PENGARUH BELANJA PEGAWAI, INVESTASI PEMERINTAH, DAN PEMBAYARAN UTANG PEMERINTAH DAERAH TERHADAP FENOMENA FLYPAPER EFFECT (Studi Empiris Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat 2007 – 2011) Rina Anita1, Dwi Fitri Puspa1, Herawati1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : [email protected] ABSTRACT The purpose of this study is to proves empirically the effect of personnel expenditure, government investment, and local government debt payments to the phenomenon of flypaper effect. The data used were obtained from the Report of Actual Revenue and Expenditure (budget) by using a sample of 19 districts / cities in West Sumatra Province from 2007 to 2011. The sampling method using census sampling where all the population sampled. Analysis of the data using logistic regression. The results of this study proves that personnel expenditure, government investment and local government debt payments do not affect the flypaper phenomenon. Keywords: Personnel expenditure, government investment, local government debt payments, flypaper effect phenomenon. kewajiban daerah untuk mengatur dan PENDAHULUAN Pelaksanaan di mengurus sendiri urusan pemerintahan dan Indonesia sudah menjadi bagian dari proses kepentingan masyarakat setempat sesuai desentralisasi. dengan dengan peraturan perundang – undangan. diberlakukannya UU No 32 Tahun 2004 Implikasi langsung dari praktek otonomi tentang Pemerintahan Daerah dan UU daerah adalah kebutuhan untuk dana yang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan besar. Sumber pendanaan utama pemerintah Keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah Pemerintahan (PAD), yang dikeluarkan untuk membiayai merupakan otonomi daerah Sejalan Daerah, suatu hak otonomi daerah wewenang dan pengeluaran rutin dan pembangunan. Selain itu, pemerintah daerah setempat juga telah dijadikan sumber utama pendapatan mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah dibandingkan dengan pendapatan asli pusat dalam bentuk dana perimbangan. daerah tersebut. Kondisi pendapatan asli Dana perimbangan yang terdiri dari daerah di Provinsi Sumatera Barat DAU, DAK, dan DBH didistribusikan khususnya pendapatan asli daerah Kab/Kota adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal selain Kota Padang dan beberapa daerah vertikal antara lainnya hanya berkisar 10% dari APBD nya pemerintah pusat dan daerah), disparitas dan lebih kurang 75% dari APBD tersebut fiskal horizontal (kesenjangan keuangan dipergunakan untuk biaya rutin termasuk antara pemerintah daerah) serta untuk didalamnya membantu pembiayaan pemerintah daerah. (www.padangmedia.com). (kesenjangan keuangan Permasalahan yang muncul saat ini adalah pemerintah daerah terlalu banyak untuk belanja pegawai Berdasarkan masalah diatas, adapun maksud dan tujuan penelitian yang ingin mengandalkan dana perimbangan untuk dicapai membiayai dan faktor/penyebab yang mendasar terjadinya tanpa fenomena flypaper effect pada Kab/Kota yang Provinsi Sumatera Barat. Adapun faktor- dimiliki yang dikenal dengan istilah flypaper faktor yang digunakan dalam penelitian ini effect. adalah pengeluaran pembangunan rutin mereka mengoptimalkan potensi Roemer dan daerah Silvestre (2000) adalah belanja berpendapat bahwa flypaper effect secara pemerintah umum pemerintah daerah. dapat dipahami ketidaksepadanan pengaruh sebagai pengeluaran publik dari bantuan pemerintah federal dan dan untuk mengetahui pegawai, pembayaran investasi utang Belanja pegawai adalah semua pengeluaran negara yang digunakan untuk membiayai peningkatan pendapatan dengan jumlah kompensasi dalam bentuk uang atau barang yang sama. Provinsi Sumatera Barat yang terdiri atas 19 Kabupaten/Kota merupakan salah satu provinsi ketimpangan pendanaan yang memiliki masalah fiskal dalam sumber pada beberapa dari PAD kabupaten dan kota. Dana alokasi umum yang diberikan kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pejabat negara, baik yang bertugas di dalam negeri maupun di luar negeri, sebagai imbalan atas pekerjaan yang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang untuk investasi pembelian surat berharga berkaitan dengan pembentukan modal (UU dan Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Anggaran mengembalikan Pendapatan dan Belanja Negara