PENDIDIKAN PRANATAL - STKIP Paris Barantai Kotabaru

advertisement
PENDIDIKAN PRANATAL
Drs. H. Faisal, M.Pd
Dosen Penjaskesrek STKIP Paris Barantai Kotabaru
Abstract
In prenatal education requires the mother to talk to the baby through the
womb.. Even though the baby can hear when the pregnancy was 18 weeks,
the voices from outside the womb gets filtered through the mother's abdomen
filled with fluid and placenta where the baby develops. For that she should lead
and raised his voice to reach the ears of infants.. To help direct the sound
could use a megaphone, a rolled-up piece of paper-roll, or hollow tubes.
Another effective way to communicate with babies is the mother lying in
a bathtub of water and chin above water.. The walls of bathrooms and water
that surrounds the stomach and throat tend to increase the mother's voice,
allows the baby to hear it.. In this position, the mother does not need a
megaphone or any other tool.. a sleepy time for new born baby, this will help
establish a regular sleep cycle for the baby after birth.
PENDAHULUAN
Kehidupan rumah tangga adalah seni……., seni yang indah dan penting………,
sehingga timbullah problem dan krisis antara suami isteri sebagi dampak dan ketidak
tahuan akan seni bahkan ibadah nan sakral ini. Dan keluargapun dihadapkan pada
goncangan yang keras yang acapkali mengakibatkan terbengkalai dan terlantarnya
anak-anak.
Sebab itulah pendidikan prenatal harus benr-benar disiapkan dengan
matang dan terencana.
1
Dalam buku Prenatal Classroom (1992) karya F. Rene Van De Carr & Marc
Lehrer dinyatakan bahwa pendidikan anak sebaiknya dimulai sejak dalam kandungan
yang disebut dengan prenatal education (pendidikan sebelum lahir). Versi Bahasa
Indonesia buku ini berjudul Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan,
diterbitkan oleh Penerbit KAIFA, Bandung, 1999.
Pendapat Van De Carr & Mark Lehrer di atas diperkuat oleh William Sallenbach
(1998) yang menyimpulkan bahwa periode pranatal atau pralahir merupakan masa
kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah suatu masa di mana
kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk dengan konsekuensi
yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan
bayi dalam kandungan. Islam memperkuat pandangan perlunya pendidikan pranatal.
Tidak hanya itu, pendidikan pranatal menurut Islam harus dimulai dari sejak sebelum
terciptanya janin. Yakni, bahwa :
(a) Penciptaan janin harus berasal dari pasangan yang sah. Bukan hubungan
perzinahan (QS Al Isra’ 17:32).
(b) Dalam melakukan hubungan biologis, hendaknya dimulai dengan doa,
setidaknya dengan baca bismillah,
(c) Setelah terjadinya proses nuthfah (sperma), berlanjut menjadi ‘alaqah dan
kemudian mudghah (segumpal daging) (QS Al Mu’minun 23:12-14),
2
maka dimulailah kehidupan seorang anak dalam rahim. Dari tahap ini, ada beberapa
hal yang harus dilakukan sang ibu, sebagai guru pertama seorang anak, untuk mendidik
anak yang masih dalam kandungan.
Pertama, berfikir positif. Ibu yang berfikir positif membantu janin belajar lebih
baik di dalam rahim. Basis lingkungan sosial janin adalah sang ibu. Dan pendidikan
yang benar dimulai dengan ibu yang sehat dalam segala hal. Untuk itu kondisi fisik dan
kejiwaan sang ibu harus prima selama mengandung.
Kedua, sering bersenandung mengagungkan asma Allah dan memperdengarkan
musik
bernuansa
Islami
agar
anak
terdidik
mengenal
Allah
sejak
dini.
Memperdengarkan musik klasik juga dapat menstimulasi kecerdasannya dan bahkan
dapat mempertinggi kemampuan pengembangan bahasanya kelak.
Ketiga, hindari situasi tertekan karena kondisi ini bisa meningkatkan level
hormon janin pada tahap yang dapat memblokir proses kemampuan pembelajaran
pralahir.
