DAMPAK PENGGUNAAN MULTIMEDIA SECARA INTERAKTIF TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Geografi Diajukan Oleh: WAHYU EKO BUDIANTO A 610 100 038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 DAMPAK PENGGUNAAN MULTIMEDIA SECARA INTERAKTIF TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Wahyu Eko Budianto A.610100038, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi, 2) meningkatkan pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi melalui multimedia interaktif ,dan 3) mengetahui kesiapsiagaan sekolah SMP Negeri 1 Kartasura terhadap bencana gempa bumi. Jumlah sampel penelitian sebanyak 72 siswa dari keseluruhan populasi kelas VII sebanyak 256 siswa dengan tingkat presisi 10%. Pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling dengan penentuan ukuran sampel menggunakan rumus Taro Yamane ( Riduwan, 2010). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian experimen dengan model pre-test dan post-test. Teknik analisis data menggunakan metode statistik deskriptif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya peningkatan pengetahuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi melalui multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Peningkatan pengetahuan siswa dapat dilihat dari hasil nilai pre-test sebelum pembelajaran dengan persentase sebesar 78% dan post-test setelah pembelajaran dengan persentase 93% sehingga mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 15%. Hasil penelitian kesiapsiagaan bencana gempa bumi di SMP Negeri 1 Kartasura dapat dikategorikan belum siap. Berdasarkan parameter kesiapsiagaan, yaitu; 1) pengetahuan dan sikap, 2) kebijakan dan panduan, 3) rencana tanggap darurat, 4) sistem peringatan dini, dan 5) mobilitas sumber daya, jumlah rata-rata persentase indeks kesiapsiagaan SMP Negeri 1 Kartasura sebesar 29%. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi sekolah untuk melakukan pendidikan kesiapsiagaan bagi siswa dan sekolah secara terpadu dan terencana sehingga tercipta sekolah siaga bencana. Kata Kunci: Bencana Gempa Bumi, Multimedia interaktif, Kesiapsiagaan 1. PENDAHULUAN Jumlah A. Latar Belakang Penelitian Kartasura mencapai 776 siswa yang terdiri Kabupaten Sukoharjo secara geografis 0 0 total siswa SMP Negeri 1 dari 21 kelas (sumber: Kepala Sekolah terletak pada 7 32’17”-7 49’32” LS dan SMP 110042’06,79”-110057’33,7”BT. Indeks dengan jumlah siswa dan kelas yang bumi banyak akan meningkatkan kerentanan kerawanan bencana gempa Kabupaten Sukoharjo menempati rangking ke-41 (BNPB, 2011). Berdasarkan data dampak gempa bumi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010. Negeri 1 Kartasura), sehingga terkena dampak bencana gempa bumi. Pemakaian dalam multimedia proses membangkitkan interaktif pembelajaran, minat, dapat motivasi, dan di rangsangan dalam kegiatan pembelajaran. Yogyakarta pada 27 Mei 2006 Pukul 05.53 Penggunaan multimedia interaktif pada berkekuatan 5,9 Skala Richter (Noor tahap orientasi pembelajaran, akan sangat Rakhman, 2006), sehingga kekuatan yang membantu begitu besar menyebabkan masyarakat menyampaikan pesan dan isi pembelajaran sekitar khususnya lingkup kesiapsiagaan bencana Gempa bumi Yogyakarta yang terjadi dapat merasakan getarannya. (Rakhman, Arie Noor, dan Istiana Kuswardani, 2012:2) keefektifan proses dalam gempa bumi. Berdasarkan latar belakang diatas, SMP Negeri 