i ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

advertisement
ARTIKEL
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TERHADAP
KEHAMILAN REMAJA DI SMK NEGERI JUMO TEMANGGUNG
KABUAPTEN TEMANGGUNG
Oleh :
DESTANA PUTRI PRATAMA
040113a009
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI WALUYO
2016
i
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Terhadap Kehamilan Remaja Di SMK Negeri Jumo Temanggung” disusun oleh:
Nama
: Destana Putri Pratama
NIM
: 040113a009
Program Studi
: DIII Kebidanan
Telah disetujui oleh pembimbing
Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo, pada :
Ungaran,
Agustus 2016
Masruroh. S.SiT,M.Kes
NIDN.0612038001
ii
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja di SMK
Negeri Jumo Temanggung
The Description of Adolescents’ Knowledge and Attitude about Teenage Pregnancy
at SMK Negeri JumoTemanggung in 2016
Destana Putri Pratama1, Masruroh, S.SiT.,M.Kes2, Vistra Veftisia, S.SiT3
Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
123
ABSTRAK
Angka kematian ibu di kabupaten temanggung untuk ibu dengan usia kurang dari 20
tahun untuk tahun 2014 sebanyak 2 orang (14,3%) disebabkan karena kehamilan usia
remaja. Salah satu penyebab kehamilan usia remaja adalah pengetahuan dan sikap remaja
terhadap kehamilan usia remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN
Jumo Kabupaten Temanggung.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 enggunakan total sampling dengan
sampel sebanyak 108 orang, dengan menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
yang cukup tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 42 orang (38,9%), sedangkan
hasil penelitian sikap sebagian besar responden memiliki sikap positif tentang kehamilan
usia remaja yaitu sebanyak 69 orang (63,9%).
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja
kelas 12 SMKN Jumo Kabupaten Temanggung tentang kehamilan pada usia remaja
dengan mengikuti kegiatan keputrian di sekolahyang berisi tentang materi kesehatan
reproduksi.
Kata kunci
: Pengetahuan, Sikap, Remaja, Kehamilan Remaja
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja
di SMK Negeri Jumo Temanggung
| 1
ABSTRACT
The maternal mortality rate in Temanggung Regency for mothers younger than 20
years in 2014 is 2 cases (14.3%) due teenage pregnancy. One of the influencing of teenage
pregnancy is the adolescents’ knowledge and attitude about teenage pregnancy. This study
aims to find the description of adolescents’ knowledge and attitudes about teenage
pregnancy in students at SMK Negeri Jumo Temanggung Regency.
This was a descriptive study with cross sectional approach. This study was conducted
in July 2016 by using total sampling technique and the samples were 108 respondents. The
data were collected by using questionnaires.
The results of this study indicate that most respondents have sufficient knowledge
about teenage pregnancy as many as 42 respondents (38.9%), and most respondents have a
positive attitude about teenage pregnancy as many as 69 respondents (63.9%).
The adolescents, especially the twelfth graders at SMKN JumoTemanggung Regency
are expected to improve their knowledge and attitude about teenagepregnancy.
Keywords
: knowledge, attitude, adolescent, teenage pregnancy
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa dimana pada masa itu terjadi
pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi
reproduksi
sehingga
mempengaruhi
terjadinya perkembangan baik fisik,
mental,
maupun
peranan
sosial
(Kumalasari, Intan dan Andhyantoro,
2012). Awal masa remaja berlangsung
kira-kira dari 13 tahun sampai 16-17
tahun, dan akhir masa reamaja bermula
dari usia 16-17 tahun hingga 18 tahun,
yaitu usia matang secara hukum (Jahja,
2011).
Masa remaja identik dengan rasa
keingintahuan yang besar, membuat
penasaran dan akhirnya menjadikan
mereka mencoba-coba. Perilaku ingin
mencoba hal yang baru jika di dorong
oleh rangsangan seksual dapat membawa
remaja masuk pada hubungan seks
pranikah dengan segala akibatnya, hal ini
biasa diekspresikan dengan berpacaran
(Purwatiningsih, 2010).
