BAB II MOTIVASI DAN ORANG TUA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi barasal dari kata motif. Motif dalam bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Dalam buku pengantar Psikologi Umum Karangan Bimo Walgito, motif dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan drifing force.1 Kata motivasi secara umum sering dikenal dengan istilah motif. Secara etimologi, motif dalam bahasa inggris adalah motive yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat kaitannya dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.2 Motif ini merupakan tahap awal dari motivasi, 3 sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja. Sebab motif tidak selamanya aktif. Motif akan aktif pada saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak. Motif yang telah menjadi aktif inilah yang disebut motivasi. 1 2 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 220. Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm. 268. 3 Nana Syaodih Sukma Dinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Cet. Ke-3, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 62. 21 22 Motivasi dapat didefininisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Menurut M. Usman Najati, motivasi adalah kekuatan-kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.4 Menurut R.S. Woodworth yang dikutip oleh Alex Sobur dalam bukunya bahwa “ motivasi adalah suatu set yang dapat atau mudah menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.5 Dalam motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.6 Menurut Satria Hadi Lubis motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi mampu mendorong seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat. Mampu membuat manusia semangat atau tidak semangat untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dapat naik 4 Abdurrahman Saleh Muhbib Abdul Wahhab, Psikologi Suatu Pengantar: Dalam Perspektif Islam. Cet. I, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 131. 5 Alex Sobur, op. cit., hlm. 267. 6 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendididkan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.72. 23 turun sesuai perintah otak. Ketika motivasi meningkat, maka dorongan untuk bertingkah laku tertentu juga meningkat. Sebaliknya jika motivasi menurun (lemah), maka dorongan untuk melakukan tingkah laku juga menurun.7 Motif adalah sifat kepribadian stabil yang memiliki suatu kecenderungan yang melakukan tindakan-tindakan tertentu atau berusaha mencampuri tujuan-tujuan tertentu. Suatu kekuatan atau daya pendorong yang menyebabkan orang mulai bergerak atau mengambil suatu tindakan.”8 Chaplin dalam kamus psikologinya menerangkan bahwa: “Motif adalah suatu keadaan ketegangan di dalam individu yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu tujuan atau sasaran.”9 Secara terminologi motivasi adalah penyebab terjadinya suatu perubahan energi pada diri manusia atau dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan suatu kegiatan. Selain itu motivasi adalah sebagai pendorong manusia untuk berbuat agar tujuan untuk memenuhi kebutuhan, kegiatan tersebut dilakukan secara kolektif.10 Menurut Wasti sumanto, motivasi juga dapat berarti suatu perubahan karakter di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan hakiki dan reaksi-reaksi dalam usaha 7 Satria Hadi Lubis. Total Motivation (Yogyakarta: Pro-You Media, 2008), hlm. 19. Sudarsono, Kamus Konseling (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 149. 9 Siti Mumun Muniroh, Keberlanjutan Sekolan Pekerja Anak: Studi Kasus Dinamika Psikologis Pekerja Anak Sektor Batik di Desa Nyenclek Kabupaten Pekalongan , Tesis Magister Psikologi ( Pekalongan : STAIN Pekalongan , 2010), hlm. 42. 10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Yogyakarta: PT. Bina Aksara, 1988), hlm. 59. 8 24 mencapai tujuan.11 Motivasi adalah dorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.12 Menurut Hugo F Reading, bahwa motivasi adalah apa yang membuat seseorang melakukan aktivitas yang didominan, sebagai suatu proses yang menentukan, tingkah laku aktivitas, intensitas, serta arah umum perilaku manusia, merupakan konsep yang rumit. Motivasi berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, sikap, konsep diri, aspirasi dan sebagainya.13 Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau penggerak untuk melakukan sesuatu yang dapat berasal dari dalam diri individu (intrinsik), maupun yang berasal dari luar (ekstrinsik), yang ditandai dengan sikap (afekti) untuk mencapai tujuan tertentu. Motif itu tidak dapat diamati secara langsung namun motif dapat diketahui dari perilaku yang ditimbulkan oleh seseorang, misal orang menyekolahkan anaknya tentu saja karena memiliki motivasi yang baik agar anaknya menjadi orang yang pandai. Kemudian pada umumnya motivasi mempunyai sifat melingkar atau siklus yaitu motivasi timbul, memicu perilaku yang tertuju kepada tujuan dan akhirnya setelah tujuan 11 Wasti Sumanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 203. M. Ngalim Purwanto, op. Cit., hlm. 60. 13 Junardi T, Bimbingan Konseling Sekolah (Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang, 1989), hlm. 154. 12 25 itu tercapai motivasi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu tujuan lagi.14 2. Motivasi dan Kebutuhan Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang, seperti kebutuhan menjadi orang kaya maka seseorang berusaha mencari penghasilan sebanyak-banyaknya dengan jalan berdagang, berbisnis, mencadipengusaha dan sebagainya. Perhitungan ekonomi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, seseorang berusaha menekan pengeluaran biaya pribadi, rumah tangga dan memperbanyak pemasukan keuangan dan menabung di Bank, aktivitas mendapat uang dalam kegiatan hidup sehari-hari menjadi prioritas. Kemudian motivasinya berkembang mengikuti aktivitas, bagaimana cara mencari dan menambah modal yang ada, memperluas usaha.15 Menurut Martinis Yamin, teori harapan (expectency theory) memiliki tiga asumsi pokok: a. Setiap orang percaya bahwa ia berperilaku dengan cara tertentu ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (out came expectency). Misalnya anda mempunyai harapan bahwa bila anda memiliki skor dalam mata kuliah profesi keguruan sekurangkurangnya dengan niai 80, anda tentu dinyatakan lulus dalam mata kuliah ini. Juga anda mempunyai harapan atau kepercayaan bahwa 14 15 Bimo Walgito, op. cit., hlm. 220-221. Martinis Yamin, Kiat Mempelajari Siswa (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hlm. 220. 26 bila anda mendapatkan nilai sekurang-kurangnya B di kelas. Keluarga anda akan menyetujui apa yang anda lakukan. Jadi dapat didefinisikan suatuharapan hasil sebagi penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut. b. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu ini disebut dengan valency (valence). Misalnya anda menghargai sebuah gelar, pangkat dan kemajuan karier, mungkin seseorang menghargai hasil usaha yang dilakukan selama ini. Valence atau nilai dari sebagai aspek pekerjaan biasanya berasal dari kebutuhan internal, namun motivasi yang sebenarnya merupakan proses yang lebih rumit lagi. Jadi valence dapat kita definisikan sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang di harapkan. c. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai beberapa sulit mencapai hasil tersebut. Hal ini disebut dengan harapan usaha (effort expenctancy). Misalanya, anda percaya dengan membaca buku profesi keguruan ini dengan giat, anda akan memperoleh nilai 80 dalam ujian semester, namun anda harus berusaha lebih giat lagi untuk mempelajari mata kuliah ini untuk mendapat nilai 90. Jadi dapat kita definisikan bahwa harapan usaha merupakan kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.16 16 Ibid., hlm. 221. 27 Motivasi dijelaskan dengan mengkoordinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia percaya bahwa (1) suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu, (2) hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya, dan (3) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang. Dengan demikian orang akan dapat memilih alternatif-alternatif, tingkat kinerja demikian akan memiliki kekuatan motivasional tertinggi yang berkaitan dengannya. 3. Fungsi dan Tujuan Motivasi a. Fungsi Motivasi Motivasi yang ada pada diri manusia mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, sehingga motivasi berfungsi sebagai penggerak yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah berbuat, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dijalankan guna mencapai tujuan yang dimaksud dan mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat.17 Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik meliputi sebagai berikut: a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak ada timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 17 Robertus Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 35. 28 b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil, menurut Wingkel besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.18 b. Tujuan motivasi Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.19 4. Teori Motivasi Teori motivasi bermacam-macam, salah satu teori yang terkenal kegunaanya untuk menerangkan motivasi adalah yang dikembangkan oleh Maslow. Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku individu) Maslow membagi ke dalam tujuh kategori, yaitu: a. Fisiologis, ini merupakan kebutuhan manusiayang paling besar, meliputi kebutuhan akan makan, pakaian dan tempat berlindung yang penting untuk mempertahankan hidup. b. Rasa aman, ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidak pastian, ketidak adilan, 18 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Penerbit Bumi Aksara, 2001), hlm. 161. 19 Ibid., hlm. 75. 29 keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri sendiri. c. Rasa cinta, ini merupakan kebutuhan efeksi dan pertalian dengan orang lain. d. Penghargaan, ini merupakan kebutuhan rasa berguna, penting dihargai, dikagumi, dan dihormati orang lain. e. Aktualisasi, ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya dan merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya. f. Mengetahui dan mengerti, ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya,untuk mendapatkan pengetahuan, keterangan dan mengerti sesuatu. g. Kebutuhan estetik. Kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keturunan, keseimbangan dari suatu tindakan.20 Relevan dengan kebutuhan itu maka ada teori motivasi lain yang perlu diketahui, yaitu: a. Teori Instink Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah laku binatang/animal. Tindakan manusia itu selalu terkait dengan instink atau pembawaan. Tokoh teori ini adalah Mc. Dougall. b. 20 Teori Fisiologis Slameto, op.cit., hlm. 171-173. 30 Teori ini disebutkan “Behavior Theories”. Menurut teori ini semua tindakan manusia berakar pada usaha memenuhi kepuasan atau kebututuhan organic atau kebutuhan fisiknya dan dalam teori ini muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, strunggle for survival. c. Teori Hedonisme Hedone adalah bahasa Yunani yang berati kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena itu, sikap, menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari pada mengakibatkan kesukaran, kesuitan, penderitaan dan sebagainya. Implikasi dari teori ini adanya tanggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal, yang sulit dan mengusahakan atau yang mengandung resiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya, siswa di suatu kelas merasa gembiradan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah bahwa guru matematika mereka tidak dapat 31 mengajar karena sakit. Contoh tersebut menunjukan bahwa motivasi itu sangat diperlukan. Menurut teori hedonisme para siswa harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas memenuhi kesenangannya.21 d. Teori Reaksi yang dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan tempat ia hidup dan dibesarkan, oleh karena itu teori ini disebut teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini apa biala seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya. Pemimpin hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan yang berbeda-beda, perlu adanya pelayanan dan pendekatan yang berbeda pula, termasuk dalam pelayanan dalam pemberian motivasi terhadap mereka. e. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan paduan antara “Teori Naluri dengan Teori Reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas trhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada jenis kelamin 21 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm. 74. 32 yang lain, semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun cara-cara yang digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlainan bagi tiap individu menurut latar kebudayaan masing-masing. Menurut teori ini bila seorang pemimpin atau pendidik ingin memotivasi anak buahnya atau anak didiknya, ia harus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari lingkungan yang dimiliki. f. Teori Psikoanalitik Teori ini seperti teori instink, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi kesulitan. 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. 3) Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang dewasa. 4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Dapat dipertahankan pendapatnya. 