Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida Balai Besar Penelitian

advertisement
Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida
ANALISIS DESKRIPTIF INSEKTISIDA RUMAH TANGGA YANG BEREDAR
DI MASYARAKAT
Aram Sih Joharina dan Siti Alfiah
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
Jalan Hasanudin 123 Salatiga 50721
DESCRIPTIVE ANALYSIS OF HOUSEHOLD INSECTICIDE IN COMMUNITY
ABSTRACT
The most popular and effective vector control is the use of insecticides. Survey
was done in the houses and some supermarket to know many kind of insecticides used
by people. The formulation, active ingredients, and concentration were recorded and
analyzed. Based on the results of the survey, household insecticides formulated in
various formulations such as liquid, mosquito coils, aerosol, mat and liquid vaporizer,
chalk and paper burn. In addition to formulation, active ingredients and concentration
also vary. Almost all household insecticide products on the market using the synthetic
pyrethroid. Selection of household insecticides should be adapted to the type of insect
pests because each type of active ingredients and formulations have advantages and
disadvantages. Efficacy of various active ingredients in various formulations has been
studied and the results vary widely. Insecticide efficacy is influenced by the type of
active ingredient, dosage, concentration, formulation, and the susceptibility of insect
species, temperature, sunlight, wind, and application method.
Key word: household insecticide, insecticides formulation, active ingredients
ABSTRAK
Pengendalian serangga vektor penyakit yang paling efektif dan populer adalah
penggunaan insektisida. Survei dilakukan di masyarakat dan supermarket untuk mengetahui
jcnis-jenis insektisida yang digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil survei, insektisida
rumah tangga terkemas dalam berbagai formulasi antara lain liquid, mosquito coil, aerosol, mat
& liquid vaporizer, kapur serangga dan kertas bakar. Disamping formulasi, bahan aktif dan
konsentrasi yang digunakan juga bermacam-macam. Hampir semua produk insektisida rumah
tangga di pasaran menggunakan bahan aktif golongan piretroid sintetik. Pemilihan insektisida
rumah tangga hendaknya disesuaikan dengan jenis serangga sasaran karena tiap jenis bahan aktif
dan formulasi memiliki kelcbihan dan kekurangan. Efikasi berbagai bahan aktif dalam berbagai
formulasi telah banyak diteliti dan hasilnya sangat bervariasi. Efikasi insektisida dipengaruhi
oleh jenis bahan aktif, dosis, konsentrasi, formulasi, dan kepekaan spesies serangga, suhu, sinar
matahari, angin, serta cara pengaplikasian.
Kata kunci: insektisida rumah tangga, formulasi insektisida, bahan aktif
JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I
23
mencegah,
PENDAHULUAN
Serangga merupakan hewan yang
merasak,
menolak
atau
mengurangi serangga hama (vektor).
dari
Berbagai insektisida dikenal dalam
kehidupan manusia. Serangga mempunyai
bidang pertanian, kesehatan masyarakat
peranan positif terhadap manusia, namun
dan kesehatan veteriner. Pada prakteknya
keberadaannya
tidak
tak
bisa
juga
sedikit
lepas
serangga
yang
bahan aktif insektisida digunakan bersama
meragikan manusia. Salah satu aspek
dengan
bahan
yang banyak diragikan karena serangga
dengan
minyak
adalah
pengencer, tepung untuk mempermudah
aspek
kesehatan
masyarakat.
lain,
misal
sebagai
pelarat,
dalam
vektor
1877
penyemprotan, bubuk yang dicampurkan
(Anonim, 2003). Sejak abad ke-17 sampai
sebagai pengencer, atraktan (pada bahan
awal abad ke-20, tercatat bahwa penyakit
feromon), sinergis, dan sebagainya.
pada
tahun
tular serangga bertanggungjawab lebih
penebaran
air
Serangga pertama kali terbukti sebagai
penyakit
pengenceran,
dicampur
atau
Berdasarkan cara masuk ke dalam
banyak terhadap angka kesakitan dan
tubuh
kematian manusia dibandingkan penyakit
dibedakan
karena sebab lainnya (Gubler, 1998).
