KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH ABU KAYU LAPIS MENJADI PENGGANTI SEBAGIAN MATERIAL BETON (PENGAYAAN RESEARCH BASED LEARNING PEMBELAJARAN STRUKTUR BETON) Destiapni Komalasari Pascasarjana, Ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271634524. Abstrak Limbah abu kayu lapis semakin meningkat dan menimbulkan permasalahan lingkungan, maka perlu dicari solusi agar tidak terbuang sia-sia yaitu digunakan sebagai media pembelajaran. Pada sisi lain, mahasiswa sebagai calon praktisi memerlukan pandangan dan pengetahuan di dalam pembangunan ramah lingkungan yang didukung secara teori dan praktik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas dan kuantitas limbah abu kayu lapis agar dapat mengetahui karakteristik beton dengan memanfaatkan limbah abu kayu lapis dan mengetahui hasil kajiannya dalam pengayaan pembelajaran Struktur Beton. Penelitian dilakukan di Laboratorium pengujian tekmira dan Laboratorium Teknik Sipil Universitas Merdeka Madiun. Sampel penelitian dibuat dua puluh lima sampel dengan persentase penggantian semen dengan abu kayu lapis sebesar 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% dengan batas kontrol normal tanpa campuran abu kayu lapis 0%. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan varian penggantian sebagian material abu kayu lapis pada kuat tekan 10% mengalami kenaikan, sedangkan porositasnya menurun. Sehingga aplikasi di dalam pembangunan dapat dikatakan beton struktural dengan mutu K225. Perubahan pembelajaran mahasiswa dapat dilakukan agar lebih inovatif dengan memasukan limbah abu kayu lapis sebagai kompetensi pembelajaran. Hasil pengayaan pembelajaran menunjukan adanya peningkatan prestasi pembelajaran mahasiswa. Kata kunci : Limbah abu kayu lapis, pembelajaran ramah lingkungan, beton ramah lingkungan Abstract: Fly-ash plywood waste is growing bigger and causing problems to the environment. We need to find solution to avoid its wasting by using it as media for learning. Besides that, students who will become practitioners need to have vision and knowledge construction that is eco-friendly supported by theory and praxis. The purpose of this research is to determine the quality and the quantity of the waste of fly-ash plywood in order to understand the characteristics of concrete by making use of fly-ash plywood and to find out the research outcome in the enrichment of learning of concrete structure. The research was performed at the tekmira laboratory and the Civil Engineering Laboratory Email: [email protected] 20 Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 Kajian Pemanfaatan Limbah Abu Kayu Lapis Destiapni Komalasari of Universitas Merdeka Madiun. It used of twenty five samples by substituting cement with fly-ash plywood of 10%, 20%, 30%, and 40% with the normal limit control without mixing of fly-ash plywood of 0%. The result indicated that the relation of the variant replacement of part of fly-ash plywood on 10% pressure test showed an increment, while the porosity suggested a decrement; therefore, its application in the construction can be categorized as structural concrete with the grade of K225. Student learning can be adjusted to make it more innovative by incorporating fly-ash plywood as learning competence. Enrichment of learning outcome shows the increasing of student learning achievement. Keywords: fly-ash plywood waste, eco-friendly education, eco-friendly concrete Pendahuluan Alternatif penggunaan kembali limbah sebagai material bangunan dikembangkan untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Penulis berusaha mengembangkan pembuatan beton dengan menggabungkan sifat teknis dari kayu untuk mengurangi pemakaian agregat yang terus menerus dapat merusak lingkungan. Makin meningkatnya kebutuhan perumahan saat ini menyebabkan kebutuhan akan material bangunan semakin meningkat. Sebagai mahasiswa yang mempunyai peran intelektual dalam proses pembangunan dan pengendalian pencemaran maka diperlukan penanaman konsep pembangunan ramah lingkungan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan. Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan. Metode Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah Universitas Merdeka yang beralamatkan di Jln Serayu Timur, Pandean, Taman, Madiun dan PT. Prima Parquet Indonesia yang beralamatkan di dukuh Sawur, Desa Genengsari, Polokarto, Sukoharjo. Waktu penelitian direncanakan pada bulan Oktober 2013 – Pebruari 2014. Variabel penelitian ini adalah: penggunaan campuran beton, kandungan bahan yang terdapat di limbah kayu lapis, macam- macam limbah kayu lapis, limbah abu kayu lapis, hasil uji laboratorium pembuatan beton, hasil uji laboratorium kimia. Hasil Dan Pembahasan Pemetaan Limbah Kayu Lapis Berdasarkan hasil dari laboratorium ditemukan senyawa yang sama dengan komposisi kimia semen dengan persentase yang berbeda, sehingga dalam pelaksanaan perhitungan kebutuhan bahan dibutuhkan persentase yang seimbang. Dalam hasil laboratorium terdapat mineral logam yang tidak dibutuhkan dalam komposisi kimia semen yang persentasenya sangat sedikit yang dapat membahayakan kesehatan. Adapun analisis mineral berdasarkan hasil laboratorium sebagai berikut: Analisis mineral non logam yang terdapat di abu kayu lapis : Zat kapur (CaO) merupakan basis untuk tempat penyaringan kimia dengan banyak kegunaan. Jika dicampur dengan pasir akan mengeras menjadi campuran plester dengan mengambil karbon dioksida dari udara. Kalsium dari batu kapur, Loss on Ignition (LOI), silika atau silicon dioksida (SiO2), Aluminium oksida (Al2O3), besi (III) oksida/ ferri oksida (Fe2O3), Magnesium oxide (MgO), Sodium oxide (Na2O), Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 21 kg/cm² Kajian Pemanfaatan Limbah Abu Kayu Lapis 2,600 2,400 2,200 2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1,000 0% Destiapni Komalasari 10% 20% 30% 40% Nilai Kuat 2,22 2,40 1,77 1,60 1,33 Tekan Gambar 6. Grafik Hubungan Varian Penggantian Sebagian Semen Dengan Abu Kayu Lapis Terhadap Kuat Tekan Beton. Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium; 2014. Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Berat volume (kg) Beban maksimal Kuat tekan 28 hari (kg/ cm2) 15x15x15 2,3265 5,000 2,222 7,985 15x15x15 2,3659 5,400 2,400 20 7,963 15x15x15 2,3594 4,000 1,778 30 7,847 15x15x15 2,3250 3,600 1,600 40 7,968 15x15x15 2,3609 2,3476 3,000 1,333 1,867 Benda uji (%) Berat (kg) Ukuran 0 7,852 10 Keterangan 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari 28 hari Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium; 2014. 22 Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 Kajian Pemanfaatan Limbah Abu Kayu Lapis Destiapni Komalasari Tabel. 2. Hasil Pemeriksaan Porositas Beton Gambar 7. Grafik Hubungan Varian Penggantian Sebagian Semen Dengan Abu Kayu Lapis Terhadap Porositas Beton. Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium; 2014. Titanium oxide (TiO2), Phosporus oxide (P2O5), Sulfur trioksida (SO3), Potassium oxide (K2O) juga merupakan unsur penting semen 1. Analisis mineral logam yang terdapat di abu kayu lapis : Mineral logam Cuprum/ tembaga (Cu) dan timbal (Pb) yang terakumulasi dalam tubuh dalam konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan racun. Sedangkan mangan adalah logam transisi. Misalkan sepeti dikatakan Grace Yanti Panjaitan 2009, Ion Tembaga (II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Dapat dikatakan bahwa logam berat yang terkandung di abu kayu lapis masih dibawah ambang batas, berdasarkan Permen Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 23 Kajian Pemanfaatan Limbah Abu Kayu Lapis ESDM No 45 Tahun 2006 baku mutu untuk Cuprum/ tembaga (Cu) adalah 5 mg/l sedangkan timbal (Pb) adalah 0.01 mg/l. Karakteristik Abu Kayu Lapis Sebagai Pengganti Sebagian Material Beton Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat benda uji berumur 28 hari, pada beton dengan variasi penggantian sebagian semen dengan abu kayu lapis. Hasil pengujian kuat tekan rata-rata setiap adukan dapat dilihat pada tabel 1. Pemeriksaan Porositas Beton Destiapni Komalasari antara lain adalah metode pembelajaran yang digunakan dosen masih bersifat konvensional yang jarang melibatkan interaksi mahasiswa. 