Islam Digest (Page 8)

advertisement
wawancara
lquran adalah firman Allah yang
berisi petunjuk bagi kehidupan
umat manusia. Di dalamnya dijelaskan berbagai hal. Mulai dari
masalah akidah, ibadah, muamalah, hingga
akhlak. Alquran juga menjelaskan kisahkisah di masa lampau yang harus menjadi
pelajaran bagi umat dan generasi berikutnya.
“Yang lebih istimewa lagi, Allah juga
menceritakan tentang ayat-ayat kauniyah
(kosmos) yang sangat rumit. Ini membuktikan kemukjizatan Alquran sebagai kalam
Allah yang wajib diyakini kebenarannya
oleh umat Islam,” terang Prof Dr Zaghloul
El-Naggar, anggota Persatuan Ulama Islam
Internasional.
Alquran telah berbicara tentang sains
dan teknologi, serta masalah alam semesta.
Kendati hanya berupa isyarat-isyarat. “Tapi,
di situlah tantangannya bagi umat Islam
untuk menggali dan membuktikannya,”
ujar Zaghloul.
Seperti apa kemukjizatan Alquran? Apa
saja ilmu pengetahuan yang terkandung
dalam Alquran? Berikut perbincangan
wartawan Republika; Erdi Nasrul, Nasih
Nashrullah, dan Syahruddin El-Fikri,
bersama pewarta foto, Bangun Topo,
dengan pakar tafsir Sains Alquran ini di
Kedutaan Besar Mesir, Jakarta, awal pekan
lalu. Berikut petikannya.
A
Apakah yang menyebabkan kemunduran peradaban Islam?
Kemunduran peradaban Islam awalnya tidak
lepas dari persoalan politik. Seperti terpecahnya
kesatuan negara-negara Arab. Lalu, ditambah lagi
dengan invasi dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat
atas negara-negara Islam. Namun, dari segi keilmuan,
umat Islam juga mengalami kehancuran karena tidak
begitu memahami ayat-ayat alam semesta.
Mengapa demikian?
Sebab, masyarakat Muslim tidak mampu menafsirkan ayat-ayat semesta dengan persoalan kekinian.
Banyak penafsiran ayat semesta hanya sebatas
literal. Padahal, di balik teks Alquran, terkandung
berbagai penjelasan mengenai penciptaan manusia,
termasuk alam semesta. Inilah yang disebut dengan
ayat-ayat kauniyah (ilmiah).
Dalam surah An-Nisa [4] ayat 56 dijelaskan
bahwa kulit merupakan sumber rasa sakit. Ayat ini
hampir tak pernah tersentuh. Sekarang, hal ini mulai
terbukti akan kebenaran ayat tersebut.
Bagaimana rasanya bila kulit terkelupas? Tentu
sakitnya sangat hebat. Pada Perang Dunia Kedua,
banyak orang yang mengalami demikian. Ini merupakan salah satu bagian dari pembahasan ayat-ayat
kosmos yang perlu dipahami dengan perkembangan
terbaru.
Bagaimana menafsirkan ayat Alquran sesuai
dengan perkembangan sains?
Kita akui, dulu tidak banyak orang yang
melakukan itu. Namun, perlahan tapi pasti, semakin
banyak umat yang mendalami masalah ini.
Dalam Alquran, banyak sekali terdapat ayat kauniyah yang perlu dipahami. Sebab, ayat-ayat itu
senantiasa berkaitan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Seperti masalah fisika, kimia, matematika, astronomi, dan lainnya. Tentu saja, cara menafsirkannya tidak sekadar literal, tetapi harus dipahami dengan aplikasi konkret. Misalnya, bagaimana
bisa mengenal pori-pori kulit atau kuman-kuman
yang sangat kecil? Caranya adalah dengan menggunakan alat yang mampu menunjukkan itu. Tentu saja,
harus didasarkan pada ayat-ayat Alquran. Misalnya,
dengan bantuan mikroskop untuk mengenalinya
atau teleskop untuk melihat bintang dan planet yang
ada di alam semesta.
Apa syarat utama memahami ayat-ayat tersebut?
Sebelum
memahami
ayat-ayat
alam semesta,
kita harus
B8
REPUBLIKA ● AHAD, 3 OKTOBER 2010
Prof Dr Zaghloul El-Naggar
Umat Harus Paham
Ayat Semesta
pahami dulu Alquran sebagai satu-satunya firman
Allah yang tertulis dalam bahasa Arab.
Keberadaannya hingga kini masih terus dijaga
keasliannya. Tentu ini berbeda dengan kitab lainnya.