Tahun dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau Anggaran 2006). manfaat Besarnya pegawai jumlah berimbas pada dana belanja investasi langsung, lainnya nilai yang pokok dalam mampu ditambah jangka waktu tertentu. pengeluaran Investasi pemerintah daerah dapat pemerintah daerah yang juga semakin besar. dianggarkan apabila jumlah yang akan Hal ini tidak sebanding dengan pendapatan dianggarkan asli daerah yang masih kurang memadai anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam dalam menutup pengeluaran pemerintah peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah. investasi. Pengeluaran belanja pegawai disertakan dalam tahun Besarnya penyertaan modal daerah berimbas pada diindikasikan menyerap dana perimbangan (investasi) dari pemerintah pusat yang lebih tinggi, pengeluaran pemerintah daerah. Adanya maka diduga belanja pegawai menjadi salah ketidakstabilan pada penambahan jumlah satu penyebab terjadinya flypaper effect di investasi yang sangat signifikan diduga Pemerintah Daerah, (Burhanuddin, 2012). menjadi salah satu penyebab fenomena Selain belanja pegawai, investasi juga merupakan pengeluaran pemerintah daerah. Investasi pemerintah flypaper effect pemerintah daerah (Burhannudin, 2012). dalam Selain penerimaan dari pemerintah Peraturan Mentri No. 52 Tahun 2012 adalah pusat yang berbentuk dana perimbangan, penempatan sejumlah dana dan / atau barang pemerintah daerah juga melakukan pinjaman kepada pihak luar dalam bentuk utang. Utang merupakan suatu kewajiban daerah pemerintah pusat, karena Direktorat Jenderal Perimbangan tentang Keuangan pembayaran menjelaskan kembali pinjaman yang harus dibayar kepada pihak ketiga diantaranya berbunyi: “Dalam hal daerah berdasarkan perjanjian pinjaman jangka tidak pendek, jangka menengah dan jangka memenuhi kewajiban membayar pinjamannya kepada Pemerintah, kewajiban membayar pinjaman tersebut diperhitungkan panjang. Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1999, hutang pemerintah daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan dengan DAU dan/atau Dana Bagi Hasil yang menjadi hak daerah tersebut”. Adanya ketidakstabilan pada pengurangan jumlah hutang pemerintah daerah menerima dari pihak lain sejumlah uang atau manfaat bernilai uang sehingga pemerintah daerah yang yang sangat signifikan maka pembayaran pokok utang diduga menjadi salah satu penyebab fenomena flypaper effect di pemerintah daerah (Burhannudin, 2012). bersangkutan dibebani kewajiban untuk membayar kembali jumlah uang dalam jangka waktu tertentu kepada pihak lender. Adapun hipotesis yang dapat diturunkan yaitu : H1: Adanya pengaruh belanja pegawai terhadap fenomena flypaper effect Besarnya jumlah hutang ini berimbas pada pengeluaran pembayaran pokok hutang pemerintah daerah. Pengeluaran untuk pembayaran pokok utang pemerintah daerah ada hubungan secara tidak langsung terhadap penyerapan dan perimbangan dari H2: Adanya pemerintah pengaruh daerah terhadap investasi fenomena flypaper effect H3: Adanya pengaruh pembayaran utang daerah terhadap fenomena flypaper effect Model Penelitian Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Pemerintah Daerah pada periode 2007 - Populasi dan Sampel 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah Metode Pengumpulan Data. 19 Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat, Dalam penelitian ini data diperoleh yang terdiri dari 12 Kabupaten dan 7 Kota dari website Dirjen Perimbangan Keuangan dan Pemerintah menyajikan laporan keuangan Daerah : Kabupaten/Kota dan Realisasi APBD yang www.djpk.depkeu.go.id, dikeluarkan Daerah pada BPS pusat Sumatera Barat. Dari sumber data periode tahun 2007 - 2011. Sampel dalam tersebut diperoleh data kuantitatif berupa penelitian data laporan keuangan dan realisasi APBD Pemerintah ini adalah semua populasi dijadikan sampel. yang dikeluarkan Pemerintah Daerah. Variabel Penelitian Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan 1. Variabel Dependen dalam Variabel dependen, yaitu variabel penelitian ini adalah data sekunder berupa lengkap laporan keuangan dan Realisasi APBD yang memenuhi kriteria penelitian. Data diperoleh dari laporan keuangan dan Realisasi APBD www.bps.go.id, yang dikeluarkan yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (Sekaran, 2011). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomena Flypaper effect flypaper effect. diukur dengan melihat pengaruh jumlah PAD dengan dana transfer Regresi pusat terhadap belanja daerah melalui normalitas data pada logistic bebasnya analisis regresi dengan menggunkan kriteria (Ghozali 2011:333). kategori dimana, kriteria nilai 0, untuk Model pengaruh PAD>DAU terhadap Belanja Daerah (tidak terjadi flypaper effect) dan kriteria nilai 1, untuk pengaruh PAD<DAU terhadap Belanja Daerah (terjadi flypaper tidak regresi perlu logistic asumsi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut : Y = α + ß1BP + ß2IPD + ß3PPU + e dimana : Y = Flypaper Effect α = Konstanta ß = Slope atau koefisien regresi Variabel independen, yaitu variabel BP = Belanja Pegawai menjadi atau IPD = Investasi Pemerintah Daerah dependen PPU = Pembayaran Pokok Utang e = error effect) 2. Variabel Independen yang logistic sebab terpengaruhinya terjadinya variabel (Sekaran, 2011). Variabel independen dalam penelitian ini adalah belanja pegawai, investasi pemerintah daerah, dan pembayaran utang pemerintah daerah. Pengukuran belanja pegawai menggunakan persentase belanja pegawai yaitu belanja pegawai dibagi dengan belanja daerah setiap tahunnya dengan satuan nominal hitung. Investasi pemerintah dan pembayaran utang pemerintah daerah diukur dengan satuan rupiah kemudian di Lag-kan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression) melalui program SPSS versi 19.0 yang dilakukan secara serentak ketiga regresi logistic tidak memerlukan uji asumsi klasik karena sebelum pengujian hipotesis dilakukan, langkah pertama adalah menilai kelayakan model regresi dan menilai model fit yang merupakan pengganti dari uji asumsi klasik. 1. Menilai Model Fit Menilai model fit dilakukan untuk mengetahui model yang dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan Pengujian Hipotesis terhadap Pengujian hipotesis dengan menggunakan variabel independen. dengan membandingkan antara nilai -2LL awal dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya. Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. diinterpretasikan sama seperti nilai R2 pada Penurunan Log Likelihood menunjukkan multiple regression (Ghozali 2011:341). model regresi semakin baik. Hipotesis untuk menilai model fit adalah (Ghozali 2011:340): HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Menilai Kelayakan Model Regresi 1. Menilai Model Fit Kelayakan model regresi dinilai dengan PENELITIAN menggunakan dilakukan tahapan and pengujian model regresi logistic maka Lemeshow’s Goodness-of-fit Test. Jika nilai terlebih dahulu menilai model fit dengan Hosmer and Lemeshow’s Goodness-of-fit pengujian -2 log Likelihood, pengujian Test statistic sama dengan atau kurang dari tersebut 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ketepatan dari pembentukan model regresi ada perbedaan signifikan antara model logistic dengan sehingga penurunan maka model regresi logistic dapat Goodness fit model tidak baik karena model dilanjutkan. Berdasarkan hasil pengolahan tidak dapat memprediksi nilai observasinya. data yang telah dilakukan diperoleh hasil nilai Hosmer Sebelum observasinya (Ghozali, untuk 2011). mengetahui Jika terjadi Lemeshow’s pada block 0 terlihat nilai -2 loglikelihood Goodness-of-fit Test statistic lebih besar dari adalah sebesar 97,784 sedangkan pada tabel 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak block 1 diperoleh nilai -2 loglikehood dan berarti model mampu memprediksi nilai mengalami penurunan sebesar 0,293 atau observasinya atau dapat diaktakan model menjadi 97,491. Hasil dapat diterima karena cocok dengan data menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai observasinya (Ghozali 2011:341). -2 loglikehood sehingga dapat disimpulkan 3. Koefisien Determinasi bahwa ketepatan model yang akan diuji Jika nilai Hosmer Koefisien and dilakukan determinasi digunakan terpenuhi, oleh sebab yang diperoleh itu tahapan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas pengolahan data lebih lanjut dapat segera variabel-variabel dilaksanakan. independen mampu menjelaskan variabilitas variabel dependen. 2. Menilai Kelayakan Model Regresi Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke’s R2. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Lemeshow’s Hosmer Goodness-of-fit and Test. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menjelaskan variabelitas variabel dependen diperoleh ringkasan hasil nilai signifikan (Ghozali, 2011). Berdasarkan pengujian yang diperoleh didalam tahapan pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan adalah sebesar 0,828 didalam pengujian hasil nilai Negelkerke’s R2 yang dihasilkan tingkat kesalahan yang digunakan adalah adalah sebesar 0,005 hasil yang diperoleh 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukkan menunjukkan bahwa nilai sig yang dihasilkan adalah investasi pemerintah daerah dan pembayaran sebesar 0,828 > alpha 0,05 sehingga dapat utang disimpulkan bahwa variabel penelitian yang memberikan digunakan yang meliputi belanja pegawai, menjelaskan investasi pemerintah daerah dan pembayaran memprediksi peringkat obligasi sebesar 0,05 utang pemerintah daerah dinyatakan tepat atau 5% sedangkan sisanya sebesar 95% lagi (fit) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijadikan mempengaruhi sebagai variabel kemungkinan yang terjadinya flypaper effect di Sumatera Barat. bahwa pemerintah variasi belanja pegawai, daerah mampu kontribusi dalam pengaruhnya dalam digunakan didalam model penelitian ini. 4. Pembentukan Model Regresi Logistik 3. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui arah pengaruh Koefisien determinasi pada regresi logistic dapat dilihat pada nilai Negelkerke’s R2. Pengujian Negelkerke’s R2dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabelitas variabel independen mampu yang terbentuk antara variabel independen terhadap variabel dependen maka sebelum dilakukan analisis terhadap pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pembentukkan model regresi logistik. Variables in the Equation Step a 1 X1 X2 X3 Constant B -.637 -.025 .012 1.751 S.E. 2.532 .056 .061 1.368 Wald .063 .200 .041 1.637 df 1 1 1 1 Sig. .801 .655 .840 .201 Exp(B) .529 .975 1.012 5.758 a. Variable(s) entered on s tep 1: X1, X2, X3. Berdasarkan hasil pengujian statistik bahwa masing – masing variabel penelitian yang telah dilakukan dilihat dari output spss yang digunakan didalam penelitian ini dapat pada variable in the equation table terlihat dibuat kedalam sebuah model regresi logistic yang dapat dibuat kedalam Berdasarkan hasil pengujian persamaan dibawah ini : hipotesis diperoleh nilai koefisien regresi Y =1.751 - 0,637x1 – 0,025 x2 + 0,012 x3 untuk investasi pemerintah daerah sebesar - Sesuai dengan persamaan diatas 0,025 dengan nilai signifikansi sebesar dapat dianalisis dan berikan beberapa alasan 0,655. Proses pengolahan data dilakukan terhadap hasil pengujian hipotesis yang telah dengan menggunakan tingkat kesalahan dilakukan, seperti yang terlihat pada sub bab sebesar dibawah ini yaitu : menunjukkan 0,05. Hasil bahwa yang nilai diperoleh signifikansi sebesar 0,655, atau lebih besar dari alpha H1 : Belanja Pegawai berpengaruh terhadap fenomena flypaper effect Berdasarkan hasil 0,05. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengujian membuktikan bahwa Ho diterima pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien regresi untuk belanja pegawai sebesar -0,637 dengan nilai signifikansi sebesar 0,801. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukkan dan Ha ditolak atau dengan kata lain investasi pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap fenomena flypaper effect. Hasil ini menunjukkan bahwa investasi pemerintah daerah bukanlah faktor penyebab terjadinya flypaper effect pada Kab/Kota Provinsi Sumatera Barat. nilai signifikansi sebesar 0,801, atau lebih besar dari alpha 0,05. Dapat disimpulkan bahwa untuk hipotesis pertama adalah Ho diterima dan Ha ditolak, atau dengan kata lain belanja pegawai tidak berpengaruh terhadap fenomena flypaper effect. Hasil ini menunjukkan bukanlah bahwa faktor belanja penyebab pegawai terjadinya flypaper effect pada Kab/Kota Provinsi Sumatera Barat. H2 : Investasi daerah berpengaruh terhadap fenomena flypaper effect Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien regresi untuk investasi pemerintah daerah sebesar 0,012 dengan nilai signifikansi sebesar 0,840. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar pemerintah daerah berpengaruh terhadap fenomena flypaper effect H3 : Pembayaran Utang pemerintah 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,840, atau lebih besar dari alpha 0,05. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengujian membuktikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain pembayaran utang pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap fenomena flypaper effect. Hasil ini menunjukkan bahwa pembayaran utang pemerintah daerah bukanlah faktor penyebab terjadinya flypaper effect pada Kab/Kota Provinsi Sumatera Barat. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa belanja pemerintah dan pemerintah daerah pegawai, investasi pembayaran tidak utang berpengaruh terhadap fenomena flypaper effect pada Kab/Kota Provinsi Sumatera Barat. Keterbatasan pada penelitian ini adalah sampel yang terlalu kecil sehingga tidak memperlihatkan faktor – faktor penyebab terjadinya flypaper effect. Saran untuk di Jawa”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 11 No. 1. hlm. 1 – 12 Bastian, I. 2006. “Akuntansi Sektor Publik”. Jakarta: Erlangga. Burhanuddin, Ahmad. 2012. “Pengaruh Belanja Pegawai, Investasi Pemerintah, dan pembayaran Utang Pemerintah Daerah Terhadap Fenomena Flypaper Effect ”. Accounting Analysis Journal Febrian, Riandasa, Anugrah. 2011.”Flypaper Effect di Indonesia” http://accounting1st.wordpress.com/20 11/06/26flypaper-effect-diIndonesia.html. Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS 19 Edisi 4”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Halim, Abdul. 2007. “Akuntansi Keuangan Daerah”, Penerbit Salemba Empat. Hastuti, Indhi. 2011. “Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (Dau), Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd)(Studi Pada Kota Dan Kabupaten Semarang)”. Undip. pada pemerintah daerah Kab/Kota. Hidayat, Ryan. 2013. “Pengaruh Belanja Pegawai, Investasi Pemerintah, dan pembayaran Utang Pemerintah Daerah Terhadap Fenomena Flypaper Effect Pada Kota/Kabupaten Di Provinsi Jawa Tengah Dan Provinsi D.I.Y”, Tesis UPN Veteran Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA http://www.djpk.depkeu.go.id/datadjpk/37/K onsep-Pinjaman-Daerah Agus, P, Bambang. 2010. “Flypaper Effect pada Pengeluaran Pemerintah Daerah Kuncoro, Thesauran. 2007. Pengelolaan Keuangan peneliti selanjutnya yaitu memperluas sampel dalam menguji flypaper effect penelitian karena memperluas sampel penelitian memungkinkan akan memperlihat faktor penyebab terjadinya flypaper effect “Analisis Daerah terhadap Kemandirian Daerah”. Tesis. Semarang: Undip Listiorini. 2012. “Fenomena Flypaper Effect pada Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara”. Jurnal Keungan dan Bisnis. Vol. 4 No. 2. Mahmudi. 2010. “Manajemen Keuangan Daerah”. Penerbit Erlangga. Maimunah, Mutiara. (2006). “Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang Mardiasmo. 2004. “Akuntansi Sektor Publik”. Penerbit Andi Yogyakarta. Nugroho, Fajar. 2012. “Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Jawa Tengah)”. Undip Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah. Purnomo, Hernawan, Bayu. 2011. “Flypaper Effect Pada Pengaruh Transfer Tidak Bersyarat Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten/Kota Di Kalimantan Tahun 2007-2010”. Unpad (Available online accesed octobert 2013) Oates, Wallace. E. 1999. An Essay on Fiscal Federalism. Journal of economic literature. Rahmawati, Nur, Indah. 2010. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah)”. Undip Roemer, J. E., and Joaqium, Silvestre. 2000. The Flypaper Effect is not an Anomaly. Journal of Economic Literature. Sekaran. (2011). “Metode Penelitian Bisnis” : Penerbit Salemba Empat. Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. www.bapenas.go.id Undang-Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2005 tentang APBD Anggaran tahun 2006. www.bapenas.go.id Undang-Undang Republik Indonesia No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. www.bapenas.go.id Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta. www.bapenas.go.id Undang-Undang Republik Indonesia No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. www.bapenas.go.id Undang-Undang Republik Indonesia No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. www.bapenas.go.id www.bps.go.id www.djpk.depkeu.go.id