PENGARUH KEBERADAAN WANITA DI DEWAN KOMISARIS DEWAN DIREKSI DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LABA Handry1, Zaitul2, Resti Yulistia Muslim2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : [email protected] Abstract Earning quality is subject to the corporate governance. Internal corporate governance mechanism consists of supervisory Board, management Board and ownership. The existencd of woman in both board is considered as positive impact on accounting quality, specifically earning quality. However, there is still lack of study explore this relationship, especially in Indonesia context. As we know, Indonesia has a unique corporate governance system, eventhough, Indonesia follow the continental Europe corporate governance system, the appointing and dismiss of baord is difference compared to the original system, such practice in Nederland. Therefore, the objective of this research is to know the influence of woman in Supervisory Board, Management Board and audit commitee on the earning quality. The samples of this research were manufactures companies that listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). The samples were chosen by using purposive sampling method and 55 companies out of 140 had been selected. The panel data analysis is used and follow the procedure in order to gain the BLUE model. The result of this research shows that the existence of woman in Suprevisory Board and Management Board have insignificant influence on the earning quality. However, audit commitee has a significant relationship with the earning quality. Beside, company leverage is also associated with earning quality.We can conclude that woman does not play an important role in both Board, but woman is esssential in audit commitee due to rigidness of woman compared to woman. . Keywords: Board of commissioners, board of directors, audit committee, earnings quality, Firm age, company size, leverage. 1. Latar Belakang Kualitas laba juga sering dijadikan tolak ukur untuk mengambil keputusan. Kualitas laba merupakan konsep yang multi dimensional dimana terdapat beberapa aspek yang diperhatikan dalam menentukan seperti apa laba yang dikatakan berkualitas. Francis et al (2008) dalam Seswanto (2012) membagi menjadi 2 kriteria laba yang berkualitas yaitu dengan pendekatan market based dan accounting based. Dari sisi market based laba dikatakan berkualitas jika bersifat relevan untuk mengambil keputusan dan tepat waktu. Sedangkan dari sisi accounting based, laba dikatakan berkualitas jika bersifat persisten dan tidak berfluktuatif dan punya kemampuan untuk memprediksi laba untuk tahun berikutnya. Schipper dan Vincent (2003) dalam Wardhani (2009) menyatakan bahwa kualitas laba yang rendah akan mengganggu investor dan pengguna laporan keuangan lainnya sehingga dapat menyebabkan kesalahan alokasi modal, Kualitas laba dipengaruhi oleh faktorfaktor eksternal dan internal perusahaan. Faktor-faktor eksternal merupakan faktorfaktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, sedangkan faktor-faktor internal merupakan faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan lingkungan institusional _____________________________________________________________________________________ 1 Mahasiswa 2 Dosen Akuntansi, Program S1, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang Tetap, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Padang pelaporan keuangan perusahaan seperti sistem hukum dan penegakan hukumnya (law enforcement) serta standar akuntansi yang berlaku di suatu negara. Jadi pengungkapan corporate governance menjadi aspek penting yang dilakukan perusahaan dalam mempengaruhi kinerja pasar perusahaan. Salah satu mekanisme dari corporate governance adalah struktur atau komposisi dewan komisaris dan direksi sebagai organ perusahaan yang menjamin penerapan prinsip-prinsip corporate governance dan meningkatkan perlindungan bagi kreditur (Surya dan Yustiavandana, 2006:131 dalam Basundari 2013). Menurut (Beltramini et al., 1984; Ferrell dan Skinner, 1988) dalam Sihite (2012) di dalam keberadaan gender dalam suatu manajemen akan menjadikan suatu hal yang menarik untuk dipelajari berkaitan dengan Corporate Govermance yang ada di Indonesia baik itu di Dewan komisaris, Dewan Direksi, maupun Komite Audit karena masih adanya anggapan bahwa laki-laki yang lebih pantas menduduki jabatan kepemimpinan dalam perusahaan. Akan tetapi, beberapa peneliti perempuan memiliki potensi kepemimpinan yang lebih baik.beberapa peneliti yang berfokus pada gender beranggapan bahwa perempuan lebih memiliki etika bertingkah laku dibandingkan dengan laki-laki. Fenomena dalam penelitian ini menjelaskan mengapa perempuan berhasil mendobrak serta memimpin suatu perusahaan, menurut Seger (2010) dalam Sihite (2012), menambahkan peran perempuan diposisi direktur cukup penting, mereka bisa menjadi penyeimbang dan bisa membuat iklim kerja lebih baik. Menurut Furst dan Reeves (2008) dalam Sihite (2012) kita belum bisa benar-benar mengerti faktor-faktor situasional dan individual yang memfasilitasi pergerakan perempuan keposisi eksekutif, Bahwa sebagian besar perempuan dapat mengembangkan suatu pekerjaannya dalam suatu dewan direksi yang dijalankannya dengan penuh rasa tanggung jawab serta mengembangkan pengalaman mereka berada dalam suatu industri yang mengalami perubahan yang sangat besar dalam memperoleh kualitas laba yang baik. Menurut Herwidayatmo (2000) dewan komisaris dan dewan direksi merupakan komponen penting dalam penerapan Corporate governance yang baik. Peran utama komisaris adalah mengawasi serta pelaksanakan kebijakan yang dilakukan oleh direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasehat kepada direksi. Anggota dewan komisaris diangkat dan diberhentikan dengan persetujuan dari anggota Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang kemudian dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatatkan dalam daftar wajib perusahaan atas pergantian dewan komisaris. Jansen dan Meckling (1976) dalam Dul Muid (2009) Direksi dalam menjalankan perseroan memiliki, tugastugas yaitu Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengurusan Perseroan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas Perseroan. Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu dan melaksanakan tugas dan fungsinya. Chi et al (2011) dalam Pujilestari dan Herusetya (2013) menemukan bahwa jika masa penugasan audit mengindikasikan kualitas audit yang tinggi, maka auditor dapat mencegah manajemen laba berbasi akrual. Komite audit memiliki salah satu unsur 2 dalam perusahaan yang dapat meningkatkan implementasi good corporate govermance. Adanya persebaran dalam anggota dewan komisaris dan komite audit dipercaya dapat mempengaruhi nilai perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Carter et al., 2003). Melihat begitu penting peranan komite audit, perusahaan juga harus memperhatikan komposisi komite ini. Sihite (2012) menyatakan perusahaan dengan jumlah perempuan pada tingkat suatu manajemen dapat menghasilkan suatu kualitas laba yang baik. Krishnan dan Parsons (2008) dalam Sihite (2012) mengemukakan bahwa adanya keberagaman gender dalam manajemen puncak akan meningkatkan kualitas pelaporan laba. McKinsey dan Company (2007) dalam Sihite (2012) menyatakan bahwa dibutuhkan tiga perempuan dari sepuluh orang direksi untuk menghasilakan peningkatan kinerja secara signifikan. Praktik manajemen laba yang tinggi akan menghasilkan kualitas laba yang rendah. Maka Kualitas laba merupakan suatu informasi yang penting bagi publik. 2. Teori dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Earning Quality Jensen dan Meckling (1976) dalam Adriani (2009) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contracts) antara investor dan manajer yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya perusahaan. Teori keagenan menggambarkan hubungan keagenan (agency relationship) sebagai hubungan yang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan antara pemegang saham (prinsipal) dan agen (manajer), yang menggunakan agen untuk melakukan tindakan ekonomi demi kepentingan prinsipal. Hubungan tersebut merupakan hubungan kontraktual dimana agen akan bekerja untuk prinsipal, dan prinsipal akan memberikan kompensasi kepada agen. Menurut Adriani (2009) salah satu penyebab konflik agensi antara manajer dan investor adalah perbedaan dalam pembuatan keputusan pendanaan (financing decision) dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh diinvestasikan. Dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan yang akan di tanggung oleh investor maupun manajer. Jensen dan Meckling (1976) dalam Adriani (2009) membagi biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, dan residual loss. Menurut Adriani (2009) Terkait dengan manajemen laba, teori ini menjelaskan bahwa manajer cenderung bertindak untuk kepentingannya sendiri. Untuk memperoleh penilaian yang baik atau terlihat mencapai target-target yang telah dituangkan dalam hubungan kontraktualnya dengan prinsipal manajer memiliki kecenderungan untuk melakukan manajemen laba. Dengan melakukan manajemen laba manajer memanipulasi laba sedemikian rupa agar sesuai dengan jumlah yang dikehendaki untuk memperoleh penilaian kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Kualitas laba merupakan suatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasarkan kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil keputusan salah satunya berdasarkan pada laporan keuangan, apabila kualitas laba yang disajikan tidak dapat diandalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi (Surifah 2012). Oleh karena itu berbagai upaya dan studi 3 terus dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas laba yang tinggi. Menurut Wardhani (2006) Kualitas laba pada dasarnya merupakan konsep yang bersifat teoritis dan multidimensi. Hasil sejumlah penelitian yang pernah dilakukan belum mengidentifikasikan suatu metode yang seragam untuk mengukur konsep ini. Dalam mengukur kualitas laba, penelitian ini menggunakan beberapa ukuran yang mencakup sebagian besar dari dimensi conceptual framework yang ada dalam IFRS, yaitu: (1) nilai peramalan atau nilai umpan balik; (2) ketepatan waktu; (3) netralitas; (4) penyajian yang jujur; dan selain dari dimensi conceptual framework yang ada dalam IFRS penelitian ini juga menambahkan dimensi lain yaitu: (5) konservatisme. Dengan demikian, maka diharapkan penelitian ini dapat menangkap konsep kualitas laba yang multidimensi tersebut secara lebih komprehensif. 2.2. Corporate Governance Dey Report (1994) dalam Siallangan (2006) mengemukakan bahwa corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan para pemegang saham. Terdapat beberapa mekanisme yang sering dipakai dalam menerapkan kelola perusahaan dengan baik yaitu melalui pengendalian yang dilakukan oleh dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. 2.2.1. Keberadaan Wanita di Dewan Komisaris Dewan komisaris secara luas dipercaya memainkan peranan penting dalam corporate governance, khususnya dalam memonitor manajemen tingkat atas (Gunarsih dan Hartadi, 2002). Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan dan memberikan nasehatnya. Komisaris bersifat independen, mereka tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan dan diharapkan mampu melaksanakan tugasnya secara objektif, semata-mata untuk kepentingan perusahaan, terlepas dari pengaruh berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang dapat berbenturan dengan kepentingan pihak lainnya. Menurut Egon Zehnder (2000) dalam Sihite (2012), dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance, yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Menurut Sihite (2012) keberadaan wanita di dewan komisaris sangat berpengaruh karena wanita lebih melakukan pengawasan atas jalannya usaha dan memberikan nasihat kepada direktur. Secara tidak langsung tugas tersebut akan memberikan pengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan oleh perusahaan karena dewan komisaris dapat mengarahkan kebijakan dan tindakan dari direktur terkait dengan pelaporan keuangan. Hasil penelitian sebelumnya menurut Francoeur (2008) dalam Sihite (2012) perusahaan yang beroperasi dilingkungan yang kompleks menghasilkan abnormal return yang positif dan signifikan ketika