peran pembelajaran temaik dalam mengembangkan kreatifitas

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan
bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara
kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya
manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik.1
Proses belajar mengajar memerlukan model pembelajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi peserta didik. Model pembelajaran yang sangat
cocok dan menarik serta mampu membangkitkan kreatifitas peserta didik pada
pembelajaran saat ini, salah satunya adalah model pembelajaran tematik.
Model
pembelajaran
tematik
merupakan
suatu
pendekatan
dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi (SI) dari
beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.
Adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi
peserta didik. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran
tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang saling
1
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2002), hlm 6.
1
2
terkait dari beberapa mapel yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
usia peserta didik. 2
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
proses belajar mengajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa dapat memperoleh langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman
langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipelajarinya.3
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan
pembelajaran tematik, antara lain: Banyak materi-materi yang tertuang dalam
beberapa mapel mempunyai keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan utuh, peserta didik mudah memusatkan perhatian
karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama, peserta didik
dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
beberapa mapel dalam tema yang sama, pembelajaran tematik melatih peserta
didik untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa mapel, sehingga
mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan
memungkinkan berkembangnya jaringan konsep, serta dapat menghemat
2
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana, 2004), hlm.
40
3
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA &
Anak Kelas Awal SD/MI. 2011. (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 156.
3
waktu karena beberapa mapel dikemas dalam suatu tema dan disajikan secara
terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan.4
Pembelajaran tematik juga mengadopsi prinsip belajar PAKEM
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga pembelajaran
tematik membantu kreatifitas siswa. Kegiatan kreatifitas dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja dan tidak perlu mahal. Lingkungan alam dan budaya
yang beragam dapat dimanfaatkan untuk melakukan berbagai wisata yang
menghasilkan karya kreatif dan memperkaya pengalaman anak dengan
lingkungan yang dapat menunjang pengembangan kreatifitas anak dan
merencanakan serta melaksanakan program kreatif.5
Hasil obervasi sementara, diketahui bahwa di MI Salafiyah Sengon
Subah Batang pembelajaran tematik sudah dimulai dan peneliti mencoba
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penerapan pembelajaran
tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon
Subah Batang. Pembelajaran tematik yang dilakukan di sekolah tersebut
memiliki beberapa tema antara lain: kebersamaan, lingkungan hidup, dan
makhluk hidup. Diketahui pula bahwa peserta didik mempunyai kreatifitas
antara lain dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman, dapat memahami
pelajaran, serta dapat membuat permainan dalam kelas. Hal ini tidak lepas dari
peran guru dalam mengajarkan pembelajaran tematik khususnya tema
4
Akbar Sa’dun, Penerapan Model Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tema Lingkungan di Kelas III SDN Tanjungrejo 4 Malang
(Malang: Lemlit UM, 2007), hlm. 17.
5
Hasan Langgulung, Kreatifitas dan Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al Husna,
2001), Cet I, hlm. 171-177
4
kegiatan, karena di dalamnya terdapat pembelajaran tentang pengelolaan
kelas.6
Dari penjelasan latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk
mengkaji lebih lanjut dan mengadaan penelitian karya ilmiah yang berbentuk
skripsi
dengan
judul
“Penerapan
Pembelajaran
Tematik
Dalam
Mengembangkan Kreatifitas Peserta Didik MI Salafiyah Sengon Subah
Batang”. Adapun alasan yang menjadikan tertarik untuk membahas dan
mengambil judul ini adalah:
1. Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan
pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus, tidak
dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta
didik untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang
utuh.
2. Di samping itu, pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran bermakna
bagi peserta didik. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru
harus
merancang
pengalaman
belajar
yang
akan
mempengaruhi
kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif.
3. Dari hasil observasi sementara yang dilakukan diketahui bahwa
pembelajaran tematik, membantu siswa dalam memahami dan menerapkan
6
Hasil observasi di MI Salafiyah Sengon Subah Batang pada tanggal 15 September 2014.
5
sebagian mapel yang memiliki kesamaan dalam suatu tema sehingga
menjadikan suasana pembelajaran tersebut lebih menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan
kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang?
2. Bagaimana kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang?
3. Apa
saja
faktor
penghambat
dan
pendukung
dalam
penerapan
pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI
Salafiyah Sengon Subah Batang?
