BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2012). Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam Notoatmodjo adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan (Notoatmodjo, 2007). Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku ke dalam tiga domain atau ranah/kawasan yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor (psychomotor domain), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari: a. Pengetahuan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge). b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude) c. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice). Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007), seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Perilaku tertutup (covert behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) 8 9 secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. b. Perilaku terbuka (overt behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable behavior. Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu : a. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi maupun politik. b. Faktor internal, yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri seseorang. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya 2. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 10 c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis (analysa) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (syntesa) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru sari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. 3. Sikap Allport (1954) dalam Herlina ( 2011) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok, yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave). Sikap ini terdiri dari 4 (empat) tingkatan yaitu : a. Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya : sikap orang terhadap lingkungandapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang lingkungan. b. Merespon (Responding) Memberikan jawaban, apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 11 c. Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. d. Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi 4. Prostitusi a. Pengertian Menurut kartono (dalam Zuroida, 2012) pelacuran adalah bentuk penyimpangan seksual dengan pola-pola organisasi seks yang tidak wajar yang tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks itu sifatnya impersonal, tanpa afeksi dan emosi, berlangsung cepat, tanpa mendapatkan orgasme di pihak wanita. Prostitusi, adalah melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang bukan istri atau suaminya, yang dilakukan ditempat-tempat tertentu (lokalisasi, hotel, tempat rekreasi dan lain-lain), yang pada umumnya mereka mendapatkan uang setelah melakukan hubungan badan( Dewi dkk, 2012) b. Jenis pelacuran Menurut Kartono (2007) membagi jenis-jenis prostitusi menjadi empat macam, yaitu : 1) Pergundian: pemeliharaan bini tidak resmi, bini gelap atau perempuan piaraan. Mereka hidup sebagai suami istreri, namun tanpa ikatan perkawinan. Gundik-gundik orang asing ini pada zaman pemerintahaan belanda dahulu disebut “nyai”. 2) Tante girang atau loose married woman : yaitu wanita yang sudah kawin, namun tetap melakukan hubungan erotic dan seks dengan laki-laki lain; baik secara iseng untuk mengisi waktu kosong, bersenang-senang “just for fun” dan mendapatkan pengalaman-pengalaman seks lain, maupun secara intensional untuk mendapatkan penghasilan. 12 3) Gadis-gadis panggilan ialah gadis-gadis dan wanita-wanita biasa yang menyediakan diri untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai prostitute, melalui saluran-saluran tertentu. Mereka ini terdiri atas ibu-ibu rumah tangga, pelayan-pelayan toko, pegawai-pegawai, buruh-buruh perusahaan, gadis-gadis lanjutan, para mahasiswi, dan lain-lain. 4) Gadis-gadis bar atau B-girls yaitu gadis-gadis yang bekerja sebagai pelayan-pelayan di bar dan lebih luas lagi bekerja di tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat nongkrong dan sekaligus bersedia memberikan layanan seks kepada para pengunjung. 5) Gadis-gadis juvenile delinquent adalah gadis-gadis muda dan jahat yang didorong oleh ketidakmatangan emosinya retardasi/ keterbelakangan inteleknya, menjadi sangat psaif dan sugestibel sekali. Karakternya sangat lemah. Sebagai akibatnya, merka itu mudah sekali jadi pecandu minuman-minuman keras atau alkohol, dan pecandu obat-obat bius (ganja, heroin, morfin, dan lain-lain), sehingga mudah tergiur melakukan perbuatan-perbuatan immoril seksual dan pelacuran. 6) Gadis-gadis binal atau Free Girls, di Bandung mereka menyebut diri sebagai “bagong lieur” (babi hutan yang mabuk). Mereka itu adalah gadis-gadis sekolah atau putus sekolah, putus studi di akademi atau fakultas, dengan pendirian yang “brengsek” dan menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrem, untuk mendapatkan kepuasan seksual. Mereka menganjurkan seks bebas dan cinta bebas. 7) Gadis-gadis taxi (di Indonesia ada juga gadis-gadis becak); yaitu wanitawanita cantik dan gadis-gadis panggilan yang ditawarkan dibawa ketempat “plesiran” dengan taksi-taksi atau becak. 8) Penggali emas atau gold-diggers yaitu gadis gadis dan wanita-wanita cantik ratu kecantikan, pramugari/mannequin, penyanyi, pemain panggung, bintang film, pemain sandiwara, teater atau opera, anak wayang, dan lain-lain yang pandai merayu dan bermain cinta, untuk mengeduk kekayaan orang-orang berduit. Pada umumnya, sulit sekali mereka itu diajak bermain seks. Yang diutamakan oleh mereka ialah: 13 dengan “kelihatannya” menggali emas dan kekayaan dari pada “kekasihnya”. 9) Hostes atau pramuria yang menyemarakkan kehidupan malam dalam nightclub-nightclub (vide EL Ci Ci, Mirasa, Nirwana, Golden Gate, Bina Ria, Mini Disco, Tanamur di Jakarta). Pada intinya, profesi hostes merupakan bentuk pelacuran halus. Sedang pada hakikatnya, hostes itu adalah predikat baru dari pelacuran. Sebab, di lantai-lantai dansa mereka itu membiarkan diri dipeluki, diciumi dan diraba-raba seluruh badannya. Juga di meja-meja minum badannya diraba-raba dan diremas-remas oleh langganan. Para hostes ini harrus melayani makan, minum, dansa dan memuaskan naluri-naluri seks para langganan dengan jalan menikmati tubuh para hostes/pramuria tersebut. Dengan demikian langganan bisa menikmati keriaan atau kesenangan suasana tempat-tempat hiburan. 