Berdasarkan
survei
kesehatan
reproduksi yang dilakukan Badan
Kesehatan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) 2010, sekitar 92% remaja
saling berpegangan tangan, ada 82% yang
saling berciuman, dan 63% remaja saling
meraba (petting) bagian tubuh kekasih
mereka yang seharusnya tabu untuk
dilakukan. Semua aktivitas itu yang
akhirnya mempengaruhi niat untuk
melakukan seks lebih jauh (BKKBN,
2010). Dampak dari perilaku seks yang
berlebihan mengakibatkan bahaya fisik
diantaranya kehamilan usia dini (Dinkes
RI, 2012).
Berdasarkan data yang di peroleh dari
Youth Centre Pilar PKBI Jawa Tengah
kasus yang berkonsultasi dengan keluhan
KTD untuk tahun 2013 sebanyak 66,7%
dan tahun 2014 terdapat 55,2%. Sebagian
besar kasus yang datang adalah siswa
Sekolah Menengah Atas. Angka kejadian
aborsi dikalangan remaja tahun 2013
sebanyak
57%
dan
mengalami
peningkatan padatahun 2014 sebanyak
77,6%. Upaya yang dilakukan remaja
untuk menggugurkan kandungan sering
dilakukan secara tersembunyi oleh tenaga
tidak terlatih atau dukun sehingga dapat
berakibat buruk pada kerusakan alat
reproduksi remaja (Pilar PKBI Jateng,
2015).
Dampak dari kehamilan pada usia
remaja antara lain abortus yang di dukung
dengan status ekonomi sebuah keluarga
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja
di SMK Negeri Jumo Temanggung
| 2
bayi, keadaan emosionalnya, pasangan
yang tidak bertanggung jawab. Ada juga
kehamilan
pada
remaja
beresiko
terjadinya pre-eklampsia, anemia, bayi
prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR),
kematian bayi, kanker pada alat
kandungan perempuan, karena rentan
pada usia 12-17 tahun perubahan sel
dalam mulut rahim sedang aktif sekali,
menderita disproporsi sefalo pelvik
(karena tulang panggul belum tumbuh
sempurna) dan PMS (Imron, 2006).
Pengetahuan yang benar tentang seks
dan seksualitas akan mendorong para
remaja mengelola energi seksual mereka
dengan baik. Banyaknya kasus kehamilan
remaja
adalah
akibat
rendahnya
pengetahuan dan pemahaman mereka
tentang dorongan seksual mereka yang
besar. Minimnya informasi tentang seks
dan seksual menyebabkan banyak remaja
yang baik tentang seks dan seksualitas
akan menghindarkan para remaja dari
kemungkinan
terjangkiti
berbagai
penyakit kelamin (Surbakti, 2009).
Kehamilan remaja adalah masalah
yang paling sulit dan memalukan bagi
setiap keluarga karena bagaimanapun,
remaja yang terlanjur hamil di luar nikah
mencerminkan buruknya pola asuh,
lemahnya penegakan
disiplin
dan
rendahnya penerapan etika dan moral
ditengah-tengah keluarga.. Sikap tersebut
terbentuk karena dalam pandangan
masyarakat termasuk bagi remaja, hamil
di luar nikah merupakan pelanggaran etika
seksual yagn kadarnya serius (Surbakti,
2009).
Melalui studi pendahuluan yang
dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2015
di SMK Negeri Jumo, diperoleh data
jumlah siswa sebanyak 776 siswa dimana
jumlah siswa kelas X sebanyak 290 siswa,
kelas XI sebanyak 281 siswa dan kelas
XII sebanyak 205 siswa. Informasi yang
diperoleh dari guru BK pada tahun ajaran
2013/2014 ada 5 siswa, tahun ajaran
2014/2015 ada 9 siswa dan tahun ajaran
2015/2016
ada
12
siswa
yang
mengundurkan diri karena mengalami
kehamilan (SMK Negeri Jumo, 2015).