33 6) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.22 5. Jenis-Jenis Motivasi a. Jenis-jenis motivasi diantaranya yaitu: Menurut Sardiman,23 motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, berikut ini adalah penjelasannya: 1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif daya penggerak yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena didalam diri individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang berakhlak mulia, terrdidik dan berpengetahuan dibidang umum dan agama. Ada beberapa macam motivasi intrinsik orang tua dalam menyekolahkan anak diantaranya: (a) Agar anak memiliki pengetahuan Pentingnya ilmu-ilmu pengetahuan bagi anak sebaiknya diberikan sejak kecil agar ilmu itu dapat dijadikan bekal untuk masa depan mereka. (b) Agar menjadi anak yang berbakti kepada orang tua (shaleh) 22 Martin Handoko, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku (Yogyakarta: Kanisius,1992), hlm. 16. 23 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 89-91. 34 Setiap orang tua tentu saja menghendaki anaknya yang shaleh atau shalehah. Interaksi yang selama ini dilakukan orang tua membuahkan banyak pengalaman bervariasi, seperti melihat pengalaman orang lain yang memiliki anak yang durhaka sering membantah dan mengabaikan apa yang diperintahkan orang tua. Pengalaman lain yang membekas dalam benaknya ketika melihat anak yang berbakti dan taat kepada orang tuanya. Lalu timbul rasa haru senang dan bangga terhadap anak maupun dirinya sendiri karena menganggap bahwa didikannya boleh dikatakan berhasil. Ajaran agama menyatakan bahwa ada amal yang tidak putus pahalanya sekalipun orang tua tersebut sudah meninggal dunia yaitu doa anak shaleh. 2) Motivasi Ekstrinsik Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada kebutuhan yang harus dipenuhi. Kondisi itu mengharuskan seseorang berbuat atau bertindak, agar kebutuhannya dapat dipenuhi. Motivasi ekstrinsik menurut kamus konseling adalah dorongan dari luar tindakan atau perbuatan yang didasarkan oleh dorongan-dorongan yang bersumber dariluarpribadi seseorang (lingkungan) melakukan sesuatu karena ada paksaan dari luar.24 24 Ibid., hlm. 149. 35 Ada beberapa macam motivasi ekstrinsik orang tua dalam menyekolahkan anak diantaranya: (a) Agar anak mampu berperan dalam masyarakat Adanya keinginan untuk diakui oleh masyarakat orang tua menyekolahkan anak mereka agar mereka mampu berperan dan diakui oleh masyarakat khususnya dalam hal pendidikan selain itu juga mampu bersosialisasi terhadap masyarakat. Oleh karena itu orang tua berperan serta dalam menyekolahkan anaknya di sekolah yang menurutnya bagus secara kualitas maupun kuantitasnya. Dengan hal tersebut orang tua dengan sendirinya akan ikut diakui oleh masyarakat. (b) Agar anak mampu hidup dalam masyarakat Dalam kehidupan bermasyarakat anak tidak akan selamanya hidup bersama orang tua, adakalanya merekahidup di tempat yang berbeda, misalnyahidup diperantauan. Dengan adanya bekal pendidikan tentunya anak akan lebih bisa hidup mandiri dan tidak mengandalkan orang tua. Menurut Mc Clellend dalam bukunya Amirullah,25 mengemukakan tiga kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan 25 Amrullah, Pengantar Menejemen ( Malang: Graha Ilmu, 2002), hlm. 154. 36 afiliasi (need for affilition), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Orang dengan kebutuhan tinggi cenderung suka bertanggung jawab untuk memecahkan berbagai macam persoalan, mereka cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit untuk mereka sendiri dan mengambil resiko yang sudah diperhitungkan untuk mencapai sasaran tersebut. 6. Fungsi dan Tujuan Motivasi a. Fungsi Motivasi Motivasi yang ada pada diri manusia mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, sehingga motivasi berfungsi sebagai penggerak yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah berbuat, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dijalankan guna mencapai tujuan yang dimaksud dan mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat.26 Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik meliputi sebagai berikut: 26 Robertus Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 35. 37 1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak ada timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil, menurut Wingkel besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.27 b. Tujuan motivasi Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.28 B. Orang Tua 1. Pengertian Orang Tua Mengenai pengertian orang tua, ada beberapa pendapat mengenai pengertian orang tua. Secara sempit pengertian orang tua lazim disebut dengan ibu-bapak. Adapun biasanya orang tua membedakan menjadi dua yaitu orang tua kandung dan orang angkat atau bukan kandung. Orang tua kandung yaitu orang tua yang masih memiliki hubungan darah atau biasa disebut darah daging. Sedangkan orang tua angkat atau bukan kandung yaitu orang tua yang merawat anak tetapi tidak mempunyai 27 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Penerbit Bumi Aksara, 2001), hlm. 28 Ibid., hlm. 75. 