10) Promiskuitas / promiscuity ialah hubungan seks secara bebas dan awutawutan dengan pria mana pun juga; dilakukan dengan banyak laki-laki. c. Dampak prostitusi Menurut Marzuki (2013) pelacuran merupakan perilaku yang menyimpang dari norma masyarakat dan agama, maka pelacuran hanya akan mengakibatkan efek negatif, antara lain: 1) Menimbulkan dan menyebarkuaskan penyakit kelamin dan kulit, terutama syphilis dan gonorrhoe (kencing nanah). 2) Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-suami yang tergoda oleh pelacur biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakkan. 3) Mendemoralisasikan atau memberikan pengaruh demoralisasi kepada lingkungan khususnya anak-anak muda pada masa puber dan adolesensi. 4) Berkolerasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika. 5) Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum, dan agama. 6) Dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, misalnya impotensi, anorgasme, nymfomania, satyriasis, ejakulasi premature. 14 5. Kesehatan Reproduksi Definisi kesehatan reproduksi menurut ICPD Kairo (1994) dalam Field Lab FK UNS ( 2013 ) yaitu suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Dengan adanya definisi tersebut maka setiap orang berhak dalam mengatur jumlah keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang lengkap tentang cara-cara kontrasepsi sehingga dapat memilih cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya, sepertipelayanan antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi anak, dan kesehatan remaja perlu dijamin. Ruang lingkup kesehatan reproduksi menurut Depkes ( 2008 ) yaitu : a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir b. Keluarga berencana c. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR), termasuk PMS-HIV/AIDS d. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi e. Kesehatan reproduksi remaja f. Pencegahan dan penanganan infertilitas g. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis h. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula, dan lain lain. a. Menstruasi 1) Pengertian Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal atau siklus dianggap sebagai siklus yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya selalu tidak sama. Lebih dari 15 90% wanita mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Lama haid biasanya antara 3 – 6 hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Kurang lebih 50% darah menstruasi dikeluarkan dalam 24 jam pertama. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah, dan enzym proteolitik . Menurut Warianto ( 2011) menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi. Menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarche sampai terjadinya menopause merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan truasi merupakan peristiwa normal dimana sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi 2) Siklus menstruasi Menurut Warianto (2011) Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari paling lama 15 hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinyan . Siklus ini berhenti sementara selama kehamilan dan permanen setelah menopause. Siklus menstruasi sebagian besar wanita terjadi pada pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan 16 median panjang siklus adalah 28 hari. Fase menstruasi menurut Cahyani (2014) yaitu : a) Fase menstruasi Pendarahan dalam setiap siklus umumnya berlangsung selama empat atau lima hari, meski kurang lebihnya bisa cukup besar. Pada awal tahap pendarahan, yang dianggap sebagai awal siklus menstruasi, kedua indung telur, yang berbentuk oval dan tempat sel – sel telur jadi matang, tidak banyak beraktivitas. Pada tahap itu hanya sedikit hormon perempuan, yakni estrogen dan progesteron, yang beredar dalam aliran darah. b) Fase pra ovulasi Sebagai akibat rendahnya aktivitas indung telur, sekumpulan sel otak seukuran buah kenari dengan fungsi sangat khusus – mengirimkan pesan-pesan kimiawi, yang disebut hormon, kepada kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak. Hormon – hormon hipofisis yang memengaruhi indung telur terpicu. Beberapa jaringan sel yang disebut folikel, masing-masing mengandung telur muda, mulai terbentuk dalam indung telur dan menghasilkan hormon golongan estrogen yang dikenal sebagai estradiol. Inilah hormon yang membuat leher rahim mengeluarkan lendir, zat yang muncul di mulut vagina dan menandakan masa subur. c) Fase ovulasi Ovulasi hanya berlangsung dalam satu hari tertentu dalam setiap siklus. Ovulasi adalah proses terlepasnya sel telur dari indung telur, siap dibuahi sperma. Dengan keluarnya estradiol dari indung telur, sel-sel pelapis leher rahim, yang menjulur dari pangkal rahim sampai ke vagina, mengeluarkan lendir sangat khusus. Lendir ini penting untuk mempertahankan memungkinkan sperma daya pembuahan bergerak dalam sperma. Lendir leher rahim dengan menyediakan jalur penuntun dan lingkungan yang aman, serta menjaga sperma tetap memperoleh nutrisi sepanjang perjalanan menuju ke saluran telur (tuba fallopi). Lendir juga menangkap sperma 17 yang rusak. Bukti-bukti menunjukkan, jika leher rahim tidak menghasilkan lendir khusus ini maka pembuahan tidak akan terjadi. Ketika sel telur meninggalkan folikel, sel-sel lain berkembang menjadi suatu struktur berwarna kuning bernama korpus luteum, yang menghasilkan hormon progesteron selain hormon estradiol. Kedua hormon ini menyebabkan dinding dalam rahim terus berkembang dan menebal siap memberi nutrisi bila terjadi kehamilan. Progesteron sangat berpengaruh terhadap ciri-ciri lendir yang keluar dari leher rahim, sehingga perubahan lendir mudah dikenali oleh perempuan itu sendiri. d) Fase pasca ovulasi Proses menstruasi mirip dengan pohon yang gugur daunnya di musim dingin, dengan datangnya siklus baru maka petumbuhan dimulai kembali. Folikel baru berkembang, estrogen dihasilkan, dan endometrium baru terbentuk, siap menyambut datangnya kehamilan. Jika tidak dibuahi, telur akan mati dan hancur. Sekitar 14 hari (berkisar antara 11 hingga 16 hari) kemudian. Endometrium mengelupas ketika kadar hormon estrogen dan progesteron menurun. Kadang terjadi pendarahan tanpa pelepasan sel telur, disebut pendarahan tanpa ovulasi. Pendarahan ini biasa terjadi pada masa pubertas dan menopause, ketika kadar hormon tidak cukup untuk melepaskan sel telur. Tetapi, karena pengaruh estrogen, selaput dinding rahim tetap tumbuh dan kemudian luruh menjadi pendarahan saat kadar hormon menurun 18 Gambar 2.1 Siklus menstruasi Sumber : www.likebilogi.com e) Masa subur Dalam satu bulan wanita akan mengalami ovulasi atau masa subur yakni suatu kondisi sel telur dilepaskan dari ovarium ke tuba falopi yang kemudian dapat dibuahi sperma. Pada