PENDIDIKAN PRANATAL Drs. H. Faisal, M.Pd Dosen Penjaskesrek STKIP Paris Barantai Kotabaru Abstract In prenatal education requires the mother to talk to the baby through the womb.. Even though the baby can hear when the pregnancy was 18 weeks, the voices from outside the womb gets filtered through the mother's abdomen filled with fluid and placenta where the baby develops. For that she should lead and raised his voice to reach the ears of infants.. To help direct the sound could use a megaphone, a rolled-up piece of paper-roll, or hollow tubes. Another effective way to communicate with babies is the mother lying in a bathtub of water and chin above water.. The walls of bathrooms and water that surrounds the stomach and throat tend to increase the mother's voice, allows the baby to hear it.. In this position, the mother does not need a megaphone or any other tool.. a sleepy time for new born baby, this will help establish a regular sleep cycle for the baby after birth. PENDAHULUAN Kehidupan rumah tangga adalah seni……., seni yang indah dan penting………, sehingga timbullah problem dan krisis antara suami isteri sebagi dampak dan ketidak tahuan akan seni bahkan ibadah nan sakral ini. Dan keluargapun dihadapkan pada goncangan yang keras yang acapkali mengakibatkan terbengkalai dan terlantarnya anak-anak. Sebab itulah pendidikan prenatal harus benr-benar disiapkan dengan matang dan terencana. 1 Dalam buku Prenatal Classroom (1992) karya F. Rene Van De Carr & Marc Lehrer dinyatakan bahwa pendidikan anak sebaiknya dimulai sejak dalam kandungan yang disebut dengan prenatal education (pendidikan sebelum lahir). Versi Bahasa Indonesia buku ini berjudul Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, diterbitkan oleh Penerbit KAIFA, Bandung, 1999. Pendapat Van De Carr & Mark Lehrer di atas diperkuat oleh William Sallenbach (1998) yang menyimpulkan bahwa periode pranatal atau pralahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan. Islam memperkuat pandangan perlunya pendidikan pranatal. Tidak hanya itu, pendidikan pranatal menurut Islam harus dimulai dari sejak sebelum terciptanya janin. Yakni, bahwa : (a) Penciptaan janin harus berasal dari pasangan yang sah. Bukan hubungan perzinahan (QS Al Isra’ 17:32). (b) Dalam melakukan hubungan biologis, hendaknya dimulai dengan doa, setidaknya dengan baca bismillah, (c) Setelah terjadinya proses nuthfah (sperma), berlanjut menjadi ‘alaqah dan kemudian mudghah (segumpal daging) (QS Al Mu’minun 23:12-14), 2 maka dimulailah kehidupan seorang anak dalam rahim. Dari tahap ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu, sebagai guru pertama seorang anak, untuk mendidik anak yang masih dalam kandungan. Pertama, berfikir positif. Ibu yang berfikir positif membantu janin belajar lebih baik di dalam rahim. Basis lingkungan sosial janin adalah sang ibu. Dan pendidikan yang benar dimulai dengan ibu yang sehat dalam segala hal. Untuk itu kondisi fisik dan kejiwaan sang ibu harus prima selama mengandung. Kedua, sering bersenandung mengagungkan asma Allah dan memperdengarkan musik bernuansa Islami agar anak terdidik mengenal Allah sejak dini. Memperdengarkan musik klasik juga dapat menstimulasi kecerdasannya dan bahkan dapat mempertinggi kemampuan pengembangan bahasanya kelak. Ketiga, hindari situasi tertekan karena kondisi ini bisa meningkatkan level hormon janin pada tahap yang dapat memblokir proses kemampuan pembelajaran pralahir. Keempat, carilah kegiatan belajar sendiri. Apapun itu. Walaupun janin tidak akan belajar secara langsung dari aktifitas sang ibu, akan tetapi perilaku mental ibu yang sehat akan menjadi kenyamanan dan keamanan tersendiri bagi janin dan hal itu akan memberinya fondasi perilaku yang positif terhadap pembelajaran setelah dia lahir. Peran (calon) ayah dalam hal ini tidak kalah pentingnya. Karena tidak sedikit perilaku mental (calon) ibu yang tertekan ditimbulkan oleh perilaku ayah yang kurang menunjukkan dukungan moral pada ibu yang sedang mengandung. Istri yang hamil secara fisik umumnya kurang fit. Adalah tugas suami untuk memberi dukungan penuh untuk menjamin kondisi mental istri dalam kondisi stabil sampai janin lahir ke dunia. 