(fumigants), racun kontak dan racun perat.
Besarnya
Fumigants digunakan untuk membunuh
kerugian
yang
ditimbulkan
serangga,
insektisida
atas
racun
pernafasan
serangga
tanpa
populasi serangga vektor sampai batas
bentuk
mulutnya.
yang dapat ditolerir manusia.
berbentuk gas. Penggunaan insektisida ini
menyebabkan
perlunya
Pengendalian
pengendalian
memperhatikan
Insektisida
ini
vektor
haras hati-hati teratama penggunaan di
masyarakat
ruang tertutup. Insektisida sebagai racun
sejak jaman dahulu. Upaya pengendalian
kontak, yang terpenting adalah kontak
yang paling efektif dan populer yang
antara
dilakukan adalah penggunaan insektisida.
dengan
Insektisida berasal dari kata insect dan
Insektisida sebagai racun perut berarti
cide. Insect berarti serangga dan —cide
insektisida harus masuk melalui mulut.
artinya
Serangga
penyakit
sudah
cara
membunuh,
seperti
dilakukan
membunuh.
perkembangannya
yang
serangga
haras
dapat
banyak
kerjanya
Pada
insektisida
tidak
dengan
namun dengan cara lain
mengganggu
serangga. Oleh
insektisida
yaitu
insektisida
yang
ingin
yang
dibunuh
digunakan.
diberantas
dengan
mulut menggigit lekat isap dan bentuk
mengisap.
Berdasarkan cara kerja insektisida
pertumbuhan
terbagi menjadi lima kelompok, yaitu
karena itu pengertian
mengganggu sistem syaraf, menghambat
semua
bahan
atau
produksi energi, mempengaruhi sistem
campuran bahan yang digunakan untuk
endokrin, menghambat produksi kutikula
dan
24
yang
insetisida ini biasanya mempunyai bentuk
menarik, mengusir, menghalau
ataupun
serangga
menghambat
keseimbangan
air.
JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I
Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida
Mengetahui cara kerja insektisida akan
berbagai
bermanfaat dalam memilih dan merotasi
tangga
insektisida yang ada untuk mendapatkan
kemudian
hasil
konsentrasinya.
yang
optimal
dalam
rangka
formulasi
yang
insektisida
beredar di
dicatat
ramah
masyarakat,
bahan
aktif
Selanjutnya
dan
dilakukan
analisis deskriptif tentang formulasi serta
pengelolaan resistensi.
Insektisida yang beredar banyak
sekali jenisnya. Jenis-jenis insektisida
bahan aktif insektisida beserta kelebihan
dan kekurangannya.
dapat dikelompokkan dalam inorganik,
nabati,
organoklorin,
karbamat,
piretroid,
organofosfor,
HASIL DAN PEMBAHASAN
neonikotinoid,
Hasil survei menunjukkan bahwa
fenilpirasol, pirol, avermektin, microbial,
organofluorin, insect growth regulator,
insektisida
ramah
tangga
beredar
di
fumigant, repellent, sinergis atau activator
masyarakat terdiri dari berbagai macam
(Sigit and Hadi, 2006). Insektisida rumah
tangga merupakan insektisida yang
digunakan untuk memberantas vektor
penyakit menular atau untuk pengendalian
formulasi dan bahan aktif (Tabel 1).
