skripsi all 2003 - UIN Repository

advertisement
GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA
REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN
TAHUN 2013
Skripsi ini Diajukan Sebagai Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.kep)
OLEH
DEWI RETNOSARI
106104003706
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA
REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN
TAHUN 2013
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
DISUSUN OLEH:
DEWI RETNOSARI
NIM : 106104003706
Pembimbing I
Pembimbing II
Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat
Ns. Uswatun Khasanah S.Kep, MNS
NIP:198011192011012006
NIP:197704012009122003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA
REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN
TAHUN 2013
Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :
Dewi Retnosari
106104003706
Pembimbing I
Pembimbing II
Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat
Ns. Uswatun Khasanah S.Kep, MNS
NIP:198011192011012006
NIP:197704012009122003
Penguji I
Penguji II
Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, MSc
Ns. Uswatun Khasanah S.kep,MNS.
NIP. 198008022006042001
NIP .197704012009122003
Penguji III
Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Mat
NIP. 198011192011012006
ii
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ns. Waras Budi Utomo, S.kep, MKM
NIP.197905202009011012
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr (hc). dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp. And.
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2013
DewiRetnosari
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: DewiRetnosari
Tempat/tanggal lahir
: Tangerang, 28Desember 1987
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
:
Kav.
Pinang
Tigaraksa
Rt
001/002
Kec.
TigaraksaKab. Tangerang 15720
Tlp
: 085813567068
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
: SDN Pinang(1993-1999)
SMP 1 Tigaraksa(2000-2002)
SMA 1 Tigaraksa (2002-2005)
Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta (2006-Sekarang)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang
saat ia berusaha untuk sukses dari pada posisi yang telah diraihnya
dalam kehidupan
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orang tuaku,
Do’atulus kepada ananda seperti air yang tak pernah berhenti terus mengalir, pengorbanan,
motivasi, kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang terlalu mustahil untuk dinilai,
engkaulah sebaik–baik panutan meski tidak selalu sempurna.
My family,,,,
Terima kasih atas kasih sayang, support, do’a yang menyertai penuli ssehingga penulis dapat
menyelesaikan skrips iini
Dosen –dosenku di PSIK,,,,
Terima kasih telah membimbing, memberi arahan pada penulis dan membekali penulis dengan
ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis, jasamu tiada tara,,,
Adik dan kakakku Tersayang “Anggieta dan Aida”
Terima kasih atas kasih saying do’adan support yang diberikan, semoga kalian selalu jadi
yang terbaik
“Zul”,,,,
Terima kasih atas do’a, dukungan, kasih sayang, pengertian serta nasehat yang diberikan
kepada penulis, I will always remember
Temanku ,,,,
Ulfa, Nurjanatun Na’im, Rizki Puji Lestari, Siti Nurussyarifa, thanks untuk
kebersamaannya selama ini semoga kebersamaan yang kita jalin takakan lekang oleh waktu
Teman- teman PSIK,,,
Anti, mami,,,, sertateman-teman PSIK 2006 yang tidak bias penuli ssebutkan namanya satu
persatu trima kasih atas do’a, support, bantuan dan kebersamaan yang takkan pernah penulis
lupakan.
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, Juli 2013
Dewi Retnosari, NIM : 106104003706
Gambaran Sikap Dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Di Smk
Nusantara Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2013
xvi + 79 Halaman + 4 Tabel + 4 Lampiran
ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menjadi masa
dewasa,Masa remaja dikenal dengan masa pubertas yang sangat rentan terhadap
perilaku yang menyimpang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran sikap dan perilaku seksual pranikah remaja di SMK Nusantara Ciputat.
Jenis penelitian ini adalahdeskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain
cross sectional (potong lintang).Waktu penelitian pada tanggal 12 maret 2013.
Sampel sebanyak 46 remaja, diambil secara non-probalitysampling dengan
teknikconsecutive sampling. Pengumpulan datadengan menggunakan kuesioner.
Analisis data yang di gunakan adalah analisa univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran usia responden tentang perilaku
seksual pranikah remaja didapatkan bahwa sebanyak 1 responden (2,2%) usia 14
tahun, 21responden (46,7%) berusia 15 tahun, 16responden (35,6%) berusia 16
tahun, sebanyak 5 responden (11,1%) berusia17 tahun dan 2 responden (4,4%)
berusia 18 tahun. Menurut jenis kelamin didapatkan bahwa28 responden (62,2%)
perempuan, 17 responden (37,8%) laki-laki. Remaja mempunyai sikap positip
sebanyak 32 responden (71,1%),dan yang mempunyai sikap negative sebanyak 13
responden (28,9%). Gambaran perilakuseksual pranikah sebanyak 21 responden
(46,7%) berperilaku positif dan 24 responden (53,3%) berperilaku negatif.
Peneliti menyarankan pada pihak sekolah agar dapat meningkatkan promosi
kesehatan reproduksi pada remaja serta memberikan penyuluhan tentang bahaya
perilaku seksual pranikah.
Kata kunci : Sikap, Perilaku dan Remaja
Daftar bacaan : 43 (1990 - 2009 )
vii
FACULTY OF MEDICINEANDHEALTHSCIENCES
STUDYPROGRAM OF NURSINGSCIENCE
Thesis, juli 2013
Dewi Retnosari, NIM : 106104003706
Descripti on Sexual Attitudes And Behavior Adolescents Prenuptial in national
vocational high school of south tangerang year 2013
xvi + 79 Pages + 4 Tabels + 4 Attachment
ABSTRACT
Adolescenceis atransitional periodbetweenchildhood andintoadulthood.
Adolescenceis known aspubertyverysusceptible todeviant behavior. The
purposeofthis
study
wasto
describe
theattitudesandbehavior
ofadolescentpremarital sexualof national vocational high school in Ciputat.
This research wasquantitative descriptivedesign using “cross sectional”
Researchtimeon 12March2013, Sample of46adolescents. taken bynon-probability
sampling
withconsecutive
sampling
technique.
Data
collection
usingquestionnaires.Analysis of the datain useis univariate.
The
results
showedthat
therespondents'agepictureaboutadolescentpremarital sexualbehaviorfoundthatas
many as1respondent(2.2%) aged14years, 21respondents(46.7%) aged15years,
16respondents(35.6%) aged16years, a total of5respondents(11.1%) aged17
yearsand2respondents(4.4%)
aged18years.
By
sexshowed
that28respondents(62.2%) women, 17respondents(37.8%) males. Teens have
apositiveattitudeas
much
as32respondents(71.1%),
and
those
withnegativeattitudeswere 13respondents(28.9%). Picture ofpremarital sexual
behavior of21respondents(46.7%) positive attitudeand24respondents (53.3%)
negativebehavior.
Researchers
suggestinthe
schools’
administratorin
order
toimproveadolescent reproductive healthpromotionas well asproviding
information about thedangers ofpremarital sexualbehavior.
Keywords: Attitudes, Behaviourand Youth
Reading list: 43 (1990 - 2009)
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Universitas Islam Negeri Jakarta,
untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama
kuliah.
Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi,
sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Penulis menyadari bahwa
penyajian skripsi ini jauh dari sempurna.Hal ini disebabkan masih terbatasnya
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam melihat fakta,
memecahkan masalah yang ada serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran.
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan
skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan
yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya.Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.dr.MK. Tadjudin, Sp.And, Selaku Dekan FKIK
2. Bapak Waras Budi Utomo, S. kep, MKM Selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan.
3. IbuPuspita Palupi, S.kep.,M.kep.,Ns.Sp,Kep.Mat, dan Ibu Uswatun
Khasanah. MNS Selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-
ix
besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu dan arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen-dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan
pengetahuan, selama penulis mengikuti perkuliahan.
5. Seluruh Staff karyawan Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri
Jakarta (PSIK UIN Jakarta).
6. Orang tuaku yang memelihara, mendidik, serta mencurahkan semua kasih
sayang tiada tara tanpa pamrih yang senantiasa mendo’akan keberhasilan
penulis dan memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada
penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman PSIK angkatan 2006 yang telah memberikan bantuan,
inspirasi, do’a dan semangat dalam menyusun skripsi.
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh
dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya.
Jakarta, Juli 2013
Dewi Retnosari
x
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN PERSETUJUAN......................... ........................................
i
PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI...............................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................
v
LEMBAR PERSEMBAHAN.........................................................................
vi
ABSTRAK.......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR....................................................................................
viii
DAFTAR ISI...................................................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................
xiv
DAFTAR BAGAN...........................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang……………………………………………… 1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………... 8
C.
Tujuan Penelitian…………………………………………… 9
D.
Manfaat Penelitian………………………………………….
E.
Ruang lingkup Penelitian………………………………….. 10
9
TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
Remaja………………………………………………….
11
Sikap………………………………………………………. 19
xi
BAB III
C.
Perilaku…………………………………………………… 23
D.
Seksualitas………………………………………………..
31
E.
Kerangka Teori…………………………………………...
36
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A.
Kerangka Konsep…………………………………….
37
B. Definisi Operasional.............................................................
BAB IV
38
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain Penelitian……………………………………….
40
B.
Tempat dan Waktu Penelitian………………………….
40
C.
Populasi dan sampel………………………………….......40
D.
Instrument Penelitian ………………….……………..
42
E.
Pengumpulan Data………………..……………….......
44
F.
Teknik Analisa Data………………………..…….......
47
G.
Etika Penelitian……………………………………....... 49
BAB V HASIL PENELITIAN
BAB VI
A. Gambaran Tempat Penelitian……………………….......
51
B. Analisa Univariat……………………….……………….
53
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Responden………………………………….… 56
B.
Analisis Univariat…………………………………………... 56
C.
Keterbatasan Penelitian………………….………………..... 65
xii
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan…………………………………………….
B.
66
Saran…………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
1. BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
2. PMS
: Penyakit Menular Seksual
3. KTD
: Kehamilan Tidak Diinginkan
4. HIV
: Human Immunodeficiency Virus
5. AIDS
: Acquired Immune Deficiency Syndrome
6. KESREPRO : Kesehatan Reproduksi
7. SMK
: Sekolah Menengah Kejuruan
8. WHO
: World Health Organization
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di SMK Nusantara
Ciputat Tahun 2013……………………………...………………................ 53
5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di SMK Nusantara
Ciputat tahun 2013………………………………………………................ 53
5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Perilaku Seksual
Pranikah di SMK Nusantara Ciputat Tahun 2013…………….................... 54
5.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Seksual Pranikah di SMK Nusantara
Ciputat Tahun 2013……………………………………..……................... 55
xv
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan
Halaman
2.1 Kerangka Teori ………………………………………………………..
3.1 Kerangka Konsep …………………………………………………......
xvi
36
37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menjadi
masa dewasa. WHO(Word Health Organization, 2010) mengungkapkan batasan
usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Kementerian
Kesehatan usia remaja yaitu berusia 10 sampai 19 tahun dan belum menikah
(Kementerian Kesehatan, 2013).
