Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... PARAMETER DETERMINAN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKSANAKAN PELAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL F.X. Kurniawan Tjakrawala & Citrawati Pangesti∗ Abstract: The purpose of this study is to analyze whether a number of firm and industry characteristics, such as profitability, firms size, industry sensitivity, leverage, ownership structure, are potential parameter determinants of corporate social responsibility (CSR) disclosure practices by companies listed at Indonesia Stock Exchange. By means of these, an attempt is made to specify the conditions under which corporations may or may not act in socially responsible ways. In order to provide greater insights into, whether corporate social responsibility disclosure (CSRD) is affected by such variables, empirical investigation was conducted. A total of 400 number of observation within 80 companies selected by purposive sampling method between the years 2003 and 2007. Hipotheses were tested by performed OLS method. Our findings evidence that profitability, firms size, industry sensitivity, leverage, ownership structure, significantly influenced CSRD simultantly. However, only industry sensitivity that significantly influenced CSRD, when they tested partially. Keywords: corporate social responsibility disclosure, parameter determinants, profitability, firms size, industry sensitivity, leverage, ownership structure. PENDAHULUAN Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan hasil yang beragam dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Reverte (2009) menemukan hasil bahwa variabel yang paling berpengaruh dalam penjelasan variasi yang dimiliki perusahaan dalam rating CSR adalah sorotan media, yang diikuti oleh ukuran perusahaan dan industri. Penelitian Udayasankar (2008) menunjukkan hasil bahwa variabel seperti visibilitas perusahaan, akses sumber daya perusahaan, dan skala operasi perusahaan secara positif terkait dengan partisipasi CSR perusahaan. Perrini (2007) melakukan pengujian bahwa semakin besar perusahaan, semakin besar pula melakukan strategi CSR secara formal dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara ukuran perusahaan dan pelaksanaan beberapa strategi CSR. Webb (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan terdapat perbedaan yang signifikan pengungkapan CSR menurut perbedaan jenis industri serta pengungkapan CSR pada perusahaan besar dan perusahaan kecil di AS. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor karakteristik perusahaan dengan parameter yakni: profitabilitas, sensitivitas industri, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap ∗ Keduanya Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta (Alamat: Jl. Tanjung Duren Utara No. 1 Jakarta Barat 11470; Email: [email protected] dan [email protected] Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 107 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah profitabilitas, sensitivitas industri, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage menjadi determinan yang berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang analisis pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Bagi Investor. Memberikan masukan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan investasi. Bagi Perusahaan. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap capital (modal), perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas, dan perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSRD). Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development. Dalam konteks pemberdayaan, CSR merupakan bagian dari policy perusahaan yang dijalankan secara profesional dan melembaga. CSR kemudian identik dengan CSP (corporate social policy), yakni strategi dan roadmap perusahaan yang mengintegrasikan tanggung jawab ekonomis korporasi dengan tanggung jawab legal, etis, dan sosial sebagaimana konsep piramida CSR-nya Archie B. Carol (Visser, 2008). Sementara di Indonesia, CSRD pada awal perkembangannya masih bersifat voluntary, namun kini telah bersifat mandatory setelah sejumlah regulasi yang mengatur tentang pengungkapan CSR diberlakukan, seperti: UU No. 25 tahun 2007 (pasal 15-17) tentang Penanaman Modal; UU No. 40 tahun 2007 (pasal 74) tentang Perseroan Terbatas. Profitabilitas. Menurut Lorenzo, et al (2008) perusahaan harus melaksanakan kegiatan strategis dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan, karena perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan biaya minimum. Terdapat hubungan yang signifikan antara praktik CSR dengan kinerja perusahaan jangka pendek tetapi