PENGARUH FREKUENSI KEHADIRAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI Widhi Sumirat, Ike Widjayanik Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri ABSTRAK Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Untuk menurunkan tekanan darah diperlukan keteraturan mengikuti kegiatan senam lansia sebagai penurun tekanan darah. Tetapi masih banyak masyarakat penderita hipertensi belum melakukan senam lansia secara teratur dalam kehidupan sehari-harinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi kehadiran senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Prospektif Design. Populasi seluruh lansia yang menderita hipertensi di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri sebanyak 25 responden, sampel 25 responden diambil dengan Total sampling. Analisa data dilakukan dengan proses editing, coding, tabulating dan analisis statistik deskriptif. Dari hasil penelitian menunjukkan kecenderungan bahwa ada pengaruh frekuensi kehadiran senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Keteraturan lansia dalam mengikuti kegiatan senam lansia menyebabkan peredaran darah menjadi lancar, sehingga mencegah penggumpalan darah pada pembuluh darah akibatnya terjadi penurunan tekanan darah pada lanisa penderita hipertensi. Maka dari itu lansia disarankan untuk lebih teratur mengikuti kegiatan senam lansia dan menambah wawasan tentang manfaat senam lansia dengan membaca buku dan mengikuti seminar. Kata Kunci : Hipertensi, Frekuensi Kehadiran Senam Lansia ABSTRACT Hypertention ussually called high blood pressure is a medical condition in wich someone’s blood pressure increases abnormally. To decrease it, they need to join attendence the elderly gym regulary in order to descrease the blood pressure. But there are so many elderlies who have hypertention haven’t joined the elderly gym regulary. The goal of this research is knowing the effect of elderly gym attendance frequention of the elderly gym attendence to the decreasing blood pressure on elderly with hypertention. Reserch Desaign that is used in this research is Prospective Desaign. The elderly population with hypertention in Elderly Gym Club in the Banyuanyar Village Gurah Distric Sub-Province Kediri counted 25 respondents, sampel 25 respondent taken technicsly Total Sampling. Data analizes conducted with such ways as editing, coding, tabulating and with analizing the describtive statistic. The research result indicate a inclination that there is influence of frequency on elderly gym activity due to decreasing of blood pressure on elderly with hypertention in an elderly gyms club in an Banyuanyar Villagr Gurah Sub-District Kediri Regency. The elderly gims that’s done regulary could help the blood regulation regulates well, then it could prevent blood clots in blood vessel and couse tendency of blood decreasing pressure in an Jurnal AKP 20 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016 elderly with hypertention. So that the elderly are sugested to join the elderly gyms regulary and adding their knowledge about the advantage of elderly gyms by reading books and to join some colloquium about it. Keyword : Hypertention, Frequency of the Elderly Gym Attendence beberapa akibat tersebut 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke, sedangkan sisanya berakhir pada gagal jantung dan gagal ginjal (Depkes, 2011). Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah di atas normal (Susilo dan Wulandari, 2010). Faktor-faktor risiko pemicu terjadinya hipertensi juga bermacam-macam, seperti faktor keturunan, usia yang semakin tua, jenis kelamin, stress, konsumsi garam yang berlebihan dan kurangnya olahraga (Susilo dan Wulandari, 2011). Pada zaman modern seperti ini, manusia cenderung sibuk dan mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis sehingga secara otomatis tubuh tidak banyak bergerak, sehingga kita menjadi kurang gerak dan olahraga (Susilo dan Wulandari, 2011). Begitu juga bila seseorang mengalami stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu (Muhammadun, 2010). Hal inilah yang memicu terjadinya hipertensi (Susilo dan Wulandari, 2011). Hipertensi ini dapat menyebabkan risiko terjadi stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, gangguan tidur, dan keterbatasan dalam beraktifitas (Martha, 2012). Ada dua macam terapi untuk mengatasi hipertensi, yaitu terapi