ALAT APLIKASI PESTISIDA

advertisement
(LANJUTAN)
READY-TO-USE (RTU)
 Ada beberapa macam jenis RTU, antara lain
oil spray dan aerosol yang banyak dijual
untuk rumah tangga. Untuk
pemakaian professional adalah ULV.
 Formulasi ini siap pakai dan tidak perlu
dilakukan penambahan dengan bahan
lainnya.
READY-TO-USE (RTU)
 Pemilihan jenis formulasi sangat berperan penting
dalam keberhasilan pengendalian.
 Sebagai contoh : pada permukaan porous seperti batubata dan lapisan semen, formulasi EC akan langsung
terserap pada permukaan sehingga tidak
efektif. Sedangkan formulasi lain seperti WP dan EC
akan tetap tinggal dipermukaan dan akan efektif
mengendalikan serangga yang menyentuhnya.
Perhatikan Beberapa Hal
Saat Aplikasi Pestisida
PEMILIHAN FORMULASI
 Pemilihan formulasi untuk suatu pekerjaan harus
mendapatkan perhatian yang setara dengan pemilihan
jenis bahan aktifnya.
 Pemilihan formulasi menjadi sangat penting pada
program pengendalian “low impact”.
 Jenis formulasi mempengaruhi toksisitas insektisida
terhadap organisme bukan sasaran dan tingkat
residualnya. Jika dampak residual yang diinginkan,
maka interaksi antara insektisida dan jenis permukaan
yang disemprot juga harus dipertimbangkan.
Pertimbangan-pertimbangan lainnya :
Perilaku hama.
Ketersediaan alat.
Bahaya “drift” – kontaminasi lingkungan.
Keamanan operator dan bukan sasaran.
Kemungkinan kontaminasi terhadap makanan.
Bercak/stain.
Jenis/tipe permukaan.
Biaya.
Dalam era pengendalian modern, sekarang dikenal juga
istilah low impact insecticides dan low impact formulation.
 Low impact insecticides mis : piretroid, boric acid,
hydramethylnon, fipronil, imidacloprid, piretrin, dsb.
 Low impact formulation : formulasi yang mempunyai
dampak bahaya rendah, antara lain WP, SC, MEC, Bait,
Dust dsb.









APLIKASI INSEKTISIDA
 Tujuan dari pengendalian hama dengan menggunakan
insektisida adalah agar terjadi kontak secara maksimal
antara insektida dengan serangga hama. Tindakan ini
harus dilakukan secara benar sehingga mendapatkan
hasil yang maksimal dengan tingkat resiko terhadap
manusia dan organisme bukan sasaran minimal atau
bahkan ditiadakan.
 Teknik aplikasi diperlukan agar dosis bahan aktif
insektisida (yang kadang sangat rendah) dapat
didistribusikan ke suatu ruangan/bangunan secara
merata. Pemilihan alat dan cara pemakaian yang
benar dapat membantu distribusi insektisida dan
pengendalian yang efektif.
 Secara singkat, aplikasi insektisida adalah
faktor yang sangat penting untuk
pengendalian kimiawi secara efisien dan
aman. Disamping itu, pengetahuan tentang
perilaku dan biologi serangga hama tidak
boleh ditinggalkan.
JENIS-JENIS APLIKASI INSEKTISIDA
 Ada beberapa cara untuk “menyalurkan”
insektisida agar dapat kontak dengan hama
sasaran untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
 Dalam industri pengendalian hama permukiman,
aplikasi insektisida sapat dibagi dalam empat
kelompok sehubungan dengan jenis serangga dan
perilakunya : (1). Space Spray untuk serangga
terbang, (2). Surface Spray untuk serangga
merayap, (3). Fumigasi, dan (4). Pengumpanan
(Baiting).
SPACE SPRAY
 Serangga terbang seperti nyamuk, lalat, ngengat dan
beberapa kumbang hama gudang dapat efektif
dikendalikan dengan melakukan space spray.
