107 PARAMETER DETERMINAN PADA PERUSAHAAN YANG

advertisement
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
PARAMETER DETERMINAN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKSANAKAN
PELAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
F.X. Kurniawan Tjakrawala & Citrawati Pangesti∗
Abstract: The purpose of this study is to analyze whether a number of firm and
industry characteristics, such as profitability, firms size, industry sensitivity, leverage,
ownership structure, are potential parameter determinants of corporate social
responsibility (CSR) disclosure practices by companies listed at Indonesia Stock
Exchange. By means of these, an attempt is made to specify the conditions under which
corporations may or may not act in socially responsible ways. In order to provide
greater insights into, whether corporate social responsibility disclosure (CSRD) is
affected by such variables, empirical investigation was conducted. A total of 400
number of observation within 80 companies selected by purposive sampling method
between the years 2003 and 2007. Hipotheses were tested by performed OLS method.
Our findings evidence that profitability, firms size, industry sensitivity, leverage,
ownership structure, significantly influenced CSRD simultantly. However, only
industry sensitivity that significantly influenced CSRD, when they tested partially.
Keywords: corporate social responsibility disclosure, parameter determinants,
profitability, firms size, industry sensitivity, leverage, ownership structure.
PENDAHULUAN
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan menunjukkan hasil yang beragam dan menarik untuk dikaji lebih dalam.
Reverte (2009) menemukan hasil bahwa variabel yang paling berpengaruh dalam
penjelasan variasi yang dimiliki perusahaan dalam rating CSR adalah sorotan media, yang
diikuti oleh ukuran perusahaan dan industri. Penelitian Udayasankar (2008) menunjukkan
hasil bahwa variabel seperti visibilitas perusahaan, akses sumber daya perusahaan, dan
skala operasi perusahaan secara positif terkait dengan partisipasi CSR perusahaan. Perrini
(2007) melakukan pengujian bahwa semakin besar perusahaan, semakin besar pula
melakukan strategi CSR secara formal dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif yang signifikan antara ukuran perusahaan dan pelaksanaan beberapa
strategi CSR. Webb (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan terdapat perbedaan yang
signifikan pengungkapan CSR menurut perbedaan jenis industri serta pengungkapan CSR
pada perusahaan besar dan perusahaan kecil di AS. Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor karakteristik
perusahaan dengan parameter yakni: profitabilitas, sensitivitas industri, struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap
∗
Keduanya Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta (Alamat: Jl. Tanjung Duren Utara No. 1
Jakarta Barat 11470; Email: [email protected] dan [email protected]
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
107
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah profitabilitas, sensitivitas industri, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan
leverage menjadi determinan yang berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung
jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang analisis pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan-perusahaan di
Indonesia. Bagi Investor. Memberikan masukan dalam kaitannya dengan pengambilan
keputusan investasi. Bagi Perusahaan. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan
berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat
luas, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap capital (modal), perusahaan
dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas, dan
perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis dan
mempermudah pengelolaan manajemen risiko.
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSRD). Pengertian CSR
(Corporate Social Responsibility) sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis
yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara
finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan
sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy,
corporate community relations, dan community development. Dalam konteks
pemberdayaan, CSR merupakan bagian dari policy perusahaan yang dijalankan secara
profesional dan melembaga. CSR kemudian identik dengan CSP (corporate social policy),
yakni strategi dan roadmap perusahaan yang mengintegrasikan tanggung jawab ekonomis
korporasi dengan tanggung jawab legal, etis, dan sosial sebagaimana konsep piramida
CSR-nya Archie B. Carol (Visser, 2008). Sementara di Indonesia, CSRD pada awal
perkembangannya masih bersifat voluntary, namun kini telah bersifat mandatory setelah
sejumlah regulasi yang mengatur tentang pengungkapan CSR diberlakukan, seperti: UU
No. 25 tahun 2007 (pasal 15-17) tentang Penanaman Modal; UU No. 40 tahun 2007 (pasal
74) tentang Perseroan Terbatas.
Profitabilitas. Menurut Lorenzo, et al (2008) perusahaan harus melaksanakan kegiatan
strategis dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan, karena
perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan biaya minimum.
Terdapat hubungan yang signifikan antara praktik CSR dengan kinerja perusahaan jangka
pendek tetapi hanya pada pertumbuhan penjualan tidak terhadap produktivitas. Nelling &
Webb (2009) menemukan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan variabel
kinerja keuangan tampak berkaitan ketika diuji dengan menggunakan teknik statistik.
