REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN

advertisement
Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 1, No. 1, Juni 2014
ISSN : 2356-0010
REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR
PWM DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS
MIKROKONTROLER ATmega 8535
Ruri Hartika Zain, S.Kom, M.Kom, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Putra Indonesia”YPTK” Padang
e-mail : [email protected]
Abstrak - Alat ini akan membantu pengguna untuk mengontrol lampu kamar dari jarak jauh, dimana
pengguna tidak perlu lagi berjalan untuk mengontrol lampu kamar tersebut karna dengan alat ini
penguna bisa mengontrol lampu kamar dengan pengendali remote control, Penggunaan
mikrokontroler ATMega 8535 sebagai pemroses yang memiliki fitur PWM sebagai pemicu
berfungsinya TRIAC untuk mengontrol tegangan AC yang akan dialirkan ke lampu kamar sebagagi
control hidup mati Dan pemanfaatan ic TX2B/RX2B sebagai transmitter/receiver pada remote
control.
Kata Kunci : lampu, mikrokontroler, remote
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan efektifitas dan
efisiensi sangat diutamakan dalam berbagi
bidang. Hal tersebut telah mendorong
manusia untuk berkreasi dan berinovasi dalam
bidang teknologi untuk menciptakan suatu alat
yang lebih efektif dan efisien. Perkembangan
teknologi saat ini dapat dilihat sudah banyak
alat yang diciptakan supaya memberikan
kemudahan pada masyarakat dalam melaksanakan
pekerjaan. Maka dengan ini timbullah suatu
ide untuk menciptakan suatu alat yang dapat
mempermudah manusia dalam melakukan
pekerjaan yang biasa dilakukan sehari – hari.
Alat ini akan membantu pengguna untuk
mengontrol lampu kamar dari jarak jauh,
dimana pengguna tidak perlu lagi berjalan
untuk mengontrol lampu kamar tersebut
karna dengan alat ini penguna bisa
mengontrol lampu kamar dengan pengendali
remote control. Penggunaan mikrokontroler
ATMega 8535 sebagai pemroses yang
memiliki fitur PWM sebagai pemicu
berfungsinya TRIAC untuk mengontrol
tegangan AC yang akan dialirkan ke lampu
kamar sebagagi control hidup mati Dan
pemanfaatan ic TX2B/RX2B sebagai
transmitter/receiver pada remote control.
II.
LANDASAN TEORI
1. Mikrokontroler ATMega8535
ATMega8535 merupakan salah satu
mikrokontroler 8 bit buatan Atmel untuk
keluarga AVR yang diproduksi secara masal
pada tahun 2006. Karena merupakan keluarga
AVR, maka ATMega8535 juga menggunakan
arsitektur
RISC.
Berbeda
dengan
mikrokontroler keluarga MCS-51 yang
berteknologi CISC (Complex Instruction Set
Computing). Pada mikrokontroler dengan
Remote Control Lampu Kamar . . .
teknologi RISC semua instruksi dikemas
dalam kode 16 bit (16 bits words) dan
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1
clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti
yang diterapkan pada mikrokontroler MCS51, untuk menjalankan sebuah instruksi
dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock.
Mikrokontroler AVR ATmega8535
memiliki fitur yang cukup lengkap.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah
dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM
internal, Timer/Counter, PWM, analog
comparator, dll (M.Ary Heryanto, 2008).
Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini
memungkinkan kita belajar mikrokontroler
keluarga AVR dengan lebih mudah dan
efisien,
serta
dapat
mengembangkan
kreativitas
penggunaan
mikrokontroler
ATmega8535.
Fitur-fitur
yang
dimiliki
oleh
mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai
berikut:
1.
Saluran I/O sebanyak 32 buah,
yaitu port A, port B, port C, dan port D.
2.
ADC internal sebanyak 8 saluran.
3.
Tiga buah Timer/Counter dengan
kemampuan pembandingan.
4.
