EFEKTIVITAS PROBLEMBASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Della Anggraini, Pentatito Gunowibowo, Arnelis Djalil [email protected] Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila ABSTRAK This quasi experimental research aimed to know the effectiveness of problem based learning viewed by students mathematical communication skill. The population of this research was all students of grade seventh in Junior High School 22 Bandar Lampung that were distributed into 12 classes. The samples of this research were students of VII-A and VII-B class which were chosen by purposive random sampling. This research used pretest-posttest control design. Based on the result of this research, it was concluded that problem based learning wasn’t effective viewed by students mathematical communication skill. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas problem based learning ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung yang terdistribusi dalam 12 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII-A dan VII-B yang dipilih dengan teknik purposive random sampling. Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest control group design.Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa problem based learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Kata kunci: efektivitas,komunikasi matematis,problem based learning Menurut Depdiknas (2004: PENDAHULUAN Berkembangnya ilmu penge- 387) untuk dapat menguasai dan tahuan dan teknologi saat ini te- menciptakan teknologi serta bertahan lahmembawa perubahan di setiap di masa depan diperlukan penguasa- aspek kehidupan. Salah satu sektor an ilmu pendidikan matematika yang yang mendapatkan banyak pengaruh kuat sejak dini. Akibatnya, mata dari laju perkembangan teknologi pelajaran matematika penting untuk adalah Berdasarkan diajarkan mulai dari tingkat sekolah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dasar hingga perguruan tinggi. Hal tentang Sistem Pendidikan Nasional ini juga dipertegas oleh Badan (Dep-diknas, menyatakan Standar Nasional Pendidikan (2006: bahwa pendidikan adalah usaha sadar 345) menyatakan bahwa mata pe- dan terencana untuk mewujudkan su- lajaran matematika perlu diberikan asana belajar dan proses pembelajar- kepada semua peserta didik mulai an agar peserta didik secara aktif dari sekolah dasar. pendidikan. 2003) mengembangkan potensi dirinya. Kemampuan komunikasi da- Pendidikan mempunyai peran lam pelajaran matematika sangat yang sangat penting dalam mem- diperlukan bagi siswa. Hal ini sesuai bentuk sumber daya manusia (SDM) dengan tujuan mata pelajaran ma- menjadi lebih berkualitas sekaligus tematika sekolah menengah yang ter- memiliki karakter kepribadian baik. cantum dalam NCTM (2000) yaitu: Hal ini sesuai dengan tujuan pen- (1) komunikasi matematika, (2) pe- didikan nasional yang diatur dalam nalaran matematika, (3) pemecahan UU No.20 Tahun 2003 tentang matematika, (4) koneksi matematika, Sisdiknas (Depdiknas, 2003) yang (5) representasi matematika. Selain menyatakan pen- itu, pentingnya kemampuan komu- didikan nasional adalah menciptakan nikasi matematis tercantum pula manusia-manusia yang dalam kurikulum matematika seko- beriman dan bertaqwa dan mem- lah menengah KTSP 2006 dalam ilikipenguasaan ilmu pengetahuan Sumarmo (2012: 18) yaitu kom- danteknologi yang memadai. ponen bahwa tujuan Indonesia tujuan pembelajaran ma- tematika salah satunya adalah dapat mengkomunikasikan gagasan dengan dan menginterpretasi masalah-masa- simbol, tabel, diagram, atau ekspresi lah matematika dalam berbagai ben- matematik. Berdasarkan hal tersebut, tuk dan situasi. Kemampuan-ke- kemampuan komunikasi matematis mampuan tersebut erat kaitannya merupakan salah satu aspek penting dengan kemampuan komunikasi ma- yang harus dimiliki oleh siswa dalam tematis siswa. Selain hasil penelitian belajar matematika. internasional, para peneliti nasional Meskipun kemampuan ko- seperti Istiqomah (2007), Rohaeti munikasi matematis merupakan salah (2003), dan Qohar (2009) juga me- satu kemampuan yang harus dimiliki nyatakan rendahnya kemampuan ko- oleh siswa, namun kenyataan di- munikasi matematis siswa baik se- lapangan masih banyak siswa yang cara lisan ataupun tulisan. belum terampil dalam menyelesaikan Rendahnya kemampuan ko- masalah matematika yang berkaitan munikasi matematis siswa tentunya dengan kemampuan komunikasi. Hal disebabkan oleh banyak faktor. Salah ini ditunjukkan oleh hasil penelitian satu penyebabnya adalah pembelajar- internasional seperti Programme for an di sekolah yang masih meng- International Assesment gunakan model konvensional. Model (PISA) pada tahun 2012 bahwa rata- konvensional adalah model pem- rata kemampuan membaca, matema- belajaran yang masih berpusat pada tika, dan sains untuk siswa Indonesia guru (teacher center) dan siswa ha- menduduki kedua ter- nya pasif menerima penjelasan dari bawah dari 65 negara di dunia yang guru yang menyebabkan siswa tidak ikut serta. Skor untuk