ANALISIS KETIMPANGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TIMUR Wahyuni Aprilia Sudarti Syamsul Hadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Muhammadiyah Malang Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to analyze existence of inequality of employment absorption and determine the effect of the minimum salary, the number of manufacturing industry, and output of manufacturing industry towards inequality of employment absorption of manufacturing industry in regencies/cities of East Java in 20082012. The data collection method uses documentation method. Then, The writer uses the Index Entropy Theil (IET) to measure inequality of employment absorption as dependent variable. Meanwhile, to determine the effect of independent variable toward the dependent variable uses method regression analysis panel data with model common effect approach. The results of this study shows that there are inequality of employment absorption of manufacturing industry in East Java province of the Year 2008-2012. Minimum salary, the number of manufacturing industry, and theoutput of manufacturing industry effect positive and significant effect on inequalityof employment absorption ofmanufacturing industry in regions/cities in East Java. Keywords: Inequality of Employment Absorption. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terdapat adanya ketimpangan penyerapan tenaga kerja dan mengetahui pengaruh dari upah minimum, jumlah industri pengolahandan output industri pengolahan terhadap ketimpangan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di Kabupaten/kota Jawa Timur tahun 2008-2012. Metode untuk pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi.Ketimpangan penyerapan tenaga kerja sebagai variabel terikat yang diukur dengan menggunakan Indeks Entropi Theil (IET). Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan metode analisis regresi data panel dengan pendekatan model common effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan penyerapan tenaga keraja industri pengolahan di Provinsi Jawa Timur dari Tahun 2008-2012.Upah minimum, jumlah industri pengolahan dan output industri pengolahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di Kabupaten/kotaJawaTimur. Kata kunci :Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja. PENDAHULUAN Sektor industri produktivitas yang tinggi, sehingga dipandang sebagai sektor yang memiliki tingkat dengan keunggulan sektor industri akan Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) didapat nilai tambah yang tinggi, yang nasional dengan sektor pertanian dan pada akhirnya tujuan menciptakan industri pengolahan sebagai pendorong kesejahteraan utama pengggerak perekonomian di ekonomi masyarakat lebih cepat secara terwujud. Jawa Timur. Dengan dukungan Kenyataannya tidak semua negara ketersediaan sumber daya manusia berhasil yang industrinya mengembangkan yang disebabkan sektor oleh berkualiatas dan potensi sumberdaya fiskal yang tersedia, baik kebijakan yang tidak tepat dan tidak ditingkat konsisten, mempengaruhi Kabupaten/Kota, Jawa Timur memiliki kinerja sektor industri itu sendiri peluang besar dalam meningkatkan (Suharto,2002). pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sehingga Subsektor industri pengolahan, provinsi maupun pembangunan yang merata. yang meliputi juga industri tenaga Indikator berkembangnya sebuah (penyediaan air dan listrik), peranannya industri dapat dilihat dari jumlah output dalam menciptakan produksi sektor yang dihasilkan di 29 Kabupaten dan 9 industri dan menampung tenaga kerja Kota di Jawa Timur. Di Jawa Timur pada umumnya menjadi bertambah hanya ada beberapa daerah saja yang besar apabila tingkat pembangunan bisa menghasilkan output tinggi. Hanya ekonomi menjadi bertambah tinggi. daerah-daerah inti