Agar terhindar dari kesalahpahaman dan kerancuan pengertian serta
maksud judul penelitian, maka perlu diuraikan maksud istilah tersebut:
1. Penerapan
Penerapan adalah pengenaan; perihal mempraktikkan.7
2. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.8
7
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), hlm. 935.
8
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. I, hlm.
664.
6
3. Kreatifitas
Kata kreatifitas berasal dari Bahasa Inggris “creative” yang berarti
membuat atau menciptakan.9 Sedangkan kreatifitas adalah usaha untuk
membuat atau menciptakan sesuatu hal yang baru yang belum pernah ada
supaya mendapat suatu kepandaian tertentu.10 Kreatifitas yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan anak untuk menciptakan suasana
belajar yang nyaman, kemampuan anak untuk memahami pelajaran, serta
kemampuan anak untuk membuat permainan dalam kelas.
4. Peserta didik
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan.11 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peserta didik
adalah peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.
Dari penegasan istilah di atas, dibatasi wilayah kajian kepada
penelitian tentang adanya penerapan dari pendekatan pembelajaran tematik
dalam pengembangan kreatifitas peserta didik di MI Salafiyah Sengon Subah
Batang.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
9
Winkel W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia, 2002),
hlm. 163.
10
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm.23
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik (Bandung:
Rosda Karya, 2004), hlm. 45..
7
1. Untuk
mengetahui
penerapan
pembelajaran
tematik
dalam
mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah
Batang.
2. Untuk mengetahui kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah
Batang.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan
pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI
Salafiyah Sengon Subah Batang.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
pemikiran
tentang
pembelajaran
tematik
terhadap
pengembangan
kreatifitas peserta didik.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
tentang sistem dan metodologi pembelajaran yang bervariasi yang
dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik di MI Salafiyah
Sengon Subah Batang.
b. Bagi orang tua peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk turut serta mengembangkan kreatifitas anak dengan baik.
8
E. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Teoretis dan Penelitian yang Relevan
Sutirjo dan Istuti dalam bukunya yang berjudul Tematik:
Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayu Media,
bahwa pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.12
Lebih lanjut Sutirjo mengatakan bahwa untuk melaksanakan
pembelajaran tematik, guru harus menyusun silabus tematik berdasar
jaring tema yang telah dibuat. Menyimak panduan penyusunan silabus
dinyatakan bahwa silabus yang dibuat oleh guru atau kelompok guru harus
pula memuat penilaian atau sistem penilaiannya
Menrutu
Hasan
Langgulung,
menjelaskan
bahwa
yang
membedakan orang kreatif dan orang tidak kreatif adalah kadar kelenturan
(flexibility) yang ada pada pribadinya yang menjadikan ia orang bebas dan
mandiri. Jadi kebebasan, kemandirian dan kelenturan adalah ciri-ciri
terpenting yang membedakan pribadi orang kreatif dari orang-orang lain.13
Menurut Yumaini Mainuddin, kreatifitas merupakan kegiatan
mental yang berproses dalam tahapn-tahapan. Dalam proses ini terjadi
12
Sutirjo dan Istuti, S.M., Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004
(Malang: Bayu Media, 2005), hlm. 19.
13
Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
2001), hlm. 318.
9
interaksi antara tiga rana kejiwaan (rana kognitif, afektif, psikomotorik
(keterampilan) dan pada suatu saat dapat memunculkan kreatifitas.14
Sedangkan Subekti dalam bukunya yang berjudul Kurikulum:
Pengantar untuk Kurikulum Kreativ dan Praktik Sesuai Perkembangan,
menyatakan bahwa salah satu ciri penilaian dalam pembelajaran yang
berbasis kompetensi adalah dilakukannya penilaian terhadap keberhasilan
peserta didik pada setiap Kompentensi Dasar (KD), kemudian hasil
penilaian dianalisis serta ditindak lanjuti. Oleh karena itu program (sistem)
penilaian hasil belajar disusun per KD dengan mengaitkan KD dari
beberapa mapel. Sebagai tolok ukur untuk pencapaian kompetensi, maka
guru dapat berpedoman pada indikator yang telah dikembangkan dari KD.