hanya pada pertumbuhan penjualan tidak terhadap produktivitas. Nelling & Webb (2009) menemukan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan variabel kinerja keuangan tampak berkaitan ketika diuji dengan menggunakan teknik statistik. Namun, dengan berjalannya waktu serangkaian pendekatan pengaruh dilakukan, mereka menemukan bahwa hubungan antara CSR dan kinerja keuangan jauh lebih lemah dari yang diduga sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pasar saham yang kuat menyebabkan perusahaan untuk berinvestasi yang lebih besar dalam aspek CSR dikhususkan untuk hubungan dengan karyawan, tetapi kegiatan CSR tersebut tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Mereka menyimpulkan bahwa CSR lebih didorong oleh karakteristik dari perusahaan tidak dari kinerja keuangan. Reverte (2009) melakukan penelitian mengenai hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan CSR di antara perusahaan-perusahaan publik di Spanyol dan bahwa profitabilitas hanya digunakan untuk menjelaskan perbedaan praktek pengungkapan CSR di antara perusahaan-perusahaan publik di Spanyol dan tidak memiliki pengaruh secara potensial terhadap praktek Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 108 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... pengungkapan CSR di perusahaan publik di Spanyol. Lin, et al (2010) mengemukakan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan besar secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap CSR, karena adanya tekanan dan perhatian publik terhadap perusahaan sehingga perusahaan-perusahaan tersebut akan menunjukkan tindakan-tindakan yang lebih bertanggung jawab sosial. Penelitian yang dilakukan Branco, et al (2008) menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan secara signifikan berpengaruh secara positif terhadap pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut: H1: Kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sensitivitas Industri. Bagi korporasi masa kini, tuntutan etis dan moral implementasi CSR tidak hanya bersifat eksternal (tekanan dari masyarakat global tentang perlunya perubahan etika dan paradigma dalam melakukan bisnis), tetapi juga bersifat tekanan internal (dalam rangka memperbaiki kebijakan bisnis, kinerja dan citra). Saat ini, terlepas dari derajat perwujudan komitmen, setiap korporasi seperti berpacu dengan waktu untuk cepat atau lambat, niscaya mempraktikkan substansi gagasan yang terkandung dalam CSR yang berhubungan dengan sensitivitas industri (Kotler, 2005). Reverte (2009) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat CSR yang lebih tinggi biasanya menghasilkan ukuran pameran yang lebih luas dan lebih besar dari media, dan lebih kepada lingkungan industri yang sensitif, seperti dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat CSR rendah. Studi yang dilakukan Padgett (2010) mengkaji dampak intensitas penelitian dan pengembangan (R&D) terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dasar penelitiannya mengacu pada tampilan berbasis teori sumber daya (RBV), yang berkontribusi untuk menganalisis tentang intensitas R&D dan CSR karena perspektif ini secara eksplisit mengakui pentingnya adanya sumber daya. Selain itu, kegiatan seperti itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memenuhi harapan stakeholder, yang mungkin bervariasi sesuai dengan yang berlaku di lingkungan mereka. Sebagai ekspresi dari CSR dan R&D yang bervariasi di seluruh industri, Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas R&D positif mempengaruhi CSR dan bahwa hal ini adalah penting dalam industri manufaktur, sedangkan hasil non-signifikan diperoleh dalam industri nonmanufaktur. Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut: H2: Sensitivitas industri berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Struktur Kepemilikan. Struktur kepemilikan modal menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Struktur kepemilikan saham diprediksi berpengaruh dalam penentuan struktur modal. Reverte (2009) mengungkapkan tujuan dari penelitiannya untuk menganalisis karakteristik dari perusahaan dan industri yang memiliki praktek pengungkapan tanggung jawab paling potensial yang dilakukan perusahaanperusahaan yang terdaftar di Spanyol. Studi empiris menunjukkan bahwa aktivitas pengungkapan tanggung jawab sosial di antara perusahaan, industri, dan waktu, disesuaikan dengan referensi beberapa konsep teori, seperti legitimacy, stakeholders, dan teori agensi. Lindgreen, et al (2009) mengungkapkan organisasi yang percaya bahwa mereka harus “memberikan sesuatu kembali” kepada masyarakat telah menganut konsep Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 