CPU yang terdiri atas 32 buah
register.
5.
SRAM sebesar 512 byte.
6.
Memori Flash sebesar 8 kb
dengan kemampuan Read While Write.
7.
Port antarmuka SPI
8.
EEPROM sebesar 512 byte yang
dapat diprogram saat operasi.
9.
Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi
serial.
20
11.
Sistem mikroprosesor 8 bit
berbasis RISC dengan kecepatan
maksimal 16 MHz.
2. Arsitektur ATMega8535
Mikrokontroler ATmega16 memiliki
arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori
untuk kode program dan memori untuk data
sehingga dapat memaksimalkan untuk kerja
dan paralelisme. Instruksi-instruksi dalam
memori program dieksekusi dalam satu alur
tunggal, dimana pada saat satu instruksi
dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil
(pre-fetched) dari memori program. Konsep
inilah yang memungkinkan instruksi-instruksi
dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus
clock.
32 x 8-bit register serba guna digunakan
untuk mendukung operasi pada Arithmetic
Logical Unit (ALU) yang dapat dilakukan
dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini
dapat digunakan sebagai 3 buah register
pointer 16 bit pada mode pengalamatan tak
langsung untuk mengambil data pada ruang
memori data. Ketiga register pointer 16 bit ini
disebut dengan register X (gabungan R26 dan
R27), register Y (gabungan R28 dan R29), dan
register Z (gabungan R30 dan R31).
Hampir semua instruksi AVR memiliki
format 16-bit (word). Setiap alamat memori
program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32bit. Selain register serbaguna di atas, terdapat
register lain yang terpetakan dengan teknik
memory mapped I/O selebar 64 Byte.
Beberapa register ini digunakan untuk fungsi
khusus antara lain sebagai register kontrol
Timer/Counter, interupsi, ADC, USART, SPI,
EEPROM dan fungsi I/O lainnya. Register –
register ini menempati memori pada alamat
0x20h – 0x5fh.
Gambar 2.1 Arsitektur ATMega8535
Sumber : www.innovativeelectronics.com
3. Pulse Width Modulation
Remote Control Lampu Kamar . . .
PWM merupakan suatu teknik teknik
dalam mengatur kerja suatu peralatan yang
memerlukan arus pull in yang besar dan untuk
menghindari disipasi daya yang berlebihan
dari peralatan yang akan dikontrol. PWM
merupakan suatu metoda untuk mengatur
kecepatan perputaran motor dengan cara
mengatur prosentase lebar pulsa high terhadap
perioda dari suatu sinyal persegi dalam bentuk
tegangan periodik yang diberikan ke motor
sebagai sumber daya. Semakin besar
perbandingan lama sinyal high dengan perioda
sinyal maka semakin cepat motor berputar.
Sinyal PWM dapat dibangun dengan
banyak cara, dapat menggunakan metode
analog menggunakan rankaian op-amp atau
dengan menggunakan metode digital. Dengan
metode analog setiap perubahan PWM-nya
sangat halus, sedangkan menggunakan metode
digital setiap perubahan PWM dipengaruhi
oleh resolusi dari PWM itu sendiri. Misalkan
PWM digital 8 bit berarti PWM tersebut
memiliki resolusi 2 pangkat 8 = 256,
maksudnya nilai keluaran PWM ini memiliki
256 variasi, variasinya mulai dari 0 – 255
yang mewakili duty cycle 0 – 100% dari
keluaran PWM tersebut. Pada perancangan
driver ini, sinyal PWM akan diatur secara
digital yang dibangkitkan oleh mikrokontroler
ATMEGA 8535.
1. Pengaturan PWM menggunakan
mikrokontroler ATMEGA
Proses pembangkitan sinyal
PWM pada mikrokontroler AVR
ATMEGA 8535 adalah sebagai
berikut.
