hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker

advertisement
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU
TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU
IBU DALAM MELAKUKAN TES PAP SMEAR DI
KELURAHAN TUGU UTARA PADA TAHUN 2013
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Oleh:
Novita Vidi Yanty
NIM: 1110103000003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
iman, islam, rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda besar Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman
terang benderang yang penuh ilmu pengetahuan.
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan
judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan
Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap Smear Di Kelurahan Tugu Utara
Pada Tahun 2013”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulisan penelitian ini juga dapat terlaksana berkat dukungan, bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini izinkanlah penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1) Prof. DR. (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd. dan dr. Witri Ardini, M.Gizi,
SpGK, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan ketua
Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2) dr. Taufik Zain, SpOG (K) selaku dosen pembimbing I dan dr. Fika
Ekayanti, M.Med.Ed selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan, motivasi, bimbingan, waktu, tenaga, pikiran,
masukkan, dan nasihat yang membangun kepada penulis selama penelitian
dan penyusunan riset ini.
3) dr. Devy Ariany, M. Biomed dan dr. Dyah Ayu Woro , M. Biomed selaku
penguji yang telah membantu dalam menyempurnakan penelitian ini.
4) Seluruh staf Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara
yang telah memberikan izin serta kesempatan kepada saya untuk
mengambil data di Keluran Campaka.
v
5) Seluruh warga Kelurahan Tugu Utara yang telah bersedia membantu untuk
mengisi data kuesioner.
6) Kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Maman Hermawan, Ibunda Hj. Fitri
Yana, yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang kepada
penulis. Serta adik-adikku tersayang Rifki Wida Sarandi dan Nuril Islami
yang selalu memberi dukungan dan semangat sepanjang waktu.
7) Teman-teman seperjuangan kelompok riset Septia Wahyuni, Maulida Nur
Soraya, Syrojuddin Hadi, Mayla Azkiya dan teman seangkatan PSPD
2010, semoga kita selalu sukses dunia dan akhirat.
8) Sahabatku Indi Fikrotun hanifah yang telah membantu dan memberikan
semangat.
9) Semua teman yang saya kenal yang telah berbagi suka dan duka.
Penulis sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
sempurnanya laporan penelitian ini.
Demikian laporan penelitian ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi para
pembacanya dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah SWT selalu
memberikan ridho-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ciputat, 12 September 2013
Penulis
vi
ABSTRAK
Novita Vidi Yanty. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu dalam melakukan
Tes Pap Smear di Kelurahan Tugu Utara Pada Tahun 2013.
Latar belakang: kanker serviks merupakan kanker kedua terbanyak pada
perempuan yang ditemukan di Indonesia, dari kasus yang ada sebesar 13.762
orang. Kejadian kematian yang disebabkan kanker serviks sebesar 7.493 setiap
tahun. Kanker serviks dapat dideteksi lebih dini dengan melakukan pemeriksaan
Pap smear. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
kanker serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap Smear. Metode:
analitik cross sectional dengan cluster random sampling dengan jumlah sampel
66 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil:
Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks yang kurang
sebanyak 74,2%. Perilaku ibu yang belum pernah melakukan tes Pap smear
sebanyak 84,8%. Uji statistik dengan uji Fisher mendapat nilai p = 0,004.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kanker
serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan Pap smear.
Kata Kunci: Pengetahuan, Ibu, Kanker Serviks, Pap smear
ABSTRACT
Novita Vidi Yanty. Medical Education Program. The Association of Level of
Knowledge on Cervical Cancer and the Attitude to perform Pap Smear Test
among Women in North Tugu Village In The Year 2013.
Background: Cervical cancer is the second most common cancer in Indonesian
women, the case is about 13.762 women. The incidence of death due to cervical
cancer is about 7.493 women per year. Early detection for cervical cancer can be
done by Pap Smear test. Purpose: to determine the association of level of
knowledge on cervical cancer with the women’s behavior in performing Pap
Smear test. Method: the study design is analytic cross sectional with cluster
random sampling. Samples used were 66 women. The data was collected by
questionnaires. Result: Most of the women's level of knowledge on cervical cancer
was minimal (about 74.2%). Women’s attitude to do Pap Smear was also low with
84.8% have never had the test. The statistical test with Fisher showed the p value
was 0.004. Conclusion: There is a significant association between the level of
knowledge on cervical cancer with the attitude of testing Pap smear among
women.
Keywords: Knowledge, Women, Cervical Cancer, Pap smear
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... ....... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ....... iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ....... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. ........v
ABSTRAK .................................................................................................... ....... vii
DAFTAR IS ................................................................................................. ......viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ....... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ....... xii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... ......xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ......xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Hipotesis ........................................................................................................... 3
1.4 Tujuan Peneliti .................................................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Landasan teori ................................................................................................... 5
2.1.1 Kanker Serviks ........................................................................................... 5
2.1.1.1 Definisi Kanker Serviks ........................................................................ 5
2.1.1.2 Etiologi Kanker Serviks ........................................................................ 5
2.1.1.3 Patologi Kanker Serviks ........................................................................ 6
2.1.1.4 Faktor Risiko Kanker Serviks ............................................................... 8
2.1.1.5 Manifestasi Klinis Kanker Serviks........................................................ 9
2.1.1.6 Lesi Prakanker Serviks ........................................................................ 12
2.1.1.7 Penatalaksanaan Kanker Serviks......................................................... 14
2.1.1.8 Deteksi Dini Kanker Serviks ............................................................... 20
2.1.1.9 Pencegahan Kanker Serviks ................................................................ 22
2.1.2 Pap smear.................................................................................................. 23
2.1.2.1 Pengertian Pap Smear ......................................................................... 23
2.1.2.2 Agar Tes Pap Smear Akurat ............................................................... 24
2.1.2.3 Interpretasi Hasil Pemeriksaan Pap Smear ......................................... 24
2.1.3 Pengetahuan .............................................................................................. 25
2.1.3.1 Definisi Pengetahuan .......................................................................... 25
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................ 26
2.1.4 Perilaku .................................................................................................... 26
2.1.4.1 Definisi Perilaku.................................................................................. 26
2.1.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku .................................................. 27
2.2 Kerangka Konsep ............................................................................................ 28
2.3 Defenisi Operasional ....................................................................................... 28
viii
BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN ............................................................ 30
3.1 Desain Penelitian............................................................................................. 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 30
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 30
3.3.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 30
3.3.2 Sampel Penelitian ..................................................................................... 31
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 32
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................................................. 32
3.4.1 Kriteria Inklusi .......................................................................................... 32
3.4.2 Kriteria Ekslusi.......................................................................................... 32
3.5 Cara Kerja Penelitian ...................................................................................... 33
3.6 Management Data ........................................................................................... 34
3.6.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 34
3.6.1.1 Data Primer ......................................................................................... 34
3.6.1.2 Data Sekunder ..................................................................................... 34
3.6.2 Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data .............................................. 34
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 35
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 35
4.1.1 Keadaan Geografis ................................................................................... 35
4.1.2 Jumlah Penduduk ..................................................................................... 35
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................... 36
4.2.1 Analisis Univariat..................................................................................... 36
4.2.1.1 Pendidikan Responden ...................................................................... 36
4.2.1.2 Pekerjaan Responden ........................................................................ 37
4.2.1.3 Pendapatan Responden ...................................................................... 37
4.2.1.1 Pengetahuan Responden .................................................................... 38
4.2.1.2 Perilaku Responden............................................................................ 40
4.2.2 Analisis Bivariat ...................................................................................... 41
4.2.2.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan .......................... 41
4.2.2.2 Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan ......................................... 41
4.2.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku.......................................... .. 42
4.2.2.4 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku.............................................. 43
4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 44
4.4 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 46
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 47
5.1 Simpulan ......................................................................................................... 47
5.2 Saran................................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Stadium Kanker Serviks .........................................................................11
Tabel 2.2 Tatalaksana Kanker Serviks ...................................................................14
Tabel 2.3 Pedoman Skrining Kanker Serviks ........................................................20
Tabel 2.4 Sistem Papanicolou, WHO, Bethesda, dan CIN .....................................24
Tabel 2.5 Definisi Operasional ..............................................................................28
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ....................................................................................30
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perempuan di Kelurahan Tugu Utara ....................35
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perempuan di Kelurahan Tugu Utara
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........................................................36
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ..............................................................................................36
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan..36
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendapatan Rata-rata Keluarga Responden ..........................................37
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai
Kanker Serviks .......................................................................................37
Tabel 4.7 Indikator Pertanyaan pengetahuan ..........................................................38
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Responden ............................40
Tabel 4.9 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang
Kanker Serviks ........................................................................................40
Tabel 4.10 Hubungan Pekerjaan dengan tingkat Pengetahuan Tentang Kanker
Serviks ....................................................................................................41
Tabel 4.11 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Responden ...............................42
Tabel 4.12 Hubungan Tingkat Pengetahuan kanker serviks dengan Perilaku
Responden ..............................................................................................43
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sambungan Skuamo-Kolumnar Dan Zona Transformasi ................ 7
Gambar 2.2 Standar Manajemen Prakanker Serviks............................................. 12
Gambar 2.3 Trakhelektomi Radikal ...................................................................... 16
Gambar 2.4 Histerektomi Simpel.......................................................................... 16
Gambar 2.5 Histerektomi Radikal Dan Histerektomi Radikal Modifikasi ........... 17
Gambar 2.6 Teleterapi dan Brakhiterapi .............................................................. 18
Gambar 2.7 Algoritma Tatalaksana Hasil Pap Smear........................................... 25
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 28
Bagan 3.5 Cara Kerja Penelitian ........................................................................... 33
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kuesioner .................................................................................... 53
LAMPIRAN 2 Hasil Uji Statistik ........................................................................ 59
LAMPIRAN 3 Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 66
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker serviks adalah kanker yang mengenai leher rahim (serviks). Di
seluruh dunia, kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang
menimbulkan kematian terbanyak terutama di negara berkembang. 1 Menurut
WHO, pada tahun 2005 dijumpai penderita kanker serviks baru setiap tahun
sebanyak 500.000 orang di seluruh dunia, dimana lebih dari 90% terjadi di negara
berkembang. Pada tahun 2005, hampir 260.000 wanita meninggal karena kanker
serviks, dimana 95% dari mereka merupakan negara berkembang.2
Di Indonesia, kanker serviks merupakan salah satu kanker yang banyak di
temukan.3 Data patologi dari 12 pusat patologi di Indonesia (1997) menunjukkan
bahwa kanker serviks menduduki 26,4% dari 10 jenis kanker terbanyak pada
perempuan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta penderita kanker
serviks pada tahun tahun 1998 sebanyak 39,5%.4 Menurut data Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS) tahun 2004, diketahui bahwa kanker serviks menempati
urutan kedua sebanyak 12,78%.5 Berdasarkan data dari IARC (International
Agency For Research On Cancer) GLOBOCAN 2008, didapatkan insiden kanker
serviks di Indonesia sebesar 12,1 per 100.000 perempuan. Data kejadian kanker
serviks setiap tahun sebanyak 13.762 orang. Kejadian kematian yang disebabkan
kanker serviks sebesar 7.493 setiap tahun.6 Insiden kanker serviks di Indonesia
diperkirakan sekitar 100 per 100.000 penduduk.4
Salah satu penyebab kanker serviks adalah karena adanya infeksi Human
papilloma virus (HPV) yang merangsang perubahan sel epitel serviks. Prevalensi
infeksi Human papilloma virus (HPV) tinggi pada kelompok usia muda,
sedangkan untuk kanker serviks baru timbul pada usia tiga puluh tahunan atau
lebih. Pada awal perkembangannya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala
tertentu sehingga mengharuskan setiap perempuan melakukan deteksi dini dengan
pemeriksaan sitologi yaitu tes Pap smear.2
1
2
Sejak tahun 1960, insiden kanker serviks menurun pada sebagian negara di
dunia sejak diadakannya program deteksi dini kanker serviks yaitu dengan tes Pap
smear. Pemeriksaan Pap smear dimulai antara usia 20 dan 30 tahun, terutama
setelah 10 tahun dimulainya hubungan seksual.7
Pap smear dapat mendeteksi adanya sel yang abnormal sebelum
berkembang menjadi lesi prakanker ataupun kanker serviks sedini mungkin,
terutama pada wanita dengan seksual aktif walaupun yang sudah divaksinasi. 8
Sensitivitas Pap smear bila dikerjakan setiap tahun mencapai 90%, setiap 2 tahun
87%, setiap 3 tahun 78% dan bila 5 tahun mencapai 68%.9
Penelitian terdahulu yang dilakukan di Desa Ketawang Daleman
Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep dari 187 responden hanya 2 responden
yang pernah melakukan pemeriksaan Pap smear dan 185 responden lainnya tidak
pernah melakukan pemeriksaan Pap smear.10 Dan di Puskesmas Pegandan Kota
Semarang dari 99 responden didapatkan 17 responden pernah melakukan Pap
smear dan 82 responden lainnya tidak pernah melakukan Pap smear.11 Dari data di
atas didapatkan penduduk Indonesia yang melakukan Pap smear hanya beberapa
orang dari sekian ratus penduduk. Masalah ini terjadi di Indonesia salah satunya
karena para wanita yang sering enggan melakukan Pap smear karena
ketidaktahuan dan rasa malu, takut, dan faktor biaya. Ini umumnya disebabkan
karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat
Indonesia.12
Dari keterangan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan
perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan
perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear di Kelurahan Tugu Utara pada tahun
2013?
1.3 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
dalam melakukan tes Pap smear.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker
serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan test Pap smear di Kelurahan
Tugu Utara tahun 2013.
b. Untuk
mengetahui
hubungan
tingkat
pendidikan
dengan
tingkat
pengetahuan ibu tentang kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun
2013
c. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu tentang kanker serviks dengan
pengetahuan kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013
d. Untuk mengetahui hubungan pendapatan ibu dengan perilaku ibu dalam
melakukan test Pap smear di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013
4
1.4.2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan ibu di Kelurahan Tugu
Utara tahun 2013
b. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu di Kelurahan Tugu Utara tahun
2013
c. Untuk mengetahui gambaran pendapatan keluarga ibu di Kelurahan Tugu
Utara tahun 2013
d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kanker serviks di
Kelurahan Tugu Utara tahun 2013.
e. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tes Pap smear di Kelurahan
Tugu utara tahun 2013.
1.5 Manfaat Penelitian
Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembelajaran
untuk mengetahui berbagai hal tentang kanker serviks dan Pap smear.
Bagi masyarakat, penelitian ini dapat berguna sebagai informasi untuk
penyuluhan tentang kanker serviks dan manfaat Pap smear.
Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat berguna sebagai referensi
tentang kanker serviks dan Pap smear.
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kanker Serviks
2.1.1.1. Definisi
Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis dan
atau porsio).9 Sel kanker serviks berasal dari sel epitel serviks yang mengalami
mutasi genetik sehingga terjadi perubahan perilaku. Sel epitel serviks yang
bermutasi melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali, imortal dan
menginvasi jaringan stroma yang dibawahnya. Jika mutasi genetik ini tidak dapat
diperbaiki maka akan terjadi petumbuhan kanker.7
2.1.1.2. Etiologi
Infeksi virus HPV (Human papilloma virus) merupakan penyebab utama
kanker serviks. Virus ini bersifat spesifik dan hanya akan tumbuh di dalam sel
manusia terutama pada epitel mulut rahim atau sel-sel lapisan permukaan. Virus
HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks adalah virus HPV tipe 16
dan 18 yang mempunyai peranan penting dalam replikasi virus melalui sekuensi
gen E6 dan E7 dengan mengkode pembentukan protein-protein yang penting.13
Onkoprotein E6 akan berikatan dengan p53 (gen penekan tumor)
menyebabkan p53 menjadi tidak aktif untuk menekan pertumbuhan tumor,
sedangkan untuk E7 akan berikatan dengan pRb (produk gen retinoblastona)
menjadi tidak aktif.13
HPV menempel pada reseptor permukaan sel dengan perantara virus
attachment yang tersebar pada permukaan virus. HPV yang menempel pada
reseptor permukaan sel akan melakukan penetrasi, adanya luka mempermudah
virus memasuki sel. Virus masuk dan mengeluarkan genom setelah itu kapsid
5
6
dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam inti sel, virus melakukan transkripsi
dengan DNA-nya berubah menjadi MRNA.13
Secara seluler, mekanisme terjadinya kanker serviks berhubungan dengan
siklus sel yang diekspresikan oleh HPV. Protein utama yang terkait dengan
karsinogen adalah E6 dan E7. Bentuk genom HPV sirkuler jika terintegrasi akan
menjadi linier dan terpotong diantara gen E2 dan E1. Integrasi antara genom HPV
dengan DNA manusia menyebabkan gen E2 tidak berfungsi sehingga akan
merangsang E6 berikatan dengan p53 dan E7 berikatan dengan pRb.13
Ikatan antara protein E6 dan gen p53 akan menyebabkan p53 tidak
berfungsi sebagai gen supresi tumor yang bekerja di fase G1. Gen p53 akan
menghentikan siklus sel di fase G1 dengan tujuan penghentian siklus sel yaitu
agar sel dapat memperbaiki kerusakan sebelum berlanjut ke fase S. Mekanisme
kerja p53 adalah dengan menghambat kompleks cdk-cyclin yang akan
merangsang sel memasuki fase selanjutnya. Sehingga jika E6 berikatan dengan
p53 maka sel terus bekerja sehingga sel akan terus membelah dan menjadi
abnormal.13
Protein retinoblastoma (pRb) dan gen lain yang menyerupai pRb (p130
dan p107) berfungsi mengkontrol ekspresi sel yang diperantarai oleh E2F. Ikatan
pRb dengan E2F akan menghambat gen yang mengatur sel keluar dari fase G1.
Jika pRb berikatan dengan protein E7 dari HPV maka E2F tidak terikat sehingga
menstimulasi proliferasi sel yang melebihi batas normal sehingga sel tersebut
menjadi sel karsinoma.13
2.1.1.3. Patologi
Karsinoma serviks timbul di daerah yang biasa disebut sebagai squamocolumnar junction (SCJ) atau sambungan skuamo-kolumnar (SSK) yaitu batas
antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviks.
Pada perempuan muda SSK ini berada di luar ostium uteri eksternum, sedangkan
pada perempuan berumur >35 tahun SSK berada di dalam kanalis serviks.14
7
Gambar 2.1. Lokasi dari SSK dan Zona Transformasi : a) sebelum menarche b)
sesudah pubertas dan awal reproduksi c) perempuan usia 30 tahun d) perempuan
sebelum manopause e) perempuan sesudah menopause 15
Sumber: John, Sankranarayan. Colposcopy and Treatment of Cervical Intraepithelial Neoplasia: a
beginner’ manual. 2004
8
2.1.1.4. Faktor Risiko