109 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut: H3: Struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Menurut Branco & Rodrigues (2008) pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terkait dengan ukuran perusahaan, perusahaan besar akan mengungkapkan lebih dari perusahaan kecil. Ukuran juga digunakan umum sebagai proxy untuk visibilitas publik. Perusahaan besar lebih rentan untuk pemeriksaan dari kelompok stakeholder dan lebih rentan terhadap reaksi yang merugikan di antara mereka, dan perusahaan besar, rata-rata lebih beragam pada geografis dan pemasaran produk, sehingga memiliki lebih besar dan lebih beragam kelompok stakeholder. Semakin besar perusahaan, perusahaan akan mempertimbangkan kegiatan tanggung jawab sosial dan pengungkapan sebagai cara untuk meningkatkan reputasi perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Branco & Rodrigues (2008) yaitu tidak terdapat hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR. Menurut Hackston & Milne (1996), perusahaan besar melakukan kegiatan operasi yang lebih besar sehingga membuat dampak yang lebih besar pada masyarakat serta memiliki pemegang saham yang mungkin lebih khawatir dengan program sosial yang dilakukan oleh perusahaan, dan laporan tahunan menyediakan cara yang efisien untuk mengkomunikasikan informasi ini. Sehingga Hackston & Milne (1996) melakukan penelitian kembali apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Perrini, et al (2007) membandingkan strategi CSR yang digunakan oleh perusahaan besar dengan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di Italia. Hasil penelitian tersebut mengemukakan ukuran perusahaan mempengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan di Italia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan menyadari pentingnya menanggapi secara serius baik keluhan dan harapan yang berbeda dari setiap golongan stakeholder. Selanjutnya, mereka menemukan bahwa ukuran menjelaskan perbedaan dalam kesediaan perusahaan untuk mendefinisikan dan menerapkan strategi CSR secara spesifik. Data dari United Nations tahun 2002 (Udayasankar, 2008), usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan 90% dari populasi perusahaan di seluruh dunia, dan mempekerjakan lebih dari 50% dari seluruh tenaga kerja di sektor swasta. Penelitian yang dilakukan oleh Udayasankar (2008) memberikan kontribusi dengan mengusulkan bahwa perusahaan sangat kecil dan sangat besar mungkin cenderung sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan CSR. Namun, motivasi mereka untuk melakukannya Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 110 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... sangat berbeda. Menyoroti motif yang relevan untuk setiap kelompok perusahaan adalah penting, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan partisipasi CSR oleh berbagai jenis perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan Lori Holder-Webb, et al (2009) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kecil membuat lebih banyak pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan informal. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengungkapan CSR pada perusahaan besar dan perusahaan kecil di AS. Menurut Preuss & Perschke (2010) perusahaan menengah bukan versi yang lebih besar dari sebuah perusahaan kecil. Pendekatan perusahaan-perusahaan besar CSR merupakan indikator bagi perusahaan dengan menengah, artikel ini menunjukkan bahwa CSR dalam perusahaan menengah mungkin berbeda tidak hanya dari perusahaan besar tetapi juga dari perusahaan-perusahaan kecil. Menurut Reverte (2009), variabel yang paling berpengaruh dalam penjelasan variasi yang dimiliki perusahaan dalam rating CSR adalah sorotan media, yang diikuti oleh ukuran perusahaan dan industri. Karena tidak ada alasan teoritis yang mungkin jelas membenarkan memilih ukuran tertentu maka ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan total aktiva, seperti yang dilaporkan pada neraca.Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut: H4: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Leverage. Semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi, supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biayabiaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial). Menurut Branco, et al (2008) Leverage diukur dengan menggunakan rasio hutang yaitu total hutang dibandingkan dengan total aktiva. Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial baik jangka panjang maupun pendek. Dalam penelitian ini leverage berpengaruh signifikan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di internet, menampilkan koefisien negatif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage suatu perusahaan memiliki pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan Reverte (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa leverage tidak terlalu berpengaruh secara potensial dalam praktek pengungkapan CSR di antara perusahaan publik di Spanyol. Berdasarkan penelitianpenelitian diatas maka dirumuskan hipotesa berikut: H5: Tingkat leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan lima hipotesa yang telah dirumuskan, maka dapat digambarkan dalam suatu rerangka model penelitian sebagai berikut: Gambar 1. Model Penelitian Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 111 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... METODE Obyek penelitian, populasi, dan sample. Obyek dalam penelitian ini adalah profitabilitas (ROA), sensitivitas industri, sruktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan leverage (DTA) yang termuat dalam laporan tahunan yang juga memuat aktivitas CSR perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 - 2007. Peneliti memilih jangka waktu lima tahun tersebut untuk lebih dapat menilai perkembangan program CSR yang dijalankan perusahaan selama periode tersebut. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdafatr di BEI dari tahun 2003-2007 (sebagaimana tercantum dalam ICMD 2005-2008). Adapun sampel penelitian ini adalah 80 perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 20032007. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yang kriterianya sebagai berikut: a) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2003-2007; b) perusahaan tersebut mengungkapkan laporan CSR dalam laporan tahunan untuk periode akuntansi 2003-2007 yang dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia. Dengan mengacu pada ICMD 2005-2008 sebagai basis pencarian, didapatkan 80 nama perusahaan go public dengan jangka waktu lima tahun yang dilengkapi dengan CSR, sehingga total observasi yang didapat adalah 400 sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, tersaji pada Lampiran 1. Variabel dependen. Variabel dependen diwakili oleh pengungkapan tanggung jawab sosial yang merupakan pengungkapan informasi terkait dengan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (Corporate Social Responsibility Disclosure Index) berdasarkan indikator GRI (Global Reporting Initiatives). Penelitian ini menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan, dengan demikian, 0 < CSRDIj < 1. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut: = (∑Xij)/N ………………………………………………………… (1) CSRDIj Keterangan: CSRDIj = Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j Xij = dummy variable; 1 = jika item-i diungkapkan oleh perusahaan-j , 0 = jika item-i tidak diungkapkan oleh perusahaan-j N = jumlah poin CSRD Variabel Independen. Profitabilitas. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. Analisis profitabilitas perusahaan merupakan bagian utama dari laporan keuangan. Profitabilitas dalam perusahaan ini akan menggunakan proksi return on assets (ROA). ROA dipilih karena merupakan alat yang dapat menggambarkan kemampuan profitabilitas perusahaan. ROA dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut: Return on Assets (ROA) = Net Income/Total Assets. Sensitivitas Industri. Mengacu pada penelitian Reverte (2009) maka dalam studi ini, “industri yang lebih sensitif” dianggap memiliki risiko lebih banyak untuk dikritik dalam hal CSR karena kegiatan mereka yang melibatkan dampak tinggi risiko lingkungan. Berdasarkan literatur sebelumnya, berikut ini sektor yang “lebih Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 112 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... sensitif” diidentifikasi seperti pertambangan, minyak dan gas, bahan kimia, kehutanan dan kertas, baja dan logam lainnya, listrik, gas distribusi, telekomunikasi, dan air. Selain itu, semuanya dianggap sebagai “kurang sensitif”. Angka variabel satu atau nol digunakan untuk memilih perusahaan dari industri-industri: satu jika perusahaan dari industri yang lebih sensitif dan nol jika berasal dari industri yang kurang sensitif. Struktur Kepemilikan. Variabel ini diukur dari data kepemilikan saham yang signifikan dari tahun 2003 sampai 2007 yang berasal dari laporan tahunan perusahaan sampel. Jadi, jika suatu perusahaan memiliki pemegang saham mayoritas diberikan nilai 1 dan jika tidak diberikan nilai nol. Ukuran Perusahaan. Komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab sosial adalah yang terpenting dalam melakukan CSR, sehingga tidak peduli besar kecil ukuran perusahaan, maka yang penting adalah komitmen mereka untuk berperilaku etis dan bertanggung jawab sosial. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan proksi log assets. Penelitian ini menggunakan total assets value seperti yang dilakukan Reverte (2009). Hal ini dikarenakan proksi tersebut mampu menggambarkan ukuran perusahaan. Leverage. Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial perusahaan. Variabel leverage diukur dengan debt to total assets (DTA), yaitu membandingkan total kewajiban (total debt) dengan total aktiva (total assets). Teknik pengujian hipotesa. Pengolahan data guna menguji hipotesa menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: CSRD = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + β5X5 + e ……………………..……..….(2) Keterangan: CSRDI = Corporate Social Responsibility Disclosure; X1 = Return on Assets (ROA); X2 = Sensitivitas Industri (IND); X3 = Struktur Kepemilikan (OWNER); X4 = Ukuran Perusahaan (SIZE); X5 = Leverage (DTA); β0 = Intercept; e = Error. HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif. Dengan menerapkan Persamaan 1 di atas serta teknis operasionalisasi variabel, statistik deskriptif perusahaan-perusahaan sampel dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut: Tabel 1. Deskripsi Statistik Variabel CSRDI ROA IND OWNER SIZE DTA N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 400 400 400 400 400 400 .25 -40.77 0 0 -607000 .02 .72 57.00 1 1 320100000 365.48 .4350 5.7083 .26 .62 6204958.18 52.0253 .08100 8.86342 .441 .485 2.438E7 29.55553 Sumber: olahan data dari output SPSS17 Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 113 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... Uji Asumsi Klasik. Pengujian asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas. Pengujian normalitas yang dilakukan adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Pengujian asumsi klasik yang kedua adalah uji multikolinearitas. Hasil dari pengujian multikolinearitas bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sehingga model regresi dikatakan bebas multikolinearitas. Uji autokorelasi menunjukkan nilai D-W adalah 2,3 yaitu berada di antara -4 dan +4, yang menunjukkan bahwa model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian heteroskedastisitas bahwa seluruh variabel independen menunjukkan signifikansi > 0,05. Dengan demikian, model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini bebas heteroskedastisitas. Uji persamaan regresi berganda. Hasil estimasi regresi berganda dari Persamaan 2 di atas tersaji dalam Tabel 3 berikut: Tabel 3. Hasil Uji t Model (Constant) ROA IND OWNER SIZE DTA Unstandardized Coefficients β t Sig. .430 .001 .034 -.020 2.655E-10 6.525E-5 27.693 .094 2.931 -1.952 1.567 .312 .000 .925 .004 .052 .118 .755 Sumber: olahan data dari output SPSS17 Bersandar pada tampilan pada Tabel 3, maka persamaan regresi dari model penelitian ini adalah sebagai berikut: CSRD = 0,43 + 0,001X1 + 0,034X2 - 0,02X3 + 2.655E-10X4 + 6.525E-5X5 + e Uji koefisien determinasi. Sebagaimana tampak pada Tabel 4, dari hasil estimasi diperoleh nilai R2 (Adjusted R Square) sebesar 0,043 yang menunjukkan bahwa variabelvariabel bebas/independen (profitabilitas, sensitivitas industri, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage) yang ada dalam model regresi dari Persamaan 2 dapat menjelaskan sebanyak 4,3 % terhadap variabel terikat/dependen (CSRD). Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R2 Adjusted R2 SEE 1 .245 .060 .043 .08083 Sumber: olahan data dari output SPSS17 Uji F. Hasil uji F dalam Tabel 5 menampilkan nilai F-hitung sebesar 9,574 dengan signifikansi 0,000 yang lebih rendah daripada α = 0,05, maka dapat dikatakan bahwa nilai F-hitung tersebut signifikan secara statistik. Ini juga berarti bahwa secara simultan, variabel independen yang meliputi profitabilitas, sensitivitas industri, struktur Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 114 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD). Tabel 5. Hasil Uji F Model Regression Residual Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. .284 2.334 2.618 5 394 399 .057 .006 9.574 .000 Sumber: olahan data dari output SPSS17 Uji hipotesa pertama (H1). Hipotesa pertama pada penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan p-value = 0,925 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H1 ditolak atau secara statistik menunjukkan bahwa profitabilitas ( yang diproxykan dengan ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang diperoleh Reverte (2009). Kesamaan hasil ini mungkin disebabkan oleh penggunaan proksi yang sama untuk mengukur tingkat profitabilitas yaitu return on assets (ROA). Penelitian ini juga konsisten dengan hasil