Namun, dengan berjalannya waktu serangkaian pendekatan pengaruh dilakukan, mereka
menemukan bahwa hubungan antara CSR dan kinerja keuangan jauh lebih lemah dari
yang diduga sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pasar saham yang
kuat menyebabkan perusahaan untuk berinvestasi yang lebih besar dalam aspek CSR
dikhususkan untuk hubungan dengan karyawan, tetapi kegiatan CSR tersebut tidak
mempengaruhi kinerja keuangan. Mereka menyimpulkan bahwa CSR lebih didorong oleh
karakteristik dari perusahaan tidak dari kinerja keuangan. Reverte (2009) melakukan
penelitian mengenai hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan CSR di antara
perusahaan-perusahaan publik di Spanyol dan bahwa profitabilitas hanya digunakan untuk
menjelaskan perbedaan praktek pengungkapan CSR di antara perusahaan-perusahaan
publik di Spanyol dan tidak memiliki pengaruh secara potensial terhadap praktek
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
108
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
pengungkapan CSR di perusahaan publik di Spanyol. Lin, et al (2010) mengemukakan
kinerja keuangan perusahaan-perusahaan besar secara signifikan memiliki pengaruh
positif terhadap CSR, karena adanya tekanan dan perhatian publik terhadap perusahaan
sehingga perusahaan-perusahaan tersebut akan menunjukkan tindakan-tindakan yang lebih
bertanggung jawab sosial. Penelitian yang dilakukan Branco, et al (2008) menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan secara signifikan berpengaruh secara positif terhadap
pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Berdasarkan penelitian-penelitian
diatas maka dirumuskan hipotesa berikut:
H1: Kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Sensitivitas Industri. Bagi korporasi masa kini, tuntutan etis dan moral implementasi
CSR tidak hanya bersifat eksternal (tekanan dari masyarakat global tentang perlunya
perubahan etika dan paradigma dalam melakukan bisnis), tetapi juga bersifat tekanan
internal (dalam rangka memperbaiki kebijakan bisnis, kinerja dan citra). Saat ini, terlepas
dari derajat perwujudan komitmen, setiap korporasi seperti berpacu dengan waktu untuk
cepat atau lambat, niscaya mempraktikkan substansi gagasan yang terkandung dalam CSR
yang berhubungan dengan sensitivitas industri (Kotler, 2005). Reverte (2009) menemukan
bahwa perusahaan dengan tingkat CSR yang lebih tinggi biasanya menghasilkan ukuran
pameran yang lebih luas dan lebih besar dari media, dan lebih kepada lingkungan industri
yang sensitif, seperti dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat CSR rendah.
Studi yang dilakukan Padgett (2010) mengkaji dampak intensitas penelitian dan
pengembangan (R&D) terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dasar
penelitiannya mengacu pada tampilan berbasis teori sumber daya (RBV), yang
berkontribusi untuk menganalisis tentang intensitas R&D dan CSR karena perspektif ini
secara eksplisit mengakui pentingnya adanya sumber daya. Selain itu, kegiatan seperti itu
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memenuhi harapan stakeholder, yang
mungkin bervariasi sesuai dengan yang berlaku di lingkungan mereka. Sebagai ekspresi
dari CSR dan R&D yang bervariasi di seluruh industri, Hasil penelitian menunjukkan
bahwa intensitas R&D positif mempengaruhi CSR dan bahwa hal ini adalah penting dalam
industri manufaktur, sedangkan hasil non-signifikan diperoleh dalam industri nonmanufaktur. Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut:
H2: Sensitivitas industri berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Struktur Kepemilikan. Struktur kepemilikan modal menjadi penting dalam teori
keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik keagenan disebabkan oleh adanya
pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Struktur kepemilikan saham diprediksi
berpengaruh dalam penentuan struktur modal. Reverte (2009) mengungkapkan tujuan dari
penelitiannya untuk menganalisis karakteristik dari perusahaan dan industri yang memiliki
praktek pengungkapan tanggung jawab paling potensial yang dilakukan perusahaanperusahaan yang terdaftar di Spanyol. Studi empiris menunjukkan bahwa aktivitas
pengungkapan tanggung jawab sosial di antara perusahaan, industri, dan waktu,
disesuaikan dengan referensi beberapa konsep teori, seperti legitimacy, stakeholders, dan
teori agensi. Lindgreen, et al (2009) mengungkapkan organisasi yang percaya bahwa
mereka harus “memberikan sesuatu kembali” kepada masyarakat telah menganut konsep
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
109
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka
dirumuskan hipotesa berikut:
H3: Struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan
untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan
tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi
lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi
resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan
besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan
pertanggungjawaban sosial. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui
pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari
biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Menurut Branco & Rodrigues
(2008) pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terkait dengan ukuran
perusahaan, perusahaan besar akan mengungkapkan lebih dari perusahaan kecil. Ukuran
juga digunakan umum sebagai proxy untuk visibilitas publik. Perusahaan besar lebih
rentan untuk pemeriksaan dari kelompok stakeholder dan lebih rentan terhadap reaksi
yang merugikan di antara mereka, dan perusahaan besar, rata-rata lebih beragam pada
geografis dan pemasaran produk, sehingga memiliki lebih besar dan lebih beragam
kelompok stakeholder. Semakin besar perusahaan, perusahaan akan mempertimbangkan
kegiatan tanggung jawab sosial dan pengungkapan sebagai cara untuk meningkatkan
reputasi perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Branco & Rodrigues (2008) yaitu tidak
terdapat hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR. Menurut
Hackston & Milne (1996), perusahaan besar melakukan kegiatan operasi yang lebih besar
sehingga membuat dampak yang lebih besar pada masyarakat serta memiliki pemegang
saham yang mungkin lebih khawatir dengan program sosial yang dilakukan oleh
perusahaan, dan laporan tahunan menyediakan cara yang efisien untuk
mengkomunikasikan informasi ini. Sehingga Hackston & Milne (1996) melakukan
penelitian kembali apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini menemukan
bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Perrini, et al (2007)
membandingkan strategi CSR yang digunakan oleh perusahaan besar dengan perusahaan
kecil dan menengah (UKM) di Italia. Hasil penelitian tersebut mengemukakan ukuran
perusahaan mempengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan di Italia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan menyadari pentingnya menanggapi secara
serius baik keluhan dan harapan yang berbeda dari setiap golongan stakeholder.
