PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN

advertisement
1
PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
DI KELAS X SMA PGRI 1 PONTIANAK
Devi Arisanti, Okianna dan Rustiyarso
Program Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Tanjung Pura, Pontianak
email: [email protected]
Abstract: The Teacher's Role in Improving Student Learning Activity In Subjects
Sociology 1 class X SMA PGRI Pontianak. The problem in this study is how the role
of teachers in improving student learning activities in class X SMA PGRI 1
Pontianak. This study aims to analyze matters relating to: the learning activities of
students in sociology, the role of the teacher in the learning activities of students
when learning sociology takes place, the teacher in the learning activities have met
the criteria for the role of learning sociology. Forms of research used in this study is
descriptive qualitative research method. Data collection techniques used are direct
observation techniques, direct communication techniques, and documentary study
technique. Data collection tool is a guide to observation, interview, member checks
and documentation. The analysis in this study are presented in descriptive narrative.
These results indicate that: The role of teachers in improving student learning
activities in the subjects of sociology in class X SMA PGRI 1 Pontianak already
pretty well established in terms of the role of teacher and student activities in the
learning process sociology.
Keywords: The Role of Teacher, Student Activities, Lessons Sosologi
Abstrak: Peran Guru dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Sosiologi Di Kelas X SMA PGRI 1 Pontianak. Masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana peran guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas
X SMA PGRI 1 Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal yang
berkenaan dengan: Aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi, peran guru pada
aktivitas belajar siswa ketika pembelajaran sosiologi berlangsung, guru dalam
kegiatan pembelajaran telah memenuhi kriteria peran pada pembelajaran sosiologi.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
observasi langsung, teknik komunikasi langsung, dan teknik studi dokumenter. Alat
pengumpulan data adalah panduan observasi, panduan wawancara, member cek dan
dokumentasi. Analisis dalam penelitian ini disajikan secara deskriptif naratif. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa: Peran guru dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1 Pontianak sudah terjalin
dengan cukup baik dari segi peran guru dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran
sosiologi.
Kata Kunci: Peran Guru, Aktivitas Belajar Siswa, Pelajaran Sosologi.
2
U
ntuk menunjang proses belajar mengajar di kelas diperlukan peran guru dengan
fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing yang akan
menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai aktivitas di kelas.
Menurut Sardiman (2008: 143-146) Sehubungan dengan fungsinya sebagai
“pengajar”, “pendidik”, dan “pembimbing”, maka diperlukan adanya peranan pada
diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama
guru maupun staf yang lain.Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat
dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa
sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses
belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Mei 2012 dengan guru bidang
studi sosiologi di SMA PGRI 1 Pontianak yang bernama Supriyatin S.Sos
menyatakan bahwa pada saat proses belajar mengajar berlangsung masih banyak
ditemukan siswa yang kurang tanggap dan aktif dalam kegiatan belajar sehingga
siswa kurang dapat memahami dan mengerti mengenai materi yang disampaikan
yang berdampak pada aktivitas belajar siswa yang kurang maksimal di kelas.
Aktivitas belajar siswa yang belum maksimal dilihat dari berbagai faktor
diantaranya masih ditemukan siswa yang mengantuk dan mengobrol dengan teman
sebangkunya, apabila diberikan pertanyaan oleh guru hanya sebagian siswa saja yang
dapat menjawab, apabila diberikan kesempatan untuk bertanya hanya satu dua orang
saja yang berani untuk bertanya dan sumber belajar seperti buku penunjang sangatlah
kurang sehingga siswa lebih sering mencatat materi yang disampaikan oleh guru.
Adapun aktivitas-aktivitas belajar pada mata pelajaran sosiologi selama 1
minggu yang dilakukan oleh guru dapat dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1 Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sosiologi di Kelas X SMA
PGRI 1 Pontianak
No. Kegiatan Proses Belajar Mengajar Frekuensi (F)
1.Diskusi
1Dalam Satu Minggu
Keterangan
2.Membuat Tugas Individu2Dalam Satu Minggu
3.Membuat Tugas Kelompok1Dalam Satu Minggu
4.Tugas Mencari Sumber-Sumber2
Dalam Satu Minggu
Pelajaran Sosiologi
Sumber: Guru Bidang Studi Sosiologi Tahun 2012
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan aktivitas belajar siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1
Pontianak yang dilakukan setiap minggu oleh guru kepada siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang dan dukungan data empiris tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Guru Dalam Meningkatkan
3
Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di Kelas X SMA PGRI 1
Pontianak”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan
dengan: Aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi, untuk mengetahui guru dalam
menjalankan peran pada aktivitas belajar siswa ketika pembelajaran sosiologi
berlangsung, serta untuk mengetahui guru dalam kegiatan pembelajaran telah
memenuhi kriteria peran pada pembelajaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1
Pontianak.
