ ˶ϣ˴ϭ˶Δ˭˸˴ϴ˸Ϧ˶ϓϢΎ˴Ϭ˶ϣ˵Ϝ˴ϭ˴ϟ˸ϟ΍˴Δ˭˸˶ϝ˴ΤϢϬ˵΍˴˴ϠϮ˴ϟ˸μ
Ϧ
ϝϟ΍΍˴˸ϴϮ˶ϝ˴Α˸ϣ΍˴˶ϙϮ˴΃ ˸ϣ˴ϼ
˸ϲ˴΃ ˸ϣ˶ϓ˸ϲ˴΃ ˴ϑ
͉ή˴μ
˶Ϻ˶Ϻ˶ϟ˴Ϥ˶ϟ ˸ϟί˵ί˵΍ ˸Ϯ˸Ϯ˶ϩΠ
˵˶άϫ˴ϳ
˶ϓ˶ξ
˴ϑ
ϣ˸Ϯ˶Ϲ˴Θ˸ϴ˶ϟϤ˸΍ ˶Ϡ˴Ϧ˸δ
˴Ϟ˸ϴ˸όϤ˵˶ ˶ϓ˸ϟϠ΍˸δ͉ϥϤ˵˶ϝ˴Ϸ˸ϟΎ˴΍ ϣ˶ ˶ϝˬ˶Δ˶Ζ
˶Ϭ˶ϙ˶Η˸ϣΎ˴˴ϼΟ˴΃ ˸ϣΎ˴˶ξ
Σ˴΃ ˴ϭ˶ξ
˴ϋ ˴Ϥ˴Ϥ˶ϕ˸ϟ˸ϟ΍΍Ύ˴ϔ˶ϩ˸ϧ˶άϺϫ˶ϟ
˶Δ˴ϴ˶ϓΎ˴Ϝϰ˴
˸ϟ΍˶ΔϠ˴ϋϴϝ
˶˶ϓΎ˴΍˴ϜΎ̒Ϯϴ˸ϟ˶Ϩ΍˸ϣ˸Βϸ
˴ϣ˶ϝ΍˴˸ϟ˴ϥϮ΍ ˸ϣΎ˴˶ήϛ˴ϸ˸ϴ΍˴˸ϟ˶ϓΫ΍˸Ϯ˶·˶ή˴Θ˶ϟϡ˸ϴΎ˴˶ϓ˴Ϧ
˴Α˸ϟ΍˶ϙ
˸ό˸Ϣ˴Β˶Ϭ˸ό˶ϟ˶Τ˴Β˶ϟϪ˵˶ϟό˵Ύ˴Ϫμ
˸ϴό˵˴Α˸ϴ˴Αϣ˶΢˶΢ϰ˴
˶ϟΎ˴˶ϟμ
Ύ˴ϣ͉ Ύ˴˸ϴό˶Ζ
˸ϴ˴Α˶Ϣ˴ϼ
Ύ˴Ϡμ
˸ά˶Δϔ˵͉ϣ˶˸Ϩˬ˴ϳΎ˴˶Δό˸Ϣ͉ϣ˸ϟ˴ϟ΍Ύ˴ό˶Δ˶Ϣ˸ϟ͉ϣ΍˶ϬΎ˴˶ΗϢόΎ˴˶ϬΟ
˸ϟ΍˶ΗΎ˴˶έΟΣ˸ϮΎ˴˴ϭΣϣ˵ ˴ϭϷ
˵˸Ϣ˶Ϭ˸Ύ˸Ϣ˶Α˶Τ˶Ϭϖ
˵˶ΤϟΎ˴μ
˴Θ˴ϳ˴ϣ˴ϣΎ˴ϰ˴
Ϥϰ˴
˸ϴϠ˶ϓ˴ϋ
˴Ϥ˸ϟ˶ϟ΍
Ύ̒˸ϥϴ˶ϨΎ˴˶Έ˸Βϛ˴ϓϣ ˬΎ˴
˶ϓ˴η˶͉ϥˬ˴Ϸ
˶ϟ͉ϠΎ˴˴όμ
Ϡ˴ϋ˶Δ˴Τ˶ϕ˶ϕ˴Ϡ˸μ
ϰ˴Ϡ˴ϋ Ύ˴ϬΎ̒ϰ˴
ϴ˴ϔ˶Ϩ˴ϟ˸ΒϠΎ˴˴ϋϣΧ ˴ϥ
΍˴˴ϥΫϬ˶·Ύ˴ϛ˴Ϙ˴ϓ˶ϡ΍˴Ύ˴΍˴ϭϣΫ˶·˶Ϲ΍˴Ϋ˶ϡ˸΍˶·Ύ˴ϣ˴Ϟ͉ϻ˶Ϲ˸ό˶·˸΍˶ϓΎ˱˴Ϟϋ͉ϥ˸ό˸ή˴Ϸ
Ύ˴Ύ˴ϔϔ˸ϧ˶Ϻ
.
ά
˸
ϔ
˵
Ϩ
˸
ϳ
˴
Ύ˴
Ϭ
ϔ
˴
ϟ
˴
Ύ˴
Χ
ϥ
˸
Έ
˶
ϓ
˴
ˬΎ˴
Ϭ
Ϙ
˴
ϓ
˴
΍˴
ϭ
΍˴
Ϋ
·
˶
ϻ
͉
·
˶
Ύ˱
ϋ
ή
˸
η
˴
ά
˸
ϔ
˵
Ϩ
˸
ϳ
˴
Ϣ
˸
ϟ
˴
Δ
˶
ϣ
͉
Ύ˴
ό
ϟ
˸
΍
έ
˶
Ϯ
˸
ϣ
˵
Ϸ
˵
Ύ
˸
Α
˶
ϖ
˵
Ϡ
͉
ό
˴
Θ
˴
ϳ
˴
Ύ˴
Ϥ
ϴ
˸
ϓ
˶
Δ
˶
Τ
˴
Ϡ
˴
μ
˸
Ύ˴Ϭ˴ϔ˴ϟΎ˴Χ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ˬΎ˴ϬϘ˴ϓ΍˴ϭ ΍˴Ϋ˶· ͉ϻ˶· Ύ˱ϋ˸ή˴η ˸άϔ˵ ˸Ϩ˴ϳ ˸Ϣϟ ˶Δ͉ϣΎ˴ό˸ϟ΍ ˶έ˸Ϯϣ˵ Ϸ
˵ ˸Ύ˶Α ϖ
˵ ͉Ϡ˴όΘ˴ϳ Ύ˴Ϥ˸ϴ˶ϓ ˶Δ˴Τ˴Ϡ˸μ ˴Ϥ˸Ϣ˸ϟ˴ϟ΍
..˸ά˸άϔ˵ϔ˵˸Ϩ˸Ϩ˴ϳ˴ϳ ˸Ϣ˸Ϣ˴ϟ˴ϟ
“Imam (kepala negara, pemegang otoritas) boleh melakukan kebijakan
terhadap kekayaan negara untuk hal-hal yang dipandangnnya mengandung
maslahat bagi mereka (warga negara); di antara kemaslahatan tersebut
adalah menjual sebagian kekayaan baitul mal (perbendaharaan negara)
guna menghimpun dana yang cukup untuk membiayai kemaslahatan
dan kebutuhan umum mereka. Hal itu mengingat bahwa kebijakan
Imam, apabila didasarkan pada maslahat yang berhubungan dengan
urusan umum, dipandang tidak sah menurut hukum Syariah kecuali
jika sesuai dengan maslahah; jika tidak sesuai dengan maslahah maka
kebijakan tersebut tidak sah” (lihat Ibn Nujaim, al-Asybah wa al-Nazha’ir,
tahqiq: ’Abd al-’Aziz Muhammad al-Wakil, [al-Qahirah: Mu’assasah alHalabi, 1968], h. 124; Walid Khalid al-Syayiji, al-Madkhal ila al-Maliyah
al-’Ammah al-Islamiyah, [Yordan: Dar al-Nafa’is, 2005], h. 201-202).