 Space spray adalah metode aplikasi insektisida dengan
cara memecah insektisida cairan menjadi droplet-droplet
yang sangat kecil (10 – 50 mikron) dan berada di udara
untuk waktu yang cukup. Droplet-droplet kecil tersebut
dihasilkan dengan melibatkan energi dalam bentuk :
energi panas/thermal (heat), seperti pada thermal fogger,
energi mekanik seperti pada cold fogger
 (ULV/ULD), dan energi dari gas yang dimampatkan seperti
pada aerosol dalam tabung.
 Insektisida yang digunakan dalam space spray
biasanya mempunyai daya knock-down yang tinggi
dan bersifat non residual.
 Space spray biasanya dilakukan pada ruangan yang
relatif besar (rumah, gudang) dan juga untuk luar
ruangan seperti pada pekarangan, lapangan golf, bola
dsb. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal di
dalam ruangan, biasanya disarankan untuk menutup
ruangan sehingga kontak insektisida dan serangga
maksimal.
 Formulasi yang umum digunakan pada space spray
adalah yang oil-based, namun sekarang tersedia
beberapa formulasi insektisida yang dapat digunakan
untuk ULV dengan menggunakan pelarut air. Pelarut
air tidak efektif untuk aplikasi luar ruangan (outdoor),
karena air mudah menguap sehingga kontak
insektisida dan hama tidak maksimal.
 Space spray juga dapat digunakan untuk
membantu mengendalikan serangga
merayap, karena kemampuannya
menembus tempat persembunyian serangga
(harborage).
SURFACE SPRAY
 Serangga merayap seperti lipas, semut, kutu busuk
dan beberapa kumbang hama gudang dapat efektif
dikendalikan dengan melakukan surface spray.
 Surface spray adalah perlakuan insektisida baik yang
berbentuk cair maupun bubuk pada suatu
permukaan.
 Insektisida yang digunakan umumnya mempunyai
efek residu, dan residu tersebut bisa bertahan hingga
beberapa minggu, bulan bahkan tahun. Keberhasilan
insektisida bergantung pada serangga hama yang
datang ke permukaan tersebut.
Ada tiga macam jenis surface spray, yaitu :
 Dusting – untuk tempat yang sulit dijangkau seperti
C&C, wall void dan tempat-tempat yang tidak
diperbolehkan kontak dengan air seperti alat listrik
dan mesin.
 Surface spray – penyemprotan permukaan dengan
droplet kasar dan basah hingga terjadi lelehan (runoff). Permukaan yang disemprot adalah permukaan
yang paling sering dilewati oleh hama.
PENGUMPANAN/BAITING
 Aplikasi umpan untuk mengendalikan hama
permukiman adalah karena beberapa faktor antara
lain : perbaikan atraktan dan bahan aktif, pembatasan
penggunaan insektisida di beberapa tempat (RS,
sekolah, tempat makanan/makan) dan kesadaran akan
keamanan lingkungan dan manusia.
 Umpan/bait bersifat spesifik, sehingga umumnya satu
umpan hanya efektif untuk satu hama.
Untuk keberhasilan suatu program pengumpanan harus
didukung oleh beberapa hal :
 Sanitasi.
 Penempatan yang benar.
 Ketersediaan umpan yang cukup.
 Palatibilitas umpan tinggi.
 Migrasi hama terbatas.
 Penggunaan bait sebaiknya tidak dikombinasi dengan
penggunaan insektisida, karena ada kemungkinan
efek antagonis.
PENGENALAN ALAT APLIKASI PESTISIDA
 Fungsi utama semua jenis alat pengendalian adalah
untuk membantu mengendalikan suatu organisme
pengganggu tanaman sasaran sehingga diperoleh hasil
yang efektif dan efisien. Berbagai jenis dan tipe alat
pengendalian yang digunakan saat ini sebagian besar
adalah alat pengendalian untuk mengaplikasikan
pestisida, dan beberapa alat yang digunakan untuk
pengendalian secara fisik/mekanik.