Menurut Sardiman (2008: 144-146) peran guru dalam kegiatan belajar
mengajar terdiri dari : (a)Informator, sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum. Dalam pada itu berlaku teori komunikasi berikut: Teori stimulus-respon teori
dissonance-reduction, dan teori pendekatan fungsional. (b)Organistor, guru sebagai
organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan
lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar,
semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan
efisiensi dalam belajar pada diri siswa. (c)Motivator, peranan guru sebagai motivator
ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan
kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam
proses belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama
dikenal dengan istilah ‘ing madya mangun karsa’. Peranan guru sebagai motivator ini
sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan
mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam arti
personalisasi dan sosialisasi diri. (d)Pengarah/director, jiwa kepemimpinan bagi guru
dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegitan belajar siswa sesuai tujuan yang dicita-citakan. Guru harus juga
“handayani”. (e)Inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses
belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh
oleh anak didiknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyan “ing ngarso sung
tulodo”. (f)Transmitter, dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku
penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. (g)Fasilitator, berperan sebagai
fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar
yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajarmengajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini bergayut dengan semboyan “Tut
Wuri Handayani”. (h)Mediator Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai
penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan
ke luar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa. Mediator juga diartikan penyedia
media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.
(h)Evaluator, ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai
otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun
4
tingkahlaku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak. Tetapi kalau diamati secara agak mendalam evaluasi-evaluasi yang
dilakukan guru itu sering hanya merupakan evaluasi ekstrinsik dan sama sekali belum
menyentuh evaluasi yang intrinsik. Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi yang
mencakup pula evaluasi intrinsik. Untuk itu guru harus berhati-hati menjatuhkan nilai
atau kriteria keberhasilan.Dalam hal ini tidak cukup hanya dilihat dari bisa atau
tidaknya mengerjakan mata pelajaran yang diujikan, tetapi masih perlu ada
pertimbangan-pertimbangan yang sangat unik dan kompleks, terutama yang
menyangkut perilaku dan values yang ada pada masing-masing mata pelajaran.
Menurut Rosalia (2005: 4) “aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar”. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering
bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru,
mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar.
Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2010: 172-173) membagi kegiatan
belajar dalam 8 kelompok, yaitu: (a)Kegiatan-kegiatan visual seperti membaca,
melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, pameran, dan mengamati orang lain
bekerja atau bermain. (b)Kegiatan-kegiatan lisan (oral) seperti mengemukakan suatu
fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi
saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan intrupsi. (c)Kegiatankegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan
mendengarkan radio. (d)Kegiatan-kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis
laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi
angket. (e)Kegiatan-kegiatan menulis seperti menggambar, membuat grafik, chart,
diagram peta, dan pola. (f)Kegiatan-kegiatan metrik seperti melakukan percobaan,
memilih alat-alat,melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari, dan berkebun. (g)Kegiatan-kegiatan mental seperti merenungkan,
mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat, hubunganhubungan, dan membuat keputusan. (h)Kegiatan-kegiatan emosional seperti minat,
membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini
terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.
METODE
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong
2010: 3), mendefinisikan “metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan prilaku yang diamati”.
Hadari Nawawi (2007: 67) menyatakan bahwa “metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,
5
masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau sebagaimana adanya”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu untuk
melihat kenyataan di lapangan sebagaimana kenyataan yang ada serta akan
menggambarkan secara objektif dan faktual mengenai “Peran Guru Dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi di kelas X
SMA PGRI 1 Pontianak”.
Adapun Informan dalam penelitian ini adalah 1 orang guru mata pelajaran
sosiologi, dan 6 0rang siswa kelas X SMA PGRI 1 Pontianak. Kemudian juga
meneliti arsip-arsip yang dimiliki guru tentang perkembangan hasil belajar dan arsiparsip lain seperti catatan-catatan guru tentang siswa sehingga penulis dapat
mengetahui peran guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1 Pontianak.
Dalam penelitin ini, teknik pengumpulan data menggunakan: (1)teknik
observasi langsung, (2)teknik komunikasi langsung, (3)teknik studi dokumenter.
