analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada

advertisement
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NON PESERTA
CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
RAHMADTULLOH NUGROHO HADIWIBOWO
NIM. F 1306599
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Skripsi Dengan Judul:
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NON-PESERTA
CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI)
Surakarta,
Juli 2009
Disetujui dan Diterima oleh
Pembimbing,
( Sri Suranta, S.E, Msi, Ak )
NIP. 19720305 199702 1 001
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Juli 2009
Tim Penguji Skripsi
1. Djoko Suhardjanto, Drs, M.com, Ak, Ph.D
NIP. 19630203 198903 1 006
(………………..…….)
2. Sri Suranta, S.E, M.si, Ak
NIP. 19720305 199702 1 001
(………………..…….)
3. Santoso Tri Hananto, Drs, S.E, M.Si, Ak
(………………..…….)
NIP. 19690924 199402 1 001
Ketua
Pembimbing
Anggota
MOTTO
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Dia (Allah) akan
menjadikan (Menunjukkan) baginya jalan keluar, kemudian
memberinya rezeki dari sumber yang tidak disangka-sangka. Dan
barang siapa yang bertaqwa kepada Allah Niscahya Allah akan
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”
(At-Thalaq: -4)
“Bahwasanya Nabi s.a.w berkata : Seorang hamba yang dikaruniai
Allah harta dan ilmu, maka dia berusaha dengan karunia itu
memperkuat tagwa kepada Tuhannya; menghubungkan
silaturrahmi-nya dengan yang lain dan berbuat amal yang benar
(hak) karena Allah s.w.t., maka hal ini adalah kedudukan yang
amat mulia.”(riwayat Tirmizi dari Abi Kabsyah al Anshari).
Persembahan
Karya sederhana ini penulis persembahkan teruntuk :
ALLAH SWT untuk semua kemudahan dan kenikmatan yang telah dilimpahkan
Kedua Orang tua dan Keluarga besarku
Untuk Langkah Hidupku dan Masa Depanku Yang Menanti
Untuk Semua Perjuangan Hidup
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji dan rasa syukur yang tidak
terhingga kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Peserta
Dan Non-Peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ” ini dengan
baik.
Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun material, secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ungkapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi UNS yang telah memberikan ijin penelitian dan pemberian
ilmunya baik akademis maupun non akademis.
2. Bapak Jaka Winarna, SE, M.Si Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi UNS yang telah memberi ijin atas terlaksananya penelitian.
3. Ibu Dra. Falikhatun, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberikan ijin penelitian.
4. Bapak Sri Suranta, SE, Msi, Ak selaku pembimbing skripsi yang di sela–
sela kesibukannya telah memberikan bimbingan dan arahan sejak awal
hingga akhir penulisan skripsi ini.
5. Mbak Emi di Pojok BEI UNS, terima kasih atas data-data yang sudah
berkenan membantu menyediakan dan waktu untuk konsultasinya.
6. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Ekonomi UNS, terima kasih atas
segala bimbingan selama penulis menempuh studi.
7. Kedua Orang Tua, atas segala pengorbanan, doa dan kasih sayang yang
tiada pernah putus, Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kalian, serta memberikan ampunan-Nya di
akhirat kelak.
8. Keluarga Besarku, Kakak-kakakku, dan Adikku. Ayo sudah saatnya kita
harus segera bangkit dan semangat untuk buktikan pada dunia kalau kita
memang ‘bisa’.
9. Untuk Arttika Rahma Sari yang selalu menemani, membantu dan
mendukungku buat selesainya skripsi ini & makasih banget buat
perhatiannya.
10. Sahabat-sahabat kampus, yang g bisa disebutin satu-persatu.
11. Pembimbing keduaku, Myok. Makasih banget bantuannya, atas saransaran dan bimbingannya.
12. Temen-temen Putra Bengkulu, terima kasih atas kebersamaannya dalam
sehari-hari.
13. Temen-temen satu bimbingan.
14. Kepada semua pihak yang belum tertulis yang telah membantu penulis
selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan.
Semoga skipsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan
umumnya kepada kita sekalian.
Akhirnya kepada semua pihak yang sudah membantu penulis selama
menjalani masa perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi ini semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juli 2009
Penulis
Rahmadtulloh Nugroho Hadiwibowo
NIM. F 1306599
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..........................................................
iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
v
KATA PENGANTAR ......................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. .
1
A. Latar Belakang ...................................................................................... .
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. .
7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. .
7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ .
8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... .
9
A. Pasar Modal .......................................................................................... .
9
1. Pengertian Pasar Modal ............................................................. .
9
2. Manfaat Pasar Modal ................................................................. .
9
B. Kinerja Keuangan .................................................................................. . 11
C. Economic Value Added (EVA) ............................................................. . 14
D. Return Saham ........................................................................................ . 17
E. Corporate Governance Perception Index (CGPI) .................................. 20
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 22
G. Kerangka Teoritis ................................................................................... 25
H. Hipotesis .................................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... . 31
A. Desain Penelitian.................................................................................... . 31
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ . 31
C. Variabel dan Pengukurannya ................................................................. . 31
D. Sumber Data ........................................................................................... 35
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 36
F. Metode Analisis Regresi........................................................................... 37
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 37
2. Uji Normalitas Data ...................................................................... 37
3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 37
a). Uji Multikolinearitas................................................................ 38
b). Uji Autokorelasi....................................................................... 38
c). Uji Heteroskedastisitas............................................................. 39
4. Analisis Regresi Linier Berganda.................................................. 39
a). Koefisien Determinasi.............................................................. 40
b). Pengujian Koefisien Regresi Bersama-sama (Nilai F)............ 40
c). Pengujian Koefisien Secara Individual (Nilai t)...................... 41
5. Uji Beda T-tests............................................................................. 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ . 42
A. Hasil Pengumpulan Data ....................................................................... . 42
B. Statistik Deskriptif ................................................................................ . 43
C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. . 45
1. Uji Normalitas Data .................................................................... 45
2. Uji Multikolinearitas ................................................................. ..45
3. Uji Autokorelasi .......................................................................... 46
4. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 47
D. Uji Hipotesis .......................................................................................... . 49
1. Uji Regresi Linier Berganda.......................................................... 49
a). Koefisien Determinasi.............................................................. 49
b). Nilai F (ANOVA) .................................................................. 49
c). Nilai t Regresi ......................................................................... 50
2. Uji Beda (T-test)............................................................................ 51
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................... . 53
A. Kesimpulan ........................................................................................... . 53
B. Keterbatasan dan Saran.......................................................................... . 54
C. Keterbatasan dan Saran.......................................................................... . 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
IV.1
Hasil Pengambilan Sampel ...................................................................... 42
IV.2
Statistik Deskriptif ................................................................................... 43
IV.3
Pearson Correlation ...................................................................................44
IV.4
Rank Spearmen Correlation ...................................................................... 44
IV.5
Uji Normalitas Data .................................................................................. 45
IV.7
Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 46
IV.8
Hasil Uji Durbin Watson ........................................................................ 46
IV.9
Hasil Autokorelasi dengan Run Test........................................................ 47
IV.10 Hasil Nilai Signifikansi F ....................................................................... 50
IV.11 Hasil Nilai t Regresi................................................................................. 50
IV.11 Hasil Uji Beda (T-test) ............................................................................ 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
II.1
Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................... 26
IV.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 48
ABSTRAKSI
Rahmadtulloh Nugroho Hadiwibowo
NIM. F 1306599
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NON-PESERTA
CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Economic Value Added
(EVA) dan Return on Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan
peserta dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun
2007.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk
dalam perusahaan peserta dan non-peserta Corporate Governance Perception
Index (CGPI) tahun 2007. Sampel diambil dengan metode purposive sampling.
Perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang
digunakan sebagai sampel sebanyak 22 perusahaan sedangkan non-peserta
Corporate Governance Perception Index (CGPI) diambil 30 sebagai sampel.
Hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linier berganda dan t test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1). Economic Value Added
(EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, 2). Return on Equity
(ROE) berpengaruh signifikan terhadap return saham, 3). Tidak ada perbedaan
return saham pada perusahaan peserta dan non-peserta Corporate Governance
Perception Index (CGPI).
Kata kunci : Economic Value Added, Return on Investment, Return on Equity,
Corporate Governance Perception Index (CGPI), return saham.
ABSTRACT
Rahmadtulloh Nugroho Hadiwibowo
NIM. F 1306599
ANALYSE THE INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE
TO STOCK RETURN AT COMPANY PARTICIPANT
AND NON-PARTICIPANT CORPORATE GOVERNANCE
PERCEPTION INDEX (CGPI)
The purpose of this research is to examine the effect of Economic Value
Added (EVA), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE) to stock
return at corparate participant and non-participant Corporate Governance
Perception Index (CGPI) at Indonesian Stock Exchange.
Population at this research are company that record as member of
participant and non-participant Corporate Governance Perception Index (CGPI)
at 2007. Sample taken by purposive sampling methods with 22 company
participant Corporate Governance Perception Index (CGPI) and 30 company
non-participant Corporate Governance Perception Index (CGPI) as sample.
Hypothesis tested by multiple regression and t test.
Result of this research show that 1). Economic Value Added (EVA) had no
significant influence to stock return. 2). Return on Equity (ROE) had no
significant influence to stock return. 3). No difference stock return between
participant and non-participant of CGPI.
Keyword :
Economic Value Added, Return on Investment, Return on Equity,
Corporate Governance Perception Index (CGPI), stock return.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan
nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin
sejahtera pula pemiliknya. Para pemilik modal harus diperhatikan oleh
perusahaan dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan tersebut, nilai
perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi–fungsi
keuangan. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya.
