II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Air Bersih Yang

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Air Bersih
Yang dimaksud dengan Air Bersih ialah Air yang dapat di gunakan dalam
kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Yaitu untuk kebutuhan pangan, mandi,
cuci dan kakus. Jadi secara garis besar air bersih adalah air yang dapat digunakan
secara sehat untuk kebutuhan manusia.
2.2 Air Bersih untuk Domestik
Yang di maksud dengan air bersih untuk Domestik ialah air bersih yang di
pergunakan untuk kebutuhan dasar manusia, seperti untuk makan dan minum
serta untuk kebutuhan MCK yaitu mandi, cuci dan kakus.
2.3 Cara Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Misalkan luas lantai 1 ( Satu) kantor adalah 270 m2. Asumsi penggunaan luas
untuk kegiatan kantor 40 % x 270 m2 = 108 m2. Pada Gedung kantor efektif
II-1
pemakaian lahan 5 m2 ≈ 1 orang. Sehingga jumlah karyawan/tamu yang dapat
ditampung pada 1 ( satu ) unit kantor diperkirakan ± 108/5 = ± 22 orang.
Diperkirakan banyaknya ruko terdekat lokasi studi adalah Plaza Pasifik dengan
jumlah Ruko sebanyak 192 unit kantor, dan jumlah karyawan yang bekerja di
sana sebanyak 2052 orang.
Tabel. 2.1 Rincian kebutuhan Air Bersih
Lantai
Karyawan/ Tamu
Kebutuhan Air Bersih
Jumlah
1
4 orang
100 ltr/org/hari
400
2
6 orang
100 ltr/org/hari
600
3
6 orang
100 ltr/org/hari
600
4
6 orang
100 ltr/org/hari
600
Total
2200
Kebutuhan Domestik Karyawan/ tamu 192 unit kantor
423m3
Kebutuhan Pemeliharaan Gedung, taman, dll ( asumsi1 gedung
20m3
kantor = 100 liter/ hari )
Total Kebutuhan Air Bersih
443m3
Sumber ; Analisa ANDAL plaza pasifik, PT. Sari Kebon Jeruk Permai , 2004
II-2
2.4 Sistem Pengadaan
Sistem pengolahan air bersih di Indonesia dikenal dengan beberapa cara yaitu :
a. Air Suling ; air suling adalah air yang didapatkan dari sistim pengolahan air
laut, yang di panaskan lalu uap air di tangkap dan diembunkan kembali.
Proses tersebut biasa di sebut dengan sumblimasi. Dengan proses
penyulingan biasanya garam dan endapan akan tertinggal.
b. Filtrasi : air yang di dapat untuk melalui proses filtrasi/ penyaringan biasanya
adalah air tanah atau air sungai, karena air tersebut banyak mengandung
endapan. Maka melalui proses filtrasi sederhana maupun kimia didapatkan air
bersih.
c. Kimiawi : Biasanya yang melalui proses kimiawi adalah air sungai yang
banyak mengandung endapan atau kotoran dan berbau. Air ini di berikan
semacam larutan kimia untuk memisahkan antara air dengan kotoran. Lalu air
ini disaring dengan saringan yang besar karena biasanya kotoran telah
menggumpal. Maka air tersebut dapat di gunakan.
Dalam studi penyediaan air bersih di perkirakan menggunakan Air Tanah karena
PDAM hanya dapat memenuhi sekitar 80 % dari kebutuhan. Sebenarnya dapat di
gunakan alternative penyulingan dan filtrasi untuk air yang di dapat dali kali
sunter maupun kali gendong. Tetapi teknologi yang di terapkan tersebut tidaklah
murah sehingga sangat tidak efisien bila digunakan dalam memenuhi kebutuhan
air bersih.
II-3
2.5 Karakteristik cadangan air tanah
Hasil pengujian air tanah menunjukan bahwa kandungan zat padat terlarut (TDS)
telah berada diatas baku mutu. Yang di maksud baku mutu adalah karakteristik
mutu yang disyaratkan oleh Permenkes RI.No 416/1990- Air Bersih. Hal ini di
pengaruhi oleh kondisi tanah setempat, mengingat kualitas air tanah dangkal
untuk beberapa wilayah di daerah Jakarta Utara memang menunjukan nilai yang
tinggi untuk beberapa parameter seperti TDS dan Chorida. Namun kerena tanah
diambil pada kedalaman ≥ 20 meter, maka secara garis besar kualitas air tanah
tersebut dapat dikatakan masih layak sebagai sumber air bersih.Keadaan air tanah
di sekitar lokasi berdasarkan kajian konservasi air tanah di seluruh cekungan
artosis DKI Jakarta yang dilakukan oleh DGTL (1999), termasuk dalam wilayah
rawan 3 yaitu rawan pada aquifer menengah dan aman pada aquifer dalam. Muka
air tanah di wilayah proyek umumnya dapat dijumpai pada kedalaman 1.0 – 2.0
meter dengan parameter TDS dan Chlorida yang biasanya tinggi. Kedalaman
muka air tanah untuk aquifer dalam dijumpai pada kedalaman ≥ 50 meter di
bawah permukaan laut.
