Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki KAJIAN PELAKSANAAN REKAM MEDIS GIGI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTA PONTIANAK Sri Rezki Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Pontianak ABSTRAK Latar Belakang: Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis mempunyai banyak fungsi diantaranya untuk menceritakan perjalanan penyakit. Pemerintah mengatur pelaksanaan rekam medis dalam Permenkes 269 tahun 2008. Penyakit umum dan penyakit gigi adalah dua hal yang berbeda, sehingga rekam medisnyapun berbeda. Bagaimanakah sebenarnya pelaksanaan rekam medis gigi setelah Permenkes 269 tahun 2008 berumur dua tahun. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan rekam medis gigi rawat jalan di kota Pontianak, apakah sesuai dengan Permenkes 269 tahun 2008 dan apakah mampu memberi perlindungan hukum bagi Puskesmas. Metode: Merupakan studi empiris, penelitian deskriptif dengan analisa data kualitatif. Lokasi penelitian di 9 Puskesmas Kota Pontianak. Obyek penelitian adalah berkas rekam medis gigi rawat jalan. Subyek penelitian adalah tenaga pengisi rekam medis gigi (dokter gigi), tenaga pengelola rekam medis (petugas rekam medis Puskesmas), pembina dan pengawas di lingkungan Puskesmas (pimpinan Puskesmas), pihak pembina dan pengawas di luar Puskesmas (Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan Persatuan dokter gigi cabang Pontianak). Pengumpulan data dengan menggunakan analisa dokumen, dan wawancara terstruktur pada setiap responden penelitian. Hasil: Pelaksanaan rekam medis gigi rawat jalan di kota Pontianak belum sesuai dengan amanat yang ditetapkan oleh Permenkes 269 tahun 2008. Pengisian yang tidak lengkap, tidak adanya format kartu rekam medis gigi, ketidaktahuan petugas tentang pengelolaan rekam medis dan belum adanya sosialisasi serta pengawasan oleh pihak terkait. Hambatan yang paling utama adalah tidak pernahnya dilakukan sosialisasi, tidak adanya pengawasan membuat petugas merasa tidak berkewajiban melaksanakan rekam medis dengan baik. Secara keseluruhan rekam medis yang ada di puskesmas belum bisa memberi perlindungan hukum bagi Puskesmas di Kota Pontianak. Kata kunci: Rekam Medis Gigi, Rawat Jalan, Puskesmas PENDAHULUAN Seorang dokter dalam melaksanakan tugasnya mempunyai alasan yang mulia, yaitu berusaha menyehatkan tubuh pasien, atau setidaknya mengurangi penderitaan pasien. Oleh karenanya wajar apabila yang dilakukan oleh dokter mendapat perlindungan hukum sampai batas batas tertentu 1 . Seorang dokter mendapat perlindungan hukum dalam menjalankan prakteknya jika telah melaksanakan standar profesi dan standar operasional praktek. Ada tiga dokrin utama pelayanan kesehatan, yaitu rekam medis, persetujuan tindakan medis dan rahasia 2 kedokteran . Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang telah diberikan kepada pasien. Setiap upaya kesehatan kepada pasien Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 27 Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki harus ditulis dalam rekam medis. Undang Undang no 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran pada paragraf 3, Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis. Pada Bab X, Pasal 79 dinyatakan tentang sanksi pidana jika tidak melaksanakan, yang bunyinya: “Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1(satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang: b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1). Tenaga kesehatan berhak mendapat perlindungan hukum jika telah melaksanakan pekerjaannya sesuai SOP (standar operasional prosedur) dan standar profesi. Rekam medis gigi rawat jalan merupakan bukti tentang terapi apa yang berikan pada pasien, apakah sudah sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. Isi rekam medis gigi rawat jalan adalah sebuah petunjuk tentang jalannya usaha penyembuhan yang dilakukan oleh