KTSP & K-13 ekonomi PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan internasional. 2. Memahami faktor-faktor yang memengaruhinya. A. Konsep Dasar Cakupan kerja sama internasional sangat luas sekali. Salah satu cakupan kerja sama internasional di bidang ekonomi adalah terjadinya perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan antarnegara satu dengan negara lainnya dengan jalan melakukan pertukaran barang dan atau jasa. Perdagangan internasional yang dilakukan antarnegara dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Kegiatan menjual barang ke luar negeri yang disebut ekspor. Pelaku kegiatan ekspor disebut eksportir. 2. Kegiatan membeli atau mendatangkan barang dari negara lain ke dalam negeri yang disebut impor. Pelaku kegiatan impor disebut importir. Kegiatan ekspor dan impor merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Oleh sebab itu, setiap negara berusaha untuk senantiasa meningkatkan produksi barang dan jasa guna meningkatkan daya saing dalam K e l a s XI perdagangan internasional. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional adalah sebagai berikut. 1. Perbedaan sumber daya alam. 2. Perbedaan selera. 3. Perbedaan teknologi. 4. Penghematan biaya produksi (efisiensi). Selain faktor pendorong tersebut, ada banyak manfaat yang akan diperoleh setiap negara apabila terlibat dalam kegiatan perdagangan internasional. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut. 1. Memperoleh Devisa Devisa merupakan alat pembayaran luar negeri. Apabila negara mengekspor suatu komoditas, negara tersebut mendapat mata uang asing seperti dolar Amerika atau mata uang asing lainnya. Itulah salah satu bentuk devisa selain emas. Devisa dapat digunakan untuk kegiatan impor dan membiayai kebutuhan lainnya. 2. Meningkatkan Kesempatan Kerja Kegiatan ekspor dan impor memberi kesempatan untuk memperluas kesempatan kerja sebab untuk menghasilkan barang guna kegiatan ekspor dibutuhkan tenaga kerja yang andal. 3. Menstabilkan Harga-Harga Apabila harga suatu jenis barang dalam negeri mahal atau ketersediaannya kurang, salah satu solusinya adalah dapat dilakukan impor untuk menstabilkan harga barang maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri. 4. Meningkatkan Kualitas Konsumsi Perdagangan internasional dapat memacu industri dalam negeri untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar tidak kalah bersaing dengan produk dari luar negeri. 5. Mempercepat Alih Teknologi Untuk menggunakan barang-barang yang diimpor dari luar negeri, dibutuhkan pengetahuan atau keterampilan tertentu. Hal ini akan mendorong pihak yang berkepentingan untuk mengadakan bimbingan atau pelatihan yang akan mendorong 2 terjadinya alih teknologi sehingga dimungkinkan suatu negara mempelajari teknik produksi yang lebih modern. B. Teori Perdagangan Internasional Teori-teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami mengapa suatu negara (perekonomian) mau melakukan kerjasama perdagangan dengan negara lain. Hubungan internasional bukanlah sesuatu yang baru, namun sebuah paparan teoretis sistematis yang baru dikembangkan sekitar abad ke-17. Teori tersebut makin disempurnakan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah Adam Smith dan David Ricardo. Berikut adalah kajian ahli ekonomi yang memformulasikan perdagangan internasional. 1. Teori Keuntungan Mutlak Teori Keuntungan Mutlak (Absolute Advantage Theory) ini dikemukakan Adam Smith dalam buku The Wealth of Nation (1776). Dalam teori tersebut dibahas terjadinya perdagangan dua negara yang menjelaskan bahwa negara akan melakukan perdagangan atau pertukaran apabila setiap negara memperoleh keuntungan mutlak dari perdagangan. Suatu negara dikatakan mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu jenis barang apabila negara tersebut dapat memproduksi barang dengan jam/hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan jika barang itu diproduksi negara lain. Contoh keuntungan mutlak yang dikemukakan Adam Smith dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini. Contoh Keuntungan Mutlak Menurut Adam Smith Produk per Satuan Tenaga Kerja Rotan (R) Kain (K) Dasar Tukar Dalam Negeri Indonesia 12 unit 3 unit 4R=1K 1 R = 0,25 K Taiwan 4 unit 8 unit 1R=2K 0,5 R = 1 K Dari tabel tersebut dapat disimpulkan, Indonesia dan Taiwan memproduksi dua jenis barang yang sama, yaitu Rotan (R) dan Kain (K). Jika diperhatikan, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi rotan jika dibandingkan dengan Taiwan. Sementara itu, Taiwan unggul dalam memproduksi kain jika dibandingkan dengan Indonesia. Oleh karena itu, akan lebih baik jika Indonesia melakukan impor kain dari Taiwan dan mengekspor rotan ke Taiwan. Jika demikian, keuntungan yang akan diperoleh bagi kedua negara tersebut adalah sebagai berikut. 