3 Apabila segala usaha sudah dijalankan secara maksimal (QS Al Anfal 8:60), maka tawakkal adalah pola pikir paling positif yang disukai Allah (QS Ali Imron 3:159) sambil menunggu kelahiran sang buah hati. MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN Para pakar kesehatan menyatakan bahwa stimulasi dan nutrisi di masa kehamilan, penting untuk dilakukan. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa potensi kecerdaasan seorang anak dipengaruhi dua faktor utama, genetik dan lingkungan selama dalam kandungan. Menurut Van de Carr dan Lehrer (1988), pendidikan pralahir menunjukan bahwa saat kandungan berusia lima bulan (20 minggu), kemampuan bayi untuk merasakan stimulus telah berkembang cukup baik. Waktu sebelum bayi dilahirkan adalah saat yang terbaik untuk memulai komunikasi dengan bayi. Kebiasaan-kebiasaan positif yang ibu kembangkan selama masa komunikasi pralahir akan berlangsung sepanjang masa kanakkanak dan seterusnya. Penelitian yang telah dilakukan menunjukan beberapa hal ini pada bayibayi yang mendapatkan stimulasi pralahir yang dikutip dari buku Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan: 1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada usia sekitar lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga usia dua 4 tahun ketika stimulasi dan latihan-latihan intetelektual dapat meningkatkan kemampuan mental bayi. 2. Stimulasi pralahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar. 3. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan mereka dan lebih siap untuk menjelajahi dan mempelajari lingkungan setelah mereka dilahirkan. 4. Para orangtua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pralahir menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada, dan bahagia. Selain pada bayi normal, pendidikan pralahir pun dapat dilakukan bagi bayi-bayi prematur, tetapi khusus bagi bayi-bayi prematur terdapat pertimbangan-pertimbangan medis, orang tua dapat menanyakan kepada dokter debelum melaksanakan program pendidikan pralahir untuk bayi prematur. Seorang peneliti program-program pendidikan pralahir, Elvidina Adamson-Marcedo of Sterling, Inggris, telah menggunakan pijatan pada bayibayi yang lahir saat usia kandungan baru 32-34 minggu, suatu teknik yang serupa dengan beberapa pengalaman sensor primer (tekanan, usapan, belaian, dan tekanan). Menurut Carr dan Lehrer (2008) penelitian terakhir yang dilakukan oleh Ruth T. Gross dari The Infant Health and Development Program, Stamford University, menunjukan bahwa ketika bayi-bayi prematur dilibatkan dalam permainan-permainan stimulasi dini di rumah, tiga tahun kemudian kecerdasan 5 mereka dapat mencapai 13 poin lebih tinggi dari pada teman-teman mereka yang lahir prematur dan tidak menerima stimulasi. Penelitian ini melibatkan 985 bayi dan merupakan penelitian terbesar dalam jenisnya. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari program pendidikan pralahir yang diberikan kepada bayi, seperti bayi yang mendapat stimulasi sebelum lahir biasanya lebih penuh perhatian (terutama terhadap orang tua mereka) dan lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena selama berbulan-bulan sebelum bayi dilahirkan, bayi balajar mengenali pola-pola suara tertentu sebagai sesuatu yang berhubungan dengan perilakunya. 5. Selain lebih memperhatikan, bayi yang mendapat stimulus sebelum lahir akan lebih cerdas dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat stimulus saat dalam kandungan (Ramey, 2008) Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir menjadi lebih cerdas. Marion Diamond dari University of California, Barkeley, melakukan analisis postmortem terhadap otak Einstein. Hasilnya menunujukan bahwa Einstein mempunyai lebih banyak struktur sel dari pada biasanya di daerah otak yang mengendalikan proses pemikiran. Walaupun tidak ada bukti bahwa orang tua Einstein melakukan stimulasi pralahir kepada Einstein, Diamond merasa bahwa perkembangan otak yang lebih besar, seperti yang ditemukan pada binatang-binatang percobaan yang mendapatkan stimulasi pralahir, adalah efek seorang ibu yang sehat dan aktif terhadap bayi yang sedang berkembang. Hormon-hormon yang merangsang otak