dokter. Menurut KUHAP salah satu bukti petunjuk bisa didapat dari surat. Menurut KUHAP dan KUHPerdata, alat bukti hukum yang sah ada beberapa katagori, yang salah satunya adalah bukti surat. Rekam medis dapat berfungsi sebagai bukti surat dan bukti petunjuk. Isi rekam medis gigi juga merupakan hal yang harus dirahasiakan oleh tenaga medis, sehingga diperlukan suatu aturan tata kelola. Dalam pelaksanaannya dan pengelolaannya rekam medis gigi melibatkan beberapa pihak seperti yang disebutkan dalam Permenkes 269 tahun 2008. Pihak-pihak yang terlibat pengaturannya terkait dalam fungsi sosialisasi, pembinaan, pengawasan, pengisian, pelaksanaan pengelolaan dan penyedia sarana dan prasarana. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Diskriptif yang bersifat campuran antara Empiris dan Normative, dengan metode analisa data Kualitatif. Lokasi penelitian di 9 (Sembilan) Puskesmas di Kota Pontianak. Responden dalam penelitian ini adalah tenaga pengisi rekam medis gigi rawat jalan (dokter gigi), tenaga pengelola rekam medis (petugas rekam medis Puskesmas), pembina dan pengawas di lingkungan Puskesmas (pimpinan Puskesmas), pihak pembina dan pengawas di luar Puskesmas (Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan Persatuan dokter gigi cabang Pontianak). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mendalam terhadap responden penelitian, meliputi masalah sosialisasi, pengisian, pengelolaan, pembinaan dan pengawasan terhadap rekam medis gigi rawat jalan. Data sekunder diperoleh dari berkas rekam medis gigi rawat jalan sebagai uji petik, dari setiap Puskesmas, akan diambil 30 rekam medis gigi yang dibuat selama tahun 2010 secara acak, dengan kriteria merupakan kasus baru (kunjungan pertama pada kasus penyakit tersebut). Data tentang Profil Kesehatan Kota Pontianak, jumlah Puskesmas, dokter gigi fungsional Puskesmas, tenaga rekam medis dan kepala Puskesmas diambil dari data Dinas Kesehatan Kota Pontianak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas Kota Pontianak a. Sosialisasi dan Informasi Informasi dan dan sosialisasi tentang rekam medis yang didapat oleh petugas Puskesmas, umumnya didapat dari : masa pendidikan dan mengikuti aturan yang telah berlaku sebelumnya (learning by doing). 33% responden pernah mengikuti pelatihan di Dinas Kesehatan Kota Pontianak, yaitu pelatihan tentang sistim SIK (Sistim Informasi Kesehatan), dan bukan pelatihan tentang rekam medis. Responden cenderung mendapatkan Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 28 Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki informasi tentang pelaksanaan rekam medis dengan mengikuti aturan yang telah berlaku sebelumnya (learning by doing). Permenkes 269 tahun 2008 pada Pasal 18 menyatakan : “Dokter, dokter gigi dan sarana pelayanan kesehatan harus menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan ini paling lambat 1(satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan”. Tidak adanya informasi tentang Permenkes 269 tahun 2008, membuat semua responden menjadi tidak tahu aturan yang sebenarnya. Pengaturan tentang rekam medis ini merupakan hukum yang wajib ditaati, karena pada prinsipnya hukum mempunyai kekuatan memaksa untuk dijalankan bagi warga negara hukum. Permenkes 269 tahun 2008 merupakan hukum bagi pengelola pelaksanaan rekam medis di pelayanan kesehatan di Indonesia. Prilaku teman sejawat terdahulu umumnya menjadi contoh yang baik, karena dengan berprilaku seperti itu, terbukti tidak ada masalah yang timbul selama ini. Pengalaman juga membuat prilaku responden menjadi suatu kebiasaan. Prilaku dipengaruhi oleh motivasi, pengetahuan dan ketrampilan. Motivasi yang kuat sekalipun, tanpa adanya informasi atau pengetahuan tidak dapat menghasilkan prilaku yang cukup baik, semua hal akan saling terkait.3 b. Pengisian Rekam Medis Gigi Rawat Jalan 1. Data Identitas Dari hasil penelitian data identitas