1 Kartasura terletak di untuk mengetahui pengetahuan siswa Kabupaten terhadap kesiapsiagaan bencana gempa Sukoharjo yang terletak dekat dengan zona bumi dan dampak multimedia interaktif subduksi, sehingga menimbulkan getaran dalam gempa bumi yang sewaktu-waktu dapat kesiapsiagaan terhadap bencana gempa terjadi. Dampak bagi sekolah bukan hanya bumi, maka penulis akan melakukan menimbulkan penelitian Kecamatan Kartasura kerusakan sarana dan peningkatan terhadap pengetahuan masalah tersebut prasarana sekolah tetapi juga menimbulkan dengan mengambil judul “DAMPAK kerawanan siswa terkena dampak gempa PENGGUNAAN bumi. Kurangnya sosialisasi pengetahuan SECARA INTERAKTIF TERHADAP kesiapsiagaan bencana gempa bumi di KESIAPSIAGAAN SMP Negeri 1 Kartasura, menyebabkan GEMPA BUMI SISWA KELAS VII sulitnya meminimalisir SMP dampak yang ditimbulkan akibat bencana gempa bumi. NEGERI MULTIMEDIA BENCANA 1 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO”. 1 Bencana adalah gangguan terhadap B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian sebagai berikut: pola hidup manusia, dampak bencana bagi manusia, dampak terhadap struktur sosial, 1. Bagaimana kesiapsiagaan tingkat siswa pengetahuan sebelum dan setelah memperoleh materi pendidikan kerusakan SMP Negeri 1 Kartasura Kabupaten Sukoharjo? 2. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana gempa bumi di SMP Negeri 1 Kartasura? aspek pemerintah, bangunan, dan lain-lain serta kebutuhan manusia (Nurjanah, 2012: 11). siaga bencana gempa bumi melalui multimedia interaktif siswa kelas VII di pada Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi dipermukaan bumi yang berasal dari pergeseran struktur bumi. Pergeseran tersebut sebagai akibat adanya pelepasan energi gelombang seismik secara tiba-tiba diakibatkan adanya deformasi lempeng tektonik yang terjadi pada kerak bumi C. Tujuan Penelitian (Joko Christanto, 2011: 11). Tujuan yang ingin dicapai dalam Kesiapsiagaan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat pengetahuan bencana tindakan-tindakan yang adalah memungkinkan dan pemerintah, organisasi, masyarakat, dan setelah memperoleh materi pendidikan individu untuk mampu menanggapi suatu siaga bencana gempa bumi melalui situasi bencana secara cepat dan tepat guna multimedia interaktif siswa kelas VII di termasuk SMP Negeri 1 Kartasura Kabupaten kesiapsiagaan Sukoharjo. terfokus pada pengembangan rencana- kesiapsiagaan siswa sebelum termasuk dalam dalam tindakan kegiatan yang kesiapsiagaan rencana untuk menanggapi bencana secara sekolah terhadap bencana gempa bumi tepat dan cepat (Jan Sopaheluwakan, 2006: di SMP Neger 1 Kartasura. 44). 2. Mengetahui tingkat 2. LANDASAN TEORI Multimedia Siswa adalah individu-individu yang sedang berkembang baik secara interaktif adalah perpaduan antara berbagai media file yang berupa teks, gambar, grafik, sound, jasmaninya maupun secara rohaninya ( animasi, video, interaksi yang dikemas dan Saring Marsudi, Rubino Rubiyanto, Sri disatukan Hartini, 2010). menghasilkan manfaat bagi pengguna ( menjadi sinergis sehingga Munir, 2012: 111). 2 3. METODE PENELITIAN deskriptif A. Tempat dan Waktu Penelitian pengetahuan siswa kelas VII SMP Negeri Tempat penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat 1 Kartasura sebelum pembelajaran dan adalah Sekolah Menengah Pertama ( SMP) setelah Negeri multimedia interaktif terkait kesiapsiagaan 1 Kartasura. Penelitian ini pembelajaran menggunakan dilakukan pada bulan Maret 2014. bencana gempa bumi, dengan penelitian B. Populasi, Sampel, dan Sampling eksperimen berupa pre-test dan post-test Jumlah sampel penelitian sebanyak 72 yang dibagikan kepada 72 siswa yang siswa dari keseluruhan siswa kelas VII memuat tentang pengetahuan dan sikap, SMP Negeri 1 Kartasura dengan jumlah kebijakan dan panduan, rencana tanggap 256 siswa. Pengambilan sampel yang darurat, sistem peringatan dini, mobilitas digunakan sumber daya. adalah Sampling, yaitu Simple teknik Random pengambilan sampel menggunakan cara undian (acak), dengan penentuan penelitian ukuran menggunakan sampel rumus Taro Yamane (Riduwan, 2009). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian experimen Indeks tingkat pengetahuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura, menggunakan nilai indeks pengetahuan dari nilai rata-rata dan diklasifikasikan berdasarkan tingkat pengetahuan dengan nilai indeks sebagai berikut: dengan model pre-test dan post-test. Tabel 1. Indeks Kesiapsiagaan Siswa C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel kontrol, karena peneliti melakukan pengetahuan sebelum perbandingan dan setelah pembelajaran menggunakan multimedia secara interaktif. Variabel kontrol dalam penelitian yaitu tingkat kesiapsiagaan. Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket pre-test Sangat Baik 65%-79% Baik 55%-64% Hampir Baik 40%-54% Kurang Baik 0%-39% Belum baik E. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif. kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan Peneliti akan membuat sebuah kesimpulan wawancara. dari data sampel yang berlaku kepada Analisis penelitian ini dan 80%-100% post-test dalam soal Kategori Sumber: Peneliti, 2013 D. Teknik Pengumpulan Data berupa Nilai Indeks yang digunakan adalah statistik 3 popuasi kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura. Statistik deskriptif digunakan sebesar 93% dan siswa yang menjawab salah sebesar 7%. untuk pengujian hipotesis berdasarkan Berdasarkan hasil persentase post- hasil persentase yang ada kemudian ditarik test, menunjukkan tingkat pengetahuan sebuah kesimpulan. siswa terhadap kesiapsiagaan bencana 4. HASIL PENELITIAN gempa a. Data Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan Kesiapsiagaan Siswa 1) Data Hasil Pre-Test Pengetahuan bumi yang terdiri dari 5 parameter siaga, dapat dikategorikan sangat baik, artinya pengetahuan kesiapsiagaan siswa kelas VII SMP Siswa terhadap Kesiapsiagan Bencana Negeri Gempa Bumi di SMP Negeri 1 kesiapsiagaan bencana bencana gempa Kartasura. bumi Jumlah sampel responden penelitian menggunakan kelas VII berjumlah 72 siswa, yang 1 Kartasura setelah terhadap pembelajaran multimedia interaktif dikategorikan “sangat baik”. mampu menjawab benar dari 20 soal pretest sebesar 78% dan jumlah siswa yang menjawab salah sebesar 22%. Berdasarkan hasil persentase pre-test , menunjukkan tingkat pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi yang terdiri dari 5 parameter siaga, dapat dikategorikan baik, artinya Gambar 1.Kegiatan pengetahuan kesiapsiagaan siswa kelas VII melalui SMP Interaktif Negeri 1 kesiapsiagaan sebelum Kartasura bencana pembelajaran terhadap gempa Pembelajaran Multimedia bumi Sumber: Data Dokumentasi Peneliti, dikategorikan Selasa, 11 Maret 2014 “baik”. Perbandingan persentase dari hasil 2) Data Hasil Post-Test Pengetahuan Siswa terhadap pre-test dan post-test, diketahui bahwa Kesiapsiagaan 72 responden siswa kelas VII SMP Bencana Gempa Bumi di SMP Negeri Negeri 1 Kartasura, mampu menjawab 1 Kartasura. dengan benar Jumlah Responden sampel kelas sebanyak 78% VII berjumlah 72 siswa, yang mampu sebanyak 93%. pada soal pre-test dan soal post-test Berdasarkan hasil menjawab benar dari 20 soal post-test 4 tersebut, menunjukkan bahwa adanya Mobilitas Teks peningkatan pengetahuan siswa tentang Sumber Gambar kesiapsiagaan bencana gempa bumi Daya sebesar 15%. dan 89% Sumber: Data Peneliti, 2014 Tabel 2. Rata-Rata Kenaikan Persentase penerimaan siswa Berdasarkan Siswa Laki-Laki dan terendah yaitu ketika penyampaian Perempuan materi menggunakan unsur multimedia Laki Pre- Post- Kenaikan Test Test (%) berupa teks yaitu 80% pada materi pengetahuan bencana. Sedangkan 79% 92% 13% penerimaan siswa tertinggi yaitu ketika Perempuan 78% 93% 15% penyampaian materi menggunakan Sumber: Pengolahan Data Peneliti, 2014 unsur multimedia berupa teks, gambar, Perbandingan rata-rata kenaikan dan video yang dipadukan sebesar 92% pre-test dan post-test, bahwa kenaikan persentase siswa perempuan lebih pada materi kebijakan dan panduan. Sikap siswa pada penggunaan tinggi dibandingkan siswa laki-laki multimedia dengan selisih 2%. interaktif, bahwa dari 3 parameter sikap Penerimaan Materi Berdasarkan Unsur Persentase Siswa menyatakan senang ketika pembelajaran Multimedia Pengetahuan Teks decision, dapat diketahui bahwa: 1) Tahap Reflektif Multimedia Pembelajaran Unsur secara berupa tahap reflektif, intepretatif, dan Tabel 3. Rata-Rata Persentase Materi pembelajaran 80% 92% media interaktif berupa audio visual, karena memudahkan dan Sikap menggunakan menerima materi pembelajaran lebih luas serta tidak Kebijakan Teks, dan Gambar, memakai waktu lama dan siswa lebih Panduan dan Video bersemangat Rencana Gambar Tanggap dan Video 89% aktif dalam pembelajaran. 2) Tahap Intepretatif Siswa menyatakan bahwa dengan Darurat Sistem Teks Peringatan Gambar Dini dan dan 85% menggunakan dalam secara multimedia pembelajaran modernisasi dapat interaktif belajar sehingga 5 mempercepat dan memperlancar proses bahwa sekolah belum memiliki pembelajaran peraturan dan kebijakan yang dibuat secara spesifik untuk mengembangkan 3) Tahap Decision Siswa menyatakan dukungannya dan meningkatkan kesiapsiagaan apabila sekolah membuat kebijakan bencana kepada siswa, karena kebijakan pemakaian multimedia pembelajaran dan panduan merupakan salah satu interaktif, hal ini karena multimedia dasar interaktif apabila diterapkan di setiap menciptakan sekolah siaga bencana. pembelajaran akan memudahkan siswa belajar dengan lingkup lebih luas dan cepat. yang harus dipenuhi dalam Berdasarkan indeks kesiapsiagaan bencana gempa bumi, diketahui bahwa pada parameter kebijakan dan panduan, b. Data kesiapsiagaan Sekolah SMP sekolah dikategorikan belum siap. Negeri 1 Kartasura terhadap 3) Rencana Tanggap darurat bencana gempa bumi 1) Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan hasil analisis data, Berdasarkan hasil analisis data kesiapsiagaan sekolah, bahwa sekolah hanya melaksanakan 20% dari total indikator yang ada. Sekolah melakukan diskusi dengan orang tua tentang perkembangan siswa dan lingkungan sekolah termasuk