Selanjutnya, mereka menemukan bahwa ukuran menjelaskan perbedaan dalam kesediaan
perusahaan untuk mendefinisikan dan menerapkan strategi CSR secara spesifik. Data dari
United Nations tahun 2002 (Udayasankar, 2008), usaha kecil dan menengah (UKM)
merupakan 90% dari populasi perusahaan di seluruh dunia, dan mempekerjakan lebih dari
50% dari seluruh tenaga kerja di sektor swasta.
Penelitian yang dilakukan oleh Udayasankar (2008) memberikan kontribusi dengan
mengusulkan bahwa perusahaan sangat kecil dan sangat besar mungkin cenderung sama
untuk berpartisipasi dalam kegiatan CSR. Namun, motivasi mereka untuk melakukannya
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
110
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
sangat berbeda. Menyoroti motif yang relevan untuk setiap kelompok perusahaan adalah
penting, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan partisipasi CSR oleh berbagai
jenis perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan Lori Holder-Webb, et al (2009)
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kecil membuat lebih banyak pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan informal. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengungkapan CSR pada perusahaan besar dan perusahaan kecil di AS. Menurut Preuss &
Perschke (2010) perusahaan menengah bukan versi yang lebih besar dari sebuah
perusahaan kecil. Pendekatan perusahaan-perusahaan besar CSR merupakan indikator bagi
perusahaan dengan menengah, artikel ini menunjukkan bahwa CSR dalam perusahaan
menengah mungkin berbeda tidak hanya dari perusahaan besar tetapi juga dari
perusahaan-perusahaan kecil. Menurut Reverte (2009), variabel yang paling berpengaruh
dalam penjelasan variasi yang dimiliki perusahaan dalam rating CSR adalah sorotan
media, yang diikuti oleh ukuran perusahaan dan industri. Karena tidak ada alasan teoritis
yang mungkin jelas membenarkan memilih ukuran tertentu maka ukuran perusahaan
dalam penelitian ini diukur menggunakan total aktiva, seperti yang dilaporkan pada
neraca.Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut:
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Leverage. Semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan akan melanggar
perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang
lebih tinggi, supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biayabiaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial). Menurut
Branco, et al (2008) Leverage diukur dengan menggunakan rasio hutang yaitu total hutang
dibandingkan dengan total aktiva. Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansial baik jangka panjang maupun pendek. Dalam
penelitian ini leverage berpengaruh signifikan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan di internet, menampilkan koefisien negatif yang menunjukkan bahwa semakin
tinggi leverage suatu perusahaan memiliki pengungkapan tanggung jawab sosial yang
lebih rendah. Penelitian yang dilakukan Reverte (2009) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa leverage tidak terlalu berpengaruh secara potensial dalam praktek
pengungkapan CSR di antara perusahaan publik di Spanyol. Berdasarkan penelitianpenelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut:
H5: Tingkat leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Dengan lima hipotesa yang telah dirumuskan, maka dapat digambarkan dalam suatu
rerangka model penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Model Penelitian
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
111
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
METODE
Obyek penelitian, populasi, dan sample. Obyek dalam penelitian ini adalah profitabilitas
(ROA), sensitivitas industri, sruktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan leverage (DTA)
yang termuat dalam laporan tahunan yang juga memuat aktivitas CSR perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 - 2007. Peneliti memilih jangka waktu lima
tahun tersebut untuk lebih dapat menilai perkembangan program CSR yang dijalankan
perusahaan selama periode tersebut. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang
terdafatr di BEI dari tahun 2003-2007 (sebagaimana tercantum dalam ICMD 2005-2008).