Menurat Sancoyo dalam Sigit dan Hadi
(2006) terdapat tiga komponen insektisida
ramah tangga yaitu formulasi, macam
hama di rumah-ramah. Studi ini bertujuan
bahan aktif, dan konsentrasi bahan aktif.
untuk
mengetahui
kelebihan
dan
kekurangan berbagai formulasi insektisida
Formulasi adalah wujud / hasil proses
pengolahan
bahan
ramah
memperbaiki
berbagai
tangga
yang
digunakan
oleh
efektifitas,
masyarakat.
teknis
untuk
aspek
seperti
penyimpanan,
kemudahan
aplikasi, keamanan, serta biaya. Bahan
aktif
METODOLOGI
adalah
bahan
kimia
bersifat
insektisida, sedangkan konsentrasi bahan
Survei dilakukan di supermarket
di
Kota
Salatiga
untuk
mengetahui
JURNAL VEKTORA Vol IVNo. I
aktif adalah kandungan bahan aktif suatu
insektisida
(Sigit
and
Hadi,
2006)
25
Tabel 1. Berbagai macam insektisida ramah tangga beredar di supermarket Kota Salatiga
(tahun 2011).
FORMULASI
Liquid
MERK DAGANG
r>
®
Baygon
0,4
g/1
imiprotrin
0,32
g/1
transflutrin
0,2
g/1
pralctrin
0,2886
g/1
sifenotrin
0,5778
g/1
d-alletrin
0,1
%
transflutrin
0,028
%
Vape®
metoflutrin
0,015
%
Domcstos Nomos®
metoflutrin
0,01
%
d-alletrin
0,20
%
d-alletrin
0,25
%
sipermetrin
0,10
%
transflutrin
0,06
%
imiprotin
0,05
%
pralctrin
0,105
%
permetrin
0,25
%
propoksur
1,18
%
d-alletrin
0,22
%
transflutrin
0,06
%
siflutrin
0,06
%
pralctrin
0,073
%
d-fenotrin
0,1
%
praletrin
0,09
%
permetrin
0,15
%
Carrefour®
sipermetrin
0,22
%
Vape®
Baygon®
metoflutrin
0,198
mg/g
d-alletrin
40
mg/21 g
transflutrin
3
mg/21 g
metoflutrin
4
g/1
d-aletrin
0,222
g/1
praletrin
13
g/1
d-alletrin
0,01
g/1
praletrin
13,12
g/1
Baygon
Bagus®
Tigaroda®
Aerosol
KONSENTRASI
sipermetrin
Vape®
Coil
BAHAN AKTIF
Baygon
Vape®
Hit®
Raid®
Tigaroda®
Force magic®
Vaporizer:
Mat
Liquid clektrik
Vape®
Hit®
Raid®
26
JURNAL VEKTORA Vol. IV No. I
Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida
Lotion
Vape®
DEET
12,5
%
Soffell®
DEET
13
%
Autan®
DEET
12,5
%
Kertas bakar
Hit®
transflutrin
0,006
%
Kapur anti serangga
Hit®
deltametrin
0,6
%
d-allctrin
0,001
%
Pemilihan
penting
untuk
formulasi
memastikan
insektisida
mempunyai daya adhesi yang baik
masuknya
terhadap permukaan berlemak dan
bahan aktif di dalam tubuh serangga
tidak bersifat sebagai
sasaran.
listrik.
Formulasi
aerosol,
coil,
dan
konduktor
Kekurangannya
adalah
vaporizer tepat digunakan untuk serangga
pelarat yang digunakan mungkin
terbang karena akan mengisi ruangan
dapat merusak aspal, plastik, karet,
(udara) dengan bahan aktif insektisida.
cenderung
Serangga
kecoa
fitotoksik,
dapat
menyebabkan licin pada lantai dan
menembus celah-celah kecil / pori-pori
mudah terserap pada permukaan
permukaan. Oleh karenanya untuk tipe
poras sehingga tidak mempunyai
merayap
efek residu (Sigit and Hadi, 2006)
merayap
menggunakan
seperti
formulasi
tepat
jika
yang
menggunakan
formulasi aerosol / liquid berbahan dasar
2.
berbau,
bahaya
bersifat
kebakaran,
Mosquito coil dan kertas bakar
minyak karena lebih bertahan lama (tidak
Asap dihasilkan dari pembakaran
mudah menguap) dan dapat meresap baik
coil
dalam permukaan bahan. Kapur serangga
menghadang nyamuk mendekatinya,
juga dapat digunakan karena aplikasinya
bahkan
melekat pada permukaan bahan.