Keempat, carilah kegiatan belajar sendiri. Apapun itu. Walaupun janin tidak
akan belajar secara langsung dari aktifitas sang ibu, akan tetapi perilaku mental ibu
yang sehat akan menjadi kenyamanan dan keamanan tersendiri bagi janin dan hal itu
akan memberinya fondasi perilaku yang positif terhadap pembelajaran setelah dia lahir.
Peran (calon) ayah dalam hal ini tidak kalah pentingnya. Karena tidak sedikit
perilaku mental (calon) ibu yang tertekan ditimbulkan oleh perilaku ayah yang kurang
menunjukkan dukungan moral pada ibu yang sedang mengandung. Istri yang hamil
secara fisik umumnya kurang fit. Adalah tugas suami untuk memberi dukungan penuh
untuk menjamin kondisi mental istri dalam kondisi stabil sampai janin lahir ke dunia.
3
Apabila segala usaha sudah dijalankan secara maksimal (QS Al Anfal 8:60), maka
tawakkal adalah pola pikir paling positif yang disukai Allah (QS Ali Imron 3:159)
sambil menunggu kelahiran sang buah hati.
MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN
Para pakar kesehatan menyatakan bahwa stimulasi dan nutrisi di masa
kehamilan, penting untuk dilakukan. Banyak penelitian yang menyebutkan
bahwa potensi kecerdaasan seorang anak dipengaruhi dua faktor utama,
genetik dan lingkungan selama dalam kandungan.
Menurut Van de Carr dan Lehrer (1988), pendidikan pralahir
menunjukan bahwa saat kandungan berusia lima bulan (20 minggu),
kemampuan bayi untuk merasakan stimulus telah berkembang cukup baik.
Waktu sebelum bayi dilahirkan adalah saat yang terbaik untuk memulai
komunikasi dengan bayi. Kebiasaan-kebiasaan positif yang ibu kembangkan
selama masa komunikasi pralahir akan berlangsung sepanjang masa kanakkanak dan seterusnya.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukan beberapa hal ini pada bayibayi yang mendapatkan stimulasi pralahir yang dikutip dari buku Mendidik
Anak Sejak Dalam Kandungan:
1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai
pada usia sekitar lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga usia dua
4
tahun ketika stimulasi dan latihan-latihan intetelektual dapat meningkatkan
kemampuan mental bayi.
2. Stimulasi pralahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan
keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar.
3. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu
mengontrol gerakan mereka dan lebih siap untuk menjelajahi dan mempelajari
lingkungan setelah mereka dilahirkan.
4. Para orangtua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pralahir
menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada, dan bahagia.
Selain pada bayi normal, pendidikan pralahir pun dapat dilakukan bagi
bayi-bayi
prematur,
tetapi
khusus
bagi
bayi-bayi
prematur
terdapat
pertimbangan-pertimbangan medis, orang tua dapat menanyakan kepada
dokter debelum melaksanakan program pendidikan pralahir untuk bayi
prematur.
Seorang
peneliti
program-program
pendidikan
pralahir,
Elvidina
Adamson-Marcedo of Sterling, Inggris, telah menggunakan pijatan pada bayibayi yang lahir saat usia kandungan baru 32-34 minggu, suatu teknik yang
serupa dengan beberapa pengalaman sensor primer (tekanan, usapan,
belaian, dan tekanan).
Menurut Carr dan Lehrer (2008) penelitian terakhir yang dilakukan oleh
Ruth T. Gross dari The Infant Health and Development Program, Stamford
University, menunjukan bahwa ketika bayi-bayi prematur dilibatkan dalam
permainan-permainan stimulasi dini di rumah, tiga tahun kemudian kecerdasan
5
mereka dapat mencapai 13 poin lebih tinggi dari pada teman-teman mereka
yang lahir prematur dan tidak menerima stimulasi. Penelitian ini melibatkan
985 bayi dan merupakan penelitian terbesar dalam jenisnya.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari program pendidikan pralahir
yang diberikan kepada bayi, seperti bayi yang mendapat stimulasi sebelum
lahir biasanya lebih penuh perhatian (terutama terhadap orang tua mereka)
dan lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena selama berbulan-bulan
sebelum bayi dilahirkan, bayi balajar mengenali pola-pola suara tertentu
sebagai sesuatu yang berhubungan dengan perilakunya.