Hasil studi pendahuluan untuk
mengukur pengetahuan dan sikap remaja
tentang kehamilan remaja dengan
menggunakan
kuesioner
sederhana
terhadap 10 siswa kelas XI diperoleh hasil
6 siswa mempunyai pengetahuan yang
kurang dan sikap yang negatif terhadap
kehamilan pada remaja. Diperoleh pula 4
siswa mempunyai pengetahuan yang baik
dan sikap yang positif tentang kehamilan
pada remaja. Upaya yang selama ini
dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mencegah kejadian seks bebas adalah
memberikan penyuluhan kesehatan seks
bebas dan kehamilan pada remaja yang
diberikan oleh dinas terkait ataupun
mahasiswa dari sekolah kesehatan. Pihak
sekolah juga mengadakan kegiatan
keputrian yaitu penyuluhan dari pihak
puskesmas kecamatan dengan materi
tentang kesehatan reproduksi, aborsi dan
sebagainya.
Hal ini yang membuat penulis tertarik
untuk menjadikan SMKN Jumo sebagai
tempat
penelitian
dengan
judul
“Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri tentang Kehamilan Usia
Remaja pada Siswa di SMKN Jumo
Temanggung Kabupaten Temanggung”.
Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
Mengetahui gambaran pengetahuan
dan sikap remaja putri tentang
kehamilan usia remaja pada siswa di
SMKN Jumo Kabupaten Temanggung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengeta
huan
remaja
putri
tentang
kehamilan usia remaja pada siswa
di SMKN Jumo Kabupaten
Temanggung.
b. Mengetahui
gambaran
sikap
remaja putri tentang kehamilan
usia remaja pada siswa di SMKN
Jumo Kabupaten Temanggung.
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 3
Manfaat Penelitian
1. Bagi SMK Negeri Jumo Kabupaten
Temanggung
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan dan tambahan
informasi dalam upaya meningkatkan
pengetahuan
dan
sikap
siswa
khususnya yang berkaitan tentang
kehamilan pada usia remaja.
2. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman nyata
dalam
melaksanakan
penelitian
sederhana secara ilmiah dalam rangka
mengembangkan diri berdasarkan ilmu
yang telah diperoleh di bangku kuliah.
3. Bagi Remaja
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat meningkatkan pengetahuan dan
sikap remaja putri siswi kelas XI
SMK Negeri Jumo Kabupaten
Temanggung tentang kehamilan pada
usia remaja.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan
sebagai landasan untuk penelitian
selanjutnya khususnya yang berkaitan
dengan kehamilan pada usia remaja.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional, dilakukan di
SMK Negeri Jumo Temanggung pada 28
Juli 2016. Populasi jumlah seluruh siswa
kelas XII yang berjumlah 108 siswa.
Teknik sampling yang digunakan ialah
Total Sampling.
Data yang digunakan adalah data
primer diperoleh dengan menyebar
kuesioner berisikan pertanyaan tentang
pengetahuan dan sikap remaja terhadap
kehamilanremaja, data sekunder diperoleh
dari Guru BK SMK SMK Negeri
Temanggung, yaitu data jumlah siswa
kelas XII. Penelitian ini menggunakan alat
pengumpulan data yaitu kuesioner.
Analisa yang digunakan adalah analisis
univariat dengan distribusi.
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Remaja Terhadap Kehamilan Remaja
di SMK N Jumo Temanggung
Tabel 1 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pengetahuan
Remaja tentang Kehamilan
Usia Remaja di SMKN Jumo
Temanggung
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
Frekuensi
(f)
28
42
38
108
Persentase
(%)
25,9
38,9
35,2
100,0
Berdasarkan tabel 1, dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan
yang cukup tentang kehamilan usia
remaja yaitu sebanyak 42 orang
(38,9%).
2. Gambaran Sikap Remaja tentang
Kehamilan Usia Remaja pada Siswa
di
SMKN
Jumo
Kabupaten
Temanggug
Tabel 2 Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Sikap tentang Kehamilan
Usia Remaja di SMKN Jumo
Temanggung
Frekuensi
Persentase
Sikap
(f)
(%)
Negatif
39
36,1
Positif
69
63,9
Jumlah
108
100,0
Berdasarkan tabel 2, dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki sikap positif
tentang kehamilan usia remaja yaitu
sebanyak 69 orang (63,9%).
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 4
3.
Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Remaja tentang Kehamilan Usia
Remaja Pada Siswa di SMKN Jumo
Kabupaten Temanggung
Tabel 3 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pengetahuan
dan Sikap Remaja tentang
Kehamilan Usia Remaja di
SMKN Jumo Temanggung
Sikap
Pengeta
Negatif Positif
Jumlah
huan
f % f % F
%
Kurang 23 82,1 5 17,9 28 100,0
Cukup
7 16,7 35 83,3 42 100,0
Baik
9 23,7 29 76,3 38 100,0
Jumlah 39 36,1 69 63,9 108 100,0
Berdasarkan
hasil
analisis
gambaran pengetahuan dan sikap
remaja tentang kehamilan usia remaja
pada siswa di SMKN Jumo
Kabupaten Temanggung, diperoleh
hasil responden yang mempunyai
pengetahuan
kategori
kurang
sebanyak 28 orang dimana sebagian
besar mempunyai sikap negatif
tentang kehamilan usia remaja yaitu
sebanyak 23 orang (82,1%) lebih
banyak dari pada yang mempunyai
sikap positif tentang kehamilan usia
remaja yaitu sebanyak 5 orang
(17,9%).
Responden
yang
mempunyai pengetahuan kategori
cukup sebanyak 42 orang dimana
sebagian besar mempunyai sikap
positif tentang kehamilan usia remaja
yaitu sebanyak 35 orang (83,3%)
lebih banyak dari pada yang
mempunyai sikap negatif tentang
kehamilan usia remaja yaitu sebanyak
7 orang (16,7%). responden yang
mempunyai pengetahuan kategori
cukup sebanyak 38 orang dimana
sebagian besar mempunyai sikap
positif tentang kehamilan usia remaja
yaitu sebanyak 29 orang (76,3%)
lebih banyak dari pada yang
mempunyai sikap negatif tentang
kehamilan usia remaja yaitu sebanyak
9 orang (23,7%).
PEMBAHASAN
1. Gambaran pengetahuan remaja
terhadap kehamilan usia remaja di
SMK N Jumo Temanggung
Hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang cukup tentang
kehamilan
usia
remaja
yaitu
sebanyak42 orang (38,9%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian dari Asiah (2014) tentang
hubungan tingkat pendidikan dengan
pengetahuan kesehatanreproduksi ibu
rumah tangga di Desa Rukoh
Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh.
Hasil analisis data menunjukkan ada
hubungan tingkat pendidikan dengan
pengetahuan kesehatanreproduksi ibu
rumah tangga di Desa Rukoh
Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh,
dengan p value sebesar 0,000 ( =
0,05).
Pengetahuan yang baik terhadap
kehamilan usia remaja dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, dalam
penelitian
ini
adalah
sekolah
menengfah kejuruan (SMK) dimana
termasuk seseorang yang tumbuh
dewasa yang mempunyai tingkat
kedewasaan lebih baik dibanding
dengan
tingkat
pendidikan
dibawahnya. Hal tersebut akan
mendorong mereka untuk belajar
berbagai hal termasuk berkaitan
dengan kehamilan usia remaja.
Mereka juga aktif menggali informasi.
Pendidikan seseorang meningkat
kan kematangan intelektual sehingga
dapat memberikan keputusan yang
tepat dalam bertindak dan memilih
pelayanan kesehatan yang tepat untuk
dirinya. Bila kesehatan reproduksi
diperhatikan tentu saja resiko-resiko
yang mungkin terjadi saat kehamilan
dapat diperkecil. Apabila tingkat
pendidikan seseorang tinggi, maka
cara berpikir seseorang lebih luas, hal
ini ditunjukkan oleh berbagai kegiatan
yang dilakukan sehari-hari (Entjang,
2010).
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 5
Hal ini ditunjukkan dengan
responden yang menjawab “benar”
pernyataan pada item nomor 3yaitu
“informasi tentang resiko kehamilan
pada remaja dapat mengakibatkan
kehamilan pada usia remaja” yaitu
sebanyak 79 responden (73,1%), item
nomor 4yaitu “menghindari perilaku
pacaran yang beresiko mendorong
terjadinya kehamilan remaja” yaitu
sebanyak 70 responden (64,8%), item
nomor
5
pernyataan
tentang
“kepatuhan remaja kepada orang tua
bisa mengantisipasi pergaulan bebas
yang beresiko pada kehamilan usia
remaja” yaitu sebanyak 75 responden
(69,4%), item nomor 8 pernyataan
tentang “menonton video porno dapat
berakibat remaja terhindar dari seks
bebas” yaitu sebanyak 81 responden
(75,0%).
Hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang kurang tentang
kehamilan
usia
remaja
yaitu
sebanyak28 orang (25,9%).
Remaja di SMK Negeri Jumo
masih
ada
yang
mempunyai
pengetahuan yang rendah terkait
dengan kehamilan remaja. Mereka
tidak mengetahui bahwa kehamilan
remaja akan mempengaruhi nama baik
keluarga.
Kehamilan
karena
pernikahan pada usia remaja terkadang
menjadi bahan pembicaraan orang,
apalagi tanpa ada suami. Masyarakat
sering
menilai
keluarga
yang
mempunyai anak yang hamil pada usia
remaja adalah keluarga yang tidak
dapat mendidik anaknya atau orangtua
yang salah dalam mendidik anak.
Mereka tidak mengetahui bahwa
kehamilan tersebut akan menyebabkan
orang tua malu, bukan merasa bangga
jika anaknya mengalami kehamilan
diusia remaja. Selain itu mereka juga
tidak menyadari bahwa kehamilan di
usia remaj aakan menyebabkan
mereka putus dari sekolah dikarenakan
harus merawat anak atau mencari
nafkah untuk anak.Responden yang
memiliki
pengetahuan
tentang
kehamilan usia remaja kategori kurang
didukung
oleh
faktor
sumber
informasi.
Budi
(2009),
juga
mengungkapkan media masa dapat
mengakibatkan,
semakin
sering
seseorang
berinteraksi
dengan
pornografi maka akan semakin
beranggapan
positif
terhadap
hubungan seks secara bebas. Sehingga
hal ini dapat menjadi suatu
pengetahuan buruk bagi remaja yang
menganggap semua perilaku dalam
pacaran adalah hal yang wajar.
Hal ini ditunjukkan dengan
responden yang menjawab “salah”
pernyataan pada item nomor 16yaitu
“kehamilan
remaja
tidak
mempengaruhi nama baik keluarga”
yaitu sebanyak
72 responden
(67,0%%), item nomor 18yaitu “orang
tua akan merasa bangga jika anaknya
mengalami kehamilan diusia remaja”
yaitu sebanyak 72 responden (67,0%),
item nomor 15 pernyataan tentang
“Kehamilan remaja mengurangi angka
kejadian
putus
sekolah”
yaitu
sebanyak 71 responden (66,0%).
2. Gambaran Sikap Remaja Terhadap
Kehamilan Remaja
Hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki
sikap positif tentang kehamilan usia
remaja yaitu sebanyak 69 orang
(63,9%).Responden memiliki sikap
positif tentang kehamilan usia remaja
menjawab
Siswa di SMKN Jumo Kabupaten
Temanggung menyatakan tidak ingin
hamil pada usia remaja dimana salah
satunya dikhawatirkan pacarnya tidak
bertanggung jawab. Sebagian remaja
mengalami
kesulitan
dalam
mengendalikan nafsunya, akan tetapi
ketika dampak dari pemenuhan hawa
nafsunya terjadi maka mereka akan
menyesal. Umumnya penyesalan
terjadi karena mereka belum siap
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 6
untuk menjasi orang tua karena belum
mempunyai pendapatan atau belum
bisa mengendalikan emosinya. Mereka
menyatakan salah satu upaya untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan
mematuhi larangan dari orang tua
diantaranya menghindari pergaulan
bebas. Pergaulan bebas merupakan
bentuk pertemanan yang melebihi
batas-batas norma susila dan agama
dimana salah satu bentuknya adalah
kebebasan
dalam
melakukan
hubungan seksual di luar pernikahan.
Remaja juga menyatakan setuju bahwa
meraba bagian bagian yang sensitif
misalnya dada dan paha merupakan
salah satu pencegahan yang tepat.
