28 Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 1, Februari 2014, hal: 28 - 34 ISSN : 2355 – 5386 PREVALENSI KEJADIAN BERPOTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN INTENSIVE CARE UNIT (ICU) DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2012 Azhar Arnata, Noor Cahaya, Difa Intannia Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Email : [email protected] INTISARI Kondisi klinis pasien ICU yang kompleks menyebabkan penggunaan obat yang banyak yang mengarah terjadinya interaksi obat potensial. Tujuan penelitian yaitu mengetahui persentase pasien ICU RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2012 yang mengalami interaksi obat potensial secara umum dan ditinjau dari kelompok umur pasien, jumlah obat yang diberikan, tingkat keparahan interaksi obat, dan mekanisme interaksi obat yang terjadi. Digunakan metode penelitian deskriptif denan pengambilan data secara retrospektif. Data diambil dari rekam medik pasien ICU RSUD Ulin Bnajarmasin Tahun 2012. Jumlah sampel yang didapatkan 297 orang yang terdiri atas 249 orang dewasa dan 48 orang geriatri. Prevalensi pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012 yang mengalami kejadian interaksi obat potensial sebesar 95,96%. Berdasarkan kelompok umur, 96,8% terjadi pada kelompok dewasa dan 91,7% pada kelompok geriatri. Berdasarkan jumlah obat, 90,80% terjadi pada kelompok jumlah obat ≤ 5 obat dan 98,09% pada kelompok jumlah obat > 5 obat. Berdasarkan tingkat keparahan: 34,01% pasien pada tingkat keparahan Major; 71,38% pasien pada tingkat keparahan Moderate; dan 76,43% pasien pada tingkat keparahan Minor. Berdasarkan mekanisme interaksi: 4,7% pada inkompatibilitas obat, 74,07% pada farmakodinamik, 66,67% pada farmakokinetik obat, dan 35,69% pasien pada mekanisme tak diketahui. Prevalensi kejadian berpotensi interaksi obat pasien ICU RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2012 sebesar 95.96% (N=297). Kata kunci: interaksi obat potensial, intensive care unit. ABSTRACT Complexity clinical condition of ICU patient that uses many drug to leads potential drug interaction occurrence. Aim of this research were determined percentage of ICU RSUD Ulin patient in 2012 who had potential drug interaction in general and specifically in age group, drug total, severity, and mechanism term. Data taken from medical record retrospectively and analyzed by literature studies. Total sample were analyzed 297 that consist of 247 adult and 48 geriatric. Result: In general, 95,96% (N=297) patient had potential drug interaction. In age group term, 96,8% in adult group and 91,7% in geriatric group. In drug total term, 90,80% in ≤ 5 group and 98,09% in > 5 group. In severity term, 34,01% patient had Major; 71,38% patient had Moderate; and 76,43% had Minor. In mechanism term, 4,7% in incompatibility; 74,07% in pharmacodynamic; 66,67% in pharmacokinetic; and 35,69% in unknown mechanism. Keyword: potential drug interaction, intensive care unit PENDAHULUAN Tatro (2009) sebagai respon farmakologis atau klinis Interaksi obat terjadi bila dua atau lebih obat akibat pemberian kombinasi obat yang berbeda. berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan Hasil atau toksisitas satu atau lebih obat berubah. Efek bermanifestasi sebagai antagonisme, sinergisme, dan keparahan interaksi obat dapat bervariasi antara atau idiosinkratik (Tatro, 2009). pasien yang satu dengan pasien yang (Fradgley,2003). Interaksi obat didefinisikan oleh Volume 1, Nomor 1 (2014) lain klinis dari interaksi obat-obat dapat Pasien ICU memiliki keadaan patofisiologis yang kompleks dan menggunakan