1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat saat ini banyak yang kurang memperhatikan makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Salah satunya adalah makanan yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Kolesterol dan lemak dalam darah umumnya berasal dari menu makanan yang dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan berkolesterol, maka semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol. Contoh makanan tersebut seperti daging, kuning telur, hati, keju, dan sejenisnya. Makanan berkolesterol diperlukan oleh tubuh untuk proses-proses tertentu bagi kelangsungan hidup, antara lain membentuk hormon, membentuk sel, dan memperbaiki sel-sel saraf. Namun apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan kadar kolesterol dalam darah meningkat yang disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam jangka waktu yang panjang bisa menyebabkan kematian. Kadar kolesterol cenderung meningkat pada orang-orang yang gemuk, kurang berolahraga, stres, dan perokok. Penyakit yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia diantaranya arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), penyakit jantung koroner, stroke, dan tekanan darah tinggi (Devi, 2008). Hiperkolesterolemia dapat diatasi dengan pengobatan secara tradisional menggunakan aneka tumbuhan yang banyak hidup di Indonesia. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para peneliti pangan dan gizi adalah meneliti beberapa tumbuhan yang Andri Insan Perdana, 2011 Pengaruh Pemberian Minyak Bekatul .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 dapat memberi indikasi positif dalam penyembuhan hiperkolesterolemia. Beberapa diantaranya adalah tumbuhan yang biasa dipakai sebagai bahan sayur dan bumbu dapur seperti bawang putih, seledri, temulawak, belimbing wuluh, kunyit, dan teh hijau. Tumbuhan-tumbuhan tersebut mengandung senyawa-senyawa yang dapat menurunkan kolesterol seperti statin dalam bawang putih, asam lemak tak jenuh dalam seledri, dan pektin dalam belimbing wuluh (Devi, 2008). Sekarang ini telah diteliti bahwa ada salah satu bagian dari tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat penurun kolesterol yaitu bekatul. Selama ini banyak orang yang menganggao bekatul sebagai pakan ternak, padahal bekatul memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sangat layak dikonsumsi manusia. Bekatul (rice bran) adalah lapisan terluar dari beras yang terlepas saat proses penggilingan padi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bekatul mengandung protein, mineral, lipid, serat, oryzanol, vitamin E (tokoferol), serta vitamin B (Ardiansyah, 2008). Salah satu bagian terpenting dari bekatul yang berperan untuk mengobati hiperkolesterolemia adalah minyak bekatul. Minyak bekatul mengandung asam-asam lemak tak jenuh tinggi, seperti asam lemak tak jenuh tunggal (asam oleat) dan asam lemak tak jenuh ganda (asam linoleat dan linolenat). Asam-asam lemak tak jenuh ini yang berpotensi untuk menurunkan kolesterol plasma darah, karena dapat merangsang oksidasi kolesterol menjadi asam empedu, merangsang ekskresi kolesterol ke dalam usus, dan menambah jumlah reseptor LDL. Selain itu, kemampuan fraksi tak tersabunkan dari minyak bekatul dalam menurunkan kadar Andri Insan Perdana, 2011 Pengaruh Pemberian Minyak Bekatul .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 kolesterol darah disebabkan oleh adanya komponen bioaktif seperti oryzanol, tokoferol, dan tokotrienol (Ardiansyah, 2008). Pada umumnya minyak bekatul dapat diperoleh dari bekatul yang diekstraksi dengan teknik ekstraksi padat-cair menggunakan alat soxhletasi. Adapun beberapa peneliti yang menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksan selama 24 jam pada suhu kamar (Kahlon et al., 1996). Mengingat kandungan minyak bekatul yang yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, banyak para peneliti yang melakukan uji efek minyak bekatul terhadap penurunan kolesterol darah. Yulianty (1999) melakukan percobaan uji efek minyak bekatul terhadap kadar kolesterol kelinci putih. Hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa pada pemberian minyak bekatul selama tiga hari berturut-turut dengan dosis 15g/hari, dapat menurunkan kadar kolesterol darah kelinci sebanyak kurang dari 40%. Selain itu, Damayanthi, dkk (2004) juga melakukan uji aktivitas oryzanol dan fraksi tak tersabunkan minyak bekatul dalam menurunkan kadar kolesterol darah manusia secara in-vitro. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas oryzanol lebih tinggi dibandingkan aktivitas fraksi tak tersabunkan. Kadar kolesterolLDL pada plasma yang diberi suplemen oryzanol lebih rendah daripada plasma yang diberi suplemen fraksi tak tersabunkan. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji minyak bekatul tersabunkan terhadap kadar kolesterol darah mencit betina (Mus musculus L.) Swiss Webster betina. Andri Insan Perdana, 2011 Pengaruh Pemberian Minyak Bekatul .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengaruh pemberian minyak bekatul per oral terhadap kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) swiss webster betina?” Agar mudah mendapatkan data dalam penelitian ini, maka dari rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sbb: 1. Adakah pengaruh pemberian minyak bekatul terhadap kadar kolesterol darah pada mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster betina? 2. Pada dosis berapakah minyak bekatul per oral yang paling berpengaruh menurunkan kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster betina secara signifikan? C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Minyak bekatul yang digunakan adalah minyak bekatul yang disaponifikasi dan dibuat di laboratorium kimia FPMIPA UPI . 2. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus L.) swiss webster betina dara berumur dua bulan yang telah diaklimatisasi selama satu minggu di kebun botani UPI. 3. Pemberian minyak bekatul dilakukan secara oral. Andri Insan Perdana, 2011 Pengaruh Pemberian Minyak Bekatul .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5 4. Makanan yang diberikan berupa makanan kelinci yang ditambahkan lemak sapi, dengan perbandingan 4 : 1 selama satu minggu. 5. Kelompok perlakuan diberi minyak bekatul dengan dosis 0 ml, 0,25 ml, 0,5 ml, 0,75 ml, dan 1 ml /ekor/hari selama satu minggu. 6. Kolesterol yang diukur adalah berasal dari plasma darah mencit (Mus musculus L.) swiss webster betina. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh pemberian minyak bekatul terhadap kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster betina. 2. Untuk mengetahui dosis yang paling berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar kolesterol darah. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan minyak bekatul sebagai penambah khasanah tanaman obat herbal. 2. Memanfaatkan sumber daya yang tidak terolah. 3. Data yang diperoleh dapat menambah khasanah keilmuan. Andri Insan Perdana, 2011 Pengaruh Pemberian Minyak Bekatul .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6 F. Asumsi 1. Minyak bekatul menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus jenis Wistar (Cheruvanky et al., 1991) hamster (Kahlon et al., 1992). 2. Konsumsi minyak bekatul dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh dan mencegah penyakit jantung (Med Natl et al., 2005). G. Hipotesis Penelitian Pemberian minyak bekatul per oral dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster betina. Andri Insan Perdana, 2011 Pengaruh Pemberian Minyak Bekatul .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu