Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida ANALISIS DESKRIPTIF INSEKTISIDA RUMAH TANGGA YANG BEREDAR DI MASYARAKAT Aram Sih Joharina dan Siti Alfiah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Jalan Hasanudin 123 Salatiga 50721 DESCRIPTIVE ANALYSIS OF HOUSEHOLD INSECTICIDE IN COMMUNITY ABSTRACT The most popular and effective vector control is the use of insecticides. Survey was done in the houses and some supermarket to know many kind of insecticides used by people. The formulation, active ingredients, and concentration were recorded and analyzed. Based on the results of the survey, household insecticides formulated in various formulations such as liquid, mosquito coils, aerosol, mat and liquid vaporizer, chalk and paper burn. In addition to formulation, active ingredients and concentration also vary. Almost all household insecticide products on the market using the synthetic pyrethroid. Selection of household insecticides should be adapted to the type of insect pests because each type of active ingredients and formulations have advantages and disadvantages. Efficacy of various active ingredients in various formulations has been studied and the results vary widely. Insecticide efficacy is influenced by the type of active ingredient, dosage, concentration, formulation, and the susceptibility of insect species, temperature, sunlight, wind, and application method. Key word: household insecticide, insecticides formulation, active ingredients ABSTRAK Pengendalian serangga vektor penyakit yang paling efektif dan populer adalah penggunaan insektisida. Survei dilakukan di masyarakat dan supermarket untuk mengetahui jcnis-jenis insektisida yang digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil survei, insektisida rumah tangga terkemas dalam berbagai formulasi antara lain liquid, mosquito coil, aerosol, mat & liquid vaporizer, kapur serangga dan kertas bakar. Disamping formulasi, bahan aktif dan konsentrasi yang digunakan juga bermacam-macam. Hampir semua produk insektisida rumah tangga di pasaran menggunakan bahan aktif golongan piretroid sintetik. Pemilihan insektisida rumah tangga hendaknya disesuaikan dengan jenis serangga sasaran karena tiap jenis bahan aktif dan formulasi memiliki kelcbihan dan kekurangan. Efikasi berbagai bahan aktif dalam berbagai formulasi telah banyak diteliti dan hasilnya sangat bervariasi. Efikasi insektisida dipengaruhi oleh jenis bahan aktif, dosis, konsentrasi, formulasi, dan kepekaan spesies serangga, suhu, sinar matahari, angin, serta cara pengaplikasian. Kata kunci: insektisida rumah tangga, formulasi insektisida, bahan aktif JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I 23 mencegah, PENDAHULUAN Serangga merupakan hewan yang merasak, menolak atau mengurangi serangga hama (vektor). dari Berbagai insektisida dikenal dalam kehidupan manusia. Serangga mempunyai bidang pertanian, kesehatan masyarakat peranan positif terhadap manusia, namun dan kesehatan veteriner. Pada prakteknya keberadaannya tidak tak bisa juga sedikit lepas serangga yang bahan aktif insektisida digunakan bersama meragikan manusia. Salah satu aspek dengan bahan yang banyak diragikan karena serangga dengan minyak adalah pengencer, tepung untuk mempermudah aspek kesehatan masyarakat. lain, misal sebagai pelarat, dalam vektor 1877 penyemprotan, bubuk yang dicampurkan (Anonim, 2003). Sejak abad ke-17 sampai sebagai pengencer, atraktan (pada bahan awal abad ke-20, tercatat bahwa penyakit feromon), sinergis, dan sebagainya. pada tahun tular serangga bertanggungjawab lebih penebaran air Serangga pertama kali terbukti sebagai penyakit pengenceran, dicampur