 Alat pengendalian untuk aplikasi pestisida bertujuan
untuk menghasilkan butiran-butiran cairan atau
percikan-percikan (droplet) yang berasal dari cairan
yang ditempatkan di dalam salah satu bagian dari alat
tersebut.
 Cairan yang disemprotkan dapat berupa larutan,
emulsi, atau suspensi. Alat aplikasi pestisida yang
efisien dapat menjamin penyebaran bahan yang rata
pada sasaran tanpa pemborosan. Selain itu pekerjaan
dapat dilakukan dengan cepat dan dengan jumlah
tenaga kerja minimal.
 Saat ini tersedia berbagai macam jenis alat aplikasi
pestisida baik tipe maupun mereknya. Tergantung
pada konstruksinya, alat semprot dapat menghasilkan
butiran halus (diameter 100 – 200 mikron), atau
butiran sedang dengan (diameter 250 – 400 mikron),
dan butiran besar (diameter lebih dari 400 mikron).
 Sebagai sumber tenaga dapat berupa tenaga manusia,
atau mesin. Alat semprot yang memerlukan tenaga
manusia tergolong dalam alat semprot manual, sedang
alat semprot mesin disebut alat semprot bermotor.
 Untuk dapat memilih jenis alat yang efisien, serta
menggunakannya dengan baik, maka setiap pemakai
alat aplikasi pestisida perlu mengetahui macam serta
fungsi semua komponen yang terdapat pada berbagai
macam tipe alat tersebut.
 Pengetahuan tentang alat aplikasi pestisida akan
sangat bermanfaat pula dalam usaha pemeliharaan
dan mengatasi kerusakan-kerusakan alat aplikasi
tersebut.
a. Alat Semprot
Macam dan tipe alat semprot antara lain:
1. Alat semprot manual
2. Alat semprot dukung semi otomatis, ada 2 macam
yaitu:
• Alat semprot semiotomatis dengan pompa piston
• Alat semprot semi otomatis dengan pompa
diafragma.
• Alat semprot kompresi
3. Alat semprot bermotor
• Alat semprot bermotor bertenaga hidrolik tipe
gotong
• Alat semprot dukung bermotor
 b. Alat Penghembus
Macam dan tipe alat penghembus antara lain:
1. Alat Penghembus Debu bermotor
2. Alat Penghembus (blower)
3. Alat penghembus pompa
4. Alat penghembus beroda
• Alat penghembus beroda tipe tangan
• Alat penghembus beroda tipe punggung
5. Emposan Tikus
Alat ini berfungsi sebagai alat penghembus asap yang
diproses dari hasil pembakaran bahan bakar jerami kering
atau sabut kelapa kering yg dicampur dg belerang.
Komponen utama dari alat emposan tikus ini terdiri dari:
unit hembus (rumah kipas, kipas, poros kipas, roda
pemutar, sabuk pemutar dan engkol), tabung baker
ramuan dan tutup penyulut bahan bakar. Alat ini terbuat
dari logam yang tahan karat agar umur pemakaiannya
lebih lama.
 Ultra Low Volume
(ULV), merupakan
sediaan khusus untuk
penyemprotan dengan
volume ultra rendah,
yaitu volume semprot
antara 1-5 liter/hektar.
Formulasi ULV
umumnya berbasis
minyak karena untuk
penyemprotan dengan
volume ultra rendah
digunakan butiran
semprot yang sangat
halus.
a. Alat Semprot
Macam dan tipe alat semprot a.l:
 1. Alat semprot manual
 2. Alat semprot dukung semi otomatis, ada 2
macam yaitu:
* Alat semprot semiotomatis dengan pompa piston
* Alat semprot semi otomatis dengan pompa
diafragma.
Alat semprot semiotomatis dengan pompa piston
Alat semprot kompresi
FOGGER
3. Alat semprot bermotor
• Alat semprot bermotor bertenaga hidrolik tipe
gotong
• Alat semprot dukung bermotor
Mist blower/ mesin pengabut
Penghembus udara
Emposan tikus
Download