ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NON PESERTA CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : RAHMADTULLOH NUGROHO HADIWIBOWO NIM. F 1306599 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING Skripsi Dengan Judul: ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NON-PESERTA CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) Surakarta, Juli 2009 Disetujui dan Diterima oleh Pembimbing, ( Sri Suranta, S.E, Msi, Ak ) NIP. 19720305 199702 1 001 HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Juli 2009 Tim Penguji Skripsi 1. Djoko Suhardjanto, Drs, M.com, Ak, Ph.D NIP. 19630203 198903 1 006 (………………..…….) 2. Sri Suranta, S.E, M.si, Ak NIP. 19720305 199702 1 001 (………………..…….) 3. Santoso Tri Hananto, Drs, S.E, M.Si, Ak (………………..…….) NIP. 19690924 199402 1 001 Ketua Pembimbing Anggota MOTTO “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Dia (Allah) akan menjadikan (Menunjukkan) baginya jalan keluar, kemudian memberinya rezeki dari sumber yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah Niscahya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (At-Thalaq: -4) “Bahwasanya Nabi s.a.w berkata : Seorang hamba yang dikaruniai Allah harta dan ilmu, maka dia berusaha dengan karunia itu memperkuat tagwa kepada Tuhannya; menghubungkan silaturrahmi-nya dengan yang lain dan berbuat amal yang benar (hak) karena Allah s.w.t., maka hal ini adalah kedudukan yang amat mulia.”(riwayat Tirmizi dari Abi Kabsyah al Anshari). Persembahan Karya sederhana ini penulis persembahkan teruntuk : ALLAH SWT untuk semua kemudahan dan kenikmatan yang telah dilimpahkan Kedua Orang tua dan Keluarga besarku Untuk Langkah Hidupku dan Masa Depanku Yang Menanti Untuk Semua Perjuangan Hidup KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Peserta Dan Non-Peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ” ini dengan baik. Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun material, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberikan ijin penelitian dan pemberian ilmunya baik akademis maupun non akademis. 2. Bapak Jaka Winarna, SE, M.Si Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberi ijin atas terlaksananya penelitian. 3. Ibu Dra. Falikhatun, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberikan ijin penelitian. 4. Bapak Sri Suranta, SE, Msi, Ak selaku pembimbing skripsi yang di sela– sela kesibukannya telah memberikan bimbingan dan arahan sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 5. Mbak Emi di Pojok BEI UNS, terima kasih atas data-data yang sudah berkenan membantu menyediakan dan waktu untuk konsultasinya. 6. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Ekonomi UNS, terima kasih atas segala bimbingan selama penulis menempuh studi. 7. Kedua Orang Tua, atas segala pengorbanan, doa dan kasih sayang yang tiada pernah putus, Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kalian, serta memberikan ampunan-Nya di akhirat kelak. 8. Keluarga Besarku, Kakak-kakakku, dan Adikku. Ayo sudah saatnya kita harus segera bangkit dan semangat untuk buktikan pada dunia kalau kita memang ‘bisa’. 9. Untuk Arttika Rahma Sari yang selalu menemani, membantu dan mendukungku buat selesainya skripsi ini & makasih banget buat perhatiannya. 10. Sahabat-sahabat kampus, yang g bisa disebutin satu-persatu. 11. Pembimbing keduaku, Myok. Makasih banget bantuannya, atas saransaran dan bimbingannya. 12. Temen-temen Putra Bengkulu, terima kasih atas kebersamaannya dalam sehari-hari. 13. Temen-temen satu bimbingan. 14. Kepada semua pihak yang belum tertulis yang telah membantu penulis selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan. Semoga skipsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan umumnya kepada kita sekalian. Akhirnya kepada semua pihak yang sudah membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi ini semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Surakarta, Juli 2009 Penulis Rahmadtulloh Nugroho Hadiwibowo NIM. F 1306599 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. . 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... . 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. . 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. . 7 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ . 8 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... . 9 A. Pasar Modal .......................................................................................... . 9 1. Pengertian Pasar Modal ............................................................. . 9 2. Manfaat Pasar Modal ................................................................. . 9 B. Kinerja Keuangan .................................................................................. . 11 C. Economic Value Added (EVA) ............................................................. . 14 D. Return Saham ........................................................................................ . 17 E. Corporate Governance Perception Index (CGPI) .................................. 20 F. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 22 G. Kerangka Teoritis ................................................................................... 25 H. Hipotesis .................................................................................................. 26 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... . 31 A. Desain Penelitian.................................................................................... . 31 B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ . 31 C. Variabel dan Pengukurannya ................................................................. . 31 D. Sumber Data ........................................................................................... 35 E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 36 F. Metode Analisis Regresi........................................................................... 37 1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 37 2. Uji Normalitas Data ...................................................................... 37 3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 37 a). Uji Multikolinearitas................................................................ 38 b). Uji Autokorelasi....................................................................... 38 c). Uji Heteroskedastisitas............................................................. 39 4. Analisis Regresi Linier Berganda.................................................. 39 a). Koefisien Determinasi.............................................................. 40 b). Pengujian Koefisien Regresi Bersama-sama (Nilai F)............ 40 c). Pengujian Koefisien Secara Individual (Nilai t)...................... 41 5. Uji Beda T-tests............................................................................. 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ . 42 A. Hasil Pengumpulan Data ....................................................................... . 42 B. Statistik Deskriptif ................................................................................ . 43 C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. . 45 1. Uji Normalitas Data .................................................................... 45 2. Uji Multikolinearitas ................................................................. ..45 3. Uji Autokorelasi .......................................................................... 46 4. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 47 D. Uji Hipotesis .......................................................................................... . 49 1. Uji Regresi Linier Berganda.......................................................... 49 a). Koefisien Determinasi.............................................................. 49 b). Nilai F (ANOVA) .................................................................. 49 c). Nilai t Regresi ......................................................................... 50 2. Uji Beda (T-test)............................................................................ 51 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................... . 53 A. Kesimpulan ........................................................................................... . 53 B. Keterbatasan dan Saran.......................................................................... . 54 C. Keterbatasan dan Saran.......................................................................... . 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL TABEL Halaman IV.1 Hasil Pengambilan Sampel ...................................................................... 42 IV.2 Statistik Deskriptif ................................................................................... 43 IV.3 Pearson Correlation ...................................................................................44 IV.4 Rank Spearmen Correlation ...................................................................... 44 IV.5 Uji Normalitas Data .................................................................................. 45 IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 46 IV.8 Hasil Uji Durbin Watson ........................................................................ 46 IV.9 Hasil Autokorelasi dengan Run Test........................................................ 47 IV.10 Hasil Nilai Signifikansi F ....................................................................... 50 IV.11 Hasil Nilai t Regresi................................................................................. 50 IV.11 Hasil Uji Beda (T-test) ............................................................................ 52 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman II.