BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian SIG Pada dasarnya SIG adalah gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka sistem informasi geografis merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. (Prahasta, 2005). Burrough dalam Heywood, 2002, p12 menyebutkan bahwa SIG adalah sekumpulan alat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali saat dibutuhkan, mentransformasikan dan menampilkan suatu data spasial dari dunia nyata untuk suatu kebutuhan tertentu. Menurut Department of Environment (Heywood, 2002, p12) sebuah SIG yang baik seharusnya dapat memberikan : 1. Akses yang mudah dan cepat untuk pengaksesan data dalam jumlah yang besar 9 10 2. Kemampuan untuk : a. Memilih detail berdasarkan area atau suatu tema tertentu. b. Menyambungkan atau menggabungkan sekumpulan data dengan yang lainnya. c. Menganalisa karakteristik spasial suatu data. d. Mencari karakteristik tertentu disuatu area. e. Memperbaharui data dengan cepat dan murah. f. Memodelkan suatu data. 3. Mampu menghasilkan suatu output (peta, grafik, daftar alamat dan rangkuman statistik) yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus atau tertentu. SIG telah digunakan untuk berbagai keperluan dan berbagai disiplin ilmu yang lainnya seperti geodesi, lingkungan, kebajikan publik, statistik dan lain sebagainya. Jadi secara singkat SIG dapat memberikan nilai tambah untuk data spasial dengan memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan berdasarkan suatu tema tertentu. 2.1.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Jogiyanto HM, 2005, p2). Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama 11 untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, dimana prosedur suatu sistem merupakan suatu urut – urutan operasi klasikal (tulis-menulis) dan melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi – transaksi bisnis yang terjadi. (Jogiyanto, 1989, p11). Definisi yang lain menyebutkan bahwa sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen – komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. (Jogiyanto HM, 2003, p34). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah serangkaian metode dan prosedur atau teknik yang disatukan oleh instruksi yang ada sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh. 2.1.1.2 Pengertian Informasi Menurut Fatta (2007:9), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Menurut Rochim (2002:3), informasi menyandang arti manfaat, bila bisa memanfaatkannya, informasi mengandung makna usaha, menggunakannya, untuk mendapatkannya, menyebarkannya, memahaminya, menyimpannya dan 12 memadukannya dengan informasi lain menjadi suatu bentuk informasi baru. Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:7), informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambalian keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi. Menurut Kristanto (2008:7), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Menurut Wahyono (2004:3), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penggunanya itu sendiri. 2.1.1.3 Pengertian Geografis Setiyono, Herioso. 1996, menyatakan bahwa: Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya dan merujuk pada pola persebaran horisontal di permukaan bumi. Mustofa, Bisri. 2007, menyatakan bahwa: Geografi merupakan ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, 13 iklim, penduduk, flora, fauna serta basil-basil yang diperoleh dari bumi. 2.1.2 Komponen-Komponen SIG 2.1.2.1 Piranti Keras (Hardware) SIG memerlukan piranti keras dengan spesifikasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan SIG menggunakan penyimpanan untuk data, baik raster maupun vector lebih besar. Selain itu proses analisa yang dilakukan oleh sistem informasi geografis membutuhkan peluang yang lebih besar karena sistem informasi geografis harus mampu melakukan digitizer untuk merubah data yang berbentuk analog menjadi bentuk digital. Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukan data. 14 Contoh : scanner, keyboard, kamera SCANNER KEYBOARD KAMERA Gambar 2.1 Piranti Keras (Hardware) : Alat Masukan (input) b. Alat pemrosesan digunakan untuk pemrosesan semua aktifitas sistem. Contoh : CPU atau PC, prosesor, RAM PC Prosesor RAM Gambar 2.2 Piranti Keras (Hardware) : Alat Pemrosesan c. Alat keluaran (output) berfungsi untuk menyajikan hasil dari pemrosesan sistem informasi geografis. Contoh : Monitor, Printer, dan lain-lainnya. Monitor Printer Gambar 2.3 Piranti Keras (Hardware) :Alat keluaran (output) 15 2.1.2.2 Piranti Lunak (Software) Piranti lunak membantu piranti keras untuk memasukan, memproses, menyimpan serta mengatur data geografis. Terdapat lima modul utama dalam piranti lunak yaitu : 1. Masukan dan pengecekan data, temasuk di dalamnya proses konversi data dari analog menjadi digital. 2. Menyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan data serta atribut elemen seperti titk, garis ataupun area yang menggambarkan objek-objek di dunia nyata. 3. Mengatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisis ke pengguna. 4. Memproses data, meliputi pengurangan kesalahan pemasukan data, menganalisis data, mengatur data, menghubungkan data spasial dengan data atribut. 5. Melakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah piranti sistem informasi geografis tersebut diterima atau tidak. Sebuah piranti lunak sistem informasi geografis harus memiliki fungsi dan alat yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Fungsi tersebut dikelompokan menjadi element-element sebagai berikut : 16 a. Alat (tools) untuk melakukan input dan transformasi atau konversi data b. Database Manajemen System (DBMS). c. Alat (tools) yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi. d. Graphical user interface (GUI) digunakan untuk memudahkan akses alat-alat (tools) geografis. 2.1.2.3 Data SIG Adalah salah satu komponen krusial dan penting dalam sistem informasi geografis. Di dalam SIG terdapat dua jenis data yaitu data spasial dan data non spasial (atribut). 2.1.2.3.1 Data Spasial Data Spasial adalah data yang menggambarkan suatu dimensi ruang. Beberapa tipe data spasial antara lain : 1. Titik Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor. Pada skala tertentu biasanya titik digunakan untuk menggambarkan 17 letak suatu kota, letak suatu bangunan atau ojekobjek lainnya. Format titik memiliki ciri-ciri yaitu koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan. Contoh dari format titik : lokasi kecelakaan, letak pohon, lokasi gedung. Gambar 2.4 Tipe Data Titik 2. Garis Garis merupakan bentuk linier yang akan menghubungkan beberapa titik atau paling sedikit dua titik. Biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu objek berdimensi satu. Contoh penggunaan garis pada SIG adalah jaringan jalan, jaringan saluran air, jaringan telepon dan lain sebagainya. Format garis memiliki ciri-ciri yaitu koordinat titik awal dan akhir, mempunyai panjang, tanpa luasan. Contoh dari format garis : jalan, sungai. Gambar 2.5 Tipe Data Garis 18 3. Poligon Bentuk poligon biasanya digunakan untuk mempresentasikan suatu objek berdimensi dua. Suatu wilayah penggunaan lahan suatu tempat adalah entitas yang umumnya digambarkan dengan bentuk poligon. Format poligon memiliki ciri-ciri yaitu koordinat dengan titik akhir sama dengan titik awal, mempunyai panjang, mempunyai luasan. Contoh dari format poligon : persil tanah, wilayah, tutupan lahan dan lain-lain. Gambar 2.6 Tipe Data Poligon Penyajian data spasial dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu : 1. Model Raster Model ini menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dalam bentuk matriks atau piksel-piksel yang membentuk bidang referensi horizontal dan vertikal. Setiap piksel memiliki atribut masing-masing dan bersifat unik. 19 2. Model Vektor Model ini menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dalam bentuk garis, titik dan atau poligon yang didefinisikan oleh koordinat kartesian dua dimensi (X,Y). Di dalam model ini sebuah garis merupakan kumpulan titik yang terurut dan berhubungan. Sedangkan sebuah poligon merupakan kumpulan titik yang memiliki titik awal dan titik akhir dengan koordinat yang sama. 2.1.2.3.2 Data Atribut/Non Spasial Data atribut adalah data yang mendeskripsikan data spasial. Biasanya data atribut adalah data berbentuk teks. Data atribut dapat dideskripsikan dengan dua cara, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalam deskripsi kualitatif maka data atribut akan mendeskripsikan tipe atau klasifikasi suatu objek. Sedangkan secara kuantitatif, data atribut akan dideskripsikan berdasarkan tingkatan. 