Adapun sampel penelitian ini adalah 80 perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 20032007. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yang
kriterianya sebagai berikut: a) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di
tahun 2003-2007; b) perusahaan tersebut mengungkapkan laporan CSR dalam laporan
tahunan untuk periode akuntansi 2003-2007 yang dapat diakses melalui website Bursa
Efek Indonesia. Dengan mengacu pada ICMD 2005-2008 sebagai basis pencarian,
didapatkan 80 nama perusahaan go public dengan jangka waktu lima tahun yang
dilengkapi dengan CSR, sehingga total observasi yang didapat adalah 400 sampel. Daftar
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, tersaji pada Lampiran 1.
Variabel dependen. Variabel dependen diwakili oleh pengungkapan tanggung jawab
sosial yang merupakan pengungkapan informasi terkait dengan aktivitas tanggung jawab
sosial perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI
(Corporate Social Responsibility Disclosure Index) berdasarkan indikator GRI (Global
Reporting Initiatives). Penelitian ini menggunakan content analysis dalam mengukur
variety dari CSRDI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi
yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai
0 jika tidak diungkapkan, dengan demikian, 0 < CSRDIj < 1. Selanjutnya, skor dari setiap
item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus
perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:
= (∑Xij)/N ………………………………………………………… (1)
CSRDIj
Keterangan:
CSRDIj = Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j
Xij = dummy variable; 1 = jika item-i diungkapkan oleh perusahaan-j , 0 = jika item-i
tidak diungkapkan oleh perusahaan-j
N = jumlah poin CSRD
Variabel Independen. Profitabilitas. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi efisiensi
perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. Analisis profitabilitas
perusahaan merupakan bagian utama dari laporan keuangan. Profitabilitas dalam
perusahaan ini akan menggunakan proksi return on assets (ROA). ROA dipilih karena
merupakan alat yang dapat menggambarkan kemampuan profitabilitas perusahaan. ROA
dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut: Return on Assets (ROA) = Net
Income/Total Assets. Sensitivitas Industri. Mengacu pada penelitian Reverte (2009) maka
dalam studi ini, “industri yang lebih sensitif” dianggap memiliki risiko lebih banyak
untuk dikritik dalam hal CSR karena kegiatan mereka yang melibatkan dampak tinggi
risiko lingkungan. Berdasarkan literatur sebelumnya, berikut ini sektor yang “lebih
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
112
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
sensitif” diidentifikasi seperti pertambangan, minyak dan gas, bahan kimia, kehutanan dan
kertas, baja dan logam lainnya, listrik, gas distribusi, telekomunikasi, dan air. Selain itu,
semuanya dianggap sebagai “kurang sensitif”. Angka variabel satu atau nol digunakan
untuk memilih perusahaan dari industri-industri: satu jika perusahaan dari industri yang
lebih sensitif dan nol jika berasal dari industri yang kurang sensitif.
Struktur Kepemilikan. Variabel ini diukur dari data kepemilikan saham yang signifikan
dari tahun 2003 sampai 2007 yang berasal dari laporan tahunan perusahaan sampel. Jadi,
jika suatu perusahaan memiliki pemegang saham mayoritas diberikan nilai 1 dan jika tidak
diberikan nilai nol.
Ukuran Perusahaan. Komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab sosial adalah yang
terpenting dalam melakukan CSR, sehingga tidak peduli besar kecil ukuran perusahaan,
maka yang penting adalah komitmen mereka untuk berperilaku etis dan bertanggung
jawab sosial. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan proksi log assets.
Penelitian ini menggunakan total assets value seperti yang dilakukan Reverte (2009). Hal
ini dikarenakan proksi tersebut mampu menggambarkan ukuran perusahaan.
Leverage. Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansial perusahaan. Variabel leverage diukur dengan debt to total assets
(DTA), yaitu membandingkan total kewajiban (total debt) dengan total aktiva (total
assets).
Teknik pengujian hipotesa. Pengolahan data guna menguji hipotesa menggunakan
regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut:
CSRD = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + β5X5 + e ……………………..……..….(2)
Keterangan: CSRDI = Corporate Social Responsibility Disclosure; X1 = Return on Assets
(ROA); X2 = Sensitivitas Industri (IND); X3 = Struktur Kepemilikan (OWNER); X4 =
Ukuran Perusahaan (SIZE); X5 = Leverage (DTA); β0 = Intercept; e = Error.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik deskriptif. Dengan menerapkan Persamaan 1 di atas serta teknis operasionalisasi
variabel, statistik deskriptif perusahaan-perusahaan sampel dapat disajikan dalam Tabel 1
berikut:
Tabel 1. Deskripsi Statistik Variabel
CSRDI
ROA
IND
OWNER
SIZE
DTA
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
400
400
400
400
400
400
.25
-40.77
0
0
-607000
.02
.72
57.00
1
1
320100000
365.48
.4350
5.7083
.26
.62
6204958.18
52.0253
.08100
8.86342
.441
.485
2.438E7
29.55553
Sumber: olahan data dari output SPSS17
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
113
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
Uji Asumsi Klasik. Pengujian asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas.