Namun, kita terus mengimani kitab-kitab
sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dan Zabur. Tapi,
mana kitab-kitab itu. Tidak ada wujudnya. Semuanya
hilang. Yang ada hingga hari ini hanyalah Alquran.
Kitab ini tidak terbagi menjadi perjanjian lama dan
baru karena Alquran adalah kitab yang utuh dan
selalu terpakai di segala zaman.
Inilah yang menjadi kelebihan Alquran dibandingkan kitab-kitab lainnya. Alquran bukanlah kitab
yang disusun dengan syair Arab. Alquran adalah
ungkapan-ungkapan atau firman Allah yang disebutkan dalam bahasa Arab. Alquran adalah firman
Allah, bukan perkataan manusia. Kandungannya
adalah mukjizat. Ia membahas berbagai hal, seperti
akidah, akhlak, ketetapan-ketetapan hukum, fikih,
muamalah, sejarah, dan isyarat-isyarat ilmiah. Segala
sesuatu yang ada di dalam Alquran adalah mukjizat.
Apa saja kemukjizatan Alquran itu?
Sangat banyak sekali. Alquran itu mengandung
semua jenis ilmu pengetahuan. Mau bicara fisika,
kimia, matematika, kedokteran, astronomi, biologi,
ekonomi, sastra, dan lainnya, ada dalam Alquran.
Bahkan, ilmu pengetahuan modern yang banyak
ditemukan sekarang ini, isyarat-isyaratnya sudah
ada dalam Alquran. Bagaimana menempa besi, lalu
menjadikannya sebagai baju perang, menjahit, cara
tulis menulis, dan lainnya.
Begitu juga, dengan kemajuan teknologi, isyaratnya ada dalam Alquran. Misalnya, tentang menempuh perjalanan jauh harus dengan kendaraan atau
pesawat. Jadi, isyaratnya sudah ada dalam Alquran.
Namun, pertanyaannya, apakah umat Islam mampu
mengaplikasikan hal itu? Inilah yang harusnya
menjadi tantangan umat Islam di seluruh dunia.
Masalahnya, keimanan manusia sekarang ini
semakin berkurang. Asas berpikirnya selalu saja
yang ilmiah tanpa agama. Ketika beriman kepada
Allah maka harus bisa membuktikan keberadaan
Allah. Begitu juga, iman kepada wahyu, kehidupan
setelah mati, surga, dan neraka, semuanya membutuhkan penjelasan ilmiah.
Saya mengatakan isyarat ilmiah dalam firman
Allah tidak langsung diturunkan begitu saja, karena
Allah tahu pemikiran manusia
tidak
sama
antara zaman yang dahulu dan sekarang.
Apa yang menjadi tugas manusia dalam memahami ayat-ayat tersebut?
Tugas manusia terbagi menjadi beberapa hal
dalam memahami ayat-ayat Allah tersebut. Ada yang
bertugas menyimpulkan, menyusun, dan memahami.
Lalu, ada pula yang harus mengaplikasikannya.
Misalnya, tentang keberadaan ayat-ayat kosmos
(kauniyah), tidak bisa kita hanya memahami, begini
atau begitu. Tapi, bagaimana kita merealisasikan
ayat-ayat itu dengan penuh keyakinan untuk membuktikannya. Inilah ujian bagi umat Islam.
Sebab, ayat-ayat tersebut merupakan bentuk
ujian bagi kita akan keesaan dan kebesaran Allah.
Allah menjelaskan bagaimana menciptakan alam
semesta ini. Tugas umat Islam adalah memahami dan
menjelaskannya kepada mereka yang belum paham.
Misalnya, tentang hal-hal yang gaib. Umat Islam
wajib percaya karena ini merupakan bukti keyakinan
dan keimanan kepada Allah. Allah itu tidak berwujud, malaikat tidak bisa terlihat, roh juga demikian.
Termasuk setan dan iblis.
Apakah karena kita tidak melihat, lalu tidak mempercayai keberadaannya? Tentu tidak. Sebagai umat
Islam, kita wajib percaya. Itu semua rahasia Allah
yang membutuhkan pemahaman konkret.
Jadi, karena iman, ilmu pengetahuan lahir?
Peradaban Islam telah membuktikan hal itu.
Ulama Islam terdahulu mampu melahirkan ilmu-ilmu
yang bersumber dari kalam Allah (Alquran). Itu
merupakan konsekuensi dari iman.
Pertama, kita beriman kepada Allah SWT. Sang
Pencipta kemudian mengirimkan risalah kepada para
nabi dan rasulnya. Alquran kepada Nabi Muhammad
SAW, Injil kepada Nabi Isa AS, Taurat kepada Musa
AS, Zabur kepada Daud, dan sejumlah shuhuf
diberikan kepada para nabi. Semua risalah itu sama
karena Tuhan yang diimani tidak berbeda.