yang didapat Prado-Lorenzo (2008). Alasan penolakan hipotesa adalah bahwa aktivitas CSR mungkin bukanlah aktivitas yang memberikan manfaat secara nyata bagi keberlangsungan perusahaan, sehingga bagi sebagian besar perusahaan di Indonesia mungkin belum merasa perlu untuk meningkatkan pelaporan tanggung jawab sosial ketika memperoleh profit yang tinggi. Artinya bahwa perusahaan di Indonesia belum menganggap penting keberadaan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Uji hipotesa kedua (H2). Hipotesa kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sensitivitas industri dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan p-value = 0,004 lebih kecil dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H2 diterima atau secara statistik menunjukkan bahwa sensitivitas industri (IND) berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Reverte (2009) yang menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat CSR yang lebih tinggi biasanya menghasilkan ukuran pameran yang lebih luas dan lebih besar dari media, dan lebih kepada lingkungan industri yang sensitif, seperti dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat CSR rendah yang bisa juga diartikan bahwa industri yang lebih sensitif memiliki pengaruh positif terhadap pelaporan CSR. Penelitian ini juga mendukung temuan yang dilakukan Webb (2009). Alasan penerimaan hipotesa yang diajukan adalah perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas industri di Indonesia sudah cukup baik dalam memberikan perhatian pada pelaksanaan dan pelaporan aktivitas tanggung jawab sosial. Hal ini terlihat dari adanya beberapa perusahaan yang telah mengeluarkan laporan CSR atau sustainability report sendiri yang terpisah dari laporan tahunannya yang memuat secara lengkap dan detail aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan. Uji hipotesa ketiga (H3). Hipotesa ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan p-value = 0,052 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H3 ditolak atau secara statistik menunjukkan bahwa struktur kepemilikan (OWNER) tidak Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 115 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hal ini berarti bahwa porsi kepemilikan saham mayoritas tidak mempunyai pengaruh terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki pemegang saham mayoritas belum mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga para investor ini juga cenderung tidak menekan perusahaan untuk melaporkan aktivitas CSR secara detail dalam laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Reverte (2009). Reverte mengungkapkan bahwa variabel ownership structure tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR bagi perusahaan publik di Spanyol. Alasan penolakan hipotesa yang dapat diberikan adalah bahwa ada atau tidak adanya pemegang saham mayoritas dalam sebuah perusahaan publik tidak memberikan pengaruh terhadap pelaporan tanggung jawab sosial yang dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki pemegang saham mayoritas, meski memiliki control (pengendalian manajemen) yang lebih baik dibanding perusahaan yang tidak memiliki pemegang saham mayoritas, dalam kinerja pengambilan keputusan manajemennya tidak selalu dipengaruhi oleh publik. Uji hipotesa keempat (H4). Hipotesa keempat menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan p-value 0,118 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H4 ditolak atau secara statistik menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Sehingga, dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak terbukti mempunyai pengaruh untuk mendukung pengaruh variabel bebas lainnya terhadap pelaporan tanggung jawab sosial. Ukuran perusahaan tidak memberikan pengaruh bagi pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia. Alasan penolakan hipotesa mungkin disebabkan pandangan perusahaan besar yang belum menganggap penting efektivitas pelaporan CSR yang berarti pelaporan aktivitas CSR ini belum dianggap sebagai kebijakan yang akan memberikan dampak positif di masa yang akan datang. Penelitian ini tidak konsisten dengan yang dilakukan Reverte (2009). Reverte menemukan hasil bahwa variabel yang paling berpengaruh dalam penjelasan variasi yang dimiliki perusahaan dalam rating CSR adalah sorotan media, yang diikuti oleh ukuran perusahaan dan industri. Perrini (2007) juga melakukan pengujian bahwa semakin besar perusahaan, semakin besar pula melakukan strategi CSR secara formal dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara ukuran perusahaan dan pelaksanaan beberapa strategi CSR. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena perbedaan proksi yang digunakan dalam mengukur variabel ukuran perusahaan dimana dalam penelitian ini menggunakan net assets value. Uji hipotesa kelima (H5). Hipotesa kelima menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara leverage dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan pvalue = 0,755 lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa H5 ditolak atau secara statistik menunjukkan bahwa leverage (DTA) tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Alasan penolakan hipotesa yang diajukan mungkin disebabkan karena informasi yang ada dalam laporan tahunan tidak banyak memberikan kontribusi bagi aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan dugaan bahwa para investor tidak banyak memberikan perhatian pada Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 116 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... informasi dalam laporan tahunan pada hal-hal yang tidak menyangkut performa keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan Reverte (2009). PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan tingkat signifikan α = 5 %, menunjukkan hasil sebagai berikut: F = 9,574 dengan tingkat signifikan =0,000, yang artinya secara simultan, variabel profitabilitas, sensitivitas industri, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab social perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian t-test, dengan menggunakan α = 5 %, hanya terdapat satu variabel independen yang mempunyai nilai t-hitung yang signifikansinya kurang dari 0,05 yaitu variabel sensitivitas industri. Dengan demikian, sensitivitas industri berpengaruh signifikan terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD). Sedangkan variabel profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSRD). Keterbatasan dan Implikasi. Penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh industri, sehingga tidak dapat dihindari adanya industry-effect yang melekat pada hasil penelitian ini. Implikasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1)penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada suatu industri tertentu, dengan demikian industry effect dapat diminimalisir; 2)dengan adanya regulasi mengenai pelaporan tanggungjawab sosial melalui UU No. 25 tahun 2007 serta UU No. 40 tahun 2007, maka IAI melalui Dewan Standarnya seyogyanya perlu menyikapi dengan menyusun suatu standar dan/atau juknis terkait dengan pelaporan tanggung jawab sosial sebagai sebuah mandatory disclosure, mendampingi elemen laporan keuangan lain, mengingat masih rendahnya tingkat pelaporan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia; 3)bagi pihak manajemen perusahaan, diharapkan agar lebih variatif dalam mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunannya; 3)penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan indikator pengungkapan CSR yang lebih sesuai dengan karakter perusahaan di Indonesia. DAFTAR RUJUKAN Branco, Manuel Castelo & Lúcia Lima Rodrigues, (2008). Factors Influencing Social Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business Ethics. 83. pp.685-701. Hackston, David & Markus J. Milne, (1996). Some determinants of social and environmental disclosures in New Zealand companies. Accounting, Auditing & Accountability Journal. 9. (1). pp.77-108. Hsiang-lin Chih, Hsiang-Hsuan Chih & Tzu-Yin Chih, (2010). On the determinant of corporate social responsibility: international evidence on the financial industry. Journal of Business Ethics. 93. pp.115-135. Institute for economic and financial reserach, (2005). Indonesian capital market directory. , (2006). Indonesian capital market directory. Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 117 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... , (2007). Indonesian capital market directory. , (2008). Indonesian capital market directory. Kotler, Philip dan Nancy Lee, (2005). Corporate social responsibility; doing the most good for your company and your cause. New Jersey; John Wiley & Sons, Inc. Lindgreen, Adam, et al., (2009), Corporate social responsibility: an empirical investigation of u.s. organizations, Journal of Business Ethics, pp. 303-323. Lorenzo, José Manuel Prado, et al., (2008). Social responsibility in spain practices and motivation in firms. Management Decision. 46. (8). pp.1247-1271 Nelling, Edward & Webb Elizabeth. (2009). Corporate social responsibility and financial performance the “virtuous circle” revisited. Rev Quant Finan Acc. 32. pp.197-209 Padgett, Robert C. & Jose I. Galan, (2010), “The Effect of R&D Intensity on Corporate Social Responsibility”, Journal of Business Ethics, pp. 407-418. Perrini, Francesco, A.A.Russo & Antonio Tencati. (2007). CSR Strategies of SMEs and Large Firms Evidence from Italy. Journal of Business Ethics. 