1 ISOLASI BAKTERI KANDIDAT PROBIOTIK DARI USUS IKAN

advertisement
1
ISOLASI BAKTERI KANDIDAT PROBIOTIK DARI USUS IKAN
GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) UNTUK PENGENDALIAN
Aeromonas hydrophila
IS OLATION OF PROBIOTIC CANDIDATE BACTERIA FROM GIANT
GOURAMY (Osphronemus gouramy Lac.) INTESTINE TO CONTROL
Aeromonas hydrophila
By
Lola Pitaloka br Barus1), Iesje Lukistyowati2), and Nursyirwani2)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 282943
Telp. (0761) 63274, 63275 Fax : (0761) 63275
Website : www.unri.ac.id, email : [email protected]
ABSTRACT
This study aimed to isolate and to find the bacteria that potential as
probiotic candidate from Giant Gouramy (Osphronemus gouramy Lac.) intestine
cultivated in Riau provincial to be used to control MAS (Motile Aeromonas
Septicemia) desease. Survey method and experiment method were conducted in
this study. Bacteria was isolated from the fish intestine, and was inoculated on
TSA and MRS agar at different pH level (2,4, and 6). The isolateis were
indentified by morphological observation, physiological and biochemical test, and
by using API 50 CHL test kit. Antibacterial activity of the isolated against
Aeromonas hydrophila was tested by the paper disk diffusion method. Eighteen
isolates of probiotic candidates were found, and indicated optimal growth in all
pH treatment. Based on morphological, physiological test, and biochemichals test,
three genus of bacteria were identified as Bacillus sp., Lactobacillus sp., and
Bifidobacterium sp. The highest antibacterial activity against A. hydrophila was
indicated by Isolate G63 with inhibition zone of 13,2 mm. Based API 50 CHL test
kit the isolate was categorized in to Lactobacillus planatarum at similarity level of
84%.
Keywords: Giant Gouramy, intestine, isolate, probiotic candidate
1) Student of Faculty of Fisheries and Marine Science, Riau University
2) Lecturer of Faculty of Fisheries and Marine Science, Riau University
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mendapatkan bakteri yang
berpotensi sebagai kandidat probiotik dari usus ikan Gurami yang dibudidayakan
di daerah Provinsi Riau sehingga nantinya dapat digunakan untuk pengendalian
penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei dan eksperimen dengan menumbuhkan
2
bakteri kand idat probiotik pada perlakuan pH berbeda, yaitu pH 2, pH 4, dan
pH 6. Identifikasi dilakukan dengan uji fisika, biokimia, morfologi isolat dan uji
API 50 CHL medium. Aktivitas antibakteri dari masing masing isolat diuji dengan
menggunakan metode paperdisc diffusion agar pada Mueller Hinton Agar
(MHA) untuk melihat sensitivitas bakteri kandidat probiotik terhadap bakteri
Aeromonas hydrophila. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 18 isolat bakteri
kandidat probiotik yang berasal dari usus ikan Gurami. Bakteri kandidat probiotik
yang diperoleh dapat tumbuh optimal pada semua perlakuan pH 2, pH 4, dan pH
6. Berdasarkan hasil identifikasi uji fisika, biokimia dan morfologi isolat
kandidat probiotik yang ditemukan ada 3 jenis yaitu dari genus Bacillus sp,
Lactobacillus sp, dan Bifidobacterium sp. yang dapat menghambat pertumbuhan
Aeromonas hydrophila. Dari ke-18 isolat tersebut, sensitivitas tertinggi berasal
dari isolat G63 yaitu dari jenis Lactobacillus sp. dengan zona hambat yang
terbentuk sebesar 13,2 mm dan hasil Identifikasi dengan API 50 CHL test kit
diketahui jenis isolat tersebut merupakan Lactobacillus plantarum dengan
tingkat signifikasi 84% .
Kata Kunci: Ikan Gurami, usus, isolat, kandidat probiotik
1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
PENDAHULUAN
Salah satu komoditas unggulan
sektor perikanan Indonesia adalah
ikan Gurami (Osphronemus gouramy
Lac). Ikan Gurami banyak diminati
dan dikonsumsi sehingga harganya
relatif mahal (Saparinto, 2011).