saja yang dapat Sub-sektor menghasilkan industri pengolahan output yang tinggi merupakan suatu sektor dalam kegiatan karena para investor lebih memilih ekonomi mengalami daerah inti yang sudah tersedia sarana perkembangan yang pesat sekali dalam dan fasilitas yang dapat mendukung proses pembangunan (Sukirno, 1985). dengan mudah bagi akses produksinya. yang Menurut Dinas Perindustrian dan Sedangkan daerah pinggiran masih Perdagangan Jawa Timur tahun 2011, kurangnya sarana dan fasilitas dalam Jawa Timur dikenal sebagai salah satu menunjang provinsi di Indonesia yang memiliki dengan skala yang besar. posisi strategis, terutama dalam aspek didirikannya Menurut industri Sudarsono (1988) perekonomiannya. Dalam waktu kurun dalam Subekti (2007) nilai produksi tahun terakhir pertumbuhan ekonomi adalah Jawa Timur stabil diatas rata-rata keseluruhan tingkat jumlah Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 produksi atau barang yang 178 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) merupakan hasil akhir proses produksi tujuan pada suatu unit usaha yang selanjutnya menghasilkan barang-barang yang akan dijual atau sampai ke tangan mereka jual. Perusahaan akan terus konsumen. Apabila permintaan hasil menambah jumlah pekerja selama produksi atau industri pekerjaan tambahan tersebut akan meningkat, produsen cenderung untuk menghasilkan penjualan tambahan menambah kapasitas produksinya. yang melebihi upah yang dibayarkan perusahaan Dalam hal ini upah minimum juga untuk digunakan dalam kepadanya. mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Jumlah Industri di sebuah daerah Konsep upah minimum berarti pekerja juga mempunyai peran penting dalam akan penyerapan mendapatkan upah sebesar teanaga kerja. Industri kebutuhan hidup minimum untuk diri mempunyai peranan sebagai (leading dan keluarganya. Upah minimum di sini sector) sektor pemimpin dalam Arsyad tidak termasuk kebutuhan-kebutuhan (2010:442), maksudnya dengan adanya sosial atau kebutuhan sekunder.Pada pembangunan awalnya upah minimum ditentukan memacu dan mengangkat pembangunan secara terpusat oleh Departemen Tenaga sektor-sektor lainnya. industri maka akan Kerja untuk region atau wilayah- Semakin banyak jumlah industri wilayah diseluruh Indonesia. Penentuan yang tersedia maka akan semakin besarnya banyak upah minimum dengan pula penyerapan tenaga memperhatikan faktor-faktor seperti : kerja. Industri berkaitan erat dengan kemampuan keadaan penyerapan tenaga kerja, dengan perekonomian daerah atau nasional, adanya jumlah industri atau unit tingkat pengupahan di sektor atau sub industri yang lebih banyak maka sektor yang sama pada wilayah atau akan menyerap tenaga kerja yang propinsi lain, standar kebutuhan hidup lebih banyak juga karena suatu pekerja dan keluarga (Haryani, 2002). industri memerlukan tenaga kerja Menurut perusahaan, Sukirno (2000:69) untuk menjalankan proses produksi. bahwa permintaan keatas tenaga Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi kerja merupakan permintaan tidak oleh jumlah unit usaha atau unit langsung, maksudnya tenaga kerja industri. Hubungan antara jumlah dipekerjakan oleh perusahaan dengan unit usaha atau unit industri dengan Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 179 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) jumlah tenaga kerja adalah positif. Metode dan alat analisis yang Semakin meningkatnya jumlah unit digunakan usaha atau unit industri, maka akan pengukuran dalam penelitian ini adalah meningkatkan tenaga Indeks Theil. Konsep entropi dari suatu kerja. Sebaliknya, apabila jumlah distribusi pada dasarnya merupakan unit usaha atau unit industri menurun aplikasi maka mengukur kesenjangan ekonomi dan akan penyerapan mengurangi jumlah tenaga kerja. untuk konsep estimasi informasi dan dalam konsentrasi