74. pp.285-300 Preuss, Lutz & J. Perschke, (2010). Slipstreaming the Larger Boats: Social Responsibility in Medium-Sized Business. Journal of Business Ethics. 92. pp.531-551 Reverte, Carmelo. (2009). Determinant of corporate social responsibility disclosure ratings by spanish listed firms. Journal of Bussiness Ethics. pp.351-366. Udayasankar, Krishna. (2008). Corporate social responsibility and firm size. Journal of Business Ethics. 83. pp.167-175. Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Visser, W. (2008), Corporate social responsibility in developing countries, The Oxford Handbook of Corporate Social Responsibility Eds.: A. Crane, A. McWilliams, D. Matten, J. Moon, D. Siegel, Oxford University Press. pp.473-479. Webb, Lori Holder, et al. (2009). The supply of corporate social responsibility disclosures among U.S. firms. Journal of Business Ethics. 84. pp.497-527 Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 118 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 KODE ADHI ANTM AMFG ASDM BNBR ELTY INPC BBRI BABP BBCA BDMN MEGA BNGA PNBN BNLI NISP BBIA BRPT BLTA BFIN BISI BUMI CMNP SCBD DUTI DYNA ELSA GSMF EXCL FAST FORU GJTL KPIG HEXA SMCB INTP INAF INDF INPP ITMG DILD INTA JPFA JSMR KLBF KIJA KREN LPCK TCID MAMI MNCN MTDL NAMA PERUSAHAAN ADHI KARYA ANEKA TAMBANG ASAHIMASS FLAT GLASS ASURANSI DAYIN MITRA BAKRIE & BROTHERS BAKRIELAND DEVELOPMENT BANK ARTHA GRAHA INTL. BANK BRI BANK BUMIPUTERA INDONESIA BANK CENTRAL ASIA BANK DANAMON INDONESIA BANK MEGA BANK NIAGA BANK PAN INDONESIA BANK PERMATA BANK OCBC NISP BANK UOB BUANA BARITO PACIFIC BERLIAN LAJU TANKER BFI FINANCE INDONESIA BISI INTERNATIONAL BUMI RESOURCES CITRA MARGA NUSAPHALA DANAYASA ARTHATAMA TBK DUTA PERTIWI TBK DYNAPLAST TBK ELNUSA EQUITY DEVELOPMENT INVEST. EXCELCOMINDO PRATAMA FASTFOOD INDONESIA FORTUNE INDONESIA GAJAH TUNGGAL GLOBAL LAND DEVELOPMENT HEXINDO ADIPERKASA HOLCIM INDONESIA INDOCEMENT TUNGGAL P. INDOFARMA TBK INDOFOOD SUKSES MAKMUR INDONESIAN PARADISE PROPERTY INDO TAMBANGRAYA MEGAH INTILAND DEVELOPMENT INTRACO PENTA TBK JAPFA JASA MARGA KALBE FARMA KAWASAN INDUSTRI JABABEKA KRESNA GRAHA SEKURINDO LIPPO CIKARANG MANDOM INDONESIA MAS MURNI INDONESIA MEDIA NUSANTARA CITRA METRODATA ELECTRONICS Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 KELOMPOK INDUSTRI Properti dan Real Estate Pertambangan Dasar dan Kimia Keuangan Investasi Properti dan Real estate Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Dasar dan Kimia Transportasi Keuangan Pertanian Pertambangan Infrastruktur Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Dasar dan Kimia Perdagangan dan Jasa Keuangan Telekomunikasi Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Aneka Industri Properti dan Real Estate Perdagangan dan Jasa Dasar dan Kimia Dasar dan Kimia Barang Konsumsi Barang Konsumsi Perdagangan dan Jasa Pertambangan Properti dan Real Estate Perdagangan dan Jasa Dasar dan Kimia Infrastruktur Barang Konsumsi Properti dan Real Estate Keuangan Properti dan Real estate Barang Konsumsi Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa 119 Tjakrawala & Pangesti: Parameter Determinan Pada Perusahaan... NO 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 KODE MAPI MITI MYOH PWON PANR PJAA PGAS PLIN POOL PNSE PUDP RUIS RALS RELI SGRO BKSL SSIA PTBA TLKM TINS TIRA TRIM TRUB UNVR UNTR WOMF WAPO WIKA NAMA PERUSAHAAN MITRA ADIPERKASA MITRA INVESTINDO MYOH TECHNOLOGY PAKUWON JATI TBK PANORAMA SENTRAWISATA PEMBANGUNAN JAYA ANCOL PERUSAHAAN GAS NEGARA PLAZA INDONESIA REALTY POOL ADVISTA INDONESIA PUDJIADI AND SONS PUDJIADI PRESTIGE RADIANT UTAMA INTERINSCO RAMAYANA LESTARI SENTOSA RELIANCE SECURITIES SAMPOERNA AGRO SENTUL CITY SURYA SEMESTA INTERNUSA TAMBANG BATUBARA BUKIT A. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TIMAH TBK TIRA AUSTENITE TRIMEGAH SECURITIES TRUBA ALAM MANUNGGAL UNILEVER INDONESIA UNITED TRACTORS WAHANA OTTOMITRA MULTI WAHANA PHONIX MANDIRI WIJAYA KARYA Sumber: ICMD, 2005-2008 Jurnal Ekonomi/Volume XVI, No. 01, Maret 2011: 107-118 KELOMPOK INDUSTRI Perdagangan dan Jasa Investasi Aneka Industri Properti dan Real Estate Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa Infrastruktur Perdagangan dan Jasa Investasi Perdagangan dan Jasa Properti dan Real estate Investasi Perdagangan dan Jasa Keuangan Pertanian Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Pertambangan Telekomunikasi Pertambangan Perdagangan dan Jasa Keuangan Properti dan Real Estate Barang Konsumsi Perdagangan dan Jasa Keuangan Perdagangan dan Jasa Properti dan Real Estate 120