banyak obat. Jurnal Pharmascience 29 Rata-rata pasien ICU diberikan 6-9 obat per hari dari pasien anak-anak dan dewasa. Populasi yang ketika dirawat di ICU (Helmsh et al,2006). Penelitian diambil merupakan pasien dewasa sebanyak 1145 Cruciol-Souza dan Thomson (2006) menunjukkan pasien. Dari perhitungan jumlah sampel didapatkan korelasi antara kejadian polifarmasi dengan interaksi jumlah sampel sebanyak 297 orang. Karakteristik obat yang terjadi. Berdasarkan penelitian Larassati pasien dapat dilihat pada tabel I (2008) pada ICU sebuah rumah sakit di Bogor dari bulan Februari-April 2008 dengan jumlah sampel 56 pasien terdapat 89 kasus interaksi obat. Penelitian Tabel I. Karakteristik sampel pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012 lain yang dilakukan oleh Chaereni (2010) pada 82 Karakteristik Jumlah Pasien (N) Persentase (%) pasien ICU RSUP Persahabatan didapati 35 pasien Jenis Kelamin mengalami interaksi obat. Pasien kritis sangat rentan Laki-laki 191 64,31 terhadap disposisi obat atau efek interaksi obat Perempuan 106 35,69 dibandingkan dengan pasien yang lain terkait kondisi Kelompok Umur 249 83,84 48 16,16 Dewasa (18-60 tahun) Geriatri (diatas 60 tahun) Jumlah Obat fisiologis yang tidak stabil (Helmsh et al, 2006). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian ≤5 93 31,31 observasional dengan pengambilan data secara >5 204 68,69 retrospektif. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan November 2013 di Intensive Karakteristik obat yang diresepkan di ruang Care Unit RSUD Ulin Banjarmasin. Populasi dalam ICU RSUD Ulin diperoleh 10 besar obat yang penelitian ini adalah semua data rekam medis diresepkan seperti terlihat pada tabel II. Seftriakson, pasien Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit ranitidin, dan ketorolak merupakan 3 obat terbanyak Umum Daerah Ulin Tahun 2012. Pengambilan digunakan di ICU. Hal ini karena sebagian besar sampel menggunakan teknik purposive sampling pasien ICU merupakan pasien bedah dimana ketiga dengan kriteria pasien Intensive Care Unit (ICU) di obat tersebut banyak diresepkan oleh dokter yang RSUD Ulin tahun 2012 yang berusia diatas 18 tahun merawat. dan memuat data pemberian obat yang lengkap Secara umum, jumlah rata-rata obat yang meliputi nama obat, dosis, interval pemberian, rute diterima pasien ICU selama dirawat sebanyak 7,83 pemberian, dan waktu pemberian. Data diambil pada item obat. Persentase pasien ICU yang menerima lembar perkembangan pasien dimana tercantum obat kurang dari atau sama dengan 5 sebanyak nama pasien, nomor RMK pasien, diagnosa, nama 31,31% dan lebih dari 5 sebanyak 68,69%. obat, interval pemberian, rute pemberian, waktu Persentase pasien yang mengalami kejadian pemberian dan perkembangan pasien. Data yang interaksi obat potensial berdasarkan kelompok umur, didapat jumlah dimasukkan ke dalam lembar kerja obat, tingkat keparahan interaksi obat penelitian yang telah ditentukan. Data obat yang potensial, dan mekanisme interaksi obat potensial diperoleh kemudian dianalisa melalui literatur yang dapat dilihat pada tabel III. telah ditentukan. Secara umum, kejadian interaksi obat potensial dialami 95,96% (n = 285) pasien dengan HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah pasien ICU RSUD rata-rata jumlah kejadian 8,39 kejadian. Berdasarkan Ulin Tahun 2012 sebanyak 1482 pasien. Pasien ICU RSUD Ulin terdiri Volume 1, Nomor 1 (2014) kelompok umur, kejadian interaksi obat potensial terjadi pada 96,79% (n = 241) pasien dewasa dan Jurnal Pharmascience 30 Tabel II. Sepuluh besar obat yang digunakan pada pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012 