Pengujian normalitas yang dilakukan adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
test. Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti model regresi berganda yang digunakan
dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Pengujian asumsi klasik yang kedua
adalah uji multikolinearitas. Hasil dari pengujian multikolinearitas bahwa semua variabel
independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Sehingga model regresi dikatakan bebas multikolinearitas. Uji autokorelasi menunjukkan
nilai D-W adalah 2,3 yaitu berada di antara -4 dan +4, yang menunjukkan bahwa model
regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Hasil
pengujian heteroskedastisitas bahwa seluruh variabel independen menunjukkan
signifikansi > 0,05. Dengan demikian, model regresi berganda yang digunakan dalam
penelitian ini bebas heteroskedastisitas.
Uji persamaan regresi berganda. Hasil estimasi regresi berganda dari Persamaan 2 di
atas tersaji dalam Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Hasil Uji t
Model
(Constant)
ROA
IND
OWNER
SIZE
DTA
Unstandardized Coefficients β
t
Sig.
.430
.001
.034
-.020
2.655E-10
6.525E-5
27.693
.094
2.931
-1.952
1.567
.312
.000
.925
.004
.052
.118
.755
Sumber: olahan data dari output SPSS17
Bersandar pada tampilan pada Tabel 3, maka persamaan regresi dari model penelitian ini
adalah sebagai berikut:
CSRD = 0,43 + 0,001X1 + 0,034X2 - 0,02X3 + 2.655E-10X4 + 6.525E-5X5 + e
Uji koefisien determinasi. Sebagaimana tampak pada Tabel 4, dari hasil estimasi
diperoleh nilai R2 (Adjusted R Square) sebesar 0,043 yang menunjukkan bahwa variabelvariabel bebas/independen (profitabilitas, sensitivitas industri, struktur kepemilikan,
ukuran perusahaan, dan leverage) yang ada dalam model regresi dari Persamaan 2 dapat
menjelaskan sebanyak 4,3 % terhadap variabel terikat/dependen (CSRD).
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
R
R2
Adjusted R2
SEE
1
.245
.060
.043
.08083
Sumber: olahan data dari output SPSS17
Uji F. Hasil uji F dalam Tabel 5 menampilkan nilai F-hitung sebesar 9,574 dengan
signifikansi 0,000 yang lebih rendah daripada α = 0,05, maka dapat dikatakan bahwa nilai
F-hitung tersebut signifikan secara statistik. Ini juga berarti bahwa secara simultan,
variabel independen yang meliputi profitabilitas, sensitivitas industri, struktur
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
114
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD).
Tabel 5. Hasil Uji F
Model
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
.284
2.334
2.618
5
394
399
.057
.006
9.574
.000
Sumber: olahan data dari output SPSS17
Uji hipotesa pertama (H1). Hipotesa pertama pada penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dengan pelaporan tanggung jawab
sosial perusahaan. Dengan p-value = 0,925 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan
bahwa H1 ditolak atau secara statistik menunjukkan bahwa profitabilitas ( yang diproxykan dengan ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang diperoleh Reverte
(2009). Kesamaan hasil ini mungkin disebabkan oleh penggunaan proksi yang sama untuk
mengukur tingkat profitabilitas yaitu return on assets (ROA). Penelitian ini juga konsisten
dengan hasil yang didapat Prado-Lorenzo (2008). Alasan penolakan hipotesa adalah
bahwa aktivitas CSR mungkin bukanlah aktivitas yang memberikan manfaat secara nyata
bagi keberlangsungan perusahaan, sehingga bagi sebagian besar perusahaan di Indonesia
mungkin belum merasa perlu untuk meningkatkan pelaporan tanggung jawab sosial ketika
memperoleh profit yang tinggi. Artinya bahwa perusahaan di Indonesia belum
menganggap penting keberadaan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan.