Namun dalam budidaya ikan Gurami
penyakit merupakan kendala yang
harus ditangani dengan serius karena
menyebabkan kematian yang tinggi.
Pada tahun 2005 terjadi kasus
kematian ikan Gurami yang sangat
tinggi
akibat infeksi Aeromonas
hydrophila di Sumatera Barat
dimana kematian
ikan Gurami
ukuran konsumsi mencapai kurang
lebih 47 ton Gurami dan 2,1 juta
ekor benih Gurami yang siap untuk
dipasarkan. Dari kejadian tersebut
ditafsir nilai kerugian sekitar Rp. 1,5
milyar (Diraja, 2007).
Tingginya
mortalitas
dan
kejadian penyakit bakteri dalam
budidaya ikan, antibiotik sering
digunakan dalam jumlah besar untuk
pencegahan dan kontrol penyakit.
Tetapi, penggunakan antibiotik dapat
mengganggu mikrobiota usus dan
memicu populasi bakteri menjadi
resisten, dengan efek jangka
panjang pada kesehatan masyarakat
oleh sebab
itu, penggunaan
probiotik telah disarankan sebagai
metode alternatif untuk mencegah
dan mengontrol berbagai penyakit
dalam akuakultur (Wang et al., 2008
dalam Nayak, 2010).
Salah satu syarat atau
karakteristik
yang
harus
dipertimbangkan untuk menentukan
apakah suatu mikroba berpotensi
untuk menjadi kultur probiotik yaitu
ketahanan terhadap asam, sebab
untuk dapat bertahan dan tumbuh
dalam saluran pencernaan kultur
bakteri harus melewati beberapa
rintangan seperti keasaman lambung
yang tinggi yang dapat berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
bakteri
probiotik, disamping itu bakteri
3
probiotik harus mampu bersaing
dengan bakteri enterik patogen
seperti Aeromonas hydrophila dalam
saluran pencernaan (Susanti, 2007)
.
METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari sampai bulan Juni
2015 di Laboratorium Parasit dan
Penyakit Ikan Jurusan Budidaya
Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau.
2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ikan Gurami
(Osphronemus gouramy Lac.) yang
berasal dari kolam budidaya di
daerah Kampar provinsi Riau dengan
berat rata- rata 300-600 gram. Isolat
Bakteri Aeromonas hydrophila,
Kertas pH indikator, Alkohol 70%,
Aquades , MRS (de Mann, Rogosa,
Sharpe) agar, TSA ( Tripticase Soy
Agar, Oxoid), TSB (Tripticase Soy
Broth, Oxoid), MHA (Mueller
Hinton Agar), Medium O/F basal,
Media SIM, Aluminium foil, Kapas
dan kain kasa, pereaksi pewarnaan
4. Prosedur Penelitian
Prosedur selama penelitian
dapat dilihat pada
Gambar 1.
Setelah dilakukan identifikasi bakteri
penelitian selanjutnya dilanjutkan
dengan uji aktivitas antibakteri isolat
bakteri patogen A. hydrophila
digunakan
dengan menggunakan
metode paperdisc diffusion agar
pada
Mueller
Hinton
Agar
(MHA)(Davidson & Parish,1989).
Gram (kristal violet, lugol, safranin,
alkohol absolut), pereaksi katalase
H2O2 3%, Parafin cair, Disk blank,
HCl 1%, Larutan NaCl, API 50 CHL
medium
Selain itu alat yang
digunakan pada penelitian ini yaitu
Timbangan analitik, cawan petri,
tabung reaksi, erlemeyer, gelas ukur,
magnetik strirer, mortar, jarum ose,
Mikropipet, Vortex, Mikro tube,
Laminar flow, Autoclave, Inkubator,
Lemari pendingin, Disection kit,
Mikroskop, Objek glass dan cover
glass, Akuarium dan Kamera
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
survey dan eksperimen dengan
melakukan perlakuan pH berbeda
yaitu pH 2, pH 4, dan pH 6
Identifikasi dilakukan dengan uji
fisika, biokimia, morfologi isolat dan
uji API 50 CHL Medium. Aktivitas
antibakteri dari masing masing isolat
diuji dengan menggunakan metode
paperdisc diffusion
agar
pada
Mueller Hinton Agar (MHA)untuk
melihat sensitivitas bakteri kandidat
probiotik
terhadap
bakteri
Aeromonas hydrophila.