pasien dalam format kartu rekam medis cukup lengkap, walaupun ada satu kekurangan yaitu data nomor telpon yang tidak ada. Nomor telpon penting untuk menghubungi pasien jika diperlukan, misalnya dalam kondisi tertentu. Menurut Standar Nasional Rekam Medis Kedokteran Gigi Tahun 2004 4 , data identitas adalah pengenalan jati diri seseorang. Data identitas cukup diisi sekali saja pada saat pasien pertama kali datang. Data identitas selalu disesuaikan jika ada perubahan seperti pindah alamat dan sebagainya. Data identitas minimal berisi nomor register, tanggal pembuka kartu status, nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir/umur, alamat rumah dan nomor telp, pekerjaan dan alamat pekerjaan beserta nomor telponnya Secara garis besar data identitas diperlukan untuk membedakan pasien satu dengan pasien lainnya, dengan semakin lengkapnya identitas maka semakin tinggilah tingkat keakuratannya, yang menyebabkan semakin kecil risiko tertukarnya rekam medis pasien. 2. Data Perawatan Kedokteran Gigi Rawat Jalan Tabel 1. Data Perawatan Kedokteran Gigi Dalam Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas Kota Pontianak No 1 2 3 4 5 6 7 Riwayat Pelayanan Penyakit Gigi Tgl, bulan, tahun Anamnese Pemeriksaan penunjang gigi Diagnose Rencana perawatan Pengobatan dan atau tindakan lain Odontogram Jumlah Persentase 270 100% 97 101 36% 37% 270 0 100% 0% 270 100% 0 0% Pengisian kartu rekam medis gigi rawat jalan di Puskesmas kota Pontianak belum sesuai dengan Permenkes 269 tahun 2008. Jika dibandingkan dengan data yang harus ada menurut SIK yaitu keterangan (terkait dengan alasan pengobatan dilakukan atau tidak), elemen gigi, diagnose, kode penyakit, dan terapi/tindakan (nama obat). Ini menunjukkan data yang ada di kartu rekam medis pasien memang hanya mengacu pada data yang harus diisi pada SIK. Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 29 Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki Menurut Gondodipuro 5 , rekam medis terbagi menjadi dua bagian, yaitu rekam medis individu dan rekam medis manajemen. Rekam medis individu, dimana informasi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersang-kutan atau disebut patient record. Rekam medis manajemen, suatu informasi tentang pertanggungjawaban dari segi manajemen maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Pengaturan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pontianak lebih untuk memenuhi jalannya sistim pelaporan (SIK) atau dengan kata lain rekam medis gigi yang ada di Puskesmas lebih sebagai rekam medis manajemen, dibandingkan dengan rekam medis individu. 3. Pengelolaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Aturan atau kebijakan tentang pelaksanaan rekam medis cenderung mengikuti apa yang sudah ada sebelumnya, perubahan terjadi jika ada perubahan aturan dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Petunjuk Rekam medis manual dari WHO6 , mengatakan bahwa catatan medis yang baik penting tidak hanya untuk masa kini dan masa perawatan pasien, tetapi juga sebagai dokumen hukum untuk melindungi pasien dan rumah sakit. Untuk itu harus lengkap, akurat, dan tersedia saat dibutuhkan. Ketika Rumah Sakit menerima pasien, maka terjadilah kontrak eksplisit untuk memberikan layanan yang diperlukan dalam perawatan dan pengobatan pasien tersebut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kewajiban Rumah Sakit, untuk menyimpan catatan kronologis perawatan dan pengobatan yang diberikan oleh petugas rumah sakit, sehingga nantinya akan tersedia data pasien jika diperlukan untuk perawatan selanjutkan. Selain itu, catatan medis juga disimpan sebagai panduan bagi dokter, dan untuk pendidikan perawat dan petugas kesehatan lain4. Pengecekan (pengawasan) kelengkapan pengisian rekam medis secara harian telah dilakukan oleh petugas rekam medis, tapi pengecekan hanya mengacu pada data yang harus ada sesuai input