saat ini terjadi perubahan hormon yang juga berpengaruh terhadap perubahan senyawa kimia di otak. Selain perubahan di otak, pada saat masa subur juga memengaruhi tubuh, dan perilaku yang unik (Detik health, 2015). Menurut Nurcahyanti ( 2014 ) rasa basah seperti ketika menstruasi sering menjadi penanda awal mulainya haid. Demikian juga dengan munculnya lendir. Lendir itu dihasilkan oleh sel-sel leher rahim kira-kira enam hari sebelum ovulasi. Lendir yang menunjukkan ciri-ciri subur itu sangat penting untuk kesuburan. Baik penelitian klinis maupun laboratorium menunjukkan, masa paling subur dalam suatu siklus bersamaan dengan munculnya lendir subur, dan masa tidak subur dengan pola lendir tidak subur yang tidak berubah-ubah. Masa subur dimulai sekitar enam hari sebelum ovulasi. Tapi seberapa lama pun lendir ini muncul, itu merupakan peringatan bahwa masa ovulasi akan segera datang. Dan diharap untuk menghindari persetubuhan atau melakukan kontak kelamin jika tidak menginginkan kehamilan karena lendir subur akan menjaga sperma tetap hidup dan 19 sehat. Sensasi dan munculnya lendir yang memperlihatkan datangnya masa subur ini bisa disertai dengan rasa padat, lembek, atau bengkak pada jaringan di sekitar mulut vagina. Lendir subur melindungi sel-sel sperma sehingga sperma dapat mempertahankan daya pembuahan sampai tiga hari, dan kadang mencapai lima hari (hanya jika ada lendir). Tanpa lendir subur, sel-sel sperma cepat rusak, sekalipun hanya dalam hitungan menit, sperma akan lumpuh bila berada dalam lingkungan vagina yang asam. Menurut kajian yang dilakukan Kompas (2015) menyebutkan bahwa ada beberapa tanda lain selain lendir servik yang menandakan bahwa wanita sedang dalam masa subur a) Wajah terlihat lebih memerah Perubahan warna pipi terungkap ketika peneliti di Inggris mengambil foto 22 wanita setiap hari selama satu bulan. Setelah menganalisis foto tersebut, para peneliti menemukan wajah wanita menjadi lebih merah pada waktu ovulasi. Menurut peneliti, tidak ada perubahan dalam pencahayaan kulit wajah wanita, tapi terlihat perubahan warna wajah. Kemerahan di pipi wanita meningkat pada hari-hari sebelum berovulasi dan tetap muncul pada beberapa periode berikutnya. Kemudian warna kemerahan perlahan menghilang dengan cepat setelah wanita mulai menstruasi. Menurut Burris, pipi kemerahan mungkin saja membuat pria melihat wajah wanita jadi lebih menarik ketika wanita berovulasi. Namun, dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE ini, tak ada yang menyadari perubahan itu ketika wanita memasuki masa subur. b) Merasa lebih riang Masuk akal bahwa libido seorang wanita naik selama masa subur. Tetapi wanita yang berovulasi tidak secara sadar berpikir lebih soal seks. Menurut studi pada 2010 di jurnal Consumer Research, selama masa ovulasi wanita tanpa sadar membeli dan memakai baju lebih seksi. Riset juga menemukan wanita memimpikan lebih soal seks di paruh pertama siklus menstruasinya ketika tubuh menuju 20 ovulasi dibandingkan paruh kedua saat tubuh bersiap memasuki masa menstruasi. Satu studi kecil menemukan wanita mungkin memiliki interpretasi seni abstrak erotis lebih banyak ketika mereka sedang berovulasi dibandingkan di masa belakangan siklus menstruasinya. c) Tertarik pada satu jenis pria Wanita tak hanya sedang "mood" selama ovulasi tetapi juga lebih tertarik pada sejenis pria dibandingkan yang lain. Studi menemukan wanita cenderung memilih dan memperhatikan pria menarik selama masa subur, khususnya jika pasangan yang ada saat ini kurang punya ciri wajah pria seperti bentuk rahang kotak. "Ketika berada di masa subur, kita mencari ciri yang ada kaitannya dengan kesehatan yang baik. Hal itu meliputi kadar testosteron sehat yang memampukan pria memproduksi dan melindungi keturunannya." Studi lain dari 2011 di jurnal Psychological Science menemukan wanita lebih baik menilai orientasi seks pria ketika mereka berovulasi. Mungkin dilihat dari perspektif evolusi, tak ada gunanya mengejar pria yang tidak tertarik. d) Indera jadi lebih sensitif Wanita subur cenderung lebih mampu mendeteksi bau-bauan dan hormon feromon pria dibandingkan mereka yang minum kontrasepsi oral pencegah ovulasi. Demikian menurut studi kecil dari 2013 di jurnal Hormone and Behaviour. Studi lain dari tahun yang sama menemukan wanita memiliki rasa penciuman yang lebih baik secara umum selama masa ovulasi. Selain itu wanita juga lebih mampu mendeteksi bahaya yang mengancam diri dan keturunan. Sebuah studi awal pada 2012 di Kyoto University menemukan wanita di fase luteal dari siklusnya (yang dimulai dengan ovulasi) lebih mampu menemukan ular yang tersembunyi dalam foto bunga-bungaan e) Menghindari kerabat pria Menurut studi UCLA pada 2010, wanita menghindari bicara dengan ayahnya di telepon selama masa paling subur dalam sebulan. Peneliti berspekulasi secara historis, demi kepentingan wanita dan 21 keturunannya, mereka lebih baik menghindari kerabat pria dari kemungkinan inces. 3) Gangguan yang Berhubungan dengan Haid a) Sindrom pramenstruasi (pre-menstrual syndrom/ PMS) Menurut Manuaba ( 2007 ) PMS merupakan keluhan-keluhan yang biasanya terjadi mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid yang menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Penyebab terjadinya tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada premenstrual syndrom terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone. Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita keluhan-keluhan ini adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis. Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala tersebut di atas. b) Dismenorrhea Menurut Manuaba ( 2007 )Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah, dll. Keluhan ini biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur. Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran sel telur (disebut siklus anovulatory), terutama bila darah haid membeku di dalam rahim. Jadi rasa sakit terjadi ketika beku-bekuan itu 22 didorong keluar rahim. Rasa sakit yang menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesuatu itu semua rasa tidak enak tadi hilang. Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivias sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan isirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya). 