KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang oleh BAGAS ANUNG HANDHINITO 6101411132 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i ABSTRAK Bagas Anung Handhinito. 2015. Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/S1. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra. Anirotul Qoriah, M.Pd. Kata Kunci: Kreativitas, Guru Penjasorkes, Sarana dan Prasarana Olahraga Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen sehingga guru Penjasorkes dituntut untuk kreatif dalam mengatasi keterbatasan tersebut supaya pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket sebagai data primer, serta observasi, dokumentasi, dan wawancara sebagai data sekunder. Populasi penelitian ini adalah semua guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang berjumlah 23 guru. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dalam kategori Sedang (34,78%). Berdasarkan masing-masing faktor diperoleh hasil sebagai berikut: 1) faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah dalam kategori Sedang (52,17%), 2) faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide dalam kategori Sedang (30,43%), 3) faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru dalam kategori Sedang (34,78%). Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, guru Penjasorkes sudah cukup kreatif dalam pembelajaran dan secara keseluruhan sarana dan prasarana Penjasorkes memiliki kelengkapan 66,57%. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa guru Penjasorkes mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana dengan cara memodifikasi dan memanfaatkan sarana dan prasarana Penjasorkes. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah secara umum kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dalam kategori Sedang (34,78%). Saran dari peneliti adalah: 1) guru Penjasorkes perlu meningkatkan lagi kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana Penjasorkes, 2) Sekolah maupun pemerintah perlu meningkatkan lagi kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana Penjasorkes. ii PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya: Nama : Bagas Anung Handhinito NIM : 6101411132 Jurusan/Prodi : PJKR/PJKR Fakultas : Ilmu Keolahragaan Judul Skripsi : “Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016” Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sumber hukum sesuai ketentuan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia. Semarang, iii Desember 2015 PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Jumat Tanggal : 4 Desember 2015 Menyetujui, Dosen Pembimbing Yang mengajukan Dra. Anirotul Qoriah, M.Pd. Bagas Anung Handhinito NIP. 19650821 199903 2 001 NIM. 6101411132 Mengetahui iv PENGESAHAN Skripsi atas nama Bagas Anung Handhinito NIM 6101411132 dengan judul “Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016” telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2015. Panitia Ujian v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: “Hidup adalah sebuah perjuangan” (Ahmad Dhani). “Menuntut ilmu adalah takwa, menyampaikan ilmu adalah ibadah, mengulang ilmu adalah dzikir, mencari ilmu adalah jihad” (Imam Al-Ghozali). Persembahan: Skripsi ini saya persembahkan kepada: Teruntuk yang tercinta dan tersayang, kedua orang tuaku Bapak Sutrisno Hadi dan Ibu Nuraeni Endah Suwarni, terima kasih atas doa, dukungan, dan semangatnya. Kakakku Okta Restia Kusumawati, adikku Gusti Husnul Anami dan keponakanku Muhammad Nur Hakim. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan Jurusan PJKR 2011. Almamater FIK UNNES. vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016". Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian. 3. Ketua Jurusan PJKR, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan administrasi sehingga peneliti tidak mengalami kesulitan dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Dra. Anirotul Qoriah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, kritikan, dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. vii 5. Bapak dan Ibu Dosen PJKR FIK UNNES, yang telah menanamkan ilmu dan pengetahuan sebagai bekal yang bermanfaat. 6. Staf Tata Usaha PJKR FIK UNNES, yang telah memberikan bantuan segala bentuk urusan administrasi. 7. Kepala UPTD Unit Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, yang telah memberikan rekomendasi izin penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 8. Kepala Sekolah dan Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, yang telah memberikan izin penelitian dan pengambilan data. 9. Kedua orang tua, Bapak Sutrisno Hadi dan Ibu Nuraeni Endah Suwarni, serta keluarga yang selalu memanjatkan doa, memberikan dukungan, maupun motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan Jurusan PJKR 2011, yang selalu memberikan motivasi dan saran-saran yang membantu terselesaikannya skripsi ini. 11. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan baik serta mendapat pahala dari Allah SWT. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi diri penulis dan semua pihak pada umumnya. Semarang, Desember 2015 Penulis viii DAFTAR ISI Halaman JUDUL .......................................................................................................... ABSTRAK..................................................................................................... PERNYATAAN ............................................................................................. PERSETUJUAN ........................................................................................... PERNGESAHAN .......................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I i ii ii iv v vi vii ix xii xiv xv PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 Latar Belakang Masalah .................................................... Identifikasi Masalah ........................................................... Pembatasan Masalah ........................................................ Rumusan Masalah............................................................. Tujuan Penelitian............................................................... Manfaat Penelitian............................................................. 1 9 10 10 10 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 2.1.2 2.2 2.2.1 2.2.2 2.3 2.3.1 2.3.2 2.4 2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.5 2.6 2.7 2.7.1 2.7.2 2.7.3 2.8 Pengertian Kreativitas ....................................................... Ciri-ciri Kreativitas ............................................................. Aspek-aspek Kreativitas .................................................... Penjasorkes....................................................................... Tujuan Penjasorkes........................................................... Aspek-aspek Penjasorkes ................................................. Kurikulum Penjasorkes ...................................................... KTSP................................................................................. Ruang Lingkup .................................................................. Guru Penjasorkes.............................................................. Peranan Guru Penjasorkes ............................................... Guru Penjasorkes yang Kreatif .......................................... Profil Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar ......................... Pembelajaran .................................................................... Inovasi dan Modifikasi Pembelajaran ................................ Pengertian Sarana dan Prasarana Penjasorkes ................ Standar Sarana dan Prasarana Penjasorkes..................... Tujuan dan Manfaat Sarana dan Prasarana Penjasorkes.. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana................................ Kecamatan Prembun......................................................... ix 13 15 18 20 22 26 27 28 29 31 35 36 40 41 43 47 50 52 53 54 2.8.1 2.9 2.10 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen......................................................... Kajian Penelitian yang Relevan ......................................... Kerangka Berpikir .............................................................. 56 59 60 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 3.2 3.3 3.3.1 3.3.2 3.4 3.4.1 3.4.2 3.4.3 3.4.4 3.5 3.5.1 3.5.2 3.6 Jenis dan Desain Penelitian .............................................. Variabel Penelitian............................................................. Populasi dan Sampel......................................................... Populasi ............................................................................ Sampel .............................................................................. Teknik Pengumpulan Data ............................................... Observasi .......................................................................... Dokumentasi ..................................................................... Wawancara ....................................................................... Angket ............................................................................... Instrumen Penelitian.......................................................... Uji Validitas Instrumen ....................................................... Uji Reliabilitas Instrumen ................................................... Teknik Analisis Data .......................................................... 62 62 63 63 64 65 65 65 66 67 68 72 74 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.2 4.3 4.4 4.4.1 4.4.2 4.4.2.1 4.4.2.2 4.4.2.3 4.4.3 4.4.3.1 4.4.3.2 4.4.4 4.4.4.1 4.4.4.2 4.5 4.5.1 4.5.1.1 4.5.1.2 Deskripsi Lokasi ................................................................ Deskripsi Subjek................................................................ Waktu Penelitian .............................................................. Hasil Penelitian.................................................................. Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan ........... Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .. Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar ........................................................................... Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar ........................................................................... Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar ........................................................................... Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide..... Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana ............ Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana.......................................................................... Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru .................................................................................. Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi ................ Indikator Pengetahuan ...................................................... Pembahasan ..................................................................... Kreativitas Guru Penjasorkes ............................................ Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .. Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide..... x 78 79 80 81 82 85 88 91 94 97 100 103 106 109 112 115 115 116 117 4.5.1.3 Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru .................................................................................. 4.5.2 Hasil Observasi Pembelajaran Penjasorkes ...................... 4.5.3 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan, Kabupaten Kebumen ............... 4.5.4 Hasil Wawancara .............................................................. 119 121 127 130 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 5.2 Simpulan ........................................................................... Saran ................................................................................ 132 132 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... LAMPIRAN ................................................................................................... 134 136 xi DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1.1 Hasil Observasi Awal Sarana dan Prasarana Penjasorkes di Beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen .................................................................................... Tabel 2.1 Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran Penjas untuk Jenjang SD Tabel 2.2 Standar Umum Sarana dan Prasarana Sekolah dan Olahraga atau Kesehatan .......................................................................... Tabel 2.3 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain atau Berolahraga ................................................................................ Tabel 2.4 Jumlah Data Satuan Pendidikan Jenjang SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ............................... Tabel 3.1 Jumlah Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.................................................. Tabel 3.2 Bobot Skor Jawaban .................................................................. 5 29 50 52 58 64 68 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen .................................................................................... Tabel 3.4 Data Uji Validitas Instrumen........................................................ 71 73 Tabel 3.5 Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen .................................................................................... Tabel 3.6 Data Uji Reliabilitas Instrumen.................................................... 74 75 Tabel 3.7 Interval dan Kategori .................................................................. 77 Tabel 4.1 Data Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen .................................................................. Tabel 4.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian........................................... 79 80 Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ............................... Tabel 4.4 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan ............................................................................... Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan ............................................................................... Tabel 4.6 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah ........... Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah ........... xii 81 82 83 85 86 Tabel 4.8 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar ..................................................................... Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar ....................................................... Tabel 4.10 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar ............................................................................ Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar.............................................................. Tabel 4.12 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar ..................................................................... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar ....................................................... Tabel 4.14 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide.............. Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide.............. Tabel 4.16 Skor dan Kategori Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................................... Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................................... Tabel 4.18 Skor dan Kategori Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................ Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................ Tabel 4.20 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru ..... Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru ..... Tabel 4.22 Skor dan Kategori Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi.................................................................................... Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi.................................................................................... Tabel 4.24 Skor dan Kategori Indikator Pengetahuan .................................. Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan................................ 88 89 91 92 94 95 97 98 100 101 103 104 106 107 109 110 112 113 Tabel 4.26 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen .................................................................................... 127 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1 Peta Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen .................. Gambar 4.1 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan........................................................................... 83 Histogram Kreativitas Guru Pejasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .................. 86 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar ................................................................. 89 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar........................................................................ 92 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar ................................................................. 95 Histogram Kreativitas Guru Pejasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide .................... 98 Histogram Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana 101 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 56 Gambar 4.8 Histogram Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana ....................................................................... 104 Gambar 4.9 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru............ 107 Gambar 4.10 Histogram Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi ... 110 Gambar 4.11 Histogram Indikator Pengetahuan .......................................... Gambar 4.12 Modifikasi Lapangan Bola Voli Mini di SD Negeri 2 Pesuningan ............................................................................ Gambar 4.13 Modifikasi Pemukul Kasti pada Pembelajaran Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri ................................................................... Gambar 4.14 Modifikasi Tongkat pada Pembelajaran Lari Estafet di SD Negeri Sembirkadipaten......................................................... Gambar 4.15 Modifikasi Gawang di SD Negeri Sembirkadipaten ................ Gambar 4.16 Modifikasi Ring Basket pada Pembelajaran Basket di SD Negeri 1 Prembun .................................................................. Gambar 4.17 Modifikasi Kasur Busa pada Pembelajaran Senam Lantai di SD Negeri 4 Prembun ............................................................ Gambar 4.18 Modifikasi Cones pada Pembelajaran Atletik di SD Negeri 2 Tersobo.................................................................................. xiv 113 122 122 123 123 124 125 125 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran 1 Surat Keputusan Dosen Pembimbing .................................... 137 Lampiran 2 Usulan Tema dan Judul Skripsi.............................................. 138 Lampiran 3 Pengesahan Proposal Skripsi ................................................ 139 Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Fakultas................................................. 140 Lampiran 5 Surat Rekomendasi Izin Penelitian UPTD Unit Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ............................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Prembun ................................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Prembun ................................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 3 Prembun ................................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 4 Prembun ................................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Kabekelan.............................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Kabekelan.............................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Tunggalroso ........................................................................... Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Tunggalroso ........................................................................... Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Kedungwaru........................................................................... Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Bagung .................................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Tersobo.................................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Tersobo.................................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 3 Tersobo.................................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Sidogede................................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Sidogede................................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Sembirkadipaten .................................................................... Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Kedungbulus .......................................................................... Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 xv 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 Lampiran 23 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Mulyosri ................................................................................. Lampiran 24 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Mulyosri ................................................................................. Lampiran 25 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Pesuningan ............................................................................ Lampiran 26 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Pesuningan ............................................................................ Lampiran 27 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Kabuaran ............................................................................... Lampiran 28 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Pecarikan............................................................................... 159 160 161 162 163 Lampiran 29 Instrumen Angket Uji Coba .................................................... 164 165 Lampiran 30 Instrumen Angket Penelitian .................................................. 169 Lampiran 31 Tabulasi Data Uji Coba Instrumen Penelitian ......................... 173 Lampiran 32 Uji Validitas Instrumen Penelitian ........................................... 174 Lampiran 33 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................................... 177 Lampiran 34 Tabulasi Data Hasil Penelitian Kreativitas Guru Penjasorkes. 179 Lampiran 35 Kategorisasi Data Kreativitas Guru Penjasorkes .................... 180 Lampiran 36 Tabulasi Data Hasil Penelitian Faktor dan Indikator Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .................. Lampiran 37 Kategorisasi Data Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah ........................................................... Lampiran 38 Kategorisasi Data Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar................................................... Lampiran 39 Kategorisasi Data Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar ......................................................... Lampiran 40 Kategorisasi Data Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar................................................... Lampiran 41 Tabulasi Data Hasil Penelitian Faktor dan Indikator Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide .................... Lampiran 42 Kategorisasi Data Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide ..................................................................... Lampiran 43 Kategorisasi Data Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana .............................................................................. Lampiran 44 Kategorisasi Data Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana ........................................................... Lampiran 45 Tabulasi Data Hasil Penelitian Faktor dan Indikator Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru ..................... Lampiran 46 Kategorisasi Data Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru........................................................... Lampiran 47 Kategorisasi Data Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi ............................................................................... Lampiran 48 Kategorisasi Data Indikator Pengetahuan .............................. Lampiran 49 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Penjasorkes ................. xvi 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 Lampiran 50 Panduan Observasi Daftar Check-list Sarana dan Prasarana 195 Lampiran 51 Transkip Observasi Daftar Check-list Sarana dan Prasarana. 196 Lampiran 52 Panduan Dokumentasi........................................................... 219 Lampiran 53 Panduan Wawancara............................................................. 220 Lampiran 54 Transkip Wawancara ............................................................. 222 Lampiran 55 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 242 xvii 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. Pendidikan akan selalu ada di kehidupan manusia. Pendidikan sebagai gejala yang universal merupakan suatu keharusan bagi manusia, karena di samping sebagai gejala pendidikan juga sebagai upaya memanusiakan manusia itu sendiri. Dengan perkembangan kebudayaan manusia, timbullah tuntutan akan adanya pendidikan yang terselenggara lebih baik, lebih teratur, dan didasarkan atas pemikiran yang matang. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah. Menurut Harsuki (2003:47) pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan keolahragaan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab II Pasal 4, terdapat tujuan keolahragaan nasional yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, 1 2 prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Oleh karena itu, tujuan dari pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di antaranya adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan, serta daya tahan tubuh terhadap penyakit. Apabila mempunyai kesegaran dan daya tahan tubuh yang baik diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) dapat berjalan sukses dan lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain: guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang mendukung, dan penilaian. Guru dan sarana prasarana merupakan unsur yang paling menentukan dalam keberhasilan pembelajaran Penjasorkes. Namun, unsur utama untuk keberhasilan tersebut adalah guru itu sendiri. Pada umumnya jumlah siswa di sekolah lebih banyak dibandingkan dengan alat dan fasilitas yang ada. Hal tersebut membuat siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, guru Penjasorkes harus mampu membawa siswa ke dalam situasi belajar yang menyenangkan dalam pembelajaran dengan memunculkan dan mengembangkan kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana Penjasorkes. Semua unsur yang mendukung keberhasilan di dalam proses pembelajaran Penjasorkes saling terkait satu dengan yang lainnya. Sarana dan prasarana Penjasorkes merupakan satu di antara unsur penunjang keberhasilan proses pembelajaran Penjasorkes yang tak jarang pula sering menimbulkan dan 3 menjadi masalah di beberapa sekolah di Indonesia. Soepartono (2000:13) menyatakan bahwa fasilitas olahraga di sekolah masih merupakan masalah di negara kita dan ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata, serta masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standar minimal. Sekolah-sekolah yang ada memiliki kecenderungan kurang memikirkan penyediaan atau pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu, Penjasorkes perlu mendapat dukungan sarana dan prasarana yang memadai karena sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran Penjasorkes dan tanpa adanya sarana dan prasarana proses pembelajaran akan mengalami hambatan bahkan terhenti, sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai. Sarana dan prasarana Penjasorkes yang ideal menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana yang dapat menunjang lancarnya proses pembelajaran pendidikan jasmani di tingkat Sekolah Dasar meliputi tempat berolahraga yang berfungsi sebagai tempat bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. Tempat bermain atau berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m²/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 167, luas minimum tempat bermain atau berolahraga 500 m². Di dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 20 m x 15 m. Tempat berolahraga yang merupakan ruang terbuka sebag ian ditanami pohon penghijauan. Diletakkan di tempat yang tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas. Tidak digunakan untuk parkir. Tempat dengan beberapa kriteria di atas maksudnya adalah sebuah tempat atau ruang bebas yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat 4 pohon, saluran air, dan benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga. Seiring dengan banyaknya cabang olahraga yang akan dilakukan dan telah diprogram dalam kurikulum, ketersediaan sarana dan prasarana yang baik sangat dibutuhkan. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mencukupi dan sesuai dengan perbandingan siswa yang ada, sangat membantu guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran. Guru akan lebih mudah dan terarah dalam menyampaikan materi dengan berbagai variasi dan metode pembelajaran. Begitu juga dengan siswa. Siswa menjadi lebih maksimal dalam menerima materi pembelajaran. Siswa lebih sering dalam melakukan berbagai keterampilan dan aktivitas di dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang baik menimbulkan banyak hambatan dalam proses pembelajaran. Akibatnya jika guru tidak kreatif, maka dalam pembelajaran Penjasorkes guru tidak dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan frekuensi dan intensitas yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini juga berdampak terhadap siswa. Siswa tidak dapat maksimal dalam menerima materi pembelajaran dan tidak maksimal dalam melakukan berbagai gerak keterampilan dalam permainan ataupun aktivitas jasmani lainnya, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. Prembun merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah yang terletak di sebelah timur Kebumen dan perbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah. Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23. 5 Berdasarkan observasi awal kondisi dan jumlah sarana dan prasarana olahraga pada hari Rabu, 13 Mei 2015 di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ternyata masih minim. Sekolah-sekolah kebanyakan tidak mempunyai lapangan tersendiri untuk berolahraga. Halaman sekolah yang ada untuk olahraga kurang luas, sehingga pada saat aktivitas Penjasorkes sangat mengganggu pembelajaran siswa lain yang ada di dalam kelas. Sarana atau alat penunjang dalam pembelajaran sangat kurang. Jumlah bola yang diperlukan untuk bermain tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada. Sebagian sarana dan prasarana di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Dengan keadaan yang demikian, proses pembelajaran Penjasorkes tidak dapat berlangsung secara maksimal sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Berikut hasil observasi awal dengan melihat langsung sarana dan prasarana Penjasorkes di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Tabel 1.1 Hasil Observasi Awal Sarana dan Prasarana Penjasorkes di Beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen No Sekolah Alat Jumlah Keterangan 1. SD Negeri Pecarikan Bola sepak 1 Baik 1 Net voli Rusak 1 set Tenis meja Baik 1 Net takraw Rusak 1 Pemukul kasti Baik 5 Bola kasti Baik 1 set Peluru Baik 1 set Cakram Rusak 5 Bola plastik Baik 1 Lapangan sepak Baik bola 2. SD Negeri 2 Pesuningan Bola sepak Bola voli Net voli 2 3 1 Baik Baik Baik 6 Lapangan voli Bola kasti Pemukul kasti Bola kasti Cone Tongkat estafet Bola plastik Lapangan sepak bola 1 5 2 5 10 5 5 1 Baik Baik Baik Baik Baik Rusak Baik Baik 3. SD Negeri 1 Prembun Bola sepak Bola futsal Bola voli Bola basket Tenis meja Bola takraw Pemukul kasti Bola kasti Cone Lembing Tongkat estafet Matras senam Bola plastik Lapangan sepak bola 3 2 4 2 1 set 1 3 10 10 10 6 3 10 1 Baik Baik Baik Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 4. SD Negeri Bagung Bola sepak Bola voli Bola basket Tenis meja Bola takraw Peluru Pemukul kasti Bola kasti Lembing Cakram Tongkat estafet Matras senam Bola plastik 2 1 1 1 set 2 1 set 2 5 5 1 set 5 1 5 Baik Baik Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sumber: Bagas Anung H, 2015. Berdasarkan observasi pada saat pembelajaran bola voli, bola sering mati saat permainan dan membuat pembelajaran kurang lancar. Bahkan terasa membosankan bagi siswa karena menunggu giliran main, serta hanya menggunakan satu lapangan bola voli. Bola yang digunakan kurang memadai 7 dengan jumlah siswa yang banyak, minimal sekolah mempunyai 6 buah bola, serta bola terasa berat dan sakit saat digunakan servis. Selain itu, pada saat pembelajaran sepak bola, para siswa kesulitan menggunakan bola. Siswa merasa kesakitan saat menendang bola. Selain itu, bola terasa berat saat ditendang. Guru Penjasorkes sebaiknya memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa SD masih senang bermain dan berlomba yang menyenangkan. Dalam hal ini, guru harus berpikir kreatif salah satunya adalah dengan memodifikasi bola yang lebih ringan dan lunak, misalnya: menggunakan bola plastik yang dilapisi bahan karet tipis atau dengan membuat plastik bekas dibentuk bulat. Dengan berpikir kreatif, maka kualitas pembelajaran bisa ditingkatkan dan diharapkan materi yang disampaikan dapat diterima murid dengan mudah. Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu, 13 Mei 2015 dengan guru Penjasorkes SD Negeri Pecarikan yaitu Bapak Wisnu Septyadi, S.Pd., dan guru Penjasorkes SD Negeri 2 Pesuningan yaitu Bapak Nur Sahid, S.Pd., mengakui bahwa sarana dan prasarana Penjasorkes masih minim, jumlah alat tidak sebanding dengan jumlah siswa, pembelajaran kurang berjalan dengan efektif, kesempatan siswa masih kurang dalam mempraktikkan materi pembelajaran, guru Penjasorkes sebagian masih ada yang pasrah dan monoton dalam memberikan materi atau pembelajaran karena keterbatasan sarana dan prasarana tersebut. Guru yang profesional tidak bersikap pasrah, menerima, dan pasif jika ada masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana Penjasorkes, tetapi diharapkan dapat menyikapi secara kreatif untuk mengatasinya. Dengan 8 keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah, maka guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen hendaknya mampu memotivasi siswa-siswanya, menciptakan ide-ide baru, kreatif memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran. Guru dapat memodifikasi sarana dan prasarana dengan apa yang ada di sekitarnya atau dapat pula menggunakan sarana dan prasarana lain yang fungsinya sama sebagai pengganti sarana dan prasarana yang sebenarnya atau dengan usaha lain yang sesuai dengan materi, tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran Penjasorkes yang diharapkan atau lebih baik lagi. Seorang guru Penjasorkes harus mampu dalam pengelolaan kelas yang baik, serta berkreasi ketika mengajar. Mengingat Penjasorkes merupakan kajian terhadap gerak manusia yang disusun dalam muatan yang aktual. Materi Penjasorkes disampaikan dalam rangka memberi kesempatan bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang secara proporsional, rasional, ranah psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan permasalahan yang dihadapi, seorang guru Penjasorkes harus jeli dan mampu mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi di lapangan. Oleh karena itu, guru Penjasorkes dituntut kreatif dan selalu mencari pemecahan dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penjasorkes di Sekolah Dasar merupakan awal dari jenjang pendidikan. Di Sekolah Dasar, guru Penjasorkes mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar harus mampu membimbing dan mengembangkan kemampuan gerak, menanamkan nilai dan sikap. Selain itu, guru Penjasorkes harus dapat memacu dan mengarahkan siswa dalam masa pertumbuhan. Seorang guru Penjasorkes 9 harus mampu mengatasi persoalan dalam proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah, karena dalam proses pembelajaran Penjasorkes akan menemukan berbagai faktor yang menghambat proses pembelajaran di sekolah salah satunya keterbatasan sarana dan prasarana, sehingga perlu adanya kreativitas seorang guru dalam mengelola pembelajaran Penjasorkes. Minimnya sarana dan prasarana Penjasorkes yang tidak merata serta tidak sesuai dengan kondisi murid, menuntut guru Penjasorkes lebih kreatif. Oleh karena itu, guru harus bisa memodifikasi pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana Penjasorkes yang tersedia di sekolah. Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang bagaimana tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 1. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 2. Minimnya alat, perkakas, dan fasilitas Penjasorkes yang dimiliki sekolah. 3. Tidak sebandingnya antara jumlah sarana dan prasarana yang ada dengan jumlah siswa sehingga proses pembelajaran Penjasorkes berjalan kurang baik. 10 10 4. Belum diketahui seberapa tinggi tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 1. 3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Dengan keterbatasan peneliti baik waktu maupun dana, maka peneliti hanya membatasi masalah pada “Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen”. 1. 4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana Tingkat Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen?”. 1. 5 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 11 11 1. 6 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Teoritis a. Dapat dijadikan gambaran atau informasi tentang tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. 2. Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan keterampilan meneliti terutama pada bidang yang dikaji. b. Bagi Guru Penjasorkes Dapat dijadikan masukan atau bahan evaluasi agar dapat mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes sehingga pembelajaran tercapai dengan baik. c. Bagi Lembaga Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dan lembaga pendidikan agar lebih memperhatikan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes supaya lebih lengkap agar proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah lebih maksimal. 12 12 d. Bagi Instansi Terkait Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Dinas Dikpora, Kabupaten Kebumen agar lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas maupun keadaan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kreativitas Setiap individu pada zaman globalisasi ini dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan tujuan memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, individu dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif agar dapat bersaing di era globalisasi saat ini. Begitu juga dengan guru Penjasorkes, dituntut kreatif dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes supaya tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk menunjang pemahaman mengenai kreativitas, berikut disajikan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kreativitas. Menurut Conny Semiawan, dkk (1990:7) kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan, menurut Oemar Hamalik (2008:179) seseorang yang kreatif adalah yang memiliki kemampuan kapasitas pemahaman, sensitivitas, dan apresiasi, dapat dikatakan melebihi dari seseorang yang tergolong intelegen. Pembahasan tentang kreativitas bertalian dengan aspek-aspek abilitet kreatif, mempelajari abilitet-abilitet itu, serta mengembangkan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah (problem solving). Abilitet-abilitet kreatif sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas apa yang dia miliki, bersifat umum, dan dapat diterapkan pada macam-macam tugas. 13 14 14 Selain itu, menurut Utami Munandar (2009:12) kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada. Dengan demikian, baik perubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Sedangkan, menurut Clark Moustakis sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar (2009:18) kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam, dan orang lain. Lebih lanjut, menurut Slameto (2010:145) kreativitas adalah penemuan sesuatu mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan, tingkah laku, suatu bangunan, hasil-hasil kesusasteraan, dan lainlain. Sedangkan, menurut Momon Sudarma (2013:18) kreativitas dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi (power) yang ada dalam diri individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sedangkan menurut Robert Franken sebagaimana dikutip oleh Momon Sudarma (2013:18) ada tiga dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu: 1) kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi, dan lebih baik, 2) dorongan untuk mengomunikasi nilai dan ide, serta 3) keinginan untuk memecahkan masalah. Ketiga dorongan itulah yang kemudian menyebabkan seseorang untuk berkreasi. Dengan kata lain, masalah kreativitas ini dapat dimaknai sebagai sebuah energi 15 15 atau dorongan dalam diri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru dan menerapkannya dalam memecahkan masalah, kemampuan menemukan ide-ide baru dari hasil menganalisis dan dapat mengubahnya menjadi kenyataan yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. 2.1.1 Ciri-Ciri Kreativitas Biasanya orang yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan mempunyai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang memiliki sifat kreatif menurut para ahli adalah sebagai berikut. Menurut Conny Semiawan, dkk (1990:7) kreativitas meliputi baik ciri-ciri kognitif (aptitude) seperti kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orisinalitas) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri afektif (non-aptitude), seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru. Selain itu, menurut Conny Semiawan, dkk (1990:10) ciri-ciri mencerminkan kepribadian yang kreatif adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat. 2. Mempunyai inisiatif. 3. Mempunyai minat yang luas. 4. Bebas dalam berpikir. 5. Bersifat ingin tahu. 6. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru. 16 16 7. Percaya pada diri sendiri. 8. Penuh semangat. 9. Berani mengambil risiko. 10. Berani dalam pendapat dan keyakinan. Sedangkan, menurut Guilford sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar (2009:10) ciri-ciri utama dari kreativitas, membedakan antara aptitude dan nonaptitude traits. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir. Ciri-ciri nonaptitude (afektif) seperti kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik, kemandirian. Menurut Utami Munandar (2009:36) ciri-ciri pribadi yang kreatif sebagai berikut: 1) imajinatif, 2) mempunyai prakarsa, 3) mempunyai minat luas, 4) mandiri dalam berpikir, 5) ingin tahu, 6) senang berpetualang, 7) penuh energi, 8) percaya diri, 9) bersedia mengambil risiko, 10) berani dalam pendirian dan keyakinan. Sedangkan, ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang memberikan sumbangan kreatif yang menonjol, digambarkan sebagai berikut: 1) berani dalam pendirian, 2) ingin tahu, 3) mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan, 4) bersibuk diri dengan kerjanya, 5) intuitif, 6) ulet, dan 7) tidak bersedia menerima pendapat dari otoritas begitu saja. Lebih lanjut, menurut Utami Munandar (2009:71) ciri-ciri untuk kreativitas sebagai berikut: 1. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam. 2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik. 3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah. 4. Bebas dalam menyatakan pendapat. 5. Mempunyai rasa keindahan yang dalam. 17 17 6. Menonjol dalam suatu bidang seni. 7. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi atau sudut pandang. 8. Mempunyai rasa humor yang luas. 9. Mempunyai daya imajinasi. 10. Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah. Menurut Sund sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010:147) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3. Panjang akal. 4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti. 5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. 7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. 8. Berpikir fleksibel. 9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak. 10. Kemampuan membuat analisis dan sintesis. 11. Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 12. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. 13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, ciri-ciri kreativitas secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) memiliki kemampuan dalam melihat masalah, 2) memiliki kemampuan menciptakan ide atau gagasan untuk 18 18 memecahkan masalah, 3) terbuka pada hal-hal baru serta tanggap menerima hal-hal tersebut. 2.1.2 Aspek-aspek Kreativitas Menurut Guilford (Nursito, 2000) aspek-aspek kreativitas adalah sebagai berikut: 1. Fluency yaitu kesigapan, kelancaran untuk menyampaikan banyak gagasan. 2. Fleksibilitas yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan. 3. Orisinalitas yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang asli. 4. Elaborasi yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail atau terperinci. 5. Redefinition yaitu kemampuan untuk menentukan batasan-batasan dengan melihat dari sudut yang lain daripada cara-cara yang lazim. Sedangkan aspek-aspek kreatif menurut Utami Munandar (2009) yaitu: 1. Keterampilan berpikir lancar yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan. 2. Keterampilan berpikir luas yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. 3. Keterampilan berpikir orisinal yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli. 19 19 4. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci detail-detail dari suatu gagasan hingga menjadi lebih menarik. 5. Keterampilan menilai atau mengevaluasi yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak. Lebih lanjut, menurut Utami Munandar (2009:20) aspek-aspek dari kreativitas berdasarkan 4P, yaitu: 1. Pribadi. Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinilitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. 2. Proses. Untuk mengembangkan kreatif, perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara aktif. 3. Produk. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) yang kreatif. 4. Press. Bakat kreatif akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. 20 20 Selain itu, menurut Oemar Hamalik (2008:179) aspek khusus berpikir kreatif adalah berpikir devergen (devergen thinking), yang memiliki ciri-ciri: 1. Fleksibilitas, menggambarkan keragaman (devergency) ungkapan atau sambutan terhadap sesuatu stimulus. 2. Originalitas, menunjuk pada tingkat keaslian sejumlah gagasan, jawaban, atau pendapat terhadap sesuatu masalah, kejadian, dan gejala. 3. Fluency (keluwesan, keaslian, dan kuantitas output), menunjuk pada kuantitas output, lebih banyak jawaban berarti lebih kreatif. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa ada beberapa aspek kreatif yaitu: 1) kemampuan untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran, 2) kemampuan menciptakan ide atau gagasan yang unik dan asli, jawabanjawaban dan pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi dalam pemecahan masalah, 3) terbuka terhadap hal-hal yang baru. 2.2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Menurut Abdulkadir Ateng (1992:4) pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual, dan sosial. Sedangkan, menurut Harsuki (2003:47) pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan meningkatkan 21 21 individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional melalui aktivitas fisik. Selain itu, menurut E. Mulyasa (2003:90) pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui penyedian pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain, dan atau berolahraga yang direncanakan secara sistematis dengan memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berpikir, emosional, sosial, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina dan sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif di sepanjang hayat. Melalui pendidikan jasmani siswa bukan hanya memperoleh kemampuan dalam hal aktivitas, tetapi juga keterampilan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut Sukintaka (2004:17) pendidikan jasmani pada dasarnya adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan namun kadang sering dianggap orang adalah sesuatu yang tidak penting dan hanya sebagai pelengkap dari sistem pendidikan. Sebagian orang tidak menyadari bahwa sesungguhnya pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan pendidikan jasmani sebagai wahananya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, 22 22 dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan keolahragaan nasional. 2.2.1 Tujuan Penjasorkes Menurut Abdulkadir Ateng (1992:7) tujuan dari pendidikan jasmani adalah: 1. Pembentukan Gerak. 1) Memenuhi serta mempertahankan gerak. 2) Penghayatan ruang, waktu, dan bentuk serta pengembangan perasaan irama. 3) Mengenal kemungkinan gerak diri sendiri. 4) Memiliki keyakinan gerak dan mengembangkan perasaan sikap. 5) Memperkaya dan memperluas kemampuan gerak dengan melakukan pengalaman gerak. 2. Pembentukan Prestasi. 1) Mengembangkan kemampuan kerja optimal dengan mengajarkan ketangkasan-ketangkasan . 2) Belajar mengarahkan diri pada pencapaian prestasi (kemauan, konsentrasi, keuletan, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri). 3) Penguasaan emosi. 4) Belajar mengenal kemampuan dan keterbatasan diri. 5) Meningkatkan sikap tepat terhadap nilai yang nyata dari tingkat dan bidang prestasi dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat, dan olahraga. 23 23 3. Pembentukan Sosial. 1) Pengakuan dan penerimaan peraturan-peraturan dan norma-norma bersama. 2) Mengikutsertakan ke dalam struktur kelompok fungsional, belajar bekerja sama, menerima pimpinan, dan memberikan pimpinan. 3) Pengembangan perasaan kemasyarakatan dan pengakuan terhadap orang lain sebagai pribadi. 4) Belajar bertanggung jawab terhadap yang lain, memberi pertolongan, memberi perlindungan dan berkorban. 5) Belajar mengenal dan mengalami bentuk-bentuk pelepas lelah secara aktif untuk pengisian waktu senggang. 4. Pertumbuhan Badan. 1) Peningkatan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat tumbuh, bersikap dan bergerak dengan baik, dan untuk dapat berprestasi secaraa optimal (kuatan dan mobilitas, pelepasan ketegangan, dan kesiapsiagaan). 2) Meningkatan kesehatan jasmani dan rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri dengan membiasakan cara-cara hidup sehat. Sedangkan, menurut Adang Suherman (2000:23) secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat dikategorikan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Perkembangan Fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness). 24 24 2. Perkembangan Gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna. 3. Perkembangan Mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa. 4. Perkembangan Sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Selain itu, menurut Rusli Lutan (2000:1-2) pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Dijelaskan pula tujuan ideal pendidikan jasmani adalah bahwa program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang yang percaya diri, disiplin, sehat, bugar, dan hidup bahagia. Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 25 25 1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. 2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. 3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. 4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan. 5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antarorang. 6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, tujuan pendidikan jasmani secara umum adalah pengembangan individu yang bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. 26 26 2.2.2 Aspek-aspek Penjasorkes Menurut Rusli Lutan (2000:5-7) aspek-aspek pendidikan jasmani sebagai berikut: 1. Aspek Psikomotor. Mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual- motorik, bahwa upaya pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan itu sendiri. 2. Aspek Kognitif. Mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan. 3. Aspek Afektif. Mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, namun lebih penting di antaranya adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya seperti intelegensia emosional dan watak. Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. 27 27 2.3 Kurikulum Penjasorkes Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan perangkat utama dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan formal di suatu lembaga pendidikan. Kurikulum adalah segala kegiatan dan pengalaman belajar yang dirancang, direncanakan, diprogramkan, dan diselenggarakan oleh lembaga bagi anak didiknya dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum pendidikan jasmani adalah kurikulum yang terdiri dari semua situasi yang secara sadar dipilih dan diorganisasi dengan maksud untuk mengembangkan kepribadian anak didik meliputi pengetahuan atau wawasan, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau kemampuan- kemampuan (Nadisah, 1992:3). Dalam mata pelajaran Penjasorkes mengalami perubahan yaitu dari pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berubah menjadi pendidikan jasmani, yang lebih menegaskan bahwa mata pelajaran ini menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai mata pelajaran yang menitikberatkan pada ranah jasmani dan psikomotor, pendidikan jasmani tetap tidak mengabaikan ranah kognitif dan afektif. Ketiga ranah tersebut tetap diberikan kepada siswa agar siswa mampu berkembang dengan baik dan seimbang antara kemampuan fisik dan kemampuan berpikir. Dalam materi pendidikan jasmani, selain dibekali dengan materi teori, peserta didik juga dibekali dengan materi praktik. Materi yang dipelajari dapat 28 28 berupa permainan, atletik, maupun yang lainnya. Dalam pendidikan jasmani mencakup materi, antara lain: kesadaran akan tubuh dan gerakan, keterampilan motorik dasar, kesegaran jasmani, aktivitas jasmani, aktivitas pengkondisian tubuh, modifikasi permainan dan olahraga, keterampilan mandiri di alam terbuka, serta gaya hidup aktif dan sportif. 2.3.