wawancara lquran adalah firman Allah yang berisi petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Di dalamnya dijelaskan berbagai hal. Mulai dari masalah akidah, ibadah, muamalah, hingga akhlak. Alquran juga menjelaskan kisahkisah di masa lampau yang harus menjadi pelajaran bagi umat dan generasi berikutnya. “Yang lebih istimewa lagi, Allah juga menceritakan tentang ayat-ayat kauniyah (kosmos) yang sangat rumit. Ini membuktikan kemukjizatan Alquran sebagai kalam Allah yang wajib diyakini kebenarannya oleh umat Islam,” terang Prof Dr Zaghloul El-Naggar, anggota Persatuan Ulama Islam Internasional. Alquran telah berbicara tentang sains dan teknologi, serta masalah alam semesta. Kendati hanya berupa isyarat-isyarat. “Tapi, di situlah tantangannya bagi umat Islam untuk menggali dan membuktikannya,” ujar Zaghloul. Seperti apa kemukjizatan Alquran? Apa saja ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Alquran? Berikut perbincangan wartawan Republika; Erdi Nasrul, Nasih Nashrullah, dan Syahruddin El-Fikri, bersama pewarta foto, Bangun Topo, dengan pakar tafsir Sains Alquran ini di Kedutaan Besar Mesir, Jakarta, awal pekan lalu. Berikut petikannya. A Apakah yang menyebabkan kemunduran peradaban Islam? Kemunduran peradaban Islam awalnya tidak lepas dari persoalan politik. Seperti terpecahnya kesatuan negara-negara Arab. Lalu, ditambah lagi dengan invasi dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat atas negara-negara Islam. Namun, dari segi keilmuan, umat Islam juga mengalami kehancuran karena tidak begitu memahami ayat-ayat alam semesta. Mengapa demikian? Sebab, masyarakat Muslim tidak mampu menafsirkan ayat-ayat semesta dengan persoalan kekinian. Banyak penafsiran ayat semesta hanya sebatas literal. Padahal, di balik teks Alquran, terkandung berbagai penjelasan mengenai penciptaan manusia, termasuk alam semesta. Inilah yang disebut dengan ayat-ayat kauniyah (ilmiah). Dalam surah An-Nisa [4] ayat 56 dijelaskan bahwa kulit merupakan sumber rasa sakit. Ayat ini hampir tak pernah tersentuh. Sekarang, hal ini mulai terbukti akan kebenaran ayat tersebut. Bagaimana rasanya bila kulit terkelupas? Tentu sakitnya sangat hebat. Pada Perang Dunia Kedua, banyak orang yang mengalami demikian. Ini merupakan salah satu bagian dari pembahasan ayat-ayat kosmos yang perlu dipahami dengan perkembangan terbaru. Bagaimana menafsirkan ayat Alquran sesuai dengan perkembangan sains? Kita akui, dulu tidak banyak orang yang melakukan itu. Namun, perlahan tapi pasti, semakin banyak umat yang mendalami masalah ini. Dalam Alquran, banyak sekali terdapat ayat kauniyah yang perlu dipahami. Sebab, ayat-ayat itu senantiasa berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Seperti masalah fisika, kimia, matematika, astronomi, dan lainnya. Tentu saja, cara menafsirkannya tidak sekadar literal, tetapi harus dipahami dengan aplikasi konkret. Misalnya, bagaimana bisa mengenal pori-pori kulit atau kuman-kuman yang sangat kecil? Caranya adalah dengan menggunakan alat yang mampu menunjukkan itu. Tentu saja, harus didasarkan pada ayat-ayat Alquran. Misalnya, dengan bantuan mikroskop untuk mengenalinya atau teleskop untuk melihat bintang dan planet yang ada di alam semesta. Apa syarat utama memahami ayat-ayat tersebut? Sebelum memahami ayat-ayat alam semesta, kita harus B8 REPUBLIKA ● AHAD, 3 OKTOBER 2010 Prof Dr Zaghloul El-Naggar Umat Harus Paham Ayat Semesta pahami dulu Alquran sebagai satu-satunya firman Allah yang tertulis dalam bahasa Arab. Keberadaannya hingga kini masih terus dijaga keasliannya. Tentu ini berbeda dengan kitab lainnya. Namun, kita terus mengimani kitab-kitab sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dan Zabur. Tapi, mana kitab-kitab itu. Tidak ada wujudnya. Semuanya hilang. Yang ada hingga hari ini hanyalah Alquran. Kitab ini tidak terbagi menjadi perjanjian lama dan baru karena Alquran adalah kitab yang utuh dan selalu terpakai di segala zaman. Inilah yang menjadi kelebihan Alquran dibandingkan kitab-kitab lainnya. Alquran bukanlah kitab yang disusun dengan syair Arab. Alquran adalah ungkapan-ungkapan atau firman Allah yang disebutkan dalam bahasa Arab. Alquran adalah firman Allah, bukan perkataan manusia. Kandungannya adalah mukjizat. Ia membahas berbagai hal, seperti akidah, akhlak, ketetapan-ketetapan hukum, fikih, muamalah, sejarah, dan isyarat-isyarat ilmiah. Segala sesuatu yang ada di dalam Alquran adalah mukjizat. Apa saja kemukjizatan Alquran itu? Sangat banyak sekali. Alquran itu mengandung semua jenis ilmu pengetahuan. Mau bicara fisika, kimia, matematika, kedokteran, astronomi, biologi, ekonomi, sastra, dan lainnya, ada dalam Alquran. Bahkan, ilmu pengetahuan modern yang banyak ditemukan sekarang ini, isyarat-isyaratnya sudah ada dalam Alquran. Bagaimana menempa besi, lalu menjadikannya sebagai baju perang, menjahit, cara tulis menulis, dan lainnya. Begitu juga, dengan kemajuan teknologi, isyaratnya ada dalam Alquran. Misalnya, tentang menempuh perjalanan jauh harus dengan kendaraan atau pesawat. Jadi, isyaratnya sudah ada dalam Alquran. Namun, pertanyaannya, apakah umat Islam mampu mengaplikasikan hal itu? Inilah yang harusnya menjadi tantangan umat Islam di seluruh dunia. Masalahnya, keimanan manusia sekarang ini semakin berkurang. Asas berpikirnya selalu saja yang ilmiah tanpa agama. Ketika beriman kepada Allah maka harus bisa membuktikan keberadaan Allah. Begitu juga, iman kepada wahyu, kehidupan setelah mati, surga, dan neraka, semuanya membutuhkan penjelasan ilmiah. Saya mengatakan isyarat ilmiah dalam firman Allah tidak langsung diturunkan begitu saja, karena Allah tahu pemikiran manusia tidak sama antara zaman yang dahulu dan sekarang. Apa yang menjadi tugas manusia dalam memahami ayat-ayat tersebut? Tugas manusia terbagi menjadi beberapa hal dalam memahami ayat-ayat Allah tersebut. Ada yang bertugas menyimpulkan, menyusun, dan memahami. Lalu, ada pula yang harus mengaplikasikannya. Misalnya, tentang keberadaan ayat-ayat kosmos (kauniyah), tidak bisa kita hanya memahami, begini atau begitu. Tapi, bagaimana kita merealisasikan ayat-ayat itu dengan penuh keyakinan untuk membuktikannya. Inilah ujian bagi umat Islam. Sebab, ayat-ayat tersebut merupakan bentuk ujian bagi kita akan keesaan dan kebesaran Allah. Allah menjelaskan bagaimana menciptakan alam semesta ini. Tugas umat Islam adalah memahami dan menjelaskannya kepada mereka yang belum paham. Misalnya, tentang hal-hal yang gaib. Umat Islam wajib percaya karena ini merupakan bukti keyakinan dan keimanan kepada Allah. Allah itu tidak berwujud, malaikat tidak bisa terlihat, roh juga demikian. Termasuk setan dan iblis. Apakah karena kita tidak melihat, lalu tidak mempercayai keberadaannya? Tentu tidak. Sebagai umat Islam, kita wajib percaya. Itu semua rahasia Allah yang membutuhkan pemahaman konkret. Jadi, karena iman, ilmu pengetahuan lahir? Peradaban Islam telah membuktikan hal itu. Ulama Islam terdahulu mampu melahirkan ilmu-ilmu yang bersumber dari kalam Allah (Alquran). Itu merupakan konsekuensi dari iman. Pertama, kita beriman kepada Allah SWT. Sang Pencipta kemudian mengirimkan risalah kepada para nabi dan rasulnya. Alquran kepada Nabi Muhammad SAW, Injil kepada Nabi Isa AS, Taurat kepada Musa AS, Zabur kepada Daud, dan sejumlah shuhuf diberikan