Puncaknya adalah risalah yang dikirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yakni Alquran.
Melalui risalah tersebut, umat Islam harus mampu
melihat apakah sebuah ilmu pengetahuan itu sesuai
dengan ajaran Islam atau tidak? Bila ilmu yang
dikembangkan peradaban lain baik, segeralah
diambil, namun bila tidak sesuai, jangan digunakan.
Ilmu dalam Islam disusun berdasarkan akidah.
Ketika berpikir hingga akhirnya melahirkan ilmu
pengetahuan manusia harus terus dipengaruhi
keimanannya.
Bagaimana dengan isyarat ilmiah dalam
Alquran?
Kalau tidak mengimani kebenaran Kitab
Suci ini, kita tidak mungkin mengimani
segala sesuatu yang gaib. Karena itu,
hakikat ilmiah yang ada di dalam
Alquran, akan terus ada untuk membuktikan sesuatu yang tak terlihat.
Isyarat ilmiah yang ada dalam kitab
ini benar secara absolut. Gaib adalah
gaib, hanya Allah yang mengetahuinya. Kita mengetahui itu
melalui firman-Nya. Hakikat ilmiah di
dalam Alquran adalah kebenaran
yang diimani yang kita saksikan
bahwa itu benar.
Banyak ayat kauniyah yang terdapat
dalam Alquran.
Itulah tugas umat
Islam untuk
membuktikannya.
Maksudnya?
Kita tidak bisa langsung memahami hakikat
ilmiah tersebut. Karena itu, kita membutuhkan tafsir
Alquran. Hakikat ilmiah itu tidak langsung turun
dalam bentuk ilmu pengetahuan. Tapi, kita harus
menelitinya hingga kemudian melahirkan ilmu
pengetahuan baru. Karena itulah Alquran merupakan
kitab petunjuk. Tidak mungkin manusia bisa langsung memahami segala hal, terutama yang gaib,
tanpa bantuan firman-Nya.
Inilah salah satu kemukjizatan Alquran yang
wajib dipahami, dijaga, dibuktikan oleh umat Islam,
terutama mereka yang memiliki kemampuan dalam
memahami ayat-ayat Allah. Sebab, umat Islam membutuhkan hal tersebut untuk menguatkan iman
mereka.
Kemukjizatan Alquran adalah sesuatu yang berada
di luar jangkauan manusia. Kita tidak akan bisa
melakukannya. Tapi, bila Allah berkehendak maka tak
ada yang mampu menolaknya. Bayangkan, firmanfirman Allah dalam Alquran itu diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, seorang manusia yang tidak
bisa membaca dan menulis. Namun, Allah menghendaki Nabi Muhammad untuk mengemban risalah-Nya.
Maka itu, Rasul SAW mampu memahaminya.
Apakah Alquran mencakup semua ilmu?
Secara detail, memang tidak. Tapi, sejumlah
isyaratnya ada dalam Alquran. Misalnya, tentang
ilmu psikologi, dalam Alquran ada ilmu kejiwaan.
Misalnya, ilmu tentang biologi atau proses kejadian
manusia, Allah menjelaskannya dalam Alquran. Namun, bagaimana bentuk riilnya, itulah tugas manusia. Seperti, sebelum lahir ke muka bumi, seorang
bayi akan berada dalam kandungan ibunya selama
sembilan bulan. Bagaimana prosesnya? Itulah tugas
manusia. Ternyata, semuanya benar.
Siapa yang mampu memahami isyarat ilmiah
seperti itu?
Orang yang mampu memahami kemukjizatan
Alquran adalah mereka yang memiliki latar
belakang keilmuan. Yang pasti, karena Alquran
diturunkan dalam bahasa Arab, setidaknya untuk
memahaminya harus bisa berbahasa Arab. Lalu,
memahami asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat), sastra Arab, dan lainnya.
Syekh Thanthawi Jauhari sudah membahas kemukjizatan Alquran, termasuk faktafakta ilmiah di dalamnya. Apa yang dijelaskan
oleh Syekh Thanthawi itu dipahami pada
zaman itu. Selain itu, secara spesifik, ia
tidak memiliki latar belakang keilmuan
yang spesifik dengan pembahasan yang
dijelaskan. Sehingga, terkesan belum
utuh. Itulah, tantangan kita dewasa ini,
untuk melanjutkan karya-karya ulama
terdahulu dengan pendekatan kekinian.
■ ed: syahruddin el-fikri
Download