farmakologi dengan menggunakan obat dan terapi non farmakologi dengan melakukan olahraga yang teratur, jenis olahraga yang dianjurkan adalah senam lansia (Sudarmoko, 2010). Senam lansia adalah suatu olahraga ringan yang mudah di lakukan dan tidak memberatkan (Widianti dan Proverawati, 2010). Keuntungan melakukan senam lansia adalah dapat menurunkan tekanan darah dan kadar lemak (Guang dan Lewis, 2012). Hal ini terjadi ketika kita melakukan senam, paruparu akan memproses oksigen yang lebih dan membersihkan racun-racun dalam tubuh, PENDAHULUAN Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal (Sudarmoko, 2010). Secara umum seorang lansia dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik dan diastoliknya lebih dari 140/90 mmHg (Muhammadun, 2010). Hipertensi ini dapat di kurangi dengan melakukan olahraga berupa senam lansia secara teratur (Anggriyana, 2010). Tetapi masih banyak masyarakat yang menderita hipertensi belum melakukan senam lansia secara teratur dalam kehidupan sehari-harinya (Susilo dan Wulandari, 2011). Menurut Depkes RI tahun 2007, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI bahkan menunjukkan prevalensi hipertensi nasional sebesar 31,7%. Prevalensi hipertensi tertinggi di Indonesia yaitu provinsi jawa Timur sebesar 37,4 %. Di Jawa Timur jumlah lansia penderita hipertensi pada tahun 2011 sebanyak 174.041 jiwa (Depkes, 2011). Di Kabupaten Kediri pada tahun 2012 jumlah penderita hipertensi sebesar 157805 jiwa (Dinkes Kediri, 2012). Dan di Puskesmas Gurah jumlah penderita hipertensi tahun 2012 sebesar 5164 jiwa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 18 orang lansia penderita hipertensi di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri pada tanggal 15 November 2013 didapatkan 3 responden jarang menghadiri senam lansia, 5 responden mengatakan kadang-kadang menghadiri senam lansia jika tidak sibuk, dan 10 responden mengatakan rutin menghadiri senam lansia. Dampak atau resiko dari hipertensi antara lain penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dari Jurnal AKP 21 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016 sehingga penimbunan lemak terdesak dan peredaran darah dalam pembuluh darah tidak terhambat (Guang dan Lewis, 2012). Penelitian di India University yang dimuat dalam Journal of Hipertention edisi September 2006 membuktikan bahwa berjalan 4 kali 10 menit setiap hari akan menurunkan tekanan darah sebanyak 6,6 poin pada pasien pre hipertensi dan 12,9 poin pada pasien hipertensi, sedangkan menurut para dokter dari Tulane University memeriksa data dari 54 kajian yang melibatkan 249 pria dan wanita bahwa senam secara teratur mampu menurunkan 4 poin tekanan darah sistolik dan 3 poin tekanan darah diastolik (Nurrahmani, 2012). Mekanisme aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke jantung, kelenturan arteri dan fungsi arterial, hal tersebut dapat mengontrol tekanan darah (Narrahmani, 2012). Hipertensi ini dapat dikurangi dengan melakukan olahraga berupa senam lansia secara teratur (Widianti dan Proverawati, 2010). Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang menderita hipertensi belum melakukan senam lansia secara teratur dalam kehidupan sehari-harinya (Susilo dan Wulandari, 2010). Dalam klub senam lansia Desa Banyuanyar upaya untuk meningkatkan lansia agar mengikuti senam lansia adalah memberikan motivasi pada lansia dan menjelaskan manfaat-manfaat dari senam lansia, salah satunya adalah dapat mengontrol tekanan darah. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Frekuensi Kehadiran Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi di Klub senam lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri sejumlah 25 orang, Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling sehingga jumlah seluruh responden penelitian adalah 25 orang. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang (cross tabulation). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan desain prospektif, yaitu desain penelitian analitik yang bersifat melihat ke depan (forward looking). Variabel pada penelitian ini adalah Frekuensi Sena, sebagai variabel independen, dan Tekanan darah sebagai variabel dependen. 