Penilaian terhadap perusahaan atas kemampuannya dalam mengelola
perusahaan dapat dilakukan dengan melihat pada kinerja perusahaan tersebut.
Apabila kinerja perusahaan meningkat, pasar modal akan bereaksi dengan
meningkatnya harga saham perusahaan. Harga saham akan berpengaruh
terhadap return yang diperoleh pemegang saham (Wahyudi dan Pawestri,
2006).
Amilia dan Sifa (2006) menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan
adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Apabila manajer perusahaan
melakukan tindakan yang mementingkan diri sendiri, maka akan jatuh harapan
investor untuk memperoleh return atas investasinya. Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah mekanisme perlindungan terhadap hak pemegang saham.
Salah satu upaya untuk melindungi haknya, pemegang saham menekan
manajemen untuk menerapkan corporate governance dengan baik. Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate
governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara
pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka.
Isu mengenai corporate governanace ini mulai muncul di Indonesia
sejak terjadinya krisis moneter tahun 1998 (Wardhani, 2006). Banyak pihak
yang berpendapat bahwa lambatnya kondisi perbaikan ekonomi disebabkan
sangat lemahya penerapan corporate governance, maka dari itu baik
pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang signifikan
terhadap praktek corporate governance. Darmawati (2006) menyatakan
bahwa di Indonesia, pemeringkatan penerapan corporate governance oleh
suatu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), telah
dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)
secara berkelanjutan setiap tahun sejak tahun 2001 melalui Corporate
Governance Perception Index (CGPI).
Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu pemeringkatan
corporate governance yang dilakukan majalah SWA dan The Indonesia
Institute for Corporate Governance (IICG) berdasarkan 7 (tujuh) kriteria
yaitu: (1) komitmen perseroan terhadap corporate governance, hal ini
menjelaskan sejauh mana perseroan menaruh perhatian terhadap semangat
GCG, (2) pelaksanaan RUPS dan perlakuan terhadap minority shareholders,
mencakup ketepatan waktu pelaksanaan RUPS dan adanya jaminan
perlindungan hak pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas, (3)
dewan komisaris, dimilikinya dewan komisaris yang kompeten dibidangnya
serta seberapa optimal
peran
dan
tanggung jawab
mereka dalam
penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik, (4) struktur direksi,
dimilikinya direksi yang kompeten dibidangnya serta bagaimana peran dan
tanggung jawab direksi dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang
baik, (5) hubungan dengan stakeholder, bagaimana hubungan dan tanggung
jawab perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, (6)
transparansi dan akuntabilitas, mewajibkan adanya informasi yang terbuka,
tepat waktu, jelas, dapat diperbandingkan terutama menyangkut masalah
keuangan, pengelolaan dan kepemilikan perusahaan, (7) tanggapan terhadap
penelitian IICG, sejauh mana keseriusan responden untuk mengikuti
penelitian ini. Majalah SWA dan Indonesia Institute for Corporate
Governance (IICG) bahkan berencana menjadikan indeks ini sebagai indikator
(benchmark) yang akan selalu menjadi pegangan investor. Penerapan
corporate governance dalam sebuah perusahaan diharapkan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan (Amilia dan Sifa, 2006).
Wibowo (2005) menyatakan bahwa salah satu indikator untuk menilai
kinerja perusahaan adalah dengan melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga
merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan
prospek perusahaan di masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas
perusahaan dapat diukur dari beberapa rasio keuangan, yaitu berdasarkan ROI
(Return on Investment), EPS (Earning Per Share), ROA (Return on Asset),
ROE (Return on Equity). Namun pada dasarnya indikator utama pada rasiorasio tersebut adalah sama yaitu laba.
Berdasarkan bermacam jenis penggolongan rasio-rasio dalam berbagai
literatur
keuangan
menunjukkan
adanya
pengelompokan
rasio-rasio
profitabilitas secara tersendiri. Rasio profitabilitas dapat digunakan sebagai
pengukuran kinerja perusahaan dengan menunjukkan pengaruh gabungan dari
likuiditas, manajemen aktiva, dan manajemen utang terhadap hasil operasi.
Terkait profitabilitas yang berhubungan dengan investasi, Brigham dalam
Baridwan dan Legowo (2000) membedakan tiga jenis rasio yang biasa
digunakan adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Return
on Investment (ROI). Namun demikian, pengukuran dengan menggunakan
metode tersebut memiliki kelemahan di antaranya pengukuran tersebut lebih
menitikberatkan pada maksimalisasi rasio laba daripada jumlah laba absolut,
serta kurang mendorong manajer untuk menambah investasi (Dwitayanti,
2005).
Rahayu (2007) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan sebagai alat
pengukur akuntansi
konvensional
memiliki kelemahan
utama,
yaitu
mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah
suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Agar kelemahan
tersebut dapat teratasi, dikembangkanlah suatu konsep baru yaitu EVA
(Economic Value Added), EVA atau nilai tambah ekonomis merupakan
pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan
secara adil ekspektasi penyandang dana. Tidak seperti ukuran kinerja
konvensional, konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisis
perbandingan
dengan
perusahaan
sejenis
ataupun
membuat
analisis
kecenderungan (trend). EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang
sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini sangat
berbeda dengan laba akuntansi. EVA yang mencoba mengukur nilai tambah
(value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi
beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang
dilakukan. EVA berusaha mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan
dengan memperhatikan biaya modal yang meningkat, karena biaya modal
menggambarkan risiko perusahaan. Metode EVA akan sesuai dengan
kepentingan para investor.
EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu
investasi dan digunakan sebagai alat ukur kinerja. Rumusan sederhana dari
EVA yang perlu dipahami adalah jika EVA lebih besar dari satu maka berarti
ada nilai tambah ekonomi terhadap perusahaan selama operasionalnya.
Apabila EVA sama besarnya dengan nol berarti perusahaan berada pada
kondisi impas selama operasionalnya, dan apabila EVA berada di bawah nol
berarti kinerja operasional perusahaan gagal memenuhi harapan atas tingkat
pengembalian pada para investor (Nur Rohmah, 2004).
Lehn dan Makhija dalam Nur Rohmah (2004) meneliti kaitan antara
berbagai pengukur kinerja seperti EVA, Return on assets (ROA), dan Return
on equity (ROE) dengan tingkat pengembalian saham (stock return) yang
secara umum dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja perusahaan.
Dalam penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa dibandingkan dengan
pengukuran lainnya, EVA mempunyai hubungan yang paling erat dengan
tingkat pengembalian saham. Dengan semakin pentingnya isu mengenai
corporate governance membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh rasio profitabilitas dan EVA terhadap return saham dengan
mempertimbangkan aspek keanggotaan sebuah perusahaan dalam Corporate
Governance Perception Index (CGPI). Mengacu pada Amilia dan Sifa (2006)
penulis menduga akan ada reaksi pasar terhadap perusahaan yang masuk
dalam kategori CGPI dan non-CGPI. Hal ini didasari pemikiran bahwa
perusahaan yang masuk dalam kategori CGPI memiliki kinerja yang lebih
baik jika dibandingkan dengan yang tidak masuk dalam kategori CGPI. Hal
yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah selain
penulis melakukan regresi antara variabel kinerja perusahaan dan return
saham, penulis juga melakukan uji beda terhadap return saham dengan
kategori CGPI dan non-CGPI.
Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul:
“ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NONPESERTA
(CGPI)”
CORPORATE
GOVERNANCE
PERCEPTION
INDEX
B. PERUMUSAN MASALAH
Mengacu pada latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas,
maka perumusan masalah dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1.
Apakah kinerja keuangan Economic value added (EVA) dan Return on
equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham
pada perusahaan peserta Corporate governance perception index
(CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate governance
perception index (CGPI)?
2.
Apakah terdapat perbedaan return saham pada perusahaan peserta
Corporate governance perception index (CGPI) dan pada perusahaan
non-peserta Corporate governance perception index (CGPI)?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Memperoleh bukti empiris pengaruh kinerja keuangan Economic value
added (EVA) dan Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate
Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta
Corporate Governance Perception Index (CGPI)?
2.
Memberikan bukti empiris tentang perbedaan return apakah terdapat
perbedaan
return
saham
pada
perusahaan
peserta
Corporate
Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta
Corporate Governance Perception Index (CGPI).
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak seperti sebagai berikut ini:
1.
Bagi Investor
Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan
keyakinan dalam menilai perusahaan yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan sebelum menginvestasikan dananya
dengan menggunakan rasio profitabilitas seperti Economic Value Added
(EVA) dan Return on Equity (ROE) sebagai pengukur kinerja
perusahaan dan dapat mengetahui perusahaan mana yang layak
diinvestasikan dananya.
2.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian digunakan sebagai acuan untuk memaksimalkan
kesejahteraan karyawan dan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengukur kinerja karyawan. Selain itu dapat digunakan bahan
pertimbangan perusahaan untuk lebih menerapkan prinsip Good
Corporate Governance (GCG).
3.
Bagi penelitian berikutnya
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan acuan bagi
penelitian-penelitian berikutnya, terutama penelitian yang tertarik pada
topik kinerja keuangan pada perusahaan Corporate Governance
Perception Index (CGPI).
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
sekuritas (Tandelilin, 2001).
Pasar modal memiliki peran yang penting bagi pembangunan ekonomi
yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha. Pasar
modal juga merupakan wahana investasi bagi para investor dalam dan luar
negeri.
