41 BAB IV ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN 4.1 Data Uji Perhitungan yang dilakukan pada alternator ini meliputi motor listrik, pully, sabuk v-belt, semuanya dihitung secara mendasar saja. 41 42 4.2 Perhitungan Penggerak Sistem Alternator Penggerak proyek akhir sistem alternator ini menggunakan motor listrik denga perantara transmisi sabuk V, dan puli. Dalam merencanakan kita perlu menghitung dari setiap komponen yaitu motor listrik, puli, dan sabuk V. 4.2.1 Motor Listrik Pada motor penggerak (Ne) putaran, motornya biasanya cepat dan tinggi, dan hemat listrik maka dipilih motor listrik denagn spesifikasi sebagai berikut : a). Daya motor = ½ pk 1,5 pk = 1,119 kw = 0,50 x 1,119 kw = 559,5 kw b). Puataran motor (N1) = 1500 rpm c). Faktor koreksi (Fc) Karena daya yang akan ditransmisikan adalah daya normal, maka harga Fc disini diambil Fc = 1,5. sedangkan dalam tabel harga Fc besarnya adalah 1-1,5. d). Daya rencana (Pd) Daya rencana Pd = Fc . P = 1,5 . 559,5 = 839,25 watt 4.2.2 Putaran Alternator Putara alternator dengan penggerak motor listrik perlu dihitung putaran rotor alternator dengan perbandingan perhitungannya sebagi berikut : Telah diketahui dari atas : n1 =1420 rpm D1 = 73 mm D1 = 100 mm puli yang digunakan. Adapun 43 Untuk menghubungkan antara puli I dengan puli II menggunakan transmisi sabuk V. Perhitungan kecepatan putaran rotor alternator yakni : D1.n1 = d2 n2 n2 = 1036,6 rpm Jadi putaran rotor alternator adalah 1036,6 rpm. Kecepatan pully - Kecepatan puly 1 = n1 = 1420 - Kecepatan puly 2 = n2 ? 𝑛2 = 𝑛1 × 𝑑𝑝1 𝑑𝑝2 Dimana : n1 = 1420 dp1 = 73 mm dp2 = 100 mm 𝑛2 = 𝑛 1 ×𝑑𝑝 1 𝑑𝑝 2 = 𝑛2 = 1420 × 73 100 = 1096,32 rpm 4.2.3 Perhitungan Sabuk V-Belt Perbandingan Transmisi : 𝑙= 𝑛1 𝑛2 1500 = 1096,32 = 1,36 44 4.2.4 Kecepatan Linier Sabuk 𝑣= 𝜋. 𝑑. 𝑛 60𝑥1000 𝑣= 3,14𝑥73,60𝑥1500 60𝑥1000 = 5,7776 m/s 4.3 Hasil Pengujian Alternator dengan Tegangan Legulator 75-250 Volt Regulator Rata-rata Rata-rata percobaan Tegangan N (rpm) Volmeter (V) Volmeter n(rpm) (v) (V) 1 75 1459 0,465 2 75 1453 0,433 3 75 1438 0,385 1 100 2808 0,485 2 100 3802 0,530 3 100 2807 0,448 1 125 2823 0,484 2 125 2825 0,594 3 125 2863 0,596 1450 0,427 2805,67 0,487 2837 0,558 45 1 150 2887 0,666 2 150 2883 0,652 3 150 2887 0,691 1 175 2891 0,806 2 175 2892 0,744 3 175 2890 0,791 1 200 2894 0,959 2 200 2897 0,962 3 200 2899 0,904 1 225 2897 1,056 2 225 2895 0,852 3 225 2895 0,856 1 250 2906 0,967 2 250 2904 1,465 3 250 2906 1,234 2885,67 0,669 2891 0,780 2896,67 0,941 2895,67 0,921 2905,33 1,222 Tabel 4.1 Data hasil percobaan alternator (dinamo amper) pada mobil kijang 5 K 46 4.3.1 Grafik Hasil Pengujian Alternator Grafik pengujian Alternator 3500 3000 n ( rpm ) 2500 2000 n (rpm) 1500 Voltmeter 1000 Regulator Tegangan 500 0 75 100 125 150 175 200 225 250 Dari hasil grafik di atas, pengujian alternator dengan tegangan mulai dari 75 - 250 volt dan rpm 2905,33 terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara avometer dengan rpm (alternator), karena makin besar tegangannya ( regulator tegangan ) dan besar rpm diputar makin besar pula hasil listrik yang didapatkan ( voltmeter). 4.3.2 Grafik Hasil Pengujian n (rpm) n ( rpm ) n (rpm) 2950 2900 2850 2800 2750 2700 2650 2600 2550 2500 2450 2400 n (rpm) 75 100 125 150 175 200 Regulator Tegangan 225 250 47 Dari hasil grafik di atas, pengujian alternator dengan tegangan dari 75 - 250 volt terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara n ( rpm ) dari 1450 - 2905,33 dengan avometer karena makin besar tegangannya ( regulator teganagn ) dan besar rpm diputar makin besar pula hasil listrik yang didapatkan ( voltmeter). 4.3.3 Grafik Hasil Pengujian Volmeter (Volt) Voltmeter Volmeter ( Volt ) 2.500 2.000 1.500 1.000 Voltmeter 500 0 75 100 125 150 175 200 225 250 Regulator Tegangan Dari hasil grafik di atas, pengujian alternator dengan tegangan dari 75 - 250 volt terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara volmeter dari 0,427 - 1,222 dengan rpm ( n ) karena makin besar tegangannya ( regulator teganagn ) dan besar rpm diputar makin besar pula hasil listrik yang didapatkan ( voltmeter).