Gambar 2.3 Proses pembangkitan sinyal
PWM pada mikrokontroler ATMEGA
8535
21
Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai
dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM
memiliki resolusi 8 bit berarti PWM ini
memiliki variasi perubahan nilai sebanyak 2
pangkat 8 = 256 variasi mulai dari 0 – 255
perubahan nilai. Compare adalah nilai
pembanding. Nilai ini merupakan nilai
referensi duty cycle dari PWM tersebut. Nilai
compare bervariasi sesuai dengan resolusi dari
PWM. Dalam gambar nilai compare ditandai
dengan garis warna merah, dimana posisinya
diantara dasar segitiga dan ujung segitiga.
Clear digunakan untuk penentuan jenis
komparator apakah komparator inverting atau
non-inverting.
Mikrokontroler
akan
membandingkan posisi keduanya, misalkan
bila PWM diset pada kondisi clear down,
berarti apabila garis segitiga berada dibawah
garis merah (compare) maka PWM akan
mengeluarkan logika 0. Begitu pula
sebaliknya apabila garis segitiga berada diatas
garis merah (compare) maka PWM akan
mengeluarkan logika 1. Lebar sempitnya
logika 1 ditentukan oleh posisi compare, lebar
sempitnya logika 1 itulah yang menjadi nilai
keluaran PWM,dan kejadian ini terjadi secara
harmonik terus-menerus. Maka dari itu nilai
compare inilah yang dijadikan nilai duty cycle
PWM. Clear Up adalah kebalikan (invers) dari
Clear Down pada keluaran logikanya.
Gambar
2.8
Prescale digunakan untuk menentukan waktu
perioda dari pada PWM. Nilai prescale
bervariasi yaitu 1, 8, 32, 64, 128, 256, 1024.
Misalkan jika prescale diset 64 berarti
timer/PWM akan menghitung 1 kali bila
clock di CPU sudah 64 kali, Clock CPU
adalah clok mikrokontroler itu sendiri. Perioda
dari PWM dapat dihitung menggunakan
rumus
Remote Control Lampu Kamar . . .
Setting prescale disini digunakan untuk
mendapatkan frekuensi dan periode kerja
PWM sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan.
2.
Perhitungan duty cycle PWM
Dengan cara mengatur lebar pulsa “on” dan
“off” dalam satu perioda gelombang melalui
pemberian besar sinyal referensi output dari
suatu PWM akan didapat duty cycle yang
diinginkan.Duty cycle dari PWM dapat
dinyatakan sebagai
Duty cycle 100% berarti sinyal tegangan
pengatur motor dilewatkan seluruhnya. Jika
tegangan catu 100V, maka motor akan
mendapat tegangan 100V. pada duty cycle
50%, tegangan pada motor hanya akan
diberikan 50% dari total tegangan yang ada,
begitu seterusnya.
Gambar 2.4 Duty cycle
Perhitungan Pengontrolan tegangan output
motor dengan metode PWM cukup
sederhana.
22
menjelaskan bahwa, sinyal radio tidak terus
menerus dipancarkan tapi hanya dibangkitkan
saat pengontrol mengirimkan perintah atau
menekan tombol yang ada pada pemancar,
yang merupakan frekuensi radio yang
terputus-putus,
sehingga
merupakan
pengiriman pulsa-pulsa gelombang radio.
Jumlah pulsa yang dikirimkan
mewakili perintah yang dikirim, perintah Play
diwakili dengan 8 pulsa, Stop diwakili dengan
16 pulsa, Next 32 pulsa dan Priveous 64 pulsa.
Pulsa yang dikirimkan ini akan ditangkap oleh
sebuah rangkaian penerima yang dipasangkan
pada interface port parallel, berfungsi
menerima sinyal dari pemancar yang akan
diteruskan ke modul program.
Gambar 2.5 Average
Voltage
Dengan menghitung duty cycle yang
diberikan, akan didapat tegangan output yang
dihasilkan.Sesuai dengan rumus yang telah
dijelaskan pada gambar.
1.
4.