Penilaian dapat dilaksanakan selama proses belajar dan akhir belajar dari
suatu kompetensi. Oleh sebab itu guru yang mengelola pembelajaran
tematik juga harus menyiapkan perangkat penilaian dari beberapa KD
yang berpedoman pada indikator yang telah dikembangkan dari
kompentensi dasar beberapa mapel tersebut.15
Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran
Terpadu dalam Teori dan Tim Pengembang PGSD. 1997. Pembelajaran
Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan Dasar, menjelaskan bahwa
pedoman penilaian di SD yang diterbitkan oleh Depdiknas, menyatakan
bahwa dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi (SK), penilaian hasil
14
Yumaini Mainuddin, Kurikulum Untuk Abad Ke-21 (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 43.
Subekti, Kurikulum: Pengantar untuk Kurikulum Kreativ dan Praktik Sesuai
Perkembangan (Jakarta: Guna Widya, 2005), hlm. 77.
15
10
belajar dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.16
Skripsi milik Akbar Sa’dun yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Tema Lingkungan di Kelas III SDN Tanjungrejo 4 Malang,
menjelaskan bahwa guru kelas 1 dan kelas 2 SD agar menggunakan
model-model tematik hasil penelitian ini untuk pembelajaran di kelas 1
dan kelas 2 SD. Di samping itu, tidak semua model pembelajaran dapat
diujicobakan secara optimal sesuai wilayah ujicoba yang direncanakan.
Ada beberapa sekolah yang tidak dapat menyelesaikan seluruh model yang
ditargetkan karena dianggap mengganggu praktik pembelajaran sehari-hari
di sekolah. Untuk itu di sarankan kepada peneliti lanjutan agar dapat
melanjutkan mengujikan model-model yang telah dikembangkan ini
disamping di kota-kota di wilayah Jatim yang belum terjangkau ujicoba
ini, juga di kota-kota luar propinsi Jawa Timur.17
Skripsi Istichanah yang berjudul Peran Guru Dalam Meningkatkan
Kreatifitas Anak (Studi Kasus Di TK Islam Salafiyah Pekalongan),
menjelaskan bahwa Peran guru dalam meningkatkan kreatifitas anak di TK
Islam Salafiyah Pekalongan, antara lain: guru berperan sebagai korektor
dan evaluator terhadap kreatifitas anak, guru berperan sebagai inspirator
16
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Tim Pengembang PGSD.
2002. Pembelajaran Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan Dasar (Jakarta: Depdikbud, 2007),
hlm. 17
17
Akbar Sa’dun, “Penerapan Model Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tema Lingkungan di Kelas III SDN Tanjungrejo 4 Malang”,
Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Malang: Lemlit UM, 2007), hlm. 11.
11
dan informator terhadap kreatifitas anak, guru berperan sebagai motivator
dan demonstrator terhadap kreatifitas anak, serta guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing terhadap kreatifitas anak. Dengan adanya
peran-peran tersebut diharapkan kreatifitas anak dapat terus bertambah,
karena kreatifitas anak adalah sebagian hasil dari tolok ukur keberhasilan
guru
dalam
mengajarkan
pembelajaran
di
TK
Islam
Salafiyah
Pekalongan.18
Skripsi karya Puji Astuti yang berjudul “Peran Guru dalam
Menciptakan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMP Negeri 1 Sragi”, disebutkan bahwa guru memiliki peranan
yang strategis dalam menciptakan belajar mandiri, yaitu guru dapat
melatih siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan baik dari guru
maupun dari buku paket secara teratur dan terkontrol. Guru sangat
berperan dalam membantu anak didiknya agar
menjadi anak yang
mandiri, aktif, kreatif, dan percaya diri19
Skripsi karya Leiza D.Y.A yang berjudul “Peranan Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi
Kasus Di MTs Negeri Slawi –Tegal)”, disebutkan bahwa guru mempunyai
peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
terutama pendidikan agama Islam. Seorang guru bukan hanya sebagai
18
Istichanah, “Peran Guru Dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak (Studi Kasus Di TK
Islam Salafiyah Pekalongan)”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: STAIN
Pekalongan, 2010), hlm. 9.
19
Puji Astuti, “Peran Guru dalam Menciptakan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Sragi”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam
(Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2007), hlm. 11.