Uji hipotesa kedua (H2). Hipotesa kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara sensitivitas industri dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan p-value = 0,004 lebih kecil dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H2 diterima
atau secara statistik menunjukkan bahwa sensitivitas industri (IND) berpengaruh
signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hasil penelitian
ini konsisten dengan hasil penelitian Reverte (2009) yang menemukan bahwa perusahaan
dengan tingkat CSR yang lebih tinggi biasanya menghasilkan ukuran pameran yang lebih
luas dan lebih besar dari media, dan lebih kepada lingkungan industri yang sensitif, seperti
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat CSR rendah yang bisa juga
diartikan bahwa industri yang lebih sensitif memiliki pengaruh positif terhadap pelaporan
CSR. Penelitian ini juga mendukung temuan yang dilakukan Webb (2009). Alasan
penerimaan hipotesa yang diajukan adalah perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas
industri di Indonesia sudah cukup baik dalam memberikan perhatian pada pelaksanaan dan
pelaporan aktivitas tanggung jawab sosial. Hal ini terlihat dari adanya beberapa
perusahaan yang telah mengeluarkan laporan CSR atau sustainability report sendiri yang
terpisah dari laporan tahunannya yang memuat secara lengkap dan detail aktivitas CSR
yang dilakukan perusahaan.
Uji hipotesa ketiga (H3). Hipotesa ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara struktur kepemilikan dengan pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan. Dengan p-value = 0,052 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H3
ditolak atau secara statistik menunjukkan bahwa struktur kepemilikan (OWNER) tidak
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
115
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hal
ini berarti bahwa porsi kepemilikan saham mayoritas tidak mempunyai pengaruh terhadap
pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang memiliki pemegang saham mayoritas belum mempertimbangkan tanggung jawab
sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga para investor ini
juga cenderung tidak menekan perusahaan untuk melaporkan aktivitas CSR secara detail
dalam laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan Reverte (2009). Reverte mengungkapkan bahwa variabel ownership structure
tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR bagi perusahaan publik di Spanyol.
Alasan penolakan hipotesa yang dapat diberikan adalah bahwa ada atau tidak adanya
pemegang saham mayoritas dalam sebuah perusahaan publik tidak memberikan pengaruh
terhadap pelaporan tanggung jawab sosial yang dilakukan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan yang memiliki pemegang saham mayoritas, meski memiliki control
(pengendalian manajemen) yang lebih baik dibanding perusahaan yang tidak memiliki
pemegang saham mayoritas, dalam kinerja pengambilan keputusan manajemennya tidak
selalu dipengaruhi oleh publik.
Uji hipotesa keempat (H4). Hipotesa keempat menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara ukuran perusahaan dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan p-value 0,118 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H4 ditolak atau
secara statistik menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh
signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Sehingga, dapat
dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak terbukti mempunyai pengaruh untuk
mendukung pengaruh variabel bebas lainnya terhadap pelaporan tanggung jawab sosial.
Ukuran perusahaan tidak memberikan pengaruh bagi pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan di Indonesia. Alasan penolakan hipotesa mungkin disebabkan pandangan
perusahaan besar yang belum menganggap penting efektivitas pelaporan CSR yang berarti
pelaporan aktivitas CSR ini belum dianggap sebagai kebijakan yang akan memberikan
dampak positif di masa yang akan datang. Penelitian ini tidak konsisten dengan yang
dilakukan Reverte (2009). Reverte menemukan hasil bahwa variabel yang paling
berpengaruh dalam penjelasan variasi yang dimiliki perusahaan dalam rating CSR adalah
sorotan media, yang diikuti oleh ukuran perusahaan dan industri. Perrini (2007) juga
melakukan pengujian bahwa semakin besar perusahaan, semakin besar pula melakukan
strategi CSR secara formal dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara ukuran perusahaan dan pelaksanaan beberapa strategi CSR.
Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena perbedaan proksi yang
digunakan dalam mengukur variabel ukuran perusahaan dimana dalam penelitian ini
menggunakan net assets value.
Uji hipotesa kelima (H5). Hipotesa kelima menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara leverage dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan pvalue = 0,755 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H5 ditolak atau secara
statistik menunjukkan bahwa leverage (DTA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Alasan penolakan hipotesa yang
diajukan mungkin disebabkan karena informasi yang ada dalam laporan tahunan tidak
banyak memberikan kontribusi bagi aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan. Hal ini
berkaitan dengan dugaan bahwa para investor tidak banyak memberikan perhatian pada
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
116
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
informasi dalam laporan tahunan pada hal-hal yang tidak menyangkut performa keuangan
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan Reverte (2009).
PENUTUP
Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan tingkat
signifikan α = 5 %, menunjukkan hasil sebagai berikut: F = 9,574 dengan tingkat
signifikan =0,000, yang artinya secara simultan, variabel profitabilitas, sensitivitas
industri, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh signifikan
terhadap pelaporan tanggung jawab social perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian t-test,
dengan menggunakan α = 5 %, hanya terdapat satu variabel independen yang mempunyai
nilai t-hitung yang signifikansinya kurang dari 0,05 yaitu variabel sensitivitas industri.