Average voltage merupakan tegangan output
pada motor yang dikontrol oleh sinyal PWM.
a adalah nilai duty cycle saat kondisi sinyal
“on”. b adalah nilai duty cycle saat kondisi
sinyal “off”. V full adalah tegangan maximum
pada motor. Dengan menggunakan rumus
diatas, maka akan didapatkan tegangan output
sesuai dengan sinyal kontrol PWM yang
dibangkitkan.
Remote Kontrol
Remote kontrol merupakan peralatan
kontrol yang memberikan sinyal input kepada
suatu sistem untuk diproses atau dieksekusi.
Sinyal yang dikeluarkan oleh Remote Kontrol
dipancarkan melalui media pengatar yang
dapat berupa Kabel, Gelombang, Infrared.
Pada sistem ini media pengantarannya
menggunakan gelombang atau sinyal radio
yang dipancarkan oleh sebuah pemancar atau
transmiter dan diterima oleh sebuah penerima
atau receiver, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut :
III. ANALISA DAN HASIL
Desain Sistem Secara Umum
Secara umum bentuk dari sistem
remote control lampu kamar dengan fitur pwm
dan seven segment ini terdiri atas rangkaian
elektronik. Rangkaian elektronik ini berfungsi
untuk memberikan data berupa sinyal digital
yang akan diproses oleh mikrokontroler sesuai
logika program yang dirancang. Sistem yang
dibangun dapat digambarkan secara umum
pada context diagram dibawah ini :
2.
Context Diagram
Sub bab ini merupakan penjabaran
setiap externat entity secara keseluruhan yang
digambarkan melalui context diagram.
Context diagram merupakan pendefinisian
terhadap sistem yang akan dirancang yang
bersifat menyeluruh. Context diagram ini
digunakan untuk memudahkan dalam proses
penganalisaan sistem yang dirancang secara
keseluruhan.
Context diagram berfungsi sebagai
media, yang terdiri dari suatu proses dan
beberapa buah external entity. Context
diagram yang dimaksud dapat dilihat pada
gambar 3.1
Remote Control yang digunakan
disini merupakan komponen yang telah jadi
berikut rangkaian penerimanya. Sistem ini
Remote Control Lampu Kamar . . .
23
ATmega 8535
Data
Remote
Control
Instruksi
Sinyal
Digital
0
Sinyal
Digital
REMOTE CONTROL
LAMPU KAMAR
Data
Seven
Segment
2.0
3.0
MODUL
PROGRAM
Terima Data
Sinyal
Digital
Kirim
Instruksi
Lampu
Data
Instruksi
4.0
Instruksi
MODUL
PROGRAM
Gambar 3.1 Context Diagram
Sistem ini berinteraksi dengan
beberapa entity yaitu remote control,
mikrokontroler ATmega 8535, Modul
Program, Seven Segment dan Lampu.
Selanjutnya entity-entity tersebut akan dibahas
dibawah ini sebagai berikut :
a. Remote Control
Remote Control berfungsi sebagai input
yang dapat mendeteksi penekanan tombol
pada remote control oleh pengguna untuk
selanjutnya diproses oleh sistem.
b. Mikrokontroler ATmega 8535
Mikrokontroler ATmega 8535 merupakan
basis dari pengendali dari sistem remote
control
lampu
kamar.
Pada
mikrokontroler akan diisi modul program
untuk melakukan pembacaan terhadap
remote control yang memberi input dan
memberikan instruksi-instruksi untuk
mengaktifkan pin-pin output. Modul
program mengontrol semua proses yang
terjadi pada sistem.
c. Modul Program
Sarana pengolahan data dari input remote
control untuk menjalankan sistem remote
control lampu kamar. Dalam hal ini
program yang mengendalikan alat adalah
bahasa pemograman C menggunakan
software Code Vision AVR. Jadi seluruh
proses input/output dikendalikan oleh
program
d. Seven Segment
Seven Segment berfungsi sebagai output
berupa tampilan led dalam bentuk
tersusun yang dapat menampilkan
karakter angka.
e. Lampu
Lampu merupakan output pengontrolan
dimana lampu akan hidup jika remote
control ditekan.