Manfaat pasar modal (Sartono, 2001: 38-40) adalah:
a. Bagi Emiten
Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat
bagi emiten memberikan banyak manfaat. Dalam kondisi dimana debt to
equity ratio perusahaan tetap tinggi maka akan sulit menarik pinjaman
baru dari bank, oleh karena itu pasar modal menjadi alternatif lain.
Adapun manfaat bagi emiten adalah:
1.
Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat
sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana.
2.
Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat bebas (mempunyai
keleluasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan.
3.
Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra
perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil.
4.
Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar
daripada harga nominal emisi saham.
5.
Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen
meningkat.
b. Bagi Pemodal / Investor
Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi
lain yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pemodal (investor). Bagi
investor, investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara
membeli instrumen pasar modal seperti saham, obligasi ataupun sekuritas
kredit. Investasi di pasar modal juga memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan investasi pada sektor perbankan. Melalui pasar
modal investor dapat memilih berbagai jenis efek yang diinginkan.
Adapun manfaat pasar modal bagi investor adalah :
1.
Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga
saham yang menjadi capital gain.
2.
Sebagai pemegang saham investor akan memperoleh deviden, dan
sebagai pemegang obligasi investor akan memperoleh bunga tetap
setiap tahun.
3.
Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), dan hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi.
4.
Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari
saham A ke saham B sehingga dapat mengurangi risiko dan
meningkatkan keuntungan.
5.
Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen
untuk
memperkecil
risiko
secara
keseluruhan
dan
memaksimumkan keuntungan.
c. Bagi Lembaga Penunjang
Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan
lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan bidang masing-masing. Keberhasilan pasar
modal tidak terlepas dari peran lembaga penunjang. Manfaat lain adalah
dari berkembangnya pasar modal adalah munculnya lembaga penunjang
baru sehingga makin bervariasi, likuiditas efek semakin tinggi.
d. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah perkembangan pasar modal merupakan alternatif lain
sebagai sumber pembiayaan pembangunan selain dari sektor perbankan
dan tabungan pemerintah. Pembangunan yang semakin pesat memerlukan
dana yang semakin besar pula, untuk itu perlu dimanfaatkan potensi dana
masyarakat.
B. Kinerja Keuanngan
Putro (2007) menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang
mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan. Pada dasarnya
pengukuran kinerja merupakan pengukuran perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang telah diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan
organisasi. Tujuan dari pengukuran kinerja itu sendiri adalah untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Pengukuran kinerja
manajemen merupakan ukuran efisiensi dan keefektifan seorang manajer,
yaitu bagaimana dia menentukan dan mencapai obyektivitas yang memadai.
Pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan pada akhirnya tidak terlepas dari
keterkaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama, yaitu untuk
meningkatkan nilai yang dimiliki perusahaan.
Menurut Dewi (2004) untuk melakukan penilaian kinerja keuangan
dalam perusahaan dapat dilihat melalui 2 sudut pandang, yaitu:
1. Sudut pandang financial
Adalah pengukuran kinerja dari aspek-aspek financial perusahaan
seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
2. Sudut pandang non financial
Adalah pengukuran kinerja dari aspek-aspek non financial perusahaan
seperti kepuasan pelanggan, inovasi produk, dan pengembangan
perusahaan.
Dari aspek-aspek pengukuran tersebut yang paling penting adalah
pengukuran dilihat dari aspek keuangan. Pengukuran kinerja keuangan ini
penting karena dengan kinerja ini para manajer mendapatkan informasi yang
akan digunakan dalam menentukan ukuran keuangan perusahaan guna
mengambil keputusan.
Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur menggunakan berbagai
rasio keuangan. Informasi tentang posisi keuangan perusahaan untuk
mengukur kinerja perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan. Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan
untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen,
analisis laporan keuangan digunakan untuk mengantisipasi kondisi di masa
depan dan yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan
yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan (Brigham dan Houston,
2001).
Rahayu (2007) menyatakan bahwa pendekatan yang populer untuk
menilai kondisi keuangan perusahaan adalah dengan mengevaluasi data
akuntansi berupa laporan keuangan, hal itu disebabkan karena laporan
keuangan disusun berdasarkan standar penyusunan laporan keuangan dan
diterapkan secara meluas oleh perusahaan-perusahaan. Untuk mengevaluasi
data akuntansi kita dapat gunakan rasio-rasio financial. Penelitian ini lebih
berfokus pada rasio profitabilitas karena berkaitan langsung dengan laba
perusahaan sebagai indikator kinerja.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio ROE sebagai proksi
dari kinerja keuangan perusahaan. Penulis menilai rasio ini tepat digunakan
untuk menilai kinerja keuangan perusahaan karena rasio ini membandingkan
antara laba yang diperoleh dengan modal perusahaan. Putro (2007)
menyatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah
untuk menghasilkan laba yang bermanfaat bagi pemegang saham, dan
ukurannya adalah pencapaian angka ROE. Oleh karena itu ROE yang semakin
besar, juga akan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memberikan
keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Return on Equity (ROE)
adalah rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal
sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE
merupakan alternatif alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas.
ROE mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
berdasarkan ukuran modal tertentu. ROE merupakan ukuran profitabilitas dari
sudut pandang pemegang saham.
Wibowo (2005) menyatakan bahwa Return on Equity merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai
rentabilitas modal sendiri. Return on Equity merupakan alat analisis keuangan
untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan
utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi
para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah
angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang
saham.
C. Economic Value Added (EVA)
Putro (2007) menyatakan bahwa penggunaan alat ukur terhadap laba
akuntansi seperti ROI (Return on Investment), ROE (Return on Equity), dan
ROA (Return on Asset) memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan resiko
yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal dan
hanya memperhatikan hasilnya (laba perusahaan) sehingga sulit untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan nilai
perusahaan atau tidak. Nilai sebuah perusahaan itu sendiri merupakan acuan
bagi para investor dalam melakukan investasi pada perusahaan karena penting
bagi investor untuk melihat seberapa besar nilai perusahaan, yang nanti akan
menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan
untuk melakukan investasi. Maka dipakailah konsep baru yaitu EVA
(Economic Value Added) untuk mengatasi kelemahan tersebut yang mana
EVA (Economic Value Added) mencoba mengukur nilai tambah yang
dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah
pajak dengan biaya modal (cost of capital), dimana biaya modal
mencerminkan tingkat risiko perusahaan. Hal tersebut membuat penulis
menggunakan EVA sebagai proksi kinerja keuangan perusahaan.
EVA dapat didefinisikan sebagai keuntungan operasional setelah pajak
dikurangi dengan biaya modal atau dengan kata lain EVA merupakan
pengukuran pendapatan sisa (residual income) yang mengurangkan biaya
modal terhadap laba operasi (Mirza, 1997).
Rumus dasar EVA adalah sebagai berikut :
EVA =Laba operasi setelah pajak – Biaya modal setelah pajak
=EBIT (1- Tarif pajak) – (Total Modal) (Biaya modal setelah pajak)
Total modal mencakup utang jangka panjang, saham preferen, dan
ekuitas saham biasa. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal,
termasuk modal ekuitas, dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan
tanpa memperhitungkan modal ekuitas (Brigham dan Houston, 2001).
Penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA akan
menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur
modalnya. EVA secara eksplisit memperhitungkan biaya modal atas ekuitas
dan mengakui bahwa karena lebih tingginya risiko yang dihadapi pemilik
ekuitas besarnya tingkat biaya modal adalah lebih tinggi daripada tingkat
biaya modal atas hutang. Kenyataan ini sering diabaikan oleh banyak
perusahaan dewasa ini karena banyak yang menganggap bahwa dana ekuitas
yang diperoleh dari pasar modal adalah dana murah yang tidak perlu
dikompensasikan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Anggapan bahwa
dana ekuitas adalah dana murah antara lain karena tidak diperhitungkannya
biaya modal atas ekuitas di Laporan Rugi-Laba sehingga seolah-olah dana
ekuitas tersebut adalah gratis (Utama, 1997).
Trinugroho
(2005)
menyatakan
sebagai
konsep
baru
dalam
pengukuran kinerja perusahaan, EVA memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1.
EVA memfokuskan penilaian kinerja pada penciptaan nilai (value
creation) sehingga membuat manajer berpikir dan bertindak seperti
pemegang saham.
2.
EVA mempertimbangkan adanya biaya modal, sehingga tidak
memberikan kesimpulan yang misleading.
3.
EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding seperti standar industri, sebagaimana konsep penilaian
dengan dasar angka rasio.
4.
EVA secara eksplisit memasukkan biaya modal ekuitas perusahaan
untuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modalnya.
Disamping memiliki keunggulan, EVA juga memiliki kelemahan
(Trinugroho, 2005) yaitu:
1.
EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode
tertentu saja. Padahal nilai perusahaan merupakan akumulasi EVA
selama umur perusahaan, sehingga bisa saja suatu perusahaan
mempunyai EVA nilai positif pada periode tertentu tetapi nilai
perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA di masa lalunya negatif.
2.
Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan
estimasi ini sulit dilakukan dengan tepat, sehingga belum tentu dapat
diterapkan dengan mudah.
Rahayu (2007) menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA)
menghasilkan nilai positif dengan tingkat pengembalian yang dihasilkan
melebihi dari tingkat biaya modal, hal ini menunjukan bahwa perusahaan
mampu menciptakan nilai (create value) yang tujuannya memaksimalkan nilai
perusahaan, sebaliknya jika Economic Value Added (EVA) menghasilkan nilai
negatif berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari yang
diinginkan investor.
D. Return Saham
Return adalah hasil yang diperoleh atas investasi yang kita lakukan.
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya (Tandelilin, 2001).