Mereka menyadari bahwa bermula
dari rabaan maka akan terjadi
peningkatan
keinginan
untuk
melakukan hubungan seksual yang
pada
akhirnya
menyebabkan
kehamilanRespondenyang memiliki
sikap tentang kehamilan usia remaja
kategori positif didukung oleh faktor
teman sebaya.
Hal ini juga diungkapkan oleh
Arida
(2006),
hal-hal
yang
berhubungan dengan pengetahuan
tentang seks membuat anak lebih
cenderung tekena imbas seks dari
pergaulan bebas, baik dari lingkungan
masyarakat maupun dari lingkungan
teman sebaya, sehingga dengan
pengetahuan yang baik dan adanya
dukungan dari orangtua remaja
memiliki sikap yan positif terhadap
perilaku pacaran dengan menjauhi
perilaku yang akan membuat rugi bagi
dirinya.
Responden memiliki sikap positif
tentang kehamilan usia remaja
menjawab
sangat
setuju
pada
pernyataan pada item nomor 15 yaitu
“Saya tidak ingin hamil pada usia
remaja karena takut pacar saya tidak
bertanggung jawab” yaitu sebanyak 94
responden (87,0%),pada item nomor
11 yaitu “Saya akan mematuhi semua
larangan orang tua saya untuk
menghindari pergaulan bebas” yaitu
sebanyak 91 responden (84,3%),pada
item nomor 14 yaitu “Saya akan
menghindari pacaran yang meraba
bagian dada, paha, dan lain-lain
karena saya tidak mau hamil” yaitu
sebanyak 91 responden (84,3%).
Hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki
sikap negatif tentang kehamilan usia
remaja yaitu sebanyak 39 orang
(36,1%).
Responden memiliki sikap negatif
tentang kehamilan usia remaja
menjawab sangat tidak setuju pada
pernyataan pada item nomor 10 yaitu
“Saya akan bersedia kehilangan masa
remaja apabila saya hamil diusia
remaja” yaitu sebanyak 70 responden
(72,2%),pada item nomor 9 yaitu
“Saya senang berpakaian yang seksiseksi karena saya akan terlihat lebih
menarik” yaitu sebanyak 76 responden
(70,4%),pada item nomor 7 yaitu
“Saya akan melahirkan bayi yang
sehat jika saya mengalami kehamilan
remaja” yaitu sebanyak 91 responden
(68,5%).
Responden memiliki sikap negatif
tentang kehamilan usia remaja salah
satunya disebabkan oleh faktor
penggunaan media sosial.Internet
merupakan salah satu jaringan
komunikasi dan informasi global yang
digunakan
oleh
berjuta
orang
diseluruh dunia, baik digunakan untuk
keperluan pribadi, organisasi, bahkan
sampai perusahaan. Internet juga
sudah
masuk
kesekolah-sekolah
sebagai salah satu sarana penting
dalam kegiatan belajar. Mengakses
internet saat ini sudah menjadi
rutinitas kebanyakan masyarakat.
Tidak hanya dengan menggunakan
komputer/laptop saja tetapi kini dapat
mengaksesnya melalui handphone,
saat ini masyarakat tidak hanya
menggunakan
internet
untuk
berinteraksi dengan orang lain, namun
juga menggunakannya sebagai sebuah
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 7
sarana
sosialisasi,
membentuk
hubungan yang lebih bertahan lama,
bahkan malah dapat berkembang
secara nyata didalam kehidupan sosial
(Firman dan Chandrataruma, 2009).
Penelitian
dari
Pujiningtyas
(2014) tentang hubungan penggunaan
media sosial dengan perilaku seks
siswa SMP di Surakarta. Uji statistik
menggunakan chi square (X²)
diperoleh hasil terdapat 85,2% siswa
merupakan pengguna media sosial dan
terdapat 0,8% siswa termasuk dalam
kategori perilaku seks buruk dan
99,2% siswa termasuk dalam kategori
perilaku seks baik. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah tidak ada
hubungan antara penggunaan media
sosial dengan perilaku seks siswa
SMP di Surakarta (p = 0,852).