˸ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο΍˴έ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ
“Sultan (kepala negara) boleh menjual tanah baitul mal… karena imam
(kepala negara, pemegang otoritas) memiliki kekuasaan umum; dan ia
bagian
(ΔμΣ) kebijakan untuk kemaslahatan umat Islam (lihat Ibn
boleh melakukan
Lease Back(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍).
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
155
’Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar, [Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyah,
2003], jilid 6, h. 298).
3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional MUI pada hari
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1429 H./26 Juni 2008.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
FATWA TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
IJARAH SALE AND LEASE BACK
Pertama :
Ketentuan Umum
˸ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δ
1. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat disebut Sukuk
Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian
bagian (ΔμΣ) kepemilikan aset
SBSN.
Lease Back(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍).
˸ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭ ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δ˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣ˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ˸ϴ˴Α ˸ϲ˶ο΍˴έ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵ ˸ϮΠ
˵ ˴ϳ
2. Sale and Lease Back adalah jual beli
aset
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥsuatu
˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢
˶ϟΎ˴μyang
˴ϣ ˸ϲ˶ϓkemudian
˴ϑ͉ή˴μ˴Θ˴ϳ pembeli
menyewakan aset tersebut kepada penjual.
3. SBSN Ijarah Sale and Lease Back adalah SBSN yang diterbitkan
bagian (ΔμΣ)
dengan menggunakan akad Ijarah dengan mekanisme Sale and Lease
Lease Back
Back (έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍).
.
Kedua :
Ketentuan Khusus
1. Pemerintah boleh melakukan transaksi dengan Perusahaan Penerbit
SBSN yang didirikan oleh Pemerintah atau dengan pihak lain yang
ditunjuk oleh Pemerintah.
2. Pemerintah menjual aset yang akan dijadikan Obyek Ijarah kepada
Perusahaan Penerbit SBSN atau pihak lain melalui wakilnya yang
˸ϥ˴΃ Ϫ˵ ˴ϟ˴ϭberjanji
ˬ˱Δ͉ϣΎ˴ϋ ˱Δuntuk
˴ϳ˴ϻ˶ϭ ˶ϡΎ˴ϣmenjual
˶Ϻ˶ϟ ͉ϥ˴Ϸ ...kembali
˶ϝΎ˴Ϥ˸ϟ΍ ˶Ζ˸ϴ˴Αaset
˸ϲ˶οyang
΍˴έ˴΃ ϊ˵ ˸ϴ˴Α ˶ϥΎ˴τ˸Ϡ͊δϠ˶ϟ ί˵
ditunjuk dan pembeli
ˬ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˶Ϡ˸δϤ˵ ˸ϟ΍ ˶΢˶ϟΎ˴μ˴ϣ ˸ϲ˶ϓ ˴ϑ͉ή
dibelinya sesuai dengan kesepakatan.
3. Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN menerbitkan SBSN
sebagai bukti atas bagian
bagian (ΔμΣ) kepemilikan Obyek Ijarah, yang
dibeli oleh investor pada tingkat harga tertentu sesuai kesepakatan.
Lease Back(έΎΠΌΘγϻ΍ ϊϣ ϊϴΒϟ΍).
4. Pemerintah menyewa Obyek Ijarah dengan memberikan imbalan
(ujrah) kepada Pemegang SBSN selama jangka waktu SBSN.
5. Pemerintah sebagai Penyewa wajib memelihara dan menjaga Obyek
Ijarah sampai dengan berakhirnya masa sewa.
6. Pemerintah dapat membeli sebagian atau seluruh Aset SBSN sebelum
jatuh tempo SBSN dan/atau sebelum berakhirnya masa sewa Aset
SBSN, dengan mebayar sesuai dengan kesepakatan.
156
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
7. Untuk pembelian Aset SBSN sebelum jatuh tempo sebagaimana
dimaksud pada angka 6, para pihak melakukan perubahan atau
pengakhiran terhadap akad SBSN.