bayi tampaknya lebih 6 mudah melewati plasenta jika sang ibu aktif, sehat, dan dalam lingkungan yang memberikan stimulasi. Bayi yang mendapat program pendidikan pralahir pun akan merasa nyaman dikelilingi suara-suara, bunyi, musik yang sudah dikenalinya setelah ia dilahirkan. Selain itu, anggota keluarga lain akan lebih akrab dengan bayi sebelum kelahirannya dan tidak akan merasa terancam dengan banyaknya waktu yang orang tua habiskan bersama bayi setelah bayi dilahirkan. A. Langkah-Langkah Pendidikan Pranatal Latihan dapat dimulai pada akhirnya trimester pertama dengan memperkenalkan kepada bayi serangkaian irama gendang yang berulang. Selama latihan-latihan ini, bayi akan menemukan irama selain suara detak jantung ibunya. Latihan ini merupakan langkah pertama dalam mengajar bayi tentang dunia di luar rahim. Pada bulan kelima kehamilan, bayi yang sedang berkembang sudah siap mempelajari komunikasi verbal (suara) dan sentuhan. Ibu akan memulai pelajaran dengan mengajar bayi menanggapi suara ibu dan dorongan halus pada perut ibu dalam permainan bayi menendang. Bulan kelima kehamilan adalah waktu alami untuk memulai hubungan sentuhan dengan bayi. Saat ini sangat khusus karena ibu mulai merasa bahwa bayinya nyata, baik secara fisik maupun emosional. Belajar untuk bersikap konstan dan konsisten ketika memberikan stimulasi kepada bayi lebih penting dari pada ragam stimulasi yang diberikan. 7 Sebagian besar pelajaran dalam pendidikan pralahir mengharuskan ibu berbicara kepada bayi melalui rahim. Walaupun bayi sudah dapat mendengar ketika kehamilan berusia 18 minggu, suara-suara dari luar rahim tersaring melalui perut ibu dan plasenta berisi cairan tempat bayi berkembang. Untuk itu ibu harus mengarahkan dan mengeraskan suara untuk mencapai telinga bayi. Untuk membantu mengarahkan suara dapat menggunakan megafon, selembar kertas yang digulung-gulung, atau tabung berlubang. Cara efektif lain untuk berkomunikasi dengan bayi adalah ibu berbaring di dalam bak rendam air dan dagu di atas permukaan air. Dinding kamar mandi dan air yang mengelilingi perut dan tenggorakan cenderung memperbesar suara ibu, mempermudah bayi mendengarnya. Dalam posisi ini, ibu tidak memerlukan megafon atau alat lainnya. dengan waktu-waktu mengantuk bagi bayi baru lahir, hal ini akan membantu menetapkan siklus tidur teratur bagi bayi setelah dilahirkan. B. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan melalui Pemberian Stimulasi Pranatal Paradigma lama yang menyatakan bahwa rahim ibu adalah merupakan ruang tunggu bagi janin, yaitu tempat dimana janin hanya menunggu dan tidak melakukan aktivitas apa-apa sampai dia dilahirkan, tampaknya mulai dipatahkan oleh penelitian para ahli yang konsern dengan dunia pralahir. Hasil penelitian yang paling mutakhir tentang dunia pralahir menunjukkan bahwa rahim ibu adalah ruang kelas yaitu ruang dimana janin bisa belajar tentang banyak hal belajar untuk mencapai perkembangan fisik dan psikis secara 8 optimal, serta mengembangkan otak dan saraf bayi sebelum dilahirkan. Di dalam rahim ternyata janin bias belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap, bayi pralahir mampu memperhatikan suara ibu, ayah, saudara, kakek dan nenek atau mendengar suara musik, merasa sentuhan diperut ibu, bahkan merasakan perubahan emosi sang ibu (Van de Carr. dan Lehrer, 2001). Janin telah bereaksi terhadap rangsang dari luar dimulai sejak awal. kehidupannya yang ditunjukkaan dengan kemampuan janin mengadakan tingkah laku spontan atau perilaku berulang (habituasi) seperti mengisap jari maupun bereaksi terhadap suara-suara dari luar perut ibunya (Monks dan Haditono, 2002). Mendidik anak sejak dari dalam kandungan pada prinsipnya adalah memberi stimulasi pada sel-sel otak janin. Dengan demikian janin diberi kesempatan untuk mengaktifkan dan memanfaatkan sel-sel otaknya sejak sebelum lahir. Namun hal ini bukan berarti janin akan menjadi lebih cerdas karena kapasitas dan volume otaknya yang bertambah besar - bagaimanapun volume otak ditentukan oleh faktor genetika- akan tetapi paling tidak sel-sel otak sudah diberi stimulasi sedini mungkin sehingga ia bisa bekerja. Tujuan dari pemberian stimulasi