Perilaku seksual
Perilaku seksual seperti berganti-ganti mitra seksual dan usia pertama kali
saat melakukan hubungan seksual sangat berhubungan dengan kejadian kanker
serviks skuamosa. Risiko meningkat menjadi lebih dari 10 kali, bila saat
berhubungan seks pertama kali di bawah umur 15 tahun dan memiliki partner
seksual yang banyak (6 atau lebih). Risiko akan lebih meningkat jika berhubungan
seks dengan pria yang berisiko tinggi mengidap kondiloma akuminatum. Pria
yang berisiko tinggi adalah pria yang melakukan hubungan seksual dengan
partner seks yang banyak.16

Merokok
Rokok mengandung tembakau, di dalam tembakau tersebut terdapat
kandungan bahan-bahan karsinogen baik yang dihisap maupun yang dikunyah.
Asap rokok menghasilkan Polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic amine
yang mutagen dan sangat karsinogen, sedangkan jika dikunyah menghasilkan
netrosamine. Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat pada getah
serviks wanita perokok dan dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.16

Metode kontrasepsi
Menggunakan kontrasepsi oral (pil KB) untuk waktu yang lama (5 tahun
atau lebih) sedikit meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada perempuan
dengan infeksi HPV. Tetapi ketika penggunaan kontrasepsi oral dihentikan, risiko
tersebut dapat menurun dengan cepat.17
Pil kontrasepsi oral kombinasi mempunyai hubungan terhadap kejadian
kanker serviks, kemungkinan karena estrogen yang terdapat dalam pil tersebut
membuat ektropion pada serviks menjadi lebih luas akibatnya terbentuk area yang
lebih luas tempat metaplasia menjadi lebih rentan terhadap HPV.18
9