data SIK. 4. Pembinaan Pembinaan dan pengawasan menurut Permenkes 269 tahun 2008 Pasal 16 adalah : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan organisasi profesi terkait melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksana-an peraturan ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan rekam medis gigi rawat jalan belum pernah dilakukan di lakukan oleh pihak Dinas Kesehatan maupun oleh pihak PDGI. Secara garis besar pelaksanan rekam medis rawat jalan di Puskesmas Kota Pontianak belum dilaksanakan secara optimal oleh para pelaksananya, baik dari sisi tenaga pengisi, pengelola, pengawas dan pembina. Berdasarkan model prilaku dari Glahz (2008), prilaku dipengaruhi pengetahuan dan ketrampilan; lingkungan yang menonjol; motivasi atau niat untuk berprilaku (sikap, norma dan kontrol); dan tidak adanya hambatan dari lingkungan dan kebiasaan. Norma dalam hal ini adalah aturan tertulis di Indonesia yang mengharuskan pelaksanaan rekam medis sesuai hukum yang berlaku, dalam hal ini hukum tertulisnya adalah Permenkes 269 tahun 2008. Aturan tidak tertulis yang biasanya berdasarkan perintah dari atasan belum dilakukan. Kontrol ditentukan oleh diri sendiri dari pengalaman masa lalu serta pengawasan dari pihak terkait. Pengalaman masa lalu menyatakan bahwa tidak pernah ada masalah yang terjadi dengan pelaksanaan kartu rekam medis di Puskesmas Kota Pontianak. Bekerja sesuai aturan jelas lebih baik karena jika suatu saat terjadi masalah, maka rekam medis yang Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 30 Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki telah dilaksanakan dengan baik mampu memberi perlindungan hukum bagi Puskesmas dan pegawainya. 2. Fungsi Hukum Rekam Medis Gigi Rawat Jalan a. Bukti Surat Tabel 2. Data Penunjang Legalitas Dalam Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas Kota Pontianak No 1 2 3 4 Data Penunjang Legalitas Waktu Tandatangan operator (pemberi layanan kesehatan) Nama operator (pemberi layanan kesehatan) Informed consent (tandatangan persetujuan pasien) Jumlah Persentase Informed consent tidak terdapat dalam berkas rekam medis gigi rawat jalan di Puskesmas Kota Pontianak, selama ini informed consent telah dilakukan tapi hanya secara lisan saja, sehingga tidak ada dalam dokumentasi rekam medis. Selayaknya Puskesmas menyediakan blangko informed consent, karena jika suatu saat diperlukan sudah tersedia. Walaupun pelayanan kedokteran gigi di Puskesmas termasuk tindakan yang tidak beresiko, tapi jika persetujuan lisan meragukan, persetujuan tertulis lebih aman untuk dilakukan. b. Bukti Petunjuk 270 83 100% 31% Tabel 3. Data Perawatan Yang Terdapat Dalam Rekam Medis ( Bukti Petunjuk Pelayanan Yang Diberikan) No 30 10% 1 0 0% 2 3 4 5 Rekam medis menjadi alat bukti yang sah menurut KUHAP, karena dibuat oleh pejabat, yang merupakan bagian tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu dalam sebuah rekam medis harus ada nama, waktu dan tandatangan dari orang yang mengerjakan dan mengisi rekam medis tersebut. Karena tidak adanya ketiga unsur itu dalam rekam medis gigi rawat jalan di Puskesmas Kota Pontianak, maka dapat dikatakan bahwa rekam medis yang ada belum baik dan tidak bisa menjadi bukti surat jika dibutuhkan. Keadaan ini akan merugikan pihak Puskesmas sendiri (termasuk petugas Puskesmas yang terlibat didalammnya dan Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan), karena rekam medis yang dibuat tidak dapat melindunginya secara hukum. Riwayat Pelayanan Penyakit Gigi Tgl, bulan, tahun Anamneses Pemeriksaan penunjang gigi Diagnose Pengobatan dan atau tindakan lain Jumlah Persentase 270 100% 97 101 36% 37% 270 270 100% 100% Di Puskesmas Kota Pontianak, masih sedikit rekam medis gigi yang menulis secara lengkap ke 5 point minimal tersebut (36%). Penulisan anamnese dan pemeriksan penunjang cenderung singkat dan tidak lengkap. Walaupun