2. Perubahan Tekanan Darah Sistole Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Perubahan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia dapat dilihat pada diagram scatter di bawah ini. Jurnal AKP HASIL 1. Frekuensi Kehadiran Melakukan Senam Lansia Frekuensi kehadiran melakukan senam lansia dapat dilihat pada diagram batang 4.6 di bawah ini. Gambar 1 Diagram Frekuensi Kehadiran Senam Pada Lansia Penderita Hipertensi Sebelum Melakukan Senam Lansia Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014. Berdasarkan gambar di atas diketahui frekuensi kehadiran lansia melakukan senam lansia yaitu 2 kali senam ada 5 responden, 3 kali senam 1 responden, 4 kali senam 6 responden, 5 kali senam 2 responden dan 6 kali senam 11 responden dari total 25 responden. 22 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016 ada 10 responden dan yang tidak mengalami perubahan ada 5 responden dari total 25 responden. 4. Pengaruh Frekuensi Kehadiran Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah Melakukan Senam Lansia. Pengaruh frekuensi kehadiran terhadap penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan senam lansia dapat dibagi menjadi 2 yaitu: a. Pengaruh frekuensi kehadiran senam lansia terhadap perubahan tekanan darah sistole Pengaruh frekuensi kehadiran senam lansia terhadap penurunan tekanan darah sistole dapat dilihat pada diagram scatter di bawah ini. Gambar 2. Perubahan Tekanan Darah Sistole Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia adalah 30 mmHg sebanyak 6 responden, 20 mmHg terjadi pada 11 responden dan penurunan 10 mmHg terjadi pada 8 responden dari total 25 responden. 3. Perubahan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia. Perubahan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia dapat dilihat pada diagram scatter 3 di bawah ini. Gambar 4. Identifikasi Pengaruh Frekuensi Kehadiran Senam Lansia Dengan Perubahan Tekanan Darah Sistole Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014. Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui lansia yang melakukan senam lansia 2 kali dan 3 kali dalam 2 minggu mengalami penurunan tekanan darah sistole 10 mmHg, 4 kali 10 mmHg dan 20 mmHg, 5 kali 20 mmHg sedangkan 6 kali 20 mmHg dan 30 mmHg dari total 25 responden. Gambar 3. Perubahan Tekanan Darah Diastole Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan perubahan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia adalah 30 mmHg sebanyak 5 responden, 20 mmHg 5 responden, 10 mmHg Jurnal AKP b. Pengaruh frekuensi kehadiran senam lansia terhadap perubahan tekanan darah diastole. Pengaruh frekuensi kehadiran senam lansia terhadap penurunan tekanan darah 23 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016 diastole dapat dilihat pada diagram scatter di bawah ini. kali senam 11 responden dari total 25 responden. Menurut teori, frekuensi kehadiran adalah jumlah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi secara berulang baik fisik maupun non fisik (Health, 2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran ada 4 macam, yaitu pengetahuan lansia, jarak rumah dengan lokasi senam lansia, dukungan keluarga dan sikap yang baik dari petugas maupun teman di klub senam lansia (Jtptunimus, 2014). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden frekuensi kehadirannya baik yaitu 6 kali hadir mengikuti senam lansia. Keteraturan frekuensi kehadiran ini dipengaruhi oleh jarak rumah dengan lokasi dilaksanakannya kegiatan senam lansia, dimana jarak rata-rata rumah lansia dengan lokasi senam sekitar 1-2 km. Semakin dekat jarak rumah, maka semakin teratur frekuensi kehadiran lansia dalam mengikuti kegiatan senam lansia. Diagram 5. Identifikasi Pengaruh Frekuensi Kehadiran Senam Lansia Dengan Perubahan Tekanan Darah Diastole Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014. Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui lansia yang melakukan senam 2 kali dalam 2 minggu tidak mengalami penurunan Terdapat lansia dengan kehadiran 3 kali dan 4 kali mengalami perubahan tekanan darah diastole sebanyak 10 mmHg. Terdapat lansia dengan kehadiran 5 kali mengalami penurunan sebesar 20 mmHg dan 30 mmHg, sedangkan 6 kali hadir mengalami penurunan sebesar 10 mmHg, 20 mmHg dan 30 mmHg dari total 25 responden. Dari diagram ke dua di atas menunjukkan frekuensi kehadiran mengikuti kegiatan senam lansia yang teratur maka tekanan darah cenderung mengalami penurunan semakin besar, sehingga H1 diterima. 