mereka memiliki proporsi pekerja perempuan yang lebih tinggi terhadap kualitas laba. Umar (1999) dalam Khakim (2014) mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya dan menekankan sebagai konsep analisis (an analytic concept) yang dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu. meskipun partisipasi perempuan sebagai komisaris tidak memberikan begitu dampak yang signifikan, perusahaan dengan propersi perempuan yang banyak 4 baik di manajemen maupun di sistem governance akan menghasilkan nilai yang cukup untuk memiliki return saham yang normal dalam memperole kualitas laba yang baik. H1 : Pengaruh keberadaan wanita di dewan komisaris terhadap kualitas laba. 2.2.2. Keberadaan Wanita di Dewan Direksi Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Gavious, et al (2012) dalam Khakim (2014) menunjukkan bahwa keberadaan salah satu dari wanita di dewan direksi berhubungan secara signifikan pada tingkat manajemen laba yang lebih rendah. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan dengan jumlah perwakilan wanita yang lebih banyak dalam tata kelola perusahaannya atau pada jajaran top manajemennya akan memiliki kualitas laba yang lebih tinggi. Menurut Roy (2008) dalam Sihite (2012) terkadang cara pemikiran serta cara perempuan bertindak dapat memperoleh penghasilan dalam memanajemenkan suatu laba yang baik. Menurut Goodman et al. (2003) dalam Sihite (2012) yang menemukan bahwa perempuan lebih memungkinkan memegang posisi puncak pada industri dengan tingkat pergantian manajmen yang lebih tinggi sehingga dapat mempengaruhi suatu kualitas laba yang baik. Karena perempuan dapat berkomunikasi secara terbuka dan fokus terhadap kebutuhan internal perusahaan serta berani mengambil suatu resiko dalam menghasilkan suatu laba. H2 : Pengaruh keberadaan wanita di dewan direksi terhadap kualitas laba. 2.2.3. Keberadaan Wanita di Komite Audit Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengawasi sistem pengendalian internal. Keberadaan komite audit diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal (Siallagan dan Machfoedz, 2006, dalam Khakim, 2014). Komite audit diharapkan dapat mengurangi aktivitas manajemen laba yang selanjutnya akan mempengaruhi kualitas laba. Komite audit juga bertugas sebagai pihak penengah apabila terjadi selisih pendapat antara menajemen dan auditor mengenai interpretasi dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk mencapai keseimbangan akhir sehingga laporan lebih akurat (Klien, 2002). Komite audit yang beranggotakan pihak independen dan memiliki pengetahuan dalam bidang keuangan dan akuntansi cenderung mendukung pendapat auditor (Carcello dan Neal, 2000, dalam Suryana, 2008). Bryan et al. (2004) dalam Sihite (2012) penelitiannya menyatakan bahwa komite audit yang efektif dan independen dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Komite audit harus memiliki akuntabilitas yang tinngi, untuk melihat apakah keberadaan wanita berpengaruh memimpin terhadap kualitas laba. Karena wanita memiliki kreatifitas serta transparan dalam menyelesaikan tugasnnya dan teliti dengan apa yang telah mereka kerjakan. Menurut Mikklola (2005) dalam Khakim (2014) gender didefinisikan sebagai suatu gambaran sifat, sikap dan perilaku laki-laki dan perempuan. Suatu kepribadian dan 5 perilaku yang dibedakan atas tipe maskulin dan feminim. Feminim memiliki karakteristik seperti hangat dalam hubungan interpersonal, suka berafiliasi, kompromistik, sensitif, perasa, senang pada kehidupan kelompok sedangkan maskulin memiliki karakteristik kurang dapat mengekspresikan kehangatan, kurang responsive, suka mengambil resiko. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keberadaan anggota wanita dikatakan lebih memiliki etika yang tinggi dalam membuat keputusan untuk menghasilkan suatu kualitas laba yang baik (Collins, 2000; O’Fallon & Butterfield 2003; Vermier & Van Kenhove, 2007; dan Kaplan, et al, 2009, dalam Khakim, 2014). Selain itu dalam penelitian tersebut juga ditemukan hubungan positif dan signifikan antara persentase perempuan dalam komite audit terhadap kualitas laba yang baik. H3 : Pengaruh keberadaan wanita di Komite audit terhadap kualitas laba. keberadaan 2.3. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Model Penelitian Variabel Dependen Discretionary accrual (DACC) sebagai proksi kualitas laba di hitung dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi karena bahwa model ini dianggap lebih baik di antara model yang lain untuk mengukur manajemen laba (Dechow et al, 1995) dalam Sialanggan, (2006). οΆ Total Accruals ππ΄πΆπΆit = πΈπ΅ππit - ππΆπΉit Estimasi dari parameter spesifikasi perusahaan, diperoleh melalui models analisis regresi OLS (Ordinary Least Squares) berikut ini : ππ΄πΆπΆit / ππ΄i,t−1 = α1 (ππ΄i,t−1 ) + α2 ( βπ πΈπit βπ πΈπΆit ) / ππ΄i,t−1 + α3 (πππΈit / ππ΄i,t−1 ) οΆ Non Discretionary Accruals ππ·π΄πΆπΆit = α1 (ππ΄i,t−1 ) + α2 (βπ πΈπit - βπ πΈπΆit ) / ππ΄i,t−1 + α3 (πππΈit / ππ΄i,t−1 ) Keberadaan Wanita Di Dewan Komisaris Keberadaan Wanita Di Dewan Direksi Perusahaan yang menjadi sampel dipenelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling). Pengumpulan data juga dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu melalui pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui data yang terdapat di www.idx.ac.id. οΆ Discretionary Accruals π·π΄πΆπΆit = (ππ΄πΆπΆit / ππ΄i,t−1 ) - ππ·π΄πΆπΆit Kualitas Laba Keberadaan Wanita Di Komite Audit 3. Metodologi Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2011-2013. Keterangan : ππ΄πΆπΆit : Total akrual perusahaan i dalam tahun t, πΈπ΅ππit : Laba bersih perusahaan i dalam tahun t ππΆπΉit : Arus kas operasi perusahaan i dalam tahun t ππ·π΄πΆπΆit : Akrual nondiskresioner perusahaan i dalam tahun t, π·π΄πΆπΆit ππ΄i,t−1 : Akrual diskresioner perusahaan i dalam tahun t, : Total aset total perusahaan i 6 βπ πΈπit βπ πΈπΆit α1, α2¸ α3 dalam tahun t-1, : Perubahan penjualan bersih perusahaan i dalam tahun t, : Perubahan piutang perusahaan i dalam tahun t, : Parameter yang diperoleh dari persamaan regresi. Variabel Independen Menurut Sihite (2012) dewan komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur. Ukuran variabel dewan komisaris wanita menggunakan variabel dummy yaitu jika perusahaan dipimpin oleh seorang dewan komisaris wanita diberi nilai 1 (satu) dan jika tidak, diberi nilai 0 (nol). Menurut Abbott et al (2010) dalam Puspitasari (2014) dewan direksi adalah sebuah jabatan yang berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti jabatan eksekutif tertinggi. Tugas dari seorang dewan direksi adalah memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kinerja perusahan yang dipimpinnya. Variabel ini diproksikan dengan variabel dummy, yaitu jika perusahaan dipimpin oleh seorang dewan direksi wanita diberi nilai 1 (satu) dan jika tidak, diberi nilai 0 (nol). Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugastugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Abbott et al (2010) dalam Puspitasari (2014) juga mengungkapkan bahwa memiliki latar belakang tentang pengelolaan keuangan yang baik. Ukuran variabel komite audit wanita menggunakan variabel dummy yaitu jika perusahaan dipimpin oleh seorang komite audit wanita diberi nilai 1 (satu) dan jika tidak, diberi nilai 0 (nol). Variabel Kontrol Umur perusahaan merupakan awal perusahaan beroperasi hingga perusahaan tersebut dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis (suvive) (Permono, 2011). Pada penelitian ini umur perusahaan diukur mulai tanggal beroperasinya perusahaan hingga akhir tahun 2013. Ukuran Perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang ditunjukkan dengan nilai total aktiva yang disajikan dalam neraca akhir tahun Puspitasari (2014). Beberapa penelitian menggunakan total asset dan total penjualan untuk mengukur ukuran perusahaan. Pada penelitian ini ukuran perusahaan di ditunjukkan dengan nilai Ln total aktiva. Rumus : UP = Ln (Total aset) Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Semakin tinggi angka leverage, maka semakin tinggi ketergantungan perusahaan kepada hutang. Sehingga, semakin besar risiko yang dihadapi, investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi, Puspitasari (2014). Dalam penelitian ini persamaan yang digunakan untuk menghitung leverage adalah sebagai berikut: π»ππππ π―πππππ DAR = π»ππππ π¨πππ Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : KL = α + β1DK + β2DD + β3KA + β4UMP + β5 UKP + β6LEV + π Keterangan: KL = Kualitas Laba a = Konstanta β1, β2 = Koefisien Regresi DK = Dewan Komisaris DD = Dewan Direksi KA = Komite Audit UMP = Umur Perusahaan UKP = Ukuran Perusahaan 7 LEV π = Leverage = Eror Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Sebelum dilakukannya analisis regresi linier berganda terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri atas uji normalitas, uji autokorelasi uji multikolinieritas, uji linearitas dan uji heteroskedastisitas. 4. Hasil dan Pembahasan Dari tabel hasil uji regresi di atas diperoleh nilai R² sebesar 0.269 atau 26%. Hal ini berarti 26% Kualitas laba (DACC) perusahaan dipengaruhi oleh variabel dewan komisaris (DK), dewan direksi (DD), komite audit (KA), umur perusahaan (UMP), ukuran perusahaan (UKP) dan leverage (L). Sedangkan sisanya 74% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel penelitian. Dari hasil pengujian F-statistik, diperoleh nilai F-Prob sebesar 0,000. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa probability sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka keseluruhan model regresi dikatakan layak atau fit. Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi KT Prob DK DD KA UMP UKP L R² F – Prob 0.3346 0.2055 0.0307 0.2423 0.0983 0.0230 0.269369 0.000000 Cut off 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Kesimpulan Hipotesis Ditolak Ditolak Diterima Ditolak Ditolak Diterima Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4.10 dewan komisaris memiliki nilai koefisien bertanda positif sebesar 0.334 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.3346 > alpha 0,05 maka keputusannya hipotesis 1 (H1) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan wanita didewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua pada tabel 4.10 dewan direksi memiliki nilai koefisien bertanda positif sebesar 0.205 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.205 > alpha 0,05 maka keputusannya hipotesis 2 (H2) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan wanita didewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga pada tabel 4.10 komite audit memiliki nilai koefisien bertanda positif sebesar 0.030 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.030 < alpha 0,05 maka keputusannya hipotesis 3 (H3) diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhada kualitas laba. Analisi Pengaruh Variabel Kontrol Terhadap Variabel Dependen Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10 umur perusahaan (UMP) memiliki nilai koefisien bertanda positif sebesar 0.242 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.242 > alpha 0,05 maka keputusannya ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan (UMP) tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10 ukuran perusahaan (UKP) memiliki nilai koefisien bertanda positif sebesar 0.098 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai 8 signifikan sebesar 0.098 > alpha 0,05 maka keputusannya ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan (UKP) tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10 leverage (L) memiliki nilai koefisien bertanda positif sebesar 0.023 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.023 < alpha 0,05 maka keputusannya diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage (L) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. 5. Kesimpulan Dan Saran Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keberadaan wanita di dewan komisaris dewan direksi dan komite audit terhadap kualitas laba. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: Keberadaan wanita di dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba, keberadaan wanita di dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba, keberadaan wanita di komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Keterbatasan Selama melakukan penelitian ini peneliti menyadari masih terdapat kelemahan dan kekurangan, hal ini terjadi karena adanya beberapa keterbatasan yang peneliti hadapi. Secara umum keterbatasan itu adalah: Penelitian ini hanya menggunakan data dengan jangka waktu pengamatan selama tiga tahun, penelitian ini hanya menggunakan sektor industri manufaktur sebagai objek penelitian. Sektor industri lainnya diduga juga akan berpengaruh pada hasil penelitian, terdapat unsur subjektifitas dalam menentukan indeks pengungkapan, karena tidak ada suatu ketentuan buku yang dijadikan standar dan acuan, sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang sama dapat berbeda antar setiap peneliti. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut: Disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan periode yang lebih lama, penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan sampel yang lebih luas. Hal ini bertujuan agar kesimpulan yang dihasilkan tersebut memiliki cakupan yang lebih luas pula. DAFTAR PUSTAKA Adriani, Gusti, Ayu, P.P. 2009. Pengaruh Peringkat Kredit Terhadap Struktur Modal Perusahaan - Perusahaan Non-Keuangan Di Indonesia 20052008. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Basundari. 2013. Pengaruh Deversitas Gender dan Kebangsaan pada Corporate Governance Disclouser Perusahaan Perbankan Di BEI. Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 3 No. 2, September, UNMAS. Carter, David A., Frank D’Souza., Betty J. Simkins. & W. Gary, Simpson, (2007). The Diveresty of Corporate Board Committee and Financial Performance. http://ssrn.com/abstract=116698. Dul Muid. 2011. Pengaruh Corporate Social Responbility Terhadap Stock Return. Jurnal Riset Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Vol. 6 No. 1 Juni 2011 : 105 – 121. 9 Gunarsih, T. dan Hartadi, B. 2002. Pengaruh Pengumuman Pengangkatan Komisaris Independen Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi., Vol2, No.2, hal. 104 120. Herwidayatmo. 2000. Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan Publik di Indonesia. Usahawan, 25-32. Khakim, Imron. 2014. Analisis Pengaruh Board Diversity Berbasis Gender Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Klein, A. 2002. Audit Committee, Board of Director Chareteristics, and Earning Management. http://papers.ssrn.com/sol3/papers. cfm/abstract?abstract. =316695. Diakses 3 Desember 2014. Puspitasari, Dyna. 2014. Pengaruh Keberadaan Wanita Dalam Keanggotaan Dewan Profitabiilitas, Leverage, Rasio Aktivitas Perusahaan, Dan Dewan Komisaris Independen Terhadap Restatement Laporan Keuangan Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Pujilestari, R. dan Herusetya, A. 2013. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Transaksi RealPengakuan Pendapatan Strategi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 2, November 2013, 7585. Seswanto, H. 2012. Pengaruh Konservatisme Terhadap Kualitas Laba Accaounting Based dan Market Bassed. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Siallagan, Hamonangan., Mochfoedz, M. 2006. Mekanisme Corperate Governance, Kualitas Laba dan nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX (Padang). Sihite, R.C. 2012. Pengaruh Gender Pada Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Terhadap Profitabilitas dan Kualita Laba. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Surifah. 2010. Kualitas Laba dan Pengukurannya. Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, Vol. 8 No. 2 Mei - Agustus 2010, Universitas Cokroaminoto Yogyakarta. Suryano, Agung. 2008. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Utthavi, Wayan, H.J. 2010. Pengaruh Proporsi Gender Dewan Direksi dan Komite Audit Pada Konservatisma Akuntansi Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Wardhani, R. 2006 . Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan Yang Mengalami Kesulitan Keuangan ( Financial Distressed Firms ). Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar, Bali. 10 Yulisma, M.T. 2011. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment Dengan Variabel Pemoderasi Gender. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. www.idx.ac.id 11