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pemahamannya adalah bahwa pada tingkat satuan pendidikan, yaitu sekolah, harus dikembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Pemerintah hanya memberikan rambu-rambu penyusunan atau pengembangannya. Satuan pendidikan 29 29 diharapkan bisa mengembangkan KTSP sebagai dasar untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran bagi siswa. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar, pencapaian kompetensi untuk penilaian. Standar Ketuntasan Belajar Minimal adalah batas minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik pada setiap Kompetensi Dasar. Oleh sebab itu, bagi peserta didik yang belum dapat mencapai batas miimal harus mengikuti remidi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarka prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu Kompetensi Dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam Silabus. 2.3.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani untuk jenjang SD/MI adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani untuk Jenjang SD/MI SD/MI Kelas Aspek/Sub Aspek 1 2 3 4 5 6 Permainan dan Olahraga Olahraga tradisional v v v v v v Permainan v v v v v v v v Eksplorasi gerak v v v v Keterampilan lokomotor v v v v Keterampilan non-lokomotor v v v v v Keterampilan manipulatif v v v Atletik v v v Kasti 30 30 Rounders Kippers Softball Baseball Bola tangan Sepak bola Bola basket Bola voli Tenis meja Tenis Bulutangkis Beladiri Aktivitas lainnya v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Aktivitas Pengembangan Mekanika/sikap tubuh Komponen kebugaran jasmani Aktivitas lainnya v v v v v v v v v v v v v v v Uji Diri/Senam Ketangkasan sederhana v v Ketangkasan tanpa alat v v v v v v v v v v v v Ketangkasan dengan alat v Senam lantai v v v v v v Aktivitas lainnya Aktivitas Ritmik Gerak bebas v v v v Senam pagi v v v v v v v v SKJ v Senam aerobik v v v v Aktivitas lainnya v v Akuatik v v v Permainan di air v v v v Keselamatan di air v v v Keterampilan di air v v v Renang v v v v v v Aktivitas lainnya v v v Pendidikan Luar Kelas Piknik v v v v v v v v v v v v Pengenalan lingkungan v v Berkemah v v v Menjelajah v Mendaki gunung Sumber: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD dan MI. Depdiknas. 2006. 31 31 Ruang lingkup pendidikan jasmani terdiri dari enam aspek, yaitu: 1) permainan dan olahraga, 2) aktivitas pengembangan, 3) uji diri/senam, 4) aktivitas ritmik, 5) akuatik, 6) pendidikan luar kelas. Guru dapat memilih aktivitas pembelajaran sesuai dengan kondisi lingkungan dan situasi sekolah, dan memperhatikan faktor pertumbuhan dan perkembangan siswa. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran, baik halaman sekolah, ruang kelas, atau benda-benda lain di sekitar sekolah yang dapat digunakan sebagai alat bantu proses pembelajaran. 2.4 Guru Penjasorkes Seorang pendidik dalam hal ini guru, merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pada Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dijelaskan juga pada Bab II Pasal 4 bahwa kedudukan seorang guru sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan martabat dan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Selain itu, dalam Bab III Pasal 7 dijelaskan bahwa guru sebagai tenaga profesional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. 32 32 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. 8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Menurut Oemar Hamalik (2001:118) guru adalah pekerjaan profesional maka untuk menjadi guru memerlukan persyaratan yang berat antara lain: 1. Harus memiliki bakat sebagai guru. 2. Harus memiliki keahlian sebagai guru. 3. Harus memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi. 4. Memiliki mental yang sehat. 5. Berbadan sehat. 6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. 7. Guru adalah manusia yang berjiwa Pancasila. 8. Guru adalah seorang warga negara yang baik. 33 33 Menurut Mark Sund sebagaimana dikutip oleh Guntur Talajan (2012:35) ciri-ciri yang mempengaruhi kreativitas seorang guru adalah sebagai berikut: 1. Guru kreatif memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga mendorong seorang guru untuk mengetahui hal-hal yang baru yang berkaitan dengan aktivitas dan pekerjaannya sebagai guru. 2. Guru kreatif memiliki sikap yang ekstrovert atau bersikap lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru dan selalu ingin mencoba untuk melakukannya, dan dapat menerima masukan dan saran dari siapapun yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan menganggap bahwa hal-hal baru tersebut dapat menjadi pengalaman dan pelajaran baru bagi dirinya. 3. Guru kreatif biasanya tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah tertentu, sehingga sangat kreatif dan panjang akal untuk menemukan solusi dari setiap masalah yang muncul. 4. Guru kreatif sangat termotivasi untuk menemukan hal-hal baru baik melalui observasi, pengalaman dan pengamatan langsung, dan melalui kegiatankegiatan penelitian. Guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki jabatan atau profesi yang membutuhkan suatu keahlian khusus dalam pendidikan dengan jalan memberikan pendidikan jasmani. Guru Penjasorkes sebagai orang profesional harus memiliki kemampuan dasar setiap cabang olahraga yang diajarkan di sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat itu. Profesi guru Penjasorkes secara umum sama dengan guru mata pelajaran yang lain pada umumnya, namun secara khusus ada letak perbedaan prinsip dan ini merupakan ciri khas tersendiri. Guru Penjasorkes tugasnya tidak hanya menyampaikan 34 34 materi yang bersifat fisik dan motorik saja, melainkan semua ranah harus tersampaikan pada siswanya melalui pembelajaran dan pendidikan yang utuh. Guru Penjasorkes merupakan tenaga kependidikan yang sangat dibutuhkan dalam semua jenjang pendidikan yaitu dari pra sekolah hingga sekolah menengah atas, bahkan di perguruan tinggi. Hal ini karena manfaat pendidikan yang sudah diketahui hasilnya yaitu dalam rangka mendewasakan siswa pada ranah afektif, kognitif, fisik, dan psikomotorik. Dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan jasmani sangat dibutuhkan pada semua jenjang pendidikan. Sukintaka (2004:72-74) menyatakan bahwa agar mempunyai profil guru pendidikan jasmani, maka seorang guru memiliki banyak kriteria atau setidaknya yang harus dipenuhi antara lain: 1. Sehat jasmani, rohani, berprofil olahragawan. 2. Mempunyai kemampuan motorik. 3. Tidak gagap. 4. Tidak buta warna. 5. Pandai dan cerdas. 6. Energik dan berketerampilan motorik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru Penjasorkes merupakan seseorang yang bertugas untuk mengajarkan pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah 35 35 yang dibutuhkan dalam semua jenjang pendidikan untuk mendewasakan siswa dalam ranah afektif, kognitif, fisik, dan psikomotorik, serta dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. 2.4.1 Peranan Guru Penjasorkes Menurut Supandi (1992:48-51) peranan guru Penjasorkes sebagai berikut: 1. Guru sebagai Pemimipin. Sudah selayaknya guru Penjasorkes menjadi pemimpin siswa-siswanya. Sebab ditinjau dari umur, pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai guru ini melebihi siswa-siswanya. Guru sebagai pemimpin akan tampak nyata dalam proses belajar-mengajar pendidikan jasmani. Sebagai pemimpin, guru itu berada di depan siswanya agar keteladannya itu menjadi sumber belajar siswanya. 2. Guru sebagai Manajer Proses Belajar-Mengajar. Dalam kesehariannya, guru Penjasorkes harus merencanakan kegiatan, menciptakan lingkungan belajar, dan menggerakkan siswa-siswanya ke arah tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru ini, jelas bahwa guru Penjasorkes ini dapat digolongkan sebagai manajer proses belajar-mengajar pendidikan jasmani. Kemampuan manajerial tersebut dikemukakan berikut ini: 1) kemampuan menyusun rencana pelajaran yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari kurikulum, 2) pengorganisasian proses belajar-mengajar pendidikan jasmani, 3) pengendalian kegiatan belajar siswa, 4) penilaian, bisa berhubungan dengan hal belajar dan prosesnya. 36 36 3. Guru sebagai Fasilitator Proses Belajar-Mengajar. Peranan ini merupakan tindak lanjut dari anggapan bahwa siswa itu merupakan pusat proses belajar-mengajar. Dengan kata lain, fasilitator adalah guru yang membantu dan membimbing siswa mencapai tujuan belajarnya. Guru sebagai fasilitator merupakan paduan antara pemimpin dan manajer proses belajar-mengajar. Secara garis besar peranan fasilitator adalah sebagai berikut: 1) menekankan pada perencanaan pelaksanaan proses pembelajaran dan bukan pada kontrol proses tersebut, 2) membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dan kontrol terhadap proses tersebut dilakukan bersama guru dan siswa, 3) memberikan petunjuk-petunjuk bila diperlukan selama proses pembelajaran dan menetapkan bahwa tujuan belajarnya telah tercapai. Mengacu pada peranan guru yang majemuk ini, ternyata tugas guru itu banyak sekali. Namun demikian, apapun peranannya tugas pokok guru itu dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan kreativitas siswa. 2. Merencanakan dan melaksanakan proses belajar-mengajar secara lebih efektif dan efisien. 3. Membimbing siswa ke arah yang telah ditetapkan dalam rumusan tujuan pembelajaran. 2.4.2 Guru Penjasorkes yang Kreatif Menjadi guru Penjasorkes yang profesional tidak semudah yang dibayangkan orang selama ini. Salah jika ada yang menganggap mereka hanya dengan modal peluit bisa menjadi guru Penjasorkes di sekolah. Bahkan sebaliknya, bahwa untuk menjadi guru Penjasorkes yang profesional akan lebih 37 37 sulit dibandingkan menjadi guru mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran Penjasorkes lebih kompleks permasalahannya dibanding dengan mata pelajaran yang lain. Oleh sebab itu, tidak bisa guru mata pelajaran lain diminta untuk mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani atau sebaliknya. Memang dirasakan cukup banyak dan kompleks syarat untuk menjadi seorang guru Penjasorkes. Hal ini memang pantas mengingat pentingnya Penjasorkes sebagai sebuah profesi. Sebagai seorang yang profesional, guru harus mampu dan mau melihat masalah dan memecahkan atau mengatasinya salah satunya dengan kreativitasnya. Kreativitas guru dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah yang ada yang berhubungan dengan sarana dan prasarana Penjasorkes. Memiliki kreativitas yang baik merupakan suatu keharusan, terutama bagi guru Penjasorkes agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Selain itu, seorang guru harus selalu berusaha dan bertanggung jawab untuk keberhasilan proses pembelajaran Penjasorkes dengan memunculkan dan mengembangkan kreativitasnya sebagai upaya mengatasi masalah dan menciptakan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas. Akan tetapi, untuk menjadi seorang guru Penjasorkes yang memiliki kreativitas yang baik tidaklah mudah perlu adanya proses pembelajaran dan kemauan yang tinggi. Pembelajaran khususnya dalam Penjasorkes dapat dipandang sebagai seni dan ilmu (art and science). Sebagai seni, pembelajaran hendaknya dipandang sebagai proses yang menuntut intuisi, kreativitas, improviasi, dan ekspresi dari guru. Ini berarti guru memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan dan tindakan proses pembelajaran selama dapat 38 38 dipertanggungjawabkan sesuai dengan pandangan hidup dan etika yang berlaku. Jadi, guru tidak harus selalu terpaku dan terikat formula ilmu mengajar. Pembelajaran Penjasorkes dipandang sebagai seni dan ilmu, guru dituntut harus memiliki kreativitas dan menciptakan siswa menjadi kreatif pula. Untuk menciptakan siswa yang kreatif tidaklah mudah perlu adanya strategi atau metode yang baik dalam pembelajaran dan didesain sedemikian rupa oleh guru sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Guru akan mengajar kreatif dan efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar guru akan mantap di depan kelas. Perencanaan yang matang akan menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif guru waktu mengajar, dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa (Slameto, 2010:93). Dalam Penjasorkes, pembelajaran tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja tetapi pembelajaran dapat dilakukan di alam terbuka, lapangan, atau tempat lain yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran. Maka, guru dihadapkan pada persoalan bagaimana guru memperlakukan siswanya atau dengan kata lain gaya mengajar yang dipakai oleh guru, sehingga siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, aktif, dan kreatif. Guru yang kreatif bukan hanya pandai dalam pengambilan keputusan dan mendominasi kelas, tetapi bagaimana mendesain suatu gaya mengajar yang melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan sehingga membuat siswa aktif, variatif, dan kreatif dalam setiap episode pembelajaran. Pelaksanaan dan penerapan gaya-gaya mengajar dalam Penjasorkes perlu disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar-mengajarnya. Begitu pula dengan gaya mengajar, tidak ada gaya mengajar yang baik untuk selamanya atau berpatokan hanya 39 39 pada satu gaya mengajar. Dalam gaya mengajar perlu adanya sentuhan kreativitas dari pengajar sehingga gaya mengajar yang dilakukan menjadi lebih hidup dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu, menjadi seorang guru Penjasorkes dalam proses pembelajaran ternyata banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya tentang karakteristik dan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Karakteristik dan tahaptahap pertumbuhan dan perkembangan anak mutlak dimengerti bagi guru Penjasorkes yang mana gunanya untuk menciptakan metode-metode pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus memiliki cara berpikir yang kreatif sehingga dapat menemukan konsep baru atau gagasan baru yang dapat menunjang pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, gaya mengajar konvensional atau tradisional harus segera diubah menjadi gaya mengajar yang modern sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak lagi berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa dengan tidak meninggalkan guru sebagai pengajar. Sebagai seorang guru yang profesional, guru Penjasorkes harus selalu berusaha dan bertanggung jawab untuk keberhasilan proses pembelajaran Penjasorkes. Salah satu wujudnya dengan memunculkan dan mengembangkan kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana Penjasorkes sebagai upaya mengatasi masalah dan menciptakan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran Penjasorkes di sekolah. 40 40 2.4.3 Profil Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar Menurut Supandi (1992:52-53) kemampuan guru Penjasorkes di SD adalah sebagai berikut: 1. Memahami karakteristik anak SD, tentang: 1) Pertumbuhan fisik. 2) Perkembangan mental. 3) Perkembangan sosial dan emosional, sesuai fase-fase pertumbuhan dan perkembangan anak SD. 2. Mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan pada anak SD untuk berkreatif dan aktif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, serta mampu menumbuhkembangkan potensi kemampuan dan keterampilan motorik anak SD. 3. Mampu memberikan bimbingan dan pengembangan anak SD dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. 4. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menilai, serta mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD. 5. Memiliki pemahaman dan penguasaan keterampilan gerak. 6. Memiliki pemahaman tentang unsur-unsur kondisi jasmani. 7. Memilki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani. 8. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dalam dunia olahraga. 9. Memiliki kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga. 41 41 Profil guru Penjasorkes di SD ini menunjukkan bahwa banyak hal yang harus dikuasai guru bersangkutan baik yang bersifat pengetahuan maupun keterampilan serta nilai-nilai. Namun yang strategis untuk menjadi bahan menyusun strategi belajar-mengajar adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa SD dan kemampuan menguraikan gerak dasar dari keterampilan gerak yang kompleks dan memanfaatkannya dalam menyusun suatu strategi belajar-mengajar pendidikan jasmani. 2.5 Pembelajaran Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang bersifat mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menfasilitasi proses belajar. Kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan sebagai pengelola, atau “director learning”. (Husdarta dan Yudha M. Saputra, 2000:1). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 20 disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar. Menurut Oemar Hamalik (2008:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, 42 42 dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material dalam pembelajaran meliputi buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, komputer. Sedangkan prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan sebagainya. Sedangkan, menurut Oemar Hamalik (2008:65-66) ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu: 1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus. 2. Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. 3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2008:69-70) untuk menjamin suasana belajar yang efektif, guru dan siswa dapat melakukan beberapa upaya, sebagai berikut: 1. Sikap guru sendiri terhadap pembelajaran di kelas. Guru harus bersikap menunjang, membantu, adil, dan terbuka kepada peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena sikap tersebut pada akhirnya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan serta menciptakan sikap antusiasme peserta didik terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. 2. Perlu adanya kesadaran yang tinggi di kalangan siswa untuk membina disiplin dan tata tertib yang baik di dalam kelas. Suasana disiplin ini juga 43 43 sebenarnya ditentukan oleh perilaku guru, kemampuan guru memberikan pengajaran, serta suasana dalam diri siswa sendiri. 3. Guru dan siswa berupaya menciptakan hubungan dan kerja sama yang serasi, selaras, dan seimbang dalam kelas yang dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang tersusun secara sistematis antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) dalam situasi pendidikan yang terdiri dari berbagai tujuan yang ingin dicapai, serta dilakukan untuk mencapai perubahan ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran itu sendiri mempunyai bermacam-macam komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. 2.6 Inovasi dan Modifikasi Pembelajaran Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000:1) penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu Developmentally Appropriate Prace (DAP), artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian, tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini, harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah 44 44 menganalisa sekaligus meruntunkannya mengembangkan dalam bentuk materi aktivitas belajar pelajaran yang dengan potensial cara dapat memperlancar siswa dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Sementara itu, cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: 1) tujuan, 2) karakteristik materi, 3) kondisi lingkungan, dan 4) evaluasi. Untuk lebih jelasnya beberapa analisa modifikasi yang harus dipertimbangkan para guru tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi antara lain: 1) Tujuan Perluasan. Maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk dan wujud keterampilan yang dipelajari tanpa memperrhatikan aspek efisiensi dan efektivitas. 2) Tujuan Penghalusan. Maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan efisiensi gerak atau keterampilan yang dipelajarinya. 45 45 3) Tujuan Penerapan. Maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan efektivitas gerak atau keterampilan yang dipelajarinya. 2. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan materi yang dipelajarinya antara lain: 1) Komponen Keterampilan (Skill). Guru dapat memodifikasi keterampilan yang dipelajari siswa tersebut dengan cara mengurangi atau menambah komfleksitas dan kesulitannya. 2) Klasifikasi Materi (Skill). Guru dapat memodifikasi materi pembelajaran tersebut dengan cara mengurangi dan menambah tingkat kesulitan dan komfleksitas materi pelajaran berdasarkan klasifikasi keterampilannya. 3) Kondisi Penampilan (Skill). Guru dapat memodifikas kondisi penampilan siswa dengan cara mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitannya. 4) Jumlah Skill. Guru dapat memodifikasi materi pembelajaran dengan cara mengurangi atau menambah jumlah keterampilan yang dilakukan siswa. 5) Perluasan Jumlah Perbedaan Respon. Guru dapat menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menambah jumlah dan perbedaan respon terhadap konsep yang sama. 3. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya antara lain: 46 46 1) Peralatan atau Sarana dan Prasarana Olahraga. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. 2) Penataan Ruang Gerak dalam Berlatih. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam berlatih. 3) Jumlah Siswa yang Terlibat. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar. 4) Organisasi atau Formasi Berlatih. Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada curahan waktu aktif belajar. 4. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan evaluasi pembelajaran antara lain: 1) Self-testing (Individu atau Berpasangan). Pada bentuk ini siswa didorong untuk mengetes secara individu atau berpasangan tentang penguasaan materi yang sudah dipelajarinya. 2) Self-testing (Kelompok atau Grup). Pada bentuk ini siswa didorong untuk mengetes secara kelompok tentang penguasaan materi yang sudah dipelajarinya. 3) Pertandingan. Pada bentuk ini siswa didorong untuk mengetes penguasaan materi yang sudah dipelajarinya dalam bentuk variasi pertandingan. 47 47 Dalam memodifikasi sarana dan prasarana yang harus diperhatikan atau menjadi perhatian oleh guru adalah: 1) mendorong partisipasi maksimal siswa, 2) memperhatikan keselamatan, 3) efektivitas dan efisien gerak siswa, 4) memenuhi tuntutan perbedaan kemampuan anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, 5) memperkuat keterampilan yang sudah dipelajarinya, 6) meningkatkan perkembangan emosional dan sosial. Jadi, modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP termasuk di dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan Modifikasi prinsip utama dalam pembelajaran dapat memodifikasi dikaitkan pembelajaran dengan kondisi Penjasorkes. lingkungan pembelajarannya salah satunya yaitu peralatan atau sarana dan prasarana olahraga. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. 2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana Penjasorkes Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 45 Ayat 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila 48 48 kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Sarana Penjasorkes merupakan peralatan yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Sarana pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang sifatnya tidak permanen, dapat dibawa kemana-mana atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Menurut Soepartono (2000:6) istilah sarana olahraga adalah terjemahan dari “facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: 1. Peralatan (apparatus). Peralatan atau apparatus adalah sesuatu yang digunakan, contoh: peti loncat, palang tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda, dan lain-lain. 2. Perlengkapan (device). Perlengkapan atau device, yaitu: 1) sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas, dan lain-lain, 2) sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki, misalnya: bola, raket, pemukul, dan lain-lain. Sedangkan, menurut Soepartono (2000:5) prasarana berarti sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan. Beberapa contoh prasarana olahraga ialah: lapangan bola basket, lapangan tenis, gedung olahraga atau hall, stadion sepakbola, stadion atletik, dan lain-lain. Gedung 49 49 olahraga merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga. Prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah atau bisa semi permanen tetapi berat atau sulit, contohnya: matras, peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin, dan lainlain. Perkakas ini idealnya tidak dipindah-pindah, agar tidak mudah rusak, kecuali kalau memang tempatnya terbatas sehingga harus selalu bongkar pasang. Sedangkan, fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga. Keberadaan sarana dan prasarana Penjasorkes dalam proses pembelajaran sangat penting, karena tanpa ada sarana dan prasarana pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar dan dapat menjadi penghambat tercapainya tujuan pendidikan yang tercapai. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian sarana, maka dapat disimpulkan bahwa sarana Penjasorkes adalah perlengkapan yang mendukung kegiatan pembelajaran Penjasorkes yang sifatnya dinamis, dapat berpindahpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya: bola, raket, net, pemukul, dan lain-lain. Sedangkan, prasarana Penjasorkes adalah sesuatu yang mempermudah atau mempelancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen, salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan, misalnya: lapangan sepak bola, basket, tenis lapangan, lapangan bulutangkis, gedung olahraga, dan lain sebagainya. 50 50 2.7.1 Standar Sarana dan Prasarana Penjasorkes Fasilitas olahraga di sekolah masih merupakan masalah di Indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata. Sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah sebagian besar masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standar minimal. Banyak fasilitas olahraga yang pemakaiannya belum sesuai dengan kondisi sebenarnya dan belum sesuai dengan kebutuhan sekolah bahkan terkesan sia-sia dalam pengadaannya karena tidak terawat dengan baik dan pengalihan fungsi fasilitas tersebut yang tidak tepat. Kegiatan olahraga memerlukan ruang untuk bergerak, kebutuhan ruang untuk bergerak itu ditentukan dengan standar kebutuhan ruang. Di Indonesia, standar minimal fasilitas olahraga untuk sekolah telah dihasilkan oleh Ditjen Dikluspora melalui Lokakarya Fasilitas Olahraga tahun 1978-1979. Untuk fasilitas olahraga di sekolah diusulkan rata-rata 7 m²/siswa. Dikatakan rata-rata karena memang tidak dibagi secara proporsional penggunaannya, berapa untuk lapangan terbuka, gedung olahraga, dan kolam renang. Standar umum prasarana sekolah dan olahraga atau kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Standar Umum Prasarana Sekolah dan Olahraga atau Kesehatan Jml Kelas/ Jml Siswa Kebutuhan Prasarana Sekolah Kebutuhan Prasarana Olahraga Jenis Prasarana Olahraga yang Disediakan Min. 5 kelas 1.250 m² (125 siswa) (I) 1.100 m² Lapangan olahraga serba guna (15 x 30) m² Atletik (500 m²) 6-10 kelas (II) 1.400 m² (I) Bangsal terbuka (12,5 x 25) m², tinggi 6 m 8 m²/siswa 51 51 11-12 kelas 8 m²/siswa Di atas 20 10 m²/siswa kelas, min. 500 siswa (III) 2.000 m² Lapangan olahraga serba guna dan atletik Bangsal terbuka Lapangan voli/basket Lapangan lain (15 x 30) m² (IV) 2700 m² (III) Lapangan serbaguna (20 x 40) m² Catatan: Angka-angka yang tercantum merupakan standar kebutuhan minimum. Dimensi yang tercantum tidak mutlak harus diikuti disesuaikan dengan kondisi setempat Sumber: Soepartono (2000:14). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana olahraga untuk tingkat SD disebutkan: 1. Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. 2. Tempat bermain atau berolahraga memiliki rasio luas minimum 3m²/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 167, luas minimum tempat bermain atau berolahraga 500 m². Di dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 20 m x 15 m. 3. Tempat bermain atau berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon penghijauan. 