3. Gambaran Pengetahuan dan Sikap
RemajaTerhadap Kehamilan Usia
Remaja Di SMK N Jumo
Temanggung
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan yang cukup
sehingga mempunyai sikap yang
positif tentang kehamilan usia remaja
yaitu sebanyak 35 orang (32,4%). Hal
ini ditunjukkan dengan responden
yang menjawab kepatuhan remaja
kepada orang tua bisa mengantisipasi
pergaulan bebas yang beresiko pada
kehamilan usia remaja sehingga
mereka akan menghindari kehamilan
remaja untuk menjaga nama baik
keluarga.
Sikap sangat berkaitan erat
dengan
tingkat
pengetahuan
seseorang. Sikap seseorang terhadap
suatu objek menunjukan pengetahuan
orang tersebut terhadap objek yang
bersangkutan. Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa remaja
yang mempunyai pengetahuan baik
tentang seksual pranikah maka mereka
akan cenderung mempunyai sikap
positif (kecenderungan menghindari
perilaku seksual pranikah). Sebaliknya
remaja yang kurang pengetahuannya
tentang seksual pranikah cenderung
mempunyai
sikap
negatif
(kecenderungan mendekati perilaku
seksual pranikah) (Walgito, 2008).
Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Dewi (2007),
bahwa dari 150 responden didapatkan
sebanyak 88,7% remaja bersikap
positif
terhadap
seksual
(kecenderungan menghindari perilaku
seksual pranikah). Mereka meyakini,
jika melakukan seks bebas atau seks
pranikah pada usia remaja akan
berakibat buruk terhadap masa depan
dan perkembangan mental mereka
(Dewi, 2007).
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengetahuan remaja putri tentang
kehamilan usia remaja pada siswa di
SMKN
JumoKabupatenTemanggungsebagian
besar dalam kategori cukup yaitu
sebanyak 42 orang (38,9%).
2. Sikap remaja putri tentang kehamilan
usia remaja pada siswa di SMKN
JumoKabupatenTemanggungsebagian
besar dalam kategori positif yaitu
sebanyak 69 orang (63,9%).
3. Sebagian
besar
responden
mempunyai pengetahuan kategori
cukup danmempunyai sikap positif
tentang kehamilan usia remaja yaitu
sebanyak 35 orang (83,3%).
Saran
1. Bagi SMK Negeri Jumo Kabupaten
Temanggung
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan dan tambahan
informasi dalam upaya meningkatkan
pengetahuan dansikapsiswakhususnya
yang berkaitan tentang kehamilan
pada
usia
remaja
dengan
meningkatkan kegiatan keputrian
disekolah
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 8
2.
3.
4.
Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman nyata dalam
melaksanakan penelitian sederhana
secara
ilmiah
dalam
rangka
mengembangkan diri berdasarkan
ilmu yang telah diperoleh di bangku
kuliah.
Bagi Remaja
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
meningkatkan pengetahuan baik dan
sikap positif terhadap kehamilan
remaja dengan mengikuti kegiatan
keputrian
disekolah,
mencari
informasi dari buku, media sosial
tentang kesehatan reproduksi dengan
referensi yang jelas, serta dapat
memilih teman yang baik dalam
bergaul.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan
sebagai landasan untuk penelitian
selanjutnya khususnya yang berkaitan
dengan kehamilan pada usia remaja.
Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Kencana Prenada
Pilar PKBI Jateng. (2015). Info Kasus.
PKBI Jawa Tengah.
Purwatiningsih.
(2010).
Asuhan
Keperawatan.
Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Surbakti. (2009). Kenalilah Anak Remaja
Anda. Jakarta: Gramedia.
Walgito, (2008). Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset
DAFTAR PUSTAKA
Asiah (2014). Tingkat Pendidikan Dengan
Pengetahuan
Kesehatanreproduksi
Ibu Rumah Tangga di Desa Rukoh
Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh
Bahiyatun (2010). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:
EGC
Dinkes RI. (2012). Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2012. Jakarta
Entjang,
(2010).
Ilmu
Masyarakat. Bandung
Bakti..
Kesehatan
: Aditya
Firman
dan
Chandrataruma,(2009).
Psikologi Remaja: Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Imron. (2006). Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 9
Download