ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TERHADAP KEHAMILAN REMAJA DI SMK NEGERI JUMO TEMANGGUNG KABUAPTEN TEMANGGUNG Oleh : DESTANA PUTRI PRATAMA 040113a009 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016 i HALAMAN PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja Di SMK Negeri Jumo Temanggung” disusun oleh: Nama : Destana Putri Pratama NIM : 040113a009 Program Studi : DIII Kebidanan Telah disetujui oleh pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo, pada : Ungaran, Agustus 2016 Masruroh. S.SiT,M.Kes NIDN.0612038001 ii Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja di SMK Negeri Jumo Temanggung The Description of Adolescents’ Knowledge and Attitude about Teenage Pregnancy at SMK Negeri JumoTemanggung in 2016 Destana Putri Pratama1, Masruroh, S.SiT.,M.Kes2, Vistra Veftisia, S.SiT3 Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran 123 ABSTRAK Angka kematian ibu di kabupaten temanggung untuk ibu dengan usia kurang dari 20 tahun untuk tahun 2014 sebanyak 2 orang (14,3%) disebabkan karena kehamilan usia remaja. Salah satu penyebab kehamilan usia remaja adalah pengetahuan dan sikap remaja terhadap kehamilan usia remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 enggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 108 orang, dengan menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 42 orang (38,9%), sedangkan hasil penelitian sikap sebagian besar responden memiliki sikap positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 69 orang (63,9%). Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja kelas 12 SMKN Jumo Kabupaten Temanggung tentang kehamilan pada usia remaja dengan mengikuti kegiatan keputrian di sekolahyang berisi tentang materi kesehatan reproduksi. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja, Kehamilan Remaja Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja di SMK Negeri Jumo Temanggung | 1 ABSTRACT The maternal mortality rate in Temanggung Regency for mothers younger than 20 years in 2014 is 2 cases (14.3%) due teenage pregnancy. One of the influencing of teenage pregnancy is the adolescents’ knowledge and attitude about teenage pregnancy. This study aims to find the description of adolescents’ knowledge and attitudes about teenage pregnancy in students at SMK Negeri Jumo Temanggung Regency. This was a descriptive study with cross sectional approach. This study was conducted in July 2016 by using total sampling technique and the samples were 108 respondents. The data were collected by using questionnaires. The results of this study indicate that most respondents have sufficient knowledge about teenage pregnancy as many as 42 respondents (38.9%), and most respondents have a positive attitude about teenage pregnancy as many as 69 respondents (63.9%). The adolescents, especially the twelfth graders at SMKN JumoTemanggung Regency are expected to improve their knowledge and attitude about teenagepregnancy. Keywords : knowledge, attitude, adolescent, teenage pregnancy PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perkembangan baik fisik, mental, maupun peranan sosial (Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, 2012). Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16-17 tahun, dan akhir masa reamaja bermula dari usia 16-17 tahun hingga 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum (Jahja, 2011). Masa remaja identik dengan rasa keingintahuan yang besar, membuat penasaran dan akhirnya menjadikan mereka mencoba-coba. Perilaku ingin mencoba hal yang baru jika di dorong oleh rangsangan seksual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya, hal ini biasa diekspresikan dengan berpacaran (Purwatiningsih, 2010). Berdasarkan survei kesehatan reproduksi yang dilakukan Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2010, sekitar 92% remaja saling berpegangan tangan, ada 82% yang saling berciuman, dan 63% remaja saling meraba (petting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk dilakukan. Semua aktivitas itu yang akhirnya mempengaruhi niat untuk melakukan seks lebih jauh (BKKBN, 2010). Dampak dari perilaku seks yang berlebihan mengakibatkan bahaya fisik diantaranya kehamilan usia dini (Dinkes RI, 2012). Berdasarkan data yang di peroleh dari Youth Centre Pilar PKBI Jawa Tengah kasus yang berkonsultasi dengan keluhan KTD untuk tahun 2013 sebanyak 66,7% dan tahun 2014 terdapat 55,2%. Sebagian besar kasus yang datang adalah siswa Sekolah Menengah Atas. Angka kejadian aborsi dikalangan remaja tahun 2013 sebanyak 57% dan mengalami peningkatan padatahun 2014 sebanyak 77,6%. Upaya yang dilakukan remaja untuk menggugurkan kandungan sering dilakukan secara tersembunyi oleh tenaga tidak terlatih atau dukun sehingga