30 Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu dismenorea primer, semata-mata berkaitan dengan aspek hormonal yang mengendalikan uterus dan tidak dijumpai kelainan anatomis, umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berevolusi. Dismenorea sekunder, rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi berkaitan dengan kelainan anatomis uterus seperti endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna. b. Alat kontrasepsi 1) Pengertian Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Maryani, 2008). Kontrasepsi menurut buku petugas fasilitas pelayanan keluarga berencana (Depkes RI, 2005) berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi menurut Kapita Selekta Kedokteran ( 2001 ) adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat / alat atau dengan operasi. 23 2) Jenis kontrasepsi a) Alat kontrasepsi non hormonal menurut BKKBN dan Kemenkes ( 2012 ) (1) Senggama terputus Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan penis dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Cara kerja alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah. Manfaat kontrasepsi efektif bila digunakan dengan benar tidak mengganggu produksi ASI · Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya tidak ada efek samping · Dapat digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya non kontrasepsi meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam. Hal-hal yang perlu di perhatikan ketika melakukan senggama terputus meningkatkan kerja sama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan metode sanggama terputus. Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya. Hubungan seks dengan senggama terputus tidak dianjurkan dilakukan pada masa subur wanita. (2) MAL Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, 24 artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman apa pun lainnya selama 6 bulan. (3) Pantang berkala Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar kontrasepsi dengan cara ini berhasil, seorang wanita harus benar benar mengetahui masa ovulasinya (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi). Kerugian dengan cara ini adalah masa puasa bersenggama sangat lama sehingga menimbulkan rasa kecewa dan kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati. (4) Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama. b) Alat kontrasepsi hormonal (1) Suntik (a) Depoprovera, mengandung 150 mg DMPA ( Depo Medroxi Progesteron Asetat ), yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (b) Depo Noristerat, mengandung 200 mg Noretindron Enantat, yang diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular (Saifuddin, 2006) (2) Pil kombinasi menurut Saifudin ( 2006 ) Pil Kombinasi adalah pil atau tablet untuk mencegah terjadinya kehamilan yang mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron (a) Monofasik Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 25 (b) Bifastik Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung 35 mcg EE+0,05 mg norethindrone untuk hari 110, 35 mcg EE+1,0 mg norethindroneuntuk hari 11-21 dari tiap siklus. (c) Triphastik Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung 30 mcg+0,05 mg levonogestrel untuk hari 1-6, 40 mcg EE+0,075 mg levonogestrel untuk hari ke 7-11 dan 30 mcg EE+0,125 mg levonogestrel untuk hari ke 12-21 (3) Implan Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang dibungkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri. dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen ( BKKBN, 2006 ). c) IUD Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak d) Kontrasepsi mantap / permanen (1) Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba falupii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (2) Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma 26 terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. c. Kehamilan tidak diinginkan 1) Pengertian Suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya kehamilan yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual baik secara sengaja maupun tidak sengaja. KTD dapat menimpa siapa saja baik yang sudah menikah maupun belum menikah, remaja, pasangan muda ataupun ibuibu tengah baya, golongan atas atau bawah dari agama apapun (Hidayatin, 2012) PKBI (2004), menjelaskan kehamilan tidak diinginkan (KTD) dialami banyak perempuan, misalnya saja satu alasannya adalah kegagalan KB, tapi juga ada alasan lain seperti masih adanya kelompok unmet need, yaitu mereka yang tidak pernah memakai kontrasepsi atau sedang menggunakan kontrasepsi padahal mereka termasuk aktif secara seksual. Adrianus (2004), menguraikan banyak faktor yang menyebabkan KTD antara lain : a) Hamil sebelum menikah b) Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan. Misalnya masih banyak perempuan yang beranggapan selesai melakukan hubungan seksual kemudian loncat-loncat agar tidak hamil. c) Kehamilan akibat pemerkosaan. d) Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengijinkan. e) Kehamilan pada saat yang belum diharapkan, keadaan ini sering terjadi pada perempuan yang masih dalam proses pendidikan/sekolah, bekerja dan karena alasan ekonomi. f) Bayi dalam kandungan cacat berat. g) Gagal dalam menggunakan alat kontrasepsi. h) Kehamilan karena incest (hubungan seksual antara saudara saudara) 27 2) Dampak Menurut Lestari (2004) menyebutkan dampak yang ditimbulkan dari perbuatan seksual dalam pranikah, lebih banyak ditanggung oleh pihak wanita, yaitu kehamilan. Kehamilan ini berdampak pada kehidupan selanjutnya antara lain a) Putus sekolah b) Kemungkinan pengangguran yang mempunyai resiko tinggi bagi jiwanya c) Kemungkinan mempunyai masalah dengan dengan calon pasangan hidup yang masih mengagungkan “keperawanan”. Adapun menurut Nainggolan (2009) dampak dari kehamilan remaja adalah sebagai berikut: a) Pengguguran kandungan Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah: (1) Status ekonomi sebuah keluarga (2) Keadaan emosional (3) Pasangan yang tidak bertanggung jawab b) Resiko persalinan yang akan terjadi c) Perceraian pasangan muda d) Hubungan seks usia muda menyebabkan kanker d. Aborsi 1) Pengertian PKBI (2004), menuliskan bahwa secara mental perempuan nekat memilih jalan aborsi meskipun tidak aman, sedang mengalami kebingungan, rasa percaya dirinya menurun, dan desparate atau putus asa. Tidak tahu lagi harus kemana berkonsultasi setelah mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Disamping itu jika ia melakukan aborsi, akan timbul ketakutan akibat-akibat yang terjadi yang terasa mengerikan baginya. Keadaan ini menunjukan bahwa sedang mengalami gangguan kesehatan mental. Aborsi yang tidak aman ikut menambah angka kematian ibu. 28 2) Dampak Dalam Alia (2004) dampak aborsi dapat