atau Berdasarkan cara masuk ke dalam banyak terhadap angka kesakitan dan tubuh kematian manusia dibandingkan penyakit dibedakan karena sebab lainnya (Gubler, 1998). (fumigants), racun kontak dan racun perat. Besarnya Fumigants digunakan untuk membunuh kerugian yang ditimbulkan serangga, insektisida atas racun pernafasan serangga tanpa populasi serangga vektor sampai batas bentuk mulutnya. yang dapat ditolerir manusia. berbentuk gas. Penggunaan insektisida ini menyebabkan perlunya Pengendalian pengendalian memperhatikan Insektisida ini vektor haras hati-hati teratama penggunaan di masyarakat ruang tertutup. Insektisida sebagai racun sejak jaman dahulu. Upaya pengendalian kontak, yang terpenting adalah kontak yang paling efektif dan populer yang antara dilakukan adalah penggunaan insektisida. dengan Insektisida berasal dari kata insect dan Insektisida sebagai racun perut berarti cide. Insect berarti serangga dan —cide insektisida harus masuk melalui mulut. artinya Serangga penyakit sudah cara membunuh, seperti dilakukan membunuh. perkembangannya yang serangga haras dapat banyak kerjanya Pada insektisida tidak dengan namun dengan cara lain mengganggu serangga. Oleh insektisida yaitu insektisida yang ingin yang dibunuh digunakan. diberantas dengan mulut menggigit lekat isap dan bentuk mengisap. Berdasarkan cara kerja insektisida pertumbuhan terbagi menjadi lima kelompok, yaitu karena itu pengertian mengganggu sistem syaraf, menghambat semua bahan atau produksi energi, mempengaruhi sistem campuran bahan yang digunakan untuk endokrin, menghambat produksi kutikula dan 24 yang insetisida ini biasanya mempunyai bentuk menarik, mengusir, menghalau ataupun serangga menghambat keseimbangan air. JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida Mengetahui cara kerja insektisida akan berbagai bermanfaat dalam memilih dan merotasi tangga insektisida yang ada untuk mendapatkan kemudian hasil konsentrasinya. yang optimal dalam rangka formulasi yang insektisida beredar di dicatat ramah masyarakat, bahan aktif Selanjutnya dan dilakukan analisis deskriptif tentang formulasi serta pengelolaan resistensi. Insektisida yang beredar banyak sekali jenisnya. Jenis-jenis insektisida bahan aktif insektisida beserta kelebihan dan kekurangannya. dapat dikelompokkan dalam inorganik, nabati, organoklorin, karbamat, piretroid, organofosfor, HASIL DAN PEMBAHASAN neonikotinoid, Hasil survei menunjukkan bahwa fenilpirasol, pirol, avermektin, microbial, organofluorin, insect growth regulator, insektisida ramah tangga beredar di fumigant, repellent, sinergis atau activator masyarakat terdiri dari berbagai macam (Sigit and Hadi, 2006). Insektisida rumah tangga merupakan insektisida yang digunakan untuk memberantas vektor penyakit menular atau untuk pengendalian formulasi dan bahan aktif (Tabel 1). Menurat Sancoyo dalam Sigit dan Hadi (2006) terdapat tiga komponen insektisida ramah tangga yaitu formulasi, macam hama di rumah-ramah. Studi ini bertujuan bahan aktif, dan konsentrasi bahan aktif. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan berbagai formulasi insektisida Formulasi adalah wujud / hasil proses pengolahan bahan ramah memperbaiki berbagai tangga yang digunakan oleh efektifitas, masyarakat. teknis untuk aspek seperti penyimpanan, kemudahan aplikasi, keamanan, serta biaya. Bahan aktif METODOLOGI adalah bahan kimia bersifat insektisida, sedangkan konsentrasi bahan Survei dilakukan di supermarket di Kota Salatiga untuk mengetahui JURNAL VEKTORA Vol IVNo. I aktif adalah kandungan bahan aktif suatu insektisida (Sigit and Hadi, 2006) 25 Tabel 1. Berbagai macam insektisida ramah