4. Tempat bermain atau berolahraga diletakkan di tempat yang tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas. 5. 6. Tempat bermain atau berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga. 52 52 7. Tempat bermain atau berolahraga dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini. Tabel 2.3 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain atau Berolahraga No Jenis Rasio Deskripsi 1 Peralatan Pendidikan 1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku 1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku 1.3 Peralatan bola voli 1 set/sekolah Minimum 6 bola 1.4 Peralatan sepak bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola 1.5 Peralatan bola basket 1 set/sekolah Minimum 6 bola 1.6 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat. 1.7 Peralatan atletik 1 set/ekolah 1.8 Peralatan seni budaya 1 set/sekolah 1.9 Peralatan keterampilan 1 set/sekolah 2 2.1 2.2 Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, bak loncat. Disesuaikan dengan potensi daerah masingmasing. Disesuaikan dengan potensi daerah masingmasing. Perlengkapan lain Pengeras suara 1 set/sekolah Tape recorder 1 buah/sekolah Sumber: Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sarana dan Prasarana. 2.7.2 Tujuan dan Manfaat Sarana dan Prasarana Penjasorkes Menurut Agus S. Suryobroto sebagaimana dikutip oleh Wahyu Putra Perdana (2015:16) tujuan sarana dan prasarana adalah: 1. Memperlancar jalannya pembelajaran. 2. Mempermudah gerakan. 3. Mempersulit gerakan. 4. Memacu siswa dalam gerak. 5. Kelangsungan aktivitas. 53 53 6. Menjadikan siswa tidak takut melakukan gerakan. Sedangkan, manfaat sarana dan prasarana adalah: 1. Memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa. 2. Mempermudah dan mempersulit gerakan. 3. Sebagai tolak ukur keberhasilan siswa. 4. Menarik siswa. Menurut Agus S. Suryobroto sebagaimana dikutip oleh Wahyu Putra Perdana (2015) mengenai syarat sarana dan prasarana Penjasorkes yang baik, yaitu: 1. Aman. 2. Mudah dan murah. 3. Menarik. 4. Memacu untuk bergerak. 5. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan. 6. Tidak mudah rusak. 7. Sesuai dengan lingkungan. 2.7.3 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Penjasorkes Menurut Abror Hisyam sebagaimana dikutip oleh Wahyu Putra Perdana (2015:19) prinsip-prinsip pemeliharaan adalah: 1. Kebijakan dan tata cara memelihara sarana dan prasarana olahraga harus direncanakan untuk memperpanjang umur peralatan. 2. Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin keselamatan bagi semua orang yang menggunakan alat-alat. 54 54 3. Hanya orang-orang yang berhak hendaknya diberi kedudukan sebagai pemimpin kepala tata usaha. 4. Alat-alat seharusnya diawasi secara periodik untuk memperoleh keselamatan dan kondisi alat-alat. 5. Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi alat-alat. 6. Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong dan menjamin pemeliharaan secara ekonomis dan aman. 2.8 Kecamatan Prembun Prembun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Letak Kecamatan Prembun berada di paling timur bagian geografis Kebumen dan dilalui oleh jalur nasional yaitu jalur selatan Jawa Tengah. Kecamatan Prembun berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Kota Kecamatan ini terletak pada Koordinat di 7° 43’ 23” Lintang Selatan (S) dan 109° 48’ 2” Bujur Timur (E), dan berada di ketinggian 14 meter di atas permukaan laut. Menilik letak geografisnya maka daerah ini termasuk daerah yang panas, namun sangat diuntungkan oleh suasana pedesaan dan masih sangat banyaknya pepohonan sehingga udara lebih terasa hangat bahkan masih terasa sejuk di pagi hari, apalagi di pagi hari pada musim kemarau. Luas wilayah Kecamatan Prembun adalah 2.296,00 Ha dengan jumlah penduduk 25.935 orang, dengan rincian penduduk laki-laki 12.793 orang dan perempuan 13.142 orang. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten adalah 21,00 km melalui Kutowinangun-Kebumen dengan menggunakan angkutan umum, bus, dan pedesaan. Jumlah RT di Kecamatan Prembun yaitu 55 55 130 dan RW sebanyak 40, yang terbagi dalam 13 Desa/Kelurahan. Berikut daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen: 1. Kelurahan/Desa Bagung (Kodepos : 54394). 2. Kelurahan/Desa Kabekelan (Kodepos : 54394). 3. Kelurahan/Desa Kabuaran (Kodepos : 54394). 4. Kelurahan/Desa Kedungbulus (Kodepos : 54394). 5. Kelurahan/Desa Kedungwaru (Kodepos : 54394). 6. Kelurahan/Desa Mulyosri (Kodepos : 54394). 7. Kelurahan/Desa Pecarikan (Kodepos : 54394). 8. Kelurahan/Desa Pesuningan (Kodepos : 54394). 9. Kelurahan/Desa Prembun (Kodepos : 54394). 10. Kelurahan/Desa Sembirkadipaten (Kodepos : 54394). 11. Kelurahan/Desa Sidogede (Kodepos : 54394). 12. Kelurahan/Desa Tersobo (Kodepos : 54394). 13. Kelurahan/Desa Tunggalroso (Kodepos : 54394). Sebagian besar wilayah Kecamatan Prembun merupakan daerah dataran rendah dan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian bertani dan berkebun. Ciri khas dari Kecamatan Prembun adalah buah bengkoang yang sering kita jumpai di pinggir jalan lintas selatan Jawa Tengah tepatnya di Kota Prembun. Prembun juga terdapat stasiun kereta api yaitu Stasiun Prembun (kode:PRB) yang merupakan stasiun kereta api kelas tiga. Stasiun yang terletak pada ketinggian +9 m ini berada di Daerah Operasi V Purwokerto. Stasiun Prembun berada di belakang Pasar Prembun. Stasiun ini memiliki 3 jalur kereta api aktif dan 1 jalur buntu (badug). 56 56 Gambar 2.1 Peta Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Sumber: http://keboemen.com/wpcontent/uploads/2014/08/kecamatan_prembun_kebumen.jpg (diakses tanggal 26/06/15). 2.8.1 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan bertingkah laku baik. Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang didirikan oleh Negara maupun yayasan tertentu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagian institusi yang kompleks, sekolah tidak akan menjadi baik dengan sendirinya, melainkan melalui proses peningkatan tertentu. Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah, anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Secara umum pengertian Sekolah Dasar dapat kita katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi 57 57 bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23. Sebagian besar letak SD Negeri yang ada di Kecamatan Prembun berada di pedesaan, antara lain: SD Negeri Pecarikan, SD Negeri Kabuaran, SD Negeri 1 dan 2 Pesuningan, SD Negeri 1 dan 2 Mulyosri, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1 dan 2 Sidogede. Sedangkan yang letaknya berada di kota yaitu SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Prembun, SD Negeri 1, 2 dan 3 Tersobo, SD Negeri Bagung, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 dan 2 Tunggalroso, SD Negeri 1 dan 2 Kabekelan. Sarana dan prasarana SD Negeri se-Kecamatan Prembun, khususnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes secara umum masih minim. Sekolah-sekolah kebanyakan tidak mempunyai lapangan tersendiri untuk berolahraga. Halaman sekolah yang ada untuk olahraga kurang luas, sehingga pada saat aktivitas Penjasorkes sangat mengganggu pembelajaran siswa lain yang ada di dalam kelas. Sarana atau alat penunjang dalam pembelajaran sangat kurang. Jumlah bola tidak sebanding dengan jumlah siswa. Sebagian sarana dan prasarana di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Dengan keadaan yang demikian, proses pembelajaran Penjasorkes tidak dapat berlangsung secara maksimal sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Untuk itu, bagaimana kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun sebagai salah satu upaya guru untuk menyikapi masalah 58 58 keterbatasan sarana dan prasarana Penjasorkes sehingga pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Tabel 2.4 Jumlah Data Satuan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Nama Satuan No NPSN Alamat Kelurahan Status Pendidikan Jl. Raya 1. 20305727 SD N 1 Prembun Kutoarjo Km. Prembun Negeri 1 Prembun 2. 20304852 SD N 2 Prembun Ds. Prembun Prembun Negeri Dk. 3. 20330252 SD N 3 Prembun Kranggan Prembun Negeri Dk. 4. 20304693 SD N 4 Prembun Wonocolo Prembun Negeri Jl. Raya SD N 1 Kutoarjo Km. 5. 20305331 Kabekelan Negeri Kabekelan 1 Prembun 6. 20305572 SD N 2 Kabekelan Dk. Sidodadi 7. 20305809 SD N 1 Tunggalroso Dk. Kaibon 8. 20304934 Negeri 20305165 Ds. Tunggalroso Ds. Kedungwaru Tunggalroso 9. SD N 2 Tunggalroso SD N Kedungwaru Kedungwaru Negeri 10. 20305251 SD N Bagung Ds. Bagung Bagung Negeri Tersobo Negeri Tesobo Tersobo Negeri Negeri Sidogede Negeri Sidogede Negeri Sembir Negeri Kedungbulus Negeri Mulyosri Negeri 11. 20305780 SD N 1 Tersobo 12. 13. 20304834 20304681 SD N 2 Tersobo SD N 3 Tersobo 14. 20305846 SD N 1 Sidogede 15. 20304825 16. 20305232 17. 20305169 SD N 2 Sidogede SD N Sembirkadipaten SD N Kedungbulus 18. 20305716 SD N 1 Mulyosri Jln. Slamet Riyadi No. 43 Tersobo Ds. Tersobo Ds. Tersobo Jl. Wadaslintang Km. 1 Ds. Sidogede Ds. Sembir Ds. Kedungbulus Jl. Wadaslintang Km. 3 Kabekelan Tunggalroso Negeri Negeri 59 59 Jln. Wadaslintang 19. 20305649 SD N 2 Mulyosri Mulyosri Negeri Km. 3 Ds. SD N 1 20. 20305733 Pesuningan Negeri Pesuningan Pesuningan Jl. SD N 2 Wadaslintang Pesuningan 21. 20304857 Negeri Pesuningan Km. 5 Ds. 22. 20305330 SD N Kabuaran Kabuaran Negeri Kabuaran Jl. Pituruh 23. 20305127 SD N Pecarikan Pecarikan Negeri Km. 1,5 Sumber:http://dapodik.pdkjateng.go.id/npsn_pddk_dasar/kecamatan/030500/sek olah/030509 (diakses tanggal 26/06/15). 2.9 Kajian Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Johan Prakoso (2013), Wahyu Putra Perdana (2015). Johan Prakoso (2013) skripsi yang berjudul “Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Menyikapi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Penjas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam menyikapi keterbatasan sarana dan prasarana Penjas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo dalam kategori Sedang. Secara rinci terdapat 3 guru (9,38%) dalam kategori Sangat Tinggi, 8 guru (25,00%) dalam kategori Tinggi, 10 guru (31,25%) dalam kategori Sedang, 9 guru (28,13%) dalam kategori Rendah, 2 guru (6,25%) dalam kategori Sangat Rendah. Wahyu Putra Perdana (2015) skripsi yang berjudul “Kreativitas Guru dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penjas se-Kabupaten Jepara”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana dalam pembelajaran Penjas di SMP se-Kabupaten Jepara sebanyak 60 60 26 orang guru dengan persentase 57,64% kreativitasnya termasuk Tinggi dan 42,31% kreativitasnya termasuk Sedang. Menggunakan beberapa faktor antara lain: 1) kemampuan dalam melihat masalah berhubungan dengan sarana dan prasarana Penjas pada kategori Sedang, 2) kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide pada kategori sedang, 3) sikap terbuka terhadap hal-hal baru pada kategori Sedang. 2.10 Kerangka Berpikir Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes) tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan secara umum karena merupakan bagian dari pendidikan secara menyeluruh yang sangat penting keberadaannya. Dalam pembelajaran Penjasorkes tak lepas dari beberapa unsur yang sangat berpengaruh terhadap lancar dan suksesnya pembelajaran Penjasorkes tersebut, salah satunya sarana dan prasarana. Kebutuhan akan sarana dan prasarana sangatlah mutlak karena bukan hanya sekadar sebagai alat bantu semata tetapi bisa dikatakan sebagai media utama yang digunakan guru dalam mengajar Penjasorkes. Kebutuhan sarana dan prasarana dalam Penjasorkes sangat beragam baik jenis maupun jumlahnya sesuai dengan materi dalam kurikulum yang ada. Keberadaan dan kebutuhan bagi guru baik dalam memenuhi jumlahnya maupun pemanfaatannya sebagian besar di sekolah keberadaan sarana dan prasarana belum mencukupi untuk dapat digunakan guru Penjasorkes dalam mengajar semua materi kepada siswanya. Terbatasnya sarana dan prasarana, alat, dan fasilitas Penjasorkes di sekolah menuntut guru Penjasorkes harus memiliki banyak kreativitas dalam 61 61 memanfaatkan sarana dan prasarana agar materi pembelajaran dapat disampaikan dan dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kreativitas seorang guru Penjasorkes tergantung pada usaha yang dilakukannya untuk mengatasi masalah yang ada. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau perihal berkreasi seseorang dengan merubah terhadap hal lama menjadi sesuatu yang baru. Kreativitas guru Penjasorkes dapat dilihat dari kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan tersebut dapat dimulai dari ketika guru Penjasorkes melihat sebuah masalah yang ada, apakah ia memperhatikan atau tidak memperhatikan sama sekali. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana prasarana Penjasorkes antara lain: 1) kemampuan melihat atau memecahkan suatu masalah yang ada, 2) menciptakan ide atau gagasan untuk diterapkan dalam memecahkan suatu masalah yang ada tersebut, 3) sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal atau cara-cara baru yang dianggapnya lebih efektif dan efisien yang digunakan untuk mengajar, sehingga tujuan dari pembelajaran Penjasorkes dapat tercapai secara maksimal. 62 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bermaksud untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu kejadian tertentu dan berusaha memberikan gambaran, informasi, data, dan angka-angka tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Sugiyono (2011:8) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket yang dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 3.2 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (20011:38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:161) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 62 63 63 Variabel dalam penelitian ini adalah kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Kreativitas guru Penjasorkes adalah strategi atau metode yang didesain atau dirancang untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas terdiri dari faktor-faktor: 1) kemampuan melihat atau memecahkan suatu masalah yang ada, 2) menciptakan ide atau gagasan untuk diterapkan dalam memecahkan suatu masalah yang ada tersebut, 3) sikap menerima dan terbuka terhadap halhal atau cara-cara baru yang dianggapnya lebih efektif dan efisien yang digunakan untuk mengajar, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Semua faktor tersebut diukur dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Penjasorkes dengan syarat memiliki latar belakang pendidikan jasmani yang mengajar di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 64 64 3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2011:85). Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua guru Penjasorkes yang memiliki latar belakang pendidikan jasmani di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang berjumlah 23. Berikut data SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen beserta jumlah guru Penjasorkes. Tabel 3.1 Jumlah Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjasorkes 1. SD N 1 Prembun 1 2. SD N 2 Prembun 1 3. SD N 3 Prembun 1 4. SD N 4 Prembun 1 5. SD N 1 Kabekelan 1 6. SD N 2 Kabekelan 1 7. SD N 1 Tunggalroso 1 8. SD N 2 Tunggalroso 1 9. SD N Kedungwaru 1 10. SD N Bagung 1 11. SD N 1 Tersobo 1 12. SD N 2 Tersobo 1 13. SD N 3 Tersobo 1 14. SD N 1 Sidogede 1 15. SD N 2 Sidogede 1 16. SD N Sembirkadipaten 1 17. SD N Kedungbulus 1 18. SD N 1 Mulyosri 1 19. SD N 2 Mulyosri 1 20. SD N 1 Pesuningan 1 65 65 21. 22. 23. SD N 2 Pesuningan SD N Kabuaran SD N Pecarikan Jumlah 1 1 1 23 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data yang hendak diteliti dengan metode yang ditentukan peneliti. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, sebagai berikut: 3.4.1 Observasi (Pengamatan) Observasi adalah pengamatan dan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan semua alat indra. Dapat dikatakan observasi adalah pengamatan secara langsung. Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (Suharsimi Arikunto, 2013:200). Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah pengamatan, pengambilan data awal dengan menyebarkan daftar check-list sarana dan prasarana olahraga kepada guru Penjasorkes dan observasi pembelajaran. Observasi dilakukan untuk dijadikan sebagai data sekunder yang artinya akan digunakan sebagai data penguat dari hasil data primer yang diperoleh dari hasil angket yang dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 3.4.2 Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, foto-foto dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2013:201). 66 66 Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan foto untuk pengarsipan dan memperkuat alat instrumen lainnya berupa dokumentasi pengisian angket oleh guru, sarana dan prasarana, dan pembelajaran Penjasorkes. 3.4.3 Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri (self-report), atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2011:137). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2011:140) atau pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan (Suharsimi Arikunto, 2013:270). Wawancara dilakukan kepada beberapa guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen sebagai data sekunder atau data penguat dari data primer (angket). 67 67 3.4.4 Angket (Kuesioner) Menurut Sugiyono (2011:142) angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:194) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang diberikan kepada responden dalam pengambilan data adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah tersedia jawabannya berupa bentuk check-list di mana responden tinggal membubuhkan tanda check-list (√) pada kolom yang sesuai jawaban dengan tujuan agar dalam pengisian angket tidak menyita banyak waktu tetapi mendapatkan data akurat. Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Modifikasi skala Likert mempunyai lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Alternatif jawaban Ragu-ragu dalam penelitian ini dihilangkan agar jawaban yang dihasilkan lebih meyakinkan. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan cara analisis deskriptif. Untuk memudahkan tabulasi, maka jawaban tersebut diubah secara kuantitatif dengan memberi angka (skor) pada setiap butir pernyataan. Skor yang digunakan untuk pernyataan positif adalah 4, 3, 2, 1. Sedangkan untuk 68 68 pernyataan negatif 1, 2, 3, 4. Pemberian keterangan skor masing-masing sebagai berikut: Tabel 3.2 Bobot Skor Jawaban Jawaban Positif Sangat setuju 4 Negatif 1 Setuju 3 2 Kurang setuju Tidak setuju 2 1 3 4 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102). Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan data berupa angket. Jadi, instrumen dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut Sugiyono (2011:142) angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:194) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:195) alasan menggunakan angket karena terdapat beberapa keuntungan antara lain: 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. 69 69 2. Dapat dibagi secara serentak pada banyak responden. 3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden. 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malumalu menjawab. 5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Sedangkan, kelemahan menggunakan angket sebagai berikut: 1) responden sering tidak teliti dalam menjawab, 2) sering sukar dicari validitasnya, 3) kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur, 4) sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos, 5) waktu pengambilannya tidak bersama-sama (Suharsimi Arikunto, 2013:195). Menurut Suharsimi Arikunto (2013:219) ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen angket yang berupa butir-butir pernyataan yang harus diisi oleh responden yaitu sebagai berikut: 1. Mendefinisikan Konstrak (Construct Devinition). Konstrak dalam penelitian ini adalah variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Sedangkan kreativitas guru Penjasorkes dalam penelitian ini yaitu 1) kemampuan dalam melihat atau memecahkan masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pembelajaran, 2) kemampuan dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi, 3) sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran. 70 70 2. Menyidik Faktor (Identification of Factors). Menyidik faktor adalah tahap yang bertujuan untuk menandai faktor-faktor yang akan diteliti. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi: 1) Kemampuan melihat atau memecahkan masalah, dijabarkan menjadi 3 indikator yaitu: 2) a. Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes. b. Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes. c. Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes. Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide, dijabarkan menjadi 2 indikator yaitu: 3) a. Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana. b. Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana. Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru, dijabarkan menjadi 2 indikator yaitu: 3. a. Pemanfaatan informasi dan teknologi. b. Pengetahuan. Menyusun Butir Instrumen (Items Construction). Langkah terakhir adalah menyusun butir instrumen berdasarkan faktor menyusun konstrak. Butir instrumen harus merupakan penjabaran dari isi faktorfaktor yang akan diteliti. Tiap butir pertanyaan harus spesifik untuk faktornya sendiri. Lembar angket yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil data menggunakan pilihan jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini dibuat dan dikembangkan dari teori-teori kreativitas pada landasan teori sebelumnya. Untuk 71 71 memberikan gambaran mengenai angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, maka disajikan kisi-kisi instrumen angket penelitian sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Butir Soal Variabel Faktor Indikator Positif Negatif 1, 2, 3 4, 5 Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes Kemampuan melihat atau memecahkan masalah Kreativitas Guru Penjasorkes Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide Sikap menerima dan terbuka terhadap halhal baru Jumlah Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes 6, 7, 8 9, 10, 11 Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes 12, 14 13 Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana 15, 16, 18, 17, 21 19, 20 Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana 22, 24, 26, 23, 25 27, 28, 29 30, 31, 32, Pemanfaatan informasi dan teknologi Pengetahuan 33, 34 35, 37, 38, 36 39, 40 40 72 72 3.5.1 Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan kesasihan sesuai instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Suharsimi Arikunto, 2013:211-212). Teknik uji validitas yang digunakan adalah teknik uji validitas Product Moment yaitu dengan rumus: = ∑ ∑ − ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan: : koefisien korelasi bagian total : banyaknya subjek uji coba ∑ : jumlah skor tiap butir ∑ : jumlah skor total ∑ : jumlah kuadrat skor tiap butir : jumlah kuadrat skor total ∑ : jumlah perkalian skor tiap butir dengan jumlah skor total (Suharsimi Arikunto, 2013:213). Suatu butir angket dikatakan valid apabila memiliki harga > atau dengan kata lain harga reseptor xy lebih besar dari reseptor tabel, maka dikatakan item soal atau instrumen tersebut valid. Sebaliknya, apabila 73 73 harga reseptor xy lebih kecil dari reseptor tabel, maka dikatakan item soal atau instrumen tersebut tidak valid. Setelah dilakukan uji coba instrumen dengan bantuan Exel (lihat lampiran 32, hal: 174), diperoleh data perhitungan uji validitas sebagai berikut: Tabel 3.4 Data Uji Validitas Instrumen Soal Ket Soal 0,663 0,647 Valid Valid 0,632 0,817 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 1. 2. (N 10 = 0,632) 0,632 0,632 3. Ket 21. 22. (N 10 = 0,632) 0,632 0,632 0,759 0,743 Valid 23. 0,632 0,454 0,834 0,872 0,663 0,723 0,754 0,738 0,733 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,872 0,730 0,636 0,653 0,924 0,724 0,639 0,632 0,700 Valid 31. 0,632 0,576 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,771 0,699 0,817 0,736 0,648 0,784 0,670 0,794 0,743 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,738 0,651 0,858 0,744 0,687 0,646 0,855 0,697 0,730 Valid Valid Tdk valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tdk valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 butir soal yang dinyatakan tidak valid atau gugur dari keseluruhan 40 butir soal yaitu butir soal 23 dan 31. Jadi, untuk angket penelitian yang digunakan tidak menggunakan 2 butir soal tersebut karena tidak valid atau gugur. Selanjutnya, butir soal angket penelitian yang digunakan dalam pengambilan data penelitian menjadi 38 butir soal. Berikut ini instrumen angket penelitian (lihat lampiran 30, hal: 169): 74 74 Tabel 3.5 Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Butir Soal Variabel Faktor Indikator Positif Negatif 1, 2, 3 4, 5 Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes 6, 7, 8 9, 10, 11 Melihat Kemampuan masalah pada melihat atau saat mengajar memecahkan Penjasorkes masalah 12, 14 13 Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes Kreativitas Guru Penjasorkes 15, 16, 18, 17, 21 Ide dalam 19, 20 memodifikasi sarana dan Kemampuan prasarana menciptakan dan Penerapan ide 22, 23, 25, 24 26, 27, 28 dalam menerapkan memodifikasi ide sarana dan prasarana 29, 30 31, 32 Pemanfaatan Sikap informasi dan menerima dan teknologi terbuka terhadap hal Pengetahuan 33, 35, 36, 34 37, 38 hal baru Jumlah 38 3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2013:221). 75 75 Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan formula Alpha, dengan rumus : = − − ∑ Keterangan : : reliabilitas instrumen : banyaknya butir pertanyaan ∑ : jumlah varians butir : varians total (Suharsimi Arikunto, 2013:239). Setelah dilakukan uji validitas instrumen, diperoleh item yang valid. Selanjutnya, terhadap item yang valid diuji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha, sedangkan perhitungannya menggunakan bantuan SPSS 16. Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh koefisien Alpha ( ) untuk masing-masing faktor lebih besar dibandingkan 0,632, dengan ini dinyatakan andal atau reliabel (lihat lampiran 33, hal: 177). Tabel 3.6 Data Uji Reliabilitas Instrumen No Faktor Hasil ( ) Keterangan 1. Kemampuan melihat memecahkan masalah atau 0,934 Reliabel 2. Kemampuan menciptakan menerapkan ide dan 0,937 Reliabel 3. Sikap menerima dan terhadap hal-hal baru terbuka 0,897 Reliabel 76 76 3.6 Teknik Analisi Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan persentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasinya (Sugiyono, 2011:147). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Untuk mencari besarnya frekuensi relatif (persentase) dengan rumus sebagai berikut: F P= x 100 % N Keterangan: P : angka persentase F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : jumlah frekuensi/banyaknya individu (Anas Sudijono, 2004:43). Sedangkan untuk mengetahui data tiap faktor maka dilakukan pengkategorian. Untuk mengubah skor mentah ke dalam nilai standar atau sesuai dengan instrumen maka dibagi menjadi lima kategori berdasarkan nilai Mean (M) dan Standar Deviasi (SD) yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah dan Sangat Rendah, sehingga Patokan Acuan Norma (PAN) sebagai berikut: 77 77 Tabel 3.7 Interval dan Kategori Interval X ≥ Mean + 1,5 SD Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD X < Mean -1,5 SD Keterangan: X : Rerata/Skor SD : Standar Deviasi (Anas Sudijono, 2004:175). Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 78 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Prembun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Letak Kecamatan Prembun berada di paling timur bagian geografis Kebumen dan dilalui oleh jalur nasional yaitu jalur selatan Jawa Tengah. Kecamatan Prembun berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Kota Kecamatan ini terletak pada Koordinat di 7° 43’ 23” Lintang Selatan (S) dan 109° 48’ 2” Bujur Timur (E), dan berada di ketinggian 14 meter di atas permukaan laut. Menilik letak geografisnya maka daerah ini termasuk daerah yang panas, namun sangat diuntungkan oleh suasana pedesaan dan masih banyaknya pepohonan sehingga udara lebih terasa hangat bahkan masih terasa sejuk di pagi hari, apalagi di pagi hari pada musim kemarau. Luas wilayah Kecamatan Prembun adalah 2.296,00 Ha. Jumlah penduduk 25.935 orang, dengan rincian penduduk laki-laki 12.793 orang dan perempuan 13.142 orang. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten adalah 21,00 km melalui Kutowinangun-Kebumen dengan menggunakan angkutan umum, bus, dan pedesaan. Jumlah RT di Kecamatan Prembun yaitu 130 dan RW sebanyak 40, terbagi dalam 13 Desa/Kelurahan. Sebagian besar wilayah Kecamatan Prembun merupakan daerah dataran rendah dan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian bertani dan berkebun. 78 79 79 Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23. Sebagian besar letak SD Negeri yang ada di Kecamatan Prembun berada di pedesaan, antara lain: SD Negeri Pecarikan, SD Negeri Kabuaran, SD Negeri 1 dan 2 Pesuningan, SD Negeri 1 dan 2 Mulyosri, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1 dan 2 Sidogede. Sedangkan yang letaknya berada di kota yaitu SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Prembun, SD Negeri 1, 2 dan 3 Tersobo, SD Negeri Bagung, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 dan 2 Tunggalroso, SD Negeri 1 dan 2 Kabekelan. 4.2 Deskripsi Subjek Subjek dari penelitian ini adalah guru Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang mempunyai latar belakang pendidikan jasmani dengan jumlah 23 guru dari 23 SD. Berikut data guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen: Tabel 4.1 Data Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen No Nama Sekolah Guru Penjasorkes Keterangan 1. SD N 1 Prembun Manijan, S.Pd. PNS/Sertifikasi 2. SD N 2 Prembun Muchlisudin, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 3. SD N 3 Prembun Mursinah, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 4. SD N 4 Prembun Dwi Widadi, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 5. SD N 1 Kabekelan Kasbolah, S.Pd. PNS/Sertifikasi 6. SD N 2 Kabekelan Muhajiwanto, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 7. SD N 1 Tunggalroso Sudarman, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 8. SD N 2 Tunggalroso Dwi Raharjo, S.Pd. Wiyata 9. SD N Kedungwaru Berardus Winata Budi P, S.Pd. Wiyata 10. SD N Bagung Wiyandono, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 11. SD N 1 Tersobo Agus Tiandri F, S.Pd. PNS 12. SD N 2 Tersobo Kusmiati, S.Pd. PNS/Sertifikasi 13. SD N 3 Tersobo Riski Wijanarko, S.Pd. Wiyata 14. SD N 1 Sidogede Suprapto, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 15. SD N 2 Sidogede Winarti, S.Pd. PNS/Sertifikasi 16. SD N Sembir Suratno, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 17. SD N Kedungbulus Satiman, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 18. SD N 1 Mulyosri Bunata, S.Pd. PNS/Sertifikasi 80 80 19. 20. 21. 22. 23. SD N 2 Mulyosri SD N 1 Pesuningan SD N 2 Pesuningan SD N Kabuaran SD N Pecarikan Sipur, S.Pd. Puji Nuryanto, S.Pd. Nur Sahid, S.Pd. Makmur, S.Pd. Wisnu Septyadi, S.Pd. Wiyata Wiyata Wiyata Wiyata PNS 4.3 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2015. Adapun waktu pengambilan data pada penelitian ini di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian No Nama Sekolah Waktu Penelitian 1. SD N 1 Prembun 3 September2015 2. SD N 2 Prembun 3 September 2015 3. SD N 3 Prembun 5 September 2015 4. SD N 4 Prembun 4 September 2015 5. SD N 1 Kabekelan 2 September 2015 6. SD N 2 Kabekelan 2 September 2015 7. SD N 1 Tunggalroso 2 September 2015 8. SD N 2 Tunggalroso 1 September 2015 9. SD N Kedungwaru 31 Agustus 2015 10. SD N Bagung 31 Agustus 2015 11. SD N 1 Tersobo 27 Agustus 2015 12. SD N 2 Tersobo 31 Agustus 2015 13. SD N 3 Tersobo 1 September 2015 14. SD N 1 Sidogede 31 Agustus 2015 15. SD N 2 Sidogede 27 Agustus 2015 16. SD N Sembirkadipaten 26 Agustus 2015 17. SD N Kedungbulus 27 Agustus 2015 18. SD N 1 Mulyosri 26 Agustus 2015 19. SD N 2 Mulyosri 26 Agustus 2015 20. SD N 1 Pesuningan 25 Agustus 2015 21. SD N 2 Pesuningan 28 Agustus 2015 22. SD N Kabuaran 25 Agustus 2015 23. SD N Pecarikan 4 September 2015 81 81 4.4 Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen perlu dideskripsikan hasil secara keseluruhan serta berdasarkan masing-masing faktor dan indikator-indikator dengan menyajikan data penelitian berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif meliputi hasil perhitungan skor minimum (Min), skor maximum (Max), Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi (SD). Selanjutnya, data dikategorikan menjadi 5 kategori berdasarkan nilai Mean (M) dan Standar Deviasi (SD) yang diperoleh. Hasil analisis statistik deskriptif pada masing-masing data penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun Standar Data Min Max Mean Median Modus Deviasi Kreativitas guru 104 132 118 116 114 8 Kemampuan melihat atau memecahkan 36 49 43 43 43 3 masalah Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide Sikap menerima dan terbuka terhadap halhal baru 40 48 43 42 42 2 27 36 31 31 31 3 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif persentase. Data penelitian ini dikategorikan menjadi lima kategori yaitu Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), dan Sangat Rendah (SR). Kategorisasi data penelitian ini menggunakan Patokan Acuan Norma (PAN) dari 82 82 Anas Sudijono (lihat BAB III, hal: 77) yang didasarkan pada nilai Mean (M) dan Standar Deviasi (SD). Secara lebih terperinci untuk melihat hasil analis deskriptif tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen serta berdasarkan masing-masing faktor dan indikatorindikator yang mendasarinya adalah sebagai berikut: 4.4.1 Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes secara keseluruhan (lihat lampiran 34-35, hal: 179) diperoleh data skor terendah (Min) =104; skor tertinggi (Max) = 132; Mean (M) = 118; Median (Me) = 116; Modus (Mo) = 114; dan SD = 8. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes secara keseluruhan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan Kreativitas Guru Penjasorkes Responden Skor Kategori R-1 130 ST R-2 120 S R-3 104 SR R-4 116 S R-5 122 T R-6 112 R R-7 114 S R-8 121 S R-9 114 S R-10 114 S R-11 113 R R-12 113 R R-13 126 T R-14 119 S R-15 108 R R-16 123 T R-17 114 S R-18 122 T R-19 110 R R-20 132 ST R-21 124 T 83 83 R-22 R-23 Jumlah 131 111 2713 ST R S Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 129 3 13,04% Sangat Tinggi 122 - 128 5 21,74% Tinggi 114 - 121 8 34,78% Sedang 107 - 113 6 26,09% Rendah < 107 1 4,35% Sangat rendah Jumlah 23 100,00% Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan 34,78% 35,00% 26,09% 30,00% 21,74% Persentase 25,00% 20,00% 15,00% 13,04% 10,00% 4,35% 5,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.1 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan 84 84 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa secara keseluruhan kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥129, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 130, SD Negeri 1 Pesuningan skor 132, dan SD Negeri Kabuaran skor 131. 5 guru (21,74%) dalam kategori Tinggi dengan skor 122-128, yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan skor 122, SD Negeri 3 Tersobo skor 126, SD Negeri Sembirkadipaten skor 123, SD Negeri 1 Mulyosri skor 122, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 124. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang dengan skor 114-121, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 120, SD Negeri 4 Prembun skor 116, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 114, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 121, SD Negeri Kedungwaru skor 114, SD Negeri Bagung skor 114, SD Negeri 1 Sidogede skor 119, dan SD Negeri Kedungbulus skor 114. 6 guru (26,09%) dalam kategori Rendah dengan skor 107-113, yaitu guru di SD Negeri 2 Kabekelan skor 112, SD Negeri 1 Tersobo skor 123, SD Negeri 2 Tersobo skor 113, SD Negeri 2 Sidogede skor 108, SD Negeri 2 Mulyosri skor 110, dan SD Negeri Pecarikan skor 111. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Rendah dengan skor <107, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 104. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen adalah kategori Sedang. 85 85 4.4.2 Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah (lihat lampiran 36-37, hal: 181) diperoleh data skor terendah (Min) = 36; skor tertinggi (Max) = 49; Mean (M) = 43; Median (Me) = 43; Modus (Mo) = 43; dan SD = 3. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah Responden Skor Kategori R-1 48 ST R-2 46 T R-3 36 SR R-4 43 S R-5 47 T R-6 42 S R-7 42 S R-8 44 S R-9 43 S R-10 41 R R-11 43 S R-12 43 S R-13 43 S R-14 42 S R-15 38 R R-16 45 T R-17 43 S R-18 44 S R-19 37 SR R-20 49 ST R-21 47 T R-22 48 ST R-23 42 S Jumlah 996 S 86 86 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 48 Sangat Tinggi 3 13,04% 45 – 47 Tinggi 4 17,39% 42 – 44 Sedang 12 52,17% 38 – 41 Rendah 2 8,70% < 38 Sangat Rendah 2 8,70% Jumlah 23 100,00% Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah 52,17% 60,00% Persentase 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 13,04% 17,39% 8,70% 8,70% 10,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.2 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah 87 87 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥48, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 48, SD Negeri 1 Pesuningan skor 49, dan SD Negeri Kabuaran skor 48. 4 guru (17,39%) dalam kategori Tinggi dengan skor 45-47, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 46, SD Negeri 1 Kabekelan skor 47, SD Negeri Sembirkadipaten skor 45, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 47. 12 guru (52,17%) dalam kategori Sedang dengan skor 42-44, yaitu guru di SD Negeri 4 Prembun skor 43, SD Negeri 2 Kabekelan skor 42, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 42, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 44, SD Negeri Kedungwaru skor 43, SD Negeri 1 Tersobo skor 43, SD Negeri 2 Tersobo skor 43, SD Negeri 3 Tersobo skor 43, SD Negeri 1 Sidogede skor 42, SD Negeri Kedungbulus skor 43, SD Negeri 1 Mulyosri skor 44, dan SD Negeri Pecarikan skor 42. 2 guru (8,70%) dalam kategori Rendah dengan skor 38-41, yaitu guru di SD Negeri Bagung skor 41 dan SD Negeri 2 Sidogede skor 38. 2 guru (8,70%) dalam kategori Sangat Rendah dengan skor <38, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 36 dan SD Negeri 2 Mulyosri skor 37. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 12 guru (52,17%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah adalah kategori Sedang. 88 88 4.4.2.1 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar (lihat lampiran 38, hal: 183) diperoleh data skor terendah (Min) = 12; skor tertinggi (Max) = 19; Mean (M) = 16; Median (Me) = 16; Modus (Mo) = 16; dan SD = 2. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.8 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar Responden Skor Kategori R-1 17 T R-2 17 T R-3 13 R R-4 16 T R-5 17 T R-6 16 T R-7 15 S R-8 16 T R-9 15 S R-10 14 R R-11 16 T R-12 16 T R-13 14 R R-14 16 T R-15 12 SR R-16 16 T R-17 17 T R-18 16 T R-19 13 R R-20 18 ST R-21 15 S R-22 19 ST R-23 16 T Jumlah 360 T 89 89 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 18 Sangat Tinggi 2 8,70% 16 - 17 Tinggi 13 56,52% 15 Sedang 3 13,04% 13 - 14 Rendah 4 17,39% < 13 Sangat Rendah 1 4,35% Jumlah 23 100,00% Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar 56,52% 60,00% 50,00% Persentase 40,00% 30,00% 17,39% 20,00% 13,04% 8,70% 4,35% 10,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.3 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar 90 90 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar terdapat 2 guru (8,70%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥18, yaitu guru di SD Negeri 1 Pesuningan skor 18 dan SD Negeri Kabuaran skor 19. 13 guru (56,52%) dalam kategori Tinggi dengan skor 16-17, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 17, SD Negeri 2 Prembun skor 17, SD Negeri 4 Prembun skor 16, SD Negeri 1 Kabekelan skor 17, SD Negeri 2 Kabekelan skor 16, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 16, SD Negeri 1 Tersobo skor 16, SD Negeri 2 Tersobo skor 16, SD Negeri 1 Sidogede skor 16, SD Negeri Sembirkadipaten skor 16, SD Negeri Kedungbulus skor 17, SD Negeri 1 Mulyosri skor 16, dan SD Negeri Pecarikan skor 16. 3 guru (13,04%) dalam kategori Sedang dengan skor 15, yaitu guru di SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 4 guru (17,39%) dalam kategori Rendah dengan skor 13-14, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 13, SD Negeri Bagung skor 14, SD Negeri 3 Tersobo skor 14, dan SD Negeri 2 Mulyosri skor 13. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Rendah dengan skor <13, yaitu guru di SD Negeri 2 Sidogede skor 12. Frekuensi terbanyak pada kategori Tinggi yaitu 13 guru (56,52%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar adalah kategori Tinggi. 91 91 4.4.2.2 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah saat mengajar (lihat lampiran 39, hal: 184) diperoleh data skor terendah (Min) = 15; skor tertinggi (Max) = 21; Mean (M) = 18; Median (Me) = 18; Modus (Mo) = 18; dan SD = 2. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah saat mengajar diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.10 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar Responden Skor Kategori R-1 21 ST R-2 18 T R-3 15 R R-4 18 T R-5 20 ST R-6 16 R R-7 18 T R-8 19 T R-9 17 S R-10 17 S R-11 17 S R-12 16 R R-13 19 T R-14 15 R R-15 16 R R-16 19 T R-17 17 S R-18 18 T R-19 15 R R-20 20 ST R-21 20 ST R-22 18 T R-23 16 R Jumlah 405 T 92 92 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah saat mengajar adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 20 Sangat Tinggi 4 17,39% 18 - 19 Tinggi 8 34,78% 17 Sedang 4 17,39% 15 - 16 Rendah 7 30,43% < 15 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar 34,78% 35,00% 30,43% Persentase 30,00% 25,00% 20,00% 17,39% 17,39% 15,00% 10,00% 0,00% 5,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.4 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar 93 93 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah saat mengajar terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥20, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 21, SD Negeri 1 Kabekelan skor 20, SD Negeri 1 Pesuningan skor 20, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 20. 8 guru (34,78%) dalam kategori Tinggi dengan skor 18-19, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 18, SD Negeri 4 Prembun skor 18, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 18, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 19, SD Negeri 3 Tersobo skor 19, SD Negeri Sembirkadipaten skor 19, SD Negeri 1 Mulyosri skor 18, dan SD Negeri Kabuaran skor 18. 4 guru (17,39%) dalam kategori Sedang dengan skor 17, yaitu guru di SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1 Tersobo, dan SD Negeri Kedungbulus. 7 guru (30,43%) dalam kategori Rendah dengan skor 15-16, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 15, SD Negeri 2 Kabekelan skor 16, SD Negeri 2 Tersobo skor 16, SD Negeri 1 Sidogede skor 15, SD Negeri 2 Sidogede skor 16, SD Negeri 2 Mulyosri skor 15, dan SD Negeri Pecarikan skor 16. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Tinggi yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah saat mengajar adalah kategori Tinggi. 94 94 4.4.2.3 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sesudah mengajar (lihat lampiran 40, hal: 185) diperoleh data skor terendah (Min) = 8; skor tertinggi (Max) = 12; Mean (M) = 10; Median (Me) = 10; Modus (Mo) = 10; dan SD = 1. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sesudah mengajar diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.12 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar Responden Skor Kategori R-1 10 S R-2 11 T R-3 8 SR R-4 9 R R-5 10 S R-6 10 S R-7 9 R R-8 9 R R-9 11 T R-10 10 S R-11 10 S R-12 11 T R-13 10 S R-14 11 T R-15 10 S R-16 10 S R-17 9 R R-18 10 S R-19 9 R R-20 11 T R-21 12 ST R-22 11 T R-23 10 S Jumlah 231 S 95 95 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sesudah mengajar adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 12 Sangat Tinggi 1 4,35% 11 Tinggi 6 26,09% 10 Sedang 10 43,48% 9 Rendah 5 21,74% <9 Sangat Rendah 1 4,35% Jumlah 23 100,00% Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar 43,48% 45,00% 40,00% 35,00% 26,09% Persentase 30,00% 21,74% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 4,35% 4,35% 5,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.5 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar 96 96 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sesudah mengajar terdapat 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥12, yaitu guru di SD Negeri 2 Pesuningan skor 12. 6 guru (26,09%) dalam kategori Tinggi dengan skor 11, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 1 Sidogede, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 10 guru (43,48%) dalam kategori Sedang dengan skor 10, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1 Tersobo, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri 2 Sidogede, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1 Mulyosri, dan SD Negeri Pecarikan. 5 guru (21,74%) dalam kategori Rendah dengan skor 9, yaitu guru di SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri Kedungbulus, dan SD Negeri 2 Mulyosri. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Rendah dengan skor <9, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 8. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 10 guru (43,48%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sesudah mengajar adalah kategori Sedang. 97 97 4.4.3 Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide (lihat lampiran 41-42, hal: 186) diperoleh data skor terendah (Min) = 40; skor tertinggi (Max) = 48; Mean (M) = 43; Median (Me) = 42; Modus (Mo) = 42; dan SD = 2. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.14 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide Responden Skor Kategori R-1 48 ST R-2 43 S R-3 40 R R-4 42 S R-5 44 T R-6 41 R R-7 41 R R-8 42 S R-9 41 R R-10 42 S R-11 40 R R-12 41 R R-13 47 ST R-14 44 T R-15 42 S R-16 45 T R-17 42 S R-18 45 T R-19 44 T R-20 47 ST R-21 45 T R-22 47 ST R-23 42 S Jumlah 995 S 98 98 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 47 Sangat Tinggi 4 17,39% 44 - 46 Tinggi 6 26,09% 42 - 43 Sedang 7 30,43% 40 - 41 Rendah 6 26,09% < 40 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide 30,43% 35,00% 26,09% 26,09% 30,00% Persentase 25,00% 17,39% 20,00% 15,00% 10,00% 0,00% 5,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.6 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide 99 99 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥47, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 48, SD Negeri 3 Tersobo skor 47, SD Negeri 1 Pesuningan skor 47, dan SD Negeri Kabuaran skor 47. 6 guru (26,09%) dalam kategori Tinggi dengan skor 44-46, yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan skor 44, SD Negeri 1 Sidogede skor 44, SD Negeri Sembirkadipaten skor 45, SD Negeri 1 Mulyosri skor 45, SD Negeri 2 Mulyosri skor 44, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 45. 7 guru (30,43%) dalam kategori Sedang dengan skor 42-43, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 43, SD Negeri 4 Prembun skor 42, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 42, SD Negeri Bagung skor 42, SD Negeri 2 Sidogede skor 42, SD Negeri Kedungbulus skor 42, dan SD Negeri Pecarikan skor 42. 6 guru (26,09%) dalam kategori Rendah dengan skor 40-41, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 40, SD Negeri 2 Kabekelan skor 41, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 41, SD Negeri Kedungwaru skor 41, SD Negeri 1 Tersobo skor 40, dan SD Negeri 2 Tersobo skor 41. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 7 guru (30,43%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide adalah kategori Sedang. 100 100 100 4.4.3.1 Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator ide memodifikasi sarana dan prasarana (lihat lampiran 43, hal: 188) diperoleh data skor terendah (Min) = 20; skor tertinggi (Max) = 25; Mean (M) = 22; Median (Me) = 22; Modus (Mo) = 22; dan SD = 1. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator ide memodifikasi sarana dan prasarana diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.16 Skor dan Kategori Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Responden Skor Kategori R-1 24 ST R-2 21 S R-3 20 R R-4 22 S R-5 23 T R-6 21 S R-7 21 S R-8 22 S R-9 20 R R-10 22 S R-11 21 S R-12 21 S R-13 22 S R-14 24 ST R-15 21 S R-16 23 T R-17 22 S R-18 22 S R-19 24 ST R-20 25 ST R-21 24 ST R-22 23 T R-23 22 S Jumlah 510 S 101 101 101 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator ide memodifikasi sarana dan prasarana adalah sebagai berikut: Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Ide Memodifikasi Sarana Prasarana Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 24 Sangat Tinggi 5 21,74% 23 Tinggi 3 13,04% 21 - 22 Sedang 13 56,52% 20 Rendah 2 8,70% < 20 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana 56,52% 60,00% Persentase 50,00% 40,00% 30,00% 21,74% 13,04% 20,00% 8,70% 0,00% 10,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.7 Histogram Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana dan 102 102 102 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator ide memodifikasi sarana dan prasarana terdapat 5 guru (21,74%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥24, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 24, SD Negeri 1 Sidogede skor 24, SD Negeri 2 Mulyosri skor 24, dan SD Negeri 1 Pesuningan skor 25, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 24. 3 guru (13,04%) dalam kategori Tinggi dengan skor 23, yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan skor 23, SD Negeri Sembirkadipaten skor 23, dan SD Negeri Kabuaran skor 23. 13 guru (56,52%) dalam kategori Sedang dengan skor 21-22, yaitu SD Negeri 2 Prembun skor 21, SD Negeri 4 Prembun skor 22, SD Negeri 2 Kabekelan skor 21, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 21, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 22, SD Negeri Bagung skor 22, SD Negeri 1 Tersobo skor 21, SD Negeri 2 Tersobo skor 21, SD Negeri 3 Tersobo skor 22, SD Negeri 2 Sidogede skor 21, SD Negeri Kedungbulus skor 22, SD Negeri 1 Mulyosri skor 22, dan SD Negeri Pecarikan skor 22. 2 guru (8,70%) dalam kategori Rendah dengan skor 20, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun dan SD Negeri Kedungwaru. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 13 guru (56,52%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator ide memodifikasi sarana dan prasarana adalah kategori Sedang. 103 103 103 4.4.3.2 Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator penerapan ide memodifikasi sarana dan prasarana (lihat lampiran 44, hal: 189) diperoleh data skor terendah (Min) = 19; skor tertinggi (Max) = 25; Mean (M) = 21; Median (Me) = 20; Modus (Mo) = 20; dan SD = 2. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator penerapan ide memodifikasi sarana dan prasarana diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.18 Skor dan Kategori Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Responden Skor Kategori R-1 24 ST R-2 22 T R-3 20 S R-4 20 S R-5 21 S R-6 20 S R-7 20 S R-8 20 S R-9 21 S R-10 20 S R-11 19 R R-12 20 S R-13 25 ST R-14 20 S R-15 21 S R-16 22 T R-17 20 S R-18 23 ST R-19 20 S R-20 22 T R-21 21 S R-22 24 ST R-23 20 S Jumlah 485 S 104 104 104 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator penerapan ide memodifikasi sarana dan prasarana adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 23 Sangat Tinggi 4 17,39% 22 Tinggi 3 13,04% 20 - 21 Sedang 15 65,22% 19 Rendah 1 4,35% < 19 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana 65,22% 70,00% 60,00% Persentase 50,00% 40,00% 30,00% 17,39% 20,00% 13,04% 4,35% 10,00% 0,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.8 Histogram Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana 105 105 105 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator penerapan ide memodifikasi sarana dan prasarana terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥23, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 24, SD Negeri 3 Tersobo 25, SD Negeri 1 Mulyosri 23, dan SD Negeri Kabuaran skor 24. 3 guru (13,04%) dalam kategori Tinggi dengan skor 22, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri Sembirkadipaten, dan SD Negeri 1 Pesuningan. 15 guru (65,22%) dalam kategori Sedang dengan skor 20-21, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 20, SD Negeri 4 Prembun skor 20, SD Negeri 1 Kabekelan skor 21, SD Negeri 2 Kabekelan skor 20, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 20, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 20, SD Negeri Kedungwaru skor 21, SD Negeri Bagung skor 20, SD Negeri 2 Tersobo skor 20, SD Negeri 1 Sidogede skor 20, SD Negeri 2 Sidogede skor 21, SD Negeri Kedungbulus skor 20, SD Negeri 2 Mulyosri skor 20, SD Negeri 2 Pesuningan skor 21, dan SD Negeri Pecarikan 20. 1 guru (4,35%) dalam kategori Rendah dengan skor 19, yaitu guru di SD Negeri 1 Tersobo 19. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 15 guru (65,22%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten memodifikasi sarana Kebumen dan berdasarkan prasarana indikator adalah penerapan kategori ide Sedang. 106 106 106 4.4.4 Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-Hal Baru Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru (lihat lampiran 45-46, hal: 190) diperoleh data skor terendah (Min) = 27; skor tertinggi (Max) = 36; Mean (M) = 31; Median (Me) = 31; Modus (Mo) = 31; dan SD = 3. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.20 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru Faktor Sikap Menerima dan Responden Terbuka Terhadap Hal-hal Baru Skor Kategori R-1 34 T R-2 31 S R-3 28 R R-4 31 S R-5 31 S R-6 29 R R-7 31 S R-8 35 ST R-9 30 S R-10 31 S R-11 30 S R-12 29 R R-13 36 ST R-14 33 T R-15 28 R R-16 33 T R-17 29 R R-18 33 T R-19 29 R R-20 36 ST R-21 32 S R-22 36 ST R-23 27 R Jumlah 722 S 107 107 107 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru adalah sebagai berikut: Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 35 Sangat Tinggi 4 17,39% 33 - 34 Tinggi 4 17,39% 30 - 32 Sedang 8 34,78% 27 - 29 Rendah 7 30,43% < 27 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-Hal Baru 34,78% 35,00% 30,43% 30,00% Persentase 25,00% 20,00% 17,39% 17,39% 15,00% 10,00% 0,00% 5,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.9 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-Hal Baru 108 108 108 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥ 35, yaitu guru di SD Negeri 2 Tunggalroso skor 35, SD Negeri 3 Tersobo skor 36, SD Negeri 1 Pesuningan skor 36, dan SD Negeri Kabuaran skor 36. 4 guru (17,39%) dalam kategori Tinggi dengan skor 33-34, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 34, SD Negeri 1 Sidogede skor 33, SD Negeri Sembirkadipaten skor 33, dan SD Negeri 1 Mulyosri skor 33. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang dengan skor 30-32, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 31, SD Negeri 4 Prembun skor 31, SD Negeri 1 Kabekelan skor 31, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 31, SD Negeri Kedungwaru skor 30, SD Negeri Bagung skor 31, SD Negeri 1 Tersobo skor 30, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 32. 7 guru (30,43%) dalam kategori Rendah dengan skor 27-29, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 28, SD Negeri 2 Kabekelan skor 29, SD Negeri 2 Tersobo skor 29, SD Negeri 2 Sidogede skor 28, SD Negeri Kedungbulus skor 29, SD Negeri 2 Mulyosri skor 29, dan SD Negeri Pecarikan skor 27. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru adalah kategori Sedang. 109 109 109 4.4.4.1 Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pemanfaatan informasi dan teknologi (lihat lampiran 47, hal: 192) diperoleh data skor terendah (Min) = 10; skor tertinggi (Max) = 15; Mean (M) = 12; Median (Me) = 12; Modus (Mo) = 12; dan SD = 1. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pemanfaatan informasi dan teknologi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.22 Skor dan Kategori Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi Responden Skor Kategori R-1 13 T R-2 12 S R-3 11 R R-4 13 T R-5 13 T R-6 12 S R-7 13 T R-8 13 T R-9 12 S R-10 12 S R-11 12 S R-12 12 S R-13 14 ST R-14 12 S R-15 11 R R-16 14 ST R-17 12 S R-18 14 ST R-19 11 R R-20 15 ST R-21 13 T R-22 13 T R-23 10 SR Jumlah 287 S 110 110 110 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pemanfaatan informasi dan teknologi adalah sebagai berikut: Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi Interval Kategori Frekuensi Persentase ≥ 14 Sangat Tinggi 4 17,39% 13 Tinggi 7 30,43% 12 Sedang 8 34,78% 11 Rendah 3 13,04% < 11 Sangat Rendah 1 4,35% Jumlah 23 100,00% Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi 34,78% 35,00% 30,43% 30,00% Persentase 25,00% 20,00% 17,39% 13,04% 15,00% 10,00% 4,35% 5,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.10 Histogram Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi 111 111 111 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pemanfaatan informasi dan teknologi terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥14, yaitu guru di SD Negeri 3 Tersobo skor 14, SD Negeri Sembirkadipaten skor 14, SD Negeri 1 Mulyosri skor 14, dan SD Negeri 1 Pesuningan skor 15. 7 guru (30,43%) dalam kategori Tinggi dengan skor 13, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri 2 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang dengan skor 12, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1 Tersobo, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 1 Sidogede, dan SD Negeri Kedungbulus. 3 guru (13,04%) dalam kategori Rendah dengan skor 11, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun, SD Negeri 2 Sidogede, dan SD Negeri 2 Mulyosri. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Rendah dengan skor <11, yaitu guru di SD Negeri Pecarikan. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pemanfaatan informasi dan teknologi adalah kategori Sedang. 112 112 112 4.4.4.2 Indikator Pengetahuan Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pengetahuan (lihat lampiran 48, hal: 193) diperoleh data skor terendah (Min) = 17; skor tertinggi (Max) = 23; Mean (M) = 19; Median (Me) = 18; Modus (Mo) = 17; dan SD = 2. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pengetahuan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.24 Skor dan Kategori Indikator Pengetahuan Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 Jumlah Indikator Pengetahuan Skor 21 19 17 18 18 17 18 22 18 19 18 17 22 21 17 19 17 19 18 21 19 23 17 435 Kategori T S R S S R S ST S S S R ST T R S R S S T S ST R S 113 113 113 Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pengetahuan adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan Interval Kategori Frekuensi ≥ 22 Sangat Tinggi 3 20 - 21 Tinggi 3 18 - 19 Sedang 11 16 - 17 Rendah 6 < 16 Sangat Rendah 0 Jumlah Persentase 13,04% 13,04% 47,83% 26,09% 0,00% 23 100,00% Indikator Pengetahuan 47,83% 50,00% 45,00% Persentase 40,00% 35,00% 26,09% 30,00% 25,00% 20,00% 13,04% 13,04% 15,00% 10,00% 0,00% 5,00% 0,00% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategori Gambar 4.11 Histogram Indikator Pengetahuan 114 114 114 Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pengetahuan terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥22, yaitu guru di SD Negeri 2 Tunggalroso skor 22, SD Negeri 3 Tersobo skor 22, dan SD Negeri Kabuaran skor 23. 3 guru (13,04%) dalam kategori Tinggi dengan skor 20-21, yaitu guru di SD 1 Prembun skor 21, SD Negeri 1 Sidogede skor 21, dan SD Negeri 1 Pesuningan skor 21. 11 guru (47,83) dalam kategori Sedang dengan skor 18-19, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 19, SD Negeri 4 Prembun skor 18, SD Negeri 1 Kabekelan skor 18, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 18, SD Negeri Kedungwaru skor 18, SD Negeri Bagung skor 19, SD Negeri 1 Tersobo skor 18, SD Negeri Sembirkadipaten skor 19, SD Negeri 1 Mulyosri skor 19, SD Negeri 2 Mulyosri skor 18, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 19. 6 guru (26,09%) dalam kategori Rendah dengan skor 16-17, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 17, SD Negeri 2 Kabekelan skor 17, SD Negeri 2 Tersobo skor 17, SD Negeri 2 Sidogede skor 17, SD Negeri Kedungbulus skor 17, dan SD Negeri Pecarikan 17. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 11 guru (47,83%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pengetahuan adalah kategori Sedang. 115 115 115 4.5 Pembahasan 4.5.1 Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan hasil analis data penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 5 guru (21,74%) dalam kategori Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1 Mulyosri, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1 Sidogede, dan SD Negeri Kedungbulus. 6 guru (26,09%) dalam kategori Rendah, yaitu guru di SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri 1 Tersobo, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 2 Sidogede, SD Negeri 2 Mulyosri dan SD Negeri Pecarikan. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Rendah, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen adalah kategori Sedang. Keterbatasan sarana dan prasarana bukan merupakan hambatan yang berarti dalam proses pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Kemampuan dalam mengatasi keterbatasan tersebut didukung oleh kreativitas yang dimiliki oleh guru Penjasorkes, meliputi: 116 116 116 1) faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah, 2) faktor kemampuan dalam menciptakan dan menerapkan ide memodifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes, 3) faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru. 4.5.1.1 Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah Hasil analisis data penelitian pada faktor kemampuan dalam melihat atau memecahkan masalah untuk mengukur kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 4 guru (17,39%) dalam kategori Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri Sembirkadipaten, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 12 guru (52,17%) dalam kategori Sedang, yaitu guru di SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 Tersobo, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri 1 Sidogede, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri 1 Mulyosri, dan SD Negeri Pecarikan. 2 guru (8,70%) dalam kategori Rendah, yaitu guru di SD Negeri Bagung dan SD Negeri 2 Sidogede. 2 guru (8,70%) dalam kategori Sangat Rendah, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun dan SD Negeri 2 Mulyosri. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 12 guru (52,17%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah adalah kategori Sedang. 117 117 117 Dalam hal ini, faktor kemampuan dalam melihat atau memecahkan masalah dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: 1) melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes dalam kategori Tinggi (56,52%), 2) melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes dalam kategori Tinggi (34,78%), 3) melihat masalah setelah mengajar Penjasorkes dalam kategori Sedang (43,48%). Faktor kemampuan guru Penjasorkes dalam melihat atau memecahkan masalah sudah cukup kreatif dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes, guru tetap berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, guru sudah mampu mengembangkan potensi untuk meningkatkan pembelajaran dengan mampu melihat masalah sebelum, saat, dan sesudah pembelajaran Penjasorkes, lebih mempertimbangkan proses pembelajaran, berusaha mencari solusi saat menemukan masalah dalam pembelajaran Penjasorkes. 4.5.1.2 Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide Hasil analisis data penelitian pada faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide untuk mengukur kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 6 guru (26,09%) dalam kategori Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 1 Sidogede, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1 Mulyosri, SD Negeri 2 Mulyosri, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 7 guru (30,43%) dalam kategori Sedang, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 2 118 118 118 Tunggalroso, SD Negeri Bagung, SD Negeri 2 Sidogede, SD Negeri Kedungbulus, dan SD Negeri Pecarikan. 6 guru (26,09%) dalam kategori Rendah, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 Tersobo, dan SD Negeri 2 Tersobo. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 7 guru (30,43%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide adalah kategori Sedang. Dalam hal ini, faktor kemampuan dalam menciptakan dan menerapkan ide memodifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: 1) ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana dalam kategori Sedang (56,52%), 2) penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana dalam kategori Sedang (65,22%). Faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide sudah cukup kreatif dalam mengatasi Penjasorkes, guru memodifikasi sarana keterbatasan sudah dan sarana mampu prasarana, dan menciptakan serta prasarana dan memiliki pembelajaran menerapkan kemampuan ide untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan faktor-faktor lingkungan yang ada dalam mencapai tujuan pembelajaran yang baik, kelancaran berpikir ditunjukkan dari ide-ide dan gagasan yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam mengatasi keterbatasan sarana prasana Penjasorkes, mampu mencetuskan gagasan sebagai jawaban penyelesaian masalah, serta mampu menghasilkan gagasan yang bervariasi dan orisinil yang belum ada 119 119 119 sebelumnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes. 4.5.1.3 Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru Hasil analisis data penelitian pada faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru untuk mengukur kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 4 guru (17,39%) dalam kategori Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 1 Sidogede, SD Negeri Sembirkadipaten, dan SD Negeri 1 Mulyosri. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1 Tersobo, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 7 guru (30,43%) dalam kategori Rendah, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 2 Sidogede, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri 2 Mulyosri, dan SD Negeri Pecarikan. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru adalah kategori Sedang. 120 120 120 Dalam hal ini, faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: 1) pemanfaatan informasi dan teknologi dalam kategori Sedang (34,78%), 2) pengetahuan dalam kategori Sedang (47,48%). Faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru cukup kreatif dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes, guru sudah cukup mampu mengembangkan pengetahuan serta memanfaatkan informasi melalui internet dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes misalnya memanfaatkan media audio maupun visual, guru sudah cukup mampu mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada sesuai dengan kondisi sekolah, guru mempunyai sikap pro-aktif untuk mengikuti pelatihan dan seminar bagi guru Penjasorkes. Langkah ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Penjasorkes. Kegiatan tersebut dapat menambah pengetahuan dan kesadaran ilmiah yang mendukung proses pembelajaran Penjasorkes. Guru Penjasorkes juga aktif dalam kegiatan di luar sekolah, yaitu dengan kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang diadakan setiap 1 bulan sekali. Kegiatan tersebut juga membahas kendala-kendala pada saat proses pembelajaran salah satunya keterbatasan sarana dan prasarana, saling bertukar pikiran sesama guru Penjasorkes sebagai solusi agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. 121 121 121 4.5.2 Hasil Observasi Pembelajaran Penjasorkes Selain menggunakan angket sebagai data primer dalam pengambilan data, peneliti juga melakukan observasi sebagai data sekunder atau data penguat dari data primer yaitu observasi pada saat pembelajaran Penjasorkes di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang terletak di desa maupun di kota. Pada saat observasi pembelajaran, kreativitas guru Penjasorkes salah satunya bisa dilihat dari pembelajaran di SD yang terletak di desa, antara lain: SD Negeri 2 Pesuningan, SD Negeri 2 Mulyosri dan SD Negeri Sembirkadipaten. Berdasarkan observasi pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri 2 Pesuningan pada tanggal 28 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Nur Sahid, S. Pd. Letak SD Negeri 2 Pesuningan berada di desa. Kreativitas guru Penjasorkes bisa dilihat dari pembelajaran voli. Keterbatasan sarana dan prasarana bola voli bukan merupakan kendala dalam proses pembelajaran. Lapangan bola voli dibuat lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya yang biasa disebut juga dengan bola voli mini. Bola menggunakan bola plastik, sehingga siswa tidak merasa kesakitan saat bermain voli. Garis lapangan terbuat dari belahan bambu yang dibuat kecil. Tiang net juga terbuat dari potongan bambu. Net menggunakan net yang sesungguhnya, tetapi tinggi tiang net lebih pendek dari ukuran yang sebenarnya. Dengan demikian, pembelajaran bisa berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal. 122 122 122 Gambar 4.12 Modifikasi Lapangan Bola Voli Mini di SD Negeri 2 Pesuningan Selain itu, observasi pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri 2 Mulyosri pada tanggal 26 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Sipur, S. Pd. Kreativitas guru Penjasorkes juga terlihat pada saat pembelajaran bola kasti. Keterbatasan pemukul bola kasti tidak menjadi halangan untuk proses pembelajaran. Guru membuat pemukul bola kasti yang terbuat dari kayu yang berbentuk raket atau pemukul pada permainan bola tonnis. Dengan hal tersebut, pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Gambar 4.13 Modifikasi Pemukul Kasti pada Pembelajaran Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri 123 123 123 Observasi pembelajaran juga dilakukan di SD Negeri Sembirkadipaten pada tanggal 26 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Suratno, A. Ma. Pd. Kreativitas juga ditunjukkan guru Penjasorkes di SD Negeri Sembirkadipaten. Keterbatasan tongkat lari estafet tidak menjadi penghalang dalam pembelajaran lari estafet. Guru memodifikasi tongkat estafet yang terbuat dari bambu, dipotong menurut ukurannya. Bagian luar bambu dicat menggunakan cat warna putih, sehingga terlihat lebih menarik. Gambar 4.14 Modifikasi Tongkat pada Pembelajaran Lari Estafet di SD Negeri Sembirkadipaten Gambar 4.15 Modifikasi Gawang di SD Negeri Sembirkadipaten 124 124 124 Kreativitas lain, juga ditunjukkan oleh guru Penjasorkes di SD Negeri yang letaknya di kota, antara lain: SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 2 Tersobo. Berdasarkan observasi pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri 1 Prembun pada tanggal 3 September 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Manijan, S. Pd. Kreativitas ditunjukkan guru Penjasorkes di SD Negeri 1 Prembun pada saat pembelajaran bola basket. Keterbatasan ring basket membuat guru Penjasorkes dituntut kreatif yaitu membuat ring basket yang terbuat dari besi. Tiang atau penyangga ring basket tersebut terbuat dari kayu. Walaupun dengan keterbatasan, pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Gambar 4.16 Modifikasi Ring Basket pada Pembelajaran Bola Basket di SD Negeri 1 Prembun Selain itu, observasi pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri 4 Prembun pada tanggal 4 September 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Dwi Widadi, A. Ma. Pd. Kreativitas juga ditunjukkan oleh guru Penjasorkes di SD Negeri 4 Prembun. Keterbatasan matras untuk senam lantai, matras diganti dengan kasur busa. Sehingga, pembelajaran Penjasorkes tetap berjalan dengan baik. 125 125 125 Gambar 4.17 Modifikasi Kasur Busa pada Pembelajaran Senam Lantai di SD Negeri 4 Prembun Observasi pembelajaran juga dilakukan di SD Negeri 2 Tersobo pada tanggal 31 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Kusmiyati, S. Pd. Keterbatasan cones pada pembelajaran atletik, tidak menjadi kendala pembelajaran. Guru Penjasorkes memodifikasi cones yang terbuat dari botol air mineral yang dicat berwarna-warni dengan warna merah dan putih, sehingga cones tersebut kelihatan menarik dan membuat siswa tetap semangat mengikuti pembelajaran atletik. Gambar 4.18 Modifikasi Cones pada Pembelajaran Atletik di SD Negeri 2 Tersobo 126 126 126 Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam kategori Sedang. Selain itu, berdasarkan observasi pembelajaran Penjasorkes di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen menunjukkan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes bukan merupakan kendala yang berarti bagi guru Penjasorkes di SD Negeri yang letaknya di desa maupun di kota. Guru Penjasorkes sudah cukup mampu mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana tersebut dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki guru Penjasorkes, mampu melihat atau memecahkan masalah dalam pembelajaran, memanfaatkan maupun memodifikasi sarana dan prasarana yang ada di sekitar lingkungan atau sekolah, menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru sehingga pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Lulusan guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ada yang Diploma maupun S1. Lulusannya ada yang sudah PNS maupun masih Wiyata Bakti. Sebagian besar guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen merupakan PNS dan sudah bersertifikasi. Ini tentunya dari tingkat pengalaman mengajar dan pengetahuan lebih dari guru yang masih Wiyata Bakti. Tetapi, hal tersebut tidak mempengaruhi guru Penjasorkes dalam kreativitasnya. Kreativitas bisa ditunjukkan guru Penjasorkes yang letaknya di desa yang masih Wiyata Bakti yaitu guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Pesuningan pada saat pembelajaran bola voli dan SD Negeri 2 Mulyosri pada saat pembelajaran kasti. 127 127 127 4.5.3 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Sarana dan prasarana Penjasorkes merupakan salah satu unsur yang menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran Penjasorkes. Tetapi, sarana dan prasarana juga menimbulkan dan menjadi masalah di beberapa sekolah di Indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata, serta masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standar minimal. Oleh karena itu, Penjasorkes perlu mendapat dukungan sarana dan prasarana yang memadai, karena sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran Penjasorkes dan tanpa adanya sarana dan prasarana proses pembelajaran akan mengalami hambatan bahkan terhenti, sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai. Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23. Sebagian besar letak SD Negeri yang ada di Kecamatan Prembun berada di pedesaan, antara lain: SD Negeri Pecarikan, SD Negeri Kabuaran, SD Negeri 1 dan 2 Pesuningan, SD Negeri 1 dan 2 Mulyosri, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1 dan 2 Sidogede. Sedangkan yang letaknya berada di kota yaitu SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Prembun, SD Negeri 1, 2 dan 3 Tersobo, SD Negeri Bagung, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 dan 2 Tunggalroso, SD Negeri 1 dan 2 Kabekelan. Berdasarkan hasil observasi daftar check-list sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen (lihat lampiran 49-51, hal: 194) dihasilkan data sebagai berikut: 128 128 128 Tabel 4.26 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Standar Kelengkapan No Sekolah Kelengkapan Ada % Tidak % 1. SD N 1 Prembun 29 25 86,21 4 13,79 2. SD N 2 Prembun 29 24 82,75 5 17,25 3. SD N 3 Prembun 29 12 41,38 17 58,62 4. SD N 4 Prembun 29 18 62,07 11 37,93 5. SD N 1 Kabekelan 29 21 72,41 8 27,59 6. SD N 2 Kabekelan 29 18 62,07 11 37,93 7. SD N 1 Tunggalroso 29 18 62,07 11 37,93 8. SD N 2 Tunggalroso 29 17 58,62 12 41,38 9. SD N Kedungwaru 29 21 72,41 8 27,59 10. SD N Bagung 29 27 93,10 2 6,90 11. SD N 1 Tersobo 29 22 75,86 7 24,14 12. SD N 2 Tersobo 29 14 48,28 15 51,72 13. SD N 3 Tersobo 29 22 75,86 7 24,14 14. SD N 1 Sidogede 29 13 44,83 16 55,17 15. SD N 2 Sidogede 29 21 72,41 8 27,59 16. SD N Sembir 29 23 79,31 6 20,69 17. SD N Kedungbulus 29 24 82,76 5 72,24 18. SD N 1 Mulyosri 29 22 75,86 7 24,14 19. SD N 2 Mulyosri 29 10 34,48 19 65,52 20. SD N 1 Pesuningan 29 22 75,86 7 24,14 21. SD N 2 Pesuningan 29 15 51,72 14 48,28 22. SD N Kabuaran 29 19 65,52 10 34,48 23 SD N Pecarikan 29 16 55,17 13 44,83 Jumlah 667 444 66,57 223 33,43 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes secara keseluruhan di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana memiliki kelengkapan 66,57%. Dari beberapa SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang memiliki kelengkapan cukup tinggi yaitu: 1) SD Negeri 1 Prembun kelengkapan 86,21%, 2) SD Negeri 2 Prembun kelengkapan 82,75%, 3) SD Negeri 1 Kabekelan kelengkapan 72,41%, 4) SD Negeri Kedungwaru 72,41%, 5) SD Negeri Bagung 93,10%, 6) SD Negeri 1 Tersobo kelengkapan 75,86%, 7) SD Negeri 3 Tersobo kelengkapan 75,86%, 129 129 129 8) SD Negeri 2 Sidogede kelengkapan 72,41%, 9) SD Negeri Sembirkadipaten kelengkapan 79,31%, 10) SD Negeri Kedungbulus kelengkapan 82,76%, 11) SD Negeri 1 Mulyosri kelengkapan 75,86%, 12) SD Negeri 1 Pesuningan kelengkapan 75,86. Sedangkan, SD Negeri yang memiliki kelengkapan cukup rendah yaitu: 1) SD Negeri 3 Prembun kelengkapan 41,38%, 2) SD Negeri 2 Tersobo kelengkapan 48,28%, 3) SD Negeri 1 Sidogede kelengkapan 44,83%, 4) SD Negeri 2 Mulyosri kelengkapan 34,48%. SD Negeri yang berada di desa yang memiliki kelengkapan cukup tinggi yaitu SD Negeri Kedungbulus yaitu 82,76%, sedangkan kelengkapan cukup rendah yaitu SD Negeri 2 Mulyosri yaitu 34,48%. SD Negeri yang berada di kota yang memiliki kelengkapan cukup tinggi yaitu SD Negeri Bagung yaitu 93,10%, sedangkan kelengkapan cukup rendah yaitu SD Negeri 3 Prembun yaitu 41,38%. Kebanyakan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen merupakan bantuan dari pemerintah. Sebagian kelayakannya masih cukup baik untuk digunakan pembelajaran Penjasorkes. Tetapi, ada juga yang mengalami kerusakan. Untuk itu, pihak sekolah maupun pemerintah bisa meningkatkan kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana Penjasorkes dengan baik, karena tanpa adanya sarana dan prasarana Penjasorkes yang memadai, proses pembelajaran akan terhambat dan guru Penjasorkes maupun pihak sekolah agar tetap menjaga kelayakan sarana dan prasarana Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Selain itu, guru Penjasorkes juga dituntut kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana tersebut dengan cara memanfaatkan dan memodifikasi sarana dan prasarana yang ada di sekolah maupun di sekitar lingkungan sekolah, sehingga pembelajaran 130 130 130 Penjasorkes dapat berlangsung dengan baik dan maksimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran Penjasorkes. 4.5.4 Hasil Wawancara Selain menggunakan angket sebagai data primer dalam pengambilan data, peneliti juga melakukan wawancara beberapa guru Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen untuk dijadikan data sekunder atau data penguat dari data primer. Berdasarkan hasil wawancara beberapa guru Penjasorkes (lihat lampiran 53-54, hal: 220), dapat disimpulkan bahwa lulusan guru Penjasorkes ada yang Diploma maupun S1. Kebanyakan sudah lama dalam mengajar Penjasorkes. Beberapa ada yang sudah PNS/Sertifikasi maupun masih Wiyata Bakti. Dalam pembelajaran Penjasorkes, sudah sesuai dengan rencana pembelajaran walaupun ada beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain: saat cuaca tidak mendukung atau hujan sehingga pembelajaran dilakukan di dalam kelas, siswa-siswa yang sulit diatur saat pembelajaran, saat guru Penjasorkes tidak bisa mendampingi siswa dalam pembelajaran karena ada tugas atau kegiatan di luar sekolah, keterbatasan sarana dan prasarana Penjasorkes. Dari segi kualitas maupun kuantitas, sarana dan prasarana Penjasorkes masih terbatas dan minim. Jumlah sarana tidak sebanding dengan jumlah siswa, tidak ada lapangan sehingga memakai halaman sekolah saat pembelajaran. Dengan keterbatasan tersebut, guru Pejasorkes mensiasati atau mengatasi dengan cara memodifikasi sarana dan prasarana maupun memanfaatkan alat atau sarana dan prasarana yang ada di sekitar sekolah. Sehingga, pembelajaran tetap berjalan dengan baik. 131 131 131 Modifikasi itu sendiri merupakan cara untuk mengubah atau mengganti sarana atau prasarana dengan menambah sentuhan baru tanpa mengubah fungsi asli dari sarana dan prasarana yang dimodifikasi. Guru Penjasorkes juga sudah memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes, antara lain: penggunaan internet untuk menambah pengetahuan, penggunaan tape recorder, penggunaan poster/gambar/video dalam pembelajaran Penjasorkes. Selain itu, guru Penjasorkes juga mengikuti kegiatan di luar sekolah, seperti KKG yang dilakukan 1 bulan sekali, mengikuti pelatihanpelatihan atau seminar untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan Penjasorkes. Dari kegiatan tersebut, dibahas tentang kendala-kendala dalam pembelajaran Penjasorkes, saling bertukar pikiran sesama guru Penjasorkes, sehingga dapat menambah ilmu atau pengetahuan untuk memecahkan masalahmasalah dalam pembelajaran supaya pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana, sudah cukup kreatif. Hal tersebut dapat ditunjukkan guru Penjasorkes di SD Negeri Pecarikan pada saat pembelajaran sepak bola, SD Negeri Kabuaran pada saat pembelajaran sepak bola, SD Negeri 1 Pesuningan pada saat pembelajaran sepak bola dan voli, SD Negeri 2 Pesuningan pada saat pembelajaran voli, SD Negeri 2 Mulyosri pada saat pembelajaran kasti, SD Negeri Sembirkadipaten pada saat pembelajaran lari estafet, SD Negeri 2 Tersobo pada saat pembelajaran atletik, SD Negeri Bagung pada saat pembelajaran lempar lembing, SD Negeri 1 Kabekelan pada saat pembelajaran lompat tinggi, SD Negeri 1 Prembun pada saat pembelajaran basket, SD Negeri 4 Prembun pada saat pembelajaran senam lantai. 132 132 132 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara keseluruhan tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri seKecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dalam kategori Sedang (34,78%). Berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah dalam kategori Sedang (52,17%), faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide dalam kategori Sedang (30,43%), dan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru dalam kategori Sedang (34,78%). 