20 2.1.2.4 Manusia Manusia selaku memanipulasi menyelesaikan pembuat SIG dan tersebut pekerjaannya pemakai sehingga sehai-hari. dari dapat SIG dapat membantu Manusia juga menentukan akan seperti apa sistem informasi yang ada akan dikembangkan. Gambar 2.7 Komponen-Komponen SIG 2.1.3 Pemetaan 2.1.3.1 Pengertian Peta Menurut Eddy Prahasta (2005), Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (Topografi), penyebaran penduduk jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta dilukiskan dengan skala tertentu, dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas dapat juga hanya 21 mencakup wilayah yang sempit. Peta dalam bahasa Inggris berarti Map dan bahasa Yunani berarti Mappa. Ilmu pengetahuan yang mempelajari peta disebut Kartografi. Sedangkan menurut Burrough, Peta adalah sekumpulan titik, garis, area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat dan peta biasanya dipresentasikan dalam bentuk dua dimensi, tetapi tidak menutup kemungkinan peta dapat dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi. 2.1.3.2 Jenis Peta Jenis peta ada beberapa macam ditinjau dari berbagai aspek, baik dari aspek maksud dan tujuan, kegunaan, skala dan keadaan objek. a. Berdasarkan aspek maksud dan tujuan Jika dipandang dari maksud dan tujuannya, secara umum peta dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Peta Dasar atau Peta Umum Peta Dasar adalah gambaran atau proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu yang dilengkapi dengan informasi kenampakan alami atau buatan. Contoh peta dasar seperti : peta situasi, peta dunia, peta topografi, peta Indonesia. 22 2. Peta tematik atau peta khusus Peta tematik atau peta khusus adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang dilengkapi dengan informasi tertentu baik di atas maupun di bawah permukaan bumi yang mengandung tema tertentu. Contoh peta tematik seperti : Peta jenis tanah, peta kesesuain lahan, peta iklim, peta perhubungan. b. Berdasarkan aspek kegunaan Jika dipandang dari kegunaannya, secara umum peta dibagi tiga jenis yaitu : 1. Peta referensi umum (General Reference Map) Peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan verifikasi macam-macam bentuk geografis termasuk fitur tanah, perkotaan, jalan dan lain sebagainya. 2. Peta Mobilitas (Mobility Map) Peta yang digunakan untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan udara. 3. Peta Inventaris (Inventory Map) Peta yang menunjukan lokasi dari fitur-fitur khusus misalnya posisi gedung di suatu wilayah 4. Peta Tematik (Thematic Map) Peta yang menunjukan penyebaran dari objek tertentu seperti populasi, curah hujan dan sumber daya alam. 23 c. Berdasarkan aspek skala Jikan dipandang dari skalanya, secara umum peta dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1. Peta kadaster atau peta teknik : berskala antara 1 : 100 – 1 : 5.000 2. Peta berskala besar : berskala antara 1 : 5.000 – 1 : 250.000 3. Peta skala sedang : berskala antara 1 : 250.00 – 1 : 500.000 4. Peta berskala kecil : berskala antara 1 : 500.000 – 1 : 1.000.000 5. Peta Geografis : berskala lebih dari 1 : 1.000.000 d. Berdasarkan keadaan objek Jika dipandang dari kadaan objeknya, secara umum peta dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Peta stasioner Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan tetap atau stabil. Contoh : Peta sebaran gunung berapi. 2. Peta Dinamis Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : Peta urbanisasi, peta arah angin, peta ketinggian aliran sungai. 2.1.3.3 Kegunaan Peta Peta merupakan suatu sumber informasi yang sangat berguna untuk segala bidang dengan dukungan perkembangan teknologi 24 saat ini. Pada umumnya peta digunakan untuk mengetahui berbagai kenampakan pada suatu wilayah yang dipetakan yakni : 1. Memperlihatkan posisi suatu tempat di permukaan bumi. 2. Mengukur luas dan jarak suatu daerah di permukaan bumi berdasarkan skala dan ukuran peta. 3. Memperlihatkan bentuk suatu daerah yang sesungguhnya skala tertentu. 4. Menghimpun suatu daerah yang disajikan dalam bentuk peta. Adapun peta khusus digunakan untuk tujuan tertentu yang menonjolkan satu jenis data saja. Misalnya pada peta iklim, peta curah hujan peta penyebaran penduduk, dan sebagainya. 2.2 Sistem Basis Data 2.2.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005), basis data adalah sebuah koleksi dari data-data yang terhubung secara logika untuk di share, dan sebuah deskripsi dari data tersebut dirancang untuk mencapai kebutuhankebutuhan akan informasi dari sebuah organisasi. Basis data menurut Fathansyah (1999, p2), basis data adalah himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah. 25 2.2.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2005), DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. Sebuah DBMS menyediakan fasilitas – fasilitas berupa : 1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis data, misalnya jenis data, struktur data dan batasan – batasan pada data yang hendak disimpan dalam basis data. 2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk mengupdate, menghapus, dan meretrieve data dari basis data. 3. Sistem keamanan untuk mencegah user yang tidak berhak dapat mengakses akses ke basis data. 4. Sistem terintegrasi yang memelihara konsistensi data yang disimpan. 5. Sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses secara bersamaan terhadap basis data. 6. Sistem kontrol pengambilan data yang dapat mengembalikan data ke keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan piranti keras maupun piranti lunak. 7. Katalog yang dapat diakses user, berisi tentang deskripsi data dalam basis data. 26 2.2.3 DBLC(Database Lifecycle) Menurut Connoly dan Begg (2005,p284), terdapat sebelas tahapan di dalam Database Lifecycle. Tahapan ini digunakan untuk perancangan dan pengembangan basis data untuk suatu sistem informasi tertentu. Database Planning System Definition Requirements Collection and Analysis Conceptual Database Design DBMS Selection (Optional) Design Logical Database Design Application Design Physical Database Design Prototyping (Optional) Implementation Data Conversion and Loading Testing Operational Maintenance Gambar 2.8 Database Lifecycle (Connoly and Begg, 2005) 27 2.2.3.1 Database Planning Menurut Connoly dan Begg (2005,p285-p286), perencanaan basis data (database planning) merupakan aktifitas manajemen yang mengijinkan tingkatan dari aplikasi basis data untuk direalisasikan se-efisien dan se-efektif mungkin. Database planning harus memenuhi beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana mengumpulkan data, 2. Bagaimana format yang dibutuhkan, 3. Dokumen penting apa yang dibutuhkan, 4. Bagaimana proses perancangan dan implementasi. 2.2.3.2 System Definition Menurut Connoly dan Begg (2005,p285-p286), System Definition adalah tahapan dalam menguraikan jangkauan dan batasan aplikasi basis data dan pandangan–pandangan utama para pemakai. Sebelum merancang suatu aplikasi basis data penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasi batasan – batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari sistem. Perlu dipikirkan pula untuk kebutuhan yang akan datang selain dari keadaan saat ini. Aplikasi basis data diterapkan untuk satu atau lebih pandangan pemakai sehingga harus diidentifikasi terlebih dahulu dari berbagai pandangan pemakai. 28 2.2.3.3 Requirement Collection and Analysis Menurut Connoly dan Begg (2005,p288-291), Requirement Collection and Analysis adalah proses pengumpulan data analisis informasi tentang bagian dari perusahaan ataupun instansi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk megidentifikasi kebutuhan pemakai terhadap sistem baru. 2.2.3.4 Database Design Menurut Connoly dan Begg (2005,p291), Database Design merupakan proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan sasaran suatu perusahaan ataupun instansi. Database design dibagi dalam tiga tahapan yaitu perancangan basis data konseptual, perancangan basis data logical, dan perancangan basis data fisikal. 2.2.3.5 DBMS Selection (Optional) Menurut Connoly dan Begg (2005,p295-p299), pemilihan DBMS harus benar –benar sesuai dengan kebutuhan dan mendukung aplikasi basis data. 2.2.3.6 Application Design Menurut Connoly dan Begg (2005,p299-301), Application Design adalah merancang antarmuka pemakai (user interface) dan 29 program aplikasi, yang akan memproses basis data. Ditinjau dari gambar 2.8 bahwa perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah aktifitas bersamaan pada database lifecycle. Dalam kasus sebenarnya, adalah tidak mungkin menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum perancangan basis data selesai. Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai yang menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan perubahan terhadap isi data (retieve, update dan kegiatan keduanya). Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang antarmuka pemakai yang tepat. Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara user friendly. Bagaimanapun, antarmuka harus dijadikan sebagai komponen dari sistem yang penting hal ini dimaksudkan agar aplikasi yang dibuat menjadi mudah dipelajari dan mudah digunakan, sehingga pemakai akan cenderung untuk mendapatkan dan memberdayakan informasi yang disajikan dengan baik. 2.2.3.7 Prototyping (Optional) Menurut Connoly dan Begg (2005,p303-p304), Prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data yang memperbolehkan perancang atau pemakai untuk mengevaluasi hasil akhir sistem ,baik dari segi tampilan maupun fungsi yang 30 dimiliki sistem. Tujuan dari pengembangan prototype aplikasi basis data adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi keistimewaan sistem atau kekurangannya, dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau melengkapi keistimewaan (feature) dari aplikasi basis data yang baru tersebut. 