Menurut Hartono (2001) return dapat berupa:
1. Return realisasi (realized return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dapat dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini
juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return)
dan risiko di masa datang.
2. Return ekspektasi (expected return)
Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di
masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah
terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Dalam melakukan investasi, investor akan memperkirakan berapa
tingkat penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk
suatu periode tertentu di masa datang. Namun, belum tentu tingkat
penghasilan yang terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat
penghasilan yang diharapkan.
Rahayu (2007) menyatakan bahwa harga pasar saham adalah market
clearing prices yang ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan
penawaran. Harga pasar saham memberikan ukuran yang objektif tentang nilai
investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karenanya, harga saham memberikan
indikasi penambahan harapan pemodal sebagai akibat perubahan kinerja
keuangan perusahaan yang bersangkutan. Harga saham yang tersedia dibayar
oleh investor mencerminkan arus kas bersih yang diharapkan setelah
mempertimbangkan waktu dan risiko investasi. Nilai sebuah saham terkait erat
dengan perkiraan prestasi perusahaan di masa depan. Kinerja keuangan dapat
digunakan sebagai input untuk membayar return (tingkat pengembalian) yang
diperoleh sebagai akibat investasi pada saham.
Wibowo (2005) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam
penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba
perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam
penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas
manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti
yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba
bersih terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Apabila
investor menilai positif kinerja perusahaan, maka pasar akan bereaksi terhadap
meningkatnya harga saham perusahaan yang berarti juga peningkatan return
bagi pemegang saham perusahaan.
Return yang tinggi menunjukkan penilai yang tinggi dari investor
terhadap perusahaan. Silveira dan Barros (2007) mendefinisikan nilai
perusahaan sebagai apresiasi atau penghargaan investor terhadap sebuah
perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Investor
yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan
cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham
yang tinggi menyebabkan harga saham meningkat, sehingga dapat kita
simpulkan bahwa harga saham yang meningkat menunjukkan bahwa investor
memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya
harga saham, pemegang saham akan mendapatkan keuntungan melalui capital
gains. Aspek utama yang menyebabkan investor memberikan nilai lebih
terhadap perusahaan adalah kinerja perusahan yang tercermin dalam angka
laba. Secara umum investor menilai laba yang tinggi menunjukkan prospek
yang baik di masa depan. Laba yang tinggi menunjukan efektifitas dan
efisiensi dalam pengelolaan perusahaan. Namun demikian, investor tidak
semata-mata menilai angka laba yang dilaporkan perusahaan, namun juga
menilai bagaimana laba itu dilaporkan (secara prinsip akuntansi) dan
bagaimana tata kelola perusahaan (corporate governance) sehingga dapat
menghasilkan angka laba yang seperi tercantum dalam laporan keuangan.
E. Corporate Governance Perception Index (CGPI)
Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah suatu survey
yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance
(IICG) terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengetahui
seberapa jauh perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG). CGPI ini telah melakukan survey sejak tahun 2001.
GCG merupakan bentuk pengelolaan perusahaan yang baik, di
dalamnya tercakup suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan
pemegang saham (publik) sebagai pemilik dan kreditur sebagai penyandang
dana ekstern (Sukamulja, 2004).
Metoda penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan CGPI pun dari
tahun ke tahun mengalami penyempurnaan diantaranya:
1. Pada tahun 2005, kriteria penilaian meliputi self assessment, penilaian
kualitatif meliputi observasi, wawancara dan konfirmasi dokumen.
2. Pada tahun 2006, kriteria penilaian meliputi self assessment, penilaian
makalah, observasi, wawancara dan konfirmasi dokumen.
3. Pada tahun 2007, kriteria penilaian meliputi self assessment, penilaian
makalah,
observasi,
wawancara
dan
verifikasi
kelengkapan
dokumennya.
Menurut Djatmiko (2004) manfaat yang didapat perusahaan dengan
menerapkan GCG diantaranya:
1. Investor, mitra bisnis, dan kreditur akan lebih percaya kepada
perusahaan yang menerapkan GCG.
2. Kerja perusahaan akan lebih lincah karena adanya pembagian tugas
serta kewenangan yang jelas.
3. Perimbangan kekuatan diantara struktur internal perusahaan yakni
direksi, komisaris, komite audit, dan sebagainya membuat pengambilan
keputusan menjadi lebih akuntabel dan lebih hati-hati.
King Committee dalam Sukamulja (2004) menyatakan lingkungan yang
dibutuhkan agar GCG dapat secara nyata diterapkan adalah :
1. Corporate dicipline, merupakan komitmen manajemen senior suatu
perusahaan untuk bertindak benar dan pantas serta sadar untuk
mendasarkan diri pada tata kelola good governance.
2. Transparency, kemudahan pihak luar untuk menganalisis tindakan
perusahaan baik dalam aspek fundamental ekonomi ataupun pada aspek
non keuangan.
3. Independence, kondisi ini diperlukan untuk menghindari adanya potensi
konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh seorang CEO atau para
pemegang saham mayoritas.
4. Accountability, individu/kelompok sebuah perusahaan dalam membuat
keputusan
harus
bersikap
akuntabilitas
baik
untuk
keputusan/tindakannya.
5. Responsibility, bertanggung jawab atas perilaku, melakukan tindakan
korektif, dan menindak adanya mismanagement.
6. Fairness, sistem yang dibangun harus seimbang untuk semua pihakpihak di dalam perusahaan untuk sekarang maupun untuk yang akan
datang.
7. Social responsibility, perusahaan yang baik dikelola secara baik akan
memperhatikan dan memberikan respon terhadap isu-isu sosial dan
memberikan porsi yang seimbang dengan standar etika.
F. Penelitian Terdahulu
Dodd dalam Sunarto (2003) menemukan bahwa return saham dan EVA
per saham berkorelasi cukup signifikan, namun mereka juga mengemukakan
bahwa EVA bukanlah satu-satunya pengukur kinerja yang dapat dikaitkan
dengan return saham. Hampir 80 persen dari return saham 566 perusahaan
dalam sampelnya tidak dapat diterangkan dengan EVA. ROA masih dianggap
lebih baik dan berkorelasi sedikit lebih tinggi daripada EVA, sedangkan EPS
hanya mampu menerangkan variasi return saham 5,7 persen saja.
Lehn dan Makhija dalam Nur Rohmah (2004) yang meneliti kaitan
antara pengukur kinerja perusahaan dengan stock return dari 241 perusahaan
di Amerika Serikat pada tahun 1987-1993. Lehn dan Makhija menggunakan
pengukur
kinerja
seperti
ROE,
ROS,
dan
EVA.
Hasil
pengujian
menyimpulkan bahwa semua pengukur kinerja tersebut menunjukkan
hubungan yang positif dengan stock return, tetapi ternyata hubungan EVA
dengan stock return memiliki hubungan yang lebih erat dibandingkan dengan
pengukuran lainnya.
O’Byrne dalam Dewi (2004) mengatakan bahwa berdasarkan riset yang
dilakukan di pasar modal New York (NYSE), perubahan EVA dalam 5 tahun
menjelaskan perubahan nilai pasar saham sebesar 74 persen sementara
perubahan dalam earning pada periode yang sama hanya menjelaskan
perubahan 24 persen.
Untuk penelitian di Indonesia dilakukan oleh beberapa orang
diantaranya Rousana (1997) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa EVA
belum banyak digunakan oleh para investor (asing maupun domestik) di BEI
pada periode 1990-1993, sebagai alat untuk menganalisis kinerja suatu
perusahaan. Hasil korelasi antara EVA dengan MVA pada perusahaan yang
tercatat di BEI tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Tidak
signifikannya korelasi antara EVA dengan MVA membuktikan pasar modal di
Indonesia belum efisien.
Hartono dan Chendrawati dalam Baridwan (2002) mencoba menguji
kembali perbedaan antara hasil temuan riset Lehn dan Makhija (1996) dan
Dodd dan Chen (1996) yang dilakukan pada perusahaan yang tergabung ke
dalam LQ 45. Penelitian ini menggunakan analisis regresi parsial untuk
mengetahui pengaruh EVA dan ROA terhadap return saham periode 19941996. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa ROA mempunyai pengaruh
(korelasi) yang signifikan baik secara cross sectional regression maupun
pooled data regression daripada EVA dalam hubungannya dengan return
saham, sehingga mendukung hasil temuan penelitian Dodd dan Chen (1996).
Sumilir (2002) melakukan pengujian analisis pengaruh kinerja finansial
terhadap return saham pada perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 1998-2001. Pengukuran kinerja finansial diproksikan dengan EPS,
Leverage ratio, ROI, dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya
EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return.
Sedangkan Leverage rasio, ROI, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap abnormal return.
Dewi (2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh EVA dan Rasio
Keuangan yang diproksikan dengan ROE, ROI dan EPS terhadap perubahan
harga saham perusahaan manufaktur di BEI. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara bersama-sama baik EVA maupun rasio keuangan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham akan tetapi ketika
diuji secara parsial baik EVA maupun rasio keuangan tidak berpengaruh
terhadap perubahan harga saham.
Rohmah dan Trisnawati (2004) melakukan penelitian mengenai
pengaruh EVA dan profitabilitas perusahaan terhadap return pemegang saham
pada perusahaan rokok di BEI. Profitabilitas perusahaan diukur dengan ROA,
ROE, dan ROS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara bersamasama maupun secara parsial EVA dan rasio profitabilitas tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang saham.