Dalam teknik observasi langsung peneliti melakukan pengamatan secara langsung
terhadap 1 orang guru mata pelajaran sosiologi dan 6 orangsiswa kelas X SMA PGRI
1 Pontianak.
Dalam teknik komunikasi langsung, dipergunakan peneliti untuk
berkomunikasi langsung dengan melakukan wawancara kepada 1 orang guru mata
pelajaran sosiologi dan 6 0rang siswa SMA PGRI 1 Pontianak.
Teknik studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data dengan mencari
dan mengumpulkan data yang ada hubungan dengan masalah yang akan diteliti
melalui catatan yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber
dokumen, buku-buku, koran, majalah, internet dan lain-lain. Adapun alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan panduan
observasi, panduan wawancara, member cek dan buku catatan dan arsip-arsip
(dokumentasi).
Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data (data reduction),
display data (data display) dan Pengambilan Keputusan dan verifikasi (conclution
drawin/verification). Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan berdasarkan
kepada jenis data yang diperoleh selama di lapangan. Untuk jenis data yang diperoleh
berdasarkan observasi dan wawancara dilakukan dengan mengacu kepada pedoman
observasi dan pedoman wawancara yang akan dikembangkan. Data yang diperoleh
dari lapangan diolah dengan teknik yang sesuai dengan pertanyaan dan tujuan
penelitian. Teknik pengolahan data yang akan digunakan adalah dengan mengacu
kepadacara mendeskripsikan hasil wawancara, sehingga akan terlihat Peran Guru
Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas X SMA PGRI 1 Pontianak.
6
Adapun hasil dari pengamatan data seperti member cek, daftar observasi dan
wawancara diolah dengan mendeskripsikan secara kualitatif sebagaimana fakta yang
ditemukan di lapangan. Sedangkan dokumen/arsip digunakan untuk mendukung dan
melengkapi deskripsi sebelum diolah dengan penelitian triangulasi.
HASIL
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,
dapat diketahui bahwa peran guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1 Pontianak sudah terjalin dengan
cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran
sosiologi dan upaya guru meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif. Hal ini dapat dilihat
apabila diberikan pertanyaan oleh guru, hanya sebagian siswa saja yang dapat
menjawab dengan benar, apabila diberikan kesempatan untuk bertanya, hanya satu
dua orang saja yang berani untuk bertanya, masih adanya siswa yang mengantuk
dalam proses belajar dan pembelajaran, masih adanya siswa yang mengobrol dengan
teman sebangkunya pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, sumber belajar
seperti buku-buku penunjang dalam proses belajar sangatlah kurang sehingga siswa
lebih sering mencatat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses
pembelajaran yang berlangsung.
Peran guru dalam pembelajaran sosiologi terjalin sudah cukup baik.Dilihat
dari peran sebagai informator. Dalam proses belajar dan pembelajaran sosiologi, guru
dalam penyampaian materi hanya menggunakan metode ceramah, metode tanya
jawab, dan metode pemberian tugas dengan menggunakan buku sebagai media
pembelajaran dan papan tulis sebagai alat untuk menyampaikan pembelajaran yang
ada di dalam buku.
Peran guru sebagai organisator telah dilaksanakan dengan cukup baik.
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru membuat RPP, silabus dan program
semester.
Peran guru sebagai motivator dilakukan dengan upaya untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa dengan memberikan pertanyaan, memberikan tugas kepada
siswa. Tetapi masih banyak ditemui siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Hal
ini dapat dilihat apabila dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang mengantuk
dan mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu apabila diberikan pertanyaan,
sebagian siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru dan sebagian lagi tidak dapat
menjawab pertanyaan dari guru. Apabila disuruh mencatat masih ada siswa yang
tidak mencatat materi yang disampaikan guru dan apabila diberikan tugas, siswa
masih ada yang tidak mengerjakan.
Peran guru sebagai pengarah/ director. Guru bertanggung jawab dalam
memberikan bimbingan. Guru memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan
7
kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan
aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan
tetapi juga menyangkut pengembangan pkepribadian dan pembentukan nilai-nilai
para siswa. Dalam hal ini guru guru membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa agar dapat melaksanakan tugas-tugas mereka dengan baik.
Peran guru sebagai inisiator yaitu guru harus memberikan ide-ide yang
menarik kepada peserta didik
Peran guru sebagai transmitter. Dalam hal ini guru bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuandengan cara mentransfer ilmu kepada
siswa melalui pembelajaran sosiologi.
Peran guru sebagai fasilitator cukup menarik. Dalam proses belajar
pembelajaran kegiatan yang dilakukan guru hanya sebatas menjelaskan dan mencatat.
Guru jarang memfasilitasi siswa untuk melakukan aktivitasnya di perpustakaan. Hal
ini disebabkan oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Peran guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan
belajar siswa, misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar dalam kegiatan
diskusi siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Dalam hal ini guru hanya
menggunakan buku paket dalam penyampaian materi.