industri. Studi empiris yang Tujuan yang akan dicapai dalam dilakukan Theil dengan menggunakan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks entropi menawarkan pandangan adanya yang ketimpangan penyerapan tajam mengenai pendapatan tenaga kerja industri pengolahan di regional perkapita dan kesenjangan Kabupaten/Kota Timur, pendapatan, kesenjangan internasional, mengetahui pengaruh upah minimum, dan distribusi produk domestik bruto jumlah industri pengolahan dan output dunia. Jawa industri pengolahan terhadap indeks Keunggulan utama indeks ini ketimpangan penyerapan tenaga kerja adalah bahwa pada satu titik waktu, sektor indeks ini menyediakan ukuran derajat industri pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa Timur. konsentrasi ataupun dispersi distribusi spasial pada suatu daerah atau sub daerah dalam suatu negara. Barangkali METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data karakteristik yang paling signifikan dari upah indeks entropi adalah bahwa indeks ini minimum, jumlah industri pengolahan, dapat membedakan kesenjangan antar output industri pengolahan dan jumlah daerah dan kesenjangan dalam satu tenaga kerja industri pengolahan di daerah. Lebih khusus lagi dalam Kabupaten/Kota Jawa Timur hasil konteks Jawa Timur, Indeks Theil survey Badan Pusat Statistik (BPS). dapat dinyatakan dalam : Tahun yang diamati adalah dari periode 2008-2012. 1. Indeks Entropi Theil Dimana : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 180 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) I(y) = yj/Y = indeks ketimpangan = informatif, bervariasi, degree of freedom lebih kabupaten/kota besar dan lebih efisien, menghindari untuk seluruh Jawa Timur masalah multikolinearitas, lebih unggul jumlah kerja dalam mempelajari perubahan dinamis, dibagi lebih dapat mendeteksi dan mengukur rata-rata tenaga kerja pengaruh-pengaruh yang tidak dapat kabupaten/kota diobservasi pada data cross section jumlah murni atau time series murni, dapat tenaga perusahaan kabupaten/kota Indeks lebih penyerapan tenaga kerja kabupaten/kota xj/X Heteregonity, dibagi digunakan untuk mempelajari total jumlah perusahaan behavioral model, dan meminimalisasi kabupaten/kota bias. entropi pada Sedangkan bentuk umum dari dasarnya merupakan aplikasi konsep model regresi panel data dapat teori dirumuskan informasi Theil dalam mengukur dengan persamaan ketimpangan ekonomi dan konsentrasi sebagai berikut industri Yit =0+1X1it+ 2X2it + 3X3it + eit (Kuncoro, 2002). Indeks Entropi Theil tidak memiliki batas atas Dimana : atau batas bawah, hanya apabila i = 1,2,3,.. ..,N (dimensi cross semakin besar nilainya maka semakin timpang dan semakin kecil semakin section) t merata (Kuncoro, 2004). = 1,2,3,.. ..,T (dimensi time series) 2. Regresi Data Panel Yit Dalam panel data, data cross section yang sama diobservasi menurut = variabel dependen (ketimpangan penyerapan tenaga kerja) waktu (Gujarati, 2004). Panel data = konstanta dari variabel bebas pada waktu t dan unit i merupakan gabungan antara jenis data 1X1it = variabel upah minimum time series dan cross section sehingga 2X2it = variabel jumlah industri pengolahan panel data merupakan data yang 3X3it = output industri pengolahan memiliki dimensi waktu dan ruang. Beberapa keuntungan eit = error dalam menggunakan data panel antara lain: Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 181 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) Jawa Timur, dengan menggunakan Indeks Theil menggunakan software Microsoft Excel. Data yang digunakan PEMBAHASAN Ketimpangan merupakan panel data yaitu gabungan Penyerapan Tenaga Kerja Industri cross-section dan time series dengan Pengolahan menggunakan Indeks observasi 5 tahun dari tahun 2008 Entropi Theil. sampai dengan 2012 yang terdiri 38 Analisis