Survei demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi
remaja merupakan populasi yang besar. Biro Pusat Statistik, 2010 melaporkan
bahwa kelompok umur 10 sampai 19 tahun adalah 22%, yang terdiri dari
50,9% remaja laki-laki dan 49,1 remaja perempuan (WHO, 2010). Depkes
(2011) mengungkapkan bahwa populasi remaja di Indonesia sebesar 63,4 juta
jiwa dan berada pada jenjang sekolah pertama hingga ke perguruan tinggi.
Masa remaja dikenal dengan masa pubertas yang sangat mempengaruhi
keadaan fisiologis, psikologis maupun sosial remaja (Wong, 2009).Masa
pubertas merupakan kematangan hormonal serta organ-organ reproduksi mulai
berfungsi dan seks sekunder yang mulai muncul sehingga mempengaruhi
perubahan tubuh dan emosional (Wong, 2009 & Santrock, 2003).
Remaja
mengalami
berbagai
perubahan,
remaja
menjadi
lebih
berkonsentrasi pada fisik diri, perubahan tubuh yang tidak familiar
(Soetjiningsih, 2010). Pada usia remaja perempuan akan mengalami
menstruasi, pinggul lebar, bulat, dan membesar, puting susu membesar dan
1
menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar
dan lebih bulat. Kulit akan menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang
pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih
aktif. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa pubertas, sehingga memberikan bentuk pada bahu,
lengan, dan tungkai, keadaan semacam ini secara fisik remaja perempuan sudah
mampu bereproduksi pada remaja laki-laki Bahu melebar, pinggul menyempit,
Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki, Kulit
menjadi
lebih
kasar
dan
tebal,
produksi
keringat
menjadi
lebih
banyak(Sarwono, 2003).
Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka,
bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya.
Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap
peran dan penjajakan karir merupakan hal penting.Orang tua harus mengijinkan
anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika anak menjajaki
berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan mencapai identitas
yang positif. Jika orang tua menolak identitas remaja sedangkan remaja tidak
mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan tentang jalan masa depan
yang positif maka ia akan mengalami kebingungan identitas (Santrock, 2003).
Remaja
dalam
mencapai
tugas
perkembangan
dapat
mengalami
permasalahan, berkaitan dengan tingkat kematangan seksual remaja. Hal ini
dapat terjadi karena remaja dalam perkembangannya cenderung memiliki
tingkat seksual yang tinggi sehubungan dengan mulai matangnya hormon
seksual dan organ-organ reproduksi.Keadaan ini menyebabkan rentannya
2
perilaku
remaja
yang
mengarah
kepada
terpuaskannya
dorongan
seksual.Remaja yang dapat mengendalikan akan terhindar dari perilaku seksual
yang menyimpang. Sebaliknya, para remaja tidak dapat mengendalikannya,
maka akan terjerumus ke dalam penyimpangan seksual, misalnya pemerkosaan,
pornografi, dan hubungan bebas (Hurlock, 2009).
Remaja dapat dikuasai oleh dorongan agresi dan antagonistik, maka
kepekaan terhadap pengaruh perilaku seksual menyimpang pada umumnya
akan lebih tinggi. Remaja akan menyalurkan rasa ingin tahu terhadap seksual
melalui membaca, di antara teman remaja sekelompok, menonton film biru,
dan melakukan eksperimen seksual dengan cara onani bersama teman remaja,
mencoba hubungan seksual dengan lawan jenis sebaya, bahkan dengan pekerja
seks, mencoba perilaku seksual homoseksual dengan teman sebaya atau dengan
waria yang berprofesi sebagai prostitusi, melakukan pemerkosaan bersama
teman terhadap korban yang ditemui di jalan. Perilaku remaja tersebut
merupakan sikap seksual negatif yang ditandai perilaku psikososioseksual
(Dianawati, 2003).
Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud
digerakan atau sikap dan ucapan.Perilaku seksual merupakan bentuk tingkah
laku yang ditunjukan dengan dorongan hasrat seksual, baik dilakukan dengan
lawan jenis maupun sesama jenis, bentuk-bentuk tingkah laku ini bermacammacam,
mulai
dari
perasaan
tertarik,
berkencan,
bercumbu
hingga
bersenggama.Perilaku seksual ini mencakup berdandan, merayu, menggoda,
bersiul juga terkait dengan aktifitas dan hubungan seksual.Perilaku seksual
remaja yang berkaitan dengan berpacaran telah menjurus pada hubungan seks
3
bebas.Perilaku seksual remaja meliputi, berpegangan tangan (16%), berpelukan
(13%), mencium pipi (12%). Perilaku yang sudah menjurus pada hubungan
seks awal foreplay meliputi cium pipi (9%), necking (mencium leher 9%),
meraba organ seksual (4%), peting (menempelkan alat kelamin 2%), hubungan
seksual
(1%)
(Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Nasional,
2005)(BKKBN, 2005).
Godeau (2004) melakukan survei kepada 33.943 remaja pada 24 negara
yang salah satunya Eropa Barat yang menunjukan 13,2 % remaja telah
melakukan hubungan seksual sejak usia 15 tahun dan tidak menggunakan alat
kontrasepsi, sementara 82% lainnya menggunakan alat kontrasepsi. Sukmadevi
(2006) melaporkan bahwa siswi SMP dan SMA di Jawa Barat sebesar 42,3 %
telah melakukan hubungan seksual pertama kali saat dibangku sekolah. Studi
lain menunjukan 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, telah melakukan hubungan seks pranikah, namun sebagian besar
remaja memiliki pengetahuan yang kurang sehingga mereka meyakini
berhubungan seks satu kali tidak menyebabkan kehamilan (BKKBN, 2008).
Perilaku menyimpang di lingkungan sosial diantaranya dalam bentuk seks
bebas.Salah satu bentuk seksual bebas yang dilakukan remaja adalah perilaku
menyimpang dalam berpacaran.Perilaku remaja berpacaran seperti berciuman,
pelukan, pegang payudara, sampai melakukan hubungan seksual merupakan
perilaku
yang
memprihatinkan
bagi
orang
tua
ataupun
bagi
masyarakat.Perilaku remaja Indonesia dalam kebebasan seksual dari tahun ke
tahun tidak menurun, bahkan semakin meningkat (Soetjiningsih, 2008). Sekitar
200 remaja berusia 20-24 tahun yang belum menikah di Indonesia pernah
4
melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan lebih banyak terjadi pada
remaja di perkotaan (5,7%). Secara keseluruhan persentase laki-laki berusia 1524 tahun belum menikah melakukan hubungan seks pra nikah lebih banyak
dibandingkan wanita denganusia yang sama. Menurut hasil survei BKKBN
LDFE UI pada tahun 2002 di Indonesia terjadi 2,4 kasus aborsi per tahun dan
sekitar 21 % dilakukan oleh remaja (Widiastuti, 2005).
Kecenderungan perilaku seksual pranikah di kalangan remaja semakin
banyakterjadi, tercermin dari tingkat aborsi di kalangan remaja diperkirakan
sekitar 700 ribukasus per tahun atau sekitar 30% dari seluruh kasus aborsi per
tahun di Indonesia. Suatupenelitian yang pernah dilakukan BKKBN
menyatakan
bahwa
perilaku
seksual
remaja
belakangan
ini
memangmencemaskan. Persentase remaja laki-laki yang melakukan hubungan
seksual adalah34,9% dan perempuan yang pernah melakukan hubungan
seksual sebelum menikah sebesar 24%. Remaja di Jakarta yang pernah
melakukan hubungan seks sebelummenikah ada sebanyak 42% (BKKBN,
2008).
Sikap seksual pranikah remaja dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari
factorpengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang
dianggappenting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan,
lembaga agamadan emosi dari dalam individu. Sikap seksual pranikah remaja
bisa berwujudpositif ataupun negatif, sikap positif kecenderungan tindakan
adalah mendukungseksual pranikah sedangkan sikap negatif kecenderungan
tindakan adalahmenghindari seksual pranikah remaja (Azwar, 2009).
5
Remaja mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk
dalam aspek seksualnya.Dengan demikian memang dibutuhkan sikap yang
bijaksana dari para orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta
tentunya dari remaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu
dengan selamat (Sarwono, 2006).
Laporan
jurnal
kependudukan
dan
pembangunan
tahun
2005
menunjukkan tentang penelitian terhadap 164 orang terdiri atas 139 remaja
laki-laki dan 29 remaja perempuan pada siswa-siswi kelas III SMA di kota
Surakarta dengan hasil 43,17 % remaja laki-laki kadang-kadang melakukan
onani, 36% subjek wanita tidak pernah melakukan masturbasi, 41,73% remaja
laki-laki melakukan hubungan seks pada usia 15-17 tahun dan 60% remaja
wanita pada usia 15 tahun, 42,45% laki-laki melakukan hubungan seks pada
usia 18- 19 tahun dan 28% remaja perempuan. Terdapat 2,88% remaja lakilaki dan 11,5% remaja perempuan melakukan hubungan seks pada usia 12-14
tahun. Sebagian besar alasan remaja laki-laki adalah bukti rasa cinta sebanyak
47,73%. Sedangkan 44% subjek perempuan melakukan hubungan seks
pertama kali didasari keinginan untuk mencoba (Kasturi, 2005). Hasil
penelitian yang dilakukan Taufik (2005), pada salah satu SMU di Jakarta
mengenai perilaku seksual remaja, menyatakan bahwa sebagian besar remaja
pernah melakukan ciuman bibir 10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%,
melakukan onani atau masturbasi 4,23%, dan melakukan hubungan seksual
sebanyak 3,09%.
Perilaku seksual pada remaja akan menimbulkan dampak baik secara
fisiologis dan dampak psikologis. Dampak fisiologis dari perilaku seksual
6
pranikah diantaranya kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, resiko terkena
penyakit menular seksual (PMS), dan resiko tertular HIV/AIDS juga remaja
melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan (Santrock, 2003).Perilaku
seksual pada remaja perempuan saat ini menimbulkan berbagai masalah, yang
meliputi kehamilan yang tidak diinginkan, anemia, abortus, partus premature,
perdarahan dan tindakan operatif obstetrik lebih sering dibandingkan dengan
kehamilan pada golongan 20 tahun (Soetijiningsih, 2004).