tangga beredar di supermarket Kota Salatiga (tahun 2011). FORMULASI Liquid MERK DAGANG r> ® Baygon 0,4 g/1 imiprotrin 0,32 g/1 transflutrin 0,2 g/1 pralctrin 0,2886 g/1 sifenotrin 0,5778 g/1 d-alletrin 0,1 % transflutrin 0,028 % Vape® metoflutrin 0,015 % Domcstos Nomos® metoflutrin 0,01 % d-alletrin 0,20 % d-alletrin 0,25 % sipermetrin 0,10 % transflutrin 0,06 % imiprotin 0,05 % pralctrin 0,105 % permetrin 0,25 % propoksur 1,18 % d-alletrin 0,22 % transflutrin 0,06 % siflutrin 0,06 % pralctrin 0,073 % d-fenotrin 0,1 % praletrin 0,09 % permetrin 0,15 % Carrefour® sipermetrin 0,22 % Vape® Baygon® metoflutrin 0,198 mg/g d-alletrin 40 mg/21 g transflutrin 3 mg/21 g metoflutrin 4 g/1 d-aletrin 0,222 g/1 praletrin 13 g/1 d-alletrin 0,01 g/1 praletrin 13,12 g/1 Baygon Bagus® Tigaroda® Aerosol KONSENTRASI sipermetrin Vape® Coil BAHAN AKTIF Baygon Vape® Hit® Raid® Tigaroda® Force magic® Vaporizer: Mat Liquid clektrik Vape® Hit® Raid® 26 JURNAL VEKTORA Vol. IV No. I Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida Lotion Vape® DEET 12,5 % Soffell® DEET 13 % Autan® DEET 12,5 % Kertas bakar Hit® transflutrin 0,006 % Kapur anti serangga Hit® deltametrin 0,6 % d-allctrin 0,001 % Pemilihan penting untuk formulasi memastikan insektisida mempunyai daya adhesi yang baik masuknya terhadap permukaan berlemak dan bahan aktif di dalam tubuh serangga tidak bersifat sebagai sasaran. listrik. Formulasi aerosol, coil, dan konduktor Kekurangannya adalah vaporizer tepat digunakan untuk serangga pelarat yang digunakan mungkin terbang karena akan mengisi ruangan dapat merusak aspal, plastik, karet, (udara) dengan bahan aktif insektisida. cenderung Serangga kecoa fitotoksik, dapat menyebabkan licin pada lantai dan menembus celah-celah kecil / pori-pori mudah terserap pada permukaan permukaan. Oleh karenanya untuk tipe poras sehingga tidak mempunyai merayap efek residu (Sigit and Hadi, 2006) merayap menggunakan seperti formulasi tepat jika yang menggunakan formulasi aerosol / liquid berbahan dasar 2. berbau, bahaya bersifat kebakaran, Mosquito coil dan kertas bakar minyak karena lebih bertahan lama (tidak Asap dihasilkan dari pembakaran mudah menguap) dan dapat meresap baik coil dalam permukaan bahan. Kapur serangga menghadang nyamuk mendekatinya, juga dapat digunakan karena aplikasinya bahkan melekat pada permukaan bahan. Tergantung luas ruangan dan jenis Tabel 1 formulasi dengan sejak masuk segera ramah. bahwa bahan aktif digunakan, formulasi ini digunakan dapat mengurangi tingkat gigitan menunjukkan insektisida dapat coil, nyamuk sampai 80% (Becker et al, aerosol, vaporizer mat, kapur serangga, 2010). Namun demikian, diketahui lotion dan kertas bakar. Setiap formulasi bahwa insektisida diemisikan masyarakat terdiri dari memiliki liquid, kelebihan dan semua partikel oleh yang mosquito coil kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan berbagai formulasi insektisida memiliki diameter kurang dari lum ramah tangga: mudah 1. Formulasi liquid Asap yang dihasilkan mosquito coil Formulasi liquid memiliki kelebihan dilaporkan melebihi dari daya daya kualitas udara sehat yang hal ini penetrasi ke celah-celah permukaan beresiko terhadap kesehatan baik (cracks simpan and yang baik, crevices) JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 1 dimana termasuk terhirap polutan yang oleh pernafasan. standar baik, 27 3. kronis maupun akut (Becker et al., ditambahkan 2010). Lotion dengan bahan pencampur oil Aerosol base bisa bertahan sampai 12 jam Aerosol sangat mudah digunakan (Rozendaal, 1997). Kekurangannya dibandingkan insektisida adalah seringkali lengket di kulit, yang lain dan juga