8. Pemegang SBSN dapat mengalihkan kepemilikan SBSN Ijarah
kepada pihak lain dengan harga yang disepakati.
Ketiga :
Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan sesuai kesepakatan berdasarkan prinsip syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Jakarta
Pada Tanggal
:22 Jumadil Akhir 1429 H.
26
Juni
2008 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Sekretaris,
DR. K.H. M.A. Sahal Mahfudh
DRS. H.M. Ichwan Sam
Kumpulan Fatwa DSN-MUI Terkait Pasar Modal Syariah
157
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah
Akad
:
Perjanjian atau kontrak yang merupakan pertalian ijab dengan
qabul menurut cara-cara yang disyari’atkan dan berpengaruh
terhadap obyeknya
Al-Ijarah
:
Perjanjian (akad) di mana pihak yang memiliki barang atau
jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa
atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau
pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang
dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan
beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek ijarah
Al-Qard
:
Sebuah kontrak pinjaman antara dua pihak atas dasar
kesejahteraan sosial atau untuk memenuhi kebutuhan keuangan
jangka pendek dari peminjam. Jumlah pembayaran harus setara
dengan jumlah yang dipinjam. Namun demikian sah untuk
peminjam membayar lebih dari jumlah yang dipinjam selama
tidak dinyatakan atau disepakati pada saat kontrak.
Amanah
:
Kepercayaan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk
melakukan sesuatu.
Ashil
:
Disebut juga Makful’anhu, salah satu pihak dalam akad
kafalah yang pada dasarnya mempunyai kewajiban yang harus
dilaksanakan kepada seseorang atau pihak, namun kemudian
kewajibannya itu ditanggung oleh pihak lain.
Asuransi syariah
:
Usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara
sejumlah pihak/orang melalui investasi dalam bentuk asset
dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai syariah
Badan Arbitrase Syariah
:
Badan yang dipilih oleh para pihak yang melakukan akad untuk
menyelesaikan suatu permasalahan berdasarkan prinsip syariah.
Bai’ al-dain
:
Sebuah transaksi yang melibatkan penjualan dan pembelian
surat berharga atau sertifikat hutang yang sesuai dengan Syariah.
Efek atau sertifikat hutang yang diterbitkan oleh debitur kepada
kreditur sebagai bukti hutang.
Bank Kustodian
:
Bank yang kegiatan usahanya memberikan jasa penitipan
Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa
lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabahnya
Bathil
:
Salah, batal; cara yang tidak dibenarkan oleh syariah Islam
158
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah
Capital Gain
:
Keuntungan yang diperoleh dari jual beli surat berharga
Dana sosial
:
Dana yang disimpan lembaga keuangan syariah untuk keperluan
sosial. Sumber dana dapat berasal dari zakat, infaq dan sadaqah,
atau dari pendapatan non halal
Dividen
:
Bagian laba bersih yang diberikan oleh perusahaan kepada
pemegang sahamnya
Efek :
Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan
investasi kolektif (reksadana), kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif dari efek
Efek Syariah
:
Efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan
penerbitannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal
Emiten
:
Pihak yang melakukan penawaran umum
Fatwa
:
Ketetapan hukum Islam
Fee
:
Persentase atau jumlah tertentu yang diberikan atas suatu
penyerahan jasa
Gharar
:
Ketidakjelasan yang menimbulkan perselisihan
Hari Bursa
:
Hari kerja normal saat transaksi bursa dilaksanakan, mulai hari
Senin sampai Jumat kecuali hari libur nasional dan hari libur
khusus.