Perilaku seksual pranikah dipengaruhi oleh banyak hal pengetahuan, sikap,
faktor kebudayaan orang lain yang dianggap penting, media masa,
pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari
dalam individu.
BKKBN (2005) melaporkan bahwa pengetahuan remaja mengenai seksual
dan dampak dari seks bebas masih sangat rendah, informasi utama mereka
didapatkan dari teman sebaya (65%), film porno (35%), sekolah (19%) dan
orang tua (5%).Selain itu remaja tersebut mengakui lebih nyaman berbicara
mengenai seksualitas dengan teman sebayanya sebesar (82%). Kesrepro
(2008) melaporkan bahwa remaja sering tidak mendapatkan informasi yang
transparan tentang masalah seksual dan kesehatan reproduksi, sehingga
mereka seringkali kurang siap dalam melakukan hubungan seksual atau
kurang mampu mencegah diri mereka dari kehamilan yang tidak diinginkan
(KTD) dan penyakit menular seksual (PMS) selain itu dampak-dampak dari
perilaku seksual yang negative meliputi, pernikahan dini, kehamilan tidak
diinginkan (KTD), aborsi, depresi, AIDS, dan penyakit menular seksual.
7
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Nusantara
Ciputat pada usaia 17 dan 18 tahun mengungkapkan bahwa mereka telah
terpapar dengan tindakan pacaran saat mereka duduk di bangku sekolah dasar
aktifitas seksual yang pernah mereka lakukan diantaranya merangkul,
mencium pipi dan bibir. Tindakan tersebut dilakuakan tanpa paksaan dari
pasangan melainkan kesepakatan dari kedua belah pihak.
B. Rumusan Masalah
Keingintahuan remja mengenai seksualitas serta dorongan seksual yang
menyebabkan remaja untuk melakuakan aktifitas seksual remaja, yang
akhirnya menimbulkan persoalan pada remaja yang berkaitan dengan perilaku
seksual seperti kasus-kasus kekerasan seksual, kehamilan tidak diinginkan pada
remaja, aborsi pada remaja, pernikahan usia remaja dan lain sebagainya.
Perilaku seksual remaja meliputi, berpegangan tangan (16%), berpelukan
(13%), mencium pipi (12%). Perilaku yang sudah menjurus pada hubungan
seks awal foreplay meliputi cium pipi (9%), necking (mencium leher 9%),
meraba organ seksual (4%), peting (2%), hubungan seksual (1%)
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja diantaranya
adalah pengetahuan dan sikap.Perilaku seksual pada remaja akan menimbulkan
berbagai dampak negatip pada remaja yaitu dampak fisiologis dan dampak
sosio-psikologis. Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah diantaranya
kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, resiko terkena penyakit menular
seksual (PMS),
resiko tertular HIV/AIDS. Dari hasil penelitian bahwa
sebagian besar remaja pernah melakukan berciuman bibir 10,53%, melakukan
8
ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi 4,23%, dan melakukan
hubungan seksual sebanyak 3,09%.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku
seksual pranikah remaja di SMK Nusantara Ciputat.
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya gambaran sikap remaja
tentang seksual pranikah di
SMK Nusantara Ciputat Tahun 2012.
b. Diketahuinya gambaran perilaku remaja tentang perilaku seksual
pranikah di SMK Nusantara Ciputat Tahun 2012.
D. Manfaat penelitian
1.
Manfaat ilmiah
Menjadi data dasar bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan
dan
memperkaya
penelitian
selanjutnya
mengenai
kesehatan
reproduksi dan seksualitas pada remaja.
2.
Manfaat praktis
a. Institusi pendidikan keperawatan
Penelitian
ini
untuk
mengembangkan
kurikulum
pendidikan
keperawatan serta sebagai pengembangan instrument dan pengkajian
khususnya kesehatan reproduksi dan seksulitas pada remaja.
9
b. Bagi SMK Nusantara Ciputat
Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan program kegiatan
bimbingan, pembinaan serta konseling dalam upaya peningkatan
pengetahuan tentang seksualitas dan upaya untuk mengurangi perilaku
seksual yang menyimpang pada remaja di SMK Nusantara Ciputat.
c. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi terutama bagi remaja mengenai gambaran
tentang perilaku seksual dalam upaya peningkatan kesehatan
reproduksi remaja.
d. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan/Keperawatan
Memberikan landasan dalam upaya promosi kesehatan dan landasan
dalam pengembangan evidence based keperawatan, khususnya tentang
kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku
seksual pranikah remaja.Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
hubungan ini adalah dengan kuesioner menggunakan metode analisis
kuantitatif.Kuesioner diberikan kepada siswa remaja kelas XII.Penelitian
ini dilakukan di SMK Nusantara Ciputat pada bulan Maret 2013.Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan mendapatkan
jawaban langsung dari responden.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian
Remaja atau adolescence merupakan periode transisi dari masa
anak-anak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun
(Potter & Perry, 2005).Masa remaja terdiri dari masa remaja awal(early
adolescence) usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan(middle
adolensence) usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir(late adolensence)
usia 18-21 tahun (Monks, et al, 2002).
2. Klasifikasi
Sarwono (2008), menjelaskan proses penyesuaian diri remaja
menuju kedewasaan ada tiga tahap perkembangan yaitu :
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahanperubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan
yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran
baru, tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi
erotik.
Kepekaan
yang
berlebih-lebihan
ini
ditambah
dengan
berkurangnya kendali terhadap “ego”.Hal ini menyebabkan para remaja
awal sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
11
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.Ia senang
kalau
banyak
teman
yang
menyukainya.
Ada
kecenderungan
“narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman
yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia
berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih
yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari oedipoes complex (perasaan cinta pada ibu
sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan
kawan-kawan dari lain jenis.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal di bawah ini.
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self)
dan masyarakat umum (the public).
12
3. Tahap perkembangan remaja
a. Perkembangan fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung
pesat, proporsi ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang
dan munculnya ciri-ciri sekunder.
b. Perkembangan psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang
terkoordinasikan serta aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.
c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik
mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan
mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.
d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman tetapi
bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat kepada
kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.
e. Perilaku kognitif
1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika
formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat
abstrak, meskipun relatif terbatas.
2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang
terpesat,
3) Kecakapan
dasar
khusus
(bakat)
mulai
menujukkan
kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.
f. Moralitas
1) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi
pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.
13
2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidahkaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku
sehari-hari oleh para pendukungnya.
3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat
dengan tipe idolanya.
g. Perilaku Keagamaan
1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai
dipertanyakan secara kritis dan skeptis.
2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas
pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar
dirinya.
h. Konatif, emosi, afektif, dan kepribadian
1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga
diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya.
2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum
terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya
masih dapat berubah-ubah dan silih berganti.
3) Merupakan
masa
kritis
dalam
rangka
menghadapi
krisis
identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya,
yang akan membentuk kepribadiannnya.
4) Kecenderungan kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak
(teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski
masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
14
4. Perkembangan seksual pada remaja
Perkembangan seksual pada remaja mengikuti usia perkembangan
mereka. Beberapa teori perkembangan mengatakan, bahwa perkembangan
seksual pada remaja yang menandai bahwa seorang anak sudah memasuki
masa yang baru, yaitu masa remaja.
Menurut Imran (2000) masa remaja diawali oleh masa pubertas
yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan
fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis
(kematangan organ-organ seksual).Perubahan ini ditandai dengan haid
atau menarche pada wanita dan mimpi basah atau polutio pada laki-laki
(Hurlock, 1999).
Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja,
dipengaruhi oleh berfungsinya hormon-hormon seksual (testosteron untuk
laki-laki) dan progesteron &estrogen untuk wanita).Hormon-hormon
inilah yang berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja (Imran,
2000).Hal ini didukung oleh pendapat Monks, (1999), bahwa pertumbuhan
kelenjar seks seseorang telah sampai pada taraf matang saat akhir masa
remaja, sehingga fokus utama pada fase ini biasanya lebih diarahkan pada
prilaku seksual dibandingkan pertumbuhan kelenjar seks itu sendiri.
Pada
kehidupan
mempunyai
sosial
pengaruh
jenis.Kematangan
organ
remaja,
dalam
perkembangan
minat
reproduksi
remaja
tersebut
organ
reproduksi
terhadap
mendorong
lawan
individu
melakukan hubungan sosial, baik dengan sesama jenis maupun dengan
lawan jenis.Mereka berupaya mengembangkan diri melalui pergaulan
15
dengan membentuk teman sebayanya (peer-group). Pergaulan bebas yang
tak terkendali secara normatif dan etika-moral antar remaja yang berlainan
jenis akan berakibat adanya hubungan seksual diluar nikah (sex premarital) (Dariyo, 2004).
5. Tugas perkembangan remaja
Menurut Soetjiningsih (2010) pada masa remaja mereka dihadapkan pada
dua tugas utama:
a. Mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua
Pada awal usia remaja, perjuangan kemandiriannya ditandai
dengan perubahan dari sifat tergantung kepada orang tua menjadi tidak
tergantung. Pada saat ini umumnya remaja sudah tidak tertarik lagi
dengan aktifitas bersama orangtua.Bila remaja tidak mempunyai
kelompok yang suportif maka keadaan ini dapat menimbulkan
kekosongan perasaan terpisah dari orangtua yang mungkin muncul
menjai berkurang. Pada usia pertengahan, ikatan dengan orang tua
semakin longgar dan mereka lebih banyak menghabiskan waktunya
bersama teman sebaya. Pada akhir masa remaja, mereka berusaha
mengurangi kegelisahannya dan meningkatkan integritas pribadinya,
identitas diri lebih kuat dan mampu mengendalikan diri.Akhir remaja
adalah tahap terakhir perjuangan remaja dalam mencapai identitas diri.
b. Membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan
pribadi
16
Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang
panjang dan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lal,
sekarang dan yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini
akan membentuk kerangka berfikir untuk mengorganisasikan dan
mengintegrasikan perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan.Selain
dua tugas utama diatas Soetjiningsih (2010) menyatakan tugas
perkembangan masa remaja:
a. Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara
lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
b. Memperoleh peran social
c. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakan secara efektif
d. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri
sendiri
f. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
g. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan keluarga
h. Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral
Havinghurst (dikutip oleh Sarwono, 2005) tugas perkembangan remaja
yaitu:
a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara
efektif
b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebayanya
dari jenis kelamin manapun
17
c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau
perempuan)
d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap
orangtua dan orang dewasa lainnya
e. Mempersiapkan karir ekonomi
f. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
g. Merencanakan tingkah laku social yang bertanggung jawab
h. Mencapai system nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah
lakunya
Tugas perkembangan remaja meliputi kemampuan-kemampuan yang
harus dikuasai oleh remaja, agar dapat mengatasi permasalahan yang akan
timbul
dalam
fase
perkembangan.