kepada para nabi. Semua risalah itu sama karena Tuhan yang diimani tidak berbeda. Puncaknya adalah risalah yang dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Alquran. Melalui risalah tersebut, umat Islam harus mampu melihat apakah sebuah ilmu pengetahuan itu sesuai dengan ajaran Islam atau tidak? Bila ilmu yang dikembangkan peradaban lain baik, segeralah diambil, namun bila tidak sesuai, jangan digunakan. Ilmu dalam Islam disusun berdasarkan akidah. Ketika berpikir hingga akhirnya melahirkan ilmu pengetahuan manusia harus terus dipengaruhi keimanannya. Bagaimana dengan isyarat ilmiah dalam Alquran? Kalau tidak mengimani kebenaran Kitab Suci ini, kita tidak mungkin mengimani segala sesuatu yang gaib. Karena itu, hakikat ilmiah yang ada di dalam Alquran, akan terus ada untuk membuktikan sesuatu yang tak terlihat. Isyarat ilmiah yang ada dalam kitab ini benar secara absolut. Gaib adalah gaib, hanya Allah yang mengetahuinya. Kita mengetahui itu melalui firman-Nya. Hakikat ilmiah di dalam Alquran adalah kebenaran yang diimani yang kita saksikan bahwa itu benar. Banyak ayat kauniyah yang terdapat dalam Alquran. Itulah tugas umat Islam untuk membuktikannya. Maksudnya? Kita tidak bisa langsung memahami hakikat ilmiah tersebut. Karena itu, kita membutuhkan tafsir Alquran. Hakikat ilmiah itu tidak langsung turun dalam bentuk ilmu pengetahuan. Tapi, kita harus menelitinya hingga kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru. Karena itulah Alquran merupakan kitab petunjuk. Tidak mungkin manusia bisa langsung memahami segala hal, terutama yang gaib, tanpa bantuan firman-Nya. Inilah salah satu kemukjizatan Alquran yang wajib dipahami, dijaga, dibuktikan oleh umat Islam, terutama mereka yang memiliki kemampuan dalam memahami ayat-ayat Allah. Sebab, umat Islam membutuhkan hal tersebut untuk menguatkan iman mereka. Kemukjizatan Alquran adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia. Kita tidak akan bisa melakukannya. Tapi, bila Allah berkehendak maka tak ada yang mampu menolaknya. Bayangkan, firmanfirman Allah dalam Alquran itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang manusia yang tidak bisa membaca dan menulis. Namun, Allah menghendaki Nabi Muhammad untuk mengemban risalah-Nya. Maka itu, Rasul SAW mampu memahaminya. Apakah Alquran mencakup semua ilmu? Secara detail, memang tidak. Tapi, sejumlah isyaratnya ada dalam Alquran. Misalnya, tentang ilmu psikologi, dalam Alquran ada ilmu kejiwaan. Misalnya, ilmu tentang biologi atau proses kejadian manusia, Allah menjelaskannya dalam Alquran. Namun, bagaimana bentuk riilnya, itulah tugas manusia. Seperti, sebelum lahir ke muka bumi, seorang bayi akan berada dalam kandungan ibunya selama sembilan bulan. Bagaimana prosesnya? Itulah tugas manusia. Ternyata, semuanya benar. Siapa yang mampu memahami isyarat ilmiah seperti itu? Orang yang mampu memahami kemukjizatan Alquran adalah mereka yang memiliki latar belakang keilmuan. Yang pasti, karena Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, setidaknya untuk memahaminya harus bisa berbahasa Arab. Lalu, memahami asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat), sastra Arab, dan lainnya. Syekh Thanthawi Jauhari sudah membahas kemukjizatan Alquran, termasuk faktafakta ilmiah di dalamnya. Apa yang dijelaskan oleh Syekh Thanthawi itu dipahami pada zaman itu. Selain itu, secara spesifik, ia tidak memiliki latar belakang keilmuan yang spesifik dengan pembahasan yang dijelaskan. Sehingga, terkesan belum utuh. Itulah, tantangan kita dewasa ini, untuk melanjutkan karya-karya ulama terdahulu dengan pendekatan kekinian. ■ ed: syahruddin el-fikri