2.2.3.8 Implementation Menurut Connoly dan Begg (2005,p304), Implementation adalah membuat definisi basis data secara eksternal , konseptual, dan internal, serta program aplikasi. Implementasi merupakan realisasi dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dibangun dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih dan Graphical User Interface (GUI). Statement DDL digunakan untuk membuat struktur basis data dan file basis data kosong. Selain itu pandangan pemakai (user view) lainnya juga diimplementasikan pada tahapan ini. 2.2.3.9 Data Conversion and Loading Menurut Connoly dan Begg (2005,p305), Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari sistem lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru. Tahapan ini membutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem basis data lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki 31 kegunaan untuk memasukan file ke dalam basis data baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber file dan sasaran basis datanya. Kegunaan ini memungkinkan pengembang (developer) untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru. Ketika Data conversion and loading dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi. 2.2.3.10 Testing Menurut Connoly dan Begg (2005,p305), Testing adalah proses menjalankan program aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Jika testing menunjukan ketidaksesuaian, maka pengujian akan menemukan kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis datanya. 2.2.3.11 Operational Maintenance Menurut Connoly dan Begg (2005,p285-p286), Operational Maintenance adalah proses memantau dan memelihara sistem setelah diinstal. Pada tahapan sebelumnya basis data benar –benar diuji dan diimplementasikan. Sekarang sistem beralih ketahapan pemeliharaan. Aktifitas dari tahapan pemeliharaan ialah sebagai berikut : 1. Memantau Kinerja dari sistem. 32 2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi data. 2.2.4 Database Relational Menurut Whitten dan Bentley (2004, p176), relational database adalah database mengimplementasikan data sebagai serangkaian tabel dua dimensi yang dihubungkan melalui foreign key. 2.3 SDLC (System Development Life Cycle) 2.3.1 Definisi SDLC Dalam penembangan piranti lunak dibutuhkan tahapan – tahapan pengembangan yang sesuai. Sistem yang ada pada umumnya digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) (Pressman, 2001, p10). Dalam definisi lain, System Development Life Cycle (SDLC) adalah sekumpulan kegiatan yang dibutuhkan dalam membangun suatu solusi sistem informasi yang dapat memberi jawaban bagi permasalahan maupun kesempatan bisnis (Turban, 2003, p461). Pembuatan solusi yang tepat harus melibatkan pihak pengembang perangkat lunak terkait agar didapatkan suatu solusi yang tepat. Pada saat ini telah dikenal beberapa model pengembangan sistem, yaitu antara lain: waterfall, prototyping, spiral, incremental, fourth generation techniques. Model waterfall merupakan salah satu model pengembangan sistem yang paling baik dan efektif. Model waterfall sangat terstuktur dan bersifat linier. Model tersebut memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial dalam pengembangan sistem perangkat lunak. 33 2.3.2 Waterfall Model Menurut Pressman (2010, p39) model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini ada dua gambaran dari waterfall model. Fase – fase dalam model waterfall menurut Pressman: Gambar 2.9 Waterfall Model 1. Communication Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel maupun dari internet. 2. Planning Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan 34 dengan keinginan user dalam pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan. 3. Modeling Proses modeling ini akan menterjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface dan detail (algoritma) procedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. 4. Construction Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh computer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat jadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahankesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. 