Hawalah
:
Akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang kepada
pihak lain yang wajib menanggung (membayar)-nya
Hibah
:
Hadiah atau pemberian yang diberikan kepada seseorang
Ikhtiyath
:
Kehati-hatian
Ijab
:
Pernyataan pihak pertama dalam suatu akad yang menunjukkan
kehendaknya untuk melakukan akad
Ijma
:
Ketetapan hukum Islam yang disepakati oleh semua ulama pada
suatu masa
InsiderTrading
:
Transaksi jual beli efek di bursa berdasarkan keputusan/
informasi signifikan dari orang dalam perusahaan atau pihak
lainnya yang mempunyai keterkaitan transaksi yang erat dengan
perusahaan yang bersangkutan
Istishna’
:
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat,
shani’)
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah
159
Jahalah
:
Ketidakjelasan
Jaminan
:
Harta berwujud atau surat berharga yang diberikan kepada pihak
yang memberikan dana atas suatu kontrak keuangan, misalnya
kontrak peminjaman uang
Jualah
:
kontrak yang menjanjikan hadiah untuk tindakan tertentu atau
prestasi yang dicapai
Jumhur ulama
:
Mayoritas ulama
Kafalah
:
Perjanjian (akad) di mana Pihak penjamin (kafiil/guarantor)
berjanji memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin
(makfuul’anhu/debitur) untuk memenuhi kewajiban pihak yang
dijamin kepada pihak lain (makfuul lahu/kreditur)
Kafil
:
Pihak yang memberikan jaminan untuk menanggung kewajiban
pihak lain dalam akad wakalah
Kaidah Fiqh
:
Adagium hukum Islam
Lelang
:
atau muzayadah, yaitu menawarkan suatu barang untuk dijual
dengan cara yang dapat menaikkan harga untuk memperoleh
harga terbaik/tertinggi sedangkan akadnya dilakukan pada salah
satu harga yang muncul
Musta’jir :
Penyewa (Lessee), pihak yang mengambil manfaat dari
penggunaan asset dalam akad ijarah
Mu’jir
:
Pemberi sewa (Lessor), pemilik asset dalam akad ijarah
Maisir
:
Setiap kegiatan yang melibatkan perjudian di mana pihak yang
memenangkan perjudian akan mengambil taruhannya dan pihak
yang kalah akan kehilangan taruhannya.
Makful ‘anhu
:
Pihak yang dijamin dalam akad kafalah
Makful Bihi
:
Kewajiban seseorang atau pihak yang kemudian mendapat
jaminan dari pihak lain dalam akad kafalah
Makful Lahu
:
Pihak yang meminta jaminan
Manajer Investasi
:
Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio Efek untuk
para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif
untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pension, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Mu’allaq
:
Bergantung
Mu’amalah Syar’iyyah
:
Hubungan sosial, termasuk kegiatan bisnis yang sejalan atau
didasarkan pada prinsip-prinsip syariah
160
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah
Mudharabah
:
Perjanjian (akad) di mana pihak yang menyediakan dana
(shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib)
untuk menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji
mengelola modal tersebut
Mudharat
:
Bahaya, kerugian
Mudharib
:
Pengelola Dana (modal) dalam akad mudharabah; dalam mazhab
Syafi’I disebut ‘amil
Muqaradhah
:
Istilah lain untuk akad mudharabah
Murabahah
:
Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
pembeli dan pembeli membayarnya denga harga yang lebih tinggi
sebagai laba
Mustashni’
:
Orang/pihak yang melakukan pembelian dalam akad istishna
Musyarakah
:
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana (modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko
(kerugian) akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
Najsy
:
Penawaran palsu; yakni penawaran atas suatu barang yang
dilakukan bukan Karena motif membeli, tetapi hanya bermotifkan
agar pihak lain berani memberi dengan harga tinggi
Nilai Aktiva Bersih
:
Jumlah kekayaan reksadana setelah dikurangi seluruh kewajiban
Nisbah
:
Rasio perbandingan pembagian keuntungan antara para pihak
dalam akad bagi hasil
Over the Counter
:
Penyerahan transaksi pembelian dan penjualan efek yang
dilakukan di luar bursa