dibedakan jadi 2 hal yaitu secara kesehatan dan psikologi a) Dampak kesehatan 1) Kematian karena perdarahan 2) Kematian karena kegagalan pembiusan 3) Infeksi rahim 4) Uterine Perforation yaitu rahim yang robek 5) Kerusakan leher rahim ( Cervikal laceration )yang dapat menyebabkan kecacatan 6) Kanker payudara(karena ketidak seimbangan hormon estrogen ) 7) Kanker indung telur ( Ovarian Cancer ) 8) Kanker leher rahim ( Cervical Cancer ) 9) Kanker hati ( Liver Cancer ) 10) Kelainan pada placenta ( Placenta Previa ) 11) Kemandulan ( Ectopic Pregnancy ) 12) Infeksi rongga panggul ( Pelvic Inflamantory Disease ) 13) Infeksi lapisan rahim ( Endometritis ) b) Dampak psikologi 1) Kehilangan harga diri 2) Depresi kronis 3) Berteriak histeris 4) Mimpi buruk mengenai bayi 5) Mengalami trauma 6) Beberapa wanita timbul perasaan benci pada semua laki – laki 7) Ingin melakukan bunuh diri 8) Mulai menggunakan obat – obatan terlarang 9) Tidak bisa menikmati hubungan seksual 10) Dipenhi rasa bersalah dan tidak hilang bertahun - tahun e. Infeksi Menular Seksual ( IMS ) Menurut UNICEF infeksi menular seksual (IMS) sering juga disebut penyakit kelamin yaitu penyakit yang sebagian besar ditularkan melalui 29 hubungan seks atau hubungan kelamin. Ada banyak sekali jenis infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks. Beberapa penyakit infeksi menular seksual yang sering terjadi pada Pekerja Seks Komersial (PSK) menurut Fahmi (2008) adalah : 1) Gonore (kencing nanah) penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ reproduksi dan menyerang selaput lendir, mucus, mata, anus dan beberapa organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini adalah Neisseria Gonorrhoeae. Gejala akibat penyakit ini pada wanita antara lain : a) Keputihan kental berwarna kekuningan b) Rasa nyeri di rongga panggul c) Dapat juga tanpa gejala Sedangkan gejala pada laki – laki antara lain: a) Rasa nyeri pada saat kencing b) Keluarnya nanah kental kuningkehijauan c) Ujung penis agak merah dan bengkak 2) Sifilis Penyakit ini disebut raja singa dan ditularkan melalui hubungan seksual atau penggunan barang-barang dari seseorang yang tertular (misalnya : baju, handuk dan jarum suntik). Penyebab timbulnya penyakit ini adanya kuman Treponema pallidum, kuman ini menyerang organ penting tubuh lainya seperti selaput lender , anus, bibir, lidah dan mulut. Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus). Dengan gejala klinis : a) Luka atau koreng, jumlah biasanya satu, bulat atau lonjong, dasar bersih, b) Perabaan kenyal sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan 30 3) Chlamydia Trachomatis Chlamydia trachomatis adalah salah satu dari tiga spesies bakteri dalam genus Chlamydia, famili chlamydiaceae, kelas Chlamydiae, filum Chlamydiae, domain Bacteria. Chlamydia trachomatis adalah agen chlmydial pertama yang ditemukan dalam tubuh manusia. Bakteri ini pertama kali diidentifikasi tahun 1907. Infeksi chlamydia trachomatis sering tidak menimbulkan gejala dan sangat beresiko bila terjadi pada ibu-ibu karena dapat menyebabkan kehamilan ektopik, infertilitas dan abortus. Dengan gejala klinis a) Pada pria terdapat duh (sekret/cairan) tubuh uretra dapat disertai eritema meatus b) Pada wanita terdapat duh tubuh serviks seropurulen, serviks mudah berdarah. 4) Herpes Genitali Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal dari virus yang berbeda. Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster, sedangkan herpes simpleks disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). Gejala klinis yang disebabkan oleh Virus Herpes Simplex sebagai berikut : a) Herpes genital pertama : diawali dengan bintil lentingan dan luka/erosi berkelompok, di atas dasar kemerahan, sangat nyeri, pembesaran kelenjar lipat paha dan disertai gejala sisitemik b) Herpes genital kambuhan : timbul bila ada faktor pencetus yaitu : daya tahan tubuh menurun, stres pikiran, senggama berlebihan, kelelahan. 5) Kondiloma akuminata (Kutil Genitalis) Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena tidak enak dilihat, bisa terinfeksi bakteri, bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan. Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak 31 menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil pap smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis, mulut, tenggorokan atau kerongkongan. 6) HIV-AIDS HIV singkatan dari Human Immuno Deficiency Virus, yaitu sejenis virus yang menyebabkan AIDS. HIV ini menyerang sel darah putih dalam tubuh sehingga jumlah sel darah putih semakin berkurang dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemas. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Sindrom AIDS timbul akibat melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. 7) Ulkus mole disebabkan oleh Haemophillus Ducreyi, dengan gejala klinis seperti koreng jumlahnya banyak, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi bergaung, sekitar koreng merah dan edema, sangat nyeri. 6. Mahasiswa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Umumnya mahasiswa berada pada tahapan remaja akhir, yaitu berusia 18–21 tahun. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling melengkapi (Siswoyo, 2007). Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan 32 pada 19 masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup ( Yusuf,2012). Istilah adolescenne atau remaja (Hurlock 1980) berasal dari kata latin (adolescere) (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. E.H. Erikson (dalam Gunarsa, 2003) mengemukakan bahwa adolensia merupakan masa dimana terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang di alami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain. Secara hakiki ia tetap sama walaupun telah mengalami berbagai macam perubahan. Singgih dan Gunarsa (2003) menentukan batasan usia remaja di Indonesia adalah tahun 12-22 tahun, dengan mengelompokkan tahap perkembangan menjadi 3 yaitu: 1) Remaja awal (12-14 tahun) 2) Remaja tengah (15-17 tahun) 3) Remaja akhir (18-22 tahun) Beberapa ahli memberikan batasan usia remaja yang berbeda-beda. Monks et al (dalam Jaffar, 2005 ) mengemukakan suatu analisa yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung antara umur 12-21tahun, dengan pembagiannya: 1) 12-15 tahun termasuk masa remaja awal 2) 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan 3) 18-21 tahun termasuk remaja akhir Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock ( Ali, 2008 ) 1) Mampu menerima keadaan fisiknya 2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa 3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis 4) Mencapai kemandirian emosional 33 5) Mencapai kemandirian ekonomi 6) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat 7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua 8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa 9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan 10) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. 