No. Obat Jumlah pasien yang menerima obat Persentase pasien yang menerima obat (%) 165 55,56 161 54,21 126 42,42 103 34,68 4 Seftriakson Na Ranitidin HCl Ketorolak trometamin Furosemide 5 Aspirin 86 28,96 6 Klopidogrel Isosorbid dinitrat Metronidazol 84 28,28 70 23,57 69 23,23 Simvastatin Metamizol Na 55 18,52 53 17,85 1 2 3 7 8 9 10 91,67% (n = 44) pasien geriatri. Kesimpulan yang dapat Rata-rata jumlah kejadian interaksi obat interaksi obat diambil adalah potensi meningkat dengan adanya potensial pada pasien dewasa sebanyak 6,46 peningkatan jumlah obat yang diberikan selama kejadian dan rata-rata jumlah kejadian interaksi obat dirawat. potensial pada pasien geriatri sebesar 7,88. Dari jumlah kejadian interaksi obat potensial di ICU, jumlah obat yang mengalami diberikan kepada pasien bervariasi. Rafiei et al. kejadian interaksi obat potensial lebih banyak (2012) menemukan jumlah rata-rata obat yang dibandingkan diberikan 5,6 obat. Hammes et al (2008) mencatat bahwa dialami, pasien dengan dapat lain mengenai kejadian ditarik kesimpulan yang Pada penelitian geriatri pasien dewasa. Hal ini berkaitan dengan kondisi klinis pasien. rata- rata jumlah obat yang diterima pasien selama Persentase pasien yang mengalami interaksi obat potensial dari dirawat 13,10 obat. Sedangkan Liaw et al.(2005) kelompok jumlah obat kurang menyatakan jumlah obat yang diberikan selama dari atau sama dengan 5 sebesar 89,25% (n = 83). dirawat di ICU 14,3 obat. Pada penelitian diatas tidak Persentase pasien yang mengalami interaksi obat terdapat batasan penyakit atau kondisi pasien. Hal potensial dari kelompok jumlah obat lebih dari 5 ini menyebabkan perbedaan nilai jumlah obat. Dari sebesar 99,02% (n = 202). Pasien yang menerima penelitian diatas ditarik suatu kesimpulan bahwa kurang pasien ICU rata-rata menerima lebih dari 5 obat. dari atau sama dengan 5 rata-rata mengalami kejadian interaksi obat potensial 2,05 Pada penelitian ini, tingkat keparahan kejadian dengan jumlah terbanyak 8 kejadian. Rata- kejadian interaksi obat potensial dibagi menjadi 3 rata jumlah kejadian interaksi obat potensial pada macam kategori, yakni major, moderate, dan minor. kelompok pasien menerima lebih dari 5 obat Penilaian tersebut dilakukan pada fase kejadian sebanyak 8,08 kejadian dengan jumlah kejadian interaksi farmakodinamika, farmakokinetika, dan terbanyak 92 kejadian. Dari hasil ini terlihat bahwa tidak diketahui mekanismenya. Kategori interaksi pasien dengan jumlah obat lebih dari 5 memiliki obat dengan mekanisme tidak diketahui dimasukkan potensi kejadian lebih tinggi dibandingkan dengan karena adanya laporan penelitian mengenai kejadian kelompok kurang efek dari interaksi tersebut, namun tidak dari hal dari atau sama dengan 5. Volume 1, Nomor 1 (2014) Jurnal Pharmascience 31 Tabel III. Persentase jumlah Pasien yang mengalami interaksi obat potensial berdasarkan kelompok umur, jumlah obat, tingkat keparahan interaksi obat potensial, dan mekanisme interaksi obat potensial Jumlah Pasien (N) Persentase (%) Rata-rata kejadian per pasien Dewasa (18-60 tahun) 241 96,79% 6,46 Geriatri (diatas 60 tahun) 44 91,67% 7,88 ≤5 83 89,25% 2,05 >5 202 99,02% 8,08 Major 100 33,67 0,51 Moderate 211 71,04 3,78 Minor 228 76,77 2,32 Farmasetik (Inkompatibilitas) 14 4,71 0,07 Inkompatibilitas Kimia 6 2,02 0,03 Inkompatibilitas Fisik 9 3,03 0,04 Farmakodinamik 220 74,07 4,18 Antagonis 136 45,79 1,38 Sinergis 208 70,03 2,8 198 66,67 2,44 Absorpsi 22 7,41 0,11 Distribusi 35 11,78 0,16 Metabolisme 90 30,3 0,87 Ekskresi 158 53,2 0,94 106 35,69 0,36 Kategori Kelompok Umur Jumlah Obat Tingkat