bekerja lebih senyawa dapat merasak plastik dan cepat. Ukuran partikelnya sangat permukaan cat. kecil 4. bentuk menyerupai gas sehingga Kapur anti serangga Kapur Kecilnya ukuran partikel berarti pula kedalam bahwa insektisida yang digunakan Formulasi ini biasanya diaplikasikan berjumlah sedikit, sehingga dosisnya pada tempat yang bercelah-celah sangat aman bagi manusia (Pemba dan and Kadangwe, 2012). Akan tetapi mengendalikan aerosol 2009). memiliki kekurangan anti serangga jenis pada termasuk formulasi titik dust. tertentu untuk kecoa Kelebihan (Fishel, kapur anti sulitnya menentukan ukuran tepat serangga adalah formulasi siap pakai untuk karena dan kerja insektisidanya bertahan kerjanya sangat bergantung pada dalam waktu lama. Kekurangannya, volume ruangan serta kerentanan formulasi kapur anti serangga tidak organism terserap baik dalam tubuh serangga, didispersikan target oleh (Pemba and Kadangwe, 2012). residunya mudah terkikis oleh air Vaporizer atau angin, dan perlekatannya pada kerja vaporizer pelepasan uap perlahan adalah permukaan tidak sebaik bentuk cair. Berdasar insektisida secara dengan menggunakan semua hasil survei, insektisida hampir ramah tangga tenaga panas listrik. keunggulannya menggunakan bahan aktif dari golongan adalah bebas asap, tidak berbau piretroid sintetik. menyengat piretroid menjadi pilihan karena kerjanya menghadang, dan mampu melumpuhkan, dan Insektisida golongan cepat melumpuhkan serangga sasaran Kelemahannya adalah memerlukan selain itu juga bersifat repellent (Sigit and Hadi, 2006). Sifat sintetik piretroid tidak listrik serta relatif mahal (Becker et mudah al., 2010) potensi Lotion toksisitasnya terhadap manusia rendah Lotion diaplikasikan ke kulit dan pada penggunaan normal. Kesuksesan lain hanya gigitan piretroid adalah efikasinya tinggi dengan serangga (repellent). Pada umumnya dosis yang rendah serta daya bunuhnya formula ini menggunakan bahan cepat (Pemba and Kadangwe, 2012). aktif dietil toluamida (DEET) yang Piretroid sintetik saat ini telah banyak membunuh 28 pencampur. mudah menembus celah-celah kecil. Prinsip 5. 6. bahan bekerja serangga. menolak menguap (volatilitas insektisidanya rendah), tinggi, dan JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida diproduksi. Piretroid generasi pertama Hal yang membedakan tiap bahan adalah d-alletrin. Sedangkan termasuk aktif insektisida adalah toksisitas terhadap piretroid generasi kedua dalam tabel 1 organisme target, maupun organisme lain. adalah d-fenotrin, generasi ketiga adalah Toksisitas sangat berkaitan dengan dosis, sifenotrin dan permetrin, dan sisanya yang biasanya dinyatakan dengan lethal (imiprotrin, praletrin, dose (LD50) atau lethal concentration siflutrin, dan piretroid generasi (LC50), yaitu jumlah racun per unit berat badan yang akan menyebabkan kematian keempat (Sigit and Hadi, 2006). Isomer- sebanyak 50% dari total populasi hewan isomer piretroid beberapa molekul dan hanya berbeda uji (Matsumura, 1975). Semakin kecil dosis yang diperlukan untuk membunuh dalam susunan atom yang terikat pada maka semakin toksik insektisida tersebut. molekulnya. Berdasarkan transflutrin, metoflutrin, sipermetrin, deltametrin) adalah tersebut Hal ini terdiri atas menyebabkan toksisitasnya insektisida insektisidanya, digolongkan menjadi golongan IA (sangat toksisitasnya berbahaya sekali), IB (sangat berbahaya), (Pemba and Kadangwe, 2012). Piretroid dapat digunakan secara tunggal atau kombinasi dengan isomer piretroid lain atau dengan suatu sinergis. Belum ada penelitian yang merekomendasikan II (berbahaya), III (cukup berbahaya), dan golongan IIIU (tidak berbahaya jika digunakan