3.
Data Flow diagram merupakan
gambaran sistem secara logika, gambaran ini
tergantung pada perangkat keras, perangkat
lunak, struktur data atau data organisasi file.
Aliran data yang terjadi pada sistem ini dapat
kita lihat pada gambar 3.2.
Data Flow Diagram
Remote Control Lampu Kamar . . .
1bit
data
1.0
REMOTE
CONTROL
Baca Sensor
Remote Control
4bit MIKROKONTROLER
data
ATmega 8535
Aktifkan
Lampu
5.0
7bit
Tampilkan
data
7-Segmen
LAMPU
SEVEN
SEGMEN
Gambar 3.2 DFD Level 0
Dari DFD diatas dapat dilihat bahwa
pada sistem remote kontrol lampu kamar
terdapat input dari remote control yang
memberikan sinyal 4 bit data ke
mikrokontroler ATmega 8535(1.0). Data
tersebut akan diterima dan diproses melalui
modul program(2.0). Modul Program akan
memproses data tersebut sehingga dihasilkan
instruksi
yang
akan
dikirimkan
ke
Mikrokontroler ATmega 8535(3.0). Intruksi
tersebut akan digunakan oleh mikrokontroler
untuk mengatur keluaran yang akan
mengaktifkan
lampu(4.0)
maupun
menampilkan seven segmen(5.0).
4.
Blok Diagram
Pada gambar dibawah ini dapat
dilihat bentuk blok diagram dari sistem remote
control lampu kamar dari entity yang
digunakan dalam penunjang kinerja sistem.
REMOTE
CONTROL
4bit
data
1bit
data
LAMPU
7bit
data
7 - SEGMEN
MIKROKONTROLER
ATmega 8535
Gambar 3.3 Blok Diagram
Didalam blok diagram dapat dilihat
bagaimana hubungan / proses yang dilakukan
oleh sistem remote control lampu kamar.
-
-
Remote
Control
berfungsi
sebagai
input
untuk
mengaktifkan lampu.
Mikrokontroler
berfungsi
sebagai media pemrosesan input
yang diterima dari Remote
24
-
-
Control dan serta menghasilkan
output
untuk
mengaktifkan
lampu dan seven segmen.
Lampu merupakan entity output
yang yang dikontrol melalui
remote control
7 Segmen merupakan output
yang berfungsi menampilkan
karakter angka pada display.
5.
Rancangan Fisik Alat
Secara umum, rancangan fisik alat ini
dapat dikelompokkan beberapa bagian, yaitu :
a. Rangkaian
sistem
minimum
mikrokontroler ATMEGA8535
b. Remote Control
c. Lampu
d. 7 segment
Gambar 3.4 Fisik Alat
Cara Kerja Alat
Secara umum bentuk dari alat ini
hanya terdapat sistem mekanik dan rangkaian
elektronika. Sistem akan aktif ketika
rangkaian dihubungkan dengan power supply.
Dimulai dengan menekan tombol A pada
remot kontrol sebagai aktifasi untuk
menghidupkan lampu pada remote control dan
7 segment akan menunjukan tampilan angka 1
sebagai penanda lampu aktif, dan jika ditekan
sekali lagi tombol A pada remote control
maka lampu akan mati dan 7 segment akan
menunjukan angka 0, Selanjutnya sistem
aktifasi lampu kamar diatur dengan penekanan
tombol B untuk menambah itensitas cahaya
lampu dan tombol C untuk mengurangi
itensitas lampu pada ruangan.
Rangkaian sistem minimum ini
berfungsi untuk menjalankan mikrokontroller
agar dapat bekerja/berfungsi sesuai dengan
yang kita butuhkan dimana perancangannya
bertujuan untuk mempermudah penggunaan
mikrokontroler tersebut. Rangkaian kristal
data pin XTAL 1 dan XTAL 2 berfungsi untuk
memberikan clock pada sistem, dimana
penulis menggunakan kristal 16 Mhz yang
juga dapat digunakan untuk komunikasi serial.