7. Jejaring Sosial Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring sosial sebenarnya bentuk baru komunitas di Internet yang saling terhubung dengan cepat. Ini berbeda dengan jejaring sosial lima tahun yang lalu yang mungkin lebih dikenal sebagai forum diskusi , chat, messenger atau milis dimana pola komunikasinya terbatas hanya dalam forum tersebut saja ( Pamungkas,2012) Dua situs jejaring sosial yang paling terkenal dan banyak digunakan saat ini adalah Facebook dan Twitter. 1) Facebook: Facebook adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini. Didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama temannya sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah 34 beragamnya aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak internal maupun eksternal facebook. 2) Twitter: Twitter merupakan jenis situs jejaring sosial pertemanan yang memungkinkan para penggunanya dapat mendapatkan relasi dengan mendaftarkan dirinya pada situs tersebut. Twitter didirikan oleh Jack Dorsey pada bulan Maret 2006, kemudian secara resmi diluncurkan pada bulan Juli. Twitter adalah jejaring sosial sejenis micro-blogging. Jejaring sosial saat ini telah menguasai kehidupan para pengguna Internet. Layanan yang dihadirkan oleh masing-masing situs jejaring sosial berbeda-beda. Hal inilah yang merupakan ciri khas dan juga keunggulan masing-masing situs jejaring sosial. Tetapi umumnya layanan yang ada pada jejaring sosial adalah chating, email, berbagi pesan, berbagi video atau foto, forum diskusi, blog, dan lain-lain. Pemanfaatan situs jejaring sosial atau social networking telah menjadi trend atau gaya hidup bagi sebagian masyarakat. Buktinya situs jejaring sosial Facebook berada pada peringkat pertama website yang paling banyak diakses di Indonesia( Kompas, 2014 ) 8. Teori Healt Belief Model (HBM) Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Konsep yang mendasari HBM adalah bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan pribadi atau persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi terjadinya penyakit (Hoch-Baum, 1958). Persepsi pribadi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan interpersonal. HBM bertujuan untuk merubah perilaku dalam menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan (Maulana, 2009) HBM terdiri dari lima komponen yang memmengaruhi upaya yang ada dalam diri individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan), perceived severity (keseriusan yang dirasakan), perceived benefit (manfaat yang dirasakan), perceived barrier (hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil), dan 35 cues to action (pemicu tindakan). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan self efficacy atau upaya diri sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya. Tiga faktor penting dalam HBM, yaitu : a. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan. b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku. c. Perilaku itu sendiri. Menurut Shelly (2012) HBM adalah model yang paling umum digunakan dalam pendidikan dan promosi kesehatan. HBM digunakan untuk menjelaskan perubahan dan pemeliharaan dari perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, serta sebagai pedoman dari intervensi perilaku kesehatan. Model ini menggambarkan, membandingkan, dan menganalisa dengan menggunakan sebuah aturan yang luas dari beraneka ragam teknik analitik. HBM dikembangkan pada tahun 1950 oleh psikolog sosial Irwin M. Rosenstock, Godfrey M. Hochbaum, S. Stephen Kegeles, dan Howard Leventhal di US Public Health Service untuk lebih memahami penyebab kegagalan program skrining TBC (Hoch-Baum, 1958). Baru-baru ini, metode ini digunakan untuk memahami tanggapan pasien untuk gejala penyakit, sesuai dengan aturan medis, perilaku gaya hidup (misalnya, perilaku seksual berisiko), dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit kronis yang mungkin memerlukan perawatan jangka panjang. Penyempurnaan model ini dilakukan hingga akhir 1988 untuk memasukkan bukti yang muncul dalam bidang psikologi tentang peran self-efficiacy dalam pengambilan keputusan dan perilaku. 36 Gambar.2.2 Teori HBM Sumber : www. Rina WahyuningsihH.HBM.com a. Perceived Susceptibility (Kerentanan) Perceived susceptibility mengacu pada penilaian subjektif dari risiko melakukan kebiasaan tidak sehat. HBM memprediksi bahwa individu yang merasa bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu akan melakukan upaya untuk mengurangi risiko terjangkit penyakit tersebut. Individu yang percaya bahwa mereka mempunyai risiko yang rendah terhadap suatu penyakit lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tidak sehat, atau berisiko. Individu yang merasa berisiko tinggi, mereka akan secara pribadi terpengaruh untuk menjauhi dan tidak terlibat dalam perilaku tidak sehat, atau berisiko b. Perceived Severity (Keseriusan) Preceived security mengacu pada penilaian subjektif dari keparahan masalah kesehatan. HBM mengemukakan bahwa individu yang merasa masalah kesehatan yang diterimanya lebih serius mungkinannya untuk melakukan pencegahan atau mengurangi penyebabnya. Preceived security meliputi keyakinan tentang penyakit itu sendiri (misalnya, apakah itu mengancam jiwa atau dapat menyebabkan cacat atau sakit) serta dampak yang lebih luas dari penyakit pada peran dalam kondisi sosial. Misalnya, seseorang 37 mungkin menganggap bahwa secara medis influenza tidak serius, tetapi jika dia berfikir bahwa jika dia terkena influenza dapat menyebabkan tidak masuk kerja selama beberapa hari, dapat menulari orang lain disekitarnya, dan sebgainya maka ia akan menganggapinfluenza menjadi kondisi yang sangat serius. c. Perceived Benefits (Keuntungan) Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan juga dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan. Manfaat yang dirasakan merujuk pada penilaian individu dari manfaat melakukan atau tidak melakukan perilaku sehat. Jika seseorang percaya bahwa tindakan tertentu akan mengurangi kerentanan terhadap masalah kesehatan atau menurunkan keseriusannya, maka ia cenderung untuk melakukannya (terlepas dari fakta-fakta objektif mengenai efektivitas tindakan). Sebagai contoh, individu yang menganggap bahwa memakai tabir surya mencegah kanker kulit lebih mungkin untuk memakai tabir surya dibandingkan orang yang percaya bahwa memakai tabir surya tidak akan mencegah terjadinya kanker kulit. d. Perceived Barriers (Hambatan) Perceived barriers mengacu pada penilaian individu tentang hambatan untuk perubahan perilaku. Bahkan jika seseorang merasakan kondisi kesehatan yang mengancam dan percaya bahwa ada tindakan efektif untuk mengurangi ancaman, hambatan dapat mencegahnya. Dengan kata lain, manfaat yang dirasakan harus lebih besar daripada hambatan yang dirasakan agar suatu perilaku terjadi. Hambatan dapat berupa ketidaknyamanan dan beban yang dirasakan. Sebagai contoh, persepsi bahwa vaksin flu akan menyebabkan nyeri yang parah. Neyri yang parah tersebuat adalah merupakan suatu hambatan. e. Cues to Action (Isyarat untuk Bertindak) Selain empat keyakinan atau persepsi dan variabel memodifikasi, HBM menunjukkan perilaku yang juga dipengaruhi oleh Cues to Action. Cues to Action adalah peristiwa-peristiwa, orang, atau hal-hal yang menggerakkan orang untuk mengubah perilaku mereka. Cues to action dapat berasal dari internal ataupun eksternal. Isyarat fisiologis ( misalnya, nyeri, gejala) adalah 38 contoh isyarat internal untuk bertindak. Isyarat eksternal mencakup peristiwa atau informasi dari orang lain, dan dari media. Intensitas isyarat yang diperlukan untuk mendorong tindakan bervariasi antara individu dengan yang dirasakan kerentanan, keseriusan, manfaat, dan hambatan. Seperti contohnya setelah individu mendapatkan penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS dan mengetahui seberapa ganas dan seberapa banyak orang yang telah menderita karena penyakit itu, maka pengetahuan itu dapat menjadi cues of action karena membuat orang agar menjauhi hal-hal yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS. f. Self-Efficacy Pada tahun 1988, self-efficacy ditambahkan pada empat keyakinan asli dari HBM (Rosenstock, Strecher, & Becker, 1988). Self-efficacy adalah kepercayaan pada kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu (Bandura, 1977). Orang umumnya tidak mencoba untuk melakukan sesuatu yang baru kecuali mereka pikir mereka bisa melakukannya. Jika seseorang percaya suatu perilaku baru yang berguna (manfaat dirasakan), tetapi berpikir dia tidak mampu melakukan itu (penghalang dirasakan), kemungkinan bahwa hal itu tidak akan dilakukan. Penerapan Teori HBM dalam perilaku seksual mahasiswa sebagai pekerja seks a. Yakin (percaya) mereka rentan terhadap kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual ( Perceived susceptibility) b. Yakin akibat dari pekerjaan tersebut akan mengakibatkan mereka jadi bahan pergunjingan dan akan mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri dalam pergaulan baik di kampus dan masyarakat (perceived severity) c. Yakin sebagai pekerja seks dapat meningkatkan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan membayar uang kuliah (perceived benefit) d. Yakin bahwa keuntungan dari perilaku tersebut lebih besar harga manfaatnya daripada faktor penghalangnya dan hambatan yang ada adalah mereka harus memilih milih pasangan yang sesuai dan 39 penggunaan kontrasepsi agar tidak terjadi kehamilan dan infeksi menular seksual (perceived barrier) e. Menerima dukungan untuk melakukan tindakan dengan adanya penyalur yang akan memberikan mereka pekerjaan. (cues to action) f. Keyakinan pada kemampuan diri untuk berhasil melakukan tindakan tersebut seperti selalu melakukan dan menjaga perilaku seksual yang aman dengan pelanggan. (Self Eficacy) B. Penelitian Yang Relevan No Nama Tahun Judul Metode Hasil 2015 Supporting Metode : cluster- Setelah dilakukan wawancara adolescent girls to randomized didapatkan bahwa dalam stay in school, controlled struktur masyarakat ada yang reduce child dengan 40 belum lulus berpendidikan marriage and kelompok menengah dan sebagian kecil reduce entry into perlakukan, 40 lulus pendidikan menengah. sex kelompok kontrol Dalam usia remaja tersebut work as HIV risk di 8 desa mereka melakukan hubungan prevention in north dengan sampel seksual sekitar usia 15 th. Karnataka, remaja pria, wanita India: protocol for a dan guru Penulis 1 Beattie et al cluster randomised controlled trial 2 Berg at al 2015 Differentiated Metode : studi Pekerja seks komersial yang typology of sex work cross seccional ada merupakan WPS and implication for dengan anlysis terselubung di sepanjang HIV deduktif pada 50 jalan raya. Para WPS prevention WPS semakin mudah beroperasi programs among karena kecanggihan teknologi female sex workers seperti HP dan difasilitasi in Nepal oleh micikari sehingga lebih mudah dan pendapatan mereka menjadi lebih banyak. 40 3 Transactional sex: Metode : jenis Dari 184.469 populasi yang and supply and demand penelitian Cross ada didapatkan yang Neupane, among european Seccional serentak memenuhi kriteria sebanyak S.R men who di 38negara 180.988 (98,1%) memenuhi have sex with men transaksi yang kriteria inklusi, dari 38 (msm) in the context dilakukan oleh negara Eropa menyebutkan of local laws pria di 38 negara bahwa pria sebagai pekerja Mishra,S.R 2015 sek melakukan transaksi antar 2-3 x sebulan dengan pekerjaan utama sebagai pekerja paruh waktu, pekerja tidak tetap dan ada yang menganggur. 4 Johnson et 2015 al Young women Metode : Sebagai seoramg pekerja sek selling sex online – wawancara dengan yang profesional dibutuhkan narratives 15 wanita muda pemahaman tentang dunia on regulating antara usia 15 dan online yang baik. Dalam feelings 25 th dengan melakukan perannya sebagai menggunakan penjual sekS dibutuhkan analisis tematik persaan dalam memainkan emosional dengan pelanggan. Para wanita muda penjual sek memerlukan bimbingan dan pendampingan untuk menGhindarkan dari perlakukan yang bisa menyebabkan tekanan psikologis dan traumatis. 5 Todd et al 2010 WPS di Jalalabad, Dari 520 WPS, sebagian Kabul, dan Mazar- besar (82,3%) telah hamil Pregnancy i-Sharif direkrut setidaknya sekali (berarti 4,9 Termination antara Juni 2006 2,7, kisaran 1-17), Di Among Female Sex dan Desember antaranya Workers 2007 kehamilan yang tidak melalui program direncanakan (36,9%) dan Contraceptive Utilization Afghanistan and in 41 6 Aironi Zuroida 2012 outreach. terminasi (33,2%) yang Penelitian ini umum. Peserta Jalalabad dengan melakukan lebih cenderung survei dan melaporkan kedua kehamilan wawancara yang yang tidak direncanakan menggambarkan sebelumnya (60,6% vs demografi, 48,3% di Kabul atau 20,7% perilaku yang di Mazar, p <0,001) dan terkait dengan sebelum risiko infeksi terminasi (54,9% vs 31,8% di menular seksual Kabul atau 26,8% di Mazar, (IMS) dan p <0,001). Kebanyakan WPS kehamilan yang (90,0%) menyatakan tidak diinginkan, kehamilan adalah dan Saat ini tidak diinginkan, dan riwayat kesehatan. 