II-4
2.6 Aspek yang perlu diperhatikan
Air limbah/buangan berupa black water dari kegiatan kantor Plaza Pasifik pada
saat operasi gedung baru berjalan 60% adalah 155 unit kantor x 0.22 m3/hari x
0.6 ( factor keserempakan ) = ± 15.2 m3/hari. Effluent dari limbah ini akan
meresap di dalam tanah dan berdampak pada kualitas air tanah. Mengingat telah
banyak Air Tanah diwilayah DKI Jakarta yang tercemar bakteri Coli yang bersal
dari tinja manusia, maka dampak penurunan kualitas air tanah akibat
pengoperasian Plaza pasifik saat ini tergolong dampak yang cukup penting,
karena dampak yang terjadi
berintensitas sedang, komponen yang terkena
dampak sedang namun bersifat kumulatif dan berlangsung lama yaitu selama
gedung Plaza Pasifik beroperasi.
2.7 Air buangan
Yang dimaksud dengan air buangan air yang telah digunakan dalam sebuah
proses pekerjaan dan di buang melalui saluran pembuangan atau bak
penampungan. Menurut asalnya air buangan ada 2 jenis yaitu air buangan rumah
tangga dan air buangan indrustri.
II-5
2.8 Jenis air buangan
Menurut kataristiknya air buangan di bagi menjadi 2 buah yaitu :
•
Black Water : adalah air buangan yang berasal dari toilet atau air dari
pembuangan urine atau feces, juga air yang berasal dari indrustri. Air
tersebut harus di tampung dahulu pada bak penampungan atau STP dan
diolah hingga kadar keasaman dan sedimentasinya memenuhi standard
yang di syaratkan dalam baku mutu depkesri. Setelah proses tersebut
selaesai dan air tersebut telah memenuhi syarat, maka air tersebut dapat di
alirkan ke saluran kota maupun ke sumur resapan.
•
Grey Water : adalah air buangan yang berasal dari limbah domestic
rumah tangga, yaitu misalkan air mandi atau cucian. Air tersebut dapat
langsung diproses oleh alam karena memiliki kadar kasaman yang
rendah. Air tersebut langsung dapat dialirkan ke saluran kota atau ke
sumur resapan.
2.9 Cara Perhitungan Air Buangan
Jika dihitung dari total kebutuhan air bersih untuk keperluan air bersih untuk
keperluan rukan pasifik saat ini, volume limbah cair saat ini di hasilkan
diperkirakan ± 203m3/hari. Dengan factor keserempakan 60%, maka volume
II-6
limbah cair yang di hasilkan rata-rata 122 m3/hari. Pengelolaan limbah cair
berupa black water sebesar rata-rata ± 0.13 m3/hari untuk setiap rukan dari toilet
masih dilakukan dengan septictank. Septictank disediakan masing-masing 1 unit
dengan kapasitas 1.0 m3 pada setiap gedung kantor. Limbah cair bwerupa grey
water langsung di gelontorkan ke saluran kota. Untuk 115 unit rukan yang
beroperasi, jumlah limbah cair yang disalurkan ke septiktank adalah ± 15 m3/hari
dan sisanya digelontorkan ke saluran drainase.
PDAM
Domestik
423 m3/hari
Black Water
25 m3/hari
Septictank
Saluran
Drainase
Total
Kebutuhan
gedung
Kantor Plaza
Pasifik
443 m3
Grey Water
398 m3/hari
Pemeliharaan
bangunan Taman
dll 20 m3/hari
Hydrant
120 m3
Meresap ke Tanah
Kali sunter/
kali gendong
Gambar 2.1 Neraca Air Rukan Pasifik saat beroperasi 100 %
II-7
2.10 Kualitas Air Permukaan
Air buangan dari kegiatan pengembangan Kelapa Gading Square akan
dialirkan ke Kali gendong dan Kali Sunter di sisi sebelah barat proyek. Saat ini
limbah yang dihasilkan oleh gedung eksiting ± 122 m3/hari, dengan limbah black
water sebesar 0.13 m3/hari/rukan atau sekitar 15 m3/hari untuk semua unit yang
saat ini telah beroperasi. Sedangan pada proyek pengembangan Kelapa Gading
Square, Volume limbah cair yang dihasilkan diperkirakan ± 4000 m3/hari.