161. 38 hubungan darah secara langsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian orang tua berarti ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang dianggap tua (pandai, cerdik).29 Menurut kartini kartono, orang tua adalah persekutan hidup primer dan dialami diantara seorang pria dan wanita yang diikat oleh tali perkawinan atau cinta kasih yang di dalamnya terdapat unsur hakikat yang sama, yaitu saling ketergantungan, saling membutuhkan, saling melengkapi sesuai dengan kodratnya masing-masing.30 Menurut Zakiyah Daradjat, orang tua merupakan pembina pribadi utama dalam kehidupan anak, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur kehidupan yang tidak langsung dan dengan sendirinya anak masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh.31 Orang tua adalah pendidik sejati, pendidikan karena kodratnya dengan penuh kasih sayang, sehingga mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan diri.32 Orang tua merupakan penanggung jawab dalam suatu rumah tangga atau keluarga karena keluarga merupakan unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat, dimana hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya sebagian besar bersifat hubungan-hubungan langsung. Di dalam keluarga itulah berkembang individu dan 29 Poerwodarminto, W J S, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 68. 30 Kartini Kartono, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Beberapa Kritik dan Sugesti, Cet.I I, (Jakarta: Pradnya Pramita, 1997), hlm.7. 31 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 51 32 Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 80. 39 terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan (Socialization) sehingga melalui interaksi dengannya ia memperoleh pengetahuan, ketrampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup, dan dengan itu ia memperoleh keterampilan dan keterangan. Pada dasarnya orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak karena orang tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, khususnya di lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena secara alami anak-anak pada masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ayah dan ibunya, sehingga dasar pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya.33 Secara kodrati, suasana dan struktur dalam keluarga dapat memberi kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Hal ini dapat terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan saling mempengaruhi antara orang tua dan anak. pengaruh pertama yang diterima oleh seorang anak dalam hidupnya adalah sosok orang tua (ayah dan ibu) dan keluarganya. Orang tua merupakan kepala keluarga dan keluarga sebagai persekutuan hidup terkecil dalam masyarakat.34 Menurut Sukirin, orang tua adalah ayah danibu yang merupakan pusat kehidupan rohaniyah dan sebagai penyebab berkembangnya dengan alam luar. Maka setiap reaksi, 33 Ramayulis, Ilmu Pedidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), hlm. 86. M. Jamaludin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm. 34. 34 40 emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari dipengaruhi oleh sikapnya terhadap orang tuanya dipermulaan hidupnya dulu.35 Selanjutnya orang tua sebagai sumber keteladanan, pemberi motivasi, pemberi bimbingan bagi anak-anaknya agar mencapai berbagai sukses yang bermakna dalam mewujudkan masa depan yang gemilang dalam membentuk karir yang gemilang, oleh karena itu diharapkan untuk senantiasa memberikan dorongan kepada anak-anaknya agar selalu terdorong untuk berbuat secara memadai dalam mencapai sukses menujumasa depan yang dicita-citakannya. Bimbingan secara terarah juga sangat diperlukan dari orang tua terhadap segala potensi yang ada pada diri anak untuk dapat dikembangkan secara optimal. Hubungan orang tua dalam penelitian ini adalah sebagai motivasi terhadap memilih pendidikan yang terbaik bagi anak mereka. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan anaknya seperti memilih dan mengarahkannya ke dunia pendidikan yang berkualitas. Dapat disimpulkan bahwa orang tua/wali merupakan orang yang paling berperan dalam kehidupan khususnya dalam keluarga. Suatu keluarga tanpa adanya orang tua yang mendidik dan mengatur kehidupan anak-anaknya semuanya akan rusak dan perilaku anak-anaknya akan lebih berbahaya. Anak yang tanpa adanya awasan dari orang tua dan anak yang diawasi oleh orang tua itu sangat jauh berbeda tingkah laku 35 Sukirin, Pokok-Pokok Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: FIK IKIP, 1979), hlm. 14. 