perbaikan sarana dan fasilitas sekolah yang dilakukan sekali dalam 1 tahun. sekolah SMP Negeri 1 Kartasura melaksanakan 50% dari keseluruhan indikator yang ada. Sekolah menyediakan lokasi evakuasi terdekat dengan sekolah dalam keadaan darurat, menyediakan nomor telepon darurat (Rumah Sakit, Kebakaran, Polisi, PLN), Pemadam sekolah juga menyediakan back-up data dokumen- Berdasarkan indeks kesiapsiagaan dokumen penting yang dimiliki sekolah. gempa bumi, maka pada parameter pengetahuan dan sikap sekolah terhadap Berdasarkan indeks kesiapsiagaan kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada dapat dikategorikan belum siap. darurat, 2) Kebijakan dan Panduan Kartasura dikategorikan kurang siap. Hasil analisis kebijakan parameter sekolah rencana SMP tanggap Negeri 1 dan panduan sekolah terkait kesiapsiagaan bencana gempa bumi, dapat diketahui 6 Gambar 2. Lokasi Evakuasi SMP Gambar 3.Sirine Siaga SMP Negeri 1 Kartasura Negeri 1 Kartasura Sumber: Data Dokumentasi Peneliti, Sumber: Data Dokumentasi Peneliti, Selasa, 11 Maret 2014 Selasa, 11 Maret 2014 5) Mobilitas Sumber Daya 4) Sistem Peringatan Dini Hasil analisis bencana gempa bumi pada parameter sistem peringatan dini, dapat diketahui bahwa sekolah masih kurang dalam memberikan peringatan prosedur bencana informasi yang bekerja samadengan lembaga terkait. Sekolah baru memiliki Hasil analisis data kesiapsiagaan kesiapsiagaan mobilitas sumber daya, diketahui bahwa sekolah SMP Negeri 1 Kartasura memiliki gugus siaga siaga (Pramuka dan PMR) dan menyediakan alat perlengkapan pertolongan pertama. informasi Berdasarkan indeks kesiapsiagaan peringatan bencana lewat TV, koran, bencana gempa bumi, sekolah SMP dan Negeri 1 Kartasura melaksanakan 25% media akses bencana gempa bumi pada parameter sosial, dalam memperingatkan ketika terjadi darurat dari bencana, parameter sekolah SMP Negeri 1 keseluruhan mobilitas indikator pada sumber daya, Kartasura menyediakan alat peringatan sehingga dapat dikategorikan belum dini berupa sirine siaga. siap. Berdasarkan indeks kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada parameter sistem peringatan dini, sekolah SMP Negeri 1 Kartasura melakukan 50% dari Hasil analisis 5 parameter siaga keseluruhan indikator, sehingga dapat bencana gempa bumi, persentase hasil dikategorikan kurang siap. penilaian kesiapsiagaan bencana gempa 7 bumi di Sekolah SMP Negeri 1 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kartasura berikut: A. Kesimpulan pengetahuan dan sikap mencapai 20%, Berdasarkan adalah sebagai hasil analisis dan kebijakan dan panduan mencapai 0%, pembahasan, maka dapat disimpulkan rencana tanggap darurat mencapai 50%, bahwa: sistem peringatan dini mencapai 50%, 1. dan mobilitas sumber daya 25%. Pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi Hasil dari keseluruhan persentase, sebelum memperoleh pembelajaran, akan diketahui nilai rata-rata persentase diperoleh nilai persentase indeks rata- indeks kesiapsiagaan sekolah dalam rata menghadapi sehingga bencana gempa bumi. pengetahuan sebesar dapat 78%, dikategorikan Hasil tersebut dapat diketahui sebagai pengetahuan berikut: kesiapsiagaan bencana gempa bumi terhadap gempa Ya (%) kesiapsiagaan bumi setelah materi pembelajaran Tidak (%) 71% terhadap adalah sudah baik. Pengetahuan siswa Total Parameter Kesiapsiagaan 29% siswa bencana memperoleh menggunakan