5. Deployment 35 Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala. 2.3.3 Data Flow Diagram (DFD) 2.3.3.1 Pengertian Data Flow Diagram (DFD) DFD atau diagram aliran data adalah sebuah teknis grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. Bentuk dasar dari DFD disebut juga data flow graph atau bubble chart (Pressman, 2001, p305). Pada DFD tingkat 0, disebut juga model sistem dasar atau model konteks, merepresentasikan keseluruhan elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input dan data output yang ditunjukkan oleh anak panah masuk dan keluar secara berurutan. Proses tambahan (bubble) dan jalur aliran informasi dipresentasikan pada saat DFD tingkat 0 dipartisi untuk mengungkap detail lebih. Contohnya pada sebuah DFD tingkat 1 dapat berisi lima atau enam bubble dengan anak panah yang saling menghubungkan. Setiap proses yang dipresentasikan pada tingkat 1 adalah subfungsi dari seluruh sistem yang digambarkan di dalam model konteks. 36 DFD merepresentasikan suatu sistem, baik otomatis maupun manual melalui gambar yang berupa jaringan grafik. Dengan DFD, seorang analis sistem dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem. Keuntungan memahami aliran data dalam suatu sistem adalah: 1. Terhindar dari usaha mengimplementasikan suatu sistem yang terlalu dini. Analis sistem perlu memikirkan secara cermat aliran – aliran data yang diperlukan sebelum mengambil keputusan untuk merealisasikannya secara teknik. 2. Mengerti lebih dalam hubungan state dengan sub sistem. Dengan DFD, analis sistem dapat membedakan sistem dari lingkungannya dengan dengan batasan – batasan (boundaries). 3. DFD dapat menginformasikan kepada user sistem yang berlaku dan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan user dalam bentuk representasi. 2.3.3.2 Tingkatan – tingkatan DFD Terdapat beberapa tingkatan yang ada di dalam Data Flow Diagram (DFD), yakni: a) Diagram Konteks 37 Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukkan dan keluaran dari sistem. Pada diagram ini hanya terdapat satu proses dan tidak ada data store. b) Diagram Nol Pada diagram nol terdapat data store. Diagram yang tidak rinci pada akhir nomor diberi tanda * c) Diagram Rinci Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya. Proses – proses pada diagram ini sebaiknya tidak lebih dari sembilan proses. 2.3.3.3 Simbol – simbol Simbol – simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram terdiri dari empat macam, yakni: 1. External Entity Entitas eksternal menggambarkan penghasil atau pengguna informasi yang ada di luar sistem yang Dilambangkan dengan gambar persegi. Gambar 2.10 External Entity dimodelkan. 38 2. Process Proses menggambarkan sebuah transformasi informasi (fungsi) yang ada di dalam sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan lingkaran Gambar 2.11 Process 3. Data Object Data object mengindikasikan arah dari data flow. Dilambangkan dengan arah panah. Gambar 2.12 Data Object 4. Data Store Data store menggambarkan tempat penyimpanan data yang digunakan oeh satu atau lebih proses. Dilambangkan persegi panjang tanpa satu sisi tinggi. Gambar 2.13 Data Store 39 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam DFD, yaitu : 1. Antara entitas tidak boleh saling berhubungan 2. Diperbolehkan untuk mengambil entitas yang sama, dengan tujuan untuk menyederhanakan pemodelan. 3. Hindari dialog yang tidak perlu dalam DFD. 2.3.4 State Transition Diagram (STD) Menurut Whitten (2004, p636), state transition diagram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna sistem menjalankan sistem. Menurut Pressman (2001) State Transition Diagram merupakan suatu alat pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah suatu kumpulan dari tingkah laku yang dapat di observasi. Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan jumlah state dan serangkain aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukan bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. STD memiliki komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. 40 2.4 Teori Web 2.4.1 World Wide Web Menurut Turban et al (2003, p680), WWW (World Wide Web) adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri, memformat dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien atau server yaitu menggunakan fungsi-fungsi transport dari internet. World wide web adalah kombinasi dari empat ide yaitu : 1. Hypertext: sebuah format data yang memungkinkan suatu halaman memiliki banyak media seperti teks yang panjang. Serta memungkinkan untuk menautkan suatu teks dengan teks lainnya melalui sebuah hyperlink. 