5. Selain lebih memperhatikan, bayi yang mendapat stimulus sebelum lahir
akan lebih cerdas dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat stimulus
saat dalam kandungan (Ramey, 2008)
Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir menjadi lebih cerdas.
Marion Diamond dari University of California, Barkeley, melakukan analisis
postmortem terhadap otak Einstein. Hasilnya menunujukan bahwa Einstein
mempunyai lebih banyak struktur sel dari pada biasanya di daerah otak yang
mengendalikan proses pemikiran. Walaupun tidak ada bukti bahwa orang tua
Einstein melakukan stimulasi pralahir kepada Einstein, Diamond merasa
bahwa perkembangan otak yang lebih besar, seperti yang ditemukan pada
binatang-binatang percobaan yang mendapatkan stimulasi pralahir, adalah
efek seorang ibu yang sehat dan aktif terhadap bayi yang sedang
berkembang. Hormon-hormon yang merangsang otak bayi tampaknya lebih
6
mudah melewati plasenta jika sang ibu aktif, sehat, dan dalam lingkungan
yang memberikan stimulasi.
Bayi yang mendapat program pendidikan pralahir pun akan merasa
nyaman dikelilingi suara-suara, bunyi, musik yang sudah dikenalinya setelah ia
dilahirkan. Selain itu, anggota keluarga lain akan lebih akrab dengan bayi
sebelum kelahirannya dan tidak akan merasa terancam dengan banyaknya
waktu yang orang tua habiskan bersama bayi setelah bayi dilahirkan.
A. Langkah-Langkah Pendidikan Pranatal
Latihan dapat dimulai pada akhirnya trimester pertama dengan
memperkenalkan kepada bayi serangkaian irama gendang yang berulang.
Selama latihan-latihan ini, bayi akan menemukan irama selain suara detak
jantung ibunya. Latihan ini merupakan langkah pertama dalam mengajar bayi
tentang dunia di luar rahim. Pada bulan kelima kehamilan, bayi yang sedang
berkembang sudah siap mempelajari komunikasi verbal (suara) dan sentuhan.
Ibu akan memulai pelajaran dengan mengajar bayi menanggapi suara ibu dan
dorongan halus pada perut ibu dalam permainan bayi menendang.
Bulan kelima kehamilan adalah waktu alami untuk memulai hubungan
sentuhan dengan bayi. Saat ini sangat khusus karena ibu mulai merasa bahwa
bayinya nyata, baik secara fisik maupun emosional. Belajar untuk bersikap
konstan dan konsisten ketika memberikan stimulasi kepada bayi lebih penting
dari pada ragam stimulasi yang diberikan.
7
Sebagian besar pelajaran dalam pendidikan pralahir mengharuskan ibu
berbicara kepada bayi melalui rahim. Walaupun bayi sudah dapat mendengar
ketika kehamilan berusia 18 minggu, suara-suara dari luar rahim tersaring
melalui perut ibu dan plasenta berisi cairan tempat bayi berkembang. Untuk itu
ibu harus mengarahkan dan mengeraskan suara untuk mencapai telinga bayi.
Untuk membantu mengarahkan suara dapat menggunakan megafon,
selembar kertas yang digulung-gulung, atau tabung berlubang.
Cara efektif lain untuk berkomunikasi dengan bayi adalah ibu berbaring
di dalam bak rendam air dan dagu di atas permukaan air. Dinding kamar
mandi dan air yang mengelilingi perut dan tenggorakan cenderung
memperbesar suara ibu, mempermudah bayi mendengarnya. Dalam posisi ini,
ibu tidak memerlukan megafon atau alat lainnya. dengan waktu-waktu
mengantuk bagi bayi baru lahir, hal ini akan membantu menetapkan siklus
tidur teratur bagi bayi setelah dilahirkan.
B. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan melalui Pemberian Stimulasi
Pranatal
Paradigma lama yang menyatakan bahwa rahim ibu adalah merupakan
ruang tunggu bagi janin, yaitu tempat dimana janin hanya menunggu dan tidak
melakukan aktivitas apa-apa sampai dia dilahirkan, tampaknya mulai
dipatahkan oleh penelitian para ahli yang konsern dengan dunia pralahir. Hasil
penelitian yang paling mutakhir tentang dunia pralahir menunjukkan bahwa
rahim ibu adalah ruang kelas yaitu ruang dimana janin bisa belajar tentang
banyak hal belajar untuk mencapai perkembangan fisik dan psikis secara
8
optimal, serta mengembangkan otak dan saraf bayi sebelum dilahirkan. Di
dalam rahim ternyata janin bias belajar, merasa dan mengetahui perbedaan
antara terang dan gelap, bayi pralahir mampu memperhatikan suara ibu, ayah,
saudara, kakek dan nenek atau mendengar suara musik, merasa sentuhan
diperut ibu, bahkan merasakan perubahan emosi sang ibu (Van de Carr. dan
Lehrer, 2001).
Janin telah bereaksi terhadap rangsang dari luar dimulai sejak awal.
kehidupannya yang ditunjukkaan dengan kemampuan janin mengadakan
tingkah laku spontan atau perilaku berulang (habituasi) seperti mengisap jari
maupun bereaksi terhadap suara-suara dari luar perut ibunya (Monks dan
Haditono, 2002).
Mendidik anak sejak dari dalam kandungan pada prinsipnya adalah
memberi stimulasi pada sel-sel otak janin. Dengan demikian janin diberi
kesempatan untuk mengaktifkan dan memanfaatkan sel-sel otaknya sejak
sebelum lahir. Namun hal ini bukan berarti janin akan menjadi lebih cerdas
karena kapasitas dan volume otaknya yang bertambah besar - bagaimanapun
volume otak ditentukan oleh faktor genetika- akan tetapi paling tidak sel-sel
otak sudah diberi stimulasi sedini mungkin sehingga ia bisa bekerja.
Tujuan dari pemberian stimulasi prenatal ini adalah mengajarkan
kepada janin bahwa aksinya akan menghasilkan tanggapan dan merupakan
suatu cara berkomunikasi dua arah. Pengalaman sensori ini akan merangsang
pertumbuhan sel otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan memberi
dan menerima kasih sayang, tanpa perkembangan pusat kasih sayang otak,
9
seseorang secara biologis tidak mampu memiliki emosi dasar manusia seperti
cinta (Prescott dalam Van de Carr. Dan Lehrer, 2001 : 114) Mendidik anak
sejak dari dalam kandungan ini sebenarnya telah berkembang sejak jaman
nenek moyang melalu budaya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
bagi wanita hamil. Misalnya saja kaum ibu di Uganda terbiasa memijat,
membelai dan bernyanyi untuk bayi mereka pada dua hari pertama setelah
kelahiran dan bayi-bayi ini terjaga lama, penuh perhatian, bahagia, tenang dan
mereka hampir tidak pernah menangis (Chilton Pierce dalam Van de Carr dan
Lehrer, 2001, 99) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Prenatal
Eenrichment Unit di Huachiew General Hospital Bangkok (dalam Van de Carr.
dan Lehrer, 2001), menunjukkan bahwa bayi yang diberi stimulasi pralahir
cepat mahir berbicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama,
tersenyum spontan, menolehkan kepala kearah suara orang tuanya, lebih
tanggap terhadap musik dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat
ia dewasa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka waktu sebelum bayi
dilahirkan adalah saat terbaik untuk memulai komunikasi dengan bayi.
Merupakan suatu kesempatan untuk meraih bayi anda pada saat belum
banyak gangguan dalam kehidupan ibu dan bayi. Selain itu dalam masa inilah
bayi berkembang lebih pesat dibandingkan dengan tahap-tahap lain dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, tujuan pendidikan pralahir adalah membantu
orang tua dan anggota keluarga memberikan lingkungan yang lebih baik bagi
bayi, memberikan peluang untuk belajar lebih dini, dan mendorong
10
perkembangan hubungan positif antara orang tua dan anak. Kebiasaankebiasaan positif yang ibu dan bayi kembangkan selama masa komunikasi
pralahir akan berlangsung sepanjang masa kanak-kanak dan seterusnya.