prenatal ini adalah mengajarkan kepada janin bahwa aksinya akan menghasilkan tanggapan dan merupakan suatu cara berkomunikasi dua arah. Pengalaman sensori ini akan merangsang pertumbuhan sel otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan memberi dan menerima kasih sayang, tanpa perkembangan pusat kasih sayang otak, 9 seseorang secara biologis tidak mampu memiliki emosi dasar manusia seperti cinta (Prescott dalam Van de Carr. Dan Lehrer, 2001 : 114) Mendidik anak sejak dari dalam kandungan ini sebenarnya telah berkembang sejak jaman nenek moyang melalu budaya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bagi wanita hamil. Misalnya saja kaum ibu di Uganda terbiasa memijat, membelai dan bernyanyi untuk bayi mereka pada dua hari pertama setelah kelahiran dan bayi-bayi ini terjaga lama, penuh perhatian, bahagia, tenang dan mereka hampir tidak pernah menangis (Chilton Pierce dalam Van de Carr dan Lehrer, 2001, 99) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Prenatal Eenrichment Unit di Huachiew General Hospital Bangkok (dalam Van de Carr. dan Lehrer, 2001), menunjukkan bahwa bayi yang diberi stimulasi pralahir cepat mahir berbicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum spontan, menolehkan kepala kearah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka waktu sebelum bayi dilahirkan adalah saat terbaik untuk memulai komunikasi dengan bayi. Merupakan suatu kesempatan untuk meraih bayi anda pada saat belum banyak gangguan dalam kehidupan ibu dan bayi. Selain itu dalam masa inilah bayi berkembang lebih pesat dibandingkan dengan tahap-tahap lain dalam kehidupannya. Oleh karena itu, tujuan pendidikan pralahir adalah membantu orang tua dan anggota keluarga memberikan lingkungan yang lebih baik bagi bayi, memberikan peluang untuk belajar lebih dini, dan mendorong 10 perkembangan hubungan positif antara orang tua dan anak. Kebiasaankebiasaan positif yang ibu dan bayi kembangkan selama masa komunikasi pralahir akan berlangsung sepanjang masa kanak-kanak dan seterusnya. Sejak pembuahan terjadi, bayi dapat merasakan detak jantung ibunya. Hal ini adalah kesadaran pertama yang dimiliki oleh manusia. Bahkan sebelum organ pendengaran berkembang, janin tumbuh dengan merasakan denyut jantung yg selalu ada. Detak jantung ibu dapat berfungsi sebagai lirik biologis ketika otak dan tubuh mulai tumbuh dan tersusun. Membuat variasi dalam frekuensi suara detak jantung merangsang hubungan antarneuron dalam otak bayi pralahir dan menghasilkan kerja intelektual yang lebih baik (Brent Logan dalam Van de Carr. dan Lehrer, 2001 : 96). Variasi irama ini misalnya saja dapat diwujudkan dalam latihan irama gendang karena selama diperdengarkan irama gendang, bayi akan menemukan irama selain suara detak jantung ibunya. Hal ini merupakan langkah pertama untuk mengajarkan pada janin tentang dunia diluar rahim. Selain itu bunyi dan sensasi yang diasosiasikan dengan fungsi biologis ibu (misalnya batuk, bersin, cegukan, tertawa, menangis) dapat dikomunikasikan karena bayi tidak hanya dapat mendengar suara biologis tersebut tetapi juga dapat merasakan getaran/kontraksi didada ibu. Sensasi kompleks tersebut dapat dirasakan oleh bayi. Stimulasi prenatal yang paling tepat adalah menggunakan media suara. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah sejak kapan stimulasi ini dapat diberikan? Stimulasi dapat diberikan saat usia janin mencapai lebih kurang 24 11 minggu karena pada usia ini organ pendengaran (telinga) janin sudah terbentuk dan berfungsi dengan sempurna. Bersamaan dengan itu pula otak janin juga mampu menterjemahkan rangsang suara sehingga saat inilah menjadi waktu yang paling tepat untuk memberikan stimulasi pada janin. Pada bulan kelima kehamilan ini pula janin sudah siap mempelajari komunikasi verbal berupa suara dan sentuhan. Namun karena suara dari luar rahim tersaring melalui perut ibu dan plasenta maka ibu perlu berbicara dua kali lebih keras dari volume normal (80 desibel) Otak manusia mempunyai frekuensi, sehingga jika diberi frekuensi tertentu maka otak akan bekerja dengan optimal dan jika otak bekerja dengan optimal maka otomatis seluruh fungsi organ berjalan sempurna, aliran