2. Resource Identifier: identifikasi yang unik yang digunakan untuk mengalokasikan file atau dokumen di dalam jaringan. Biasanya dikenal dengan URL (Uniform Resource Language). 3. Client Server: sebuah sistem dimana komputer client meminta sebuah informasi, dapat berupa data atau file komputer kepada server. Kemudian server akan mencari data atau file komputer yang diminta client. Setelah didapat data tersebut, maka server akan mengirimkan kembali kepada client. 4. Markup Language: Kumpulan karakter atau kode untuk mengidentifikasikan data atau teks yang dikirim untuk mengakses sebuah situs web. 41 2.4.2 PHP (PHP Hypertext Preprocessor) PHP merupakan singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya akan dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser. Menurut Kadir (2008, p2), secara khusus PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Keuntungan menggunakan PHP antara lain: 1. Kesederhanaan dari bahasa PHP. 2. Siklus pengembangan yang lebih pendek karena pemudahan dalam pembuatan model dan komponen-komponen yang dapat digunakan lagi pada pengembangan berikutnya. 3. Memiliki konektivitas ke server basis data. 4. Bersifat open source dan tidak bergantung pada platform manapun. 2.4.3 MySQL Pengertian MySQL Menurut Nugroho (2009 : 1) MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user, serta menggunakan perintah standar SQL. MySQL merupakan Free Software dibawah lisensi GNU/GPL (General Public License). 42 2.4.4 Google Maps API 2.4.4.1 Pengertian API Menurut Tulach (2008, p1-14), API atau Application Programming Interface bukan hanya satu set class dan method atau fungsi dan signature yang sederhana. Akan tetapi API, yang bertujuan utama untuk mengatasi “clueless” dalam membangun software yang berukuran besar, berawal dari sesuatu yang sederhana sampai ke yang kompleks dan merupakan perilaku komponen yang sulit dipahami. Secara sederhana dapat dipahami dengan membayangkan kekacauan yang akan timbul bila mengubah database atau skema XML. Perubahan ini dapat dipermudah dengan bantuan API. Dari beberapa sumber yang didapat, dapat disimpulkan bahwa API adalah sekumpulan perintah, fungsi, class dan protokol yang memungkinkan suatu software berhubungan dengan software lainnya. Tujuan dari API adalah untuk menghilangkan “clueless” dari sistem dengan cara membuat blok besar yang terdiri dari software di seluruh dunia dan menggunakan kembali perintah, fungsi, class, atau protocol yang mereka atau API miliki. Dengan cara ini, programmer tidak perlu lagi membuang waktu untuk membuat dan menulis infrastruktur sehingga akan menghemat waktu kerja dan lebih efisien. 43 2.4.4.2 Pengertian Google Maps API Seperti yang tercatat oleh Svennerberg ( Beginning Google Maps API 3, p1 ), Google Maps API yang paling populer di internet. Pencatatan yang dilakukan pada bulan Mei 2010 ini menyatakan bahwa 43% mashup (aplikasi dan situs web yang menggabungkan dua atau lebih sumber data) menggunakan Google Maps API . Beberapa tujuan dari penggunaan Google Maps API adalah untuk melihat lokasi, mencari alamat, mendapatkan petunjuk mengemudi dan lain sebagainya. Hampir semua hal yang berhubungan dengan peta dapat memanfaatkan Google Maps. Google Maps diperkenalkan pada Februari 2005 dan merupakan revolusi bagaimana peta di dalam web, yaitu dengan membiarkan user untuk menarik peta sehingga dapat menavigasinya. Solusi peta ini pada saat itu masih baru dan membutuhkan server khusus. Beberapa saat setelahnya, ada yang berhasil men-hack Google Maps untuk digunakan di dalam webnya sendiri. Hal ini membuat Google Maps mengambil kesimpulan bahwa mereka membutuhkan API dan pada Juni 2005, Google Maps API dirilis secara publik. 44 2.5 Teori Khusus 2.5.1 Definisi Pariwisata Kata Pariwisata bukan asli bahasa Indonesia. Akan tetapi berasal dari bahasa sansekerta. berdasarkan asal katanya pariwisata terdiri atas 2 kata dasar yaitu pari dan wisata. menurut Abdurrachmat dan E. Maryani (1998:71) di katakan bahwa "Pari" bearti banyak, penuh, atau berputar-putar, dan "Wisata" artinya perjalanan, jadi menurut pengertian berdasarkan arti katanya pariwisata adalah "Perjalana dari suatu tempat ke tempat lain". Selain pengertian diatas, menurut ahli pariwisata OKA A Yoeti (1990) pengertian pariwisata dapat diartikan sebagai "Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya memenuhi keinginan yang beragam". Menurut ahli-ahli lainnya pengertian pariwisata dalam Idris Abdurrachmat dan E Maryani (1998 : 73) adalah sebagai berikut : a. Ma Intosh dan Goelder Pariwisata adalah ilmu atau seni dan bisnis yang dapat menarik dan menghimpun pengunjung, termasuk