dapat berakibat buruk pada kerusakan alat reproduksi remaja (Pilar PKBI Jateng, 2015). Dampak dari kehamilan pada usia remaja antara lain abortus yang di dukung dengan status ekonomi sebuah keluarga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja di SMK Negeri Jumo Temanggung | 2 bayi, keadaan emosionalnya, pasangan yang tidak bertanggung jawab. Ada juga kehamilan pada remaja beresiko terjadinya pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian bayi, kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12-17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali, menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul belum tumbuh sempurna) dan PMS (Imron, 2006). Pengetahuan yang benar tentang seks dan seksualitas akan mendorong para remaja mengelola energi seksual mereka dengan baik. Banyaknya kasus kehamilan remaja adalah akibat rendahnya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang dorongan seksual mereka yang besar. Minimnya informasi tentang seks dan seksual menyebabkan banyak remaja yang baik tentang seks dan seksualitas akan menghindarkan para remaja dari kemungkinan terjangkiti berbagai penyakit kelamin (Surbakti, 2009). Kehamilan remaja adalah masalah yang paling sulit dan memalukan bagi setiap keluarga karena bagaimanapun, remaja yang terlanjur hamil di luar nikah mencerminkan buruknya pola asuh, lemahnya penegakan disiplin dan rendahnya penerapan etika dan moral ditengah-tengah keluarga.. Sikap tersebut terbentuk karena dalam pandangan masyarakat termasuk bagi remaja, hamil di luar nikah merupakan pelanggaran etika seksual yagn kadarnya serius (Surbakti, 2009). Melalui studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2015 di SMK Negeri Jumo, diperoleh data jumlah siswa sebanyak 776 siswa dimana jumlah siswa kelas X sebanyak 290 siswa, kelas XI sebanyak 281 siswa dan kelas XII sebanyak 205 siswa. Informasi yang diperoleh dari guru BK pada tahun ajaran 2013/2014 ada 5 siswa, tahun ajaran 2014/2015 ada 9 siswa dan tahun ajaran 2015/2016 ada 12 siswa yang mengundurkan diri karena mengalami kehamilan (SMK Negeri Jumo, 2015). Hasil studi pendahuluan untuk mengukur pengetahuan dan sikap remaja tentang kehamilan remaja dengan menggunakan kuesioner sederhana terhadap 10 siswa kelas XI diperoleh hasil 6 siswa mempunyai pengetahuan yang kurang dan sikap yang negatif terhadap kehamilan pada remaja. Diperoleh pula 4 siswa mempunyai pengetahuan yang baik dan sikap yang positif tentang kehamilan pada remaja. Upaya yang selama ini dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencegah kejadian seks bebas adalah memberikan penyuluhan kesehatan seks bebas dan kehamilan pada remaja yang diberikan oleh dinas terkait ataupun mahasiswa dari sekolah kesehatan. Pihak sekolah juga mengadakan kegiatan keputrian yaitu penyuluhan dari pihak puskesmas kecamatan dengan materi tentang kesehatan reproduksi, aborsi dan sebagainya. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk menjadikan SMKN Jumo sebagai tempat penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Kehamilan Usia Remaja pada Siswa di SMKN Jumo Temanggung Kabupaten Temanggung”. Tujuan Penelitian 1. TujuanUmum Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggung. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengeta huan remaja putri tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggung. b. Mengetahui gambaran sikap remaja putri tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggung. Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 3 Manfaat Penelitian 1. Bagi SMK Negeri Jumo Kabupaten Temanggung Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa khususnya yang berkaitan tentang kehamilan pada usia remaja. 2. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri berdasarkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah. 3. Bagi Remaja Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri siswi kelas XI SMK Negeri Jumo Kabupaten Temanggung tentang kehamilan pada usia remaja. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan kehamilan pada usia remaja. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di SMK Negeri Jumo Temanggung pada 28 Juli 2016. Populasi jumlah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 108 siswa. Teknik sampling yang digunakan ialah Total Sampling. Data yang digunakan adalah data primer diperoleh dengan menyebar kuesioner berisikan pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap remaja terhadap kehamilanremaja, data sekunder diperoleh dari Guru BK SMK SMK Negeri Temanggung, yaitu data jumlah siswa kelas XII. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja di SMK N Jumo Temanggung Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang Kehamilan Usia Remaja di SMKN Jumo Temanggung Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah Frekuensi (f) 28 42 38 108 Persentase (%) 25,9 38,9 35,2 100,0 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 42 orang (38,9%). 2. Gambaran Sikap Remaja tentang Kehamilan Usia Remaja pada Siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggug Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap tentang Kehamilan Usia Remaja di SMKN Jumo Temanggung Frekuensi Persentase Sikap (f) (%) Negatif 39 36,1 Positif 69 63,9 Jumlah 108 100,0 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 69 orang (63,9%). Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 4 3. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kehamilan Usia Remaja Pada Siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggung Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kehamilan Usia Remaja di SMKN Jumo Temanggung Sikap Pengeta Negatif Positif Jumlah huan f % f % F % Kurang 23 82,1 5 17,9 28 100,0 Cukup 7 16,7 35 83,3 42 100,0 Baik 9 23,7 29 76,3 38 100,0 Jumlah 39 36,1 69 63,9 108 100,0 Berdasarkan hasil analisis gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggung, diperoleh hasil responden yang mempunyai pengetahuan kategori kurang sebanyak 28 orang dimana sebagian besar mempunyai sikap negatif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) lebih banyak dari pada yang mempunyai sikap positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 5 orang (17,9%). Responden yang mempunyai pengetahuan kategori cukup sebanyak 42 orang dimana sebagian besar mempunyai sikap positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 35 orang (83,3%) lebih banyak dari pada yang mempunyai sikap negatif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 7 orang (16,7%). responden yang mempunyai pengetahuan kategori cukup sebanyak 38 orang dimana sebagian besar mempunyai sikap positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 29 orang (76,3%) lebih banyak dari pada yang mempunyai sikap negatif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 9 orang (23,7%). PEMBAHASAN 1. Gambaran pengetahuan remaja terhadap kehamilan usia remaja di SMK N Jumo Temanggung Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak42 orang (38,9%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Asiah (2014) tentang hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan kesehatanreproduksi ibu rumah tangga di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan kesehatanreproduksi ibu rumah tangga di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, dengan p value sebesar 0,000 ( = 0,05). Pengetahuan yang baik terhadap kehamilan usia remaja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dalam penelitian ini adalah sekolah menengfah kejuruan (SMK) dimana termasuk seseorang yang tumbuh dewasa yang mempunyai tingkat kedewasaan lebih baik dibanding dengan tingkat pendidikan dibawahnya. Hal tersebut akan mendorong mereka untuk belajar berbagai hal termasuk berkaitan dengan kehamilan usia remaja. Mereka juga aktif menggali informasi. Pendidikan seseorang meningkat kan kematangan intelektual sehingga dapat memberikan keputusan yang tepat dalam bertindak dan memilih pelayanan kesehatan yang tepat untuk dirinya. Bila kesehatan reproduksi diperhatikan tentu saja resiko-resiko yang mungkin terjadi saat kehamilan dapat diperkecil. Apabila tingkat pendidikan seseorang tinggi, maka cara berpikir seseorang lebih luas, hal ini ditunjukkan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari (Entjang, 2010). Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 5 Hal ini ditunjukkan dengan responden yang menjawab “benar” pernyataan pada item nomor 3yaitu “informasi tentang resiko kehamilan pada remaja dapat mengakibatkan kehamilan pada usia remaja” yaitu sebanyak 79 responden (73,1%), item nomor 4yaitu “menghindari perilaku pacaran yang beresiko mendorong terjadinya kehamilan remaja” yaitu sebanyak 70 responden (64,8%), item nomor 5 pernyataan tentang “kepatuhan remaja kepada orang tua bisa mengantisipasi pergaulan bebas yang beresiko pada kehamilan usia remaja” yaitu sebanyak 75 responden (69,4%), item nomor 8 pernyataan tentang “menonton video porno dapat berakibat remaja terhindar dari seks bebas” yaitu sebanyak 81 responden (75,0%). Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak28 orang (25,9%). Remaja di SMK Negeri Jumo masih ada yang mempunyai pengetahuan yang rendah terkait dengan kehamilan remaja. Mereka tidak mengetahui bahwa kehamilan remaja akan mempengaruhi nama baik keluarga. Kehamilan karena pernikahan pada usia remaja terkadang menjadi bahan pembicaraan orang, apalagi tanpa ada suami. Masyarakat sering menilai keluarga yang mempunyai anak yang hamil pada usia remaja adalah keluarga yang tidak dapat mendidik anaknya atau orangtua yang salah dalam mendidik anak. Mereka tidak mengetahui bahwa kehamilan tersebut akan menyebabkan orang tua malu, bukan merasa bangga jika anaknya mengalami kehamilan diusia remaja. Selain itu mereka juga tidak menyadari bahwa kehamilan di usia remaj aakan menyebabkan mereka putus dari sekolah dikarenakan harus merawat anak atau mencari nafkah untuk anak.Responden yang memiliki pengetahuan tentang kehamilan usia remaja kategori kurang didukung oleh faktor sumber informasi. Budi (2009), juga mengungkapkan media masa dapat mengakibatkan, semakin sering seseorang berinteraksi dengan pornografi maka akan semakin beranggapan positif terhadap hubungan seks secara bebas. Sehingga hal ini dapat menjadi suatu pengetahuan buruk bagi remaja yang menganggap semua perilaku dalam pacaran adalah hal yang wajar. Hal ini ditunjukkan dengan responden yang menjawab “salah” pernyataan pada item nomor 16yaitu “kehamilan remaja tidak mempengaruhi nama baik keluarga” yaitu sebanyak 72 responden (67,0%%), item nomor 18yaitu “orang tua akan merasa bangga jika anaknya mengalami kehamilan diusia remaja” yaitu sebanyak 72 responden (67,0%), item nomor 15 pernyataan tentang “Kehamilan remaja mengurangi angka kejadian putus sekolah” yaitu sebanyak 71 responden (66,0%). 2. Gambaran Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Remaja Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 69 orang (63,9%).Responden memiliki sikap positif tentang kehamilan usia remaja menjawab Siswa di SMKN Jumo Kabupaten Temanggung menyatakan tidak ingin hamil pada usia remaja dimana salah satunya dikhawatirkan pacarnya tidak bertanggung jawab. Sebagian remaja mengalami kesulitan dalam mengendalikan nafsunya, akan tetapi ketika dampak dari pemenuhan hawa nafsunya terjadi maka mereka akan menyesal. Umumnya penyesalan terjadi karena mereka belum siap Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 6 untuk menjasi orang tua karena belum mempunyai pendapatan atau belum bisa mengendalikan emosinya. Mereka menyatakan salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mematuhi larangan dari orang tua diantaranya menghindari pergaulan bebas. Pergaulan bebas merupakan bentuk pertemanan yang melebihi batas-batas norma susila dan agama dimana salah satu bentuknya adalah kebebasan dalam melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. Remaja juga menyatakan setuju bahwa meraba bagian bagian yang sensitif misalnya dada dan paha merupakan salah satu pencegahan yang tepat. Mereka menyadari bahwa bermula dari rabaan maka akan terjadi peningkatan keinginan untuk melakukan hubungan seksual yang pada akhirnya menyebabkan kehamilanRespondenyang memiliki sikap tentang kehamilan usia remaja kategori positif didukung oleh faktor teman sebaya. Hal ini juga diungkapkan oleh Arida (2006), hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan tentang seks membuat anak lebih cenderung tekena imbas seks dari pergaulan bebas, baik dari lingkungan masyarakat maupun dari lingkungan teman sebaya, sehingga dengan pengetahuan yang baik dan adanya dukungan dari orangtua remaja memiliki sikap yan positif terhadap perilaku pacaran dengan menjauhi perilaku yang akan membuat rugi bagi dirinya. Responden memiliki sikap positif tentang kehamilan usia remaja menjawab sangat setuju pada pernyataan pada item nomor 15 yaitu “Saya tidak ingin hamil pada usia remaja karena takut pacar saya tidak bertanggung jawab” yaitu sebanyak 94 responden (87,0%),pada item nomor 11 yaitu “Saya akan mematuhi semua larangan orang tua saya untuk menghindari pergaulan bebas” yaitu sebanyak 91 responden (84,3%),pada item nomor 14 yaitu “Saya akan menghindari pacaran yang meraba bagian dada, paha, dan lain-lain karena saya tidak mau hamil” yaitu sebanyak 91 responden (84,3%). Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap negatif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 39 orang (36,1%). Responden memiliki sikap negatif tentang kehamilan usia remaja menjawab sangat tidak setuju pada pernyataan pada item nomor 10 yaitu “Saya akan bersedia kehilangan masa remaja apabila saya hamil diusia remaja” yaitu sebanyak 70 responden (72,2%),pada item nomor 9 yaitu “Saya senang berpakaian yang seksiseksi karena saya akan terlihat lebih menarik” yaitu sebanyak 76 responden (70,4%),pada item nomor 7 yaitu “Saya akan melahirkan bayi yang sehat jika saya mengalami kehamilan remaja” yaitu sebanyak 91 responden (68,5%). Responden memiliki sikap negatif tentang kehamilan usia remaja salah satunya disebabkan oleh faktor penggunaan media sosial.Internet merupakan salah satu jaringan komunikasi dan informasi global yang digunakan oleh berjuta orang diseluruh dunia, baik digunakan untuk keperluan pribadi, organisasi, bahkan sampai perusahaan. Internet juga sudah masuk kesekolah-sekolah sebagai salah satu sarana penting dalam kegiatan belajar. Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer/laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone, saat ini masyarakat tidak hanya menggunakan internet untuk berinteraksi dengan orang lain, namun juga menggunakannya sebagai sebuah Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 7 sarana sosialisasi, membentuk hubungan yang lebih bertahan lama, bahkan malah dapat berkembang secara nyata didalam kehidupan sosial (Firman dan Chandrataruma, 2009). Penelitian dari Pujiningtyas (2014) tentang hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku seks siswa SMP di Surakarta. Uji statistik menggunakan chi square (X²) diperoleh hasil terdapat 85,2% siswa merupakan pengguna media sosial dan terdapat 0,8% siswa termasuk dalam kategori perilaku seks buruk dan 99,2% siswa termasuk dalam kategori perilaku seks baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan perilaku seks siswa SMP di Surakarta (p = 0,852). 3. Gambaran Pengetahuan dan Sikap RemajaTerhadap Kehamilan Usia Remaja Di SMK N Jumo Temanggung Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga mempunyai sikap yang positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 35 orang (32,4%). Hal ini ditunjukkan dengan responden yang menjawab kepatuhan remaja kepada orang tua bisa mengantisipasi pergaulan bebas yang beresiko pada kehamilan usia remaja sehingga mereka akan menghindari kehamilan remaja untuk menjaga nama baik keluarga. Sikap sangat berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorang. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa remaja yang mempunyai pengetahuan baik tentang seksual pranikah maka mereka akan cenderung mempunyai sikap positif (kecenderungan menghindari perilaku seksual pranikah). Sebaliknya remaja yang kurang pengetahuannya tentang seksual pranikah cenderung mempunyai sikap negatif (kecenderungan mendekati perilaku seksual pranikah) (Walgito, 2008). Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi (2007), bahwa dari 150 responden didapatkan sebanyak 88,7% remaja bersikap positif terhadap seksual (kecenderungan menghindari perilaku seksual pranikah). Mereka meyakini, jika melakukan seks bebas atau seks pranikah pada usia remaja akan berakibat buruk terhadap masa depan dan perkembangan mental mereka (Dewi, 2007). PENUTUP Kesimpulan 1. Pengetahuan remaja putri tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN JumoKabupatenTemanggungsebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 42 orang (38,9%). 2. Sikap remaja putri tentang kehamilan usia remaja pada siswa di SMKN JumoKabupatenTemanggungsebagian besar dalam kategori positif yaitu sebanyak 69 orang (63,9%). 3. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kategori cukup danmempunyai sikap positif tentang kehamilan usia remaja yaitu sebanyak 35 orang (83,3%). Saran 1. Bagi SMK Negeri Jumo Kabupaten Temanggung Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dansikapsiswakhususnya yang berkaitan tentang kehamilan pada usia remaja dengan meningkatkan kegiatan keputrian disekolah Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 8 2. 3. 4. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri berdasarkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah. Bagi Remaja Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan baik dan sikap positif terhadap kehamilan remaja dengan mengikuti kegiatan keputrian disekolah, mencari informasi dari buku, media sosial tentang kesehatan reproduksi dengan referensi yang jelas, serta dapat memilih teman yang baik dalam bergaul. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan kehamilan pada usia remaja. Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Pilar PKBI Jateng. (2015). Info Kasus. PKBI Jawa Tengah. Purwatiningsih. (2010). Asuhan Keperawatan. Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika Surbakti. (2009). Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: Gramedia. Walgito, (2008). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset DAFTAR PUSTAKA Asiah (2014). Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Kesehatanreproduksi Ibu Rumah Tangga di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh Bahiyatun (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC Dinkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012. Jakarta Entjang, (2010). Ilmu Masyarakat. Bandung Bakti.. Kesehatan : Aditya Firman dan Chandrataruma,(2009). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara Imron. (2006). Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu KESEHATAN Ngudi Waluyo | 9