Pemindahbukuan
:
Proses transaksi dalam bank dengan mengkredit (menambah)
suatu rekening dengan mendebit (mengurangi) rekening lainnya
Penawaran umum
:
Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur oleh Undang-undang Pasar Modal dan peraturan lainnya
Pendapatan non halal
:
Pendapatan yang diterima dari suatu sumber kegiatan atau
transaksi yang tidak sesuai dengan syariah Islam
Portofolio Efek
:
Kumpulan efek yang dimiliki secara bersama (kolektif) oleh para
pemodal dalam Reksadana
Profit Sharing
:
Prinsip bagi untung hasil usaha di antara para pihak dalam
suatu bentuk kerja sama yang dihitung dari pendapatan setelah
dikurangi modal dan biaya pengelolaan dana
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah
161
Prospektus
:
Setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek
Qabul
:
Pernyataan penerimaan terhadap suatu akad, sebagai jawaban
terhadap ijab
Qiradh
:
Istilah lain untuk akad mudharabah
Qiyas
:
Analogi atau pemisalan. Dalam mazhab Syafi, qiyas menempati
urutan keempat dalam sumber hukum Islam sesudah ALquran,
hadist dan Ijma
Reksa Dana
:
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio Efek oleh Manajer Investasi
Ribawi
:
Sebuah peningkatan, dalam transaksi pinjaman atau dalam
pertukaran komoditi, masih harus dibayar kepada pemilik
(pemberi pinjaman) tanpa memberikan nilai balas jasa yang
setara dalam pembayaran kepada pihak lain.
Rights
:
Hak untuk memesan efek terlebih dahulu yang diberikan kepada
pemegang saham untuk melakukan pembelian terlebih dahulu
dalam suatu penawaran dengan ketentuan tertentu
Risywah
:
Suatu pemberian yang bertujuan untuk mengambil sesuatu yang
bukan haknya, membenarkan yang bathil dan menjadikan yang
bathil sebagai sesuatu yang benar
Rukun
:
Komponen esensial yang membentuk suatu perbuatan hokum,
dan ketiadaannya membatalkan perbuatan hokum tersebut
Shahib al-mal
:
Pemilik pemodal; istilah lainnya adalah malik, dan rabb al-mal
Shani
:
Pembuat, penjual; yakni pihak yang menerima pesanan
pembuatan barang dalam akad istishna’
Short Selling
:
Tindakan spekulasi dengan menjual saham yang tidak dimiliki
terlebih dahulu dengan harapan terjadinya penurunan harga
saham sehingga dapat melakukan pembelian untuk menutupi
penjualan tersebut dan memperoleh keuntungan
Syarat
:
Hal yang menyebabkan suatu perbuatan hokum sah dilakukan,
dan berada diluar perbuatan hukum tersebut
Ta’alluq
:
Keterkaitan. Sebuah akad tidak boleh terkait dengan akad yang
lain
Tabarru’
:
Semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan
dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial
162
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah
Tafriq al-halal min al-haram: Pemisahan hal-hal yang halal dari yang haram. Apabila dalam
suatu akad terdapat sesuatu yang haram dan dapat dipisahkan
dari yang halal, maka pihak yang melakukan akad wajib
memisahkan keduanya, yaitu dengan mengambil yang halal dan
membuang yang haram.
Tijarah :
Semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial
Ujrah
:
Imbalan
Unit Penyertaan
:
Satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap
pihak dalam portofolio investasi kolektif
Wa’d
:
Janji yang disampaikan salah satu pihak untuk melaksanakan
suatu transaksi
Wadi’ah
:
Titipan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk dijaga
dan dikembalikan ketika diminta kembali.
Wakalah :
Akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain
dalam hal-hal yang boleh diwakilkan
Wakalah bil ujrah
:
Akad wakalah dengan memberikan fee atau imbalan kepada
wakil
Wali Amanat
:
Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat
utang
Zhulm
:
Kedzaliman, yaitu suatu perbuatan yang merugikan, mengambil
atau menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan secara
syariah, sehingga dapat dianggap sebagai salah satu bentuk
penganiayaan.
Daftar Istilah Pasar Modal Syariah
163
Halaman ini sengaja dikosongkan
Download