Penguasaan
terhadap
tugas
perkembangan akan menentukan keberhasialan seseorang dalam setiap
fase kehidupannya. Havighurst dalam Sprinthall & Collins, (2002)
mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan
selama masa remaja, yaitu:
a.
Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita.
b.
Mencapai peran sosial pria dan wanita.
c.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif.
d.
Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya.
18
f.
Mempersiapkan karier ekonomi.
g.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h.
Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilakudan mengembangkan ideology.
B. Sikap Seksual Pranikah Pada Remaja
1. Sikap
a. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmojo, 2007).
Komponen sikap terdiri atas tiga komponen menurut Azwar (2009)
yaitu:
a. Komponen kognitif (cognitive)
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
b.Komponen afektif (affective)
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif
seseorang terhadap suatu sikap.Secara umum, komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif (conative)
Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.Kaitan ini
19
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhi perilaku.
Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif,
perasaan sebagai komponen afektif, dengan tendensi kecenderungan
berperilaku sebagai komponen konatif seperti itulah yang menjadi
landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh
jawaban terhadap skala sikap. Faktor - faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap menurut Azwar (2009) adalah:
a. Pengalaman pribadi
Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk
dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk
dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis.
b.Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita
hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi
pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai
sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan
heteroseksual. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat
mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita
akan mempunyai sikap negatip terhadap kehidupan individualisme
yang mengutamakan kepentingan perorangan
20
c. Orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang
yang
kita
anggap
penting,
sesorang
yang
kita
harapkan
persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita,
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang
berati khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan
sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap
penting bagi individu adalah orang tua, orang yang satatus sosialnya
lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri tau
suami dan lain-lain.
d.Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dll,
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan
orang.
Penyampaian
informasi
sebagai
tugas
pokoknya. Media massa membawa pula pesanpesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
a. Institusi/ lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu system
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
21
ndividu.Pemahaman akan baik-dan buruk, garis pemisah antara
sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari
pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
b.Faktor emosi dalam diri individu
Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang.Kadang-kadang, suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap
yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan
tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan
lama.
Selain dari faktor-faktor diatas yang mempengaruhi pembentukan
sikap, menurut Walgito(2003) adalah faktor pengetahuan.Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, individu mempunyai
dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya untuk memperoleh
pengetahuan.Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan
pengetahuan tersebut mengenai objek yang bersangkutan.
2. Sikap Seksual Pranikah Remaja
Sikap seksual adalah respon seksual yang diberikan oleh seseorang
setelah melihat, mendengar atau membaca informasi serta pemberitaan,
gambar-gambar yang berbau porno dalam wujud suatu orientasi atau
kecenderungan dalam bertindak.Sikap yang dimaksud adalah sikap remaja
22
terhadap perilaku seksual pranikah (Bungin, 2001).Pengukuran sikap
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung
dapat dinyatakan bagaimana pendapat dan pernyataan responden terhadap
suatu obyek.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan
pernyataan hipotesis kemudian dinyatakan pendapat responden melalui
kuesioner (Notoadmojo, 2003).Sikap dapat bersifat positip dan dapat pula
bersifat negatip (Azwar, 2009):
a. Sikap negatif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan obyek tertentu.
b. Sikap positif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
C. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja
1. Perilaku
a. Pengertian
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan, oleh sebab itu, dari sudut
pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,
binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka
mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud
dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah
tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini
23
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2007).
Skinner (1938, dalam Notoatmodjo, 2007) seorang ahli psikologi
merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori
Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons.
Skinner membedakan adanya dua respons:
a. Respondent
respons
atau
reflexive,
yakni
respons
yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus tertentu).
Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena
menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulus
atau reinforcer, karen memperkuat respons.
2. Jenisperilaku
Dilhat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua :
a. Perilaku tertutup (covertbehaviour)
24
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi
pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behaviour)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain.
Berdasarkan teori Skinner tersebut, perilaku kesehatan
merupakan
suaturespon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek
berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan,
makanan, dan minuman, serta lingkungan.
3. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja
Hubungan seksual adalah persenggamaan atau bersatunya alat
kelamin laki-laki dan perempuan.Hubungan seksual pranikah adalah
hubungan seksual yang dilakukan oleh dua orang yang tidak ingin hidup
bersama dalam perkawinan atau keluarga (Mu’tadin, 2002).Selain itu
hubungan seksual pranikah juga diartikan sebagai hubungan seksual
sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah, baik hubungan seksual yang
penetratif (penis dimasukkan kedalam vagina) maupun yang non
penetratif (penis tidak dimasukkan kedalam vagina).
25
Perilaku seksual adalah perilaku yang melibatkan sentuhan secara
fisik dari anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada
tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami
istri. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual
yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut
hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu
(Hidayatul, 2008).
Dengan matangnya fungsi-fungsi organ seksual pada remaja, maka
timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk memuaskan seksual
yaitu dengan khayalan, membaca buku atau memutar film porno
(Purwanto, 1999).Bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah pada remaja
meliputi:
a. Berpegangan tangan
Perilaku seksual ini biasanya dapat menimbulkan keinginan untuk
mencoba aktivitas seksual lainnya, sehingga kepuasan seksual lainnya
tercapai (Irawati,1999).
b. Berpelukan
Perilaku seksual berpelukan akan membuat jantung berdegup lebih
cepat dan menimbulkan rangsangan seksual pada individu (Irawati,
1999).
c. Cium kering
Perilaku seksual cium kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan
pipi dengan bibir (Ginting, 2008).Dampak dari cium pipi bisa
mengakibatkan imajinasi atau fantasi seksual menjadi berkembang
26
disamping juga dapat menimbulkan keinginan untuk melanjutkan ke
bentuk aktifitas seksual lainnya yang lebih dapat dinikmati (Irawati,
1999).
d. Cium basah
Aktifitas
cium
basah
berupa
sentuhan
bibir
dengan
bibir
(Irawati,1999). Dampak dari cium bibir dapat menimbulkan sensasi
seksual yang kuat dan menimbulkan dorongan seksual hingga tidak
terkendali, dan apabila dilakukan terus menerus akan menimbulkan
perasaan ingin mengulanginya lagi (Ginting, 2008).
e. Meraba bagian tubuh yang sensitif
Merupakan suatu kegiatan meraba atau memegang bagian tubuh yang
sensitif seperti payudara, vagina dan penis (Ginting, 2008). Dampak
dari tersentuhnya bagian yang paling sensitif tersebut akan
menimbulkan rangsangan seksual sehingga melemahkan kontrol diri
dan akal sehat, akibatnya bisa melakukan aktifitas seksual selanjutnya
seperti intercourse (Irawati,1999).
f. Petting
Merupakan keseluruhan aktifitas seksual non intercourse (hingga
menempelkan alat kelamin), dampak dari petting yaitu timbulnya
ketagihan (Ginting, 2008).
g. Oral seksual
Oral seksual pada laki-laki adalah ketika seseorang menggunakan
bibir, mulutaz dan lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan
27
pada wanita melibatkan bagian di sekitar vulva yaitu labia, klitoris,
dan bagian dalam vagina (Ginting, 2008).
4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak
negatip pada remaja yaitu :
a. Dampak fisiologis
Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah diantaranya
kehamilan tidak diinginkan, aborsi, resiko terkena penyakit
menular seksual (PMS) dan resiko tertular (HIV/AIDS) jika remaja
melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan
(Santrock, 2003).
Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat meningkatkan
resiko kesehatan bagi ibu dan anaknya.Salah satu faktor yang
penting dalam kehamilan adalah umur ibu waktu hamil.Usia
remaja (dibawah 20 tahun) dianggap sangat berbahaya untuk
kehamilan sebab secara fisik tubuh ibu sendiri masih dalam masa
pertumbuhan, organ-organ reproduksi masih belum matang. Bayi
yang dilahirkan oleh ibu remaja cenderung memiliki berat badan
lebih rendah dan kematian pada bayi (Santrock, 2003).
Dampak yang berikutnya aborsi, tidak sedikit remaja yang
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan mengambil jalan
pintas dengan melakukan aborsi, padahal aborsi sangat berbahaya,
diantaranya: infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase
yang dilakukan secara tidak steril. Hal ini dapat membuat remaja
28
mengalami
kemandulan
dikemudian
hari
setelah
menikah.Perdarahan, sehingga remaja dapat mengalami shock
akibat perdarahan dan gangguan neurologist.Selain itu, perdarahan
juga dapat mengakibatkan kematian ibu dan anak atau keduanya.
Resiko terjadinya rupture uterus atau robeknya rahim lebih besar,
juga menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Terjadinya fistula
genitalia traumatis, suatu saluran atau hubungan antara genital dan
saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak
ada (Santrock, 2003).Dampak yang selanjutnya adalah penyakit
menular seksual yaitu merupakan infeksi atau penyakit yang
kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit
menular
seksual
berbahaya
karena
dapat
menimbulkan
kemandulan, menyebabkan kemandulan, kanker rahim, merusak
penglihatan, merusak otak dan hati, dapat menular pada bayi, dapat
menyebabkan seseorang rentan terhadap (HIV/AIDS),
serta
beberapa penyakit menular seksual ada yang tidak bisa
disembuhkan. Beberapa penyakit menular seksual diantaranya
adalah Gonnorhea, Sifilis, Chlamydia, dan Herpes genitalis
(Santrock, 2003).
Dampak fisiologis yang terakhir adalah Human Immunodeficiency
Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome.Acquired Immune
Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang
timbul karena turunnya kekebalan tubuh.Acquired Immune
Deficiency Syndrome disebabkan karena adanya virus HIV
29
(Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh. Virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) ini hidup didalam 4 cairan
tubuh manusia yaitu cairan darah, cairan sperma, cairan vagina,
dan air susu ibu. Kebanyakan remaja yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus tidak akan sakit sampai mereka dewasa
karena waktu laten yang terjadi sejak terinfeksi untuk kali
pertamanya sampai munculnya penyakit berkisar 5 sampai 7 tahun
(Santrock, 2003).
b. Dampak psikologis
Menurut Sarwono (2003) dampak psikologis dari perilaku seksual
pranikah diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah
diri, bersalah dan berdosa.Dampak sosial dari perilaku seksual
pranikah diantaranya dikucilkan, cemoohan masyarakat, putus
sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran
ibu.
c. Intercourse atau bersenggama
Merupakan aktifitas seksual dengan memasukan alat kelamin lakilaki ke dalam alat kelamin perempuan, dampak dari hubungan
seksual pranikah adalah perasaan bersalah, dan berdosa terutama
pada saat pertama kali, ketagihan, kehamilan sehingga terpaksa
menikah dan aborsi, kematian dan kemandulan akibat aborsi,
resiko terkena Perilaku Menular Seksual atau HIV, sangsi sosial,
agama serta norma, hilangnya keperawanan dan perjakaan,
merusak masa depan (terpaksa drop out sekolah) (Ginting, 1999).