Sejak pembuahan terjadi, bayi dapat merasakan detak jantung
ibunya. Hal ini adalah kesadaran pertama yang dimiliki oleh manusia. Bahkan
sebelum organ pendengaran berkembang, janin tumbuh dengan merasakan
denyut jantung yg selalu ada. Detak jantung ibu dapat berfungsi sebagai lirik
biologis ketika otak dan tubuh mulai tumbuh dan tersusun. Membuat variasi
dalam frekuensi suara detak jantung merangsang hubungan antarneuron
dalam otak bayi pralahir dan menghasilkan kerja intelektual yang lebih baik
(Brent Logan dalam Van de Carr. dan Lehrer, 2001 : 96).
Variasi irama ini misalnya saja dapat diwujudkan dalam latihan irama
gendang
karena
selama
diperdengarkan
irama
gendang,
bayi
akan
menemukan irama selain suara detak jantung ibunya. Hal ini merupakan
langkah pertama untuk mengajarkan pada janin tentang dunia diluar rahim.
Selain itu bunyi dan sensasi yang diasosiasikan dengan fungsi biologis ibu
(misalnya batuk, bersin, cegukan, tertawa, menangis) dapat dikomunikasikan
karena bayi tidak hanya dapat mendengar suara biologis tersebut tetapi juga
dapat merasakan getaran/kontraksi didada ibu. Sensasi kompleks tersebut
dapat dirasakan oleh bayi.
Stimulasi prenatal yang paling tepat adalah menggunakan media suara.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah sejak kapan stimulasi ini dapat
diberikan? Stimulasi dapat diberikan saat usia janin mencapai lebih kurang 24
11
minggu karena pada usia ini organ pendengaran (telinga) janin sudah
terbentuk dan berfungsi dengan sempurna. Bersamaan dengan itu pula otak
janin juga mampu menterjemahkan rangsang suara sehingga saat inilah
menjadi waktu yang paling tepat untuk memberikan stimulasi pada janin. Pada
bulan kelima kehamilan ini pula janin sudah siap mempelajari komunikasi
verbal berupa suara dan sentuhan. Namun karena suara dari luar rahim
tersaring melalui perut ibu dan plasenta maka ibu perlu berbicara dua kali lebih
keras dari volume normal (80 desibel) Otak manusia mempunyai frekuensi,
sehingga jika diberi frekuensi tertentu maka otak akan bekerja dengan optimal
dan jika otak bekerja dengan optimal maka otomatis seluruh fungsi organ
berjalan sempurna, aliran darah berjalan lancar, tekanan darah menjadi
normal, pasokan oksigen besar dan kondisi-kondisi tersebut menguntungkan
bagi perkembangan janin.
Agar otak mencapai frekuensi tertentu maka salah satu cara yang bisa
ditempuh adalah diberikan stimulasi musik yang lembut dan tenang misalnya
komposisi dari Kitaro, Vivaldi aatau Mozart. Komposisi musik yang dimiliki oleh
mereka ini memiliki vibrasi 15 Hz. Dan vibrasi 15 Hz ini yang mampu
merangsang frekuensi otak agar bekerja dalam kondisi yang optimal. Dengan
pemberian stimulasi musik ini bukan bertujuan memperkenalkan jenis musik
tertentu pada janin karena janin tidak merekam jenis musik/irama, tetapi janin
menangkap gelombang suara. Misalnya saja gelombang suara ibu/ayah atau
musik tertentu yang biasa diperdengarkan akan direkam oleh otak janin
sehingga pada saat lahir bayi akan tenang ketika mendengar suara ayah atau
12
ibunya atau musik yang didengarnya tersebut. Masuk di akal apabila bayi yang
gelisah dan menangis akan mudah ditenangkan
C. Bentuk Latihan Stimulasi Pranatal
Van de Carr. dan Lehrer ( 2001 ) mengembangkan bentuk-bentuk
stimulasi prenatal yang telah didasarkan pada panelitian pralahir yang cukup
panjang. Beberapa contoh latihan stimulasi prenatal yang cukup sederhana
dapat dilihat dari uraian di bawah ini.