dalam prakteknya pengobatan dan tindakan sudah sesuai dengan SOP, tapi jika tidak ditulis dengan lengkap di rekam medis, maka rekam medis ini tidak bisa menjadi bukti petunjuk hukum yang kuat bagi Puskesmas. Untuk menceritakan suatu proses upaya penyembuhan, minimal dilakukan dengan (1)anamnese, (2)kemudian pasien diperiksa (pemeriksaan klinis), setelah itu baru dapat ditentukan apa (3)diagnosanya, dari diagnose Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 31 Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki dibuatlah (4) rencana perawatan. Setelah rencana perawatan dibicarakan dengan pasien dan pasien menyetujuinya baru dilakukan upaya kesehatan berupa (5)tindakan atau pengobatan. Ini diluar odontogram dan pelayanan lain, karena odontogram tidak termasuk dalam SOP, dan pelayanan lain hanya ada jika diperlukan, tidak untuk semua pasien. Jika semua dijalankan dengan benar dan kemudian ditulis dengan lengkap, baik dan jelas, rekam medis ini dapat menjadi suatu bukti petunjuk tentang riwayat penyakit dan pengobatan. Rekam medis yang baik adalah yang lengkap dan jelas, sehingga setiap keputusan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan atas fakta-fakta yang juga tertulis lengkap disana. Semua pengobatan atau tindakan harus sesuai dengan standar operasional praktek (SOP) dan standar profesi. Semakin baik pelaksanaan rekam medis akan semakin baik juga perlindungan yang diberikan, baik untuk petugas pelayanan kesehatan maupun perlindungan bagi pasien. Begitupun sebaliknya jika rekam medis yang dilaksanakan tidak baik. 3. Hambatan Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan a. Pengisian 1) Tidak ada informasi/tidak tahu Hambatan terbesar dalam pelaksanaan rekam medis gigi rawat jalan yang mengacu pada Permenkes 269 tahun 2008 adalah tidak adanya informasi atau sosialisasi. Notonegoro7 mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupa-kan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan ini mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. 2) Tidak tercantum dalam kartu status. Kartu status yang berukuran kecil dengan kolom pengisian yang kecil merupakan penghambat dalam menulis. Bagaimana responden dapat menulis lengkap, jika tempat untuk menulis tidak ada. Dalam pengisian odontogram selain memang tidak ada formatnya, waktu yang dibutuhkan untuk penulisan juga agak lama. ini akan mengalami kesulitan jika jumlah pasien dalam banyak. 3) Keterbatasan sarana dan prasarana Keterbatasan yang terjadi adalah karena format rekam medis khusus gigi belum ada di Puskesmas. Format rekam medis gigi masih mengikuti format rekam medis umum. b. Pengelolaan Petugas rekam medis umumnya tidak begitu memahami tentang pengelolan rekam medis menurut Permenkes 269 tahun 2008, jadi hambatan yang diutarakan cenderung masalah umum biasa, seperti : Kartu pasien sering hilang, Ketidaksabaran pasien, Tulisan dokter yang sulit dibaca, Pola pelaporan yang sering berubah. Pimpinan Puskesmas merasa tidak ada hambatan dalam pelaksanaan rekam medis di lapangan baik rekam medis gigi maupun rekam medis yang lain. Pola pengaturan sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan kota, dan semua sudah dilaksanakan . Selama inipun tidak pernah ada masalah yang terjadi karena rekam medis. c. Pembinaan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak menyatakan bahwa hambatan dalam pelaksanaan rekam medis gigi di lapangan, cenderung disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia, meliputi dokter gigi dan tenaga rekam medis berpendidikan dan kurangnya motivasi dari petugas untuk bekerja lebih baik. Untuk pelaksanaan rekam medis gigi di Kota Pontianak, diskresi dimungkin-kan sampai semua sarana dan prasarana tersedia dan petugas pelaksana siap, tapi secepatnya Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 32 Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki pelaksanaan rekam medis gigi rawat jalan harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah ada, sebab peraturan ini melindungi kepentingan pemerintah sendiri dalam hal ini memberi perlindungan hukum bagi Puskesmas, disamping juga memberi perlindungan bagi pasien. Ketua PDGI menyatakan bahwa tidak dilaksanakannya rekam medis secara lengkap disebabkan oleh unsur manusiawi, dimana manusia cenderung melaku-kan hal-hal yang lebih mudah dan gampang. Selain itu tidak adanya sosialisasi tentang kewajiban mengisi rekam medis secara benar dan sesuai dengan hukum . KESIMPULAN 1. Permenkes 269 tahun 2008 belum diterapkan dalam pelaksanaan rekam medis gigi rawat jalan di Puskesmas Kota Pontianak, pelaksanaan rekam medis di Puskesmas Kota Pontianak lebih mengacu pada rekam medis manajemen daripada rekam medis individu. a. Pengisian rekam medis gigi rawat jalan belum lengkap. Banyak point yang diwajibkan oleh Permenkes 269 tahun 2008 belum dilaksanakan. b. Pengelolaan rekam medis gigi rawat jalan di Puskesmas kota Pontianak tidak berbeda dengan pengelolaan rekam medis lainnya, pola pengaturan cenderung mengikuti aturan yang sudah ada sebelumnya. Selama tidak ada masalah yang timbul, aturan lama tetap akan dipergunakan. c. Pengawasan hanya dilakukan oleh petugas rekam medis di puskesmas untuk aspek pengisian rekam medis, itupun mengacu pada informasi yang harus ada pada SIK. Pihak dan instansi terkait belum melaksanakan fungsi pengawasan secara optimal. 2. Rekam medis gigi rawat jalan di Kota Pontianak belum dapat memberikan perlindungan hukum bagi Puskesmas (sebagai sarana pelayanan kesehatan beserta petugasnya, yaitu dokter gigi, tenaga rekam medis dan pimpinan Puskesmas), ini disebabkan tidak diisinya rekam medis gigi rawat jalan secara lengkap. 3. Faktor yang menghambat pelaksanaan rekam medis gigi rawat jalan di Puskesmas kota Pontianak adalah : a. Tidak adanya informasi dan sosialisasi. b. Tidak tercantum dalam format kartu status. c. Kecenderung untuk melakukan hal-hal yang lebih mudah dan gampang. d. Kurangnya sumber daya manusia, meliputi dokter gigi dan tenaga rekam medis berpendidikan. e. Kurangnya motivasi dari petugas untuk bekerja lebih baik SARAN 1. Rekam medis gigi rawat jalan di Puskesmas Kota Pontianak harus dilaksanakan secara baik dan benar sesuai Permenkes 269 tahun 2008, agar dapat memberi perlindungan hukum bagi Puskesmas. 2. Pengaturan pelaksanaan pelaksanaan rekam medis gigi hendaknya menyatukan antara aturan yang ada di Permenkes 269 tahun 2008 dan sistim informasi kesehatan (SIK) yang dilaksanakan di Puskesmas Kota Pontianak, agar fungsi rekam medis sebagai rekam medis individu dan rekam medis manajemen dapat tercapai. 3. Perlu adanya format kartu rekam medis gigi yang lebih akurat tapi simpel dalam penulisannya sebab kartu rekam medis gigi yang ada sekarang dirasa belum begitu efisien dan masih memerlukan waktu yang lama untuk pengisiannya. KEPUSTAKAAN 1. Nasution, Bahder Johan, 2005, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, PT Asdi Mahasatya, Jakarta. 2. Purnomo, Bambang , 2000, Hukum Kesehatan, Aditya Media, Yogyakarta Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 33 Kajian Pelaksanaan Rekam Medis Gigi Rawat Jalan Di Puskesmas; Sri Rezki 3. Glanz,K., Rimer, Barbara.K., Vismanath,K.,2008,”Health Behavior and Health Education, Theory, Research and Practice”, 4 thEdition, Jossey-Bass, San Francisco,USA, 77-78 4. Depkes RI, 2004, Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta 5. Gondodipuro, Sharon, 2007, rekam medis dan sistim informasi kesehatan di sarana pelayanan kesehatan primer (Puskesmas), IKM UNPAD, Bandung, http://www.akademik Unsri.co.id 6. World Health Organization, 2006, Medical Record Manual, A Guide for Developing Countries, WHO 7. Notonegoro, 2007, Promosi Kesehatana dan Ilmu Prilaku, Rineka Cipta, Jakarta Insidental, Vol. 1, No. 1, November 2014 34