Kontrasepsi barier
Penggunaan metode barier (kondom) akan menurunkan risiko kanker
serviks. Hal ini disebabkan karena adanya perlindungan serviks dari kontak
langsung bahan karsinogen dari cairan semen. Beberapa kontrasepsi lain dapat
menginaktifkan virus yang ditularkan melalui seksual.8

Imunosupresi
HIV (Human immunodeficiensy virus) merupakan virus penyebab AIDS
yang menyebabkan sistem imun tubuh menurun dan membuat perempuan berisiko
tinggi terinfeksi HPV. Peneliti percaya bahwa sistem imun penting untuk merusak,
memperlambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Pada wanita dengan HIV,
prakanker serviks mungkin akan berkembang menginvasi dengan cepat untuk
menjadi kanker dari pada normalnya. Pengguna obat imunosupresan/penekan
kekebalan tubuh atau pasca transplantasi organ merupakan faktor risiko juga. 19
2.1.1.5. Manifestasi Klinis Kanker Serviks
Tanda-tanda awal kanker serviks mungkin tidak bergejala, berikut gejala yang
sudah menjadi kanker serviks, yaitu:20
1. Gejala awal
a) Perdarahan pervagina seperti perdarahan setelah senggama atau
perdarahan spontan di luar waktu haid. Ini disebabkan karena
serviks yang berubah menjadi kanker bersifat rapuh, mudah
berdarah, dan diameter biasanya membesar. Sehingga serviks yang
mudah rapuh akan berdarah pada saat aktivitas seksual yang
menyebabkan perdarahan pascasenggama.
b) Keputihan yang berulang walaupun sudah diobati. Keputihannya
berbau, gatal, dan panas karena sudah menjadi infeksi sekunder.
10
2. Gejala lanjut: keluar cairan dari liang vagina yang berbau tidak sedap,
gangguan buang air kecil, nyeri (panggul, pinggang, tungkai, kandung
kemih, dan rektum).
3. Kanker sudah menyebar: akan timbul gejala yang sesuai dengan organ
yang terkena seperti liver, paru-paru, tulang.
Kambuh: edema satu sisi tungkai, nyeri panggul menjalar ke tungkai, gejala
obstruksi ureter.
11
Stadium Kanker Serviks
Tabel 2.1. Stadium kanker serviks menurut FIGO dan TNM21
Sumber: NCCN Clinical Practice Guidelines In Oncology: Cervical Cancer.2010
12
2.1.1.6. Lesi Prakanker
 Definisi
Lesi prakanker serviks disebut juga lesi intraepitel serviks (cervical
intraepithelial neoplasia) yang merupakan awal dari perubahan menuju karsinoma
serviks uteri.9
 Penatalaksanaan Prakanker Serviks
Standar manajemen prakanker serviks 1
* jika lesi masih ada, kolposkopi harus diulang setiap 6 bulan sampai terjadi regresi atau perkembangan.
** pada kasus CIN 1 atau CIN 2, program skrining normal dilakukan kembali setelah 1 tahun
Gambar 2.2 Standar manajemen prakanker serviks
Sumber: WHO, Comprehensive Cervical Cancer Control.2006
13

Krioterapi
Krioterapi merupakan tindakan yang merusak jaringan lesi prakanker
serviks. Krioterapi akan memberikan hasil yang baik jika seluruh lesi mudah
dilihat dengan kolposkopi. Metode ini dilakukan dengan cara menyemprotkan gas
CO2 atau N2O pada suhu -60ºc sampai dengan -80ºc selama 5 menit sampai
serviks membeku. Krioterapi merupakan metode yang sangat mudah dilakukan.
Tetapi, krioterapi hanya dapat dilakukan pada perempuan yang sudah dipastikan
tidak hamil.22
Efek samping krioterapi22

Rasa tidak nyaman

Nyeri atau kram 2-3 hari setelah krioterapi

Kadangkala disertai pusing, rasa panas selama tindakan atau segera setelah
tindakan.
Komplikasi dari metode ini sangat kecil yaitu kurang dari 1% dapat berupa
perdarahan yang banyak dari vagina atau terdapat infeksi panggul. Jika ukuran
lesi <2,5 cm maka keberhasilan terapi mencapai 80-90% pada pengamatan selama
5 tahun, tetapi bila ukuran lesi >2,5 cm maka keberhasilan terapi turun menjadi
50%.22

Eksisi leep (loop electrical excision procedure)
Merupakan eksisi jaringan lesi abnormal dan sekitarnya (bagian jaringan yang
sehat) dengan menggunakan metal wire loops (alat kawat khusus beraliran listrik).
Keuntungan eksisi leep adalah

Dapat dilakukan saat melakukan kolposkopi

Dapat dilakukan kombinasi eksisi leep dengan kauterisasi

Eksisi leep dapat dilakukan pada beberapa tempat sampai lesi abnormal
tidak tampak lagi.22
14
Keberhasilan metode ini baik lesi kecil maupun lesi besar berkisar 90%.
Karena banyak keuntungannya, maka penggunaan leep saat ini sangat meluas dan
berkembang.9

Konisasi pisau (cold-knife cone)
Indikasi konisasi pisau adalah pemeriksaan kolposkopi yang tidak
memuaskan, kuret endoserviks yang positif, histologi biopsi yang menyatakan
mikroinvasi, kesenjangan antara Pap smear dengan histologi biopsi dan
adenodisplasia. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan berkisar 1422% tetapi dengan teknik yang baik perdarahan dapat diatasi, kejadian stenosis
osteum berkisar 17%.9
2.1.1.7. Penatalaksanaan Kanker Serviks
Tabel 2.2 Tatalaksana kanker serviks menurut stadium8
Stadium
IA 1
Bila fertilitas masih
dibutuhkan
IA2
LVSI negatif
Bila fertilitas masih
dibutuhkan
IB1,
IIA
< 4 cm
Pasien muda untuk
Modalitas terapi
Histerektomi (total atau
vagina)
Konisasi
Rekomendasi
III/B
Histerektomi radikal
termodifikasi (tipe II) +
diseksi KGB
Histerektomi ekstra facial +
diseksi KGB pelvis
1. Konisasi + ekstra
peritoneal / diseksi
KGB pelvis per
laparoskopi
2. Trakelektomi + ekstra
peritoneal / diseksi
KGB pelvis per
laparoskopi
1. Histerektomi radikal
2. Radioterapi
IIB / B
Histerektomi vaginal radikal +
III/B
III/B
IV / C
IV / C
IV / C
IB/A
15
IB2IIA
ovarian preserved
diseksi KGB per laparoskopi
Post op :
- Nodus positif,
parametria
positif atau
tepi operasi
yang positif
- Massa yang
besar, CLS (+)
dan invasi 1/3
luar stroma
serviks
>4 cm
Adjuvan pasca bedah
IB/A
Adjuvan whole pelvic
irradation
-
Keterlibatan CLS +
invasi 1/3 luar stroma
invasif
IIB,
III,
IVA
IVA
IVB
atau
rekuren
-
-
Tidak metastase ke
dinding pelvis,
terutama jika terdapat
fistula vesikovaginal
atau rektovaginal
Rekuren lokal pasca
bedah
Rekuren lokal pasca
bedah
Metastase dan rekuren
Metastase jauh
IB/A
-
Primer kemoradiasi
Primer histerektomi
radikal
Neoadjuvan kemoterapi
diikuti radikal
histerektomi dan diseksi
KGB pelvis
Primer histerektomi +
adjuvan radiasi
IB/A
III/B
III/B
Eksternal radiasi +
intracaviter brakiterapi
+ concurent
kemoterapi (terapi
primer)
Eksenterasi pelvis
IB/A
III/B
IV/C
Radiasi
Kemoterapi konkuren
Eksenterasi pelvis
Eksenterasi pelvis
IV/C
III/B
IV/C
III/B
Kemoterapi
Radiasi paliatif
IB/A
III/B
16

Trakhelektomi radikal
Pembedahan trakhelektomi radikal merupakan pengangkatan serviks uterus
(termasuk kanalis servikalis), parametrium, dan limfadenektomi pelvik dengan
meninggalkan korpus uteri, kedua tuba, dan kedua ovarium.1
Gambar 2.3 Trakhelektomi radikal
Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006

Histerektomi
Histerektomi simpel atau sederhana adalah operasi pengangkatan seluruh
rahim termasuk leher rahim.1
Gambar 2.4 Histerektomi simpel
Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006
17

Histerektomi radikal
Histerektomi radikal adalah operasi pengangkatan rahim, leher rahim, dan
jaringan sekitarnya (parametria) termasuk 2 cm dari vagina bagian atas. Ovarium
tidak secara rutin diangkat karena kanker serviks jarang menyebar ke ovarium. 1
Gambar 2.5. Histerektomi radikal dan histerektomi radikal modifikasi
Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006

Terapi radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai
stadium II B sampai IV atau pada pasien yang stadiumnya lebih kecil yang tidak
merupakan kandidat untuk operasi. Penambahan cisplatin selama radioterapi dapat
memperbaiki kesintasan hidup 30% - 50%.2
Komplikasi radiasi yang paling sering adalah gangguan ganstrointestinal
seperti kolitis, proktitis, dan traktus urinarius seperti sistitis dan stenosis vagina.8
Terdapat dua tipe radioterapi yaitu 1
1. Teleterapi yaitu sumber radiasi diletakkan jauh dari pasien
2. Brakhiterapi yaitu di mana sumber radioaktif kecil ditempatkan di dalam
rongga tubuh.
18
Gambar 2.6 Teleterapi dan Brakhiterapi
Sumber: WHO , comprehensive cervical cancer control. 2006

Kemoterapi
Kemoterapi terutaman diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi
adjuvan atau untuk terapi paliatif pada kasus reditif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah cisplatin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama dengan
cisplatin. Jenis kemoterapi lainnya adalah ifosfamid dan paclitaxel. 2

Perawatan paliatif
Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang berhubungan
dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan penilaian
sempurna dan pengobatan rasa sakit dan masalah lainnya seperti, fisik, psikososial
dan spiritual.23

Prinsip perawatan paliatif 24
-
Meringankan rasa sakit dan gejala kronik lainnya
-
Menawarkan dukungan untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin
sampai kematian.
-
Meningkatkan kualitas hidup
19
-
Megintegrasikan aspek psikologis, dan perawatan spiritual
-
Menawarkan dukungan untuk membantu keluarga mengatasi penyakit
akhir pasien dan kematian dan dukacita mereka.

Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan
Komponen esensial dari perawatan paliatif 24
-
Pencegahan dan penanganan gejala: termasuk radiasi paliatif untuk
mengurangi ukuran tumor, serta pengobatan untuk keputihan, fistula,
perdarahan vagina, masalah gizi, luka baring, demam, dan kontraktur.
Keluarga harus diajarkan bagaimana untuk mencegah gejala, dan
bagaimana mendukung pasien dalam kegiatan sehari-hari, seperti
mandi, pergi ke toilet, dan bergerak di sekitar
-
Nyeri: kontrol nyeri yang efektif dapat dicapai dalam 90% kasus,
dengan menggunakan perawatan medis ditambah dengan perawatan
non-medis.
-
Dukungan psikososial dan spiritual: dalam banyak kasus dalam banyak
kasus, pasien mengalami rasa takut, shock, putus asa, kemarahan,
kecemasan, dan depresi. Perasaan ini dapat mempengaruhi persepsi
negatif pasien. Memberikan dukungan emosional, psikososial, dan
spiritual dapat meringankan perasaan ini dan meningkatkan pasien
kualitas hidup pasien.
-
Melibatkan keluarga: ahli kesehatan dapat memastikan bahwa pasien
dan keluarganya memahami sifat dan prognosis dari penyakit dan
pengobatan yang dianjurkan. Pekerja perawatan paliatif juga harus
mampu untuk membantu pasien membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
 Perawatan non- medis untuk membantu mengurangi rasa sakit
Banyak metode non-medis, sesuai dengan adat istiadat dan budaya
setempat yang dapat membantu mengontrol nyeri. Metode-metode ini dapat
digunakan bersama dengan obat nyeri. Manajemen nyeri non-medis mungkin
termasuk: dukungan emosional, metode fisik (menyentuh dan pijat), doa, meditasi
dan metode tradisional lokal tidak berbahaya lainnya. 24
20
2.1.1.8. Deteksi Dini Kanker Serviks
WHO merekomendasikan skrining menurut target usia dan frekuensi skrining
yaitu:1
1. Program baru harus memulai skrining pada wanita yang berusia 30 tahun
atau lebih dan wanita muda yang berisiko tinggi.
2. Jika seorang wanita hanya dapat diskrining satu kali dalam hidupnya, usia
terbaik adalah antara 35 tahun dan 45 tahun.
3. Untuk usia diatas 50 tahun, interval skrining yang tepat adalah 5 tahun
4. Pada kelompok usia 25-49 tahun interval skrining 3 tahun dapat
dipertimbangkan jika sumber daya tersedia
5. Skrining setiap tahun tidak dianjurkan pada usia berapapun.
6. Skrining tidak dianjurkan pada wanita diatas usia 65 tahun, jika hasil tes
pap 2 tahun terakhir negatif
Tabel 2.3. Pedoman skrining kanker serviks 25
American
Cancer U.S.
Preventive
Society
(ACS), Services Task Force
American Society For (USPSTF) 2012
Colposcopy
And
Cervical
Pathology
(Asccp),
And
American Society For
Clinical
Pathology
(Ascp) 2012
American College
Of
Obstetricians
And Gynecologists
(ACOG) 2012
Waktu awal
skrining
Usia 21 tahun.
Usia 21 tahun .
Usia 21 tahun.
Skrining tahunan
Wanita dari segala usia
tidak boleh di skrining
setiap tahun dengan
metode apapun.
Jika digunakan
untuk berdiskusi
tentang masalah
kesehatan lainnya
dan deteksi
pencegahan.
Pada wanita dengan
usia 30-65 tahun
skrining kanker
serviks tahunan
tidak boleh
dilakukan.
Metode dan interval skrining
21
Sitologi
(konvensiona
l atau
berbasis
cairan)
Usia
21-29
tahun
Setiap 3 tahun.
Setiap 3 tahun.
Setiap 3 tahun.
Usia
30-65
tahun
Setiap 3 tahun.
Setiap 3 tahun.
Setiap 3 tahun.
Hpv co-test
(sitologi + uji
hpv
diberikan
bersamasama)
Usia
21-29
tahun
Hpv co-test tidak
boleh digunakan
pada wanita usia <
30 tahun.
Rekomendasi untuk
usia < 30 tahun.
Hpv co-test tidak
boleh dilakukan
pada usia < 30
tahun.
Usia
30-65
tahun
Setiap 5 tahun.
Bagi perempuan
yang ingin
memperpanjang
interval skrining,
Setiap 5 tahun.
Tes hpv primer
Bagi wanita berusia
30-65, skrining
dengan tes hpv saja
tidak dianjurkan di
sebagian besar
pengaturan klinis.
Merekomendasikan
skrining untuk
kanker serviks
dengan tes hpv
(sendiri atau dalam
kombinasi dengan
sitologi) pada wanita
usia <30 tahun.
Tidak diperhatikan
Penghentian skrining
Umur >65 tahun
dengan riwayat
skrining yang
memadai.
Umur >65 tahun
dengan riwayat
skrining yang
memadai.
Umur >65 tahun
dengan riwayat
skrining yang
memadai.
Skrining untuk yang
sudah vaksinasi HPV
16/18
Perempuan pada usia
berapa pun dengan
riwayat vaksinasi
HPV harus
diskrining.
Perempuan yang
telah divaksinasi
harus terus
diskrining.
Perempuan yang
telah menerima
vaksin HPV harus
diskrining.
22
2.1.1.9. Pencegahan
 Pencegahan primer

Menunda onset aktivitas seksual
Menunda hubungan seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan hanya
dengan satu pasangan akan mengurangi risiko kanker serviks secara signifikan. 8

Penggunaan kontrasepsi barier
Penggunaan kontrasepsi barier (seperti kondom, spermisida, dan
diafragma) berperan untuk proteksi terhadap agen virus. Penggunaan lateks lebih
dianjurkan daripada kondom yang terbuat dari kulit kambing. 8

Pilihlah makanan sehat
Vitamin A dan beta karoten dapat menurunkan resiko kanker serviks.
Tingkatkan konsumsi makanan tersebut untuk mendapatkan perlindungan yang
optimal.22

Berhenti merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko penyebab kanker serviks. Pada
sebuah studi menunjukkan bahwa di dalam mukus dari serviks seorang wanita
perokok ditemukan nikotin dalam jumlah tertentu.13

Penggunaan vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV merupakan sel kosong yang menyerupai hpv tanpa dna
virus, jadi hanya cangkangnya saja sehingga ketika vaksin ini dimasukkan ke
dalam tubuh, tubuh akan membentuk antibodi.13
Vaksinasi HPV dianjurkan untuk anak perempuan yang berusia 11 dan 12
tahun. Ini juga dianjurkan untuk anak perempuan dan wanita usia 13 sampai 26
tahun yang belum pernah divaksinasi atau menyelesaikan seri vaksin. Vaksin HPV
juga dapat diberikan pada usia 9 tahun.17 Vaksin HPV diberikan secara
23
intramuskular dalam tiga kali pemberian yakni pada bulan ke-0, ke-1, dan ke-6
masing-masing sebanyak 0,5 ml.9
Terdapat dua jenis vaksin HPV yaitu vaksin bivalent (berisi 20μg VLPHPV 16 dan VLP-HPV 18) dan quadrivalent (berisi 40μg VLP-HPV 16, 20μg
VLP-HPV 18, 20μg VLP-HPV6, dan 40μg VLP-HPV11).9

Pencegahan sekunder8
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan skrining kanker
serviks yaitu dengan tes Pap smear ataupun iva.