Pada pin 20 (reset) dibutuhkan rangkaian yang
berfungsi sebagai resetter mikrokontroler pada
saat awal sistem dihidupkan. Keseluruhan port
pada mikrokontroler ini berlogika 1, untuk itu
dibutuhkan initialisasi port pada awal
pemograman sesuai dengan yang inginkan.
6.
7.
Desain Secara Terinci
Desain dari alat yang dibuat
merupakan gambaran dari alat secara
keseluruhan. Dengan adanya desain ini maka
prinsip kerja dari alat serta komponenkomponen dari sistem yang digunakan akan
dapat dilihat dengan jelas.
a. Rangkaian Sistem Minimum
Remote Control Lampu Kamar . . .
Gambar 3.5 Rangkaian Sistem Minimum
Mikrokontroler ATmega 8535
b. Rangkaian Transmitter
Transmitter yang digunakan yaitu
remot kontrol dengan frekuensi 27 MHz,
berupa remot kontrol. Modul transmitter ini
menggunakan IC TX 2 dengan 4 buah output
yang berguna untuk mengarahkan posisi
motor servo. Remot kontrol mempunyai 2
buah tombol, masing – masing tombol
mempunyai 2 buah chanel. Tabel 3.1
menjelaskan fungsi dari masing – masing
chanel.
Tabel 3.1 Fungsi Masing – masing Chanel
25
Tombol
1
Fungsi
Tombol A
2
Tombol B
3
Tombol C
4
Tombol D
Chanel
1
2
Gambar 3.3 berikut ini merupakan
rangkaian transmitter 27 MHz. Dengan 4 buah
input sebagai penunjuk arah motor servo.
Pada gambar 3.3
merupakan rangkaian transmitter berupa
remot kontrol dengan 4 buah chanel, masing –
masing chanel menunjukkan arah. Sinyal
yang dipancarkan oleh masing – masing
chanel tadi akan ditangkap oleh receiver.
c. Rangkaian Receiver
Receiver sebagai penerima sinyal
diletakkan di port A. Yang mana input – input
dari receiver digunakan untuk menggerakkan
motor servo ke kiri, kanan, atas dan bawah.
Gambar 3.4 merupakan rangkaian dari
receiver 27 MHz.
Gambar rangkaian reciver ini memiliki 4 buah
chanel atau input yang akan dihubungkan ke
rangkaian mikrokontroler, dengan 4 buah
chanel yang memiliki kegunaan untuk
menentukan arah atas, bawah, kiri dan kanan.
Pada gambar 3.5 menjelaskan port yang
digunakan untuk rangkaian receiver.
d. Rangkaian Driver Lampu
Bentuk dasar driver lampu yang
paling sederhana terdiri dari sebuah saklar
elektronis yang akan aktif ketika mendapat
masukan dari Mikrokontroler. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada rancangan blok
pada gambar 3.10 di bawah ini :
Gambar 3.10. Rangkaian Driver Lampu
Remote Control Lampu Kamar . . .
26
Blok rangkaian driver ini berfungsi
sebagai penggerak triac yang dapat
mengaktifkan lampu. Driver ini menggunakan
photo triac MOC3021 sebagai saklar
elektronis pada triac untuk menghidupkan
lampu.. Untuk menghidupkan driver ini perlu
dikirimkan sinyal logika tinggi (high) yang
akan mengaliri ke pin 1 pada MOC 3021
sehingga mengaktifkan bagian pemancar
untuk mengaktifkan photo triac yang terdapat
didalam MOC3012, dengan aktifnya photo
triac tersebut akan mengirimkan sinyal yang
masuk kekaki gate BTA136, yang berfungsi
sebagai aktifasi switch pada triac, sehingga
lampu dapat menyala..
e. Rangkaian
Driver
Seven
Segmen
Blok rangkaian driver ini berfungsi
sebagai penggerak tampilan seven segment.