darah berjalan lancar, tekanan darah menjadi normal, pasokan oksigen besar dan kondisi-kondisi tersebut menguntungkan bagi perkembangan janin. Agar otak mencapai frekuensi tertentu maka salah satu cara yang bisa ditempuh adalah diberikan stimulasi musik yang lembut dan tenang misalnya komposisi dari Kitaro, Vivaldi aatau Mozart. Komposisi musik yang dimiliki oleh mereka ini memiliki vibrasi 15 Hz. Dan vibrasi 15 Hz ini yang mampu merangsang frekuensi otak agar bekerja dalam kondisi yang optimal. Dengan pemberian stimulasi musik ini bukan bertujuan memperkenalkan jenis musik tertentu pada janin karena janin tidak merekam jenis musik/irama, tetapi janin menangkap gelombang suara. Misalnya saja gelombang suara ibu/ayah atau musik tertentu yang biasa diperdengarkan akan direkam oleh otak janin sehingga pada saat lahir bayi akan tenang ketika mendengar suara ayah atau 12 ibunya atau musik yang didengarnya tersebut. Masuk di akal apabila bayi yang gelisah dan menangis akan mudah ditenangkan C. Bentuk Latihan Stimulasi Pranatal Van de Carr. dan Lehrer ( 2001 ) mengembangkan bentuk-bentuk stimulasi prenatal yang telah didasarkan pada panelitian pralahir yang cukup panjang. Beberapa contoh latihan stimulasi prenatal yang cukup sederhana dapat dilihat dari uraian di bawah ini. C.1. Latihan Irama Gendang Sederhana C.2. Permainan Bayi Menendang C.3. Mengajar Bayi Mengenal Kata Utama C.4. Latihan Tepuk C.5. Latihan Usap C.6. Latihan Tekan C.7. Latihan Guncang C.8. Latihan Belai C.9. Latihan Ketuk C.10. Latihan Berdiri dan Duduk C.11. Latihan Ayun C.12. Latihan Goyang C.14. Latihan Keras dan Bising C.15. Latihan Batuk C.16. Latihan Bersin 13 C.17. Latihan Cegukan C.18. Latihan Tangis C.19. Latihan Tawa C.20. Latihan Terang dan Gelap C.21. Latihan Dingin C.22. Latihan Panas C.23. Latihan Bercerita C.24. Latihan Mengarang Cerita C.25. Nyanyian Untuk Bayi Pralahir Hubungan Antara Musik dan Pendidikan Pranatal Sejak pembuahan terjadi, bayi dapat merasakan detak jantung ibunya. Bahkan sebelum organ pendengaran berkembang, bayi tumbuh dengan merasakan denyut jantung ibunya. Bayi pun dapat diperkenalkan pada irama-irama di luar tubuh ibunya melalui latihan-latihan pendidikan pralahir. Pada bulan-bulan pertama kelahiran ia tidak secara fisik mendengar irama-irama tersebut, tetapi hanya dapat merasakan getaran-getarannya saja. Tetapi pada minggu ke-18 kehamilan, temuan-temuan para peneliti menunjukan bahwa bayi dapat dalam rahim dapat mendengar suara-suara dari luar tubuh ibunya. Van de Carr menemukan pertama kali bahwa bayi dalam rahim dapat bereaksi terhadap irama yang memasuki lingkungannnya pada tingkat kesadaran yang lebih canggih dari pada yang diyakini sebelumnya. 14 Banyak ahli musik meyakini bahwa irama dan tempo pada kebanyakan musik mengikuti kecepatan detak jantung manusia sekitar 60 detak per menit. Karena itu, bayi-bayi sering ditenangkan dengan musik klasik dari Chopin, Mozart, dan Vivaldi yang secara konsisten menggunakan tempo yang mengingatkan pada detak jantung manusia. Menurut penelitian yang telah dilakukan Hermanto TJ, dokter kandungan dari Rumah Sakit Dr. Soetomo, stimulasi terbaik adalah melalui suara. Dimana musik klasik yang memiliki kombinasi suara yang paling harmonis. Beliau menjelaskan bahwa frekuensi musik ini adalah 3000-8000 Hz, tidak ada 12 nada mayor, sederhana, dimainkan sebagian besar oleh alat musik biola yang menghasilkan nada murni terbaik. Menurut Hermanto (2009), musik klasik yang mendukung pertumbuhan sel otak secara optimal, dimiliki musik klasik Mozart. “Otak menerima musik Mozart, luar biasa. Tidak semua lagu Mozart bagus, ada 14 lagu yang memenuhi syarat, sehingga dikenal sebagai urutan Mozart. Selain itu menurut Donald Shelter, seorang musisi jazz dan juga profesor Eastman School of Music di University of Rochester, New York, telah meneliti pengaruh seleksi musik simfoni pada bayi pralahir. Sebagian besar obyeknya (anak-anak usia dua tahun dan lebih muda) dapat menggunakan satu jari dalam memainkan not pada piano dan tidak sekedar memukul-mukul keyboard seperti dilakukan kebanyakan anak-anak. Anak-anak ini juga cukup baik menirukan pola melodi sederhana. • 15