Zulfikar (2006) melakukan pengujian analisis Good Corporate
Governance (GCG) di sektor manufaktur dengan menguji pengaruh penerapan
GCG, ROA, dan ukuran perusahaan terhadap nilai pasar perusahaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA yang memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai pasar perusahaan.
Mardhatillah (2005) menguji hubungan EVA dengan return saham pada
perusahaan yang terdaftar pada peringkat Economic Value Added yang
dikeluarkan majalah SWA dari tahun 2001-2004. Hasil penelitian menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara EVA dengan return saham.
G. Kerangka Teoritis
Dalam melakukan investasi saham di pasar modal, investor akan
mendasarkan keputusannya dengan pertimbangan kondisi internal dan
kondisi eksternal perusahaan. Kondisi internal perusahaan meliputi kinerja
keuangan perusahaan, pengumuman deviden, stock split, merger, sedangkan
kondisi eksternal perusahaan meliputi kebijakan pemerintah, kondisi politik,
kondisi ekonomi, tingkat suku bunga (Dewi, 2004).
Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada kondisi internal
perusahaan yaitu kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan suatu
perusahaan akan tercermin pada laporan keuangan perusahaan tersebut dan
dapat diukur menggunakan analisis fundamental, yaitu dengan analisis rasio
keuangan. Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yang sering digunakan di
dalam laporan keuangan yang dipublikasikan adalah ROE. Metode lain yang
dapat digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan adalah penggunaan
konsep EVA. Hasil analisis penilaian kinerja keuangan akan mempengaruhi
minat investor tentang prospek investasi yang akan dilakukan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah EVA dan rasio
profitabilitas
yang
diproksikan
dengan
ROE.
Sedangkan
variabel
dependennya adalah return saham. Dalam penelitian ini, penulis akan
melakukan uji pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen
baik secara bersama-sama maupun secara individual. Penelitian dilakukan
untuk perusahaan yang termasuk dalam peserta CGPI dan perusahaan yang
tidak termasuk dalam peserta CGPI.
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Variabel Independen
Kinerja Keuangan :
· Economic
(EVA)
Value
Variabel Dependen
Return saham pada perusahaan
Added
· Return on Equity (ROE)
peserta dan non-peserta Corporate
Governance
(CGPI).
Perception
Index
H. Hipotesis
Rohmah dan Trisnawati (2004) dalam penelitiannya menemukan
bahwa secara bersama-sama maupun secara parsial EVA, ROA, ROE, dan
ROS tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang
saham. Sedangkan Dewi (2004) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
secara bersama-sama baik EVA maupun rasio keuangan seperti ROE, ROI,
dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga
saham, akan tetapi ketika diuji secara parsial baik EVA maupun rasio
keuangan seperti ROE, ROI, dan EPS tidak berpengaruh terhadap perubahan
harga saham.
Zulfikar (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa hanya ROA
yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai pasar perusahaan
sedangkan penerapan GCG dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap nilai pasar perusahaan. Yang menarik dalam penelitian ini adalah
sampel yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang
masuk dalam peringkat Corporate Governance Perception Index (CGPI).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tidak
dimasukkannya variabel ROS sebagaimana penelitian Rohmah dan Trisnawati
(2004), EPS sebagaimana penelitian Dewi (2004), dan penerapan GCG,
ukuran perusahaan dan nilai pasar sebagaimana pada penelitian Zulfikar
(2006). Tidak dimasukkannya variabel ROS karena ROS jarang digunakan di
Indonesia dalam hal ini ROS tidak ikut diperhitungkan dalam laporan
keuangan yang dimuat dalam The Indonesian Capital Market Directory
(ICMD). Tidak dimasukkannya variabel EPS karena meskipun EPS dapat
digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan akan tetapi EPS bukan
merupakan rasio profitabilitas.
Rahayu (2007) menyatakan bahwa salah satu ukuran kinerja adalah
EVA yang berhubungan langsung dengan kondisi intrinsik perusahaan.
Konsep Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah dengan cara
mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul akibat investasi yang
dilakukan oleh perusahaan. Economic Value Added (EVA) yang positif
menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal.
Karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi
tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan. Dengan kata lain, Economic Value Added (EVA) yang positif
menunjukan bahwa nilai perusahaan meningkat karena tingkat pengembalian
lebih rendah dari biaya modal. Namun hasil penelitian ini menunjukan bahwa
EVA tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
Putro (2007) melakukan penelitian tentang analisa pengaruh penilaian
kinerja dengan konsep konvensional dan konsep valued based terhadap rate of
return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan
dari penilaian kinerja keuangan perusahaan, baik dengan menggunakan
konsep konvensional (ROI, ROE, dan OCF) maupun konsep Value Based
(EVA) terhadap Rate of Return (ROR). Dan berdasarkan hasil analisa
pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 20022004, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yaitu ROI, ROE,
OCF,
dan
EVA
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
tingkat
pengembalian saham atau Rate of Return (ROR).
H1 : Kinerja keuangan Economic value added (EVA) berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate
Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate
Governance Perception Index (non-CGPI) Tahun 2007.
Wibowo (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh EVA dan
profitabilitas perusahaan terhadap return saham. Profitabilitas perusahaan
merupakan salah satu ukuran yang digunakan oleh investor untuk menilai
prospek perusahaan di masa depan. Analisis fundamental berupa rasio
keuangan yang mengukur profitabilitas perusahaan menjadi hal yang penting
bagi investor. Apabila profitabilitas perusahaan meningkat, hal tersebut
merupakan sinyal perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan.
Penilaian terhadap profitabilitas merupakan salah satu indikator penilaian
kinerja keuangan perusahaan. Peningkatan profitabilitas menunjukkan
peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Investor akan bereaksi terhadap
kenaikan kinerja keuangan perusahaan yang tercermin pada naiknya harga
saham perusahaan yang akan berpengaruh terhadap return saham.
H2 : Kinerja keuangan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap
return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance
Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance
Perception Index (non-CGPI) Tahun 2007.
Almilia dan Sifa (2006) melakukan penelitian tentang Reaksi Pasar
Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Secara garis besar penelitian ini
menemukan bahwa pengumuman CGPI direaksi oleh pasar yang ditandai
dengan adanya abnormal return dan volume perdagangan saham yang
signifikan disekitar tanggal pengumuman baik pada perusahaan yang masuk
sepuluh besar dan non sepuluh besar CGPI. Ditemukan juga bahwa diantara
kedua kelompok perusahaan tersebut tidak terdapat perbedaan abnormal
return dan volume perdagangan saham pada saat pengumuman CGPI.
Meskipun tidak ada perbedaan diantara kedua kelompok perusahaan, karena
sama-sama direaksi bukan berarti adanya pemeringkatan ini tidak berguna,
namun dapat dikatakan bahwa adanya pemeringkatan ini lebih berarti bagi
emiten, karena dengan mengikuti survey ini perusahaan emiten akan lebih
mengetahui seberapa bagus tata kelola perusahaan mereka, sehingga jika
masih ada kekurangan mereka dapat segera memperbaikinya. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa pengumuman CGPI pada perusahaan yang masuk dan
tidak masuk sepuluh besar CGPI direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan
adanya abnormal return yang signifikan disekitar tanggal pengumuman.
Tidak terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan yang
signifikan pada saat pengumuman CGPI antara perusahaan yang masuk
sepuluh besar dan Non sepuluh besar CGPI. Berdasar hal tersebut, maka
penulis tertarik untuk menguji apakah terhadap perbedaan return pada
perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan nonpeserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI).
H3 : Terdapat perbedaan return saham pada perusahaan yang terdaftar
sebagai peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan
non-peserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI)
Tahun 2007.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder.
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypotyhesis testing) yang
menguji hipotesis yang telah dirumuskan di awal. Menurut dimensi
waktunya.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu,
kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau
diselidiki (Sekaran, 2000:266). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang masuk dalam peserta Corporate Governance Perception
Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index
(non-CGPI) tahun 2007. Peserta Corporate Governance Perception Index
(CGPI) diambil 22 perusahaan sebagai sampel dan non-peserta Corporate
Governance Perception Index (non-CGPI) diambil 30 perusahaan sebagai
sampel.
C. Variabel dan Pengukurannya
Ada beberapa variabel yang akan diuji dalam penelitian ini. Variabel
yang akan diuji tersebut dapat didefinisikan dan diukur sebagai berikut :
1. Economic Value Added (EVA)
EVA adalah laba operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya
modal yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut. EVA diukur
dengan menggunakan satuan rupiah (Rp).
