Lampiran II Keputusan Bupati Barito Kuala Nomor 188.44/ /KUM/2015 Tanggal 23 Pebruari 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN OPERASIONAL INDUSTRI KAYU LAPIS PT. TANJUNG RAYA PLYWOOD DI DESA TINGGIRAN LUAR II KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TELAAHAN SEBAGAI DASAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN. ARAHAN PENGELOLAAN DAN Kegiatan Operasional Industri Kayu Lapis PT. Tanjung Raya Plywood di Desa Tinggiran Luar II Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik langsung maupun tak langsung dan dapat bersifat positif maupun negatif. Prakiraan dampak yang terjadi dengan keberadaan Industri Kayu Lapis ini dikaji mulai dari tahap Pra Konstruksi sampai tahap Pasca Operasi. Analisa prakiraan dampak dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu komponen atau parameter lingkungan yang akan berubah akibat adanya Industri Kayu Lapis. Metode prakiraan dampak yang dipakai adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada. Dampak yang akan timbul dengan adanya pembangunan dan operasional Industri Kayu Lapis adalah komponen lingkungan sekitar proyek, terutama pada saat konstruksi maupun operasi, komponen lingkungan tersebut meliputi komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosekbud dan kesehatan masyarakat. Upaya pengelolaan lingkungan akibat dampak yang ditimbulkan dari komponen kegiatan, dilakukan untuk meminimalisasi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan. Dampak positif dimaksudkan untuk meningkatkan dan memelihara dampak tersebut terhadap lingkungan. Upaya pengelolaan lingkungan hanya dilakukan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan operasional Industri Kayu Lapis mengoptimalkan dampak positifnya. yang berdampak negatif dan PT. Tanjung Raya Plywood memiliki komitmen untuk mempertahankan, menjaga dan memperbaiki lingkungan hidup selanjutnya dituangkan ke dalam beberapa kebijakan pengelolaan lingkungan yang telah dan akan diterapkan mencakup yakni mentaati ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di bidang lingkungan hidup. sosial ekonomi maupun Penerapan pendekatan teknis dan kelembagaan dalam mengurangi atau meminimalkan dampak lingkungan hidup yang terjadi, mewajibkan seluruh karyawan PT. Tanjung Raya Plywood untuk memahami kebijakan lingkungan. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi, maka program kegiatan yang dilakukan adalah : A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI, KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI 1. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan Penggunaan energi pada tahap operasional Industri Kayu Lapis PT. Tanjung Raya Plywood ini diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan Terjadi peningkatan kadar debu dan gas kimia udara kurang 50% dan sesaat. Pengukuran kualitas udara dilakukan terhadap parameter debu total (TSP) sesuai dengan Baku Mutu Udara Ambien menurut Pergub. Kalsel Nomor 53 Tahun 2OO7 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan serta PP no 41 tahun 1999. Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap opeasional Industri Kayu Lapis PT. Tanjung Raya Plywood ini diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara terutama dampak yang terjadi adalah peningkatan konsentrasi debu dan intensitas kebisingan. Dampak sebaran debu terutama pada saat pengolahan kayu log menjadi venner, sedangkan peningkatan kebisingan ditimbulkan dari operasional alat pengolah bekerja. Lokasi pabrik yang berada dekat dari permukiman cerobong asap. menimbulkan dampak debu yang dihasilkan oleh Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : Melakukan pemeliharaan peralatan mesin, pelumasan agar tidak meningkatkan intensitas kebisingan. Membuat cerobong yang tingginya 2,5 kali tinggi bangunan sekitarnya sesuai dengan KepKa Bapedal N0 205/1996 pasal 1C lampiran 3. 2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air Kegiatan industri kayu lapis yang dilakukan oleh PT. Tanjung Raya Plywood dalam diperkirakan dapat mencemari dan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air sekitar perairan dan sungai didaerah tapak proyek. Kegiatan ini menimbulkan dampak dengan intensitas yang besar dan dapat menyebabkan perubahan mendasar terhadap lingkungan , merupakan dampak bersifat langsung dan menimbulkan dampak turunan terus menerus selama tahap operasi dan terakumulasi. Perubahan parameter kualitas air akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan mulai tingkat produser primer (phytoplankton) sampai pada level yang paling tinggi seperti ikan yang selanjutnya berpengaruh terhadap ikan hasil tangkapan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat disekitar serta sikap dan persepsi masyarakat. Sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai pH pada kisaran sekitar 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi bio-kimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir bila pH rendah, dan toksisitas logam memperlihatkan peningkatan pada pH rendah. Tingginya nilai BOD dan COD pada kedua lokasi pengukuran diduga berhubungan dengan tingginya kandungan bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang mati