kemampuan dibiasakan dalam matematika adalah 375 peringkat ke gagasan/ide dalam pembelajaran. Pa- 64 dengan skor rata-rata matematika dahal siswa yang mampu meng- dunia adalah 494 (OECD, 2013: 19). komunikasikan idenya baik secara Literasi matematika pada PISA ter- lisan atau tulisan, akan lebih banyak sebut fokus kepada kemampuan sis- menemukan cara penyelesaian suatu wa dalam menganalisa, memberikan permasalahan. Student peringkat alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan, SMP Lampung mengemukakan Negeri merupakan 22 Bandar salah satu sekolah yang memiliki karakteristik setiap kelompok mempresentasikan seperti sekolah di Indonesia pada hasil diskusinya didepan kelas dan umumnya. observasi kelompok yang lain menanggapi atau dan wawancara dengan guru SMP melakukan kegiatan tanya jawab Negeri 22 Bandar Lampung di- untuk mengevaluasi proses dan hasil ketahui kecenderungan guru masih penyelesaian masalah tersebut. Putra menggunakan model konvensional (2013: 67) mengatakan bahwa pada dan banyak siswa masih mengalami PBL lebih menekankan pada ke- kesulitan dalam menggambarkan dan aktifan siswa. Dengan kata lain, PBL menyatakan solusi masalah meng- memberikan kesempatan bagi siswa gunakan gambar, sulit menjelaskan untuk terlibat aktif dalam proses ide, solusi, dan relasi matematika pembelajaran. Oleh karena itu, PBL secara tulisan, menggunakan bahasa dianggap mampu meningkatkan ke- matematika dan simbol secara tepat. mampuan komunikasi matematis sis- Hal tersebut menunjukkan bahwa wa. Berdasarkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 22 Bandar Lam- METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah pung masih rendah. Untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis diperlukan upaya yang inovatif salah satu cara adalah dengan menerapkan problem based learning (PBL). PBL dipilih karena pada model ini dalam proses menyelesaikan masalah, siswa dilatih untuk menginterpretasikan ide-idenya ke dalam simbol matematika maupun ilustrasi dengan baik. Dalam proses pembelajaran tersebut, siswa bekerjasama melakukan diskusi untuk menemukan penyelesaian masalah yang disajikan. Setelah itu, seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016 yang ter-distribusi dalam 12 kelas yaitu Pengambilan VII sampel A–VII L. dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling yaitu mengambil dua kelas sebagai sampel secara acak dari enam kelas yang diajar oleh yang sama. Setelah berdiskusi dengan guru mitra, terpilihlah kelas VII A sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan PBL dan kelas VII B sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang meng- data kemampuan komunikasi ma- gunakan model konvensional. tematis Data yang dianalisis dalam Setelah kedua sampel di- penelitian ini adalah data kemampu- berikan perlakuan yang berbeda, data an komunikasi matematis yang di- yang diperoleh dari hasil pretest- cerminkan oleh skor pretest-posttest posttest dianalisis untuk mendapat- dan data skor peningkatan (gain). kan skor peningkatan (gain) pada Data ini berupa data kuantitatif. kedua kelas. Analisis ini bertujuan Instrumen yang digunakan da- untuk mengetahui besarnya pe- lam penelitian ini berupa tes ke- ningkatan kemampuan komunikasi mampuan matematis siswa yang mengikuti komunikasi matematis yang terdiri dari pretest dan posttest PBL dan konvensional. berbentuk soal uraian. Materi yang Selanjutnya, dilakukan uji diujikan adalah pokok bahasan him- hipotesis terhadap data gain. Se- punan. Tes yang diberikan pada se- belum melakukan uji hipotesis, di- tiap kelas baik soal-soal untuk pre- lakukan test dan posttest adalah soal yang normalitas sama. Sebelum dilakukan pengambil- variansi. an data, dilakukan uji validitas isi prasyarat, diperoleh bahwa data gain yang didasarkan pada penilaian guru berasal matematika SMP Negeri 22 Bandar berdistribusi Lampung. Setelah tes dinyatakan va- kelompok data gain memiliki varians lid maka selanjutnya tes tersebut di- yang ujicobakan kepada siswa kelas diluar dilakukan uji hipotesis yaitu uji t dan sampel uji proporsi. untuk mengetahui relia- uji prasyarat dan uji Setelah dari sama. yaitu homogenitas dilakukan populasi normal Oleh uji dan uji yang kedua karena itu, bilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Hasil uji coba instrumen tes diperoleh reliabilitas tinggi, daya pembeda, dan tingkat kesukaran sudah memenuhi kriteria maka instrumen tes yang disusun layak digunakan untuk mengumpulkan HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan perhitungan indeks gain dari data pretest dan posttest diperoleh data yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas 𝑥̅ E K 0,60 0,48 Gain Gain Terendah Tertinggi 0,24 0,10 0,93 0,20 0,03 0,86 Tabel 2. Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis s Keterangan: E = Eksperimen K = Kontrol Skor Maksimum Ideal (SMI) = 1,00 Awal (%) Akhir (%) Indika tor E K E K Meng 1. gambar 0,00 0,00 44,44 25,56 (drawing) Menulis 2. 