3 a. Indonesia unggul dalam produk rotan (R) 1 R Indonesia = 2 K Taiwan 1 R Indonesia = 0,25 K Indonesia Indonesia untung = 1,75 K jika mengekspor rotan dan mengimpor kain. b. Taiwan unggul dalam produk kain (K) 1 K Taiwan = 4 R Indonesia 1 K Taiwan = 0,5 R Taiwan Taiwan untung = 3,5 R jika ekspor kain dan impor rotan. 2. Teori Keuntungan Komparatif Teori Keuntungan Komparatif (Comparative Advantage Theory) atau dikenal juga dengan teori biaya komparatif dikemukakan oleh David Ricardo dalam buku The Principle of Economic. David Ricardo melihat beberapa kelemahan dalam teori keuntungan mutlak, yaitu sebagai berikut. a. Teori keuntungan mutlak tidak memperhitungkan kemungkinan suatu negara yang tidak mendapatkan keuntungan mutlak sama sekali. b. Akibat keadaan seperti pada poin (a), teori keuntungan mutlak tidak menjelaskan berapa dasar tukar yang terjadi jika negara tersebut melakukan perdagangan. Atas dasar tersebut, David Ricardo mengemukakan nilai suatu barang yang dihasilkan ditentukan oleh ongkos tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat barang tersebut. Setiap negara cenderung melakukan spesialisasi dan mengekspor barang yang memiliki biaya komparatif yang terkecil. Oleh karena teori David Ricardo didasarkan pada biaya komparatif, teori ini sering disebut teori biaya komparatif. Untuk lebih memahami teori ini, perhatikan tabel berikut. Contoh Teori Biaya Komparatif Negara/Barang Jepang Indonesia 1 Mobil 10 hari 15 hari 1 Tekstil 12 hari 15 hari 4 Menurut teori David Ricardo, meskipun Indonesia tidak memiliki keuntungan mutlak, tetapi memiliki keuntungan komparatif dengan memproduksi tekstil. Jepang dapat membuat 1 unit mobil dan 1 produk tekstil dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan Indonesia. Kesimpulannya, setiap negara dapat mengekspor barang-barang yang mempunyai biaya komparatif lebih rendah tanpa memerhatikan apakah barang-barang tersebut memiliki keuntungan mutlak atau tidak. Di samping itu, David Ricardo juga menganggap dasar tukar internasional yang terjadi adalah 1 : 1. Dalam hal ini, Jepang akan mengekspor mobil dan mengimpor tekstil karena yang dilihat adalah keuntungan komparatifnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penghitungan berikut ini. 2 a. Mobil bagi Jepang : mobil di Indonesia = 10 : 15 = . 3 4 b. Tekstil bagi Jepang : tekstil di Indonesia = 12 : 15 = . 5 2 4 < , disimpulkan bahwa Jepang memiliki keunggulan komparatif 3 5 dibandingkan dengan Indonesia sehingga Jepang akan mengekspor mobil dan mengimpor produk tekstil dari Indonesia. Oleh karena C. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan adalah suatu kecermatan, ketelitian, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi suatu masalah. Kebijakan diambil berdasarkan fakta-fakta dan pengalaman di masa lalu. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan perdagangan internasional adalah rangkaian kegiatan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional. Suatu negara tidak mungkin terlepas dari pengaruh ekonomi global dewasa ini. Setiap negara memiliki keunggulan dan kekurangan yang berbeda dengan negara lain. Hal tersebut mendorong setiap negara mengadakan pertukaran perdagangan internasional. Berkaitan dengan hal tersebut, setiap negara memberlakukan kebijakan perdagangan yang diberlakukan bagi negara lain dalam kaitannya dengan perdagangan internasional. Berikut beberapa kebijakan perdagangan internasional. 1. Kebijakan Proteksi Kebijakan proteksi terdiri atas beberapa hal berikut. a. Pelarangan impor barang tertentu. b. Penetapan tarif impor bertujuan untuk melindungi produk dalam negeri dan mengisi kas negara (bea impor). 