Studi Kasus: Kampung di Jalan Malioboro Yogyakarta, Kawasan Wisata Ciater Subang dan Kampung Batik Laweyan Surakarta PERKEMBANGAN PARIWISATA BESERTA PERUBAHAN RUMAH & LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKANNYA AR5151 Sosio – Teknologi Perancangan Lingkungan Binaan program pasca sarjana magister arsitektur Semester III 2005-2006 institut teknologi bandung SOSIO PERANCANGAN LINGKUNGAN BINAANBINAAN SOSIO––TEKNOLOGI TEKNOLOGI PERANCANGAN LINGKUNGAN substansi pembahasan PERKEMBANGAN PARIWISATA BESERTA PERUBAHAN RUMAH & LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKANNYA • latar belakang • kajian literatur • • Malioboro • • • Ciater Laweyan evaluasi dan kesimpulan • http://www.ar.itb.ac.id/wdp studi kasus daftar pustaka SOSIO – TEKNOLOGI PERANCANGAN LINGKUNGAN BINAAN Arti penting kepariwisataan di Indonesia ditandai dengan: • tingginya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara • meningkatnya perolehan devisa negara. • tingkat perjalanan wisatawan nusantara cukup tinggi Dampak positif pariwisata: • menciptakan lapangan kerja • mengurangi tingkat pengangguran • meningkatkan pendapatan masyarakat. Dampak negatif pariwisata: • perubahan lingkungan fisik alami melebihi carrying capacity lingkungan • perubahan lingkungan fisik binaan; meningkatnya kepadatan penduduk di kawasan wisata, bangunan hotel yang menjulang tinggi, poster iklan yang merusak pemandangan dan lingkungan, dll latar belakang Kajian mengenai sosio-teknologi pada pembahasan ini bisa dipahami sebagai berikut:: • Teknologi, berdasar artinya merupakan suatu cara/rekayasa terhadap sesuatu hal. Pada pembahasan kali ini, kajian teknologi dapat diartikan sebagai proses mempelajari bagaimana suatu kegiatan yaitu pariwisata merekayasa, membentuk dan merubah suatu kawasan sesuai dengan kebutuhan pariwisata. • Kajian Sosial/sosio dapat dilihat pada bagaimana kegiatan pariwisata kemudian memberi dampak/pengaruh pada kehidupan sosial-budaya masyarakatnya dikawasan studi. http://www.ar.itb.ac.id/wdp SOSIO – TEKNOLOGI PERANCANGAN LINGKUNGAN BINAAN Pengertian Pariwisata Salah Wahab (1976) “A purposeful human activity that serves as a link between people either within one same country or beyond the geographical limits or states. It involves the temporary displacement of people to another region, country or continent for the satisfaction of varied needs other than exercising a renumerated function. For the concerned tourism is an industry who “product” are consumed on the spot forming “invisible-export”. The benefit accuring there from can be withnessed in the economic, cultural and social life of its community” kajian literatur Oka. A Yoeti (1983), •Perjalanan sementara •Diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, •Bukan untuk berusaha (business), •Menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. UU Kepariwisataan No. 9 tahun 1990, segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidangnya. perjalanan sementara waktu, dilakukan dari satu tempat ke tempat lain bertujuan untuk pertamsyaan dan rekreasi tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya • semata-mata sebagai konsumen • pengadaan obyek wisata dan fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pariwisata http://www.ar.itb.ac.id/wdp (industri pariwisata) Mathieson dan Wall (1981), •Pergerakan manusia yang bersifat sementara •Diluar tempat kerja dan tempat tinggalnya sehari-hari, •Aktifitasnya dilakukan selama tinggal ditempat tujuan wisata •Disediakan fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka. • • • • kajian literatur Dampak Pariwisata 1. Ekonomi, (Mathieson dan Wall, 1981) meliputi biaya dan keuntungan yang dihasilkan dari fasilitas dan pelayanan pariwisata. (Oka. A. Yoeti): •menimbulkan kesempatan kerja •memperkecil jumlah pengangguran •peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah •peningkatan pendapatan nasional (National