36,04 30,42 76,26 67,08 (written) ekspresi matematika 3. 11,30 11,48 62,22 51,30 (mathematical expression) No Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata diketahui bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hasil pada uji proporsi diketahui bahwa proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis terkategori baik pada siswa yang mengikuti PBL tidak lebih dari 60% dari jumlah siswa. Oleh karena itu, PBL tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa Untuk mengetahui pencapaian indikator kemampuan komunikasi matematis siswa, maka dilakukan analisis setiap indikator pada data pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil dari analisis kedua tes pada kedua kelas disajikan pada Tabel 2. Keterangan: E = kelas eksperimen K = kelas kontrol Jika dilihat dari pencapaian indikator kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi daripada kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa ditinjau dari indikator pencapaian kemampuan komunikasi matematis, siswa yang mengikuti PBL memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Penyebab siswa yang mengikuti PBL mempunyai kemampuan komunikasi matematis lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional disebabkan pada tahap-tahap PBL memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya. Hal ini dapat ditunjukkan pada salah satu tahap Akibatnya siswa mengalami kesulitan PBL yaitu mengorganisasikan siswa menyelesaikan untuk belajar, pada tahap ini terdapat salah tersebut guru masalahan tersebut. kegiatan diskusi kelompok yang Selama ini siswa sudah terbiasa dengan menuntut siswa untuk dapat me- pembelajaran konvensional yang sudah ngembangkan kemampuan komuni- berjalan dalam waktu yang cukup lama, kasi matematisnya dalam menye- sehingga untuk mengatasi memberikan lesaikan masalah-masalah yang ter- pertanyaan-pertanyaan penuntun pada dapat pada LKK. setiap kelompok. Siswa yang mengikuti pem- permasalahan-perma- Selain itu, pada proses pe- belajaran konvensional juga diberikan laksanaan PBL terdapat beberapa kesempatan untuk mengembangkan kendala yang ditemukan di kelas yaitu, kemampuan komunikasi matematisnya, pada pertemuan pertama, siswa masih hanya saja kesempatan yang diberikan terlihat bingung, kondisi kelas kurang tidak sebanyak siswa yang mengikuti kondusif pada saat diskusi kelompok, PBL. saat salah satu kelompok mempreMeskipun PBL memberikan sentasikan hasil diskusi di depan kelas, peluang kepada siswa untuk me- dan waktu yang kurang optimal, ngembangkan kemampuan komuni- dikarenakan PBL memerlukan waktu kasi matematis, namun proporsi siswa yang yang memiliki kemampuan komunikasi mengerjakan LKK, berdiskusi, dan matematis terkategori baik pada siswa mempresentasikan hasil diskusi yang mengikuti PBL tidak mencapai proporsi efektif lama pada tahap Pada pertemuan selanjutnya diharapkan siswa mulai dapat beradaptasi dengan peneliti, yaitu lebih dari 60% dari PBL. Hal ini terlihat dari kondisi kelas jumlah siswa. Hal ini disebabkan siswa yang sudah mulai kondusif, proses tidak terbiasa mengerjakan perma- diskusi kelompok juga sudah mulai salahan-permasalahan dalam kehidupan berjalan dengan baik, dan pada saat sehari-hari seperti yang terdapat pada salah satu kelompok mempresentasikan LKK permasalahan-perma- hasil diskusi, kelompok lain sudah salahan tersebut bersifat non rutin yang mulai memperhatikan dan menanggapi jarang diberikan guru kepada siswa. serta apalagi yang cukup proses pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa PBL tidak efektif ditinjau dari Istiqomah, N. 2007. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SD Negeri Sekaran 2 pada Materi Pokok KPK dan Pecahan dengan menggunakan Pembelajaran KBK bercirikan Penyadayagunaan Alat Peraga dan Pendampingan. Tesis. Bandung: UPI. kemampuan komunikasi matematis siswa, karena proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis terkategori baik pada siswa NCTM. 2000. Curriculum and Evaluation Standards for Scool Mathematics. [Online]. [http//www.nctm.org/ diakses pada 15 Oktober 2015]. yang mengikuti PBL tidak mencapai proporsi efektif yang diharapkan peneliti, yaitu lebih dari 60% dari jumlah siswa. Akan tetapi, pening- OECD. 2013. PISA 2012 Result: Ready to Learn Students’ Engagement and Self-Beliefs Volume III. Paris: PISA, OECD Publishing. katan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Jakarta: Balai Pustaka ________. 2004. Kurikulum. [Online]. [http://www.puskur.net/ diakses pada 15 Oktober 2015]. Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press Qohar, A. 2009. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi, dan Komunikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Reciprocal Teaching. Disertasi. Bandung: UPI. Rohaeti, E. 2003. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Improve untuk meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik siswa SLTP. Tesis. Bandung: UPI. Sumarmo. 2012.Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: STKIP Siliwangi.