Sebagai kontrol positif digunakan
chloramphenicol dan kontrol negatif
digunakan TSB (Tripticase Soya
Broth) tanpa isolat bakteri. Zona
hambat dihitung dengan mengukur
diameter zona jernih dalam mm
disekitar
paper
disc
dengan
menggunakan
jangka
sorong
4
Ikan Gurami (300-600 gram)
Usus diambil dan dibersihkan dari feses dan kotoran
Usus digerus dimasukkan ke dalam larutan fisiologis (NaCl)
Nacl pH 2
MRS
MRS
NaCl pH 4
MRS
MRS
NaCl pH 6
MRS
MRS
Isolat Terpisah yang memiliki bentuk , warna,dan
ukuran berbeda diisolasi kembali pada media TSA agar
Pemurnian isolat ≥ dua pada media TSA
Isolat Kandidat Probiotik
ProbiotikProbiotik
Identifikasi Bakteri
(Uji Biokimia)
Uji Aktivitas
Antibakteri
Uji API 50 CHL
Medium
Gambar 1 Bagan Alir Pengisolasian Bakteri Kandidat Probiotik dari Ikan
Gurami
. Uji akhir dari identifikasi
kandidat probiotik dilakukan uji API
50 CHL Medium dilakukan dengan
mengkultur isolat bakteri calon
probiotik yang sudah murni ke dalam
MRS agar dan diinkubasi minimal 48
jam pada suhu 30oC dan sebelumnya
sudah dicek gram (+), katalase (-),
non motil dan O/F (+) pada uji
biokimianya. Setelah bakteri calon
probiotik sudah tumbuh merata
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Isolasi Kandidat Bakteri
Probiotik
Hasil inokulasi bakteri dari usus
ikan Gurami pada media MRS (de
Mann, Rogosa, Sharpe)
setelah
dilakukan purifikasi pada media TSA
kemudian dipanen dan dicampurkan
dengan PBS 2 mL.
3.5. Analisis Data
Data hasil uji fisika,
biokimia, uji api 50 CHL Medium
dan pengukuran diameter zona jernih
di sekitar paper disk disajikan dalam
bentuk gambar dan tabel. Data
kemudian
dianalisis
secara
deskriptif.
(Trypticase Soya Agar) salah satu
gambar koloni bakteri yang murni
dapt dilihat pada Gambar 2.
5
Gambar 2. Isolat Kandidat Bakteri
Probiotik Murni dalam Media
TSA Agar
Tabel 1 menunjukkan ketahanan
kandidat bakteri probiotik terhadap
pH rendah merupakan salah satu
sifat yang penting dalam menentukan
karakteristik dari probiotik. hal ini
karena bakteri asam laktat memiliki
enzim protease yaitu aminopeptidase
yang mampu
mempengaruhi
adaptasi dan pertumbuhan bakteri
asam laktat (De angelis et al, 2001).
Tabel 1. Tabel Pertumbuhan dan Jumlah Isolat Kandidat Bakteri Probiotik
dari Usus Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.)
Jumlah Isolat
Pertumbuhan
Pengisolasian
pH 2
pH 4
pH 6
pH 2
pH 4
pH 6
Isolasi I
3 isolat
2 isolat
1 isolat
√
√
√
Isolasi II
2 isolat
2 isolat
2 isolat
√
√
√
Isolasi III
1 isolat
2 isolat
3 isolat
√
√
√
Pengujian pada pH 6 atau
mendekati netral dilakukan karena
bakteri asam laktat juga tumbuh baik
pada usus (Dewi dan Herlisa, 2012).
Bakteri probiotik harus mampu
bertahan
dalam
menghadapi
rintangan-rintangan dalam saluran
pencernaan agar dapat mencapai
usus halus dalam keadaan tetap
hidup serta dalam jumlah yang cukup
memadai untuk berkembang biak
dan menyeimbangkan mikrobiota
dalam usus (Surono, 2004).
a. Isolat G22
(Bacillus Berantai)
2.
Pewarnaan
Gram
dan
Pengamatan Morfologi
Isolat bakteri kandidat probiotik
yang sudah ditemukan tersebut dan
dilakukan pemeriksaan mikroskopis
dan pewarnaan gram . Hasil
pemeriksaan diketahui bahwa bakteri
kandidat
probiotik
merupakan
bakteri Gram positif berbentuk basil .