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................... 26 IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 48 ABSTRAKSI Rahmadtulloh Nugroho Hadiwibowo NIM. F 1306599 ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NON-PESERTA CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan peserta dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam perusahaan peserta dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2007. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang digunakan sebagai sampel sebanyak 22 perusahaan sedangkan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) diambil 30 sebagai sampel. Hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linier berganda dan t test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1). Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, 2). Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap return saham, 3). Tidak ada perbedaan return saham pada perusahaan peserta dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). Kata kunci : Economic Value Added, Return on Investment, Return on Equity, Corporate Governance Perception Index (CGPI), return saham. ABSTRACT Rahmadtulloh Nugroho Hadiwibowo NIM. F 1306599 ANALYSE THE INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK RETURN AT COMPANY PARTICIPANT AND NON-PARTICIPANT CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) The purpose of this research is to examine the effect of Economic Value Added (EVA), Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE) to stock return at corparate participant and non-participant Corporate Governance Perception Index (CGPI) at Indonesian Stock Exchange. Population at this research are company that record as member of participant and non-participant Corporate Governance Perception Index (CGPI) at 2007. Sample taken by purposive sampling methods with 22 company participant Corporate Governance Perception Index (CGPI) and 30 company non-participant Corporate Governance Perception Index (CGPI) as sample. Hypothesis tested by multiple regression and t test. Result of this research show that 1). Economic Value Added (EVA) had no significant influence to stock return. 2). Return on Equity (ROE) had no significant influence to stock return. 3). No difference stock return between participant and non-participant of CGPI. Keyword : Economic Value Added, Return on Investment, Return on Equity, Corporate Governance Perception Index (CGPI), stock return. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Para pemilik modal harus diperhatikan oleh perusahaan dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan tersebut, nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi–fungsi keuangan. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Penilaian terhadap perusahaan atas kemampuannya dalam mengelola perusahaan dapat dilakukan dengan melihat pada kinerja perusahaan tersebut. Apabila kinerja perusahaan meningkat, pasar modal akan bereaksi dengan meningkatnya harga saham perusahaan. Harga saham akan berpengaruh terhadap return yang diperoleh pemegang saham (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Amilia dan Sifa (2006) menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Apabila manajer perusahaan melakukan tindakan yang mementingkan diri sendiri, maka akan jatuh harapan investor untuk memperoleh return atas investasinya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah mekanisme perlindungan terhadap hak pemegang saham. Salah satu upaya untuk melindungi haknya, pemegang saham menekan manajemen untuk menerapkan corporate governance dengan baik. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Isu mengenai corporate governanace ini mulai muncul di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter tahun 1998 (Wardhani, 2006). Banyak pihak yang berpendapat bahwa lambatnya kondisi perbaikan ekonomi disebabkan sangat lemahya penerapan corporate governance, maka dari itu baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang signifikan terhadap praktek corporate governance. Darmawati (2006) menyatakan bahwa di Indonesia, pemeringkatan penerapan corporate governance oleh suatu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), telah dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) secara berkelanjutan setiap tahun sejak tahun 2001 melalui Corporate Governance Perception Index (CGPI). Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu pemeringkatan corporate governance yang dilakukan majalah SWA dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) berdasarkan 7 (tujuh) kriteria yaitu: (1) komitmen perseroan terhadap corporate governance, hal ini menjelaskan sejauh mana perseroan menaruh perhatian terhadap semangat GCG, (2) pelaksanaan RUPS dan perlakuan terhadap minority shareholders, mencakup ketepatan waktu pelaksanaan RUPS dan adanya jaminan perlindungan hak pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas, (3) dewan komisaris, dimilikinya dewan komisaris yang kompeten dibidangnya serta seberapa optimal peran dan tanggung jawab mereka dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik, (4) struktur direksi, dimilikinya direksi yang kompeten dibidangnya serta bagaimana peran dan tanggung jawab direksi dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik, (5) hubungan dengan stakeholder, bagaimana hubungan dan tanggung jawab perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, (6) transparansi dan akuntabilitas, mewajibkan adanya informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas, dapat diperbandingkan terutama menyangkut masalah keuangan, pengelolaan dan kepemilikan perusahaan, (7) tanggapan terhadap penelitian IICG, sejauh mana keseriusan responden untuk mengikuti penelitian ini. Majalah SWA dan Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) bahkan berencana menjadikan indeks ini sebagai indikator (benchmark) yang akan selalu menjadi pegangan investor. Penerapan corporate governance dalam sebuah perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan (Amilia dan Sifa, 2006). Wibowo (2005) menyatakan bahwa salah satu indikator untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa rasio keuangan, yaitu berdasarkan ROI (Return on Investment), EPS (Earning Per Share), ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity). Namun pada dasarnya indikator utama pada rasiorasio tersebut adalah sama yaitu laba. Berdasarkan bermacam jenis penggolongan rasio-rasio dalam berbagai literatur keuangan menunjukkan adanya pengelompokan rasio-rasio profitabilitas secara tersendiri. Rasio profitabilitas dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja perusahaan dengan menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan manajemen utang terhadap hasil operasi. Terkait profitabilitas yang berhubungan dengan investasi, Brigham dalam Baridwan dan Legowo (2000) membedakan tiga jenis rasio yang biasa digunakan adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Return on Investment (ROI). Namun demikian, pengukuran dengan menggunakan metode tersebut memiliki kelemahan di antaranya pengukuran tersebut lebih menitikberatkan pada maksimalisasi rasio laba daripada jumlah laba absolut, serta kurang mendorong manajer untuk menambah investasi (Dwitayanti, 2005). Rahayu (2007) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Agar kelemahan tersebut dapat teratasi, dikembangkanlah suatu konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added), EVA atau nilai tambah ekonomis merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekspektasi penyandang dana. Tidak seperti ukuran kinerja konvensional, konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisis perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat analisis kecenderungan (trend). EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. EVA yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA berusaha mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan memperhatikan biaya modal yang meningkat, karena biaya modal menggambarkan risiko perusahaan. Metode EVA akan sesuai dengan kepentingan para investor. EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi dan digunakan sebagai alat ukur kinerja. Rumusan sederhana dari EVA yang perlu dipahami adalah jika EVA lebih besar dari satu maka berarti ada nilai tambah ekonomi terhadap perusahaan selama operasionalnya. Apabila EVA sama besarnya dengan nol berarti perusahaan berada pada kondisi impas selama operasionalnya, dan apabila EVA berada di bawah nol berarti kinerja operasional perusahaan gagal memenuhi harapan atas tingkat pengembalian pada para investor (Nur Rohmah, 2004). Lehn dan Makhija dalam Nur Rohmah (2004) meneliti kaitan antara berbagai pengukur kinerja seperti EVA, Return on assets (ROA), dan Return on equity (ROE) dengan tingkat pengembalian saham (stock return) yang secara umum dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja perusahaan. Dalam penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa dibandingkan dengan pengukuran lainnya, EVA mempunyai hubungan yang paling erat dengan tingkat pengembalian saham. Dengan semakin pentingnya isu mengenai corporate governance membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh rasio profitabilitas dan EVA terhadap return saham dengan mempertimbangkan aspek keanggotaan sebuah perusahaan dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI). Mengacu pada Amilia dan Sifa (2006) penulis menduga akan ada reaksi pasar terhadap perusahaan yang masuk dalam kategori CGPI dan non-CGPI. Hal ini didasari pemikiran bahwa perusahaan yang masuk dalam kategori CGPI memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang tidak masuk dalam kategori CGPI. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah selain penulis melakukan regresi antara variabel kinerja perusahaan dan return saham, penulis juga melakukan uji beda terhadap return saham dengan kategori CGPI dan non-CGPI. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PESERTA DAN NONPESERTA (CGPI)” CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX B. PERUMUSAN MASALAH Mengacu pada latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka perumusan masalah dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Apakah kinerja keuangan Economic value added (EVA) dan Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate governance perception index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate governance perception index (CGPI)? 2. Apakah terdapat perbedaan return saham pada perusahaan peserta Corporate governance perception index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate governance perception index (CGPI)? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memperoleh bukti empiris pengaruh kinerja keuangan Economic value added (EVA) dan Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI)? 2. Memberikan bukti empiris tentang perbedaan return apakah terdapat perbedaan return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak seperti sebagai berikut ini: 1. Bagi Investor Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan keyakinan dalam menilai perusahaan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum menginvestasikan dananya dengan menggunakan rasio profitabilitas seperti Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) sebagai pengukur kinerja perusahaan dan dapat mengetahui perusahaan mana yang layak diinvestasikan dananya. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian digunakan sebagai acuan untuk memaksimalkan kesejahteraan karyawan dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur kinerja karyawan. Selain itu dapat digunakan bahan pertimbangan perusahaan untuk lebih menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG). 3. Bagi penelitian berikutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya, terutama penelitian yang tertarik pada topik kinerja keuangan pada perusahaan Corporate Governance Perception Index (CGPI). BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001). Pasar modal memiliki peran yang penting bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha. Pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi para investor dalam dan luar negeri. Manfaat pasar modal (Sartono, 2001: 38-40) adalah: a. Bagi Emiten Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat bagi emiten memberikan banyak manfaat. Dalam kondisi dimana debt to equity ratio perusahaan tetap tinggi maka akan sulit menarik pinjaman baru dari bank, oleh karena itu pasar modal menjadi alternatif lain. Adapun manfaat bagi emiten adalah: 1. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana. 2. Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat bebas (mempunyai keleluasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan. 3. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil. 4. Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar daripada harga nominal emisi saham. 5. Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen meningkat. b. Bagi Pemodal / Investor Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pemodal (investor). Bagi investor, investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli instrumen pasar modal seperti saham, obligasi ataupun sekuritas kredit. Investasi di pasar modal juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan investasi pada sektor perbankan. Melalui pasar modal investor dapat memilih berbagai jenis efek yang diinginkan. Adapun manfaat pasar modal bagi investor adalah : 1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain. 2. Sebagai pemegang saham investor akan memperoleh deviden, dan sebagai pemegang obligasi investor akan memperoleh bunga tetap setiap tahun. 3. Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi. 4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari saham A ke saham B sehingga dapat mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan. 5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan. c. Bagi Lembaga Penunjang Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidang masing-masing. Keberhasilan pasar modal tidak terlepas dari peran lembaga penunjang. Manfaat lain adalah dari berkembangnya pasar modal adalah munculnya lembaga penunjang baru sehingga makin bervariasi, likuiditas efek semakin tinggi. d. Bagi Pemerintah Bagi pemerintah perkembangan pasar modal merupakan alternatif lain sebagai sumber pembiayaan pembangunan selain dari sektor perbankan dan tabungan pemerintah. Pembangunan yang semakin pesat memerlukan dana yang semakin besar pula, untuk itu perlu dimanfaatkan potensi dana masyarakat. B. Kinerja Keuanngan Putro (2007) menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan. Pada dasarnya pengukuran kinerja merupakan pengukuran perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang telah diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan dari pengukuran kinerja itu sendiri adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Pengukuran kinerja manajemen merupakan ukuran efisiensi dan keefektifan seorang manajer, yaitu bagaimana dia menentukan dan mencapai obyektivitas yang memadai. Pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan pada akhirnya tidak terlepas dari keterkaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama, yaitu untuk meningkatkan nilai yang dimiliki perusahaan. Menurut Dewi (2004) untuk melakukan penilaian kinerja keuangan dalam perusahaan dapat dilihat melalui 2 sudut pandang, yaitu: 1. Sudut pandang financial Adalah pengukuran kinerja dari aspek-aspek financial perusahaan seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. 2. Sudut pandang non financial Adalah pengukuran kinerja dari aspek-aspek non financial perusahaan seperti kepuasan pelanggan, inovasi produk, dan pengembangan perusahaan. Dari aspek-aspek pengukuran tersebut yang paling penting adalah pengukuran dilihat dari aspek keuangan. Pengukuran kinerja keuangan ini penting karena dengan kinerja ini para manajer mendapatkan informasi yang akan digunakan dalam menentukan ukuran keuangan perusahaan guna mengambil keputusan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur menggunakan berbagai rasio keuangan. Informasi tentang posisi keuangan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan (Brigham dan Houston, 2001). Rahayu (2007) menyatakan bahwa pendekatan yang populer untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah dengan mengevaluasi data akuntansi berupa laporan keuangan, hal itu disebabkan karena laporan keuangan disusun berdasarkan standar penyusunan laporan keuangan dan diterapkan secara meluas oleh perusahaan-perusahaan. Untuk mengevaluasi data akuntansi kita dapat gunakan rasio-rasio financial. Penelitian ini lebih berfokus pada rasio profitabilitas karena berkaitan langsung dengan laba perusahaan sebagai indikator kinerja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan perusahaan. Penulis menilai rasio ini tepat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan karena rasio ini membandingkan antara laba yang diperoleh dengan modal perusahaan. Putro (2007) menyatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang bermanfaat bagi pemegang saham, dan ukurannya adalah pencapaian angka ROE. Oleh karena itu ROE yang semakin besar, juga akan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Return on Equity (ROE) adalah rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE merupakan alternatif alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. ROE mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan berdasarkan ukuran modal tertentu. ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Wibowo (2005) menyatakan bahwa Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. C. Economic Value Added (EVA) Putro (2007) menyatakan bahwa penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROI (Return on Investment), ROE (Return on Equity), dan ROA (Return on Asset) memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan resiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya (laba perusahaan) sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan nilai perusahaan atau tidak. Nilai sebuah perusahaan itu sendiri merupakan acuan bagi para investor dalam melakukan investasi pada perusahaan karena penting bagi investor untuk melihat seberapa besar nilai perusahaan, yang nanti akan menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Maka dipakailah konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) untuk mengatasi kelemahan tersebut yang mana EVA (Economic Value Added) mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan biaya modal (cost of capital), dimana biaya modal mencerminkan tingkat risiko perusahaan. Hal tersebut membuat penulis menggunakan EVA sebagai proksi kinerja keuangan perusahaan. EVA dapat didefinisikan sebagai keuntungan operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya modal atau dengan kata lain EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (residual income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi (Mirza, 1997). Rumus dasar EVA adalah sebagai berikut : EVA =Laba operasi setelah pajak – Biaya modal setelah pajak =EBIT (1- Tarif pajak) – (Total Modal) (Biaya modal setelah pajak) Total modal mencakup utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal, termasuk modal ekuitas, dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan modal ekuitas (Brigham dan Houston, 2001). Penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya. EVA secara eksplisit memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dan mengakui bahwa karena lebih tingginya risiko yang dihadapi pemilik ekuitas besarnya tingkat biaya modal adalah lebih tinggi daripada tingkat biaya modal atas hutang. Kenyataan ini sering diabaikan oleh banyak perusahaan dewasa ini karena banyak yang menganggap bahwa dana ekuitas yang diperoleh dari pasar modal adalah dana murah yang tidak perlu dikompensasikan dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Anggapan bahwa dana ekuitas adalah dana murah antara lain karena tidak diperhitungkannya biaya modal atas ekuitas di Laporan Rugi-Laba sehingga seolah-olah dana ekuitas tersebut adalah gratis (Utama, 1997). Trinugroho (2005) menyatakan sebagai konsep baru dalam pengukuran kinerja perusahaan, EVA memiliki beberapa keunggulan yaitu: 1. EVA memfokuskan penilaian kinerja pada penciptaan nilai (value creation) sehingga membuat manajer berpikir dan bertindak seperti pemegang saham. 