Indeks Untuk mengetahui ketimpangan tenaga kerja adanya Kabupaten/Kota sektor di Provinsi Jawa Timur. industri pengolahan di Kabupaten/Kota Tabel 1. Ketimpangan Indeks Entropi Theil 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata 1,67 1,67 1,69 1,69 1,68 Sumber: Data diolah menggunakan Indeks Entropi Theil, 2016 Dimana pada tahun 2008 terdapat Berdasarkan data yang sudah indeks theil yaitu sebesar 1,67 dan diolah di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009 memiliki indeks pada tahun 2008 sampai pada tahun theil 2012 yang sama pada tahun terdapat ketimpangan sebelumnya yaitu sebesar 1,67. Pada penyerapan tenaga kerja di provinsi tahun 2010 terdapat peningkatan Jawa Timur. Indeks entropi Theil keimpangan penyerapan tenaga kerja pada dasarnya merupakan aplikasi sektor konsep industri pengolahan di teori informasi dalam Kabupaten/Kota Jawa Timur yaitu mengukur ketimpangan ekonomi dan sebesar 1,69 dan pada tahun 2011 konsentrasi industri (Kuncoro, 2002). mempunyai ketimpangan 1,69 yang Indeks Entropi Theil tidak memiliki sama tahun batas atas atau batas bawah, hanya sebelumnya. Sementara pada tahun apabila semakin besar nilainya maka 2012 ketimpangan penyerapan tenaga semakin timpang dan semakin kecil kerja sector industri pengolahan di semakin merata (Kuncoro, 2004). kabupaten/Kota Timur Analisis Regresi Linier Berganda tahun Dengan Menggunakan Data Panel nilainya mengalami dengan Jawa penurunan dari sebelumnya yaitu sebesar 1,68. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 182 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) Untuk upah mengetahui minimum, pengaruh Timur total observasi sebanyak 190 dan jumlah industri hal output industri dilakukan pengolahan, dan pengolahan terhadap ini memenuhi syarat untuk analisis regresi linier ketimpangan berganda. Dari hasil pengolahan data, penyerapan tenaga kerja sektor industri model yang baik digunakan yaitu pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa common effect. Timur dengan menggunakan analisis a. Interpretasi Model regresi linier berganda menggunakan Berdasarkan pengujian model, bantuan software Eviews 6. Data yang model common effect merupakan yang digunakan merupakan panel data yaitu paling baik digunakan dalam penelitian gabungan cross-section dan time series ini. Dengan menggunakan bantuan dengan observasi 5 tahun dari tahun software eviews 6, diperoleh hasil 2008 sampai dengan 2012 yang terdiri output regresi panel data dengan dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi metode common effect sebagai berikut: Tabel 2. Output Regresi dengan Metode Common Effect Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -26.39723 6.231576 -4.236044 0.0000 X1? 2.998944 0.990516 3.027658 0.0028 X2? 2.680185 0.190240 14.08845 0.0000 X3? 0.589090 0.212350 2.774147 0.0061 Sumber: Data diolah menggunakan eviews 6, 2016. Maka diperoleh estimasi persamaan regresi sebagai berikut: Y=-βo + + +e Y=-26.39723+2.998944X1+ 2.680185 X2+0.589090 X3+e Konstanta atau intersep Menunjukkan bahwa apabila Dimana : terdapat faktor upah minimum (X1), Y= Indeks Ketimpangan Penyerapan jumlah industri pengolahan (X2) dan Tenaga Kerja Sektor Industri output industri pengolahan (X3) maka Pengolahan ketimpangan penyerapan tenaga kerja X1= Upah Minimum sektor industri pengolahan sebesar - X2= Jumlah Industri Pengolahan 26.39723 dengan asumsi yang lain X3= Output Industri Pengolahan adalah e = eror indeks ketimpangan naik sebesar 1% konstan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 Artinya apabila 183 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) maka upah minimum, jumlah industri dinaikkan pengolahan ketimpangan penyerapan tenaga kerja dan output industri sebesar maka pengolahan juga naik sebesar - sektor 26.39723. Kabupaten/Kota Jawa Timur akan Pengaruh Upah Minimum Terhadap mengalami kenaikan sebesar 2.680185 Indeks Ketimpangan Penyerapan atau 3% dengan asumsi variabel bebas Tenaga lainnya adalah konstan. Kerja Sektor Industri Pengolahan (X1) Menunjukkan bahwa faktor upah industri 1% pengolahan Pengaruh Output Pengolahan Terhadap di Industri Indeks minimum (X1) berpengaruh positif dan Ketimpangan Penyerapan Tenaga signifikan terhadap indeks ketimpangan Kerja Sektor Industri Pengolahan penyerapan tenaga kerja sektor industri (X3) pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa Menunjukkan bahwa output Timur dengan koefisien regresi sebesar industri pengolahan (X3) berpengaruh 2.998944, signifikan artinya apabila upah dan positif terhadap minimum dinaikkan sebesar 1% maka ketimpangan penyerapan tenaga kerja akan sektor industri pengolahan dengan menyebabkan ketimpangan penyerapan tenaga kerja sektor industri koefisien sebesar 0.589090 pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa diartikan apabila output Timur pengolahan mengalami kenaikan pula dinaikkan dapat industri 1% maka sebesar 3%. ketimpangan penyerapan tenaga kerja Pengaruh Jumlah Industri Pengolahan sektor Terhadap Ketimpangan Kabupaten/Kota Jawa Timur akan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor mengalami kenaikan sebesar 0.589090 Industri Pengolahan (X2) atau 1% dengan asumsi variabel bebas Indeks Menunjukkan bahwa jumlah industri pengolahan(X2) berpengaruh signifikan dan positif industri pengolahan di lainnya adalah konstan. b. Uji Statistik dan Pengujian terhadap Hipotesis ketimpangan penyerapan tenaga kerja Uji T Variabel Upah Minimum (X1) sektor industri pengolahan dengan Hipotesis: koefisien regresi sebesar 2.680185, H0 : β1 = β2 = 0 artinya H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0 apabila jumlah industri Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 184 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) Keriteria pengujian: diantara -1,653 sampai 1,653 yang H0 diterima jika Thitung< Ttabel merupakan daerah H0 diterima, artinya H1 diterima jika Thitung>Ttabel bahwa Thitung = 3.027658 Pengolahan (X2) signifikan dan positif Ttabel = 1.65304 mempengaruhi Indeks Ketimpangan Berdasarkan hasil pengamatan variabel Penyerapan Jumlah Tenaga Industri Kerja Sektor diketahui bahwa Thitung (3,027) > Ttabel Industri pengolahan (Y) pada tingkat (1,653) dengan demikian H1 diterima kepercayaan 95 %. karena Thitung tidak berada diantara - Uji T Variabel Output Industri 1,653 sampai 1,653yang merupakan Pengolahan (X3) daerah H0 diterima, artinya bahwa Hipotesis: variabel (X1) H0 : β1 = β2 = 0 signifikan dan positif mempengaruhi H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0 Indeks Keriteria pengujian: Upah Minimum Ketimpangan Tenaga Kerja pengolahan Penyerapan Sektor Industri H0 diterima jika Thitung< Ttabel pada tingkat H1 diterima jika Thitung>Ttabel (Y) kepercayaan 95 %. Thitung = 2.774147 Uji T Variabel Jumlah Industri Ttabel = 1.65304 Pengolahan (X2) Berdasarkan hasil pengamatan data Hipotesis: diatas diketahui bahwa Thitung (2,774) > H0 : β1 = β2 = 0 Ttabel (1,653) dengan demikian H1 H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0 diterima karena Thitung tidak berada Keriteria pengujian: diantara -1,653 sampai 1,653 yang H0 diterima jika Thitung< Ttabel merupakan daerah H0 diterima, artinya H1 diterima jika Thitung>Ttabel bahwa Thitung = 14.08845 Pengolahan (X3) signifikan dan positif Ttabel = 1.65304 mempengaruhi Indeks Ketimpangan Berdasarkan hasil pengamatan data variabel Penyerapan Output Tenaga Kerja Industri Sektor diatas diketahui bahwa Thitung (14,088) > Industri pengolahan (Y) pada tingkat Ttabel (1,653) dengan demikian H1 kepercayaan 95 %. diterima karena Thitung tidak berada Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 