Peran guru sebagai evaluator sudah dilakukan dengan cukup baik. Guru selalu
melakukan penilaian terhadap siswa dengan menilai prestasi siswa dalam bidang
akademis maupun tingkah laku sosialnya.
Gurudalam menjalankan peran pada aktivitas belajar siswa ketika
pembelajaran sosiologi berlangsung sudah dilakukan dengan cukup baik namun
masih kurang maksimal karena ada sembilan peran yang harus dilaksanakan
diantaranya adalah sebagai informator, organisator, motivator, pengarah/ derector,
inisiator, transmitter, fasulitator, mediator, evaluator. Pada kenyataannya yang terjadi
dalam proses pembelajaran guru hanya menjalankan empat peran saja.
PEMBAHASAN
Peran guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
sosiologi di kelas X SMA PGRI 1 Pontianak sudah terjalin dengan cukup baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari proses aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi dan
upaya guru meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan peran guru dengan
segala kompetensi profesionalnya.Aktivitas dan kreativitas siswa dalam belajar
sangat bergantung pada aktivitas dan peran guru dalam mempersiapkan rencana
pembelajaran, penyampaian, dan pengembangan materi pelajaran, pemilihan metode
dan media pembelajaran, serta penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Guru
8
dapat menggunakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan aktivitas dan
kreativitas siswa. Pendekatan dalam pembelajaran juga harus disesuaikan dengan
kondisi lingkungan, kebutuhan siswa, dan tujuan yang ingin dicapai.
Untuk menunjang proses belajar mengajar di kelas diperlukan peran guru
dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing yang akan
menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai aktivitas di kelas.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 97) bahwa “dalam proses belajar
mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan
fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan”. Guru mempunyai tanggung jawab
untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa.
Melalui peranannya guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk
senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan media.
Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa secara efektif dapat mempergunakan
berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media belajar. Hal ini berarti
bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang
sebaik-baiknya. Selanjutnya sangat diharapkan guru dapat memberikan fasilitas yang
memadai sehingga siswa dapat belajar secara efektif.
Pada penelitian ini guru kurang memenuhi komponen kriteria peran pada
proses pembelajaran sosiologi. Dari Sembilan peran yang semestinya dijalankan
menurut Sardiman (2008: 144-146) mengatakan “peran guru dalam kegiatan belajar
mengajar terdiri dari informator, organisator, motivator, pengarah/director, inisiator,
transmitter, fasilitator dan evaluator”. Pada kenyataannya yang paling dominan guru
jalankan hanya empat peran saja yaitu peran guru sebagai organisator dengan
membuat RPP, silabus dan program semester, sebagai motivatordilakukan dengan
upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan memberikan pertanyaan,
dan memberikan tugas kepada siswa, sebagai transmitter guru berupaya menyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan dengan cara mentransfer ilmu kepada
siswa melalui pembelajaran sosiologi, sebagai evaluator guru selalu melakukan
penilaian terhadap siswa dengan menilai prestasi siswa dalam bidang akademis
maupun tingkah laku sosialnya.
Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas,
mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang
dapat menunjang prestasi belajar.
Sesuai dengan pendapat Rosalia (2005: 4) “aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar”. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam mencari
sesuatu informasi guna memecahkan suatu permasalahan. Banyak cara yang dapat
9
dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, dimana para siswa dapat
mengembangkan aktivitas belajarnya secara optimal, sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Keaktifan siswa tentu juga dipengaruhi oleh guru dalam memberikan
pembelajaran, keaktifan tersebut dapat dilihat saat proses pembelajaran berlangsung.
Guru tidak hanya mengajarkan materi saja namun juga mempunyai tugas sebagai
pembimbing siswa dalam belajar.
Peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain sebagai pendidik,
informator, organisator,motivator, pengarah/ director, inisiator, transmitter, fasilitator,
mediator, dan evaluator. Dalam proses belajar mengajar sebagai suatu keseluruhan
proses peran guru tidak dapat dikesampingkan. Karena belajar itu adalah interaksi
antara pendidik dalam hal ini guru dengan peserta didik atau siswa yang
menghasilkan perubahan tingkah laku. Di sekolah, guru merupakan salah satu faktor
penentu pokok dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, proses tersebut
harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang
sesuai dengan yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat
menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi dan mengajar dengan
cara mengajar yang baik sehingga siswa dapat merasa tertarik atau tidak bosan pada
saat proses belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam
belajar.Selain itu guru yang mengajar pun tidak harus monoton tidak hanya dengan
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi dan guruharus mempunyai
ide dalam menjelaskan materi agar seluruh siswa tidak merasa jenuh dan paham
dengan materi yang sampaikan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan umum bahwa Peran guru dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1 Pontianak sudah terjalin
dengan cukup baik. Secara khusus disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
(1)Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sosiologi berlangsung masih
ditemukannya siswa yang kurang aktif. Hal ini dapat dilihat apabila diberikan
pertanyaan oleh guru, hanya sebagian siswa saja yang dapat menjawab dengan benar,
apabila diberikan kesempatan untuk bertanya, hanya satu dua orang saja yang berani
untuk bertanya, masih adanya siswa yang mengantuk dalam proses belajar dan
pembelajaran, masih adanya siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya pada
saat guru menyampaikan materi pelajaran, sumber belajar seperti buku-buku
penunjang dalam proses belajar sangatlah kurang sehingga siswa lebih sering
mencatat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran
yang berlangsung. (2)Guru dalam menjalankan peran sebagai organisator dengan
membuat RPP, silabus dan program semester, sebagai motivatordilakukan dengan
upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan memberikan pertanyaan,
dan memberikan tugas kepada siswa, sebagai transmitter guru berupaya menyebar
10
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan dengan cara mentransfer ilmu kepada
siswa melalui pembelajaran sosiologi, sebagai evaluator guru selalu melakukan
penilaian terhadap siswa dengan menilai prestasi siswa dalam bidang akademis
maupun tingkah laku sosialnya. Sudah dilakukan dengan cukup baik namun masih
belum maksimal. (3)Di dalam kegiatan pembelajaran sosiologi guru kurang
memenuhi kriteria peran seorang guru sebagaimana mestinya. Dari sembilan peran
yang sebaiknya dilaksanakan oleh seorang guruyaitu sebagai informator, organisator,
motivator, pengarah/ derector, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan
evaluator. Pada kenyataannya yang terjadi dalam proses pembelajaran
sosiologiterlihat guru hanya menjalankan empat peran saja yaitu sebagai organisator,
motivator, transmitter, dan evaluator.
Saran
Untuk mengatasi masalah yang peran guru dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata pelaaran sosiologi di kelas X SMA PGRI 1 Pontianak,
disarankan agar: (a) guru senantiasa mencintai profesi kependidikannya dalam rangka
meningkatkan kompetensi profesional/ melalui diklat, mengikuti seminar-seminar
ilmiah, dan membaca sumber-sumber buku pembelajaran yang bervariasi.(b)dalam
proses kegiatan pembelajaran guru sebaiknya lebih memperhatikan peransebagai
guru, terampil dan dapat menguasai berbagai metode dan media pembelajaran agar
siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.(c)guru juga sebaiknya aktif
melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta harus dapat
memilih metode dan kreatif dalam mencoba ide baru agar proses pembelajaran
berhasil dengan baik dan tidak membosankan.(d)hendaknya guru sudah bertugas
memahami betul peran yang harus dijalankannya dan menjalankannya dengan
sungguh-sungguh agar proses belajar mengajar yang berjalan terarah dan
menghasilkan kualitas output yang berkualitas. (e) usaha kepala sekolah untuk
memperbaiki pelaksanaan kerja guru yang selama ini sudah diterapkan, sebaiknya
diselaraskan dengan langkah-langkah yang mendukung seperti pemantauan
pelaksanaan kerja, baik yang dilakukan secara rutin maupun pemantauan di luar
waktu-waktu rutin.(f)kepala sekolah menyediakan wahana lain selain supervisi,
dengan melakukan komunikasi personal/ pendekatan personal untuk guru-guru,
melakukan kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam rangka menigkatkan kompetensi dan
profesionalisasi kinerjanya. (g)untuk dapat mengembangkan model pembelajaran
yang efektif maka alangkah baiknya memberikan kedisiplinan terhadap guru harus
memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai serta memberikan fasilitas yang
baik untuk proses pembelajaran serta memberikan lebih pembinaan terhadap guruguru untuk mengetahui mengimplementasikan model-model pembelajaran dengan
berinteraksi yang baik terhadap siswa.
11
DAFTAR RUJUKAN
FKIP UNTAN. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi
Press FKIP UNTAN.
Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Hamalik.(2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aktifitas
Belajar.
http//id.shvoong.com/socialRosalia,
Tara.
(2005).
sciences/1961162-aktivitas-belajar/ (27/01/11)
Sardiman A.M. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto.(2010). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
(2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Download