85,2% adalah menggunakan Berhubungan kontrasepsi. Unmet need dengan untuk kontrasepsi (14,7% penghentian dari peserta) kehamilan positif terkait dengan telah sebelum dan menjual seks di luar kota kebutuhan yang tempat tinggal mereka (rasio belum terpenuhi odds yang disesuaikan saat ini untuk [AOR] kontrasepsi yang 1,88, 95% confidence interval dinilai dengan [CI] 1,28-2,77) dan analisis regresi berbanding terbalik terkait logistik, dengan penggunaan narkoba mengendalikan (AOR 0,41, 95% CI jejaring 0,31-0,53). Konsep Diri Pada wawancara dan Mereka mengatakan bahwa Remaja Yang observasi pada 3 dalam menjalani pekerjaan Terlibat Prostitusi wanita yang diakibatakan karena himpitan ( Studi Kasus Pada terlibat dalam ekonomi dan mereka tidak Remaja Yang prostitusi dalam merasa minder walaupun 42 Terlibat Prostitusi ) waktu 2 bulan pekerjaan mereka tidak pekerjaan halal. Teman – eman yang ada di lingkungan mereka juga sudah mengetahui pekerjaan mereka walaupun orang tua tidak mengetahui pekerjaan yang mereka jalani. 7 Musafaah 2007 Pengetahuan dan Metode : Penelitian ini menemukan Sikap Pemakaian Penelitian dengan bahwa remaja putri “tersebut Kontrasepsi pada desain cross yang berpengetahuan baik Remaja Putri sectional ini (54,1%) dan bersikap positif “Gaul” dilakukan pada terhadap pemakaian di Parkir Timur remaja kontrasepsi (57,1%). Tidak Senayan, Jakarta putri berumur 15 – ditemukan hubungan yang 24 tahun yang signifikan antara pengetahuan belum menikah dengan sikap terhadap yang biasa pemakaian kontrasepsi. nongkrong dan Remaja gaul tersebut berkumpul pada memerlukan penyuluhan malam Minggu, di kesehatan reproduksi, Parkir Timur pendidikan seksual dan Senayan, Jakarta pelayanan kesehatan Selatan. reproduksi yang Sampel diambil komprehensif dan dengan Quota terintegrasi. Sampling. 8 Raharjo dkk 2013 Kehidupan Prostitusi Metode : Faktor penyebab prostitusi di Remaja Dan Solusi penelitian tenda biru khususnya Penanggulangan kulitatif dengan perempuan remaja ( 16-21 melakukan survey tahun ) , faktor utama yang di lapangan, menyebabkan mereka untuk kesimpulan atau terjun ke hipotesis ditarik dunia prostitusi adalah faktor 43 berdasarkan data ekonomi dan pendidikan ( empiris. dari lima pelacur Penelitian diwawancarai , empat dari dilaksanakan di mereka menikmati prostitusi tenda biru cibitung karena faktor-faktor ini ). ( belakang RSUD Selain faktor-faktor lain itu cibitung ) menyebabkan mereka terjun ke dunia prostitusi adalah dorongan orang tua , salah satu cacat dalam tubuh mereka , dorongan dari teman dan calo ( germo ) . 9 Dewi 2015 Kajian sosiologis Metode : Dengan statusnya itu, tentang mahasiswa/i penelitian mahasiswa/i “jualan” akan “jualan” melalui kualitatif mendapatkan harga jual pendekatan teori dengan pendekatan tinggi dan sedikit atau banyak dramaturgi di phenomenological mendapatkan penghargaan perguruan tinggi research dari para pelanggan mereka. kota Samarinda Mereka juga memiliki nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan praktek prostitusi lainnya, malah ada yang dibayar untuk perjam dengan harga 500ribu. Praktek terselubung ini tidak hanya bekerja sendiri, mereka membutuhkan rekan kerja untuk mencarikan mereka pelanggan. 10 Azinar M 2013 Perilaku seksual Metode : Hasil penelitian ini pranikah berisiko Metode penelitian menunjukkan bahwa 12,1% terhadap kehamilan adalah explanatory mahasiswa memiliki perilaku tidak diinginkan research dengan seksual pranikah berisiko pendekatan cross terhadap Kehamilan Tidak 44 sectional. Sampel Diinginkan (KTD). ada lima penelitian adalah variabel yang secara sebagian signifikan berhubungan mahasiswa yang dengan perilaku seksual berusia remaja pranikah mahasiswa yaitu (18-24 tahun) yang religiusitas, sikap, akses dan berjumlah 380 kontak dengan media mahasiswa, pornografi , sikap teman dengan dekat, serta perilaku seksual proporsional teman dekat. Simpulan simple random penelitian adalah perilaku sampling seksual teman dekat, sikap responden terhadap seksualitas, dan religiusitas dominan mempengaruhi perilaku seksual pranikah berisiko KTD pada mahasiswa. C. Kerangka Berpikir Dengan kemajuan jaman yang semkain modern ada beberapa hal yang melatar belakangi mahasiswi dimana seorang dengan intelektual tinggi bisa terjerumus menjadi pekerja seks sepert latar belakang keluarga yang beragam baik status sosial masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah sampai tingkat ekonomi atas. Dengan bekerja menjadi pekerja seks akan dilihat berapa penghasilan yang didapatkan oleh seorang pekerja seks dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kuliah. Dalam menjalani pekerjaan menjadi pekerja seks bagaimana perilaku seks seorang mahasiswa dalam melindungi kesehatan reproduksinya sehingga tidak terjadi dampak dari pekerjaan tersebut seperti infeksi menular seksual ( IMS ), kehamilan tidak diinginkan dan tindakan aborsi yang membahayakan keselamatan sang pelaku. Dalam menjalani pekerjaan yang beresiko dalam melindungi kesehatan reproduksinya bagaiaman akses pelayanan kesehatan yang digunakan seperti 45 pengunaan KB untuk mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual, melakukan tes skrening IVA untuk menghindari atau mendeteksi adanya penyakit organ reproduksi seperti infeksi menular seksual. Dalam melakukan pekerjaan sebagai pekerja seks di jaman moden bagaimana seorang mahasiswa menggunakan jejaring / penyalur untuk mendapatkan pelanggan dimana pekerjaan yang mereka lakukan bersifat rahasia dan tersembunyi, sehingga dalam menggunakan jejaring sosial harus secara hati – hati dan menggunakan kode – kode tertentu yang tidak semua orang tahu. Dalam berhubungan dengan jejaring untuk mendapatkan pelanggan dengan memanfaatkan media sosial seperti facebook atau tweeter untuk mempermudah transaksi. Gambar 2.3 Kerangka berfikir Faktor internal: 1. Latar belakang 2. Sosial ekonomi 3. Pengetahuan Faktor pendukung : 1. Media sosial, 2. Peningkatan sosial ekonomi Perilaku seksual dan kesehatan reproduksi mahasiswi sebagai wanita pekerja seks Dampak dari perilaku seksual 1. IMS 2. KTD, 3. Aborsi Pelayanan kesehatan : 1. Penggunaan alat kontrasepsi 2. Pengobatan IMS