30
D. Seksualitas
1. Pengertian
Seksualitas merupakan keseluruhan emosi, sikap, kesukaan dan
perilaku yang terkait dengan ekspresi seksualitas diri dan erotisme
(Stright, 2005).Seksualitas memiliki makna yang lebih luas yang
mencakup daya tarik seksual dan karakteristik yang bersifat biologis
maupun sosial, seksualitas bersentuhan dengan wilayah sosial yang
mengkonstruksi sifat, karakter, perilaku sosial dari masing-masing jenis
kelamin (Munfarida, 2009). Seksualitas salah satu issue kesehatan yang
essensial dan menjadi sesuatu yang kurang diketahui bagi remaja
perempuan sehingga pelayanan kesehatan seksual masih dihindari
dikarenakan ketidaknyamanan remaja untuk membicarakannya dan
merupakan sesuatu hal yang masih tabu (Berg, 2001).
2. Komponen
Komponen seksualitas menurut Imran (2004) yaitu orientasi seksual,
identitas gender (perasaan seseorang apakah dia laki-laki atau perempuan
secara psikologis), dan peran gender sosial (pemenuhan tuntutan budaya
mengenai perilaku-perilaku feminin dan maskulin).
Orientasi seksual adalah ketertarikan kepada lawan jenis dimana
seseorang itu lebih tertarik secara seksual dan cenderung mengekspresikan
dirinya kedalam aktivitas seksual (Imran, 2004). Demartoto (2006)
memaparkan bahwa orientasi seksual dalam melakukan aktivitas seksual
dikategorikan menjadi dua, yaitu orang yang secara seksual tertarik
31
dengan lawan jenis (heteroseksual) dan orang yang secara seksual tertarik
dengan kelamin yang sejenis (homoseksual).
Homoseksual yang terjadi Indonesia merupakan hal yang tidak lazim
terjadi (BKKBN, 2006).Indonesia mempunyai norma-norma yang
melarang orientasi seksual tersebut, laki-laki yang tertarik kepada laki-laki
disebut gay, sedangkan perempuan yang tertarik pada perempuan disebut
dengan lesbian (BKKBN, 2006). Peran seksual merupakan cara
bagaimana menerima dan mengembangkan peran sesuai dengan alat
kelaminnya, selain itu peran seksual ini menentukan identitas diri apakah
sesuai dengan alat kelamin atau menyimpang (Imran, 2004).
3. Klasifikasi Seksualitas
Melliana (2006) mengklasifikasikan seksualitas menjadi tiga macam,
yaitu seksualtitas reproduktif, seksualitas erotis dan seksualitas gender.
Seksualitas reproduktif yang berfokus pada hal biologis dan konsep
reproduksi, aspek anatomi dan fisiologi, perilaku, dan sikap manusia
terhadap tubuh mereka, terutama terhadap alat kelaminnya, serta proses
reproduksi. Seksualitas erotis yang berfokus pada kenikmatan yang
dihasilkan oleh alat kelamin manusia, perilaku atau sikap antar individu
dan proses fisiologi yang dapat menciptakan kenikmatan erotis atau halhal yang berpengaruh terhadap sensasi yang ditimbulkan akibat
kenikmatan erotis.
Seksualitas reproduktif berbeda dengan seksualitas erotis, sepasang
laki-laki dan perempuan saat berhubungan seksual tidak selalu mengalami
kenikmatan erotis dari hubungan seksual mereka, demikian pula
32
sebaliknya, mereka dapat merasakan kenikmatan erotis dari hubungan
seksual tanpa memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan kemungkinan
untuk berhubungan seksual, melalui aktivitas seperti masturbasi, aktivitas
antara pasangan homoseksual, dan penggunaan alat kontrasepsi yang
cukup efektif dalam berhubungan seksual. Seksualitas gender yang
terfokus pada pembagian sosial manusia menurut jenis kelaminnya, yaitu
laki-laki dan perempuan. Pada konteks ini, seksualitas berkenaan dengan
tuntutan sosial, pola perilaku, dan perilaku individu yang akan
memperjelas perbedaan antara laki-laki dan perempuan (Melliana, 2006).
4. Dimensi Seksualitas
Kesrepro (2010) dan Negara (2007) memaparkan bahwa seksualitas
terdiri dari beberapa dimensi yaitu : dimensi biologis, dimensi psikososial,
dimensi perilaku, dimensi cultural dan dimensi klinis. Dimensi biologis
yang berkaitan dengan reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana
menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi
dan dorongan seksual.Faktor biologi ini mengontrol perkembangan
seksual dari konsepsi sampai kelahiran dan kemampuan bereproduksi
setelah pubertas.Sisi biologi seksualitas juga mempengaruhi dorongan
seksual, fungsi seksual, dan kepuasan seksual.
Dimensi psikososial yang erat kaitannya dengan
bagaimana
menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis
yang meliputi faktor psikis yaitu emosi, pandangan, dan kepribadian, yang
berkolaborasi dengan faktor sosial, yaitu bagaimana manusia berinteraksi
dengan lingkungannya secara seksual.Dimensi sosial yang dilihat yaitu
33
bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana
pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas
yang akhirnya membentuk perilaku seksual (Kesrepro, 2010 & Negara,
2007).
Dimensi perilaku yang menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku
seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau
hasrat seksual. Dimensi kultural menunjukan perilaku seksual menjadi
budaya yang ada di masyarakat dan menekankan pada konstruksi kultural
terhadap seksualitas yang menjadikan makna dan norma-norma seksualitas
berbeda dari budaya yang satu dengan budaya yang lain. Dimensi klinis
menangani persoalan-persoalan fisik seperti penyakit, trauma dan
masalah-masalah perasaan atau psikis, seperti kecemasan, rasa bersalah,
malu, depresi dan konflik, yang dapat mengganggu fungsi reproduksi dan
seksualitas (Kesrepro, 2010 & Negara, 2007).
5. Seksualitas pada Remaja
Perkembangan
seksualitas
remaja
diawali
ketika
terjalinnya
interaksiantar lawan jenis, baik itu interaksi antar teman maupun interaksi
ketika berkencan (Taufik & Anganthi, 2005).Sarwono (2005) menjelaskan
bahwa karakteristik seksualitas remaja perempuan mencakup pada
karakteristik seksual primer dan sekunder.Karakteristik seksual primer
pada remaja perempuan terjadi pertumbuhan organ rahim dan ovarium
yang
memproduksi
ovum
(sel
telur)
dan
hormon
untuk
kehamilan.Karakteristik seksual sekunder pada remaja perempuan juga
mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan
34
juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada,
serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara
proporsional (Sarwono, 2005). Seiring dengan pertumbuhan primer dan
sekunder pada remaja, selanjutnya muncul hasrat dan dorongan untuk
menyalurkan keinginan seksualnya (Mu’tadin, 2010). Hal tersebut
merupakan suatu yang wajar
pada remaja, karena secara alamiah
dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih
sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan
mempertahankan keturunan (Mu’tadin, 2010).
35
E. KerangkaTeori
Sikap seksual pranikah remaja
- Komponen sikap
- Factor yang mempengaruhi
sikap
- Remaja
- Tumbuh kembang
Seksualitas
Perilaku seksual pranikah remaja
- Jenis perilaku seksual
- Bentuk perilaku seksual pranikah
- Dampak perilaku seksual
pranikah
Bagan 2.1Kerangka Teori
Dimodifikasi Notoatmodjo (2007), Purwanto (1999)
36
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Dalam kerangka konsep ini hanya dua variabel yang akan diteliti yaitu sikap
dan perilaku seksual pranikah pada remaja seperti pada bagan dibawah ini.
Gambaran Sikap dan Perilaku Seksual pranikah Pada Remaja di SMK
Nusantara Ciputat
Sikap
Perilaku Seksual Pranikah
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
37
B. Definisi Operasional
NO
Variabel
Sikap
Definisi
Sikap yang dimaksud
Cara Ukur
Alat Ukur
Wawancara
Hasil Ukur
Kuisioner
0=Negatif (skor<nilai median 44)
B 1-15
1=positif (skor>nilai median 44)
Perilaku seksual Aktivitas remaja yang Wawancara
Kuesioner
0= negatif (skor <50 %)
pranikah remaja
C 1-11
1= positif (skor > 50%)
dalam penelitian ini
Skal
Ordin
adalah tanggapan
atau reaksi responden
terhadap seksual
pranikah
didorong oleh hasrat
seksual baik yang
dilakukan sendiri
dengan lawan jenis
maupun sesame jenis
tanpa adanya ikatan
pernikahan menurut
agama, misalnya
berpegangan tangan ,
mencium, pipi,
berpelukan dll.
Selama pernah
pacaran.
38
Ordin
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitian Crossectional. Desain tersebut dipilih oleh
peneliti dengan pertimbangan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak,
relatif murah,.Peneliti ingin meneliti mengenai gambaran perilaku dan sukap
seksual prankah remaja.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di SMK Nusantara Ciputat Tangerang
Selatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret tahun 2013.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa remaja yang berada di
SMK Nusantara Ciputat Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi siswa yang
bersekolah di SMK Nusantara Ciputat Tangerang Selatan Maret
39
2013.Sampel diambil secara non-probalitysampling dengan teknik quota
sampling yaitu seluruh siswa dan memenuhi kriteria penelitian akan
dijadikan sampel sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
3. Besar Sampel
Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus
hipotesis untuk uji beda dua proporsi sebagai berikut :
Keterangan:
n
= Jumlah sampel yang dibutuhkan
= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α)
sebesar 5%)
= 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)
P₁
= 0,7 (proporsi penelitian terdahulu)
P₂
= (P1- 30 % ) 0,7 – 0,3 = 0,4
40
P̅ = (P₁+P₂)/2 = (0.7+0,4)/2= 0,55
n=
=
=
=
=
=
= 41,9 = 42 responden
Untuk menghidari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan
maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal.