serta limbah domestik yang masuk ke badan air. Pada proses dekomposisi bahan organik diperlukan oksigen terlarut baik secara kimia maupun biologis sehingga oksigen di perairan akan berkurang dan akan dihasilkan berbagai macam senyawa kimia. Jumlah oksigen yang diperlukan untuk merombak bahan organik secara biologi diukur dengan nilai BOD sedangkan secara kimia diukur dengan nilai COD. Sehingga semakin banyak bahan organik yang dirombak, maka akan semakin besar nilai BOD dan COD perairan tersebut dan semakin banyak oksigen yang diperlukan sehingga kandungan oksigen terlarut di perairan semakin berkurang.Pada perairan alami, yang berperan sebagai sumber bahan organic adalah pembusukan tanaman. Parameter kualitas air yang dianalisa dalam studi ini difokuskan pada beberapa penciri atau indikator baku mutu kualitas air sungai menurut Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 tahun 2007 dengan peruntukan dan baku mutu air sungai yang memiliki relevansi kuat bagi kegiatan industri kayu lapis. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : Melakukan pengolahan air limbah sesuai dengan prosedur. Pengecekan rutin terhadap saluran air domestik. 3. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat Aktivitas operasional pabrik akan mengakibatkan kebisingan, debu, gas buangan serta kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja sehingga menimbulkan pencemaran. Persepsi negatif masyarakat terutama terkait dengan dampak kegiatan ini terhadap kesehatan masyarakat. Mengingat waktu aktivitas berlangsung lama, dan dapat menimbulkan penurunan kesehatan masyarakat. Kegiatan operasional pabrik menggunakan pembakaran hasil limbah dapat menyebabkan peningkatan kadar debu yang dapat menyebar jauh sampai ke permukiman terdekat, dengan kondisi angin yang cukup kencang sebaran debu akan lebih meluas lagi. Kegiatan pabrik membakar hasil limbah akan potensial untuk mendispersikan debu ke lingkungan sekitarnya. Pada rona awal lingkungan, penyakit tertinggi diderita masyarakat sekitar ISPA, pengotoran udara oleh debu dan sanitasi lingkungan relative masih kurang baik merupakan faktor pemicu terjadinya ISPA. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : Melakukan pemeliharaan peralatan mesin terutama bantalanbantalan karet, pelumasan agar tidak meningkatkan intensitas kebisingan. Melakukan penggunaan alat pelindung diri bagi pekerja sesuai SOP keselamatan dan kesehatan kerja. Pembuatan cerobong yang tinggi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosial Ekonomi Pada umumnya penduduk di wilayah ini bekerja sebagai petani padi. Selain karyawan perusahaan, penduduk di desa ini juga bekerja sebagai buruh harian, penjual jasa transportasi sungai dan tukang. Upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perbaikan ekonomi rumah tangga dilakukan oleh masyarakat dengan melakukan pola nafkah ganda. Pola nafkah ganda yang dilakukan oleh masyarakat ini ada yang sifatnya dilakukan oleh anggota keluarga dalam satu rumah tangga, namun juga ada yang dilakukan oleh satu individu sebagai kepala keluarga. Sumber dampak terhadap sosial ekonomi pada tahap pasca operasi ini adalah kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemutusan hubungan kerja ini jelas menghilangkan sumber pendapatan eks. pekerja PT. TRP serta merta mengurangi atau bahkan menghilangkan pangsa pasar bagi usaha di sektor informal. Jadi secara keseluruhan berdampak negatif terhadap pendapatan masyarakat. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : Pemutusan hubungan kerja dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama dalam pemberian pesangon. Pemberian rekomendasi kepada karyawan agar mudah diterima bekerja di tempat lain. Menumbuhkan peluang usaha baru di desa dan melakukan pembinaan kepada usaha-usaha sektor informal tadi. Pendayagunaan koperasi pekerja perusahaan yang telah terbentuk ketika tahap operasi. B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak penting, maka rencana Kegiatan Operasional Industri Kayu Lapis PT. Tanjung Raya Plywood di Desa Tinggiran Luar II Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala, dapat dinilai layak dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan rencana kegiatan Operasional Industri Kayu Lapis PT. Tanjung Raya Plywood di Desa Tinggiran Luar II Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 2000-2015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012. 2. Aspek teknis rencana Kegiatan Operasional Industri Kayu Lapis PT. Tanjung Raya Plywood di Desa Tinggiran Luar II Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur perijinan yang akan diperoleh. 3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosial-ekonomi-budaya maupun pendekatan institusi. 4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama masyarakat di wilayah Desa Tinggiran Luar II Kecamatan Tamban menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir. Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka rencana Kegiatan Operasional Industri Kayu Lapis PT. Tanjung Raya Plywood di Desa Tinggiran Luar II Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala, layak bagi lingkungan. BUPATI BARITO KUALA H. HASANUDDIN MURAD