Pencegahan tersier8
-
Pelayanan di rumah sakit (diagnosa dan pengobatan)
-
Perawatan paliatif
2.1.2. Pap Smear
2.1.2.1. Pengertian Pap Smear
Pap smear merupakan suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai
bertahun-tahun untuk mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada sel-sel epitel
serviks. Tes ini pertama kali ditemukan oleh George Papanicolou sehingga
dinamakan Pap smear test.13
Prinsip pemeriksaan Pap smear adalah mengambil epitel permukaan
serviks yang mengelupas atau eksfoliasi dimana epitel permukaan serviks selalu
mengalami regenerasi dan digantikan lapisan epitel dibawahnya. 20
Epitel yang mengalami eksfoliasi merupakan gambaran keadaan epitel
jaringan dibawahnya. Kemudian epitel yang mengelupas tersebur diwarnai secara
khusus dan dilihat dibawah mikroskop untuk diinterpretasi lebih lanjut. 20
24
2.1.2.2. Agar Tes Pap Smear Akurat26
a. Tidak menjadwalkan janji untuk tes Pap smear pada saat menstruasi.
Setidaknya 5 hari setelah menstruasi.
b. Jangan melakukan hubungan seksual selama 48 jam sebelum tes.
c. Jangan menggunakan tampon, krim vagina, pelembab atau pelumas
selama 48 jam sebelum tes.
2.1.2.3. Interpretasi Hasil Pemeriksaan
Sistem yang dipakai adalah berdasarkan sitologi dan histologi yaitu sistem
Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithel Neoplasm (CIN), dan sistem Bethesda.
Sistem pelaporan yang berkembang adalah sistem Bethesda, sistem Bethesda
1988 direvisi menjadi Bethesda 2001.1
Tabel 2.4 Sistem Papanicolao, WHO, Bethesda, dan CIN 1,9
Klasifikasi sitologi
(digunakan untuk skrining)
Sistem Bethesda
Pap
Klas I
Klas II
Klas III
Klas III
Klas III
Klas IV
Klas V
Normal
ASC-US
ASC-H
LSIL
HSIL
HSIL
HSIL
Karsinoma invasif
Klasifikasi histologi
(digunakan untuk diagnosis)
CIN
Klasifikasi deskripsi
WHO
Normal
Normal
Atypia
atypia
CIN I termasuk flat
kondiloma
CIN 2
CIN 3
CIN 3
Karsinoma invasif
Displasia ringan
Displasia sedang
Displasia berat
Karsinoma insitu
Karsinoma invasif
25
 Algoritma tatalaksana hasil Pap smear
Gambar 2.7 Algoritma tatalaksana hasil Pap smear
Sumber: WHO, comprehensive cervical cancer control. 2006
2.1.3. Pengetahuan
2.1.3.1 Definisi
Pengetahuan merupakan keseluruhan gagasan, ide, konsep, pemahaman,
dan pemikiran manusia setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan dapat didapat melalui kelima panca indera manusia yaitu
indera pendengaran, penglihatan, penciuman, raba, dan rasa. Sebagian besar
pengetahuan manusia didapat melalui pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan
mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu
dan juga praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan
hidup.27,28
26
2.1.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan29
a. Faktor Internal
1) Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang untuk menggapai cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi.
2) Pekerjaan, menurut Thomas pekerjaan merupakan keburukan yang
harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarga
dan dirinya. Bekerja umumnya adalah kegiatan atau aktivitas yang
menyita waktu. Sedangkan bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
3) Usia, menurut Elizabeth BH usia adalah umur seseorang yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang dewasa lebih dipercaya
dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan, menurut Ann. Mariner lingkungan merupakan
seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang atau
kelompok.
2) Sosial budaya, sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.
2.1.4
Perilaku
2.1.4.1 Definisi
Menurut Rogers (1974) perilaku adalah semua aktifitas manusia yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar. Sebelum
seseorang mengadopsi perilaku baru terjadi beberapa proses yang berurutan,
yaitu:29
27
1. Awarness (kesadaran) dimana seseorang mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek)
2. Interest (merasa tertarik) dimana seseorang mulai menaruh perhatian dan
tertarik pada stimulus
3. Evaluation (menimbang-nimbang) seseorang akan mempertimbangkan
baik buruknya tindakan terhadap stimulus bagi dirinya, hal ini berarti
sikap seseorang sudah lebih baik lagi
4. Trial, dimana seseorang mulai mencoba perilaku baru
5. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus (objek)
2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Lawrence Green perilaku terbentuk dari 3 faktor yaitu:28
1. Faktor predisposis terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, dan sebagainya
2. Faktor-faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik, tersedianya
fasilitas atau sarana kesehatan
3. Faktor-faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain.
28
2.2 2Kerangka konsep
Variabel independen
Variabel dependen
Pengetahuan kanker serviks
Perilaku Ibu dalam melakukan
Pap smear
Pendidikan dan pekerjaan
Pendapatan
2.3 Definisi operasional
N
o
Variabel
1.
Pendidikan
Definisi
Bimbingan
yang
diberikan
seseorang
terhadap
perkembangan orang
untuk menggapai citacita
tertentu
yang
menentukan manusia
untuk berbuat dan
mengisi kehidupan
Alat ukur
Kuesioner
dan
wawancara
Cara pengukuran
1. Rendah:
pendidikan dasar
berupa sekolah
dasar (SD),
madrasah ibtidaiyah
(MI) atau bentuk
lain yang sederajat
serta sekolah
menengah pertama
(SMP), madrasah
tsanawiyah (MTs)
2. Sedang: sekolah
menengah atas
(SMA), madrasah
aliyah (MA),
sekolah menengah
kejuruan (SMK),
madrasah aliyah
kejuruan (MAK)
3. Tinggi:
merupakan jenjang
pendidikan setelah
sekolah menegah
mencakup sarjana,
spesialis, diploma,
Skala
pengukura
n
Kategorik
29
magister.30
2.
Pekerjaan
3.
Pendapatan
4.
Pengetahuan
kanker
serviks
5.
Perilaku
melakukan
pap smear
Keburukan yang harus
dilakukan
terutama
untuk
menunjang
kehidupan
keluarga
dan dirinya
Jumlah uang yang
diterima dari hasil
bekerja
Kuesioner
dan
wawancara
1. Bekerja
2. Tidak bekerja
Kategorik
Kuesioner
dan
wawancara
Kategorik
Fakta yang didapat
melalui proses melihat,
belajar, dan penelitian.
Yang ingin diteliti
adalah
pengetahuan
responden
tentang
kanker serviks dengan
perilaku pap smear
Usaha seseorang untuk
menjaga
kesehatan
dengan cara melakukan
pap smear
Kuesioner
dan
wawancara
1. Rendah : <
3.000.000
2.
Tinggi:
>
3.000.000
1. Baik: 76-100%
2. Cukup: 56-75%
3. Kurang: <56%28
1. Pernah
2. Belum pernah
Kategorik
Kuesioner
dan
wawancara
Kategorik
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan cross
sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang kanker serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear di
Kelurahan Tugu Utara.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan koja,
Kota Jakarta Utara.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kegiatan
Pengusulan Judul
Penyusunan Proposal
Penyusunan Kuesioner
Pengurusan Izin Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan Data
Penyusunan BAB IV-V
Penyusunan Skripsi
Ujian Skripsi
Revisi Skripsi
Waktu
November 2012
Desember 2012 – April 2013
April 2013
April – Mei 2013
Mei – Juli 2013
Juni – Agustus 2013
Juli – Agustus 2013
Agustus – September 2013
September 2013
September 2013
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi penelitian
Populasi target adalah ibu-ibu yang berusia 20-60 tahun. Populasi
terjangkau adalah ibu di Kelurahan Tugu Utara berusia 20 – 60 tahun.
30
31
3.3. 2. Sampel Penelitian
Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus
sebagai berikut:31
(
√
√
)
Keterangan:
Kesalah tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,96
Kesalah tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,84
P2
= proporsi kepatuhan pada kelompok dengan tingkat pengetahuan rendah
sebesar 0,1 (kepustakaan)
= 1 – 0,1 = 0,9
Q2
P1 – P2 = selisish minimal proporsi kepatuhan yang dianggap bermakna,
ditetapkan 20% = 0,2
Dengan demikian:
P1
= P2 + 0,1= 0,1 + 0,2 = 0,3
Q1
= 1 – P1 = 1 – 0,3 = 0,7
P
= (P1 + P2)/2 = (0,3+0,1)/2 = 0,4/2 = 0,2
Q
= 1 – P = 1 – 0,2 = 0,8
Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh:
(
√(
)
√(
)
(
)
)
Maka perolehan jumlah sampel yang diperlukan adalah 60 orang. Untuk
menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah
32
sebanyak 10%. Jadi total jumlah sampel yang diperlukan adalah 60 + 6 = 66
orang.
3.3.3. Cara Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode cluster random sampling. Sampling frame diperoleh dari
data Kelurahan Tugu Utara. Peneliti memperoleh jumlah penduduk satu kelurahan
sebanyak 79.393. Peneliti juga memperoleh data bahwa satu kelurahan terdiri dari
19 rukun warga (RW) yang letaknya berjauhan. Total sampel yang diperlukan
sebanyak 66 orang, dengan demikian 1 RW tersebut dipilih secara acak.32
3.3.4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
3.3.4.1. Kriteria Inklusi
Ibu di Kelurahan Tugu Utara yang sudah menikah, dan bersedia menjadi
responden.
3.3.4.2. Kriteria Ekslusi
Ibu di Kelurahan Tugu utara yang tidak dapat ditemui dalam satu kali
pertemuan, dan sedang atau yang sudah pernah menderita kanker serviks.
33
3.5. Cara Kerja Penelitian
Perempuan yang sudah
menikah
Informed consent
Tidak bersedia
Bersedia
Wawancara dengan
kuesioner
Tidak memenuhi
kriteria
Memenuhi kriteria
Pengumpulan dan
Pengolahan data
Skoring
Pengetahuan
Baik
Cukup
Pelaksanaan Pap smear
Kurang
34
3.6. Management Data
3.6.1. Metode pengumpulan data
3.6.1.1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung.
Pengumpulan data dilakukan peneliti terhadap sampel penelitian dengan cara
melakukan pengisian kuesioner oleh responden secara langsung.
3.6.1.2. Data sekunder
Data sekunder adalah data jumlah penduduk yang didapatkan dari data
Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara Tahun 2013.
3.6.2. Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data
Semua data yang dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dan
kemudian diolah dengan program SPSS versi 16. Langkah awal dimulai dengan
editing, coding, entry data, processing, cleaning, dan dilanjutkan dengan tabulasi
dan pembuatan grafik.
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat
pengetahuan ibu dan gambaran perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear di
Kelurahan Tugu Utara.
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
yang bermakna secara statistik antara variabel independen dengan variabel
dependen dengan uji Chi-Square menggunakan program SPSS versi 16. Melalui
uji Chi-Square dengan nilai α = 0,05, jika nilai p < 0,05, maka terdapat hubungan
dan jika nilai p ≥ 0,05 maka tidak terdapat hubungan. Jika uji Chi-Square tidak
memenuhi syarat akan dilakukan uji alternatifnya, yaitu uji Fisher. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Keadaan Geografis
Lokasi dalam penelitian ini adalah Kelurahan Tugu Utara. Kelurahan Tugu
utara merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Koja
Kotamadya Jakarta Utara dengan luas wilayah 237,65 ha, yang terdiri dari 214 RT
dan 19 RW.33
Batas-batas Kelurahan Tugu Utara:33
1. Utara
: Jl. Waru, Jl. Johar, Jl. Mundu, Jl. Mawar
2. Selatan
: Jl. Plumpang Semper
3. Timur