Perhitungan EVA yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
rumus sebagai berikut (Dwitayanti, 2005):
EVA = NOPAT-WACC x C
Keterangan:
EVA
: Economic Value Added, (Rp)
NOPAT : Net Operating Profit After Tax, (Rp)
WACC : Weighted Average Cost of Capital
C
: Invested Capital, (Rp)
Dari perhitungan di atas untuk mendapatkan EVA kita harus
menentukan NOPAT, Invested Capital, dan Capital Cost Rate
terlebih dahulu.
a. Menghitung NOPAT
Perhitungan NOPAT yaitu laba bersih setelah pajak
ditambah dengan biaya bunga atau dapat dirumuskan
sebagai berikut:
NOPAT = Laba bersih setelah pajak + biaya bunga
Biaya bunga diatas didapatkan dengan mengalikan suku
bunga pinjaman dengan besarnya hutang. Namun, karena
data suku bunga pinjaman tidak tersedia dalam laporan
keuangan maka penulis menggunakan suku bunga modal
kerja sebagai penggantinya. Data mengenai suku bunga
modal kerja ini didapat dari Laporan Bulanan Bank
Indonesia.
b. Menghitung Invested Capital
Invested capital dalam formula EVA di atas merupakan
penjumlahan dari hutang jangka panjang dan ekuitas
pemegang saham dikurangi pinjaman jangka pendek tanpa
bunga.
c. Menghitung Capital Cost Rate
Apabila perusahaan menggunakan dana dari beberapa
pihak di mana masing-masing dana memiliki biaya atau
bunga sendiri-sendiri, maka perhitungan keseluruhan bunga
yang
ditanggung
perusahaan
harus
dihitung
dengan
menggunakan konsep weighted average of capital cost
(WACC). WACC dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana:
D : tingkat modal dari hutang
WACC
= {D
x cd (1-tax)} + {E x ce}
cd : cost
of debt
T : tingkat pajak
E : tingkat modal dari ekuitas
ce : cost of equity
1) Tingkat
modal
dari
hutang
(D)
diketahui
dari
perbandingan antara tingkat hutang dengan jumlah hutang
dan ekuitas. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tingkat modal (D) =
Total Hutang
Total Hutang & Ekuitas
2) Cost of debt (cd) diketahui dari perbandingan antara
beban bunga dengan jumlah pinjaman bank (jangka
pendek). Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Cost of debt (cd) = Biaya Bunga
Total Hutang
3) Tingkat pajak (T) diketahui dari perbandingan beban
pajak dengan laba sebelum pajak. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Tingkat pajak (T) =
Beban pajak
Laba sebelum pajak
4) Tingkat
modal
dari
Ekuitas
(E)
diketahui
dari
perbandingan antara total ekuitas dan jumlah hutang dan
ekuitas. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tingkat Modal (E) =
Total Ekuitas
Total Hutang & Ekuitas
5) Cost of equity (ce) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Cost of Equity (ce) =
1
PER
2. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan return on
Equity (ROE). Adalah rasio antara laba yang tersedia bagi pemegang
saham atau laba setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham (Brigham
dan Houston, 2006).
ROE = Laba bersih tersedia untuk pemegang saham biasa
Ekuitas
Satuan pengukuran ROE adalah persen (%).
3. Return saham
Menurut Nur Rohmah (2004) return saham adalah kelebihan rasio
antara perubahan harga saham pada waktu ini (t) terhadap harga penutupan
pada waktu sebelumnya (t-1). Satuan pengukuran return saham adalah
persen (%). Untuk menghitung return saham ini digunakan return realisasi
yaitu :
Return saham = Harga sahamt – Harga sahamt-1
Harga sahamt-1
Return saham pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:
1) Return saham perusahaan peserta CGPI
2) Return saham perusahaan non-peserta CGPI
D. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau
dicatat oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
literatur-literatur ilmiah yang memiliki hubungan erat dengan objek yang
diteliti oleh peneliti, diantaranya :
1. Data perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007. Data ini diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang tersedia di
Pojok BEI FE UNS.
2. Data perusahaan yang memperoleh peringkat penghargaan Good
Corporate Governance yang dimuat pada majalah Swa Sembada dan
pada website The Indonesian Institute for Corporate Governance
(IICG) untuk tahun 2007.
3. Data mengenai laporan keuangan perusahaan yang didapat dari website
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan The Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) per 31 Desember 2007.
4. Data mengenai suku bunga modal kerja diperoleh dari Laporan
Bulanan yang dikeluarkan Bank Indonesia.
5. Data rasio keuangan yaitu ROE diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD).
6. Data harga saham saat closing price yang diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) pada tahun 2007.
E. Metoda Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
metoda dokumentasi terhadap laporan keuangan perusahaan yang masuk
dalam peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan nonpeserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI) tahun 2007.
F. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
statistik umum yang berupa statistik deskriptif. Statistik deskriptif
meliputi mean, minimum, maximum serta standar deviasi yang bertujuan
mengetahui distribusi data yang menjadi sampel di dalam penelitian.
2. Uji Normalitas data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel
dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal ataukah
tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan adalah membandingkan
p-value yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan
yaitu 5%. Apabila p-value > nilai signifikansi, maka data berdistribusi
normal.
Setelah diuji kenormalitasan datanya dengan uji KolmogorovSmirnov, maka akan diketahui apakah data penelitian normal atau tidak
(Zaki Baridwan, 2002).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan memenuhi asumsi normalitas dan
terbebas dari adanya gejala autokorelasi, multikolinearitas, dan
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada
korelasi di antara variabel independennya. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independennya adalah sama dengan nol. Uji ini
dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation
factor (VIF). Gurajati (2003:362), memberi rule of thumb bahwa bila
VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas.
Jika terjadi multikolinearitas maka variabel yang menyebabkan
multikolinearitas harus dikeluarkan dari model karena adanya
multikolinearitas menyebabkan koefisien-koefisien regresi menjadi
tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi
menjadi tidak terhingga.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Nur Rohmah (2004) uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena kesalahan
pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Uji
yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji
Durbin Watson. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika
0 < d < dl
dl £ d £ du
4 - dl < d < 4
4 – du £ d £ 4 – dl
du < d < 4 - du
Hipotesis nol
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi negatif
Tdk ada autokorelasi negatif
Tdk ada autokorelasi positif
atau negatif
Keputusan
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tidak ditolak
c. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
residual
suatu
pengamatan
ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas
dalam
penelitian
ini
diuji
dengan
menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada
grafik Scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur
(bergelombang,
melebar,
kemudian
menyempit)
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang telah dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik regresi berganda atau multiple regression untuk menguji pengaruh
EVA dan ROE terhadap return saham. Teknik regresi berganda adalah
regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan
beberapa variabel independen. Teknik regresi berganda dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 15 (Statistical Package for Social Sciences).
Persamaan regresi berganda diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Y = α + β1 EVA + β2 ROE + µ
Dimana :
Y
= Return saham perusahaan
EVA = Economic Value Added
ROE = Return On Equity
α
= Konstanta
β1,2, = Koefisien variabel independen
µ
= Variabel gangguan
Pengujian hipotesis meliputi:
a. Koefisien Determinasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan
perkiraan dalam analisis regresi. Tingkat ketepatan regresi
dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang
nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai Adjusted R Square yang
semakin
mendekati
1
(satu)
menunjukkan
semakin
kuat
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Apabila nilai Adjusted R Square sama dengan 0 berarti
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Nilai F)
Nilai F (ANOVA) merupakan alat yang digunakan untuk
menguji apakah variabel independen berpengaruh secara bersamasama atau simultan terhadap variabel dependennya. ANOVA
dalam penelitian ini dihitung dengan tingkat signifikansi 5 persen.
c. Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual (Nilai t)
Nilai
mengetahui
t
merupakan
apakah
pengujian
masing-masing
yang dilakukan
variabel
untuk
independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t
dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5 persen.
5. Uji Beda (T-test)
Selain menggunakan regresi linier berganda, hipotesis dalam
penelitian ini juga diuji dengan menggunakan t test. Tujuannya adalah
untuk mengahui apakah terhadap perbedaan yang signifikan dari rata-rata
return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception
Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate Governance
Perception Index (CGPI).
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan
Economic value added (EVA) dan Return on equity (ROE) terhadap return
saham pada perusahaan peserta Corporate governance perception index
(CGPI) dan non-peserta Corporate governance perception index (CGPI). Data
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan di
website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Indonesian capital market
directory (ICMD). Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya,
diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :
Tabel IV. 1
Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel
Perusahaan peserta CGPI
Perusahaan non-peserta CGPI
Perusahaan dengan data valid dan lengkap sebagai sampel
Jumlah
22
30
52
Sumber : : Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
Langkah selanjutnya adalah mengambil data yang digunakan dalam
penelitian ini. Data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan auditan
yang dipublikasikan di internet. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 15.0 for
windows.
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data dari data
keuangan perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini
statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian:
Tabel IV.2
Statistik Deskriptif
Variabel
EVA
ROE
RET
N
52
52
52
Minimun
-5E+014
00.0%
00.0%
Maximum
3E+015
84.60%
90.74%
Mean
2E+014
20.93%
25.22%
Std. Deviasi
6.926+014
18.16
18.48
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Keterangan notasi :
EVA = Economic Value Added
ROE = Return on Equity
RET = Return saham
Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa EVA memiliki
nilai
minimum
sebesar -451744000000000
dengan
nilai
maksimum
2919480000000000. Nilai rata-rata EVA 218085832894059.5 dengan standar
deviasi sebesar 692624171894159.0. Variabel ROE memiliki nilai minimum
sebesar 00.0% dengan nilai maksimum 84.60%. Nilai rata-rata ROE sebesar
20.93% dengan standar deviasi sebesar 18.16. Variabel return saham memiliki
nilai minimum sebesar 00.0% dengan nilai maksimum 90.74%. Nilai rata-rata
return saham sebesar 25.22% dengan standar deviasi sebesar 18.48.
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada dua
tabel berikut ini.
Tabel IV. 3
Pearson Correlation
Correlations
EVA
EVA
Pearson Correlation
ROE
1
Sig. (2-tailed)
N
ROE
.120
.311
.395
52
52
52
Pearson Correlation
.143
1
.344(*)
Sig. (2-tailed)
.311
N
RETURN
RETURN
.143
.012
52
52
52
Pearson Correlation
.120
.344(*)
1
Sig. (2-tailed)
.395
.012
52
52
N
52
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel IV. 4
Rank Spearman Correlation
Correlations
EVA
Spearman's rho
EVA
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
ROE
RETURN
1.000
.225
.170
.
.109
.227
52
52
52
Correlation Coefficient
.225
1.000
.581(**)
Sig. (2-tailed)
.109
.
