TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS ASAS KESEIMBANGAN

advertisement
TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS ASAS KESEIMBANGAN DALAM
PERJANJIAN WARALABA(Studi pada Bisnis Bakso Kota Cak Man di
Kota Malang)
Oleh: Falzakiah ( 03400169 )
Dept. of Law
Dibuat: 2008-03-28 , dengan 3 file(s).
Keywords: waralaba, asas keseimbangan
Obyek kajian di dalam penelitian ini adalah mengenai keseimbangan hak dan kewajiban antara
pemberi waralaba dengan penerima waralaba yang kadangkala didalam pelaksanaannya tidak
melindungi kepentingan penerima waralaba karena dalam hal ini kadangkala kedudukan
penerima waralaba sangatlah lemah dibandingkan kedudukan pemberi waralaba.
Tujuan penelitian ini, untuk mengkaji isi dari perjanjian waralaba yang dikeluarkan oleh Bakso
Kota Cak Man apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, khususnya
pasal 7 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia nomor
:259/MPP/Kep/1997 tanggal 30 Juli 1997 yang mengatur tentang klausula-klausula yang wajib
dicantumkan didalam pembuatan suatu surat perjanjian waralaba. Dan apakah didalam perjanjian
waralaba Bakso Kota Cak Man terdapat keseimbangan atau tidak seimbang dalam
mencantumkan klausula perjanjiannya.
Metode pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yang
memandang hukum sebagai fenomena sosial dengan pendekatan struktural dan umumnya
terkuantifikasi, dengan teknik pengumpulan data yang berupa data primer yaitu dengan cara
melakukan wawancara, dan dokumentasi, serta menggunakan data sekunder yang dilakukan
dengan studi kepustakaan terhadap Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1997 tentang Waralaba,
Keputusan Menteri No. 259/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan
Pendaftaran Usaha Waralaba, dan literatur-literatur yang berkaitan erat dengan perjanjian
Waralaba. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode Deskriptif
Kualitatif, dimana data yang diperoleh adalah data yang menggambarkan pelaksanaan perjanjian
waralaba Bakso Kota Cak Man dan apakah isi dari perjanjian waralaba yang dikeluarkan oleh
Bakso Kota Cak Man tersebut sudah sesuai dengan ketentuan dari peraturan yang ada demi
melindungi kepentingan masing-masing pihak apabila terjadi sengketa di kemudian hari. Serta
apakah didalamnya sudah terdapat keseimbangan antara pihak pemberi waralaba Bakso Kota
Cak Man dengan penerima waralabanya.
Dengan kajian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, maka penulis mendapatkan
hasil penelitian, bahwa isi dari perjanjian waralaba yang dikeluarkan oleh Bakso Kota Cak Man
sudah sesuai dengan ketentuan pada pasal 7 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia nomor :259/MPP/Kep/1997 tanggal 30 Juli 1997. Akan tetapi
di dalam surat perjanjian Bakso Kota Cak Man ini terdapat ketidak seimbangan sehingga ada
pihak yang dapat dirugikan. Sehingga perbaikan perlu kiranya dilakukan oleh pihak manajemen
Bakso Kota Cak Man sebagai pemberi waralaba demi tercapainya keadilan dan terciptanya
kerjasama yang baik antara kedua belah pihak yang bersepakat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa surat perjanjian
waralaba yang dikeluarkan oleh Bakso Kota Cak Man tidak seimbang sehingga perlu dilakukan
revisi agar didalam pelaksanaan perjanjian waralaba berikutnya dapat benar-benar menjamin
kepentingan masing-masing pihak yang terlibat didalamnya, baik itu kepentingan pemberi
waralaba maupun kepentingan penerima waralaba.
The research object is about the balancing of right and obligation between franchiser and
franchisee that sometimes, franchisee have weak position than franchiser.
The research’s aim is, to study franchisee agreement of Bakso Kota Cak Man. Is that agreement
comparing with government regulation , especially Minister Regulation no : 255/MPP/Kep/1997,
section 7 verse 1, date July 30, 1997 about frenchise agreement. And, is that agreement of Bakso
Kota Cak Man have balance or unbalance with government regulation ?
Research method is sociology jurisdiction that view law as social phenomenon with structural
rapprochement and quantitycally. Collecting data technique, interview, documentation and
secondary data collecting with agreement reference, Minister regulation no :
255/MPP/Kep/1997, section 7 verse 1, date July 30, 1997 about frenchise agreement and other
sources. The research method is Descriptive Qualitative, where data collected token from Bakso
Cak Man agreement that protect both partner and how to solve the legal action if it will come
oneday. And also is there balance agreement between franchisee and franchiser.
With this research, the writer know that Bakso Cak Man Agreement is properly with government
role in Minister regulation no: 255/MPP/Kep/1997, section 7 verse 1, date July 30, 1997 about
franchise agreement. But, internal agreement still have unbalance right. And the writer advice
that management need make it better and proper.
The research result that Bakso Cak Man agreement need to revise, to make better partnership
between franchiser
Download