keparahan (Signifikansi) Mekanisme Farmakokinetika Mekanisme Tidak Diketahui terdapat penjelasan mekanisme terjadi. kardiovaskular pasien ICU terus dipantau. Ketika Kejadian interaksi obat potensial yang bersifat Major terjadi interaksi obat potensial berpengaruh besar terjadi pada 33,67% pasien. Kejadian interaksi obat kepada pasien. potensial yang bersifat yang Moderate terjadi pada Lima dan Cassiani (2009) mendapati 54% 71,04% pasien. Terakhir, kejadian interaksi obat kejadian interaksi obat potensial di ICU sebuah potensial yang bersifat Minor terjadi pada 76,76% rumah sakit pendidikan bersifat moderate. Penelitian pasien. yang dilakukan oleh Ray et al (2009) di ICU sebuah Banyaknya pasien yang mengalami kejadian rumah sakit tersier di India menemukan kejadian bersifat moderate berkaitan dengan obat yang interaksi berinteraksi. dengan keparahannya dengan gambaran 55.29% bersifat penyakit kardiovaskular banyak berinteraksi dengan minor, 23.08% bersifat moderate, dan 21.63% tingkat keparahan moderate. Sistem kardiovaskular bersifat major. Penelitian yang dilakukan oleh merupakan sistem vital tubuh, Di ICU, kondisi Hammesh Obat-obat Volume 1, Nomor 1 (2014) yang berkaitan obat potensial berdasarkan et al (2008) mendapati tingkat komposisi Jurnal Pharmascience 32 keparahan interaksi obat potensial yang terdiri interaksi obat potensial yang belum dapat dijelaskan. 39.7% dengan minimal efek, 50.4% memperburuk Kejadian interaksi obat potensial dengan mekanisme kondisi pasien (moderate), dan 9.8% berpotensi tidak diketahui dialami oleh 35,69%. membahayakan pasien atau menyebabkan kerusakan bersifat irreversible Banyaknya interaksi terjadi pada pasien bukan hanya berkaitan dengan efek utama, tetapi Secara umum, hanya 4,7% pasien yang juga berkaitan dengan efek lain. Sebagai contoh, mengalami kejadian inkompatibilitas. Inkompatibilitas albuterol fisik terjadi pada 3,03% pasien dan inkompatibilitas simpatomimetik, kimia terjadi pada 2,02% pasien. Drip atau infus IV menurunkan sedasi dan menaikkan kadar kalium. yang diberikan bersamaan umumnya melalui jalur Itulah mengapa interaksi obat berkaitan dengan efek berbeda, misal infus melalui vena tangan kanan dan atau drip diberikan melalui vena tangan kiri. Pemberian mekanismenya dibandingkan dengan interaksi pada kombinasi fase farmasetis dan fase farmakokinetika obat. infus diberikan secara bergantian. fase dan norepinefrin juga selain memiliki farmakodinamika efek efek lebih dalam banyak Contohnya kombinasi RL:D5%, ketika infus RL habis Penelitian yang dilakukan oleh Lima dan maka digantikan oleh infus D5%. Hal-hal seperti ini Cassiani (2009) menyatakan 74 dari 102 pasien ICU menjelaskan inkompatibilitas di sebuah rumah sakit di Brazil mengalami interaksi potensial sedikit terjadi pada pasien ICU RSUD Ulin obat potensial dengan rata-rata 3 kejadian interaksi Tahun 2012. obat potensial. Penelitian ini terdiri 50 pasien berusia bahwa kejadian Secara umum, pasien ICU yang mengalami kurang dari 60 tahun dan 52 pasien pasien berusia kejadian interaksi obat potensial yang terjadi pada sama dengan atau lebih dari 60 tahun. Pasien yang fase farmakodinamik sebanyak 74,07%. Rata-rata mengalami interaksi obat terdiri 36 orang berusia jumlah kejadian interaksi obat potensial pada fase kurang dari 60 tahun dan 38 orang berusia sama farmakodinamik yang dialami oleh pasien ICU 4,18 atau lebih dari 60 tahun (Lima dan Cassiani, 2009). dengan jumlah kejadian terbanyak sebanyak 76 Penelitian yang dilakukan Reis dan Cassiani (2011) kejadian. Kejadian interaksi obat potensialyang menemukan median jumlah kejadian interaksi obat