Cadangan 10% x 42 = 4,2 = 4 responden
Total = 42 orang + 4 orang = 46 responden
Jadi jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan penelitian
ini yaitu 46 siswa.
4. Kriteria Sampel
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
41
a.
Kriteria Inklusi
1) Siswa yang bersekolah SMK Nusantara Ciputat bulan Maret tahun
2013.
2) Bersedia ikut dalam penelitian.
b. Kriteria Eksklusi
1) Siswa kesehatan
2) Siswa perempuan yang menolak ikut dalam penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan
mengenai sikap, perilaku, perilaku seksual pranikah.
1. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk wawancara dengan responden tentang umur,
dan media eksposur serta perilaku seksual pranikah hendaknya
memperhatikan aspek reabilitas dan validitas alat ukur.
a. Umur
Variabel umur didapat dari pertanyaan terbuka tentang lama
hidup siswa perempuan tahun sampai ulang tahun terakhir pada saat
dilakukan penelitian.Disamping itu peneliti juga menyesuaikan
dengan kartu tanda mahasiswa responden yang ada di sekolah.
b. Sikap
42
Variabel sikap didapat dari kemampuan siswa memilih jawaban
yang benar tentang 10 pernyataan tentang sikap mengenai perilaku
seksual penyebab perilaku seksual, jenis perilaku seksual, bahaya
perilaku seksual pada siswa. Pernyataan yang terdapat dalam
kuesioner
menggunakan
pernyataan
dengan
skala
Guttman,
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan
jawaban
yang
tegas
seperti
jawaban
dari
pertanyaan/pernyataan : positif atau negatif . Pada umumnya dibuat
seperti checklistdengan interpretasi penilaian, apabila skor benar
nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0.Kemudian data yang didapat,
dikumpulkan dan dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat, lalu
digolongkan. Hasil ukur variabel sikap dikategorikan menjadi 2 yaitu:
(0) Skor 76%- 100% = Positif , (1) Skor 56%- 75% = Negatif.
2. Perilaku seksual pranikah
Variabel perilaku seksual pranikah didapat dari 11 pernyataan
tentang perilaku seksual yang pernah dilakukan siswa. Pernyataan yang
terdapat dalam kuesioner menggunakan pernyataan dengan skala
Guttman, merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan
jawaban
yang
tegas
seperti
jawaban
dari
pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak .Pada umumnya dibuat seperti
checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan
apabila salah nilainya 0. Kemudian data yang didapat, dikumpulkan dan
dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat, lalu digolongkan perilaku
43
siswa kedalam tiga kategori yaitu: baik, cukup dan kurang. Hasil ukur
variabel di kategorikan menjadi 3 yaitu: (0) Skor 76%- 100% = Baik ,
(1) Skor 56%- 75% = Cukup , (2) Skor < 55% = kurang.
E. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
data
primer.Diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dari
siswa SMK Nusantara Ciputat Tangerang Selatan.Pada bulan Maret-April
tahun
2013
yang
memenuhi
kriteria
untuk
menjadi
responden.Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.
Kuesioner memuat beberapa pertanyaan yang dirancang oleh
peneliti dengan mengacu pada literatur khususnya mengenai sikap dan
perilaku seksual pranikah sebanyak 20 pertanyaan dengan menggunakan
pilihan benar dan salah.Waktu yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan kurang lebih 15-20 menit.Kuesioner tersebut berisi tentang
petunjuk-petunjuk untuk pengisian kuesioner, data demografi/identitas,
serta pernyataan tentang perilaku seksual pranikah, penyebab perilaku
seksual pranikah, bahaya perilaku seksual pranikah, dan jenis perilaku
seksual.Untuk menghindari persoalan teknis yang berkaitan dengan saat
dilakukan pengumpulan data responden dan ketelitian dalam memberikan
jawaban, peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian kuesioner serta
mengadakan pengawasan dan penjelasan kembali bila responden
mengalami kesulitan dalam hal-hal yang kurang jelas bagi responden.
44
2. Prosedur Pengumpulan Data
Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui
beberapa tahap yaitu:
a.
Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian
dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan surat izin dari kepala SMK Nusantara Ciputat Tangerang
Selatan.
b.
Melakukan pendataan kepada calon responden dengan menjelaskan
tujuan dan manfaat penelitian.
c.
Memberikan
lembar
persetujuan
(informed
consent)
untuk
ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek
penelitian.
d.
Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian
kuesioner.
e.
Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada
peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.
f.
Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.
g.
Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada
peneliti untuk diperiksa.
3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Salah satu Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner.Untuk mendapatkan data yang valid dan realibel maka kuesioner
tersebut harus diuji validitas dan reabilitas.Sebelum kuesioner digunakan
dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dengan
45
rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas dengan
menggunakan metode Alpha Cronbach. Validitas adalah suatu indeks
yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat
mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan
menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari tiap
variabel dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan
korelasi Product MomentPearson. Suatu instrument dikatakan valid atau
sahih apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung >
t tabel (Hidayat, 2008).
Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reabilitas
menggunakan bantauan software computer dengan rumus Alpha
Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha
Cronbach> 0,60 (Hidayat, 2008).
F. Teknik Analisis Data
1. Langkah Analisis Data
46
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan
tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi
yang diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan,
terutama dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses
pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh,
diantaranya:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau
formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode
dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
c. Entry data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel
kontingensi.
d. Processing data
47
Setelah semua isian kuesioner tersisi penuh dan benar, dan juga data
sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data
agar dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara
memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer
pengolahan data statistik.
e. Cleaning data
Cleaningdata merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang
sudah di-entry, apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan mungkin
terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi
variabel sikap dan perilaku seksual pranikah..Sedangkan variabel
dependen yaitu perilaku seksual pranikmah.
G. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung
dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat,
2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Informed Consent
48
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden.Tujuan dari Informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.Jika subjek
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti. Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan
identitas responden, melindungi danmenghormati hak responden dengan
mengajukan surat pernyataan persetujuan (informed consent). Sebelum
mennandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian danmenjelaskan kepada responden
bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi responden. Peneliti akan
49
menjamin kerahasian identitasresponden, dimana data-data yang diperoleh
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah
selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
1. Gambaran Umum Sekolah
a. Profil SMK Nusantara Ciputat
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara merupakan
sekolah yang terbagi atas dua SMK, yaitu SMK I Nusantara dan
50
SMK
II
Nusantara.Kedua
sekolah
tersebut
berada
bersebelahan.SMK I Nusantara Ciputat terdiri dari 12 jurusan,
yang masing jurusan ada empat sampai 6 kelas.Jumlah siswa
perempuan lebih banyak dari pada siswa laki-laki, dan terdapat
perkiraan sebanyak 70% siswa/siswi pernah melakukan tindakan
pacaran.
b. Nilai dan Pesan
Dalam arti bahwa setiap aktivitas pendidikan selalu dikonfirmasi
dan dikemas berdasarkan ajaran islam. Dengan demikian pelajaran
umum (ilmu alam, matematika, pengajaran bahasa, ilmu sosial
maupun keterampilan) juga disampaikan dalam nuansa yang islami.
Demikian pula pelajaran agama (akidah, akhlak, fiqih dan sirah)
tidak dilepaskan dalam kontek hidup dan kehidupan.
c. Jangkauan Pendidikan
Kegiatan pengajaran mengoptimalkan sisi pengetahuan, sikap dan
keterampilan (kognitif, afektif dan psikomotorik). Artinya kegiatan
belajar-mengajar (KBM) bukan hanya menitik beratkan pada sisi
pengetahuan saja, tapi juga sampai pada pembentukan sikap yang
positif.
d. Visi
Menjadikan peserta didik sebagai tenaga kerja terampil, profesional
dan berakhlak mulia.
e. Misi
51
1.
Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat
teoritas dan praktis dalam rangka profesionalitas
2.
Mengintegrasikan ilmu umum dengan ilmu agama yang
bermoral dan religious
3.
Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga
kerja yang berakhlak mulia.
4.
Mendidik tenaga terampil melalui guru industri berpengalaman
dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga lulusnya lebih
diminati stake holders dan mampu mandiri.
5.
Industri pemerintah dan swasta sebagai partner dalam
pengembangan kompetensi siswa/siswi untuk job training dan
menempatkan kerja.
6.
Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing
dalam memasuki dunia kerja.
B. Analisa Univariat
1. Gambaran Usia Responden di SMK Nusantara Ciputat
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi UsiaResponden di SMK Nusantara Ciputat
Tahun 2013
Usia
Jumlah
Persentase (%)
14
1
2,2
15
21
46,7
16
16
35,6
52
17
5
11,1
18
2
4,4
Jumlah
45
100
Berdasarkan tabel 5.1 dari hasil analisis gambaran usia responden
tentang prilaku seksual pranikah di SMK Nusantara Ciputat,
didapatkan bahwa sebanyak 1 responden (2,2%) usia 14 tahun , 21
responden (46,7%) berusia 15 tahun, 16 responden (35,6%) berusia 16
tahun, sebanyak 5 responden (11,1%) berusia 17 tahun dan 2
responden (4,4%) berusia 18 tahun.
2. Gambaran Jenis Kelamin Responden di SMK Nusantara Ciputat
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamindi SMK Nusantara Ciputat
Tahun 2013
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Perempuan
28
62,2
Laki-laki
17
37,8
Jumlah
45
100
Berdasarkan tabel 5.2 dari hasil analisis gambaran jenis kelamin
responden tentang prilaku seksual pranikah pada remaja di SMK
Nusantara Ciputat, didapatkan bahwa sebanyak 28 responden (62,2%)
perempuan, 17 responden (37,8%) laki-laki.
3. Gambaran Sikap Responden tentang perilaku seksual pranikah.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang perilaku seksual
pranikahdi SMK Nusantara Ciputat Tahun 2011
53
Sikap
Jumlah
Persentase (%)
Positif
32
71,1
Negatif
13
28,9
Jumlah
45
100
Berdasarkan tabel 5.3 dari hasil analisis gambaran sikap responden
tentang prilaku seksual pranikah pada remaja di SMK Nusantara
Ciputat, didapatkan bahwa sebanyak 32 responden (71,1%) bersikap
positif,dan13 responden (28,9%) bersikap negatif.Sikap negatif adalah
siswa mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sikap prilaku seksual
pranikah
dan
melakukannya,
sedangkan
sikap
positif
adalah
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sikap prilaku seksual
pranikah dan tidak melakukannya.