2. EVA mempertimbangkan adanya biaya modal, sehingga tidak memberikan kesimpulan yang misleading. 3. EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri, sebagaimana konsep penilaian dengan dasar angka rasio. 4. EVA secara eksplisit memasukkan biaya modal ekuitas perusahaan untuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modalnya. Disamping memiliki keunggulan, EVA juga memiliki kelemahan (Trinugroho, 2005) yaitu: 1. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu saja. Padahal nilai perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan, sehingga bisa saja suatu perusahaan mempunyai EVA nilai positif pada periode tertentu tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA di masa lalunya negatif. 2. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini sulit dilakukan dengan tepat, sehingga belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Rahayu (2007) menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) menghasilkan nilai positif dengan tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi dari tingkat biaya modal, hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai (create value) yang tujuannya memaksimalkan nilai perusahaan, sebaliknya jika Economic Value Added (EVA) menghasilkan nilai negatif berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari yang diinginkan investor. D. Return Saham Return adalah hasil yang diperoleh atas investasi yang kita lakukan. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001). Menurut Hartono (2001) return dapat berupa: 1. Return realisasi (realized return) Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dapat dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang. 2. Return ekspektasi (expected return) Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Dalam melakukan investasi, investor akan memperkirakan berapa tingkat penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk suatu periode tertentu di masa datang. Namun, belum tentu tingkat penghasilan yang terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang diharapkan. Rahayu (2007) menyatakan bahwa harga pasar saham adalah market clearing prices yang ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Harga pasar saham memberikan ukuran yang objektif tentang nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karenanya, harga saham memberikan indikasi penambahan harapan pemodal sebagai akibat perubahan kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Harga saham yang tersedia dibayar oleh investor mencerminkan arus kas bersih yang diharapkan setelah mempertimbangkan waktu dan risiko investasi. Nilai sebuah saham terkait erat dengan perkiraan prestasi perusahaan di masa depan. Kinerja keuangan dapat digunakan sebagai input untuk membayar return (tingkat pengembalian) yang diperoleh sebagai akibat investasi pada saham. Wibowo (2005) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dari sini permasalahannya menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Apabila investor menilai positif kinerja perusahaan, maka pasar akan bereaksi terhadap meningkatnya harga saham perusahaan yang berarti juga peningkatan return bagi pemegang saham perusahaan. Return yang tinggi menunjukkan penilai yang tinggi dari investor terhadap perusahaan. Silveira dan Barros (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai apresiasi atau penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Investor yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham yang tinggi menyebabkan harga saham meningkat, sehingga dapat kita simpulkan bahwa harga saham yang meningkat menunjukkan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham, pemegang saham akan mendapatkan keuntungan melalui capital gains. Aspek utama yang menyebabkan investor memberikan nilai lebih terhadap perusahaan adalah kinerja perusahan yang tercermin dalam angka laba. Secara umum investor menilai laba yang tinggi menunjukkan prospek yang baik di masa depan. Laba yang tinggi menunjukan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan perusahaan. Namun demikian, investor tidak semata-mata menilai angka laba yang dilaporkan perusahaan, namun juga menilai bagaimana laba itu dilaporkan (secara prinsip akuntansi) dan bagaimana tata kelola perusahaan (corporate governance) sehingga dapat menghasilkan angka laba yang seperi tercantum dalam laporan keuangan. E. Corporate Governance Perception Index (CGPI) Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah suatu survey yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). CGPI ini telah melakukan survey sejak tahun 2001. GCG merupakan bentuk pengelolaan perusahaan yang baik, di dalamnya tercakup suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham (publik) sebagai pemilik dan kreditur sebagai penyandang dana ekstern (Sukamulja, 2004). Metoda penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan CGPI pun dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan diantaranya: 1. Pada tahun 2005, kriteria penilaian meliputi self assessment, penilaian kualitatif meliputi observasi, wawancara dan konfirmasi dokumen. 2. Pada tahun 2006, kriteria penilaian meliputi self assessment, penilaian makalah, observasi, wawancara dan konfirmasi dokumen. 3. Pada tahun 2007, kriteria penilaian meliputi self assessment, penilaian makalah, observasi, wawancara dan verifikasi kelengkapan dokumennya. Menurut Djatmiko (2004) manfaat yang didapat perusahaan dengan menerapkan GCG diantaranya: 1. Investor, mitra bisnis, dan kreditur akan lebih percaya kepada perusahaan yang menerapkan GCG. 2. Kerja perusahaan akan lebih lincah karena adanya pembagian tugas serta kewenangan yang jelas. 3. Perimbangan kekuatan diantara struktur internal perusahaan yakni direksi, komisaris, komite audit, dan sebagainya membuat pengambilan keputusan menjadi lebih akuntabel dan lebih hati-hati. King Committee dalam Sukamulja (2004) menyatakan lingkungan yang dibutuhkan agar GCG dapat secara nyata diterapkan adalah : 1. Corporate dicipline, merupakan komitmen manajemen senior suatu perusahaan untuk bertindak benar dan pantas serta sadar untuk mendasarkan diri pada tata kelola good governance. 2. Transparency, kemudahan pihak luar untuk menganalisis tindakan perusahaan baik dalam aspek fundamental ekonomi ataupun pada aspek non keuangan. 3. Independence, kondisi ini diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh seorang CEO atau para pemegang saham mayoritas. 4. Accountability, individu/kelompok sebuah perusahaan dalam membuat keputusan harus bersikap akuntabilitas baik untuk keputusan/tindakannya. 5. Responsibility, bertanggung jawab atas perilaku, melakukan tindakan korektif, dan menindak adanya mismanagement. 6. Fairness, sistem yang dibangun harus seimbang untuk semua pihakpihak di dalam perusahaan untuk sekarang maupun untuk yang akan datang. 7. Social responsibility, perusahaan yang baik dikelola secara baik akan memperhatikan dan memberikan respon terhadap isu-isu sosial dan memberikan porsi yang seimbang dengan standar etika. F. Penelitian Terdahulu Dodd dalam Sunarto (2003) menemukan bahwa return saham dan EVA per saham berkorelasi cukup signifikan, namun mereka juga mengemukakan bahwa EVA bukanlah satu-satunya pengukur kinerja yang dapat dikaitkan dengan return saham. Hampir 80 persen dari return saham 566 perusahaan dalam sampelnya tidak dapat diterangkan dengan EVA. ROA masih dianggap lebih baik dan berkorelasi sedikit lebih tinggi daripada EVA, sedangkan EPS hanya mampu menerangkan variasi return saham 5,7 persen saja. Lehn dan Makhija dalam Nur Rohmah (2004) yang meneliti kaitan antara pengukur kinerja perusahaan dengan stock return dari 241 perusahaan di Amerika Serikat pada tahun 1987-1993. Lehn dan Makhija menggunakan pengukur kinerja seperti ROE, ROS, dan EVA. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa semua pengukur kinerja tersebut menunjukkan hubungan yang positif dengan stock return, tetapi ternyata hubungan EVA dengan stock return memiliki hubungan yang lebih erat dibandingkan dengan pengukuran lainnya. O’Byrne dalam Dewi (2004) mengatakan bahwa berdasarkan riset yang dilakukan di pasar modal New York (NYSE), perubahan EVA dalam 5 tahun menjelaskan perubahan nilai pasar saham sebesar 74 persen sementara perubahan dalam earning pada periode yang sama hanya menjelaskan perubahan 24 persen. Untuk penelitian di Indonesia dilakukan oleh beberapa orang diantaranya Rousana (1997) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa EVA belum banyak digunakan oleh para investor (asing maupun domestik) di BEI pada periode 1990-1993, sebagai alat untuk menganalisis kinerja suatu perusahaan. Hasil korelasi antara EVA dengan MVA pada perusahaan yang tercatat di BEI tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Tidak signifikannya korelasi antara EVA dengan MVA membuktikan pasar modal di Indonesia belum efisien. Hartono dan Chendrawati dalam Baridwan (2002) mencoba menguji kembali perbedaan antara hasil temuan riset Lehn dan Makhija (1996) dan Dodd dan Chen (1996) yang dilakukan pada perusahaan yang tergabung ke dalam LQ 45. Penelitian ini menggunakan analisis regresi parsial untuk mengetahui pengaruh EVA dan ROA terhadap return saham periode 19941996. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa ROA mempunyai pengaruh (korelasi) yang signifikan baik secara cross sectional regression maupun pooled data regression daripada EVA dalam hubungannya dengan return saham, sehingga mendukung hasil temuan penelitian Dodd dan Chen (1996). Sumilir (2002) melakukan pengujian analisis pengaruh kinerja finansial terhadap return saham pada perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 1998-2001. Pengukuran kinerja finansial diproksikan dengan EPS, Leverage ratio, ROI, dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return. Sedangkan Leverage rasio, ROI, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return. Dewi (2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh EVA dan Rasio Keuangan yang diproksikan dengan ROE, ROI dan EPS terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama baik EVA maupun rasio keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham akan tetapi ketika diuji secara parsial baik EVA maupun rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Rohmah dan Trisnawati (2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh EVA dan profitabilitas perusahaan terhadap return pemegang saham pada perusahaan rokok di BEI. Profitabilitas perusahaan diukur dengan ROA, ROE, dan ROS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara bersamasama maupun secara parsial EVA dan rasio profitabilitas tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang saham. Zulfikar (2006) melakukan pengujian analisis Good Corporate Governance (GCG) di sektor manufaktur dengan menguji pengaruh penerapan GCG, ROA, dan ukuran perusahaan terhadap nilai pasar perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai pasar perusahaan. Mardhatillah (2005) menguji hubungan EVA dengan return saham pada perusahaan yang terdaftar pada peringkat Economic Value Added yang dikeluarkan majalah SWA dari tahun 2001-2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara EVA dengan return saham. G. Kerangka Teoritis Dalam melakukan investasi saham di pasar modal, investor akan mendasarkan keputusannya dengan pertimbangan kondisi internal dan kondisi eksternal perusahaan. Kondisi internal perusahaan meliputi kinerja keuangan perusahaan, pengumuman deviden, stock split, merger, sedangkan kondisi eksternal perusahaan meliputi kebijakan pemerintah, kondisi politik, kondisi ekonomi, tingkat suku bunga (Dewi, 2004). Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada kondisi internal perusahaan yaitu kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan akan tercermin pada laporan keuangan perusahaan tersebut dan dapat diukur menggunakan analisis fundamental, yaitu dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yang sering digunakan di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan adalah ROE. Metode lain yang dapat digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan adalah penggunaan konsep EVA. Hasil analisis penilaian kinerja keuangan akan mempengaruhi minat investor tentang prospek investasi yang akan dilakukan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah EVA dan rasio profitabilitas yang diproksikan dengan ROE. Sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan uji pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen baik secara bersama-sama maupun secara individual. Penelitian dilakukan untuk perusahaan yang termasuk dalam peserta CGPI dan perusahaan yang tidak termasuk dalam peserta CGPI. Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Variabel Independen Kinerja Keuangan : · Economic (EVA) Value Variabel Dependen Return saham pada perusahaan Added · Return on Equity (ROE) peserta dan non-peserta Corporate Governance (CGPI). Perception Index H. Hipotesis Rohmah dan Trisnawati (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa secara bersama-sama maupun secara parsial EVA, ROA, ROE, dan ROS tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang saham. Sedangkan Dewi (2004) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama baik EVA maupun rasio keuangan seperti ROE, ROI, dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, akan tetapi ketika diuji secara parsial baik EVA maupun rasio keuangan seperti ROE, ROI, dan EPS tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Zulfikar (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa hanya ROA yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai pasar perusahaan sedangkan penerapan GCG dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Yang menarik dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang masuk dalam peringkat Corporate Governance Perception Index (CGPI). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tidak dimasukkannya variabel ROS sebagaimana penelitian Rohmah dan Trisnawati (2004), EPS sebagaimana penelitian Dewi (2004), dan penerapan GCG, ukuran perusahaan dan nilai pasar sebagaimana pada penelitian Zulfikar (2006). Tidak dimasukkannya variabel ROS karena ROS jarang digunakan di Indonesia dalam hal ini ROS tidak ikut diperhitungkan dalam laporan keuangan yang dimuat dalam The Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Tidak dimasukkannya variabel EPS karena meskipun EPS dapat digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan akan tetapi EPS bukan merupakan rasio profitabilitas. Rahayu (2007) menyatakan bahwa salah satu ukuran kinerja adalah EVA yang berhubungan langsung dengan kondisi intrinsik perusahaan. Konsep Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul akibat investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Economic Value Added (EVA) yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal. Karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, Economic Value Added (EVA) yang positif menunjukan bahwa nilai perusahaan meningkat karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal. Namun hasil penelitian ini menunjukan bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Putro (2007) melakukan penelitian tentang analisa pengaruh penilaian kinerja dengan konsep konvensional dan konsep valued based terhadap rate of return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan dari penilaian kinerja keuangan perusahaan, baik dengan menggunakan konsep konvensional (ROI, ROE, dan OCF) maupun konsep Value Based (EVA) terhadap Rate of Return (ROR). Dan berdasarkan hasil analisa pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 20022004, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yaitu ROI, ROE, OCF, dan EVA mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham atau Rate of Return (ROR). H1 : Kinerja keuangan Economic value added (EVA) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI) Tahun 2007. Wibowo (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh EVA dan profitabilitas perusahaan terhadap return saham. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu ukuran yang digunakan oleh investor untuk menilai prospek perusahaan di masa depan. Analisis fundamental berupa rasio keuangan yang mengukur profitabilitas perusahaan menjadi hal yang penting bagi investor. Apabila profitabilitas perusahaan meningkat, hal tersebut merupakan sinyal perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan. Penilaian terhadap profitabilitas merupakan salah satu indikator penilaian kinerja keuangan perusahaan. Peningkatan profitabilitas menunjukkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Investor akan bereaksi terhadap kenaikan kinerja keuangan perusahaan yang tercermin pada naiknya harga saham perusahaan yang akan berpengaruh terhadap return saham. H2 : Kinerja keuangan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI) Tahun 2007. Almilia dan Sifa (2006) melakukan penelitian tentang Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Secara garis besar penelitian ini menemukan bahwa pengumuman CGPI direaksi oleh pasar yang ditandai dengan adanya abnormal return dan volume perdagangan saham yang signifikan disekitar tanggal pengumuman baik pada perusahaan yang masuk sepuluh besar dan non sepuluh besar CGPI. Ditemukan juga bahwa diantara kedua kelompok perusahaan tersebut tidak terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan saham pada saat pengumuman CGPI. Meskipun tidak ada perbedaan diantara kedua kelompok perusahaan, karena sama-sama direaksi bukan berarti adanya pemeringkatan ini tidak berguna, namun dapat dikatakan bahwa adanya pemeringkatan ini lebih berarti bagi emiten, karena dengan mengikuti survey ini perusahaan emiten akan lebih mengetahui seberapa bagus tata kelola perusahaan mereka, sehingga jika masih ada kekurangan mereka dapat segera memperbaikinya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengumuman CGPI pada perusahaan yang masuk dan tidak masuk sepuluh besar CGPI direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan disekitar tanggal pengumuman. Tidak terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan pada saat pengumuman CGPI antara perusahaan yang masuk sepuluh besar dan Non sepuluh besar CGPI. Berdasar hal tersebut, maka penulis tertarik untuk menguji apakah terhadap perbedaan return pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan nonpeserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI). H3 : Terdapat perbedaan return saham pada perusahaan yang terdaftar sebagai peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI) Tahun 2007. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypotyhesis testing) yang menguji hipotesis yang telah dirumuskan di awal. Menurut dimensi waktunya. B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu, kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki (Sekaran, 2000:266). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI) tahun 2007. Peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) diambil 22 perusahaan sebagai sampel dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI) diambil 30 perusahaan sebagai sampel. C. Variabel dan Pengukurannya Ada beberapa variabel yang akan diuji dalam penelitian ini. Variabel yang akan diuji tersebut dapat didefinisikan dan diukur sebagai berikut : 1. Economic Value Added (EVA) EVA adalah laba operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya modal yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut. EVA diukur dengan menggunakan satuan rupiah (Rp). Perhitungan EVA yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut (Dwitayanti, 2005): EVA = NOPAT-WACC x C Keterangan: EVA : Economic Value Added, (Rp) NOPAT : Net Operating Profit After Tax, (Rp) WACC : Weighted Average Cost of Capital C : Invested Capital, (Rp) Dari perhitungan di atas untuk mendapatkan EVA kita harus menentukan NOPAT, Invested Capital, dan Capital Cost Rate terlebih dahulu. a. Menghitung NOPAT Perhitungan NOPAT yaitu laba bersih setelah pajak ditambah dengan biaya bunga atau dapat dirumuskan sebagai berikut: NOPAT = Laba bersih setelah pajak + biaya bunga Biaya bunga diatas didapatkan dengan mengalikan suku bunga pinjaman dengan besarnya hutang. Namun, karena data suku bunga pinjaman tidak tersedia dalam laporan keuangan maka penulis menggunakan suku bunga modal kerja sebagai penggantinya. Data mengenai suku bunga modal kerja ini didapat dari Laporan Bulanan Bank Indonesia. b. Menghitung Invested Capital Invested capital dalam formula EVA di atas merupakan penjumlahan dari hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham dikurangi pinjaman jangka pendek tanpa bunga. c. Menghitung Capital Cost Rate Apabila perusahaan menggunakan dana dari beberapa pihak di mana masing-masing dana memiliki biaya atau bunga sendiri-sendiri, maka perhitungan keseluruhan bunga yang ditanggung perusahaan harus dihitung dengan menggunakan konsep weighted average of capital cost (WACC). WACC dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana: D : tingkat modal dari hutang WACC = {D x cd (1-tax)} + {E x ce} cd : cost of debt T : tingkat pajak E : tingkat modal dari ekuitas ce : cost of equity 1) Tingkat modal dari hutang (D) diketahui dari perbandingan antara tingkat hutang dengan jumlah hutang dan ekuitas. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Tingkat modal (D) = Total Hutang Total Hutang & Ekuitas 2) Cost of debt (cd) diketahui dari perbandingan antara beban bunga dengan jumlah pinjaman bank (jangka pendek). Dapat dirumuskan sebagai berikut: Cost of debt (cd) = Biaya Bunga Total Hutang 3) Tingkat pajak (T) diketahui dari perbandingan beban pajak dengan laba sebelum pajak. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Tingkat pajak (T) = Beban pajak Laba sebelum pajak 4) Tingkat modal dari Ekuitas (E) diketahui dari perbandingan antara total ekuitas dan jumlah hutang dan ekuitas. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Tingkat Modal (E) = Total Ekuitas Total Hutang & Ekuitas 5) Cost of equity (ce) dapat dirumuskan sebagai berikut: Cost of Equity (ce) = 1 PER 2. Rasio profitabilitas Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan return on Equity (ROE). Adalah rasio antara laba yang tersedia bagi pemegang saham atau laba setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). ROE = Laba bersih tersedia untuk pemegang saham biasa Ekuitas Satuan pengukuran ROE adalah persen (%). 3. Return saham Menurut Nur Rohmah (2004) return saham adalah kelebihan rasio antara perubahan harga saham pada waktu ini (t) terhadap harga penutupan pada waktu sebelumnya (t-1). Satuan pengukuran return saham adalah persen (%). Untuk menghitung return saham ini digunakan return realisasi yaitu : Return saham = Harga sahamt – Harga sahamt-1 Harga sahamt-1 Return saham pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: 1) Return saham perusahaan peserta CGPI 2) Return saham perusahaan non-peserta CGPI D. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau dicatat oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur-literatur ilmiah yang memiliki hubungan erat dengan objek yang diteliti oleh peneliti, diantaranya : 1. Data perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007. Data ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang tersedia di Pojok BEI FE UNS. 2. Data perusahaan yang memperoleh peringkat penghargaan Good Corporate Governance yang dimuat pada majalah Swa Sembada dan pada website The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) untuk tahun 2007. 3. Data mengenai laporan keuangan perusahaan yang didapat dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan The Indonesian Capital Market Directory (ICMD) per 31 Desember 2007. 4. Data mengenai suku bunga modal kerja diperoleh dari Laporan Bulanan yang dikeluarkan Bank Indonesia. 5. Data rasio keuangan yaitu ROE diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 6. Data harga saham saat closing price yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) pada tahun 2007. E. Metoda Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metoda dokumentasi terhadap laporan keuangan perusahaan yang masuk dalam peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan nonpeserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI) tahun 2007. F. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji statistik umum yang berupa statistik deskriptif. Statistik deskriptif meliputi mean, minimum, maximum serta standar deviasi yang bertujuan mengetahui distribusi data yang menjadi sampel di dalam penelitian. 2. Uji Normalitas data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan adalah membandingkan p-value yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 5%. Apabila p-value > nilai signifikansi, maka data berdistribusi normal. Setelah diuji kenormalitasan datanya dengan uji KolmogorovSmirnov, maka akan diketahui apakah data penelitian normal atau tidak (Zaki Baridwan, 2002). 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan memenuhi asumsi normalitas dan terbebas dari adanya gejala autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi di antara variabel independennya. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independennya adalah sama dengan nol. Uji ini dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Gurajati (2003:362), memberi rule of thumb bahwa bila VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas. Jika terjadi multikolinearitas maka variabel yang menyebabkan multikolinearitas harus dikeluarkan dari model karena adanya multikolinearitas menyebabkan koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. b. Uji Autokorelasi Menurut Nur Rohmah (2004) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika 0 < d < dl dl £ d £ du 4 - dl < d < 4 4 – du £ d £ 4 – dl du < d < 4 - du Hipotesis nol Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada autokorelasi negatif Tdk ada autokorelasi negatif Tdk ada autokorelasi positif atau negatif Keputusan Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak c. Uji Heteroskedastisitas Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang telah dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik regresi berganda atau multiple regression untuk menguji pengaruh EVA dan ROE terhadap return saham. Teknik regresi berganda adalah regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Teknik regresi berganda dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 (Statistical Package for Social Sciences). Persamaan regresi berganda diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = α + β1 EVA + β2 ROE + µ Dimana : Y = Return saham perusahaan EVA = Economic Value Added ROE = Return On Equity α = Konstanta β1,2, = Koefisien variabel independen µ = Variabel gangguan Pengujian hipotesis meliputi: a. Koefisien Determinasi Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai Adjusted R Square yang semakin mendekati 1 (satu) menunjukkan semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Apabila nilai Adjusted R Square sama dengan 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Nilai F) Nilai F (ANOVA) merupakan alat yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara bersamasama atau simultan terhadap variabel dependennya. ANOVA dalam penelitian ini dihitung dengan tingkat signifikansi 5 persen. c. Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual (Nilai t) Nilai mengetahui t merupakan apakah pengujian masing-masing yang dilakukan variabel untuk independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5 persen. 5. Uji Beda (T-test) Selain menggunakan regresi linier berganda, hipotesis dalam penelitian ini juga diuji dengan menggunakan t test. Tujuannya adalah untuk mengahui apakah terhadap perbedaan yang signifikan dari rata-rata return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan Economic value added (EVA) dan Return on equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate governance perception index (CGPI) dan non-peserta Corporate governance perception index (CGPI). Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Indonesian capital market directory (ICMD). Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : Tabel IV. 1 Hasil Pengambilan Sampel Kriteria Sampel Perusahaan peserta CGPI Perusahaan non-peserta CGPI Perusahaan dengan data valid dan lengkap sebagai sampel Jumlah 22 30 52 Sumber : : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) Langkah selanjutnya adalah mengambil data yang digunakan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan auditan yang dipublikasikan di internet. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 15.0 for windows. B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data dari data keuangan perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian: Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Variabel EVA ROE RET N 52 52 52 Minimun -5E+014 00.0% 00.0% Maximum 3E+015 84.60% 90.74% Mean 2E+014 20.93% 25.22% Std. Deviasi 6.926+014 18.16 18.48 Sumber : Hasil Pengolahan Data Keterangan notasi : EVA = Economic Value Added ROE = Return on Equity RET = Return saham Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa EVA memiliki nilai minimum sebesar -451744000000000 dengan nilai maksimum 2919480000000000. Nilai rata-rata EVA 218085832894059.5 dengan standar deviasi sebesar 692624171894159.0. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 00.0% dengan nilai maksimum 84.60%. Nilai rata-rata ROE sebesar 20.93% dengan standar deviasi sebesar 18.16. Variabel return saham memiliki nilai minimum sebesar 00.0% dengan nilai maksimum 90.74%. Nilai rata-rata return saham sebesar 25.22% dengan standar deviasi sebesar 18.48. Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada dua tabel berikut ini. Tabel IV. 3 Pearson Correlation Correlations EVA EVA Pearson Correlation ROE 1 Sig. (2-tailed) N ROE .120 .311 .395 52 52 52 Pearson Correlation .143 1 .344(*) Sig. (2-tailed) .311 N RETURN RETURN .143 .012 52 52 52 Pearson Correlation .120 .344(*) 1 Sig. (2-tailed) .395 .012 52 52 N 52 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel IV. 4 Rank Spearman Correlation Correlations EVA Spearman's rho EVA Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ROE RETURN 1.000 .225 .170 . .109 .227 52 52 52 Correlation Coefficient .225 1.000 .581(**) Sig. (2-tailed) .109 . .000 N RETURN ROE 52 52 52 Correlation Coefficient .170 .581(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .227 .000 . 52 52 52 N Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel IV.3 dan Tabel IV.4 menunjukkan korelasi antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa hubungan yang signifikan terjadi antara variabel return dan variabel ROE. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang berada di bawah 0.05. Sedangkan antara variabel ROE dan EVA tidak terdapat hubungan yang signifikan. Hal ini menunjukan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini sudah baik karena hubungan yang signifikan diharapkan terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen bukan antar variabel independen. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model penelitian variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov test yang terdapat dalam program SPSS 15.0 for Windows. Data dikatakan terdistribusi dengan normal apabila residual terdistribusi dengan normal yaitu memiliki tingkat signifikansi diatas 0.05 (Ghozali, 2005). Tabel IV.5 Uji Normalitas Variabel Unstandardized Residual Sig (p-Value) 0.119 Keterangan P > 0.05 Distribusi Normal Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji normalitas menunjukkan Unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0.119 p-value menunjukkan nilai di atas 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas di deteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance. Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel berikut ini : Tabel IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel EVA ROE Tolerance 0.980 0.980 VIF 1.021 1.021 Keterangan Tidak terdapat multikolinieritas Tidak terdapat multikolinieritas Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji VIF dan Tolerance menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua nilai tolerance di atas 0.10 dan semua nilai VIF dibawah 10, sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi dalam penelitian ini di deteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond atau d1). Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV. 8 Hasil Uji Durbin Watson D-W Hitung Nilai Du Keterangan 1.628 Meragukan 2.548 Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson menunjukkan nilai DW hitung sebesar 2.548. Hasil ini tentu meragukan karena model regresi dikatakan bebas autokorelasi bila nilai D-W hitung mendekati 2. Sedangkan nilai Du tabel sebesar 1.628, oleh karena itu penulis menggunakan pendekatan lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi. Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan run test. Dapatkan nilai residual dari persamaan regresi kemudian lakukan uji run test terhadap residual tersebut. Apabila tidak signifikan maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji run test dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel IV. 9 Hasil Autokorelasi dengan Run Test Test Value(a) Unstandardize d Residual -3.08677 Cases < Test Value 26 Cases >= Test Value 26 Total Cases 52 Number of Runs 28 Z .280 Asymp. Sig. (2-tailed) .779 Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji Run test menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut berarti bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi. 4. Uji Heterokesdaktisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heterokesdastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scaterplots. Hasil uji heteroskedastisitas dapat d Gambar IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Dependent Variable: RETURN Regression Studentized Residual 4 3 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 3 4 Regression Standardized Predicted Value Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di atas dan dibawa angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian homokedastisitas atau dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. D. Uji Hipotesis 1. Uji Regresi Linier Berganda a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai yang kecil menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah rendah. Begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien determinasi dapat kita lihat dari nilai adjusted R2 pada model summary pada hasil analisis regresi linier berganda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). Pengujian dengan regresi linier berganda menunjukkan nilai ajusted R2 pada model summary menunjukkan nilai 0.088 atau 8.8 %. Hal ini menunjukkan bahwa 8.8 % perubahan return saham dapat dijelaskan oleh kinerja keuangan Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE). Sedangkan 87.2 % sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. b. Nilai Signifikansi F (ANOVA) Nilai F dari persamaan regresi digunakan untuk menunjukkan variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil nilai F dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.10 Hasil Nilai F Regresi Nilai F hitung p-value Keterangan 3.456 0.039 Signifikan Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil nilai F persamaan regresi menunjukkan hasil F hitung sebesar 3.456 dengan signifikansi sebesar 0.039. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara bersamasama terhadap return saham. c. Nilai t regresi Nilai t dari persamaan regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil nilai t persamaan regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.11 Hasil Nilai t Regresi Variabel EVA ROE Sig (p-Value) 0.593 0.017 Beta 1.94E-015 0.340 Keterangan Tidak Signifikan Siginifikan Konstanta = 17.696 Sumber : Hasil Pengolahan Data Nilai t regresi menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added (EVA) memiliki nilai signifikansi 0.593 dengan koefisien regresi 1.94E-015. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahan untuk rasio EVA tidak berpengaruh terhadap return saham. Hipotesis 1 yang menyatakan Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap return saham ditolak. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Dewi (2004) dan Wibowo (2005) yang menunjukkan bahwa pengujian parsial EVA tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa investor tidak begitu memperhatikan informasi akan EVA, sehingga pasar saham tidak bereaksi atas informasi ini, sehingga tidak mempengaruhi return. Hasil pengujian Return on Equity (ROE) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.340 dengan koefisien regresi 0.017. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hipotesis 2 yang menyatakan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap return saham diterima. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Putro (2007) yang menunjukkan bahwa variabel Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap return saham. Hal ini membuktikan bahwa ROE merupakan informasi yang penting bagi investor dalam menentukan kebijakan investasinya, sehingga investor bereaksi terhadap pengumuman akan ROE melalui kenaikan atau penuruanan harga saham perusahaan. 2. Uji Beda (T-Test) Untuk mengetahui apakah terhadap perbedaan yang signifikan dari rata-rata return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dilakukan uji beda ( t-test). Hasil uji T-test tersaji pada tabel berikut ini: Tabel IV.12 Hasil uji T-test Variabel Return t-hitung -0.712 Signifikansi 0.480 Keterangan Tidak ada perbedaan Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar -0.712 dengan signifikansi sebesar 0.480, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan pada perusahaan non-peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian Almilia dan Sifa (2006) yang menyatakan bahwa pengumuman berkaitan dengan peringkat CGPI akan direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan disekitar tanggal pengumuman. Zulfikar (2006) menyatakan bahwa penerapan corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan corporate governance di Indonesia masih belum baik, sehingga pengumuman akan indeks corporate governance bukan menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi, sehingga pasar tidak bereaksi atas pengumuman peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan Economic Value Added (EVA) dan Return On Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (nonCGPI). Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier berganda dan uji beda (t-test) dengan SPSS 15 For Windows. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. 2. Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. 3. Hasil uji beda return saham pada keanggotaan CGPI dan non-CGPI memberikan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata return untuk perusahaan yang masuk dalam kategori CGPI dan non-CGPI. Informasi akan keanggotaan CGPI bukan merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap keputusan investasi investor, sehingga pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman tersebut. B. Keterbatasan 1. Penelitian ini belum dapat membuktikan pengaruh EVA terhadap return saham. Penelitian ini juga tidak menemukan adanya perbedaan return pada perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-peserta Corporate Governance Perception Index (non-CGPI). 2. Model regresi dalam penelitian ini memberikan nilai adjusted R square yang relatif rendah yang artinya kemampuan model dalam menjelaskan variabel return sebagai variabel dependen rendah. C. Saran 1. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan perusahaan lain atau menambah sampel dan memperpanjang periode penelitian. 2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap return saham seperti laba per lembar saham atau arus kas operasi. DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Lailul L. Sifa. 2006. Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX. 23-26 Agustus 2006, Padang. Hal 1-24. Anshari, Baddarruzaman. 2004. Analisis Hubungan Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perbankan. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Sumber Daya Vol. 5 No.1 (Juni):1-9. Baridwan, Zaki dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi antara Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham. TEMA Vol III No. 02 (September):133-149. Darmawati, Deni. 2006. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Faktor Regulasi terhadap Kualitas Implementasi Corporate governance. SNA IX : Ikatan Akuntansi Indonesia. Darmawati, Deni. 2004. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. 2-3 Desember 2004, Denpasar, Bali. Hal. 391-407. Dewi, Saptorini Kartika. 2004. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1 Universitas Sebelas Maret. Dwitayanti, Yevi. 2005. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta . JMK. Vol. 3 No. 1 (Maret):59-73. F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1, Edisi 8. Penerbit Erlangga. F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1, Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VIII. 15-16 September 2005. Solo. Hal:238-247. Jogiyanto. 2000. Teori Portfolio dan Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Kedua. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Lina A, Dewi. 2004. Analisis Pengaruh Trading Volume dan Variance Return Saham terhadap Bid-Ask Spread Saham Perusahaan LQ-45 Periode 2001- 2002. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya. Meriewaty, Dian dan Astuti Yuli Setyani. 2005. Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Pada Perusahaan Di Industri Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. 15-16 September 2005, Solo. Hal:277-287. Nur Rohmah, Sholikhah dan Rina Trisnawati. 2004. Pengaruh Economic Value Added Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham Perusahaan Rokok: Studi Pada Bursa Efek Jakarta. Empirika, Vol. 17 No. 1, Juni 2004. Hal 64-78. Putro, Sasmito Adi. 2007. Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja dengan Konsep Konvensional dan Konsep Valued Based Terhadap Rate Of Return pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Available on line at www. uii.ac.id. Rahayu, Mariana Sri. 2007. Analisis Pengaruh Eva Dan Mva Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Available on line at www. uii.ac.id. Silveira and Alex Barros. 2007. Corporave Governance And Firm Value In Brazil. Available online at www.ssrn.com. Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sunarto. 2003. Corporate Governance dan Kinerja Saham. Fokus Ekonomi. Vol. 2, No. 3. Hal. 240-257. Sartono, Agus dan Kusdhianto Setiawan. 1999. Adakah Pengaruh ‘EVA’ terhadap Nilai Perusahaan dan Kemakmuran Pemegang Saham pada Perusahaan Publik. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14 No.4:124-136. Syakhroza, Akhmad. 2003. Teori Corporate Governance. Usahawan No. 08 Th.XXXII. Agustus: 19-25. Tam, On Kit and Monica Guo-Sze Tan. 2007. Ownership, Governance and Firm Performance in Malaysia. Journal compilation @ Blackwell Publishing Ltd. Volume 15 Number 2. Hal:208-222. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta : BPFE UGM. Veronica N.P. Siregar, Sylvia dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9. No. 3. (September) 2006: 365-378. Wardhani, Ratna. 2006. Mekanisme Corporate governance dalam Perusahaan yang Mengalami Masalah Keuangan. SNA 9 : Ikatan Akuntansi Indonesia. Wibowo, Lucky Bani. 2005. Pengaruh Economic Value Added Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham. Available on line at www. uii.ac.id. Zulfikar. 2006. Analisis Good Corporate Governance di Sektor Manufaktur: Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Pasar Perusahaan. Vol. 10, No. 2, Desember 2006. Hal:130-141. Benefit. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PERUSAHAAN SAMPEL PESERTA CGPI ( CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX ) Peserta CGPI Tahun 2007 No. Code Name EVA 2007 ROE RETURN SAHAM 2007 2007 1 ADHI Adhi Karya 32353589057 8.79 5 2 BMRI Bank Mandiri 4.23666E+12 14.86 20.69 3 ASGR Astra Graphari 95710364782 22.95 25 4 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada 4.10936E+12 22.89 33.33 5 NISP Bank NISP 2.48404E+11 7.42 5.88 6 BLTA Berlian Laju Tanker 4.10936E+12 22.89 52.3 7 ISAT Indosat 9.25007E+11 12.34 28.15 8 ELSA Elnusa 3393076000 10.83 18.43 9 PJAA Pembangunan Jaya Ancol 7.79164E+11 17.31 26.36 10 UNTR United Tractor 2.62648E+11 26.04 24 11 BFIN BFI Finance 4.13086E+11 16.64 26.23 12 ANTM Aneka Tambang 29625282809 58.57 55 13 BNGA Bank Niaga 3.46394E+11 14.81 2.17 14 ELTY Bakrieland Development 9.51811E+11 13.54 21.79 15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 3.01239E+12 27.16 24.04 16 Persero KRKS PT Krakatau Steel 1.37482E+12 7.56 15 17 BPPA PT Bank Pembangunan Papua 1.76739E+11 28.07 24 18 BDKI PT Bank DKI 4.81021E+11 14 28.57 19 Persero PI II PT Pelabuhan Indonesia II 4.95594E+11 17.85 20 20 WIKA PT Wijaya Karya 2.79278E+11 10 23.52 21 Persero JSTK PT Jamsostek 6.75518E+11 24.83 16 22 Persero AP II PT Angkasa Pura II 31384961480 13 12.5 LAMPIRAN 1 PERUSAHAAN SAMPEL (LANJUTAN) PESERTA NON - CGPI ( CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX ) Peserta CGPI Tahun 2007 No. Code Name 1 ASII Astra Internasional 2 BBRI 3 EVA ROE RETURN SAHAM 2007 2007 2007 1.2412E+13 20 73.89 Bank Rakyat Indonesia 9.21202E+13 24.89 43.69 BNBR Bakrie and Brothers 1.08811E+12 7.62 12 4 BNII Bank Internasional Indonesia -4.51744E+14 7.58 18.75 5 PNBN Panin Bank -6.50695E+13 11.36 17.24 6 BDMN Bank Danamon 8.24889E+14 19.54 18.52 7 KIJA Kawasan Industri JABABEKA 1.69818E+11 29.51 48.39 8 UNSP Bakrie Sumatra 3.22144E+12 8.66 13.45 9 TLKM Telekomunikasi Indonesia 3.39468E+13 38.1 24 10 KLBF Kalbe Farma 3.7903E+12 20.84 35 11 AALI Astra Agro Lestari 2.75124E+12 48.6 12.22 12 BBCA Bank Central Asia 2.47562E+15 21.96 40.38 13 ENRG Energi Mega 6.64342E+11 3.45 18.65 14 BUMI Bumi Resources 1.66434E+15 70.32 56.23 15 INCO Internasional Nickel 7.58046E+12 84.6 21.05 16 INDF Indofood Sukses Makmur 8.20939E+11 13.76 90.74 17 INKP Indah Kiat Pulp and Paper 13681216970 4.71 0 18 PGAS Perusahaan Gas Negara 1.02106E+13 0 32.33 19 SMCB Semen Cibinong 6.03076E+12 7.5 16.12 20 LSIP London Plantation 2.21347E+12 24.36 61.36 21 GJTL Gajah Tunggal 1.84929E+11 3.81 5 22 GGRM Gudang Garam 3.7034E+12 6.03 10 23 CTRS Ciputra Surya 1.13794E+13 13.64 8 24 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk 2.88109E+15 0 10.8 25 POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk 4.46914E+14 15 10 26 SCCO Sucaco Tbk 2.83428E+13 15 12 27 MEDC Medco Tbk 3.39272E+14 1 2.13 28 INDR Indorama Synthetic 3.42127E+13 42 26 29 HDTX Panasia Indosyntex 2.77447E+13 68 25 30 TBLK Tunas Baru Lampung 2.91948E+15 44.4 41 LAMPIRAN 2 STATISTIK DESKRIPTIF DAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL LAMPIRAN 2 STATISTIK DESKRIPTIF DAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL (LANJUTAN) LAMPIRAN 3 UJI NORMALITAS DATA LAMPIRAN 4 UJI REGRESI LAMPIRAN 5 UJI REGRESI (LANJUTAN) Residuals Statistics(a) Predicted Value Minimum 17.7158 Maximum 46.4425 Mean 25.2287 Std. Deviation 6.49806 -1.156 3.265 .000 1.000 52 2.555 10.694 3.724 2.046 52 17.0168 55.9871 25.4677 7.09879 52 -25.39654 68.36926 .00000 17.30010 52 -1.439 3.874 .000 .980 52 Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual N 52 -1.688 3.920 -.006 1.007 52 -34.94107 70.02277 -.23893 18.35241 52 -1.721 4.683 .015 1.086 52 Mahal. Distance .088 17.743 1.962 4.082 52 Cook's Distance .000 .357 .022 .056 52 Centered Leverage Value .002 .348 .038 .080 52 Deleted Residual Stud. Deleted Residual a Dependent Variable: RETURN LAMPIRAN 5 UJI HETEROSKEDASTISITAS Scatterplot Dependent Variable: RETURN Regression Studentized Residual 4 3 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value 3 4 LAMPIRAN 6 HASIL UJI BEDA (T-TEST) LAMPIRAN 7 UJI AUTOKORELASI DENGAN RUN TEST Runs Test Test Value(a) Unstandardize d Residual -3.08677 Cases < Test Value 26 Cases >= Test Value 26 Total Cases 52 Number of Runs 28 Z .280 Asymp. Sig. (2-tailed) .779 a Median