: Selokan Tugu / Saluran air Kp. Beting
4. Barat
: Jl. Kali Bendungan Melayu
4.1.2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Tugu Utara sebanyak 79.393, dengan jumlah kepala
keluarga 26.505. Selanjutnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penduduk Perempuan di Kelurahan Tugu Utara
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Umur
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75- keatas
Jumlah
Perempuan
4.012
4.017
4.439
3.863
3.098
2.395
2.301
1.906
1.263
792
342
321
28.749
35
36
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Perempuan di Kelurahan Tugu Utara
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
Tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat akademi/PT
Perempuan
496
493
3.812
4.233
5,438
458
Total
1.072
978
7.725
8.550
11.576
999
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Pendidikan Responden
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidikan
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Jumlah (orang)
13
39
14
66
Persen (%)
19,7
59,1
21,2
100%
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa responden dengan tingkat
pendidikan tinggi sebanyak 13 responden (18,2%), responden dengan tingkat
pendidikan sedang sebanyak 39 orang (57,6%), dan responden dengan tingkat
pendidikan rendah sebanyak 14 orang (24,2%).
4.2.1.2 Pekerjaan Responden
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Total
Jumlah (orang)
34
32
66
Persen (%)
51,5
48,5
100.0
37
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang memiliki pekerjaan
sebesar 51,5% dan responden yang tidak bekerja sebesar 48,5%.
4.2.1.3 Pendapatan Rata-rata Keluarga Responden
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Rata-rata Keluarga Responden
Pendapatan
< 1.500.000
1.500.000-3.000.000
3.000.000-4.500.000
>4.500.000
Total
Jumlah (orang)
9
23
25
9
66
Persen (%)
13,6
34,8
37,9
13,6
100,0
Berdasarkan tabel 4.5 ditemukan bahwa dua puluh lima responden
(37,9%) pendapatan rata-rata keluarganya adalah Rp. 3.000.000-4.500.000. Dua
puluh tiga responden (34,8%) pendapatan rata-rata keluarganya adalah Rp.
1.500.000-3.000.000.
Sembilan
responden
(13,6%)
pendapatan
rata-rata
keluarganya adalah kurang dari Rp. 1.500.000. Sembilan responden (13,6%)
pendapatan rata-rata keluarganya adalah lebih dari Rp. 4.500.000.
4.2.1.4 Pengetahuan Responden
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden
Mengenai Kanker Serviks
Tingkat pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah (orang)
6
11
49
Persen (%)
9,1
16,7
74,2
Total
66
100
Dari tabel 4.6 didapatkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan
kurang sebesar 74,2%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup sebesar
16,7%, dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 9,1%.
38
Untuk lebih jelasnya, terdapat data lengkap distribusi frekuensi jawaban
kuesioner responden mengenai kanker serviks yang dapat dilihat pada tabel-tabel
di bawah ini :
Tabel 4.7 Indikator Pertanyaan Pengetahuan
No
Pertanyaan
1. Kanker serviks ditemukan paling banyak pada wanita dengan
umur...
a. 15-44 tahun
b. 44-54 tahun
c. 55-64 tahun
d. Tidak tahu
2. Cara penyebaran kanker serviks
a. Penularan melalui hubungan seksual dengan pasangan
b. Konsumsi makanan yang terkena virus
c. Faktor genetik
d. Tidak tahu
3. Faktor apa saja yang memiliki resiko terkena kanker serviks?
a. Memiliki banyak pasangan seksual (riwayat memiliki suami
dengan banyak pasangan seksual)
b. Berhubungan badan usia dini
c. Wanita yang sering hamil
d. Tidak tahu
- Menjawab 4 jawaban dengan benar
- Menjawab 2-3 jawaban dengan benar
- Menjawab 1 jawaban dengan benar
- Tidak menjawab
4. Gejala awal kanker serviks
a. Keputihan menetap dan keluarnya darah setelah
berhubungan suami istri
b. Keluar darah saat buang air kecil
c. Nyeri perut bagian bawah
d. Tidak tahu
5. Pengertian Pap smear
a. Suatu pemeriksaan wanita dewasa yang dilakukan dengan
cara menampung cairan keputihan untuk diperiksa
b. Suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari serviks,
lalu diamati di bawah mikroskop
c. Suatu pemeriksaan darah sebelum wanita menikah
d. Tidak tahu
6. Manfaat Pap smear
a. Menjaga kesehatan seorang wanita agar terhindar dari
semua penyakit kelamin
b. Dapat mendeteksi kanker serviks secara dini
c. Menghilangkan sel-sel kanker di serviks
%
42,4
33,3
7,6
16,7
39,4
21,2
19,7
19,7
0
15,2
72,7
12,1
40.9
25,8
12,1
21,2
45,5
33,3
4,5
16,7
37,9
33,3
9,1
39
d. Tidak tahu
Waktu pelaksanaan Pap smear
a. Jika sudah melakukan hubungan intim selama 3 tahun
b. Jika sudah dewasa dan hendak menikah
c. Jika sudah >70 tahun
d. Tidak tahu
8. Persiapan sebelum Pap smear
a. Dua hari sebelum pemeriksaan seorang wanita tidak boleh
menggunakan alat pencuci vagina
b. Sebelum pemeriksaan seorang wanita harus sehat fisik
c. Sebelum pemeriksaan seorang wanita harus puasa terlebih
dahulu
d. Tidak tahu
9. Cara pemeriksaan Pap smear
a. Dilakukan pemasukkan alat ke vagina dan disuntikkan suatu
bahan
b. Diambil usapan dari daerah serviks
c. Dilakukan pengambilan darah
d. Tidak tahu
10. Tempat pelayanan Pap smear
a. Rumah sakit besar, klinik, dan praktek bidan
b. Puskesmas dan di rumah
c. Di rumah
d. Tidak tahu
11. Tenaga kesehatan yang dapat melakukan Pap smear
a. Dokter kandungan dan bidan
b. Dokter umum dan perawat
c. Kader kesehatan
d. Tidak tahu
19,7
7.
39,4
37,9
6,1
16,7
30,3
33,3
9,1
27,3
37,9
30,3
12,1
19,7
86,4
3,0
0
10,6
60,6
28,8
0
10,6
Berdasarkan tabel pertanyaan diatas, untuk pertanyaan cara penyebaran
kanker serviks sebagian besar responden (39,4%) menjawab penularan melalui
hubungan seksual dengan pasangan, untuk pertanyaan gejala awal kanker serviks
sebagian besar responden (40,9%) menjawab keputihan menetap dan keluarnya
darah setelah berhubungan suami istri. Namun, untuk insiden tertinggi kanker
serviks sebagian besar responden (42,4%) tidak mengetahuinya.
Berdasarkan tabel diatas terlihat hanya (33,3%) yang mengetahui
pengertian Pap smear dan (33,3%) mengetahui manfaatnya. Pada pertanyaan
waktu pelaksanaan Pap smear sebagian besar responden (39,4%) menjawab jika
sudah melakukan hubungan intim selama 3 tahun dan hanya (30,3%) yang
mengetahui persiapan sebelum Pap smear dan cara pemeriksaan Pap smear.
40
Untuk pertanyaan tempat pelayanan Pap smear sebagian responden (86,4%)
menjawab rumah sakit besar, klinik dan praktek bidan, untuk pertanyaan tenaga
kesehatan yang dapat melakukan Pap smear sebagian besar responden (60,6%)
menjawab dokter kandungan dan bidan.
4.2.1.5. Perilaku Responden
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap
Smear
No.
1.
2.
Perilaku ibu dalam melakukan Pap smear
Pernah melakukan Pap smear
Belum pernah melakukan Pap smear
Total
Jumlah (orang)
10
56
66
Persen (%)
15,2
84,8
100
Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa hanya 10 responden (15,2%)
yang pernah melakukan tes Pap smear dan sebanyak 56 responden (84,8%) belum
pernah melakukan tes Pap smear.
4.2.2. Analisis Bivariat
4.2.2.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.9 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang
Kanker Serviks
Tingkat pendidikan
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Tingkat pengetahuan
Baik
Kurang
n
11
23
5
39
%
84,6
59,0
35,7
59,1
n
2
16
9
27
Total
%
15,4
41,0
64,3
40,9
n
13
39
14
66
%
100,0
100,0
100,0
100,0
Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat
pendidikan tinggi memiliki pengetahuan baik mengenai kanker serviks sebanyak
11 responden (84,6%) dan yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 2
responden (15,4%). Untuk responden dengan pendidikan sedang memiliki
pengetahuan baik mengenai kanker serviks sebanyak 23 responden (59,0%) dan
41
yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (41,0%). Untuk
responden dengan pendidikan rendah memiliki pengetahuan baik mengenai
kanker serviks sebanyak 5 responden (35,7%) dan yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (64,3%).
Dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square, didapatkan nilai
p sebesar 0,036 maka secara statistik terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
dengan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks.
4.2.2.2. Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan responden
Tabel 4.10 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker
Serviks
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Total
N
23
16
39
Tingkat pengetahuan
Baik
Kurang
%
n
%
67,6
11
13,9
50,0
16
50,0
59,1
27
40,9
Jumlah
n
34
32
66
%
100,0
100,0
100,0
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa responden yang bekerja
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 23 responden (67,6%), dan
responden yang bekerja memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11
responden (13,9%). Untuk responden yang tidak bekerja memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 16 responden (50,0%) dan responden yang tidak
bekerja memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (50,0%).
Dilakukan analisis dengan menggunakan uji Chi Square, didapatkan nilai
p sebesar 0,145 maka secara statistik tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks.
42
4.2.2.3 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Responden
Tabel 4.11 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Responden
Pendapatan
Perilaku Ibu dalam Melakukan Pap smear
Pernah
Rendah
Tinggi
Total
Total
Belum pernah
n
%
n
%
n
%
3
7
10
9,4
20.6
15,2
29
27
56
90,6
79,4
84,8
32
34
66
100,0
100,0
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan
rendah yang pernah melakukan tes Pap smear sebanyak 3 responden (9,4%) dan
yang belum pernah melakukan tes Pap smear sebanyak 29 responden (90,6%).
Responden dengan pendapatan tinggi yang memiliki perilaku pernah melakukan
tes Pap smear sebanyak 7 responden (20,6%) dan yang memiliki perilaku belum
pernah melakukan tes Pap smear sebanyak 27 responden (79,4%).
Setelah dilakukan uji Chi Square, didapatkan nilai expected count kurang
dari lima ada 33,3% jumlah sel sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square,
maka dilakukan penggabungan sel menjadi tabel 2x2. Setelah dilakukan
penggabungan sel kemudian dilakukan uji Chi Square untuk kedua kalinya juga
tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki nilai expected count
kurang dari lima Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu
uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher didapatkan nilai p sebesar 0,306 maka secara
statistik tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku responden.
43
4.2.2.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden
Tabel 4.12 Hubungan Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu
Melakukan Tes Pap Smear
Tingkat Pengetahuan
Kanker serviks
Baik
Kurang
Total
Perilaku Ibu dalam Melakukan Pap smear
Pernah
Total
Belum pernah
n
%
n
%
n
%
10
0
10
25,6
0.0
15,2
29
27
56
74,4
100,0
84,8
39
27
66
100,0
100,0
100,0
Hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden
yang melakukan pemeriksaan Pap smear dengan tingkat pengetahuan baik
sebanyak 10 responden dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0 responden.
Jumlah responden yang belum pernah melakukan pemeriksaan Pap smear dengan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 29 responden dan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 27 responden.
Setelah dilakukan uji Chi Square, didapatkan nilai expected count kurang
dari lima ada 33,3% jumlah sel sehingga tidak memenuhi syarat uji Chi Square,
maka dilakukan penggabungan sel menjadi tabel 2x2. Setelah dilakukan
penggabungan sel kemudian dilakukan uji Chi Square untuk kedua kalinya juga
tidak terpenuhi karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki nilai expected count
kurang dari lima Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu
uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher didapatkan nilai p sebesar 0,004 maka secara
statistik terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kanker serviks dengan
perilaku ibu melakukan tes Pap smear.
44
4.3. Pembahasan
Dari tingkat pengetahuan responden yang kurang mengenai kanker serviks
didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan sedang (59,6%) dan
bekerja (51,5%).
Penelitian ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lima EG et al di Brazil
tahun 2013 didapatkan hasil sebagian besar responden memiliki pengetahuan
kurang (70,9%).34 Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Frida dan
Tanya tahun 2012 mendapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pendidikan formal sedang (55,4%).35 Sehingga hal ini tidak sejalan dengan teori
Notoatmojo yang mengatakan bahwa pekerjaan dan pendidikan formal merupakan
faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.28
Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Aghnia di
Kelurahan Campaka tahun 2011 sebagian besar responden berpengetahuan cukup
(56,9%), berpendidikan rendah (65%), dan tidak bekerja (70%).36
Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa kondisi di
masyarakat seperti tingginya arus informasi yang diterima masyarakat setempat,
rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat setempat karena kurangnya tingkat
kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks serta informasi mengenai cara
pencegahan dan cara deteksi dini.
Dari perilaku responden didapatkan bahwa sebagian besar responden
memiliki perilaku belum pernah melakukan tes Pap smear (84,8%), dan memiliki
pendapatan rata-rata keluarganya Rp. 3.000.000 – 4.500.000 (37,9%).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulia et al di
Puskesmas Pegandan Kota Semarang tahun 2011. Pada penelitian mereka
didapatkan bahwa ibu yang pernah melakukan pemeriksaan Pap smear sebesar
82,8% dan yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap smear sebesar
17,2%.10
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu et al pada
wanita pekerja seks komersial didapatkan bahwa responden yang memiliki
perilaku pernah melakukan Pap smear sebesar 89,55% dan responden yang belum
45
pernah melakukan Pap smear sebesar 10,45%.37 Serupa juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hanisch R et al di Columbia tahun 2007 didapatkan hasil
sebagian besar responden yaitu sebanyak 71,5% pernah melakukan Pap smear
dan 7,8 % belum pernah melakukan Pap smear.38
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk berperilaku sehat salah satunya dengan cara melakukan pemeriksaan Pap
smear.28 Dari data penelitian ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden
memiliki pendapatan yang cukup tersebut tidak sebanding dengan perilaku
responden yang pernah melakukan Pap smear.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks. Hal ini
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi di Iran tahun 2009 yang
mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan mengenai kanker serviks.39 Serupa juga dengan penelitian yang
dilakukan oleh Soebarkah bahwa semakin tinggi pendidikan semakin tinggi juga
pengetahuan seseorang.40
Hasil dalam penelitian ini serupa dengan teori bahwa pendidikan formal
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk bersikap. Menurut Nursalam, pada umumnya
makin tinggi pendidikan formal seseorang makin mudah seseorang menerima
informasi.28
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks. Kenyataan
ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamsiah di Malaysia tahun 2009
yang mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status
pekerjaan dengan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks. 41 Hal ini tidak
sesuai dengan teori Notoatmojo bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
salah satunya adalah pekerjaan.28
Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
pendapatan responden dengan perilaku Pap smear. Kenyataan ini serupa dengan
46
penelitian yang dilakukan oleh Nikko et al yang mendapatkan bahwa besarnya
pendapatan responden tidak memiliki hubungan dengan perilaku responden dalam
melakukan Pap smear.42 Pendapatan berpengaruh pada perilaku kesehatan
seseorang yaitu dengan adanya pendapatan yang besar memudahkan seseorang
untuk membayar biaya pemeriksaan Pap smear. Sehinga hasil penelitian ini tidak
sesuai teori yang mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
adalah pendapatan seseorang.28
Berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan kanker serviks dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear.
Hal ini sesuai dengan penelitian Rifki et al yang mengatakan bahwa ada hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan perilaku ibu dalam
melakukan pemeriksaan Pap smear dengan nilai p = 0,016 dengan α = 0,05.11
Hal ini sejalan dengan pernyataan Lawarence Green yang menyatakan
perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan kebudayaan seseorang atau masyarakat.28
4.4 Keterbatasan Penelitian
Peneliti telah berusaha melakukan penelitian secara teliti. Namun
demikian, peneliti menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan ataupun
kekurangan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Dikarenakan belum ada kuesioner yang baku, untuk mengukur
variabel bebas yakni tingkat pengetahuan, kuesioner yang digunakan
merupakan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti lain yang telah
diuji validitas dan reliabilitas sebelumnya oleh peneliti tersebut.
Peneliti tidak menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti
sendiri, karena waktu yang dimiliki oleh peneliti cukup terbatas.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas pada
wilayah kerja Kelurahan Tugu Utara, sehingga hasil dari penelitian ini
mungkin akan berbeda bila dibandingkan dengan wilayah-wilayah
lainnya di Indonesia.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks
dengan perilaku ibu dalam melakukan tes Pap smear dengan nilai p =
0,004.
2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
ibu tentang kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013 dengan
nilai p = 0,036.
3. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu
tentang kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013.
4. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan perilaku ibu
dalam melakukan tes Pap smear di Kelurahan Tugu Utara tahun 2013.
5. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 18,2%, tingkat pendidikan
sedang sebanyak 59,15%, dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 21,2%.
6. Ibu yang memiliki pekerjaan sebesar 51,5% dan yang tidak memiliki
pekerjaan sebesar 48,5%.
7. Ibu yang memiliki pendapatan rata-rata keluarganya Rp. 3.000.0004.500.000 sebesar 37,9%, ibu yang memiliki pendapatan rata-rata
keluarganya Rp. 1.500.000-3.000.000 sebesar 34,8%, ibu yang memiliki
pendapatan rata-rata keluarganya kurang dari Rp. 1.500.000 sebesar
13,6%, dan ibu yang memiliki pendapatan rata-rata keluarganya lebih dari
Rp. 4.500.000 sebesar 13,6%.
8. Tingkat pengetahuan ibu mengenai kanker serviks sebanyak 9,1%
responden dikategorikan baik, 16,7% responden dikategorikan cukup, dan
74,2% dikategorikan kurang.
9. Ibu yang sudah melakukan pemeriksaan tes Pap smear sebanyak 15,2%
responden dan yang belum pernah melakukan pemeriksaan tes Pap smear
sebanyak 84,8% responden.
47
48
5.2. Saran
Peningkatan pengetahuan kanker serviks di Kelurahan Tugu Utara perlu
dilakukan dengan meningkatkan promosi kesehatan melalui puskesmas, dokter
keluarga, ataupun dari kader kesehatan setempat dengan cara penyuluhanpenyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Comprehensive Cervical Cancer Control. A
Guide to Essential Practice. Geneva : WHO. 2006, [Diakses 21 Januari
2013]. Diunduh dari http://whqlibdoc.who.int
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2011
3. Aziz MF. Masalah Pada Kanker Serviks. Cermin Dunia Kedokteran,
Jakarta. 2001. [Diakses 15 November 2012]. Diunduh dari
http://webdarma.files.wordpress.com/2009/04/cdk_133_obstetri_dan_gine
kologi.pdf
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Skrining Kanker Leher Rahim
Dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (Iva). 2008.
[Diakses
22
April
2013].
Diunduh
dari
http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_downl
oad&gid=279&Itemid=142
5. Menteri Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 796/MenKes/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Kanker Payudara dan Kanker Serviks. [Diakses 7 Februari 2013]. Diunduh
dari http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files
6. WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer (HPV
Information Centre). Indonesia: Human papillomavirus and related
cancers. Summary Report Update. 2010. [Diakses 26 januari 2013].
Diunduh dari http://apps.who.int/hpvcentre
7. Prawirohardjo S. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006
8. Rasjidi I. Deteksi Dini & Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta:
Sagung Seto. 2009
9. Andrijono. Kanker Serviks. Ed 3. Jakarta: Divisi Onkologi Departemen
Obstetri dan Ginekologi FKUI. 2010
10. Yulia, Nuke, Ninik. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu
Tentang Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan Pap Smear di Wilayah
Kerja Puskesmas Pegandan Kota Semarang Tahun 2011. Semarang.
Skripsi FKIK UMS. [Diakses 22 April 2013]. Diunduh dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/560/610
49
50
11. Rifki, Nur, Musrifatul. Hubungan Tingkat Pengetahuan ibu tentang kanker
Serviks Dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Di Desa Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.
Surabaya. Skripsi FIK. Skripsi UM Surabaya. [Dakses 22 April 2013].
Diunduh dari http://apps.um-surabaya.ac.id/jurnal
12. Soepardiman. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002
13. Sinta et al. Kanker Serviks Dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV).
Jakarta: Javamedia. 2010
14. Sarwono P. Ilmu Kandungan. edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2007