12
pemberi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi ia harus bisa
menjadi suri teladan bagi anak didiknya, khususnya sebagai guru agama,
harus bisa memberikan contoh-contoh yang baik bagi anak didik, agar
menjadi anak yang mulia.20
Dalam penelitian ini hendak difokuskan pada permasalahan tentang
penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas
peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah penelitian yang peneliti merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
2. Kerangka berpikir
Berdasarkan kajian teoretis di atas maka dapat dibangun kerangka
berfikir bahwa pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, karena pada dasarnya pembelajaran tematik
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan keleluasaan
pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Peserta didik
diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai
dengan perkembangannya.
Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan peserta
didik secara langsung dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep
dan prinsip yang dipelajari dari beberapa mapel. Sehingga mereka akan
memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang
20
Leiza D.Y.A, “Peranan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam (Studi Kasus di MTs Negeri Slawi –Tegal)”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama
Islam (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2008), hlm. 10.
13
dialami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak
bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan peserta didik sebagai
aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan
pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus,
pemisahan mapel tidak begitu jelas, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk memahami
suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh.
Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai
macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang
dimiliki peserta didik sehingga berdampak kebermaknaan dari materi yang
dipelajari peserta didik. Hasil nyata akan didapat dari segala konsep yang
diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari.
Hal ini diharapkan akan berdampak pada kemampuan anak untuk
memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya. Dengan
pembelajaran tematik yang ada pada peserta didik MI Salafiyah Sengon
Subah Batang diharapkan kreatifitas peserta didik bertambah.
14
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapa dibuat bagan
sebagai berikut:
Menetapkan mata pelajaran
yang akan dipadukan
Menyusun matrik
Menetapkan KD dan Indikator
yang akan dipadukan
Menyusun kalender
tematik
Menginventarlisir teman
yang akan digunakan
Merancang
pembelajaran
Berdasarkan bagan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa langkahlangkah mengelola pembelajaran tematik diawali dengan menginventarisir
tema dan dipilih dari tema yang palign sederahana, dekat dengan
lingkungan, sesuai dengan usia dan perkembangan siswa. Setelah
penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan hubungan antar
mata pelajaran, kompetensi dasar dan indikator yang disatukan dalam
sebuah tema. Kalender tematik dibuatkan setelah matik, kalender tematik
berisi informasi tentang agenda (jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu
mempelajari silabus dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
sekaligus penilaiannya.21
21
93.
Daryanto, Siap Menyongsong Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hlm.
15
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain
penelitian
adalah
proses
yang
diperlukan
dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari:
a. Pendekatan penelitian
Penelitian ini jenis pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang
analisisnya tidak menekankan pada data-data numerikal (angka) yang
diolah dengan metode statistika.22 Penelitian ini menekankan
analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada
analisis terhadap dinamika antara fenomena yang diamati dengan
menggunakan logika ilmiah.
b. Jenis penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang mana penelitian dilakukan dalam kancah kehidupan
yang sebenarnya yaitu di MI Salafiyah Sengon Subah Batang.
Penelitian lapangan mempunyai tujuan untuk memecahkan masalahmasalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.23 Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif analitik. Deskriptif analitik, bertujuan
untuk menggambarkan data tentang penerapan pembelajaran tematik
dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon
Subah Batang.
22
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5.
Kartini Kartono, Pengantar Metodoloiogi Research Sosial (Bandung: Penerbit Alumni,
2002), hlm. 27.
23
16
2. Sumber data penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga sumber
data yang digunakan terdiri dari dua (2) yaitu:
a. Sumber Data Primer
Merupakan sumber data utama yang langsung berhubungan
dengan pembahasan judul skripsi, yakni kepala sekolah, guru dan
peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.
b. Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber data penunjang dari data utama yang ada
relevansinya dengan pembahasan dan sub bahasan, yakni buku-buku
kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penggunaan teknik pengumpulan data secara tepat yang relevan
dengan jenis data yang akan digali adalah merupakan langkah penting
dalam suatu kegiatan penelitian. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
dalam penelitian ini akan digunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data di
mana diadakan pengamatan secara langsung.24
Metode observasi
digunakan untuk mendapatkan data tentang bentuk kreatifitas peserta
didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 108.