41 dan perilakunya. Karena sebagian besar dari kegiatan anak-anaknya itu berada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sehingga peranan orang tua/wali sangat penting untuk masa depan untuk anak-anaknya. 2. Fungsi Orang Tua dalam Keluarga Orang tua dalam keluarga mempunyai tanggung jawab terhadap perkembangan, kemajuan jiwa dan masa depan pendidikan anak, maka orang tua dalam keluarga mempunyai 7 macam fungsi : a. Fungsi Kasih Sayang Anak adalah tempat mencurahkan kasih sayang. Setiap manusia yang normal secara fitri pasti mendambakan kehidupan anak-anak dirumahnya. Kehidupan rumah tangga sekalipun bergelimangan harta benda dalam lengkap apabila ada anak, bila antara ayah, ibu dan anak terdapat hubungan yang harmonis maka akan terjalin kasih mengasihi. Kasih sayang dapat dipelajari dari contoh-contoh nyata dimana perwujudan kasih sayang diperhatikan pada anak. Demikian pula cinta kasih hanya dapat dialami dan dihayati dari perbuatan cinta kasih yang dialami sebagai hasil perbuatan cinta kasih orang lain terhadap dirinya. Agar dapat memberi kasih sayang, haruslah pernah memperoleh kasih sayang. b. Fungsi Ekonomi Anak merupakan titipan dari Allah yang harusdipelihara dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya hingga menginjak kedewasaan, dimana proses menuju kedewasaan itu diperlukan biaya setiap harinya 42 untuk membesarkan anak tersebut. Oleh sebab itu orang tua setiap harinya membanting tulang untuk mencari nafkah guna memenuhi segala keinginan anaknya. c. Fungsi Pendidikan Orang tua wajib memberikan pendidikan yang baik, bimbingan, pendidikan kedisiplinan serta pengajaran kepada anak guna mempersiakannya kearah kedewasaan. Orang tua juga harus memiliki pengetahuan yang luas untuk mendidik anak karena anak mengambil contoh dari kedua dari orang tuanya, maka orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Pendidikan anak yang diterima dari orang tuanyalah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. d. Fungsi Perlindungan atau Penjagaan Sebagai orang tua yang baik akan selalu melindungi keselamatan hidup dan menjaga kesehatan anak-anaknya baik secara jasmani maupun rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya. e. Fungsi Rekreasi Bagi anak rekreasi sangat bagus untuk perkembangan anak karena dapat menghilangkan stres dan memberikan banyak pengalaman yang dapat membantu anak menjadi pengamat yang lihai sehingga dapat berbagi pendapat dan pengalaman dengan anggota keluarga yang lain. Orang tua yang memperhatikan anak-anaknya senantiasa mengajak 43 anak-anaknya bersama keluarga untuk berekreasi setiap liburan seperti ke pantai , ke gunung, ke tempat-tempat bersejarah dan lain-lain. Disamping untuk menyenangkan anak, juga agar wawasannya luas. f. Fungsi Status Keluarga Keluarga menentukan status anak dalam masyarakat. Anak yang berasal dari keluarga dengan pendidikan baik maka ia akan mendapat pendidikan yang baik pula. Sedangkan anak yang hidup dalam keluarga dengan pendidikan rendah, maka kebutuhan akan pendidikan kurang diperhatikan, kecuali anak itu mempunyai tekat untuk merubah masa depannya. g. Fungsi Agama Agama sangat penting bagi masa depan seorang anak, oleh sebab itu orang tua harus menanamkan pendidikan agama sejak baru lahir karena keluarga merupakan lembaga pendidikan penting untuk meletakan dasar pendidikan agama pada anak seperti belajar mengaji, shalat dan sebagainya pada orang tuanya. Pendidikan agama dan spiritual merupakan pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga terhadap anak-anaknya dan juga sangat berarti bagi anak yang dapat membangkitkan kekuatan dan keseduhan spiritual yang bersifat naluri pada anak 44 melalui bimbingan agama dan mengamalkan ajaran agama serta kegiatan-kegiatan keagamaan.36 3. Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam Keluarga Peran orang tua yang dimaksud adalah ayah dan ibu memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga, adalah sebagai berikut: a. Peran Ibu Kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peran terpenting terhadap anaknya. Semenjak anak itu dilahirkan ibulah yang selalu disampingnya. Ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara dan selalu bercampur dengan anak-anaknya. Menurut Istiadah: “Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anaknya. Sebagian orang yang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa.”37 Disini peran ibu dalam keluarga adalah: 1) Sebagian sumber dari pemberi rasa kasih sayang. 2) Pengasuh dan pemelihara. 3) Tempat mencurahkan isi hati. 4) Mengatur kehidupan dalam rumah tangga. 