Pada rangkaian ini terdiri dari beberapa
komponen utama yaitu: resistor 330 ohm
sebanyak 8 buah, dan seven segment.
Rangkaiannya dapat dilihat pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Rangkaian Driver Seven
Segment
Seven segment yang digunakan
merupakan jenis common anoda yang berarti
akan aktif ketika pin-pin a, b, c, d, e, f, dan g
dihubungkan dengan ground. Resistor 330
ohm digunakan sebagai pembatas tegangan
agar LED pada seven segment tidak rusak
karena tegangan yang berlebihan.
Untuk mengaktifkan seven segment,
pin output mikrokontroler dihubungkan
dengan pin-pin pada IC 74LS47. Pada alat
yang dibuat, port mikrokontroler yang
digunakan adalah Pada Mikrokontroler
porta.0 hingga port a.7, portc.0 hingga portc.7.
Agar LED pada seven segment menyala, perlu
diberi logika aktif Low (0) pada pin IC
74LS47 yang bersangkutan. Karena yang
ditampilkan pada seven segment adalah angka
satu, dua dan tiga hingga 0, maka pemberian
logika pada pin IC 74LS47 menuju ke Seven
Segment dapat dilihat pada tabel 3.2.
Remote Control Lampu Kamar . . .
Tabel 3.2. Keluaran Seven Segment dari
Input 74LS47
Input
Output
Angka
74LS47
Seven Segmnet
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
00H
01H
02H
03H
04H
05H
06H
07H
08H
09H
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
f. Rangkaian Catu Daya
Rangkaian penurun tegangan ini
dibutuhkan karena mikrokontroller hanya
membutuhkan tegangan +5 volt untuk Vcc
sistem dan jika kurang dari +4,5 volt, maka
mikrokontroller akan reset dan dapat membuat
modul program menjadi kacau untuk itu di
butuhkan rangkaian catu daya sebagai penurun
tegangan ini untuk mendapatkan tegangan
yang dibutuhkan. Gambar rangkaian catu daya
dapat dilihat dibawah ini :
Rangkaian catu daya pada gambar
3.10 merupakan rangkaian yang digunakan
untuk memberikan catu daya ke sistem dari
tegangan PLN. Karena tegangan PLN sebesar
220V AC maka diperlukan transformator
penurun tegangan (transformator step-down)
untuk menghasilkan tegangan 5V AC,
keluaran dari transformator tersebut sebesar
5V AC maka diperlukan dioda sebagai
penyearah sehingga dapat menghasilkan
tegangan 5V DC berbentuk tegangan searah
namun masih memiliki noise yang tinggi,
keluaran dari dioda tersebut menuju ke
kapasitor 1000uF/25v yang berfungsi sebagai
filter arus dan menghilangkan noise yang
27
didapatkan dari penyearah, sehingga hasil
tegangan dc yang didapatkan mendekati garis
lurus. Setelah melalui kapasitor arus menuju
ke IC regulator yang berfungsi sebagai
penstabil tegangan, seri yang digunakan LM
7805 untuk tegangan 5V DC. Keluaran dari IC
ini berkisar antara 4,8 – 5V DC. IC ini sangat
diperlukan sekali dikarenakan tegangan yang
dibutukan mikrokontroler harus benar benar
stabil dan tidak boleh melebihi dari 5V DC.
8. Rancangan Modul Program
Sub bab ini menjelaskan tentang modul
program yang digunakan untuk mengontrol
kerja dari alat yang dirancang. Rancangan
modul dapat menjadi dua bagian yaitu:
flowchart dan listing program.
a. Flowchart
Modul program dirancang memiliki
struktur dengan kualitas yang baik dan mudah
dimengerti, maka sebelum pembuatan listing
program perlu diawali dengan penentuan
logika program. Logika dasar gambaran pada
penulisan ini adalah dengan menggunakan
flowchart seperti gambar berikut:
b.
Modul Program
Pada sub bab ini diuraikan mengenai
modul program untuk aplikasi remote control
dengan memakai Bahasa Pemrograman
CodeVision AVR. Dalam program ini terbagi
kedalam beberapa sub-sub program yang
mempunyai fungsi-fungsi tersendiri.
/*************************************
****************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.03.4 Standard
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2008 Pavel Haiduc, HP
InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 11/3/2014
Author :
Company :
Comments:
Chip type
: ATmega16
Program type
: Application
Clock frequency : 8.000000 MHz
Memory model
: Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 256
*************************************
****************/
#include <mega16.h>
#include <delay.h>
// Declare your global variables here
int pwm=50;
void aktif() {
if(PINA.1==1) /*switch 0*/
{
pwm++;
OCR1A=pwm;
}
if(PINA.2==1) /*switch 1*/
{
pwm--;
OCR1A=pwm;
}
if(PINA.0==1) /*switch 1*/
{
OCR0=0;
PORTC=0x00;
}
}
void main(void)
{
// Declare your local variables here
Remote Control Lampu Kamar . . .
28
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In
Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T
State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
//
Func7=Out
Func6=Out
Func5=Out
Func4=Out
Func3=Out
Func2=Out
Func1=Out Func0=Out
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0
State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTB=0x00;
DDRB=0xFF;
// Port C initialization
//
Func7=Out
Func6=Out
Func5=Out
Func4=Out
Func3=Out
Func2=Out
Func1=Out Func0=Out
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0
State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In
Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T
State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0xFF;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 8000.000 kHz
// Mode: Fast PWM top=FFh
// OC0 output: Non-Inverted PWM
TCCR0=0x05;
TCNT0=0x94;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer 1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x83;
TCCR1B=0x01;
TCNT1H=0x00;
Remote Control Lampu Kamar . . .
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
//
Timer(s)/Counter(s)
initialization
TIMSK=0x00;
Interrupt(s)
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by
Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
//PWM untuk mengatur kecepatan motor DC
while (1)
{
if(PINA.0==1)
{
PORTC=0x01;
aktif();
}
};
}
Kesimpulan
1. Remote kontrol berbasis frekuensi
dapat digunakan untuk mengontrol
suatu program aplikasi remote
Lampu kamar.
2. Bahasa Pemrograman C dapat
digunakan dalam pembuatan program
aplikasi remote Lampu kamar yang
dapat dikontrol dengan remote
kontrol.
3. Mikrokontroller ATmega 8535 dapat
dioptimalkan sebagai pengontrol
remote Lampu kamar.
29
4.
5.
Mikrokontroller ATmega 8535 dapat
dikoneksikan dengan IC RX/TX 2B.
Mikrokontroller ATmega 8535 juga
dapat menampilkan ouput ke seven
segment.
DAFTAR PUSTAKA
Atmel
(1997),
Flash
Microcontroller
Architectural Overview. Atmel Inc,
Http://www.atmel.com, USA.
Atmel (1997),”ATmega 8535 Series Hardware
Description,
Atmel
Inc.,
Http://www.atmel.com, USA.
Bishop,
Owen,
(2002),
Dasar-Dasar
Elektronika, PT. Erlangga, Jakarta.
Remote Control Lampu Kamar . . .
Ibrahim, K.F. dan Santosa Insap (1996),
Teknik Digital, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Putra, Agfianto E., (2002), Belajar
Mikrokontroler
AT89C51/52/55,
Gava Media,
Yogyakarta. .
Suhata, (2004), Aplikasi Mikrokontroler
sebagai
pengendali
peralatan
Elektronik, Elek Media Komputindo,
Jakarta.
Wasito S., (2001), Vademekum Elektronika
Edisi Kedua, PT. Gramedia Pustaka
Utama,
Jakarta.
30
Download