Tergantung luas ruangan dan jenis
Tabel
1
formulasi
dengan
sejak
masuk
segera
ramah.
bahwa
bahan aktif digunakan, formulasi ini
digunakan
dapat mengurangi tingkat gigitan
menunjukkan
insektisida
dapat
coil,
nyamuk sampai 80% (Becker et al,
aerosol, vaporizer mat, kapur serangga,
2010). Namun demikian, diketahui
lotion dan kertas bakar. Setiap formulasi
bahwa
insektisida
diemisikan
masyarakat
terdiri
dari
memiliki
liquid,
kelebihan
dan
semua
partikel
oleh
yang
mosquito
coil
kekurangan. Berikut kelebihan dan
kekurangan berbagai formulasi insektisida
memiliki diameter kurang dari lum
ramah tangga:
mudah
1.
Formulasi liquid
Asap yang dihasilkan mosquito coil
Formulasi liquid memiliki kelebihan
dilaporkan melebihi dari
daya
daya
kualitas udara sehat yang hal ini
penetrasi ke celah-celah permukaan
beresiko terhadap kesehatan baik
(cracks
simpan
and
yang
baik,
crevices)
JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 1
dimana
termasuk
terhirap
polutan
yang
oleh pernafasan.
standar
baik,
27
3.
kronis maupun akut (Becker et al.,
ditambahkan
2010).
Lotion dengan bahan pencampur oil
Aerosol
base bisa bertahan sampai 12 jam
Aerosol sangat mudah digunakan
(Rozendaal, 1997). Kekurangannya
dibandingkan
insektisida
adalah seringkali lengket di kulit,
yang lain dan juga bekerja lebih
senyawa dapat merasak plastik dan
cepat. Ukuran partikelnya sangat
permukaan cat.
kecil
4.
bentuk
menyerupai
gas
sehingga
Kapur anti serangga
Kapur
Kecilnya ukuran partikel berarti pula
kedalam
bahwa insektisida yang digunakan
Formulasi ini biasanya diaplikasikan
berjumlah sedikit, sehingga dosisnya
pada tempat yang bercelah-celah
sangat aman bagi manusia (Pemba
dan
and Kadangwe, 2012). Akan tetapi
mengendalikan
aerosol
2009).
memiliki
kekurangan
anti
serangga
jenis
pada
termasuk
formulasi
titik
dust.
tertentu
untuk
kecoa
Kelebihan
(Fishel,
kapur
anti
sulitnya menentukan ukuran tepat
serangga adalah formulasi siap pakai
untuk
karena
dan kerja insektisidanya bertahan
kerjanya sangat bergantung pada
dalam waktu lama. Kekurangannya,
volume ruangan serta kerentanan
formulasi kapur anti serangga tidak
organism
terserap baik dalam tubuh serangga,
didispersikan
target
oleh
(Pemba
and
Kadangwe, 2012).
residunya mudah terkikis oleh air
Vaporizer
atau angin, dan perlekatannya pada
kerja
vaporizer
pelepasan uap
perlahan
adalah
permukaan tidak sebaik bentuk cair.
Berdasar
insektisida secara
dengan
menggunakan
semua
hasil
survei,
insektisida
hampir
ramah
tangga
tenaga panas listrik. keunggulannya
menggunakan bahan aktif dari golongan
adalah bebas asap, tidak berbau
piretroid sintetik.
menyengat
piretroid menjadi pilihan karena kerjanya
menghadang,
dan
mampu
melumpuhkan,
dan
Insektisida golongan
cepat melumpuhkan
serangga
sasaran
Kelemahannya adalah memerlukan
selain itu juga bersifat repellent (Sigit and
Hadi, 2006). Sifat sintetik piretroid tidak
listrik serta relatif mahal (Becker et
mudah
al., 2010)
potensi
Lotion
toksisitasnya terhadap manusia rendah
Lotion diaplikasikan ke kulit dan
pada penggunaan normal. Kesuksesan lain
hanya
gigitan
piretroid adalah efikasinya tinggi dengan
serangga (repellent). Pada umumnya
dosis yang rendah serta daya bunuhnya
formula
ini menggunakan bahan
cepat (Pemba and Kadangwe, 2012).
aktif dietil toluamida (DEET) yang
Piretroid sintetik saat ini telah banyak
membunuh
28
pencampur.
mudah menembus celah-celah kecil.
Prinsip
5.
6.
bahan
bekerja
serangga.
menolak
menguap
(volatilitas
insektisidanya
rendah),
tinggi,
dan
JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I
Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida
diproduksi. Piretroid generasi pertama
Hal yang membedakan tiap bahan
adalah d-alletrin. Sedangkan termasuk
aktif insektisida adalah toksisitas terhadap
piretroid generasi kedua dalam tabel 1
organisme target, maupun organisme lain.
adalah d-fenotrin, generasi ketiga adalah
Toksisitas sangat berkaitan dengan dosis,
sifenotrin dan permetrin, dan sisanya
yang biasanya dinyatakan dengan lethal
(imiprotrin,
praletrin,
dose (LD50) atau lethal concentration
siflutrin, dan
piretroid generasi
(LC50), yaitu jumlah racun per unit berat
badan yang akan menyebabkan kematian
keempat (Sigit and Hadi, 2006). Isomer-
sebanyak 50% dari total populasi hewan
isomer piretroid
beberapa molekul dan hanya berbeda
uji (Matsumura, 1975). Semakin kecil
dosis yang diperlukan untuk membunuh
dalam susunan atom yang terikat pada
maka semakin toksik insektisida tersebut.
molekulnya.
Berdasarkan
transflutrin,
metoflutrin,
sipermetrin,
deltametrin)
adalah
tersebut
Hal
ini
terdiri
atas
menyebabkan
toksisitasnya
insektisida
insektisidanya,
digolongkan menjadi golongan IA (sangat
toksisitasnya
berbahaya sekali), IB (sangat berbahaya),
(Pemba and Kadangwe, 2012). Piretroid
dapat digunakan secara tunggal atau
kombinasi dengan isomer piretroid lain
atau dengan suatu sinergis. Belum ada
penelitian
yang
merekomendasikan
II (berbahaya), III (cukup berbahaya), dan
golongan IIIU (tidak berbahaya jika
digunakan secara normal) (Sigit and Hadi,
2006). Data bahan aktif pada hasil survei
digolongkan berdasarkan toksisitasnya
kombinasi-kombinasi bahan aktif yang
ditunjukkan pada Tabel 2.
perbedaan
sehingga
properti
berbeda
pula
paling efektif (Pemba and Kadangwe,
2012).
Tabel 2. Penggolongan bahan aktif insektisida berdasar toksisitasnya (Becker et al.,2010).
Bahan Aktif
Golongan insektisida
Tingkat toksisitas
sipermetrin
Piretroid
IIIU
imiprotrin
Piretroid
III
transflutrin
Piretroid
IIIU
pralletrin
Piretroid
III
sifenotrin
Piretroid
II
d-alletrin
Piretroid
III
permetrin
Piretroid
II
propoksur
Karbamat
II
siflutrin
Piretroid
II
d-fenotrin
Piretroid
IIIU
metoflutrin
Piretroid
IIIU
DEET
Piretroid
IIIU
deltametrin
Piretroid
II
JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 1
29
Pemilihan jenis formulasi, bahan
aktif
dan
dosis/konsentrasi
insektisida
aktif d-alletrin (36 mg/mat) dan pralletrin
(15
mg/mat)
terhadap
nyamuk
pada akhirnya bertujuan pada efikasi
laboratorium
insektisida
serangga
Cx.quinquefasciatus dengan hasil KT50 d-
pengganggu. Banyak studi telah dilakukan
alletrin lebih singkat daripada pralletrin
untuk mengetahui efikasi bahan-bahan
dan
aktif insektisida
Cx.quinquefasciatus
terhadap
ramah
tangga
pada
Ae.aegypti
Ae.aegypti
lebih
dan
rentan
(Adanan,
dari
2005).