5) Pembimbing hubungan pribadi. 6) Pendidikdaam segi-segi emosional. 7) Melayani suami. 8) Membersihkan dan merapikan semua perlengkapan rumah tangga. 9) Merawat kesehatan (lahir dan batin) seluruh anggota keluarga. 36 Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini (Jakarta: CV. Mustaka Bahmid, 2002), hlm. 35-36. 37 Istiadah , Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam (Jakarta: Lembaga kajian Agama dan Gender, 1999), hlm. 8. 45 b. Peran Ayah Disamping itu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang tua yang tertinggi gengsinya. Kegiatan ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anaknya. Disini peran ayah didalam keluarga menurut Istiadah antara lain: 1) Sumber kekuasaan di dalam keluarga. 2) Penghubung antara keluarga dengan masyarakat atau dunia luar. 3) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga. 4) Pelindung terhadap ancaman dari luar. 5) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan. 6) Pendidik dalam segi-segi rasional. 7) Sebagaibapakdalam rumahtangga. 8) Sebagai pemimpin atau kepala rumah tangga. 9) Sebagai pencari nafkah dalam keluarga yang utama.38 Dalam hubungannya dengan pendidikan anak maka tanggung jawab orang tua besar sekali, terutama dalam pembentukan dasar pribadi anak, yang dapat dilihat dari pengaruh lingkungan dalam keluarga, seperti yang dikatakan oleh Singgih D. Gunarsa bahwa: “ Dari anggota keluarga ini yakni ayah, ibu dan saudarasaudaranya seorang anak memperoleh segala kemampuan dasar dari intelektual maupun sosial. Bahkan penyaluran emosi, banyak ditiru dan dipelajarinya dari anggota keluarganya.”39 Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak dan pembinaan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Dengan demikian, orang tua harus dapat 38 39 Ibid, hlm. 10. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga (Bandung: Alma’arif, 1987), hlm. 60. 46 melaksanakan tanggung jawabnya secara sempurna, seperti pendapat para pendidik. Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sangat berat. Tanggung jawab itu akan membawa hasil yang sangat penting bagi mereka di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, wajib bagi orang tua untuk membesarkan anak-anak mereka dengan landasan iman yang sempurna dan akidah yang shahih. Orang tua juga harus memiliki pengetahuan tentang syariat dan moral yang islami, disamping memiliki akidah yang utama. Tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi mukmin yang shahih terletak di pundak kedua orang tuanya.40 Seperti dalam fungsi orang tua, peranan orang tua sangatlah penting bagi perkembangan anak, baik dari segi jasmaniah, rohaniah maupun kecerdasannya. Karena keluarga merupakan lingkungan pendidik yang paling dasar maka orang tua, saudara dan anggota keluarga yang lainnya sangat berperan penting dalam mempersiapkan kehidupan sosial anak. Orang tua harus menunjukan peranannya sebagai pendidik. Ini adalah mutlak dan merupakan kewajiban orang tua atas anaknya. Anak yang sedang berkembang harus dididik dan diperlakukan secara tepat oleh orang tuanya. Oleh karena itu, dalam mendidik oprang tua harus memahami hakikat perkembangan anakanaknya. Misalnya dari usia 40 anak di dalam perkembangan anak Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini (Jakarta: A.H.Ba’adillah Press, 2002), hlm. 35-36. 47 sebagai individu , makhluk sosial dan makhluk ciptaan allah yang memiliki keterbatasan. Diantara tanggung jawab besar tersebut adalah berupa tanggung jawab pengajaran, bimbingan dan pendidikan. Tanggung jawab dalam persoalan ini telah dituntut sejak seorang anak dilahirkan hingga ia mencapai usia remaja, bahkan sampai anak menginjak usia dewasa yang sempurna.41 Orang tua yang melaksanakan tanggung jawab secara sempurna dengan penuh amanat, kesungguhan, serta sesuai dengan petunjuk islam, maka sesungguhnya mereka telah mengerahkan segala usahanya untuk membentuk individu yang penuh dengan kepribadian dan keistimewaan. Mereka juga telah ikut andil dalam membentuk keluarga yang shaleh dan shalekha yang penuh dengan kepribadian dan keistimewaan. Dengan demikian, baik didasari maupun tidak mereka telah ikut mengambil bagian penting dalam membangun masyarakat ideal yang nyata dengan berbagai kepribadian dan keistimeaan dalam membentuk individu dan keuarga yang shaleh. Hal ini dikarenakan, islam telah menjelaskan tentang seluk belukhukum dan dasar-dasar pendidikan yang berkaitan dengan anak.42 Seorang pendidik akan dapat melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak secara jelas. Karena merupakan suatu keniscayaan bagi 41 Hery Noer Aly dan Munzier S, Watak Pendidikan Islam (Jakarta: Frisika Agung Insani, 2003), hlm. 201. 