2. Perubahan Tekanan Darah Sistole Pada Lansia Penderita Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia adalah 30 mmHg sebanyak 6 responden, 20 mmHg 11 responden dan 10 mmHg 8 responden dari total 25 responden. Tekanan darah (blood pressure) adalah besarnya tekanan yang dilakukan oleh darah pada dinding arteri (McGowan, dkk, 2007). Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah yang terjadi saat jantung berkontraksi (Perry & Potter, 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu usia, tingkat stress, medikasi atau obat-obatan, variasi diurnal maksudnya tidak ada orang yang derajat variasinya sama, dan jenis PEMBAHASAN 1. Frekuensi Kehadiran Senam Lansia Pada Lansia Penderita Hipertensi Berdasarkan diagram hasil diketahui frekuensi kehadiran lansia melakukan senam lansia yaitu 2 kali senam ada 5 responden, 3 kali senam 1 responden, 4 kali senam 6 responden, 5 kali senam 2 responden dan 6 Jurnal AKP 24 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016 kelamin (Perry & Potter, 2005). Merubah pola hidup dengan melakukan senam lansia secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, hal ini disebabkan senam lansia memiliki manfaat salah satunya dapat membuat laju denyut jantung menjadi maksimal (Maryam, dkk, 2008). Tekanan darah sistole pada lansia penderita hipertensi dari 25 responden setelah melakukan senam lansia selama 2 minggu mengalami penurunan tekanan darah. Kondisi ini tentunya harus didukung oleh rutinitas di dalam melakukan senam lansia selama masa uji yaitu dengan mengikuti dan melakukan senam lansia secara teratur. Namun ada beberapa lansia yang tidak melakukan senam lansia secara teratur, hal itu disebabkan mungkin kebanyakan lansia dalam klub senam lansia bekerja. Rentang penurunan tekanan darah pun pada masingmasing responden berbeda. Menurut peneliti adanya perbedaan penurunan tekanan darah pada masing-masing responden dikarenakan ada beberapa lansia yang tidak mengikuti senam lansia secara rutin. Selain itu disebabkan perbedaan karakteristik mulai dari genetik (keturunan), usia lansia yang mayoritas 50 sampai dengan 69 tahun dan jenis kelamin lansia yang kebanyakan perempuan, dimana perempuan lebih rentang terkena hipertensi dari pada laki-laki. pada dinding arteri (McGowan, dkk, 2007). Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah yang terjadi saat jantung beristirahat (Perry & Potter, 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu usia, tingkat stress, medikasi atau obat-obatan, variasi diurnal maksudnya tidak ada orang yang derajat variasinya sama, dan jenis kelamin (Perry & Potter, 2005). Merubah pola hidup dengan melakukan senam lansia secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, hal ini disebabkan senam lansia memiliki manfaat salah satunya dapat membuat laju denyut jantung menjadi maksimal (Maryam, dkk, 2008). Tekanan darah diastole pada lansia penderita hipertensi dari 25 responden setelah melakukan senam lansia selama 2 minggu ada yang mengalami penurunan tekanan darah dan tidak mengalami penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah pada responden berbeda-beda. Hal ini disebabkan tidak semua responden melakukan senam lansia secara teratur. Selain itu di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia lansia yang mayoritas 50 sampai dengan 69 tahun dan jenis kelamin lansia yang kebanyakan perempuan, dimana perempuan lebih rentang terkena hipertensi dari pada laki-laki. 4. Pengaruh Frekuensi Kehadiran Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara frekuensi kehadiran senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal (Sudarmoko, 2010). Ada banyak faktor yang dapat menjadi pencetus terjadinya hipertensi antara lain gangguan 3. Perubahan Tekanan Darah Diastole Pada Lansia Penderita Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perubahan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia adalah 30 mmHg sebanyak 5 responden, 20 mmHg 5 responden, 10 mmHg 10 responden dan yang tidak mengalami perubahan ada 5 responden dari total 25 responden. Tekanan darah (blood pressure) adalah besarnya tekanan yang dilakukan oleh darah Jurnal AKP 25 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016 emosi (stress), obesitas, kebiasaan merokok, asupan garam yang berlebihan dan pola aktifitas yang tidak seimbang. Tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan (Nurrahmani, 2012). Hipertensi dapat ditangani dengan melakukan senam lansia secara teratur. Dengan melakukan senam lansia secara teratur dapat memperlancar peredaran darah dan membuat laju denyut jantung maksimal sehingga mencegah penggumpalan darah dan akibatnya aliran darah pada tubuh bisa lancar (Maryam dkk, 2008). Keteraturan mengikuti dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu pengetahuan lansia tentang manfaat senam lansia, jarak rumah dengan lokasi, dukungan dari keluarga dan sikap lansia yang baik terhadap petugas kesehatan (Jtptunimus, 2014). Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak atau teratur lansia hadir dalam kegiatan senam lansia, penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi semakin tinggi. Hal itu terjadi karena dengan melakukan senam peredaran darah menjadi lancar, sehingga mencegah penggumpalan darah pada pembuluh darah akibatnya menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi secara alami. 3. 4. SIMPULAN 1. Frekuensi Kehadiran Senam Lansia Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014 dapat disimpulkan frekuensi kehadiran lansia melakukan senam lansia yaitu 2 kali senam ada 5 responden, 3 kali senam 1 responden, 4 kali senam 6 responden, 5 kali senam 2 responden dan 6 kali senam 11 responden dari total 25 responden. 2. Perubahan Tekanan Darah Sistole Pada Lansia Penderita Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Jurnal AKP Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan penurunan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia sebesar 30 mmHg sebanyak 6 responden, 20 mmHg 11 responden dan 10 mmHg 10 responden dari total 25 responden. Perubahan Tekanan Darah Diastole Pada Lansia Penderita Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Di Klub Senam Lansia Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan penurunan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah melakukan senam lansia sebesar 30 mmHg sebanyak 5 responden, 20 mmHg 5 responden, 10 mmHg 10 responden dan yang tidak mengalami perubahan ada 5 responden dari total 25 responden. Pengaruh Frekuensi Kehadiran Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Lansia Di Klub Senam Lansia Desa Banyuayar Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa frekuensi kehadiran mengikuti kegiatan senam lansia yang teratur maka tekanan darah cenderung mengalami penurunan semakin besar. KEPUSTAKAAN Damayanti, D. (2013). Sembuh Total Diabetes Asam Urat Hipertensi Tanpa Obat. Yogyakarta : Pinang Merah Publiser. Darmawan. (2012). Waspadai Gejala Penyakit Mematikan Jantung Koroner Dengan 3 Jenis Penyakit Yang Berkaitan Hipertensi, Diabetes Melitus dan Stroke. Jakarta : ORYZA. Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media. Guang, Prof. Huang Zhoo dan Lewis, Vivienne. (2012). Sehat Tanpa Obat. Semarang : dahara Prize. 26 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016 Lingga, Lanny. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka. Martha, Karnia. (2012). Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : Araska. Maryam et al. (2008). Mengenal Lansia dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Muhammadun, AS. (2010). Hidup Tanpa Hipertensi. Jogjakarta : iN-Books. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, H. Wahjudi. (2012). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Ed. 3. Jakarta : EGC Nurrahmani, Ulfa. (2012). STOP! Hipertensi. Yogyakarta : Familia (Group Relasi Inti Media). Perry and Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Jurnal AKP Sugiyono. (2012). Statiatika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sudarmoko, Arief. (2010). Tetap Tersenyum Melawan Hipertensi. Yogyakarta : Atma Media Press Suroto. (2004). Buku Pegangan Kuliah pengertian Senam, Manfaat Senam, Urutan Gerakan. 18, 19 – 31. Susilo, Yekti dan Wulandari, Ari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Tamsuri, Anas. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Akper Pamenang. Pare – Kediri : Pamenang Press. Widianti, Tri.A dan Proverawati, Atikah. (2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Health. (2014). Kehadiran Lansia. www.health.com (Download 21 April 2014, 15.15 wib) Jtptunimus. (2014). Frekuensi Kehadiran Lansia. Jtptunimus.ac.id (Download 21 April 2014, 08.37 wib) Wiki. (2014). Frekuensi. id.m.wikipedia;org/wi (Download 21 april 2014, 07.58 wib) 27 Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016