Gambar bentuk dan warna dari
beberapa calon probiotik dapat
dilihat pada Gambar 3.
b. Isolat G42
(Bacillus Tunggal)
c. Isolat G62
(Bacillus Mengelompok)
Gambar 3. Pewarnaan Gram dan Bentuk- Bentuk Bakteri Kandidat Probiotik
6
Gambar 3 menunjukkan
bahwa kandidat probiotik yang
ditemukan termasuk ke dalam gram
positif dan persamaan bentuk yaitu
bentuk batang walaupun jenis jenis
bentuk batang yang berbeda seperti
dari kandidat probiotik dimana isolat
G21 dan G42 berbentuk bacillus
berantai sedangkan isolat G22, G41,
G61 berbentuk basil tunggal berbeda
juga dengan isolat G62 berbentuk
basil yang mengumpul. Gram positif
pada bakteri kandidat probiotik
terjadi karena kemampuan dari
bakteri tersebut mampu mengikat
sangat kuat kristal violet dan pori
pori
tidak
mudah
membesar
dikarenakan lapisan bakteri tidak
mengandung banyak lipid sehingga
pada saat pencucian dengan alkohol
kristal violet tidak larut.
Gram positif pada bakteri
kandidat probiotik terjadi karena
kemampuan dari bakteri tersebut
mampu mengikat sangat kuat kristal
violet dan pori-pori tidak mudah
membesar
dikarenakan
lapisan
bakteri tidak mengandung banyak
lipid sehingga pada saat pencucian
dengan alkohol kristal violet tidak
larut. Berdasarkan pewarnaan Gram,
dapat pula diketahui sifat dinding sel
bakteri terhadap cat pewarna kristal
violet dan safranin. Bakteri yang
menyerap Gram A (Kristal violet)
akan tetap berwarna ungu setelah
pelunturan dengan Gram C (Alkohol
aseton) disebut Bakteri Gram positif
, sedangkan bakteri yang warna
ungunya luntur pada pencucian
dengan alkohol, akan menyerap zat
warna Gram D (Safranin) sehingga
akan berwarna merah muda disebut
Bakteri Gram negatif (James, et al.,
2008).
3. Identifikasi Bakteri Kandidat
Probiotik
Berdasarkan
Uji
Biokimia
Uji biokimia hasil penelitian
menunjukkan perbedaan hasil uji
seperti uji katalase, isolat yang
menunjukkan katalase negatif yaitu
isolat G22, G23, G25, G41, G46, G62,
G63, dan G66 sedangkan isolat yang
lainnya bersifat katalase positif,
indole positif/negatif (meragukan),
non
motil,
dan
O/F
(Oksidase/Fermentasi)
negative.
Hasil uji kimia isolat kandidat
probiotik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Identifikasi uji
Biokimia
Isolat
Kandidat
Probiotik
Berdasarkan Tabel di atas
bakteri yang diidentifikasi hampir
memiliki ciri ciri yang sama namun
perbedaan isolat kandidat bakteri
probiotik berdasarkan uji biokimia
terletak pada uji katalase dan
oksidase. Beberapa bakteri kandidat
probiotik di atas merupakan bakteri
katalase negatif (-) karena tidak ada
gelembung gas dan tidak memiliki
enzim katalase dan sebagian
kandidat probiotik yang lain katalase
positif (+) karena terbentuknya
gelembung gelembung gas dan
memiliki enzim katalase. Semua
isolat bakteri tidak motil dikarenakan
bakteri tidak memiliki alat gerak
7
flagella. Bakteri tersebut menjadi
oksidatif karena bakteri mengubah
protein dengan bantuan oksigen
menjadi asam
piruvat sehingga
bakteri tersebut memerlukan oksigen
untuk melakukan metabolisme dan
bakteri ini termasuk bakteri aerob.
Isolat bakteri tidak menunjukkan
motilitas dikarenakan tidak adanya
penyebaran pertumbuhan di media
SIM
dan
Oksidase/Fermentasi
menunjukkan positif untuk oksidase
dan negatif untuk fermentase karena
tidak ada perubahan pada media O/F
yang diberi ataupun yang tidak diberi
parafin cair. Berdasarkan identifikasi
biokimia tersebut diduga bakteri
calon
probiotik yang ditemukan
merupakan
jenis
isolat
yang
mendekati genus Bacillus sp.,
Lactobacillus sp., dan genus
Bfidobacterium sp.