C.1. Latihan Irama Gendang Sederhana
C.2. Permainan Bayi Menendang
C.3. Mengajar Bayi Mengenal Kata Utama
C.4. Latihan Tepuk
C.5. Latihan Usap
C.6. Latihan Tekan
C.7. Latihan Guncang
C.8. Latihan Belai
C.9. Latihan Ketuk
C.10. Latihan Berdiri dan Duduk
C.11. Latihan Ayun
C.12. Latihan Goyang
C.14. Latihan Keras dan Bising
C.15. Latihan Batuk
C.16. Latihan Bersin
13
C.17. Latihan Cegukan
C.18. Latihan Tangis
C.19. Latihan Tawa
C.20. Latihan Terang dan Gelap
C.21. Latihan Dingin
C.22. Latihan Panas
C.23. Latihan Bercerita
C.24. Latihan Mengarang Cerita
C.25. Nyanyian Untuk Bayi Pralahir
Hubungan Antara Musik dan Pendidikan Pranatal
Sejak pembuahan terjadi, bayi dapat merasakan detak jantung ibunya.
Bahkan sebelum organ pendengaran berkembang, bayi tumbuh dengan
merasakan denyut jantung ibunya.
Bayi pun dapat diperkenalkan pada irama-irama di luar tubuh ibunya melalui
latihan-latihan pendidikan pralahir. Pada bulan-bulan pertama kelahiran ia
tidak secara fisik mendengar irama-irama tersebut, tetapi hanya dapat
merasakan getaran-getarannya saja.
Tetapi pada minggu ke-18 kehamilan, temuan-temuan para peneliti
menunjukan bahwa bayi dapat dalam rahim dapat mendengar suara-suara dari
luar tubuh ibunya.
Van de Carr menemukan pertama kali bahwa bayi dalam rahim dapat
bereaksi terhadap irama yang memasuki lingkungannnya pada tingkat
kesadaran yang lebih canggih dari pada yang diyakini sebelumnya.
14
Banyak ahli musik meyakini bahwa irama dan tempo pada kebanyakan
musik mengikuti kecepatan detak jantung manusia sekitar 60 detak per menit.
Karena itu, bayi-bayi sering ditenangkan dengan musik klasik dari Chopin,
Mozart, dan Vivaldi yang secara konsisten menggunakan tempo yang
mengingatkan pada detak jantung manusia.
Menurut
penelitian yang telah dilakukan Hermanto TJ, dokter
kandungan dari Rumah Sakit Dr. Soetomo, stimulasi terbaik adalah melalui
suara. Dimana musik klasik yang memiliki kombinasi suara yang paling
harmonis. Beliau menjelaskan bahwa frekuensi musik ini adalah 3000-8000
Hz, tidak ada 12 nada mayor, sederhana, dimainkan sebagian besar oleh alat
musik biola yang menghasilkan nada murni terbaik.
Menurut Hermanto (2009), musik klasik yang mendukung pertumbuhan
sel otak secara optimal, dimiliki musik klasik Mozart. “Otak menerima musik
Mozart, luar biasa. Tidak semua lagu Mozart bagus, ada 14 lagu yang
memenuhi syarat, sehingga dikenal sebagai urutan Mozart.
Selain itu menurut Donald Shelter, seorang musisi jazz dan juga
profesor Eastman School of Music di University of Rochester, New York, telah
meneliti pengaruh seleksi musik simfoni pada bayi pralahir. Sebagian besar
obyeknya (anak-anak usia dua tahun dan lebih muda) dapat menggunakan
satu jari dalam memainkan not pada piano dan tidak sekedar memukul-mukul
keyboard seperti dilakukan kebanyakan anak-anak. Anak-anak ini juga cukup
baik menirukan pola melodi sederhana.
•
15
Download