.000
N
RETURN
ROE
52
52
52
Correlation Coefficient
.170
.581(**)
1.000
Sig. (2-tailed)
.227
.000
.
52
52
52
N
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel IV.3 dan Tabel IV.4 menunjukkan korelasi antara variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa
hubungan yang signifikan terjadi antara variabel return dan variabel ROE. Hal
ini terlihat dari nilai signifikansi yang berada di bawah 0.05. Sedangkan antara
variabel ROE dan EVA tidak terdapat hubungan yang signifikan. Hal ini
menunjukan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini sudah
baik karena hubungan yang signifikan diharapkan terjadi antara variabel
independen dengan variabel dependen bukan antar variabel independen.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model penelitian
variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas data dalam penelitian
ini menggunakan pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov test yang
terdapat dalam program SPSS 15.0 for Windows. Data dikatakan
terdistribusi dengan normal apabila residual terdistribusi dengan normal
yaitu memiliki tingkat signifikansi diatas 0.05 (Ghozali, 2005).
Tabel IV.5
Uji Normalitas
Variabel
Unstandardized
Residual
Sig (p-Value)
0.119
Keterangan
P > 0.05
Distribusi
Normal
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji normalitas menunjukkan Unstandardized residual
memiliki nilai signifikansi 0.119 p-value menunjukkan nilai di atas 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah
terdistribusi dengan normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak
terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel
independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas di deteksi dengan
Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance. Hasil uji multikolinieritas
tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel IV.7
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
EVA
ROE
Tolerance
0.980
0.980
VIF
1.021
1.021
Keterangan
Tidak terdapat multikolinieritas
Tidak terdapat multikolinieritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji VIF dan Tolerance menunjukkan bahwa semua variabel
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua nilai tolerance di atas
0.10 dan semua nilai VIF dibawah 10, sehingga dapat kita simpulkan
bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah di dalam model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi dalam
penelitian ini di deteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson yaitu
dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai
Durbin Watson tabel yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan
batas lebih rendah (lower bond atau d1). Hasil uji autokorelasi dengan
Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV. 8
Hasil Uji Durbin Watson
D-W Hitung
Nilai Du
Keterangan
1.628
Meragukan
2.548
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson
menunjukkan nilai DW hitung sebesar 2.548. Hasil ini tentu meragukan
karena model regresi dikatakan bebas autokorelasi bila nilai D-W hitung
mendekati 2. Sedangkan nilai Du tabel sebesar 1.628, oleh karena itu
penulis menggunakan pendekatan lain untuk mendeteksi adanya
autokorelasi.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji autokorelasi dapat dilihat
dengan menggunakan run test. Dapatkan nilai residual dari persamaan
regresi kemudian lakukan uji run test terhadap residual tersebut. Apabila
tidak signifikan maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
terdapat autokorelasi. Hasil uji run test dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel IV. 9
Hasil Autokorelasi dengan Run Test
Test Value(a)
Unstandardize
d Residual
-3.08677
Cases < Test Value
26
Cases >= Test Value
26
Total Cases
52
Number of Runs
28
Z
.280
Asymp. Sig. (2-tailed)
.779
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji Run test menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal
tersebut berarti bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.
4. Uji Heterokesdaktisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
yang
homokedastisitas
atau
tidak
heteroskedastisitas.
Uji
heterokesdastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scaterplots. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat d
Gambar IV.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: RETURN
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar
di atas dan dibawa angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak membentuk
pola tertentu yang teratur, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian homokedastisitas atau dalam model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
D. Uji Hipotesis
1. Uji Regresi Linier Berganda
a.
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai yang kecil menunjukkan
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen adalah rendah. Begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien
determinasi dapat kita lihat dari nilai adjusted R2 pada model
summary pada hasil analisis regresi linier berganda.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja
keuangan Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity
(ROE) terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate
Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate
Governance Perception Index (CGPI). Pengujian dengan regresi
linier berganda menunjukkan nilai ajusted R2 pada model summary
menunjukkan nilai 0.088 atau 8.8 %. Hal ini menunjukkan bahwa
8.8 % perubahan return saham dapat dijelaskan oleh kinerja
keuangan Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity
(ROE). Sedangkan 87.2 % sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain
di luar model penelitian.
b.
Nilai Signifikansi F (ANOVA)
Nilai F dari persamaan regresi digunakan untuk menunjukkan
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil
nilai F dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.10
Hasil Nilai F Regresi
Nilai F hitung
p-value
Keterangan
3.456
0.039
Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil nilai F persamaan regresi menunjukkan hasil F hitung
sebesar 3.456 dengan signifikansi sebesar 0.039. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kinerja keuangan Economic Value Added
(EVA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara bersamasama terhadap return saham.
c.
Nilai t regresi
Nilai t dari persamaan regresi digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
nilai t persamaan regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.11
Hasil Nilai t Regresi
Variabel
EVA
ROE
Sig (p-Value)
0.593
0.017
Beta
1.94E-015
0.340
Keterangan
Tidak Signifikan
Siginifikan
Konstanta = 17.696
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Nilai t regresi menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added
(EVA) memiliki nilai signifikansi 0.593 dengan koefisien regresi
1.94E-015. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahan untuk rasio
EVA tidak berpengaruh terhadap return saham. Hipotesis 1 yang
menyatakan Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan
terhadap return saham ditolak. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian
Dewi (2004) dan Wibowo (2005) yang menunjukkan bahwa pengujian
parsial EVA tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hasil
ini mengindikasikan bahwa investor tidak begitu memperhatikan
informasi akan EVA, sehingga pasar saham tidak bereaksi atas informasi
ini, sehingga tidak mempengaruhi return.
Hasil pengujian Return on Equity (ROE) menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0.340 dengan koefisien regresi 0.017. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Hipotesis 2 yang menyatakan Return on Equity (ROE)
berpengaruh terhadap return saham diterima. Hasil ini konsisten dengan
hasil penelitian Putro (2007) yang menunjukkan bahwa variabel Return
on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap return saham. Hal
ini membuktikan bahwa ROE merupakan informasi yang penting bagi
investor dalam menentukan kebijakan investasinya, sehingga investor
bereaksi terhadap pengumuman akan ROE melalui kenaikan atau
penuruanan harga saham perusahaan.
2. Uji Beda (T-Test)
Untuk mengetahui apakah terhadap perbedaan yang signifikan dari
rata-rata return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance
Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate
Governance Perception Index (CGPI) dilakukan uji beda ( t-test). Hasil uji
T-test tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel IV.12
Hasil uji T-test
Variabel
Return
t-hitung
-0.712
Signifikansi
0.480
Keterangan
Tidak ada perbedaan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar -0.712
dengan signifikansi sebesar 0.480, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan return saham pada perusahaan peserta Corporate
Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta
Corporate Governance Perception Index (CGPI). Hasil ini tidak
mendukung hasil penelitian Almilia dan Sifa (2006) yang menyatakan
bahwa pengumuman berkaitan dengan peringkat CGPI akan direaksi oleh
pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan
disekitar tanggal pengumuman. Zulfikar (2006) menyatakan bahwa
penerapan corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai pasar
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan corporate governance
di Indonesia masih belum baik, sehingga pengumuman akan indeks
corporate governance bukan menjadi faktor penting yang dapat
mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi, sehingga pasar
tidak bereaksi atas
pengumuman peserta Corporate Governance
Perception Index (CGPI).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan
Economic Value Added (EVA) dan Return On Equity (ROE) terhadap return
saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index
(CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (nonCGPI). Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi
linier berganda dan uji beda (t-test) dengan SPSS 15 For Windows. Dari hasil
analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added
(EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2. Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham.
3. Hasil uji beda return saham pada keanggotaan CGPI dan non-CGPI
memberikan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut menunjukan
bahwa tidak ada perbedaan rata-rata return untuk perusahaan yang
masuk dalam kategori CGPI dan non-CGPI. Informasi akan
keanggotaan CGPI bukan merupakan faktor penting yang berpengaruh
terhadap keputusan investasi investor, sehingga pasar tidak bereaksi
terhadap pengumuman tersebut.
B. Keterbatasan
1. Penelitian ini belum dapat membuktikan pengaruh EVA terhadap
return saham. Penelitian ini juga tidak menemukan adanya perbedaan
return pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception
Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception
Index (non-CGPI).
2. Model regresi dalam penelitian ini memberikan nilai adjusted R square
yang relatif rendah
yang artinya kemampuan model
dalam
menjelaskan variabel return sebagai variabel dependen rendah.
C. Saran
1. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan perusahaan lain atau
menambah sampel dan memperpanjang periode penelitian.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji variabel lain yang
diduga berpengaruh terhadap return saham seperti laba per lembar
saham atau arus kas operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Lailul L. Sifa. 2006. Reaksi Pasar Publikasi
Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX.
23-26 Agustus 2006, Padang. Hal 1-24.
Anshari, Baddarruzaman. 2004. Analisis Hubungan Struktur Modal dengan
Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perbankan. Jurnal
Ekonomi dan Manajemen Sumber Daya Vol. 5 No.1 (Juni):1-9.
Baridwan, Zaki dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi antara Economic Value
Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas
terhadap Harga Saham. TEMA Vol III No. 02 (September):133-149.
Darmawati, Deni. 2006. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Faktor
Regulasi terhadap Kualitas Implementasi Corporate governance. SNA
IX : Ikatan Akuntansi Indonesia.
Darmawati, Deni. 2004. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. 2-3 Desember 2004,
Denpasar, Bali. Hal. 391-407.