Genus Lactobacillus sp.
bersifat hemofermentatif tumbuh
dengan temperatur optimal 37oC atau
lebih rendah. Jenis jenis dari
Lactobacillus
sp
diantaranya
Lactobacillus
bulgaricus,
L.
helveticus, L. lactis, L. acidophilus
dan L. thermophilus. Sifat yang
menguntungkan
dari
bakteri
Lactobacillus dalam bentuk probiotik
adalah dapat digunakan untuk
mendukung peningkatan kesehatan.
Bakteri tersebut berperan sebagai
flora
normal
dalam
sistem
pencernaan. Fungsinya adalah untuk
menjaga keseimbangan asam dan
basa sehingga pH dalam kolon
konstan.
Genus Bacillus merupakan
bakteri berbentuk batang, tergolong
bakteri gram positif, motil ( reaksi
non
motil
kadang
terjadi)
menghasilkan spora yang biasanya
resisten pada panas bersifa aerob
(beberapa species bersifat anaerob
fakultatif), katalase positif, reaksi
oksidase bervariasi. Tiap spesies
berbeda dalam penggunaan gula,
sebagian melakuan fermentasi dan
sebagian tidak (Barrow dan Feltham,
1993 dalam Hasyimi, 2014).
4.
Sensitifitas Isolat Kandidat
Probiotik dengan Aeromonas
hydrophila
Setelah dilakukan uji sensitifitas
dengan
bakteri
Aeromonas
hydrophila menunjukkan bahwa
calon probiotik sensitif terhadap
Aeromonas hydrophila
dengan
ditunjukkan
terbentuknya zona
hambat. Untuk lebih jelasnya hasil
uji antibakteri pada medium MHA
untuk uji sensitivitas bakteri calon
probiotik
terhadap
Aeromonas
hydrophila adapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4. Zona Hambatan
Bakteri Kandidat Probiotik
yang Terbentuk setelah
Diuji In Vitro dengan
Aeromonas hydrophila (a)
Isolat G22, (b) Isolat G42,
(c) Isolat G63, (d) Kontrol
negatif TSB cair, (e)
Kontrol positif Antibiotik (
Choramphenichol)
Besar
rata-rata
hambatan yang terbentuk
zona
untuk
8
masing-masing
isolat
kandidat
probiotik dapat dilihat pada Tabel 3 .
Tabel 3. Rata-rata Diameter Zona
Hambat
Isolat Bakteri
Kandidat Probiotik
Berdasarkan gambar dan tabel di
atas diketahui bahwa semua jenis
calon probiotik yang ditemukan
dapat menghambat pertumbuhan
Aeromonas hydrophila walaupun
zona hambat pada media MHA tidak
sebesar zona hambat antibiotik
chloramphenicol.
Zona hambat
antibiotika tidak bisa disamakan
dengan probiotik karena antibiotika
merupakan zat bio-aktif murni
sehingga dipastikan kemampuan
penghambatannya
lebih
baik
dibandingkan probiotik. Walaupun
zona hambat probiotik tidak luas
tetapi itu sudah memberikan indikasi
bahwa bakteri tersebut mempunyai
kemampuan
menghambat
pertumbuhan patogen yang nantinya
dapat diteliti lebih mendalam tentang
produksi zat hambat pada saat yang
tepat dan konsentrasi tertinggi yang
dapat diproduksi dan jenis zat
hambat tersebut (Lusiastuti dan
Taukhid, 2011).
Zona hambat tertinggi kandidat
probiotik yaitu pada G63 sebesar
13,2 mm. Isolat tersebut merupakan
kandidat
probiotik
jenis
Lactobacillus sp. Lactobacillus sp
merupakan BAL yang paling sering
ditemukan pada ikan. Lactobacillus
sp memiliki daya hambat yang cukup
besar yaitu 6,2-9,15 mm terhadap
pertumbuhan bakteri patogen. Dan
berdasarkan uji in vitro Lactobacillus
sp. mampu melewati simulasi
kondisi lambung dengan pH 2 dan 4.