berbagai formulasi. Mosquito coil dengan
Sementara uji formulasi kapur serangga
bahan aktif d-alletrin 0,2% terbukti efektif
dengan
mereduksi gigitan dan densitas nyamuk
transflutrin, propoksur, serta d-alletrin &
vektor
77,15% dan 88,00% (Nu'man, 2009).
deltametrin pernah dilakukan terhadap
kecoa diperoleh hasil bahwa kapur
Namun dengan formulasi yang sama,
serangga dengan bahan aktif tersebut
pengujian terhadap nyamuk laboratorium
hanya efektif untuk jenis Periplaneta
Culex quinquefasciatus pada 3 macam
americana, namun tidak dapat dipakai
bahan aktif, paling cepat melumpuhkan
untuk
adalah transflutrin 0,030%, metoflutrin
2004).
malaria
An.
aconitus
sebesar
0,005%, bara kemudian d-alletrin 0,300%
(Ohkawa, 2007).
terhadap
pralletrin,
nyamuk
dan
permetrin
aktif
propuksur
&
Blattella germanica
(Subagyo,
Hasil
penelitian
-
menunjukkan
Efektifitas aerosol berbahan aktif
propoksur,
bahan
hasil
bahwa
efikasi
suatu
insektisida dipengarahi oleh berbagai
macam faktor. Djojosumarto (1998)
Cx.quinquefasciatus
menyatakan
bahwa
tidak berbeda nyata namun permetrin
dipengarahi
oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik, yaitu bahan
dibandingkan keduanya (Listiani, 2008).
aktif, dosis, konsentrasi, formulasi, serta
Pada pengujian lain 2 merk aerosol
kepekaan spesies serangga, sedangkan
dengan
faktor
komposisi
bahan
(pralletrin
dan
konsentrasi
mendekati
lebih
insektisida
cepat
menyebabkan
knockdown
efikasi
aktif sama
imiprotrin)
ekstrinsik,
yaitu
suhu,
sinar
dengan
matahari, angin, serta dipengarahi oleh
kecuali
aplikasi (cara, waktu, alat yang digunakan
penambahan d-fenotrin pada merk A
dan cara penyimpanan) (Djojosumarto,
sedangkan
merk
2008).
tetrametrin
dan
B
sama,
ditambahkan
sinergis.
Dengan
perbedaan tersebut merk A menghasilkan
KESIMPULAN
knockdown time Culex pipiens jauh lebih
cepat dan prosentase mortalitas lebih
Insektisida ramah tangga beredar
tinggi dibandingkan aerosol B (Pemba
di masyarakat memiliki kelebihan dan
and Kadangwe, 2012).
kekurangan berdasar formulasi maupun
Studi untuk formulasi insektisida
bahan aktifnya sebagai berikut:
mat elektrik juga dilakukan dengan bahan
30
JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I
Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida
1. Formulasi liquid daya tembus ke
7.
mudah terkikis oleh air atau angin.
celah-celah permukaan baik namun
pelaratnya
dapat
plastik,
merasak
karet,
aspal,
8.
aktif
dan
serangga
namun
dibedakan
insektisida
(formulasi,
bahan aktif dan konsentrasi) yang
2. Formulasi coil dan kertas bakar sangat
menghadang
insektisida
digunakan.
9. Pemilihan
memiliki efek residu.
melumpuhkan
Bahan
berdasar toksisitasnya dan dosis yang
fitotoksik,
menyebabkan licin lantai dan tidak
efektif
terserap baik pada tubuh serangga,
akan
dipakai
haras
disesuaikan
dengan jenis serangga sasaran, kondisi
lingkungan dan masyarakat.
asapnya merupakan polutan untuk
pernapasan.