5.2 Saran Berdasarkan hasil dari simpulan di atas, saran-saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Bagi guru Penjasorkes, perlu ditingkatkan lagi kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Guru juga diharapkan lebih maksimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan kerja keras untuk menciptakan ide-ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes. 132 133 133 133 2. Bagi pihak sekolah maupun pemerintah Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen, perlu meningkatkan kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen melalui anggaran untuk keperluan sarana dan prasarana Penjasorkes, karena adanya sarana dan prasarana yang memadai dapat memperlancar pembelajaran Penjasorkes, supaya tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik 3. Bagi calon guru Penjasorkes, diharapkan dapat belajar untuk mengembangkan kreativitas melalui memanfaatkan maupun memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes, karena tidak semua sekolah mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai maupun standar. 4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian pada materi lebih luas yang berkaitan dengan kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes, sehingga dapat dijadikan solusi yang lebih baik. 134 134 134 DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Adang Suherman. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Anas Sudijono. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Conny Semiawan, A.S Munandar, dan S.C.U Munadar. 1990. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa. Jakarta: PT. Gramedia. E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Guntur Talajan. 2012. Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. http://dapodik.pdkjateng.go.id/npsn_pddk_dasar/kecamatan/030500/sekolah/030 509 (diakses tanggal 26/06/15). http://keboemen.com/wpcontent/uploads/2014/08/kecamatan_prembun_kebumen.jpg tanggal 26/06/15). (diakses Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Mirza Eko. 2013. Artikel Psikologi Klinis Perkembangan. http://mirzaeko.blogspot.co.id/2013/01/artikel-psikologi-klinisperkembangan.html (diakses 26/06/15). Online. Momon Sudarma. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nadisah. 1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. -----. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 134 135 135 135 -----. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pedoman Penyusunan Skripsi. 2014. Semarang: FIK UNNES Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007. Tentang Standar Sarana dan Prasarana. Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta. Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Depdiknas. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta. Sukintaka. 2004. Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Bandung: PT. Nuansa. Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Triantoro Cahyadi. 2009. Kreativitas Guru. Online. https://cahya82.wordpress.com/2009/08/18/sekripsi-bab-ii-kreativitas-guru/ (diakses tanggal 26/06/15). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005. Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Utami Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rieneka Cipta. Wahyu Putra Perdana. 2015. Skripsi: Kreativitas Guru dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penjas se-Kabupaten Jepara. Semarang: FIK UNNES. Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud. 136 LAMPIRAN 136 137 LAMPIRAN 1 SURAT KEPUTUSAN DOSEN PEMBIMBING 138 LAMPIRAN 2 USULAN TEMA DAN JUDUL SKRIPSI 139 LAMPIRAN 3 PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI 140 LAMPIRAN 4 SURAT IZIN PENELITIAN FAKULTAS 141 LAMPIRAN 5 SURAT REKOMENDASI IZIN PENELITIAN UPTD UNIT KEC. PREMBUN, KAB. KEBUMEN 142 LAMPIRAN 6 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 1 PREMBUN 143 LAMPIRAN 7 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 2 PREMBUN 144 LAMPIRAN 8 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 3 PREMBUN 145 LAMPIRAN 9 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 4 PREMBUN 146 LAMPIRAN 10 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 1 KABEKELAN 147 LAMPIRAN 11 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 2 KABEKELAN 148 LAMPIRAN 12 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 1 TUNGGALROSO 149 LAMPIRAN 13 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 2 TUNGGALROSO 150 LAMPIRAN 14 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI KEDUNGWARU 151 LAMPIRAN 15 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI BAGUNG 152 LAMPIRAN 16 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 1 TERSOBO 153 LAMPIRAN 17 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 2 TERSOBO 154 LAMPIRAN 18 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 3 TERSOBO 155 LAMPIRAN 19 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 1 SIDOGEDE 156 LAMPIRAN 20 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 2 SIDOGEDE 157 LAMPIRAN 21 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI SEMBIRKADIPATEN 158 LAMPIRAN 22 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI KEDUNGBULUS 159 LAMPIRAN 23 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 1 MULYOSRI 160 LAMPIRAN 24 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 2 MULYOSRI 161 LAMPIRAN 25 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 1 PESUNINGAN 162 LAMPIRAN 26 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI 2 PESUNINGAN 163 LAMPIRAN 27 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI KABUARAN 164 LAMPIRAN 28 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN SD NEGERI PECARIKAN 165 LAMPIRAN 29 INSTRUMEN ANGKET UJI COBA KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN Identitas Responden Nama : Jabatan : Sekolah : Tanggal Penelitian : PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tulislah dengan lengkap identitas Bapak/Ibu pada lembar angket ini. Pilih salah satu jawaban Bapak/Ibu yang paling sesuai dengan pemikiran dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya dengan memberikan tanda Check-list (√) pada jawaban yang telah tersedia. Jawaban: SS : Sangat Setuju S : Setuju KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pemikiran dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya. Semua pertanyaan dalam angket ini tidak bermaksud menilai Bapak/Ibu dalam bentuk apapun. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan sangat berarti bagi peneliti, dengan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Contoh: No 1 Pernyataan Dalam membuat rencana pembelajaran, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah sarana dan prasarana yang tersedia. SS S √ KS TS 166 No 1. Pernyataan Kemampuan melihat atau memecahkan masalah Dalam membuat rencana pembelajaran, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah 2. sarana dan prasarana yang tersedia. Walaupun jumlah sarana dan prasarana terbatas, 3. dalam mengajar tetap berpedoman pada rencana pembelajaran. Sebelum mengajar, kondisi sarana dan prasarana 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. penjas diperiksa. Dengan sarana dan prasarana yang terbatas, dalam mengajar tidak berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana penjas, segala kemungkinan yang akan terjadi kurang dipikirkan. Keterbatasan sarana dan prasarana, bukan hambatan dalam mengajar penjas. Masalah-masalah yang timbul pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya. Apabila menemukan masalah pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya. Dalam mengajar lebih mementingkan teknik, dibandingkan mengajar bermain. Jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tidak seimbang dengan jumlah siswa, maka akan tetap melaksanakan pembelajaran dengan seadanya. Dalam mengajar sarana dan prasarana yang terbatas, hasil lebih dipertimbangkan daripada prosesnya. Setelah mengajar, sarana dan prasarana dikembalikan sesuai tempatnya. Sarana dan prasarana penjas tidak dikembalikan oleh guru melainkan murid-murid. Setelah mengajar, kondisi sarana dan prasarana penjas diperiksa dan ditata kembali. Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide SS S KS TS 167 15. 16. 17. 18. Saat mengajar lompat tinggi ternyata sekolah tidak memiliki mistar lompat tinggi yang standar, maka akan diganti dengan alat lain. Pada saat mengajar, guru memanfaatkan alat yang ada di sekitar untuk alat permainan. Apabila sekolah tidak memiliki bak lompat jauh, maka lompat jauh tidak diajarkan. Apabila sekolah tidak memiliki cakram, lembing, dan peluru, penggunaan alat lain yang fungsinya No 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. sama adalah solusi yang paling tepat. Pernyataan Apabila sekolah tidak memiliki matras untuk senam lantai, maka senam lantai diajarkan dengan alat yang sejenis. Pada saat mengajar, memodifikasi peraturan adalah cara untuk membuat permainan lebih menarik. Bola-bola yang bocor dibuang dan meminta sekolah untuk membeli yang baru. Pada saat mengajar lari estafet ternyata sekolah tidak memiliki tongkat estafet, maka menggunakan alat lain sebagai gantinya. Walaupun lapangan basket rusak, saat mengajar basket tetap menggunakannya. Apabila sekolah tidak memiliki lapangan bola voli, maka akan membuat modifikasi lapangan yang sederhana. Apabila bola voli yang dimiliki sekolah kurang, maka materi yang diajarkan seadanya. Apabila sekolah tidak memiliki stopwatch, maka menggunakan jam tangan untuk mengetahui waktu lari siswa. Apabila bola basket yang dimiliki sekolah kurang, maka akan menggunakan bola lain sebagai bola tambahan untuk pengganti bola basket. Pada saat mengajar bola tangan ternyata sekolah tidak memiliki bola tangan, maka akan tetap diajarkan dengan menggunakan bola lain yang dimiliki. Jika tiang gawang untuk permainan bola tangan tidak ada, maka akan diganti dengan menggunakan alat lain. Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal SS S KS TS 168 30. 31. baru Pada saat mengajar, guru menggunakan poster untuk menjelaskan kegunaan alat olahraga. Guru menggunakan layar LCD untuk menjelaskan 34. materi pembelajaran. Pada saat mengajar, guru menampilkan video untuk menjelaskan gerakan senam. Guru tidak memanfaatkan internet untuk menambah berita dan informasi pendidikan jasmani. Apabila sekolah tidak memiliki tape dan kaset 35. recorder, maka senam aerobik tidak diajarkan. Cara-cara yang lebih efektif dan efisien perlu 32. 33. diupayakan dalam mengajar atletik, senam, dan permainan. No 36. 37. 38. 39. 40. Pernyataan Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana menghambat tercapainya tujuan pembelajaran penjas. Merawat adalah salah satu usaha untuk menjaga keutuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pembelajaran. Jika sarana dan prasarana ada yang rusak, maka perlu diperbaiki. Untuk membantu kelancaran saat mengajar, sarana dan prasarana dibuat. Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana memperlancar proses pembelajaran penjas. TERIMA KASIH SS S KS TS 169 LAMPIRAN 30 INSTRUMEN ANGKET PENELITIAN KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN Identitas Responden Nama : Jabatan : Sekolah : Tanggal Penelitian : PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tulislah dengan lengkap identitas Bapak/Ibu pada lembar angket ini. Pilih salah satu jawaban Bapak/Ibu yang paling sesuai dengan pemikiran dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya dengan memberikan tanda Check-list (√) pada jawaban yang telah tersedia. Jawaban: SS : Sangat Setuju S : Setuju KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pemikiran dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya. Semua pertanyaan dalam angket ini tidak bermaksud menilai Bapak/Ibu dalam bentuk apapun. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan sangat berarti bagi peneliti, dengan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Contoh: No 1 Pernyataan Dalam membuat rencana pembelajaran, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah sarana dan prasarana yang tersedia. SS S √ KS TS 170 No 1. Pernyataan Kemampuan melihat atau memecahkan masalah Dalam membuat rencana pembelajaran, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah 2. sarana dan prasarana yang tersedia. Walaupun jumlah sarana dan prasarana terbatas, 3. dalam mengajar tetap berpedoman pada rencana pembelajaran. Sebelum mengajar, kondisi sarana dan prasarana 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. penjas diperiksa. Dengan sarana dan prasarana yang terbatas, dalam mengajar tidak berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana penjas, segala kemungkinan yang akan terjadi kurang dipikirkan. Keterbatasan sarana dan prasarana, bukan hambatan dalam mengajar penjas. Masalah-masalah yang timbul pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya. Apabila menemukan masalah pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya. Dalam mengajar lebih mementingkan teknik, dibandingkan mengajar bermain. Jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tidak seimbang dengan jumlah siswa, maka akan tetap melaksanakan pembelajaran dengan seadanya. Dalam mengajar sarana dan prasarana yang terbatas, hasil lebih dipertimbangkan daripada prosesnya. Setelah mengajar, sarana dan prasarana dikembalikan sesuai tempatnya. Sarana dan prasarana penjas tidak dikembalikan oleh guru melainkan murid-murid. Setelah mengajar, kondisi sarana dan prasarana penjas diperiksa dan ditata kembali. Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide SS S KS TS 171 15. 16. 17. 18. Saat mengajar lompat tinggi ternyata sekolah tidak memiliki mistar lompat tinggi yang standar, maka akan diganti dengan alat lain. Pada saat mengajar, guru memanfaatkan alat yang ada di sekitar untuk alat permainan. Apabila sekolah tidak memiliki bak lompat jauh, maka lompat jauh tidak diajarkan. Apabila sekolah tidak memiliki cakram, lembing, dan peluru, penggunaan alat lain yang fungsinya No 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. sama adalah solusi yang paling tepat. Pernyataan Apabila sekolah tidak memiliki matras untuk senam lantai, maka senam lantai diajarkan dengan alat yang sejenis. Pada saat mengajar, memodifikasi peraturan adalah cara untuk membuat permainan lebih menarik. Bola-bola yang bocor dibuang dan meminta sekolah untuk membeli yang baru. Pada saat mengajar lari estafet ternyata sekolah tidak memiliki tongkat estafet, maka menggunakan alat lain sebagai gantinya. Apabila sekolah tidak memiliki lapangan bola voli, maka akan membuat modifikasi lapangan yang sederhana. Apabila bola voli yang dimiliki sekolah kurang, maka materi yang diajarkan seadanya. Apabila sekolah tidak memiliki stopwatch, maka menggunakan jam tangan untuk mengetahui waktu lari siswa. Apabila bola basket yang dimiliki sekolah kurang, maka akan menggunakan bola lain sebagai bola tambahan untuk pengganti bola basket. Pada saat mengajar bola tangan ternyata sekolah tidak memiliki bola tangan, maka akan tetap diajarkan dengan menggunakan bola lain yang dimiliki. Jika tiang gawang untuk permainan bola tangan tidak ada, maka akan diganti dengan menggunakan alat lain. Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru Pada saat mengajar, guru menggunakan poster untuk menjelaskan kegunaan alat olahraga. SS S KS TS 172 30. 32. Pada saat mengajar, guru menampilkan video untuk menjelaskan gerakan senam. Guru tidak memanfaatkan internet untuk menambah berita dan informasi pendidikan jasmani. Apabila sekolah tidak memiliki tape dan kaset 33. recorder, maka senam aerobik tidak diajarkan. Cara-cara yang lebih efektif dan efisien perlu 31. diupayakan dalam mengajar atletik, senam, dan 34. 35. No 36. 37. 38. permainan. Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana menghambat tercapainya tujuan pembelajaran penjas. Merawat adalah salah satu usaha untuk menjaga keutuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pernyataan Jika sarana dan prasarana ada yang rusak, maka perlu diperbaiki. Untuk membantu kelancaran saat mengajar, sarana dan prasarana dibuat. Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana memperlancar proses pembelajaran penjas. TERIMA KASIH SS S KS TS 173 LAMPIRAN 31 TABULASI DATA UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 Total 1 3 4 3 3 4 4 3 2 4 2 2 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 1 3 3 2 3 1 4 2 5 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 6 2 4 2 3 4 3 4 3 4 3 7 2 3 2 2 3 4 4 2 4 2 8 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 9 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 10 2 3 2 3 3 4 3 2 3 2 11 3 2 1 4 3 2 3 2 4 3 12 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 TABULASI DATA UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Kreativitas Guru Penjasorkes 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 27 2 2 3 4 4 3 3 2 3 4 28 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 29 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 30 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 31 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 32 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 33 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34 4 4 2 4 4 4 3 2 2 4 35 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 36 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 37 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 38 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 39 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 40 4 3 2 4 3 4 4 2 3 2 Jumlah 111 126 88 136 132 141 125 104 138 123 1224 174 LAMPIRAN 32 UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN 175 LANJUTAN LAMPIRAN 32 176 LANJUTAN LAMPIRAN 32 177 LAMPIRAN 33 UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN a. Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 10 100.0 0 .0 10 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .934 b. 14 Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 10 100.0 0 .0 10 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .937 14 178 c. Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 10 100.0 0 .0 10 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .897 10 179 LAMPIRAN 34 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN KREATIVITAS GURU PENJASORKES No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Kode Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 Total 1 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 2 4 3 4 4 5 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 6 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 7 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 8 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 9 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 3 2 10 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 3 3 2 2 11 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 1 3 12 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 13 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 14 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN Kreativitas Guru Penjasorkes 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 1 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 25 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 26 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 29 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 32 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 2 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 34 3 3 1 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 2 4 1 3 2 3 2 3 2 35 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 36 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 37 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 38 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 Jumlah Kategori 130 120 104 116 122 112 114 121 114 114 113 113 126 119 108 123 114 122 110 132 124 131 111 2713 ST S SR S T R S S S S R R T S R T S T R ST T ST R S 180 LAMPIRAN 35 KATEGORISASI DATA KREATIVITAS GURU PENJASORKES KATEGORISASI DATA KREATIVITAS GURU PENJASORKES Interval Skor Kategori Frekuensi X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 129 Sangat Tinggi 3 Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 122 - 128 Tinggi 5 Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 114 - 121 Sedang 8 Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 107 - 113 Rendah 6 X < Mean - 1,5 SD < 107 Sangat Rendah 1 Jumlah 23 Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 104 132 118 116 114 2713 56 8 107 114 122 129 Persentase 13,04% 21,74% 34,78% 26,09% 4,35% 100,00% 181 LAMPIRAN 36 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN FAKTOR DAN INDIKATOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH Kode No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 Total 1 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 Sebelum Mengajar 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 5 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 Jumlah 17 17 13 16 17 16 15 16 15 14 16 16 14 16 12 16 17 16 13 18 15 19 16 360 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN FAKTOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH Kreativitas Guru Penjasorkes Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar Kategori Jumlah Kategori 6 7 8 9 10 11 T 4 4 4 3 3 3 21 ST T 3 3 3 3 3 3 18 T R 3 3 3 2 2 2 15 R T 3 3 3 3 3 3 18 T T 3 3 3 4 3 4 20 ST T 3 3 3 3 2 2 16 R S 4 4 3 3 2 2 18 T T 4 3 3 3 3 3 19 T S 3 3 3 2 3 3 17 S R 3 3 3 3 2 3 17 S T 3 3 3 3 2 3 17 S T 3 3 3 3 2 2 16 R R 4 4 3 3 2 3 19 T T 3 3 4 2 1 2 15 R SR 3 3 3 2 2 3 16 R T 3 3 3 4 3 3 19 T T 3 4 4 2 2 2 17 S T 3 3 3 3 3 3 18 T R 4 3 3 2 1 2 15 R ST 3 4 4 3 3 3 20 ST S 3 4 3 3 3 4 20 ST ST 4 4 4 3 2 1 18 T T 3 3 3 2 2 3 16 R T 405 T Sesudah Mengajar 12 13 14 4 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 Jumlah Kategori 10 11 8 9 10 10 9 9 11 10 10 11 10 11 10 10 9 10 9 11 12 11 10 231 S T SR R S S R R T S S T S T S S R S R T ST T S S Jumlah Kategori 48 46 36 43 47 42 42 44 43 41 43 43 43 42 38 45 43 44 37 49 47 48 42 996 ST T SR S T S S S S R S S S S R T S S SR ST T ST S S 182 LAMPIRAN 37 KATEGORISASI DATA FAKTOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH KATEGORISASI DATA FAKTOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 48 Sangat Tinggi 3 13,04% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 45 - 47 Tinggi 4 17,39% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 42 - 44 Sedang 12 52,17% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 38 - 41 Rendah 2 8,70% X < Mean - 1,5 SD < 38 Sangat Rendah 2 8,70% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 36 49 43 43 43 996 11 3 38 42 45 48 183 LAMPIRAN 38 KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SEBELUM MENGAJAR KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SEBELUM MENGAJAR Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 18 Sangat Tinggi 2 8,70% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 16 - 17 Tinggi 13 56,52% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 15 Sedang 3 13,04% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 13 - 14 Rendah 4 17,39% X < Mean - 1,5 SD < 13 Sangat Rendah 1 4,35% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 12 19 16 16 16 360 3 2 13 15 16 18 184 LAMPIRAN 39 KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SAAT MENGAJAR KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SAAT MENGAJAR Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 20 Sangat Tinggi 4 17,39% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 18 - 19 Tinggi 8 34,78% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 17 Sedang 4 17,39% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 15 - 16 Rendah 7 30,43% X < Mean - 1,5 SD < 15 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 15 21 18 18 18 405 3 2 15 17 18 20 185 LAMPIRAN 40 KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SESUDAH MENGAJAR KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SESUDAH MENGAJAR Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 12 Sangat Tinggi 1 4,35% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 11 Tinggi 6 26,09% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 10 Sedang 10 43,48% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 9 Rendah 5 21,74% X < Mean - 1,5 SD <9 Sangat Rendah 1 4,35% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 8 12 10 10 10 231 1 1 9 10 11 12 186 LAMPIRAN 41 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN FAKTOR DAN INDIKATOR KEMAMPUAN MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN IDE Kode No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 Total 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN FAKTOR KEMAMPUAN MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN IDE Kreativitas Guru Penjasorkes Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penerapan Ide Memodifikasi Jumlah Kategori 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 4 3 4 3 4 3 24 ST 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 21 S 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 20 R 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 22 S 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 23 T 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 21 S 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 21 S 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 22 S 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 20 R 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 22 S 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 S 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 21 S 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 1 22 S 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 24 ST 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 2 21 S 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 23 T 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 22 S 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 22 S 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 24 ST 3 4 1 3 3 3 3 4 4 4 4 3 25 ST 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 24 ST 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 23 T 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 22 S 3 3 2 3 3 3 510 S 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 Jumlah Kategori 24 22 20 20 21 20 20 20 21 20 19 20 25 20 21 22 20 23 20 22 21 24 20 485 ST T S S S S S S S S R S ST S S T S ST S T S ST S S Jumlah Kategori 48 43 40 42 44 41 41 42 41 42 40 41 47 44 42 45 42 45 44 47 45 47 42 995 ST S R S T R R S R S R R ST T S T S T T ST T ST S S 187 LAMPIRAN 42 KATEGORISASI DATA FAKTOR KEMAMPUAN MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN IDE KATEGORISASI DATA FAKTOR MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN IDE Interval Skor Kategori Frekuensi X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 47 Sangat Tinggi 4 Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 44 - 46 Tinggi 6 Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 42 - 43 Sedang 7 Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 40 - 41 Rendah 6 X < Mean - 1,5 SD < 40 Sangat Rendah 0 Jumlah 23 Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 40 48 43 42 42 995 6 2 40 42 44 47 Persentase 17,39% 26,09% 30,43% 26,09% 0,00% 100,00% 188 LAMPIRAN 43 KATEGORISASI DATA INDIKATOR IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KATEGORISASI DATA INDIKATOR IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 24 Sangat Tinggi 5 21,74% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 23 Tinggi 3 13,04% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 21 - 22 Sedang 13 