bersifat antagonis dialami oleh 45,79% pasien ICU, potensial per pasien sebesar 1 kejadian saat masuk sedangkan kejadian interaksi obat potensial yang ICU dan 2 kejadian per pasien saat keluar ICU. bersifat sinergis terjadi pada 70,03% pasien ICU. Penelitian yang dilakukan oleh Ray et al. (2009) Ada 41,75% pasien mengalami kejadian interaksi mendapati rata-rata jumlah kejadian interaksi obat obat potensial bersifat sinergis dan antagonis. potensial 2 kejadian per pasien. Dari penelitian- Secara umum, kejadian interaksi obat penelitian diatas membuktikan bahwa kejadian potensial yang terjadi pada fase farmakokinetika interaksi obat sangat tinggi di ICU. Kondisi pasien dialami oleh 66,67% pasien. Berdasarkan jumlah ICU kejadian, rata-rata pasien mengalami 2,44 kejadian. khususnya penggunaan obat-obatan menjadi alasan Persentase jumlah pasien kejadian interaksi obat potensi terjadinya terjadinya interaksi obat. Potensi potensial pada fase-fase farmakokinetika obat yakni, ini meningkat dengan banyaknya obat-obatan yang fase absorpsi obat 7,41%; fase distribysi obat digunakan. Selain obat pokok diresepkan oleh dokter 11,78%; fase metabolisme obat 30,3%; dan fase yang ekskresi 53,2%. diberikan saat keadaan darurat (cito). Sebagai Pada studi literatur yang dilakukan terdapat beberapa pasang obat yang mekanisme kejadian Volume 1, Nomor 1 (2014) yang memerlukan menangani, perawatan terdapat juga kompleks obat-obatan contoh furosemid digunakan ketika tekanan darah pasien meningkat. Obat-obatan darurat lainnya Jurnal Pharmascience 33 untuk menangani kondisi pasien yang sering potensial yang terjadi. Lima dan Cassiani (2009) digunakan antara lain parasetamol, klorpromazin, menyatakan pengetahuan dan keterampilan para dan lain sebagainya. Pengunaan obat ini tidak terus- tenaga kesehatan mengenai interaksi obat potensial menerus dan diberikan tanda (k/p) pada lembar dan bagaimana penanganannya menjadi kunci perawatan hari selanjutnya. mencegah dan meminimalisasi efek tidak diinginkan Keadaan pasien ICU yang dipantau terus- dari interaksi obat yang terjadi. menerus memungkin terjadinya pemberian ditunda atau tidak diberikan. Contoh pasien hipertensi, ketika KESIMPULAN tekanan darah turun sesuai target terapi obat tidak Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini diberikan. Hal ini mempunyai dampak terhadap adalah: potensi kejadian interaksi obat yang terjadi dalam hal 1. Persentase pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012 ini potensi kejadian menjadi berkurang. Hal serupa yang terjadi juga pada pasien dengan indikasi diabetes potensial sebesar 95,96%. yang menggunakan insulin. Waktu interaksi diberikan secara obat kejadian interaksi obat 2. Persentase pasien ICU RSUD Ulin tahun 2012 pemberian kejadian mengalami obat mempengaruhi potensial. berurutan baik Obat-obatan oral maupun yang mengalami kejadian interaksi obat potensial ditinjau: a. Berdasarkan kelompok umur, kelompok parenteral. Lima dan Cassiani (2009) menyatakan dewasa sebesar 96,79% dan 91,67% pasien waktu pemberian obat merupakan faktor resiko kelompok geriatri. kejadian interaksi obat. Peneliti menemukan semua b. Berdasarkan jumlah obat : 89,25% pada obat diberikan pada jam 9 pagi, kecuali obat yang kelompok jumlah obat ≤ 5 obat dan 99,02% diberikan malam hari. Hal ini karena jam 9 menjadi pada kelompok jumlah obat > 5 obat. acuan waktu pemberian obat selanjutnya. Acuan diperlukan untuk menjamin keteraturan. c. Berdasarkan tingkat keparahan : 33,67% pada tingkat keparahan Major; 71,04% pada Ada beberapa kekurangan penelitian ini. Pertama, tidak diketahuinya dasar