Dengan demikian, sensitivitas industri berpengaruh signifikan terhadap pelaporan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD). Sedangkan variabel profitabilitas, struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD).
Keterbatasan dan Implikasi. Penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh industri,
sehingga tidak dapat dihindari adanya industry-effect yang melekat pada hasil penelitian
ini. Implikasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1)penelitian selanjutnya dapat
difokuskan pada suatu industri tertentu, dengan demikian industry effect dapat
diminimalisir; 2)dengan adanya regulasi mengenai pelaporan tanggungjawab sosial
melalui UU No. 25 tahun 2007 serta UU No. 40 tahun 2007, maka IAI melalui Dewan
Standarnya seyogyanya perlu menyikapi dengan menyusun suatu standar dan/atau juknis
terkait dengan pelaporan tanggung jawab sosial sebagai sebuah mandatory disclosure,
mendampingi elemen laporan keuangan lain, mengingat masih rendahnya tingkat
pelaporan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia;
3)bagi pihak manajemen perusahaan, diharapkan agar lebih variatif dalam
mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial
dalam laporan tahunannya; 3)penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan indikator
pengungkapan CSR yang lebih sesuai dengan karakter perusahaan di Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Branco, Manuel Castelo & Lúcia Lima Rodrigues, (2008). Factors Influencing Social
Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business Ethics. 83.
pp.685-701.
Hackston, David & Markus J. Milne, (1996). Some determinants of social and
environmental disclosures in New Zealand companies. Accounting, Auditing &
Accountability Journal. 9. (1). pp.77-108.
Hsiang-lin Chih, Hsiang-Hsuan Chih & Tzu-Yin Chih, (2010). On the determinant of
corporate social responsibility: international evidence on the financial industry.
Journal of Business Ethics. 93. pp.115-135.
Institute for economic and financial reserach, (2005). Indonesian capital market directory.
, (2006). Indonesian capital market
directory.
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
117
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
, (2007). Indonesian capital market
directory.
, (2008). Indonesian capital market
directory.
Kotler, Philip dan Nancy Lee, (2005). Corporate social responsibility; doing the most
good for your company and your cause. New Jersey; John Wiley & Sons, Inc.
Lindgreen, Adam, et al., (2009), Corporate social responsibility: an empirical investigation
of u.s. organizations, Journal of Business Ethics, pp. 303-323.
Lorenzo, José Manuel Prado, et al., (2008). Social responsibility in spain practices and
motivation in firms. Management Decision. 46. (8). pp.1247-1271
Nelling, Edward & Webb Elizabeth. (2009). Corporate social responsibility and financial
performance the “virtuous circle” revisited. Rev Quant Finan Acc. 32. pp.197-209
Padgett, Robert C. & Jose I. Galan, (2010), “The Effect of R&D Intensity on Corporate
Social Responsibility”, Journal of Business Ethics, pp. 407-418.
Perrini, Francesco, A.A.Russo & Antonio Tencati. (2007). CSR Strategies of SMEs and
Large Firms Evidence from Italy. Journal of Business Ethics. 74. pp.285-300
Preuss, Lutz & J. Perschke, (2010). Slipstreaming the Larger Boats: Social Responsibility
in Medium-Sized Business. Journal of Business Ethics. 92. pp.531-551
Reverte, Carmelo. (2009). Determinant of corporate social responsibility disclosure ratings
by spanish listed firms. Journal of Bussiness Ethics. pp.351-366.
Udayasankar, Krishna. (2008). Corporate social responsibility and firm size. Journal of
Business Ethics. 83. pp.167-175.
Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Visser, W. (2008), Corporate social responsibility in developing countries, The Oxford
Handbook of Corporate Social Responsibility Eds.: A. Crane, A. McWilliams, D.
Matten, J. Moon, D. Siegel, Oxford University Press. pp.473-479.
Webb, Lori Holder, et al. (2009). The supply of corporate social responsibility disclosures
among U.S. firms. Journal of Business Ethics. 84. pp.497-527
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
118
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
KODE
ADHI
ANTM
AMFG
ASDM
BNBR
ELTY
INPC
BBRI
BABP
BBCA
BDMN
MEGA
BNGA
PNBN
BNLI
NISP
BBIA
BRPT
BLTA
BFIN
BISI
BUMI
CMNP
SCBD
DUTI
DYNA
ELSA
GSMF
EXCL
FAST
FORU
GJTL
KPIG
HEXA
SMCB
INTP
INAF
INDF
INPP
ITMG
DILD
INTA
JPFA
JSMR
KLBF
KIJA
KREN
LPCK
TCID
MAMI
MNCN
MTDL
NAMA PERUSAHAAN
ADHI KARYA
ANEKA TAMBANG
ASAHIMASS FLAT GLASS
ASURANSI DAYIN MITRA
BAKRIE & BROTHERS
BAKRIELAND DEVELOPMENT
BANK ARTHA GRAHA INTL.
