22 February 4, 2008 ◆ For more information please contact Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Office TEL: 62-21-3907533 FAX: 62-21-3907536 E- mail: [email protected] Lokakarya Peningkatan Aksesibilitas Pembiayaan UKM Sebuah lokakarya yang berfokus pada peningkatan akses pembiayaan UKM Indonesia telah dilaksanakan di Jakarta pada 29-30 Januari oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Lokakarya yang dibuka oleh Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK, Ibu Nurhaida serta Pimpinan JICA Indonesia, Bpk. Takashi SAKAMOTO tersebut membahas 4 pokok materi: 1) kondisi dan kebijakan di sektor UKM, 2) pembiayaan UKM dan sistem jaminan kredit, 3) potensi pembiayaan pasar modal untuk UKM, dan 4) peraturan dan pengawasan pasar. Sektor UKM merupakan komponen utama perekonomian dan perindustrian di Indonesia, dimana jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan perusahaan dan kontribusinya terhadap PDB Indonesia mencapai 50%. Namun, dalam kenyataan banyak sekali UKM yang tidak diikutsertakan dalam sistem pembiayaan formal walaupun bagi mereka penting untuk mendapatkan pendanaan dari luar. Berdasarkan latar belakang ini lah Lokakarya tersebut difokuskan pada bagaimana mengikutsertakan UKM dalam sistem pembiayaan dengan dikaitkan dengan stabilitas ekonomi makro Indonesia. Lokakarya dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang berasal dari jajaran pemerintah (BAPEPAM-LK, BI, Deperin, dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM), akademisi (UI), dan lembaga terkait (BEJ, PT. ASKRINDO, dsb) telah berakhir dengan sukses bila dilihat dari terciptanya berbagai diskusi yang terbuka mengenai berbagai pokok permasalahan yang berkaitan dengan keuangan UKM. Bahkan, lokakarya ini merupakan yang pertama di Indonesia dimana topik ini dibahas antara sektor publik dan swasta. BAPEPAM-LK dan JICA akan menindaklanjuti diskusi tersebut melalui kerjasama dengan UKM Center – FEUI. Pokok materi dalam lokakarya 2 hari tersebut adalah sebagai berikut: Sesi 1: Tinjauan Kondisi dan Kebijakan Sektor UKM di Indonesia - UKM merupakan pelaku kunci ekonomi, dimana jumlahnya mencapai 99% keseluruhan perusahaan dan kontribusinya mencapai 50% terhadap PDB Ekonomi Indonesia terus berkembang dengan SDM yang melimpah namun UKM belum dapat menampung tenaga kerja yang banyak mengingat pertumbuhannya yang masih lambat Banyak sekali UKM yang tidak diikutsertakan dalam sistem pembiayaan formal walaupun bagi mereka penting untuk mendapatkan pendanaan dari luar. Berdasarkan latar belakang ini, kebijakan perlu diutamakan untuk dapat mengikutsertakan UKM dalam sistem pembiayaan yang dikaitkan dengan stabilitas ekonomi makro Indonesia. Sesi 2: Pembiayaan UKM dan Sistem Jaminan Kredit - - - - Prioritas pertama adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi UKM untuk melakukan peminjaman mengingat hanya kurang dari 30% UKM yang memiliki akses ke sektor perbankan. Hambatan bagi UKM untuk mengakses lembaga keuangan umumnya berasal dari sektor riil (mis: ketidakpastian usaha dan kurangnya jaminan yang pasti) dan lembaga keuangan (cth: sifat kehati-hatian dalam peminjaman dan persyaratan peminjaman yang keras. Pembiayaan publik serta sistem jaminan kredit yang berfungsi baik akan membantu UKM yang sedang pada tahap krusial, seperti tahap memulai usaha, untuk mendapatkan pendanaan dan berperan sebagai jaring pengaman mereka di saat seperti krisis keuangan Teknik pembiayaan baru seperti ABL (pinjaman yang disokong kredit yang dapat diterima, digerakkan, dsb) dan ABS (obligasi yang disokong oleh pinjaman UKM) patut diteliti sebagai metode pengontrol resiko, yang akan juga memperbaiki struktur pinjaman jaminan-tanggungan. 