42 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikananak dalam Islam Cet. Ke-3, jilid I, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), hlm. 27 48 setiap orang yang bertanggung jawab terhadap masalah pendidikan untuk melaksanakan kewajibannya secara sempurna sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah diletakkan oleh Islam dan yang digambarkan oleh Rosulullah saw.43 Adapun pokok-pokok tanggung jawab tersebut adalah : a. Tanggung Jawab Pendidikan Iman Tanggung jawab pendidikan iman adalah orang tua berkewajiban untuk menumbuhkan anak dengan pemahaman tentang dasar-dasar pendidikan iman (keimanan), rukun islam, dan dasar-dasar syariat seperti akidah, ibadah, akhlak, hukum, dan lain sebagainya sejak masa pertumbuhannya. Sehingga anak akan terikat dengan islam,baik akidah maupun ibadah dan ia juga akan selalu berkomunikasi dengannya dalam hal penerapan metode maupun peraturan. b. Tanggung Jawab Pendidikan Moral Tanggung jawab pendidikan moral adalah serangkain prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabi’at) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan olehanak sejak masa pemula sehinggan ia menjadi seorang mukallaf, yaitu siap mengarungi lautan kehidupan. Jika seorang anak tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah 43 Ibid., hlm, 61. 49 swt, maka ia akan menjadi manusia yang mampu menguasai seluruh fikiran dan perasaannya. c. Tanggung Jawab Pendidikan Fisik Adanya tanggung jawab pendidikan fisik dinamakanagar anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisikyang kuat, sehat, bergairah, dan semangat. Diantaranya yakni dengan memberi nafkah kepada keluarga dan anak dengan mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan, minum dan tidur, melindungi keluarga dari penyakit serta memberikan pengobatannya, membiasakan anak berolahraga dan bermain ketangkasan, serta membiasakan anak-anak untuk zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan dan lain sebagainya. d. Tanggung Jawab Pendidikan Rasio Pendidikan rasio (akal) adalah membentuk pola fikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat sepertiilmu agama, kebudayaan dan peradaban. Dengan demikian, pemikiran anak menjadi matang, bermuatan ilmu, kebudayaan dan lain sebagainya. Tanggung jawab akal dapat dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran berfikir dan memelihara kesehatan rasio. e. Tanggung Jawab Pendidikan Kejiwaan Tanggung jawab pendidikan kejiwaan anak dimaksudkan untuk mendidik anak semenjak mulai mengerti supaya bersikap 50 berani terbuka, mandiri, suka menolong, bisa mengendalikan amarah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan jiwadan moral secara mutlak. Tujuan dari pendidikan ini adalah membentuk, membina dan menyeimbangkan kepribadian anak. Sehingga ketika anak telah mencapai usia aktif (dewasa) ia dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang yang dibebankan kepada dirinya secara baik dan sempurna. f. Tanggung Jawab Pendidikan Sosial Pendidikan sosial adalah mendidikanak sejak kecil agar terbiasa menjalankaan perilaku sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaan yang mulia yang bersumber kepada akidah Islamiah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam, agar di tengahtengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berfikir sosial baik, memiliki keseimbangan akal yang matng dan tindakan yang bijaksana.44 4. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab kepada anak-anaknya, yaitu bertanggung jawab secara material spiritual dan psikologis. Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam hidup anak. Anak merupakan amanat Allah bagi kedua orang tuanya. Ia mempunyai jiwa yang suci dan cemerlang. Bila ia sejak kecil dibiasakan 44 Ibid., hlm. 165-435. 51 baik, sehingga ia tumbuh dan berkembang menjadi baik pula, dan sebaliknya apabila ia dibuat buruk maka anak akan berbuat buruk pula. Secara umum, kewajiban orang tua pada anak-anaknya adalah sebagai berikut: a. Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik dan jangan sekalikali mengutuk anaknya. 45 b. Mendidik anak agar berbakti kepada ibu dan bapak. c. Memelihara anak agar jauh dari api neraka. d. Menyerukan sholat pada anaknya. e. Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga. f. Mencintai dan menyayangi anak-anaknya. g. Bersikap hati-hati pada anak-anaknya h. Memberi nafkah halal.45 Muhaimin, Abd. Mujis, Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Operasionalnya), (Bandung: Triganda Karya, 1993), hlm. 290