Pengoperasian Genset (utilitas) pada tahap operasi menghasilkan oli bekas 398 x
20 unit = 7.960 liter per empat bulan atau 1.990 liter/bulan. Oli bekas yang tidak
dikelola dengan baik akan memberikan dampak negative terhadap kualitas air
permukaan disekitar tapak proyek.
II-8
2.11Teknologi Pengelolaan air buangan
Black Water
Blower
O2 (oksigen)
Gril Chamber
Presedimentation Tank
Equalizink tank
Blower
Lumpur halus
Contact Aeration Tank
O2
Pump
Sedimentation Tank
Sludge Stroage Tank
Lumpur kasar
Defoaming Tank
Chlorida
Chlorination Tank
Out
Effluent Tank
Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Pada STP
Proses Pengolahan Air Limbah Pada STP sesuai dengan diagram alir diatas dapat
diterangkan Sebagai berikut Black water dialirkan melalui
Grill Chamber yang
gunanya untuk menangkap sampah2 yang besar ( Plastik, pembalut). Lalu dialirkan
ke presedimentation tank. Disini Black Water mengalami proses Sedimentasi yang
pertama. Air yang sudah mengalami sedimentasi pertama dialirkan menuju equalizink
tank gunanya supaya kadar limbah disamakan . Di Bantu dengan blower untuk
II-9
mengalirkan udara ke dalam Equalizink tank sehingga proses penyamaan limbah
dapat dipercepat. Lalu setelah kadar limbah sama, black water dialirkan ke Contact
Aeration Tank, sehingga limbah dapat mengalami proses bakterisasi. Penambahan
oksigen dengan blower membantu bakteri supaya cepat berkembang biak,sehingga
limbah menjadi lebih baik. Limbah yang telah diolah dialirkan menuju sedimentation
tank. Di dalam sedimentation tank limbah yang padat dibuang menuju sludge strorage
tank, yang akan di buang kemudian. Tetapi sediment yang berupa Lumpur
dikembalikan ke equlizink tank untuk mengalami proses kembali dari awal.
Pembuangan limbah menuju sludge storage tank dan equalizink tank menggunakan
pompa. Air yang terpisah dari endapan di alirkan menuju defoaming Tank untuk
sebagai tangki standby, yaitu tangki yang dipersiapkan untuk proses berikutnya.
Setelah dari defoaming tank di alirkan menuju chlorination tank, disitu air di beri
larutan chloride sehingga partikel- partikel kotoran yang masih tersisa memisahkan
diri dan mengendap. Setelah itu dialirkan lagi menuju Effluent Tank dalam proses ini
dilakukan disifeksi bakteri. Setelah proses disifeksi maka air siap di buang menuju
saluran kota.
II-10
2.12 Definisi Pengendalian
Yang dimaksud dengan pengendalian adalah melakukan control secara
optimal terhadap penggunaan atau pemakaian suatu produk. Produk yang di maksud
dalam hal ini adalah air bersih dan limbah cair. Control dapat di lakukan oleh pihak
pengelola sehingga jumlah kebutuhan tidak melebihi jumlah ketersediaan barang.
Dalam hal ini control di lakukan kepada setiap unit apartement dengan memasangkan
meteran penggunaan Air Bersih di masing-masing unit. Pemakaian yang berlebih
melebihi kapasitas dari Air Tanah dan PDAM untuk mensuplai, menimbulkan
dampak yang sangat besar. Yaitu Penurunan Muka Air Tanah yang kontinyu, karena
tidak adanya pengembalian debit air secara normal. Jumlah debit yang di ambil dapat
melibihi dari kondisi tanah tersebut untuk mengembalikan debit semula. Maka
dengan itu perlu diadakan pengendalian pemakaian/supply air bersih. Pemasangan
Watermeter sebagai alat pengendali pemakaian, dengan alat tersebut debit pemakaian
dapat di batasi secara maximal untuk masing masing unit Apartemen/ruko.
Pemakaian yang berlebih dapat di berikan sanksi dari pihak pengelola berupa denda
pembayaran.
Pengendalian pun dapat dilakukan dalam pengolahan limbah cair.