multimedia interaktif sebesar 93%. Pengetahuan kesiapsiagaan siswa dapat dikategorikan sangat baik. Dari hasil tersebut terdapat peningkatan Gambar 4. Grafik Total Persentase Kesiapsiagaan pengetahuan sebesar 15 %. SMP 2. Negeri 1 Kartasura Sumber: Pengolahan Data peneliti,2014 Berdasarkan nilai rata-rata persentase indeks kesiapsiagaan bencana gempa nilai bumi di Sekolah SMP Negeri 1 rata-rata keseluruhan persentase dari 5 Kartasura mencapai 29%, sehingga parameter, maka kesiapsiagaan sekolah dapat SMP bencana gempa bumi belum siap. Berdasarkan Negeri penghitungan 1 Kartasura dikategorikan belum siap. dapat dikategorikan kesiapsiagaan B. Saran Melalui penelitian ini, diharapkan dapat berguna bag pihak-pihak terkait. Melalui hasil penelitian ini, disarankan agar: 8 1. Siswa SMP Negeri 1 Kartasura informasi peringatan bencana ,diharapkan lebih memperdalam sebagai upaya peningkatan sistem pengetahuan tentang kesiapsiagaan peringatan dini. bencana gempa bumi dan berperan 6. Pihak sekolah SMP Negeri 1 aktif dalam berbagai pelatihan Kartasura, kesiapsiagaan bencana. mobilitas sumber daya sekolah 2. Pihak sekolah SMP Negeri 1 Kartasura, diharapkan meningkatkan pengetahuan siaga bencana gempa sosialisasi melalui kerjasama dengan lembaga terkait sehingga kesiapsiagaan sekolah terbentuk. 7. Pemerintah Daerah maupun Badan pembelajaran Penanggulangan Bencana Daerah kepada siswa dan diklat kepada (BPBD) tenaga menetapkan pendidik meningkatkan melalui bumi atau perlu agar mengembangkan dapat parameter penerapan Kabupaten Sukoharjo, kebijakan pembelajaran terkait dan pelatihan kesiapsiagaan bencana sekolah siaga bencana. 3. Pihak sekolah SMP Negeri 1 Kartasura, diharapkan menetapkan gempa bumi pada setiap sekolah di Kabupaten Sukoharjo. kebijakan tentang siaga bencana secara sistematik sesuai indikator kebijakan pada rumusan konsorium sekolah siaga bencana sehingga memiliki pedoman dalam upaya yang pasti kesiapsiagaan bencana. 4. Pihak sekolah SMP Negeri 1 Kartasura, diharapkan menyusun dan melaksanakan rencana tanggap darurat siaga dilaksanakan sehingga bencana dan sekolah yang disepakati mempunyai prosedur tetap. 5. Pihak sekolah SMP Negeri 1 Kartasura, menyediakan diharapkan akses sumber 9 DAFTAR PUSTAKA Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Christanto, Joko. 2011. Gempa Bumi, Kerusakan Lingkungan, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Kurniawan, Lilik, Ridwan Mohamad Robi Yunus, Amri, Narwawi Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA. Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA. Sopaheluwakan, Jan. 2006. Kajian Pramurdiarti. 2011. Indeks Rawan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB. Menghadapi Bencana Gempa Bumi Marsudi, Saring, Rubino Rubiyanto, Sri Hartini. 2010. Peserta Didik. Perkembangan Surakarta: Universitas FKIP Muhammadiyah dan Tsunami. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA. Surakarta. Munir. 2012. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Noor, Djauhari. Lingkungan. 2006. Yogyakarta: Geologi Graha Ilmu. Nurjanah dan Sugiharto. 2012. Manajemen bencana. Bandung: ALFABETA. Rakhman, Arie Noor dan Istiana Kuswardani. 2006. Studi Kasus Gempa Bumi Yogyakarta Dalam Pemberdayaan Kearifan Lokal Sebagai Modal Masyarakat Tangguh menghadapi Bencana. Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasin Sains dan Teknologi. 10