3. Aerosol sangat praktis, ukuran partikel
sangat
kecil
menembus
sehingga
SARAN
mampu
celah-celah kecil,
serta
1. Perlu dilakukan penelitian
tentang
dosis rendah. Kekurangannya adalah
kombinasi-kombinasi
sulit menentukan ukuran tepat untuk
bahan aktif insektisida yang paling
didispersi ke ruangan.
efektif sehingga masyarakat
dapat
memilih
yang
4. Vaporizer
mempunyai
kelebihan
insektisida
paling tepat.
bebas asap, tidak berbau menyengat
dan tetap dapat menghadang serangga
produk
formulasi,
2.
Pemilihan formula insektisida ramah
sasaran. Namun kelemahannya harga
tangga hendaknya disesuaikan dengan
relatif mahal.
jenis
5. Lotion dapat melindungi kulit dari
serangga
sasaran
dan
memperhatikan dosis yang tepat.
gigitan serangga dalam waktu lama
namun senyawa yang digunakan dapat
merasak plastik dan permukaan cat.
6. Kapur serangga mudah aplikasinya
terhadap serangga merayap dan daya
insektisida
bertahan
lama.
Kelemahannya, formulasi tidak dapat
DAFTAR PUSTAKA
Adanan, C.R., Zairi, J., Ng, K.H.
"Efficacy and Sublethal Effect of
Mosquito Mats on Aedes aegypti
and
Culex
quinquefasciatus
(Diptera:Culicidae)." Presented at
Fifth International Conference on
Urban Pests, Malaysia.
JURNAL VEKTORA Vol. IV No. I
Anonim. 2003. "Insect-Borne Diseases A
Growing Problem". City: Watch
Tower Bible and Tract Society:
Pennsylvania.
Becker, N., et al. 2010. Mosquitoes and
Their
Control,
Heidelberg:
Springer.
31
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan
Aplikasinya, Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Ohkawa, H., Miyagawa, H., Lee, P.W.
2007. Pesticides Chemistry: Corp
Protection,
Fishel,
F.M.
2009.
Formulations". City:
"Pesticide
Institute of
Food and Agricultural Sciences
University of Florida Extension
Program: Florida.
Gubler, D.J. 1998. "Resurgent VectorBorne Diseases as a Global Health
Problem." Emerging Infectious
Diseases, 4(3), 442-450.
Listiani, T. 2008. "Efikasi Beberapa
Bahan Aktif yang Terdapat pada
Obat Anti
Nyamuk
Bentuk
Aerosol Terhadap Nyamuk Culex
quinquefasciatus
di
Laboratorium". City:
Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Dian Nuswantoro: Semarang.
Public
Health,
Environmental Safety, Weinheim:
Wiley-VCH Verlag GmbH & Co
KGaA.
Pemba,
D.and Kadangwe, C. 2012.
"Mosquito
Control
Aerosols'
Efficacy Based on Pyrethroids
Constituents",
Insecticides
Advances in Integrated Pest
Management. Shanghai: InTech,
pp. 601-610.
Rozendaal, J.A.
1997.
Vector Control,
Geneva: WHO.
Sigit, S.H.and Hadi,
U.K
2006. Hama
Permukiman
(Pengenalan,
Pengendalian),
Indonesia
Biologi
dan
Bogor: Fakultas
Kedokteran Hewan IPB.
Matsumura,
F.
1975.
Toxicology
of
Insecticides, New York: Plenum
Press.
Nu'man, A.A. 2009. "Uji Efikasi Obat
Nyamuk
Bakar dengan
DAllethrin 0,2% terhadap Vektor
Malaria di Desa Gembong,
Kecamatan
Kandangserang,
Kabupaten Pekalongan." Sains
Subagyo, I., Boewono, D.T., Iravati, S.
2004.
"Efektifitas
Produk
Insektisida Cair Sebagai Kapur
Terhadap Blattella germanica dan
Periplaneta
americana
di
Laboratorium." Sains Kesehatan,
XVIK2), 8-15.
Medika, 1,44-52.
32
JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 1
Download