I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik, terpengaruh oleh cairan oral, dan mengalami perubahan dimensi selama proses pembuatan dan selama masa pemakaian. Bahan basis gigi tiruan harus memiliki sifat mekanik dan fisik yang adekuat, dapat memenuhi kebutuhan estetik, radiopak, dapat dimanipulasi dengan mudah dan murah, dapat diperbaiki jika fraktur, dan mudah untuk dibersihkan (Combe, 1992; Anusavice, 2013). Resin polimetil metakrilat atau resin akrilik telah digunakan pada sebagian besar basis gigi tiruan sejak pertengahan tahun 1940-an. Polimetil metakrilat murni merupakan padatan transparan tanpa warna, namun dalam penggunaannya di bidang kedokteran gigi ditambahkan berbagai zat tambahan untuk memberi warna, shade, dan derajat translusensi tertentu. Resin akrilik banyak digunakan karena warna, karakteristik optik, dan dimensinya stabil bertahan pada kondisi intraoral normal, serta sifat fisiknya terbukti adekuat dalam aplikasi dental (Anusavice, 2013). Resin akrilik tergolong tidak mahal, memiliki umur simpan yang panjang, dapat dimanipulasi dengan mudah, dan dapat diperbaiki ketika fraktur (McCabe & Walls, 2008). Resin akrilik yang secara luas digunakan sebagai basis gigi tiruan adalah resin akrilik kuring panas, yaitu resin akrilik yang membutuhkan panas untuk berpolimerisasi. Pada umumnya, bentuk sediaan yang dipakai adalah resin akrilik sistem serbuk dan cairan (McCabe & Walls, 2008). 1 2 Menurut Anusavice (2013), resin akrilik memiliki beberapa sifat fisik, yaitu polymerization shrinkage, porositas, absorpsi air, kelarutan, stress akibat prosesing, creep, kekuatan, dan crazing. Sifat-sifat fisik ini perlu diperhatikan, karena sangat berpengaruh pada ketepatan anatomis dan fungsi dari gigi tiruan lepasan. Crazing adalah retakan mikro pada permukaan resin akrilik yang tampak sebagai galur putih seperti kabut, memiliki efek melemahkan gigi tiruan dan merupakan faktor predisposisi fraktur gigi tiruan (Combe, 1992; Anusavice, 2013). Crazing dapat terjadi akibat paparan jangka panjang dengan bahan pelarut, salah satunya etil alkohol (Anusavice, 2013). Penelitian oleh Hargreaves (1981) memperlihatkan bahwa perendaman resin akrilik kuring panas dalam etanol merusak yield strength resin akrilik, karena alkohol menembus matriks polimer dan memperluas ruang antar rantai polimer. Yield strength adalah titik stress material ketika mengalami deformasi plastis (Anusavice, 2013). Collares dkk. (2014) menyatakan bahwa etanol masuk ke dalam matriks dan melebarkan ruang antar rantai, menyebabkan terpisahnya rantai polimer sehingga mudah mengalami deformasi plastis dan menurunkan kekerasan resin akrilik. Kekerasan merupakan resistensi suatu bahan terhadap indentasi dan goresan. Indentasi dihasilkan dari interaksi antara suatu ujung runcing atau partikel abrasif terhadap permukaan material (Anusavice, 2013). Material yang keras lebih tahan terhadap abrasi dan keausan (Combe, 1992). Gigi tiruan harus dijaga kebersihannya untuk mencegah bau mulut, staining, terbentuknya biofilm, dan akumulasi kalkulus, sehingga mencegah penyakit periodontal, karies rekuren pada gigi abutment, denture stomatitis, dan angular 3 cheilitis (Salman & Saleem, 2011). Agen antimikroba, seperti obat kumur, dapat digunakan untuk mengontrol pembentukan biofilm. Obat kumur yang efisien mengontrol biofilm adalah obat kumur dengan kandungan klorheksidin, triklosan, cetylpyridium chloride, atau minyak esensial (Collares dkk., 2014). Obat kumur dapat digunakan untuk mengontrol pembentukan biofilm dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri (Harris & Garcia-Godoy, 2004). Kandungan obat kumur menurut Combe (1992) adalah senyawa fenol, amonium kuartener, dan minyak esensial sebagai antibakteri; seng klorida, seng asetat, dan aluminium kalium sulfat sebagai bahan penyegar; bahan lain meliputi etanol (etil alkohol), pewarna, perasa, dan surface active agents; serta air sebagai bahan utama. Fungsi alkohol dalam obat kumur adalah sebagai pelarut, peningkat rasa, dan pemberi sensasi rasa pasca kumur (Harris & Garcia-Godoy, 2004). Obat kumur pasaran pertama yang disetujui oleh ADA adalah obat kumur terapeutik mengandung minyak esensial dengan merk dagang Listerine. Bahan aktif dalam obat kumur Listerine adalah minyak esensial yang terdiri atas thymol, menthol, eucalyptol, dan metil salisilat. Formula asli Listerine mengandung 26,9% alkohol, sedangkan formulasi Listerine berperasa mengandung 21,6% alkohol. Penggunaan yang disarankan adalah berkumur dua kali sehari dengan 20 ml Listerine selama 30 detik (Harris & Garcia-Godoy, 2004). B. Perumusan Masalah Apakah persentase alkohol dalam obat kumur berpengaruh terhadap kekerasan plat resin akrilik kuring panas? 4 C. Keaslian Penelitian Hasil penelitian Hargreaves (1981) menunjukkan bahwa larutan etanol 4% meningkatkan plastisitas polimetil metakrilat dan merusak yield strength resin akrilik, karena alkohol menembus matriks polimer dan memperluas ruang antar rantai polimer. Penelitian oleh Davi, dkk. (2012) menunjukkan bahwa perendaman gigi tiruan resin akrilik dalam larutan pembersih gigi tiruan dengan kandungan alkohol menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan. Collares dkk. (2014) dalam penelitiannya terhadap resin akrilik kuring dingin menyatakan bahwa etanol masuk ke dalam matriks dan melebarkan ruang antar rantai, menyebabkan terpisahnya rantai polimer sehingga mudah mengalami deformasi plastis dan menurunkan kekerasan resin akrilik. Perbedaan penelitian in dengan penelitian Hargreaves (1981) adalah variabel terpengaruh yang diukur yaitu yield strength, penelitian oleh Davi dkk. (2012) yaitu pengaruh pembersih gigi tiruan terhadap kekasaran permukaan, dan penelitian oleh Collares dkk. (2014) dilakukan terhadap resin akrilik kuring dingin. Penelitian tentang pengaruh persentase alkohol dalam obat kumur terhadap kekerasan permukaan plat resin akrilik kuring panas sejauh peneliti ketahui, belum pernah dilakukan. D. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengaji pengaruh persentase alkohol dalam obat kumur terhadap kekerasan plat resin akrilik kuring panas. 5 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Memberi sumbangan ilmiah kedokteran gigi, terutama pada bidang prostodonsia. 2. Memberi informasi mengenai pengaruh persentase alkohol dalam obat kumur terhadap kekerasan resin akrilik kuring panas. 3. Memberi informasi mengenai penggunaan obat kumur sebagai pembersih gigi tiruan.