Pemisahan jenis limbah cair berupa Grey Water dan Black Water pun merupakan
pengendalian. Yaitu Grey Water langsung di gelontorkan ke saluran kota, tetapi
Black Water akan di olah melalui STP. Pemeliharaan dan perawatan STP dapat
memperpanjang umur STP tersebut. Pengelola menjaga debit masuk limbah cair dan
limbah cair keluar merupakan control terhadap pengendalian.
II-11
2.13Sistem Distribusi Air Bersih
Air bersih berasal dari PDAM dan Deepweel di tampung di dalam
Raw Water Tank, untuk menyamakan kadar PH dan Mineral. Dengan menggunakan
Pompa Dozing pump air mengalami proses kimiawi dan filterisasi lalu dialirkan
menuju Clean Water Tank. Air secara Otomatis mengalir menuju Roof tank dengan
adanya Water Level Control (WLC) pada saat, pada saat air di Roof Tank mengalami
level terendah, maka pompa menyala untuk mengisi Air dari Clean Water Tank. Dari
Roof Tank air dialirkan menuju 3 lantai teratas dengan menggunakan pompa. Tetapi
untuk lantai lainnya digunakan sistem gravitasi. Proses ini dapat dilihat jelasanya
pada Bab 4.7
Pompa menyala secara kontinyu biasanya pada jam jam puncak, yaitu
jam pemakaian air secara serentak sekitar jam 6-7 pagi dan jam 6-7 sore. Tabel
pemakaian Air dapat dilihat sebagai berikut
UNIT CITY HOUSE
DEBIT PEMAKAIAN AIR BERSIH
0.
00
-1
2. .00
00
-3
4. .00
00
-5
6. .00
00
-7
8. .00
00
10 - 9
.0 .00
0
12 -11
.0 .00
014 13
.0 .00
016 15
.0 .00
018 17
.0 .00
020 19
.0 .00
0
22 -21
.0 .00
023
.0
0
35
30
25
20
15
10
5
0
Gambar 2.4 Flow Chart Pemakaian Air Bersih
II-12
2.14 Fungsi dan Kapasitas Reservoir
Yang dimaksud dengan reservoir adalah bangunan untuk menyimpan
cadangan air bersih . Menurut Jenisnya Reservoir dibagi menjadi 2 yaitu reservoir
alam dan reservoir buatan. Yang di maksud dengan reservoir alam adalah danau dan
bendungan alam. Yang di maksud dengan reservoir buatan ialah Ground Water Tank,
dan Roof Tank. Menurut sistemnya GWT dan Rooftank termasuk reservoir tertutup,
karena air di dalamnya tidak tercemar udara di sekitarnya, maupun debu. Jadi fungsi
reservoir sesungguhnya sebagai penampung penyediaan kebutuhan air bersih,
sehingga fungsi reservoir adalah sebagai tempat cadangan air bersih saat di perlukan
kebutuhan air di saat-saat tertentu. Jadi Reservoir biasanya di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih untuk Domestik maupun Industri. Di dalam proyek
Kelapa Gading Square terdapat 3 jenis reservoir yaitu
1. Raw Water Tank
2. Clean Water Tank
3. Roof Water Tank
Untuk masing-masing reservoir akan dijelaskan sebagai berikut
a. Raw Water Tank : Raw Water Tank adalah tangki penampungan sementara
untuk menampung air tanah Dari sumur Deep dan PDAM. Disini Air
dicampur untuk menyamakan kadar mineral dan PH. Kapasitas Dari reservoir
disini adalah = (Kebutuhan Air perhari x 1.5 )+ 30-40 % ( untuk Cadangan
II-13
Hidrant ). Angka 1.5 adalah koefisien keserentakan dan faktor kehilangan air
akibat jalur distribusi.
b. Claen Water Tank : Adalah tangki penampungan untuk menampung air dari
Raw Water Tank yang telah mengalamai proses penyaringan dan pembersihan
secara filterisasi dan kimiawi. Air dalam Clean Water Tank dapat langsung di
gunakan karena sudah memenuhi standard mutu nasional. Kapasitas dari
reservoir ini adalah = Kebutuhan Air per hari + 30-40 % ( untuk cadangan
Hidrat )
c. Roof Water Tank : Adalah tangki penampungan untuk menampung air pada
atap bangunan. Air ini langsung di distribusikan ke masing-masing unit
apartement atau ruko dapat di gunakan sebagai air bersih dan air minum.
Kapasitas dari reservoir ini adalah = Kebutuhan Max air/ jam + 30 % ( faktor
Kehilangan )
II-14
Download