56,52% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 20 Rendah 2 8,70% X < Mean - 1,5 SD < 20 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 20 25 22 22 22 510 2 1 20 21 23 24 189 LAMPIRAN 44 KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENERAPAN IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENERAPAN IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 23 Sangat Tinggi 4 17,39% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 22 Tinggi 3 13,04% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 20 - 21 Sedang 15 65,22% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 19 Rendah 1 4,35% X < Mean - 1,5 SD < 19 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 19 25 21 20 20 485 3 2 19 20 22 23 190 LAMPIRAN 45 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN FAKTOR DAN INDIKATOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU Kode No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 Total TABULASI DATA HASIL PENELITIAN FAKTOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU Kreativitas Guru Penjasorkes Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru Informasi dan Teknologi Pengetahuan Jumlah Kategori 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 4 3 3 3 13 T 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 12 S 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 11 R 3 1 3 4 4 2 3 3 3 4 13 T 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 13 T 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 12 S 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 13 T 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 13 T 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 12 S 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 12 S 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 12 S 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 12 S 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 14 ST 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 12 S 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 11 R 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 14 ST 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 12 S 3 1 4 4 2 3 3 3 4 4 14 ST 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 11 R 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 15 ST 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 13 T 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 13 T 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 10 SR 3 2 3 3 3 3 287 S Jumlah Kategori 21 19 17 18 18 17 18 22 18 19 18 17 22 21 17 19 17 19 18 21 19 23 17 435 T S R S S R S ST S S S R ST T R S R S S T S ST R S Jumlah Kategori 34 31 28 31 31 29 31 35 30 31 30 29 36 33 28 33 29 33 29 36 32 36 27 722 T S R S S R S ST S S S R ST T R T R T R ST S ST R S 191 LAMPIRAN 46 KATEGORISASI DATA FAKTOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU KATEGORISASI DATA FAKTOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 35 Sangat Tinggi 4 17,39% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 33 - 34 Tinggi 4 17,39% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 30 - 32 Sedang 8 34,78% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 27 - 29 Rendah 7 30,43% X < Mean - 1,5 SD < 27 Sangat Rendah 0 0,00% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 27 36 31 31 31 722 7 3 27 30 33 35 192 LAMPIRAN 47 KATEGORISASI DATA INDIKATOR PEMANFAATAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI KATEGORISASI DATA INDIKATOR PEMANFAATAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 14 Sangat Tinggi 4 17,39% Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 13 Tinggi 7 30,43% Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 12 Sedang 8 34,78% Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 11 Rendah 3 13,04% X < Mean - 1,5 SD < 11 Sangat Rendah 1 4,35% Jumlah 23 100,00% Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 10 15 12 12 12 287 1 1 11 12 13 14 193 LAMPIRAN 48 KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENGETAHUAN KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENGETAHUAN Interval Skor Kategori Frekuensi X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 22 Sangat Tinggi 3 Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 20 - 21 Tinggi 3 Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 18 - 19 Sedang 11 Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 16 - 17 Rendah 6 X < Mean - 1,5 SD < 16 Sangat Rendah 0 Jumlah 23 Min Max Mean Median Modus Sum Varian Total SD Mean - 1,5 SD Mean - 0,5 SD Mean + 0,5 SD Mean + 1,5 SD 17 23 19 18 17 435 3 2 16 18 20 22 Persentase 13,04% 13,04% 47,83% 26,09% 0,00% 100,00% 194 LAMPIRAN 49 KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jenis Sarana dan Prasarana Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Sumber: Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Standar Jumlah 3 buah 3 buah 3 buah 1 buah 3 buah 1 pasang 1 slop 4 buah 1 buah 1 buah 10 buah 1 set 1 buah 4 buah 1 set 1 buah 1 set 1 buah 20 buah 1 set 1 set 1 set 1 buah 24 buah 1 set 2 buah 6 buah 4 buah 2 set 195 LAMPIRAN 50 PANDUAN OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : Guru Penjasorkes : Tanggal Penelitian : No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak Keterangan 196 LAMPIRAN 51 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Prembun Guru Penjasorkes : Manijan, S.Pd. Tanggal Penelitian : 3 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal 3 2 4 2 2 2 1 slop 4 1 7 1 slop 2 2 1 1 1 1 10 10 6 1 set 1 3 10 10 Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 197 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 2 Prembun Guru Penjasorkes : Muchlisudin, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 3 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 198 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 3 Prembun Guru Penjasorkes : Mursinah, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 5 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 199 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 4 Prembun Guru Penjasorkes : Dwi Widadi, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 4 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 200 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Kabekelan Guru Penjasorkes : Kasbolah, S.Pd. Tanggal Penelitian : 2 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 201 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kabekelan Guru Penjasorkes : Muhajiwanto, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 2 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan Rusak Rusak Rusak 202 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Tunggalroso Guru Penjasorkes : Sudarman, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 2 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 203 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tunggalroso Guru Penjasorkes : Dwi Raharjo, S.Pd. Tanggal Penelitian : 1 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 204 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri Kedungwaru Guru Penjasorkes : Berardus Winata Budi P, S.Pd. Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 205 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri Bagung Guru Penjasorkes : Wiyandono, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 206 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Tersobo Guru Penjasorkes : Agus Tiandri F, S.Pd. Tanggal Penelitian : 27 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan Rusak 207 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tersobo Guru Penjasorkes : Kusmiati, S.Pd. Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 208 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 3 Tersobo Guru Penjasorkes : Riski Winarko, S.Pd. Tanggal Penelitian : 1 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal 2 5 2 1 10 8 1 4 5 2 2 2 1 3 1 10 4 10 1 2 10 10 Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 209 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sidogede Guru Penjasorkes : Suprapto, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal 1 2 1 1 3 1 2 2 1 3 2 2 2 Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan Rusak Rusak Baik Rusak Rusak Rusak Baik Baik Baik Baik Rusak Baik Baik 210 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sidogede Guru Penjasorkes : Winarti, S.Pd. Tanggal Penelitian : 27 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 211 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri Sembirkadipaten Guru Penjasorkes : Suratno, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 26 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 212 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri Kedungbulus Guru Penjasorkes : Satiman, A.Ma. Pd. Tanggal Penelitian : 27 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 213 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Mulyosri Guru Penjasorkes : Bunata, S.Pd. Tanggal Penelitian : 26 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 214 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 2 Mulyosri Guru Penjasorkes : Sipur, S.Pd. Tanggal Penelitian : 26 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan Rusak 215 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pesuningan Guru Penjasorkes : Puji Nuryanto, S.Pd. Tanggal Penelitian : 25 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal 3 5 3 1 1 4 1 8 10 1 1 3 1 1 1 1 10 1 1 2 5 4 Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 216 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri 2 Pesuningan Guru Penjasorkes : Nur Sahid, S.Pd. Tanggal Penelitian : 28 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal 2 3 1 1 1 1 1 1 10 5 1 6 1 5 1 Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 217 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri Kabuaran Guru Penjasorkes : Makmur, S.Pd. Tanggal Penelitian : 25 Agustus 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 218 TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES Nama Sekolah : SD Negeri Pecarikan Guru Penjasorkes : Wisnu Septyadi, S.Pd. Tanggal Penelitian : 4 September 2015 No Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bola kaki Bola futsal Bola voli Net bola voli Bola basket Ring basket Shuttlecock Raket bulutangkis Net bulutangkis Bat tenis meja Bola tenis meja Meja tenis meja Net tenis meja Bola sepak takraw Net takraw Stopwatch digital Peluru (set untuk pa/pi) Meteran Cones Lembing (set untuk pa/pi) Cakram (set untuk pa/pi) Tongkat estafet (set isi 5) Tali kapal Tali pramuka Tas P3K Matras senam Simpai Bola plastik Catur Standar Minimal Kelengkapan Ada Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 219 LAMPIRAN 52 PANDUAN DOKUMENTASI (FOTO) Kegiatan yang didokumentasikan sebagai berikut: 1. Pengisian angket oleh guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 2. Sarana dan prasarana Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. 3. Pembelajaran Penjasorkes. 220 LAMPIRAN 53 PANDUAN WAWANCARA Nama Sekolah : Guru Penjasorkes : Tanggal Wawancara : 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? 221 Jawaban: 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: 222 LAMPIRAN 54 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri Pecarikan Guru Penjasorkes : Wisnu Septyadi, S.Pd. Tanggal Wawancara : 4 September 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Lebih dari 5 tahun yang lalu. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: S1 pendidikan jasmani, setelah lulus saya mengikuti pendaftaran CPNS. Alhamdulillah langsung diterima dan ditugaskan di SD Negeri Pecarikan. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Belum, tentunya masih ada kendala dalam pembelajaran Penjasorkes. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Salah satu kendalanya yaitu minimnya sarana dan prasarana Penjasorkes, sehingga menghambat pembelajaran. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Belum, dari segi kualitas maupun kuantitas masih terbatas. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Dengan cara memanfaatkan atau memodifikasi sarana dan prasarana yang ada, sehingga pembelajaran tetap berjalan dengan baik. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Modifikasi itu intinya merubah atau mengganti sarana dan prasarana dengan cara modifikasi alat atau bahan lain, sehingga menyerupai benda yang sebenarnya. 223 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Iya, contohnya menggunakan internet untuk mencari materi-materi pembelajaran, menggunakan tape recorder dalam senam Jumat pagi. 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Kegiatan KKG setiap sebulan sekali bersama-sama teman sejawat guru Penjas. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Contohnya dalam pembelajaran sepak bola, karena keterbatasan bola sepak selanjutnya bola diganti dengan bola plastik. 224 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri Kabuaran Guru Penjasorkes : Makmur, S.Pd. Tanggal Wawancara : 25 Agustus 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Kurang lebih 2 tahun. Tahun 2013. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: S1 pendidikan jasmani, sebelumnya saya mengajar di SD Negeri Kaligubug, Kecamatan Padureso. Saya mengajar di SD Negeri Kabuaran belum lama ini. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Belum, masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran karena keterbatasan. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Salah satunya yaitu keterbatasan sarana dan prasarana. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Belum sesuai dengan standar. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Memodifikasi sarana dan prasarana. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Perubahan yang tidak mengubah arti atau fungsi dari benda yang dimodifikasi. 225 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Iya, contohnya menggunakan internet, poster atau gambar dalam menjelaskan materi pembelajaran, tape recorder untuk senam pagi. 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: KKG bersama teman-teman guru Penjas. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran sepak bola, mengganti bola sepak yang sesungguhnya dengan bola plastik. 226 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pesuningan Guru Penjasorkes : Puji Nuryanto, S.Pd. Tanggal Wawancara : 25 Agustus 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Kurang lebih 5 tahun yang lalu saya sudah Wiyata di sini. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: Awalnya saya Diploma, kemudian melanjutkan S1. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sudah, walaupun masih ada kendala. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Beberapa sarana dan prasarana yang belum memadai. Selain itu, apabila cuaca hujan, sehingga menghambat proses pembelajaran. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Sudah cukup baik kualitas maupun kuantitas, tetapi masih ada beberapa yang belum memadai. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Memodifikasi atau menggunakan alat lain yang fungsi penggunaanya sama. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Mengubah sarana dan prasarana untuk tujuan yang diharapkan. 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Tentunya, internet, browsing. 227 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: KKG. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran sepak bola dan voli. Bola diganti dengan bola plastik supaya siswa tidak mengalami kesakitan. 228 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri 2 Pesuningan Guru Penjasorkes : Nur Sahid, S.Pd. Tanggal Wawancara : 28 Agustus 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Lebih dari 5 tahun yang lalu sudah mengajar di sini. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: S1 pendidikan jasmani. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sudah, walaupun ada kendala. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Ada kendala tetapi tidak begitu berarti, salah satunya sarana dan prasarana Penjas. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Belum, masih ada yang belum standar. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Memodifikasi alat atau memanfaatkan alat yang ada di sekitar. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Mengubah alat supaya lebih menarik tanpa mengubah fungsi alat yang sesungguhnya. 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Iya, contoh internet. 229 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Mengikuti pelatihan, KKG. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran voli. Bola diganti dengan bola plastik dan memodifikasi lapangan dari ukuran yang sesunggungnya. 230 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri 2 Mulyosri Guru Penjasorkes : Sipur, S.Pd. Tanggal Wawancara : 26 Agustus 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Saya mengajar di sini belum lama. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: S1. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Belum. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Minimnya sarana dan prasarana pembelajaran. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Belum, sangat minim. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Dengan cara memodifikasi. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Modifikasi adalah melakukan suatu hal untuk mengubah atau mengganti sarana dan prasarana. 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Iya, penggunaan internet. 231 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Mengikuti KKG. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran kasti, keterbatasan pemukul sehingga memodifikasi pemukul yang terbuat dari kayu berbentuk pemukul pada permainan tonnis. 232 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri Sembirkadipaten Guru Penjasorkes : Suratno, A.Ma. Pd. Tanggal Wawancara : 26 Agustus 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Hampir 30 tahun. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: Diploma SGO, PNS. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sudah, walau ada sedikit kendala. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Kurangnya sarana dan prasarana, jumlah tidak memadai dengan jumlah siswa. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Sudah cukup baik. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Memodifikasi sarana dan prasarana. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Mengubah alat atau menambah sentuhan baru. 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Iya, internet. 233 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Kegiatan KKG, pelatihan-pelatihan. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran sepak bola, gawang dimodifikasi dari pralon, bola dari bola plastik. Lari estafet, tongkat terbuat dari bambu. 234 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri 1 Prembun Guru Penjasorkes : Manijan, S.Pd. Tanggal Wawancara : 3 September 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Kurang lebih hampir 30 tahun. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: Dulu saya lulusan Diploma SGO, kemudian melanjutkan S1. Alhamdulillah sekarang sudah PNS. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sudah, walau ada kendala. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Mungkin kendala tidak begitu berarti, tapi ya ada. Salah satunya sarana dan prasarana yang tidak standar. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Sudah cukup baik. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Memodifikasi atau memanfaatkan alat yang ada di sekitar. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Mengubah sarana maupun prasarana yang sudah ada, tanpa mengubah fungsi yang sesungguhnya untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana tersebut. 235 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Tentunya, untuk menambah wawasan dengan penggunaan internet. Apalagi sekarang zamannya teknologi yang lebih maju. 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Kegiatan KKG, mengikuti pelatihan-pelatihan. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran basket. Kebetulan di sini keterbatasan sarananya. Sehingga, membuat ring basket dengan besi dan tiangnya menggunakan kayu. 236 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri 4 Prembun Guru Penjasorkes : Dwi Widadi, A.Ma. Pd. Tanggal Wawancara : 4 September 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Sudah lama, kurang lebih 30 tahun. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: Saya lulusan Diploma SGO, sekarang sudah PNS. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sudah, walau ada sedikit kendala. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Tentunya, keterbatasan sarana dan prasarana. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Cukup. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Memodifikasi. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Mengubah sarana dan prasarana, tanpa mengurangi fungsi aslinya. 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Iya, menggunakan internet untuk mencari informasi atau wawasan tentang pembelajaran Penjas. 237 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Pelatihan-pelatihan, mengikuti KKG bersama teman-teman guru Penjas. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Senam lantai, menggunakan kasur busa. Bola kasti menggunakan bola kecil dari plastik dengan tujuan pengenalan terhadap anak-anak didik atau siswa sebelum menggunakan bola kasti yang asli. 238 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri 1 Kabekelan Guru Penjasorkes : Kasbolah, S.Pd. Tanggal Wawancara : 2 September 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Sudah lama, lebih dari 30 tahun. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: Saya awalnya lulusan Diploma SGO, kemudian melanjutkan S1. Sekarang sudah PNS. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sudah, kadang ada kendala sedikit. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sarana dan prasarana yang terbatas. 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Cukup baik, walau ada beberapa yang masih minim. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Dengan cara memodifikasi alat. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Mengubah alat atau sarana prasarana supaya pembelajaran tetap berjalan apabila terbatasnya sarana prasarana. 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Penggunaan internet, poster atau gambar untuk menerangkan materi pembelajaran, tape recorder untuk senam pagi. 239 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: KKG, pelatihan di luar. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran lompat tinggi, karena keterbatasan tiang lompat tinggi diganti dengan tali karet, siswa berdiri saling berhadapan memegang tali karet kemudian siswa lain melakukan lompat tinggi. 240 TRANSKIP WAWANCARA Nama Sekolah : SD Negeri Bagung Guru Penjasorkes : Wiyandono, A.Ma. Pd. Tanggal Wawancara : 31 Agustus 2015 1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes? Jawaban: Kurang lebih 30 tahun saya sudah mengajar Penjas. 2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Jawaban: Saya lulusan Diploma SGO, sekarang sudah PNS. 3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Sudah, tetapi ada beberapa kendala walaupun tidak berarti. 4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: Terkadang siswa susah diatur, penggunaan beberapa sarana prasarana yang minim . 5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas maupun kualitas? Jawaban: Baik, kuantitas maupun kualitas. 6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah? Jawaban: Memodifikasi alat. 7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes? Jawaban: Mengubah alat, intinya tanpa mengurangi fungsi aslinya. 8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes?Berikan contohnya? Jawaban: Iya, internet. 241 9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes? Jawaban: KKG, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan Penjas. 10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru Penjasorkes? Jawaban: Pembelajaran lempar lembing, lembing diganti dengan turbo. 242 LAMPIRAN 55 DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 1 Prembun Gambar 2. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Prembun Gambar 3. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 3 Prembun 243 Gambar 4. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 1 Tunggalroso Gambar 5. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Tunggalroso Gambar 6. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Kedungwaru 244 Gambar 7. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Bagung Gambar 8. Guru Penjasorkes SD Negeri 1 Tersobo Gambar 9. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 3 Tersobo 245 Gambar 10. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Sidogede Gambar 11. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Sembirkadipaten Gambar 12. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Kedungbulus 246 Gambar 13. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD 1 Mulyosri Gambar 14. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Mulyosri Gambar 15. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Pesuningan 247 Gambar 16. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Pecarikan Gambar 17. Modifikasi Ring Basket di SD Negeri 1 Prembun Gambar 18. Matras Senam Lantai di SD Negeri 1 Prembun 248 Gambar 19. Sarana Bulutangkis, Tenis Meja, dan Voli di SD Negeri 2 Prembun Gambar 20. Pemukul dan Bola Kasti di SD Negeri 4 Prembun Gambar 21. Lapangan Voli di SD Negeri 4 Prembun 249 Gambar 22. Modifikasi Matras Senam Lantai di SD Negeri 4 Prembun Gambar 23. Kids Atletik di SD Negeri 1 Kabekelan Gambar 24. Bola Plastik di SD Negeri 2 Kabekelan 250 Gambar 25. Gudang Olahraga di SD Negeri 1 Tunggalroso Gambar 26. Peluru di SD Negeri 2 Tunggalroso Gambar 27. Meteran di SD Negeri Kedungwaru 251 Gambar 28. Modifikasi Lembing (Turbo) di SD Negeri Bagung Gambar 29. Tongkat Estafet di SD Negeri Bagung Gambar 30. Tali Skipping di SD Negeri Bagung 252 Gambar 31. Cones di SD Negeri 1 Tersobo Gambar 32. Start Block di SD Negeri 1 Tersobo Gambar 33. Modifikasi Cones di SD Negeri 2 Tersobo 253 Gambar 34. Bola dan Net Voli di SD Negeri 3 Tersobo Gambar 35. Raket, Net, Shuttlecock Bulutangkis di SD Negeri 3 Tersobo Gambar 36. Bola Takraw di SD Negeri 1 Sidogede 254 Gambar 37. Catur di SD Negeri 2 Sidogede Gambar 38. Pembelajaran Sepak Bola di SD Negeri 3 Prembun Gambar 39. Halaman SD Negeri Sembirkadipaten 255 Gambar 40. Modifikasi Tongkat Estafet di SD Negeri Sembirkadipaten Gambar 41. Bak Lompat Harimau di SD Negeri Sembirkadipaten Gambar 42. Modifikasi Gawang di SD Negeri Sembirkadipaten 256 Gambar 43. Gudang Olahraga di SD Negeri Kedungbulus Gambar 44. Sarana Tenis Meja di SD Negeri Kedungbulus Gambar 45. Cones, Bola di SD Negeri 1 Mulyosri 257 Gambar 46. Pembelajaran Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri Gambar 47. Modifikasi Pemukul Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri Gambar 48. Bak Lompat Jauh di SD Negeri 2 Mulyosri 258 Gambar 49. Bola Plastik dan Tali Kapal di SD Negeri 2 Mulyosri Gambar 50. Lapangan SD Negeri 1 Pesuningan Gambar 51. Bola di SD Negeri 1 Pesuningan 259 Gambar 52. Lapangan Bola Voli Mini di SD Negeri 2 Pesuningan Gambar 53. Bola voli di SD Negeri Kabuaran Gambar 54. Cakram di SD Negeri Kabuaran 260 Gambar 55. Matras di SD Negeri 1 Pesuningan Gambar 56. Catur di SD Negeri 1 Pesuningan Gambar 57. Bola Takraw di SD Negeri 1 Pesuningan 261 Gambar 58. Bat Tenis Meja di SD Negeri Pecarikan Gambar 59. Sarana Tenis Meja di SD Negeri Pecarikan Gambar 60. Lapangan di SD Negeri Pecarikan