185 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) c. Uji F (F-test) Tabel 3 Uji F (F-test) R-squared 0.592906 Adjusted R-squared 0.586340 S.E. of regression 1.378091 Sum squared resid 353.2391 Log likelihood -328.5098 F-statistic 90.29908 Prob(F-statistic) 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 1.691153 2.142675 3.500103 3.568462 3.527794 0.145570 Sumber: Data diolah menggunakan eviews 6, 2006. Fhitung = 90.29908 (Indeks Ketimpangan Ftabel= 3,04 Tenaga Kerja Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Fhitung (90,29) >Ftabel (3,04) dengan Penyerapan Sektor Industri Pengolahan). Sesuai pengamatan dan perhitungan yang terdapat pada tabel demikian H1 diterima karena Fhitung maka dapat lebih besar dari nilai Ftabel, artinya 0,586340 yang berarti bahwa 58,63% bahwa Minimum Indeks (X1), Jumlah Industri Pengolahan Tenaga (X2), Ouput Industri Pengolahan Pengolahan dapat menjelaskan secara secara signifikan bersama-sama oleh Upah Minimum, mempengaruhi Indeks Ketimpangan Jumlah Industri Pengolahan dan Output penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan, sisanya 42,37% Industri Pengolahan (Y) pada tingkat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kepercayaan 95 %. model. variabel Upah bersama-sama diperoleh nilai Ketimpangan Kerja = Penyerapan Sektor Industri d. Uji Koefesien Determinasi R2 Uji koefisien determinasi R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan jauh variabel bebas ( Upah Minimum, perhitungan Jumlah Industri dan Ouput Industri) sebagai berikut : diambil kesimpulan mampu menjelaskan variabel terikat Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 186 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) Indeks Entropi Theil pada tahun 2008-2012 terdapat ketimpangan Dinas Perindustrian Perdagangan. 2011. Jawa Timur Dan Provinsi penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Kabupaten/kota Jawa Timur. Pada tahun 2008 ketimpangan yang terjadi sebesar 1,67 dan pada tahun 2009 yaitu 1,67. Dan pada tahun 2010 dan 2011 memiliki ketimpangan yang sama Sedangkan yaitu pada sebesar 1,69. tahun 2012 mengalami penurunan yaitu sebesar 1,68. Dari hasil pengujian bahwa variabel lupah minimum (X1), jumlah industri pengolahan (X2) dan output industri pengolahan (X3) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap indeks ketimpangan penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di kabupaten/kota Jawa Timur cocok menggunakan analisis data panel dengan model common effect. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN Badan Pusat Statistik. 2003. Provinsi Jawa Timur Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Kependudukan. 2013. Jawa Timur Gudjarati D. 2004.Ekonometrika Dasar. Zain Sumarno dan Zein [penerjemah]. Jakarta: Erlangga. Haryani, Sri. 2002. Hubungan Industrial Di Indonesia.Yogyakarta : AMP YKPN Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta Subekti, Mohamad A. 2007. Pengaruh Upah, Nilai Produksi, Nilai Investasi Terhadap PenyerapanTenaga Kerja pada Industri Kecil Genteng di Kabupaten Banjarnegara. Skripsi.Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri Semarang. Sukirno, Sadono .1985, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, Bima Grafika Sukirno, Sadono. Ekonomi Perkembangan Klasik Hingga Jakarta: PT. Persada. 2000. Makro Modern : Pemikiran dari Keynesian Baru. Raja Grafindo Suharto. 2002. Disparitas Dan Pola Spesialisasi Tenaga Kerja Badan Pusat Statistik. Provinsi Jawa Timur dalam angka 2009-2013. Industri Regional 1993–1996 Dan Prospek Pelaksanaan Otonomi. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 187 Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia) Jurnal Ekonomi Pembangunan hal 33– 44 Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016 188