Income) •memperkuat posisi neraca pembayaran (Net Balance Payment) •memberikan efek multiplier dalam perekonomian setempat (multiplier effect) 2. lingkungan fisik dasar 3. sosial budaya: •perubahan cara hidup masyarakat, •perubahan struktur sosial, perilaku dan perannya dimasyarakat. •memungkinkan timbulnya polarisasi penduduk •terpecahnya keluarga •timbulnya sikap konsumtif masyarakat. Gunawan (1997) perubahan gaya hidup: perilaku, demografi, kehidupan ekonomi perubahan pemanfaatan lahan serta perubahan pekerjaan dan kebiasaan masyarakat: kepadatan tinggi, pembangunan prasarana wilayah tidak memadai akan menyebabkan prasarana lingkungan yang terlalu sarat beban, pergeseran permukiman dan tempat kerja, sarana pariwisata yang tidak tepat, yang akan berdampak perubahan struktur masyarakat: perubahan pola interaksi masyarakat akan menimbulkan Prinsip-Prinsip Perancangan Kawasan (Shirvani, 1985) 8 elemen yang harus diperhatikan, tata guna lahan, tata bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pejalan kaki, aktivitas penunjang, rambu-rambu, preservasi (Danisworo, 1995) isu sentral dalam perancangan kota/kawasan adalah berobsesi untuk mencapai kualitas visual, kualitas fungsional, kualitas lingkungan, kualitas spiritual. Strategi perancangan kawasan, meliputi peruntukkan lahan makro dan mikro, intensitas bangunan, sistem penghubung, ruang terbuka, tata bangunan, konservasi dan preservasi (Lawson dan Bovy), prinsip-prinsip perancangan pariwisata didasarkan pada tujuan-tujuan: 1.Mempertemukan kebutuhan-kebutuhan individual 2.Menyediakan suatu pengalaman yang berbeda dengan keseharian 3.Menciptakan kesan atraktif bagi wisatawan kajian literatur Gunn (1988) dalam Novita Dwiarti (2003) morfologi dan struktur kota dibagi menjadi 3: Inti/Nucleus, sabuk/ Inviolate Belt, tepian/Zone of enclosure 1 2 3 Inskeep (1991) dalam Vera Vardhani (2000) 6 komponen pariwisata, atraksi dan aktivitas yang menarik, akomodasi, fasilitas inap wisatawan serta sarana pendukung, fasilitas dan pelayanan lain, fasilitas pelayanan transport, infrastruktur kota dan pelayanan institusional. (Myra. P. Gunawan, 1997) 3 aspek utama pariwisata, daya tarik (atraction), daya hubung (accesibility) dan fasilitas dan sarana penunjang (amenities) http://www.ar.itb.ac.id/wdp kajian literatur Perubahan Lingkungan (Amos Rapoport, 1990) Hubungan perubahan rumah dan lingkungan binaan Rumah dan lingkungan binaan merupakan cerminan dari adanya perubahan aktivitas penghuni/pengguna. Perubahan aktivitas dibaca sebagai konsekuensi perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup merupakan akibat perubahan nilai-nilai sosial kultural yang menjadi rujukan. Perubahan rujukan terhadap nilai-nilai baru merupakan konsekuensi dari berubahnya cara pandang dari sekelompok masyarakat. Rossi (1984), Arsitektur bukan hanya sesuatu yang bisa dilihat tetapi juga merupakan proses konstruksi permukiman yang berkembang setiap saat. perubahan sebuah kota/permukiman sangat dipengaruhi oleh perubahan aktivitas dan gaya hidup masyarakatnya, dimana dalam perubahan tersebut dibutuhkan penyesuaian antara kebutuhan masyarakat dengan kondisi lingkungannya. Sehingga dalam kaitannya dengan penelitian ini, akivitas baru dalam sebuah kawasan, yaitu pariwisata, akan memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan permukiman kampung batik. http://www.ar.itb.ac.id/wdp Kampung sosrowidjayan • Rumah sekaligus menjadi tempat usaha yang berkaitan dengan wisata (penginapan, hotel, toko souvenir, penyewaan buku, wartel, rental car, agen wisata dan lain sebagainya) • Terdapat penghuni kampong yang merupakan pendatang dari luar daerah, yang mempunyai motivasi menyewa bangunan untuk usaha SUMBER: Agung Cahyo Nugroho, Penataan Dan Perancangan http://www.ar.itb.ac.id/wdp Kampung-Kampung Dijalan Malioboro Yogyakarta,Tesis ITB, 2003 Kampung Sosrodipuran-Sosromenduran • Banyak terdapat sector informal didalamnya (pedagang makanan, jasa transportasi local, peyanan wisata, kos2an) • Warga membuka usaha toko kelontong, warung makan, dll untuk memenuhi kebutuhan warga http://www.ar.itb.ac.id/wdp Kampung Jogonegaran-Pajeksan • hunian dengan kepadatan tinggi • Mayoritas penghuni merupakan pengontrak/kos, yang bekerja disektor informal/formal Malioboro • Kampung sebagai asrama dan akomodasi bagi pekerja Malioboro • Warga setempat membuka usaha dirumah untuk mendukung Malioboro • Bermunculan fungsi hotel, perdagangan dan hunian http://www.ar.itb.ac.id/wdp kawasan wisata ciater subang Rumah asli, pada perkembangannya kemudian berubah menjadi rumah penginapan dua macam sifat perubahan yang terjadi, yaitu: • Perubahan ekspansif. • Perubahan fungsional http://www.ar.itb.ac.id/wdp kawasan wisata ciater subang http://www.ar.itb.ac.id/wdp kawasan wisata ciater subang http://www.ar.itb.ac.id/wdp kampung batik laweyan solo Kampung Laweyan • Sentra batik di Solo. • Lokasi terletak di Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, di pinggir Sungai Kabanaran, berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. • Laweyan menjadi DTW di kota Solo. • Dampak ikutan: muncul sarana penunjang pariwisata rumah-rumah bekas saudagar batik difungsikan sebagai hotel, losmen atau homestay. rumah memajang dan menjual batik untuk pengunjung. http://www.ar.itb.ac.id/wdp kampung batik laweyan solo http://www.ar.itb.ac.id/wdp PERUBAHAN RUMAH DAN LINGKUNGAN Rumah fungsi ruang Kepemilikan lahan Perubahan fasade bangunan GSB Lingkungan Perubahan tata guna tanah Perubahan tata bangunan Perubahan dimensi, kualitas dan kuantitas jalur sirkulasi dan parkir Perubahan dimensi, kualitas dan jumlah ruang terbuka Perubahan dimensi, kualitas dan jumlah/panjang jalur pejalan kaki Perubahan kualitas dan jumlah rambu-rambu dan penerangan jalan VARIABEL DEPENDEN KECENDERUNGAN ARAH PERUBAHAN MENUJU ASPEK PARIWISATA Sifat perubahan (Atraction): fungsional---atraktif universal/umum---khas lokal inklusif---ekslusif Perubahan fungsi (Amenities) Hunian---fasilitas pariwisata (hotel, restoran, agen pariwisata, galeri handycraft) Industri---fasilitas pariwisata Aksesibilitas Peningkatan keamanan dan kenyamanan Kemudahan akses masuk kawasan Kedekatan dengan fasilitas pendukung pariwisata Kemudahan dan kedekatan antar pusat-pusat atraksi KARAKTER PENGHUNI -Jumlah penduduk -jenis pekerjaan -Tingkat pendidikan -Asal daerah -Kepemilikan lahan -Motivasi perubahan dan pergerakan VARIABEL INDEPENDEN daftar pustaka Agung Cahyo Nugroho, 2003, Penataan Dan Perancangan Kampung-Kampung Dijalan Malioboro Yogyakarta, Tesis ITB Aldo Rossi,1982, The Architecture of The City Andre Loeckx, Paul Varmuelen, 1986, Note On The Methodology Of Urban Analysis, Katholieke Universiteit Leuve Department Of The Environment And Heritage (Australia Government), 2004, Steps To Sustainable Tourism, Canberra Elwin Alexander Koster, 2001, “Urban Morphology, A Taste of a Form-Oriented Approach to The History of Urban Development”, (http://www.........) Myra P. Gunawan, 1997, Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan, ”Prosiding pelatihan dan Lokakarya”, Penerbit ITB Myra P. Gunawan, 1997, Pariwisata Indonesia : Berbagai Aspek dan Gagasan pembangunan, P2Par ITB Novita Dwiarti A, 2003, Perancangan Jejalur Wisata di Kawasan Heritage Laweyan Surakarta, Tesis ITB Oka A. Yoesti, 1983, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa Bandung Oka A. Yoesti, 1997, Perencanaan dan Pengembangan pariwisata, PT. Pradnya Paramita Bandung Peter E. Murphy , 1985, Tourism A Community Approach, New York R. Pekik Praditino, 2003, Transformasi Morfologi Kota Di Hilir Sungai Mahakam, Tesis ITB Stephen Page, 1995, Urban Tourism, Canada Vera Vardhani, 2000, Perancangan Jejalur Wisata Budaya Kotagede Dalam Konteks Pelestarian, Tesis ITB http://www.ar.itb.ac.id/wdp Terima kasih Diah Cahyani Permana Sari 252 04 006 http://www.ar.itb.ac.id/wdp