1 Sesi 3: Potensi Pasar Pembiayaan UKM - - - Diversifikasi saluran pembiayaan untuk perusahaan merupakan upaya strategis yang harus dilakukan dalam menanggapi perubahan iklim ekonomi. Prasarana yang tepat untuk pembiayaan langsung perlu dibangun sebagai alternatif bagi UKM serta untuk memperbaiki mekanisme pembiayaan tidak langsung. Peluncuran pasar khusus yang dikembangkan untuk UKM yang terpisah dari pasar regular patut dipertimbangkan mengingat kelemahan UKM. Sementara itu, terdapat beberapa pokok permasalahan yang perlu diatasi, yaitu corporate governance, transparansi, dan bagaimana menciptakan pasar yang menarik bagi para investor. “Mekanisme” yang mendorong pertumbuhan UKM dan perkembangan sektor keuangan melalui diversifikasi saluran pembiayaan UKM penting untuk diciptakan. Segmentasi Pasar perlu dikembangkan untuk memfasilitasi dan memberikan kemudahan dalam pendaftaran saham UKM di bursa efek. Perlunya dilakukan suatu penelitian bersama antara pemerintah, bursa efek, dan perguruan tinggi untuk menghasilkan rekomendasi tentang akses UKM terhadap sumber pembiayaan non-konvensionil. Belajar dari pengalaman Jepang, partisipasi investor ritel domestik cukup penting dalam meningkatkan likuiditas di pasar sekunder UKM. Transparansi dan perlindungan investor merupakan hal yang terpenting dalam mempertahankan integritas pasar UKM. Sesi 4: Peraturan dan Pengawasan Pasar - - - - Definisi UKM di Indonesia perlu diklarifikasi untuk dapat membuat peraturan dan pengawasan yang tepat terhadap UKM Pasar pembiayaan langsung dan tidak langsung untuk UKM tidak dapat dikembangkan tanpa prasarana keuangan yang sempurna. Pendekatan yang berkaitan dengan peraturan dasar dan pengawasan dalam pasar UKM tidak berbeda dengan yang di pasar keuangan pada umumnya. Peningkatan transparansi dan kualitas pasar sangat diperlukan untuk menciptakan pasar yang menarik bagi investor. Untuk itu, dalam membentuk pasar UKM, amatlah penting untuk membentuk skema pengawasan yang menjamin penegakan hukum dan peraturan, prinsip good corporate governance dan transparansi. Perlakuan pajak istimewa, yaitu sistem insentif pajak untuk angel investor, patut dipertimbangkan untuk menjajaki investor yang belum tersentuh, yaitu rumah tangga biasa. Pembiayaan publik dan skema jaminan kredit (sebagai peran tambahan sektor swasta) memegang peran penting dalam mengikutsertakan UKM secara efektif dalam sistem keuangan. Agar skema tersebut dapat berfungsi dengan baik, maka sebelumnya perlu memperkuat mekanisme pengawasan. Untuk memberikan perlakukan khusus bagi UKM, harga unit minimum untuk jasa UKM perlu diperhitungkan agar terjadi subsidi silang antar pelaku pasar modal dan BAPEPAM, misalnya perhitungan biaya khusus (dengan diskon) untuk pendaftaran di pasar modal bagi UKM. <Untuk informasi lebih lanjut> ? Tenaga Ahli /Penasehat JICA untuk BAPEPAM-LK Shigehiro SHINOZAKI Tel: (+62-21) 385-8001 ext.4174, E-mail: [email protected] ? JICA Indonesia/ Assistant Resident Representative Hiroshi TAKABAYASHI Tel: (+62-21) 390 -7533 ext.411, E-mail: [email protected] SELESAI 2