Lactobacillus sp. tidak mengubah
asam kolat primer (kolat) menjadi
asam kolat skunder (deoksikolat),
serta dapat menghidrolisis garam
empedu (Sujaya et al., 2008a).
5. Identifikasi Bakteri Kandidat
Probiotik Menggunakan Uji
API 50 CHL Medium
Hasil identifikasi dengan
menggunakan API 50 CHL test kit
dapat dilihat pada Gambar 5.
(a)
(b)
Gambar 5. Perubahan Warna
Tabung Berisi Berbagai
Jenis Karbohidrat dan
Isolat Bakteri Waktu 24
Jam (a) isolat G23 dan (b)
isolat G63
API 50 CHL adalah test kit
yang digunakan untuk identifikasi
genus Lactobacillus hingga ke
tingkat spesies.. Isolat yang diuji
mampu memfermentasi sumber gula
dan menghasilkan asam, maka
indikator bromkresol ungu akan
mengubah warna larutan gula dari
ungu menjadi kuning. Perubahan
warna massing masing setiap nama
dan jenis larutan gula dapat dilihat
pada Tabel 4.
9
Tabel 4. Hasil Uji API 50 CHL
Medium isolat G63 dan G23
No
Isolat G63
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
24
jam
+
+
+
+
+
+
+
V
V
48
jam
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Isolat
G23
24 jam
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Jenis Gula
48
jam
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
0
GLY
ERY
DARA
LARA
RIB
DXYL
LXYL
ADO
MDX
GAL
GLU
FRU
MNE
SBE
RHA
DUL
INO
MAN
SOR
MDM
MDG
NAG
AMY
ARB
ESC
SAL
CEL
MAL
LAC
MEL
SAC
TRE
INU
MLZ
RAF
AMD
GLYG
XLT
GEN
TUR
LYX
TAG
DFUC
LFUC
DARL
LARL
GNT
2KG
5KG
Setelah dilakukan identifikasi
dengan menggunakan API WEB
software
(API
bioMerieux),
diketahui adanya perbedaan jenis
sumber
karbon
yang
dapat
difermentasi oleh isolat G63 dan
isolat G23 yaitu pada kemampuan
memfermentasi jenis gula gula yang
tersusun pada tube.
Isolat G23 tidak dapat
memfermentasi
sumber
karbon
seperti LARA, RIB, DXYL, LXYL
MNE, SBE, RHA, INO, MAN, LAC,
MEL, MLZ dan RAF namun dapat
memfermentasi GLU sedangkan
isolat G63 dapat memfermentasi
sumber karbon LARA, RIB, DXYL,
LXYL MNE, SBE, RHA, INO,
MAN, LAC, MEL, MLZ dan RAF
namun tidak dapat memfermentasi
GLU.
Isolat
G23
dapat
memfermentasi 11 jenis gula (warna
menjadi kuning pada Gambar 5) dan
merupakan Lactobacillus casei spp
casei dengan presentase kemiripan
ciri-ciri pada database API-LAB
software sebesar 74%.
Isolat
G63
memiliki
kemampuan dalam memfermentasi
25 jenis gula (perubahan warna
menjadi kuning pada (Gambar 13)
dan merupakan
Lactobacillus
plantarum
dengan
presentase
kemiripan dengan ciri-ciri pada
database API-LAB software sebesar
84%.
Perbedaan
kedua
isolat
terletak
pada
kemampuannya
memfermentasi gula α-Methyl-DMannoside
dan
α-Methyl-DGlucoside. L. plantarum memiliki
protein
permukaan
yang
memungkinkan untuk berinteraksi
dengan lingkungandan L. plantarum
adalah spesies yang sangat serbaguna
yang dapat menyesuaikan diri
10
dengan
2010).
lingkungannya
(Jocker,
KESIMPUAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian
ini isolat kandidat probiotik yang
diisolasi dari usuk ikan Gurami
ditemukan 18 isolat. Bakteri kandidat
probiotik yang diperoleh dapat
tumbuh optimal
pada
semua
perlakuan pH 2, pH 4, dan pH 6.