3. Pre-Test dan Post-Test Keaktifan mahasiswa yang diamati melalui efektivitas belajar mahasiswa yang ditinjau dari penilaian afektif dan psikomotor, pada Pre Test terdapat 20 mahasiswa (58,82 %), dan pada Post Test menjadi 26 mahasiswa (76,47 %). Maka, efektivitas belajar mahasiswa telah memenuhi target keberhasilan yang ditetapkan sebesar 70%. Peningkatan Efektivitas belajar mahasiswa dapat dilihat dari tabel . Ketuntasan hasil belajar Pengujian Porositas dilakukan pada saat mahasiswa pada Pre Test sebanyak 22 benda uji berumur 28 hari, pada beton mahasiswa (64,70 %), dan pada Post Test dengan variasi penggantian sebagian semen sebanyak 30 mahasiswa (88,24 %). Ini dengan abu kayu lapis. Hasil pengujian berarti hasil belajar mahasiswa sudah porositas rata-rata setiap adukan dapat memenuhi target keberhasilan yaitu 70 dilihat pada tabel 2. % dengan pencapaian skor minimal 75 (nilai KKM). Peningkatan hasil belajar Pengayaan Pembelajaran Struktur Beton mahasiswa dapat dilihat dari tabel berikut ini: 1. Deskripsi Data Mahasiswa dan Sarana Deskripsi dan Analisis UmumGedung Universitas Merdeka Hasil pengujian dari laboratorium Madiun terletak di Jln Serayu, P.O.Box 12, ditemukan CaO atau zat kapur yang reaktif Kec. Taman, Madiun, Jawa Timur. terhadap semen, selain itu butiran abu 2. Kondisi Awal Pembelajaran kayu lapis yang lebih kecil menambah Dari observasi awal, diperoleh kepadatan rongga beton, sehingga data bahwa masalah yang dihadapi dalam diperlukan perhitungan kebutuhan bahan pelaksanaan pembelajaran Struktur Beton yang seimbang. Dalam hasil laboratorium 24 Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 Kajian Pemanfaatan Limbah Abu Kayu Lapis terdapat mineral logam yang tidak dibutuhkan dalam komposisi kimia semen yang dapat membahayakan kesehatan namun persentasenya masih di bawah baku mutu sesuai dengan Permen ESDM No 45 Tahun 2006 baku mutu untuk Cuprum/ tembaga (Cu) adalah 5 mg/L dan timbal (Pb) adalah 0.01 mg/L. Sedangkan pada abu kayu lapis kandungan Cu adalah 00,100 mg/L dan Pb adalah 00,004 mg/L. Dapat dikatakan bahwa limbah abu kayu lapis secara kimia tidak mengganggu kesehatan sesuai dengan penggunaannya jika digunakan untuk pengganti sebagian material pembuatan beton. Hasil analisis kimia menunjukan abu kayu lapis masih aman di bawah ambang batas, sehingga dilakukan perhitungan kebutuhan bahan yaitu dengan batas kontrol pada 0% dengan perbandingan semen 5,98kg, air 3,14kg, pasir 10,60kg, kerikil 19,93kg. Sampel yang dibuat berdasarkan perhitungan adalah abu kayu lapis dicampurkan dengan perbandingan pengurangan semen yang digantikan oleh abu kayu lapis sebesar 10%, 20%, 30% dan 40%. Hasil kuat tekan meningkat dan porositas menurun pada variasi penggantian sebagian semen dengan abu kayu lapis 10%, setelah umur 28 hari adalah 2,400 kg/cm²lebih tinggi jika dibandingkan dengan varian 0%, 20%, 30% dan 40%. Dari hasil tersebut maka dapat dilihat pemakaian campuran yang dianjurkan tidak lebih dari 10 % karena kadar perekat yang terkandung pada abu kayu lapis (Al2O3) masih kurang dari 60% sehingga mutu beton yang diketahui adalah mutu beton K225. Dalam konteks implementasi asasasas lingkungan ke tiga dan ke empat yang intinya adalah membahas jika sumber daya alam telah mencapai batas pemakaian maksimal maka akan terjadi kehancuran begitu juga pembangunan. Tulang punggung pembangunan adalah mahasiswa yang mendatang akan menjadi praktisi Destiapni Komalasari dalam pembangunan maka ditemukan formula agar mahasiswa paham tentang pembangunan ramah lingkungan yaitu dengan memadukan pembelajaran berbasis riset dengan pemanfaatan limbah kayu lapis untuk mengganti sebagian material beton dengan memasukan unsur ramah lingkungan (Penggunaan limbah abu kayu lapis sebagai pengganti sebagian material beton untuk pengayaan pembelajaran struktur beton pada prodi Teknik Sipil) di dalam satuan rencana pembelajaran. Dengan mengadakan pre test dan post test yang menunjukkan peningkatan dapat menjadi dukungan bahwa material bangunan dapat diambil dari limbah yang terbuang yang akan menghasilkan produk ramah lingkungan. Adapun uraian nilai pembelajaran yaitu dari jumlah 34 mahasiswa terdapat 30 mahasiswa (88,24%) sudah mengalami ketuntasan belajar 70% dan 4 mahasiswa (11,76%) belum mengalami ketuntasan belajar 70%. Sedangkan rerata nilai mata kuliah struktur beton mengalami peningkatan dari Pre Test yaitu dari 75,7 dan pada Post Test menjadi 81,0. Penilaian batas minimal yang telah ditetapkan untuk mata kuliah struktur beton yaitu 75 dan target ketuntasan kelas yang direncanakan peneliti untuk hasil tes ini sebesar 70% dari jumlah mahasiswa, maksudnya jumlah mahasiswa yang memperoleh skor 75 untuk tes sebesar 70% atau sebanyak 24 mahasiswa. Simpulan Menurut hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa 1) Kualitas dari abu kayu lapis yang dijadikan bahan pengganti sebagian beton memenuhi persyaratan yaitu dibawah ambang batas dengan hasil