secara normal) (Sigit and Hadi, 2006). Data bahan aktif pada hasil survei digolongkan berdasarkan toksisitasnya kombinasi-kombinasi bahan aktif yang ditunjukkan pada Tabel 2. perbedaan sehingga properti berbeda pula paling efektif (Pemba and Kadangwe, 2012). Tabel 2. Penggolongan bahan aktif insektisida berdasar toksisitasnya (Becker et al.,2010). Bahan Aktif Golongan insektisida Tingkat toksisitas sipermetrin Piretroid IIIU imiprotrin Piretroid III transflutrin Piretroid IIIU pralletrin Piretroid III sifenotrin Piretroid II d-alletrin Piretroid III permetrin Piretroid II propoksur Karbamat II siflutrin Piretroid II d-fenotrin Piretroid IIIU metoflutrin Piretroid IIIU DEET Piretroid IIIU deltametrin Piretroid II JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 1 29 Pemilihan jenis formulasi, bahan aktif dan dosis/konsentrasi insektisida aktif d-alletrin (36 mg/mat) dan pralletrin (15 mg/mat) terhadap nyamuk pada akhirnya bertujuan pada efikasi laboratorium insektisida serangga Cx.quinquefasciatus dengan hasil KT50 d- pengganggu. Banyak studi telah dilakukan alletrin lebih singkat daripada pralletrin untuk mengetahui efikasi bahan-bahan dan aktif insektisida Cx.quinquefasciatus terhadap ramah tangga pada Ae.aegypti Ae.aegypti lebih dan rentan (Adanan, dari 2005). berbagai formulasi. Mosquito coil dengan Sementara uji formulasi kapur serangga bahan aktif d-alletrin 0,2% terbukti efektif dengan mereduksi gigitan dan densitas nyamuk transflutrin, propoksur, serta d-alletrin & vektor 77,15% dan 88,00% (Nu'man, 2009). deltametrin pernah dilakukan terhadap kecoa diperoleh hasil bahwa kapur Namun dengan formulasi yang sama, serangga dengan bahan aktif tersebut pengujian terhadap nyamuk laboratorium hanya efektif untuk jenis Periplaneta Culex quinquefasciatus pada 3 macam americana, namun tidak dapat dipakai bahan aktif, paling cepat melumpuhkan untuk adalah transflutrin 0,030%, metoflutrin 2004). malaria An. aconitus sebesar 0,005%, bara kemudian d-alletrin 0,300% (Ohkawa, 2007). terhadap pralletrin, nyamuk dan permetrin aktif propuksur & Blattella germanica (Subagyo, Hasil penelitian - menunjukkan Efektifitas aerosol berbahan aktif propoksur, bahan hasil bahwa efikasi suatu insektisida dipengarahi oleh berbagai macam faktor. Djojosumarto (1998) Cx.quinquefasciatus menyatakan bahwa tidak berbeda nyata namun permetrin dipengarahi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik, yaitu bahan dibandingkan keduanya (Listiani, 2008). aktif, dosis, konsentrasi, formulasi, serta Pada pengujian lain 2 merk aerosol kepekaan spesies serangga, sedangkan dengan faktor komposisi bahan (pralletrin dan konsentrasi mendekati lebih insektisida cepat menyebabkan knockdown efikasi aktif sama imiprotrin) ekstrinsik, yaitu suhu, sinar dengan matahari, angin, serta dipengarahi oleh kecuali aplikasi (cara, waktu, alat yang digunakan penambahan d-fenotrin pada merk A dan cara penyimpanan) (Djojosumarto, sedangkan merk 2008). tetrametrin dan B sama, ditambahkan sinergis. Dengan perbedaan tersebut merk A menghasilkan KESIMPULAN knockdown time Culex pipiens jauh lebih cepat dan prosentase mortalitas lebih Insektisida ramah tangga beredar tinggi dibandingkan aerosol B (Pemba di masyarakat memiliki kelebihan dan and Kadangwe, 2012). kekurangan berdasar formulasi maupun Studi untuk formulasi insektisida bahan aktifnya sebagai berikut: mat elektrik juga dilakukan dengan bahan 30 JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. I Arum Sih J. et al Analisis diskriptifInsektisida 1. Formulasi liquid daya tembus ke 7. mudah terkikis oleh air atau angin. celah-celah permukaan baik namun pelaratnya dapat plastik, merasak karet, aspal, 8. aktif dan serangga namun dibedakan insektisida (formulasi, bahan aktif dan konsentrasi) yang 2. Formulasi coil dan kertas bakar sangat menghadang insektisida digunakan. 