Berdasarkan hasil identifikasi uji
fisika, biokimia dan morfologi isolat
kandidat probiotik yang ditemukan
ada 3 jenis yaitu dari genus Bacillus
sp.,
Lactobacillus sp., dan
Bifidobacterium sp. yang dapat
menghambat
pertumbuhan
Aeromonas
hydrophila.
Dari
kedelapan belas
isolat tersebut
sensitivitas tertinggi berasal dari
isolat G63 jenis Lactobacillus sp.
dengan zona hambat sebesar 13,2
mm dan hasil Identifikasi dengan
API 50 CHL test kit diketahui jenis
isolat merupakan
Lactobacillus
flanatarum
dengan
tingkat
signifikasi 84 %
2. Saran
Saran untuk penelitian ini
yaitu
sebaiknya dilakukan uji
lanjutan masing masing calon
probiotik diberikan pada ikan dalam
uji tantang terhadap ikan untuk
melihat patogenitas dari bakteri
kandidat probiotik yang diperoleh
agar kandidat ini bisa selanjutnya
digunakan dalam probiotik untuk
meningkatkan produksi ikan Gurami.
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, P.M. and M.E. Parish.
1989. Methods for testingthe
efficacy
of
food
antimicrobials.
FoodTechnology. 1989:148155.
De Angelis, M., A, Corsetti, N.Tosti,
J. Rossi, M.R.Corbo, and M,
Gobbetti.
2001.
Characterization of Nonstater Lactis Acid Bacteria
from Italian Ewe Cheeses
Based
on
Phenotypie,
Genotypie, and Cell Wall
Protein Analyses. Appl.
Environ.
Microbiol.
67:
2011-2020
Diraja, A. 2007. Penyakit Bakterial
(Aeromonas hydrophila) di
Kanagarian Lubuk Pandan
Kab.
Padang
Pariaman
.http.//www.diknasusumbar.o
rg.diunduh pada 19 Juni 2015
Dewi,
Sri Sinto dan Herlisa
Angraini. 2012. Viabiitas
Bakteri Asam Laktat ASI
terhadap pH Asam Lambung
dan Garam Empedu. Seminar
Hasil- Hasil Penelitian –
LPPM
UNIMUS
2012.
ISBN: 978-602-18809-0-6
Hasyimi, W. 2014. Bakteri Probiotik
yang Diisolasi dari Saluran
Pencernaan Udang Galah
(Macrobranchium
rosenbergii,
de
Man)
Berbasis Teknik Sekuens 16s
rDNA. Skripsi
Jockers, D. 2010. "Pelajari tentang
Pentingnya Bakteri Baik,
Bagian II:. Lactobacillus
Plantarum" Natural
News. NaturalNews..
Web. 19 April 2015.
Lusiastuti, A.M. dan Taukhid, 2011.
Seleksi Kandidat Probiotik
Anti Aeromonas hydrophila
UntukPengendalian Penyakit
11
Ikan Air Tawar. Laporan
Balai
Riset
Penelitian
Budidaya Air Tawar Bogor
Nayak, P. A., Nayak, U. A., Mythili,
R., 2010. Effect of Manuka
honey,
chlorhexidine
gluconate and xylitol on the
clinical levels of dental
plaque. Contemp Clin Dent
1(4) : 214-217.
Saparinto, C. 2011. Budidaya Ikan
Gurami di Lahan Terbatas.
Andi Offset. Yogyakarta. 172
hlm.
Sujaya, I N., N.M.U. Dwipayanti,
N.L.P.
Suariani,
N.P.
Widarini, K.A. Nocianitri dan
N.W. Nursini. 2008a. Potensi
Lactobacillus spp. Isolat Susu
Kuda Sumbawa sebagai
Probiotik. J. Vet. 9 (1) : 33 –
40.
Surono, IS. 2004. Probiotik, Susu
Fermentasi dan Kesehatan.
Tri Cipta Karya: Jakarta
Susanti
Ida,
Retno
W.
Kusumaningtyas, dan Fatim
Illaningtyas. 2007. Uji Sifat
Probiotik
Bakteri
Asam
Laktat sebagai Bahan Pangan
Fungsional. Jurnal Teknologi
dan Industri Pangan. Vol
XVIII No. 2 Th. 2007
Wang Y.B., J.R. Li and J. Lin.
2008.
Probiotics
in
aquaculture: challenges and
outlook. Aquaculture, 281:14.
Download