BANK BRI
BANK BUMIPUTERA INDONESIA
BANK CENTRAL ASIA
BANK DANAMON INDONESIA
BANK MEGA
BANK NIAGA
BANK PAN INDONESIA
BANK PERMATA
BANK OCBC NISP
BANK UOB BUANA
BARITO PACIFIC
BERLIAN LAJU TANKER
BFI FINANCE INDONESIA
BISI INTERNATIONAL
BUMI RESOURCES
CITRA MARGA NUSAPHALA
DANAYASA ARTHATAMA TBK
DUTA PERTIWI TBK
DYNAPLAST TBK
ELNUSA
EQUITY DEVELOPMENT INVEST.
EXCELCOMINDO PRATAMA
FASTFOOD INDONESIA
FORTUNE INDONESIA
GAJAH TUNGGAL
GLOBAL LAND DEVELOPMENT
HEXINDO ADIPERKASA
HOLCIM INDONESIA
INDOCEMENT TUNGGAL P.
INDOFARMA TBK
INDOFOOD SUKSES MAKMUR
INDONESIAN PARADISE PROPERTY
INDO TAMBANGRAYA MEGAH
INTILAND DEVELOPMENT
INTRACO PENTA TBK
JAPFA
JASA MARGA
KALBE FARMA
KAWASAN INDUSTRI JABABEKA
KRESNA GRAHA SEKURINDO
LIPPO CIKARANG
MANDOM INDONESIA
MAS MURNI INDONESIA
MEDIA NUSANTARA CITRA
METRODATA ELECTRONICS
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
KELOMPOK INDUSTRI
Properti dan Real Estate
Pertambangan
Dasar dan Kimia
Keuangan
Investasi
Properti dan Real estate
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Dasar dan Kimia
Transportasi
Keuangan
Pertanian
Pertambangan
Infrastruktur
Properti dan Real Estate
Properti dan Real Estate
Dasar dan Kimia
Perdagangan dan Jasa
Keuangan
Telekomunikasi
Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan Jasa
Aneka Industri
Properti dan Real Estate
Perdagangan dan Jasa
Dasar dan Kimia
Dasar dan Kimia
Barang Konsumsi
Barang Konsumsi
Perdagangan dan Jasa
Pertambangan
Properti dan Real Estate
Perdagangan dan Jasa
Dasar dan Kimia
Infrastruktur
Barang Konsumsi
Properti dan Real Estate
Keuangan
Properti dan Real estate
Barang Konsumsi
Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan Jasa
119
Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan...
NO
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
KODE
MAPI
MITI
MYOH
PWON
PANR
PJAA
PGAS
PLIN
POOL
PNSE
PUDP
RUIS
RALS
RELI
SGRO
BKSL
SSIA
PTBA
TLKM
TINS
TIRA
TRIM
TRUB
UNVR
UNTR
WOMF
WAPO
WIKA
NAMA PERUSAHAAN
MITRA ADIPERKASA
MITRA INVESTINDO
MYOH TECHNOLOGY
PAKUWON JATI TBK
PANORAMA SENTRAWISATA
PEMBANGUNAN JAYA ANCOL
PERUSAHAAN GAS NEGARA
PLAZA INDONESIA REALTY
POOL ADVISTA INDONESIA
PUDJIADI AND SONS
PUDJIADI PRESTIGE
RADIANT UTAMA INTERINSCO
RAMAYANA LESTARI SENTOSA
RELIANCE SECURITIES
SAMPOERNA AGRO
SENTUL CITY
SURYA SEMESTA INTERNUSA
TAMBANG BATUBARA BUKIT A.
TELEKOMUNIKASI INDONESIA
TIMAH TBK
TIRA AUSTENITE
TRIMEGAH SECURITIES
TRUBA ALAM MANUNGGAL
UNILEVER INDONESIA
UNITED TRACTORS
WAHANA OTTOMITRA MULTI
WAHANA PHONIX MANDIRI
WIJAYA KARYA
Sumber: ICMD, 2005-2008
Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118
KELOMPOK INDUSTRI
Perdagangan dan Jasa
Investasi
Aneka Industri
Properti dan Real Estate
Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan Jasa
Infrastruktur
Perdagangan dan Jasa
Investasi
Perdagangan dan Jasa
Properti dan Real estate
Investasi
Perdagangan dan Jasa
Keuangan
Pertanian
Properti dan Real Estate
Properti dan Real Estate
Pertambangan
Telekomunikasi
Pertambangan
Perdagangan dan Jasa
Keuangan
Properti dan Real Estate
Barang Konsumsi
Perdagangan dan Jasa
Keuangan
Perdagangan dan Jasa
Properti dan Real Estate
120
Download