didalamnya berbagai akomodasi dan katering yang dibutuhkan dan diminati oleh pengunjung. b. James J. Spillane 45 Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan ataupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan, keserasian dalam dimensi sosial budaya alam dan ilmu. c. Gluck Man Keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat dengan manusia yang tinggal di tempat itu. d. Undang-undang RI no.9 tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata. Termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Peraturan Pemerintah (PP) No.67 1996 tentang penyelenggaraan kepariwisataan telah mengatur definisi dasar dari kepariwisataan sebagai berikut : a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagaian dari kegiatan tersebut yang dialkukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. b. Wiasatawan adalah orang yang menlakukan kagiatan wisata. 46 c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tesebut d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan denga penyelenggaraan pariwisata. e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata, menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lai yang terkait dibidang tersebut. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesutau yang menjadi sasaran wisata. Berdasarkan uraian diatas, pariwisata merupakan suatu aktivitas dengan tujuan hanya untuk bersenang-senang dengan menikmati objekobjek wisata, karena itu pengembangan bidang wisata harus mampu memberikan kesenangan bagi wisatawan. Istilah lain yang hampir senada pengertiannya dengan pariwisata adalah rekreasi. Rekreasi mengandung arti aktivitas yang dilakukan pada waktu luang, bisa jugamengadakan suatu perjalanan yang bertujuan untuk refresing yang dilakukan tidak jauh dari tempat tinggal yang direncankan atau diorganisir secar sendiri atau bersama-sama. 2.5.2 Jenis-jenis Pariwisata Jenis pariwisata dapat digunakan sebagai acuan untuk mengenali jenis kegiatan pariwisata yang telah dan dapat dilakukan setelah menilai 47 potensi-potensi kepariwisataan yang ada untuk menyusun statistik atau data-data penelitian dan peninjauan yang lebih akurat dalam bidang ini. Menurut Nyoman S.Pendit (2003:37-43) Pariwisata dapat dibagi kedalam kelompok-kelompok sebagai berikut : a. Wisata Budaya Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka b. Wisata Kesehatan Perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas kesehatan lainnya. c. Wisata Olahraga Ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti Olimpiade Asean Games, Thomas Cup, dan lain-lain. 48 d. Wisata Komersial Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameranpameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. e. Wisata Industri perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke dalam suatu kompleks atau daerah perindustrian di mana terdapat pabrik atau bengkel besar dengan tujuan untuk mengadakan peninjauan dan penelitian. f. Wisata Politik Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti misalnya kegiatan ulang tahun negara, penobatan Ratu Inggris dan sebagainya di mana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan atraksi aneka warna diadakan secara megah dan meriah bagi pengunjung, baik dalam maupun luar negeri. g. Wisata Konvensi Terkait dengan wisata politik hanya saja objek wisata disini adalah kegiatan konvensi dengan segala fasilitas yang disediakan h. Wisata Sosial 49 Pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan ekonomi lemah (dengan kata lain tidak mampu untuk membayar sesuatu yang bersifat lux) untuk mengadakan perjalanan. i. Wisata Pertanian Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya. j. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan olahraga air, lebih-lebih di danau, begawan, pantai, teluk, sungai atau laut lepas. k. Wisata Cagar Alam Wisata ini banyak dikaitkan denga kegemaran dan keindahan alam, kesegaranan hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat ditempat lain. l. Wisata Buru Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan berburu yang dibenarkan oleh pemerintah. m. Wisata Pilgrim 50 Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat-istiadat dan kepercayaan atau kelompok dalam masyarakat. n. Wisata Bulan Madu Penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru, yang sedang berbukan madu. o. Wisata Petualangan Dikenal dengan adventure tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi (off beaten track), penuh binatang buas mendaki tebing teramat terjal, masuk goa penuh misteri dan lain-lain.