4. Gambaran Perilaku Responden tentang perilaku seksual pranikah.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden tentang perilaku seksual
pranikahdi SMK Nusantara Ciputat Tahun 2011
Perilaku
Jumlah
Persentase (%)
Positif
21
46,7
Negatif
24
53,3
54
45
Jumlah
100
Berdasarkan tabel 5.3 dari hasil analisis gambaran perilaku
responden tentang prilaku seksual pranikah di SMK Nusantara Ciputat,
didapatkan bahwa sebanyak 21 responden (46,7%) berperilaku
positifdan 24 responden (53,3%) berperilaku negatif.Perilaku positip
adalah jika siswa mengetahui sebab akibat yang ditimbulkan dari
prilaku seksual pranikah dan tidak melakukannya, sedangkan sikap
negatif adalah siswa jika siswa mengetahui sebab dan akibat yang
ditimbulkan dari prilaku seksual pranikah dan melakukannya.
BAB VI
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sikap dan
perilaku seksual remaja yang dilakukan di SMK Nusantara Ciputat yang
55
melibatkan 45 responden. Pembahasan akan diuraikan berdasarkan
variabel yang diteliti.
Karakteristik 45 responden yang diteliti didapatkan bahwa rata-rata
umur siswi SMK Nusantara Ciputat adalah 15 tahun, sedangkan nilai
maksimum minimumnya adalah 15-19 tahun. Remaja usia 15-19 tahun
menurut Piaget (2010) termasuk dalam tahap formal operasional.
Perkembangan anak pada masa ini sudah terjadi dalam perkembangan
pikiran dengan membentuk gambaran mental, mampu menduga dan
memperkirakan dengan pikiran yang abstrak.
B.
Analisis Univariat
1.
Gambaran sikap responden
Pada penelitian ini kami menggunakan responden anak SMK
Nusantara jurusan perhotelan, jurusan perhotelan memiliki ruang
lingkup yang cukup luas baik dilihat dari teori yang diberikan maupun
praktek dilapangan, jurusan ini dinilai akan banyak berinteraki dengan
lingkungan sekitar yang lebih mengutamakan pada keindahan/estetika.
Menurut sknner 2004 semakin seseorang berinteraksi dengan orang
lain maka ia akan memiliki dampak sosial dari pergaulan.
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek mengatakan sikap adalah
respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan
dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain
(Notoadmodjo, 2003)
56
Sikap remaja dalam penelitian ini adalah bagaimana remaja
bersikap mengenai sikap seksual pranikah. Sikap yang dimiliki remaja
akan berpengaruh terhadap perilaku remaja untuk melakukan sikap
seksual pranikah remaja. Berdasarkan hasil penelitian diketahui45
responden (28,9%) memiliki sikap negatif terhadap seksual pranikah
dan 45 responden (71,1%.) memiliki sikap positif terhadap seksual
pranikah.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung.Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat dan
pernyataan responden terhadap suatu obyek.Secara tidak langsung
dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian
dinyatakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoadmojo,
2003).Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatip
(Azwar, 2009) Sikap positif yang sebagian besar dimiliki remaja di
SMK Nusantara Ciputat diharapkan menjadi dasar untuk mengetahui
perilaku seksual pranikah.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa hasil sikap dan
perilaku tidak sinergis pada sikap di dapatkan positif sebanyak (71,1%)
dan sikap negatif (28,9%), dari hasil penelitian didapatkan bahwa
siswa yang mempuyai perilaku negatif sebanyak (53,3%) dan positip
(46,7%). Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertidak, dan bukan merupakan pelaksanaaan motif tertentu. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
57
predisposisi tindakan suatu perilaku. Dengan demikian, jika sikap
remaja positif maka remaja tidak akan melakukan perilaku seksual
pranikah.Berbeda dengan remaja yang mempunyai sikap negatif,
remaja akan cenderung melakukan perilaku seksual pranikah pada
remaja yang salah. Dengan demikian, sikap juga merupakan hal
penting untuk membentuk suatu perilaku.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitriana (2009), mengenai
hubungan pengetahuan dan sikap tentang seks pranikah dengan
perilaku Seksual pada siswa SMK XI semarang menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang seks pranikah dengan
perilaku seksual pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Semarang.
Berdasarkan penelitian, yang dilakukan Putriani (2010), mengenai
factor yang berhubungan dengan faktor yang berhubungan dengan
Pengetahuan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa reponden menilai
bahwa teman, orang terdekat, orang tua, media massa, informasi yang
diterima dan seringnya berdiskusi dapat mempengaruhi pengetahuan.
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah menganalisis lebih
lanjut faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan seperti
ekonomi, budaya dan lingkungan.
Dari hasil penelitian mengenai sikap seksual pranikah pada
remaja SMAN 3 Surakarta menunjukkan bahwa 115 responden
(62,5%) dengan sikap negatif (kecenderungan untuk menghindari
seksual pranikah) dan 69 responden (37,5%) dengan sikap positif
(kecenderungan untuk mendekati seksual pranikah).
58
Sikap seksual pranikah pada remaja SMAN 3 Surakarta yaitu
62,5 % remaja menunjukkan sikap negatip. Sikap negatif terdapat
kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak
menyukai obyek tertentu. Sikap negatip pada penelitian ini
dipengaruhi oleh faktor antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan,
orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga
pendidikan/ agama dan faktor emosi dalam diri individu (Azwar 2009).
Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut
Walgito(2003) adalah faktor pengetahuan.
Notoatmodjo (2007) mengatakan sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan
terhadap
objek.Pada penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan oleh Darmasih (2009) dengan judul “Faktor yang
mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Surakarta“
menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi, maka perilaku seks pranikah remaja semakin
baik dan sebaliknya. Peneltian Suryoputro (2009) dengan judul
”Faktor-faktor yang mempengaruhi seksual remaja di Jawa Tengah:
implikasinya terhadap kebijakan dan layanan kesehatan seksual dan
reproduksi”,
hasilnya
masing-masing
variabel
pengetahuan,
pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peran kelurga
mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yaitu sebesar (91%).
Sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor yang lain. Jika tidak
ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama sumber
59
informasi, dan peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan
meningkat sebesar 10 kali lipat untuk melakukan seks pranikah.
2.
Gambaran perilaku responden
Perilaku seksual adalah perilaku yang melibatkan sentuhan
secara fisik dari anggota badan antara pria dan wanita yang telah
mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh
pasangan suami istri.Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan
perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang
resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan
masing-masing individu (Hidayatul, 2008).
Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh
dorongan seksual atau kegiatanuntuk mendapatkan kesenangan organ
seksual melalui berbagai perilaku. Data dari DinasKesehatan Kota
Semarang menunjukkan bahwa pada tahun 2006 terdapat 4,1 % aborsi,
59,3 %KTD, dan 26 % masalah IMS, Sedangkan pada tahun 2007
terdapat 32,1 % oborsi, 29,5 %KTD, serta 21,4 % menderita IMS.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Youth Center PilarPKBI Jawa
Tengah, dari 7810 mitra konseling hingga Maret 2008 ditemukan
kasus hubunganseks pranikah sebanyak 671 kasus (8,6%), KTD 240
kasus (3,1%), aborsi 137 kasus (1,37%),dan IMS 195 kasus (2,5 %).
Perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja dalam penelitian ini
meliputi berpegangan tangan, berciuman, sentuhan dan oral seks. Halhal yang dasar seperti berpegangan tangan merupakan awal untuk
melakukan aktivitas yang lain. Hal itu sesuai dengan salah satu bentuk
60
perilaku seksual menurut Wahyudi dalam Purnawan (2004), yang
menyatakan bahwa berpegangan tangan merupakan aktivitas yang
tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat namun
biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas yang lain. Irawati
(2002) juga memaparkan bahwa remaja melakukan berbagai macam
perilaku seksual yang beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan
tertentu yang dimulai dari berpegangan tangan.
Penelitian dari BKKBN (2005) memaparkan perilaku seksual
remaja meliputi, berpegangan tangan (16%), berpelukan (13%),
mencium pipi (12%). Perilaku yang sudah menjurus pada hubungan
seks awal (foreplay) meliputi cium pipi (9%), necking (mencium leher)
(9%), meraba organ seksual (4%), petting (2 %) dan hubungan seksual
(1%).
Hal itu menunjukan bahwa berpegangan tangan merupakan
perilaku seksual yang sering dilakukan oleh remaja dengan persentase
16%.
Skinner (1938) dalam Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku dalam penelitian ini adalah tindakan
yang biasa dilakukan oleh responden dalam melakukan hubungan
perilaku seksual pranikah pada remaja. Dalam hal ini cara yang terbaik
untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku seksual yang sudah
dilakukan oleh responden bersama teman/kekasih/teman lawan jenis
adalah dengan cara meminta responden untuk mengisi tentang tabel
yang berisi aktifitas seksual apa saja yang dilakukan oleh remaja.
61
Dengan demikian remaja yang mempunyai perilaku positif adalah
tidak melakukan perilaku seksual.Remaja yang berperilaku negative
adalah remaja yang semakin banyak melakukan perilaku seksual
bersama teman/kekasih/teman lawan jenis.
Dari hasil penelitian diketahui 46 responden mempunyai perilaku
positip sebesar (46,7%). Sedangkan remaja yang mempunyai perilaku
negatip adalah (53,3%) karena banyak yang melakukan perilaku
seksual pranikah seperti berpacaran berpelukan, berciuman.
Robert Kwick (1974, dalam Notoatmodjo, 2003) menyatakan
bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.Begitu juga dengan perilaku
mengenai perilaku seksual. Perilaku merupakan bentuk stimulus,
namun dalam memberikan respon sangat tergantung karakteristik atau
faktor lain dari orang yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007).
Stimulus
dalam
penelitian
ini
adalah
seksualitas.
Meskipun
stimulusnya sama, akan tetapi respon dari setiap individu berbeda.
Dalam penelitian ini faktor lain yang mempengaruhi stimulus ini
adalah pengaruh teman sebaya, tingkat pemahaman agama dan media
masa. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya
remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti
dari beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja
ketika pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi
antara usia 14-23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 – 18 tahun
(Fuad, et al. 2003).
62
Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah
laku yang bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan,
berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir,
memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju,
memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah
baju, dan melakukan senggama.
Green (2003), menyatakan perilaku seseorang dipengaruhi oleh
tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor
pendorong.Remaja yang tahu maupun yang tidak tahu tentang
kesehatan reproduksi tidak berpengaruh terhadap sikap mereka
melakukan hubungan seksual pranikah (Iswarati dan Prihyugiarto,
2002).Faktor
lingkungan
yang
berpengaruh
terhadap
perilaku
reproduksi remaja di antaranya adalah faktor keluarga.Remaja yang
melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak di antaranya
berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan
banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003).
Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh langsung dan
tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah remaja.Hasil
penelitian yang dilakukan Soetjiningsih (2006) menunjukkan, makin
baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah
perilaku seksual pranikah remaja.Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi adalah hubungan
antara orang tua dengan remaja, tekanan teman sebaya, pemahaman
tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi.
63
Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas
dengan perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, dimana semakin
tinggi religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan
sebaliknya. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah
remaja adalah fakor lingkungan seperti VCD, buku, dan film porno.
Menurut paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-buku
porno) maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh
secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan
hubungan seksual pranikah.
Hasil pengolahan data melalui perangkat lunak komputer
menunjukkan bahwa responden memiliki yang bervariasi tentang sikap
dan perilaku mempunyai sikap negatip sebesar 28,9% dan mempunyai
sikap positip sebesar 71,1%. mempunyai perilaku positip sebesar
46,7% dan mempunyai perilaku negatip sebesar 53,3%.
Remaja sebaiknya mempunyai pemikiran bahwa dengan tidak
melakukan perilaku seksual pranikah mereka akan terhindar dari
penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan penyakit lainnya. Sebaiknya
remaja mempunyai landasan pebngetahuan yang cukup, teman sebaya
yang tidak menjerumuskan, tingkat pemahaman agama yang cukup
media masa yang tidak terpengaruh negatip.Apabila remaja memiliki
hal tersebut maka remaja tidak mudah untuk melakukan perilaku
seksual pranikah.
C.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
64
1.
Penelitian ini hanya bersifat deskriptif yaitu penggambaran
tentang sikap dan perilaku seksual pranikah seimbang sehingga tidak
dapat melihat hubungan antar variabel karena hanya meneliti variabel
sikap dan perilaku seksual.
2.
Instrument penelitian ini berupa kuisioner yang dibuat
sendiri oleh peneliti. Kuisioner ini berisi pertanyaan untuk mengukur
sikap siswa tentang prilaku seksual pranikah. Kuisioner ini dibuat tidak
menggunakan teknik validitas kontraks, sehingga tidak ada konsultasi
dengan pakar psikologi ataupun yang berhubungan dengan isi
kuesioner.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Karakteristik responden siswa SMK Nusantara Ciputat, adalah :
65
Responden rata-rata berusia 15-19 tahun.
2. Gambaran sikap menurut umur terhadap perilaku seksual pranikah di
SMK Nusantara ciputat tahun 2013 didapatkan hasil remaja umur 14
tahun sebar 2,2% (paling terendah) sedangkan remaja umur 15 tahun
sebesar 46,7% (paling tertinggi).
3. Gambaran sikap menurut jenis kelamin terhadap perilaku seksual
pranikah remaja di SMK Nusantara ciputat tahun 2013 didapatkan
hasil jenis kelamin perempuan lebih besar presentasenya yaitu
sebanyak 62,2% dibandingkan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak
37,8%.
4. Gambaran sikap remaja tentang prilaku seksual pranikah di SMK
Nusantara Ciputat tahun 2013 sebagian besar responden mempunyai
sikap negatif sebesar 28,9% dan mempunyai sikap positif sebesar
71,1%.
5. Gambaranperilaku seksual pranikah di SMK Nusantara Ciputat tahun
2013 sebagian besar responden mempunyai perilakupositif sebesar
46,7% dan mempunyai perilaku negatif sebesar 53,3%.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian peneliti merekomendasikan beberapa hal
yaitu :
1. Bagi Sekolah
Perlu dikembangkannya pengetahuan siswa dengan memberikan
promosi kesehatan reproduksi pada remaja dan penyuluhan sebanyak
mungkin tentang bahaya perilaku seksual pranikah.
66
2. Bagi peneliti lain
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan desain penelitian yang
lebih mendalam misalnya deskriptif Cross sectional yang membahas
tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah
dikalangan remaja.
3. Bagi siswa dan siswi
Siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang seks pranikah,
pemahaman tingkat agama, dengan mencari informasi yang baik dan
akurat serta dapat memilih teman yang baik agar tidak terpengaruh
terhadap perilaku seks pranikah.
67
INFORMED CONSENT
GAMBARANSIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA
REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG
Assalamualaikum. WR. WB
Salam sejahtera.
Nama
: Dewi Retnosari
NIM
: 106104003706
Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan
sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir
untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran sikap dan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMK Nusantara
Ciputat Tangerang Selatan.). Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan
hati agar kiranya siswa/siswi bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang telah disediakan. Kerahasiaan siswasiswi akan dijaga dan
hanya diketahui oleh peneliti.
Kuesioner ini mohon diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa
yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik
untuk penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi siswa/siswi
dalam pengisian kuesioner ini.
Apakah siswa/siswi bersedia menjadi responden?
YA /
TIDAK
Tertanda
Responden
68
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA
REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG
No. Responden:
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah tanda ( x ) pada item jawaban yang anda pilih
2. Untuk pertanyaan yang kurang jelas bisa ditanyakan kepada pemberi kuesioner
3. Selesai pengisian harap kuesioner dikembalikan kepada petuga yang memberi
lembar kuesioner
A. Karakteristik Responden
Inisial responden
:
Umur
:
Jenia kelamin
: P/L
Kelas
:
B. Sikap terhadap perilaku seksual pranikah
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (x) pada kolom yang
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku seksual dapat menimbulkan dampak
negatif bagi perempuan
Berpegangan tangan biasa dilakukan dengan
teman lawan jenis.
Berpelukan merupakan salah satu perilaku
seksual
Berciuman merupakan hal yang wajar dilakukan
saat berpacaran
Perilaku seksual sebaiknya dilakukan setelah
adanya ikatan pernikahan
69
setuju
Sangat tidak
Tidak setuju
Pertanyaan
Setuju
No
Sangat setuju
tersedia.
Seseorang boleh berhubungan seksual jika
6.
orang tesebut dan pasangannya telah resmi
menikah
Remaja boleh melakukan hubungan seksual
7.
diluar nikah jika dia telah beranjak dewasa dan
mengetahui risikonya
Berganti-ganti
8.
pasangan
dalam
hubungan
seksual pranikah boleh saja karena bukan
merupakan hal yang tabu lagi.
Hubungan
9.
seksual
pranikah
dapat
menjerumuskan pada hal-hal yang dilarang
dalam norma agama
Seseorang yang melakukan hubungan seksual
10.
pranikah adalah orang yang telah berbuat suatu
kesalahan
melanggar
norma-norma
di
masyarakat.
11.
Dengan berpacaran dapat membentuk identitas
diri seseorang
Orang
tua
harus
lebih
meningkatkan
12. pemantauannya terhadap pergaulan para remaja
saat ini
Sebagai seorang anak remaja harus bersikap
13. lebih terbuka dan mau bercerita kepada orang
tua anda.
14.
15.
Setiap orang boleh saja melakukan hubungan
seksual pranikah.
Penyakit menular seksual (PMS) merupakan
akibat dari perilaku seksual
70
C. perilaku Seksual Pranikah
Pertanyaan berikut ini tentang perilaku seksual pranikah.Berilah tanda (x) pada
pilihan yang tersedia.
1. Apakah anda pernah/sedang pacaran?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya dimana anda biasanya pacaran?
a. Rumah sendiri
b. Rumah teman
c. di luar rumah
d.Lain lain
Jelaskan..........................................................................................
2. Apakah anda pernah menonton video porno?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya dimana tempatnya?
a. Rumah sendiri
b. Rumah teman
c. Lainnya ......................................................................................
3. Apakah anda pernah berpegangan tangan dengan lawan jenis?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda pernah berpelukan dengan pacar?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda pernah melakukan masturbasi (onani)?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya berapa kali anda melakukannya?
a. Seminggu 1-3 kali
b. Seminggu 3-5 kali
c. Lainnya ......................................................................................
6. Apakah anda pernah berciuman pipi dengan lawan jenis?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda pernah berciuman bibir dengan lawan jenis?
a. Ya
b. Tidak
71
8. Apakah anda pernah memegang daerah sensitif seperti alat kelamin, leher,
dan yang lain pacar anda?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda pernah melakukan petting (mendekatkan alat kelamin) dengan
pacar?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda pernah melakukan oral seks?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah anda pernah melakukan hubungan seks pranikah (senggama) ?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya dengan siapa anda melakukan hubungan seks pranikah ?
a. Pacar
b. Teman dekat
c. Lainnya ......................................................................................
Dimana anda melakukannya?
a. Rumah sendiri
b. Rumah teman
c. Tempat kos
d. Lainnya........................
jelaskan ..........................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. sikap manusia dan teori pengukurannya. 2009. Yogyakarta: pustaka
pelajar offset
BKKBN.Perasaan dan Harapan Remaja Memasuhi Masa Pubertas.
http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/penelitian/detail/351. 2001, diakses pada tanggal 7
Februari 2012
Departemen Kesehatan. Profil Kesehatan kepulauan Riau. Jakarta: Depkes RI.
2007
___________________. Capacity Buiding Bagi Konselor Sebaya dan Pengelola
Program Kesehatan Remaja. Jakarta: Depkes RI. 2005
___________________. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 2011
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (alih bahasa Istiwidayati dan Soedjarwo).Jakarta : Erlangga.
2004
Imran, Noor. Relasi Seksual dan Isu Gender. Jakarta: Fisip UI. 2004
Irawati dan Prihyugiarto Irwan.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Terhadap Perilaku Seksual Pria Nikah Pada Remaja Di Indonesia:BKKBN. 2005
Monks F.J., Knoers A.M.P., Haditono S.R., 2002. Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Mu’tadin Z. 2002. Pendidikan Seksual Pada Remaja.
http//:www.epsikologi.com. Diakses tanggal 26 April 2011.
Available
at:
Munfarida, Elya. Kritik dan Wacana Seksualitas Perempuan.Jurnal. 2009
Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta.
Jakarta: Rineka C ipta.
Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta:
Rineka C ipta.
73
Potter&Perry; alih bahasa, Yasmin Asih. Fundamental Keperawatan Vol. 1 Ed.4.
Jakarta: EGC. 2005
Soetjiningsih.2006. Remaja Usia 15 - 18 Tahun Banyak Lakukan Perilaku Seksual
Pranikah.http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1659.Diakses
Tanggal 6 Januari 2009.
Sarwono, W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali. 2005
Sarwono, S.W. 2006. ”Psikologi Remaja”.Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
Santrock, JW. Adolescence: Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. 2003
Suryoputro, dkk. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di
Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual
dan Reproduksi. Jakarta: 2006
74
Download