9. Pemilihan memiliki efek residu. melumpuhkan Bahan berdasar toksisitasnya dan dosis yang fitotoksik, menyebabkan licin lantai dan tidak efektif terserap baik pada tubuh serangga, akan dipakai haras disesuaikan dengan jenis serangga sasaran, kondisi lingkungan dan masyarakat. asapnya merupakan polutan untuk pernapasan. 3. Aerosol sangat praktis, ukuran partikel sangat kecil menembus sehingga SARAN mampu celah-celah kecil, serta 1. Perlu dilakukan penelitian tentang dosis rendah. Kekurangannya adalah kombinasi-kombinasi sulit menentukan ukuran tepat untuk bahan aktif insektisida yang paling didispersi ke ruangan. efektif sehingga masyarakat dapat memilih yang 4. Vaporizer mempunyai kelebihan insektisida paling tepat. bebas asap, tidak berbau menyengat dan tetap dapat menghadang serangga produk formulasi, 2. Pemilihan formula insektisida ramah sasaran. Namun kelemahannya harga tangga hendaknya disesuaikan dengan relatif mahal. jenis 5. Lotion dapat melindungi kulit dari serangga sasaran dan memperhatikan dosis yang tepat. gigitan serangga dalam waktu lama namun senyawa yang digunakan dapat merasak plastik dan permukaan cat. 6. Kapur serangga mudah aplikasinya terhadap serangga merayap dan daya insektisida bertahan lama. Kelemahannya, formulasi tidak dapat DAFTAR PUSTAKA Adanan, C.R., Zairi, J., Ng, K.H. "Efficacy and Sublethal Effect of Mosquito Mats on Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus (Diptera:Culicidae)." Presented at Fifth International Conference on Urban Pests, Malaysia. JURNAL VEKTORA Vol. IV No. I Anonim. 2003. "Insect-Borne Diseases A Growing Problem". City: Watch Tower Bible and Tract Society: Pennsylvania. Becker, N., et al. 2010. Mosquitoes and Their Control, Heidelberg: Springer. 31 Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya, Jakarta: Agromedia Pustaka. Ohkawa, H., Miyagawa, H., Lee, P.W. 2007. Pesticides Chemistry: Corp Protection, Fishel, F.M. 2009. Formulations". City: "Pesticide Institute of Food and Agricultural Sciences University of Florida Extension Program: Florida. Gubler, D.J. 1998. "Resurgent VectorBorne Diseases as a Global Health Problem." Emerging Infectious Diseases, 4(3), 442-450. Listiani, T. 2008. "Efikasi Beberapa Bahan Aktif yang Terdapat pada Obat Anti Nyamuk Bentuk Aerosol Terhadap Nyamuk Culex quinquefasciatus di Laboratorium". City: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro: Semarang. Public Health, Environmental Safety, Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co KGaA. Pemba, D.and Kadangwe, C. 2012. "Mosquito Control Aerosols' Efficacy Based on Pyrethroids Constituents", Insecticides Advances in Integrated Pest Management. Shanghai: InTech, pp. 601-610. Rozendaal, J.A. 1997. Vector Control, Geneva: WHO. Sigit, S.H.and Hadi, U.K 2006. Hama Permukiman (Pengenalan, Pengendalian), Indonesia Biologi dan Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Matsumura, F. 1975. Toxicology of Insecticides, New York: Plenum Press. Nu'man, A.A. 2009. "Uji Efikasi Obat Nyamuk Bakar dengan DAllethrin 0,2% terhadap Vektor Malaria di Desa Gembong, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan." Sains Subagyo, I., Boewono, D.T., Iravati, S. 2004. "Efektifitas Produk Insektisida Cair Sebagai Kapur Terhadap Blattella germanica dan Periplaneta americana di Laboratorium." Sains Kesehatan, XVIK2), 8-15. Medika, 1,44-52. 32 JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 1