pemilihan suatu obat, kemudian obat tersebut dapat berinteraksi tingkat keparahan Moderate; dan 76,77% pada tingkat keparahan Minor. d. Berdasarkan mekanisme interaksi yang dengan obat lain. Kedua, tidak dikajinya keterkaitan terjadi: inkompatibilitas obat sebanyak 4,7% antara efek interaksi obat terhadap kondisi pasien, pasien, dimana sebanyak efek interaksi ini dapat bersifat pada farmakodinamika 74,07% pasien, pada sebanyak 66,67% menguntungkan ataupun merugikan pasien. Ketiga, farmakokinetika tidak pasien, dan mekanisme tidak diketahui diketahuinya keterkaitan antara lama perawatan dengan kejadian interaksi obat. obat obat sebanyak 35,69% pasien. Peran farmasis di ICU sangat penting untuk menjamin keamanan terapi pasien di ICU, dalam hal DAFTAR PUSTAKA ini interaksi obat. Peran farmasis mengindentifikasi, Chaereni, Nur. 2010. Potensi Interaksi Obat Pada mencegah, dan mengatasi interaksi obat potensial Pasien ICU (Intensive Care Unit) Rumah yang terjadi. Dalam penanganan interaksi obat Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan. potensial di ICU, kita duduk bersama para klinisi dan Skripsi. tenaga kesehatan lainnya mengevaluasi terapi dan Pancasila. Jakarta. penggunaan obat termasuk juga interaksi obat Volume 1, Nomor 1 (2014) Fakultas Farmasi Universitas Cruciol-Souza J.M. dan Thomson J.C. 2006 Jurnal Pharmascience 34 Prevalence Drug-Drug Rahmawati F., R. Handayani dan V. Gosal. 2008. Interactions And Its Associated Factors In A Kajian retrospektif interaksi obat di Rumah Brazilian Teaching Hospital. J Pharm Pharm Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta. Sci 9:427-33. Majalah Farmasi Indonesia. 17(4): 177-183. Depkes. 2006. Of Standar Potential Keperawatan Di ICU. Ray, S., M. Bhattacharyya, J. Pramanik, dan S. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Todi.2009. Drug–drug interactions in the ICU. Jakarta Critical Care. Volume 13 Suppl 1: 198-199. .Fradgley, S. 2003. Interaksi Obat. dalam Aslam, Reis, A.M.M. dan Cassiani, S.H.B. 2011. Prevalence Mohamed., Chik Kaw Tan, & Adji Prayitno of potential drug interactions in patients in an (editor). Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy). intensive care unit of a university hospital in PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Brazil. Clinics ; 66(1):9-15. Hammes, Jean A., Felipe Pfuetzenreiter, Fabrízio da Silveira, Álvaro Koenig, dan G.A. Westphal. Tatro, David S., 2009. Drug Interaction Facts 2009. Wolters Kluwer Health Inc. California. 2008. Potential drug interactions prevalence in intensive care units. Rev Bras Ter Intensiva; 20(4): 349-354. Helmsh, R.A., D.C. Quan, E.T. Herfindel., dan D.R. Gourley. 2006. Textbook of Therapeutic: Drugs And Disease Management 8th edition. Lippincot William & Wilkin.Phildelphia. Larasati, Ria. 2008. Interaksi Obat Di Ruang ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor Periode Februari-April 2008. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Jakarta. Liaw S.Y., Noorizan Abd. Azid., Y. Hassan, J.A. Hassan., Z. Che Embeez,. dan N. Abdullah. 2005. Evaluation Of Drug-Drug Interaction In General Intensive Care Unit. Abstrak: hal 61. Dalam The 5th Asian Conference on Clinical Pharmacy 2005. Lima, R.E.F. dan Cassiani, S.H.B, 2009. Potential Drug Interactions In Intensive Care Patients At ATeaching Hospital. Rev Latino-am Enfermagem; 17(2): 222-7 Rafiei, H., M. Arab., H. Ranjbar, G.R. Sepehri, N. Arab, dan Masuod Amiri. 2012. The prevalence of potential drug interactions in Intensive Care Units. Iranian Journal of Critical Care Nursing.4: 191–196. Volume 1, Nomor 1 (2014) Jurnal Pharmascience