17
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data melalui
tanya jawab dan bercakap-cakap secara lisan.25 Penelitian ini
menggunakan metode wawancara bebas terpimpin dengan hasil yang
akurat, pertanyaan-pertanyaan dapat ditambah dan atau dikurangi,
tanpa
mengganggu
kelancaran
jalannya
wawancara.
Metode
wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang penerapan
pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik
MI Salafiyah Sengon Subah Batang, serta untuk mengetahui faktor
penghambat dan pendukung dalam penerapan pembelajaran tematik
dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon
Subah Batang.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan jalan meneliti bahan-bahan yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
raport, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.26 Metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang profil MI
Salafiyah Sengon Subah Batang, meliputi: tinjauan historis, visi dan
misi, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, peserta didik, sarana
dan prasarana.
25
26
Ibid, hlm. 74.
Ibid, hlm. 136.
18
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu usaha mengetahui tafsiran terhadap data
yang terkumpul dari hasil penelitian. Data yang terkumpul tersebut
kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya diolah dan dianalisa.
Analisa data tersebut merupakan temuan-temuan di lapangan.27
Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan metode
deskriptif analisis untuk mendapatkan suatu simpulan mengenai penerapan
pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI
Salafiyah Sengon Subah Batang. Metode deskriptif analisis adalah
prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau
melukiskan subyek dan obyek penelitian (seseorang lembaga, masyarakat
dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak atau
sebagaimana adanya, kemudian dicoba diadakan penegasan dan analisa
sehingga nantinya akan membentuk dalam rumusan teori baru atau
memperkuat teori lama, dengan menghasilkan modifikasi teori lama,
dengan menghasilkan modifikasi teori bukan merumuskan teori. Adapun
langkah-langkah
yang
ditempuh
dalam
analisis
data
meliputi:
pengumpulan data, penyusunan data, penyajian atau penggaran data,
penganalisaan terhadap data dan penarikan kesimpulan. 28
27
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), hlm. 4.
28
Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung,: CV. Alfabeta, 2008),
hlm. 244
19
G. Sistematika Penelitian Skripsi
Adapun secara rinci sistematika penelitian skripsi tersebut sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode
Penelitian dan Sistematika Penelitian Skripsi.
Bab II Pembelajaran Tematik dan Kreatifitas Peserta Didik, berisi dua
sub bab. Bagian pertama tentang Pembelajaran Tematik: Pengertian
Pembelajaran Tematik,
Karakteristik
Pembelajaran Tematik,
Manfaat
Pembelajaran Tematik, Rambu-rambu Pembelajaran Tematik, Implikasi
Pembelajaran Tematik, Langkah-langkah Menyiapkan Pembelajaran Tematik,
dan Penilaian Pembelajaran Tematik. Bagian kedua Kreatifitas Peserta Didik,
meliputi: Pengertian Kreatifitas, Pentingnya Kreatifitas, Ciri-ciri Kreatifitas,
Permainan dan Kreatifitas, Faktor-faktor Penunjang dalam Pengembangan
Kreatifitas Anak, Kendala dalam Pengembangan Kreatifitas Anak, dan
Peranan Guru dalam Menumbuhkan Kreatifitas Anak.
Bab III Pembelajaran Tematik dan Kreatifitas Peserta Didik DI MI
Salafiyah Sengon Subah Batang. Bagian pertama tentang Profil MI Salafiyah
Sengon Subah Batang meliputi: Sejarah Berdiri, Letak Geografis, Visi dan
Misi, Struktur Organisasi, Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta didik, serta
Keadaan Sarana dan Prasarana. Bagian kedua tentang penerapan pembelajaran
tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon
Subah Batang. Bagian ketiga tentang kreatifitas peserta didik di MI Salafiyah
20
Sengon Subah Batang. Bagian keempat tentang faktor penghambat dan
pendukung dalam penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan
kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.
Bab IV Penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan
kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang, meliputi:
Analisis penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas
peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang, Analisis kreatifitas peserta
didik di MI Salafiyah Sengon Subah Batang, dan Analisis faktor penghambat
dan
pendukung
dalam
penerapan
pembelajaran
tematik
dalam
mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.
Bab V Penutup, berisi tentang simpulan dan saran-saran.
Download