15. John, Sankranarayan. Colposcopy and Treatment of Cervical
Intraepithelial Neoplasia: A Beginner’ Manual. 2004. [Diakses 22 April
2013].
Diunduh
dari
http://www.rho.org/files/IARC_AFRO_PATH_UICC_colposcopy_manual
.pdf
16. Rasjidi I. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan
Evidence Based. Jakarta: EGC. 2007
17. Panduan Lengkap Memahami Bahaya Kanker Serviks. [Diakses 21 Januari
2013]. Diunduh dari http://www.kanker-serviks.net
18. Andrews G. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:
EGC. 2010
19. American Cancer Society. Cervical Cancer. [Diakses 8 Februari 2013].
Diunduh dari http://www.cancer.org
20. Heru P. Kanker Serviks. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
2010
21. NCCN. Clinical Practice Guidelines in Oncology: Cervical Cancer. 2010.
[Diakses
27
April
2013].
Diunduh
dari
http://mail.ny.acog.org/website/NCCNClinicalPracticeGuidelines.pdf
22. Ova et al. Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Media Pressindo.
2010
23. Paliative Care. [Diakses 15 Agustus 2013].
http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/
Diunduh
dari
51
24. Overview of Cervical Cancer Treatment and Palliative Care. New York.
PATH. 2004. [Diakses 27 April 2013]. Diunduh dari http://www.path.org
25. Cervical Cancer Screening Guidelines for Average-Risk Women. [Diakses
15
Januari
2013].
Diunduh
dari
http://www.cdc.gov/cancer/cervical/pdf/guidelines.pdf
26. American Cancer Society. Cervical Cancer: Pap smear. [Diakses 8
Februari 2013]. Diunduh dari http://www.cancer.org
27. Sonni, Mikhael. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi. Yogyakarta:
Penerbit Kanisus. 2001
28. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2007
29. Wawan, Dewi. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010
30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 Tentang
Pendidikan Dasar. [Diakses 13 September 2013]. Diunduh dari
http://www.bphn.go.id/data/documents/90pp028.doc
31. Dahlan M.S. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke-2. Jakarta: Sagung Seto. 2010
32. Dahlan M.S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke-2. Jakarta: Sagung Seto.
2010
33. Monografi Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara Tahun
2013
34. Frida & Tanya. Demographic, Knowledge, Attitudinal, and Accessibility
Factors Associated with Uptake of Cervical Cancer Screening Among
Women in a Rural District of Tanzania: Three public policy implications.
Canada. 2012. [Diakses 6 September 2013]. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3299640/
35. Lime EG et al. Knowledge about HPV and Screening of Cervical Cancer
among Women from the Metropolitan Region of Natal. Brazil. 2013.
[Diakses
5
September
2013].
Diunduh
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23606981
52
36. Aghnia G. Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Kanker Serviks Dan Pap
Smear di Kelurahan Campaka Tahun 2011 Serta Faktor-Faktor Yang
Berhubungan. Jakarta: UIN. 2011. [Diakses 4 Januari 2013]. Diunduh dari
perpus.fkik.uin t a i ile igital a alah p
37. Bayu et al. Hubungan Tingkat pengetahuan dengan Partisipasi Pada
Pemeriksaan Pap smear Pada Wanita Pekerja Seks Komersial. 2008.
[Diakses
15
Agustus
2013].
Diunduh
dari
http://www.jkb.ub.ac.id/index.php
38. Hanisch R et al. Knowledge of Pap Screening and Human Papillomavirus
Among Women Attanding Clinics in Medellin Colombia. 2007. [Diakses 10
Januari 2013]. Diunduh dari :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
39. Hadi N, Azimirad A. Knowledge attitude and practice of women Shiraz
about cervical cancer and pap smear 2009. 2010. [Diakses 8 Februari
2013].
Diunduh
dari:
URL:http://www.sid.ir/en/VEWSSID/J_pdf/118920100303.pdf
40. Soebarkah et al. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Wanita Tentang
Kanker Serviks Dengan Angka Kejadian Kanker Serviks Di Poli
Kebidanan Dan Kandungan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Malang:
FKUB.
[Diakses
7
Agustus
2013].
Diunduh
dari
http://fk.ub.ac.id/artikel/id
41. Jamsiah M. Determining factors on level knowledge regarding pap smear
among married women In Hulu Langat District Selangor. 2009. [Diakses 6
Agustus
2013].
Diunduh
dari
http://www.communityhealthjournal.org/detailarticle.asp?id=343&issue=
Vol15%281%29:2009
42. Nikko et al. Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah
Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Rumah
Susun Klender Jakarta 2006. Jakarta: FKUI. [Diakses 07 Mei 2013].
Diunduh dari http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/
53
LAMPIRAN 1
(Kuesioner)
Surat Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Novita Vidi Yanty
NIM
: 1110103000003
Adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas
Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan
ela u an penelitian engan u ul “Hubungan Ting at Pengetahuan Ibu Tentang
Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan Test Pap smear di
Kelurahan Tugu Utara pa a tahun 2013’’. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan perilaku ibu
dalam melakukan tes Pap smear.
Dengan ini saya mengharapkan kesediaan ibu-ibu sekalian untuk mengisi
kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Setiap pertanyaan yang ada dalam
kuesioner memiliki satu jawaban. Jawaban yang ibu-ibu berikan dijamin
kerahasiannya dan hanya dipergunakan sebagai penelitian.
Demikian permohonan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan partisipasi
ibu-ibu dalam membantu kelancaran penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Jakarta,..................... 2013
Peneliti
(Novita Vidi Yanty)
54
Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan
Perilaku Ibu dalam Melakukan Test Pap Smear di Kelurahan Tugu
Utara Tahun 2013
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:…………………………………………………………
Umur /tanggal lahir :…………………………………………………………
Pekerjaan
: ......................................................................................
Alamat
:…………………………………………………………
…………………………………………………………
Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian
yang akan dilakukan oleh Novita Vidi Yanty, mahasisiwi dari Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan
seperlunya dan apabila dikemudian hari terdapat perubahan/keberatan saya, maka
saya dapat mengajukan kembali hal keberatan tersebut.
Jakarta,.................... 2013
Responden
(.........................................)
55
Identitas Responden
1. Nama
: ...............................................................
2. Tempat dan tanggal lahir
: ...............................................................
3. Usia
: ...............................................................
4. Alamat
: ...............................................................
.................................................................
5.
Pendidikan terahir
:
1. Tidak sekolah
4. Tamat SMP
2. Tidak tamat SD
5. Tamat SMA
3. Tamat SD
6. S1
6. Pekerjaan
7. S2/S3
:
1. Ibu rumah tangga
4. Buruh
2. Karyawati
5. PNS
3. Pedagang
7. Lain-lain, sebutkan .............................
7. Pendapatan rata-rata keluarga (suami & Ibu) per bulan:
1. < Rp. 1.500.000
2. Rp. 1.500.000 – Rp. 3.000.000
3. Rp. 3.000.000 – Rp. 4.500.000
4. > Rp. 4.500.000
56
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling benar. Tandai dengan
tanda silang!
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan
kanker serviks?
a.
b.
2. Kanker serviks paling banyak
ditemukan pada wanita
berumur
3. Menurut ibu, bagaimana cara
penyebaran kanker serviks ?
c.
d.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
a.
4. Faktor apa saja yang memiliki
resiko terkena kanker serviks ?
(jawaban boleh lebih dari
satu)
b.
c.
d.
a.
5. Apa gejala awal kanker
serviks?
b.
c.
d.
a.
6. Menurut Ibu apa yang
dimaksud dengan Pap Smear ?
b.
c.
d.
a.
7. Menurut Ibu, apa manfaat
pemeriksaan Pap Smear ?
Pilihan jawaban
Kanker yang menyerang leher
atau mulut rahim
Kanker yang menyerang
kandung kemih
Kanker yang menyerang vagina
Tidak tahu
15-44 tahun
45-54 tahun
55-64 tahun
Tidak tahu
Penularan melalui hubungan
seksual dengan pasangan
Komsumsi makanan yang
terkena virus
Faktor genetik
Tidak tahu
Memiliki banyak pasangan
seksual (riwayat memiliki suami
dengan banyak pasangan
seksual)
Berhubungan badan usia dini
Wanita yang sering hamil
Tidak tahu
Keputihan menetap dan
keluarnya darah setelah
berhubungan suami istri
Keluar darah saat buang air kecil
Nyeri perut bagian bawah
Tidak tahu
Suatu pemeriksaan wanita
dewasa yang dilakukan dengan
cara menampung cairan
keputihan untuk diperiksa
Suatu metode pemeriksaan selsel yang diambil dari serviks,
lalu diamati di bawah mikroskop
Suatu pemeriksaan darah
sebelum wanita menikah
Tidak tahu
Menjaga kesehatan seorang
wanita agar terhindar dari semua
penyakit kelamin
57
8. Menurut Ibu, kapan seorang
wanita harus melakukan Pap
Smear ?
9. Menurut Ibu, apa saja yang
harus dipersiapkan sebelum
melakukan pemeriksaan Pap
Smear ?
10. Menurut Ibu, dimana tersedia
pelayanan Pap Smear ?
11. Menurut Ibu, tenaga kesehatan
yang dapat melakukan
pemeriksaan Pap Smear adalah
...
12. Bagaimana pemeriksaan Pap
Smear dilakukan ?
13. Darimana Ibu mendapatkan
informasi mengenai Pap smear
? (jawaban boleh lebih dari
satu)
b. Dapat mendeteksi kanker serviks
secara dini
c. Menghilangkan sel-sel kanker di
serviks
d. Tidak tahu
a. Jika sudah melakukan hubungan
intim selama 3 tahun
b. Jika sudah dewasa dan hendak
menikah
c. Jika sudah >70 tahun
d. Tidak tahu
a. Dua hari sebelum pemeriksaan
seorang wanita tidak boleh
menggunakan alat pencuci
vagina
b. Sebelum pemeriksaan seorang
wanita harus sehat fisik
c. Sebelum pemeriksaan seorang
wanita harus puasa terlebih
dahulu
d. Tidak tahu
a. Rumah sakit besar, klinik, dan
praktek bidan
b. Puskesmas dan di rumah
c. Di rumah
d. Tidak tahu
a. Dokter kandungan dan bidan
b. Dokter umum dan perawat
c. Kader kesehatan
d. Tidak tahu
a. Dilakukan pemasukkan alat ke
vagina dan disuntikkan suatu
bahan
b. Diambil usapan dari daerah
serviks
c. Dilakukan pengambilan darah
d. Tidak tahu
a. Media cetak
b. Penyuluhan
c. Teman/tetangga
d. Media elektronik
e. Tidak pernah mendengar
sebelumnya
58
Perilaku Pap smear
1. Apakah Ibu pernah melakukan Pap smear ?
b. Pernah
c. Belum pernah
2. Jika pernah, berapa kali melakukan pemeriksaan Pap Smear ? ____ kali
3. Jika Ibu melakukan lebih dari satu kali, berapa lama jarak antara pemeriksaan
pertama dengan pemeriksaan berikutnya ? _____ tahun
59
LAMPIRAN 2
(Uji statistik)
60
61
62
63
64
65
66
LAMPIRAN 3
(Riwayat Penulis)
Nama
:
Novita Vidi Yanty
Jenis kelamin
:
Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir :
Jakarta, 9 Mei 1992
Agama
:
Islam
Email
:
[email protected]
No Telepon
:
08568914968
Riwayat pendidikan
:

1998-2003
:
SDN Tugu Utara 09 Pagi Jakarta Utara

2003-2004
:
MI Perguruan Muallimat Jombang

2004-2007
:
MTs Perguruan Muallimat Jombang

2007-2010
:
MA Perguruan Muallimat Jombang

2010-Sekarang
:
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Download