paling besar persentasenya CaO 38%, 2) Dapat dihitung dengan mix desain sehingga menghasilkan beton dengan karakteristik abu kayu lapis sebesar 20 % dan memenuhi mutu beton K225, 3) Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 25 Kajian Pemanfaatan Limbah Abu Kayu Lapis Hasil kajian pemanfaatan limbah menjadi pengganti sebagian material beton sebagai pengayaan dalam pembelajaran Struktur Beton setelah diterapkan pembelajaran RBL mahasiswa dapat belajar lebih efektif dilihat dari hasil Pre Test dan Post Test. Rekomendasi Untuk penelitian lebih lanjut dapat di evaluasi dari segi lingkungan secara detail sehingga kegiatan pembangunan dapat mengarah ke Eco-Friendl. Selain hal tersebut perlu juga adanya penelitian yang mempertimbangkan faktor lingkungan di dalam pendidikan, sehingga mahasiswa yang nantinya akan menjadi praktisi yang profesional dapat mengarahkan pembangunan ramah lingkungan. Ucapan Terima Kasih Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah banyak membantu penulis selama menempuh perkuliahan dan atas bantuan serta partisipasinya dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Abin Syamsudin Makmum. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ade Ilham. 2005. Pengaruh Sifat-Sifat Fisik Dan Kimia Bahan Pozolan Pada Beton Kinerja Tinggi. Journal of Media Komunikasi Teknik Sipil,Yogyakarta. Volume 13, No. 3. Edisi XXXIII pp 11. Badan standarisari nasional.1990. Standar nasional Indonesia Metode pengujian kuat tekan beton. SNI 03-1974-1990 Department for Environment, Food and Rural Affairs. 2012. Guidance on the legal definition of waste and its application. Article by University of California, Berkeley. America. 26 Destiapni Komalasari Environment Protection Authority (EPA). 2009. Legislation and Australian Standards. Barkeley : University of California Barkeley. ( Licenses, existing publications) E. R. Grist. 2014. Innovative Solutions Please, As Long As They Have Been Proved Elsewhere: The Case Of A Polished Lime-Pozzolan Concrete Floor. Elsevier The Journal of Case Studies in Contruction Materials, Vol. 1. Pp 33-39. G. Mertens, R. Snellings, K. Van Balen, B. Bicer-Simsir, P. Verlloy, J. Elsen. 2008. Pozzolanic reaction of common natural zeolites with lime and parameters affecting their reactivity. Elsevier the Journal of Science Direct Cement and Concrete Research, Belgium. Vol. 39.pp. 233-240 Hamzah B. Uno. 2009. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarat : Bumi Aksara. Indrasti. 2007. Studi kasus industri kayu lapis,PT. Wijaya Tri Utama Plywood Indonesia, PT. Sumalindo Lestari Jaya, dan PT. Kayu Lapis Indonesia. Laporan Penelitian IPB. Bogor. (Unpublished) Joesafira. 2010. Pengertian, Contoh dan Macam Proses Belajar. (online) (http://delsajoesafira.blogspot. com/2010/05/pengertian-contohdanmacam prosesbelajar. html). Diakses 6 Desember 2012. John M. Keller. 1987. Development And Use Of ARCS Model Of Instructional Design. Journal of Instructional Development, Vol.10 (3), 2-9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. 1997 . Definisi Limbah. NO. 231/ MPP/KEP/7/1997 PASAL 1. Dirjen Kementerian Republik Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 Kajian Pemanfaatan Limbah Abu Kayu Lapis Indonesia. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proeses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Northern Territory Government. 2006. Waste Managemant. Laporan Department of Health and Families. Pemerintah Wilayah Utara Amerika. Rendi Gusta Wibowo. 2012. Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Tekan Batako. Skripsi. Madiun. Rosyid Kholilur Rohman, Setiyo Daru Cahyono, dan A.R. Hanung Triyono. 2013. The Influence Of Fly Ash Addition On The Compressive Strength Of Concrete Containing Recycle Concrete Aggregates. Journal International of Trans Tech Publication, Switzerland. Vol. 626 (2013) pp 391-395. Destiapni Komalasari Suryabrata. 2008. Psikologi Pendidikan. Menteri pendidikan Program Bimbingana Konseling. Depdikbud. : PT. Yogyakarta. Thursan Hakim. 2008. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara Anggota IKAPI Tubertius Agus Prayitno.2012. Kayu Lapis Teknologi dan Sertifikasi Sebagai Produk Hijau. Yogyakarta : Graha Ilmu W. Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo W.S. Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Grasindo Sumadi Jurnal EKOSAINS | Vol. 6 | No. 3 | Nopember 2014 27