Dewi, Saptorini Kartika. 2004. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan
Rasio Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1 Universitas Sebelas
Maret.
Dwitayanti, Yevi. 2005. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA)
terhadap Market Value Added (MVA) pada Industri Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta . JMK. Vol. 3 No. 1 (Maret):59-73.
F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Buku 1, Edisi 8. Penerbit Erlangga.
F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Buku 1, Edisi 10. Penerbit Salemba Empat.
Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance
Dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan. Simposium
Nasional Akuntansi VIII. 15-16 September 2005. Solo. Hal:238-247.
Jogiyanto. 2000. Teori Portfolio dan Analisis Investasi dan Manajemen
Portofolio. Edisi Kedua. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Lina A, Dewi. 2004. Analisis Pengaruh Trading Volume dan Variance Return
Saham terhadap Bid-Ask Spread Saham Perusahaan LQ-45 Periode
2001- 2002. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.
Meriewaty, Dian dan Astuti Yuli Setyani. 2005. Analisis Rasio Keuangan
Terhadap Perubahan Kinerja Pada Perusahaan Di Industri Food and
Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional
Akuntansi VIII. 15-16 September 2005, Solo. Hal:277-287.
Nur Rohmah, Sholikhah dan Rina Trisnawati. 2004. Pengaruh Economic
Value Added Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return
Pemegang Saham Perusahaan Rokok: Studi Pada Bursa Efek Jakarta.
Empirika, Vol. 17 No. 1, Juni 2004. Hal 64-78.
Putro, Sasmito Adi. 2007. Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja dengan
Konsep Konvensional dan Konsep Valued Based Terhadap Rate Of
Return pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Available
on line at www. uii.ac.id.
Rahayu, Mariana Sri. 2007. Analisis Pengaruh Eva Dan Mva Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.
Available on line at www. uii.ac.id.
Silveira and Alex Barros. 2007. Corporave Governance And Firm Value In
Brazil. Available online at www.ssrn.com.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Sunarto. 2003. Corporate Governance dan Kinerja Saham. Fokus Ekonomi.
Vol. 2, No. 3. Hal. 240-257.
Sartono, Agus dan Kusdhianto Setiawan. 1999. Adakah Pengaruh ‘EVA’
terhadap Nilai Perusahaan dan Kemakmuran Pemegang Saham pada
Perusahaan Publik. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14
No.4:124-136.
Syakhroza, Akhmad. 2003. Teori Corporate Governance. Usahawan No. 08
Th.XXXII. Agustus: 19-25.
Tam, On Kit and Monica Guo-Sze Tan. 2007. Ownership, Governance and
Firm Performance in Malaysia. Journal compilation @ Blackwell
Publishing Ltd. Volume 15 Number 2. Hal:208-222.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta : BPFE UGM.
Veronica N.P. Siregar, Sylvia dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance
Terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management). Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 9. No. 3. (September) 2006: 365-378.
Wardhani, Ratna. 2006. Mekanisme Corporate governance dalam Perusahaan
yang Mengalami Masalah Keuangan. SNA 9 : Ikatan Akuntansi
Indonesia.
Wibowo, Lucky Bani. 2005. Pengaruh Economic Value Added Dan
Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham.
Available on line at www. uii.ac.id.
Zulfikar. 2006. Analisis Good Corporate Governance di Sektor Manufaktur:
Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Return on Assets,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Pasar Perusahaan. Vol. 10,
No. 2, Desember 2006. Hal:130-141. Benefit.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PERUSAHAAN SAMPEL
PESERTA CGPI ( CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX )
Peserta CGPI Tahun 2007
No.
Code
Name
EVA
2007
ROE
RETURN
SAHAM
2007
2007
1
ADHI
Adhi Karya
32353589057
8.79
5
2
BMRI
Bank Mandiri
4.23666E+12
14.86
20.69
3
ASGR
Astra Graphari
95710364782
22.95
25
4
CMNP
Citra Marga Nusaphala Persada
4.10936E+12
22.89
33.33
5
NISP
Bank NISP
2.48404E+11
7.42
5.88
6
BLTA
Berlian Laju Tanker
4.10936E+12
22.89
52.3
7
ISAT
Indosat
9.25007E+11
12.34
28.15
8
ELSA
Elnusa
3393076000
10.83
18.43
9
PJAA
Pembangunan Jaya Ancol
7.79164E+11
17.31
26.36
10
UNTR
United Tractor
2.62648E+11
26.04
24
11
BFIN
BFI Finance
4.13086E+11
16.64
26.23
12
ANTM
Aneka Tambang
29625282809
58.57
55
13
BNGA
Bank Niaga
3.46394E+11
14.81
2.17
14
ELTY
Bakrieland Development
9.51811E+11
13.54
21.79
15
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam
3.01239E+12
27.16
24.04
16
Persero KRKS
PT Krakatau Steel
1.37482E+12
7.56
15
17
BPPA
PT Bank Pembangunan Papua
1.76739E+11
28.07
24
18
BDKI
PT Bank DKI
4.81021E+11
14
28.57
19
Persero PI II
PT Pelabuhan Indonesia II
4.95594E+11
17.85
20
20
WIKA
PT Wijaya Karya
2.79278E+11
10
23.52
21
Persero JSTK
PT Jamsostek
6.75518E+11
24.83
16
22
Persero AP II
PT Angkasa Pura II
31384961480
13
12.5
LAMPIRAN 1
PERUSAHAAN SAMPEL
(LANJUTAN)
PESERTA NON - CGPI ( CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX )
Peserta CGPI Tahun 2007
No.
Code
Name
1
ASII
Astra Internasional
2
BBRI
3
EVA
ROE
RETURN SAHAM
2007
2007
2007
1.2412E+13
20
73.89
Bank Rakyat Indonesia
9.21202E+13
24.89
43.69
BNBR
Bakrie and Brothers
1.08811E+12
7.62
12
4
BNII
Bank Internasional Indonesia
-4.51744E+14
7.58
18.75
5
PNBN
Panin Bank
-6.50695E+13
11.36
17.24
6
BDMN
Bank Danamon
8.24889E+14
19.54
18.52
7
KIJA
Kawasan Industri JABABEKA
1.69818E+11
29.51
48.39
8
UNSP
Bakrie Sumatra
3.22144E+12
8.66
13.45
9
TLKM
Telekomunikasi Indonesia
3.39468E+13
38.1
24
10
KLBF
Kalbe Farma
3.7903E+12
20.84
35
11
AALI
Astra Agro Lestari
2.75124E+12
48.6
12.22
12
BBCA
Bank Central Asia
2.47562E+15
21.96
40.38
13
ENRG
Energi Mega
6.64342E+11
3.45
18.65
14
BUMI
Bumi Resources
1.66434E+15
70.32
56.23
15
INCO
Internasional Nickel
7.58046E+12
84.6
21.05
16
INDF
Indofood Sukses Makmur
8.20939E+11
13.76
90.74
17
INKP
Indah Kiat Pulp and Paper
13681216970
4.71
0
18
PGAS
Perusahaan Gas Negara
1.02106E+13
0
32.33
19
SMCB
Semen Cibinong
6.03076E+12
7.5
16.12
20
LSIP
London Plantation
2.21347E+12
24.36
61.36
21
GJTL
Gajah Tunggal
1.84929E+11
3.81
5
22
GGRM
Gudang Garam
3.7034E+12
6.03
10
23
CTRS
Ciputra Surya
1.13794E+13
13.64
8
24
APEX
Apexindo Pratama Duta Tbk
2.88109E+15
0
10.8
25
POLY
Polysindo Eka Perkasa Tbk
4.46914E+14
15
10
26
SCCO
Sucaco Tbk
2.83428E+13
15
12
27
MEDC
Medco Tbk
3.39272E+14
1
2.13
28
INDR
Indorama Synthetic
3.42127E+13
42
26
29
HDTX
Panasia Indosyntex
2.77447E+13
68
25
30
TBLK
Tunas Baru Lampung
2.91948E+15
44.4
41
LAMPIRAN 2
STATISTIK DESKRIPTIF
DAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
LAMPIRAN 2
STATISTIK DESKRIPTIF
DAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
(LANJUTAN)
LAMPIRAN 3
UJI NORMALITAS DATA
LAMPIRAN 4
UJI REGRESI
LAMPIRAN 5
UJI REGRESI
(LANJUTAN)
Residuals Statistics(a)
Predicted Value
Minimum
17.7158
Maximum
46.4425
Mean
25.2287
Std. Deviation
6.49806
-1.156
3.265
.000
1.000
52
2.555
10.694
3.724
2.046
52
17.0168
55.9871
25.4677
7.09879
52
-25.39654
68.36926
.00000
17.30010
52
-1.439
3.874
.000
.980
52
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
N
52
-1.688
3.920
-.006
1.007
52
-34.94107
70.02277
-.23893
18.35241
52
-1.721
4.683
.015
1.086
52
Mahal. Distance
.088
17.743
1.962
4.082
52
Cook's Distance
.000
.357
.022
.056
52
Centered Leverage Value
.002
.348
.038
.080
52
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
a Dependent Variable: RETURN
LAMPIRAN 5
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Scatterplot
Dependent Variable: RETURN
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
3
4
LAMPIRAN 6
HASIL UJI BEDA (T-TEST)
LAMPIRAN 7
UJI AUTOKORELASI
DENGAN RUN TEST
Runs Test
Test Value(a)
Unstandardize
d Residual
-3.08677
Cases < Test Value
26
Cases >= Test Value
26
Total Cases
52
Number of Runs
28
Z
.280
Asymp. Sig. (2-tailed)
.779
a Median
Download