5 2. c. Pemberian subsidi dengan tujuan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri. d. Penetapan kuota impor yang bertujuan membatasi jumlah impor barang tertentu. e. Pemberian premi sebagai bentuk kemudahan yang diberikan pemerintah dengan tujuan agar produsen dapat memproduksi barang dengan jumlah dan kualitas yang baik. Sebagai contoh adalah pemberian penghargaan atas barang yang berkualitas baik dan kemudahan biaya ekspor. Kebijakan Perdagangan Bebas Kebijakan perdagangan bebas (free trade policy) yakni perdagangan yang dilakukan antarnegara melalui penghilangan hambatan-hambatan seperti pengenaan tarif, bea, dan kuota. 3. Politik Dumping Politik dumping adalah politik dagang yang menetapkan harga jual di luar negeri lebih murah dibandingkan harga jual di dalam negeri untuk jenis barang yang sama. 4. Diskriminasi Harga Diskriminasi harga yakni kebijakan memberlakukan harga barang yang berbeda pada tempat dan pembeli yang berbeda dengan tujuan memaksimalkan keuntungan. D. Nilai Tukar Valuta Asing Kurs adalah jumlah satuan mata uang yang harus diserahkan untuk mendapatkan satu satuan mata uang asing. Nilai kurs atau valuta asing selalu berubah. Perubahan itu mungkin turun dan mungkin naik. Perubahan nilai kurs dapat disebabkan oleh sistem kurs yang digunakan suatu negara. Pada prinsipnya, setiap negara dapat memengaruhi kurs valuta asing terhadap mata uangnya sendiri. Berdasarkan kuat lemahnya campur tangan pemerintah dalam penetapan kurs valuta asing, dikenal ada tiga sistem penetapan kurs yaitu kurs tetap, kurs bebas, dan kurs mengambang terkendali. 1. Sistem Kurs Tetap Sistem kurs tetap (fixed exchange rate system) adalah kurs yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi, kurs tersebut akan berlaku untuk seluruh transaksi yang melibatkan dua atau lebih mata uang yang berbeda. Bila kurs naik atau turun, maka pemerintah sebagai pemegang otoritas moneter harus mengembalikan pada kurs yang sudah ditetapkan. Caranya, jika pasar kelebihan penawaran yang menyebabkan kurs turun, pemerintah akan membeli valuta asing. Begitu pun berlaku sebaliknya. 6 2. Sistem Kurs Bebas Sistem kurs bebas (free-floating exchange rate system) adalah kurs yang bergerak sesuai dengan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah. Keunggulan dari sistem ini adalah pemerintah tidak perlu menyediakan cadangan devisa untuk mengendalikan kurs di pasar. 3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali Sistem kurs mengambang terkendali (managed floating exchange rate system) adalah sistem kurs yang ditentukan oleh mekanisme pasar namun pemerintah dapat juga memengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar apabila kurs naik atau turun melebihi batas yang ditentukan. Jika pemerintah bertindak langsung dalam mengendalikan kurs, misalnya dengan menjual atau membeli valuta asing, sistem kurs yang dianut disebut dirty floating. Akan tetapi, apabila dalam pengendalian kurs pemerintah memengaruhi kurs dengan cara tidak langsung seperti menaikkan atau menurunkan suku bunga bank umum (kebijakan moneter), sistem kurs yang dianut disebut clean floating. Jika pemerintah tidak berhasil menurunkan nilai kurs, maka jalan keluarnya adalah melakukan devaluasi yaitu penurunan secara resmi nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing. Namun devaluasi dapat dilakukan dengan seizin dari Dana Moneter Internasional (IMF). Nilai valuta asing tidak ubahnya dengan nilai barang dan jasa. Nilai valuta asing juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Oleh karena mekanisme tersebut, terbentuklah kurs yang berlaku umum di masyarakat. Sebagai contoh, Dedi ingin berlibur ke Amerika Serikat (AS) dan berencana menukarkan uang tunai sejumlah Rp12.148.500,00 ke bentuk dolar Amerika. Di suatu bank tertulis kurs valuta asing dolar AS terhadap rupiah adalah sebagai berikut. • kurs beli 1 dolar AS Rp9.300 • kurs jual 1 dolar AS Rp9.345 Oleh karena Dedi ingin mendapatkan dolar, bank tersebut akan menjual dolar kepada Dedi. Jadi, jumlah dolar yang diterima oleh Dedi adalah sebagai berikut. Rp12.148.500,00 1 dolar AS = 1.300 dolar AS ××US$=US$1.300 Rp9.345,00 Jadi, apabila bank atau money changer menjual uang asing kepada masyarakat, kurs yang digunakan adalah kurs beli. Sebaliknya, jika bank atau money changer membeli uang asing dari masyarakat, kurs yang digunakan adalah kurs beli. 7 Super "Solusi Quipper" RuDal Dijual, DoRaBeli Rp → $ = Kurs Jual $ → Rp = Kurs Beli 8